Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
Kewajiban puasa ramadhan telah Allah tetapkan kepada kaum muslim sebagai program penuh hikmah, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa sebagaimana termaktub dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 183. Target taqwa yang telah Allah canangkan untuk kita capai patut kita renungkan kembali. Makna taqwa sendiri telah banyak dijelaskan oleh ulama terdahulu, diantaranya Imam an Nawawi yang menjelaskan bahwa taqwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranfan-larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah SWT itu tiada lain adalah hukum-hukum syariah yang memuat halal dan haram. Taqwa yang dimaksud bermakna kesadaran untuk melaksanakan. Artinya sadar secara akal dan jiwa atas kewajiban
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 1
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
berstandard pada halal dan haram di setiap aktivitas kehidupan. Ketaqwaan yang sempurna sebagaimana tujuan puasa adalahenerapkan syariah secara sempurna, pada level individu, masyarakat, dan negara. Dengan menerapkan syariah secara menyeluruh, masyarakat akan selamat dari keburukan dan kesempitan hidup di dunia, sekaligus akan menjadi solusi atas berbagai persoalan di semua aspek kehidupan. Faktanya, hukum syariah yang berkaitan dengan pengaturan urusan publik seperti politik, pemerintahan, pendidikan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, pidana, dan lain-lain belum bisa dijalankan oleh penguasa. Dalam
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 2
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
menyikapi hal ini, tentu kita boleh berdiam diri, pasrah apalagi menyerah. Sebab sikap demikian termaauk sikap abai terhadap mewujudkan ketakwaan. Sedangkan ketakwaan akan mengundang ridho Allag dan berpahala surga yang dirindukan. Dengan kemauan untuk taat yang ditempa selama bulan Ramadhan, puasa sejatinya menjadi bekal yang sangat berharga guna membentuk karakter pejuang. Pengamatan menunjukkan bahwa karakter menyumbang unsur terbesar dalam sukses seseorang. Di antara karakter terpenting dari pribadi sukses itu adalah adanya kemauan keras untuk berbuat sesuatu. Puasa Ramadhan memang adalah bulan
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 3
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
riyâdhah (latihan) untuk meningkatkan atau menumbuhkan kemauan untuk taat pada aturan Allah SWT. Bila berhasil, kelak di penghujung bulan Ramadhan kita benar-benar bisa disebut muttaqîn (orang yang bertakwa), yakni orang yang mempunyai kemauan kuat untuk senantiasa melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Artinya, semestinya setelah Ramadhan kita menjadi lebih taat pada syariah-Nya. Namun, mengapa kenyataannya tidak demikian? Pasca Ramadhan, kemaksiatan tetap terjadi di mana-mana. Karena ini negeri yang rakyatnya mayoritas Muslim, pelaku kejahatan juga kebanyakan Muslim. Dalam kejahatan pelacuran, misalnya, hampir pasti pelacurnya kebanyakan Muslim; germonya
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 4
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
Muslim; pelanggannya juga banyak yang Muslim. Pelaku perjudian, pornografi dan pornoaksi juga kebanyakan Muslim. Koruptor juga kebanyakan Muslim. Bila ada mafia peradilan maka polisi, jaksa, hakim, pengacara dan terdakwa yang terlibat di dalamnya maka kebanyakan juga Muslim. Semua itu sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Lalu dimana pengaruh puasa yang setiap tahun dilaksanakan itu? Kita ternyata memang selama ini kurang peduli terhadap esensi ibadah. Shalat rajin, rajin pula maksiat. Haji ditunaikan, korupsi tetap digalakkan. Bacaan al-Quran dilombakan, ajarannya dilecehkan. Momentum puasa ramadan ini harus mampu
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 5
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik
mendorong kaum muslim untuk melipatgandakan tekad dalam upaya mewujudkan adanya institusi kekuasaan yang akan menerapkan syariah secara sempurna. Dengan begitu, ketakwaan pun bisa terwujud sempurna. Instutusi kekuasaan inilah dalam bahasa syariah islam disebut Khilafah. Khilafah banyak disebut dalam nas hadist dan telah menjadi ijmak sahabat, serta telah dipraktikkan dan dilestarikan dari generasi ke generasi kaum muslim.
Apa Komentar Anda ? Komentar
Urgensi Mewujudkan Ketaqwaan Individu, Sosial dan Sistemik | 6