VAPOR RECOVERY UNIT SEBAGAI PENGENDALI RUGI PENGUAPAN BBM DI TERMINAL BBM Adi Rachman1, Ahmad Zuhdan Fathoni2 1,2
STEM Akamigas, Jl. Gajah Mada No. 38, Cepu E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Vapor Recovery Unit (VRU) adalah unit pengendali rugi penguapan BBM, berupa suatu peralatan berteknologi yang menerapkan sistem tertutup terhadap uap bahan bakar minyak agar tidak terbebas ke atmosfir. Tujuannya adalah untuk mengendalikan rugi penguapan (vapor losses), meningkatan aspek Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan kerja (LK3) di lokasi kerja yang menghasilkan uap berbahaya, misalnya di Terminal BBM. Kerugian (Losses) akibat penguapan BBM tidak dapat dihindari namun dapat dikendalikan. Vapor Recovery Unit sebagai salah satu jenis sistim pengendali uap dimanfaatkan untuk mengolah kembali uap BBM menjadi produk BBM yang memiliki nilai jual ekonomis. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa manfaat VRU terhadap pengendalian rugi penguapan operasi distribusi di Terminal BBM. Dengan menggunakan analisa investasi maka diperoleh kesimpulan layak tidaknya teknologi tersebut diterapkan di suatu Terminal BBM. Dari hasil analisis di lokasi TBBM Jakarta Grup menunjukkan bahwa VRU layak untuk dijadikan investasi pengendali losses BBM dengan payback period 4 bulan. Kata kunci: uap, pemulihan, susut, minyak, pengendalian
ABSTRACT Vapor Recovery Unit (VRU) is fuel loss control equipment applying closed system technology to prevent fuel vapors released into the atmosphere. The goal is to control fuel losses, improve occupational health and safety aspects at work sites that produce harmful vapor, such as in the fuel terminal. Losses due to evaporation of fuel can’t be avoided but can be controlled. Vapor Recovery Unit as one type of vapor control systems used to reprocess the fuel vapors into fuel products that have sales economic value. The purpose of this paper is to analyze the benefits of applying the VRU to control losses of fuel distribution operation ecpecially at Fuels Terminal. By using investment analysis, it could be determined whether such technology is appropriate to be applied in a fuel terminal. The data from Jakarta Group Fuel Terminal analysis shows that VRU is possible to be invested to avoid vapor losses by 4 month pay back period. Key words: vapor, recovery, losses, fuel, control
1.
teknologi yang digunakan untuk mengendalikan losses akibat penguapan BBM adalah Vapor Recovery Unit (VRU). Perusahaan kelas dunia yang bergerak dalam bidang penimbunan dan penyaluran BBM seperti BP, Shell, Total, Oil Tanking, Vopac dan Aramco telah menerapkan teknologi VRU beberapa tahun lalu1:3). Peraturan lingkungan di Eropa memberikan batas emisi Volatile Organic Compound (VOC) maksimum sebesar 35g/m3 bagi kalangan industri yang
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang hingga saat ini masih dihadapi dalam distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah masalah susut minyak (losses) BBM. Faktor penyebab losses BBM yang secara alamiah tidak dapat dihindari adalah penguapan. BBM yang menguap bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia dan beresiko terhadap keselamatan kerja. Salah satu sistem atau
13
selama pengisian sehingga penguapan yang terjadi jauh lebih kecil.
menangani produksi dan distribusi bahan bakar di wilayah Eropa1:10). Menurut peraturan tersebut diwajibkan bagi terminal BBM untuk menerapkan vapor control unit (VCU) agar memenuhi persyaratan dari batas emisi VOC. Berbagai persyaratan mengenai sistem dan peralatan yang berkaitan dengan VCU juga telah dirancang oleh United States Environmental Protection Agency (USEPA)2:9) dan International Maritime Organization (IMO) pada saat konvensi internasional MARPOL3:1). Oleh sebab itu, VCS atau VCU bukan hanya menjadi kebutuhan tetapi juga kewajiban bagi perusahaan pendistribusian BBM yang ada di wilayah tersebut. Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisa penerapan Vapor Recover Unit terhadap pengurangan losses BBM pada kegiatan distribusi. Selain itu melalui tulisan ini, diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak dalam distribusi BBM untuk menerapkan teknologi VCS sebagai salah satu upaya dalam menekan losses BBM.
Kilang
Kilang Impor
Terminal BBM
SPBU Konsumen
Terminal BBM = Sumber Penguapan
Gambar 1. Sumber Evaporation Losses pada Distribusian BBM
A. Losses BBM Losses BBM atau susut minyak adalah selisih kurang kuantitas serah terima minyak mentah atau produk karena kegiatan pemindahan dari satu tempat ke tempat lain. Evaporation loss adalah susut minyak yang terjadi akibat penguapan. Losses penguapan adalah termasuk losses yang dapat dihitung dan dikendalikan. Moda transportasi dan lokasi penimbunan menjadi sumber penguapan BBM yang dominan. Loading losses terjadi pada saat pengisian ke mobil tangki sedangkan working losses terjadi pada tangki timbun pada saat proses pengisian. Beberapa faktor umum penyebab besar losses adalah karakter BBM, kondisi lingkungan dan jenis operasi pengisian. Pada mobil tangki, metode pengisian mempengaruhi besar losses. Pengisian BBM ke mobil tangki dengan metode splash loading menghasilkan penguapan yang lebih besar dibandingkan dengan metode submerge fill pipe maupun bottom loading. Pada metode submerge fill pipe dan bottom loading, turbulensi cairan dikontrol secara signifikan
Gambar 2. Metode Splash Loading
Gambar 3. Metode Submerge Fill Pipe Working loss banyak terjadi pada tangki penimbunan tipe fixed roof. Besar loss yang terjadi pada fixed roof tank bervariasi tergantung dari kapasitas tangki, tekanan uap produk, ullage tingkat utilitas dari tangki (turn-
14
Supendi, Pengaruh Kerapatan Kekar Terhadap...
rena penerimaan produk. Selanjutnya stage II berlangsung yaitu saat penyerahan BBM ke konsumen dengan metode perpindahan uap dari tangki BBM kendaraan konsumen ke tangki pendam stasiun pengisian.
over) dan kondisi atmosferis lokasi dimana tangki berada. Semakin tinggi turnover tangki maka losses penguapan semakin kecil karena ruang kosong pada tangki berkurang.
Clean Air
Recovered Product
Emergency Vent Valve
Vapor Recovery Unit
Storage Tanks
Absorbent
Vapor Inlet Valve Tank Trucks
Product Line Vapor Line
Gambar 4. Metode Bottom Loading
Gambar 5. Stage IA Vapor Recovery at Distribution Terminal4)
B. Vapor Recapture Control Penguapan BBM perlu dikontrol karena mengandung bahan beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Vapor recapture control selain diterapkan untuk mengurangi resiko keselamatan dalam penanganan BBM, juga untuk mengurangi kerugian dari sumber energi bernilai. VRU merupakan metode vapor recapture yang umum digunakan dalam penanganan uap BBM yang merupakan Volatile Organic Compound (VOC). Vapor recapture adaah penanganan uap BBM dengan cara menangkap uap tersebut untuk diproses kembali. Proses tersebut berlangsung di Terminal BBM dan stasiun pengisian BBM misalnya SPBU dalam beberapa tahap. Tahap tersebut dikenal dengan Stage IA, IB dan Stage II. Stage IA berlangsung di terminal distribusi dengan proses umum mengembalikan uap BBM dari mobil tangki ke tangki timbun. Proses ini berlangsung selama pengisian mobil tangki. Uap BBM diproses menggunakan vapor recovery unit sebelum kembali ke tangki timbun. Pada saat pembongkaran BBM di SPBU maka stage 1B diterapkan untuk mengendalikan uap BBM. Pemindahan uap dari tangki BBM kendaraan konsumen ke tangki pendam SPBU. Stage IB menerapkan metode vapor balancing yaitu metode perpindahan uap dari tangki penerimaan ke mobil tangki oleh ka-
Tank Truck
Product Vapor
Buried Tank
Gambar 6. Stage IB Vapor Balancing at Service Station4) Product Dispenser
Vehicle Nozzle
Returned Vapor
Dispensed Product
Product Vapor
Gambar 7. Stage II Vapor Balancing at Filling of Vehicle4)
15
2.
Working losses pada fixed roof tank dapat dihitung dengan persamaan:
METODE
A. Perhitungan Evaporation Losses Berdasarkan dari Transportation and Marketing of Petroleum Liquids Final, penguapan terjadi ketika pengisian produk BBM ke alat angkut dapat diperkirakan dengan error +30% menggunakan rumus : 𝐿𝐿𝐿𝐿 = 12.46
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
L W = 0.0010 M V P VA Q K
K P ...... (2)
B. Analisis Investasi Dalam investasi peralatan maka variabel biaya dapat dikelompokan menjadi dua kategori utama yaitu capital investment cost (biaya investasi modal) dan annual cost (biaya tahunan). Pada perhitungan total biaya modal Vapor Recovery Unit (VRU), biaya yang paling besar mempengaruhi adalah harga dari peralatan utama yaitu carbon adsorber dan adsorber vessel. Kebutuhan karbon (Mc) dihitung berdasarkan jumlah uap BBM yang akan diproses.
.....................(1)
𝑇𝑇
N
True vapor pressure dan berat molekul diperoleh dari tabel properties gasoline. Parameter nilai Reid Vapor Pressure dan suhu operasi menjadi penentu tekanan dan berat jenis molekul dari produk gasoline yang akan dihitung. Selain parameter suhu, tekanan dan berat jenis molekul produk, nilai saturasi yang ditentukan oleh metode pengisian juga berpengaruh terhadap besar losses.
𝑀𝑀𝑐𝑐 = (𝑚𝑚𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 ⁄𝑤𝑤𝑐𝑐 ) 𝜃𝜃𝐴𝐴 �1 +
𝑁𝑁𝐷𝐷 � 𝑁𝑁𝐴𝐴
.............(3)
Tabel 3. Capital Cost Factor5)
Tabel 1. Properties of Gasoline2)
Cost Item
Cost
P VA RVP RVP 7
MV 68
WL 5.6
70oF 4.3
80oF 5.2
Purchased equipment costs Carbon Adsorber + Vessel
6.2
RVP 7.8
68
5.6
4.793
5.7937
6.9552
RVP 8.3
68
5.6
5.1284
6.1891
7.4184
RVP 10
66
5.6
6.2
7.4
8.8
RVP 11.5 65
5.6
7.3132
8.7519
10.4053
RVP 13
5.6
8.3
9.9
11.7
62
Direct Costs
90oF
Mode Of Operation
Tank trucks and rail tank cars
Submerged loading of a clean cargo tank Submerged loading: dedicated normal service Submerged loading: dedicated vapor balance service Splash loading of a clean cargo tank Splash loading: dedicated normal service Splash loading: dedicated vapor balance service
Marine vessels
0.10 A
Sales Taxes
0.03 A
Freight
0.05 A
Purchased equipment cost, PEC
B = 1.18 A
Direct installation costs
Tabel 2. Saturation Factor2) Cargo Carrier
As estimated, A
Instrumentation
S Factor 0.5 0.6
Foundations & supports
0.08 B
Handling & erection
0.14 B
Electrical
0.04 B
Piping
0.02 B
Insulation
0.01 B
Painting
0.01 B
Direct installation costs
0.30 B
Total Direct Costs, DC
1.30 B
Indirect Costs (installation) 1
Engineering
1.45 1.45 1
Submerged loading: ships
0.2
Submerged loading: barges
0.5
Construction and field expenses
0.05 B
Contractor fees
0.10 B
Start-up
0.02 B
Performance test
0.01 B
Contingencies
0.03 B
Total Indirect Costs, IC
0.31 B
Total Capital Investment = DC + IC
16
0.10 B
1.61 B
Supendi, Pengaruh Kerapatan Kekar Terhadap...
kan Vapor Recovery Unit (VRU) untuk mengembalikan uap BBM menjadi produk. VRU dengan metode adsorpsi banyak digunakan pada proses ini terutama di terminal BBM. Pada metode adsorpsi terdapat tiga proses utama yaitu adsorption, desorption dan absorption. Adsorption adalah proses ketika molekul gas (adsorbates) melewati partikel padat (adsorbent). Adsorbates tersaring secara selektif akibat adanya gaya tarik menarik yang lebih lemah dari ikatan kimia molekul gas tersebut. Activated carbon atau karbon aktif banyak digunakan sebagai adsorbent.
Harga adsorber vessel dihitung berdasarkan luas permukaannya. Luas permukaan tergantung dari dimensi vessel yang menyesuaikan jumlah kebutuhan karbon. 𝐶𝐶𝑣𝑣 = 745𝑆𝑆 0.778
..........................(4)
Selain biaya peralatan utama, terdapat biaya-biaya lain terkait peralatan tambahan dan pembangunan. Biaya-biaya lain tersebut difaktorkan dari biaya carbon dan vessel. Perhitungan investasi menggunakan nilai uang pada waktu yang berbeda. Time value of money adalah proses penyesuaian dari nilai uang terhadap waktu. Nilai uang yang disiapkan untuk beberapa waktu ke depan, apabila diterima saat ini maka akan memberikan nilai uang yang lebih kecil. FV = $1 × (1 + i)n
.......................(5)
PV = $1 / (1 + i)n
.......................(6)
Jumlah dan waktu dari pendapatan dan pengeluaran yang terjadi selama masa investasi merupakan cash flow dari suatu proyek. Dalam pembiayaan sistem kontrol polusi selalu terjadi pengeluaran tetapi tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pendapatan. Untuk menghasilkan pendapatan maka harus mengurangi biaya produksi atau dengan memanfaatkan kembali (recovery) dari hidro karbon yang bisa dimanfaatkan. Payback period analysis merupakan bagian dari analisis finansial, yaitu perbandingan antara capital cost dengan net annual revenue yang akan dihasilkan oleh investasi. Jika net annual revenues berbeda, maka nilai pengembalian investasi diperoleh dari nilai revenue yang dijumlahkan secara berurutan hingga revenue melebihi total capital investment. Payback decision adalah keputusan untuk memilih manakah investasi yang memiliki payback period paling pendek. 3.
Gambar 8. Model Vapor Recovery Unit1) Karbon aktif adalah jenis karbon yang diolah menjadi kecil, penuh dengan pori-pori serta memiliki volume rendah untuk meningkatkan luas permukaan. Dengan tingkat microporosity yang tinggi, satu gram karbon aktif memiliki luas permukaan lebih dari 500m2. Oleh karena itu, karbon aktif menjadi pilihan teknologi VRU terkini. Desorption adalah proses pemindahan adsorbates dari adsorbents dengan menggunakan pemanasan hingga suhu tinggi atau dengan mengurangi tekanan vacuum desorption. Absorption yaitu proses pengembalian molekul produk yang tersaring di adsorbent dan telah didesorpsi dengan menggunakan absorbent.
PEMBAHASAN
A. Teknologi Vapor Recovery Unit Pada stage IA, proses vapor recapture control dapat dilakukan dengan mengguna-
17
Atmospheric Vent Open Close Vessel
Vessel
A
B
Absorbent
Gambar 9. Karbon Aktif
Vapor Generation
Vacuum Pump
Recovery Pump
Gambar 11. Proses Vapor Recovery Unit B. Loading and Working Losses Sebelum melakukan perhitungan losses saat pengisian mobil tangki dibutuhkan data suhu, reid vapor pressure (RVP), berat jenis dan saturation factor. Sesuai dengan spesifikasi produk mogas (gasoline), data suhu operasi diasumsikan sebesar 30°C, RVP 9 psi dan berat jenis 0,725 kg/l. Kegiatan pengisian mobil tangki di bangsal pengisian biasanya menggunakan metode bottom loading dengan asumsi kondisi pelayanan normal (tidak membawa uap dari proses vapor balance di SPBU dan tidak dilakukan cleaning sebelum pengisian di filling shed). Oleh karena itu dapat ditentukan nilai dari saturation factor yaitu 0,6. Dengan data-data tersebut, didapatkan loading loss pada saat pengisian mogas ke mobil tangki adalah sebesar 0,11% dari volume mogas yang disalurkan.
Gambar 10. Struktur Karbon Aktif1) Aliran uap yang mengandung VOC memasuki salah satu vessel, kemudian melewati carbon bed dan setelah itu udara murni dilepaskan keluar melalui atmospheric vent. Proses recovery uap BBM terjadi di carbon bed pada vessel tersebut. Pengembalian uap tersebut menggunakan activated carbon sebagai adsorber. Proses adsorption dan desorption dilakukan secara continuous bergantian antara vessel A dan B. Vessel B berada dalam siklus desorption. Proses desorption dilakukan dengan penurunan tekanan yaitu menggunakan vacuum pump. Proses absorption dilakukan dengan memompakan absorbent yang biasanya adalah produk dari uap itu sendiri. Molekul-molekul yang telah dikembalikan melalui proses desorption akan terbawa oleh absorbent. Setelah itu, hasil dari proses recovery kemudian dikembalikan dengan menggunakan pompa ke tangki penyimpanan.
Tabel 4. Data Perhitungan Loading Loss Suhu o
P VA
Loading Losses
C
psia
lb/103gal
30
7.4675
6.8505
kg/kl
l/kl
0.8209 1.13
% Vol 0.11
Working loss dapat dihitung menggunakan data-data asumsi yang sama dengan perhitungan loading losses. Nilai saturation factor ditentukan oleh turnover tangki di Terminal BBM. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan working loss adalah turnover tangki. Apabila diasumsikan bahwa turnover tangki kurang dari 36 maka
18
Supendi, Pengaruh Kerapatan Kekar Terhadap...
Selain biaya investasi awal, untuk perhitungan kelayakan investasi diperlukan biaya tahunan dan pendapatan. Biaya tahunan yang muncul dari operasional dan perawatan adalah sebesar 11.7% dari biaya investasi. Biaya paling mahal adalah biaya penggantian karbon aktif yang dilakukan setiap 5 tahun. Dengan asumsi usia peralatan 10 tahun maka biaya tahunan diperkirakan sebesar Rp.4,530 Milyar. Sedangkan pendapatan diperoleh dari hasil pengembalian uap BBM menjadi produk BBM. Dengan efisiensi VRU sebesar 99 % maka diperoleh pengembalian uap berupa produk sebesar 44,5 kl per hari. BBM (gasoline) harga keekonomian adalah sebesar Rp.9.500. Ini berarti bahwa VRU dapat memberikan pendapatan sebesar Rp.422,75 juta per hari dari pengembalian uap yang terbebas di tangki timbun dan pengisian mobil tangki.
diperoleh nilai saturation factor sebesar 1. Dengan data tersebut maka didapatkan working loss yang terjadi pada tangki penimbunan adalah sebesar 0,19% dari total penyaluran. Total evaporation loss yang diperoleh dari pengisian mobil tangki dan tangki timbun produk mogas adalah sebesar 0,30% dari BBM yang disalurkan. C. Investasi Vapor Recovery Unit Komponen utama Total Capital Investment dari VRU adalah perhitungan jumlah kebutuhan karbon dan vessel. Data-data yang akan digunakan untuk perhitungan kebutuhan karbon dan vessels yaitu Equilibrium capacity (W e ) dari karbon diasumsikan sebesar 0,333 lb/lb, adsorption time (θ A ) 12 jam dan harga karbon aktif diasumsikan $ 2,75 per pound. Density karbon aktif diasumsikan sebesar 30 lb/ft3 dan vessels untuk proses adsorption atau desorption ditentukan perbandingan antara Diameter (D) dan Tinggi (L) sebesar 1:2. Dengan asumsi besar volume penyaluran BBM 15.000 kl per hari dan volume uap yang direcovery sesuai dengan evaporation losses sebesar 0,30%, diperoleh besar emisi adalah 71.925lb. Dengan besar emisi tersebut maka kebutuhan karbon aktif adalah 430.689 lb seharga $ 1.184.394. Pada nilai kurs Rp.11.500 per $ maka harga kebutuhan karbon adalah Rp.13,620 Milyar. Berdasarkan dari jumlah karbon aktif maka kapasitas vessel yang digunakan adalah 7.178ft3 (D= 16,6ft dan L= 33,2ft) sehingga total biaya kebutuhan untuk vessel (C v ) adalah sebesar $ 588.081 untuk 2 vessel. Dengan kurs yang sama nilai tersebut setara dengan Rp. 6,763 Milyar. Variabelvariabel dalam direct cost dan indirect cost dihitung dengan menggunakan faktor biaya sesuai dengan EPA Air Pollution Control Cost Manual pada tabel 3. Berdasarkan faktor tersebut diperoleh nilai total capital investment. Dengan demikian, biaya investasi pembangunan vapor recovery unit untuk Terminal BBM dengan kapasitas penyaluran BBM (gasoline) 15.000kl per hari adalah Rp.38,724 Milyar.
150
100
50
0 1 -50
1
2 3 4 Incomes
5
6
7 8 9 10 Expenses
Nett Cash Flow
Gambar 12. Cash flow Investasi VRU Nett present value (NPV) dihitung berdasarkan aliran dana masuk dan keluar selama 10 tahun dengan nilai interest 7%. Dalam perhitungan investasi VRU akan diperoleh NPV sebesar Rp.1.004 Milyar. Dengan NPV positif maka investasi VRU layak untuk dilaksanakan. Nilai perolehan pendapatan tahunan sangat besar dibandingkan dengan total biaya investasi sehingga payback period dapat dicapai pada bulan ke-4.
19
4.
5.
SIMPULAN
Loading losses BBM Premium selama pengisian mobil tangki di Terminal BBM diperkirakan sebesar 0,11 % dari total produk yang disalurkan. Sedangkan working losses di tangki timbun dengan turnover lebih dari 36 adalah sebesar 0,19% dari volume penyaluran BBM. Total losses tersebut dapat dikendalikan hingga 99% menggunakan teknologi vapor control system berupa Vapor Recovery Unit (VRU). VRU mampu mengendalikan uap BBM sehingga mengurangi resiko kebakaran dan mencegah pencemaran lingkungan serta memberikan keuntungan finansial dari uap BBM yang direcovery. Dengan menggunakan asumsi bahwa penyaluran BBM 15.000 kl per hari maka diperoleh total investasi modal VRU sebesar Rp. 38.724.000.000 dengan total biaya tahunan Rp. 4.530.000.000. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, VRU memberikan pendapatan Rp. 422.750.000 per hari dari uap BBM yang dikembalikan menjadi produk. Nilai NPV positif menunjukkan VRU layak untuk dijadikan investasi pengendali losses BBM dengan payback period 4 bulan. 5.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dry Vacuum Vapour Recovery Unit Presentation. [Internet]. 2012. [diakses 17 Oktober 2013]. Didapat dari: http://www.carbovac.com/pdf/Presentati on.pdf Transportation And Marketing Of Petroleum Liquids final Chapter 5-2. [Internet]. 2008. [diakses 12 September 2013]. Didapat dari: http://www.epa. gov/ttn/chief/ap42/ch05/final/c05s02.pdf Standard For Vapour Emission Control System. [Internet]. 1992. [diakses 25 September 2013]. Didapat dari: http:// www.transportstyrelsen.se/global/sjofart /dokument/imo_dokument/msc/msc_circ _585.pdf Abraham, Kristin. Gasoline Marketing Stage 1 and Stage 2 Volume III Chapter 11. West Virginia: Eastern Research Group, Inc; 2001.
2.
3.
4.
Mussatti, Daniel C. EPA Air Pollution Control Cost Manual. 6th ed. North Carolina: US Environmental Protection Agency; 2002.
Daftar Simbol = loading loss, lb/103gal per liquid loaded = saturation factor = Future value of money = Present value of money = true vapor pressure of liquid loaded, psia = molecular weight of vapors, (lb/lb-mole) = temperature of bulk liquid loaded, °R (°F + 460) = working loss, lb/yr = vapor molecular weight, lb/lb-mole = vapor pressure at daily average liquid surface temperature, psia Q = annual net throughput, bbl/yr K P = working loss product factor, dimensionless untuk crude oils K P = 0.75, organic liquids lainnya KP = 1 K N = working loss saturationfactor, dimensionless untuk turnovers>36, KN = (180 + N)/6N untuk turnovers≤36, KN = 1 N = jumlah turnovers per tahun, dimensionles 𝑁𝑁 = 𝑄𝑄⁄𝑉𝑉𝐿𝐿𝐿𝐿 V LX = tank maximum liquid volume, ft3 M c = berat karbon aktif yang dibutuhkan, lb m voc = berat uap yang masuk, lb w c = kapasitas kerja, lb/lb θ A = jam kerja N D = jumlah bed proses desorption N A = jumlah bed proses adsorption C c = harga karbon C v = harga vessel, US $ / ft2 S = Luas permukaan vessel, ft2
LL S FV PV P M T LW MV P VA
20