UNIVERSITAS INDONESIA
Makna Semantis Adaptasi Transformasi Lukisan Piet Mondriaan dalam Buku Bergambar Anak Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan karya Wouter van Reek
JURNAL AKADEMIK
Prilia Herdianty 1006702462
Pembimbing Andrea Pradsna Paramita Djarwo, S.S., M.A.
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK SEPTEMBER 2014
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Makna Semantik Adaptasi Transformasi Lukisan Piet Mondrian dalam Buku Bergambar Anak Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan karya Wouter van Reek
Prilia Herdianty, Andrea Pradsna Paramita Djarwo
Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok
Email:
[email protected]
Abstrak
Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini akan membahas tentang adaptasi karyakarya Mondrian dan makna semantis dalam buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan. Piet Mondrian adalah salah satu pelukis terkenal dari Belanda. Perubahan aliran seni rupa Mondriaan yang dramatis membuat dirinya menjadi salah seorang yang berpengaruh dalam aliran seni rupa di abad 20. Sebagai bentuk apresiasi terhadap Mondrian, Gemeentemuseum Den Haag bekerja sama dengan penerbit buku Leopold, menerbitkan dua buku anak yang bertemakan Mondriaan. Salah satu buku yang diterbitkan berjudul Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan karya Wouter Van Reek. Setelah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, buku ini mendapatkan banyak komentar positif dari berbagai pengulas buku. Buku ini berkisah tentang perjalanan Keepvogel menuju masa depan. Sebagai latar gambar cerita, Van Reek menyadur beberapa lukisan dari tiap fase aliran seni Mondrian. Sebagai ilustrator buku anak, Van Reek dianggap berhasil memberikan cerita yang sederhana untuk anak-anak dengan pemahamannya tentang karya-karya Mondrian.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
The Semantic Meanings of The Transformational Adaptation of Mondrian’s Paintings in Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan by Wouter van Reek Abstract Using the qualitative method, this paper tends to describe the transformational adaptation of Mondrian paintings and its semantic meaning in Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan. Piet Mondrian is one of the prominent painters from the Netherlands. His dramatic transformation from naturalism to neoplasticism has inspired the 20th century art. To honor Mondrian’s masterpieces, the museum Gemeentemuseum Den Haag, in collaboration with the book publisher, Leopold, published two children books based on Mondrian’s life. One of them titled Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan by Wouter van Reek. After it had been translated in various languages, it received so many positive feedbacks from various book reviewers around the world. It is a picture book about a journey of Keepvogel to the future. Van Reek adapted some paintings from each Mondrian’s art phase and used it as backgrounds in every illustration of the book. As an illustrator of children’s book, he succeeded to deliver his knowledge of Mondrian’s works to children through a modest story telling. Keywords: Adaptation, Keepvogel en Kijkvogel, Meaning, Mondrian, Picture Books,
Latar Belakang Piet Mondrian adalah salah satu dari tiga seniman besar di Belanda selain Rembrandt dan van Gogh. Karya-karyanya sangat berpengaruh dalam perkembangan seni rupa modern abad ke-20. Sebagai bentuk dedikasi terhadap Mondrian, Gemeente Museum Den Haag membuka satu ruang khusus untuk memamerkan karya-karya Mondrian. Ruangan tersebut diresmikan bulan September 2011 yang lalu. Salah satu kegiatan dari rangkaian acara pembukaan tersebut adalah diluncurkannya dua buah buku cerita untuk anak-anak yang bertemakan Mondrian. Gemeente Museum Den Haag bekerja sama dengan penerbit buku Leopold mengajak dua penulis buku anak, Truus Matti dan Wouter van Reek. Dengan kategori umur yang berbeda, kedua buku tersebut bertujuan untuk memperkenalkan sosok Piet Mondrian kepada anak-anak. Untuk anak-anak berusia di atas 9 tahun, Truus Matti menulis sebuah novel berjudul Mister Orange (2011), sementara Wouter van Reek menerbitkan sebuah buku anak bergambar, berjudul Kijkvogel en Keepvogel in Het Spoor
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
van Mondriaan untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kedua buku itu sukses mendapatkan penghargaan dari beberapa penghargaan buku anak terbaik di Belanda seperti Zilveren Griffel 2012, dan Vlag en Wimpel 2012; dan juga Gouden Appel 2011 dari Biennial of Illustrations Bratislava (BIB) yang merupakan penghargaan bergengsi bagi para ilustrator buku bergambar anak. Dalam makalah ini penulis memilih buku anak bergambar Kijkvogel en Keepvogel in Het Spoor van Mondriaan karya Wouter van Reek untuk dikaji secara semantis dengan menggunakan teori referensi Ogden dan Richards. Pemilihan buku ini didasari oleh banyaknya penghargaan dan respon positif yang didapatkan dari karya terakhir Wouter van Reek. Ia dianggap berhasil memperkenalkan dan memperlihatkan transformasi Mondrian dengan sederhana dalam buku bergambarnya. Dalam KBBI Online, arti dari kata transformasi adalah ‘perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb)’. Sehingga yang transformasi yang diperlihatkan dalam buku ini utamanya adalah bentuk lukisan Mondrian dari masa ke masa. Transformasi ini disadur oleh Van Reek sesuai dengan gaya ilustrasinya dan disesuaikan dengan alur cerita. Dalam situs Kinder Boeken Praatjes yang berjudul Keepvogel en Kijkvogel – Wouter van Reek dikatakan bahwa kekuatan dalam buku ini adalah karya-karya Mondrian yang dicampur dengan gaya ilustrasi Van Reek (2012). Pada ucapan terima kasih Truus Matti dalam bukunya yang berjudul ‘Mister Orange’, dikatakan bahwa mereka berdua menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku-buku mengenai Piet Mondrian sebagai sumber referensi untuk cerita mereka (Matti, 2012: 150). Oleh karena itu tulisan ini akan membahas bagaimana Van Reek memaknai dan mengadaptasi karya-karya Piet Mondrian dalam buku Kijkvogel en Keepvogel in Het Spoor van Mondriaan yang ia gunakan sebagai latar gambar beberapa adegan dalam buku tersebut. Dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan deskripsit: 1. Bagaimana Van Reek memadukan lukisan-lukisan Mondrian untuk mendukung alur cerita Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan? 2. Bagaimana Van Reek menginterpretasikan transformasi karya-karya Mondrian dalam buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan?
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang bagaimana Wouter van Reek dapat merepresentasikan karya-karya Piet Mondriaan dan juga deskripsi mengenai penyesuaian alur cerita dengan lukisan dalam buku bergambar anak Keepvogel en Kijkvogel in het Spoor van Mondriaan.
Tinjauan Teoritis a.
Teori Semantik
Ilmu semantik digunakan untuk mempelajari makna dari kata-kata, kumpulan kata, kalimat, dan juga relasi sistematis di antaranya. Parera dalam bukunya yang berjudul Teori Semantik mengatakan “pada dasarnya para linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa (ujaran), pikiran, dan realitas di alam” (1991; 16). Dalam proses mencari makna dari sebuah ucapan atau ungkapan akan dikaitkan dengan bahasa apa yang digunakan oleh penuturnya, pemikiran apa yang ada dalam masyarakat penuturnya, dan juga bagaimana keadaan sekitar penuturnya. Untuk pembahasan makna semantis Kijkvogel en Keepvogel in Het Spoor van Mondriaan, penulis akan menggunakan teori referensi. Teori referensi adalah salah satu teori dari teori makna yang merujuk kepada segitiga makna Ogden dan Richards (Parera, 1991: 16). Dalam teori referensi apabila kita mengungkapkan sebuah kalimat untuk mengacu pada suatu benda atau orang, maka kalimat tersebut memiliki makna atau referen dari benda atau orang yang kita acu.
concept
teken
referent
Gambar 1. Segitiga Oogden dan Richard
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Manusia menggunakan bahasa sebagai sistem komunikasi yang memiliki makna dalam ungkapan-ungkapannya. Bahasa menggunakan tanda (teken) dalam pengaplikasiannya. Tanda (teken) adalah bentuk-bentuk tertentu yang dapat diasosiasikan dengan hal lainnya (Dirven dan Verspoor, 2001). Dalam semiotika, tanda memiliki 3 tipe yakni, indeks (index), ikon (icoon), dan simbol (symbool) (Dirven dan Verspoor, 2001). Indeks (indexalisch teken) adalah tanda yang mengindikasikan suatu hal pada kedekatan langsung. Tanda yang diperlihatkan mengacu langsung ke suatu hal yang dituju seperti gerakan terhuyung-huyung dari orang yang mabuk berarti orang tersebut sedang dalam kondisi dipengaruhi alkohol. Lalu ikon (iconisch teken) adalah tanda yang merupakan visualisasi, audio, atau persepsi terjemahan lainnya dari hal yang ditujukan (adanya kemiripan). Sementara simbol (symbolisch teken) tidak ada hubungan pasti antara bentuk dari tanda dengan arti yang diusulkan (Dirven dan Verspoor, 2001), namun memiliki kesepakatan bersama yang dibuat sekumpulan orang (masyarakat).
b.
Fase Lukisan Mondrian oleh Michael Sciam
Sebagai buku yang mengambil Mondrian sebagai tema besar cerita, Van Reek tidak hanya menciptakan karakter fiksi Mondrian sebagai tokoh tambahan tetapi ia juga menggunakan lukisan Mondrian sebagai bagian cerita. Hampir semua latar gambar yang terdapat pada buku KKSM menyadur lukisan Mondrian dari masa ke masa. Setiap gambar Van Reek tersebut merepresentasikan periode gaya lukisan Mondrian. Dimulai pada awal cerita dengan lukisan berjudul Riverscape with The Rows of Trees at Left dan Stammer Mill with Streaked Sky yang mana kedua lukisan itu diposisikan pada periode pertama Mondrian yang beraliran naturalisme hingga di akhir buku diperlihatkan lukisan terakhir Mondrian yang beraliran neoplasticisme. Pengurutan periode dalam pembahasan ini akan mengacu kepada tulisan hasil analisis Michael Sciam yang berjudul Piet Mondrian: An Explanation of The Work (2004). Selain itu analisis Sciam tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk pemaknaan lukisan Mondrian yang sebenarnya yang dibandingan dengan lukisan Van Reek yang mengulang gambar Mondrian. Sciam dalam buku onlinenya membagi perkembangan aliran Mondrian menjadi empat fase yakni, 1. fase naturalisme, 2. fase ekspresionisme dan simbolisme, 3. fase kubisme, dan 4. fase
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
neoplasticisme. Sebelum masuk ke penjelasan Sciam terhadap karya-karya Mondrian pada tiap fasenya, akan dijelaskan terlebih dahulu definisi tiap aliran pada umumnya. Naturalisme adalah aliran lukisan yang berkembang pada abad ke 19 di Eropa Barat. Lukisan dalam aliran ini berusaha untuk menggambarkan keadaan alam sekitar dengan sealami mungkin (Harris, 2006:211). Seperti halnya karya-karya realisme, karya-karya beraliran naturalisme banyak menggambarkan bagaimana keadaan manusia yang sesungguhnya. Pemandangan, hewan-hewan, dan suasana orang-orang yang sedang bekerja menjadi ilustrasi utama dalam lukisan aliran naturalisme. Pada fase naturalisme, Mondrian banyak mencoba dan menguji lukisan naturalis pada umumnya dengan pewarnaan menyerupai wujud aslinya sehingga lukisannya banyak didominasi oleh lukisan pemandangan selain still-life dan portrait (Sciam, 2004: 18). Fase ini berlangsung dari tahun 1983 sampai 1907. Karya-karyanya antara lain Haystack with Farm (1897), Female with Book (1900), Stammer Mill with Streaked Sky (19051906), dan Riverscape with Row of Trees at Left (1907-1908). Setelah lukisan Riverscape with Row of Trees at Left, pada tahun 1908 Mondrian bekerja pada lukisannya yang berjudul Row of Eleven Poplars in Red, Yellow, Blue, and Green. Warna pada lukisan tersebut terlihat jelas berbeda dengan lukisan-lukisan sebelumnya. Ia menggunakan warna-warna mencolok pada fase selanjutnya yakni fase ekspresionisme dan simbolisme. Ekspresionisme adalah salah satu aliran yang paling penting dalam perkembangan seni rupa. Aliran ini berkembang pada akhir abad 19. Istilah ekspresionisme dalam seni rupa berkaitan dengan penolakan terhadap aturan-aturan akademis yang dilakukan oleh kaum elit seni rupa Prancis dan sekitar Eropa lainnya (Harris, 2006:111). Mereka lebih senang menggunakan warnawarna mencolok sebagai ungkapan emosi yang mereka rasakan. Unsur ekspresionisme terlihat pada karya Mondrian seperti Mill in Sunlight, The Winkel Mill (1908); The Red Tree (Evening) (1908-1910); Dunes near Domburg (1910); dan Church Tower at Domburg (1911). Sciam memperhatikan juga bagaimana Mondrian menggunakan ruang horizontal dan vertikal dalam setiap karyanya. Mondrian memilih ruang horizontal pada lukisan-lukisan pemandangan, sementara ruang vertikal banyak ia gunakan untuk menggambar kincir angin, mercusuar, dan muka bangunan gereja. Tidak hanya dalam ruang, Mondrian juga mulai memadukan garis vertikal dan garis horizontal dalam karyanya yang menggambarkan sebatang pohon (Sciam,
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
2004: 10). Bentuk pohon dijadikan sebagai metafora dari Mondrian tentang keseimbangan di antara hal-hal di dunia yang saling berlawanan (Sciam, 2004: 10). Hal ini dapat dilihat dalam ilustrasi Sciam tentang garis horizontal dan vertikal dalam gambar berikut.
Gambar 2. Ilustrasi Sciam tehadap karya Piet Mondrian Sumber: Piet Mondrian: An Explanation of The Work
Fase ketiga disebut sebagai fase kubisme. Kubisme adalah aliran yang ditemukan dan dilakukan oleh Pablo Picasso pada awal abad ke-20 (Harris, 2006: 79). Ciri-ciri karya dari aliran kubisme biasanya akan terlihat seperti gambar kolase yang disusun secara bebas oleh senimannya (Harris, 2006: 80). Objek dalam lukisan akan terlihat seperti pecahan kaca yang disatukan kembali namun dengan komposisi acak. Fase kubisme Mondrian dianggap sebagai masa percobaan yang dilakukan oleh Mondrian untuk menjelaskan kedekatan nyata yang disembunyikan dari perubahan keadaan dalam kehidupan sehari-hari (Sciam, 2004:12). Perubahan yang dimaksud adalah modernisasi yang banyak terjadi pada awal abad ke-20. Mondrian melihat bahwa dibalik perubahan itu ada ikatan antara manusia dengan alam. Karya-karya kubisme Mondrian yang terkenal seperti The Gray Tree (1911), seri Composition N, seri Church Façade, Ocean dan Seri Composition in Line/Circle/Black and White. Neoplastisme merupakan fase terakhir dari perkembangan karya Mondrian. Neoplastisme atau juga disebut De Stijl merupakan aliran yang terpengaruh dengan gaya lukisan kubisme. Aliran ini lahir dari majalah yang berjudul De Stijl, salah satu penulis artikelnya adalah Mondrian. Komposisi yang dihasilkan sekitar tahun 1921 ini menghadirkan satu set garis-garis lurus seperti dalam fase kubisme. Namun perbedaan yang signifikan adalah pemilihan warna-warna yang muncul dalam fase terakhirnya ini. Warna merah, kuning, biru, hitam, dan putih dianggap sebagai warna dasar yang menggambarkan kehidupan dengan penuh semangat. Karya
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
terakhirnya yang paling terkenal adalah Victory Boogie Woogie (1942-1944). Dalam fase ini ia banyak melakukan seri-seri komposisi seperti yang ia lakukan di fase sebelumnya. Sciam melihat fase ini sebagai bentuk dialektika antara alam dengan perubahan dalam aspek-aspek kehidupan (2004: 13). Manusia butuh menstabilkan segala aspek tersebut dan mencari kekekalan dan kekonstanan yang jauh lebih baik agar memperlihatkan keberagaman dunia yang tidak ada batasnya. Lukisan-lukisannya memperlihatkan sebuah ruang yang dinamis dalam keadaan keseimbangan yang belum stabil.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kepustakaan dan metode deskriptif analisis. Bahan yang akan diteliti adalah buku Kijkvogel en Keepvogel in Het Spoor van Mondriaan karya Wouter van Reek yang selanjutnya disingkat KKSM dan salah satu tulisan mengenai karya-karya Piet Mondrian yang ditulis oleh Michael Sciam. Pada tahap pertama penulis akan melakukan pembacaan dan pemahaman cerita serta gambar dalam buku KKSM. Penulis akan mengumpulkan unsur-unsur Mondrian apa sajakah yang tersurat dalam buku tersebut. Lalu pada tahap kedua, penulis akan mencari makna transformasi lukisan Mondrian lewat penjelasan Michael Sciam dalam tulisannya yang berjudul Piet Mondrian: An Explanation of The Work dan mengumpulkan data-data sesuai dengan unsur-unsur yang didapatkan pada buku KKSM. Pada tahap terakhir, data akan diolah penulis dengan menyandingkan gambargambar dalam buku KKSM dan makna karya-karya Mondrian. Selanjutnya penulis akan menarik kesimpulan.
Pembahasan
Ringkasan cerita Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan Keepvogel en Kijkvogel in het Spoor van Mondriaan diterbitkan pada tahun 2011 dan berkisah tentang sesosok burung bernama Keepvogel. Ia memiliki seekor anjing bernama Tungsten. Pada suatu hari saat Keepvogel dan Tungsten ingin memetik buah, mereka bertemu dengan Kijkvogel dan anjingnya Foxtrot. Kijkvogel mengatakan bahwa ia ingin mencari masa depan. Awalnya
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Keepvogel meragukan pencarian yang dilakukan Kijkvogel. Namun ia berpikir dan akhirnya memutuskan untuk melakukan hal yang sama seperti Kijkvogel. Ia ingin mencari benda-benda baru yang belum pernah ia lihat. Sepanjang perjalanannya bersama Tungsten, Keepvogel melihat banyak hal baru dan juga suasana baru. Tetapi masalah pun muncul ketika ia dan Tungsten harus terpisah karena keramaian kota. Keepvogel pun mencari-cari Tungsten dan akhirnya ia bertemu dengan Kijkvogel. Foxtrot pun menawarkan diri untuk mencari Tungsten sementara Keepvogel pergi bersama Kijkvogel untuk melihat hal baru yang ditemukan Kijkvogel. Sesampainya di rumah Kijkvogel, Tungsten pun ditemukan oleh Foxtrot. Kijkvogel memperlihatkan sebuah lukisan terbarunya sambil Foxtrot memasang sebuah lagu dan mereka semua pun berdansa. Pada akhirnya, mereka menemukan hal yang mereka cari.
Lukisan Mondrian pada Buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan Seperti yang disampaikan pada bab pendahuluan, tulisan ini akan membahas bagaimana Van Reek sebagai penulis buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan dapat menggambarkan transformasi karya Mondrian ke dalam ilustrasi dan alur cerita. Tulisan ini akan berfokus pada gambar dan teks yang muncul pada cerita buku bergambar ini.
Gambar 3. Kijkvogel Merenung Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Perjalanan Keepvogel dimulai ketika ia memutuskan untuk mengikuti perjalanan Kijkvogel untuk mencari hal baru yang belum pernah ia lihat. Latar belakang pada awal cerita hanya berupa latar belakang berwarna putih. Warna putih selain dimaknai secara positif sebagai kesucian juga memiliki makna negatif yakni tanpa kehidupan (Indahwati, 2010: 38). Warna putih sebagai ikon yang mewakili kekosongan dalam halaman cerita tersebut yang didukung dengan gambar sosok Keepvogel yang terlihat bimbang. Ia terlihat seperti berpikir hingga tidak menyantap makanan yang ada di hadapannya. Narasi dalam halaman itu berkata: “Nu kan Keepvogel alleen nog maar denken aan alle onbekende dingen die hij misloopt als hij thuisblijft” (terjemahan bebas: “sekarang Keepvogel hanya dapat berpikir tentang semua benda-benda tak dikenal yang dia lewatkan saat ia berada di rumah”) (Van Reek, 2011;6)
Gambar 4. Awal Mula Perjalanan Keepvogel Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Pada halaman selanjutnya, diceritakan bahwa Keepvogel akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Pada halaman ini, terdapat dua gambar latar yang berbeda dengan posisi landscape. Pada gambar atas diperlihatkan Keepvogel pada sisi kiri buku yang baru saja keluar dari rumahnya dengan latar belakang langit berwarna kekuningan dan matahari terbit. Lalu pada gambar bawah (Gambar 3) terlihat latar gambar yang berubah seiring perpindahan posisi berdiri sosok Keepvogel ke halaman selanjutnya . Apabila diperhatikan, latar belakang pada Gambar 4 merupakan gambar tiruan dari dua lukisan Mondrian yang berjudul Riverscape with The Rows of Trees at Left (Gambar 4) dan Stammer
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Mill with Streaked Sky (Gambar 5). Kedua lukisan tersebut merupakan lukisan-lukisan yang masuk dalam fase naturalisme.
Gambar 5. Desa Keepvogel Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Gambar 6. Riverscape with The Rows of Trees at Left
Gambar 7. Stammer Mill with Streaked Sky
Sumber: Piet Mondrian: An Explanation of The Work
Sumber: http://www.wikiart.org
Latar gambar tersebut dapat menjadi tanda bahwa Keepvogel tinggal di daerah pedesaan. Lingkungan tempat tinggalnya yang dekat dengan sungai dan juga kincir angin menjadi ikon dari pedesaan yang masih dekat dengan alam. Cerita dilanjutkan dengan perjalanan Keepvogel yang menemukan hal-hal aneh di sekelilingnya. Pada halaman tersebut dinarasikan sebagai berikut: “Hoe verder ze komen hoe onbekender alles wordt.” ‘semakin jauh mereka pergi, semuanya menjadi semakin asing’. (Van Reek, 2011:9)
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Gambar 8. Malam Keepvogel
Gambar 9. The Red Tree (Evening)
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Sumber: http://www.wikiart.org/
Pertemuan Keepvogel dengan hal-hal aneh tersebut ditandai dengan hadirnya sebuah gambar pohon dengan batang dan daun berwarna hitam bercampur merah tempat Keepvogel dan anjingnya Tungsten tidur. Penampakan pohon pada Gambar 8 mirip dengan lukisan Mondrian yang berjudul The Red Tree (Evening) pada Gambar 9. Lukisan ini diidentifikasikan oleh Sciam dalam fase ekspresionisme. Munculnya kata “onbekender” –yang berarti ‘asing’—dan juga gambar pohon dalam The Red Tree (Evening) menjadi ikon dari perubahan tempat dalam perjalanan Keepvogel. Mengacu ke makna sebelumnya bahwa karya-karya ekspresionisme menggambarkan emosi dan bentuk interpretasi seniman, keasingan ini menjadi bentuk simbol munculnya wilayah baru yang belum pernah dikenal. Kata ‘asing’ sendiri dalam KBBI Online dapat bermakna ‘aneh’ dan kata ‘aneh’ sendiri pun bermakna “tidak seperti biasa yang kita lihat dengar dsb”. Ekspresionisme sendiri merupakan bentuk perlawanan dari aturan-aturan estetika dalam seni rupa yang sudah lebih dikenal sebelumnya.
Gambar 9. Hutan
Gambar 10. Study of Trees I
Sumber: Kijvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Sumber: Piet Mondrian: An Explanation of The Work
Gambar 8 merupakan contoh lain gambar tiruan Van Reek dari lukisan Mondrian. Gambar berjudul Study of Trees I (1912) (Gambar 10), dikatakan oleh Sciam, termasuk dalam proses perubahan Mondrian dari naturalis menjadi kubisme (2006; 29). Bentuk pohon tersebut
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
diadaptasi oleh Van Reek menjadi pohon-pohon di hutan yang Keepvogel lewati dalam perjalanannya. Secara simbolik, Van Reek memperlihatkan bahwa perjalanan Mondrian dari fase naturalisme sampai ke fase kubisme masih menonjolkan unsur alam yakni pohon dalam karyanya. Hal ini sejalan dengan penjelasan Mondrian mengenai garis-garis vertikal dan horizontal yang terdapat di ranting dan batang pohon.
Gambar 11a
Gambar 11b
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Apabila kita memperhatikan karya Mondrian dari fase naturalisme hingga ekspresionisme, akan terlihat bahwa Mondrian melakukan banyak eksperimen dengan gambar pohon. Dari tahun ke tahun dapat kita lihat perubahan-perubahan bentuk pohon dalam lukisan dan sketsa Mondrian. Penggambaran pohon pun ia gunakan sebagai bentuk awal makna universal dalam lukisannya. Hal ini tidak luput dari perhatian Van Reek dalam buku KKSM. Ia menggunakan gambar pohon untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perjalanan Keepvogel. Pada gambar di atas Van Reek memperlihatkan bagaimana suasana perjalanan Keepvogel yang sedang melewati sebuah jalan beraspal dengan banyak pohon di pinggir jalan. Namun apabila diperhatikan, pohon-pohon itu berubah tahap demi tahap seiringan dengan perubahan alur yang maju. Tampak pada Gambar 11a pepohonan tersebut masih terlihat seperti pohon rimbun pada umumnya — beranting, berdaun lebat— sementara pada Gambar 11b terlihat ranting-ranting pohon yang mulai mengecil dan berkurangnya daun-daun di pohon-pohon itu. Gambar pohon pada Gambar 11b menjadi simbol dari perubahan suasana pedesaan menjadi suasana perkotaan. Pohon-pohon di Gambar 11b juga bisa menjadi indeks perkotaan karena bentuknya yang mirip seperti tiang listrik. Selain pohon, unsur-unsur lain yang menggambarkan perubahan adalah kendaraan yang
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
ada di jalan aspal tersebut. Pada Gambar 11a terlihat pepohonan rimbun yang hanya dilalui oleh Keepvogel dan seekor burung tampak mendorong gerobak. Pada Gambar 11b terlihat burungburung yang sedang mengemudikan berbagai jenis kendaraan bermotor. Gambar 11b memperlihatkan ada seekor burung yang mengendarai sepeda dengan kontainer di belakangnya sementara burung-burung lain di depannya sudah mengendarai kendaraan seperti mobil.
detail Gambar 11a
detail Gambar 11b
Tanda-tanda yang muncul pada Gambar 11a dan 11b merupakan simbol perubahan jaman yang diinterpretasikan Van Reek melalui gambar pohon seperti halnya yang dilakukan Mondrian. Selain itu, yang menarik adalah munculnya warna-warna ciri khas Mondrian—merah, kuning, dan biru—pada kendaraan dan pakaian sebagai warna-warna yang menggambarkan kehidupan yang dinamis penuh semangat pada Gambar 11b, sementara Gambar 11a memperlihatkan sosok burung yang sedang mendorong gerobak dengan pakaian dan gerobak yang berwarna abu-abu.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Gambar 12. Keepvogel Pergi ke Kota Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondrian
Gambar 13. Church Facade
Gambar 14. Composition N VI
Sumber: http://www.artic.edu
Sumber: http://www.fineartdelivered.com
Mengacu kepada fase yang dibuat Sciam, fase setelah ekspresionisme adalah fase kubisme. Mondrian mulai banyak membuat karya yang menggabungkan garis horizontal dan vertikal seperti kotak-kotak persegi. Fase ini dianggap sebagai kelanjutan dari makna garis horizontal dan vertikal pada gambar pohon sebelumnya. Van Reek menyatukan warna dan garis-garis dalam seri Church Facade (Gambar 13 dan Gambar 14) sebagai latar belakang di cerita selanjutnya. Kotak-kotak pada lukisan Mondrian melambangkan bangunan bertingkat ciri khas perkotaan. Kesan berantakan yang terlihat pada bangunan-bangunan tersebut menjadi ikon dari daerah kota pinggiran yang diartikan dalam KBBI Online sebagai kota kecil atau komunitas yang berdekatan dengan kota metropolitan yang sangat bergantung padanya di bidang ekonomi. Suasana pada gambar tersebut menjadi indeks bahwa Keepvogel akan memasuki wilayah yang lebih modern atau yang disebut dengan perkotaan. Pada gambar sebelumnya terlihat Keepvogel berada dekat sebuah tangga dan hendak menuruninya dan di halaman berikutnya dinarasikan sebagai berikut: “‘Een ondergrondse trein! De toekomst komt nu echt dichterbij.’” ‘kereta bawah tanah! Sekarang masa depan sudah jadi semakin dekat’. (Van Reek, 2011;14). Keepvogel mengatakan bahwa ‘Sekarang masa depan sudah juga semakin dekat’ seiring dengan ditemukannya salah satu alat transportasi modern yakni kereta bawah tanah. Dijelaskan pada
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
situs Train History bahwa kereta bawah tanah pertama adalah London Underground yang diresmikan pada tahun 1863 dan setelah itu era transportasi modern yang cepat mulai berkembang pesat (“History of Rapid Transit”). Van Reek menggambarkannya kereta api bawah tanah dengan bentuk minimalis yang mengadaptasi dari lukisan-lukisan Mondrian di fase neoplastisme.
Gambar 15. Keepvogel menaiki Kereta
Gambar 16. Composition A
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Sumber: http://www.wikiart.org
Kereta bawah tanah dan lukisan Composition A dijadikan sebagai indeks modernitas oleh Van Reek. Ia menciptakan dunia baru yang lebih penuh warna dibandingkan pada gambar di cerita sebelumnya. Gedung-gedung di perkotaan tempat tujuan akhir Keepvogel semuanya berwarna merah, putih, biru, atau kuning dengan garis-garis hitam yang kuat seperti pada lukisan Mondrian.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Gambar 17. Kota I
Gambar 18. Composition with Large Red
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Plane, Yellow, Black, Gray, and Blue Sumber: http://www.wikiart.org
Gambar 19. Kota II
Gambar 20. Compositio with Grid 8,
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Checkerboard, Composition with Dark Colors Sumber: Piet Mondrian: An Explanation of The Work
Pada adegan saat Keepvogel tersesat di kota baru itu, ia melihat-lihat sebuah petunjuk jalan yang mirip dengan lukisan Mondrian berjudul Broadway Boogie Woogie (1942-1943). Dijelaskan dalam esai dari Herbert Henkels yang berjudul “Mondrian in His Studio” bahwa lukisan yang Mondrian hasilkan saat ia berada di New York didominasi oleh tema-tema perkotaan. Selain perkotaan musik jazz juga merupakan inspirasi bagi Mondrian pada saat itu (1987; 186).
Gambar 21. Keepvogel Tersesat
Gambar 22. Broadway Boogie Woogie
Sumber: Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan
Sumber: http://en.wikipedia.org
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Kesimpulan Wouter van Reek tidak hanya berhasil membuat cerita dengan tema perjalanan saja yang menarik untuk anak-anak. Ia juga berhasil merepresentasikan transformasi lukisan Piet Mondrian dari fase naturalisme hingga neoplastisme untuk diperkenalkan kepada anak-anak. Dalam detaildetail gambarnya ia berhasil memperlihatkan perubahan jaman menuju era modern melalui replikasi lukisan Mondrian sebagaimana yang Sciam jelaskan. Van Reek memanfaatkan perubahan elemen-elemen Mondrian sebagai ikon (lukisan pohon The Red Tree (Evening) merupakan ikon dari perubahan lokasi cerita), indeks (contoh pada lukisan Church Façade yang menjadi indeks Keepvogel pindah ke wilayah perkotaan), dan simbol (perubahan bentuk pohon yang rimbun hingga menjadi seperti tiang listrik adalah simbol perubahan suasana pedesaan ke perkotaan) dalam penyampaian ceritanya. Van Reek tidak serta-merta menceritakan Piet Mondrian seperti dalam buku-buku biografi untuk anak-anak. Ia menawarkan hal baru dalam menceritakan seorang tokoh terkenal melalui elemen garis vertikal-horizontal, pohon, dan warna primer khas Mondrian. Terlihat dalam buku ini, Van Reek banyak melakukan penelitian untuk menulisnya. Penelitian dalam mengetahui sosok Mondrian tidak hanya ia terapkan dalam penceritaan saja tetapi juga pada isi bukunya. Dikatakan sebelumnya bahwa Mondrian memiliki teori sendiri tentang garis horizontal dan garis vertikal pada lukisannya, hal ini juga Van Reek terapkan saat ia mengatur letak gambar-gambarnya. Apabila diperhatikan, Van Reek mengilustrasikan gambar-gambar yang berupa bangunan atau hal-hal buatan manusia dalam bentuk garis halaman vertikal, sementara gambar-gambar yang berupa pemandangan atau gambar suasana akan diilustrasikan memanjang membentuk dua halaman garis horizontal. Sehingga apabila buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan dibaca oleh orang dewasa yang mengerti tentang lukisan Mondrian, mereka akan menemukan lebih banyak lagi hal-hal implisit yang mengambil prinsip-prinsip Mondrian. Tiap adaptasi dan interpretasi lukisan yang dilakukan oleh Van Reek memiliki makna tersendiri yang membantu jalannya pemahaman cerita. Tidaklah mengherankan apabila buku ini kemudian mendapatkan penghargaan dan banyak apresiasi dari para penikmat buku cerita bergambar anak.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Daftar Pustaka
Corpus: Reek, Wouter Van. 2011. Keepvogel en Kijkvogel; in het spoor van Mondriaan. Amsterdam: Leopold.
Referensi: Dirven, Rene, Marjolijn Verspoor. 2001. Cognitieve Inleiding tot Taal en Taalwetenschap. Leuven: Acco.
Harris, Jonathan. 2006. Art History: The Key Concept. New York: Routledge.
Henkels, Herbert. 1987. Mondrian: from Figuration to Abstraction. Tokyo: The Tokyo Shimbun.
Matti, Truus. 2012. Mister Orange. Amsterdam: Leopold.
Parera, J.D. 1990. Teori Semantik. Penerbit Erlangga.
Skripsi: Indahwati, Dara. 2010. Deskripsi dan Interpretasi Warna dan Motif Busana Boneka Wayang Potehi. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Sumber internet: http://kbbi.web.id/ (diakses pada tanggal 18/08/14 pada pukul 16:04).
History of Rapid Transit. http://www.trainhistory.net/subway-history/history-of-rapid-transit/ (diakses pada tanggal 14/09/14 pada pukul 15:32).
Sciam, Michael. 2004. Piet Mondrian: An Explanation of The Work. http://www.pietmondrian.info/an-explanation/an-explanation-of-the-work.html Diunduh pada tanggal 01/06/2013 pada pukul 22:59.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014
Susan. 2012. Keepvogel en Kijkvogel – Wouter van Reek. http://www.kinderboekenpraatjes.nl/home-blog/keepvogelenkijkvogel-woutervanreek.
Sumber gambar internet:
Gambar 7 http://www.wikiart.org/en/piet-mondrian/stammer-mill-with-streaked-sky-1906 diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 15:11. Gambar 9 http://www.wikiart.org/en/piet-mondrian/avond-evening-the-red-tree-1910 diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:28. Gambar 13 http://www.artic.edu/aic/collections/artwork/28634 diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:33. Gambar 14 http://www.fineartdelivered.com/piet-mondrian-c-26_128_121.html diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:36. Gambar 16 http://www.wikiart.org/en/piet-mondrian/composition-a-1923 diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:39. Gambar 18 http://www.wikiart.org/en/piet-mondrian/composition-with-large-red-plane-yellow-black-grayand-blue-1921 diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:43. Gambar 22 http://en.wikipedia.org/wiki/Broadway_Boogie-Woogie diunduh pada tanggal 04/09/14 pukul 14:51.
Makna semantis…, Prilia Herdianty, FIB UI, 2014