VALUASI EKONOMI OBJEK WISATA GUNUNG BANYAK DI KOTA BATU DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL TRAVEL COST
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
SURYA PERDANA HADI 115020107111049
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
VALUASI EKONOMI OBJEK WISATA GUNUNG BANYAK DI KOTA BATU DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL TRAVEL COST Surya Perdana Hadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini menggunakan salah satu metode valuasi ekonomi lingkungan yaitu individual travel cost method. Lokasi penelitian yaitu objek wisata Gunung Banyak yang berada di Kota Batu. Waktu dilaksanakannya penelitian yaitu pada saat hari libur nasional tanggal 17 Agustus 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung menggunakan kuisioner. Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis manfaat yang dirasakan pengunjung dari objek wisata Gunung Banyak serta menganalisis kesediaan pengunjung untuk membayar (Willingness to pay) dalam rangka ikut melestarikan dan meningkatkan pengelolaan yang lebih baik. Dalam penelitian ditemukan bahwa mayoritas pengunjung berusia 18-25 tahun dengan profesi mahasiswa. Biaya perjalanan, jarak objek wisata dari rumah, serta waktu tempauh yang dibutuhkan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ke objek wisata. Sedangkan pendapatan masing-masing pengunjung tidak berpengaruh. Manfaat (nilai) yang diperoleh pengunjung saat ini masih jauh diatas kesediaan membayar dari pengunjung. Sehingga diperlukan upaya dari pengelola dan pemerintah Kota Batu untuk mempertahankan, mengembangkan serta merawatnya agar eksistensi dari objek wisata Gunung Banyak ini tidak rusak dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengunjung.
Kata Kunci: Valuasi Ekonomi, Biaya Perjalanan Individu, Kesediaan Membayar.
A. Pendahuluan Lingkungan yang alami memegang peranan yang penting bagi pariwisata di Indonesia, hal tersebut dikarenakan lingkungan yang alami merupakan sumber kehidupan utama dan sumber hiburan pada saat sekarang ini kaitannya dengan pariwisata. Memanfaatkan sumberdaya lingkungan seperti lingkungan alam pegunungan untuk dijadikan objek wisata (wisata alam) dapat dikatakan sebagai salah satu upaya untuk menggali dan meningkatkan nilai tambah bagi sumberdaya alam pada lingkungan tersebut. Suatu kegiatan atau kebijakan terhadap lingkungan akan menimbulkan suatu dampak, oleh karena itu untuk keberlangsungan lingkungan tersebut sebagai mana mestinya diperlukan pemberian nilai (harga) terhadap dampak yang ditimbulkan. Menurut Djijono (2002) nilai adalah harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Nilai atau harga dapat pula dikonotasikan sebagai kegunaan, kepuasan, dan kesenangan. Ukuran harga dalam hal ini dapat ditentukan oleh waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya.
Jawa Timur adalah salah satu contoh Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang baik. Menurut data yang didapatkan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur tahun 2014, minat wisatawan baik wisatawan nusantara (Wisnus) maupun wisatawan mancanegara (Wisman) untuk berkunjung ke Jawa Timur memiliki tren meningkat dari tahun 2011-2014. Salah satu Kota di Jawa Timur yang memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung adalah Kota Batu. kondisi geografis Kota Batu adalah pegunungan dengan ketinggian 680-1.200 meter diatas permukaan laut, dimana hampir sebagian besar wilayahnya merupakan areal perbukitan dengan pemandangan indah dan suhu udara yang relatif masih sejuk. Salah satu objek pariwisata yang menarik untuk dikunjungi di Kota Batu adalah objek wisata yang berada di daerah Gunung Banyak. Dalam objek wisata Gunung Banyak ini memiliki atraksi wisata antara lain melihat terbang paralayang, pemandangan kota dari atas bukit pada siang hari dan pemandangan city lights pada malam hari, serta dapat menikmati pemandangan dari atas rumah kayu yang dibangun di atas pohon pinus. Objek wisata alam tidak memiliki nilai pasar yang pasti, maka pemberian nilai (valuasi) kepada objek wisata alam dilakukan dengan pendekatan biaya perjalanan individu. Secara prinsip metode biaya perjalanan individu adalah mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mengunjungi objek wisata untuk menganalisis manfaat yang dirasakan oleh pengunjung tersebut. Dilihat dari segi fungsinya, objek wisata Gunung Banyak memiliki fungsi yaitu sarana rekreasi, memberikan lapangan kerja dan kesempatan berwirausaha, mencegah banjir serta memelihara kesuburan tanah. Untuk itu, diperlukan adanya kesediaan membayar para pengunjung (Willingness To Pay) yang sengaja datang guna membantu pemerintah dalam mengola dan melestarikan objek wisata Gunung Banyak dengan sebaik mungkin, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan menarik kedatangan pengunjung lebih banyak.
B. Tinjauan Pustaka Ekonomi Lingkungan Suparmoko, 2000 dalam Nugroho, 2010 mendefinisikan ekonomi lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi atau peran lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaannya dalam jangka panjang. Lingkungan alami juga memiliki peranan penting dalam perekonomian yaitu antara lain sebagai : 1. Sumber bahan mentah (renewable dan non-renewable resources) untuk produksi dan konsumsi 2. Pengolah limbah alami (asimilator) 3. Penyedia jasa-jasa lingkungan (environmental services) seperti keindahan alam, pengaturan iklim, pemeliharaan terhadap diversitas genetik, serta stabilitas dari ekosistem
Fokus ilmu ekonomi lingkungan terutama pada bagaimana dan mengapa orang-orang membuat keputusan yang memiliki akibat-akibat terhadap lingkungan alam. Selain itu, juga terkait dengan bagaimana institusi-institusi ekonomi dan kebijakan-kebijakan dapat membawa dampak-dampak lingkungan kedalam keseimbangan antara keinginan-keinginan manusia dengan kebutuhankebutuhan dari ekosistem itu sendiri. Valuasi Ekonomi Valuasi ekonomi merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan baik atas nilai pasar (Market Value) maupun nilai non pasar (Non Market Value) (Igunawati, 2010). Salah satu cara untuk menghitung nilai ekonomi adalah dengan menghitung Total Economic Value (TEV). TEV adalah nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam baik nilai guna maupun nilai fungsionalnya. TEV pada dasarnya sama dengan net benefit yang diperoleh dari sumberdaya alam, namun dalam konsep ini nilai yang dikonsumsi oleh seorang individu dapat dikategorikan ke dalam dua komponen utama yaitu use value dan non-use value (Susilowati, 2004 dalam Igunawati, 2010). Kesediaan Untuk Membayar (Willingness to Pay) Konsep Willingness to pay didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya (Susilowati, 2009). Konsep ini juga dapat berarti kesediaan seseorang untuk membayar terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya dan lingkungan. Dengan konsep ini, nilai ekologis ekosistem bisa dikonversikan ke dalam nilai ekonomi. Willingness to pay pada dasarnya untuk mengukur nilai benefits dari sesuatu didasarkan atas perspektif manusia (individu), sehingga alat ukurnya adalah kesediaan membayar (willingness to pay) untuk menikmati atau menghindari sesuatu. Dengan kata lain, nilai benefits yang didapatkan seseorang atas sesuatu setara dengan jumlah yang mau mereka bayarkan untuk menikmati sesuatu tersebut (Pramudhito, 2010). Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Pendekatan biaya perjalanan memanfaatkan informasi tentang waktu dan pengeluaran uang yang dilakukan oleh para pengunjung tempat rekreasi untuk mengadakan perjalanan ke dan dari tempat rekreasi. Pendekatan ini adalah untuk memperkirakan kurva permintaan untuk pemakaian tempat rekreasi. Untuk menentukan fungsi permintaan terhadap objek wisata dilakukan regresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan. Informasi ini kemudian digunakan untuk menghitung surplus konsumen yang dinikmati oleh para pemakai taman (Dixon et al., 1991). Travel cost method (TCM) memiliki tiga pendekatan, yaitu:
a) Zonal travel cost, dapat dilakukan hanya dengan menggunakan data sekunder dan beberapa data sederhana yang dikumpulkan dari para pengunjung. b) Individual travel cost, menggunakan sebuah survei yang lebih terperinci terhadap para pengunjung. c) Random utility, menggunakan survei dan data-data pendukung lainnya, serta teknik statistika yang lebih rumit.
C. Metode Penelitian Pada penelitian valuasi ekonomi objek wisata Gunung Banyak Kota Batu ini, digunakan metode kuantitatif survei. Menurut Zikmund (1997) metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini untuk mencari nilai ekonomi digunakan pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost method). Variabel terikat yang digunakan adalah tingkat kunjungan dalam satu tahun terakhir, sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah biaya perjalanan, jarak dari rumah ke objek wisata, pendapatan masing-masing pengunjung serta waktu tempuh yang diperlukan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek wisata Gunung Banyak yang terletak di Desa Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian secara langsung di lapangan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2015, yaitu bertepatan dengan hari libur nasional. Kondisi objek wisata pada saat dilakukan penelitian adalah sangat ramai pengunjung. Dengan pengunjung rata-rata adalah usia muda. Jenis dan Sumberdata Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden melalui kuisioner. Data tersebut meliputi data diri singkat pengunjung, rincian biaya perjalanan yang dikeluarkan dalam kunjungan tersebut, data jarak rumah pengunjung dengan objek wisata, data pendapatan masing-masing pengunjung, waktu tempuh yang dibutuhkan dari rumah ke objek wisata serta pendapat pengunjung mengenai keadaan fisik dan pengelolaan objek wisata Gunung Banyak. Data sekunder juga diperoleh dari literatur buku, jurnal serta sumber lain yang relevan dengan topik penelitian ini. Metode Pengambilan Sampel Metode yang akan digunakan yaitu metode sampling insidental yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental ditemui pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan untuk jumlah sampel, Roscoe (1982) dalam Sugiyono (2012) memberikan saran bahwa
bila dalam penelitian yang akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti berjumlah 5 (independen dan dependen), maka ukuran sampel minimal = 10 x 5 = 50 sampel. Metode Analisis Data Analisis Regresi Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk menentukan fungsi permintaan objek wisata dengan variabel dependen yaitu jumlah kunjungan dan variabel independen biaya perjalanan, jarak tempat tinggal, pendapatan, dan waktu tempuh. Sehingga bentuk fungsinya sebagai berikut : JKi = f (BPi, Ji, Ii, WTi) JK BP J P WT
= Jumlah kunjungan individu objek wisata Gunung Banyak = Biaya perjalanan individu = Jarak tempat tinggal pengunjung ke Gunung Banyak = Pendapatan pengunjung = Waktu tempuh
Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Setelah dilakukan regresi untuk menentukan fungsi permintaan terhadap objek wisata. Informasi ini kemudian digunakan untuk menghitung surplus konsumen yang dinikmati oleh pengunjung objek wisata Gunung Banyak. Untuk menghitung surplus konsumen, menggunakan formulasi sebagai berikut : Dx = Qx = a – bPx Persamaan diatas digunakan untuk menghasilkan surplus konsumen sebagai nilai atau manfaat yang dirasakan oleh pengunjung objek wisata. Untuk mencari surplus konsumen per individu per tahun digunakan penghitungan integral dengan batas atas adalah biaya perjalanan tertinggi dan batas bawah adalah biaya perjalanan terendah. Sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut :
SK = Surplus Konsumen P1 = Biaya perjalanan tertinggi P2 = Biaya perjalanan terendah Px = fungsi permintaan objek wisata
Analisis Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Nilai keinginan dan kesanggupan membayar oleh pengunjung atas manfaat lingkungan yang mereka rasakan diperoleh dengan cara menghitung dugaan rataan WTP. Data kesediaan membayar dari pengunjung diperoleh dari data primer kuisioner. Selanjutnya dari data tersebut akan dihitung dugaan rata-rata WTP dengan menggunakan rumus menghitung dugaan WTP. Nilai rata-rata yang akan dikeluarkan oleh responden yang bersedia membayar dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :
Keterangan : EWTP = Rata-rata nilai WTP pengunjung Wi = Besar WTP yang bersedia dibayarkan i = Responden yang bersedia membayar n = Jumlah responden D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Karakteristik Responden Dari hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa umur responden tergolong usia produktif yang berkisar antara 15 tahun hingga 55 tahun. Berikut adalah data umur responden berdasarkan beberapa kategori umur : Tabel 1 : Data Kelompok Umur Responden
NO
Kategori Umur (Tahun)
Jumlah Responden (orang)
Persentase (%)
1
15-19 Tahun
6
12%
2
20-24 Tahun
32
64%
3
25-29 Tahun
9
18%
4
>29 Tahun
3
6%
50
100%
Jumlah
Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
Dari jumlah tersebut dapat terlihat bahwa objek wisata Gunung Banyak cenderung lebih menarik untuk dikunjungi oleh pengunjung usia muda dibandingkan dengan pengunjung usia tua diatas 29 tahun. Pekerjaan responden akan mempengaruhi keinginan individu untuk melakukan perjalanan atau kunjungan wisata. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan waktu yang dimiliki oleh pengunjung. Berikut adalah data jenis pekerjaan responden pada penelitian ini :
Tabel 2 : Data Pekerjaan Responden
NO
Jenis Pekerjaan
Jumlah Responden (orang) 0
Persentase (%)
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2
Wiraswasta
6
12%
3
Karyawan Swasta
5
10%
4
Pelajar/Mahasiswa
38
76%
5
Ibu Rumah Tangga
1
2%
6
Lain-lain
0
0%
Jumlah 50 Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
0%
100%
Tabel 2 merupakan data pekerjaan responden dimana responden pengunjung dengan latar belakang profesi pelajar/mahasiswa berjumlah paling besar yaitu 38 orang atau sebesar 76%. Sedangkan tidak ada responden pengunjung dengan latar belakang pegawai negeri sipil (PNS) yang berkunjung. Hal ini dapat terjadi antara lain karena faktor ketersediaan waktu untuk melakukan kunjungan wisata bagi pelajar/mahasiswa cenderung lebih banyak jika dibandingkan pengunjung yang sudah memiliki pekerjaan, terutama jika dibandingkan dengan yang berlatar belakang pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS) yang hanya memiliki waktu terbatas diluar pekerjaannya. Pendapatan akan mempengaruhi sesesorang dalam mengambil keputusan mengalokasikan anggaran konsumsinya, termasuk konsumsi untuk kunjungan wisata. Pendapatan juga akan mempengaruhi pilihan jenis atau objek wisata yang ingin dikunjungi. Berikut adalah komposisi responden menurut tingkat pendapatan per bulan : Tabel 3 : Data Pendapatan Responden NO
Penghasilan Responden (Rp)
Jumlah Responden (orang) 12
Persentase (%)
1
1.000.000 - 1.499.000
24%
2
1.500.000 - 1.999.000
13
26%
3
2.000.000 - 2.499.000
10
20%
4
2.500.000 – 2.999.000
9
18%
5
3.000.000 – 3.499.000
5
10%
6
>3.499.000
1
2%
Jumlah
50
100%
Minimum = 1200000 Maximum = 3500000 Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
Secara mayoritas, pengunjung objek wisata Gunung Banyak dapat dikategorikan individu dengan penghasilan menengah kebawah. Kelompok
individu dengan penghasilan menengah kebawah adalah kelompok dengan penghasilan per bulannya kurang dari Rp 2,6 juta (www.fiskal.co.id). Jarak tempat tinggal dengan tempat berwisata atau objek wisata merupakan salah satu faktor yang menentukan keinginan berkunjung bagi wisatawan. Berikut adalah data jarak tempat tinggal responden penelitian ini dengan objek wisata Gunung Banyak : Tabel 4 : Data Jarak Tempat Tinggal
NO
Jarak (Km)
1
0 - 19,99
Jumlah Responden (orang) 24
2
20 - 39,99
24
48%
3
40 - 59,99
1
2%
4
>59,99
1
2%
Persentase (%)
50 Jumlah Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
48%
100%
Tabel 4 merupakan data jarak tempat tinggal responden dimana dapat dilihat bahwa responden dengan rentang jarak tempat tinggal dengan objek wisata 019,99 Km berjumlah sama dengan responden dengan rentang jarak tempat tinggal 20-39,99 Km, yaitu berjumlah masing-masing 24 orang. Sedangkan responden pada rentang jarak 40-59,99 Km dan >59,99 Km masing-masing hanya berjumlah satu orang. Hal tersebut menunjukkan objek wisata Gunung Banyak bukan merupakan objek wisata tujuan utama di Kota Batu, terutama bagi wisatawan luar kota yang berkunjung ke Kota Batu. Alasan lain yang mungkin terjadi adalah objek wisata Gunung Banyak belum dikenal secara luas oleh wisatawan yang berasal luar daerah dikarenakan promosi yang belum maksimal. Biaya perjalanan dari masing-masing responden merupakan penjumlahan dari biaya transportasi, biaya konsumsi makanan dan minuman, biaya akomodasi dan penginapan, tiket/karcis masuk, biaya dokumentasi, biaya souvenir/oleh-oleh, dan biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam satu kali kunjungan ke objek wisata Gunung Banyak. Berikut adalah tabel 4.7 adalah data biaya perjalanan responden : Tabel 5 : Tabel Data Biaya Perjalanan Responden
NO
Biaya Perjalanan (Rp)
1
0 - 49.999
Jumlah Responden (orang) 16
2
50.000 - 99.999
33
66%
3
> 99.999
1
2%
50 Jumlah Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
Persentase (%) 32%
100%
Selanjutnya adalah jumlah kunjungan yang dilakukan responden ke objek wisata Gunung Banyak selama 12 bulan (1 tahun) terakhir. Berikut adalah data
mengenai jumlah kunjungan responden ke objek wisata Gunung Banyak dalam 12 bulan (1 tahun terakhir). Tabel 6 : Data Jumlah Kunjungan Responden
NO
Jumlah Kunjungan
1
1
Jumlah Responden (orang) 6
2
2
10
20%
3
3
34
68%
50 Jumlah Sumber : Data hasil survey diolah, 2015
Persentase (%) 12%
100%
Tabel 6 merupakan jumlah kunjungan responden. Dari tabel tersebut dapat dilihat responden yang paling banyak yaitu 34 orang atau sebesar 68% dari total responden melakukan 3 kali kunjungan dalam satu tahun terakhir ke objek wisata Gunung Banyak. Rata-rata pengunjung dengan tingkat kunjungan 3 kali dalam 1 tahun terakhir adalah pengunjung yang berdomisili sekitar Kota Batu dan Kota Malang. Responden dengan tingkat kunjungan 1 kali dalam satu tahun terakhir adalah responden yang secara pribadi tidak memiliki kendaraan sendiri sehingga sulit untuk menjangkau objek wisata Gunung Banyak.
Manfaat (Nilai) yang Dirasakan Pengunjung Dari Objek Wisata Gunung Banyak Dengan Metode Biaya Perjalanan Individu Dari data yang telah dihimpun dari responden melalui kuisioner, maka variabel-variabel yang telah ditentukan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan regresi pada aplikasi komputer statistik E-views 6. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat variabel bebas dalam hal ini biaya perjalanan, jarak, pendapatan pengunjung serta waktu tempuh mempengaruhi variabel terikat yaitu tingkat kunjungan. Selain itu juga untuk mengetahui persamaan fungsi permintaan yang terbentuk dari hasil regresi pada variabel-variabel tersebut. Berikut adalah tabel ringkasan hasil pengujian regresi : Tabel 7 : Ringkasan Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda Variabel
Koefisien
Prob.
Biaya
-4.38E-06
0.0000
Jarak
0.015823
0.0380
Pendapatan
5.20E-08
0.4901
Waktu
-0.009923
0.0328
C
5.090792
0.0000
Sumber : Data Primer (diolah), 2015
R2 F-statistic Prob (F-statistic)
= 0.832781 = 56.02722 = 0.000000
Dari data hasil pengujian, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : KUNJUNGAN = -0,00000438*BIAYA + 0,015*JARAK 0,000000052*PENDAPATAN – 0,0099*WAKTU + 5,09
+
Keterangan : Kunjungan = Tingkat kunjungan individu per tahun Biaya = Biaya perjalanan individu ke wisata Gunung Banyak Jarak = Jarak rumah pengunjung dengan wisata Gunung Banyak PENDAPATAN = Pendapatan individu/pengunjung dalam satu bulan Waktu = Waktu tempuh dari rumah ke wisata Gunung Banyak Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa biaya perjalanan bernilai koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa responden/masyarakat cenderung melakukan perjalanan wisata pada biaya (harga) yang lebih rendah sebagaimana hubungan harga dan jumlah barang yang diminta dalam teori ekonomi. Sedangkan variabel pendapatan memiliki nilai probabilitas lebih besar daripada tingkat alpha 5% yaitu sebesar 0,4901. Maka dapat dikatakan bahwa pendapatan pengunjung tidak signifikan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan dari responden pengunjung ke objek wisata Gunung Banyak. Hal ini disebabkan pengunjung yang datang adalah rata-rata berusia 22 tahun, dimana pada usia tersebut rata-rata profesi pengunjung adalah sebagai mahasiswa. Sehingga pendapatan dari pengunjung cenderung bervariasi, yaitu berupa uang saku sebagai mahasiswa. Namun, beberapa responden pengunjung lainnya adalah individu yang telah memiliki pekerjaan dengan beragam profesi. Sehingga dapat dikatakan bahwa objek wisata Gunung Banyak bukan merupakan objek wisata dengan segmen pengunjung dengan tingkat pendapatan tertentu, melainkan seluruh kalangan baik yang berpendapatan rendah maupun tinggi dapat menikmati objek wisata tersebut. Dalam penelitian ini, untuk menghitung valuasi ekonomi pada objek wisata Gunung Banyak digunakan metode biaya perjalanan individu (individual travel cost method). Untuk menghitung surplus konsumen, dari model regresi yang dihasilkan dirubah menggunakan formulasi sebagai berikut : Dx = Qx = a – bPx
Sehingga persamaan untuk menghasilkan surplus konsumen tersebut adalah : p(x) = 5,26 – 0,000045x Untuk menghasilkan surplus konsumen per individu digunakan integral tertentu dengan batas atas yaitu biaya perjalanan tertinggi sebesar Rp 103.000, dan batas bawah yaitu biaya perjalanan terendah sebesar Rp 42.000,- yang didapatkan
berdasarkan kuisioner responden. Berikut adalah formulasi integral untuk menghitung surplus konsumen pada penelitian ini : SK = Dari hasil perhitungan integral untuk mencari surplus konsumen pengunjung objek wisata Gunung Banyak maka diperoleh surplus konsumen per individu per tahun adalah Rp 121.847,5. Rata-rata pengunjung telah berkunjung ke objek wisata Gunung Banyak selama 12 bulan (1 tahun) terakhir sebanyak 2,56 kali. Maka surplus konsumen per individu per satu kali kunjungan adalah sebesar Rp 47.596,68. Kesediaan Membayar Oleh Pengunjung Objek Wisata Gunung Banyak Untuk menghitung rata-rata biaya yang dikeluarkan responden yang bersedia membayar dihitung berdasarkan data kuisioner serta menggunakan rumus seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Berikut adalah tabel data nilai kesediaan membayar dari masing-masing individu : Tabel 8 : Data Kesediaan Membayar Masing-Masing Responden Pengunjung No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah yang Bersedia Dibayarkan 6000 6000 7500 6000 5000 6000 5000 6000 5000 8000 7000 6500 6000 6000 7000 6000 6000 7500 6000 6000 8000 8000 7500 5000 7000 6000 7500 6000 7000 5000
No Responden Jumlah yang Bersedia Dibayarkan 31 7500 32 6000 33 6000 34 7500 35 6000 36 7000 37 7500 38 8000 39 7000 40 6000 41 8000 42 7500 43 7000 44 5000 45 6000 46 7500 47 7000 48 6000 49 7000 50 7500 Sumber : Data primer (diolah), 2015
Berdasarkan perhitungan dari data tersebut menggunakan rumus menghitung rata-rata kesediaan membayar (Willingness To Pay) yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka didapatkan rata-rata kesediaan membayar (willingness to pay) pengunjung untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat wisata alam dalam hal ini adalah objek wisata Gunung Banyak yaitu sebesar Rp 6.570,Surplus konsumen yang dirasakan pengunjung yaitu sebesar Rp 121.847,5 per individu per tahun atau 47.596,68 per individu per satu kali kunjungan lebih besar dari kesediaan membayar pengunjung yaitu sebesar Rp 6.570,-. Dengan demikian berarti objek wisata Gunung Banyak memiliki potensi memberikan manfaat yang lebih besar dari apa yang ditawarkan terhadap pengunjung saat ini. Sehingga pengunjung dapat dengan sukarela membayar sesuai kesediaan membayarnya untuk mendapatkan manfaat yang semaksimal mungkin dari objek wisata Gunung Banyak. E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan tentang valuasi ekonomi pada objek wisata Gunung Banyak, yaitu: 1. Karakteristik pengunjung objek wisata Gunung Banyak yang dominan pada saat dilakukan penelitian dari 50 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung berjenis kelamin laki-laki dengan perbedaan jumlah yang tidak mencolok dengan perempuan. Mayoritas berusia 18-25 tahun dan berprofesi sebagai mahasiswa. 2. Biaya perjalanan, jarak rumah pengunjung ke objek wisata Gunung Banyak, dan waktu tempuh yang dibutuhkan berpengaruh cukup tinggi terhadap tingkat kunjungan individu. Sedangkan pendapatan masing-
masing pengunjung tidak berpengaruh terhadap tingkat kunjungan individu tersebut ke objek wisata Gunung Banyak. 3. Objek wisata Gunung Banyak memiliki potensi memberikan manfaat yang lebih besar dari apa yang ditawarkan terhadap pengunjung saat ini. Hal tersebut dapat terlihat dari manfaat (nilai) yang diperoleh pengunjung saat ini masih jauh diatas kesediaan membayar dari pengunjung. Saran Berdasarkan hasil pembahasan di atas, penulis menyarankan beberapa hal untuk pihak pengelola dan pemerintah daerah Kota Batu, yaitu: 1. Sebaiknya menyediakan tambahan fasilitas untuk mengurangi biaya perjalanan antara lain kendaraan wisata umum untuk kota (city tour) yang salah satu jalurnya melewati objek wisata Gunung Banyak serta terintegrasi dengan transportasi umum lainnya. Dengan demikian diharapkan biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung lebih rendah, sehingga manfaat ekonomi sedemikian tinggi yang diperoleh wisatawan dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di objek wisata Gunung Banyak. Selain itu dengan adanya transportasi wisata yang terintegrasi dengan transportasi umum lainnya diharapkan pula akan menurunkan waktu tempuh untuk mengunjungi objek wisata Gunung Banyak. 2. Melihat kecenderungan pengunjung objek wisata Gunung Banyak adalah pengunjung dengan jarak rumah tidak terlalu jauh dari objek wisata Gunung Banyak, maka pemerintah melalui dinas terkait diharapkan melakukan promosi lebih luas dengan memanfaatkan berbagai media. Hal tersebut bertujuan memperkenalkan objek wisata Gunung Banyak kepada masyarakat lebih luas sehingga wisatawan dari luar kota atau bahkan luar provinsi pun berkeinginan mengunjungi objek wisata tersebut. 3. Sebaiknya dilakukan pelebaran dan perbaikan akses jalan menuju objek wisata Gunung Banyak terutama pada ± 2 Km terakhir sebelum sampai pada objek wisata. Sehingga pengunjung yang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi dapat merasa nyaman dan aman untuk mengunjungi objek wisata Gunung Banyak. DAFTAR PUSTAKA Ariefianto, M Doddy. 2012. Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews. Jakarta : Penerbit Erlangga Case, Karl E., dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip – Prinsip Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. 2014. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Jawa Timur. http://disbudpar.jatimprov.go.id diakses pada 22 Desember 2014 Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, propinsi Lampung.
Makalah Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor. Fiscal.co.id. 2014. (http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-15/2561/mengenalanatomi-kelas-menengah-:-rentang-penghasilan-kelasmenengah#.VgStEt_tmko diakses pada 25 September 2015 pukul 9.35 WIB). Hufschmidt, M.M., dan J.A Dixon. 1986. Economic Valuation Techniques for The Environment: A Case Study Workbook. Baltimore: Johns Hopkins University Press. Igunawati, Diana. 2010. Analisis Permintaan Objek Wisata Tirta Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi ketiga, Jakarta : Penerbit Erlangga. Malangtrip.com. 2013. (http://www.malangtrip.com/artikel-wisata/ diakses pada 29 Januari 2015 pukul 09:53 WIB). Mardalis. 2014. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Nasution, E. Mustafa., dan Hardianus Usman. 2007. Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nugroho, P Setyo. 2010. Valuasi Ekonomi Wisata Pantai Glagah Dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemerintah Kota Batu. 2012. (http://batukota.go.id/statis-2-visidanmisi.html diakses pada 17 Februari 2015 pukul 09:43 WIB). Pramudhito, Adhianto. 2010. Aplikasi Biaya Perjalanan (Travel Cost) Pada Wisata Alam Studi Kasus: Air Terjun Jumog Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Raharjo, Ahmad. 2002. Menaksir Nilai Ekonomi Taman Wisata Tawangmangu: Aplikasi Individual Travel Cost Method. Manusia dan Lingkungan. Vol 9, No. 2 Juli 2002, Universitas Gadjah Mada Subadra, I Nengah. 2007. Bali Tourism Watch: Peran Pemerintah dalam Pembangunan Pariwisata. http://subadra.wordpress.com diakses pada 21 Desember 2014 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Suparmoko M dan Maria R. 2000. Ekonomika Lingkungan. Edisi pertama, Yogyakarta : BPFE. Suprayitno. 2008. Teknik Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Bogor : Departemen Kehutanan Pusat Diklat Kehutanan Susilowati, Indah., dan Irma Afia Salma. 2004. Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal Dengan Pendekatan Travel Cost. Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, : 153-165 Desember 2004 Susilowati M. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi Taman Hutan Raya IR. H. Djuanda Dengan Menggunakan Pendekatan Travel Cost Method. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.