Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah.
01 “Hiyayahaha!” “Duhakahuha!” “Jiahahaha!” “Kwohohahaha!” Meskipun tak satu nada, tawa mereka berbaur, melebur bercampur di udara, menjadi sebait nyanyian langit yang ditumpahkan dari atas sebongkah batu, yang telah mereka beri nama dengan makna yang amat sederhana.
2
02 Aku beritahu kepada kalian, mengenai mitos yang telah beredar lama di sudut-sudut negeri ini, hingga diyakini sebagai kebenaran bagi yang memercayainya. Pertama, apabila ada seekor Kupu-kupu masuk ke dalam rumah, banyak orang yang memercayai itu sebagai pertanda bahwa akan ada tamu, sebagian orang ada juga yang menganalogikan Kupu-kupu sebagai rejeki. Kedua, apabila sebuah rumah ikut dihuni oleh Tokek, dan Tokeknya mengeluarkan suaranya yang khas setiap hari, sebagian orang memercayai kalau yang menjadi penghuni rumah tersebut telah dipayungi kemakmuran. Ketiga, apabila ada Burung Gereja yang berani masuk ke dalam rumah, sedikit orang beranggapan bakal ada yang meninggal dunia, entah itu yang menjadi penghuni rumah, tetangga, teman atau sanak saudaranya si penghuni rumah. Keempat, apabila ada Kelelawar yang masuk ke dalam rumah, semua orang sangat yakin kalau itu pertanda bahwa si penghuni rumah lupa menutup rapat-rapat pintu dan jendela pada waktu menjelang malam. Kelima, apabila dalam sebuah rumah berkeliaran beberapa ekor Kecoa, semua orang sepakat kalau ruangan3
ruangan di rumah itu terutama dapurnya pasti tidak bersih, ada remah-remah makanan yang bertaburan di lantainya, ada beberapa piring bekas makan yang belum dicuci, atau ada sisa makanan yang dibuang hingga menumpuk disebuah tempat sampah di pojokan dapur, dan yang pasti di dekat rumah itu terdapat saluran pembuangan air kotor, got.
4
03 Mereka terbang, mereka terbang Memikul ketakutan, menggendong kecemasan Kami tidak, kami tidak Karena kami tunduk di bawah, setia memeluk tanah Meski bersayap, kami tetap merayap Kwehehihihi
5
04 Ibil menyapa kami satu persatu, ketika kami masih berbentuk nimfa.
6
05 Sabtu, hari ke tujuh. Gumpalan awan-awan Stratus yang rendah dan berwarna kelabu sepakat bertemu, saling mengikat, bersatu untuk menghalangi laju sinar matahari yang turun ke bumi, menjadikannya gelap, gerimis, membasahi daratan, namun tak menambah penuh segala bentuk perairan. Dua tikus buduk berlari cepat seperti orang yang tak membawa payung bergegas mencari tempat berteduh karena takut basah kena air hujan. Tikus-tikus itu menerobos membuyarkan kerumunan nyamuk yang sedang terbang statis di terowongan got. Beberapa kodok melompat di tanah tepian got yang tak terendam air. Ratusan telur Kecoa menetas di dalam lubang-lubang sebuah got tanpa suasana haru dan gembira. Got adalah sebuah tempat yang meruntuhkan teori bayangan, karena darimanapun cahaya datang, got tetap setia pada kegelapan, karena got adalah wadah yang menampung beberapa buah perasaan gelap. Got itu terletak di kawasan perumahan kelas menengah atas yang membentang panjang dan luas. Terdapat ratusan unit rumah dengan berbagai tipe di sana, mulai dari rumah dengan tipe di atas sederhana hingga rumah mewah yang harganya
7
sebanding dengan gaji seorang karyawan yang bekerja selama tujuh turunan. Di got itu, terdapat sejenis ramuan yang berasal dari berbagai campuran bau-bauan yang menghasilkan beberapa aroma khas. Bau-bauan itu antara lain, bau pesing, apek, lembap, bau busuk sisa makanan, bau kesedihan, bau keputusasaan, bau deterjen, yang kesemuanya itu beradu lalu mengaduk bercampur di udara, merebak rata, kemudian melintas tegas searah dengan laju air yang mengalir, yang sesekali membentur dinding got untuk menyapa lumut-lumut hijau kelam. Bayi-bayi Kecoa di got itu menghirup udara dunia pada hari ketiga di bulan Syawal, hari dimana raga-raga manusia merasa kembali suci, bulan kemenangan yang di rayakan setelah satu bulan penuh menjalankan perjuangan menahan berbagai cobaan. Bayi-bayi itu tak langsung diberi nama oleh IbuBapaknya, karena terlalu banyak nama yang harus dibuat, bisabisa Ibu-Bapak Kecoa mati mendadak akibat pusing memikirkan nama-nama bayi yang bisa mencapai empat hingga enampuluh bayi. Nenek moyang Kecoa membiasakan untuk memberikan nama pada bayi-bayinya setelah yakin oleh kondisi dari bayi-bayinya yang mampu bertahan hidup hingga tiga minggu. 8