UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG
Oleh : MIRA KUSUMA WARDANI 02405/2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode 96 Maret 2013
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG increasing of effort activities and learning result student economy to learned utilizes method Cooperative Type Make A Match on student classes X SMA N 9 Padang Mira Kusuma Wardani Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Hamka Air Tawar Padang Email:
[email protected] ABSTRAK Pendidikan merupakan salah satu upaya sadar yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan guna membentuk sikap dan kepribadian siswa. Salah satu upaya yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut adalah melalui penerapan metode-metode pembelajaran aktif yang dapat lebih mengaktifkan seluruh siswa dalam belajar. Metode cooperative Tipe Make A Match merupakan salah satu bentuk metode kooperatif yang pernah diterapkan di SMAN 9 Padang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.3 SMA N 9 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Data dikumpulkan melalui lembaran observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas belajar siswa serta soalsoal untuk melihat hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa pembelajaran Cooperative Tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas positif siswa yaitu berdiskusi dengan kelompok, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan dan melengkapi catatan serta dapat menurunkan aktivitas negatif siswa yaitu berbicara dengan teman, izin keluar kelas serta juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pada kelas X.3 di SMA Negeri 9 Padang. Kata kunci: Hasil belajar, aktivitas siswa, dan pembelajaran cooperative tipe make a match ABSTRACT Education constitutes one of aware effort that did by aim to imbed science utilised to form attitude and student personality. One of effort which is done utilised up to that aim is through implemented active learning methods that can more activate all deep student study. Cooperative type make a match method constitute one of learning method form that has once been applied at SMAN 9 Padang. This research constitute Action Research Class (PTK) with aim fixs and increase learning. Subjek research is student classes X.3 SMA N 9 Padang enrolled on school year 2012 / 2013. Gathered data via observation use that is utilized to see student studying activity and problem – problem to see student studying result. Observational result that is done that learning cooperative type make a. match can increase student positive activity which is gets discussion with agglomerate, answering question, working training and completes note and get to down student negative activity which is speaking with comate, outward permit brazes and can also increase student studying result in economic learning on classes X.3 at SMA N 9 Padang Keyword: Learning result, student activities, and cooperative learning type make a match
PENDAHULUAN Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersifat kompetitif. Dimana pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali (Suyatno, 2009:3). Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa. Kemampuan profesional guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Perbaikan dalam proses pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkn dapat diaplikasikan (Sanjaya, 2010: 52). Guru dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu guru harus dapat mengelola pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru dalam kurikulum bertindak sebagai fasilitator, artinya guru hanya sebagai pembimbing atau mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode dan strategi belajar yang tepat. Dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa merupakan sesuatu yang sangat penting. Siswa yang memiliki aktivitas positif akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan sebaliknya siswa yang memiliki aktivitas negatif akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Selama pembelajaran berlangsung diharapkan siswa mempunyai aktivitas belajar secara positif. sebagaimana yang dinyatakan Sadirman (2008: 95), aktivitas belajar adalah suatu perilaku siswa yang selalu berusaha, bekerja, atau belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman dan latihan. Selain terjadinya peningkatan terhadap aktivitas belajar, dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Hasil belajar merupakan tolak
ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran yang dapat berupa pengetahuan nilai dan keterampilan setelah siswa mengalami proses belajar. Sudjana (2009:22) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Ekonomi merupakan salah satu bidang studi Ilmu pengetahuan Sosial yang cukup memiliki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran ekonomi dalam pelaksanaan pendidikan diberikan mulai SMP sampai SMA/SMK. Guru banyak mengalami persoalan dalam pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan tingkat pemahaman materi belajar siswa maupun penggunaan metode pembelajaran. Dimana metode pembelajaran yang di gunakan guru kurang bervariasi. Dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode tanya jawab dan ceramah. Dimana metode ini hanya dapat menciptakan interaksi antara guru dengan siswa dan jarang sekali terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. Berikut ini merupakan tabel tentang nilai mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 9 mata pelajaran ekonomi berdasarkan hasil ulangan harian I semester ganjil tahun ajaran 2012/2013: Tabel 1. Nilai Ulangan Harian kelas X Semester I SMA N 9 Padang Kelas X
Nilai Ratarata
Siswa Yang Tuntas
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
86,80 66,77 55,46 66,71 51,60 66,41 65,83 50,16 52,58 61
30 13 8 15 9 19 18 6 8 11
Siswa Yang Tidak Tuntas 2 20 25 23 29 17 18 32 28 24
% Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas 93,75 39,39 24,24 39,47 23,68 52,78 50 15,79 22,22 31,43
6,25 60,61 75,76 60,53 76,32 47,22 50 84,21 77,78 68,57
Sumber: Olahan Data Primer 2012
1
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil belajar ekonomi kelas X di SMA N 9 Padang kurang maksimal. Pada tabel dapat dilihat hanya 1 kelas yaitu X.1 yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 di SMA N 9 Padang. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi yang mengajar pada kelas X.1 yang merupakan kelas unggul di SMA Negeri 9 padang. Sedangkan 9 kelas yang lain tidak mampu mencapai KKM, dari sini juga dapat disimpulkan daya tangkap serta keseriusan dalam belajar juga dapat meningkatkan aktivitas belajar Berkaitan dengan masalah di atas, setelah peneliti melakukan observasi pembelajaran ekonomi yang terjadi di SMA N 9 Padang ditemukan masalah bahwa rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran tertentu dengan baik di kelas sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah metode pembelajaran kooperatif, metode ini tidak hanya menciptakan interaksi antara siswa dengan guru namun juga mampu menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa. Metode kooperatif yang ingin diterapkan yaitu cooperative tipe make a match. Karena metode ini mampu mengaktifkan seluruh siswa yang ada pada kelas. Dan juga dapat menciptakan tidak hanya interaksi antara guru dengan siswa dan juga dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. Karena setiap siswa diberi tanggung jawab penuh dalam proses pembelajaran. Selain itu metode Cooperative tipe Make A Match merupakan salah satu metode PAKEM (Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan) yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode cooperative tipe make a match atau mencari pasangan. merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari 2
pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Lie, 2002:54). Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang selama ini kebanyakan masih dibawah rata-rata. Penelitian ini dirumuskan permasalahannya sebagai berikut “Apakah terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode Cooperative Tipe Make A Match pada siswa kelas X SMA N 9 Padang?’ METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Arikunto (2006:2) “menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang disengaja dimunculkan dan diteliti dalam sebuah kelas secara bersama”. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.3 di SMA N 9 Padang. Jumlah siswa kelas X.3 sebanyak 33 orang yang terdiri dari 18 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah ditemukannya masalah yang perlu diperhatikan karena aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan serta hasil belajar yang belum mencapai KKM. Lembaran observasi (dafrar check list) yang dilampirkan untuk memperoleh data yang menunjukkan aktivitas siswa dan guru yang diamati dalam pembelajaran. Untuk pengumpulan data observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru mata pelajaran sebagai observer.. Selain itu Alat pengumpulan data hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah penilaian komprehensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Sebelm memberikan tes dilakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya beda soal.
Indikator keberhasilan terhadap peningkatan aktivitas belajar ekonomi siswa , yaitu apabila persentase aktivitas positif siswa telah berada atau mencapai pada tingkat persentase ≥75% dan aktivitas negatif siswa telah berada atau mencapai pada tingkat persentase ≤ 20% serta hasil belajar siswa telah berada atau mencapai pada ≥75. Untuk mengetahui persentase aktivitas siswa digunakan rumus menurut Sudjana (2002:131) F P 100% .................... ( 1 ) NT Keterangan: P = Persentase aktivitas siswa setiap pertemuan F = Jumlah siswa yang aktif NT = Jumlah siswa yang hadir Untuk melihat kategori peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil observasi siklus I dengan siklus II. Untuk menentukan persentase keaktifan siswa digunakan kriteria penilaian menurut Arikunto (2006: 54) seperti berikut : 81 – 100% = Sangat Tinggi 61 – 80% = Tinggi 41 – 60% = Cukup 21 – 40% = Rendah 0 – 20% = Sangat Rendah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data penelitian per siklus Siklus I pertemuan pertama Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, media pembelajaran berupa kartu, soal-soal evaluasi, pengamatan kerja kelompok. Tindakan Pertemuan pertama penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 September 2012. Pelajaran ekonomi di kelas X3 di mulai pukul 13.15 – 14.45 (alokasi waktu 2 x 45 menit). Setelah dilakukan tindakan didapat data aktivitas siswa.
Tabel 2. Perbandingan Persentase Tingkat Capaian Responden (TCR) Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II Siswa Kelas X.3 SMA N 9 Padang
KLP
Aktivitas siswa
Siklus 1 (%)
Siklus II (%)
A
Berdiskusi dengan kelompok 40,12 80,69 Menjawab pertanyaan 35,46 76,14 Mengerjakan latihan 52,96 89,77 Melengkapi catatan 61,59 86,37 Izin Keluar Kelas 50,34 10,23 Bermain HP 53,87 10,23 B Berdiskusi dengan kelompok 40,12 75,00 Menjawab pertanyaan 38,98 72,73 Mengerjakan latihan 50,68 84,09 Melengkapi catatan 59,09 87,50 Izin Keluar Kelas 62,16 12,50 Bermain HP 55,12 14,77 C Berdiskusi dengan kelompok 38,75 78,41 Menjawab pertanyaan 41,25 73,87 Mengerjakan latihan 55,00 77,28 Melengkapi catatan 58,75 81,82 Izin Keluar Kelas 55,00 7,96 Bermain HP 58,75 10,23 Sumber : data primer yang diolah 2012 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama untuk rata-rata aktitas positif siswa masih tergolong kategori rendah atau kurang. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa skor ideal untuk keseluruhan aktivitas positif adalah 160, sedangkan skor ideal untuk masing-masing akivias positif adalah 40. Untuk kelompok A, skor perolehan secara keseluruhan adalah 63 dengan persentase 39,38%. Pada tabel 11 dapat dilihat skor teringgi diperoleh oleh kelompok A. Untuk kelompok B dan kelompok C, skor perolehan secara keseluruhan sama yaitu 62 dengan persentase 38,75%. Pada tabel 2 hasil pengamatan terhadap aktivitas negatif siswa tergolong tinggi. Untuk 3
kelompok A aktivitas negatif secara keseluruhan memperoleh skor 47 dengan persentase 58,75%, kelompok B skor perolehan 52 dengan persentase 65%. Sedangkan kelompok C skor perolehan 55 dengan persentase 68,75%. Aktivitas negatif paling banyak dilakukan oleh kelompok C. Siklus I Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kedua untuk rata-rata aktivitas positif siswa masih tergolong kategori cukup. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa skor ideal untuk keseluruhan aktivitas positif adalah kelompok A dan kelompok B 176 sedangkan kelompok C 160, sedangkan skor ideal untuk masing-masing akivias positif adalah kelompok A dan kelompok B 44 sedangkan kelompok C 40. Untuk kelompok A dan kelompok B skor perolehan secara keseluruhan adalah 98 dengan persentase 55,68% dan kelompok C skor perolehan secara keseluruhan sama yaitu 93 dengan persentase 58,13%. Skor aktivitas positif tertinggi diperoleh oleh kelompok C. Pada tabel 2 hasil pengamatan terhadap aktivitas negatif siswa tergolong cukup. Untuk kelompok A aktivitas negatif secara keseluruhan memperoleh skor 40 dengan persentase 45,46%, kelompok B skor perolehan 46 dengan persentase 52,57%. Sedangkan kelompok C skor perolehan 37 dengan persentase 46,25%. Aktivitas negatif paling banyak dilakukan oleh kelompok B. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama masih tergolong cukup dengan perolehan skor 22 atau 61,11%. Pada pertemuan kedua sudah ulai mengalami peningkatan dengan perolehan skor 28 atau 77,78% sedangkan skor idealnya adalah 36. Sementara rata-rata hasil belajar siswa yg diperole pada pretest adalah 27,76 dan mengalami peningkatan pada ulangan harian 1 sebesar 60,25%. Siklus II Pertemuan Pertama Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, media pembelajaran 4
berupa kartu, soal-soal evaluasi, pengamatan kerja kelompok. Tindakan Pertemuan kedua penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober 2012. Pelajaran ekonomi di kelas X3 di mulai pukul 13.15 – 14.45 (alokasi waktu 2 x 45 menit). Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama, mangalami peningkatan dari sikus I. untuk rata-rata aktitas positif siswa masih tergolong kategori tinggi. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa skor ideal untuk keseluruhan aktivitas positif adalah 176, sedangkan skor ideal untuk masing-masing akivias positif adalah 44. Untuk kelompok A, skor perolehan secara keseluruhan adalah 137 dengan persentase 77,83%. Pada tabel 20 dapat dilihat skor tertinggi diperoleh oleh kelompok A. Untuk kelompok B skor perolehan 130 dengan persentase 73,86 dan kelompok C skor perolehan 124 dengan persentase 70,46%. Pada tabel 2 hasil pengamatan terhadap aktivitas negatif siswa tergolong sangat kurang Untuk kelompok A aktivitas negatif secara keseluruhan memperoleh skor 14 dengan persentase 15,91%, kelompok B skor perolehan 17 dengan persentase 19,32%. Sedangkan kelompok C skor perolehan 11 dengan persentase 12,5%. Aktivitas negatif paling banyak dilakukan oleh kelompok B. Siklus II Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan kedua untuk rata-rata aktivitas positif siswa sudah mengaami peningkatan menjad tergolong kategori sangat tinggi. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa skor ideal untuk keseluruhan aktivitas positif adalah 176, sedangkan skor ideal untuk masing-masing akivias positif adalah 44. Untuk kelompok A skor perolehan secara keseluruhan yaitu 156 dengan persentase 88,64%. dan kelompok B skor perolehan secara keseluruhan adalah 151 dengan persentase 85,8% dan kelompok C skor perolehan secara keseluruhan yaitu 150 dengan persentase 85,23%. Skor aktivitas positif tertinggi diperoleh oleh kelompok A.
Pada tabel 2 hasil pengamatan terhadap aktivitas negatif siswa tergolong sangat rendah. Untuk kelompok A aktivitas negatif secara keseluruhan memperoleh skor 4 dengan persentase 4,55%, kelompok B skor perolehan 5 dengan persentase 7,96%. Sedangkan kelompok C skor perolehan 7 dengan persentase 5,69%. Aktivitas negatif paling banyak dilakukan oleh kelompok B. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama perolehan skor 31 atau 86,11%. Pada pertemuan kedua perolehan skor 32 atau 88,89% sedangkan skor idealnya adalah 36. Hasil ulangan harian siswa sebesar 78,76. Refleksi Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sudah mengarah ke pembelajaran kooperatif secara lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi siswa meningkat dari 38,96% pada siklus I pertemuan pertama 56,50 pada siklus I pertemuan kedua, sedangkan pada siklus II pertemuan pertama meningkat 74,05 dan meningkat pada siklus II petemuan kedua menjadi 86,56. Hal ini juga terjadi pada aktivitas negatif siswa yang mengalami penurunan. Pada siklus I pertemuan pertama sebesar 63,75% dan mengalami penurunan pada siklus I pertemuan kedua sebesar 47,99%, sedangkan pada siklus II pertemuan pertama menurun menjadi 15,91% dan menurun pada siklus II pertemuan kedua sebesar 6,06%. Meningkatnya rata-rata hasil belajar siswa per indikator. pada pretes (tes kemampuan awal) hasil belajar siswa per indikator tergolong rendah, karena pada tiap-tiap indikator belum ada yang mencapai KKM. Sementara rata-rata hasil belajar keseluruhan sebesar 27,76. Pada ulangan harian 1, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada indikator pertama persentase pencapaian sebesar 80,81%. Sementara rata-rata hasil belajar siswa keseluruhan sebesar 60,25. Hal ini sudah mengalami peningkatan. Dan pada ulangan harian 2, rata-rata hasil belajar per indikator tergolong tinggi. Karena hanya 1 indikator saja yang rendah, sementara hasil belajar pada indikator yang lain, mengalami peningkatan yang tinggi. Rata-rata hasil belajar
secara keseluruhan pada ulangan harian 2 adalah sebesar 78,67. PEMBAHASAN Hasil penelitian pada silus I dan II ditemukan bahwa dengan penerapan metode cooperative tipe make a match pada pelajaran ekonomi kelas X3 SMA Negeri 9 Padang menyebabkan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran meningkat.aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran pada penelitian ini yaitu, berdiskusi dengan kelompok mengerjakan latihan, melengkapi catatan dan menjawab pertanyaan. Sebaliknya dengan aktivitas yang kurang relevan pada saat proses pembelajaran berlangsung mengalami penurunan. Adapun aktivitas yang kurang relevan dengan pembelajaran yaitu, izin keluar kelas, bermain HP. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga merupakan suatu bentuk keterlibatan atau pengalaman siswa secara langsung dengan pembelajaran. Hal ini seiring dengan dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 45) bahwa belajar paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Berdasarkan aktivitas masing-masing siswa itu ternyata berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Hasil belajar akan meningkat apabila aktivitas positif meningkat dan aktivitas negatif menurun. Sebaliknya semakin sedikit aktivitas belajar positif dan banyak aktivitas negatif maka nilainya tidak memuaskan. Peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar siswa merupakan hasil yang diperoleh ketika guru menerapkan metode pembelajaran cooperative tipe make a match. Penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran juga menentukan keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Pada metode pembelajaran cooperative tipe make a match setiap siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh metode ini memberikan kesempatan pada siswa untu lebih mudah berdiskusi dengan pasangan, mengerjakan latihan, melengkapi catata dan menjawab pertanyaan. Penurunan aktivitas negatif ini disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas 5
siswa yang relevan. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa yang terlibat dalam proses pembeajaran sudah mampu melaksanakan aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran sehingga memberikan pengaruh positif pada siswa yang melakukan aktivitas yang kurang relevan untuk mengikuti aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa aktivitas siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, namun masih terdapat kendala yang perlu diperhatikan yaitu penerapan metode pembelajaran cooperative tipe make a match membutuhkan keterampilan guru dalam mengorganisasikan dan mengelola kelas, serta mempertahankan pusat perhatian siswa. Pemanfaatan metode pembelajaran yang berbeda akan lebih menunjang peningkatan hasil belajar siswa, metode pembelajaran cooperative tipe make a match adalah salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang belajar menggunakan metode cooperative tipe make a match dengan pokok bahasan kelangkaan, masalah pokok ekonomi, dan sistem ekonomi. Saran Dalam proses pembelajaran guru diharapkan menjadikan metode pembelajaran Cooperative Tipe Make A Match sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada indikator mendeskripsikan pengertian kelangkaan, mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan penyebab kebutuhan manusia tidak terbatas , Mendeskripsikan perbedaan masalah pokok ekonomi klasik dan modern , mendeskripsikan barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi, Mengidentifikasi pengertian dan ciri-ciri biaya peluang, menunjukkan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila 6
melakukan produksi di bidang lain, Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam sistem ekonomi, mendeskripsikan ciri-ciri, kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa. Maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran ekonomi maupun pelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara ------------------------- . 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dimyati & mudjiono.2002. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dan
Lie, Anita. 2009. Cooperative learning. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Slameto. 2010. Belajar dan Faktor -faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Nusamedia. Sudjana, nana.2009. Penilaian hasi proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka