perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN TUGAS AKHIR
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJADI PT. INKA (PERSERO) MADIUN
Rizqi Arini Dosnita R.0009084
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir dengan judul : Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja di PT.INKA (Persero) Madiun Rizqi Arini Dosnita, NIM : R.0009084, Tahun : 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari……………. Tanggal…………..………….
Pembimbing I Harninto, dr., MS,SP.Ok ............................................. Pembimbing II Srihartati H., Dra., Apth., SU NIP. 19490709 197903 2 001
.............................................
Penguji Putu Suriyasa,dr., MS, Sp., PKK,Sp.Ok NIP. 194881105 198111 1 001
…………………………….
Surakarta, .......................................
Tim Tugas Akhir
Ketua Prodi D.III Hiperkes & KK
Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes. NIP. 19540505 198503 2 001
Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP. 19650706 198803 1 002
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN Tugas Akhir dengan judul : Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. INKA (Persero) Madiun
Rizqi Arini Dosnita, NIM : R0009084, Tahun : 2012
Telah disahkan oleh pembimbing perusahaan
Pada Hari ........... Tanggal ........... 2012
Pembimbing Perusahaan I
Pembimbing Perusahaan II
Syafir Syafar
Anna Retnowati
Mengetahui, Manager Pemeliharaan dan K3LH
Drs. Suharyoko
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PT. INKA (PERSERO) MADIUN Rizqi Arini Dosnita*) , Harninto*), dan Sri Hartati*) Tujuan: Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan yang dilakukan PT. INKA (Persero) dalam melakukan pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran tentang program pelayanan kesehatan kerja dalam upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan kerja dan observasi. Hasil: Program pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan PT. INKA (Persero) Madiun dalam mencegah penyakit yang sering diderita tenaga kerja meliputi program promotif, program preventif, program kuratif dan program rehabilitatif. Program promotif dan preventif di PT. INKA (Persero) dikelola oleh Departemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang kegiatannya meliputi pemeriksaan kesehatan karyawan, menyediaan APD, Pengelola Gizi Kerja, Pengukuran lingkungan kerja, Penyediaan kotak P3K, Pengadaan pelatihan umum dan pelatihan PPPK. Sedangkan program kuratif dan rehabilitatif dikelola oleh Departemen Personalia yang kegiataanya meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja, dengan memberikan fasilitas pelayanan kesehatan,seperti poliklinik, tenaga medis, dan alin sebagainya. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa penyakit yang sering diderita tenaga kerja dapat dicegah melalui program pelayanan kesehatan kerja. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan kerja sudah memenuhi Permenaker RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, akan tetapi sebaiknya perlu mengoptimalkan agar dapat menangani masalah Kesehatan Keselamatan Kerja terutama dalam mengidentifikasi masalah penyakit akibat kerja dan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Kata Kunci
*)
: Program Pelayanan Kesehatan Kerja, Pencegahan Penyakit
Prodi Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE ATTEMPT OF PREVENTING THE DISEASES FREQUENTLY SUFFERED FROM BY THE WORKERS THROUGH WORK HEALTH CARE PROGRAM IN PT. INKA (PERSEO) MADIUN Rizqi Arini Dosnita*), Harninto*), and Sri Hartati*) Objective: To find out the health care program the PT. Inka (Persero) Madiun holds in preventing the diseases frequently suffered from by the workers. Method: The research was done using a descriptive method to give a description of work health care program in the attempt of preventing the diseases frequently suffered from by the workers. The data derived from result of interview with those relevant to the problem of work health care and observation. Result: The health care service program held by PT. Inka (Persero) Madiun in preventing the frequently suffered from by the workers was through promoting, preventing, curing and rehabilitating programs. Promoting and preventing programs in PT. INKA (Persero) were managed by the Work Health Safety Department and Biological Environment (K3LH) the activities of which included employee health examination, APD provision, Work Nutrition Manager, Work Environment Measurement, First Aid Kits Provision, general training and PPPK training organization. Meanwhile the curing and rehabilitating programs were managed by the Personnel Department, the activities of which included work health care implementation, by giving health care facility, such as policlinic, physicians, and etc. Conclusion: It could be concluded that the diseases frequently suffered from by the workers could be prevented through work health care program. The implementation of work health care activity had met the RI’s Permenaker No.03/MEN/1982 about Work Health Care, but, it should be optimized in order to cope with the problems of Work Safety and Health particularly in identifying the problems of work-induced disease and the diseases frequently suffered from by the workers. Keywords: Work Health Care Program, Disease Prevention
*)
Hiperkes and Work Safety Diploma III Study Program, Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, karunia,kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta penyusunan laporan Magang dengan judul “Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. INKA (Persero) Madiun” Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu jurusan Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik secara material dan spiritual kepada penulis. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan laporan ini. 2. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III HIPERKES dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Harninto, dr., MS,Sp.Ok selaku pembimbing I dalam penulisan laporan ini. 5. Ibu Sri Hartati H., Dra., Apth., SU selaku pembimbing II dalam penulisan laporan ini. 6. Bapak Suharyoko, selaku Manager Pemeliharaan dan K3LH PT.INKA (Persero) yang telah mermberikan izin untuk pelaksanaan magang. 7. Bapak Syafril Syafar, selaku Asisten Manager Unit Pemeliharaan dan K3LH PT. INKA dan pembimbing magang yang telah memberikan dukungan selama menulis melaksanaan kegiatan magang. 8. Ibu Ana Retnowati, selaku Staf Fungsional K3LH PT.INKA (Persero) yang paling berperan banyak dalam membimbing dan mengarahkan selama penulis magang serta telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan ini. 9. Bapak Sugeng Budi, selaku staf K3LH Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. INKA (Persero). 10. Bapak Yanto, selaku staf K3LH Bidang Lingkungan Hidup selaku pembimbing PT. INKA (Persero). 11. Bapak Bambang, Ibu Retno, Ibu Dyah, Ibu Subijati, dr. Aviv, mbak Habibah dan rekan-rekanya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah membimbing dan membantu penulis dalam mendapatkan informasi. 12. Seluruh staf bagian K3LH dan seluruh karyawan PT. INKA (Persero).
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Ibunda Tjatur Arimurti dan ayahanda Sodiq Anshori tercinta yang telah mendidik dan senantiasa membimbing serta doa–doa yang tulus dan dukungan selama ini. Serta kasih sayang yang tiada henti. 14. Teman–teman angkatan 2009 Program Diploma III HIPERKES dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang masih berjuang untuk mencapai kelulusan semoga tetap semangat dan jangan putus asa. 15. Sahabatku Mas Wahyu, Aya, Mega, Mita, Mbak Fitri dari ITS, Mbak Nining, Mbak Ika dan teman-teman PKL terima kasih atas bantuan, saran dan kebersamaannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih baik. Dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan doa tulus yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu untuk mencapai hasil yang lebih baik penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan demi perbaikan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan bagi penulis khususnya. Untuk menambah wawasan dalam mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan demi kemajuan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 22 Juni 2012 Penulis,
Rizqi Arini Dosnita
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... ABSTRAK .................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR DIAGRAM................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. BAB I
i ii iii iv v vii viii ix x xi
PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Perumusan Masalah ................................................................ C. Tujuan Magang ....................................................................... D. Manfaat Magang .....................................................................
1 1 3 3 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... A. Tinjauan Pustaka..................................................................... B. Kerangka Pemikiran ...............................................................
5 5 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ A. Metode Penelitian ................................................................... B. Lokasi Penelitian .................................................................... C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ..................................... D. Sumber Data ........................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... F. Pelaksanaan ............................................................................ G. Analisa Data ...........................................................................
34 34 34 34 35 35 36 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... A. Hasil Penelitian ....................................................................... B. Pembahasan ............................................................................
37 37 63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... A. Simpulan ................................................................................. B. Saran .......................................................................................
76 76 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN
82
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar dan Petunjuk Pemakaian Obat P3K PT. INKA ......................... 52
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 33
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
Grafik 1. Grafik 2. Grafik 3. Grafik 4. Grafik 5. Grafik 6.
Morbiditas Penyakit bulan Juli 2011 ................................................ 38 Morbiditas Penyakit bulan Agustus 2011 ......................................... 39 Morbiditas Penyakit bulan September 2011 .................................... 39 Morbiditas Penyakit bulan Oktober 2011 ........................................ 40 Morbiditas Penyakit bulan November 2011 .................................... 40 Morbiditas Penyakit bulan Desember 2011 ..................................... 41
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 23. Lampiran 24. Lampiran 25.
Surat Keterangan Ijin Magang Surat Keterangan Magang Jadwal Kegiatan Magang Denah Layout Lokasi PT. INKA Peta Kotamadya Madiun Struktur Organisasi Pembagian Tugas Personil Unit Fasilitas Kebijakan K3 Peraturan Umum K3LH dan Petunjuk Umum K3LH Pembagian Tugas K3LH Layout Produksi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Prosedur Umum Pertolongan Pertama Prosedur Umum Kotak P3K Layout Poliklinik Isi kotak P3K Sertifikat Hyperkes Kartu Penderita Polinka Laporan Mordibitas Polinka bulan Juni-Desember 2011 Prosedur Alat Pelindung Diri Daftar Menu Jasaboga Pergantian biaya pengobatan Restitusi Kartu Pelayanan Kesehatan Wawancara Pihak Perusahaan Wawancara di Poliklinik PT. INKA (POLINKA)
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari suatu aktivitas. Aktivitas sehari-hari atau pekerjaan sangat membutuhkan kondisi kesehatan secara prima. Selama bekerja, tenaga kerja memainkan peran baik yang terkait dengan fisik jasmani maupun mental spiritualnya. Kerja otak sangat menguras tenaga secara cepat. Hubungan psikosomatik akan mempengaruhi lancar tidaknya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini selaras dengan semboyan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula”. Dalam suatu perusahaan pasti juga tidak terlepas dari tenaga kerja. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya
yang
bertujuan
agar
pekerja/masyarakat
pekerja
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan 3 (tiga) komponen utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen tertentu akan menghasilkan kesehatan kerja yang optimal (Suma’mur, 1996).
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Penyakit akibat dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat diakibatkan
oleh
pemaparan
terhadap
lingkungan
pekerjaannya.
Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang melebihi 40 jam/minggu dapat menimbulkan berbagai penyakit. Apabila tidak ada perlindungan bagi tenaga kerja tersebut
atau
tidak
ada
pencegahan terhadap kemungkinan pemaparan terhadap faktor-faktor lingkungan yang melebihi nilai batas, hal ini dapat berakibat timbulnya penyakit atau kecelakaan akibat kerja. Pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.03/MEN/1982 bertujuan untuk memberikan bantuan kepada tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan,
meningkatkan
kesehatan
badan,
kondisi
mental
dan
kemampuan fisik tenaga kerja, pengobatan dan perawatan serta bagi tenaga kerja yang menderita sakit (Punky.W,2002) PT. INKA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya melakukan proses pembuatan kereta api. Dari serangkaian proses produksi yang dikerjakan, banyak terdapat faktorfaktor maupun potensi-potensi akibat kerja dan bahaya yang sangat besar, serta dapat mengancam kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.Oleh karena itu agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta derajat dan produktivitasnya menjadi optimal maka sudah semestinya perusahaan menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja yang memadai sesuai dengan Permenakertrans RI No. 03/MEN/1982, yaitu bahwa setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
tenaga kerja berhak mendapat pelayanan kesehatan kerja dan pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Bennet dan Rumondang Silalahi,1995).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis dapat mengambil rumusan masalah meliputi : 1. Bagaimana program pelayanan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja? 2. Apakah program pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan oleh PT. INKA sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja dalam usaha untuk mencegah penyakit yang sering diderita tenaga kerja?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penyakit apakah yang sering diderita tenaga kerja di PT. INKA. 2. Untuk mengetahui bagaimana program pelayanan kesehatan kerja dalam upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja di PT. INKA (Persero) 3. Untuk mengetahui apakah program pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan
oleh
PT. INKA (Persero) telah
commit to user
sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Permenakertrans RI No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja di PT. INKA (Persero). 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam dan menambah wawasan,pengetahuan
serta
pengalaman
tentang
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja. 3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang bermanfaat bagi program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan kuliah dari pembekalan pengetahuan di bangku perkuliahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Berdasarkan
Undang-undang
No.
1
Tahun
1970
tentang
Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1), yang dimaksud dengan “Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya” sebagaimana diperinci dalam pasal 2; “Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagianbagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.” Sedangkan pada pasal 2 ayat (1), tertulis “Yang diatur oleh Undang- undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, didalam tanah, dipermukaan air maupun diudara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia”. Setiap tempat kerja selalu mempunyai faktor risiko kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja sangat mengganggu operasi perusahaan apabila tidak mengambil
langkah
pengendalian
yang
memadai.
Bagi
pekerja,
kecelakaan dan sakit akibat kerja sangat merugikan dan dapat menimbulkan penderita, tidak hanya bagi pekerja itu sendiri tapi juga bagi
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
keluarganya terutama jika kecelakaan atau penyakit akibat kerja tersebut sampai mengakibatkan cacat tetap atau kematian (Syukri Sahab, 1997) Untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, perlu diidentifikasi sumber bahaya
yang ada di tempat kerja dan
dievaluasi tingkat risikonya serta dilakukan pengendalian yang memadai. Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja (Syukri Sahab, 1997). Bahaya-bahaya tersebut berasal dari: a. Pekerjaan di lingkungan bising. b. Pekerjaan dengan atau lingkungan kerja mengandung radiasi. c. Pekerjaan
dengan
atau
lingkungan
kerja
mengandung
gelombang elektromagnetik. d. Pekerjaan di lingkungan suhu tinggi. e. Pekerjaan di lingkungan suhu rendah. f. Pekerjaan di lingkungan dengan tekanan tinggi atau pekerjaan di bawah air. g. Pekerjaan dengan ketinggian. h. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan dengan penerangan tinggi. i. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan dengan getaran tinggi. j. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan debu. k. Pekerjaan menggunakan bahan baku antara lain logam berat (Pb, Hg, Mn, Cd, Ni, Cn, Zn,Al).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
l. Pekerjaan menggunakan gas atau lingkungan yang mengandung gas, mist, fume. m. Pekerjaan di lingkungan kadar oksigen rendah. n. Pekerjaan menggunakan solvent (pelarut organic). o. Pekerjaan menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3). 2. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran serta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum (Suma’mur, 1996). Status kesehatan seseorang, dapat ditentukan oleh 4 faktor yakni : a. Lingkungan,
berupa
lingkungan
fisik
(alami,
buatan);
kimia
(organic/anorganik, logam berat, debu); biologic (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan) b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku. c. Pelayanan kesehatan: promotif, prefentif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi. d. Genetik, yang merupakan faktor bawaan tiap manusia. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit- penyakit umum (Suma’mur, 1996). Tujuan pemberantasan
utama
kesehatan
penyakit-penyakit
kerja dan
adalah
pencegahan
kecelakaan
akibat
dan kerja,
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan menambah semangat serta kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya- bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri (Suma’mur, 1996). Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi : 1) Kesehatan Kuratif Kesehatan kuratif adalah menekan seminimal mungkin angka basen karena sakit, serta memperpendek lamanya sakit. 2) Kesehatan Preventif Kesehatan preventif merupakan upaya untuk mencegah tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan dan penyakit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
3) Kesehatan rehabilitative Pengamanan bahaya oleh karena proses produksi yang mungkin berakibat kepada tenaga kerja maupun masyarakat luas 4) Kesehatan promotif Penyesuaian diantara tenaga kerja dan pekerjaanya dengan tujuan kegairahan dan efisiensi kerja. Kesehatan kerja menurut (Syukri Sahab, 1997) meliputi segala upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja dan penyakit lainnya pada tenaga kerja. Tujuannya adalah agar tenaga kerja di tempatkan pada pekerjaan
yang sesuai dengan
kemampuan
fisik
dan
mentalnya
sehingga setiap tenaga kerja berada dalam keadaan sehat dan sejahtera pada saat ia mulai bekerja sampai selesai masa baktinya. Kesehatn kerja dilaksanakan pada komunitas tenaga kerja melalui upaya kesehatan kerja yang meliputi upaya pengobatan, upaya pencegahan penyakit umum maupun penyakit akibat kerja, pengobatan kepada tenaga kerja yang sakit serta rehabilitasi tenaga kerja yang cacat akibat kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber- sumber bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya menurut (Syukri Sahab, 1997) berasal dari : a) Bangunan, peralatan dan instalasi. b) Bahan. c) Proses. d) Cara kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
e) Lingkungan kerja yang terdiri atas faktor lingkungan fisik, kimia, biologi, faal kerja/ergonomik dan psikologi. Kesehatan kerja yang merupakan bagian yang spesifik dari segi kesehatan umumnya, lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan
kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya
kesehatan. Tujuan kesehatan kerja menurut (Suma’mur, 1996) adalah : (1) Agar masyarakat bekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani, pelayan, pekerja bebas dan sebagainya) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial (2) Agar efisiensi kerja dan produktivitas para karyawan meningkat sehingga akan meningkatkan pula produktivitas perusahaan. Melalui upaya kesehatan kerja akan terwujud tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya dan keluarganya serta masyarakat luas. Tenaga kerja tidak saja diharapkan sehat dan produktif selama masa kerjanya tapi juga sesudah masa kerja berakhir, sehingga ia dapat menjalani masapensiun dan hari tuanya tanpa diganggu oleh berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan maupun lingkungan kerja pada waktu masih aktif bekerja (Syukri Shahab, 1997). Program
kesehatan
kerja
menurut
ketrampilan
untuk
pengembangan kesehatan kesehatan oleh dokter perusahaan dan membutuhan pengetahuan yang luas serta pengalaman yang cukup dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
bidang kesehatan kerja. Dalam bukunya (Siswanto. A, 1991) di paparkan mengenai program kesehatan kerja yang dimaksud di atas adalah : (a) Pemeriksaan kesehatan kerja. (b) Diagnosa dan pengobatan penyakit umum maupun khusus. (c) Monitoring atau evaluasi tempat kerja secara berkala melalui pengukuran (d) Pengamanan bahaya bahan kimia di tempat kerja. (e) Latihan dan pendidikan tentang kerja yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. (f) Pengadaan oleh alat pelindung diri oleh perusahaan dan pemanfaatan serta pemeliharaan alat tersebut oleh tenaga kerja. (g) Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja. (h) Penelitian epidemiologis untuk mengevaluasi dampak lingkungan kerja. (i) Mengevaluasi secara berkala evektifitas dari program kesehatan kerja yang telah dilaksanakan. (j) Usaha lain, masalnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana yang diselenggarakan oleh perusahaan. Pada hakikatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu: a. Kapasitas kerja tergantung pada skill, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, usia, ukuran tubuh, dan motivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
b. Beban kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa fisik, mental, dan sosial. c. Beban tambahan dari lingkungan kerja Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang mengakibatkan beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya kesehatan yang ada di tempat kerja, bahaya yang dapat menimbulkan dampak pada pekerja. Dampak dapat berupa : 1) Gangguan kesehatan umumnya bersifat kronis 2) Penyakit akibat kerja maupun kematian 3) Produktiviatas menurun 3. Gangguan Kesehatan Menurut
(Suma’mur, 1996) agar seorang
tenaga kerja
ada
dalam keserasian sebaik-baiknya yang berarti dapat terjamin dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor-faktor, yaitu: a. Beban kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban kerja bisa berupa beban fisik, mental, atau sosial baik ringan, sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
atau berat tergantung jenis pekerjaan. Menurut (Syukri Sahab, 1997) beban kerja dapat menyebabkan kelelahan. Kelelahan yang terjadi bisa kelelahan fisik maupun kelelahan mental yang berlebihan, maka beban kerja pada seorang pekerja disesuaiakn dengan kemampuannya. Menurut (Suma’mur, 2009) tenaga kerja memiliki kesamaan yang berlaku umum yaitu mereka memiliki keterbatasan hanya mampu untuk memikul beban sampai suatu tingkat tertentu. Prinsip ini yang mendasari maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat pula. Atau dengan lebih tegas pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang tersehat pula. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocockan pengalaman, pengetahuan, keahlian, keterampilan, motivasi, sikap kerja, dan lain-lain sebagainya. b. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang menyebabkan beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Beban ini akan menambah beban kerja yang dapat langsung dari pekerjaan yang sebenarnya. Faktor-faktor penyebab beban tambahan ada lima menurut (Suma’mur, 2009) yaitu: 1) Faktor fisik, yaitu penerangan, suhu udara, kelembaban, getaran, radiasi, tekanan udara. 2) Faktor kimia, yaitu gas, uap, debu kabut, fume, asap, awan, cairan dan benda padat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3) Faktor fisiologis, yaitu konstruksi mesin, sikap dan cara kerja. 4) Faktor biologi, yaitu virus, bakteri, jamur. 5) Faktor mental psikologis, yaitu suasana kerja, hubungan antar pekerja, hubungan antara pekerja dengan atasan. 4. ISPA sebagai Penyakit yang sering diderita Tenaga Kerja Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis bawah
seperti
laryngitis,
serta
saluran
pernafasan
bagian
bronchitis, bronchiolitis dan pneumonia,
yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2008). Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan- keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala- gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat
dapat
jatuh
dalam
keadaan kegagalan
pernafasan
dan
mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernafasan (Depkes RI, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
5. Penyebab ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
disebabkan oleh beberapa
golongan kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam. Pada ISPA atas 90-95% penyebabnya adalah virus. Di negara berkembang, ISPA bawah terutama pneumonia disebabkan oleh bakteri dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetella dan korinebakterium, sedang di negara maju ISPA bawah disebabkan oleh virus, miksovirus, adenivirus, koronavirus, pikornavirus dan herpesvirus (Parker, 1985 dalam Putranto, 2007). 6. Klasifikasi ISPA Menurut (Depkes RI tahun 2008), klasifikasi dari ISPA adalah : a. Ringan (bukan pneumonia) Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telinga berair. b. Sedang (pneumonia sedang) Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan (adentis servikal). c. Berat (pneumonia berat) Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
7. Gejala ISPA Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan hidung. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Akhirnya terjadi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat. Infeksi dapat menjalar ke paruparu, dan menyebabkan sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (Halim, 2000). Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai gejala yang berbeda yang pada dasarnya ditimbulkan oleh iritasi, kegagalan mucociliary transport,
sekresi
lendir yang berlebihan dan penyempitan saluran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
pernafasan. Tidak semua penelitian dan kegiatan program memakai gejala gangguan pernafasan yang sama. Misalnya untuk menentukan infeksi saluran pernafasan, WHO menganjurkan pengamatan terhadap gejalagejala, kesulitan bernafas, radang tenggorok, pilek dan penyakit pada telinga dengan atau tanpa disertai demam. Efek pencemaran terhadap saluran pernafasan memakai gejala-gejala penyakit pernafasan yang meliputi radang tenggorokan, rinitis, bunyi mengi dan sesak nafas (Robertson, 1984 dalam Purwana, 1992). Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti bahwa kadar debu berasosiasi dengan insidens gejala penyakit pernafasan terutama gejala batuk. Di dalam saluran pernafasan, debu yang mengendap menyebabkan oedema mukosa dinding saluran pernafasan sehingga terjadi penyempitan saluran. Menurut (Putranto, 2007) faktor yang mendasari timbulnya gejala penyakit pernafasan : a. Batuk Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat adalah jika terjadi rangsangan pada bagian-bagian peka saluran pernafasan, misalnya trakeobronkial, sehingga timbul sekresi berlebih dalam saluran pernafasan. Batuk timbul sebagai reaksi refleks saluran pernafasan terhadap iritasi pada mukosa saluran pernafasan dalam bentuk pengeluaran udara (dan lendir) secara mendadak disertai bunyi khas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
b. Dahak Dahak terbentuk secara berlebihan dari kelenjar lendir (mucus glands) dan sel goblet oleh adanya stimuli, misalnya yang berasal dari gas, partikulat, alergen dan mikroorganisme infeksius. Karena proses inflamasi, di samping dahak dalam saluran pernafasan juga terbentuk cairan eksudat berasal dari bagian jaringan yang berdegenerasi. c. Sesak nafas Sesak nafas atau kesulitan bernafas disebabkan oleh aliran udara dalam saluran pernafasan karena penyempitan. Penyempitan dapat terjadi karena saluran pernafasan menguncup, oedema atau karena sekret yang menghalangi arus udara. Sesak nafas dapat ditentukan dengan menghitung pernafasan dalam satu menit. d. Bunyi mengi Bunyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernafasan yang turut diobservasikan dalam penanganan infeksi akut saluran pernafasan. 8. Diagnosa ISPA Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura (Halim, 2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi bukan pneumonia maka diagnosisnya adalah batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau penyakit non pnemonia lainnya (Halim, 2000). Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindari, asal saja pekerja dan pimpinan perusahaan ada kemauan baik untuk men cegahnya. Tentu perundang-undangan tidak akan ada faedahnya, apabila pimpinan perusahaan tidak melaksanakan ketetapan- ketetapan perundang-undangan itu, juga apabila para pekerja tidak mengambil peranan penting dalam menghindarkan
gangguan-gangguan
kesehatan
tersebut (Suma’mur,
1996). Menurut (Bennet Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995) langkahlangkah ke arah pencegahan penyakit akibat kerja antara lain kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit akibat kerja dan megatur tata cara pencegahan. Manajemen harus sadar bahwa peningkatan produktivitas kerja sangat erat kaitannya dengan efisien dan prestasi kerja.Kedua hal tersebut tidak terlepas dari tenaga kerja yang sehat, selamat, dan sejahtera. Jadi, peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus didukung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
oleh lingkungan yang sehat. Sedangkan tata cara pencegahan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Subtitusi Bahan-bahan berbahaya atau terbukti dapat menyebabkan penyakit secara cepat atau lambat harus ditukar dengan yang lebih aman. 2) Isolasi Mengisolasi proses yang bising atau pencampuran bahan atau larutan yang menimbulkan gas berbahaya 3) Ventilasi Penyedotan Kipas penghisap atau exhaust fan pada tempat-tempat tertentu dipasang agar gas yang berbahaya terhisap keluar dan ditukar dengan udara bersih. Misalnya, tempat parker di lantai bawah tanah harus dilengkapi dengan exhaust fan. 4) Ventilasi umum Tempat-tempat bekerja bagi tenaga kerja seperti tempat pengemasan atau dapur produksi harus dilengkapi dengan ventilasi umum untuk memudahkan peredaran udara. 5) Alat Pelindung Alat- alat yang melindungi tubuh atau sebagian dari tubuh wajib pakai oleh tenaga kerja, misalnya topi pengaman, masker respirator (alat pernafasan), kacamata, sarung tangan, pakaian kerja dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
6) Pemeriksaan kesehatan prakarya Setiap tenaga kerja harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan kesehatan umum dan khusus untuk menginderakan kelemahan masingmasing. 7) Pemeriksaan kesehatan berkala Pemeriksaan ini perlu mengidera sendiri mungkin apakah faktor-faktor penyebab penyakit sudah menimbulkan gangguan atau kelainan. 8) Pemeriksaan kesehatan khusus Tenaga kerja yang menunjukan gejala yang dicurigai ada kaitannya dengan lingkungan kerjanya harus dikirim ke poliklinik spesialis untuk menjalani pemeriksaan khusus. Langkah seperti ini sangat membantu tenaga kerja itu sendiri atau manajemen. 9) Penerangan prakarya Sebelum tenaga kerjabekerja, terlebih dahulu harus menjalani induksi atau perkenalan pada lingkungan pekerjaan dan semua pearturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Langkah seperti ini biasanya
menimbulkan
rasa
berhati-hati
dan
meningkatkan
kewaspadaan. 10) Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja Pendidikan ini dijalankan oleh setiap mandor (foreman), penyelia, anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
dan ahlinya. Kemudian mereka mendidik tenaga kerja dalam praktek manufaktur yang baik dan kesehatan kerja. Pemeriksaan kesehatan para pekerja sering mengungkapkan adanya bahaya kesehatan di tempat kerja, sehingga memerlukan evakuasi dan perawatan lingkungan lebih lanjut. Pemeriksaan seperti itu mempunyai arti epidemiologis yang penting dalam evakuasi tersebut. Pemeriksaan kesehatan kerja ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980 (Pungky W, 2002) tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja yang meliputi : a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima untuk melakukan pekerjaan, antara lain: 1) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat terjamin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam Undangundang No. 1 tahun 1970, harus mengadakan pemeriksaan kesehatan sebelun kerja. 3) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeriksaan kesehatan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bila mungkin) dan laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. 4) Untuk
pekerjaan-pekerjaan
tertentu
perlu
dilakukan
pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul. 5) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja yang menjamin penempatan tenaga kerja sesuai dengan kesehatan dan pekerjaan yang akan dilakukannya dan pedoman tersebut mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh direktur. 6) Pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dibina dan dikembangkan
mengikuti
kemampuan
perusahaan
dan
kemajuan kedokteran dalam keselamtan kerja. 7) Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter, tidak ada keraguan-raguan maka perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
b) Pemeriksaan kesehatan berkala Pemeriksaan
kesehatan
berkala
adalah
pemeriksaan
kesehatan pada waktu- waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter. 1) Pemeriksaan
kesehatan
berkala
dimaksudkan
untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan. 2) Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali, kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan Perlindungan Tenaga Kerja. 3) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan kebutuhan menurut jenis- jenis pekerjaan yang ada. 4) Pedoman pemeriksaan kesehatan dikembangkan mengikuti kemampuan perusahaan dan kemajuan kedokteran dan keselamatan kerja. 5) Dalam hal ditemukan kelainan atau gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada pemeriksaan berkala, pengurus wajib mengadakan
tindak
lanjut untuk memperbaiki kelainan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja. 6) Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yang luas, maka pelayanan kesehatan di luar perusahaan dapat dimanfaatkan oleh pengurus menurut keperluan. 7) Dalam
melaksanakan
kewajiban
pemeriksaan
kesehatan
berkala, direktur jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja dapat menunjuk satu atau beberapa Badan sebagai penyelenggara yang akan membantu perusahaan yang tidak mampu melakukan sendiri pemeriksaan kesehatan berkala. c) Pemeriksaan kesehatan khusus Pemeriksaan
kesehatan
khusus
adalah
pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu, meliputi: 1) Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu. 2) Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap: Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 (dua) minggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
a) Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun atau tenaga kerja wanita dan renaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu. b) Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai
gangguan-gangguan
kesehatannya
perlu
dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan. 3) Pemeriksan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan- keluhan diantara tenaga kerja, atau atas pengamatan Pegawai Pengawas Keselamtan dan Kesehatan Kerja, atau atas penilaian Pusat Bina Hiperkes dan Balai-balainya atau atas pendapat umum masyarakat. 4) Terhadap
kelalaian/gangguan
yang
disebabkan
akibat
pekerjaan dan ditemukan pada pemeriksaan khusus ini berlaku ketentuan Asuransi Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan atau health service adalah upaya yang diselenggarakan
oleh
suatu
organisasi
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, memulihkan
kesehatan
perorangan,
keluarga,
kelompok
maupun
masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982 (Pungky W, 2002) tentang pelayanan kesehatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
kerja. Pelayanan kesehatan adalah suatu usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan: 1) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama pekerjaan dengan tenaga kerja. 2) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. 3) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja. 4) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit. Sedangkan tugas pokok pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982, meliputi: a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. b) Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja. c) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja. d) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi air. e) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk keshatan tenaga kerja. f) Pencegahan
dan
pengobatan
terhadap
penyakit akibat kerja. g) Pertolongan pertama pada kecelakaan.
commit to user
penyakit
umum
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
h) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas pertolongan pertama pada kecelakaan. i)
Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
j) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. k) Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya. l) Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus. Menurut (Suma’mur, 1996) adanya dokter perusahaan sangat bermanfaat untuk kesehatan pekerja perusahaan. Dokter dalam perusahaan membantu pengusaha dalam seleksi pekerja-pekerja untuk pekerjaan tertentu, meninggikan keadaan kesehatan pekerja-pekerja, penempatan yang tepat dari seorang pekerja sesuai dengan kesehatan jasmani dan rohaninya, P3K, pengobatan dan perawatan terhadap penyakit-penyakit mendadak, meninggikan kesehatan lingkungan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya. Dokter-dokter perusahaan agak lain dari dokter praktek umum yang hanya memeriksa orang sakit dan mengobatinya. Selain itu dokter perusahaan harus mengadakan pencegahan penyakit umum, penyakitpenyakit akibat kerja dan kecelakaan, harus menjalankan kedokteran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
konstruktif, juga harus menjalankan usaha-usaha preventif untuk masyarakat tertutup antara lain dengan imunisasi. Untuk itu, dokter perusahaan harus mengetahui proses produksi dan unit-unit operasinya dalam perusahaan, jenis pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan dalam perusahaan (Suma’mur, 1996). Setiap petugas kesehatan dan keselamatan kerja harus dibantu oleh seorang paramedic hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. Tugas utamanya adalah memelihara hygiene perusaahaan, mendeteksi gejala penyakit akibat kerja dan mengambil langkah-langkah pertolongan atau penanggulangan pertama. Petugas kesehatan dan keselamatan kerja dan paramedis Hiperkes harus selalu bekerja sama seerat-eratnya di bawah pimpinan ahli kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan. 10. Poliklinik Poliklinik perusahaan dapat menjadi salah satu sub sistem dari manajemen K3 di perusahaan sehingga dua aspek yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja dan pengelolaan lingkungan kerja dapat dilakukan bersama. Berbeda dengan sistem pelayanan kesehatan tenaga kerja khususnya segi kuratifnya. Sesuai undang- undang yang berlaku (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja), poliklinik perusahaan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan kerja harus di bawah tanggung jawab seorang dokter yang telah memenuhi persyaratan yang antara lain telah mengikuti pelatihan Hiperkes bagi dokter perusahaan. Demikian juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
paramedis di poliklinik perusahaan diwajibkan mengikuti pelatihan Hiperkes bagi paramedis perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar poliklinik perusahaan dapat melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat kerja. 11. Program Jamsostek Program Jamsostek, dalam Deklarasi Universal HAM PBB tahun 1948, pasal 25 disebutkan bahwa “Setiap orang berhak mendapat perlindungan akan hari tua, sakit, cacat, menganggur dan meninggal dunia” Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang, sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan, sakit, hamil, hari tua, dan meninggal dunia. Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak bergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan di hari tua maupun keluarganya, bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan belas kasihan dari orang lain. Agar pembiayaan dan manfaat optimal, pelaksanaan program jamsostek dilakukan secara gotong-royong dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit, dan berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Program Jamsostek memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk menjaga harkat dan martabat manusia. Khusus tenaga kerja jika mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Visi PT Jamsostek (Persero) : Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat bagi seluruh peserta. Misi PT Jamsostek (Persero) : a) Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada peserta berdasarkan prinsip Profesionalisme. b) Memperluas cakupan kepesertaan. c) Meningkatkan Budaya Kerja melalui SDM dan penerapan”Good Coorporate Governance”. d) Mengelola dan peserta dengan prinsip kehati-hatian (”Prudent”). Dengan program Jamsostek ini diharapkan dapat memberikan ketenangan dan jaminan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya, serta dapat meningkatkkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang mempekerjakan 10 orang dan membayar gji karyawan sebesar Rp.1.000.000,-/bulan wajib mengikuti program Jamsostek (Depnaker RI, 1997). Program Jamsostek kepersertaannya diatur secara wajib melalui Undang-undang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sedangkan pelaksanaanya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Tahun 1993, Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 05/MEN/1993. Adapun program Jamsostek terdiri dari : a) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) b) Jaminan Hari Tua (JHT) c) Jaminan Kematian (JK) d) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
B. Kerangka Pemikiran Tempat Kerja
Gangguan
Penyakit
Kesehatan
Upaya Pencegahan
Pelayanan Kesehatan Kerja
Program Pelayanan Kesehatan Kerja
1. 2. 3. 4.
Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
PPPK
Poliklinik
1. Jaminan Kecelakaan Kerja 2. Jaminan Hari Tua 3. Jaminan Kematian
Jamsostek
Jaminan Pelayanan Kesehatan
1. RS Rujukan 2. Dokter
Tenaga Kerja
commit to user Sehat dan Selamat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang hanya terbatas pada pengumpulan, pengkajian, dan analisis data dalam bentuk narasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk member gambaran secara jelas dapat mengenai objek penulisan dan data yang diperoleh dipergunakan sebagai bahan penulis laporan.
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Nama Perusahaan : PT. INKA (Persero) Madiun Alamat
: Jl. Yos Sudarso No.17 Madiun Telp. (0351) 452227174 Fax. (0351) 452275
Bagian
: Poliklinik PT. INKA (Persero) ((POLINKA))
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah penyelenggaraan program pelayanan kesehatan di PT. INKA (Persero) dalam upaya mencegah penyakit yang diderita tenaga kerja.
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
D. Sumber Data Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung yaitu dengan mengadakan observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan pihak terkait yang dirasa berkompeten. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari dokumen perusahaan mengenai pelayanan kesehatan di PT. INKA (Persero) dalam peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan literature-literatur dari perpustakaan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain diperoleh dari : 1. Data Primer a. Observasi Penulis memperoleh data dari pengamatan terhadap aktivitas pelayanan kesehatan dalam penanganan masalah kesehatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
b. Wawancara Penulis memperoleh data dengan melakukan interview/wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah pelayanan kesehatan. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumentasi
perusahaan yang
berhubungan dengan masalah pelayanan kesehatan.
F. Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dalam suatu rangakaian kegiatan magang yang dilaksanakan di PT. INKA (Persero) Madiun dari tanggal 7 Februari sampai dengan 5 April 2012, terlampir dalam Lampiran 1. Adapun surat keterangan Magang dan Jadwal kegiatan Magang di PT. INKA (Persero) Madiun terlampir dalam Lampiran 2 dan 3.
G. Analisis Data Berdasarkan
data
yang
diperoleh
kemudian
dibahas
dan
dibandingkan dengan peraturan yang berlaku khususnya Permenakertrans No. PER 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Perusahaan PT. INKA (Persero) Madiun sebagai industri yang bergerak dibidang perhubungan darat khususnya perkeretaapian, mempunyai potensi dan faktor bahaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu PT. INKA (Persero) Madiun harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan kerja yang aman, sehat, efisien, produktif. Mengingat adanya potensi bahaya yang ada di PT. INKA (Persero) agar masalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang disebabkan dari potensi bahaya yang ada dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan pembinaan dan pengawasaan secara menyeluruh dan berkesinambungan dari pihak atau bagian K3LH yang ada di PT.INKA (Persero). Proses produksi di INKA (Persero) dilakukan secara bertahap oleh bagian pengerjaan plat, bagian perakitan, bagian pengecatan, bagian pemasangan komponen, bagian permesinan, bagian interior, dan didukung oleh bagian Quality Control, bagian perencanaan dan pengendalian produksi serta bagian Quality Assurance Layout Proses Produksi dapat dilihat dalam Lampiran 11. Proses produksi yang demikian rumit di PT. INKA (Persero) banyak mengandung faktor bahaya dan potensi bahaya
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
yangg dapat men nyebabkan P Penyakit Akiibat Kerja ddan Kecelakaaan Akibat Kerjaa. 2. Peny yakit yang Seering dideritta oleh Tenaga Kerja Sejauh inni belum diitemukan ad danya penyaakit akibat kerja k yang terdaapat di PT.. INKA (Peersero). Pennyakit yangg sering did derita oleh karyawan adalahh penyakit um mum. Berikut ini i adalah 10 1 penyakit yang seringg diderita teenaga kerja NKA dari bulan b Juli 20 011 sampai menuurut hasil laaporan kunjuungan POLIN Deseember 2011 dapat dilihatt dalam Lam mpiran 19: Grafik G 1. Moorbiditas 10 P Penyakit bullan Juli 20111 YanKess INKA 90 80
Jumlah Angka
70 60 50 40 30 20 10 0
Penyakit
(Sumber: Lap poran Morbiiditas POLIN NKA)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Grafik 2. Morbiditas 10 Penyakit bulan Agustus 2011 YanKes INKA 70
Jumlah Angka
60 50 40 30 20 10 0
Penyakit
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
Grafik 3. Mordibilitas 10 Penyakit bulan September 2011
Jumlah Angla
YanKes INKA 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Penyakit
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Grafik 4. Mordibilitas 10 Penyakit bulan Oktober 2011 YanKes INKA 70
Jumlah Angka
60 50 40 30 20 10 0
Penyakit
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
Grafik 5. Mordibilitas 10 Penyakit bulan November 2011 YanKes INKA 90 80
Jumlah Angka
70 60 50 40 30 20 10 0
Penyakit
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Grafik 6. Mordibilitas 10 Penyakit bulan Desember 2011 YanKes INKA 90 80
Jumlah Angka
70 60 50 40 30 20 10 0 ISPA
Dalam Ge/Diare
Mata
Myalgia
Bedah
Jantung
Saraf
Gigi
Penyakit
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
Dari data pemeriksaan di Poliklinik kunjungan terbanyak berdasarkan jenis penyakit adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) kemudian kunjungan terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan adalah pada divisi fabrikasi. Unit Fabrikasi merupakan unit terbanyak yang diderita tenaga kerja yaitu penyakit ISPA dan salah satu dari divisi atau pembagian pekerjaan yang ada di PT. INKA (Persero) Madiun, adapun divisi Fabrikasi terdiri atas Proses produksi yang meliputi : a. Unit permesinan b. Pengerjaan plat c. Pengelasan dan perakitan (assembling)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Pada lingkungan kerja divisi fabrikasi menghasilkan agen yang bersifat
fisika
contohnya
yaitu
serbu
logam
penggerindaan,
penggergajian, pengelasan atau serbuk kasar lainnya. Faktor penyebab berdasarkan analisal ingkungan kerja divisi fabrikasi adalah sebagai berikut : 1) Faktor Agen (a) Sifat Fisika (1) Keadaan fisik seperti bentuk partikel uap atu gas (2) Ukuran dan density (kepadatan) partikel (3) Bentuk dan kemampuan penetrasi mempengaruhi sifat migrasi (4) Solubility (kelarutan) Partikel tidak larut seperti asbestos dan silica menyebabkan reaksi loKal sedangkan zat yang larut seperti mangan dan berrylium mempunyai efek sistematik. (5) Sifat Higroskopis Partikel higroskopis meningkat ukurannya bila melalui saluran napas bawah. (b) Sifat Kimia (1) Sifat asam/basa, mempunyai efek toksik pada silia, sel-sel dan enzim. (2) Ada kecenderungan zat berkombinasi dengan substansi dalam paru dan jaringan. CO2 dan asam sianida.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
(3) Fibrogenisitis (Sifat menimbulkan fibrosis jaringan) (4) Sifat antigenitis dapat merangsang antibody. 2) Faktor Penjamu (a) Pertahanan Paru Genetik menentukan pengaruh aksi silia, kecepatan bersihan dan fungsi makrofag. (b) Keadaan didapat Obat-obatan,
asap
rokok,
temperature,
dan
alkohol
mempengaruhi fungsi silia dan makrofag (c) Faktor anatomi dan fisiologi mempengaruhi pola pernapasan (d) Keadaan imunologi (e) Respons terhadap suatu agent dipengaruhi oleh alergi, atopi dan jenis jaringan. Faktor penjamu dipengaruhi oleh: umur, jenis kelamin, ras, status gizi, kebiasaan merokok,kebiasaan menggunakan APD. 3) Faktor Lingkungan (a) Arah angin (b) Suhu dan Kelembaban (c) Sistem ventilasi Jika terjadi keluhan tenaga kerja berikut adalah cara pelaporan pelayanan kesehatan kerja yang sudah diatur oleh pihak Personalia yang menangani masalah pelayanan kesehatan kerja jika terjadi penyakit keluhan kerja :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
1) Karyawan yang akan berobat di POLINKA harus menunjukkan Kartu Identitas INKA (KII), Surat Pengantar Berobat yang ditandatangani atasan dan Kartu Berobat (Lampiran 18). 2) Rawat Jalan Tingkat Pertama yaitu termasuk konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan sesuai pelayanan medis dasar. 3) Pelayanan obat DOSR (Daftar Obat Standart Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun) disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan medis dasar. 4) Pelayanan/tindakan medis ringan sampai dengan tindakan darurat terbatas( pertolongan darurat ringan). 5) Pemberian rujukan ke dokter (tidak boleh paramedis kecuali kasus emergency) ke RSU Dr. Soedono apabila diperlukan, yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan/Poli spesialis, rawat inap, rawat darurat, laboratorium, radiologi, dan elektromedik. 3. Upaya pencegahan a. Program Pelayanan Kesehatan Kerja Untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kerja untuk itu PT. INKA (Persero) melakukan Program / Kegiatan harus bersifat komprehensif meliputi 4 program yaitu: 1) Program promotif, berupa : a) Safety talk dan safety meeting. b) Olah raga/senam kesegaran jasmani. c) Program bebas rokok di tempat kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
d) Konsultasi oleh tenaga medis di Poliklinik. e) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam bekerja melalui program 5R. f) Pencatatan dan pelaporan jika terjadi kecelakaan kerja. g) Poster-poster kesehatan kerja. 2) Program preventif, berupa : a) Pemeriksaan laboratorium. b) Pemberian vitamin kepada tenaga kerja. c) Penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri. d) Pemantauan dan perngendfalian lingkungan kerja. e) Pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi. Menu makan siang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, buah dan air minum yang berfariasi dari minggu I, II, III dan IV. Susunan menu dapat dilihat pada daftar lampiran 21. Menu tersebut disusun oleh pengurus kantin. Adapun jadwal makan siang tenaga kerja adalah sebagai berikut: Senin – Kamis : Jam 11.30 – 12.30 WIB Jum’at
: Jam 11.00 -13.00 WIB. PT. INKA (Persero) telah menyediakan air putih dalam kemasan
gallon yang selalu dikontrol setiap hari oleh bagian jasa boga pada setiap unit kerja, sehingga kebutuhan air minum bagi tenaga kerja dapat terpenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Selain itu kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di PT. INKA (Persero) Madiun dalam upaya meningkatkan kesehatan tenaga kerja, maka PT. INKA (Persero) melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Adapun jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah : (1) Pemeriksaan Kesehatan Awal Pemerikasaan kesehatan sebelum kerja ini diselenggarakan pada saat penerima tenaga kerja baru yang akan diangkat sebagai tenaga kerja tetap. Pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak rumah sakit yang ditujuk yauitu RSU dr. Soedono Madiun. Tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal ini dilakukan di RSU dr. Soedono, Madiun. Pada pemeriksaan ini calon tenaga kerja tidak dikenakan biaya apapun. Pemeriksaan kesehatan awal ini termasuk serangakian test yang harus dilalui oleh calon tenaga kerja. Tata cara pemeriksaan tersebut adalah calon tenaga kerja membawa formulir untuk pemeriksaan awal dari bagian Personalia di Devisi Sumber Daya Manusia yang kemudian diserahkan oleh dokter yang memeriksa. Formulir tersebut berisi panggilan terhadap calon tenaga kerja untuk melaksanakan pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan kesehatan adalah kesimpulan tentang sejarah mana kondisi mental, kesehatan jasmani dan kemampuan fisik orang yang diisi kesehatannya memenuhi syarat kesehatan untuk pekerjanya yang dinyatakan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
a. Memenuhi syarat b. Sementara tidak memenuhi syarat c. Tidak memenuhi syarat Hasil pemeriksaan tersebut disimpan sebagai arsip data kesehatan calon tenaga kerja : 1. Wawancara kesehatan (anamneses) 2. Periksa fisik umum (keadaan sakit, kebersihan diri) dan pemeriksaan fisik khusus (berat badan, tinggi badan) 3. Pemeriksaan mental 4. Pemeriksaan laboratorium klinik rutin, terdiri dari : a) Darah rutin b) Urine rutin 5. Pemeriksaan laboratorium klinik khusus, terdiri dari: a) Uji saring Diabetes Millitus b) Uji saring penyakit kardiovaskula : HDL/LDL, Cholesterol c) Uji faal hati : SGOT, SGPT d) Uji faal ginjal : Asam Urat, kreatinin 6. Pemeriksaan sinar tembus dada 7. Pemeriksaan fungsi jantung statis 8. Pengukuran daya penglihatan warna 9. Pengukuran daya tajam penglihatan 10. Pengukuran daya pendengaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
(2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala Pemeriksaan kesehatan berkala ini dilaksanakan tiap satu tahun sekali, dua tahun sekali atau tiga tahun sekali atau tiga tahun sekali yang berdasarkan pada jenis pekerjaan dan tingkat bahaya. Pemeriksaan secara general check-up dilakukan oleh PT. INKA (Persero) dengan menjalin kerja sama dengan Laboratorium Sarana Medika. Laboratorium Saran Medika berkunjung ke PT. INKA (Persero) dan melanjutkan melakukan pemeriksaan khusus ke pegawai organik oleh laboratorium prodia kurang lebih 2 – 3 hari. Adapun jangka waktu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan PT. INKA (Persero) Madiun: a. Jangka 1 (satu) Tahun sekali 1. Para Kepala Bagian, Kepala Departemen, Pejabat Setingkat Devisi dan Direksi Pemeriksaan meliputi a) Wawancara kesehatan (anamneses) b) Pemeriksaan fisik umum c) Pemeriksaan gigi dan mulut d) Pemeriksaan laboratorium klinik rutin, terdiri dari darah rutin dan urine rutin e) Pemeriksaan laboratorium khusus terdiri dari 1) Uji saring Diabetes Millitus 2) Uji saring penyakit kardiovaskuler : HDL/ LDL, Cholestrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
3) Uji faal hati : SGOT, SGPT 4) Uji faal ginjal : asam urat, kreatinin, ureum f) Pemeriksaan sinar tembus dada g) Pemeriksaan fungsi jantung statis h) Pengukuran tajam penglihatan i)
Pengukuran daya penglihatan warna
j) Pengukuran daya pendengaran (1) Welder yang mempunyai masa kerja lebih dari 2 (dua) tahun, dan yang menangani masih aktif bekerja sebagai welder, pegawai bagian komponen interior yang menangani langsung pekerjaan pengecatan, fiber glass dan grit blasting yang mempunyai masa kerja lebih dari 2 (dua) tahun (Pegawai administrative tidak termasuk) Pemeriksaan meliputi seperti tercantum pada a) (1)kecuali pemeriksaan gigi dan mulut dan uji keganasan rahim (bagi wanita usia 40 tahun) b. Jangka 2 (dua) tahun sekali Pegawai INKA di lingkungan Departemen Fabrikasi, Departemen
Finishing,
Bagian
Perakitan
Lokomotif
Div
Manufaktur, Bagian Perawatan Departemen Pemeliharaan, Seksi Transportasi Intern, Bagian Pengendalian Produksi, Departemen Rendal Produksi, yang berusia lebih dari 35 tahun dan mempunyai masa kerja minimal 2 (dua) tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
c. Jangka 3 (tiga) tahun sekali Pegawai PT. INKA di lingkungan Direktorat Teknologi, Direktorat Umum, Direktorat Komersial, Direktorat Keuangan, Departemen Teknologi, Produksi, SP1, PG, Pusat Koordinasi Program, Pusat Logistik, Pusat Quality Anssurance, K3LH, Kantor Perwakilan, Divisi Manufaktur, Departemen Rendal Produksi yang berusia 35 tahun dan mempunyai masa kerja minimal 2 tahun. (3) Pemeriksaan khusus dan Konsultasi Kesehatan Rutin Pemerikasaan ini diselenggarakan bagi tenaga kerja yang mempunyai gejala-gejala gangguan kesehatan pada saat general checkup, tenaga kerja yang sering absen, karena keluhan kesehatan dan tenaga kerja yang hendak dikirim ke luar negeri dalam rangka tugas dinas. Pengajuan pemeriksaan kesehatan khusus diajukan oleh Kepala Departemen yang bersangkutan kepada K3LH dengan tembusan Departemen SDM secara tertulis menggunakan formulir, setelah dianalisis bahwa yang bersangkutan perlu pemeriksaan kesehatan khusus, maka atas persetujuan Direksi, K3LH akan menyampaikan surat panggilan kepada Kepala Departemen yang bersangkutan dengan menggunakan formulir untuk mengirim tenaga kerja tersebut ke dokter Periksa. Hasil dari pemeriksaan akan diberikan kepada Kepala Departemen
untuk
diberitahukan
bersangkutan.
commit to user
kepada
tenaga
kerja
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3) Program Kuratif, Berupa pemberian obat ,PPPK ,Operasi atau pelayanan karyawan berobat jalan dan merujuk ke poliklinik atau rumah sakit lain jika diperlukan. 4) Program Rehabilitatif, Berupa pemberian perawatan bagi karyawan yang kondisi kesehatannya belum stabil sesuai fasilitas yang disediakan perusahaan. 4. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja di PT. INKA (Persero) Madiun didukung dengan beberapa fasilitas, antara lain yaitu : a. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) PT. INKA (persero) menyediakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan. Adapun petugas P3K di PT. INKA (Persero) jika terjadi kecelakaan di serahkan pada bagian K3LH jika pertolongan masih dirasa kurang maka pihak K3LH menyerahkannya ke poliklinik INKA (POLINKA). Tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cidera atau penyakit menjadi lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
lebih lanjut. PT. INKA mempunyai prosedur mutu pertolongan pertama terdapat dalam Lampiran 13. Kesiapan pertolongan lainya adalah kotak P3K berada disetiap ruangan. Kunci dan pengawasan terhadap isi kotak PPPK dipegang oleh kepala bagian atau orang yang ditunjuk pada unit kerja masingmasing.
Kepala
bagian
bertanggungjawab
untuk
melaporkan
ketersediaan obat-obatan untuk PPPK berdasarkan hasil observasi isinya tidak lenggap, kemudian melaporkan kebagian kesejahteraan dan diteruskan ke balai pengobatan yaitu Poliklinik INKA (Polinka) atau SDM untuk ditindaklanjuti. Kelayakan pemakaian obat-obatan PPPK ditentukan oleh petugas K3LH/SDM. Prosedur Umum Kotak P3K terdapat dalam Lampiran 14. Tabel 1. Berikut Daftar dan Petunjuk Pemakaian Obat P3K di PT.INKA : No 1
Nama Obat Analspec
2 3 4 5 6 7 8
Xepare Bioplacenton Isodine/Betadine Rivanol Perban Gulung Plaster Kecil Kapas
9 10 11
Peruntukan Sakit Kepala, Nyeri, Demam, Sakit Gigi Diare Luka Bakar Luka Dangkal Mencuci Luka Menutup Luka Perekat
Ket. Tablet Tablet Cream Cair Cair Kasa
Tidak untuk menutup luka Tensoplast Menutup luka kecil Luka baru Tetes Mata Obat Mata Lihat etiket Balsam Obat Gosok Lihat etiket Adapun prosedur umum tentang pengelolaan pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) dapat dilihat pada kertas Lampiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
13. Kotak P3K berisi obat-obatan untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan terdapat dalam Lampiran 14. Sarana Pertolongan Pertama pada Kecelakaan lainnya juga yaitu alat transportasi. PT. INKA (persero) memiliki satu unit mobil ambulace dan satu unit mobil dinas (mobi rescue). Kegunaan mobil ambulance adalah sebagai fasilitas yang diperuntukkan bagi karyawan yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja dan membutuhkan pengangkutan jarak jauh. Sementara itu, untuk pengangkutan jarak dekat digunakan mobil dinas. b. Poliklinik PT. INKA (persero) memiliki sebuah tempat pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja yaitu berupa poliklinik PT. INKA (persero) atau sering disingkat dengan POLINKA yang buka setiap hari kecuali hari Minggu atau hari libur kerja. POLINKA terbentuk atas kerjasama PT. INKA (persero) dengan RSU dr. Soedono Madiun. Kedudukan RSU dr.Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan apabila terdapat korban kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yang tidak dapat ditangani oleh POLINKA. Jam kerja POLINKA setiap hari Senin - Kamis pukul 09.00 - 11.30 WIB, dengan istirahat pada pukul 11.45 -12.30, untuk hari Jum’at dimulai jam 07.30 – 15.30 sedangkan hari Sabtu POLINKA libur mengikuti hari kerja PT. INKA (Persero).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Ruangan POLINKA terletak didalam lingkungan perusahaan dengan ukuran 16x8 m² ber AC dapat dilihat dalam Lampiran 16, yang terdiri dari 3 ruangan yaitu : 1) Ruangan Tunggu Didalam ruang tunggu terdapat bangku yang berfungsi untuk tempat tunggu pasien berikutnya. Meja dan kursi untuk konsultasi perawat dengan pasiennya, disampingnya ada sebuah lemari untuk penyimpanan dokumen-dokumen yang berupa laporan data penyakit pasien dan kartu untuk pasien. Terdapat juga sebuah timbangan berat badan. 2) Ruang Preventif (Ruang untuk konsultasi dengan dokter) Didalam ruang dokter terdapat meja dan kursi yang lengkap untuk konsultasi antara dokter dengan pasien, terdapat pula sebuah lemari penyimpanan obat. Disamping itu ada bed pemeriksaan lengkap dengan peralatan medis. Serta bangku tunggu pasien dilengkapi TV dan bed dorong untuk pasien yang tidak bias jalan atau mengalami luka serius atau parah. 3) Kamar Mandi Didalam POLINKA dilengkapi kamar mandi yang bersih tersedia sarana mandi, cuci dan kakus (MCK). Disamping kamar mandi terdapat washtafel untuk cuci tangan supaya bersih dan higiene.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
c. Tenaga Medis Tenaga medis yang bekerja di POLINKA terdiri dari seorang dokter umum dan dibantu oleh perawat yang disiapkan oleh pihak RSU dr.Soedono Madiun atas dasar surat perjanjian, sehingga tenaga kerja medis tersebut mendapatkan pelatihan tentang Hiperkes di Perusahaan. Penetapan waktu jaga adalah sebagai berikut : 1) Dokter jaga Setiap hari Senin Kamis pukul 09.00 – 11.30 WIB, sedangkan hari Jum’at dan Sabtu jam 09.30 – 10.00 WIB. Di INKA (Persero) mempunyai 2 dokter jaga. Setiap 2 minggu sekali dokter jaga bergantian bekerja. Dokter tersebut bekerjasama dengan RSU dr. Soedono Madiun dan sudah mempunyai Sertifikat Hiperkes dan Surat Izin Praktek terdapat dalam Lampiran 17. Adapun tugas dokter antara lain yaitu : a) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap tenaga kerja. b) Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja yang berupa pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan khusus. c) Memberikan rujukan pengobatan bagi tenaga kerja ke poliklinik atau rumah sakit rujukan. Tugas dokter tersebut dibantu oleh tenaga medis atau perawat jaga yang selalu stand by setiap jam kerja POLINKA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
2) Perawat Jaga Setiap hari Senin-Kamis jam 07.00-16.00 WIB dengan istirahat jam 11.30-12.30 WIB, sedangkan hari jum’at jam 07.3016.00 WIB dengan instirahat 11.30-13.00 WIB dan Sabtu jam 07.30-11.00. Di INKA (Persero) mempunyai 2 perawat jaga. Setiap 2 minggu sekali perawat jaga bergantian bekerja. Perawat tersebut bekerjasama dengan RSU dr. Soedono Madiun. Tetapi perawat jaga belum mendapatkan sertifikat Hiperkes. Adapun tugas perawat jaga antara lain : a) Membantu pekerjaan dokter sewaktu ada maupun sedang tidak berada di tempat. b) Melayani tenaga kerja yang berobat di POLINKA c) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan. d) Membuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dan laporan bulanan. e) Membuat daftar riwayat setiap tenaga kerja yang pernah berobat di POLINKA pada buku status tenaga kerja. f) Membuat surat keterangan dari dokter. d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam rangka memberikan jaminan kesejahteraan serta ketenangan kerja kepada tenaga kerja dan keluarganya yang diharapkan dapat meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
PT. INKA (Persero) telah mengikutsertakan semua pekerja dalam program wajib Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKK) dan Jaminan Hari Tua (JHT). Sedangkan untuk Jaminan Pelayanan Kesehatan PT. INKA (Persero) melaksanakan secara mandiri bekerja sama dengan dokter keluarga dan RSU dr. Soedono. 1. Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kecelakaan Kerja adalah jaminan yang diberikan kepada tenaga kerja peserta jamsostek apabila yang bersangkutan mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Ruang lingkup JKK yaitu mulai perjalanan berangkat dari rumah menuju ke tempat kerja, selama di lokasi pekerjaan dan dalam perjalanan kembali pulang ke rumah dan termasuk perjalanan pulang pergi ke lokasi dinas luar. PT. INKA (Persero) memberikan jaminan kecelakaan kerja dengan memotong sebesar 1,27 % dari gaji pokok untuk tabungan. 2. Jaminan Kematian Hak yang diberikan kepada ahli waris tenaga kerja apabila meninggal dunia diluar hubungan kerja berupa santunan yang di ambil sebesar 0,3% dari gaji pokok untuk tabungan. 3. Jaminan Hari Tua Jaminan kesejahteraan karyawan dan atau keluarganya dalam bentuk pembayaran berkala seumur hidup atau pembayaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
secara sekaligus. Hak atas program Jaminan Hari Tua besarnya dihitung berdasar perhitungan aktuaria dari akumulasi Dana Peserta dan atau Nilai Tunai dari akhir masa kepesertaan serta asuransi yang meliputinya. Sedangkan jumlah tabungan diperoleh adalah 3,7 % dari perusahaan dan 2 % dari tenaga kerja. 4. Jaminan Pelayanan Kesehatan Karyawan dan keluarga karyawan berhak mendapat Jaminan Pelayanan Kesehatan . PT. INKA melaksanakan secara mandiri bekerja sama dengan dokter keluarga dan RSU dr. Soedono Madiun. Bagi korban yang hanya luka ringan atau sakit dapat langsung ditangani di polinka yang telah tersedia. Jika luka yang diderita cukup parah dan tidak memungkinkan untuk ditangani oleh polinka maka pihak perusahaan sudah memiliki rumah sakit rujukan. Pemberian rujukan ke dokter (tidak boleh paramedis kecuali kasus emergency) ke RSU Dr. Soedono Madiun, Rumah Sakit Nasional Klas B Non Pendidikan milik Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur berdasarkan Peraturan Derah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 22 tahun 1994 tanggal 29 Desember 1994 yang berkedudukan di jalan Dr.Sutomo No. 59 Madiun yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan/Poli spesialis, rawat inap, rawat darurat, laboratorium, radiologi, dan elektromedik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Adapun jenis Pelayanan Kesehatan yang mendapat Restitusi antara lain terdapat dalam Lampiran 22,yaitu : a) Rawat jalan peserta di luar karisidenan Madiun b) Rawat jaln tingkat lanjutan peserta diluar wilayah madiun (atau rujukan dokter keluarga) c) Rawat jalan karyawan yang sakit saat dinas d) Rawat jalan atau rawat inap karena kecelakaan kerja e) Rawat inap bagi karyawan atau keluarga yang dilakukan di luar RSU dr. Soedono f) Persalinan di luar RSU dr. Soedono g) Prothesa gigi h) Kaca mata i) Pelayanan Keluarga Berencana bagi karyawan dan keluarga di luar jaringan RSU dr. Soedono j) Imunisasi dasar anak di luar RSU dr. Soedono Restitusi diajukan dengan bukti-bukti pembayaran yang sah dan paling lambat 2 bulan sejak bukti pembayaran tersebut dikeluarkan dan ketentuan bila melebihi masa tersebut hak restitusi gugur dengan sedikitnya.Mungkin saksi sebagai cara alternatif untuk mencari sebagai jawaban penyebab dari kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung saat terjadinya kecel;akaan. Penyelidikan kecelakaan kerja ini bertujuan sebabsebab kecelakaan sehingaa dapat ditentukan langkah apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
dapat diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa supaya tidak terulang kembali. PT. INKA memberikan Jaminan Pelayanan Kesehatan dalam bentuk sebagai berikut: 1) Pemeriksaan kesehatan awal, khusus, dan berkala. 2) Rawat jalan tingkat pertama 3) Rawat jalan tingkat lanjutan/rawat inap 4) Persalinan 5) Pengobatan dan perawatan gigi 6) Kacamata dan bingkainya 7) Alat bantu pendengaran akibat kerja 8) Pemakaian prothese dan orthese akibat kerja 9) Pengobatan kosmetik akibat kecelakaan kerja 10) Keluarga Berencana 11) Imunisasi, vaksinasi dan perawatan bersifat preventif Pelayanan kesehatan yang bersifat emergency atau sedang hari libur atau sedang melaksanakan perjalanan dinas . Maka karyawan atau keluarganya dapat langsung menggunakan Instansi pelayanan kesehatan terdekat atas biaya sendiri yang akan diganti oleh perusahaan. Pergantian biaya pengobatan tercantum dalam Lampiran 25 dan dapat membawa kartu pelayanan kesehatan sesuai dengan dokter yang dicantumkan di kartu pelayanan kesehatan tersebut Seperti pada Lampiran 23.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
e. Upaya Perlindungan Tenaga Kerja Usaha yang dilakukan PT. INKA (Persero) Madiun untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, yaitu dengan memberikan gaji yang memadai dan memberikan berbagai fasilitas kesejahteraan kepada tenaga kerjanya yang meliputi: 1. Monitoring dan Pengukuran Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja merupakan kontaminasi bahan kimia di tempat kerja yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Divisi fabrikasi merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. PT. INKA telah menyediakan pilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Namun kesadaran pemakaian masker akan pentingnya kesehatan masih kurang. Monitoring lingkungan kerja berupa monitoring kebersihan seperti penyediaan air bersih serta saluran lingkungan. Untuk monitoring ini PT. INKA (Persero) melakukannya setahun sekali dan hasilnya akan segera dilaporkan untuk mendapat perbaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Berikut adalah hasil pengukuran yang dilakukan PT. INKA guna mencegah terjadinya penyakit keluhan tenaga kerja di unit fabrikasi : a. Debu Hasil pengukuran debu personal dapat disimpulkan bahwa di unit fabrikasi yang diukur tidak melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan. b. Suhu dan Kelembaban Panas di lingkungan kerja PT. INKA (Persero) dapat berasal dari berbagai sumber seperti mesin, proses produksi, kurangnya sistem ventilasi, jarak penataan mesin yang kurang longgar, desain bagunan, dan letak antara bangunan yang berdekatan sehingga aliran udara di sekitar bangunan terhambat. Hasil pengukuran suhu di unit fabrikasi sudah sesuai dengan suhu nikmat yang dianjurkan. Sedangkan kelembaban di unit fabrikasi masih rendah, sehingga perlu dicari penyebabnya dan dipantau untuk tindakan pengendalian. 2. Fasilitas kerja berupa : APD (prosedur dalam Lampiran 20), kamar mandi ganti pakaian, kamar mandi toilet, locker tenaga kerja, air minum dalam kemasan gallon disetiap unit tempat kerja dan penyemprotan nyamuk, serangga, ataupun hewan yang menggangngu lainnya dengan fogging/sprayer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
3. Biaya kesehatan yang meliputi biaya perawatan rumah sakit dan bersalin, bagi karyawati dan istri karyawan yang tetap. Biaya kecelakaan dan asuransi pada karyawan yang terjadi saat karyawan sedang menjalankan tugas akan dibiayai sepenuhnya oleh perusahaan dan karyawan telah diasuransikan sehingga ada jaminan terhadap keselamatan jiwanya. Poliklinik untuk karyawan dapat memeriksa kesehatannya kepada dokter keluatga sebagai fasilitas kesehatan disediakan secara gratis. 5. Pemberian intensif bonus, tunjangan akhir hari raya, jaminan hari tua dan santunan duka cita tenaga kerja. Cuti tenaga kerja, jenis cuti meliputi Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Haid/Bersalin atau Gugur Kandungan, Cuti Penting dan Cuti diluar tanggungan perusahaan 6. Kegiatan pelayanan kesehatan yang telah terlaksana di PT. INKA (Persero) telah dibuat laporan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan setiap bulan sekali kepada pihak K3LH dan SDM. Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit berdasarkan keluhan karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang berobat.
B. Pembahasan Kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
diakibatkan oleh pekerjaan. Oleh karena perlu upaya khusus untuk mencegah hal tersebut, antara lain : 1. Program Pelayanan Kesehatan Kerja PT. INKA telah menerapkan perencanaan maupun pengembangan institusi
pelayanan
dalam
satu
kerangka
sistem
rujukan
yang
berkesinambungan. Dan telah memenuhi tindakan kuratif, preventif, promotif, dan rehabilitative. Hal ini sesuai Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang tentang Kesehatan pasal 2 (poin 12,13,14,dan 15) yaitu pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan kesehatan kuratif, dan pelayanan
kesehatan
rehabilitatif.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja PT. INKA (Persero) telah menyediakan fasilitas berbagai macam pelayanan, yaitu Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, Poliklinik, Pemeriksaan Kesehatan, Tenaga Medis, Rumah Sakit Rujukan serta Jaminan Sosial bagi tenaga kerja. Pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya telah berjalan dengan baik sehingga membantu karyawan dan keluarganya dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER 03/MEN/1982 pasal 3 ayat 1 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja disebutkan bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
a. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) Pertolongan pertama yang dilakukan PT. INKA telah sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan pasal 2 (g) maka dapat diketahui bahwa salah satu tugas pelayanan kesehatan adalah memberi pertolongan pertama kepada karyawan yang mengalami kecelakaan. PT. INKA (Persero) telah menyediakan kotak PPPK yang berisi obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama yang cukup digunakan dalam jangka waktu 3 bulan disetip unit kerja. Pendidikan dan latihan untuk tenagakerja mengenai PPPK telah dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan training tanggap darurat. Hal tersebut membuktikan bahwa PT. INKA (Persero) telah melaksanakan tugas pokok pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan, pasal 2 huruf g mengenai tugas pokok Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. Akan tetapi isi kotak P3K belum sesuai dengan lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No : Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan terdapat dalam Lampiran 15. Selain itu terdapat alat transportasi sebagai pertolongan pertama.PT. INKA (persero) memiliki satu unit mobil ambulace dan satu unit mobil dinas (mobil rescue). Guna membantu karyawan jika terjadi kecelakaan yang akan dibawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
ke Poliklinik ataupun Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan Peraturan MENTERI
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
RI
No.
PER.
15/MEN/VII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja pasal 8 ayat (1) huruf c mengenai fasilitas P3K alat evakuasi sdan alat transportasi, meliputi pasal 11 huruf b mengenai mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan untuk pengangkutan korban. b. Poliklinik PT. INKA (persero) memiliki sebuah tempat pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja yaitu berupa poliklinik PT. INKA (persero) atau sering disingkat dengan POLINKA yang buka setiap hari kecuali hari Minggu atau hari libur kerja. POLINKA terbentuk atas kerjasama PT. INKA (persero) dengan RSU dr. Soedono Madiun. Kedudukan RSU dr.Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan apabila terdapat korban kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yang tidak dapat ditangani oleh POLINKA. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja pasal 3 ayat 2 yang menyatakan bahwa Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi. c. Pemeriksaan Kesehatan Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di PT. INKA (Persero) Madiun dalam upaya meningkatkan kesehatan tenaga kerja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
maka PT. INKA (Persero) melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan denga pasal 2 (a) yaitu tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. 1) Pemeriksaan Sebelum Bekerja : Pemerikasaan kesehatan sebelum kerja ini diselenggarakan pada saat penerima tenaga kerja baru yang akan diangkat sebagai tenaga kerja tetap. Pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak rumah sakit yang ditujuk yauitu RSUP dr. Soedono Madiun. Tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal ini dilakukan di RSU dr. Soedono, Madiun. Pada pemeriksaan ini calon tenaga kerja tidak dikenakan biaya apapun. Pemeriksaan kesehatan awal ini termasuk serangakian test yang harus dilalui oleh calon tenaga kerja. Tata cara pemeriksaan tersebut adalah calon tenaga kerja membawa formulir untuk pemeriksaan awal dari bagian Personalia di Devisi Sumber Daya Manusia yang kemudian diserahkan oleh dokter yang memeriksa. Formulir tersebut berisi panggilan terhadap calon tenaga kerja untuk melaksanakan pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan kesehatan adalah kesimpulan tentang sejarah mana kondisi mental, kesehatan jasmani dan kemampuan fisik orang yang diisi kesehatannya memenuhi syarat kesehatan untuk pekerjanya. Hal ini telah sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja pasal 2 (3) yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. 2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala : Pemeriksaan kesehatan berkala ini dilaksanakan tiap satu tahun sekali, dua tahun sekali atau tiga tahun sekali atau tiga tahun sekali yang berdasarkan pada jenis pekerjaan dan tingkat bahaya. Pemeriksaan secara general check-up dilakukan oleh PT. INKA (Persero) dengan menjalin kerja sama dengan Laboratorium Sarana Medika. Sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja pasal 3 (4) yaitu Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan kebutuhan menurut jenis-jenis pekerjaan yang ada. 3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus : Pemerikasaan ini diselenggarakan bagi tenaga kerja yang mempunyai gejala-gejala gangguan kesehatan pada saat general check-up, tenaga kerja yang sering absen, karena keluhan kesehatan dan tenaga kerja yang hendak dikirim ke luar negeri dalam rangka tugas dinas. Pengajuan pemeriksaan kesehatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
khusus diajukan oleh Kepala Departemen yang bersangkutan kepada K3LH dengan tembusan Departemen SDM secara tertulis menggunakan
formulir,
setelah
dianalisis
bahwa
yang
bersangkutan perlu pemeriksaan kesehatan khusus, maka atas persetujuan Direksi, K3LH akan menyampaikan surat panggilan kepada
Kepala
Departemen
yang
bersangkutan
dengan
menggunakan formulir untuk mengirim tenaga kerja tersebut ke dokter Periksa. Hasil dari pemeriksaan akan diberikan kepada Kepala Departemen untuk diberitahukan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja pasal 5 (2) yaitu tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu), tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu, dan tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan
tertentu
mengenai
gangguan-gangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan. d. Tenaga Medis Tenaga medis yang bekerja di POLINKA terdiri dari seorang dokter umum dan dibantu oleh perawat yang disiapkan oleh pihak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
RSU dr.Soedono Madiun atas dasar surat perjanjian, sehingga tenaga kerja medis tersebut mendapatkan pelatihan tentang Hiperkes di Perusahaan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatn Kerja pasal 5 yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dipimpin dan dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur. Bagi dokter PT. INKA telah mendapat sertifikat Hiperkes telah sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Koperasi No.Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan, pasal 1 yang berisi setiap perusahaan diwajibkan untuk engirim setiap dokter perusahaanya untuk mendapatkan latihan dalam bidang hygiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja. Sedangkan bagi perawat jaga di PT. INKA (Persero) Belum sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Tenaga Paramedis Perusahaan, pasal 1 yang berisi setiap perusahaan yang mempekerjakan tenag paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang hygiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja. Dikarenakan belum mendapat pelatihan Hiperkes dan belum mendapat sertifikat Hiperkes. e. Rumah Sakit Rujukan Dengan bekerjasama dengan rumah sakit rujukan di RSU dr. Soedono maka PT. INKA (Persero) memperhatikan karyawan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
keluarganya jika POLINKA tidak mampu menangani dan memerlukan pertawatan intensif. Rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan PT. INKA (Persero) sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja pasal 5. f. Upaya Pencegahan Penyakit Keluhan Tenaga Kerja Berdasarkan data yang penulis dapatkan wawancara dengan petugas kesehatan Polinka jenis ISPA yang terbanyak yang diderita oleh pekerja PT. INKA (Persero) Madiun adalah ISPA ringan buak pneumonia namun tidak terdapat data secara rinci berapa banyak jenis ISPA. Karena pencatatan kunjungan morbiditas hanya terbatas pada jenis penyakit ISPA tanpa terperinci jenis ISPA apa saja yang dialami oleh pasien. Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan denga pasal 2 (f) yaitu tentang Pencegahan dan Pengobatan terhadap Penyakit Umum dan Penyakit Akibat Kerja Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA adalah : a) Mengusahakan agar tenaga kerja mempunyai gizi yang baik b) Pada makanan tenaga kerja harus mengandung gizi yang cukup yaitu mengandung cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
c) Bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan mulai upaya memperhatikan lingkungan kerja yang sehat. Alternatif Pemecahan Masalah pada Lingkungan Kerja yaitu kontaminasi bahan kimia di tempat kerja yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikelpartikel udara, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Divisi fabrikasi merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Upaya pencegahan PT. INKA (Persero) telah melakukan pengukuran secara fisika maupun kimia setiap tahun, namun hal ini dirasa kurang. Sebaiknya pengukuran dilakukan secara berkala setiap satu atau tiga bulan sekali dan memberikan pengendaliannya. Selain itu PT. INKA (Persero) menyediakan alat pelindung diri bagi tenaga kerja sesuai dengan PT. INKA telah menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja. Hal ini sudah sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/MEN/1982 (i) tentang Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri yang diperlukan dan Gizi serta Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja. Tetapi kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya alat pelindung diri khususnya masker masih kurang. Dalam melakukan upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja PT. INKA juga melakukan monitoring lingkungan kerja berupa monitoring kebersihan seperti penyediaan air bersih serta saluran lingkungan. Untuk monitoring ini PT. INKA (Persero) melakukannya setahun sekali dan hasilnya akan segera dilaporkan untuk mendapat perbaikan. Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan denga pasal 2 (c dan d) yaitu Pembinaan dan Pengawasan terhadap Lingkungan Kerja dan perlengkapan sanitair. Semua kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang telah terlaksana di PT. INKA (Persero) termasuk penyakit ISPA yang sering dikeluhkan tenaga kerja telah dibuat laporan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan setiap bulan sekali kepada pihak K3LH dan SDM. Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit berdasarkan yang diderita karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang berobat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
03/MEN/1982 (l) yaitu Memberikan Laporan Berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada Pengurus. g. Jaminan Sosial Tenaga Kerja PT.
INKA
(Persero)Madiun
telah
mengikuti
program
Jamsostek dengan mendaftarkan perusahaan sebagai peserta Jamsostek dan mendaftarkan tenaga kerja dalam program Jamsostek berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jminan Hari Tua dan Jaminan Kematian. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek dalam pasal 2 ayat (3) yang menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengikutsertakan tenaga kerja dalam program Jamsostek jika mempekerjakan sedikit 10 orang dan membayar gaji karyawan sebesar Rp 1.000.000,-/bulan dan dalam pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan tentang kewajiban mendaftarkan tenaga kerja dan perusahaan dalam Jamsostek (Depnaker,2001). Berkaitan dengan program ini tanggung jawab perusahaan adalah membayar iuran jaminan tiap bulan, memberikan data-data ketenagakerjaan ke PT. Jamsostek, mengurus hak-hak tenaga kerja, yang sesuai dengan Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek. Sedangkan untuk penentuan besarnya jaminan pembayarannya merupakan tanggung jawab dari PT. Jamsostek (Persero) sebagai badan penyelenggara (Depnaker, 1997) Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.3/MEN/1982 pada petunjuk pelaksanaan kesehatan kerja disebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
bahwa perusahaan yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja harus membuat laporan 1 bulan sekali yang meliputi kunjungan pasien (baru dan ulangan) diagnosis penyakit dan kecelakaan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa di PT. INKA (Persero) penyakit yang sering diderita tenaga kerja yaitu penyakit ISPA yang terdapat pada unit Fabrikasi. Hal tersebut PT. INKA melakukan upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja melalui program serta penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja, antara lain: 1. Program Pelayanan Kesehatan Dalam upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja, PT. INKA (Persero) melakukan program pelayanan kesehatan dengan 4 program,yaitu: a) Program promotif : Safety Talk, Poster-poster Kesehatan Keselamatan Kerja, Senam sehat setiap hari Jum’at pagi dan lain-lain. b) Program preventif : Medical check up (pemeriksaan berkala), pemeriksaan laboratorium, pemberian vitamin kepada tenaga kerja, penyediaan alat pelindung diri dan lain-lain. c) Program kuratif : Pengobatan di POLINKA jika tidak bisa menangani PT. INKA (Persero) bekerjasama dengan RSUP dr. Soedono Madiun dalam pengobatan karyawan d) Program Rehabilitatif : Bekerjasama dengan RSUP dr. Soedono Madiun selama pemulihan karyawan setelah sakit.
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Hal ini sesuai Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang tentang Kesehatan pasal 2 (poin 12,13,14,dan 15) yaitu pelayanan kesehatan
promotif, pelayanan
kesehatan kuratif, dan pelayanan
kesehatan kesehatan
preventif, pelayanan
rehabilitatif.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja PT. INKA dalam melakukan upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja yang meliputi 12 tugas pokok pelayanan kesehatan kerja Permenaker RI No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja yaitu : a. Pemeriksaan Kesehatan Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. PT. INKA (Persero) Madiun melakukan kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan tenaga kerja, maka PT. INKA (Persero) telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan. b. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja. PT. INKA memberikan pengarahan berupa safety talk dan safety induction. c. Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja. PT. INKA melakukan pemeriksaan mesin dilengkapi petunjuk penggunaan dan pengoperasian alat sesuai dengan Sistem Operasional Prosedur dan tetap memasang Safety Guarding Machine sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
ketentuan. Melaksanakan pengukuran faktor fisik di lingkungan kerja, untuk pengukuran kualitas lingkungan kerja dan uji emisi cerobong. Dan menerapan program 5 R (Ringkas, Rapi, Resik,Rawat dan Rajin). d. Dalam melakukan upaya pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair. PT. INKA (Persero) telah melakukan monitoring lingkungan pada ruang makan dan lingkungannya dengan melakukan pengambilan sample air untuk diuji kelayakannya. e. Upaya pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja. PT. INKA telah melakukan pembinaan kesehatan pada tenaga
kerja
dengan
melayani
karyawan
yang
ingin
berkonsultasi,memasangan poster tentang kesehatan atau artikel kesehatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian tenaga kerja tentang kesehatan. Berikut adalah fasilitas pelayanan kesehatan kerja yang ada di PT. INKA (Persero) Madiun : 1) Poliklinik POLINKA (Poliklinik PT. INKA) terbentuk atas kerjasama PT. INKA (persero) dengan RSUD dr. Soedono Madiun. 2) Unit Mobil Ambulance PT. INKA (persero) memiliki satu unit mobil ambulace dan satu unit mobil dinas (mobi rescue). Alat transportasi untuk mengevakuasi dan pengangkutan korban bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
3) Tenaga Medis Dokter tersebut bekerjasama dengan SRUD dr. Soedono Madiun dan sudah mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) Dokter/Dokter Gigi dan Sertifikat Pelatihan Hyperkes. Sedangkan perawat belum mempunyai sertifikat Hiperkes f. Upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja PT. INKA telah melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja ataukah tidak,
diperlukan
pemeriksaan
kesehatan
sesuai
dengan
kebutuhan,seperti pemeriksaan daya pendengaran untuk mengetahui penyakit kelutian dan pemeriksaan daya penglihatan warna untuk penyakit buta warna. g. PT. INKA (persero) telah menyediakan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan yang berisi perlengkapan seperti perban gulung, plaster kecil, kapas, tensoplast. Dan obat-obatan sdeperti analpec, xepare, bioplaceton, isodine/betadine, rivanol, tetes mata dan balsam. h. Dalam melakukan pendidikan kesehatan untuk kenaga kerja dan Latihan untuk petugas pertolongan pertama pada kecelakaan, PT. INKA telah melakukan pendidikan dan pelatihan untuk tenaga kerja mengenai PPPK telah dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan training tanggap darurat. i. Untuk memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri Dan gizi serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja. PT. INKA telah menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja. Serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja yaitu jasaboga. j. Dalam membantu usaha rehabilitai akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja PT. INKA (Persero) telah melakukannya dengan memberikan pengobatan berupa obat-obatan dan merujuk ke rumah sakit yaitu RSUD dr. Soedono Madiun bila kondisi sangat parah dan selama pemulihan karyawan setelah sakit. k. Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya. PT. INKA telah melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan seperti kelainan pada telinga atau ketulian maka perlu dilakukan pemeriksaan pendengaran,kelainan pada mata atau katarak
perlu
dilakuakan pemeriksaan ketajaman penglihatan. l. Untuk memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada Pengurus, PT. INKA (Persero) telah membuat laporan mengenai Semua kegiatan pelayanan kesehatan yang telah terlaksana. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan setiap bulan sekali kepada pihak K3LH dan SDM. Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit berdasarkan keluhan karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang berobat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
B. Saran Dari hasil pengamatan tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan di PT. INKA (Persero), maka penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan antara lain adalah : 1. Sebaiknya dalam menerapkan program pelayanan kesehatan kerja yang meliputi 4 program yaitu program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative dipertahankan supaya dapat mengurangi penyakit yang sering diderita tenaga kerja. 2. Sebaiknya penerapan kesehatan kerja meliputi 12 pokok pelayanan kesehatan yang sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
3/MEN/1982
tentang
Pelayanan
Kesehatan
Kerja
terus
dipertahankan agar derajat kesehatan tenaga kerja dapat meningkat. 3. Peran tenaga kesehatan perusahaan perlu dioptimalkan agar dapat bekerja sama dengan pihak K3LH dalam menangani masalah K3 terutama dalam mengidentifikasi masalah penyakit akibat kerja dan sebaiknya dilakukan dengan mengikutkan latihan Hygene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi tenaga medis perusahaan. 4. Pemberian reward kepada tenaga kerja yang mempunyai prestasi dalam hal pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja agar menjadi motivasi bagi tenaga kerja yang lain. Dan punishment bagi tenaga kerja yang tidak mentaati peraturan termasuk dalam penggunaan APD. Hai ini perlu dilakukan perusahaan agar dapat berjalan dengan optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
DAFTAR PUSTAKA
Bennet N.B. Silalahi dan Rumondang B. Silalahi,1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binawan Pressindo. Departemen Kesehatan R.I., 2008, Profil Kesehatan Indonesia, tahun 2008, Jakarta. Departemen Tenaga Kerja R.I., 1997. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Iqra Media. Halim, D., 2000. Ilmu Penyakit Paru, Jakarta : Hipokrates. Pungky. W,2002. Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sekretariat ASEAN-OSHNET dan Direktorat PNKK. Purnawa, R., (1992), Partikulat Rumah Sebagai Faktor Resiko Gangguan Pernafasan,Disentrasi, IKM UI, Jakarta. Putranto, A., 2007. Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran Pernafasan pada Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat, Thesis, PS-UI. Suma’mur, P.K., 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta: PT Tokyo Gunung Agung. . 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto. Syukri, S., 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Bina Sumber Daya Manusia
commit to user