UNIVERSITAS INDONESIA
PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN STONE BURDEN LEBIH DARI DUA CENTIMETER DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2011-2014
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Urologi
Octoveryal Aslim 1006825746
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS UROLOGI JAKARTA 2015
Universitas Indonesia Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Octoveryal Aslim
NPM
: 1006825746
Tanda tangan
:
Tanggal
: 20 Maret 2015
ii
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh : Nama
: Octoveryal Aslim
NPM
: 1006825746
Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis Urologi Judul
: Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden Lebih dari Dua Centimeter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2011-2014
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Spesialis Urologi pada Program Studi Urologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Nugroho Budi Utomo, SpU
(
)
(
)
Dr. Robertus Bebet Prasetyo, SpU (
)
Dr. Nindra Prasadja, SpU
Ditetapkan
: Jakarta
Tanggal
: 20 Maret 2015
iii
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden Lebih dari Dua Centimeter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2011-2014”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Guru – guru
kami, Prof.dr. Rainy Umbas,SpU(K),PhD, Dr.dr. Nur
Rasyid,SpU(K), dr. Ponco Birowo,SpU(K),PhD, dr. Robertus Bebet Prasetyo,SpU, dr. Nindra Prasadja,SpU, dr. Nugroho Budi Utomo,SpU yang telah memberikan asupan dan masukan dalam menyelesaikan penelitian ini 2. Kedua orang tua, istri, dan anak-anak kami yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini 3. Pasien dan keluarga pasien yang telah secara ikhlas ikut berperan serta dalam penelitian ini 4. Rekan-rekan residen urologi yang telah membantu peneliti dalam menjalankan penelitian ini 5. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu mulai dari awal pembuatan usulan penelitian, pada saat penelitian sampai selesainya pembuatan laporan penelitian.
Akhir kata harapan kami semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya urologi.
Jakarta, 20 Maret 2015
dr. Octoveryal Aslim
iv
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Octoveryal Aslim
NPM
: 1006825746
Program Studi
: Spesialis Urologi
Departemen
: Urologi
Fakultas
: Kedokteran Universitas Indonesia
Jenis karya
: Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN STONE BURDEN LEBIH DARI DUA CENTIMETER DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2011-2014 Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Dibuat di Jakarta Pada tanggal 20 Maret 2015 Yang menyatakan
(Octoveryal Aslim)
v
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: : :
Octoveryal Aslim Urologi Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden Lebih dari Dua Centimeter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2011-2014
Latar Belakang : Penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien urologi di Indonesia. Tujuan utama dari tatalaksana bedah batu ginjal adalah mencapai angka bebas batu maksimal dengan morbiditas yang minimal dan tetap mempertahankan fungsi ginjal. Prosedur atau pilihan tindakan untuk batu ginjal antara lain Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Ureterorenoscopy (URS), Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) dan tindakan operasi terbuka. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan lama operasi, lama perawatan pasca operasi, jumlah perdarahan, komplikasi dan angka bebas batu serta hubungan masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani PCNL dan operasi terbuka pada batu ginjal yang memiliki stone burden lebih dari 2 cm. Metode : Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yang diambil dari rekam medis pasien batu ginjal yang menjalani PCNL dan operasi terbuka di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto sepanjang tahun 2011 hingga tahun 2014. Kriteria inklusi meliputi seluruh pasien batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2 cm, meliputi batu pielum, batu multipel kalix, dan batu cetak ginjal. Keseluruhan pasien di follow-up pasca PCNL dan operasi terbuka dengan menggunakan foto polos abdomen dan atau ultrasonografi ginjal. Hasil:Dari 116 pasien dengan usia antara 22-73 tahun, mayoritas laki-laki, didapatkan hasil perbedaan yang bermakna secara statistik pada lama operasi (p=0,001), lama rawat pasca operasi (p=0,011) dan komplikasi demam pasca operasi (p=0.048), antara PCNL dan operasi terbuka. Sedangkan untuk parameter angka bebas batu dan jumlah perdarahan, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,245 dan p=0,154). Pada kelompok PCNL dan operasi terbuka, terdapat hubungan yang bermakna pada lama operasi dengan stone burden (p=0.004; p=0.02) maupun letak batu (p<0.001; p=0.011). Kesimpulan: PCNL memerlukan lama operasi dan lama rawat pasca operasi yang lebih singkat, serta komplikasi demam pasca operasi yang lebih sedikit, dibandingkan operasi terbuka. Namun demikian, untuk angka bebas batu dan jumlah perdarahan, tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada lama operasi dengan stone burden dan letak batu pada kedua kelompok. Kata kunci:Percutaneous Nephrolithotomy, Pyelolithotomy, Extended Pyelolithotomy, batu pielum, batu multipel kalix, batu cetak ginjal, angka bebas batu vi
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
ABSTRACT
Name Study Program Title
: : :
Octoveryal Aslim Urology Treatment of Kidney Stone with Stone Burden more than Two Centimeter in Gatot Seobroto Indonesia Army Central Hospital in 2011-2014
Background: Urinary stone disease is still the most common visits in Indonesian urologic patients.The primary objective of the surgical management of kidney stone is to reach maximum stone free rate with minimum morbidity while maintaining renal function. Several procedures for kidney stones among others are Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Ureterorenoscopy (URS) flexible, Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL), and open surgery. Purpose: To determine the association between length of operation, post operative length of stay, amount of bleeding, complication, stone free rate, and the association between these factors as in patients who undergo PCNL or open surgery for kidney stone with stone burden more than 2 cm. Methods: The data was collected retrospectively from medical record of patients with kidney stones with stone burden > 2cm who undergo PCNL or open surgery in Gatot Soebroto Indonesia Army Central Hospital from 2011 until 2014. Patients were followed up with plain abdominal radiography and ultrasonography (USG). Stone free status was defined as no residual fragment on radiography or USG. Results: One hundred sixteen patients were included in this study with the range of age was 22-73 years old and the majority of patients were man. Our study found statistically significant association between length of operation (p=0.001), postoperative length of stay (0=0.011), and postoperative complication (p=0.048) between PCNL and open surgery. However, no statistically significant association on stone free rate (p=0.245), amount of bleeding (p=0.154) between the two groups. We also found that there was a statistically significant association between lengths of operation with stone burden (p=0.004; p=0.02) and stone location (p<0.001; p=0.011) in both of them. Conclusion: PCNL had shorter length of operation and postoperative length of stay, fewer postoperative complication compared with open surgery. However, no difference between PCNL and open surgery in stone free rate and amount of bleeding outcome. There was statistically significant association between length of operation and stone burden in two groups of patients. Keywords: PCNL, extended pyelolithotomy, phyelum stone, multiple calix stone, staghorn stone, stone free rate.
vii
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.1.
LATAR BELAKANG
1
1.2.
RUMUSAN MASALAH
2
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
2
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1. PATOFISIOLOGI BATU SALURAN KEMIH
3
2.2. KLINIS BATU SALURAN KEMIH
4
2.3. PENATALAKSANAAN BATU SALURAN KEMIH
6
2.4. PERCUTANEUS NEPHROLITHOTOMY (PCNL)
9
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
11
3.1. KERANGKA KONSEP
11
3.2. ALUR PENELITIAN
11
3.3. HIPOTESIS PENELITIAN
11 viii
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 4 METODE PENELITIAN
12
4.1. DESAIN PENELITIAN
12
4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
12
4.3. SAMPEL DAN ALUR PENELITIAN
12
4.4. KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL
14
4.5. CARA KERJA
14
4.6. VARIABEL PENELITIAN
14
4.7. ANALISIS DATA
15
4.8. DEFINISI OPERASIONAL
15
BAB 5 HASIL PENELITIAN
16
BAB 6 PEMBAHASAN
23
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
26
DAFTAR REFERENSI
27
ix
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tes Diagnostik pada Pasien Batu
5
Tabel 2.2. Tatalaksana Batu Ginjal
6
Tabel 5.1. Profil Pasien dan Perbandingan tindakan PCNL dengan Operasi
16
Terbuka Tabel 5.2. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan
17
pada PCNL Tabel 5.3. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan
18
pada Operasi Terbuka Tabel 5.4. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada PCNL
18
Tabel 5.5. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada
18
Operasi Terbuka Tabel 5.6. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada
19
PCNL Tabel 5.7. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada
19
Operasi Terbuka Tabel 5.8. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada
20
PCNL Tabel 5.9. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada
20
Operasi Terbuka Tabel 5.10. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada PCNL
20
Tabel 5.11. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada Operasi
21
Terbuka x
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
Tabel 5.12. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada
21
PCNL Tabel 5.13. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada Operasi Terbuka
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Saturasi Urin
3
Gambar 2.2Algoritma Penatalaksanaan Batu
6
Gambar 2.3Kriteria Tatalaksana Batu Ginjal
9
xi
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
22
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Peningkatan prevalensi global batu saluran kemih berhubungan dengan membaiknya sistem pemeliharaan kesehatan negara industri dan menurunnya kesenjangan sosial dalam masyarakat dunia. 1 Prevalensi batu saluran kemih di Amerika Serikat menjadi dua kali lipat dibanding pada tahun 1960. 2-5 Penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien urologi di Indonesia.Selama kurun waktu 1997 hingga 2002 terdapat 2439 penderita batu ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto mangunkusumo (RSCM) dengan jumlah tindakan yang dilakukan sebanyak 3165 tindakan. Prevalensi penyakit antara laki-laki dan perempuan diperkirakan 3 berbanding 1, dengan puncak usia dekade keempat dan kelima.6 Perkembangan teknologi di bidang kedokteran telah mengubah pendekatan intervensi bedah pada kasus batu ginjal (khususnya batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2cm), dari operasi terbuka menjadi operasi endoskopi. Sebelumnya, GilVernet
pada
tahun
1965
mempelopori
teknik
operasi
terbuka
extended
pyelolithotomy, yang kemudian menjadi prosedur pilihan dalam tatalaksanan batu ginjal. Akses perkutan kedalam sistem pelviokalises pertama kali diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Willard Goodwin, lalu menjadi rutin dilakukan sejak awal dekade 1980-an dan hingga kini menjadi pilihan utama tatalaksana batu ginjal. 7-10
Universitas Indonesia 1 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
2
Tujuan utama dari tatalaksana bedah batu ginjal adalah mencapai angka bebas batu maksimal dengan morbiditas yang minimal dan tetap mempertahankan fungsi ginjal.11 Prosedur atau pilihan tindakan untuk batu ginjal antara lain Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Ureterorenoscopy (URS) flexible, Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) dan tindakan operasi terbuka.11,12 1.2. RUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka dengan faktor-faktor yang berhubungan terhadap angka bebas batu pada pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm?
1.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan lama operasi, lama perawatan pasca operasi, jumlah perdarahan, komplikasi dan angka bebas batu, serta hubungan masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani PCNL dan operasi terbuka pada batu ginjal yang memiliki stone burden lebih dari 2 cm.
1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Manfaat Teoritis 1. Mengetahui pilihan penatalaksanaan terbaik untuk pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm. 2. Mengetahui lama operasi dan komplikasi post operasi dari pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm. 1.4.2. Manfaat Aplikatif 1. Menjadi
referensi
bagi
ahli
urologi
untuk
pemilihan
tindakan
penatalaksanaan pada pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Patofisiologi Batu Saluran Kemih Pembentukan batu terdiri dari serangkaian proses kompleks dimulai sejak filtrate masuk glomerulus melewati nefron. Proses diawali dengan supersaturasi urin, yang menyebabkan terbentuknya kristal nukleus. Setelah terbentuk, Kristal ini dapat ikut aliran dan keluar dari saluran kemih atau dapat juga menetap dan menyebabkan agregasi, yang pada akhirnya menyebabkan munculnya batu ginjal.6,10 Teori nukleasi mengatakan bahwa batu saluran kemih terbentuk dari kristal atau benda asing dalam urin yang mencapai kadar jenuh. Akan tetapi, batu tidak selalu terbentuk dari pasien yang tinggi tingkat eksresinya atau pasien dengan resiko dehidrasi. Teori inhibitor kristal memberikan pandangan lain pada proses pembentukan batu. Menurut teori ini, batu terbentuk disebabkan oleh rendahnya konsentrasi ion yang menjadi inhibitor batu tersebut, misalnya magnesium, sitrat, dan pirofosfat.10-13
Gambar 2.1 Tahapan Saturasi Urine
3
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
4
2.2 Klinis Batu Saluran Kemih Banyak gejala dan tanda untuk menegakkan diagnosis batu saluran kemih.Untuk menegakan diagnosis batu saluran kemih, perlu dilakukan anamnesis yang mendalam, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesis, dapat diperoleh data berikut:10-13 1. Kolik ginjal ataupun nyeri pinggang 2. Riwayat demam atau menggigil 3. Riwayat hematuria baik mikroskopik maupun makroskopik 4. Riwayat passing stone 5. Riwayat BAK keluar pasir 6. Riwayat BAK berwarna keruh 7. Riwayat disuria Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain:10-13 1. Status umum 2. Inspeksi : bisa didapatkan penonjolan pada daerah pinggang 3. Palpasi dan perkusi : pada regio costovertebrae angle (CVA) bisa didapatkan nyeri tekan, nyeri ketuk, atau ballotement. Pemeriksaan penunjang yang biasanya diperlukan untuk membantu penegakkan diagnosis di antaranya adalah:10-13 1. Laboratorium : darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, urin lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, kalsium-fosfat-asam urat darah, ekskresi kalsium-fosfat-asam urat dalam urin tampung 24 jam. 2. Radiologi : foto Kidney Ureter Bladder – KUB atau BNO, intravenous
urography (IVU), CT - urografi, ultrasonografi (USG) bila dicurigai batu non-opak.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
5
3. Persiapan operasi : gula darah, sistem pembekuan darah, elektrokardiografi
(EKG), foto thorax jika diperlukan.
Worcester and Coe
Page 10
Table 2 pada pasien batu Tabel 2.1 Tes Diagnostik
NIH-PA Author Manuscript
DIAGNOSTIC TESTING FOR STONE FORMING PATIENTS * MEASUREMENT
NORMAL RANGE (Adult Non Stone Formers)
PURPOSE
Blood screening tests for all calcium stone formers Calcium
8.8–10.3 mg/dl
Detection of primary hyperparathyroidism, excessive Vit D intake, sarcoidosis
Phosphate
2.5–5.0 mg/dl
Detection of primary hyperparathyroidism
Creatinine
0.6–1.2 mg/dl
Detection of chronic kidney disease
Bicarbonate
20–28 mmol/liter
Detection of renal tubular acidosis
Chloride
95–105 mmol/liter
Detection of renal tubular acidosis
Potassium
3.5–4.8 mmol/liter
Detection of renal tubular acidosis, eating disorders, gastrointestinal disease
24-Hour urine stone risk panel for calcium stone formers requiring medical prevention
NIH-PA Author Manuscript
Volume (L/day)
> 1.5 L/day
Calcium (mg/day)
<300 (M), <250 (F), < 140mg/g creat
Detection of hypercalciuria
Oxalate (mg/day)
<40 (M or F)
Detection of hyperoxaluria
pH
5.8–6.2
Needed for CaP and uric acid SS; Diagnosis of RTA
Phosphate (mg/day)
500–1500
Needed for CaP SS
Citrate (mg/day)
>450 (M), > 550 (F)
Detection of low citrate, and diagnosis of RTA; needed for CaP SS
Uric acid (mg/day)
<800 (M), <750 (F)
Detection of hyperuricosuria as cause of stones; uric acid SS
Sodium (mmol/day)
50–150
Diet counseling; needed for SS calculations
Potassium (mmol/day)
20–100
Use of potassium salts; needed for SS calculations
Magnesium (mg/day)
50–150
Detection of malabsorption; needed for SS calculations
Sulfate (mmol/day)
20–80
Needed for SS calculations; gauges net acid production
Ammonium (mmol/day)
15–60
Needed for SS calculations
Creatinine
20–24 mg/kg (M), 15–19 mg/kg (F)
Needed to estimate completeness of collection
0.8–1.0 gm/kg/day
Estimates protein intake
‡ Calculated SS : CaOx
6–10
Guidance of treatment
CaP
0.5–2
Protein catabolic rate
†
Detection of low volume as cause of stones
NIH-PA Author Manuscript
Other screening tests Urine cystine screen
¶
Negative
Stone analysis
Detection of cystinuria Basic classification of patients
* Blood testing for renal tubular acidosis, chronic kidney disease, and hypercalcemia, along with urinary cystine screening and kidney stone analysis, are appropriate for all patients with recurrent kidney stones. Collection of urine over a 24-hour period is appropriate if medical prevention of kidney stone formation is planned. To convert the values for calcium to millimoes per day, multiply by 0.025. To convert the values for phosphate to millimoles per day, multiply by 0.0323. To convert the values for creatinine to micromoles per day multiply by 0.00884. To convert the values for urinary oxalate to micromoles per day, multiply by 11.11. To convert the values for urinary citrate to mmol per day, multiply by 0.0052. To convert the values for urinary uric acid to millimoles per day,, multiply by 0.00595. To convert the values for urinary magnesium to mmol per day, multiply by 0.0411. To convert the values for urinary urea nitrogen to moles per day, multiply by 0.0357.
2.3 Penatalaksanaan Batu Saluran Kemih
Secara garis besar penatalaksanaan batu ginjal dapat dibagi menjadi observasi, tatalaksana konservatif, tatalaksana medikamentosa, dan tatalaksana bedah. † 6-10 The protein catabolic rate is calculated byterdiri multiplyingdari: the uriea nitrogen excretion in grams per day by 6.25 and dividing by body weight. Tatalaksana konservatif
1.
Konsumsi hingga keluaran urin mencapai minimal 2 L per hari. N Engl J Med. Author manuscript; available in PMC 2011 October 13.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
6
Mengurangi konsumsi protein hewani hingga sekitar 0,8 – 1,0
2.
gram/kgBB/hari. 3.
Diet rendah natrium sekitar 2-3 g/hari atau 80-100 mEq/hari.
Penatalaksanaan medikamentosa dan penatalaksanaan bedah masing-masing dapat dilihat sesuai gambar di bawah.10-13
Gambar2.2 Algoritma penatalaksanaan medikamentosa batu saluran kemih
Tabel 2.2 Tatalaksana Batu Ginjal Jenis Batu
Modalitas Terapi
Batu ginjal
Ukuran < 20
Extracorporeal
non-
mm
wave lithotripsy (ESWL)
shock
staghorn
Percutaneus nephrolithotomy (PNL)
Stone-free Rate
Komplikasi
Rerata bebas batu (stone-free
Kehilangan darah,
rate) 84% (64%-92%) untuk
demam, dan terapi
batu ukuran < 10 mm dan 77%
nyeri yang diperlukan
(59%-81%) untuk yang
selama dan sesudah
berukuran 10-20 mm
prosedur lebih sedikit
PNL = ESWL untuk batu
dan berbeda secara
ginjal < 20 mm lebih
bermakna pada ESWL
invasif dibanding ESWL
dibandingkan dengan
Stone-free rate pada kaliks
PNL
inferior dengan ESWL <
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
7
50% Batu ukuran 10-20 mm di kaliks inferior, stone free rate antara ESWL vs PNL = 57% : 73%. Operasi terbuka
-
Kemolisis oral
Asupan cairan yang banyak
(dianjurkan untuk batu
(> 2000 ml/ 24 jam),
dengan komposisi asam
alkalinisasi urin (kalium
urat)
sitrat 3 x 6-10 mmol, natrium kalium sitrat 3 x 918 mmol dan natrium bikarbonat 3 x 500 mg)
Jika dijumpai hiperurikosuria (>1000 mg/hari) dengan hiperurisemia, diberikan allopurinol 300 mg/ hari
Ukuran > 20
-
ESWL dengan
mm
-
Batu ukuran 20-30 mm
pemasangan DJ stent
dengan ESWL lebih rendah
-
PNL
dibandingkan pada batu <
-
Terapi kombinasi
20 mm (rentang 33%-65%)
-
RIRS atau
batu berukuran 20-30 mm
laparoskopi
mencapai 90%
-
Operasi terbuka
-
(PNL + ESWL)
-
Stone free rate PNL pada
Beberapa
faktor
menjadi pertimbangan dalam pemilihan
ESWL
untuk batu berukuran > 20 mm: -
Lokasi batu
-
Total stone burden
-
Kondisi
ginjal
kontralateral -
Komposisi
dan
kekerasan batu Kemolisis oral
Terapi lini pertama untuk batu asam urat
Stone free rate ESWL + kemolisis oral mencapai hingga 85%
Batu cetak ginjal/ staghorn
1.
PNL monoterapi
Tertinggi : PNL (78%)
Akut transfusi,
2.
Kombinasi PNL dan
Terendah : ESWL (54%)
kematian, dan
ESWL
Operasi terbuka : 71%-82%
komplikasi
3.
ESWL monoterapi
keseluruhan, mortalitas
4.
Operasi terbuka
(< 1%)
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
8
5.
Kombinasi
operasi
terbuka dan ESWL
Batu ginjal pada anak
ESWL
73,3% setelah rata-rata dua kali
penembakan
Kolik
renal
(10,1%)
Demam (8,5%)
Urosepsis (1,1%)
Steinstrasse (1,1%)
Hematoma ginjal (akibat trauma parietal dan viseral)
PNL
67,7% pada batu ginjal anak
Demam 46,8%
ukuran rata-rata 47 mm (rentang
Hematuria yang
25-50 mm)
memerlukan transfusi 21%
Konversi ke operasi terbuka pada 4,8%
Kasus akibat perdarahan intraoperatif
Ekstravasasi urin 6,4%
Operasi terbuka
97,8%
Kebocoran
urin
(9%)
Infeksi
luka
(6,1%)
Demam (24,1%)
Perdarahan pascaoperasi (1,2%)
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
9
Gambar 2.3 Kriteria Penatalaksanaan Batu Ginjal 2.4 Percutaneus Nephrolithotomy (PCNL) Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Prosedur ini sudah diterima secara luas sebagai suatu prosedur untuk mengangkat batu ginjal karena relatif aman, efektif, murah, nyaman, dan memiliki morbiditas yang rendah, terutama bila dibandingkan dengan operasi terbuka.14-15 Keuntungan prosedur PCNL adalah angka bebas batu yang lebih besar daripada ESWL, dapat digunakan untuk terapi batu ginjal berukuran besar (>20 mm), dapat digunakan pada batu kaliks inferior yang sulit diterapi dengan ESWL, dan morbiditasnya yang lebih rendah dibandingkan dengan operasi terbuka baik dalam respon sistemik tubuh maupun preservasi terhadap fungsi ginjal pascaoperasi.Kelemahan PCNL adalah dibutuhkan keahlian khusus dan pengalaman untuk melakukan prosedurnya. Saat ini operasi terbuka batu ginjal sudah banyak digantikan oleh prosedur PCNL dan ESWL baik dalam bentuk monoterapi maupun kombinasi, hal ini disebabkan morbiditas operasi terbuka lebih besar dibandingkan kedua modalitas lainnya.16-17 PCNL dianjurkan untuk: (1) batu pielum simpel dengan ukuran >2 cm, dengan angka bebas batu sebesar 89%, lebih tinggi dari angka bebas batu bila dilakukan Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
10
ESWL yaitu 43%. (2) Batu kaliks ginjal, terutama batu kaliks inferior dengan ukuran 2 cm, dengan angka bebas batu 90% dibandingkan dengan ESWL 28,8%. Batu kaliks superior biasanya dapat diambil dari akses kaliks inferior sedangkan untuk batu kaliks media seringkali sulit bila akses berasal dari kaliks inferior sehingga membutuhkan akses yang lebih tinggi. (3) Batu multipel, pernah dilaporkan kasus batu multipel pada ginjal tapal kuda dan berhasil diekstraksi batu sebanyak 36 buah dengan hanya menyisakan 1 fragmen kecil pada kalis media posterior. (4) Batu pada ureteropelvic junction dan ureter proksimal. Batu pada tempat ini seringkali impacted dan menimbulkan kesulitan saat pengambilannya. Untuk batu ureter proksimal yang letaknya sampai 6 cm proksimal masih dapat dijangkau dengan nefroskop, namun harus diperhatikan bahaya terjadinya perforasi dan kerusakan ureter, sehingga teknik ini direkomendasikan hanya untuk yang berpengalaman. (5) Batu ginjal besar. PCNL pada batu besar terutama staghorn membutuhkan waktu operasi yang lebih lama, mungkin juga membutuhkan beberapa sesi operasi, dan harus diantisipasi kemungkinan adanya batu sisa.Keberhasilan sangat berkaitan dengan pengalaman operator. (6) Batu pada solitary kidney. Batu pada solitary kidney lebih aman diterapi dengan PCNL dibandingkan dengan bedah terbuka.18-19
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. KERANGKA KONSEP
PCNL
stone free rate, lama operasi, komplikasi pasca operasi, dan jumlah perdarahan
Operasi Terbuka
stone free rate, lama operasi, komplikasi pasca operasi, dan jumlah perdarahan
Pasien batu ginjal dengan stone burden > 2 cm
3.2. Alur Penelitian
Pasien batu saluran kemih dengan stone burden lebih dari 2 cm
Dilakukan tindakan bedah PCNL atau Operasi Terbuka •Pencatatan data stone free rate, lama operasi, komplikasi post operasi, dan jumlah perdarahan Analisa statistik
3.2. HIPOTESIS PENELITIAN Ho = Tidak terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka Ha= Terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka
Universitas Indonesia 11 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi retrospektif untuk membandingkan angka bebas batu, lama operasi, dan komplikasi post operasi serta hubungan antara masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani PCNL dengan operasi terbuka pada batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2 cm.
4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta sejak bulan Juli 2014 hingga Maret 2015.
4.3.
SAMPEL DAN ALUR PENELITIAN
4.3.1. Sampel Penelitian Metode sampling dilakukan dengan total sampling. Total sampelpenelitian berjumlah 116 pasien, sebanyak 69 pasien menjalani operasi PCNL dan 47 pasien menjalani operasi terbuka.
12
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
13
4.3.2. Alur Penelitian Mulai
Persiapan Penelitian Pengumpulan Data Pasien-pasien batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2 cm yang menjalani operasi PCNL atau operasi terbuka
Informed consent
Ya Kriteria
Tidak Inklusi Analisis Data
Eksklusi Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
14
4.4.
KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL
4.4.1. KRITERIA INKLUSI Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1.
Pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm.
2.
Pasien batu pielum, pasien batu multiple pielum dan kaliks, atau pasien
batu cetak ginjal.
4.4.2. KRITERIA EKSKLUSI Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: 1.
Menolak berperan serta dalam penelitian
2.
Data rekam medis tidak lengkap
4.5.
CARA KERJA Data rekam medik pasien batu saluran kemih yang berobat ke RSPAD
Gatot Subroto pada tahun 2011-2014 dikumpulkan. Dilakukan pemilihan sampel dengan kriteria inklusi pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm. Melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan program komputer. 4.6.
VARIABEL PENELITIAN
4.6.1. Variabel bebas 1.
Stone burden
2.
Letak batu
4.6.2. Variabel tergantung 1.
Lama operasi
2.
Lama rawat pasca operasi
3.
Jumlah perdarahan
4.
Komplikasi demam pasca operasi
5.
Transfusi pasca operasi
6.
Angka bebas batu
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
15
4.7.
ANALISIS DATA
Data kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS untuk Mac versi 20.0. Analisis bivariat menggunakan uji hipotesis Kolmogorov-Smirnov untuk data numerik, dan uji Chi-Square, Fisher exact, Kruskal-Wallis serta post hoc Mann-Whitney U untuk data kategorik.
4.8.
DEFINISI OPERASIONAL
4.8.1. Stone burden atau ukuran batu adalah jumlah ukuran linier diameter terpanjang.11,13 4.8.2. Batu cetak ginjal adalah batu ginjal yang mengisi pielum hingga satu atau lebih kaliks ginjal. Dimana ukuran batu cetak diukur berdasarkan ukuran diameter linier terpanjang.11,13 4.8.3. Angka bebas batu adalah kondisi dimana tidak ditemukan adanya batu sisa pasca operasi.11 Batu sisa pasca operasi dinilai dengan menggunakan foto polos abdomen dan atau USG. 4.8.4. Pecutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan
menggunakan
akses
perkutan
untuk
mencapai
sistem
pelviokalises.11
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Terdapat 116 pasien yang menjalani operasi batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2 cm, dimana 47 pasien menjalani operasi terbuka dan 69 pasien menjalani PCNL. Profil pasien tersebut di atas, dengan berbagai parameter dan analisanya secara statistik, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 5.1. Profil Pasien dan Perbandingan tindakan PCNL dengan Operasi Terbuka PCNL
Operasi terbuka
69
47
38 (55%)
30 (63.8%)
Wanita
31 (44.9%)
17 (36.2%)
Median usia (rentang)
52 (22-73)
50 (22-73)
0.362a
Lama operasi (menit)
150 (100-210)
190 (120-300)
<0.001a
5 (3-13)
6 (4-24)
0.011a
<100
29 (42%)
23 (48.9%)
0.154b
100-200
29 (42%)
12 (25.5%)
11 (15.9%)
12 (25.5%)
<3 cm
3 (4.3%)
0
3-5 cm
19 (27.5%)
5 (10.6%)
>5 cm
47 (68.1%)
42 (89.4%)
Total kasus
p
Jenis kelamin Pria
Lama rawat pasca operasi (hari) Perdarahan (mL)
>200 Stone burden
0.007c
0.206d
Letak batu Batu Staghorn
34 (49.3%)
31 (66.0%)
BatuMultipel
15 (21.7%)
7 (14.9%)
Batu Pielum
20 (29.0%)
9 (19.1%)
Batu sisa
Universitas Indonesia 16 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
17
0.339b
Ya
18 (26.1%)
17 (36.2%)
Tidak
51 (73.9%)
30 (63.8%)
Transfusi darah
9 (13%)
8 (17%)
0.743b
Demam pascaoperasi
3 (4.3%)
8 (17%)
0.048d
a
Kolmogorov-Smirnov, bChi-square, cMann-Whitney U, dFischer-exact
Pada penelitian ini terdapat 116 pasien dengan rentang usia antara 22 hingga 73 tahun dan jenis kelamin pria lebih banyak dibanding wanita, yakni 68 pria dan 48 wanita. Stone burden lebih besar pada pasien PCNL. Lama operasi dan lama rawat pasca operasi juga lebih singkat pada pasien yang menjalani PCNL, keduanya bermakna secara statistik. Sebenarnya jumlah perdarahan dan angka bebas batu juga lebih baik pada PCNL, namun demikian perbedaan keduanya tidak bermakna secara statistik.Angka kejadian demam pasca operasi lebih banyak pada pasien operasi terbuka. Tabel 5.2. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan pada PCNL Perdarahan <100 ml
100-200
>200
n (%)
n (%)
n (%)
Stone Burden < 3 cm
2 (66.7)
1 (33.3)
0 (0)
3-5 cm
9 (47.4)
7 (36.8)
3 (15.8)
> 5 cm
18 (38.3)
21 (44.7)
8 (17.0)
Total
29 (42.0)
29 (42.0)
11 (15.9)
P
0.519*
*Uji Kruskal-Wallis
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
18
Tabel 5.3. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan pada Operasi Terbuka Perdarahan <100 ml
100-200
>200
n (%)
n (%)
n (%)
Stone Burden < 3 cm
0 (0)
0 (0)
0 (0)
3-5 cm
2 (40.0)
2 (40.0)
1 (20.0)
> 5 cm
21 (50.0)
10 (23.8)
11 (26.2)
Total
23 (48.9)
12 (25.5)
12 (25.5)
p
0.866*
*Uji Kruskal-Wallis Tabel 5.4. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada PCNL Batu Sisa P Stone Burden Ya Tidak < 3 cm
0 (0)
3 (100.0)
3-5 cm
4 (21.1)
15 (78.9)
> 5 cm
14 (29.8)
33 (70.2)
Total
18 (26.1)
51 (73.9)
0.445*
*Uji Kruskal-Wallis
Tabel 5.5. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada Operasi Terbuka Batu Sisa p Stone Burden Ya Tidak < 3 cm
0 (0)
0 (0)
3-5 cm
2 (40.0)
3 (60.0)
> 5 cm
15 (35.7)
27 (64.3)
Total
17 (36.2)
30 (63.8)
0.852*
*Uji Kruskal-Wallis
Pada tabel 2, 3, 4, dan 5 ditampilkan pengkajian hubungan antara stone burden dengan perdarahan dan batu sisa.Dari hasil di atas diperoleh bahwa tidak terdapat
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
19
hubungan bermakna antara parameter-parameter tersebut baik pada kelompok PCNL maupun pada kelompok operasi terbuka (p>0.05). Tabel 5.6. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada PCNL Stone Burden N Durasi Operasi < 3 cm
3
150 (120 – 150) Menit
3-5 cm
19
140 (100 – 210) Menit
>5cm
47
150 (110 – 210) Menit
*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann-Whitney U : 3-5cm vs >5cm (p=0.002); <3cm vs 3-5cm; <3cm vs >5cm (p>0.05). Data disajikan dalam Median (Min-Max) Tabel 5.7. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada Operasi Terbuka Stone Burden N Durasi Operasi P 3-5 cm
5
170 (120 – 190) Menit
>5cm
42
200 (150 – 300) Menit
0.02*
*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann-Whitney U : 3-5cm vs >5cm (p=0.02). Data disajikan dalam Median (Min-Max)
Pada tabel 6 dan 7 ditampilkan pengkajian hubungan antara stone burden dengan lama operasi. Dari hasil diatas diperoleh hubungan bermakna antara stone burden dengan lama operasi pada kelompok PCNL dan kelompok operasi terbuka (p<0.05) terutama pada stone burden 3-5 cm dan >5 cm.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
p 0.004*
20
Tabel 5.8. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada PCNL Perdarahan <100 ml
100-200
>200
n (%)
n (%)
n (%)
Letak Batu Batu Staghorn
12 (35.3)
19 (55.9)
3 (8.8)
Batu Multipel
6 (40.0)
5 (33.3)
4 (26.7)
Batu Pielum
11 (55.0)
5 (25.0)
4 (20.0)
Total
29 (42.0)
29 (42.0)
11 (15.9)
p
0.648*
*Uji Kruskal-Wallis Tabel 5.9. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada Operasi Terbuka Perdarahan <100 ml
100-200
>200
n (%)
n (%)
n (%)
Letak Batu Batu Staghorn
16 (51.6)
8 (25.8)
7 (22.6)
Batu Multipel
1 (14.3)
2 (28.6)
4 (57.1)
Batu Pielum
6 (66.7)
2 (22.2)
1 (11.1)
Total
23 (48.9)
12 (25.5)
12 (25.5)
p
0.058*
*Uji Kruskal-Wallis Tabel 5.10. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada PCNL Batu Sisa P Letak Batu Ya Tidak Batu Staghorn
9 (26.5)
25 (73.5)
Batu Multipel
5 (33.3)
10 (66.7)
Batu Pielum
4 (20.0)
16 (80.0)
Total
18 (26.1)
51 (73.9)
0.672*
*Uji Chi-Square
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
21
Tabel 5.11. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada Operasi Terbuka Batu Sisa Letak Batu
Ya
Tidak
Batu Staghorn
15 (48.4)
16 (51.6)
Batu Multipel
1 (14.3)
6 (85.7)
Batu Pielum
1 (11.1)
8 (88.9)
Total
17 (36.2)
30 (63.8)
P
0.056*
*Uji Kruskal-Wallis
Pada tabel 8, 9, 10, dan 11 ditampilkan pengkajian hubungan antara letak batudengan perdarahan dan batu sisa.Dari hasil di atas diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara parameter-parameter tersebut baik pada kelompok PCNL maupun pada kelompok operasi terbuka (p>0.05).
Tabel 5.12. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada PCNL Letak Batu
n
Lama Operasi (Median)
P
Batu Staghorn
34
160 (100 – 210) Menit
0.001*
Batu Multipel
15
150 (100 – 200) Menit
Batu Pielum
20
130 (100 – 190) Menit
*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann Whitney U: Staghorn vs Pielum (p<0.001); staghorn vs multipel; pielum vs mutipel. Data disajikan dalam Median (min-max)
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
22
Tabel 5.13. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada Operasi Terbuka Letak Batu
n
Lama Operasi (Median)
P
Batu Staghorn
31
200 (120 – 300) Menit
0.038*
Batu Multipel
7
200 (150 – 280) Menit
Batu Pielum
9
180 (150 – 210) Menit
*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann Whitney U : Staghorn vs Pielum (p<0.011); staghorn vs multipel; pielum vs mutipel. Data disajikan dalam Median (min-max)
Pada tabel 12 dan 13 ditampilkan pengkajian hubungan antara letak batu dengan lama operasi.Dari hasil diatas diperoleh hubungan bermakna antara letak batu denganlama operasi pada kelompok PCNL dan kelompok operasi terbuka (p<0.05) terutama pada batu staghorn dan batu pielum.
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 6 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, data diambil dari prosedur PCNL dan operasi terbuka pada batu dengan stone burden lebih dari 2 cm. Hal ini sesuai dengan EAU guideline 2014. Berdasarkan EAU guideline 2014, PCNL merupakan lini pertama tindakan pada batu ginjal berukuran lebih dari 20 mm. Pada batu berukuran 10 – 20 mm di kaliks inferior, PCNL merupakan pilihan apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan ESWL, yakni sudut infundibulopelvis yang tajam, tinggi kaliks lebih dari 10 mm, dan lebar infundibulum kurang dari 5 mm. Sedangkan indikasi operasi terbuka pada batu ginjal antara lain stone burden yang kompleks, gagal ESWL, PCNL, atau RIRS, adanya abnormalitas anatomi, obesitas, deformitas skeletal, komorbiditas, bersamaan dengan operasi terbuka lainnya, gagal ginjal, pilihan pasien, dan batu pada ginjal ektopik, di mana ESWL dan akses perkutan sulit dilakukan.11,12,13 Berdasarkan hasil studi Al-Kohlany et al, PCNL dan operasi terbuka memiliki angka bebas batuyang sedikit berbeda yakni 49% dan 66% secara berurutan terhadap batu cetak ginjal.14 Siavash Falahatkar pada tahun 2009 pada penilitiannya menyatakan angka bebas batu pada PCNL dan operasi terbuka sebanyak 81.9% dan 91.6% secara berurutan.15 Namun pada penelitian ini ditemukan hasil yang tidak berbeda bermakna terhadap angka bebas batu pada kedua kelompok tersebut, yakni PCNL 73.9% dan operasi terbuka 63.8% (p>0.05). Dengan kata lain, PCNL dapat menyaingi efektivitas operasi terbuka dalam bersihan batu. Hal ini dapat dipengaruhi
Universitas Indonesia 23 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
24
beberapa faktor, meliputi stone burden, letak maupun kompleksitas batu pada pasien yang menjalani operasi terbuka lebih kompleks daripada pasien PCNL. Dalam hal komplikasi intraoperatif, angka kejadian perdarahan tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok secara keseluruhan, walaupun pada kelompok operasi terbuka memiliki jumlah persentase perdarahan lebih dari 200 mL yang lebih besar daripada kelompok PCNL.Demikian juga halnya dengan transfusi yang tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok. Padahal, pada studi sebelumnya diperoleh data bahwa insidensi komplikasi pada PCNL lebih kecil daripada operasi terbuka (p<0.05).14,15Komplikasi yang dimaksud antara lain perdarahan, termasuk yang membutuhkan transfusi darah, cedera pleura, cedera ureter, cedera kolon, demam pasca operasi, dan sepsis pasca operasi.14,15,17,18 Pada tindakan PCNL maupun operasi terbuka di RSPAD Gatot Soebroto tidak ditemukan adanya cedera pleura, cedera ureter, maupun cedera kolon. Komplikasi yang terjadi pada penelitian kami berupa demam pasca operasi yang memiliki perbedaan bermakna antara PCNL dan operasi terbuka. Pada penelitian ini PCNL memiliki waktu operasi yang lebih singkat secara bermakna daripada operasi terbuka. Hal ini didukung oleh hasil studi yang menunjukkan perbedaan serupa pada PCNL dan operasi terbuka (127+30 vs 204+31 menit; p<0.05).14 Pada penelitian ini terbukti bahwa lama rawat pascaoperasi PCNL lebih pendek daripada operasi terbuka. Hasil yang diperoleh secara bermakna ini didukung oleh studi sebelumnya dengan lama rawat PCNL lebih pendek daripada operasi terbuka (6.4+4.2 vs 10+4.2 hari; p<0.001).14
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
25
Baik kelompok PCNL maupun kelompok operasi terbuka menunjukkan tidak terdapat hubungan antara stone burden dan letak batu terhadap perdarahan maupun batu sisa. Terdapat hubungan yang bermakna pada stone burden dan letak batu terhadap lama operasi pada kedua kelompok tersebut(p<0.05). Padahal menurut literatur, stone burden dan kompleksitas maupun letak batu merupakan salah satu faktor utama penentu komplikasi dan efektifitas tindakan operasi batu ginjal. 10,11,15,16,17
Secara keseluruhan, PCNL memiliki kesamaan dengan operasi terbuka dalam hal stone free rate dan risiko perdarahan. Sedangkan dalam parameter lama rawat pascaoperasi dan waktu operasi, PCNL memiliki keunggulan daripada operasi terbuka karena dengan waktu yang lebih singkat, kemungkinan adanya infeksi dan risiko komplikasi pascaoperasi lainnya dapat lebih minimal. 14-19
Universitas Indonesia
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
BAB 7 KESIMPULAN
PCNL memerlukan lama operasi dan lama rawat pasca operasi yang lebih singkat, serta komplikasi demam pasca operasi yang lebih sedikit, dibandingkan operasi terbuka. Namun demikian, untuk angka bebas batu dan jumlah perdarahan, tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik pada lama operasi dengan stone burden dan letak batu pada kedua kelompok. Sehingga dapat dikatakan bahwa PCNL merupakan prosedur minimal invasif yang efektif dan aman dalam tatalaksana batu ginjal lebih besar dari 2 cm atau pada kasus batu kompleks.
Universitas Indonesia 26 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
27
DAFTAR REFERENSI
1. Romero V, Akpinar H, Assimos DG. Kidney Stones: A Global Picture of Prevalence, Incidence, and Associated Risk
Factors. Rev Urol
2010;12:e86-96. 2. Curhan GC, Rimm EB, Willett WC, et al. Regional Variation in Nephrolithiasis Incidence and Prevalence Among United States Men. J Urol 1994;151:838-41. 3. Stamatelou KK, Francis ME, Jones CA, et al. Time Trends in Reported Prevalence of Kidney Stones in the United States : 1976-1994. Kidney Int 2003;63:1817-23. 4. Soucie JM, Thun MJ, Coates RJ, et al. Demographic and Geographic Variability of Kidney Stones in the United States. Kidney Int 1994;46:893-9. 5. Hiatt RA, Dales LG, Friedman GD, et al. Frequency of Urolithiasis in a Prepaid Medical Care Program. Am J Epidemiol 1982;115:255-65. 6. Rahardjo D, Hamid R. Perkembangan Penatalaksanaan Batu Ginjal di RSCM tahun 1997-2002. J I Bedah Indones 2004; 32(2):58-63. 7. Ogg CS, Saxton HM, Cameron JS. Percutaneous Needle Nephrostomy. Br Med J 1969;4:657-60. 8. Fernström I, Johansson B. Percutaneous Pyelolithotomy. A New Extraction Technique. Scand J Urol Nephrol 1976;10:257-9. 9. Badlani G, Eshghi M, Smith AD. Percutaneous Surgery for Ureteropelvic Junction Obstruction (endopyelotomy): Technique and Early Results. J Urol 1986;135:26-8. 10. Wolf JS. Percutaneous Approach to the Upper Collecting System. Campbell Walsh Urology 10 th ed. Philadelphia : WB Saunders co; 2012:1324-56.
Universitas Indonesia Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015
11. Matlaga BR, Lingeman JE. Surgical Management of Upper Urinary Tract Calculi. Campbell Walsh Urology 10th ed. Philadelphia : WB Saunders co;2012:1357-410 12. Turk C, Knoll T, et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association of Urology Guidelines 2014. 13. Preminger GM, Assimos DG, et al. AUA Nephrolithiasis Guideline Panel. AUA Guideline on Management of Staghorn Calculi : Diagnosis and Treatment Recommendations. J Urol 2005;173:1991-2000 14. Al-Kohlany, Khaled M., et al. Treatment of Complete Staghorn Stones: A Prospective
Randomized
Comparison
of
Open
Surgery
versus
Percutaneous Nephrolithotomy. J Urol 2005;173(2):469-73. 15. Falahatkar S. Percutaneous Nephrolithotomy Versus Open Surgery for Patients with Renal Staghorn Stones. Uro Today Int J 2009;2(5) 16. Khalaf I, Salih E et al. The Outcome of Open Renal Stone Surgery Calls for Limitation of its use : A single Institution experience. African J Urol 2013;19:58-65 17. Aghamir SMK, Moitadzadeh M, et al. Comparison of Stress Responses Between
PCNL
and
Open
Nephrolithotomy.
J
Endourol
2008;22(11):2495-500 18. Taylor E, Miller J, Chi T, et al. Complication associated with percutaneous nephrolithotomy. Transl Androl Urol 2012;1(4):223-28 19. Vicentini, Fabio C., et al. Percutaneous nephrolithotomy: current concepts. Indian J Urol 2009;25(1): 4.
Universitas Indonesia
28
Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015