VALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI AMAL : APLIKASI TRAVEL COST METHOD (TCM) Sulistya Rini Pratiwi Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan Email: 1)
[email protected]
Abstrak: Kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh besarnya surplus konsumen yang diperolehnya. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan menghitung nilai ekonomi wisata Pantai Amal dan menganalisis variable yang mempengaruhi. Nilai ekonomi dihitung menggunakan Individual travel cost method (ITCM), model ini menggambarkan banyaknya kunjungan dan merupakan fungsi dari biaya perjalanan, waktu yang diperlukan untuk perjalanan, tempat pengganti dan penghasilan. Banyaknya kunjungan ke Pantai Amal dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh biaya total kunjungan ke tempat pengganti selain Pantai Amal, pendidikan pengunjung, waktu luang dan waktu kerja pengunjung. Biaya perjalanan rata-rata adalah Rp.108.100,- dan pendapatan ratarata adalah Rp.2.388.500,-, dengan jumlah pengunjung pada tahun terakhir yaitu tahun 2013 dengan jumlah kunjungan sebesar 64.560 pengunjung. Sehingga didapatkan nilai ekonomi Objek Wisata Pantai Amal yang dihitung dengan total pengeluaran pengunjung adalah Rp.774.720.000,-. Katakunci : Valuasi Ekonomi, ITCM, Kesejahteraan Masyarakat, Surplus Ekonomi. lain atau hanya sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Selain itu munculnya berbagai kepentingan masyarakat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya pendapatan, arus modernisasi, dan teknologi (Swantoro, 1997:3 dalam Aryo Dwiatmojo). Pantai Amal berada di Kota Tarakan. Meski pantai amal tidak termasuk pantai berpasir putih seperti pantai di beberapa kawasan wisata di pulau Bali maupun pantai Indonesia lainnya. Namun, pantai amal tetap memiliki pesona pariwisata yang layak dikunjungi. Pantai Amal merupakan salah satu obyek wisata alam yang belum dikembangkan oleh pemerintah setempat, tepatnya di Kecamatan Tarakan. Bagi masyarakat lokal di Kalimantan Timur khususnya wilayah Kota Tarakan, kalangan pelajar, mahasiswa dan karyawan, Pantai amal ini merupakan target alternatif
1. PENDAHULUAN Salah satu tulang punggung penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada era otonomi daerah adalah sektor kepariwisataan, mengingat sektor inilah yang sangat potensial menghasilkan pendapatan yang besar karena sifatnya yang multisektoral dan multi-effects. Dengan berkembangnya sektor kepariwisataan akan mendukung income generating dari berbagai sisi mulai dari retribusi masuk obyek wisata, pajak hotel dan restoran, perijinan usaha pariwisata, di samping juga menyerap tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal. Mengingat demikian strategisnya posisi pengembangan sektor pariwisata maka developmentalplanningnya sangat penting untuk dipikirkan. Dorongan orang melakukan perjalanan timbul karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan
47
refreshing melepaskan kejenuhan, perayaan ulang tahun atau syukuran kelulusan sekolah. Pemanfaatan wisata nonmarketable seperti wisata Pantai Amal sering tidak diukur (terabaikan) dalam menghitung kontribusi nilai ekonomi wisata, akibatnya data tentang nilai ekonomi kuantitatifnya masih sangat kurang atau bahkan belum ada. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan penghitungan nilai ekonomi wisata Pantai Amal sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengelolaan wisata Pantai Amal di masa mendatang.
Dari hasil survey himpunan p e r t a m a m e n c e r m i n k an nilai pemakai karena wawancara dilakukan di t a m a n , himpunan kedua datang dari para responden baik pemakai atau bukan pemakai taman yang diwawancarai di pemukiman mereka. Dari sampel yang di ambil di 17 distrik dalam lingkaran sekitar taman. Kesedian membayar rata-rata mereka yang diwawancarai di kelompokan kedalam sembilan jangkauan moneter. Jumlah uang bervariasi dari B0 sampai B500 tiap tahun. Sedangakan nilai sosial taman yang lebih luas baik bagi pemakai atau bukan pemakai. Pramudhito (2010), pada studi kasus Air Terjun Jumog Kabupaten Karanganyar, mendapatkan bahwa Total manfaat pengunjung pada karcis masuk sama dengan nol adalah sebesar Rp74.578.533,33,-, sedangkan jika surplus konsumen per 1000 penduduk per tahun pada tarif karcis masuk Rp 3000,- adalah Rp 41.230.347,21,-. Besaran nilai rata-rata kesediaan untuk membayar (WTP) per pengunjung terhadap pengembangan fasilitas di Air Terjun Jumog adalah Rp 7.014,06,Premono dan Kunarso (2010), menghitung nilai ekonomi di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, dengan metode biaya perjalanan, di Palembang. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman Wisata Alam Punti Kayu meliputi biaya perjalanan, jumlah penduduk per kecamatan, dan jumlah waktu kerja per hari. Model persamaan permintaan berdasarkan metode biaya perjalanan, yaitu Y = -4,018 + 0,0002428 X1 dengan r2 = 0,767; Y adalah permintaan rekreasi dan X1 adalah biaya perjalanan. Valuasi ekonomi dari Taman Wisata Alam Punti Kayu diperoleh dari nilai rata-rata kesediaan berkorban, nilai yang dikorbankan, dan surplus konsumen per
2. STUDI LITERATUR Studi-studi yang pernah dilakukan dengan tema penilaian ekonomi terhadap situs rekreasi, pertama, pe n e l i t i a n y a n g d i l a k u k a n o l e h Dixon (1980) tentang“ P e n i l a i a n T a m a n Publik Lumpinee di Ban gkok, Thailand”. Penelit i a n i n i menggunakan pedekatan biaya perjalanan (Travel Cost) d e n g a n t e k n i k s e d e r h a n a yaitu dengan pendekatan zonasi dan menggunakan alat analisis regresi. Responden dibagi ke dalam 17 kelompok berdasarkan distrik administratif, dimana diambil 187 responden pengambilan data dengan teknik survey, dari hasil pengambilan sampel dapat di simpulkan 37 persen pengunjung tiap hari kerja dan 67 persen pengunjung akhir minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian taman Lumpinee pada akhir minggu lebih banyak jika dibandingkan dengan pemakaian pada hari kerja. Pedekatan yang kedua di gunakan untuk menghitung kesediaan orang untuk membayar digunakan pendekatan penilaian Hipotesis.
48
1.000 penduduk yang masing-masing adalah Rp 365.932,215; Rp 165.485,997, dan Rp 200.446,218. Penelitian selanjutnya Hakim, dkk (2011), dengan judul “Economic Valuation of Nature-Based Tourism Object in Rawapening, Indonesia: An Application of Travel Cost and Contingent Valuation Method”. Dari hasil survei dan analisis telah menghasilkan temuan sebagai berikut: Nilai ekonomi dari ekowisata diperkirakan Rp 7,41 miliar untuk surplus konsumen dan Rp 1,65 miliar untuk Total keuntungan per tahun. Ini berarti bahwa nilai ekonomi yang signifikan berbasis wisata alam akan hilang dari setiap pembangunan skala besar dengan menurunkan lingkungan alam.
yang meliputi biaya transport pulang pergi dari tempat tinggalnya ke Pantai Amal dan pengeluaran lain selama di perjalanan dan di dalam Pantai Amal (mencakup dokumentasi, konsumsi, parkir, karcis masuk, dll). Biaya konsumsi adalah biaya yang dikeluarkan selama hari kunjungan wisata dikurangi dengan rata-rata biaya konsumsi harian. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui variable yang mempengaruhi banyaknya kunjungan ke lokasi wisata Pantai Amal. Sedangkan nilai ekonomi dihitung menggunakan fungsi permintaan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kunjungan tempat wisata Pengunjung umumnya berusia relatif muda, umur rata-rata 30 tahun dan sebagian besar (82%) belum menikah dengan pekerjaan karyawan swasta dan pegawai negeri. Pengunjung berjenis kelamin laki-laki sebanyak 99 orang (48,53%), dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 105 orang (51,7%). Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Pantai Amal disajikan pada Tabel 1.
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lokasi Pantai Amal, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sampel yang digunakan sebanyak 200 responden, yang didapatkan menggunakan kuesioner. Nilai ekonomi rekreasi diduga dengan menggunakan metode biaya perjalanan wisata (travel cost method),
Tabel 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung Pantai Amal Uraian Satuan Rata-rata Minimum Maksimum Umur Tahun 30 17 50 Pendidikan Tahun 14 6 16 Penghasilan Rp/bulan 2.500.000 250.000 4.000.000 Biaya konsumsi/hari Rp 20.000 12.500 35.000 Waktu kerja/hari Jam 7,48 0 16 Waktu luang/hari Jam 2,11 0 16 Waktu luang/minggu Hari 0,6 0 7 Sumber: Data Primer, 2014. sebagian kecil pengunjung yang datang Pengunjung umumnya datang bersama keluarga (14,3%) atau sendiri secara rombongan (55%) dengan (5,5%). Sebagian besar pengunjung menggunakan kendaraan sepeda motor, menggunakan sepeda motor (93,63%), berdua dengan teman atau kerabat sedangkan sisanya (6,37%) (25,2%) dengan menggunakan sepeda menggunakan mobil. Banyaknya motor atau kendaraan umum, hanya pengunjung yang datang secara
49
0.228 LOG(AGE) + 0.260 LOG(WORK) + 0.141 LOG(LEISR) + e
rombongan dengan menggunakan kendaraan pribadi disebabkan tidak adanya kendaraan umum ke tempat ini.Pada umumnya, kunjungan ini merupakan kunjungan lebih dari lima kali kunjungan (88%), yang lainnya adalah kunjungan pertama (0,8%), kunjungan ke dua (1,3%), kunjungan ke tiga (4,4%), kunjungan ke empat (3,8%), kunjungan ke lima (1,7%). Tujuan kunjungan mereka terutama adalah rekreasi atau menghilangkan kejenuhan (85,2%), selain itu adalah piknik/melihat pemandangan (10,3%), dan tujuan lain (4,5%). Besarnya proporsi jumlah pengunjung pegawai swasta, dan pegawai negeri menunjukkan bahwa kelompok mereka lebih memerlukan rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas kerja seharihari.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka hasil koefesien regresinya dapat di interpretasi sebagai berikut : 1. Nilai konstanta (α0) = 2,651 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel bebas (biaya perjalanan ke Pantai Amal, biaya perjalanan ke lokasi lain, pendapatan, pendidikan, umur, waktu kerja dan waktu luang) dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka besarnya VISIT mempunyai nilai sebesar 2,651 satuan. 2. Nilai koefesien β1 = - 0,044 artinya jika biaya perjalanan ke lokasi wisata Pantai Amal naik sebesar satu satuan maka VISIT akan turun sebesar 0,044 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. 3. Nilai koefesien β2 = 0,031 artinya jika biaya perjalanan ke lokasi wisata lain naik sebesar satu satuan maka VISIT akan naik sebesar 0,031 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. 4. Nilai koefesien β3 = -0,057 artinya jika pendapatan per bulan pengunjung naik sebesar satu satuan maka VISIT akan turun sebesar 0,057persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. 5. Nilai koefesien β4 = 0,179 artinya jika variabel pendidikan pengunjung naik sebesar satu satuan, maka VISIT akan naik sebesar 0,179 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. 6. Nilai koefesien β5 = -0,228 artinya jika umur pengunjung naik sebesar satu satuan maka VISIT akan turun sebesar 0,228 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. 7. Nilai koefesien β6 = 0,260 artinya jika variabel waktu kerja
Tabel 2. Distribusi Pengunjung Pantai Amal Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan Jumlah pengunjung Orang Persentase Pegawai swasta 158 77,45 Pegawai negeri 41 20,09 Wiraswasta 2 0,98 Ibu rumah 2 0,98 tangga Mahasiswa 1 0,49 Sumber: Data Primer, 2014. Hasil Analisis Regresi Hasil analisis regresi linier berganda terhadap banyaknya kunjungan (VISIT) dan variabel yang mempengaruhinya (biaya perjalanan ke Pantai Amal, biaya perjalanan ke lokasi lain, pendapatan, pendidikan, umur, waktu kerja dan waktu luang) ditunjukkan oleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
LOG(VISIT) = 2.651 - 0.044 LOG(COST) + 0.031 LOG(SUBCOST) - 0.057 LOG(INC) + 0.179 LOG(EDU) -
48
8.
9.
10.
11.
pengunjung per minggunya naik sebesar satu satuan maka VISIT akan naik sebesar 0,260 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Nilai koefesien β6 = 0,141 artinya jika variabel waktu luang pengunjung per minggunya naik sebesar satu satuan maka VISIT akan turun sebesar 0,141 persen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan sebanyak tujuh (7) variabel. Berdasarkan hasil pengujian model secara simultan yang ada dalam model, ternyata nilai F statistic adalah sebesar 0,511 dengan p-value = 0,826, sehingga p-value > α = 0,05. Berdasarkan hasil ini maka Ho diterima, hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama, variabel-variabel independen yakni biaya perjalanan ke Pantai Amal, biaya perjalanan ke lokasi lain, pendapatan, pendidikan, umur, waktu kerja dan waktu luang yang digunakan dalam studi ini berpengaruh terhadap variabel WTP. Hasil regresi mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, variable independen memiliki pengaruh yang signifikan. P-value ketujuh variabel tersebut lebih dari taraf signifikansi 5 persen. Model ini lolos uji asumsi klasik.
satu kali kunjungan menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh konsumen yaitu pengunjung objek wisata Pantai Amal lebih besar dibanding pengeluaran rata-rata ke objek wisata Pantai Amal tersebut yaitu sebesar Rp.108.100,-. Hal ini berarti objek wisata Pantai Amal memberikan manfaat yang lebih besar dari apa yang ditawarkan terhadap para pengunjung dan juga dari biaya yang harus mereka keluarkan agar dapat menikmati rekreasi di objek wisata Pantai Amal. Untuk memperoleh nilai total ekonomi (Economic Total/ET), maka nilai surplus per individu per tahun, maka: ET
= CS x Visit = 14.068.560 x 64.560 = Rp.908.266.233.600,-
Sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Pantai Amal sebesar Rp.908.266.233.600,-, dengan jumlah kunjungan tahun terakhir (2013) sebanyak 64.560 kunjungan. Sedangkan total pengeluaran (Total Expenditure/TE), yaitu: TE
= Rp.12.000 x 64.560 = Rp.774.720.000,-
Total pengeluaran kunjungan Pantai Amal yaitu sebesar Rp.774.720.000,-.
5. KESIMPULAN 1) Banyaknya kunjungan ke Pantai Amal dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh biaya total kunjungan ke lokasi wisata lain selain Pantai Amal, pendidikan pengunjung, waktu luang dan waktu kerja pengunjung; 2) Korelasi antara banyaknya kunjungan dan biaya total kunjungan ke lokasi wisata lain selain Pantai Amal, pendidikan
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai surplus konsumen sebesar Rp.14.068.560,- per individu per tahun atau surplus konsumen per individu per satu kali kunjungan sebesar Rp.827.562,- dimana pengunjung yang datang ke objek wisata Pantai Amal rata-rata telah berkunjung sebanyak 17 kali. Surplus yang diperoleh konsumen sebesar Rp.827.562,- per individu per
49
3)
4)
5)
6)
pengunjung, waktu luang dan waktu kerja pengunjung sangat kuat; Biaya perjalanan rata-rata adalah Rp.108.100,- dan pendapatan ratarata adalah Rp.2.388.500,-, dengan jumlah pengunjung pada tahun terakhir yaitu tahun 2013 dengan jumlah kunjungan sebesar 64.560 pengunjung; Adanya perubahan biaya perjalanan sebesar 100 persen, akan direspon masyarakat dengan kenaikan jumlah kunjungan 0,074 persen. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan rekreasi Wisata Pantai Amal bersifat inelastis (<1); Bila ada kenaikan pendapatan 100 persen, kunjungan ke Pantai Amal naik 2,11 persen. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh pendapatan lebih besar daripada biaya perjalanan terhadap jumlah kunjungan ke Pantai Amal; Nilai ekonomi Pantai Amal yang dihitung dengan total pengeluaran pengunjung adalah Rp.774.720.000,-.
harus diadakan kenaikan tiket masuk, agar ada tambahan pendapatan pada Objek Wisata Pantai Amal, dan Pemerintah Daerah.
6. DAFTAR PUSTAKA Hakim, A.R, S. Subanti, dan M. Tambunan, 2011, Economic Valuation Of Nature-Based Tourism Object In Rawapening, Indonesia: An Application Of Travel Cost And Contingent Valuation Method, Journal Of Sustainable Development, Vol. 4, No. 2, April 2011, Published by Canadian Center of Science and Education. Premono, B.T, dan A. Kunarso, 2010, Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Jurnal Penelitian Hutan Dan Konverssi Alam, Vol. Vii No.1 : 13-23, 2010. Pramudhito, Adhianto, 2010, Aplikasi Biaya Perjalanan (Travel Cost) Pada Wisata Alam Studi Kasus: Air Terjun Jumog Kabupaten Karanganyar, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
SARAN Diperlukan penelitian selanjutnya, menggunakan metode zona travel cost. Sehingga dapat mengetahui pengaruh jarak lokasi wisata terhadap daerah asal. Kemudian, untuk meningkatkan nilai ekonomi wisata diperlukan pengelolaan kawasan wisata yang lebih baik, antara lain merawat sarana dan prasarana yang telah ada, dan upaya meningkatkan/ menambahkan sarana prasarana yang belum ada (camping ground, shelter, jalan setapak, teater terbuka dan bangunan-bangunan yang dapat dijadikan sebagai tempat penginapan atau seminar) sehingga dapat berfungsi, dan melakukan promosi. Karena permintaan wisata Pantai Amal bersifat inelastis, maka untuk
50