TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBUATAN MASAKAN AYAM KODOK PADA KELAS III RESTORAN 2 SEMESTER GASAL SMK NEGERI 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008
Sri Rejeki SMK Negeri 3 Pati,
[email protected]
Abstract: Based on the observations made by Teacher on the food processing, the students of Class III Restaurant 2 are less skilled in the cooking chicken frog. To get the maximum result, intensive training is required. It includes; kognitive, affective and psikomotoric aspects. The purpose of this study were: 1) to improve students 'skills in cooking chicken frog cuisine 2) to improve students' ability to vary the processing of staple dishes made from chicken 3) to make the learning process of cooking chicken frog cuisine become the learning process enjoyable, and relieve boredom 4) to make the learning process more impressive students. This study consisted of two cycles, data collection techniques to determine the skills test (affective) students, and nontest techniques; observation to study the response, and the student’s attitude. The results of this study showed the increasing student’s skills to vary the dishes made from raw chicken from the initial condition of the average value of 74.92%; the results of the first cycle of the average value was 96.55% and at the second cycle up to 100%. So the average value is increased from baseline to first cycle is 21.63%, the first cycle to the second cycle is 3.45%. It is proved that in the initial conditions of classical mastery learning has not been reached (first cycle), while on the second cycle of classical completeness reached 100%. Keywords: learning improvement, manufacture chicken frog
Abstrak: Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Guru pengolahan bahan makanan, Siswa Kelas III Restoran 2 masih kurang, terampil dalam pembuatan masakan ayam kodok. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan pelatihanpelatihan secara intensif.meliputi aspek kognetif, affektif dan psikomotoric. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembuatan masakan ayam kodok 2) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memvariasikan pengolahan masakan yang berbahan pokok ayam 3) memperbaiki proses pembelajaran membuat ayam kodok menjadi proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan, menghilangkan kejenuhan 4) menjadikan proses pembelajaran lebih mengesankan siswa. Penelitian ini terdiri dua siklus, teknik pengumpulan data Tes untuk mengetahui ketrampilan (afektif) siswa, dan teknik Non Tes; observasi untuk mengetahui respon, sikap siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan, peningkatan ketrampilan siswa untuk memvariasikan masakan berbahan baku ayam dari kondisi awal nilai rata-rata 74,92%; hasil siklus I nilai ratarata siswa sebesar 96,55% dan pada siklus II menjadi 100%. Jadi peningkatan ratarata dari kondisi awal ke siklus I 21,63%, siklus I ke siklus II 3,45% . terbukti pada kondisi awal ketuntasan belajar klasikal belum tercapai (siklus I) sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal tercapai 100%. Kata kunci: peningkatan pembelajaran, pembuatan ayam kodok
58
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
PENDAHULUAN
merencanakan
dan
menyiapkan
hidangan, lauk-pauk diantaranya adalah Latar Belakang Masalah
pengolahan dari bahan mentah hingga
Tujuan Pendidikan Mengengah
menjadi masakan yang siap saji dari
Kejuruan sebagaimana yang tertuang di
pembuatan masakan Ayam Kodok, dari
dalam kurikulum Pendidikan Menengah
materi pembuatan masakan tersebut
Kejuruan
(Lauk) seorang guru harus memiliki
adalah
meningkatkan
pengetahuan, kecerdasan, kepribadian,
potensi
bidang
pembuatan
berakhlak
masakan Ayam Kodok,
mulai dari
mulia,
meningkatkan
dalam
ketrampilan untuk hidup mandiri dan
persiapan awal menguliti, memisahkan
mengikuti jenjang pendidikan tingkat
daging dengan tulangnya, mencincang
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
daging, menyiapakan bumbu dan bahan
program
lain sampai proses pengisian kembali,
sebagaimana
sehingga menjadi bentuk ayam seperti
diketahui adalah membekali peserta
semula. Disini seorang guru dituntut
didik
kemampuan teknik dan kemampuan
Sedangkan keahlian
tujuan
Restoran
dengan
keterampilan,
pengetahuan dan sikap agar kompeten
pembawaan
dalam mengolah, menyajikan makanan
pengajaran yang menarik dalam arti
continental yang terdiri dari makanan
tidak menjenuhkan, tetapi sebaliknya,
pembuka,
sehingga tercipta suasana pembelajaran
makanan
utama
dan
makanan penutup. Disamping mengolah dan
menyajikan
makanan
yang responsive. Ketrampilan
kontinal
teknik
peserta didik juga dibekali ketrampilan
menggunakan media (peralatan) bagi
masakan
seorang guru pengajar dituntut secara
Indonesia
dengan
materi
dasar pengajaran yang sama yaitu
maksimal,
makanan pembuka, makanan pokok,
pengolahan ayam kodok, guru juga
lauk-pauk
dituntut
dan
makanan
penutup,
khususnya
memiliki
strategi
dalam
khusus
tatacara melayani makan dan minum
sehingga peserta didik sangat perhatian
baik di Restoran maupun kamar tamu,
dari proses awal sampai akhir sehingga
menata meja makan dan minum baik di
dicapai efektivitas pembelajaran, tidak
Restoran maupun ruang tamu, serta
terlalu banyak menyia-nyiakan media
menata
praktikum.
meja
makan
dan
meja
Kecenderungan yang terjadi di
prasmanan. Dalam silabus SMK Negeri 3 Pati
SMK Negeri 3 Pati, khususnya dalam
sebagaimana SMK sejenis lain bahwa
pengolahan Ayam Kodok adalah tingkat
mata pelajaran kompetensi kejuruan,
pemahaman dan ketrampilan peserta
standart
didik yang dirasa kurang maksimal
kompetensi
adalah
59
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
dalam hal ini perlu dipahami bahwa
3) Memperbaiki proses pembelajaran
pembuatan
masakan
Ayam
membuat ayam kodok menjadi proses
memerlukan
teknik
khusus
Kodok yang
pembelajaran
dalam
suasana
yang
memerlukan uraian panjang lebih lanjut.
menyenangkan. 4) Menjadikan proses
Faktor lain adalah tingkat perhatian
pembelajaran akan lebih mengesankan,
siswa
sehingga
yang
karena
sangat
karakter
majemuk,
dan
oleh
kepribadian
masing-masing berbeda satu dengan
memori
pembelajaran dapat
akan
proses
terpatri dibenak
pemikiran masing-masing siswa.
yang lain. Rumusan
masalah
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
LANDASAN TEORI Pengertian Pembelajaran
Apakah penggunaan metoda dari hasil
Pembelajaran
adalah
suatu
penataran P3GK mampu meningkatkan
kombiansi yang tersusun meliputi unsur-
kemampuan
membuat
unsur manusiawi, material, fasilitas dan
masakan ayam kodok pada kelas III
prosedur yang saling mempengaruhi
restoran 3, semester gasal SMK Negeri
untuk mencapai tujuan pembelajaran
3 tahun diklat 2007-2008.
(Oemar Hamalik, 2001 : 57)
siswa
Bagaimanakah
dalam
penerapan
Metoda
Pembelajaran
adalah proses
Pelepasan Kulit Ayam dari Daging dan
perubahan tingkah laku individu melalui
Tulang ayam agar kulit ayam tidak
interaksi dengan lingkungan. Dalam
sobek,
interaksi
mengingat
dipergunakan
untuk
kulit
tersebut mewadahi
ini
Usman, 2002: 5)
telah dicampur dengan bumbu-bumbu
Menurut
Bagaimanakah
serangkaian
pengalaman-pengalaman belajar (Uzer
Cincangan daging ayam tersebut, yang
dan bahan lain sebagai tambahan.
terjadi
Suparno
(2001:
2)
pembelajaran adalah suatu perubahan
penerapan
yang relatif permanen dalam suatu
kriteria pemilihan ayam yang memenuhi
kecenderungan tingkah laku sebagai
ketentuan, bahwa kulit ayam sebagai
hasil dari suatu praktik atau latihan.
media pembungkus Cincangan Daging
Pembelajaran
Ayam dituntut lebih kuat, sehingga tidak
belajar, dalam hal ikwal yang terjadi
mudah sobek.
pada siswa dalam rangka kemandirian
Tujuan penelitan ini adalah: 1)
berarti
proses
(Dimyati, Mujiono, 2001: 18)
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembuatan masakan
juga
Pengertian
pembelajaran
ayam
merupakan interaksi dua jenis kegiatan
kodok 2) Meningkatkan kemampuan
yang tidak dapat dipisahkan antara
siswa dalam memvariasikan pengolahan
belajar dan mengajar. Dijelaskan pula
masakan yang berbahan pokok ayam.
bahwa
pembelajaran
memiliki
Tiga
60
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Rumusan yaitu: Rumusan Kuantitatif,
adalah
rumusan
mempunyai dorongan untuk membuat
institusional
dan
rumusan
makhluk
kulalitatif. Rumusan kuantitatif adalah:
sesuatu,
seberapa banyak materi yang dikuasai
aspirasinya
siswa, Rumusan institusional
mungkin
tolok
ukur
semakin
adalah
banyak
mutu
yang
mempunyai sendiri.
terjadi
mengalami
aktif.
Anak
kemauan Belajar
apabila
sendiri.
dan hanya
anak
aktif
Keaktifan
itu
mengajar yang dilakukan guru semakin
bentuknya bisa berupa kegiatan fisik
baik pula mutu perolehan siswa, yang
yang mudah kita amati dan kegiatan
dinyatakan dalam bentuk nilai skor.
psikis yang susah diamati.
Rumusan kualitatif adalah pembelajaran
Keterlibatan
yang terfokus pada tercapainya daya
Langsung/Berpengalaman.
pikir dan tindakan yang berkualitas
Belajar yang dilakukan sendiri
untuk memecahkan masalah-masalah
oleh
siswa
karena
yang kini dan akan dihadapi siswa.
mengalami, tidak dapat dilimpahkan
Prinsip-prinsip Belajar
kepada
orang
belajar
lain.
adalah
Dalam
belajar
Pengertian belajar dan faktor-
melalui pengalaman langsung siswa
yang
tidak
faktor secara
mempengaruhi
umum
dapat
belajar
sekedar
mengamati
secara
dijadikan
langsung tetapi ia harus menghayati,
pengetahuan yang berharga bagi guru
terlibat langsung dalam pembuatan dan
dalam
bertanggung jawab atas hasil yang
mencapai
pembelajarannya. Mujiono,
tujuan
Menurut
2002:42-49)
(Dimyati,
prinsip-prinsip
dikerjakan. Pengulangan
belajar sebagai berikut:
Prinsip
Perhatian dan Motivasi
menekankan
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar perlunya
yang
pengulangan
barang kali yang paling tua adalah
belajar.
sebagaimana yang dikemukakan dalam
Dari kajian teori belajar pengolahan
teori Psikologis daya. Menurut teori ini
informasi
tanpa
Belajar adalah melatih daya-daya yang
adanya perhatian tak mungkin terjadi
ada pada manusia yang terdiri dari:
belajar
Daya
terungkap
sedangkan
bahwa
motivasi
juga
Mengamat,
berperan penting dalam belajar karena
Mengingat, Menghayal,
motivasi
Berfikir
merupakan
menggerakan
dan
tenaga
yang
mengarahkan
dan
Menanggap, Merasakan,
sebagainya.
Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-
aktifitas seseorang.
daya tersebut akan berkembang.
Keaktifan
Perbedaan Individual
Kecenderungan
psikologi
Siswa merupakan individu yang
dewasa ini menganggap bahwa anak
unik artinya tidak ada dua orang siswa
61
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
yang
sama
persis,
tiap
siswa
mempunyai perbedaan satu dengan
pemberian ranssum yang tepat dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
yang lainnya. Perbedaan itu terdapat
Tujuan
utama
pemeliharaan
pada karakteristik, psikis, kepribadian,
yang dilakukan secara khusus ini tidak
dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual
lain
ini berpengaruh pada cara dan hasil
Daging Unggas yang berkualitas lebih
belajar siswa. Karenanya perbedaan
baik. Hasil peliharaan peternakan ayam
inidividu perlu diperhatiakan oleh guru
yang
dalam upaya pembelajaran.
menurut Tim penulis Buku Tata Boga 2
Tipe Belajar Keterampilan
(1982: 3) disebut Ayam Broiler. Ayam
Belajar yang dilakukan secara
broiler
hanyalah
untuk
dilakukan
adalah
mendapatkan
secara
ayam
intensif
potong
ini
yang
berkali-kali atau terus menerus terhadap
memiliki daging yang empuk sehingga
apa
akan lebih lezat apabila dipanggang.
yang
telah
dipelajari
dan
memperoleh suatu ketangkasan.
Sedangkan
pengertian
Ayam
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Kampung menurut Tuti N.Sutarto (1998:
bahwa
ketrampilan
1) disebutkan bahwa Ayam Kampung
merupakan pembelajaran yang berfokus
dikenal dengan sebutan ayam buras
pada
dilakukan
(bukan ras) atau ayam sayur. Jenis
dengan gerak secara terus menerus /
ayam ini sejak dahulu sudah dikenal dan
berkali-kali, sehingga membuat peserta
telah
didik memperoleh suatu ketangkasan
masyarakat petani di pedesaan. Hasil
ketrampilan
yang diperoleh dari beternak ayam
Bahan Makanan Hewani
kampong ini berupa daging dan telur
tipe
belajar
pengalaman
yang
Bahan makanan Hewani banyak mengandung protein dan bahan ini
yang
menyatu
dengan
sangat
kehidupan
bermanfaat
bagi
kesehatan.
tergolong bahan makanan yang paling
Keluarga burung yang termasuk
cepat rusak atau membusuk. Bahan
unggas menurut Bagus Putu Sudarta
makanan yang berprotein tinggi sangat
(1996 : 117) adalah: a) Ayam (Chicken);
diperlukan oleh tubuh manusia dan juga
b) Itik (Duck); c) Angsa (Goose) dan
sangat disenangi oleh bakteri. .
d) Kalkun (Turkey).
Pengertian Unggas (Poultry)
Pengolahan Ayam Berdasarkan Jenis
Unggas
adalah
termasuk
Masakan
Keluarga Burung yang dipelihara khusus untuk
mendapatkan
daging
sebagai
Berdasarkan
didapatkan
Pemeliharaan secara khusus ini meliputi
dalam
pembuatan
Sebagaimana
yang
baik,
dari
pustaka kuliner yang penulis pelajari
bahan makanan yang dikonsumsinya.
kandang
referensi
kriteria-kriteria
mengolah
daging
tertentu, ayam.
yang disebutkan oleh
62
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Bagus Putu Sudarta (1996: 117) bahwa untuk
Baunya segar, berwarna
tidak
busuk ,
masakan-masakan
Kontinental
Daging
diperlukan daging ayam
yang baik
Tidak ada lendir Bersih dari bulu, dan
(lembut dan tidak banyak mengandung
Gemuk.
lemak) untuk itu maka diperlukan daging
Pengertian Istilah
Ayam Ras.
yang
kemerah-merahan,
Memasak
(Cooking)
adalah
Di dalam buku “Tata Boga 2”
suatu proses penerapan panas pada
disunting
bahan makanan dengan tujuan tertentu.
Direktorat Kejuruan
oleh
Tim
Pendidikan
penulis
Menengah
(1982 : 3) menyebutkan
Dengan
demikian
hanya
proses
berlangsung
memasak
selama
panas
bahwa : “Capons ialah ayam yang
mengenai atau diterapkan pada suatu
dikebiri, sehingga gemuk, lunak dan
bahan makanan
enak rasanya, baik dibuat Ayam kodok,
(Bagus
Ayam isi dan Ayam Panggang”
Sedangkan menurut Bart PH (1981:70)
Memilih dan Mengolah Ayam.
Metode memasak dibedakan menjadi 3
Untuk
Sudiarta,
1996:
147).
hasil
jenis yaitu memasak dengan panas
sesuai
kering (Dry Heat Cooking); memasak
dengan citarasa diperlukan ketelitian
dengan panas basah (Moist Cooking)
mulai dari Memilih ayam, Mengolah
dan memasak dengan minyak atau
ayam sebagai bahan utama masakan
lemak (Fat Cooking).
masakan
yang
mendapatkan
Putu
baik,
yang
hingga menjadi masakan yang siap saji.
Tujuan
memasak
menurut
Ada beberapa cara memilih Ayam yang
Bagus Putu Sudiarta
hendak dipergunakan sebagai masakan
147) adalah:
(1996:
lauk-pauk menurut Rumini
Membuat makanan lebih mudah dicerna
Daryanto, Dkk (T.Th. : 85) Memilih
dalam perut.; Membuat makanan aman
daging ayam yang baik untuk lauk
untuk
adalah dari daging ayam
mengandung zat-zat racun dan bebas
yang masih
dimakan,
memilih Ayam muda, ataupun daging
menyebabkan keracunan pada perut;
ayam muda sebagai berikut:
Meningkatkan
Kakinya
bersih,
dimasak;
rasa
yang
tidak
dari
Mengkilap,
penyakit,
arti
muda untuk itu perlu diperhatikan cara
Bulunya
bibit
dalam
mungkin
makanan
Meningkatkan
yang
penampilan
Sisik kakinya tidak keras, Dadanya
warna makanan yang dimasak.
terasa lunak jika ditekan Bulunya masih
Macam-macam Metode Memasak
mudah dicabut, dan Badannya gemuk .
Menurut Bagus Sudiarta (1996: 149)
Ciri-ciri memilih daging ayam yang telah dipotong-potong:
dijelaskan sebagai berikut: a).Memasak Panas Basah
(Cooking
by Moist Heat) :
63
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Merebus (Boiling) adalah memasak
(jurusan), biasanya dilakukan di atas
makanan
didalam
open,
jumlahnya
lebih
banyak
makanan
yang
dimasak,
air
mendidih dari
pada
sehingga
dan
sewaktu-waktu
makanan
tersebut disaram dengan minyak panas untuk
mengembalikan
kelembaban
makan yang dimasak dapat terendam
panas.
seluruhnya didalam air yang sedang
Baking
dipergunakan memasak. Selama proses
dalam open tanpa disiram-siram dengan
memasak timbul gelembung-gelembung
minyak panas selama proses memasak
air
(tanpa basting proses). Kelembaban
dari dasar permukaan air dan
memecah dipermukaan air. Stewing
adalah
ialah memasak makanan di
makanan tersebut sangat tergantung
merebus
makanan
pada tingkat kelembaban.
dalam air yang jumlahnya hampir sama
Dalam pustaka masakan sebenarnya
dengan bahan yang direbus. Cairan
ada 13
yang digunakan biasanya Kaldu atau
membuat
Saus.
hanya menggunakan 2 macam metode
Braising
adalah
merebus
makanan
cara memasak, namun untuk /
mengolah
ayam
kodok
yaitu metode Mengukus (steaming) dan
dalam cairan yang jumlahnya lebih
Mengoven (Baking)
sedikit
Pengertian dan Resep Ayam Kodok
daripada bahan yang direbus.
Cairan yang dipergunakan kaldu atau
Pengertian
saus.
Menurut Siti Mukmin (1982:96)
Steaming
atau
memasak
mengukus
makanan
adalah
Yang dimaksud dengan Ayam Kodok
dengan
adalah menyajikan seekor ayam untuk
mempergunakan uap air panas (Steam)
dihias di atas piring, sebagai hiasannya
Blancing
dapat berbagai macam bentuk sesuai
adalah
mencelupkan
makanan ke dalam air atau minyak yang
dengan selera kita masing-masing.
mendidih beberapa saat, tidak sampai
Resep Ayam Kodok
matang kemudian diangkat kembali.
Dalam
khasanah
pustaka
b) Memasak Panas Kering (Cooking
kuliner Indonesia, penulis menemukan 3
by Dry Heat)
macam resep ayam kodok yaitu :
Grilling
(Memanggang)
memasak radiasi
makanan
yang
tinggi
dengan dan
ialah panas
langsung.
menurut resep
Niniek
Sudarsini
pembuatan
menggunakan
bahan;
(1971:42)
ayam Ayam
kodok babon
Sumber panas biasanya berada di
utuh, daging ayam, roti tawar atau
bawah makanan yang dimasak, atau
kentang, telur, kismis;sedang bumbunya
panas berasal dari bawah makanan
bawang merah, bawang putih, lada,
Roasting
pala,
ialah
memasak
makanan
garam.
Cara
membuatnya
dengan panas tinggi dari segala arah
64
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
menggunakan metode memasak panas
Peralatan
kering (Deep Frying / di goreng).
pembuatan masakan
Sedangkan
menurut
Siti
Mukmin (1982:194) resep pembuatan ayam
kodok
menggunakan
Ayam
betina
gemuk,
cincang,
susu
mentega;
cair,
telur,
sedangkan
a.
Team
b.
bumbunya
Oriental
yang
pembuatan
Peralatan
Umum:
talenan,
wajan lengkap, panci bertangkai, PPPGK
digunakan
masakan
Peralatan khusus: lanseng, oven,
Waskom, solet, sendok kayu, tray,
piring seng, perapian, dan mangkok
(1991:95-96) resepnya sebagai berikut: Bahan
Ayam kodok
tipis, dan kuas.
bawang putih, pala, lada, garam. Menurut
dalam
loyang , grinder, pisau kecil runcing
sapi
kentang,
digunakan
adalah sebagai berikut:
bahan;
daging
yang
ayam
stainless steel.
dalam
Cara membuat Ayam Kodok:
kodok
1. Ayam utuh yang sudah dibersihkan
adalah sebagai berikut:
dari bulunya, diambil jeroannya
a).
yang
1 Ekor Ayam jawa ( betina/jantan )
sedang/gemuk b). 250 gr. daging sapi giling 100 gr. liver paste d). 50 gr susu
penting
kulit
ayam
tidak
banyak sobek 2. Kuliti ayam dimulai dari sobekan
bubuk e). 3 lembar roti tawar f). 2 butir
untuk
telur rebus kupas kulitnya
g). 1 butir
sedikit demi sedikit dengan alat
h). bahan pengoles: 2
Bantu pisau yang runcing, tajam dan
telur mentah
sendok makan margarine cair,
1
mengeluarkan
jeroan
tadi,
kecil.
sendok makan madu, 1 sendok makan
3. Setelah sampai pada kaki diatas lutut
kecap manis, 1 sendok teh jeruk nipis.
kita potong tulang kaki ke 2 nya,
i). benang jahit warna putih dan jarum
kemudian
jahit.
pengupasannya, sampai pada sayap
Bumbu-bumbu yang digunakan untuk
bagian
membuat masakan ayam kodok adalah
kemudian leher bagian bawah kita
sebagai berikut:
potong.
a). 5 siung bawang putih diiris halus digoreng dihaluskan
dilanjutkan
pergelangan
kita
lagi
potong,
4. Kulit ayam dilumuri dengan air jeruk
b). 1 sendok teh
/jahe / cuka untuk menghilangkan
lada halus c). 1 sendok teh pala halus
bau anyir,setelah itu dicuci bersih
d). 1 sendok makan garam halus
dan ditiriskan.
sendok teh gula pasir
f). 1 sendok
makan air jahe/cukak/jeruk nipis pelengkap :
e). 1 5.
g).
tulangnya
saos asam manis dan
sayuran yang direbus (wortel, buncis ) serta kentang yang digoreng.
Daging
ayam
kita
kemudian
lepas
dari
dagingnya
digiling, sisihkan. 6.
Daging
ayam
dicampur
dengan
bahan lain ( kecuali telur rebus ) dan
65
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
bumbu- bumbu, aduk rata cicipi
buncis, wortel ) dan dapat ditambah
rasanya.
dengan kentang goreng.
7. Masukkan adonan daging ke dalam kulit
ayam
menyerupai
sampai ayam,
bentuknya
Kodok
yang
dikutip dari Team Oriental PPPGK inilah yang dipakai penulis untuk membuat
pantatnya diberi 2 telur ayam rebus
karya tulis ilmiah dengan menggunakan
yang telah dikupas kulitnya kiri dan
Penelitian Tindakan Kelas, karena hasil
kanan,
akhir ayam kodok lebih enak dan warna
ditengah-tengah
daging. 8.
Ayam
bagian
letakkan
untuk
Resep
Kulit
lebih menarik.. ayam
kita
jahit
dengan
menggunakan tusuk viston, jika ada kulit
yang
Letakkan
sobek
juga
METODOLOGI PENELITIAN
dijahit.
ayam dalam plate tahan
Subjek upaya
penelitian
peningkatan
ini
adalah
pembelajaran
panas, usahakan kepala ayam dalam
membuat
keadaan
cara
Restoran 2 semester gasal SMK Negeri
memberikan tusukan dikepala ayam
3 Pati tahun diklat 2007-2008, jumlah
memakai tusuk sate.
siswa yang dijadikan subyek penelitian
berdiri
dengan
9. Kukus ayam dengan menggunakan langseng,setiap
siswa putra dan 25 putri. Pemilihan
tutup langseng, jika ada kulit yang
kelas II sebagai subjek penelitian atas
transparan kita tusuk dengan jarum
dasar pertimbangan
supaya
dilakukan
ayam
menit
sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 4
dibuka
kulit
15
Ayam kodok pada kelas III
tidak
pecah.
Kukus selama 1 jam.
Pre-
test
bahwa
ketika
kemampuan
membuat Ayam kodok, kelas ini paling
10.Siapkan bahan pemolesnya, aduk
rendah kemampuannya dibanding dari
jadi satu semua bahan pemoles
kelas lain, dengan nilai rata-rata di
dengan
bawah
menggunakan
kuwas.
Panaskan oven.
Kriteria
Ketentuan
Minimal
(KKM) 7,0.
11. Setelah ayam selesai dikukus, kita
Variabel dalam penelitian ini
pindahkan diloyang, oles dengan
ada
dua
yaitu
bahan pemoles sampai rata, oven
Keterampilan Siswa dalam membuat
selama 10 menit, olesi lagi, oven
Ayam
sampai mendapatkan warna yang
menggunakan
bagus.
sebagai strategi pembelajaran.
kodok
:
1)
Variabel
2) Variabel dengan variasi
Ayam
12. Buang semua benang dan tusuk
Tes
satenya, hidangkan dalam plate /
mengetahui
piring dilengkapi dengan saos asam
membuat
manis, sayuran
restoran 2 semester gasal SMK Negeri
yang direbus
(
digunakan
kodok
tingkat
untuk
keterampilan
Ayam kodok pada kelas III
66
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
3 Pati tahun diklat 2007-2008. Pada tiap akhir
siklus
guru
memberikan
tes
perbuatan untuk membuat Ayam kodok
2). Data kualitatif yang diperoleh dari
setelah dilakukan pelatihan membuat
observasi, berdasarkan aspek-aspek
Ayam
yang dijadikan fokus analisis.
kodok
pengembangan
dan variasi
strategi
Ayam
kodok
Data kuantatif dan kulitatif ini
sebagai stratetgi pembelajaran.
kemudian
Teknik Analisis Data
mendiskripsikan
Teknik
analisis
data
yang
dijadikan
pembelajaran
dasar
untuk
keberhasilan
yang ditandai dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
adanya peningkatan ketrampilan siswa
teknik
dalam
analisis
diskriptif
dengan
penjelasan sebagai berikut:
membuat
Ayam
kodok
dan
tingkah laku yang menyertainya.
1). Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan
HASIL PENELITIAN DAN
diskrip persentase. Nilai yang diperoleh
PEMBAHASAN
siswa direrata untuk keterampilan siswa
Diskripsi Hasil Penelitian Siklus I
dalam membuat Ayam kodok. Nilai
1. Hasil Tes
presentasi dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Setelah
dilakukan
tes
keterampilan siswa dalam membuat
NP = NK X 100 % R Keterangan : NP = Nilai presentasi NK= NP =Nilai NKKumulatif x 100
%
Ayam kodok
yang meliputi
aspek
Pemilihan Bahan Pokok dan aspek Pemilihan
Alat Bantu adalah sebagai
berikut:
R = Jumlah Responden
R
Tabel IV: Hasil Penilaian aspek Pemilihan Bahan Pokok Ayam kodok No 1 2 3 4 5
Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Skor 35.00- 40.00 30.00-34.99 25.00-29.99 20.00-24.00 0-19.99
Jumlah
Responden 4 16 8 1 0
% 13.79 55.17 31.03 3.45 0
29
100
Hasil Klasikal Skor rerata 952 : 29=321.82 persentasi : 82.05 % kategori baik
Catatan: skor maksimal untuk aspek pemilihan bahan pokok: 40
Berdasarkan
atas
dapat
aspek Pemilihan Bahan Pokok sebagai
siswa
dalam
berikut: dari 29 siswa yang mencapai
membuat ayam kodok ditinjau dari
kategori baik sekali sebanyak 5 siswa
diketahui
tabel
di
keterampilan
67
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
atau sebesar 17,24%.
Sedangkan
berkategori baik sekali sebanyak 5
kategori baik sebanyak 8 siswa atau
siswa atau sebesar 17,24 %, sedangkan
sebesar 27,59 % dan Untuk kategori
yang berkategori baik sebanyak 10
Cukup sebanyak 9 siswa atau sebesar
siswa atau 34,48 %. Siswa
31,03 %. Dan untuk kurang sebanyak 7
kategori cukup sebanyak 10 siswa atau
Siswa atau sebesar 21, 14%
34,48 %
secara
dalam
dan untuk kategori kurang
klasikal sebagian besar siswa yaitu
sejumlah 4 siswa atau sebesar 13,93
sebanyak 13 siswa atau sebesar 44,83
%. Secara klasikal sebagian besar
%. Menempati kategori Baik
siswa yakni sebanyak 15 siswa 51,72 %
dengan
menerapan cara perhitungan yang telah
menempati
diuraikan pada teknik analisis data
menerapkan
diperoleh
ketrampilan
telah diuraikan pada bagian teknik
siswa dalam aspek pemilihan bahan
analisis data, diperoleh data skor rata-
pokok sebesar 27, 17 itu berarti berada
rata keterampilan siswa dalam aspek
dalam kategori cukup.
pemilihan alat Bantu sebesar 47,75 itu
skor
rata-rata
Ditinjau dari aspek Pemilihan Alat Bantu dalam pembuatan Ayam kodok,
keterampilan
siswa
kategori cara
baik.
Dengan
perhitungan
yang
berarti berada pada kategori cukup dan jika dipersentasikan mencapai 79,58 %.
yang
Tabel V : Hasil Penilaian Pemilihan Alat Bantu Ayam kodok No 1 2 3 4 5
Nilai Interval Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Skor 55.00-60.00 50.00-54.99 45.00-49.99 40.00-44.99 0-39.99
Jumlah
Responden 8 18 3 0 0
% 27.59 62.06 10.34 0 0
29
Hasil Klasikal Skor rerata : 1541 : 29 =53.13 Persentasi =88.55 % Kategori baik
100
Catatan : Skor maksimal untuk aspek Pemilihan alat Bantu: 60
Ditinjau dari aspek pemilihan alat Bantu
atau sebesar 10.34 % . Secara klasikal
dalam
sebagian besar siswa, yakni sebanyak
pembuatan
Ayam
kodok
keterampilan siswa yang berkategori
18
baik sekali sebanyak 8 siswa atau
menempati
sebesar
menerapkan
27,59
%
sedangkan
yang
siswa
atau
sebesar
kategori cara
baik.
62,06
%
Dengan
perhitungan
yang
berada dalam kataegori baik sebanyak
telah diuraikan pada bagian teknik
18 siswa atau sebear 62,06 %, dan
analisis data, diperoleh data skor rata-
untuk kategori cukup sebanyak 3 siswa
rata keterampilan siswa dalam aspek
68
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
pemilihan alat Bantu membuat Ayam
pada
kategori
baik
dan
jika
kodok sebesar 53,13 itu berarti berada
dipersentasikan mencapai 88,55 %.
Tabel VI: Hasil Penilaian Membuat Ayam Kodok siklus I No 1 2 3 4 5
Nilai Interval 90 - 100 80 - 89.99 70 - 79.99 60 - 69.99 0 - 59.99 Jumlah
Responden 4 17 7 1 0 29
Nilai keterampilan siswa dalam
% 13.79 58.62 24.13 3.54 0 100
Hasil Klasikal Skor rerata : 2493 :29 = 85.96 persentasi 85.96 % kategori baik
2. Hasil Nontes Siklus I
membuat Ayam kodok pada siklus I
Hasil nontes mencakup hasil
untuk interval nilai 90 – 100 diperoleh 4
yang diperoleh dari observasi yaitu
siswa atau sebesar 13, 79 % dan
bahwa
intearval nilai 80 – 89,99 sebanyak 17
masakan
siswa atau sebesar 58,62 % sedangkan
mengaktifkan siswa, sehingga siswa
interval nilai 70 – 79,99 sebanyak 7
lebih antusias dan aktif dalam mengikuti
siswa atau sebesar 24,13 %
pelajaran
untuk
pembelajaran Ayam
pembuatan kodok
karena
lebih
merasa
menjadi
interval nilai 60 – 69,99 sebanyak 1
bagian suatu kelompok. Memang ada 1
siswa atau sebesar 3,45 %. Akan tetapi
siswa
jika dilihat dari jumlah siswa yang
membuat ayam kodok karena kurang
mencapai nilai ≥
percaya diri. Namun 28 siswa sangat
70 ada
28 siswa
yang
dan
agak
serius
lamban
dalam
dalam
berarti daya serap klasikal baru 96,55%
aktif
sehingga tuntas belajar klasikal belum
pembelajaran
tercapai.
cukup mudah dan tidak membosankan.
karena
mengikuti
menyenangkan
C. Diskripsi Hasil Penilaian Siklus II. Hasil Tes Tabel VII : Hasil Penilaian Aspek Pemilihan Bahan Pokok Ayam kodok No 1 2 3 4 5
Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah
Skor 35.00- 40.00 30.00-34.99 25.00-29.99 20.00-24.00 0-19.99
Responden 6 19 4 0 0
% 20.69 65.51 13.79 0 0
29
100
Hasil Klasikal Skor rerata 998 : 29=34.41 persentasi : 86.02 % kategori baik
Catatan: Skor maksimal untuk aspek Pemilihan bahan Pokok: 40
69
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Keterampilan
dalam
sejumlah 19 siswa atau sebesar 65,51%
berdasarkan
dan kategori cukup hanya 4 siswa atau
aspek Pemilihan bahan Pokok pada
sebesar 13,79% dan idak seorangpun
siklus II sebagaimana yang tercantum
berkategori kurang dan sangat kurang,
pada tabel VII sejumlah 6 siswa atau
Secara
sebesar 20,69% mencapai kategori baik
34,41% yang berarti berkategori baik.
membuat
sekali,
Ayam
siswa kodok
sedangkan
kategori
klasikal
diperoleh
rata-rata
baik
Tabel VIII: Hasil Penelitian Aspek Pemilihan Alat Bantu Ayam kodok No 1 2 3 4 5
Nilai Interval Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Skor 55.00-60.00 50.00-54.99 45.00-49.99 40.00-44.99 0-39.99
Jumlah
kodok
% 27.59 65.96 3.45 0 0
29
Catatan : Skor maksimal untuk aspek pemilihan alat Bantu : 60 Keterampilan siswa dalam membuat Ayam
Responden 8 20 1 0 0
berdasarkan
aspek
pemilihan alat Bantu pada siklus II adalah sebanyak 8 siswa atau sebesar 27,59 % berkategori baik sekali, jumlah terbesar dalam kategori baik sebanyak
Hasil Klasikal Skor rerata : 1551 : 29 =53.48 Persentasi =89.13 % Kategori baik
100
20 siswa atau sebesar 68,96 % hanya sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,45 % berkategori
cukup.
Dan
seorangpun
berkategori
tidak
kurang
dan
sangat kurang. Secara klasikal diperoleh rata-rata 53,48 yang berarti berkategori baik dengan persetase 89,13 %.
Tabel IX: Hasil Penilaian membuat Ayam kodok pada Siklus II No 1 2 3 4 5
Nilai Interval 90-100 80-89.99 70-79.99 60-69.99 0-59.99 Jumlah
Responden 8 17 4 0 0 29
% 27.58 58.62 13.79 0 0 100
Hasil Klasikal Skor rerata : 2474 :29 = 85.31 persentasi 87.24 % kategori baik
Pada siklus II keterampilan siswa dalam
17,24
membuat Ayam kodok yang mencapai
keterampilan dalam membuat Ayam
interval nilai 90 – 100 sebanyak 6 siswa
%.
Pada
Adapun
siklus
nilai
II
rata-rata
keterampilan
atau sebesar 20,69 %, interval nilai 80 –
siswa dalam membuat Ayam kodok
89,99 sebanyak 19 siswa atau sebesar
yang mencapai interval nilai 90 – 100
65,52 %, sedangkan interval nilai 70 –
sebanyak 6 siswa atau sebesar 20,69
79,99 sebanyak 5 siswa atau sebesar
%, interval nilai 80 – 89,99 sebanyak 19
70
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
siswa atau sebesar 65,52 % sedangkan
siklus II sebanyak 4 siswa atau sebesar
interval nilai 70 – 79,99 sebanyak 5
13,79 %.
siswa atau sebesar 17,24 %. Adapun nilai
rata-
rata
Untuk
kategori kurang pada
keterampilan
dalam
kondisi awal sebanyak 7 siswa atau
membuat ayam kodok sebesar
87,24
sebesar
24,14
%,
pada
siklus
I
%. Jika dilihat dari jumlah siswa yang
sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,45 %
mencapai ≥ 70 sebanyak 29 siswa atau
pada siklus II menjadi tidak ada. Secara
100 % tuntas belajar klasikal sudah
umum aspek-aspek pemilihan bahan
tercapai.
pokok Ayam kodok pada kondisi awal berkategori cukup, sedangkan pada
Pembahasan
siklus I dan siklus II tetap pada kategori
Pembahasan
ini
baik tetapi dilihat dari jumlah skor
meliputi hasil tes dan non tes yang
mengalami kenaikan yaitu pada kondisi
diperoleh pada kondisi awal siklus I dan
awal sebesar
sklus
sebesar
II.
Hasil
penilaian
tes
berupa
nilai
27,17
pada siklus I
32,82 pada siklus II sebesar
keterampilan membuat Ayam kodok
34,
yang melalui 2 aspek yaitu aspek
persentase kondisi awal 67,92 % pada
pemilihan bahan pokok dan
siklus I sebesar 82,05 % pada siklus II
aspek
pemilihan alat Bantu, sedangkan hasil
41.
dinyatakan
dalam
sebesar 86,02 %.
nontes berupa perilaku dan sikap yang diperoleh melalui observasi.
Jika
Berdasarkan
hasil
observasi
kelemahan pada aspek pemilihan bahan
Dalam aspek pemilihan bahan
pokok
Ayam
kodok
adalah
siswa
pokok pada kondisi awal hanya ada 5
merasa kesulitan dalam membeli ayam
siswa atau sebesar
17,24 % yang
yang berkualitas baik. Oleh sebab itu
berkategori baik sekali, sedangkan pada
pada kondisi awal dengan siklus I
siklus I sebanyak 4 siswa atau sebesar
berkurang 1 siswa yang berkategori baik
13,79 %, pada sikus II sebanyak 6 siswa
sekali dan berkategori cukup.
atau sebesar 20,69 %. Siswa yang
Aspek
pemilihan
alat
bantu
berkategori baik pada kondisi awal
pada kondisi awal memiliki kategori baik
sebanyak 8 siswa atau sebesar 27,59
sekali 5 siswa
%, pada siklus I sebanyak 16 siswa atau
pada siklus I sebanyak 8 siswa atau
sebesar 55,17 % sedangkan pada siklus
sebesar
II sebanyak
atau sebesar
sebanyak 8 siswa atau sebesar 27,59
65,51 % untuk kategori cukup pada
%. Untuk kategori baik pada kondisi
kondisi awal sebanyak
atau
awal sebanyak 10 siswa atau sebesar
sebesar 31,03 % pada sklus I sebanyak
34,48 % pada siklus I sebanyak 18
8 siswa atau sebesar 27, 59 % pada
siswa atau sebesar
19 siswa
9 siswa
atau sebesar 17,24 %
27,59 % dan pada siklus II
62,06 % pada
71
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
siklus II menjadi 20 siswa atau 68,96 %
setiap siklus ternyata memberi motivasi
untuk kategori cukup pada kondisi awal
yang tinggi pada siswa. Para siswa
sebanyak 10 siswa atau sebesar 34,489
menjadi lebih atusias dan senang untuk
% pada siklus I sebanyak 3 siswa atau
membuat
sebesar 10,34 % pada sklus II menjadi
menampilkan
1 siswa atau sebesar 3,45 %. Untuk
persis seperti Ayam dalam posisi duduk.
kategori
Hidangan
kurang pada kondisi awal
ayam
kodok
hidangan
Ayam
kodok
karena
ayam
ini
yang
dapat
sebanyak 4 siswa atau sebesar 13,93 %
disajikan untuk satu keluarga atau lebih
pada siklus I dan II sebanyak 0 siswa.
dan bias juga untuk pesta.
Peningkatan skor rata-rata pada
Dari observasi dapat diketahui
kondisi awal 47,75 pada siklus I 53,13
bahwa masakan Ayam kodok bagi siswa
pada
merupakan
siklus
II
53,48.
Jika
suatu
tantangan
untuk
dipersentasikan menunjukkan kenaikan
menguji kesabaran dan ketelatennan
kondisi awal 79,58 % siklus I 88,85 %
untuk
pada siklus II
hasil
daging dan tulang ayam. Disamping itu
11
masakan ayam kodok merupakan teknik
89,13 %. Dari
observasi pada kondisi awal ada
melepaskan
kulit
ayam
maskan
dari
dari
siswa yang kurang percaya diri dan
pengembangan
ayam
pada siklus ada 1 siswa dalam membuat
sehingga menarik untuk dihidangkan
Ayam kodok masih kurang percaya diri
atau disajikan.
karena terlalu hati-hati. Hasil Penelitian Secara
PENUTUP klasikal
keterampilan
Simpulan
siswa dalam membuat Ayam kodok
Berdasarkan
hasil
penelitian
pada kondisi awal mencapai nilai 74,92 ;
dan pembahasan dapat disimpulkan
hasil ini meningkat dari 74,92 % menjadi
bahwa:
86,20 %. Pada siklus I nilai rata-rata
pembelajaran dalam membuat ayam
85,95 ; hasil ini meningkat dari 85,95 %
kodok dapat menambah meningkatkan
menjadi 96,55 %. Pada siklus II nilai
keterampilan siswa untuk memvariasi
rata-rata 87,89 ; hasil ini meningkat dari
,masakan dari ayam. Peningkatan itu
87,89 % menjadi 100% . Peningkatan
diketahui dari hasil kondisi awal nilai
nilai rata-rata dari kondisi awal hingga
rata-rata 74,92 % ; hasil siklus I nilai
akhir selalu mengalami peningkatan
rata-rata siswa
sebagai mana terlihat dari siklus I dan
pada siklus II menjadi 100 %. Jadi
siklus II.
peningkatan rata-rata dari kondisi awal
Masakan
dari
ayam
1)Upaya
sebesar
peningkatan
96,55% dan
yang
ke siklus I 21,63 %, siklus I ke siklus II
divariasi menjadi masakan Ayam kodok
3,45 %. Ditinjau dari ketuntasan atau
secara klasikal pada kondisi awal dan
kompetensi belajar, strategi ini dapat
72
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
meningkatkan
jumlah
yang
memberikan bimbingan terhadap siswa
kompeten atau mendapat nilai diatas
secara intensif sehingga diperoleh hasil
Kriteria
yang maksimal.
Ketuntasan
siswa
Minimal
(KKM).
Terbukti pada kondisi awal ketuntasan belajar klasikal belum tercapai juga pada siklus I, sedangkan pada siklus II ketuntasan
klasikal
tercapai
100%.
2)Dalam pembuatan ayam kodok sikap yang positif diperoleh siswa, siswa menjadi senang, terampil, aktif, serius dan percaya diri bahwa hidangan dari ayam
dapat
divariasikan
berbagai
macam bentuk dan rasa. Siswa lebih tertarik dan tidak membosankan karena mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran yang lebih menyenagkan.
Saran Untuk
meningkatkan
pembelajaran masakan
dalam
dari
seorang
pembuatan
Ayam,
guru
hendaknya
harus
dapat
memvariasikan berbagai masakan yang terbuat
dari
bahan
pokok
Ayam
sehingga menambah khasanah pustaka kuliner di Indonesia. Keterampilan membuat ayam kodok merupakan
pembelajaran
yang
membutuhkan pelatihan secara serius, kesabaran dan ketelatenan. Maka dari itu
seorang
guru
DAFTAR PUSTAKA Bagus Putu Sudiara , 1995/1996. “ Tata Boga”. Jakarta Dirjen Dikmenjur Bart PH. 1981. “ Pengetahuan Memasak Modern “. Yogyakarta, CV Nur Cahaya Dimyati dan Mudjiono, 2002. “ Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta, Rineka Cipta Depdiknas, 2001. “ Kamus Besar Bahasa Indonesia “. Jakarta, Balai Pustaka. Dikmenjur, 1982 “Tata Boga 2” . Depdikbud, Jakarta Niniek Sudarsini. 1971. “ Resep Masakan Modern “. Purwokerto. Rochiati Wiriatmadja, 2006 “ Metode Penelitian Tindakan Kelas”. Bandung, Remaja Rusda Karya. Rumini Daryanto dkk, 1990, “ Boga Dasar I a “ . Dikmenjur Propinsi Jawa Tengah Suharsimi Arikunto, 1997. “ Prosedur Penelitian “. Jakarta Rineka Cipta Siti Mukmin, 1982. “ Buku Masakan THURSINA “ . Dahniar, Jawa Timur Sumarsono dkk, 1990, “Boga Dasar I b “ Dikmenjur Propinsi Jawa Tengah Team Oriental, PPPGK 1991. “ Pengolahan dan Penyajian Makanan Oriental” Sawangan Bogor. Tuti N. Sutarto. 1998, “Beternak Ayam Kampung “. Balai Pustaka, Jakarta
hendaknya PROSES PEMBUATAN AYAM KODOK
1.
Proses pelepasan kulit ayam
2. Proses pemisahan daging ayam dari tulang ayam
73
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
3.Proses penggilingan daging ayam
4. Proses menjahit kulit ayam yang sobek
5. Proses mengisi kulit ayam daging
6.Proses menjahit kulit ayam stlah diisi berbumbu
7. Mengoles ayam setelah diisi & dikukus
8. Mengoven
9. Hasil masakan ayam kodok
74