eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (1): 77-86 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2015
UPAYA AMERIKA SERIKAT DALAM MENGATASI PEMBOBOLAN DATA OLEH WIKILEAKS Stefanie Holim1 NIM. 1002045055
Abstract This study aims to describe the efforts of United States of America to overcome the cybercrime of Wikileaks that cracked USA’s secret data, which contain harmful and controversial documents that forbidden to public. The method used in this thesis is a descriptive case study, where the author will explain it systematically taken by how USA solved the state’s cracking data by Wikileaks. Based on the result of the study, it indicated that Wikileaks remains exist inside the internet and still publicize many documents about nations. However, USA achieved the purpose to rearrange their image towards other nations by the efforts that they’ve done to Wikileaks.
Key Words : Cracking Data, Cybercrime, Diplomatic Cables, Wikileaks Latar Belakang Pada 7 November 2007, dokumen AS mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara AS di Guantanamo Bay dirilis di situs web Wikileaks. Wikileaks awalnya memposting dokumen-dokumen yang berasal dari berbagai negara dengan materi yang berbeda-beda. Namun lama-kelamaan situs tersebut menerbitkan begitu banyak dokumen AS di halamannya, terhitung 251. 287 dokumen kawat diplomatik yang dipublikasikan oleh Wikileaks. Bocornya dokumen ini juga disebabkan oleh seorang analis intelijen militer AS yang bernama Bradley Manning, yang memiliki akses langsung ke dalam database AS selama penugasannya di Baghdad. Manning memiliki motivasi yang sama dengan Wikileaks, yaitu ingin memberikan fakta-fakta kepada publik dari suatu kejadian yang bersifat rahasia dan sudah terjadi sebelumnya. Keadaan semakin diperparah karena pada 5 Desember 2010, situs Wikileaks merilis salah satu dokumen AS yang berupa daftar mengenai isu keamanan AS. Dokumen tersebut berjudul The Critical Foreign Dependencies Initiative (CFDI) atau strategi yang terdapat di dalam daftar Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (United States Departement of Homeland Security). Daftar ini menjelaskan bahwa terdapat infrastruktur AS yang terdiri dari 300 aset dan sistem di lebih dari 50 negara dan akan 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Email :
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 77-86
berdampak buruk terhadap AS jika infrastruktur tersebut diserang atau dihancurkan. Selain mengenai isu keamanan yang menimbulkan kepanikan terhadap AS, Wikileaks juga merilis video rekaman kontroversial mengenai pembantaian dari sebuah helikopter Apache di Baghdad yang dilakukan oleh tentara Amerika terhadap 12 warga Irak, termasuk dua wartawan Reuters. Lalu disusul dengan dokumen rahasia mengenai AS yang kerap mengecilkan jumlah warga sipil yang mereka bunuh dalam setiap serangan-serangan yang dilakukan oleh AS, contohnya seperti serangan yang terjadi di Husayba, dekat perbatasan Suriah, bahkan laporan rahasia mengenai AS yang suka mengkritik atau mengomentari negara lain seperti Brazil yang dinilai masih kurang tegas soal terorisme dan buruknya kepemimpinan Turki. Pembocoran dokumen tersebut menimbulkan reaksi negatif dan berdampak buruk terhadap AS yang dokumen-dokumennya paling banyak dibocorkan oleh Wikileaks. Publik akhirnya menjadi tahu pelanggaran-pelanggaran hak asasi yang telah dilakukan oleh AS, kritikan-kritikan yang menyinggung dari AS yang ditujukan kepada negara-negara lain, dan hal ini pun akhirnya menunjukkan secara jelas citra buruk AS di dunia. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi murka atas tuduhan yang diberikan oleh diplomat AS mengenai kepemimpinan Erdogan yang dianggap otoriter oleh AS. Tidak hanya itu, diplomat AS di Ekuador, Heather Hodges, dipersona non grata oleh pemerintah Ekuador karena diplomat AS telah menuduh polisi nasional Ekuador, Jaime Hurtado Vaca telah melakukan tindak korupsi. Pemerintah AS menganggap diplomat AS terlalu ikut campur dalam urusan tersebut. Keadaan ini menyebabkan AS harus melakukan langkah-langkah dan tindakan yang dapat mencegah pembobolan dokumen tidak terjadi lagi, dan juga demi mengurangi dampak yang telah ditimbulkan dari pemberitaan yang dilakukan Wikileaks di situsnya. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan upaya AS dengan melakukan counter cybercrime dalam mengatasi tindakan cybercrime yang berupa pembobolan data oleh Wikileaks. Kerangka Konsep Konsep Cybercrime Cyber crime adalah tindakan penyalahgunaan yang terjadi di dalam cyber space (dunia maya) dengan memanfaatkan komputer dan jaringan internet sebagai media dalam melakukan kejahatan. Cyber crime dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain: 1. unathorized access to computer system and service 2. illegal contents, 3. data forgery, 4. cyber espionage, 5. cyber sabotage and extortion, 6. offence against intellectual property, 7. infringements of privacy. Dalam kasus Wikileaks, tindakan cyber crime yang dilakukan terhadap Amerika Serikat termasuk sebagai unauthorized access to computer system and service. Unathorized access to computer system and service merupakan kejahatan yang dilakukan ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
2
Upaya AS Mengatasi Pembobolan Data oleh Wikileaks (Stefanie Holim)
Biasanya pelaku kejahatan melakukannya dengan sabotase atau pencurian informasi penting dan rahasia. Namun ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Hal ini lebih sering dikenal dengan nama hacking dengan hacker sebagai sebutan untuk pelaku dari kejahatan ini. Hacking adalah ilegal karena masuk dan membaca data seseorang tanpa izin. Demi mencegah dan melawan kejahatan di dunia maya, maka suatu negara yang dirugikan berhak untuk menggunakan berbagai cara demi melindungi keamanan negaranya atau yang dapat disebut juga dengan counter cyber crime. Cara-cara yang termasuk di dalam counter cyber crime antara lain: 1. Memperbaiki sistem keamanan intelijen dalam negeri agar dapat mencegah pembobolan data yang kemungkinan dapat dilakukan lagi oleh hacker yang dapat meretas data rahasia. 2. Memblokir server atau menutup secara paksa situs terkait (khususnya yang beroperasi di dalam negeri) dan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan sesama hacker juga agar akses ke dalam situs yang merugikan tidak dapat diakses lagi oleh publik. 3. Menutup rekening keuangan yang dipakai oleh pelaku siber dalam mengoperasikan websitenya. Jika pemerintah negara yang diserang melumpuhkan keuangan yang selama ini dipakai untuk membiayai website tersebut, maka kemungkinan besar website yang digunakan oleh hacker akan sulit atau sama sekali tidak bisa digunakan. Negara juga dapat menerapkan prinsip universal yang terdapat di dalam counter cyber crime dimana suatu negara berhak mengadili pelaku cyber crime walaupun pelaku tidak berada di dalam negara yang diserangnya. Prinsip universal dalam mengatasi tindak kejahatan di dalam dunia maya ini lebih jelasnya tertera di dalam A Proposal for an International Convention on Cyber Crime and Terrorism yang diratifikasi pada tahun 2000, dimana perjanjian ini dibentuk atas dasar The Convention on Cybercrime (biasa disebut dengan Budapest Convention on Cybercrime atau Budapest Convention). Perjanjian tersebut diadakan dan ditandatangani di Budapest pada 23 November 2001 dan pada Oktober 2014, 44 negara telah meratifikasi perjanjian ini (termasuk Amerika Serikat yang menjadi negara ke 16 yang meratifikasinya), sementara 9 negara telah menandatangani perjanjian ini namun belum meratifikasinya. The Convention on Cybercrime merupakan perjanjian internasional pertama yang menangani kejahatan komputer lintas batas negara dengan fokus kepada pelanggaran hak cipta, penipuan yang berkaitan dengan komputer, pornografi anak, kejahatan yang dilakukan terhadap suatu grup sosial, dan pelanggaran terhadap keamanan jaringan komputer lain seperti akses ilegal atau sabotase serta penyalahgunaan perangkat internet yang merugikan masyrakat, kelompok, negara, dan individu. Perjanjian ini dibentuk demi mencapai kebijakan kriminal yang ditujukan demi perlindungan masyarakat terhadap kejahatan cyber.
3
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 77-86
Tujuan-tujuan yang dilakukan atas dasar perjanjian ini antara lain: 1. Menyeimbangkan hukum-hukum negara yang berhubungan dengan cybercrime agar dapat mengadili pelaku kejahatan internet dengan benar 2. Melakukan investigasi dan penuntutan tindak pidana terhadap pelaku cybercrime. 3. Melakukan kerjasama internasional antar negara dalam menangani kejahatan cyber
Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini merupakan deskriptif case study, yang menjelaskan secara sistematis bagaimana upaya Amerika Serikat dalam mengatasi pembobolan data yang dilakukan oleh Wikileaks. Jenis data yang dipakai yaitu jenis data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan artikel-artikel di internet yang erat kaitannya dalam mengumpulkan data untuk mengetahui upaya Amerika Serikat dalam mengatasi pembobolan data yang dilakukan oleh Wikileaks. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah tinjauan pustaka dan online library research yang bersumber dari buku-buku dan internet yang relevan dengan penulisan ini. Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif yaitu dengan menganalisis data sekunder dan kemudian menggunakan teori sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian yang sedang diteliti. Pembahasan Wikileaks adalah organisasi nirlaba jurnalistik internasional berbasis internet dengan domain wikileaks.org yang dibentuk pada tanggal 4 Oktober 2006. Didirikan oleh seorang computer programmer dan aktivis internet berkewarganegaraan Australia bernama Julian Assange, yang juga memegang jabatan sebagai pemimpin redaksi dan direktur dari Wikileaks sendiri. Wikileaks sebagai kelompok global independen yang mewadahi orang-orang berdedikasi tinggi dengan ide pers bebas. Wikileaks mempublikasikan berita yang mereka peroleh melalui anonim yang tergabung dalam Wikileaks, yang juga mendukung beroperasinya organisasi ini. Anonim-anonim tersebut memberikan dokumen yang diretas lalu mengirimkannya kepada Wikileaks. Setelah itu, tim Wikileaks menyunting dokumen yang didapatkan dan menjadikannya berita sehingga dapat diakses oleh publik. Wikileaks dibentuk atas dasar prinsip yang bertujuan mempertahankan kebebasan dalam berpendapat, publikasi media, memperbaiki catatan sejarah, dan mendukung hak-hak semua orang untuk mengemukakan pendapatnya. Mereka memperoleh inspirasi kebebasan ini dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, terutama pasal 19 yang mengilhami karya para wartawan dan relawan-relawan dari Wikileaks. Tujuan tersebut akhirnya diaplikasikan oleh Wikileaks dengan memberikan beritaberita dan informasi penting yang tidak pernah diketahui publik sebelumnya. Kegiatan utamanya yaitu memposting materi yang asli dari informasi yang mereka dapatkan melalui users anonim bersamaan dengan berita yang mereka olah sendiri. Hal ini dilakukan agar para pengakses yang membaca beritanya dapat membandingkan berita dengan materi asli, sekaligus menjadi pembuktian bahwa dokumen yang mereka peroleh tersebut adalah asli.
4
Upaya AS Mengatasi Pembobolan Data oleh Wikileaks (Stefanie Holim)
Wikileaks memiliki 251.287 dokumen kawat diplomatik pemerintah AS yang tertanggal dari 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010. Dokumen yang diperoleh tersebut bersumber dari komunikasi rahasia antara 274 kedutaan konsulat termasuk dari Departemen Luar Negeri AS. Materi-materi yang terdapat di dalam kawat diplomatik antara lain mengenai hubungan politik luar negeri yang dilakukan AS sebanyak 145.451 dokumen, 122.896 dokumen tentang hubungan dengan pemerintahan di dalam negeri, 55.211 dokumen mengenai HAM, kondisi perekonomian 49.044 dokumen, teroris dan terorisme 28.201 dokumen, dan 6.532 dokumen mengenai dewan keamanan PBB. Bocornya dokumen rahasia AS diakibatkan oleh institusi intelijen militer AS yang memiliki terlalu banyak personil di dalamnya. Banyaknya personil yang digunakan tersebut memungkinkan anggota intelijen dapat dengan mudah mengakses dan mengambil dokumen yang disimpan oleh AS di dalam database. Salah satu anonim yang tertangkap karena telah mencuri dokumen rahasia AS tersebut adalah Bradley Manning, seorang analis intelijen militer AS yang ditugaskan di Baghdad. Ia mengunduh dokumen dari ruang rahasia AS lalu mengirimkannya kepada Wikileaks sehingga Wikileaks dapat memposting dokumen tersebut menjadi berita yang dapat dibaca oleh masyarakat luas. Wakil Presiden AS Joe Biden telah menganggap Julian Assange sebagai teroris yang berteknologi tinggi. Kasus pembobolan inipun memberikan dampak yang merugikan AS. Biden menyatakan bahwa dengan membocorkan kawat-kawat diplomatik tersebut, Assange dianggap telah mempersulit AS dalam usahanya menjalankan urusan-urusan di seluruh dunia. Biden juga mengungkapkan mengenai bocoran yang sudah tersebar itu membuat AS menjadi lebih sulit dalam menjalankan urusan-urusan dengan negara-negara sahabatnya. Misalnya dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para diplomat dunia, mereka hanya mau bertemu dengan Biden secara pribadi dan tidak boleh disertai dengan staf di dalam ruangan. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan amarahnya dalam sebuah stasiun televisi swasta atas pemberitaan AS terhadap buruknya kepemimpinan Turki, dan juga mengenai 8 akun rekening milik Erdogan di bank Swedia yang sengaja dibuat untuk menutupi kasus korupsinya. Perdana Menteri Erdogan menyebut hal ini sebagai pencemaran atas nama baik yang telah dilakukan oleh para diplomat AS. Ia pun mengisyaratkan untuk mengambil tindakan hukum terkait masalah tuduhan tersebut. Begitu juga seperti yang terjadi di Ekuador, dimana Pemerintah Ekuador meminta Duta Besar AS di negara tersebut untuk berhenti karena AS menuduh kepala polisi Ekuador telah berlaku korup. Pembobolan yang dilakukan oleh Bradley Manning juga menyebabkan negara lain mempertanyakan pertahanan keamanan AS yang ternyata bisa dicuri oleh anggotanya sendiri. Pihak-pihak lain di luar Amerika Serikat yang mengetahui maraknya pemberitaan Wikileaks tersebut akhirnya menganggap remeh AS dan cukup sulit untuk mempercayakannya sebagai mitra hubungan antar negara. Kepercayaan yang telah dibina dalam waktu yang lama terhadap negara-negara sahabat tiba-tiba berubah menjadi kecurigaan terhadap AS. Amerika Serikat sendiri mengungkapkan bahwa
5
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 77-86
pembocoran dokumen-dokumen rahasia ini akhirnya memberikan dampak buruk terhadap setiap kegiatan diplomatik yang dilakukan. Untuk mengurangi dampak yang nantinya akan memperburuk keadaan AS, maka AS berupaya dengan menyusun dan melakukan cara-cara yang diharapkan mampu mengatasi kerugian dari pembobolan data yang dilakukan oleh Wikileaks, antara lain: 1. Memperbaiki Sistem Keamanan Intelijen AS Atas pembobolan yang dilakukan oleh Wikileaks pada tahun 2007, AS memperbaiki sistem keamanan intelijen dengan meningkatkan perlindungan terhadap sistem keamanan jaringan elektroniknya. Upaya ini dilakukan melalui uji coba secara rutin yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan jaringan mereka dalam menghadapi segala bentuk bahaya, termasuk penyusupan dan kebocoran dokumen negara. Setelah pembobolan yang terjadi pada akhir 2007, AS mendirikan situs rahasia yang menyerupai sistem jejaring sosial seperti MySpace atau Facebook sebagai sarana tukar-menukar informasi antara berbagai dinas intelijennya. Pada 22 September 2008, jejaring sosial tersebut akhirnya diluncurkan dan diberi nama A-Space2, yang digunakan hanya untuk semua anggota dinas intelijen AS saat mengirim laporan. Selain sebagai sarana pertukaran informasi, jaringan ini juga dapat menjadi jalur komunikasi antara AS dengan negara-negara sahabat dan digunakan untuk merekrut agen intelijen. 2.
Melakukan Investigasi dan Penuntutan Tindak Pidana Terhadap Pelaku Cybercrime Pada tahun 2008, setelah penerbitan dokumen Guantanamo Bay yang dilakukan pada akhir tahun 2007, seorang hakim Pengadilan Distrik di California berupaya untuk melakukan penutupan situs Wikileaks. Namun kemudian ia mencabutnya setelah menyadari bahwa perintah tersebut hanya berdampak kecil terhadap Wikileaks karena materi yang sama dapat diakses kembali di sejumlah situs-situs mirror lain buatan Wikileaks. Sebelum bertindak lebih jauh lagi dalam mengatasi pembobolan dan penerbitan dokumen rahasia yang dilakukan Wikileaks, Amerika Serikat membentuk Wikileaks Task Force (WTF) yang merupakan tim cabang dari Counter Intelligence Army (CIA). WTF ditugaskan khusus untuk memantau, menyelidiki bagaimana dan dari siapa Wikileaks mendapatkan dokumen-dokumen rahasia AS yang telah dibocorkan, dan merancang langkah-langkah yang tepat untuk menangani pelaku pembobolan data agar dapat menghentikan bocoran berita Wikileaks yang akan merugikan AS.3
2
A-Space adalah proyek dari Office Director National Inteligence (Kantor Direktur Intelijen Nasional) sebagai sebuah situs khusus yang dibentuk oleh Badan Intelijen Pertahanan AS yang digunakan sebagai database, berkemampuan untuk mencari dokumen-dokumen rahasia atau umum secara bersamaan, dan dapat digunakan untuk bertukar pesan antar personel melalui web
6
Upaya AS Mengatasi Pembobolan Data oleh Wikileaks (Stefanie Holim)
3.
Memblokir Server atau Menutup Secara Paksa Situs Terkait Pada tanggal 30 November 2010, seorang staf senator AS, Joe Lieberman menghubungi Amazon.com untuk menarik layanannya terhadap Wikileaks, dan penarikan hosting dilakukan pada tanggal 1 Desember 2010. Juru bicara Lieberman, Leslie Philips, menganggap konten-konten yang diterbitkan oleh Wikileaks akan membahayakan orang lain yang tidak bersalah, begitu juga dengan Amazon yang kemungkinan akan diserang oleh hacker-hacker dari AS yang tidak menyukai tindakan Wikileaks. Usaha ini akhirnya berdampak kepada Wikileaks yang tidak dapat beroperasi untuk sementara karena harus mencari lagi layanan hosting agar situsnya tetap bisa menerbitkan materi-materinya. Pada tanggal 2 Desember 2010, EveryDNS selaku service provider yang menampung nama-nama alamat web terbesar dari Amerika Serikat menghapus Wikileaks dari daftar entrinya. Hal ini dikarenakan domain Wikileaks.org telah menjadi sasaran dari serangan-serangan yang menghalangi akses ke alamatalamat web lain. Cara kerja penyerangan ini yaitu para hacker berusaha menutup akses ke service provider lain dan hanya membuka satu-satunya provider yang harus diserang yaitu EveryDNS. Ketika hanya EveryDNS yang tersedia di dalam satu jaringan internet, maka setiap pengakses yang mem-browsing melalui provider ini dipastikan akan overload sehingga akan merusak sistem kerja provider tersebut. Hacker-hacker anonim (yang diyakini berasal dari AS) mengancam akan menyerang seluruh sistem sehingga EveryDNS dipastikan tidak dapat beroperasi dengan baik dan stabilitas prasarananya pun akan terancam rusak oleh serangan ini. Akhirnya, EveryDNS yang menyediakan akses bagi hampir 500.000 situs tersebut memutus layananannya untuk Wikileaks. Dengan terpaksa Wikileaks tidak dapat beroperasi dan harus mencari penyedia akses lain yang dapat menampung domainnya. Dalam 1 hari, AS tidak mendapati Wikileaks mempublikasikan dokumennya karena situs ini tidak memiliki halaman hosting lagi.
4.
Menutup Rekening Keuangan yang Dipakai Oleh Pelaku Cybercrime Pada tanggal 4 Desember 2010, Paypal. salah satu layanan pembayaran secara online, secara permanen memotong rekening Yayasan Wau Holland yang selama ini telah dipakai dalam mengumpulkan donasi untuk Wikileaks. Kebijakan ini dilakukan oleh Paypal karena Wikileaks dianggap telah melanggar aturan-aturan yang ditetapkan dari situs pelayanan online tersebut. Paypal menyatakan bahwa layanan ini berhenti menerima pembayaran setelah Departemen Luar Negeri AS memberitahukan jika Wikileaks merupakan situs dengan kegiatan yang mendorong, mempromosikan, memfasilitasi atau menginstrusikan orang lain untuk terlibat dalam suatu aktivitas yang ilegal. Pada tanggal 6 Desember 2010, bank Swiss, PostFinance, juga mengumumkan bahwa mereka telah membekukan aset yang dimiliki oleh Julian Assange sebesar 31.000 euro. Bank tersebut membekukan aset Assange atas tindakan Assange yang memberikan informasi palsu mengenai tempat tinggalnya disaat membuat rekening. Hal ini dikarenakan Assange yang identitasnya masih nomaden dan
7
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 77-86
berpindah-pindah, sehingga PostFinance menganggap Assange memberikan informasi palsu. \ Di hari yang sama pula, Visa dan Mastercard, perusahaan kartu kredit, ikut memblokir keuangan pengoperasian situs Wikileaks. Visa dan Mastercard samasama memberikan pernyataan dimana akan tetap menangguhkan penerimaan pembayaran yang dilakukan ke rekening Wikileaks karena sifat bisnis Wikileaks yang bertentangan dengan aturan-aturan dari lembaga keuangan ini, sama dengan alasan Paypal dalam membekukan akun Wikileaks. Lembaga-lembaga keuangan ini melarang pelanggan secara langsung maupun tidak langsung dalam melakukan dan memfasilitasi tindakan yang ilegal yaitu espionase yang dilakukan oleh Wikileaks terhadap Amerika Serikat. Upaya pembekuan ini dilakukan agar dapat melumpuhkan pengoperasian Wikileaks yang mengutamakan donasi dari para user-nya. Sebab jika dana yang selama ini masuk ke dalam rekening Wikileaks tidak dapat digunakan, AS berharap dapat menutup dan menghentikan pengoperasian situs web Wikileaks. 5.
Menyeimbangkan Hukum-Hukum Negara yang Berhubungan Dengan Cybercrime Agar Dapat Mengadili Pelaku Dengan Benar Pada tanggal 27 Mei 2010, Bradley Manning ditangkap dan 4 hari kemudian ditahan dalam sebuah penjara militer di kamp Arifjan, Kuwait sebelum dilakukan persidangan oleh agen U.S. Army Criminal Investigation Command. Pada bulan Juli 2010, dua tuduhan tindakan menyimpang yang ditujukan kepadanya atas: a. Pentransferan data rahasia ke dalam komputer pribadinya dan memasang software (perangkat lunak) ilegal ke dalam sistem komputer rahasia b. Mengkomunikasikan, mentransmisikan, dan memberikan informasi pertahanan nasional kepada pihak yang tidak mendapatkan izin untuk itu. Kedua tuduhan tersebut juga termasuk di dalamnya mengenai pengaksesan tidak resmi yang dilakukan Manning terhadap jaringan komputer Secret Internet Protocol Routers Network (SIPRNet), melakukan pengunduhan terhadap lebih dari 260.000 kawat diplomatik Departemen Negara AS, mengunduh presentasi PowerPoint rahasia, melakukan pengunduhan video operasi militer rahasia di Baghdad pada 12 Juli 2007, serta mengirimkan video dan kawat-kawat diplomatik tersebut kepada orang yang tidak berhak. Manning dikenakan hukuman yang berat karena dituduh telah mengkhianati negara dengan memberikan dokumen AS kepada pihak yang tidak berhak memperoleh data tersebut. Sampai saat inipun tidak ada lagi kasus yang menyerupai Manning. Dengan tuntutan yang diberikan kepada Manning tersebut, AS berharap agar tidak akan ada lagi pemberontak yang dapat merusak kestabilan negara khususnya bagi personel intelijen militer AS yang memiliki akses ke dalam ruang database dokumen rahasia.
8
Upaya AS Mengatasi Pembobolan Data oleh Wikileaks (Stefanie Holim)
6.
Melakukan Kerjasama Internasional Antar Negara Dalam Menangani Cybercrime Pada tanggal 7 November 2010, Julian Assange akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Metropolis London ketika International Police (Interpol) telah memburunya selama lebih dari seminggu. Keputusan itu dijatuhkan setelah Assange menyerahkan diri kepada pihak Kepolisian Inggris yang juga mengejarnya atas dasar surat perintah internasional yang dikeluarkan di Swedia. Beberapa jam setelah ditahan polisi setempat, Julian Assange langsung menghadapi pengadilan ekstradisi di London, dan terancam diekstradisi ke Swedia. Namun di depan hakim, Assange mengatakan bahwa ia menolak diekstradisi ke Swedia karena ada kemungkinan Assange diserahkan kepada Amerika Serikat. Pengacara Assange di London mengatakan bahwa pengejaran terhadap Assange juga politis karena dilakukan tidak lama setelah Wikileaks mengungkap dokumen rahasia diplomatik AS di internet. Oleh karena itu Assange berusaha menghindari ektradisinya dari Inggris ke Swedia, karena Swedia diduga bekerjasama dengan AS dalam menangani persoalan tersebut. Dan dari pihak Swedia juga mengeluarkan tuntutan kepada Assange karena ia dianggap telah melakukan pelecehan seksual terhadap dua perempuan saat Assange masih tinggal untuk sementara di Swedia. Dianggap bahwa jeratan hukum ini juga nantinya dapat membuat Julian Assange terekstradisi ke AS. Akhirnya, Assange harus mendekam di London dimana ia juga dipindahkan sebanyak tiga kali dengan sel-sel yang sangat tertutup. Assange dibawa ke Wandsworth Onslaw Centre, sebuah bagian penjara yang dihuni sekitar 350 tahanan. Namun kemudian diputuskan bahwa masih terlalu berbahaya bagi Assange untuk berada di Onslaw. Hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan bahaya dari seseorang yang mungkin dapat menyerang atau membunuh dirinya. Oleh karena itu, Assange dipindahkan lagi ke bagian isolasi, tempat para polisi Inggris mengirim para tahanan yang paling susah diatur. Lalu pada 17 Desember 2010, Assange diharuskan untuk berada di Ellingham Hall, suatu rumah peristirahatan di Inggris Timur. Assange dikenakan jam malam, wajib lapor ke polisi setiap hari dan ia juga diharuskan untuk mengenakan gelang pemantau elektronik. Sejak saat itu sampai sekarang, Assange masih menjadi tahanan rumah dan akan terus mengikuti sidang sampai ditetapkan siap diekstradisi ke Swedia dan nantinya akan diadili di Amerika Serikat. Jeratan hukuman yang diberikan kepada Assange ini diharapkan agar Wikileaks tidak dapat mengoptimalkan pengoperasiannya seperti sebelumnya. Assange merupakan pemimpin dari Wikileaks dan seluruh anggotanya sangat bergantung kepada dirinya. Selain itu, pengaruh Assange di dalam Wikileaks sangat besar yaitu sebagai seorang hacker yang menjunjung tinggi kebebasan pers. Jika Assange masih aktif di dalam Wikileaks, propaganda yang diciptakannya melalui kekuatan hacking atau meretas akan menunjang keinginan publik untuk terus berusaha mencari lebih dalam berbagai dokumen negara yang tidak seharusnya diketahui oleh publik. Oleh karena itu, jika tidak ada lagi campur tangan yang
9
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 1, 2015 : 77-86
dilakukan Assange terhadap Wikileaks, maka Wikileaks diharapkan dapat berhenti beroperasi secara perlahan. Penahanan terhadap Assange inipun menjadikan AS dapat memperbaiki citra dirinya bagi negara lain dan dapat memperbaiki hubungan diplomatik AS dengan mitra-mitranya. Kesimpulan Walaupun AS telah melakukan berbagai upaya counter cybercrime, namun AS masih belum dapat mengatasi secara maksimal kegiatan cybercrime yang dilakukan oleh Wikileaks. Hal tersebut terlihat dari situs Wikileaks yang sampai sekarang masih tetap dapat beroperasi. Lagipula, lalu lintas internet yang sangat fleksibel dan luas serta pengguna-pengguna anonim yang tidak diketahui siapa dan darimana asalnya menyebabkan Wikileaks tetap aktif meskipun Assange tidak aktif lagi di dalamnya. Namun, upaya counter cybercrime yang dilakukan AS sudah mampu memperbaiki citra dirinya yang sempat digunjingkan oleh negara lain termasuk mitra-mitranya sendiri. AS juga sampai sekarang masih tetap dapat melakukan dan membina kerjasama dengan negara lain walaupun sebelumnya sempat terhambat karena penyingkapan dokumen rahasia AS kepada publik yang dilakukan oleh Wikileaks. Daftar Pustaka Literatur Buku: Brevini, Hintz, & Mccurdy, Patrick. 2013. “Beyond Wikileaks: Implications For The Future of Communications, Journalism And Society”, New York: Palgrave McMillan Isnaeni, Hendri F., 2011. Indonesia, Wikileaks, dan Julian Assange. Jakarta: PT. Ufuk Publishing House. Maskun, 2013. Kejahatan Siber (Cyber Crime): Suatu Pengantar. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Priyatna, Haris, 2011. Wikileaks: Situs Paling Berbahaya Di Dunia. Bandung: PT. Mizan Pustaka Surahman & Kusmagi, Marye Agung. 2011. 69 Konspirasi Dunia Versi Wikileaks. Jakarta: Penerbit Raih Asa Sukses. T., Apriadi, 2011. Wikileaks: Bocoran Dokumen-Dokumen Rahasia Intelijen Tingkat Tinggi. Yogyakarta. PT. Buku Seru. Wahid & Labib, Mohammad, 2005. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Bandung: PT. Refika Aditama. Internet : “Secret US Embassy Cables, dalam https://wikileaks.org.cablegate.html, diakses 11 November 2014
10