Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
VALUE INVESTING DALAM PERSPEKTIF INVESTASI SAHAM SHARI’AH Waeabdulrahman Yamoh Yayasan Pendidikan Ladda Witya M.3 T. Barahah A. Muang CH. Pattani Thailand Email:
[email protected]
Abstrak: Diluncurkannya pasar modal shari’ah di Indonesia secara resmi pada tahun 2003, memberikan alternatif bagi umat Islam untuk berinvestasi dalam bentuk saham dalam berbagai produknya. Namun karena tidak jelasnya pandangan Islam terhadap hal tersebut, berimplikasi terhadap terbatasnya umat Islam memilih produk shari’ah dalam pasar modal. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode content analisys, penelitian ditujukan untuk menggali konsep Islam terhadap value investing tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemilihan dalam berinvestasi di pasar modal merupakan tujuan investasi yang sangat menjanjikan di samping tujuan untuk membantu para pengusaha mendapat modal segar guna membangun perusahaannya dengan bagi hasil yang saling menguntungkan. Oleh karena itu berinvestasi di bursa saham merupakan usaha halal dan sejalan dengan konsep ekonomi Islam. Hal ini dapat dirujuk dari beberapa konsep investasi seperti konsep mud}a>rabah (participation share), dan konsep musha>rakah (management share), mura
rabah (participation share), musha>rakah (management share), and mura>bahah (particular kind of share).
Kata-kata Kunci: perbankkan, shari’ah, saham, mud}a>rabah, musha}>rakah
63
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
PENDAHULUAN Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual1. Dalam hal ekonomi; sistem ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dari segi tujuan, bentuk, dan coraknya. Tujuan paling menonjol dari ekonomi Islam adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan akhirat2 dalam arti tercapainya fala>h.3 Ekonomi Islam dengan metode dasarnya:
mud}a>rabah, musha>rakah, mura>bahah, ija>rah, qard} dan sebagainya dapat dikembangkan untuk menjawab perkembangan ekonomi semasa. Selama hidupnya, setiap manusia pada umumnya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini dapat saja berbeda antar manusia, tetapi pada umumnya mereka ingin mencapai hidup yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.4 Manusia akan hidup bahagia jika sukses mencapai apa yang diimpikannya. Keberhasilan hidup manusia di dunia ini dapat diindikasikan dengan berbagai macam penilaian, seperti tingkat pendidikan yang ditempuh, tingkat pekerjaan atau pangkat yang diperolehi, kekayaan yang berhasil dihimpunkan, penyiapan generasi penerusnya, dan kontribusinya terhadap kehidupan. Keinginan sukses, hidup berkecukupan dan terproteksi dari kegagalan merupakan fitrah manusia, Nabi sendiri selalu berdo’a supaya dirinya terproteksi dari banyak utang dan keburukannya. Berulang kali Nabi berdo’a demikian, sehingga beliau ditanya oleh sahabat, kemudian beliau menjawab: orang banyak utang membawa kepada tidak tepat janji dan bahkan berbohong.5 Dalam bidang keuangan, manusia dikatakan sukses dan mencapai kebahagiaan jika sudah mencapai kemerdekaan keuangan (financial freedom),6 dalam arti uang sudah tidak lagi dijadikan sebagai tujuan kehidupan. Semua aktivitas dan keputusan kehidupan sudah tidak lagi semata-mata ditujukan untuk uang, tetapi uang dipandang 1
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada pasar Modal Shari’ah (Jakarta: Kencana, 2008), 1. 2 Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2009), 3. 3 Muhammad Akram Khan, Islamization of Knowledge-15 An Introduction to Islamic Economics (Pakistan: Islamabad, 1994), 34. 4 Arti do’a, manusia yang selalu berdoa kepada Allah, Ya Allah berikanlah kepada ku kebaikan di dunia dan di akhirat. 5 Muh}ammad al-Ghazali>, al-Isla<m wa al-Aud{u<’al-Iqtis{a>diyah (Dimashq: Da
64
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
sebagai sarana mencapai tujuan yang lebih hakiki. Uang tidak lagi mengendalikan kehidupan seseorang, tetapi oranglah yang mengendalikan uang.7 Untuk tercapai tujuan kemerdekaan keuangan (financial freedom), manusia bisa dengan berinvestasi. Pada umumnya, investasi itu dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama investasi dalam aset nyata (real assets),8 kedua berinvestasi dalam aset keuangan (financial assets).9 Dalam berinvestasi, saat ini banyak instrumen yang dapat dipilih oleh individu, baik pada aset nyata seperti tanah, property,10 real estate, dan emas, maupun aset keuangan, seperti saham,11 obligasi,12 sertifikat deposito,13 dan reksadana.14 Dalam berinvestasi, ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi yaitu: 1). Keamanan dan risiko artinya keamanan dalam suatu investasi berarti risiko kerugian minimal, 2). Komponen faktor risiko artinya komponen faktor risiko yang berkaitan dengan investasi khususs berubah dari waktu ke waktu, 3). Pendapatan investasi artinya pendapatan dalam bentuk tunai dan bersifat pasti, 4). Pertumbuhan investasi artinya peningkatan dalam nilai, seperti saham, dan 5). Likuiditas artinya tinggi atau rendah.15 Banyak instrumen untuk mencapai kemerdekaan keuangan, seperti disebut di atas. Sebagai seorang muslim, instrumen tersebut harus dipertimbangkan secara matang, satu persatu dengan ajaran yang dianuti olehnya secara konseptual. Ia 7
Warsono, Jurnal Prinsip-prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi 13, No. 2, 137 (Juli - Desember
2010). 8
Artinya, 1. sesuatu yg mempunyai nilai tukar; 2. modal; kekayaan. Financial assets merupakan assets (aktiva) yang dimiliki sebagai simpanan jangka panjang, yang akan digunakan di masa yang akan datang. Contoh financial assets ini ialah saham dan obligasi, http://club-finance230.blogspot.com/2009/02/real-assets-vs-financial-assets_13.html, (Diunduh pada tanggal 24 December 2013). 10 Sesuatu yang dapat dimiliki seseorang. Di Indonesia, istilah properti identik dengan real estate, rumah, tanah, ruko, gedung, atau gudang. 11 Adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. 12 Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. 13 Produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti. 14 Wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. 15 Warsono, Jurnal Prinsip-prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi 3, No. 2 (Juli - Desember 2010), 142. 9
65
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
berkewajiban memahami bagaimana ia bermuamalah sebagai kepatuhan kepada shari’ah Allah. Jika ia tidak memahami muamalah maliah ini, maka ia akan terjerumus kepada sesuatu yang diharamkan atau shubhat, tanpa ia sadari. Karena umat Islam jauh dari kajian muamalah, maka dalam mencari uang, banyak umat Islsam tersesat ke jalan batil, seperti bunga bank, permainan spekulasi di pasar uang dan pasar modal, money game berselimut MLM,16 praktik gharar dalam margin trading dan sebagainya.17 Prinsip ekonomi Islam adalah melarang riba, gharar, maisir, judi, penimbunan,penipuan dan sebagainya. Menurut konsep dasar dalam bermuamalah adalah segala sesuatu diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarang. Kriteria muslim yang baik adalah menjunjung tinggi shari’ah yang dianutinya dan berkonsisten dalam pengamalan ajarannya. Dalam hal ini,berlaku bagi setiap individu dan setiap profesi, juga tidak terkecuali, bagi seorang investor muslim, ia harus benar-benar berkomitmen dengan ajaran agamanya. Dalam berinvestasi, hendaknya investor muslim tersebut banyak mencermati setiap langkah yang diambil olehnya, baik mengenai instrumen yang bervariasi, maupun tentang konsep dan metode investasinya, karena semua itu diatur oleh shari’ah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analistis. Deskriptif analitis artinya berusaha mempelajari masalah-masalah yang ada dalam penelitian guna menemukan, hubungan suatu masalah dengan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses yang ada dalam suatu fenomena.18 Dengan metode penelitian ini peneliti berusaha mengungkap dan membahas makna value investing dalam persepektif saham shari’ah. Adapun sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua sumber diantaranya: sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung berkaitan dengan fokus penelitian yang terkait dengan value investing dan aktifitas perbangkan. Kedua sumber sekunder disebut juga data derivatif adalah data 16
Multi Level Marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). 17 Siti Hasana, “Interpratasi Teks Muamalat Melalui Pendekatan Maqasid Shari’ah.” Makalah disampaikan pada The Third Annual Meeting of Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS): New Approaches To Islamics Texts, Graduat School Syarif Hidayatullah States Islamic University, Jakarta 24 December, 2013, 2. 18 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesis, 2003) Cet. V, 55.
66
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
yang mendukung data primer dan melengkapinya.19 Dalam hal ini berupa dokumendokumen yang terkait langsung dengan tema penelitian, seperti laporan perkembangan aktifitas perbangkan, jurnal penelitian, buku-buku, koran dan tabloid. Setelah data-data yang diperlukan dikumpulkan akan dilanjutkan dengan analisa data menggunakan content analysis yaitu analisis data untuk menarik kesimpulan dari isi data yang terkumpul konteksnya.
20
secara valid dan dan dapat ditelaah ulang berdasarkan
Tujuan dari analisis isi adalah untuk dapat mendiskripsikan kebijakan-
kebijakan perbankkan serta gagasan-gagasan yang berkembang dalam pelaksanaan perbankkan syari’ah. HASIL DAN PEMBAHASAN Investasi dan Pasar Modal Shari’ah Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa Ingris, yaitu invesment. Kata
invest sebagai kata dasar invesment memiliki arti menanam. Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary, kata invest didefinisikan sebagai to make use of future benefits or advantages and to commit (money) in order to earn a financial return. Selanjutnya, kata investment diartikan sebagai the outlay of money use for income or profit. Dalam kamus istilah pasar Modal dan Keuangan kata investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Dalam Kamus Lengkap Ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendpatan. Sedangkan pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitment atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Jadi, pada dasarnya sama yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.21 Pasar modal di Indonesia terdiri dari pasar modal konvensional dan pasar modal shari’ah. Pasar modal konvensional adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya 19
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian ; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praksis, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011) Cet.ke I, 32. 20 Krippendrof, Content Analysis an Introduction ti Its Metodology (California: Sage Publications Ltd, 1980). 21 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Shari’ah (Jakarta: Kencana, 2008), cet. ke-2, 7.
67
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Sedangkan menurut Joe G.Siegel dan Jae K. Shim, pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Adapun menurut R.J. Shook, pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti equitas dan utang, diperdagangkan.22 Sedangkan pasar modal shari’ah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip shari’ah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syari’at Islam. Pasar uang shari’ah adalah pasar yang diperdagangkan surat berharga yang diterbitkan sehubungan dengan penempatan atau peminjaman uang dalam jangka pendek dan memanage likuiditas secara efesian, dapat memberikan keuntungan dan sesuai dengan shari’ah. Dana ini bisa dimiliki masyarakat yang hanya ingin menanamkan modalnya dalam jangka pendek, serta lembaga keuangan lainnya yang memiliki kelebihan likuiditas sementara yang bersifat jangka pendek, bukan jangka panjang. Pertama kali lembaga keuangan yang concern di dalam mengoperasionalkan portofolio di pasar modal adalah Amanah Income Fund yang didirikan pada bulan Juni 1986 oleh para anggota The Nourt American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Tidak lama kemudian wacana membangun pasar modal yang berbasis shari’ah disambut dengan antusias oleh para pakar ekonomi Muslim di kawasan Timur Tengah, Eropa, Asia, dan juga wilayah AS yang lain. Beberapa negara yang proaktif dalam menyambut kedatangan para investor muslim maupun investor yang ingin memanfaatkan pasar modal yang berprinsip shari’ah adalah Bahrain Stock di Bahrain, Amman Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait dan Stock Exchange di Kuwait dan KL Stock Exchange di Kuala Lumpur Malaysia.23 Karakteristik yang paling menonjol pasar modal shari’ah adalah menerapkan prinsip-prinsip shari’ah melarang setiap transaksi unsur ketidakjelasan, gharar24,
maysi>r25 dan instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal,
22
Irham Fahmi, Rahasia Saham dan Obligasi (Bandung: Alfabeta, 2013) cet. ke-1, 1. Sutedi Adrian, Pasar Modal Shari’ah (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2011), cet. ke-1, 29. 24 Artinya penipuan, menurut Wahbah Zuhaili, unsur gharar atau penipuan ini, termasuk kategori jenis jual beli bat}il, karena hadith Nabi Saw. Nah}a< Rasulullah} Saw. ‘an ba>y’a al-has}a< wa ‘an ba>y’a al- gharar. Artinya Nabi ( Saw ) melarang menjual sesuatu yang tidak jelas dan penipuan, Hadish diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Wahbah Zuhaili, Mu’amala
68
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
sebaliknya pasar modal konvensional yang terkenal itu, sarat dengan unsur spekulatif, perjudian, dan riba.26 Pasar modal shari’ah di Indonesia secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Shari’ah Nasional-Majelis Ulama Indonesia diatur berdasarkan fatwa DSN-MUI dan Peraturan Bapepam-LK. Pemerintah dan DPR juga telah menerbitkan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Shari’ah Negara.27 Kegiatan investasi merupakan kegiatan terpuji menurut Islam, karena harta yang melimpah jika tidak diinvestasikan, hanya digunakan secara konsumtif, harta ini tidak akan berkembang, akan menyalahi dengan tujuan shari’ah, di mana salah satu dari tujuannya adalah menjaga harta manusia yang diamanatkan oleh Allah kepadanya dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.28 Dalam beberapa kesempatan, agar harta yang dimiliki anak yatim selalu berproduktif, Nabi menganjur harta tersebut diinvestasikan Prinsip-Prinsip Shari’ah dalam Pasar Modal Shari’ah Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut shari’ah pada prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap pemilik usaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya yang pemilik harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Oleh karena itu kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan adalah termasuk kegiatan usaha dari pemilik harta
namun secara pasif sehingga prinsip shari’ah dalam
pembiayaan dan investasi keuangan pada dasarnya sama
dengan kegiatan usaha
lainnya, yaitu prinsip kehalalan dan keadilan. Secara umum prinsip tersebut adalah sebagai tersebut. a. Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang halal, yang kegiatan usaha tersebut adalah spesifik dan bermanfaat, sehingga atas manfaat yang timbul dapat dilakukan bagi hasil.
26
Muhammad Firdaus, dkk., Briefcase Book Edukasi Profesional Shari’ah Sistem Kerja Pasar Modal Shari’ah (Jakarta: Renaisan, 2005), 17. 27 Iswi Hariyani, dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarta Selatan: Visi Media, 2010), cet-1, 351. 28 Muhammad Firdaus,dkk, Briefcase Book Edukasi Profesional Shari’ah Sistem Kerja Pasar Modal Shari’ah, (Jakarta: Renaisan, 2005), 12.
69
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
b. Uang adalah alat bantu pertukaran nilai dan pemilik harta akan menerima bagi hasil dari manfaat yang timbul dari kegiatan usaha maka pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan usaha. c. Akad yang terjadi antara pemilik harta (investor) dengan pemilik usaha (emiten), dan tindakan maupun informasi yang diberikan pemilik usaha (emiten) serta mekanisme pasar (bursa dan self regulating organization lainnya) tidak boleh menimbulkan kondisi keuangan yang dapat menyebabkan kerugian. d. Pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh mengambil risiko yang melebihi kemampuan (maisir) yang dapat menimbulkan kerugian yang sebenarnya dapat dihindari. e. Pemilik harta (investor), pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating
organization lainnya tidak boleh dilakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik dari segi penawaran (suply) maupun dari segi permintaan (demand).29 Instrumen investasi biasanya, tersedia di pasar modal. Pasar modal merupakan tempat memperdagangkan berbagai instrumen investasi baik dalam bentuk modal maupun hutang, juga kegiatan yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran saham atau efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan saham. Saham Shari’ah Saham ada dua macam yaitu saham konvensional dan saham shari’ah. Saham konvensional adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan yang ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham, kemudian menjual saham tersebut melalui mekanisme penawaran umum (go public) dengan bantuan perusahaan efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek.
29
Sutedi Andrian, Pasar Modal Shari’ah: Sarana investasi Keuangan Berdasarkan Shari’ah (Jakarta: Sinar Grafika), 2011,cet. ke-1, 44.
70
Prinsip
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
Keuntungan yang didapat investor dengan membeli saham adalah mendapat dividen, dan mendapat capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan perusahaan setiap tahun. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut berada dalam periode yang sudah diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Sedangkan kapital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, investor membeli saham ABC dengan harga Rp.3.000 persaham, kemudian menjual dengan harga Rp. 3.500 persaham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capitalgain sebesar Rp. 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Saham Shari’ah yaitu saham perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip shari’ah. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal di dalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip shari’ah, penyertaan modal tidak boleh dilakukan pada perusahaan-perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip syariaah seperti perusahaan perjudian, perusahaan yang menerapkan riba, perusahaan yang memperoduksi barang haram, dan sebagainya. Di pasar modal Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara shari’ah tidak diwujudkan dalam bentuk “ saham shari’ah” maupun saham non-shariah”, tetapi berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip shari’ah yang dinamakan Jakarta Islamic Index (JII). JII yang ada di bursa efek Indonesia terdiri atas 30 saham perusahaan yang dinilai telah memenuhi kriteria shari’ah yang ditetapkan oleh DSN-MUI. Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Indonesia (BEI) berkerja sama dengan Dewan Pengawas Shari’ah (DPS) dari PT Danareksa Investment Management. BEI dan DPS Danareksa inilah yang bertugas menyeleksi instruemen saham perusahaan emiten yang layak dimasukkan ke dalam indeks JII. Jakarta Islamic Index (JII) di gunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi
71
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
saham berbasis shari’ah. Indeks JII diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi pada saham berbasis shari’ah. Selain kriteria tersebut, dalam proses pemilihan yang masuk Jakarta Islamic Index (JII), bursa efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek liquiditas dan kondisi keuangan emiten. Berikut ini tahaptahap tersebut: 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip shari’ah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar). 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau laporan tengah tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimum sebesar 90% 3. Memilih 30 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Selanjutnya, Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal Januari dan Juli setiap tahunnya. Sementara itu, perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia. Di pasar modal biasanya obyek yang ditransaksikan adalah saham, obligasi, dan berbagai instrumen derivatif30 lainnya seperti option,31 baik call option32 maupun put
option,33 warrant,34 right,35 dan sebagainya.36
30
Dalam dunia keuangan (finance), derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. 31 Adalah instrumen derivatif atau bentuk turunan gabungan dari saham, dana, mata uang, komoditas, future, dan indeks. 32 Adalah suatu hak untuk membeli sebuah asset pada harga kesepakatan (strike price) dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati, baik pada akhir masa jatuh tempo ataupun di antara tenggang waktu masa sebelum jatuh tempo. 33 Adalah suatu hak untuk menjual sebuah asset pada harga kesepakatan (strike price) dan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati,baik pada akhir masa jatuh tempo ataupun di antara tenggang waktu masa sebelum jatuh tempo. 34 Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut. 35 adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya (pemilik saham biasa) untuk membeli tambahan saham pada penerbitan saham baru. 36 Warsono, Jurnal Prinsip-prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi, 13 No. 2 (Juli - Desember 2010), 142.
72
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
Penyisihan dana yang cukup bagi seseorang, mampu untuk berinvestasi, tetapi konsep investasi, dia perlu mengkaji terlebih dahulu karena dikhawatirkan terjebak investasi berdasarkan bunga, spekulasi, ketidakpastian, dan perjudian.37Jika hal itu terjadi berarti investor itu bukan muslim yang taat. Konsep investasi dalam Islam sangat jelas seperti konsep mud}a<>rabah38 (participation share), konsep musha>rakah39 (management share ), mura
Trend investasi sekarang adalah Value Investing dengan analisis fundamental yang rasional.Contoh value investor paling sukses di dunia pada abad dua puluh, ia adalah , warga negara Amerika Syarikat, murid Graham, pemilik perusahaan raksasa dunia, Berkshire Hathaway, namanya: Warren Buffett43. Bagi investor, dia perlu mengadakan pengalokasian dana. Dalam pengalokasian dana sebaiknya dibagikan kepada tiga kelompok, satu kelompok digunakan untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari, kolompok yang kedua untuk ditabung, dan kelumpok yang ketiga digunakan untuk diinvestasi.44 Biasanya yakni sekitar enam puluh peratus dapat digunakan untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari, sekitar duapuluh peratus
37
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Solo: Pt Era Adicitra Intermedia, 2011),
95-108. 38
Artinya, suatu bentuk perniagaan di mana si pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengusaha/pengelola, untuk diniagakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si pemilik modal. 39 bentuk umum dari usaha bagi hasil di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. 40 Artinya transaksi jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati oleh dua belah pihak, Securities Commission, Resolotions of the Securities Commission Shari’ah Advisory Country ( Kualalumpur: Bukit Kiara, 2007), 86. 41 Monzer Kahf,dkk, Tanya Jawab keuangan dan Bisnis Kontemporer Dalam Tinjauan Shari’ah ( Solo: Aqwam 2010), 80. 42 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada pasar Modal Shari’ah ( Jakarta: Kencana, 2008) , 8. 43 Geoffrey A. Hirt and Standley B. Block, Fundamental of Invesment Management (McGrayHill: Amerca 2003), 121. 44 Warsono, Jurnal Prinsip-prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi 13, No. 2 (Juli - Desember 2010),139.
73
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
untuk ditabung, dan sekitar dua puluh peratus untuk diinvestasi. Proporsi investasi ini bisa berubah-ubah menurut resiko yang dapat diterima dan untung yang diharapkan.45 Jika proporsi investasi kita, 60:20:20 yaitu enam puluh peratus untuk konsumsi, dua puluh peratus untuk ditabung dan dua puluh peratus lain untuk diinvestasi. Karena enam puluh peratus digunakan untuk konsumsi sehari-hari, maka diperlukan ketelitian dalam menghitung kebutuhan pribadi dalam keseharian, seperti makan, minum, rekreasi, kos, dan lainnya. Enam puluh peratus ini haruslah tepat dan tidak berlebihan. Dua puluh peratus yang ditabung berguna untuk kebutuhan mendesak ataupun jika tidak digunakan, suatu saat dapat dipakai sebagai modal investasi. Dua puluh peratus yang digunakan untuk investasi dapat direncanakan dengan matang, sehingga investasi tersebut dapat mendatangkan keuntungan dimasa mendatang. Walaupun tidak terlalu besar prosentase untuk investasi, tetapi sangat penting jalan menuju kemerdekaan keuangan. Jumlah dana duapuluh peratus tersebut dapat diinvestasikan di pasar modal dengan konsep value investing. Perlu diingat, bahwa untuk berinvestasi dibutuhkan perencanaan yang matang. Selanjutnya seseorang juga haruslah memiliki proteksi yang baik untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak tertuga. Kejadian-kejadian tidak terduga itu seperti sakit, kebutuhan mendesak dan lainnya. Dalam hal ini duapuluh peratus yang ditabung itu dapat digunakan. Penyisihan dana dua puluh peraus itu, untuk diinvestasikan itu benar-benar bukan emergensi money. Dengan demikian kita dapat mengantisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi. Perencanaan masa depan secara sistematis, sangat penting. Karena dengan merencanakannya, kita dapat menyisihkan pendapatan kita sebagian untuk diinvestasikan bagi masa depan dengan tenang hati. Dengan membantu melakukan investasi masa depan dalam pengelolaan keuangan, maka kita mengurangi resiko untuk bergerak jauh dari masa depan yang kita inginkan. Pada umumnya investasi pada aset nyata mempunyai nilai satuan yang relatif besar dan mempunyai likuiditas relatif rendah, sedangkan aset keuangan mempunyai nilai satuan yang relatif kecil dan pada umumnya mempunyai likuiditas yang tinggi. Investasi yang relatif mudah untuk dilakukan saat ini adalah pada aset keuangan. Secara umum prinsip dalam berinvestasi adalah higher return higher risk.46 Suatu investasi dengan pengembalian diharapkan sangat tinggi, maka risiko yang dihadapi
45
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada pasar Modal Shari’ah ( Jakarta, Kencana: 2008), 14. 46 Ibid.
74
Value Investing (Waeabdulrahman Yamoh)
oleh investor juga sangat tinggi. Sebaliknya, jika ingin berinvestasi pada aset keuangan dengan risiko rendah, maka pengembalian yang diharapkan juga rendah. Bagaimana pun kepercayaan masyarakat tentang Investasi tetap merasa Investasi di pasar modal resikonya sangat tinggi , tetapi kita dapat meminimalisasi resiko itu melalui pengetahuan tentang investasi yang mendalam. Seorang mampu menjadi seorang yang berhasil dalam waktu yang relatif singkat, jika ia mempunyai keahlian dalam memilih saham dalam berinvestasi, sebaliknya juga seorang bisa mengalami kerugian yang sangat besar dalam waktu yang juga relatif singkat karena tidak teliti dalam memilih saham dalam berinvestasi. SIMPULAN Pemilihan dalam berinvestasi di pasar modal merupakan tujuan investasi yang sangat menjanjikan di samping tujuan untuk membantu para pengusaha mendapat modal segar guna membangun perusahaannya dengan bagi hasil yang saling menguntungkan. berinvestasi di pasar modal merupakan tujuan investasi yang sangat menjanjikan di samping tujuan untuk membantu para pengusaha mendapat modal segar guna membangun perusahaannya dengan bagi hasil yang saling menguntungkan. Oleh karena itu berinvestasi di bursa saham merupakan usaha halal dan sejalan dengan konsep ekonomi Islam. Hal ini dapat dirujuk dari beberapa konsep investasi seperti konsep Mud}a<>rabah (Participation share), konsep musha>rakah (Management share ),
Mura
Management.
McGray-Hill: Amerca 2003. Huda, Nurul dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana, 2009. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada pasar
Modal
Shari’ah.
Jakarta: Kencana, 2008. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Shari’ah, Jakarta: Kencana, 2008, cet. ke-2. Irham, Fahmi, Rahasia Saham dan Obligasi, Bandung: Alfabeta, 2013. cet.
ke-1.
Iswi, Hariyani, dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta Selatan: Visi Media, 2010, cet-1.
75
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli 2014
Kahf, Monzer dkk, Tanya Jawab keuangan dan Bisnis Kontemporer dalam Tinjauan
Shari’ah, Solo: Aqwam 2010. Krippendrof. Content Analysis an Introduction ti Its Metodology. California: Sage Publications Ltd, 1980. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesis, 2003. Cet. V, 55. Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011. Cet.ke I. Rianto Al-Arif M. Nur, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: Pt Era Adicitra Intermedia, 2011. Securities Commission, Resolotions of the Securities Commission Shari’ah
Advisory
Country. Kualalumpur: Bukit Kiara, 2007. Sutedi, Andrian, Pasar Modal Shari’ah: Sarana investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Shari’ah. Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Zuhaili, Wahbah, Mu’a>mala<lis}irah, Da
Makro
Ekonomi.” Al-Iqtis}ad 4, No. 2 Juli 2011. Hasana, Siti, “Interpratasi Teks Muamalat Melalui Pendekatan Makalah disampaikan pada The Third Annual
Maqasid
Shari’ah”,
Meeting of Qur’an and Hadith
Academic Society(QUHAS): New Approaches To Islamics Texts, Graduat School Syarif Hidayatullah States Islamic University, Jakarta 24 December, 2013. Website http://bolasalju.com/value-investor/ (Diunduh tanggal 24 Desember 2013). http://clubfinance230.blogspot.com/2009/02/real assets-vs financial-assets_13.html (Diunduh pada tanggal 24 December 2013). http://ebookbrowsee.net/jurnal-naticarevisi-3-pdf
d478001263 (Diunduh tanggal 24
Desember 2013). http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_teknis (Diunduh tanggal 24 Desember 2013).
76