UPAYA TK KARTIKA X – 3 PARONGPONG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI PROGRAM PEMBINAAN PROFESI
Oleh : Eneng Kiki Rohaeti Mahasiswa PLS STKIP Siliwangi Bandung NIM :10030304
ABSTRAK Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi professional. TK Kartika X – 3 Parongpong yang menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki tujuan yang sama untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya TK Kartika X – 3 Parongpong dalam meningkatkan kompetensi guru melalui program pembinaan profesi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik (guru) TK Kartika X – 3 Parongpong dan pengelola (kepala sekolah) sebanyak 5 orang. Sedangkan prosedur penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, angket, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) TK Kartika X – 3 Parongpong telah berupaya dalam peningkatkan kompetensi guru melalui berbagai kegiatan program pembinaan terbukti tenaga pendidik selalu diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam kegiatan pelatihan – pelatihan, kegiatan kelompok kerja guru (KKG), penataran, worksop, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan program pengembangan pendidik yang membawa pengaruh positif terhadap kinerjanya . 2) kompetensi akademik tenaga pendidik TK Kartika X – 3 Parongpong tergolong dalam kualifikasi akademik SLTA keatas. 3) Kompetensi profesional tergolong dalam kualifikasi yang cukup baik dalam memahami tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memahami pemberian rangsangan pendidikan yang tepat dan mampu membangun kerjasama yang baik dengan orang tua sehingga sudah memenuhi standar kompetensi professional tenaga pendidik PAUD. 4) Selanjutnya untuk kompetensi kepribadian sebagian besar tergolong dalam kualifikasi yang sangat baik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak, norma agama, budaya dan mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang luhur dengan sangat baik, sehingga sudah memenuhi standar kompetensi kepribadian tenaga pendidik PAUD. 5) Sedangkan untuk kompetensi pedagogik tergolong dalam kualifikasi yang cukup baik dalam merencanakan, melaksanakan program dalam proses pendidikan, pengasuhan serta perlindungan terhadap anak. Namun masih membutuhkan pembinaan yang lebih lanjut dan terpadu. 6) Kompetensi sosial menunjukkan bahwa tenaga pendidik mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam beradaptasi dengan lingkungan dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik sehingga sudah memenuhi standar kompetensi sosial. Kata Kunci: kompetensi, tenaga pendidik, PAUD.
A.PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Kesadaran akan kebutuhan pendidikan kini cenderung meningkat. Pendidikan secara universal dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Secara lebih
sederhana, pendidikan dapat dipahami sebagai suatu proses yangdiperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalammengembangkan manusia. Dewasa ini, isu hangat dalam dunia pendidikan adalah tentang penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (yang selanjutnya disebut PAUD). Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia sekarang terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan Pendidikan Tinggi, yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentukpendidikan keluarga dan yang diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat dimana ia tinggal). Oleh karena itu, PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut sebagai the golden age (usia emas). Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Suderadjat, 2005: 135). Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Penyelenggaraan pendidikan usia dini harus diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan sang anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Pendidik harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam. Pengertian pendidik dalam hal ini tidak hanya terbatas pada guru saja, tetapi juga orang tua dan lingkungan. Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidik ( Guru ) mesti mengenali dengan jelas siapa para belia yang hadir di kelasnya , mengenali berbagai aspek terkait dengan tumbuh kembang anak secara fisik, psikis, dan sosial emosi. Pengetahuan guru
itu senantiasa harus diasah melalui pembinaan atau pelatihan –pelatihan lainnya untuk selalu memperbaiki kualitas pedagogi sesuai dengan profesi keguruannya. Dalam hal ini tidak bisa sepenuhnya menyatakan dan beranggapan bahwa semua permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan semata mata tanggung jawab guru. Padahal semua elemen yang terkait dengan dunia pendidikan harus turut berperan serta. Namun, sebagai seorang guru sebaiknya kita memahami betul apa dan bagimana profesi kita tersebut, dapat memahami dan menghayati tugas – tugasnya sesuai dengan kode etik. Menurut Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 telah dijelaskan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial, sehingga diharapkan dunia pendidikan anak usia dini lebih berkualitas dengan adanya pembinaan profesi guru. B.KAJIAN TEORITIS 1. Konsep Dasar PAUD Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14 disebutkan : pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. Konsep Profesi Keguruan Dalam percakapan sehari-hari sering terdengar istilah profesi atau profesional. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai profesi keguruan. Definisi Profesi Guru Menurut Kartadinata menyebutkan bahwa : “profesi guru adalah orang yang
Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugastugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan”. Moh. Uzer Usman (1991) juga menemukakan bahwa : “Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru”. Berikut mengenai peranan dan tugas pokok guru ( Drs. Uyoh Sadulloh, 2010: 202-203) adalah sebagai berikut : a. Guru sebagai pendidik, ia harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Dengan mendidik guru harus berusaha mengembangkan sikap, watak, nilai, moral, kata hati/nurani anak didik. b. Guru sebagai pengajar harus melaksanakan pembelajaran yang merupakan tugas pertama dan utama. Guru membantu anak didik yang sedang berkembang dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan yang belum diketahui anak. c. Guru sebagai pembimbing harus mengetahui apa yang telah diketahui anak sesuai dengan latar belakang kemampuan tiap anak didik, serta kompetensi apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Anak didik harus dibimbing untuk mendapatkan pengalaman dan memiliki kompetensi yang akan menagantar mereka mencapai tujuan. d. Guru sebagai pengarah bahwa guru harus mengarahkan anak didik sesuai dengan potensi yang dimiliki anak, guru selalu berada bersama anak untuk berdiskusi mengenai apa yang menjadi harapan dan cita-cita mereka. e. Guru sebagai pelatih, sangat berperan dalam mengembangkan keterampilan anak, baik keterampilan intelektual/berpikir maupun ketrampilan motorik. Guru sebagai pelatih bertugas melatih anak didik dalam pembentukkan kemampuan dasarnya, sesuai dengan potensi masing-masing anak. f. Guru sebagai penilai bukan hanya menilai kemampuan intelektualnya, bukan hanya sekedar menilai kemampuan dalam menguasai pembelajaran, tapi juga harus menilai sampai dimana anak sudah memahami dan melaksanakan nilai-nilai atau normanorma dalam kehidupan. 3. Kompetensi Guru Menurut kamus umum bahasa indonesia (WJS. Purwadarmita) disebutkan bahwa : “kompetensi berarti
kewenangan/kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal”. Pendapat lain menurut Mc. Leod ( Moh. Uzer Usman, 1995: 14) menyatakan bahwa : “kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kindisi yang diharapkan”. Menurut Uzer Usman (1995: 14) mengemukakan bahwa : “kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti”. Conny R. Semiawan ( Sudarwan Danim, 2010: 59 ) mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria yakni : a. Knowledge criteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang kemasyarakatan dan pengetahuan umum. b. Performance criteria, yakni kemmpuan guru yang berkaitan dengan berbagai keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun persiapan mengajar atau perencanaan mengajar. c. Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dengan gambaran pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. C. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti membuat suatu gambaran kompleks yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Seperti yang dikemukakan oleh DR. Sugiyono ( 1999: 8 ) bahwa metode kulitatif merupakan metode penelitian yang bersifat naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Dalam suatu penelitian harus ditentukan metodenya terlebih dahulu, dengan metode penelitian ini akan memandu seseorang peneliti mengenai urutanurutan bagaimana penelitian ini dilakukan ( Moch.
Nasir, 1985: 51 ). Menurut DR. Sugiyono ( 1999: 2 ) mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metoda yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif dalam arti mengungkapkan data yang ada pada waktu penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surachmad ( 1982: 90 ), bahwa : Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang memusatkan perhatian pada masalah- masalah yang aktual,data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan baru kemudian di analisis, karena itu metode ini sering disebut metode analitik. D.PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Objek Penelitian TK Kartika berdiri sejak tahun 1960, pada awalnya diberi nama TK Turangga tepatnya yaitu tanggal 1 agustus 1960, dan pada tanggal 25 januari 2005 ada pemekaran kembali dan namanya menjadi TK Kartika XI-45 kemudian diganti lagi menjadi TK Kartika XIII-13 dan pada tahun 2006 menjadi TK Kartika X-3. Sekolah ini merupakan anak Ranting Denkavkud dengan tingkat kepengurusan Yayasan Penyelenggara yang beralamat di Jl.Kolonel Masturi Parongpong Denkavkud Lembang dengan terdaftar pada Kanwil Departemen P dan K No.503/B.PD/77 1 september 1977, yang mendapat bantuan administratif/ edukatif melalui Kanwil Departemen P dan K setempat. Adapun lokasi/tempat berdirinya Taman Kanak-kanak beralamat di Jalan Kolonel Masturi Komplek Denkavkud, Desa Karyawangi-Kecamatan Parongpong-Kab. Bandung Barat. 2. Pelaksanaan Program Pembinaan Profesi di TK Kartika X – 3 Parongpong dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Tenaga Pendidiknya Di TK Kartika X-3 Parongpong seperti pada umumnya satuan pendidikan harus selalu berupaya mengembangkan kualitas pendidikannya dengan strategi apaun untu kemajuan lembaganya termasuk memberi kesempatan tenaga pendidik untuk mengembangkan kompetensinya melalui program pembinaan profesi diantaranya pelatihan profesional guru, penataran- penataran, seminar, workshop, loka karya, kegiatan kelompok kerja guru, bahkan kegiatan studi banding. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 tahun 1992 disebutkan bahwa pengelola satuan pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, SKB, PUSDIKLAT, dsb.) bertanggung jawab atas pemberian kesempatan kepada tenaga kependidikan yang bekerja di satuan pendidikan yang bersangkutan
untuk mengembangkan kemampuan profesional masing -masing. Hasil wawancara dengan pengelola/kepala sekolah TK Kartika X- 3 Parongpong bahwa melalui program pembinaan profesi pada hakekatnya merupakan suatu upaya lembaga dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dilaksanakan dengan berbagai strategi termasuk meningkatkan kompetensi pendidik.. Untuk latar belakang pendidikan tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 seluruhnya adalah lulusan perguruan tinggi, ini menunjukkan bahwa kualifikasi akademik pendidik sudah sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional N0. 58 Tahun 2009 bahwa standar kualifikasi akademik tenaga pendidik PAUD yaitu memiliki ijazah Diploma 2 PGTK dari Perguruan Tinggi terakreditasi, atau memiliki ijazah minimal SMU atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditas. Dari hasil pengolahan data terbukti bahwa tenaga pendidik di TK Kartika X-3 dalam menjalankan tugasnya memiliki harapan untuk dapat mengembangkan kemampuannya dengan mencari wawasan yang lebih luas sehingga dapat membantu anak didik untuk maju dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Maka disinilah pentingnya pembinaan profesi agar tenaga endidik di TK Kartika X – 3 memeperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri agar lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik/guru. Daya dukung lembaga terhadap kegiatan guru merupakan faktor penting yang menentukan efektif dan tidaknya program pembinaan. Dari hasil analisa data membuktikan bahwa TK Kartika X-3 Parongpong selalu mendukung setiap kegiatan guru, sehingga guru memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri baik secara keilmuan maupun sosialnya. Berdasarkan pengolahan data bahwa tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 selalu mengikuti program pelatihan guru yang merupakan salah satu strategi lembaga dalam tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, dengan pelatihan diharapkan tenaga pendidik lebih kompeten karena mereka memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan baru untuk memperluas wawasannya. Selain kegiatan pelatihan, tenaga pendidik di TK Kartika X - 3 juga pernah mengikuti program pembinaan lainnya seperti seminar, workshop, penataran, loka karya, juga kegiatan studi banding. Dimana program- program tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kulitas pendidik sehingga memiliki kompetensi yang baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan usia dini di TK Kartika X – 3 Parongpong. Dalam kaitannya
dengan pembinaan kemapuan guru , Amstrong menyatakan bahwa tujuan pelatihan atau workshop adalah untuk memperoleh tingkat kinerja yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kinerja-kinerja yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) mengatakan pelatihan atau workshop bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersangkutan. pelatihan atau Workshop dimaksudkan untuk mempertinggi kinerja dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ad, 1987: 64). Mengenai bagaimana keberhasilan lembaga dalam upaya meningkatkan kompetensi guru melalui program pembinaan profesi, berdasarkan hasil pengolahan data sudah cukup berhasil ini terbukti dengan berperan aktifnya tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 Parongpong dalam setiap program pembinaan profesi. Namun menurut mereka pelaksanaan program harus dilaksanakan lebih intensif . Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola/kepala sekolah TK Kartika X – 3 mengenai upaya apa saja yang dilakukan lembaga untuk meningkatkan kompetensi guru yaitu bahwa lembaga selalu mendukung semua jenis kegiatan guru yang membawa pengaruh positif, baik yang diselenggarakan oleh sekolah, organisasi IGTK (Ikatan Guru Taman Kanak – kanak Indonesia), lembaga kemasyarakatan ataupun yang sudah diprogramkan oleh pemerintah. Begitu pula kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan dalam rangka terciptanya kualitas proses belajar mengajar yang efektif, karena yang dapat mempengaruhi kurang berhasilnya program pembinaan bagi guru salah satunya adalah kurangnya bimbingan dari kepala sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh DR. Dadi Permadi (1998) bahwa kepala sekolah yang berhasil harus bisa memimpin bawahannya dengan melakukan berbagai kegiatan,baik yang menyangkut interaksi antar pimpinan dan bawahan juga dilengkapi dengan teknik komunikasi yang tepat dan kepribadian yang positif. Berbicara mengenai kompetensi tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 Parongpong menurut pengelola sudah cukup baik namun masih membutuhkan program pembinaan lebih lanjut dan intensif lagi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) kompetensi akademik tenaga pendidik TK Kartika X-3 Parongpong sebanyak 5 orang tergolong dalam
kualifikasi akademik Diploma 2 dan Sarjana, ini berarti sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan anjuran pemerintah. 2) Kompetensi profesional sebagian besar tergolong dalam kualifikasi yang baik dalam memahami tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memahami pemberian rangsangan pendidikan yang tepat dan mampu membangun kerjasama yang baik dengan orang tua sehingga sudah memenuhi standar kompetensi professional tenaga pendidik PAUD. 3) Selanjutnya untuk kompetensi kepribadian sebagian besar tergolong dalam kualifikasi yang baik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak, norma agama, budaya dan mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang luhur dengan sangat baik, sehingga sudah memenuhi standar kompetensi kepribadian tenaga pendidik PAUD. 4) Sedangkan untuk kompetensi pedagogik sebagian besar tergolong dalam kualifikasi yang baik dalam merencanakan, melaksanakan program dalam proses pendidikan, pengasuhan serta perlindungan terhadap anak. Namun masih ada sebagian kecil tenaga pendidik yang belum dapatmengaplikasikan program pembelajaran. 5) Kompetensi sosial menunjukkan bahwa tenaga pendidik mempunyai kualifikasi yang sangat baik dalam beradaptasi dengan lingkungan dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik sehingga sudah memenuhi standar kompetensi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TK Kartika X-3 Parongpong telah berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru,upaya oleh guru berupa melanjutkan tingkat pendidikan, mengikuti berbagai kegiatan KKG (kelompok kerja guru), pelatihan, penataran, workshop, seminar, dan meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, Taman Kanak-kanak Kartika X-3 sebagai salah satu lembaga yang yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini selalu menjalankan semua programnya, akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan temasuk upaya dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya. 3. Manfaat Program Pembinaan Profesi Bagi TK Kartika X – 3 Parongpong Program pembinaan profesi bagi TK Kartika X – 3 Parongpong cukup memegang peranan penting sebab dengan modal pengetahuan dan ketetampilan yang didapat akan menunjang terhadap layanan pendidikan yang diberikan, tentunya dengan tidak melupakan faktor – faktor penunjang lainnya seperti sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan. Seperti yang tercantumdalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa standar PAUD terdiri dari: 1) Standar tingkat pencapaian perkembangan, 2) Standar tenaga pendidik
dan kependidikan, 3) Standar isi, proses, dan penilaian, 4) Standar prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Hampir seluruhnya tenaga pendidik TK Kartika X – 3 Parongpong menyatakan bahwa hasil dan manfaat yang paling dominan yang mereka rasakan adalah mendapatkan dan memilki keterampilan serta pengetahuan baru sehingga menunjang dalam pelaksanaan proses belajar, ternyata dengan program pembinaan ini juga dapat menambah pengalaman baru untuk selalu berusaha memperbaiki kinerjanya. Di sini tenaga pendidik TK Kartika X – 3 mengharapkan adanya tindak lanjut (follow up) dari intansi yang terkait yaitu pembinaan lanjutan yaitu dengan perencanaan yang lebih matang serta pelaksanaan yang lebih intensif lagi sehingga tidak hanya sekedar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan begitu saja tetapi pendidik juga terampil dalam mengimplementasikannya terhadap program pembelajaran serta menguasai teknik dan metode yang tepat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya di TK Kartika X-3 sebagai penyelenggara pendidikan anak usia dini yang memiliki tujuan untuk selalu memperbaiki kualitas layanan pendidikannya. Dari hasil pembahasan seluruhnya dapat ditarik kesimpulan bahwa program pembinaan profesi guru bagi TK Kartika X – 3 Parongpong merupakan suatu upaya dalam meningkatkan kompetensi pendidik dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan agar terdepan dan dipercaya masyarakat luas sesuai dengan visi dan misi yang sudah dirancang yang diharapkan akan mencapai pula tujuan pendidikan nasional. E. KESIMPULAN 1.
Berdasarkan hasil penelitian TK Kartika X – 3 Parongpong telah berupaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya melalui berbagai program pembinaan profesi melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), melakukan peningkatan kemampuan guru melalui pelatihan, penataran, lokakarya, seminar, workshop, melanjutkan tingkat pendidikan, dan bentuk kegiatan lainnya yang membawa pengaruh positif terhadap kemajuan kinerja tenaga pendidik. 2. Pelaksanaan program pembinaan profesi di TK Kartika X – 3 Parongpong yang sudah dilaksanakan sangat dirasakan manfaatnya oleh tenaga pendidik (guru) yang berepengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar, namun masih membutuhkan pembinaan yang intensif dan berkelanjutan agar senantiasa dapat mengembangkan wawasan baik secara keilmuan maupun keterampilan. Karena baiknya daya
dukung lembaga merupakan peranan penting yang berpengaruh terhadap kemajuan kinerja tenaga pendidiknya. 3. Kompetensi tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 Parongpong tergolong sudah baik. Seperti dalam penjelasan sebelumnya bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan kompetensi profesional, berdasarkan hasil penelitian tenaga pendidik di TK Kartika X – 3 sudah memiliki keempat kompetensi tersebut dalam kategori yang baik, sesuai dengan apa yang di upayakan lembaga bahwa dengan meningkatkan kompetensi guru melalui program pembinaan profesi diharapkan dapat meningkatkan pula kualitas layanan pendidikan yang terdepan dan dipercaya oleh masyarakat luas. 4. Semua upaya yang dilakukan tentunya bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan TK Kartika X – 3 Parongpong sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dalam jalur formal pendidikan. F. DAFTAR PUSTAKA Anggoro, Toha (2002). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi (1991). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta Danim, Sudarwan (2010). Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung : Alfabeta. Departemen Pendidikan Nasional (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2000). Pedoman Administrasi Kepegawaian Taman Kanak Kanak. Jakarta : Depdikbud. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Pedoman Penyeenggaraan Taman Kanak Kanak. Jakarta : Depdikbud. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (2007). Acuan Menu Pembelajaran PAUD. Jakarta : Depdiknas Faizah, DU (2009). Keindahan Belajar Dalam Perspektif Pedagogik. Jakarta : PT.Unggul Permana Selaras. Herryanto, Nur dan Hamid, Akib (1992). Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kartono, Kartini (1987). Pengantar Metodologi Sosial. Bandung : Bandar Maju. Moeloeng, J. Lexy (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia. Patmonodewo, Soemiarti ( 2003). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Permadi, Dadi (1998). Kiat Memimpin yang Mengembangkan Partisipasi. Bandung : PT. Sarana Panca Karya. Russeffendi (1998). Dasar – dasar Penelitian Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press Sadulloh, Uyoh, et. al. (2010). Pedagogik. Bandung : Alfabeta Satori, Djam’an ( 2005). Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka. Saud, Syaefudin, U. (2010). Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta Soetjipto dan Kosasi Raflis (2009). Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Djudju (1987). Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah dan Azas. Bandung : Theme 76 Sudradjat (2005). Program Penyegaran dan Studi Lanjut Bagi Guru di Surabaya. Surabaya : Disdik Surabaya. Sugiyono (1999). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Surakhmad, Winarno. 1981. Paper, Skripsi, Thesis and Disertasi. Bandung : Tarsito. Suryadi, Ace (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Bandung : Widya Aksara Press. Usman, Uzer. M (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Wardani, et. al. (2006). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka. W. J. S. , Purwadaminta (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAH AMI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI http://www.tabloidnakita.com/artikel2.php3?edisi=07327&rubrik=topas