UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN PELATIHAN PEMASARAN DAN PENGADAAN PRASARANA PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN SEBAGAI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT PUPUK KUJANG
TUGAS KARYA AKHIR
GITA PRATAMA PUTRA 0806346136
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS UNIVERSITAS INDONESIA JUNI 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN PELATIHAN PEMASARAN DAN PENGADAAN PRASARANA PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN SEBAGAI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT PUPUK KUJANG
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
GITA PRATAMA PUTRA 0806346136
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS UNIVERSITAS INDONESIA JUNI 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Penulisan tugas karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas karya akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : •
Mbak Santi selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tugas karya akhir ini,
•
Mbak Echy selaku penguji ahli, dan juga Mbak Titut, dan Mbak Yani selaku ketua dan sekretaris sidang, yang telah memberikan masukan dan koreksi yang sangat berharga dalam sidang dan perbaikan tugas karya akhir ini,
•
Mbak Ken dan Mbak Nadia atas pertimbangan dan dukungannya untuk memantapkan diri saya dalam jalur tugas karya akhir,
•
Mbak Inda dan Mas Gugi di sekretariat program yang sering sekali saya repotkan selama pengerjaan tugas karya akhir ini,
•
Biro Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek, khususnya Aby, Risza, dan Om Waryoto selaku pembimbing magang, yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan,
•
Ayah, Ibu, Galuh, Yangti dan keluarga di Surabaya yang tak henti-hentinya bersabar dan memberikan bantuan dukungan material dan moral,
•
Sabrina dan Kica yang selalu mengingatkan, memberikan dorongan, dan menyemangati hingga selesai,
•
Pebi, Reina, serta Harits sebagai teman-teman seperjuangan tugas akhir,
•
Keluarga Komunikasi ’08,
•
Keluarga Low Brass Madah Bahana 2008-2013, v
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
Masalah
Tujuan
Strategi
Program Khalayak Sasaran
Pesan Kunci Anggaran Evaluasi
Kegiatan pengembangan komunitas PT Pupuk Kujang di bidang pembukaan lapangan kerja dan pengembangan kemampuan belum diadakan berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh komunitas, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan dari komunitas di sekitarnya Membuka lapangan kerja dan mengembangkan kemampuan komunitas di Desa Kalihurip, khususnya bagi pemuda yang putus sekolah dan belum memiliki pekerjaan tetap 1. Studi Pendahuluan 2. Kerja Sama dengan Pihak Ketiga 3. Pelatihan Pemasaran 4. Pengadaan Prasarana Pengolahan 5. Konferensi Pers 6. Survei Pelatihan Pemasaran dan Pengadaan Prasarana Pengolahan 100 orang penduduk di usia produktif (18-56 tahun), putus sekolah (atau baru menyelesaikan pendidikannya), dan belum memiliki pekerjaan tetap “PT Pupuk Kujang bersama Desa Kalihurip menumbuhkan calon pengusaha agribisnis dan membuka lapangan kerja baru di komunitas.” Rp101.670.000,Evaluasi akan dilakukan pada tahap : 1. Input – proses selama membuat program 2. Output – eksekusi program 3. Outcome – hasil akhir dan dampak program
viii
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
EXECUTIVE SUMMARY
Problem
Purpose
Strategy
Program Target Audience Key Message Budget Evaluation
PT Pupuk Kujang’s community development activity in providing job opportunities and skill improvements has not been done based on what community needs, so it could not meet and fulfill them Providing job opportunities and developing community’s ability in Kalihurip Village, especially for school drop-outs and lack of permanent job 1. Preliminary Studies 2. 3rd Party Cooperations 3. Marketing Training 4. Processing Infrastructure Procurement 5. Press Conference 6. Survey Marketing Training and Processing Infrastructure Procurement 100 person(s) at his/her productive age (18-56 years), school drop-out (or graduate), and lack of permanent job “PT Pupuk Kujang with Desa Kalihurip, nurturing agribusiness enterpreneurs’ potential and providing job opportunities in community.” Rp101.670.000,Evaluation will be conducted during : 1. Input – process, the making of program 2. Output – execution of program 3. Outcome – end results and impacts of program
ix
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS RINGKASAN EKSEKUTIF EXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN 1. PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan 1.1.1. Tata Kelola Organisasi 1.1.2. Hak Asasi Manusia 1.1.3. Praktik Ketenagakerjaan 1.1.4. Lingkungan Hidup 1.1.5. Prinsip Praktik Bisnis Adil 1.1.6. Isu Konsumen 1.1.7. Pengembangan Komunitas 1.2. Community Development 1.3. Analisis Aplikasi 1.4. Pernyataan Masalah 2. SOLUSI 2.1. Tujuan Program 2.2. Strategi Program 2.2.1 Preliminary Studies 2.2.2. Kerja Sama 2.2.3. Pelatihan Pemasaran 2.2.4. Pengadaan Prasarana 2.2.5. Press Conference 2.2.6. Survei 2.3. Justifikasi Program 2.4. Manfaat Program 2.5. Khalayak Sasaran 2.6. Pesan Kunci 2.7. Sasaran Program 2.8. Program yang Disarankan
…………………………………………
ii
………………………………………… ………………………………………… …………………………………………
iii iv v
………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… …………………………………………
vii viii ix x xiii 1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 12 18 19 19 19 19 21 22 23 23 23 24 26 28 28 29 29
x
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
3. RINCIAN PROGRAM 3.1. Pre-Event 3.1.1. Pemetaan Sosial 3.1.2. Participatory Appraisal 3.1.3. Perancangan Materi 3.1.4. Pengajuan Proposal 3.1.5. Koordinasi dan Persiapan 3.2. Event 3.2.1. Pelatihan Pemasaran 3.2.2. Pengadaan Prasarana 3.2.3. Press Conference 3.3. Post-Event 3.3.1. Evaluasi Program 3.3.2. Survei 1 3.3.3. Survei 2 4. MATRIKS 4.1. Matriks Jadwal 4.1.1. Kerangka Waktu Program 4.1.2. Kerangka Waktu Acara 4.1.2.1. Pertemuan 1 4.1.2.2. Pertemuan 2 – 10 4.1.2.3. Pertemuan 11 4.1.2.4. Pertemuan 12 4.1.2.5. Press Conference 4.2. Matriks Anggaran 4.2.1. Pre-Event 4.2.2. Event 4.2.3. Post-Event 4.2.4. Grand Total 4.3. Matriks Evaluasi 4.3.1. Input 4.3.2. Output 4.3.3. Outcome 5. EKSEKUSI PROGRAM 5.1. Desain Kemasan 5.2. Desain Baju 5.3. Desain Mug 5.4. Desain Tas Kecil 5.5. Desain Undangan Peserta 5.6. Desain Jam Dinding 5.7. Desain Buku Catatan 5.8. Desain Spanduk 5.9. Desain Undangan Pers 5.10. Desain Backdrop
………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… xi
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
30 30 30 30 31 32 33 34 34 35 35 36 36 36 36 38 38 38 39 39 39 40 40 41 41 41 42 43 44 44 44 45 46 47 47 48 48 49 49 50 50 51 52 52
5.11. Denah Lokasi 5.12. Denah Gedung Pertemuan 5.13. Press Release 5.14. Panduan Survei 5.15. Kredit Usaha Kecil 5.16. Silabus Pelatihan DAFTAR REFERENSI
………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… ………………………………………… …………………………………………
xii
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
53 53 54 55 57 59 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Luas Produk Pertanian Desa Kalihurip ....................................
Gambar 1.2.
Jumlah Penduduk Usia Produktif Berdasarkan Pekerjaan
17
....................................
18
Gambar 2.1.
Luas Produk Pertanian Desa Kalihurip ....................................
21
Gambar 2.2.
Jumlah Penduduk Usia Produktif Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 2.3.
....................................
22
....................................
30
Potensi Nilai Produksi Pertanian per Tahun di Desa Kalihurip
xiii
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Hasil Studi Pendahuluan
Lampiran 2.
Struktur Organisasi Biro
………………………………… xv
Komunikasi PT Pupuk Kujang ………………………………… xx
xiv
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN Menurut ISO 26000, 1 definisi tanggung jawab sosial perusahaan, atau Corporate Social Responsibility (CSR), adalah tanggung jawab suatu organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatan yang dilakukan, melalui perilaku yang transparan dan beretika, terintegrasi pada seluruh organisasi dan dipraktikkan pada hubungan-hubungannya, dalam kepatuhan terhadap hukum, konsisten dengan norma berperilaku internasional, memperhitungkan ekspektasi stakeholders, dan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam kesehatan dan kesejahteraan komunitas. CSR yang tepat dan terarah merupakan suatu program yang diterapkan pada seluruh aspek organisasi dan mengarah kepada suatu pengembangan yang berkelanjutan. Dalam jangka panjang, praktik CSR tidak hanya akan menguntungkan bagi komunitas sekitar perusahaan, namun juga bagi perkembangan perusahaan itu sendiri dengan berbagai keuntungan yang bisa didapat.
“Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment that, through transparent and ethical behaviour, is integrated throughout the organization and practiced in its relationships, is in compliance with law, consistent with international norms of behaviour, take into account the expectations of stakeholders, and contributes to sustainable development including in health and welfare of society.” - ISO 260002
Yang dimaksud dengan aktifitas atau kegiatan pada definisi CSR menurut ISO 26000 di atas adalah termasuk produk-produk, layanan-layanan, dan prosesproses yang terjadi oleh perusahaan. Dengan lingkup definisi yang luas, maka seluruh aspek organisasi harus diperhitungkan dengan matang, mulai dari input, output, hingga outcome-nya. Sedangkan hubungan-hubungan yang disebutkan mengacu pada segala kegiatan organisasi di dalam lingkup pengaruhnya. Lingkup pengaruh suatu organisasi menyangkut stakeholders yang terlibat atau merasakan dampak dari aktifitas organisasi, serta lingkungan sekitarnya.
1 2
ISO 26000:2010. Terms and Definitions. ibid.
1
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
2
ISO 26000 adalah pedoman tanggung jawab sosial untuk seluruh jenis organisasi, baik swasta, pemerintah, maupun organisasi sektor ketiga seperti yayasan, koperasi, perkumpulan, serikat pekerja, dan universitas. Panduan ISO 26000 ini disusun oleh lebih dari 90 negara, termasuk Indonesia. Artinya, negaranegara yang terlibat, termasuk Indonesia, turut menyepakati. Walaupun begitu, ISO 26000 tidak dimaksudkan untuk menggantikan instrumen dan inisiatif lainnya yang sudah ada untuk melakukan tanggung jawab sosial. ISO 26000 diciptakan untuk membuat sebuah konsensus pemahaman mengenai tanggung jawab sosial dan membantu serta memotivasi organisasi-organisasi agar berkontribusi lebih dari apa yang diwajibkan terhadap mereka oleh hukum dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
1.1. Profil Perusahaan Setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan bagi komunitas. Bentuk komitmen BUMN dalam melaksanakan tanggung jawab sosial serta lingkungan adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Aturan mengenai PKBL bersumber dari Peraturan Menteri BUMN No. 5/2007 yang mewajibkan seluruh BUMN untuk melaksanakan suatu bentuk pembinaan bagi komunitas berdasarkan konsep kemitraan dan juga bagi lingkungan.3 Sedangkan sebuah PT wajib menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Sumber hukum TJSL berasal dari Undang-Undang PT No. 40/2007 Pasal 74 dan PP No. 47/2012 tentang TJSL bagi Perseroan Terbatas. Dalam aturan ini dijelaskan bahwa seluruh perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan TJSL yang meliputi bantuan kepada komunitas di bidang bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana umum, keagamaan, dan pelestarian alam.4
3
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/Mbu/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial bagi Perseroan Terbatas. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
3
PT Pupuk Kujang adalah sebuah BUMN petrokimia yang ditugaskan untuk membangun sebuah pabrik pupuk urea di Cikampek, menyusul ditemukannya sumber gas alam di Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan untuk menjawab kebutuhan pemerintah Republik Indonesia akan sebuah faktor pendukung bagi program peningkatan produksi pertanian dalam usaha swasembada pangan pada tahun 1960-an. Demi suksesnya program swasembada pangan ini, kebutuhan pupuk mutlak harus dipenuhi, mengingat produksi PT Pupuk Sriwijaya pada waktu itu tidak mencukupi.5 Sebagai sebuah BUMN dan PT, PT Pupuk Kujang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan bagi komunitas. Hal ini tertuang dalam salah satu poin misinya, yaitu “mengembangkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan komunitas sekitar perusahaan.”6 Komitmen ini terwujud dalam program tanggung jawab sosial perusahaan berupa PKBL dan TJSL yang dilaksanakan oleh PT Pupuk Kujang setiap tahun. Menggunakan kerangka ISO 26000, terdapat tujuh subjek utama yang saling berkaitan dari tanggung jawab sosial, yaitu : Tata Kelola Organisasi, Hak Asasi Manusia, Praktik Ketenagakerjaan, Lingkungan Hidup, Praktik Bisnis yang Adil, Isu-Isu Konsumen, Pengikutsertaan dan Pengembangan Komunitas. PT Pupuk Kujang telah melakukan program PKBL ataupun TJSL dalam ketujuh bidang subjek tanggung jawab sosial menurut ISO 26000.7
1.1.1. Tata Kelola Organisasi Tata Kelola Organisasi merujuk kepada sebuah sistem struktur, hak, peran, dan kewajiban yang mengarahkan dan mengatur perusahaan. Tata Kelola Organisasi menspesifikasi distribusi hak dan tanggung jawab di antara anggotaanggota perusahaan (seperti direksi, manajer, shareholder, kreditor, auditor, regulator, dan stakeholder lainnya), serta aturan dan prosedur yang berlaku untuk menentukan kebijakan pada urusan perusahaan. Adanya distribusi status dan 5
Situs Resmi PT Pupuk Kujang. (n.d.) Riwayat Singkat Perusahaan. diakses dari http://www.pupuk-kujang.co.id/profile/riwayat-singkat-perusahaan/, pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 21.55. 6 Situs Resmi PT Pupuk Kujang. (n.d.). Visi dan Misi. diakses dari http://www.pupukkujang.co.id/profile/visi-dan-misi/, pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 22.10 7 ISO 26000:2010. Guidances on Social Responsibility Core Subjects. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
4
peran yang spesifik dalam tata kelola juga berfungsi memastikan persamaan persepsi dan kepentingan di antara para stakeholder perusahaan. Dapat dikatakan, Tata Kelola Organisasi menyediakan sebuah struktur bagi perusahaan untuk menentukan tujuan mereka, sekaligus mempertimbangkan konteks lingkungan sosial, pasar, dan pemerintahan. Pada tahap kontrol, Tata Kelola Organisasi juga dapat dilihat sebagai sebuah mekanisme untuk mengawasi aksi, kebijakan, dan keputusan yang diambil perusahaan.8 Salah satu upaya yang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang untuk memenuhi kewajiban Peraturan Menteri BUMN No. 5/2007, adalah menerapkan kebijakan dalam
Tata
Kelola
Organisasi.
PT
Pupuk
Kujang
berupaya
untuk
mengejawantahkan subjek Tata Kelola Organisasi sebagai adanya sebuah sistem pengelolaan yang baik dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, perusahaan mengikuti berbagai panduan dalam sistem manajemen, seperti antara lain : •
ISO
31000
:
panduan
manajemen
untuk
mengidentifikasi,
mempelajari, dan memprioritaskan risiko-risiko yang mungkin dialami sebuah perusahaan •
ISO 14001 : panduan manajemen untuk mengidentifikasi dan mengontrol dampak lingkungan dan secara konstan meningkatkan kinerja perusahaan
•
ISO 9001 : panduan manajemen untuk mencapai produk yang sesuai standar yang berlaku dan meningkatkan kepuasan pelanggan
1.1.2. Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia adalah sekumpulan prinsip moral yang menetapkan standar tertentu perilaku manusia, dan dilindungi sebagai hak-hak yang sah dalam hukum nasional dan internasional. Hak Asasi Manusia dapat dipahami sebagai hak-hak dasar yang tidak dapat diganggu-gugat dan bersifat melekat pada seseorang karena dia adalah manusia. Hak Asasi Manusia adalah universal (berlaku dimanapun) dan egaliter (sama untuk setiap orang). Konsep dan bahasan mengenai Hak Asasi Manusia telah sangat berpengaruh dalam hukum 8
Tricker, Adrian. (2009). Essentials for Board Directors: An A–Z Guide. New York : Bloomberg Press. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
5
internasional, lembaga-lembaga global maupun regional, kebijakan negara, dan kegiatan organisasi non-pemerintah, serta menjadi landasan kebijakan publik di seluruh dunia.9 Hak Asasi Manusia merupakan subjek kedua dari tujuh isu utama dalam ISO 26000. PT Pupuk Kujang telah berupaya memenuhi Hak Asasi Manusia pada karyawannya melalui penetapan Upah Minimum Regional (UMR) serta tunjangan-tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR), Pesangon, Pensiunan, Kesehatan, Keluarga, dan lain-lain. Di sisi beban kerja, PT Pupuk Kujang mempertimbangkan restrukturisasi organisasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, perekrutan karyawan berdasarkan kompetensi, dan analisis beban kerja. Kemudian, dalam hal edukasi, dilaksanakan juga pertukaran pengetahuan antar karyawan, serta pelatihan-pelatihan di dalam maupun di luar perusahaan.
1.1.3. Praktik Ketenagakerjaan Penciptaan lapangan kerja, upah dan kompensasi lainnya yang dibayarkan untuk pekerjaan yang dilakukan, merupakan bagian dari kontribusi ekonomi dan sosial perusahaan yang paling penting. Pekerjaan yang bermanfaat dan produktif merupakan elemen penting dalam pembangunan manusia, standar hidup yang meningkat melalui praktek kerja penuh dan aman.10 Jika hal tersebut tidak ada, maka dapat menjadi penyebab utama dari masalah sosial. Praktek tenaga kerja secara umum akan berdampak besar pada penghormatan terhadap hadirnya supremasi
hukum
dan
rasa
keadilan
komunitas.
Karena
itu
praktik
ketenagakerjaan yang bertanggung jawab secara sosial sangat penting demi keadilan sosial, stabilitas dan perdamaian. PT Pupuk Kujang berupaya untuk mempraktikkan prinsip fundamental mengenai isu tenaga kerja, bahwa para pekerja tidak diperlakukan sebagai faktor produksi dan tunduk pada kekuatan pasar seperti komoditas. PT Pupuk Kujang menghargai hak setiap orang untuk mencari nafkah dengan pekerjaan yang 9
Sepúlveda, Magdalena, et. al. (2004). Human rights reference handbook (3rd ed. rev. ed.). Ciudad Colon, Costa Rica : University of Peace. 10 ISO 26000:2010. Labour Practices. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
6
dipilihnya sesuai minat dan kemampuan, dan hak untuk memperoleh lingkungan kerja yang adil, aman, dan nyaman.
1.1.4. Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup meliputi segala makhluk hidup dan tak hidup yang terjadi secara alami di bumi atau wilayah tertentu. Lingkungan Hidup mewadahi interaksi dari semua spesies yang hidup di dalamnya. Konsep lingkungan alam dapat dibedakan berdasarkan komponennya, yaitu unit ekologi dan sumber daya alam. Unit ekologi utuh berfungsi sebagai suatu sistem yang alami tanpa campur tangan manusia. Di dalamnya termasuk : semua vegetasi, mikro-organisme, tanah, batuan, atmosfer, dan fenomena alam yang terjadi dalam batas-batas ekologi. Sumber daya alam dan fenomena alam yang lebih luas dan universal meliputi udara, air, iklim, energi, radiasi, muatan listrik, magnet, dan tidak berasal dari aktivitas peradaban manusia.11 Pabrik pupuk urea yang dioperasikan oleh PT Pupuk Kujang telah lulus ujian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), dan kebijakan mengenai mutu Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan (K3L) juga selalu ditinjau dan dievaluasi setiap tahun. Terdapat pula penangkaran Rusa di dalam Kawasan Industri PT Pupuk Kujang Cikampek. Sampai akhir bulan Desember 2012, PT Pupuk Kujang melalui Program Pelestarian Alam telah melakukan penanaman 71.000 pohon di lingkungan pabrik dan lahan-lahan tidur komunitas di sekitar pabrik dan Kabupaten Bandung bersama PT BUMN Hijau Lestari. Penanaman pohon ini merupakan salah satu komitmen PT Pupuk Kujang didalam turut menjaga kelestarian lingkungan, mengurangi lahan kritis dan efek rumah kaca.
1.1.5. Prinsip Praktik Bisnis yang Adil Beberapa bisnis akan melakukan hampir apa saja untuk mengungguli kompetitornya. Namun sebuah perusahaan yang tidak berlaku adil dan mendominasi pasar suatu daerah, dapat dijerat dengan hukum dan meruntuhkan integritas bisnisnya sendiri. Perusahaan yang menerapkan Prinsip Braktik Bisnis 11
Johnson, D. L., et. al. (1997). Meanings of Environmental Terms. Journal of Environmental Quality 26 hal. 581–589. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
7
yang Adil berarti memasarkan produknya secara adil dan etis, serta mengakui nilai dari para pelanggannya dan menghargai mereka selayaknya bagian dari perusahaan. Perusahaan yang menerapkan Prinsip Braktik Bisnis yang Adil tidak akan berusaha untuk memanipulasi atau menipu konsumen potensial. Bisnis yang etis antara lain dilakukan dengan memastikan bahwa perusahaan bebas dari korupsi, melibatkan diri dalam politik yang bertanggungjawab, berkompetisi secara adil, menghormati hak-hak kepemilikan, dan mempromosikan tanggung jawab sosial dalam setiap kegiatannya12. PT Pupuk Kujang berupaya menerapkan Prinsip Praktik Bisnis yang Adil dengan mengadakan proses tender sesuai dengan aturan yang berlaku, pengumuman lelang untuk memastikan adanya kesempatan yang adil bagi semua pihak, menseleksi rekanan kerja yang memenuhi persyaratan, membuat sistem eprocurement untuk menjaga transparansi, dan memprioritaskan produk-produk dalam negeri guna meningkatkan perekonomian nasional.
1.1.6. Isu Konsumen Isu-isu konsumen yang dibahas di ISO 26000 meliputi penyebaran informasi pemasaran yang adil, faktual, dan tidak bias, pengaplikasian kontrak bisnis yang adil, perlindungan kesehatan dan keselamatan bagi konsumen, proses konsumsi yang ramah lingkungan, pelayanan dan dukungan konsumen yang disertai dengan resolusi keluhan atau permasalahan, proteksi dan privasi data konsumen, tersedianya akses kepada pelayanan utama, serta pengembangan pendidikan dan kewaspadaan konsumen.13 Perusahaan
telah
menyediakan
layanan
bagi
keluhan
pelanggan.
Pelaksanaan prinsip 6T (Tepat waktu-mutu-harga-tempat-jenis-jumlah) juga menjadi prioritas bagi perusahaan dalam melayani konsumennya. Terdapat pula pelaksanaan Pakta Integritas dari distributor kepada perusahaan guna memberikan jaminan lebih untuk mencegah terjadinya penyelewengan pupuk bersubsidi. Tidak hanya itu, untuk mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan, perusahaan telah mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI). ISO 26000:2010. Consumer Issues. ibid.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
8
1.1.7. Pengikutsertaan dan Pengembangan Komunitas Pengikutsertaan dan Pengembangan Komunitas adalah suatu proses yang merupakan usaha komunitas mandiri yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas, mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional14. Seringkali, perusahaan dengan pabriknya dianggap sebagai biang kerusakan lingkungan, pengeksploitasi sumber daya alam, dan hanya mementingkan keuntungan. Perusahaan semacam ini melibatkan dan memberdayakan komunitas hanya untuk mendapat simpati dengan sumbangan, santunan, atau semacamnya. Dengan konsep tanggung jawab sosial, perusahaan dapat menerapkan suatu konsep berbeda dimana perusahaan secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi komunitas yang lebih baik, namun tetap dapat berfokus pada pembangunan sosial dan kapabilitas komunitas, sehingga akan menggali potensi komunitas lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Hasil yang diharapkan adalah tumbuhnya kepercayaan dan rasa kepemilikan pada komunitas terhadap perusahaan. Pengikutsertaan dan Pengembangan Komunitas yang dibahas di ISO 26000 meliputi bidang edukasi dan budaya, pembukaan lapangan kerja dan pengembangan kemampuan, pengembangan teknologi dan akses, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan, kesehatan, serta investasi sosial.15 Berbagai kegiatan pengembangan komunitas yang menggunakan dana PKBL dan TJSL dilaksanakan oleh PT Pupuk Kujang seperti donasi dan bantuan sarana/prasarana umum komunitas. PT Pupuk Kujang juga telah melakukan pembinaan kepada dua kelompok usaha kecil, yaitu usaha yang menghasilkan barang yang dipakai oleh PT Pupuk Kujang seperti suku cadang pabrik dan barang yang berpotensi untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, seperti keramik, mineral, dan lain-lain. Selain itu, pernah diadakan juga pembinaan manajerial usaha mandiri, teknik produksi, pinjaman modal, promosi, dan pemasaran, bagi usaha koperasi. 14
Roberts, Hayden. (1979). Community Development : Learning and Action. University of Toronto Press. hal. 42. 15 ISO 26000:2010. Community Involvement and Development. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
9
1.2. Community Development Salah satu teknik kajian baru yang sering digunakan untuk melihat perkembangan pengembangan
dan
potensi
komunitas
masalah atau
suatu
community
komunitas
adalah
development.
konsep
Community
Development Challenge (CDC), yang terdiri dari para pekerja komunitas dari organisasi-organisasi terkemuka Inggris, mendefinisikan community development sebagai sekumpulan nilai dan praktik, yang memainkan peran khusus dalam mengatasi kemiskinan dan kerugian, merajut komunitas bersama-sama di akarnya, dan memperdalam demokrasi. 16 Menurut CDC, terdapat profesi-profesi yang bekerja sesuai teori dan berdasarkan pengalaman dalam community development. Dapat ditemukan pula warga negara yang aktif menggunakan teknik-teknik community development atas dasar sukarela. Dan terdapat juga profesi-profesi lain dan lembaga-lembaga yang menggunakan pendekatan community development atau beberapa aspeknya dalam berkegiatan. Sebuah organisasi pengembangan komunitas lainnya di Inggris, Community Development Exchange (CDE), mendefinisikan community development sebagai suatu pekerjaan dan cara untuk bekerja dengan komunitas.17 Tujuan utamanya adalah untuk membangun komunitas berdasarkan keadilan, kesetaraan dan saling menghormati. Community development melibatkan perubahan hubungan antara orangorang biasa dengan orang-orang dalam posisi kekuasaan, sehingga setiap orang dapat mengambil bagian dalam isu-isu yang mempengaruhi kehidupan mereka. Bermula dari prinsip bahwa dalam setiap komunitas terdapat banyak pengetahuan dan pengalaman, yang jika digunakan dengan cara yang kreatif, dapat disalurkan menjadi tindakan kolektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan komunitas. Praktisi community development bekerja bersama orang-orang dalam komunitas untuk membantu membangun hubungan dengan orang-orang dan organisasi kunci dan mengidentifikasi masalah bersama. Mereka menciptakan peluang bagi komunitas untuk mempelajari keterampilan baru, dan dengan 16
Community Development Foundation for Communities and Local Government. (n.d.). Community Development Challenge Report. diakses dari http://cdf.org.uk/, pada tanggal 20 Maret 2014. 17 Community Development Exchange. (n.d.). Definition of Community Development. diakses dari http://cdx.org.uk/, pada tanggal 20 Maret 2014. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
10
memungkinkan orang-orang untuk bertindak bersama, praktisi community development membantu mengembangkan inklusi sosial dan kesetaraan. Tri Hariyono (2009) mengemukakan bahwa terdapat tiga komponen dalam kegiatan community development : •
Kegiatan belajar dan pencerahan, kegiatan penyadaran, dan kegiatan mempengaruhi komunitas sebagai proses
•
Pemenuhan kebutuhan, peningkatan kualitas hidup, harkat dan martabat, serta pembebasan dari kemiskinan, keterbelakangan, dan diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia dan kecacatan sebagai tujuan Komunitas yang tidak beruntung atau tertindas sebagai subjek18
•
Konsep
pengembangan
komunitas
dengan
ketiga
komponennya
menunjukkan bahwa, sebagai gerakan sosial, pengembangan komunitas tidak bertujuan hanya sekedar membantu komunitas dalam mengatasi kesulitankesulitan atau masalah-masalah yang mereka hadapi. Lebih dari itu, pengembangan
komunitas
dimaksudkan
terutama
sebagai
usaha
untuk membangun kemandirian komunitas. Kemandirian dalam konteks ini mempunyai
makna
bahwa
komunitas
mampu
menformulasikan
sendiri
kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring atas penyelenggaraan aktivitas kehidupan mereka, sehingga mereka mampu mengatasi permasalahan mereka sendiri. Orientasi pengembangan komunitas utamanya adalah membangun kemandirian komunitas agar mereka terbebas dari kemiskinan, keterbelakangan, dan aneka bentuk diskriminasi sosial. 19 Donald W. Littrell (1982) merumuskan setidak-tidaknya ada 5 asumsi yang sangat mendasar dalam pengembangan komunitas, yaitu : 1. Komunitas merupakan subyek yang mampu bertingkah laku/bertindak secara rasional 2. Tingkah laku adalah hasil dari proses belajar 3. Tingkah laku tersebut dipelajari melalui proses interaksi sosial 18
Hariyono, T. (2009). Pengembangan Masyarakat di Tengah Dinamika Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Indonesia. hal. 5. diakses dari https://www.academia.edu/4810775/Pengembangan_Masyarakat_di_Tengah_Dinamika_Pembang unan_Ekonomi_dan_Sosial_di_Indonesia/, pada tanggal 21 Maret 2014. 19 Hikmat, H. (2001). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora. hal. 85. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
11
4. Komunitas mampu memberikan arah terhadap tingkah lakunya sendiri 5. Komunitas mampu menciptakan atau membentuk lingkungannya sendiri20 Dari asumsi-asumsi tersebut, Littrell menegaskan bahwa komunitas tidak dipandang sekedar sekumpulan manusia yang statis, melainkan senantiasa berada dalam proses “menjadi” (becoming/being). Maka, peran yang harus dilakukan oleh pekerja sosial dalam pengembangan komunitas seharusnya terarah pada melakukan interaksi sosial dengan dinamika kehidupan manusia dalam komunitasnya, yang kemudian menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kemampuan mereka agar dapat berkembang dan meningkat. Selama ini, terdapat kesulitan dalam menyusun sebuah petunjuk teknis universal mengenai bentuk program pengembangan komunitas. Kesulitan ini muncul karena dua alasan, yaitu : •
Tidak ada satu pun teknik yang dapat berlaku umum dan dapat diterapkan persis di semua komunitas, karena masing-masing komunitas memiliki karakteristik yang unik.
•
Sesuatu yang pernah berhasil diterapkan di dalam suatu komunitas belum tentu akan berhasil jika diterapkan persis di komunitas lain tanpa penyesuaian ke kondisi setempat.
Pengembangan komunitas partisipatif merupakan upaya melibatkan peran aktif komunitas beserta sumber daya lokal yang ada. Karena adanya peran dari komunitas itu sendiri sebagai partisipan dalam pengembangan komunitas, hendaknya diperhatikan bahwa setiap komunitas memiliki tradisi, adat-istiadat, ataupun norma-norma tradisional yang masih dipatuhi. Kekhasan inilah yang memiliki kemungkinan dan potensi untuk dapat dikembangkan sebagai modal sosial. Pada dasarnya, seorang manusia tentu memiliki keinginan untuk berpartisipasi terhadap upaya untuk peningkatan kesejahteraannya. Suatu rencana atau program yang ditujukan untuk komunitas yang dibuat tanpa keterlibatan komunitas, tidak dapat disebut sebagai pengembangan komunitas. Konsep bahwa komunitas mempunyai hak untuk menciptakan lingkungan yang mereka inginkan, 20
Littrell, D.W. (1982). The Theory and Practice of Community Development : A Guide for Practitioners. University of Missouri-Columbia : Extension Division. hal. 95. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
12
mempunyai landasan yang kuat karena komunitas itu sendirilah yang mengetahui atau dapat mempelajari apa yang terbaik bagi mereka. Konsep pembangunan dengan pendekatan “tentang apa yang komunitas butuhkan” biasanya akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dari pada dengan pendekatan “apa yang terbaik buat komunitas,” karena yang terbaik belum tentu yang dibutuhkan oleh komunitas. Karena itu, Tri Hariyono (2009) merangkum prinsip-prinsip khusus pengembangan komunitas ke dalam empat poin, yaitu : •
Pengembangan komunitas haruslah didasarkan atas kebutuhan komunitas dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
•
Pengembangan komunitas sebaiknya dilakukan bersama dengan pihakpihak yang dapat memberikan dukungan dan para relawan
•
Pengembangan komunitas sebaiknya mengutamakan upaya-upaya yang bersifat pencegahan
•
Pembangunan komunitas harus berusaha untuk memfasilitasi dan membangun kepercayaan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan komunitas21
1.3. Analisis Aplikasi Community Development di PT Pupuk Kujang PT Pupuk Kujang sejauh ini telah melakukan beberapa kegiatan CSR dalam lingkup pengembangan komunitas di sekitar perusahaan. •
Bidang Keterampilan : Penyelenggaraan kursus menjahit, pelatihan budidaya ikan lele, dan pelatihan cetak sablon. Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan pada tahun 2011 bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan ditujukan bagi pemuda yang putus sekolah.
•
Bidang Kesehatan : Secara rutin perusahaan melakukan fogging untuk membasmi nyamuk berdarah dan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi buruk. Pada Hari Ulang Tahun PT Pupuk Kujang yang ke-34, mereka juga
21
Hariyono, T. op. cit. hal. 8-9. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
13
melaksanakan khitanan massal bagi 250 anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. •
Sarana Umum : Perbaikan dan pembangunan fasilitas-fasilitas sarana umum seperti Mandi-Cuci-Kakus (MCK), pos ronda, gedung posyandu, gedung sekolah dan pondok pesantren.
•
Bidang Keagamaan : Perbaikan masjid dan mushala, sumbangan Al-Quran dan karpet sajadah, bantuan pelaksanaan kegiatan keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi, Isra Miraj, Idul Adha dan Zakat Idul Fitri.
•
Bidang Pertanian : Pelatihan pengendalian hama terpadu sebagai hasil kerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Karya Nyata Cinagara Bogor, dan sosialisasi pola tanam pupuk majemuk NPK Kujang.
•
Bidang Manajerial dan Pemasaran : Pelatihan kepada Mitra Binaan seperti membuat pelaporan keuangan sederhana dan cara setor ke bank, promosi untuk Mitra Binaan berupa pameran-pameran produk Mitra Binaan, serta dana pinjaman kemitraan kepada mitra binaan usaha mikro dan UKM. Mitra Binaan sejauh ini terdiri dari koperasi dan usaha dagang suku cadang pabrik.
Pengikutsertaan dan Pengembangan Komunitas yang dibahas di ISO 26000 meliputi bidang edukasi dan budaya, pembukaan lapangan kerja dan pengembangan kemampuan, pengembangan teknologi dan akses, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan, kesehatan, serta investasi sosial. Dalam bidang edukasi, pembukaan lapangan kerja, dan pengembangan kemampuan, sudah dilakukan kursus menjahit, pelatihan budidaya ikan lele, pelatihan cetak sablon, dan pelatihan Mitra Binaan. Namun, belum ada kegiatan CSR PT Pupuk Kujang yang terkait dengan budaya setempat. Dalam bidang pengembangan teknologi dan akses sejauh ini masih terbatas pada sarana-sarana umum dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam bidang peningkatan kesejahteraan dan pendapatan, PT Pupuk Kujang masih sebatas membantu melalui sumbangan, partisipasi kegiatan, dan Mitra Binaan. Lingkup peningkatan kesejahteraan dan pendapatan yang
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
14
dialami oleh komunitas sifatnya sempit ataupun berjangka pendek. Di bidang kesehatan dan investasi sosial sudah ada berbagai upaya seperti fogging rutin, khitanan massal dan pembangunan sarana-sarana umum seperti posyandu. Sebagaimana
telah
dijelaskan
sebelumnya,
Pengikutsertaan
dan
Pengembangan Komunitas adalah suatu proses yang merupakan usaha komunitas mandiri yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas, mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional. Seringkali, perusahaan dengan pabriknya dianggap sebagai biang kerusakan lingkungan, pengeksploitasi sumber daya alam, dan hanya mementingkan keuntungan. Perusahaan semacam ini melibatkan dan memberdayakan komunitas hanya untuk mendapat simpati dengan sumbangan, santunan, atau semacamnya. Dengan konsep tanggung jawab sosial dan pengembangan komunitas, perusahaan dapat menerapkan suatu konsep berbeda dimana perusahaan secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi komunitas yang lebih baik, namun tetap dapat berfokus pada pembangunan sosial dan kapabilitas komunitas, sehingga akan menggali potensi komunitas lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Hasil yang diharapkan dan manfaat yang akan terasa antara lain adalah tumbuhnya kepercayaan dan rasa kepemilikan oleh komunitas terhadap perusahaan. Kepercayaan komunitas dan rasa kepemilikan ini juga dapat menghalau kemungkinan adanya kegiatan komunitas yang bisa menghambat kinerja perusahaan. Dalam bidang edukasi dan pengembangan kemampuan di Desa Kalihurip, PT Pupuk Kujang melakukan kegiatan pengembangan komunitas yang berfokus pada pembinaan atau pelatihan. Kegiatan kursus menjahit, pelatihan budidaya ikan lele, dan pelatihan cetak sablon, sudah dilakukan di desa ini sejak tiga tahun yang lalu. Namun, manfaatnya belum terwujud bagi pesertanya dari komunitas ataupun bagi perusahaan. Keterampilan menjahit misalnya, merupakan keterampilan khusus yang lazim diajarkan di berbagai lembaga sosial. Harapannya adalah dengan kemampuan menjahit, maka peserta akan dapat menyalurkan waktunya untuk Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
15
bekerja di perusahaan tekstil yang banyak berada di daerah Cikarang atau Karawang. Namun, terdapat dua poin masalah dimana peserta belum tentu memiliki minat bekerja dengan kemampuan menjahit sederhananya, dan perusahaan tekstil atau penyerap tenaga kerja potensial belum tentu sedang membutuhkan pekerja dengan kemampuan ini. Masalah ini terjadi karena perusahaan tidak melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada komunitas untuk mengecek apakah memang kursus ini yang mereka butuhkan saat itu. Budidaya ikan lele merupakan usaha yang relatif mudah dan murah. Perusahaan melihat bahwa usaha ini sangat potensial untuk mengembangkan perekonomian komunitas. Ditambah, perusahaan dapat membantu menyediakan pupuk khusus yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanah kolam ikan lele. Namun, budidaya ikan lele baru bisa dilakukan apabila calon pengusaha memiliki sepetak lahan yang cukup untuk dijadikan kolam. Peserta pelatihan merupakan pemuda yang putus sekolah, belum memiliki modal uang ataupun tanah. Kekurangan ini luput lagi-lagi karena tidak adanya pertimbangan-pertimbangan dari sisi komunitas sebelum pelatihan. Pelatihan cetak sablon merupakan usaha yang mungkin dapat menarik minat pemuda karena mudah dijalankan dan menarik karena berhubungan dengan desain. Namun lagi-lagi terdapat hambatan modal yang berarti, dan bisnis cetak sablon pun sudah lebih dulu menjamur di Cikampek. Permintaan sablon pun tidak terlalu tinggi di desa. Apabila usaha cetak sablon dimulai dengan lancar, persaingan usaha yang ketat dapat mengurungkan minat peserta untuk melanjutkan usahanya. Pengembangan komunitas seharusnya memiliki tiga komponen dasar, yaitu kegiatan belajar, pemenuhan kebutuhan, dan komunitas yang membutuhkan. Pada pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan oleh PT Pupuk Kujang, komponen pemenuhan kebutuhan gagal diintegrasikan sehingga komunitas tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Juga apabila dikembalikan kepada prinsip-prinsip khusus pengembangan komunitas, memang seharusnya kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan didasarkan atas kebutuhan komunitas dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Maka, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengembangan komunitas PT Pupuk Kujang di bidang pembukaan lapangan kerja
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
16
dan pengembangan kemampuan belum diadakan berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh komunitas, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan dari komunitas di sekitarnya. Kekurangan utama dari program-program PT Pupuk Kujang yang menyebabkan luputnya salah satu komponen utama pengembangan komunitas adalah tidak digunakannya suatu pendekatan yang dapat mengomunikasikan kebutuhan dan kepentingan dari komunitas. Pendekatan pengembangan komunitas partisipatif melibatkan peran aktif komunitas beserta sumber daya lokal yang ada. Peran dari komunitas itu sendiri sebagai partisipan dalam pengembangan komunitas hendaknya diperhatikan karena setiap komunitas memiliki tradisi, adat-istiadat, ataupun norma-norma tradisional yang masih dipatuhi. Suatu rencana atau program yang ditujukan untuk komunitas yang dibuat tanpa keterlibatan komunitas, kurang sesuai untuk disebut sebagai pengembangan komunitas karena pada akhirnya tidak ada komunitas yang berkembang. Asumsi bahwa komunitas mempunyai hak untuk menciptakan lingkungan yang mereka inginkan, mempunyai landasan yang kuat karena komunitas itu sendirilah yang mengetahui atau dapat mempelajari apa yang terbaik bagi mereka. Konsep pembangunan dengan pendekatan “tentang apa yang komunitas butuhkan” biasanya akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dari pada dengan pendekatan “apa yang terbaik untuk komunitas,” karena yang terbaik belum tentu yang dibutuhkan oleh komunitas. Pendekatan inilah yang masih belum diterapkan dengan baik oleh PT Pupuk Kujang. Studi pendahuluan, atau preliminary studies, merupakan sebuah metode penjajakan dimana perusahaan dapat mencari tahu apa yang penting dan dibutuhkan oleh komunitas. Termasuk di dalam preliminary studies ini adalah interaksi antara perusahaan dan komunitas untuk mengetahui latar belakang geografis, historis, bahasa, praktik budaya, jaringan sosial, dan interaksi sosial di daerah tempat komunitas tinggal. Studi pendahuluan ini akan menjadi pedoman dan gambaran kehidupan di daerah yang tidak terpisahkan dari konteks politik dan budaya lokal. Dengan studi pendahuluan, perusahaan juga dapat mengetahui apa yang dipahami dan dirasakan oleh penduduk lokal mengenai proyek dan program pembangunan di daerah mereka. Nantinya, hasil dari studi pendahuluan ini dapat Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
17
dijadikan referensi atau bahan pertimbangan nantinya saat memutuskan program seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh komunitas. Tanpa studi pendahuluan, maka hasilnya adalah pelatihan-pelatihan yang didasarkan oleh gagasan yang bagus dan dilandasi dengan niat yang baik, namun tidak tepat sasaran dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dari komunitas yang dituju. Salah satu temuan kunci dari studi pendahuluan yang pada perancangan program ini adalah adanya produk pertanian berkualitas dari penduduk Desa Kalihurip. Produk-produk pertanian utama dari Desa Kalihurip adalah jagung (11 hektar, 15 ton/ha), kedelai (10 hektar, 25 ton/ha) dan kacang merah (15 hektar, 9 ton/ha).22
5
1 Padi 20
Jagung Kedelai
15
Kacang Merah Buah Sayur
11
10
Gambar 1.1. Luas Produk Pertanian Desa Kalihurip (dalam Hektar) Kualitas yang tinggi pada produk-produk pertanian ini salah satunya disebabkan oleh tanah yang subur dan adanya bantuan pupuk dari PT Pupuk Kujang. Untuk jagung, potensi nilai produksi per ton bisa mencapai 130 juta rupiah, sedangkan kedelai bisa mencapai 200 juta rupiah, dan kacang merah mencapai 160 juta rupiah. Namun harga per kilogram untuk produk-produk lokal ini di Pasar Cikampek masih di bawah produk impor. Jagung lokal dihargai 7 ribu rupiah, sedangkan untuk jagung impor bisa mencapai 8-9 ribu rupiah. Kedelai lokal dihargai 8 ribu rupiah, sedangkan kedelai impor bisa mencapai harga 10-12 22
Hasil Studi Pendahuluan, lihat lampiran 1. hal. xvi.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
18
ribu rupiah. Kacang merah dihargai 12-14 ribu rupiah, sedangkan untuk kacang merah impor bisa mencapai 18 ribu rupiah.23 Selain itu, ditemukan juga bahwa terdapat cukup banyak jumlah penduduk berusia produktif yang belum mendapatkan pekerjaan tetap. Dari 1.566 orang penduduk yang berada pada usia produktif, terdapat 321 orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.24
321 523 Sekolah / Tidak Bekerja Rumah Tangga Bekerja Penuh Bekerja Tidak Tentu
511 211
Gambar 1.2. Jumlah Penduduk Usia Produktif Berdasarkan Pekerjaan Jumlah ini mencapai 20,5% dari 1.566 penduduk pada usia produktif atau angkatan kerja. Penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini rata-rata adalah pemuda yang putus sekolah, dan merasa kurang percaya terhadap potensi diri untuk membangun lapangan kerja. Alih-alih, mereka memiliki mimpi untuk menjadi buruh atau karyawan pabrik. Banyak di antara mereka yang lebih memilih untuk melamar pekerjaan ke industri-industri atau pabrik-pabrik yang ada di Cikampek dan Karawang. Namun, seringkali lamaran ini tidak berjalan lancar karena kurangnya kemampuan yang dimiliki. Untuk mencari pendapatan, mereka bekerja serabutan, membantu konstruksi bangunan, jasa parkir, atau jaga warung. 23
Dinas Pertanian Tanaman Pangan (23 Oktober 2013). Provinsi Jawa Barat. Info Harga Komoditas Tanaman Pangan Jawa Barat. diakses dari http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/528/, pada tanggal 23 Oktober 2013. 24 Hasil Studi Pendahuluan, op. cit., hal. xv dan xix. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
19
Dengan adanya latar pengetahuan mengenai komunitas seperti ini, maka PT Pupuk Kujang dapat melakukan sebuah pelatihan yang dapat membantu komunitas untuk meningkatkan nilai produksi pertanian lokal dan sekaligus membuka lapangan kerja yang baru bagi mereka yang membutuhkan di Desa Kalihurip. Dengan memperkenalkan peserta program dengan sistem kredit dan permodalan untuk usaha, maka dengan ilmu yang peserta akan miliki setelah program, peserta dapat melanjutkan usaha yang dirintis bersama dengan perusahaan ataupun membuka usaha baru. Apabila program ini terbukti dapat memberikan keuntungan bagi komunitas, maka pembangunan komunitas akan berjalan dalam jangka panjang, dan dengan sendirinya akan kembali memberikan keuntungan bagi perusahaan.
1.4. Pernyataan Masalah Kegiatan pengembangan komunitas PT Pupuk Kujang di bidang pembukaan lapangan kerja dan pengembangan kemampuan belum diadakan berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh komunitas, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan dari komunitas di sekitarnya.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
BAB 2 SOLUSI
2.1. Tujuan Program Membuka lapangan kerja dan mengembangkan kemampuan komunitas di Desa Kalihurip, khususnya bagi pemuda yang putus sekolah dan belum memiliki pekerjaan tetap.
2.2. Strategi Program 2.2.1. Preliminary Studies Beberapa bulan sebelum eksekusi program, perusahaan terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan atau preliminary studies. Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan sosial melalui observasi atau wawancara dengan penduduk sekitar. Melalui pemetaan sosial, perusahaan akan dapat mengetahui latar belakang geografis, masyarakat, bahasa, praktik budaya, jaringan sosial, dan interaksi sosial di daerahnya. Pemetaan sosial ini akan menjadi pedoman dan gambaran kehidupan di daerah yang tidak terpisahkan dari konteks politik dan budaya lokal. Dengan pemetaan sosial, perusahaan juga akan mengetahui apa yang dipahami dan dirasakan oleh penduduk lokal mengenai proyek dan program pembangunan di daerah mereka. Pemetaan sosial juga dapat dilakukan dengan cara Focus Group Discussion (FGD). Perwakilan penduduk dikumpulkan dan diajak untuk berdiskusi mengenai sebuah topik yang dilontarkan perusahaan, utamanya mengenai program-program atau proyek yang sedang atau akan dikerjakan oleh perusahaan. Dengan adanya FGD, pengetahuan, kearifan, dan opini penduduk dapat diperhitungkan oleh perusahaan dalam perancangan program yang akan berjalan nantinya. Jika program sudah berjalan, maka fokus FGD akan berpindah untuk membantu penduduk untuk mengevaluasi masalah, tantangan, dan kesempatan yang ada dan membantu mereka menghadapinya. Kelemahan FGD ini adalah tantangan berkomunikasi seiring adanya kesenjangan tingkat pendidikan dan status di masyarakat, risiko adanya keengganan atau
20
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
21
ketidaksukaan dari para pemuka/tokoh masyarakat, dan munculnya daftar keinginan yang tidak disangka-sangka dan di luar topik bahasan. Setelah dilakukan pemetaan sosial, ditemukan bahwa daerah sekitar perusahaan memiliki keunggulan di sektor produksi pertanian. Salah satu temuan kuncinya adalah adanya produk pertanian berkualitas dari penduduk Desa Kalihurip. Produk-produk pertanian utama dari Desa Kalihurip adalah jagung (11 hektar, 15 ton/ha), kedelai (10 hektar, 25 ton/ha) dan kacang merah (15 hektar, 9 ton/ha).25
5
1 Padi 20 Jagung
15
Kedelai Kacang Merah Buah
10
11
Sayur
Gambar 2.1. Luas Produk Pertanian Desa Kalihurip (dalam Hektar) Kualitas yang tinggi pada produk-produk pertanian ini salah satunya disebabkan tanah yang subur dan bantuan pupuk dari PT Pupuk Kujang. Untuk jagung, potensi nilai produksi per ton bisa mencapai 130 juta rupiah, sedangkan kedelai bisa mencapai 200 juta rupiah, dan kacang merah mencapai 160 juta rupiah. Namun harga per kilogram untuk produk-produk lokal ini di Pasar Cikampek masih di bawah produk impor. Jagung lokal dihargai 7 ribu rupiah, sedangkan untuk jagung impor bisa mencapai 8-9 ribu rupiah. Kedelai lokal dihargai 8 ribu rupiah, sedangkan kedelai impor bisa mencapai harga 10-12 ribu
25
Hasil Studi Pendahuluan, lihat lampiran 1. hal. xvi. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
22
rupiah. Kacang merah dihargai 12-14 ribu rupiah, sedangkan untuk kacang merah impor bisa mencapai 18 ribu rupiah.26 Selain itu, ditemukan juga bahwa terdapat cukup banyak jumlah penduduk berusia produktif yang belum mendapatkan pekerjaan tetap. Dari 1.566 orang penduduk yang berada pada usia produktif, terdapat 321 orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.27
321 523 Sekolah / Tidak Bekerja Rumah Tangga Bekerja Penuh Bekerja Tidak Tentu
511 211
Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Usia Produktif Berdasarkan Pekerjaan Jumlah ini mencapai 20,5% dari penduduk pada usia produktif atau angkatan kerja. Penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini rata-rata adalah pemuda yang putus sekolah, dan merasa kurang percaya terhadap potensi diri untuk membangun lapangan kerja. Alih-alih, mereka memiliki mimpi untuk menjadi buruh atau karyawan pabrik. Banyaknya di antara mereka yang lebih memilih untuk melamar pekerjaan ke industri-industri atau pabrik-pabrik yang ada di Cikampek dan Karawang. Namun, seringkali lamaran ini tidak berjalan lancar karena kurangnya kemampuan yang dimiliki. Untuk mencari pendapatan, mereka bekerja serabutan, membantu konstruksi bangunan, jasa parkir, atau jaga warung. 26
Dinas Pertanian Tanaman Pangan (23 Oktober 2013). Provinsi Jawa Barat. Info Harga Komoditas Tanaman Pangan Jawa Barat. diakses dari http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/528/, pada tanggal 23 Oktober 2013. 27 Hasil Studi Pendahuluan, op. cit., hal. xv dan xix. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
23
Dengan adanya latar pengetahuan mengenai komunitas seperti ini, maka PT Pupuk Kujang dapat melakukan sebuah pelatihan yang dapat membantu komunitas untuk meningkatkan nilai produksi pertanian lokal dan sekaligus membuka lapangan kerja yang baru bagi mereka yang membutuhkan di Desa Kalihurip. Dengan memperkenalkan peserta program dengan sistem kredit dan permodalan untuk usaha, maka dengan ilmu yang peserta akan miliki setelah program, peserta dapat melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh perusahaan ataupun membuka usaha baru.
2.2.2. Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Untuk program pelatihan ini, perusahaan dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengadaan prasarana pengolahan dan pelatihan pemasaran. Kerja sama dengan pihak ketiga dapat meminimalkan risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, kecurigaan, atau kecelakaan. Secara strategis, terdapat tiga pihak dalam program ini yang dianggap sesuai, yaitu perbankan, akademisi, dan praktisi. Pihak bank digandeng untuk membantu perusahaan melakukan pemodalan dengan sistem kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui kerja sama dengan pihak bank, diharapkan peserta dapat memanfaatkan bank untuk mendapatkan dana usaha mereka pada tahap lebih lanjut. Bank yang ditunjuk dalam program ini adalah Bank Mandiri. Selain merupakan sesama BUMN, bank ini dipilih karena memiliki program kredit usaha kecil (KUK) untuk usaha produktif, dengan plafon individu mencapai 500 juta rupiah dan bunga yang relatif kecil dan mudah dikontrol. Akademisi juga diajak bekerja sama untuk mengisi posisi pembicara atau instruktur dalam pelatihan pemasaran. Dengan pengetahuan akademis, diharapkan peserta memahami secara akurat mengenai salah satu sasaran dari program ini, yaitu meningkatkan daya saing produk asli daerah. Salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia adalah Universitas Indonesia yang berbasis di Depok, masih termasuk Jawa Barat. Selain memiliki tenaga pengajar yang bagus, program ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran atau penelitian mengenai CSR bagi kampus. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
24
Agar materi pelatihan nantinya tidak bersifat teoritis saja, maka juga akan dilakukan sharing dan workshop pemasaran yang didampingi oleh praktisi. Pengalaman praktisi dalam menemui tantangan dan hambatan dalam memulai usaha akan sangat bermanfaat bagi peserta. Melalui jaringan lokal perusahaan, terdapat banyak wiraswasta dan LSM di Cikampek yang dapat diundang untuk hadir dalam program. Biro Pelatihan dan Biro Pemasaran pun akan hadir dan berbagi sebagai perwakilan dari PT Pupuk Kujang.
2.2.3. Pelatihan Pemasaran Program ini berfokus pada produk berkualitas dari Desa Kalihurip seperti jagung, kedelai, dan kacang merah. Untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia, pemerintah masih mengandalkan impor, sehingga daya saing bahan pangan lokal menurun. Mengingat besarnya permintaan agrikultur lokal untuk mencukupi kebutuhan logistik nasional, produk pertanian yang berkualitas dapat dilihat sebagai sebagai kesempatan untuk bersaing di pasar dengan produk impor. Momentum ini adalah kesempatan untuk produk lokal agar mampu meningkatkan daya saingnya dengan meningkatkan kualitas produk dan memikat pembeli lebih banyak. Pelatihan pemasaran akan membantu peserta untuk meningkatkan kualitas produk, menemukan pangsa pasar yang spesifik, dan mencari cara penyampaian produk kepada konsumen. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, peserta akan mampu mengoptimalkan potensi produk pertanian unggulan mereka, yaitu jagung, kedelai, dan kacang merah. Di sisi lain, dengan adanya pelatihan ini, juga diharapkan akan terbentuk suatu pola pikir baru yang akan membuka wawasan komunitas mengenai dunia bisnis, khususnya agribisnis. Pelatihan pemasaran ini akan dilakukan sebanyak sepuluh kali. Materi pelatihan antara lain adalah start-up usaha, analisis SWOT, pembahasan strategi bisnis, troubleshooting, teknik pemodalan, dan teknik penjualan. Masing-masing sesi pelatihan akan diisi dengan materi pemasaran, sharing, dan workshop. Pelatihan dilakukan sebanyak sepuluh kali pertemuan agar peserta dapat memahami betul materi yang disampaikan dan memiliki banyak kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi apabila menemui hambatan. Materi pelatihan Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
25
sendiri akan bersifat teknis dan non-teknis. Materi teknis akan bersifat teoritis (materi pemasaran) dan praktis (workshop dan simulasi) untuk memperluas wawasan peserta. Sedangkan materi non-teknis sifatnya lebih seperti diskusi ringan dan permainan, yang dirancang untuk membentuk pola pikir positif dan mindset agribisnis pada diri peserta. Acara akan diadakan di Gedung Pertemuan Anggrek PT Pupuk Kujang, seminggu tiga kali pada pukul 09.00-15.00 WIB. Akomodasi, konsumsi, dan perlengkapan akan disediakan oleh pihak panitia dari PT Pupuk Kujang. Diharapkan, peserta yang hadir sebanyak 100 orang dari khalayak sasaran.
2.2.4. Pengadaan Prasarana Pengolahan Pengadaan prasarana pengolahan akan dilakukan sebagai pemberian modal awal bagi peserta agar dapat langsung menerapkan ilmu pemasaran yang baru mereka pelajari. Fasilitas pertama yang akan dipercayakan kepada peserta program adalah fasilitas pengemasan produk. Dengan adanya kemasan yang baik, diharapkan kualitas produk tetap terjaga ketika sampai ke konsumen. Selain lebih menarik secara visual,
desain kemasan dapat dimanfaatkan bagi perusahaan
untuk menaruh merk. Orientasi prasarana pengolahan adalah dua pertemuan tambahan dimana peserta akan diajarkan dan mempraktikkan cara menggunakan prasarana pengolahan.
2.2.5. Press Conference Press Conference akan diadakan untuk memperoleh publisitas dan meningkatkan citra dan reputasi perusahaan secara luas melalui media. Dilakukan bersamaan dengan pembukaan pelatihan pemasaran, press conference akan dihadiri oleh perwakilan direksi perusahaan, perbankan, akademisi, dan praktisi. Diharapkan, terdapat minimal 5 media lokal dan 2 media nasional yang hadir untuk meliput dan memuat berita tentang program CSR PT Pupuk Kujang ini. 2.2.6. Survei Setelah pelatihan selesai, beberapa bulan kemudian perusahaan dapat melakukan survei terhadap tingkat kesejahteraan komunitas dan keberlanjutan Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
26
program. Dengan membandingkan pendapatan komunitas sebelum dengan sesudah program, dapat diketahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan. Keberlanjutan program juga perlu dicek kembali untuk mengontrol dan melihat apakah peserta mengaplikasikan ilmunya dengan baik dan benar. Survei juga harus dilakukan terhadap citra dan reputasi perusahaan setelah program sebagai alat untuk mengukur besarnya manfaat program ini. Survei dapat dilakukan oleh pihak akademisi dari universitas agar hasilnya kredibel dan tidak bias.
2.3. Justifikasi Program Tri Hariyono (2009) mengemukakan bahwa terdapat tiga komponen dalam kegiatan community development : •
Kegiatan belajar dan pencerahan, kegiatan penyadaran, dan kegiatan mempengaruhi komunitas sebagai proses
•
Pemenuhan kebutuhan, peningkatan kualitas hidup, harkat dan martabat, serta pembebasan dari kemiskinan, keterbelakangan, dan diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia dan kecacatan sebagai tujuan Komunitas yang tidak beruntung atau tertindas sebagai subjek28
•
Menurut Bernardin dan Russell (1998), pelatihan adalah berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan pada pekerjaannya atau pada sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya.29 Upaya ini biasanya berarti terjadinya perubahan dalam perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Agar efektif, maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pengalaman belajar, menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi. Pelatihan pemasaran yang dirancang sebagai program CSR PT Pupuk Kujang ini merupakan upaya untuk membekali komunitas di Desa Kalihurip dengan pengetahuan dan wawasan mengenai teknik-teknik pemasaran. Pelatihan didesain 28
Hariyono, T. (2009). Pengembangan Masyarakat di Tengah Dinamika Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Indonesia. hal. 5. diakses dari https://www.academia.edu/4810775/Pengembangan_Masyarakat_di_Tengah_Dinamika_Pembang unan_Ekonomi_dan_Sosial_di_Indonesia/, pada tanggal 21 Maret 2014. 29 Bernardin, H.J., & Russell, J.E.A. (1998). Human Resource Management : an Experiential Approach, 2nd Edition. Singapore : McGraw-Hill. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
27
untuk melakukan perubahan pada peserta program, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dalam perilaku dan sikap melalui simulasi dan games. Dalam keahlian dan pengetahuan melalui diskusi, sharing, workshop, dan materi teoritis. Pelatihan merupakan kegiatan belajar dan mencerahkan bagi yang terlibat di dalamnya. Karena itu, jenis pengembangan komunitas berupa pelatihan ini sudah mencakup komponen proses. Kotler dan Lee (2005) menyebutkan beberapa jenis kegiatan CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan.30 Pelatihan ini dapat dikategorikan ke dalam bentuk cause promotions, karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan kesadaran komunitas mengenai suatu isu, yaitu adanya anggota komunitas yang belum memiliki pekerjaan tetap, dan perusahaan mengajak komunitas, melalui penyelenggaraan pelatihan ini, untuk menyumbangkan sebagian waktu mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan ini. Keterlibatan karyawan dari Biro Pelatihan dan Biro Pemasaran sebagai pemateri dan juga ikut dilibatkan dalam sesi diskusi atau sharing juga dapat mengkategorikan program ini ke dalam corporate volunteering, dimana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya untuk ikut berkontribusi dengan cara menyumbangkan waktu dan pengetahuannya. Pengadaan modal berupa prasarana pengolahan juga dapat dikategorikan ke dalam bentuk corporate philanthrophy, yang dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi secara langsung dalam bentuk dana, jasa pelatihan, dan alat pengolahan, kepada anggota komunitas yang membutuhkan di Desa Kalihurip. Belajar dari pengalaman PT Pupuk Kujang sebelumnya dalam melakukan kegiatan community development, sebuah studi pendahuluan yang melibatkan komunitas itu sendiri harus diadakan oleh perusahaan untuk menyesuaikan bentuk proyek atau program yang akan dilakukan dengan kebutuhan komunitas. Dengan adanya latar pengetahuan yang cukup, maka program pengembangan komunitas akan berjalan menuju arah yang tepat. Studi pendahuluan yang dilakukan telah menghasilkan temuan mengenai adanya produk-produk pertanian berkualitas di 30
Kotler, Philip & Lee, Nancy. (2005). Corporate Social Responsibility : Doing The Most Good for Your Company. India : Wiley.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
28
Desa Kalihurip dan cukup banyaknya jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Temuan inilah yang dijadikan modal untuk merancang sebuah program pengembangan komunitas yang bertujuan mengembangkan kemampuan komunitas untuk mengoptimalkan potensi produk pertaniannya, dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk yang putus sekolah atau tidak memiliki pekerjaan tetap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunitas adalah kata benda yang merujuk pada kelompok organisme yang hidup dan berinteraksi di dalam daerah tertentu. Program pengembangan komunitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, meningkatkan kualitas hidup dari komunitas yang di suatu daerah. Dalam rancangan program ini, PT Pupuk Kujang akan mengembangkan komunitas di Desa Kalihurip. Tri Hariyono (2009) juga merangkum prinsip-prinsip khusus pengembangan komunitas ke dalam empat poin, yaitu : •
Pengembangan komunitas haruslah didasarkan atas kebutuhan komunitas dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
•
Pengembangan komunitas sebaiknya dilakukan bersama dengan pihakpihak yang dapat memberikan dukungan dan para relawan
•
Pengembangan komunitas sebaiknya mengutamakan upaya-upaya yang bersifat pencegahan
•
Pembangunan komunitas harus berusaha untuk memfasilitasi dan membangun kepercayaan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan komunitas31
Sesuai dengan komponen tujuan dari pengembangan komunitas, program ini didesain untuk melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu sebelum menentukan bentuk program yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dari komunitas yang menjadi subjeknya. Pengembangan komunitas PT Pupuk Kujang ini juga akan dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang dapat memberikan dukungan, seperti bank, universitas, dan LSM. Sebagai relawan, akan dihadirkan juga karyawan-karyawan perusahaan dari Biro Pelatihan dan Biro Pemasaran. 31
Tri Hariyono. op. cit. hal. 8. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
29
PT Pupuk Kujang merupakan perusahaan terbesar di Cikampek yang harus beroperasi 24 jam sehari. Selama ini, tidak jarang perusahaan mendapatkan keluhan dari masyarakat yang khawatir mengenai dampak gas dan cairan buang dari pabrik yang mengolah urea dan nitrogen. Maka, komunitas-komunitas di sekitar perusahaan selalu meminta suatu bentuk kompensasi, baik dalam bentuk tunai maupun bantuan dalam bentuk lain kepada masyarakat. Program ini diharapkan dapat meluruskan persepsi bahwa kegiatan komunitas bukanlah kegiatan reaktif, namun merupakan program yang terencana dan bersifat pencegahan, dimulai jauh sebelum timbulnya konflik atau isu tertentu. Proses ini akan dapat tercapai dengan lebih dahulu memfasilitasi dan membangun kepercayaan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan komunitas dengan teknik-teknik dalam preliminary studies yang dapat mengomunikasikan kebutuhan dan kepentingan mereka. Salah satu kebutuhan yang teridentifikasi adalah perlu dibukanya lapangan kerja bagi 321 orang penduduk Desa Kalihurip yang belum memiliki pekerjaan tetap. Jumlah ini mencapai 20,5% dari 1.566 penduduk yang berada pada usia produktif atau angkatan kerja. Penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini rata-rata adalah pemuda yang putus sekolah. Pemuda-pemuda ini belum memiliki kemampuan khusus yang dibutuhkan oleh industri, dan dapat digolongkan ke dalam pengangguran struktural karena pencari pekerjaan kesulitan untuk memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
pembuka
lapangan
kerja,
dan
sebaliknya.32 Beberapa solusi yang disarankan untuk menanggulangi pengangguran struktural adalah diadakannya pengembangan kemampuan melalui pelatihan, mendirikan industri padat karya, dan peningkatan mobilitas modal.33 Pelatihan ini diadakan untuk membekali anggota komunitas dengan kemampuan yang bisa digunakan untuk modal melamar pekerjaan ataupun mendirikan usaha sendiri. Pengadaan prasarana pengolahan dan pengenalan sistem kredit usaha lebih jauh lagi menjawab permasalahan dari pengangguran struktural ini dengan meningkatkan mobilitas modal di daerah pedesaan. 32
Samuelson, P.A., & Nordhaus, W. (2009). Macroeconomics. McGraw-Hill Education. ibid. Universitas Indonesia 33
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
30
Produk pertanian berkualitas yang dihasilkan oleh petani Desa Kalihurip merupakan keunggulan yang unik dan khas. Potensi nilai produksi untuk jagung per ton bisa mencapai 130 juta rupiah, sedangkan kedelai bisa mencapai 200 juta rupiah, dan kacang merah mencapai 160 juta rupiah.
250
200
150 Nilai Produksi per tahun dalam juta rupiah
100
50
0 Padi
Jagung Kedelai Kacang Merah
Buah
Sayur
Gambar 2.3. Potensi Nilai Produksi Pertanian per Tahun di Desa Kalihurip Jagung, kedelai, dan kacang merah dipilih sebagai produk yang akan difokuskan dalam program ini, karena ketiganya merupakan produk pertanian yang sudah pernah mendapatkan bantuan dari PT Pupuk Kujang berupa pupuk yang dibuat khusus untuk Desa Kalihurip. Dengan kualitas yang lebih tinggi dari produk lokal lainnya, nilai produksi jagung, kedelai, dan kacang merah dari Desa Kalihurip dapat ditingkatkan lebih jauh lagi dan bersaing dengan produk impor di pasar. Padi tidak diikutkan dalam program karena merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia yang sangat lazim, dan untuk di Desa Kalihurip, nilai produksinya masih di bawah jagung, kedelai, dan kacang merah. Penduduk Desa Kalihurip menanam buah-buahan dan sayuran juga, namun hanya sebagai produk sampingan untuk dikonsumsi sendiri atau dijual di warung. 2.4. Manfaat Program Yusuf Wibisono (2007) menguraikan 10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program CSR, yaitu : Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
31
1. Mempertahankan dan mendongkrak citra dan reputasi perusahaan Perbuatan yang destruktif akan menurunkan citra dan reputasi perusahaan, dan sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak citra dan reputasi positif perusahaan. Citra dan reputasi yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan. 2. Mendapatkan social license to operate Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan, sehingga ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, dengan sendirinya mereka akan merasa ikut memiliki perusahaan. Imbalan yang akan dirasakan oleh perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan bisnisnya di daerah tempat masyarakat sekitar tersebut tinggal. 3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan Mengelola risiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial bagi suksesnya usaha. Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk recovery akan jauh lebih besar hingga berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program CSR. Oleh karena itu, pelaksanaan CSR dapat dilihat sebagai langkah preventif untuk mencegah memburuknya hubungan dengan stakeholders, perlu mendapat perhatian. 4. Melebarkan akses sumber daya Track record yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. 5. Membentangkan akses menuju pangsa pasar Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru. 6. Mereduksi biaya Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan CSR. Misalnya, dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi, perusahaan dapat menghemat biaya produksi Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
32
sekaligus membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder Implementasi CSR akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholder. Komunikasi yang baik akan menambah kepercayaan mereka terhadap perusahaan, dan sebaliknya perusahaan pun dapat memahami ekspektasi-ekspektasi yang muncul dari sisi stakeholders. 8. Memperbaiki hubungan dengan pemerintah. Perusahaan yang melakukan CSR secara otomatis akan membantu meringankan beban pemerintah sebagai pihak yang sebenarnya juga bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat. 9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Citra perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka. 10. Peluang mendapatkan penghargaan Banyaknya penghargaan yang diberikan kepada pelaku CSR, akan menambah
kesempatan
bagi
perusahaan
untuk
lebih
jauh
lagi
meningkatkan citra dan reputasinya melalui gelar-gelar yang didapat.34
2.5. Khalayak Sasaran Khalayak yang akan menjadi peserta program ini adalah 100 orang penduduk di usia produktif (18-56 tahun), putus sekolah (atau baru menyelesaikan pendidikannya), dan belum memiliki pekerjaan tetap.
2.6. Pesan Kunci “PT Pupuk Kujang bersama Desa Kalihurip menumbuhkan calon pengusaha agribisnis dan membuka lapangan kerja baru di komunitas.”
34
Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing. Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
33
2.7. Sasaran Program •
Peserta dari komunitas Desa Kalihurip memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai teknik-teknik pemasaran
•
Peserta dari komunitas Desa Kalihurip mampu mengaplikasikan teknik pemasaran dengan baik dan benar
•
Peserta dari komunitas Desa Kalihurip memiliki jiwa bisnis yang kuat dan mandiri
•
Produk lokal Desa Kalihurip mampu bersaing dengan produk impor di Pasar Cikampek
•
Tercipta usaha produksi dan pengolahan yang baru di Desa Kalihurip
•
Tercipta lapangan pekerjaan baru di Desa Kalihurip
2.8. Program yang disarankan PT Pupuk Kujang disarankan untuk melaksanakan suatu program CSR dalam bidang pengembangan komunitas dengan fokus pembukaan lapangan kerja dan pengembangan kemampuan berdasarkan kebutuhan dari komunitas Desa Kalihurip. Adanya pemuda-pemuda yang putus sekolah dan belum memiliki pekerjaan tetap di Desa Kalihurip memicu PT Pupuk Kujang untuk melakukan beberapa jenis pelatihan sebelumnya. Kali ini, bentuk program akan didesain sedemikian rupa agar mengakomodasi minat dan kebutuhan dari komunitas. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan di Desa Kalihurip adalah nilai produksi pertanian dari jagung, kedelai, dan kacang merah. Maka dari itu, program CSR yang disarankan bagi PT Pupuk Kujang adalah program untuk mendidik komunitas Desa Kalihurip mengenai teknik-teknik pemasaran dan mengadakan modal berupa prasarana pengolahan bagi usaha awal peserta program nantinya. Nama program yang disarankan adalah : “Pelatihan Pemasaran dan Pengadaan Prasarana Pengolahan Produk Pertanian.”
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
BAB 3 RINCIAN PROGRAM
3.1. Pre-Event 3.1.1. Pemetaan Sosial Kegiatan
: Pemetaan Sosial
Deskripsi
: Melakukan pengumpulan data lapangan melalui observasi, penelitian, wawancara, dsb.
PIC
: Humas (staf, dokumentasi)
Peserta
: Humas, Akademisi, Masyarakat
Tujuan
: Mengetahui latar belakang geografis, masyarakat, bahasa, praktik budaya, jaringan sosial, dan interaksi sosial
Indikator
: Data-data hasil pemetaan terkumpul dalam bentuk tabel atau verbatim
Evaluasi
: Konfirmasi data kembali di Participatory Rural Appraisal
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menghubungi pihak akademisi untuk bersama melakukan penelitian sekaligus pemetaan sosial Membuat tabel data atau kerangka wawancara pemetaan sosial Menunjuk petugas lapangan Membekali
petugas
lapangan
dengan
pengetahuan
dasar
lapangan dan teknik pengambilan data Melakukan pemetaan sosial Merangkai data hasil pemetaan sosial menjadi sebuah tabel komprehensif atau verbatim Menganalisis hasil pemetaan sosial bersama akademisi Melakukan evaluasi kegiatan Memberikan penghargaan atas partisipasi akademisi
3.1.2. Participatory Rural Appraisal Kegiatan
: Participatory Rural Appraisal
Deskripsi
: Model pendekatan pemetaan sosial yang lebih mendalam,
34
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
35
mengumpulkan perwakilan masyarakat untuk berdiskusi. PIC
: Humas (manajer)
Peserta
: Humas, Tokoh Masyarakat
Tujuan
: Mempertimbangkan pengetahuan, kearifan, dan opini penduduk dalam perancangan program perusahaan
Indikator
: Undangan hadir sesuai kuota dan diketahui perspektif dan penduduk mengenai program yang akan dilaksanakan
Evaluasi
: Mengajukan pertanyaan evaluasi dan meminta saran perbaikan di akhir pertemuan
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menghubungi tokoh-tokoh masyarakat atas kesediaannya untuk dikunjungi dan berdiskusi Membuat daftar pertanyaan Menyiapkan bingkisan bagi peserta Menunjuk petugas lapangan Membekali
petugas
lapangan
dengan
pengetahuan
dasar
lapangan dan teknik diskusi Melakukan Participatory Rural Appraisal Melakukan evaluasi kegiatan Menganalisis hasil diskusi dan perspektif tokoh masyarakat
3.1.3. Perancangan Materi Pelatihan dan Bentuk Modal Kegiatan
: Perancangan Materi Pelatihan dan Bentuk Modal
Deskripsi
: Dengan data pemetaan sosial, merancang sebuah rangkaian materi dan menentukan jenis modal awal yang cocok untuk diberikan
PIC
: Humas (pubdok/publikasi)
Peserta
: Humas, Pelatihan, Pemasaran
Tujuan
: Membuat suatu rancangan materi yang dapat diterima oleh peserta, bentuk acara dan penyampaian materi yang tepat, serta bentuk modal yang cocok untuk memulai usaha
Indikator
: Terwujud suatu proposal rancangan materi dan bentuk modal
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
36
Mendapatkan persetujuan direksi untuk dilanjutkan ke pihak ketiga Evaluasi
: Evaluasi dan revisi proposal oleh direksi
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menghubungi biro pelatihan dan pemasaran atas kesediaannya untuk bersama merancang program Menyiapkan data-data hasil pemetaan sosial Menyiapkan ruangan pertemuan Melakukan perancangan materi pelatihan dan bentuk modal Membuat proposal program kepada direksi dan pihak ketiga Mengajukan proposal kepada direksi Mendapatkan evaluasi dan revisi proposal oleh direksi
3.1.4. Pengajuan Proposal kepada Pihak Ketiga Kegiatan
: Pengajuan Proposal kepada Pihak Ketiga
Deskripsi
: Mengajukan proposal kerja sama, masing-masing untuk pihak bank dan akademisi. Untuk praktisi, bisa dikontak secara langsung
PIC
: Humas (protokoler/acara)
Peserta
: Humas, Perbankan, Akademisi, Masyarakat
Tujuan
: Menggandeng pihak ketiga dalam pelaksanaan program untuk melakukan pemodalan, mengisi posisi pemateri, sharing dan workshop.
Indikator
: Bank menyanggupi untuk berpartisipasi Akademisi menyanggupi untuk berpartisipasi Praktisi menyanggupi untuk berpartisipasi
Evaluasi
: Ketepatan waktu pengajuan proposal Adanya pertemuan dengan pihak ketiga untuk mempresentasikan proposal
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menyiapkan tiga buah proposal untuk bank, akademisi, dan praktisi
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
37
Mengajukan proposal kepada pihak ketiga (bisa dikirim via pos atau diantar langsung) Memastikan proposal sampai ke tangan pembuat kebijakan pada pihak ketiga Memohon waktu pihak ketiga untuk mengadakan pertemuan untuk membahas proposal (opsional) Mengadakan pertemuan untuk membahas proposal (opsional) Mengadakan evaluasi kegiatan
3.1.5. Koordinasi dan Persiapan Acara Kegiatan
: Koordinasi dan Persiapan Acara
Deskripsi
: Mensosialisasikan
keberadaan
program
kepada
karyawan,
mengalokasikan waktu dan tempat acara, mengatur jadwal dan kelengkapan acara PIC
: Humas (protokoler/perlengkapan, pubdok, publikasi)
Peserta
: Seluruh panitia, perwakilan peserta, perwakilan pemateri
Tujuan
: Memastikan seluruh pihak yang terlibat acara dapat mendukung keberadaan program dan rangkaian acara nantinya dapat berjalan dengan baik, lancar, dan terkoordinasi
Indikator
: Mendapatkan izin tempat dan waktu acara Terdapat koordinasi dan persamaan persepsi di tiap biro dan kompartemen Jadwal acara terdistribusikan Undangan sampai ke tangan calon peserta
Evaluasi
: Koordinasi ulang di antara panitia Mengecek kesediaan para peserta dan pemateri penting untuk datang ke acara
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menghubungi biro pelatihan, biro pemasaran, perwakilan peserta, pihak bank, pihak akademisi, dan pihak praktisi, agar bersedia hadir dalam rapat koordinasi dan persiapan acara Menyiapkan ruangan pertemuan
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
38
Melakukan rapat koordinasi dan persiapan acara Mendapatkan izin tempat (gedung anggrek) dan waktu (12x, 07.00-15.30 WIB) Mendistribusikan jadwal acara Mendistribusikan undangan kepada para peserta Memasang spanduk acara Koordinasi ulang di antara panitia Mengecek kesediaan para peserta dan pemateri penting untuk datang ke acara
3.2. Event 3.2.1. Pelatihan Pemasaran Kegiatan
: Pelatihan Pemasaran
Deskripsi
: Sebuah pelatihan teknik-teknik pemasaran bagi penduduk Desa Kalihurip, dengan materi sebagai berikut : start-up usaha analisis SWOT strategi bisnis troubleshooting teknik pemodalan teknik penjualan
PIC
: Humas (protokoler/acara)
Peserta
: Seluruh panitia, peserta, pemateri
Tujuan
: Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai teknik-teknik pemasaran dan menumbuhkan jiwa bisnis yang kuat dan mandiri
Indikator
: Peserta, pemateri, dan karyawan hadir sejumlah kuota Peserta mampu mengaplikasikan teknik pemasaran pada produknya Peserta memiliki pola pikir agribisnis
Evaluasi
: Tes kecil di awal pertemuan Lembar evaluasi di akhir pertemuan
Rincian
: Lihat Kerangka Waktu Acara
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
39
3.2.2. Pengadaan Prasarana Pengolahan Kegiatan
: Pengadaan Prasarana Pengolahan
Deskripsi
: Mengadakan modal berupa fasilitas pengemasan produk dan mengenalkan peserta dengan sistem kredit usaha
PIC
: Humas (protokoler/perlengkapan, pubdok/dokumentasi)
Peserta
: Seluruh panitia, peserta, pemateri
Tujuan
: Membantu peserta memulai usaha awal sebagai batu loncatan pertama menuju perkembangan bisnis ke tahap yang lebih lanjut
Indikator
: Peserta dapat mengoperasikan mesin pengemas
Evaluasi
: Tes kecil/demonstrasi/wawancara peserta
Rincian
: Lihat Kerangka Waktu Acara
3.2.3. Press Conference Kegiatan
: Press Conference
Deskripsi
: Mengadakan press conference
PIC
: Humas (pubdok/publikasi)
Peserta
: Humas, Direksi, Pers
Tujuan
:
Indikator
: Pewarta hadir sesuai jumlah kuota
Memperoleh publisitas dan meningkatkan citra dan reputasi perusahaan secara luas melalui media
Acara diberitakan di minimal 5 media lokal, 2 media nasional Evaluasi
: Melakukan follow-up terhadap press release
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Mengundang pewarta dari media lokal dan nasional Membuat press release Menyiapkan bingkisan Menyiapkan tempat (press room gedung administrasi lantai 3) dan waktu (09.00-11.00 WIB) Mempersiapkan sambutan direksi Melakukan press conference Melakukan follow-up terhadap press release
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
40
3.3. Post-Event 3.3.1. Evaluasi Program Kegiatan
: Evaluasi Program
Deskripsi
: Melakukan evaluasi terhadap keseluruhan program, mulai dari pre-event, event, dan post-event
PIC
: Humas (manajer)
Peserta
: Seluruh panitia, perwakilan peserta, perwakilan pemateri
Tujuan
: Memperoleh evaluasi dan timbal-balik, serta mencatat hal-hal penting yang harus dipertahankan atau diubah di program berikutnya
Indikator
: Terdapat evaluasi, timbal-balik, dan saran untuk program berikutnya Lembar isian evaluasi diisi oleh peserta dan pemateri
Evaluasi
: Evaluasi internal di antara panitia
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Mengundang perwakilan peserta dan pemateri Menyiapkan tempat (meeting room, gedung pusat administrasi lantai 1) dan waktu (09.00-11.00 WIB) Melakukan evaluasi program dengan diskusi Melakukan evaluasi program dengan lembar isian evaluasi
3.3.2. Survei Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program Kegiatan
: Survei Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program
Deskripsi
: Melakukan survei terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat setelah program
PIC
: Humas (pubdok/publikasi)
Peserta
: Humas, peserta
Tujuan
: Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat setelah program
Indikator
: Terdapat peningkatan dalam kesejahteraan masyarakat
Evaluasi
: Lembar survei diisi dengan lengkap dan benar
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
41
Menghubungi peserta agar dapat dilakukan kunjungan survei Menentukan karyawan/akademisi yang akan mensurvei Memberi panduan dan teknik wawancara/observasi bagi karyawan/akademisi Melakukan survei Menganalisis hasil survei
3.3.3. Survei Citra dan Reputasi Perusahaan Kegiatan
: Survei Citra dan Reputasi Perusahaan
Deskripsi
: Melakukan survei terhadap citra dan reputasi perusahaan setelah program
PIC
: Humas (pubdok/publikasi)
Peserta
: Humas, peserta
Tujuan
: Mengetahui citra dan reputasi perusahaan setelah program
Indikator
: Terdapat peningkatan dalam citra dan reputasi perusahaan
Evaluasi
: Lembar survei diisi dengan lengkap dan benar
Rincian
: Menunjuk penanggung jawab kegiatan Menghubungi peserta agar dapat dilakukan kunjungan survei Menentukan karyawan/akademisi yang akan mensurvei Memberi panduan dan teknik wawancara/observasi bagi karyawan/akademisi Melakukan survei Menganalisis hasil survei
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
BAB 4 MATRIKS
4.1. Matriks Jadwal 4.1.1. Kerangka Waktu Program Maret
April
Mei
Juni
Nama Kegiatan 1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pemetaan Sosial Participatory Rural Appraisal Perancangan Materi Pengajuan Proposal Koordinasi dan Persiapan Acara Pelatihan Pemasaran Pengadaan Prasarana Press Conference Evaluasi Program Survei 1* Survei 2** * **
: Survei Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program : Survei Citra dan Reputasi Perusahaan
42
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
43
4.1.2 Kerangka Waktu Acara 4.1.2.1 Pertemuan 1 Pembukaan Pelatihan Waktu
Durasi
Acara
PIC
Persiapan tempat, sound system, laptop,
Perlengkapan
proyektor, kamera, dsb.
Dokumentasi
08.00-09.00 60’
Koordinasi panitia
Staf
09.00-09.30 30’
Pembukaan acara
Acara
09.30-09.45 15’
Sambutan direksi
Acara
09.45-10.00 15’
Istirahat
10.00-11.30 90’
Materi perkenalan
11.30-12.30 60’
Istirahat, shalat, makan siang
12.30-13.30 60’
Materi pemasaran
13.30-13.45 15’
Istirahat
13.45-14.45 60’
Materi pemasaran
Pemateri
14.45-15.00 15’
Evaluasi peserta
Pemateri
15.00-15.30 30’
Evaluasi panitia
Publikasi
07.00-08.00 60’
Acara
Pemateri
4.1.2.2. Pertemuan 2 – 10 Pelatihan Waktu
Durasi
Acara
PIC
Persiapan tempat, sound system, laptop,
Perlengkapan
proyektor, kamera, dsb.
Dokumentasi
08.00-09.00 60’
Koordinasi panitia
Staf
09.00-10.15 75’
Materi pemasaran
Pemateri
10.15-10.30 15’
Istirahat
10.30-11.30 60’
Materi pemasaran
11.30-12.30 60’
Istirahat, shalat, makan siang
12.30-13.30 60’
Materi pemasaran
13.30-13.45 15’
Istirahat
13.45-14.45 60’
Materi pemasaran
Pemateri
14.45-15.00 15’
Evaluasi peserta
Pemateri
15.00-15.30 30’
Evaluasi panitia
Publikasi
07.00-08.00 60’
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Pemateri
Pemateri
44
4.1.2.3. Pertemuan 11 Orientasi Prasarana Waktu
Durasi
Acara
PIC
Persiapan tempat, sound system, laptop,
Perlengkapan
proyektor, kamera, dsb.
Dokumentasi
08.00-09.00 60’
Koordinasi panitia
Staf
09.00-09.30 30’
Pengenalan mesin pengemas
Demonstrator
09.30-10.00 30’
Instruksi pengoperasian
Demonstrator
10.00-10.30 15’
Demonstrasi pengoperasian
Demonstrator
10.30-11.15 45’
Percobaan pengoperasian
Demonstrator
11.15-11.30 15’
Evaluasi peserta
Demonstrator
11.30-12.30 60’
Istirahat, shalat, makan siang
15.00-15.30 30’
Evaluasi panitia
07.00-08.00 60’
Publikasi
4.1.2.4. Pertemuan 12 Penutupan Pelatihan Waktu
Durasi
Acara
PIC
Persiapan tempat, sound system, laptop,
Perlengkapan
proyektor, kamera, dsb.
Dokumentasi
08.00-09.00 60’
Koordinasi panitia
Staf
09.00-09.30 30’
Penutupan Acara
Acara
09.30-09.45 15’
Sambutan Direksi
Acara
09.45-10.00 15’
Pelepasan dari pihak bank
Acara
10.00-10.15 15’
Pengantar dari pihak akademisi
Acara
10.15-10.30 15’
Pengantar dari pihak praktisi
Acara
10.30-10.45 15’
Pesan dan kesan dari peserta
Acara
10.45-11.00 15’
Pesan dan kesan dari karyawan
Acara
11.00-11.30 30’
Acara persembahan tanda terima kasih
Acara
11.30-12.30 60’
Istirahat, shalat, makan siang
15.00-15.30 30’
Evaluasi panitia
07.00-08.00 60’
Publikasi
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
45
4.1.2.5. Press Conference Waktu
Durasi
Acara
PIC
Persiapan tempat, sound system, laptop,
Perlengkapan
proyektor, kamera, dsb.
Dokumentasi
08.00-09.00 60’
Koordinasi panitia
Staf
09.00-09.30 30’
Pembukaan Konferensi
Acara
09.30-09.45 15’
Pengantar dari dewan direksi
Acara
09.45-10.00 15’
Pengantar dari pihak bank
Acara
10.00-10.15 15’
Pengantar dari pihak akademisi
Acara
10.15-10.30 15’
Pengantar dari pihak praktisi
Acara
10.30-10.45 15’
Pesan dan kesan dari peserta
Acara
10.45-11.00 15’
Pesan dan kesan dari karyawan
Acara
11.00-11.15 15’
Sesi Tanya-Jawab
07.00-08.00 60’
11.15-11.30 15’
Persembahan tanda terima kasih kepada
Acara
seluruh pihak dan foto bersama
Publikasi
11.30-12.30 60’
Istirahat, shalat, makan siang
15.00-15.30 30’
Evaluasi panitia
Publikasi
4.2. Matriks Anggaran 4.2.1. Pre-Event Kegiatan
Jenis
Jumlah
Harga
Total
Pemetaan Sosial
-
-
-
-
Konsumsi
Panitia
10
Rp15.000,-
Rp150.000,-
Participatory Rural
Peserta
30
Rp15.000,-
Rp450.000,-
Peserta
30
Rp10.000,-
Rp300.000,-
-
-
-
-
Cetak Proposal
4
Rp75.000,-
Rp600.000,-
Appraisal Transport Perancangan Materi Pelatihan dan Bentuk Modal Pengajuan Proposal kepada Pihak Ketiga
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
46
Panitia
20
Rp15.000,-
Rp900.000,-
Peserta
30
Rp15.000,-
Rp450.000,-
Pemateri
10
Rp15.000,-
Rp150.000,-
Peserta
30
Rp10.000,-
Rp300.000,-
Pemateri
10
Rp30.000,-
Rp300.000,-
Undangan
140
Rp2.000,-
Rp280.000,-
Spanduk
4
Rp100.000,- Rp400.000,-
Konsumsi Koordinasi dan Persiapan Acara
Transport
Total
Rp4.280.000,-
4.2.2. Event Kegiatan
Jenis
Konsumsi
Transport Pelatihan Pemasaran
Jumlah
Harga
Total
Panitia
20x12
Rp15.000,-
Rp3.600.000,-
Karyawan
20x12
Rp15.000,-
Rp3.600.000,-
Peserta
100x12
Rp15.000,-
Rp18.000.000,-
Pemateri
2x12
Rp15.000,-
Rp360.000,-
Peserta
100x12
Rp10.000,-
Rp12.000.000,-
Pemateri
2x12
Rp30.000,-
Rp720.000,-
Alat Tulis
120
Rp5.000,-
Rp600.000,-
120
Rp2.000,-
Rp240.000,-
Jam
120
Rp30.000,-
Rp3.600.000,-
Mug
120
Rp20.000,-
Rp2.400.000,-
Tas Kecil
20
Rp5.000,-
Rp100.000,-
Pemateri
2x12
Rp500.000,-
Rp12.000.000,-
4
Rp8.000.000,-
Rp32.000.000,-
Manual
100
Rp5.000,-
Rp500.000,-
Panitia
10
Rp15.000,-
Rp150.000,-
Pers
20
Rp15.000,-
Rp300.000,-
Release
20
Rp1.000,-
Rp20.000,-
Backdrop
1
Rp200.000,-
Rp200.000,-
Buku Catatan Bingkisan
Honor Pengadaan
Fasilitas
Prasarana
Pengemasan
Konsumsi Press Conference Print
Mesin Pengemas
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
47
Bingkisan
Undangan
30
Rp2.000,-
Rp60.000,-
Alat Tulis
20
Rp5.000,-
Rp100.000,-
Buku
20
Rp2.000,-
Rp40.000,-
Jam
20
Rp30.000,-
Rp600.000,-
Mug
20
Rp20.000,-
Rp400.000,-
Tas Kecil
20
Rp5.000,-
Rp100.000,-
Total
Rp91.690.000,-
4.2.3. Post-Event Kegiatan
Jenis
Konsumsi Evaluasi Program Transport Survei
Konsumsi
Kesejahteraan
Transport
Masyarakat dan
Honor
Keberlanjutan Print
Program
Jumlah
Harga
Total
Panitia
20
Rp15.000,-
Rp900.000,-
Peserta
30
Rp15.000,-
Rp450.000,-
Pemateri
10
Rp15.000,-
Rp150.000,-
Peserta
30
Rp10.000,-
Rp300.000,-
Pemateri
10
Rp30.000,-
Rp300.000,-
10
Rp10.000,-
Rp100.000,-
10
Rp10.000,-
Rp100.000,-
10
Rp150.000,- Rp1.500.000,-
10
Rp10.000,-
Rp100.000,-
10
Rp10.000,-
Rp100.000,-
10
Rp10.000,-
Rp100.000,-
10
Rp150.000,- Rp1.500.000,-
10
Rp10.000,-
Surveyor
Lembar survei
Konsumsi Survei Citra dan
Transport
Reputasi
Honor
Perusahaan Print
Surveyor
Lembar survei
Total
Rp100.000,Rp5.700.000,-
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
48
4.2.4. Grand Total Pre-Event
Rp4.280.000,-
Event
Rp91.690.000,-
Post-Event
Rp5.700.000,-
Grand Total Rp101.670.000,-
4.3. Matriks Evaluasi 4.3.1. Input Kegiatan
Indikator Keberhasilan •
Pemetaan Sosial
Participatory Rural Appraisal
Data-data
Metode Evaluasi pemetaan •
hasil
Konfirmasi data kembali
terkumpul dalam bentuk tabel
di Participatory Rural
atau verbatim
Appraisal •
•
Undangan hadir sesuai kuota
•
Diketahui perspektif dan opini
Mengajukan pertanyaan evaluasi dan meminta saran perbaikan di akhir
penduduk •
pertemuan
Terwujud
suatu
proposal
Perancangan
rancangan materi dan bentuk
Materi
modal
Pelatihan
dan
•
Bentuk Modal
•
Mendapatkan
Evaluasi
dan
revisi
proposal oleh direksi
persetujuan
direksi untuk dilanjutkan ke pihak ketiga •
Pengajuan Proposal kepada
• Pihak
Ketiga
•
Koordinasi dan
•
Persiapan Acara •
Bank
menyanggupi
untuk •
Ketepatan
waktu
berpartisipasi
pengajuan proposal
Akademisi menyanggupi untuk •
Adanya
berpartisipasi
dengan
Praktisi
menyanggupi
pertemuan pihak
untuk mempresentasikan
untuk
berpartisipasi
proposal
Mendapatkan izin tempat dan •
Koordinasi
waktu acara
antara panitia
Terdapat
koordinasi
ketiga
dan •
Mengecek
ulang
kesediaan
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
di
49
•
persamaan persepsi di tiap biro
para
dan kompartemen Jadwal acara
pemateri penting untuk
terdistribusikan
datang ke acara
peserta
dan
Undangan sampai ke tangan calon peserta
4.3.2. Output Kegiatan
Indikator Keberhasilan •
Metode Evaluasi
Peserta, pemateri, dan karyawan hadir sesuai kuota
•
Pelatihan
Peserta mampu
pertemuan
mengaplikasikan teknik
Pemasaran
pemasaran pada produknya •
• Tes kecil di awal
• Lembar evaluasi di akhir pertemuan
Peserta memiliki pola pikir agribisnis
Pengadaan
•
Prasarana
Peserta dapat mengoperasikan
• Mengadakan tes kecil/demonstrasi/wawan
mesin pengemas •
Press
cara peserta
Pewarta hadir sesuai jumlah kuota
Conference
•
• Melakukan follow-up terhadap press release
Acara diberitakan di minimal 5 media lokal, 2 media nasional
4.3.3. Outcome Kegiatan
Indikator Keberhasilan •
Terdapat evaluasi, timbal-balik, dan
Evaluasi
Metode Evaluasi
saran
untuk
program
berikutnya
Program •
• Evaluasi
internal
di
antara panitia
Lembar isian evaluasi diisi oleh peserta dan pemateri
Survei
•
Terdapat
peningkatan
dalam • Lembar
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
survei
diisi
50
Kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat
dengan
Masyarakat dan
lengkap
dan
survei
diisi
lengkap
dan
benar
Keberlanjutan Program Survei dan
Citra Reputasi
Perusahaan
•
Terdapat
peningkatan
dalam
• Lembar dengan
citra dan reputasi perusahaan
benar
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
BAB 5 EKSEKUSI PROGRAM
5.1. Desain Kemasan ! "! %
",
,11
1+1
6 (
!
3
,-6
!
+
+6
"
03
-6
! "
/21
,.6
!!
,-.
/,6
!
,1
.-6
!
+6
!'1
0+6
!',-
+6
!
+6
!
+6
"
,6
-06
"
0-6
( ""# !-&+++&
"!" " ! !" $
""!"&
Ukuran Kemasan : 60cm x 20cm Kapasitas Kemasan : 250gr jagung / 500 gr kacang merah / 500gr kedelai Bahan Kemasan : LDPE (Low Density Polyethylene) Warna Kemasan : putih, transparan
51
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
52
5.2. Desain Baju
Ukuran Baju : S / M / L / XL / XXL Bahan Baju : Combed Cotton 30gr/m2, Single Knitted Warna Baju : Putih Bahan Sablon : Rubber 5.3. Desain Mug
Bahan Mug : Keramik Mug Coating : Oil-Based, Sublime Ink Warna Mug : Putih
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
53 5.4. Desain Tas Kecil
Ukuran Tas : 20cm x 30cm x 15cm Bahan Tas : Ivory Board 210gr, Gloss-Laminated Warna Tas : Putih 5.5. Desain Undangan Peserta
Ukuran Undangan : 10cm x 7cm Bahan Kertas Undangan : Art Paper 210gr
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
54 5.6. Desain Jam Dinding
Ukuran Jam Dinding : 27cm (diameter) Bahan Rangka : PP (Polypropylene)
5.7. Desain Buku Catatan
Ukuran Buku : A5 (14,8cm x 21cm) Bahan Buku : HVS 60gr
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
55 5.8. Desain Spanduk
Jenis Spanduk : X-Banner Ukuran Spanduk : 80cm x 160cm Bahan Spanduk : Vinyl (Outdoor) / Polypropylene Paper + Lamination (Indoor)
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
56 5.9. Desain Undangan Pers
Ukuran Undangan : 10cm x 7cm Bahan Kertas Undangan : Art Paper 210gr 5.10. Desain Backdrop
Ukuran Backdrop : 250cm x 500cm Bahan Backdrop : Flexi China 230gr Rangka Backdrop : Besi Ringan
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
57 5.11. Denah Lokasi
Gedung Pertemuan Anggrek PT Pupuk Kujang Jln. Jenderal A. Yani No. 39, Cikampek 41273 Karawang – Jawa Barat
5.12. Denah Gedung Pertemuan Anggrek
Luas Ruangan : 2400cm x 3000cm Luas Panggung : 250cm x 1200cm x 30cm Kapasitas : 300 - 500 orang Denah Kursi : Setengah Lingkaran (atau sesuai kebutuhan)
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
58 5.13. Press Release " " $&.')',*.+/)/% (& (&'+ $&.+)+(..//--% $&.'('),((**'% .20,3/ - ! !"# "# "# % !! #! !& "' ## # * " ! ! # "+ & "" # ' %! #!" ## #''#"202013!14#2013( " # ! " ## #' $ !"! ! %' ( ! "&#""!& "!" ## #'#!#!&& ! ! # ( !#"& # "' "# " ## #' ( &' #' *! # & #" #!' ## # !# #! "! " !" (+ "#' " &% " !&"% ##! # ## #( " & #" #& " " !&" !)!! $ !"! ! %' "!"$!&" # ' %) % ( ! " " #"# !#! ) !)!&"#'!#! "&'## !"#&# ("!)!#!! &# #' " ! " # ! !#! "! !) ! ' ! !#! " )" "! "" ! ( " " #!"' ! ' % !' " "# !# !" !! ! "( " ! !& !## "#' ## # ! # !#"# ! # " ## # # ! !( # ## #"# ! # " ! ' # & !#"" #) # &""! ( &"' ! # # % !& " #"# " !" & ! # #! #" &( ! ! !# #'14 #2013( " !#"' ! ## #'# # % "' ! ' " $ !"! ! %( !#!#!#!#! !#!#!#!#!
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
59 5.14. Panduan Survei Panduan Wawancara dan Observasi •
Penilaian Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program
•
Penilaian Citra dan Reputasi Perusahaan
Pembukaan : Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak/Ibu/Saudara yang terhormat, Terlebih dahulu kami sampaikan bahwa PT Pupuk Kujang sedang melakukan Survei Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program/ Citra dan Reputasi Perusahaan. Survei ini dilakukan untuk mengukur sampai sejauh mana peningkatan kesejahteraan masyarakat/peningkatan citra dan reputasi perusahaan di mata masyarakat setelah dilakukan program CSR PT Pupuk Kujang berupa “Pelatihan Pemasaran dan Pengadaan Prasarana Pengolahan Produk Pertanian”. Sehubungan dengan survei ini, Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh surveyor. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu berhasilnya survey ini sebagai dasar penyusunan program CSR PT Pupuk Kujang yang berikutnya. Jawaban yang diberikan bersifat terbuka dan tidak akan mengganggu Bapak/Ibu/Saudara, karena kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara sekalian. Atas kesediaan dan peran serta Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
60 A. Pointer Pertanyaan Penilaian Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Program :
•
Umur
•
Jenis Kelamin
•
Lama Tinggal
•
Pendidikan Terakhir
•
Pekerjaan Utama
•
Penghasilan
•
•
yang
Kondisi
Prasarana
Pengolahan •
Penghasilan Setelah Program
•
Dampak Pelatihan terhadap
Pemanfaatan
Prasarana
Pengolahan
Sebelum
•
•
Masalah-Masalah
Prasarana
yang Ditemui •
Solusi
Prasarana
yang
Diusahakan
Peserta Pemanfaatan Teknik-Teknik
•
Masalah-Masalah Pemasaran
Kondisi Kredit Usaha Bank Mandiri
Pemasaran •
Pemasaran
Diusahakan
Program
•
Solusi
•
Saran dan Harapan
yang Ditemui B. Pointer Pertanyaan Citra dan Reputasi Perusahaan
•
Umur
•
Jenis Kelamin
•
Lama Tinggal
•
Pendidikan Terakhir
•
Pekerjaan Utama
•
Pendapat terhadap Perusahaan Sebelum Program o Perhatian Perusahaan o Kepedulian Perusahaan o Upaya Perusahaan o Partisipasi Perusahaan o Kebersamaan Perusahaan
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
61 •
Pendapat terhadap Perusahaan Setelah Program o Perhatian Perusahaan o Kepedulian Perusahaan o Upaya Perusahaan o Partisipasi Perusahaan o Kebersamaan Perusahaan
•
Kepuasan terhadap Materi Pelatihan
•
Kepuasan terhadap Prasarana Pengolahan
•
Kepuasan terhadap Program secara Keseluruhan
•
Saran dan Harapan
5.14. Kredit Usaha Kecil (KUK) Bank Mandiri KUK Bank Mandiri adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil untuk memenuhi kebutuhan investasi atau modal kerja, dengan plafond kredit keseluruhan diatas Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta. Pembiayaan dapat berupa kredit tunai dan atau kredit non tunai. A. Persyaratan : •
Memenuhi kriteria usaha kecil
•
Dokumen legalitas pemohon, misalnya: KTP, KK, dan Akte Pendirian Perusahaan
•
Dokumen legalitas usaha, misalnya: NPWP, SIUP, TDP (apabila ada)
•
Mengisi formulir permohonan kredit yang tersedia di Kantor Cabang Bank Mandiri
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
62 B. Fitur Kredit : •
Jangka waktu kredit : o Max. 10 tahun dengan masa tenggang max. 2 tahun untuk Kredit Investasi o Max. 1 tahun dan dapat diperpanjang apabila diperlukan dan disetujui Bank Mandiri untuk Kredit Modal Kerja
•
Limit kredit diatas Rp 100 juta s/d Rp 500 juta
•
Kredit dapat diberikan dalam valuta Rupiah atau valuta asing
•
Pembiayaan bank max. 80 % dari kebutuhan usaha dan self financing min. 20 %
•
Sifat kredit : o Aflopend plafond (pagu menurun) untuk Kredit Investasi o Aflopend plafond (pagu menurun) atau revolving (rekening Koran) untuk Kredit Modal Kerja.
•
Jaminan utama adalah obyek yang dibiayai. Jaminan tambahan berupa aktiva tetap yang besarnya sesuai penilaian Bank Mandiri
C. Manfaat : •
Persyaratan jaminan kredit yang fleksibel dan ringan
•
Jaminan kredit dapat di-cover oleh Lembaga Penjaminan Kredit
•
Provisi dan biaya administrasi yang rendah
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
63 5.16. Silabus Pelatihan Pemasaran Dinamika pasar telah berkembang sedemikian rupa sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu serta teknik bauran pemasaran yang tepat agar dapat menyentuh kebutuhan dan keinginan pelanggan. Peta persaingan yang kian ketat juga mempengaruhi strategi dan taktik pemasaran untuk dapat mengenali dan memenuhi kebutuhan pelanggan lebih unggul dari pesaing. A. Manfaat :
•
Memahami berbagai istilah, definisi, prinsip dan isu strategis dalam konsep pemasaran
•
Memahami langkah – langkah dalam merencanakan dan menjalankan strategi pemasaran
•
Memahami langkah – langkah pokok dalam mengembangkan kebijakan bauran pemasaran (marketing mix)
B. Bahasan :
•
Jelajah pengertian isu – isu dalam pemasaran
•
Skenario produk – pasar dan bauran pemasaran
•
Strategi produk
•
Strategi harga
•
Strategi distribusi
•
Strategi komunikasi
•
Simulasi penerapan konsep pemasaran
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA Bernardin, H.J., & Russell, J.E.A. (1998). Human Resource Management : an Experiential Approach, 2nd Edition. Singapore : McGraw-Hill. Community Development Foundation for Communities and Local Government. (n.d.). Community Development Challenge Report. diakses dari http://cdf.org.uk/, pada tanggal 20 Maret 2014. Community Development Exchange. (n.d.). Definition of Community Development. diakses dari http://cdx.org.uk/, pada tanggal 20 Maret 2014. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (23 Oktober 2013). Info Harga Komoditas Tanaman Pangan Jawa Barat. diakses dari http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/528/, pada tanggal 23 Oktober 2013. Hariyono, T. (2009). Pengembangan Masyarakat di Tengah Dinamika Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Indonesia. hal. 5. diakses dari https://www.academia.edu/4810775/Pengembangan_Masyarakat_di_Teng ah_Dinamika_Pembangunan_Ekonomi_dan_Sosial_di_Indonesia/, pada tanggal 21 Maret 2014. Hikmat, H. (2001). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora. hal. 85. International Organization of Standardization. (2010). ISO26000:2010. Guidances on Social Responsibility. Johnson, D. L., et. al. (1997). Meanings of Environmental Terms. Journal of Environmental Quality 26. hal. 581–589. Kotler, Philip & Lee, Nancy. (2005). Corporate Social Responsibility : Doing The Most Good for Your Company. India : Wiley. Littrell, D.W. (1982). The Theory and Practice of Community Development : A Guide for Practitioners. University of Missouri-Columbia : Extension Division. hal. 95. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/Mbu/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Roberts, Hayden. (1979). Community Development : Learning and Action. University of Toronto Press. hal. 42. Samuelson, P.A., & Nordhaus, W. (2009). Macroeconomics. McGraw-Hill Education.
64
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
65
Sepúlveda, Magdalena, et. al. (2004). Human rights reference handbook (3rd ed. rev. ed.). Ciudad Colon, Costa Rica : University of Peace. Situs Resmi PT Pupuk Kujang. (n.d.) Riwayat Singkat Perusahaan. diakses dari http://www.pupuk-kujang.co.id/profile/riwayat-singkat-perusahaan/, pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 21.55. Situs Resmi PT Pupuk Kujang. (n.d.). Visi dan Misi. diakses dari http://www.pupuk-kujang.co.id/profile/visi-dan-misi/, pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 22.10 Tricker, Adrian. (2009). Essentials for Board Directors: An A–Z Guide. New York : Bloomberg Press. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial bagi Perseroan Terbatas.
Universitas Indonesia
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
Lampiran 2 Struktur Organisasi Biro Komunikasi PT Pupuk Kujang A. Bagan Struktur Organisasi Biro Komunikasi
Manager Komunikasi
Staf
Protokol
Humas
Dokumentasi
Acara
Publikasi
Perlengkapan
B. Deskripsi Kerja Biro Komunikasi •
Bagian Humas o Bidang Publikasi 1. Pembinaan atau sosialisasi kepada media cetak dan elektronik 2. Pembinaan atau sosialisasi kepada pihak internal dan eksternal 3. Penerbitan Annual Report 4. Perencanaan dan penyelenggaraan pameran 5. Penerbitan dan distribusi majalah intern perusahaan (bulletin) 6. Pembuatan dan update booklet atau brosur company profile 7. Pembuatan dan distribusi kalender dan agenda 8. Penjelasan umum perusahaan kepada tamu, mahasiswa, study tour 9. Membuat keterangan pers dan statement direksi 10. Pembuatan publikasi spanduk atau banner, poster, desain iklan 11. Menyiapkan handout atau bahan presentasi dan slide-nya 12. Update website www.pupuk-kujang.co.id - Pelaporan program dan progress ISO 9001 o Bidang Dokumentasi 1. Dokumentasi atau liputan acara foto dan video 2. Dokumentasi berita media cetak dan elektronik (kliping) 3. Penyimpanan dan perawatan file dokumentasi foto/video 4. Pembuatan script dan editing kaleidoskop 5. Editing dan transfer dokumen (VCD/DVD)
xx
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
(lanjutan)
6. Proses cetak foto dan penggandaan CD dokumentasi 7. Mendampingi kegiatan pemotretan yang dilakukan pihak eksternal 8. Pembuatan album kegiatan tahunan 9. Laporan foto kegiatan dwi bulanan 10. Pengelolaan, pengadaan, dan distribusi majalah dan koran 11. Pembuatan reportase hasil liputan acara atau kegiatan 12. Pengelolaan atau update Information TV - Pelaporan program dan progress SMK3 •
Bagian Protokol o Bidang Acara 1. Pembuatan skenario dan susunan acara 2. Penyelenggaraan upacara bendera 3. Mengurus dan mendampingi audiensi direksi 4. Menyusun dan mendokumentasikan kegiatan perusahaan 5. Bertindak sebagai pengatur atau pembawa acara 6. Menyimpan file dokumen kegiatan perusahaan 7. Koordinasi dengan pihak terkait dengan acara atau protokol 8. Koordinasi terkait kehadiran undangan dan pelaku acara 9. Memantau jadwal kegiatan direksi 10. Melayani kegiatan acara internal maupun eksternal 11. Membuat atau menyiapkan konsep naskah pidato 12. Perencanaan dan program kegiatan atau acara tahunan - Malcolm Baldridge/MSDMBK o Bidang Perlengkapan 1. Penyimpanan dan perawatan perlengkapan acara 2. Penyimpanan dan pendataan sound system 3. Penyimpanan dan pelaporan pengeluaran souvenir perusahaan 4. Pelaporan dan perawatan sound system 5. Distribusi skenario atau susunan acara 6. Mengecek kelengkapan pendukung acara 7. Pemasangan sarana atau peralatan pendukung acara 8. Menunjang kegiatan acara internal dan eksternal 9. Koordinasi dengan unit kerja penyedia sarana prasarana acara 10. Menyediakan sarana penunjang acara atau kegiatan 11. Pencatatan dan update data relasi atau pelaku pendukung acara 12. Melakukan perencanaan dan survei persiapan acara atau kegiatan - Pelaporan program dan progress ISO 14001
•
Staf o Staf Komunikasi 1. Penyusunan rencana anggaran tahunan biro komunikasi 2. Pemantauan berita media cetak, elektronik, dan online 3. Membantu pelaksanaan tugas bagian humas dan protokol 4. Pelaporan biaya bina wilayah biro komunikasi
xxi
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014
(lanjutan)
5. Pembuatan laporan bulanan biro komunikasi 6. Memantau dan menganalisa biaya-biaya bulanan unit kerja - Kompilasi dan pengajuan dokumen ISO Integrasi o Administrasi Biro 1. Mencatat dan menyusun agenda kerja manajer komunikasi 2. Menerima dan mengatur surat masuk/keluar biro komunikasi 3. Pengarsipan surat dan dokumen biro komunikasi 4. Pengajuan peralatan kantor 5. Proses angsuran, uang muka, dan pertanggungjawaban biaya 6. Administrasi dan pelaporan absensi karyawan biro komunikasi 7. Proses partisipasi iklan dan sponsorship 8. Pengajuan permintaan jamuan tamu dan rapat biro
xxii
Perencanaan pelatihan…., Gita Pratama Putra, FISIP UI, 2014