Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
V. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
3. Pengadaan dan perbaikan infrastruktur ! Pengadaan
dan perbaikan sarana transportasi, listrik dan komunikasi.
Dalam upaya mencapai kondisi agribisnis tanaman anggrek yang diharapkan perlu ditempuh peta (Gambar 3) yang menguraikan tentang rangkaian langkah yang harus ditempuh oleh berbagai pihak dimulai dari kegiatan on farm hingga off farm yang diikuti oleh dukungan pembinaan SDM dan penyediaan infrastruktur dan kebijakan yang kondusif dalam upaya mencapai kinerja yang diharapkan. Langkah pelaksanaan dijabarkan mengikuti periode waktu yang telah disepakati. Dengan demikian dalam kurun waktu tertentu tujuan pengembangan tanaman hias dapat dicapai sesuai tujuan yang telah disepakati. Berdasarkan pertimbangan di atas, pengembangan tanaman anggrek sebagai berikut.
usaha
program
1. Penyediaan varietas unggulan spesifik lokasi berdasarkan peta kesesuaian lahan dan agroklimat dibarengi dengan perbanyakan benih secara mericlonal untuk mendapatkan tanaman seragam Diagnosis dan pemecahan masalah pengembangan jenis
tanaman anggrek unggulan komersial.
dan
! Pengadaan dan perbaikan irigasi. ! Pengadaan gudang berpendingin.
4. Pengembangan kawasan sentra produksi anggrek berbasis pasar dan potensi daerah ! Penumbuhan sentra produksi tanaman anggrek di daerah
periurban dan perkotaan. ! Pemantapan sentra produksi anggrek. ! Pemantapan sentra produksi di daerah gerbang ekspor. ! Pelaksanaan model farm tanaman anggrek.
5. Fasilitasi peningkatan kualitas SDM mendukung pengembangan sistem dan usaha anggrek ! Peningkatan penguasaan teknologi dan informasi (pelatihan,
magang). ! Pembinaan
kewirausahaan dan kemampuan manejerial
agribisnis.
Penetapan jenis dan varietas unggulan komersial.
! Pembinaan perawatan taman di daerah perkotaan.
Pembinaan percontohan budidaya jenis dan varietas anggrek
! Peningkatan kompetensi petugas.
sebagai unggulan komersial. Pembinaan dan pengembangan produksi komoditas unggulan
tanaman anggrek spesifik lokasi berdasarkan peta kesesuaian lahan dan agroklimat. 2.Peningkatan produksi dan mutu tanaman anggrek melalui penerapan SOP berbasis GAP ! Pembinaan dan pemahaman GAP, inisiasi SOP dan jaminan
mutu tanaman anggrek.
prasarana
6. Fasilitasi pengembangan kelembagaan on farm dan off farm dalam pola koperasi, korporasi manajemen dan konsorsium industri anggrek
! Pembinaan dan fasilitasi pengembangan kelembagaan on farm tanaman anggrek. ! Fasilitasi forum komunikasi antar kelembagaan. ! Sosialisasi peraturan dan perundangan di bidang pengembangan usaha dan ekspor tanaman anggrek.
! Percontohan penerapan SOP berbasis GAP dalam budidaya
tanaman anggrek.
28
29
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
2005
Teknologi Pascapanen
SNI = Standard Nasional Indonesia; SITI = Sistem Teknologi Informasi; PTT = Pengelolaan Tanaman Terpadu; SOP = Standard Operational Procedure; GAP = Good Agriculture Practice
2010
Gambar 3. Roadmap pengembangan industri anggrek 2005-2010
Database Teknologi Budidaya SDM Teknologi & Dukungan Infrastruktur
Varietas Unggul
Peningkatan / Perbaikan Infrastruktur
SOP / GAP Jenis Anggrek Komersial
Diseminasi Pengembangan
Produk
Pelatihan Tek + Manj.
SITI Variasi Produk
SNI
Market inteleqent
Model inovasi teknologi
Kelembagaan
Modal Regulasi PTT
Produk berdaya saing
Pengemb. Kawasan agrib. anggrek
outlet
Agen
Tersedianya model teknologi pengelolaan tanaman terpadu
Pengembangan Sentra prod. Berbasis SOP
Tersedianya Prod: Kualitas, Kuantitas & Kontinuitas
Terpenuhinya Permintaan Pasar DN/Meningkatnya Ekspor Lembaga Keuangan Promosi Konsumen Dalam/Luar Negeri
Pasar/ Konsumen
ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI ANGGREK 2005 - 2010
30
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
! Pembinaan kelembagaan dan fasilitasi akselerasi ekspor tanaman anggrek. ! Inisiasi pasar lelang tanaman hias. ! Identifikasi dan pengembangan model usaha tanaman
anggrek. 7. Fasilitasi pengembangan jejaring dan jaringan kerja di dalam dan luar negeri ! Fasilitasi forum kerjasama dalam rangka pengembangan
ekspor. ! Fasilitasi
perbaikan iklim usaha agribisnis tanaman anggrek melalui pengusulan koreksi regulasi dan dan kebijakan.
! Inisiasi
kerjasama internasional usaha tanaman anggrek.
dalam
pengembangan
! Identifikasi supply chain management tanaman anggrek. ! Inisiasi pasar lelang tanaman hias di sentra produksi. ! Perluasan jaringan pemasaran di dalam negeri. ! Perluasan jaringan pemasaran di luar negeri.
8.Pengembangan sistem teknologi penataandatabase tanaman anggrek
informasi
(SITI)
dan
! Penyediaan bahan cetakan untuk mendukung pengembangan
tanaman anggrek. ! Penyusunan Web-site tanaman anggrek. ! Penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik. ! Penyediaan bahan informasi story board. ! Penyusunan data base tanaman anggrek. ! Penyusunan peta sentra tanaman anggrek, data produksi,
luas panen. ! Buku profil anggrek.
31
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
9. Promosi peluang usaha agribisnis tanaman anggrek
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
6.
! Partisipasi dan fasilitasi pameran dan promosi.
Pembentukan kelompok usaha merupakan salah satu cara efektif menuju terciptanya usaha agribisnis tanaman anggrek yang berdaya saing. Dengan berkelompok, pelaku usaha akan memiliki posisi tawar yang tinggi terutama dalam hal bernegosiasi dengan pihak lain. Selain itu, pelaku usaha memiliki keuntungan lain yaitu meningkatnya kesempatan untuk mendapatkan akses pembinaan, informasi dan permodalan yang berguna bagi pengembangan usaha tanaman anggrek.
! Pekan anggrek nasional dan flora show 2005. ! Partisipasi world orchids show 2005. ! Pemasyarakatan dan pemanfaatan tanaman hias unggulan. ! Fasilitasi kontak bisnis dan kemitraan usaha. ! Inisiasi penumbuhan outlet tanaman anggrek.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong pelaku usaha tanaman anggrek adalah sebagai berikut : 1.
Penyusunan program produksi dan manajemen produksi anggrek nasional.
2.
Fasilitasi pertemuan komunikasi antar pelaku usaha. Kegiatan ini bertujuan menyediakan forum bagi pelaku usaha untuk saling bertukar pikiran dalam mengatasi masalah yang dihadapi di lapangan. Pertemuan antar pelaku usaha dapat diselenggarakan secara periodik atau pada waktu yang tidak ditentukan atas permintaan para anggota. Pembahasan materi pada saat pertemuan dapat ditentukan sesuai dengan aspirasi anggota. Direktorat Tanaman Hias dapat memfasilitasi tersedianya nara sumber bilamana diperlukan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
3.
Pembinaan teknis dan manajerial pelaku usaha tanaman anggrek. Pembinaan kepada pelaku usaha diperlukan dalam upaya peningkatan kemampuan teknis dan manajerial. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial berguna untuk mendorong pelaku usaha agar lebih profesional dalam pengelolaan usahanya. Profesionalisme akan menciptakan ketahanan yang prima guna mengahadapi persaingan usaha yang semakin ketat.
32
Pembentukan kelompok usaha.
5.
Pembangunan jejaring kerja dan kerjasama kemitraan Inisiasi jaringan kerja dan kerjasama usaha merupakan langkah strategis dalam pengembangan usaha tanaman anggrek. Dengan memperluas jaringan kerja, para pelaku usaha akan mendapatkan peluang kerjasama untuk pemasaran produk yang dihasilkannya. Peluang baru dalam bentuk komitmen bantuan pengembangan usaha kemungkinan juga akan diperoleh. Direktorat Tanaman Hias dapat memfasilitasi terjadinya kerjasama kemitraan antar pelaku usaha tanaman anggrek.
6.
Fasilitasi promosi usaha tanaman anggrek. Promosi merupakan sarana yang efektif untuk mendorong pengembangan usaha tanaman anggrek. Melalui promosi, transaksi antar pelaku usaha dapat diselenggarakan untuk peningkatan penjualan produk tanaman anggrek. Hal ini akan mendorong motivasi pelaku usaha dalam pengembangan budidaya tanaman.
33
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
34
-
UKM -R & D : Rp 60 1.000 - 2.500m2 milyar (10 ribu-25 ribu - Pembinaan tangkai) (Pembinaan sentra Besar/ produksi; Gabungan Pelatihan UKM, Industri khusus untuk 3,000 ->10.000 eksportir: (30.000 -> Penyusunan 100.000 SNI bunga tangkai) potong berbagai jenis Tanaman Pot 2.500 anggrek; 2 berhubungan 10.000m Percontohan (tunggal dan 21.000 - 84.000 pasar lelang malai) pot (50 - 200 untuk bunga): pot/hari) Rp 60 milyar - Infrastruktur (jalan, 1.500 transportasi, 2 50.000m sistim 126 - 420 ribu informasi, pot (300 -1000 pasar, sistim pot/hari) irigasi, sistim komunikasi): Rp 30 milyar Anggrek Bunga potong
Catatan * : pertambahan nilai anggrek dari ekspor anggrek
Komunitas Investasi Total Swasta Pemerintah
Skala Usaha
Perkiraan kebutuhan investasi dan kebijakan pengembangan anggrek disajikan pada Tabel 15 berikut.
Komoditas
Pengembangan anggrek diutamakan untuk tujuan ekspor, oleh karena itu diperlukan investasi yang memadai pada industri swasta. Pengembangan ditingkat petani/komunitas untuk komoditas anggrek sebesar Rp. 1,487 milyar untuk bunga potong dan Rp. 12,456 milyar untuk bunga pot. Bunga pot lebih banyak dikembangkan ditingkat petani/komunitas dengan skala UKM. Dengan pengembangan tersebut, diperkirakan terdapat pertambahan nilai Rp. 960 juta per ha yang diperoleh dari pertambahan nilai ekspor anggrek.
Tabel 15. Perkiraan kebutuhan investasi dan kebijakan pengembangan anggrek
Untuk pengembangan anggrek dibutuhkan investasi dari pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah dibutuhkan untuk mengembangkan infrastruktur, pembinaan, penelitian dan pengembangan. Untuk kurun waktu lima tahun (2005 - 2010) diperkirakan dibutuhkan dana sebesar Rp. 30 milyar untuk infrastruktur, Rp. 60 milyar untuk pembinaan dan Rp. 60 milyar untuk R & D. Sedangkan investasi yang dibutuhkan untuk industri swasta besar adalah Rp. 397,233 milyar. Laboratorium perbenihan membutuhkan investasi Rp. 7,56 milyar, karena itu usaha ini biasanya dilakukan oleh pemerintah atau usaha swasta besar.
Pertambahan nilai
Industri anggrek yang akan dikembangkan adalah anggrek bunga potong dan tanaman pot berbunga (tunggal dan malai). Industri anggrek di Indonesia mempunyai berbagai skala usaha yaitu (1) UKM anggrek potong dengan skala usaha 1000 2500 m2 dan diperkirakan dapat menghasilkan 10.000 - 25.000 tangkai bunga; (2) usaha anggrek potong skala besar, dengan skala usaha 3000 m2 hingga lebih dari 1 ha, yang dapat menghasilkan bunga antara 30.000 sampai 100.000 tangkai; (3) usaha tanaman pot berbunga kecil menengah, dengan skala usaha 1000 - 25000 m2.
Industri Bunga potong Rp. - Kemudahan besar Rp. 960.000.000/ perijinan (1 ha) : 9.993.941.000 ha* termasuk Rp. pengurusan 397.233.000.000 CITES, - Keringanan - laboratorium pajak perbenihan - Kemudahan mericlone cargo dan Rp. transportasi 7.560.000.000 udara Kemudahan ekspor (tariff Bunga pot dan Rp. pengurusan 13.230.918.000 dokumen) - Pembebasan bea masuk untuk dan kimia. - Penyediaan ruangan dingin di bandara - Membangun system kemitraan usaha
Dukungan Kebijakan
VI. KEBUTUHAN INVESTASI
35
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
d. Pengembangan kawasan sentra produksi anggrek berbasis. pasar dan potensi daerah.
VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN Dukungan kebijakan pengembangan investasi sangat diperlukan dalam upaya pengembangan agribisnis anggrek di Indonesia, dengan mengintegrasikan komitmen antar Departemen terkait seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Perdagangan, Departemen Perhubungan. Dukungan kebijakan tersebut antara lain: A.
e. Fasilitasi peningkatan kualitas SDM pengembangan sistem dan usaha anggrek.
mendukung
f. Fasilitasi pengembangan kelembagaan on farm dan off farm dalam pola koperasi, korporasi manajemen dan konsorsium industri anggrek. g. Promosi peluang usaha agribisnis tanaman anggrek. 2. Kemudahan mendapatkan dana dengan persyaratan bunga lunak.
Dukungan Kebijakan Perdagangan dan Transportasi 1. Pembatasan impor melalui peningkatan tarif impor produk florikultura.
3. Kebijakan pemberian jaminan kemudahan berinvestasi di lokasilokasi usaha.
2. Penurunan pajak dan jasa karantina guna peningkatan ekspor komoditas florikultura. 3. Kemudahan pengurusan perijinan perdagangan/ekspor anggrek (CITES).
budidaya
dan
4. Pemberian dispensasi tarif pengangkutan udara, melalui penyediaan fasilitas cargo yang tidak menerapkan tarif komersial pada produk florikultura. 5. Pembebasan bea masuk untuk peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia untuk memproduksi benih secara in-vitro. B.
Dukungan Pembiayaan dan Investasi 1. Dukungan pembiayaan pengembangan anggrek untuk periode tahun 2005 - 2010 dialokasikan untuk kegiatan, yaitu a. Penyediaan infrastruktur, teknologi dan sarana penunjang. b. Peningkatan produksi dan mutu tanaman anggrek melalui penerapan SOP berbasis GAP. c. Pengembangan industri perbenihan yang dapat memproduksi bibit mericlonal sebanyak 450.000.000 bibit per tahun.
36
37
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
LAMPIRAN
38
40 Peta sentra produksi anggrek di Indonesia (Sumatra Utara, Riau, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,Gorontalo) ( )
Lampiran 2. Peta sentra produksi anggrek di Indonesia
Peta sentra agribisnis anggrek di Indonesia (Medan, Palembang, Tangerang, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Kab Bandung, Depok, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Tabanan, Cianjur, Malang, Bangkalan, Blitar, Manado ( )
Lampiran 1. Peta sentra agribisnis dan sentra produksi anggrek di Indonesia
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
41
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Lampiran 3.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Analisis usaha perbenihan anggrek (industri hulu), 2005 1) Uraian
Harga (Rp)
Biaya tetap 1. Gedung laboratorium (10 tahun) 2. Peralatan : a. utama b. penunjang 3. Tenaga kerja a. Manajemen - Manajer - Tata Usaha b. Produksi - Manajer - Wakil manajer - Asisten/teknisi (2) c. Pemasaran - Manajer - Promosi - Distribusi d. Kualiti control 4. Listrik 5. Tanaman Induk
Lampiran 4. Analisa usahatani anggrek Dendrobium (industri primer), 2005 1)
Biaya per 2 tahun (Rp)
400.000.000
80.000.000
200.000.000 100.000.000
40.000.000 20.000.000
10.000.000 1.500.000
240.000.000 36.000.000
8.000.000 3.000.000 1.500.000
192.000.000 72.000.000 72.000.000
5.000.000 2.500.000 2.500.000 5.000.000 2.000.000
Jumlah biaya tetap (A)
120.000.000 60.000.000 60.000.000 120.000.000 48.000.000 100.000.000 1.260.000.000
Uraian Biaya tetap 1. Green house a. Rak (kayu damar laut) 1 m3 Masa pakai 10 th b. Plastik UV, 50 kg @ 18 000 c. Bambu, paku dan tukang Masa pakai 3 th 2. Jaring/net 75 % 2 rol @ 800 000 Masa pakai 5 th 3. Pompa air dan pembuatan sumur 1 unit pompa air sanyo lengkap dengan tangki pembuatan sumur 1 unit Masa pakai 5 th 4. Pompa sprayer untuk menyiram2 unit @ 225 000 Masa pakai 2 th 5. Selang air 20 m @ 4000 Masa pakai 2 th 6. Bak air untuk pemupukan 1 unit Masa pakai 3 th 7. Tenaga kerja (4 bulan) 3 orang @ 750 000 1 orang penanggung jawab 8. Listrik (4 bulan) @ 300 000 pembuatan instalasi listrik Jumlah biaya tetap (A)
Harga (Rp)
5.500.000 900.000 1.600.000 1.600.000
200.000.000
Jumlah biaya tidak tetap (B) Total biaya keseluruhan (A+B=C)
200.000.000 1.460.000.000
Bunga bank (9% flat per th) Total biaya + bunga (C+I=D) Keuntungan 1 hari 1 orang produksi 75 botol; 6 orang = 6 X 75 botol = 450 botol tingkat keberhasilan 80%,per hari 360 botol 2 tahun produksi : 90.000 botol* Pendapatan (E)
131.400.000
25.000
262.800.000 1.722.800.000
2.250.000.000 2.250.000.000
Keuntungan (E - D)
527.200.000
183.333 100.000 177.778 106.666
5.000.000 1.500.000 433.333 450.000 80.000 3.000.000
2.500.000
75.000 13.333 333.333 9.000.000 10.000.000 1.200.000 1.000.000 22.622.777
Biaya tidak tetap 1. Bibit anggrek botolan 4000 botol @25 000 2. Pot tanah 15 cm
Biaya tidak tetap Bahan kimia dan bahan penolong Lainnya
Biaya/panen (Rp)
100.000.000
3000 @ 500 3. Media tanam pakis 3000 @ 500 4. Pupuk 6 kg @ 50 000 5. Pestisida (insektisida+fungisida) 6 kg @ 100.000 Jumlah biaya tidak tetap (B) Total biaya keseluruhan (A+B=C)
1.500.000 1.500.000 300.000 600.000 103.900.000 126.522.777
Bunga bank (9% flat per th) Total biaya + bunga (C+I=D) Keuntungan (utk jml compot 2700) Asumsi 2 % kompot mati, yang mati = 55 kompot Penjualan 2645 kompot Penyusutan 2 % dari penjualan Pendapatan (E) Keuntungan (E - D) Kelayakan R/C (E/D)
Catatan :
1)
11.387.050 137.909.827
75.000
198.375.000 3.967.500 194.407.500 56.497.673 1,41
Luas laboratorium 200 m2
Kelayakan
1,31
R/C (E/D)
Catatan :
42
1)
Luas laboratorium 200 m
2
43
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Lampiran 5.
Analisis usahatani anggrek Dendrobium dalam pot tunggal (tanaman remaja), 20051) Uraian
1
2
3
4
5 6 7 8
1 2 3 4 5
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Biaya tetap Tiang penyangga net +rak (ky.damar laut) 10 m3 @ 5 500 000 Paku dan tukang Masa pakai 5 th Jaring/net 65 % 20 rol @ 800 000 Masa pakai 3 th Pompa air dan pembuatan sumur 1 unit pompa air sanyo lengkap + tangki pembuatan sumur 1 unit Masa pakai 5 th Pompa sprayer listrik 225 w untuk menyiram 3 unit Masa pakai 2 th Selang air 100 m @ 4000 Masa pakai 2 th Bak air untuk pemupukan 1 unit Masa pakai 3 th Tenaga kerja (4 bulan) 3 orang @ 750 000 Listrik (4 bulan) @ 300 000
1 55.000.000 3.000.000 3.866.667
1.777.778
433.333
4
129.167
5
775.000 400.000 66.667 3.000.000 333.333 9.000.000 1.200.000
60.750.000 77.556.944
8
3 4 5
84.537.069
132.300.000 2.646.000 129.654.000 45.116.931
Kelayakan R/C (E/D)
1,53
Catatan :Luas pertanaman 1000 m , 15 000 pot, penjualan 4 bulan satu kali
Biaya tetap Tiang penyangga net +rak (kayu damar laut) 10 m3 @ 5.500.000 Paku dan tukang Masa pakai 10 th atau 20 kali panen per 6 bulan atau 1 kali panen Jaring/net 65 % 20 rol @ 800.000 Masa pakai 5 th atau 15 kali panen Pompa air dan pembuatan sumur 1 unit pompa air sanyo lengkap + tangki pembuatan sumur 1 unit Masa pakai 5 th atau 10 kali panen Pompa sprayer listrik 225 w untuk menyiram 1 unit Masa pakai 5 th atau 10 kali panen Selang air 100 m @ 4.000 Masa pakai 5 th atau 10 kali panen Bak air untuk pemupukan 1 unit Masa pakai 5 th atau 10 kali panen Tenaga kerja (6 bulan) 2 orang @ 750.000 Listrik (6 bulan) @ 100.000
Harga (Rp)
Biaya/panen (Rp)
55.000.000 3.000.000 2.900.000 16.000.000 1.066.667 5.000.000 1.500.000 650.000 775.000 77.500 400.000 40.000 3.000.000 300.000 9.000.000 600.000
Jumlah biaya tetap (A)
4.500.000 7.500.000 1.250.000
6.980.125
9.000
7
1 2
2.500.000
Total biaya + bunga (C+I=D)
6
45.000.000
Bunga bank (9% flat per th)
44
3
5.000.000 1.500.000
Jumlah biaya tidak tetap (B) Total biaya keseluruhan (A+B=C)
2
2
16.000.000
16.806.944
Keuntungan (E - D)
Uraian
Harga (Rp) Biaya/panen (Rp)
Jumlah biaya tetap (A) Biaya tidak tetap Bibit anggrek, 15 000 @ 3000 Pot tanah 12 cm 15 000 @ 300 Media tanam arang 15 000 @ 500 Pupuk 25 kg @ 50 000 Pestisida (insektisida+fungisida) 25 kg @ 100 000
Keuntungan Asumsi 2 % tanaman mati, yang mati = 300 pot Penjualan 14 700 pot Penyusutan 2 % dari penjualan Pendapatan (E)
Lampiran 6. Analisis usahatani anggrek Dendrobium tanaman dewasa berbunga, 2005
14.634.167
Biaya tidak tetap Bibit anggrek, 15.000 @ 7.500 Pot tanah 15 cm 15.000 @ 500 Media tanam arang 15.000 @ 500 Pupuk 50kg @ 50.000 Pestisida (insektisida+fungisida) 50 kg @ 100.000 Jumlah biaya tidak tetap (B)
112.500.000 7.500.000 7.500.000 2.500.000 5.000.000 135.000.000
Total biaya keseluruhan (A+B=C)
149.634.167
Bunga bank (9% flat per th) Total biaya + bunga (C+I=D)
13.467.075 163.101.242
Keuntungan Asumsi 2 % tanaman mati, yang mati = 300 pot Penjualan 14.700 pot Penyusutan 2 % dari penjualan Pendapatan (E) Keuntungan (E - D) Kelayakan R/C (E/D)
15.000
220.500.000 4.410.000 216.090.000 52.988.758
1,32
Catatan :Luas lahan 1000 m2, 15 000 pot, penjualan 6 bulan satu kali
45
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Lampiran 7
Analisis usahatani bunga potong Anggrek Dendrobium, 2005 Uraian
1
2
3
4
5 6 7
8
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Biaya tetap Tiang penyangga net +rak (kayu damar laut) 10 m3 @ 5 500 000 Paku dan tukang Masa pakai 10 th atau 40 kali panen per 3 bulan atau 1 kali panen Jaring/net 65 % 20 rol @ 800 000 Masa pakai 5 th atau 20 kali panen Pompa air dan pembuatan sumur 1 unit pompa air lengkap dengan tangki pembuatan sumur 1 unit Masa pakai 5 th atau 20 kali panen Pompa sprayer listrik 100 w untuk menyiram 3 unit Masa pakai 5 th atau 20 kali panen Selang air 100 m @ 4000 Masa pakai 5 th atau 20 kali panen Bak air untuk pemupukan 1 unit Masa pakai 5 th atau 20 kali panen Tenaga kerja (3 bulan) 2 orang @ 750 000 Listrik (4 bulan) @ 100 000
Harga (Rp)
3 4 5
800.000
Kelompok Dendrobium
1.Panjang malai 2.Jumlah bunga Ruhan 3.Jumlah bunga mekar 4.Jumlah kuncup 5.Susunan bunga dalam Malai 6. Bekas pestisida 7. Bunga rusak 8. BInatang hidup
2.
Kelompok Phalaenopsis
1.Panjang malai 2.Jumlah bunga keseluruhan 3.Jumlah bunga mekar 4.Jumlah kuncup 5.Susunan bunga dalam malai 6.Bekas pestisida 7.Bunga rusak 8.Binatang hidup
Min 60 Min 15 Min 11 Maks 4 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 50 Min 9 Min 7 Maks 2 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 40 Min 5 Min 4 Maks 1 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3.
Kelompok Vanda
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Min 45 Min 12 Min 9 Maks 3 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 40 Min 9 Min 7 Maks 2 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 35 Min 7 Min 5 Maks 2 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4.
Kelompok Aranthera
1.Panjang malai 2.Jumlah kuncup 3 Susunan bunga dalam malai 4.Bekas pestisida 5.Bunga rusak 6.Binatang hidup
Min 75 Maks 9 Lengkap Tidak ada TIdak ada Tidak ada
Min 60 Maks 5 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 50 Maks 2 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5.
Kelompok Oncidium
1.Panjang malai 2.Jumlah malai ada bunga 3.Jumlah malai tanpa bunga 4.Susunan bunga dalam malai 5.Bekas pestisida 6.Bunga rusak 7.Binatang hidup
Min 60 Min 40 Min 20 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 50 Min 33 Min 17 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Min 40 Min 27 Min 13 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6.
Kelompok Cattleya
1.Bekas pestisdida 2.Bunga rusak 3.Binatang hidup 4.Kemekaran bunga
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Belum sempurna
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Belum sempurna
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Belum sempurna
5.000.000
1.500.000 325.000 775.000 38.750 80.000 20.000 3.000.000 150.000 6.000.000 300.000 9.083.750 112.500.000 9.000.000 7.500.000 3.750.000 7.500.000 140.250.000 149.333.750 13.440.038 162.773.788
Bunga bank (9% flat per th) Total biaya + bunga (C+I=D) Keuntungan Asumsi 2 % tanaman mati, yang
mati = 300 pot 3.125
Kelayakan R/C (E/D)
183.750.000 3.675.000 180.075.000 17.301.213
Persyaratan Mutu Kelas II Kelas III Min 50 Min 40 Min 12 Min 8 Min 8 Min 6 Maks 4 Maks 2 Lengkap Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
1.
1.450.000 16.000.000
Jenis Uji
Kelas I Min 60 Min 16 Min 10 Maks 6 Lengkap Tidak ada Tidak ada Tidak ada
55.000.000 3.000.000
Biaya tidak tetap Bibit anggrek, 15000 bibit @ 7500 Pot tanah 18 cm 15 000 buah @ 600 Media tanam arang 15 000 @ 500 Pupuk 75 kg @ 50 000 Pestisida (insektisida+fungisida) 75 kg @100 000 Jumlah biaya tidak tetap (B) Total biaya keseluruhan (A+B=C)
Penjualan 14 700 pot x 4 tangkai Penyusutan 2 % dari penjualan Pendapatan (E) Keuntungan (E - D)
Spesifikasi mutu bunga potong anggrek menurut SNI 01-3171-1995
Jenis Anggrek
Biaya/panen (Rp)
Jumlah biaya tetap (A) 1 2
Lampiran 8.
Panjang malai Jumlah bunga keseluruhan Jumlah bunga mekar Jumlah bunga kuncup Susunan bunga dalam malai Bekas pestisida Bunga mask Binatang hidup
1,11
Catatan :Luas pertanaman 1000 m2, 15 000 pot, penjualan 3 bulan satu kali
46
47