Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
35
UPAYA MENGURANGI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDAR LAMPUNG Iskandar Z. Hifnie Dosen Fakultas Teknik Universitas Saburai ABSTRAK Lalu lintas perkotaan selalu dikenal dengan kemacetan, demikian juga di Kota Bandar Lampung. Hal ini terlihat di beberapa lokasi/tempat selalu terjadi kemacetan lalu lintas. Penyebab utama adalah meningkatnya jumlah penduduk dan kendaraan tidak di imbangi dengan kapasitas jalan. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertambahan sarana dan prasarana terutama jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi atau upaya untuk mengurangi permasalahan kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan dan analisis berdasarkan literatur. Hasil penelitian didapatkan bahwa beberapa lokasi kemacetan memiliki permasalahan yang hampir sama yaitu kapasitas jalan sudah tidak memadai lagi. Upaya yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan lalu lintas antara lain pelebaran geometrik jalan pada setiap ruas jalan yang rawan kemacetan, pengaturan ulang rambu lalu lintas dan traffic light, pembuatan marka jalan, dan pada persimpangan dibuat jalur khusus untuk berbelok.
Keywords : Kemacetan, lalu lintas, Bandar Lampung PENDAHULUAN Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5020’ sampai dengan 50 31’ bujur timur dan 105028’ sampai dengan 1050 37’ lintang selatan, letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 192 Km2 yang terdiri dari tiga belas (13 ) Kecamatan dan 98 Kelurahan, antara lain : Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Tanjung Karang Barat, Kemiling, Kedaton, Tanjung Seneng, Rajabasa, Sukarame, Sukabumi, Telukbetung Selatan, Telukbetung Utara, Telukbetung Barat, dan Panjang. Kegiatan sosial dan pertumbuhan penduduk kota Bandar Lampung memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan lapangan kerja sehingga memberi tekanan yg berarti terhadap prasarana dan sarana transportasi dalam menampung beban – beban lalu lintas tambahan yang ditimbulkan oleh pembangunan baru. Pertumbuhan penduduk berpengaruh
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
terhadap permintaan perjalanan, antara lain : 1.Tekanan terhadap prasarana dan sarana transportasi di wilayah Bandar Lampung tidak terlepas dari intensitas dan mobilitas pergerakan penduduk dari setiap bagian – bagian wilayah yang dipengaruhi oleh kualitas dan frekuensi pergerakan penduduk urban maupun sub urban. 2.Pendataan pada tahun 2003 jumlah penduduk tercatat 790.895 jiwa yang bermukim di wilayah Bandar Lampung, jumlah ini akan senantiasa meningkat, baik yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk alamiah, maupun karena migrasi yang terjadi sebagai akibat dari meningkatnya harapan ekonomi dan kesempatan kerja di wilayah Bandar Lampung untuk tahun mendatang. Ketidakseimbangan antara peningkatan prasarana dan pertumbuhan jumlah kendaraan antara lain : 1. Bandarlampung memiliki prasarana panjang jalan 900,32 km pada tahun 2003
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
2. Pertumbuhan kendaraan sebanyak 290.060 kendaraan data tahun 2003, 3. Ketidak seimbangan ini akan terus berlanjut, dan akan menyebabkan permasalahan transportasi perkotaan di Bandar Lampung menjadi bertambah komplek Permasalahan lain dari transportasi perkotaan antara lain : 1. Penentuan jenis dan moda angkutan umum 2. Pola jaringan 3. Izin trayek angkutan 4. Kebijakan perparkiran, dan pemasangan rambu lalu lintas Kondisi Sistem Transportasi Perkotaan Di Bandar Lampung 1.Terjadi kemacetan lalulintas dimanamana , polusi suara dan udara , kecelakaan serta tundaan pada setiap persimpangan ruas dan persimpangan jalan. 2.Tingkat kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi makin mudah , baik untuk kedaraan baru maupun kendaraan bekas (second) 3.Kemacetan terjadi pada umumnya pada jam-jam sibuktertentu. Pagi hari dimana orang pergi bekerja,kesekolah,ke pasar dan sebagainya, sore hari dimana orang kembali rumah masing-masing. ( jadi pola kegiatan orang menentukan karakteristik kegiatan lalulintas / bangkitan perjalanan ) 4.Angkutan umum sering dituduh menjadi penyebab kemacetan, hal ini dikarenakan kurang mendapat perencanaan yang mendalam serta menyeluruh yang mencakup semua aspek – aspek yang terlibat didalamnya seperti :
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
36
a. Pola tata guna lahan, pola jaringan jalan, pola penyebaran penduduk, pola kebutuhan pergerakan, sistem operasi dan tingkat pelayanan Perencanaan sistem opersi pergerakan angkutan umum yg tidak mendalam serta menyeluruh tersebut akan menambah permasalahan seperti : Tumpang tindih nya rute, Jumlah armada yang terlalu besar, Tingkat pelayanan yang rendah, Waktu tempuh yang lama dan lain – lain. Hal ini akan menyebabkan rendahnya tingkat efektifitas, efisiensi serta pelayanan angkutan umum yang ada dan menambah tingkat kemacetan b. Fasilitas Pekalan Kaki Pejalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan, oleh karena itu kebutuhan para pejalan kaki merupakan suatu bagian integral / terpadu yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem transportasi jalan. Para pejalan kaki berada diposisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan., oleh karena itu salah satu tujuan utama manajemen lalu lintas adalah berusaha memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas. Oleh karena itu pemanfaatan trotoar harus benar-benar digunakan khusus bagi pejalan kaki, bukan untuk pedagang kaki lima ( PKL ), atau tempat parkir, agar pejalan kaki tidak berjalan
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
pada badan jalan yang akan mengakibatkan penyempitan pada badan jalan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan disiplin pemakai jalan masih rendah antara lain : Disiplin pengendara, penumpang, maupun pejalan kaki masih kurang, Perubahan peraturan menyebabkan perlunya waktu untuk penyesuaian, Pendidikan mengenai lalulintas belum masuk dalam pendidikan formal. Kebijakan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan 1. Menyediakan perpaduan antar moda 2. Mengembangkan sistem angkutan umum perkotaan massa 3. Mengatasi kemacetan dan gangguan lalulintas 4. Meningkatkan sistem jaringan jalan antar kota 5. Mengembangkan keterpaduan antar moda dan intra moda 6. Kebebasan memilih angkutan yg digunakan 7. Mendorong menggunakan angkutan umum dan mengurangi pemakaian angkutan pribadi 8. Memperkecil penambahan jaringan jalan baru, yg akan berdampak pertumbuhan kota kearah tidak sesuai dg kebijakan pengembangan wilayah 9. Penyebaran pembangunan secara seimbang 10. Mengembangkan fasilitas angkutan laut dan udara 11. Mengembangkan manajemen angkutan perkotaan 12. Meningkatkan peran serta swasta dlm investasi
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
37
13. Koordinasi perencanaan angkutan perkotaan 14. Mengendalikan dampak lingkungan 15. Menyediakan angkutan perkotaan yg mengurangi konfik. Aspek Hukum Dalam Penanganan Sistem Transportasi 1. Undang-undang RI No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 2. Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang lalulintas dan angkutan jalan 3. Undang-undang RI No.13 tahun 1990 tentang jalan 4. Undang-undang Kepolian Negara 5. Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1990 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah dalam bidang lalulintas dan angkutan jalan kepada pemerintah tingkat I dan tingkat II 6. PP No.43 tahun 1993 tentang prasarana dan sarana lalulintas jalan 7. PP No.4 tahun 2000 tentang pedoman perangkat daerah 8. PP No.105 tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan daerah Sistem Kelembagaan 1.Lembaga Struktural : a. Lembaga pelaksana di tingkat propinsi : Badan perencanaan pembangunan daerah Dinas perhubungan Dinas bina marga Kepolisian daerah – direktorat lalulintas b. Lembaga pelaksana di tingkat kotamadya : Badan perencanaan pembangunan daerah
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
2.
Dinas perhubungan Dinas kimpraswil – subdin bina marga Kepolisian kota besar – satuan lalulintas Bagian hukum, perekonomian, pemerintahan Lembaga Non Struktural : a. Badan pengelola parkir b. Team pengendali teknis angkutan kota c. Unit pelaksana teknis daerah (uptd ) terminal
Pendekatan Sistem Transportasi Perkotaan Sistem kebutuhan akan transportasi ( KT ) Sistem prasarana transportasi ( PT ) Sistem rekayasa transportasi dan manajemen lalulintas ( RL & ML ) Sistem kelembagaan ( KLG) SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
Sedangkan dari data sekunder didapatkan : 1. Data penduduk Kota Bandar Lampung. 2. Data jaringan jalan kota Bandar Lampung 3. Data jumlah kendaraan. PEMBAHASAN Ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : 1. Aspek organisasi a. Dinas Lalu lintas dan Angkutan Jalan b. Polisi Kota Besar Bandar Lampung c. Dinas Tata Kota Bandar Lampung d. Badan Perencana Pembangunan Daerah e. Dinas Pekerjaan Umum – Bina Marga 2.
SISTEM KELEMBAGAAN KEBUTUHAN AKAN TRANSPORTASI ( KT )
PRASARANA TRANSPORTASI ( PT )
REKAYASA DAN MANAGEMEN LALULINTAS ( RL dan ML )
3.
Gambar 1. Sistem Transportasi Makro METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer (survai lapangan) dan data sekunder. Dari survai lapangan didapatkan : 1. Kondisi geometrik jalan untuk setiap lokasi survai. 2. Kondisi lalu lintas pada setiap lokasi penelitian 3. Kondisi perkerasan jalan.
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
38
4.
5.
Undang-undang / peraturan a. Undang-undang b. Peraturan Pemerintah c. Peraturan Daerah d. Instruksi Aspek Transportasi a. Sistem transportasi kota antar moda b. Sistem jaringan prasarana c. Pengaturan lalu lintas Prasarana Transportasi a. Pembangunan Jalan Baru b. Peningkatan kapasitas prasarana c. Rekayasa dan Manajemen Lalu lintas Masalah Lain a. Koordinasi antar lembaga b. Pelatihan sistranko c. Analisis Dampak Lingkungan
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
39
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
40
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung terdapat pada 11 lokasi rawan kemacetan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Jumlah kendaraan yang terus meningkat tidak diimbangi dengan kapasitas jalan. 2. Kapasitas jalan yang tidak memadai lagi. Upaya yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan lalu lintas adalah : 1. Pelebaran geometrik jalan pada setiap ruas jalan yang rawan kemacetan. 2. Pengaturan ulang rambu lalu lintas dan traffic light. 3. Pembuatan marka jalan. 4. Pada persimpangan dibuat jalur khusus untuk berbelok. Rekomendasi Rekomendasi untuk Ruas Jalan Pasar Tengah : • Penertiban PKL • Penertiban lahan parkir ( parkir tidak di trotoar ) • Trotoar khusus untuk pejalan kaki • Off street parking • Pemasangan rambu – rambu lalulintas ( tertib ) • Aparat bertindak tegas terhadap pelanggar ketertiban lalulintas • Aparat selalu mengawasi Rekomendasi untuk Pasar Bambu Kuning Dan Sekitarnya : • Penertiban pkl • Penertiban lahan parkir ( parkir tidak di trotoar )
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
• • • • •
41
Trotoar khusus untuk pejalan kaki Off street parking Pemasangan rambu – rambu lalulintas ( tertib ) Aparat bertindak tegas terhadap pelanggar ketertiban lalulintas Aparat selalu mengawasi
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Bina Sistem lalu Lintas dan Angkutan Kota, 1998, Pedoman perencanaan dan pengoperasian Fasilitas Parkir, Jakarta. Direktorat Bina Sistem lalu Lintas dan Angkutan Kota, 1998, Sistem Transportasi Kota, Jakarta. Direktorat Jendral Bina Marga, 1996, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. Direktorat Jendral Bina Marga, 1992, Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Jakarta. Hoobs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu-Lintas. Gajah Mada University Press. Yoyakarta. Larson R.C and Odoni A.R., 1981, Urban Operations Research, Prentince Hall, London. Levinson, H.S. 1982. Urban Travel Characteristic. Transportation and Traffic Engineering Handbook. Prentince Hall New Jersey. Makridakis S., Wheelwright S.C., and McGee V.E., 1993, Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Iskandar Z. Hifnie : Upaya Mengurangi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
42
A. D., 1990, Traffic Flow Fundamental, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Siagian P., 1987, Penelitian Operasional (Teori dan Praktek), UI-Press, Jakarta.
Meyer M.D. and Miller E.J., 1984, Urban Transportation Planning, McGrawHill, New York.
Steel R.G.D., and Torrie J.H., 1991, Prinsip dan Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan Biometrik), Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
May
Morlok E. K., and Hainim J.K., 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Oglesby dan Hicks. 1995. Teknik Jalan Raya. Penerbit Erlangga. Jakarta. Paquette R.J., Ashford N., and Wright P H. 1972, Transportation Engineering, Jhon Wiley & Sons, New York. Salter R.J., 1981, Traffic Engineering, Macmillan Press Ltd, London.
Jurnal Sains dan Inovasi IV(1)35-42(2008)
Sudjana, 1992, Metoda Statistika, Edisi Kelima, Tarsito, Bandung. Vuchic V.R., 1981, Urban Public Transportation (System and Techlonogy), Prentice Hall, London. Woodward F.H., 1991, Manajemen Transpor, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta