40617.pdf
KA
KEEFEKTIFAN TUTORIAL MATA KULIAH
BU
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MELALUI MODEL LESSON STUDY
TE R
DENGAN STRATEGI FIELD ORIENTED
SI T
AS
PADA MAHASISWA PROGRAM S1 PGSD UT TESIS
U
N
IV
ER
Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Edi Prayitno NIM: 1002507036
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip
TE R
BU
KA
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
U
N
IV
ER
SI T
AS
Semarang, September 2011
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Edi Prayitno
40617.pdf
ABSTRAK Prayitno, Edi. 2011. Keefektifan Tutorial Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SD Melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented pada Mahasiswa Program S1 PGSD UT. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Prof. Dr. Y.L. Sukestiyarno, II. Dr. Putut Marwoto, M.S. Kata-kata kunci: Lesson Study, Field Oriented, Keaktifan, Keterampilan Proses, dan Kemampuan Menyusun Rencana Pembelajaran.
N IV
ER
SI TA
S
TE
R BU
KA
Tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dimaksudkan memfasilitasi para mahasiswa S1 PGSD-UT untuk memperoleh pengalaman melakukan kolaborasi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang mereka lakukan. Para mahasiswa dilibatkan dalam suatu proses aktif untuk merencanakan, mengamati, menganalisis dan merevisi pembelajaran mereka. Dalam penelitian ini peneliti menguji hipotesis, yaitu: Apakah tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented effektif terhadap kemampuan mahasiswa Program S1 PGSD UTdalam menyusun rencana pembelajaran (RP)? Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester 8 Program S1 PGSD UT Kelompok Belajar (Pokjar Mayong) yang terdiri atas 55 orang. Dengan teknik random sampling terpilih 28 mahasiswa sebagai kelas eksperimen dan 27 mahasiswa sebagai kelas kontrol. Variabel bebas adalah keaktifan dan keterampilan proses mahasiswa serta variabel terikat adalah kemampuan dalam menyusun rencana pembelajaran (RP). Data diambil dengan menggunakan lembar pengamatan dan tes kemampuan. Data dianalisi dengan Uji Banding t dan Uji Pengaruh Regresi.
U
Tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dinyatakan efektif dengan ditunjukkan oleh: (1) tercapainya persentase keaktifan, persentase keterampilan proses, dan persentase kemampuan menyusun rencana pembelajaran (RP) masing-masing sebesar 75,57%, 78,40% dan 75,52% secara signifikan melebihi batas ketuntasan minimal 75%; (2) adanya pengaruh keaktifan dan keterampilan proses terhadap kemampuan menyusun RP secara terpisah masing-masing sebesar 82,7% dan 84,3% serta secara bersama-sama sebesar 90,4% dengan persamaan regresi Ŷ = 13,790 + 0,445 X1 + 0.373 X2; serta (3) terbuktinya secara signifikan perbedaan rata-rata kemampuan menyusun RP antara kelompok eksperimen (sebesar 75,52) dengan kelompok kontrol (67,57). Disimpulkan bahwa tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented effektif terhadap kemampuan mahasiswa Program S1 PGSD UT dalam menyusun rencana pembelajaran.
ii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
ABSTRACT Prayitno, Edi. 2011. The effectiveness of Tutorial on The Subject ‘Mathematic Teaching for Elementary School Students’ by Lesson Study Model with Field Oriented Strategy to Students of S1 PGSD Program.
Key Words: Lesson Study, Field Oriented, activeness, process skill, and lesson plan preparation.
SI TA
S
TE
R BU
KA
Tutorial in Lesson Study model with Field Oriented strategy is used to facilitate students in the class get the experience to make self evaluation of their teaching activities. The students are involved in an active process in which they jointly plan, observe, analyze and refine actual classroom lessons called “research lessons”. In this study the authors investigated a question; (1) Is the tutorial plan in Lesson Study model with Field Oriented strategy effective in preparing lesson plan in elementary classes? The population is students of S1 PGSD Program in Mayong Distict, Jepara in semester 2011.1which consist of 55 students. By using a random sampling technique 28 students were chosen as an experiment group and 27 students as a control group. The independent variables were activeness and process-skill, the dependent variable was the capability in preparing lesson plan. Data was collected by using observation sheets and capability test. Data was analyzed by t-test and linear regression.
U
N IV
ER
The effectiveness of Lesson Study model with Field Oriented strategy is shown by: (1) the achievement of activeness’ percentage at 75.5%, process-skill percentage at 78.40% and lesson plan capability at 7.52% which were significantly above 75%; and (2) significantly proven that the activeness and process skill variables together influenced the capability in preparing lesson plan in significance score of 90.4%. The influence percentage of activeness was 82.7 % and the influence percentage of process-skill was 84.3%. The regression equation among the activeness variable, the process skill variable and the capability in preparing lesson plan variable was Ŷ = 13,790 + 0,445 X1 + 0.373 X2.
iii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
PENGESAHAN KELULUSAN Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Tesis Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
: Kamis
Tanggal
: 7 September 2011 Panitia Ujian
Sekretaris
Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. NIP 19601219 198503 2 002
Penguji II/Pembimbing II
U
N
IV
Penguji I
ER
SI T
Prof. Dr. rer.nat. Wahyu H., M.Si. NIP 19601124 198403 1 002
AS
TE R
Ketua
BU
Hari
KA
Universitas Negeri Semarang pada,
Drs. St. Budi Waluyo, Si., Ph.D. NIP 19680907 199303 1 002
Dr. Putut Marwoto, M.S. NIP 19630821 198803 1 004
Penguji III/Pembimbing I
Prof. Y.L. Sukestiyarno NIP 19590420 198403 1 002
iv Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
DAFTAR ISI Halaman i
ABSTRAK……………………………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
v
DAFTAR TABEL………………………………………………………..
ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….
xiii
TE
R BU
KA
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..
xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………
1
SI TA
S
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
1
1.2 Permasalahan …………………………………………………….
7
ER
1.1 Latar Belakang …………………………………………………..
N IV
1.3 Pembatasan Masalah ……………………………………………..
7 8
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………..
8
1.6 Penegasan Istilah ………………………………………………….
8
U
1.4 Tujuan Penelitian …….……………………………………………
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….
12
2.1 Model Lesson Study …..……………………………….…………
12
2.2 Strategi Field Oriented …………………………………………...
15
2.3 Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)………..……………..
17
2.4 Keaktifan…………. ………………………………………………
21
2.5 Keterampilan Proses……………………………………………….
24
v
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
28
2.7 Materi Bangun Ruang……………………………………………
30
2.8 Penelitian yang Relevan …………………………………………..
37
2.9 Kerangka Berpikir ………………………………………………..
38
2.10 Hipotesis…………………………………………………………
41
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………
43
3.1 Jenis dan Desain Penelitian………………………………………..
43
KA
2.6 Rencana Pembelajaran ………………………………………….
44 45
3.4 Metode Pengumpulan Data.. ..…….………………………………
46
3.5 Instrumen Penelitian……………………………………………….
48
3.6 Metode Analisis Data………………………………………………
52
3.6.1 Analisis Data Awal………………………………………………
52
3.6.1.1 Uji Normalitas…………………………………………………
52
3.6.1.2 Uji Homogenitas………………………………………………
53
3.6.2 Analisis Data Penelitian………………………………………….
54
U
N IV
ER
SI TA
TE
3.3 Variabel Penelitian……………………………………….………..
S
R BU
3.2 Subjek Penelitian …………………………………………………
3.6.2.1 Uji Ketuntasan ….…………..…………………………………
54
3.6.2.2 Uji Pengaruh ……………………………………………………
57
3.6.2.3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata……,,,……………………………
66
3.7 Skema Pelaksanaan Tutorial………………………………………..
68
3.8 Indikator Keberhasilan……………………………………………..
70
vi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH …..
74 74
4.1.1 Analisis Data Awal ………………………………………………
74
4.1.2 Deskripti Hasil Pengamatan dan Penelitian …………………..…
78
4.1.2.1 Keaktifan Mahasiswa……………………………………….….
79
4.1.2.2 Keterampilan Proses………………………….………………..
80
4.1.2.3 Kemampuan Menyusun RP……………….……………………
81
KA
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………
82 82
4.1.3.1.1 Ketuntasan Keaktifan …………………………………………
82
4.1.3.1.2 Ketuntasan Keterampilan Proses…..………………………….
83
4.1.3.1.3 Ketuntasan Kemampuan Menyusun RP……………………...
84
4.1.3.2 Uji Pengaruh………………………..…………………………..
84
SI TA
TE
4.1.3.1 Uji Ketuntasan………………….. ………………………………
S
R BU
4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian…………………….………………
ER
4.1.3.2.1 Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Tutorial Model
N IV
Lesson Study dengan Strategi Field Oriented ..……….….…
84
U
4.1.3.2.2 Pengaruh Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented ……… .
87
4.1.3.2.3 Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented secara bersama terhadap kemampuan Menyusun RP …..……
89
4.1.3.3 Uji Kesamaan Rata-rata ………………………………………
92
4.2 Pembahasan………..………..………………………………………
95
BAB V PENUTUP ………………………………………………….……..
vii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
103
40617.pdf
A. Simpulan ………….…………………………………………………
103
B. Implikasi …………….………………………………………………
104
C. Saran…….…………………………………………………………..
105
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
R BU
KA
LAMPIRAN
viii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
111
40617.pdf
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman 29
3.1 One Group Pretest-Postest Design…………………………………
43
3.2 Indikator Variabel …………………………………………………..
70
3.3 Format Pengamatan Keaktifan………….…………………………..
71
KA
2.1. Format Silabus ……………………………………………………..
R BU
3.4 Format Pengamatan Keterampilan Proses………….………………
72 73
4.1 Deskripsi Data Awal Kemampuan Menyusun RP Tiap Kelompok..
74
4.2 Deskripsi Data Awal Kemampuan Menyusun RP …………………
76
S
TE
3.5 Instrumen Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran……..
77
4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Awal ………………………………….
78
4.5 Keaktifan Mahasiswa Kelompok Eksperimen ……………………..
80
4.6 Keterampilan Proses Kelompok Eksperiman………………………
80
4.7 Penilaian Akhir Kemampuan Menyusun RP…..………………….
81
U
N IV
ER
SI TA
4.3 Hasil Uji Normalitas Data Awal……………………………………
4.8 Uji Ketuntasan Keaktifan…………………......................................
82
4.9 Uji Ketuntasan Keterampilan Proses...................................................
83
4.10 Deskripsi Hasil Belajar Kelompok Kontrol………………………..
84
4.11 Keberartian Hubungan Keaktifan dengan Kemampuan Menyusun RP………………………….…………………………
85
4.12 Kelinieran Hubungan Keaktifan dengan Kemampuan Menyusun RP……………………………………………………..
ix
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
86
40617.pdf
4.13 Kontribusi Keaktifan terhadap Kemampuan Menyusun RP………
86
4.14 Keberartian Hubungan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP ……………………………………………………
87
4.15 Kelinieran Hubungan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP …………………………………………………….
88
4.16 Kontribusi Keterampilan Proses terhadap Kemampuan 89
KA
Menyusun RP …………………………………….…..…………
R BU
4.17 Keberartian Hubungan antara Keaktifan dan Keterampilan
Proses dengan Kemampuan Menyusun RP …………………….
89
TE
4.18 Kelinieran Hubungan Keaktifan dan Keterampilan Proses
S
dengan Kemampuan Menyusun RP …..……………….………..
90 91
4.20 Hasil Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov……..………………
92
4.21 Hasil Analisis Kesamaan Varian ………………………………….
93
4.22 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Menyusun RP.......................
94
U
N IV
ER
SI TA
4.19 Model Summary Uji Regresi………..…………..…………….….
x
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman 23
2.2. Nama Titik …………………………………………………………….
30
2.3. Sinar ……………………………………………………………………
31
2.4. Garis ……………………………………………………………………
31
2.5. Penamaan Bidang Datar ……………………………………………….
32
2.6.a. Segi Banyak ………………………………………………………….
32
2.6.b. Bukan Segi Banyak ………………………………………………….
32
TE
R BU
KA
2.1. Model Segitiga Aktifitas ………………………………………………
32
2.8. Bidang Banyak …………………………………………………………
33
SI TA
S
2.7. Permukaan Tertutup Sederhana ……………………………………….
34
2.10. Kubus dan Jaring-jaringnya…………………………………………..
34
ER
2.9. Limas dan Jaring-jaringnya ……………………………………………
N IV
2.11. Bangun Ruang ………………………………………………………..
34 35
2.13. Bidang Empat …………………………………………………………
36
2.14. Tabung …………………………………………………………….….
37
2.15. Bola …………………………………………………………………...
37
2.16. Kerangka Berpikir ……………………………………………………
41
3.1. Skema Pengumpulan Data………..……………………………………..
48
3.2. Skema Uji Pengaruh Keaktifan terhadap Kemampuan Menyusun RP...
58
U
2.12. Prisma …………………………………………………………………
3.3. Skema Uji Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Menyusun RP…………………………………………………………..
xi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
59
40617.pdf
3.4. Skema Uji Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap 61
3.5. Skema Pelaksanaan Tutorial………………………………………….
69
4.1. Sebaran Nilai Kemampuan Awal Menyusun RP……………………..
75
4.2. Q-Q Plot Nilai Kemampuan Awal Menyusun RP……………………
76
4.2. Scatterplot Data Kemampuan Menyusun RP Kelompok Eksperimen.
71
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
R BU
KA
Kemampuan Menyusun RP ………………………………………….
xii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman 112
2. Satuan Acara Tutorial I (SAT I)..…………………………………..
114
3. Panduan Eksplorasi I…………….…..……………………………..
130
4. Peta Konsep ……………………………. …………………………
134
5. SAT II.…………………………… ………………………………..
138
6. Panduan Eksplorasi II……………………. …….………………….
150
TE R
BU
KA
1. Rancangan Aktifitas Tutorial (RAT)……....………………………..
152
8. Item Pengamatan Keaktifan………………… ……………….....…..
160
9. Deskriptor Keaktifan…………….……..…………………………...
161
SI T
AS
7. SAT III……………………………………..……………………….
ER
10. Format Penilaian Keaktifan…….…………………………………...
165 166
12. Deskriptor Keterampilan Proses.…………………………………..
167
N
IV
11. Item Pengamatan Keterampilan Proses ……………………………
U
13. Format Penilaian Keterampilan Proses……………………………..
171
14. Item APKG I………………………………………………………….
172
15. Format dan Deskriptor Penilaian APKG I……....………………….
173
16. Item APKG II………………………………………………………..
178
17. Rancangan Evaluasi…..……………………………………………..
180
18. Nilai Awal Kemampuan Menyusun RP Kel. Eksperimen………….
181
19. Nilai Awal Kemampuan Menyusun RP Kel. Kontrol….……………
182
xiii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
183
21. Uji Normalitas dan Homogenitas Data Awal..………………………
185
22. Data Keaktifan Mahasiswa ..…………………………………………
188
23. Data Keterampilan Proses..…………………………………………..
190
24. Data Kemampuan Menyusun RP Kelas Eksperimen……………….
192
25. Data Kemampuan Menyusun RP Kelas Kontrol…………………….
193
KA
20. Deskripsi Data Awal Kemampuan Menyusun RP.…..………………
BU
26. Data Pendukung Uji Pengaruh Keaktifan terhadap Kemampuan
TE R
Menyusun RP………………………………………………………..
194
27. Data Pendukung Uji Pengaruh Keterampilan Proses terhadap 196
AS
Kemampuan Menyusun RP……………………………………….…..
SI T
28. Data Pendukung Uji Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Menyusun RP…………………………………
198 200
30. Contoh Rencana Pembelajaran Bangun Ruang………………………
201
U
N
IV
ER
29. Data Pendukung Uji Kesamaan Varian dan Kesamaan Rata-rata…..
xiv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi atas dapat diselesaikannya penyusunan tesis dengan judul Keefektifan Tutorial Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SD melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented pada Mahasiswa Program S1 PGSD UT. Tesis ini
R BU
Program Pascasarjana Univrsitas Negeri Semarang.
KA
disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelas Magister pendidikan pada
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dari lubuk hati
TE
yang terdalam kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan tesis
S
ini, yaitu kepada:
SI TA
1. Prof. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang.
N IV
Semarang.
ER
2. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri
U
3. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan
Matematika
Program
Pascasarjana
Universitas
Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan arahan. 4. Prof. Dr. Y.L. Sukestiyarno, Pembimbing ke-1, dan Dr. Putut Marwanto, M.S. Pembimbing ke-2 yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta tidak henti-hentinya memberikan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. 5. Drs. Risman Sugondo, M.Pd. yang telah membantu dalam pelaksanaan tutorial pada penelitian ini. xv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
6. Nining Sulistyaningsih, M.Pd. yang telah membantu dalam menyusun perangkat penelitian ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Dasar Matematika Program Pascasarjana UNNES yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat selama perkuliahan. 8. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha Program Pascasarjana UNNES yang telah
R BU
Pascasarjana UNNES serta dalam penulisan tesis ini.
KA
memberi kemudahan dan kelancaran dalam menempuh studi di Program
9. Drs. Gunoro Nupikso, M.Si. Kepala UPBJJ Universitas Terbuka Semarang
TE
yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.
S
10. Suwarni Setyaningsih, istri penulis yang dengan setia mendampingi,
SI TA
memberin bantuan, semangat dan doanya sehingga memungkinkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
U
N IV
akan datang.
ER
Semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang
Semarang, September 2011 Penulis
xvi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar mahasiswa Program S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
KA
terdiri dari tiga macam kegiatan, yaitu: belajar mandiri, tutorial serta latihan/praktek.
BU
Belajar mandiri adalah proses belajar atas prakarsa sendiri. Keberhasilan mahasiswa
TE R
dalam belajar mandiri ditentukan oleh kedisiplinan, kreativitas dan ketekunan belajar mahasiswa sendiri (Tim Penulis UT, 2008:43). Kegiatan belajar mandiri merupakan
AS
kewajiban mahasiswa di luar interaksi dengan tutor. Tutor berkewajiban mengarahkan kegiatan belajar mandiri mahasiswa melalui tugas mandiri yang
SI T
diberikan di akhir kegiatan tutorial. Bentuk tugas mandiri yang utama adalah
ER
mempelajari modul disertai menyusun daftar pertanyaan yang mencerminkan
IV
kesulitan mahasiswa dalam memahami isi modul. Pembahasan kesulitan-kesulitan
N
itulah yang menjadi agenda utama kegiatan tutorial. Jadi tutorial merupakan wahana
U
yang dirancang untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi mahasiswa saat memahami dan memperdalam isi modul. Sistem pemilihan mata kuliah tempuh dilaksanakan dengan sistem paket semester. Rata-rata tiap semester mahasiswa menempuh 14-16 sks dalam lima atau enam mata kuliah. Kelima atau enam mata kuliah ini masing-masing ditampilkan dalam delapan kali tutorial. Tutorial dilaksanakan seminggu sekali pada hari dan jam yang tidak mengganggu tugas mengajar para mahasiswa. Kemungkinan waktu
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 2
tutorial antara hari Jum’at siang, Sabtu Siang maupun hari Minggu pagi sampai sore. Secara efektif pelaksanaan tutorial hanya berlangsung antara dua sampai empat bulan. Tutorial akan berlangsung selama dua bulan bila dilaksanakan setiap seminggu sekali dan akan berlangsung selama empat bulan bila dilaksanakan setiap dua minggu sekali.
KA
Modul sebagai sumber materi belajar tidak dapat dipelajari mahasiswa dalam
BU
waktu satu semester yang setara dengan enam bulan. Proses pengiriman modul di
TE R
tingkat propinsi ditangani oleh Kantor Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT sebagai unit pelaksana operasional. Meskipun oleh UPBJJ pengambilan modul
AS
sudah difasilitasi dapat dilakukan jauh hari sebelum tutorial dimulai, namun para
SI T
mahasiswa menerima modul rata-rata pada hari tutorial pertama. Penguasan materi perkuliahan satu semester harus dilakukan dalam waktu dua atau empat bulan.
ER
Karakteristik mahasiswa Program S1 PGSD UT tidak dapat disamakan dengan
IV
karakteristik para mahasiswa perguruan tinggi reguler yang rata-rata berusia belia
U
N
antara 18-25 tahun. Bila dilihat dari aspek usia, tidak semua mahasiswa Program S1 PGSD UT berusia belia. Mereka adalah para guru yang sedang aktif bertugas dan usia mereka rata-rata antara 25-45 tahun. Tidak jarang para tutor harus berhadapan dengan mahasiswa yang usianya menjelang usia purna bakti. Kemampuan fisik, kemampuan berpikir maupun daya tahan berpikirnya sudah banyak berkurang dibanding semasa mereka belia. Sebagian besar guru yang mengikuti tutorial adalah guru yang sudah
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 3
berkeluarga. Mereka tidak dapat lagi mengkonsentrasikan seluruh pikiran dan waktunya pada penguasaan materi tutorial. Tugas-tugas sebagai seorang bapak atau ibu dalam keluarga, tugas-tugas sosial sebagai anggota masyarakat dan tugas-tugas sebagai guru aktif sudah tentu tidak dapat diabaikan hanya untuk mempelajari materi tutorial.
KA
Mata kuliah Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406) merupakan mata
BU
kuliah yang memberikan landasan bagi mahasiswa untuk mencari dan memilih
TE R
model pembelajaran yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menantang terlibat dan menjadikan siswa cerdas matematika (Muhsetyo, 2007: 1.2).
AS
Materi mata kuliah PDGK4406 dikemas dalam sembilan modul yang harus disajikan
SI T
dalam delapan tutorial, dalam satu kali tutorial mahasiswa dituntut menguasai lebih dari satu modul.
ER
Materi yang ada dalam kesembilan modul tidak hanya materi tentang
IV
matematika di sekolah dasar, ada materi yang tidak diajarkan di sekolah dasar, yaitu
U
N
materi trigonometri dan logaritma. Tingkat kesukaran materi modul sudah pasti lebih tinggi dengan tingkat kesukaran materi matematika di sekolah dasar (SD), bahkan materi matematika untuk kelas tinggi SD (kelas 4, 5 dan 6). Materi modul termasuk materi yang sulit bagi mahasiswa yang telah sekian lama bertugas hanya menggeluti materi sekolah dasar. Meskipun sudah dibaca dan dipelajari berulang kali, mereka seringkali tidak mampu memahaminya sama sekali. Terdapat tiga klasifikasi kegiatan tutorial menurut Panduan Tutorial (PATUT),
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 4
yaitu: (1) tutorial yang bersifat ekspositori (PATUT I), (2) tutorial yang sama porsinya antara kegiatan ekspositori dan penugasan (PATUT II), dan (3) tutorial yang didominasi kegiatan penugasan (PATUT III). Penerapan jenis tutorial disesuaikan dengan tingkat kesukaran materi modul. Materi bangun ruang termasuk materi mudah bagi mahasiswa yang biasa mengajar di kelas tinggi di sekolah dasar
KA
(kelas 4, 5 dan 6) dan termasuk materi yang sedang bagi mahasiswa yang biasa
BU
mengajar di kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3). Dari hasil monitoring pelaksanaan
TE R
tutorial diperoleh data bahwa para tutor seringkali menggunakan tutorial model PATUT II dan III. Tutor memberi tugas kelompok menyusun resume materi. Satu
AS
kelompok menyusun resume materi satu modul. Tiap kali tutorial hasil kerja
SI T
kelompok secara bergantian ditampilkan dalam diskusi kelas. Wakil kelompok yang bertugas menampilkan hasil resume di depan kelas, para anggota kelompok lain
ER
menanggapi, di akhir tutorial tutor mengulas kembali materi tersebut.
IV
Penerapan strategi Field Oriented pada tutorial model PATUT dilakukan
U
N
dengan memvariasikan tugas mandiri yang harus dilakukan mahasiswa di luar tutorial. Tugas mandiri bukan hanya menelaah isi modul namun juga meminta mahasiswa menyusun model pembelajaran yang sesuai untuk materi yang ditelaah. Penerapan model PATUT seperti yang biasa ditempuh para tutor belum menunjukkan interaksi aktif yang merata dari seluruh mahasiswa mulai kegiatan awal sampai akhir tutorial. Di kegiatan awal tutorial yang seharusnya diisi dengan kegiatan unjuk hasil resume seluruh mahasiswa dan pengungkapan permasalahan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 5
yang dialami saat mempelajari modul tidak pernah berlangsung seperti yang diharapkan. Pada setiap tutorial, yang menunjukkan hasil resume materi modul hanya kelompok yang saat itu mendapat giliran menyajikan resume materi. Mahasiswa yang bukan anggota kelompok penyaji sama sekali merasa tidak punya beban untuk membaca modul. Hanya mahasiswa yang punya waktu dan punya kesadaran belajar
KA
yang secara mandiri membaca dan menyiapkan pertanyaan untuk kegiatan diskusi.
BU
Keaktifan hanya ditunjukkan oleh beberapa mahasiswa yang mendominasi interaksi
TE R
kelas. Tidak jarang ditemukan mahasiswa datang tanpa persiapan apapun, duduk menyimak proses diskusi, ikut menulis resume, mengerjakan tugas dan pulang.
AS
Kurang mandirinya para mahasiswa dalam mempelajari modul dan kurang
SI T
meratanya keaktifan mahasiswa dalam kegiatan tutorial memunculkan pemikiran untuk menerapkan model tutorial yang dapat menumbuhkan keterampilan proses dan
ER
keaktifan mahasiswa baik di luar kegiatan tutorial maupun selama kegiatan tutorial.
IV
Saat semester 10 mahasiswa menempuh mata kuliah Pemantapan Kemampuan
U
N
Profesional. Pada mata kuliah tersebut mahasiswa berlatih mengembangkan rencana pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas. Meskipun pada semester delapan mereka memperoleh mata kuliah Materi dan Pembelajaran Matematika yang salah satu materinya adalah mengembangkan pembelajaran, namun kemampuan mengembangkan rencana pembelajaran matematika pada semester 10 sangat rendah. Dengan pertimbangan selain meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan juga
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
kemampuan
menyusun
rencana
40617.pdf 6
pembelajaran, maka model tutorial yang sesuai adalah model Lesson Study. Penerapan model Lesson Study tidak bisa dilepaskan dari tuntutan profesi para mahasiswa sebagai guru sekolah dasar, oleh karena itu model Lesson Study dilaksanakan dengan strategi yang sesuai dengan tuntutan lapangan, yaitu strategi Field Oriented.
KA
Lesson Study merupakan suatu proses pengembangan pembelajaran bersama.
BU
Proses ini melibatkan beberapa guru yang secara sistematis mengamati dan
TE R
mengevaluasi proses pembelajaran mereka dengan tujuan supaya pembelajaran yang ditampilkan menjadi lebih efektif (Teachers College,-). Lesson Study dilaksanakan
AS
melalui kegiatan merencanakan suatu pembelajaran, menampilkan pembelajaran
SI T
mengamati proses pembelajaran yang ditampilkan untuk kemudian mengevaluasi pelaksanaan dan hasil pembelajaran tersebut.
ER
Pelaksanaan Lesson Study dalam tutorial ini tidak dapat dilepaskan dari tujuan
IV
yang ingin dicapai dalam mata kuliah serta kebutuhan para mahasiswa selaku guru
U
N
sekolah dasar. Dengan kedua pertimbangan tersebut maka kegiatan Lesson Study dilaksanakan dengan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaannya, yaitu strategi Field Oriented. Penulis akan memadukan keduanya dalam bentuk tutorial pada mahasiswa Program S1 PGSD Universitas Terbuka. Tutorial yang dimaksud adalah tutorial bangun ruang dari mata kuliah Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 7
1.2 Permasalahan Latar belakang seperti yang penulis kemukakan di atas mendasari permasalahan yang akan diselesaikan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Apakah tutorial mata kuliah Pembelajaran Matematika SD melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented efektif
KA
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Program S1 PGSD-UT dalam
BU
menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang?”.
TE R
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada materi bangun ruang yang dimuat dalam dua
AS
modul dalam modul PDGK4406: Pembelajaran Matematika SD, Program S1 PGSD
SI T
Universitas Terbuka. Kedua modul yang dimaksud adalah modul nomor 5 dan modul
ER
nomor 6. Modul nomor 5 berisi materi: (1) Unsur-unsur Ruang; (2) Bidang Banyak
IV
dan Bangun Ruang; (3) Miskonsepsi Pemahaman Unsur-unsur Ruang; (4) Jaring-
N
jaring Kubus, Balok, Limas, Prisma, Tabung, Kerucut, dan Bidang Banyak
U
Beraturan. Modul nomor 6 berisi materi: (1) Luas Daerah Permukaan Kubus, Balok, Prisma dan Tabung; (2) Konsep Volume Balok, Kubus, Prisma dan Tabung; (3) Luas Daerah Permukaan Limas, Kerucut, Bola; serta (4) Volume Limas, Kerucut, Bola dan Tabung.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 8
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan tutorial mata kuliah Pembelajaran Matematika SD melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Program S1 PGSD-UT dalam menyusun rencana pembelajaran Bangun
KA
Ruang.
BU
1.5 Manfaat Penelitian
TE R
Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan beberapa manfaat bagi mahasiswa Program S1 PGSD UT, yaitu: (1) mengenalkan tutorial model
AS
Lesson Study; (2) menumbuhkembangkan semangat dan kemampuan untuk secara
SI T
berkolaborasi meningkatkan kinerja sebagai guru sekolah dasar; dan (3)
ER
meningkatkan kemampuan menyusun rencana pembelajaran.
U
N
1.6.1 Tutorial
IV
1.6 Penegasan Istilah
Proses pembelajaran di Program S1 PGSD UT tidak dilaksanakan melalui kegiatan perkuliahan. Penyampaian materi sepenuhnya dilakukan melalui modul. Pembelajaran di Program S1 PGSD UT bukan untuk penyampaian materi melainkan untuk membantu mahasiswa menguasai materi dalam modul. Proses pemberian bantuan belajar itulah yang dinamakan tutorial. Tutorial adalah program bantuan belajar yang dikembangkan oleh UT untuk memicu dan memacu proses belajar
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 9
mandiri mahasiswa (Tim Penulis UT, 2008:45).
1.6.2 Model Lesson Study Catherine Lewis (Cerbin & Kopp, 2007) mengungkapkan bahwa Lesson Study merupakan suatu cara yang sederhana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Meskipun sederhana namun model ini
BU
dan merefleksi hasil dan prosesnya.
KA
Bersama teman sejawat para guru melakukan perencanaan, mengamatai pelaksanaan
merupakan suatu proses yang menyatu yang didukung oleh penentuan tujuan secara
TE R
kolaboratif, pengumpulan data yang dilakukan secara teliti tentang kegiatan belajar siswa, dan semangat yang memungkinkan munculnya penyelesaian terhadap
SI T
AS
masalah-masalah sulit.
1.6.3 Strategi Field Oriented
ER
Metode penelitian lapangan dikembangkan sebagai sarana untuk memahami
IV
pemakai, profesi mereka serta lingkungan dan budaya mereka (Dennis, 1995).
U
N
Seperti halnya metode penelitian lapangan, strategi Field Oriented ini digunakan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pemakai atau subyek penelitian. Dalam penelitian ini pemakai atau subyek strategi ini adalah mahasiswa S1 PGSD UT yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar sehingga penerapan strategi ini disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan guru sekolah dasar.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 10
1.6.4 Keefektifan Keefektifan berasal dari kata “efektif” yang berarti dapat membawa hasil, berhasil guna (Kusmaryono, 2008). Kegiatan tutorial diarahkan untuk memberi bekal kepada para mahasiswa sebagai guru sekolah dasar untuk mampu merancang,
KA
mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran
BU
yang effektif. Keefektifan pembelajaran adalah suatu keadaan dimana tujuan atau sasaran pembelajaran merupakan suatu ukuran keberhasilan, semakin berhasil guna
TE R
atau membawa hasil dalam pembelajaran tersebut untuk mencapai sasarannya berarti dikatakan semakin tinggi tingkat keefektifannya (Mulyasa, 2004:82).
AS
Dengan mentransfer pengertian keefektifan pembelajaran tersebut, keefektifan
SI T
tutorial dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu tingkat pencapaian tujuan
ER
tutorial, semakin tinggi kemampuan mahasiswa dalam menyusun rencana
IV
pembelajaran berarti semakin tinggi tingkat keefektifannya. Tiga indikator efektifitas
N
tutorial dalam penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan tutorial bangun ruang melalui
U
model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dapat mencapai tiga ketuntasan belajar, yaitu tuntas keaktifan belajarnya, tuntas keterampilan proses dan tuntas kemampuan menyusun rencana pembelajaran. (2) Keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa pada pelaksanaan tutorial bangun ruang melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented berpengaruh positif terhadap kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa S1 PGSD-UT. (3) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa S1 PGSD-UT pada tutorial bangun ruang melalui model
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 11
Lesson Study dengan strategi Field oriented lebih baik dari pada kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa dengan tutorial konvensional.
1.6.5 Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran adalah satu bentuk rancangan pembelajaran yang
KA
disusun secara sistematis yang berfungsi sebagai kerangka kegiatan atau pedoman
BU
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas (Tim Penulis UT, 2008). Rencana pembelajaran disusun agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan Keputusan-keputusan
tentang
kondisi
TE R
efisien.
dan
situasi
belajar
yang
memungkinkan tujuan pembelajaran tercapai dirancang oleh guru dalam bentuk
SI T
U
N
IV
ER
dengan kondisi yang ada.
AS
rencana pembelajaran. Rancangan keputusan tersebut dilaksanakan di kelas sesuai
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Model Lesson Study
KA
Lesson Study adalah upaya para guru secara kolaboratif memperbaiki pola
BU
pembelajaran supaya menjadi lebih efektif. Kolaborasi dilakukan oleh sejumlah kelompok kerja dengan langkah utama merencanakan, membelajarkan, mengamati
TE R
dan memperbaiki pembelajaran (Lewis, 2002; Friedkin, -; Teacher College Columbia University, -; Chicago LS Group, 2001a ; Cerbin & Kopp, 2007; Virtual Professional
SI T
AS
DC, - ; Research for Better Schools, 2008).
John Elliott (Corby,-) dalam suatu seminar informal dengan tema ‘Lesson
ER
Studies: East and West‘ mengungkap tahapan pelaksanaan Lesson Study. Kegiatan
IV
Lesson Studies diawali dengan kerja bersama dari beberapa kelompok kerja
U
N
menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang telah tersusun dikembangkan oleh masing-masing kelompok kerja dalam basis kegiatan eksperimen melalui pengamatan berulang dari teman sejawat. Hasil pengamatan dibahas dalam kegiatan konperensi bersama. Rencana pembelajaran secara berkelanjutan diperbaiki berdasar data yang dikumpulkan oleh kelompok kerja masing-masing.
Langkah-langkah tersebut oleh The Lesson Study Project (LSP), Universitas Wisconsin-Amerika (Cerbin & Kopp, 2007) diujudkan dalam lima langkah, yaitu:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 13
(1) mengembangkan (develop) rencana pembelajaran; (2) menampilkan pembelajaran (teach); (3) mengamati proses pembelajaran (observe); (4) menganalisis hasil pengamatan (analyse); dan (5) memperbaiki pembelajaran (revise lessons).
Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
Lesson
Study
inilah
yang
KA
membedakannya dengan penelitian kelas (lesson research) lainnya. Lewis (2002b) mengungkapkan lima karakteristik Lesson Study, yaitu: (1) diamati oleh lebih dari
BU
satu orang (Observed by other teachers), (2) direncanakan bersama (Planned
TE R
collaboratively), (3) dirancang untuk mewujudkan visi pendidikan (Designed to bring to life in a lesson a particular goal or vision of education), (4) direkam
AS
(Recorded), dan (5) dibahas bersama (Discussed). Secara lebih khusus, karakteristik
SI T
Lesson Study diungkapkan Lewis (2002a) berikut ini.
IV
ER
1. Memiliki tujuan penelitian jangka panjang (A Shared Long-term Goal),
N
seperti: (a) mengembangkan pembelajaran yang memastikan kemampuan
U
akademis peserta didik, meningkatkan kemampuan individual dan memenuhi kebutuhan perorangan peserta didik; (b) memberikan rasa senang dalam berteman dan dalam belajar kepada peserta didik; atau (c) menciptakan pembelajaran yang sangat diminati peserta didik.
2. Memfokuskan pada suatu materi pembelajaran tertentu, baik yang bersifat akademis maupun non akademis. Contoh materi pembelajaran yang dipilih untuk
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 14
Lesson Study antara lain: (a) materi yang kurang dikuasai oleh para peserta didik; (b) materi yang sulit untuk dibelajarkan, dan (c) materi yang baru muncul (seperti teknologi informatika) atau materi yang mengalami perubahan. 3. Mencermati proses belajar dan proses perkembangan diri peserta didik.
KA
Di dalam kelima langkah Lesson Study, terdapat kompleksitas aspek pelaksanaan yang perlu dicermati oleh setiap pelaksana Lesson Study. Lesson Study
BU
bukan sekadar kerja kolaborasi menyusun dan memperbaiki rencana pembelajaran.
TE R
Sebelum membentuk tim, para anggota tim terlebih dahulu telah melakukan persamaan persepsi tentang materi yang akan ditampilkan dalam pembelajaran (Perry
AS
& Lewis, 2008). Persamaan persepsi akan memungkinkan para anggota tim untuk:
SI T
(1) menguasai materi secara mendalam dan mengetahui implikasi pembelajarannya;
ER
(2) mampu memberikan argumentasi yang benar saat pembahasan konsep; (3)
IV
mampu secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab dan dalam kegiatan
U
N
tukar pendapat, baik dengan sesama anggota tim maupun dengan bukan anggota tim.
Inti kegiatan pengamatan dalam Lesson Study adalah mempelajari bagaimana anak belajar, mempelajari apa yang ada dalam benak peserta didik (Perry & Lewis, 2008). Pengamatan dilakukan beberapa pengamat. Mereka mencermati setiap kejadian yang muncul. Mereka mencatat semua interaksi yang ada. Mereka menulis kembali secara tepat apa yang tertulis di papan tulis (Fernandez dalam Richardson, 2001).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 15
Kegiatan Lesson Study diakhiri dengan langkah melakukan perbaikan pembelajaran. Lewis (Richardson, 2001) mengungkapkan bahwa dalam menentukan suatu perbaikan, pelaksana tidak hanya menentukan langkah perbaikan. Jika suatu perubahan ditentukan, perlu dicermati terlebih dahulu perubahan itu, data dikumpulkan
dan
diperhitungkan
akibat
yang
ditimbulkannya.
Kemudian
KA
disempurnakan lagi perubahan yang diambil serta diujicoba perubahan tersebut.
BU
Perbaikan pembelajaran sebaiknya tidak dilakukan pada kelas yang sama (Lewis,
TE R
2002b)
Selain ditujukan untuk mengamati kemajuan kemampuan peserta didik, Lesson
AS
Study juga ditujukan untuk meningkatkan kemampuan individu para anggota tim
SI T
pelaksananya (Perry & Lewis, 2008; Arani, Keisuke dan Lassegard, 2010:182).
pembelajaran
secara
mendalam;
(2)
kemampuan
meneliti
dan
IV
tujuan
ER
Kemampuan individu yang ditingkatkan antara lain: (1) kemampuan menentukan
N
mengembangkan proses pembelajaran; (3) penguasaan materi yang mendalam
U
(Lewis, 2002b); (4) kemampuan tentang proses pembelajaran; (5) kemampuan mengamati proses pembelajaran; (6) jaringan kerja sama antar guru; (7) jaringan kerja sehari-hari (Lewis, Perry & Hurd, 2004)
2.2 Strategi Field Oriented
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 16
Field Research adalah bentuk penelitian yang bertujuan mengungkapkan makna yang diberikan oleh anggota masyarakat pada perilakunya dan kenyataan sekitar (Martana, 2006). Wixon dan Brown dalam suatu workshop dalam rangka meningkatkan interaksi yang maksimum di antara para peserta menggunakan teknik dengan desain Field Oriented. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan suatu
KA
sistem yang mencerminkan dunia kerja pemakainya (Wixon dan Brown dalam
BU
Wixon dan Ramey, 1996).
TE R
Berbeda dengan Field Research maupun teknik yang Field Oriented di atas yang keduanya digunakan untuk mengungkap atau menggambarkan dunia para
Mt. Edgecumbe, Sitka, Alaska (Dryden dan Vos, 1999:403-405) digunakan
SI T
tinggi
AS
pemakainya, strategi pembelajaran Field Oriented yang diterapkan pada sekolah
sesuai kebutuhan pemakainya. Pihak sekolah menggunakan strategi tersebut untuk
ER
mempersiapkan para siswanya menjadi para entrepreneur sesuai dengan harapan
IV
daerah tempat asal para siswa sekolah tersebut.
U
N
Strategi Field Oriented yang digunakan dalam tutorial dimaksudkan untuk memahami sepenuhnya kebutuhan mahasiswa dan kebutuhan profesinya serta mengkaitkan materi tutorial dengan tuntutan profesi mereka sehari-hari sebagai guru sekolah dasar. Dalam pelaksanaannya tutor dan rekan sejawat terlibat sepenuhnya dalam proses tutorial, mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pembahasan dan pemberian masukan untuk merevisi tutorial berikutnya. Keterlibatan ini dimaksudkan supaya kedua pihak menguasai materi dan proses tutorial
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 17
sepenuhnya (Schivley, 1982). Langkah awal, khususnya perencanaan langkahlangkah pelaksanaan (termasuk perencanaan pembelajaran) sangat berpengaruh pada apa yang berfungsi pada proses pengembangan pendidikan dan pengembangan profesi sebagai dasar melakukan perbaikan di lapangan (Borko, Hilda, dkk, 2008). Di awal kegiatan para peserta diberi kesempatan menuliskan pertanyaan
KA
berdasar hasil kegiatan tugas mereka membaca kasus/materi. Pemimpin masing-
BU
masing kelompok meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan anggota.
TE R
Tujuan langkah awal ini adalah untuk meyakinkan bahwa semua peserta memiliki pemahaman yang sama atas materi atau atas kasus yang sedang dihadapi (Wixon &
AS
Ramey, 1996). Untuk memberi struktur dari hasil dikusi yang sedang diamati, kita
SI T
dapat saja menanyai setiap peserta dan meminta masing-masing anggota maju untuk meletakkan hasil kerjanya pada garis waktu (timeline).
ER
Langkah-langkah kegiatan lapangan atau kegiatan yang berorientasi pada
IV
lapangan dinyatakan oleh Gomoll, Story dan Bond (2007) seperti berikut ini.
U
N
a) Mengidentifikasi peserta, meliputi tujuan yang ingin dicapai oleh peserta dan domain kegiatan peserta. b) Mengukur kemampuan tim pelaksana meliputi: kemampuan mengembangkan rancangan kerja dan kemampuan menyusun perangkat. c) Merencanakan kegiatan lapangan meliputi: persiapan kunjungan lapangan, persiapan pelaksanaan observasi dan persiapan penyusunan laporan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 18
d) Mengolah data meliputi: menyusun dan menyajikan temuan, menyusun rekomendasi perbaikan, mengkomunikasikan hasil.
2.3 Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)
Munculnya motivasi belajar bagi orang dewasa bukanlah suatu hal yang sulit
KA
karena keterlibatan awal orang dewasa dalam proses pembelajaran bersifat sukarela.
BU
Para orang dewasa cenderung mencari kesempatan untuk belajar. Biasanya mereka
TE R
ingin mempelajari sesuatu yang dapat digunakan untuk memperbaiki posisi atau memperbaiki profesi. Konsep pendidikan orang dewasa sudah muncul sejak tahun
AS
1946 sejak diterbitkannya buku tentang pendidikan informal untuk orang dewasa
SI T
oleh Josephine Macalister Brew di Inggris. Namun kehadiran buku tersebut tidak berhasil menjadi tonggak pertama perkembangan pendidikan orang dewasa
ER
(Andragogi). Andragogi mulai berkembang masa 1950an saat Malcolm Sheperd
IV
Knowles menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pendidikan Orang Dewasa
U
N
Amerika Serikat (Green, 1998).
Knowles memperkenalkan konsep pendidikan informal untuk orang dewasa. Ia memilih jenis pendidikan informal dengan pertimbangan bahwa pendidikan informal mampu memunculkan suasana luwes dan bersahabat, kelenturan dalam proses pembelajarannya, lebih mengandalkan menggunakan pengalaman sebagai sumber belajar, yang penting mampu menumbuhkan semangat dan komitmen yang tinggi pada diri peserta. Kelompok-kelompok informal seperti asosiasi dan klub merupakan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 19
sarana yang mampu menumbuhkan minat belajar sesuatu yang baru bagi orang dewasa (Smith, 2002).
Kelompok-kelompok informal tersebut semakin berkembang sehingga memunculkan konsep pembelajaran orang dewasa yang berbeda dengan konsep
KA
pembelajaran pada umumnya. Konsep pembelajaran orang dewasa (andragogi) didasari empat asumsi dasar tentang orang dewasa, yaitu: (1) terjadinya perubahan
BU
konsep diri, dari tidak mandiri menjadi mandiri; (2) terkumpulnya sejumlah
TE R
pengalaman yang dapat digunakan sebagai dasar belajar; (3) kesiapan belajar mereka meningkat terkait dengan tugas-tugas sosial mereka; dan (4) perspektif waktu dan
AS
lingkungan mereka berubah dari suka menunda menjadi segera diterapkan dan dari
SI T
berpusat pada subyek menjadi berpusat pada penampilan (Hiemstra & Sisco, 1990).
ER
Tujuan yang ingin dicapai melalui andragogi ditentukan oleh keingingan
IV
masyarakat sekitar. Menurut Knowles (Smith, 2002) pembelajaran orang dewasa
U
N
harus mampu setidaknya memberi bekal berikut ini.
a) Kematangan memahami diri sendiri
b) kemampuan mengembangkan perasaan untuk diterima, dicintai dan dihormati
c) kemampuan mengembangkan sikap yang dinamis terhadap kehidupan
d) belajar memberikan reaksi terhadap suatu dorongan perilaku
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 20
e) keterampilan mewujudkan potensi diri
f) kemampuan memahami nilai-nilai utama pengalaman manusia
g) kemampuan memahami masyarakat sekitar dan terampil dalam pemahaman
KA
perubahan masyarakat.
BU
Ketujuh bekal di atas akan membentuk peserta didik menjadi mandiri. Namun untuk memperoleh ketujuh bekal tersebut dibutuhkan delapan keterampilan belajar
TE R
mandiri yang meliputi (Knowles dalam Dee, 2001): (1) kemampuan untuk tetap memiliki dan mengembangkan rasa ingin tahu atau kemampuan untuk berpikir
AS
divergen; (2) kemampuan mengenal diri sendiri dan dengan terbuka menerima
SI T
masukan; (3) kemampuan mendiagnosis kebutuhan belajar dalam bentuk kompetensi
ER
yang dibutuhkan untuk menampilkan tugas; (4) kemampuan merumuskan tujuan
IV
pembelajaran yang mampu mendeskripsikan kegiatan yang operasional; (5)
N
kemampuan menemukan sumber daya manusia, materi pembelajaran dan proses
U
pembelajaran yang memungkinkan tercapainya berbagai jenis tujuan pembelajaran; (6) kemampuan merancang rencana yang strategis untuk memanfaatkan sumbersumber belajar yang tepat secara efektif; (7) kemampuan melaksanakan rencana pembelajaran secara runtut dan sistematis; dan (8) kemampuan mengumpulkan bukti tercapainya tujuan pembelajaran dan memvalidasikan melalui tampilan kerja.
Proses belajar mandiri menjadi bagian yang utama dalam proses pendidikan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 21
andragogi modern. Pengalaman belajar orang dewasa yang utama adalah proses inkuiri mandiri dengan sumber petunjuk dari guru atau sahabat karib dan bahan pelajaran yang mudah diperoleh (Carlson, 1989).
Proses pendidikan andragogi
dilakukan melalui tujuh langkah berikut ini (Knowles dalam Carlson, 1989).
KA
a) Menyusun suatu iklim belajar yang kooperatif;
BU
b) menciptakan mekanisme belajar saling menghormati dan saling mengasihi;
TE R
c) menyusun diagnosis tentang minat dan kebutuhan peserta didik;
AS
d) merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan minat dan kebutuhan peserta
SI T
didik;
ER
e) merancang rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran;
IV
f) melaksanakan rancangan pembelajaran dengan memilih metode, materi dan
U
N
sumber pembelajaran yang tepat; dan
g) mengevaluasi kualitas pengalaman belajar serta mendiagnosis kebutuhan untuk proses pembelajaran berikutnya.
2.4 Keaktifan Keaktifan adalah skala pengukuran kualitas aktifitas yang dilakukan seseorang. Terdapat berbagai alasan bagi seseorang melakukan aktifitas, ada aktifitas
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 22
karena tuntutan profesi, tuntutan posisi dalam masyarakat dan ada karena kesenangan. Namun bila seseorang yang melakukan aktifitas hanya karena supaya tidak mengganggur, aktifitas tersebut dapat memberikan dampak negatif (Roy dan Russell, 2005). Supaya bermanfaat aktifitas harus memiliki makna bagi si pelaku. Aktifitas dapat berupa aktifitas mandiri (berkebun, merajut atau membaca), aktifitas
KA
informal (bercengkerama dengan keluarga) maupun aktifitas formal (sekolah, kuliah,
BU
berorganisasi).
TE R
Aktifitas dibentuk dari beberapa aksi yang bertujuan mencapai suatu tujuan. Aksi dilakukan secara sadar. Terdapat kemungkinan bahwa tujuan yang sama
AS
ditempuh melalui aksi yang berbeda. Aksi dilakukan melalui langkah yang otomatis.
SI T
Langkah tidak memiliki tujuan, langkah memudahkan suatu aksi. Teori aktifitas menyatakan bahwa aksi-aksi dalam aktifitas tidak bersifat pasti, aksi secara dinamis
ER
dapat berubah sesuai kondisi (Kaptelinin, 1997).
IV
Para peserta Program S1 PGSD UT adalah para mahasiswa berusia dewasa.
U
N
Pola aktifitas mereka tidak bisa disamakan dengan pola aktifitas mahasiswa program perkuliahan reguler. Kegiatan dan peran mereka memaksa mereka tidak dapat memusatkan aktifitas hanya pada urusan perkuliahan. Sebagai orang berusia dewasa mereka dituntut kemandirian dalam mengatur aktifitas karena pembelajaran pada Program S1 PGSD UT menganut asas belajar mandiri. Keleluasaan mengatur pola belajar diberikan sepenuhnya kepada mahasiswa sesuai kebutuhannya. Keleluasaan belajar diberikan mulai dari pemilihan mata kuliah, keleluasaan mengatur pola
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 23
belajar, pengelolaan waktu kebutuhan pola maupun sistem belajarnya (Ratnawati & Andrian, 2006). Aktifitas mahasiswa Program S1 PGSD UT sesuai dengan yang diungkapkan dalam teori aktifitas. Teori aktifitas adalah suatu kerangka filosofis untuk mempelajari bentukbentuk yang berbeda dari kegiatan manusia sebagai gambaran proses perkembangan,
KA
baik kegiatan individu maupun antar individu dalam lingkungan sosial. Unit analisis
BU
teori ini berupa aktifitas yang dibentuk oleh enam komponen, yaitu: aturan (rules),
TE R
lingkungan (community), pembagian kerja (division of labor), benda (object), peralatan (instrument) dan pelaku (subject). Pelaku adalah orang atau sekelompok
AS
orang yang terlibat dalam aktifitas. Objek adalah sesuatu yang ditolong oleh subjek
SI T
dan memotivasi aktifitas. Di balik objek selalu tersembunyi suatu kebutuhan atau keinginan yang akan dijawab oleh aktifitas.
ER
Teori aktifitas mengatakan bahwa orang memaknai diri sendiri dari dua aspek,
IV
yaitu aspek kegiatan yang mereka lakukan dan aspek peran yang mereka miliki.
U
N
Orang akan merasa banyak kehilangan makna diri saat harus melepaskan banyak peran ketika memasuki usia pensiun, saat menjadi janda atau duda, saat lepas dari dunia kerja dan organisasi lainnya, saat keluar dari klub atau perkumpulan dan saatsaat lain ketika peran mereka berkurang (Roy dan Russell, 2005). Teori aktifitas dipelopori oleh sekelompok ahli psikologi Rusia pada tahun 1920an dan 1930an. Konsep dasarnya dirumuskan oleh Lev Vygotskhy bersama A.R. Luria dan A.N. Leont’ev. Konsep tersebut menyatakan bahwa seseorang tidak pernah
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 24
memberikan reaksi secara langsung terhadap lingkungan. Hubungan antara manusia sebagai pelaku dan benda sebagai lingkungan dimediasi oleh sarana, peralatan dan tanda-tanda budaya. Kegiatan manusia memiliki suatu struktur tripartite. Aktifitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di sekitarnya, baik yang berkenaan dengan tugas maupun perannya di lingkungannya. Model
KA
Segitiga Aktifitas (The Activity Triangle Model) seperti tampak pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Model Segitiga Aktifitas
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
(Mwanza dan Engestrom dalam Scheineider, 2009).
BU
menampilkan garis besar berbagai komponen sistem aktifitas dalam suatu kesatuan
Para partisipan aktifitas dipandang sebagai pelaku interaksi terhadap obyek untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara itu interaksi antar partisipan dan interaksi dengan benda lingkungan dimediasi melalui penggunaan alat, aturan dan pembagian kerja. Mediator mewakili sifat hubungan yang ada di dalam dan di antara para partisipan aktifitas. Jika kita ingin memahami apa yang dilakukan oleh seseorang, pertama kali
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 25
kita harus mengetahui dalam konteks apa subjek melakukan aktifitas tersebut. Jika kita mampu memahami konteks suatu aktifitas maka berarti kita memiliki gambaran tentang aktifitas apa yang dapat dilakukan dan dalam rangkaian kegiatan apa.
2.5 Keterampilan Proses
KA
Belajar adalah suatu proses yang secara aktif dilakukan peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuan atau gagasan baru berdasar pengetahuan yang telah
BU
mereka miliki. Peserta didik memilih dan menyerap informasi, menyusun hipotesis
TE R
dan menyimpulkan, kesemua langkah ini dilakukan dalam ranah kongnitif (Bruner, 2009). Proses aktif dalam belajar menuntut keterampilan proses yang memadai dari
AS
peserta didik supaya tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal dalam waktu yang
SI T
singkat. Keterampilan proses yang dituntut tidak hanya bersifat motorik namun juga
ER
bersifat mental kognitif (Syah, 1995).
IV
Keterampilan (skill) mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengontrol
U
N
elemen perilaku, pikiran dan perasaan dalam konteks tertentu dan dalam domain tugas tertentu. Sebuah keterampilan mengandung makna sekumpulan aksi yang dapat dilakukan seseorang di bawah kontrol konteks (aspek fisik dan sosial) kemunculan aksi tersebut. Dengan kata lain perubahan suatu konteks dapat mengakibatkan perubahan penilaian tingkat keterampilan aksi tersebut. Selain terikat pada konteks, keterampilan juga terikat domain tugas tertentu. Keterampilan-keterampilan yang berada pada domain konseptual yang berbeda (misalnya penjumlahan, konservasi,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 26
klasifikasi, membaca, bermain musik, interaksi social) berkembang saling tidak terkait satu dengan yang lain, berkembang pada tingkat yang berbeda dan berkembang ke arah perkembangan yang berbeda pula (Mascolo, 2004).
Fitts and Posner (BrianMac Sports Coach, 2011) mengungkapkan tiga fase
KA
proses pembelajaran keterampilan proses yang bersifat fisik, yaitu fase kognitif, fase assosiatif dan fase otomatis. Pada fase kognitif, pembelajaran berupa identifikasi dan
BU
pengembangan komponen-komponen bagian dari keterampilan. Pembelajaran fase
TE R
kognitif melibatkan proses pembentukan bayangan mental dari keterampilan yang dibentuk. Pembelajaran fase assosiatif berupa mengkaitkan bagian-bagian komponen
AS
keterampilan ke dalam suatu rangkaian aksi. Pembelajaran fase assosiasi melibatkan
SI T
pelatihan keterampilan dan menggunakan masukan hasil pengamatan untuk
ER
menyempurnakan keterampilan yang dibentuk. Fase terakhir adalah fase otomatis.
IV
Pembelajaran fase otomatis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan yang
N
dipelajari menjadi otomatis. Pembelajaran fase ini dilakukan tanpa banyak berpikir
U
maupun banyak perhatian saat melakukan keterampilan. Tidak semua peserta dapat mencapai tingkat ini.
Rusbult (1989) menyebutkan beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan mental yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Keterampilan mental yang ditingkatkan dan upaya meningkatkanya terurai dalam uraian berikut ini.
1) Keterampilan Mengingat
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 27
Keterampilan mengingat ditingkatkan melalui kesadaran disertai niat untuk mengingat, mengorganisasi, dan menyusun resume. Saat data diterima, baik melalui penglihatan maupun pendengaran, cermati data yang diterima dengan kesadaran yang tinggi (original awareness) dan kemudian diingat-ingat kembali data tersebut di dalam benak. Data yang telah diingat dicoba disusun
KA
menurut urutan konteksnya (diorganisasi sesuai urutannya) dan dibuat catatan
TE R
2) Keterampilan Berkonsentrasi
BU
resumenya.
AS
Konsentrasi yang bagus adalah konsentrasi yang tidak dipaksakan, bersifat
SI T
alamiah dan tanpa usaha apapun. Saat mempelajari sesuatu, tumbuhkan niat untuk mendapatkan sesuatu yang baru, niat untuk menemukan sesuatu yang
ER
berharga dan memiliki sifat sensitif pada materinya. Pada saat yang sama
IV
secara aktif memberikan tanggapan terhadap setiap gagasan yang ditemukan
U
N
dan membandingkannya dengan gagasan yang telah dimiliki, dengan demikian akan terbangun sintesa yang baru tentang materi tersebut. Semua gangguan (yang terdengar maupun terlihat) harus diabaikan. Perlakukan tugas sebagai suatu permainan sehingga muncul rasa menikmati saat mengerjakannya sehingga apapun yang dikerjakan akan dikerjakan sepenuh hati.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 28
3) Keterampilan Membaca secara Aktif
Membaca aktif dapat ditingkatkan melalui tujuh upaya, yaitu: (a) Memberi prioritas: Menyesuaikan cara membaca dengan tujuan membaca yang ingin
KA
dicapai; (b) Membaca cepat: membaca sekelompok kata, bukan perkata
BU
disertai dengan pemahaman; menghindari membaca ulang; (c) Memahami
TE R
wacana: Mengintepretasi gagasan penulis dengan tepat, membaca cermat serta memperhatikan struktur kalimat dan makna kata; (d) Berpikir Kritis: Jangan
AS
percaya sepenuhnya isi wacana, bersikaplah kritis dalam menyerap isi wacana.
SI T
Tetap bersikap terbuka dalam memahami wacana, mencermati fakta dan interpretasi penulis, mempertimbangkan bias pribadi penulis, berikan pendapat
ER
pribadi dan putuskan apa yang anda lakukan; (e) Berhenti dan Lanjutkan: Cara
IV
yang baik dalam memahami dan mengingat gagasan adalah membaca
U
N
beberapa saat, berhenti dan berpikir, membaca lagi, berhenti dan berpikir, membaca lagi dan seterusnya. Saat berhenti membaca, anda harus berpikir, mengingat apa yang dibaca dan menulis (meresume, menggarisbawahi, memberi tanda dan menulis komentar); (f) Membaca ulang.
4) Keterampilan Menyimak Aktif
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 29
Saat menyimak sajian materi dari dosen secara lisan yang diucapkan secara simultan dalam waktu yang cukup singkat, mahasiswa harus melakukan tiga kegiatan, yaitu menyimak, menganalisis dan membuat catatan. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui tiga upaya, yaitu: (a) Melakukan persiapan sebelum pertemuan berupa mempelajari materi perkuliahan. Dengan
KA
mempelajari materi sebelum pertemuan kita dapat mengetahui bagian-bagian
BU
materi yang mendapat penekanan dan tidak terlalu banyak materi yang dicatat
TE R
sehingga lebih banyak waktu untuk mencermati sajian materi; (b) Berkonsentrasi saat pertemuan: Berbekal rasa tenang, punya motivasi dan rasa
AS
percaya diri kemampuan menyimak dan memproses data akan meningkat.
SI T
Latih kecepatan menulis, ciptakan cara menyingkat tulisan sendiri, dan jika pertemuan membosankan, beri motivasi pada diri sendiri; (c) Menyusun
ER
resume materi segera setelah pertemuan. Dengan menyusun resume, data-data
N
IV
yang tidak terekam saat pertemuan akan segera diingat kembali.
U
2.6 Rencana Pembelajaran Rencana
Pembelajan
merupakan
rancangan
keputusan
guru
dalam
pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penerapan rancangan disesuaikan dengan kondisi kelas dengan tetap berorientasi pada tercapainya tujuan pembelajaran. Faktor guru, karakter dan kemampuan siswa, materi, metodologi, model komunikasi dan faktor-faktor lain yang bisa jadi bukan bagian dari kegiatan belajar menjadi pertimbangan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Rencana
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 30
pembelajaran menjadi panduan guru dalam pelaksanaan tugasnya agar pembelajaran terarah dan terkontrol. Tim FKIP Universitas Terbuka (2008) menyebutkan bahwa rencana pembelajaran berfungsi sebagai: (a) rambu-rambu yang komprehensif tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran; (b) penjabaran
KA
kurikulum yang merupakan hasil penafsiran, penahapan dan pengoperasionalan
BU
kurikulum guna keperluan pembelajaran di kelas; (c) alat untuk memantapkan proses
TE R
pembelajaran karena dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang matang; serta (d) pedoman guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
AS
Rencana pembelajaran memuat rencana keputusan guru dalam aspek:
SI T
kemampuan yang diharapkan dicapai siswa melalui rumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar; materi pembelajaran; langkah-langkah pembelajaran dan
ER
penilaian. Aspek-aspek dalam rencana pembelajaran disusun berdasarkan silabus
IV
yang dikembangkan dari standard kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat
U
N
dalam kurikulum. Format silabus yang digunakan dalam pembelajaran adalah seperti pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Format Silabus No.
Kompetensi Dasar
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Hasil Belajar
Indikator
40617.pdf 31
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui proses
pembelajaran.
Kompetensi
dalam
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
menekankan aspek perilaku belajar siswa, bukan aspek pengetahuan yang dikuasai
KA
siswa. Uraian Kompetensi Dasar sudah tertulis dalam silabus kurikulum pendidikan
BU
dasar, di dalam rencana pembelajaran guru hanya menulis ulang uraian kompetensi
TE R
dasar yang akan ditampilkan dalam pembelajaran. Kompetensi dasar yang merupakan tujuan pembelajaran dalam satu atau dua kali pertemuan diurai menjadi
AS
hasil belajar yang merupakan tujuan tiap langkah pembelajaran. Tingkat ketercapaian
SI T
hasil belajar diungkapkan dalam bunyi indikator.
ER
2.7 Materi Bangun Ruang
N
2.7.1.1 Titik
IV
2.7.1 Unsur-unsur Ruang
U
Titik adalah bagian bangun ruang yang tidak didefinisikan (non-defined forms). Meskipun tidak didefinisikan, titik dapat disebutkan salah satu ciri-cirinya, yaitu tidak mempunyai ukuran. Meskipun titik tidak mempunyai ukuran, kita dapat menggambar
sebuah
noktah
untuk
mewujudkan
model
titik.
mempresentasikan letak titik seperti tampak pada Gambar 2.2 berikut ini.
.C .B
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
.Q .R
Noktah
40617.pdf 32
Gambar 2.2 Nama Titik Huruf B, C, R dan Q ditulis dalam bentuk kapital, keempat huruf adalah contoh penamaan titik dalam gambar.
KA
2.7.1.2 Garis Ruas garis adalah bagian sebuah garis, jika ruas garis diperpanjang ke satu
BU
arah, maka terjadilah sinar. Pada Gambar 2.3 tampak bahwa ruas garis AB (AB)
TE R
diperpanjang ke kanan, maka terjadilah sinar AB (AB). Titik A disebut titik pangkal
AS
sinar. Sinar berpangkal tetapi tidak berujung.
B
A
SI T
A
(b)
Gambar 2.3 Sinar
IV
ER
(a)
B
N
Garis tidak mempunyai ujung maupun pangkal sehingga gambarnya diberi
U
mata panah pada kedua arahnya (Gambar 2.4). Nama garis terdiri dari dua huruf dengan ruas garis bermata dua di atasnya. Huruf-huruf itu merupakan nama sebarang dua titik yang terletak pada garis tadi. Nama garis, selain dengan dua huruf dapat pula ditulis dengan menggunakan huruf kecil. Garis pada Gambar 2.4 boleh disebut Garis AB, atau Garis BA atau Garis AC atau Garis g dan seseterusnya. g A
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
B
C
40617.pdf 33
Gambar 2.4 Garis 2.7.1.3 Bidang Pembelajaran bidang dilakukan dengan membayangkan suatu bidang sebagai permukaan meja atau permukaan lantai. Karena bidang meluas ke segala arah, tidak mungkin untuk menggambar bidang seluruhnya. Kita membelajarkan bahwa
KA
menggambar suatu bidang dilakukan dengan mengambil sebagian sebagai wakil
BU
bidang tadi. Gambar 2.5 memperlihatkan daerah persegipanjang yang mewakili
TE R
atau bidang ABCD.
bidang
D
C
A
B
.A .B
(2) (3) Gambar 2.5 Penamaan Bidang Datar
SI T
(1)
AS
.C
ER
Penamaan bidang datar pada Gambar 2.5 dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1)
N
IV
Bidang α; (2) Bidang ABC; dan (3) Bidang ABCD.
U
2.7.2 Bidang Banyak dan Bangun Ruang 2.7.2.1 Bidang Banyak (Polihedron) Segitiga dan segiempat seperti pada Gambar 2.6.a adalah contoh-contoh segi banyak, sedangkan lingkaran seperti pada Gambar 2.6.b bukanlah contoh segi banyak.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 34
Gambar 2.6.a. Segi Banyak
Gambar 2.6.b. Bukan Segi Banyak
Bata, kaleng, drum, lemari dan bola mempunyai permukaan sebagai pembatasnya. Dalam geometri bangun ruang, batas-batas benda seperti itu disebut permukaan tertutup sederhana (Gambar 2.7). Permukaan tertutup sederhana dalam
KA
geometri ruang (dimensi tiga) adalah suatu konsep yang mirip dengan konsep
AS
TE R
BU
lengkungan tertutup sederhana pada geometri bidang datar (dua dimensi).
SI T
Gambar 2.7. Permukaan Tertutup Sederhana Lengkungan tertutup sederhana membagi bidang gambar menjadi tiga bagian
ER
lepas, yaitu bagian luar, lengkungan tertutup sederhana dan bagian dalam. Gabungan
IV
bagian dalam dan permukaan tertutup sederhana dinamakan daerah permukaan
U
N
tertutup sederhana. Sedangkan permukaan tertutup sederhana yang terdiri dari daerah segibanyak dinamakan bidang banyak (polyhedron). Beberapa bidang banyak tampak pada Gambar 2.8. berikut ini.
Gambar 2.8. Bidang Banyak
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 35
Bidang banyak pada Gambar 2.8.a dinamakan Limas dengan ciri-ciri memiliki titik puncak, sedangkan pada Gambar 2.8.b dam 2.8.c dinamakan prisma dengan ciri-ciri alas dan tutupnya kongruen.
2.7.2.2 Bidang Banyak Beraturan
KA
Bidang banyak ada yang dibatasi oleh satu macam segi banyak dan ada pula yang dibatasi oleh beberapa macam segi banyak (gambar 2.9). Jika pembatasnya
BU
hanya satu macam segi banyak beraturan dan kongruen, maka bidang banyak tersebut
TE R
dinamakan bidang banyak beraturan. Jadi bidang banyak beraturan adalah bidang banyak yang bidang sisinya berupa satu macam segi banyak beraturan yang
AS
kongruen.
SI T
Gambar masing-masing bidang banyak beraturan tersebut dan salah satu jaring-
U
N
IV
ER
jaringnya ditunjukkan dalam Gambar 2.9 dan Gambar 2.10.
Gambar 2.9 Limas & Jaring-jaringnya
Gambar 2.10 Kubus dan Jaring-jaringnya
Jaring-jaring limas segitiga berbentuk empat bidang datar, dan jaring-jaring kubus berbentuk enam bidang datar. Jaring-jaring bangun ruang merupakan gambaran permukaan bangun ruang.
2.7.2.3 Bangun Ruang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 36
Perlihatkan kepada para peserta didik sebuah kotak misalnya tempat kapur tulis, atau mendiskusikan keberadaan ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, lantai dan plafon (langit-langit). Kesemuanya itu merupakan contoh-contoh bangun ruang. Selain itu masih banyak contoh bangun ruang yang mempunyai nama
TE R
BU
KA
khusus seperti kubus, balok, limat, prisma, kerucut, tabung, bola dan sebagainya.
Gambar 2.11. Bangun Ruang
AS
2.7.3 Prisma
SI T
Apakah anda pernah melihat bangun ruang yang namanya prisma? Salah satu di
ER
antara bidang banyak yang penting adalah prisma. Prisma adalah bidang banyak yang
IV
dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan
dan
dua bidang sejajar
U
a.
N
menurut garis-garis yang sejajar (Gambar 2.12).
b. Segi n pertama terletak pada c. Segi n ketiga terletak pada d. Segi n pertama dan kedua dan sisi-sisinya berpasangan sejajar
2.7.4 Limas atau Piramid
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Gambar 2.12. Prisma
40617.pdf 37
Limas ialah suatu benda ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar segi banyak tersebut, sedangkan sisi-sisi segi banyak itu merupakan alas-alas segitiga-segitiga itu (definisi). Limas teratur adalah limas yang bidang alasnya merupakan segi n
KA
beraturan dan proyeksi titik puncak pada bidang alasnya berimpit dengan pusat bidang alas (definisi). Bidang Empat
BU
2.7.5
TE R
Seperti telah disebutkan di muka bahwa limas segitiga dinamakan juga bidang
U
N
IV
ER
SI T
alasnya berupa segitiga (definisi).
AS
empat karena dibatasi oleh empat buah bidang. Bidang empat adalah limas yang
Gambar 2.13 Bidang Empat
Limas ABCD (Gambar 2.13) merupakan bidang empat dan mudah dilihat bahwa banyaknya bidang batas adalah empat, sesuai dengan namanya. Adapun bidang-bidang batasnya adalah bidang-bidang ABC < ABD, BCD, dan ACD. Berbeda dengan limas segi –n (n >3), pada bidang empat setiap titik sudutnya dapat dianggap sebagai titik puncak.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 38
2.7.6 Tabung atau Silinder Tabung adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu (R) dari sebuah garis tetap s (definisi). Tabung dengan sumbu s dan jari-jari R disingkat
SI T
AS
TE R
BU
KA
tabung (s,R) seperti tampak pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14. Tabung
ER
2.7.7 Bola
IV
Bola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama (R) dari sebuah
U
N
titik tetap M. Titik M disebut titik pusat dan jarak yang sama atau R disebut jari-jari bola. Bola yang demikian disingkat dengan bola (M,R) (definisi). Untuk lebih jelasnya kita perhatikan Gambar 2.15.
a
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 39
Gambar 2.15. Bola
Seperti halnya tali busur dan garis tengah dalam lingkaran pada geometri bidang, bahwa di dalam bola dikenal pula istilah tali busur dan garis tengah. Tali busur bola ialah garis hubung dua titik sebarang yang terletak pada garis tepi bola.
KA
Dalam Gambar 2.15.a ruas garis PQ adalah tali busur yang kedua ujungnya
BU
menyentuh garis tepi bola. Di dalam bola terdapat tidak terhingga tali busur, tali
TE R
busur yang melalui titik pusat bola disebut garis tengah bola (Muhsetyo, 2009).
2.8 Penelitian yang Relevan
AS
Kegiatan Lesson Study dan strategi Field Oriented sudah lama digunakan
SI T
dalam berbagai kepentingan, diantaranya oleh John Elliott dan Universitas West
ER
Chester, Amerika. John Elliott (Corby, 2008) melalui VITAL Project, yaitu suatu
IV
proyek pengembangan kurikulum dan inovasi berbasis sekolah di Hongkong telah
N
menggunakan Lesson Study dalam pengembangan profesional guru, pengembangan
U
kegiatan belajar siswa dan pengembangan kinerja kepala sekolah. Di akhir penelitian diperoleh hasil bahwa penerapan model Lesson Study berhasil mempersempit perbedaan tingkat prestasi belajar peserta didik.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 40
Penerapan pembelajaran dengan strategi Field Oriented kepada para guru ilmu bumi pada Jurusan Geologi dan Astronomi, Universitas West Chester, Amerika telah memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman praktis yang memungkinkan mereka untuk menerapkan kegiatan
KA
tersebut pada sekolah mereka (LUTZ, Tim; 2004).
BU
2.9 Kerangka Berpikir
Pembelajaran di Program S1 PGSD UT dilaksanakan melalui tutorial dengan
TE R
bantuan modul. Tutor diharapkan tidak menyajikan materi, tutor hanya membantu mahasiswa memahami dan berlatih menjadi lebih terampil menguasai isi modul.
AS
Dalam tutorial mata kuliah Pembelajaran Matematika SD, khususnya modul 5 dan
SI T
modul 6, kegiatan tutorial diarahkan untuk memberi bekal kepada para mahasiswa
ER
sebagai guru sekolah dasar untuk mampu merancang, mengelola dan mengevaluasi
IV
proses pembelajaran bangun ruang.
N
Tutorial sebagai salah satu bentuk belajar mandiri menuntut peran aktif
U
mahasiswa baik sebelum tutorial maupun selama tutorial. Peran aktif mahasiswa dalam tutorial bukan hanya menuntut keaktifan mahasiswa dalam melaksanakan setiap tahapan tutorial namun juga menuntut keterampilan proses dalam pelaksanaan setiap tahapnya. Tutor dituntut kemampuannya dalam merancang dan mengelola tutorial yang memungkinkan para mahasiswa untuk selalu aktif dan terampil dalam melaksanakan setiap proses tutorial. Tutorial model Lesson Study akan mengarahkan mahasiswa untuk selalu aktif,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 41
baik sebelum maupun saat tutorial berlangsung. Keaktifan mahasiswa diujudkan dalam kerja kolaboratif, baik kerja kolaboratif bersama teman sebangku (kelompok kecil), kerja kolaboratif bersama teman satu kelompok kerja (kelompok menengah) maupun kerja kolaboratif bersama teman satu kelas (kegiatan klasikal). Dipadukannya strategi Field Oriented ke dalam model Lesson Study akan
KA
menambah keaktifan mahasiswa karena mereka akan merasa bahwa apa yang mereka
BU
kerjakan selama tutorial memang sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
TE R
tugas sehari-hari. Melalui kerja kolaborasi keterampilan proses mahasiswa akan meningkat. Kerja kolaborasi memungkinkan para mahasiswa saling membantu
AS
menemukan kekurangan (keterampilan proses) masing-masing, saling mendorong
SI T
untuk berusaha menampilkan kemampuan yang lebih baik dan secara tidak langsung saling memberi contoh tampilan keterampilan proses yang lebih baik.
ER
Dalam tutorial modul bangun ruang, keaktifan dan keterampilan proses yang menelaah isi modul,
IV
dituntut sebelum kegiatan tutorial dilaksanakan meliputi:
U
N
menyusun resume, mengungkap kesulitan yang ia alami dalam menelaah isi modul (untuk pertemuan pertama), dan menyusun rencana pembelajaran (untuk pertemuan kedua) serta juga menampilkan pembelajaran bangun ruang (untuk pertemuan ketiga). Keaktifan dan keterampilan proses yang dituntut selama tutorial meliputi: bekerja kelompok dalam menelaah isi modul dan mengembangkan rencana pembelajaran, menyajikan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelompok kecil, menyusun resume materi tutorial dalam bentuk diskusi kelas (untuk pertemuan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 42
pertama), dan mengevaluasi hasil pengembangan rencana pembelajaran (untuk pertemuan
kedua).
Pertemuan
ketiga
hanya
mengevaluasi
hasil
tampilan
pembelajaran di sekolah dasar dan memperbaiki susunan rencana pembelajaran. Tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented berhasil memunculkan keaktifan dan keterampilan proses yang tinggi. Keaktifan dan
KA
keterampilan proses tersebut menentukan kemampuan mahasiswa dalam menyusun
TE R
penelitian ini tergambar seperti pada Gambar 2.16.
BU
rencana pembelajaran. Dengan dasar pemikiran tersebut, kerangka berpikir dalam
Susun resume
+
Ungkap kesulitan
+
Susun R.P.
+
Tampil di SD
SI T
Sebelum + Tutorial
+
AS
Telaah modul
ER
Tutorial Pertama Tutorial Kedua Tutorial Ketiga
Keaktifan dan Keterampilan Proses
KEMAMPUAN SUSUN RP
U
N
IV
Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented
Kerja Kel: telaah modul dan susun RP
+
Ungkap Diskusi kls: Evaluasi hasil kerja Gambar 2.7 Resume Diagram KerangkaRenc. berpikir. PBM hasil kerja (dis.Kel. Pemb. kelompok Kcl)
2.11 Hipotesis
Selama Tutorial
+
+
Evaluasi Tampilan Pembelj.
Menelaah modul
Tutorial Tutorial Asumsi atau anggapan dasar penelitian ini adalah, bahwa implementasi Pertama Kedua Tutorial model kooperatif dengan strategi TTW pada materi pokok Segiempat di kelas Ketiga
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 43
Gambar 2.16 Kerangka Berpikir
2.10 Hipotesis Sebelum penelitian ini dilaksanakan diasumsikan bahwa tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented belum diimplementasikan pada Program S1
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
KA
PGSD UT di Pokjar Mayong masa registrasi 2011.1. Berdasarkan asumsi ini, maka
BU
1) Pelaksanaan tutorial bangun ruang bagi mahasiswa S1 PGSD UT melalui model
TE R
Lesson Study dengan strategi Field Oriented dapat mencapai ketuntasan keaktifan, ketuntasan keterampilan proses dan ketuntasan kemampuan menyusun
AS
rencana pembelajaran bangun ruang.
SI T
2) Keterampilan proses dan keaktifan mahasiswa pada pelaksanaan tutorial bangun
ER
ruang melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented berpengaruh
IV
positif terhadap kemampuan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang.
N
3) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran pada mahasiswa peserta kelompok
U
belajar yang melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented lebih baik dari pada kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa peserta
kelompok
belajar
(konvensional)”.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
yang
mengikuti
tutorial
model
PATUT
40617.pdf
TE R
BU
KA
44
AS
BAB III
SI T
METODE PENELITIAN
ER
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
IV
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan desain “pre
U
N
test - post test group design”. Pendekatan eksperimen digunakan dalam upaya memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan pencapaian tujuan penelitian. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas (model tutorial) akan dilihat hasilnya pada variabel terikat. Dalam penelitian ini perlakuan diberikan terhadap dua kelompok belajar yang homogen dengan pola tutorial yang berbeda. Kelompok belajar yang pertama diberi perlakuan pola tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented, kelompok ini disebut Kelompok Eksperimen (X1).
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 45
Kelompok belajar kedua diberi perlakuan pola tutorial model PATUT dengan strategi Field Oriented, kelompok ini disebut Kelompok Kontrol (X2). Desain eksperimen yang digunakan adalah Anova Dua-Jalur dengan faktorial 2
2. Desain penelitian yang digunakan sebagai berikut.
O
X1
O
R
O
X2
O
TE R
(Ruseffendi, 1998).
BU
R
KA
Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program S1 PGSD UT semester 8
AS
masa registrasi 2011.1 Kelompok Belajar (Pokjar) Mayong, Kabupaten Jepara
SI T
sejumlah 55 orang. Pada saat pembentukan pokjar, peserta program ditempatkan
ER
secara acak ke dalam dua pokjar, yaitu Pokjar Mayong A dengan peserta 28 mahasiswa dan Pokjar Mayong B dengan peserta 27 mahasiswa. Masing-masing
U
N
IV
sampel memperoleh pretes-postes (O).
3.2 Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Program S1 PGSD semester 8 di Pokjar Mayong, Kabupaten Jepara. Penentuan sampel penelitian ditetapkan dengan teknik random sampling. Setiap mahasiswa dari Pokjar Mayong diberi nomor urut 1 sampai dengan 55 yang ditulis pada potongan kertas kemudian digulung. Gulungan kertas dimasukkan ke dalam kaleng. Setelah dikocok gulungan kertas dikeluarkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 46
satu persatu sampai sejumlah 28 mahasiswa di kelompok satu dan 27 mahasiswa di kelompok dua. Dengan cara diacak pula kedua kelompok ditentukan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa tutorial model Lesson Study dan kelompok kontrol diberi perlakuan
KA
berupa tutorial model konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
BU
Variabel penelitian merupakan komponen penting dalam proses pengukuran
yang
diteliti
dapat
diolah
secara
TE R
dan proses pengolahan data penelitian. Melalui variabel penelitian konsep-konsep empiris.
Konsep-konsep
yang
diteliti
AS
dioperasionalisasikan menjadi variabel-variabel sehingga konsep-konsep dapat
SI T
diukur secara kualitatif dan kuantitatif.
ER
Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini, variabel-variabel dalam penelitian
IV
terurai sebagai berikut.
N
1. Variabel-variabel uji ketuntasan keaktifan, uji ketuntasan keterampilan proses
U
dan uji ketuntasan kemampuan menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang adalah: X1 : Tingkat keaktifan mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented X2 : Tingkat keterampilan proses mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 47
Y1 : Nilai kemampuan menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented 2. Variabel-variabel uji pengaruh keaktifan mahasiswa dan keterampilan proses mahasiswa pada pelaksanaan tutorial bangun ruang melalui model Lesson
TE R
BU
rencana pembelajaran Bangun Ruang adalah:
KA
Study dengan strategi Field Oriented terhadap kemampuan menyusun
AS
a. Variabel Bebas:
SI T
X1 : Keaktifan mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented
ER
X2 : Keterampilan proses mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial
IV
model Lesson Study dengan strategi Field Oriented
U
N
b. Variabel Terikat: Y1 : Nilai kemampuan menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented 3. Variabel-variabel uji beda kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa peserta kelompok belajar yang melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dengan kemampuan menyusun rencana
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 48
pembelajaran mahasiswa peserta kelompok belajar yang melalui tutorial model konvensional. Y1: Variabel Bebas: Model tutorial Y2: Vaiabel Terikat: Kemampuan menyusun rencana pembelajaran
KA
3.4 Metode Pengumpulan Data
BU
3.4.1 Metode Penilaian
TE R
Metode penilaian dilakukan terhadap kemampuan menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang. Pada akhir pertemuan pertama dan kedua para
AS
mahasiswa diberi tugas mandiri mengembangkan rencana pembelajaran. Rencana
SI T
pembelajaran yang dihasilkan menjadi objek penilaian kemampuan menyusun rencana pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan instrumen penilaian yang
ER
dinamakan Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I). APKG I merupakan
IV
instrument penilaian kemampuan menyusun rencana pembelajaran yang telah baku
U
N
yang digunakan oleh Universitas Terbuka.
3.4.2 Metode Pengamatan Pengamatan dilakukan melalui lembar pengamatan terhadap dua aspek penelitian, yaitu aspek keaktifan mahasiswa dan aspek keterampilan proses. Pengamatan dilakukan oleh dua mitra tutor, yaitu tutor mata kuliah Pembelajaran Matematika SD dari Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 49
Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan dan dilengkapi dengan rekaman kamera. Pengamat membubuhkan skor amatan pada kolom item yang diamati dengan rentang skor 1 (skor terendah yang berarti sangat tidak mampu) sampai 5 (skor tertinggi yang berarti sangat mampu). Item pengamatan keaktifan dapat dilihat pada Lampiran 12 dan deskriptor penilaiannya pada Lampiran
KA
13. Item pengamatan keterampilan proses dapat dilihat pada Lampiran 17 dan
BU
deskriptor penilaiannya pada Lampiran 18. Pengamatan keaktifan dan keterampilan
TE R
proses dituntaskan dengan menyaksikan pemutaran kembali rekaman proses tutorial. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini bila digambar akan tampak
Pokjar Mayong, Kabupaten Jepara
U
N
IV
ER
SI T
AS
seperti pada Gambar 3.1 berikut ini.
Secara random terpilih sebagai Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperiman
Uji Data Keaktifan
Uji Data Keterampilan Proses
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Uji Data Kemampuan Menyusun RP
Uji Data Kemampuan Menyusun RP
40617.pdf 50
Analisis Hasil Uji Uji Beda Kemampuan
KA
Uji Pengaruh
BU
Gambar 3.1. Skema Pengumpulan Data
TE R
3.5 Instrumen Penelitian
AS
3.5.1 Perangkat Tutorial
SI T
Tutorial merupakan media komunikasi antar mahasiswa maupun dengan tutor.
ER
Komunikasi dalam tutorial difokuskan untuk memecahkan permasalahan yang ditemui mahasiswa dalam mendalami isi modul. Ketercapaian tujuan tutorial sangat
IV
tergantung pada tersedianya perangkat tutorial. Suciati dan Puspitasari (2006; 2)
U
N
menyebutkan bahwa Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) dan Satuan Acara Tutorial (SAT) merupakan perangkat yang harus dimiliki oleh tutor. RAT dan SAT merupakan panduan tutor dalam melakukan urutan langkah tutorial. RAT dan SAT yang digunakan adalah RAT dan SAT model Lesson Study dengan strategi Field Oriented, masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 1 (RAT), Lampiran 2 (SAT I), Lampiran 5 (SAT 2) dan Lampiran 7 (SAT 3). Selain persiapan langkah-langkah tutorial, persiapan penguasaan konsep juga
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 51
dituntut dari tutor. Bukti penguasaan konsep salah satunya ditunjukkan melalui kemampuan membuat peta konsep. Marisa (2006:3) menyebutkan bahwa peta konsep dibutuhkan oleh mahasiswa maupun tutor dalam menggambarkan keterkaitan antar gagasan atau konsep. Peta konsep yang dikembangkan adalah peta konsep bangun ruang (Lampiran 4).
KA
Selain RAT, SAT dan peta konsep, perangkat lain yang dibutuhkan dalam
BU
kegiatan tutorial adalah bahan belajar dan rancangan evaluasi. Bahan belajar dan
TE R
evaluasi merupakan dua komponen utama dalam sistem pendidikan jarak jauh selain registrasi, distribusi bahan ajar dan proses belajar (Ratnawati dan Andriani, 2006; 3).
AS
Bahan ajar tidak dikembangkan dalam penelitian ini karena bahan ajar yang
SI T
digunakan dalam tutorial sudah baku dari Universitas Terbuka, yaitu berupa Modul Pembelajaran Matematika SD. Rancangan Evaluasi yang telah dipersiapkan untuk
ER
penelitian berbentuk soal penugasan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang
IV
seperti terlihat pada Lampiran 17.
U
N
3.5.2 Instrumen Penilaian Penilaian akhir hasil tutorial berbentuk penugasan (non tes). Instrumen penilaian yang dikembangkan berbentuk skala bertingkat yang disebut Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG ada dua jenis, yaitu APKG I yang digunakan untuk menilai rencana pembelajaran dan APKG II untuk menilai kemampuan menampilkan pembelajaran. APKG yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari APKG standar yang digunakan oleh Universitas Terbuka
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 52
untuk Program S1 PGSD. APKG hasil pengembangan dapat dilihat pada lampiran 10 untuk APKG 1 dan lampiran 11 untuk APKG II. APKG I terdiri dari 15 item penilaian tentang rencana pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh dua orang, yaitu teman sejawat sebagai penilai I dan peneliti sebagai penilai II. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom skala
KA
nilai yang sesuai dengan kualitas item yang dinilai. Skala nilai yang digunakan mulai
BU
1-5 dengan rincian berikut ini.
TE R
a. Skala 1 untuk kualitas penilaian sangat rendah
AS
b. Skala 2 untuk kualitas penilaian rendah
SI T
c. Skala 3 untuk kualitas penilaian sedang
ER
d. Skala 4 untuk kualitas penilaian baik
IV
e. Skala 5 untuk kualitas penilaian sangat baik
N
Nilai akhir adalah skor rata-rata x 20.
U
APKG II digunakan untuk menilai kemampuan guru menampilkan proses pembelajaran. Item penilaian dalam APKG II sebanyak 25 item yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Bagian Pembelajaran Awal, Bagian Pembelajaran Inti dan Bagian Pembelajaran Akhir. Cara penilaian dan skala penilaian yang digunakan sama seperti penilaian APKG I.
3.5.3 Instrumen Pengamatan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 53
3.5.3.1 Instrumen Pengamatan Keaktifan Keaktifan mahasiswa dalam tutorial diamati dalam 15 item pengamatan yang terbagi ke dalam empat bagian, yaitu: (1) Keaktifan dalam tugas dan reaksi tugas; (2) Keaktifan dalam tutorial awal; (3) Keaktifan dalam tutorial inti; dan (4) Keaktifan
KA
dalam tutorial akhir. Rentang nilai untuk tiap item antara 1-5. Pemberian nilai sesuai
BU
deskriptor pengamatan yang muncul. Nilai akhir dihitung dengan rumus: N A = rata-
AS
pengamatan keaktifan pada Lampiran 9.
TE R
rata x 20. Item-item pengamatan keaktifan dalam dilihat pada Lampiran 8, deskriptor
SI T
3.5.3.2 Instrumen Pengamatan Keterampilan Proses
ER
Keterampilan proses mahasiswa diurai dalam 11 item pengamatan. Kesebelas item pengamatan keterampilan proses dikelompokkan ke dalam tiga kegiatan, yaitu:
N
IV
(1) kegiatan di awal tutorial; (2) kegiatan di inti tutorial; dan (3) kegiatan di akhir
U
tutorial. Rentang nilai untuk tiap item pengamatan dan cara penentuan nilai akhir sama dengan penilaian pada pengamatan keaktifan. Item pengamatan keterampilan proses dapat dilihat pada Lampiran 17, deskriptor penilaian item ada pada Lampiran 18, format penilaian keterampilan proses ada pada lampiran 19, dan rekapitulasi nilai validator ada pada lampiran 21. 3.6 Metode Analisis Data Analisis dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 54
Analisis Data Awal, dimaksudkan sebagai tahap penyetaraan sampel dan tahap kedua, Analisis Data Akhir, digunakan sebagai tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian. 3.6.1 Analisis Data Awal 3.6.1.1 Uji Normalitas
KA
Perhitungan data dengan teknik statistik parametrik mensyaratkan sebaran data
BU
yang normal (Arikunto, 2006:314). Asumsi bahwa populasi berdistribusi normal
mempermudah
penyelesaian
TE R
selain untuk mempertanggungjawabkan kebenaran, juga dapat mempercepat dan langkah-langkah
analisis
berikutnya
(Sudjana,
AS
1992:291). Untuk memastikan kenormalan sebaran data maka pada langkah awal
SI T
analisis data perlu dilakukan uji kenormalan distribusi data pada sampel yang
ER
diambil. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0: Data berdistribusi normal
IV
H1 : Data tidak berdistribusi normal
U
N
Menurut Sudjana (1992:273) uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, yaitu : K
χ2 = ∑ i =1
(Oi − Ei ) 2 Ei
dengan χ 2 = Harga chi-kuadrat Oi = Frekuensi hasil pengamatan dan Ei = Frekuensi yang diharapkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 55
Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika χ 2 > χ 2 (1−α )(k −1) dengan dengan α sebagai taraf nyata pengujian. Untuk penelitian sosial seperti penelitian ini, besaran α dipilih sebesar 5%. Uji kenormalan sampel dapat juga dilakukan dengan bantuan Program SPSS, yaitu dengan melihat deskripsi nilai skewness, melihat histogram, diagram box plot
KA
atau diagram Q-Qplot (Sukestiyarno, 2010:97) serta diperkuat dengan One-Sample
BU
Kolmogorov-Smirnov Test.
TE R
3.6.1.2 Uji Homogenitas
Kepastian kesetaraan sampel perlu diperoleh bila sampel diambil dari
AS
kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. Dalam rangka
SI T
memastikan kesetaraan sampel, perlu dilakukan pengujian terhadap kesamaan
ER
beberapa bagian sampel, yaitu menguji seragam tidaknya variansi sampel-sampel
IV
yang diambil dari populasi yang sama. Menurut Arikunto (2006:321) pengujian
N
homogenitas sampel menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan
U
generalisasi untuk hasil penelitiannya.
Dalam menguji homogenitas sampel,
pengujian didasarkan atas asumsi bahwa apabila varians yang dimililki oleh sampelsampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan menguji hipotesis: H0: σ 12 = σ 22 (Variansi kedua sampel sama)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 56
H1: σ 12 ≠ σ 22 (Variansi kedua sampel tidak sama) Pengujian kesamaan varians menggunakan Uji Bartlett dengan rumus: k
S p2 = ∑ i =1
(ni − 1)Si2
(Walpole dan Myers, 1986:400)
N −k
Kriteria pengujian ádalah Ho ditolak jika B > χα
2
dengan taraf signifikansi
KA
α = 0,05 . Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan Program SPSS melalui
BU
nilai kurtosis dan gambar Box-Plot (Sukestiyarno, 2010:87) serta diperkuat dengan
3.6.2 Analisis Data Hasil Penelitian
AS
3.6.2.1 Uji Ketuntasan
TE R
Uji Lavene untuk kesamaan varians.
SI T
Uji ketuntasan belajar merupakan langkah pertama dalam upaya menjawab
ER
pertanyaan penelitian tentang keefektifan tutorial model Lesson Study dengan strategi
IV
Field Oriented. Dalam penelitian ini tingkat ketuntasan minimal untuk uji ketuntasan
U
N
ditetapkan sebesar 75% (rataan asumsi populasi (µ) sebesar 75). Penentuan batas minimal ketuntasan sebesar 75% yang termasuk batas minimal yang tinggi dengan pertimbangan bahwa mahasiswa Program S1 PGSD adalah peserta didik usia dewasa. Menurut Green (1998) munculnya motivasi belajar bagi orang dewasa bukanlah suatu hal yang sulit karena keterlibatan awal orang dewasa dalam proses pembelajaran bersifat sukarela. Dengan motivasi yang tinggi akan memunculkan keaktifan yang tinggi dan memunculkan motivasi yang tinggi pula untuk mendapatkan keterampilan proses yang tinggi. Dengan keaktifan dan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 57
keterampilan proses yang tinggi akan menghasilkan kemampuan yang tinggi dalam menyusun rencana pembelajaran. Uji ketuntasan belajar yang dilakukan meliputi: a) Uji ketuntasan keaktifan mahasiswa dalam tutorial model Lesson Study dengan
H0:
KA
strategi Field Oriented melalui hipotesis: µ = 75 (rataan keaktifan mahasiswa dalam tutorial model Lesson Study
µ ≠ 75 (rataan keaktifan mahasiswa dalam tutorial model Lesson Study
TE R
H1:
BU
dengan strategi Field Oriented sampel sama dengan 75%)
dengan strategi Field Oriented tidak sama dengan 75%)
AS
b) Uji ketuntasan keterampilan proses mahasiswa dalam tutorial model Lesson
µ = 75 (rataan keterampilan proses mahasiswa dalam tutorial model Lesson
ER
H0:
SI T
Study dengan strategi Field Oriented melalui hipotesis:
µ ≠ 75 (rataan keterampilan proses mahasiswa dalam tutorial model Lesson
N
H1:
IV
Study dengan strategi Field Oriented sama dengan 75%)
U
Study dengan strategi Field Oriented tidak sama dengan 75%) c) Uji ketuntasan kemampuan mahasiswa menyusun rencana pembelajaran bangun ruang dalam tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented melalui hipotesis: H0: µ = 75 (rataan kemampuan mahasiswa menyusun rencana pembelajaran bangun ruang dalam tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented sama dengan 75%)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 58
H1: µ ≠ 75 (rataan kemampuan mahasiswa menyusun rencana pembelajaran bangun ruang dalam tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented tidak sama dengan 75%) Tingkat ketuntasan ketiga variabel, yaitu ketuntasan keaktifan, ketuntasan keterampilan dan ketuntasan kemampuan menyusun pembelajaran dianalisis dengan
BU
KA
menggunakan Uji Banding, yaitu menggunakan Uji t satu sampel dengan rumus:
,
TE R
t= dengan:
SI T
AS
S = simpangan baku; = nilai indikator pembanding; = nilai rata-rata amata; dan n = banyak data. Nilai ketuntasan dicapai bila -
(Walpole dan Myers,
ER
1986:212).
IV
Perhitungan rumus di atas menggunakan Program SPSS. Sedangkan untuk
U
N
menguji hipotesis digunakan ketentuan yang ekuivalen dengan kriteria di atas, yaitu menggunakan nilai sifnifikansi output. Jika nilai sig < 5% H0 ditolak dan sebaliknya H0 diterima (Sukestiyarno, 2010:118).
3.6.2.2 Uji Pengaruh Langkah kedua dalam upaya menjawab pertanyaan tentang efektifitas tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented adalah melakukan uji pengaruh. Uji pengaruh yang akan dilaksanakan melibatkan dua variabel bebas, yaitu variabel
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 59
keaktifan (X1) dan variabel keterampilan proses (X2), dan satu variabel terikat, yaitu kemampuan
mahasiswa
menyusun
rencana
pembelajaran
(Y).
Tujuan
dilaksanakannya uji pengaruh adalah untuk membuktikan keberadaan pengaruh dan menemukan seberapa besar pengaruh kedua variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara terpisah maupun secara bersamaan.
Study
dengan
Strategi
Field
terhadap
Kemampuan
TE R
BU
Menyusun RP
Oriented
KA
3.6.2.2.1 Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson
Uji pengaruh keaktifan mahasiswa terhadap kemampuan menyusun RP
SI T
AS
dilakukan dengan uji regresi sederhana. Skema uji regresi ditunjukkan Gambar 3.2.
Kemampuan Menyusun RP (Y)
ER
Keaktifan Mahasiswa (X1)
Kemampuan Menyusun RP
N
IV
Gambar 3.2 Skema Uji Pengaruh Keaktifan terhadap
U
Uji hubungan kelinieran kedua variabel dilaksanakan dengan menggunakan
persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Y = α + βX, estimasi dengan rumus: Ŷ = a + bX, Keterangan : Ŷ = subyek dalam variabel terikat yang diprediksikan, a = harga Y bila X = 0 ( harga konstan )
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 60
b = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel terikat berdasarkan variabel bebas. X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Harga a dan b dicari dengan menggunakan rumus berikut :
⎛ n ⎞⎛ n ⎞ − ⎜ yi ∑ xi ⎟⎜ ∑ yi ⎟ i =1 ⎝ i =1 ⎠⎝ i =1 ⎠ n ⎛ n ⎞ 2 2 n ∑ xi − ⎜ ∑ xi ⎟ i =1 ⎝ i =1 ⎠ n
-b
KA
(Walpole dan Myers, 1986:304)
TE R
a =
BU
b=
n ∑ xi
Uji pengaruh dilaksanakan melalui Uji Kelinieran untuk melihat sifat dan
SI T
AS
besaran pengaruh.
Uji Linieritas dimaksudkan untuk melihat diterimatidaknya model regresi
ER
linier kedua variabel. Hipotesis yang diuji adalah:
IV
H0: β = 0 (persamaan adalah tidak linier atau tidak ada relasi antara X dan Y)
U
N
H1: β ≠ 0 (persamaan adalah linier atau ada relasi antara X dan Y) Jika H0 ditolak, maka model linier diterima. Penerimaan atau penolakan H0 dapat dilihat pada nilai signifikansi tabel Anova hasil uji regresi dengan bantuan Program SPSS. H0 akan ditolak bila nilai signifikansi dalam output < 5% (Sukestiyarno, 2010:82). Untuk melihat nilai kontribusi X1 terhadap Y dilihat nilai R square pada tabel mode summary.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 61
3.6.2.2.2 Pengaruh Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented terhadap Kemampuan Menyusun RP Uji pengaruh keterampilan proses mahasiswa terhadap kemampuan menyusun RP dilakukan juga dengan uji regresi sederhana. Skema ujinya tampak seperti
KA
Gambar 3.3. Keterampilan Proses (X2)
TE R
BU
Kemampuan Menyusun RP (Y)
Gambar 3.3 Skema Uji Pengaruh Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Menyusun RP
AS
Persamaan regresi hubungan kelinieran kedua variabel adalah:
SI T
Y = α + βX, estimasi dengan rumus:
Keterangan:
ER
Ŷ = a + bX, a = α dan b = β
N
IV
Ŷ = subyek dalam variabel terikat yang diprediksikan,
U
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Harga a dan b dicari dengan menggunakan rumus berikut: n
b=
n ∑ xi i =1
⎛
⎞⎛
n
n
⎞
y − ⎜ ∑ x ⎟⎜ ∑ yi ⎟
⎝ i =1 ⎠⎝ i =1 ⎞ 2 ⎛ n 2 n ∑ xi − ⎜ ∑ xi ⎟ i =1 ⎝ i =1 ⎠ i
n
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
i
⎠
40617.pdf 62
a =
-b
(Walpole dan Myers, 1986:304)
Uji Linieritas dimaksudkan untuk melihat diterimatidaknya model regresi linier kedua variabel. Hipotesis yang diuji adalah: H0: β = 0 (persamaan adalah tidak linier atau tidak ada relasi antara X dan Y) H1: β ≠ 0 (persamaan adalah linier atau ada relasi antara X dan Y)
KA
Jika H0 ditolak, maka model linier diterima. Penerimaan atau penolakan H0 dapat
BU
dilihat pada nilai signifikansi tabel Anova hasil uji regresi dengan bantuan Program
TE R
SPSS. H0 akan ditolak bila nilai signifikansi dalam output < 5% (Sukestiyarno, 2010:82). Untuk melihat nilai kontribusi X1 terhadap Y dilihat nilai R square pada
AS
tabel mode summary.
SI T
3.6.2.2.3 Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented
Ruang.
ER
secara bersama terhadap Kemampuan Menyusun RP Bangun
N
IV
Skema uji pengaruh keaktifan dan keterampilan proses mahasiswa dalam
U
kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented secara bersama terhadap kemampuan menyusun RP bangun ruang tergambar seperti Gambar 3.4 berikut ini.
Keaktifan (X1) Kemampuan Menyusun RP (Y) Keterampilan Proses (X2)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 63
Gambar 3.4 Skema Uji Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Menyusun RP Uji regresi linier ganda dilakukan melalui rumus:
JK reg / k JK res /( n − k − 1 )
KA
F =
1
JK res =
i
∑ (Y − Yˆ )
yi + a2 ∑ x
2
i
y i + ... + a k ∑ x
TE R
JK reg = a1 ∑ x
BU
dimana:
2
i
k
i
yi
(Sudjana, 1992:355).
AS
Regresi linier ganda bersifat nyata bila Fhitung > Ftabel
^
yang diestimasi dengan rumus: Y = a + bX 1 + cX 2
ER
Y = α + βX 1 + γX 2
SI T
Uji hubungan kelinieran data dilakukan melalui persamaan regresi ganda
U
N
IV
a = α , b = β dan c = γ
Keterangan: ^
Y = Subyek variabel terikat yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X 1 dan X 2 sama dengan nol (harga konstan) b dan c = Koefisien regresi
X 1 dan X 2 = Subyek variabel bebas dengan nilai tertentu. Harga a dan b dicari dengan rumus berikut:
(∑ Y )(∑ X ) − (∑ X )(∑ X Y ) a= n∑ X − (∑ X ) 2
i
i
2 i
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
i i
2
i
dengan
40617.pdf 64
b=
n∑ X i Yi − (∑ X i )(∑ Yi ) n∑ X i2 − ( X i )
2
(Sugiyono 2002:244-245)
KA
3.6.2.2.3.1 Uji Linieritas Uji Linieritas dimaksudkan untuk melihat diterimatidaknya model regresi
BU
linier kedua variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah:
TE R
H0: β = 0 (persamaan adalah tidak linier atau tidak ada relasi antara X dan Y) H1: β ≠ 0 (persamaan adalah linier atau ada relasi antara X dan Y)
AS
Jika H0 ditolak, maka model linier diterima. Penerimaan atau penolakan H0 dapat
SI T
dilihat pada nilai signifikansi tabel Anova hasil uji regresi dengan bantuan Program
ER
SPSS. H0 akan ditolak bila nilai signifikansi dalam output < 5% (Sukestiyarno,
IV
2010:82). Untuk melihat nilai kontribusi X1 terhadap Y dilihat nilai R square pada
U
N
tabel mode summary.
3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata Langkah terakhir dalam upaya menjawab pertanyaan tentang efektifitas tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented adalah melakukan uji kesamaan rata-rata. Uji kesamaan yang dilaksanakan melibatkan dua variabel, yaitu rata-rata nilai kemampuan menyusun RP bangun ruang mahasiswa pada kelompok belajar melalui tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented (Y1) dan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 65
rata-rata nilai kemampuan menyusun rencana pembelajaran mahasiswa peserta kelompok belajar yang melalui tutorial model PATUT (konvensional)( Y2). Uji kesamaan rata-rata mensyaratkan dilakukannya uji kesamaan varian untuk menentukan penggunaan uji kesamaan rata-rata dengan varian yang sama atau
KA
dengan varian yang berbeda.
3.6.2.3.1 Uji Kesamaan Varian
H0 : σ 12 = σ 22 (Varian sama)
AS
H1: σ 12 ≠ σ 22 (Varian tidak sama)
TE R
BU
Hipotesis yang diuji dalam Uji Kesamaan Varian adalah:
Melalui Program SPSS, jika nilai signifikansi dalam tabel Independent
ER
SI T
Samples Test < 5% maka H0 ditolak artinya varian berbeda.
3.6.2.3.2 Uji Kesamaan rata-rata
IV
Uji beda rata-rata kemampuan dilaksanakan dengan menguji hipotesis:
U
N
H0 : μ 1 = μ 2 (rata-rata Y1 sama dengan rata-rata Y2) H1 : μ
1
≠ μ 2 (rata-rata Y1 tidak sama dengan rata-rata Y2)
Uji beda Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antar kelompok, yaitu: (1)
Jika varians kedua kelompok sama, maka rumus yang digunakan adalah:
t=
x1 − x2 , dimana: 1 1 S ( + ) n1 n2
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
( n1 − 1) S 1 + ( n 2 − 1) S 2 n1 + n 2 − 2 2
S2 =
2
40617.pdf 66
Keterangan:
x1 = Rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen. x2 = Rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol. 2 S 1 = Varians nilai hasil belajar kelas eksperimen.
KA
2 S 2 = Varians nilai hasil belajar kelas kontrol.
BU
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.
TE R
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol. Kriteria pengujian adalah:
AS
Terima H0 jika - t1- ½α, n1 + n2 – 1 < t' < t1- ½α, n1+n2-1 (Sudjana, 1992:239).
x1 − x 2 2
, (Sudjana, 1992:241)
ER
t' =
SI T
(2). Jika varians kedua kelompok tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah:
2
U
N
IV
S1 S + 2 n1 n2
Keterangan:
x1 = Rata-rata nilai hasil belajar kls eksperimen. x2 = Rata-rata nilai hasil belajar dengan stratregi Kovensional (kontrol). 2 S 1 = Varians nilai-nilai kelompok eksperimen.
2 S 2 = Varians nilai-nilai kelompok Kovensional (kontrol).
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 67
n2 = Jumlah siswa kelas konvensional (kontrol). Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis H0 jika - t1- ½α, n1 + n2 – 1 < t' < t1- ½α, n1+n2-1 Pada uji kesamaan dua rata-rata dengan bantuan Program SPSS, H0 diterima bila nilai signifikan > 5%
dan sebaliknya H0 ditolak. Pada kondisi H1 diterima (ada
KA
perbedaan nilai rata-rata) dan bila rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari
BU
rata-rata kelompok kontrol maka perlakuan pada kelompok eksperimen memberi
3.7 Skema Pelaksanaan Tutorial
TE R
pengaruh yang cukup berarti. (Sukestiyarno, 2010:135).
AS
Pelaksanaan tutorial dibedakan menjadi dua jenis kegiatan, yaitu tutorial jenis
SI T
pertama dengan fokus penguasaan materi dan kemampuan membelajarkan materi
ER
pada peserta didik serta tutorial jenis ke dua dengan fokus pengembangan rencana
IV
pembelajaran. Tutorial jenis pertama dilaksanakan pada pertemuan ke tujuh dan ke
N
delapan sedangkan tutorial jenis kedua dilaksanakan pada pertemuan tambahan di
U
luar jadwal tutorial. Tutorial jenis pertama dilaksanakan dalam lima kegiatan, yaitu: (1) Orientasi, (2) Eksplorasi, (3) Intepretasi, (4) Re-kreasi, (5) Evaluasi dan (6) Penutup. Tutorial jenis kedua dilaksanakan dalam lima kegiatan, yaitu: (1) Orientasi, (2) Pengamatan, (3) Revisi, (4) Evaluasi dan (5) Penutup. Pada tutorial ke tujuh, kegiatan orientasi dilakukan dalam enam kegiatan, yaitu: (1) mengkondisikan kelas, (2) mengungkapkan tujuan tutorial, (3)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 68
mengungkapkan pendekatan dengan strategi tutorial, (4) mengkomunikasikan rangkaian kegiatan dan (5) menampilkan apersepsi. Kegiatan eksplorasi materi dilakukan oleh mahasiswa dengan mendata definisi dan ciri-ciri dari 16 bangun ruang dalam lembar panduan eksplorasi. Pada kegiatan berikutnyan, definisi dan ciri-ciri bangun ruang yang telah didata kemudian diintepretasikan ulang oleh mahasiswa
KA
dalam bentuk peta konsep.
BU
Melalui kegiatan re-kreasi, mahasiswa dalam kelompok kerja diberi tugas
TE R
untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pengalamannnya terhadap konsep bangun ruang dan jaring-jaringnya. Tiap kelompok yang beranggota 3-4 mahasiswa
AS
diminta merumuskan indikator pembelajaran bangun ruang. Bangun ruang yang
SI T
dipilih adalah bangun ruang yang sering diajarkan di sekolah dasar, yaitu bangun balok dan bangun kubus. Kegiatan evaluasi dilakukan pada akhir tiap kegiatan, yaitu
ER
di akhir kegiatan eksplorasi, akhir kegiatan intepretasi dan akhir kegiatan re-kreasi.
IV
Kegiatan penutup diisi dengan meresum seluruh kegiatan dan memberi tugas rumah,
U
N
yaitu menyusun langkah-langkah pembelajaran jaring-jaring bangun ruang. Pada pertemuan ke delapan, melalui lembar panduan eksplorasi para mahasiswa mendata cara menghitung luas permukaan dan volum dari tujuh bangun ruang yang disajikan dalam modul. Data tersebut dipergunakan sebagai panduan untuk menyelesaikan soal-soal tentang luas dan volum bangun ruang dalam kegiatan intepretasi.
Melalui
kegiatan
re-kreasi
para
mahasiswa
mempergunakan
pengetahuannya tentang luas dan volum bangun ruang tersebut untuk menyusun
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 69
indikator pembelajaran luas permukaan dan volum bangun ruang kepada para peserta didik sekolah dasar.
Seperti pada tutorial ke tujuh, di akhir tiap kegiatan dilakukan evaluasi terhadap hasil dan proses pelaksanaannya. Kegiatan meresum seluruh kegiatan dalam
KA
tutorial dan pemberian tugas rumah dilakukan dalam kegiatan penutup. Tugas rumah pertemuan ke delapan meliputi: (1) menyusun langkah pembelajaran bangun ruang
BU
perkelompok kerja dengan materi jaring-jaring bangun ruang, luas dan volum bangun
TE R
ruang; (2) dalam pertemuan seluruh kelompok, menilai silang langkah pembelajaran yang tersusun; (3) memilih langkah pembelajaran yang terbaik berdasar penilaian
AS
silang; (4) merevisi langkah pembelajaran yang terpilih; (5) mengembangkan
SI T
langkah pembelajaran yang terpilih menjadi rencana pembelajaran; dan (6)
ER
menampilkan rencana pembelajaran tersebut di salah satu sekolah dengan diamati
IV
dua orang teman sejawat.
N
Pertemuan ke sembilan dimulai dengan kegiatan orientasi. Melalui kegiatan
U
orientasi tutor mengkondisikan kelas, menyampaikan tujuan tutorial dan langkahlangkah tutorial. Pada kegiatan pengamatan para mahasiswa mengamati pelaksanaan pembelajaran melalui pemutaran rekaman video. Proses pembelajaran yang diamati adalah proses pembelajaran dari rencana pembelajaran yang telah direvisi bersama. Pengamatan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru 2 (APKG 2), yaitu format pengamatan untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Pembacaan hasil
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 70
pengamatan dan pemberian masukan untuk merevisi kekurangan yang teramati dilakukan dalam kegiatan revisi.
Rencana pembelajaran yang telah direvisi dievaluasi ulang secara keseluruhan dalam kegiatan evaluasi. Evaluasi terhadap rencana pembelajaran dilakukan secara meliputi
langkah
pembelajaran
awal,
pembelajaran
inti
dan
KA
menyeluruh
pembelajaran akhir. Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam bentuk diskusi klasikal.
BU
Para wakil tiap kelompok kerja membacakan revisi yang diusulkan, kelompok lain
TE R
menanggapi usulan revisi tersebut. Tanggapan dapat berupa penerimaan, penolakan atau penerimaan dengan catatan. Kegiatan penutup diisi dengan penegasan manfaat
AS
dari kegiatan lesson study yang telah dilakukan bersama yang disampaikan oleh
U
N
Tutorial ke 7
IV
ER
SI T
tutor. Skema pelaksanaan penelitian tampak pada Gambar 3.5.
Eksplorasi: Menemukan definisi dan ciri-ciri 16 bangun ruang
Orientasi
Intepretasi: Membuat peta konsep bangun ruang
Evaluasi di akhir tiap kegiatan
Tugas Mandiri: Menyusun langkah pembelajaran jaring-jaring bangun ruang Tutorial ke 8 Eksplorasi: Menemukan cara menentukan luas & volum 7 bangun ruang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Re-kreasi: Menyusun indikator pembelajaran jaring-jaring bangun ruang
40617.pdf 71
Intepretasi: Menyelesaikan soal tentang luas & volum bangun ruang
Orientasi
Evaluasi di akhir tiap kegiatan
BU
KA
Re-kreasi: Menyusun indikator pembelajaran luas & volum bangun ruang
TE R
Tugas Mandiri: 1. Menyusun langkah pembelajaran bangun ruang (kelompok) 2. Memilih satu terbaik (diskusi kelas) 3. Merevisi (diskusi kelas) 4. Mengembangkan menjadi rencana pembelajaran (diskusi kelas) 5. Menampilkannya di salah satu sekolah dasar
Tutorial ke 9
Pengamatan: Mengamati pemutaran rekaman proses pembelajaran bangun ruang
AS
Orientasi
SI T
Re-kreasi: Menyusun ulang rencana pembelajaran bangun ruang
Revisi: Memberi masukan perbaikan proses pembelajaran bangun ruang
IV
ER
Penutup
N
Gambar 3.5 Skema Pelaksanaan Tutorial
U
3.8 Indikator Keberhasilan Instrumen pengamatan data untuk variabel dependen maupun independen berupa indikator keberhasilan seperti Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Indikator Variabel No 1
Variabel
Keterangan
Keaktifan dalam
A. Tugas dan reaksi tugas
Tutorial
1. Keaktifan merespon tugas
Kadar keaktifan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 72
diskoring dengan skala linkert (1
2. Keaktifan menyusun resume 3. Keaktifan menyelesaikan soal
s.d 5) B. Partisipasi mengawali tutorial Target 1. Keaktifan menganalisis modul
keberhasilan
2. Keaktifan menyelesaikan masalah
75%
KA
C. Partisipasi dalam proses tutorial
TE R
2. Keaktifan berinteraksi
BU
1. Keaktifan bekerja sama
3. Keaktifan berdiskusi
4. Keaktifan mengungkapkan pendapat
AS
5.Keaktifan menyelesaikan tugas
SI T
6. Keaktifan dalam pembahasan hasil kerja
ER
7. Keaktifan mengatasi masalah
U
N
IV
D. Menutup jalannya tutorial 1. Keaktifan merangkum hasil tutorial 2. Keaktifan menyajikan hasil resume
Keterampilan
3. Keaktifan merespon tugas mandiri
Proses
A. Partisipasi mengawali tutorial
2
1. Kemampuan merangkum Modul Kadar keterampilan diskoring dengan
2. Kemampuan menyusun pertanyaan tentang isi modul 3. Kemampuan menyelesaikan tugas mandiri
skala likert 1 sd
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 73
5.
B. Partisipasi dalam proses tutorial 1. Kemampuan menyelesaikan tugas
Indikator
2. Kemampuan berinteraksi
pencapaian 75%
3. Kemampuan berdiskusi 4. Kemampuan bekerjasama
KA
5. Kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja
BU
6. Kemampuan menampilkan pembelajaran
TE R
7. Kemampuan mengatasi masalah yang muncul C. Menutup tutorial
AS
1. Kemampuan merangkum hasil tutorial
SI T
Target ketuntasan baik untuk tingkat keaktifan maupun tingkat keterampilan
ER
proses ditentukan sebesar 75% dengan pertimbangan bahwa persentase sebesar 75
IV
sudah termasuk kategori tinggi.
N
Tingkat keaktifan mahasiswa diamati melalui instrumen pengamatan
U
keaktifan dengan 15 sel indikator pengamatan. Format tabel pengamatannya terlihat seperti Tabel 3.3. Tabel 3.3 Format Pengamatan Keaktifkan Nama x—x x—x x—x x—x …
kode
Reaksi tugas
Awal Tutorial
no R1 R2 R3 R4 …
A1
B1
A2
A3
B2
Proses Tutorial C1
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
C2
C3
C4
C5
Menutup C6
C7
D1
D2
D3
40617.pdf 74
Dalam pelaksanaannya, pengamat membubuhkan skor 1-5 ke dalam tabel pengamatan sesuai dengan kualitas keaktifan yang teramati. Tingkat keterampilan proses dalam melaksanakan tugas-tugas tutorial diamati melalui instrumen pengamatan keterampilan proses dengan 11 sel indikator pengamatan. Format tabel pengamatannya terlihat seperti Tabel 3.4 berikut ini.
A1
A2
A3
Proses Tutorial B1
B2
B3
B4
B5
Akhir tutorial
BU
Awal Tutorial
B6
B7
C1
AS
x—x x—x x—x x—x …
kode no R1 R2 R3 R4 …
TE R
Nama
KA
Tabel 3.4 Format Pengamatan Keterampilan Proses
SI T
Berbeda dengan instrument pengamatan keaktifan yang memiliki tiga indikator pengamatan untuk kegiatan akhir tutorial, pengamatan kegiatan akhir keterampilan
ER
proses hanya berisi satu indikator, yaitu kemampuan menyusun resume hasil tutorial.
N
Variabel kemampuan merencanakan pembalajaran diamati melalui 15 item
U
3.5.
IV
Variabel kemampuan merencanakan pembelajaran (Y) disusun seperti Tabel
amatan yang menilai kemampuan mahasiswa mulai menentukan materi sampai mengevaluasi pembelajaran. Teknik pengambilan data pada varibel X akan dilakukan dengan lembar pengamatan (observasi), sedangkan untuk variabel Y akan diukur dengan menggunakan lembar APKG. Untuk menguatkan pengukuran pada sampel penelitian maka instrumen pengukuran variabel tersebut akan dilakukan pengujian.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 75
Tabel 3.5. Instrumen Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran 2
3
4
5
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
No Aspek Penilaian 1 1. Mengorganisasikan materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 2. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) 3. Penentuan materi apersepsi yang membantu peserta didik menguasai materi ajar 4. Indikator pembelajaran tersusun secara terinci 5. Kesesuaian indikator dengan kemampuan peserta didik 6. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup) 7. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan eksplorasi 8. Kesesuaian langkah pembelajaran dengan indikator pembelajaran 9. Langkah pembelajaran tersusun secara runtut mulai dari kemampuan yang paling sederhana 10 Langkah-langkah pembelajaran berpusat pada kegiatan peserta didik 11 Langkah-langkah pembelajaran memfasilitasi keaktifan fisik dan mental peserta didik 12 Ketepatan alokasi waktu pembelajaran 13 Penentuan cara-cara memotivasi peserta didik 14 Perencanaan prosedur dan jenis penilaian 15 Penyusunan alat penilaian dan kunci jawaban
Instrumen yang digunakan semuanya berupa instrument non tes. Instrumen berupa non tes cukup diuji validitas konstruksi (construct validity). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Instrumen yang telah disetujui oleh para ahli diujicobakan pada sampel lain dalam populasi yang diambil. Untuk variabel keterampilan proses (X2), variabel keaktifan (X1) dan variabel kemampuan merancang pembelajaran di atas akan dilakukan konsultasi ahli.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
KA
Penelitian dilaksanakan di Pokjar Mayong A dan B, Kabupaten Jepara pada tutorial pertemuan ke tujuh, delapan dan pertemuan tambahan sebelum Ujian Akhir
BU
Semester masa registrasi 2011.1. Pertemuan tambahan dilakukan dengan
TE R
pertimbangan bahwa modul tentang bangun ruang (yaitu modul 4 dan 5 hanya memperoleh alokasi waktu dua kali tutorial). Tutorial dilaksanakan pada hari
ER
4.1.1 Analisis Data Awal
SI T
N 01 Pringtulis, Mayong, Jepara.
AS
Minggu, tanggal 5, 12 dan 19 Juni 2011 mulai pukul 08.00 sampai pukul 10.00 di SD
IV
Kemampuan awal mahasiswa Pokjar Mayong dalam menyusun rencana
U
N
pembelajaran Bangun Ruang dapat dilihat pada pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Deskripsi Data Awal Kemampuan Menyusun RP
N
Valid
Missing Mean Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum
NilaiAwalEksp
NilaiAwalKontrol
28
27
29 47.95 -.585 .231 .858 9 43
30 47.21 .629 .278 .872 13 41
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 77
52
55
BU
KA
Maximum
TE R
Nilai maksimum Kelompok Kontrol lebih tinggi dari Kelompol Eksperimen, terpaut 3 nilai, namun nilai minimum Kontrol lebih rendah dari Kelompok
AS
Eksperimen, yaitu terpaut 2 nilai sehingga rentang nilai pada Kelompok Kontrol lebih panjang 5 nilai. Meskipun rentang nilai pada Kelompok Kontrol lebih panjang,
SI T
namun tingkat homogenitasnya lebih tinggi dari pada kelompok Eksperimen, hal ini
ER
terlihat pada angkat kurtosis Kelompok Kontrol (0,278) yang lebih tinggi dari pada
IV
angka kurtosis Kelompok Eksperimen (0,231). Rata-rata kemampuan menyusun RP
N
Kelompok Kontrol tidak terpaut jauh dari rata-rata kemampuan Kelompok
U
Eksperimen, yaitu hanya sebesar 0,74. Daftar nilai kemampuan awal menyusun RP kedua kelompok dapat dilihat pada Lampiran 27 dan 28. 4.1.1.1 Uji Normalitas Hasil pengolahan data deskriptif tentang data awal kemampuan menyusun rencana pembelajaran Bangun Ruang dari para mahasiswa Pokjar Mayong, Kabupaten Jepara dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf
KA
78
BU
Gambar 4.1. Sebaran Nilai Kemampuan Awal Menyusun RP
TE R
Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa sebaran data awal kemampuan menyusun RP membentuk kurva normal. Bukti kenormalan sebaran data ini diperkuat oleh
U
N
IV
ER
SI T
AS
sebaran titik-titik Q-Q Plot pada Gambar 4.2 yang mendekati garis peluang.
Gambar 4.2 Q-Q Plot Nilai Kemampuan Awal Menyusun RP
Kedua gambar tersebut menggambarkan sebaran visual data yang berdistribusi normal. Hasil statistik data awal ditunjukkan pada Tabel 4.2. Nilai skewness pada Tabel 4.2 sebesar 0,162 mencerminkan distribusi data mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Data Awal Kemampuan Menyusun RP
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 79
N
Valid
55 2 47.59 2.702 .162 .322 .148 .634 13 41 55
BU
KA
Missing Mean Std. Deviation Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum
Kenormalan data dari sisi visual di atas diperkuat dengan uji normalitas.
TE R
Hipotesis yang diuji adalah:
H0: Nilai kemampuan menyusun RP berdistribusi normal
AS
H1: Nilai kemampuan menyusun RP tidak berdistribusi normal
SI T
H0 ditolak jika nilai signifikansi < 5% .
ER
Hasil uji normalitas data awal dapat dilihat pada Tabel 4.3.
IV
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Awal
N
Kolmogorov-Smirnova
U
Statistic
NilaiawalRP
df
.112
Shapiro-Wilk
Sig. 55
.082
Statistic .979
df
Sig. 55
.432
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 4.3. memperlihatkan nilai signifikansi uji normalitas sebesar 8,2% > 5% yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Penerimaan H0 membenarkan untuk menyimpulkan bahwa nilai kemampuan menyusun RP di awal penelitian berdistribusi normal.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 80
4.1.1.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas sampel dilakukan dengan menguji hipotesis: H0: σ 12 = σ 22 (Varian data nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama)
sama)
BU
H0 ditolak bila nilai signifikansi yang diperoleh ≤ 5 %.
KA
H1: σ 12 ≠ σ 22 (Varian data nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
TE R
Hasil uji homogenitas data awal dpat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data Awal
2.695
SI T
.107
t
1.019
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower
df
Upper
53
.313
.742
.729
-.719
2.204
1.013 46.277
.317
.742
.733
-.733
2.218
IV
Nilai Equal awal variances RP assumed
Sig.
ER
F
AS
Levene's Test for Equality of Variances
U
N
Equal variances not assumed
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil Uji-t yang diperoleh sebesar 10,7% > 5 % sehingga H0 diterima. Penerimaan H0 membuktikan bahwa tidak ada perbedaan varians diantara data kemampuan menyusun rencana pembelajaran kedua kelompok sehingga dibenarkan untuk menyimpulkan bahwa data bersifat homogen.
4.1.2 Deskripsi Hasil Pengamatan dan Penilaian
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 81
Setelah diketahui bahwa kedua kelompok sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, tahap berikutnya kedua kelompok diberi perlakuan penelitian yang berbeda. Kelompok eksperimen dilibatkan dalam tutorial melalui model Lesson Study dengan strategi Field Oriented sedangkan
KA
kelompok kontrol dilibatkan dalam tutorial melalui model yang sesuai dengan
BU
Panduan Tutorial (PATUT) dengan strategi Field Oriented pula. Pada kelompok
TE R
eksperimen selama tutorial dibentuk kelompok-kelompok kerja sebagai sarana interaksi antar mahasiswa dalam kegiatan Lesson Study.
AS
Kegiatan tutorial dilakukan sebanyak 3 kali menampilkan modul 5 dan 6
SI T
tentang bangun ruang. Kegiatan tutorial dilakukan pada pertemuan ke tujuh, delapan
ER
dan sembilan. Materi tutorial ke tujuh meliputi jaring-jaring bangun ruang serta pengertian dan ciri-ciri bangun ruang. Bangun ruang yang dibahas dalam modul 5
N
IV
meliputi bidang empat, bidang banyak (n), bidang banyak beraturan, bidang empat
U
beraturan (tetrahedron), bidang enam beraturan (hexahedron), prisma, prisma tegak, prisma miring, paralelepipidum, balok, kubus, limas, limas teratur, tabung, kerucut, bola.
Materi modul 8 meliputi penghitungan luas permukaan dan volum tujuh
bangun ruang, yaitu: (1) prisma, balok, kubus, limas, tabung, kerucut, dan bola.
4.1.2.1 Keaktifan Mahasiswa Lampiran 31 menunjukkan data keaktifan mahasiswa kelas eksperimen. Penilaian keaktifan dibagi ke dalam empat aspek amatan, yaitu keaktifan dalam
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 82
melaksanakan tugas, keaktifan di awal tutorial, keaktifan selama tutorial dan keaktifan di akhir tutorial. Keempat aspek amatan keaktifan dijabarkan dalam 15 item penilaian. Hasil pengamatan keaktifan untuk kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tidak semua indikator mencapai tingkat ketuntasan minimum,
KA
namun rata-rata skor telah mencapai tingkat ketuntasan minimum.
Skor Maks
Skor Pencapaian
Persentase %
Keterangan
1
Tugas dan Reaksi Tugas
5,00
3,8
75,95
Tuntas
2
Partisipasi di Awal Tutorial
5,00
3,64
72,86
Belum Tuntas
3
Partisipasi Selama Tutorial
5,00
3,77
75,41
Tuntas
4
Partisipasi di Akhir Tutorial
5,00
3,87
77,38
Tuntas
---
3,77
75,40
ER
IV
No
SI T
Indikator Keaktifan
AS
TE R
BU
Tabel 4.5 Keaktifan Mahasiswa Kelompok Eksperimen
U
N
Rata-rata skor
Indikator yang tingkat pencapaiannya paling rendah adalah indikator keaktifan dalam berpartisipasi di awal tutorial, sedangkan yang paling tinggi adalah indikator partisipasi di akhir tutorial.
4.1.2.2 Keterampilan Proses
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 83
Keterampilan proses mahasiswa dalam mengikuti tutorial diamati melalui 3 aspek amatan dengan 11 item penilaian yang hasil pengamatannya ada pada Lampiran 32. Persentase pencapaian keterampilan proses tiap kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Skor Pencapaian
1
Awal Tutorial
5,00
4,21
2
Inti Tutorial
5,00
4,13
3
Akhir Tutorial
5,00
4,25
Persentase %
Keterangan
BU
Skor Maks
84%
Tuntas
82,65%
Tuntas
85%
Tuntas
AS
TE R
Indikator Keterampilan Proses
No
KA
Tabel 4.6 Keterampilan Proses Kelompok Eksperimen
SI T
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pencapaian semua indikator keterampilan proses
ER
kelompok eksperimen di atas 80%.
N
IV
4.1.2.3 Kemampuan Menyusun RP
U
Kemampuan menyusun RP diamati melalui 15 item pengamatan
menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru I. Penilaian kemampuan menyusun RP dilakukan di luar kegiatan tutorial berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun para mahasiswa di akhir tutorial. Deskripsi hasil penilaian akhir tutorial terhadap kemampuan menyusun RP dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Penilaian Akhir Kemampuan Menyusun RP NilaiakhirRP
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 84
Valid
28 27 75.52 76.00 76 2.272 -.408 .441 .107 .858 9 71 80
BU
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum
KA
N
TE R
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menyusun RP mahasiswa kelompok eksperimen sebesar 75,52, angka ini sedikit di atas tingkat
AS
ketuntasan minimal, yaitu sebesar 75%. Rentang nilai yang kurang dari dua digit,
ER
belajar cukup setara.
SI T
yaitu sebesar 9 mencerminkan bahwa kemampuan menyusun RP satu kelompok
IV
4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian
N
4.1.3.1 Uji Ketuntasan
U
4.1.3.1.1 Ketuntasan Keaktifan Mahasiswa Kelompok Eksperimen Hipotesis yang diuji adalah: H0: µ = 75 (Tingkat ketuntasan keaktifan mahasiswa mencapai 75% dibenarkan) H1: µ ≠ 75 (Tingkat ketuntasan keaktifan mahasiswa mencapai 75% tidak dibenarkan) Kriteria pengujian menolak H0 jika nilai signifikansi ≤ 5%.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 85
Analisis ketuntasan dilakukan melalui analisis One Sample t Test dengan bantuan Program SPSS versi 16.0. Hasil analisis memperlihatkan data seperti tertera dalam Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Uji Ketuntasan Keaktifan One-Sample Test Test Value = 75
1.272
27
Mean Difference
.214
95% Confidence Interval of the Difference Lower
.572
Upper
-.35
1.50
TE R
BU
Keaktifan
Sig. (2tailed)
df
KA
t
Dari tabel One Sample Test hasil T-Test komparasi nilai rata-rata keaktifan kelompok
AS
eksperimen di atas, diketahui bahwa besar nilai signifikansi (dua ekor) = 0,214 atau
SI T
21,4 % > 5 %. Angka ini menunjukkan bahwa hipotesis H0 diterima, jadi tingkat
ER
keaktifan mahasiswa dalam tutorial mencapai standar ketuntasan.
pada
standar
ketuntasan
keaktifan
mahasiswa,
ketuntasan
N
Seperti
IV
4.1.3.1.2 Ketuntasan Keterampilan Proses
U
keterampilan proses juga ditetapkan sebesar 75%. Hipotesis yang diuji adalah:
H0: µ = 75 (Tingkat ketuntasan keterampilan proses mahasiswa mencapai 75% dibenarkan) H1: µ ≠ 75 (Tingkat ketuntasan keterampilan proses mahasiswa mencapai 75% tidak dibenarkan) Kriteria pengujian menolak H0 jika nilai signifikansi ≤ 5%.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 86
Hasil analisis ketuntasan dengan Program SPSS terlihat pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Uji Ketuntasan Keterampilan Proses One-Sample Test Test Value = 75 t .432
27
Mean Difference
.669
95% Confidence Interval of the Difference Lower
.260
Upper -.97
KA
KetProses
Sig. (2tailed)
df
BU
Dari tabel One Sample Test hasil T-Test komparasi nilai rata-rata keterampilan
TE R
proses kelompok eksperimen di atas, diketahui bahwa besar nilai signifikansi (dua sekor) = 0,669 atau 66,9% > 5 %. Angka ini menunjukkan bahwa hipotesis H0
AS
diterima, jadi tingkat keterampilan proses mahasiswa kelompok eksperimen dalam
SI T
tutorial mencapai standar ketuntasan.
ER
4.1.3.1.3 Uji Ketuntasan Menyusun RP
IV
Hipotesis yang diuji adalah:
U
N
H0: µ = 75 (Tingkat ketuntasan Menyusun RP mencapai 75% dibenarkan) H1: µ ≠ 75 (Tingkat ketuntasan Menyusun RP mencapai 75% tidak dibenarkan) Kriteria pengujian menolak H0 jika nilai signifikansi ≤ 5%. Analisis dengan bantuan Program SPSS memberikan hasil seperti pada Tabel 4.10. berikut ini. Tabel 4.10 Uji Ketuntasan Menyusun RP One-Sample Test Test Value = 75
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
1.49
40617.pdf 87
t NilaiakhirRP
Sig. (2tailed)
df
1.220
27
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Difference
.233
Lower
.524
Upper -.36
1.40
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,233 atau 23,3% > 5 %. Angka ini menunjukkan bahwa hipotesis H0 diterima, jadi nilai rata-rata kemampuan
KA
menyusun RP kelompok eksperimen mencapai standar ketuntasan 75%.
BU
4.1.3.2 Uji Pengaruh
TE R
4.1.3.2.1 Pengaruh Keakfitan Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented terhadap Kemampuan Menyusun RP 4.1.3.2.1.1 Uji Keberartian
AS
Hipotesis dihitung dengan analisis regresi sederhana sebagai berikut.
SI T
Uji keberartian:
ER
H0: β = 0 : Hubungan antara keaktifan mahasiswa dengan kemampuan menyusun RP tidak berarti.
IV
H1: β ≠ 0 : Hubungan antara keaktifan mahasiswa dengan kemampuan menyusun RP
N
berarti.
U
H0 ditolak bila nilai signifikansi < 5%. Hasil analisis regresi sederhana dengan bantuan Program SPSS memberikan hasil seperti Tabel 4.11. Tabel 4.11 Keberartian Hubungan Keaktifan dengan Kemampuan Menyusun RP Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
115.303
1
115.303
24.040
26
.925
139.343
27
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
F 124.702
Sig. .000a
40617.pdf 88
a. Predictors: (Constant), Keaktifan b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000<5%, H0 ditolak. Penolakan H0 menunjukkan bahwa ada hubungan antara keaktifan mahasiswa dengan kemampuan menyusun RP.
KA
4.1.3.2.1.2 Uji Kelinieran
BU
Kelinieran hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam mengikuti tutorial
TE R
dengan kemampuan menyusun RP dianalisis dengan persamaan regresi model regresi ^
linear: Y = α + βX estimasi dengan rumus Y = a + bX dengan a = α dan b = β.
AS
Hipotesis yang diuji adalah:
SI T
H0: β = 0 (persamaan hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
ER
tutorial dengan kemampuan menyusun RP tidak bersifat linier)
IV
H1: β ≠ 0 (persamaan hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
N
tutorial dengan kemampuan menyusun RP adalah linier)
U
H0 ditolak jika nilai signifikansi < 5% maka H0 ditolak. Analisis kelinieran dilakukan dengan Program SPSS dan menghasilkan data pada Tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Kelinieran Hubungan Keaktifan dengan Kemampuan Menyusun RP Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
(Constant)
9.930
5.877
1.690
.103
Keaktifan
.868
.078
.910 11.167
.000
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 89
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Beta
Sig.
(Constant)
9.930
5.877
1.690
.103
Keaktifan
.868
.078
.910 11.167
.000
a. Dependent Variable: NilaiakhirRP
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000<5%, H0 ditolak.
KA
Penolakan H0 menunjukkan bahwa hubungan antara keaktifan mahasiswa dengan kemampuan menyusun RP bersifat linier. Persamaan yang terbentuk dari hubungan
BU
keaktifan (X) dengan kemampuan menyusun RP (Y) adalah: Ŷ = 9,93 + 0,868 X.
TE R
Besaran kontribusi keaktifan terhadap kemampuan menyusun RP dilihat pada Tabel 4.13.
AS
Tabel 4.13 Kontribusi Keaktifan terhadap Kemampuan Menyusun RP
R
1
.910a
R Square .827
Adjusted R Square .821
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.962
1.449
ER
Model
SI T
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Keaktifan
IV
b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
U
N
Tabel 4.13 menunjukkan nilai R Square = 0,827 (82,7%), angka ini adalah besaran kontribusi keaktifan terhadap kemampuan menyusun RP.
4.1.3.2.2 Pengaruh Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented terhadap Kemampuan Menyusun RP 4.1.3.2.2.1 Uji Keberartian Hipotesis yang dianalisis adalah:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 90
H0: β = 0 : Hubungan antara keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP tidak berarti. H1: β ≠ 0 : Hubungan antara keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP berarti. H0 ditolak bila nilai signifikansi < 5%.
KA
Hasil analisis melalui Program SPSS memberikan hasil seperti Tabel 4.14 berikut ini.
Sum of Squares Regression
117.461
Residual
21.883
Total
139.343
a. Predictors: (Constant), KetProses
Mean Square
1
117.461
26
.842
F 139.562
Sig. .000a
27
SI T
b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
df
AS
1
TE R
Model
BU
Tabel 4.14 Keberartian Hubungan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP
ER
Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai signifikansi = 0,000 < 5%, H0 ditolak
IV
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara keterampilan proses dengan
N
kemampuan menyusun RP.
U
4.1.3.2.2.2 Uji Kelinieran Kelinieran hubungan antara keterampilan proses dalam mengikuti tutorial dengan kemampuan menyusun RP dianalisis dengan persamaan regresi model regresi linear: Y = α + βX estimasi dengan rumus Ŷ = a + bX dengan a = α dan b = β. Hipotesis yang diuji adalah: H0: β = 0 (persamaan hubungan antara keterampilan proses dalam mengikuti tutorial dengan kemampuan menyusun RP tidak bersifat linier)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 91
H1: β ≠ 0 (persamaan hubungan antara keterampilan proses dalam mengikuti tutorial dengan kemampuan menyusun RP adalah linier) H0 ditolak jika nilai signifikansi < 5% maka H0 ditolak. Analisis dengan Program SPSS menghasilkan data seperti berikut ini.
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Std. Error
Beta
(Constant)
26.187
4.180
KetProses
.656
.055
TE R
1
B
Standardized Coefficients
BU
Model
a. Dependent Variable: NilaiakhirRP
KA
Tabel 4.15 Kelinieran Hubungan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP
t
Sig.
6.265
.000
.918 11.814
.000
AS
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 5%, H0 ditolak.
SI T
Penolakan H0 menunjukkan bahwa hubungan antara keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP bersifat linier. Persamaan yang terbentuk dari hubungan
ER
keaktifan (X) dengan kemampuan menyusun RP (Y) adalah: Ŷ = 28,187 + 0,656X.
U
N
IV
Besaran kontribusi keaktifan dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Kontribusi Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Menyusun RP
Model 1
R .918a
R Square
Adjusted R Square
.843
.837
Std. Error of the Estimate .917
Durbin-Watson 1.999
a. Predictors: (Constant), KetProses b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
Nilai R Square = 0,843 (84,3%) menunjukkan bahwa keterampilan proses memberi kontribusi sebesar 84,3% terhadap pencapaian kemampuan menyusun RP.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 92
4.1.3.2.3 Pengaruh Keaktifan dan Keterampilan Proses Mahasiswa dalam Tutorial melalui Model Lesson Study dengan Strategi Field Oriented secara bersama terhadap Kemampuan Menyusun RP. 4.1.3.2.3.1 Uji Keberartian Hipotesis yang dianalisis adalah: H0: β = 0 : Hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan kemampuan
KA
menyusun RP tidak berarti.
BU
H1: β ≠ 0 : Hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP berarti.
TE R
H0 ditolak bila nilai signifikansi < 5%.
Hasil analisis melalui Program SPSS memberikan hasil seperti Tabel 4.17.
Model
Sum of Squares Regression Residual
126.006
Mean Square 2
63.003
13.337
25
.533
139.343
27
F 118.097
Sig. .000a
IV
Total
df
ER
1
SI T
AS
Tabel 4.17 Keberartian Hubungan antara Keaktifan dan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP
a. Predictors: (Constant), Keaktifan, KetProses
U
N
b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
Dari Tabel 4.17 terlihat bahwa nilai signifikansi = 0,000 < 5%, H0 ditolak. Penolakan H0 menunjukkan bahwa ada hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP.
4.1.3.2.3.2 Uji Kelinieran Kelinieran hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP dianalisis dengan persamaan: Y = α + βX1 + γX2 estimasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 93
dengan rumus: Ŷ = a + bX1 + cX2 dengan a = α, b = β dan c = γ. Hipotesis yang diuji adalah: H0: β = 0 (Persamaan hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan kemampuan menyusun RP tidak bersifat linier) H1: β ≠ 0 (Persamaan hubungan antara keaktifan dan keterampilan proses dengan
H0 ditolak jika nilai signifikansi < 5% maka H0 ditolak.
KA
kemampuan menyusun RP adalah linier)
BU
Analisis dengan Program SPSS menghasilkan data seperti pada Tabel 4.18.
TE R
Tabel 4.18 Kelinieran Hubungan Keaktifan dan Keterampilan Proses dengan Kemampuan Menyusun RP
Std. Error
(Constant)
13.790
KetProses
.373
Keaktifan
.445
Collinearity Statistics t
Beta
4.546
SI T
1
B
AS
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
Sig.
Tolerance
VIF
3.033 .006
.083
.522
4.479 .000
.281 3.553
.111
.467
4.002 .000
.281 3.553
IV
ER
a. Dependent Variable: NilaiakhirRP
N
Tabel 4.18 menunjukkan nilai signifikansi keaktifan (0,000) dan ketrampilan proses
U
(0.000) kurang dari 5%, oleh karena itu Ho ditolak. Penolakan ini menunjukkan bahwa antara variabel keaktifan dan keterampilan proses mempunyai hubungan yang linier terhadap kemampuan menyusun RP. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Ŷ = 13,790 + 0,445 X1 + 0.373 X2. Nilai koefisien yang positif dari keaktifan (0,445) dan keterampilan proses (0,373) menunjukkan bahwa hubungan antara ketiga variabel bersifat positif, semakin tinggi keaktifan dan keterampilan proses maka semakin tinggi pula kemampuan menyusun
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 94
RP. Besaran pengaruh keaktifan dan keterampilan proses terhadap kemampuan menyusun RP bisa dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini. Tabel 4.19 Model Summary Uji Regresi Model Summaryb Model
R
1
.951a
Adjusted R Square
R Square .904
Std. Error of the Estimate
.897
DurbinWatson
.730
1.392
KA
a. Predictors: (Constant), Keaktifan, KetProses
BU
b. Dependent Variable: NilaiakhirRP
TE R
Nilai R Square pada Tabel 4.19 sebesar 0.904 atau 90,4%. Nilai R Square menunjukkan besaran variasi variabel kemampuan menyusun RP yang dapat
AS
dipengaruhi oleh variabel keaktifan dan keterampilan proses secara bersamaan.
SI T
Variabel keaktifan dan variabel keterampilan proses secara bersama-sama
ER
mempengaruhi variabel kemampuan menyusun RP sebesar 90,4%, sisanya sebesar
IV
9,06% dipengaruhi variabel lain.
N
4.1.3.3 Uji Kesamaan Rata-rata
U
4.1.3.3.1 Uji Normalitas Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : Data berdistribusi normal H1: Data tidak berdistribusi normal H0 ditolak bila nilai signifikansinya < 5%. Uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov melalui Program SPSS memberi hasil seperti berikut ini.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 95
Tabel 4.20 Hasil Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilaiakhir2kel N Normal Parametersa Most Extreme Differences
55 71.62 4.676 .143 .106 -.143 1.061 .210
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
KA
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
BU
a. Test distribution is Normal.
TE R
Nilai signifikansi dalam Tabel 4.20 sebesar 0,210 atau 21% > 5%, H0 diterima. Penerimaan H0 membenarkan untuk menyimpulkan bahwa nilai kemampuan
IV
ER
SI T
AS
menyusun RP kedua kelompok belajar di akhir tutorial berdistribusi normal.
N
4.1.3.3.2 Uji Kesamaan Varian
U
Hipotesis yang diuji adalah: H0: σ 12 = σ 22 (varian data kemampuan menyusun RP mahasiswa kelas eksperimen sama dengan varian data kemampuan menyusun RP mahasiswa kelas kontrol) H1: σ 12 ≠ σ 22 (varian data kemampuan menyusun RP mahasiswa kelas eksperimen tidak sama dengan varian data kemampuan menyusun RP mahasiswa kelas kontrol)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 96
H0 ditolak bila nilai signifikansi < 5%. Analisis kesamaan varian dan kesamaan rata-rata melalui Program SPSS memberi hasil seperti berikut ini. Tabel 4.21 Hasil Analisis Kesamaan Varian Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
.573
KA
t
.452 12.201
df
Upper
53
.000
7.958
.652
6.650
9.267
12.174 51.737
.000
7.958
.654
6.646
9.270
AS
Equal variances not assumed
BU
Nilaiak Equal variances hir2kel assumed
Sig.
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. Mean Std. Error (2tailed) Difference Difference Lower
TE R
F
t-test for Equality of Means
SI T
Nilai signifikansi Uji Levene pada Tabel 4.21 sebesar 0,452 atau 45,2% > 5%, H0 diterima. Penerimaan H0 menunjukkan bahwa varian data kemampuan menyusun
ER
RP mahasiswa kelas eksperimen sama dengan varian data kemampuan menyusun RP
N
IV
mahasiswa kelas kontrol. Kedua kelompok homogen.
U
4.1.3.3.3 Uji Kesamaan Rata-rata Uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji rata-rata dengan varian sama. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : μ1 = μ2 (Rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol) H1 : μ1 ≠ μ2 (Rata-rata kelompok eksperimen tidak sama dengan rata-rata kelompok kontrol) H0 ditolak jika nilai signifikansi < 5%.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 97
Dari Tabel 4.21 dapat ditemukan nilai signifikansi uji T untuk uji kesamaan rata-rata dengan varian sama sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 atau 0 % < 5% menandakan bahwa H0 ditolak sehingga dibenarkan untuk menyimpulkan bahwa rata-rata kemampuan menyusun rencana pembelajaran kelompok eksperimen tidak sama dengan rata-rata kemampuan menyusun rencana pembelajaran kelompok
KA
kontrol.
BU
Perbandingan rata-rata kemampuan menyusun RP kedua kelompok diolah
TE R
melalui Program SPSS dan memberikan hasil seperti pada Tabel 4.22. Tabel 4.22 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Menyusun RP Group Statistics
Kel. Eksperimen
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
28
75.52
2.272
.429
27
67.57
2.562
.493
ER
Kel. Kontrol
SI T
Nilaiakhir2kel
N
AS
Kelompok
Deskripsi perbandingan rata-rata kemampuan menyusun RP pada Tabel 4.22
N
IV
memperlihatkan bahwa rata-rata Kelompok Eksperimen (sebesar 75,52) lebih tinggi
U
dari pada rata-rata Kelompok Kontrol (sebesar 67,57). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyusun rencana pembelajaran para mahasiswa pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada kemampuan menyusun rencana pembelajaran para mahasiswa pada kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa tutorial melalui model
Lesson Study dengan strategi Field Oriented memberi perubahan peningkatan kemampuan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang pada mahasiswa Program S1 PGSD.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 98
4.2 Pembahasan Di antara keempat indikator keaktifan, angka rata-rata tertinggi terdapat pada kegiatan akhir. Persentase tersebut memberikan gambaran bahwa para mahasiswa memiliki perhatian yang tinggi pada kegiatan merangkum materi, mencatat semua
KA
tugas mandiri yang dibebankan oleh tutor dan memiliki antusias pada penyelesaian
BU
tugas mandiri tersebut. Para mahasiswa menyadari bahwa nilai tugas mandiri
TE R
menjadi salah satu pijakan bagi tutor untuk memberikan nilai tugas tutorial, dan nilai tugas tutorial memberikan kontribusi pada nilai akhir sebesar 50%.
AS
Rata-rata persentase yang terendah ditunjukkan pada indikator keaktifan di
SI T
awal tutorial. Kegiatan di awal tutorial diisi dengan kegiatan orientasi. Pada kegiatan orientasi tutor masih memegang kendali kegiatan dalam menyampaikan tujuan
ER
tutorial, langkah-langkah tutorial yang akan dilakukan serta menyampaikan
IV
apersepsi. Selain kegiatan masih didominasi oleh tutor, para mahasiswa yang datang
U
N
terlambat juga tidak mampu langsung terlibat dalam kegiatan karena masih menyesuaikan diri dengan kondisi kelas. Kedua skor rata-rata keaktifan yang lain, yaitu keaktifan dalam penyelesaian tugas dan dalam kegiatan inti tutorial menunjukkan angka di atas batas minimal sebesar 75%. Tingginya kedua skor menunjukkan bahwa sebagai peserta didik usia dewasa mereka menyadari tuntutan dari profesi mereka sebagai pendidik. Tugastugas yang disajikan dalam tutorial serta kegiatan yang dilakukan dalam tutorial inti
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 99
semuanya terkait dengan profesi mereka sehingga mereka menunjukkan keaktifan yang tinggi dalam kedua aspek pengamatan. Pada awal tutorial para mahasiswa kelompok eksperimen menunjukkan keterampilan
proses
yang
tinggi
dalam
menyelesaikan
tugas
mandiri,
mengkomunikasikannya ke forum kelas serta mampu menghidupkan suasana kelas
KA
dalam membahas tugas-tugas mandiri. Keterampilan proses yang tinggi di awal
BU
tutorial tidak berlanjut ke inti tutorial. Terdapat beberapa indikator yang
TE R
memperlihatkan rendahnya keterampilan proses saat kegiatan inti tutorial. Dalam kerja kelompok seperti melengkapi panduan eksplorasi, membuat peta konsep
AS
maupun menyusun indikator pembelajaran terdapat beberapa mahasiswa yang hanya
SI T
menulis pendapat temannya, hanya menyimak pendapat teman, atau hanya menerima setiap pendapat teman tanpa mengutarakan pendapat pribadi. Saat diminta
ER
mengkomunikasikan hasil kerja kelompok beberapa mahasiswa menolak mewakili
IV
kelompoknya menyajikan hasil kerja kelompok.
U
N
Mahasiswa yang pasif dalam kegiatan inti tutorial ternyata selama ini mengajar di kelas-kelas rendah sehingga penguasaan materi bangun datar mereka lebih rendah jika dibanding dengan teman-teman mereka yang mengajar di kelaskelas tinggi. Kegiatan tutorial di kegiatan inti memang menuntut penguasaan materi bangun ruang yang tinggi untuk tingkatan guru sekolah dasar.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 100
Meskipun muncul beberapa indikator rendahnya keterampilan proses, namun secara rata-rata persentase keterampilan proses yang ditunjukkan kelompok eksperiman dalam kegiatan inti tutorial masih termasuk kategori sedang. Pendapat Green (1998) yang mengatakan bahwa motivasi bukan masalah yang
KA
mengkhawatirkan pada proses pembelajaran orang dewasa memang benar adanya. Meskipun kemampuan tentang bangun ruang mahasiswa yang mengajar di kelas
BU
rendah cukup memprihatinkan, namun keterbatasan penguasaan materi ini tertutup
TE R
dengan semangat mereka menyelesaikan tugas dengan cara apapun dan
AS
menampilkannya dalam forum komunikasi tutorial.
SI T
Tutorial pada Program PGSD melalui model Lesson Study dengan strategi Field
Oriented telah dapat memacu mahasiswa dalam mengembangkan keaktifannya dalam
ER
proses tutorial. Tahap-tahap kegiatan yang diterapkan mampu membimbing
IV
mahasiswa untuk terlibat secara aktif. Tahapan kegiatan tutorial dibedakan menjadi
U
N
dua jenis, yaitu tahapan kegiatan tutorial pertama dan kedua serta tahapan kegiatan tutorial ketiga. Tahapan kegiatan tutorial pertama dan kedua meliputi orientasi, eksplorasi, intepretasi, re-kreasi dan evaluasi. Tahapan tutorial ketiga meliputi orientasi, pengamatan, revisi, re-kreasi dan penutup. Pelaksanaan tutorial yang pertama dan yang kedua (dilaksanakan pada pertemuan ke tujuh dan ke delapan) diawali dengan orientasi. Mahasiswa dituntut keaktifannya dalam mencermati urutan dan tujuan setiap tahap kegiatan tutorial yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 101
diungkap dalam kegiatan orientasi. Rasa ingin tahu tentang tahap-tahap dan tujuan tiap kegiatan akan mendorong keaktifan bertanya, keaktifan menanggapi permasalahan dan keaktifan menyimpulkan isi kegiatan orientasi. Melalui kegiatan eksplorasi tutor membimbing keaktifan mahasiswa melalui kerja kelompok dengan bantuan lembar panduan eksplorasi. Lembar panduan
KA
eksplorasi mengarahkan keaktifan mahasiswa dalam menemukan inti materi modul.
BU
Kegiatan eksplorasi tutorial pertama mengembangkan keaktifan berinteraksi,
TE R
keaktifan bekerja sama dan keaktifan menyelesaikan tugas melalui kegiatan diskusi kelompok kecil (beranggota 2-3 orang) menemukan definisi dan ciri-ciri bangun
AS
ruang. Setiap kelompok kecil hanya bertugas menemukan definisi dan ciri-ciri 8
SI T
bangun ruang. Hasil kerja kelompok-kelompok kecil dirangkum dan dievaluasi dalam diskusi kelompok besar (beranggota 4-6 orang) sebelum diajukan ke forum
ER
evaluasi tingkat kelas. Kegiatan evaluasi kelas mengembangkan lebih lanjut
IV
keaktifan berinteraksi, keaktifan berdiskusi dan keaktifan mengemukakan pendapat Kegiatan evaluasi ini bertujuan mengkonfirmasi
U
N
dalam forum diskusi kelas.
kebenaran definisi dan ciri-ciri 16 bangun ruang hasil kerja seluruh kelompok. Kegiatan eksplorasi tutorial kedua mengembangkan keaktifan berinteraksi, keaktifan bekerja sama dan keaktifan menyelesaikan tugas melalui kegiatan kerja kelompok kecil mendata cara menghitung luas permukaan dan volum tujuh bangun ruang. Hasil kerja dua kelompok kecil dikonfirmasi dalam pembahasan kelas. Pembahasan kelas mengembangkan keaktifan berpendapat dan keaktifan berdiskusi.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 102
Kegiatan intepretasi pada tutorial pertama dipergunakan untuk menyusun peta konsep bangun ruang melalui tugas kerja kelompok. Kerja kelompok penyusunan peta konsep ini mengembangkan beberapa keaktifan mahasiswa. Keaktifan kerja kelompok, keaktifan menyelesaikan masalah, keaktifan berdiskusi dan keaktifan berinteraksi dikembangkan saat para mahasiswa berusaha menentukan letak dan garis
ada.
Keaktifan
mengeluarkan
pendapat
dan
keaktifan
berinteraksi
BU
yang
KA
penghubung antar konsep dalam diagram serta memberikan keterangan hubungan
TE R
dikembangkan saat diskusi kelas mengkonfirmasi kebenaran peta konsep. Latihan menentukan luas permukaan dan volum bangun ruang dalam kegiatan
AS
intepretasi tutorial kedua melalui kerja kelompok mengembangkan keaktifan
SI T
menyelesaikan soal, keaktifan kerja kelompok dan keaktifan berinteraksi. Pelaporan hasil kerja kelompok dalam diskusi kelas mengembangkan keaktifan mengeluarkan
ER
pendapat, keaktifan berdiskusi dan keaktifan berinteraksi dengan sesama mahasiswa.
IV
Penerapan strategi Field Oriented dimulai pada kegiatan re-kreasi. Pada tutorial
U
N
pertama maupun kedua, penguasaan materi modul diterapkan pada kegiatan peningkatan kemampuan professional berupa menyusun indikator pembelajaran melalui kerja kelompok. Pada tutorial pertama para mahasiswa menyusun indikator pembelajaran jaring-jaring bangun ruang, pada tutorial kedua mereka menyusun indikator pembelajaran luas permukaan dan volum bangun ruang. Kegiatan kerja kelompok bertujuan untuk saling mengisi kekurangmampuan antar anggota kelompok. Keaktifan yang dikembangkan dalam kegiatan re-kreasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 103
meliputi keaktifan bekerja sama, keaktifan berinteraksi, keaktifan berdiskusi, keaktifan mengungkapkan pendapat dan keaktifan menyelesaikan tugas. Dalam pembahasan
hasil
kerja
kelompok,
selain
lima
keaktifan
tersebut
yang
dikembangkan, dikembangkan pula keaktifan dalam pembahasan hasil kerja. Selain mengembangkan keaktifan mahasiswa, implementasi model Lesson
KA
Study dengan strategi Field Oriented juga mengembangkan keterampilan proses
TE R
sejak kegiatan orientasi sampai akhir tutorial.
BU
mahasiswa. Pengembangan keterampilan proses dimulai sejak awal tutorial, yaitu
Pemeriksaan tugas mandiri mingguan, yaitu tugas merangkum modul dan
AS
menyusun pertanyaan/permasalahan tentang pemahaman isi modul mendorong
SI T
mahasiswa untuk selalu melakukan tugas mandiri mingguan. Dengan tetap melaksanakan tugas tersebut maka kegiatan orientasi mampu mengembangkan tiga
ER
keterampilan terkait dengan tugas mingguan tersebut. Ketiga keterampilan proses
IV
yang dimaksud yaitu: (1) Kemampuan merangkum; (2) Kemampuan menyusun
U
N
pertanyaan tentang isi modul; dan (3) Kemampuan menyelesaikan tugas mandiri. Kerja kelompok yang dilakukan di kegiatan eksplorasi, kegiatan intepretasi dan kegiatan re-kreasi, baik dalam tutorial pertama maupun tutorial kedua mengembangkan lima keterampilan proses dalam tutorial, yaitu: kemampuan menyelesaikan tugas, kemampuan berinteraksi, kemampuan berdiskusi, kemampuan bekerjasama dan kemampuan mengatasi masalah yang muncul. Kegiatan mengevaluasi hasil kerja kelompok yang dibahas dalam forum diskusi kelas
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 104
mengembangkan kemampuan berinteraksi, kemampuan berdiskusi dan kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja. Pada akhir tutorial para wakil kelompok kerja mengumpulkan resume materi dari kegiatan evaluasi dari setiap tahap kegiatan. Kegiatan evaluasi dari setiap tahap kegiatan mampu mengembangkan keterampilan proses di akhir tutorial, yaitu kemampuan merangkum hasil tutorial.
KA
Peningkatan kemampuan menyusun rencana pembelajaran dilakukan sejak
BU
tutorial pertama sampai tutorial ke tiga. Dalam kegiatan re-kreasi pada tutorial
TE R
pertama para mahasiswa diberi tugas menyusun indikator pembelajaran jaring-jaring bangun ruang, demikian pula dalam kegiatan re-kreasi pada tutorial kedua para
AS
mahasiswa juga diberi tugas menyusun indikator pembelajaran luas dan volum
SI T
bangun ruang. Kedua tugas tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan dan melatih
ER
para mahasiswa menentukan sendiri indikator pembelajaran, bukan sekadar mencontoh indikator yang ada di dalam silabus. Dalam kegiatan tersebut ditekankan
IV
perlunya menyusun indikator pembelajaran selengkap dan serinci mungkin.
U
N
Penyusunan indikator pembelajaran yang runtut, lengkap dan terinci akan memudahkan guru mengidentifikasi kelemahan peserta didik. Pemberian tugas mandiri untuk mengembangkan indikator pembelajaran menjadi langkah-langkah pembelajaran pada akhir tutorial pertama dan kedua dimaksudkan untuk mengarahkan dan melatih para mahasiswa menyusun langkah pembelajaran yang terinci, runtut dari mudah ke sukar dan operasional. Tugas mandiri di akhir tutorial ke dua merupakan inti kegiatan lesson study. Enam langkah
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 105
pelaksanaan Lesson Study seperti yang diungkapkan Cerbin & Kopp (2007) mulai dilaksanakan melalui tugas mandiri di akhir tutorial ke dua. Kegiatan tugas mandiri yang dilanjutkan dengan tutorial ke tiga dimaksudkan untuk: meningkatkan keterampilan proses mahasiswa dalam pembelajaran yang meliputi: (1) kemampuan mengembangkan indikator menjadi langkah-langkah pembelajaran; (2) kemampuan
KA
menentukan sarana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah yang tersusun;
BU
(3) kemampuan menyusun alat evaluasi; (4) kemampuan menampilkan rencana
TE R
pembelajaran di depan para peserta didik; (5) kemampuan mengamati dan merekam proses pembelajaran; (6) kemampuan mengevaluasi rencana dan pelaksanaan
U
N
IV
ER
SI T
AS
pembelajaran; (7) merevisi rencana pembelajaran.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 106
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, dapat dibuat simpulan sebagai berikut:
KA
1. Penerapan model Lesson Study yang berorientasi pada pelaksanaan tugas profesi (dengan strategi Field Oriented) pada tutorial mata kuliah
R BU
Pembelajaran Matematika SD dengan materi bangun ruang efektif dalam
TE
pencapaian kriteria ketuntasan minimal untuk variabel Keaktifan Tutorial, variabel Keterampilan Proses, variabel Penguasaan materi dan
SI TA
S
pembelajaran bangun ruang dan variabel kemampuan menyusun rencana pembelajaran dengan standar ketuntasan sebesar 75%.
ER
2. Keaktifan mahasiswa dan keterampilan proses yang tumbuh dalam
N IV
tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented secara bersama mempengaruhi kemampuan menyusun rencana pembelajaran
U
bangun ruang pada Kelompok Eksperimen sebesar 90,4%, sisanya sebesar 9,6% dipengaruhi faktor lain.
3.
Secara terpisah, keaktifan mahasiswa yang tumbuh dalam tutorial model
Lesson Study dengan strategi Field Oriented mempengaruhi kemampuan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang pada Kelompok Eksperimen sebesar 82,7%,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 107
4.
Secara terpisah, keterampilan proses yang tumbuh dalam tutorial model Lesson Study dengan strategi Field Oriented mempengaruhi kemampuan menyusun rencana pembelajaran bangun ruang pada Kelompok Eksperimen sebesar 84,3%,
5.
Variabel keaktifan (X1), variabel keterampilan proses (X2) dan variabel kemampuan menyusun rencana pembelajaran
KA
bangun ruang (Ŷ) memiliki sifat linier dengan model persamaan regresi
R BU
Ŷ = 13,790 + 0,445 X1 + 0,373 X2.
6. Terdapat perbedaan kemampuan menyusun rencana pembelajaran
TE
bangun ruang yang signifikan antara mahasiswa dalam kelompok
S
belajar yang mengikuti tutorial model Lesson Study dengan strategi
SI TA
Field Oriented dengan mahasiswa dalam kelompok belajar yang mengikuti tutorial model konvensional (Model PATUT) dengan strategi
N IV
ER
Field Oriented).
U
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini antara lain. 1. Penerapan model Lesson Study dengan strategi Field Oriented dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dan keterampilan proses mahasiswa melalui langkah-langkah tutorial yang dirancang seperti dalam Satuan Acara Tutorial.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 108
2. Penerapan model Lesson Study dengan strategi Field Oriented meningkatkan salah satu kemampuan professional mereka, yaitu kemampuan menyusun rencana pembelajaran. Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam melakukan Lesson Study
3.
dalam meningkatkan kemampuan pembelajarannya.
KA
C. Saran
R BU
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mengemukakan saran-saran sebagai
1.
TE
berikut.
Hasil penelitian membuktikan bahwa tutorial melalui model Lesson
SI TA
S
Study dengan strategi Field Oriented membuat keaktifan dan keterampilan proses mahasiswa semakin tinggi. Melalui langkah-
ER
langkah tutorial yang dirancang didalam SAT, model Lesson Study
N IV
dengan strategi Field Oriented mampu meminimalkan peran pasif mahasiswa dalam tutorial. Bagi para tutor Program S1 PGSD-UT,
U
khususnya untuk materi yang diajarkan di sekolah dasar, dalam menyusun SAT agar berupaya meminimalkan sikap pasif mahasiswa, salah satunya melalui model Lesson Study.
2.
Dalam penelitian ini, kegiatan Lesson Study terbukti mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun rencana pembelajaran. Sebagai pendidik, sebaiknya para mahasiswa secara mandiri bersama teman sejawat sering melakukan kegiatan Lesson
Study di tempat kerja masing-masing. Kemampuan profesi yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 109
ditingkatkan tidak hanya terbatas pada kemampuan menyusun rencana pembelajaran, namun meluas ke seluruh kemampuan profesi sesuai dengan kondisi pembelajaran masing-masing. 3. Pembentukan tim Lesson Study perlu mempertimbangkan aspek pengalaman anggota, di dalam tim paling tidak ada satu anggota yang telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan Lesson Study. Anggota
KA
yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan Lesson Study akan
R BU
mampu mengarahkan setiap langkah pelaksanaan Lesson Study serta
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
meluruskan langkah bila terjadi kesalahan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 110
DAFTAR PUSTAKA Arani, M.R.S., dkk. 2010. “Lesson Study” as Professional Culture in Japanese Schools:An Historical Perspective on Elementary Classroom Practices. Japan Review. (22) 171–200. Arikunto, S. 2006a. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2006b. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
R BU
KA
Borko, H., dkk. 2008. Using Artefacts to Describe Instruction. National Center for Research on Evaluation, Standard and student testing (CRESST), Los Angeles. Diunduh dari http://eric.ed.gov/ERICWebPortal. pada tanggal 8 Maret 2011.
TE
BrianMac Sports Coach, 2011. Skill Development. Sport Coach. Publication. Diunduh dari http://www.brianmac.co.uk pada tanggal 3 Agustus 2011.
SI TA
S
Bruner, J. -. Constructivist Theory. Diunduh dari http://tip.psychology.org/bruner.html pada tanggal 9 Nopember 2009.
ER
Carlson, R. 1989. Malcolm Knowless: Apostle of andragogi” Reprinted from Vitae Scholasticae, 8 (1). National-Luis University. Diunduh dari http://www.nl.edu/ pada tanggal 3 Februari 2009.
U
N IV
Cerbin, B. & Kopp, B. 2007. Lesson Study Project. University of Wisconsin-La Crosse. Diunduh dari http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/ pada tanggal 21 Agustus 2008. Chicago LS Group, 2001a. What is Lesson Study? Chicago Lesson Study Group. Diunduh dari
[email protected] pada tanggal 14 Agustus 2008) Chicago LS Group, 2001b. Teachers Learning Together. Chicago Lesson Study Group. Diunduh dari
[email protected] pada tanggal 14 Agustus 2008) Corby, D. -.
Lesson Studies: East and West, Professor John Elliott. EDU Informal Seminar. Diunduh 17 September 2008 pk 10.35 dari file://localhost/D:/Lesson%20Study/professorjohnelliott lessonstudieseastandwest.htm
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 111
Dee, D. 2001. Lifelong Learning: A Dream. Article. New Horizon for Learning. Diunduh dari http://www.newhorizone.org pada 20 Februari 2009.
Dennis, R.J.W. 1995. Field Oriented Design Techniques: Case Studies and Organizing Dimensions. Conference on Human Factors in Computing Systems Proceedings. 2 (3) 439-440. Diunduh dari www.scopus.com pada tanggal 12 Juli 2011. Dryden, G. & Vos, J. 1999. The Learning Revolution, to change the way the world learns. Torrance, USA: The Learning Web.
R BU
KA
Friedkin, S. -. Lesson Study at Mills College, USA. Research Report. Funded by the National Science Foundation under grants REC-9996, RED9355857 and REC-0207259. Diunduh dari http://lessonresearch.net/ pada 10 Desember 2009.
S
TE
Gomol, K., dkk. 2007. The Field Study Handbook:a Common Sense Approach for Discovering User Needs. UIE Virtual Seminars. Diunduh dari www.uie.com dapat tanggal 8 Maret 2009.
ER
SI TA
Green, J. 1998. Androgogy: Teaching Adults. In B. Hoffman (Ed.), Encyclopedia of Educational Technology. Diunduh dari http://coe.sdsu.edu pada tanggal 25 Februari 2009.
U
N IV
Hiemstra, R., & Sisco, B. 1990. Moving from Pedagogy to Andragogy. Individualizing instruction. San Francisco: Jossey-Bass. http://www-istance.syr.edu/andraggy.html (3 Februari 2009, 10.00).
Kaptelinin, V. 1997. Activity Theory: Basic Concepts and Applications. CHI 97 Electronic Publications: Tutorials. Department of Informatics Umeå University S-901 87 Umeå, Sweden. Diunduh dari www.sigchi.org.htm pada tanggal 5 Agustus 2011.
Kusmaryono, I. 2008. Keefektifan Pembelajaran Kontekstual Berorientasi Penemuan Berbantuan CD Pembelajaran pada Materi Bilangan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 112
Bulat di Sekolah Dasar. Tesis. Semarang: PPs Universitas Negeri Semarang.
Lewis, C.C. 2002a. Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Nagoya Journal of education and Human Development, (1) 1-23.
R BU
KA
Lewis, C.C. 2002b. What Are the Essential Elements in Lesson Study?. The CSN Connection: A Publication of The California Science Project. 2 (6). November/December 2002.
2004. Field-Oriented Learning For Earth Science Teachers. Geological Society of America, 36 (5) 154. Dept. of Geology and Astronomy, West Chester Univ, West Chester, PA 19383, Diunduh dari
[email protected] pada tanggal 2 Agustus 2011.
SI TA
S
LUTZ, Tim.
TE
Lewis, C.C., dkk. 2004. A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership Journal. Februari 2004. Association for Supervision and Curriculum Department.
N IV
ER
Mascolo, M.F. 2004. A Primer on Dynamic Skill Theory. Publication. Department of Psychology Merrimack College North Andover, Massachusetts. Diunduh dari www.kahuna.merrimack.edu pada tanggal 2 Agustus 2011.
U
Marisa. 2006. Peta Konsep. Jakarta: Universitas Terbuka. Martana, S.P. 2006. Problematika Penerapan Metode Field Research untuk Penelitian Arsitektur Vernakular di Indonesia. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur. 14 (1). Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhsetyo, G. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Perry, R.R. & Lewis, C.C. What is successful adaptation of lesson study in the US?. Journal of Education Change. DOI 10.1007/s10833-0089069-7.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 113
Ratnawati, T. dan Andriani, D. 2006. Sistem Belajar Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka. Research for Better Schools, 2008. Lesson Study. Diunduh dari
[email protected] pada 21 Agustus 2008. Richardson, J. 2001. Lesson Study: Japanese Method Benefits All Teachers. National Staff Development Council. Diunduh dari http://www.nsdc.org/library/ tanggal 21 Agustus 2008.
KA
Roy, H. & Russell, C. 2005. The Encyclopedia of Aging and The Erderly. Medrounds Publication. Inc. Diunduh dari http://www.medrounds.org.htm 5 Agustus 2011.
R BU
Rusbult, C. 1989. Effective Learning Skills. A Book. Diunduh dari www.asa3.org.htm pada tanggal 3 Agustus 2011.
TE
Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Andira
SI TA
S
Scheneider, D.K. 2009. Activity Theory. Edutech, Wiki. Diunduh dari http://edutechwiki.unige.ch pada tanggal 5 Agustus 2011.
ER
Schivley, W., dkk. 1982. A Field-Oriented Curriculum Design for the Blending of Theory and Application in Elementary Teacher Education. Diunduh dari http://eric.ed.gov/ tanggal 25-08-2008.
U
N IV
Smith, M.K. 2002. Malcolm Knowles, Informal Adult Education, Self-Direction And Andragogy. The Encyclopedia of Informal Education, Diunduh dari www.infed.org. pada tanggal 26 Agustus 2008. Suciati dan Puspitasari, S. 2006. Perencanaan Tutorial. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2002. Statistik untuk penelitian. Bandung, Alfabeta. Sukestiyarno. 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES Press.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf 114
Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Teachers College Columbia University, -. What Is Lesson Study. Diunduh dari Error! Hyperlink reference not valid. pada 21Agustus 2008. Tim Penulis UT. 2008. Katalog Program Pendas 2008. Jakarta; Universitas Terbuka.
KA
Virtual Professional DC, -. Lesson Study. Diunduh dari Error! Hyperlink reference not valid. pada 21 Agustus 2008.
R BU
Walpole, R.E. dan Myers, R.H. 1986. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Terjemahan. Edisi kedua. Bandung: Penerbit ITB.
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
Wixon, D. and Ramey, J. 1996. Field Oriented Design Techniques - Case Studies and Organizing Dimensions. http://sigchi.org/bulletin/1996.3/wixon.html#HDR10 (5 Februari 2009 Pukul 2.20)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 1
40617.pdf
RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) : Pembelajaran Matematika SD . : PDGK4406 / 3 SKS : Edi Prayitno : MK ini membahas berbagai model pemb elajaran matematika yang sesuai dengan Kurikulum Berbasai Kompetensi (KBK); Media dan Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD; Materi dan metode pem belajaran tentang bilangan, bangun ruang dan unsur-unsurnya; Luas dan volume bangun ruang; Aplikasi materi-materi tersebut dalam matematika atau kehidupan sehari-hari; sistem koordinat; Trigonometri; Bilangan berpangkat dan Logaritma. Kompetensi Umum : Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui kecenderungan dan ragam model pembelajaran matematika masa kini, mampu menggunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sesuai dengan materi kurikulum yang berlaku, serta mampu mengembangkan diri sebagai guru matematika yang professional di sekolah dasar. No Kompetensi Khusus Pokok Sub Pokok Bahasan Model Tugas Tutorial Daftar Pustaka / Modul Bahasan Tutorial & Bobot Nilai 1 2 3 4 5 6 7 V BANGUN RUANG 1. Suparjo, (2007). 1 Menjelaskan bidang banyak dan 1. Bidang a. Unsur-unsur Ruang: Titik, Garis a. Menyusun Lesson Matematika bangun ruang kepada siswa SD Banyak Ruang Study dan dan Gemar Berhitung dengan menggunakan media dan b. Bidang Banyak dan Bangun memperagak Field SD 4B . Hal. 85– yang sesuai Bangun Ruang an langkah Oriented 90. Solo: PT Tiga Ruang ¾ Polihedron pembelajaran Serangkai Pustaka Mandiri. ¾ Bidang banyak beraturan sifat-sifat ¾ Bangun Ruang\ bangun ruang 2. Karso, (2009). Pembelajaran ¾ Prisma Matematika SD. ¾ Limas Hal. 5.4-5.30. ¾ Bidang Empat Jakarta: Universitas ¾ Tabung Terbuka. ¾ Kerucut ¾ Bola
U N
IV ER SI
TA S
TE R
BU
KA
Mata Kuliah Kode MK / SKS Nama Tutor Deskripsi Mata Kuliah
112
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Tutorial ke 8 7
Lampiran 1
3
Pokok Bahasan
Menjelaskan jaring-jaring bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan media yang sesuai
2. Jaringjaring Bangun Ruang
Jaring-jaring Kubus dan Balok Jaring-jaring Limas Jaring-jaring Prisma Jaring-jaring Tabung dan Jaringjaring Kerucut e. Jaring-jaring Bidang Banyak Beraturan
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Luas Daerah Permukaan Kubus Luas Daerah Permukaan Balok Luas Daerah Permukaan Prisma Luas Daerah Permukaan Tabung Konsep Volume Volume Balok Volume Kubus Volume Prisma Volume Tabung
U N
IV ER SI
LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG Menjelaskan konsep luas bangun 1. Luas dan ruang dengan menggunakan Volume media yang sesuai Kubus, Balok, Prisma Menjelaskan konsep volume dan bangun ruang dengan Tabung menggunakan media yang sesuai
3 Menggunakan konsep luas atau volume bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam matematika atau masalah lkehidupan sehari-hari
Lesson Study dan Field Oriented
BU
a. b. c. d.
TE R
Menggunakan konsep jaringjaring bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam matematika atau masalah seharihari
2
Tugas Tutorial & Bobot Nilai
Daftar Pustaka
Tutorial ke
c. Miskonsepsi Pemahaman Unsurunsur Ruang
4
VI 1
Model Tutorial
Sub Pokok Bahasan
KA
2
Kompetensi Khusus / Modul Menjelaskan miskonsepsi yang terjadi pada unsur-unsur ruang
TA S
No
40617.pdf
j. Luas Daerah Permukaan Limas 2. Luas dan k. Luas Daerah Permukaan Kerucut Volume l. Luas Daerah Permukaan Bola m. Volume Limas Limas, Kerucut n. Volume Kerucut dan Bola o. Volume Bola 113
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lesson Study dan Field Oriented
b. Menyusun 1. Suparjo, (2007). Matematika dan Gemar Berhitung memperagak SD 4B . Hal. 90– an langkah 94. Solo: PT Tiga pembelajaran Serangkai jaring-jaring Pustaka Mandiri bangun ruang 2. Karso, (2009). Pembelajaran Matematika SD. Hal. 5.38-5.53. Jakarta: Universitas Terbuka
a. Menyusun dan 1. Suparjo, (2007). Matematika memperaga Gemar Berhitung kan langkah SD 4B . Hal. 90– pembelajaran 94. Solo: PT Tiga luas dan Serangkai volume Pustaka Mandiri bangun ruang 2. Karso, (2009). Pembelajaran Matematika SD. Hal. 5.38-5.53. Jakarta: Universitas Terbuka
8
Lampiran 10
40617.pdf
Format Penilaian Keaktifan
DATA KEAKTIFAN PROSES MAHASISWA Butir Nama
Tugas
No
NIM
Awal Tutorial
Akhir Tutorial
Proses Tutorial
1 2 3
1
2
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Jml Mean Nilai Ket
SI TA
S
U
N IV
ER
Rerata
KA
TE
165
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
R BU
Lampiran 11
40617.pdf
Item Pengamatan Keterampilan Proses No 1
Variabel Keterampilan Proses
Aspek Amatan A. Partisipasi mengawali tutorial 1. Kemampuan merangkum Modul
Kadar
2. Kemampuan menyusun pertanyaan tentang isi modul
keterampilan
3. Kemampuan menyelesaikan tugas mandiri
diskoring dengan B. Partisipasi dalam proses tutorial skala likert 1 sd
R BU
2. Kemampuan berinteraksi
KA
1. Kemampuan menyelesaikan tugas
5.
3. Kemampuan berdiskusi
pencapaian 75%
4. Kemampuan bekerjasama
TE
Indikator
SI TA
S
5. Kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja 6. Kemampuan menampilkan pembelajaran
ER
7. Kemampuan mengatasi masalah yang muncul
N IV
C. Menutup tutorial
U
1. Kemampuan merangkum hasil tutorial
166
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 12
40617.pdf
Deskriptor Keterampilan Proses SKOR
Deskriptor Pengamatan
1
A. Keterampilan Proses Awal Tutorial Skor 1: Sangat tidak terampil Skor 2: Tidak terampil Skor 3: Cukup terampil
1. Merangkum Modul a) Skor 1: Tidak dapat menunjukkan hasil resume b) Skor 2: Rangkuman mirip rangkuman dalam modul. c) Skor 3: Rangkuman menggunakan kalimat sendiri
Skor 4: Terampil
d) Skor 4: Rangkuman dilengkapi materi dari luar modul
Skor 5: Sangat Terampil
e) Skor 5: Rangkuman disertai skema
KA
No
2. Menyusun pertanyaan tentang isi modul
R BU
Target keberhasilan 75%
a) Skor 1: Tidak menyusun pertanyaan sama sekali b) Skor 2: Isi pertanyaan mirip dengan Modul
TE
c) Skor 3: Isi pertanyaan hanya tentang istilah yang sulit
SI TA
S
d) Skor 4: Seluruh jawaban pertanyaan secara eksplisit terbaca dalam modul
ER
e) Skor 5: Jawaban pertanyaan menuntut pemahaman yang mendalam dari materi modul.
3. Mengerjakan soal latihan
N IV
a) Skor 1: Tidak dapat menunjukkan hasil kerja
U
b) Skor 2: Menyelesaikan 20%< soal dengan benar
c) Skor 3: Menyelesaikan 20-35 % soal dengan benar d) Skor 4: Menyelesaikan 36-70 % soal dengan benar e) Skor 5: Menyelesaikan 71-100% soal dengan benar
B. Partisipasi dalam proses Tutorial 1. Keterampilan dalam kerja kelompok a) Skor 1: Tidak menunjukkan kemampuan apapun dalam kerja kelompok b) Skor 2: Hanya dapat menuntaskan beberapa tugas yang dibebankan 167
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 12
40617.pdf c) Skor 3: Dapat menuntaskan semua tugas pada waktunya d) Skor 4: Dapat menyelesaikan semua tugas sebelum waktunya e) Skor 5: Dapat menyelesaikan tugas dengan berbagai cara 2. Keterampilan dalam bersosialisasi a) Skor 1: Terasing karena tidak mampu bersosialisasi dengan kelompoknya. b) Skor 2: Hanya mampu berkomunikasi dengan teman dekatnya
KA
c) Skor 3: Mampu berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
R BU
d) Skor 4: Mampu berkomunikasi dengan semua orang, termasuk yang baru ditemui. e) Skor 5: Mampu mencairkan kebekuan komunikasi..
TE
3. Keterampilan dalam diskusi kelas
S
a) Skor 1: Tidak mampu memberi masukan apapun selama diskusi
SI TA
b) Skor 2: Terlibat dalam kerja kelompok bila dipandu
ER
c) Skor 3: Mampu menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan
U
N IV
d) Skor 4: Mampu menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan mampu membantu teman yang mengalami kesulitan e) Skor 5: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan memiliki kemampuan untuk mencairkan kembali suasana diskusi yang kaku.
4. Keterampilan dalam peragaan penggunaan alat peraga a) Skor 1: Tidak menunjukkan kemampuan dalam penggunaan alat peraga b) Skor 2: Mampu memperagakan bila dipandu c) Skor 3: Mampu memperagakan beberapa alat peraga d) Skor 4: Mampu memperagakan semua alat peraga e) Skor 5: Mampu memperagakan semua alat 168
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 12
40617.pdf peraga untuk berbagai jenis soal. 5. Keterampilan menyusun strategi pembelajaran a) Skor 1: Tidak menunjukkan kemampuan dalam penyusunan strategi pembelajaran b) Skor 2: Menunjukkan kemampuan sebatas menyampaikan strategi pembelajaran yang dibebankan c) Skor 3: Memiliki kemampuan menyampaikan beberapa strategi pembelajaran d) Skor 4: Memiliki kemampuan menyampaikan berbagai strategi pembelajaran
R BU
KA
e) Skor 5: Memiliki mengembangkan berbagai strategi pembelajaran dengan berbagai alternatif alat peraga. 6) Keterampilan merancang simulasi pembelajaran dalam kelompok kerja
TE
a) Skor 1: Tidak mampu menunjukkan hasil kerja
SI TA
S
b) Skor 2: Tidak mampu menyelesaikan penyusunan simulasi pembelajaran c) Skor 3: Mampu menyelesaikan penyusunan simulasi pada waktunya
U
N IV
ER
d) Skor 4: Mampu menyelesaikan penyusunan simulasi sebelum waktunya e) Skor 5: Mampu menyusun simulasi pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran
7) Keterampilan dalam mengatasi masalah yang muncul a) Skor 1: Tidak memperlihatkan kemampuan dalam pembahasan masalah b) Skor 2: Tidak mampu menuntaskan penyelesaian masalah yang dibebankan c) Skor 3: Mampu menyelesaikan masalah pada waktunya d) Skor 4: Mampu menyelesaikan masalah sebelum waktunya habis e) Skor 5: Mampu menyelesaikan masalah dalam berbagai cara 169
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 12
40617.pdf D. Menutup Tutorial 1. Merangkum hasil tutorial a) Skor 1: Tidak mampu menunjukkan hasil rangkuman b) Skor 2: Tidak mampu menyelesaikan penyusunan rangkuman pada waktunya c) Skor 3: Mampu menyelesaikan penyusunan rangkuman tepat pada waktunya d) Skor 4: Mampu menyelesaikan penyusunan rangkuman sebelum waktunya habis
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
R BU
KA
e) Skor 5: Mampu menyusun rangkuman disertai skema
170
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 13
40617.pdf
Format Penilaian Keterampilan Proses Butir NIM
No
Awal Tutorial
Akhir Ttr
Inti Tutorial
Jumlah Rata‐rata
SI TA
ER N IV U
171
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
R BU
S
Nilai
Ket
1
TE
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7
Rata rata
Jml
KA
Nama
Lampiran 14
40617.pdf ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 (APKG 1) KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
Petunjuk pengisian Berilah tanda check (√) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda. 1 = sangat tidak baik/sesuai 2 = kurang sesuai 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik/sesuai 2
3
4
KA
1
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
No Komponen 1. Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. 2. Merumuskan indikator pembelajaran yang menuntut peserta didik melakukan eksplorasi. 3. Mengorganisasikan materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 4. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran 5. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) 6. Menentukan materi apersepsi yang membantu peserta didik menguasai materi ajar 7 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup) 8 Menyusun langkah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan eksplorasi materi 9 Menentukan alokasi waktu pembelajaran 10 Menentukan cara-cara memotivasi peserta didik 11 Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 12 Merencanakan prosedur dan jenis penilaian 13 Menyusun alat penilaian dan kunci jawaban 14 Kebersihan dan kerapian 15 Penggunaan bahasa tulis Komentar teman sejawat: ... ...
Teman Sejawat ...........
172
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5
Lampiran 15
40617.pdf
DESKRIPTOR PENILAIAN APKG I
1. Menggunakan materi tutorial sesuai dengan kurikulum Deskriptor: a.
Cakupan materi sesuai dengan kurikulum
b. Ada penjabaran singkat c.
Ada penjabaran rinci
KA
d. Ada sumber materi
BU
2. Merumuskan indikator pembelajaran
TE R
Deskriptor:
a. Rumusan jelas tidak menimbulkan tafsiran ganda b. Rambu-rambu rumusan lengkap
AS
c. Tersusun urut dari mudah ke sukar, dari sederhana ke kompleks dan dari nyata ke abstrak
SI T
d. Merupakan jabaran dari kompetensi dasar
ER
3. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran
Keluasan dan kedalaman sesuai dengan GBPP
N
a.
IV
Deskriptor:
c.
U
b. Tersusun dengan sistematika yang rapi Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik
d. Sesuai dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya 4. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran Deskriptor: a.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Ditampilkan dengan lebih dari satu alat bantu pembelajaran c.
Menarik perhatian peserta didik
d. Memungkinkan peserta didik memanipulasinya
174
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 15
40617.pdf
5. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran Deskriptor: a.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Sesuai dengan bahan yang ditampilkan c.
Sesuai dengan perkembangan peserta didik
d. Memungkinkan keterlibatan peserta didik
KA
6. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Terbagi dalam kegiatan awal, inti dan akhir
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran c.
TE R
a.
BU
Deskriptor:
Sesuai dengan materi pembelajaran
AS
d. Memungkinkan keterlibatan peserta didik
SI T
7. Menentukan alokasi waktu pembelajaran Deskriptor:
Dicantumkan pada tiap penggalan kegiatan
ER
a.
Sesuai dengan kurikulum
N
c.
IV
b. Sesuai dengan kebutuhan materi
U
d. Sesuai dengan kondisi kelas dan peserta didik
8. Menentukan cara-cara memotivasi peserta didik Deskriptor: a.
Mempersiapkan materi apersepsi yang menarik
b. Mempersiapkan media c.
Menentukan jenis kegiatan yang menarik
d. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
175
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 15
40617.pdf
9. Menyusun pertanyaan Deskriptor: a.
Ada pertanyaan dengan ranah ingatan
b. Ada pertanyaan dengan ranah pemahaman c.
Ada pertanyaan dengan ranah penerapan
d. Ada pertanyaan dengan ranah analisis/sintesis/evaluasi
KA
10. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar
a.
Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
Sesuai dengan alokasi waktu
AS
d. Sesuai dengan lingkungan
TE R
b. Sesuai dengan jenis kegiatan pembelajaran c.
BU
Deskriptor:
SI T
11. Menentukan cara mengorganisasikan peserta didik Deskriptor:
Ada pengaturan jenis pengelompokkan
ER
a.
Ada alur kerja
N
c.
IV
b. Ada penugasan
U
d. Ada kesempatan berdiskusi
12. Menentukan prosedur dan jenis penilaian Deskriptor: a.
Dinyatakan prosedur penilaian
b. Diungkapkan jenis penilaian c.
Sesuai dengan tujuan
d. Sesuai dengan kemampuan peserta didik
176
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 15
40617.pdf
13. Membuat alat penilaian Deskriptor: a.
Ada soal untuk tiap indikator
b. Memenuhi syarat penyusunan butir soal c.
Ada kunci jawaban
d. Ada pedoman penskoran
KA
14. Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran
a.
BU
Deskriptor: Tulisan mudah terbaca
c.
TE R
b. Tidak ada coretan Bentuk tulis konsisten
SI T
15. Penggunaan bahasa tulis Deskriptor:
Bahasa komunikatif
ER
a.
AS
d. Ilustrasi menarik
b. Pilihan kata tepat
Struktur kalimat baku
IV
c.
U
N
d. Sesuai EYD
177
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 15
40617.pdf
Rata-rata
173
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12
KA
R BU
TE
S
SI TA
ER
IV
U
NIM
N
Nama
FORMAT PENILAIAN APKG 1 Aspek Penilaian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
13
14
15
Ratarata
Nilai
Lampiran 16
40617.pdf ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG 2) KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Petunjuk pengisian Berilah tanda check (√) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda. 1 = sangat tidak baik/sesuai 2 = kurang sesuai 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik/sesuai
Kegiatan Awal Membuka pembelajaran (Salam, doa dan penyampaian tujuan pembelajaran) 2. Menampilkan materi apersepsi 3. Memfokuskan perhatian peserta didik Saran/Komentar: ................
C 1.
2. 3. 4 5 6 7 8
U
N
IV
ER
SI T
AS
B 1.
Kegiatan Inti Menampilkan langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan eksplorasi materi Mengelolaan pemanfaatan waktu pembelajaran Memanfaatkan alat peraga dan media pembelajaran semaksimal mungkin. Memotivasi peserta didik Menampilkan langkah pembelajaran yang runtut dan logis Merespon jawaban siswa Meratakan kesempatan bertanya dan menjawab Mengalihkan pertanyaan 178
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
2
3
BU
KA
1
TE R
No Komponen A Pra Pembelajaran 1. Mempersiapkan media, alat peraga dan sumber belajar 2. Merumuskan indikator pembelajaran sesuai tuntutan kompetensi dasar. Saran / Komentar: ...............
4
5
Lampiran 16
40617.pdf
TE R
BU
Memimpin diskusi Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat dan gerak tubuh 11 Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik 12 Memantapkan penguasaan materi pembelajaran 13 Menampilkan sikap ramah, luwes, penuh pengertian dan bersahabat 14 Menampilkan kegairahan dalam pembelajaran 15 Mengembangkan hubungan yang baik 16 Mendorong tumbuhnya rasa percaya diri 17 Memvariasikan metode pembelajaran 18 Membimbing dalam menemukan dan menguasai konsep 19 Membimbing pemantapan penguasanan materi 20 Menampilkan penguasaan materi 21 Melaksanakan penilaian proses Saran/Komentar: ....
KA
9 10
IV
ER
SI T
AS
D Kegiatan Akhir 1 Membimbing peserta didik menyusun resume materi 2 Melaksanakan penilaian akhir pembelajaran Saran/Komentar: ....
U
N
E Umum 1 Penggunaan bahasa lisan 2 Keefektifan proses pembelajaran 3 Penampilan guru dalam proses pembelajaran Saran/Komentar: ...
Teman Sejawat
179
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 17
40617.pdf
RANCANGAN EVALUASI (RE) Mata Kuliah / Kode Pokok Bahasan
: Pembelajaran Matematika SD/ PDGK 4406 : Bangun Ruang
Sub Pokok Bahasan
: 1.1. Unsur-unsur ruang dan jaring-jaring bangun ruang 1.2. Luas permukaan bangun ruang 1.3. Volum Bangun ruang
TE R
AS
Mahasiswa mampu menyusun rencana pembelajaran bangun ruang
U
N
IV
ER
1.
Tujuan Instruksional Khusus
SI T
No.
Bentuk Alat Ukur Tes Uraian Pilihan ganda X
BU
KA
Tujuan Instruksional Umum : Setelah selesai mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa dapat menyusun rencana pembalajaran sesuai dengan keperluan serta memenuhi tantangan dan keadaan yang dinamis di masa mendatang
180
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Butir Soal
Susunlah rencana pembelajaran bangun ruang dengan materi: jaring-jaring bangun ruang, luas permukaan bangun ruang dan volum bangun ruang
Lampiran 2
40617.pdf
SATUAN AKTIVITAS TUTORIAL (SAT) I : 7 (Ketujuh)
Kode/Nama MK
: PDGK4406 / Pembelajaran Matematika SD
SKS
: 3 SKS
Nama Tutor
: Drs. Risman Sugondo, M.Pd.
Nomor Modul
: 5
Tanggal
: 5 Juni 2011
Waktu
: Pukul 10.00 – 12.00 WIB (2 x 60 menit)
KA
Tutorial ke
: Mengenal dan mengetahui kecenderungan dan ragam model
BU
Kompetensi Umum
TE R
pembelajaran matematika masa kini, mampu menggunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sesuai dengan materi
AS
kurikulum yang berlaku, serta mampu mengembangkan diri sebagai
Kompetensi Khusus
SI T
guru matematika yang professional di sekolah dasar. :
ER
1. Menjelaskan bidang banyak dan bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan media
IV
yang sesuai.
sesuai
U
N
2. Menjelaskan jaring-jaring bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan media yang
3. Menggunakan konsep jaring-jaring bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam matematika atau masalah sehari-hari Pokok Bahasan
: 4.1. Bidang Banyak dan Bangun Ruang 4.2. Jaring-jaring Bangun Ruang
Sub Pokok Bahasan
:
4.1.1. Unsur-unsur Ruang: Titik, Garis, Ruang
114
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
4.1.2. Bidang Banyak dan Bangun Ruang: Polihedron, Bidang banyak beraturan, Bangun Ruang, Prisma, Limas, Bidang Empat, Tabung, Kerucut, Bola 4.1.3. Miskonsepsi Pemahaman Unsur-unsur Ruang 4.2.1. Jaring-jaring Kubus dan Balok 4.2.2. Jaring-jaring Limas 4.2.3. Jaring-jaring Prisma
KA
4.2.4. Jaring-jaring Tabung dan Jaring-jaring Kerucut
TAHAPAN KEGIATAN TUTORIAL
AS
TE R
MODEL TUTORIAL: Lesson Study dan Field Oriented
BU
4.2.5. Jaring-jaring Bidang Banyak Beraturan
SI T
Persiapan: Tutor mempersiapkan lembar panduan eksplorasi dan carta contoh peta konsep.
$
(15 menit)
N
IV
Kegiatan Orientasi
ER
Pelaksanaan / Penyajian: (2 x 60 menit)
U
1. Tutor mengkondisikan kelas dengan mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran mahasiswa. “Selamat pagi Bapak dan Ibu guru. Puji syukur kita panjatkan karena kita dianugerahi kesehatan dan kesempatan untuk dapat bertemu lagi minggu ini. Jumlah teman kita kan ada 26 orang, setelah saya amati, ada ….teman yang belum hadir, sambil menunggu kedatangan teman-teman yang lain, baiklah kita mulai saja pertemuan hari ini.” 2. Tutor mengungkapkan kesepakatan di awal tutorial tentang pelaksanaan kegiatan Lesson Study dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar pada akhir tutorial. “Bapak / Ibu, seperti
115
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
yang telah kita rencanakan dan kita sepakati di awal semester ini, tutorial kita kali ini tidak kita laksanakan dalam delapan kali tatap muka melainkan sembilan kali tatap muka. Tiga tatap muka yang terakhir kita gunakan untuk membahas modul ke lima dan ke enam tentang bangun ruang melalui kegiatan Lesson Study.” 2. Tutor memotivasi mahasiswa dengan mengungkap kegunaan mempelajari materi modul lima. “Seperti yang Bapak Ibu bisa temukan di awal modul 5 ini, ada tiga kompetensi umum yang
KA
diharapkan melalui tutorial ini, yaitu: Bapak dan Ibu (1) mengenal dan mengetahui kecenderungan dan ragam model pembelajaran matematika masa kini; (2) mampu
BU
menggunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sesuai dengan materi
TE R
kurikulum yang berlaku, serta (3) mampu mengembangkan diri sebagai guru yang professional di sekolah dasar. Dalam mencapai ketiga tujuan inilah kita akan melakukan
AS
kegiatan Lesson Study.”
ER
menjelaskan maksudnya.
SI T
3. Tutor mengungkapkan pendekatan dan teknik yang akan digunakan dalam tutorial serta
IV
“Tutorial yang akan kita laksanakan menggunakan model Lesson Study dengan teknik Field
N
Oriented, yaitu teknik yang berorientasi pada kebutuhan di lapangan, yaitu di sekolah
U
tempat kita mengajar masing-masing. Lesson Study merupakan suatu kegiatan bersama antara sesama guru dalam membangun suatu model pembelajaran. Kegiatan ini akan kita laksanakan dalam tiga kali tutorial, yaitu tutorial hari ini, tutorial Minggu depan tanggal 12 Juni 2011 dan tutorial tambahan hari Minggu tanggal 19 Juni 2011. 4. Tutor mengkomunikasikan rangkaian kegiatan dalam tutorial. “Kegiatan tutorial kita lakukan melalui kegiatan eksplorasi, kegiatan interpretasi, kegiatan rekreasi dan kegiatan evaluasi.”
116
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor menuliskan keempat kegiatan di papan tulis
1. Kegiatan Eksplorasi 2. Kegiatan Interpretasi 3. Kegiatan Re-kreasi 4. Kegiatan Evaluasi Tutor melanjutkan, “Dalam kegiatan eksplorasi Bapak/Ibu menelaah isi modul dengan telaah
modul
berupa
lembar
kerja
kelompok.
Hasil
KA
panduan
kerja
kelompok
BU
dikomunikasikan dalam diskusi kelas. Hasil telaah isi modul diungkapkan dalam bentuk peta
TE R
konsep yang akan Bapak/Ibu susun dalam kegiatan interpretasi.” Tutor menuliskan keterangan kegiatan di sampingnya.
AS
1. Kegiatan Eksplorasi: disertai panduan telaah modul
SI T
2. Kegiatan Interpretasi: menghasilkan peta konsep
ER
Tutor melanjutkan, “Pemahaman Bapak/ibu tentang bangun ruang menjadi landasan dalam
IV
pembelajaran, pemahaman tersebut diungkapkan dalam bentuk hasil karya lain berupa
U
pembelajaran.”
N
indikator keberhasilan pembelajaran yang nantinya akan dikembangkan menjadi rencana
Tutor menulis keterangan kegiatan re-kreasi.
3. Kegiatan Re-kreasi: menyusun indikator pembelajaran. Tutor menambahkan, “Penyusunan indikator pembelajaran akan Bapak/Ibu laksanakan dalam kegiatan re-kreasi dan penyusunan rencana pembelajaran menjadi tugas rumah. Kegiatan evaluasi kita lakukan di tiap akhir kegiatan, yaitu di akhir kegiatan eksplorasi, di akhir kegiatan interpretasi dan di akhir kegiaran re-kreasi.” 117
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor menuliskan keterangan kegiatan evaluasi.
4. Kegiatan Evaluasi: dilakukan di tiap akhir kegiatan. 5. Tutor memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengadakan dialog tentang model tutorial Lesson Study dan Field Oriented. “Bila Bapak Ibu ada yang masih ingin ditanyakan tentang model tutorial ini, silahkan Bapak Ibu mengajukan pertanyaan, Insya Allah akan kita pecahkan bersama”.
(20 menit)
KA
6.Kegiatan Pretes
BU
1. Tutor mengadakan tes awal.
TE R
Tutor, “Bapak/Ibu ini ada tes awal untuk mengetahui kemampuan awal Bapak/Ibu tentang bangun ruang. Selamat mengerjakan.”
AS
Tutor membagikan lembar tes.
Setelah selesai dan mengumpulkan kembali lembar tes dan jawaban mahasiswa, tutor
SI T
melanjutkan tutorial dengan menampilkan apersepsi.
ER
2. Tutor menampilkan materi apersepsi membedakan bangun ruang dan bangun datar dengan
IV
bantuan model bangun ruang berbentuk balok yang dipegang di tangan kanan dan model
N
bangun datar berbentuk persegi panjang di tangan kiri.
U
“Bapak dan Ibu, saya memegang dua model bangun, coba perhatikan model bangun yang ada di tangan kanan saya dan di tangan kiri saya, bangun di tangan kanan saya namanya ….. dan bangun di tangan kiri saya namanya ….” . Tutor memancing pendapat mahasiswa sampai ada yang menyebutkan kata balok dan kata persegi panjang. “Benar Bapak dan Ibu, di tangan kanan saya adalah sebuah balok dan di tangan kiri saya adalah sebuah persegi panjang. Balok dan persegi panjang berbeda dalam jenis bangunnya.
118
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Balok adalah bangun …. dan persegi panjang adalah bangun …” Tutor memancing pendapat mahasiswa sampai ada yang menyebutkan kata bangun datar dan bangun ruang. “Ya. Balok adalah bangun ruang sedangkan persegipanjang adalah bangun datar. Bangun ruang memiliki tiga dimensi ukuran, yaitu ….., ….. dan ….., sedangkan persegi panjang memiliki dua dimensi ukuran, yaitu …… dan …….” Tutor menunggu sampai ada mahasiswa yang menyebutkan kata-kata panjang, lebar dan tinggi atau tebal atau dalam
(25 menit)
BU
KA
Kegiatan Eksplorasi
TE R
1. Mahasiswa melakukan eksplorasi terhadap konsep bangun ruang. “Bapak dan Ibu, ini ada panduan telaah modul. Saya mohon Bapak/Ibu membentuk kelompok kerja yang terdiri dari
AS
4 – 6 orang anggota tiap kelompoknya. Kelompok kerja dibentuk bersama teman sebangku dan pasangan teman yang ada di depan atau di belakang Bapak/Ibu”.
SI T
Sambil membagi lembar panduan telaah modul, tutor mengarahkan pembentukan kelompok
ER
kerja agar cepat terbentuk. Setelah kelompok kerja terbentuk dan masing-masing kelompok
IV
telah menerima lembar panduan kerja, tutor mengungkapkan langkah kerja kelompok.
N
“Tiap kelompok telah menerima dua atau tiga lembar panduan. Hal ini dimaksudkan agar
U
tiap lembar menjadi panduan kerja bagi dua atau tiga anggota kelompok. Sekarang, mohon Bapak/Ibu mencermati panduannya. Di dalam panduan terdapat sembilan bangun ruang yang harus ditemukan definisi dan ciri-cirinya. Untuk mempercepat penyelesaian tugas, Bapak/Ibu dapat melakukan pembagian tugas antar pasangan kerja. Tiap pasangan kerja dapat memilih nomor bangun, misalnya nomor bagian atas (yaitu nomor 1-5) atau nomor bagian bawah (yaitu nomor 6-9)”. Setelah semua bangun ditemukan definisi dan ciri-cirinya, ketepatan
119
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
definisi dan ciri-ciri kesembilan bangun ruang tersebut diklarifikasi bersama dalam kelompok masing-masing”. “Setelah semua definisi dan ciri-ciri ditemukan, mohon Bapak/Ibu mengklarifikasi kebenaran isi lembar panduan tersebut secara kelompok, Selamat bekerja.” Lembar panduan eksplorasi terlampir (lampiran 1). 2. Saat kerja kelompok berlangsung, tutor mengamati keaktifan dan kinerja para mahasiswa
KA
serta memberikan pengarahan bila ada kesulitan. 3. Mendekati waktu eksplorasi habis, dilakukan evaluasi hasil kerja kelompok. Secara
BU
bergantian wakil kelompok membacakan definisi bangun ruang dan ciri-cirinya. “Bapak/Ibu
TE R
waktu eksplorasi telah selesai, mohon wakil kelompok membacakan hasil kerja. Mohon perhatikan rincian pembacaan yang saya tulis di papan tulis. Kelompok 1 membaca bangun
AS
nomor 1-2, kelompok 2 membaca bangun nomor 3-4, kelompok 3 membaca bangun nomor
SI T
5-6 dan kelompok 4 membaca bangun nomor 7-9”.
ER
“Bapak/Ibu, pembacaan tiap definisi dan ciri-ciri diberi jeda untuk klarifikasi oleh kelompok
IV
lain. Pembacaan dilakukan dari tempat duduk masing-masing”.
N
“Sekarang, wakil kelompok satu mulai membacakan hasil kerjanya….”
U
Wakil kelompok satu membaca hasil kerja kerlompok, “……..” Tutor, “ Bagaimana tanggapan atau masukan dari kelompok lain?” Wakil kelompok lain, “ …..” dan seterusnya sampai diperoleh klarifikasi atas definisi dan ciri-ciri kesembilan bangun ruang. “Sekarang kita memasuki kegiatan interpretasi.”
Kegiatan Interpretasi
(30 menit)
120
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Pemahaman tentang bangun ruang diinterpretasikan dalam kegiatan menyusun peta konsep bangun ruang. 1. Tutor mengungkapkan pengertian peta konsep dan memberi contoh sebuah peta konsep. “Pemahaman tentang bangun ruang yang telah Bapak/Ibu dari kegiatan eksplorasi sekarang digunakan untuk menyusun peta konsep bangun ruang. Saya yakin Bapak/Ibu sudah pernah mendengar atau syukur bila telah mengetahui apa itu peta konsep.”
“Ada yang dapat mendeskripsikan pengertian peta konsep ?”
BU
Tanggapan mahasiswa, “ ….” .
TE R
Tutor, “Ada yang lain?” Mahasiswa, “…”
KA
Tutor memancing pengetahuan mahasiswa tentang peta konsep.
“…” Tutor menunggu sampai ada mahasiswa yang menyebutkan kata
AS
gambar atau skema atau diagram, atau alur.
SI T
Tutor, “Ya, benar Bapak/Ibu. Peta konsep pada dasarnya adalah sebuah gambar skema
ER
konsep. Konsep yang satu dihubungkan dengan konsep yang lain oleh sebuah garis hubung
IV
berarah yang diberi keterangan hubungan.”
N
Tutor, “Sekarang kita coba membuat sebuah peta konsep tentang elemen bangun ruang.”
U
“Bapak/Ibu, coba temukan elemen-elemen pembentuk sebuah bangun ruang pada halamanhalaman awal modul 5.” Tutor memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk menemukan elemen-elemen pembentuk bangun ruang. Tutor, “Ada yang telah menemukan?” Mahasiswa, “…” “…” “…”
121
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor menunggu sampai ada mahasiswa yang menyebutkan titik, ruas garis dan sudut. Mahasiswa. Tutor,” Ya, ketiga elemen itu dapat membentuk bangun datar, dan bangun datar merupakan elemen pembentuk bangun ruang.” Tutor membuat lima bingkai masing-masing berisi tulisan titik, ruas garis, sudut, bidang datar dan bangun ruang di papan tulis.
RUAS GARIS
SUDUT
KA
TITIK
BANGUN RUANG
BU
BIDANG DATAR
TE R
Sekarang kita susun kelima bingkai ini menjadi peta konsep yang dimulai dari elemen paling dasar di bagian atas. Tutor menuliskan judul peta konsep di papan tulis.
SI T
AS
PETA KONSEP ELEMEN BANGUN
ER
Tutor, “Dari kelima bingkai ini, elemen yang paling dasar adalah …” Tutor menunggu
IV
sampai ada mahasiswa yang menyebutkan titik dan menunjuk salah satu mahasiswa untuk
N
menuliskan kata titik berbingkai di bawah judul peta konsep sehingga di papan tulis muncul
U
tulisan sebagai berikut.
PETA KONSEP ELEMEN BANGUN TITIK
Tutor, “Di bawah konsep titik berturut-turut muncul konsep apa saja Bapak/Ibu?” Mahasiswa, ”…” “…” Tutor menunggu sampai ada mahasiswa yang menyebutkan ruas garis dan sudut. 122
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor, “Benar, berikutnya adalah konsep ruas garis dan sudut. Coba letakkan bingkai ruas garis dan bingkai sudut di dalam peta konsep dan diberi garis hubung yang disertai keterangan hubungannya.” Tutor menunjuk salah satu mahasiswa untuk menempatkan kedua bingkai di dalam peta konsep. Tutor mengarahkan sehingga terbentuk peta konsep sebagai berikut. PETA KONSEP ELEMEN BANGUN
BU
membentuk
KA
TITIK
membentuk
TE R
RUAS GARIS
SUDUT
ER
SI T
AS
membentuk
Tutor, “Dari modul diperoleh keterangan bahwa suatu bangun datar dibentuk oleh tiga
N
IV
elemen pembentuk, yaitu titik, ruas garis dan sudut. Titik, ruas garis, sudut dan bangun datar
U
membentuk bangun ruang.” “Sekarang mari kita bersama-sama menempatkan bingkai bangun datar dan bangun ruang dalam peta konsep.” Tutor, “Bapak/Ibu, dimana kita tempatkan bingkai bidang datar?” Mahasiswa, “….”
“…”
Tutor menunggu dan mengarahkan sampai ada mahasiswa yang mengemukakan pendapat di bawah atau sekurang-kurangnya sejajar dengan bingkai sudut dan bingkai bangun ruang ada pada bagian paling bawah. Tutor, “Sekarang kita tinggal memberi arah hubungan dan keterangan hubungannya.” 123
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor mengarahkan pendapat para mahasiswa sehingga terbentuk skema peta konsep sebagai berikut.
PETA KONSEP ELEMEN BANGUN TITIK
membentuk
RUAS GARIS membatasi
TE R
BIDANG DATAR
BU
membentuk membentuk
KA
membentuk
membentuk
SUDUT
membentuk
bagian dari
AS
membatasi
SI T
BANGUN RUANG
IV
ER
2. Tutor menugasi para mahasiswa untuk membuat peta konsep bangun ruang.
N
Tutor, “Bapak/Ibu, itulah tadi contoh pembuatan peta konsep. Sekarang kita akan membuat
U
peta konsep tentang bangun ruang. Dalam kertas yang akan saya bagikan ini ada sembilan konsep bangun ruang yang harus Bapak/Ibu susun menjadi peta konsep.” Tutor membagikan lembar tugas menyusun peta konsep. 3. Selama kerja kelompok berlangsung, tutor berkeliling mengamati kinerja para anggota kelompok menyusun peta konsep. 4. Di akhir kegiatan peta konsep hasil kerja tiap kelompok dikumpulkan kemudian dilakukan evaluasi hasil kerja penyusunan peta konsep.
124
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Tutor, “Saya mohon salah satu wakil kelompok menggambar peta konsep yang telah jadi di papan tulis. Bersama-sama kita koreksi kebenaran peta konsep tersebut.” “Untuk mempercepat proses, saya mulai saja wakil kelompok satu menggambarkan peta konsep yang dibuat kelompoknya, silahkan maju.” Wakil kelompok satu menggambar peta konsep bangun ruang.
KA
PETA KONSEP BANGUN RUANG …
BU
5. Tutor merevisi peta konsep yang telah ditulis berdasar masukan dari mahasiswa yang lain.
TE R
Tutor mendata setiap masukan yang ada, mengarahkan dan bersama para mahasiswa memperbaiki susunan peta konsep yang tertulis di papan tulis.
AS
Tutor, “Inilah peta konsep karya kelompok satu. Mari kita sempurnakan peta konsep
Wakil kelompok dua, “…”
SI T
tersebut. Silahkan beri masukan, mulai dari kelompok dua.”
ER
Tutor, “Masukan dari kelompok tiga”
IV
Wakil kelompok tiga, “…”
U
N
Tutor, “Masukan dari kelompok empat” Wakil kelompok empat, “…” Tutor, “Berdasarkan semua masukan ini, mari kita perbaiki peta konsep kita.” Tutor mengarahkan dan memperbaiki peta konsep yang tertulis dengan masukan-masukan dari mahasiswa.
Kegiatan Re-kreasi
(25 menit)
125
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Pada tahap rekreasi, mahasiswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pengalamannnya terhadap konsep bangun ruang dan jaring-jaringnya. Pada tutorial ini tiap kelompok kecil yang beranggota 3-4 mahasiswa diminta merumuskan indikator pembelajaran bangun ruang. Bangun ruang yang dipilih adalah bangun ruang yang diajarkan di sekolah dasar. 1. Tutor menanyakan bangun-bangun ruang yang materi pembelajaran di sekolah dasar serta
KA
menugasi kelompok kerja untuk menyusun indikator pembelajaran. Tutor, ”Bapak/Ibu, di antara ke-enam belas bangun ruang yang dibahas dalam modul, yang
BU
menjadi materi pembelajaran di sekolah dasar yang mana saja?”
TE R
Mahasiswa, “…” “…”
Tutor, “Untuk mengimplementasikan materi bangun ruang yang telah Bapak/Ibu pelajari
AS
dalam tugas Bapak/Ibu sehari-hari, saya harapkan Bapak/Ibu bisa menampilkan
SI T
pembelajaran bangun ruang yang terbaik. Pembelajaran bangun ruang di sekolah dasar
ER
meliputi pembelajaran jaring-jaring bangun ruang, pembelajaran luas permukaan dan
IV
pembelajaran volum bangun ruang.”
N
Tutor menuliskan ketiga kegiatan pembelajaran.
U
1. Pembelajaran jaring-jaring bangun ruang 2. Pembelajaran luas permukaan bangun ruang 3. Pembelajaran volum bangun ruang
Tutor melanjutkan, “Pada pertemuan pertama ini yang akan kita kembangkan adalah pembelajaran jaring-jaring bangun ruang. Kompetensi dasar yang kita pilih adalah ‘Menemukan pola jaring-jaring balok atau kubus’ sesuai bangun ruang yang diajarkan di kelas empat dan lima.”
126
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
Sambung tutor setelah beberapa saat memberi kesempatan mahasiswa untuk mencermati kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam pembelajaran, “Bapak/Ibu, sekarang kita mulai dengan menyusun indikator pembelajarannya. Saya berharap Bapak/Ibu menyusun indikator yang serinci mungkin, mulai dari kemampuan siswa dalam menyebutkan nama model bangun yang digunakan sebagai model, membuka model, menemukan pola jaringjaring sampai menyusun jaring-jaring menjadi model bangun ruang. Penyusunan indikator
KA
yang rinci memudahkan kita untuk mendeteksi kelemahan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan”
BU
2. Tutor memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bertanya tentang tugas yang harus
TE R
diselesaikan.
Tutor, “Bila ada sesuatu yang belum dimengerti berkaitan dengan tugas ini silahkan
Mahasiswa, “…”
ER
Tutor, “Selamat mengerjakan.”
SI T
AS
ditanyakan.”
IV
Saat para mahasiswa bekerja kelompok, tutor memberi skor hasil kerja kelompok membuat
N
peta konsep dan berkeliling mengarahkan kinerja mahasiswa.
U
3. Di akhir kegiatan hasil kerja kelompok dikumpulkan kemudian dilakukan evaluasi hasil kerja kelompok dengan cara meminta wakil salah satu kelompok menuliskan indikator yang disusun. Tutor menunjuk wakil kelompok yang belum pernah maju. Tutor, “Silahkan wakil kelompok …. maju menuliskan indikator hasil kerja kelompok” Mahasiswa menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis.
Kompetensi Dasar: Menemukan jaring-jaring balok Indikator: 127
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
40617.pdf
1. … 2. … 3. … … Tutor bersama para mahasiswa memperbaiki susunan indikator yang ditulis di papan tulis.
KA
Tutor, “Bapak/Ibu mari kita sempurnakan indikator yang telah disusun ini. Usulkan saja
BU
indikator mana yang perlu diperbaiki atau tambahkan indikator yang menurut Bapak/Ibu
TE R
perlu ditambahkan di antara indikator yang telah disusun ini,” Mahasiswa, “…”
AS
4. Tutor menuliskan setiap masukan yang ada, memberi masukan dan meminta pendapat dari para mahasiswa lain.
SI T
Tutor, “…”
ER
Tutor, “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dari kelompok lain”
(5 menit)
U
Penutup
N
IV
Mahasiswa, “…”
1. Tutor meresume kegiatan tutorial hari ini. Tutor, “Bapak/Ibu, kita hari ini telah menelaah materi bangun ruang yang dilanjutkan dengan membuat peta konsepnya. Penyusunan peta konsep tersebut dimaksudkan sebagai gambaran dari konsep bangun ruang yang telah Bapak/Ibu miliki. Penguasaan konsep bangun ruang tersebut kemudian akan kita terapkan dalam pembelajaran yang dimulai dengan penyusunan indikator pembelajaran.”
128
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 2
2.
40617.pdf
Tutor menerima hasil pembahasan kelas dari kegiatan evaluasi dari setiap kegiatan. Tutor, “Bapak/Ibu, mohon hasil resume tiap kelompok dari setiap kegiatan mohon dikumpulkan sebelum saya lanjutkan dengan rincian tugas mandiri.”
3. Tutor menyajikan tugas mandiri. Tutor, ”Sebagai tugas rumah, Bapak/Ibu menyusun langkah-langkah pembelajaran jaring-
KA
jaring kubus atau balok. Langkah-langkah pembelajaran tersebut meliputi kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan indikator yang
BU
telah disusun. Tugas ini adalah tugas kelompok sehingga nanti saya harapkan muncul empat
TE R
versi langkah pembelajaran jaring-jaring balok. Ada yang akan ditanyakan tentang tugas rumah ini?”
AS
Tutor memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bertanya.
SI T
Mahasiswa. “...”
ER
Setelah tidak ada pertanyaan lagi, tutor menutup pertemuan.
IV
Tutor, “Sampai disini pertemuan kita hari ini, semoga Bapak/Ibu tidak lupa untuk
N
mempelajari materi bangun ruang berikutnya, yaitu tentang pengukuran luas dan volum
U
bangun ruang. Sampai bertemu minggu depan.”
129
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf Lampiran 20
DESKRIPSI DATA AWAL KEMAMPUAN MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN
Statistics
RPAwalEksp
RPAwal RPAwal Eksp Kontrol Missing Mean Median Mode Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum
28
27
29 47.95 48.00 49 -.585 .441 .231 .858 9 43 52
30 47.21 46.67 45 .629 .448 .278 .872 13 41 55
Valid
Missing
SI TA
S
TE
Total
RPAwalKontrol
ER
Valid
1
1.8
3.7
3.7
1
1.8
3.7
7.4
44
2
3.5
7.4
14.8
45.33
7
12.3
25.9
40.7
U
Frequen Valid Cumulative cy Percent Percent Percent
46.67
5
8.8
18.5
59.3
48
5
8.8
18.5
77.8
50.67
3
5.3
11.1
88.9
52
1
1.8
3.7
92.6
53.33
1
1.8
3.7
96.3
54.67
1
1.8
3.7
100.0
Total
27
47.4
100.0
System
30
52.6
57
100.0
41.33
N IV
42.67
Missing Total
183
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Valid Cumulative Percent Percent
42.67
1
1.8
3.6
3.6
44
2
3.5
7.1
10.7
45.33
1
1.8
3.6
14.3
46.67
6
10.5
21.4
35.7
48
6
10.5
21.4
57.1
49.33
8
14.0
28.6
85.7
50.67
3
5.3
10.7
96.4
52
100.0
KA
Valid
1
1.8
3.6
Total
28
49.1
100.0
System
29
50.9
57
100.0
R BU
N
Frequ ency Percent
40617.pdf
U
N IV
ER
SI TA
S
TE
R BU
KA
Lampiran 20
184
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 21
40617.pdf
UJI NORMALITAS DATA AWAL MELALUI TENDENSI SENTRAL DAN HISTOGRAM
NilaiawalRP
Statistics NilaiawalRP 55
Missing
Valid
2 47.59 2.702 .162 .322 .148 .634 13 41 55
1
1.8
1.8
1.8
42.67
2
3.5
3.6
5.5
44
4
7.0
7.3
12.7
45.33
8
14.0
14.5
27.3
46.67
11
19.3
20.0
47.3
48
11
19.3
20.0
67.3
8
14.0
14.5
81.8
6
10.5
10.9
92.7
2
3.5
3.6
96.4
53.33
1
1.8
1.8
98.2
54.67
1
1.8
1.8
100.0
Total
55
96.5
100.0
2
3.5
57
100.0
49.33 50.67 52
TE R
Mean Std. Deviation Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum
41.33
Missing System
AS
Total
U
N
IV
ER
SI T
185
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
KA
Valid
BU
N
Valid Cum. Percent Percent Percent
Freq
Lampiran 21
40617.pdf
Histogram sebaran data terlihat membentuk kurva normal serta titik-titik plot dalam Q-Q Plot pada Gambar 4.2 terlihat mendekati garis peluang. Kedua gambar tersebut menggambarkan sebaran visual data yang berdistribusi normal. Nilai skewness pada Tabel 4.2 sebesar 0,162 yang cukup mendekati angka 0 juga mencerminkan distribusi mendekati normal.
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
NilaiawalRP
df
.112
Sig. 55
Statistic
.082
df
.979
Sig. 55
.432
BU
a. Lilliefors Significance Correction
KA
Statistic
Shapiro-Wilk
TE R
Hipotesis yang diuji adalah:
H0: Nilai kemampuan menyusun RP berdistribusi normal
SI T
H0 ditolak jika nilai signifikansi ≤ 5% .
AS
H1: Nilai kemampuan menyusun RP tidak berdistribusi normal
ER
Tabel Tests of Normality. memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 8,2% > 5%, H0
IV
diterima. Penerimaan H0 membenarkan untuk menyimpulkan bahwa nilai kemampuan menyusun
U
N
RP di awal penelitian berdistribusi normal.
186
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 21
40617.pdf
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
NilaiAwalRP 1
28
47.95
2.191
.414
2
27
47.21
3.144
.605
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
NilaiAwalR Equal variances P assumed
2.695
t
df
.107 1.019
.313
1.013 46.277
.317
TE R
Equal variances not assumed
53
KA
Sig.
Sig. Mean (2tailed) Difference
Std. Error Difference
BU
F
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
.742
.729
-.719
2.204
.742
.733
-.733
2.218
AS
Uji homogenitas sampel dilakukan dengan menguji hipotesis:
SI T
H0: σ 12 = σ 22 (Varian data nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama)
ER
H1: σ 12 ≠ σ 22 (Varian data nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama)
IV
Ho ditolak bila nilai signifikansi yang diperoleh ≤ 5 %.
N
Tabel Independent Samples Test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 10,7% > 5 %, H0
U
diterima. Penerimaan H0
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan varians diantara data
kemampuan menyusun rencana pembelajaran kedua kelompok sehingga dibenarkan untuk menyimpulkan bahwa data bersifat homogen
187
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 24
40617.pdf NILAI KEMAMPUAN MENYUSUN RP KELOMPOK EKSPERIMEN
Rata-rata
98
107
115
98
107
105
7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
109
105
192
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
9 10 11 12 13 14 15 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
KA
6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
R BU
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4
TE
4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3
S
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
SI TA
3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
2
ER
E01 E02 E03 E04 E05 E06 E07 E08 E09 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28
Aspek Penilaian 1
IV
821756675 821756766 821862844 821862883 821759675 821862962 821756727 821862955 821862464 821862948 821863008 821862994 821756465 821862869 821862504 821862314 821862837 821756648 821862876 821863054 821756576 821756655 821756702 821756741 821862392 821862432 821862378 821862385
No
N
Siti Mundalifah Reni Windari Farida Purwanti Nanik Istikah Sita Resmi Anjaryani Abdul Jalal Zuli Indrawati Sri Fitayati Aris Ika Sulistiyani Asmiyati Sunoto Fitri Noorhidayah Tukinah Lina Ekowati Moh. Jafar Abdul Latif Ngatini Nor Rois Sugiarti Nur Hidayah Pratiwi Handriyani Suwarno Abdul Qohar Siti Munawaroh Sulikhah Sofiatun Solfia Mujiarti Iswati Suhardi
NIM
U
Nama
108
98
106
105
107
110
108
Rata-rata
3.53 3.67 3.73 3.67 3.73 3.87 3.87 4.00 3.87 3.80 3.67 3.60 3.80 3.73 3.87 3.80 3.80 3.80 3.73 3.73 3.93 3.87 3.80 3.73 3.87 3.53 3.93 3.80 3.78
Nilai 70.67 73.33 74.67 73.33 74.67 77.33 77.33 80.00 77.33 76.00 73.33 72.00 76.00 74.67 77.33 76.00 76.00 76.00 74.67 74.67 78.67 77.33 76.00 74.67 77.33 70.67 78.67 76.00 75.52
40617.pdf
Lampiran 16.B
SI T
Keterangan : Y1 = Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen Y2 = Prestasi Belajar Kelompok Kontrol
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
BU
Y2 80 70 70 80 70 85 70 75 75 75 75 60 70 75 80 75 85 80 75 75 80 80 75 80 75 80 75
TE R
AS
No. Responden K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27
ER
IV
Y1 60 80 75 75 80 70 80 85 80 75 75 75 75 70 80 75 75 75 75 75 80 80 75 80 80 70 85 80
N U
No. Responden E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28
KA
HASIL TES AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN (E-) DAN KELOMPOK KONTROL (K-)
40617.pdf Lampiran 26
DATA PENDUKUNG UJI PENGARUH KEAKTIFAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN RP
KA
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT HasilAkhirRP /METHOD=ENTER Keaktifan
BU
/RESIDUALS DURBIN.
Regression
1
Variables
Entered
Removed
Method
AS
Model
Variables
TE R
Variables Entered/Removedb
Keaktifana
. Enter
SI T
a. All requested variables entered.
ER
b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
1
R
U
Model
N
IV
Model Summaryb
.910a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.827
.821
a. Predictors: (Constant), Keaktifan b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
194
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
.962
Durbin-Watson 1.449
40617.pdf Lampiran 26
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
F
115.303
1
115.303
24.040
26
.925
139.343
27
Residual Total
df
Sig. .000a
124.702
a. Predictors: (Constant), Keaktifan
KA
b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
BU
Coefficientsa
TE R
Standardized Unstandardized Coefficients Std. Error
(Constant)
9.930
Keaktifan
.868
t
Beta
5.877 .078
.910
Sig.
1.690
.103
11.167
.000
SI T
1
B
AS
Model
Coefficients
Residuals Statisticsa
IV
ER
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
N
Minimum
Mean
Std. Deviation
N
71.27
79.37
75.52
2.067
28
-1.411
2.422
.000
.944
28
Std. Predicted Value
-2.059
1.860
.000
1.000
28
Std. Residual
-1.467
2.519
.000
.981
28
Residual
U
Predicted Value
Maximum
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
195
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf Lampiran 27
DATA PENDUKUNG UJI PENGARUH KEAKTIFAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN RP
KA
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT HasilAkhirRP /METHOD=ENTER Keaktifan
BU
/RESIDUALS DURBIN.
Regression
1
Variables
Entered
Removed
Method
AS
Model
Variables
TE R
Variables Entered/Removedb
Keaktifana
. Enter
SI T
a. All requested variables entered.
ER
b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
1
R
U
Model
N
IV
Model Summaryb
.910a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.827
.821
a. Predictors: (Constant), Keaktifan b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
196
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
.962
Durbin-Watson 1.449
40617.pdf Lampiran 27
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
F
115.303
1
115.303
24.040
26
.925
139.343
27
Residual Total
df
Sig. .000a
124.702
a. Predictors: (Constant), Keaktifan
KA
b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
BU
Coefficientsa
TE R
Standardized Unstandardized Coefficients Std. Error
(Constant)
9.930
Keaktifan
.868
t
Beta
5.877 .078
.910
Sig.
1.690
.103
11.167
.000
SI T
1
B
AS
Model
Coefficients
Residuals Statisticsa
IV
ER
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
N
Minimum
Mean
Std. Deviation
N
71.27
79.37
75.52
2.067
28
-1.411
2.422
.000
.944
28
Std. Predicted Value
-2.059
1.860
.000
1.000
28
Std. Residual
-1.467
2.519
.000
.981
28
Residual
U
Predicted Value
Maximum
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
197
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf Lampiran 28
DATA PENDUKUNG UJI PENGARUH KEAKTIFAN DAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN RP Regression REGRESSION
KA
/DEPENDENT HasilAkhirRP /METHOD=ENTER KetProses Keaktifan
BU
/RESIDUALS DURBIN.
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Keaktifan,
. Enter
SI T
b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
AS
KetProsesa a. All requested variables entered.
TE R
Variables Entered/Removedb
ER
Sum of Squares
Mean Square
126.006
2
63.003
Residual
13.337
25
.533
139.343
27
N
Regression
df
U
IV
Model 1
ANOVAb
Total
F
Sig. .000a
118.097
a. Predictors: (Constant), Keaktifan, KetProses b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
Model Summaryb Model 1
R .951a
R Square
Adjusted R Square
.904
.897
a. Predictors: (Constant), Keaktifan, KetProses b. Dependent Variable: HasilAkhirRP
198
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Std. Error of the Estimate .730
Durbin-Watson 1.392
40617.pdf Lampiran 28
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
1
B
Std. Error
(Constant)
13.790
4.546
KetProses
.373
.083
Keaktifan
.445
.111
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
3.033
.006
.522
4.479
.000
.281
3.553
.467
4.002
.000
.281
3.553
TE R
BU
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
KA
Model
Collinearity Statistics
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimensi Model
on
1
1
2.999
2
.001
3
.000
AS
Condition Index
.00
.00
.00
58.192
.62
.21
.01
131.164
.38
.79
.99
(Constant)
1.000
ER
SI T
Eigenvalue
KetProses
Keaktifan
U
N
IV
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
Predicted Value
Residuals Statisticsa Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
71.04
79.94
75.52
2.160
28
Residual
-1.342
1.230
.000
.703
28
Std. Predicted Value
-2.076
2.045
.000
1.000
28
Std. Residual
-1.837
1.684
.000
.962
28
a. Dependent Variable: HasilAkhirRP
199
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
40617.pdf Lampiran 29
DATA PENDUKUNG UJI KESAMAAN VARIAN DAN KESAMAAN RATA-RATA T-TEST GROUPS=Kelompok(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Nilaiakhir2kel /CRITERIA=CI(.9500).
T-Test Mean
Std. Deviation
Kel. Eksperimen
28
75.52
Kel. Kontrol
27
67.57
TE R
Nilaiakhir2kel
N
Std. Error Mean
BU
Kelompok
KA
Group Statistics
2.272
.429
2.562
.493
Levene's Test for
SI T
AS
Independent Samples Test
Equality of
95% Confidence
IV
t-test for Equality of Means
ER
Variances
N
(2-
U
Interval of the
Sig.
F
Sig.
t
df
Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference Difference Lower
Upper
Nilaiak Equal variances .573
.452 12.201
53
.000
7.958
.652
6.650
9.267
12.174 51.737
.000
7.958
.654
6.646
9.270
hir2kel assumed Equal variances
not assumed
200
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 3
40617.pdf
PANDUAN EKSPLORASI TUTORIAL KE TUJUH Panduan ini dimaksudkan untuk membantu Bapak dan Ibu menelaah isi modul 5. Dengan menemukan ciri-ciri setiap bangun ruang Bapak dan Ibu akan memiliki konsep yang utuh tentang bangun ruang sehingga akan membantu Bapak dan Ibu untuk menyusun peta konsep tentang luas dan volume bangun ruang serta membelajarkannya pada para siswa. No
Nama Bangun
Definisi
Ciri-ciri
Bidang Empat
…………..
………………..
2
Bidang Banyak (n)
…………..
………………..
3
Bidang Banyak Beraturan
…………..
4
Bidang Empat Beraturan (tetrahedron)
…………..
5
Bidang Enam ………….. Beraturan (hexahedron)
………………..
6
Prisma
………………..
………………..
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
1
U
N
IV
………………..
…………..
130
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 3
40617.pdf
Prisma Tegak
…………..
………………..
8
Prisma Miring
…………..
………………..
9
Paralele pipidum
…………..
………………..
10
Balok
…………..
………………..
11
Kubus
…………..
12
Limas
…………..
13
Limas teratur
…………..
14
Tabung
…………..
15
Kerucut
…………..
………………..
16
Bola (M,R)
…………..
………………..
TE R
BU
KA
7
SI T
AS
………………..
………………..
IV
ER
………………..
U
N
………………..
131
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 3
40617.pdf
KUNCI PANDUAN EKSPLORASI TUTORIAL KE TUJUH
6
7
10
Prisma Tegak Prisma Miring Paralele pipidum Balok
11
Kubus
12
Limas
13
Limas Teratur Tabung
8 9
14
KA
Memiliki empat sisi. Sisinya berupa satu jenis bidang banyak yang beraturan. Memiliki enam sisi. Semua sisinya berupa satu jenis bidang banyak yang beraturan
TE R
Bangun ruang yang dibatasi oleh enam segitiga yang beraturan dan kongruen.
Memiliki empat bangun segitiga sebagai sisi-sisinya Memiliki n buah bangun datar sebagai sisi-sisinya. Sisi bidang banyak tidak harus berupa segi banyak beraturan dan kongruen. Memiliki n buah bangun datar yang kongruen sesuai namanya.
BU
Bangun ruang yang dibatasi oleh satu macam segi banyak beraturan dan kongruen. Bangun ruang yang dibatasi oleh empat segitiga yang beraturan dan kongruen.
Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-garis yang sejajar. Prisma dengan rusuk tegak siku-siku terhadap bidang sejajar Prisma dengan rusuk tegak siku-siku terhadap bidang sejajar Prisma dengan alas berbentuk jajargenjang Paralelepipida tegak dengan alas daerah persegipanjang Paralelepipida tegak dengan alas daerah persegi Limas ialah suatu benda ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar segi banyak tersebut, sisi-sisi segi banyak merupakan alas segitiga-segitiga itu Limas dengan bidang alas berbentuk segi beraturan Tempat kedudukan titik-titik yang
AS
5
Bidang Banyak Beraturan Bidang Empat Beraturan (tetrahedron) Bidang Enam Beraturan (hexahedron) ; Prisma
SI T
4
Ciri-ciri
ER
3
Definisi
Bangun ruang yang dibatasi oleh empat segitiga Bangun ruang yang dibatasi oleh n buah bidang datar. Nama bangun berdasar nilai n.
IV
2
Nama Bangun
Bidang Empat Bidang Banyak (n)
N
1
U
No
132
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Memiliki dua bidang yang sejajar. Nama prisma sesuai bentuk kedua bidang yang sejajar.
Semua rusuk tegak siku-siku terhadap bidang sejajar. Semua rusuk tegak tidak siku-siku terhadap bidang sejajar Bidang sejajarnya berbentuk jajargenjang Bidang sejajarnya berbentuk persegipanjang Bidang sejajarnya berbentuk persegi Alas berbentuk segi banyak Bidang tegak berbentuk segitiga
Rusuk alas sama panjang. Rusuk tinggi sama panjang Permukaan terdiri dari dua buah
Lampiran 3
40617.pdf
Kerucut
16
Bola (M,R)
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
15
berjarak tertentu (R) dari sebuah garis lingkaran dan sebuah sisi tetap s lengkung. Kedua daerah lingkaran kongruen dan sejajar Tempat kedudukan garis-garis yang Permukaan terdiri dari melalui sebuah titik tetap P dan lengkungan datar tertutup memotong sebuah lingkaran (N,R) sederhana dan lengkungan sehingga PN┴bidang lingkaran tertutup sederhana yang terjadi (N,R). karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas-ruas garis dengan tiap titik di tepi alasnya. Tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama (R) dari sebuah titik tetap M. Titik M disebut titik pusat dan jarak yang sama atau R disebut jari-jari.
133
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 30
40617.pdf
RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Sekolah
: SD Negeri 3 Bungu
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V/2
Hari/Tanggal
: Sabtu, 04 Juni 2011
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
KA
A. Standar Kompetensi Menghitung volume kubus dan balok serta menggunakannya dalam pemecahan
BU
masalah
TE R
B. Kompetensi Dasar
Menghitung volum dan luas permukaan kubus dan balok C. Indikator
AS
1. Menyebutkan banyak rusuk dan sisi balok
2. Menggambar jaring-jaring suatu bangun ruang
SI T
3. Membentuk bangun ruang dari model jaring-jaring
ER
4. Menentukan luas permukaan bangun ruang balok 5. Menentukan volum balok
IV
Karakter yang diharapkan: Tanggung jawab, komunikatif dan suka menolong.
N
D. Pendekatan, Metode, Media dan Sumber Materi
U
1. Pendekatan dan Metode a. Pendekatan Cooperative Learning b. Model Pembelajaran Jigsaw c. Metode: Kerja kelompok, tanya jawab, latihan dan inquiri 2. Media Pembelajaran a. Model bangun ruang balok dan kubus b. Lembar kerja 3. Sumber Materi a. Buku paket Matematika untuk sekolah dasar kelas V BSE
201
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 30
40617.pdf
b. Benda-benda yang berbentuk balok dan kubus berupa bungkus sabun dan pasta gigi E. Materi Ajar Jaring-jaring, luas permukaan dan volum balok F. Langkah Pembelajaran 1. Pra Pembelajaran (3 menit) a. Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran b. Mengkondisikan siswa
KA
c. Menyampaikan salam dan berdoa
BU
d. Mengecek kehadiran 2. Kegiatan Awal (5 menit)
TE R
a. Apersepsi
1) meminta siswa menyebutkan nama-nama bangun ruang
AS
2) meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda yang termasuk bangun ruang b. Motivasi dan Acuan
SI T
Menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa diharapkan dapat menentukan luas permukaan dan volum bangun ruang balok
ER
3. Kegiatan Inti (45 menit)
IV
a. Eksplorasi
N
1) meminta salah satu siswa untuk menybutkan banyak rusuk dan sisi balok di
U
depan kelas 2) meminta siswa membuka semua perekat kemasan sabun atau pasta gigi untuk menggambar jaring-jaring bangun ruang tersebut 3) meminta siswa menyebutkan nama-nama bangun datar yang membentuk sisi bangun ruang tersebut 4) meminta siswa menyebutkan nomor halaman buku paket yang memuat materi luar permukaan bangun balok 5) memaparkan tahapan penugasan yang harus dilakukan siswa dalam tahap elaborasi.
202
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 30
40617.pdf
b. Elaborasi 1) membentuk satu tim ahli beranggotakan lima siswa dan lima tim heterogen berdasarkan kemampuan siswa 2) Tim ahli dengan bimbingan guru berdiskusi menemukan cara menentukan luas permukaan dan volum balok serta cara memaparkannya ke kelompok heterogen. Kelompok heterogen berdiskusi menemukan aneka bentuk jaringjaring kemasan sabun atau pasta gigi. 3) Masing-masing anggota tim ahli menjadi tutor sebaya bagi kelompok
KA
heterogen dalam menemukan luas permukaan dan volum balok.
BU
4) Wakil tiap kelompok heterogen memaparkan hasil temuannya dalam
c. Konfirmasi
TE R
menentukan luas permukaan balok
1) melalui tanya jawab, guru meluruskan konsep siswa yang keliru tentang luas
AS
permukaan dan volum balok
2) melalui tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk menuliskan resume
SI T
materi penentuan luas permukaan dan volum balok 4. Kegiatan Akhir (15 menit)
ER
a. Beberapa siswa membaca resume materi yang berhasil disusun
IV
b. Evaluasi
U
G. Evaluasi
N
c. Sajian tugas rumah.
1. Prosedur : Tes 2. Bentuk
: Tertulis
3, Jenis
: Uraian
4. Soal a. Tentukan luas seluruh permukaan balok dengan ukuran rusuk: 1) panjang 10 cm, lebar 6 cm dan tinggi 8 cm 2) panjang 15 cm, lebar 8 cm dan tinggi 6 cm 3) panjang 18,5 cm, lebar 6 cm dan tinggi 5,5 cm
203
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 30
40617.pdf
b. Kunci jawaban 1) 376 cm2 2) 516 cm2 3) 491,5 cm2 c. Penilaian Skor tiap nomor 20 Skor maksimal 60
BU
KA
x 100
Nilai:
TE R
Bungu, 04 Juni 2011
U
N
IV
ER
SI T
AS
Praktikan
204
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Abdul Jalal, A.Ma. NIP 198802052009021001
Lampiran 30
40617.pdf
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
A. Alat
Kelompok: ……………………….. Anggota 1. ………………………………. 2. ………………………………. 3. ……………………………….. 4. ……………………………….. 5. ………………………………….
1. Gunting 2. Penggaris 3. Pensil 4. Cutter
KA
B. Bahan: Kertas Manila/Karton
1. Bentuk kelompok dengan anggota 4 – 5 orang.
BU
C. Langkah Kerja
TE R
2. Buatlah jaring-jaring balok dengan membuka kemasan sabun atau pasta gigi yang telah kamu bawa dari rumah.
AS
3. Setelah terbentuk pola diskusikanlah bersama kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
SI T
a. Jumlah sisi balok ada …, yatu sisi depan = sisi ….; sisi kiri = sisi … ; dan sisi bawah = sisi …
ER
b. Sisi-sisi yang membentuk bangun balok semua berbentuk ….
IV
c. Rumus luas persegi panjang adalah … x …
N
d. Jadi luas permukaan seluruh permukaan balok adalah luas sisi … + luas sisi … +
U
luas sisi … + luas sisi … + luas sisi … + luas sisi … e. Karena sisi depan = sisi belakang, sisi kanan = sisi kiri dan sisi bawah = sisi atas maka luas permukaanbalok dapat ditulis 2 x ( luas sisi … + luas sisi …+ luas sisi…) 4. Contoh soal. Hitunglah luas permukaan balok di bawah ini.
6 cm
Luas permukaan balok = …..
4 cm 8 cm 205
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 4
40617.pdf PETA KONSEP
Setelah menemukan konsep bangun ruang, Bapak dan Ibu dapat mengintepretasikan konsep yang telah Bapak dan Ibu miliki dalam bentuk peta konsep. Peta konsep yang perlu Bapak dan Ibu susun meliputi Peta konsep elemen bangun, Peta konsep luas permukaan dan volum bangun ruang. PETA KONSEP ELEMEN BANGUN
RUAS GARIS
SUDUT
BIDANG DATAR
BU
TITIK
KA
Keempat konsep pembentuk bangun di bawah ini merupakan unsur-unsur pembentuk bangun ruang. Bapak dan Ibu tinggal menempatkan kelima kotak dalam suatu diagram dan menghubungkannya dengan anak panah yang dilengkapi dengan keterangan yang menjelaskan makna anak panah tersebut. Keterangan yang dimaksud berbentuk sebuah kata kerja.
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BANGUN RUANG
134
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 4
40617.pdf
KUNCI PETA KONSEP ELEMEN BANGUN
TITIK
membentuk
membentuk
KA
membentuk
membatasi
BU
RUAS GARIS membentuk
TE R
membentuk BIDANG DATAR
SUDUT
membentuk
bagian dari
SI T
AS
membatasi
U
N
IV
ER
BANGUN RUANG
135
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 4
40617.pdf
PETA KONSEP BANGUN GEOMETRI Sepuluh konsep bangun berikut ini saling terkait. Bapak dan Ibu dimohon menyusun kesepuluh konsep tersebut dalam suatu diagram (peta konsep) dengan cara saling menghubungkannya dengan suatu anak panah yang disertai keterangan hubungannya. KUBUS
PERSEGI
PRISMA
PERSEGIPANJANG
SEGITIGA
KERUCUT
BALOK
BU
KA
LINGKARAN
TABUNG
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
LIMAS
136
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 4
40617.pdf
KUNCI PETA KONSEP BANGUN GEOMETRI
PERSEGIPANJANG
KUBUS Semua sisi berbentuk
Semua sisi sama panjang
BALOK
KA
Semua rusuk sama panjang
PERSEGI
TE R
BU
Sisi-sisi berbentuk
Dengan alas persegipanjang
AS
PRISMA
SI T
LINGKARAN
ER
Dengan alas lingkaran
TABUNG
IV
Alas berbentuk
LIMAS
U
N
Kemungkinan bentuk alas
Dengan alas lingkaran
KERUCUT
SEGITIGA
Kemungkinan bentuk alas
Alas berbentuk
137
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
SATUAN AKTIVITAS TUTORIAL (SAT) II : 8 (Kedelapan)
Kode/Nama MK
: PDGK4406 / Pembelajaran Matematika SD
SKS
: 3 SKS
Nama Tutor
: Drs. Risman Sugondo, M.Pd.
Nomor Modul
: 6
Tanggal
: 12 Juni 2011
Waktu
: Pukul 10.00 – 12.00 WIB (2 x 60 menit)
KA
Tutorial ke
Kompetensi Umum
: Mengenal dan mengetahui kecenderungan dan ragam model
BU
pembelajaran matematika masa kini, mampu menggunakan dalam
TE R
pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sesuai dengan materi kurikulum yang berlaku, serta mampu mengembangkan diri sebagai
:
SI T
Kompetensi Khusus
AS
guru matematika yang professional di sekolah dasar.
ER
1. Menjelaskan konsep luas bangun ruang dengan menggunakan media yang sesuai 2. Menjelaskan konsep volume bangun ruang dengan menggunakan media yang sesuai
N
IV
3. Menggunakan konsep luas atau volume bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam
U
matematika atau masalah kehidupan sehari-hari. Pokok Bahasan: 6.1. Luas dan Volume Kubus, Balok, Prisma dan Tabung 6.2. Luas dan Volume Limas, Kerucut dan Bola Sub Pokok Bahasan: 6.1.1. Luas Daerah Permukaan Kubus 6.1.2. Luas Daerah Permukaan Balok 6.1.3. Luas Daerah Permukaan Prisma 6.1.4. Luas Daerah Permukaan Tabung 138
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
6.1.5. Konsep Volume 6.1.6. Volume Balok 6.1.7. Volume Kubus 6.1.8. Volume Prisma 6.1.9. Volume Tabung 6.2.1. Luas Daerah Permukaan Limas
KA
6.2.2. Luas Daerah Permukaan Kerucut 6.2.3. Luas Daerah Permukaan Bola
BU
6.2.4. Volume Limas
TE R
6.2.5. Volume Kerucut 6.2.6. Volume Bola
AS
6.2.7. Volume Tabung
SI T
MODEL TUTORIAL: Lesson Study dan Field Oriented
IV
Pelaksanaan / Penyajian:
ER
TAHAPAN KEGIATAN TUTORIAL
(10 menit)
U
N
Kegiatan Orientasi
1. Tutor mengkondisikan kelas dengan mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran mahasiswa. Tutor, “Selamat pagi Bapak dan Ibu. Apakah sudah datang semua?” Mahasiswa, “…” “…” 2. Tutor memeriksa tugas mandiri setiap awal tutorial, yaitu merangkum modul dan menyusun pertanyaan tentang permasalahan dalam memahami isi modul. 139
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, ”Bapak/Ibu mohon tugas mingguan ditaruh di atas meja untuk saya lihat.” 3. Tutor menyampaikan tujuan pertemuan. Tutor, “Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan minggu lalu tentang bangun ruang. Indikator pembelajaran jaring-jaring kubus dan balok yang telah Bapak/Ibu susun minggu lalu akan kita kembangkan menjadi rencana pembelajaran nanti di akhir pertemuan.” Tutor, “Sebelumnya kita lihat tujuan penyajian modul enam ini. Bapak/Ibu, coba bacalah
KA
kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini di halaman 5.2.”
Setelah para mahasiswa membuka halaman 5.2
TE R
Tutor, “Sudah ketemu?.”
BU
Tutor, “Sudah ketemu?.”
Setelah para mahasiswa mengkorfirmasi bahwa telah menemukan halaman yang dimaksud,
AS
kemudian tutor menambahkan, “Seperti yang Bapak/Ibu baca, kompetensi yang diharapkan
SI T
setelah Bapak/Ibu mempelajari modul ini ada tiga, yaitu 1) menjelaskan konsep luas bangun
ER
ruang; 2) menjelaskan konsep volume bangun ruang dan 3) menggunakannya untuk
IV
menyelesaikan masalah dalam matematika atau masalah kehidupan sehari-hari.”
N
3. Tutor mengkomunikasikan rangkaian kegiatan dalam tutorial.
U
Tutor, “Kegiatan tutorial minggu ini dilakukan dalam empat kegiatan, yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan interpretasi, kegiatan re-kreasi dan kegiatan evaluasi. Dalam kegiatan eksplorasi Bapak/Ibu menelaah isi modul dengan panduan telaah modul berupa lembar kerja kelompok mengidentifikasi cara menemukan luas permukaan dan volum bangun ruang.” Tutor menulis rangkaian kegiatan di papan tulis sehingga di papan tulis terpampang tulisan:
‘Empat kegiatan dalam tutorial: 1. Eksplorasi : menemukan cara menghitung luas permukaan dan volum bangun ruang.’ 140
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, “Setelah Bapak/Ibu menuliskan cara menentukan luas permukaan dan volum bangun ruang, Bapak/Ibu mengintepretasikan cara-cara tersebut dalam bentuk latihan menyelesaikan masalah penentuan luas permukaan dan menentukan volum bangun ruang.” Tutor menulis jenis kegiatan yang kedua di papan tulis.
KA
‘2. Interpretasi: menyelesaikan masalah penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang’
BU
Tutor, “Kemampuan Bapak/Ibu dalam penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang
TE R
ditransfer menjadi kemampuan membelajarkannya kepada para siswa melalui kegiatan re-
AS
kreasi.”
SI T
Tutor menulis jenis kegiatan yang ketiga di papan tulis.
ER
‘3. Re-kreasi: menyusun indikator pembelajaran tentang luas permukaan dan
IV
volum bangun ruang.’
U
N
Tutor, “Kemampuan membelajarkan materi ini diawali dengan kemampuan menyusun indikator keberhasilan belajar peserta didik yang Bapak/Ibu lakukan dalam kegiatan rekreasi. Bangun ruang yang dipilih sebagai materi pembelajaran adalah bangun ruang yang Bapak/Ibu ajarkan di sekolah.” Tutor menulis jenis kegiatan yang keempat di papan tulis. .’4.
Evaluasi: mengevaluasi bersama hasil kerja pada akhir tiap tahap kegiatan.
141
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, “Kegiatan tutorial diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Sebenarnya kegiatan evaluasi dilakukan bukan saja pada akhir tutorial, melainkan dilakukan pada akhir setiap kegiatan, yaitu di akhir kegiatan eksplorasi, akhir kegiatan interpretasi dan akhir kegiatan re-kreasi.” 4. Tutor menyampaikan materi apersepsi. Tutor menunjukkan model bangun balok dan berkata, “Bapak/Ibu, model bangun yang saya pegang ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Untuk menghitung luas permukaan ada berapa bidang datar yang harus kita hitung luasnya?” Mahasiswa, “…”
KA
Tutor, “Ya, benar. Ada enam bidang, yaitu bidang depan, belakang, atas, bawah, samping kiri
BU
dan samping kanan. Ada yang dapat mengungkap rumus menghitung volumnya?” Mahasiswa, “…”
TE R
Tutor, “Pada pertemuan kali ini kita akan mengungkap cara menentukan luas permukaan dan volum berbagai bangun ruang.”
AS
Kegiatan Eksplorasi
(25 menit)
ER
dengan panduan eksplorasi.
SI T
. 1. Tutor mengarahkan para mahasiswa untuk memahami isi modul dalam kerja kelompok
IV
Tutor, “ Bapak dan Ibu, dengan kelompok kerja yang dibentuk minggu lalu, saya mohon
U
N
Bapak/ibu mendata rumus atau cara menghitung luas permukaan dan volum bangun ruang.” Sambil membagi lembar panduan telaah modul, tutor mengarahkan langkah kerja kelompok.
“Tiap kelompok telah menerima dua atau tiga lembar panduan. Hal ini dimaksudkan agar tiap lembar menjadi panduan kerja bagi dua atau tiga anggota kelompok. Sekarang, mohon Bapak/Ibu mencermati panduannya. Di dalam panduan terdapat sembilan bangun ruang yang harus ditemukan definisi dan ciri-cirinya. Untuk mempercepat penyelesaian tugas, Bapak/Ibu dapat melakukan pembagian tugas antar pasangan kerja. Tiap pasangan kerja dapat memilih
142
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
nomor bangun, misalnya nomor bagian atas (yaitu nomor 1-5) atau nomor bagian bawah (yaitu nomor 6-9)”. 2.
Saat kerja kelompok berlangsung, tutor mengamati kinerja para mahasiswa serta memberikan pengarahan bila ada kesulitan.
3.
Setelah semua bangun ditemukan rumus/cara penentuan luas permukaan dan volumnya, hasil kerja kelompok tersebut diklarifikasi bersama dalam kelompok masing-masing.
KA
Tutor, “Setelah semua rumus/cara penentuan luas permukaan dan volumnya ditemukan, mohon Bapak/Ibu mengklarifikasi kebenaran isi lembar panduan tersebut secara kelompok,
BU
Selamat bekerja.” Lembar panduan eksplorasi terlampir (lampiran 2).
TE R
4. Mendekati waktu eksplorasi habis, dilakukan evaluasi hasil kerja kelompok. Secara bergantian wakil kelompok membacakan rumus luas permukaan dan volum bangun ruang.
AS
Tutor, “Bapak/Ibu waktu eksplorasi telah selesai, mohon wakil kelompok membacakan hasil
SI T
kerja. Mohon perhatikan rincian pembacaan yang saya tulis di papan tulis. Kelompok 1
ER
membaca bangun nomor 1-2, kelompok 2 membaca bangun nomor 3-4, kelompok 3
IV
membaca bangun nomor 5-6 dan kelompok 4 membaca bangun nomor 7-9”.
N
“Bapak/Ibu, pembacaan tiap rumus diberi jeda untuk klarifikasi oleh kelompok lain.
U
Pembacaan dilakukan dari tempat duduk masing-masing”. “Sekarang, wakil kelompok satu mulai membacakan hasil kerjanya….” Wakil kelompok satu membaca hasil kerja kerlompok, “……..” Tutor, “ Bagaimana tanggapan atau masukan dari kelompok lain?” Wakil kelompok lain, “ …..” dan seterusnya sampai diperoleh klarifikasi atas definisi dan ciri-ciri kesembilan bangun ruang. “Sekarang kita memasuki kegiatan interpretasi.”
143
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Kegiatan Interpretasi
(25 menit)
1. Penguasaan mahasiswa dalam penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang ditingkatkan melalui latihan mengerjakan soal penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang melalui kerja kelompok. Tutor, “ Pemahaman Bapak/Ibu dalam penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang akan diterapkan melalui latihan menyelesaikan soal-soal yang ada dalam lembar kerja yang
KA
akan saya bagikan. Silahkan kerjakan soal-soal tersebut dalam kelompok kerja.”
BU
Tutor membagikan lembar kerja ke tiap kelompok kerja sambil memberi kesempatan kepada
TE R
mahasiswa menanyakan segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan tugas. Tutor, “Bila ada pertanyaan, silahkan diajukan.” “…”
AS
Mahasiswa, “…”
SI T
2. Saat pelaksanaan kerja kelompok, tutor berkeliling memantau penyelesaian tugas kelompok. 3. Mendekati waktu interpretasi habis, dilakukan evaluasi hasil kerja kelompok. Secara
ER
bergantian wakil kelompok membacakan luas permukaan dan volum bangun ruang.
IV
Tutor, “Bapak/Ibu waktu telah selesai, mohon wakil kelompok membacakan hasil kerja..
U
N
Kelompok 1 membaca jawaban nomor 1-2, kelompok 2 membaca jawaban nomor 3-4, kelompok 3 membaca jawaban nomor 5-6 dan kelompok 4 membaca jawaban nomor 7-9. Pembacaan setiap nomor diberi jeda untuk konfirmasi dari kelompok lain.” Mahasiswa, “…” “…”
Kegiatan Re-kreasi
(25 menit)
1. Tutor mengarahkan para mahasiswa menyusun indikator pembelajaran tentang luas permukaan dan volum bangun ruang.
144
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, “Penentuan luas permukaan dan volum bangun ruang telah Bapak/Ibu kuasai dengan baik. Kemampuan tersebut menjadi dasar untuk membelajarkan para peserta didik sekolah dasar. Langkah pertama untuk membelajarkan luas permukaan dan volum bangun ruang adalah menyusun indikator pembelajarannya. Dalam kegiatan re-kreasi inilah Bapak/Ibu akan menyusun indikator pembelajaran tersebut. Perlu diingat bahwa indikator tersebut harus disusun mulai dari kemampuan yang paling mendasar atau yang paling sederhana. Menurut
KA
Bapak/Ibu kemampuan apa yang paling dasar yang harus dikuasai para peserta didik tentang bangun ruang?”
BU
Mahasiswa, “…” “…”
TE R
Tutor mengarahkan para mahasiswa sampai disebutkan kemampuan yang paling dasar tentang bangun ruang, yaitu menyebutkan elemen bangun ruang.
AS
Tutor, “Benar Bapak/Ibu, indikator yang pertama adalah menyebutkan elemen bangun ruang.
SI T
Sekarang mohon disusun indikator pembelajarannya berturut-turut mulai yang paling dasar,
ER
yaitu menyebutkan elemen bangun ruang sampai yang paling tinggi yaitu menentukan luas
IV
permukaan atau volum bangun ruang.”
N
2. Tutor memfasilitasi para mahasiswa untuk menyusun indikator pembelajaran dengan
U
menuliskan kompetensi dasar dan indikator pertamanya. Di papan tulis tertulis sebagai berikut.
Kompetensi Dasar: “Menentukan luas permukaan balok” Indikator Pembelajaran: a. Menyebutkan empat elemen bangun ruang b. …. 3. Tutor membagi kompetensi dasar (KD) yang berbeda untuk setiap kelompok. 145
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, “Bapak/Ibu, tiap kelompok menyusun indikator untuk kompetensi dasar yang berbeda, yaitu: kelompok 1 dengan KD ‘Menentukan luas permukaan balok’; kelompok 2 dengan KD ‘Menentukan volum balok’; kelompok 3 dengan KD ‘Menentukan luas permukaan kubus’ dan kelompok 4 dengan KD ‘Menentukan volum kubus’.” Tutor memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
KA
Tutor, “Bila ada hal yang belum jelas, silahkan ditanyakan.” 4. Pada saat para mahasiswa menyelesaikan tugas menyusun indikator pembelajaran, tutor
BU
berkeliling sambil memberi tanggapan setiap ada pertanyaan dari mahasiswa.
TE R
5. Pada akhir kegiatan re-kreasi para wakil kelompok secara bersamaan menuliskan indikator pembelajaran masing-masing di papan tulis untuk dievaluasi bersama.
AS
Tutor, “Bapak/Ibu, saya amati semua kelompok telah menyusun indikator keberhasilan
SI T
pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar masing-masing. Harap wakil masing-masing
ER
kelompok menuliskan indikator hasil kerjanya.”
IV
Tutor membagi wilayah papan tulis menjadi empat bagian dan menandai dengan tulisan
N
kelompok 1, 2, 3 dan 4, kemudian mempersilahkan para wakil kelompok menuliskan
Kelompok 1 ..........
U
indikatornya. Di papan tulis tertulis sebagai berikut.
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
..............
............
...........
Tutor, “Silahkan masing-masing wakil kelompok menuliskan pada bagian yang telah saya tandai.” Setelah semua indikator tertulis, kemudian tutor mengarahkan para mahasiswa untuk saling mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
146
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor, “Kita mulai mengevaluasi indikator kelompok 1. Menurut kelompok 1 indikator yang berbunyi ‘...’ melandasi kemampuan yang kedua seperti yang tertulis sebagai indikator nomor dua. Bagaimana pendapat kelompok 2, 3 dan 4?” Wakil kelompok 2, “...” ... Kegiatan ini diteruskan sampai semua indikator dari keempat kelompok dievaluasi.
Tutor menerima hasil pembahasan kelas dari kegiatan evaluasi dari setiap kegiatan.
BU
1.
(30 menit)
KA
Kegiatan Penutup
TE R
Tutor, “Bapak/Ibu, mohon hasil resume tiap kelompok dari setiap kegiatan mohon dikumpulkan sebelum saya lanjutkan dengan rincian tugas mandiri.” Tutor menyampaikan tugas rumah.
AS
2.
SI T
Tutor, “Sampai hari ini Bapak/Ibu telah menguasai materi modul 5 dan modul 6 serta telah menyusun indikator pembelajaran jaring-jaring bangun ruang, indikator pembelajaran luas
ER
permukaan dan pembelajaran volum bangun ruang. Minggu depan kegiatan kita adalah
IV
mengevaluasi tampilan pembelajaran di salah satu kelas di sekolah Bapak/Ibu mengajar.
U
N
Kelas yang akan digunakan adalah kelas 5 dengan pertimbangan bahwa siswa kelas lima sudah memperoleh materi pembelajaran jaring-jaring bangun ruang, pengukuran luas permukaan dan penentuan volum bangun ruang. Lama waktu pembelajaran adalah 2 x 40 menit atau dua jam tatap muka. Materi pembelajaran meliputi jaring-jaring bangun ruang, luas permukaan dan volum bangun ruang. Untuk keperluan itu, ada beberapa tahap tugas yang harus Bapak/Ibu selesaikan dalam minggu ini. Tahapan yang harus Bapak/Ibu laksanakan yaitu.” Tutor menulis rincian tugas di papan tulis. 147
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
a. Menyusun langkah pembelajaran perkelompok b. Dipilih yang terbaik c. Direvisi d. Dikembangkan menjadi rencana pembelajaran e. Ditampilkan di kelas
KA
Tutor menjabarkan tugas, “Tiap kelompok menyusun rangkaian langkah pembelajaran, mulai langkah pra pembelajaran, pembelajaran awal, pembelajaran inti dan pembelajaran akhir. Dari
BU
keempat rangkaian langkah pembelajaran yang disusun oleh keempat kelompok, dipilih yang
TE R
terbaik dan yang mungkin untuk disajikan. Rangkaian pembelajaran yang terpilih direvisi bersama dan dikembangkan menjadi rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran
AS
ditampilkan di salah satu sekolah dasar tempat Bapak/Ibu bertugas pada hari Sabtu depan.
SI T
Sebelum hari Jum’at sore, saya harapkan telah memperoleh konfirmasi dari Bapak/Ibu
ER
tentang tempat pelaksanaan pembelajaran tersebut sehingga sabtu pagi saya sudah berada di
IV
sekolah tempat pelaksanaan pembelajaran tersebut. Saat tampil, saya minta paling tidak dua
N
teman sejawat menemani Bapak/Ibu tampil sebagai pengamat. Ini lembar pengamatan yang
U
akan Bapak/Ibu gunakan.” Tutor menyerahkan dua set lembar pengamatan pembelajaran. Tutor mempersilahkan para mahasiswa untuk bertanya tentang tugas tersebut. Mahasiswa, “...” 3.
Setelah tidak ada lagi pertanyaan, tutor melakukan evaluasi penguasaan materi bangun ruang. Tutor, “Bapak/Ibu, pertemuan kedua ini kita akhiri dengan evaluasi penguasaan materi modul 5 dan modul 6. Tuliskan dahulu nama dan nomor induk mahasiswa Bapak/Ibu di bagian atas lembar evaluasi sebelum mulai mengerjakan soal.”
148
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 5
40617.pdf
Tutor membagi lembar soal evaluasi, setelah seluruh mahasiswa menerima lembar soal, tutor menambahkan, “Waktu yang tersedia hanya 20 menit. Bapak/Ibu yang telah menyelesaikan soal bisa langsung membahas pelaksanaan tugas rumah. Selamat bekerja, semoga sukses selalu, selamat siang sampai bertemu dalam kegiatan pembelajaran di salah satu sekolah dasar
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
yang Bapak/Ibu sepakati nanti.”
149
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 6
40617.pdf
PANDUAN EKSPLORASI TUTORIAL KE DELAPAN Panduan ini dimaksudkan untuk membantu Bapak dan Ibu menelaah isi modul 6. Dengan menuliskan rumus luas permukaan dan volum setiap bangun ruang Bapak dan Ibu akan memiliki panduan untuk menentukan luas permukaan dan volum bangun ruang sehingga akan membantu Bapak dan Ibu untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang serta membelajarkannya pada para siswa.
1
Nama Bangun
Kubus
Luas Permukaan
Volum
…………..
………………..
………………..
Balok
…………..
3
Prisma
…………..
4
Tabung
…………..
5
Limas
…………..
6
Kerucut
…………..
7
Bola
TE R
BU
2
KA
No
SI T
AS
………………..
………………..
IV
ER
………………..
U
N
………………..
…………..
………………..
150
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 6
40617.pdf
KUNCI PANDUAN EKSPLORASI TUTORIAL KE DELAPAN Panduan ini dimaksudkan untuk membantu Bapak dan Ibu menelaah isi modul 6. Dengan menuliskan rumus luas permukaan dan volum setiap bangun ruang Bapak dan Ibu akan memiliki panduan untuk menentukan luas permukaan dan volum bangun ruang sehingga akan membantu Bapak dan Ibu untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang serta membelajarkannya pada para siswa.
1
Nama Bangun
Kubus
Luas Permukaan
Volum
2
3
6a a = rusuk kubus
a a = rusuk kubus pxlxt p = panjang; l = lebar; t = tinggi
KA
No
Balok
2 (pl + pt + lt) p = panjang; l = lebar; t = tinggi
3
Prisma
luas daerah atas + luas daerah alas + jumlah luas daerah sisi-sisi yang lain.
4
Tabung
2 π r (r+t). r = jari-jari alas, t = tinggi
5
Limas
luas daerah rangkaian bangun-bangun 1/3 luas alas x tinggi jaring-jaring limas tersebut
6
Kerucut
πr (s + r) r = jari-jari alas s = apotema kerucut
7
Bola
BU
2
πr2t πr2 = luas alas t = tinggi
ER
SI T
AS
TE R
Lxt L = luas alas, t = tinggi
U
N
IV
1/3 π r2 t r = jari-jari alas t = tinggi
4πR2 R = jari-jari bola
4/3 π R3 R = jari-jari bola
151
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
SATUAN AKTIVITAS TUTORIAL (SAT) III : 9 (Ke sembilan)
Kode/Nama MK
: PDGK4406 / Pembelajaran Matematika SD
SKS
: 3 SKS
Nama Tutor
: Drs. Risman Sugondo, M.Pd.
Nomor Modul
: 6
Tanggal
: 19 Juni 2011
Waktu
: Pukul 08.00 – 10.00 WIB (2 x 60 menit)
KA
Tutorial ke
: Mengenal dan mengetahui kecenderungan dan ragam model
BU
Kompetensi Umum
pembelajaran matematika masa kini, mampu menggunakan dalam
TE R
pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sesuai dengan materi kurikulum yang berlaku, serta mampu mengembangkan diri sebagai
:
SI T
Kompetensi Khusus
AS
guru matematika yang professional di sekolah dasar.
ER
1. membelajarkan jaring-jaring bangun ruang
IV
2. membelajarkan konsep luas bangun ruang dengan menggunakan media yang sesuai
N
3. membelajarkan konsep volume bangun ruang dengan menggunakan media yang sesuai.
U
Pokok Bahasan: 6.1. Luas dan Volume Kubus, Balok, Prisma dan Tabung 6.2. Luas dan Volume Limas, Kerucut dan Bola Sub Pokok Bahasan: 6.1.1. Luas Daerah Permukaan Kubus 6.1.2. Luas Daerah Permukaan Balok 6.1.6. Volume Balok 6.1.7. Volume Kubus
152
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
MODEL TUTORIAL: Lesson Study dan Field Oriented
TAHAPAN KEGIATAN TUTORIAL Persiapan: Tutor mempersiapkan pemutaran rekaman audio visual proses pembelajaran di salah satu sekolah dasar dari rencana pembelajaran yang telah terpilih pada tugas tutorial sebelumnya. Pelaksanaan / Penyajian:
(10 menit)
KA
Kegiatan Orientasi
BU
1. Tutor mengkondisikan kelas dengan mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
TE R
mahasiswa.
karena waktunya sudah cukup siang?”
SI T
Mahasiswa, “…”
AS
Tutor, “Selamat pagi Bapak dan Ibu, meskipun belum lengkap datang semua, mari kita mulai
ER
2. Tutor menyampaikan tujuan pertemuan dan langkah-langkah kegiatan.
IV
Tutor, “Hari ini kita akan melakukan dua macam kegiatan, yaitu menilai tampilan dan
N
merevisi rencana pembelajaran. Pertemuan ke tiga ini kita fokuskan pada menyempurnaan
U
rencana pembelajaran”. Tutor, “Kemarin salah seorang teman kita telah menampilkan rencana pembelajaran yang terpilih di salah satu sekolah dasar. Hari ini kita tayangkan rekaman pembelajaran yang beliau tampilkan. Pemutaran rekaman akan saya bagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pembelajaran awal, tahap pembelajaran inti dan tahap pembelajaran akhir. Meskipun kemarin saat tampil sudah dinilai oleh dua rekan, namun marilah kita amati dan kita nilai tampilan tersebut melalui lembar Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).”
153
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
Tutor, “Marilah kita mulai dengan tahap kegiatan pertama, yaitu Tahap Penilaian Tampilan.”
Kegiatan Pengamatan
(60 menit)
1. Tutor membagi lembar APKG 2 kepada semua kelompok kemudian menjelaskan langkah tata cara pengamatan.
KA
Tutor, “Bapak/Ibu, yang akan kita nilai hanya tampilan pembelajaran. Rencana pembelajaran
BU
tidak kita nilai lagi karena rencana pembelajaran yang ditampilkan kemarin adalah rencana
TE R
pembelajaran yang menurut kita sudah yang terbaik. Hari ini kita fokuskan pada menilai tampilan pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda centang (V) pada
AS
kolom nilai yang sesuai. Nilai 1 bilamana tampilan dinilai sangat tidak baik, nilai 2 bilamana
SI T
tampilan dinilai kurang baik, nilai 3 bilamana tampilan dinilai cukup baik, nilai 4 bilamana dinilai baik dan nilai 5 bilamana dinilai sangat baik. Selain menilai, Bapak/Ibu juga
ER
memberikan masukan untuk perbaikan pada kolom ‘Saran/komentar’ untuk tiap tahapan
IV
pembelajaran.”
U
N
2. Tutor memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk menanyakan segala sesuatu tentang pelaksanaan pengamatan yang belum jelas dipahami. Tutor, “ Saya beri kesempatan kepada Bapak/Ibu yang ingin mengajukan pertanyaan.” Mahasiswa, “…” “…” 3. Tutor mempersilahkan para mahasiswa untuk melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran melalui pemutaran rekaman prosesnya. Tutor memutar rekaman penggalan pertama.
154
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
Tutor, “Bila tida ada pertanyaan lagi, marilah kita mulai pengamatan kita pada penggalan pertama proses pembelajaran tentang kegiatan awal pembelajaran.” Tutor memutar rekaman penggalan pertama. 4. Tutor mempersilahkan para mahasiswa untuk memberi skor pada lembar APKG sesuai dengan aspek yang diamati pada kegiatan awal pembelajaran. Tutor, “Yang baru saja Bapak/Ibu amati adalah proses pembelajaran pada kegiatan awal.
KA
Silahkan Bapak/Ibu diskusikan skor yang tepat untuk aspek amatan pada kegiatan awal pembelajaran serta berikan masukan untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya.”
BU
5. Tutor mempersilahkan para mahasiswa untuk melakukan pengamatan terhadap proses
TE R
pembelajaran penggalan kedua.
Tutor, “Sekarang kita lanjutkan pembelajaran penggalan kedua, yaitu kegiatan inti
AS
pembelajaran. Silahkan Bapak/Ibu amati proses pembelajarannya dan diskusikan skor untuk
SI T
masing-masing aspek amatan serta tuliskan masukan untuk perbaikan proses kegiatan inti
ER
pembelajaran.”
IV
6. Tutor mempersilahkan para mahasiswa untuk melakukan pengamatan terhadap proses
N
pembelajaran penggalan ketiga.
U
Tutor, “Sekarang kita lanjutkan pembelajaran penggalan ketiga, yaitu kegiatan akhir pembelajaran. Silahkan Bapak/Ibu amati proses pembelajarannya dan diskusikan skor untuk masing-masing aspek amatan serta tuliskan masukan untuk perbaikan proses kegiatan akhir pembelajaran.”
Kegiatan Revisi
(20menit)
155
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
Tutor meminta para wakil kelompok membacakan skor pengamatan serta komentar atau masukan untuk kegiatan awal pembelajaran. Tutor menuliskan inti komentar atau masukan tiap-tiap kelompok. 1. Pembacaan hasil pengamatan proses kegiatan awal pembelajaran. Tutor, “Semua tahapan pembelajaran telah Bapak/Ibu saksikan dan telah diberi skor serta diberi masukan. Sekarang mohon dibacakan hasil pengamatan untuk kegiatan awal
KA
pembelajaran. Mulai kelompok satu, wakil kelompok satu mohon membacakan hasil pengamatannya.”
BU
Wakil kelompok satu, “…”
TE R
Tutor menulis resume masukan dari kelompok satu dan mempersilahkan wakil kelompok dua membacakan hasil kerjanya, “Wakil kelompok dua, silahkan dibaca.”
AS
Wakil kelompok dua, “…’
SI T
Tutor menulis resume kelompok dua dan mempersilahkan kelompok tiga membacakan hasil
ER
kerjanya, “Kelompok tiga, mohon dibaca hasil pengamatannya.”
IV
Wakil kelompok tiga, “…..”
N
Tutor menulis resume kelompok tiga dan mempersilahkan kelompok empat membacakan
U
hasil pengamatannya, “Kelompok terakhir, mohon dibaca hasil pengamatannya.” Wakil kelompok empat, “…..” Setelah tutor menulis resume kelompok empat, tutor bersama para mahasiswa merangkum semua masukan dari keempat kelompok. Rangkuman yang diperoleh dipergunakan sebagai bahan perbaikan rencana pembelajaran, khususnya kegiatan awal. Tutor, “Berdasarkan masukan bersama, maka untuk kegiatan awal perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan antara lain: 1) …; 2) …..; …”
156
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
2. Pembacaan hasil pengamatan proses kegiatan inti pembelajaran. Tutor, “Sekarang mohon dibacakan hasil pengamatan untuk kegiatan inti pembelajaran. Berturut-turut mulai kelompok satu mohon dibacakan hasil pengamatannya, silahkan mulai kelompok satu.” Wakil kelompok satu, “…” Tutor menulis resume masukan dari kelompok satu.
KA
Wakil kelompok dua, “…’ Tutor menulis resume kelompok dua.
BU
Wakil kelompok tiga, “…..”
TE R
Tutor menulis resume kelompok tiga. Wakil kelompok empat, “…..”
AS
Tutor bersama para mahasiswa merangkum semua masukan dari keempat kelompok.
SI T
Kegiatan inti dalam rencana pembelajaran diperbaiki berdasar rangkuman yang diperoleh.
ER
Tutor, “Berdasarkan masukan bersama, maka untuk kegiatan inti perlu dilakukan perbaikan.
IV
Perbaikan yang dilakukan antara lain: 1) …; 2) …..; …”
N
3. Pembacaan hasil pengamatan proses kegiatan akhir pembelajaran.
U
Tutor, “Tinggal hasil pengamatan kegiatan akhir pembelajaran yang belum diungkap. Mulai kelompok satu mohon membacakan hasil pengamatannya, silahkan.” Wakil kelompok satu, “…” Tutor menulis resume masukan dari kelompok satu. Wakil kelompok dua, “…’ Tutor menulis resume kelompok dua. Wakil kelompok tiga, “…..”
157
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
Tutor menulis resume kelompok tiga. Wakil kelompok empat, “…..” Sama seperti dua resume sebelumnya, di akhir resume untuk kegiatan akhir, tutor bersama para mahasiswa merangkum semua masukan dari keempat kelompok untuk memperbaiki kegiatan akhir dalam rencana pembelajaran. Tutor, “Berdasarkan masukan bersama, maka untuk kegiatan akhir perlu dilakukan
KA
perbaikan. Perbaikan yang dilakukan antara lain: 1) …; 2) …..; …”
TE R
1.
(25 menit)
BU
Kegiatan Re-kreasi
Tutor mengarahkan penyusunan rencana pembelajaran final berdasarkan masukan semua
AS
kelompok kerja.
Tutor, “Sekarang kita akan mengevaluasi secara keseluruhan rencana pembelajaran yang
SI T
telah kita perbaiki tiga kegiatan utamanya. ”
ER
Tutor memberi tanda dan mengurutkan rincian kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
IV
akhir yang telah direvisi di papan tulis serta menghapus semua tulisan yang tidak diperlukan.
N
Sambil menunjukkan pada bagian kegiatan masing-masing tutor berujar, “Inilah rangkaian
U
kegiatan pembelajaran hasil perbaikan bersama. Kita lihat kembali kesinambungan alur kegiatan antar kegiatan, yaitu antara kegiatan awal dengan kegiatan inti serta antara kegiatan inti dengan kegiatan akhir.” Sambil membacakan urutan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, tutor meminta pendapat para mahasiswa tentang kesinambungan alur pikir antara kedua kegiatan pembelajaran tersebut.
158
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
Tutor, “Dari hasil resume bersama kita peroleh urutan langkah pembelajaran bangun ruang sebagai berikut: (sambil memberi nomor langkah pada urutan kegiatan awal di papan tulis) Kegiatan awal meliputi langkah-langkah: 1. … … Kegiatan inti meliputi langkah-langkah:
KA
… Kegiatan akhir meliputi langkah-langkah:
BU
…
TE R
Tutor, “Ada masukan untuk lebih menyempurnakan urutan langkah pembelajaran ini?” Mahasiswa, “…” “…”
AS
Tutor memfasilitasi masukan-masukan dari para mahasiswa dan mengarahkan sampai terjadi
SI T
kesepakatan tentang urutan pembelajaran bangun ruang yang terbaik. Setelah terjadi
ER
kesepakatan, tutor mengakhiri evaluasi langkah pembelajaran dengan meminta para
IV
mahasiswa untuk menyalin langkah-langkah pembelajaran tersebut.
N
Tutor, “Inilah langkah-langkah pembelajaran bangun ruang yang terbaik varsi Pokjar
U
Mayong B masa registrasi 2011.1.”
Kegiatan Penutup
(5 menit)
Tutor menutup pertemuan. Tutor, “Inilah akhir kegiatan Lesson Study yang kita terapkan dalam kegiatan tutorial. Kita telah bersama-sama menyusun perangkat pembelajaran, menampilkannya dan merevisi. Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi kita semua dalam mengembangkan kemampuan
159
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 7
40617.pdf
membelajarkan para siswa kita. Bila ada kekurangan, saya pribadi mohon maaf. Sampai
U
N
IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
bertemu di lain kesempatan.”
160
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 8
40617.pdf
Item Pengamatan Keaktifan No 1
Variabel
Aspek Amatan
Keaktifan dalam Tutorial
A. Tugas dan reaksi tugas
Kadar keaktifan
1. Keaktifan merespon tugas
diskoring dengan
2. Keaktifan menyusun resume
skala linkert (1 3. Keaktifan menyelesaikan soal s.d 5) B. Partisipasi mengawali tutorial 1. Keaktifan menganalisis modul
keberhasilan
R BU
2. Keaktifan menyelesaikan masalah
KA
Target
75%
TE
C. Partisipasi dalam tutorial inti
S
1. Keaktifan bekerja sama
SI TA
2. Keaktifan berinteraksi
ER
3. Keaktifan berdiskusi
N IV
4. Keaktifan mengungkapkan pendapat
U
5.Keaktifan menyelesaikan tugas 6. Keaktifan dalam pembahasan hasil kerja 7. Keaktifan mengatasi masalah D. Menutup jalannya tutorial 1. Keaktifan merangkum hasil tutorial
2. Keaktifan menyajikan hasil resume 3. Keaktifan merespon tugas mandiri
160
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 9
40617.pdf
DESKRIPTOR KEAKTIFAN No
Skor
Deskriptor Pengamatan
1
a. Tugas dan reaksi tugas Keaktifan dalam Tutorial
1) Siap menerima tugas a) Skor 1: Tidak merespon pemberian tugas b) Skor 2: Mendengarkan perintah pemberian tugas
Kadar keaktifan diskoring dengan skala likert (1 s.d 5)
d) Skor 4: Menulis dan membahas dengan teman
2) Aktif menyusun resume modul
KA
e) Skor 5: Membahas dan segera menindaklanjuti dengan langkah nyata
R BU
Skor 1: Sangat tidak aktif
c) Skor 3: Menulis perintah
a) Skor 1: Tidak dapat menunjukkan hasil resume
Skor 2: Tidak Aktif
b) Skor 2: Resume mirip rangkuman dalam modul. c) Skor 3: Resume berupa pokok-pokok bahasan
Skor 4: Aktif
e) Skor 5: Resume disertai skema dan pertanyaan.
TE
Skor 3: Cukup Aktif Skor 5: Sangat Aktif
SI TA
S
d) Skor 4: Resume disertai skema 3) Aktif menyelesaikan soal a) Skor 1: Tidak dapat menunjukkan hasil kerja
Target
ER
b) Skor 2: Menyelesaikan 20%< soal dengan benar c) Skor 3: Menyelesaikan 20-35 % soal dengan benar
U
N IV
keberhas ilan 75%
d) Skor 4: Menyelesaikan 36-70 % soal dengan benar e) Skor 5: Menyelesaikan 71-100% soal dengan benar
b. Partisipasi di awal tutorial 1) Keaktifan menganalisis modul a) Skor 1: Bersikap pasif sebagai pendengar b) Skor 2: Mencatat setiap permasalahan c) Skor 3: Bertanya tentang beberapa istilah bila tutor telah meminta siapa yang bertanya d) Skor 4: Memiliki inisiatif bertanya tentang istilah
2
e) Skor 5: Mengajukan permasalahan dari hasil pemahaman modul secara mendalam. 2) Keaktifan menanggapi permasalah pada awal tutorial a) Skor 1: Bersikap pasif
161
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 9
40617.pdf b) Skor 2: Mencatat masalah dan penyelesaiannya c) Skor 3: Menimpali permasalahan yang muncul dengan pertanyaan lanjutan d) Skor 4: Memberi penyelesaian masalah e) Skor 5: Memberi penyelesaian masalah dan menghadirkan permasalahan yang baru c. Partisipasi selama tutorial 1) Keaktifan dalam kerja kelompok a) Skor 1: Pasif selama kerja kelompok b) Skor 2: Terlibat dalam kerja kelompok bila diserahi tugas
KA
c) Skor 3: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan
R BU
d) Skor 4: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan siap membantu teman bila dimintai bantuan
S
TE
e) Skor 5: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan memiliki inisiatif membantu manakala terlihat ada teman mengalami kesulitan
SI TA
2) Keaktifan dalam bersosialisasi a) Skor 1: Terlihat pasif dan terasing dalam kelompok
ER
b) Skor 2: Terlihat pasif namun dapat berdiskusi dengan teman di sebelahnya
U
N IV
c) Skor 3: Aktif berkomunikasi dalam kelompok namun menjadi pasif bila berbeda pendapat d) Skor 4: Aktif berkomunikasi dalam kelompok dan bersedia menerima pendapat teman lain e) Skor 5: Aktif berkomunikasi dalam kelompok, bersedia menerima perbedaan pendapat dan memiliki inisiatif memberikan solusi manakala ada perbedaan pendapat.
3. Keaktifan dalam diskusi kelas a) Skor 1: Pasif selama diskusi kelas b) Skor 2: Terlibat dalam kerja kelompok bila diserahi tugas c) Skor 3: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan d) Skor 4: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan siap membantu teman bila dimintai bantuan 162
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 9
40617.pdf e) Skor 5: Menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan dan memiliki inisiatif membantu manakala terlihat ada teman memiliki kesulitan 4) Keaktifan dalam peragaan penggunaan alat peraga a) Skor 1: Tidak menunjukkan keterlibatan dalam penggunaan alat peraga b) Skor 2: Menunjukkan peragaan hanya satu alat peraga bila diminta/ditugasi c) Skor 3: Menunjukkan peragaan beberapa alat peraga bila diminta/ditugasi d) Skor 4: Memiliki inisiatif memperagakan penggunaan satu alat peraga
R BU
KA
e) Skor 5: Memiliki inisiatif memperagakan penggunaan beberapa alat peraga 5) Keaktifan dalam penyusunan strategi pembelajaran
TE
a) Skor 1: Tidak menunjukkan keterlibatan dalam penyusunan strategi pembelajaran
SI TA
S
b) Skor 2: Sebatas menyampaikan strategi pembelajaran yang dibebankan c) Skor 3: Memiliki inisiatif menyampaikan susunan strategi pembelajaran yang dibebankan
U
N IV
ER
d) Skor 4: Memiliki inisiatif menyampaikan susunan strategi pembelajaran dilengkapi dengan landasan teori yang mendukungnya e) Skor 5: Memiliki inisiatif menyampaikan susunan strategi pembelajaran dilengkapi dengan teori yang mendukungnya serta aktif mengajukan dan menyelesaikan permasalahan.
6) Keaktifan dalam simulasi pembelajaran dalam kelompok kerja a) Skor 1: Tidak hadir dalam kegiatan simulasi pembelajaran b) Skor 2: Berpartisipasi pasif dalam kegiatan simulasi pembelajaran c) Skor 3: Mengajukan pertanyaan dalam pembahasan hasil simulasi setelah diminta/ditawarkan d) Skor 4: Memiliki inisiatif mengajukan permasalahan dan menawarkan 163
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Lampiran 9
40617.pdf penyelesaiannya dalam pembahasan tampilan simulasi e) Skor 5: Memiliki inisiatif melakukan simulasi pembelajaran 7) Keaktifan dalam mengatasi masalah yang muncul a) Skor 1: Tidak memperlihatkan peran serta dalam pembahasan masalah b) Skor 2: Mengajukan penyelesaian masalah bila diminta c) Skor 3: Memiliki inisiatif mengajukan pemecahan masalah
KA
d) Skor 4: Memiliki inisiatif mengajukan alternatif lain.
R BU
e) Skor 5: Memiliki inisiatif mengajukan alternatif lain disertai landasan teori. d. Menutup Tutorial
1. Merangkum hasil belajarnya
TE
a) Skor 1: Tidak memiliki catatan apapun
S
b) Skor 2: Rangkuman berupa catatan singkat pada modul
SI TA
c) Skor 3: Rangkuman berupa catatan singkat d) Skor 4: Rangkuman mirip resume materi modul
N IV
ER
e) Skor 5: Rangkuman mirip resume materi modul disertai seluruh penyelesaian permasalahan yang muncul
U
2. Kesiapan menerima tugas berikutnya a) Skor 1: Tidak memperhatikan pada tugas yang diberikan b) Skor 2: Memperhatikan namun tidak melakukan langkah apapun c) Skor 3: Memperhatikan dan mencatat tugasnya d) Skor 4: Mencatat dan membuka modul/materi sumber tugas tersebut e) Skor 5: Mencatat, membuka sumber materi dan menanyakan kejelasan tugas tersebut
164
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka