,,
'·'
.
•
f,d
''II
UNIVERSITAS INDONES IA
ESTIMA SI WILLING NESS TO PAY RUMAH TANGGA PELANG GAN PDAM UNTUK PENING KATAN KUALIT AS PELA YANAN AIR BERSIH YANG DIKELO LA PDAM TIRT A PAKUAN KOTA BOGOR : APLIKA SI CHOICE MODELL ING TAHUN 2009
TESIS
KAMALY USUF NPM. 0806428962
FAKULTA S EKONOM I PROGRA M PASCASA RJANA ILMU EKONOM I DEPOK DESEMBE R 2009
UNIVERSITAS INDONESIA
ESTIMASI WILLINGNESS TO PAYRVMAH TANGGA PELANGGAN PDAM UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN AIR BERSIH YANG DIKELOLA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR: APLIKASI CHOICE MODELLING TAHUN 2009
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Sains Ekonomi pada Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pascasarjana Program
KAMAL YUSUF NPM. 0806428962
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI KEKHUSUSAN EKONOMI REGIONAL DAN PERKOTAAN DEPOK DESEMBER 2009
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNY AT AAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: KAMAL YUSUF
NPM
: 0806428962
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 17 Desem ber 2009
~::-,(...................
II
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Tesis
KAMAL YUSUF 0806428962 llmu Ekonomi Estimasi Willingness To Pay Rumah Tangga Pelanggan PDAM Untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan Air Bersih Yang Dikelola PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor : Aplikasi Choice Modeling Tahun 2009
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains Ekonomi pada Program Studi llmu Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: Dr. Sonny Harry B. Harmadi
Penguji
: Dr. Diah Widyawati
Ketua Penguji
:Prof. Dr. Nachrowi Dj. Nachrowi
Ditetapkan di : Depok Tanggal : 17 Desember 2009
Ill
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Raja Jin dan Manusia yang telah memberikan segala kemudahan dan izin sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para pengikutnya. Berawal dari ketertarikan dan pengamatan atas kondisi-kondisi terkait dengan air bersih yang ada
di Kota Bogor dimana mulai menemui banyak
kendala di dalam pengelolaannya sehingga mempengaruhi pelayanan kepada pelanggan, penulis kemudian mencoba menggali persepsi, preferensi dan kerelaan membayar sebagai kompensasi dari peningkatan kualitas pelayanan air bersih yang dipilih oleh pelanggan yang sudah ada saat ini. Pada proses belajar di Program Studi llmu Ekonomi dan proses penulisan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Nachrowi Dj. Nachrowi selaku Ketua Penguji dan Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk belajar di Program Studi Ilmu ekonomi. 2. Pusbindiklatren Bappenas yang telah menyediakan beasiswa untuk kuliah di Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 3. Walikota Bogor atas ijin dan tugas belajar yang diberikan kepada penulis untuk kuliah di Program Studi llmu Ekonomi Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 4. Bapak Dr. Sonny Harry B. Harmadi selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas petuah bijaknya Pak. 5. lbu Dr. Dyah Widyawati selaku penguji yang telah memberikan masukanmasukan yang konstruktif dalam penyelesaian tesis ini. 6. Staf dosen pengajar di Program Studi Ilmu Ekonomi Program
Pascasa~jana
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah menularkan ilmunya.
IV
7. Orangtuaku, Apa dan Mamah di Surnedang serta Bapak dan lbu di Bogor, kakak-kakak dan adik penulis yang telah rnernberikan do'a, dorongan dan bantuan finansial agar penulis dapat segera rnenyelesaikan kuliah ini. Dari keluarga besar ini penulis sangat banyak mengarnbil hikrnah kehidupan. 8. Pendamping hidupku satu-satunya Umi Rina Febriani, AMd yang telah rnernberikan bantuan dan pengorbanan yang sangat besar selarna ini kepada penulis. Juga anak-anakku Ghulam Arkan Kamal, Muhammad Ghazy 'Ali
A/Kama/, dan Han({ Azman TajKamal. yang telah rela berbagi waktu yang seharusnya menjadi hak mereka. Bagi penulis, Mereka rnerupakan surnber rnotivasi dan inspirasi yang tidak akan pernah habis. 9. Bapak Mernet Gunawan selaku Direktur Utarna PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Pak Jarnalis, Pak Hendra Setiav.·an. dan lbu Reny di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor atas bantuan dan diskusinya. Sernoga PDAM bisa lebih baik lagi. 10. Mbak Ilwa Nuzul Rachma, SE, MSE serta Kang Dicky Firrnansyah, S.Si, MM atas diskusi tentang choice model dan ekonornetrika. Hanya Tuhan yang bisa rnernbalas kebaikan Anda berdua. 11. Ternan-ternan kuliah di PPIE UI Kelas Bappenas angkatan 2008 atas perternanannya, Bang Diner YES (ternan kornuting Bogor-Salernba pp), Cak Usrnan, Kang Dede, Mbak Astrid, Pakde Handani dan ternan-ternan lainnya. Meskipun sangat singkat, namun sangat menyenangkan menjadi bagian dari anda sernua. 12. Ternan-ternan di
Bappeda Kota Bogor yang telah ikhlas rnernbantu
pelaksanaan survey primer ke rumah tangga pelanggan di Kota Bogor. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. demikian juga halnya dengan tesis ini. Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis nantikan dari pembaca tesis ini, untuk perbaikan di rnasa yang akan datang. Sernoga karya kecil ini dapat rnernberikan suatu peran yang cukup berarti di dalam khazanah keilmuan ekonomi yang sangat luas. Sernoga. Depok,
Desernber 2009
Kamal Yusuf
v
HALAMAN PERNY AT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TESIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Kamal Yusuf
NPM
: 0806428962
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis karya
: Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti
Non-eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ESTIMASI WILLINGNESS TO PAY RUMAH TANGGA PELANGGAN PDAM UNTUK PENINGKA TAN KUALIT AS PELA Y ANAN AIR BERSIH YANG DIKELOLA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR : APLIKASI
CHOICE MODELLING TAHUN 2009 beserta perangkat yang ada Uika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Pada tanggal
: Depok : 17 Desember 2009
(KAMAL YUSUF)
VI
ABSTRAK KAMAL YUSUF Nama Program Studi : Ilmu Ekonomi Estimasi Willingness To Pay Rumah Tangga Pelanggan PDAM Judul Untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan Air Bersih Yang Dikelola PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor : Aplikasi Choice Modelling Tahun 2009 Tesis ini membahas mengenai penilaian persepsi rumah tangga pelanggan PDAM dan mengestimasi willingness to pay rumah tangga pelanggan PDAM untuk peningkatan kualitas pelayanan air bersih. Variabel yang diteliti terkait dengan kualitas pelayanan adalah kualitas air bersih, kualitas aliran atau tekanan air bersih, gangguan kontinuitas dan biaya rekening air bersih setiap bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ekonometrika dengan data cross section untuk mengestimasi besaran willingness to pay dengan menggunakan conditionallogit model. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara umum persepsi pelanggan terkait dengan kualitas pelayanan air bersih (kualitas air, tekanan air, dan kontinuitas air) cenderung baik. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan conditional logit model, diketahui bahwa rumahtangga pelanggan PDAM masih memiliki kemauan membayar (willingness to pay) untuk peningkatan kualitas pelayanan air bersih dari level status quo ke level excellent sebesar I 0, 9% dari rata-rata pendapatan rumahtangga responden. Total benefit yang dapat diperoleh sebesar Rp. 311 milyar. Kata kunci: Willingness to Pay, Air Bersih, Choice Modeling, conditionallogit model
Vll
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name Study Program Title
KAMAL YUSUF Science of Economics Estimating Willingness To Pay of Customer Households of PDAM Tirta Pakuan's of Bogor Municipality for Water Service Quality Improvement: Choice Modelling Application, Year 2009
This study was conducted to elicit customer households perception and willingness to pay for water service quality improvements managed by PDAM Tirta Pakuan, Bogor Municipality using choice modeling and conditional logit model. Some attributes such as water quality, water pressure, waterflow continuity problem and monthly bill of drinking water were using at this study as variables to measure customer households willingness to pay. A number of result of this study shows that in general, water service quality perception of customer households is quite good. This study also find out that customer households still have willingness to pay about I 0,9% of average total income for water service quality improvement from status quo level to excellent level. Total benefit gained from water service quality improvement is about Rp. 3 11 million. Keywords: Willingness to Pay, Drinking Water, Choice Modeling, Conditional Logit Model
Vlll
Universitas Indonesia
DAFTAR lSI
Halaman 1udul Halaman Pernyataan Orisinalitas
11
Halaman Pengesahan
l1l
Kata Pengantar
IV
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tesis Untuk Kepentingan Akademis
VI
Abstrak T esis
Vll
Daftar lsi
IX
Daftar Tabel
XI
Daftar Gambar
Xll
l.PENDAHU LUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah
6
1.3 Hipotesis
7
1.4 Tujuan Penelitian
8
1.5 Manfaat Penelitian
8
1.6 Sistematika Penulisan
9
2. TINJAUAN PUSTAKA
11
2.1 Teori Preferensi Konsumen
11
2.2 Konsep Willingness to Pay dan Compensatin g Variation
13
2.3 Review Kepustakaan Mengenai Ekonomi Air Bersih
19
2.4 Penelitian Penelitian Terdahulu
24
3. GAMBARA N UMUM WILAYAH STUDI
31
3. I Kondisi Geografis
31
3.2 Kondisi Air Bersih Di Kota Bogor
35
IX
Universitas Indonesia
4. METODOLOGI
39
4.1. Logical Framework dan Langkah Pengerjaan Penelitian
39
4.2. Pendekatan Choice Model dalam Penelitian
42
4.3. Desain Kuesioner
49
4.4. Pengumpulan Data
58
4.4.1
58
Penentuan Area
60
4.4.2 Penentuan Sampel dan pengumpulan Data 4.5. Model Estimasi
62
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
66
5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden
67
5.2. Perilaku, Persepsi dan Preferensi Pelanggan Rumah Tangga
72
5.3. Estimasi Willingness to Pay
75
54. Perhitungan Nilai Manfaat dari Peningkatan Pelayanan Air Bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
82
6. KESIMPULAN DAN SARAN
84
61. Kesimpulan
84
6.2. Saran
85
Daftar Pustaka Lampi ran
86
X
Universitas Indonesia
DAFT ART ABEL 3
Tabel 1.1.
Kapasitas dan Sumber Air Baku Air Minum di Kota Bogor ....
Tabel2.1.
Taksonomi Barang dan Jasa.............................................
19
Tabel3.1.
Jumlah Pengguna Air Bersih Berdasarkan Sumber Air di Kota Bogor Menurut Kecamatan Tahun 2007....................... ...........
35
Kapasitas Produksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Desember 2008 .................................................... ........... .. ........
36
Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002-2008......................... ..............................................
36
Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Menurut Kategori Pelanggan dan Zona Pelayanan Tahun 2008 ............
37
Kebutuhan Prasarana Air Bersih Kota Bogor Sampai Tahun 2014........................... ...............................................................
38
Tabel4.1.
Langkah Pelaksanaan Choice Modeling....................................
46
Tabel4.2.
Definisi Operasional Masing-Masing Atribut...........................
54
Tabel4.3.
Pilihan Matriks Standar Dengan 3 (tiga) Level........................
56
Tabel4.4.
Matriks Orthogonal ~(3 4).......................................................
57
Tabel 4.5.
Pembagian Zona pelayanan Air Bersih Oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor....................................................................
58
Tabel4.6.
Jumlah Sam pel Tiap Zona Pelayanan.. .... ...... .... ........ ........ ...... ..
61
Tabel 5.1.
Summary Statistic Karakteristik Responden.............................
67
Tabel 5.2.
Frekuensi dan Prosentase Kumulatif Usia Responden..............
68
Tabel 5.3.
Frekuensi dan Prosentase Kumulatif Pendapatan Responden...
71
Tabel 5.4.
Persepsi Kualitas Pelayanan Air Bersih PDAM........................
74
Tabel 5.5.
Estimasi Marginal Willingness To Pay (MWTP)Ilmp licit Price untuk Model Main Effect........................
76
Nilai Koefisien Model Jnterraction Effect........................
80
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 5.6.
XI
Universitas Indonesia
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1.
Metoda Valuasi Ekonomi ................ ................ .......
15
Gambar 2.2.
Compensated Demand Curve. . . . . . . . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
16
Gambar 2.3.
Kurva Compensating Variation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
I7
Gambar 2.4.
Consumer Surplus untuk Setiap Konsumen.. ............ ....
18
Gambar 2.5.
Kurva Permintaan Air Bersih lndividu ..... :........................
22
Gambar 2.6.
Kurva Hubungan Pendapatan dengan Permintaan: Pergeseran Kurva Permintaan. ........... .... .. .. .. .. .. .. .. .. ....
24
Gambar 3.1.
Peta Kota Bogor... ... .. .... ... . .. .. . .. . . . . . . ... .. .. .. . . . .. . . . . ...
32
Gambar 4.1.
Diagram Alur (Flow Chart) Penelitian.. ................. .....
40
Gambar4.2.
Langkah Pengerjaan Penelitian.. ................. ..............
42
Gambar 4.3.
Contoh Set Pilihan Pertanyaan ................. ................
57
Gambar4.4.
Langkah Pengerjaan Penelitian.. ................. ..............
42
Gambar 5.1.
Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan ................ ................ ................ .........
68
Gambar 5.2.
Persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan... ............
69
Gambar 5.3.
Persentase Responden Berdasarkan J umlah Anggota Rumah Tangga ................ ................ ............... ·:....
70
Xll
Universitas Indonesia
DAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan
manusia. Diyakini bahwa kualitas air bersih yang sehat dan bagus merupakan salah satu komponen penting dan berpengaruh dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui perbaikan kualitas kesehatan masyarakat (Haq et.al, 2008). Dengan kondisi kesehatan yang lebih baik, maka anggaran untuk kesehatan dapat dihemat dan dialihkan kepada program pembangunan yang lain. Lebih jauh Haq et.al (2008) mengatakan bahwa ada korelasi positif an tara peningkatan pendapatan nasional dengan proporsi populasi yang memiliki akses terhadap air bersih berkualitas. Peningkatan 0,3% investasi dalam upaya peningkatan akses rumah tangga terhadap air bersih mampu membangkitkan I% peningkatan GOP. Hal ini menunjukan begitu vitalnya peranan akses masyarakat terhadap air bersih yang berkualitas baik. Pada dokumen MDGs disebutkan bahwa pada tahun 2015, target populasi dunia untuk dapat memperoleh akses terhadap air bersih adalah sebesar 86% (UN MDGs Report, 2008). Hal ini didasarkan pada kondisi dimana pada tahun 2008, masih sekitar 1 milyar penduduk dunia yang belum dapat memperoleh akses terhadap air bersih yang layak pakai (UN MDGs Report, 2008). Di Indonesia masalah pengelolaan air bersih juga sudah jadi perhatian pemerintah. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. pada pasal 5 disebutkan bahwa Negara menjamin hak warga negara untuk memperoleh air bersih minimal untuk mempertahankan hidupnya. Kemudian pada dokumen MDGs untuk Indonesia, dari target 67% proporsi penduduk terhadap akses air bersih tahun 2015, pada tahun 2007 baru mencapai 52,1 %, serta dari target 67,7% air bersih perpipaan di perkotaan tahun 2015, pada tahun 2007 baru mencapai 30,8% (Bappenas, 2007). Universitas Indonesia
2
Berdasarkan Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Cipta Karya-PU (2006) disebutkan bahwa saat ini pelayanan air bersih baru mencakup 32% di wilayah perkotaan dan 7% di wilayah perdesaan. Data lain menyebutkan bahwa untuk Indonesia pada tahun 2007 baru sekitar 49 juta populasi atau sekitar 22,31% masyarakat yang terpenuhi dan memperoleh akses terhadap air bersih layak pakai (Harahap, 2007). Dari data-data yang ada meskipun berbeda- pada intinya menunjukan suatu kondisi bahwa akses dan pelayanan terhadap air bersih sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat di Indonesia masih rendah dan masih memerlukan perhatian yang lebih besar lagi. Demikian juga halnya dengan Kota Bogor. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia (berdasarkan pendekatan jumlah populasi kota yang pada tahun 2009 mencapai 1.030.000 ribu jiwa), Kota Bogor menghadapi masalah yang sama. Kebutuhan akan air bersih di kota Bogor dipenuhi dengan system perpipaan yang dikelola PDAM Tirta Pakuan (selanjutnya disebut PDAM Kota Bogor) dan air bersih non PDAM (sumur, mata air, sumur bor dll) yang dikelola masyarakat dengan bantuan dari pemerintah (melalui APBD Kota, APBD Propinsi maupun APBN) dan PDAM Tirta Pakuan melalui pembangunan TAHU. Saat ini wilayah pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan baru melayani sekitar 74% wilayah Kota Bogor dengan cakupan pelayanan yang ada baru sekitar 35%, dan sisanya adalah dengan air bersih non PDAM yang memanfaatkan sumber air tanah atau air permukaan (sumur, mata air, sumur bor dll). Kebutuhan riil air bersih di Kota Bogor cukup besar. Dengan asumsi ratarata pemakaian air untuk keperluan rumah tangga (domestic) perkotaan sebesar 120 Lljiwa/hari (untuk Kota Bogor, rata-rata pemakaian air adalah 130 Lljiwa/hari) dan kebutuhan non domestic adalah sebesar 25% dari total kebutuhan domestic, maka pada tahun 2008 Kota Bogor memerlukan sekitar 22.545.642 m3 (PDAM Tirta Pakuan Bogor, 2008). Bahkan menurut dokumen SPAM Kota Bogor (2008), pada tahun 2009, pada saat jam puncak pemakaian air, total air yang dibutuhkan mencapai 2.237 Lldet.
Universitas Indonesia
3
Sementara itu kapasitas terbangun instalasi air bersih yang ada saat ini sekitar 355 Lldet dari sumber mata air yang ada dan sumber air alternative dari Sungai Cisadane dengan kapasitas 1.155 Lldet (Tabel 1.1 ). Namun demikian, berdasarkan telaah atas dokumen SPAM yang ada, kapasitas terbangun instalasi air bersih yang efektif untuk melayani masyarakat Kota Bogor adalah sekitar 298 Lldet dari sumber mata air Tangkil, Kota Batu dan Bantar Kambing. Angka ini diperoleh dengan menetapkan debit minimum mata air dalam satu tahun. Tabell.l Kapasitas dan Sumber Air Baku Air Minum Di Kota Bogor Somber Air
No
Pengolahan
Debit Pengambilan (lt/dtk)
I.
Mata Air Tangkil
Sebagian
134
2.
Mata Air Bantar Kambing
Sebagian
152
3.
Mata Air Kota Batu
Sebagian
53
4.
Cisadane (Dekeng)
Lengkap
861
5.
Cisadane (Cipaku)
Lengkap
264
Sungai
Lengkap
30
Mata Air Palasari
Sebagian
20
6.
Sumber : PDAM Ttrta Pakuan, 2008
Dari data tersebut terlihat bahwa semua mata air telah mengalami penurunan kapasitas dari kapasitas desain yang dirancang semula. Mata air Kota batu dari 70 turun menjadi 53 1/det, mata air Bantar Kambing semula memiliki kapasitas disain 170 1/dt telah turun menjadi sekitar 152 1/dt. Mata air Tangkil semula memiliki kapasitas disain 170 1/dt telah turun menjadi 134 1/dt dan telah dimanfaatkan seluruhnya. Berdasarkan kondisi system supply dan demand air bersih tersebut, terdapat deficit atau lack pemenuhan kebutuhan air bersih yang cukup besar. Pihak PDAM Kota Bogor selaku pengelola air bersih dengan sistem perpipaan di Kota Bogor, pada tahun 2008 sudah melakukan pengembangan instalasi untuk menambah kapasitas instalasi air bersih (up rating) dan menambah sambungan pelayanan pelanggan baru. Dan hal ini tentunya memerlukan cost investment yang Universitas Indonesia
4
besar. lnvestasi yang diperlukan untuk menambah kapasitas pelayanan sampai dengan tahun 2015 (berdasarkan scenario pencapaian target MDGs) mencapai Rp. 345,156 milyar (Dokumen SPAM, 2008). Bagi PDAM Kota Bogor, salah satu sumber yang dapat dioptimalkan sebagai sumber untuk investasi adalah dana pembayaran biaya air bersih dari pelanggan. Data tahun 2007 menunjukan pelanggan PDAM baik yang domestic (rumah tangga) maupun non domestic mencapai 76.139 pelangganlsambungan, dimana 70.913 sambungan diantaranya adalah pelanggan domestic atau rumah tangga. Berkaitan· dengan masalah investasi tersebut, pihak PDAM sebagai pengelola dan penyedia pelayanan air bersih dirasa perlu untuk mengetahui informasi tentang nilai dari keberadaan atau peningkatan system pelayanan terhadap masyarakat dalam hal ini adalah pelanggan. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dan bahan pertimbangan di dalam investasi sarana dan prasarana system air bersih. Seperti diketahui, pada banyak kasus aspek pengelolaan air bersih, dominansi pendekatan sisi supply melalui penilaian
engineering masih besar. Padahal pendekatan dari sisi pengguna (user) maupun kelompok peminta (demand) juga akan sangat penting dan berpengaruh terhadap kebijakan yang akan dilakukan (Whittington et.al, I ~:90 dalam Nam and Son, 2005). Atas dasar kondisi tersebut, maka sejak decade ::0-an, perencanaan dengan melibatkan kondisi peminta dan pengguna mulai inter.sif dilakukan. Pendekatan ini menuntut pihak pengelola untuk memahami kondisi eksisting pola perilaku konsumen atau pengguna air bersih serta
mengobservasi
kemauan dan
kemampuan membayar konsumen atau pengguna terkait dengan peningkatan pelayanan yang akan dilakukan (Whittington et.al, 1990 dalam Nam and Son, 2005).
Universitas Indonesia
5
Pada tahun 2007, tercatat income dari pembayaran pelanggan rumah tangga atau domestic (tipe A, B, C) air bersih di Kota Bogor mencapai sekitar 71 miliar rupiah. Berdasarkan jumlah tersebut terlihat bahwa memang pelanggan rumah tangga memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Mengingat kontribusinya yang begitu besar terhadap pendapatan PDAM selaku pengelola air bersih perpipaan di Kota Bogor, maka sudah selayaknya jika pelanggan rumah tangga memperoleh pelayanan yang maksimal. Namun demikian, saat ini pihak PDAM mengakui masih menghadapi banyak kendala di dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan secara keseluruhan. Kendala yang dihadapi oleh pihak PDAM selaku pengelola diantaranya adalah kondisi pipa distribusi yang sudah tua dan lama yang menyebabkan kualitas air bersih menjadi berkurang ketika sampai di rumah pelanggan (ada endapan) akibat kebocoran pipa (tingkat kebocoran air minum PDAM masih sekitar 37%). tekanan air yang kurang besar pada saat jam puncak, kondisi wilayah kota bogor yang bergelombang sehingga menyebabkan semakin besarnya investasi terutama untuk pengadaan pipa distribusi, dan debit air baku untuk mata air yang berkurang selama musim kemarau (Dokumen SP AM Kota Bogor, 2008 serta wawancara dengan pihak PDAM Kota Bogor, 2009). Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi utilitas akan air bersih yang diterima dan dirasakan oleh pelanggan. Padahal di sisi lain, peningkatan pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan dapat memberikan keuntungan bagi pihak PDAM. Dengan. asumsi bahwa setiap manusia tidak menginginkan utilitasnya menurun, maka para pelanggan air bersih PDAM juga memiliki tingkat kerelaan untuk membayar sejumlah uang sebagai kompensasi untuk peningkatan level atau tingkat pelayanan yang akan diterima. Pelanggan bersedia mengkompensasi perbaikan kualitas pelayanan yang diterima dengan sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan (wawancara pribadi dengan pelanggan di tempat pembayaran tagihan air bersih).
Universitas Indonesia
6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelanggan air bersih tersebut memiliki willingness to pay (WTP) untuk menghindari loss yang dihadapi (Pierce dan Turner, 1990 dalam Harmadi et.al, 2008). Melalui analisis WTP ini akan dicoba diukur kerelaan dan kesediaan pelanggan untuk membayar sejumlah uang demi peningkatan kualitas pelayanan air bersih PDAM sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan utilitas pelanggan terhadap pelayanan air bersih. Dalam konteks kesediaan pelanggan membayar kompensasi atas perbaikan kualitas pelayanan PDAM (willingness to pay}, dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi eksisting persepsi dan preferensi pelanggan PDAM
Kota Bogor terhadap pelayanan air bersih yang diterima saat ini? 2. Pada kisaran harga berapa rumah tangga pelanggan masih bersedia membayar kompensasi atas perubahan pelayanan air bersih PDAM Kota Bogor? 3. Dengan kondisi (1) dan (2) di atas, bagaimana dampaknya terhadap benefit pelanggan akibat peningkatan kualitas pelayanan oleh PDAM Kota Bogor. Pertanyaan tersebut akan dicarikan solusinya melalui penelitian ini. Metoda yang akan digunakan adalah pendekatan choice modelling (CM) yang diharapkan
akan
dapat
diketahui
besaran
harga
untuk
masing-masing
atribut/variable pelayanan air bersih (implicit price atau marginal willingness to
pay).
1.2
Rumusan Masalah Penentuan pentarifan a1r bersih dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan, bisa dari sisi supply (ketersediaan sumber air baku, cost recovery
piping connection, dll) maupun dari sisi demand (persepsi dan preferensi masyarakat. kesediaan masyarakat membayar air bersih, besaran permintaan volume air bersih maupun kualitas pelayanan dan kualitas air bersih). Pada penelitian ini yang akan dilakukan adalah mencoba memberikan masukan Universitas Indonesia
7
mengenai masalah kebijakan pentarifan air bersih PDAM (pricing policy) berdasarkan kesediaan kelompok rumah tangga pelanggan membayar kompensasi atas peningkatan kualitas pelayanan air bersih. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan dapat dievaluasi kebijakan pentarifan air bersih yang berlaku saat ini untuk kemudian diterapkan kebijakan baru yang lebih tepat sasaran dan tidak memberatkan masyarakat. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka terdapat beberapa pertanyaan yang menjadi masalah yang harus dicari jawaban dan solusinya terkait dengan kerelaan dan kesediaan rumah tangga pelanggan air bersih PDAM untuk membayar
(willingness
to
pay)
perubahan
tingkat
pelayanan
tersebut.
Permasalahan tersebut adalah: 1. Bagaimana persepsi dan preferensi rumah tangga pelanggan air bersih PDAM di Kota Bogor terhadap kualitas pelayanan air bersih oleh PDAM? 2. Berapa besaran biaya yang rela dan bersedia dibayarkan oleh kelompok pelanggan rumah tangga dihubungkan dengan peningkatan atribut dan level kualitas pelayanan yang diharapkan? 3. Bagaimana manfaat yang bagi pelanggan sebagai akibat peningkatan kualitas pelayanan oleh PDAM Kota Bogor?
1.3
Hipotesis Berdasarkan ura1an Jatar belakang dan data empiris serta kajian pada
berbagai penelitian mengenai tarif air bersih. penulis memiliki hipotesis· sebagai berikut: 1. Persepsi kelompok rumah tangga pelanggan air bersih PDAM mengena1 kualitas pelayanan saat ini memiliki kecenderungan baik 2. Preferensi kelompok rumah tangga pelanggan air bersih PDAM menginginkan perbaikan kualitas pelayanan dan 3. Rumahtangga pelanggan masih berpeluang memiliki kemauan atau kerelaan untuk membayar sejumlah kompensasi atas peningkatan kualitas pelayanan air bersih PDAM.
Universitas Indonesia
8
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
I. Menilai persepsi dan preferensi rumah tangga pelanggan air bersih PDAM di Kota Bogor terhadap kualitas pelayanan penyediaan air bersih oleh PDAM? 2. Mengestimasi besaran biaya yang bersedia dan rela dibayarkan oleh masingmasing kelompok pelanggan rumah tangga air bersih PDAM (willingness to pay/WTP) sebagai kompensasi atas peningkatan kualitas pelayanan yang
ditawarkan? 3. Mengukur besar manfaat dari biaya kompensasi yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan rumah tangga sebagai akibat dari adanya WTP pelanggan terhadap peningkatan kualitas pelayanan?
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian mengenai kesediaan rumah tangga membayar tarif air
bersih PDAM ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada pengelola air bersih dalam hal ini PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengenai persepsi dan preferensi pelayanan serta sistem tarif air bersih yang berlaku saat ini 2. Memberikan informasi kepada PDAM mengenai besaran nilai kesediaan rumah tangga pelanggan membayar tarif air bersih sehingga dapat dijadikan sebagai masukan di dalam merumuskan kebijakan baru dalam hal pentarifan air bersih 3. Salah
satu
masukan
bagi
pihak
PDAM
di
dalam
memutuskan
mengembangkan jaringan dan kapasitas air bersih karena adanya informasi mengenai besaran dana yang potensial untuk diperoleh dari consumer surplus masyarakat
Universitas Indonesia
9
1.6
Sistematika Penulisan Tulisan pada penelitian ini terbagi dalam beberapa bab, dimana dalam
setiap bab meliputi beberapa sub bagian yang merupakan penjelasan secara terpisah atau penjelasan terstruktur dari aspek-aspek yang dipandang terkait dengan materi yang dibahas pada bab tersebut. Secara garis besar bagian-bagian yang dimaksud, diuraikan secara singkat sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, merupakan bagian yang menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan masalah-masalah pokok yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini. Bab ini meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, penjelasan tujuan penulisan, hipotesis penulisan dan manfaat penelitian. Disamping juga diuraikan sekilas tentang model yang digunakan untuk menganalisis masalah pokok tersebut.
Bab II Landasan Teori, merupakan bagian yang menguraikan teori-teori dan pengalaman empirik yang terkait dengan willingness to pay, teori preferensi konsumen, dan penelitian-penelitian terdahulu mengenai peningkatan kualitas pelayanan air bersih.
Bab III Gambaran Umum Wilayah Kota Bogor dan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, merupakan bagian yang menguraikan tentang lokasi dan objek penelitian. Pada bagian ini, diuraikan kondisi secara umum wilayah kota bogor mencakup letak geografis, kondisi morfologis, social ekonomi. Kemudian akan dibahas juga mengenai kondisi PDAM Tirta Pakuan sebagai unit pengelola air bersih di Kota Bogor dengan system perpipaan.
Bab IV Metodologi, merupakan bagian yang menguraikan tentang model yang digunakan untuk mengkaji permasalahan penelitian. Pada bagian ini, diuraikan alur penelitian, pendekatan choice modeling, desain kuesioner penelitian, penentuan sampel dan area survey, pelaksanaan survey, model estimasi, serta asumsi-asumsi yang digunakan pada model. Universitas Indonesia
10
Bab V Hasil dan Analisis, adalah bagian yang memaparkan data hasil olahan dari model estimasi yang digunakan. Dengan uraian ini, diharapkan diperoleh suatu hasil analisis yang lebih komprehensif.
Bab VI Kesimpulan, adalah bagian yang memaparkan beberapa simpulan penulis, sekaligus saran kebijakan bagi pengelolaan air bersih PDAM. Bagian lampiran, adalah bagian yang memuat data-data pendukung atas hal-hal yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.
Universitas Indonesia
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang relevan dan mungkin akan diperlukan dalam penelitian. Teori yang dibahas diantaranya adalah teori preferensi konsumen, konsep willingness to pay dan metoda yang dapat dipergunakan untuk mengestimsi nilainya, konsep air bersih dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan air.
2.1
Teori Preferensi Konsumen Titik tolak dari suatu pilihan konsumen (consumer choice) terhadap sesuatu
hal adalah bahwa konsumen tersebut akan memilih sesuatu yang paling baik yang dapat diperolehnya (varian, 1996 dalam Anand, 2001). Pilihan tersebut diyakini akan dapat memaksimal kan utilitas yang diperoleh dengan mempertimb angkan kendala yang ada. Kendala tersebut adalah kendala anggaran, dimana alokasi dari konsumsi yang efisien akan menciptakan tingkat kepuasan yang maksimum (Harmadi et.al, 2008). Dalam upaya memaksimal kan utilitas dengan kendala yang ada tersebut, maka setiap konsumen memiliki pola perilaku (behavior) yang berbeda yang melekat pada masing-masi ng individu konsumen dan dapat diamati melalui preferensi dari konsumen (consumer preference) bersangkutan. Artinya setiap individu konsumen adalah hakim atas dirinya sendiri dan berhak menentukan keputusanny a menurut rasionalitas yang dianutnya (Mas-Collel, 1995 dalam Harmadi et.al, 2008).
Hal penting yang harus difahami dalam konteks pilihan konsumen dengan preferensi konsumen sebagai pendekatan untuk mengamati perilaku konsumen adalah perbedaan makna atas kedua definisi tersebut. Setiap individu dapat memiliki preferensi yang berbeda terhadap berbagai jenis barang yang ada, dimana asumsi complete ordering menjadi penting, karena menggambar kan bahwa konsumen mampu membanding kan preferensinya terhadap barang. Sedangkan pilihan konsumen (consumer choice) lebih menjelaskan mengenai berbagai pilihan yang tersedia yang dihadapi oleh setiap konsumen. Dengan
11
Universitas Indonesia
12
demikian dapat dikatakan bahwa pilihan yang ada belum tentu menggambarkan preferensi konsumen yang sesungguhnya (Harmadi et.al, 2008).
Menurut Jehle, 2001 dalam Harmadi, 2008, dalam memodelkan suatu pilihan konsumen setidaknya terdapat empat blok pembahasan yaitu set konsumsi, set kemungkinan, hubungan preferensi dan asumsi perilaku. Set konsumsi menggambarkan alternative pilihan yang ada. Set kemungkinan merupakan subset dari set konsumsi yang layak untuk dicapai atau dikonsumsi dengan berbagai kendala yang ada.
Dalam teori ekonomi mikro, karakteristik dari preferensi konsumen ini memiliki aksioma dan diasumsikan bahwa perilaku konsumen tersebut adalah rasional. Perbedaan preferensi dimungkink.an karena adanya perbedaan selera masing-masing individu atas suatu barang. Dengan membandingkan berbagai barang yang ada, maka suatu individu pada dasarnya akan melakukan suatu hubungan preferensinya atas set kemungkinan dalam suatu hubungan preferensi
(preference relation). Dan pada akhimya perilaku dari konsumen juga menjadi bagian yang penting di dalam menentukan pilihan konsumsi. Setiap individu konsumen akan memilih suatu barang yang sangat diinginkannya (most
preferred). Namun demikian diasumsikan bahwa preferensi tersebut tetap tidak melanggar aksioma yang berlaku menurut teori ekonomi yang ada. Aksioma tersebut adalah (Nicholson, 2005;p69; Harmadi et.al, 2008): I. Completeness. Untuk setiap x, y E X, setiap konsumen dapat menentukan pili han bahwa x 2: y, atau y 2: x, atau x
=
y. Artinya konsumen dapat
menentukan pilihannya dengan jelas dan rasional. 2. Reflexivity. Untuk setiap x E X, x 2: x. Artinya bahwa suatu pilihan konsumsi x dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri. 3. Transitivity. Untuk setiap x, y, dan z E X, jika x 2: y, dan y 2: z, maka x 2: z. Dengan demikian setiap konsumen mampu menyusun preferensi secara konsisten.
Universitas Indonesia
13
4. Continuity. Untuk setiap y E X, set {x : x 2: y} dan {x : x :::; y} adalah set tertutup. Hal ini juga berarti bahwa {x : x > y} dan {x : x < y} adalah set terbuka. 5. Local Non-Satiation. Jika x E X danE> 0, maka ada sekull.lpulan y di dalam X dengan lx- yl < E sehingga y > x. Artinya bahwa sekumpulan konsumsi yang
lebih banyak akan
lebih disukai,
walaupun
hanya dengan
pertambahan yang sangat sedikit. 6. Strong Monotonicity. Jika x 2: y dan x f. y, maka x- y. Informasi antara hubungan preferensi dapat direpresentasikan dengan suatu fungsi utilitas. Pemanfaatan fungsi utilitas dapat mempermudah analisis secara matematis dengan mempertimbangkan fungsi kendala anggaran yang ada. Namun demikian tidak seluruh hubungan preferensi dapat digambarkan dalam fungsi utilitas (Harmadi et.al, 2008). Utilitas tidak harus diukur secara kuantitatif, karena hal terpenting adalah konsumen mampu membuat urutan preferensi dari beberapa set konsumsi yang ada ( ekelund, 1997 dalam Harmadi, 2008). Dengan demikian maka fungsi utilitas juga dapat menggambarkan preferensi yang sifatnya kualitatif dengan menggunakan teori ordinal utilityfunction
2.2
Konsep Willingness to Pay dan Compensating Variation Suatu kegiatan ataupun proyek yang direncanakan dan didesain selalu akan
berhadapan dengan pertanyaan bagaimanakah jaminan keberlanjutan pembiayaan dalm pelaksanaan proyek atau kegiatan tersebut. Hal ini dapat diprediksi salah satunya dengan memperkirakan apakah pengguna kegiatan atau proyek tersebut mampu dan mau untuk membayar atas jasa atau barang yang ditawarkan melalui proyek yang dilaksanakan.
Pada kasus yang terkait dengan pembangunan dan pengembangan proyek air bersih, banyak terjadi konsumen mau/rela membayar lebih dari tariff yang ditawarkan. Tentu hal ini terkait dengan kualitas pelayanan air bersih yang diterima oleh konsumen. Ini ter:jadi karena air bersih merupakan salahsatu kebutuhan dasar bagi manusia untuk bertahan hidup.
Universitas Indonesia
14
Pada dasamya konsep willingness to pay (WTP) adalah jumlah maksimum yang rela dikeluarkan oleh suatu individu untuk membayar suatu baranglservice (DFID; 1997 dalam Wedgwood and Sansom, 2003). Ada juga yang menyatakan bahwa WTP tidak lain adalah seberapa besar jumlah uang yang dapat dan rela dikurangi dari pendapatan suatu individu untuk membayar kondisi yang baru. Artinya untuk suatu kondisi baru, suatu individu harus rela mengkompensasi sejumlah biaya. Karena terkait dengan adanya kompensasi, maka WTP tersebut dapat dihitung dengan pendekatan compensating variation dan consumer's
surplus.
Menurut Wedgwood and Sansom (2003), terdapat 3 (tiga) cara untuk dapat mengestimasi besaran WTP. Cara tersebut adalah: I. Mengobservasi harga-harga barang/jasa di pasar yang dibayarkan oleh konsumen 2. Mengobservasi pengeluaran konsumen baik itu berupa uang, waktu ataupun tenaga untuk memperoleh barang/jasa ataupun untuk menghindari kerugian. 3. Menanyakan langsung kepada konsumen atau individu apakah mau membayar dan berapa besar yang bersedia dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Pendekatan (I) dan (2)
yang berbasiskan kepada observasi pola perilaku
konsumen disebut teknik revealed preference (RP) dan pendekatan (3) disebut teknik stated preference (SP).
Secara umum untuk menilai perubahan utilitas konsumen tersebtit dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu revealed preference dan stated
preference (Gambar 2.1 ). Pendekatan revealed preferences merupakan metode yang melibatkan observasi terhadap pilihan individu atas beberapa pilihan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengambil kesimpulan antara uang dengan barang lingkungan (Harmadi et. al, 2008). Sedangkan pendekatan
stated preference dengan bertanya kepada individu tentang seberapa harga barang a tau jasa daripada transaksi ekonomi tertentu.
Universitas Indonesia
15
DATA
I
t
t ~p
RP ~
f
.-r ~r.:n~
··l'1rP ·- r . E,·,J~~ .. ,
I~ 0lll•:'~:il. PJUll?
C0st :'.:,•del
~~ \'!lllll?rllt
P.1nhn gmd Pair rd C0mparisll1
f Tr:··:,. . r·j r. . ,-r " ul''uJ .\lc
HeJ(•!lJ: .-\ppl0acll
~ ~.
\'aluati,,n
w Discrete Clh'iC( :·-.;eu10ds
f
f
f
t
HeJ,,ni: ( 0llUJii.I\'1Ji
Discrete Clh•i~r Hcd\'lli:
Referendum (.)ntingent
~:,,drllin~
Ch\'i~e
\'~uation
Sumber: Patunru (2003) dalam Harmadi et.al (2008), dan CIE, 2001
Gambar 2.1
Metoda Valuasi Ekonomi
Pada penelitian ini pendekatan akan dilakukan dengan metoda stated
preference dengan teknik choice modeling yang merupakan bagian dari discrete choice methods. Dengan teknik ini, dalam konteks penelitian yang dilakukan, keputusan seseorang dalam memilih kombinasi peningkatan kualitas pelayanan yang ditawarkan atau tidak, tergantung kepada kondisi tertentu.Dengan demikian keputusan tersebut diselesaikan dengan analisis model pilihan dengan pendekatan model utilitas acak (random utility model/RUM) ..
Penilaian ekonomi terhadap kualitas pelayanan dapat didekati dengan perhitungan perubahan kesejahteraan ( we(fare change) akibat adanya kegiatan peningkatan kualitas pelayanan tersebut. Manfaat dari upaya pihak pengelola air bersih (dalam hal ini adalah PDAM) dalam meningkatkan kualitas pelayanannya dapat diukur melalui besarnya biaya yang rela dikeluarkan oleh konsumen untuk peningkatan kualitas yang dirasakannya. Biaya tersebut pada dasarnya merupakan kompensasi yang harus dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan air bersih atas meningkatnya utilitas yang akan diperoleh dari upaya peningkatan kualitas pelayanan. Universitas Indonesia
16
Pola berfikir seperti ini dapat dijelaskan dengan pendekatan Hicksian
demand curve atau yang lebih dikenal dengan compensated demand curve dan compensating
variation.
Compensated demand
curve
merupakan
kurva
permintaan yang menunjukkan jumlah barang yang diinginkan individu pada tingkat harga tertentu dengan kondisi kepuasan yang selalu tetap. Adanya batasan ini membuat setiap kenaikan (penurunan) harga yang menyebabkan penurunan (kenaikan) utilitas, harus dikompensasi sedemikian hingga utilitas tetap pada kondisi awal. Supaya kembali pada tingkat utilitas awal, maka diperlukan sejumlah kompensasi yang harus diterima (dibayarkan) oleh konsumen. Gambar 2.2 mengilustrasikan compensated demand curve tersebut.
JumlahY
Xl
JumlahX
Px
hx
pxl px2 px3
Xl
X2
X3 JumlahX
Gambar 2.2
Compensated Demand Curve
Pada gambar tersebut, kurva hx memperlihatkan bagaimana jumlah barang X yang diminta berubah ketika Px berubah sambil mempertahankan Py dan Universitas Indonesia
17
utilitasnya agar tetap konstan. Hal ini dilakukan dengan cara pendapatan individu tersebut "dikompensasi" untuk mempertahankan utilitas tetap konstan. Dalam hal ini kurva hx hanya mencerminkan efek substitusi dari perubahan harga. Kemudian untuk mengukur welfare change, digunakan compensating
variation (CV), yang mewakili jumlah uang yang dapat dikurangi dari pendapatan untuk membayar kondisi yang baru (diilustrasikan oleh Gambar 2.3). Berdasarkan gambar 2.3 tersebut, pada tingkat income dan harga (m,p0 ), jumlah permntaan optimal berada pada titik x (m,p0 ) di sepanjang kurva indiferen U 0 . Jika harga salah satu barang (x 1 atau x2) turun, budget line berubah dan permintaan bergerak ke titik x (m,p 1) disepanjang kurva indiferen
U1.
Compensating variation (CV),
mengukur jumlah dari income/pendapatan yang harus diambil atau dikurangi dari konsumen pada kondisi harga yang turun tersebut untuk kembali pada tingkat utilitas semula (yang berada di sepanjang kurva indiferen Uo). Pada harga dan
income yang baru (yang lebih rendah dari sebelumnya), konsumen tersebut mengkonsumsi barang pada titik x (m-CV, p 1). Selisih antara 2 (dua) budget line di sepanjang sumbu vetikal (garis x2> disebut Compensating variation (CV).
cv
x (m;p
Gambar 2.3
0 )
Kurva Compensating Variation
Metoda klasik lainnya untuk mengukur kemakmuran/we/fare dapat juga didekati dengan pendekatan consumer 's surplus dari sekelompok konsumen yang Universitas Indonesia
18
membeli barang tertentu dengan harga tertentu. Consumer surplus didefinisikan sebagai perl:?edaan antara besaran harga yang bersedia dibayarkan untuk suatu unit barang tertentu dengan jumlah seharusnya yang dibayarkan oleh konsumen. Kesediaan untuk membayar (willingness to pay) dapat diturunkan dari kurva permintaan untuk barang tersebut (Nani, 2007). Adapun kurva permintaan menunjukan jumlah barang yang yang diinginkan oleh konsumen pada setiap harga yang memungkinkan. Dengan kata Jain kurva permintaan dapat menunjukan harga maksimum yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk sejumlah barang tertentu yang dipasok ke pasar.
Harga (P)
1000
500
140
100
Jumlah (Q)
Gambar 2.4 Consumer Surplus untuk Setiap Konsumen
2.3
Review Kepustakaan Mengenai Ekonomi Air Bersih Saat ini air merupakan barang yang semakin langka di berbagai belahan
dunia.
Pertambahan
penduduk
yang
pesat
serta
perturnbuhan
ekonomi,
perdagangan dan industry menjadikan permintaan akan air bersih semakin besar. Universitas Indonesia
19
Di sisi lain keberadaan sumber-sumber air baku yang alami semakin berkurang, serta pengolahan air permukaan menjadi air baku untuk air bersih memerlukan biaya yang tinggi karena sebagian besar (terutama di perkotaan) air permukaan yang ada sudah tercemar melebihi ambang baku mutu yang ditetapkan.
Ditinjau dari sifat penggunaannya, sebenarnya air dapat dimasukan kedalam kategori barang public. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya semua orang dapat mengkonsumsi air yang tersedia pada waktu yang bersamaan tanpa harus bersaing atau mengurangi peluang orang lain untuk mendapatkannya. Dengan kondisi seperti diatas, air dikategorikan sebagai barang public yang non rival dan
non eksklusif. Namun sifat penggunaan air sebagai barang public dapat berubah jika ada sesuatu yang "masuk dan terlibat" ke dalamnya sehingga merubah derajat kekuatan sifat-sifatnya. Untuk lebih jelas mengenai taksonomi barang privatpublik, dapat dilihat pada table 2.1.
Taksonomi Barang dan Jasa
Tabe12.1
Tidak Eksklusif
Eksklusif
Kategori
pribadi
murnt
Bersaing
Barang
Tidak Bersaing
Jp_ure J!rivate_goods) Club/member goods
Barang campuran
(mix
_g_oods) Barang
murm
publik
{pure public goods) Sumber: Bahan PengaJaran Teon Ekon01m M1kro2. 2009
Suatu barang dikatakan tidak eksklusif jika orang-orang tidak
~ungkin
dilarang untuk mengkonsumsi barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, akan sulit untuk mengenakan biaya atas urang-orang yang mengkonsumsi barang tidak eksklusif;
barang
tersebut
dapat
dinikmati
tanpa
pembayaran
langsung
(Pindyck&Rubinfeld, 2001; p.342). Sedangkan suatu barang dikatakan tidak bersaing jika untuk setiap tingkat produksi tertentu biaya marjinal untuk menyediakannya bagi seorang konsumen tambahan adalah not (ibid; p.342). Barang yang termasuk pure private goods diantaranya adalah pakaian atau makanan yang jika dikonsumsi maka mengurangi peluang orang lain untuk mengkonsumsinya. Sedangkan barang yang termasuk mix goods, biasanya adalah barang yang termasuk ke dalam kategori sumberdaya milik bersama (common Universitas Indonesia
20 property resources). Sumberdaya milik bersama adalah segala sesuatu yang dapat diakses oleh setiap individu secara bebas, contohnya adalah danau atau Iaut yang luas. Namun kegiatan mengeksploitasi sumberdaya bersama tersebut bersifat bersaing seperti memancing.
Barang yang termasuk club/member goods diantaranya adalah pemanfaatan jembatan pada saat lalulintas sepi. Tidak bersaing karena kendaraan tambahan diatas jembatan tidak menurunkan kecepatan kendaraan lainnya. Tetapi kemudian bersifat eksklusif ketika penjaga jembatan melarang orang untuk menggunakan jembatan tersebut (ibid; p.342). Sedangkan suatu barang dikatakan pure public
goods jika memberikan manfaat bagi masyarakat dengan biaya marjinal nol dan tidak seorangpun dapat dikecualikan untuk menikmatinya. Contoh barang public adalah pertahanan nasional dan mercusuar.
Berdasarkan
taksonomi
tersebut,
a1r
bersih
pada
dasarnya
dapat
dikategorikan sebagai pure public goods. Setiap orang dapat mengaksesnya tanpa dikenakan
biaya
dan
tidak
mengurangi
kesempatan
orang
untuk
mengkonsumsinya. Tetapi sifatnya kemudian dapat berubah menjadi mix goods, jika kemudian ada persaingan untuk mengkonsumsi air tersebut, bahkan menjadi barang private goods, jika kemudian sumber air tersebut dikuasai pihak tertentu yang menutup sama sekali kesempatan pihak lainnya untuk mengkonsumsi air tersebut. Penguasaan sumber mata air oleh perusahaan swasta menjadikan sumber air tersebut tidak bisa diakses dan dikonsumsi oleh masyarakat sekitarnya. ·
Air bersih merupakan salah satu basic needs bagi manus1a untuk dapat bertahan hidup. Dengan demikian adalah hal yang sangat wajar jika demand dan
user dari air bersih ini sangat bervariasi mulai dari masyarakat miskin dengan penghasilan rendah sampai masyarakat berpendapatan tinggi di perkotaan, mulai dari penggunaan untuk pertanian yang sifatnya memenuhi kebutuhan dasar sampai penggunaan untuk aktualisasi standar hidup yang tinggi.
Universitas Indonesia
21
Ditinjau dari sisi au sebagai barang ekonomi (economic goods), a1r memiliki beberapa karakteristik:
1. Air biasanya memiliki spesifikasi lokasi yang unik. Artinya pada beberapa kasus ketersediaan air sangat tergantung dengan kondisi geografis yang ada. Di daerah dengan iklim kering dan bergurun, air menjadi barang yang sangat mahal dan langka. 2. Pasar dari air biasanya menjadi ·alat" untuk menjadikan pasar menjadi tidak sempuma. 3. Investasi untuk air biasanya ter:jadi pada jangka waktu menengah (medium
term) atau jangka panjang (long term) 4. Harga air jarang yang efisien. Tarif banyak diset berada dibawah biaya ratarata yang beresiko terhadap keberlanjutan dari jasa layanan air. Jika ketersediaan air terbatas, dan kompetisi antar pengguna air tinggi, maka
opportunity cost dari air menjadi tinggi. Kemudian adanya biaya akibat kelangkaan air yang terjadi ketika sumber air yang ada mengalami kekurangan atau bahkan habis. Keberadaan opportunity cost dan biaya kelangkaan air jarang dimasukan ke dalam struktur penentuan tariff. Dengan kondisi air yang spesifik tersebut, maka kebijakan di dalam pengelolaan air bersih dapat didekati dari sisi supply maupun demand.
Pada penelitian ini, karena didekati dari sisi permintaan dan pengguna, maka penjelasan pengelolaan air akan ditinjau dari sisi permintaan. Pengelolaan air dari sisi pennintaan sudah seharusnya mengetahui terlebih dahulu konsep mengenai pennintaan untuk air bersih. Dikenal effective demand dan actual consumption dari air bersih. Pennintaan efektif merujuk pada kondisi jumlah kuantitas air bersih yang diminta pada kualitas yang ada berdasarkan suatu harga yang ditentukan. Konsumsi air bersih menunjukan jumlah aktual air bersih yang dikonsumsi.
Ditinjau dari perspektif ekonomi air bersih, variable harga akan sangat menentukan atau mempengaruhi konsumsi air per kapita. Hubungan an tara jumlah
Universitas Indonesia
22
air yang terpakai dengan harga air dapat diilustrasikan dengan kurva willingness
to pay air seperti pada gambar 2.5.
Harga Rp/Ltr
2000
1000
500
' ------------ _:-,:_-~,....,...------------------------ --~-----''
100
140 Jumlah (Ltr)
Sumber: Handbook For The Economic Analysis Of Water Supply Project, Guidelines, Handbooks, Manuals, diolah, 2009
Gambar2.5
Kurva Permintaan air Bersih lndividu
Berdasarkan gam bar 2.5 di atas, slope pada kurva permintaan (kurva D 1D 1) yang menurun menunjukan penurunan nilai marjinal dari air. Jumlah liter air yang dipergunakan pada awalnya sangat berharga untuk bertahan hidup (digunakan untuk minum dll), jumlah liter selanjutnya yang dikonsumsi mungkin masih berharga namun semakin turun. Setiap penambahan jumlah liter air yang dikonsumsi, nilai marjinal dari air semakin menurun. Konsekuensinya adalah WTP dari suatu individu untuk setiap penambahan air semakin berkurang atau turun. Jika harga air meningkat dari Rp. 500 ke Rp. 1000, maka individu akan mengurangi konsumsi airnya dari 140 L ke 100 L.
Berkaitan dengan kurva permintaan, biasanya akan ditanyakan juga mengenai berapa besar/banyak jumlah air bersih yang diminta oleh suatu individu akan berubah ketika harga yang berlaku atas air bersih tersebut berubah?. Tingkat
Universitas Indonesia
23
responsifitas perubahan konsumsi air terhadap perubahan harga dikenal dengan elastisitas harga, dan dinotasikan dengan persamaan: dQ/Q
dQ
p
p
(2.1)
e = - - - = - -DP x -Q = Slope xQ P
dP/P
Slope dari kurva permintaan yang negative menyebabkan elastisitas harga air juga negative. Artinya jika harga meningkat maka diharapkan permintaan akan air menjadi turun dan sebaliknya.
Pada kurva permintaan yang linier, maka semakin tinggi harga, semakin tinggi nilai absolute dari elastisitas harga. Sedangkan jika berdasarkan kurva permintaan yang non linier, maka interpretasinya adalah pada saat awal pemanfaatan air, maka permintaan akan sangat inelastis. Artinya konsumen masih mau membayar lebih tinggi untuk volume air yang disediakan. Selanjutnya sesuai dengan nilai marj inal air yang semakin turun, maka permintaan akan semakin elastis. Artinya fluktuasi harga akan menghasilkan perubahan yang besar untuk jumlah air yang diminta. Berdasarkan beberapa penelitian seperti oleh bank dunia (Lovei, 1992 dalam Handbook For The Economic Analysis Of Water Supply
Project, Guidelines, Handbooks, Manuals, 2009), elastisitas harga air bersih berkisar an tara -0,2 s.d - 0,8 (inelastic). Artinya kenaikan 10% harga air akan menyebabkan penurunan jumlah air yang diminta hanya 2-8% saja.
Dikaitkan dengan kenaikan pendapatan atau income, logikanya adalah setiap individu atau rumahtangga yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, maka biasanya memiliki kemampuan dan kemauan untuk membayar lebih tinggi air bersih dibanding golongan berpendapatan rendah. Peningkatan pendapatan akan mengakibatkan perubahan kurva permintaan (Gam bar. 2.6). Pada harga P 1, jumlah air yang dikonsumsi meningkat dari OQ, ke OQ2. Perubahan kurva permintaan akan mengakibatkan meningkatnya kemauan membayar (dari P 1 ke P2) untuk jumlah air yang sama OQ 1•
Universitas Indonesia
24
WTP/Ltr
P2
Pl
Ql
Q2
Jumlah (Ltr)
Sumber: Handbook For The Economic Analysis Of Water Supply Project, Guidelines. Handbooks, Manuals, 2009
Gambar 2.6
Hubungan antara
Kurva Hubungan Pendapatan dengan Permintaan: Pergeseran Kurva permintaan
pemakaian air dengan pendapatan dinyatakan sebagai
elastisitas pendapatan dengan formulasi: dQ/Q
dQ
I
x--==dl/1 e Q dl 1
(2.2)
Pada beberapa literature disebutkan bahwa hubungan antara tingkat pendapatan dengan konsumsi air berkisar antara 0,4-0,5. Artinya peningkatan pendapatan sebesar 10% akan menyebabkan peningkatan konsumsi air sebanyak 4-5%.
2.4
Penelitian-penelitian Terdahulu Pemanfaatan penggunaan metoda choice modeling (selanjutnya disebut CM)
atau juga dikenal dengan choice experiment sudah banyak dilakukan untuk berbagai analisis. Mulai dari pemasaran, lingkungan, pariwisata, kehutanan.
landuse, transportasi (kemacetan), dan air minum. Pemanfaatan metoda CM ini dikarenakan kelebihan yang dimiliki oleh metoda CM yang mampu mengestimasi nilai marjinal WTP pada setiap atribut yang ditawarkan.
Universitas Indonesia
25
Dalam konteks penilaian jasa lingkungan, penelitian yang dilakukan oleh Adamowicz et.al ( 1998) serta Hanley et.al, (200 1) menggunakan choice modeling dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk menilai preferensi dan perubahan
welfare tapak atau kawasan untuk kegiatan perbaikan habitat caribou di Alberta, AS. Sedangkan dalam konteks transportasi, Harmadi et.al (2008) meneliti tentang preferensi
masyarakat
Jakarta
untuk
menghindari
kemacetan
dengan
menggunakan attribut base method.
Dalam penelitiannya tentang site untuk perbaikan habitat caribou, Adamowicz memilih atribut populasi caribou. luasan area hutan belantara, pembatasan area untuk rekreasi, jumlah pekerja industry kehutanan, dan perubahan pajak sebagai income untuk wilayah. Sedangkan level untuk masingmasing atribut beragam. Pada penelitiannya, responden diberikan 8 set pilihan scenario yang masing-masing berisi 3 (tiga) alternatif program perbaikan untuk dipilih, dimana salah satunya adalah current condition.
Hasil penelitian adamowizc et.al menunjukan bahwa pada model linear, populasi caribou dan area hutan memiliki nilai koefisien positif, sedangkan koefisien pembatasan area rekreasi dan pajak yang harus dibayarkan oleh rumah tangga adalah negative. Dengan menggunakan analisis kuadratik dan OLS, dapat diperoleh besaran nilai welfare dari masing-masing atributnya. Secara umum basil analisis
menunjukan
bahwa
peningkatan jumlah
populasi
caribou
yang
sustainable adalah penting. Hal ini menunjukan salah satu kelebihan CM dibandingkan dengan CVM pada penilaian jasa lingkungan, dimana CM dapat memberikan informasi tentang nilai welfare masing-masing atribut program perbaikan habitat caribou, dampak masing-masing atribut terhadap pengukuran
welfare atau endowment effect yang sulit diperoleh jika menggunakan CVM.
Pada sector transportasi, penelitian yang dilakukan oleh Harmadi et.al (2008) tentang Willingness to Pay Masyarakat Jakarta Menghindari Kemacetan dengan menggunakan attribute base modei!CM merupakan salah satu contohnya. Pada penelitiannya, Harmadi et.al menjadikan variable Waktu tempuh (W), Universitas Indonesia
26
Konektivitas (K), Keamanan {N), dan Pengeluaran transportasi (P) sebagai atribut. Sedangkan 'status quo', moderate dan excellent dijadikan sebagai level masingmasing atribut. Responden diberikan lima set dimana dalam setiap setnya responden diminta untuk menjawab sebanyak 10 set pi1ihan, dimana salah satunya adalah current condition. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan
conditional logit model. Model yang dianalisis terdiri dari main effect model dimana model
hanya memasukkan atribut-atribut
yang
telah ditentukan
sebelumnya, tanpa ada interaksi dengan variabel-variabel independent lain yang bersifat karakteristik individu dan interaction effect.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai konstanta bernilai negatif, sebesar -1,624. Artinya, responden cenderung untuk memilih status quo dibandingkan altematif perjalanan yang diajukan. Atribut waktu yang dihemat
(time saving), konektivitas (moderat dan excellent), keamanan, dan numeraire bemilai positif, yang mengindikasikan bahwa nilai atribut yang lebih besar adalah yang lebih disukai. Nilai marginal willingness to pay (MWTP) untuk waktu tempuh sebesar 40 ribu rupiah setiap menitnya, atribut konektivitas excellent MWTP nya adalah 193 ribu rupiah per menit, dan atribut keamanan MWTP nya adalah 10 ribu rupiah per menit.
Pada analisis efek interaksi, dimana menjadikan variable penghasilan sebagai
variable
yang
dianalisis
interaksinya
dengan
atribut
penelitian,
menunjukan bahwa pendapatan rendah memiliki MWTP paling rendah di setiap menitnya, diikuti oleh masyarakat dengan pendapatan menengah dan pendapatan tinggi. MWTP per menit masyarakat dengan pendapatan rendah mencapai 18.2 ribu rupiah, diikuti oleh masyarakat berpendapatan rendah (33.8 ribu rupiah). dan masyarakat berpendapatan tinggi (49.5 ribu rupiah). Pada atribut konektivitas, hasil estimasi memperlihatkan bahwa secara umum, masyarakat yang bekerja di Jakarta tidak hanya menginginkan perubahan konektivitas moderat. tetapi cenderung untuk langsung berkurang sebesar dua (konektivitas excellent). Dalam hal ini, tidak ada perbedaan MWTP untuk atribut tersebut antar kelompok pendapatan, yakni sekitar 155,2 ribu rupiah per bulan. Atribut keamanan dalam Universitas Indonesia
27
bertransportasi juga
mendapat
respon
yang
berbeda
menurut
kelompok
pendapatan masyarakat. Masyarakat dengan kelompok penghasilan tinggi tetap menjadi kelompok dengan MWTP tertinggi, sebesar 14.3 ribu rupiah, MWTP untuk kalangan menengah diestimasikan sekitar 3570 rupiah, di bawah nilai untuk kalangan rendah yang mencapai 7860 rupiah.
Penggunaan CM untuk menilai sumberdaya atr dan pemanfaatannya termasuk didalamnya untuk menilai layanan air sudah banyak dilakukan. Kanyoka, et.al (2008) memanfaatkan penggunaan choice modeling untuk meneliti tentang preferensi dan WTP rumah tangga dalam pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan di wilayah perdesaan di Afrika Selatan. Kemudian Snowball et.al (2007) menggunakan choice modeling untuk menetapkan willingness to pay rumah tangga untuk peningkatan atribut pelayanan air minum bagi rumahtangga perkotaan kelas menengah di Afrika Selatan. Serta Nam and Son (2005) yang meneliti tentang willingness to pay dan preferensi pelanggan untuk peningkatan kualitas pelayanan air minum di Ho Chi Minh City, Vietnam dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM) dan Choice Modelling dengan maksud membanding hasil estimasi WTP. Secara umum dalam penilaian peningkatan kualitas pelayanan air minum, hal terpenting adalah penentuan atribut dan level pelayanan yang ditawarkan kepada rumahtangga.
Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Sekororo dan Letsoalo-Afrika Selatan, Kanyoka et.al bermaksud menilai permintaan rumahtangga terkait dengan pelayanan pemanfaatan air untuk berbagai
penggunaan.
Pendekatan CM
dilakukan untuk mengidentifikasi atribut pelayanan air yang ditetapkan oleh peminta. Responden dibagi ke dalam dua strata yaitu strata I untuk kelompok rumahtangga yang
masih menggunakan sumur dan sumber air lainnya secara
kolektif dan strata 2 untuk kelompok rumahtangga yang memanfaatkan sumber air atau sambungan sendiri (private taps).
Atribut pelayanan air ditetapkan sebanyak 6 atribut yaitu kuantitas atr, frekuensi ketersediaan air, kualitas air, harga air, pemanfaatan untuk hal yang Universitas Indonesia
28 produktif dan sumber air, dengan masing-masing level yang berbeda. Dari jumlah variasi set pilihan yang ada, dengan menggunakan teknik orthogonal desain, responden yang termasuk ke dalam rumahtangga strata 1 diberikan 24 alternatif pemanfaatan air, sedangkan responden yang termasuk ke dalam strata 2 diberikan 18 set pilihan pemanfaatan air. Untuk menganalisa data dan informasi dengan pendekatan CM, digunakan conditionallogit method.
Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien atribut kuantitas air, frekuensi ketersediaan air, kualitas air, harga air, pemanfaatan untuk hal yang produktif dan sumber air adalah positif. Hal ini mengindikasikan bahwa atribut-atribut tersebut memang diperlukan oleh responden. Harga implicit yang diperoleh menunjukan bahwa responden memiliki keinginan dan kesediaan untuk membayar peningkatan pelayanan air. Misalnya, untuk responden strata 1, harga implicit untuk atribut kuantitas air adalah R 0, 1/bulan untuk setiap peningkatan kuantitas air sebanyak 1 L, sedangkan strata 2 menunjukan bahwa harga implicit untuk atribut kuantitas air adalah R 0,06/bulan untuk setiap peningkatan kuantitas air sebanyak 1 L.
Masih di Afrika Selatan, Snowball et.al (2007) melakukan penelitian di wilayah perkotaan untuk menganalisis preferensi rumahtangga kelas menengah di Grahamstown West. Pada penelitiannya, Snowball et.al menjadikan kualitas kandungan bakteri dalam air, perubahan warna air, tekanan air yang rendah, ketersediaan kontinuitas aliran air, problem meteran air. dan harga air sebagai atributnya dan level pada masing-masing atribut beragam. Dari kemungkinan variasi pertanyaan pilihan yang akan diajukan, dipilih 24 set pilihan sebagai bahan untuk dianalisis. Sampel yang diambil adalah seratus rumahtangga. Untuk menganalisis informasi CM ini dipergunakan conditional logit model (CLM) dan
heteroscedastistic extreme value (HEY).
Hasil penelitian Snowball et.al menunjukan bahwa
hasil estimasi kedua
model (CLM dan HEY) hampir sama, tetapi model HEY memiliki spesifikasi atribut yang lebih signifikan. Atribut bakteri dalam air, perubahan warna air, tekanan air yang rendah, ketersediaan kontinuitas aliran air, dan harga air Universitas Indonesia
29
memiliki nilai signifikan. Dan rumah tangga kelas menengan atas di wilayah perkotaan di Grahamstown West cenderung memiliki MWTP yang bervariasi mulai dari 5,8% sampai dengan 15,72% untuk masing-masing atribut pelayanan. Nam dan Son (2005) yang meneliti dan mengestimasi tentang preferensi rumahtangga akan peningkatan kualitas pelayanan air di kota Ho Chi Minh. Vietnam. Single bounded dichotomous choice dipergunakan untuk menderivasi besaran willingness to pay untuk peningkatan kualitas pelayanan air. Atribut kualitas air, besarnya tekanan air dan besaran tagihan air yang harus dibayarkan per bulan disertakan dalam pertanyaan tersebut sebagai atribut pelayanan. Untuk menentukan besarnya sampel penelitian dipergunakan stratified random sampling. Interview terhadap responden dilakukan secara face to face untuk mendapatkan data yang akurat. Untuk menganalisa data dan informasi dengan pendekatan CM, digunakan multinomi allogit model dan condiliona llogit method. Model yang dipergunakan pada penelitian terdiri dari model I (main e.ffect
model) dan model II (interactions effect model). Pada model II karakteristik social ekonomi dari responden dimasukan ke dalam analisis untuk membenarkan adanya heterogenitas dalam preferensi rumahtangga. Selain itu dianalisis pula scenario pengembangan (4 skenario) dan ditetapkan masing-masing marginal willingness
to pay (MWTP)nya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kedua model yang dianalisis, rumahtangga memiliki WTP yang besar untuk peningkatan kualitas air yang tinggi dan tekanan air yang kuat. Hal ini menunjukan preferensi rumahtangga akan kedua atribut tersebut. Sedangkan pada atribut cost/biaya, menunjukan tanda yang negative, artinya kemungkinan memilih pengembangan pelayanan air dengan system perpipaan dibandingkan dengan kondisi yang ada menurun sejalan dengan meningkatnya tagihan rekening air bulanan rumahtangga. Kesimpula n yang bisa diperoleh dari penelitian yang mengunakan CM sebagai pendekatan adalah penentuan atribut dan level pelayanan akan sangat strategis dalam penelitian. Kemudian penetapan choice sets dari kemungkinan variasi pilihan yang ada (sebagai kombinasi dari atribut dan level) juga akan Universitas Indonesia
30
mempengaruhi hasil analisis (terutama terkait dengan besaran koefisien atribut dan MWTP atribut). Pada analisis peningkatan kualitas pelayanan air secara umum, atribut kualitas air (termasuk bau, warna, kandungan bakteri), kuantitas air (termasuk didalamnya adalah level ketersediaan air), tekanan air dan harga air sangat mempengaruhi pilihan rumahtangga di dalam menentukan kualitas pelayanan yang diharapkan. Dengan demikian maka dalam penelitian yang akan dilakukan, atribut tersebut akan direkomendasikan untuk dipergunakan. Hal yang berbeda kemungkinan dalam penetapan level dan besarannya untuk masingmasing atribut.
Universitas Indonesia
BAB3 GAMBARAN UMUMWILAYA H STUDI
Pada bah III ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum kondisi Kota Bogor dan kondisi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Informasi mengenai kondisi umum ini diharapkan akan menguatkan berbagai informasi yang relevan dengan kualitas pelayanan air minum seperti adanya perbedaan tekanan, gangguan kontinuitas dan lain sebagainya.
3.1
Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas 11.850 ha, terletak pada I 06° 48' Bujur Timur
dan 6° 36' Lintang Selatan, ±56 Km Selatan dari Ibu Kota Jakarta dan ± 130 Km Barat Kota Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kota Bogor berbatasan dengan : •
Sebelah Utara
: Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor. •
Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
•
Sebelah Barat
: Kecamatan Dannaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor. •
Sebelah Selatan : Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Wilayah Administrasi Kota Bogor dibagi menjadi 6 kecamatan dan 68 kelurahan, 750 RW dan 3.349 RT.
31
Universitas Indonesia
32
· ··-"'''...
PETA BATAS ADMINIS TRASI KOTA BOGOR TAHUN 2005
'
.
~
-
Gambar 3.1
?E".'EP.H~TAH t-_(l lt\ l;.. BADAN PERENC AHAAN DAERAH
..
Peta Wilayah Kota Bogor Universitas Indonesia
33
Kota Bogor berada di ketinggian 190 - 330 mdpl,
dengan kemiringan
lereng berkisar 0 - 2% sampai dengan > 40%, dengan luas menurut kemiringan lereng yakni 0 - 2% (datar) seluas l. 763,94 ha, 2 - 15% (landai) seluas 8.091,27 ha, 15-25% (agak curam) seluas 1.109,89 ha, 25-40% (curam) seluas 764,96 ha, dan> 40% (sangat curam) seluas 119,94 ha. Suhu udara rata-rata setiap bulannya 26
°C, dan kelembaban udara kurang lebih
70%. Kota Bogor disebut Kota Hujan karena memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi, yaitu berkisar 4.000 sampai 4.500 mm/tahun. Kota Bogor memiliki struktur geologi ali ran andes it seluas 2. 719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan seluas 1.372,68 ha, tufa seluas 3.395,17 ha, dan lanau breksi tufan dan capili seluas 1.112,56 ha. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi. Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah yang terdapat tanah yang bertekstur kasar Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dan anak-anak sungai, yang secara keseluruhan anak-anak sunga1 (Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok) itu membentuk pola aliran pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak) pada 2 sungai besar tersebut. Kota Bogor memanfaatkan kedua sungai ini sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum. Sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Kedalaman air tanah bervariasi sekitar 3 -12 m, kedalaman muka air tanah dalam Universitas Indonesia
34
keadaan normal (musim hujan) berkisar 3 - 6 m, sedangkan pada musim kemarau kedalaman muka air tanah mencapai I 0 -12 m. Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik. Sumberdaya alam lainnya berupa flora dan fauna juga ditemukan di Kota Bogor. Sejumlah tanaman tropis yang langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor yang dikenal memiliki koleksi tanaman tropis yang terlengkap di dunia. Selain itu, tanaman sayuran dan buah-buahan serta tanaman hias dan tanaman obat-obatan masih banyak diusahakan oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat. Kawasan rawan bencana di Kota Bogor adalah kawasan yang senng mengalami bahaya longsor dan kawasan yang rawan banjir. Daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada setiap kecamatan. Kota Bogor mempunyai Kawasan Terbangun pada tahun 2005 dengan luas total 4.411,86 Ha atau sekitar 37,23% dari luas total Kota Bogor, yang berupa lahan perdagangan, permukiman. perumahan, komplek militer, istana, industri, terminal, dan gardu. Kawasan terbangun tersebut didominasi oleh kawasan permukiman seluas 3.135, 79 Ha (26,46%), yang didalamnya terdapat fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, serta perkantoran. Sedangkan kawasan belum terbangun dengan luas total sebesar 7.43 8,14 Ha atau sekitar 62,77% dari luas total Kota Bogor, berupa situ, sungai, kolam, ruang terbuka hijau (RTH),·tanah kosong Non RTH, dan lain-lain yang tidak teridentifikasi. Kawasan belum terbangun ini didominasi oleh RTH seluas 6.088,58 Ha atau 51,38%, yang didalamnya terdapat hutan kota, jalur hijau jalan, jalur hijau SUTET, kawasan hijau, kebun raya, lahan pertanian kota, lapangan olah raga, sempadan sungai, TPU, taman kota, taman lingkungan, taman perkotaan, dan taman rekreasi. Dengan kondisi geografis yang relatif lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya di kawasan Jabodetabek. maka Kota Bogor mempunyai potensi yakni menjadi tujuan utama bermukim para pekerja di DKI Jakarta, serta tujuan wisata penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan yang cepat ini harus Universitas Indonesia
35
diiringi dengan upaya mempertahankan ruang terbuka hijau seluas 30% dari luas kota, pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mencegah tingginya debit drainase yang ada yang dapat menimbulkan banjir. Perkuatan kepada sempadan sungai maupun tebing yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana longsor juga penting untuk dilakukan.
Kondisi Air Bersih
3.2
Kota Bogor merupakan wilayah dengan kandungan air yang cukup karena memiliki curah hujan tinggi didukung oleh jenis tanah dan kondisi morfologi kawasan yang dapat menyimpan cadangan air yang banyak. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah dan air permukaan. Cara pengambilan air tanah dilakukan melalui sumur gali, pompa tangan dan pompa artesis. Pengambilan air permukaan dilakukan dengan memanfaatkan mata air, sungai dan situ. Pelayanan air bersih di Kota Bogor baru mencapai 4 7% dari seluruh penduduk kota, sisanya memanfaatkan air dari sumur gali (41.850 K.K), sumur pompa (16.403 KK), PAH (751 KK), air perpipaan (2.638 KK), air sungai (4.279 KK), dan lain-lain ( 9.831 KK). (Tabel 3.1 ).
Tabe13.1 Jumlah Pengguna Air Bersih Berdasarkan Somber Air di Kota Bogor Menurut Kecamatan Tahun 2007
No
Kecamatan
Sumber Air Bersih (KK) Sumur Sumur PAM Pompa Gali
I
Bogor Utara
5.129
I 0.357
2
Bogor Barat
10.540
3
Bogor Timur
4
PAH
Air Perpipaan
Air Sungai
LainLain
5.028
168
240
25
994
14.244
4.017
55
50
1.996
4485
6.543
6.552
1.651
125
588
411
18
Bogor Selatan
10.033
12.292
3.249
228
1.408
1.351
382
5
Bogor Tengah
3.359
11.342
725
175
352
376
2839
6
Tanah Sareal
6.246
5.647
1.733
0
0
120
1113
41,850
60.434
16.403
751
2.638
4.279
9.831
Jumlah
Sumber: RP4D Kota Bogar, Tahun 2007.
Universitas Indonesia
36
Data teknis kapasitas air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Bogor dapat dilihat dalam Tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel3.2 Kapasitas Produksi PDAM Kota Bogor (Desember 2008) •. ..J'· ••• ~-·
No. ' ~1 Sumber-Air Ba~u "
I. 2.
3 4. 5. 6.
't"' ;
~-
..
Mata air Kota Batu Mata air Bantar Kambing Mata air Tangkil Mata air Palasari WTP Dekeng WTP Cipaku WTP Palasari
Kapasitas (1/detik) Operasi Desain
60 160 140 30 1000 240 20
60 155 140 0 800 145
7. 1.300 1.650 Total Sumber : Data RPIJM Atr Mmum Kota Bogor, Tahun 2009
Daerah Pelayanan Zone 6 Zone 3 Zone I & 4 Zone 2 Zone 4 Zone 3 Zone 2
Dari data tersebut terlihat bahwa semua mata air telah mengalami penurunan kapasitas dari kapasitas disain yang dirancang semula. Mata air Kota batu dari 70 turun menjadi 60 l/det, mata air Bantar Kambing semula memiliki kapasitas disain 160 1/det telah turun menjadi sekitar 150 l/det. Mata air Tangkil semula memiliki kapasitas disain 170 l/det telah turun menjadi 140 1/det dan telah dimanfaatkan seluruhnya. Selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2008, tingkat kehilangan air relatif meningkat. Kecuali tahun 2005 terjadi penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya. Walaupun demikian, kehilangan air pada tahun 2005 tetap lebih tinggi/meningkat dibanding dengan tahun 2002 sebagaimana data pada table 3.3 di bawah ini :
Tabel3.3 Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2002-2008 ~~~~ta:h'h-~ .~~- l!fu :,..~~n'i~t$1ii'lipgaJi~~(~~:.~ 29,57% 2002 30,79% 2003 32,45% 2004 3 1,57% 2005 33,26% 2006 36.62% 2007 37.65% 2008 Universitas Indonesia
37
Selain itu, terdapat pula sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk Kota Bogor yaitu mata air, PDAM Tirta Pakuan menggunakan 3 (tiga) buah mata air utama yaitu mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing yang terletak di daerah Kota Batu Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor serta mata air Tangkil. Jumlah pelanggan air bersih di Kota Bogor hingga Tahun 2008 sebanyak 68.540 KK dengan cakupan pelayanan sekitar 4 7 %. Tingkat pelayanan PDAM yang terendah terdapat di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Selatan, yaitu masing-masing hanya 27,27 % dan 31,93 %. Pelayanan yang rendah pada kedua kecamatan ini diatasi oleh penduduk setempat dengan memanfaatkan sumur gali, sumur pompa, dan air sungai. Tingkat pelayanan PDAM yang terbaik berada di kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur dengan tingkat pelayanan masing-masing adalah 70,25 % dan 49,78 % Dari segi jangkauan pelayanan, hanya dua dari 16 kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan yang belum terlayani, yaitu Kelurahan Pamoyanan dan Bojongkerta. Di Kecamatan Bogor Barat, dari 16 Kelurahan yang ada masih ada 6 Kelurahan yang belum terlayani, yaitu : Sindang Barang, Margajaya, Balumbang Jaya, Situgede, Bubulak, Semplak sedangkan di Kecamatan Tanah Sareal, satu-satunya kelurahan yang belum terlayani adalah Kelurahan Kencana. Kecamatan Bogor Tengah, Bogor Timur, dan Bogor Utara kelurahan-kelurahan yang ada telah terlayani semuanya, berikut data mengenai pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sebagaimana tersaji pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Jumlah Pelanggan PDAM "TIRTA PAKUAN" Kota Bogor menurut Kategori Pelanggan dan Zona Pelayanan Tahun 2008 NO
ZONA PELAYANAN
su
lP
SK
RA
RB
RC
NK
JUMLA
NB
I
ZONE I
6
38
22
II
2,819
1,969
78
193
H 5,136
2
ZONE2
34
15
233
2,197
227
20
2
2,637
3 4
ZONE3
13 110 164
18,445 44,354
5
ZONE6
ZONE4 GRAND TOTAL
201
104
4,635
9,128
2,820
727
720
388
279
4.681
26.071
10.881
1.105
785
13
67
30
737
3.839
665
93
19
5,463
306
728
450
10,297
44,054
16,562
2,023
1,719
76,139
Sumber: PDAM "TIRTA PAKUAN" Kota Bogor, 2008.
Universitas Indonesia
38
Adapun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan atr bersih m1 diantaranya meliputi : •
Kurangnya ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan penduduk, baik secara kuantitas maupun kualitas.
•
Kurangnya prasarana air bersih, pada saat ini tingkat pelayanan air bersih baru mencapai 47 %. Penduduk yang sudah terjangkau jaringan air bersih ini, sebagian besar tidak mendapatkan pelayanan yang optimal.
•
Tingginya tingkat kebocoran, yaitu sebesar 37% pada tahun 2008.
•
Penggunaan air tanah yang cukup tinggi, baik oleh permukiman, jasa dan industri.
PDAM terus menyusun rencana pengembangan layanan sampat dengan tahun 2014. (Tabel3 .5). Tabel3.5 Kebutuhan Prasarana Air Bersih Kota Bogor Sampai Tahun 2014
Sumber :
- Hasil Analisis Tahun 2007, - Corporate Plan PDAM Tirta Pakuan
Universitas Indonesia
BAB4
METODOLOGI
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa mulai dekade 80-an pendekatan perencanaan terutama terkait dengan masalah air bersih sudah memperhatikan kondisi dan pola perilaku pengguna. Sudah banyak penelitian mengenai rencana pengembangan air bersih dengan menjadikan pengguna dan peminta sebagai focus penelitian. Kanyoka et.al (2008) meneliti tentang preferensi rumah tangga terhadap rencana pengembangan sumber daya air untuk berbagai pemanfaatan (multiple use) di wilayah perdesaan Afrika Selatan. Dalam penelitiannya Kanyoka, et.al menekankan bahwa untuk berinventasi dalam peningkatan pelayanan air bersih seharusnya mengerti dan memahami pola permintaan dan pola perilaku dari pengguna (user) atau kelompok peminta (demand). Kemudian Nam dan Son (2007), Haq et.al (2008), Wang et.al (2008),
semuanya meneliti pemanfaatan dan preferensi mengenai peningkatan pelayanan air bersih oleh user dan demand. Atas dasar kondisi tersebut, maka di dalam penelitian ini juga akan dilakukan pendekatan terhadap pengguna (user) melalui analisis persepsi, preferensi dan willingness to pay rumah tangga pelanggan air bersih yang dikelola oleh PDAM Kota Bogor terhadap tingkat pelayanan yang diberikan oleh PDAM Kota Bogor. Diharapkan penelitian ini akan dapat mengungkapkan informasi mengenai kepuasan pelayanan air bersih serta kesediaan dan kerelaan rumah tangga pelanggan air bersih PDAM untuk membayar peningkatan kualitas pelayanan yang diharapkan dari pengelola.
4.1
Logical Framework dan Langkah Pengerjaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti alur pemikiran sebagai berikut (Gam bar 4.1 ):
39
Universitas Indonesia
40
Sistem PemenuiL!n Ke butulL!n Air minum di Kota Bogor I 'f
....
PDA~I
\onPDA~l
~ Kondisi eksisting pelayc~.~tcl.ll PDA~l Kot.! Bogor: Ada kendala distribusi mppl~ kepada demrmd
I .{' Pelanggwmenghmpkan Jdcl.lt\'J peningkatan kualitc~s pelmncl.ll sebagai kompensasi atas pen!bayarc~.~l rekeniug air
-!t :\danra kendala rang dihadapi PDA.\lunh1k meningkatkan kualitas pela~·anc~.~t air miuum agar le bih optinta It i.e dana ill\'estasi terbatd s, kondisi
t
dldl.lll
Pasti ada kompensasi nng lwus dit.l!lggung oleh pelanggan agar da pat menikmati pel.mnc1.11 rang lebih baik
Tingkat pelmnann1asih dapatdiupmkc~.~llebih O~'limal
I
Perlu kajian untuk ntempertemukc~.~l kepentingc~.~t PDA~I dengan Pelanggc~.~t: Peningkatc1.11 kualitas pelaranan dengan besarc1.11 kompensasi nng mau dibmrkan oleh pelanggc~.~t
Pendekatan Choice mode/hug untuk mengumpulkan data dan inforntasi
-¥ Analisis lflllmg11es5 To Pr1~ 11\TPI kelompok rumah tangga pelanggan PDA~I sebagai kompensasi
IL. I'
Coudltiot!rll Log1t .\lode/ untuk mengc~nalisJ danmengestimasi
\\IP
Implicit prrc t;l~frlrglllrll \\IP masing-ntJsing atribut
Perhihmgan Dampak
Kesimpulan dan Smn
Gambar4.1
Alur Penelitian Universitas Indonesia
41
Langkah pengerjaan dalam penelitian ini adalah (Gambar 4.2): Melaksanakan diskusi terbatas, wawancara, dan telaahan penelitian terdahulu terkait dengan pelayanan air bersih dengan menggunakan choice modeling. Hasil dari kegiatan adalah identifikasi dan inventarisasi permasalahan yang dihadapi oleh pihak PDAM Kota Bogor dalam pelayanan air bersih, kemungkinan atribut dan level pelayanan air bersih yang akan digunakan dalam kuesioner 2
Penyusunan kuesioner termasuk didalamnya adalah penentuan jumlah set pilihan yang akan diajukan kepada responden. Penentuan jumlah set pilihan ini dihitung atau dianalisis dengan menggunakan pendekatan fractional factorial dan teknik orthogonal array yang diadopsi dari rangkaian tahapan
eksperimen dengan metoda Taguchi. 3
Pre test kuesioner dengan maksud menilai tingkat acceptibility dan tingkat pemahaman kuesioner oleh responden. Selain itu dilakukan juga diskusi dengan ahli yang kompeten dalam bidang air bersih untuk mendapatkan masukan perbaikan kuesioner
4
Survey primer kepada rumah tangga pelanggan air bersih PDAM. Survey dilakukan dengan metoda face to face agar isi dan maksud kuesioner dapat dijelaskan kepada responden
5
Analisa data dan informasi hasil survey. Data kuesioner dengan pendekatan choice modeling dianalisis dengan menggunakan pendekatan conditional logit model (CLM). Kedua model tersebut digunakan untuk menganalisis efek
utama (main effect) dan efek interaksi (interaction effect) dari atribut dan variable social ekonomi responden. 6
Simulasi model pengembangan atau peningkatan kualitas pelayanan air bersih PDA M Kota Bogor
Universitas Indonesia
42
Kondisi umum Kola Bogar dan PDAM Tirta Pakuan Kola Bogor serta pemenuhan kebuluhan air bersih di Kola Bogor
I Permasalahan air bersih, atrihut penting yang dapat ditindaklanjuti, level masing-masing atribut
Jumlah Pelanggan Rurnahtangga Gol. A,B, dan C
Diskusi terbata~, l'.'awancara, telaah literatur Fmc tiona! Factorial Oe5ign dengan
Rumah tangga yang dijadikan target sampel/responden
adaptasi dari Metoda Tague hi: De raj ad Kebehasan, Matriks Factorial Standard untuk 3"n Factorial,matriks
Penyusunan desain eksperirnen dan desain kuesioner
Orthogonal
Su!Vey Primer Conditional Logit Model
J Analisis Marginal
./
r = (!-) tx. L. ·.
Willingness ToPay!MWTP) ' :
.\· .\ .. \ .
Perl1i tungan dampak
Kesimpulan dan Saran
Gam bar 4.2
4.2
Langkah Pengerjaan Penelitian
Pendekatan Choice Model dalam penelitian
Choice modeling (selanjutnya disebut CM) atau dikenal juga dengan choice experiment merupakan salah satu bentuk turunan dari teknik conjoint analysis,
sebagai salah satu metoda untuk menilai perubahan utilitas konsumen dengan pendekatan stated preference. Pada penelitian ini, dalam konteks mengestimasi Universitas Indonesia
43
willingness to pay dari perubahan tingkat pelayanan air bersih, CM ini dilakukan
untuk mengestimasi nilai hipotetik dari berbagai atribut pelayanan air bersih. Pendekatan CM ini dikembangkan pertama kali oleh Louviere dan Henser tahun 1982 serta oleh Louviere dan Woodworth tahun 1983. Secara mikroekonomi, pendekatan CM ini didasarkan pada teori pennintaan konsumen dan secara spesifik didasarkan pada teori karakteristik Lancaster yang mengasumsikan bahwa utilitas konsumen akan suatu barang dapat didekomposisi ke dalam utilitas karakteristik penyusunnya (Snowball et.al, 200 I; Hanley, et.al, 200 I). Metoda CM merupakan generalisasi dari metoda penilaian kontingensi (contingent Valuation Method/CVM) (Snowball et.al, 200 I). Pada metoda CM ini,
responden diminta untuk memilih
salah satu scenario atau alternative
pengembangan yang ada yang paling sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh responden bersangkutan dan dijelaskan oleh atribut dan variasi level (Adamowicz et.al, 1998; Hanley et.al, 200 I). Sedangkan pada penilaian kontingensi dilakukan dengan cara menanyakan responden untuk memilih antara kondisi dasar yang ditetapkan dengan alternative spesifik (Snowball et.al, 200 I). Dalam konteks mengestimasi nilai willingness to pay (WTP) atas peningkatan kualitas pelayanan suatu barang (goods), pendekatan CM ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendekatan atau teknik lainnya yang termasuk ke dalam kelompok stated preference. Kelebihan tersebut diantaranya adalah (CIE, 2001 ): 1. Memaksa responden untuk mempertimbangkan trade-off diantara atributatribut pelayanan yang dijadikan alternative 2. Memungkinkan mengestimasi harga implicit (implicit price) dari atribut 3. Memungkinkan
mengestimasi
dampak!pengaruh
kesejahteraan
(welfare
impact) dari berbagai scenario yang ada
4. Dapat dipergunakan untuk mengestimasi tingkat permintaan pelanggan untuk berbagai alternative jasa yang ditawarkan pada non monetary terms 5. Mereduksi kemungkinan responden berlaku curang/bersiasat
Universitas Indonesia
44
Selain itu menurut Adamowictz et.al, 1998 dalam Harmadi et.al (2008), CM memiliki beberapa kelebihan, antara lain: I. Kontrol stimuli ada di tangan peneliti 2. Kontrol terhadap desain matriks menghasilkan efisiensi statistik yang lebih besar dan menghilangkan kolinearitas 3. Model yang lebih kuat (robust) 4. Pengenalan atau penghapusan barang dan jasa dapat diselesaikan secara langsung Langkah Iangkah kunci didalam mengembangkan model CM ini secara garis besar terdiri dari 6 (enam) bagian. Bagian tersebut adalah (Hanley et.al, 2001): (I) memilih dan menentukan atribut, (2) menetapkan level, (3) mendesain choice of experimental, (4) menyusun dan menetapkan set pili han pada kuesioner,
(5) pengukuran preferensi, dan (6) mengestimasi model. Deskripsi lengkap dapat dilihat pada table 4.1
Pendekatan CM menggunakan random utility model (RUM) sebagai dasar dalam menjelaskan pilihan responden terhadap stimuli yang diberikan. Setiap responden berusaha memaksimalkan utilitas yang diperolehnya dengan memilih salah satu dari alternative yang ditawarkan. Random utility model didasarkan pada hipotesa bahwa setiap individu akan melakukan pilihan berdasarkan karakteristik suatu barang atau jasa sebagai komponen objek bersama-sama dengan komponen random (degree ofrandomness). Pada penelitian ini, model RUM yang dijabarkan dalam persamaan matematis maksimisasi utilitas diadaptasi dari model penelitian Harmadi et.al, 2008 dan dituliskan dengan: maxU(t, s .t. ( i)
(.4, ),z;e)
i=l, ... ,N
.v = :L pJ, ( A )+ z
(4.1) (4.2)
ii)t,t; = 0 : '~~,~;
(4.3)
(iii)z ~ O,t, (A,)~ 0
(4.4) Universitas Indonesia
45
dimana t merupakan komoditas yang dimaksud (dalam hal ini kualitas pelayanan) sebagai fungsi dari A, vektor dari berbagai atribut spesifik yang telah ditentukan (kualitas air, tekanan air, dan gangguan kontinuitas). z merupakan fraksi komposit, yakni konsumsi terhadap barang-barang lain, y adalah pendapatan, dan p adalah harga dari setiap komoditas. Bagian terakhir dari fungsi utilitas,
e,
merupakan faktor acak yang menunjukkan sifat random dari fungsi utilitas terse but. Model RUM pada 4 persamaan di atas mencerminkan bahwa konsumen memaksimalkan fungsi kepuasan pada persamaan (4.1) dengan tiga kendala, yakni persamaan (4.2), (4.3), dan (4.4). Kendala pertama menunjukkan kendala anggaran, dimana pendapatan dialokasikan untuk konsumsi jasa kualitas pelayanan dan barang-barang komposit. Kendala kedua menunjukkan pilihan i dan j tidak dapat dipilih secara bersamaan. Konsumen tidak dapat memilih kualitas pelayanan air bersih dalam atribut pada pilihan i sekaligus pada pilihanj. Kendala ketiga memastikan nilai positif untuk setiap barang Pada pendekatan RUM ini, fungsi utilitas tidak langsung suatu individu i dengan j alternative, dapat didekomposisi ke dalam dua elemen besar yaitu komponen deterministic (V) dan komponen stokastik (E) yang diformulasikan dengan: uij
= vij + Eij
( 4.5)
Dimana Uij merupakan utilitas individu i yang diperoleh dari pemilihan j alternative,
Vij
merupakan utilitas komponen deterministic dan
Eij
merupakan
komponen stokastik atau komponen random.
Universitas Indonesia
46
Tabel4.1 Langkah Pelaksanaan Choice Modelling
No
Langkah Pelaksanaan
1 Pemilihan Atribut
IPerolehan Data dalam Penelitian I Deskripsi ldentifikasi dan pemilihan atribut yang relevan dengan Studi literatur, diskusi dan topik penelitian yang akan dinilai atau dievaluasi. Monetnl1j cost biasanya dijadikan sebagai salah satu wawancara dengan expert atribut untuk mengestimasi WTP lfvel atribut harus laya~ realistis, dan dapat FGD, pilot survey, diskusi dan mencakup rentang preferensi dari responden. Kondisi wawancara dengan expert Status quo disertakan sebagai dasar /basis penilaian.
2 Penetapan level
11
3 DesainCM
4
Penyusunan Set /altematif Pilihan
5 Pengukuran preferensi
11
Mengkombinasikan level dan atribut menjadi suatu alternatif skenario/pilihan yang akan dinilai oleh responden Profile yang diperoleh melalui tahap desain CM kemudian disusun menjadi set pilihan yang akan dinilai oleh responden Pemilihan hasil survey untuk mengukur preferensi responden
Fractional factoriDI
Pembagian ke dalam grup set pilihan, profrsional judgement Hasil survey primer
Ol.S ataupun maximum likelihood eshmahon procedures Condihonallogit model
6 Prosedur estimasi Sumber: Hanley et.al, 200 I
Persamaan (4.5) di atas dapat juga dijelaskan dengan mendekomposisi komponen deterministic (V) yang dispesifikasikan
sebagai indeks linier dari
atribut (X) pada alternative pilihan ke-j suatu set pilihan dan komponen stokastik (E) yang merepresentasikan dampak unobsen,able komponen terhadap pilihan
individu i (error term). Sehingga persamaan (4.5) dapat ditulis kembali dengan persamaan: uij
=
vij (xij)
+ Eij
=
bXij
+ Eij
(4.6)
Universitas Indonesia
47
Persamaan (4.6) menunjukan bahwa variable-variabel social ekonomi d1:1pat diikutsertakan bersama dengan atribut-atribut set pilihan (variable X). Akan tetapi jika variable social ekonomi tersebut konstan sepanjang set pilihan untuk setiap individu (misal variable pendapatan tetap pada setiap alternative dan setiap set pilihan), variable social ekonomi tersebut hanya dapat disertakan sebagai suatu bentuk interaksi set data (Hanley et.al, 200 I). Keberadaan komponen random atau komponen stokastik ini menjadikan model dapat diestimasi secara probabilistic. Asumsi yang dikemukakan adalah bahwa suatu individu i akan memilih suatu alternative} pada k set pilihan jika dan hanya jika Uij > Uik• k
*j
EA. Dengan demikian maka kemungkinan individu
memilih barangj dari suatu set penawaran, misalkan A, dapat diformulasikan: P(Uij > Uik• k
*j
E A
= P [(Vii- Vik) > (Eij- Eik)
(4.7)
Berdasarkan persamaan (4.7) tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan suatu individu di dalam memilih barang atau jasa bergantung kepada selisih utilitas yang akan diperolehnya. Barangj akan lebih dipilih dibandingkan dengan barang k apabila selisih utilitas sistemik lebih besar dibandingkan selisih error nya. Di dalam memperoleh tanda yang jelas untuk menentukan probability
pada persamaan (4.7), penting untuk diketahui distribusi dari error term. Asumsinya adalah bahwa error tersebut mengikuti distribusi ekstrim tipe I (independently and identically distributed) atau distribusi Gumbel, maka probability error dapat dituliskan (McFadden 1973 dalam Greene, 2002:p720):
P(Eij $ t = F(t) = exp( -e-eii)
(4.8).
Distribusi error seperti pada persamaan (4.8) di atas berimplikasi kepada probability setiap alternatif j yang dipilih sebagai sesuatu yang paling disukai
dapat dilambangkan dengan logistic dislrihution (McFadden. 1973 dalam Hanley et.al, 200 I) dengan: P(Uij > Uik• 'Vk
. _
*J-
exp(JL Vij)
LkeA exp <JL V ik )
(4.9)
Universitas Indonesia
48
dimana
~·
adalah scale parameter. Persamaan (4.9) diatas dikenal dengan
persamaan conditional logit model. Pendekatan dengan conditional logit model merupakan pendekatan model yang paling umum digunakan dalam kegiatankegiatan yang sifatnya aplikatif (Adamowizc et.al, 1998). Pada penelitian ini, model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi utilitas (Vij) suatu individu digambarkan dengan persamaan: vij
= a+ LflkXk
(4.10)
Dimana a merupakan konstanta (alternative .specific constant/ASC),
p merupakan
koefisien, dan (X) adalah varibel yang dalam hal ini direpresentasikan dengan atribut pelayanan yang ditawarkan. Persamaan fungsi utilitas diatas juga dapat mengikutsertakan variable karakteristik social ekonomi. Namun karena variable karakteristik social ekonomi tersebut tidak berbeda pada setiap alternative set pilihan, variable tersebut harus diestimasi dengan a atau salah satu atribut (X) yang saling mempengaruhi, sehingga persamaan (4.1 0) dapat dituliskan:
vij
= a+ LflkXk +'LaSh+ LflkXkSh
(4.11)
Dimana Sh menunjukan variable social ekonomi.
Setelah parameter estimasi berhasil diperoleh melalui persamaan (4.11 ), estimasi perubahan kesejahteraan atau sering juga difahami sebagai compensating variation (CV) atau menu rut Hanley et.al (200 I) dianggap sebagai willingness to pay (WTP), dapat diperoleh melalui persamaan : CV = WTP =
Y~ [ln 'L~=l exp (vi) - ln 'L~=l exp (vj0 )]
(4.12)
Dimana Ym adalah koefisien dari atribut moneter (biasanya dalam nilai mata uang) atau marginal utility of income dan superskrip I dan 0 menunjukkan keadaan sesudah dan sebelum perubahan.
Pada model conditional logit ini dimungkinkan untuk diketahui implicit price masing-masing atribut atau marginal willingness to pay (MWTP). Untuk
memperoleh nilai marginal willingness to pay (MWTP) tersebut, dapat diperoleh dengan pendekatan dari sisi teori konsumsi yaitu dengan konsep utilitas dan marginal rate of substitution (MRS). Pada teori konsumsi. terkait dengan Universitas Indonesia
49
maksimisasi utilitas, dikenal istilah indifferent curve yang menunjukan adanya perolehan utilitas yang sama dari kombinasi konsumsi atas dua buah barang. Kemiringan pada indifferent curve mewakili tingkat dimana individu tersebut rela mempertukarkan dua barang sambil tetap memiliki kepuasan yang sama. Kemiringan ini (lebih tepanya negative dari kemiringan) disebut tingkat substitusi marginal marginal rate of substitution (MRS). Jadi MRS juga menunjukan kuantifikasi trade offantar dua barang dan nilai relative kepentingannya. Trade offini jika kemudian melibatkan harga dari barang atau jasa, maka
MRS nya dapat disebut juga sebagai marginal willingness to pay (MWTP) (Vermeulen et.al, 2008). Jadi besaran MWTP suatu atribut mencerminkan perubahan dari harga yang mengkompensasikan perubahan atribut dengan asumsi atribut lainnya konstan. Berdasarkan persamaan (4.1 0), dapat dituliskan persamaan sebagai berikut (missal adak barang): Vik
= P1 .X1 + P2 .X2 + ··· +
pk.Xk
+ y.COST
(4.13)
Jika dituliskan sebagai suatu persamaan differensial total dari j jenis barang dan hargalcost, maka persamaan (4.14) diatas dapat dituliskan:
dVij =
P1 .dX1 + P2 .dX2 + ··· +
pk.dXk
+ y.dCOST
= 0
(4.14)
Maka MRS suatu barang atau MWTP nya (dengan asumsi barang lainnya konstan) adalah: MRS= MWTP
= -Piy = dcosr dX
(4.15)
1
Dimana pk adalah koefisien setiap atribut pada persamaan linier dan Ym adatah koefisien koefisien dari atribut moneter (biasanya dalam nilai mata uang) atau marginal utility of income.
Universitas Indonesia
50
4.3
Desain Kuesioner Sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan CM, maka tahap penyusunan
desain kuesioner perlu untuk dilakukan secara hati-hati mengingat akan sangat mempengaruhi kepada hasil penelitian dan preferensi pelanggan dalam konteks untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Penyusunan desain kuesioner yang mencakup informasi tentang atribut/variabel pelayanan serta level masing-masing atribut/variabel dilakukan melalui tahapan: (I) telaahan atas dokumen pengembangan air bersih yang ada (SPAM kota Bogar 2008 dan Corporate Plan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogar 2005), telaahan atas literature dan penelitian tentang air bersih yang dilakukan sebelumnya, (2) diskusi terbatas dengan pihak PDAM Kota Bogar (direpresentasikan oleh divisi perencanaan teknis dan balitbang PDAM), ahli perencanaan infrastruktur perkotaan serta ahli sumberdaya air, pengamat air bersih Kota Bogar, (3) penyusunan desain kueisoner, (4) survey pendahuluan, (5) perbaikan desain kuesioner. Kondisi yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini adalah kondisi yang terjadi saat ini (status quo) yaitu (dokumen SPAM Kota Bogor, 2008, Dokumen Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM, 2008 dan wawancara dengan pihak PDAM, 2009): I. Kondisi dimana secara kualitas air pada beberapa zona pelayanan masih sering terdapat "endapan", 2. Tekanan air bersih yang mengalir terbatas/kurang besar terutama pada saat jam puncak pemakaian, 3. Adanya gangguan kontinuitas air bersih, dan 4. Adanya persepsi pelanggan bahwa tarif air bersih dari PDAM masih mahal Sedangkan kondisi yang diharapkan menjadi dasar prediksi bagaimana rumah tangga pelanggan air bersih PDAM berkeinginan dan bersedia membayar sejumlah uang sebagai kompensasi atas peningkatan kualitas pelayanan yang akan diberikan oleh PDAM Kota Bogar. Perkiraan besaran biaya yang bersedia dibayarkan oleh rumah tangga pelanggan PDAM Kota Bogor untuk peningkatan kualitas pelayanan, dilakukan dengan survey primer kepada masing-masing rumah tangga yang telah menikmati jasa pelayanan dari PDAM Kota Bogar Universitas Indonesia
51
Berdasarkan atas telaahan atas dokumen laporan akhir Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan PDA, tahun 2008 menunjukan beberapa fakta dan data sebagai berikut: a. Secara umum pelanggan sudah puas dengan tingkat pelayanan yang diberikan oleh pihak PDAM kota Bogor. Survey dengan variable yang diteliti mencakup pelayanan konsumen (keterampilan personel. komunikasi dan pelayanan dll), kualitas aliran air. kualitas air. respon dalam menanggapi keluhan dan tarif menunjukan bahwa pelanggan berada pada level kualitas puas. b. Berkaitan dengan kualitas air bersih yang sampai di rumah pelanggan, keluhan yang banyak disampaikan adalah tingkat ·•endapan" yang masih besar dan bau chlorine (kaporit) terutama saat musim hujan. Adanya "endapan" ini diperkirakan terjadi pada saat proses distribusi air ke pelanggan. Kualitas
sambungan pipa yang kurang baik menyebabkan terjadinya kebocoran sehingga partikel-partikel lumpur atau tanah masuk ke dalam aliran air. Atau juga dapat diakibatkan oleh adanya tekanan negative pada pipa. Tekanan negative tersebut dapat terjadi karena aliran air yang ada tekanan alirannya diperbesar dengan cara disedot menggunakan pompa. Kuatnya aliran air akibat disedot pompa dapat menarik partikel tanah dan lumpur masuk melalui sambungan pipa. Dengan demikian dapat dikatakan ada korelasi antara kualitas aliran (besaran tekanan) dengan endapan yang terjadi pada air bersih. c. Berkaitan dengan kualitas aliran air bersih yang sampai ke rumah pelanggan, keluhan utama adalah besaran aliran yang tidak stabil terutama pada musim kemarau. Kemudian secara umum (rata-rata >50% pelanggan) menyatakan bahwa kualitas aliran air bersih dari PDAM masih belum bagus. Dalam hal ini kemungkinan dapat diinterpretasikan bahwa kualitas aliran masih belum besar dan stabil sehingga masih memungkinkan untuk ditingkatkan agar lebih besar dan stabil. d. Berkaitan dengan biaya, keluhan yang disampaikan adalah adanya biaya yang dirasakan cukup besar untuk tagihan air, pemasangan baru dan biaya pelayanan lainnya (ganti nama dll).
Universita s Indonesia
52
e. Berdasarka11: derajat kepentingan, pada hampir semua zona pelayanan menyatakan bahwa yang penting adalah kecepatan pelayanan dan kewajaran tarif dan biaya. Sedangkan kesiapan mengkonsumsi air siap minum dari keran
(tap water), sebagian besar pelanggan (rata-rata >50% pelanggan) menyatakan belum siap.
Kemudian berdasarkan hasil diskusi terbatas dan wawancara dengan berbagai pihak tersebut disepakati bahwa yang menjadi variable penting untuk segera ditindaklanjuti dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pelayanan air bersih PDAM setidaknya ada 4 (empat) variable atau atribut yaitu kualitas air bersih, besaran tekanan (kualitas aliran) air bersih, gangguan kontinuitas air bersih, serta harga air bersih. Urutan atribut kualitas air bersih tersebut memang harus tersusun sebagai berikut: (I) kualitas air bersih. (2) kuantitas dan besaran tekanan air bersih, dan (3) kontinuitas air bersih. Artinya yang diutamakan adalah kualitas air yang sampai di rumah pelanggan. Kekurangan atau belum optimalnya atribut kuantitas dan tekanan serta kontinuitas air masih dapat ditolerir selama kualitas air bersihnya baik.
Pada penetapan atribut dan level, terdapat hal yang perlu disampaikan terkait dengan penetapan level pada atribut harga atau biaya rekening perbulan. Penetapan besaran persentase kenaikan biaya rekening air per bulan dilakukan dengan mempertimbangkan: ( 1) rata-rata penggunaan air bersih pada masingmasing golongan rumah tangga per bulan, (2) tariff dasar yang diberlakukan· dan (3) adanya aturan berupa Perda Kota Bogor yang mengizinkan pihak PDAM sebagai pengelola setiap tahun untuk menaikan tariff dasar air bersih dengan ketentuan bahwa total kenaikan pembayaran rekening air maksimal adalah 25% dari tahun sebelumnya (atau berdasarkan harga tariff dasar air yang sebelumnya berlaku). Berdasarkan perhitungan, dengan menggunakan rata-rata penggunaan air dan tariff dasar berlaku, rata-rata untuk golongan rumah tangga kenaikan biaya rekening per bulan berkisar antara 9%-15%. Atas kondisi riil dan peraturan yang ada, maka pada level harga air bersih, kenaikan yang diusulkan adalah naik tidak berubah (0%), naik 10% dan naik 20%. Universitas Indonesia
53
Terkait dengan kesiapan pelanggan mengkonsumsi air bersih siap minum (tap water), hasil diskusi dengan pihak PDAM menyatakan bahwa hal yang penting adalah sosialisasi kepada pelanggan, karena sebenarnya kualitas air bersih dari instalasi pengolahan (water treatment plant) yang dikelola oleh PDAM Kota Bogor, air yang dialirkan sudah siap minum. Dengan demikian atribut air siap minum masih layak untuk ditawarkan sebagai salah satu alternative pilihan kepada pelanggan. Jumlah atribut memang disarankan tidak lebih dari 6 (enam) atribut untuk menghindari overload ataupun kelebihan beban (Techneau. 2007: Center for International
Economics/CIE,
200 I).
Kemudian
untuk
masing-masing
atribut/variable tersebut, level pelayanan yang ditawarkan adalah terdiri dari 3 (tiga) level. Level ini menunjukan kondisi-kondisi yang akan ditawarkan untuk dijadikan sebagai bahan pilihan bagi responden. Salah satu level yang ditawarkan adalah kondisi "status quo" yang digunakan sebagai benchmark. Secara umum definisi operasional masing-masing atribut dan level dapat dilihat pada table 4.2. Pada penelitian ini tingkat pelayanan yang diharapkan dari PDAM terdiri dari 4 (empat) atribut yang memiliki 3 (tiga) level. Dengan demikian maka 4 kemungkinan set pilihan yang dapat disusun adalah sebanyak 81 set pilihan (3 set). Namun demikian, dengan banyaknya set pilihan tersebut, dikhawatirkan akan terjadi bias karena responden menjadi jenuh dalam pengisiannya. Untuk itu perlu dilakukan penyederhanaan jumlah set pili han pelayanan yang ditawarkan Penyederhanaan atau reduksi kemungkinan set pilihan dapat dilakukan dengan pendekatan fractional factorial design (Louviere et.al. 2000:p90). Fractional factorial design melibatkan proses seleksi data a tau fakta suatu sam pel atau subset dari factorial yang lengkap sehingga efek-efek yang mungkin terjadi
dapat diestimasi seefisien mungkin. Salah satu teknik yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan sampel jumlah set pilihan dari kemungkinan yang ada adalah dengan teknik orthogonal desain.
Universita s Indonesia
54 Tabel4.2 Definisi Operasional Masing-masing Atribut AtributiYariabel
Koudisi Saat ini (tabun 2009)
Deskripsi
1\ondisi ~~~~ ini air h.;rsih !smbh ·;esu~i dan m~m~nnl11 1s1a1ular D~(Jart.;men ! 11\eseharan Rl. Hasil obh~n i Ieli inst~bsi pengobh~n
~ilai
Lenl Good
Status Quo
Eks(Jekta
Excellent
1
J\nali1as .\ir hersih !QLT\\'J
1\ondisi air bmih yang diobh oleh PD..DI. ~Jenurut aturan yang ada kualitas ~ir bmih yang dilu·lob PD.\\1 barns ;,;tara dengan kualirJS a1r 11111111111
[' "''"' ""'"""' Jd•m I. ,;,
'""';
sndah siap rninum. n~mun Jkondi·;i :Sdmau~ kerib s~mp~i dirum~h siap h.;lum ~ir 'pebn22an. .. ' bngsung minum. Di rnmah I pelanggan masih sl'ring dijum(Jai :~danya "euda(Jan" dari air bersih PD.UI. 1
'' i
I
I II
Air hmih h.;lum si~p j.\ir ·;iap minum d~n I !ricbk ~cia bei bn!!>llll!! minum d.1n posirif rid;!, ad:, bgi "end.1p~n" l"erubpan" ;l.ltla ~ir I! i jpacl.l Jlr L;.r·,lh 'ho;rsih '
I
I
I
I i
I
'
I
I
I
I Tt>kanan Air bersih l
•I
rPQnr,
Tingka11ekanao fkuali1as alim) air bmih yang 1\ondisi besaran 1ekanan mt>ugalir kt> seriap ~es11ai air pada sistem distrib11si samb11ngan r11mah 1angga kondisi air bmib (It> bib difaban1i bel11m op1imal1er11tama saar sekarang st>bagai k11alitas aliran air jam (!lineal< dan jika r11mah hersihl pelanggan bt>rada dii;Hinggian.
I
Durasi lamanya air tidak mengalir kt> sambungan pt>langgan per hari. Gangguan l\on1inui1as ldealnya kon1in11itas air meogalir adalab 2~ jam Air1DC0~1 tan(JJ henti (Jada sem11a sambungan eli rumah pelanggao (Syafriai,200'J
1\ondisi saa1 ini pada bebHa(Ja lokasi secara rm· lrm air 1erhenti m11 ticbl; I ~esn~i j l;ondisl 11nengalir l<e pelanggan antm :'~jam (~-6 j~ml pt-r I sel;arang hari baik saar jam (lltncak maU(liiD jam non puncak
1ekan~n air 1id~k hHk11rang saa1 jam p11ncal; sertl air Tekanan a1a11 knaliras I lnJalli(HI lllfiiC~(Ui . . , . . i I' I b . .1hran ~1r hHs1h ttd.li\ . 1SHI~p sam 11ugan c1 positif herkurang (lJila saar pm 'ruma 1111e1an22an ·· . p11uc~k Oermasuk bnra1 2 jika rumah p.;langgan herbn1ai 2 m11l£'hihl
I
Ii I I
1.6.600. Rl "'" BRp.. ~~~.000. dan RT T1pe C !sebmr Rp. 105.200
1-~ j~m
Tidak ada
per lmi
ganggu~n I
Positif
I I
I I
i
Saa1 ini pemakaian rata·rala ' jair minumllleh RT ri11e A iI ~ I I ' j [clan Bacbbb 2~ \13 pt-r bulan. sedangl
ngan menggunakan perhi1ungan h~saran rata-rata Tidal; I Biaya Tagihan .\ir p.;mbayarao rekening air j1arif dasar yang b~rlaku. BHubah I linum bubo !COST) minuni(Jer bnbn lmaka ral~·rata pemha:aran 1 I I Ii I . . 'h 1rag1 Jll re <enmg ~1r per 1;ubn unruk RT 1i1Je A Rp.
l
i ' '
I
I I
I
I I
i I
!i I
'\aik
'\ail; 21)(·o
w~
i
--~!!lrif
i
i
;
I
II
I
II
I
I
i
I
I I
I
'
!
--'
Universitas Indonesia
55
Pemanfaatan teknik ortogonal desain ini dilakukan dengan mengadaptasi salah satu tahapan dalam pelaksaan desain eksperimen Taguchi (Soejanto, 2009:p 18). Pada desain eksperimen Taguchi ini terdapat 3 (tiga) tahapan utama eksperimen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan analisa. Dan pemanfaatan teknik orthogonal termasuk ke dalam tahap perencanaan. Secara sederhana pada tahapan perencanaan, setelah penentuan jumlah atribut dan level, tahap selanjutnya adalah perhitungan derajat kebebasan. pemilihan matriks orthogonal dan penempatan kolom untuk atribut dan level pada matriks orthogonal (Soejanto, 2009:p23). Perhitungan derajat kebebasan (de!{ree
l~{
fi'eedom)
dilakukan untuk
menghitung jumlah minimal set pilihan yang akan diajukan kepada responden. Derajat kebebasan adalah suatu konsep yang mendeskripsikan seberapa besar eksperimen yang harus dilakukan (dalam penelitian ini identik dengan jumlah set pilihan yang akan diajukan kepada responden) dan seberapa banyak informasi yang dapat dihasilkan dari eksperimen tersebut (Soejanto, 2009:p51 ). Dalam menentukan derajat kebebasan atribut adalah: Vrr= n x(L-1)
(4.16)
Dimana Vrr adalah derajat kebebasan atribut, n adalah banyaknya atribut. dan L adalah banyaknya level yang dipergunakan. Persamaan (4.14) diatas juga dipergunakan sebagai titik tolak atau ancar-ancar dalam menentukan dan mendesain matriks orthogonal. Setelah menentukan derajat kebebasan, langkah berikutnya adalah memilih matriks orthogonal yang sesuai. Matriks orthogonal adalah matriks seimbang dari atribut dan level sedemikian sehingga pengaruh suatu atribut atau level tidak baur dengan pengaruh atribut atau level yang lain (Soejanto, 2009:p51 ). Pada konteks matriks eksperimen, orthogonal berarti bebas statis . .lika kita menguji matriks orthogonal tertentu, kita akan mencatat bahwa tiap level mempunyai nilai yang sama dalam hal kejadian pada tiap kolom.
Universitas Indonesia
56
Bentuk umum untuk menentukan matriks orthogonal adalah: L0 {bc), dimana L adalah rancangan bujursangkar latin, a adalah banyaknya eksperimen yang
dilakukan, b adalah banyaknya level dan c adalah banyaknya atribut. Penetapan matriks orthogonal kemudian dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan derajat kebebasan dengan matriks orthogonal standar. Penentuan matriks orthogonal yang sesuai dengan jumlah eksperimen (atau set pilihan dalam penelitian ini) adalah derajat kebebasan pada matriks orthogonal standar harus lebih besar atau sama dengan perhitungan derajat kebebasan atribut dan level (Soejanto, 2009:p55). Untuk matriks standar dengan 3 level. pilihannya adalah (Tabel 4.3) Tabel4.3 Pilihan Matriks Standar dengan 3 Level Matriks Ortogonal 3 Level
I
I
Sumber : Soejanto, 2009:p55
Pada penelitian ini, atribut yang ditetapkan untuk dianalisa sebanyak 4 (empat) atribut dan tiap-tiap atribut terdiri dari 3 (tiga) level. Sehingga Kemungkinan kombinasi pilihan adalah sebanyak 81
set pilihan. Untuk
menentukan set pilihan sebagai sampel dan akan diajukan kepada responden ditetapkan dengan sebagai berikut: I. Derajat kebebasan atribut dan level sebagai acuan untuk penentuan set pilihan adalah 8 derajat kebebasan (diperoleh dari 4 x 2, sesuai dengan formula pada persamaan (3.1 0)). 2. Memilih matriks orthogonal yang sesuai untuk eksperimen atau menentukan set pilihan. Dengan menggunakan matriks standar 3 level seperti pada table 3.4, maka untuk L9 (3 4), derajat kebebasannya adalah 8 derajat kebebasan (4x2), dan untuk L27 (3 13 ), de raj at kebebasannya adalah 26 derajat kebebasan (l3x2).
Universitas Indonesia
57
3. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah eksperimen/set pilihan seperti poin diatas sebanyak 8 derajat kebebasan, maka matriks ortogonal yang sesuai dan dipilih adalah
4 (3\ karena derajat kebebasan pada matriks ortogonal standar
harus lebih besar atau sama dengan perhitungan derajat kebebasan atribut dan level. 4. Artinya, dari 81 (delapan puluh satu) kemungkinan set pilihan, cukup diambil 9 (sembilan) kombinasi set pilihan yang akan diajukan kepada responden dengan matriks orthogonalnya seperti terlihat pada Tabel 4.4 dan salah satu contoh set pilihan pada Gambar 4.3 Tabel4.4 Matriks Orthogonal L 9(3 4) Set Pilihan Pertanyaan
Kualitas Air Bersih
Tekanan/Kualitas Ali ran
Gangguan Kontinuitas
Biaya Tagihan Air
I
I
I
I
I
II
I
2
2
2
Ill
I
3
3
3
IV
2
I
2
I
v
2
2
3
3
VI VII VIII IX
2
3
I
2
3
I
3
2
3
2
I
I
3
3
2
3
.. Sumber: Has1l Anahs1s, 2009 Ket: 1,2,3 adalah level atribut : status quo. good. dan excellent.
Gambar 4.3 Contoh Set Pilihan Pertanyaan
Dibandingka~: d~nga.:
Pelayanan Yang Dinl~akan Saat lni
Allibut Kuatitas .-\irBmil1 irekanan Kt:atitas Alira1: Gangguan a!iJ·an air i.ko.:ti1:uit~~; Biz:..: Tagih~1: ?~r Bt.:la.: .-\ir ber~ih belum ITekanan atau kuatita) atiran air her~ ih tidak ~iap minum dan .:aik It)'=·., I·_; Jam ?er H
l))UI:cek
r---~~~~=~
\lana Yang Satdua ?itib ?elayancu: Sekarang )2ai u::
?elay?.w: 5e~'el1i Di at<:'l
Universitas Indonesia
58
4.4
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam analisis penelitian. Penentuan area sampling, penentuan jumlah sampel dan teknik pengumpulan data merupakan tahapan yang dilakukan.
4.4.1
Penentuan Area
Saat ini pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM Kota Bogor secara administrative hanya mencakup wilayah Kota Bogor. Sistem pengelolaan wilayah dibagi ke dalam 5 (lima) zona pelayanan. Zona pelayanan tersebut seperti terlihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.4 berikut : Tabel4.5 Pembagian Zona Pelayanan Air bersih PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
NO I.
ZONA
ZONA I
WILAYAH PELAYANAN KELURAHAN KECAMATAN
BOGOR SELATAN
BOGOR TIMUR
2
3
ZONA2
TANAH SAREAL BOGOR SELATAN
ZONA3
TANAH SAREAL BOGOR SELATAN
BOGOR TIMUR
BOGOR UTARA
Harjasari Kertamaya Muarasari Pakuan Rancamaya Baranangsiang Katulampa Sindangrasa Sindangsari Tajur Kebon Pedes Cipaku Genteng Ranggamekar Kedung Badak Batu Tulis Cipaku Em pang Bondongan Lawanggintung Baranangsiang Katulampa Sukasari Tajur Bantarjati Universitas Indonesia
59
Tabel 4.5 (Lanju(an)
NO
4
WILAY AH PELAYANAN KECAMATAN KELURAHAN
ZONA
ZONA4
BOGOR TENGAH
Babakan Pasar Cibogor Gudang Kebon Kelapa Pabaton Paledang Panaragan
BOGOR SELATAN
Cipaku
BOGOR UTARA
Bantarjati Cibuluh Ciluar Ciparigi Kedunghalang Tanah Baru Tegal Gundil
BOGOR TENGAH
Babakan Cibogor Ciwaringin Kebon kelapa Pabaton Sempur Tegallega Panaragan
BOGORBARAT
Cilendek Barat Cilendek Timur Curug Curug mekar Menteng
TANAH SAREAL
Cibadak Kayu Manis Kedung Badak Kedung Jaya Kedung Waringin Mekarwangi Sukadamai Sukaresmi Tanah Sareal
5
ZONA6
BOGOR SELATAN
Mulya Harja Cikaret
BOGORBARAT
Gunung Batu Loji Pasir Jaya Pasir Kuda
Sumber : PDAM T1rta Pakuan. 2008 Universitas Indonesia
60
Dengan demikian maka area yang akan dijadikan sampel juga mengikuti zona pelayanan yang ada. Artinya sampel diambil pada setiap zona pelayanan yang dilakukan secara proporsional terhadap jumlah pelanggan yang terdapat pada masing-masing zona. 4.4.2 Penentuan Sampel dan Pengumpulan Data
Responden yang akan dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini adalah rumahtangga yang sudah menjadi pelanggan air yang dikelola oleh PDAM. Faktanya, rumahtangga pelanggan ini dibagi ke dalam 3 (tiga) tipe atau golongan yaitu rumahtangga got. A (RA), rumahtangga got. B (RB), dan rumahtangga got. C (RC). Pembagian golongan ini didasarkan atas berbagai factor seperti luas tanah dan bangunan pelanggan, jarak rumah dari jalur pipa utama dan jarak rumah dari jalan, dan pendapatan kepala rumahtangga. Namun demikian dalam penelitian ini, pengambilan rumahtangga pelanggan sebagai sampel tidak dilakukan berdasarkan tipe rumah tangga, akan tetapi diambil secara random untuk seluruh rumah tangga pelanggan. Rumahtangga pelanggan ini diasumsikan telah merasakan jasa pelayanan air bersih dari PDAM sehingga rumahtangga pelanggan tersebut memiliki titik tolak (bench mark) dan kemampuan untuk membandingkan kualitas pelayanan saat ini
yang dirasakan dengan alternative pilihan pelayanan yang ditawarkan dalam kuesioner. Diharapkan pada saat mengisi kuesioner, rumahtangga pelanggan dapat memperkirakan benefit yang akan diperoleh dengan membandingkan pelayaan saat ini dengan masing-masing pilihan yang ditawarkan. Dan perkiraan benefit ini akan sulit dilakukan oleh rumahtangga yang masih potensial menjadi pelanggan dengan objek yang sama yaitu air bersih. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada masing-masing kelompok rumah tangga pelanggan Kota Bogor. Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan dalam rentang waktu antara bulan September-Oktober 2009.
Universitas Indonesia
61
Jumlah kuesioner diperoleh berdasarkan atas pendapat Bunch dan Batsell (1989) dalam Louviere et.al (2000:pl04) mengatakan bahwa minimal 6 (enam) responden per set pilihan diperlukan untuk memperoleh nilai statistika yang cukup mewakili dan Adamowicz (1998) dalam CIE (2001) seperti disebutkan pada subbab 4.3. Padahal jika menggunakan perhitungan metoda sampling secara random sampling dengan metoda slovin pada level of sign~ficant I0%, sam pel
yang diperoleh hanya 98 sampel atau responden. Seluruh rumah tangga pelanggan yang akan dijadikan sampel dibagi ke dalam masing-masing zona akan diambil secara acak!random dan besarannya dibagi secara proporsional. Metoda sampling yang dipergunakan adalah purposive sampling dari system non probabilistic sampling. Darijumlah sampel sebanyak 98 tersebut, untuk menentukan proporsi masing-masing zona pelayanan, dilakukan dengan cara memberikan nilai yang sama dengan proporsi masing-masing pelanggan rumah tangga pada tiap zona terhadap total pelanggan rumah tangga. Kemudian dari masing-masing jumlah sampel pada tiap tipe rumah tangga, akan dibagi secara proporsional juga pada setiap zona pelayanan yang ada. Karena saat ini terdapat 5 (lima) zona pelayanan, maka masing-masing tipe juga akan dibagi ke dalam 5 zona pelayanan. Jumlah sampel pada masing-masing zona pelayanan dan masing-masing tipe adalah sebagai berikut: Tabel4.6 Jumlah Sampel Tiap Zona Pelayanan
NO
Zona Pelayanan
1 ZONE1 2 ZONE2 3 ZONE3 4 ZONE4 5 ZONE6 GRAND TOTAL
Jumlah Pelanggan RT 4799
2657 16583 41633 5241 70913
%
Sampel
7 4 23 59 7 100
7 4 23 59 7 100
Hasil Survey 3 2 21 38 6 70
%.
44.33 53.38 89.80 64.72 81.18
Sumber: Hasil Pengolahan, 2009
Universitas Indonesia
62 Sesuai dengan tahapan yang dilaksanakan dalam teori pelaksanaan choice model, maka dilakukan terlebih dahulu pre survey terhadap responden. Pre survey
dilakukan terhadap I0 rumah tangga pelanggan. Hasil dari pre survey ini dijadikan sebagai masukan di dalam perbaikan kuesioner.
4.5
Model Estimasi Seperti telah dijelaskan pada sub bab 4.1, bahwa dalam penelitian ini untuk
menganalisis informasi yang diperoleh melalui CM, akan digunakan pendekatan conditional logit model (CLM) untuk mengakomodasi variable terikat yang
bersifat diskrit dan biner. Banyak penelitian yang menggunakan model conditional logit ini sebagai pendekatan di dalam menganalisis data kuesioner choice model (penelitian oleh Anand, 200 I; Kanyoka et.al, 2008; Nam dan Son,
2005; Harmadi et.al, 2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peluang bersyarat dalam memilih skema atau alternative tingkat pelayanan oleh PDAM Kota Bogor. Bagian deterministik dari utilitas diwakili oleh atribut pelayanan yaitu kualitas air bersih, tekanan/kualitas aliran air bersih, gangguan kontinuitas pelayanan, dan harga air bersih. Pemanfaatan CLM yang pertama kali diperkenalkan oleh McFadden ( 1974) melalui analisis RUM seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, digunakan untuk menganalisis efek utama dari atribut yang ada. Analisa dengan CLM ini hanya mempertimbangkan pengaruh karakteristik pilihan sebagai penentu model. Jadi pada CLM. variabel bebasnya atau variabel penjelasnya hanya menyertakan atribut dari barang atau jasa (Kanyoka et.al, 2008). Lebih jauh lagi, conditionallogit mengakomodasi keberadaan harga implisit yang digunakan untuk mengukur nilai relative dari masing-masing karakteristik (Harmadi et.al, 2008). Sedangkan MNL dipergunakan jika data karakteristik rumahtangga dimasukan sebagai explanatory variabel.
Universitas Indonesia
63
Sebelum dilakukan estimasi, data-data yang diperoleh melalui pendekatan CM yang bersifat biner dan kategori ranking terlebih dahulu diberi kode (coding) menurut levelnya pada setiap atribut. Sistem kode yang dipergunakan berbeda dengan dummy variabel biasa. Pada model CM ini, level yang menjadi benchmark (dalam hal ini adalah level status quo) diberi label dengan nilai -1. Sebagai contoh, pada atribut kualitas air bersih (QLTW), level status quo. good dan excellent berturut-turut diberi nilai -1,0, I. Dengan demikian maka, nilai dari level yang menjadi benchmark (level status quo) merupakan jumlah negatif dari nilai level lainnya (good dan excellent). Pada penelitian ini atribut yang tidak ditranformasikan kedalam sistem kode hanya atribut harga (P), karena atribut tersebut bersifat rasio. Model estimasi di dalam penelitian ini melibatkan empat atribut seperti telah ditetapkan sebelumnya yaitu kualitas air bersih, tekanan air bersih/kualitas aliran air, gangguan kontinuitas pelayanan. dan harga air bersih. Model estimasinya disajikan secara linier yaitu: V = a+ {31 • QLTW1
{3 6 • DCON2
+ {32. QLTW2 + {33. PQTW1 + {34. PQTWz + +f3s· DCONt +
+ y. COST
(4.17)
Dimana: = peluang bersyarat dalam memilih skema atau alternative tingkat Pelayanan QLTW= Kualitas air bersih, dengan QLTW 1 =level good. QLTW2 =level excellent. PQTW = Tekanan air bersih/Kualitas ali ran air bersih, dengan PQTW 1 = level good PQTW2 =level excellent DCON = Gangguan Kontinuitas, dengan DCON 1 = level good. DCON2 = level excellent COST = pengeluaran untuk membayar rekening air bersih per bulan V
Universitas Indonesia
64 Persamaan (4.11) diatas merupakan persamaan yang menunjukan efek utama (main effect) dari fungsi utilitas yang hanya semata menekankan kepada atribut
terhadap
tingkat
utilitas.
Padahal
dimungkinkan
terjadinya
interaksi
antara
mencerminkan
preferensi
individu
tersebut
kenyataannya
dalam
karakteristik terhadap
individu
salah
sangat yang
satu atribut
(interraction effoct). Namun demikian sebenarnya main effect model ini sudah
dapat mencerminkan 80-90% variasi data pada CM (Willis;2005). Berdasarkan telaahan berbagai penelitian mengenai pelayanan air, dapat disimpulkan bahwa variable social ekonomi yang paling mempengaruhi atau signifikan dalam penentuan WTP pelayanan air adalah pendapatan/income (Kanyoka et.al,2007; Nam&Son, 2005). Hal ini dapat dimaklumi karena memang masalah income inilah yang kemudian akan membedakan kendala anggaran yang dihadapi oleh masing-masing individu. Jadi maksimisasi utilitas subject to budget constraint nya akan dipengaruhi oleh pendapatan/income. Oleh karena itu di
dalam penelitian ini, untuk menganalisis efek interaksi, variable yang digunakan adalah pendapatan rumah tangga pada masing-masing tipe/golongan pelanggan (pelanggan tipe A, 8 dan C). Berdasarkan karakteristik pendapatan, pelanggan dengan tingkat pendapatan tinggi (rumah tangga tipe C) mungkin memiliki preferensi yang tinggi akan kualitas dan kuantitas air. Adanya efek interaksi tersebut memungkinkan persamaan (4.15) di atas dapat dimoditikasikan menjadi: V = a+ fl1· QLTW1 + fl2· QLTW2 + {J3. PQTW1 + {J4. PQTW2 + +fls· DCON1 +
{J 6. DCON2 + {J7.1NCMB + {J8./NCMC + {J9. DCON1.1NCMB + {J 10 • DCON1./NCMC + {J11 . DCON2.INCMB + {J12 . DCON2.1NCMC + {J 13 . QLTW1.1 NCMB + {J14 . QLTW1./NCMC + {J 15 . QLTW2.1 NCMB + {J 16 . QLTW2./NCMC + {J 17 . PQTW1./NCMB + {J18 . PQTW1.1NCMC + {J19 . PQTW2.1 NCM B + {J20 . PQTW2.1 NCMC
+ y1 COST
(4.18)
Universitas Indonesia
65
Dimana INCMB, INCMC adalah dummy variable untuk kelompok pelanggan rumah tangga tipe B (pendapatan sedang) dan rumah tangga tipe C (pendapatan tinggi). Jadi INCMB diberi nilai I, jika pelanggan berpendapatan sedang dan nilai 0, jika berpendapatan tinggi atau rendah dan INCMC bernilai I, jika pelanggan berpendapatan tinggi dan bernilai 0, jika berpendapatan sedang atau rendah. Dengan fungsi utilitas tersebut di atas. parameter untuk setiap kelompok rumah tangga pelanggan berbeda. Analisis model estimasi tersebut diatas dilakukan dengan memanfaatkan program Stata versi I 0.
Universitas Indonesia
BAB5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bah 5 ini akan dipaparkan basil analisis data dari informasi yang diperoleh melalui survey dengan pendekatan choice modelling terhadap responden tersampling lengkap dengan pembahasan yang releven dengan basil analisis tersebut. Pada subbab pertama akan dipaparkan mengenai karakteristik social ekonomi dari responden tersampling meliputi karakteristik social ekonomi responden,
pendapatan,
dan
karakteristik
terkait
dengan
kebutuhan dan
pemanfaatan air bersih baik dari sumber PDAM maupun Non PDAM. Pada subbab selanjutnya akan dihitung besaran kompensasi yang bersedia dibayarkan oleh responden (willingness to pay) terhadap rencana peningkatan kualitas pelayanan
Jumlah keseluruhan responden yang dijadikan sampel adalah 98 responden. Jumlah tersebut dibagi ke dalam 5 (lima) zona pelayanan yang ada. Jumlah kuesioner yang terkumpul dan layak untuk dianalisis sebanyak 92 kuesioner atau sekitar 92%. Jumlah kuesioner tersebut sudah mencukupi untuk dijadikan sebagai bahan analisis. Menurut Bunch dan Batsell ( 1989) dalam Louviere et.al (2000:pl04) mengatakan bahwa minimal 6 (enam) responden per set pilihan diperlukan untuk memperoleh nilai statistika yang cukup mewakili. Sedangkan Adamowicz ( 1998) dalam CIE (200 1) mengatakan bahwa minimal responden sebagai sampel untuk tiap-tiap set pili han adalah 10 (sepuluh) responden. Berdasarkan informasi tersebut dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini dimanajumlah set pilihan adalah 9 (sembilan) set, makajika sampel yang berhasil diperoleh informasinya hanya berada pada rentang 54-90 responden pun, maka masih dapat dikatakan informasi tersebut masih layak untuk dianalisis dan estimasi statistik masih reliable.
Sebelum dilakukan survey, terlebih dahulu dilakukan pra survey terhadap 10 rumah tangga pelanggan. Pemilihan rumahtangga dilakukan secara random dan 66
Universitas Indonesia
67
diusahakan mewakili karakteristik sosek seperti pendapatan dan tingkat pendidikan. Informasi yang diperoleh dari pre survey ini diantaranya adalah: 1. Cara survey yang efektif adalah dengan dipandu. Jika responden diminta mengisi sendiri kuesioner sebagian besar tidak mengerti apa yang harus diisikan terutama pada blok 4 tentang choice model 2. Mengingat waktu yang diperlukan untuk mengisi setiap kuesioner dengan format yang tersedia memakan waktu cukup lama (rata-rata 25 menit untuk setiap kuesioner), maka kemudian dilakukan desain ulang format kuesioner sehingga lebih mudah dimengerti
5.1
Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Karakteristik social yang akan dipaparkan terdiri dari jenis kelamin
responden, usia, j umlah anggota rumahtangga, pendidikan, dan matapencaharian responden. Data tersebut dianalisis untuk memperoleh informasi umum dari pelanggan rumahtangga yang memanfaatkan air bersih dari PDAM Kota Bogor. Secara statistic karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.
TabeiS.l
Summary Statistic Karakteristik Responden
Variabel
No
Mean
Stan dar Deviasi
Min
Max
41,94
12,09
19
80
1
Usia
2
Pendidikan
5,65
1,01
4
8
-'
Pekerjaan
3,28
1,85
1
6
4
Jumlah Anggota RT
4,61
1,43
l
9
5
Pendapatan
3833876
2606679
750000
13500000
6
Biaya Rekening Air
170543
214635
45000
1500000
..,
Surnber : Hasll Pengolahan Survey Pnrner, 2009
Berdasarkan table 5.1 tersebut, dapat dipaparkan beberapa hal diantaranya adalah berkaitan dengan usia responden. Rata-rata responden yang diwawancara berusia 42 tahun, usia responden minimal 19 tahun dan maksimal 80 tahun. Dari sebaran data terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada rentang usia 20 tahun-60 tahun (tabel 5.2). Universitas Indonesia
68
Tabel5.2
Frekuensi dan Prosentase Kumulatif Usia Responden
No
Usia
1 2 3 4 5 6 7
20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80
Frekuensi Prosentase Kumulatif 1 18 29 28 9 5 2
1o/o 20% 32% 30% 1 Oo/o So/o 2o/o
1% 21% 52% 83% 92% 98% 100o/o
Sumber: Hasi l Pengolahan survey Primer, 2009
Berdasarkan rentang usia 53% berkisar antara 20-40 tahun, 40% 41-60 tahun dan sisanya 7% berusia >60 tahun. Pembagian rentang usia ini didasarkan kepada usia produktif pada suatu individu. Informasi mengenai usia ini dapat mengindikasikan bahwa sebagian besar responden yang diwawancara berada pada rentang usia produktif. Artinya dengan produktifitas mereka sebenarnya masih ada peluang untuk dapat meningkatkan pendapatan
Kemudian berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, rata-ratanya adalah 5,65 atau 6 dengan standar deviasi 1,02. Artinya rentang pendidikan responden sebagian besar adalah diploma-pascasarjana. Hasil analisis menunjukan bahwa 18% dari responden menamatkan SLTP dan SLT A, 16% menamatkan program Dilpoma, 49% sarjana dan 16% menamatkan pascasarjana.
• SMA • Diploma • Sarjana • Pascasarjana
Gambar 5.1
Persentase Responden berdasarkan Pendidikan yang Dita matkan Universitas Indonesia
69
Berdasarkan jenis pekerjaan utama sebagai matapencaharian responden, rata-ratanya adalah 3,4 dengan standar deviasi I ,8. Artinya sebagian besar responden memiliki mata pencaharian sebagai PNS?TNI/POLRI, karyawan swasta dan wiraswasta. Jika diprosentasekan, maka 37% adalah PNS/TNI/POLRI, 14% Wiraswasta, 37% karyawan swasta, dan sisanya 12% pekerjaan lainnya diantaranya adalah ibu rumah tangga, ataupun pensiunan baik PNS maupun swasta.
. - - - - - - · - - -·-----40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5%
PNS/TNI/POLRI
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lainnya ____ II
IL _ _
Gambar 5.2 Persentase Responden berdasarkan Pekerjaan
Selain itu tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan juga sangat mempengaruhi terhadap
peluang
peningkatan
pendapatan
responden.
Adanya
peluang
peningkatan pendapatan ini juga memberikan peluang adanya kemungkinan meningkatkan alokasi anggaran untuk membayar rekening air bersih jika kemudian dilakukan perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan oleh PDAM.
Kemudian berdasarkan banyaknya anggota keluarga, analisa menunjukan bahwa 4% keluarga memiliki anggota sebanyak :S 2 orang, 75% keluarga memiliki anggota sebanyak 3-5 orang dan 21 % keluarga memiliki anggota sebanyak > 5 orang. Rata-rata jumlah anggota rumahtangga adalah 4,61 atau 5 anggota/RT. Banyaknya jumlah anggota keluarga tersebut dapat menjadi acuan untuk memperkirakan besaran konsumsi air bersih yang dipakai. Logikanya Universitas Indonesia
70
adalah semakin banyak jumlah anggota keluarga maka konsumsi air bersih j uga akan meningkat. Berdasarkan hasil analisa tersebut, dengan persentase yang besar, dan standar rata-rata pemakaian air bersih di perkotaan sebesar 120 L-150 Llorg/hari (RP JM Cipta Karya: 2007), maka dalam setahun untuk keperluan 3 rumahtangga saja diperlukan air bersih sebesar 537.840.000 liter atau 537.840 M .
Dibandingkan dengan supply air yang tersedia di water treatment plant yang pada tahun 2009 sudah bisa idle sebesar 300 Lldetik, maka dapat disimpulkan bahwa untuk kuantitas atau kapasitas air bersih masih mencukupi bahkan lebih. Hal ini membuktikan bahwa untuk atribut kuantitas air bersih layak untuk tidak dimasukan ke dalam analisis karena memang tidak terdapat masalah dalam pengadaannya.
4%
• <=2
W >=6
Gambar 5.3
Persentase Responden berdasarkan Jumlah Anggota Rumah Tangga
Karakteristik ekonomi yang dianalisis meliputi pendapatan, biaya yang dikeluarkan untuk membayar rekening air bersih, biaya untuk penambahan pembayaran air bersih non PDAM, pengeluaran secara umum, dan kemungkinan kerelaan besaran tambahan alokasi anggaran untuk membayar rekening air bersih. Informasi dari karakteristik ekonomi ini akan dapat mencerminkan hubungan antara tingkat kesejahteraan dalam masyarakat terhadap kerelaan membayar peningkatan kualitas pelayanan.
Universitas Indonesia
71
Berdasarkan aspek pendapatan responden, pendapatan paling minimal adalah 0, 750 juta rupiah dan paling tinggi diatas 13,5 juta rupiah. Rata-rata pendapatan dari responden adalah 3,834 juta rupiah dengan standar deviasi 2,606 juta. Artinya sebagian besar pendapatan responden berada pada rentang 1,2 juta6,4 juta. Dari jumlah 92 responden, sebanyak 30 responden atau sekitar 32% memiliki pendapatan :S Rp.2.500.000, kemudian sekitar 51% berpendapatan antara 2,501 juta-5 juta dan dan sisanya sekitar 16% memiliki pendapatan diatas 5 juta (Tabel 5.3). Jika dilihat dari frekuensi kumulatif data pendapatan responden, sekitar 83% data berada pada rentang pendapatan 1 juta-5 juta dengan persentase terbesar rentang pendapatan berada antara 2,5 juta - 3 juta sebesar 18%. Hal ini menunjukan Aspek pendapatan ini menunjukan posisi rumahtangga responden dalam rentang kategori berpendapatan menengah atas.
Tabe15.3 No 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Frekuensi dan Prosentase Kumulatif Pendapatan Responden Pendapatan (Rp/Bln) 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 5,500,000 6,000,000 6,500,000 7,000,000 7,500,000 8,000,000 8,500,000 > 9000000
Frekuensi 4 11 9 6 17 9 9 2 10 0 2 1 1 1 2 2 6
Prosentase 4% 12% 10% 7% 18% 10% 10% 2% 11% 0% 2% 1% 1% 1% 2% 2% 7%
Kumulatif 4% 16% 26% 32% 51% 61% 70% 72% 83% 83% 86% 87% 88% 89% 91% 93% 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Survey Primer, 2009
Aspek pendapatan ini menjadi sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan budget constraint rumah tangga. Seorang individu pada dasarnya akan Universitas Indonesia
72
selalu berusaha meningkatkan utilitas akan suatu barang dengan menjadikan pendapatan sebagai constraintnya selainjenis barang yang akan dikonsumsi.
Hal ini menunjukan bahwa dengan kondisi saat ini -dimana banyak warga Kota Bogor yang berlaku sebagai komuter dengan bekerja di Jakarta-, maka standar pendapatan yang diterima juga adalah standar kota Jakarta. Besarnya proporsi responden yang memiliki tingkat pendapatan rilenengah ke atas ini juga dapat dijadikan salahsatu preferensi terbukanya peluang untuk rela membayar lebih kualitas pelayanan air bersih. Logikanya semakin besar pendapatan suatu individu maka kesediaan serta kerelaan untuk membayar kenaikan harga air bersih juga akan semakin besar.
Namun demikian ternyata hal tersebut tidak terjadi di Kota Bogor. Rata-rata persentase kesediaan membayar lebih kenaikan biaya air minum hanya 8,07% dari rata-rata pembayaran rekening air bersih. Berdasarkan survey lapangan diperoleh data bahwa biaya yang paling minimum dikeluarkan untuk membayar tagihan rekening air minum
adalah sebesar Rp. 45.000 dan tertinggi sebesar Rp.
1.500.000 dengan rata-rata Rp. 170.543,-.
5.2
Perilaku, Persepsi dan preferensi Pelanggan Rumah Tangga Berdasarkan hasil survey, saat ini pemanfaatan air bersih dari PDAM oleh
pelanggan rumahtangga sebagian besar sekitar 95% untuk kegiatan MCK, memasak dan minum. Sebagian kecil lainnya (5%) untuk mencuci mobil· dan menyiram tanaman. lni menunj ukan bahwa memang penggunaan air bersih dari PDAM sejauh ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup rumah tangga yang ada. Dengan demikian dapat difahami jika kemudian kenaikan harga air selama dalam batas kewajaran tidak mendapat hambatan yang berarti, apalagi jika disertai dengan peningkatan kualitas pelayanan.
Persepsi pelanggan rumahtangga terhadap kondisi air bersih PDAM saat ini (kualitas air bersih, kuantitas dan tekanan, gangguan kontinuitas dan harga yang berlaku) menunjukan hasil yang relative homogen. Untuk kualitas air bersih yang Universitas Indonesia
73
ditandai dengan aspek tingkat kejemihan dan tingkat endapan sebagai parameter, menunjukan sekitar 88% menyatakan air bersih PDAM sangat jemih dan jemih (tingkat endapan rendah) serta sekitar 12% menyatakan air keruh (tingkat endapan sedang-tinggi). Untuk besar tekanan, sekitar 91% pelanggan menyatakan tekanan air di setiap sambungan kran yang ada di rumah besar dan sekitar 9% yang menyatakan bahwa air tidak mengalir di setiap sambungan kran. Bagi responden yang memiliki rumah berlantai 2, sekitar 84% menyatakan tekanan air di lantai 2 rumah masih besar.
Berkaitan dengan kontinuitas aliran air bersih, sebanyak 80 pelanggan atau 87% menyatakan bahwa air mengalir 24 jam, 8% pelanggan air mengalir antara 20-23 jam perhari dan sisanya 5% pelanggan menyatakan air mengalir <19 jam perhari. Dalam setahun, 19 pelanggan atau sekitar 20% menyatakan bahwa dalam setahun sebanyak lebih dari 3 kali air dan lebih dari 3 jam per hari air tidak mengalir ke rumah pelanggan.
Kemudian persepsi pelanggan air bersih dari PDAM berkaitan dengan kondisi pelayanan yang dirasakan saat ini menunjukan bahwa untuk kualitas air bersih 67 pelanggan atau sekitar 73% merasa puas dan sangat puas, 16 pelanggan atau sekitar 17% cukup puas dan 9 pelanggan atau 10% merasa tidak puas. Untuk kuantitas dan besar tekanan air bersih, 57 pelanggan atau sekitar 62% merasa puas dan sangat puas, 22 pelanggan atau sekitar 24% cukup puas dan 13 pelanggan atau 14% merasa tidak puas.
Untuk kontinuitas air bersih, 62 pelanggan atau sekitar 67% merasa puas dan sangat puas, 24 pelanggan atau sekitar 26% cukup puas dan 6 pelanggan atau 7% merasa tidak puas. Untuk respon terhadap keluhan pelanggan, 44 pelanggan atau sekitar 48% merasa puas dan sangat puas, 34 pelanggan atau sekitar 37% cukup puas dan 14 pelanggan atau 15% merasa tidak puas. Sedangkan untuk masalah harga air bersih 15 pelanggan atau sekitar 16% merasa puas dan sangat puas, 67 pelanggan atau sekitar 73% cukup puas dan 10 pelanggan atau 11% merasa tidak puas. Universitas Indonesia
74
Tabel5.4 Persepsi Kualitas Pelayanan Air Bersih PDAM
Kualitas Tekanan Kontinuitas Respon
TidakPuas 10% I4% 7% IS% II%
Harga Sumber: Hasil Pengolahan, 2009
Cukup puas 17% 24% 26% 37% 73%
Puas 73% 62% 67% 48% I6%
Relevan dengan kondisi tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan dari PDAM, maka 72 pelanggan atau sekitar 78% menjadikan aspek kualitas sebagai pertimbangan utama dalam memilih pelayanan air bersih, 4 pelanggan atau sekitar 4% memilih besar tekanan, dan II pelanggan atau I2% memilih kontinuitas. Untuk variable harga sebanyak 3 pelanggan atau sekitar 3% menjadikannya sebagai pilihan utama. Adanya prioritas pemilihan atribut air bersih ini dapat dikatakan merupakan preferensi dari responden yang ada.
Adanya preferensi tersebut yang menunjukan bahwa sekitar 78% dari responden masih menjadikan aspek kualitas menjadi pertimbangan utama dikarenakan sampai saat dilakukannya survey, pemanfaatan utama air bersih dari PDAM adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yaitu MCK serta memasak dan minum. Dengan demikian maka kualitas air yang bagus (ditandai dengan jernih, tidak berbau dan sedikit endapan/kotoran) sangat diperlukan. Aspek tekanan air bersih yang dipilih oleh responden dimana jumlahnya tidak besar menunjukan bahwa dalam perspektif pelanggan besaran tekanan bel urn dijadikan sebagai suatu hal yang sangat mendasar. Hal ini kemungkinan dikarenakan dalam pemanfaatan sehari-hari jarang diperlukan tekanan air untuk suatu pemanfaatan tertentu misalnya mencuci mobil (berdasarkan hasil survey pemanfaatan air bersih PDAM untuk kegiatan mencuci mobil atau menyiram tanaman hanya 7% dari jumlah responden).
Universitas Indonesia
75
Kemudian berdasarkan aspek kontinuitas atr bersih, sebanyak 12% reponden menjadikannya sebagai pertimbangan utama dalam memilih pelayanan. Hal ini dapat difahami bahwa aspek kontinuitas akan sangat mempengaruhi langsung terhadap kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Jika air tidak mengalir sama sekali, maka kerugian yang ditimbulkannya akan langsung terasa misalnya akan keluar biaya tambahan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar hidup seperti membeli air minum. membeli air untuk MCK dan lain sebagainya. Aspek harga sebagai bahan pertimbangan utama pemilihan pelayanan yang sedikit dipilih oleh responden (hanya 3 responden) menunjukan bahwa sebenarnya pada harga berapa pun air yang disediakan oleh PDAM, asal masih dalam rentang keterjangkauan daya beli pelanggan, maka kemungkinan air bersih akan dibeli masih besar. Hal ini terkait dengan fungsi air sebagai barang untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk hidup.
5.3
Estimasi Willingness to Pay Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perhitungan conditional
logit untuk model yang akan diestimasi yaitu main effect dan interaction effect Berdasarkan model estimasi yang dipergunakan dengan model conditional logit, untuk efek utama (main effect) dimana hanya melibatkan atribut pelayanan saja, maka dapat diperoleh hasil seperti ditunjukan pada Tabel 5.5.
Jika diperhatikan nilai koefisien pada masing-masing atribut (yang merupakan nilai marginal effectnya), menunjukan bahwa nilai koefisien tersebut sesuai dengan arah atau nilai ekspektasi yang diharapkan. Selain itu koefisien pada atribut kualitas air bersih level excellent, tekanan air bersih level good dan level excellent serta gangguan kontinuitas level excellent, secara statistic berada pada tingkat kepercayaan 90%, kecuali atribut atribut biaya pembayaran rekening air bersih (COST) berada pada selang kepercayaan 99%. Nilai koefisien atribut kualitas air bersih pada level good dan gangguan kontinuitas air pada level good, secara statistic tidak signifikan pada level 1%, 5%, ataupun 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk atribut kualitas air bersih dan gangguan kontinuitas, responden lebih memilih kualitas pada level excellent atau responden Universitas Indonesia
76 merasa belum puas dengan pelayanan terkait dengan kualitas dan besamya gangguan kontinuitas air bersih.
Tabe15.5
No
Estimasi Marginal Willingness To Pay (MWTP)/Implicit Price Untuk Model Main Effect
Varia bellAtribut Pelayanan
Kode
Koefisien (P-Values)
0, I0 I (0, I02) 0,140 (0,085)* 0,107 (0,095)* 0,062 (0,065)* 0,061 (0,135) 0,285 (0,063)* -0,00000116 (0,000)*** 792 0,37 0,0000
I
Kualitas Air Bersih Good
QLTWI
2
Kualitas Air Bersih Excelenl
QLTW2
3
Tekanan Air Bersih Good
PQTWI
4
Tekanan Air Bersih Excellent
PQTW2
5
Gangguan Kontinuitas Air Bersih DCONI Good
6
Gangguan Kontinuitas Air Bersih
DCON2
Excelent
7
Biaya Pembayaran Rekening Air COST Bersih Observation Pseudo-R1 Prob>Chi2
MWTP (Ru_l!_iah)
120.690 92.241 53.448
245.690
Sumber: Hasil pengolahan, 2009 Ket: (***), (*) adalah nilai signifikansi pada selang kepercayaan I% dan I 0%
Pada model main effect ini, nilai R-Squared adalah 0,37. Hensher (2005) dalam Biro! et.al (2009), menyatakan bahwa nilai koefisien R-Squared dikatakan bagus (good fits) apabila berada pada kisaran 0,2-0,4. Artinya kekuatan variable penjelas (explanatory variable) pada model main effect cukup bagus dan mampu menjelaskan model.
Atribut kualitas air bersih pada level excellent memiliki nilai koefisien 0, 140. Artinya jika PDAM meningkatkan kualitas pelayanan untuk kualitas air
bersih sampai pada level excellent, maka probabilita individu untuk memilih perbaikan kualitas pelayanan tersebut adalah 14 %. Nilai MWTP untuk atribut kualitas air bersih pada level excellent ini adalah Rp. 120.690. Artinya, responden atau pelanggan masih bersedia membayar tambahan rekening air perbulan sampai Rp. 120.690 jika terjadi perbaikan kualitas pelayanan pada atribut kualitas air Universitas Indonesia
77
bersih pada level excellent (air sudah siap minum dan jemih begitu sampai di rumah pelanggan).
Kemudian atribut tekanan air bersih pada level good dan level excellent memiliki nilai koefisien masing-masing 0,107 dan 0,062. Artinya jika PDAM meningkatkan kualitas pelayanan untuk tekanan air bersih sampai pada level good, maka probabilita individu untuk memilih perbaikan kualitas pelayanan tersebut adalah 10, 7%. Nilai implicit price atau MWTP untuk atribut kualitas air bersih pada level good ini adalah Rp. 92.241. Artinya, responden atau pelanggan masih bersedia membayar tambahan rekening air perbulan sampai Rp. 92.241 jika terjadi perbaikan kualitas pelayanan pada atribut kualitas tekanan air bersih pada level good (setara dengan tekanan air sebesar 1,5 bar atau jika menggunakan shower pada saat jam puncak, air masih bisa keluar dengan tekanan cukup ).
Dan Jika PDAM meningkatkan kualitas pelayanan tekanan air bersih sampai level excellent, maka probabilita individu untuk memilih perbaikan kualitas pelayanan tersebut hanya 6,2%. Nilai implicit price atau MWTP untuk atribut kualitas air bersih pada level excellent ini adalah Rp. 53.448. Artinya, responden atau pelanggan masih bersedia membayar tambahan rekening air perbulan sampai Rp. 53.448 jika terjadi perbaikan kualitas pelayanan pada atribut kualitas air bersih pada level excellent (tekanan air dapat mencapai sampai lantai 2 rumah pelanggan).
Lebih rendahnya probabilita dan besaran MWTP. tekanan pada level excellent juga dimungkinkan karena kecilnya perbedaan yang dirasakan manfaatnya jika memilih tekanan pada level excellent dibanding level good. Sebagian besar responden memiliki rumah permanen 1 (satu) lantai, sedangkan tawaran untuk level excellent lebih cenderung mengakomodir rumah tinggal yang memiliki 2 (dua) lantai. Tekanan air bersih akan sangat mempengaruhi waktu pemenuhan ketersediaan air bersih di rumah pelanggan. Dengan tekanan yang kecil, maka waktu yang diperlukan akan lama.
Universitas Indonesia
78
Atribut gangguan kontinuitas pada level excellent memiliki nilai koefisien 0,285. Artinya jika PDAM meningkatkan kualitas pelayanan untuk kontinuitas air bersih sampai pada level excellent, maka probabilita individu untuk memilih perbaikan kualitas pelayanan tersebut adalah 28.5%. Nilai implicit price untuk atribut kontinuitas air bersih pada level excellent ini adalah Rp. 245.690. Artinya, responden atau pelanggan masih bersedia membayar tambahan rekening air perbulan sampai Rp. 245.690 untuk mengurangi gangguan kontinuitas air bersih dari level status quo (kadang-kadang aliran mati lebih dari 3 jam setiap hari) ke level excellent (tidak ada gangguan kontinuitas atau air mengalir 24 jam non stop).
Kontinuitas air bersih memang wajar dijadikan sebagai salah satu variable yang penting, mengingat sebagai salah satu barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, gangguan aliran yang dapat mengakibatkan ketidaktersediaan air bersih menjadi sesuatu hal yang sangat diperhatikan, dan pelanggan
rela
mengurangi
pendapatannya
untuk
mengurangi
gangguan
kontinuitas ini. Hal yang penting adalah air mengalir setiap hari sehingga tingkat ketersediaan air di rumah pelanggan tidak terganggu. Kadang-kadang tidak menjadi masalah jika tekanan air kecil ataupun kualitas air tidak begitu bagus.
Nilai koefisien untuk atribut biaya rekening air per bulan (COST) arahnya negative (koefisien sebesar -0,00000116) dan sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Artinya untuk setiap kenaikan seratus ribu rupiah pembayaran rekening pembayaran air bersih PDAM, maka kemungkinan atau probability memilih alternative perbaikan kualitas yang ditawarkan (baik pada level good maupun level excellent) selain alternative kualitas pelayanan pada level status quo akan turun sebesar 0,116%. Nilai koefisien atribut COST ini juga akan sangat mempengaruhi besaran nilai marginal l-villingness to pay (MWTP) masing-masing atribut pelayanan air bersih.
Jika ditelaah lebih jauh, terjadinya perbedaan kualitas pelayanan air bersih saat ini berkaitan dengan 2 dua hal yaitu tingkat kebocoran air bersih serta kualitas dan kuantitas pipa retikulasi dan pipa distribusi. Saat ini masih banyak jalur pipa Universitas Indonesia
79
distribusi yang sudah berusia tua (ada yang dibangun tahun 1918) yang masih dipergunakan, kemudian keberadaan pipa distribusi dan retiku1asi yang penambahannya tidak sesuai dengan permintaan sambungan baru pelanggan, maka akan sangat dimengerti jika kemudian menyebabkan distribusi air bersih terganggu. Hal ini yang menyebabkan utilitas yang dirasakan oleh pelanggan terkait dengan kualitas, tekanan dan kontinuitas air bersih menurun. Dengan demikian sebenamya MWTP masing-masing variabel tersebut menunjukan besaran uang yang harus diambil dari pendapatan pelanggan per bulan untuk mengembalikan utilitas air bersih yang dirasakan pelangga ke tingkat awal (pada saat pipa masih bagus dan jumlah pelanggan belum sebanyak saat ini). Kemudian hasil estimasi interaction effect antara masing-masing atribut dengan variable income ditunjukan pada table 5.6. Variabel pendapatan yang dipakai didekati dari sisi pengeluaran rumah tangga setiap bulan dan dibagi kedalam 3 (tiga) kelas yaitu golongan dengan pendapatan rendah, sedang dan tinggi. Rentang besaran pendapatan masing-masing golongan tersebut didasarkan atas pertimbangan : ( 1) Peraturan perudangan yang ada (Permenpera No. 6 Tahun 2006), (2) Upah Minimum Kota (UMK), (3) Banyaknya rata-rata anggota rumah tangga, dan (4) sebaran data tentang pendapatan hasil pengolahan kuesioner. Berdasarkan Permenpera, dikatakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah jika pendapatan dalam sebulan :::; Rp. 2,5 Juta. Kemudian dari sisi UMK, saat ini tahun 2009, UMK Bogor sebesar 931 ribu dan rata-rata jumlah anggota RT 5 orang. Sedangkan berdasarkan sebaran data kuesioner yang ada, 83% data terpusat pada rentang pendapatan 750 ribu - 5 juta. Atas dasar tersebut. maka rentang besaran pendapatan adalah: 1. Pendapatan rendah berada pada kisaran 0-Rp. 2.500.000 2. Pendapatan menengah berada pada kisaran Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 3. Pendapatan tinggijika >Rp.5.000.001
Universitas Indonesia
80
Tabel5.6 No I
2
3
4
5
6
7
Nilai Koefisien Modellnterraction Effect
VariabeUAtribut Pelayanan
Kode
Kualitas Air Bersih Good
QLTWI
Pendapatan Sedang
INCMBQI
Pendapatan Tinggi
INCMCQI
Kualitas Air Bersih Excellent
QLTW2
Pendapatan Sedang
INCMBQ2
Pendapatan Tinggi
INCMCQ2
Tekanan Air Bersih Good
PQTWI
Pendapatan Sedang
INCMBPI
Pendapatan Tinggi
INCMCP1
Tekanan Air Bersih Excellent
PQTW2
Pendapatan Sedang
INCMBP2
Pendapatan Tinggi
INCMCP2
Gangguan Kontinuitas Air Bersih Good
DCONI
Pendapatan Sedang
INCMBDCI
Pendapatan Tinggi
INCMCDC1
Gangguan Kontinuitas Air Bersih Excellent
DCON2
Pendapatan Sedang
INCMBDC2
Pendapatan Tinggi
INCMCDC2
Biaya Pembayaran Rekening Air Bersih Observation Pseudo-R 2 Prob>Chi2
COST
Koefisien (P-value) 0.0610 (0,345) 0,0156 (0,703) 0,0468 (0,466) 0,0482 (0,357) 0,0792 (0,344) 0,0510 (0,433) 0,0530 (0,356) 0,0415 (0,450) 0,0197 (0, 717) 0,0333 (0,393) 0,0128 (0,744) 0,0204 (0,690) 0,0193 (0,587) 0,0525 (0,404) -0,0131 (0,805) 0,2133 (0,279) -0,0349 (0,514) 0,0701 (0,326) -1 , 13e-06 (0,000)*** 792 0,37 0,0000
Sumber: Hast! Pengolahan. 2009 Ket: (***), (**), (*) adalah nilai signifikansi pada selang kepercayaan I%, 5%, dan I 0%
Universitas Indonesia
81
Berdasarkan table 5.6 di atas, terlihat bahwa jika menyertakan variable pendapatan responden atau pelanggan, hanya atribut biaya yang signifikan. Koefisien atribut biaya adalah (-0,00000 113) dan signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Artinya memang kenaikan biaya akan mengakibatkan turunnya probabilita pelanggan untuk memilih alternative kualitas pelayanan air bersih meskipun sangat kecil. Setiap kenaikan biaya tagihan seratus ribu rupiah maka probabilita memilih alternative perbaikan kualitas pelayanan turun sebesar 0,113%. Kemudian secara umum terlihat bahwa untuk semua atribut maupun koefisien golongan pendapatan masyarakat, nilainya tidak signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan pelayanan air bersih dari level status quo ke level good atau level excellent tidak berpengaruh signifikan terhadap golongan pendapatan. Jadi kebijakan untuk melakukan perubahan pelayanan ataupun perbaikan kualitas pelayanan,
dapat
dilakukan
dengan
tidak
mempertimbangkan
kelompok
pendapatan masyaraka t pelanggan.
Tidak signifikannya pendapatan
terhadap
perubahan
pelayanan dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti harga air bersih yang berlaku saat ini dirasakan masih jauh dibawah kemampuan daya beli pelanggan, sehingga kenaikan sampai dengan 20% dari rata-rata rekening yang dibayarkan saat ini masih sanggup dipenuhi oleh pelanggan dan memang value dari air bersih juga kurang tepat dikonversikan ke dalam nilai rupiah karena sesungguhnya nilai air sebagai salah satu barang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia sangat tinggi. Jadi pada nilai berapapun orang pasti akan membeli air bersih tersebut.
Universitas Indonesia
82
5.4
Perhitungan Total Manfaat Dari Peningkatan Pelayanan Air bersih Oleh Pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Proses agregasi dari nilai MWTP basil perhitungan sebelumnya untuk tiap-
tiap atribut pelayanan air bersih yang signifikan. akan menghasilkan total manfaat dalam nilai uang yang dapat diperoleh oleh pelanggan. Diperlukan beberapa asumsi yang akan mendasarinya. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2009, total pelanggan PDAM adalah 83.000 sambungan pelanggan. Dari jumlah tersebut sekitar 93% atau sekitar 77.190 sambungan diantaranya merupakan pelanggan rumah tangga. Kemudian dari sekitar 77.190 sambungan rumahtangga tersebut, 80% diantaranya adalah sambungan rumahtangga golongan B dan golongan C atau sekitar 61.7 52 sambungan. Saat ini, tarif dasar air bersih yang dikelola oleh PDAM untuk golongan RT A (identik dengan masyarakat berpendapatan rendah) masih disubsidi oleh pelanggan RT lainnya (rumahtangga B dan rumahtangga C yang identik dengan masyarakat berpendapatan sedang dan tinggi). Hal ini terjadi karena tariff dasar yang ditetapkan oleh PDAM untuk RT A masih dibawah tarif ekonomis berdasarkan basil perhitungan (dimana mempertimbangkan biaya produksi dll). Dengan demikian, pada perhitungan total manfaat, maka RT gol. A tidak dimasukan ke dalam analisis. Pada perhitungan sebelumnya menunjukan bahwa MWTP atribut kualitas air bersih pada level excellent adalah Rp. 120.690, MWTP atribut besar tekanan pada level good adalah Rp. 92.241 serta pada level excellent sebesar Rp. 53.448, dan MWTP gangguan kontinuitas pada level excellent adalah Rp. 245.690.
Jika kemudian pihak PDAM meningkatkan kualitas pelayanan untuk atribut gangguan kontinuitas ke level excellent (tidak ada gangguan kontinuitas) ceteris paribus, dengan alasan bahwa factor penyebab atribut gangguan kontinuitas ini
adalah kondisi pipa distribusi yang belum diperbarui dan memerlukan biaya investasi yang besar, maka MWTP untuk atribut pelayanan tersebut sebesar Rp. 245.690 (sekitar 6,4% dari rata-rata pendapatan responden), dan benefit yang dapat
diperoleh oleh pelanggan adalah Rp. 18,96 milyar rupiah per bulan (atau sekitar Universitas Indonesia
83
227,6 milyar rupiah per tahun). Sedangkan jika semua atribut pelayanan ditingkatkan sampai level excellent, maka total MWTP sebesar Rp. 415.898 atau sekitar 10,9% dari rata-rata pendapatan responden dan benefit yang dapat diperoleh sebesar Rp. 311 milyar per tahun.
Jika
dibandingkan
dengan
perhitungan
kebutuhan
investasi
untuk
peningkatan kualitas pelayanan, maka akan diperoleh perkiraan perbandingan biaya manfaat dari upaya peningkatan kualitas pelayanan. Besaran biaya investasi diperoleh dari dokumen SP AM Kota Bogor Tahun 2008, yang menyebutkan bahwa biaya investasi yang diperlukan oleh PDAM untuk ekspansi sampai dengan tahun 2015 mencapai sekitar 305,32 milyar rupiah. Dari perbandingan terse but sepintas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa upaya perbaikan kualitas pelayanan dengan focus kepada perbaikan pipa-pipa distribusi sebagai upaya mengurangi gangguan kontinuitas aliran air minum kepada rumahtangga pelanggan sampai ke level excellent (air mengalir 24 non stop), masih belum layak untuk dilakukan, karena peluang perolehan dana dari pelanggan masih jauh dibawah kebutuhan biaya investasi.
Universit as Indonesia
BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 6 ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Kemudian saran dicoba dipaparkan berdasarkan sintesa sederhana atas data dan informasi yang diperoleh.
6.1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan dapat dituliskan dari paparan pada bab sebelumnya yaitu: 1. Persepsi responden atas pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Pakuan menunjukan kecenderungan baik. Hal ini ditunjukan dengan besarnya tingkat kepuasan untuk variable kualitas air (73%), kuantitas dan tekanan (62%), kontinuitas (67%), respon terhadap gangguan (48%), dan harga (16%). 2. Berkaitan dengan preferensi untuk peningkatan kualitas pelayanan, 78% responden memilih perbaikan kualitas air bersih, 4% memilih perbaikan tekanan dan kuantitas air, 12% memilih kontinuitas dan 3% memilih perbaikan harga. Artinya pelanggan masih mempertimbangk an peningkatan kualitas air karena pemanfaatan utama air bersih dari PDAM adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu minum, memasak dan MCK. 3. Berdasarkan perhitungan, nilai MWTP untuk atribut yang ditawarkan tidak semuanya secara signifikan diinginkan oleh responden. Untuk kualitas air bersih, reponden memilih perbaikan pada level excellent, artinya responden lebih memilih langsung perbaikan kualitas air bersih ke level excellent. MWTP atribut kualitas air bersih pada level excellent sebesar Rp. 120.690 dengan peluang memperoleh manfaat sebesar 89,4 milyar rupiah per tahun. 4. Marginal willingness to pay (MWTP) untuk peningkatan tekanan air bersih ke level good (setara dengan tekanan stabil sepanjang waktu pada ukuran 1,5 bar) sebesar Rp. 92.241. dengan besar manfaat yang diperoleh per tahun sekitar 68,3 milyar rupiah. Dan MWTP untuk peningkatan tekanan air bersih ke level
excellent sebesar Rp. 53.448 dengan besar manfaat per tahun sebesar 39,6 milyar rupiah. 84
Universitas Indonesia
85
5. MWTP untuk mengurangi gangguan kontinuitas hingga nol atau level
excellent (air lancar mengalir selama 24 jam setiap hari) sebesar Rp. 245.690 dengan besar manfaat yang dapat diperoleh per tahun sekitar 182 milyar rupiah. 6. Besaran total manfaat yang dapat diperoleh per tahun untuk scenario perbaikan kualitas air bersih excellent, tekanan air bersih good, gangguan kontinuitas excellent sebesar Rp. 419.828 dengan total manfaat sebesar 311 milyar rupiah.
6.2. Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan terkait dengan penelitian yang dilakukan adalah: 1. Hasil studi ini belum dilakukan testluji robustness dari model estimasi, sehingga kemungkinan bahwa hasil estimasi sangat sensitive terhadap hasil regresi sangatlah terbuka. Oleh karena itu diperlukan juga studi lanjutan dengan menggunakan model estimasi yang berbeda untuk menguji tingkat
robustness dari model. 2. Studi ini juga akan lebih dapat diandalkan jika memperhitungkan juga analisis
ability to pay (ATP). Dengan diketahui nilai atau besaran WTP dan ATP pelanggan, diharapkan akan dapat diperkirakan besaran harga air bersih sebagai salah satu pertimbangan kebijakan penyesuaian harga air bersih. 3. Studi ini mungkin akan lebih tajam dan akurasinya akan semakin tinggi jika pengambilan sampel dilakukan secara lebih baik lagi, baik dari sisi jumlah responden maupun sebaran responden, sehingga derajat keterwakilan setiap zona akan semakin tinggi. Dan diharapkan hasil estimasi akan dapat mencerminkan kondisi yang lebih riil. 4. Perbandingan agregat antara WTP dengan kebutuhan biaya investasi untuk upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam merekomendasikan kebijakan.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUST AKA
Text Book Loueviere, Jordan J., David A. Hensher, Joffre D. Swait (2000), "Stated Choice Methods: Analysis and Application". Cambridge University Press. Nicholson, Walter (2005), "Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions,". Ninth Edition, Thomson South-Western, Canada. Pindyck, Robert. S, Daniel L. Rubinfeld (2005), "Mikroekonomi Jilid 2". Edisi Bahasa Indonesia, PT. Indeks, Jakarta Soejanto, Irwan (2009), "Desain Ehperimen dengan Metode Taguchi". Graha Ilmu, Yogyakarta
Jurnal Adamowicz,Wiktor, Peter Boxall, Michael William, Jordan Louviere (1995), "Sialed Preference Approaches for Measuring Passive Use Values: Choice Experiment Versus Contingent Valuation". American Journal Of 64-75. 1998): (February 80 Economics, Agricultural (http://www.j stor.org/pss/3180269] Birol, Ekin, Sukanya Das dan Rabindra M.B (2009) " Estimating the Value of Improved Wastewater Treatment: The Case of River Ganga, India", Environmental Economy and Policy Research No. 43.2009 [http://ideas.repec.org/p/lnd/wpaper/432009.html] Harmadi, Sonny H.B (2008) " Willingness to Pay Assessment Ma!:.yarakat Jakarta Untuk Menghindari Kemacetan", Laporan Akhir Hibah Riset Ul, Unpublished Haq, Mirajul, Usman Mustafa, Ahmad Iftikhar (2008), "Households Willingness to Pay for Safe Drinking Water: A Case Study of Abbollabad Dislrict'". MPRA paper No. 15208. [http://ideas.repec.org/p/pralmprapa/15208.html] Hanley,Nick, Susana Mourato, Robert E. Wright (200 I), "Choice Modelling Approaches: A Superior Alternative For Environmental Valuation?". Journal of Economic Surveys Vol. 15 No.3 Kanyoka, P, Stefano Farolfi, S. Morardet (2008), "Household's Preferences and Willingness to Pay for Multiple Use Water Services in Rural Areas in South Africa: An Analysis Based on Choice Modelling". Water SA (online). Online Version ISSN 1816-7950. Vol. 34 No.6 Pretoria 2008 [http://www .scielo.org.zalscielo. php]
86
Universitas Indonesia
88
Nam, Pham Khanh, Tran Vo Hung Son (2007), "Household Demand for Improved Water Services In Ho Chi Minh City: A Comparison of Contingent Valuation and Choice Modeling Estimates". EEPSEA Research Report No. 2005-RR3 [http:/www.eepsea.org] Snowball, J.D, K.G Willis, C. Jeurissen (2007), "Willingness to Pay For Water Service Improvements In Middle Income Urban Households in South Africa: A Stated Choice Analysis". Proc. ESSA 2007 Conference, Johannesburg, South Africa.
Vloerbergh, Irene, Chris Fife Schaw, Tanika Kelay (2007), "Assessing Consumer Preferences For Drinking Water Services: Method for Water Utilities". TECHNEAU. [http://www.techneau.org/fileadmin/files/Publications/Publications/ .. ./06. 2.2.pdf] Vermeulen, Bart, Peter Goos, Ricardo Scarpa, Martina Vandebroek (2008), "Efficient and Robust Willingness to pay Design for Choice Experiment: Some Evidence from Simulations". Department of Decision Sciences and Information Management, Katholieke Universiteit Leuven . [https://lirias.kuleuven.be/bitstream/ 123456789/16 7348/1 /KBI_0809. pdfJ Wang, Hua, Jian Xie and Honglin Li (2008), "Domestic Water Pricing with Household Surveys: A Study Of Acceptability and Willingness to Pay in Chonqing, China". The World Bank Development Research Group. [http://www. wds. worldbank.org/servlet/WDSContentServer/WDSP/18/20 08/08/13/00015 8349_ 20080813083 330/Rendered/PD F/WPS4690. pdf]
Laporan Asian Development Bank ( 1999), "Handbook For The Economic Analysis Of Water Supply Project, Guidelines. Handbooks. Manuals". ISBN 971-5.61220-2 Bappenas (2008), "Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia 200712008" Jakarta, Indonesia. Bappeda Kota Bogor (2008)"Dokumen Sistem (SPAM)Kota Bogor" Bogor, Indonesia.
Penyediaan
Air
Minum
Departemen Pekerjaan Umum (2006), "Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Cipta Karya-PU', Jakarta Indonesia. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (2005), "Corporate Plan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor". Laporan Akhir, Bogor Indonesia.
Universitas Indonesia
88
Syafrial (2007), "Ana/isis Kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogar". Thesis Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia. Tim Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan (2008). "Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kola Bogar". Laporan Akhir, Bogor Indonesia. The Center For International Economics (200 1), "Review Of Willingness To Pay Methodologies". Canberra ACT Australia. United Nation (2008), UN MDGs Report, 2008, New York, USA.
Universitas Indonesia
89 Lampiran I : Kuesioner
Masalah air bersih saat ini sudah menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan air bersih menjadi salah satu hal yang mendasari KUESIONER PENELITIAN ESTIMASI WILLINGNESS TOPAYRUMAH TANGGA PELANGGAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN AIR BERSIH YANG DIKELOLA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR: APLIKASI CHOICE MODELLING TAHUN 2009
perlunya segera memperbaiki kualitas pelayanan air bersih. PDAM Kota Bogor selaku pengelola pelayanan
~ir
bersih perpipaan juga berusaha untuk meningkatkan
pelayanannya kepada pelanggan yang sudah ada. Namun demikian peningkatan pelayanan tersebut tentu akan sangat terkait dengan penambahan biaya operasional. Selain itu juga perlu diketahui perilaku serta persepsi dari pelanggan PDAM mengenai penggunaan air bersih serta harapan kualitas pelayanan yang diharapkan dari pengelola. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi pelanggan terhadap pelayanan air
OLEH: KAMAL YUSUF, ST NPM. 0806428962
bersih, harapan kualitas seperti apa yang diinginkan oleh pelanggan dari pihak pengelola dalam hal ini adalah PDAM Kota Bogor serta berapa biaya yang mau dibayarkan untuk peningkatan kualitas tersebut. Agar penelitian ini dapat terlaksana, kami mengharapkan bantuan Bapakllbu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam setiap pertanyaan yang tertera dalam kuesioner ini. Dan kami menjamin kerahasiaan Bapak/lbu sebagai responden. Atas partisipasi Bapak/lbu, kami ucapkan terima kasih. Hormat Kami,
~.
'4IJ
PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 2009
Kamal Yusuf NPM. 0806428962
Bapak/lbu Yang Terhonnat, Universitas Indonesia
90 Lampiran I (Lanjutan)
BLOK 1 KARAKTERISTI K RESPOND EN (Mohon diisi untuk setiap nomor pertanyaan)
I
kurang Rp. 500.000,-
9
Rp. 3.500.001,-
-
Rp. 750.000.-
10
Rp. 4.000.001.-
Rp. 1.000.000.-
II
Rp. 5.000.001.-
Rp. 1.500.000.-
12
Rp. 6.000.001.-
Rp. 2.000.000,-
13
Rp. 7.000.001,-
2
Rp. 500.001,-
3
Rp. 750.001,-
4
Rp. 1.000.001,-
5
R"p. 1.500.00 I,-
1. Jenis Kelamin : L I P 2. Umur :
tahun
3.Tempat tinggal : Kelurahan - - - - - - - - - - - Kecamatan
-------- ------
4. Tipe rumah tinggal yang Anda tempati :
I.
Pennanen I lantai
2.
Permanen 2 lantai
3. Pennanen 3 lantai
6. S-1
2. SD 7. S-2
Rp. 2.000.001,-
7
Rp. 2.500.001,-
8
5. Pendidikan terakhir yang ditamatkan : I. Tidak sekolah
6
4. SMA
3. SMP 8. S-3
Rp. 3.000.00 I,-
14
Rp. 3.000.000,-
15
Rp. 8.000.001.-
-
Rp. 5.000.000.-
-
Rp. 8.000.000.-
Rp. 6.000.000.Rp. 7.000.000.-
Rp. 9.000.000.-
Lebih dari Rp. 9.000.000.-
--
Rp. 3.500.000,-
6. Pekerjaan Anda Saat ini?
penghasilan
keluarga (termasuk suami/istri -
tidak termasuk
penghasilan orang tua) per bulan : 4. Karyawan Swasta
5. Wiraswasta I
7. Status anda dalam rumah tangga/keluarga? 2. Suami/lstri I. Kepala Rumah Tangga 6. Lainnya Sebutkan _ __
3. Mertua
4. Anak
8. Total jumlah anggota keluarga (bagi yang telah berkeluarga) :
9. Total penghasilan anda {pribadi) per bulan
5. Famili
orang
(total take /tome pay termasuk
kurang Rp. 500.000.-
9
Rp. 3.500.001.-
-
Rp. 750.000.-
10
Rp. 4.000.001.-
Rp. 1.000.000,-
II
Rp. 5.000.001.-
Rp. 1.500.000,-
12
Rp. 6.000.001.-
Rp. 2.000.000,-
13
Rp. 2.500.000,-
14
Rp. 3.000.000.-
IS
2
Rp. 500.001,-
3
Rp. 750.00 I,-
4
Rp. 1.000.001,-
5
Rp. 1.500.001,-
6
Rp. 2.000.00 I,-
7
Rp. 2.500.001.-
8
Rp. 3.000.001,-
pendapatan di luar pekerjaan utama) :
I
I !
5. Diploma
10. Total
I. PNS 2. TNI/Polri 3. Pedagang 6. Lainnya Sebutkan _ __
Rp. 2.500.000,-
Rp. 4.000.000.-
Rp. 4.000.000.Rp. 5.000.000.-
Rp. 7.000.001,-
-
Rp. 8.000.001.-
-
Rp. 9.000.000.-
Rp. 6.000.000.Rp. 7.000.000.Rp. 8.000.000,-
Lebih dari Rp. 9.000.000.-
Rp. 3.500.000,-
Universitas Indonesia
91 II. Berapa biaya pengeluaran rata-rata untuk pembayaran tagihan rekening air
Lampiran I (Lanjutan)
bersih yang Anda keluarkan setiap bulan? Rp. _ _ _ _ _ _ __
12. Selain membayar rekening air bersih PDAM yang rutin setiap bulan, apakah Saudara mengeluark an biaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih selain dari air PDAM? B. Tidak
A. Ya
Rp . _ _ _ _ _ __
Jika Ya, berapa pengeluaran nya?
13. Berapakah perkiraan rata-rata biaya pengeluaran untuk (mohon diisi): A.
Pembayaran biaya pendidikan anak
Rp.
/bulan
B.
Pembayaran rekening listrik dan gas
Rp
/bulan
c.
Pembayaran rekening telepon
Rp.
/bulan
D.
Biaya makanan
Rp.
/bulan
E.
Sewa rumah
Rp.
/bulan
F.
Transportasi
Rp.
/bulan
G.
San dang
Rp.
/bulan
H.
Tabungan
Rp.
/bulan
14. Jika karena sebab I kondisi khusus sehingga muncul kebijakan yang mengakibat kan kenaikan harga tarif dasar air bersih di Kota Bogor, berapa besar tambahan pengeluaran untuk membayar rekening air bersih yang masih mau anda keluarkan ? Catatan : sebesar
%
Misal pengeluaran untuk membayar rekening air bersih rata-rata saat ini
Rp. 300.000,- , maka tambahan pengeluaran yang masih mau untuk
dikeluarkan = 20 %, yaitu sebesar Rp. 300.000,- x 20 %
= Rp. 60.000,Universitas Indonesia
92 BLOK 2 PERIHAL PERILAKU RUMAH TANGGA DALAM PEMANFAATAN AIR MINUM PDAM (Lingkari atau beri tanda silang untuk satu jawaban yang Anda pilih di setiap
Lampiran I (Lanjutan)
pertanyaan)
I.Selain dari PDAM, dari mana saja Saudara memenuhi kebutuhan akan air bersih? I Sumur
2 Sumur 3 Sumur dengan jet 4 Artesis . Pompa . pump 6 Lainnya, mohon disebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ __
2. Pemanfaatan air dari PDAM selama
5. Beli dari pedagang keliling
ini sebagian besar (utamanya)
dipergunakan untuk? A. Mandi Cuci Kakus B. Memasak dan Minum C. Mencuci Mobil D. Menyiram Tanaman E. Lainnya,Sebutkan - - - - - - - - - · _ _ _ _ _ _ __ 3. Untuk memenuhi kegiatan pemanfaatan air PDAM selain pemanfaatan pada no. 2 diatas, sumber air yang dipergunakan adalah: I Sumur
2 Sumur 3 Sumur dengan jet 4 Artesis . Pompa . pump 6 Lainnya , mohon disebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ __ 4.
5. Beli dari pedagang keliling
Apakah ada biaya tambahan untuk memperoleh sumber air selain dari PDAM Kota Bogor (biaya beli air atau biaya sewa atau biaya listrik tambahan) : A. Ada
B. Tidak
Jika ada berapakah biaya yang dikeluarkan? Rp. - - - - - - - -
Universitas Indonesia
93 PERIHAL PERSEPSI RUMAH TANGGA TERHADAP BLOK 3 KUAUTASPELAYANANP DAM (Mohon Diisi jawaban untuk setiap pertanyaan)
Lampiran I (Lanjutan) 6. Dalam waktu setahun, berapa kali air bersih dari PDAM tidak mengalir
Kali
selama > 3 jam ke rumah Anda? I. Menurut Anda bagaimanakah bagaimanakah tingkat kejernihan air bersih
dari PDAM Kota Bogor (yang kelihatan oleh mata)? 3. Keruh
2. Jernih
I. Sangat Jemih
(lama air mengalir ke tiap-tiap sambungan rumah tangga pelanggan disebut KONTINUITAS AIR BERSIH dan lntensitas air tidak mengalir ke rumah pelanggan disebut GANGGUAN KONTINUITAS AIR BERSIH)
4. Sangat Keruh 7. Apakah Anda mengetahui tarif dasar air bersih PDAM Kota Bogor yang anda
2.
Menurut Anda bagaimanakah bagaimanakah tingkat "endapan" pada air bersih dari PDAM Kota Bogor (yang kelihatan oleh mata)?
bayarkan?
B. Tidak
A.Ya
Jika Ya, berapa tarif dasar air bersih dari PDAM untuk golongan yang anda bayarkan? Rp. _ _ _ _ __
I. Sangat banyak
2. banyak
3. sedikit
4. Sangat sedikit
{Tingkat kejernihan dan sedikit banyaknya endapan pada air bersih dari PDAM Kota Bogor disebut KUALITAS AIR BERSIH)
8. Pendapat anda mengenai kondisi pelayanan air bersih PDAM tersebut
(lingkari angkanya) :
3. Apakah air bersih dari PDAM mampu mengalir di setiap sambungan keran di
rumah anda?
4. Apakah air bersih bisa mengalir sampai ke lantai 2 rumah Anda (pertanyaan khusus untuk tipe rumah 2 lantai atau lebih)? B. Tidak
A. Ya
(Pencapaian aliran air bersih PDAM Kota Bogor ke setiap sambungan keran dan setiap lantai rumah disebut BESAR TEKANAN /KUALITAS ALIRAN AIR BERSJH) 5. Apakah air bersih dari PDAM mengalir 24 jam setiap hari? A. Ya
Tidak memuaskan
Kurang memuaskan
Biasa saja
Memuaskan
San gat memuaskan
Kualitas Air bersih
I
2
3
4
Kuantitas dan Tekanan
I
2
3
4
5 5
Kontinuitas
I
2
3
4
5
terhadap Respon keluhan pelanggan Harga air bersih
I
2
3
4
5
I
2
3
4
5
B. Tidak
A. Ya
9. Apa pertimbangan utama Anda dalam hal memilih pelayanan air bersih?
B. Tidak
Jika Tidak, berapa lamakah air dari PDAM mengalir ke rumah Anda?
I. kualitas
2. tekanan
3. kontinuitas
4. harga
5. lainnya
_Jam/Hari
Universitas Indonesia
94 Lampiran I (Lanjutan)
BLOK 4 PILIHAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (Mohon diisi untuk setiap nomor pertanyaan)
rumah pelanggan berada diketinggian. Terdapat tiga kategori dalam keamanan,
INFORMASI UMUM
yaitu:
Kuesioner ini melibatkan beberapa atribut yang mencerminkan kemungkinan
I.
Tidak berubah. Tidak ada perubahan dalam kualitas tekanan air bersih (kualitas alira11) yang Anda rasakan saat ini
2.
Good. Tekanan atau kualitas aliran air bersih tidak berkurang pada saat jam puncak.
3.
Excellent. Tekanan air tidak berkurang saat jam puncak serta air mampu mencapai setiap sambungan di rumah pelanggan (termasuk lantai 2 jika rumah pelanggan berlantai 2 atau lebih).
preferensi Anda. Bacalah pengertian dari masing-masing atribut sebelum Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada bagian ini. A. Kualitas Air bersih, mencerminkan kondisi air bersih yang diolah oleh PDAM. Menurut aturan yang ada kualitas air bersih yang dikelola PDAM harus setara dengan kualitas air minum. Kondisi saat ini air bersih sudah sesuai dan memenuhi standar
C. Gangguan Kontinuitas Air bersih,
Departemen Kesehatan Rl. Hasil olahan di instalasi pengolahan (Wafer /rea/men/
Mencerminkan lamanyaldurasi air bersih tidak mengalir ke rumah pelanggan
plant), air sudah siap minum, namun ketika sampai dirumah pelanggan, air belum
sebagai akibat dari adanya kebocoran pipa atau sebab gangguan lainnya. Kondisi
dapat dipastikan siap langsung minum karena masih terbukanya kemungkinan
saat ini rata-rata > 3 jam/hari pada beberapa lokasi. Terdapat tiga kategori
gangguan selama proses distribusi. Di rumah pelanggan masih sering dijumpai
dalam gangguan kontinuitas, yaitu:
adanya "endapan" dari air bersih PDAM. Terdapat tiga kategori/level dalam
1. 2. 3.
tidak berubah, Tidak ada perubahan dalam kualitas air bersih yang Anda rasakan saat ini Good. Air bersih belum siap langsung minum dan tidak ada lagi "endapan" pada air bersih, dan Excellent. Air siap minum dan tidak ada lagi "endapan" pada air bersih.
B. Tekanan Air bersih, Kondisi besaran tekanan air pada sistem distribusi air bersih (lebih difahami sebagai kualitas aliran air bersih). Tingkat tekanan (kualitas aliran) air bersih yang mengalir ke setiap sambungan rumah tangga belum optimal terutama saat
Tidak berubah. (Air tidak mengalir selama >3 jam/hari) Good. Air tidak mengalir selama 1-3 jam/hari) Excellent. Tidak ada Gangguan atau air mengalir 24 Jam
I. 2. 3.
kualitas air bersih, yaitu:
D.
Biaya Tagihan Rekening Air, Mencerminkan besaran rata-rata pembayaran rekening air minum per bulan. Saat ini pemakaian rata-rata air minum oleh RT tipe A dan 8 adalah 24 M3 per bulan, sedangkan RT tipe C 40 M3 per bulan. Berdasarkan tarif dasar yang berlaku, maka rata-rata pembayaran tagihan rekening air per bulan untuk RT A Rp. 26.600, RT B Rp. 33.000, dan RT C sebesar Rp. 205.200. Terdapat tiga kategori dalam biaya pembayaran rekening air, yaitu
I.
Tetap (0%)
2.
Naik
l0 1 ~o
3.
Naik 20%
jam puncak (antarajam 05.00-10.00 WIB dan jam 16.00-20.00 WIB) dan jika
Universitas Indonesia
95 Lampiran I(Lanjutan)
PETUNJUK PENGISIAN PERT ANY AAN BLOK 4 Misalkan kondisi pelayanan air bersih dari PDAM yang dirasakan di rumah Bapakllbu saat ini/sekarang adalah sebagai berikut: : Jernih namun masih terdapat "endapan" Kualitas air bersih : Pada saatjam puncak (antarajam 05.00-10.00 WIB dan jam 17.00-20.00 WIB), tekanan air kecil Tekanan air bersih : Tidak 24 Jam (misal hampir setiap hari rata-rata 1-3 jam air tidak mengalir ke sambungan di rumah) Gangguan Aliran Biaya rekening/bula n : Rata-rata Rp. 100.000 Kemudian pihak PDAM menawarkan pelayanan air bersih sebagai berikut: Jika Dibandingka n dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, dian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan demmn kondisi seba!!ai berik ~
Kualitas Air Bersih Air bersih belum siap minum dan masih terdapat "endapan"
Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan/Kua litas Aliran Tekanan atau kualitas aliran air bersih tidak berkurang pada saat jam puncak
c------
Biaya/Tagiha n Per Bulan
naik 20%
1-3 Jam Per Hari
J
I
J
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saa t ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
•
Maka jika Bapak/ibu berpendapat bahwa pelayanan saat ini yang dirasakan masih lebih baik daripada yang ditawarkan seperti pada set I diatas, maka Bapakllbu silakan menandai/me ncontreng/me rubah warna huruf pada "Pelayanan Sekarang/Saa t Ini''.
•
Begitu pula sebaliknya jika Bapak/lbu berpendapat bahwa pelayanan yang ditawarkan seperti pada set I diatas lebih baik daripada yang dirasakan saat ini, maka maka Bapak/lbu silakan menandai/me ncontreng/me rubah warna hurufpada "Pelayanan Seperti Yang Ditawarkan Di atas".
Demikian seterusnya sampai semua set pertanyaan (Set 1- Set VIII) diisi semua oleh Bapak/Ibu. Terima Kasih Universitas Indonesia
I
96 Lampiran I (Lanjutan) Set II Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat · · Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan dene:an kondisi sebae:ai berik ----7
Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Gangguan aliran air (Kontinuitas) T ekanan/K.ualitas AI iran
Kualitas Air Bersih Air bersih belum siap minum dan masih terdapat "endapan"
Tekanan atau kualitas aliran air bersih tidak berkurang pada saat jam puncak
Biaya/Tagihan Per Bulan
naik 10%
1-3 Jam Per Hari
--
I
[--
I
l
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Set III Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan dene:an kondisi sebae:ai berik --Pelayanan Air Bersih Yang_ Ditawarkan Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan/K.ualitas Aliran
Kualitas Air Bersih
Air bersih belum siap minum dan masih terdapat "endapan"
Tekanan air tidak berkurang saatjam puncak serta air mampu mencapai setiap sambungan di rumah pelanggan (termasuk lantai 2 jika rumah pelanggan berlantai 2 atau lebih)
--
f
I
Tidak ada Gangguan (Air mengalir 24 Jam)
Biaya/Tagihan Per Bulan
naik 20%
r-- ---- - -J
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas Universitas Indonesia
97 Lampiran I (lanjutan)
Set IV Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan den2:an kondisi seba2:ai berikut Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Tekanan/Kualitas Aliran Gangguan ali ran air (Kontinuitas)
Kualitas Air Bersih
Tekanan air kecil dan berkurang saat jam puncak
Air bersih belum siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
r-n
1-3 Jam Per Hari
Biaya/Tagihan Per Bulan Naik 0%
r---
--]
1
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Pelayanan Sekarang/saat ini
Set V Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan den!!an kondisi seba!!ai berik ---------
-
-
------- --
-
- - - - - --
Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan!Kualitas Aliran
Kualitas Air Bersih Air bersih belum siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
-
Tidak Ada Gangguan (Air mengalir 24 Jam)
Tekanan atau kualitas aliran air bersih tidak berkurang pada saat jam puncak ----
I
I
-
-~--~
Biaya/Tagihan Per Bulan Naik 20%
_____
[
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Universitas Indonesia
98 Lampiran I (Lanjutan)
Set VI Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, kond ---- ...-- --- ----------------- ------------ - ------ - - ... _... ·- ------- .. -- ----- - --- -----Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Biaya/Tagihan Per Bulan Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan/Kualitas Aliran Kualitas Air Bersih ----~---
Air bersih belum siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
Tekanan air tidak berkurang saatjam puncak serta air mampu mencapai setiap sam bungan di rumah pelanggan (termasuk lantai 2 jika rumah pelanggan berlantai 2 atau lebih)
I
I '
naik 10%
>3 Jam Per Hari
r-
-nnunul
I
-1
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Set VII Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan denf!an kondisi sebaf!ai berik --· Kualitas Air Bersih Air bersih siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan/Kualitas Aliran Tekanan air kecil dan berkurang saat jam puncak
[ -------m-J Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Biaya/Tagihan Per Bulan
Tidak Ada Gangguan (Air mengalir 24 Jam)
Naik 10% I
r
1
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Universitas Indonesia
99 Lampiran I (Lanjutan)
Set VIII Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Ku~litasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan den2an kondisi seba2ai berikut Kualitas Air Bersih Air bersih siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Tekanan/Kualitas Aliran Gangguan aliran air (Kontinuitas) Tekanan atau kualitas aliran air bersih tidak berkurang pada saat jam puncak ---
[ - - -
n
n
--
n
Biaya/Tagihan Per Bulan
> 3 Jam Per Hari
naik 0%
r- - -- ---
l -
J
- - - - -
Mana Yang Saudara Pilih Pelayanan Sekarang/saat ini
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Set IX Dibandingkan dengan pelayanan air bersih dari PDAM (Kualitasnya, Besar Tekanan, dan Gangguan Aliran air) Yang Saudara Rasakan Saat ini, Jika kemudian Pihak PDAM menawarkan Pelavanan den2an kondisi seba2ai berikut Kualitas Air Bersih
Air bersih siap minum dan sudah tidak terdapat "endapan"
-----
-
Mana Yang Saudara Pilih
Atribut Pelayanan Air Bersih Yang Ditawarkan Tekanan/Kualitas Aliran Gangguan aliran air (Kontinuitas) T ekanan air tidak berkurang saat jam puncak serta air mampu mencapai setiap sambungan di rumah pelanggan (termasuk lantai 2 jika rumah pelanggan berlantai 2 atau Jebih)
,-----
---~
Pelayanan Sekarang/saat ini
Biaya/Tagihan Per Bulan
1-3 Jam Per Hari
naik 20%
I
J
Pelayanan Seperti Yang ditawarkan Di atas
Universitas Indonesia
100
Lampiran 2 Karakteristik Responden Taslhan Rek Bin ('R.&>)
P•uabasllan
No Re.,.p
.~h-.
Pa·ibadL.. Bia (R. >)
L :!0,000 4,0!!'0,000 110,000 4,520,000 :! . 5,000 4,910,000 80.000 3-,!!'00.00(J -'00.000 6.000,000 .._._____ ···-··· ____1S~.00Co.'._ __ ._ 8.02:5,000 60.000 :!:50.000 3-,9!!'0,000 ......::_o_9.-CJ..29. --··--8-'-~~o.ooo__ _ 95.0UO ------~-:-~00.00!!__ _ --. ----- ·-------=-~ '-!..• ~~ ~---(.) -~---~-=~~!!!. 0-~-~:!-.
··---~----- ____ _l.~·-f-·--------- -·---~5'------+-----=5:----____:! - - - · :!9
6
4
~9
6
4
::!>
s
::!> 4
1
5
4
9 I(•
4.S
4 1
5 ""'
1 1
""·'
~
~,
."~1
. 4...· --·-·= --1-_-__-_-=!_-'~~-----.-._-+---..::__~.""c;_:::-
---~- ·- -· -==
~
-==f.-.::==-= -~ -- ~.~.-~.:_·=·· ~:·:-._-_+_-_-.--=~-=:..:~:-.': ~:-~:-~.:. :~.; :. :~:-'-"~);_'-- ---+---__-_-_-=_:!=: _!: :c·~,: ~:. : .,~ : :~ ,: :~" ;~(: :~-·;_. 1
-
1:::.
_':\-
1
46
lU
::::-'
··-·-"i6··--- ·---··--;;-.;;:·····-
1 (H·• _"". <.
;:;_._~ ~~~ ~~-c~_o
...
1.""'
..
('J
4
4
10.~50~()()()
4
5
9,645,000
560,000
'!'
::::.-00.0(-HI
I 0(1.000
-··-··--5----------~---r-------6··-------
.. ,050,000
~n.ooo <')
-----~-~ ••• --- r-----.;__~-~,".•------· ·---=-; :::
~--
---~--
---T;·~-- -~=-:~;i---:!6
-=-~~~--=-:---=· --~·~
·-
----
~;,----::!>8
-----
:!~~~:.~~~~--
____
:::.2~-~~-<_!P
---
!~~-~~-~-ij-·
----
~~~t-··- -=~---~~-:~~~~~ 1.000.000
~
~
~ --~---
~
.. ooo.ooo ~ . ~~~:~~~
6
!'
:5.000,000
~--
~
6
....
::
::
!!'
-4
3-
~
~
5
14(>.000
5
~
-----~----------
1 0 5o- 0 (_) (l
(J
5
15<),(J0(•
_____ _
:!00,000 85.000
:5,000
--~~-------- ~
~
---
4~----
···-··
:!8
~9
40 41
~----------+-----1~~~-~5~(~·~~~~-~o~o~,·)~----
-
6
'""'...
6 .. 0 1
0.00~-:»____
---·~------· ---·=---~-~~---~= ------·3"·----·-- . ...........!,=~-~ ..~!.c~'!- ..
.... ~'?_ __ .. -- ------- -----~------ - 44
.~-
0
~ -------------- ----~-500.0~--------
,-- . . :--.·-:~- ·--~-- -------~ ---=--=---~--- --- -~~~~----==-___ _;;_: ~~-:: ~:-:-::-~ ~- --·---r----· _ _ _i_~~~~~(~;_,;(i!~.- .
'-<
--
--r-----
4
------~----------
3-9
3-0
::.545.0
::!-
I
6
4
--~~-
-~-~
-----'---r------~---------~----~9 0. 0
-----: ---=~--~-~f~~=-+--~~-=~~--------
19
_____ __ -~-~--------
•·~-·•
----~---------
---4----r---------- -;;- -------
-
···-
1.:-(J(I,•)I)l)
-- --~-~:~.... -~:.·-~~~---1 5-!'.()(l()
v:=:..ooo
-·
_____!.:.~~~-~_!)(J~~--11.~:50,000
400.000 :50,000
2,!!'00,000
_- ~-~ =~~~~-~- -~---------~~-~~= - - - - ~;_:_;;~~~-~-~~~-- -- ---~i~-ii-~~-
)~0~-~o~o~o~-----+----~-=S~5~-~0~(~J~O~----l-----4~,~---+------=~~s~-~--~~------~"';--------r------~4=.-------+---------~~--------~------=l~-~~~-~~ 100,000 8,000,000 cS 6 6 4::! 4.!' 2C~O.c)(l~ __ ... _'--·- __ -------~----- · - - ___ ;J.,S!'O.OOO_____ ... f---4=4::..---+-----"~"-0:.:0...--+----...:~:::·_____f--·---4::
r---
4~--- ------~~-------
-~---
.... -
_____________ _____
____ 2~·------. _______..::!__ ____ ---
_____ -----~.. -----~---- ---- ------- --- =- ----~
~
~o
~
48
59
4
6
1
..a.!>
~9
A
tj
~
4
1
!!'6
6
4
!!'
1 4
--~-------~()--
~.:_- -~ i
·-::_-
------~_!.~ --~~~~-;~-
--~- 0~-~ - -
--- ------- s
~.-
12o.ooo
.... o.ooo
-50,000
60.000
l . 140.000
6~.("l("'(")
···-""'00.000 --··-··_-. -. ...-.. _.
- - - - - - - - - - 4- - -
... 8~---(-_)_r!c_....------
__--_-_.+-------:1,_,."5:'-':o:-=~:=:·_,_:-o:o:..:o::-9~___:: f---• 9 o. ,;o'!__ _ ~~::-~__:_~
5~
-···--~g·--·-···· :~
<> ---------·--··-~---···-----
~()
------
4----------- --.
6
4
:: -- ----------~---------
6:!
3-
8
6~
~0
6
~.~50,000
4
-a..S40,.000
s
·---~---
~---=!'~8~----t------'3-~4------f-------...:cS~-------~-------40~------+------
r----~i-----
4
150.000
160.00(1 .!_~I)_.(>(JO_
__ ---·-· ~.000~00~ ___
4 I
6
--------~~--'5~ -·· --- -------.
-~..:?.
-------~~--~~~~~o
-----~68_!!_-o_._o_<~---
---
-
---- -- - -
------~--------------
:
. ___ ... _ ~ -~-2_~~.2_'::~-~~--____________ _!_:. - 6 0 . 0 0 0 ------r--
__ l::!
O.(lllO
----~?__~~~~ .. ~-~
~~~::~~:~ - -
::~~~:~~~
!------- :-----~:~~~:~~~------ -------i-~~-~;}~} 13-5.000
7,000.000
:5
110.00() :2 .. 2~0.000 $ 1 .~~"-"~~-~.~.~,,~,~-.-----.. ..:C-:-J'::~-,------+------7 :_------+---------~~~---------+--------~"'~--~~=-o~...:9;;....:.:o~ b----o~.~4~---+------=~~~~--~~------,::~~------~-------...
6S --------
.. -.
. ---·
I .'\.Ct.•••••• ll''-'·'•'--'''
-::;...OOCJ.C,trc•
f!.CI
on -----------o-
--·-· ·- -- ----- ·-·-·-Sl.I.(JOO - ----------------------- ·-l.~oo.oo<> s ""' ""' ,---------~~~:~~:~-----~------~47--------+-------~"'~-----~~---------..:47----------1------~~~.o~<)~<)~.~o~o~o~-----+----~.~.=~~-~(l~<~:•~(.~----
--- --;.,--- -------
-
.:»-.<.•OO.C.JOO
...&
...&t;:
4 ..
4
==~
.c;.
---· ·------
·-- -~ ·- -""
-----i:oo~-
---·- r----~:! ~:-0-;-;c)--------
1.000.000
---
~
::.
--------···· 1 ::!~0000.0
90.0rHI
S50t.".H.J.()
l-----=~-~---t------'_~~----~-------~~~-------r-------~4~----~~--------~c;7..----------,_------:1..:5~(~,0~0~0;_:0~.~0'------t---~2~C~o<~)~<)~~~>~<~)~.(7..,----,
__-_~_ l-----=-~~~---tr------_--=::~-~---~-~~-------~5~-------t_-.----------~=~------ ----------------=~5:====--=====t======~·j2~~oj~~~~oto~jo~-~£~)=====~~====j1tzo~<~)7.~~.~~-.~c~.~~~~-,-_-Q~(.l00.()
----·--;;-..a--
-----~--
:!S
-~ -------------
~(.)
----~--1-
0
""
~
..a ..a
-4
__:.
------~2-~.2.
150000!?--=-.Q_____ ::!: 50000.0
_ ___--:-~.'~-~!._(_.1.0_ 1:::! $0(1C).0
---1------=4~0~0~0~0~(>~0~.0~-----t-----1~:!~0~0~(~>~~~'~-0~---i 1-----=~----t-----~4~8~-----r------_,::6~·--------l--------;c-l -------r--------~4=------___1_~-~0.'~_,:•-!:• ;:_____~,-~.!"~_2.Q_:.t~ __ ·'
-s
.~6
-.,
6 <•
!-;«•
Sl
0
s::
4
84
~c) __
1
'"'(.1()(1(.1()1..)_(1
~
~I(H.>OOOO.O
4
::!650000.0
121)0·()·~~--(l - -
3-000000.0
:!00000.0
--
-- -·---
-·
li...H.. t ( l ( II 1.11
9(.JlHHJ n
4
s~ -·-· ---------86 8 ~~ 8S ---------------------
s~--
.'1.:_=::.C"u)Q(I().(J
6
-~-~-----
.. __
1
~ :'I..H_~I..IIJ.(I
·' '"'
·-- _ :-'S_____ -10
I
6
4
1
-·---··------- --·--·
-·-- _ --~-- ........ _ 0
~
1 ..-=;:
6
-:<___________ _:-~- ___ ____
1 :5-000o.o
···-·-·,:-...<:>~_9ooo,_~-----· ·-------1 !ltOOOOO.~---
---·-
S500CJ. 0
1 15000.0 , 00000 0 . -·-· -- "'j_-·-l----~9~2~---i------'4~~~----r-------~s~------~---_-_-_-_-_-.~71:==~=~~1==·===·--·~------~;~.------------------------~~,)~<)~<~)~0~~~~~(~>~:<~~----~L---~1~::~5~c~·~~'~·)~-~·~)____ ~
---~---f------6------
Universitas Indonesia
e!S9UOPUI Sel!SJ91\!Un
,-
~
;;
;;
~
>
>
..
~
' '
•> I
t'
I
t"
I
f'
---:-----t+--1
I
I
'
~
+
,-
I
\
I
~
I
~
I I
~
,.
-r __ _
L___ ~
1
::
:
r
__ _i
'
I
r
----~---
t--
r -- ii ------;:r -----i -- ··r-..
~-
r--
r
I
"
I
r-
+-
~
t-
:::
r
1
--~--------r--~--- --~---~----+--~--t-- ~
;: I ~r --1-
-- t-
::
r
r
I
:-:
~
r-:~
;:
~~
';:
~= ,..;:
I
-~~
~-
r::
I
r:
I
I
..
-
i
I
\
i _ ,-
l
1
-l
i
~
__I"________ to
l
~ r
l
i -,- -i- __, ___ i ___ _
1
\
I
I
.:
I
i
I
I
i
I
I I' I ' ' I '
\
;~
-_ ~
1.
o
\
l
_!J_ __
I
-~-hr
\
i
:
r
~
r -
r:
0
••
o
------;-~ •:
I
0
I
I
o
I
lI
0
I
;:
!.
I
~
'-
! 1
~ ..
,·
~-
I
i
;:
!
l..
0
·-t--------*-·-·
I ;: . -~
I
I
::
,-
I
t
IOl
1
uoc os•
"· ;:
S8l
SeJ nUilOO
a.n)l
I I
i:
" l:
'i' ~~-~L~~
-- ~
owu~rlt~l uvp
avanqoup••di ___ ~--~L~:_:l..,. •-
Uo.~ll
I
t
;: ;:
;:
I'Utt:J.l
I
;
()i
un
I
I I
r
:
--~--
1
!
I
--t---I
I
()'r
St-
~
_!_--;~
-~ rr
,~r
-+--~~ IJt
;:
I
T
;~
I
-'
~~
r
E__
,.
;
I
~
;:
:
!
~
,., ;:;:
~:
-~
•
.
I;:
.- :-----ri- +-·-i----· +---+-I ~ I : :r:
r;:
61
:""~
91
••••
-H
"
'
'
--
--
ll:
of
t),.
-I
-----
- ---+--
91 -- - - - - ------>I rl
1..,
1
f: '1..:
---
---~-----~-----
~
II
1
0I --~---~• -------!--_ ~--0---I l__ -_I__ i _ .___.... _ j_ ~I
.l
-,
i
r
~
Oi:
Q
();:
i
0
0 0
81 Sl
r
;; r
0 0
.
.-I
1:
"
r
r::
I
__(_• -----0
I I
I I
r..
o
I
9:
,-
I)
-:;
.--J
6;:
;:
I
~
I
!'
~=
-:-;;:
t)
-!
+ ~---1--- f--i---'~~ i
I
I
-l
1
;:
:
(I
+ + ----~ -~--
;---
I
~•
0
-~----f--+--+ ~ -j i
i
;:
·------ _________,_-_L __ ..£_
f.-·-·-
I»
E-
I ·:
(>
::
i
',·
I
I
..: - -i -- ~-
I
~
"
_j
i'
j•
1-;
:----
I
~~ ... :.
..
--f---;-r
-1--
J
;:
"
:
!
o,:;
I .~ . I -~-
1
.~~
+
r .~
m -
---:-+--H--f- ---1-l t<:
:::9
:::
l
t
~~
-~
;
I
\
I
I . 1
-:
--r--
~;:
----~-~----o- -----~--
~
I
I
-r-": ---r-
\
i
t,
j
---
I
I I ~ I ~ 1- }- -p--+ -~-+ __ [ +d 1-+--~--1---i ' ' -+ --- - -f-- - t--~--
>---
I
~;:
I : 1-- ~ I_____ ~
i'
-+-
I
i
~
>--- .
·~
i9
:::
-~
--
0
I
;:
I
r
~----~--f----1----- -~-- -~------+---i
,. · ·t
\>9
:::
1
l-~~-
L--~+--__!-_ I r (
__£ ____
I
-~-
:
0
1~1:1
~
I
~
--·--+.--1--H-~-~
I
-1
t
i~ "'"'
f
-9
:
--~-
----~-- -~---r----+--1-+-~ ~ --+---~---I
I
I
•J
r
i-<
r
r
I
r
o
r-
•
·I
-0o
j
~
·t
r
I
~~
:
I
-+ :
---·
t-- --~~ ~T- ;~ ::-------+---++-!---+-+- ---~-- - ----~~--+---
-+;:
J
I
1,,_
. --:--·--y-.---
''" S9
l-tt=t-=t;--t--; --~--~--~----~--- 1--
I
I
I
~
r r
I
~-~--~--+----~--+--+--
e~-~
l---
. -l .
~
,.
r r
I
'\
I
I
__
.
1
!
!--_!___
--~-
•
-I
I
~ I
~ --
r
I
----:---
,_r_
\ \
'
I
~
I
r
r
r
...
~--I
o_
I
t:_:~ -·t;~t -;--1--~~--~Tr-:=r I
s_
:
!
r:
i
t
1
r
-~--r-+- ---~--+-f--1--~
~
I
\9
:s IS •)9
'
!
1
":
i
l
- r-
r
.. s
\'
'\
1-
~
r
,-
\
1
~
,.
f
r-
-~-------
r ---~-~--
:
l
-·
~=
"
;
:
r
r
r r ------- ----
~
----1
--1- - ~~
,;s
\
~=
~
'
:r9\
;--.- --~- -~----- -~~
~
-
~
;: ;:
_s 99
'\
~=
\
..
~
~--- -~
~--~---;.--
\
~9
f"
~--1---~-i~-;-+~---
,.
''" 09
:a:
;
--~-----._____~-~-
~
'
\
,-
' -y-------
r
~
,-'
·=
,;
,;
~
,-
=~ It'
\
~
~
.;
.;
I I
Sl Sl
r r I
I
I
~
I
1'1 I ~ !8(1~3~~ if ~lU!~W8~
1 ---d- -- --(w-c(~la;-~ ··:--;~a .. ,~;,- !;;a;~~~s-~,t"
_.,.~ ..,.~_ b~ a~a·:lj~ri;a~i 9·
·
I
J
••
•
o
ow
1 ---
1
•-•• •
1
d
. -
, u•
ao
••
102
Lampiran 4: Choice Model --------------.--------~----------~------------~---------------r~~~-a--n--~--~--··-a--n---r----~~~i~a--~--a-----,
R..esa~onc:le-n
set"
I.
I.
I.
c·
0 I.
2 ~---
4
boice
I..C.1.aaliras
Tek.ana.111
I.<.oorin1.aita.s
- 1.
- I.
- I.
-1.
0
R.ekeoina 0 o.•o 10~-o
0
---~~'-----~----~0~ ----t----~-~1~----~----~1=------i--------~1=---------i----~-,.==O~O-z~o~---i
!.____ _ __________ 1 I.
4
0
~
I.
6
0
0
0 1.. -1
- 1 0 I.
0 0 0
~-o
-,.oo. 0 .l.0°·"o
1----:=-·--t--------~~--------+----:::----+·---~ ______ !_______-+--------.::.1:.______+---------=1_______ ---- I 0 ° o 0°o I. (1 1 0 s 1 s ~ 0° 0 () 1 1 1 9 I. 9
::!
10
1
I
~
;::~+-----
---
..,.
~
0
1
---
-:t.
~-
-
-1
-1
- I
o
t---=-----t---------~-------+---"'----+---··-1--
-1
O"o
:!
,_,
-1.
c:1
C.)
10°-o
1 -1
20°-o
0
- I 0
.I
""'
0
0°--o
~
I.
-~
~
~
0
_,..
s
..
:.
C)
(J
4
1
(J
s
1 0 I I 0 I 1
I
0
-I
n
.
1. I.
~
1--~~-
4
29 ---------~0
4
;:t.l
~~ -- --- __ 4 ____ - - - -
- - - - - - - - - -4 - - - . --"4
- - - -~- - ·
~s ------.
_ _;!£ ____________ ~..a, 5
41.
,___ _Q_ _____ f---·-----0:-----+------·_;1=:---- ---- -- __::! '?-~-------f-------1____________-_!.__ .___________ !__o__o_·o ___ _ f----~!__ I 0°·o I. - 1 1 0 C) 0 -o . I I
6
~
--
5
5
... 42 4 ~ _________ ~
44
:.
46 4
6 cS
l.
-1
3 _;o.
... 4
--- --~-----____ ,___.:____-+--------------t--·-----,~----:2 0 ° o c:• 1 -1
:!0
~=-
°- o
I U 0 -o 1 (J 0 ·o - 1 ------,-,--------+--------~~· ------~-----=~-~o--~------
0
....,
2~
:! 0
1 - 1
0 1
9 1
1 S 19
2 I
QO.o
2 0 °-·o 1 1 C1 ..,.:=----_ 1----- - ; ; ; - - f-------,~)'------t--------~1------+--_-_-_-_-_-.-_"o=--------;------=:::o,.:.,o,-_-
(l 1 5 , 1 -' (J ,_, c.> ~ 1 5 () I 6 1--~~~=--t--------::!~-------t----s=-:-----t----~,:.~_.-------+-------~.------
~
-1
1
····---~
0
1 -1..
0°,..-o 20°·"o 1.0°···o
-1
--------1.·--
-- -------- --------o----- ----
---=~--------
(J
0
-1
(J
0
0
.1 -I
---i-oo.:.;---------0-;;-;;-. 0°·o 1 0 °-'o
-I
1
0
_Q - -- f- ·-.::_~-= =-~-=-~:-=-:-=~= ,_ .._-_------·-'_1~c----==--=-----ii--___2_0_~.::_~-- - -
-=-
""!10
., 0 °•o
1 0 1
--------~i
1
0°o
-
--r---------0:--------- _____ _!_0~-~-----
0 1
0 0 6 r___________ .. _____ _!_ ___________!___ -----1 0 s .1.
-1 ---- -------
-1
1
··-- -····----·-1.__ .. - I. 0 0 0
0 I
-1
1
-I 0 -I CJ
-==
oo.·o
,0°-o I 0°-a I.0°·o
1
0°-·o
-1 ()
°
1 0
·o
t----'~S---+--------Ci.:._--------~--~~~--+-----~1-----i------~1-----+---------~_··--·----;---------~1---------r------~~~c~~-o~o~---;
51 ~2
~-"
t--=:~:-:4=:-_+-
=-~
4 :.
6 6
49
.. __5_0_ - -
---
6 6 6 --~-----
---
--~-----
6
s -----9--- ------ ---. 1.
1 1
0 1 0 ------i-
0 0
. 1 0
0 1
o
1 - 1
- 1. 1
1
-- ______11____ _
0
-1
I
-I -I
~s
1 1
~9
60
.. ------------- --0 ° <> ~--- - r-··--2 0
o:
I 0 °-o 1 0°-·o
___ __:_!__ ____ 1------Q~~---______Q_____ -- -----~---- ______ !;'!. ___ ----- ~ ___ _;!_Q._~-- -·-· -1 0
-1. 0
I
01 - I.
(1
1
o<>-o
10°-·o
~--~···-·
_0 ° 0 __ .. ___ ...._ 2 1 0 <> ·o
..-----; ~~(~~-o~ -----I~~------+--------1=--------i------~ --~----~~---t-------~------+--r-~0~1=--+--------~------~r---~ ("1°-o -1 I ,-, S 62 1
s s
I.
66 6
s
-~
6S 69
s s s
5 6
s
9
-o
(~J
I
Q
-------s---Rl
-
9 9 9
<)
...
'-'
"
1 - 1 0 I
-----?1------- ______ -;.oooo~-,. I
(a
- 1
,_.
1
,.,
-I. 0 1 - I
()
(l
1 -1 1
10"o I 0°·o ()
0
-o
2 0°-o 0 oo~o -I. -- ----------------------------- ------1 0°··o - _ _,0......- .. -- ······- 1-- -----------------··· ...,0°-o 1 ()O··o
()
::::!.(:JO·o
I.
(1
!-
1
1 1
- 1
1
·-·
- 1
"
:!0°·o
- 1
C)
(l
----
J.0°·o 20°-·o
0
______ ,_··----------~-~~~---+-----_;<::;-,:__.-~--+-----=0:::.':,0-,·,:.'o:_____, ,.,
(l
s
1 -1 -1
(l
0°-io 1. --·· ----10°o -- -- -------------
---~
-
::::!. ()
0
()
Universitas Indonesia
103 Lampiran 4 (Lanjutan) c- hotc.e-
R • s a , o nc.1E>t-a .I.
~o
s~
~
~~IS~-~,~~-------~1.~()~-------
~---!.
1
--~--
o
...
0
T~kftt."IIAn
I
r----c;----_-t_--------7._--
I<.oa.-..t""ia.-.ui~as
Bia·va
R..eke~•i.!~ oo.o
-.1
1..
··1
- 1
()
c;az.-.s,s1.•an
0~--~ ----t-------()~------~--------~()~--------·~----~1~()~<>=-·~ o__.,:·.~-----__ __ ~ ----------~-1 ()<>.·o () - 1
() 0 4 J.() ...,.() .. J. () () 1 ""' J.() ~-r------~------+-------~~-------4----~~~~o~---4 --~----~-----~~---r-~"'~·~=--f-------~1~()~------~-----1. () ~-·o - - - ___ () --- . -- r----=--- ---- ()()-- ____ ___Q__ ____ t------1_____~----------'-'::J.~--------- ~ s;.- - - ----~. J.()<>-·c. 1 -1 1 co ----::="()'=-'..,"'""o=------- --t---"S=-:9=---t------:1c-() -::----- r--~-- ____ ...2.____ ----';1;-------t------()-=---- ----t---------=1=---------+"""Oo....-;0 0 IS~
02
I I
9 1 -
S> ·"'
1 I
-"'
OO
.1.0
91
1.1.
t---'~:;:-:~:=----l-------=1~1'---- -r-r----=~=---~----
0 ()
L -1
0
-I.
0
I
1
-1.
-1. ·--1-
~--
0
___ f---------'1':_-------t----- ---,;1 ________--f------=~:,:<~:>:,<>::__:o~------l
:=: ___ _ ____ -~- __________ --=-;o~ ___ -t---------o':~'----------lr-----:::::!"'()~<...:~.:,;,::<>cc0
____ _
t---'Y:--:0:::---1-----;::1:.._::1'-------+----="">=----+---'~:'-'---I--- ~~
-~
-
1.
I.
0
-~'",; s ----
·-------f- ~ --------
'9
1 1
1- 1
1.:!. I ~
<..J n
JC"_)-'
12
,_.
1.....,.
,-.
1.:::! .l::: 1 ~
r-·~.c::;s·
s
,.
9
I.
1 09
1 _.,.
0
110
• __...
0
___ !_ -~.
I..!'1.-!'-
1. 1..-!'-
~I.-a ~
1 ....
l.J.cS
~.!'-
1 1
I
C::•
1
-I.
~
I
1-a.
1.__,.2 I.~~-
_____
__ ---
1~;
1.~0
1-11.-' 1.5
-·------- ------
::=:_
'~
_,
r~
1
(.)
-~~----~~:-r:-.=~----·~
--- ---~:- ..
. .l . ·----------
·--
~
S
-----
0 0 ----- -----0
1
1
--- .. ___.-!o_ ~--- ------------ --=---I. <5
-______;;_~~=~-
_Q____________
-
00
1
--1.
~ ()0- 0
1..
I. () o.-., C)O.·o 2 0 ° c-~o
- 1 0 .1
-~
- 1
1.
c..""l
------ - -·----
__
----~+---- -------'o':-------+---------':0'---------1!------:l.:-:=()':-:::<>:-.·::::o:____---i
C.:.)
-&.
1 1.
·---- -------
_!-=~-
------ ------ - -
_"2c_::,_.,_~C:~------·
--- -· ----~J·------·--r----·-- -o~ -----· ----- J.. o o~~------- :-\~---- --------i-------- ----~o~~--,oo..-o
_Q---·-f---··__9_ _ _ _ _ _ _ _ !-_____
_!__-±__________ !5_ _
+-
1:!~
0
o
o
1.
~
t--:=1-'~:::...;4'=-+------=1:...4::::...______-+----=-----ir--__:():::::______
.12cS 1.2-
--- _____ _! -·
-~-
t--:=!'"'~::'-:c:_:=--+------__--_-_-_--.::i"-.-::-'-'-----_-_--____+-__--_--=~=------+----""'~='""-)
0°0 .I.OOo
~1 -------·---·--
--c!------- ------~-------1----
-----
1.
<-•~ ..., --------·-.
I -------------------------0
I. -1. 0
---~1--------·
~
<J o. <>
1.
I_ (""JO 0
'-' t------9. ..
QOn ::! (") 0 0
0
(")
1 1 I. -1. -1
--- -·-- -· ------
I - -----------
...,.0°-·o
-1
1.!'-
1.1.1. ____I_ -!__~-
- ·- ----------·-· --
()
0
..
(
-------------
1.0~
°· o
--- ___:{------- r-------·-,c:=!'------t----_-__-__-_-_-~-'-1=-__-_--------+_-__-_-_-_-__--1()::::c:._;-'~~..:~~:::...-.i.=I. 1. -I.
~:
~
J::
I.U... 1 C".J.:!'
I. O<S I.C.:J-
1 0
1
---H·---- -----,;··-------- -------1"---·-- t-----(-=,'--------+--- - ·-_-=1=:~..-------- --------=l.=:e>-=.-...:..,.,,..~-~=o--------1
1.2 -------------
1.00 -------)(_JJ
()C>.-o
________ _Q_ _________________ _!_~-~~
- I.
..._,
0 IC')
S
,-,
I
9
1.
1.
I.
-··-
-
-~------· __________!._______ -----~ ~~_:_~---0°-·o 0 -1 .,0~--·o 1 0 I. 0 o.-., 1 . · · - - - - - ----· .. 1 - 1
------- ---------------I.
---. ____ _Q -------- _________ _2______ I
-----
···-··-l. QO.o
----~-9 0.~- .. -···· ~
I
C.:;t o o
- __-+t--------=~=--------+·-_-_-_-_-..:<:o:~-----------l!-------------'<:"'>-------+·-·___-·_·~----:-~.------ r------.:,------- ,-----() 0.-. .- t--l:::..:-"'=:-.:'""=--+------.::1:...0::::":.,__-__ 1 ____ -- ·--------· ----- ~--~~-~-0,., (") ,-. ~ .. ! ..~ __ _!-=_~--. 1 1..0°-o (_J f..) 0 10 1.41. l.QO.·o I. - 1 I -&.
-~
l...a4
__!.__~-
1.6
1
00!-o
- 1 ---------
·-------------------
0
.... 0 0 0
QO..-·o
--- c-----------1.00-·o .... ---------- -. ---
·---
r_!.~!___
1
I
1
-
2~()o~·-~---
_t--------~~~-=~~'"'~~~t~~...~-4~-------_-_-_-_-_----=~~:"=~:-----------------t--------~~~:-_____~-----=:~::_____,______~!~----------t---_--_-_--_·__~~~·-------r----------_-__:c~ - I 1
~-'
1
C") ...,_
- 1
,.,
~
o
0
____ --------~·~~----------+------,=l_<=--'-~~o~----'' t--1:=-=5~5~+-------;::l:...~~·-------f---':::!::_.----f-----~'------t-------~·-----2 0° 0 1 __!_ ___ ~---==-.:..·-~___ c·1 _... I. s 1 ~0 1 -----f----------"o'----------11 ------=:c:"',":.,.c-.,.-"'------1 c• -a. 1 s 1 '!!5o -------------·- ---
158
I.S
I.C>.' I. 6 .a
1 9
5o
(.J
l.J
(.)
1
-·-·
-----
:::!0°-o
(:.• ------ --------~-------- ···--------"".J.=---------+------.:::!~~:::....:-::--:~:=,-----1 ~-·····- .. ---------i;--·---·-t--:=!-=;;=:.c.:~.:.__,-1'-------:=~~:;:::,'-------- -·------ ·- ------- --- --· --------------,·=·o~------l -...:'~-~·-----~-------~1------~------~·-~·-------r--------~-~l.~-------t------,=<:>~0t--1=-=<>~-~l.=-~------~l.~IS=-~------t----:::8~'----!i--- _________ ;,;_~-~--~~ ("J l~) 9 l. s .. .!..~--~-()0. 0 1
<S 5
1
6 6 l.CS
1•~
1 9
I
-·"'
---------:1;.-::•":-- ... ---r-- --- ~-~ 1.9
1 ---------
(.
<•
1
I - I
01
C..:>
<.•
.l (.)""'
1 (.
:;::_~·4 C") (.) <Jo. C)
l.
....,.0°-o
0
:J.0°o -1 1 <:> -------------0~0-·_;o~----~ t-.::1.:...<5~9=--r·--------:1.~9~------;r----,:=----r-----~~·~---r------:=1______ -------~--------t----------'1~---------+------J.== C.:)c>.·o
.! !5.§__ I.
0
___!_~-
I. 9
<S
(">
S
C)
1
C•
-1.
Universitas Indonesia
104 Lampiran 4 (Lanjutan) ~
I.
~
0
"">0 <5 s "">0 1---=J..J.'-s-'-o9:::..._4-------_;;_Q___ ______________9~--..., 0
I.
-.~.
1 8 .,:-
0 I.
0
o --'-'='--+----=1.:_ ·- ----
:!
::•
0
-J. - -·· _-__!_ ______ ---
1.
i-=J.'-'S==-.:-.=-+------_::~:....::1.1'--------
18-4 ------------·
-
.~
1
-'
('
~-
I
.J.O<>ro
0
J. - J.. o1
-1
-J. -·- _____ 0 ·- --
-J. 0
J.. o -- -------_I___ .J. -··-o--
I.
J.SJ.
J.
0
..
J.O~..-
J..
1.0~,,..
o ..~ _..,.... '0 ---
-.J.. 0
...,.. 0
o<>-·c. - - f----.!S' <>. ·o
1
---
'2 (:) o ·c,.
-----
l.S~ l. ~ l r:• (:l I. :2'00·0 I-~L'-s~~~-~--+-----=~~.~---~--~<5~_--+-----c~.---------,~~.----+--------~~~---;-------=~.~-----t---~~.'-o~~~---~~---1
IS
~I
I 88
::! I
I
1 9 C• ~
9
8
~I
S9
:! -, ---~- 2
1
192
_
__ __
I t·•
9 l.
<•
::::!':
("J
:1
I I
I
CJ
I
I
-
1
- I.
1
c:•
0 - I. 0 1
--~
22
I-~1_9=:--:-~~-+-----""~""~---~I----4-:0-----1f-----':'--'--~-----'c__ ' ----+----·
--
-
I.
1
.. .. J.0<>-· ----- ---- -·· 0
oo-_ - ----------1.0°·o
c..• ,.,.
l-~l.'-'9=::--4-:0--+-----~:::;:--::::~=-------+--5=:------11------~-------I----·--r~·----------- _________]•J:·~~~~-~~~~;~~~~~~~~~-~J.~I~~~~~~~~~!~~~~~~-=.,.::=-"--"c\,-•::"':..::.'-"'::..·-~-----=--_!_~~--
--~- ?..~-
.
6
-, -,
·-·
1
1 I
_______ !______
(".)
1
I.
(_t
_!_9:;_r--------:;""o-:;"":-------+--.0:8:-'--t---·--~----I. 98 9 I
C•
o
~-!'"~--~~~:
I
-
1 C.)
1.
0
u
(..)0.-0
0
-.
o<>-·o
r--:;:~'-_<=~~_-_-:=~=---_+----_-__-___ -::~=-_=:~::-__ __-_---t------::!~--------~-::----~~-----------~=-_-:_~0_·------l>------=-o-=-1~-__-__-_-_f-_-_-_-_-_-_--_~:...~,:.l.~ _ ..__ -_-_-__---+______1_~_-~;~!!__ 2
<•
:2
l.
... o-.
-~
~
... ~
4
:! 0 .$ 2 3 ----,_... ::..;C:"':J=5'-~---- -----__ , __,.._ -----
206
I
:!...1'
----;:,----
6
(~"J
s
('I
(,)
0
I.
...,. 0 9
--1o ~
------=----
:!. 4
'""4
11
4
o
~.!..:~:::__+--------=~:::__-"-=---- -+------=5~--t------_!____ 2 1. .:!' 21.-&.
24 ------:!4
)
-
I
1
1 1
0 I.
-J.
-1
)
-
-- ---- --
1 r------ -- :-~---------
0
.I 0 °-·.g
--
.I C.) 0 -o --o-o~:;;-
----.
...,.QO.·o
- .1.
------~------ ---~_! _______ ----~~------- ____ __2_ __________I."'-0:::_0-:::';_'C>= o -J .1.. .1.. ..,.o~....-o
.:;..
~4
___ _
I .l. -, C.J ~- a -- ··------.:,~--- ----_-":1:----~1--------=:o~-----+----==:o::::::.,:-_ ;.:..._=---4 'I
6
0 I
o _ _____
-1 o
_
()
o 1
I
-1 1
J
o<>.·o
.·o=----
-----1-------'~::::--o:::_o-'__ 1<')~-o ------ -----.1 (J ...,_
C'.)o
-------- ---------QO.·o ~=-~ ...~~J..~~5;=!==~=~===~~~=4t=-----+---=s=------+_--_--_-_·----'"'c-"',_-_-_·----1---_::::1'-----+- -- ---6 - ·---1 r-~:::::--.o:J.~<5-:::--+----.::~=--:4:--------+---.:::9,---+------g______ r-- ___ 1___ _ _________!_ _____________o=:------+-----=~=::o"':=<>_--.. =------1 ~-;8-------~~ ----+---_---_-::::!~-------1f---· ~: ___:r-· :: -~-=------ c~ ---------------- _·o=-J.-___-___1-___-_.J.::::0:...o-:;0,..~=~.._-.;::_. ___ -l 2
..... ~ ... 5
1 9
-·----c;--
~
""'
~~-~------~%------------- ---~--- -...,. """"3 2'">-4
...,.~
"">5
..."'-... =::-t-----~-5______
r~=-=
"""" ...., 6 ~~--=-
2 6
~6
----:.-.--
0
---------s
~ ----------------- -0
0
------~----
o
I.
,-_,
2
.~
4
...., 0 0
~
1 1
- 1 0
-1
.I.
l..O~·o
-1.
0~--..
-------------
- I
(.)
0 -
o
---c.~--------------- -·--i-i)O~-----·
-==~.'------t----,.,.=-o'='-o:::.... =-----t
. =----- ·-- · ·---:·\:· ·--- - -: -__ ~-- -__-_-=o::--_-_---+_-_-_--_---=_=. _ _o::_:::..~-~-..,'-'_:::....__-_-=_-=_-=_-1
:;~
o --+---c~c.:>_ _ _ - - - ' - ; - - - - - _______..!i
C..l
S
1 :::!: CJO-o ____ 1 _____________1 (_)-G.·o_ _ _ _ _
----------
~
_
~.....0
0.-. .
------------------------- ---.--------------
I (.•
2CS
:!c5 __________2_<5_------
"""'»~~
1
0
c.···
_______(~---- ---
r--- - J. t-r-----:=--~=--,=~:-9:: __:-_-+__-_-_-_ __-_-__-::::;:-:::<5;---_-_-_--t---=-4:--+-----;~;_~-== .=-:=-~- <:~ _ ~:;!
1.
. 1
__ .!__ _______________ ,_ _______________ _£__ __________ ____;;_ o .._ -. . _____ _
r.,.::_=-=~=-s=-+-----:: ..:-::<5:-.----t----=:~o---+-------:1o------~-~-~---
-----
0
~-~~~~-
I
(I
_____ ------=1:.1_ _ _ _-+---,::~o.·.:;~=--:::,.._-=::._---l
0 1
1
9
0
-1.
0
0
1.0°-·o
"'
0
-~
1.
1
~0°...-·o
C..1
C•
(.1
C."l
0 I.
-1
0°.-·o
0
2QO.·o ----------------------1---... ~-="'--=""''--+----_::::-.=-,:-=------+---=J.=------+ ----.::'-:..>--~------:=-~---- _________ __!___ --------.,•=------+-----::::o"'·.,.. _·-=·o=-----.~6
2~.-
2 ."!' S
::!
2~9 -,-~o-
-1.
"2---------------·
~
o
,_)
..
,-,
s
--~-~~-24.-2-'...S
r-----.
-··
-··
---- ·
J.
... 9
-- .. --··
~-·- -
::s ,9
::::. (,)
0
!
J. --·-.
-
I
C.J
- 1
I
I.
:::o1
9
I
( • c> ----:!c:-:-o ·-···-----· o C)
1. CJ
0 - I
<> 1
0
~)O..·o
C..~ ...... ···-- ·- ---·--·-----·).==--~--+----':::!,0"--0::--0:::._<>~----j ___ !_ _______ ·--+-----"'-::'1~----~---,::l.:....;;0:--:,0,-··-=o'-------l 1 -- _!_ ___ ---- · ---- --~c~~~~~---~ . 1
(>
10°··o
<>
- l - I. I 0 0
s
o
o
_______1__ ----- f------'~=::-o=-:-o_.__<>=----
I
.259 '2 OC.)
<,
c~
c) ..,.
- I
0
- I. . 1
---------~· ·---·- · - - · r-.::.,.=--:~:,-:::9,--+-----_::-.:_:::S0'-------+--.::<5::_--r----- ~~------ -----~~"-----(I
·a"----i
0 __
0
s
:: -------1..0°-·o
......:-~---------·-----+---'1"-:-C""">= ,-. I c.·• o
...
s- -------
____;_ ;
l()~·o
I
___ :!:....__
-%-~ ~ ~-~~-
. ____ _!~ ~~--------··
0 -.I
I
2S ~
1
<•
0
:!4cS
~~-
------ - · - · - · -
- I
1
···-
1 ---------· 0
----------------- - · 1 - I. I
··-··· -------
<.•
0
··o
:::!(')O·o
·a----···---------- ------c~-o
...,
()~-0
1 0°-o .1 () 0 -·o
--- --------··---··---· ("JO.o
:::. (_) o.o
Universitas Indonesia
105 Lampiran 4 (Lanjutan) c·boic.e
I'" .. • a l i t · a s
T.el<.a.nan
c;;..a.oes.••a.&lll. EC.oz.'llt-io-.•ltas
0
-1..
-1.
-.I_
+-- ---:~oc-=o:----:.,'-_"".,.'-----0 ~/...
--~--=0==---+------~·'--~--+------"0::__ _ _ J--- -----:;:0::__ _ _ _ 1. 1. 1.
o
-
0
0
J
c:>
0
2
os
:~o
0
-
1
~
~
69
~
s
-~0
0
1
0 ----------.
1
0
0
1 - 1
I 0 1
l.
C•
~)
Cl
("I
1
- 1 ~)_
,,
~
.::t- .1
(""')
---
-
1
J_
1
3~· I.
1
---- --- -- -- -- J_ ------------------
2<:> 0----·-·o -----
---·
1 CJ -'o ----------0
~
0
~0
oo.-.,
0
-1.
(_.,
.I_
J_
0
____ __:-__!_______ 0
______ ___Q~_ J.
oo~-o
l. 20~--'
°a - -------1--- - ------~0 (~-0":"~--
1
1. CJ
<>
0
1 . .-_o-''----l 1-t-_==~t~-~s~-~=t========~~:~~~========~~====s~~-===~~·-_-_-_--_-_-r::.~-,:...-_-_-_-_--+-----1-- ·--- ----- -c ~ ------t-----_-=•'=~.------+----='"=c"":; ,·~,.. 0
9
~
-:28
)_
-----~-
.~I
3.:2 ---- ----------
"-:,
()
J_
(_I
0 :~
:':\:!
----
(.)
---.-----------~--------
I - 1
1 (:•
c..•
:2<_·)-o <>
. l. 0
----------
I
<:l 0 0 1. 0 °-·o
---
~ S 3 3 .:2 4 1 CJ - I. 0 C.) o.-0 t-_=:.~'-8~4=--+--·-'---_~~-~=:.'------lr---="~---l----~---+-----~7 ·,------·---·-(-:~=----t------:1'-------+---~~~0~ 0-=~'"=o----l ('
,,
1 .:..·•
1 l
<_I 0
2 90 ~ 9 l.
_:!:
33 ~ 3
_'!' 3
9 5
:::: 9 6 :29 ~'!->S
~99
3
--
..:.__~
·-
--
~3
- --.
3...:1-~--------
:!
<.>
~
(._")
-I - 1
C) 1
- 1
(_)
(_)
9
~· C'l
1
(~)
- 1
C•
- 1
~06
~4 ~"!5o
3
o
"7
4
S
_______?___ •
0
o
o
-
J_
-
0 o . .,
-----0·---·--r--------,1..::.0-.,-::-"_.,---. .------:; 0 ~--;- --
1 - 1
~-
1 <.:l 0. 0 ·--·-·-·C_l 0 ·o
0
I
- I
(~I
(~)
0°-·o ·--------. l u 0 ·o :2 o-o.·o
--~--------------
0
~
-..oo-o
~----
1 ~
~-2~~~----~-------6 Cl (:> ~0 4 -----=~:._4.:_____-t---=----t---·-=·=---- -·----·-----· .1' 0 'S-
()
c.·•
J - 1
~)
3~
)_C_)O.._,
(-)
J ____-_1_____ - -
S
J
---
J.
1
- 1·---- --------:o~.=-------1--------=J_:;...:;()'-:O,.....O·o'--·---l
1 1
1'-------lr------"""·-• ------+---.,o.::·:._o_,-.::<>:._ __- J_ ~ ( ) o, 0
1
-
~
-----""---·+0
---~------·-
1.
- •
I. 1. 0 0_--o ------------_____..::1~-------+-----=·:c,~.::c•:-•,..'>__::<>::____ _
- l. _______o__________ - I
0 -o.··o
__
~o<>.·., ----o~-::-,;-----
_______- !________ __2 _____+ _____0.:::______+----.::l.:.,O=._o_.·.::<>:.___~ <"l - .l I _ ---~-il?-~~------r--~~,...-:J_:.,()~-+---------=:~,...=:5~------+----4~--~r------~~~·-----f------'-c~J_________________--=J.--------t--------~C~>---------+--·----:oO=--o~. .::<>:._____--l
t--=:~'-0-=-=:S::_t-----=~,..=!5'------·-+--=--_,f-----'0:._
30~- --------~_5_
_:-,
_~_!__1.____________~5______ -~
1. 2
5
0
c..
c.
1
('j
C.J
c_·•
I
- I
0
35 .35
-~----------
----~-------
J_
J_
-
0
1
0 0
- 1
0 J_
'·'J_
- 1 (
~:..-:..
_,
1
r--- --..-- -
__3_8_ ---a. c• r--=:~,..-=:~,...-:s'---t----~ s ________!!!:_ __________ _!._ ~
-a.-:::---- ---
~::;.: _!I.
..a 1
~: --=--
--
s
~
s
~.
_ -----__ _ -•
(:•
c:• o
- J. o
~-~~--~-~·-
-
':
-
1
·•
cS
~9
~4.::::-
-~9
~4S
~9
~49
~9
-..~o
·---~-9
-1-
C)
6
• 0
-----f---·--~-----
lS --
()
o
C•
0 -
o
<:)
0
0
-------=::.o.(:-")-::<>~v-----i
:!0 ° o-·- -------·-
-·
- -
1 - ----------I -- -------------
oo.-o
::2 0
°~·o
-----·-~----
)_
(")
<.J <> 0 l.
1.
- I.
_______ --
--~-
"
1 1 -- -·,-.------ +--------.-=.:.-----
.._-~":-:4:-=:~::-t-----=:~~9:----+--=-~:--+---.::o::----t---,-::.=----t----------"""'
-o
I c_> o <>
-·-·-
1
3....43 ~o 1 c-. 1. r-=:~,-~:....=4,-t------=;--==~-----+--.:.~c__-+---"(."-.,---+-------=-------
~
..------
- I
0
). QO.·-o
I
r--=:~,...-~~~'"=-f-,...-,...-,...-~·~-=lS:.,_,...-,...-,...--f-,...-,...-~'"',...-,...-~,...------='--,...-,...-+-,...-,...---~,...-,...-,...-~-,...-----~·~-------
1
----
I
~s
-o
1 1
,·,
1--_~~:--~~'-=o'-·--+----=:~:=-::s:-.------ -~-
-o
'·'
'='
-~~...!. :._-a.3~--~-~~-~~-~~+-------,..=_~~~-------
~---~~~~'-:::4:-t----,...=:~,:..::S:,..-___+---=---t- --~---
0
I
c.
_:!.. .!1-0
1 ()
- 1. 1. J_ () <>.-.. c;_ -- -~-- ---------- __-_o_1 _______ ------ 2°0°~:0 - - J_ - J_ 0 °-·o
-------{;------ --------+---0
--~0~...:..·~--
(J
J. - 1 o
.1
<.:)
C::J 0 o --·--~1-=."',,...,-.,...:'-:~----l ...,. c.- o. -o- _ _ 0 o
°·
I
- J. 1 -1
J.OoO!~·o
·---------- - .....,.0~-
Universitas Indonesia
106 Lam Jiran 4 (Lanjutan)
.!'
4 0
~
0
~~~
~0
4
0
~~cs
~o
~
~
4
- 1. 0 o
1.
I.
.1.
o
0 I.
-1.
°-·o
-, 0
0<>-·o ~o<>.·o
..._:=::~:..:;'='8=-+·-·-~~ ::~~-=--- -·-6=-------lf---o.::i:........---r------·--_~.::1________-_-t-·--_-_:_::_::.:-..,.!_;;;•----_-_--_---t---:_-:_-:_:_:_-_-~_--'-_1=1.~-------~----.:_-:_-:__~=:::~:=-o-:_·-_:::-_-_-__ ~~9
40
8
0
I.
0
~cso
~o
9
1.
1.
-I. o
~CSI.
41.
-1.
41
-1. 1
-1.
~0:!
I. :!
1. 0
·"' n ·"
_. 1
.'6...&
~
_... 6 ~
~66 ..-:_=..-'6:::....::::--+--
~:-;;~
_,
C:J
:~ 4
J
...
-(_)
...
~-·
41
6
::42:
8 <>
0 --"T·--·-
-- -
....
.....:::!
_....
-~
-':::!
_,-o
..a:!
~--
4"""~
~86 ~8
~69
0
-1
0
9 6
~
9 -
--~-~~-"99
-
--~--
-
~??-
I . I
- l.
:::
C_) ()
-f-·
I
-
----
0
20°/o
0 I.
0 1.
.1. 0 °-·o 200!...-o
--J"=-== _ _:.:I
i
----r---~-------------
.
0
f---- - - - - - - - - - - -
4
0
1 0°·-·o
l..
1.
o
2 0°-·o
0 - J
.., 0 ...... 0 °•"o 1.0°-o
4!!<
:a·~
9
1
- ----·- ·------
....•
-~
--------- -
46 ------46
I J.
..... • 4
46 46 46 46
--------------------
~
]. I
0
1
]. - 1.
()
0 -----------
'!f!:.
.1.
0
0
6
0
0 1
-l.
I. 9 I
-
----
---~o::__ _t- ____ _!_ ___ -·----I_
-" 4
0 0 C.• 0
1. -I - 1
5
I
6 -----
Co
-
I.
o
I.
_ _ f-------·.,.1=------f----=o.:::::.,... ..c··,c·.. ::__ _-f
__!_________
-.I
1. -I
0_·o_ _ __ _____ --~-C_)_
0
-I 0 1 0
---- f------:--0""::-0-:-.""=·-----1
1.0°-·o QO.·o
0 ·o 2
o
1
o
-1.
9
0 0 0
1
1 -J. 0
0 -1
1..
-1..
I.
1. ("_) 1 (_I
•
... 'I 9 ..& ~
----4-'-':=-------jt------'4 -------------------
0
0
0
..:a.-
~
<•
C•
'- 0
-&
6
C•
l"•
I
f-::-"=-.:::~:.....::!~+-----::'--::::-----+---:::8:--.---- --~-+-;-..... .:!.:-.
..... -
·----
I
,·,
- I 4S c---
-
--
.:!.CJ
0
-··o
(_)0 0
(.
-,(.JO.o
. J l
·------ ----
)_ C• ---------------1 ----------0
0
(JO C
0°-o ---------
..as
..a.:!S
"<>
1
- ---------
...&.:!~
Co
.. ~.
0
-~-s---------
4:::4
::~~
I
0
QO.o
~--~~l.-==-f--------~~-------t----_~,=----+------'<~)-----t-------:~1~-------------~~::_---~l-------~~~-------~~ J. 8
0
'""'0°-o 1 0 <>.-.. 10°-·o
- I.
--s2
o. o
-- ___ _Q_~
__(_)__________ I.
].
()1
o
0
46 4.· 4-:"
..
41.6
0 0
...a.o
··..:a<s-------~
1-"
41.4 41.!!<
-------------
C>
____4_!!<___ _ _____ _
.
..::!.OG;-"0 0°--"0____ _
· 1
~+----=~7-'.;!!<:;------+----:8:::----·--
410
..
o~-
-1
I. l.
- 1.
4~
409
~--=-- ----~oo~l!-;,:_: ___ _
C•
_-'5 __________ ,__ _____ ~
408
o
Cl
40~
40-
o
0
:::!
4 0 2
406
0
1
!_____________ o___
___ _Q_ _____
QU.-o
1 CJ lr_)
r-------';;;~-------lf------~l.-----+---=0~~..-=··~..~-----l
-------.-----t-·-
~·
QO.·o
:::2
..!'
4'S4 !!<
-- -i (.~ ~-
0
..... ..,
------~--
401
<>.
1.0°-o
..a ...:a.
4 4 4 !!<
----~---
'-.".1
-------------------
I
l-'_::,:..:9::;:..:;:1::_+-----4:::-=...:-----+--::4:---+---:;o;:----+---,:::-_=-,----t--- - 1.
~
oo.-~
~0°o
I.
I
0
.
-o
QO.·o
- I.
0 0
8
0
-o 0 1.
..... -- --- ______ ...:__1 ---------
0
- 1
2 0 ~ ---r----7-)----
4'
------·
I
I
4~ 9 ----------------.-- ---~4 _______ - - - - - - - - -
~90
,-,
(:)
-~~~------:-'-'~'::'~-----+-- ~----
(_) 0.
....
("_)
0 I.
_4 ~ 4~
::!C.)O 0
- 1 I.
. I
l
..
]. ~ S 0 -~-~-~
<)
(0
(
....!.~~~-~
I
I
-----
0
.........
0°-·o
0 0
(I
-----------
~
388
1
t •
--=4::...::1=------+---~~-- ----~ ----'4:....:'1.'----~+----==-
0
0°·"<> ~o<>.·o
~
I
...
<:•
--·*·-----~- ~--------~---
.
].
0
1..0°-o
J.
....,.0°·-o 0°--o :! (") O . .g.
0 1
---------------
(0
.
I
-
I
0 <J o -·---· --
<::s
0 .
--
o
l-'4:::--::"'~l.~t--------=4~8;-----------~-----~::i;~----_-_--+----~<~·--~~---~~~-----+--------'~:-'·------+-----~-~·~----~r-----~0~0~<>::_____, l-'4~~~~2~t--------=4~E;;-------+----~9::___+----~<~·---~~---~~~-
1
----'~-·~---
~oo
o
4 9 1 0 - I - - ~------~~:----·+-_-_-_- ___ - -~------+--·--'':::J:._o_...,.<>:::__ c...::_.::.......f-----=4:..::;9::_ ___+---=---~--~L':,--------1---~- -------~-:--- -----.1 C) o --
4 "-" J-'4:::-~_... -&_,~
_. _, o
f •
....-- ----r- ;.--
-~.:.-
- ---..a.--s» ---·--
...
••
('------_) -- ---------------- c..•
•
1
•
o
·---- ----
0
---:io--.,.--.,---------
...----
---o-~-
4-"-
49
..0::
I.
0
4~8
49
6
o
o
0 1.
-1.
J..QO.·:o
I.
1
-].
I.
1. 0 °-·o
I
0
- J.
0°-o
_I
1
()
4-"9 ~40 ~~~
49
-&9 -&.U
8 "->
----~~--()
J
Universitas Indonesia
107 Lampiran 4 (Lanjutan) C
~-<>
50
4 4 ..,
boic-e
0
-1
4
<:l
(J
.c;
I.
o
~
.Bia"="'·a
C:,;.zaz:.~'Jji::1.1ZII.D
I<'l.•ali•as
I:-Co n
-1
'I' In 11.1
-
il:.._s
'R..e- k e :r... ina._
0 o.-.,
~
-·-~·~--~ ·+-----~c~·~---------------~~~--------~----~·=1~o~o=_~ ____-1~-------=1-----~4~4~-='~t--------A<~~o~-------+----~----t-----~~~> ...,. o<>.·o .&. l. - 1. 1 '
~0
444
-· ______5__0_ _
4 4 5
..-::;;o
44<S
_ -~ ___o_· --~--1..
1.
<:,
:----+----=o~---l---··~~4~4~=·:-11---------::5::-:;oc-------+-~<5=--+--~o:: - 1 1 .1.._ .c;:o
44S
4 4
0
0 1
-~
-1
___1_______ -----~ ~ l
452 _:-..
2
C)
-1
0
."='
I
~
,_ ___ _Q__
---------~-0
45~
..... 5
1
0
8 0 ______ ____9___ ~ A<1 ~
9
r--4~0
1--~-.'--":~:---::~:-··--t--·_______··':~::-:!c-----------------t-----:~:::----t·------~<1=-:-.-----·· ...a.
~
-~ ~ s
-
..a. ~ 9
o <.,
4
;
~
s
(~)
~
1
9 1
<-,
5- ::2
1
1.
1
-:;.. ,2
:!,
(.)
52
3
CJ
1.
....a. 0 -a. 6
-4
.a:::;;
.2
C•
~
~
2
5 6
6
-- ,____
I
l--4....:....0;:::>:..._=...=-t--------==-:,..=2 =--------t-----=-4=- ---t------.------
~oC'iS
::..~ -- ---------------
(_)
1
·-----
0 ~
:5 - --------------
-4. ~------ 5~-----------·--·- s ~.3 .a.-6
0
I
I
1
C"~
(_I
(.-1
1
1..
I
I
- 1 (I
1
- 1
1 1 I
(.)
-4 8
I
0
QO.·o
0°-·o 2
----
10°-o 1. 0°-·o
-·--·· -- - - - -0°-"o
..
10°-o
.::::oo.-o
1
___ ..:_1_
1
1
- 1
_____.::5:.....c4=---------t-----'8=-----t----~o='-------- ______-.!:..________+
~
0
2(_:"J.Oo
0 1
---------
1
1
~--
:: _CJ o. 1 (_~) .0
1
1
o
o
0
QO-·o
- 1
"0
<>
0
1
- 1
(_.1
1
- 1 1
- 1
4 ______ --~-------·· --~s~----------""__ .-; 4 -4 8 4
J.
::200o
- I 0 1 0 1
0
1
--""=-----+------<=J--=='=:--:-4~-------f--~--4:'-':S~I~-+-------~ -5 ~-4 48...,.
:2 0 o. ·c
- -·--_I____ - - - _____ !_~-~~---(:l o ·o___ _ ------~--_!___________ -u ~C) o (:)
0
1
o
0
- -- ~ t-------- ----z;------- -- - ------.-.-.-0- ; : ·
1
1
1 CJ
--_---_~1(-:"=:.--<>-=_~-_-=<:.-------l 1-::'---..----.-_-_+_-__ -~~~-------t-----_---_--__
0
~
(.) <> <J
~
..
- I
- 1 - 1 I 0 0
0
______________ .!_~-~---~-----
__ __! ________ __:__ ----- 1
I ----·-- ---··------
1
-'69
o .,_..,. o0:.-C> 0 <>.•.g.
.1.
-----~~--1
() ,_-.
5:! """'<--.<> ~-~~<>~-~~t--------=5~2=-------· r---;s:-··--
~
-1 ~ -~
------.------ t----------=:-1---------t------=:o=-=<>~<.-=-------l
- - - - - - ---
46...,.
o o
···_---------~<;::---------+----~2-:Co::~:c-~-<>7.,".,----~=----~- +----------+
---·---
1
I_
...;&.
________
o
-o~---o
______ ____.2_ ______________20°:~. 0°o -~
I
(_ •
1
~-.
::;. I
0
-----:-:>_
___ _____ _____
·- --~---·
-
I.
("__)0.0
~
0 <>. <>
0
1
o.-. .
-------+------~...,.~o~<>~o~-----l --------------~--------··-----~~=-------~---------~~~'--~=.a~s~.s=-+---------=""~""=---------f----~~~---f------o~ 0°-·o -1 -1 -1 0
49~
4 9
~
~5
~8
~
-:5
-4
0
8
5 ""
--·r-----~----· 1
~-4=::.:9:;:-:='=:::-+-------=:5:-=A<:c-----+----':9c---+---o:=:-:..... ____ r----.!- _ ~<5
-497"
5<5 ------------- - - - - - - · · ~
-498 -------
~-~·
1
56 -----------------
4-96
---
("_) 0
-· - 1
0
- 1 0
(~
--+
-1
1
0
- I. 0
1
--r-----1--~~~?. 0 °-'o :2 Cl
___ _
O.·o
-------------
1 0
(_) .0
:! 0 -o. <.>1 --·-- ------ ·------ - ----------·--- -----
--·---}~--------r-·-- ~--
lc..•<>u
I
I
0
---------------
_ __ -~--+------"'17•:::···:::.,- .., 11 ::1------t-----~1::------·-1--· _____ _..:__<__ ~. _ _ _ _ _ _ _ _ r--=:""":-0.:::--::...,.c--t--------"=-~o:o·--------t----:=:----t------: C• 0 o 0 s 5-6 ~0--:t. ..,.0°·-o -
.
5
~05
0
~
5_~ ----·-----'5::·:-::::·~------·+------'2='-__--l!------·0-=--·-0 ~ ~ ""'07"
- 1
- 1
- I -1
0
QO.·o
- 1
________ __!_~,--~~~ - - - -
_ _ _ _ _ 9_
1
1
..... 0 0 0
(") o- o :! ,_. 0 <> 1 ,~) 0 -<:
() c.. J (_) 5 --509--r------------+-----------~1~ ---~---------~1---~5~~~~~~~+---------==-~=--------t-----'o~-----+------,~~------t-----~,.~,---
50S
5
~I
=-"""
5---:::-------
I
()
4
- 1.
(")
..
l
~::::5:,..=1:....::::::......+---------=='=:--:-=:--------f-----'8=:'____+------'::.·'--·---- --- ~- -~1.2'
-----------
=- 1 =51~
--
!!' ---------
9-
~8
-----=---8--·----+ ---·----''-- -r---
0
---
---------- --------..i----------r-----~~:---
1-----;------
---(~--------
I
,_ • .:.. <>
t-------- -::::! (-c.-,-:<>..:;_<>-------l .....
I
I
- 1
::o.
I
1
0 I
- 1
S 58 5:21. - - - - - · - - - - - - · - - - - - . ---·- ------·-
t-
I
<.•
.. ----- r--·- -- -----~1
I
C) 0 () 0
~
- 0
u
,_ 1·---------+------=~~'·~·~"---'·~·----_, r-=:==-~~~~,__+---------==-~s~·--------+---~s>~---4------~-----+-------1~------~--------1____________________ C•Oo -1 1 C• 1. ~9 ~23
---;;~
....:1- --
. ----
~
9--
~_.;... -_: ~ ___
59 -!!' 9
-
~9
5-2 5-
~·- ----~::!--
--
(~·
(}
1
____ --·----------
1
.2'
•:•
--'
o
c•
1
(.1
o _____o______ <5 59 -~.:: ~:"--t------ - -:"' 9 - - ----------+-----~------ ______1______ 1 o 8 59 ='--"'CI -~-~ 1_
1
I
(-
~-s--~-
1
(
.
1
(_I
1
1
- 1
I
0
1 (')
O
0
1 ------------l-------"2=,-; u=c-:-<>_....;<>::....______, ______
1 - 1
,,
(l
o
<:.
=-(~)Oc-
10°-o ·------------
I <-> -o <> ·- --t-----------·- ---<)0·0
Universitas Indonesia
108 Lampiran 4 (Lanjutan)
cs
~ ~
0
5
s.
0
cs o
60
6
0 1.
,-. •
4
60
'15~'!!5-
~~--
o.o
~~s
c,o_-o ---- ----- -- ------ -:..;-o~--0
0
..
.....
--
(_,
-).
-~-'.:".:!.~---~-
1
1oo~
•
0
-1
oo-
0 S <SO ~-~~:~.,------·~ ...~~~o~-t--------<S~O~--------~--~S>~---1r-----o~------t------~~~-----r--------.------ r-·-------~0~--------~----~~~o ~~ 1
~~9
~
54~
~
~ 4
1
0
- 1
- 1
- 1
cS I
~
0
I
r_--,
0
<S1
~
0
-1.
1
C'S ).
~
0 J.
<S
4 1
-~-~~-
1
).
6
I
(
(_"\
(:l
~:7 I
<>
• ' _______,:.______
~~~ _ 1--- _ ~ ~ ~ ~ 1
~
I.
I
I
6::! ~»::.
l. ::::!
5-,
6-,.
-:a.
J.
~
("1
('"l
~ ~ -~
~ ~
4
-~- ~ ~
-
c.:•
::!:
5
~
(..J
_t!'.?
~-
6
(""1
("J
s
c:1
559 ~ 0 (_)
o...,.
;:;
<)
1
_____________
__. 0=-------l
I.
1
-
-
,-,
-I ~-·---.--
. I
---- -
...,.
1 0
o ·o
0
c_•_o~~----~_____
1
__________ :;Q~~-----
c•
1
________1___
0
-.. 0
Ju~~
1
1
9
__
t"_)
("J 0
.. -. (_J
~
0 I ~~'---+------","-,-·-
<S~
6 .!'-
~-~-~-
1.-------r---------':J.'-----------t------'~==:-'-=··,<> ____
1
1--'5=-'5=-'=--+--------~;::;-:-2=:=------------ ~ ~ ~s
I 1.
6 6
6~
~~6
-
____--l ___ _ -----------,·,-:lo________---1r-------:c::·•,.<>..,-~·o o::__ o
-1
1
0
CJ~-o
1
-
8
6
auo<>
1
6.1.
~--::!'_-~
J.
---~~-------1------~1~<~~o~o~----~
I
~""~-~~~~~--+--------<S~~._~------~--~<>~-~--1------,~~~,-----+------~,~:,------1--------~-~------+-----~4-
0 C'>.·.o .... 0 .U -<>
(~
("l
--
0 <>.-..
<>_.-_.,__ __ __0__ ______1..
- _____-_1.- <"
-----+-------,,-cc,_·,::co-:_::'..,=--------1 -
I
C:-)0·-u
.
-·
-- -
-
~~~<~~~o~u-·~o~----~ ~~~-~~~-~~=~~~-------~~~~~=~~~----_-------1r----'~~'~--1------C~~------+-----~~~~~----1---------~~------------------':~,---------i-----· ------_,. 6-o~~------1. -, • (.J - --+.1. 5 o~ 5o~
_ --1r-----'o~-~-----~-----o~-----+-------'-.-"-,------+-------_-_-_-_-__ __ --~------~=.:-_::::.,.I----'0;-'5=-'o:::_:-~=:--+--_-___ ~6"5.
<S~
~----
-__
_ ~:e>:;______, _ ---------~=:1:-------t----_ -_-::;_!-;-_-:;o;:-_-:;.,o-_
-
1.0.0·o
.l
I
I.
-----.::_--
- --C":') -··-- ----'------ --- l..
t-=::5=-::<S:-=:9,.---t---------'6=:-~-'-----
---
2___
(_I
I - 1
~
I
<:_
:
QO.·o - ----------------"""O.O-·o --·-----------------<::) .O.·o
L 0°--:o
Cl
(_) 1
I 0 ~ <S-4 0°-o n 0 _ 1. ______<S~ ___________ ~ _ ~---1...,. C) .o. ·o 1. (_) (~) .1. 5 6 4 5 - 2 __ __-_-l-----o==:-_----'I------C:o=------+-------'c~y -------r-------~.~--------+-----------~1--------~-l-----~.~_-'~~~_-_.,~:-'~~----~ ~cs~~=----_-_--__-__-_-_-____ t-=:5~~~=--+-_-_-_0
5
__
5-~
+-=~
<S~
--·- --··---*-------- - · ~~-----
r- -·
t--______ - - - - 0 _____)_ <S 5 5-t---=::-:=::-+------=:=~'-----~----=--+---~----+--------71
+:
~;
~~===-:..:<:_::--+---~ :~ ~
S '2
- ~ ---r--+--~~--
-=:-----
58~--
5 s
~s
-------5SS
0 ----;;--~----------9---t--..c::~.'-----+------':0:'----<S <S
<S<S
~
cs
-
--- -----· ----. - -----. 6~
6
'
------1------
--·.
--r-----
~
- <:S~960I
------~--. --~---
-
-~-----
.~ 0 2
~-.-..--- __6___________
.__
-~-
- 1
"I
0.
(.J ~
6<."l6
6<"• O<.:JS 6 <:) 9
61.<..•
cs~
6
S OS 6S
--
·- --:c_·i----- ------- -~~~~~
----------- r-----------o--)..
1 1
---
100o
..
- J ---
- --.----- ::;_~~·-~- -~-------
:::
(
~
(:l
~
0 0 1
-
1. oo-., .1 0 .0--u
- 1.
I ~
I
CJ
- 1
I
_ t---- ___Q____ _
o
1
----r--------_-(·i-- ----------
I (
<J
I
=: .. :.
I
r----
0
-o
------~::·~:"00 ---~
I
0
OS
I 0 <> ·., ---....,.0°--·o
I
- 1
~
9
6
--
--
- I
,,
<.:
'->
c
I ____
1
68 6 S
·o
o
o., -.., 1CJO.o
-----~~:---------r----------~~~1---------1------~~~~~~~~:~.~:"---------
- 1 1
____ _9__
.~,
--------------
...,.c~o~C:.o ---I. 0
1
--------=~-----r--
__-t-------~----- r-----~-~___-f'----::~1:::_-_tr------_...:';?:;::_-_-_-_t--=<S:=-:;O;::-=..a;--t-----_---'<S'::-:S;:--_-__ cso~
---
0 o. <>
!~-:;:-----
0
--~----
6~
-----T-----~ 'I
I
-
I
t.:'l
...a.
---------- CS-:"' ______ -
-.99
-
,-,
r----c:; ·---<•
t-=:5::-<>':'_=-'o-=.-_-+---- -----.,.---- ----- --~~OS
-
...
0
J.
6
59"':"'"
-
s
___ CS<S_
-(.:
--------·------i·----- -·- -----
____ __ ___ _
0 0
-
0 0
. ~..a.:::--t--------0=--.:c<>::.·.- - - - - - -----~ ~--==-"'=-Q'=' ~9~
.
-
1
.
- 1 1
o -------------0
-~ ~%-- --- -----~-=---~~=----------t~- --~--- r------~ 59~
I
-
';.
----
__ 1_
t-----=s:::----+--------'•~------(:J
6 6 -----------------
_____
~ ~ C•
0
6
6 5
-- ----~-~~5~s:-=~:-+---....... _!E-S_:!_
(:
r---- - __ _:_! --- ---- f- _______ _:_1__________ r----
-=:::::----1------c: -------- ~:
-----
1
1
I
I
,-,
1
1
:: •--•_--::~--I lli--> o
).(...1<>-o
1
-- ---: ~: - -----~----------':':.:~~-------1·--------~~~:,.::~·oc~::-<>-:-'o~------~ 1- ~0: .:-·~~-~=;:'--t-------·-_-_-~::::o..~:::~~---------+----~;::1___--1f---'--------~:::'=------+------:c=:1________ r------------------ -----6
I 4-
6~5
6
I 6
0
1.
~
<S~S
6 9
-- -· - --------69
6 0 - - - ----------
6 9
69 --------- -
------
<"-'
<-'
-1
....a.
CJ
Cl
..-::;.
I. 0
0
6
., <>
I 0
---
...,.
~
1
1.
.... 0"'--"-o
·:··
1.
-,.
(_). 'V
I
c-.
(-, I
(-t
~,
0
<;
o
___..,=-------~ _____ -----+-----~=-::-':.:-',<> --+-------=----------r _________!_ ____ - - f - - - - - - - 1 ':.;:_--------1f-------,----+------u=--t--""=-:-':J."""':.::_-+--------""=:-"" <:• -·.o -I C• s 60 62<:> <"1> _:;_
---
("l
0
6V !_- ------------------
Universitas Indonesia
109 Lampiran 4 (Lanjutan)
6 2
..a.
6
6
~
0
-----------_
-()-------~
0 ----- ------7'"0
0
<5~0
<5 .....
--
~ 5
i ___ -----
c5
0
<52
.., 0 0.-g. )._ 1 l. () ~o~,--0~-----4 --O~-----t------~O~----~r---------~1~-------~-----~0~----------1-----~~o ~-------:;-0 0.-~-----_____ -------0 0 --- -~--1--
3
0
c5Z~
()
s
()
9
0
1
1
______ _! _______ r--- ---~---1
~
------
----1--------- -··-=-"'1'---- -+-----::()== -0-.<>:::__ _4 :!0°-o 0°..-·o
0 -1
1 1
1.
J0<>-0' I 0 °-·.o
I
I 1
C•
0
----------------- -----------J..QO.·o -·--------- ---
()
1
~
6
'7'----'--------+----:8::::----11-----(l -<>7-::"'c-:::-t---------=:-: l---~-~~--). 9
~~
'-·-··-~---
1
~O<>a
0
0 <:I
I (,_)
5 6
I ":""" 1
<5~~
6
-----·---) . - - -
L____
--I
) (.}
- J
1
0
o
<: __ _ I .,.-<_;>:;_ ---·c-;------- r--------------.--------- -------=-,c:-.,-'-
I
(:I 0
0
<:•
:2 0
0
0
___ .__ r--------~:=•'--------t------7-<:.'::',..."-::-<>:.......____-t ) () o · 1----o:::·:,...-~---_-o:::-_··_-1-_ _ _ _ _ _ _ _-=-:::..,""''-------+----.::1'---+-----''•·-'____ ------=•------- f-------....:=1 .:..._. C• f. ~
6
1.
-
9
1
1
4
~j
~ ~
6
0 -'
'-----
-----= ; --------
~
..a ...a.
6
6 ..a 5 --- ----<5-4 c5
:2
·---------:- z
----
0
1
···-· ··--···-------- -- · - - - - - - - - - - - - - - --~ 0° 0 1
1
-'
<:l
l._l
5
I
C•
6
(:J
(')
-------- ______ Q_ __ "
-
I
1 (.")
1
-I .
- 1
1
-1
(:)
(~J
------- ------ -------
---
O""o
l.
c.:•
II
<>
c:Jo
)._QO·o
1
)~--1------=l-------l-------'·~··I-------I--Ci~~~~-t----~:::2~----r--:::~=----~----~( I 1 0 2 6i 4 S - 1 , - I 0 · --_~I,_--:-.:-_:-_r=-=~=----_------I-___ -_-= __ -_-_--. . l--<5.:::--4~9=:--t_(_)
°- ·o
0
(~)
1
<-.
- I
0 o ·0
(_)
1Q0.
0
_c~>----~ l--6'::·~~=-~l'-t---------=~-~=--------t----=~':---+----~·_;•____-t------~~-----~~~t_.~~~==~----=:--~~--------t-------=""'7'~~J='-> ~~~~-~ -:.
C)~Q
-~ ~-~--
65~
~-
--
.:-..
..a.
____ _ ~=~~~~~~:;~·~=~==-----------~-=:=-'_:::-::::~-::_-::_-::_-::_~-==~~===·=s~~-::_-::_~r-_--_-___-_-:~:..--_-.-_--_-+-------.::1 ~
6
o.:5s ~
6
9
4
.1
-----~--
9
o _Q________ __
..,
-
__o__o_-~~-----
1. _________ -~-_z
__ __ ______
C• l.
10°-o
I
------o~1=-----~------'_==1,_-_-_·_--.-_-__-__--_+_--__-__--_-~1~0~0~o'::_~---~-=·o~-----l
1
0
~
---
f-l
----~-=-=-::"''-------+-------'~=:'---r----------~~----- ------~~----0 0 6 ~
J..
c•
1
1
o<>:.o 1 0 o.o
CJ
1.
()
<.>
-1
°- "c
:::! 0
-·=-'·o~----1 ---~------_!_·--------;-----~~~0~ 0°<> l--'cS:::"cS~()~-t--------=-:-~~~--------!-----'-="'~---r----~C~>-----1----------'I~-----t------·~17---0
<ScSI
~
0
~
0
------=-"---------l--------'c~•~0--'o=------l ____ :.:;__<:>~<>__ --·o
______-+-------~c~•--------f---l--cS.:::-cS~-=~~+-------~~~~--------I-----f;:::=---~l------~<:.~~-----t-------.::• 1 ___:~,___
..._.c;:::·=-c;=-<5=--t--------=-~'=---------l----9=------~
<5 c5 .
____o__________ 0
~
- l.
- 1
0
- I.
O,·o
zoo-<> -1 0 - --~ 5 ·- ---- -- · oI - 11 o ___ - ---i- -- --- --- ___-4 · ---- <> o :•'---------+---·--_--__-"-=-~·~5~.,-=~=----------~..._<>~--~·==.-~--t----__·-__-_-_-_--=-~~~------------·~-----=='~---rr-----~(.~'------+-------o=-------+--------c~.·-------1--------__ -- -- ________ !_ _______ --- . ________ _!_(~-~~~---( -, --~!__ ----6 5 :: 6 0 <569
o<>:::~----
~
~
"'
6
~5
-6~~
- l
1
(~)
s
(~)
I.
1
1 ..~,
- .l
<:_)
0
c
0
~0°-o (.I 0
•:. 1
... 1 ---·---:=:=: :---··---- _ .. --~ ___ ____
(
0 -0
·o
0
--
-, ()
·a
0
I <"> o o
- I
1
Co
1 ()
(:)0
<:l
J
0
-----· ---:!C.•O-o
.
6 S 9
0
.::! CJ
-~~ _.:._!_ __ ·- ·-- . - -- - -- __!_- -- ---- ·- ··- .. ___!_ 0 ~-?-- --l--c5-=:-'9'=-:::~'-t-------~=-==--------l------':-----r-----~()~-----t-------=lc.. __ . --r------------ -----~-·-~·~'-'_;<:..'------1 '·~·-------1~---------:-'C -----+--------f-------=-____ ~C:..> ____ ..._ ____ ..· ------I-----~=-: .=,-,o . . _. =--+--------~~-.--, ..._.s:::c_S>~~= I 1 9 .
69.:!oo
~~~~f------ -----~--~~:.
---~-~----
-s
695
0
Cl
1
<.>
1.
---;:-;--
--- ----- ·- --~---- --~ -------=:::~•'~.-..~..=------! -----_---.-- ---- ------ -~ ------ -·-'=-,:.·,~o=-.,--=------; --'o=-------~ -------•=----------1------:=~~~=--'I (:I ..., 0 0
-l------:=l~----+----~'~:·~-----+------~~·---------r-o=·,_o=·-!5::::..-+--------~-:--=!5:..-______ -1-----=~'--(_) Cl 6
s
6 9 9 -
C•<') 0 l.
7'"02
··-
-
S S
---------:-s
<:
J.t.•"'o
t•
----;--------~---
1--c;~c::=,.=-'<>"'-=-+--------:::::-:;s:--------t----_.:::..,~--+-------".-::.,-----t------=.'1--<">"".-:--o-=.:-:::':-t--------::::::-':s:--------1-----"'~-----l------:o'-----+----
t J 0
1 .. ,
S
9 I
1
CJ 0
o
1.
)(~) 0 u
I
Cl
- l
1
'·'
C•
0
c
1 0 9 l. l:> 0 ·a <:.1 ____ <~J - 1. _________9_________ __ :2 _______9_____ 0 ...:a. ..... (,) 0 - o J. I - 1 C.:> ":llr. - 9 ~.~.,--,,~----~ - 0 ~ -----+·-----~, ----+---------l-------------------",~.---~--~~~.=-.,~.-t--------~.:::9~-------1-----=-"'----l--------",-',-----4-------',~.-~o~,-.-----1
()_..._
-----,-.-,-------f-----------,.---------4------~:::~•-~,
l--=-o~~-+--------=-o~.'--------l-----~~:---+----~<~l-----4------:-',=-','-------r-(:J C> 6 - 9 - 0 S -c.,_)
-9
--=-i-i--r----------"~~-------t------==~-=----
(.)
____c::
.1_
1
1 (:)
- l.
-·------------~---------·
__ -----~------ 1-----------~~--- ____ ---------------- _(-)'-------------
0 ·
o
_lc._JO<.l
---~~~o0 0:0_____ _
Universit as Indonesia
110 Lampiran 4 (Lanjutan)
r--~----C>---r-~---... -.-~---a-~-.,--.,.--c-.----.-.-r----------~~-----.-.-.-.-.-.~---_--r-._-_-_·-.·-.---n-~~-~~-=:~~~~~.~- r·~c~-~~~.·.~..~~~.~.~~~.~.~r-----;E3~.~-~~~-------~
a.-__.
- •.% ....
•
so
~
----}--------
~ --~--
·--=-~-~--
----~!!!__
::1-~-
__ !_
~· ..
----~--
__
---~-~ ------------~
!..____-
~.-·. ..
c_,
-.. -•,
~~~
---~~-~-
~--
C"J
___
<..
~-=-=--=:!:--":::c--+------- : ~ ------ ----:: ----~ ~~-=~:-=:-=--+------__-_-_~~=--:._~_-____ --_-_-_-+_-_-_--..::~=--_---_+-----·~-==~:______ -
---- :+---- ------{;-~_;;_
..
__ __2____
...
-"'
~-::!. ~~
I
-
Ct
1
.
f---------+---- --
I
.'?=
~ A:!:
--~-
- _ ..... N
-
.
~---
·----~-~-----·-~·
~
C.J u-. c,
~<_!__ c~_
I_ .
...,.11(_:.."">·-o
--,~----I
I
,-
.
1
I
-
~~
•
C>
•
••
~ .. - ~,-
-=-- .._.I
----+~~=----
~
.-:-:~.--""
-:_""'!__~_
...
--~~~
..... ~
-~-"""!-_
~-~~-t
~ ~
·- --------
.
~-----~=i---·-
I
-! __ . - - _____!:!________ _
...•
-~--
~
(-. 0 . ·~
~. (-·--·~·
= •
-
s ~ --------
__ <·~-------
_ _ _ _!__
0
5
_ !_ I.
_
< .,
- _-:!?0::~'---__ --.----11------
---_-_;;!----
1
- ___1
CS
I
I
·---~----------
1
_________ .!.. __
I
c•
CJO
~~-~
-----
·- - · - -
.
~~
~
- - - - - - - --
--~-- .
---~-- --~~-
.
s~_
( " ' "->
c;~
c:·-.
<~•
c-.
"':0.
.1. C• .» ·U.-o-
I
--11(._.:-~---
----~·--
----
.u-
Qo
0
1
--~-~~r~
-4")o
----~ o~ ~--· C.>O o
•
:·
-
_________
----~~~~~--------~---=~--+----~~----+------~~----+------~~-------;-----------1
---<00
....~
~-ll(!.uoC?.
.J.
_.!____ _____ - - - -
I
_1
---';-----f--------cc:~>>:--------------_ ,• ---·--
··=-g·:3-----_____ ~-==;~--=-- ---~ _--~.--;=-=-:----a. <>
...
~~-~-~~-~~~:=-~-=
I
1
.-~- ~-~~ ~~~-=----~; ~ ~~~~-+----=...=-.-_-_+-----.~~~-----+-------:!;o.·------+------~.t--~----------~-~----~~-
11(~1
II( __ ,
·--- ~ ~--=~---S-5
.-., ""' .,.,.
----.~~~~-----------~---- ;-~~~~~~---
•
-
I
. -~ _.._~ -~~-.'!!..
------~~ ~-~-~~~------
·--·--·-- s ~ ------
-----------
.
r------·{-
I
_ -----· +---_-_-'~=-----i·-- ---~~~----· .-. ._
~-~-~---=-~~ -c;.-
I
.:--
9
---=;~~-
-~-
.
-
-~;__~~ -~-~-
·----~-----
I
-~
f---c:;_;-'_;::_'-:~;:;__ :-11----~--- :-~~--- ·- ---~---~----...;,;: ~ c::i--
-
~
-~-'"'-:
- .......
--
...
s.~
-
C..l .. ,. u
'l,o{"JU~
t.•
--· -·---~~-- .
...... ~ ....... ·--~ :: ~~ r-~~----_-___ :o:o-~_-";~_--__ --_-- ----+--_-__-__-c~... ~--------+--·-------':-' _______--~--~~-~~- -~
I
______-_<\~~----+---------=""'-'-•·",~:c-~,-c:·"-~'--0--------~~ 2_eo_ --~
-----I__ _
·---~6
._- .. u. c•
<)
-)
I
I
~-c•~-~
--~I~---------t-----~I~C~>~~~-~~~----1 r-----------.-:7------------- -------:!.~~:.~~e.~--
I
~-
-
_
-
----------o-~-------~-2-~..:.!!
~
1
C_t
SI
-- - - - -
------·--·------·~ ,._ , --- -------.--::;--.
s_~
2<">
-~:~--=::-~{:--
.. ~-
t
!
-
:::
---~__!_
I
l
-
1<-':,~'.o
--- -~-
1.
----+ ------- -- ---- ~::!__
_J:_
ll~ ~ ~-~-~~-~&_ _
------c-:--------
-
~~~I~~~i---------~~~C>~-------i----~~~---i------C~-·~----+-------~I-------t-----~---~,;2;--:;..._.7--+--------_~~;;.~...... ::_---------+-----:.,.~---i---- -- ~----~-: ·~-
•:":- <> t~~ t_:a:_~_!•• r.no s
--<-;------
-(~~-
,-__,
--- !_~--~-~- --- -·----~-~~~-·~~-co:__
;-~;0~~
f---.
a_,-.-u-.<,.
I ·--;;~ ---------=:e::_c:::;7---------tl-----~,-,-~--+------"-;~_,,:.'____--11--------'~'------- ----------------- - -
-~-.: =-~
.:_-- ~---·:.--.=-_·~-~-=- ~-~---~ ~- -· _;
~
--~I~
- =- ·-------__ - - ___ ------+------';;:::_;---- '---------
---~-=___ ··-- s
-~--
---;~ ------;~-
.;: ~~- ---
0
o _____ _
~·
....
-
l
-
.
____ _!_ ____ _ -.
..-.
I
.
1----- ;~:=.~~-;::----· ---
. --~---
.-:.
·'
1_
'·'
I
I
~-~- ----------- -----~---r=-'~'7--t---------=~~-::;---------f-----'9:::-----i-------,~·:------+-------~·:-------t------ ---·-- - - r - - - - - -~ ~-.
=-~~-- -~--
- s 6 -"'-
•-----:;- -
..
-~~-= ~~~:.--_----==-_:_=-__-_-_--.+------...:::;:::_:________
s s
-
--· :s s~---
r-:-~_: ~
---.:::: ~- .!_
- - --· -~~
- ·--~---
-
~
Q
-~~ - - -
........
~
-Q-
- _<..:!__ ----
_
__
~<-·~
0«"1
~
-~~_!-
"-'C. .I
C"Jo
s ~~-______ 1?'__!:!________ ~~,-~.·==~=-·-"~=-.---+-----···-- -~~ -------
0
__
;_:-~ ~).,..;.
~-I=-
8&8
---- :; +--~-~--~!
--
s~o
--~~.:
...
'
~
1..
_-\
------
--~--
-4
9.1.
--~~-9-
N;;~
~
~-~ -~
_?
s=:.o
:!
I.
.
•
----~~. -· -~~
....
l.
I
____
<----.
I
c:-! ----
(""t
•
----~---·-
•
<.•
-=--
I I
~~-
II(_ ••
_I
.
: : •.• -.>
I
(
.
I
-----------~-------
--<.• ----------
4.
-4"•
~~ .~
.~
•
I
....
U'.
.
.:::
. _- .~
I
1(--.--> ·o
I
II(
I
c •---> .._.
::::::
·~.::::.--
:::::
~
-·--(_.1
C• · - - -
..:;.
I
·~
.._. C:>
...
1
I
1--::'_=o-_-;:;;---=:;;_;--+--------:-;:~_-:;=----------i------';-':c_,~--+------~.~':-.
:r-.:.-=_::--.:
Cl•;;"
• • ·" • • ., ~
I
.-.
<->-
.,
-
0
:~---·~
4.
.I_
.-.
__ .!_1
0 _
~ •
._;.
·---- -- - - - -----
I
-~r----"*-------
I
C• o
~
-
1-----8 --1--------~-----~ ~-----~:~.------11------~~. _
f---
••
I
--+----~,_=-_----t-----__..;;1;;;__------~--- ~:;--- t--- <5
I
I I,
··--==------=-=r-~~-------~-~;-~~~~
----
I
•
__ ?_!
S..I.S>
.:: ··:. .......
·~
----
l
~·= ':.?'
I
:::
:;;;-+--------c:::::::·;.:~:=,:-------+----=:::=-----+----__,C:;"'-----+----·---:(:7-·. --
-~
·=· = •• . .,. ....
----+.---- --- ·--- ----.,..,,~._----------+------~.;:;<-"';_.,.._:-:·~~<·~
I--'_:;;;_o-_~~_:-•
l
_
=-~.:·• :~-~~. ~-~ _<~. J._ ·~~ ~
1 -
~---~~----=~~-~-~~---~~-o
s<..---.~
c•
~~~-·-- - - -
1
···- .!..
--~---
-:•
._~
-~~~~:-~-:• •
•
----~~
..,
- - - - - ::. ....
~- - -
1
-~Z-~-=- ----=~-_;_~-=--· 9o
8
-----
__ !__
1
f--=-::-":'--'=~'--+-------~:=-":=---------i-----=;__--+------~==·'------+---------'':0:'-------- r---~ ~! -~~
.-
«.:-.
~
I
~ (. • ·~ u
_ - :-_ --i: ::-_::-=f-------i-:--6,-.
1!=0:9 80 89
-~
(R:
l • .-.
.__-= ___~~~~~~-~~ ...~----t----------~~~-~--~~7-_.-_------ir--·----~-~~-.---_-__-f----_--~~;~__-__----+-------~-------
. -~
.•
0
~~-:-T ~~
-=-- ---------{=---- • --
("")I
...a.
R..~.
I
I
-----i·---·-- ---- ---I
•
~--
--
_______ _
1
I
I
""
<>
Universitas Indonesia