USULAN PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM - PENANGANAN BANJIR DI KOTA MEDAN MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TEKNOLOGI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) BERBASIS BIOCHAR
Oleh : Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS (0031125636) Ir. Gusmeizal, MP (0006086001) Ir. Rizal Aziz, MP (0120096501)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MEDAN AREA FEBRUARI 2015 1
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM IbM 1. Mitra Program IbM
: 1. Kelompok Masyarakat Kampung Aur, 2. Kelompok Masyarakat Perumnas Mandala
2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Lengkap
:
Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS
b. NIP
:
195612311983012001
c. Jabatan Fungsional d. Program Studi /Fakultas e. Alamat Kantor/telp/Fax/ E-mail)
: :
Lektor Kepala Agroteknologi/Pertanian
:
Jl. Kolam No. 1, Medan Estate. 20223/061-7566878, 7366998, 7366781/061-7360168/ uma001@indosat. net.id f. Alamat Rumah/telp/E-mail) : Jl. Melati XIV No. 186, P. Helvetia Medan
[email protected] 3. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota : Dosen 2 (dua) orang b. Nama Anggota I/Keahlian : Ir. Gusmeizal, MP/Agronomi c. Nama Anggota II/Keahlian : Ir. Rizal Aziz, MP/Teknologi Pertanian d. Mahasiswa yang terlibat : 3 (Tiga) orang 4. Lokasi Keiatan Mitra a. Wilayah Mitra (Desa/ : 1.Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun, dan 2. Kecamatan) Perumnas Mandala Kecamatan Medan Denai Kabupaten/Kota : Medan c. Propinsi : Sumatera Utara d. Jarak dari PT : 10 Km 5. Luaran yang Dihasilkan : Keterampilan membuat Lubang Resapan Biopor (LRB) yang berbasis biochar, untuk mengurangi banjir di kota Medan dan kemampuan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk dan biochar yang bernilai ekonomis 6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 10 bulan 7. Biaya Total : Rp. 50.000.000,DIKTI : Rp. 50.000.000,Sumber Lain (Sebutkan) : Rp. 0,00,Medan, 25 Februari 2015 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian UMA,
Ketua Peneliti,
Dr. Ir. Syahbudin Hasibuan, MSi NIDN : 0009106905
Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS NIDN : 0031125636
Menyetujui, Ketua lembaga penelitian UMA Dr. Ir. Suswati, MP NIDN : 0025056514 2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... 2 RINGKASAN .............................................................................................................. 3 DAFTAR ISI................................................................................................................ 4 DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 5 DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ 6 BAB. 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 7 1.1. Latar Belakang Mitra.................................................................................. 7 1.1.1. Aspek Sosial Budaya Kesehatan dan Kehidupan Masyarakat ............... 9 1.1.2. Persoalan dan keberadaan mitra saat ini ................................................. 10 1.2. Data Kondisi Mitra ..................................................................................... 11 1.3. Justifikasi Pengusul Bersama Mitra dalam Menentukan Persoalan Prioritas yang Dihadapi Pada Pelaksanaan Program IbM ........................................ 12 1.4. Permasalahan Mitra yang Sangat Sepesifik .............................................. 13 BAB. 2. TARGET DAN LUARAN ............................................................................ 14 BAB. 3. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 15 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................. 15 3.2. Prosedur Kerja (Realisasi Metode yang Ditawarkan)................................ 15 3.2.1. Pengambilan Sampel untuk Analisis Sifat Fisik Tanah ......................... 16 3.2.2. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah ..................................................... 17 3.3. Rencana Kegiatan ...................................................................................... 17 3.4. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................ 18 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ....................................................... 20 4.1. Kinerja Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dalam Kegiatan PKM Satu Tahun Terakhir ........................................................... 20 4.2. Kualifikasi Tim Pelaksana/Kepakaran yang Dibutuhkan ............................. 20 BAB. 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ....................................................... 23 5.1. Anggaran Biaya Penelitian .......................................................................... 23 5.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 26 LAMPIRAN-LAMPIRAN 3
DAFTAR GAMBAR
1. Skema Teknologi Lubang Resapan Biopori Berbasis Biochar ............................... 12 2. Sebaran Pengambilan Contoh Tanah pada LRB..................................................... 13
4
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambaran Ipteks yang Akan Ditransfer Kepada Mitra ........................................... 21 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul............................................................. 22 3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama Dari Mitra ........................................... 27 4. Denah dan Peta Lokasi ............................................................................................ 30
5
RINGKASAN Persoalan sampah di kota-kota besar, seperti kota Medan merupakan persoalan yang belum bisa ditangani dengan tuntas. Sampah yang menyumbat saluran-saluran drainase menyebabkan banjir pada musim penghujan. Selain itu, semakin sedikitnya lahan resapan air karena banyak halaman rumah dan jalan yang dibuat kedap air sehingga menjadi pemicu utama terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Salah satu cara pengelolaan sampah, khususnya untuk sampah organik adalah Teknologi lubang resapan biopori (LRB) telah banyak diketahui dapat mempercepat peresapan air dengan memanfaatkan sampah organik. Beberapa keuntungan LRB adalah dapat memperbaiki ekosistem tanah, meresapkan air dan mencegah banjir, menambah cadangan air tanah, mengatasi kekeringan, mempermudah penanganan sampah dan menjaga kebersihan, mengubah sampah menjadi kompos, mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan, serta mengatasi masalah akibat genangan. Intensitas dan frekuensi curah hujan di kota Medan yang sangat tinggi menyebabkan banjir terjadi 10 – 12 kali dalam setahun, maka diperlukan modifikasi teknologi LRB agar daya serap terhadap air lebih besar. Salah satu bahan yang mempunyai kapasitas menyerap air yang besar adalah biochar. Biochar mempunyai kemampuan besar untuk menahan air karena memiliki jumlah pori-pori makro dan mikro yang tinggi, adanya gugus fungsional yang bersifat hidrofilik. Keuntungan lain dengan penambahan biochar pada LRB adalah fungsi sebagai resapan menjadi lebih stabil dan dalam rentang waktu yang lama karena biochar tidak mudah melapuk dan tahan sampai 100 tahun. Berdasarkan uraian di atas, salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sampah dan banjir di kota Medan adalah dengan menggunakan teknologi Lubang Resapan Biopori yang dimodifikasi dengan penambahan biochar. Target yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan ini adalah adanya adopsi pengelolaan sampah dengan teknologi LRB berbasis biochar. Untuk mencapai target yang diharapkan maka dilakukan pelatihan dan pembuatan demplot LRB berbasis biochar pada masyarakat di beberapa wilayah di kota Medan yang rawan banjir sebagai percontohan, dalam upaya penanggulangan banjir di Kota Medan. Selain itu, akan diadakan sosialisasi hasil kegiatan teknologi LRB berbasis biochar melalui media massa maupun paparan langsung. Sedangkan luarannya adalah teknologi tepat guna untuk membuat LRB yang berbasis biochar, dan kemampuan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk dan biochar yang bernilai ekonomis. Luaran lainnya adalah artikel ilmiah yang merupakan hasil kegiatan yang akan dipublikasi pada Jurnal.
Kata Kunci: Banjir, sampah, LRB (Lubang Resapan biopori), biochar, Kota Medan
6
BAB 1. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Mitra Kota Medan merupakan daerah rawan banjir, karena merupakan dataran rendah, datar (flat), ketinggian 2,5- 40 meter dari permukaan laut (dpl) dan kemiringan 0-4 % (Jica, 1992). Kemudian intensitas dan frekuensi curah hujan di kota Medan juga sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya banjir 10 – 12 kali dalam setahun (Hasibuan, 2007). Fenomena banjir di Kota Medan menyebabkan terhambatnya aktivitas masyarakat Kota Medan seperti dapat ditelusuri pada saat-saat berikut: (a) tanggal 4 Nopember 1997 banjir di sungai Deli yang menimpa beberapa Kecamatan di Kota Medan yakni Kecamatan Medan Maimon dan Medan Polonia, (b) bulan September 2002, banjir yang terjadi di daerah Sunggal yang menewaskan 1 orang penduduk (c) bulan Desember 2002, genangan air di landasan pacu Bandara Polonia menghentikan kegiatan penerbangan selama 2 hari, (d) rutin terjadi setiap tahun, genangan air di jalan-jalan arteri dan kolektor menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas dan (e) banjir di Wilayah Kecamatan Medan Belawan dan Medan Labuhan akibat pasang naik yang menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat dan masih banyak kasus-kasus lainnya setiap tahun (Sub Balai Rehabilitasi Tanah dan Konservasi Tanah Wampu/Ular, 1998, BPDAS, 2003). Bencana Banjir di Kota Medan sebagian besar terjadi di sepanjang Sungai Deli. Menurut hasil penelitian Hutapea (2012) diperoleh bahwa bahwa sekitar 33,2 % luas DAS Deli memiliki runoff
sangat tinggi dan daya simpan air sangat rendah,
meningkatnya aliran permukaan (runoff) ini akan menurunnya pengisisan air bawah tanah (ground water) dan mengakibatkan meningkatnya debit aliran sungai pada musim hujan secara drastis dan kondisi ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di Kota Medan. Oleh karena itu maka diperlukan modifikasi teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) berbasis biochar agar daya serap terhadap air lebih besar, karena salah satu bahan yang mempunyai kapasitas menyerap air yang besar adalah biochar. Biochar adalah residu pirolisis berbentuk arang (Mohammad et al. 2013) yang dibuat dari biomassa produk pertanian, perkebunan, kehutanan yang dihasilkan melalui proses pembakaran pada temperatur < 250 – 700 oC (Lehman & Joseph, 2009, Hunt et al., 2010). Biochar kemampuan besar untuk menahan air karena memiliki jumlah pori7
pori makro dan mikro yang tinggi (Mayor et al., 2009, Karhua et al., 2011), adanya gugus fungsional yang bersifat hidrofilik (Bruno et al. 2002). Keuntungan lainnya dari pemberian
biochar
adalah
meningkatnya
aktivitas
mikrobia
tanah
dalam
mendekomposisi bahan organik (Lehmann et al., 2011). Keuntungan lain dengan penambahan biochar pada LRB adalah fungsi sebagai resapan menjadi lebih stabil dan dalam rentang waktu yang lama karena biochar tidak mudah melapuk dan tahan sampai 100 tahun (Steiner et al. 2008). Biochar yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah biochar dari kendaga dan cangkang biji karet yang merupakan hasil penelitian hibah bersaing SIMLITABMAS Hutapea dkk, yang didanai tahun 2015. Persoalan sampah di kota-kota besar, seperti kota Medan merupakan persoalan yang belum bisa ditangani dengan tuntas. Volume sampah yang setiap hari semakin besar telah menyebabkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kesehatan, sanitasi dan estetika, serta pencemaran lingkungan (Astriani, 2009). Sampah yang menyumbat saluran-saluran drainase menyebabkan banjir pada musim penghujan. Hal ini diperparah dengan semakin sedikitnya lahan resapan air karena banyak halaman rumah dan jalan yang dibuat kedap air sehingga menjadi pemicu utama terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Brata dan Purwakusuma 2007). Salah satu cara pengelolaan sampah yang dianjurkan dalam UU No 18 tahun 2008 adalah pengelolaan sampah yang dilakukan dekat dengan sumbernya, khususnya untuk sampah organik. Teknologi lubang resapan biopori (LRB) telah banyak diketahui dapat mempercepat peresapan air dengan memanfaatkan sampah organik. Dalam penggunaannya, LRB yang merupakan lubang silindris berdiameter 10 cm dengan kedalaman sekitar 100 cm dari permukaan tanah, diisi sampah organik sebagai aktivator terciptanya biopori. Menurut Brata dan Nelistya (2009) manfaat dari LRB yaitu untuk memperbaiki ekosistem tanah, meresapkan air dan mencegah banjir, menambah cadangan air tanah, mengatasi kekeringan, mempermudah penanganan sampah dan menjaga kebersihan, mengubah sampah menjadi kompos, mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan, serta mengatasi masalah akibat genangan. Dengan berkembangnya permukiman yang ada di Kota Medan, maka semakin banyak lahan tertutup oleh bangunan, sehingga air hujan yang meresap kedalam tanah semakin sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya LRB yang dapat berfungsi untuk mengurangi genangan banjir dan aliran air di permukaan tanah. Menurut Hutapea (2012) lokasi banjir yang frekwensi banjirnya paling tinggi setiap tahunnya adalah 8
Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun yang letaknya persis di pusat Kota Medan, dengan dasar hal tersebut maka Tim PPM memilih lokasi ini sebagai lokasi pertama yang masyarakatnya akan dijadikan sebagai mitra yang akan dilatih dalam membuat LRB berbasis biochar dan pengolahan sampah organik serta membangun demplot percontohan LRB berbasis biochar. Selain itu, lokasi yang merupakan mitra ke (dua) dalam kegiatan ini adalah lokasi Perumahan Nasional yang dibangun oleh pemerintah namun terkesan kumuh dan sering mengalami banjir. Menurut hasil wawancara dengan penduduk setempat, setiap turun hujan dilokasi tesebut, maka pemukiman penduduk akan mengalami banjir. Banjir yang terjadi di lokasi ini akibat parit drainase yang sering tersumbat akibat sampah yang menumpuk, dan kurangnya perhatian masyarakat untuk tidak membuang sampah disembarang tempat. Berdasarkan uraian di atas, salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sampah dan banjir di kota Medan adalah dengan menggunakan teknologi LRB yang dimodifikasi dengan penambahan biochar pada lubang resapan biopori.
1.1.1. Aspek Sosial Budaya Kesehatan dan Kehidupan Masyarakat Lokasi perumahan penduduk yang berada di kampung Aur sebagian besar berada di sepanjang bantaran sungai Deli, bahkan ada yang di atas badan sungai Deli itu sendiri. Oleh karena itu, setiap kali hujan lokasi ini pasti mengalami banjir akibat meluapnya air sungai Deli. Lokasi mitra ini merupakan perumahan kumuh, berada ditengah-tengah Kota Medan. Setiap tahunnya lokasi ini bisa mengalami banjir 10 – 12 kali, namun jika ada solusi yang diajukan untuk relokasi pada pemerintah maka warga menolak pindah dan lebih memilih bertahan. Warga mengaku sudah terbiasa mengalami bencana banjir dan sudah pasrah, bahkan warga bisa menikmati bencana banjir yang rutin terjadi setiap tahunnya. Menurut hasil pemantauan kondisi sosial masyarakat yang menjadi mitra di lokasi kampung Aur Kecamatan Medan Maimun merupakan kelompok masyarakat yang yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Matapencaharian warga kebanyakan sebagai pedagang kaki lima, pengemis dan tukang becak. Masyarakat merasa betah tinggal di lokasi ini karena mereka kebanyakan hidup di jalanan, dan di persimpangan lampu merah yang tidak jauh dari lokasi hunian mereka.. Tingkat kehidupan mereka sangat tidak layak, karena banyak diantara warga yang masih menggunakan air sungai deli dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai tempat mandi, cuci dan kakus. itu 9
sebabnya tingkat kesehatan mereka juga sangat memprihatinkan. Selain itu perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai deli sangat sulit dirubah, padahal mereka sadar perilaku tersebut merupakan salah satu penyebab meluapnya air sungai deli dan terjadinya banjir. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga kampung Aur bulan Februari 2015 telah diadakan aksi bersih Sungai Deli sepanjang kurang lebih 200 meter yang didukung Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sumatera Utara, warga dan para relawan berhasil mengangkat sebanyak kurang lebih 1 ton sampah dari sungai deli. Sampah-sampah itu kemudian dinaikkan ke truk lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah. Perumnas Mandala sebagai lokasi mitra ke 2 merupakan perumahan nasional yang dibangun tahun 1982 dengan jumlah hunian sebanyak 8.927 unit. Perumnas Mandala berada di Kecamatan Medan Denai, dengan luas areal permukiman 11,19 km2, jumlah penduduk 141.395 pada tahun 2010 dan kepadatan penduduk pada tahun 2010 sebanyak 12.635,84 jiwa/km². Perumnas Mandala Medan berpendudukan baragam suku, sedangkan penamaan jalan di perumnas Mandala sendiri disesuaikan dengan nama burung. Penduduk perumnas Mandala umumnya bermata pencarian dengan berdagang, baik buka grosir maupun berjualan di pajak, tidak sedikit penduduk perumnas juga berpropesi sebagai buruh pabrik dan buruh harian lepas. Pada perumnas Mandala dilengkapi dengan pajak pagi yang memenuhi kebutuhan penduduk setempat setiap harinya, dengan demikian tidak mebuat masyarakat setempat resah akan kebutuhan sehari-hari. Namun kegiatan tersebut membuat kondisi lingkungan menjadi tidak baik, pembuangan sampah pajak yang tidak teratur dan membuat parah tumpukan sedimen di selokan sekitar perumnas, kondisi ini membuat saluran air menjadi dangkal dan selalu banjir jika hujan datang serta membuat akses jalan rusak karena tergenang air. Kondisi ini akan menganggu aktivitas masyarakat di jalan yang menjadikan kondisi bejek, kotor dan macet.
1.1.2. Persoalan dan keberadaan mitra saat ini Menurut hasil pengamatan bahwa kedua lokasi mitra yang akan dilakukan kegiatan pengabdian setiap tahunnya mengalami bencana banjir. Banjir yang selalu melanda Kampung Aur sebagai mitra pertama terjadi karena warga menghuni bantaran sungai deli, yang seharusnya tidak layak dijadikan sebagai lokasi hunian, sehingga kalau hujan turun, sungai deli meluap, maka lokasi ini akan mengalami banjir. Selain itu perilaku warga yang selalu membuang sampah rumah tangga ke sungai perlu dirubah 10
dengan meningkatkan kesadaran warga. Persoalan yang dihadapi mitra kedua yakni warga masyarakat Perumnas Mandala Medan, adalah masalah lingkungan yang kerap kali terjadi dari penimbunan sampah pasar dan sampah rumah tangga yang ditumpuk pada pembuangan sampah sementara, dekat dengan lokasi pemukiman. Hal ini mengakibatkan pembusukan sampah organik tersebut, sehingga menimbulkan aroma yang tidak nyaman berupa bau busuk, sehingga dapat menimbulkan penyakit, terutama penyakit ISP (infeksi saluran pernafasan). Buruknya kondisi lingkungan selain disebabkan penumpukan sampah, terutama sampah organik juga oleh tingginya gas metan yang dihasilkan dari pembusukan sampah dan diperparah dengan polusi kendaraan yang mengakibatkan rusaknya lingkungan dan meningkatnya global worming. Selain itu, tersumbatnya selokan dan parit drainase akibat sampah dan sedimen yang mengakibatkan dangkalnya selokan dan mengurangi daya tampung selokan di sekitar pemukiman padat. Hal ini terjadi disebabkan tingginya pola komsumtif masyarakat dan tidak tepat pengolahanya bahkan tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu pengolahan limbah organik rumah tangga dengan teknologi lubang resapan biopori yang berbasis biochar dapat menghasilkan pupuk kompos merupakan upaya alternatif penanganan banjir dan pengolahan sampah di tengah kota besar khususnya kota Medan.
1.2. Data Kondisi Mitra Mitra merupakan kelompok masyarakat yang dipilih dan bersedia lahan pekarangan rumahnya dijadikan tempat pembuatan lubang resapan biopori sehingga diharapkan banjir atau air yang menggenangi pemukimannya dapat segera surut. Dari hasil survey yang telah dilakukan di kampung Aur dan Perumnas Mandala Medan, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi warga yang akan menjadi mitra dalam kegiatan ini yaitu: 1. Setiap kali hujan dan membuat air sungai deli naik, maka semua warga yang rumahnya berada sepanjang aliran sungai deli akan mengalami musibah banjir terutama dibagian tebing sungai deli yang rendah. Sedangkan untuk lokasi Perumnas Mandala bila lama waktu hujan sampai 1 jam, air selokan di pemukiman warga dan jalanan akan meluap. 2. Ketinggian banjir di pemukiman warga lokasi kampung aur bisa mencapai 1 3 m, sedangkan di lokasi Perumnas Mandala Medan 0,5 – 1 m. 3. Untuk mengatasi banjir warga membangun rumah bertingkat, dengan kondisi 11
yang sangat sederhana, dan pada saat banjir datang warga dan barang-barang warga dipindah ke lantai atas, sehingga mereka tidak perlu mengungsi ke tempat lain. 4. Untuk mempermudah genangan air agar cepat surut, pemerintah memberi bantuan kepada warga dengan melakukan penyedotan air dengan mesin. Selanjutnya, air dibuang ke Sungai Deli yang berada di belakang rumah warga khususnya untuk warga di lokasi kampung Aur. Sedangkan untuk lokasi Perumnas Mandala biasanya warga mengungsi ke rumah sanak family atau ke tempat fasilitas umum yang ada di lokasi tersebut sampai air surut kembali. 5. Masyarakat belum mengenal teknologi lubang resapan biopori (LRB) berbasis biochar yang ditawarkan dan belum mengetahui manfaat dan cara pembuatan teknologi tersebut dan bagaimana kecepatan penurunan banjir yang bisa dilakukannya. Lubang resapan biopori (LRB) adalah teknologi konservasi tanah dan air LRB dapat meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air melalui biopori yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar LRB. Teknologi LRB memiliki banyak manfaat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan lestari. Penerapan LRB dapat memperbaiki ekosistem tanah, mencegah banjir, menambah cadangan air tanah, mengatasi kekeringan, mempermudah penanganan sampah, mengubah sampah menjadi kompos, mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan, dan mengatasi masalah akibat genangan.
1.3. Justifikasi Pengusul Bersama Mitra dalam Menentukan Persoalan Prioritas yang Dihadapi Pada Pelaksanaan Program IbM Persoalan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam mengurangi banjir dan sampah yang menumpuk yang mengganggu lingkungan warga di kedua lokasi mitra yang sudah dipilih adala dengan mentransfer ilmu dan teknologi tepat guna yang berbasis masyarakat (IbM) yaitu dengan penyuluhan, pelatihan dan aksi dengan pembuatan demplot percontohan, serta praktek bagaimana mengolah sampah rumah tangga warga mitra dalam lubang resapan biopori yang berbasis biochar, sehingga tidak menimbulkan bau yang tak sedap dan dapat dijadikan sebagai pupuk yang bernilai ekonomis. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi dari pihak tim PPM dan adanya kerjasama dan bimbingan serta kerja sama dari pihak perguruan tinggi dalam hal ini 12
Universita Medan Area, diharapkan lubang resapan biopori yang berbasis biochar tersebut dapat bertahan lama dan dapat dipakai secara berkelanjutan sehingga banjir yang dihadapi warga dan sampah yang membuat lingkungan menjadi tidak nyaman dapat diatasi.
1.4. Permasalahan Mitra yang Sangat Sepesifik Kegiatan ini melibatkan warga masyarakat yang rumahnya selalu terkena bencana banjir setiap tahunnya di kedua lokasi mitra yakni warga masyarakat Kampung Aur dan Perumnas Mandala Medan. Kemudian tim PPM dari Universitas Medan Area sebagai akademisi yang memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi warga masyarakat agar banjir yang terjadi di pemukiman penduduk dapat diatasi. Permasalahan yang sangat spesifik yang perlu dilakukan adalah belum diketahuinya manfaat dan cara pembuatan lubang resapan biopori (LRB) berbasis biochar, yang merupakan alternatip mengatasi banjir yang ada di pemukiman penduduk. Selain itu masyarakat belum mengetahui teknik pengolahan sampah rumah tangga dalam lubang resapan biopori yang bisa dijadikan sebagai pupuk dan berlangsung secara berkesinambungan, dengan demikian prilaku masyarakat yang selalu membuang sampah sembarangan atau membuang sampah ke sungai yang membuat selokan/parit dan sungai jadi tersumbat dan airnya akan meluap dan menggenangi rumah warga dapat dirubah. Oleh karena itu perlu ada demplot pembuatan lubang resapan biopori ditengah pemukiman penduduk yang dapat bermanfaat sebagai lubang resapan air yang menggenangi pemukiman dan lubang yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat pengolahan sampah rumah tangga warga yang menjadi percontohan dan secara langsung dapat dilihat dan ditiru warga.
13
BAB II. TARGET DAN LUARAN
Kegiatan pengabdian ini secara khusus dirancang untuk: dapat menghasilkan salah satu solusi mengatasi banjir yang selalu melanda Kota Medan. Mengingat kondisi biofisik Kota Medan yang memiliki curah hujan yang tinggi dan merupakan daerah dataran rendah dengan kemiringan 0 – 4 %, maka dengan teknologi Lubang Resapan Biopori diharapkan infiltrasi dapat ditingkatkan, sehingga air permukaan (run off) dan atau air yang menggenangi permukaan tanah, dapat masuk kedalam tanah. Sampah, terutama sampah organik yang merupakan poduk sisa hasil pertanian yang selalu mengganggu kenyamanan lingkungan akibat baunya yang dihasilkannya, dan juga merupakan salah satu penyebab banjir dapat digunakan sebagai bahan pengisi LRB, sehingga bahan tersebut akan berkurang di atas permukaan tanah sekaligus akan menguragi masalah yang menyebabkan banjir dan juga dapat mengatasi pencemaran udara. Kemudian dengan adanya pemberian biochar ke LRB, diharapkan dapat mempertahankan fungsi LRB sehingga pemanfaatannya bisa bertahan lebih lama dalam. sekaligus diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Target yang diharapakan dapat dicapai dalam kegiatan ini adalah adanya adopsi pengelolaan sampah dengan teknologi LRB berbasis biochar dalam menanggulangi banjir di Kota Medan. Sedangkan luarannya adalah keterampilan membuat Lubang Resapan Biopor (LRB) yang berbasis biochar, serta kemampuan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk dan biochar yang bernilai ekonomis. Selain itu, adanya demplot pembuatan LRB berbasis biochar di kampung Aur dan Perumnas Mandala Medan sebagai lokasi mitra di kota Medan sebagai lokasi percontohan. Selain itu hasil kegiatan pengabdian ini akan dipublikasikan sebagai artikel ilmiah pada jurnal dan akan diseminarkan pada pertemuan-pertemuan ilmiah.
14
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Metode pendekatan pada program yang akan dilaksanakan adalah: 1. Memberikan penyuluhan tentang manfaat dari lubang resapan biopori (LRB) berbasis biochar di pekarangan rumah dapat mengurangi banjir yang terjadi di pemukiman warga dari lokasi mitra yang telah ditentukan.. 2. Memberikan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori (LRB), biochar dan pembuatan demplot teknologi LRB berbasis biochar di pekarangan rumah warga. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pengukuran sifat fisik dan kimia hasil pengolahan sampah di LRB yang berbasis biochar, sebagai pupuk yang bernilai ekonomis Tahapan kegiatan secara garis besar berupa: 1). Persiapan materi dan peralatan, 2). Sosialisasi ke kelompok masyarakat dan Instasi terkait tentang teknologi LRB berbasis biochar, 3). Pemilihan lokasi dan pembuatan demplot teknologi LRB berbasis biochar 4). Pengukuran dan analisis beberapa sifat kimia dan fisika tanah, dan 5). Sosialisasi hasil kegiatan IbM teknologi LBR berbasis biochar pada masyarakat dan Instansi terkait melalui media massa maupun paparan langsung.
3.2. Prosedur Kerja (Realisasi Metode yang Ditawarkan) Air hujan yang jatuh di permukaan tanah akan menjadi 1). air infiltrasi, yaitu bagian air yang meresap ke dalam tanah dan kelak akan menjadi air bawah tanah dan 2). aliran permukaan yaitu air yang mengalir dipermukaan tanah. Pembuatan lapisan kedap di atasnya berupa bangunan (jalan, rumah dan perkantoran), jalan dan pengerasan lain, menyebabkan proporsi air hujan yang masuk ke dalam tanah semakin berkurang dan proporsi air hujan yang menjadi aliran permukaan semakin meningkat. Perubahan proporsi bagian hujan yang menjadi aliran permukaan ini menjadi pemicu utama terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Salah satu teknik memperbesar air yang masuk ke dalam tanah sebagai kompensasi terhadap lapisan kedap tersebut dengan teknologi Lubang Resapan Biopori berbasis biochar. Teknologi ini dapat diterapkan untuk berbagai penggunaan lahan termasuk untuk pemukiman dan perkantoran (kawasan terbangun) maupun kawasan ruang terbuka hijau. Skema LRB berbasis biochar dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 1).
15
10 cm
Sampah organik
1000 cm
Biochar
100 cm
1000 cm
Gambar 1. Skema Teknologi Lubang Resapan Biopori Berbasis Biochar
3.2.1. Pengambilan Sampel untuk Analisis Sifat Fisik Tanah Pembuatan Lubang Resapan Biopori dilakukan di 2 lokasi di Kota Medan. Lubang diisi dengan biochar sebanyak 1/3 lubang (33 cm), dan sampah organik sisa limbah rumah tangga seperti sisa potongan sayuran, ampas kelapa, kulit buah, dan lainlain sampai penuh. Biochar dibuat dari pirolisis (pemanasan dengan sedikit oksigen pada suhu 250 oC) dari sampah organik padat. Setelah itu LRB diamati setiap harinya dan dilakukan penambahan sampah organik baru jika sudah terjadi penyusutan volume sampah pada LRB berbasis biochar. Sampah organik yang ditambahkan setiap hari ditimbang. Setelah 2 bulan, dilakukan pengambilan contoh tanah untuk dianalisis sifat fisik tanahnya. Pengambilan sampel tanah ini dilakukan sebanyak 3 ulangan. Sampel tanah diambil pada sisi kiri dan kanan LRB dengan jarak 20, 50 dan 100 cm dengan kedalaman 20 cm dari permukaan tanah. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan menggunakan ring sample. Contoh tanah tersebut dianalisis sifat fisik tanahnya. Ilustrasi pengambilan contoh tanah pada LRB ditunjukan pada Gambar 2.
16
100 cm
50 cm 20 cm
20 cm
50 cm
100 cm
20 cm
20 cm
Gambar 2. Sebaran Pengambilan Contoh Tanah pada LRB 3.2.2. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Beberapa sampel tanah yang diambil pada jarak (20, 50 dan 100 cm, kedalaman 20 cm) diukur beberapa sifat fisika dan kimia tanahnya di lapangan dan laboratorium. Beberapa sifat fisika tanah yang diukur adalah: 1). Hantaran Hidrolik Jenuh Permeameter, 2). Porositas Total Gravimetri, dan 3). Bobot isi Gravimetri. Beberapa sifat kimia yang diukur adalah pH dan bahan
rganic. Data hasil analisis dan
pengamatan diuji dengan sidik ragam untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan teknologi LRB berbasis biochar terhadap beberapa sifat tanah. 3.3. Rencana Kegiatan Berikut ini adalah bagan alir rencana kegiatan yang akan dilakukan : Penyuluhan Penyuluhanmanfaat LRB berbasis biochar, Pelatihan pembuatan LRB berbasis biochar, Membuat Demplot LRB berbasis biochar pada pemukiman warga sebagai percontohan , Pelatihan pengolahan sampah pada LRB berbasis biochar, Analisis sifat fisik dan kimia hasil pengolahan sampah, dan biochar
ALAT BANTU 1. Poster yang menggambarkan
Skema Teknologi Lubang Resapan Biopori Berbasis Biochar 2. Poster yang Sebaran Pengambilan Contoh Tanah pada LRB
3. Poster yang menggambarkan skema pengolahan sampah dengan teknologi LRB berbasis Biochar Evaluasi dan Motivasi dan Pelayanan/Pengarahan pada monitoring Keterampilan warga mitra lokasi kampung pembuatan warga Aur dan Perumnas Mandala LRB berbasis Biochar oleh warga Gambar 3. Bagan Alir Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat 17
Rencana Kegiatan Program IbM No 1
2
3
4
5. 6
7
8
9
Rencana Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dimulai dari bulan februari sampai bulan Nopember 2016
Keterangan Tim PPM UMA (Ketua , Anggota dan Mahasiswa) dan warga masyarakat di lokasi mitra Sosialisasi adanya kegiatan IbM dengan warga Tim PPM UMA (Ketua , dan instansi terkait/stakeholder Anggota dan Mahasiswa) dan warga masyarakat di lokasi mitra , instansi-instansi terkait dan stakeholder Pelaksanaan awal kegiatan dengan melakukan Tim PPM UMA (Ketua , penyuluhan tentang manfaat dan cara mengatasi Anggota dan Mahasiswa) dan banjir dengan teknologi LRB berbasis biochar warga masyarakat di lokasi pada warga masyarakat mitra Survei lokasi LRB berbasis biochar dan warga Tim PPM UMA (Ketua , yang siap lahannya dipakai sebagai demplot Anggota dan Mahasiswa) dan dan lokasi LRB berbasis biochar warga masyarakat di lokasi mitra Pembuatan Demplot percontohan LRB berbasis Tim PPM UMA (Ketua , biochar di lokasi mitra Anggota dan Mahasiswa) Pelatihan pembuatan LRB berbasis biochar di Tim PPM UMA (Ketua , lokasi pemukiman warga Anggota dan Mahasiswa) dan warga masyarakat di lokasi mitra Pelatihan memasukkan biochar dan sampah Tim PPM UMA (Ketua , pada LRB di lokasi pemukiman mitra Anggota dan Mahasiswa) dan warga masyarakat di lokasi mitra Pelatihan mengeluarkan sampah dan biochar Tim PPM UMA (Ketua , pada LRB di lokasi pemukiman mitra Anggota dan Mahasiswa) dan warga masyarakat di lokasi mitra Pengambilan sampel dan analisis sifat fisik dan Tim PPM UMA (Ketua , kimia pupuk hasil pengolahan sampah dengan Anggota dan Mahasiswa) teknologi LRB berbasis biochar dan menjelaskannya kepada warga mitra
3.4. Pelaksanaan Kegiatan 1. Seluruh warga di kedua lokasi mitra diberikan penyuluhan/sosialisasi tentang maksud dan tujuan pengabdian kepada masyarakat yang akan dilaksanakan. 2. Memilih lokasi tempat pembuatan LRB berbasis biochar di pekarangan warga serta memilih lokasi demplot LRB berbasis biochar di kedua lokasi mitra. 3.Jumlah LRB berbasis biochar yang akan dibuat sebanyak 50 lubang di setiap lokasi mitra. 18
4.Warga yang akan dilatih jumlahnya ditetapkan 40 orang, yang terdiri dari 20 orang di Kampung Aur dan 20 orang di Perumnas Mandala Medan. 5.Pelatihan dibagi dalam 5 tahapan yakni: 1) penjelasan teori manfaat LRB berbasis biochar dan manfaat pengolahan sampah, 2) latihan dan aplikasi pembuatan LRB berbasis Biochar,3) demonstrasi demplot percontohan pembuatan LRB berbasis biochar, 4) Pelatihan teknik pegolahan sampah dalam LRB berbasis biochar (cara memasukkan sampah dan mengeluarkan pupuk hasil pengolahan sampah dalam LRB), 5) Cara perawatan LRB berbasis biochar.
19
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1. Kinerja Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dalam Kegiatan PKM Satu Tahun Terakhir Universitas Medan Area (UMA) Medan yang memiliki 15 Program Studi dari 7 Fakultas dan 4 Program Sudi di Pasca Sarjana dengan Akreditasi B yang diperkuat dengan sarana laboratorium, studio dan kebun percobaan. Fasilitas tersebut mendukung secara penuh kegiatan penelitian dan kreatifitas dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Dalam rangka percepatan kenaikan jenjang kepangkatan dan jabatan akademik serta sertifikasi dosen maka kesempatan untuk memperoleh pendanaan penelitian telah didukung oleh Yayasa Pendidikan Haji Agus Salim disamping perolehan dana dari Dikti dan Instansi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Karo. Universitas Medan Area Medan merupakan salah satu institusi perguruan tinggi yang berada di Kota Medan, telah banyak melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat di bawah pengelolaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. UMA secara berkelanjutan telah lama melakukan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Deli Serdang, baik dalam hal pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegiatan yang sudah berjalan selama ini antara lain: konservasi hutan mangrove, penghijauan, penyuluhan, pendampingan dan pembinaan UKM. Oleh karena itu, rangkaian kegiatan ini diharapkan merupakan salah satu program lanjutan sebagai perwujudan partisipasi dan kepedulian Universitas Medan Area terhadap masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Kota Medan, yang setiap tahunnya mengalami musibah banjir setiap tahunnya yang menganngu kenyamanan lingkungan dan perekonomian, serta berbagai aspek kegiatan masyarakat. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan permasalahan banjir yang rutin setiap tahunnya dapat dikurangi paling tidak untuk 3 kawasan yang dipilih sebagai lokasi pengabdian pada masyarakat.
4.2. Kualifikasi Tim Pelaksana/Kepakaran yang Dibutuhkan Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh 3 orang dosen dengan disiplin ilmu yang berbeda yaitu Ilmu Tanah, Agronomi, dan Teknik Pertanian. Dengan bidang keahlian tim pelaksana program kegiatan diharapkan dapat berjalan sesuai dengan target dan luaran yang diharapkan. Setiap anggota tim bersinergi dalam perencanaan program, pelaksanaan program, maupun evaluasi program. Ketua tim dengan bidang keahlian 20
ilmu tanah akan lebih memfokuskan kepada pelatihan dan pembuatan teknologi lubang resapan biopori, serta pengukuran dan analisis beberapa sifat kimia dan fisika tanah. Anggota tim bidang agronomi lebih difokuskan pada penyediaan dan pembuatan biochar dan pengelolaan sampah organik hasil rumah tangga. Sedang anggota tim bidang Teknik Pertanian lebih difokuskan pada pemilihan lokasi, persiapan materi dan sosialisasi ke kelompok masyarakat dan Instansi terkait tentang teknologi LRB berbasis biochar. Namun, pelaksana program akan tetap bekerjasama dengan pihak-pihak yang berkompoten dengan mendiskusikan pada praktisi lainnya agar program ini dapat terlaksana sesuai target dan sasaran yang diharapkan. Tim pelaksana PKM-IbM ini sebagai berikut: A. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap
: Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. NIDN
: 0031125636
d. Disiplin Ilmu
: Ilmu Tanah
e. Pangkat Golongan
: Pembina Utama Muda//IVc
f. Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
g. Pekerjaan
: Dosen
h. Fakultas/Program Studi
: Pertanian/Agroteknologi
i. Waktu Pengabdian
: 12 Jam per minggu
y. Relevansi Skill Tim
: Koordinator pelaksana kegiatan IbM, Pelatih/pemateri Teknik pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB), Evaluasi hasil analisa fisik dan kimia tanah
B. Anggota Pelaksana I a. Nama Lengkap
: Ir. Gusmeizal, MP
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki
c. NIDN
: 0006086001
d. Disiplin Ilmu
: Agronomi
e. Pangkat Golongan
: Pembina//IVa
f. Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
g. Pekerjaan
: Dosen
h. Fakultas/Program Studi
: Pertanian/Agroteknologi
i. Waktu Pengabdian
: 12 Jam per minggu
y. Relevansi Skill Tim
: Pelatih/pemateri teknik pengumpulan dan 21
pengolahan sampah rumah tangga, dan pembuatan biochar limbah rumah tangga, serta teknik pengaturan nisbah biochar dan sampah rumah tangga dalam setiap LRB B. Anggota Pelaksana II a. Nama Lengkap
: Ir. Rizal Aziz, MP
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki
c. NIDN
: 0120096501
d. Disiplin Ilmu
: Teknik Pertanian
e. Pangkat Golongan
: Asisten Ahli/III a
f. Jabatan Fungsional
: Penata Muda
g. Pekerjaan
: Dosen
h. Fakultas/Program Studi
: Pertanian/Agroteknologi
i. Waktu Pengabdian
: 12 Jam per minggu
y. Relevansi Skill Tim
: Pemilihan lokasi, persiapan materi dan sosialisasi ke kelompok masyarakat dan Instansi terkait manfaat teknologi LRB berbasis biochar
C. Tenaga Administrasi a. Nama Lengkap
: Khafiz Ridwan Siregar
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki
c. Waktu Pengabdian
: 8 Jam per minggu
D. Mahasiswa/Teknisi a. Nama Lengkap
Edi Joko Susanto
b. Jenis Kelamin
Laki - laki
c. Waktu Pengabdian
4 Jam/minggu
a. Nama Lengkap
Amansyah
b. Jenis Kelamin
Laki - laki
c. Waktu Pengabdian
4 Jam/minggu
a. Nama Lengkap
Nopa Adetya
b. Jenis Kelamin
Laki - laki
c. Waktu Pengabdian
4 Jam/minggu
22
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 5.1. Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan program IbM ini adalah sebagai berikut : Jenis Pengeluaran
Biaya
1. Gaji dan Upah
Rp
14.800.000
2. Bahan dan Peralatan (Bahan habis pakai, materi kegiatan pengabdian) 3. Perjalanan
Rp
25.700.000
Rp
4.500.000
4. Lain-lain (Pertemuan /Seminar Laporan/Publikasi Pemeliharaan) Total
Rp
5.000.000
Rp
50.000.000
Total Anggaran Keseluruhan = Lima puluh juta rupiah
Uraian Anggaran Biaya dalam kegiatan program IbM adalah sebagai berikut: Gaji dan Upah
Nama A
Jam/ Minggu B
Minggu/ Bulan
Bulan /Tahun
Tarif/Jam (Rp)
Jumlah (Rp) (BxCxDxE)
C
D
E
Ketua Peneliti
8
4
10
15.000
4.800.000
Anggota Peneliti I
8
4
10
10.000
3.200.000
Anggota Peneliti II
8
4
10
10.000
3.200.000
Teknisi (2
8
4
10
5.000
1.800.000
8
4
10
5.000
1.800.000
mahasiswa) Administrasi
Total
14.800.000
Peralatan/Pemeliharaan
1. Bor tanah
3
buah
Harga Satuan (Rp) 750.000,-
2. pH meter lapangan
3
buah
250.000,-
Peralatan
Volume
Total
Satuan
Jumlah (Rp) 2.250.000 ,750.000 ,3.000.000,-
23
Bahan Habis Pakai Bahan Habis Pakai
Volume Satuan
Harga Satuan (Rp) 35.000,-
Total (Rp) 5.250.000 ,-
1. Pembuatan biochar
150
kg
2. Analisa sifat kimia tanah
30
paket
150.000 ,-
4.500.000 ,-
3. Analisa sifat fisik tanah
30
paket
200.000 ,-
6 .000.000,-
4. Pembuatan lubang biopori
100
lubang
60.000,-
6.000.000 ,-
1
paket
950.000,-
950.000 ,-
5. Alat tulis
Perjalanan
Perjalanan
Harga
Jumlah
(Rp)
(Rp)
Volume
Satuan
Transportasi
10
kali
150.000,-
1.500.000,-
Biaya Seminar
1
kali
3.000.000,-
3.000.000,-
Total
4.500.000,-
Total
22.700.000 ,-
Lain-lain Lain-lain
Satuan
a. Pembuatan laporan
2
kali
500.000,-
1.000.000 ,-
c. Rapat koordinasi
5
kali
200.000,-
1.000.000,-
d. Sosialisasi kegiatan
6
kali
500.000,-
3.000.000,-
Total
Harga (Rp)
Jumlah
Volume
(Rp)
5.000.000,-
24
5.2 Jadwal Kegiatan No
Uraian Kegiatan
1
Persiapan materi dan peralatan (penyiapan bahan. alat dan koordinasi tim) Sosialisasi kegiatan ke kelompok masyarakat/mitra tentang teknologi LRB berbasis biochar Pemilihan/penentuan lokasi (pemukiman yang selalu mengalami banjir setiap tahun) Pelatihan pembuatan LRB pengisian sampah dan biochar dan pembuatan demplot LRB di lokasi mitra Pengukuran da analisis beberapa sifat kimia dan fisika tanah Monitoring hasil dan pelatihan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk Evaluasi kegiatan
2
3 4
5 6 7
9
Pembuatan laporan, brosur dan poster hasil kegiatan Seminar hasil kegiatan
10
Publikasi hasil kegiatan
8
Bulan ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
25
10
DAFTAR PUSTAKA Brata. K. R.. dan A. Nelistya. 2009. Lubang Resapan Biopori. Penebar Swadaya. Jakarta. Brata. K. R. dan W. Purwakusuma. 2007. Teknologi Peresapan Air Tepat Guna Untuk Perbaikan Kualitas Perkotaan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bruno Glaser · Johannes Lehmann · Wolfgang Zech. 2002. Ameliorating physical and chemical propertiesof highly weathered soils in the tropics with charcoal – a review. Biol Fertil Soils (2002) 35:219–230. Hasibuan, G. M. 2007. Model Koordinasi Kelembagaan Pengelolaan Banjir Perkotaan Terpadu. Disertasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. (Tidak dipublikasi). Hutapea, S. 2012. Kajian Konservasi DAS Deli Dalam Upaya Pengendalian Banjir di Kota Medan. Disertasi Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 20012. (Tidak dipublikasi) Hunt J. M. DuPonte. D. Sato. A. Kawabata. 2010. The Basics of Biochar : A Natural Soil Amendment. Colege Tropical Agriculture and Human Resources University of Hawai’i at Manoa. Honolulu. Hawaii. J. Soil and Crop Management Dec. 2010 SCM-30. Karhua. H.. T. Mattilab. I. Bergströma. K.Regina. 2011. Biochar addition to agricultural soil increased CH4 uptake and water holding capacity – Results from a shortterm pilot field study. ELSEVIER. J. Agriculture. Ecosystems and Environment 140: 309–313. Lehmann J. & S. Joseph. 2009. Biochar for Environmental Management. published by Earthscan in the UK and USA in 2009. P416
First
Lehmann. J.. Rillig. M.C.. Thies. J.. Masiello. C.A.. Hockaday.W.C.. Crowley. D.. 2011. Biochar effects on soil biota: a review. Soil Biology and Biochemistry 43. 1812–1836. Major J. Ch. Steiner. A. Downie & J. Lehmann. 2009. Biochar Effects on Nutrient Leaching 271-282. dalam Lehmann J. and S. Joseph. 2009. Biochar for Environmental Management. First published by Earthscan in the UK and USA in 2009. P416 Mohammad I. A.. A. Al Omran. A. H. El-Naggar. M. Nadeem. A.R.A. Usman. 2013. Pyrolysis temperature induced changes in characteristics and chemical composition of biochar produced from conocarpus wastes. Bioresource Technology 131 (2013) 374–379. Steiner. C.. Glaser. B.. Teixeira. W. G.. Lehmann. J.. Blum. W. E. H. and Zech. W. 2008. Nitrogen retention and plant uptake on a highly weathered central Amazonian Ferralsol amended with compost and charcoal. J. PlantNutr. Soil Sci. 171: 893–899.
26
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul I. Ketua 1.1. Nama Lengkap 1.2. Jabatan Fungsional 1.3. NIP/NIK 1.4.Tempat/Tgl lahir 1.5. Alamat 1.6. Nomor Telp/Fax 1.7. Nomor HP 1.8. Alamat Kantor
: Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS : Lektor Kepala : 195612311983012001 : Kutacane, 31 Desember 1956 : Jl. Melati XIV/186 Perumnas Helvetia Mdan : (061) 8450879/: 081313796386 : Fakultas Pertanian UMA, Jl Kolam No 1 Medan Estate 20223 1.9. Nomor Telp/Fax : (061) 7366878, 7366998/(061) 7360168 1.10. Alamat e-mail :
[email protected] 1.11. Mata Kuliah yang diampu : 1. Dasar Ilmu Tanah 2. Kesuburan Tanah dan Pemupukan 3. Konservasi Tanah dan Air 4. Nutrisi Hara Tanaman II. Riwayat Pendidikan
: S1
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk - Lulus Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
S2
S3
USU
1PB
UGM
Ilmu Tanah 1976 – 1981 Fiksasi Fosfat Pada Tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning
Ilmu Tanah 1988 - 1991 Evaluasi Metode Kesesuaian Lahan Pada Budi Daya Kakao PTP XIII Jawa Bara Dr. Ir. Uup Wiradisastra, MSc
Ilmu Tanah 2006 - 2012 Kajian Konservasi Daerah Aliran Sungai Deli Dalam Upaya Pengendalian Banjir di Kota Medan Prof. Dr. Ir. Azwar, Maas, MSc
Nama Dr. Ir. Abner Pembimbing/Promotor Panjaitan, MSc
III. Pengalaman Penelitian No. 1. 2.
3. 4. 5.
Judul Penelitian Pemetaan Erosi Daerah Alian Sungai Deli Dengan Menggunakan Sistim Informasi Geografis Evaluasi Karakteristik dan Rancangan Pengembangan Model Rehabilitasi Kerusakan DAS Deli Untuk Budidaya Pertanian Lahan Kering Dalam Upaya Penurunan Intensitas Banjir Sebesar 50% di Kota Medan Kajian Konservasi Daerah Aliran Sungai Deli Dalam Upaya Pengendalian Banjir Di Kota Medan Evaluasi Karakteristik Biofisik dan Potensi Kerusakan Lahan Daerah Aliran Sungai Deli Sumatera Utara Prediksi Laju Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi Daerah Aliran Sungai Deli (DAS Deli) Sumatera Utara
Tahun 2010 2011
2012 2013 2013 27
6. 7.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Tanaman Hortikultura Terhadap Pemberian Biochar dan Pupuk Organik. Rancangan Konservasi DAS Deli Bagian Hulu Berdasarkan Tingkat Kerusakan Lahan dan Kondisi Sosial Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Banjir di Kota Medan
2013 2014
IV. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat No.
Judul Penelitian
Tahun
1.
Pelatihan dan Pembinaan Anggota Koperasi Serba Usaha Charismatic Worship Servis Medan
2013
2.
Pelatihan Membangun Komunitas Sel Jemaat Charismatic Worsip Servis Medan Untuk Peningkatan Iman dan Kepedulian Sosial
2013
3.
Pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) Untuk Memenuhi Persyaratan Sertifikasi Mutu Kopi Eksport di Kawasan Dataran Tinggi Karo Peluang Usaha Penangkaran Benih Padi Sawah di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai
2014
4.
2014
V. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Tahun
Judul Artikel
Volume/Nomor
1.
Volume 2010 Pemetaan Erosi Daerah Aliran Sungai Deli 10/Nomor 1 Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi
2.
2012
Evaluasi Karakteristik Biofisik dan Rancangan Rehabilitasi Kerusakan DAS Deli Dalam Upaya Penanggulangan Banjir di Kota Medan
Volume 4 Nomor 1
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian UGM Jurnal Agrobio Fakultas Pertanian & Biologi Universitas Medan Area
Medan, 28 Maret 2015 Ketua Tim Pengusul,
Dr. Ir. Sumihar Hutapea, MS NIDN. 0031125636 28
I. Identitas Diri Anggota I 1.1. Nama Lengkap 1.2. Jabatan Fungsional 1.3. NIP/NIK 1.4.Tempat/Tgl lahir 1.5. Alamat
: Ir. Gusmeizal, MP. : Lektor Kepala : 196008061988031003 : Saentis/6 Agustus 1960 : Jl. Karya Tani Gang Baru No. 50 B, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Medan (20143)
1.7. Nomor HP .8. Alamat Kantor
: 1081278279729 : Fakultas Pertanian UMA, Jl Kolam No 1 Medan Estate 20223 1.9. Nomor Telp/Fax : (061) 7366878, 7366998/(061) 7360168 1.10. Alamat e-mail :
[email protected] 1.11. Mata Kuliah yang diampu : 1. Budidaya Tanaman Perkebunan 2. Perbanyakan Tanaman 3. Manajemen Perkebunan 4. Perancangan Percobaan II. Riwayat Pendidikan
: S1
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk - Lulus
S2
S3 -
USU USU Agronomi/Perkebunan Agronomi 1980 - 1986 1994 - 1998
III. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) : No. Judul Karya Ilmiah dan Penelitian 1. Pemupukan Fosfat Berdasarkan Kebutuhan Fosfat Standard (KFS) Melalui Persamaan Isotherm Adsorpsi Langmuir Dalam Hubungannya Dengan Pertumbuhan Tanaman Jagung, Warta Universitaria (23) : 18-25. 2. Pertumbuhan Bibit Beberapa Klon Karet Dengan dan Tanpa Inokulasi Cendawan MVA pada Berbagai Tingkat Salinitas Tanah, Agrobio, Jurnal Pertanian & Biologi, Vol. 1, Nomor 2, Nopember 2009, hal 68-80. 3. Percobaan Pupuk Juhar untuk Meningkatkan Sex Ratio Pada Tanaman Kelapa Sawit. Kerjasama dengan PT. Kereng Pangi Perdana. 4. Pengendalian Hama Ulat Daun pada Tanaman Sawi dengan Insektisida Nabati. 5. Percobaan Pupuk Agroblen dan Zincop pada Tanaman Kelapa Sawit TBM-1 di Tanah Pasir. Kerjasama dengan PT. Kereng Pangi Perdana.
Tahun 2009
2009
2012 s/d 2014
2013 s/d 2014 2012 s/d 2013
29
IV.Pengalaman Pengabdian Masyarakat (5 tahun terakhir) : No. 1. 2.
3.
Judul Pengabdian Masyarakat Teknologi Tepat Guna untuk meningkatkan produksi ubi kayu Teknologi pengomposan jerami padi untuk mempercepat masa bera diantara dua musim tanam padi dalam satu tahun Upaya mengatasi penyakit keriting pada tanaman cabai merah
Tahun 2011 2012
2013
V. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Tahun
Judul Artikel
Volume/Nomor Nama Jurnal
Medan, 28 Maret 2015 Ketua Tim Pengusul II,
Ir. Gusmeizal, MP NIDN : 0006086001
30
I. Identitas Diri Anggota II 1.1. Nama Lengkap 1.2. Jabatan Fungsional 1.3. NIP/NIDN 1.4.Tempat/Tgl lahir 1.5. Alamat 1.7. Nomor HP .8. Alamat Kantor
: : : : : : :
Ir. Rizal Aziz, MP Asisten Ahli 0120096501 Dolok Sanggul / 20-09-1965 Jl.Wartawan No.4, P. Brayan Medan, 20239 08126520127 Fakultas Pertanian UMA, Jl Kolam No 1 Medan Estate 20223 1.9. Nomor Telp/Fax : (061) 7366878, 7366998/(061) 7360168 1.10. Alamat e-mail :
[email protected] 1.11. Mata Kuliah yang diampu : 1 . Mekanisasi Pertanian 2 . Pegelolaan Air II . Riwayat Pendidikan 2 .1 . Program
S-1
S-2
2 .2 . Nama PT
UMA
UGM
2 .3 . Bidang Ilmu
PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
2 .4 . Tahun Masuk
1984
1997
2 .5 . Tahun Lulus
1990 Pengaruh Konsentrasi dan Pemberian Pupuk Florita terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonium L) 1 . Ir. Rasyidin 2 . Ir. Siti Mardiana
1995 Sistem Informasi Berbasis Komputer dalam Operasi Jaringan Irigasi
2 .6 . Judul Skripsi /Tesis/Disertasi
2 .7 . Nama Pembimbing/Promotor
S-3
1 . Dr.Ir. Sigit Supadmo Arif,M.Eng 2 . Dr.Ir. Endy Suwondo ,DEA
III. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) : No.
Judul Karya Ilmiah dan Penelitian
Tahun
IV.Pengalaman Pengabdian Masyarakat (5 tahun terakhir) : No.
Judul Pengabdian Masyarakat
Tahun
31
V. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Tahun
Judul Artikel
Volume/Nomor Nama Jurnal
Medan, 28 Maret2015 Anggota Tim Pengusul II,
Ir. Rizal Aziz, MP NIDN. 0120096501
32
Lampiran 2 : Gambaran Ipteks yang Akan Ditransfer Kepada Mitra
Kordinasi dengan Ketua Kelompok Masyarakat di dua lokasi dilanjutkan dengan Rapat Rencana Kerja dengan Mitra (Penduduk yang pemukimannya selalu terkena banjir) Persiapan Materi Pelatihan dan Peralatan
Sosialisasi Pada Kelompok Masyarakat Tentang Teknologi LRB Berbasis Biochar Pemilihan / Penentuan Lokasi dan Demplot LRB Berbasis Biochar (Rumah Warga yang Selalu Mengalami Banjir Setiap Tahun) Pelatihan Pembuatan LRB Berbasis Biochar, Demplot LRB Berbasis Biochar Pengolahan Sampah dalam LRB Berbasis Biochar
Pengukuran dan Analisis Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah dan Pelatihan Pemanfaatan Sampah Menjadi Pupuk Bernilai Ekonomis Monitoring dan Evaluasi
33
Lampiran 3: Peta Lokasi Antara Perguruan Tinggi Dengan Mitra
34
Lampiran 4: Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama Dari Mitra IbM
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA SAMA DARI MITRA IbM
Yang Bertanda Tangan di bawah ini : Nama
:Sabil
Jabatan
: Ketua Kelompok Masyarakat Kampung Aur Medan, Kecamatan Medan Maimun
Alamat
: Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun
Dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia untuk bekerja sama dalam program Ipteks bagi Masyarakat dengan Judul : PENANGANAN BANJIR DI
KOTA MEDAN MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TEKNOLOGI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) BERBASIS BIOCHAR Demikian pernyataan ini dibuat dengan keadaan sadar dan tanpa adanya paksaan dari siapapun untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Medan, 17 April 2015 Yang Membuat Pernyataan,
(S a b i l )
35
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA SAMA DARI MITRA IbM
Yang Bertanda Tangan di bawah ini : Nama
: Saiful
Jabatan
: Ketua Kelompok Masyarakat Perumnas Mandala Kecamatan Medan Denai
Alamat
: Jl. Jalak 9 No. 29 Perumnas Mandala Medan
Dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia untuk bekerja sama dalam program Ipteks bagi Masyarakat dengan Judul : PENANGANAN BANJIR DI
KOTA MEDAN MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TEKNOLOGI LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) BERBASIS BIOCHAR Demikian pernyataan ini dibuat dengan keadaan sadar dan tanpa adanya paksaan dari siapapun untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Medan, 17 April 2015 Yang Membuat Pernyataan,
(S a i f u l)
36