UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN ASMA’UL HUSNA DENGAN METODE MENYANYI ( Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
KUSMIATUN NIM : 093111362
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi
: Kusmiatun : 093111362 : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 8 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Kusmiatun NIM: 093111362
NOTA PEMBIMBING Semarang, 8 Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011) Nama : Kusmiatun NIM : 093111362 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr. wb. Pembimbing
H. Ahmad Magfurin , M. Ag. NIP. 197501202000031001
MOTTO
$ ¸ ≈èy Ê Å πZ ƒ− ‘hÍ Œè Ο ó γ Î z Ï =ù y ô ΒÏ #( θ.ä t ?s θö 9s š % Ï !© #$ · | ‚ ÷ ‹u 9ø ρu #‰ ´ ƒ‰ Ï ™ y ω Z θö %s #( θ9ä θ) à ‹u 9ø ρu ! © #$ #( θ) à G− ‹u =ù ùs Ν ö γ Î Šø =n æ t #( θùè %{ s
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Q.S. an-Nisa 4: 9)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk 1. Ibuku tersayang Hj. Siti Rohmah yang telah menanamkan keimanan padaku sejak kecil dengan keteladanan, doa-doa dan kasih sayang yang tulus yang selalu mengiringi langkahku. 2. Suamiku tercinta H. Hisyam Wahyudi yang dengan penuh kesabaran yang selalu mendampingi, membimbing dan memotivasi diriku dalam menuntut ilmu. 3. Putriku tersayang, Ulik Malihatussholihah, yang selalu saya harapkan dan banggakan untuk menjadi putri yang sholihah. 4. Semua guru RA Miftahul Huda, Ibu Hj. Djuwariah, Ibu Muslihah A.Ma. Ibu Istiqomah S.Pd. yang tercinta. 5. Almamaterku tercinta Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 6. Semua keluarga besarku, sahabat-sahabat seperjuangan dan handai tolan yang selalu memberi semangat padaku.
ABSTRAK
Judul
Nama NIM
: Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011) : Kusmiatun : 093111362
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode menyanyi versi sholawatan band Wali dalam peningkatan hasil pembelajaran hafalan siswa Raudhatul Athfal Glagah Kulon Dawe Kudus. Penelitian ini menggunakan metode tes, wawancara, observasi dan pelaksanaan penelitian dilakukan secara bersiklus. Data observasi penelitian menunjukan adanya penguasaan peningkatan hasil pembelajaran hafalan dengan metode menyanyi versi band Wali. Data tersebut diperoleh dari hasil uji kemampuan pada empat tahap, yaitu sebelum tindakan pra sikus, setelah tindakan siklus I, setelah siklus II dan setelah tindakan siklus III. Sebelum pra siklus I, 2 anak menguasai, 5 anak kurang menguasai, 3 anak sangat tidak menguasai. Setelah tindakan siklus I, 5 anak menguasai, 11 anak kurang menguasai, 2 anak tidak menguasai. Setelah tindakan siklus II, 2 anak sangat menguasai, 12 anak kurang menguasai, 2 anak tidak menguasai, 1 anak sangat tidak menguasai. Setelah tindakan siklus III, 0 anak sangat tidak menguasai, 5 anak sangat menguasai, 14 anak menguasai, 1 anak menguasai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode menyanyi yang biasa digunakan dalam pembelajaran di Raudhatul Athfal sesuai dengan karakteristik anak RA yang suka meniru, ingin mencoba, riang dan gembira dan tak pernah lepas dari aktivitas menyanyi. Keberhasilan peningkatan hafalan, disamping penerapan metode yang dilakukan oleh guru, juga ditentukan oleh peranan orang tua dan lingkungan sekitar yang kondusif. Dalam kegiatan belajar mengajar guru adalah sebagai sutradara sekaligus aktor didalam proses pembelajaran , maka kemampuan guru dalam strategi pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan anak.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga karya ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam tetap tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan pengikut setia beliau sepanjang masa. Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul” Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudhathul Athfal Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)” ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis menyadari bahwa karya ini tak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ahmad Muthohar, M. Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. H. Ahmad Magfurin, M. Ag. Selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing penulisan skripsi ini. 4. Seluruh Pengelola Progam Kualifikasi S1 untuk Guru RA dan Madrasah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Seluruh Dosen program Kualifikasi
S1 untuk Guru RA dan Madrasah
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 6. Seluruh karyawan dan karyawati IAIN Walisongo Semarang 7. Seluruh handai taulan dan sahabat tersayang khususnya yang telah memberikan dukungan yang luar biasa baik materiil dan spiritual kepada penulis. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain doa, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan dan menjadi penyemangat bagi penulis untuk menghasilkan karya-karya berikutnya, Amiin.
Semarang , Mei 2011 Penulis,
Kusmiataun NIM: 093111362
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………….….…………………………. HALAMAN DEKLARASI…………...………………………………………. HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... HALAMAN NOTA PEMBIMBING…………………………………………. HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………… …………….…… HALAMAN ABSTRAK………………...…………...………………….…… HALAMAN KATA PENGANTAR ………… …… ..……………………… HALAMAN DAFTAR ISI ……………………...…………………………… HALAMAN DAFTAR TABEL …………..………………………………… BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………....…………
i ii iii iv v vi vii viii x xiii 1
B.
Penegasan Istilah………………………………….…...…...…
3
C.
Rumusan Masalah………………………………….……...….
4
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian…………..........……..….…....
4
BAB II : HASIL PEMBELAJARAN ANTARA HAFALAN ASMA’UL HUSNA DAN METODE MENYANYI A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6 1.
Hasil Pembelajaran ………….........…………….….….....
6
2.
Hafalan Asma’ul Husna…………...………………….….
9
3. Metode Menyanyi……………………………….…..…... 4. Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna melalui Menyanyi B. Kerangka Berpikir……………………………………………...
14 18 22
C. Hipotesis Tindakan…………………………………………..…
22
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………….....………..………
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………….….......….
23
C. Subyek Penelitian…………………………………....………...
23
D. Teknik pengumpulan Data…………………..…….………....…
24
E. Rencana Tindakan……………………………...….………....…
25
F. Pelaksanaan Tindakan. ……………………………...…….……
25
G. Teknik Analisa Data…………………….....……………………
26
H. Kreteria Evaluasi dan Refleksi………………....……………….
26
I.
26
Indikator Pencapaian………………………………....…………
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................
27
1. Data Umum RA Miftahul Huda ……………………….…....
27
2. Data Kusus.....................………………………………..…....
30
3. Pelaksanaan Tindakan …..……………………………….…..
31
a. Refleksi Tindakan Siklus………………………….......…
32
b. Pelaksanaan siklus I……………………………….....…..
35
c. Pelaksanaan Siklus II…………………………….....…....
39
d. Pelaksanaan Siklus III…………………………….......…
44
4. Analisis Data .......................................……………………....
47
B. Pembahasan ...........................……………...…………………………...
48
BAB IV : PENUTUP. A. Kesimpulan ……………………………….....…………………
50
B. Saran …..........………………………..……………………...…
50
C. Penutup………………………………………...……………….
51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
:
Tabel 2 Tabel 3
: :
Tabel 4
:
Tabel 5 : Tabel 6 : Tabel 7 : Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12
: : : : :
Daftar Guru Dan Karyawan Ra Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011 ........................................ 28 Keadaan Siswa RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus 29 Keadaan Sarana Prasarana RA Miftahul MudaGlagah Kulon Dawe Kudus ................................................................................. 30 Tingkat Penguasaan Terhadap HafalanAsma’ul Husna Kelas B RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus ........................... 31 Upaya Peningkatan Pelafalan Asma’ul Husna ............................. 36 Upaya Peningkatan Hafalan Asma’ul Husna Siklus III ............... 37 Data Peningkatan Kemampuan Pelafalan Asmaul Husna dalam Bimbingan Siklus I ....................................................................... 38 Penambahan Tindakan pada Siklus II ........................................... 41 Upaya Peningkatan Hafalan Menyebutkan Asma’ul Husna ........ 41 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................ 42 Pengulangan dan Penambahan Materi Bimbingan pada Siklus III 45 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus III ....................... 46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membantu dan membimbing siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kreteria yang telah ditetapkan. Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab itu, guru berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah kepada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam melapangkan jalan menuju perubahan positif seluruh ranah kejiwaan. Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaraan, khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi pengajaran kepada siswa secara baik sehingga dicapai hasil yang efektif dan efisien. Disamping itu sering dijumpai kurangnya perhatian guru agama terhadap penggunaan metode mengajar dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran yang baik. Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Maka metode pengajaran merupakan bagian integral dalam suatu sistem pengajaran. Guru Raudhatul Athfal dalam melaksanakan pembelajaran harus menentukan metode yang sesuai dengan tema pembahasan yang diajarkan. Metode
pembelajaran
merupakan bagian dari perangkat software
pendidikan, keberadaannya ditantang untuk responsif terhadap kemajuan dan karakteristik pembelajaran itu sendiri, sehingga dalam pembelajaran sangat mengedepankan kejelian metode, materi ajar, kondisi psikis pembelajar dan usia peserta didik.2
1
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 31. 2 Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, (Semarang: Unnes Press, 2006), hlm. 53.
Metode
menyanyi
merupakan
metode
yang
tepat
untuk
menyampaikan materi pembalajaran bagi siswa anak usia pra sekolah atau Raudlatul Athfal. Dengan menyanyi, anak diajak mengekpresikan kondisi psikisnya secara bebas dan menyenangkan. Menyanyi merupakan aktifitas yang disukai oleh anak-anak dan anakpun akan cepat merespon materi pelajaran melalui syair lagu lagu yang dinyanyikannya. Dari syair lagu itulah anak akan belajar. Dan anak yang mempunyai minat untuk belajar sambil bernyanyi akan memotivasi anak untuk belajar. 3 Metode menyanyi merupakan cara mencapai pendidikan dalam Islam, salah satunya adalah penanaman akidah yang murni didalamnya anak. Media yang paling penting dalam mengajarkan akidah yang benar kepada anak adalah menyampaikan keyakinan tauhid seperti beriman kepada Allah, malaikatNya, beriman kepada taqdir dan pentingnya mencintai Allah dan Rasulnya, dengan format yang sederhana yang bisa dicerna dengan anak.4 Pendidikan agama Islam berfungsi memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insan yang ada pada peserta didik menuju pada terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam yang di ridhoi Allah yaitu yang dapat mengembangkan wawasannya, jati dirinya, kreatifitasnya, menginternalisasikan nilai-nilai insaniah dan Ilahiyah yang dapat menopang dan memajukan kehidupannya baik individu maupun sosial didunia dan akhirat.5 Dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang studi (pendekatan) yang lain. Implikasinya lebih lanjut
pedidikan agama
Islam harus dilaksanakan sejak dini sebelum anak memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu lain. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul: “Upaya Peningkatan Hasil 3
Depdiknas, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 5. 4 Syekh Kholid bin Abdurraman Al Akk,, Cara Islam Mendidik Anak, (Yogyakarta: Arruzz Media, 2006), hlm. 129. 5 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 334.
Pembelajaran Hafalan Asma‘ul Husna
Dengan Metode Menyanyi (Studi
Tindakan Kelas Pada Kelas B. Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011) B. Penegasan Istilah Peneliti mempertegas dan memperjelas kata-kata yang terdapat pada judul penelitian ini dengan maksud untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, adapun uraiannya adalah sebagai berikut : 1. Upaya adalah usaha, ihtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).6 Yang dimaksud disini adalah usaha dalam memberikan pendidikan kepada anak didik. 2. Peningkatan dari kata dasar tingkat, jenjang atau babak.mendapat awalan “pe’ dan akhiran “an” artinya susuna yang berlapis-lapis atau berlenggeklenggek seperti lenggek rumah tumpuhan pada tanggga (jenjang) sedangkan yang dimaksud adalah jenjang yang akan dicapai.7 3. Hasil Pembelajaran, Hasil adalah adalah suatu yang menjadi akibat dari usaha.8 Jadi yang dimaksud dengan Pembelajaran adalah usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat dari perlakuan guru.9 4. Hafalan, yang dihafalkan: Ia selalu mendapat nilai baik untuk pelajaran.10 5. Asma’ul Husna, adalah nama-nama Allah yang Bagus. Sebagaimana yang tercantum dalam surat al-A’raf ayat 180 yang artinya Allah mempunyai Asma’ul Husna maka bermohonlah kepadaNya.11 6. Metode menyanyi, Metode adalah cara mengajar (mendidik ,meneliti dan sebagainya).12 menyanyi adalah bernyanyi mengeluarkan suara bernada, berlagu (dengan lirik atau tidak).13 Jadi yang disebut metode menyanyi 6
Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm.
1250. 7
Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1197. Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 383. 9 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Group 2008), hlm. 216. 10 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 381. 11 Soenarjo , Al Qur’an Dan Terjemahnya , (Jakarta: Depag RI, 1989), hlm. 252. 12 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 741. 13 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 790. 8
disini cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menyanyi, karena metode ini sangat disukai anak-anak, dengan menyanyi anak-anak hatinya merasa senang dan terhibur sambil belajar. D. Rumusan Masalah Berangkat dari uraian tersebut diatas maka yang menjadi inti dari permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana anak kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus selama ini belajar menghafalkan Asma’ul Husna? 2. Bagaimana penerapan metode menyanyi dalam
pembelajaran hafalan
Asma’ul Husna pada Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus? 3. Sejauh mana metode menyanyi dapat meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus? E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui bagaimana anak-anak kelas B Raudlatul Athfal Miftahul Huda
Glagah Kulon Dawe Kudus belajar menghafalkan
Asma’ul Husna dengan menyanyi. b. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran Asma’ul Husna anak kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus melalui metode menyanyi. c. Untuk meningkatkan efektifitas hafalan Asma’ul Husna dalam meningkatkan hasil pembelajaran. 2. Manfaat Penelitian. a. Manfaat secara teoritis Penelitian yang penulis kaji ini, diharapkan akan bermanfaat sebagai masukan atau sumbangan pemikiran di dunia pendidikan Islam khususnya, para pendidik, para orang tua sebagai pendidik di lingkungan keluarga, dan umumnya terhadap generasi- generasi yang akan datang.
b. Manfaat Praktis Kesimpulan dari penelitian ini, yang berbentuk rumusan-rumusan praktis akan bermanfaat sebagai wacana, gambaran maupun bahan pertimbangan bagi semua pihak, bahwa metode menyanyi sangat efektif dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran anak pra sekolah atau Raudhatul Athfal. Syair-syair lagu yang dinyanyikan anak tentu saja yang berupa nyanyian keagamaan yang pada intinya bersifat mendidik yang berisi nilai releginya. c. Manfaat Bagi Penelitian. Konsep dari penelitian ini akan bermanfaat bagi petunjuk, arahan dalam dunia pendidikan dalam rangka mendidik anak usia pra sekolah.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN ASMA’UL HUSNA DAN METODE MENYANYI
A. Kajian Pustaka 1. Hasil Pembelajaran a. Pengertian Hasil Pembelajaran Mengulas
hasil
belajar
pada
dasarnya
adalah
teknik
memperoleh informasi bagaimana ukuran keberhasilan dan hasil akhir dalam proses pembelajaran.14 Adapun hasil belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengamalan belajar dalam suatu kompetensi dasar.15 Menurut Siskandar yang dikutip Mansyur bahwa kompetensi dasar merupakan pengembangan potensi-potensi perkembangan anak yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan usianya. Untuk memperoleh pemahaman tentang hasil belajar, langkah yang bijak diantaranya adalah memahami pemikiran para pakar untuk menerawang konsepnya tentang hasil belajar. Menurut Benjamin S Bloom dalam karyanya Taxonomy of educational obyectives yang dikutip Moh Rosyid bahwa hasil belajar ukurannya adalah jika peserta didik mampu menguasai tiga ranah (domain) yakni Kognitif, afektif dan psikomotorik oleh Furchan ketiga domain itu identik dengan cipta,
14
Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, (Semarang: Unnes Press, 2006), hlm.
41. 15
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 71.
rasa dan karsa. Sehingga tiga ranah tersebut ditambahkannya dengan nilai.16 Sebagaimana penulis jabarkan sebagai berikut: a). Domain Kognitif pengetahuan yang menyangkut peristilahan, prinsip dan kaidah, pemahaman dengan menerjemahkan penafsiran menentukan memperhatikan dan mengartikan. Penerapan melalui pemecahan masalah menggunakan konsep, menganalisis mengenali kesalahan merumuskan dan mengevaluasi dengan harapan mampu menilai berdasarkan norma tertentu. b) Domain afektif meliputi penerimaan (mampu menunjukkan, mengakui, dan mendengarkan), partisipasi aktif, Penilaian/ penentuan sikap (mampu menerima suatu nilai bersikap positif atau negatif), organisasi (mampu membentuk sistem nilai, menangkap antar makna bertanggung jawab dan menyatukan nilai), pembentukan pola hidup (mampu menunjukkan, mempertimbangkan dan melibatkan diri). c) Domain psikomotorik meliputi persepsi yakni mampu menafsirkan rangsangan, peka rangsangan dan mendeskriminasikan, kesiapan (mampu konsentrasi secara fisik dan mental) gerakan terbimbing, gerakan terbiasa (mampu berketrampilan dan berpegang pada pola) gerakan komplek (terampil dan lancar), kreatif (mampu menciptakan yang baru dan selalu berinisiatif. d) Domain nilai meliputi nilai kebutuhan berupa ikhlas, ridlo, tawadlu’ dan istiqomah, nilai Kemanusiaan (toleran adil dan bertanggung jawab, peduli empati dan jujur).17 Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.18 Namun demikian pengungkapan ranah rasa siswa sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah
laku
yang dianggap
penting dan
diharapkan
dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
16
Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 41. Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 41. 18 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999 ), hlm. 150. 17
Sedangkan keberhasilan proses pembelajaran adalah ukuran perbuatan peserta didik atau out put setelah proses belajar mengajar.19 Hal tersebut dapat difahami bahwa hasil belajar adalah aktifitas peserta didik yang mencerminkan materi yang telah diserap dalam proses belajar, cerminan tersebut berupa sikap (afektif), nalar berfikir (kognitif) dan keteguhan hidup ( psikomotorik). b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar. Keberhasilan proses belajar sehingga menghasilkan hasil belajar yang maksimal sangat dipengaruhi oleh dua unsur yakni unsur intern dan unsur ektern. Unsur intern meliputi fisik, misalnya kesehatan dan fungsi optimal panca indra. Unsur psikis meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan (daya) pikir. Sedangkan unsur ektern meliputi lingkungan alam dan sosial budaya dan perangkat pendukung yang meliputi kurikulum, program pembelajaran, sarana belajar, fasilitas belajar dan guru atau pendidik.20 Proses belajar dan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, sehingga pendidik harus mampu memahami permasalahan belajar dan menentukan faktor kesulitan belajar tersebut sehingga dapat mencari solusi atau alternative agar proses belajar berhasil maksimal. Adapun jenis kesulitan belajar menurut Darsono yang dikutif Moh Rosyid dipetakan menjadi tiga jenis, yakni internektern, faktor proses belajar, kompleksitas, sebagaimana paparan berikut ini: a) Faktor intern-ektern : kemampuan belajar rendah, sikap belajar yang tidak memadai, bakat minat tidak sesuai dengan bahan yang dipelajari, kondisi fisik tidak menunjang, serta sarana dan lingkungan tidak mendukung. b) Faktor ketika proses belajar, sebelum, ketika dan sesudah belajar. c) Proses belajar terganggu karena kurang minat terhadap bidang studi. d) Kompleksitas meliputi:
19 20
Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 42. Moh Rosyid, Guru, (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007), hlm. 66.
1) Proses belajar terganggu karena kurang minat terhadap bidang studi. 2) Proses belajar terhambat karena potensi intelektualitas rendah menghadapi bidang studi tertentu. 3) Belajar terganggu karena gangguan otak . 4) Belajar lambat karena perkembangan IQ lamban. 5) Hasil belajar terganggu bukan karena IQ tetapi karena suatu hal yang belum terdeteksi.21 2. Hafalan Asma’ul Husna a. Pengertian Hafalan Asma’ul Husna. Proses menghafal merupakan
aktifitas yang dilakukan
setelah melampaui beberapa aktifitas belajar meliputi membaca, mendengar, dan menulis. Dengan menghafal diharapkan proses mendapatkan pengetahuan dapat terekam setiap saat dan dapat memunculkan memori yang mengendap dalam otak, karena aktifitas menghafal membutuhkan kekuatan memori tinggi.22 Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yaitu yang dikemukakan teori psikologi daya, menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,
berfikir,
dan
sebagainya.
Dengan
mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka dayadaya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.23
Siswa yang belajar dengan prinsip
pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa dan pengulangan untuk membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaankebiasaan menghafal materi pelajaran bila diulang-ulang akan mengingat pelajaran tersebut. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak 21 22 23
Moh Rosyid, Guru, hlm. 66-67. Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 38. Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 46.
sekedar menyimpannya saja tanpa mengandalkan transformasi. Menurut teori ini anak mempunyai sifat-sifat aktif konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu.24 Anak adalah makluk yang aktif, guru sebagai pembimbing dan pengarah. Guru yang memberi pembelajaran dengan cara hafalan dan diterima anak dan disimpan didalam otaknya dan timbullah daya ingat pada anak dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Sedangkan pengertian Asma’ul Husna adalah nama-nama Allah yang Bagus, menurut Achmadi Asma’ul Husna adalah merupakan sifat-sifat kesempurnaan Ilahi.25 Kelebihan manusia itu terutama karena memperoleh percikan sifat-sifat kesempurnaan Ilahi yang jumlahnya 99. sehingga memungkinkan manusia hidup dengan berbagai kemampuan dan kewenangan sesuai dengan Asma’ul Husna dalam batas-batas kemakhlukannya. Percikan Asma’ul Husna itu pada hakekatnya masih merupakan potensi yang baru, berarti setelah dikembangkan dan diaktualisasikan melalui proses pendidikan. Firman Allah :
šχρ߉Åsù=ムtÏ%©!$# (#ρâ‘sŒuρ ( $pκÍ5 çνθãã÷Š$$sù 4o_ó¡çtø:$# â!$oÿôœF{$# ¬!uρ ∩⊇∇⊃∪ tβθè=yϑ÷ètƒ (#θçΡ%x. $tΒ tβ÷ρt“ôfã‹y™ 4 ϵÍ×‾≈yϑó™r& þ’Îû Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. al-A’Raf : 180). 26 Dari ayat tersebut diatas hendaknya manusia itu dapat mengenal nama-nama Allah yang bagus yang jumlahnya 99, 24
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, hlm.44-45 . Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992), hlm. 31. 26 Jejen Musfah, Indeks al-Quran Praktis, (Jakarta: Mizan Publika, 2007), hlm. 40. 25
sebagai cara untuk mengenalkan nama-nama Allah dan sifat-sifat Allah kepada anak didik dimulai sejak kecil atau usia pra sekolah.
b. Tujuan Hafalan Asma’ul Husna Islam mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran seorang pengajar tidak mendorong pelajarnya untuk mepelajari sesuatu diluar kemampuannya. Atau dengan kata lain bahwa dalam proses belajar mengajar, pengajar harus memperhatikan keadaan pelajar, tingkat pertumbuhan dan perbedaan perorangan yang terdapat diantara mereka. Dalam hal ini para ahli menggolongkan murid dalam tiga tipe: 1) Tipe auditif yang mudah menerima pelajaran melalui pendengaran. 2) Tipe universal, yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan. 3) Tipe motorik yang mudah menerima pelajaran melalui gerakan.27 Dalam hubungan tiga tipe diatas seorang pengajar harus dapat pula mempergunakan metode sehingga dapat mengaktifkan seluruh alat indra pelajar baik alat visual, auditif maupun motorik lainnnya,
karena
itu
metode
disamping
untuk
keperluan
mentransfer pengetahuan juga harus dapat berfungsi sebagai sarana mengembangkan sifat inovatif pada diri pelajar. Cara
mengajarkan
Asma’ul
Husna
sama
dengan
mengajarkan hafalan surat-surat pendek kepada anak adalah : 1) Materi yang akan diberikan diucapkan dulu oleh guru secara menyeluruh dan tartil, bagian yang sulit bagi murid agar diulang-ulang dengan jelas. 2) Murid kemudian mengikuti dan menghafal bagian demi bagian jadi tidak sekaligus. 3) Jika murid sudah dapat menghafal bagian-bagian itu di ulangulang maka murid berangsur-angsur dapat hafal seluruhnya.
27
hlm. 79.
Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001),
4) Bagian yang sudah dihafal hendaknya selalu diulang-ulang agar anak tidak lupa.28 Pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan pelajaran yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar. Syaibani mengatakan sesuai dengan yang dikutip Ramayulius yang mengatakan bahwa al-Qur’an banyak melakukan pengulangan maka dapat dijadikan dalil untuk memperkuat, perlunya prinsip pengulangan ini di pertimbangkan.29 Pengulangan dalam proses belajar mengajar berlandaskan kepada dua hal pertama individu pada umumnya meniru orang lain, apalagi yang ditiru cukup berpengaruh, kedua peniruan dan pengulangan memperhatikan efektifitas yang tinggi dalam hasil belajar. Nabi Muhammad Saw ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan mengulang” apa yang di sampaikan Jibril As.30 Dalam mengulang pelajaran ada dua prinsip yang harus diperhatikan baik pelajar maupun pengajar yaitu: 1) Materi yang di ulang harus dipahami dengan baik dan benar. Mengulang suatu yang dipahami lebih mudah daripada mengulang sesuatu yang tidak dipahami. 2) Dalam melakukan pengulangan jangan terlalu lama lebih baik frekuensi mengulang banyak tetapi waktunya sedikit dari pada frekuensinya mengulang sekali (lama). Siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan, pengertian) dalam memori serta meningkatkan kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia
28
Depag RI, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di RA Bidang Pengembangan Agama Islam , Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 2001), hlm. 7. 29 Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 95. 30 Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 96
hadapi.31 Jadi materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan cara diulang-ulang akan meningkatkan daya ingat anak. c. Manfaat Hafalan Asmaul Husna. Mengajar
adalah
membimbing
pengalaman
belajar.
Pengalaman itu sendiri adalah mungkin diperoleh bila murid dengan keaktifan sendiri bereaksi terhadap lingkungan. Belajar itu bisa berhasil bila melalui bermacam-macam kegiatan, kegiatan tersebut dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan rohani ialah murid tidak hanya duduk dan mendengar. Murid aktif rohaninya jika daya jiwa anak bekerja sebanyak-banyaknya mengamat-amati,
menyelidiki,
mengingat-ingat
menguraikan,
mengasosiasikan ketentuan yang satu dengan ketentuan yang lain. Menghafal materi pelajaran pada dasarnya adalah murid aktif jasmaninya dengan sendirinya juga aktif rohaninya. Hafalan Asmaul Husna pada dasarnya menuntun murid untuk belajar sambil mengulang-ulang selain melatih daya ingatnya juga melatih anak berfikir kepada jalan fikiran tauhid. Tujuan menjelaskan tauhid ialah agar murid berkembang pikirannya dan memupuk jiwanya kearah I’tikad yang benar-benar yakin bahwa satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa, tidak kurang dan tidak lebih.32 Dalam menjelaskan keimanan kepada Allah, murid cukup dengan mendengarkan saja dengan tertib dan gembira guru mengulangulang yang penting dapat menyentuh jiwa murid-muridnya sehingga murid dapat mengikuti jalan fikiran guru yaitu meyakinkan murid bahwa Allah itu benar Esa. Dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna setiap anak memiliki sejumlah dorongan yang berhubungan kebutuhan yaitu mengenal nama-nama Allah yang bagus. Disamping itu didalam menghafalkan Ama’ul Husna guru harus berusaha menumbuhkan 31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 120. Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Depag, 2004), hlm. 291. 32
perhatian, minat dan motivasi untuk mempelajarinya, artinya perhatian sebagai konsentrasi jiwa yang merupakan syarat mutlak bagi berhasilnya pelajaran-pelajaran. Sedangkan murid yang mempunyai minat terhadap hafalan Asmaul Husna dengan sendirinya perhatiannya kearah hafalan Asmaul Husna tersebut. 3. Metode Menyanyi Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik.33 Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam memilih cara atau metode ini guru memperhatikan hakikat anak didik yang hendak di didik. Metode menyanyi adalah suatu metode pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran anak Raudhatul Athfal. Guru berkeyakinan bahwa metode menyanyi akan menjadikan pemahaman siswa akan lebih baik. Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan dan mendorong partisipasi aktif murid. Anak pra sekolah adalah peniru ulung yang menyukai proses kegiatan yang menyenangkan bagi anak seperti bermain akan di ulangulang oleh anak-anak pra sekolah, belajar melalui bermain dengan menggunakan seluruh inderanya.34 Menurut Froble pendiri taman kanak-kanak pertama di dunia, pendiri sekolah di Jerman mengatakan bahwa anak kecil itu seharusnya dianggap sebagai tumbuh-tumbuhan yang masih meminta pemeliharaan serta perhatian sepenuhnya dari juru taman. Froble berkeinginan agar anak-anak kecil itu sedapat mungkin didekatkan dengan alam. Dalam
33
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
hlm. 61. 34
Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, (Jakarta : Depag RI, 2005), hlm. 12.
taman tersebut diajarkan nyanyian-nyanyian, permainan serta macammacam pekerjaan anak. Froble ingin menggunakan keinginan untuk bertenaga dari tiap-tiap anak kecil, hingga segala tingkah lakunya yang oleh anak-anak sendiri dialami sebagai kesenangan, memberi manfaat yang sebesar-besarnya,
baik untuk hidup lahir maupun untuk
rohaninya.35 Pendidikan Froble adalah perkembangan yang diawasi, titik berat pendidikannya adalah kreatifitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil dengan baik, dibutuhkan kriatifitas anak itu sendiri mengembangkan dirinya. Tujuan akhir pendidikan Froble adalah mencapai integritas diri dengan alam cosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya manusia perlu dikembangkan agar mencapai kedudukan yang cocok di jagad raya ini.36 Proses pembelajaran di Raudhatul Athfal pada dasarnya adalah anak yang senang menyanyi, berarti guru memahami karakteristik siwa. Karakteristik siswa akan sangat mempengaruhi dalam pemilihan strategi, pengelolaan yang berkaitan dengan menata pengajaran. Sehingga berpengaruh pada hasil belajar.37 Metode menyanyi adalah metode yang tepat di terapkan dalam pembelajaran usia anak pra sekolah atau anak Raudhatul Athfal. Karena dengan menyanyi anak akan merasa senang dan akan mudah menerima dan cepat menghafal materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Karena tujuan dari menyanyi yang terdiri dari syair-syair lagu yang diulang-ulang adalah memupuk perasaan irama dan perasaan estetis memperkaya perbendaharaan kata yang melatih daya ingatan.38 Untuk menentukan strategi menyanyi bagi pembelajaran anak Raudhatul Athfal adalah guru harus memilih lagu-lagu yang sesuai 35
Grace Ananta Irlanari, “Sejarah Pendidikan Pra Sekolah”, dalam http.www.google. com, diakses tanggal 12 februari 2011. 36 Made Pidarta , Landasan Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,1997), hlm. 117 . 37 Hamzah Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 158. 38 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, hlm. 9
dengan usia perkembangan anak dan mudah dicerna oleh anak. Nyanyian yang dipakai untuk mengenalkan nama-nama Allah melalui ciptaan dan sifat-sifat-Nya dapat diajarkan dengan cara menyanyi dengan nyanyian berdasarkan agama.39 Berikut ini adalah contoh syair yang dinyanyikan pada materi Asma’ul Husna, guru dapat mengajak siswa untuk menyanyikan lagu tentang nama-nama Allah yang Bagus versi sholawat band Wali yaitu : MARI SHOLAWAT Sholatullah salamullah, Ala thoha Rosulillah Sholatullah salamullah, ala yasin Habibillah Tawa salna bibismillah, wabilhadi Rosulillah Wakulli mujahidilillah, biahlil badri ya Allah Dari pada kita pacaran, lebih baik kita sholawatan Dari pada kita berduaan, nanti bakal di hasut setan Awas jangan dekat-dekatan, kita kan belum ada ikatan Dari pada dekat-dekatan, mending kita sholawatan Bukan aku tak suka padamu, bukan aku tak mau denganmu Tapi aku mau lihat dulu setebal apa imanmu Sudahlah engkau lupakan, anggap saja kita ta’arifan Sudahlah ku jangan kau pikirkan Mending kita sholawatan NADHAM AL ASMA’UL HUSNA
ּס ٷ ּס ּס ئ ּס ه 39
Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, hlm. 5.
ا #ح '& % +*- ./ 1& ./ , 4و ',2ظ ل م ا2 +م 'ث 7 Aىن B '5C2 ا 2 A A ا .اD ا5)# 5 #Fو ا * +* &- *J +F ه ي + C 7و
ּס % ּס ا)* +,ز ּס 'ر ּס '2 ּס 7آو5 ּס * 2 9 ּס * ּס *د ּס 2ق ل ּס 2 5 ּס ) 52 ּס ا C 2 ּס DE A ּס 4ه'& ּס #ا ּס Bو1 ּס /االواGام ּס 5HI* 5F ּס F +Fو ּס ' 5واث ּס زMل L/
4. Pembelajaran Asma’ul Husna Melalui Metode Mernyanyi Masa kanak- kanak lazim disebut masa keindahan (estetis) dimana perasaan terutama memegang peranan penting disamping unsurunsur jasmani dan karsa, pikiran mulai bekerja, tetapi unsur pemikiran dan keputusannya masih oleh perasaan dan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya, khayalannyapun memegang paranan penting pula.40 Jadi pendidikan agama pada masa anak-anak perlu ditanamkan dengan cara menyenangkan alasannya anak pada usia dini dalam rangka penanaman nilai-nilai agama, karena pada masa itu anak-anak memiliki kepekaan emosi yang tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Pada masa itu anak mulai mempunyai minat, semua perilaku anak membentuk suatu pola perilaku, mengasah potensi positif diri, sebagai individu mahluk sosial dan hamba Allah. Agar minat anak tumbuh subur harus dilatih dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa terpaksa dalam melakukan kegiatan. Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan selain itu pula dari amalan yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman yang menurut ketentuan yang diajarkan kepada mereka. Anak-anak dalam rangka menghafalkan Asma’ul Husna pada perkembangannya sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan agamanya di usia dewasanya. Perilaku keagamaan yang dilakukan oleh anak pada dasarnya diperoleh dari meniru gurunya, baik berupa pembiasaan maupun pengajaran yang intensif. Dalam segala hal anak merupakan peniru yang ulung, dan sifat yang peniru ini merupakan modal yang positif dalam pendidikan keagamaan pada anak. meniru dinamis dan berkreasi merupakan karakteristik anak. Pembentukan diri anak terjadi melalui peniruan dari apa yang mereka saksikan disekitarnya. Anak selalu terdorong untuk aktif melakukan berbagai 40
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1986), hlm. 96.
aktifitas dalam ekplorasi diri dan lingkungannya. Jadi jika guru dalam proses pembelajaran di RA memakai metode menyanyi dalam menghafalkan Asma’ul Husna maka anak akan meniru dan akhirnya pada aktifitas meniru terjadi proses belajar bagi anak. Belajar adalah diwajibkan bagi umat Islam sebagaimana firman Allah:
ã≅ Ÿ èy _ y ρu $↔\ ‹ø © x χ š θϑ ß =n è÷ ?s ω Ÿ Ν ö 3 ä FÏ ≈γ y Β¨ &é β È θÜ ä /ç . ΒiÏ Ν3 ä _ y t z ÷ &r ! ª #$ ρu ∩∠∇∪ χ š ρã 3 ä ± ô ?s Ν ö 3 ä =ª èy 9s οn ‰ y ↔Ï ùø { F #$ ρu t ≈Á | /ö { F #$ ρu ì y ϑ ô ¡ ¡ 9#$ Ν3 ä 9s Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. an_Nahl: 78) 41 Pengertian ayat diatas menurut Muhibbin Syah adalah bahwa umat
manusia
dilahirkan
dalam
keadaan
kosong
tak
berilmu
pengetahuan. Namun Tuhan memberikan potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-organ fisio psikis manusia yang berfungsi sebagai alat penting untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Adapun alat tersebut yang terungkap dalam ayat tersebut adalah : 1) Indera penglihatan (mata) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual. 2) Indera pendengar (telinga) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal atau stimulus suara dan bunyi-bunyian. 3) Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang komplek untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan mereproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (kognitif). 42
41
Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Depag RI , Semarang, Toha Putra,1989),
hlm. 413. 42
hlm. 87.
Muhibbin Syah, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),
Menghafal Asma’ul Husna dengan metode menyanyi pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan ketiga alat fisio psikis tersebut. Yang pada intinya guru mengenalkan nama-nama Allah kepada peserta didik untuk mengajarkan keimanan secara murni dengan metode yang paling mudah dicerna oleh anak. Sedangkan cara yang ditauladankan Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan anak-anak adalah: a) Mengajarkan kata Allah kepada anak pada awal pembicaraannya, kemudian dilanjutkan dengan kalimah tauhid . b) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah SAW, pada awal kesadaran pengetahuan, dan kemampuan membedakan baik buruk. c) Mengajarkan al-Qur’an kepada anak dimulai surat-surat pendek kemudian surat panjang dan seterusnya dengan membiasakan membaca dan mendengarkan bacaannya. d) Membiasakan anak-anak sholat pada usia tujuh tahun. 43 Imam Ghozali berkata sebagaimana yang dikutip Syekh Khalid bin Abdurrahman al-Akk “Sebaiknya kebiasaan tersebut diatas diberikan kepada anak pada awal pertumbuhannya agar ia bisa menghafalkan dengan baik, seraya menjelaskan maknanya sedikit demi sedikit. Dimulai dengan hafalan, kemudian pemahaman, kemudian keyakinan dan pemantapan serta pembenaran selanjutnya secara intensif membaca al-Qur’an dan tafsirnya, membaca Hadits dan pengertiannya dan mengajarkan tugas-tugas ibadah hingga keyakinannya senantiasa bertambah kokoh dengan dalil-dalil al-Qur’an dan argumentasinya yang didengarnya.44 Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi belajar tersebut menurut Wina Sanjaya antara lain: a.
Memperjelas tujuan yang akan dicapai Tujuan yang jelas akan dicapai akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan semakin jelas tujuan yang akan dicapai maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Begitu pula dalam pembelajaran 43
Syekh Khalid bin Abdurrahman Al Akk, Cara Islam Mendidik Anak, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2006 ), hlm. 135-136. 44 Syekh Khalid bin Abdurrahman Al Akk, Cara Islam Mendidik Anak , hlm. 136-137.
hafalan
Asma’ul
Husna
guru
harus
mempunyai
tujuan,
yaitu
menanamkan keimanan kepada Allah bagi anak didik. b.
Membangkitkan minat siswa Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Cara membangkitkan minat belajar adalah minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya, dan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan siswa serta guru menggunakan model dan strategi pembelajaran secara bervariasi.
c.
Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar Siswa dapat belajar dengan baik manakala dalam suasana yang menyenangkan,
merasa
aman,
bebas
sangat
berperan
dalam
menggairahkan siswa dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. d.
Memberikan pujian bagi siswa yang wajar terhadap keberhasilan siswa Pujian dari guru merupakan penghargaan kepada murid yang sudah berhasil menghafalkan Asma’ul Husna dengan menyanyi diberi pujian oleh guru.
e.
Memberikan penilaian Banyak siswa yang belajar ingin memperoleh nilai yang bagus, untuk itu penilaian harus dilakukan dengan segera. Sebagian siswa nilai menjadi motivasi yang kuat untuk belajar.
f.
Memberikan komentar terhadap hasil belajar siswa Siswa butuh penghargaan, penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif misalnya bagus, jempol, pintar dan lain sebagainya. Karena komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi siswa. Berpijak dari uraian yang penulis rumuskan diatas dapat diperoleh pemahaman bahwa pada dasarnya peningkatan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi adalah sangat efektif. Karena dengan menyanyi anak pada dasarnya merasa senang, dengan
menyanyi anak akan cepat menghafal syair-syair yang berisi nama-nama Allah yang bagus. Dengan demikian kompetensi dan hasil belajar yang perlu dicapai pada aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan melakukan ibadah, mengenal, percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama manusia.45 B. Kerangka Berfikir Metode menyanyi dalam skripsi ini adalah cara penulis rencanakan dengan tujuan membelajarkan anak untuk meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma ul Husna. Rendahnya hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah penerapan metode yang kurang tepat dan monoton. Dengan metode menyanyi diharapkan memberikan warna baru dalam proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna di kelompok B RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa metode menyanyi akan menjadikan pemahaman siswa akan lebih baik dan suasana yang menggembirakan akan mendorong partisipasi aktif murid, serta memupuk perasaan keagamaan dan memperkaya perbendaharaan kata serta melatih daya ingat sehingga hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna meningkat. C. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Penerapan metode menyanyi pada pembelajaran Asma’ul Husna adalah metode yang paling efektif dan efisien bagi anak Raudhatul Athfal untuk meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna pada kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus.
45
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, hlm. 72.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dimana peneliti melakukan penelitian dilapangan. Penelitian ini juga merupakan penelitian tindakan kelas karena peneliti melakukan sebuah tindakan untuk membuktikan efektifitas sebuah metode yaitu metode menyanyi dalam peningkatan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Penelitian ini juga bersifat kuantitatif karena data yang didapatkan berupa data kualitatif kemudian dirubah menjadi data kuantitatif untuk mengukur efektifitas penggunaan metode menyanyi pada kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kolon Dawe Kudus. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelompok B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2011 sampai dengan 24 Mei 2011 di Raudlatul Athfal Miftahul Huda Gagah Kulon Dawe Kudus. C. Subyek Penelitian Sebuah penelitian dilakukan untuk memperoleh data yang kemudian dianalisa dan akhirnya disimpulkan. Dalam sebuah penilitian keberadaan subyek penelitian merupakan syarat yang harus di penuhi. Dalam penelitian subyek penelitiannya adalah peserta didik Raudhatul Athfal yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 12 peserta didik perempuan dan 8 peserta didik laki-laki.
D. Teknik Pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.46 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengamati pembelajaran Asma’ul Husna di Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. b. Metode Wawancara Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.47 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data ditujukan kepada guru RA untuk siswa Raudhatul Athfal tentang pembelajaran Asma’ul Husna dengan metode menyanyi di Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode untuk mendapatkan data yang berupa dokumen atau barang tertulis.48 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat dokumenter seperti buku induk, raport dan surat keterangan lainnya. d. Metode tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.49 Metode ini digunakan untuk menguji kemampuan penguasaan siswa terhadap hafalan Asma’ul Husna.
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 128. 47 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakart: Rineka Cipta , 2007), hlm. 165. 48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131. 49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, hlm. 123.
E. Rencana Tindakan Rencana kegiatan yang dilakukan dalam action research ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat tes uji kemampuan dalam melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna. 2. Membuat lembar observasi tentang upaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi. 3. Menyediakan sarana dan prasarana sebagai upaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi. 4. Mendesain evaluasi tentang tingkat keberhasilan upaya-upaya yang dilakukan terhadap kemampuan
anak dalam meningkatkan hasil
pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi. F. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan upayaupaya yang harus ditempuh dalam meningkatkan hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi. Pembelajarn dilakukan dalam 3 siklus, masingmasing siklus melalui tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.50 Sesudah suatu siklus diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap implementasi dari siklus sebelumnya. Selanjutnya berdasarkan pada perencanaan ulang tersebut dilaksanakan terhadap bentuk siklus tersendiri (Siklus II), dan sesudah siklus II diimplementasikan, setelah ada refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap implementasi dari siklus sebelumnya. Berdasarkan pada perencanaan ulang tersebut dilaksanakan terhadap bentuk siklus tersendiri (siklus III), setelah ada refleksi, berarti pada siklus III dapat diketahui bahwa upaya-upaya yang dilakukan berhasil.
50
hlm. 2.3.
Wardani Igak, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas terbuka, 2006),
G. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisa. Teknik analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil tes pada setiap tahapan. Jika hasil pembelajaran anak meningkat berarti metode yang diterapkan yaitu metode menyanyi sangat efektif. H. Kriteria Evaluasi dan Refleksi Dalam setiap akhir pelaksanaan siklus diadakan evaluasi dan refleksi. Hal ini dilakukan untuk dijadikan pedoman dalam siklus berikutnya, jika belum berhasil maka peneliti dan kolaborator melaksanakan koreksi atas tahapan sebelumnya, merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya, dan hal-hal yang perlu dilengkapi diperbaiki dan disempurnakan guna mencari format ideal dalam pelaksanaan metode dimaksud. I.
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pembelajaran hafalan Asma’ul Husna bagi anak dalam proses pembelajaran, aspek-aspek yang diamati adalah tentang pelafalan Asma’ul Husna, menyebutkan Asma’ul Husna serta menghafalkan Asma’ul Husna. Jadi hafalan anak dalam proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna standar keberhasilannya adalah berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Beberapa tahapan siklus tersebut terjadi perbaikan kondisi atau perbaikan penguasaan hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi dari siklus sebelumnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian 1. Data Umum Raudhatul Athfal Miftahul Huda a. Sejarah Berdiri RA Miftahul Huda RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus adalah lembaga pendidikan agama Islam swasta setingkat pendidikan prasekolah. Didirikan oleh muslimat Nadhatul Ulama ranting Glagah Kulon Dawe Kudus. Raudhatul Athfal Miftahul Huda difasilitasi oleh yayasan pendidikan Islam Miftahul Huda di Desa Glagah Kulon Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus atas permintaan dan partisipasi masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan Raudhatul Athfal, maka pada tanggal 25 Juli 1983 didirikan Raudhatul Athfal Miftahul Huda dan memperoleh SK dari Kementrian Agama dengan nomor piagam WK/5.b.108.79/RA/ P9M/84 dan sekarang sudah terakreditasi B dan kepala sekolah pertama adalah Hj. Juwariyah.51 b. Letak Geografis RA Miftahul Huda RA Miftahul Huda Glagah kulon Dawe Kudus dilihat dari letak geografis sangat strategis, karena keberadaannya berada ditengah-tengah desa, yaitu sebelah timur ada rumah penduduk, sebelah selatan rumah penduduk, sebelah barat rumah penduduk dan sebelah utara jalan raya yang merupakan jalur alternatif dari arah kabupaten kudus kearah kabupaten pati. c. Visi Misi RA Miftahul Huda 1) Visi Bertaqwa dan berakhlak mulia, sehat, mandiri, disiplin dan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, cinta lingkungan dan tanah air.
51
Wawancara dengan Kepala RA Miftahul Huda, Glagah Kulon Dawe Kudus, 10 Mei 2011
2) Misi a) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. b) Membudayakan perilaku positif dalam kehidupan seharihari. c) Mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. d) Mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. d.
Keadaan Guru dan karyawan RA Miftahul Huda Sebuah lembaga pendidikan, guru memiliki peranan penting bagi kemajuan dan kualitas dilembaga pendidikan dalam proses pembelajaran. Guru yang mengajar di Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus adalah guru yang memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan karena pengalaman mengajar sudah dilakukan selama bertahun-tahun menangani pendidikan prasekolah, ditambah pendidikan
yang
sesuai dengan bidangnya. Adapun daftar guru Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Daftar Guru dan karyawan RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011 No. 1 2
Nama Guru Hj. Djuwariyah Hj. Kusmiatun A.Ma
Jabatan
Mengajar
Kepala
Kelas A
Guru
Kelas A
3
Muslihah A.Ma
Guru
Kelas B
4
Istiqomah S.Pd.
Guru
Kelas B
e. Keadaan Anak didik RAMiftahul Huda Dalam kegiatan belajar mengajar selain guru tentunya juga siswa merupakan syarat mutlak dalam lembaga pendidikan, guru yang berkualitas tidak akan berfungsi jika tidak ada siswa. Jumlah siswa yang banyak memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki kepercayaan masyarakat sekitar. Dan semakin sedikit jumlah murid atau menurunnya minat masyarakat memasukkan putra-putrinya dilembaga tersebut berarti kurang mendapatkan kepercayaan. Adapun keadaan siswa Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Keadaan Anak Didik Raudhatul Athfal Miftahul Huda No.
Kelas
Jumlah
Wali kelas
1
A
20
Hj. Kusmiatun A. Ma
2
B
20
Istiqomah S. Pd.
Jumlah
40
f. Keadaan Sarana Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor dominan dalam
menunjang
keberhasilan
proses
pembelajaran
dalam
mencapai tujuan yang diharapkan sekolah. Fasilitas sarana belajar, khususnya ruang kelas yang cukup memadai, disamping itu juga telah dilengkapi kebutuhan-kebutuhan yang ada kaitanya dengan pembelajaran ini. Adapun sarana dan prasarana yang ada di RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus sebagai berikut.
Tabel 3 Keadaan sarana prasarana RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus No.
Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kelas
2 ruang
Baik
2
Kantor
1 ruang
Baik
3
Ruang Main
1 ruang
Baik
4
Koperasi
1 ruang
Baik
5
Perpustakaan
1 ruang
Baik
6
Kamar Mandi
1 ruang
Baik
2. Data Khusus Data tentang hasil pembelajaran hafalan Asmaul Husna pada kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. Penelitian lapangan yang penulis lakukan terhadap responden yaitu kelas B. Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah kulon Dawe kudus tentang hasil pembelajaran hafalan As maul Husna. Untuk mengetahui tingkat penguasaan hafalan siswa kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus terhadap hafalan Asmaul Husna dilakukan dengan memberikan tes uji kemampuan berupa 5 soal tentang materi Asma’ul Husna. Dari jawaban yang mereka berikan dapat dinilai sebagai indikator tingkat penguasaan mereka terhadap hafalan Asma’ul Husna. Indikasi-indikasi tersebut adalah sangat menguasai (SM), menguasai (M), Indikator soal uji kemampuan terdiri dari pelafalan dan hafalan. Lima soal berupa implikasinya untuk mengukur kemampuan penguasaan pelafalan dan hafalan. Kisi-kisi soal tes uji Kemampuan dapat dilihat pada halaman lampiran-lampiran. Adapun deskripsi jawaban tes uji tingkat penguasaan kelas Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus terhadap hafalan Asma’ul Husna pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 10
Mei 2011 dengan perolehan nilai sebagaimana dapat dilihat pada lampiran-lampiran. Sedangkan prosentasi terhadap tes penguasaan terhadap hafalan Asma’ul Husna dapat di lihat pada table berikut ini. Tabel 4 Pra Siklus tingkat penguasaan terhadap hafalan Asma’ul Husna Kelas B RA Miftahul Huda No.
Kategori Tingkat Kemampuan
1 2 3 4 5
Sangat menguasai (SM) Mengusai (M) Kurang Menguasai (KM) Tidak Menguasai (TM) Sangat Tidak Menguasai (STM)
Jumlah
Pelafalan Hafalan F % F 2 10 0 3 15 2 2 10 5 10 50 10 3 15 3
20
100%
20
% 0 10 25 50 15
100%
Rekapitulasi jawaban masing-masing anak atas tes tentang tingkat penguasaan mereka terhadap hafalan Asma’ul Husna dapat dilihat pada halaman lampiran-lampiran. Dan berdasarkan hasil uji tingkat penguasaan hafalan Asma’ul Husna, ternyata siswa yang dianggap menguasai bidang hafalan Asma’ul Husna hanya 2 anak saja. Maka selanjutnya keseluruhan responden tersebut akan dijadikan sebagai objek tindakan kelas pada penelitian ini. 3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini terbagi menjadi 3 siklus yaitu siklus I, Siklus II, Siklus III. a.
Refleksi Sebelum Tindakan Dengan hasil uji kemampuan dari tes penguasaan tersebut diatas dan hasil pengamatan pada tahun ajaran sebelumnya yaitu tahun ajaran 2009/2010, di Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus diperoleh keterangan sebagai berikut :
1) 4 anak merasa ingin mengantuk, menyandarkan kepalanya dimeja saat pemberian materi hafalan Asma’ul Husna, mereka merespon sejenak saat ditegur guru, setelah itu kembali ke posisi semula. 2) 6 anak cenderung berbicara sendiri atau sesama teman di sebelahnya, tidak konsentrasi dan tidak fokus kepada materi yang diberikan. 3) 5 anak bahkan asyik bermain sendiri karena mereka merasa bosan mendengarkan materi yang disampaikan guru. 4) 3 anak agak mau mendengarkan materi yang diberikan. 5) 2 anak mau menirukan saat diberikan materi. Perlu diketahui bahwa kondisi 20 anak memberikan respon yang berbeda -beda dan keterangan diatas adalah yang terjadi setiap harinya. Berdasarkan
data-data
hasil
penelitian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari siswa Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus mengalami kesulitan dalam hafalan dan melafalkan Asma’ul Husna. Kesulitan dalam melafalkan dan menghafalkan tersebut dikarenakan beberapa hal antara lain : 1) Rendahnya minat anak untuk menguasai tema menghafalkan Asma’ul Husna. 2) Kesulitan mereka dalam melafalkan Asma’ul Husna. 3) Proses belajar mengajar yang monoton dan membosankan. 4) Tidak adanya prioritas waktu yang dialokasikan untuk anak dalam melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna. 5) Rendahnya kontrol dan motivasi orang tua terhadap putraputrinya dalam belajar Asma’ul Husna. 6) Rendahnya partisipasi masyarakat untuk menciptkan suasana yang kondusif agar anak senang dan sering untuk melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna.
Oleh karena itu, perlu adanya peran aktif guru sebagi aktor sekaligus sutradara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman serta penambahan daya ingat dalam menghafalkan Asma’ul Husna, juga memberikan layanan konsultasi dan bimbingan diluar jam sekolah, bimbingan belajar dan menghafalkan serta membangun hubungan yang baik dengan orang tua dan lingkungan untuk mendukung para siswa dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus diperoleh keterangan sebagai berikut: 1) Upaya untuk meningkatkan hafalan adalah
membangun
meningkatkan kerja sama guru dengan orang tua murid untuk memfasilitasi dalam hal waktu, sarana prasarana kepada putraputri mereka dalam menghafalkan Asma’ul Husna diluar jam sekolah. 2) Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat penguasaan anak dalam bidang hafalan Asma’ul Husna adalah dikarenakan proses belajar mengajar yang monoton sehingga suasana kurang menyenangkan. Hal ini dikarenakan penerapan metode belajar mengajar yang monoton dan kurang variatif. 3) Materi yang sepenuhnya belum dikuasai akan menjadikan rendahnya minat dan motivasi belajar Asma’ul Husna. 4) Meningkatkan terciptanya situasi belajar mengajar yang menyenangkan disekolah dengan menggunakan metode-metode pelengkap dan menunjang dalam proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna, sehingga pembelajaran lebih bervariasi , lebih menyenangkan dan dapat menghilangkan kebosanan. Hal tersebut disampaikan oleh guru Raudhatul Athfal Mifthul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus . Secara psikologis, sebagai guru mereka merasa belum menyelesaikan tugas guru
sebagai
motivator
dalam
membimbing
murid-murid
untuk
meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Sehingga mereka beranggapan bahwa mereka masih mempunyai tugas yang belum diselesaikan . Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan daya ingat dalam hafalan dapat dilakukan dengan meningkatkan penguasaan pada bidang hafalan Asma’ul Husna, sedangkan peningkatan motivasi dan semangat hafalan yang melibatkan semua pihak terkait dalam mengawasi, memotivasi dan membimbing para anak dalam menambah daya ingat pada bidang hafalan Asma’ul Husna. Demi mencapai hasil yang maksimal maka selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator yaitu ibu Muslikhah A.Ma. Diskusi tersebut menghasilkan Rencana tindakan kelas dengan menambah kapasitas hafalan siswa dengan metode menyanyi. Adapun langkah-langkah pemberian bimbingan dengan metode menyanyi adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasikan Siswa Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tingkat laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. 2) Identifikasi Masalah Langkah ini ditempuh untuk memetakan jenis masalah yang dihadapi oleh para siswa. 3) Diagnosa Masalah Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kurangnya tingkat hafalan siswa. 4) Pragnosa Hal ini dilakukan untuk mencari alternatif jalan pemecahan masalah (problem solving) yang mungkin ditempuh.
5) Pemberian Batuan Menambah Hafalan dengan Cara : a) Merancang metode menyanyi untuk materi Asm’ul Husna. b) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) dengan membuat dengan menerapkan metode menyanyi. c) Menyiapkan lembar refleksi hasil pembelajaran. 6) Evaluasi Kegiatan Evaluasi ini dilakukan dengan membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi mereka selama masa bimbingan. Rencana tersebut dilakukan dengan beberapa siklus sampai berhasil meningkatkan tingkat hafalan pada anak. b.
Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada hari kamis tangggal 12 Mei 2011 dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Sesuai dengan rancangan rencana tindakan bimbingan menghafal atau mengingat, maka tindakan yang pertama kali dilakukan adalah dengan mengidentifikasikan gaya belajar, frekwensi dan intensitasnya dan mengetahui sebab-sebab kurangnya hafalan anak. Hal ini dilakukan untuk mencari solusi yang tepat dalam rangka keluar dari permasalahan pada pembelajaran Asma’ul Husna. Dari identifikas terhadap para siswa yang peneliti dilakukan pada jam istirahat dan sebelum bel masuk kelas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Semua siswa mengatakan bahwa mereka tidak pernah menghafal Asma’ul Husna dengan menyanyi di luar kelas. 2) Semua siswa mengatakan bahwa mereka menghafal Asma’ul Husna agak kesulitan dan pada pembelajaran selanjutnya mereka malas mendengarkan materi tersebut. 3) Siswa ketika dirumah, sebagian besar memilih bermain, menonton televisi dan belajar bidang pengembangan lain yang mereka senangi.
Dari jawaban-jawaban yang telah diperoleh tersebut ternyata pernyataan-pernyataan mereka hampir sama dan saling mendukung. Hal ini menunjukan bahwa jawaban yang diberikan oleh responden adalah objektif dan apa adanya. Indikator objektifitas jawaban mereka juga dapat dilihat dari kesamaan jawaban yaitu ketika dirumah memang tak pernah di ingat. Setelah diagnosa permasalahan didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan prognosa yaitu mencari jalan alternatif atau solusi untuk memecahkan masalah bagi anak dalam pelafalan dan hafalan. Pada tahap ini didasarkan pada kesulitan dalam hafalan. Alternatif yang ditempuh dalam siklus I ini adalah memberikan cara pelafalan yang benar dalam mengucapkan Asma’ul Husna selama ini kurang fasih. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada mereka untuk mengingat pelafalan yang benar, setelah itu guru harus mendampingi anak serta mengontrol pelaksanaan tahapan tersebut sehingga berhasil secara optimal. Perincian tindakan ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Upaya Peningkatan Pelafalan Asma’ul Husna No. 1.
Tujuan
Upaya / Tindakan
Menghilangkan a. Memberikan contoh cara pelafalan Asma’ul Aspek Kesulitan Husna dengan benar. pada Anak dalam b. Menggunakan mulut sebagai media pelafalan Asma’ul pembelajaran, atau meminta salah satu anak Husna yang sudah mampu melafalkan Asma’ul Husna dengan benar sehingga menarik minat anak-anak yang lain agar lebih termotivasi untuk memperhatikan dan mengikuti cara pelafalan yang benar. c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan bimbingan pada siklus I serta menyusun rencana bimbingan Siklus II.
Sedangkan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hafalan Asma’ul Husna adalah tercantum pada tabel dibawah ini. Tabel 6 Upaya Peningkatan Hafalan Asma’ul Husna Siklus I No.
Tujuan
Upaya /Tindakan
Upaya menghilangkan a. Memberikan contoh cara pelafalan Aspek Kesulitan pada Asma’ul Husna dengan benar. Anak dalam pelafalan b. Menggunakan mulut sebagai alat peraga, Asma’ul Husna atau meminta salah satu anak yang sudah mampu melafalkan Asma’ul Husna dengan benar sehingga menarik minat anak-anak yang lain agar lebih termotivasi untuk memperhatikan dan mengikuti cara pelafalan yang benar. c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan bimbingan tersebut serta menyusun rencana tindakan dalam bimbingan Siklus I. Waktu
pelaksanaan bimbingan hafalan dilakukan di saat bermain
pada waktu istirahat dan saat waktu dijemput orang tuanya untuk pulang. Selama masa bimbingan dilakukan, tingkah laku dan peningkatan dalam hal hafalan diamati dengan cermat. Pengamatan hasil observasi pada tindakan siklus I dilakukan bertahap dengan kegiatan bimbingan hafalan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Fokus pengamatan meliputi dua hal penting yaitu kemampuan melafalkan dan peningkatan hafalan anak. Dari hasil pengamatan setelah dilakukan tindakan siklus I diperoleh nilai dari penguasaan melafalkan dan hafalan masingmasing anak pada materi pembelajaran Asma’ul Husna sebagaimana tertera pada lampiran-lampiran. Dan prosentase tingkat penguasaan pelafalan dan hafalan anak di peroleh data sebagaimana dalam tabel VII
Tabel 7 Data peningkatan kemampuan pelafalan Asma’ul Husna dalam bimbingan siklus I
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat Kemampuan Sangat menguasai (SM) Menguasai (M) Kurang Menguasai (KM) Tidak Menguasai (TM) Sangat Tidak Menguasai (STM) Jumlah
Pelafalan F 6 11 1 2 0 20
% 30% 55% 5% 10% 0% 100%
HafalanPelafalan F 0 5 11 2 2 20
% 0 25 55 10 10 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan Siklus I sudah menunjukan hasil yang memuaskan sebagaimana yang diharapkan dan sudah ada peningkatan dalam pelafalan. Sebelas anak atau 55% telah mampu melafalkan dari materi yang yang harus dikuasai dalam tindakan Siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : 1) 55% responden menguasai pelafalan dengan baik setelah mengikuti bimbingan. 2) 30%
responden secara bertahap sudah dapat memusatkan
perhatian dan melafalkan dengan baik setelah mengikuti bimbingan. 3) 5% responden kurang menguasai pelafalan walaupun sudah mengikuti bimbingan. Namun bisa dilanjutkan bimbingan pelafalan sambil mengikuti bimbingan di Siklus II nanti. 4) 10% responden sangat tidak menguasai pelafalan inipun bisa dilanjutkan ke bimbingan pelafalan sambil mengikuti bimbingan di Siklus II. c. Pelaksanaan Sklus II Berdasarkan hasil yang dilakukan pada siklus pertama, maka pada siklus kedua ini peneliti merumuskan beberapa analisis sebagai berikut :
1) Penguasaan menghafal secara komprehensif belum mampu dikuasai oleh semua anak. 2) Penguasaan untuk mengingat yang telah di kuasai oleh 5 anak, sedangkan yang lainnya mulai termotivasi untuk mengejar ketinggalan dari teman-teman sekelasnya. 3) Perubahan
metode
dan
kondisi
belajar
mengajar
dikelas
menjadikan suasana dalam kegiatan belajar- mengajar pada bidang hafalan Asma’ul Husna semakin kondusif dan menyenangkan. 4) Setelah tindakan siklus pertama terjadi peningkatan prosentase anak yang mampu menghafal ada 5 anak atau 25 % dari 0 % sebelum tindakan siklus I. Dengan menganalisis data-data yang ditemukan pasca tindakan
siklus
pertama
peneliti
mengadakan
diskusi
dengan
kalaborator untuk yang kedua kalinya dalam menentukan langahlangkah dalam langkah-langkah yang berikutnya .dari hasil diskusi dengan kalaborator, peneliti mengambil langkah-langkah dalam tindakan siklus kedua sebagai berikut : 1) Mangambil satuan tindakan tambahan bimbingan menghafal atau mengingat bidang hafalan Asma’ul Husna dalam hal ini yang digunakan adalah 1- 44 Asma’ul Husna disebutkan dengan menyanyi. 2) Mempersiapkan materi dalam rangka perbaikan pelafalan dan penambahan daya hafalan pada anak yang telah mengalami kemajuan pasca tindakan siklus pertama. 3) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan selama pelaksanaan tindakan siklus kedua berlangsung. 4) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan bimbingan pada siklus kedua ini. 5) Melakukan wawancara pasca tindakan siklus kedua. Langkah awal pada siklus kedua ini adalah mengidentifikasi permasalahan
yang
menjadi
penyebab
kurang
maksimalnya
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sekaligus menemukan upaya-upaya pemecahannya. tetap
memaksimalkan
Adapaun rumusan tindakannya adalah
tindakan
pada
siklus
pertama
dengan
penambahan metode untuk memudahkan pemahaman pada anak yang sudah berhasil menghafal pada siklus pertama, memberikan motivasi bagi anak-anak lainnya agar segera mampu menghafal Asma’ul Husna. Pelaksanaan siklus II ini berlangsung pada hari sabtu tanggal 14 Mei 2011. pelaksanaan siklus II ini juga melibatkan partisipasi aktif dari fihak-fihak terkait seperti guru kelas, guru yang lain , orang tua murid dan masyarakat sekitar. Peran guru dalam memfasilitasi mereka yang menjadi sampel dalam penelitian ini sangat dominan dengan cara recalling atau mengingat kembali materi yang lalu dan secara intensif menghidupkan kegiatan atau pelafalan secara bersama-sama sebelum materi berikutnya, dimulai untuk meningkatkan pemahaman dalam pelafalan dan hafalan anak yang lain serta memperdekat kesenjangan, kemampuan antara anak yang menjadi sempel dengan teman-teman yang lain. Adapun tindakan pada siklus kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8 Penambahan tindakan pada siklus II No. 1.
Tujuan
Upaya / Tindakan
Menghilangkan aspek kesulitan dalam pelafalan sifat- sifat Allah
a. Memberikan contoh kembali cara pelafalan sifat-sifat Allah dengan benar. b. Menggunakan alat peraga berupa gerakan mulut dan meminta salah satu siawa menirukan didepan kelas yang tetap dipandu guru , untuk menarik minat anak dalam mengikuti pelafalan Asma’ul Husna dengan baik. c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan pada siklus II serta menyusun rencana bimbingan siklus III
Tabel 9 Upaya peningkatan hafalan menyebutkan Asma’ul Husna No. 1
Tujuan Menghilangkan aspek kesulitan dalam menghafalkan Asma’ul Husna
Upaya / Tujuan a. Menjelaskan kembali pelafalan Asma’ul Husna dengan benar. b. Menyebutkan 44 kata Asma’ul Husna dengan benar. c. Memberikan cara menghafal dan Mengefektifkan metode recall menyanyi untuk memancing respon yang diharapkan mampu meningkatkan hafalan. i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan bimbingan tersebut serta menyusun rencana tindakan dalam siklus III
Sebagaimana pada siklus pertama, pengamatan pada siklus kedua juga dilakukan pada setiap tahap kegiatan anak dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal yang telah tersedia. Sedangkan obyek pengamatan tetap difokuskan pada dua hal yaitu pelafalan dan kemampuan menghafal. Nilai dari masing-masing abak pada tindakan siklus II ini sebagaimana dapat di lihat pada lampiranlampiran. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan informasi sebagaimana terlampir pada tabel berikut ini.
Tabel 10 Hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Tingkat Kemampuan Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai (STM) Jumlah
Pelafalan Benar 10 8 2 20
% 50 40 10 100
Hafalan 44 kata 2 12 3 2 1 20
% 10 60 15 10 5 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami peningkatan penguasaan pelafalan sudah meningkat. Namun masih ada 2 anak yang belum menguasai menghafal 1- 44 kata dari Asma’ul Husna . 3 anak yang sebelum siklus pertama dimulai dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh dan merasa malas terhadap pelafalan Asma’ul Husna, tetapi pada tindakan siklus II ini sudah mampu mengimbangi kemampuan pelafalan yang dilakukan temantemannya Hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan selama berlangsungnya siklus tindakan kedua ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Semua siswa yang bermasalah dengan hafalan Asma’ul Husna telah berhasil melafalkan Asma’ul Husna sesuai dengan contoh pelafalan yang mereka terima. 2) Pemberian bimbingan pelafalan dan pemahaman Asma’ul Husna dengan menyanyi memberikan kemudahan bagi para siswa dalam menghafal dan memahami Asma’ul Husna. 3) Penguasaan
pelafalan
dan
menyebutkan
dengan
menyanyi
menjadikan anak lebih mudah dalam menghafal Asma’ul Husna. 4) Pengelolaan kelas dan membentuk kondisi belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan mampu meningkatkan minat anak dalam kegiatan belajar mengajar.
5) Perhatian, kontrol dan motivasi guru, orang tua dan masyarakat baik pada jam sekolah maupun diluar jam sekolah mampu meningkatkan prestasi menghafal atau mengingat terhadap temaAsma’ul Husna. 6) Dampak dari hal tersebut diats menjadikan anak merasa lebih nyaman dalam mengikuti pembelajaran Asma’ul Husna. Dibawah ini adalah hasil wawancara dengan beberapa anak yang masih mengalami kesulitan setelah tindakan siklus kedua : 1) Semua siswa menyatakan bahwa mereka telah mampu melafalkan Asma;ul Husna setelah memperoleh bimbingan dari guru yaitu cara pelafalan yang benar dan menyebutkan Asma’ul Husna dengan menyanyi menjadikan anak mulai bisa mengingat atau menghafal Asma;ul Husna secara praktis dan cepat. 2) Rata-rata dari siswa menyatakan bahwa interaksi yang terjadi antara siswa dengan para guru dan orang tua menjadikan mereka cepat bisa melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna, dan menjadikan 3 anak yang semula malas terhadap hafalan Asma’ul Husna, sekarang bisa termotivasi untuk mengejar ketinggalan dari teman-temannya. Berdasarkan hasil pengamatan dan data wawancara terhadap anak yang menjadi sempel dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan hasil pembelajaran hafalan asma’ul Husna melalui metode menyanyi belum sepenuhnya berhasil, meskipun mereka semua telah mengalami perubahan dalam meningkatnya hasil pembelajaran. Tujuan akhir dari upaya penguasaan mereka terhadap hafalan Asma’ul Husna indikator target tersebut bisa dilihat dari penguasaan pemahaman pelafalan dengan benar dan hafalan 99 Asma’ul Husna. Sementara indikator yang diperlihatkan oleh mereka semua baru menyebutkan dan mengingat 44 kata dari Asma’ul Husna.
d. Pelaksanaan Siklus III Berdasarkan pada tindakan pelaksanaan siklus II, maka tujuan utama dari tindakan siklus III ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Mengoptimalkan penerapan metode pada siklus III dengan harapan mampu memacu kemampuan pelafalan dan menghafal bagi siswa. 2) Mengulang-ulang dalam menyebutkan 1 – 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi untuk menguatkan, memancing ingatan dan menambah 55 sifat Allah sehingga menjadi genap 99 Asma’ul Husna. 3) Mengintensifkan bimbingan belajar menghafal atau mengingat. Pada pelaksanaan siklus III peneliti melakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan setelah berdiskusi dengan kolaborator maka rencana tindakan yang diambil adalah sebagai berikut : 1) Menyiapkan
materi
yang
sitematis
dan
praktis
untuk
mempermudah peningkatan hafalan. 2) Menyiapkan lembar observasi. 3) Melakukakn wawancara. 4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan siklus.III. Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2011. pada siklus III ini bimbingan peningkatan hafalan lebih diintensifkan. Karena jika pada siklus pertama dan kedua bimbingan dilaksanakan disekolah bimbingan juga diberikan saat anak menunggu dijemput orang tuanya untuk pulang dan pada saat istirahat sambil bermain. Agar mampu menanamkan hafalan yang kuat tentang pelafalan Asma’ul Husna maka peneliti mengulang-ulang materi yang pernah diberikan. Adapun draf petunjuk tindakan siklus ketiga ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11 Pengulangan dan penambahan materi bimbingan pada siklus III No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Tingkat Kemampuan Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai ( STM ) Jumlah
Pelafalan Benar 10 8 2 20
% 50 40 10 100
Hafalan 44 kata 2 12 3 2 1 20
% 10 60 15 10 5 100
Sebagaimana pada siklus I dan II , pengamatan pada siklus III juga dilakukan pada setiap tahap kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal yang telah disediakan, sedangkan obyek pengamatan difokuskan pada penyebutan dan peningkatan hafalan Asma’ul Husna. Pada tindakan siklus ini nilai tes masing-masing anak dapat di lihat pada lampiran-lampiran. Hasil pengamatan pada siklus III menunjukkan informasi sebagaimana tertera pada tabel berikut ini. Tabel 12 Hasil observasi pelaksanaan tindakan Siklus III NO 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Tingkat Kemampuan Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai ( STM ) Jumlah
Pelafalan Hafalan Benar % 99 kata % 15 75 5 25 5 25 14 70 1 5 20 100 20 100
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan dengan berdasarkan pada lembar observasi serta jurnal kegiatan pada siklus III yang menekankan pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi diperoleh data dan informasi sebagai berikut: 1) Dengan pengulangan materi yang harus diingat membuat siswa semakin menguasai materi melalui hafalan atau ingatannya.
2) Dengan tindakan pada siklus III, 5 anak sangat menguasai untuk melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna, 14 anak menguasai untuk mengingat 99 Asma’ul Husna dan hanya 1 anak yang kurang menguasai pelafalannya. 3) Siswa yang semula paling tertinggal sudah mampu menyesuaikan diri dengan teman-temannya dalam pelafalan dan menghafal atau mengingat bacaan Asma’ul Husna. 4) Siswa secara keseluruhan sudah menampakkan peningkatan yang maksimal dalam melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna. 5) Metode
menyanyi
dapat
mempermudah
anak-anak
dalam
menghafal Asma’ul Husna. Hasil wawancara pasca siklus III diperoleh data sebagai berikut : 1) Dengan melafalkan, dengan contoh yang benar, menghafal atau mengingat dengan menyanyi, serta bimbingan praktis yang diberikan pada siklus-siklus tindakan membantu siswa yang semula malas untuk menyebutkan dan menghafal atau mengingat Asma’ul Husna menjadi mudah untuk menghafalkannya. 2) Kemudahan menyebutkan
yang
siswa
Asma’ul
rasakan Husna
dalam menjadi
menghafal mudah
dan untuk
menghafalkannya. 3) Usaha keras semua siswa serta dukungan dari berbagai fihak meningkatkan keberhasilan mereka dalam memahami, melafalkan serta menghafalkan Asma’ul Husna . Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan hasil pembelajaran hafalan asma’ul Husna melalui metode menyanyi telah berhasil. Secara bertahap siswa sudah mulai bisa mengikuti pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna dengan nyaman tanpa merasa malas, mengantuk, bermain sendiri, berbicara sendiri seperti yang mereka lakukan sebelum penelitian diadakan.
4.
Analisis a. Siklus I Tidakan pada siklus I dapat dianalisis bahwa dari hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus I menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang menyebabkan kurang berhasilnya bimbingan pada siklus I. data yang ada menunjukkan bahwa sebanyak 15% sangat tidak menguasai pelafalan dan 15 % sangat tidak menguasai hafalan. Setelah memperoleh hasil yang demikian maka selanjutnya peneliti
mengadakan
tindakan
tambahan
untuk
perbaikan
bimbingan belajar dan menghafal dengan mengulang kembali pelafalan Asma’ul Husna yang selama ini bisa dilafalkan dengan baik. Disamping itu peningkatan motivasi dan pemberian petunjuk yang jelas sistemik dan lebih mudah melafalkan materi yang seharusnya dikuasai. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian bimbingan pelafalan dan hafalan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menguasai hafalan Asma’ul Husna. b. Siklus II Tindakan pada pelaksanaan siklus II dapat dianalisis bahwa dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus II masih ditemukan beberapa hal yang harus diperbaiki untuk bimbingan pelafalan dan hafalan selanjutnya hal ini terlihat dari hasil evaluasi pelaksanaan siklus II yang belum dapat meningkatkan penguasaan pelafalan dan hafalan bagi sermua siswa. Dengan demikian sebagian siswa telah merasakan manfaat dari bimbingan pelafalan dan hafalan ini. Beberapa anak sudah menemukan
metode
yang
tepat
untuk
melafalkan
dan
menghafalkan bagi mereka dan sudah merasa tidak ada problem. Jadi semua siswa yang bermasalah dalam menguasai hafalan Asma’ul Husna pasca tindakan siklus II ini tinggal dua anak saja yang tetap terus diberi bimbingan.
c. Siklus III Tindakan pada pelaksanaan siklus III yaitu setelah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus II dan perbaikan siklus III dapat dikatakan bahwa siklus III ini akan berhasil mengatasi permasalahan para siswa dalam hafalkan Asma’ul Husna. Hal ini menunjukkan bahwa dari 20 anak yang mengikuti tindakan siklus I , II
dan III semuanya telah terbebas dari
permasalahan yang mereka hadapi berupa rasa malas, mengantuk, bermain sendiri, berbicara saat proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Jadi semua siswa pada siklus III ini semua siswa telah mengalami peningkatan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. B.
Pembahasan Secara keseluruhan siklus tindakan yang dilaksanakan dari sebelum tindakan siklus I, pelaksanaan siklus I, pelaksanaan siklus II dan pelaksanaan siklus III dapat jelaskan sebagai berikut : Sebelum tindakan siklus I dapat peneliti jelaskan bedasarkan tes uji penguasaan hafalan Asma’ul Husna pada
Kelas B
Raudhatul Athfal
Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus dapat diketahui bahwa rat-rata penguasaan siswa terhadap hafalan Asma’ul Husna tergolong masih rendah dan anak kurang merespon materi. Pelaksanaan siklus I dapat dijelaskan bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I, 6 anak telah mengalami peningkatan penguasaan hafala Asma’ul Husna dan 4 anak belum mengalami peningkatan yang positif. Pelaksanaan siklus II dapat dijelaskan bahwa setelah siswa mengikuti bimbingan belajar dalam pelafalan dan hafalan pada siklus II, 4 anak yang pada siklus I mengalami permasalahan pada siklus II ini tinggal 3 anak yang perlu mendapatkan bimbingan khusus, bimbingan ini mereka ikuti dalam tindakan siklus III.
Pelaksanaan siklus III dapat dijelaskan bahwa siswa setelah memperoleh bimbingan dalam siklus III mengalami banyak peningkatan dalam penguasaan hafalan Asma’ul Husna yaitu sebanyak 19 anak, sedangkan 1 anak masih dinilai kurang menguasai hafalan Asma’ul Husna.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pebahasan pada penelitian yang telah peneliti tuangkan dalam penulisa skripsi ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tindakan siklus I menunjukkan hasil yang memuaskan yakni sudah ada peningkatan dalam hafalan yaitu 11 anak atau 55 % anak telah mampu melafalkan dari materi Asmaul Husna.6 atau 30 % dari responden secara bertahap sudah dapat memusatkan perhatian dan melafalkan dengan baik setelah mengikuti bimbingan . 1 atau 5 % responden kurang menguasai pelafalan walaupun sudah mengikuti bimbingan. 2 atau 10% responden sangat tidak menuasai . 2. Tindakan Siklus II dapat di simpulkan bahwa anak yang mengalami peningkatan penguasaan pelafalan sudah meningkat yaitu 10 anak sudah benar dalam pelafalannya. Namun masih ada 2 anak yang belum menguasai hafalan 1samapi 44 dari Asma’ul Husna ,. 3 anak yang sebelum siklus pertama tidak menguasai pelafalandan hafalan Asma’ul Husna tetapi pada tindakan tindakan siklus II ini sudah mampu melafalkan dan menghafalkannya Asma’ul Jusna. 3. Tindakan Siklus III 5 anak atau 25% sangat menguasai untuk melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna 14 anak atau 70 % anak menguasai untuk mengingat 99 Asma’ul Husna dan hanya 1 anak 5 % yang kurang menguasai hafalannya.
B.
Saran 1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru adalah sebagai actor sekaligus sutradara didalam kelas, maka guru dituntut untuk membimbing siswa dengan menggunakan metode yang relevan sesuai dengan usia perkembangan anak,sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
2. Siswa RA yang cenderung suka menyanyi harus diarahkan dengan baik melalui
lagu
keagamaan
daya
ingat
siswa
untuk
mengingat
materikeagamaan juga yang berisi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dapat terbina dengan baik. 3. Sekolah hendaknya menyediakan sarana prasarana seperti alat peraga atau media pengajaran yang menunjang keberhasilan metode menyanyi , misalnya tape recorder, VCD, TV, serta proyektor, untuk digunakan sebagai media pembelajaran. 4. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak, hendaknya selalu memantau, mengawasi, membimbing, memotivasi, putra-putrinya ketika dirumah, agar anak selalu belajar sehingga anak mampu
menguasai materi pembelajaran yang telah diajarkan oloeh
gurunya disekolahan. C.
Penutup Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, berkat bimbingan, anugerah, rahmat dan taufiqNya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh sarjana Pendidikan Islam Program Strata I dalam ilmu pendidikan agama Islam IAIN Walisongo Semarang. Penulis sadar bahwa skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun yang selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segenap kerendahan hati penulis mohon kepada Allah SWT semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat pada diri penulis khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Daradjat, Zakiah dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Depag, 2004. ______, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di RA Bidang Pengembangan Agama Islam , Pengembangan Bahasa, Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 2001. _______, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, Jakarta: Depag RI, 2005. Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. _______, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Depdiknas, 2006.
Kelompok Bermain, Jakarta:
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Igak, Wardani, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas terbuka, 2006. Irlanari, Grace Ananta, “Sejarah Pendidikan Pra Sekolah”, http.www.google. com, diakses tanggal 12 februari 2011. Kholid, Syekh bin Abdurraman Al Akk, Yogyakarta: Arruzz Media, 2006.
dalam
Cara Islam Mendidik Anak,
Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakart: Rineka Cipta , 2007.
Marimba, Ahmad D, Ma’arif, 1986.
Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung: Al
Musfah, Jejen, Indeks al-Quran Praktis, Jakarta: Mizan Publika, 2007. Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta,1997. Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001. . Rosyid, Moh, Strategi Pembelajaran Demokratis, Semarang: Unnes Press, 2006. _______, Guru, Kudus: STAIN Kudus Press, 2007. Sanjaya, Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Group 2008. Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Semarang: Toha Putra, 1989.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. _______, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 1999.
Remaja
Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Lampiran 1 DAFTAR NAMA-NAMA ANAK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SUBYEK No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ahmad Sugianto Annisa’ Indri Aulia Rahma Pradita Azma Vilia Salsabila Cika Dzatul Naziyah Devina Maharani Ervas A. Hairul Anam Fadlan Raffi Farid Alfan Wahhab Kianu Zacky Muhammad Aniq NN Muhammad baiz Fahmi Muhammad Ferdiansyah Muhibbatul Ulya Naila Nurul Hidayah Nasywa Aulia Ramadhani Nazifa Marsya Ramadhan Niken Ayu Syafitri Nusula Aulia Ramadhan Safira Rahma Aulia
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Lampiran 2 TES UJI KEMAMPUAN PRA SIKLUS Tes Uji Kemampuan Tingkat Penguasaan Terhadap Materi Asma’ul Husna Untuk soal kemampuan ini, soal diberikan kepada guru dengan jawaban anak akan ditulis dan dikumpulkan oleh guru. 1. Coba lafalkan 22 Asma’ul Husna bersama-sama dengan ibu guru 2. Coba hafalkan 22 Asma’ul Husna bersama-sama tanpa ibu guru 3. Apa yang paling anda sukai, menyanyi atau mendengarkan keterangan dari ibu guru? 4. Tugas apa yang anda sukai? 5. Coba maju kedepan, anda menyanyi atau berdoa?
Lampiran 3 TES UJI KEMAMPUAN SEBELUM SIKLUS II 1. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna 2. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna bersama-sama dengan ibu guru. 3. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi 4. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan band wali.
Lampiran 4 TES UJI KEMAMPUAN SEBELUM SIKLUS III
1. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan band wali. 2. Coba lafalkan 55 Asma’ul Husna dengan fasih dan benar. 3. Coba lafalkan 55 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan band wali. 4.
Coba lafalkan 99 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan band wali.
Lampiran 5 PEDOMAN WAWANCARA (Untuk siswa) Wawancara : Sebelum Bimbingan Siklus I Tempat : Roudhlotul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. Hari/Tanggal : 12 Mei 2011 Proses Wawancara Tanya Jawab No. 1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan Kunci
Jawaban
Apakah anda selalu menghafal Asma’ul Husna Ya/tidak ketika diluar atau dirumah? Apakah sebabnya anda kurang suka untuk • Bosan melafalkan dan menghafalkan Asmaul Husna? • Ngantuk Mana yang kamu sukai melafalkan atau menghafalkan Asmaul Husna
• Malas • Malafalkan
Bagaimana sikap anda, senang ataukah malas • Menghafalkan kalau diberi materi melafalkan dan menghafal Asmaul Husna? • Senang Jika anda disuruh untuk melafalkan dan • Malas menghafalkan meteri lain apakah kamu senang atau tidak senang? • Senang • Tidak senang
Lampiran 6 PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Guru) Wawancara Tempat Hari/Tanggal
: Sebelum Bimbingan Siklus I : RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. : 12 Mei 2011
Proses wawancara tanya jawab 1. Hal-hal apa sajakah yang dapat menumbuhkan minat anak untuk selalu mengingat Asma’ul Husna. 2. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kurangnya minat anak dalam menghafalkan Asma’ul Husna. 3. Bagaimanakah pendapat anda mengenai kesulitan belajar Asma’ul Husna, melafalkan atau menghafalkan? 4. Bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi pesoalan tersebut pada nomor 3 diatas? 5. Apakah meteri yang belum sepenuhnya dipahami atau dihafal menyebabkan anak merasa malas dan bosan dan lainya dalam mengikuti pembelajaran hafalan Asma’ul Husna?
Lampiran 7 PEDOMAN OBSERVASI Untuk Guru 1. Persiapan guru dalam pembelajaran materi Asma’ul Husna 2. Penguasaan guru terhadap materi Asma’ul Husna. 3. Metode yang di pakai dalam pembelajaran hafalan As maul Husna. 4. Alat peraga yang di gunakan dalam pembelajaran materi Asma’ul Husna. 5. Cara guru memberikan contoh dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. 6. Cara guru mengatasi kesulitan dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. 7. Hasil pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi. Untuk Siswa 1. Perhatian anak dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna 2. Minat anak dalam pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna. 3. Keaktifan anak dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna 4. Kesulitan yang di alami anak dalam pembelajaran hafalan Asma;ul Husna. 5. Nyanyian yang di senangi anak dalam pembelajaran Asma’ul Husna.
Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI Bidang pengembangan Kelompok semester Hari /tanggal Fokus
No. 1.
: Asma’ul Husna : B/II : 12 Mei 2011 : Metode menyanyi versi Sholawatan Band Wali dapat meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna.
Aspek Yang Dinilai
B
C
Guru 1.1 Persiapan sarana pembelajaran 1.2 Meguasai materi
V V V V V V V
1.5 Memberi contoh pelafalan 1.6 Memberi contoh hafalan
V
1.7 Memberi contoh hafalan dengan menyanyi 1.8 Menghilangkan aspek kesulitan pada hafalan 2.
V V
2.1 Perhatian anak 2.2 Minat belajar 2.3 Keaktifan anak 2.4 Penguasaan anak 2.5 Keberhasilan
Keterangan KBM
1.3 Metode Menyanyi 1.4 Penggunaan alat
K
V V V
Berjalan lancar tingkatkan penggunaan metode manyanyi
Lampiran 9 LEMBAR PENILAIAN Kegiatan : Hafalan Asma’ul Husna Kelompok : B Hari / tanggal : 12 mei 2011 Siklus I Petunjuk Penilaian √ : Anak sangat menguasai (SM) pelafalan dan hafalan Asma.ul Husna. ● : Anak menguasai (M) pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna. x : Anak kurang menguasai (KM) pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna ○ : Anak tidak menguasai (TM) pelafalan dan hafalan Asma’ul husna. - : Anak sangat tidak menguasai (STM) pelafalan dan hafalan Asma.ul Husna.
Lampiran 10 HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Pelafalan No
Hafalan
Nama SM M KM TM STM SM M
KM
Nilai akhir
TM STM √
● x
1
Ahmad Sugianto
√
√
√
2
Annisa’ Indri
√
√
√
3
Aulia Rahma P.
√
√
●
4
Azma filia S
√
√
●
5
Cika dzatul F.
√
√ √
√ √
6
Devina Maharani
7 8
Ervas A. Hairul. Fadlan Raffi
9
Farid alfian W
10
Kianu Zacky
11
Muhammad Aniq
12
Muhammad Baiz
13
Muhammad F
14
Muhibbatul ulya
15
Naila Nurul H.
16
Nasyifa Aulia R.
√
17
Nazifa Marsya R
√
18
Niken Ayu S.
√
√
x
19
Nuzula Aulia R
√
√
x
20
Safira Rahma A
√
√
x
√
x
√ √
√ √
√ √
x √
0
√ √
√ √
x
√
√
√ √
0 _
x
√
●
√
●
√
√
0
√
x √
x
5
4 9
-
2
Lampiran 11 HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Pelafalan No
Hafalan
Nama SM
M
KM
√
TM STM
SM
M
KM
TM STM
√
Nilai akhir √
● x 0 -
√
1
Ahmad Sugianto
2
Annisa’ Indri
3
Aulia Rahma P.
√
4
Azma filia S
√
√
√
5
Cika dzatul F.
√
√
√
6
Devina Maharani
√
√
√
7
Ervas A. Hairul
√
√
●
8
Fadlan Raffi
√
√
●
9 10
Farid alfian W Kianu Zacky
11
Muhammad Aniq
12
Muhammad Baiz
√
√
√
13
Muhammad F
√
√
√
14
Muhibbatul ulya
√
√
x
15
Naila Nurul H.
√
√
x
16
Nasyifa Aulia R.
√
√
√
17
Nazifa Marsya R
√
√
√
18
Niken Ayu S.
√
√
●
19
Nuzula Aulia R
√
√
●
20
Safira Rahma A
√
√
●
√
√
●
√
√
√ √
√
●
√ √
√
√
●
10 8
2 -
-
Lampiran 13 HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III No
Pelafalan
Nama SM
M
√
KM
TM
Hafalan STM SM M KM TM
√
Nilai akhir STM
√ √
1
Ahmad Sugianto
2
Annisa’ Indri
3
Aulia Rahma P.
√
√
√
4
Azma filia S
√
√
√
5
Cika dzatul F.
√
6
Devina Maharani
√
7
Ervas A. Hairul
√
8
Fadlan Raffi
√
9
Farid alfian W
√
10
Kianu Zacky
√
√
√
11
Muhammad Aniq
√
√
√
12
Muhammad Baiz
√
√
√
13
Muhammad F
√
√
√
14
Muhibbatul ulya
√
√
√
15
Naila Nurul H.
√
√
√
16
Nasyifa Aulia R.
√
√
√
17
Nazifa Marsya R
√
√
√
18
Niken Ayu S.
√
√
√
19
Nuzula Aulia R
√
√
√
20
Safira Rahma A
√
√
√
√
√
● x 0 ●
√
●
√
√ √
x
√ √
● √
16 3
1
Lampiran 14 RENCANA KEGIATAN HARIAN PERBAIKAN SIKLUS I Bidang Pengembangan Tema Kelompok / Smester Hari / tanggal
: Materi Asma’ul Husna : Mengenal Asma’ul Husna : B/ II : Kamis 12 Mei 2011
I.
Kompetensi Dasar
II.
Anak memahami dan mengenal sifat-sifat Allah melalui ciptaan-Nya Indikator a. Melatih disiplin. b. Membiasakan mengucap salam. c. Membiasakan mengucap do’a d. Membiasakan melafalkan Asma’ul Husna e. Lebih cepat untuk menghafal Asma’ul Husna.
III.
Tujuan Pembahasan 1. Anak dapat melafalkan Asma’ul Husna dengan fasih dan benar. 2. Anak dapat menghafalkan Asma’ul Husna dengan benar. 3. Anak lebih cepat untuk menghafal Asma’ul Husna
IV.
Materi Media dan Sumber a. Materi
: Hafalan Asma’ul Husna
b. Media
: Mulut
c. Sumber
: Amdjat Al Hafidz, Nadham Asma’ul Husna Semarang
d. metode
Universitas Wahid Hasyim , 2009. : Menyanyi
V. Kegiatan Pembelajaran / Langkah Kegiatan A. Pembukaan atau kegiatan awal. 1. Berbaris 2. Salam pembuka. 3. Berdoa sebelum belajar. 4. Berdoa untuk ke dua orang tua
5. Berdoa selamat Dunia Akherat . 6. Membaca surat al Fatihah 7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan . B. Kegiatan Inti 1. Guru mengulang contoh pelafalan 99 Asma’ul Husna dengan fasih dan benar 2. Guru mengulang pelafalkan dan hafalan
22 Asma’ul Husna
dengan menyanyi pada waktu bermain, beristirahat, pada waktu menunggu dijemput orang tuanya. 3. Guru mengamati anak dan memberi kesempatan untuk bertanya. 4. Guru mengulang materi apabila ada anak yang belum jelas. 5. Anak ,menyebutkan atau melafalkan Asma’ul Husna sesuai yang diajarkan oleh guru. 6. Guru mengamati anak dan memberikan bimbingan bagi anak yang membutuhkan. C. Istirahat 1. Berdoa sebelum dan sesudah makan. 2. Bermain diluar kelas. D. Kegiatan Akhir. 1. Mengulang materi yang telah diajarkan oleh guru. 2. Memberikan informasi kegiatan anak besuk. 3. Berdoa . 4. Salam .Pulang.
Lampiran 15 RENCANA KEGIATAN HARIAN PERBAIKAN SIKLUS II Bidang Pengembangan Tema Kelompok / Smester Hari / tanggal
: Materi Asma’ul Husna : Mengenal Asma’ul Husna : B/ II : 14 Mei 2011
I.
Kompetensi Dasar
II.
Anak memahami dan mengenal sifat-sifat Allah melalui ciptaan-Nya Indikator a. Meningkatkan penguasaan pelafalan dan hafalan 22 Asma’ul Husna b. Mengetahui 22 Asma’ul husna berikutnya. c. Mengetahui 25 Amaul Husna berikutnya.
III.
Tujuan Pembahasan 1. Anak dapat melafalkan dan menghafalkan 22 Asma’ul Husna dengan fasih dan benar. 2. Anak dapat menghafalkan dan menhafalkan 22.Asma’ul Husna dengan benar. 3. Anak lebih cepat untuk menghafal 25 Asma’ul Husna berikutnya.
IV.
V.
Materi Media dan Sumber a. Materi
: Hafalan Asma’ul Husna
b. Media
: Mulut
c. Sumber
: Amdjat al Hafidz, Nadham Asma’ul Husna Semarang
d. metode
Universitas Wahid Hasyim , 2009 : Menyanyi
Kegiatan Pembelajaran / Langkah Kegiatan A. Pembukaan atau kegiatan awal. 1. Berbaris 2. Salam pembuka. 3. Berdoa sebelum belajar. 4. Berdoa untuk ke dua orang tua
5. Berdoa selamat Dunia Akherat . 6. Membaca surat al Fatihah 7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan . B. Kegiatan Inti 1. Guru mengulang contoh pelafalan 99 Asma’ul Husna dengan fasih dan benar 2. Guru melafalkan 22 Asma’ul Husna dengan menyanyi . 3. Guru mengamati anak dan memberi kesempatan untuk bertanya. 4. Guru mengulang materi apabila ada anak yang belum jelas. 5. Anak melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna sesuai yang diajarkan oleh guru. 6. Guru mengamati anak dan memberikan bimbingan bagi anak yang membutuhkan. C. Istirahat 1. Berdoa sebelum dan sesudah makan. 2. Bermain diluar kelas. D. Kegiatan Akhir. 1. Mengulang materi yang telah diajarkan oleh guru. 2. Memberikan informasi kegiatan anak besuk. 3. Berdoa . 4. Salam 5. Pulang.