Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 1
UPAYA POLISI MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MAHASISWA DALAM BERLALU LINTAS JALAN DI WILAYAH POLRES SLEMAN POLICE EFFORT TO INCREASE AWARENESS OF LAW STUDENTS PASSED IN ROAD TRAFFIC IN THE AREA POLRES SLEMAN Oleh: Intan Yulinda Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui upaya polisi meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa berlalu lintas jalan di Wilayah Polres Sleman dan hambatan, serta upaya meminimalisir hambatan tersebut. Penelitian ini di olah peneliti dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan secara purposive, Subjek penelitian yaitu Kanit Satbinmas, dua anggota Satbinmas, Kanit Dikyasa. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik cross-check. Teknik analisis data secara induktif melalui reduksi data, kategorisasi data, display data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini polisi polres melakukan pembinaan dan penyuluhan, mengikutsertakan mahasiswa kampanye tertib berlalu lintas, pemberian helm gratis, dialog interaktif melalui radio, pemasangan baliho dan poster di tempat strategis, sosialisasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Pembagian stiker tertib berlalu lintas, teguran kepada mahasiswa yang melanggar, pendidikan tertib berlalu lintas kepada satpam kampus. Hambatan meliputi; tidak memiliki jadwal sosialisasi ke universitas, spanduk dan baliho rusak, mahasiswa patuh aturan apabila ada polisi, tidak ada jadwal khusus dialog interaktif radio. Upaya meminimalisir hambatan tersebut; mengadakan rapat koordinasi pembantu rektor, mengganti spanduk dan banner yang rusak, penjagaan yang ketat di ringroad yang terdapat pos polisi, komunikasi dengan pihak radio pelaksanaan dialog interaktif. Kata kunci: kesadaran hukum, mahasiswa, berlalu lintas . Abstract
This study aimed to police efforts to raise awareness road traffic law student at the Regional Police Sleman and barriers, as well as efforts to minimize these obstacles. This study though researchers with qualitative approach. The research subjects determined by purposive, namely Chief Unit Satbinmas research subject, two members Satbinmas, Kanit Dikyasa. The technique of collecting data by interview and documentation. Mechanical checks the validity of the data were cross-checked. Inductive data analysis techniques through data reduction, categorization of data, data display, and conclusion. The results of this study police police station to provide guidance and counseling, involving students campaign orderly traffic, giving the helmet a free, interactive dialogue via radio, installation of billboards and posters in strategic places, socializing Law No. 22 of 2009, Division of stickers orderly traffic, warning to students who violate, orderly traffic education to campus security. Barriers include; do not have a schedule for dissemination to the university, banners and billboards damaged, students dutifully rule if no police, no specific timetable radio interactive dialogue. Efforts to minimize these barriers; held a coordination meeting provost, replace banners and banner damaged, rigorous safeguards contained in the ringroad police stations, radio communication with the implementation of an interactive dialogue. Keywords: legal awareness, student, traffic
2 Jurnal Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
masyarakat bisa dikatakan rendah. Sebenarnya
PENDAHULUAN Norma atau kaidah kepercayaan bertujuan
masyarakat sendiri merasa diuntungkan dengan
agar manusia mempunyai keimanan, sedangkan
tingkat kesadaran hukum yang tinggi karena
norma atau kaidah kesusilaan bertujuan agar
kesadaran hukum seluruh warga masyarakat
manusia mempunyai hati nurani yang bersih. Di
tinggi maka kehidupan mereka akan aman,
samping itu, norma atau kaidah mengatur pula
tentram dan terlindungi. Namun
kehidupan antar pribadi manusia, khususnya
kenyataanya,
kesadaran
hukum
mengenai bidang-bidang kesopanan dan hukum.
belum dapat terlaksana dengan baik ditengah-
Norma atau kaidah hukum bertujuan agar tercapai
tengah masyarakat khususnya di wilayah Sleman.
kedamaian di dalam hidup bersama. Kedamaian
Wilayah Kabupaten Sleman yang padat penduduk
berarti suatu keserasian antara ketertiban dan
diindikasikan
ketentraman atau keserasian antara keterikatan
masyarakat Sleman. Hal tersebut dapat dilihat
dengan kebebasan. Hal itu menjadi pangkal tolak
dari
untuk membicarakan kesadaran hukum yang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
bermuara pada penegakan hukum. Berkaitan
Angkutan Jalan.
kurangnya kesadaran hukum di
pelanggaran
terhadap
Undang-Undang
dengan kesadaran hukum, kesadaran hukum adalah suatu keadaan yang ada dalam kehidupan manusia untuk selalu patuh dan taat kepada hukum . Seperti yang diungkapkan oleh Soerjono Soekanto, bahwa kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran
atau
nilai-nilai
yang
terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang diharapkan 1982:152).
ada
(Soerjono
Selanjutnya,
tingkatan kesadaran hukum Soekanto,
mengemukakan
Soekanto,
berkaitan
dengan
manusia Soerjono bahwa
masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari polres sleman bahwa pelanggaran dan profesi pelanggar lalu lintas di Kabupaten Sleman masih sering terjadi. Jumlah pelanggaran dari tahun ketahun fluktuatif, pada tahun 2010 ke tahun 2011 pelanggaran lalu lintas meningkat sedangkan pada tahun 2011 ke tahun 2012 menurun, dan terus menurun sampai tahun 2014. Akan tetapi terjadi peningkatan kembali di tahun 2015, bahkan sampai Januari 2016 pelanggaran lalu lintas telah terjadi. Pelanggaran lalu lintas
kesadaran hukum masyarakat banyak sebenarnya menyagkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu itu diketahui, diakui, dihargai dan
rendahnya
kepatuhan
terhadap
hukum tertulis antara lain ditentukan oleh taraf kesadaran
hukum
masyarakat
(Soerjono
Soekanto, 1982: 272). Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dengan kata lain banyak
terjadi,
maka
kesadaran
oleh mahasiswa. Tahun 2010 sampai 2016 per Januari mencapai 74.642 pelanggaran yang
ditaati (Soerjono Soekanto, 1982:216). Tinggi
tertinggi di wilayah Kabupaten Sleman dilakukan
hukum
dilakukan
oleh
mahasiswa.
Selanjutnya
pelanggaran yang tertinggi nomor dua yaitu pelajar.
Pelanggran yang
terendah
adalah
petani/nelayan. (Sumber : Bagian Administrasi Operasional (MinOps) lalu lintas Polres Sleman (Diolah Peneliti, 23 Februari 2016)).Penelitian Anang Priyanto menjelaskan bahwa mahasiswa
Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 3
haruslah berani menunjukan identitas dirinya di
mengalami
masyarakat sebagai kelompok “elite”
mahasiswa. Sependapat akan hal tersebut ketua
yang
banyak
unit
kesadaran hukum dalam berlalu lintas di Jalan
mengemukakan
raya dan bukan sebaliknya (Anang Priyanto,
beberapa
1993:
1)
mahasiswanya yang memang masih dalam masa
menyatakan bahwa rendahnya kesadaran hukum
usia transisi banyak yang mengelak ketika di
mengakibatkan terjadinya pelanggaran hukum.
ingatkan misalnya saat tidak memakai helm dsb
Sehubungan
atas
jawaban mahasiswa pun kebanyakan menjawab
terjadinnya banyak pelanggaran lalu lintas yang
kan cuma dekat pak csuma mau ke kampus dsb
semakin meningkat
makanya (Hasil Pra Penelitian di Polres Sleman).
Penelitian
dengan
Hotanices
hal
(2013:
tersebut
di Wilayah
di
Kabupaten
pembinaan
terutama
memiliki kesadaran hukum yang tinggi terutama
2).
satuan
hambatan
bahwa
hambatan
masyarakat
masih misalnya
mempunyai dari
segi
tidak
Bertolak dari uraian tersebut di atas, maka perlu
terlepas dari peran polisi seperti yang tercantum
diteliti mengenai upaya-upaya yang dilakukan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
polisi dalam meningkatkan kesadaran hukum
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
mahasiswa dalam berlalu lintas Jalan di Wilayah
yaitu, membina masyarakat untuk meningkatkan
Polres Sleman.
Sleman tersebut
partisipasi
terutama
masyarakat,
mahasiswa
kesadaran
hukum
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perUndang-
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Undangan (Pasal 14 ayat (1), Undang-Undang
dengan pendekatan kualitatif. Sanapiah Faisal
Nomor 2 Tahun 2002). Berkaitan dengan uraian tersebut di atas,
berpendapat
bahwa
penelitian
(Descriptive
research)
deskriptif
dimaksudkan
untuk
Polisi bertugas untuk meningkatkan kesadaran
eksplorasi
hukum masyarakat semakin dibutuhkan agar
fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
pelanggaran lalu lintas berkurang. Masyarakat
mendeskripsikan
seharusnya menyadari bahwa mereka merupakan
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
pihak yang sangat menentukan tegaknya hukum
(Sanapiah Faisal, 2001: 20). Sehubungan dengan
dilingkungannya dibantu aparat kepolisian yang
hal
secara langsung terjun dan berhubungan dengan
mengetahui upaya polisi dalam meningkatkan
masyarakat utamanya dalam bidang hukum.
kesadaran hukum mahasiswa dalam berlalu lintas
Dalam menjalankan tugasnya dalam upaya untuk
jalan di Wilayah Polres Sleman.
meningkatkan kesadaran
22
klasifikasi
mengenai
sejumlah
penelitian
ini
variabel
dimaksudkan
suatu
yang
untuk
hukum masyarakat
dilakukan dengan mensosialisasikan UndangUndang Nomor
itu
dan
Tahun
Waktu dan Tempat Penelitian
terhadap
Penelitian ini telah dilaksanakan di Polres
masyarakat, dalam menjalankan tugasnya polisi
Sleman, yang lokasinya berada di Wilayah
Polres Sleman
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
menyatakatan
2009
bahwa masih
4 Jurnal Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Yogyakarta.
Adapun
waktu
penelitian
berstruktur (in-dept
interview), dokumentasi.
dilaksanakan pada bulan Juli 2011 dilanjutkan
Guna
memperoleh
data
yang
pada Januari sampai maret 2016.
dipertanggungjawabkan secara
dapat
ilmiah, maka
penelitian ini dalam menguji keabsahan data menggunakan cross check data.
Subjek Penelitian Penentuan
subjek
penelitian
dalam
Teknik Analisis Data
penelitian ini menggunakan teknik purposive. Purposive yaitu penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (Lexy J Moleong, 2002:165. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:
Sleman
yang
mempunyai
kewenangan, pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kesadaran hukum mahasiswa dalam berlalu lintas jalan. 2. Polisi yang bertugas di Polres Sleman yang terlibat
langsung
dalam
sosialisasi, penyuluhan
melakukan
induktif, penarikan kesimpulan yang berangkat dari
fakta-fakta
khusus,
peristiwa-peristiwa
konkret, kemudian fakta dan peristiwa tersebut
kesadaran
menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk data deskriptif
(Sutrisno Hadi, 1997: 42).
Digunakan untuk menganalisis hal-hal khusus untuk selanjutnya ditarik kesimpulan objektif. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah reduksi data, Unitisasi dan kategorisasi data, display data, pengambilan kesimpulan.
dan memberikan
informasi kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai
dalam penelitian ini merupakan teknik analisis
ditarik kesimpulan yang umum yaitu dengan cara
1. Polisi yang bertugas minimal 5 Tahun di Polres
Teknik analisis data yang digunakan
hukum
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mahasiswa
dalam berlalu lintas jalan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian antara lain: 1. Ketua Unit Satuan Pembinaan Masyarakat (BinMas) di Polres Sleman. 2. Dua Anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (BinMas) di Polres Sleman.
Upaya Polisi dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Mahasiswa dalam Berlalu Lintas Jalan di Wilayah Polres Sleman 1. Melakukan pembinaan dan penyuluhan terkait dengan tertib berlalu lintas jalan Beberapa
inti
isi
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 yang sering di bahas dan banyak di berikan ketika penyuluhan
3. Ketua Unit Satuan Pendidikan dan Rekayasa
yang dilakukan polisi polres sleman yaitu
(DikYasa) Lalu Lintas di Polres Sleman.
mengenai aturan menyalakan lampu saat berkendara, memakai helm SNI, tidak boleh
Teknik Pengumpulan Data
membawa penumpang lebih dari 1 orang
Teknik pengumpulan data yang digunakan
bagi pengendara sepeda motor, melengkapi
dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
persyaratan teknis dan laik jalan (meliputi
Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 5
kaca spion, klakson, lampu utama, lampu
pembinaan tersebut memaparkan point-point
rem, lampu penunjuk arah, alat pengukur
penting dalam berlalu lintas di jalan, serta
kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban),
memberikan
dilarang melawan arus, memahami peraturan
menjadi pelopor keselamatan dengan salah
marka
satu caranya selalu taat dan patuh terhadap tata
dan
membawa
surat-surat
kelengkapan kendaraan. Penyuluhan dapat dilakukan melalui
polisi polres sleman
himbauan
agar
mahasiswa
tertib berlalu lintas. 2. Mengikutsertakan
mahasiswa
dalam
melalui penyuluhan ke kos atau asrama
kegiatan kampanye terkait tertib berlalu
mahasiswa, kerjasama dengan universitas di
lintas jalan
wilyah sleman maupun media massa seperti radio,
dan
sebagainya.
Pemberian
penyuluhan atau penjelasan tentang substansi Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009
bertujuan agar mahasiswa dapat menghayati isi
aturan-aturan
berkendara demikian
dan
yang berlalu
diharapkan
berlaku lintas,
saat dengan
mahasiswa dan
masyarakat umum mulai menganalisis tujuan dan tugas hukum yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Sasaran kebijakan dalam Undang-Undang Nomor
22 Tahun
2009 terletak pada bab II Pasal 3 yaitu
Dalam
mengikutsertakan
mahasiswa
berkampanye tertib lalu lintas tersebut polisi unit Dikyasa Sleman mengajak mahasiwa ikut serta mencontohkan berkendara harus memakai helm, dan mentaati traffic light. Dalam upaya meningkatkan sadar hukum mahasiswa dalam berlalu lintas jalan selain mengikutsertakan mahasiswa berkampanye agar selalu menjadi pelopor keselamatan untuk diri sendiri dan orang lain dalam berlalu lintas di jalan. 3. Program pemberian helm gratis
dan
Pembagian helm oleh Polres Sleman
angkutan jalan yang aman, selamat tertib,
dibagikan secara gratis untuk membentuk
lancar, dan terpadu,
etika
pola perilaku tertib hukum bagi mahasiswa.
berlalu lintas dan budaya bangsa, dan
Sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa
terwujudnya penegakan hukum dan kepastian
ketika sedang berkendara di jalan dan
hukum bagi masyarakat. Pihak unit Dikyasa
tentunya dapat memberikan keselamatan
Polres Sleman melakukan pembinaan kepada
kepada pengendara. Salah satu kegiatan
mahasiswa
pembagian helm yang telah dilakukan yaitu
terwujudnya
pelayanan
dengan
mahasiswa-mahasiswa
lalu lintas
terwujudnya
cara
mengumpulkan yang
sedang
di
kost
mahasiswa
Papua
agar
para
melakukan kegiatan kuliah kerja nyata dan
mahasiswa selalu menggunakan helm saat
praktik pengalaman lapangan di aula sekolah
berkendara dan dapat
ketika pihak Polres Sleman melakukan
mahasiswa lainnya.
kunjungan ke sekolah-sekolah. Pihak unit Dikyasa Polres Sleman dalam melalukan
di
contoh
oleh
4. Dialog interaktif terkait tertit berlalu lintas melalui radio
6 Jurnal Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Rincian kegiatan sosialisasi ke radio
6. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 22
dengan cara dialog interaktif yaitu pendengar
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
radio melalui saluran telepon diperbolehkan
Angkutan Jalan
untuk bertanya terkait dengan tema yang diangkat serta dapat memberikan kritik dan saran.
Dengan
dilakukannnya
dialog
interaktif antara polisi dengan pendengar tersebut mengenai tertib berlalu lintas terkait materi dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Dalam dialog interaktif tersebut juga membahas permasalahan tertib berlalu lintas terkini yang sesuai dengan tema yang diangkat. Dalam melakukan dialog interaktif Dikyasa Polres Sleman tidak mempunyai jadwal khusus karena disesuaikan dengan selasela jadwal
penyuluhan Dikyasa Polres
Sleman yang hampir setiap hari selalu ada permintaan
melakukan
penyuluhan
kesekolah-sekolah,.
Polisi
polres
sleman
biasanya
melakukan sosialisasi mengenai UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan tersebut di kampus maupun di asrama pada saat kegiatan penyuluhuan berlangsung ataupun ketika diakannya
operasi-operasi
rutin
seperti
operasi simpatik, operasi patuh dll. Selain itu, dilakukan dengan cara lain yaitu sosialisasi keliling dengan mobil patroli. Kegiatan sosialisasi dilakukan Polisi Polres Sleman dengan mobiling setiap pagi hari dan siang hari, pagi hari dilakukan pada pukul 06.00 WIB sedangkan siang hari dilakukan pada pukul 13.00 WIB. Bentuk larangan yang sering disosialisasikan oleh Polisi dalam
5. Pemasangan baliho dan poster mengenai aturan tertib lalu lintas di tempat strategis Pemasangan baliho, spanduk,poster
berlalu lintas di jalan seperti tidak boleh bermain ponsel saat berkendara, dilarang melawan arus, larangan membuat knalpot
atau banner banyak dilakukan dilingkungan
blombong, tidak menggunakan helm dan
universitas seperti Universitas Gadjah Mada
kelengkapan berkendara lainnya, menyalakan
(UGM) serta Universitas Islam Negeri Sunan
lampu, selalu membawa surat identitas
Kalijaga. Pemasangan baliho dan sepanduk
kendaraan
ditujukan agar para mahasiswa membaca
penjelasan mengenai pelanggaran marka, dan
informasi yang ditulis tersebut, sehingga
larangan berkendaraan dengan
memunculkan
penumpang lebih dari 1 orang.
kesadaran
hukum
dari
dan
surat
ijin
mengemudi,
membawa Dalam
mahasiswa. Dalam baliho dan spanduk
melakukan sosialisasi polisi menekankan
tersebut memuat himbauan atau informasi
pada
terkait dengan tertib berlalu lintas jalan yang
menyalakan
mengaju pada materi-materi dalam Undang-
penggunaan helm SNI dsb.
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
aturan-aturan lampu
terbaru di
misalnya
siang
hari,
7. Pembagian stiker dan selebaran mengenai tertib berlalu lintas
Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 7
Pembagian stiker dan selebaran diakui oleh
Ketua
Unit
Pembinaan
menemukan mahasiswa yang melanggar
Masyarakat (BinMas) di Polres Sleman,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
sebagai
polisi akan memberikan teguran ataupun
upaya
Satuan
lingkungan kampus atau universitas polisi
dalam
pengenalan
dan
pemberi informasi mengenai tata tertib
peringatan agar tidak melakukannya kembali
berlalu lintas dan penjelasan mengenai
sebagai contoh pelanggaran kasat mata yang
berbagai bentuk pelanggaran dalam berlalu
sering di jumpai polisi adalah mengendarai
lintas. Pembagian stiker diharapkan mampu
sepeda motor tidak menggunakan Helm.
membuat mahasiswa sadar hukum berlalu lintas. Progam
pembagian
sticker
9. Pendidikan terkait tertib beralu lintas
atau
kepada satpam kampus
selebaran-selebaran tersebut tidak ada jadwal
Salah satu contoh kegiatan pendidikan
khusus karena sering dilakukan bersamaan
satpam pernah dilakukan antara pihak Polres
dalam kegiatan penyuluhan-penyuluhan di sekolah-sekolah,
kampus,
maupun
Sleman yang menjalin kerjasama dengan
di
Universitas
masyarakat umum.
melanggar ketentuan
tidak
yang dilakukan
ada
jadwal
rutin
tergantung
kesepakatan kedua belah pihak pendidikan kepada
terhadap satpam-satpam kampus di bidang lalu
menemukan
lintas meliputi tata cara berlalu lintas jalan
mahasiswa
sesuai Undang-Undang Lalu Lintas dan
disampaikan
pelanggar pada saat polisi pelanggaran
Pendidikan
Mada dilakukan selama dua hari namun
dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 lisan
Mada.
terhadap satpam kampus Universitas Gadjah
8. Teguran lisan kepada mahasiswa yang
Teguran
Gadjah
ataupun masyarakat pada umumnya, ketika
Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009.
kegiatan penyuluhan di Asrama atau kos
Hambatan-hambatan yang dihadapi Polisi
Mahasiswa maupun dijalan raya jika polisi
dalam Meningkatkan
menemukan adanya pelanggaran maka polisi
Mahasiswa dalam Berlalu lintas Jalan di
akan memberikan teguran lisan. Teguran
Wilayah Polres Sleman
lisan biasanya disertai dengan penjelasan
Hambatan dalam
Kesadaran
kegiatan
Hukum
sosialisasi
mengenai pentingnya tertib berlalu lintas.
Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 pihak
Polisi Satbinmas biasanya menegur para
kepolisian tidak memiliki jadwal khusus dalam
pelanggar secara
disertai dengan
melakukan sosialisasi ke universitas-universitas
penjelasan mengenai pentingnya dua spion
di Wilayah Polres Sleman. Pihak Polisi Polres
ataupun helm dan hal itupun sudah diatur di
Sleman
dalam Undang-UndangNomor 22
Tahun
universitas yang menginginkan untuk diberikan
2009 dan terdapat sanksi jika tidak patuh.
penyuluhan di universitas. Selain itu Sikap acuh
Selain hal tersebut jika polisi polres sleman
dari
sedang melakukan patroli atau mobilling di
merupakan hambatan bagi pihak Kepolisian
lisan
masih
mahasiswa
menunggu
dalam
undangan
kegiatan
dari
sosialisasi
8 Jurnal Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Polres Sleman dalam meningkatkan kesadaran
Upaya
yang
dilakukan
Polisi
untuk
hukum berlalu lintas mahasiswa sesuai Undang-
Meminimalisir
Hambatan
dalam
Upaya
Undang Nomor 22 Tahun 2009. Mahasiswa
Meningkatkan Kesadaran Hukum Mahasiswa
sebetulnya sudah tahu akan pentingnya tertib
dalam Berlalu Lintas Jalan Di Wilayah Polres
berlalu lintas akan tetapi banyak yang melakukan
Sleman.
pelanggaran
dengan
berbagai
dikemukakan
oleh
mahasiswa
alasan
yang
dilakukan polisi
untuk
itu
meminimalisir
mahasiswa masih banyak yang patuh aturan
meningkatkan
apabila hanya ada polisi hal tersebut yang telah
dalam berlalu lintas jalan di Wilayah Polres
disampaikan oleh kanit satbinmas polres sleman
Sleman yaitu terus melakukan kerjasama dengan
ibu Sriyati (wawancara pada tanggal 25 februari
universitas-universitas yang ada di yogyakarta
2016 ). Hambatan lain yaitu dalam pemasangan
untuk
baliho dan spanduk yang berisi ajakan maupun
mengenai Undang-Undang Nomor 22 Tahun
contoh bentuk pelanggaran berlalu lintas yang di
2009. Upaya yang ditempuh polisi polres sleman
pasang tidak mencantumkan Undang-Undang
adalah dengan mengadakan rapat koordinasi
yang
dan
dengan pembantu-pembantu rektor universitas
massyarakat tidak tahu jika ajakan maupun
yang ada di wilayah polres sleman seperti UNY,
bentuk larangan tersebut berdasarkan Undang-
UGM, STIMIK AMIKOM, UMY dan universitas
UndangNomor 22 Tahun 2009. Selain itu isi
lainnya dalam rapat tersebut selain membahas
pesan dalam pamflet dan baliho yang kurang
untuk waktu yang tepat dalam melakukan
menarik mahasiswa dan belum ada pencamtuman
penyuluhan atau kegiatan sosialisasi Undang-
denda
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas
dirujuk,
sehingga
sehingga
tidak
selain
Upaya yang
mahasiswa
menjadi
perhatian
hambatan kesadaran
melaksanakan
mahasiswa. Serta banyak spanduk-spanduk di jalan
dan Angkutan Jalan.
yang dipasang sudah banyak yang rusak. Selain itu
Upaya
polisi
dalam hukum
kegiatan
untuk
upaya
mahasiswa
sosialisasi
meminimalisir
hambatan lain yang ditemui polisi polres sleman
hambatan dalam hal banyak nya baliho atau
adalah dalam menyesuaikan atau menentukan
spanduk terkait dengan tertib berlalu lintas yang
jadwal
pelaksannaan dialog interaktif
melalui radio seringkali berbenturan dengan jadwal acara
sudah terpasang di tempat-tempat strategis atau lingkungan
kampus,
polisi
polres
sleman
yang lainnya. Karena
berusaha untuk mengganti spanduk, banner atau
menurut kanit dikyasa tidak ada jadwal khusus
baliho yang sudah rusak. Selain itu, upaya yang
siaran radio dikarenakan banyak nya permintaan
dilakukan pihak polisi dengan masih banyak
untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan
di
mahasiswa yang patuh aturan tertib lalu lintas
sekolah-sekolah seperti TK, SD, SMP maupun
apabila hanya ada polisi. yaitu melakukan
SMA serta kegiaatan lainnya yang hampir setiap
penjagaan yang ketat di ringroad-ringroad yang
hari selalu ada.
terdapat pos-pos polisi, serta melakukan hunting dialogis, yaitu pencarian untuk berdialog dalam
Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 9
hal ini polisi polres sleman mencari mahasiswa-
hukum mahasiswa dalam berlalu lintas jalan di
mahasiswa
dikampus
wilayah Polres Sleman, hambatan-hambatannya
misalnya saat mereka sedang berkumpul di kantin
dan upaya-upaya yang dilakukan polisi polres
kampus, saat berkumpul mengerjakan tugas
Sleman untuk mengatasi hambatan-hambatan
dikampus untuk
tersebut dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
yang
sedang
berada
diajak berdialog
langsung
dengan polisi mengenai pentingnya tertib berlalu
berikut: Upaya Polisi dalam meningkatkan
lintas sesuai dengan Undang-UndangNomor 22
kesadaran hukum mahasiswa dalam berlalu lintas
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan di wilayah Polres Sleman yaitu dengan a)
Jalan seperti contoh wajib menggunakan Helm
Melakukan pembinaan dan penyuluhan terkait
SNI ketika berkendara baik jarak dekat maupun
tertib
jauh, wajib membawa kelengkapan berkendara
mahasiswa dalam kegiatan kampanye terkait
seperti SNTK dan SIM membahas dampak yang
tertib berlalu lintas jalan, c)Program pemberian
terjadi jika tidak tertib lalu lintas dsb sehingga
helm gratis, d) Dialog interaktif terkait tertib
membuat setiap orang selalu tertib hukum.
berlalu lintas melalui radio, e)Pemasangan baliho
Dengan kegiatan
Sleman ingin
dan poster mengenai aturan tertib lalu lintas di
mengubah mindset mahasiswa agar selalu berhati-
tempat strategis, f) Sosialisasi terkait tertib
hari dan tertib dalam berlalu lintas jalan. Setiap
berlalu lintas yang berisi materi-materi dalam
orang harus berpikir menjadi pelopor keselamatan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
lalu lintas bukan hanya karena takut melanggar
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, g) Pembagian
karena dijaga polisi. Sedangkan upaya polisi
stiker dan selebaran mengenai tertib berlalu
polres sleman untuk meminimalisir hambatan
lintas, h) Teguran lisan kepada mahasiswa yang
mengenai tidak adanya jadwal khusus dalam
melanggar ketentuan dalam Undang-Undang
pelaksanaan dialog interakti terkait dengan tertib
Nomor 22 Tahun 2009, i) Pendidikan terkait
lalu lintas dengan radio di wilayah sleman pihak
tertib berlalu lintas kepada satpam kampus.
kepolisian
Polres
ini Polres
sleman
terus
menjalin
berlalu
lintas,
b)
Mengikutsertakan
Hambatan-hambatan Polisi dalam upaya
komunikasi dengan pihak Radio untuk koordinasi
meningkatkan
kesadaran
hukum
mahasiswa
menentukan waktu pelaksanaan dialog interaktif
dalam berlalu lintas jalan di Wilayah Polres Sleman
yang hendak dilakukan guna mensosialisasikan
yaitu a) Pihak kepolisian tidak memiliki jadwal
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
khusus dalam melakukan sosialisasi terkait tertib lalu lintas yang berisi materi-materi
lalu lintas dan angkutan jalan.
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 ke universitas-universitas, sehingga pihak polisi
SIMPULAN DAN SARAN
Polres Sleman hanya menunggu undangan dari
Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah dilakukan mengenai upaya polisi dalam meningkatkan kesadaran
universitas yang menginginkan untuk diberikan penyuluhan, b) isi pesan dalam baliho dan spanduk yang berisi ajakan maupun contoh
10 Jurnal Pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
bentuk pelanggaran berlalu lintas yang di pasang
mahasiswa dalam berlalu lintas Jalan di Wilayah
tidak
yang
Polres Sleman, Hambatan-hambatan serta upaya
dirujuk, sehingga mahasiswa dan massyarakat
Polisi Polres Sleman dalam mengatasi hambatan-
tidak tahu jika ajakan maupun bentuk larangan
hambatan tersebut, maka peneliti mengemukakan
tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun
beberapa saran antara lain: (1) Hendaknya pihak
2009. Selain itu, isi pesan dalam pamflet dan baliho
kepolisian memiliki jadwal khusus dan dilakukan
belum ada pencantuman denda, sehingga kurang
secara terus-menerus dalam melakukan sosialisasi
mencantumkan
Undang-Undang
serta
dan penyuluhan serta kuliah umum terkait tertib
yang terpasang
berlalu lintas jalan di universitas, sehingga
sudah rusak, c) masih banyak mahasiswa yang
kesadaran hukum mahasiswa semakin meningkat
patuh aturan terkait tertib berlalu lintas jalan
dalam berlalu lintas di jalan. (2) Hendaknya
apabila hanya ada polisi, d) Tidak ada jadwal
dalam pembuatan baliho atau spanduk dibuat
khusus dalam melakukan dialog interaktif melalui
lebih menarik dengan menekankan pada pilihan
radio terkait tertib lalu lintas.
kata yang mudah dipahami, mencantumkan
menarik
perhatian mahasiswa
banyaknya spanduk-spanduk
Upaya yang dilakukan Polisi Polres
Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 yang
Sleman dalam meminimalisir hambatan dalam
dirujuk dalam setiap pelanggaran dan sanksi bagi
upaya
pelanggarnya,
meningkatkan
kesadaran
hukum
sehingga
dapat
memberikan
mahasiswa yaitu a) terus melakukan kerjasama
informasi yang akurat dan tepat bagi masyarakatk
dengan
di
umum khususnya mahasiswa agar kesadaran
Sleman untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
hukum mahasiswa dalam berlalu lintas jalan
mengenai Undang-Undang Nomor 22 Tahun
dapat meningkat. (3) Hendaknya Polres Sleman
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
dalam
serta mengadakan
penyuluhan dan sosialisasi terkait tertib berlalu
universitas-universitas
rapat
yang ada
koordinasi
dengan
melakukan
kerjasama
pembantu-pembantu rektor universitas yang ada
lintas jalan dengan universitas
di wilayah polres sleman b)
dalam
berusaha untuk
kegiatan-kegiatan
dalam
dilaksanakan
rutin
di
yang
seperti
acara
mengganti spanduk, banner atau baliho yang
diselenggarakan
sudah rusak, c) melakukan sspenjagaan yang
orientasi studi pengenalan kampus (OSPEK),
ketat di ringroad-ringroad yang terdapat pos-pos
malam keakraban (MAKRAB) dan kegiatan
polisi, serta melakukan hunting dialogis, d) terus
lainnya,sehingga kesadaran hukum mahasiswa
menjalin komunikasi dengan pihak Radio untuk
dalam berlalu lintas jalan dapat meningkat.
koordinasi
dalam
hal
menentukan
Universitas
hal
waktu
pelaksanaan dialog interaktif
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Buku : Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Sinar Grafika.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dari upaya yang dilakukan polisi polres Sleman dalam
meningkatkan
kesadaran
hukum
Upaya Polisi Meningkatkan (Intan Yulinda) 11
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat Bahasa Edisi keempat. Jakarta: Gramedia. Djoko Prakoso, SH, (1987). POLRI sebagai Penyidik dalam Penegakan Hukum. Jakarta: Bina Aksara. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. (2001). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Lexy J Moleong. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja. OK. Chairuddin. (1991). Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. (1982). Sendi-Sendi Hukum dan Tata Hukum. Bandung: Alumni. R. Otje Salman. (1989). Beberapa aspek sosiologi hukum. Bandung: Tarsito R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto. (1993). Beberapa Aspek Sosiologi Hukum. Bandung: PT. Alumni. Sanapiah Faisal. (1992). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Soerjono Soekanto (1982) . Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: Rajawali. (1983). Beberapa Permasalahan Hukum dalam Pembangunan Indonesia. Jakarta : Rajawali.
(1986). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Rajawali. Sutrisno Hadi. (1997). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Daftar PerUndang-Undangan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Penelitian Hotanices, Tri Berlian. Peranan Kepolisian Satuan Lalu Lintas Dalam Menangani Tingginya Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Oleh Kendaraan Bermotor Diwilayah Hukum Polisi Resort Kuantan Singingi. 2013. www. Oxpdf.com Priyanto, Anang. Tingkat Kesadaran Hukum Berlalu lintas Di Jalan Raya .Mahasiswa FPIPS IKIP Yogyakarta. 1993 Cahyani, Novi Dwi. (2013). Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Berlalu Lintas Pada Siswa SMP N 1 Mirit Kabupaten Kebumen. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Puji Wulandari Kuncorowati.(2009). Menurunnya Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Di Indonesia. Jurnal Civic Volume 6 Nomor 1 Juni 2009. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) FISE.