ISSN : 1858-330X UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA KELAS IX-1 SMP NEGERI 24 MAKASSAR
Haerawati SMPN 24 Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-1 SMP Negeri 24 Makassar dengan menggunakan strategi pembelajaran interaktif dan mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dengan mengunakan strategi pembelajaran interaktif. Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas IX-1 pada SMP Negeri 24 Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Hasil analisis data berdasarkan analisis ketuntasan hasil belajar. Dimana hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan siswa lebih aktif dengan menggunakan strategi pembelajaran interaktif. Kata Kunci : Strategi pembelajaran, pembelajaran interaktif
I.
PENDAHULUAN SMP Negeri 24 Makassar merupakan salah
satu
sekolah
mempunyai
berstandar visi
Nasional
berilmu,
yang
beriman
harus
memiliki
kemampuan
kemampuan
dalam
dasar
mengelolah
yaitu kelas,
dan
menguasai materi yang akan diajarkan, serta
berbudaya, serta salah satu misinya adalah
menggunakan strategi dan pendekatan yang
melaksanakan berbagai inovasi pembelajaran.
sesuai dengan konsep yang diajarkan.
Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa mutu pendidikan
tergolong
Berdasarkan
hasil
sangat
observasi
rendah.
didapat
Dalam proses belajar mengajar, khususnya mata pelajaran fisika, strategi dan pendekatan
data
yang digunakan dalam satu konsep belum tentu
sebagai berikut : dari 32 responden hanya 1
cocok dengan konsep lain karena strategi yang
siswa mendapat nilai 100, nilai terendah 25, 19
digunakan
siswa tidak tuntas, ini berarti < 10 % yang
masing-masing
tuntas.
kekurangan. Hal ini dapat terungkap melalui
dalam
proses memiliki
belajar
mengajar
kelebihan
dan
Ada beberapa hal yang sangat mendasar
penilaian kemajuan belajar yang dilakukan pada
untuk meningkatkan hasil belajar fisika di
setiap akhir satuan pelajaran dan peningkatan
antaranya adalah perencanaan pembelajaran
pemahaman siswa terhadap suatu konsep yang
yang tepat, pelaksanaan pembelajaran yang
diajarkan.
efektif,
yang
sebelumnya khususnya mata pelajaran fisika
terencana. Dari ketiga hal tersebut di atas
kelas IX-1 SMP Negeri 24 Makassar tergolong
kelihatan dari guru-guru masih sangat kurang
rendah. Rendahnya hasil belajar dan tingkat
memahami
secara
pemahaman siswa dapat disebabkan oleh salah
pendidik
satu faktor yaitu perencanaan dan pelaksanaan
optimal.
dan
pelaksanaan
dan
Guru
penilaian
melaksanakannya sebagai
tenaga
Melihat
hasil
ulangan
harian
memegang peranan utama dan sebagai ujung
penggunaan
tombak dalam proses belajar mengajar. Guru
dilaksanakan oleh guru kurang tepat, sehingga
strategi
pembelajaran
yang
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 13
ISSN : 1858-330X siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran di
Hasil
penelitian
ini
kelas dan merasa sulit memahami konsep-
memenuhi tujuan berikut:
konsep fisika yang dipelajarinya.
1.
Proses belajar mengajar merupakan suatu
SMP
Negerib
menggunakan
dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Di
interaktif. 2.
dapat
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-1
bentuk interaksi yaitu interaksi antar siswa
dalam interaksi tersebut terdapat pengalihan
diharapkan
Mengetahui
24
Makassar
strategi
keaktifan
dengan
pembelajaran
siswa
dalam
pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan
mengikuti pembelajaran IPA-Fisika dengan
nilai dari guru kepada siswa sesuai dengan
menggunakan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
interaktif.
Dalam
proes
belajar
mengajar
dilakukan
oleh
guru
dalam
proses
pembelajaran.
dipelajari dengan jalan memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dalam proses belajar-mengajar dengan menggunakan pembelajaran
yang
tepat
untuk
mencapai tujuan.
maka penyajian materi pelajaran kepada anak didik perlu direncanakan strategi pembelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga siswa dapat berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar.
atas, maka permasalahan yang akan diurai dalam penelitian ini adalah : dengan
menggunakan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
keseluruhan, sendiri
sebagai dalam
hasil
pengalamannya
interaksi
dengan
lingkungannya.(Slameto, 2003 : 2) Belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan oleh individu untuk
baru secara keseluruhan, dari hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. (Slameto,1987:2)
strategi
pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-1 SMP Negeri 24 Makassar? 2.
Menurut pengertian secara psikologis,
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
Berdasarkan latar belakang masalah di
Apakah
A. Hakekat Belajar Fisika
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Agar hasil belajar siswa dapat meningkat
1.
LANDASAN TEORI
belajar merupakan suatu proses perubahan
Materi pelajaran IPA-Fisika akan lebih baik
sretegi
II.
secara nalar
mampu memperkirakan dengan tepat apa yang harus
pembelajaran
tujuan
pembelajaran hanya dapat dicapai secara efektif dan efesien jika seorang guru
strategi
Bagaimana keaktifan siswa kelas IX-1 SMP Negerib 24 Makassar dalam mengikuti
Pendapat tersebut diartikan bahwa tuntutan belajar yang berlangsung secara formal akan memberi
pengaruh
pengetahuan, kemampuan
pada
terbentuknya
pemahaman,
kecakapan,
ataupun
aspek
lain
yang
mengalami perkembangan.
pembelajaran IPA-Fisika melalui strategi pembelajaran interaktif?
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 14
ISSN : 1858-330X B. Hasil belajar
memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Untuk
Dalam kamus besar bahasa indonesia edisi III (Depdiknas, 201: 08) yang dimaksud hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, dijadikan dan sebagainya oleh usaha atau keberhasilan. Sedangkan pengertian hasil belajar menurut
seseorang
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
penguasaan materi belajar yang bersangkurtan. Hasil belajar yang dimaksud disini tidak lain adalah kemmapuan maksimum yang dicapai
hasil belajar tidak bisa dibedakan dengan dengan
kata
lain
bahwa
keduanya bersinonim (Syaiful Bahri, 2002 : 2). Prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan pengetahuan yang dikuasai oleh anak. Tinggi rendahnya prestasi belajar bisa menjadi indikator sedikit banyaknya pengetahuan yang diketahui oleh anak dalam bidang studi atau kegiatan kurikulum tertentu (Abdullah
dalam
Mahasiswa 2007 : 18).
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah atau
keberhasilan
sebagai
muara
kegiatan belajar yang merupakan cerminan dari tingkah laku
dilakukan
sejauhmana
pengetahuan
siswa
terhadap
materi yang sudah dipelajari. Hasl belajar dipengaruhi olh dua faktor yaitu faktor interen dan faktor ekstsren. Faktor interen adalah faktor yang berasal dari individu
kesehatan, psikologi. Faktor eksternal adalah faktor
yang
berasal
dari
luar,
meliputi:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam proses belajar mengajar seluruh siswa
diharapkan
dapat
berhasil
dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Namun dalam suatu kelas kepandaian
siswa tidaklah sama.
Ada siswa cepat dalam memahami suatu pelajaran dan ada
juga siswa yang kurang
cepat dalam memahami suatu pelajaran. Maka strategi dapat diangkat sebagai alternatif yang tetap untuk diterapkan Pembelajaran
dengan
dalam pembelajaran. menggunkan
strategi
interaktif merupakan proses dimana siswa lebih
Berdasarkan pengertian di atas, maka
usaha
harus
tidaknya
belajar sangat penting untuk mengukur sampai
oleh siswa akibat suatu kegiatan. Pengertian
belajar,
belajar
atau
itu sendiri, meliputi : motivasi, intelegensi,
Hasil belajar merupakan suatu gambaran
prestasi
dalam
berhasil
pengukuran hasil belajar. Informasi tentang hasil
(Mujiono, 1995: 29) adalah tingkat penguasaan yang telah dicapai oleh siswa yang mengikuti
mengetahui
yang telah dicapai oleh siswa
banyak berinteraksi dengan sesamanya siswa lainnya menyelesaikan masalah sendiri. Dengan demikian pembelajaran dengan strategi interaktif diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa.
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan
C. Pembelajaran Kooperatif
perolehan nilai sesuai dengan standar yang Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran
telah di tentukan. Dalam
proses belajar mengajar
harus
diawali dengan perencanaan sistematis yang baik
sehingga
dapat
dilaksanakan
sesuai
dengan harapan oleh pelajar atau individu yang belajar.
Perencanaan
ini
dilakukan
demi
menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih
mudah
menemukan
dan
memahami
konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 15
ISSN : 1858-330X temannya
(Slavin
dalam
Masnur
Muslich,
2007:229).
terjadinya proses belajar. Guru lebih berperan
Menurut 2007:229),
Siswa dipandang sebagai pusat proses
Thomson
(Masnur
membantu dan memberikan kemudahan agar
menambah unsur-unsur interaksi sosial pada
siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
pembelajaran IPA. Di dalam
sesuia dengan kebutuhan dan kemampuannya
siswa
belajar
kooperatif
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa,
turut
kooperatif
pembelajaran
Muslich,
pembelajaran
bersama
dalam
sehingga terjadi
suatu interaksi aktif. Dengan
kelompo-kelompok kecil saling membantu satu
proses
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang
membuahkan hasil sebagaimana diharapkan,
terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan
maka kedua belah pihak baik siswa maupun
yang
yang
guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan
campuran
keterampilan yang mendukung proses belajar
heterogen.
heterogen
Maksud
adalah
terdiri
kelompok dari
kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat melatih siswa untuk menerima
belajar
mengajar
demikian
agar
mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan itu bahwa interaksi itu
perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman
dapat
yang
membawa perubahan dan tingkah laku siswa
berbeda
latar
belakangnya.
Pada
pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilanketerampilan khusus agar dapat bekerja sama di
dilakukan
dengan
maksud
untuk
(Winarno Surakhmad, 1990: 11 Proses pembelajaran merupakan suatu
dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar
proses
yang
mengandung
yang baik, member penjelasan kepada teman
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
kelompok dengan baik, siswa diberi lembar
timbal balik yang berlangsung dalam situasi
kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses
direncanakan untuk diajarkan.
pembelajaran
merupakan
serangkaian
interaksi
semua
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat
komponen atau unsur yang terdapat dalam
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
pembelajaran yang satu sama lain saling
adalah suatu model pembelajaran yang bisa
berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk
diterapkan oleh guru agar siswa dapat belajar
mencapai tujuan (Usman 2000 : 4).
secara bersama untuk mempertemukan ide-ide
Berdasarkan pengertian di atas dapat
mereka dalam memecahkan masalah tanpa
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
interaktif
memandang status sosial.
adalah suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa dan
D. Pembelajaran Interaktif Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk interaksi yaitu interaksi antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Di dalam interaksi tersebut terdapat pengalihan pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari guru kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
antara siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu contah metode pembelajaran interaktif
adalah
dimaksudkan kelompok memberikan
agar
keliling
kelompok.
masing-masing
mendapat kontribusi
Ini
anggota
kesempatan
untuk
mereka
dan
mendengarkan pandangan dan anggota lainnya.
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 16
ISSN : 1858-330X Cara
metode
pembelajaran
interaktif
B. Definisi Operasional Variabel
keliling kelompok adalah : a.
kelompok
menilai
dengan
memberikan
pandangan dan pemikiran yang mengenai
maka variabel penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut: 1.
tugas yang sedang mereka kerjakan. b.
Untuk menghindari kesalahan persepsi,
Salah satu siswa dalam masing-masing
Siswa berikutnya juga ikut memberikan
dilaksanakan arah perputaranjarum jam
2.
pembelajaran
interaktif
berikut : kelompok
terdiri
dari
dimana
terjadi
namun
ada
Hasil belajar siswa fisika adalah skor yang
2
Lokasi dan Subjek Penelitian
6 Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
kelompok, dimana 1 kelompok terdiri dari 5
b.
pembelajaran
strategi pembelajaran interaktif. C.
dibagi
orang,
proses
mengikuti proses belajar-mengajar dengan
yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
Siswa
adalah
diperoleh siswa dari hasil belajar setelah
atau dari kiri kekanan.
a.
interaktif
siswa yang lainnya.
Demikian seterusnya giliran bicara bisa
Strategi
pembelajaran
interaksi antara siswa yang satu dengan
kontrbusinya. c.
Strategi
kelompok
24 Makassar, dengan subjek penelitian adalah
beranggotakan 6 orang.
siswa kelas IX-1 SMP Negeri 24 Makassar
Anggota tiap kelompok heterogen dalam
tahun ajaran 2008-2009.
artian ada yang kemampuannya tinggi, sedang dan rendah, begitu juga dengan
D.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
jenis kelaminnya. c.
Tiap
kelompok
diberi
soal
kemudian
mereka mengerjakan, setelah itu salah satu kelompok mewakili presentase di depan, kemudian kelompok lain menanggapinya. Jadi di sinilah diharapkan terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, atau antara kelompok dengan kelompok. Dimana guru
Penelitian ini menggunakan desain spiral tindakan kelas (action research spiral) yang terdiri
atas
tercapainya
beberapa tujuan/target
siklus
tergantung
penelitian.
Siklus
lanjutan merupakan kelanjutan dan perbaikan siklus sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cylical) yang terdiri dari dari
di sini berperan sebagai fasilitator.
4 fase yaitu perencanaan (planning), tindakan III.
(action), pengamatan (observasion), dan refleksi
METODE PENELITIAN
(reflection) (Tim Pelatih Proyek PGSM : 7). A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri atas tiga langkah, yaitu tahap pendahuluan, siklus I dilaksanakan 3
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
tindakan (classroom action research) dengan tahapan-tahapan
penelitian
yang
meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan ini dirangkai dalam satu siklus
kali peremuan , siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan. sebelum
Tahap
diadakan
pendahuluan kelas
dilakukan
penelitian
diberi
perlakuan. Tahap ini kemudian dilanjutkan dengan siklus I dan diakhiri dengan siklus II.
kegiatan. JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 17
ISSN : 1858-330X Untuk lebih jelasnya, secara skematis
analisis baik yang sudah baik maupun yang
keterkaitan antara sikap komponen dengan
masih kurang dimasukkan perencanaan
komponen lainnya dalam satu siklus dan antara
tindakan selanjutnya.
siklus awal dan siklus lanjutan dalam penelitian
2.
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Siklus I Siklus pertama adalah merupakan lanjutan
dari hasil analisis observasi dan pemberian tes kemampuan pada tahapan sebelumnya dan siklus I pelaksanaannya sama pada tahapan sebelumnya yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan penilaian, dan tahap-tahap refleksi kegiatan. a.
Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) Tahap perencanaan tindakan dalam siklus
I, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : 1.
Membagi siswa dalam 6 kelompok.
2.
Mengkaji materi listrik statis yang akan diajarkan
dalam
pelaksanaan
Siklus
I
melalui model pembelajaran interaktif. 3. Secara lebih rinci langkah-langkah yang
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian
(RPP) yang akan digunakan selama proses
tindakan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
belajar-mengajar
berikut: Pendahuluan
a.
Tahap Perencanaan
4.
dalam
sesuai dengan materi gerak lurus yang
yang dilakukan adalah sebagai berikut: Membuat
tes
pendahuluan/tes
akan diajarkan. awal
5.
untuk mengetahui kemampuan awal
Membuat format observasi aktivitas siswa untuk merekam kondisi belajar mengajar di
siswa
kelas
Tahap Tindakan / Observasi 6.
kondisi awal kelas penelitian sebelum atau
diberi
perlakuan
ketika
pelaksanaan
tindakan
berlangsung.
Tindakan awal dilakukan untuk melihat
tindakan
Menyiapkan sumber belajar berupa buku paket serta buku penunjang lain yang
Pada tahap perencanaan kegiatan
b.
berlangsung
penelitian ini.
1.
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
listrik
dan
memberi tes awal kepada siswa kelas yang diteliti.
Merancang dan membuat soal tentang statis
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran yang sudah direncanakan. 7.
Membuat tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar fisika siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran
c.
Tahap Refleksi
interaktif.
Dari hasil observasi dan pemberian tes kemampuan
dianalisis,
kemudian
hasil JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 18
ISSN : 1858-330X b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
3.
Secara umum tindakan yang dilakukan
Penutup a) Guru bersama siswa merangkum materi
pada setiap pertemuan pada siklus I sebagai
pembelajaran tentang listrik statis
berikut. 1.
b) Guru member kesempatan kepada siswa
Pendahuluan
untuk menulis materi yang dianggap
a) Mengatur tempat duduk siswa sesuai
penting..
kelompoknya b) Menggali
c) Guru memberikan tugas atau pekerjaan
pengetahuan
awal
siswa
rumah.
tentang konsep listrik statis
d) Tahap evaluasi
c) Memotivasi siswa d) Menyampaikan
judul
dan
tujuan
a. observasi Pada
pembelajaran 2.
observasi
Kegiatan inti a) Memberikan soal yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Memberi
penjelasan
kepada
siswa
bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam
menyelesaikan
c) Menanyakan kepada siswa kalau masih
soal
secara
b. evaluasi Pemberian setelah
e) Setelah siswa selesai mengerjakan soal yang diberikan maka siswa berlomba menempel hasil karyanya ke gabus lalu
hasil
belajar
dilakukan
3 kali pertemuan pada siklus I yang
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan tes
hasil
belajar
siswa,
dikumpulkan lalu dianalisis. Berdasarkan hasil tersebut
dilakukan
refleksi
untuk
melakukan pengkajian terhadap hasil-hasil yang diperoleh, baik dari hasil belajar maupun catatan guru dari lembar observasi yang diambil selama
Hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu:
f) Setelah semua kelompok selesai maka bersama-sama
dan
proses belajar mengajar berlangsung.
mereka panjang di dinding kelas.
dengan
-
-
kelompok lain.
h) Siswa dipersilahkan bertanya jika ada
Pemberian motivasi siswa terhadap materi yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran.
memeriksa
pekerjaan kelompok lain.
Siswa yang masih cerita dengan teman kelompoknya selain materi pelajaran.
kelompoknya memeriksa hasil pekerjaan
bergilir
tes
c. tahap refleksi
analisis
bersama-sama
secara
tindakan
siswa maupun kegiatan guru.
observasi
lancarnya pembelajaran.
g) Siswa
pelaksanaan
proses
telah dibuat baik lembar observasi kegiatan
ada hal yang belum dimengerti demi
secara
terhadap
dilaksanakan
telah disediakan.
yang peneliti inginkan.
menyelesaikan
ini
dengan menggunakan lembar observasi yang
soal
dengan pembelajaran interaktif seperti
d) Siswa
tahap
-
Adanya siswa yang tidak mencatat materi yang diberikan oleh guru. Hal-hal yang yang masih belum berhasil
yang kurang jelas atau keliru pekerjaan kelompok lain. i) Kelompok yang ditanya menanggapi.
pada siklus ini akan ditindak lanjuti pada siklus II dan
hal-hal
yang
sudah
dianggap
baik
dipertahankan. Adapun yang menjadi refleksi
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 19
ISSN : 1858-330X pada
siklus
kelompok
I
adalah
sebelum
mengkoordinasikan
pembelajaran
c. Kurangnya siswa yang memperhatikan
dimulai,
dan mencatat materi yang diberikan oleh
menekankan kepada siswa untuk mencatat materi yang diberikan dan memotivasi siswa dengan
pemberian
kelompok, kepada
dan
siswa
berhubungan
penghargaan
memberikan berupa
dengan
guru. 5.
kepada
tugas
rumah
Merancang dan membuat soal tentang listrik dinamis,.
6.
Membuat tes hasil belajar siklus II untuk
soal
latihan
yang
mengukur hasil belajar fisika siswa setelah
materi
yang
telah
diajar
dipelajari.
dengan
menggunakan
model
pembelajaran interaktif.
Hasil analisis yang diperoleh dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini,
melaksanakan siklus II, sehingga hasil yang
pola pelaksanaannya sama pada pelaksanaan
diharapkan akan lebih baik dari siklus I.
tindakan pada siklus I. Namun, pada pelaksanan tindakan pada siklus II ada beberapa aspek
3. SIKLUS II
yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan a. Tahap Revisi (Planning)
Perencanaan
Tindakan
tindakan pada siklus I yakni : guru lebih banyak mengontrol siswa agar tidak cerita yang tidak
Tahap perencanaan tindakan dalam siklus
ada kaitannya dengan materi yang diajarkan,
II, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
memotivasi
1.
Mengkaji materi listrik dinamis yang akan
menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian
diajarkan dalam
di akhir pelajaran semua buku catatan siswa di
2.
pelaksanaan siklus
II
dengan model pembelajaran interaktif.
kumpul
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
mencatat semua.
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
c.
(RPP) yang akan digunakan. 3.
4.
siswa
untuk
agar
diperiksa
aktif
apakah
dalam
mereka
Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan pada saat proses
Menyiapkan sumber belajar berupa buku
belajar mengajar berlangsung dan pada akhir
paket serta buku penunjang lain yang
siklus II diberikan evaluasi dengan memberikan
sesuai dengan materi yang akan diajarkan
tes
yakni listrik dinamis.
siklus I.
Membuat format observasi untuk merekam
d.
hasil
belajar
fisika
dari
Refleksi
kondisi belajar mengajar di kelas ketika
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan
pelaksanaan tindakan berlangsung yang
evaluasi yaitu observasi dan evaluasi tes hasil
meliputi:
belajar
a. aktivitas siswa yang relevan dengan
Berdasarkan hasil tersebut dilakukan refleksi
pembelajaran seperti yang ada pada
untuk melakukan pengkajian terhadap hasil-
tabel A di bawah ini
hasil yang diperoleh, baik dari hasil belajar
b. aktivitas
siswa
yang
tidak
siswa,
dikumpulkan
lalu
dianalisis.
relevan
maupun catatan guru dari lembar observasi
dengan pembelajaran seperti yang ada
yang diambil selama proses belajar mengajar
pada tabel B di bawah ini.
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 20
ISSN : 1858-330X berlangsung. Hal-hal yang belum berhasil pada
setiap akhir siklus. Indikator ini mengacu pada
siklus I berupa:
standar KKM fisika yang telah ditetapkan oleh
1.
Aktifitas
siswa
yang
relevan
dengan
SMP Negeri 24 Makassar.
pembelajaran. 2.
Aktivitas siswa yang tidak relevan dengan
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pembelajaran 3.
Kurangnya siswa yang memperhatikan dan mencatat materi yang diberikan oleh guru.
Gambaran hasil analisis tes hasil belajar fisika siswa kelas IX-1 SMP Negeri 24 Makassar
Dan hasilnya:
pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
1.
tabel 4.1 berikut.
Pemberian motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar
Tabel 4.1. Analisis hasil tes hasil belajar siswa
mengajar. 2.
Menyimpan segala sesuatu yang tidak relefan dengan materi yang akan dipelajari..
3.
Responden
sebelum perlakuan
siklus I
siklus II
jumlah siswa nilai 100 nilai terendah tidak tuntas
32 orang 1 orang 25 19
32 orang 4 orang 34 12
32 orang 6 orang 40 5
Memeriksa catatan siswa di akhir pelajaran.
Dengan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa sehingga penelitian ini berakhir pada siklus 2 saja.
Pembahasan
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan data di atas dapat dilihat Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jelas dari 32 responden sebelum
dalam penelitian tindakan ini adalah data
menggunakan strategi pembelajaran interaktif
tentang hasil belajar siswa diperoleh dengan
hanya 1 orang yang mendapat nilai 100, nilai
menggunakan tes hasil belajar
terendah 25 dan 19 orang tidak tuntas, ini berarti
pada
setiap
akhir siklus. Untuk data keaktifan siswa dalam
<10%
mengikuti proses belajar
pada saat
yaitu 69). Setelah siklus I selesai, sudah ada
proses pembelajaran berlangsung digunakan
peningkatan yaitu 4 orang yang mendapat nilai
pedoman observasi.
100, nilai terendah 34 dan 12 orang
diambil
yang tuntas
(nilainya mencapai KKM
belum
tuntas, ini berarti 63% yang tuntas. F. Teknik Analisis Data
Setelah siklus II terdapat 6 orang mendapat
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan
analisis
statistik
deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar fisika siswa yang diperoleh dari hasil penilaian setiap siklus.
nilai 100, nilai terendah yang didapat siswa 40 dan siswa yang tidak tuntas tinggal 5 orang, ini berarti 84% siswa yang tuntas, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
dengan
strategi pembelajaran interaktif
menggunakan maka hasil
belajar siswa dapat meningkat. G. Indikator Keberhasilan
Berikut ini merupakan data rekapitulasi aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran di
Tindakan pada siklus dianggap berhasil
kelas.
apabila 80% dari siswa mencapai skor 69 pada JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 21
ISSN : 1858-330X Tabel 4.2. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran Siklus
No
Indikator
1
Tepat waktu berada di kelas Kehadiran Keteraturan duduk bersama angota kelompoknya Keaktifan siswa berdiskusi dengan temannya Keaktifan siswa bertanya dengan guru Keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugasnya
2 3
4
5
6
keterangan
Tabel 4.3. Hasil Rekap aktifitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran No
I
II
27
32
MENINGKAT
1
31 25
32 32
MENINGKAT MENINGKAT
2 3
20
30
MENINGKAT
10
21
MENINGKAT
20
32
MENINGKAT
4
5 6
Siklus
Indikator Siswa mengganggu temannya Siswa menyelesaikan tugas lain Siswa berdiskusi selain pelajaran fisika Siswa keluar masuk pada saat pelajaran berlangsung Siswa pindah duduk ke kelompok lain Siswa makan atau minum pada saat pelajaran berlangsung
Ket
I
II
1
-
BERKURANG
2
1
BERKURANG
6
2
BERKURANG
2
-
BERKURANG
1
-
BERKURANG
2
-
BERKURANG
Di samping terjadi peningkatan hasil belajar
Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan
fisika siswa, selama berlangsungnya penelitian
jelas pada umumnya aktivitas yang dilakukan
dari siklus I ke siklus II tercacat sejumlah
oleh siswa yang tidak ada hubungannya dengan
perubahan yang terjadi pada proses belajar
pelajaran Fisika berkurang, terutama
fisika dalam hal keaktifan selama mengikuti
cukup drastis adalah siswa berdiskusi selain
proses
pelajaran fisika.
pembelajaran.
Perubahan
tersebut
yang
merupakan data kualitatif yang diperoleh dari
Hal ini menandakan strategi ini sangat
lembar observasi pada setiap pertemuan yang
menarik perhatian siswa, sehingga aktifitas yang
tercatat tiap siklus oleh observer.
tidak ada hubungannya dengan pelajaran fisika
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa siswa kelihatan lebih aktif
dalam mengikuti
pelajaran fisika dengan menggunakan strategi interaktif,
terutama
keaktifan
siswa
dihentikan yang pada akhirnya membuat siswa bisa belajar dengan baik serta berkonsentrasi dengan apa yang dipelajari.
dalam
menyelesaikan tugasnya dan keaktifan siswa
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
bertanya pada guru, serta keaktifan siswa berdiskusi dengan temannya. Strategi ini kelihatannya membuat suasana belajar
lebih
menyenangkan
serta
tidak
membuat siswa pasif. Siswa aktif untuk berpikir mencari ide-ide baru sehingga memperoleh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1.
pengalaman belajar yang berkesan dan lebih
24
bermakna terutama untuk dirinya.
pembelajaran:
Makassar
menggunakan
Berikut ini merupakan table rekapitulasi aktivitas siswa yang tidak relevan dengan
Hasil belajar siswa kelas IX-1 SMP Negeri meningkat strategi
dengan
pembelajaran
interaktif. 2.
Keaktifan siswa meningkat dalam mengikuti pembelajaran Fisika dengan menggunakan strategi pembelajaran interaktif. JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 22
ISSN : 1858-330X B.
Saran Berdasarkan
hasil
pembahasan
dan
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Pembelajaran Strategi
dengan
Pembelajaran
digunakan
sebagai
menggunakan Interaktif
alternatif
dapat strategi
pembelajaran dalam lingkungan sekolah. 2.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Interaktif.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat SLTP, 2001. Pedoman Pelaksanaan Classroom Research, Jakarta: Direktorat SLTP.
Teknis Action
Depdiknas, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed III, Jakarta: Depdiknas. Masnur Muslich, 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Malang: Bumi aksara. Nana Sudjana, 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Pupuh Fathur Rohman dan M. Sobri Sutikno 2007, Strategi Belajar Mengajar, Refike Adiatama. Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Wina Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bandung: Kencana Prenada Media Group. Winarno Surakhmad, 1989. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung: Tarsito.
JSPF Vol. 7 No. 1 April 2011 | 23