USAHA-USAHA PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MIE SAGU DI KOTA SELATPANAJANG (STUDI KASUS HOME INDUSTRI KENCANA MANDIRI SELATPANJANG) Lisma Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis
Yunelly Asra, MM Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis
Rosmida, SE Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis
ABSTRACT The efforts of marketing to increase the sale of Mie Sagu at Selatpanjang (Case studies of Home Industry Kencana Mandiri Selatpanjang). The purpose of this research is to know the marketing efforts that be done by Home Industry Kencana Mandiri to increase the sales of Mie Sagu at Selatpanjang, the obstracles in the face of Home Industry Kencana Mandiri in marketing their product, and the marketing efforts that will be taken for the next years by Home Industry Kencana Mandiri. The type of this research is Deskriptive method. The results of this research is the marketing efforts that be done by Home Industry Kencana Mandiri such as: keep the quality of product, keep the quntity of product, give best service to their consumen, an keep stability of product. The difficulties involved by Home Industry Kencana Mandiri in marketing their product are tools and infrastructure was not sufficient, package of Mie Sagu is not attract the consumen’s attentions and lack of employee in marketing division. The efforts program that will be taken for the next year is change the wet noodle into dry noodle, find the employee that have a good skill and found an interesting package. Keyword: Marketing, Sales, Sagu nodle
1. Latar Belakang Masalah Mengkonsumsi makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi bagi setiap manusia demi mempertahankan hidupnya. Manusia memenuhi kebutuhan pokok berupa makanan tersebut dengan bekerja sesuai dengan profesinya. Dalam bekerja atau beraktivitas, diperlukan sejumlah energi yang menghasilkan tenaga melalui proses metabolisme dalam tubuh. Energi yang dibutuhkan tersebut, banyak tersimpan di dalam makanan. Hal ini menunjukkan bahwa
kebutuhan makanan akan selalu berdampingan dalam kehidupan seharihari. Mie Sagu merupakan panganan asli Indonesia karena pohon sagu ini hanya terdapat di Indonesia, seperti daerah Maluku, Irian Jaya (Papua), dan Riau. Akan tetapi daerah yang benarbenar menjadikan sagu ini sebagai Mie adalah oleh masyarakat Selatpanjang dan sekitarnya. mie sagu tidak hanya terjual di daerah lokal, juga terjual luar kota seperti di Pekanbaru, Siak, Dumai,
dan kota Batam sehingga produk tersebut mudah dikenal masyarakat. Dibawah ini tabel tingkat penjualan mie sagu Home Industri Kencana Tabel I.
Mandiri di Selatpanjang 3 (tiga) tahun terakhir yaitu sebagai berikut:
Tingkat penjualan Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri Tahun 2009-2011
No 1
Tahun 2009
Jumlah Produksi 99 Ton
Persentase (%) Fluktuasi Produksi -
2
2010
84 Ton
(15,15 %)
3
2011
132 Ton
57,14 %
Sumber : Data Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Mie Sagu pada Home Industri Kencana Mandiri yang terproduksi sebanyak 99 ton ditahun 2009 terjual sebanyak 100% kemudian, pada tahun 2010 produksi penjualan mie sagu mengalami penurunan jumlah produksi dari 84 ton yang terjual hanya sebanyak (15,15%), untuk tahun 2011 jumlah produksi kembali meningkat dari 84 ton menjadi sebanyak 132 Ton dan jumlah penjualan meningkat sebanyak 57,14%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan mie sagu pada Home Industri Kencana Mandiri mengalami perubahan naik turun berdasarkan tiga tahun terakhir. Dari data jumlah tingkat penjualan Mie Sagu pada Home Industri kencana mandiri, dapat dilihat bahwa jumlah tingkat penjualan Mie Sagu yang paling banyak adalah pada tahun 2011. Dari berbagai permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “USAHA-USAHA PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MIE SAGU DI KOTA SELATPANJANG” (STUDI KASUS
HOME INDUSTRI KENCANA MANDIRI SELATPANJANG). 2.
Perumusan masalah
Bagaimanakah Usaha-usaha Pemasaran yang dilakukan oleh Home Industri Kencana Mandiri untuk Meningkatkan Penjualan Mie Sagu di Kota Selatpanjang. 3.
Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui Usaha-usaha pemasaran yang telah dilakukan Home Industri Kencana Mandiri untuk meningkatkan penjualan mie sagu di kota selatpanjang Untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi Home Industri Kencana Mandiri dalam memasarkan produk. Untuk mengetahui program Usaha-usaha pemasaran yang akan dilakukan pada tahun-tahun berikutnya oleh Home Industri Kencana Mandiri.
b.
c.
4.
Landasan Teori
Penelitian ini, mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya seperti
penelitian Zahrotul Fuad memaparkan tentang Pelaksanaan pengembangan produk dalam meningkatkan omzet penjualan pada perusahaan roti Amanah dilakukan dengan melakukan penciptaan-penciptaan model baru dengan merubah bentuk dasar dari roti yang dijual dengan inovasi baru sehingga tidak membuat konsumen menjadi bosan dengan hasil produksi perusahaan roti Amanah Jombang. Dan strategi pemasaran madu dengan judul penelitian Analisis Strategi Pemasaran Madu pada Pusat Pelebahan Nasional (PUSBAHNAS) Parung Panjang, Bogor. Hasil penelitian tersebut adalah kekuatan utama perusahaan yaitu produk yang dijual beraneka ragam, baik rasa, ukuran maupun kemasannya. Pemasaran Menurut WJ. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Menurut Philip dan Duncan Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. Penjualan menurut Henry Simamora dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”.(2000:24) Penjualan menurut Chairul Maromdalam buku“SistemAkuntansi Perusahaan Dagang” menyatakan bahwa : “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha
pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.(2002:28). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan a. Kondisi dan Kemampuan Penjual. 1. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. 2. Harga produk. 3. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanansesudah penjualan, garansi dan sebagainya. b. Kondisi Pasar. 1. Jenis pasarnya 2. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya 3. Daya belinya 4. Frekuensi pembelian 5. Keinginan dan kebutuhan
5.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Home Industri Kencana Mandiri di Jalan Rintis nomor 306 Kecamatan Tebing Tinggi di kota selatpanjang. Objek penelitian Tugas Akhir ini yang berjudul Usaha-usaha Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Mie Sagu di kota selatpanjang. (Studi kasus Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang). Jenis data yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir ini Data Kualitatif dan Data Kuantitatif. Sumber Data Primer dan Data Sekunder. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan Observasi, Wawancara, Studi Pustaka. Jenis penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif. 6.
Hasil Penelitian Pembahasan
san
a.
Usaha-usaha Pemasaran yang telah dilakukan Home Industri Kencana Mandiri untuk Meningkatkan Penjualan Mie Sagu di Kota Selatpanjang pada Tahun (2009-2011).
1.
Menjaga Kualitas produk Kualitas adalah tingkat baik buruknya suatu produk (mutu). Segala bentuk satuan ukuran yang terkaitan dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat yang berupa mutu dari produk tersebut. Bahan yang di buat Mie sagu tersebut hanya menggunakan tepung sagu dan tidak menambahkan bahanbahan pengawet lainnya. Untuk melihat kualitas produk Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri dapat dilihat gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Contoh Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang
Dalam menjaga kualitas Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang menggunakan bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu: Produk, harga, tempat dan promosi. Berikut adalah bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Home Industri Kencana Mandiri selatpanjang yaitu: a. Product (Produk) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawar kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan bagi konsumen. Dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut. Produk Mie Sagu yang ditawarkan kepada konsumen ialah Mie Sagu yang sangat enak dan alami tanpa bahan pengawet. Adapun komposisi dan bahan-bahan dalam memproduksi Mie Sagu yaitu: Tepung Sagu, air dingin dan air panas. Sedangkan untuk bahan-bahan dalam pembuatan Mie Sagu pada Home Industri Kencana Mandiri dapat dilihat perharinya sebanyak 100 Kg tepung sagu dan air secukupnya. b. Price (Harga) Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Perusahaan harus mampu menetapkan harga produknya dengan baik dan tepat sehingga konsumen tertarik dan mau membeli produk yang ditawarkan sehingga perusahaan mendapat keuntungan. Harga yang ditawarkan oleh Home Industri Kencana Mandiri kepada konsumen sangat murah, dibandingkan dengan Home Industri Nuraisyah. Perbandingan harga ini dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini:
Tabel 5.1 Perbandingan Harga Penjualan Mie Sagu pada Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang dengan Home Industri Nuraisyah No 1
Harga Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri perkilo Rp 5000,-/Kg
Harga Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri perkilo Rp 8000,-/Kg
Sumber data: Wawancara bersama karyawan pada perusahaan mie sagu.
Dari tabel diatas dapat dilihat harga Mie Sagu yang tergolong murah, sehingga masyarakat lebih memilih untuk membeli produk Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri. c. Promotion (Promosi) Home Industri Kencana Mandiri melakukan kegiatan promosi atau pemasaran secara langsung dengan konsumen. Pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang menggunakan mediauntuk berinteraksi langsung dengan konsumen salah satunya yaitu: dengan cara dari mulut kemulut sehingga tersebar dengan cepat, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut mudah ditanggapi konsumen. d.
Place (Tempat) Lokasi Mie Sagu Home Industri sangat strategis, dimana tempatnya mudah dikunjungi oleh konsumen. Adapun Home Industri Kencana Mandiri menjual produknya diberbagai tempat seperti: 1. Selatpanjang Diselatpanjang menjual dibeberapa tempat yaitu: dikedai-kedai atau warung-warung kecil, pasar,rumah makan,dan toko-toko makanan. 2. Dumai Kota dumai merupakan salah satu cabang pusat penjualan Mie Sagu Selatpanjang, adapun agen yang menjual Mie Sagu ini terdapat hanya pada restoran, dimana restoran tersebutlah yang menjadi pusat pembelian konsumen dalam
mengkonsumsi Mie Sagu dari Selatpanjang. Begitu juga dikotakota lainnya seperti: di Batam, Siak, Pekanbaru. 2.
Menjaga Kuantitas suatu produk Salah satu cara untuk menjaga kuantitas ialah tidak mengejarkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kuantitas ini menentukan berapa banyak jumlah suatu produk tersebut yang dihasilkan perusahaan. Home Industri Kencana Mandiri memproduksi Mie Sagu perharinya sebanyak 200-300 kilo, Mie Sagu tersebut terjual habis tiap harinya. Untuk perbulannya jumlah kualitas produk yang di hasilkan sebanyak 6000 Kg, demikian juga produk tersebut terjual habis begitu seterusnya. Home Industri Kencana Mandiri menjaga kuantitas produknya. Karena kuantitas ini ialah dilihat dari berapa banyak barang yang di habiskan. Untuk itu salah satu hal yang dilakukan perusahaan Mie Sagu Home Industri kencana mandiri ini ialah menjaga kuantitas dan kualitas produk. Cara menilai kualitas suatu produk yaitu: a.
Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Daya tahan produk Mie Sagu ialah kurang lebih 22 hari bertahan.
Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk tersebut. Mie Sagu tersebut mempunyai bentuk yang panjang, dan dilihat dari warnanya keabu-abuan, dan dapat dilihat dari rasa Tabel 5
mie sagu adalah tawar yang tidak dicampur bahan perasa. Produk Mie Sagu ini dibungkus rapi dan dimasukkan kedalam plastik putih.
Tingkat Penjualan Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri Tahun (2009-2011)
No 1
Tahun 2009
Jumlah Produksi 99 Ton
Persentase (%) Fluktuasi Produksi -
2
2010
84 Ton
(15,15 %)
3
2011
132 Ton
57,14%
Sumber : Data Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat penjualan Mie sagu mengalami peningkatan dan penurunan yang dari awalnya jumlah produksi sebanyak 99 ton dan habis terjual sebanyak 100%, kemudian produksi Mie Sagu mengalami penurunan jumlah produksi sebanyak 84 tonyang terjual hanya sebanyak (15,14%). Ini salah satu dikarenakan berkurangnya tenaga kerja/karyawan dalam memproduksi Mie Sagu dan stok tepung Sagu yang terbatas sehingga produksi Mie Sagu tersebut sedikit dan dan terjadinya penurunan. Dan untuk penjualan berikutnya mengalami peningkatan kembali sebanyak 132 ton, hal ini disebabkan salah satunya jumlah karyawan bertambah, dan jumlah pesanan produk Mie Sagu yang banyak. Sehingga dengan hal itu dapat mempercepat proses kerja dan penjualan Mie Sagu yang meningkat. 3. Memberikan layanan yang baik kepada konsumen pelayanan yang baik kepada konsumen. Salah satunya pelayanan yang diberikan oleh Home Industri Kencana Mandiri yaitu: a. Dilihat dari harga Harga yang ditawarkan kepada konsumen sangat terjangkau, dan jika
konsumen membeli banyak Mie Sagu tersebut maka akan diberi diskon harga, misalnya dengan membeli 10 bungkus diskon 1 bungkus Mie Sagu kepada konsumen yang membelinya. b.
Dilihat dari kualitas produk Home Industri Kencana Mandiri membuat Mie Sagu dengan daya tahan produk Mie Sagunya bertahan lama bagi konsumen. Agar konsumen tidak merasa kecewa dengan Mie Sagu yang ia beli sesudah beberapa hari, tetapi belum dimasak, dengan kata lain Mie Sagu tersebut masih bisa bertahan untuk dimasak kapan ia mau. c.
Dilihat dari tenaga kerja Meskipun Home Industri kencana Mandiri belum menyediakan karyawan khusus dalam pelayanan akan tetapi Home Industri Kencana Mandiri memiliki karyawan yang bisa melayani konsumen dalam pelayanan jika ada konsumen yang membeli produk Mie Sagu tersebut.
4.
Menjaga kestabilan harga Menjaga kesetabilan harga ialah dengan tidak menaik maupun menurun
harga yang sangat tinggi dengan harga yang mudah terjangkau oleh konsumen. Home Industri Kencana Mandiri menjual Mie Sagu tidak begitu mahal, dengan tidak mengurangi kualitas Produk Mie Sagu. b.
Kendala-kendala yang dihadapi Home Industri Kencana Mandiri dalam Memasarkan Produk Mie Sagu.
Home Industri Kencana Mandiri memiliki kendala-kendala dalam memproduksi Mie Sagu, adapun kendalanya adalah: Sarana dan prasarana belum mencukupi atau memadai. 1. Mesin Mesin merupakan salah satu alat untuk mengolah Mie Sagu, mesin yang ada pada Home Industri Kencana Mandiri belum memadai, dan kekurangan mesin dalam mengolah Mie Sagu. Kekurangan mesin dapat menghambatkan proses pembuatan Mie Sagu. Mesin pengolah Mie Sagu pada Home Industri Kencana Mandiri ini dengan muatan atau kapasitas sebesar kurang lebih 200 sampai 300 Kg perhari.
salah satu hambatan bagi pihak perusahaan Home Industri Kencana Mandiri untuk memproduksi Mie Sagu. Panci yang tersedia dalam mengoloh Mie Sagu ini hanya berjumlah 2 buah. Hal inilah Panci yang ada pada Home Industri Kencana Mandiri hanya dengan kapasitas kurang lebih 30 keping dalam sekali perebusan. 4. Kemasan pada produk Mie Sagu belum begitu baik. Kemasan produk Mie Sagu pada Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1.
2. Tempat Tempat produksi atau lokasi yang kecil kira-kira 8x7 meter hal ini akan membuat karyawan untuk bekerja menjadi tidak nyaman, sehingga ketika ingin mengolah, menjemur, atau merebus Mie Sagu tersebut menjadi terhambat. Karyawan akan merasa tidak nyaman. Dan untuk menambahkan bahan-bahan produksi pada ruangan tersebut tidak bisa. Ini dikarenakan kerangnya modal untuk membuat lokasi yang besar dan lokasi tanah yang tidak memungkinkan. 3. Panci Panci adalah sebuah alat yang digunakan untuk merebus Mie Sagu dalam mengoloh Mie Sagu. Ini juga merupakan
Gambar 5.5 Kemasan produk Mie Sagu Home Industri Kencana Mandiri Selatpanjang
5.
Kurangnya karyawan di bagian pemasaran produk Mie Sagu. Kurangnya karyawan dalam memasarkan produk Mie Sagu dapat membuat pekerjaan menjadi terhambat, bahkan membuat perusahaan menjadi tidak maju dan berkembang selain itu juga terhambat kesiapan dalam menyelesaikan proses pendistribusian produk. Adapun jumlah karyawan dibagian pemasaran pada Home Industri Kencana Mandiri sebanyak 1 orang. Dimana karyawan dibagian pemasaran inilah yang memasarkan produk Mie Sagu kepada konsumen. Dengan 1 orang karyawan yang memasarkan produk inilah yang menjadi kendala dalam memasarkan produk Mie Sagu tersebut.
c.
Program Usaha Yang Akan dilakukan Untuk Tahun Berikutnya. Adapun program yang akan dilakukan Home Industri Kencana Mandiri yaitu: 1.
Membuat Mie basah menjadi Mie kering Kegiatan ini dilakukan untuk merubah selera rasa pada konsumen, dengan tujuan agar konsumen dapat memilih dan menginginkan selera yang ia mau. Dasar merubah Mie basah menjadi Mie kering ini ialah: a. Untuk merubah selera rasa konsumen. b. Produk Mie kering dapat bertahan lama, Mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian. Yang harus dilakukan Home Industri Kencana Mandiri, mencari tenaga-tenaga kerja yang memiliki keahlian yang bagus. Adapun cara-cara Home Industri Kencana Mandiri dalam mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian yang baik yaitu: a. Pengadukan b. Penggilingan c. Perebusan d. Pengeringan e. Pengemasan f. Pemasaran 3. Menemukan kemasan yang menarik dan unik. Kemasan pada produk sangat berpengaruh pada minat beli konsumen, jika kemasannya bagus dan menarik maka akan menumbuhkan minat beli pada konsumen. Kemasan adalah salah satu bungkusan yang tersedia pada sebuah produk.
b.
2.
2.
Kesimpulan
a.
Usaha-usaha pemasaran yang telah dilakukan Home Industri Kencana Mandiri untuk meningkatkan penjualan Mie Sagu dikota
c.
3. a.
b.
Selatpanjang diantaranya adalah menjaga kualitas dan kuantitas produk, memberikan layanan yang baik kepada konsumen, membuat konsumen merasa puas akan produk yang dibelinya, menjaga kestabilan harga, mampu bersaing secara sehat dan mampu memberikan produk yang terbaik kepada konsumen. Kendala-kendala yang dihadapi Home Kencana Mandiri dalam memasarkan produk Mie Sagu diantaranya adalah sarana dan prasarana belum mencukupi atau memadai, tempat pembuangan limbah yang belum memadai, kemasan pada produksi Mie Sagu belum begitu bagus dan kurangnya karyawan dibagian pemasaran produk Mie Sagu. Program usaha yang akan dilakukan Home Industri Kencana Mandiri untuk tahun berikutnya yaitu: Membuat Mie basah menjadi Mie kering, Mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian yang baik dan Merancang kemasan yang menarik dan unik. Saran Sebaiknya Home Industri Kencana Mandiri dapat menambah sarana dan prasarana produksi seperti mesin, kuali agar terciptanya kegiatan kerja yang efektif dan efisien, demi meningkatkan hasil produksi penjualan Mie Sagu. Dalam meningkatkan penjualan produk Mie Sagu sebaiknya Home Industri Kencana Mandiri membuat kemasan yang unik seperti menggunakan alat teknologi yang canggih dan moderen agar terciptanya produk bersih dan mutu yang bagus. Sehingga konsumen tidak ragu mengkonsumsi produk tersebut. Hal tersebut dilakukan
c.
4.
karena kemasan adalah salah satu pendorong minat beli oleh konsumen. Melihat jumlah karyawan atau tenaga kerja pada Home Industri Kencana Mandiri yang kurang, jadi sebaiknya Home Industri Kencana Mandiri menambah tenaga kerja atau karyawan yang memiliki keahlian yang sesuai dengan keahliannya masing-masing, supaya pekerjaan dapat terselesai dengan baik. Daftar Pustaka
Sofjan, Assauri, (2004), dalam buku manajemen pemasaran dasar, konsep dan strategi, Penerbit PT. Rajagrafindo persada, Jakarta.
Kotler, Philip, 2005, Penerbit Syaamil Cipta Media, Bandung. Marom, Chairul, 2002, dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang”. Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta. Swastha, Basu, 2001, dalam bukunya Manajemen Penjualan, Penerbit Gramedia Pustaka Umum. H. Nystrom, 2007, Http/Yahoo.com, Pemasaran, (30 Desember 2011) Jobber, 2006, Pemasaran, http/www. Petrachristian univercity library pdf (31 Desember 2011) Joel G.Siegel, 2007, http/google.com, Pemasaran (27 Januari 2012)
Drs. Sutamto, 2002, dalam bukunya Teknik Menjual Barang, Penerbit Erlangga. Fandy, Tjiptono, 2002, Strategi Pemasaran. Edisi kedua, cetakan keenam, Penertbit Andy, Yogyakarta.
Kotler Philip dan Duncan, 2007, http/yahoo.com, Pemasaran (30 Desember 2011)
Jefkins, Frank, 2003, Public Relation, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Stanton, WJ, (2007) http/yahoo.com, Pemasaran (30 Desember 2011)