UPAYA PENGEMBANGAN BAHASA CIREBON MELALUI PENYIAPAN GURU PROFESIONAL H. ABDUL ROZAK GURU BESAR UNSWAGATI CIREBON
Disampaikan pada Saresehan Prakongres Basa Cirebon, 3-4 Desember 2012 1. PENGANTAR Pelestarian bahasa dearah perlu ditangani dengan sebaik-baiknya dan dilakukan dengan cara yang benar. Sementara ini penanganannya cenderung menggunakan jalan pintas. Inisiatif pelestarian pada umumnya diambil alih oleh pemerintah daerah dengan dorongan dan dukungan dari para tokoh yang mempunyai kepedulian terhadap keberadaan dan pengembangan bahas daerah. Dengan demikian kesan kepedulian ditampakkan oleh pemerintah daerah. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Cirebon memiliki fungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah. Kedudukan ini perlu diperjuangkan dengan sepenuh hati. Kepedulian kita terhadap bahasa daerah harus makin ditampakkan.
Kedudukan ini dapat dimunculkan pada saat menggunakan
dalam berkomunikasi sehari-hari di antara pemakai. Bahasa hanya hidup dalam penggunaan oleh para pemakianya. Ia akan punah dengan sendirinya sejalan dengan hilangnya komunikasi sehari-hari untuk kepentingan para pemakainya. Secara hukum bahasa Cirebon memiliki hak hidup yang sama dengan bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan penjelasan UndangUndang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahasa (daerah) Cirebon akan dihormati dan dipelihara oleh negara termasuk pemerintah pusat ataupun daerah. Dengan memerhatikan fungsi bahasa Cirebon dan penjelasan Undang-Undang dasar 1945 tersebut dapat dipahami bahwa untuk pembinaan dan pengembangan bahasa Cirebon memerlukan strategi yang tepat. Strategi yang tepat itu, bahasa Cirebon dimaknai secara imperatif harus diproteksi baik secara mekanik maupun secara organik.
1
Proteksi bahasa Cirebon secara mekanik - biasanya bersifat birokratik, teknik organisasi, dan teknik struktural. Kesadaran penggunaan bahasa Cirebon yang instruktif tentu saja dapat berjalan selama ada pengawasan. Kebijakan mekanik ini memunculkan keterpaksaan dan seadanya, menghilangkan daya kreatif. Apa yang terjadi pada tingkat pendidikan dasar pembelajaran bahasa Cirebon tidak membawa pengaruh signifikan terhadap keinginan para siswa menggunakan bahasa Cirebon sehari-hari. Proses pembelajaran yang kurang kreatif, salah satu di antaranya sebagai penyebabnya. Pembelajaran sebagai sistem memerlukan dukungan yang memadai. Kompetensi guru yang berkualitas, sesuai dengan standar yang ditentukan pemerintahmelalui PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU 2. STANDAR KOMPETENSI GURU Pertama, Kompetensi Pedagodik. (1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. (3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. (4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik., (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran., (6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki., (7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. (8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. (9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. (10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kewajiban guru sehari-hari berkomunikasi dengan siswa yang beragam kondisinya. Tujuan utama berkomunikasi adalah terjadinya saling memahami di antara peserta peristiwa komunikasi. Kedua, Kompetensi Kepribadian. (1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. (2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat. 2
(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. (4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. (5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ketiga, Kompetensi Sosial.(1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. (3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. (4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Keempat, Kompetensi Profesional. (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Segala yang berhubungan dengan bahasa Cirebon harus dikuasai. Hal itu berhubungan dengan tugas guru yang paling utama, yaitu mencerdasakan para siswanya. Guru mata pelajaran bahasa Cirebon berkewajiban mencerdaskan siswanya berbahasa Cirebon dengan baik dan benar. Media pencerdasan itu adalah materi ajar yang menarik minat siswa untuk memelajarinya. Pilihan-pilihan materi guru sangat menentukan dan pilihan itu hanya dapat dilaksanakan jika guru memiliki banyak sediaan. Pilihan guru tentu saja harus diarahkan agar sesuai dengan harapan. Kurikulum yang disusun dengan komprehensif dan bervisi ke depan harus disiapkan dengan kematangan. Penyusunan kurikulum harus melibatkan para pakar bahasa Cirebon, pakar pendidikan, dan unsur pemerintah yang mempunyai kebijakan di bidang itu. Kurikulum disusun berdasarkan kriteria yang memberikan kemampuan kepada anak didik menjalani hidup lebih baik. Kempetensi bahasa Cirebon itu harus menjadikan anak didik mempunyai kemampuan hidup lebih baik. Kurikulum yang memberikan peluang kepada para guru menghidupinya. Guru yang memberikan 3
makna pada kurikulum itu, bukan para penyusun dan para siswa sangat ditentukan oleh kompetensi gurunya. Kualitas lulusan siswa bergantung pada kualitas para gurunya. Oleh karena itu, penjagaan bahasa Cirebon perlu dilakukan secara bersamasama dengan niat tulus memajukan daerah dan bahasanya serta memberikan karakter pada masyarakat Cirebon sehingga mempunyai ciri berbeda dengan masyarakat lainnya. 3. PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA CIREBON Salah atu cara terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menyiapkan guru profesional yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar yang ditentukan pemerintah.
Penyiapan
melalui
pendidikan
dan
pengajaran
ini
dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kualitas. Penyelengaaraan program studi bahasa daerah bukan hal yang mudah. Beberapa kendala harus dipikirkan solusinya. 1. Peminat prodi bahasa daerah tidak banyak. Jurusan pendidikan bahasa Sunda di IKIP dikategorikan ke dalam jurusan langka. Penamaan ini karena jumlah mahasiswanya sangat terbatas. Semua mahasiswa mendapat ikatan dinas, sistem ini dijalankan untuk menarik mahasiswa masuk ke dalam jurusan ini dengan jaminan setelah lulus mereka akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang berada di Jawa Barat. Jumlah mahasiswa tidak mengganggu
penyelenggaraan
pendidikan
dan
pengajaran
karena
ditanggung oleh pemerintah. Jika hal ini terjadi pada perguruan tinggi swasta akan sangat berat untuk diteruskan. Dana yang terbatas pada PTS akan menghilangkan keberlangsungan program studi ini. Oleh karena itu, dana harus disiapkan pemerintah untuk dibantukan kepada PTS yang membuka program studi Bahasa Cirebon. 2. Jaminan lulusan. Mahasiswa prodi pendidikan bahasa Cirebon telah terjamin masa depannya. Mereka telah mengetahui ke mana setelah lulus. Hal ini penting untuk menarik minat calon mahasiswa. Lapangan kerja lulusan prodi pendidikan bahasa Cirebon terbatas wilayah (Cirebon Kabupaten Cirebon, dan Indramayu) dan tingkat satuan pendidikannya (tingkat pendidikan dasar). Kondisi ini perlu dukungan dan jaminan sejak mereka mengikuti pendidikan pada semester pertama sampai dengan lulus. Pemerintah, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, harus menyiapkan 4
bea siswa berkelanjutan. Pemerintah daerah (Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu) menyiapkan tempat bagi lulusan program studi ini. Sejak awal harus ada perjanjian. Lembaga penyelenggara program studi tidak dibebankan dalam hal pendanaan dan penyaluran lulusan. 3. Kuota mahasiswa. Pemerintah provinsi dan pemerintah daerah harus bersepakat menentukan kuota mahasiswa atas dasar kebutuhan guru bahasa Cirebon. Penghitungkan kebutuhan bukan dalam jangka satu tahun. Harus empat atau delapan tahun ke depan. 4. Pembukaan program studi pendidikan bahasa Cirebon dilakukan seseuai dengan kebutuhan pemenuhan guru bahasa Cirebon. Oleh karena itu, tidak perlu dibuka secara khusus dengan meminta izin penyelenggaraan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Permintaan izin harus memenuhi persyaratan yang cukup berat terutama tuntutan sumber daya manusia (dosen). Setiap prodi harus mempunyai 6 orang dengan kualifikasi akademik strata dua (magister) sesuai dengan bidang studi yang diminta izinnya. Bagaimana kita dapat menyediakan 6 orang magister lulusan pendidikan bahasa Cirebon. Oleh karena itu, jalan yang dapat ditempuh adalah dengan membuka konsentrasi pendidikan bahasa Cirebon yang berada di bawah pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Kurikulum yang akan disiapkan 30 % tentang basa Cirebon dari keseluruhan kurikulum yang
reguler.
Mahasiswa
yang
disiapkan
memiliki
kompetensi
mengajarkan bahasa Cirebon mendapatkan mata kuliah minor. Mereka tetap mempunyai kemampuan mengajarkan bahasa Indonesia. Pembukaan konsentrasi tidak memerlukan izin, cukup dengan melaporkan kepada Dirjen Dikti. Adapun dosen dapat mengacu pada salah satu pasal UU No. 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, yaitu Setiap orang yang
memiliki keahlian dan/atau prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi Dosen sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (Paragraf 1, Pengangkatan dan PenempatanPasal 69). Celah ini akan dimanfaatkan untuk merekrut tenaga dosen. Tentu saja mekanismenya akan ditanyakan kepada pihak otoritas. Setidaknya ada peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemeliharaan dan pengembangan bahasa Cirebon.
5
4. RENCANA KURIKULUM DAFTAR MATA KULIAH PROGRAM MINOR PENDIDIKAN BAHASA CIREBON UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CPI113 CPI109 CPI106 CPI107 CPI110 CPI111
MATA KULIAH PROGRAM MAYOR (S1) [3] Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Agama Islam Kultur dan Kepribadian Ilmu Alamiah Dasar (PLH) Bahasa Inggris Mantik (Logika) Etika Komunikasi
8
CPI112
KKN-PPM
9 10 11 12
CPI301 CPI302 CPI303 CPI304
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
CPI245 CPI202 CPI203 CPI204 CPI246 CPI247 CPI248 CPI249 CPI250 CPI227 CPI251 CPI252 CPI226 CPI229
27 28 29 30
CPI215 CPI216 CPI407 CPI408
NO.
KODE
[1]
[2]
1 2 3 4 5 6 7
CPI114
SKS
KODE
[4]
[5]
MATA KULIAH PROGRAM MINOR (S1) [6]
SKS [7]
3 3 2 2 2 3 15
Jumlah A Mata Kuliah Keahlian 1. Kependidikan Pengantar Pendidikan Perkembangan Peserta Didik Pengelolaan Pendidikan Profesi Kependidikan Jumlah B.1 2. Keilmuan Bahasa Pengantar Linguistik Fonologi Morfologi 1 Morfologi 2 Sintaksis 1 Sintaksis 2 Wacana Semantik Pragmatik Psikolinguistik Sosiolinguistik Teori Belajar Bahasa Analisis Kesalahan Berbahasa Bahasa Bantu Jumlah B.2 3. Keilmuan Sastra Sejarah Sastra Teori Sastra Apresiasi Puisi Apresiasi Prosa Fiksi
Babad Cirebon
2
Etika Kecirebonan (Busana dan Tatakrama)
2
Fonologi Bahasa Cirebon Morfologi Bahasa Cirebon 1 Morfologi Bahasa Cirebon 2 Sintaksis Bahasa Cirebon 1 Sintaksis Bahasa Cirebon 2 Wacana Bahasa Cirebon Semantik Bahasa Cirebon
2 2 2 2 2 2 2
Sejarah Kesusastraan Cirebon
2
Puisi Jawa Cirebon Prosa Fiksi dan Foklor Jawa
3 3
3 2 2 2 9 2
2 2 2 2 2 2 14
2
6
31 32
CPI409 CPI234
33 34 35 36 37 38 39 40
CPI210 CPI211 CPI212 CPI504 CPI502 CPI230 CPI231 CPI503
41 42 43 44 45 46 47 48
CPI601 CPI401 CPI602 CPI402 CPI403 CPI404
Apresiasi Drama Esai dan Kritik Sastra
Jumlah B.3 1. Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Menyimak Berbicara Membaca Menulis Korespondensi Retorika Resensi Penulisan Populer Jumlah B.4 2. Keahlian Metodologi Pembelajaran Telaah Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia Pengembangan Materi Ajar
CPI603 CPI604
Pengajaran Mikro
CPI405 CPI406 CPI237 CPI701 CPI702 CPI244
55 56 57 58
CPI811 CPI812 CPI813 CPI814
59 60 61 62
CPI821 CPI822 CPI823 CPI824
3
3 3 3 3 2 2 2 3 21
Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Strategi Belajar Mengajar Sastra Evaluasi Pendidikan Bahasa Indonesia Penyusunan Buku Ajar
49 50 51 52 53 54
2 4
Cirebon Drama Jawa Cirebon
4 4
Jumlah B.5 3. Keahlian Penelitian Penelitian Pendidikan Pengantar Statistika Pedoman Penulisan Skripsi Metode Kajian Bahasa Metode Kajian Sastra Penulisan Skripsi Jumlah B.6 1. Keahlian Kecakapan Hidup Pilihan 1 Presenter 1 Presenter 2 Presenter 3 Presenter 4 Pilihan 2 Seni Peran 1 Seni Peran 2 Seni Peran 3 Seni Peran 4 Pilihan 3
3 2 3 2 2 6 18
3 3 3 3 3 3 3 3
7
Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa Cirebon Perencanaan Pengajaran Bahasa Cirebon Pengembangan Materi Ajar Bahasa Cirebon Strategi Belajar Mengajar Bahasa Cirebon Strategi Belajar Mengajar Sastra Cirebon Evaluasi Pendidikan Bahasa Cirebon Penyusunan Buku Ajar Bahasa Cirebon
3 3 3 3 3 3 3
63 64 65 66
CPI831 CPI832 CPI833 CPI834
67 68 69 70
CPI841 CPI842 CPI843 CPI844
Penulisan Naskah 1 Penulisan Naskah 2 Penulisan Naskah 3 Penulisan Naskah 4 Pilihan 4 Penyuntingan 1 Penyuntingan 2 Penyuntingan 3 Penyuntingan 4
3 3 3 3 3 3 3 3 12 97
Jumlah B.7 Total
50
5. PENGHUJUNG Berniat baik akan selalu terahkan dengan baik. Berbagi gagasan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Cirebon adalah jalan menuju kebaikan yang harus dikerjakan dengan cara yang baik. Jalan menuju itu tidak selalu lurus, banyak kelokan yang meminta ketegasan dan kehati-hatian kita menanggapinya dan menyikapinya. Bersama-sama bekerja cita-cita ini akan dapat terlaksana. Yen keyeng pasti pareng. Aja gagal maning.
Cirebon, 1 Desember 2012.
8