UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR RESIDENSI SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN FOKUS PENERAPAN TEORI UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN DENGAN MIOMA UTERI
KARYA ILMIAH AKHIR
Oleh: Rusmala Dewi NPM: 1106122796
PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Modern PDF Maker (Freeware) - Free PDF Creator for everyone.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Modern PDF Maker (Freeware) - Free PDF Creator for everyone.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Allah,SWT, atas berkat dan rahmatnyalah Penulis dapat menyusun Laporan Praktek Residensi Keperawatan Maternitas tepat pada waktunya dengan judul “Laporan Akhir Residensi Spesialis Keperawatan Maternitas Dengan Fokus Penerapan teori Unpleasant Symptoms pada Klien Mioma Uteri”. Laporan praktek residensi ini disusun sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Spesialis Keperawatan Maternitas. Penulis telah dibimbing oleh dosen pembimbing dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam menyusun laporan ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr.Yati Afiyati,S.Kp,MN., sebagai supervisor utama, yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 2. Ns.Tri Budiati, M.Kep,Sp.Kep.Mat., sebagai supervisor dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama praktek residensi dan bimbingan dalam penyelesaian laporan. 3. Dra.Setiyowati,
S.Kp,M.App.Sc.,PhD.,
sebagai
supervisor,
yang
telah
membimbing residen dalam pelaksanaan praktek residensi. 4. Ns. Desrinah Harahap,M.Kep.,Sp.Kep.Mat., sebagai supervisor, yang telah membimbing residen dalam pelaksanaan praktek residensi. 5. Dr.Atik
Hodikoh,M.Kep,Sp.Kep.Mat.,
selaku
supervisor,
yang
telah
membimbing residen dalam pelaksanaan praktek residensi. 6. Dr.Djunaiti Sahar, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 7. Dosen Program Studi Magister Ilmu Keperawatan dan seluruh staf penunjang Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia atas kerjasama dan dukungan selama ini. 8. Ayahanda, Ibunda, Suami, serta Putra-putriku tercinta, terimakasih atas motivasi dan dukungan selama proses pembelajaran sampai saat ini.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
9.
Rekan mahasiswa Program ners spesialis keperawatan maternitas (Desi Arimadiyanti, Marlinda, Ruswanti, dan Muaningsih), terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama proses pembelajaran.
10. Semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya laporan ini. Harapan penulis semoga laporan akhir residensi keperawatan maternitas ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Depok, Januari 2015 Penulis
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Modern PDF Maker (Freeware) - Free PDF Creator for everyone.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
RESIDENCY OF MATERNITY NURSING PROGRAM FAKULTY OF NURSING UNIVERSITAS INDONESIA Clinical Practice Report in Residency Focusing on Implementation of Unpleasant Symptoms on Nursing Care With Mioma Uteri. Rusmala Dewi
Abstract Uterine Myomas are benign neoplasma, monoclonal tumors of the smoth muscle cells of the myometrium. The purpose of this report is to have a report of clinical practice in residency in implementing nursing role in maternity setting, focusing on implementation of unpleasant symptoms. Both cases are experiencing unpleasants associated with uterine myomas. Both cases have problems, either physical, psychological and situational. The firt case performed laparoscopic myomectomy and second cases laparotomy myomectomy. Nursing problems that arise before surgery are pain and anxiety, while nursing problems after surgery is the risk of tissue perfusion disorders, pain, anxiety, risk of infection, intolerance activities and develop aplan for long term goals of pragnancyng planning. The implementation is to overcome the perceived unpleasant symptoms cliens. Application of the theory unpleasant symptoms with uterine myomas can handle the unpleasant symptoms as well as improve the delivery of comprehensive nursing care.
Keywords: unpleasant symptoms, Uterine Myomas, Myomectomy
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... Pernyataan Persetujuan............................................................................ Kata Pengantar......................................................................................... Abstrak..................................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1.2 Tujuan Penulisan............................................................................... 1.3 Sistematika Penulisan....................................................................... BAB 2 PENERAPAN TEORI UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI 2.1 Gambaran Kasus................................................................................ 2.2 Tinjauan Teori Mioma Uteri.............................................................. 2.3 Integrasi Teori Keperawatan Unpleasant Symptoms Pada Asuhan Keperawatan Mioma Uteri............................................................... 2.4 Aplikasi Teori Unpleasant Sympoms Pada Asuhan Keperawatan Klien Dengan Mioma Uteri.............................................................. BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS 3.1 Pemberi Pelayanan Asuhan Keperawatan Secara Langsung............. 3.2 Edukator............................................................................................. 3.3 Konselor............................................................................................. 3.4 Advokat.............................................................................................. 3.5 Pengelola............................................................................................ 3.6 Kolaborator........................................................................................ 3.7 Inovator.............................................................................................. 3.8 Komunikator dan Koordinator........................................................... 3.9 Peneliti...............................................................................................
i ii iii vii ix 1 3 3
5 7 11 16
25 29 29 30 30 30 31 31 31
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Mioma Uteri Keduaa Kasus Yang dikelola .................................................. 32 4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Unpleasant Symptoms Pada Asuhan Keperawatan Klien dengan Mioma Uteri.................................................................................................. 36 4.3 Kekuatan dan Kekurangan Selama Praktek Residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas.................................................... 38
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan........................................................................................ 5.2 Saran.................................................................................................. Daftar Pustaka Lampiran
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
41 42
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 2.1. Tatalaksana Mioma Uteri.......................................................... 10 Skema 2.2. Integrasi Teori Unpleasant Symptoms pada Asuhan Keperawatan Klien dengan Mioma Uteri.................................. 14
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Asuhan Keperawatan Klien dengan Mioma Uteri Lampiran 2 Kontrak Belajar, daftar hadir, target kompetensi, proyek inovasi di RSUD Cibinong Lampiran 3 Kontrak Belajar, daftar hadir, target kompetensi, proyek inovasi di Wilayah Puskesmas Cimanggis Lampiran 4 Kontrak Belajar, daftar hadir, target kompetensi, proyek inovasi di RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Modern PDF Maker (Freeware) - Free PDF Creator for everyone.
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesehatan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh dan tidak hanya bebas dari penyakit maupun kecacatan yang berkaitan dengan sistem reproduksi secara utuh, yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi , serta fungsi dan prosesnya (Kemenkes, 2008). Kesehatan reproduksi merupakan hak setiap perempuan karena hak reproduksi menyangkut dari seluruh siklus kehidupan manusia khususnya bagi perempuan dimulai dari kehamilan, masa anak termasuk remaja, dewasa sampai usia lanjut, keadaan tersebut membuat perempuan lebih rentan terhadap kesehatan reproduksinya. Masalah kesehatan reproduksi perempuan mencakup obstetri, ginekologi, dan onkologi. Salah satu masalah kesehatan reproduksi pada area ginekologi adalah mioma uteri (Winkjosastro, 2009). Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos uterus. Tumor jinak ini berasal dari otot uterus serta jaringan ikat penyerta, sehingga dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid (Rayburn & Carey, 2001). Insiden Mioma Uteri di Indonesia Mioma Uteri adalah 2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat (Prawirohardjo, 2008). Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta enam bulan terakhir yaitu juni sampai desember 2014 didapatkan bahwa klien dengan Mioma Uteri adalah 3,2% dari semua pasien yang dirawat diruang ginekologi (Rekam Medis RSCM, 2014). Menoragia dan metroragia adalah gejala yang sering ditemuakan pada klien dengan Mioma Uteri, meskipun tidak jarang juga tanpa gejala. Menoragia adalah perdarahan yang banyak pada siklus menstruasi. Metroragia adalah
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
2
perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi. Menoragia dan metroragia pada Mioma Uteri dapat menimbulkan masalah medis dan sosial pada wanita. Gejala menoragia dan metroragia merupakan indikasi paling sering untuk dilakukan histerektomi. Klien dengan Mioma Uteri yang berusia pada rentang reproduktif ataupun yang belum memiliki keturunan akan menjadi masalah jika dilakukan histerektomi, berbeda pada usia yang mendekati menopause jika dilakukan histerektomi tidak menjadi permasalahan (Parker, 2007; Lowdermilk, 2012). Mioma uteri jarang menyebabkan mortalitas, tapi menyebabkan morbiditas yang cukup tinggi (Bailliere, 2006). Mioma Uteri menimbulkan beberapa gejala seperti teraba massa pada abdomen, nyeri pada abdomen, perdarahan diluar siklus menstruasi (metroragia), perdarahan menstruasi yang banyak (menoragia), nyeri pada saat menstruasi (dismenore) (Parker, 2007; Lowdermilk, 2012). Perdarahan abnormal uterus merupakan gejala klinis yang sering terjadi sebanyak 30% dari Mioma Uteri. Perdarahan abnormal tersebut dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (Hadibroto, 2005). Hasil penelitian Ran (2007) keluhan utama terbanyak Mioma Uteri adalah perdarahan pervaginam abnormal sebanyak 44,1%. Beberapa gejala ketidaknyamanan yang dirasakan oleh klien dengan Mioma Uteri diperlukan pendekatan teori yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang dirasakan. Pendekatan teori unpleasant symptoms merupakan suatu teori yang menitikberatkan pada gejala ketidaknyamanan klien. Teori ini terdiri dari 3 konsep mayor yaitu gejala (symptoms), faktor – faktor yang mempengaruhi dan hasil yang ditampilkan (performance) (Timothy, 2004). Residen
menggunakan
pendekatan
teori
unpleasant
symptoms
unuk
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Mioma Uteri karena teori
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
3
menitikberatkan pada ketidaknyamanan yang dirasakan oleh klien. Oleh karena itu residen mengguakan pendekatan teori unpleasant symptoms untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Mioma Uteri. Laporan ini menggambarkan dua kasus kelolaan dengan Mioma Uteri. Kedua kasus tersebut dilakukan tindakan pembedahan. Selain itu juga karya ilmiah akhir ini melaporkan pencapaian kompetensi praktik residensi spesialis keperawatan maternitas yang telah residen dapatkan selama praktek baik dirumah sakit maupun wilayah kerja Puskesmas.
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan laporan pelaksanaan ners spesialis keperawatan maternitas dengan fokus asuhan keperawatan pada klien dengan Mioma Uteri dengan penerapan teori unpleasant symptoms. 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.2.1 Menjelaskan gambaran pelaksanaan praktek ners spesialis keperawatan maternitas. 1.2.2.2 Menjelaskan gambaran penerapan teori unpleasant symptoms pada klien dengan Mioma Uteri. 1.2.2.3 Menjelaskan
tentang
gambaran
peran
perawat
sebagai
praktisi
keperawatan, advokat, konselor, edukator, kolaborator, koordinator, komunikator, serta agen pembaharu pada klien dengan Mioma Uteri. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari lima bab diantaranya adalah: bab 1 terdiri dari pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan, bab 2 terdiri dari aplikasi teori keperawatan pada kasus Mioma Uteri dengan menggunakan teori keperawatan unpleasant
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
4
symptoms pada tujuh kasus kelolaan, bab 3 terdiri dari pencapaian kompetensi ners spesialis keperawatan maternitas, bab 4 terdiri dari pembahasan penerapan teori keperawatan unpleasant symptoms dalam asuhan keperawatan dengan Mioma Uteri, bab 5 terdiri dari simpulan dan saran.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
5
BAB 2 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS Bab ini menguraikan tentang tinjauan teori, konsep model dan teori keperawatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Mioma Uteri serta integrasi konsep model dan teori dalam asuhan keperawatan klien dengan Mioma Uteri. 2.1 Gambaran Kasus Kasus Pertama Ny.S, usia 25 tahun, status obstetri PoAo, klien masuk rumah sakit tanggal 30 Desember 2014, Pukul 10.06 WIB dengan diagnosa medis Mioma Uteri Subserosum, klien datang dari poli kebidanan rencana dilakukan operasi tanggal 31 Desember 2014. Klien mengatakan bahwa klien sudah mengetahui bahwa klien menderita Mioma Uteri sejak satu tahun yang lalu, tapi klien takut untuk dilakukan tindakan pembedahan, karena menurut hasil pemeriksaan dokter didaerah dekat rumahnya tinggal yaitu di Bogor bahwa klien akan dilakukan operasi dan dapat kemungkinan rahimnya diangkat, sehingga klien takut untuk dilakukan operasi. Kemudian klien dirujuk untuk ke rumah sakit di Jakarta karena dengan alasan peralatan yang lebih canggih, diharapkan untuk tetap dapat dipertahankan rahimnya. Sekitar dua bulan yang lalu klien datang ke poli kebidanan rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan, kemudian dijadwalkan akan dilakukan tindakan pembedahan tanggal 31 Desember 2014. Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, dan klien mengatakan takut karena besok akan dilakukan operasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa kesadaran compos mentis, tekanan darah (TD): 110/70 mmhg, nadi (ND): 82x/menit, RR: 20x/menit, Suhu(SH): 36,4°C, konjungtiva tidak anemis, CRT (Cafillary Refill Time) lebih dari 3 detik, teraba massa pada abdomen bagian bawah 3 jari dibawah umbilikus. Hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG): Mioma Uteri Subserosum. Diagnosa keperawatan sebelum tindakan pembedahan adalah nyeri berhubungan dengan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
6
penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan, dan cemas berhubungan dengan krisis situasional. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah pembedahan adalah resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, cemas berhubungan krisis situasional, resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, mengembangkan rencana tujuan jangka panjang yang tepat dalam perencanaan kehamilan.
Kasus Kedua Nn.D, usia 38 tahun, status obstetri PoAo, klien masuk rumah sakit tanggal 27 Desember 2014, dengan diagnosa medis Mioma Uteri Submukosum, klien dilakukan operasi tanggal 29 Desember 2014. Klien mengatakan bahwa klien sudah mengetahui bahwa klien menderita Mioma Uteri sejak bulan September 2014, tapi klien takut untuk dilakukan tindakan pembedahan, karena menurut hasil pemeriksaan dokter sebelumnya bahwa klien akan dilakukan operasi dan dapat kemungkinan rahimnya diangkat, sehingga klien takut untuk dilakukan operasi. Kemudian klien dirujuk untuk ke rumah sakit pada tanggal 11 Desember 2014 karena terjadi perdarahan pervaginam dan dirawat di rumah sakit selama 4 hari. Kemudian klien dijadwalkan untuk operasi tanggal 29 Desember 2014. Kemudian klien dilakukan tindakan pembedahan tanggal 29 Desember 2014 yaitu miomektomi. Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, dan klien menanyakan kepada perawat apakah benar operasi yang dilakukan hanya pengangkatan miomnya saja, klien mengatakan takut jika rahimnya sampai diangkat. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa kesadaran compos mentis, TD: 120/70 mmhg, ND: 78 x/menit, RR: 20x/menit, SH: 36,2°C, konjungtiva tidak anemis, CRT lebih dari 3 detik. Hasil USG: Mioma Uteri Submukosum. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri berhubungan insisi pembedahan, cemas berhubungan dengan krisis situasional, resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, dan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
7
2.2 Tinjauan Teori Mioma Uteri Uterus memiliki tiga lapisan yaitu lapisan terluar adalah perimetrium, lapisan tengah miometrium, dan lapisan yang paling dalam adalah endometrium. Miometrium adalah lapisan yang paling tebal dan merupakan otot polos yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu submukosum, intramural dan subserosa. Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos miometrium adalah Mioma Uteri. Mioma Uteri kadang disebut dengan Mioma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Mioma Uteri sering juga disebut dengan istilah fibroid, leiomioma, atau fibromioma (Parker, 2007; Prawirohardjo, 2009; Winkjosastro, 2009). Jenis Mioma Uteri berdasarkan asalnya dapat dibagi dua yaitu Mioma Uteri yang berasal dari serviks uteri dan korpus uterus. Mioma Uteri yang berasal dari serviks uteri hanya 1-3 %, siasanya adalah dari korpus uteri. Jenis Mioma Uteri berdasarkan letaknya adalah
1) Mioma submukosa, yaitu mioma yang berada
dibawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus; 2) Mioma Intramural, yaitu mioma yang terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium; 3) Mioma subserosum, yaitu mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi serabut serosa (Lowdermilk,dkk, 2012; Winkjosastro, 2009). Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks atau disebut dengan Myomageburt. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosa juga dapat tumbuh menempel pada jaringan lain seperti ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut juga dengan wandering/ parasitic fibroid. Mioma pada servik dapat menonjol kedalam saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Jika mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti bentuk konde atau pusaran air (whorl like pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari jaringan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
8
ikat
longgar
yang
terdesak
karena
pertumbuhan
sarang
mioma
ini
(Lowdermilk,dkk, 2012; Winkjosastro, 2009). Sebagian besar kasus Mioma Uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologi karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan tergantung pada tempat sarang Mioma berada, baik di serviks, intramural, submukosum, dan subserosum, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Tanda dan gejala pada mioma uteri adalah: 1) Perdarahan abnormal, gangguan perdarahan yang sering terjadi adalah hipermenore, menoragia dan metroragia. Faktor penyebab perdarahan yaitu pengaruh ovarium dan miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik; 2) nyeri, gejala ini bukan gejala yang khas tapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, serta pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenore; 3) penekanan, gejala ini tergantung dari besar dan tempat Mioma Uteri. Penekanan pada kandung kemih dapat menyebabkan poliuri, penekanan pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, penekanan pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, penekanan pada rektum dapat menyebabkan obstipasi, penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul
dapat
menyebabkan
edema
tungkai
dan
nyeri
panggul
(Lowdermilk,dkk, 2012; Winkjosastro, 2009). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa medis Mioma Uteri adalah pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Mioma Uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal dan transvaginal sonografi. Pemeriksaan penunjang lain adalah Magnetic Resonance Imagine (MRI), pemeriksaan ini mampu menentukan ukuran, lokasi dan bilangan Mioma Uteri (Winkjosastro, 2005; Stoval, 2001).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
9
Penatalaksanaan
Mioma
Uteri
terdiri
dari
3
jenis
yaitu
konservatif,
medikamentosa dan operatif. Penatalaksanaan konservatif yaitu pada Mioma Uteri yang berukuran kecil dan tidak memiliki gejala tidak memerlukan pengobatan, tapi perlu diawasi perkembangannya. Medikamentosa yaitu terapi yang dapat memperkecil volume atau ukuran mioma. Penatalaksanaan operatif yaitu miomektomi dan histerektomi (Parker, 2007; Winkjosastro, 2009; Lowdermilk, 2012). Preparat yang digunakan untuk terapi medikamentosa adalah Gonadotropin Reaslising Hormon Agonis (GnRHa). Efek GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause. Setiap Mioma Uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian GnRHa. Mioma Uteri yang paling responsif terhadap pemberian GnRHa adalah mioma submukosa dan mioma intramural. Pemberian GnRHa dikarenakan Mioma Uteri terdiri dari sel-sel otot yang dimungkinkan dipengaruhi oleh hormon estrogen. GnRHa mengatur reseptor gonadotropin dihipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi Mioma Uteri. Pemberian GnRHa selama 16 minggu pada Mioma Uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium sehingga uterus akan menjadi lebih kecil. Tetapi setelah penghentian pemberian GnRHa, maka akan tumbuh kembali dibawah pengaruh hormon estrogen karena mioma masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Pemberian obat ini lebih efektif pada Mioma Uteri ringan dan kurang berhasil pada Mioma Uteri yang besar. Beberapa keuntungan dalam pemberian GnRHa adalah mengurangi volume uterus dan volume Mioma Uteri, mengurangi anemia akibat perdarahan, mengurangi perdarahan pada saat operasi, tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus pada saat pengangkatan mioma, mempermudah pengangkatan mioma (Parker, 2007; Lowdermilk, 2012).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
10
Pengobatan Mioma Uteri dengan tindakan pembedahan yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) dan miomektomi (pengangkatan mioma) bagi klien ingin mempertahankan rahimnya jika masih menginginkan mempunyai keturunan. Histerektomi umumnya dilakukan pada mioma yang besar atau multiple atau jika ukuran mioma lebih dari 5 cm. Didapatkan 25-35% dari klien dengan Mioma Uteri yang dirawat dilakukan tindakan operasi histerektomi (Moore, 2001; Prapas, Kalogianniois & Prapas, 2008; Winkjosastro, 2009). Penatalaksanaan pada Mioma Uteri dapat digambarkan pada skema 2.1. Skema 2.1 Tatalaksanan Mioma Uteri Wanita dengan Mioma Uteri dan ingin hamil
Intramural & Subserosal
Diameter lebih atau sama dengan dari 5 cm Atau pertumbuhan yang cepat lebih dari 3 cm dalam 1 tahun)
Pembedahan
Submukosa
Diameter kurang dari 5 cm
Miomektomi histeroskopi
Gejala terkait mioma
Ada
Tidak ada
1 tahun – tidak hamil
Pertimbangan pembedahan Bedah Usia Lokasi Jumlah Diameter Faktor infertilitas lain
< 38 tahun Intramural >1 ≥3cm Ada
Ekspektatif >38 tahun Subserosal 1 <3cm Tidak ada
Sumber: Somigliana, dkk (2008)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
11
Operasi pengangkatan mioma dapat dilakukan secara histeroskopi dan laparoscopi. Teknik operasi ini dengan menyayat kulit perut (laparotomi). Tehnik yang digunakan adalah transabdominal histerescopy (TAH) yaitu operasi dengan penyayatan dinding perut. Operasi pengangkatan mioma
dengan bantuan
laparoskopi yaitu melakukan luka sayatan pada dinding perut sekitar 1 cm, dengan video laparoskopi dapat terlihat baik bagian-bagian rongga perut dan bagian depan rongga panggul. Kombinasi penggunaan alat pembeku
(koagulator),
electro surgery, dan ultrasonic surgery atau sinar laser dilakukan pengangkatan mioma dan perbaikan dinding uterus bekas mioma (Parker, 2007; Rasjidi, 2008).
2.3 Integrasi Teori Keperawatan Unpleasant Symptom pada Asuhan Keperawatan Mioma Uteri. Teori unpleasant symptoms berfokus pada beberapa gejala yang terjadi dalam waktu bersamaan. Teori tersebut berasumsi bahwa manajemen salah satu gejala akan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah pada gejala yang lainnya Timoty, 2004; Meyers, 2009; Tyler & Pugh, 2009). Klien dengan Mioma Uteri bervariasi dalam mengeluhkan gejala yang dirasakan (Winkjosastro, 2009). Penyelesaian masalah menggunakan teori ini dengan melakukan pengkajian dari berbagai gejala yang berdampak pada berbagai gejala yang dialami, distres dan tindakan individu (Tyler & Pugh, 2009; Meyers, 2009; Timothy, 2004). Tiga komponen teori unpleasant sympthoms yaitu gejala merupakan pengalaman secara individu, faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan hasil output. Faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami terdiri dari tiga komponen yaitu fisik, psikologis dan situasional. Hasil output dari suatu gejala yang dialami terdiri dari kemampuan afektif/ fungsional, fungsi kognitif dan Kemampuan motorik (Timothy, 2004).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
12
Fokus utama dari gejala teori unpleasant symptoms merupakan indikator perubahan dari fungsi normal pasien dapat timbul karena hasil dari satu kejadian menimbulkan hanya satu gejala saja atau kombinasi dari beberapa gejala yang bersifat simultan. Gejala yang berdasarkan atas persepsi klien maka akan diasumsikan bahwa kewaspadaan akan perubahan fungsi normal dari klien hanya mampu digambarkan oleh klien itu sendiri sebagai individu yang merasakan gejala. Pengkajian dapat berdasarkan subyektifitas untuk memenuhi asumsi tersebut, tetapi untuk beberapa gejala memerlukan pengkajian secara obyektif atau dilakukan observasi (Lenz & Pugh, 2008). Terdapat empat dimensi gejala yang dialami yaitu intensitas, durasi, distres dan kualitas. Intensitas merupakan mengacu pada kekuatan, atau seberapa sering klien mengalami gejala. Pengukuran intensitas seperti skala nyeri. Durasi termasuk frekuensi intermiten terjadinya gejala, durasi persisten gejala yang muncul terus menerus dan kombinasi antara frekuensi dan durasi munculnya gejala. Gejala dapat timbul secara intermiten atau persisten pada masa kronik tetapi beragam dalam hal intensitas yang muncul. Distres akan mempengaruhi perhatian individu terhadap gejala yang dirasakan. Kualitas adalah cara suatu gejala yang dirasakan individu. Penggambaran dan pengukuran dari suatu gejala yang dialami tergantung dari kemampuan seseorang untuk menggambarkan yang dirasakan. Setiap individu berbeda dalam menggambarkan gejala yang dirasakan tergantung dengan cara individu dalam menggambarkan serta kemampuan dalam berkomunikasi (Lenz & Pugh, 2008; Meyrs, 2009). Faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami individu terdiri dari tiga faktor yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis dan situasional. Interaksi lebih dari satu faktor yang mempengaruhi sangat berbeda jika hanya terdiri dari satu faktor yang mempengaruhi. Faktor fisiologi yang mempengaruhi gejala pada individu seperti anatomi, fisiologis, genetik, dan perawatan yang sedang dijalani (Lenz & Pugh, 2008; Hsio, 2008; Meyrs, 2009)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
13
Faktor situasional terdiri dari lingkungan individu secara fisik dan sosial, dimana faktor situasional ini dapat mempengaruhi pengalaman individu terhadap suatu gejala yang dialami seperti gejala yang dialami akan berbeda tergantung dari faktor budaya, pekerjaan, status perkawinan, dukungan sosial, ketersediaan terhadap akses dan sumber daya terhadap pelayanan kesehatan, perilaku, lingkungan fisik seperti kebisingan, cahaya kelembaban, kualitas udara, serta gaya hidup seperti diit dan olahraga (Lenz, & Pugh, 2008; Meyrs, 2009; Smith & Leiher, 2008) . Asuhan keperawatan klien dengan Mioma Uteri menggunakan pendekatan teori Unpleasant Symptoms. Keterkaitan teori keperawatan tersebut digambarkan dalam skema berikut ini.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
14
Skema 2.2 Integrasi Teori Keperawatan Unpleasant Symptoms pada Asuhan Keperawatan Klien Dengan Mioma Uteri Unpleasant Symptoms gg. perfusi
Perdarahan abnormal: hipermenore, menoragia,metroragia Gg sirkulasi darah, nekrosis, penekanan saraf
Nyeri
Penekanan pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul Penekanan kandung kemih, uretra, ureter
Nyeri, edema tungkai
Fr yg mempengaruhi
Poli uri, retensio urin, hidronefrosis, hidroureter
Mioma menutupi/menekan pars interstisialis tuba
Abortus
Situasional
Penatalaksanaan
Intramural&subserosal
Diameter ≥5cm/ pertumbuhan cepat >3cm dlm 1 tahun
Pembedahan Cemas
Performance: Kognitif, Afektif, Psikomotor
Tidak ingin hamil Submukosa
Diameter < 5cm
Ada gejala
Diameter <5cm & tdk ada gejala
Miomek tomi histeros kopi
Psikologis
Infertilitas
Distorsi rongga uterus
Masih ingin hamil
Fisiologis
Pantau setiap 3-6 bulan sekali
Tdk ada gejala
Diameter ≥5cm/ multiple Histerek tomi
1 th – tdk hamil Pertimbangan pembedahan
Bedah - usia < 38 th - Intramural - Jmlh > 1 - Ø ≥ 3cm - Fr lain: ada
Ekspektatif - Usia > 38 th - Subserosal - Jmlh 1 - Ø < 3 cm - Fr lain:Tdk ada adaada
Sumber: (Somigliana,dkk, 2008; Timothy, 2004; Meyrs, 2009; Lenz & Pugh, 2008; Smith & Leiher, 2008; Parker, 2007; Winkjosastro, 2009)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
15
Mioma uteri terdapat berbagai keluhan, meskipun ada juga yang tidak memiliki keluhan. Ketidaknyamanan (unpleasant symptoms) yang dirasakan pada klien Mioma Uteri disebabkan oleh berbagai penyebab. Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul menyebabkan keluhan nyeri dan edema tungkai. Penekanan pada kandung kemih menyebabkan keluhan poliuri. Penekanan pada uretra menyebabkan keluhan retensio urin. Penekanan pada ureret menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Perdarahan abnormal seperti hipermenore, menoragia, dan metroragia dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan. Gangguan sirkulasi, nekrosis, peradangan, dan penekanan saraf menyebabkan nyeri. Sarang mioma menutup/ menekan pars interstisialis tuba menyebabkan infertilitas. Distorsi rongga uterus menyebabkan abortus (Parker, 2007; Winkjosastro, 2009; Lowdermilk, 2012). Ketidaknyamanan yang dirasakan klien dengan Mioma Uteri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu fisiologis, psikologis dan situasional. Pengkajian pada klien Mioma Uteri sebelum tindakan pembedahan yaitu secara fisik yang meliputi keluhan utama, Haid Pertama Mens Terakhir (HPHT), riwayat menstruasi, status obstetri dan ginekologi, riwayat keluarga berencana (KB), status nutrisi, status cairan, eleminasi, aktifitas, nyeri, TTV, CRT, konjungtiva, pemeriksaan penunjang hemoglobin, hematokrit, USG. Pengkajian psikologis dan situasional adalah perasaan klien menghadapi kondisi yang dialami, perasaan klien menghadapi tindakan operasi, harapan klien terhadap kondisi penyakitnya, status mental klien, status ekonomi klien berkaitan dengan tindakan pembedahan yang menggunakan biaya, serta dukungan dari keluarga dalam tindakan pembedahan yang akan dijalani klien. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan masalah keperawatan berdasarkan hasil pengkajian. Selanjutnya adalah merencanakan keperawatan dan melakukan implementasi sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditentukan. Masalah keperawatan yang muncul pada klien Mioma Uteri sebelum pembedahan adalah nyeri dan cemas. Masalah keperawatan setelah pembedahan adalah resiko
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
16
gangguan perfusi jaringan, nyeri, resiko infeksi, intoleransi aktifitas, cemas, mengembangkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan. Setelah menentukan rencana keperawatan, maka dilakukan implementasi keperawatan berdasarkan yang telah direncanakan. Implementasi disesuaikan dengan kondisi klien. Implementasi dapat dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Implementasi tidak hanya diberikan kepada klien, tetapi juga diberikan kepada keluarga klien agar dapat memberikan support secara psikologis terhadap klien. Tahap terakhir adalah evaluasi setelah dilakukan implementasi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang telah ditentukan. Evaluasi ditinjau dari pengkajian sebelum dilakukan tindakan keperawatan. Setelah tercapai apa yang diharapkan, maka dilakukan pengkajian ulang untuk fase setelah pembedahan. Tahap evaluasi dilakukan penilaian apakah masalah teratasi atau belum, serta menentukan perencanaan yang akan dilakukan berikutnya. Tahap evaluasi dilihat dari tiga kategori yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
2.4 Aplikasi Teori Unpleasant Symptom Pada Asuhan Keperawatan Klien Dengan Mioma Uteri Pengkajian yang digunakan residen adalah pendekatan teori unpleasant symptoms untuk mengidentifikasi ketidaknyamanan yang dialami klien sebelum dan setelah operasi pada klien dengan Mioma Uteri. Pengkajian telah dilakukan berdasarkan pada format pengkajian unpleasant symptoms. Kasus kesatu Ny.S, usia 25 tahun, status obstetri PoAo, klien masuk rumah sakit tanggal 30 Desember 2014, Pukul 10.06 WIB dengan diagnosa medis Mioma Uteri Subserosum, klien datang dari poli kebidanan rencana dilakukan operasi tanggal
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
17
31 Desember 2014. Klien mengatakan bahwa klien sudah mengetahui bahwa klien menderita Mioma Uteri sejak satu tahun yang lalu, tapi klien takut untuk dilakukan tindakan pembedahan, karena menurut hasil pemeriksaan dokter didaerah dekat rumahnya tinggal yaitu di Bogor bahwa klien akan dilakukan operasi dan dapat kemungkinan rahimnya diangkat, sehingga klien takut untuk dilakukan operasi. Kemudian klien dirujuk untuk ke rumah sakit karena dengan alasan peralatan yang lebih canggih, diharapkan untuk tetap dapat dipertahankan rahimnya. Sekitar dua bulan yang lalu klien datang ke poli kebidanan rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan, kemudian dijadwalkan akan dilakukan tindakan pembedahan tanggal 31 Desember 2014. Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, dan klien mengatakan takut karena besok akan dilakukan operasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa kesadaran compos mentis, Tekanan darah(TD): 110/70 mmhg, Nadi(ND): 82x/menit, RR: 20x/menit, Suhu(SH): 36,4°C, konjungtiva tidak anemis, CRT lebih dari 3 detik, teraba massa pada abdomen bagian bawah 3 jari dibawah umbilikus. Pengkajian dilakukan berdasarkan faktor yang mempengaruhi timbulnya suatu gejala yang dialami oleh individu yang akan dipaparkan sebagai berikut: Faktor fisiologis, klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawahdan teraba massa tiga jari dibawah pusat. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa TD: 110/70 mmhg, ND: 80 kali/menit, RR: 20 kali/menit. CRT lebih dari 3 detik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Faktor psikologis dan situasional, klien mengatakan takut dengan kondisi penyakitnya, klien sudah menikah tetapi belum memiliki keturunan. Klien mengatakan takut jika rahimnya sampai diangkat. Klien mengatakan bahwa klien berharap operasi yang dijalaninya adalah hanya mengangkat miomnya saja tanpa rahim, karena klien belum memiliki keturunan. Klien berpendidikan Sekolah Dasar, klien mengatakan bahwa mioma adalah tumor rahim, tindakan yang dilakukan untuk menanganinya adalah operasi. Klien adalah seorang ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai supir angkot, pendapatan dalam sebulan sekitar
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
18
Rp.1.500.000,-.. Keluarga yang mengunjungi klien adalah suami, kakak dan ibu klien secara bergantian. Kondisi sekitar ruangan tenang. Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada pantangan makanan ataupun tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Klien berasal dari suku sunda dan suami juga berasal dari sunda. Klien sudah menikah lima tahu dan belum pernah konsultasi ke dokter spesialis Obsteri dan ginekologi. Klien mengatakan bahwa klien melakukan aktifitas seksual satu minggu 2-3 kali. Klien mengatakan tidak ada keluhan saat melakukan aktifitas sexual. Laporan operasi didapatkan bahwa Pasien
di posisi terlentang di lakukan
anestesia umum, klien dilakukan histeroskopi diagnostic. Pandangan histerorcopic : vagina , ostium uterus eksternal , kanal endoserviks , ostium uteri internal normal . Kedua tuba dibuka terlihat , kedua tuba normal. Kemudian dimasukkan 10mm trochar primer, dimasukkan kamera 10mm, dimasukkan 3 trochars accessorious pada pusar dan kedua sisi setingkat pusar. Tampilan laparoskopi didapatkan uterus
posterior ukuran 15x18x8 cm corpus. Dilakukan sayatan
memanjang menggunakan monopolar pada posterior corpus . Dilakukan miomektomi tajam dan menggunakan bipolar , sesuai dengan subserosa uterus fibroid 12cm diameter . Uterus diperbaiki kembali , lapisan miometrium dijahit menggunakan PGA no 1 interrptedly, Lapisan serosal itu dijahit menggunakan PGA no.1 dengan teknik baseball(bola kasti). Dilakukan chromotubation , kedua tuba paten. Uterine fibroid dievakuasi menggunakan morcelator . Rongga abdomen dicuci dengan menggunakan 2000cc aquabides . Perkiraan kehilangan darah adalah 300 cc. Berdasarkan hasil pengkajian maka didapatkan diagnosa keperawatan sebelum dilakukan operasi adalah sebagai berikut: 1) nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan ; 2) cemas berhubungan dengan krisis situasional. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah tindakan pembedahan adalah: 1) resiko gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin; 2) nyeri berhubungan dengan insisi bedah;
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
19
3) cemas berhubungan dengan krisis situasioal; 4) resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif; 5) intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan; 6) mengembangkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan bertujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2 x 24 jam
klien mampu mentoleransi nyeri
dengan Tidakan keperawatan yang dilakukan adalah: 1) mengkaji skala, lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik, intensitas, penyebab nyeri; 2) hadir didekat klien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi; 3) mengajarkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi; 4) mengajarkan tehnik relaksasi; 5) menganjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi jika nyeri muncul; 6) menganjurkan klien untuk melakukan pengalihan melalui interaksi dengan suami. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan krisis situasional bertujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien mampu mengurangi kecemasan sehingga mampu menggunakan koping individu yang adaptif dengan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah 1) mengkaji tingkat kecemasan klien; 2) memberi dorongan kepada klien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan; 3) menganjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi; 4) memberikan sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal; 5) mendampingi klien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kecemasan; 6) menganjurkan suami untuk menemani klien. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan resiko gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien tidak terjadi gangguan perfusi jaringan dengan Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah: 1) memonitor tanda-tanda vital; 2) memonitor pengisian
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
20
kapiler; 3) memonitor warna kulit; 4) memonitor membran mukosa; 5) memonitor warna dasar kuku; 6) memonitor adanya keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat; 7) mengkaji intake dan output cairan; 8) menganjurkan klien dan keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk mengetahui perubahan integritas kulit. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan insisi bedah tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien nyeri berkurang dengan Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah: 1) mengkaji skala, lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik, intensitas, penyebab nyeri; 2) menganjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi; 3) menemani klien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman; 4) menganjurkan keluarga untuk menemani klien; 5) memberikan kolaborasi dalam pemberian obat profenid 100 mg supposituria. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan krisis situasional, tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam cemas klien teratasi. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah: 1) mengkaji tingkat kecemasan klien; 2) mendampingi klien dan memberikan ketenangan serta rasa nyaman; 3) memberi dorongan kepada klien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan kecemasannya; 4) menjelaskan kepada klien bahwa operasi yang telah dilakukan berjalan dengan lancar dan operasinya sesuai dengan rencana yaitu dilakukan pengangkatan miomnya saja. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan resioko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan seelama 3 x 24 jam masalah infeksi tidak terjadi. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah: 1) mengobservasi semua insisi, evaluasi proses penyembuhan; 2) melakukan perawatan luka; 3) mengobservasi drainasi pada luka; 4) menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan daerah luka;
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
21
5) menganjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah sekitar luka; 6) mengajarkan tehnik mencuci tangan yang baik dan benar; 7) menganjurkan klien untuk tidak pantang terhadap makanan karena diperlukan asupan makanan yang tinggi protein untuk penyembuhan luka; 8) melakukan kolaborasi dalam pemberian obat ceftriaxon 2 gram intravena. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan seelama 2 x 24 jam masalah infeksi tidak terjadi. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:1) mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktifitas; 2) memonitor tekanan darah, nadi, pernafasan; 3) memberikan lingkungan tenang; 4) memotivasi klien untuk aktifitas secara bertahap; 5) menganjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, pusing; 6) membantu klien untuk aktifitas bertahap. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan mengembangkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan seelama 2 x 24 jam terjadi pengembangan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah 1) menggali tujuan yang realistis dengan klien saat ini dan yan akan datang; 2) membantu klien dalam memprioritaskan tujuan yang sesuai; 3) mendiskusikan strategi untuk mencapai tujuan dengan cara berusaha untuk memaksimalkan perawatan luka operasi; 4) mendiskusikan dengan klien dan pasangan tentang penundaan kehamilan setelah dilakukan tindakan pembedahan yaitu selama dua tahun; 5) mendiskusikan dengan klien bahwa penundaan kehamilan dengan menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi selama minimal dua tahun untuk kesehatan klien; 6) memberikan reinforcement pada klien atas keinginan klien untuk mengikuti anjuran perawat tentang penundaan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi; 7) menjelaskan pada klien tentang infertilitas dan penangannya.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
22
Evaluasi pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan Tanggal 31 Desember 2014 Pukul 08.30 WIB, data subyektif: klien mengatakan bahwa tehnik relaksasi dapat mengurangi nyeri, klien mengatakan bahwa tehnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dan menghembuskan melalui mulut secara pelan-pelan, klien mengatakan bahwa nyerinya sudah berkurang, klien mengatakan skala nyeri 3; data obyektif: didapatkan bahwa klien tampak tidak lagi memegangi perutnya saat nyeri, klien tampak melakukan tehnik relaksasi saat nyeri muncul. Analisa pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma uteri, iskemia jaringan teratasi sebagian. Planning: Lanjutkan intervensi. Evaluasi Tanggal 31 Desember 2014 Pukul 08.30 WIB pada diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan krisis situasional didapatkan bahwa: data subyektif yaitu klien mengatakan bahwa klien pasrah, klien mengatakan bahwa ini adalah pengalamannya yang pertama dilakukan operasi, kllien mengatakan bahwa klien cemas jika operasi besok sampai mengangkat rahimnya, karena klien belum memiliki keturunan dan klien masih umur 25 tahun, klien mengatakan bahwa siap untuk tindakan operasi; data obyektif adalah klien tampak sudah siap untuk operasi, klien tampak berdoa. Analisis pada diagnosa keperawatan
cemas
berhubungan dengan krisis situasional adalah masalah teratasi sabagian. Planning: lanjutkan intervensi.
Evaluasi pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan insisi bedah Tanggal 1 Januari 2015, Pukul: 19.00 WIB didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan bahwa nyeri berkurang, klien mengatakan skala nyerinya, klien mengatakan bahwa rasa seperti kram diperutnya sudah mulai berkurang; data obyektif yaitu didapatkan klien tampak lebih tenang, klien tidak tampak melindungi luka operasinya lagi, klien tampak melakukan tehnik relaksasi saat nyeri muncul. Analisis diagnosa keperawatan nyeri adalah teratasi sebagian. Planning: motivasi klien melakukan tehnik relaksasi.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
23
Evaluasi pada diagnosa keperawatan cemas Tgl 2 Januari 2015, Pukul 10.00 WIB, didapatkan data subyektif adalah klien mengatakan senang sekali operasinya berjalan dengan lancar, klien mengatakan senang operasi yang dijalaninya hanya pengangkatan miomanya saja, klien mengatakan bahwa setelah sembuh nanti klien dapat hamil dan memiliki keturunan; data obyektif yaitu klien tampak senang, klien tampak lega. Analisis diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan krisis situasional teratasi sebagian. Planning: motivasi klien kontrol kesehatannya. Evaluasi pada diagnosa keperawatan resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin pada Tanggal 2 Januari 2015, Pukul: 10.00 WIB didapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan bahwa operasinya sudah selesai; data obyektif yaitu
TD: 110/70 mmhg, ND: 79
kali/menit, RR: 19 kali/menit, CRT: lebih dari 3 detik, Hemoglobin : 10,4 g/dl, Hematokrit : 35 %; Analisis pada diagnosa keperawatan resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin yaitu masalah belum terjadi. Planning: Monitor TTV dan CRT.
Evaluasi diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif Tanggal 2 Januari 2015, Pukul: 10.00 WIB, didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan bahwa sebelum memegang daerah luka harus mencuxi tangan, klien mengatakan bahwa hari ini diperbolehkan pulang oleh dokter; data obyektif yaitu luka terdapat diabdomen, luka tidak terdapat edema, tidak ada kemerahan, tidak ada drainase, luka tampak kering, klien cuci tangan menggunakan antiseptic yang tersedia di tempat tidurnya sebelum memegang daerah disekitar luka. Analisis diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif adalah masalah belum terjadi. Planning: motivasi klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah sekitar luka.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
24
Evaluasi diagnosa keperawaan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Tanggal 2 Januari 2015, Pukul: 10.00 WIB, didapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan hari ini klien sudah membaik dan sudah dapat berjalan kekamar mandi, klien mengatakan bahwa hari ini sudah boleh pulang; data obyektif adalah klien tampak senang sudah boleh pulang, klien sudah dapat berjalan, Analisis diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas yaitu masalah teratasi. Evaluasi diagnosa keperawatan mengembangkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan tanggal 2 Januari 2015, pukul 10.00 WIB, diadapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan akan menunda kehamilan selama dua tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi yang disarankan, klien mengatakan bahwa dengan menunda kehamilan minimal 2 tahun dapat menjaga kesehatan klien untuk mempersiapkan kehamilan, klien mengatakan bahwa setelah pulang nanti akan kontrol lagi ke rumah sakit untuk kesembuhan lukanya dan untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab klien belum memiliki keturunan, klien mengatakan bahwa klien belum juga hamil bisa disebabkan karena klien ataupun suaminya, klien mengatakan bahwa selama ini klien selalu ke alternatif untuk memiliki keturunan tapi tidak ada hasilnya, klien mengatakan akan mencoba untuk memeriksakan dirinya dan suaminya, suami klien
mengatakan
bahwa
jika
memang
penundaan
kehamilan
dengan
menggunakan alat kontrasepsi condom adalah yang terbaik, maka suami akan mengikuti saran yang diberikan; data obyektif klien dan suami tampak senang dengan penjelasan yang diberikan pada klien; analisa: masalah teratasi sebagian; planning yaitu motivasi klien dan pasangan untuk menggunakan alat kontrasepsi minimal selama dua tahun.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
25
BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
Pencapaian kompetensi kasus ginekologi Mioma Uteri residen dapatkan selama praktek dan dibahas dalam karya ilmiah akhir yang terdiri dari tiga beban SKS. Jumlah SKS telah diselesaikan selama praktek residensi adalah 20 SKS yang ditempuh selama dua semester. Semester pertama terdiri dari dua mata ajar yang terdiri dari 10 Sistem Kredit Semester (SKS), yaitu keperawatan maternitas terdiri dari 7 SKS dan keperawatan maternitas lanjut I terdiri dari 3 SKS. Semester kedua terdiri dari tiga mata ajar yaitu keperawatan maternitas berbasis komunitas terdiri dari 3 SKS, keperawatan maternitas lanjut II terdiri dari 4 SKS dan karya ilmiah akhir terdiri dari 3 SKS. Praktek residensi keperawatan maternitas dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Ciptomangunkusumo Jakarta, serta wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Praktek residensi ini mengembangkan kompetensi residen berdasarkan pada perannya sebagai berikut: 3.1 Pemberi Pelayanan Asuhan Keperawatan Secara Langsung 3.1.1 RSUD Cibinong Residen melaksanakan praktek di RSUD Cibinong pada tanggal 17 Februari 2014 sampai 30 Mei 2014. Minggu pertama sebelum dilaksanakan praktek di rumah sakit yaitu tanggal 10 samapai 14 Februari 2014, residen membuat kontrak belajar, jadwal dinas, dan ujian pra klinik sebagai syarat untuk melakukan praktek di rumah sakit. Ruangan praktek yang digunakan adalah poliklinik kebidanan, ruangan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (Ponek) dan ruangan bersalin, ruangan rawat inap kebidanan, serta ruang perinatologi.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
26
Praktek klinik di poli kebidanan dilakukan pada tanggal 10 sampai 21 Maret 2014 dan 5 sampai 9 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek di ruangan tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan ibu hamil normal sebanyak 77 ibu hamil, melakukan perawatan pada keluarga berencana 10 klien diantaranya 9 klien menggunakan alat kontrasepsi intra uterine device dan 1 klien metode operasi wanita, perawatan pada klien dengan infertilitas primer 5 klien dan infertilitas sekunder 1 klien, Residen melakukan beberapa ketrampilan seperti pemeriksaan leopold, perawatan luka, penyuluhan kesehatan tentang keluarga berencana, inisiasi menyusu dini, kehamilan beresiko, air susu ibu, perawatan tali pusat dan nutrisi ibu hamil dan menyusui. Residen dilakukan evaluasi oleh supervisor pada ruangan poli kebidanan dengan dilakukannya supervisi pada pasien yang dikelola oleh residen. Praktek klinik di ponek dan ruang bersalin dilaksanakan pada tanggal 24 Maret sampai 25 April 2014 dan 12 sampai 30 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah menolong persalinan sebanyak 54 klien, perawatan bayi baru lahir normal sebanyak 22 klien, perawatan pada klien abortus sebanyak 10 klien dengan abortus incomplit, preeklampsia, eklampsia. Residen melakukan beberapa ketrampilan pada ruangan ponek dan ruang bersalin yaitu melakukan pemantauan kesejahteraan janin menggunakan Cardio Tocografi (CTG), asisten kuretase, memfasilitasi klien dalam melakukan inisiasi menyusu dini, penjahitan perineum, episiotomi. Residen dilakukan evaluasi penampilan klinik pada ibu bersalin spontan. Praktek klinik di ruang rawat kebidanan dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 28 Februari 2014 dan 28 April sampai 9 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah melakukan perawatan dengan masalah ginekologi Mioma Uteri 7 klien, himen inferforata 1 klien, polip serviks 1 klien, kista ovarium 1 klien, melakukan perawatan pada klien abortus 4 klien,
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
27
melakukan perawatan pada klien dengan hemoragic ante partum 1 klien, melakukan asuhan keperawatan pada komplikasi/ kegawatan persalinan sebanyak 15 klien diantaranya ketuban pecah dini 5 klien, kehamilan ektopik 1 klien, pre eklamsi berat 7 klien, dan hipertensi dalam kehamilan 1 klien, melakukan asuhan keperawatan postpartum sebanyak 30 klien dengan rincian 20 klien post partum normal dan 10 klien dengan post partum sectio caesaria (SC) atas indikasi pre eklamsi berat 7 klien, presentasi bokong 1 klien, riwayat SC sebelumnya 2 klien, melakukan asuhan keperawatan pada komplikasi antenatal sebanyak 15 klien diantaranya hiperemesis gravidarum, anemia, prematur kontraksi, plasenta previa. Residen melakukan beberapa ketrampilan pada ruangan rawat kebidanan yaitu melakukan perawatan luka, mengambil darah, melakukan pemasangan infus. Residen dilakukan evaluasi penampilan klinik yang dilakukan oleh supervisor seperti supervisi pada klien post partum SC dan ronde keperawatan yang melibatkan mahasiswa keperawatan dan kebidan yang sedang praktek serta perawat ruangan yang ada diruangan. Praktek klinik di Ruang Perinatologi dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 7 Maret 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah melakukan perawatan bayi baru lahir di ruang operasi sebanyak 12 klien dengan masalah gagal induksi, serotinus, dan re sectio caesaria. Ketrampilan residen yang dicapai pada ruangan ini adalah melakukan resusitasi pada bayi baru lahir dengan SC, melakukan observasi pada bayi baru lahir yang beresiko. 3.1.2 Puskesmas Cimanggis Praktek klinik berbasis komunitas pada keperawatan maternitas dilakukan di wilayah Puskesmas Cimanggis yaitu kelurahan Curug pada tanggal 8 September sampai 17 Oktober 2014. Sebelum residen memulai praktik, residen mempersiapkan kontrak belajar dan jadwal dinas dan mengkonsultasikan kepada supervisor. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek di wilayah binaan Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug adalah melakukan asuhan keperawatan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
28
pada keluarga binaan sebanyak 13 keluarga binaan yang memiliki masalah kesehatan perempuan bervariasi yaitu menopause, keputihan, ibu post partum, infertilitas, nyeri menstruasi, amenorea, kanker servik, kekerasan dalam rumah tangga. Residen dilakukan evaluasi penampilan oleh supervisor yaitu supervisi pada keluarga binaan dengan Infertil Sekunder dan Diabetes Melitus. 3.1.3 RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta Praktek klinik keperawatan maternitas di RSUPN Ciptomangunkusumo dilaksanakan pada tanggal. 20 Oktober sampai 10 Desember 2014. Ruangan yang digunakan adalah instalasi gawat darurat (IGD), unit rawat inap zona A yaitu ruang perawatan ongkologi, dan unit rawat inap zona B yaitu ruang perawatan obstetri dan ginekologi. Praktek klinik di IGD dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober sampai 7 November 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah melakukan asuhan keperawatan pada klien antenatal beresiko tinggi yaitu PEB sebanyak 6 klien, polihidramnion 1 klien, ketuban pecah dini 3 klien, Diabetes Melitus 1 klien, dan plasenta previa sebanyak 3 klien; intra natal resiko tinggi 10 klien diantaranya presentasi bokong 1 klien, ketuban pecah dini 5 klien, preterm 2 klien, SLE 1 klien; perawatan bayi baru lahir beresiko tinggi sebanyak 10 klien terdiri dari berat badan lahir rendah 3 klien, prematur 7 klien. Praktek keperawatan maternitas di zona B pada ruang obstetri dan gynekologi mulai tanggal 10 sampai 21 November 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah perawatan post partum resiko tinggi sebanyak 15 klien terdiri dari post partum dengan pre eklamsi berat sebanyak 6 klien, ketuban pecah dini sebanyak 3 klien, IUFD sebanyak 1 klien, Diabetes Melitus 1 klien, AIDS 1 klien, dan re SC 2 klien; perawatan dengan kasus ginekologi sebanyak 10 klien terdiri dari kista ovarium 2 klien, Mioma Uteri 6 klien, kanker serviks 1 klien dan adenomiosis 1 klien. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah melakukan perawatan luka,
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
29
melakukan penyuluhan tentang pentingnya Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, tehnik menyusui,
keluarga
berencana,
mengajarkan
klien
mobilisasi
bertahap,
memberikan motivasi pada klien dalam pemberian ASI. Praktek keperawatan maternitas di zona A yaitu unit rawat inap Onkology dilaksanakan pada tanggal 24 November sampai tanggal 10 Desember 2014. Kompetensi yang dicapai selama residen praktek diruangan tersebut adalah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks dan kanker ovarium dan PTG. Ketrampilan klinik yang dicapai residen di ruangan tersebut adalah perawatan luka, mengambil darah, melakukan tranfusi, pemasangan infus. 3.2 Edukator Residen mampu menerapkan peran pendidik dalam keperawatan maternitas dengan melakukan bimbingan mahasiswa di
RSUD Cibinong sebanyak 23
mahasiswa dengan rincian S2 Keperawatan 2 mahasiswa, S1 kedokteran sejumlah 3 mahasiswa, S1 keperawatansebanyak 4 mahasiswa, D III kebidanan sebanyak 14
mahasiswa.
Residen
melakukan
bimbingan
mahasiswa
di
RSUPN
Ciptomangunkusumo sebanyak 15 mahasiswa terdiri dari 1 mahasiswa S2, 7 mahasiswa dari DIII Kebidanan, dan 7 mahasiswa DIII Keperawatan. Memberikan pendidikan kesehatan pada klien yang berada dibawah tanggung jawab residen selama melakukan praktek di RSUD Cibinong, RSCM, dan Wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Depok. 3.3 Konselor Residen mampu menerapkan peran konselor dalam pelayanan keperawatan maternitas. Target kompetensi sebagai konselor dicapai residen melalui dukungan dan konseling dalam memfasilitasi proses pengambilan keputusan klien dan keluarga.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
30
3.4 Advokat Residen mampu menerapkan peran advokat dalam pelayanan keperawatan maternitas. Memberikan advokasi bagi klien dan keluarga yaitu memfasilitasi klien untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam mengambil keputusan terhadap kesehatannya seperti inform consent, memberikan solusi pembiayaan persalinan bagi pasien yang tidak mampu dengan pengurusan BPJS. Salah satu klie kelolaan residen tidak memiliki asuransi kesehatan dan tidak memiliki biaya untuk pembayaran perawatannya, klien kelolaan residen tidak bisa melakukan pengurusan BPJS dikarenakan pada saat klien dirawat terdapat peraturan baru bahwa kartu BPJS tidak bisa langsung digunakan setelah pembayaran, sehingga residen memfasilitasi dalam pembayaran klien dengan salah satu badan sosial yang membantu pasien yang memiliki permasalahan biaya dikarenakan faktor ekonomi yang tidak mampu. 3.5 Pengelola Residen mampu menerapkan peran sebagai pengelola dalam pelayanan keperawatan maternitas melalui pengelolaan para kader dalam kesehatan reproduksi perempuan dalam mendeteksi masalah kesehatan perempuan. Residen juga mengelola mahasiswa yang bersamaan praktek dengan residen dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien. 3.6 Kolaborator Residen mampu menerapkan peran sebagai kolaborator dalam pelayanan keperawatan maternitas. Peran kolaborator ini residen melakukan kolaborasi dengan bagian promosi kesehatan rumah sakit dalam pembuatan media promosi kesehatan berupa CD yang diputar melalui media televisi. Residen melakukan kolaborasi dengan Puskesmas ketika residen menemukan klien dimasyarakat memiliki masalah kesehatan. Salah satu klien kelolaan residen mengalami DM dan post stroke pada wanita usia 31 tahun. Gula darah klien tinggi, sehingga residen berkolaborasi dengan petugas kesehatan yang bertanggungjawab di wilayah binaan tersebut untuk melakukan follow up pada klien tersebut.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
31
Kemudian klien dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan terkait dengan peningkatan kadar gula darahnya. 3.7 Inovator Residen mampu menerapkan peran sebagai innovator yaitu membuat media promosi kesehatan berupa CD di Rumah Sakit Daerah Cibinong yang terdiri dari enam video yaitu tentang inisiasi menyusu dini, keluarga berencana, kehamilan beresiko, perawatan tali pusat, nutrisi pada ibu hamil, menyusui dan melahirkan, serta air susu ibu. Keenam video dijadikan HAKI melalui Universitas Indonesia bersama dengan pembimbing. Diwilayah kerja Puskesmas Cimanggis Depok residen melakukan proyek inovasi tentang pelatihan kader mengenai deteksi dini kesehatan reproduksi perempuan. Di RSCM residen melakukan proyek inovasi dalam pembuatan media promosi kesehatan perawatan perioperatif pada pasien obstetri dan ginekologi. 3.8 Komunikator dan Koordinator Residen mampu menerapkan peran sebagai koordinator dalam pelayanan keperawatan maternitas. Residen mencapai target kompetensi ini melalui kegiatan koordinasi dengan tim kesehatan lain terkait pemberian terapi klien baik secara medis maupun keperawatan. 3.9 Peneliti Residen mampu menerapkan peran peneliti dalam pelayanan keperawatan maternitas. Residen memanfaatkan hasil penelitian dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap klien. Residen juga melakukan penelitian pada kedua kasus kelolaan dengan mioma uteri dengan pendekatan studi kasus.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
32
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab pembahasan ini akan menguraikan tentang perbandingan antara teori dan praktek pada klien dengan Mioma Uteri serta diuraikan tentang dukungan dan hambatan dalam melakukan praktek ners spesialis keperawatan maternitas. 4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Mioma Uteri Kedua kasus kelolaan ditemukan mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Menurut Winkjosastro (2009) bahwa nyeri merupakan salah satu gejala pada penderita dengan Mioma Uteri meskipun bukan gejala yang khas pada klien. Gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai dengan nekrosis setempat dan peradangan. Selain itu juga dapat disebabkan karena penekanan saraf oleh Mioma Uteri. Keluhan dismenore dialami oleh kedua kasus. Tanda dan gejala pada Mioma Uteri adalah gangguan menstruasi sebesar 80,5% seperti menoragi dan dismenore ditemukan pada Mioma Uteri berjenis intramural sebesar 52% (Bath & Kumar, 2006). Hasil USG didapatkan bahwa kasus kesatu adalah mioma subserosa dan kasus kedua submukosa dan intramural. Kedua kasus kelolaan ditemukan mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah dan terdapat massa pada abdomen. Massa pada kasus kesatu tiga jari dibawah umbilikus dan kasus kedua sepusat. Menurut Parker (2007) bahwa nyeri merupakan salah satu gejala pada penderita dengan Mioma Uteri meskipun bukan gejala yang khas pada klien. Gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai dengan nekrosis setempat dan peradangan. Kedua kasus merupakan usia produktif, kasus pertama usia 25 tahun dan kasus kedua 38 tahun. Mioma Uteri banyak ditemukan pada kelompok reproduktif
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
33
(Wiknjosastro, 2009; Parker, 2007). Tingginya kejadian Mioma Uteri pada usia reproduktif menunjukkan adanya hubungan antara Mioma Uteri dengan estrogen. Sekresi hormon estrogen sebelum menarche masih rendah, dan sekresi hormon estrogen meningkat pada usia reproduksi serta pada usia menopause hormon estrogen tidak disekresikan lagi (Guyton, 2001). Kasus kesatu telah terdiagnosa Mioma Uteri sejak sekitar satu tahun yang lalu, tetapi klien tidak mau untuk dilakukan pembedahan. Hal ini karena klien belum memiliki keturunan, klien takut jika dilakukan tindakan operasi rahimnya ikut diangkat. Sejalan dengan hasil penelitian Borak, Nicholson, Bradley & Stewart (2013) bahwa wanita berusia kurang dari 40 tahun yang mengalami Mioma Uteri paling tinggi kekhawatirannya untuk dilakukan tindakan pembedahan karena ingin mempertahankan fertilitasnya. Kedua kasus adalah nullipara. Menurut Ricci & Kyle (2009) bahwa nullipara merupakan salah satu faktor resiko terjadinya Mioma Uteri. Sekresi estrogen pada wanita hamil sifatnya berbeda dari sekresi ovarium pada wanita yang tidak hamil, yaitu hampir seluruhnya estriol, suatu estrogen yang relatif lemah dibandingkan estradiol yang disekresikan ovarium. Hal ini berbeda dengan wanita yang tidak pernah hamil atau melahirkan, estrogen yang ada didalam tubuhnya adalah murni estrogen yang dihasilkan oleh ovarium semuanya digunakan untuk proliferasi jaringan uterus (Guyton, 2001). Kasus kedua memiliki riwayat keluarga yang menderita Myoma Uteri yaitu kakak kandungnya yang pertama. Menurut Lowdermilk, dkk (2012) bahwa faktor genetik merupakan faktor resiko terjadinya Mioma Uteri. Hasil penelitian pada bahwa wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita Mioma Uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk mengalami Mioma Uteri dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita Mioma Uteri (Parker , 2007).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
34
Kasus kedua memiliki nilai indeks massa tubuh (IMT) 27 kg/cm2. Nilai IMT tersebut dikategorikan obesitas. Resiko Mioma Uterus meningkat 21% setiap kenaikan 10 kg berat badan dan peningkatan indeks massa tubuh. Hal ini berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase dijaringan lemak, sehingga terjadi peningkatan jumlah estrogen dalam tubuh (Parker, 2007; Katz, 2007). Menurut Winkjosastro (2009) bahwa belum diketahui secara pasti bahwa estrogen menyebabkan Mioma Uteri, tapi Mioma Uteri berhubungan dengan stimulasi estrogen, dimana Mioma Uteri jarang ditemukan pada sebelum menarche dan setelah menopause. Masalah keperawatan yang diangkat pada dua kasus sebelum tindakan pembedahan adalah cemas. Hal ini sesuai dengan landasan teori tentang masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan Mioma Uteri yang akan dilakukan tindakan pembedahan yaitu cemas (Lowdermilk, dkk, 2012). Kedua kasus ditemukan masalah yang sama setelah pembedahan yaitu kecemasan. Kecemasan adalah masalah yang muncul setelah tindakan pembedahan pada Mioma Uteri. Kecemasan pada klien setelah tindakan pembedahan adalah kecemasan tentang tindakan yang telah dilakukan terhadap klien dan kekhawatiran dilakukan histerektomi dalam penanganan Mioma Uteri (Lowdermilk, 2012). Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini adalah isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan menjadikan seseorang untuk melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (Wilkinson & Ahern, 2014). Kedua kasus dilakukan tindakan pembedahan. Penatalaksanaan Mioma Uteri terdiri dari tiga jenis yaitu konservatif, medikamentosa dan pembedahan. Kasus kesatu dilakukan tindakan histeroskopi diagnostik (HD) dan laparoskopi diagnostik (LO) serta miomektomi. Pemeriksan laparoskopi dan histeroskopi merupakan bagian dari pemeriksaan rutin pada kasus infertilitas pada perempuan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
35
Klien infertil biasanya dilakukan pemeriksaan LD dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan HD. Jika pada saat dilakukan HDLO ditemukan adanya kelainan yang dapat menyebabkan infertilitas akan dapat dilakukan tindakan terapeutik seperti operatif (Hansotia, dkk, 2002; Speroff, 2005; Bansol, 2004). Kasus kedua dilakukan laparotomi miomektomi. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus (Ricci & Kyle , 2009). Kasus kesatu dan kedua dilakukan tindakan miomektomi karena keduanya masih muda dan belum memiliki keturunan. Jika miomektomi dilakukan karena keinginan memperoleh keturunan, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50% (Winkjosastro, 2009). Kasus kesatu dilakukan kromotubation. Menurut Bansal (2004) & Hadibroto (2005) bahwa kromotubation adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat fungsi tuba falopi dengan menggunakan laparoskopi. Kedua tuba dapat dilihat secara langsung dengan menyuntikkan larutan metilen blue atau indigokarmin dan melihat pelimpahannya kedalam rongga peritoneum. Hasil dari pemeriksaan kromotubation pada kasus kesatu adalah didapatkan kedua tuba klien paten/ tidak ada sumbatan. Kasus kesatu dikategorikan sebagai infertilitas primer, karena klien sudah menikah selama lima tahun dan belum pernah hamil, serta klien dan suaminya rutin dalam melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Menurut Bansal (2004) dan Fritz (2005) bahwa infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah selama 12 bulan atau lebih dan pasangan tersebut melakukan hubungan seksual secara teratur dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertilitas dibagi dua jenis yaitu infertilitas primer dan sekunder. Infertilitas primer adalah infertilitas tanpa adnya kehamilan sebelumnya dan infertilitas sekunder adalah jika pasangan sebelumnya pernah hamil.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
36
Kedua kasus diberikan terapi profenid 100 mg suposituria setelah dilakukan tindakan pembedahan. Komposisi profenid adalah ketoprofen. Profenid adalah obat anti inflamasi nonsteroid yang memiliki efek anti inflamasi dan analgetik. Kasus kesatu dan kedua diberikan terapi antibiotik cefazolin 2 gram 30 menit sebelum
dilaukan
operasi
sebagai
terapi
profilaksis.
Setelah
tindakan
pembedahan, pada kasus kesatu diberikan terapi antibiotik ceftriaxon 2 gram sehari dan kasus kedua pycin 1,5 gram 3 kali sehari. Terapi yang diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi dikarenakan prosedur invasif. Kasus kesatu cetriaxon hanya diberikan sehari sekali karena ceftriaxon yang diberikan dosis tunggal yaitu 2 gram. Alasan pemberian terapi antibiotik dosis tinggi pada kedua kasus selain sebagai terapi profilaksis juga dikarenakan dalam tiga bulan terakhir terjadi peningkatan infeksi pada pasien post operasi, sehingga untuk mencegah hal tersebut diberikan terapi profilaksis.
4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Unpleasant Symptoms pada Asuhan Keperawatan Klien dengan Mioma Uteri. Residen sebelumnya melakukan pendekatan teori Need For Help dan Unpleasant Symptoms pada kelima kasus dengan mioma Uteri yaitu pada Ny.Id, Ny.Ma, Ny.Iv, Ny.Ii dan Ny.M. Kelima kasus diterapkan teori tersebut karena pada kelima kasus didapatkan kondisi yang emergensi dan diperlukan penanganan dengan segera, sehingga selain residen menggunakan teori Unpleasant Symptoms, residen menambahkan teori Need For Help dalam penerapan kasus tersebut, dimana teori Need For Help merupakan pendekatan teori yang memerlukan penanganan secara emergensi. Kemudian residen menggunakan pendekatan teori Unpleasant symptoms pada dua kasus yaitu Ny.S dan Nn.D. Teori Unpleasant symptoms dapat membantu klien untuk mengurangi ketidaknyamanan pada klien.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
37
Setelah dilakukan pengkajian pada kedua kasus didapatkan masalah cemas dan nyeri sebelum tindakan pembedahan. Masalah yang diangkat setelah pembedahan adalah pada kasus pertama resiko gangguan perfusi jaringan, cemas, nyeri, resiko infeksi, intoleransi aktifitas dan meningkatkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan. Kasus kedua masalah yang muncul adalah nyeri, cemas, resiko infeksi dan intoleransi aktifitas. Masalah resiko gangguan perfusi jaringan diangkat pada kasus kedua karena pada kasus kedua terdapat penurunan kadar hemoglobin setelah tindakan pembedahan, dikarenakan laporan operasi didapatkan perdarahan pada saat operasi didapatkan sekitar 300cc, sedangkan pada kasus kedua perdarahan pada saat operasi hanya 80cc dan kadar hemoglobin setelah dilakukan pembedahan masih diatas 10 g/dl. Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis) diangkat pada kasus kesatu karena pada kasus kesatu telah menikah selama lima tahun dan belum memiliki keturunan, sedangkan klien dilakukan miomektomi. Menurut Parker (2007) dan Winkjosastro (2009) bahwa kemungkinan untuk hamil setelah dilakukan pembedahan miomektomi sekitar 20-50%. Selain itu juga klien dengan post miomektomi dianjurkan untuk menunda kehamilan minimal selama dua tahun untuk memperbaiki uterus. Oleh karena itu diperlukan untuk mengangkat diagnosa sejahtera pada kasus kesatu. Residen menegakkan masalah keperawatan dan merencanakan intervensi dan melakukan implementasi untuk menangani masalah tersebut. Setelah dilakukan implementasi berdasarkan intervensi, residen mengevaluasi kondisi klien. Perawat mengevaluasi apakah implementasi yang telah dilakukan oleh perawat sudah sesuai dengan harapan dari masing-masing tindakan. Jika hasil evaluasi belum sesuai dengan harapan, diperlukannya perencanaan kembali untuk mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan. Kedua kasus didapatkan bahwa implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah sebelum operasi dan setelah operasi teratasi dan tidak terjadi komplikasi.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
38
Residen menggunakan teori unpleasant symptoms untuk menanganinya. Pendekatan unpleasant symptoms dapat meningkatkan pemahaman terhadap berbagai gejala ketidaknyamanan dari berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat dan memberikan intervensi dalam mencegah dan mengurangi gejala ketidaknyamanan (Timothy, 2004).
4.3 Kekuatan dan Kekurangan selama Melaksanakan Praktik Residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Residen melaksanakan praktek ners spesialis keperawatan maternitas diselesaikan dalam dua semester. Pada saat residen melaksanakan praktek didapatkan beberapa kekuatan dan kekurangan yang dirasakan selama praktek. Kekuatan yang dirasakan oleh residen adalah residen mendapatkan dukungan dari dokter spesialis obstetrik dan ginekologi, kepala ruangan, perawat, bidan serta tenaga kesehatan lain yang ada diruangan, kepala Puskesmas, Kepala Kelurahan, serta kader di Kelurahan Curug. Adanya pembimbing juga merupakan dukungan bagi residen dalam melakukan praktek nesr spesialis keperawatan maternitas. Residen mendapatkan bimbingan supervisi, ronde maupun bimbingan pada saat residen melaksanakan proyek inovasi sangat membantu residen dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Pelaksanaan proyek inovasi baik di rumah sakit maupun di masyarakat, selalu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pelaksanaan proyek inovasi di RSUD Cibinong sangat didukung oleh Direktur RSUD Cibinong, Ketua Unit Kebidanan Dokter Spesialis Obstetrik dan ginekologi, Ketua Promosi Kesehatan Rumah sakit. Proyek inovasi yang dilakukan residen di RSUD Cibinong adalah continuity of care melalui
program promosi kesehatan reproduksi perempuan. Alasan
pelaksanaan proyek inovasi ini adalah berdasarkan kebutuhan ruangan yang dilakukan pengkajian terlebih dahulu oleh residen tentang pengetahuan dan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
39
pelaksanaan promosi kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong. Proyek inovasi memiliki out put yaitu video berupa promosi kesehatan yang terdiri dari enam video (inisiasi menyusu dini, keluarga berencana, kehamilan beresiko, ASI, nutrisi ibu hamil dan menyusui, perawatan tali pusat). Supervisor memfasilitasi dalam proses HAKI video promosi kesehatan melalui Universitas Indonesia. Pihak rumah sakit mendapatkan poin tambahan saat dilakukan kunjungan dari asesor akreditasi dan di rumah sakit tersebut menayangkan video tersebut di ruang poli kebidanan pada jam kunjungan pasien. Bagian promosi kesehatan rumah sakit menjadwalkan penayangan video tersebut meskipun residen tidak praktek lagi di rumah sakit tersebut. Pelaksanaan proyek inovasi di wilayah Puskesmas sangat didukung oleh Kepala Puskesmas, Bidan yang bertanggung jawab dilapangan, Kepala Kelurahan, serta Kader di kelurahan Curug. Proyek inovasi yang dilakukan di wilayah Puskesmas Curug adalah deteksi dini masalah kesehatan reproduksi perempuan dengan menggunakan kartu deteksi. Proyek inovasi dilakukan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kader RW 01 dan 02 Kelurahan Curug. Pelaksanaan proyek inovasi di RSUPN Ciptomangunkusumo sangat didukung oleh kepala ruangan rawat inap obstetrik dan ginekologi serta onkologi. Proyek inovasi yang dilakukan di RSUPN Ciptomangunkusumo adalah perawatan perioperatif menggunakan media booklet. Proyek inovasi ini dilakukan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruangan. Residen menyusun booklet bersama dengan perawat ruangan dengan bimbingan supervisor. Setelah booklet jadi, residen mensosialisasikan booklet pada perawat ruangan, serta melakukan pendampingan perawat ruangan dalam memberikan edukasi perawatan perioperatif kepada klien. Kekurangan yang residen temukan selama residen praktek adalah persiapan praktek dalam hal administrasi, dimana surat perizinan praktek terlambat datang ke rumah sakit, sehingga pihak rumah sakit kesulitan dalam pengaturan jadwal
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
40
dengan institusi lain yang praktek di rumah sakit yang sama. Persiapan praktek di Puskesmas juga terlambat, sehingga praktek di Puskesmas menjadi mundur satu minggu dari jadwal yang telah ditentukan. Kekurangan lain dalam pelaksanaan praktek residensi adalah sumber daya manusia yang belum ada memiliki pendidikan S2 keperawatan di wahana praktik, sehingga residen tidak mempunyai role model dalam pelaksanaan teori keperawatan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
41
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Mioma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Jenis Mioma Uteri ada tiga yaitu mioma intramural, mioma submukosum dan mioma subserosum. Penatalaksanaan terdiri dari penatalaksanaan keperawatan dan medis. Penatalaksanaan keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang muncul. Masalah keperawatan yang muncul pada klien sebelum pembedahan adalah nyeri, cemas. Masalah keperawatan yang muncul pada klien setelah pembedahan adalah resiko gangguan perfusi jaringan, nyeri, cemas, resiko infeksi, intoleransi aktifitas, dan mengembangkan rencana tujuan jangka panjang dalam perencanaan kehamilan. Penatalaksanaan medis pada kasus pertama adalah laparoskopi miomektomi dan pada kasus kedua yaitu laparotomi miomektomi. Residen menggunakan pendekatan teori unpleasant symptoms dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Mioma Uteri. Aplikasi teori ini digunakan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan karena Mioma Uteri. Penanganan satu gejala dapat menangani gejala yang lain. Penggunaan pendekatan teori ini memberikan pelayanan yang komprehensif pada klien. Pengintegrasian pada teori ini dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada klien.
Pemenuhan pelayanan kepada klien diperlukan perawat yang berkualitas yaitu perawat ners spesialis maternitas yang profesional. Perawat maternitas harus memiliki aspek profesional yaitu aspek intelektual, prilaku, psikomotor serta ketrampilan emosional yang mendukung dalam pelayanan keperawatan. Perawat ners spesialis keperawatan maternitas diharapkan dapat melakukan perannya secara komprehensif, serta mempromosikan perannya dalam tindakan nyata
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
42
kepada profesi lain maupun masyarakat. Sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas peran perawat dilihat dari tingkat pendidikan keperawatan. 5. 2 Saran 5.2.1 Pentingnya pendeteksian dini untuk reproduksi perempuan 5.2.2 Perawat sebaiknya menggunakan pendekatan model konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. 5.2.3 Diharapkan perawat untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang ada seperti meningkatkan pengetahuan, pelatihan – pelatihan dan melakukan penelitian terkait dengan asuhan keperawatan, sehingga kualitas pelayanan keperawatan dapat nyata dirasakan oleh semua pihak baik masyarakat, pelayanan kesehatan maupun profesi keperawatan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
43
DAFTAR PUSTAKA
Bath,RA., & Kumar,P. (2006). Experience with uterine leiomyoma at ateaching referral hospital in india. Journal of gynecologic surgery. Vol 22/4. Bijan,J.B., Nicholson, W.K., Bradley,L., Stewart,E.A. (2013). The impact of uterine leiomyomas: a national survey of affected women. American Journal of Obstetrics and gynecology. Vol 209Cunningham,FG. (2001). Mioma Uteri. Obstetri William. Edisi 18. Jakart: EGC. Fracog. (2006). Uterine Fibroids. Baillieres Clinical Obstetrics and Gynecology. Vol.12. Fradhan,P., Acharya,N., Kharel,B, et al. (2006). Uterine Myoma: A profile of neopalese women. N.J.Obstet.Gynaecol.Vol.1/No.2. 47-50. Hadibroto,B. (2005). Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 38. No.3. Imai,A., Takagi,H., Matsunami,K., & Ichigo,S. (2012). Sequential Management With Gonadotropin-releasing Hormone Agonist and Dienogest of Endometriosis-associated uterine myoma and adenomyosis. Basic Concept and current research trends. Kemenkes. (2008). Program kesehatan reproduksi dan pelayanan integratif di tingkat pelayanan dasar. Jakarta. Laughlin,S.K., Hartmann,K.E., Baird,D.D. (2011). Postpartum factors and natural fibroid regression. American Journal Obstetric and Gynecology. Vol.204. Lenz,E,R., & Pugh,L,C. ( ). Theory of unpleasant symptoms. Liehr,P. (2005). Looking at symptoms with a middle-range theory lens. Advanced studies in nursing. Vol 3. No.5. Manuaba,I,BG. (2003). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Jakarta: EGC. Edisi 2. Meyers,J. (2009). Comparasion of he theory of unpleasant symptoms and the conceptual model of chemotherapy-related changes in cognitive funtion. Oncology Nursing Forum. Vol.36. No.1
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
44
Moore,J.G. (2001). Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC Parker,W.H. (2007) Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine myomas. Fertility and sterility. Vol.87. No.4 Parker ,W.H. (2007). Uterine myomas: management. Fertility and sterility. Vol 8. No.2. Parker,W.H. (2007). Symptomatology and diagnosis Of Uterine Myomas. Departement Of Obstetrics and Gynecology. School Of Medicine. California: American SocietyFor Reproductive Medicine. Vol.87. 725-733. Peterson,S.J., & Bredow,T.S. (2004). Middle range theories application to nursing research. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Prapas,Y., Kalogiannidis,L., Prapas,N. (2008). Laparoscopy vs laparoscopically assisted myomectomy in the management of uterine myomas: aprospective study. Amerycan Journal Of Obstetrics and Gynecology. Vol.200. Prawirohardjo (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Prawirohardjo. Puri, K., Famuyide, A,O., Erwin,P,J., Stewrt,E,A., Tommaso,S,K,L. (2013). Submucosal fibroids and the relation to heavy menstrual bleeding and anemia. American Journal Of Obstetric and Gynecology. Vol.210. Ran.OK.L., Gyung.P., Jong,C.K.,et-al. (2007). Clinic statistical Observation Of Uterine. Korean Medical Database. Rasjidi,I. (2008). Manual histerektomi. Jakarta: EGC Rayburn,WF. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa: H.TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika. 269-271. Ricci & Kyle. (2009 ). Maternity and practic nursing. Lippincolt. Timothy,S. (2004). Middle range theories: aplication to nursing research. Lippincolt William & Wilkins. Somigliana,E., Vercellini,P., Benaglia,L., Abbiati,A., Barbara,G., Fedele,L. (2008). The role of myomectomy in fertility enhancement. Curr Opin Obstetry Gynecology. 20 (4). Stanley, O. (2008). Incidence, etiology and epidemiology of uterine fibroids. Practice and research clinical obstetrics and gynecology. Vol.22.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
45
Stolte,K. (2004). Diagnosa keperawatan sejahtera. Jakarta: EGC. Su, W.H,et all. (2012). Typical and atypical clinical presentation of uterine myomas. Journal of Chines Medical Association. Vol.75. Tyler,R., & Pugh,L,C. (2009). Application of the theory of unpleasant symptoms in bariatric surgery. Bariatric nursing and surgerical patiant care. Vol.4. No.4. Wiknjosastro.H. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wilkinson,J,M., & Aherrn,N,R. (2014). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Universitas Indonesia
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN UNPLEASANT SYMPTOMS Tanggal Pengkajian: 30 Desember 2014, Pukul 10.06 WIB Tanggal Masuk RS : 30 Desember 2014, Pukul 10.06 WIB Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.S b. Usia : 25 Tahun c. Alamat : Kp.Cihideung Kecil Rt.004/ Rw 04. Neglasari, Bogor d. Pekerjaan : PNS Peg.Swasta Wiraswasta √ IRT e. Pendidikan : √ SD SLTP SLTA DIII S1/S2 f. Agama : √ Islam Katolik Protestan Budha Hindu g. Suku Bangsa : Jawa √ Sunda Betawi Minang Batak B. Alasan Masuk RS Klien datang melalui Poli Kebidanan rencana operasi besok tgl 31/12/14, klien mengeluh ada mioma, klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah. C. Riwayat Kesehatan Dahulu Pernah dirawat √ Tidak pernah dirawat Riwayat Penyakit: DM Hipertensi Hepatitis √ Mioma Uteri,sejak sekitar setahun yang lalu Lain................
Astma
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi, kakek, nenek) TBC Hipertensi DM Asthma E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB Ya
√ Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ Lain : tidak ada
G. Riwayat Obstetrik P o , Ao H. Riwayat Menstruasi Usia menarche: 14 Tahun Lama haid : 7 Hari Banyak haid : √ 2-3x ganti pembalut/hr >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan √ Merah terang Bau haid : √ Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Siklus Menstruasi Polimenore (Siklus < 21 hari) √ 21 – 35 hari Oligomenore (Siklus > 35 hari) Keluhan : √Dismenorhea: Tidak Ada Keluhan menstruasi saat ini: HPHT : 8/12/14 Lama menstruasi : 7 hari Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √ Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Siklus Menstruasi Polimenore (Siklus < 21 hari)........................................................ √ 21 – 35 hari Oligomenore (Siklus > 35 hari)...................................................... √Dismenorhea: ya, sejak tiga bulan terakhir √ Menoragia : .... Jumlahnya banyak 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr √Sejak : tiga bulan terakhir Metroragia: Mulai keluhan: ..... I. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : cair Nafsu makan : Baik Asupan nutrisi: Jenis: cair
√Cukup Kurang Frek: 3x sehari
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
tdk ada
Asupan Cairan:Jumlah: 2000 cc/hr J. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 5x/hr 1x /hr
Warna Kuning Kuning
K. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: √Mandiri Dibantu sebagian Istirahat: √ Mampu beristirahat
Istirahat kurang
Total care Tidak dapat beristirahat
L. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Adanya Mioma Uteri Region : Abdomen bagian bawah, 3 jari dibawah pusat Kualitas Nyeri : Ringan Sedang Berat Skala Nyeri : 1-3 √4-6 7-10 Intensitas : Ringan √Sedang Berat Timing: hilang timbul Frekuensi : 4-5 x/hr Durasi : 2 menit Mempengaruhi aktifitas : √ Ya, jika sedang nyeri Tidak Distress: Koping terhadap nyeri : Menangis Berkeringat II.
Relaksasi Gelisah
√ Wajah meringis
Pengkajian Psikologis dan Situasional A. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan takut dengan kondisi penyakitnya, klien sudah menikah lima tahun dan belum mempunyai keturunan. Klien mengatakan takut jika rahimnya sampai diangkat.
B. Harapan Klien: Klien mengatakan bahwa klien berharap operasi yang dijalaninya adalah hanya mengangkat miomnya saja tanpa rahim, karena klien belum memiliki keturunan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
C. Tingkat Pengetahuan terhadap kondisinya: Klien berpendidikan SD, Klien mengatakan bahwa Mioma adalah tumor pada rahim, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah operasi. D. Pekerjaan: Pekerjaan klien Ibu rumah tangga dan suami supir angkot. E. Pendapatan: sekitar 1,5 juta perbulan F. Peran serta keluarga: Keluarga yang mengunjunginya adalah suami, kakak dan ibu secara bergantian. G. Kondisi Lingkungan: Kondisi sekitar klien / diruangan tenang. H. Budaya dan Agama: Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada pantangan makanan ataupun tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Klien berasal dari suku sunda dan suami juga sunda. I. Status Perkawinan: Klien sudah menikah lima tahun, selama ini klien belum pernah konsultasi ke dokter spesialis Obsgyn. J. Aktifitas Sexual: Klien mengatakan bahwa klien melakukan aktifitas seksual satu minggu 2-3 kali. Klien mengatakan tidak ada keluhan saat melakukan aktifitas sexual. III.
A.
B.
Pemeriksaan Fisik Penampilan Umum Keadaan umum: TD: 110/70 mmhg ND: 80x/mnt BB: 51 Kg TB: 150 Cm
SH: 36,4 °C RR:20x/mnt
Pemeriksaan Fisik Head to Too Kepala: Distribusi rambut √Rata Tidak rata Lesi/ pembengkakan Ada √Tidak ada Edema wajah Ada √Tidak ada Wajah Agak Pucat √Kemerahan Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik Anemis
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√Anikterik √Ananemis
Mulut Gigi Lidah Mukosa bibir
√Bersih √Lengkap √Bersih √Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB
Ada Ada
Ada
Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √ Vesikuler Irama nadi √ Regular Suara Jantung √ S1 dan S2 CRT <3detik Akral √ Hangat
Kotor Tidak lengkap Kotor Agak kering
Bau Caries Kering
√ Tidak ada √ Tidak ada √ Tidak ada
Ronchi/wheezing Iregular Murmur, gallop √ > 3 detik Agak Dingin
Lain.....
Payudara: Payudara simetris, bersih Abdomen : √ Teraba massa, 3 jari dibawah pusat Genitalia: Pengeluaran Edema Varices Ekstremitas Edema Ada Varises Ada IV.
Lendir Ada Ada
Darah √ Tidak ada √ Tidak ada
√ Tidak ada √ Tidak ada
Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang A. Terapi medis: Tindakan Operasi: Anestesi umum Laparoskopik Miomektomi Tanggal Operasi 31/12/2014, Pukul 09.30 – 17.30WIB Diagnostik pre operasi: intramural uterine fibroid Diagnostik post operasi: Subserosal uterine fibroid, both tubes were patent
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Pasien di posisi terlentang di bawah gabungan anestesia umum, dilakukan a dan antiseptic prosedur, dilakukan histeroskopi diagnostic. Pada pandangan hysterorcopic : Vagina , ostium uterus eksternal , kanal endoserviks , ostium uteri internal normal . Endometrium normal ~ fase sekretori . Kedua tuba dibuka terlihat , tanda bubble positif pada kedua tuba . Masuk aman menggunakan jarum Veress pada titik Li Huang. Dimasukkan 10mm trochar primer, dimasukkan kamera 10mm . Dimasukkan 3 trochars accessorious pada pusar dan kedua sisi setingkat pusar. Pada tampilan laparoskopi , tempat di bawah insisi normal , rahim diperbesar lobulated pada posterior ukuran 15x18x8 cm corpus , baik tuba dan ovarium normal. Dilakukan sayatan memanjang menggunakan monopolar pada posterior corpus . Dilakukan miomektomi tajam dan menggunakan bipolar , sesuai dengan subserosa uterus fibroid 12cm diameter . Uterus diperbaiki kembali , lapisan miometrium dijahit menggunakan PGA no 1 interrptedly, Lapisan serosal itu dijahit menggunakan PGA no.1 dengan teknik baseball(bola kasti). Dilakukan chromotubation , kedua tuba paten. Pastikan tidak ada perdarahan. Uterine fibroid dievakuasi menggunakan morcelator . Rongga abdomen dicuci dengan menggunakan 2000cc akuabides . Perkiraan kehilangan darah adalah 300 cc.
Terapi Post operasi: Profenid 100 mg setiap 12 jam (IV) Ranitidin 2x 50 mg (IV) Cefriaxon 1 x 2 gram (IV) Hemobion 1 x 1 (Oral) B. Pemeriksaan penunjang Hasil pemeriksaan USG: Mioma Uteri Subserosum Tanggal 30/12/14, pukul 16.00WIB (pre operasi) Hb : 11,7 g/dl (12 – 15) Ht : 37,5 % (36 – 46) Eritrosit: 5,38 10^6/µl (3,80 – 4,80) MCV : 83,8 fl (80-95) MCH : 29,2 pg (27-31) MCHC: 34,5 g/dl (32-36) Leukosit: 7,90 10^3/ µl (5,00 – 10,00) Trombosit: 233 10^3/ µl (150 – 400)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tanggal 1/1/2015 pukul 00.54 WIB (Post operasi) Hb : 9,6 g/dl (12 – 15) Ht : 27,8 % (36 – 46) Eritrosit: 3,40 10^6/µl (3,80 – 4,80) MCV : 81,8 fl (80-95) MCH : 28,2 pg (27-31) MCHC: 34,5 g/dl (32-36) Leukosit: 21,90 10^3/ µl (5,00 – 10,00) Trombosit: 233 10^3/ µl (150 – 400)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Analisa Data No 1
Data Masalah Data Subyektif: Nyeri - Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah - Klien mengatakan skala nyeri 5 - Klien mengatakan kekuatan nyerinya sedang - Klien mengatakan bahwa nyerinya hilang timbul - Klien mengatakan bahwa jika nyeri muncul sekali nyeri sekitar 2 menit - Klien mengatakan bahwa nyerinya dirasakan sekitar 4 kali dalam sehari - Klien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan seperti diremas.
Etiologi Penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan
Data Obyektif: - Klien tampak meringis jika sedang nyeri - Klien tampak memegangi perutnya jika sedang nyeri - Teraba massa diabdomen bagian bawah setinggi tiga jari dibawah pusat. 2
Data Subyektif: Cemas - Klien mengatakan bahwa besok adalah jadwal operasinya. - Klien mengatakan takut dan cemas menghadapi operasi karena ini adalah pengalaman pertamanya dirawat dan langsung dilakukan operasi. - Klien mengatakan bahwa menurut dokter operasi besok hanya akan diangkat miomnya saja. - Klien mengatakan bahwa kemungkinan terburuk pada miom adalah diangkat rahimnya.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Krisis situasional
- Klien mengatakan bahwa klien telah mengetahui adanya miom sejak sekitar satu tahun yang lalu dan menurut dokter yang memriksanya dirumah sakit di Bogor bahwa akan dilakukan pengangkatan rahim, sehingga klien takut. - Klien mengatakan sebelum klien dirujuk di RSCM, klien minum ramuan daun sirsak, tapi miomnya tidak hilang. - Klien mengatakan bahwa harapannya saat ini adalah operasi besok berjalan lancar dan hanya diangkat miomnya saja. Data Obyektif: - Klien tampak sedih saat mengungkapkan perasaannya - Klien menangis saat menceritakan bahwa akan dilakukan pengangkatan rahim oleh dokter sebelumnya. Diagnosa Keperawatan sebelum operasi: 1. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan. 2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Analisa Data (Setelah pembedahan) No Data 1 Data Subyektif: - Klien mengatakan lemah
Masalah Etiologi Resiko gangguan Penurunan perfusi jaringan hemoglobin
kadar
Data Obyektif: - TD: 100/60 mmhg - ND: 84x/menit - RR: 20 kali/menit - CRT: > 3 detik - Hasil lab tgl 1/1/15 (post op) Hemoglobin: 9,6 g/dl Hematokrit: 27,8 % 2
Data Subyektif: Nyeri - Klien mengatakan bahwa operasi telah selesai. - Klien mngatakan bahwa luka operasinya ada lima. - Klien mengatakan bahwa terasa nyeri pada luka operasi. - Klien mengatakan bahwa skala nyeri 4 - Klien mengatakan nyeri bertambah jika klien bergerak - Klien mengatakan bahwa nyerinya seperti keram pada area perutnya. - Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang jika klien tidak bergerak.
Insisi bedah
Data Obyektif: - Klien tampak kesakitan saat klien bergerak. - Klien tampak melindungi bagian luka - Klien tampak meringis saat nyeri 3
Data Subyektif: Cemas - Klien mengatakan bahwa operasi telah selesai - Klien bertanya kepada perawat apakah operasi yang telah dijalaninya hanya pengangkatan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Krisis situasional
miomnya saja Data Obyektif: - Klien tampak mengharapkan jawaban perawat - Klien tampak cemas menunggu jawaban perawat 4
Data Subyektif: Resiko infeksi - Klien mengatakan bahwa terdapat luka operasi pada perut bagian bawah
Prosedur invasif
Data Obyektif: - Klien post operasi laparoskopi miomektomi. - Tampak luka operasi pada abdomen - Verban sekitar luka kering, tidak ada drainase. - Sekitar luka tidak terdapat kemerahan, panas. - Terdapat operasi pada abdomen. 5
Data Subyektif: - Klien mengatakan masih lemah
Intoleransi aktifitas
Data Obyektif: - Klien ost operasi laparoskopi miomektomi - Klien tampak lemah - Klien terpasang infus Nacl 0,9% - Klien masih terbaring lemah 6
Data Subyektif: - Klien mengatakan sudah lima tahun menikah tapi belum memiliki keturunan
Mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga
Data Obyektif: - Klien telah menikah 5 tahun - Suami tampak selalu menemani klien
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Kelemahan
Diagnosa keperawatan setelah operasi: 1. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin 2. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah. 3. Cemas berhubungan dengan krisis situasional. 4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan. 6. Mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga
No 1
Rencana Keperawatan Diagnosa Keperawatan Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin
Tujuan Setelah dilakukan Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam gangguan perfusi jaringan teratasi dengan kriteria hasil: - CRT > 3 detik - Warna kulit tidak pucat - Ekstremitas tidak dingin
Intervensi - Monitor Tanda-tanda vital. - Monitor pengisian kapiler. - Monitor warna kulit. - Monitor membran mukosa. - Monitor warna dasar kuku. - Monitor untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, gangguan memori, atau bingung. - Monitor adanya keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi. - Kaji intake dan output cairan. - Anjurkan klien dan keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk mengetahui perubahan integritas kulit. - Monitor pemeriksaan laboratorium seperti hemoglobin dan hematokrit untuk mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan atau respon terhadap terapi. - Kolaborasi dalam pemberian produk darah sesuai indikasi untuk meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen dan memperbaiki defisiensis untuk menurunkan resiko perdarahan. - Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi untuk memaksimalkan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
transport oksigen kejaringan.
2
Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan, insisi bedah.
Setelah dilakukan Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil: Klien menyatakan nyeri berkurang/ hilang, istirahat cukup.
- Kaji skala, lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik, intensitas, penyebab nyeri. - Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. - Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif dimasa lalu, seperti distraksi atau relaksasi. - Hadir didekat klien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi seperti: - lakukan perubahan posisi, masase punggung dan relaksasi - Ganti linen tempat tidur, bila diperlukan - Berikan perawatan dengan tidak terburu-buru, dengan sikap yang mendukung - Libatkan klien dalam pengambilan keputusan yang menyangkut aktivitas perawatan. - Kaji dampak agama, budaya, kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien. - Bantu klien untuk pengalihan melalui televisi, radio, tape, dan interaksi dengan pengunjung.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Ajarkan tehnik relaksasi. - Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik. - Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan respons klien terhadap analgetik (seperti: “obat ini akan mengurangi nyeri anda”)
3
Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan krisis situasional. Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam kecemasan teratasi dengan kriteria hasil: Klien mengatakan kecemasan berkurang, klien tampak rilreks.
- Kaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik. - Kaji untuk faktor budaya (misalnya konflik nilai) yang menjadi penyebab kecemasan. - Gali bersama klien tentang tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan kecemasan dimasa lalu. - Informasikan tentang gejala kecemasan. - Pada saat kecemasan berat, dampingi klien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman. - Beri dorongan kepada klien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan. - Bantu klien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan. - Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi untuk menurunkan kecemasan dan memperluas fokus. - Coba teknik relaksasi. - Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
-
-
4
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan dengan prosedur invasif. Implementasi Keperawatan 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Luka tidak terdapat drainase, eritema, tidak ada demam
aktivitas lainnya meskipun mengalami kecemasan. Yakinkan kembali klien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian. Dorong klien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan klien untuk menangis. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak yang terbata dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan kafein dan simultan lain. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Dampingi klien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kecemasan.
- Observasi semua insisi, evaluasi proses penyembuhan. - Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur aseptik. - Pertahankan tehnik aseptik ketat pada prosedur/ perawatan luka. - Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh perawatan dan klien. - Observasi drainasi pada luka - Awasi/ batasi pengunjung dan staf sesuai kebutuhan. - Anjurkan klien untuk diit tinggi kalori tinggi protein. - Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardi dengan atau tanpa demam - Berikan antibiotik sesuai indikasi
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
5
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Setelah dilakukan Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam intoleransi aktifitas teratasi dengan kriteria hasil: klien dapat toleransi terhadap aktivitas, klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
- Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktifitas - Tekanan darah, nadi, pernafasan - Catat jika terjadi peningkatan tekanan darah, pusing, dispneu, takipneu. - Berikan lingkungan tenang - Pertahankan tirah baring, jika diindikasikan - Pantau dan batasi pengunjung. - Ubah posisi klien dengan perlahan dan pantau terhadap psusing. - Berikan bantuan dalam aktifitas bila perlu, memungkinkan klien untuk melakukannya sebanyak mungkin. - Rencanakan kemajuan aktivitas dengan klien, termasuk aktivitas yang klien pandang perlu , tingkatkan tingkat aktivitas sesuai dengan toleransi. - Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, pusing.
6
Mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga
Setelah dilakukan Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam keluarga dapat mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga dengan kriteria hasil: klien dan keluarga dapat merencanakan kehamilan pada masa yang akan datang.
- Gali tujuan yang realistis dengan klien. - Bantu klien dalam memprioritaskan tujuan yang sesuai. - Diskusikan strategi untuk mencapai tujuan - Berikan reinforcement atas kemampuan klien.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Catatan Perkembangan Evaluasi pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma, iskemia jaringan (Tgl 31/12/14 Pukul 08.30 WIB), data subyektif: klien mengatakan bahwa nyerinya sudah berkurang, klien mengatakan skala nyeri 3, klien mengatakan bahwa tehnik relaksasi dapat mengurangi nyeri; data obyektif didapatkan bahwa klien tampak tidak lagi memegangi perutnya saat nyeri, klien tampak melakukan tehnik relaksasi saat nyeri muncul. Analisa pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh mioma uteri, iskemia jaringan teratasi sebagian. Planning: Lanjutkan intervensi. Evaluasi Tgl 31/12/14 Pukul 08.30 WIB pada diagnosa keperawatan kecemasan berhubungan dengan krisis situasional didapatkan bahwa: data subyektif yaitu klien mengatakan bahwa klien pasrah, klien mengatakan bahwa ini adalah pengalamannya yang pertama dilakukan operasi, kllien mengatakan bahwa klien cemas jika operasi besok sampai mengangkat rahimnya, karena klien belum memiliki keturunan dan klien masih umur 25 tahun, klien mengatakan bahwa siap untuk tindakan operasi; data obyektif adalah klien tampak sudah siap untuk operasi, klien tampak berdoa. Analisis pada diagnosa keperawatan
cemas
berhubungan dengan krisis situasional adalah masalah teratasi sabagian. Planning: lanjutkan intervensi.
Evaluasi pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan insisi bedah Tgl 1/1/15, Pukul: 19.00 WIB didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan bahwa nyeri berkurang, klien mengatakan skala nyerinya, klien mengatakan bahwa rasa seperti kram diperutnya sudah mulai berkurang; data obyektif yaitu didapatkan klien tampak lebih tenang, klien tidak tampak melindungi luka operasinya lagi, klien tampak melakukan tehnik relaksasi saat nyeri muncul. Analisis diagnosa keperawatan nyeri adalah teratasi sebagian. Planning: motivasi klien melakukan tehnik relaksasi.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Evaluasi pada diagnosa keperawatan cemas Tgl 2/1/15, Pukul 10.00 WIB, didapatkan data subyektif adalah klien mengatakan senang sekali operasinya berjalan dengan lancar, klien mengatakan senang operasi yang dijalaninya hanya pengangkatan miomnya saja, klien mengatakan bahwa setelah sembuh nanti klien dapat hamil dan memiliki keturunan; data obyektif yaitu klien tampak senang, klien tampak lega. Analisis diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan krisis situasional teratasi sebagian. Planning: motivasi klien kontrol kesehatannya. Evaluasi pada diagnosa keperawatan resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin pada Tgl 2/1/15, Pukul: 10.00 WIB didapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan bahwa operasinya sudah selesai; data obyektif yaitu TD: 110/70 mmhg, ND: 79 kali/menit, RR: 19 kali/menit, CRT: > 3 detik, Hemoglobin : 10,4 g/dl, Hematokrit : 35 %; Analisis pada diagnosa keperawatan resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin yaitu masalah belum terjadi. Planning: Monitor TTV dan CRT.
Evaluasi diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif Tgl 2/1/15, Pukul: 10.00 WIB, didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan hari ini diperbolehkan pulang oleh dokter; obyektif yaitu luka terdapat diabdomen, luka tidak terdapat edema, tidak ada kemerahan, tidak ada drainase, luka tampak kering, klien cuci tangan menggunakan antiseptic yang tersedia di tempat tidurnya sebelum memegang daerah disekitar luka. Analisis diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif adalah masalah belum terjadi. Planning: motivasi klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah sekitar luka. Evaluasi diagnosa keperawaan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Tgl 2/1/15, Pukul: 10.00 WIB, didapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan hari ini klien sudah membaik dan sudah dapat berjalan kekamar
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
mandi, klien mengatakan bahwa hari ini sudah boleh pulang; Data obyektif adalah klien tampak senang sudah boleh pulang, klien sudah dapat berjalan, Analisis diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas yaitu masalah teratasi. Evaluasi diagnosa keperawatan mengembangkan tujuan jangka panjang untuk keamanan keluarga tanggal 2/1/2015, pukul 10.00 WIB, diadapatkan data subyektif bahwa klien mengatakan akan menunda kehamilan selama dua tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi yang disarankan, suami klien mengatakan bahwa jika memang penundaan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi condom adalah yang terbaik, maka suami akan mengikuti saran yang diberikan; data obyektif klien dan suami tampak senang dengan penjelasan yang diberikan pada klien; analisa: masalah teratasi sebagian; planning yaitu motivasi klien dan pasangan untuk menggunakan alat kontrasepsi minimal selama dua tahun.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN UNPLEASANT SYMPTOMS Tanggal Pengkajian: 30 Desember 2014, Pukul 08.30 WIB Tanggal Masuk RS : 27 Desember 2014 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.D b. Usia : 38 Tahun c. Pekerjaan : PNS √ Peg.Swasta Wiraswasta IRT d. Pendidikan : SD SLTP SLTA DIII √ S1/S2 e. Agama : Islam Katolik √Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : Jawa Sunda Betawi Minang √ Batak B. Alasan Masuk RS Klien datang ke RS dengan keluhan keluar darah pervaginam sejak empat bulan sebelum masuk rumah sakit. Darah yang keluar berwarna merah kehitaman dan bergumpal. Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Tgl 11/12/14 klien dirawat karena hb 6,7 dan dilakukan tranfusi. Klien datang tanggal 27/12/14 dengan rencana operasi. Klien dilakukan operasi miomektomi tgl 29/12/14. C. Riwayat Kesehatan Dahulu √ Pernah dirawat di RS, Bulan September dirawat 2 hari, 11 Desember 2014dirawat dan dilakukan tranfusi. Tidak pernah dioperasi Riwayat Penyakit: DM Hipertensi Hepatitis √ Mioma Uteri, diketahui sejak bulan september. Lain................
Astma
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi, kakek, nenek) TBC Hipertensi DM Asthma √ Lain: Kakak Kandung Klien yang pertama Mioma Uteri E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ Lain : tidak ada
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB Ya
√ Tidak
G. Riwayat Obstetrik P o , Ao H. Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi sebelumnya Usia menarche: 12 Tahun Lama haid : 7 Hari Banyak haid : √ 2-3x ganti pembalut/hr >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan √ Merah terang Bau haid : √ Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Siklus Menstruasi Polimenore (Siklus < 21 hari) √ 21 – 35 hari Oligomenore (Siklus > 35 hari) Keluhan : √Dismenorhea: Tidak Ada Keluhan menstruasi saat ini: HPHT : 1 Desember 2014 Lama menstruasi : 7 hari Warna haid : √ Merah kecoklatan √ Merah terang Bau haid : √ Amis darah menyengat/ busuk
Lain.....
Siklus Menstruasi Polimenore (Siklus < 21 hari)........................................................ √ 21 – 35 hari Oligomenore (Siklus > 35 hari)...................................................... √Dismenorhea: Ya, sejak bulan Juni 2014 √ Menoragia : Ya Sejak bulan Juni 2014 √Jumlahnya banyak 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Sejak bulan September 2014 klien mengeluh 10 kali ganti pembalut/hr √ Metroragia: Ya
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Mulai keluhan: Sejak Bulan September 2014 dan dibawa keklinik tempat klien bekerja, kemudian klien dirujuk ke Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan dirawat selama 2 hari, kemudian tanggal 11 Desember perdarahan pervaginam dan dirawat di RS selama 4 hari dan dilakukan tranfusi darah sebanyak 4 kantong. Klien pulang dan dijadwalkan operasi tanggal 29 Desember 2014. I. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : Makanan saring Nafsu makan : Baik √Cukup J. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 5x/hr 1x /hr
Kurang Warna Kuning Kuning
K. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Istirahat: Mampu beristirahat
√Istirahat kurang
Total care Tidak dapat beristirahat
L. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Luka operasi miomektomi Region : Abdomen bagian bawah Kualitas Nyeri : Ringan √Sedang Berat Skala Nyeri : 1-3 √4-6 7-10 Intensitas : Ringan √Sedang Berat Timing: Tidak tentu, sewaktu-waktu Frekuensi : Sekitar 5-7 kali sehari Durasi : Sekitar 3 Menit Mempengaruhi aktifitas : √ Ya, jika sedang nyeri Distress: Koping terhadap nyeri : Menangis Berkeringat
tdk ada
Relaksasi √ Gelisah
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tidak
√ Wajah meringis
II.
Pengkajian Psikologis dan Situasional A. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan takut dengan kondisi penyakitnya, karena klien adalah seorang gadis, belum berumah tangga dan belum memiliki keturunan. Klien mengatakan takut jika terjadi sesuatu pada rahimnya. Klien mengatakan bahwa operasi yang dijalaninya kemarin adalah diangkat miomnya saja, klien menanyakan apakah benar yang diangkat adalah miomnya saja, bagaimana dengan rahimnya. B. Harapan Klien: Klien mengatakan bahwa klien berharap keadaannya cepat pulih, klien berharap bahwa rahimnya dapat utuh dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Klien mengatakan bahwa rencananya tahun 2015 berencana akan menikah dan jika klien menikah klien berharap bisa mendapatkan keturunan. C. Tingkat Pengetahuan terhadap kondisinya: Klien seorang karyawan di Jakarta dengan latar belakang pendidikan Sarjana. Klien mengatakan bahwa Mioma adalah tumor pada rahim, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah operasi. Operasi yang dilakukan bisa pengangkatan tumor saja dan bisa sampai rahimnya diambil. D. Pekerjaan: Karyawan E. Pendapatan: Diatas 2 Juta perbulan F. Peran serta keluarga: Keluarga yang mengunjunginya adalah kakak, adik, dan ayah klien secara bergantian. G. Kondisi Lingkungan: Kondisi sekitar klien / diruangan tenang. H. Budaya dan Agama: Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada pantangan makanan ataupun tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Meskipun klien adalah keturunan Medan, tapi klien sudah lahir di Jakarta sampai saat ini. I. Status Perkawinan: Klien belum menikah, klien mengatakan bahwa saat ini klien sedang dekat dengan seseorang yaitu temannya waktu kuliah dulu, tapi orang tersebut bekerja di Kalimantan. Klien mengatakan bahwa klien berencana untuk menikah pada tahun 2015.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
J. Aktifitas Sexual: Klien mengatakan bahwa klien belum pernah melakukan aktifitas seksual sampai saat ini karena klien belum menikah. III.
A.
B.
Pemeriksaan Fisik Penampilan Umum Keadaan umum: TD: 120/70 mmhg ND: 78x/mnt BB: 73 Kg TB: 165 Cm
SH: 36,2°C RR:20x/mnt
Pemeriksaan Fisik Head to Too Kepala: Distribusi rambut √Rata Tidak rata Lesi/ pembengkakan Ada √Tidak ada Edema wajah Ada √Tidak ada Wajah √ Agak Pucat Kemerahan Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik Anemis
Mulut Gigi Lidah Mukosa bibir
√Bersih √Lengkap √Bersih √Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB
Ada Ada
Ada
Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √ Vesikuler Irama nadi √ Regular Suara Jantung √ S1 dan S2 CRT <3detik Akral √ Hangat
√Anikterik √Ananemis Kotor Tidak lengkap Kotor Agak kering
Bau Caries Kering
√ Tidak ada √ Tidak ada √ Tidak ada
Ronchi/wheezing Iregular Murmur, gallop √ > 3 detik Agak Dingin
Payudara: Payudara simetris, bersih Abdomen :
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Lain.....
√ Terdapat luka operasi diabdomen, tidak ada rembesan dari verban. Genitalia: Pengeluaran Edema Varices Ekstremitas Edema Ada Varises Ada IV.
Lendir Ada Ada
Darah √ Tidak ada √ Tidak ada
√ Tidak ada √ Tidak ada
Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang A. Terapi medis: Profenid 3 x 100 mg (Supposituria) Ranitidin 2 x 50 mg (IV) Pycin 3 x 1,5 gram (IV) Ultracet 3 x 37,5 mg (Oral)
Operasi tgl 29/12/15 Pukul 10-30-12.00 WIB Diagnosa medis: Submucous and subserous uterine fibroid Prosedur operasi: Laparotomy myomectomy Pasien berada di bawah gabungan analgesia epidural spinal, Dilakukan aseptik dan antiseptik, dilakukan insisi. Setelah peritoneum terbuka , uterus terlihat membesar, ditemukan 4 fibroid rahim (ukuran 2-3 cm ) pada anterior dan posterior uterus corpus ~ fibroid rahim subserous dan fibroid dengan diameter 8cm pada korpus posterior . Kedua tuba dan ovarium normal, kami meletakkankan tourniquet dilanjutkan dengan miomektomi, dan fibroid intramural dengan diameter 8cm pada korpus posterior dikeluarkan, uterus yang dijahit 3 lapisan dengan vicryl no.1. Kemudian memastikan tidak ada perdarahan aktif , peralatan dan kasa complated , dinding perut adalah lapisan tertutup oleh lapisan. Intra operasi pendarahan adalah 80cc , 100cc urin.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
B. Pemeriksaan penunjang USG tanggal 11 Desember 2014: Uterus membesar, berbenjol, miometrium homogen. Endometrium stratum basalis reguler, didalam kavum uteri terdapat massa hipoekhoik, berbatas tegas, ukuran 66 x 57 mm, berasal dari Mioma Submukosum. Endoserviks dan Portio normal. Kedua ovarium bentuk dan ukuran normal. Tidak tampak massa abnormal dikedua adneksa. Kesimpulan: Mioma Uteri Sumbukosum Hasil pemeriksaan Laboratorium tgl 29/12/2014, Pukul 22.00 WIB (Post Operasi) Hemoglobin : 10,3 g/dl ( 12-15 ) Hematokrit : 31,9 % ( 36-46) Eritrosit : 4,32 10^6/µl (3,80 – 4,80) MCV/VER : 73 fl (80-95) MCH/HER : 23 pg (27-31) MCHC/KHER: 32,3 g/dl (32-36) Trombosit : 394 10^3/ µl (150-400) Leukosit : 17,800 10^3/ µl (5,000 – 10,000)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
V.
Analisa Data No Data Masalah 1. Data Subyektif: Resiko infeksi - Klien mengatakan ada luka operasi di perutnya
Etiologi Tindakan invasif
Data Obyektif: - Tampak luka operasi diabdomen (post operasi miomektomi) - Tidak terdapat rembesan pada sekitar luka operasi. - Hasil leukosit : 17.800 2.
Data Subyektif: Nyeri - Klien mengatakan nyeri pada luka operasinya - Klien mengatakan bahwa skala nyeri 6 - Klien mengatakan nyeri meningkat jika klien bergerak kesebelah kanan - Klien mengatakan nyeri berkurang jika klien tidak bergerak - Klien mengatakan takut untuk miring kekanan karena sakit
Insisi bedah
Data Obyektif: - Klien tampak meringis - Klien tampak memegangi daerah luka operasi saat klien miring kanan. 3
Data Subyektif: Intoleransi - Klien mengatakan aktifitas bahwa badannya masih lemah - Klien mengatakan takut
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
kelemahan
untuk bergerak karena masih nyeri Data Obyektif: - Klien tampak hanya miring kekiri - Klien tampak takut saat mencoba untuk miring kekanan 4
Data Subyektif: Cemas - Klien menanyakan apakah benar yang diangkat hanya miomnya saja. - Klien menanyakan tentang rahimnya, apakah benar jika tidak diangkat. - Klien mengatakan bahwa klien ingin melihat hasil dari miom yang telah diangkat.
Krisis situasional
Data Obyektif: - Klien tampak banyak bertanya tentang kondisinya - Klien tampak gelisah - Klien tampak agak tegang saat menanyakan tentang kondisinya dan saat menunggu jawaban dari perawat - TD: 120/70 mmhg, ND:78x/mnt, RR:20x/mnt, SH:36,2°C VI.
Diagnosa Keperawatan yang muncul 1. Resiko infeksi berhubungan prosedur invasif 2. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan 4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
VII. No 1
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan keperawatan Nyeri berhubungan Setelah dilakukan dengan insisi bedah Implementasi Keperawatan 2 x 24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil: Klien menyatakan nyeri berkurang/ hilang, istirahat cukup.
Intervensi - Kaji skala, lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik, intensitas, penyebab nyeri. - Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. - Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif dimasa lalu, seperti distraksi atau relaksasi. - Hadir didekat klien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi seperti: - lakukan perubahan posisi, masase punggung dan relaksasi - Ganti linen tempat tidur, bila diperlukan - Berikan perawatan dengan tidak terburuburu, dengan sikap yang mendukung - Libatkan klien dalam pengambilan keputusan yang menyangkut aktivitas perawatan. - Kaji dampak agama, budaya, kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien. - Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktifitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape, dan interaksi dengan pengunjung. - Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan (seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kegaduhan). - Ajarkan tehnik relaksasi. - Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik. - Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan respons klien terhadap analgetik (seperti: “obat ini akan mengurangi nyeri anda”)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
2
Cemas Setelah dilakukan berhubungan Implementasi dengan krisis Keperawatan 2 x 24 situasional jam kecemasan teratasi dengan kriteria hasil: Klien mengatakan kecemasan berkurang, klien tampak rilreks.
- Kaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik. - Kaji untuk faktor budaya (misalnya konflik nilai) yang menjadi penyebab kecemasan. - Gali bersama klien tentang tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan kecemasan dimasa lalu. - Informasikan tentang gejala kecemasan. - Pada saat kecemasan berat, dampingi klien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman. - Beri dorongan kepada klien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan. - Bantu klien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan. - Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi untuk menurunkan kecemasan dan memperluas fokus. - Coba teknik relaksasi. - Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya meskipun mengalami kecemasan. - Yakinkan kembali klien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian. - Dorong klien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan klien untuk menangis. - Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak yang terbata dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan kafein dan simultan lain. - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. - Dampingi klien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kecemasan.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
3
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
Setelah dilakukan Implementasi Keperawatan 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Luka tidak terdapat drainase, eritema, tidak ada demam
- Observasi semua insisi, evaluasi proses penyembuhan. - Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur aseptik. - Pertahankan tehnik aseptik ketat pada prosedur/ perawatan luka. - Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh perawatan dan klien. - Observasi drainasi pada luka - Awasi/ batasi pengunjung dan staf sesuai kebutuhan. - Anjurkan klien untuk diit tinggi kalori tinggi protein. - Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardi dengan atau tanpa demam - Berikan antibiotik sesuai indikasi
4
Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan berhubungan Implementasi dengan kelemahan Keperawatan 2 x 24 jam intoleransi aktifitas teratasi dengan kriteria hasil: klien dapat toleransi terhadap aktivitas, klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
- Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktifitas - Tekanan darah, nadi, pernafasan - Catat jika terjadi peningkatan tekanan darah, pusing, dispneu, takipneu. - Berikan lingkungan tenang - Pertahankan tirah baring, jika diindikasikan - Pantau dan batasi pengunjung. - Ubah posisi klien dengan perlahan dan pantau terhadap psusing. - Berikan bantuan dalam aktifitas bila perlu, memungkinkan klien untuk melakukannya sebanyak mungkin. - Rencanakan kemajuan aktivitas dengan klien, termasuk aktivitas yang klien pandang perlu , tingkatkan tingkat aktivitas sesuai dengan toleransi. - Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, pusing.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Catatan Perkembangan No 1
Diagnosa Keperawatan Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
Implementasi - Mengkaji skala, lokasi, durasi, frekuensi, karakteristik, intensitas, penyebab nyeri. - Menganjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi. - Menemani klien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman. - Menganjurkan keluarga untuk menemani klien. - Memberikan kolaborasi dalam pemberian obat profenid 100mg
Evaluasi Tgl 1/1/15, Pukul: 20.00 WIB Kognitif: - Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang. - Klien mengatakan skala nyerinya 2 - Klien mengatakan bahwa rasa berdenyut sudah berkurang. Fungtional/ afektif: - Klien tampak lebih tenang. - Klien tidak tampak melindungi luka operasinya lagi. Motorik: - Klien tampak melakukan tehnik relaksasi saat nyeri muncul. Analisa: sebagian
Masalah
teratasi
Planning : Motivasi untuk tehnik relaksasi jika nyeri dirasakan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
No 2
Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Implementasi - Mengkaji tingkat kecemasan klien. - Mendampingi klien dan mem berikan ketenangan serta rasa nyaman. - Memberi dorongan kepada klien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan kecemasannya. - Menjelaskan kepada klien bahwa operasi yang telah dilakukan berjalan dengan lancar dan operasinya sesuai dengan rencana yaitu dilakukan pengangkatan miomnya saja. - Memberitahukan kepada klien gambar dari miom - Memberikan penjelasan kepada klien bahwa untuk hamil setelah tindakan operasi miomektomi harus berjarak minimal dua tahun - Memberikan penjelasan kepada klien bahwa sebelum dua tahun jika klien sudah menikah menggunakan alat kontrasepsi yaitu kondom.
Evaluasi Tgl 1/1/15, Pukul 20.00 WIB Kognitif: - Klien mengatakan senang sekali operasinya berjalan dengan lancar. - Klien mengatakan senang operasi yang dijalaninya hanya pengangkatan miomnya saja. - Klien mengatakan bahwa klien mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh perawat bahwa klien harus menunda kehamilannya jika dalam waktu dekat klien memiliki jodoh - Klien mengatakan bahwa sebelumnya juga dokter pernah membicarakan hal yang sama bahwa klien harus menunda kehamilan sampai dua tahun, klien mengatakan terimakasih atas informasi yang telah diberikan - Klien mengatakan bahwa klien senang dapat melihat hasil miom yang selama ini ada didalam tubuhnya, karena selama ini klien tidak berani bertanya kepada perawat tentang miomnya dan klien senang diberikan gambar dari miomnya. Functional/ afektif: - Klien tampak senang - Klien tampak lega Analisa : Masalah teratasi Planning: -
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
No 3
Diagnosa Keperawatan Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
Implementasi - Mengobservasi semua insisi, evaluasi proses penyembuhan. - Melakukan perawatan luka. - Mengobservasi drainasi pada luka - Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan daerah luka - Menganjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah sekitar luka. - Menganjurkan klien untuk tidak pantang terhadap makanan karena diperlukan asupan makanan yang tinggi protein untuk penyembuhan luka.
Evaluasi Tgl 2/1/15, Pukul: 09.00 WIB Kognitif: - Klien mengatakan bahwa hari ini diperbolehkan pulang oleh dokter. Afektif/ funtional: - Luka terdapat diabdomen bagian bawah. - Luka tidak terdapat edema, kemerahan, drainase. - Luka tampak kering Motorik: Klien melakukan cuci tangan dengan benar Analisa : Masalah tidak terjadi P: Motivasi klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah sekitar luka
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
No 4
Diagnosa Keperawatan Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Implementasi - Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktifitas - Memonitor tekanan darah, nadi, pernafasan - Memberikan lingkungan tenang. - Memotivasi klien untuk aktifitas secara bertahap. - Menganjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, pusing. - Membantu klien untuk aktifitas bertahap.
Evaluasi Tgl 2/1/15, Pukul: 09.00 WIB Kognitif: - Klien mengatakan bahwa hari ini klien sudah membaik - Klien mengatakan bahwa hari ini sudah boleh pulang. Afekktif/ funtional: - Klien tampak duduk disamping tempat tidurnya - Klien sudah dapat berjalan - Klien tampak senang sudah boleh pulang - TD: 100/70 mmhg - ND: 79 kali/menit - RR: 19 kali/menit - SH: 36,3 °C Analisa: Masalah teratasi P: -
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI
Tanggal Pengkajian: 27 Oktober 2014, Pukul 07.30 Tempat Pengkajian: IGD Lt.III RSCM Tanggal dan jam masuk: 27 Oktober 2014, Pukul 01.01 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.Id b. Usia : 41 Tahun c. Pekerjaan : PNS Peg.Swasta Wiraswasta √ IRT d. Pendidikan : SD √SLTP SLTA DIII S1/S2 e. Agama : √ Islam Katolik Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : Jawa Sunda √ Betawi Minang Batak Manado B. Alasan Masuk RS Klien datang ke IGD tgl 27 Oktober 2014 Pukul 01.00 klien datang dengan keluhan keluar darh dari kemaluan sejak tgl 26 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB. Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian bawah. C. Riwayat Kesehatan Dahulu √ Pernah dirawat di RS Tidak pernah dirawat di RS √ Pernah dioperasi SC, tahun 1999, 2001, 2003. DM Hipertensi Hepatitis Astma √ Mioma Uteri sejak 15 tahun yang lalu D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi) TBC Hipertensi DM E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB Ya
√ Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
tidak ada
II.
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik 1. Pengkajian Subyektif a. Riwayat Obstetrik P 3 , A1 No Thn BBL Jns Penyulit Jns Penolong Prslnn Klmn Persalinan 1 1999 2600gr Pr Mioma SC Dr 2 2001 2900gr Pr Mioma SC Dr 3 2003 2800gr Pr Mioma SC Dr 4 2005 Ab 6mg Dr
b. Riwayat Menstruasi Usia menarche : 13 tahun Lama haid : 7 hari Banyak haid : 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Keluhan : √ Dismenorhea sejak setahun tahun terakhir √Menoraghia sejak setahun terakhir √ Metroragia sejak dua bulan yang lalu c. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : tidak ada diet khusus Nafsu makan : Baik Cukup √ Kurang tdk ada Asupan nutrisi: Jenis:Bubur Porsi:1/2 porsi Frek:3x/hr Asupan Cairan: Jenis: Air putih, Nacl, Jumlah: 2000 cc/hr d. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 1x sehari Terpasang DC
Warna Kuning Kuning
Bau
e. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Total care Istirahat: Mampu beristirahat √ Tidak dapat beristirahat (lelah)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
f. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Mioma Uteri Kualitas Nyeri : Ringan √Sedang Berat Region : Abdomen bagian bawah Skala Nyeri : 1-3 √ 4-6 7-10 Reaksi non verbal : Berkeringat Gelisah √Wajah meringis 2. Pengkajian Obyektif a. Penampilan Umum Keadaan umum: TD: 110/70mmhg ND:80x/mnt SH:36,4C RR: 22x/mnt BB: 49 Kg TB: 150 cm. CRT: < 3 detik b. Pemeriksaan Fisik Ibu Kepala: Distribusi rambut √Rata Lesi/ pembengkakan Ada Edema wajah Ada
Tidak rata √Tidak ada √Tidak ada
Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik √Anemis
Mulut: Gigi Lidah Mukosa bibir
√Lengkap √Bersih Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB Ada Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √Vesikuler Irama nadi √Regular Suara Jantung √S1 dan S2 CRT √ <3detik
√Anikterik Ananemis
Ada Ada
Tidak lengkap Caries Kotor √agak Kering Kering √Tidak ada √Tidak ada √Tidak ada
Ronchi/wheezing Lain..... Iregular Murmur, gallop 3 detik > 3 detik
Payudara: simetris, tidak ada pembengkakan Puting : Menonjol, tidak ada pengeluaran Abdomen : teraba massa dua jari dibawah pusat, padat.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Genitalia: Pengeluaran Edema Varices
Lendir Ada Ada
Ekstremitas Edema Ada Varises Ada
√Darah √Tidak ada √Tidak ada
√Tidak ada √Tidak ada
B. Pengkajian Psikologis 1. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan bahwa klien cemas akan kondisinya saat ini, klien mengatakan selama ini tidak pernah mengalami perdarahan banyak dan nyeri yang sangat seperti yang dialaminya saat ini. 2. Harapan ibu: Klien mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dan pulang 3. Status mental/ mood: Klien mengatakan cemas 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: Klien menanyakan kondisi penyakitnya 5. Status ekonomi keluarga: Klien adalah ibu rumah tangga, suami bekerja di bengkel. 6. Peran serta keluarga/ suami: Klien ditunggui oleh suami, tapi kadang suami pergi untuk mengurus administrasi perawatan klien. 7. Budaya : Klien mengatakan bahwa selama ini klien tidak mau dilakukan tindakan operasi karena klien takut jika dioperasi tidak bisa punya anak lagi, sedangkan klien anaknya semua perempuan.
C. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tgl 27 Oktober 2014 Pukul 02.00WIB Hb: 8,3 g/dl (12 – 15) HT: 27,2 % (36 – 46) Leukosit: 7.180 /µl (5 – 10)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laboratorium Pukul 21.00 WIB (Post tranfusi 2 kantong) Hb: 10,2 g/dl Ht: 31 % USG tanggal 27 Agustus 2014 Pukul 08.00 WIB Mioma Uteri Intramural (korpus posterior hingga servik ukuran 160 x 100mm) Laboratorium tanggal 28 Oktober 2014 Pukul 13.15WIB Hb: 8 g/dl Ht: 27% Laboratorium tanggal 29 Oktober 2014 Pukul 05.00 WIB Hb: 10,2 g/dl Ht: 31 % D. Terapi: Tgl 27 Agustus 2014: Picyn 3 x 1,5 gram Asam traneksanat 3 x 500 mg Vitamin K 3 x 500 mg Ringer Lactat 1500 ml/hr/ 20 tpm PRC 2 Kantong ( 198 cc dan 220 cc, golongan darah A). Dilakukan tranfusi tgl 27 Oktober 2014 mulai Pukul 13.00WIB s.d 17.30 WIB. Tgl 28 Oktober 2014 pukul 09.00 dilakukan operasi histerektomi Kembali ke IGD pukul 13.00. Tgl 28 Oktober 2014 Pukul 14.30 diberikan tranfusi PRC 2 kantong (210 cc dan 230 cc).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tahap Ministri Dan Validasi No
Tgl
Identifikasi
1
27/10 DS: 07.30 DO: -
Klien mengatakan lemah Klien tampak pucat CRT < 3dt Akral dingin Bibir pucat TD: 110/70mmhg ND:80x/mnt Sh:36,4 RR: 20x/mnt Hb: 8,3 g/dl Ht: 31 %
DX Kep Gangguan perfusi jaringan perifer
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, teratasi ditandai catat jika nadi dengan: cepat, lemah dan - CRT > 3 detik lembut - Akral hangat - Kaji kulit jika - Bibir tidak terasa dingin pucat - Kaji adanya - TTV dalam diaforesis batas normal - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Implementasi - Memonitor TTV - Memberikan posisi klien tanpa menggunakan bantal - Mengkaji tingkat kesadaran klien - Mengkaji kelembaban kulit klien - Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji adanya sianosis - Memberikan O2 2 liter - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat untuk menghentikan perdarahan yaitu Asam tranexanat 500 mg - Memberikan tranfusi PRC
Validasi Tanggal 28/10/14 Pkl 07.30 WIB S: Ny.Id mengatakan sudah agak membaik O: - TD: 110/70 mmhg - nadi 79 x/mnt - suhu: 36,1°C - RR: 21x/mnt - klien tidak pucat, CRT > 3 detik - akral hangat, konjungtiva tidak anemis A: Masalah teratasi sebagian P: Monitor TTV
No
Tgl
Identifikasi
2
27/10 DS: -
-
DO: -
-
Klien mengatakan sakit pada perut bagian bawah Klien mengatakan skala 6 Nyeri hilang timbul Frekuensi sehari sekitar 7 kali Klien tampak meringis Klien memegangi perutnya jika sakit timbul Teraba massa dua jari dibawah pusat
DX Kep Nyeri
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Kaji keluhan nyeri askep selama 2x24 - Kaji skala nyeri jam, nyeri teratasi - Kaji hal yang ditandai memperberat nyeri dengan:klien - Kaji hal yang mengeluh nyeri memperingan nyeri berkurang, skala - Monitor TTV nyeri berkurang, - Berikan frekuensi nyeri lingkungan yang berkurang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
Implementasi Mengkaji skala nyeri Mengkaji frekuensi nyeri Mengkaji intensitas nyeri Menggali hal yang mengurangi atau memperberat nyeri Mengajarkan klien tehnik relakssi nafas dalam dalam mengurangi nyeri Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat Profenid 100 mg supposituria.
Validasi Tanggal 28/10/14 Pkl 07.30 WIB S: klien mengatakan nyeri berkurang - klien mengatakan skala nyeri 4 O: - klien tidak lagi melindungi perutnya dengan tangan - TD: 110/70 mmhg - Nadi: 79 x/mnt, A: masalah teratasi sebagian P: kolaborasi pemberian analgetik
No
Tgl
Identifikasi
3
27/10 DS: 10.30 - Klien mengatakan cemas dan takut akan kondisinya - Klien mengatakan telah mengetahui memiliki miom sejak 15 tahun yanglalu, tapi klien belum mau dioperasi karena anaknya perempuan semua, klien masih ingin memiliki anak sebelumnya DO: - Klien tampak cemas - Klien sering bertanya pada perawat tentang kondisinya dan tindakan yang akan dilakukan pada klien
DX Kep Cemas berhubungan dengan krisis situasi
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat askep selama 1 kecemasan klien x24 jam, cemas - Pahami persepsi teratasi ditandai tentang kondisi dengan: klien mengatakan cemas - Kaji perasaan klien berkurang, klien dan pemahaman mampu terhadap situasi mengungkapkan yang dialami saat kecemasannya, ini TTV dalam batas - Berikan penjelasan normal. pada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien - Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan - Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
-
-
Implementasi Mengidentifikasi tingkat kecemasan klien memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya dan memahami apa yang dirasakan klien sat ini Memberikan informasi tentang kondisi klien saat ini dan tindakan yang akan dilakukan Memberikan pengertian pada klien bahwa untuk saat ini mioma yang dialaminya sebaiknya dioperasi untuk kesehatan klien karena dapat membahayakan klien jika dibiarkan terlalu lama Menemani klien menganjurkan suaminya untuk menemani klien Menganjurkan klien untuk berdoa.
Validasi Tanggal 28/10/14 Pkl 07.30 WIB S: - klien mengatakan pasrah akan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya yang penting segera sehat O: - klien tampak lebih tenang - klien tidak tampak gelisah - klien tampak bekerjasama dengan perawat dalam tindakan yang dilakukan pada klien - klien mengutarakan apa yang menyebabkan klien cemas
klien - Anjurkan keluarga untuk menemani - Anjurkan klien untuk lebih banyak berdoa
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
A: - masalah teratasi P: - motivasi klien untuk bekerjasama terhadap prosedur yang akan dilaksanakan
No
Tgl
Identifikasi
1
28/10 DS: 13.00 DO: -
Klien mengatakan lemah Klien tampak pucat CRT < 3dt Akral dingin Bibir pucat TD: 110/60mmhg ND:73x/mnt Sh:36,1 RR: 19 x/mnt Lab hb: 8 g/dl Ht: 27 %
DX Kep Gangguan perfusi jaringan perifer
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, teratasi ditandai catat jika nadi dengan: cepat, lemah dan - CRT > 3 detik lembut - Akral hangat - Kaji kulit jika - Bibir tidak terasa dingin pucat - Kaji adanya - TTV dalam diaforesis batas normal - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
Implementasi Memonitor TTV Memonitor CRT Mengkaji kelembaban kulit Mengkaji adanya diaforesis Mengkaji adanya sianosis Mengkaji perubahan tingkat kesadaran Menganjurkan klien untuk minum Mengambil darah untuk pemeriksaan Hb,ht Memberikan tranfusi PRC
Validasi Tanggal 29/10/14 Pkl 15.00 WIB S: Ny.Id mengatakan sudah agak segaran dibanding kemaren O: - Klien tampak tersenyum - TD: 120/70 mmhg - nadi 80 x/mnt - suhu: 36 °C - RR: 18 x/mnt - klien tidak pucat - CRT > 3 detik - akral hangat - konjungtiva tidak anemis - hasil hemoglobin tgl 29 Oktober 2014 pukul 05.00 adalah 10,2g/dl, ht: 31%
A: Masalah teratasi sebagian P: Monitor TTV 2
28/10 DS: 13.00 -
-
DO: -
Klien mengatakan sakit pada perut bagian bawah Klien mengatakan skala 5 Nyeri hilang timbul Frekuensi sehari sekitar 7 kali Terdapat luka pada abdomen post hieterektomi
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan: Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang, TTV dalam batas normal
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitot TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji skala nyeri - Mengkaji frekuensi nyeri - Mengkaji intensitas nyeri - Menggali hal yang mengurangi atau memperberat nyeri - Memotivasi klien untuk melakukan tehnika relaksasi untuk mengurangi nyeri - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat Profenid 100 mg supposituria.
Tanggal 29/10/14 Pkl 15.00 WIB S: klien mengatakan nyeri berkurang - klien mengatakan skala nyeri 4 O: - klien tidak lagi melindungi perutnya dengan tangan - TD: 120/70 mmhg - Nadi: 80 x/mnt, - Sh: 36 °C A: masalah teratasi sebagian
P: kolaborasi pemberian analgetik 3
28/10 DS: 13.00 -
DO: -
Klien mengatakan sakit pada luka operasi Luka tampak diabdomen bagian bawah
Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
-
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan ke perawat jika ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, pengeluaran - Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
Tanggal 29/10/14 - Mengkaji kondisi sekitar Pkl 15.00 WIB luka S: - Menganjurkan klien klien untuk melaporkan ke mengatakan lega perawat jika ada tandasudah dioperasi tanda infeksi seperti dan mudahkemerahan, bengkak, mudahan sudah pengeluaran. tidak ada masalah - Menganjurkan klien sehingga klien untuk mencuci tangan dapat cepat menggunakan antiseptik pulang. yang sudah disediakan ditempat tidur pasien O: - Melakukan kolaborasi - Kondisi sekitar dalam pemberian Picyn luka bersih 1,5 gram intravena. - Tidak ada pengeluaran dari verban A: masalah belum terjadi
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
P: Lakukan perawatan luka dengan menjaga kesterilan Tanggal 29 Oktober Pukul 17.00WIB klien pindah keruang rawat Gedung A Lt.II Zona B.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI
Tanggal Pengkajian: 5 November 2014 Tempat Pengkajian: IGD Lt.III RSCM Tanggal dan jam masuk: 5 November 2014, pukul 11.00 wib Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.I b. Usia : 23 Tahun c. Pekerjaan : PNS Peg.Swasta Wiraswasta √ IRT d. Pendidikan : SD √SLTP SLTA DIII S1/S2 e. Agama : √ Islam Katolik Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : √ Jawa Sunda Betawi Minang Batak B. Alasan Masuk RS: Klien datang ke IGD tgl 5 November pukul 11.00 WIB. Klien mengatakan bahwa perdarahan pervaginam sejak satu bulan yang lalu. HPHT: 5 Oktober 2014. Klien mengatakan sejak menstruasi tanggal 5 oktober 2014 tidak selesai, darah yang banyak 2 minggu pertama, selanjutnya flek coklat dan Klien mengatakan sejak pukul 07.30 keluar darah banyak dan klien mengatakan lemah dan nyeri pada perut bagian bawah, hingga dibawa kerumah sakit.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan belum pernah dirawat sebelumnya DM Hipertensi Hepatitis Astma √ tidak ada D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi) TBC Hipertensi DM √ Mioma uteri (bibi) E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB Ya
√ Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ tidak ada
II.
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik 1. Pengkajian Subyektif a. Riwayat Obstetrik P o , Ao b. Riwayat Menstruasi Usia menarche : 12 tahun Lama haid : 7 hari Banyak haid : 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Keluhan : Klien mengatakan bahwa sudah satu tahun merasakan menstruasi sakit, dan tiga bulan terakhir merasakan jika menstruasi lama (lebih dari biasanya). Sejak menstruasi terakhir tanggal 5 oktober 2014 tidak selesai, darah yang banyak 2 minggu pertama, selanjutnya flek coklat dan Klien mengatakan sejak pukul 07.30 keluar darah banyak dan klien mengatakan lemah. c. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : tidak ada Makan: 1 porsi yang disediakan habis Klien tidak ada pantangan makan Klien tidak ada alergi d. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 1x sehari Terpasang DC
Warna Kuning Kuning
Bau
e. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Total care Istirahat: Mampu beristirahat √ Tidak dapat beristirahat (nyeri)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
f. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Mioma Uteri Kualitas Nyeri : Ringan √Sedang Region : Abdomen bagian bawah Skala Nyeri : 1-3 √ 4-6 7-10 Reaksi non verbal : Berkeringat √ Gelisah meringis
Berat √Wajah
2. Pengkajian Obyektif a. Penampilan Umum Keadaan umum: TD: 100/60mmhg ND:83x/mnt SH:36,2C RR: 19x/mnt BB: 67 Kg TB: 147 cm. CRT: <3 detik b. Pemeriksaan Fisik Ibu Kepala: Distribusi rambut √Rata Lesi/ pembengkakan Ada Edema wajah Ada
Tidak rata √Tidak ada √Tidak ada
Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik √Anemis
Mulut: Gigi Lidah Mukosa bibir
√Lengkap √Bersih Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB Ada Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √Vesikuler Irama nadi √Regular Suara Jantung √S1 dan S2 CRT <3detik
√Anikterik Ananemis
Ada Ada
Tidak lengkap Caries Kotor √agak Kering Kering √Tidak ada √Tidak ada √Tidak ada
Ronchi/wheezing Lain..... Iregular Murmur, gallop 3 detik √ > 3 detik
Payudara: simetris, tidak ada pembengkakan Abdomen : teraba massa sepusat.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Genitalia: Pengeluaran Edema Varices Ekstremitas Edema Ada Varises Ada
Lendir Ada Ada
√Darah √Tidak ada √Tidak ada
√Tidak ada √Tidak ada
B. Pengkajian Psikologis 1. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan bahwa klien dua bulan yang lalu sudah memeriksakan ke poli dan dijadwalkan 2 minggu lagi untuk operasi, pemeriksaan semua sudah dilakukan. Klien belum mempersiapkan jika harus dioperasi saat ini. Klien mengatakan takut dan cemas dengan penjelasan dokter tadi bahwa kemungkinan klien akan di lakukan pengangkatan rahim, sedangkan klien baru menikah satu tahun dan belum punya anak. 2. Harapan ibu: Klien mengatakan bahwa semoga jika memang dioperasi klien masih berharap rahimnya tidak diangkat. 3. Status mental/ mood: Klien mengatakan cemas akan tindakan pembedahan yang akan dijalani. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: Klien menanyakan kondisi penyakitnya dan kelanjutannya nanti kalau dioperasi. 5. Status ekonomi keluarga: Klien adalah ibu rumah tangga, suami bekerja sebagi supir. 6. Peran serta keluarga/ suami: Klien ditunggui oleh suami. Suami klien mengatakan bahwa suami juga berharap jika istrinya tidak diangkat rahimnya. 7. Agama dan Budaya : Klien mengatakan jika tidak punya keturunan disebut mandul. Dikeluarganya tidak ada yang tidak mempunyai keturunan. C. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tgl 5 November 2014 Pukul 11.45WIB Hb: 7,5 g/dl (12 – 15)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
HT: 25,6 % (36 – 46) Leukosit: 7.800 /µl (5 – 10) USG tanggal 2 September 2014 Pukul 10.00 WIB (waktu di poli) Mioma uteri intramural (Massa pada korpus dan fundus uteri ukuran 216x 132x 94 mm). Dilakukan tranfusi PRC tgl 5 November 2014 pukul 14.15 sebanyak 4 kantong (199 ml, 199 ml, 198ml, 210ml) Hasil lab post tranfusi tgl 6 November 2014, pukul 05.00wib: Hb: 11,1 g/dl Ht: 36,4 % µl (5 – 10) Leukosit: 8700 / µl (5 – 10) Dilakukan operasi tgl 6 November 2015, pukul 09.00 wib: Histerektomi total. Hasil lab post operasi tgl 6 november 2014, pukul 13.00 wib : Hb: 6,8 g/dl (12 – 15) Ht: 21,4 % (5 – 10) Leukosit: 9800 / µl (5 – 10) Dilakukan tranfusi PRC tanggal 6 November 2014, pukul 14.00 sebanyak 4 kantong (199 ml, 220 ml, 187ml, 197ml) Hasil lab post tranfusi tgl 7 November 2014, pukul 06.00: Hb: 10,8 g/dl Ht: 34,1 % 21,4 % (5 – 10) Leukosit: 9010/ µl (5 – 10)
D. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg Picyn 3 x 1,5 gram Asam traneksanat 3 x 500 mg Ringer Lactat 20 tpm PRC 4 Kantong ( 220 ml dan 213 ml, 196ml, 196ml, golongan darah O).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tahap Ministri Dan Validasi No
Identifikasi
1
DS: - Klien mengeluh lemas DO: - TD: 100/60mmhg - ND:83x/mnt - SH:36,2C - RR: 19x/mnt - CRT <3 detik - Hasil Hb tgl 5 November 2014 Pukul 11.45WIB Hb: 7,5 g/dl (12 – 15) dan ht: HT: 25,6 % (36 – 46)
DX Kep Gangguan perfusi jaringan perifer
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, teratasi ditandai catat jika nadi dengan: cepat, lemah dan - CRT > 3 detik lembut - Akral hangat - Kaji kulit jika - Bibir tidak terasa dingin pucat - Kaji adanya - TTV dalam diaforesis batas normal - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Implementasi - Memonitor TTV - Memonitor CRT - Mengkaji nadi untuk frekuensi, irama, catat jika nadi cepat, lemah dan lembut - Mengkaji kulit jika terasa dingin - Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji adanya sianosis - Mencatat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi PRC - Kolaborasi dalam pemberian obat asam traneksanat 500 mg
Validasi Evaluasi 6 November 2014, pukul 07.30 S: - Klien mengatakan masih lemah - Klien mengatakan kondisi sudah membaik dibandingkan kemarin O: - Kesadaran kompos mentis - TD: 110/60 mmhg - ND: 77x/mnt - Sh: 36,4 °C - RR: 19x/mnt - CRT > 3 detik - Konjungtiva tidak anemis - Akral hangat - Bibir tidak pucat
2
DS: - Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah - Klien mengatakan skala nyerinya 6 - Frekuensi nyeri hilang timbul - Klien mengatakan jika nyeri datang sekitar 10 menit DO: - Klien tampak gelisah - Klien tampak meringis - Teraba massa pada abdomen sepusat
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji keluhan nyeri - Mengkaji skala nyeri - Mengkaji hal yang memperberat nyeri - Mengkaji hal yang memperingan nyeri - Memonitor TTV - Memberikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Mengajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik yaitu asam mefenamat 500 mg
Evaluasi tanggal 6 November 2014, pukul 07.00 wib S: - Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi - Klien mengatakan skala nyerinya 4 - Klien mengatakan nyeri bertambah jika bergerak O: - Klien tampak lebih tenang - TD: 110/60 mmhg - ND: 77x/mnt - Sh: 36,4 °C - RR: 19x/mnt - Klien tampak melakukan tehnik relaksasi A: Masalah teratasi sebagian
P: Monitor TTV 3
DS: - Klien mengatakan takut dan cemas dengan penjelasan dokter tadi bahwa kemungkinan klien akan di lakukan pengangkatan rahim, sedangkan klien baru menikah satu tahun dan belum punya anak. - Klien mengatakan bahwa semoga jika memang dioperasi klien masih berharap rahimnya tidak diangkat. - Klien mengatakan cemas akan tindakan pembedahan yang akan dijalani - Klien ditunggui oleh suami. Suami klien mengatakan bahwa suami juga berharap
Cemas berhubungan dengan krisis situasi
Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat askep selama 1 kecemasan klien x24 jam, cemas - Pahami persepsi teratasi ditandai tentang kondisi dengan: klien mengatakan cemas - Kaji perasaan klien berkurang, klien dan pemahaman mampu terhadap situasi mengungkapkan yang dialami saat kecemasannya, ini TTV dalam batas - Berikan penjelasan normal. pada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien - Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan - Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada
- Mengidentifikasi tingkat kecemasan klien - Memotivasi klien untuk mengungkapka perasaannya - Melibatkan suami dalam berdiskusi - Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang akan dijalaninya - Memberikan penjelasan bahwa kondisi kesehatan ibu saat ini lebih penting untuk diselamatkan. - Menganjurkan suami untuk menemani klien - Menganjurkan klien untuk berdoa untuk kesehatannya -
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Evaluasi tanggal 6 November 2014, pukul 11.00 wib S: - Klien mengatakan bahwa siap tidak siap harus siap untuk kesehatannya O: - Klien dipersiapkan untuk dilakukan persiapan operasi - Klien dan suami sudah menandatangani inform consent tindakan pembedahan A: Masalah teratasi sebagian
jika istrinya tidak diangkat rahimnya - Klien mengatakan jika tidak punya keturunan disebut mandul. Dikeluarganya tidak ada yang tidak mempunyai keturunan.
klien - Anjurkan keluarga untuk menemani - Anjurkan klien untuk lebih banyak berdoa
P: Motivasi klien untuk berdoa
DO: - Klien tampak cemas - Klien bertanya tentang kondisinya 1
DS: - Klien mengatakan bahwa saat ini masih lemah baru selesai operasi, tetapi klien senang sudah berjalan lancar O: - TD: 100/60mmhg - ND:84x/mnt
Gangguan perfusi jaringan perifer
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, gangguan perfusi jaringan teratasi ditandai dengan: - CRT > 3 detik - Akral hangat - Bibir tidak pucat - TTV dalam
- Monitor TTV - Monitor CRT - Kaji nadi untuk frekuensi, irama, catat jika nadi cepat, lemah dan lembut - Kaji kulit jika terasa dingin - Kaji adanya diaforesis
- Mengkaji TTV - Memonitor CRT - Mengkaji kelembaban kulit - Mengkaji adanya sianosis - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Evaluasi tgl 7 november 2014, pukul 13.30 wib S: Klien mengatakan sudah membaik O: - Hasil lab post tranfusi tgl 7 November 2014,
-
2
batas normal
SH:36,8 °C RR: 20x/mnt CRT <3 detik Lab tgl 6 november 2014, pukul 13.00 wib Hb: 6,8 g/dl (12 – 15) dan Ht: 21,4 % (5 – 10)
DS: - Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi - Klien mengatakan nyeri skala 4 O: - Klien tampak tidak meringis - TD: 100/60mmhg - ND:84x/mnt - SH:36,8 °C - RR: 20x/mnt
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
pemberian asam tranexanat 500 mg - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi PRC - Memberikan O2 2 lt
pukul 06.00: - Hb: 10,8 g/dl dan Ht: 34,1 % 21,4 % (5 – 10) - CRT > 3 detik - Konjungtiva tidak anemis - TD: 120/70 mmhg - ND: 76 x/mnt - SH: 36,3 C - RR: 18 x/mnt - Bibir tidak pucat - Akral hangat
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi
- Mengkaji keluhan nyeri klien - Mengkaji skala nyeri - Mengkaji hal yang memperingan dan memperberat nyeri - Memotivasi ibu untuk melakukan tehnik relaksasi yang telah diajarkan - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian profenid 500 mg supposituria
Evaluasi tgl 7 november 2014, pukul 13.30 wib
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
S: - Klien mengatakan masih nyeri - Skala nyeri 3 - Klien merasa nyeri jika bergerak O: - TD: 120/70 mmhg - ND: 76 x/mnt - SH: 36,3 C
nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik 3
DS: Klien mengatakan bahwa klien sudah selesai dilakukan operasi O: - Terdapat luka pada abdomen - Luka tampak bersih - Tidak terdapat rembesan pada luka
Resiko infeksi
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
-
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda – tanda infeksi seperti kemerahan, oedema, pengeluaran. - Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
- RR: 18 x/mnt A: Masalah teratasi sebagian P: Pantau TTV - Mengkaji lokasi luka - Mengkaji kondisi luka - Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan luka - Menganjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tandatanda infeksi seperti adanya kemerahan sekitar luka, ada pengeluaran darah atau nanah yang keluar dari luka, bengkak - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat pycin 1,5 gram.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Evaluasi tgl 7 november 2014, pukul 13.30 wib S: Klien mengatakan sudah selesai operasi O: - Terdapat luka diabdomen - Luka bersih - Luka tidak ada rembesan di verban - Tidak terdapat kemerahan sekitar luka A: Masalah masih mungkin terjadi
P: Lakukan perawatan luka dengan tehnik steril 4
DS: Klien mengatakan bahwa rahimnya diangkat O: - Klien tampak agak bersedih
Cemas
Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat askep selama 1 kecemasan klien x24 jam, cemas - Pahami persepsi teratasi ditandai tentang kondisi dengan: klien mengatakan cemas - Kaji perasaan klien berkurang, klien dan pemahaman mampu terhadap situasi mengungkapkan yang dialami saat kecemasannya, ini TTV dalam batas - Motivasi klien normal untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan - Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada klien
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
Mengidentifikasi tingkat kecemasan klien Mengkaji perasaan klien Memotivasi klien untuk mengungkapkan yang dirasakan klien Memberikan penjelasan bahwa pengangkatan rahim yang dialami klien adalah untuk kebaikannya
Evaluasi tgl 7 november 2014, pukul 13.30 wib S: - Klien mengatakan bahwa klien sangat berterima kasih atas perawatannya - Klien mengatakan bahwa ini sudah jalannya seperti ini dan harus ikhlas karena untuk kesehatannya O: - Klien tampak agak tenang
- Klien tampak agak lega A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi Klien pindah ke ruang rawat gd A lantai II tgl 7 November, pukul 15.00 wib
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI
Tanggal Pengkajian: 31 Oktober 2014, pukul 07.30 Tempat Pengkajian: IGD Lt.III RSCM Tanggal dan jam masuk: 31 Oktober 2014, pukul 03.50 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.Iv b. Usia : 34 Tahun c. Pekerjaan : PNS Peg.Swasta Wiraswasta √ IRT d. Pendidikan : SD SLTP √ SLTA DIII S1/S2 e. Agama : √ Islam Katolik Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : √ Jawa Sunda Betawi Minang Batak B. Alasan Masuk RS Klien datang ke IGD tgl 31/10/14 pukul 03.50 dengan keluhan nyeri dan perdarahan sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Nyerinya sampai pingsan dirumah dan darah juga keluar dari kemaluan, sehingga klien dibawa kerumah sakit. C. Riwayat Kesehatan Dahulu √ Pernah dirawat di RS karena kuret (abortus tahun 2006). DM Hipertensi Hepatitis Astma √ tidak ada D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi) TBC Hipertensi DM √ tidak ada E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB Ya
√ Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ tidak ada
II.
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik 1. Pengkajian Subyektif a. Riwayat Obstetrik P 3 , A1 No Thn BBL Jns Penyulit Jns Penolong Prslnn Klmn Persalinan 1 1996 2600gr Lk Spontan bidan 2 1999 2900gr Lk Spontan bidan 3 2002 2800gr Lk Spontan bidan 4 2006 Abortus bidan usia 10 minggu b. Riwayat Menstruasi Usia menarche : 12 tahun Lama haid : 7 hari Banyak haid : 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Keluhan : Klien mengatakan bahwa satu tahun terakhir menstruasinya sering sakit, tiga bulan terakhir menstruasinya semakin sakit dan lama. HPHT: 24 September 2014. Klien mengatakan bahwa bulan agustus menstruasi tanggal 24/8/14 selama 2 minggu, bulan september 2014 menstruasi tgl 24 september 2014 selama 2 minggu, berhenti 2 hari, kemudian keluar lagi sampai satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Klien mengatakan bahwa dua hari sebelum masuk rumah sakit keluar lagi darah dari kemaluan, 4 jam sebelum masuk rumah sakit softek yang terpakai penuh dengan darah dan nyeri pada perut bagian bawah. c. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : Klien puasa d. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 1x sehari Terpasang DC
Warna Kuning Kuning
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Bau
e. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Total care Istirahat: Mampu beristirahat √ Tidak dapat beristirahat (nyeri) f. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Mioma Uteri geburt Kualitas Nyeri : Ringan Sedang Region : Abdomen bagian bawah Skala Nyeri : 1-3 4-6 √7-10 Nyeri hilang timbul Reaksi non verbal : √ Berkeringat √ Gelisah meringis
√Berat
√Wajah
2. Pengkajian Obyektif a. Penampilan Umum Keadaan umum: kesadaran CM, klien tampak lemah, wajah pucat TD: 100/60mmhg ND:90x/mnt SH:36,4C RR: 21x/mnt BB: 57 Kg TB: 155 cm. CRT: 3 detik b. Pemeriksaan Fisik Ibu Kepala: Distribusi rambut √Rata Lesi/ pembengkakan Ada Edema wajah Ada
Tidak rata √Tidak ada √Tidak ada
Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik √Anemis
Mulut: Gigi Lidah Mukosa bibir
√Lengkap √Bersih Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB Ada Oksigenasi & ventilasi:
Ada Ada
√Anikterik Ananemis Tidak lengkap Caries Kotor √agak Kering Kering √Tidak ada √Tidak ada √Tidak ada
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Suara nafas √Vesikuler Irama nadi √Regular Suara Jantung √S1 dan S2 CRT <3detik
Ronchi/wheezing Lain..... Iregular Murmur, gallop √ 3 detik > 3 detik
Payudara: simetris, tidak ada pembengkakan Abdomen : teraba massa pertengahan pusat dan simpisis pubis. Genitalia: Pengeluaran Edema Varices
Lendir Ada Ada
Ekstremitas Edema Ada Varises Ada
√Darah √Tidak ada √Tidak ada
√Tidak ada √Tidak ada
B. Pengkajian Psikologis 1. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan takut akan kondisinya saat ini. Klien takut untuk dioperasi karena tidak ada persiapan untuk operasi. 2. Harapan ibu: Klien mengatakan bahwa ingin cepat sehat 3. Status mental/ mood: Klien mengatakan cemas 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: Klien menanyakan kondisi penyakitnya 5. Status ekonomi keluarga: Klien adalah ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai karyawan swasta. 6. Peran serta keluarga/ suami: Klien ditunggui bergantian dengan anaknya dan suami. 7. Agama dan Budaya : Klien mengatakan bahwa tidak ada budaya atau kepercayaan dalam keluarganya yang mempengaruhi kesehatan keluarganya. C. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tgl 31 Oktober 2014 Pukul 04.00WIB Hb: 10,1 g/dl (12 – 15)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
HT: 35,5 % (36 – 46) Leukosit: 8.400 /µl (5 – 10) USG tanggal 27 Agustus 2014 Pukul 03.45 WIB Dalam lumen vagina terdapat massa hipokhoik berbatas tegas, ukuran 69 x 81 mm. Massa mengandung tangkai vaskuler berasal dari korpus depan, diameter tangkai 23 mm, berasal dari mioma uteri submukosum bertangkai (mioma geburt). Dilakukan operasi pukul 10.30 WIB histerektomi total Laboratorium tanggal 31 Oktober 2014 Pukul 14.00WIB Hb: 7,6 g/dl Ht: 29 % Leukosit : 9900 /µl Diberikan tranfusi 4 kantong mulai pukul1 14.30 WIB Laboratorium tanggal 1 November pukul 06.00WIB Hb: 10,9 d/dl Ht: 34 % Leukusit: 10.002/ µl D. Terapi: Profenid 3 x 100 mg Supposituria Picyn 3 x 1,5 gram Asam traneksanat 3 x 500 mg Ketorolak 1 ampul Ringer Lactat 20 tpm PRC 4 Kantong ( 220 ml dan 213 ml, 196ml, 196ml, golongan darah O).
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tahap Ministri Dan Validasi No
Identifikasi
1
DS: - Klien mengatakan badannya lemah - Klien mengatakan bahwa satu tahun terakhir menstruasinya sering sakit, tiga bulan terakhir menstruasinya semakin sakit dan lama - Klien mengatakan bahwa dua hari sebelum masuk rumah sakit keluar lagi darah dari kemaluan, 4 jam sebelum masuk rumah sakit softek yang terpakai penuh dengan darah - Teraba massa
DX Kep Gangguan perfusi jaringan perifer
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, teratasi ditandai catat jika nadi dengan: cepat, lemah dan - CRT > 3 detik lembut - Akral hangat - Kaji kulit jika - Bibir tidak terasa dingin pucat - Kaji adanya - TTV dalam diaforesis batas normal - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasi dalam pemberian obat penghentian
Implementasi Memonitot TTV Memonitor CRT Mengkaji kulit Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji tingkat kesadaran - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat aam tranexanat 500 mg -
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Validasi Evaluasi tanggal 31 /10/14, pukul 10.00: DS: - Klien mengatakan masih lemah DO: - Konjungtiva anemis - Akral agak dingin - Klien tampak pucat - CRT 3 detik - TD: 100/60mmhg - ND:87x/mnt - SH:36,2°C - RR: 20x/mnt A: Masalah belum teratasi P:
diabdomen ½ antara pusat dan simpisis
perdarahan - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
DO: - Konjungtiva anemis - Klien tampak pucat - CRT 3 detik - TD: 100/60mmhg - ND:90x/mnt - SH:36,4°C - RR: 21x/mnt - Hsl USG: mioma uteri submukosum(myoma geburt) - Hsl hb:10,1 g/dl dan ht:35,5%
2
DS: - Klien mengatakan nyeri - Klien mengatakan nyerinya skala 9 - Klien mengatakan setelah diberikan obat nyeri agak reda
Nyeri berhubungan dengan adanya putaran tangkai pada mioma geburt
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang,
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
- Mengkaji keluhan nyeri - Mengkaji skala nyeri - Mengkaji hal yang mengurangi dan memperberat nyeri - Mmemonitor TTV - Memberikan lingkungan yang tenang
Evaluasi tanggal 31/10/14, pukul 10.00. S: - Klien mengatakan masih nyeri - Skala nyeri 7
hanya sebentar, kemudian sakit lagi
frekuensi nyeri berkurang
DO: - Klien tampak meringis - Klien tampak gelisah - Klien berkeringat menahan nyeri - Hsl USG: mioma uteri submukosum (mioma geburt) -
lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
pada klien - Mengajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat analgetik tambahan selain obat profenid yaitu memberikan obat ketorolac 1 ampul dalam RL
DO: - Klien tampak masih meringis sambil memegang abdomen - TD: 100/60mmhg - ND:87x/mnt - SH:36,2°C - RR: 20x/mnt A: Masalah belum teratasi P: Monitor TTV
3
DS: - Klien mengatakan takut akan kondisinya saat ini. Klien takut untuk dioperasi karena tidak ada persiapan untuk operasi. - Klien mengatakan bahwa ingin cepat sehat
Cemas berhubungan dengan krisis situasi
Setelah dilakukan askep selama 1 x24 jam, cemas teratasi ditandai dengan: mengatakan cemas berkurang, klien mampu mengungkapkan kecemasannya, TTV dalam batas
- Identifikasi tingkat kecemasan klien - Pahami persepsi tentang kondisi klien - Kaji perasaan klien dan pemahaman terhadap situasi yang dialami saat ini - Berikan penjelasan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
Mengkaji kecemasan klien Mengkaji perasaan klien saat ini Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan
Evaluasi tanggal 31/10/14, pukul 10.00. S: - Klien mengatakan bahwa mudahmudahan ini yang terbaik untuk klien O: - Klien tampak
- Klien adalah ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai karyawan swasta. - Klien ditunggui bergantian dengan anaknya dan suami
normal.
-
-
-
pada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada klien Anjurkan keluarga untuk menemani Anjurkan klien untuk lebih banyak berdoa
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
Memberikan penjelasan bahwa ini yang terbaik untuk klien yaitu tindakan operasi, meskipun tindakan operasi ini dilakukan tanpa direncanakan, hal itu disebabkan karena mioma uteri yang diderita klien adalah jenis yang dapat menyebabkan nyeri akut Menemani klien Menganjurkan klien untuk berdoa
lebih tenang - Klien tampak sudah siap untuk menjalani tindakan operasi A: - Masalah teratasi P: -
-
1
DS: S: - Klien mengatakan masih lemas O: - TD: 90/60 mmhg - ND: 87 x/mnt - Sh: 36,5 °C - Konjungtiva anemis - Klien tampak pucat - Bibir agak pucat - Akral dingin - Klien post operasi histerektomi total
Gangguan perfusi jaringan
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, gangguan perfusi jaringan teratasi ditandai dengan: - CRT > 3 detik - Akral hangat - Bibir tidak pucat - TTV dalam batas normal
- Monitor TTV - Monitor CRT - Kaji nadi untuk frekuensi, irama, catat jika nadi cepat, lemah dan lembut - Kaji kulit jika terasa dingin - Kaji adanya diaforesis - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasi dalam pemberian obat penghentian perdarahan - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
-
Memonitor post operasi TTV Memonitor CRT Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar hb,ht Mengkaji kesadaran klien Mengkaji adanya diaforesis Mengkaji adanya sianosis Melakukan kolaborasi dalam pemberian tranfusi PRC
Evaluasi tanggal 3/11/14, pukul 14.30. S: - Klien mengatakan sudah membaik O: - TD: 120/70 mmhg - ND: 76 x/mnt - Sh: 36,3°C - Klien tampak sudah membaik - Kien sudah dipindahkan keruangan perawatan dari tanggal 1/11/14 - Konjungtiva an anemis - Akral hangat - Bibir tidak pucat - Hsl lab tgl 1/11/14 pukul 06.00 : 10,9 g/dl dan ht:34 % - CRT > 3 detik
2
DS: Nyeri S: - Klien mengatakan nyerinya sudah tidak nyeri seperti sebelum dioperasi - Klien mengatakan skala nyeri 4 - Klien mengatakan sudah lega O: - Tampak luka operasi pada abdomen (operasi histerektomi) - Klien tampak agak tenang - Klien tidak lagi meringis
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
-
Mengkaji keluhan nyeri Mengkaji skala nyeri Memonitor TTV Memotivasi klien untuk melakukan tehnik relaksasi seperti yang telah diajarkan sebelumnya - Melakukan kolaborasi dalam pemberian profenid 100 gram
Evaluasi tanggal 31/10/14, pukul 14.30. S: - Klien mengatakan nyerinya masih, tapi tidak seperti sebelum operasi - Klien mengatakan skala nyeri 4 O: - Klien tampak agak tenang - TD: 90/60 mmhg - ND: 87 x/mnt - Sh: 36,5 °C - RR: 20x/ mnt A: - Masalah nyeri teratasi sebagian P:
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
-
Monitor TTV
3
DS: S: - Klien mengatakan sudah dioperasi O: - Terdapat luka pada abdomen yaitu post histerektomi - Luka tidak ada rembesan - Sekitar luka bersih
Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
-
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda – tanda infeksi seperti kemerahan, oedema, pengeluaran. - Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
-
Mengkaji lokasi luka Mengkaji kondisi luka Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan luka Menganjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda-tanda infeksi seperti adanya kemerahan sekitar luka, ada pengeluaran darah atau nanah yang keluar dari luka, bengkak
Evaluasi tanggal 3/11/14, pukul 14.30. S: - Klien mengatakan lega sudah selesai operasi O: - Klien post operasi histerektomi total - Klien terdapat luka post operasi diabdomen - Tidak tampak rembes pada luka - Luka tampak bersih A: Masalah belum terjadi P: Lakukan perawatan luka dengan tehnik steril
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI
Tanggal Pengkajian: 29 April 2014 , pukul 07.00 wib Tempat Pengkajian: Ruang Anggrek RSUD Cibinong Tanggal dan jam masuk: 28 April 2014, pukul 21.15 WIB Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.M b. Usia : 41 Tahun c. Pekerjaan : PNS Peg.Swasta Wiraswasta √ IRT d. Pendidikan : √ SD SLTP √ SLTA DIII S1/S2 e. Agama : √ Islam Katolik Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : √ Jawa Sunda Betawi Minang Batak B. Alasan Masuk RS Klien datang ke IGD tgl 28/4/14 pukul 21.30 dengan keluhan nyeri pada abdomen sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. 2 Jam sebelum masuk rumah sakit klien pingsan karena menahan nyeri serta klien mengeluarkan darah dari kemaluannya. C. Riwayat Kesehatan Dahulu √ tdk Pernah dirawat di RS DM Hipertensi
Hepatitis
Astma √ tidak ada
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi) TBC Hipertensi DM √ tidak ada E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB √ Ya
Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ tidak ada
II.
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik 1. Pengkajian Subyektif a. Riwayat Obstetrik P 1 , A0 No Thn BBL Jns Penyulit Jns Penolong Prslnn Klmn Persalinan 1 1992 3600 gr Pr Spontan bidan
b. Riwayat Menstruasi Usia menarche : 13 tahun Lama haid : 7 hari, sejak satu tahun yang lalu jika menstruasi lama sekitar 2 minggu dan sakit. Banyak haid : 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Keluhan : Klien mengatakan satu tahun ini menstruasi jadi lebih lama yaitu sekitar 2 mingguan dan sakit. Dua bulan terakhir klien merasakan menstruasi sakit sekali. Dalam satu hari ganti softex 6/7 kali pada 4 hari pertama, selanjutnya flek - flex. Klien mengatakan biasanya dalam dua minggu sudah selesai, tapi sekarang setelah pas dua minggu justru keluar lagi darah. c. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : Klien puasa untuk rencana operasi d. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh 1x sehari Terpasang DC
Warna Kuning Kuning
Bau
e. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Total care Istirahat: Mampu beristirahat √ istirahat terganggu (nyeri)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
f. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: Mioma Uteri Kualitas Nyeri : Ringan √Sedang Berat Region : Abdomen bagian bawah Skala Nyeri : 1-3 √4-6 7-10 Reaksi non verbal : Berkeringat Gelisah √Wajah meringis 2. Pengkajian Obyektif a. Penampilan Umum Keadaan umum: TD: 120/80mmhg ND:80x/mnt SH:36,5C RR: 20x/mnt BB: 58 Kg TB: 152 cm. CRT: > 3 detik b. Pemeriksaan Fisik Ibu Kepala: Distribusi rambut √Rata Lesi/ pembengkakan Ada Edema wajah Ada
Tidak rata √Tidak ada √Tidak ada
Mata: Sklera Konjungtiva
Ikterik √Anemis
Mulut: Gigi Lidah Mukosa bibir
√Lengkap √Bersih Lembab
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis Ketiak: Pembesaran KGB Ada Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √Vesikuler Irama nadi √Regular Suara Jantung √S1 dan S2 CRT √<3detik
√Anikterik Ananemis
Ada Ada
Tidak lengkap Caries Kotor √agak Kering Kering √Tidak ada √Tidak ada √Tidak ada
Ronchi/wheezing Lain..... Iregular Murmur, gallop 3 detik > 3 detik
Payudara: simetris, tidak ada pembengkakan Abdomen : teraba massa dua jari dibawah pusat
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Genitalia: Pengeluaran Edema Varices
Lendir Ada Ada
Ekstremitas Edema Ada Varises Ada
√Darah √Tidak ada √Tidak ada
√Tidak ada √Tidak ada
B. Pengkajian Psikologis 1. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan bahwa klien terkejut mendengarkan keputusan dokter semalam bahwa hari ini akan segera dilakukan operasi, menurut klien jadwal operasinya minggu depan. Klien mengatakan sudah puasa sejak semalam. 2. Harapan ibu: Klien mengatakan bahwa penyakitnya ingin bisa segera sembuh 3. Status mental/ mood: Klien mengatakan cemas. Klien mengatakan bahwa baru kali ini dirawat dan langsung akan dilakukan operasi. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: Klien menanyakan kondisi penyakitnya 5. Status ekonomi keluarga: Klien adalah ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai karyawan supir. 6. Peran serta keluarga/ suami: Klien ditunggui oleh anaknya dan kadang suaminya. 7. Agama dan Budaya : C. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tgl 28 April 2014 Pukul 22.00WIB Hb: 9 g/dl (12 – 15) HT: 31 % (36 – 46) Leukosit: 9300 /µl (5 – 10) USG tanggal 3 Maret 2014 Pukul 10.30 WIB Mioma Uteri Intramural 110 x 120 mm. Dilakukan operasi tgl 29 April 2014 pukul 09.00 WIB histerektomi
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Laboratorium tanggal 29 April 2014 Pukul 12.30WIB Hb: 6,9 g/dl Ht: 22,3 % Leukosit : 8900 /µl Diberikan tranfusi 4 kantong mulai tgl 29 April 2014 pukul13.20 WIB Laboratorium tanggal 30 April 2014 pukul 05.00 WIB Hb: 10,1 gr/dl Ht: 30 % Leukusosit: 11.000/ µl D. Terapi: Cefotaxim 2 x 1 gram Kalnex 3 x 500 mg Tramal Supposituria 100 mg Ringer Lactat 1500/ 20 tpm PRC 4 Kantong
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tahap Ministri Dan Validasi No
Identifikasi
1
DS: Klien mengatakan bahwa klien merasa lemah DO: - TD: 120/80mmhg - ND:80x/mnt - SH:36,5C - RR: 20x/mnt - Konjungtiva anemis - Hsl Lab: - Hb:9 g/dl - Ht:31 % - Mukosa bibir agak kering - CRT > 3 detik
DX Kep Gangguan perfusi jaringan
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, teratasi ditandai catat jika nadi dengan: cepat, lemah dan - CRT > 3 detik lembut - Akral hangat - Kaji kulit jika - Bibir tidak terasa dingin pucat - Kaji adanya - TTV dalam diaforesis batas normal - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Implementasi - Memonitor TTV - Memonitor CRT - Mengkaji kulit jika terasa dingin - Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji adanya sianosis - Mengkaji tingkat kesadaran - Memonitor cairan yang masuk
Validasi Evaluasi tgl 29/4/2014 pukul 08.30 wib: S: - Klien mengatakan lemah O: - TTV sebelum operasi: - TD: 130/80mmhg - ND: 82x/mnt - Suhu:36,4°C - Mukosa bibir agak kering - CRT> 3 detik A: Masalah belum teratasi P: Monitor TTV
2
DS: -
DO: -
-
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah Klien mengatakan skala nyeri 5 Teraba massa diabdomen dua jari dibawah pusat Tampak wajah klien meringis saat nyerinya muncul
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
-
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Memonitor TTV Mengkaji keluhan nyeri Mengkji skala nyeri Mengkaji frekuensi nyeri Mengkaji intensitas nyeri Mengajarkan tehnik relaksasi
Evaluasi tgl 29/4/14 Pukul 08.30: S: - Klien mengatakan masih nyeri O: - Klien tampak agak tenang - Klien tampak melakukan tehnik relaksasi - TD: 130/80 mmhg - ND: 83 x/mnt A: Masalah belum teratasi P: Monitor TTV
3
DS: Cemas - Klien mengatakan bahwa klien terkejut mendengarkan keputusan dokter semalam bahwa hari ini akan segera dilakukan operasi, menurut klien jadwal operasinya minggu depan. Klien mengatakan sudah puasa sejak semalam - Klien mengatakan cemas - Klien mengatakan bahwa baru kali ini dirawat dan langsung akan dilakukan operasi O: - Klien tampak cemas - Klien mengatakan cemas.
Setelah dilakukan askep selama 1 x24 jam, cemas teratasi ditandai dengan: mengatakan cemas berkurang, klien mampu mengungkapkan kecemasannya, TTV dalam batas normal.
- Identifikasi tingkat kecemasan klien - Pahami persepsi tentang kondisi klien - Kaji perasaan klien dan pemahaman terhadap situasi yang dialami saat ini - Berikan penjelasan pada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien - Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan - Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada klien - Anjurkan keluarga
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji kecemasan klien - Mengkaji perasaan klien saat ini - Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan - Memberikan penjelasan kepada klien bahwa meskipun operasi sekarang atau minggu depan sama saja, semakin cepat semakin baik - Menemani klien - Menganjurkan klien untuk berdoa
Evaluasi tgl 29/4/14 pukul 08.30 S: - Klien mengatakan pasrah saja O: - Klien tampak agak tenang - Klien tampak sudah siap untuk dibawa keruang operasi A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi
untuk menemani - Anjurkan klien untuk lebih banyak berdoa 1
DS: - Klien mengatakan lemah DO; - TD; 100/60 mmhg - ND: 85 x/mnt - Sh: 36,6 C - RR: 21xmnt - Hsl lab post op: Hb: 6,9 g/dl Ht: 22,3 %
Gangguan perfusi jaringan
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, gangguan perfusi jaringan teratasi ditandai dengan: - CRT > 3 detik - Akral hangat - Bibir tidak pucat - TTV dalam batas normal
- Monitor TTV - Monitor CRT - Kaji nadi untuk frekuensi, irama, catat jika nadi cepat, lemah dan lembut - Kaji kulit jika terasa dingin - Kaji adanya diaforesis - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
- Mengkaji tingkat kesadaran - Memonitor TTV - Memantau CRT - Mengkaji adanya kelembaban pada kulit - Mengkaji adanya diafhoresis - Melakukan kolaborasi dalam pemberian tranfusi PRC - Melakukan kolaborasi dalam pemberian O2 2 liter
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Evaluasi tgl 29/4/14 Pukul 20.30 S: Klien mengatakan badannya agak kuat sekrang O: - CRT < 3 detik - Konjungtiva anemis - Bibir agak pucat - TD; 110/70 mmhg - ND: 80x/mnt - Sh: 36,3C - RR: 19 x/mnt - Klien masih terpasang PRC A: Masalah teratasi sebagian P: Monitor TTV
2
DS: - Klien mengatakan nyeri pada luka operasi - Klien mengatakan nyeri nya skala 4 O: - TD; 100/60 mmhg - ND: 85 x/mnt - Sh: 36,6 C - RR: 21xmnt
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengeluh nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji skala nyeri - Mengkaji frekuensi nyeri - Mengkaji intensitas nyeri - Menganjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksasi - Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik
Evaluasi tgl 29/4/14 Pukul 20.30: S: - Klien mengatakan nyeri di luka operasi - Klien mengatakan skala nyeri 4 - Klien mengatakan bahwa nyeri tambah sakit jika bergerak O: - Tampak luka post op di abdomen - TD; 110/70 mmhg - ND: 80x/mnt - Sh: 36,3C - RR: 19 x/mnt
3
DS: - Klien mengatakan lega sudah selesai operasi DO: - Tampak luka post op diabdomen - Sekitar Luka kering - Luka tidak ada rembesan
Resiko Infeksi
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
-
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda – tanda infeksi seperti kemerahan, oedema, pengeluaran. - Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji lokasi luka - Mengkaji adanya rembesan pada luka - Mengkaji kebersihan luka - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat cefotaxim 1000mg
Evaluasi tgl 29/4/2014 Pukul 20.30 S: - Klien mengatakan luka bekas operasinya nyeri O: - Tidak ada rembesan pada sekitar luka - Kondisi luka bersih A; Masalah infeksi masih mungkin terjadi P: Lakukan ganti balutan dengan tehnik steril
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KLIEN MIOMA UTERI
Tanggal Pengkajian: 29 Oktober 2014, Pukul 18.00 Tempat Pengkajian: IGD Lt.III RSCM Tanggal dan jam masuk: 28 Oktober 2014, Pukul 23.01 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien a. Inisial Klien : Ny.Ma b. Usia : 43 Tahun c. Pekerjaan : √ PNS Peg.Swasta Wiraswasta IRT d. Pendidikan : SD √SLTP SLTA DIII S1/S2 e. Agama : Islam Katolik √ Protestan Budha Hindu f. Suku Bangsa : Jawa Sunda Betawi Minang Batak √ Manado B. Alasan Masuk RS Klien datang ke IGD tgl 28 Oktober 2014 Pukul 23.01 rujukan dari bidan dengan keluhan mulas akan melahirkan anak pertamanya, Tgl 29 Oktober 2014 Pukul 01.45 dilakukan SC atas indikasi gawat janin, DJJ:180x/mnt. C. Riwayat Kesehatan Dahulu Pernah dirawat di RS √ Tidak pernah dirawat di RS Pernah dioperasi......................., tahun..................., di........ DM Hipertensi Hepatitis Astma Lain................ D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah , Ibu, Paman , Bibi) TBC Hipertensi DM Lain: tidak ada E. Riwayat Alergi Alergi Makanan
Alergi Obat
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB √ Ya
Tidak
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
√ Lain: tidak ada
Bila Ya kontrasepsi yang digunakan Pil KB Suntik √ IUD/Spiral Implant Kondom Pantang berkala Lain...... Sejak kapan menggunakan KB: bersamaan dengan operasi SC Keluhan selama menggunakan KB: II.
Pengkajian Berdasarkan Teori Need For Help Dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik 1. Pengkajian Subyektif a. Riwayat Obstetrik P 1, A0 No Thn BBL Jns Penyulit Jns Penolong Prslnn Klmn Persalinan 1 2014 1500 pr Prema SC DR tur
b. Riwayat Menstruasi Usia menarche : 12 tahun Lama haid : 5-7 hari Banyak haid : 2-3x ganti pembalut/hr √ >4x ganti pembalut/hr Warna haid : √ Merah kecoklatan Merah terang Bau haid : √ Amis darah menyengat/ busuk Lain..... Keluhan : √ Dismenorhea Metroragia √Menoraghia Klien mengatakan bahwa bahwa sudah dua tahun yang lalu jika menstruasi selalu banyak. c. Status Nutrisi dan Cairan Diit khusus : tidak ada diit khusus Nafsu makan : √ Baik Cukup Kurang tdk ada Asupan nutrisi: Jenis:nasi, syr,lauk Porsi:sedang Frek:3xsehari Asupan Cairan: Jenis: air putih Jumlah:1000-1500cc d. Eleminasi Eleminasi BAK BAB
Frek & Jmlh Terpasang DC 1 kali sehari
Warna Kuning kuning
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Bau Khas khas
e. Aktifitas dan Istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Mandiri √Dibantu sebagian Total care Istirahat: Mampu beristirahat √Tidak dapat beristirahat (lelah) f. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri: luka operasi sc Kualitas Nyeri : Ringan √Sedang Berat Region : abdomen Skala Nyeri : 1-3 √4-6 7-10 Reaksi terhadap nyeri : Berkeringat √ Gelisah meringis 2. Pengkajian Obyektif a. Penampilan Umum Keadaan umum: compos mentis TD: 120/80mmhg ND: 80x/mnt BB: 57 kg TB:154cm b. Pemeriksaan Fisik Ibu Kepala: simetris Distribusi rambut √Rata Lesi/ pembengkakan Ada Edema wajah Ada Ikterik √Anemis
Mulut: Gigi Lidah Mukosa bibir
√Lengkap √Bersih Lembab
Ketiak: Pembesaran KGB
√Ada
Oksigenasi & ventilasi: Suara nafas √Vesikuler
RR:20x/mnt
Tidak rata √Tidak ada √Tidak ada
Mata: Sklera Konjungtiva
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena juguralis
SH:36,5°C
√Wajah
√Anikterik Ananemis
Ada Ada
Tidak lengkap Kotor Kering
Caries
√Tidak ada √Tidak ada Tidak ada
Ronchi/wheezing
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Lain.....
Irama nadi √Regular Suara Jantung √S1 dan S2 CRT √ <3detik
Iregular Murmur, gallop > 3 detik
Payudara Puting : menonjol Areola : hiperpigmentasi Pengeluaran ASI: belum ada kolostrum Bentuk : simetris Abdomen : terdapat luka post operasi dibagian abdomen, luka kering, tidak ada rembesan, tidak ada kemerahan. Genitalia: Pengeluaran Edema Varices Ekstremitas Edema Ada Varises Ada
Lendir Ada Ada
Darah √Tidak ada √Tidak ada
√ tidak ada
√Tidak ada √Tidak ada
B. Pengkajian Psikologis 1. Perasaan ibu terhadap penyakitnya: klien mengatakan bingung dengan kondisinya saat ini, klien mengatakan pasien disebelahnya setelah operasi sc tidak ada masalah dan langsung dipindahkan keruangan perawatan. 2. Harapan ibu: klien mengatakan bahwa klien berharap kondisinya cepat pulih. 3. Status mental/ mood: klien mengatakan takut dengan kondisinya, apalagi banyak sekali dokter yang mengerumuninya, klien menanyakan apakah kondisinya baik-baik saja, karena ramai sekali dokter yang mengerumuninya. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: klien selalu bertanya tentang kondisinya, klien tidak mengetahui penyakitnya saat ini. 5. Status ekonomi keluarga: suami klien adalah pekerja gereja, klien ibu rumah tangga.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
6. Peran serta keluarga/ suami: klien ditemani oleh suaminya, tapi kadang suaminya pergi untuk mengurus administrasi untuk perawatan klien 7. Kondisi lingkungan : klien mengatakan bahwa dokter yang memeriksanya banyak sekali dan hal itu kadang membuat klien takut akan kondisinya. C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Terapi medis: Meropenem 3 x 1 gram Profenid supposituria 100 mg Ranitidin 2 x 50 mg Nacl 0,9% 2000 ml/24 jam /28 tpm 2. Pemeriksaan penunjang Tanggal 29/10/14 pkl 01.45 dilakukan SC tgl 29/10/14 (Hasil lab post SC ) pkl.01.45 hb:10,1 g/dl (12-15) tgl 29/10/14 pkl 17.00: hb: 6 g/dl (12-15) dan ht: 20,1% (36-46), leukosit:21.000/ul (5000 -10.000) tgl 29/10/14 pkl 18.00 dilakukan pemeriksaan USG hasilnya hematometra karena stenosis Mioma Uteri intra mural ukuran 130x100x150 mm (1100cc). Pada korpus posterior bawah tampak massa diameter 40 mm. Tgl 29/10/14 pkl 20.00-24.00 dilakukan tranfusi 2 kantong ( 197 ml dan 197 ml). Tanggal 30/10/14 pkl 07.00-16.00 dilakukan tranfusi 2 kantong (220 ml dan 197ml). Tgl 30/10/14 pkl 20.00 (post tranfusi) hsl hb: 10,4 g/dl dan ht:31% Tgl 30/10/14 pkl 24.00 dilakukan kuret hisap dan dilanjutkan dengan operasi histerektomi subtotal Tgl 30/01/14 pkl pkl 04.00 hsl hb:8,1 g/dl dan ht: 25,4, leukosit:9100/ul Tgl 31/10 dilakukan tranfusi pukul 05.00-11.00 (220 ml dan 184 ml) Tgl 31/10/14 (post tranfusi) hb:10,3 g/dl dan ht:30,7%
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Tahap Ministri Dan Validasi No
Identifikasi
1
DS: - Klien mengeluh lemah - Klien mengeluh pusing DO: - TD: 120/80 mmhg - ND: 80x/mnt - Sh: 36,5°C - RR: 20 x/mnt - CRT < 3 detik - Hasil lab Tgl 29/10/14 pkl 18.00 Hb: 6 gr/dl, ht: 20,1% - Hasil USG tgl 29/10/14 pkl 18.00 hematometra karena stenosis Mioma Uteri intra mural
DX Kep Gangguan perfusi jaringan
Ministri dan Koordinasi Tujuan Rencana Kep Setelah dilakukan - Monitor TTV askep selama 2x24 - Monitor CRT jam, gangguan - Kaji nadi untuk perfusi jaringan frekuensi, irama, catat teratasi ditandai jika nadi cepat, lemah dengan: dan lembut - CRT > 3 detik - Kaji kulit jika terasa - Akral hangat dingin - Bibir tidak - Kaji adanya diaforesis pucat - Kaji adanya sianosis - TTV dalam - Catat perubahan batas normal dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian obat untuk menghentikan perdarahan - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
Implementasi - Memonitor TTV - Memonitor CRT - Mengkaji adanya dingin dikulit - Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji tingkat kesadaran - Mengambil darah untuk pemeriksaan Hb dan Ht - Memberikan tranfusi PRC
Validasi 30 Oktober 2014 pukul 20.30 S: klien mengatakan sudah agak membaik O: - TD: 120/70 mmhg - nadi 80x/mnt - suhu: 36,2°C - klien tidak pucat - CRT 3 detik - akral hangat - konjungtiva tidak anemis - hemoglobin tgl 30 Oktober 2014 pukul 20.00WIB adalah 10,4g/dl A: masalah teratasi
sebagian P: Monitor TTV dan CRT DS: - Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi DO: - TD: 120/80 mmhg - ND: 80x/mnt - Sh: 36,5°C - RR: 20 x/mnt - Klien tampak meringis - Terdapat luka post operasi SC diabdomen
Nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan:klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, frekuensi nyeri berkurang
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitor TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
- Mengkaji skala nyeri - Mengkaji frekuensi nyeri - Mengkaji intensitas nyeri - Menggali hal yang mengurangi atau memperberat nyeri - Mengajarkan klien tehnik relaksi nafas dalam dalam mengurangi nyeri - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat Profenid 100 mg supposituria.
30 Oktober 2014 pukul 20.30WIB S: - klien mengatakan nyeri berkurang, - skala nyeri 3. - Klien mengatakan akan mencoba yang telah diajarkan oleh perawata O: - klien tidak lagi memegangi daerah luka saat perawat memegang daerah tersebut - klien tampak tersenyum. A:
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
masalah teratasi sebagian P: kolaborasi pemberian analgetik DS: - Klien mengatakan cemas - Klien mengatakan bingung dengan kondisinya saat ini, klien mengatakan pasien disebelahnya setelah operasi sc tidak ada masalah dan langsung dipindahkan keruangan perawatan. - Klien mengatakan takut dengan kondisinya, apalagi banyak sekali dokter yang
Cemas berhubungan dengan krisis situasi
Setelah dilakukan askep selama 1 x24 jam, cemas teratasi ditandai dengan: mengatakan cemas berkurang, klien mampu mengungkapkan kecemasannya, TTV dalam batas normal.
- Identifikasi tingkat kecemasan klien - Pahami persepsi tentang kondisi klien - Kaji perasaan klien dan pemahaman terhadap situasi yang dialami saat ini - Berikan penjelasan pada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien - Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengidentifikasi tingkat kecemasan klien - memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya dan memahami apa yang dirasakan klien sat ini - Memberikan informasi tentang kondisi klien saat ini dan tindakan yang akan dilakukan - Menemani klien - menganjurkan suaminya untuk menemani klien - Menganjurkan klien untuk berdoa.
30 Oktober 2014 pukul 20.30WIB S: klien mengatakan pasrah akan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya yang penting segera sehat O: klien tampak lebih tenang A: masalah teratasi P:-
mengerumuninya, klien menanyakan apakah kondisinya baik-baik saja, karena ramai sekali dokter yang mengerumuninya. - klien selalu bertanya tentang kondisinya, klien tidak mengetahui penyakitnya saat ini.
DS: - TD: 120/80 mmhg - ND: 80x/mnt - Sh: 36,5°C - RR: 20 x/mnt DO: - Klien terdapat luka post operasi di abdomen - Hasil lab Tgl 29/10/14 pkl 18.00
Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi dan hematometra
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
- Temani klien untuk memberikan rasa nyaman pada klien - Anjurkan keluarga untuk menemani - Anjurkan klien untuk lebih banyak berdoa
- Memonitor TTV - Menganjurkan klien
-
- Mengkaji lokasi luka - Mengkaji kondisi sekitar luka - Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan sekitar luka - Menganjurkan klien untuk mencuci tangan menggunakan handclean yang sudah disediakan ditempat tidur klien jika akan
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda – tanda infeksi seperti kemerahan, oedema, pengeluaran.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
30 Oktober 2014 pukul 20.30WIB S: klien tidak demam O: TD: 120/70 mmhg, nadi 80x/mnt, suhu: 36,2°C, leukosit tanggal 30 Oktober 2014 pukul 20.00
leukosit:21.000/ul - Hasil USG tgl 29/10/14 pkl 18.00 hematometra karena stenosis Mioma Uteri intra mural
DS: - Klien mengatakan masih lemah DS: - TD: 100/60 mmhg - ND: 76 x/mnt - Sh: 36,5 C - CRT 3 detik - Konjungtiva anemis - Akral dingin
- Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
memegang sekir luka - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat Merofenem 1 gram (intravena)
10.020 /ul A: masalah infeksi masih mungkin terjadi P: masalah infeksi masih mungkin terjadi
Gangguan perfusi jaringan
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, gangguan perfusi jaringan teratasi ditandai dengan: - CRT > 3 detik - Akral hangat - Bibir tidak pucat - TTV dalam batas normal
- Monitor TTV - Monitor CRT - Kaji nadi untuk frekuensi, irama, catat jika nadi cepat, lemah dan lembut - Kaji kulit jika terasa dingin - Kaji adanya diaforesis - Kaji adanya sianosis - Catat perubahan dalam tingkat kesadaran - Pertahankan cairan adekuat - Kolaborasi dalam pemberian obat untuk
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Memonitor TTV - Memonitor CRT - Mengkaji adanya dingin diakral - Mengkaji adanya diaforesis - Mengkaji adanya sianosis - Mengkaji tingkat kesadaran klien - Menganjurkan klien untuk minum - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat tranexanat 500 gram
31 Oktober 2014 pukul 14.30 WIB S: klien mengatakan sudah lebih baik dari sebelumnya O: - Kesadaran compos mentis - TD: 110/70 mmhg - ND: 78 kali/menit - suhu: 36,3°C - pernafasan: 20 kali/menit - CRT: lebih dari 3
menghentikan perdarahan - Kolaborasi dalam pemberian tranfusi - Kolaborasikan dalam pemberian Oksigen DS: - Klien mengatakan nyeri pada luka operasi - Klien mengatakan bahwa operasinya ditempat yang sama saat klien di SC - Klien mengatakan bahwa skala nyerinya 5 - Klien mengatakan bahwa nyeri bertambah jika klien bergerak DO; - Klien tampak menahan nyeri
Nyeri
Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam, nyeri teratasi ditandai dengan: Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang, skala nyeri berkurang, TTV dalam batas normal
- Kaji keluhan nyeri - Kaji skala nyeri - Kaji hal yang memperberat nyeri - Kaji hal yang memperingan nyeri - Monitot TTV - Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan yang penuh stres - Tempatkan klien dalam posisi nyaman - Ajarkan pada klien tehnik relaksasi nafas dalam - Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
detik - konjungtiva tidak anemis - akral hangat, hb post tangal 31 Oktober 2014 pukul 14.20 adalah 10,3g/dl - Mengkaji skala nyeri - Mengkaji frekuensi nyeri - Mengkaji intensitas nyeri - Menggali hal yang mengurangi atau memperberat nyeri - Mengajarkan klien tehnik relaksasi nafas dalam dalam mengurangi nyeri - Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat Profenid 100 mg supposituria.
31 Oktober 2014 pukul 14.30WIB S: - klien mengatakan nyerinya mulai berkurang - skala nyeri 3 - nyeri bertambah jika klien bergerak O: - TD: 110/70 mmhg - ND: 78 kali/menit - suhu: 36,3°C - pernafasan: 20 kali/menit A: masalah teratasi sebagian
- Klien terdapat luka di abdomen
DS: -
DO: -
-
Klien mengatakan bahwa operasinya ditempat yang sama Luka tampak bersih balutannya Luka tidak terdapat rembesan darah Sekitar luka tampak bersih Terdapat luka
P: Monitor TTV
Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi dan hematometra
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi ditandai dengan luka tidak ada kemerahan, tidak ada pengeluaran, tidak ada panas sekitar luka
-
Kaji lokasi luka Kaji kondisi luka Observasi luka Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan area sekitar luka - Anjurkan klien untuk melaporkan keperawat jika ada tanda – tanda infeksi seperti kemerahan, oedema, pengeluaran. - Kolaborasi dalam penangan pemberian obat antibiotik
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji lokasi luka - Mengkaji kondisi luka - Mengingatkan klien jika adanya tanda – tanda infeksi untuk melaporkan ke perawat - Melakukan kolaborasi dalam pemberian Antibiotik merofenem 1 gram intravena.
31 Oktober 2014 pukul 14.30WIB S: - klien mengatakan tubuhnya tidak demam O: - TD: 110/70 mmhg - ND: 78 kali/menit - suhu: 36,3°C - pernafasan: 20 kali/menit - tidak ada rembes pada sekitar luka - Klien telah dilakukan operasi histerektomi sub total tgl 30/10/14 pkl 24.00.
di abdomen DS: - Klien mengatakan belum bertemu bayinya karena kondisinya - Klien mengatakan pernah merawat keponakannya yang masih bayi DO: - Klien masih lemah - Bayi dirawat diruangan perina
Resiko Gangguan pelekatan orangtua berhubungan dengan kondisi bayi prematur
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, ditandai dengan klien menemui bayinya, klien menyusui bayinya, ibu dan bayi melakukan kontak mata
-
-
Kaji harapan orang tua tentang bayi baru lahir Kaji adanya masalah pada kondisi ibu Kaji perilaku orangtua yang mencerminkan kurangnya perlekatan Kaji keadekuatan sistem pendukung Kaji untuk kemampuan klien dalam merawat bayi (menyusui, memandikan)
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015
- Mengkaji harapan orangtua tentang bayinya - Mengkaji adanya masalah ibu - Mengkaji perilaku klien yang mencerminkan kurangnya perlekatan - Mengkaji keadekuatan sistem pendukung - Mengkaji kemampuan kliendalam merawat bayi - Mengajarkan pada klien cara memandikan bayi - Mengajarkan pada klien tentang pentingnya ASI - Menganjurkan klien klien untuk menyusui bayinya dengan cara memompa ASI - Memberikan
31 Oktober 2014 pukul 14.30WIB S: - klien mengatakan bahwa sangat ingin melihat bayinya karena sejak melahirkan belum melihat - klien mengatakan bahwa meskipun ini adalah anak pertama klien tetapi klien sering merawat ponakannya yang masih bayi - klien berharap bayinya sehat O: - klien tampak senang membicarakan bayinya - Klosotrum sudah
-
reinforcement atas kemauan klien yang ingin memberikan bayinya ASI
keluar A: Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi
Tanggal 31/10/14 pukul 18.00 wib klien pindah keruangan perawatan Gd A lantai II.
Laporan akhir..., Rusmala Dewi, FIK UI, 2015