UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAHBUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN
ARTIKEL
Disusun Oleh:
DIAN LESTARI NIM. 081222610004
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012
1|Jurnal Seni Rupa
ARTIKEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAHBUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN
Disusun dan Diajukan oleh:
DIAN LESTARI NIM. 081222610004
Telah diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk diunggah pada jurnal online
Medan,
September 2012
Menyetujui: Pembimbing Skripsi,
Drs. Anam Ibrahim, M.Pd NIP. 19600618 198903 1 001
2|Jurnal Seni Rupa
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAHBUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN Dian Lestari ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP IT Al-Fityan School Medan. Dari hasil wawancara dengan guru seni budaya ditemukan bahwa para siswa belum pernah diajarkan menggambar bentuk buahbuahan secara langsung, belum pernah mendapatkan pengalaman belajar dari lingkungan mereka sendiri dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar menggambar buah-buahan siswa kelas VII-B SMP IT Al-Fityan School Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP IT Al-Fityan School Medan dengan jumlah 31 siswa. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan/Observasi, dan Refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Penilaian Siswa, Tes Unjuk Kerja, Wawancara, Catatan Lapangan dan dokumentasi. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, yaitu nilai rata-rata kelas Siklus I mencapai 73,18 dengan siswa yang tuntas belajar 14 siswa atau 45,16%. Siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 83,91, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 27 siswa atau 87,10%. Aspek ketepatan bentuk pada siklus I 18 siswa (58,07%) yang tuntas, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 27 siswa (87,09%) yang tuntas. Aspek gelap terang pada siklus I 12 siswa (38,70%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 28 siswa (90,32%) yang tuntas. Aspek arsiran pada siklus I 12 siswa (38,70%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 27 siswa (87,09%) yang tuntas.Aspek komposisi pada siklus I 20 siswa (64,52%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 29 siswa (93,54%) yang tuntas.Aspek proporsi pada siklus I 19 siswa (61,30%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 29 siswa (93,54%) yang tuntas.
Kata Kunci: Hasil belajar, menggambar buah-buahan, metode demonstrasi.
3|Jurnal Seni Rupa
PENDAHULUAN Pelajaran seni rupa merupakan bagian dari pendidikan sejak dahulu hingga sekarang, dimana secara formal diberikan kepada siswa secara berkesinambungan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dalam belajar seni rupa siswa terlebih dahulu memahami materi sebelumnya serta memahami konsep yang merupakan pendukung dalam memahami materi yang akan dipelajarinya dan juga siswa harus mendapat motivasi dari siswa itu sendiri dan juga dari guru atau pihak lain yang mana dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Ada berbagai jenis metode yang dapat digunakan dalam pengajaran. Setiap metode berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan metode-metode tersebut adalah disebabkan karena setiap metode memiliki karakteristik sendiri-sendiri, yaitu kebaikan dan keburukan tujuan penggunaan dan teknis penggunaannya. Oleh karena itu tidak cocok satu metode saja yang digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatan pengajaran. Untuk mencapai tujuannya sesuai dengan yang diharapkan setiap metode dapat cocok dan tepat digunakan, apabila metode tersebut sesuai dan serasi untuk mencapai pencapaian tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran itu. Berdasarkan dokumen yang didapat dari guru seni budaya pelajaran seni rupa SMP IT Al-Fityan School Medan, bahwa siswa kurang mampu dalam belajar menggambar buah-buahan pada pokok bahasan menggambar bentuk sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan (rendah), terlihat sekitar 40% dari 40 siswa yang belum mencapai standar yang diharapkan, hanya 60% yang siswa yang dapat mencapai standar ketuntasan belajar. Selain itu, disini penulis juga salah satu guru pada mata pelajaran seni budaya dan kesenian di sekolah tersebut, bahwasanya dari pengamatan dan kejadian yang ada, guru yang sebelumnya mengajar tersebut belum pernah melakukan atau mendemonstrasikan kegiatan belajar mengajar pada materi menggambar bentuk, sehingga siswa kurang paham dalam pelaksanaan atau langkah-langkah dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan dengan menggunakan objek atau model objek langsung yang akan digambar oleh siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya kemampuan siswa dalam menggambar bentuk yang masih dibawah standar yang diharapkan, dari segi bentuk, perspektif, arsiran, tekstur, dan gelap terang. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan keadaan itu penulis tertarik untuk mengkaji penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar menggambar buahan-buhan pada pokok bahasan menggambar bentuk. Disini penulis ingin meningkatkan kemampuan menggambar bentuk siswa terutama dalam hal ketepatan bentuk, arsiran, dan gelap terang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berminat untuk mengetahui, membahas, dan melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Buah-buahan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas VII SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Medan.
4|Jurnal Seni Rupa
Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru? Tujuan 1. Mengetahui penerapan metode demonstrasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar buah-buahan di kelas VII SMP IT Al – Fityan School Medan. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru. LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut pengertian secara psikologi dalam Slameto (2010:2), “belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dalam lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”. Oemar Hamalik (2007:106), “belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan”. Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi belajar, yaitu: 1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; 2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Bruner dalam Slameto (2010:11) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam mengkonstruk (membangun) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap, kemauan, kebiasaan maupun pengetahuanpengetahuan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengandung arti yang cukup luas atau kompleks. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti pada individu yang belajar terjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku, baik itu aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil atau dengan kata lain perubahan itu bukan hanya berkaitan dengan
5|Jurnal Seni Rupa
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan sikap dan keterampilan. Pengertian Menggambar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “gambar adalah tiruan yang dilukis di atas kertas atau kanvas. Menggambar adalah mencoret sesuatu untuk digambar”. Menurut Veri Apriyatno (2004:4), “menggambar adalah unsur rupa paling mendasar dalam seni rupa dan merupakan bahasa yang paling universal yang sudah ada sebelum manusia menemukan bahasa tulisan. Gambar adalah informasi dan ekspresi”. Menurut Firmanawaty Sutan & Setiyo Hartono (2010), “menggambar adalah memadukan rasa, pikiran, keterampilan, ide, dan teknik”.
Menurut Lewis Bruce (2005:10) mengemukakan pengertian “drawing” antara lain: Drawing is a form of visual representation in which two dimensional images of person, things or ideas are created with the intention of recreating the essences of those things in the mind of the viewer. All types of drawing are by nature processes of abstraction. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar adalah menuangkan ide, ekspresi, dan imajinasi melalui media alat dan bahan tertentu dengan menggunakan teknik atau cara tertentu, sehingga menghasilkan suatu karya gambar. Pengertian Hasil Belajar Hal pokok yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam pendidikan. Dari berbagai definisi belajar, maka perubahan tingkah laku itu bisa saja dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap dan kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran dan lain-lain. Kegiatan dan usaha untuk mencapai tingkah laku merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: “hasil” dan “belajar”. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena langsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sudjana (1990:2) mengemukakan bahwa: “belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar”. Howard Kingsley dalam Sudjana (1990:22) “membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita6|Jurnal Seni Rupa
cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum”. Menurut Gagne dalam Sudjana (1990:22) “membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris”. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler paupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Dengan demikian, hasil belajar menggambar bukan hanya semata-mata merupakan hasil dari proses keterampilan secara motorik saja, tetapi sebelumnya didahului dengan pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan kegiatan menggambar, seperti tahapan yang harus dilakukan, yaitu pemahaman tentang dasar-dasar dalam menggambar antara lain pemilihan bahan dasar menggambar, penggunaan titik, penggarisan, kesesuaian bentuk, ketepatan dalam pencahayaan, penggunaan warna, ruang atau pembidangan, keselarasan, keseimbangan, irama, dan sebagainya, sehingga diperoleh suatu karya yang baik. Pengertian Menggambar Bentuk Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar suatu benda dengan cara menangkap bentuk fisik benda tersebut. Menggambar bentuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Menggambar dengan model, yaitu kegiatan menggambar dimana kita harus berada di depan objek yang akan digambar. Menggambar dengan model ini memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya: a. Objek gambar lebih jelas; b. Ketetapan sudut atau lekuk-lekuk gambar lebih terjamin; c. Tidak perlu bingung mencari objek gambar; dan d. Orang yang menggambar dapat sesering mungkin mengontrol gambar tehadap modelnya. 2. Menggambar tanpa model, yaitu kegiatan menggambar bentuk di mana kita hanya menggunakan pemahaman terhadap bentuk dasar suatu benda. Bentuk Dasar Benda Bentuk dasar benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Bentuk kubistis, yaitu bentuk benda yang menyerupai kubus. Contoh: lemari, televisi, speaker, dan meja. 2. Bentuk silindris, yaitu benda yang dimiliki bentuk dasar menyerupai silinder. Contoh: botol, gelas, ember, panci, dan kaleng. 3. Bentuk bebas, yaitu benda yang bentuknya tidak beraturan. Contoh: bunga, pohon, buah, pakaian, dan batu. Teknik Menggambar dengan Pensil Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil antara lain:
7|Jurnal Seni Rupa
1. Teknik Pointilist, yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang. 2. Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya). 3. Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat. Jenis-Jenis Arsir antara lain: a. Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar. b. Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang. c. Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan. Peralatan Menggambar Belajar menggambar hanya memerlukan peralatan sederhana dan relative murah. Adapun peralatan yang digunakan dalam menggambar yaitu pensil, kertas gambar, penggaris, karet penghapus, dan peraut pensil. Langkah-Langkah Menggambar Buah-Buahan dengan Menggunakan Pensil Buah-buahan memiliki aneka rupa dan bentuk. Bentuk dasar buah yang beragam, dari bentuk bulat, bulat memanjang, panjang melengkung, atau bahkan berkelok-kelok. Begitu juga struktur kulitnya yang licin mengkilap, berpori-pori halus, berbulu, berambut, berduri, dan bersisik. Yang paling banyak adalah berbentuk bulat. Menggambar buah dengan arsiran yang pas agar terlihat lebih natural. Langkah-langkah menggambar bentuk yaitu prosedur atau tata urutan kerja dalam kegiatan menggambar bentuk. Sedangkan langkah-langkah dalam menggambar bentuk dalam pendekatan model adalah melakukan pengamatan, membuat sketsa, menentukan gelap-terang, memilih atau menentukan teknik yang digunakan dan sentuhan akhir. 1. Melakukan pengamatan Pengamatan adalah kegiatan yang mengenali atau memahami objek yang akan digambar. Dalam kegiatan ini, objek hendaknya diamati berulang kali dengan seksama, bahkan bila perlu dilakukan dengan bingkai (frame). 2. Membuat Sketsa Sketsa adalah rancangan gambar yang ingin dibuat. Sketsa merupakan bentuk gambar yang paling sederhana. Setelah kita melakukan pengamatan terhadap objek gambar, langkah selanjutnya adalah menuangkan hasil pengamatan tersebut di atas bidang gambar dengan cara membuat sketsa gambar bagian perbagian dengan tipis. 8|Jurnal Seni Rupa
3. Menentukan Gelap-Terang Setelah sketsa gambar terbentuk, kita beri tanda batas yang tipis antara bagian yang gelap dan yang terang dengan memperhatikan asal sumber cahaya atau arah cahaya. 4. Memilih Teknik Penggunaan teknik sangat tergantung dari alat dan media yang digunakan untuk menggambar. Pada menggambar bentuk buahan-buahan dengan menggunakan pensil, teknik yang digunakan adalah teknik arsir dan dusel. 5. Sentuhan Akhir Yaitu memberikan penekanan pada gambar dengan arsiran yang bersifat memantapkan goresan sehingga gambar tersebut memiliki makna. Metode Demonstrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan”. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991 : 72). “Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok” (Ahmad Sabri, 2007:49). Menurut Ahmad Sabri, (2007:57), “metode demonstrasi adalah mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Ini dapat dilakukan oleh guru atau orang lain yang sengaja diminta dalam suatu proses”. Metode demontrasi dapat dilakukan apabila: 1. Anak mempunyai keterampilan tertentu. 2. Untuk memudahkan berbagai penjelasan. 3. Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian. 4. Untuk menghindari verbalisme. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Adapun kelebihan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut: 1. Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat). 2. Siswa lebih mudah memahami apa yang terjadi. 3. Proses pengajaran lebih banyak. 4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri. 5. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
9|Jurnal Seni Rupa
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya: 1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Menggambar Buahbuahan 1. Tahapan Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a. Adapun tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar mengajar yaitu: 1) Siswa mampu membuat gelap terang dengan teknik arsir, dusel dan pointillist. 2) Siswa mampu membuat sketsa bentuk dasar pada buah-buahan. 3) Siswa mampu membuat gambar buah-buahan dengan kriteria hasil belajar yang meliputi, ketepatan bentuk, proporsi, perspektif, arsiran dan gelap terang. b. Adapun persiapan garis besar langkah-langkah menggambar buah-buhan yang akan digambar yaitu: 1) Mempersiapkan alat dan bahan untuk menggambar. 2) Mempersiapkan model atau objek yang digambar yaitu buah-buahan. c. Melakukan praktik menggambar buah-buahan. 2. Tahap Pelaksanaan Adapun tahap pelaksanaan dalam menggambar buah-buahan dengan menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Langkah pembukaan. Sebelum melakukan praktik menggambar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: 1) Salam pembuka. 2) Penyampaian informasi tentang komptensi dasar. 3) Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa dalam menggambar bentuk khususnya buah-buahan. 4) Posisi duduk siswa dibentuk membentuk lingkaran, dengan objek atau model yang akan digambar berada di tengah-tengah lingkaran sebagai pusat perhatian siswa. 10 | J u r n a l S e n i R u p a
5) Guru menyampaikan kepada siswa tujuan yang harus dicapai siswa dalam menggambar buah-buahan yang meliputi ketepatan bentuk, proporsi, perspektif, arsiran dan gelap terang. 6) Guru menyampaikan tugas-tugas yang akan dilakukan siswa melalui prosedur atau langkah-langkah dalam menggambar buah-buahan. b. Langkah Pelaksanaan Menggambar Bentuk 1) Siswa mengamati objek buah-buahan yang akan digambar. 2) Guru mendemonstrasikan cara memilih posisi kertas apakah siswa menggunakan posisi kertas secara horizontal atau dengan posisi kertas secara vertikal dengan cara mengukur objek benda dengan pensil dari posisi duduk siswa. Kemudian amati apakah objek yang akan digambar lebih panjang kesamping atau lebih tinggi ke atas. Jika objek yang akan digambar lebih lebar kesamping, maka posisi kertas horizontal (landscape). Dan sebaliknya, jika objek yang akan digambar lebih tinggi ke atas, maka posisi kertas yang digunakan adalah vertikal (portrait). 3) Siswa mulai membuat sketsa buah-buahan dengan melihat model yang disediakan. 4) Setelah membuat sketsa, siswa menyempurnakan bentuk sehingga dapat diarsir sesuai dengan karakter buah yang digambar dengan memperhatikan gelap terang pada model. 5) Melakukan finishing pada gambar. c. Langkah mengakhiri menggambar buah-buahan dengan menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: 1) Menunjukkan gambar buah-buahan hasil karya siswa dengan cara melakukan apresiasi dan evaluasi bersama-sama tentang proses pembuatan gambar buah-buahan. 2) Menyimpulkan materi pembelajaran. 3) Salam penutup. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran karena penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya perbaikan praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap (Arikunto, 2006:16), yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP IT Al- Fityan School Medan, dengan populasi sebanyak 60 orang (2 kelas), sedangkan sampel penelitian berjumlah 31 orang (1 kelas) yang di ambil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi disertasi praktik, hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa serta tingkat pengalaman siswa. Observasi dilakukan guna melihat bagaimana 11 | J u r n a l S e n i R u p a
proses pembelajaran menggambar buah-buahan yang menggunakan metode demonstrasi berlangsung. Segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dicatat dalam suatu lembar observasi atau daftar checklist. Sedangkan tes praktik digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam menggambar buahbuhan dengan menggunakan metode demonstrasi. Lembar observasi dan tes praktik ini digunakan disetiap siklus penelitian. HASIL PENELITIAN Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, yaitu nilai rata-rata kelas Siklus I mencapai 73,18 dengan siswa yang tuntas belajar 14 siswa atau 45,16%. Siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 83,91, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 27 siswa atau 87,10%.
PEMBAHASAN Dari data hasil pada tindakan I menunjukkan bahwa masih sedikit siswa yang mampu menggambar buah-buahan dengan nilai yang memuaskan. 1 s orang siswa (3,22%) yang mendapatkan predikat sangat baik, 8 orang siswa (25,80%) yang memperoleh nilai dengan predikat baik, 13 orang siswa (41,93%) yang memperoleh predikat cukup baik, dan 9 orang siswa (29,03%) yang memperoleh predikat kurang baik. Namun pada tindakan I ini, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, secara umum hal ini belum menunjukkan hasil yang maksimal, namun sudah mengalami kenaikan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan 17 orang siswa (54,84%) yang belum tuntas, belum mampu mengenal bentuk dan karakter buah apel yang sebenarnya, serta kemampuan dalam teknik menggambar yang masih minim seperti aspek ketepatan bentuk, gelap terang, arsiran, komposisi, dan penguasaan teknik. Hanya 14 orang siswa (45,16%) yang mendapatkan predikat baik dalam menggambar buah apel. Maka dari hasil tindakan I ini, peneliti menjadi tahu peningkatan kemampuan siswa yang masih kurang memuaskan, sehingga peneliti akan melaksanakan siklus II pada pertemuan selanjutnya dan lebih memperdalam aspek ketepatan bentuk, arsiran, dan gelap terang, karena siswa masih lemah pada aspek-aspek tersebut. Dari data hasil penilaian tindakan II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat sehingga siswa mampu menggambar buah-buahan dengan nilai yang memuaskan. Pada siklus II ini, terdapat 7 siswa (22,58%) yang memperoleh predikat sangat baik dan mampu menggambar buah-buahan dengan sangat baik, 18 siswa (58,07%) yang memperoleh predikat baik 6 siswa (19,35%) yang memperoleh predikat cukup dan sudah hampir mencapai hasil yang diharapkan. Pada siklus ini tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang baik dan tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, secara umum hal ini sudah menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas 83,61 dengan 12,90% siswa belum tuntas, belum mampu mengenal bentuk dan karakter buah yang digambar, serta kemampuan dalam teknik menggambar yang masih minim. Pada siklus ini 87,10% siswa yang tuntas dan mendapatkan predikat baik dalam menggambar buah. Jadi, tidak perlu dilakukan siklus III lagi, karena penelitian ini mencapai hasil yang 12 | J u r n a l S e n i R u p a
diharapkan dan sudah melewati KKM pada mata pelajaran Seni Budaya dan Kesenian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar buah-buahan sehingga karya siswa lebih natural. 2. Penerapan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar. 3. Nilai hasil kerja siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa semakin meningkat secara bertahap sesuai dengan setiap siklus yang dilakukan peneliti. 4. Nilai hasil kerja siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 siswa memperoleh predikat sangat baik (3.22%), 6 siswa memperoleh predikat baik (19,36%), 14 siswa memperoleh nilai cukup (45,16%), dan 10 siswa yangg memperoleh predikat kurang (32,26%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I ini adalah 73,35. 5. Nilai hasil kerja siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 7 siswa memperoleh predikat sangat baik (22,58%), 21 siswa memperoleh predikat baik (67,74%), dan 3 siswa memperoleh nilai cukup (9,68%). Saran 1. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Metode demonstrasi dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam menggambar buah-buahan. 3. Aspek-aspek yang menentukan metode demonstrasi adalah kemampuan keterampilan siswa, memudahkan berbagai penjelasan, membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses dalam pembelajaran. 4. Hasil penerapan metode demonstrasi dapat di informasikan kepada siswa guna memotivasi siswa untuk terus mengembangkan kemampuannya. 5. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri. 6. Untuk mengembangkan kreativitas siswa, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, dan menumbuhkan antusias siswa memerlukan banyak latihan dan bimbingan dalam pembelajaran.
13 | J u r n a l S e n i R u p a
DAFTAR PUSTAKA Apriyatno, Veri. Tanpa Tahun. Cara Mudah Menggambar dengan Pensil. Jakarta: Kawan Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Friend, Trudy. 2007. Drawing and Painting Flowers Problems and Solutions. Cina: D & C. Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ian Wongkar dan Patricia Linkan. Tanpa Tahun. Melukis dengan Pensil. Jakarta: PT Gramedia. Indahan, Zeli. 2010. Menggambar dengan Pensil itu Mudah Panduan Belajar Menggambar untuk Pemula. Yogyakarta: One Books. Lewis, Bruce. 2005. Draw Manga How to Draw Manga in Your Own Unique Style. Cina: C & D. Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang: Quantum Teaching. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.. Sutan, Firmanawaty dan Setiyo Hartono. 2010. 3 Langkah Mudah Menggambar dengan Pensil. Bogor: Rumah Ide. Togarma dan Wegig Murwonugroho. 1998. Metodologi Riset Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Universitas Trisakti.
14 | J u r n a l S e n i R u p a