USER NEEDS REQUIREMENT OF LOCAL GOVERNMENT WEBSITE: A RESEARCH PROPOSAL Case Study: www.bantul.go.id
Fransisca Ratih*, St. Wisnu Wijaya* *Department of Informatics, University of Sanata Dharma Yogyakarta
[email protected] Abstraksi The objective of this research is developing a model of user needs requirements of local government website using Kano’s Method. Researcher uses Kano method for developing conceptual framework for investigating features in the local government website that satisfy citizen need. We classify user need into three dimension of quality according to Kano’s three quality dimensions of product and services. Kano describes three dimension of quality according to user satisfaction and requirement/function fulfilled. The first is must be requirements. The requirement indicates that if these requirements are not fulfilled, the customer will be extremely dissatisfied. The second is One-dimensional requirements. These requirements indicate that customer satisfaction is proportional to the level of fulfillment - the lower the level of fulfillment, the lower the customer’s satisfaction and vice versa. The third is attractive requirements: these requirements have several criteria: not expressed, customer tailored, cause delight. We will disseminate questionnaire to citizen at Kecamatan Bantul. The questionnaire consists of 54 questions that testing the user need of local government website. We choose www.bantul.go.id as case study.
Key word: Kano method, user need, local government, website, www.bantul.go.id.
1. PENDAHULUAN Pemerintah Republik Indonesia secara serius memandang pentingya penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Bahkan pemerintah tela secara resmi mengeluarkan payung hukum bagi penerapan TIK dengan mengeluarkan Inpres No 3 Tahun 2003 yang diikuti dengan panduan pengembangan web site pemerintah daerah. Panduan pengembangan website pemerintah daerah mengatur tentang standar fitur, informasi dan layanan yang sebaiknya dipenuhi oleh sebuah website pemerintah daerah[1,3]. Berdasarkan panduan penyelenggaraan web site pemerintah daerah yang dikeluarkan oleh Kementrian Kominfo, isi minimal website pemerintah daerah adalah salayang pandang, pemerintah daerah, geografi dan selayang pandang. Isi minimal menunjukkan prasyarat yang harus dipenuhi oleh website pemda[1]. Website Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, www.bantul.go.id, merupakan website yang telah menyediakan beberapa fitur dan informasi sebagaimana disyaratkan dalam panduan tersebut[6]. Namun, kebutuhan akan layanan, informasi dan
fitur, yang disediakan dalam website belum secara spesifik menggambarkan kebutuhan masyarakat pengguna pada Kabupaten Bantul. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memodelkan kebutuhan pengguna. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan asesment terhadap isi minimal website pemerintah daerah dengan menggunakan metoda kano. Metode ini bermanfaat untuk mengetahui prasyarat kebutuhan pengguna yang bersifat kualitatif. Berdasarkan metode ini maka kebutuhan penguna dapat dikelompokkan dalam kategori kebutuhan yang bersifat “must-be”, “one-dimensional”, “atraktif”.
2. PENERAPAN METODE KANO UNTUK MENGEMBANGKAN WEBSITE. Metode Kano merupakan sebauh model yang dikembangkan berdasarkan hubungan antara kepuasan pengguna dengan tingkat layanan atau fitur yang tersedia. Kano mengklasifikasikan kebutuhan pengguna menjadi tiga yaitu
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Must Be, One dimensional dan atraktif[4]. Ketiga dimensi ini digambarkan dalam gambar 1. berikut ini.
a. melakukan identifikasi kebutuhan berdasarkan panduan pengembangan website pemerintah daerah dan kunjungan ke situs www.bantul.go.id. Selain itu juga menentukan responden penelitian yaitu warga kecamatan Bantul usia 1650 tahun. Gambar 2 dibawah ini menunjukkan situs www.bantul.go.id
Gambar 1. Model Kano[4]. Beberapa penelitian tentang penerapan metode Kano dalam pengembangan website telah dipublikasikan dalam berbagai seminar internasional. Berdasarkan paper oleh Gisela M. von Dran, Ping Zhang, Ruth Small, kualitas layanan website telah dirumuskan menjadi 3 dimensi berdasarkan Metode Kano, yaitu expected quality, normal quality dan exciting quality[2]. Paragraph berikut ini akan menjelaskan dimensi kualitas website tersebut. Dimnesi expected quality merupaakan kondisi dimana fitur dan layanan yang tersedia memenuhi kebutuhan pokok dari pengguna akan website. Dimensi kedua, normal quality merupakan diemnsi yang medeskripsikan bahwa tingkat fungsi dan layanan yang tersedia berbanding lurus dengan kepuasan pengguna. Sedangkan dimensi yang ketiga menjelaskan bahwa keberadaan fungsi dan layanan bersifat atraktif atau merupakan nilai tambah bagi kepuasan pengguna[2]. Pendekatan yang digunakan ketiga peneliti diatas merupakan pendekatan yang dikembangkan berdasarkan Metode Kano.
Gambar 2. www.bantul.go.id (diakes pada 30 April 2008)[6] b. mambangun kusioner Kano kuesioner Kano tersusun atas sepasang pertanyaan dengan liam jawaban untuk sebuah fitur atau informasi. Pertanyaan pertama bersifat positif sedangkan pertanyaan kedua bersifat negatif atau negasi dari pertanyaan pertama. Berikut contoh kuesioner Kano. 1.
Sangat puas. Puas, karena sudah seharusnya seperti itu. Biasa saja. Tidak puas, tapi dapat menerimanya. Sangat tidak puas dan tidak dapat menerimanya. 2.
3. LANGKAH PENELITIAN
Bagaimana pendapat Anda jika pada situs www.bantul.go.id terdapat informasi daerah Bantul (sejarah, moto daerah, lambang dan arti lambang, dll) ?
Bagaimana pendapat Anda jika informasi daerah Bantul (sejarah, moto daerah, lambang dan arti lambang, dll pada situs www.bantul.go.id tidak perlu disediakan) ?
Langkah langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Sangat puas. Puas, karena sudah seharusnya seperti itu. Biasa saja. Tidak puas, tapi dapat menerimanya.
Sangat tidak puas dan tidak dapat menerimanya
No
Kategori
Aplikasi
Nomor
Aplikasi
Soal
/informasi 2.
Berdasarkan analisis terhadap website dan panduan pengelolaan website pemeraintah daerah maka dikembangkan kueisoner ebagaimana dalam tabel 1 berikut ini.
No
Kategori
Aplikasi
Nomor
Aplikasi
3.
Download
Interaction
Peta wilayah
15
dan
Produk hukum
16
dan
Chatroom
20
dan
22 4.
User Input
Soal
/Informasi
Buku tamu
21
dan
Keluhan masyarakat
24
dan
Jajak pendapat/ polling
26
dan
38 1.
Informational
Informasi pariwisata
1 dan 29
Informasi tempat pelayanan
2 dan 35
Informasi perijinan
3 dan 41
Informasi kependudukan
4 dan 45
Berita daerah
5 dan 50
Pengumuman daerah
6 dan 53
Produk hukum
7 dan 17
Informasi potensi daerah
8 dan 19
Peta wilayah
9 dan 30
Informasi geografis
10
dan
pejabat
11
Informasi struktur organisasi
Forum diskusi
25
dan
54 5.
Service
Layanan
Oriented
Layanan (pembuatan
perijinan
(ijin
28
dan
kependudukan
34
dan
KTP,
kartu
47
keluarga, akta-akta) 6.
Portal
Webmail
33 42
Link website (dapat menuju
32
dan
situs pemkab lain atau badan
48
12
dan
pemerintah)
Informasi daerah situs
13
dan
Agenda kota
14
dan
Informasi
data
dan
7.
Database
Pencarian
Access
31
dan
dan
40
23 Album foto
18 27
dan
Tabel 1. Rancang Bangun Kuesioner.
c. melakukan administrasi dan evaluasi hasil kuesioner. Administrasi dilakukan untuk menentukan kuesioner yang layak dianalisis dan yang tidak. Setelah proses administrasi selesai dilaksanakan maka dilakukan tabulasi terhadap data e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
hasil kuesioner. Hasil dari tabulasi data merupakan informasi yang dapat diolah dengan menggunakan tabel evaluasi Kano. Gambar 3. menunjukkan tabel evaluasi Kano.
[5] Wan-I Lee, Bih-Yaw Shih, Liang-Jung Tu; The Application Of Kano's Model For Improving Web-Based Learning Performance; 32nd ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference [6]. www.bantul.go.id diakses 30 april 2008.
Gambar 3. Tabel evaluasi Kano.
4.
RINGKASAN SELANJUTNYA. 1.
2.
3.
DAN
PENELITIAN
Kebutuhan layanan yang bersifat kualitatif perlu dimodelkan menuju model yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan Metode Kano sehingga memudahkan pemahaman akan kualitas layanan. Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah model yang menggambarkan kebutuhan layanan website pemerintah daerah sehingga dapat ditentukan fitur atau informasi yang harus ada, one diemnsional dan atraktif. penerapan metode Kano dalam pengembangan website telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain. Namun perlu di teliti lagi sejauhmana efektifitas dari hasil pemodelan mengingat metode kano berangkat dari kebutuhan untuk mengukur kebutuhan layanan dalam dunia otomotif yang bersifat terukur.
5. Daftar Pustaka [1.] Kementrian Komunikasi dan Informatika;Panduan Penyelenggaran Situs Web Pemda [2]. M. von Dran, Gisela; Zhang, Ping; Small, Ruth; Quality Websites: An Application of the Kano Model to Website Design ; Proceedings of the Fifth Americas Conference on Information Systems, August 13-15, 1999 [3]Pemerintah Republik Indonesia; Inpres No 3 Tahun 2003. [4]. Sauerwein, Elmar; Bailom, Franz; Matzler, Kurt; Hinterhuber,Hans H.; The Kano Model: How To Delight Your Customers; Preprints Volume I of the IX. International Working Seminar on Production Economics, Innsbruck/Igls/Austria, February 19-23 1996, pp. 313 -327 e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta