H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN AZAS-AZAS MOTIVASI OLEH SEORANG PEMIMPIN
Oleh : H. Firman Yudhanegara
Abstrak Dalam memasuki suatu organisasi setiap orang secara implisit selalu membawa kebutuhan dan keinginannya masing-masing baik yang positif maupun yang negatif. Dengan demikian dalam setiap organisasi selalu terdapat dua pola kepentingan yaitu disatu pihak kepentingan organisasi yang dijelmakan dalam pencapaian tujuan organisasi dan dilain pihak kepentingan masing-masing individu sebagai penjelmaan kebutuhan dan keinginan individual masing-masing anggota. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi dalam hubungan dengan kedua pola kepentingan diatas pada individu seseorang bersesuaian dengan kepentingan organisasi. Maka disini pulalah letak fungsi pimpinan organisasi, seorang pimpinan dalam memimpin organisasi harus dapat mengayomi kepada para pegawai dalam kesatuan kerjanya, jika pimpinan hanya berkemampuan saja tanpa bisa memberikan dorongan yang baik kepada bawahan, maka pimpinan tidak akan dapat merubah sikap, perilaku dan kinerja para pegawainya. Dengan adanya motivasi dari pimpinan tersebut, pegawai merasa diperhatikan, dihargai dan akan menerima segala perintah yang dibebankan kepadanya. Selain itu pula dapat menumbuhkn rasa kesatuan antar pegawai serta meningkatkan saling pengertian dan menunjukan semangat dilingkungan kerjanya, sehingga pada akhirnya prestasi kerja tercapai secara optimal. Kata Kunci : Motivasi dan Prestasi Kerja
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
130
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
PENDAHULUAN Pentingnya peranan
manusia dalam
kehidupan berorganisasi,
didasarkan pada kenyataan bahwa manusia bukan saja memakai ciri dan kemampuan (seperti akal, rasio, kepribadian) yang tidak dimiliki oleh alat produksi lainnya dalam organisasi, akan tetapi jauh lebih penting dari semua itu adalah karena manusia mempunyai harkat dan martabat yang bukan saja harus diakui, akan tetapi harus dihargai bahkan dijunjung tinggi. Hanya dengan demikianlah faktor manusia didalam organisasi menjadi faktor yang benar-benar memainkan peranan yang dominan dan bahkan menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi dalam hubungan dengan kedua pola kepentingan diatas pada individu seseorang bersesuaian dengan kepentingan organisasi. Maka disini pulalah letak fungsi pimpinan organisasi, seorang pimpinan dalam memimpin organisasi harus dapat mengayomi kepada para pegawai dalam kesatuan kerjanya, jika pimpinan hanya berkemampuan saja tanpa bisa memberikan dorongan yang baik kepada bawahan, maka pimpinan tidak akan dapat merubah sikap, perilaku dan kinerja para pegawainya. Dengan adanya motivasi dari pimpinan tersebut, pegawai merasa diperhatikan, dihargai dan akan menerima segala perintah yang dibebankan kepadanya. Selain itu pula dapat
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
131
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
menumbuhkn rasa kesatuan antar pegawai serta meningkatkan saling pengertian dan menunjukan semangat dilingkungan kerjanya, sehingga pada akhirnya prestasi kerja tercapai secara optimal. Sejalan dengan uraian di atas, pemimpin mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan dari organisasi, dalam arti pencapaian tujuan, maka perlu ditingkatkan pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan dari seluruh
pegawai,
sehingga
dalam
pelaksanaan
pekerjaannya
dapat
mewujudkan peningkatan prestasi kerja pegawai secara optimal. Hal ini dapat terwujud apabila pemimpin dalam pelaksanaan tugasnya melaksanakan salah satu fungsi manajemen, yaitu Motivasi. Terdapat beberapa indikator yang dapat mengindikasikan prestasi pegawai pada suatu organisasi belum optimal, diantaranya adalah : 1. Masih terdapat kemampuan
sebagian pegawai
dalam
melakukan
yang kurang menunjukan pekerjaannya,
sehingga
mengakibatkan target kerja yang ditetapkan belum tercapai. 2. Lambannya pegawai dalam bekerja sehingga mengakibatkan sering terlambat dalam penyelesaiannya. 3. Kurang memperhatikan validitas data dalam penyusunan laporan, sehingga
mengakibatkan tidak bisa dijadikan dasar atau masukan
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
132
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
bagi perencanaan atau pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang. Hal-hal tersebut diatas akan terjadi pada sebuah organisasi apabila pemimpin pada suatu organisasi tidak mampu menerapkan azas-azas motivasi didalam kepemimpinannya, ketidakmampuan pemimpin dalam melaksanakan azas-azas motivasi tersebut dapat terlihat pada hal-hal berikut ini : 1. Kurang adanya
perhatian pimpinan terhadap
pegawai
dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya. 2. Belum maksimal dalam hal pemberian insentif kepada setiap pegawai 3. Sering terjadi adanya pelimpahan wewenang yang diberikan kepada pegawai tidak sesuai dengan jabatan atau keahliannya
PEMBAHASAN Proses pencapaian tujuan dari suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dari adanya proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi
tersebut,
sehingga
akan
terwujud
adanya
peningkatan
pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan pegawai di dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini dapat terwujud melalui pelaksanaan motivasi.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
133
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Pengertian Motivasi Guna memahami secara hakiki tentang motivasi dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap orang-orang yang berada dalam organisasi, terlebih dahulu akan peneliti kemukakan pengertian dari motivasi itu sendiri.
Perkataan motivasi berasal dari perkataan motif, pengertian motif menurut Barelson dan Steiner yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya “Kepemimpinan dan Motivasi”, dapat dirumuskan sebagai berikut : Motif pada hakikatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemampuan, dan sesungguhnyalah bahwa motif-motif tersebut merupakan
penyebab
yang
mendasar
perilaku
seseorang.
(1993:178).
Motif yang merupakan pendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan dapat ditumbuhkan oleh seseorang dengan menggunakan berbagai peralatan atau pun sarana yang sesuai dengan kebutuhan orang yang bersangkutan untuk dapat menumbuhkan motivasi seseorang atau pegawai dalam bekerja.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
134
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Terlaksananya kelancaran kerja guna tercapainya gairah kerja pegawai memerlukan motivasi dari pimpinan. Untuk lebih jelasnya peneliti kemukakan pengertian motivasi dari beberapa pakar atau ahli. Menurut Siagian dalam bukunya “ Filsafat Administarsi ”, memberikan pengertian motivasi sebagai berikut : Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi terciptanya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. (1995 : 128) Sedangkan menurut Duncan yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya “ Kepemimpinan dan Motivasi ”, mengartikan motivasi sebagai berikut: Suatu usaha sadar untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi. (1993 : 178) Usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi pegawai, diarahkan pada suatu pencapaian tujuan organisasi tersebut, alasannya adalah karena manusia selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan pemenuhan terhadap kebutuhan ini mendasari tindakan-tindakan individu didalam organisasi.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
135
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Menurut
pendapat
Sukarna
(1987
:
177)
dalam
bukunya
“Administarsi Negara”, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memberikan motivasi kepada para pegawai agar mau bekerja secara ikhlas dalam mencapai tujuan organisasi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan-kebutuhan manusia 2. Kebutuhan berhubungan 3. Kepemimpinan 4. Perangsang 5. Supervisi 6. Sikap dan Semangat 7. Disiplin Jadi motivasi merupakan daya dorong atau kehendak batin untuk melakukan sesuatu yang mengarah kepada sasaran. Atas dasar itulah seseorang mau bekerja dan berprilaku sesuai dengan
tujuan yang
hendak dicapai. Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu memotivasi kepada bawahannya agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Motivasi merupakan unsur manajemen, dan berhasil tidaknya suatu pencapaian tujuan organisasi, sangat tergantung pada proses manajemen, di Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
136
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
mana motivasi merupakan salah satu unsur organik manajemen yang mampu menumbuhkan adanya pengertian, sehingga tujuan organisasi tersebut tercapai. Dalam melaksanakan motivasi seorang pimpinan dituntut memiliki kemampuan untuk dapat mengerahkan tenaga, semangat dan dapat memberikan bimbingan terhadap para pegawai untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah” Motivasi adalah pemberian daya peggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, berekrja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (1996:223). Sedangkan menurut Sondang P Siagian dalam bukunya “Filsafat Administrasi” mengemukakan bahwa motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa agar para bawahan mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesien dan ekonomi (1994 : 128). Begitu juga menurut Berelson dan Stainer yang dikutip oleh Harold Koontz dalam bukunya “Manajemen edisi ke 8 Jilid 2”, mendefinisikan
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
137
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
motivasi adalah istilah umum yang mencangkup keseluruhan golongan, dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya yang sejenis. (1996 : 115). Dan beberapa uraian pendapat para ahli tentang motivasi diatas ternyata banyak perbedaan, akan tetapi kalau kita perhatikan kesemuanya mempunyai maksud yang sama yaitu unsur dorongan yang ditujukan kepada orang lain agar mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang mandiri juga mempunyai motivasi yang berprestasi dengan atau tanpa mendapat dukungan fasilitas yang memadai untuk itu ia harus mengenal betul apa sebenarnya yang diperlukan dalam menumbuhkan motivasi yang tinggi agar tugas-tugas kepemimpinan dapat dijalankan dengan berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Sutopo (1998:16) dalam bukunya “ Administrasi Manajemen dan Organisasi” pemberian motif terutama meliputi kegiatan : a. Mengkomunikasikan dan menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada para karyawan. b. Menentukan standar-standar palaksanaan c. Memerikan bimbingan kepada para bawahan. d. Memberikan penghargaan pada bawahan yang berprestasi.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
138
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Dengan memberikan motivasi yang baik dan sesuai dengan tingkat kebutuhan akan menimbulkan rasa kepuasan dan kegairahan dalam melakukan pekerjaan dan akhirnya akan meningkatkan kinerja pada pegawai. Seorang pimpinan harus berupaya dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien, seperti yang dikemukakan oleh Suwarno Handayaningrat dalam bukunya” tujuan (motif) dari administrasi dan manajemen ialah untuk mencapai tujuan dengan hasil yang berhasil guna dan berdaya guna”. Pentingnya motivasi bagi suatu organisasi yaitu merupakan fungsi organik, dimana semua fungsi harus dijalankan dalam proses administrasi maupun manajemen, sebab jika fungsi-fungsi tersebut tidak dijalankan maka akan berakibat berhentinya semua aktifitas organisasi, baik mati seketika maupun secara perlahan-lahan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Barleson dan Stainer yang dikutip oleh Suwarno Handayaningrat dalam bukunya “ Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen “, sebagai berikut : “Motivasi menyangkut reaksi berantai, yaitu. dari kebutuhan yang dirasakan (the need). lalu timbul keinginan sasaran yang hendak dicapai (want), kemudian menyebabkan usaha-usaha mencapai sasaran (tujuan
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
139
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
yang berakhir dengan pemuasan (satisfaction). Reaksi berantai antara kebutuhan, keinginan dan pemuasan (need-want-satisfaction-chain) tidak selalu berjalan demikian mudah sebagaimana yang digambarkan kebutuhan yang diinginkan karena disebabkan perilaku tetapi dapat pula kebutuhan mungkin akibat daripada perilaku. Demikian pula pemuasan satu kebutuhan yang lain. (1981 : 82). Dari beberapa pendapat ahli, maka dapat ditarik suatu kesimpulan adalah yang dimaksud dengan motivasi pada dasarnya adalah setiap tindakan yang dilakukan secara sadar untuk menumbuhkan semangat kerja para pegawai dengan memberikan rangsangan atau dorongan sehingga pegawai dapat terdorong untuk bekerja secara ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian tidak dapat disangkal lagi betapa menentukannya fungsi dalam pencapaian tujuan organisasi. Agar pelaksanaan motivasi dapat berhasil mencapai sasaran yang diinginkan, maka dalam pelaksanaanya perlu menerapkan asas-asas motivasi. Menurut Hasibuan (1991:145-146) dalam bukunya “ Manajemen Dasar, pengertian dan masalah “ asas-asas tersebut adalah : a) Asas mengikutsertakan, dengan indikatornya :
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
140
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
-
Mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambilan keputusan.
-
Bersikap terbuka terhadap saran atau ide dari pegawai.
b) Asas komunikasi, dengan indikatornya : -
Menciptakan komunikasi dua arah.
-
Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti.
c) Asas pengakuan, dengan indikatornya : -
Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi
-
Menciptakan persaingan yang sehat di antara pegawai
d) Asas wewenang yang didelegasikan, dengan indikatornya : -
Menumbuhkan rasa percaya diri pegawai yang menerima delegasi wewenang
-
Memberikan delegasi wewenang kepada pegawai yang tepat
e) Asas perhatian timbal balik, dengan indikatornya : -
Memenuhi fasilitas kerja.
-
Suasana kerja yang menyenangkan
Apabila motivasi telah didasarkan pada asas-asas motivasi, maka dengan
sendiri
akan
meningkatkan
kemampuan,
kecakapan
serta
pengetahuan para pegawai di dalam pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan prestasi kerja pegawai.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
141
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Peranan Pemimpin dalam Melaksanakan Kegiatan Motivasi Pimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta yaitu merupakan daya penggerak
atau
motornya,
untuk
menggerakan
orang-orang
dalam
bekerjasama atau dalam menggerakan sumber-sumber yang lainnya dengan alat-alat atau fasilitas yang tersedia dalam organisasi agar pelaksanaan tujuan itu tercapai dengan efisien dan efektif. Dengan kata lain suksesnya seorang pimpinan dapat dilihat dari kepemimpinannya yaitu menggerakan orangorang yang menjadi bawahannya untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Kesuksesan
pimpinan
dalam
melaksanakan
pekerjaan
sangat
tergantung kepada keahliannya untuk menggerakan orang lain untuk bekerja ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pimpinan berkewajiban menggerakan orang-orang atau bawahannya
untuk melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya, maka kepemimpinan seseorang diharapkan dapat diterima dan diakui oleh bawahannya sesuai dengan kemampuan yang ada. Pimpinan mempunyai peranan yang sangat mendasar, maka peneliti akan mengemukakan pendapat tentang kepemimpinan dari para ahli menejemen yaitu John Pfiffner meneliti kepemimpinan sebagai proses.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
142
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Pendapat tersebut dikutip oleh Handayaningrat (1990 : 64) dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen”, yaitu sebagai berikut: 1. Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Kepemimpinan
sebagai
suatu
proses
dimana
pimpinan
memberikan perintah/pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjan orang lain dalm memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut yang dimiliki seorang pimpinan tidak hanya kemampuan atau kecakapan konseptual yaitu kemampuan untuk mengetahui kebijakan organisasi secara keseluruhan dan kecakapan teknis adalah kecakapan yang dimiliki oleh pimpinan tingkat menengah dan tingkat bawah, yang dalam kecakapan ini termasuk kegiatan-kegiatan dalam menggunakan metode, proses, prosedur dan teknis yang pada umunya berhubungan erat dengan alat-alat atau operasional. Akan tetapi juga mempunyai kecakapan kemanusiaan untuk bekerja di dalam kelompok atau dengan kelompok, hal ini dimaksudkan untuk membangun suatu usaha motivasi di dalam suatu team, dimana bertindak sebagai pimpinan.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
143
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
Mengingat pentingnya peranan pimpinan dalam kehidupan organisasi maka menjadi kewajiban utama bagi setiap pimpinan untuk selalu secara terus menerus berusaha mengamati, memahami dan mengarahkan tingkah laku bawahan. Dikatakan penting karena peran pimpinan itu sendiri erat kaitannya dengan bawahannya. Seorang pimpinan tidak boleh bertindak sendiri serta dituntut untuk bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan atau karyawannya. Alat-alat Motivasi Penggunaan alat-alat motivasi ini dengan segala bentuknya haruslah mempertimbangkan situasi dan orangnya sebab pada hakekatnya setiap individu berbeda dengan yang lainnya. Menurut Hasibuan (1992 : 195) dalam bukunya “ Manajemen Sumber Daya Manusia”, mangatakan bahwa pada dasarnya alat-alat motivasi yang diberikan bisa dibagi 2 (dua) yaitu : 1. Material incentive adalah motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikan, misalnya upah, barang-barang dan lain sejenisnya. 2. Non material incentive adalah daya dorong yang diberikan bukan berbentuk materi, misalnya penempatan yang tepat, latihan
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
144
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
sistematis, piagam pekerjaan, bintang jasa, perlakuan yang sejenis lainnya.
Prestasi Kerja Salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu organisasi adalah orang-orang atau anggota dan organisasi yang bersangkutan. Karena hidup tidaknya suatu organisasi sangat tergantung kepada anggota organisasi dalam menjalankan roda organisasinya. Dalam kehidupan sehari-hari anggota organisasi, baik pemerintah maupun swasta, lazim disebut sebagai pegawai. Sebagaimana telah disebutkan bahwa suatu organisasi sangat, bergantung kepada para pegawainya dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, setiap pegawai dalam organisasi manapun dituntut untuk mampu memiliki prestasi kerja yang baik. Dalam hal prestasi kerja, Agus Dharma (1995 : 1) dalam bukunya “Manajemen Prestasi Kerja” memberikan pengertian bahwa: “Prestasi kerja adalah sesuatu yang dihasilkan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang”. Mengenai pengertian prestasi kerja pegawai, sebagaimana yang dikemukakan Dharma dalam bukunya “Manajemen Prestasi Kerja” memberikan pengertian bahwa: "Prestasi kerja adalah sesuatu yang
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
145
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang”. (1995: 1) Menurut Sutrisno dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” memberikan pendapat: “Prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya secara persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu”. (2009:164) Sedangkan menurut Sedarmayanti dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” berpendapat bahwa: “Prestasi kerja adalah hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas maupun kuantitas kerja”. (2007:377) Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik berupa produk atau pun jasa. Pengukuran Prestasi Kerja Untuk mengetahui prestasi kerja pegawai, menurut Dharma (1995:11) dalam
bukunya “Manajemen Prestasi
Kerja” mengemukakan tolok
ukur/pengukuran prestasi kerja dapat dilakukan atas dasar:
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
146
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
-
Kuantitas: jumlah yang harus diselesaikan.
-
Kualitas: mutu yang harus dihasilkan.
-
Ketepatan
waktu:
kesesuaian
dengan
waktu
yang
telah
direncanakan. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif, keluaran yang dihasilkan mencerminkan pengukuran
“tingkat
kepuasan”
yaitu
seberapa
baik
penyelesaiannya. Pengukuran ketepatan waktu, merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian untuk kegiatan. (1995 : 55) Prestasi kerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik berupa produk ataupun jasa, dengan bertolok ukur pada kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas. Berdasarkan
pendapat
para
ahli
tersebut,
maka
penulis
mengemukakan asumsi, sebagai berikut:
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
147
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
1. Suatu keahlian pihak pimpinan untuk mengerahkan daya kemampuan, sehingga dapat tercapai dua tujuan sekaligus yaitu keinginan bawahan dan tujuan organisasi. 2. Dalam melaksanakan motivasinya pemimpin harus memperhatikan azasazas motivasi sehingga tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut: 1. Perbaikan Prestasi Kerja Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatankegiatan mereka. 2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
148
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
3. Keputusan-Keputusan Penempatan Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.
Demikian
juga,
prestasi
yang
baik
mungkin
mencerminkan potensi yang harus di kembangkan. 5. Perencanaan dan Pengembangan Karier Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti 6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia 7. Ketidak-akuratan Informasional Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahankesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
149
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
informasi manajemen personalia. Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat. 8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut. 9. Kesempatan Kerja yang Adil Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusankeputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 10. Tantangan-Tantangan Eksternal Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya.
PENUTUP Untuk mempermudah pemahaman terhadap fungsi motivasi dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai, maka penulis mengemukakan gambaran model pendekatan sistem mengenai kaitan antara fungsi motivasi
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
150
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
dengan prestasi kerja pegawai sebagaimana akan dipaparkan dalam tahapantahapan sebagaimana berikut : 1. Input Terdiri dari masukan-masukan yang berupa tenaga kerja, biaya, peralatan atau mesin, cara kerja, pelayanan. Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi karena dengan adanya pegawai maka tujuan organisasi dapat dicapai sehingga
konsumen
dapat
menjalankan organisasi
dilayani.
Biaya
diperlukan
untuk
karena tanpa dana maka organisasi tidak
dapat berjalan untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahan-bahan pokok merupakan fator yang penting untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama untuk membantu dalam melaksanakan pekerjaan. Cara atau metode yang digunakan oleh pegawai dalam rangka mencapai tujuan, sangat berpengaruh pada organisasi yang menyebabkan pasat atau tidaknya suatu organisasi. Organisasi dibentuk pada umumnya dimaksudkan dapat berfungsi sebagai wadah yang mampu menampung berbagai aspirasi anggota, sebagai alat mencapai dalam mencapai tujuan bersama yang efektif dan efesien .
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
151
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
2. Proses Proses pelaksanaan motivasi yang bertujuan meningkatkan prestasi kerja pegawai harus sesuai dengan asas-asas motivasi yaitu Asas Mengikutsertakan, Asas Komunikasi, Asas Pengakuan, Asas Wewenang yang didelegasikan, Asas Perhatian Timbal Balik dengan faktor-faktor prestasi kerja pegawai yaitui efektivitas, efesiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. 3. Output Setelah melalui proses maka diharapkan dalam melaksanakan peranan motivasi sesuai dengan asas-asas motivasi tersebut, sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai sesuai dengan yang diharapkan. 4. Feed back Semua pemasukan berupa sumber-sumber yaitu semua sarana dan prasarana yang ada yaitu tenaga kerja, biaya, peralatan atau fasilitas, cara kerja atau pelayanan yang diperoses melalui peranan motivasi sesuai dengan asas-asas motivasi. Dengan melalui proses tersebut diharapkan ada keluaran yang berupa hasil kerja yang baik sehingga akan menghasilkan atau meningkatkan prestasi kerja
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
152
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
pegawai yang unggul sesuai faktor-paktor kinerja yaitu efektivitas, efesiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Apabila asas-asas motivasi belum dilaksanakan oleh pimpinan maka dengan adanya umpan balik diharapkan dapat menjadi masukan-masukan baru dalam proses, sehingga akan menghasilkan keluaran baru yang lebih sesuai dengan keinginan atau harapan pegawai dan prestasi kerja pegawaipun akan meningkat. Berdasarkan penjelasan yang peneliti uraikan mengenai motivasi dan prestasi kerja pegawai, maka jelaslah bahwa motivasi erat hubungannya dengan prestasi kerja pegawai. Dengan motivasi yang diberikan pimpinan kepada para pegawai berdasarkan asas-asas motivasi maka prestasi kerja pegawai akan meningkat. Berdasarkan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi tingkat penerapan azas-azas motivasi oleh pemimpin dalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi tingkat prestasi yang akan dilakukan oleh pegawai atau bawahannya. Agar pegawai mau bekerja serta organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan pemimpin yang bukan hanya mementingkan keinginan organisasi yang dipimpinnya akan tetapi juga mampu untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan para pegawainya
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
153
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
dalam upaya menstimulasi dan mendorong motivasi kerja pegawainya sehingga dapat terwujud pegawai yang memiliki prestasi yang baik.
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
154
H. Firman Yudhanegara : Upaya Peningkatan.........
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Agus, 1995, Manajemen Prestasi Kerja, Jakarta: CV Rajawali Gibson, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga Handayaningrat, Soewarno, 1994, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Jakarta: Haji Masagung Hasibuan, S.P. Malayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara ----------------------------, 2008, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara Pasolong, Harbani, 2008, Teori Administrasi Publik, Bandung: Alfabeta Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV Pustaka Setia Sarwoto, 1991, Dasar-dasar Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Haji Masagung Sedarmayanti, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT Refika Aditama Siagian, P. Sondang, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara -------------------------, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Media Group Wahjosumidjo, 1993, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia
Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember 2014
155