Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus)
ISSN 2087-3557
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL Yuni Setiarini SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di kelas 9 E dengan jumlah subyek penelitian 40 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 23 perempuan. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. ©2015 Didaktikum (Edisi Khusus) Kata Kunci: Cerpen; Hasil Belajar; Media Audiovisual PENDAHULUAN Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya semakin maju pula pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak alternatif yang memungkinkan siswa tak hanya mengandalkan informasi dari guru semata, ada layanan internet yang dengan mudahnya memberikan segala informasi yang mereka butuhkan. Tidak hanya siswa, seharusnya guru juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin beragamnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, sebagian besar guru masih menggunakan teknik mengajar yang monoton misalnya ceramah. Kebanyakan mereka menganggap bahwa mengajar dengan metode ceramah lebih praktis, tidak ribet, dan tidak terlalu memerlukan waktu dan biaya yang berlebih. Padahal seharusnya guru turut berperan aktif dalam upaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia pendidikan dengan cara memanfaatkan secara maksimal sarana yang ada misalnya menggunakan media pembelajaran seperti media audio, media visual, atau bahkan media audiovisual. Ada berbagai macam media pengajaran yang bisa digunakan guru serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Media pengajaran sangat bervariasi jenisnya dan semuanya mempunyai tujuan untuk mempermudah penyaluran pesan dari guru kepada siswa. Pesan tersebut akan merangsang pikiran, perhatian dan minat siswa sehingga proses transformasi ilmu pengetahuan dapat terjadi. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa fungsi media sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Jenis media yang biasa digunakan antara lain gambar, foto, suara, audiovisual, permainan, dan masih banyak lagi. Untuk mendapatkan keterampilan dan pemahaman di bidang kebahasaan, dapat digunakan berbagai media misalnya media audiovisual yang merupakan salah satu pilihan UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL Yuni Setiarini
57
yang dapat diterapkan di dalam kelas. Menurut Rinanto (1982) media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Media audiovisual merupakan media yang menyajikan suara sekaligus gambar yang memungkinkan siswa lebih tertarik mempelajari bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Media audiovisual merupakan salah satu sumber belajar yang diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan dapat memberikan variasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menggugah minat dan perhatian siswa pada pelajaran lebih besar, serta materi pelajaran yang diberikan mudah diingat dan dipahami. Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu jenis karya fiksi berbentuk prosa yang harus diajarkan kepada siswa di sekolah. Menurut Thahar (2008), cerpen merupakan cerita yang ditulis dengan pemaparan peristiwa secara lebih padat, sedangkan latar maupun kilas balik peristiwa disinggung sambil lalu saja. Lebih lanjut, Thahar menyatakan bahwa pada cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya yang tersusun secara kronologis. Cerpen dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Nurgiyantoro (1995) mengatakan bahwa unsur intrinsik cerpen meliputi tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa, sedangkan unsur ekstrinsik cerpen meliputi kepengarangan, nilai-nilai moral, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penjelasan unsur-unsur tersebut hanya dibatasi pada unsur intrinsik saja. Alasannya yaitu unsur instrinsik tersebut merupakan unsur utama cerpen. Hal ini bukan berarti mengabaikan unsur yang lain, tetapi untuk lebih fokusnya penelitian. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis unsur instrinsik pada cerpen. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain (1) pemahaman siswa yang rendah tentang unsur-unsur instrinsik cerpen; (2) kemampuan siswa yang rendah dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen; dan (3) kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga memberi dampak pada keaktifan siswa menjadi rendah. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerpen adalah kurang menariknya media pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, akan menggunakan media audiovisual berupa media film dalam pembelajaran menganalisis unsur-unsur instrinsik pada cerpen. Rumusan penelitian ini yaitu apakah melalui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SMP Negeri 7 Kabupaten Pemalang dengan subjek penelitian yaitu 40 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan kelas 9 E. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. 58
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk mengolah data hasil tes formatif siswa. Teknik kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Data hasil penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil olah data pada siklus I dan siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pra siklus, siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis unsur instrinsik pada cerpen. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala, antara lain (1) pemahaman siswa yang rendah tentang unsur-unsur instrinsik cerpen; (2) kemampuan siswa yang rendah dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik cerpen; dan (3) kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga memberi dampak pada keaktifan siswa menjadi rendah. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerpen adalah kurang menariknya media pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan menggunakan media audiovisual berupa media film dalam pembelajaran menganalisis unsur-unsur instrinsik pada cerpen. Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan tindakan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pelajaran, mempersiapkan media film, (b) Menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) 1, (c) Menyusun butir soal tes formatif, (d) Menyusun pedoman observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. 2. Pelaksanaan Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: a) Kegiatan Awal Guru memimpin doa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pada kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Kemudian siswa secara individu mengerjakan LKS 1, setelah selesai mengerjakan secara bergiliran siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dan siswa yang lain menanggapi. Guru membimbing, memberi pengarahan dan menjelaskan penyelesaian LKS 1. Kemudian guru menayangkan film cerita pendek yang berjudul “Kisah Tentang Pohon Apel”. Selanjutnya siswa mengerjakan soal tes formatif. c) Kegiatan Penutup Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 3. Observasi Obervasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan penutup. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa memperoleh skor rata-rata 15 dengan kategori cukup aktif. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL Yuni Setiarini
59
4.
Refleksi Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I selesai, guru melakukan refleksi untuk mengidentifikasi kekurangan maupun kelebihan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Adapun refleksi pada siklus I adalah: a. Beberapa kekurangan yaitu masih ada beberapa siswa tidak memperhatikan tayangan film, siswa belum dapat menarik kesimpulan dari materi yang dibahas, tidak semua siswa mendapat giliran presentasi dikarenakan masalah keterbatasan waktu. b. Rencana perbaikan pada siklus II, yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. Siklus II 1. Perencanaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I, yaitu menyusun RPP, mempersiapkan materi, mempersiapkan media film, menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa) 2, menyusun butir soal tes formatif, menyusun pedoman observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus sebelumnya. Kegiatan perencanaan pada siklus II, disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. 2. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Guru memimpin doa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pada kompetensi dasar menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Siswa secara individu mengerjakan LKS 2, kemudian secara bergiliran siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas dan siswa yang lain menanggapi. Guru membimbing, memberi pengarahan dan menjelaskan penyelesaian LKS 2. Selanjutnya guru menayangkan film cerita pendek yang berjudul “Pensil Patah”. Siswa mengerjakan soal tes formatif. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa memperoleh nilai rata-rata 18 termasuk kategori aktif. 4. Refleksi Hasil refleksi yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: (a) guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan dapat membuat siswa aktif, dengan memanfaatkan media audiovisual, (b) motivasi yang diberikan secara khusus kepada 60
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)
siswa mampu membuat siswa berani dan bersemangat saat presentasi, (c) nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal hasil tes formatif meningkat, dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil peningkatan hasil tes kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil tes kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi
80
90
95
Nilai Terendah
60
65
70
Rata-rata
73
77
84
Tuntas (%)
60
73
83
SIMPULAN Penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen. Peningkatan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerpen dibuktikan melalui hasil tes yang mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Inovasi yang dilakukan pada tindakan siklus II yaitu guru memberi motivasi secara khusus kepada siswa agar berani dan tidak canggung lagi saat presentasi di depan kelas, guru melakukan pengawasan lebih agar semua siswa memperhatikan dan dapat menghayati film yang ditayangkan, guru memberi bimbingan dan arahan agar semua siswa dipastikan dapat menarik kesimpulan materi pelajaran. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas, Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, serta Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru, dan siswa kelas 9 E SMP Negeri 7 Pemalang atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Thahar, Harris Effendi. 2008. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa Bandung.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL Yuni Setiarini
61