UNSUR-UNSUR BUNYI KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB DALAM BAHASA MELAYU DELI KARYA ILMIAH D I S U S U N OLEH :
Dra. Fauziah, M. A. NIP. 131 882 283
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
KATA PENGANTAR Rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan taufik serta hidayah-Nya karya ilmiah yang berjudul “UNSUR-UNSUR BUNYI KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB DALAM BAHASA MELAYU DELI” dapat diselesaikan dengan baik, seiring salawat dan salam kepada junjungan-Nya yang telah menerangi umat dari alam jahiliyah ke alam kehidupan yang penuh petunjuk. Karya ilmiah ini merupakan deskripsi tentang Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli, pembahasan dalam karya ilmiah ini tak terlepas dari latar belakang unsur-unsur bunyi kata-kata serapan itu sendiri dan pengertiannya, serta pengaruh Kata-Kata Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli. Hal ini ada kaitannya dengan bidang ilmu fonologi. Karya ilmiah ini merupakan pokok bahasan yang harus dibicarakan, dengan terwujudnya karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca dan sekaligus menambah referensi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan dengan segala kerendahan hati, karya ilmiah ini dipersembahkan kepada pembaca. Semoga bermanfaat untuk pengembangan pendidikan khususnya di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Program Studi Bahasa Arab. Medan, 21 Januari 2006
Dra. FAUZIAH, M. A NIP. 131 882 283
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................................
ii
PENDAHULUAN ...............................................................................................
1
Kata Benda ................................................................................................
6
Kata Kerja .................................................................................................
9
Kata Sifat ...................................................................................................
9
FONEM DALAM BAHASA ARAB .................................................................
12
FONEM DALAM BAHASA MELAYU DELI ...............................................
13
KESIMPULAN ...................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
UNSUR-UNSUR BUNYI KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB DALAM BAHASA MELAYU DELI I. PENDAHULUAN Berbicara mengenai kata serapan sebenarnya tidak terlepas dari istilah etimologi. Kata etimologi dibentuk dari kata “Etimos” dan “Logos”. Etimos berarti bentuk yang menurunkan bentuk-bentuk dalam beberapa turunan. Logos berarti ilmu. Kedua kata itu berasal dari bahasa Latin. Jadi Etimologi berarti penyelidikan asal kata serta perubahannya dalam bentuk dan makna. Bahasa Melayu adalah salah satu bahasa yang ada di Indonesia. Tetapi bahasa Indonesia bukanlah bahasa Melayu. Setelah bahasa Indonesia tumbuh dengan pesat, bahasa Melayu (Riau, Sumatera Timur) dan di Semenanjung, mempunyai pertumbuhan dan perkembangan tersendiri. Hollander (1984 : 118), mengatakan bahwa : “Pada zaman awalnya, dan dalam cara penuturan oleh orang Melayu pertama di Sumatera, bahasa tersebut amat miskin. Khazanahnya hanya terdiri dari penemuan benda-benda , serta anjuran dan kebutuhan yang bersifat sensual. Ini pun sejauh semua hal ini diketahui oleh bangsa tersebut pada masa awalnya, sedangkan bahasa tersebut tidak memiliki ungkapan-ungkapan untuk semua gambaran abstrak”. Tetapi ini adalah gejala yang sama-sama dialami oleh semua bahasa yang ketika itu belum berkembang. Hollander (1984 : 228), mengatakan bahwa, “Suatu Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
perkembangan dan perluasan yang agak maju bahasa itu bersama tumbuhnya peradaban yang makin tinggi pada bangsanya dan ini akan terjadi bila bangsa tadi bersentuhan dengan bangsa lain melalui perdagangan atau bidang lain”. Pada tahun 1160 peradaban Hindu sudah masuk ke Sumatera, sedangkan bahasa Melayu diperkaya dengan banyak kata Sansekerta. Tentang waktu dan cara hal ini terjadi tak ada yang diketahui. Justru itulah menjadi bukti kepurbaan fakta tersbut. Ternyata pengaruh Hindu selama berabad-abad berjalan terhadap orang Melayu dan karena pengaruh itu mereka telah mengalami peradaban dan perkayaan bahasa mereka. Admansyah (tanpa tahun : 12-13), mengatakan bahwa, “Kata Melayu berasal dari kata “Melieau”, jika menurut pakar sejarah Ellswort Huntington, disebabkan karena pengaruh iklim dan alam sesuatu daerah seperti morpoli muka bumi, letak, bentuk, dan keadaan tanah, menimbulkan suatu kebudayaan yang bercorak tersendiri pada suatu masyarakat (Masyarakat Melieau), kemudian dari kata ini beralih menjadi kata “Melayu” yaitu Melieau = Me-liea-u = Me-la-u = Melayu”. Dalam ilmu magis makna Melayu diartikan juga dengan pengertian “Agung dan Kebanggaan”, lambing keagungan dan kebanggaan ini sampai sekarang masih tetap terpelihara, tunggal dan unggul yakni “Keris”. Keris bagi suku Melayu adalah melambangkan suatu sifat keperwiraan dan kesatriaan yang pada hakikatnya senantiasa menjunjung tinggi azas kebenaran, kejujuran, dan keikhlasan. Seseorang disebut Melayu apabila ia beragama Islam, berbahasa Melayu sehari-hari dan beradat-istiadat Melayu. Adapun adapt-istiadat Melayu itu, “Adat Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
bersendi Hukum syara’, Syara’ bersendi Kitabullah”. Pada awalnya ketika agama Islam mulai dikembangkan oleh orang Melayu (pedagang) ke Seantero Nusantara, pengertian “Melayu” merupakan pengertian suatu wadah orang Islam, dalam menghadapi non- Islam. Oleh sebab itu sampai pada awal kemerdekaan Indonesia istilah “masuk Melayu” = masuk Islam. Di samping itu orang Melayu juga mengutamakan sekali budi dan bahasa, pendidikan dan ilmu, mementingkan budaya malu serta bersikap ramah dan terbuka kepada tamu. Sedangkan Luckman (2002 : 1) mengatakan bahwa, “Nama Melayu berasal dari kerajaan Melayu Purba”. Menurut berita yang ditulis di dalam Kronik Dinasti Tang di Cina sudah ada tertulis nama kerajaan di Sumatera “MO-LO-YOE”, yang ditulis dalam aksara dan logat Cina. Kata “MO-LO-YOE”, yang dapat diartikan sebagi suatu istilah penghijrahan yang kemudian berubah menjadi “Melayu”. Penulisannya pada 644 dan 645 M. Hal ini sesuai dengan peristiwa perjalanan dengan adanya sebuah nama yang dianggap nenek moyang keturunan raja-raja Deli yang berasal dari kerajaan Deli Akbar yang terletak di Hindustan/ India (Hikayat Deli). Sedangkan kata Deli berasal dari nama seseorang yang dianggap nenek moyang keturunan raja-raja Deli yang bernama “Muhammad Delikan” yang berasal dari Deli Akbar yanga ada di Hindustan. Ia merantau dari Deli Akbar ke arah Nusantara dan kapalnya tenggelam di Kuala Pasai dan ia terdampar di Pasai. Tiada berapa lama ia pergi ke Aceh. Di sana ia membantu sultan Aceh yang mengalami kesulitan menakhlukkan 7 orang Rum yang mengacau negeri. Sultan Aceh memberinya gelar “Laksamana Kuda Bintan” dan diangkat menjadi Laksamana Aceh. Kemudian ia dapat mengalahkan gajah “Gandasuli” sehingga dinaikkan lagi Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
pangkatnya menjadi “Gojah Pahlawan”. Ketika bertugas menakhlukkan negeri-negeri di Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera, ia berhasil membawa 2 orang puteri raja Pahang yaitu puteri Kamariah dan puteri Khairul Bariyah. Sultan Iskandar Muda Aceh mengawinkan puteri Khairul Bariyah dengan Gojah Pahlawan dan Sultan Aceh mengambil puteri Kamariah sebagaio isteri. Karena berhasil menakhlukkan negeri Melayu yang lain, maka gelar Gojah Pahlawan ditambah lagi dengan Sri Paduka Gojah Pahlawan Laksamana Kuda Bintan. Karena difitnah bahwa isterinya mempunyai affair dengan Sultan Aceh, maka Gojah Pahlawan meninggalkan Aceh dan mendirikan kerajaan yang bernama “Kerajaan Deli”, yang diambil dari namanya yaitu “Muhammad Delikan” yang berarti “Keperkasaan dan Ketangguhan”. Salah satu bahasa yang penting pengaruhnya terhadap bahasa Melayu ialah bahasa Arab. Dan tentang cara serta sarana pengaruh ini bekerja menurut Hollander terdapat kepastian sejarah. Hollander (1984 : 230), mengatakan bahwa, “Sampai pada akhir abad ke 13 hanya sedikit sekali kata Arab yang dipungut oleh bahasa Melayu”. Hal ini disebabkan oleh bahasa Melayu sudah sedemikian diperkaya oleh pengaruh Hindu dan oleh perkembangannya sendiri, sehingga orang cukup dapat mengungkapkan diri dalam bahasa itu mengenai semua hal bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari, perdagangan dan pengetahuan yang berhubungan dengan itu serta agama. Tetapi ketika ajaran nabi Muhammad menggantikan Hinduisme, dan dipeluk oleh orang Melayu, tentu saja kekurangan penamaan untuk apa saja yang berhubungan dengan agama baru itu. Oleh sebab itu akan lebih mudah memungut perbendaharaan kata dari bahasa Arab yang telah memperkenalkan mereka dengan agama Islam. Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Setelah itu, lalu sejumlah kata bersangkutan dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu Hukum, Kedokteran dan lain-lain dimasukkan ke dalam bahasa Melayu. Sejak itulah mulai berlaku sebagai bukti kepandaian luar biasa, bila seseorang menggunakan kata-kata Arab. C. Spat (1980 : 19) juga mengatakan bahwa, “Banyak kata-kata Arab yang kini telah terserap oleh bahasa Melayu, terutama kata-kata yang ada hubungannya dengan agama ataupun hokum Islam, tetapi di samping itu masih banyak lagi yang lambat laun menetap dalam bahasa itu”. Kata-kata yang berasal dari bahasa Arab tersebut misalnya, sabun, pikir, kertas, adapt, huruf, hikayat, sobat, hokum, hormat, adil, daerah, rakyat, serikat, waktu, wakil, maksud, jawab, zaman, hakim, haji dan lain-lain. Sebagaimana dalam bahasa Arab terdapat bunyi-bunyi yang tidak ditemukan dalam bahasa Melayu, begitu pula bahasa Melayu yang mempunyai bunyi-bunyi yang tidak dapat dinyatakan oleh huruf abjad Arab. Penjelasan ini sesuai dengan perkataan sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak terdapat dua bahasa yang menggunakan bunyi-bunyi yangs ama benar. Karena bahasa yang menyerap bahasa Arab akan menyesuaikannya menurut alat ucapanya. Bahasa Melayu banyak menyerap kata bahasa Arab, maka perlu dijelaskan definisi dari pada kata serapan. Chaer (1994 : 75) mengatakan bahwa, “Kata Serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah lalu digunakan dalam bahasa Indonesia”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karanagan Poerwadarminta (1984 : 130) dikatakan bahwa, “Serapan adalah pemasukan ke dalam, penyerapan, masuk melalui liang-liang kecil”. Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Dalam bahasan mengenai kata serapan dalam bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu Deli dapat disimpulkan bahwa kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa Arab lalu digunakan dalam bahasa Melayu Deli. Kata dalam bahasa Melayu banyak diserap dari bahasa Arab. Dari beberapa kamus yang telah penulis analisis dan jadikan referensi serta berdasarkan penelitian penulis, maka ada beberapa jenis kata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu Deli (BMD). Penulis menggolongkannya ke dalam 3 (tiga) jenis kata, yaitu : 1. Kata Benda Kata benda dalam bahasa Melayu Deli dibedakan atas : 1. Kata Dasar Kata benda kata dasar dalam BMD ialah kata benda yang belum mengalami perubahan apapun. Contoh : - Ilegh
“Hilir”
- Daghat
“Darat”
2. Kata Bentukan Kata bentukan ialah kata yang diperoleh dengan system afiksasi, redupliklasi, dan pemajemukan. 1. Afiksasi Afiksasi yang dapat membentuk kata benda dalam BMD adalah Prefiks, Infiks, Sufiks, dan Konfiks. a. Prefiks Prefiks yang membentuk kata benda BMD adalah pe-, peN-, dan ke-. Contoh:
pe-
+
laghi
=
pelaghi
“pelari”
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
pe-
+
maghah
=
pemaghah
“pemarah”
peN-
+
cughi
=
pencughi
“pencuri”
peN-
+
tulis
=
penulis
“penulis”
ke-
+
tue
=
ketue
“ketua”
b. Infiks Infiks yang membentuk kata benda BMD adalah -el- dan -eghContoh :
-el-
+
tapak
=
talapak
“telapak”
-egh-
+
jejak
=
jeghejak
“jerejak”
c. Sufiks Sufiks yang membentuk kata benda BMD adalah sufiks –an Contoh :
batu
+
-an
=
batuan
“batuan”
dughi
+
-an
=
dughian
“durian”
d. Konfiks Konfiks yang membentuk kata benda dalam BMD adalah konfiks peN-…an dan ke-…an Contoh :
peN-…an +
ajagh
=
pengajaghan “pengajaran”
peN-…an +
ambek
=
pengambekan “pengambilan”
ke-…an
+
kecil
=
kekecilan
“kekecilan”
ke-…an
+
tinggi
=
ketinggian
“ketinggian”
2. Reduplikasi Reduplikasi yang dijumpai pada BMD adalah reduplikasi murni dan reduplikasi berimbuhan.
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
a. Reduplikasi murni Contoh :
atok
→
atok-atok
“kakek-kakek”
adek
→
adek-adek
“adik-adik”
b. Reduplikasi berimbuhan Contoh :
kapal
→
kapal-kapalan
“kapal-kapalan”
kude
→
kude-kudean
“kuda-kudaan”
jantan
→
kejantan-jantanan
“kejantan-jantanan”
ibu
→
keibu-ibuan
“keibu-ibuan”
c. Pemajemukan Contoh :
cuci
+
tangan
→
cuci tangan
“cuci tangan”
ikat
+
pinggang
→
ikat pinggang “ikat pinggang”
jaghi
+
manis
→
jaghi manis
“jari manis”
Adapun kata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam BMD pada umumnya merupakan kata dasar yang belum mengalami perubahan. Sebagai contoh : Bahasa Melayu
Bahasa Arab
Kabagh
ﺨﺑر
Khobar (un)
“kabar”
Daeghah
داﺌرة
Dairat (un)
“daerah”
Aghwah
أرﻮاح
Arwah (un)
“arwah”
Bale
ﺑﻼﺀ
Bala’ (un)
“bala”
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
2. Kata Kerja Kata kerja dalam BMD mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : -
Dapat ditasrifkan dengan pronominal persona, seperti : kau minum, ia minum dan ku minum.
-
Dapat
dilekati
konfiks
di-...kan,
me-…kan.
Contoh:
dilampiaskan,
melampiaskan. -
Dapat dilekati prefiks me- dan di-. Contoh : melempagh “melempar, dilempar” Sebagai contoh
Bahasa Melayu Mensukoghi
Bahasa Arab
ﺸﻜر
Syukr (un) “Mensyukuri”
Membine
ﺒﻨﺎﺀ
Bina (un)
“Membina”
Beghamal
ﻋﻤﻞ
‘amala
“Beramal”
3. Kata sifat Kata sifat dalam BMD juga dapat dibedakan atas : 1. Kata sifat kata dasar, contoh :
senang
“senang”
besagh
“besar”
sunyi
“sunyi”
2. Kata sifat kata bentukan, yaitu kata sifat yang dibentuk dengan jalan Afiksasi. Afiksasi yang dapat membentuk kata sifat BMD yakni, prefiks dan sufiks. - Prefiks Prefiks yang dapat membentuk kata sifat BMD yakni : tegh-, dan seFauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Contoh :
- tegh- + beghat
= teghbeghat
“terberat”
- tegh- + kecik
= teghkecik
‘terkecil”
- se- + meghdu
= semeghdu
“semerdu”
- se- + masin
= semasin
“semasin”
- Sufiks Sufiks yang dapat membentuk kata sifat BMD yakni, Sufiks –an, Contoh :
- tipis + -an
= tipisan
“lebih tipis”
- panjang + -an
= panjangan
“lebih panjang”
- meghah + -an
= meghahan
“lebih merah”
Kata sifat dalam BMD dapat diketahui dengan melihat dari ciri-cirinya sebagai berikut : - Dapat dilekati prefiks ber-, ter-, se-, dan peNContoh :
bersedih, tertinggi, selembut dan pembeku -
Dapat dilekati sufiks –an, contoh : bagusan
Pada umumnya kata sifat yang diserap dari bahasa Arab dalam BMD juga berupa kata dasar. Contoh Bahasa Melayu
Bahasa Arab
Akghap
أﻗرب
Aqrab (un)
“Akrab”
Aghep
ﻋﺮﻴﻒ
‘Arif (un)
“Arif”
Aeb
ﻋﻴب
‘Aib (un)
“Aib”
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Dari beberapa contoh yang penulis cantumkan di atas, dapat dilihat bahwasanya proses penyerapan kata-kata bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu Deli mengalami perubahan-perubahan yang perlu untuk diteliti. Sebagaimana penjelasan Charles F. Hocket bahwa dalam proses penyerapan dan peminjaman kata-kata dari satu bahasa ke bahasa lain, mengalami perubahanperubahan seperti gramatikal (gramatical change), perubahan pengganti (alternation change), dan perubahan fonetik dan fonemik (phonetic dan phonemic change). Dalam hal ini penulis hanya membahasa mengenai perubahan bunyi dari proses penyerapan tersebut. Sebelum penulis mengemukakan perubahan bunyi pada contoh di atas, perlu untuk diketahui fonem-fonem yang terdapat dalam bahasa Arab dan BMD (Bahasa Melayu Deli) Fonem dalam bahasa Arab Di dalam bahasa Arab ada 2 (dua) macam fonem, yaitu fonem segmental dan supra segmental terdiri dari : Fonem Vokal/ Vokoid Bunyi vokal dalam bahasa Arab disebut dengan syakal atau disebut juga dengan tanda baca yang diletakkan di atas, atau di bawah huruf hijaiyah. Bunyi vokoid bahasa Arab terbagi kepada beberapa bagian, yakni : 1. Vokoid pendek, yang terdiri dari bunyi vokoid /a/, /i/, /u/. Ketiga lambang bunyi vokal ini dilambangkan dengan ( — َ—, — ِ—, — ُ— ). 2. Vokoid panjang, yang terdiri dari bunyi vokoid /a/, /i/, /u/ yang panjang, dilambangkan dengan (
—ا
َ—,
—ي
ِ—,
—ﻮ
ُ—).
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
3. Vokoid Nasal Vokoid Nasal ada 2 (dua) bagian, yaitu : a. Vokoid nasal yang berdiri sendiri, yaitu yang mempunyai lambang-lambang khusus yang diwakili oleh lambang vokal pendek yang digandakan, atau yang lazim disebut dengan tanwin. Yaitu ( — ً—, — ٍ—, — ٌ— ). Vokoid nasal ini diberi tanda ( ~ ) yang diletakkan di atas bunyi vokoid nasal. b. Bunyi nasal yang dipengaruhi oleh bunyi kontoid nasal yang mendahuluinya. Fonem konsonan Dalam bahasa Arab terdapat huruf-huruf alfabet yang disebut dengan huruf hijaiyah yang dalam ilmu fonetik disebut dengan bunyi kontoid atau konsonan. Bunyi konsonan dalam bahasa Arab, yakni
و, ﻦ, ﻞ, ﻚ, ﻖ, ف, غ, ع, ظ, ط, ﺺ, ش, ﺲ,ﺰ, ر, ﺬ, ﺪ, خ, ح, ج, ﺚ, ﺖ, ﺐ ي,ﺀ, ه, Vokoid Rangkap/ Diftong Dalam bahasa Arab, dikenal bunyi vokoid rangkap atau diftong. Ada bunyi vokoid rangkap, yaitu : kombinasi vokoid — َ— /a/ dengan semi vokal /y/, atau sering dikenal dengan bunyi vokoid rangkap
—ﻮ
—ي
َ— /ai/. Bunyi vokoid rangkap
َ— /aw/. Adapun fonem supra segmental dalam bahasa Arab hanyalah unsur kwantitas
atau panjang pendeknya bunyi sebagai pembeda arti.
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Fonem dalam Bahasa Melayu Deli (BMD) •
Fonem Vokal
Bunyi vokal dalam BMD adalah : a, e, i, o, u Contoh : [ a ] : [ adə ]
/ade/
“ada”
Fonem /e/ dalam BMD mempunyai beberapa variasi, yaitu : [ Contoh : [ ə ] : [ ləbah ]
/lebah/
“lebah”
[ є ] : [ mє є ]
/megheng/
“mereng”
[ ē ] : [ lēbēh ]
/lebeh/
“lebih”
];[
];[
]
Fonem /i/ dalam BMD mempunyai 2 variasi, yaitu : [ i ] dan [ I ] Contoh : [ i ] : [ hine ] [ I ] : [ dagIŋ ]
/hine/
“hina”
/daging/
‘daging”
Fonem /o/ dalam BMD mempunyai variasi yang berbeda, yaitu : [ Contoh : [ ] : [ ti ] [ ] : [ toko ]
/ghoti/
“roti”
/toko/
“toko”
/baju/
“baju”
];[
]
Fonem /u/ Contoh : [ u ] : [ baju ] •
Fonem Semi Vokal
Fonem /w/ dan /y/ merupakan semi vokal dalam BMD Contoh : [ w ] : [ wa ne ] [ y ] : [ laya ] •
/waghne/
“warna”
/layagh/
“layar”
Fonem Konsonan
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Fonem konsonan dalam BMD terdiri dari : b. (buloh), c (cantek), d (date), g (gule), h (haghes), gh (ghombongan), j (jantong), k (koghek), l (luke), m (manis), n (nenas), ny (nyanyi), ng (ngeghi), p (putus), s (suke), t (takot), w (waktu), y (layang). Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat dianalisis perubahan bunyi yang terjadi. Penulis akan menguraikan perubahan tersebut berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap beberapa responden yang merupakan penutur asli bahasa Melayu Deli. Perubahan tersebut yakni :
أرﻮاح
[ arwah (un) ] menjadi aghwah [ a wah ]
Dalam BMD (Bahasa Melayu Deli) pennyebutan bunyi “r” (aveolar) yang dihasilkan oleh ujung lidah dan gusi ditranskripsikan menjadi “R” (dorso-velar) yang dihasilkan oleh langit-langit lunak dan belakangan lidah. Hal ini berdasarkan kepada data yang penulis peroleh melalui responden. Muhizar Muchtar, dkk (1993 : 2) mengatakan bahwa, “Dalam Bahasa Melayu Deli, kita dapat menemukan bunyi dorsovelar ( R )”. Jadi, kata
[أرﻮاح
arwah (un) ] diucapkan dengan “aghwah”
dalam Bahasa Melayu Deli. Pengucapan bunyi vokal panjang umumnya tidak ada dalam Bahasa Melayu Deli. C. Spat (1989 : 21 – 22) mengatakan bahwa, “Perbedaan kuantitas pada vokal Melayu tidak pernah besar bahkan begitu kecil, sehingga pembedaan panjang pendek bagi bahasa Melayu hampir-hampir tidak ada”. Namun penutur dengan muatan emosi tertentu dapat mengucapkan vokal panjang itu. Misalnya untuk mengatakan rasa gembira. Mengenal fonem akhir “un” Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
tidak pernah disebutkan dalam Bahasa Melayu Deli, sehingga cukup dengan “aghwah”
أﻗرب
[ aqrab (un) ] menjadi akghap [ ak ap]
Fonem “r” (alveolar) ditranskipkan menjadi “R” (dorso-velar). Fonem konsonan “q” yang dihasilkan oleh langit-langit lunak, anak tekak, dan akar lidah diganti dengan fonem “k” yang dihasilkan oleh langit-langit lunak dan belakang lidah. Umumnya fonem “q” tidak ada dalam Bahasa Melayu Deli. Namun, semakin banyaknya kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu Deli, dalam kata-kata tertentu, seperti kata-kata yang disucikan, apalagi oleh penutur yang berpendidikan agama, fonem “q” dinyatakann contoh : Al- Qur’an”. Fonem “b” yang dihasilkan oleh bibir atas dan bibir bawah diganti dengan fonem konsonan “p” yang juga dihasilkan oleh bibir atas dan bibir bawah. Hal ini dapat dilihat pada kata yang berimbuhan, seperti “keakhghapan”.
ﺑﻼﺀ
[ bala (un)] menajdi bale [ balə ] Dalam hal ini terjadi penghilangan fonem, yaitu hamzah dan fonem vokal
panjang “a” tidak disebutkan lagi dan diganti dengan fonem (e-pepet), sehingga menjadi “bale”
ﺑﻨﺎﺀ
[ bina? (un) ] menjadi bine [ binə ] Fonem vokal panjang “a” tidak ada lagi dan diganti dengan fonem (ə-pepet),
fonem hamzah dihilangkan, sehingga menjadi “bine” atau “membine”.
ﺨﺑﺮ
[ xabar (un)] menjadi kabagh [ kaba ]
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Fonem
خ
/x/ yang dihasilkan oleh langit-langit lunak dan belakang lidah
berubah menjadi fonem konsonan “k”. Bunyi “r” (alveolar) berubah menjadi bunyi “R” (dorso-velar), meskipun ada responden yang mengatakan bahwa bunyi “r’ (alveolar) ditranskipkan dengan bunyi “kh” atau
خ
/x/, namun penulis lebih
cenderung kepada pendapat yang mengatakan bahwa fonem “r” diganti dengan fonem “gh” atau
ﺪاﺋﺮة
غ/gh/ yang dihasilkan oleh langit-langit lunak dan belakang lidah.
[ dairat (un)] menjadi daeghah [ daє h ] Fonem vokal panjang tidak disebutkan lagi dalam bahasa Melayu Deli.
Fonem hamzah, yaitu “I” diganti dengan fonem e /є/. Sedangkan fonem “r” sama halnya dengan di atas, dan fonem ta marbuthoh (
)ةyang dihasilkan oleh ujung lidah
dan pangkal gigi diganti dengan fonem konsonan “h” yang dihasilkan oleh pita-pita suara, sehingga menjadi “daeghah”.
ﺸآر
[ ukr (un)] menjadi sukogh [ suko ] Fonem
ﺶ/sy/ [
] yang dihasilkan oleh pangkal gig, langit-langit keras dan
daun lidah dan ujung lidah dalam Bahasa Melayu Deli. Namun bagi penutur yang berpendidikan agama (ustadz atau ulama) kata itu masih tetap diucapkan.
ﻋﺮﻴﻒ
[ arif (un)] menjadi aghep [ a ep ]
Umumnya fonem
ع
(‘a) [
] tidak ada dalam Bahasa Melayu Deli,
meskipun orang Melayu dapat mengucapkan fonem tersebut, namun dia tidak akan
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
mengucapkannya dalam kehidupan sehari-hari kecuali ustadz atau ‘ulama. Sehingga fonem tersebut diganti dengan “a” [ a ]. Bunyi vokal panjang yang dihasilkan kecuali dengan muatan emosi tertentu, dan fonem tersebut diganti dengan fonem “e” [
]. Fonem “f” yang dihasilkan oleh
bibir bawah dan gigi atas juga diganti dengan konsonan “p”.
ﻋﻤﻞ
[ amala ] menjadi amal [ amal ] Fonem
[ع
], seperti yang telah penulis sebutkan diganti dengan “a” [ a ]
sehingga menjadi “amal”.
ﻋﻴب
[ aib (un)] menjadi aep [aep] Fonem
[ع
], sama halnya dengan di atas dan fonem “I” diganti dengan
fonem vokal e [ e ]. Sedangkan fonem “b” yang terletak di akhir kata diganti dengan fonem “p” dan akan terlihat jelas pada kata yang berimbuhan, sehingga menjadi”keaepan”. Di samping contoh-contoh telah penulis sebutkan di atas, masih banyak lagi kosa kata Bahasa Melayu Deli yang berasal dari bahasa Arab yang tidak mungkin penulis cantumkan secara keseluruhan dalam tulisan ini. Penulis memperkirakan bahwasanya kata-kata yang telah diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa melayu Deli sebanyak 400 (empat ratus) kata.
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Kesimpulan Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan sebagai berikut : -
Unsur-unsur serapan kata-kata bahasa Arab dalam Bahasa Melayu Deli bahwa kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa Arab lalu digunakan dalam bahasa Melayu Deli.
-
Ada beberapa jenis kata yang telah diserap dari bahasa Arab ke dalam Bahasa Melayu Deli (BMD) menjadi 3 (tiga) golongan jenis kata, yaitu :
-
-
Kata benda
-
Kata kerja
-
Kata sifat
Dalam bahasa Arab ada 2 (dua) macam fonem, yaitu fonem segmental dan supra segmental.
-
-
Fonem segmental terdiri dari : -
Fonem vokal/ vokoid
-
Fonem konsomen
Fonem Vokal/ vokoid disebut juga dalam bahasa Arab dengan syakal (tanda baca yang diletakkan di atas atau di bawah huruf hijaiyah0. bunyi vokoid dalam bahasa Arab terbagi 3 (tiga), yaitu 1. Vokoid pendek, yang terdiri dari bunyi vokoid /a/, /i/, /u/. Ketiga lambang bunyi vokal ini dilambangkan dengan ( — َ—, — ِ—, — ُ— ). 2. Vokoid panjang, yang terdiri dari bunyi vokoid /a/, /i/, /u/ yang panjang, dilambangkan dengan (
—ا
َ—,
—ي
ِ—,
—ﻮ
ُ—).
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
3. Vokoid Nasal, yakni terbagi 2 (dua) bagian, yaitu : -
Vokoid nasal yang berdiri sendiri, yaitu yang mempunyai lambanglambang khusus yang diwakili oleh lambang vokal pendek yang digandakan, atau yang lazim disebut dengan tanwin. Yaitu ( — ً—, — ٍ—, — ٌ— ). Vokoid nasal ini diberi tanda ( ~ ) yang diletakkan di atas bunyi vokoid nasal.
-
Bunyi nasal yang dipengaruhi oleh bunyi kontoid nasal yang mendahuluinya.
- Fonem konsonan Bahasa Arab terdapat huruf-huruf alfabet yang disebut dengan huruf hijaiyah yang dalam ilmu fonetik disebut dengan bunyi kontoid atau konsonan. Diftong /Vokoid Rangkap Ada bunyi .angkap atau diftongDalam bahasa Arab, dikenal bunyi vokoid r — َ kombinasi vokoid :vokoid rangkap, yaitu — /a/ dengan semi vokal /y/, atau sering dikenal dengan bunyi vokoid rangkap
—ﻮ
—ي
َ— /ai/. Bunyi vokoid rangkap
َ— /aw/.
Fonem dalam Bahasa Melayu Deli terdiri dari : -
Fonem Vokal terdiri atas : a, e, i, o, u
-
Fonem Semi Vokal terdiri atas : w, y
-
Fonem Konsonan terdiri atas : b, c, d, g, h, gh, j, k, l, m, n, ny, ng, p, s, t, w, y
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
DAFTAR PUSTAKA Admansyah. Tanpa tahun. Butir-Butir Sejarah Suku Melayu Pesisir Sumatera Timur. Medan : Yayasan Karya Budaya Nasional Chaer, Abdul, 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Bharat Chaer, Abdul, 1994. Linguistk Umum. Jakarta : Rineka Cipta De Hollander, 1984. Pedoman Bahasa Dan Sastra Melayu. Jakarta : Balai Pustaka Muchtar, Muhizar, dkk, 1993. Kata Benda Dan Kata Sifat Bahasa Melayu Deli. Jakarta : Departemen P dan K Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Sinar, Lukman, Syaifudin. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. Medan : Universitas Sumatera Utara Press. Spat, C.1989. Bahasa Melayu – Tata Bahasa Selayang Pandang. Jakarta : Balai Pustaka
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006
Fauziah,M.A: Unsur-Unsur Bunyi Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Melayu Deli , 2006
USU Repository©2006