PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BAUBAU LOCAL GOVERNMENT EXPENDITURE AND ECONOMIC GROWTH : A CASE OF BAUBAU CITY Muhammad Hakim Pribadi, Muhammad YusriZamhuri, Nursini
Jurusan Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Fakultas Ekonomi, Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Alamat Korespondensi : Muhammad Hakim Pribadi Ekonomi Pembangunan danPerencanaan UniversitasHasanuddin Makassar, 90215 HP: 085 395907942 Email: Muhammad
[email protected]
ABSTRAK Pengeluaran pemerintah yaitu dalam bentuk belanja modal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Belanja modal dimaksud dialokasikan untuk investasi pada sektor-sektor yang memicu pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui pengaruh tidak langsung pengeluaran pemerintah daerah dan investasi terhadap partumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja; (2) mengetahui pengaruh langsung pengeluaran pemerintah yakni belanja modal dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada studi ini menerapkan model persamaan struktural dengan metode Two Stage Least Square (2SLS) digunakan untuk meregresi hubungan kausalitas antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah yaitu belanja modal dan investasi keduanya mempunyai hubungan positif signifikan melalui angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pengeluaran pemerintah dan investasi keduanya memiliki hubungan langsung yang positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata kunci: Pengeluaran Pemerintah, Belanja Modal, Investasi, Angkatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi.
ABSTRACT Government expenditure in term of capital spending has a strong effect on economic growth. The respective capitals spending were invested especially in the sectors in which trigger the growth. This research aimed: (1) to investigate indirect effect both local government spending and investment on economic growth. These indirect effects through work forces; (2) to investigate direct effect both capital spending and investment on economic growth. In this study, structural equation model (SEM) was applied. Two Stage Least Square (2SLS) was run to regress the respective independent variables on dependent variable to identify the causality of the associated variables. The results show that government expenditure i.e capital spending and investment both have a positive significant indirect effect through work force on economic growth. In addition, government expenditure and investment also both have a positive significant direct effect on economic growth.
Keywords: government expenditure, capital spending, investment, work forces and economic growth.
PENDAHULUAN Pengeluaran pemerintah yaitu dalam bentuk belanja modal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Belanja modal dimaksud dialokasikan untuk investasi pada sektor-sektor yang memicu pertumbuhan ekonomi. Belanja yang bersifat produktif dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik akan dapat menstimulus perekonomian. Misalnya, pembangunan infrastruktur akan mendorong investasi, dengan adanya investasi ekonomi akan berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga akan menyerap pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan alokasi belanja modal dalam bentuk aset tetap seperti infrastruktur dan peralatan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Sebab, dengan semakin tingginya belanja modal maka akan semakin tinggi pula produktivitas ekonomi. Saragih (2003), menyatakan bahwa pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal yang produktif seperti untuk melakukan aktivitas pembangunan. Dalam eraotonomi masing-masing daerah berlomba untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya guna meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang ada dan membentuk pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro, 2004). Kemampuan daerah untuk tumbuh sangat ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi yang adakalanya satu sama lain saling mempengaruhi. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode keperiode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno (2004), dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulawesi yakni Sulawesi Tenggara (10,41%), Sulawesi Barat (10,32%), dan Sulawesi Utara (9,27%). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap tenagakerja. Pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di
dikawasan Sulawesi hal ini sejalan dengan Kota Baubau memiliki Pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding Kabupaten dan Kota yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara hal ini
sungguh menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pertumbuhan ekonomi Kota Baubau pada 8 tahun terakhir tumbuh postif dan stabil dengan rata – rata pertumbuhan 8.2% pertahun. Pertumbuhan ekonomi Kota Baubau tergolong tinggi karena pertumbuhannya berada di atas rata – rata pertumbuhan nasional yakni 6.5% pertahun. Tentunya ini merupakan pertanda ada kecenderungan produktifitas yang tinggi dari waktu ke waktu yang terjadi diKota Baubau. Penelitian yang dilakukan oleh Patricia(2013), merekomendasikan untuk mengurangi alokasi anggaran belanja rutin untuk pendidikan dan lebih menekankan pada belanja modal sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi Nigeria dan Pemerintah yang harus mengarahkan pengeluaran menuju sektor-sektor produktif. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tidak langsung pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Baubau melalui AngkatanKerja.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitianini berada diKota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara, Penetapan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan untuk memudahkan penulis mengumpulkan data yang diperlukan, serta waktu, biaya dapat dihemat seefisien mungkin. Sedangkan waktu penelitian selama dua bulan yang dimulai bulan Agustus 2014 dan berkahir pada bulan September 2014. Rancangan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan data time series dari tahun 2001 sampai 2013. Variabel yang digunakan terdiri dari variabel independen yaitu Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Investasi. Sedangkan variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi dan Angkatan Kerja. Metode Pengumpulan Data Adapun Metode pengumpulan data yaitu data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder melalui studi dokumentasi yang diperoleh dari instansi pemerintah secara langsung, maupun menggunakan alat media internet untuk mengakses data yang disedikan oleh situs resmi pemerintah Kota Baubau. data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara kuantitatif. Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis two stage least square (2SLS) untuk mengetahui pengaruh tidak langsung pengeluaran pemerintah daerah
dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja. Adapun bentuk fungsi strukturnya adalah Y1 = f ( X , X ) ................................................................ Y
(1)
= f ( X , X , Y ).............................................................
(2)
Dimana :
Y2 = Pertumbuhan Ekonomi Y1 = Angkatan Kerja X1 = Pengeluran Pemerintah X2 = Investasi Bentuk hubungan struktur masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dinyatakan dalam persamaan non linear sebagai berikut : Y
=∝ X
eY = β X
∝
X
X
∝
.................................................... Y
(1.1)
.................................................
(1.2)
Persamaan (1.1) dan (1.2) kemudian ditranformasi dalam fungsi log natural untuk meregresi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ln Y1 = Ln ∝ + ∝ L
+∝ L
+ ..................................
Y2 = L β + β L X + β L X + β Y +
(1.3)
.......................
(1.4)
Dimana :
Y = Estimasi dari Ln Y 1
Untuk mengukur pengaruh tidak langsung pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja maka persamaan (1.4) disubtitusikan ke persamaan (1.3) menghasilkan persamaan reduce form sebagai berikut : Y = L β + β L X + β L X + β (Ln∝ + ∝ L
+∝ L
Y = L β + β L X + β L X + (Ln ∝ β + β ∝ L Y = (L β +Ln ∝ β ) +( β L X + β ∝ L Y Y
= (L β +Ln∝ β ) + ( β + β ∝ )L = L γ +γ L
Dimana :
+γ L
+
+ )+
+β ∝ L
)+(β L X + β ∝ L
+(β + β ∝ )L
+
+β
)+
)+ (β
+
γ = (L β +Ln∝ β ) = Konstanta γ = (β + β ∝ )
= Koefisien Pengaruh tidak langsung Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja.
γ
(β + β ∝ ) = (β
= Koefisien pengaruh tidak langsung Angkatan Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja.
)
+
= Error term
Untuk mengetahui pengaruh langsung pengeluaran pemerintah daerah dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi digunakan metode analisis regeresi. Y = f ( X , X )............................................................. Y =
+
LnX +
(1)
LnX +ε.....................................
(2)
Y = Ω + Ω + Ω + ...............................................
(3)
Keterangan : Y
Ω
= Pertumbuhan Ekonomi =
= Konstanta
Ω =
LnX = Koefisien Pengaruh Pengeluran Pemerintah terhadap Pertumbuhan
Ω =
LnX = Koefisien Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Kota Baubau.
Kota Baubau.
Adapun pengaruh langsung dan tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: Pengaruh tidak langsung/ indirect effect: Variabel X1
(Pengeluaran Pemerintah) terhadap Y2 (Pertumbuhan Ekonomi)
melalui Y1 (Angkatan Kerja) Variabel X2
(Investasi) terhadap Y2 (Pertumbuhan Ekonomi) melalui Y1
(Angkatan Kerja) Pengaruh langsung/ direct effect: Variabel X1 (Pengeluaran Pemerintah) terhadap variabel Y2
(Pertumbuhan
Ekonomi) Variabel X2 (Investasi) terhadap variabel Y2 (Pertumbuhan Ekonomi) Variabel X1 (Pengeluaran Pemerintah) terhadap variabel X2 (investasi).
HASIL PENELITIAN Pengaruh Pengeluaran Pemerintah yakni Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Angkatan Kerja Koefisien pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja adalah 0.008. sehingga dapat dikatakan bahwa pengeluran pemerintah melalui angkatan kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Baubau. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Angkatan Kerja Koefisien investasi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja adalah 0.003. sehingga dapat dikatakan bahwa investasi melalui angkatan kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Baubau. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah yakni Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh hasil bahwa pengaruh pengeluran pemerintah (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) sebesar 0.012, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.006. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh pengeluaran pemerintah (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) diKota Baubau. Hal ini berarti pengaruh pengeluran pemerintah (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) diKota Baubau adalah positif dan signifikan. Pengaruh Investasi Terhadap PertumbuhanEkonomi Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh hasil bahwa pengaruh investasi (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y2) sebesar 0.004, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004 (5%). Hal ini berarti pengaruh investasi (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) diKota Baubau adalah positif dan signifikan.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat pengaruh pengeluran pemerintah yakni belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Baubau. Secara teori dan beberapa dukungan empiris sebelumnya, tentu saja hasil ini sesuai dengan penelitian Alexiou (2009), menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah yaitu pembentukan modal, bantuan pembangunan, investasi swasta dan perdagangan terbuka semuanya memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Baubau. Hasil ini mendukung beberapa teori serta studi empiris sebelumnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Teori Harrod-Domarbahwa model pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut menitik beratkan pada peranan investasi,
tabungan dan industri sangat menentukan dalam pertumbuhan ekonomi daerah Arsyad (1999), sejalan dengan Todaro (2000), mengatakan bahwa salah satu faktor atau komponen utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah akumulasi modal dimana Akumulasi modal meliputi semua jenis investasi baru, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta. Investasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Investasi dapat berupa investasi modal fisik maupun investasi modal manusia. Investasi fisik (physical investment) yakni, semua pengeluaran yang dapat menciptakan modal baru atau meningkatkan stok barang modal. Sedangkan investasi sumber daya manusia (human capital investment) dapat berupanilai-nilai pembelajaran dan pengalaman yang ada dalam diri tenaga kerja seperti peningkatan produktivitas dan pendapatan (Mankiw, 2006). Penelitian ini juga sejalan dengan teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Mankiw, 2000). Kim(1997), Dalam penelitiannya tentang kasus pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan, angkatan kerja, investasi dan konsumsi pemerintah daerah mempunyai pengaruh positif yang signifikan, sedangkan disparitas pendapatan antar daerah lebih disebabkan oleh sektor swasta (investasi swasta).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan masalah yang hendak diselesaikan, tujuan yang hendak dicapai, dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:pengeluaran pemerintah yakni belanja modal dan penanaman investasi dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi melalui angkatan kerja positif dan signifikan.pengaruh langsung pengeluaran pemerintah yakni belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Baubau sama halnya Investasi penanaman modal dalam negeriberpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sama halnya pengaruh pengeluaran pemerintah yakni belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal (1) Pemerintah Kota Baubau diharapkan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan alokasi anggaran tiap tahun dengan cara mencari sumbersumber lain yang mempunyai potensi besar untuk meningkatkan PAD Kota Baubau. (2) Investasi yang masuk ke Kota Baubau seharusnya diarahkan ke sektor-sektor yang lebih
menyerap tenaga kerja, serta didistribusikan merata, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat yang akhirnya meningkatkan daya beli masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA AlexiouC. (2009). Government Spending and Economic Growth: Economic Avidence from the South Eastern Europe.Journal of Economic and Social Research, 11: 1-16. Arsyad, Lincoln. (1999). Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta. Kim, Sung Tai. (1997). “The Role of Local Public Sectors in Regional Growth in Korea”, Asian Economic Journal, Vol. 11 No. 21, 155-168. Kuncoro.(2004). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta. Mankiw, N.Gregory. (2000).Teori Makro Ekonomi.Ed.4, Jakarta: Penerbit Erlangga. Mankiw, N.Gregory(2006). Makroekonomi. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta. Patricia, Chude Nkiru. (2013). Impact Of Government Expenditure On Economic Growth In Nigeria. International Journal of Business and Management Review Vol.1, No.4, pp.6471. Diakses dari www.eajournals.org. pada tanggal 13 Maret 2014. Saragih, Juli Panglima. (2003). Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sukirno.(2004). Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Todaro, Michael. (2000). Ekonomi Pembangunan di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.