UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU HAMIL DI DESA KARANGSARI KECAMATAN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012
SKRIPSI
WILLA SUSIANI DEWI NPM 1006822385
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK JUNI 2012
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU HAMIL DI DESA KARANGSARI KECAMATAN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
WILLA SUSIANI DEWI NPM 1006822385
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK JUNI 2012
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
ii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
iii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
iv
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
KATA PENGANTAR Tiada kata yang pantas di ucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT, atas kuasa-Nya penyusun skripsi dengan judul
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Tentang Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil Di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. ini dapat di selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Kesehatan Masyarakat program Universitas Indonesia peminatan Kebidanan Komunitas. Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada ibu Laila Fitria, SKM, MKM. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. dr. Hendi Budiman, M.Kes selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian 2. drg. Hj. Tutik Nuriati selaku Kepala Puskesmas Karangpawitan beserta jajarannya yang telah banyak membantu penulis selama penelitian 3. Zakianis, SKM, MKM selaku penguji dari FKM UI 4. Eti Rohaeti, AMKeb, SKM, MKM selaku penguji yang telah memberikan masukan membangun kepada saya 5. Staf FKM UI yang telah benyak membantu kelancaran proses perkuliahan 6. Orangtua dan adik-adikku yang sangat saya cintai dan senantiasa memberikan dorongan moril selama saya mengikuti perkuliahan 7. Suamiku tersayang Cecep Rustandi yang selalu memberikan semangat, dukungan dan selalu mendoakan kesuksesan isterinya 8. Teman-temanku Bidkom angkatan 2010 yang selalu kompak 9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
v
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Harapan penulis semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya dan memberikan kesehatan serta kebahagiaan yang berlimpah disertai dengan ridhonya. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dn saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Demikian skripsi ini di buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Depok, 02 Juli 2012,
Penulis
vi
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
vii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Willa Susiani Dewi
Program Studi
: Kebidanan Komunitas
Judul Skripsi
: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Program Perencanaan Persalinan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil Di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan masih kurangnya penyuluhan atau informasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi terhadap masyarakat oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentan P4K terhadap pemilihan penolong persalinan, dengan desain quasi eksperimen terhadap ibu hamil trimester III jumlah sampel 48, bertempat tinggal di desa karangsari kecamatan karangpawitan kabupaten garut propinsi melahirkan oleh tenaga kesehatan dan 72,9% dan 27,1% oleh non kesehatan. Hasil penelitian membuktikan ada hubungan yang bermakna antara pemberian penyuluhan P4K dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Oleh sebab itu disarankan untuk memfasilitasi pelaksaan program P4K di tiap kecamatan, meningkatkan kemitraan paraji dan bidan.
Kata Kunci
: P4K, Penolong Persalinan
Daftar Pustaka
: 24 (2002-2011)
viii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
ABSTRACT Name
: Willa Susiani Dewi
Study Program
: Community Midwifery
Tittle
: The Influence On Health Counseling Program Planning and Delivery Complications Prevention (P4K) The Labor Counselor Selection By Pregnant Women In the village of Garut Karangpawitan, Karangsari District of West Java Province Year 2012
The low to help assistance by health professionals remains one due to lack of education or information program planning and prevention of complications of labor to the community by health personnel. This study aims to determine the effect of health education on P4K for labor helper election, with a quasi-experimental design to the third trimester pregnant women sample number 48, residing in the village district Karangpawitan, Karangsari sub arrowroot provinces for health care delivery and 72.9%, and 27, 1% by non health. The research proves there is a significant association between the provisions of counseling P4K with auxiliary power selection labor. Therefore recommended to facilitate the implementation of the P4K program in each district, to improve the functioning of health education group or individual counseling.
Keywords
: P4K, Helper Delivery
ix
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama Lengkap
: Willa Susiani Dewi
Tempat/Tanggal Lahir
: Garut, 26 Oktober 1975
Alamat Rumah
: Jl. Raya Karangpawitan No. 85 Ds. Situgede Kec. Karangpawitan Kab. Garut - Jawa Barat
Agama
: Islam
Nomer Telepon
: 085323222240
Email
:
[email protected]
Pendidikan Formal: 1980 – 1982
Taman Kanak-Kanak Kartika Candra Kirana Garut
1982 – 1988
SDN Kiansantang Garut
1988 – 1991
SMPN 2 Garut
1991 – 1994
SPK Depkes RI Bandung
1994 – 1995
Program Pendidikan Bidan SPK Depkes RI Bandung
2006 – 2008
Poltekkes Tasikmalaya Prodi Kebidanan
2010 – 2012
Peminatan Kebidanan Komunitas Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia
Pekerjaan : 1995 – 1997
Bidan Desa Situgede Puskesmas Karangpawitan Garut
1997 – 1999
Bidan Desa Dayeuhmanggung Puskesmas Bojongloa Garut
1999 – Sekarang
Bidan Desa Situsaeur Puskesmas Karangpawitan Garut x
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vi ABSTRAK ...................................................................................................... ix ABSTRACT .................................................................................................... x DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4 1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan ....................................................................................... 7 2.2 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K ) .............................................................................................. 10 2.3 Pemiliahan Penolong Persalinan ...................................................... 21 2.4 Perilaku Kesehatan ........................................................................... 26 2.5 Kerangka Teori ................................................................................. 35 xi
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 36 3.2 Hipotesis .......................................................................................... 37 3.3 Definisi Opersional ......................................................................... 37 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian............................................................................... 38 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 38 4.3 Populasi Penelitian ........................................................................... 39 4.4 Sampel .............................................................................................. 39 4.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 39 4.6 Pengolahan Data................................................................................ 40 4.7 Analisa Data ..................................................................................... 41 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Karangsari ................................... 45 5.2 Analisis Univariat ............................................................................. 45 5.3 Analisis Bivariat ............................................................................... 46 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 47 6.2 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 47 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ..................................................................................... 51 7.2 Saran ................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR TABEL 3.3 Definisi Operasional ................................................................................. 37 3.4 Rancangan Penelitian .............................................................................. 38 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pertolongan Oleh Tenaga Kesehatan Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Tahun 2012 .............................................................................................. 45 5.2 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang P4K Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Tahun 2012 .................................................................... 46
xiii
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR GAMBAR 5.1 Kerangka Teori ............................................................................... 35 5.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 36
xiv
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat ijin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk Dinas Kesehatan Garut Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk Puskesmas Karangpawitan Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Garut Lampiran 4 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbang Kesehatan Pol dan Linmas Kabupaten Garut Lampiran 5 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Sebagai Responden Penelitian Lampiran 7 : Kuesioner Penelitian
xv
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR SINGKATAN AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu ANC : Ante Natal Care BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah Dasolin : Dana Sosial Ibu Bersalin GSI : Gerakan Sayang Ibu IMD : Inisiasi Menyusu Dini KB : Keluarga Berencana KIA : Kesehatan Ibu dan Anak OHP : Over Head Projector P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Toga ; Tokoh Agama Toma : Tokoh Masyarakat PPGDON : Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal Tabulin : Tabungan Ibu Bersalin PWS : Pemnatauan Wilayah Setempat Pustu : Puskesmas Pembantu Ponek : Pelayanan Obstestri dan Neonatal Emergency Komprehensif WHO : World Health Organization
xvi
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penyebab kematian yaitu perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat
tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu. Pola penyebab kematian di atas menunjukkan bahwa pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. (BPS 2007) Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40-60 persen dan keracunan kehamilan 20-30 persen, sisanya 5 persen disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan anterpartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar antara 3 persen dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Sementara itu penyebab AKB di Indonesia adalah Asfiksia 27 persen, BBLR 29 persen, tetanus neonatorum 10 persen, gangguan hematologik 6 persen, infeksi 5 persen dan lain lain 13 persen (Supari, 2007). AKI dan AKB di Jawa Barat tahun 2006 ternyata jauh lebih tinggi dari angka kematian nasional, yakni AKI mencapai 333 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 44,36 per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar kematian ibu terjadi akibat pendarahan pada persalinan yang tidak dibantu oleh tenaga kesehatan yakni sekitar 70%, kematian ibu tersebut masih dapat dicegah jika mereka memperoleh pertolongan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter maupun perawat kesehatan. (Dinkes Jabar, 2006) Melihat gambaran tersebut di atas maka sangat diperlukan adanya peningkatan pengetahuan kepedulian tenaga kesehatan dan peran serta masyarakat untuk mengatasai hal tersebut. Adapun bentuk bantuan atau peran serta
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
1
2
masyarakat yang berupa kesiap siagaan perencanaan persalinan menjadi kunci mutlak bagi terlaksananya program kesehatan ibu dan bayi terutama ibu bersalin dalam rangka menurunkan angka kematian saat melahirkan. (Nurjanah, 2008) Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 75% resiko kematian ibu. AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, sementara AKB di Indonesia 27 per 1.000 kelahiran hidup (Supari, 2007). Kasus kematian ibu di Kabupaten Garut pada tahun 2010 sebanyak 34 kasus, penyebab kematian ibu adalah perdarahan sebanyak 20 kasus, eklampsia 7 kasus, infeksi 2 kasus dan lain-lain 5 kasus. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 81,7 persen dari target 85 persen (Dinkes Garut, 2010). Puskesmas Karangpawitan merupakan salah satu puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Garut. Berdasarkan laporan tahunan 2011 jumlah ibu bersalin sebanyak 147 orang. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 117 orang (79,6%) dan oleh tenaga non kesehatan sebanyak 30 orang (20,4%) serta ada kematian ibu sebanyak 4 kasus. Sedangkan Desa Karangsari merupakan desa yang menduduki ranking terendah sebesar 73,6 persen. Hal ini menunjukkan 26,4 persen pertolongan persalinan ibu dilakukan oleh dukun paraji dan ditemukannya kematian ibu sebanyak 3 kasus yang ditolong oleh paraji dengan kasus perdarahan 2 orang dan eklamsi 1 orang
(Puskesmas Karangpawitan,
2011). Rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Desa Karangsari salah satunya disebabkan masih kurangnya penyuluhan /informasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap masyarakat oleh tenaga kesehatan. Sehingga masih banyak ibu hamil yang berencana melahirkan di tolong oleh paraji, walaupun sudah ada bidan di desa dan tenaga kesehatan lainnya, keberadaan bidan desa masih belum di manfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 19 Maret 2012 dengan melakukan wawancara kepada 5 orang ibu hamil, sebanyak 4 orang (80%) mengatakan tidak tahu tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dan merencanakan persalinan di rumah ditolong oleh dukun paraji. Berdasarkan hal tersebut penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012".
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Puskesmas Karangpawitan tahun 2011 cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan menduduki rangking terendah yaitu sebanyak 73,6 persen serta ditemukannya 3 kasus kematian ibu yang disebabkan oleh pendarahan dan eklamsi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 19 Maret 2012 dengan melakukan wawancara kepada 5 orang ibu hamil, sebanyak 4 orang (80%) mengatakan tidak tahu tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dan merencanakan persalinan di rumah ditolong oleh dukun paraji. Oleh sebab itu peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012".
1.3 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah
yang ada, maka dalam penelitian ini peneliti
mengajukan pertanyaan bagaimana pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
4
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Menganalisa pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012. 1.4.2 Tujuan Khusus a.
Menganalisa penyuluhan kesehatan di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
b.
Diketahuinya gambaran pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
c.
Menganalisa pengaruh
penyuluhan
kesehatan
tentang
Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Praktisi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan sebagai dasar pertimbangan dalam menjalankan program Kesehatan Ibu dan Anak khususnya tentang cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. 1.5.2 Bagi Masyarakat Penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sehingga masyarakat dapat menentukan penolong persalinan secara benar dan mandiri.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
5
(P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Penelitian ini dilakukan karena cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 2011 yang masih dibawah target. Sasaran dari penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang tercatat di SIP dan kohort desa Karangsari. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, menggunakan peralatan lembar kegiatan dengan cara wawancara. Metode penyuluhan yang diberikan yaitu dengan ceramah dan diskusi kelompok. Waktu penelitian adalah bulan Maret sampai bulan Juni 2012.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan 2.1.1 Pengertian Kata penyuluhan dalam kamus Bahasa Indonesia berarti menerangkan. Makna menerangkan bukanlah secara fisik seperti cahaya lampu atau api yang memberi kekuatan sinar yang dapat mengubah kondisi lingkungan sekitarnya dari gelap menjadi terang. Tetapi penyuluhan yang dimaksud disini adalah kegiatan penyampaian atau menerangkan pesan yang berisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dari satu lembaga, kelompok dan individu lain (komunikan) dengan tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran (Damanik, 2007). Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling. Yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik (Machfoedz, 2007). 2.1.2 Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz, 2007). 2.1.3 Tujuan Terciptanya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan
dan
atau
masyarakat
dalam
bidang
kesehatan
(Notoatmodjo, 2006).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
7
2.1.4 Sasaran Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Notoatmodjo, 2006). 2.1.5 Tempat Penyelenggaraan Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di berbagai tempat, diantaranya yaitu : a. Di dalam institusi pelayanan b. Di masyarakat (Notoatmodjo, 2006). 2.1.6 Materi Adapun materi yang sebaiknya disampaikan adalah sebagai berikut: a. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam bahasa keseharian. b. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran. c. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran. d. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi. (Notoatmodjo, 2006). 2.1.7
Metode a. Metoda didaktik Metoda didaktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaanpertanyaan apapun. Penyuluhan yang terjadi bersifat satu arah (one way method). b. Metoda sokratik Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
8
menyampaikan pesan di lain pihak (two way method) (Notoatmodjo, 2006). 2.1.8
Alat Peraga Macam-macam alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan
kesehatan adalah : Papan pengumuman, over head projector (OHP), kertas flip chart dan penyangganya, poster, flash card, model, leaflet, film, slide projector, video film, bahan-bahan asli (bahan makanan, sayuran, oralit) (Notoatmodjo, 2006).
2.2 Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 2.2.1 Pengertian Berbagai istilah dalam program P4K maka perlu memberikan batasan terhadap beberapa hal yang meliputi : a. P4K Dengan Stiker Adalah kepanjangan dari program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, yang merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil; termasuk perencanaan penggunaan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Pendataan Ibu Hamil Dengan Stiker Adalah suatu kegiatan pendataan, pencatatan dan pelaporan keadaan ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja bidan melalui penempelan stiker di setiap rumah ibu hamil dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat di wilayahnya (kader,forum peduli Kesehatan Ibu dan Anak, pokja posyandu, dan dukun).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
9
c. Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Adalah suatu forum partisipatif masyarakat yang melakukan pertemuan rutin bulanan, bertujuan mengorganisir kegiatan P4K dan menjalin kerjasama dengan bidan dan difasilitasi oleh bidan di desa dan puskesmas. Forum ini bisa memanfaatkan forum-forum yang telah ada di masyarakat desa, seperti: Gerakan Sayang Ibu (GSI), forum desa siaga, pokja posyandu, dan lain-lain yang biasanya diketuai oleh kepala desa. d. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah adalah kegiatan kunjungan bidan ke rumah ibu hamil dalam rangka untuk membantu ibu, suami dan keluarganya membuat perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Di samping itu untuk memfasilitasi ibu nifas dan suaminya dalam memutuskan penggunaan alat/obat kontrasepsi setelah persalinan sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama oleh pasangan tersebut. e. Rencana Pemakaian Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan Adalah kesepakatan suami-istri sejak ibu masih hamil sampai dengan setelah melahirkan untuk menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi setelah proses melahirkan. f. Persalinan Oleh Nakes Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan trampil sesuai standar. g. KB Pasca Persalinan Adalah pemakaian alat/obat kontrasepsi oleh ibu atau suami segera setelah melahirkan sampai 42 hari setelahnya dengan metode apapun. h. Kesiagaan Adanya
kesiapan
dan
kewaspadaan
dari
suami,
keluarga,
masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukub dan bidan dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. (kesiapan peran keluarga dan masyarakat).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
10
i. Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin) Adalah dana/barang yang disimpan oleh keluarga atau pengelola Tabulin
secara
bertahap
sesuai
dengan
kemampuannya,
yang
pengelolaannya sesuai dengan kesepakatan serta penggunaannya untuk segala
bentuk
pembiayaan,
saat
antenatal,
persalinan
dan
kegawatdaruratan. j. Dasolin (Dana Sosial Ibu Bersalin) Adalah dana yang dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royong sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu pembiayaan mulai antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan. k. Ambulan Desa Adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan, bisa berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu, perahu, dll. l. Calon Donor Darah Adalah orang-orang yang dipersiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat yang sewaktu-waktu bersedia menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan. m. Inisiasi Menyusui Dini Adalah bayi diberi kesempatan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Inisiasi Menyusu Dini) dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih, sampai menyusu pertama selesai. n. Kunjungan Nifas Kontak ibu dengan Nakes minimal 3 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa/polindes dan kunjungan rumah).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
11
o. Pemberdayaan Masyarakat Adalah upaya aktif bidan untuk melibatkan unsur-unsur masyarakat secara partisipatif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan ibu dan anak termasuk kegiatan perencanaan persalinan dan pasca persalinan. p. Buku KIA Adalah buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak yang berisi imformasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Merupakan alat pencatat pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama masa nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan KB, imunisasi, gizi, dan tumbuh kembang anak. q. PPGDON Adalah singkatan dari Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal, suatu paket pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis untuk menangani kasus komplikasi yang terjadi seputar kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu maupun neonatal. 2.2.2 Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kabupaten Garut. Pengembangan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kabupaten Garut menjadikan Kabupaten Garut menjadi Kabupaten siaga dengan adanya persiapan dalam proses persalinan yang sudah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan, sebagai salah satu kegiatan unggulan DepKes tahun 2007 dan pentingnya kampanye untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak terkait. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang dicanangkan tahun 2007 dan telah disosialisasikan di 33 provinsi baru mencakup 88 kabupaten/kota. Pada tahun 2008 akan diperluas ke seluruh kabupaten/kota. (Depkes RI, 2008). Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Merupakan upaya terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Program ini merupakan salah satu kegiatan Desa siaga. Melalui Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang ditempel
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
12
dirumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat (Depkes RI, 2008). 2.2.3
Tujuan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). a.
Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di rumah ibu hamil agar diketahui: 1) Lokasi tempat tingal ibu hamil 2) Identitas ibu hamil 3) Taksiran persalinan 4) Penolong persalinan 5) Pendamping persalinan 6) Fasilitas Tempat persalinan 7) Calon donor darah 8) Alat transportasi yang akan digunakan 9) Biaya (Depkes RI, 2008).
b.
Adanya Perencanan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca melahirkan yang sesuai dan disepakai ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
c.
Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
d.
Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun (Depkes RI, 2008).
2.2.4 Manfaat Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). a.
Mempercepat fungsinya desa siaga.
b.
Meningkanya cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC).
c.
Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
d.
Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun.
e.
Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
f.
Meningkatnya peserta KB pasca melahirkan.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
13
g.
Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
h.
Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu (Depkes RI, 2008).
2.2.5 Sasaran Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). a.
Ibu hamil
b.
Keluarga
c.
Petugas Kesehatan
d.
Dukun Paraji
e.
Tokoh Masyarakat (TOMA)
f.
Tokoh Agama (TOGA) (Notoatmodjo, 2003).
2.2.6 Pelaksanaan
Program
Perencanaan
Persalinan
Dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K). Program dari Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah sebagai berikut: a.
Orientasi P4K dengan stiker pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan Puskesmas.
b.
Sosialisasi kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor.
c.
Operasional P4K dengan stiker di tingkat desa: 1) Memanfatkan pertemuan bulanan tingkat desa antara bidan desa, dukun, kepala desa, tokoh masyarakat unuk mendata jumlah ibu hamil yang ada di wilayah desa serta membahas dan menyepakati calon donor darah, alat transportasi dan biaya (tabulin). 2) Bidan di desa bersama kader dan dukun melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga unuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk pemakaian KB pasca salin. 3) Pemasangan stiker di rumah ibu hamil. 4) Suami, keluarga, kader dan dukun memantau secara intensif keadan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar. 5) Bidan di desa melakukan pencatatan di buku KIA sebagai pegangan ibu hamil, dan di kartu ibu serta kohort ibu untuk
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
14
disimpan di faslitas, memberikan pelayanan sesuai standar dan pemantauan ibu hamil, serta melaporkan hasil pelayanan kesehatan ibu di wilayah desa (termasuk laporan dari dokter dan bidan praktek swasta di desa tersebut) ke puskesmas setiap bulan termasuk laporan kematian ibu, bayi hidup dan bayi lahir mati. 6) Puskesmas melakukan rekapitulasi laporan dari seluruh bidan didesa atau Kelurahan dan Rumah Bersalin swasta serta melakukan pemantauan wilayah setempat tentang KIA (PWSKIA) dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setiap bulan. 7) Dinas kesehatan kabupaten atau kota melakukan rekapitulasi laporan dari seluruh puskesmas diwilayahnya dan laporan pelayanan kesehatan ibu dari rumah sakit pemerintah dan swasta dan melakukan pemantauan wilayah setempat (PWS-KIA), evaluasi dan melaporkan ke dinas kesehatan Provinsi setiap tiga bulan. 8) Dinas kesehatan Provinsi melakukan rekapitulasi dari seluruh laporan dinas kesehatan kabupaten atau kota diwilayahnnya dan melakukan pemantauan, fasilitasi dan evaluasi secara berkala serta melaporkan ke tingkat pusat setiap tiga (3 bulan). 9) Tingkat nasional melakukan rekapitulasi laporan dari dinas kesehatan Provinsi dan melakukan pemantauan berkala, fasilitasi, evaluasi P4K dengan stiker. 10) Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K dimasing-masing tingkat wilayah dari Puskesmas, Kabupaten atau Kota dan Provinsi mempunyai wadah forum komunikasi yang meliputi lintas program dan lintas sektor (Depkes RI, 2008). 2.2.7 Indikator Pemantauan Pelaksanan P4K a.
Persentase desa melaksanakan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker.
b.
Persentase ibu hamil mendapat stiker.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
15
c.
Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar.
d.
Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas, berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.
e.
Presentase mengunakan KB pasca salin.
f.
Presentase ibu bersalin di tenaga kesehatan mendapatkan pelayanan nifas (Depkes RI, 2008).
2.2.8 Output Program a.
Bidan atau bidan di Desa memberikan Antenatal Care (ANC) yang sesuai standar medis dan non medis.
b.
Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalianan dan KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan : bidan atau bidan dan dukun.
c.
Keluarga mempersiapkan persalinan baik secara material dan juga persiapan lingkungan.
d.
Adanya keterlibatan nyata dari Tokoh Agama (TOMA) formal maupun non formal, kader dukun dan lain-lain dalam rencana persalinan dan KB setelah melahirkan sesuai perannya masingmasing.
e.
Adanya kerjasama yang mantap antara bidan, petugas puskesmas pembantu (PUSTU), dukun bayi dan kader.
f.
Ibu hamil menggunakan buku KIA sebagai buku dan catatan kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas (Depkes RI, 2008).
2.3. Gerakan Sayang Ibu 2.3.1 Pengertian Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integratif dan sinergis.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
16
GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (White Ribbon Alliance) yaitu suatu aliansi yang ditujukan untuk mengenang semua wanita yang meninggal karena kehamilan dan melahirkan. Pita Putih merupakan simbol kepedilian terhadap keselamatan ibu yang menyatukan individu, organisasi dan masyarakat yang bekerjasama untuk mengupayakan kehamilan dan persalinan yang aman bagi setiap wanita. GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat dalam kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan ibu hamil dan donor darah serta ambulan desa. Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga program suami SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar isteri ke tempat pemeriksaan dan tempat persalinan serta siap menjaga danb menunggui saat isteri melahirkan. 2.3.2 Tiga unsur pokok GSI 1. Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. 2. Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan dan perbaikan kualitas hidup perempuan sebagai Sumber Daya Manusia 3. Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas 2.3.3 Tujuan Gerakan Sayang Ibu 1. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta menurunkan angka kematian bayi 2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) 3.
Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan perawatan kehamilan, proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI eksklusif dan perawatan bayi
4. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap Gerakan Sayang Ibu 5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sektor terkait terhadap upayaupaya penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
17
6. Memantapkan
kesadaran
dan
kepedulian
masyarakat
dalam
mengembangkan dan membangun mekanisme rujukan sesuai dengan kondisi daerha 7. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat dan swasta (LSM), organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi) dalam perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan
evaluasi
dalam
pengumpulan data ibu hamil, bersalin dan nifas di tingkat kelurahan dan kecamatan 8. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam pelayanan kesehatan yang aman, ramah dan nyaman bagi ibu dan bayi 9. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah budaya masyarakat yang merugikan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi yang dilahirkan 10. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan ibu hamil, bersalin, nifas serta perawatan bayi di setiap wilayah kelurahan dibawah koordinasi camat 2.3.4 Sasaran Gerakan Sayang Ibu 1. Langsung a. Calon Pengantin b. Pasangan Usia Subur c. Ibu hamil d. Ibu bersalin e. Ibu nifas f. Ibu menyusui g. Suami dan seluruh anggota keluarga 2. Tidak Langsung a. Sektor terkait b. Institusi kesehatan c. Institusi masyarakat d. Tokoh masyarakat dan agama
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
18
e. Media masa 2.3.5 Ruang Lingkup Gerakan Sayang Ibu 1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya penurunan AKI dan AKB 2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku suami isteri dan masyarakat mengenai hak hak reproduksi dan kesehatan reproduksi 3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas hidup perempuan 2.3.6 Strategi Gerakan Sayang Ibu Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk: 1. Desenterlalisasi 2. Kemandirian 3. Keluarga 4. Kemitraan 2.3.7 Perencanaan dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu Melaui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah 2. Penentuan Masalah 3. Penentuan tujuan 4. Pengembangan alternatif pemecahan masalah Penentuan rencana opersiaonal terdiri dari: 1. Langkah kegiatan 2. Tenaga pelaksanaa 3. Dukungan dana dan saran 4. Monitoring dan pelaporan 5. Evaluasi kegiatan 2.3.8 Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu 1. Unsur Operasional a. Kegiatan advokasi dan KIE b. Pengembangan pesan advokasi dan KIE GSI
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
19
c. Pemberdayaan dalam keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan kesehatan d. Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu 2. Unsur Pendukung a. Orientasi dan Penelitian b. Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin, bufas dan bayi c. Pengembangan tata cara rujukan d. Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan e. Peninggkatan peran bidan 2.3.9. Tugas Pokok Satgas Gerakan Sayang Ibu meliputi: 1. Menyusun rencana kerja dalam rangka menurunkan AKI dan AKB serta mengumpulkan dana untuk ambulance kecamatan dan tabulin 2. Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL dapat mendukung GSI wilayah tersebut 3. Penyuluhan kepada keluarga bumil, bupas, dan ibu yang mempunyai bayi di masyarakat 4. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang dilakukan 5. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi untuk kemudian di pantau dan diinformasikan ke bidan Puskesmas 6. Membantu merujuk 2.3.10. Memantau Keberhasilan Gerakan Sayang Ibu (GSI) Beberapa hal yang perlu dipantau untuk melihat keberhasilan pelaksanaan GSI antara lain: 1. Sektoral terkait berperan aktif dalam kegiatan operasional 2. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 3. Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan kegiatan KIE dengan baik 4. Kecamatan dan kelurahan dapat melakukan rujukan dengan baik artinya tersedianya kendaraan untuk membantu ibu hamil melahirkan dan nifas yang membutuhkannya 5. Tersedianya biaya untuk rujukan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
20
6. Sarana pelayanan kedaruratan medik untuk setiap kasus emegensi kehamilan, persalinan dan nifas 2.3.11. Indikator Keberhasilan Sebelum Dan Sesudah GSI Semakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI, seperti: 1. Meningkatkan dan mantapnya masyarakat menjadi kader KIE, GSI 2. Mendata ibu hamil dalam lingkungannya termasuk data mengenai: Jumlah ibu hamil Umur kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan dan rencana persalinan Mengenai kehamilan yang beresiko dan rencana tindak lanjutnya 3. Menyampaikan data-data tersebut kepada satgas GSI setempat 4. Semakin tumbuhnya ide-ide baru dari masyarakat Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman mengenai GSI, seperti: 1. Mengenai kehamilan sedini mungkin dan segera membawanya ke fasilitas kesehatan 2. Mempersiapkan biaya persalinan dan perlengkapan bayi 3. Memeriksa ibu hamil di sarana kesehatan atau bidan terdekat minimal 4 kali 4. Mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat timbul selama kehamilan dan persalinan (mempersiapkan donor darah, kendaraan, dsb) 5. Melaksanakan keadilan dan kesetaraan gender dalam rumah tangga 6. Memberi keluarga untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga: 1. Menghindarkan perkawinan remaja putri sebelum usia 20 tahun 2. Suami isteri merencakan jumlah anak, waktu mengandung dengan mempertimbangkan kesehatan isteri serta memberi peluang isteri untuk meningkatkan potensinya dalam berbagai kehidupan 3. Semua kehamilan merupakan kehamilan yang diinginkan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
21
4. Memperhatikan makanan ibu hamil dan menghindarkan ibu hamil bekerja keras Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan seperti: 1. Menyiapkan biaya persalinan dan perawatan bayi 2. Melaksanakan berbagai kegiatan demi kesehatan kehamilan dan kelahirannya 3. Memberikan perawatan kepada bayi yang dilahirkan 2.3.12. Hambatan Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik dengan GSI ataupun Safe Motherhood telah memungkinkan ditambahnya sarana dan prasarana untuk mengajak ibu hamil dan melahirkan makin dekat pada pelayanan medis yang bermutu. Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya, antara lain: 1. Secara struktural Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan). 2. Secara kultural Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan wanita.
2.4. Pemilihan Penolong Persalinan Pemilihan penolong persalinan merupakan salah satu hak reproduksi perorangan. Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama dan lain-lain) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan (Depkes RI, 2001). Menurut Shinta (2003) pertolongan persalinan merupakan pelayanan kesehatan, artinya masyarakat akan mencari pelayanan yang diinginkan untuk
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
22
kesehatannya dan pencarian tersebut dapat ke tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan. Karena persalinan merupakan saat khusus sekaligus kritis dalam kehamilan untuk ibu dan keluarga dengan baik. Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat yaitu: dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat bidan. Meskipun demikian, didaerah terpencil masih banyak juga penolong persalinan yang berasal dari keluarga ataupun dari masyarakat yang dipercaya dapat menolong persalinan (Meilani dkk, 2009). Penolong persalinan perlu memantau keadaan ibu dan janin untuk mewaspadai secara dini terjadinya komplikasi. Disamping itu ia juga berkewajiban untuk memberikan moril dan rasa nyaman kepada ibu yang sedang bersalin (Depkes RI, 2003). Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : (Kusumandari, 2010). 2.4.1. Tenaga Kesehatan Profesional Tenaga kesehatan profesional terdiri dari dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, perawat bidan. a. Dokter Spesialis Kebidanan Menurut Depkes RI (2002) dokter spesialis kebidanan disamping berperan dalam memberikan pelayanan spesialistik, juga berperan sebagai pembina terhadap jaminan kualitas pelayanan dan tenaga pelatih. Karena keahliannya di bidang obstretri gynekologi mereka juga berperang sebagai tenaga advokasi kepada sektor terkait di daerahnya. Keberadaan dokter spesialis ini sangat diharapkan karena tanpa mereka rumah sakit sulit untuk dapat memberi pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara komprehensif (PONEK), sehingga perlu upaya pemerataan penempatannya di Rumah Sakit Kabupaten/Kota. b. Dokter Umum Dokter umum di Puskesmas mempunyai peran dalam memberikan pelayanan kebidanan dan juga sebagai pembina peningkatan kualitas pelayanan (Depkes RI, 2002.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
23
c. Bidan Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan, dan memenuhi kualifikasi untuk diregistrasi dan atau diberi lisensi secara legal melakukan praktek kebidanan. Bidan dapat didefinisikan sebagai wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang kewenangannya melakukan tugas pokok dan fungsinya dilegasi oleh pemerintah sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Danim, 2002). Menurut Depkes RI (2002) bidan merupakan tenaga andalan untuk mempercepat penurunan AKI di Indonesia, untuk mempercepat penurunan AKI maka ditempatkan 54.120 bidan di desa, sehingga diharapkan semua desa mempunyai seorang bidan, untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan dan fungsinya secara baik dalam menjalankan tugasnya, bidan diberi kewenangan yang cukup besar untuk memberikan pelayanan KIA, termasuk pertolongan kegawat daruratan obstretri dan neonatal. 2.4.2. Tenaga bukan profesional: Dukun bayi (Paraji) terlatih dan tidak terlatih Tenaga yang sejak dulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi (nama lain: dukun beranak, dukun bersalin, dukun paraji). Dalam lingkungannya paraji merupakan tenaga terpercaya dalam
segala soal
yang bersangkutan
dengan
reproduksi.
Ia
diminta
pertimbangannya pada masa kehamilan, mendampingi wanita yang bersalin sampai persalinan selesai, dan mengurus ibu serta bayinya dalam masa nifas. Pengetahuannya tentang
fisiologi dan fatologi
dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sangat terbatas, sehingga bila timbul komplikasi, ia tidak mampu mengatasinya, bahkan tidak menyadari arti dan akibatnya. Biarpun demikian, paraji dalam masyarakatnya mempunyai pengaruh besar; ia menghadiri persalinan tidak hanya untuk memberikan pertolongan teknis, melainkan memberikan pula emotional security kepada wanita yang sedang bersalin serta keluarganya, karena ia dengan
doa-doanya dianggap dapat membantu
melancarkan jalannya persalinan (Prawirohardjo, 2008).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
24
Dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat dipercaya di kalangan masyarakat. Memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar. Sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan bidan kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki dukun bayi tersebut sangat terbatas karena di dapatkan secara turun temurun (Prawirohardjo, 2008). Dukun bayi/paraji adalah orang yang dianggapterampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. Dukun bayi/paraji diperlakukan sebagai tokoh masyarakat setempat sehingga memiliki potensi dalam pelayanan kesehatan (Syafrudin, 2009). Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah paraji/dukun bayi. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih mempercayai tenaga non kesehatan ketika akan membantu proses kelahiran. Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan pertolongan oleh paraji. Kenyataan, hampir semua masyarakat baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh paraji, hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat (Kusumandari, 2010). Menurut Tiarsa (2006) dalam kehidupan di Jawa Barat paraji memiliki kedudukan sangat penting, golongan paraji dianggap sebagai orang berilmu tinggi dan punya keahlian yang tidak dimiliki sembarangan orang. Paraji bagi orang Sunda merupakan orang yang mampu membuka pintu kehidupan bagi janin atau anak. Berkat pertolongan paraji, seorang manusia lahir ke dunia. Ia mampu memperkirakan bayi lahir dengan meraba perut, juga bisa membuat perkiraan bayi yang di kandung jenis kelamin laki-laki/perempuan tanpa menggunakan alat (USG).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
25
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 2.5.1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam proses pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau pertumbuhan kearah yang lebih matang pada seorang individu, kelompok atau masyarakat. pendidikan juga merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan dapat menambah pengetahuan dan wawasan seseorang, yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah. Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan pengetahuan seseorang. Pendidikan membuat kehidupan seseorang menjadi bermakna. dengan pendidikan, pengetahuan seseorang akan meningkat 2.5.2. Informasi Seseorang yang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah pengetahuan menjadi lebih luas. Reaksi seseorang terhadap informasi baru dipengaruhi oleh bagaimana dana dari siapa mereka memperoleh informasi tersebut, berbagai alat bisa dijadikan sumber informasi yairtu informasi interpersonal (petugas kesehatan, tokoh masyarakat, pemuka agama, anggota organisasi pemuda atau wanita,guru, kader pembangun desa atau oleh petugas penerangan pemerintah, media cetak ataupun media elektronik). 2.5.3. Sosial Budaya dan Ekonomi Suatu kelompok masyarakat yang berhubungan dengan tingkat pendapatan seseorang. Hal ini juga dapat merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Kemiskinan akan mempengaruhi dalam memperoleh pengetahuan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
26
2.5.4. Lingkungan Lingkungan sebagai determinan kesehatan menusia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang sebagai suatu reaksi terhadap lingkungannya 2.5.5. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang, pengalaman dapat berupa pengalaman sendiri ataupun orang lain, pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. 2.5.6. Usia Usia adalah rentang kehidupan yang di ukur dengan tahun. dikatakan massa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun. Dewasa madya adalah 41-60 tahun, dewasa lanjut lebih dari 60 tahun. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Orang yang berumur lebih tua mempunyai lebih banyak mendapat informasi dibandingkan dengan orang yang berumur lebih muda. Ibu hamil sehubungan dengan bertambahnya usia akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik . 2.5.7. Kepercayaan Kepercayaan (keyakinan) terhadap suatu obyek dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang terhadap perilaku kesehatan, yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, dokter praktek, bidan praktek swasta) maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe)
2.6. Perilaku Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkut. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri ysng mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, menulis, membaca, menangis, bekerja dan sebagainya.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
27
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati (obserbvable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup, mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). 2.6.1. Bentuk Perilaku Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, dalam Notoatmodjo (2005), perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni: 1. Perilaku tertutup (covert behavoir), respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan kesadaran 2. Perilaku terbuka (overt behavoir), respon seseorang dalam bentuk nyata, mudah diamati oleh orang lain. 2.6.2. Domain Perilaku Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo, 2005 membedakan adanya 3 area wilayah, ranah atau domain perilaku yakni kognitif (cognitive), afektif (affektive), dan psikomotor (psyichomotor). Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut: 1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil ingin tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Rini, 2008).
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
28
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: a. (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek) b. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tersebut, disini sikap subyek sudah mulai terbentuk c. Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi d. Uji coba (Trial) dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus e. Adopsi (Adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu pengetahuan dapat dilakukan dengan cara ceramah, kuliah, presentase, wisata karya, curah pendapat, seminar, studi kasus, tugas pembaca, simposium, diskusi panel dan kinferensi (Rini, 2008). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). 2.
Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat.tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb salah seorang ahli pikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan suatu aksi tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
29
tetapi merupakan predisposisi tndakan atau perilaku. Alport (1954) mengatakan sikap itu mempunyai 3 komponen, yakni : a.
Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek
b.
Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek
c.
Kecenderungan untuk bertindak Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memeganng peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan mengimunisasi anaknya untuk mencegah anaknya terkena polio. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni : a.
Menerima (receiving) yaitu subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.
b.
Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberika. Terlepas jawaban dan pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c.
Menghargai (valuting) yaitu mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan terhadap suatu masalah.
d.
Bertanggung jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling penting. Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu sikap
dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok, tanya jawab, role
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
30
playing, pemutaran film, video, tape recorder, simulasi dan bimbingan penyuluhan. Skala pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Rini, 2008). 3.
Tindakan atau praktik (Practice) Suatu sikap belum otomatisterwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlakukan
faktor
pendukung
atau
suatu
kondisi
yang
memungkinkan, antara lain fasilitas. Sebagai contoh : sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut dapat mengimunisasikan anaknya. Tingkat-tingkat praktek meliputi : a.
Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
b.
Respon terpimpin (guided respons) yaitu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
c.
Mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d.
Adaptasi (adaptation) yaitu merupakan praktek yang sudah berkembang
dengan
baik.
Artinya
tindakan
itu
sudah
dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya. Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu praktek dan tindakan dapat dilakukan dengan cara latihan sendiri,
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
31
bengkel kerja, demonstrasi, eksperimen dan self mentoring (Rini, 2008) Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung yakni dengan pengamatan (observasi) yaitu mengamati tindakan dari subjek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). 2.6.3. Determinan Perilaku Kesehatan Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktorfaktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Banyak teori tentang determinan perilaku ini, masinng-masing berdasarkan pada asumsi-asumsi yang dibangun. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Emily Barrosse, 2005 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh : 1.
Faktor-faktor predisposisi (disposing factors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai tradisi dan sebagainya.
2.
Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3.
Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, antara lain sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, serta tokoh masyarakat.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
32
Andersen (1968) dalam Muzaham, 2007 menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga dan masyarakat menyatakan bahwa hal itu tergantung pada : 1.
Predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, meliputi; variabel demografik (seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan); variabel struktur sosial (seperti pendidikan, pekerjaan kepala keluarga, suku bangsa); serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter dan penyakit.
2.
Kebutuhan terhadap jasa pelayanan kesehatan, meliputi variasi persepsi terhadap penyakit atau kemungkinan kejadiannya serta cara orang menanggapi penyakit atau kemungkinan sakit.
2.7. Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori di atas dapat disimpulkan pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perilaku pemilihan penolong persalinan pada kerangka teori berikut ini :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : Pendidikan Informasi/media masa Sosial budaya dan ekonomi Lingkungan Pengalaman Usia Kepercayaan
Pengetahuan meningkat
Perubahan perilaku positif, peningkatan kognitif, afektif, psikomotor
Gambar 2.1 Kerangka teori Sumber : Notoatmodjo, 2010
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
33
BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1
Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada kerangka teori yang
dibahas dalam tinjauan pustaka, variabel dependent (terikat) yaitu pemilihan penolong persalinan sedangkan untuk variabel independent (bebas) yaitu penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan maka dibuat kerangka konsep sebagai berikut :
Kelompok Intervensi Ibu Hamil Trimester III Yang Diberikan Penyuluhan Kesehatan Tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komoplikasi
Penyuluhan Kesehatan Kelompok Kontrol Ibu Hamil Trimester III Yang Diberikan Penyuluhan Kesehatan Tentang Gerakan Sayang Ibu
Pemilihan penolong persalinan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang P4K Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Universitas Indonesia Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012 33
34
3.2
Hipotesis Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Universitas Indonesia Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
35
3.3
Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
No 1
Variabel
Definisi Operasional
Penyuluhan
Pemberian penyuluhan kesehatan terhadap
Kesehatan tentang
responden tentang P4K meliputi :
P4K
1. Masalah kematian
Cara Ukur Wawancara
Alat Ukur Kuesioner
Kategori 1. Penyuluhan P4K
Skala Ordinal
2. Penyuluhan GSI
2. Penyebab kematian 3. Tiga pesan kunci persalinan 4. Definisi P4K 5. Tujuan P4K 6. Manfaat P4K 7. Sasaran P4K 8. pelaksanaan P4K 9. PSM dalam pelaksanaan P4K 10. Indikator pemantauan pelaksanaan P4K 2
Pemilihan
Pemilihan responden dan keluarga dalam
Penolong
meminta pertolongan persalinan
Wawancara
Lembar Kegiatan
Persalinan
1. Nakes : Bidan,
Ordinal
dokter 2. Non Nakes
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
36
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu
rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan efektivitas dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen
dengan
rancangan post test only (Nursalam, 2003). Rancangan penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian Kelompok Kelompok 1
Perlakuan
Post-test
Dilakukan Penyuluhan Kesehatan Tentang Program
Test X
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Kelompok 2
Dilakukan Penyuluhan Kesehatan Tentang Gerakan
Test Y
Sayang Ibu (GSI)
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, alasan pemilihan lokasi ini adalah: 1. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Karangpawitan tahun 2011 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih dibawah target dan terdapat tiga kasus kematian ibu 2. Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang P4K Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012
4.3
Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III pada
bulan Maret 2012 di Desa Karangsari wilayah kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 48 orang.
36
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
37
4.4
Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian menggunakan total sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara keseluruhan mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 responden. Responden ini terbagi 2 kelompok, yaitu 24 orang kelompok eksperimen dan 24 orang kelompok kontrol. Pembagian responden masing-masing kelompok, diambil secara acak.
4.5
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari : 4.5.1 Kelompok eksperimen : kelompok ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang diberi penyuluhan kesehatan
tentang Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). 4.5.2 Kelompok kontrol : kelompok ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang diberi penyuluhan kesehatan tentang program Gerakan Sayang Ibu (GSI). Data responden menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kegiatan yang dibuat oleh peneliti. Di dalam lembar kegiatan ini terdiri atas data demografi yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah paritas, usia kehamilan dan penerima penyuluhan kesehatan. Cara untuk mengobservasi pemilihan penolong persalinan dilakukan berdasarkan laporan berdasarkan laporan pertolongan persalinan dari penanggung jawab wilayah atau pada waktu melakukan kunjungan pada ibu nifas (KF 1).
4.6
Pengolahan Data Data-data yang telah terkumpul akan diolah dengan bantuan komputer
menggunakan program SPSS versi 17 dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang cepat dan akurat. Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
38
4.6.1 Editing Editing adalah mengkaji dan meneliti kembali data yang terkumpul untuk proses berikutnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meneliti kembali apakah pengisian kuesioner sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar di proses lebih lanjut. Langkah-langkah editing adalah a.
Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi kuesioner.
b.
Mengecek kelengkapan data, apabila ternyata ada kekurangan isi halaman maka perlu dikembalikan dan diganti dengan yang baru.
c.
Megecek macam-macam isian data, apakah data terisi dengan lengkap atau tidak.
4.6.2 Coding Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban menurut kriteria tertentu atau usaha untuk memindahkan data dari daftar pertanyaan yang akan memberikan informasi. Data yang di ubah menjadi bentuk angka koding atau mengkode. 4.6.3 Entry Proses pemindahan data dari format kedalam komputer dengan pembuatan template berisi variabel yang dibutuhkan. 4.6.4 Cleaning Kegiatan membersihkan data dari segala kesalahan dalam pengisian data.
4.7 4.7.1
Analisa Data Analisa Univariat Analisis univariat ini yang dilakukan terhadap tiap variabel dan pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi terhadap tiap variabel. Analisis data menggunakan analisis univariat dilakukan terhadap variabel penyuluhan kesehatan tentang P4K, yang kemudian hasilnya dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara menghitung persentase responden yang dilakukan atau tidak dilakukan, selanjutnya untuk setiap item
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
39
yang dijawab dilkukan diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak dilakukan diberi nilai 0 (nol) (Notoatmodjo, 2002).
Nilai benar yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam rumus : F P= = x 100% N
Ket : P = Presentasi F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Soal 4.7.2 Analisa Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen
(terikat) dan variabel independen (bebas). Dalam
penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas meliputi
penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan variabel terikat yaitu
pemilihan penolong persalinan. Variabel pada pengujian statistik dapat menggunakan
analisis
chi-square,
proses
pengujian
Chi-square
adalah
membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (Ekspektasi). Menurut Hastono (2007) pembuktian uji Chi-square dengan menggunakan rumus : 2 X 2 = (0 E) E
DF = (k-1)(b-1)
Keterangan : 0
= Nilai observasi
E
= Nilai ekspektasi (harapan)
k
= Jumlah kolom
Kriteria Uji :
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
40
a.
Ho diterima apabila nilai P > 0,05 tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat.
b.
Ho ditolak apabila nila P < 0,05 ada perbedaan atau hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
40
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Karangsari Desa Karangsari merupakan salah satu pemerintahan desa di Kecamatan Karangpawitan, terdiri dari 36 RT, 12 RW dan 3 dusun memiliki luas wilayah 302,100 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut a. Sebelah Utara Desa Karangpawitan b. Sebelah Selatan Desa Situsaeur c. Sebelah Barat Kecamatan Banyuresmi d. Sebelah Timur Desa Cimurah Dengan kondisi geografis ketinggian tanah dari permukaan laut 600 m suhu rata-rata 230 C. Jarak dari pusat pemerintahan desa ke kecamatan: 2 Km, ke kabupaten 7 Km, ke Provinsi 67 Km, ke pusat 197 Km, kondisi jalan di desa karangsari bisa dilalui oleh kendaraan baik roda empat atau roda dua. Jumlah penduduk desa karangsari pada tahun 2011 berjumlah 6856 jiwa, terdiri dari laki-laki 3391 jiwa dan perempuan 3465 jiwa. Jumlah KK 1.126, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh tani. Sarana kesehatan yang ada di desa Karangsari adalah POLINDES, tenaga kesehatan yang ada yaitu bidan desa, tidak berrdomisili di desa, paraji yang ada 3 orang (tidak terlatih)
40
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
41
5.2 Analisis Univariat 5.2.1
Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Yang Mendapatkan Penyuluhan P4K Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
No
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
Penolong Persalinan: 1
Nakes
22
91,7
Non Nakes
2
8,3
Beresiko
5
20,8
Tidak Beresiko
19
79,2
Rendah (tidak sekolah-tamat SMP)
15
62,5
Tinggi (SMA/PT)
9
37,5
Primipara (1 anak)
4
16,7
Multipara (2-4 anak)
18
75
Grandemultipara (≥5 anak)
2
8,3
Bekerja
2
8,3
Tidak Bekerja
22
91,7
Umur: 2
Pendidikan: 3
Jumlah Anak: 4
Pekerjaan: 5
1. Penolong Persalinan Berdasarkan dari responden yang diteliti didapatkan 8,3 % memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan dan 91,7% memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
42
2. Umur Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 79,2% terdapat pada kelompok tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dan sebagian kecil yaitu 20,8% pada kelompok umur beresiko 3. Pendidikan Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 62,5% pendidikan rendah dari tidak sekolah-tamat SMP dan sebagian kecil yaitu 37,5% pendidikan tinggi. 4. Jumlah Anak Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 75% memiliki anak 2-4 orang dan sebagian kecil yaitu 8,3% memiliki anak ≥5 orang. 5. Pekerjaan Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 91,7% responden tidak bekerja dan sebagian kecil yaitu 8,3% bekerja dengan berbagai macam profesi.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Yang Mendapatkan Penyuluhan GSI Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
No
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
Penolong Persalinan: 1
Nakes
13
54,2
Non Nakes
11
45,8
Beresiko
4
16,7
Tidak Beresiko
20
83,3
Umur: 2
3
Pendidikan:
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
43
Rendah (tidak sekolah-tamat SMP)
14
58,3
Tinggi (SMA/PT)
10
41,7
Primipara (1 anak)
3
12,5
Multipara (2-4 anak)
20
83,3
Grandemultipara (≥5 anak)
1
4,2
Bekerja
3
12,5
Tidak Bekerja
21
87,5
Jumlah Anak: 4
Pekerjaan: 5
1. Penolong Persalinan Berdasarkan dari responden yang diteliti didapatkan 45,8 % memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan dan 54,2% memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. 2. Umur Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 83,3% terdapat pada kelompok tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dan sebagian kecil yaitu 16,7% pada kelompok umur beresiko 3. Pendidikan Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 58,3% pendidikan rendah dari tidak sekolah-tamat SMP dan sebagian kecil yaitu 41,7% pendidikan tinggi. 4. Jumlah Anak Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 83,3% memiliki anak 2-4 orang dan sebagian kecil yaitu 4,2% memiliki anak ≥5 orang. 5. Pekerjaan Berdasarkan dari responden yang diteliti sebagian besar yaitu 87,5% responden tidak bekerja dan sebagian kecil yaitu 12,5% bekerja dengan berbagai macam profesi.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
44
5.2.2 Intervensi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Variabel intervensi P4K dikelompokkan menjadi dua kelompok,masingmasing proporsi yaitu diberi intervensi P4K sebanyak 24 orang (50%) dan non P4K sebanyak 24 orang (50%) 5.2.3 Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Variabel
pemilihan
penolong
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu ditolong oleh tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan.. Hasil distibusi pengelompokkan berdasarkan pemilihan penolong persalinan dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.3 Distribusi Respoden Berdasarkan Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil Di Desa KarangsariWilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Pemilihan Penolong
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Nakes
35
72.9
Non Nakes
13
27.1
Total
48
100.0
Persalinan
Bedasarkan tabel 5.1 diperoleh informasi bahwa, sebagian besar responden memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan yaitu 72.9% (35), sementara itu, ditolong oleh tenaga non kesehatan sebesar 27.1% (13 orang).
5.3 Analisis Bivariat 5.3.1
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang P4K Terhadap Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
45
Tabel 5.4 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang P4K Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Di Desa Karangsari Wilayah Kerja Puskesmas Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Pemilihan Penolong Persalinan
Intervensi P4K
Nakes
Total
Non Nakes
Pvalue
n
%
N
%
N
%
P4K
22
62.9
2
15.4
24
100.0
Non P4K
13
37.1
11
84.6
24
100.0
Total
35
100.0
13
100.0
48
100.0
0.009
OR
9.3
95% CI
1.8 – 48.7
Proporsi ibu yang diberikan penyuluhan P4K dan memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terdapat sebanyak 22 orang (62.9%), sedangkan yang tidak diberikan penyuluhan P4K dan memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 13 orang (37.1%). Hasil uji statistik membuktikan ada perbedaan proporsi yang signifikan antara kelompok yang diberikan penyuluhan P4K dengan yang tidak diberikan penyuluhan P4K, yaitu diperoleh p-value = 0.009, atau ada hubungan yang bermakna antara pemberian penyuluhan P4K dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai odds rasio (OR) sebesar 9,3 (Confidence Interval 95% : 1.8 – 48.7), artinya ibu yang pernah diberikan penyuluhan P4K memiliki peluang sebesar 9.3 kali untuk memilih tenaga penolong pesalinan oleh tenaga kesehatan dibanding dengan yang tidak diberikan penyuluhan P4K.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
46
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak dilakukan pretest dan post test pada saat sebelum dan sesudah penyuluhan. Yang dilakukan hanyalah observasi terhadap pemilihan tempat persalinan yang dilakukan oleh peserta penyuluhan beberapa bulan setelah dilakukan penyuluhan. Tidak dilakukannya pretest dan post test disebabkan oleh karena kurangnya persiapan dalam melakukan penyuluhan, juga disebabkan oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki. Pre test dan post test saat sebelum dan sesudah penyuluhan seharusnya dilaksanakan untuk mendapatkan efek yang sesungguhnya dari penyuluhan, sehingga dapat diketahui apakah pemilihan tempat persalinan ke fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh peserta penyuluhan benar-benar disebabkan oleh terjadinya peningkatan perilaku akibat penyuluhan, yang dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penyuluhan berhasil. Namun oleh karena dalam penyuluhan ini tidak dilakukan pre test dan post test, maka belum dapat diperoleh kesimpulan mengenai keberhasilan dari penyuluhan ini. Banyaknya peserta penyuluhan P4K yang pada akhirnya memilih tempat persalinan di fasilitas kesehatan kemungkinan turut pula dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan peserta penyuluhan GSI. Dengan demikian, pada studi serupa yang akan dilakukan di masa yang akan datang harus pula dilakukan pre test dan post test, serta pengumpulan informasi mengenai latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi dari seluruh peserta penyuluhan.
46
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
47
6.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 5.2 mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 menunjukkan ada hubungan antara penyuluhan kesesshatan tentang P4K terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil. Hasil uji statistik dengan chi-square menggunakan program komputer untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang P4K terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil menunjukkan nilai p value = 0,009 < 0,05 maka ha diterima dan ho ditolak artinya ada hubungan antara penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 24 responden yang mendapatkan penyuluhan tentang P4K, sebanyak 22 responden (62,9%) memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dan sebanyak 2 responden (15,4 %) memilih penolong persalinan bukan oleh tenaga kesehatan Berdasarkan pengamatan dilapangan hal ini disebabkan adanya persamaan persepsi atau pemahaman tentang P4K dan manfaat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang diberikan pada waktu penyuluhan P4K oleh petugas sehingga ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang P4K dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berdampak pada pengambilan keputusan ibu dalam memilih tenaga penolong persalinan, sedangkan yang memilih penolong persalinan bukan oleh tenaga kesehatan disebabkan karena bidan tidak berdomisili di tempat dan masih banyak faktor lain baik dari faktor ibu sendiri maupun dari faktor luar ibu yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green (1980) dalam Barrosse (2005) bahwa pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan. Ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang tenaga kesehatan, lebih percaya dan yakin untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong
47
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
48
persalinannya. Selain itu ibu juga merasa terjamin keselamatan jiwanya dan bayi yang akan dilahirkannya karena telah dipersiapkan pada waktu kehamilan. Pada kelompok kontrol dari 24 responden yang mendapatkan penyuluhan tentang program GSI sebanyak 13 responden (37,1%) memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dan sebanyak 11 responden (84,6%) memilih penolong persalinan oleh tenaga non kesehatan. Hal ini bisa disebabkan program Gerakan Sayang Ibu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi masyarakat. Program GSI tidak mempersiapkan ibu hamil untuk menghadapi persalinannya, akan tetapi lebih menitik beratkan pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan saja sehingga ibu kurang memahami manfaat dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan itu sendiri serta tidak melibatkan unsur masyarakat maupun keluarga. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2007) yang menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan tentang desa siaga dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki hubungan, karena ibu yang mendapatkan penyuluhan kesehatan akan memperoleh tambahan pengetahuan yang lebih luas sehingga ibu hamil akan memahami pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Berbeda dengan ibu yang tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan ibu hamil tidak memperoleh tambahan pengetahuan sehingga kurang memahami tentang manfaat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hasil penelitian penulis sesuai pernyataan Damanik (2007) bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penyampaian atau menerangkan pesan yang berisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dari satu lembaga, kelompok dan individu lain (komunikan) dengan tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola fikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat. Pengetahuan ini terkait dengan lingkungan dimana responden menetap. Keadaan lingkungan sekitar sedikit banyaknya akan mempengaruhi pengetahuan dalam hal ini pengetahuan tentang P4K dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (Iriawanti, 2007).
48
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
49
Perilaku kesehatan yang diharapkan adalah ibu bersalin memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Pengetahuan merupakan dasar bagi ibu bersalin untuk mengetahui pentingnya pertolongan persalinan yang aman dan sehat, sehingga komplikasi yang mungkin terjadi pada saat bersalin dapat ditangani dengan baik (Iriawanti, 2007). Tindakan seseorang dalam menghadapi suatu masalah mencerminkan tingkat pengetahuannya, dimana orang tersebut dapat memahami suatu masalah secara komprehenshif dan menginterpretasikannya secara benar, serta mampu menganalisa dan mengevaluasinya. Dengan
kemampuan pengetahuannya
seseorang akan mampu mengambil tindakan secara lebih baik (Notoatmodjo, 2002). Dari hasil penelitian jika dihubungkan dengan pengaruh penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil, disebabkan karena ibu yang mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang P4K akan memiliki tambahan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga mereka memahami pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan dan mampu mengambil tindakan dalam memilih penolong persalinan sesuai dengan pengetahuan yang ia peroleh pada waktu mendapatkan penyuluhan tentang P4K.
49
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
51
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang P4K terhadap pemilihan penolong persalinan. Setelah dilakukan analisis dan pengujian statistik diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penyuluhan kesehatan pada ibu hamil trimester III di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 sebagian dilakukan penyuluhan tentang P4K sebanyak 24 responden (50%) dan sebagian lagi dilakukan penyuluhan tentang GSI sebanyak 24 responden (50%). 2. Pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 sebagian besar memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu sebanyak 35 responden (72,9%). 3. Ibu hamil yang diberi penyuluhan P4K lebih banyak memilih bersalin oleh tenaga kesehatan dibanding yang tidak diberi penyuluhan P4K 4. Terdapat hubungan antara penyuluhan kesehatan tentang P4K dengan pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012.
7.2 Saran 7.2.1
Bagi Masyarakat
a. Mengoptimalkan pemanfaatan pasilitas kesehatan yang ada seperti posyandu, polindes merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mencari informasi/ konsultasi dengan petugas kesehatan mengenai P4K di posyandu maupun polindes b. Mengoptimalkan forum desa siaga sebagai wahana untuk evaluasi program KIA khususnya persalinan dan masalah kematian
Universitas Indonesia
50 Dewi, FKM UI, 2012 Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian
51
c. Disarankan pada masyarakat agar ikut aktif atau berperan serta untuk menabung dalam mempersiapkan dana persalinan baik melalui tabulin maupun dasolin 7.2.2
Penolong Persalinan (Bidan) a. Meluangkan waktu dan meningkatkan fungsi konseling tentang P4K baik pada saat ANC maupun kesempatan lain saat interaksi dengan ibu hamil b. Meningkatkan kerjasama dengan dukun bayi melalui program kemitraan bidan dukun c. Menggerakan msyrakat dalam pelaksanaan program P4K dan desa siaga misalnya kegiatan notifikasi ibu hamil, pemeriksaan golongan darah bagi ibu hamil dan calon pendonor d. Penolong persalinan (Bidan) perlu meningkatkan kemampuan dalam segi teknis maupun komunikasi agar mendapat simpati dari masyarakat e. Bidan harus berdomisili ditempat tugas
7.2.3
Bagi Dinas Kesehatan a. Menyediakan sarana dan prasarana penyuluhan dan konseling tentang P4K dan persalinan tenaga kesehatan b. Menyediakan polindes sesuai dengan standar kesehatan c. Memfasilitasi pelaksanaan program desa siaga dan P4K di tiap kecamatan
7.2.4
Bagi Peneliti lain Melakukan penelitian menggunakan variabel lain dan dengan desain
kualitatif agar bisa menjawab penelitian tentang penolong persalinan.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Barosse, 2005. Health Program Planing An Educational And Ecological Approch BPS, Kemenkes, Macro international. 2007. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, Danim, 2002. Metode Penelitian Kebidanan, Prosedur, Kebijakan Dan Etika. Jakarta :EGC Depkes RI, 2002. Program Safe Motherhood Di Indonesia. Jakarta : Jakarta Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat Dan Kabupaten / Kota Sehat. Jakarta : Depkes RI Depkes RI, 2008. Pedoman Praktis Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Depkes RI, 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: USAID
Dinkes Garut, 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2010. Garut Dinkes Jabar, 2006. Profil Kesehatan Propinsi Jabar Tahun 2006. Bandung : Dinkes Jabar Hastono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta: Alfa Beta Herlina. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Kabupaten Lampung Selata. maret 30 2011 http://herlina.wordpress.com Iriawanti, 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan Di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. http://herlina.wordpress.com diakses 30 maret 2011 Kusumandari, 2010, Bidan Sebuah Pendekatan Midwiferry of Knowledge. Yogyakarta : Nuha Medik Machfoedz, 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Cetakan Ke Lima. Yogyakarta. Fitramaya
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Meilani, 2009 Kebidanan Komunitas. Yogyakarta :Fitramaya Muzaham, 2007. Sosiologi kesehatan. Jakarta : UI Press Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta , 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta , 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta , 2005, Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta , 2006. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta Nurjanah, 2008. Angka Kematian Ibu dan Bayi. Jakarta: wordpress.com Puskesmas
Karangpawitan, 2011. Laporan KarangpawitanTahun 2011. Garut
Tahunan
Puskesmas
Prawirodjo, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Rini, 2008. Metode Pengukuran 3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Dalam Kesehatan. http://iffulah.blogspot.com Supari, 2007. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta: http://bascommetro.blogspot.com
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Lampiran 1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN Topik
:Program
Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K) Jenis Kegiatan
: Penyuluhan
Sasaran
: Ibu Hamil Trimester III, Suami, kader, dukun dan Tokoh Masyarakat
Hari/Tanggal
: Senin, 26 Maret 2012
Waktu
: Jam 09.00 – 11.00 WIB
Tempat
: Aula Desa Karangsari
Alat Peraga
: Plif Chart
Tujuan Pembelajaran : 1. Memberikan informasi tentang masalah kematian ibu 2. Memberikan informasi tentang penyebab kematian ibu 3. Memberikan informasi tentang 3 pesan kunci persalinan 4. Memberikan informasi tentang definisi P4K 5. Memberikan informasi tentang tujuan P4K 6. Memberikan informasi tentang manfaat P4K 7. Memberikan informasi tentang sasaran P4K 8. Memberikan informasi tentang pelaksanaan P4K 9. Memberikan informasi tentang peran masyarakat dalam pelaksanaan P4K 10.
Memberikan
informasi
tentang
pemantauan pelaksanaan P4K
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
indikator
NO
WAKTU
JENIS KEGIATAN Perkenalan
1
5 menit
2
45 menit
Penyampaian materi
3 4 5 6
30 menit 20 menit 15 menit 5 menit
Tanya jawab Kesepakatan Kesimpulan Penutup
MATERI YANG DIBERIKAN - Identitas - Maksud dan tujuan serta pengarahan 1. Masalah kematian 2. Penyebab kematian 3. 3 pesan kunci persalinan 4. Definisi P4K 5. Tujuan P4K 6. Manfaat P4K 7. Sasaran P4K 8. Pelaksanaan P4K 9. Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan P4K 10. Indikator pemantauan pelaksanaan P4K
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
-
MATERI PENYULUHAN 1.
Masalah kematian ibu di Indonesia a. Kematian ibu di Indonesia 1)
Setiap tahun ada 9.500 ibu meninggal
2)
Setiap bulan ada 792 ibu meninggal
3)
Setiap minggu ada 183 ibu meninggal
4)
Setiap hari ada 26 ibu meninggal
5)
Setiap jam ada 1 ibu meninggal
b. Kasus kematian ibu di Kabupaten Garut tahun 2010 sebanyak 34 kasus 2.
Penyebab kematian ibu di Indonesia a. Sebab kematian ibu 1)
Pendarahan 28%
2)
Pre eklamsi/eklamsi 24%
3)
Infeksi 11%
4)
Komplikasi nifas 8%
5)
Trauma obstetrik 5%
6)
Persalinan macet/lama 5%
7)
Abortus 5%
8)
Emboli obstetrik 3%
b. Sebab kasus kematian ibu di Kabupaten Garut
3.
1)
Perdarahan 20 kasus
2)
Eklamsi 7 kasus
3)
Infeksi 5 kasus
4)
Laian-lain 5 kasus
3 pesan kunci persalinan a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil b. Setiap komplikasi obstetri (kebidanan) dan neonatal (bayi baru lahir) ditangani dengan standar pertolongan
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
c. Setiap wanita usia subur mempunyai jalur penanganan terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penaggulangan komplikasi 4.
Definisi P4K Suatu kegiatan yang difalitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan
pemakaian
alat
kontrasepsi
pasca
persalinan
dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB 5.
Tujuan P4K a. Terdatanya ibu hamil b. Persalinan terencana c. Komplikasi dicegah dan ditatalaksana adekuat d. Peningkatan peran serta masyarakat
6.
Manfaat P4K a. Mempercepat berfungsinya desa siaga b. Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar c. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil d. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini f. Meningkatnya peserta KB pascasalin g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu
7.
Sasaran P4K Seluruh ibu hamil
8.
Pelaksanaan P4K (tenaga pelaksana P4K) a. Tenaga kesehatan 1) Bidan desa 2) Bidan praktek swasta 3) Dokter umum
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
4) Dokter spesialis b. Masyarakat 1) Keluarga 2) Tetangga 3) Tokoh masyarakat 4) Kader kesehatan 5) Dukun c. Langkah pelaksanaan 1) Orientasi P4K 2) Sosialisasi di tingkat desa 3) Pertemuan bulanan di tingkat desa 4) Kontak dengan ibu hamil dan sepakat dalam pengisian stiker 5) Mengisi dan menempel stiker 6) Memantau intensif perkembangan kesehatan ibu hamil 7) Bidan desa memberikan konseling pada ibu hamil 8) Bidan desa memberikan pelayanan 9) Bidan desa merekap hasil pelayanan 10) Bidan desa melaporkan hasil pelayanan 11) Pemantauan intensif 12) Stiker dilepas sampai 40 hari pasca persalinan 9.
Peran masyarakat/kader/dukun 1) Membantu bidan mendata jumlah ibu hamil di wilayah binaan 2) Memberiukan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu 3) Membantu bidan dalam memfalitasi keluarga untuk menyepakati isi stiker, termasuk KB pasca melahirkan 4) Bersama dengan kader, tokoh masyarakat membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan 5) Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan dan sesudah melahirkan
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
6) Menganjurkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan 10. Indikator pemantauan pelaksanaan P4K d. Desa melaksanakan P4K dengan stiker e. Ibu hamil mendapatkan stiker f. Ibu hamil berstiker mendapat pelayanan ANC sesuai standar g. Ibu hamil berstiker bersalin di nakes h. Ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani i. Menggunakan KB pasca melahirkan j. Ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Kisi-Kisi Pengetahuan Tentang P4K
Pengetahuan
Jumlah Soal
No Soal
Pengertian P4K
1
Soal No 1
Tujuan P4K
4
2 sampai dengan 5
Manfaat P4K
6
6 sampai dengan 11
Peran masyarakat
4
12 sampai dengan 15
Pelaksanaan P4K
5
17 sampai dengan 20
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
DAFTAR PERTANYAAN
No
Pertanyaan
Benar
1
P4K adalah suatu kegiatan yang dipasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka merencanakan persalinan
yang
aman
dan
persiapan
menghadapi komplikasi pada ibu hamil 2
Tujuan P4K adalah terdatanya seluruh ibu hamil yang ada
3
Persalinan terencana bukan merupakan tujuan dari P4K
4
Komplikasi
/kegawatdaruratan
dapat
ditatalaksana dengan benar 5
Dengan P4K dapat meningkatkan peran serta masyarakat untuk peduli terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
6
Manfaat P4K adalah meningkatnya kunjungan pemeriksaan kehamilan
7
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan akan menurun jika P4K dilaksanakan
8
Dengan P4K akan menjalin kerjasama yang baik antara bidan dan dukun dalam melakukan pertolongan persalinan
9
Manfaat lain dari P4K adalah meningkatnya peserta KB setelah melahirkan
10
Apabila P4K dapat terlaksana dengan baik maka kejadian kesakitan dan kematian ibu dapat menurun
11
Program
P4K
dapat
menangani
kejadian
komplikasi secara dini
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Salah
12
Salah satu peran masyarakat adalah membantu bidan untuk menyepakati isi stiker P4K
13
Kader
dan
tokoh
masyarakat
sebaiknya
membahas tentang masalah calon donor darah untuk menghadapi kegawat daruratan 14
Peran
suami
mendampingi
dalam
P4K
pada
saat
yaitu
untuk
pemeriksaan
kehamilan, persalinan dan nifas 15
Peran masyarakat yaitu menganjurkan untuk memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan
16
Pelaksanaan P4K salah satunya adalah ibu hamil mendapatkan stiker tentang P4K
17
Ibu hamil dalam P4K berhak mendapatkan pelayanan
pemeriksaan
kehamilan
sesuai
standar 18
Ibu hamil dalam P4K bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan
19
Dalam P4K ibu menjadi akseptor KB pasca melahirkan
20
Setelah
melahirkan
dalam
P4K
ibu
mendapatkan pelayanan nifas sesuai dengan standar
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
KUNCI JAWABAN
1. B
11. B
2. B
12. B
3. S
13. B
4. B
14. B
5. B
15. B
6. B
16. B
7. S
17. B
8. B
18. B
9. B
19. B
10. B
20. B
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
LEMBAR KEGIATAN
A. Identitas Responden No Responden
:................................................
Nama Responden
:................................................
Umur
: ................................................
Hamil Ke
: ................................................
Umur Kehamilan
: ................................................
B. P4K Penyuluhan kesehatan tentang P4K : Ya / Tidak P4K
Ya
No 1
Tidak
1
Pemasangan stiker P4K
2
Perencanaan persalinan oleh tenaga kesehatan
3
Perencanaan pemakaian metode KB
4
Pengambilan keputusan bila terjadi komplikasi
5
Adanya dukungan tokoh masyarakat
C. Pemilihan Penolong Persalinan 1. Tanggal melahirkan
: .................
2. Penolong persalinan
: 1. Nakes 2. Non Nakes
3. Nama penolong persalinan :
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012
Pengaruh penyuluhan..., Willa Susian Dewi, FKM UI, 2012