1
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP NIAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STUDI KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
MARLINNA BUDIARTI 0906610265
FAKULTAS EKONOMI PROGAM STUDI S1 EKSTENSI MANAJEMEN KEKHUSUSAN SMALL MEDIUM ENTERPRISES SALEMBA JULI 2012 Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Laporan penelitian ini merupakan pemenuhan tugas akhir yang dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Didalam penyusunan karya akhir ini banyak sekali pihak yang telah membantu baik dalam dukungan moril, materi, maupun doa dari berbagai pihak. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak tersebut yang dimulai dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan karya akhir ini, maka akan sangatlah sulit bagi Saya untuk dapat menyelesaikan program Sarjana ini. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : (1) Bapak Aswin Dewanto Hadisumarto S.E., MIA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan Saya dalam penyusunan skripsi ini; (2) Bapak Imo Gandakusuma S.E., Ak., MBA selaku Ketua Program Studi Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; (3) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar yang telah memberikan ilmu yang tak terkira nilainya dan seluruh staff Sekretariat Program Ekstensi Salemba yang telah banyak memberikan informasi serta bantuannya selama Saya berkuliah di PE-FE UI; (4) Suami tercinta Saya, Arezki Bali, yang selalu menjadi alasan utama di balik semua semangat dan kerja keras saya dalam melaksanakan apapun; (5) Orang tua Saya, Sonny Suwarso dan Any Triningsih, dan adik Saya, Haffy Agustian yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan dalam melaksanakan aktivitas apapun, dan keluarga besar Saya yang telah memberikan bantuan dukungan materi maupun moril; (6) Sahabat-sahabat terbaik Saya, Noor Sagita Hersiwi dan Ruruh Mirah Sukawartini yang telah banyak memberikan semangat dan keceriaan dalam indahnya persahabatan;
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
2
(7) Teman-teman Ekstensi FE UI Salemba yang sudah berjuang bersamasama sejak awal kuliah sampai akhir masa kuliah; (8) Teman-teman responden yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membatu mengisi kuisoner. Akhir kata, Saya ucapkan banyak terima kasih atas doa serta dukungan yang telah diberikan. Dan Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas semua segala jasa kebaikan pihak-pihak yang telah banyak membantu Saya dalam proses penyelesaian karya akhir ini baik yang disebutkan ataupun tidak disebutkan. Semoga
karya
akhir
ini
dapat
memberikan
kontribusi
kepada
pengembangan ilmu pngetahuan serta pihak-pihak terkait maupun para pembaca karya akhir ini.
Jakarta, 04 Juli 2012
Penulis
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
1
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Marlinna Budiarti
NPM
: 0906610265
Program Studi : S1 - Manajemen Ekstensi Departemen
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltiFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 04 Juli 2012 Yang Menyatakan
(Marlinna Budiarti) Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Marlinna Budiarti
Program Studi : S1 - Manajemen Ekstensi Judul
: Analisis Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat
Kewirausahaan Mahasiswa Kewirausahaan dipercaya sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global yang menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi dan sebagai salah satu solusi untuk masalah pengangguran. Sedangkan pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari bisnis pendidikan sekolah yang telah terbukti memberikan stimulus bagi individu dalam membuat dan atau mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini didesain untuk melihat bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan sebelumnya berkontribusi pada niat kewirausahaan mahasiswa dengan pendekatan dari integrasi dua teori yaitu Theory of Entrepreneurial Event (Shapero and Sokol, 1982) dan Theory of Planned Behaviour ( Ajzen, 1991) yang memiliki tiga konstruksi pusat – Perceived Desirability of Self Employment, Perceived Feasibility of Entrepreneurship , dan Entrepreneurship Intention . Penelitian dilakukan dengan sampel 71 responden mahasiswa PE FE UI. Survey dilakukan secara online selama bulan Mei - Juni 2012. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis multivariate dengan metode Partial Least Square. Dan hasil analisis diperoleh hasil bahwa Entrepreneurial Education memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurial Intention. Kata kunci : Pendidikan Kewirausahaan, Theory of Entrepreneurial Event , Theory of Planned Behaviour, dan Niat Kewirausahaan.
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Marlinna Budiarti
Study Program
: S1 - Manajemen Ekstensi
Title
:The Analysis Of Entrepreneurship Education Toward Student’s Entrepreneurship Intention.
Entrepreneurship is believed to be an important force in global economic growth that creates new businesses and economic growth, and as one solution to the problem of unemployment. While entrepreneurship education is an important component of business school education has been shown to provide stimulus for the individual in making or considering entrepreneurship as a career choice that enhances the creation of new businesses and economic growth. This study was designed to see how the influence of the earlier entrepreneurial education contributed to the entrepreneurial intentions of students with the approach of integration of the two theories : Theory of Entrepreneurial Event (Shapero and Sokol, 1982) and Theory of Planned Behaviour (Ajzen, 1991) which has three central constructs - Perceived Desirability of Self Employment, Perceived Feasibility of Entrepreneurship, and Entrepreneurship Intention. The study was conducted with a sample of 71 respondents of PE FE UI students. The survey was conducted online during the month of May-June 2012. Data analysis methods used are the multivariate analysis by Partial Least Square method. And analytical results obtained results that Entrepreneurial Education has a significant positive effect on Entrepreneurial Intention. Key words: Entrepreneurship Education, Theory of Entrepreneurial Event, Theory of Planned Behavior, and Intentions Entrepreneurship.
ii
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR PERSAMAAN MATEMATIS ........................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang ................................................................................................ 1 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1 Batasan Penelitian.................................................................................... 5 1.4.2 Batasan Responden.................................................................................. 6 1.4.3 Batasan Wilayah Penelitian ..................................................................... 6 1.4.4 Batasan Periode Penelitian ...................................................................... 6 1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6 BAB 2: LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewirausahaan ............................................................................. 7 2.2 Kewirausahaan .............................................................................................. 11 2.2.1 Shapero’s Entrepreneurial Event Theory............................................. 12 2.2.1.1 Perceived Desirabilty of Self Employment .............................. 13 2.2.1.2 Perceived Feasibility of Entrepreneurship............................... 13 2.2.2 The Theory of Planned Behaviour........................................................ 14 2.2.2.1 Attitude Toward Behaviour....................................................... 15 2.2.2.2 Subjective Norm ....................................................................... 16 2.2.2.3 Perceived Behavioral Control .................................................. 16 2.2.3 Entreprenerial Intention Model ........................................................... 17 2.2.4 EntreprenerialIntention ....................................................................... 19 BAB 3: METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 20 3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 21 3.2.1 Populasi ................................................................................................ 21 iii
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
3.3 3.4 3.5 3.6
3.7
3.2.2 Sampel ................................................................................................. 21 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 22 Jenis dan Sumber Data................................................................................... 23 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 23 Kerangka Penelitian ...................................................................................... 24 Variabel Penelitian 3.6.1 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 25 3.6.2 Operasionalisasi Variabel..................................................................... 28 3.6.2.1 Konstruk Independent ............................................................. 28 3.6.2.1.1 Konstruk Entrepreneurial Education ........................ 29 3.6.2.1.2 Konstruk Perceived Desirability of self Employment 29 3.6.2.1.3 Konstruk Perceived Feasibility of Entrepreneurship. 30 3.6.2.2 Konstruk Dependent ................................................................ 31 3.6.2.2.1 Konstruk Entrepreneurial Intention .......................... 31 Metode Analisis dan Pengolahan Data 3.7.1 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 36 3.7.2 Uji Validitas ........................................................................................ 37 3.7.3 Metode Penelitian Partial Least Square ............................................... 38 3.7.3.1 Model Pengukuran PLS............................................................ 39 3.7.3.2 Inner Model .............................................................................. 39 3.7.3.3 Outer Model.............................................................................. 40 3.7.4 Evaluasi Model..................................................................................... 41 3.7.5 Model Pengukuran atau Outer Model .................................................. 42 3.7.6 Model Struktural atau Inner Model ...................................................... 43
BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 4.2 4.3 4.4
Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 44 Uji Reliabilitas .............................................................................................. 44 Uji Validitas ................................................................................................... 47 Gambaran Umum Responden ........................................................................ 49 4.4.1 Jenis Kelamin ..................................................................................... 49 4.4.2 Usia ................................................................................................... 50 4.4.3 Latar Belakang Pendidikan ................................................................ 50 4.4.4 Status Pekerjaan ................................................................................. 51 4.4.5 Pendapatan per Bulan......................................................................... 51 4.4.6 Independent T-Test............................................................................. 52 4.5 Analisis Partial Least Square ......................................................................... 53 4.5.1 Evaluasi Measurement (Outer) Model ................................................. 53 4.5.1.1 Convergent Validity ................................................................. 53 4.5.1.2 Discriminant Validity .............................................................. 56 4.5.2 Pengujian Model Struktural (Inner Model) .......................................... 58 4.5.2.1 Uji Goodness Fit Model .......................................................... 58 4.5.2.2 Uji Signifikansi ........................................................................ 59 BAB 5: KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ................................................................................... 61 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 64 iv
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
5.3 Saran ............................................................................................................. 66 5.4 Agenda Penelitian Berikutnya ...................................................................... 67
DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 68 LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
v
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 32
Tabel 4.1
Reliabilitas Entrepreneuship Education .......................................... 45
Tabel 4.2
Reliabilitas Perceived Desirability of Entrepreneurship ............... 45
Tabel 4.3
Reliabilitas Perceived Self Efficacy ................................................. 46
Tabel 4.4
Reliabilitas Entrepreneurship Intention ......................................... 46
Tabel 4.5
Validitas Variabel Entrepreneuship Education .............................. 48
Tabel 4.6
Validitas Variabel Perceived Desirability of Entrepreneurship .....48
Tabel 4.7
Validitas Variabel Perceived Self Efficacy ...................................... 48
Tabel 4.8
Validitas Variabel Entrepreneurship Intention Usia ....................... 49
Tabel 4.9
Jenis Kelamin Responden ................................................................ 50
Tabel 4.10
Usia Responden ............................................................................... 50
Tabel 4.11
Latar Belakang Pendidikan Responden ........................................... 50
Tabel 4.12
Status Pekerjaan .............................................................................. 51
Tabel 4.13 Pendapatan per Bulan ..................................................................... 51 Tabel 4.14 Independent T-Test .......................................................................... 52 Tabel 4.15
Outer Loadings (Mean, STDEV, Tvalues) ...................................... 54
Tabel 4.16 Outer Loadings (Mean, STDEV, Tvalues) ...................................... 55 Tabel 4.17 Cross Loading .................................................................................. 57 Tabel 4.18 R Square........................................................................................... 59 Tabel 4.19 Path Coeficients (Mean, STDEV,T-Values)..................................... 59 Tabel 4.20 Niat Responden untuk Menjadi Entrepreneur ................................. 59
vi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Theory of Planned Behaviour ......................................................... 15 Gambar 3.1 Entrepreneurial Intention Model .................................................... 25 Gambar 4.1 Hasil Bootstrapping PLS .................................................................54 Gambar 4.2 Hasil Alogaritma PLS ......................................................................57
vii
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
1
DAFTAR PERSAMAAN MATEMATIS
Persamaan 3.1 ....................................................................................................... 39 Persamaan 3.2 ...................................................................................................... 39 Persamaan 3.3 ...................................................................................................... 40 Persamaan 3.4 ...................................................................................................... 42 Persamaan 3.5 ...................................................................................................... 43
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisoner........................................................................................... 70 Lampiran 2 Hasil Analisa SPSS .......................................................................... 76 Lampiran 3 Hasil Analisa SMART PLS 2.0 M3................................................. 78
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewirausahaan
telah
dipercaya sebagai
kekuatan
penting dalam
pertumbuhan ekonomi global yang menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Minniti, Bygrave dan Autio, 2006). Ketika Indonesia dilanda krisis, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) -yang dimotori oleh adanya kewirausahaan- adalah sektor usaha yang mampu bertahan dari hempasan krisis ekonomi global pada tahun 1998. Eksistensi dan peran UKM yang pada tahun 2007 mencapai 49,84 juta unit usaha, dan merupakan 99,99% dari pelaku usaha nasional, dalam tata perekonomian nasional sudah tidak diragukan lagi, dengan melihat kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Tidak hanya sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global, kewirausahaan pun dipercaya sebagai salah satu solusi untuk masalah pengangguran, dilihat dari kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja yang ada. Namun, jika melihat data yang ada, angka kewirausahaan di Indonesia tercatat masih sangat rendah. Data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik, jumlah wirausaha yang ada di Indonesia per Januari 2012 mencapai 3,75 juta orang atau 1,56 persen dari total penduduk Indonesia, dimana angka standard minimal kewirausahaan untuk dapat membangun perekonomian bangsa adalah 2 % . Tentu saja angka yang dimiliki Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara Asia lain, seperti Cina dan Jepang, yang memiliki wirausaha lebih dari 10 persen jumlah populasi. Di regional Asia Tenggara, Indonesia masih kalah dibanding Malaysia (5 persen) atau Singapura (7 persen) (www.bisnis.com). Pemerintah
Indonesia
sangat
mendukung
upaya-upaya
untuk
membudayakan kewirausahaan bagi rakyat Indonesia, salah satunya dengan mengeluarkan instruksi Presiden nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Inpres ini ditujukan kepada para menteri, Gubernur Bank Indonesia dan para gubernur agar
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
2
bersama-sama melaksanakan GNMMK sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Tujuan GNMMK, membangun kewirausahaan manusia Indonesia untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional dan menghadapi perubahan tatanan perekonomian dunia. Program tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong generasi muda menjadi wirausaha andal yang menciptakan pekerjaan, bukan sebagai pencari kerja. Berbagai program pemasaran pun telah diarahkan untuk memudahkan wirausaha muda dalam memasarkan produknya, domestik maupun internasional. Pemerintah pusat menyediakan Gedung SMESCo di Jakarta untuk memasarkan produk koperasi, usaha kecil dan menengah (KUKM) dari seluruh Indonesia. Pihak swasta dan BUMN serta seluruh lembaga pendidikan pun bersemangat membentuk wirausaha baru dan memasukkan kewirausahaan ke dalam kurikulum mata ajarnya. Sebagai lembaga pendidikan terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia pun mendukung terciptanya wirausahawan-wirausahan muda dengan mengajarkan mata kuliah kewirausahaan, salah satunya adalah seperti yang diajarkan pada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (PE FE UI), khususnya untuk mahasiswa yang mengambil jurusan kuliah Manajemen dengan pengkhususan Small Medium Enterprise dan Bisnis (Katalog Mata Ajar 2009 / 2010). Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari bisnis pendidikan sekolah yang telah terbukti memberikan stimulus bagi individu dalam membuat dan atau mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Kolveroid dan Moen, 1997). Pendidikan kewirausahaan merupakan alat yang tersedia untuk meningkatkan sikap kunci individu, persepsi dan niat ke arah wirausaha (Kolvereid, 1996a). Namun, penelitian-penelitian empiris untuk mengeksplorasi pengaruh dari program tersebut terhadap sikap dan persepsi wirausaha masih terbatas (Brenner Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
3
et al, 1991;. Kolveroid, 1996). Dan di Indonesia, masih sedikit sekali literature yang membahas mengenai pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap niat yang dimiliki mahasiswa setelah mendapatkan mata kuliah tersebut untuk berwirausaha. Peneliti di bidang kewirausahaan sebelumnya telah menggunakan kombinasi dari Theory of Entrepreneurial Event (Shapero and Sokol, 1982) dan Theory of Planned Behaviour ( Ajzen, 1991) untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan anteseden niat untuk berwirausaha (Kolveroid dan Isaksen, 2006). Tiga konstruksi pusat – Perceived Desirability of Self Employment, Perceived Feasibility of Entrepreneurship , dan Entrepreneurship Intention - dan bagaimana pendidikan kewirausahaan sebelumnya berperan menjadi fokus penelitian yang dirancang untuk berkontribusi pada pemahaman tentang niat kewirausahaan. Namun kemudian muncul pertanyaan mengenai sejauh mana peranan pendidikan tentang kewirausahaan ini berpengaruh pada tumbuhnya niat untuk berwirausaha pada diri mahasiswa, khususnya di PE FE UI ; dan apakah faktor pendidikan tersebut berpengaruh dalam menciptakan wirausahawan. Untuk itulah penulis melakukan penelitian apakah ada pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap niat mahasiswa untuk menjadi wirausahawan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh Entrepreneur Education (EE) terhadap Perceived Desirability of Self Employment (PDSE). 2. Apakah ada pengaruh Perceived Desirability of Self Employment (PDSE) terhadap Entrepreneural Intention (EI). 3. Apakah ada pengaruh Entrepreneur Education (EE) terhadap Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE). Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
4
4. Apakah ada pengaruh Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) terhadap Entrepreneural Intention (EI). 5. Apakah
ada
pengaruh
Entrepreneur
Education
(EE)
terhadap
Entrepreneural Intention (EI) 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh Entrepreneur Education (EE) terhadap Perceived Desirability of Self Employment (PDSE). 2. Apakah ada pengaruh Perceived Desirability of Self Employment (PDSE) terhadap Entrepreneural Intention (EI). 3. Apakah ada pengaruh Entrepreneur Education (EE) terhadap Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE). 4. Apakah ada pengaruh Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) terhadap Entrepreneural Intention (EI). 5. Apakah
ada
pengaruh
Entrepreneur
Education
(EE)
terhadap
Entrepreneural Intention (EI). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan acuan kepada mahasiswa lain untuk mendapatkan data empiris mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat mahasiswa untuk menjadi wirausahawan dan untuk mengetahui berapa banyak mahasiswa yang memutuskan untuk terjun dalam karir kewirausahaan setelah mendapatkan matakuliah kewirausahaan. Selain itu, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan masukan mengenai teori mengenai dasar-dasar pembentukan sikap dan niat kewirausaan yang dimiliki mahasiswa untuk menjadi wirausahawan, sehingga bisa dijadikan acuan atau dasar bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
5
1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Batasan Penelitian Penelitian hanya dibatasi di lingkungan mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia kampus Salemba dan Depok, yang telah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan di dalam masa studinya. 1.4.2. Batasan Responden Responden adalah mahasiswa S1 Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia kampus Salemba dan Depok, yang telah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan di dalam masa studinya. 1.4.3. Batasan Wilayah Penelitian Objek penelitian dilakukan di lingkungan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang didapatkan dari mahasiswa S1 Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan di dalam masa studinya. 1.4.4. Batasan Periode Penelitian Periode penelitian dilakukan penulis dalam kurun waktu Maret-Juni 2012. 1.5. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini dituangkan ke dalam sebuah laporan penelitian yang terdiri dari beberapa bab. Penjelasan mengenai masing-masing bab yang terdapat dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, batasan wilayah penelitian, batasan periode penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
6
Bab II: Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori terkait yang mendasari penelitian ini. Dalam skripsi ini, akan digunakan dua teori yang sangat berpengaruh , yaitu Entrepreneurial Event Theory (Shapero & Sokol’s, 1982) dan The Theory of Planned Behaviour (Ajzen, 1991). Bab III: Metodologi Penelitian Pada bab ini dibahas secara rinci desain penelitian, jenis data yang digunakan, metode pengumpulan data, metode penentuan sample penelitian, serta metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV: Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas pengolahan dan analisis data primer yang telah dikumpulkan sehingga diperoleh hasil penelitian yang menjawab perumusan masalah. Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini dan saran yang direkomendasikan oleh peneliti. Bab ini juga bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
7
BAB II LANDASAN TEORI
Secara garis besar penelitian ini mempelajari tentang pengaruh antara mata kuliah kewirausahaan terhadap niat mahasiswa untuk menjadi wirausahawan. Pada bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini, dimana di dalam pembahasannya akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) pendidikan kewirausahaan , 2) kewirausahaan dan landasanlandasan teori mengenai kewirausahaan yang digunakan dalam penelitian ini , dan 3) niat kewirausahaan. 2.1. Pendidikan Kewirausahaan Drucker (1985) menegaskan bahwa kewirausahaan adalah pola perilaku, bukan ciri kepribadian, dan itu adalah wajar untuk menganggap bahwa seseorang dapat belajar bagaimana berperilaku kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari pendidikan sekolah yang memberikan stimulus bagi individu membuat pilihan karir untuk mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Kolveroid dan Moen, 1997). Perspektif baru tentang pendidikan kewirausahaan dan desain kurikulum, yang didasarkan atas penelitian yang muncul ke dalam keterampilan kognitif yang pengusaha sukses memiliki dan menyebarkan, secara khusus banyak terinspirasi dari sebuah buku baru yang ditulis oleh psikolog Harvard Howard Gardner. Buku Gardner, Five Minds for The Future, dimaksudkan untuk menjadi landasan intelektual untuk pendidikan umum dan pengembangan kurikulum. Dalam bukunya, Gardner mengembangkan argumen rinci untuk lima "pikiran" spesifik bahwa orang perlu menjadi efektif di masa depan. Dalam penelitian ini, pendekatan teoritis yang digunakan dalam menjelaskan mengenai pendidikan kewirausahan adalah
teori "Minds" milik
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
8
Gardner (2007) yang digunakan sebagai kerangka teoritis khusus untuk tantangan untuk mengembangkan kurikulum dalam mengajar kewirausahaan. Secara keseluruhan, kelima pikiran memberikan landasan intelektual bagi pendidikan kewirausahaan dan pengembangan kurikulum. Artikulasi dari kognitif agregat sub-keterampilan dalam hal pikiran kewirausahaan menyediakan desainer kurikulum dengan taksonomi berguna, tidak seperti yang digunakan oleh desainer kurikulum pendidikan umum. Selain itu, setiap pikiran kewirausahaan didasarkan pada literatur yang kaya dan berkembang yang berfokus pada keterampilan kognitif yang pengusaha sukses memiliki. Dengan demikian, ada banyak kesempatan
untuk
desainer
kurikulum
untuk
mengembangkan
latihan
pengembangan keterampilan dan kegiatan yang menargetkan berbagai subketerampilan.
Yang
penting,
sebagian
besar
sub-keterampilan
kognitif
meminjamkan diri untuk pengukuran pra-dan pasca-intervensi, dan sebagian besar memiliki data normatif substansial yang memungkinkan interpretasi komparatif yang luas. Dalam bukunya, Gardner (2007) mengembangkan argumen rinci untuk “5 Specific Minds" bahwa orang perlu menjadi efektif di masa depan. Pikiran ia mengusulkan benar-benar disintesis meta-kategori terdiri dari berbagai subketerampilan kognitif yang dapat didefinisikan, dikemas untuk pengiriman dan konsumsi pada berbagai tingkat kematangan dan kesiapan siswa, dan akhirnya diukur dan dinilai secara individual. The disintesis meta-kategori pendidik dengan menyediakan landasan intelektual yang berguna untuk mengembangkan tujuan kurikuler, tujuan, dan metrik. 5 Minds Theory milik tersebut, tidak diragukan lagi untuk tidak diperdebatkan, teori tersebut adalah target yang berguna untuk desain kurikulum dan pengembangannya. Dalam merancang sintetis meta-kategori sebagai landasan intelektual untuk pengembangan kurikulum, Gardner telah mengikuti jejak dari teori pendidikan terkenal seperti Jean Piaget, Benjamin Bloom, Albert Bandura, dan lainnya (Sheffield, 2007). Makalah ini menggunakan Gardner "pikiran" pendekatan sebagai kerangka teoritis khusus untuk tantangan untuk mengembangkan kurikulum Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
9
kewirausahaan mengajar. Sama seperti Gardner mensintesis rim penelitian untuk mendapatkan pikiran lima untuk pendidikan umum, peneltian sebelumnya oleh Duening, Thomas N, (2008) juga menyebutkan hasil positif terhadap lima pikiran penting bagi pendidikan kewirausahaan dari review literatur yang masih ada ke dalam keterampilan kognitif evinced oleh para pengusaha sukses. Masih
menurut
Gardner
(2008),
setiap
pikiran
kewirausahaan
dikembangkan adalah representasi meta-kategori sejumlah kognitif subketerampilan yang telah diidentifikasi melalui penelitian unik untuk pengusaha sukses.
Tulisan ini mengembangkan
kewirausahaan
dan
memberikan
lima pikiran
saran
tentang
untuk masa depan
implikasinya
terhadap
pengembangan kewirausahaan kurikulum dan desain. Lima pikiran untuk masa depan kewirausahaan tersebut adalah: 1. The Opportunity Recognizing Mind Pengakuan kesempatan penting untuk kewirausahaan. Ini adalah keterampilan yang berkembang dari waktu ke waktu di sebagian besar pengusaha, menunjukkan bahwa itu adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan disempurnakan. Literatur penelitian menjelaskan proses pengakuan kesempatan sebagai mirip dengan pengenalan pola yang dikembangkan pada individu yang dianggap ahli di lapangan. Pengusaha sukses adalah ahli dengan cara ini. Mereka mampu mengkaji dan memahami "penawaran" lebih cepat dari pemula. Pengusaha sukses menggunakan heuristik bahwa mereka telah dikembangkan dari pengalaman mereka sendiri dan dari menonton orang lain. 2. The Designing Mind Pikiran ini mendefinisikan kebutuhan untuk menggabungkan ide-ide yang berbeda, orang, atau benda-benda fisik dengan cara baru yang menarik bagi orang lain. Pengusaha harus merancang produk dan layanan, struktur usaha mereka, struktur ekuitas, utang, dan hal lainnya. Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
10
3. The Risk Managing Mind Kemampuan untuk mengelola risiko mengacu baik untuk kemampuan emosional untuk mengelola risiko yang dirasakan, dan kemampuan untuk mengurangi risiko aktual melalui tindakan spesifik. Kedua elemen dari pikiran manajemen risiko yang amenable untuk intervensi kurikuler dan pengukuran. 4. The Resilient Mind Pikiran ini mungkin yang paling sulit untuk diajarkan di kelas, sebagai pengusaha sukses mengembangkan ketahanan hanya melalui beberapa kegagalan di dunia nyata. Tujuan dalam mengajar pikiran ‘tahan banting’ terhadap pengusaha yang baru lahir, kemudian, akan entah bagaimana mempercepat proses kegagalan. Hal ini paling baik dilakukan dalam kondisi yang menghasilkan jenis emosi yang sama meskipun, mungkin tidak seperti yang intens - yang pengusaha rasakan ketika
mengalami
sebenarnya
kegagalan
dengan
usaha.
pelajaran
Mengalami
tentang
gagal
emosi
dan
yang
bagaimana
menghindarinya di masa depan tidak hanya membantu sebagai pelajaran di dalam pikiran, tetapi dapat dikatakan bahwa belajar untuk mengatasi
emosi
yang
terkait
dengan
kegagalan
ini,
pada
kenyataannya, adalah pelajaran utama. Seringkali, umum tidak ada yang bisa dipelajari dari usaha gagal yang berguna sebagai heuristik dalam usaha masa depan. Meskipun demikian, keterampilan mengatasi emosional dapat diterapkan dalam beberapa pengaturan dan tidak berhubungan. 5. The Effectuating Mind Pikiran ini adalah tentang mengambil tindakan dalam dunia hasil yang tidak pasti dan sering tak terduga. Pikiran effectuating telah menjadi subyek dari dalam diri kewirausahaan dari satu dekade (Sarasvathy, 1998). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ada sesuatu seperti Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
11
keahlian kewirausahaan, dan keahlian ini dapat dipelajari melalui proses "praktek yang disengaja". Individu yang terlibat dalam praktek yang disengaja memperoleh struktur pengetahuan yang unggul dan yang berasal dari kinerja ahli unggul. Di dalam prakteknya, mata kuliah Kewirausahaan di PE FE UI jika dilihat dari modul pengajaran mata kuliahnya, juga dapat dikatakan cocok dan mendukung kelima teori Gardner yang telah dibahas di atas. Mengenai detail tentang kurikulum yang ada di matakuliah Kewirausahaan di FE PE UI akan dilampirkan di bagian Lampiran. 2.2. Kewirausahaan Kewirausahaan yang saat ini telah kita ketahui sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global, untuk kemunculan pertama kalinya dapat ditelusuri kembali ke abad ketujuh belas, ketika ekonom Perancis Richard Cantillon menciptakan istilah 'entrepreneur' (Cantillon, 1755), yaitu suatu istilah Perancis yang berarti 'to undertake' atau 'go between', yang mengacu pada posisi individu yang diasumsikan ketika mengejar kesempatan. Seseorang yang mengambil risiko terkait tetapi tidak selalu memberikan modal - adalah definisi dari 'go between' (Hisrish, Peters, dan Shepherd, 2005). Dewasa ini, literatur yang ada telah penuh sesak dengan berbagai definisi yang berbeda, domain, dan konteks dari kewirausahaan (Gartner, 1988), sebagian dikarenakan fakta bahwa kewirausahaan adalah fenomena dari beberapa disiplin akademik (Low dan MacMillan, 1988). Pembelajaran mengenai kewirausahaan telah dipengaruhi ekonomi, psikologi, sosiologi dan literatur manajemen strategis, dimana telah memberikan kerangka teoritis beserta alat-alat metodologisnya (Gustafsson, 2004). Pendekatan multi-disiplin tidak mengherankan mengingat kompleksitas fenomena kewirausahaan. Salah satu masalah utama yang menghambat kemajuan dalam pembentukan paradigma umum untuk kewirausahaan adalah kurangnya pendapat yang konsensus mengenai definisi dari 'entrepreneurship'. Dalam tinjauan ulang Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
12
terhadap buku teks dan jurnalnya, Morris (1998), menemukan lebih dari tujuh puluh definisi yang berbeda untuk 'entrepreneurship' dalam periode selama hampir lima tahun. Davidsson (2005) menyarankan pentingnya pembagian yang lebih jelas antara kewirausahaan sebagai fenomena sosial dan kewirausahaan sebagai domain ilmiah. Secara literatur mengenai definisi ilmiah mengenai kewirausahaan adalah suatu proses dan kegiatan terarah yang menggabungkan risiko, kreativitas, kesuksesan pribadi dan atau inovasi dan membutuhkan tanggung jawab keuangan, moral dan sosial, untuk membuat sebuah ide bisnis baru dan menguntungkan ( Cole, A., 1953). Dan di dalam penelitian ini, akan digunakan bentuk integrasi dari dua teori mengenai kewirausahaan yang dijadikan dasar penelitian dalam skripsi ini, yaitu integrasi dari Entrepreneurial Event Theory (Shapero & Sokol, 1982) dan The Theory of Planned Behaviour (Ajzen, 1991). Dalam memprediksi niat wirausaha mahasiswa, para peneliti di bidang kewirausahaan telah menggunakan integrasi dari dua teori tersebut untuk penelitian mereka karena kedua model menyajikan tingkat kompatibilitas bersama yang tinggi dan kedua model berhasil diintegrasikan ke dalam satu (Kolveroid et al, 2006; Krueger dkk, 2000). 2.2.1. Shapero’s Entrepreneurial Event Theory (SEE) Menurut Shapero dan Sokol (1982), Entrepreneurship Event adalah produk dari persepsi individu terhadap keinginan kewirausahaan yang dipengaruhi oleh sikap pribadi mereka sendiri, nilai-nilai dan perasaan, yang adalah hasil dari lingkungan sosial mereka yang unik (misalnya keluarga, kelompok sebaya, pengaruh pendidikan dan profesional). Dengan kata lain, seseorang perlu terlebih dahulu melihat tindakan wirausaha sebagai sesuatu yang diinginkan sebelum kemungkinan niat wirausaha akan terbentuk kemudian. Ada dua jenis dari persepsi yang dimaksud, yaitu Perceived Desirabilty of Self Employment (PDSE) dan Perceived Feasibility of
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
13
Entrepreneurship (PFE), yang masing-masing akan dibahas dengan lengkap di penjelasan di bawah ini. 2.2.1.1. Perceived Desirabilty of Self Employment (PDSE) PDSE mengacu pada sejauh mana seseorang merasa ingin dan merasakan daya tarik terhadap perilaku tertentu ( dalam hal ini untuk menjadi pengusaha). Keinginan
yang dirasakan dari keinginan
menjadi self-employment adalah penilaian sikap afektif (respons emosional) yang telah diteliti bahwa pengusaha menggunakan penilaian tersebut untuk membuat keputusan tentang apakah atau tidak untuk bertindak (Mitchell et al., 2002). Bird (1988) menyatakan keinginan adalah terbentuk melalui 'pemikiran intuitif' dalam proses niat , dan kelayakan, sebagai kemampuan untuk berpikir rasional. 2.2.1.2. Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) Menurut teori Entrepreneurial Event (Shapero dan Sokol, 1982), persepsi individu tentang PFE (mengenai persepsi kelayakan kewirausahaan) berkaitan dengan persepsi individu mengenai sumber daya yang tersedia (misalnya pengetahuan, dukungan keuangan, dan mitra). Berdasarkan kerangka ShaperoKrueger (Krueger dkk., 2000), Entrepreneurial Self Efficacy adalah proxy yang cocok untuk kelayakan yang dirasakan (Segal et al., 2005). Selanjutnya, McMullen dan Shepherd (2006) menyatakan bahwa keyakinan
akan
kemampuan
untuk
mengejar
tindakan
kewirausahaan (perception of feasibility) adalah fungsi dari pengetahuan akan kewirausahaan. Sexton et al (1991) mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan mengembangkan aspirasi siswa serta kesiapan dan rasa kelayakan mereka untuk kerja mandiri. Ditambahkan, bahwa keberhasilan program-program pelatihan kewirausahaan didorong
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
14
oleh keyakinan peserta didik dalam relevansi program untuk kelangsungan hidupnya. Shapero dan Sokol (1982), membuat pernyataan bahwa kedua persepsi dan kelayakan dan keinginan selalu berinteraksi. Artinya, jika seseorang melihat kemampuan pembentukan bisnis baru mereka sebagai sesuatu yang tidak layak, maka mereka dapat menyimpulkannya sebagai hal yang tidak diinginkan dan sebaliknya. Oleh karena itu, adalah mungkin bahwa sikap siswa terhadap wirausaha dapat secara positif dipengaruhi oleh partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan, namun karena tidak adanya persepsi kelayakan (kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk bekerja sendiri, dan atau kemampuan untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan) niat wirausaha tidak mungkin terwujud. Sebaliknya, persepsi kelayakan siswa mungkin secara positif dipengaruhi oleh partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan, tapi tanpa keinginan untuk menjadi wiraswasta, sekali lagi, niat wirausaha tidak dapat terbentuk. 2.2.2. The Theory of Planned Behaviour (TPB) Theory of Planned Behaviour (TPB) Ajzen (1991), mengasumsikan bahwa hampir seluruh perilaku manusia adalah hasil dari niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku dan kemampuan mereka untuk membuat pilihan yang sadar dan keputusan dalam melakukannya (kontrol kehendak). TPB menyajikan bahwa intention atau niat, tergantung pada tiga faktor: (1) attitude toward behavior (apakah saya ingin melakukannya?), (2) subjective norms (apakah orang lain ingin aku melakukannya?), dan (3) perveived behavior control (apakah saya menganggap saya mampu melakukannya dan memiliki sumber daya untuk melakukannya?). Sikap individu terhadap attitude toward behavior dan subjective norms dianggap sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Sebaliknya, faktor ketiga, perveived behavior control , diasumsikan untuk Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
15
menangkap faktor non-motivasi yang mempengaruhi perilaku. Dan ketika digabungkan, ketiga faktor mewakili kontrol atas perilaku atas individu dan biasanya ditemukan menjadi prediktor akurat dari niat dan perilaku ; yang pada gilirannya niat dapat menjelaskan sebagian besar perilaku yang beraneka ragam (Ajzen, 1991). Gambar 1.1 – Theory of Planned Behaviour
Sumber : Ajzen, 1991
Dalam model pada gambar di atas, perilaku ditampilkan sebagai anteseden langsung dari niat namun dalam kenyataannya kita tahu bahwa tidak semua niat akhirnya dilakukan. Dalam beberapa kasus seseorang tidak mungkin dapat menindaklanjuti niat dengan perilaku yang diinginkan karena faktor eksternal, walaupun memiliki niat untuk melakukannya. Di sisi lain, hubungan sikap-niat bersifat internal dan secara umum kurang dipengaruhi oleh faktor eksternal yang dinamis (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai hubungan antara sikap dan niat yang bersifat internal. 2.2.2.1. Attitude Toward Behaviour Sikap terhadap perilaku (Attitude Toward Behaviour) mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki keinginan atau malah tidak memiliki keinginan di dalam menilai suatu perilaku. Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
16
Ukuran
keinginan
yang
dirasakan
dalam
Teori
Shapero’s
Entrepreneurial Event (SEE) (1982), adalah sama dengan dimensi sikap dalam Teori Ajzen (1991) tentang Perilaku Terencana (TPB). 2.2.2.2. Subjective Norm Selain sikap yang mempengaruhi perilaku melalui niat, Ajzen (1991) mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan dari rekan-rekan seseorang atau individu dan orang lain yang signifikan yang berdampak pada niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu sebagai Subjective Norm (Krueger et al. 2000). Yang termasuk dalam model niat kewirausahaan ini, peneliti tidak menemukan hubungan signifikan antara Subjective Norm dan berkeinginan untuk memulai bisnis, dan menyerukan untuk melakukan studi lebih lanjut dengan tindakan yang lebih handal dalam riset. Namun, selain itu, adalah wajar untuk menganggap bahwa dimensi dari Subjective Norm mungkin sudah diperhitungkan dalam PDSE sebelumnya. 2.2.2.3. Perceived Behavioral Control Perceived Behavioral Control dalam Planned Behaviour Theory adalah faktor untuk menjelaskan situasi di mana faktor nonmotivasi juga berperan dalam merubah sikap menjadi suatu tindakan (misalnya kurangnya sumber daya keuangan dapat mengubah Perceived Behavioral Control yang dirasakan oleh seseorang yang ingin membeli mobil ). Contoh lain dari faktor penghambat niat seseorang adalah adalah kurangnya waktu, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, dan kurangnya kerjasama dari orang lain. Perceived Behavioral Control juga disebut sebagai selfefficacy, khususnya dalam studi yang mengukur niat kewirausahaan (Krueger dan Brazeal, 1994; Krueger dkk, 2000; Peterman dan Kennedy, 2003). Bandura (1977, 1982) menyatakan bahwa tindakan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
17
self-efficacy dianggap sangat mirip dengan perceived behavioral control karena mencerminkan penilaian pribadi individu terhadap kemampuan mereka untuk melakukan perilaku yang prospektif. Tindakan self-efficacy telah digunakan sebagai pengganti dari perceived behavioral control dalam Planned Behaviour Theory dalam beberapa penelitian dengan hasil positif (Connor dan Armitage, 1998). 2.2.3. Entreprenerial Intention Model Para peneliti di bidang kewirausahaan telah menggunakan kombinasi dari SEE milik Shapero (1982) dan TPB milik Ajzen (1991) dengan hasil yang menunjukkan bahwa untuk memprediksi niat wirausaha, kedua model dapat berhasil diintegrasikan ke dalam satu (Kolveroid et al, 2006;. Krueger dkk, 2000). Dalam penelitian ini, digunakan dua kontribusi yang telah dipercaya karena pengaruh mereka pada penelitian-penelitian sebelumnya (Linan, 2004). Kedua model tersebut telah terbukti menyajikan tingkat kompatibilitas yang tinggi (Krueger dkk., 2000). SEE milik Shapero dan Sokol (1982) menganggap penciptaan perusahaan sebagai hasil dari interaksi antara faktor-faktor kontekstual, yang akan bertindak melalui pengaruh mereka pada persepsi individu. Kedua jenis persepsi ditentukan oleh faktor budaya dan sosial melalui pengaruh mereka pada sistem nilai individu (Shapero & Sokol, 1982). Oleh karena itu, keadaan eksternal tidak akan menentukan perilaku langsung, melainkan mereka akan menjadi hasil dari (sadar atau tidak sadar) analisis dilakukan oleh orang mengenai keinginan dan kelayakan dari alternatif yang mungkin berbeda dalam situasi itu. Sejalan dengan teori SEE, tapi jauh lebih rinci, Ajzen (1991) mengembangkan model psikologis yang dinamakan Theory of Planned Behaviour (TPB). Ini adalah sebuah teori yang dapat diterapkan untuk hampir semua perilaku sukarela dan memberikan hasil yang cukup baik Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
18
dalam bidang yang sangat beragam, termasuk pilihan karir profesional (Ajzen, 2001; Kolvereid, 1996). Menurut TPB, hubungan yang erat akan ada di antara niat melakukan perilaku tertentu dan kinerja yang efektif, dimana niat menjadi elemen fundamental dalam menjelaskan perilaku. Hal ini menunjukkan upaya bahwa orang tersebut akan membuat untuk melakukan perilaku itu. Maka, ia menangkap faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Masih menurut Ajzen (1991), jika individu mempertimbangkan pelaksanaan perilaku tertentu dalam jangkauan mereka, ini membuat mereka berusaha lebih keras. Lebih khusus lagi, Perceived Behavior Control akan didefinisikan sebagai persepsi kemudahan atau kesulitan dalam pemenuhan perilaku (Ajzen, 1991). Oleh karena itu, konsep tersebut sangat mirip dengan self-efficacy, meskipun beberapa penulis menganggapnya lebih luas (Fayolle & Gailly, 2004). Hal itu juga sangat mirip dengan Perceived Feasibility of Entrepreneurship Shapero & Sokol (1982). Secara khusus, dalam enam belas studi empiris dianalisis oleh Ajzen (1991), norma subjektif cenderung untuk memberikan kontribusi yang sangat lemah untuk maksud melakukan perilaku yang berbeda. Akhirnya, model ini mengasumsikan adanya interaksi antara ketiga elemen dengan jelas. Jika kita membandingkan variabel-variabel yang ada di teori SEE Shapero & Sokol (1982), kita dapat melihat bahwa Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) -seperti yang disebutkan di atas- telah dijelaskan dengan sesuai dan cukup baik dengan Perceived Behavior Control. Di sisi lain, Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) dapat dipahami terdiri dari Attitude Toward Behaviour dan Subjective Norms. Dalam hal ini, Shapero & Sokol (1982) menganggap Perceived Desirability of Self Employment (PDSE) sebagai hasil dari pengaruh sosial dan budaya. Selain itu, sebagaimana disebutkan di atas, kehadiran model akan memiliki pengaruh terhadap persepsi efektivitas diri dan mungkin pada keinginan juga (Scherer dkk, 1991.). Akhirnya, pengetahuan yang lebih besar dari Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
19
lingkungan kewirausahaan pasti akan memberikan kontribusi terhadap persepsi yang lebih realistis tentang kewirausahaan. Ini juga akan langsung memberikan kesadaran yang lebih besar tentang keberadaan bahwa pilihan profesional, dan akan membuat niat untuk menjadi seorang pengusaha lebih kredibel. 2.2.4. Entrepreneurial Intention Niat kewirausahaan individu diklaim sebagai prediktor moderat perilaku wirausaha di masa depan (Ajzen, 1991; Kim dan Hunter, 1993). Ditambahkan, niat adalah sinyal dari komitmen individu untuk melakukan perilaku tertentu dan telah terbukti bahwa niat mendahului perilaku (Ajzen dan Fishbein, 1980). Mengacu pada maksud dari niat kewirausahaan adalah untuk melakukan Perilaku Wirausaha. Untuk tujuan penelitian ini, niat kewirausahaan ditetapkan sebagai niat tahun individu untuk menjadi wiraswasta. Niat untuk berwirausaha dapat dibentuk oleh 'trigger event’ , yaitu kejadian yang mengubah situasi individu atau rencana masa depan, misalnya pilihan kerja di masa depan. Telah teruji bahwa partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan dianggap sebagai 'trigger event’ tersebut (Shapero dan Sokol, 1982). Meta-analisis penelitian oleh Kim dan Hunter (1993) menggunakan metodologi analisis jalur atau Path Analysis methodology , diketahui bahwa terdapat asosiasi antara sikap dan perilaku dimana hal itu bisa dijelaskan sepenuhnya melalui hubungan sikap-niat dan niat-perilaku (Krueger, 2000). Niat kewirausahaan akan menjadi elemen sebelumnya dan determinan terhadap melakukan perilaku kewirausahaan (Kolvereid, 1996). Pada gilirannya, niat untuk melakukan perilaku tertentu akan tergantung pada sikap orang terhadap perilaku (Ajzen, 1991).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian Untuk melakukan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan cetak biru pengumpulan, pengukuran, dan analisis data yang membantu periset dalam pengalokasian sumber daya yang terbatas dengan menempatkan pilihan-pilihan penting dalam metodologi. Selain itu desain riset adalah rencana dan struktur investigasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan riset. Dimana rencana merupakan skema atau program menyeluruh dari suatu riset. Rencana mencakup garis besar dari apa yang dilakukan seseorang investigator mulai dari penulisan hipotesis serta implikasi operasionalnya hingga ke analisis akhir data. Desain penelitian dibagi menjadi tiga yaitu, eksploratori, deskriptif dan sebab akibat (Cooper & Schindler, 2006). Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain riset deskriptif dan kausalitas. Untuk keperluan penelitian ini, niat kewirausahaan didefinisikan sebagai niat yang dimiliki mahasiswa untuk menjadi wiraswasta. Ini meliputi individuindividu yang akan mempertimbangkan untuk memulai bisnis mereka sendiri setelah lulus kuliah atau pada beberapa tahapan di masa mendatang. Penelitian ini difokuskan pada pemahaman lebih lanjut tentang jalan menuju kewirausahaan dan niat wirausaha dari sampel mahasiswa yang telah belajar atau sudah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan. Dengan memahami hubungan antara sikap mahasiswa terhadap persepsi dan kewirausahaan, dan dampak pendidikan kewirausahaan pada niat wirausaha mereka, diharapkan bahwa penelitian ini memperluas tubuh penelitian saat ini dan di bidang ini (Linan, 2004).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
21
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sedangkan Malhotra (2007) menjelaskan bahwa populasi adalah kumpulan dari seluruhan elemen yang memiliki karakteristik yang sama dan mencakup seluruh bidang yang menjadi tujuan suatu penelitian pemasaran. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, baik yang menimba studi di Salemba maupun di Depok. 3.2.2. Sampel Sampel merupakan subkelompok dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian (Malhotra, 2007). Karakteristik sampel kemudian digunakan untuk membuat kesimpulan dan dijadikan sebagai parameter populasi. Untuk mengetahui seberapa baik sampel tersebut mewakili karakteristik populasi yang diwakilinya suatu sampel harus valid. Validitas sebuah sampel bergantung pada dua hal, yaitu akurasi dan presisi (Cooper dan Schindler, 2008). Akurasi adalah tingkat ketiadaan bias sampel,
sedangkan
presisi
merupakan
penjelasan
numerik
yang
menggambarkan seberapa besar kemungkinan sampel dapat membedakan sampel-sampel yang menggambarkan populasi (Cooper dan Schinldler, 2008). Presisi biasanya diukur menggunakan standard error of estimated. Malhotra (2007) menyebutkan terdapat lima tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang sampel. Kelima tahapan tersebut adalah: mendefinisikan taget populasi, menentukan kerangka sampling, memilih teknik pengambilan sampel, menentukan ukuran sampel, dan melaksanakan proses sampling. Menurut
Sekaran
(2000)
sampel
yang
representatif
harus
memungkinkan temuan dari sampel yang akan generalisasi ke populasi yang Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
22
diteliti. Dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , kampus Depok dan Salemba yang telah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan di dalam masa studinya, yaitu sebanyak 71 mahasiswa PE FE UI yang sudah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan pada semester gasal dan genap tahun ajaran 2010/2012 dan pada semester gasal 2011/2012. Dari segi usia anggota populasi yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah penduduk yang berusia antara 18 – 50 tahun, karena usia ini dianggap sebagai usia mahasiswa yang sedang menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jumlah tersebut dirasa sudah cukup memenuhi seperti menurut Burns dan Bush (1998) penentuan jumlah sampel didasarkan atas asumsi bahwa jumlah tersebut telah mewakili jumlah yang ada atau disebut conventional approach, yaitu metode penentuan jumlah sampel dimana jumlah populasi tidak diketahui dan berubah-ubah. 3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel terdiri dari dua jenis yaitu teknik sampling non-probability dan probability. Teknik pengambilan sampel nonprobability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak menggunakan prosedur seleksi berdasarkan peluang, dan hanya tergantung pada penilaian dari peneliti (Malhotra, 2007). Selanjutnya Malhotra menyebutkan bahwa probability sampling adalah prosedur penentuan sampel dimana masingmasing elemen populasi memiliki peluang yang pasti untuk terpilih sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik non-probability. Sementara teknik yang digunakan adalah judgemental sampling yang merupakan salah satu teknik sampling non-probability dimana seorang peneliti memilih anggota-anggota sampel yang mempunyai kriteria yang sesuai dengan topik penelitiannya (Cooper dan Schindler, 2008). Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
23
Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi tersebut adalah menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, baik di Salemba maupun di Depok, dan mahasiswa sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan. Penulis memilih metode ini karena merupakan teknik yang paling representatif mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek yaitu data berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Dalam hal ini data primer didapat dari 71 mahasiswa yang menjadi responden penelitian ini. Untuk data sekunder peneliti menggunakan data yang diperoleh dari literatur-literatur yang dapat mendukung data primer yang nantinya akan diperoleh dari studi lapangan. Adapun literatur yang digunakan adalah berupa bahan-bahan kepustakaan seperti buku, jurnal, internet, serta penelitian-penelitian sebelumnya. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kuesioner untuk mendapatkan data tentang dimensi dari konstruk yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Penyebaran kuisoner dilakukan melalui media email atau online. Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala Likert yaitu mulai angka 1 sampai dengan angka 6. Likert dikembangkan oleh Rensis Likert, merupakan variasi skala rating akhir yang paling sering digunakan. Skala ini memiliki banyak manfaat yang menjadikannya terkenal. Skala ini mudah dan cepat dibuat. Skala Likert lebih handal dalam memberikan volume data yang lebih besar dibandingkan skala lainnya (Cooper, 2006). Kuesioner disebarkan kepada responden yang sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 mahasiswa PE FE UI yang sudah mendapatkan mata kuliah Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
24
Kewirausahaan pada semester gasal dan genap tahun ajaran 2010/2012 dan pada semester gasal 2011/2012. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data primer tersebut merupakan jenis kuesioner terstruktur yaitu kuesioner yang pertanyaanpertanyaannya merupakan pertanyaan tertutup. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menilai jawaban responden dan menganalisis data, serta memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Selain data primer dalam penelitian ini digunakan pula data sekunder. Peneliti menggunakan data dari literatur-literatur untuk mendapatkan data sekunder yang dapat mendukung data primer yang nantinya akan diperoleh dari studi lapangan. Literatur yang digunakan adalah bahan-bahan kepustakaan seperti buku, jurnal, majalah, internet, serta penelitian-penelitian sebelumnya. 3.5. Kerangka Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dell McStay (2008) dan Francisco Linan (2004). Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat yang dimiliki mahasiswa untuk dapat bekerja secara mandiri (wiraswasta). Adapun model yang akan dijadikan dasar dalam menjalankan penelitian ini adalah ‘Entrepreneurial Intention Model’ yang merupakan integrasi dari dua model yaitu Theory of Entrepreneurial Event milik Shapero & Sokol (1982) dan, Theory of Planned Behaviour milik Ajzen ( 1991). Kedua model menyajikan tingkat kompatibilitas yang tinggi (Krueger dkk., 2000). Model integrasi tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
25
Gambar 3.1. Entrepreneurial Intention Model
Sumber : Dell McStay (2008) dan Francisco Linan (2004)
Berdasarkan model di atas, pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan kewirausahaan diprediksi memberikan kontribusi persepsi positif yang lebih realistis tentang kewirausahaan. Ini juga akan langsung memberikan kesadaran yang lebih besar tentang keberadaan pilihan wirausaha sebagai pilihan profesional, dan akan membuat niat untuk menjadi seorang pengusaha lebih kredibel (Linan, 2004).
3.6. Variabel Penelitian 3.6.1. Hipotesis Penelitian Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari bisnis pendidikan sekolah yang telah terbukti memberikan stimulus bagi individu dalam membuat dan atau mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Kolveroid dan Moen, 1997). Pendidikan kewirausahaan merupakan alat yang tersedia untuk meningkatkan sikap kunci individu, persepsi dan niat ke arah wirausaha (Kolvereid, 1996a). Tujuan dari Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
26
pendidikan kewirausahaan adalah untuk mengembangkan pada siswa, sikap positif yang menumbuhkan keinginan. H1 : Entreprenership Education (EE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Perceived Desirability of Self Employment (PDSE).
Keinginan yang dirasakan dari wirausaha adalah penilaian afektif (respons emosional) dan pengusaha menggunakan penilaian tersebut untuk membuat keputusan tentang apakah akan atau tidak untuk bertindak (Mitchell et al., 2002). Penilaian individu terhadap wirausaha sebagai pilihan karir yang diinginkan akan mungkin berhubungan dengan niat untuk terjun sebagai wiraswasta di masa depan (Segal et al., 2005). Oleh karena itu, keinginan tinggi yang dirasakan dari mahasiswa untuk menjadi wiraswasta sebenarnya menunjukkan bahwa responden lebih mendukung menjadi pengusaha daripada bekerja di suatu organisasi (Kolvereid, 1996).n dan ketertarikan terhadap kewirausahaan (Mitchell et. Al , 2002). Ada kemungkinan bahwa siswa memiliki keinginan untuk wirausaha akan mempertimbangkan wiraswasta sebagai pilihan karir yang layak setelah lulus mereka dari pendidikan sekolah. Keinginan mengejar tindakan kewirausahaan merupakan fungsi dari motivasi (McMullen dan Shepherd, 2006) dan masuk akal untuk mengasumsikan bahwa partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan sebelumnya akan memotivasi faktor bagi seseorang untuk mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir. H2 : Perceived Desirability of Self Employment (PDSE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Entrepreneurship Intention (EI).
Pendidikan kewirausahaan merupakan alat yang tersedia untuk meningkatkan sikap kunci individu, persepsi dan niat ke arah wirausaha (Kolvereid, 1996a). Sexton et al (1991) mengatakan bahwa pendidikan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
27
kewirausahaan mengembangkan aspirasi siswa serta kesiapan dan rasa kelayakan mereka untuk kerja mandiri. Ditambahkan, bahwa keberhasilan program-program pelatihan kewirausahaan didorong oleh keyakinan peserta didik dalam relevansi program untuk kelangsungan hidupnya. H3 : Entreprenership Education (EE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Students’ Perceived Feasibility of Entreprenership (PFE).
Keyakinan diri akan kewirausahaan merupakan proses kognitif dan pengusaha menggunakan penalaran kognitif (keterampilan persepsi mereka) untuk membuat keputusan tentang apakah akan atau tidak untuk bertindak (Mitchell et al., 2002). Berdasarkan kerangka kerja Shapero-Krueger (Krueger dkk., 2000), keyakinan diri terhadap kewirausahaan adalah proxy cocok untuk kelayakan dirasakan dan kontrol perilaku yang dirasakan (Segal et al., 2005) sebagai anteseden niat untuk kewirausahaan. McMullen dan Shepherd (2006) menyatakan keyakinan akan kemampuan untuk mengejar tindakan kewirausahaan (perceived entrepreneurial self-efficacy) adalah fungsi dari pengetahuan dan adalah wajar untuk menganggap bahwa partisipasi
dalam
meningkatkan
pendidikan
pengetahuan
kewirausahaan
kewirausahaan
sebelumnya
individu.
Siswa
akan dengan
keyakinan diri yang tinggi tentang kewirausahaan memungkinkan untuk dapat tenggelam dalam keinginan berwiraswasta dalam perbandingan dengan manfaat yang diperoleh melalui kerja (Segal et al., 2005). Hypothesis 4: Students’ Perceived Feasibility of Entreprenership (PFE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurship Intention (EI).
Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari pendidikan sekolah bisnis (Kolveroid dan Moen, 1997) yang memberikan stimulus bagi individu untuk mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
28
karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi. Mengacu pada maksud dari niat kewirausahaan adalah untuk melakukan Perilaku Wirausaha. Untuk tujuan penelitian ini, niat kewirausahaan ditetapkan sebagai niat tahun individu untuk menjadi wiraswasta. Niat untuk berwirausaha dapat dibentuk oleh 'trigger event’ , yaitu kejadian yang mengubah situasi individu atau rencana masa depan, misalnya pilihan kerja di masa depan. Telah teruji bahwa partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan dianggap sebagai 'trigger event’ tersebut (Shapero dan Sokol, 1982). Kita tahu bahwa sikap utama dan niat terhadap perilaku didorong oleh persepsi dan hal demikian dapat dipengaruhi (Ajzen, 1991). Hal tersebut menyatakan bahwa, pendidikan kewirausahaan merupakan alat yang tersedia untuk meningkatkan sikap kunci individu, persepsi dan niat ke arah wirausaha (Kolvereid, 1996a). Hypothesis 5: Entrepreneurial Education (EE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurial Intention (EI).
3.6.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian ini terdiri dari empat konstruk. Dimana konstruk Entreprenerial Education (EE) , Perceived Desirability of Self-Employment (PDSE),
Perceived
Feasibility
of Entrepreneurship
(PFE) ,
dan
Entrepreneurial Intention (EI) indikator masing-masing. Indikator variabel yang digunakan untuk menilai konsep-konsep penelitian ini bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan oleh McStay (2008). Penelitian ini menggunakan skala likert 6 angka. Berikut ini ditampilkan variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
29
3.6.2.1. Konstruk Independent 3.6.2.1.1. Konstruk Entrepreneurial Education (EE) Konstruk
EE
menggunakan
ukuran
umum
yang
menanyakan secara langsung adakah pengaruh dari pendidikan kewirausahaan terhadap niat menjadi wirausaha, dan ditambah dengan indikator lain yang telah disesuaikan dengan 5 Minds Theory milik tersebut, tidak diragukan lagi untuk tidak diperdebatkan, teori tersebut adalah target yang berguna untuk desain kurikulum dan pengembangannya. Dalam merancang sintetis
meta-kategori
sebagai
landasan
intelektual
untuk
pengembangan kurikulum, Gardner (2008) telah mengikuti jejak dari teori pendidikan terkenal seperti Jean Piaget, Benjamin Bloom, Albert Bandura, dan lainnya (Sheffield, 2007). Dari
pemikiran-pemikiran
yang
diajarkan
kepada
mahasiswa, maka diharapkan akan memberikan masukan positif terhadap keinginan dan rasa kelayakan mahasiswa terhadap niat menjadi wirausahawan (Gardner , 2008). Kelima “Spesific Minds” yang dijadikan indikator tambahan dalam konstruk EE adalah : the opportunity recognizing mind, the designing mind, the risk managing mind, the resilient mind, dan the effectuating mind.
3.6.2.1.2. Konstruk Perceived Desirability of self Employment (PDSE) Konstruk PDSE terdiri dari item yang diadaptasi dari Krueger (1993) dan Kickul dan Krueger (2004). Dan detailnya, empat indikator pada konstruk ini adalah menggunakan pernyataan yang telah diteliti sebelumnya oleh McStay (2008) , dimana berisi pernyataan-pernyataan yang akan tanggapan
akan
yang akan dinilai tingkat
kesetujuan responden
dengan item
yang
disebutkan, yang ditunjukkan dengan skala Likert dengan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
30
jangkauan mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 6 (sangat setuju). Keempat pernyataan tersebut adalah : “Saya sangat ingin bekerja untuk diri saya sendiri” , “Ide untuk memiliki bisnis milik saya sendiri sangat menarik bagi saya”, “Saya tidak bisa membayangkan jika saya nantinya bekerja untuk orang lain”, dan “Bekerja di bisnis milik saya sendiri secara pribadi akan sangat memuaskan”.
3.6.2.1.3. Konstruk Perceived Feasibility of Entrepreneurship (PFE) Konstruk PFE menggunakan ukuran yang disesuaikan berdasarkan penelitian yang sebelumnya dikerjakan oleh Chen et al. (1998) dan Forbes (2005). Dalam penelitian ini, akan menggunakan sejumlah tujuh belas pernyataan yang terkait dengan kepemilikan bisnis kewirausahaan, yang telah diujikan sebelumnya merupakan pernyataan-pernyataan indikator dari PFE (McStay, 2008). Pernyataan-pernyataan pada konstruk PFE akan dinilai dari tingkat tanggapan akan kesetujuan responden dengan item yang disebutkan, yang ditunjukkan dengan skala Likert dengan jangkauan mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 6 (sangat setuju). Ke-tujuh belas pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: “Saya percaya saya dapat mengidentifikasi peluang bisnis baru”, “Saya
percaya
saya
dapat
menciptakan
cara-cara
untuk
meningkatkan produk yang sudah ada untuk sebuah bisnis baru”, “Saya percaya saya dapat membuat produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan (yang tak terpenuhi) pelanggan”, “Saya percaya saya bisa berhasil mengembangkan bisnis baru”, “Saya percaya saya dapat berpikir kreatif dalam berbisnis”, “Saya Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
31
percaya saya dapat menginspirasi orang untuk berbagi visi bisnis dengan saya”, “Saya percaya saya dapat berhasil melakukan analisis pasar terkait dengan memulai bisnis baru”, “Saya percaya saya dapat menetapkan dan mencapai tujuan dan sasaran yang terkait dengan usaha bisnis baru saya”, “Saya percaya saya dapat merumuskan serangkaian tindakan dalam mengejar peluang bisnis”, “Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dana investasi baru yang potensial”, “Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dan membangun tim manajemen untuk mengembangkan bisnis”, “Saya percaya saya bisa mengembangkan hubungan bisnis dengan orang-orang penting untuk membantu saya dalam peluang bisnis”, “Saya percaya saya dapat mentolerir perubahan yang tak terduga dalam kondisi bisnis”, “Saya sangat tertarik untuk mendirikan bisnis saya sendiri”, “Saya yakin saya dapat bertahan dalam menghadapi ancaman kemunduran bisnis”, “Saya yakin saya mampu bekerja secara produktif di bawah tekanan terus menerus dan tekanan dari pekerjaan”, “Jika saya ingin, saya percaya saya dapat berhasil memulai bisnis saya sendiri”.
3.6.2.2. K onstruk Dependent 3.6.2.2.1. Entrepreneurial Intention (EI) Untuk tujuan studi ini, niat kewirausahaan didefinisikan sebagai niat untuk menjadi wiraswasta. Ini diukur dengan lima pernyataan diadaptasi dari Krueger dan Carsrud (1993), Chen, Greene, dan Crick (1998) dan Davidsson (1995), memanfaatkan skala Likert lima titik, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 6 (sangat setuju) . Pernyataan pertama: "Saya sangat tertarik dalam mendirikan bisnis saya sendiri" menunjukkan minat yang kuat terhadap self-employment / bisnis kepemilikan. Empat pernyataan berikutnya sesuai dengan Armitage dan Connor (2001) jelas Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
32
membedakan niat dari keinginan: "Saya bekerja untuk memiliki bisnis saya sendiri", " Saya berniat untuk memiliki bisnis saya sendiri sendiri setelah lulus dari kuliah", "saya berniat untuk memulai bisnis saya sendiri dalam lima tahun ke depan ", dan" saya berniat untuk memulai bisnis saya sendiri dalam sepuluh tahun ke depan".
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Konstruk
Indikator
Sumber Penelitian
Entrepreneurial
●pendidikan
Education
menumbuhkan keinginan wirausaha
Sokol (1982)
●the
opportunity recognizing mind
●Sheffield
●the
designing mind
(2007)
●
Perceived Employment
●Shapero
the risk managing mind
●the
resilient mind
●the
effectuating mind.
●Saya
Desirability of self
kewirausahaan
●Gardner(2008) ●McStay(2008)
sangat ingin bekerja untuk diri
untuk memiliki bisnis milik saya
sendiri sangat menarik bagi saya ●Saya
●Krueger(1993) ●Kickul
saya sendiri ●Ide
dan
dan
Krueger (2004) ●McStay(2008)
tidak bisa membayangkan jika
saya nantinya bekerja untuk orang lain ●Bekerja
di bisnis milik saya sendiri
secara pribadi akan sangat memuaskan Feasibility of Entrepreneurship
Saya percaya saya dapat
●Chen
mengidentifikasi peluang bisnis baru
al.
(1998) ●Forbes
Saya percaya saya dapat
et
(2005)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
33
mengidentifikasi peluang bisnis baru
●McStay(2008)
Saya percaya saya dapat menciptakan cara-cara untuk meningkatkan produk yang sudah ada untuk sebuah bisnis baru Saya percaya saya dapat membuat produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan (yang tak terpenuhi) pelanggan Saya percaya saya bisa berhasil mengembangkan bisnis baru Saya percaya saya dapat berpikir kreatif dalam berbisnis Saya percaya saya dapat menginspirasi orang untuk berbagi visi bisnis dengan saya Saya percaya saya dapat berhasil melakukan analisis pasar terkait dengan memulai bisnis baru Saya percaya saya dapat menetapkan dan mencapai tujuan dan sasaran yang terkait dengan usaha bisnis baru saya Saya percaya saya dapat merumuskan serangkaian tindakan dalam mengejar peluang bisnis Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dana investasi baru yang potensial Saya percaya saya dapat Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
34
mengidentifikasi dan membangun tim manajemen untuk mengembangkan bisnis Saya percaya saya bisa mengembangkan hubungan bisnis dengan orang-orang penting untuk membantu saya dalam peluang bisnis Saya percaya saya dapat mentolerir perubahan yang tak terduga dalam kondisi bisnis Saya sangat tertarik untuk mendirikan bisnis saya sendiri Saya yakin saya dapat bertahan dalam menghadapi ancaman kemunduran bisnis Saya yakin saya mampu bekerja secara produktif di bawah tekanan terus menerus dan tekanan dari pekerjaan Jika saya ingin, saya percaya saya dapat berhasil memulai bisnis saya sendiri Saya percaya saya dapat menciptakan cara-cara untuk meningkatkan produk yang sudah ada untuk sebuah bisnis baru Saya percaya saya dapat membuat produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan (yang tak terpenuhi) pelanggan Saya percaya saya bisa berhasil Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
35
mengembangkan bisnis baru Saya percaya saya dapat berpikir kreatif dalam berbisnis Saya percaya saya dapat menginspirasi orang untuk berbagi visi bisnis dengan saya Saya percaya saya dapat berhasil melakukan analisis pasar terkait dengan memulai bisnis baru Saya percaya saya dapat menetapkan dan mencapai tujuan dan sasaran yang terkait dengan usaha bisnis baru saya Saya percaya saya dapat merumuskan serangkaian tindakan dalam mengejar peluang bisnis Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dana investasi baru yang potensial Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dan membangun tim manajemen untuk mengembangkan bisnis Saya percaya saya bisa mengembangkan hubungan bisnis dengan orang-orang penting untuk membantu saya dalam peluang bisnis Saya percaya saya dapat mentolerir perubahan yang tak terduga dalam kondisi bisnis Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
36
Saya sangat tertarik untuk mendirikan bisnis saya sendiri Saya yakin saya dapat bertahan dalam menghadapi ancaman kemunduran bisnis Saya yakin saya mampu bekerja secara produktif di bawah tekanan terus menerus dan tekanan dari pekerjaan Jika saya ingin, saya percaya saya dapat berhasil memulai bisnis saya sendiri entrepreneurial intention Armitage dan Connor (2001)
minat terhadap wiraswasta kepemilikan terhadap bisnis milik sendiri mendirikan bisnis langsung setelah lulus kuliah mendirikan bisnis dalam 5 tahun ke depan mendirikan bisnis dalam 10 tahun ke depan
●Krueger
dan
Carsrud (1993) ●Chen,
Greene,
dan Crick(1998) ●Davidsson
(1995) ●McStay(2008)
Sumber : McStay (2008) ; Krueger (1993) dan Kickul dan Krueger (2004) ; Chen et al. (1998) dan Forbes (2005) dan Shapero dan Sokol (1982).
3.7. Metode Analisis dan Pengolahan Data 3.7.1 Uji Reliabilitas Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisoner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2008). Pengukuran realiabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
37
1. Repeated reliabilitas atau pengukuran ulang : disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One shot atau pengukuran sekali saja : disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 ( Nunnally (1994) dalam Ghozali, 2008) . 3.7.2 Uji Validitas Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisoner. Suatu kuisoner dikatakan valid jika pertanyan pada kuisoner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut (Ghozali, 2008). Dari tiga cara pengukuran terhadap validitas yang ada (Imam Gozali, 2005), maka dalam skripsi ini uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variable. 3.7.3 Metode Penelitian Partial Least Square (PLS) Untuk menguji hipotesis yang ada pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis multivariate. Berdasarkan variabelnya, jika terdapat lebih dari satu variabel dependen dan data variabel dependen serta independen metrik ( skala rasio dan interval) maka metode yang harus dipilih adalah Struktural Equation Model. Menurut Gujarati (2003) dalam Imam Ghozali (2011), asumsi yang mendasari model regresi linear klasik adalah dengan OLS (ordinary least square) dimana asumsi ini menghendaki adanya pengujian asumsi klasik agar memperoleh model BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator). Jika data yang dimiliki Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
38
jumlahnya kecil dan terdapat multikolinearitas maka hasil regresi dengan OLS akan tidak stabil (Imam Ghozali, 2008). Sedangkan untuk uji menggunakan SEM dengan berbasis covariance (LISREAL dan AMOS) sangat dipengaruhi oleh jumlah sampel, jumlah sampel kecil dyakini secara potensial akan menghasilkan model yang jelek. Selain itu penggunaan SEM ini sangat dipengaruhi oleh asumsi parametric yang harus dipenuhi (uji asumsi klasik) dan sampel yang kecil yang kecil dapat memberikan hasil estimasi parameter dan model statistic yang tidak baik (Chou & Bentlet, 1985 dalam Imam Ghozali, 2008. hal 2). Jumlah sampel untuk analisis dengan SEM berbasis covariance mengharuskan paling tidak 5 kali jumlah indikatornya (Hair Jr, Black, Babin, & Anderson, 2010). Dengan sedikitnya jumlah responden, dan berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menggunakan teknik analisis data atau metode analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan aplikasi sofware SMART PLS 2.0 M3 untuk menguji ke-lima hipotesis. Sebagai alternatif Covariance based SEM, pendekatan variance based atau component based dengan PLS orientasi analisis bergeser dari menguji model kausalitas/teori ke componenet bases predictive model. CBSEM lebih berorientasi pada model building yang dimaksudkan untuk menjelaskan covariance dari semua observed indikators, sedangkan tujuan PLS adalah prediksi. Menurut Wold (1985) dalam Imam Ghozali (2008), Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval dampai rasio dapat digunakan pada model yang sama), sampel tidak harus besar. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan diasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
39
mengestimasikan variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator maka akan menghindari masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor ( Wold, 1982 dalam Ghozali, 2008). PLS memberikan model umum yang meliputi teknik korelasi kanonikal, redudancy analysis, regresi berganda, MANOVA dan principle component analysis. Menurut Joreskog dan Wold (1982) dalam Ghozali (2008) Maximum Likelihood berorientasi pada teori dan menekankan transisi dari analisis exploratory ke confirmatory. PLS dimaksudkan untuk causal-predictive analysis kedalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Imam Ghozali, 2008). 3.7.3.1 Model Pengukuran PLS Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan (Imam Ghozali, 2008): 1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten
(structural model) 2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten
dengan indikator atau variabel maifestnya (measurement model) 3.7.3.1.1 Inner Model Inner model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada subtantive theory. Model persamaannya dapat ditulis sebagai berikut (Imam Ghozali, 2008): = βo + β + Г +
(3.1)
Dimana menggambarkan vektor endogen (dependen) variabel laten, adalah vektor variabel laten exogen, dan adalah vektor residual (unexpalined variance). Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten, setiap Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
40
variabel laten dependen, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut : j = Σi βji i+ Σi γjb b+ j
(3.2)
Keterangan :
=
= Eta, variabel laten endogen
= Beta (kecil), koefisien pengaruh variabel endogen terhadap
Ksi, variabel latent eksogen
endogen
= Gamma (kecil), koefisien pengaruh variabel eksogen
terhadap endogen
= Zeta (kecil), galat model Dimana
βji
dan
γjb
adalah
koefisien
jalur
yang
menghubungkan prediktor endogen dan variabel laten exogen dan sepanjang range indeks i dan b, dan j adalah inner residual variabel. 3.7.3.2 Outer Model Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis persamannya sebagai berikut : x = x + x ; y = y + y
(3.3)
Keterangan :
= Ksi, variabel latent eksogen
= Eta, variabel laten endogen
= Beta (kecil), koefisien pengaruh variabel endogen terhadap
endogen
= Zeta (kecil), galat model Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
41
= Epsilon (kecil), galat pengukuran pada variabel latent
endogen x = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel latent
eksogen y = Lamnda (besar), matriks loading faktor variabel laten
endogen Diketahui x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten exogen dan endogen dan , sedangkan x dan y merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungakan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan x dan y dapat diintrepretasikan sebagai kesalahan pengukuran. 3.7.4 Evaluasi Model Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan ( Chin, 1998, dan Ghozali, 2008. hal 24). Metode pengukuran atau outer model dengan indikator reflektif dievaluasi dengan convergent validity dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indikator ( Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008. hal 24). Convergent validity mengukur konsistensi dari multiple indikator, Discriminant validity menilai seberapa jauh konstruk berbeda satu sama lainnya sedangkan composite reliability merupakan construct reliability yang mengukur tingkat item yang bebas dari random eror sehingga memberikan hasil yang konsisten (Imam Ghozali, 2008). Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat prosentase variance yang dijelaskan yaitu melihat nilai R2 konstruk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran stone Geisser Q squares test ( Stone, 1974; Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
42
Geisser, 1975 dalam Ghozali , 2008. hal 24) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstraping. 3.7.5 Model Pengukuran atau Outer Model Ukuran Convergent Validity dari model pengukuran dengan reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup ( Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008). Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah memandingkan AVE (square root of average variance extracted) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya
dalam
model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik ( Fornell & Larcker, 1981 dalam Ghozali ). Berikut ini rumus menghitung AVE
AVE
var( ) 2 i
2 i
i
(3.4)
i
Dimana i adalah componenet loading ke indikator dan var (i) = 1- i2. Jika semua indikator standarized, maka ukuran ini Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
43
sama dengan average communalities dalam blok. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability (ρc) , direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0.50 ( Fornnel & Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2008). 3.7.6 Model Struktural atau Inner Model Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk dependen, stone-geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Intrepretasi R2 sama dengan intrepretasi pada regresi. Perubahan nilai R2 dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten indipenden tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang subtantive. Pengaruh besarnya f2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : f2 = R2 included - R2 excluded
(3.5)
1 - R2 included Dimana R2 dependen
included
ketika
dan R2
excluded
prediktor
adalah R2 dari variabel laten
variabel
laten
digunakan
atau
2
dikeluarkan dalam persamaan struktural . Nilai f sama dengan 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat diintrepretasikan bahwa prediktor variabel laten memiliki pengaruh kecil, menengah, dan besar pada level struktural ( Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan menyajikan penjelasan mengenai waktu pelaksanaan penelitian, uji reliabilitas dan validitas, gambaran umum responden dan juga analisis data hasil kuesioner untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan software SPSS versi 11.5 dan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software Smart PLS 2.0 M3. 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam rentang waktu antara bulan Mei – Juni 2012. Sebelum menjalankan penelitian dan pengolahan data, terlebih dahulu peneliti melakukan pre-test dengan jumlah sebanyak 30 responden. Kemudian data yang didapat dari ke-30 responden ini akan diuji reliabilitas dan validitasnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah butir-butir pertanyaan sudah dapat digunakan serta dinilai mampu untuk dijadikan alat ukur penelitian. 4.2 Uji Reliabilitas
Untuk menguji realiabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 . Pengujian kuisoner untuk reliabilitas dan validitas dilakukan dengan melakukan pre-test dengan jumlah sampel 30 responden. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur apakah indikator-indikator yang digunakan pada kuesioner sudah dapat mengukur variabel-variabel Entrepreneuship Education (EE) , Perceived Desrability of Entrepreneurship (PDSE), Perceived Self Efficacy (PFE) dan Entrepreneurship Intention (EI). Tabel di bawah ini menunjukan hasil dari uji realiabilitas tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
45
Tabel 4.1 Reliabilitas Entrepreneuship Education
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.2 Reliabilitas Perceived Desirability of Entrepreneurship
Sumber : SPSS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
46
Tabel 4.3 Reliabilitas Perceived Self Efficacy
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.4 Reliabilitas Entrepreneurship Intention
Sumber : SPSS Output
Berdasarkan output yang diperoleh, nilai Cronbach Alpha pada masingmasing variabel adalah 85,88% untuk Entrepreneuship Education, 88,47% untuk Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
47
Perceived Desrability of Entrepreneurship, 91,58 % untuk Perceived Self Efficacy dan 90,26% untuk Entrepreneurship Intention. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara pengukuran dengan one shoot. Dan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh ke-4 variabel yang akan diteliti semuanya reliabel karena memiliki nilai Cronbach Alpha diatas 0,70 atau 70%. Untuk butir-butir pertanyaan tidak ada yang perlu hapuskan karena nilai alpha if item deleted untuk kesemua pertanyaan dibawah nilai cronbach alpha.
4.3 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan variabel yang akan diukur. Suatu kuesioner dianggap valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dari tiga cara pengukuran terhadap validitas yang ada (Imam Gozali ,2005) , maka dalam skripsi ini uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variable. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, yang dalam hal ini adalah jumlah sampel. Pada skripsi ini, sampel pre-test kuesioner adalah 30 responden. Jadi besarnya df adalah 28 dan dengan alpha sebesar 0,05 didapat r table = 0,3610. R hitung pada setiap masing-masing indikator di setiap variable adalah dapat dilihat di kolom ‘Correlated Item – Total Correlation’ pada output SPPS. Jika r hitung lebih besar dari r table dan bernilai positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut adalah valid. Dan berikut tabel-tabel dibawah ini menjelaskan bagaimana validitas setiap variabel.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
48
Tabel 4.5 Validitas Variabel Entrepreneuship Education
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.6 Validitas Variabel Perceived Desirability of Entrepreneurship
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.7 Validitas Variabel Perceived Self Efficacy
Sumber : SPSS Output Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
49
Tabel 4.8. Validitas Variabel Entrepreneurship Intention
Sumber : SPSS Output
Berdasarkan hasil yang diperoleh, seperti yang dapat dilihat di semua kolom ‘Correlated Item – Total Correlation’ pada output SPPS, nilai semua R hitung pada setiap masing-masing indikator di setiap variable adalah lebih besar dari r tabel (0,3610) dan berarti kesemua variabel menunjukkkan korelasi antar masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masingmasing indikator pertanyaan adalah valid. 4.4 Gambaran Umum Responden
Keseluruhan responden dalam penelitian ini akan diklasifikasikan kedalam aspek demografi yang tidak diikutsertakan dalam proses analisis data karena tidak berkaitan secara langsung dengan jawaban yang diberikan oleh responden mengenai variabel penelitian, tetapi aspek demografi tersebut dapat digunakan sebagai informasi tambahan dalam menjelaskan kesimpulan. Aspek demografi yang merupakan data deskriptif responden. 4.4.1
Jenis Kelamin Jumlah responden adalah 71 mahasiswa yang telah mendapatkan
matakuliah Kewirausahaan. Berdasarkan analisis deskriptif, didapati bahwa sebanyak 29 mahasiswa atau sebesar 40,8% adalah laki-laki dan sebanyak 42 mahasiswa adalah wanita , dimana menyumbang 59,2% dari responden. Adapun hasil pengolahannya ditunjukkan di tabel di bawah ini:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
50
Tabel 4.9 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Valid
pria wanita Total
Frequency 29 42 71
Percent 40,8 59,2 100,0
Valid Percent 40,8 59,2 100,0
Cumulative Percent 40,8 100,0
Sumber : SPSS Output
4.4.2
Usia Usia responden terbanyak adalah berada di usia 25-30 tahun (62%),
kemudian di usia <25 tahun (28,2%), dan berturut-turut adalah usia 35-40 tahun (8,5%) dan > 40 tahun (1,4%). Tabel 4.10 Usia Responden usia
Valid
<25 th > 40 tahun 25 - 30 tahun 35 - 40 tahun Total
Frequency 20 1 44 6 71
Percent 28,2 1,4 62,0 8,5 100,0
Valid Percent 28,2 1,4 62,0 8,5 100,0
Cumulative Percent 28,2 29,6 91,5 100,0
Sumber : SPSS Output
4.4.3
Latar Belakang Pendidikan Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa latar belakang pendidikan
sebelum mendapatkan matakuliah Kewirausahaan adalah dari jenjang Diploma (66 responden, 93%) dan sisanya sebesar 7% adalah dari jenjang Sarjana. Tabel 4.11 Latar Belakang Pendidikan Responden penddkn sebelumnya
Valid
Diploma Sarjana Total
Frequency 66 5 71
Percent 93,0 7,0 100,0
Valid Percent 93,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 93,0 100,0
Sumber : SPSS Output Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
51
4.4.4
Status Pekerjaan Untuk status pekerjaan dari 71 responden, diketahui bahwa data terbanyak
adalah responden dengan status mahasiswa dan karyawan ( 36 responden, 50,7%) dan berturut-turut berikutnya adalah responden dengan status mahasiswa, karyawan dan wiraswasta ( 18 responden, 25,4%) ; mahasiswa saja ( 9 responden, 12.7%) dan sisanya adalah mahasiswa dan juga wiraswasta ( 8 responden, 11,3%). Tabel 4.12 Status Pekerjaan status kerja Frequency Valid
pelajar , karyawan dan wiraswasta pelajar dan juga karyawan pelajar dan juga wiraswasta pelajar saja Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
18
25,4
25,4
25,4
36
50,7
50,7
76,1
8
11,3
11,3
87,3
9 71
12,7 100,0
12,7 100,0
100,0
Sumber : SPSS Output
4.4.5
Pendapatan per Bulan Dari hasil olahan data, diketahui bahwa kisaran pendapatan per bulan
dengan persentase terbanyak sebesar 47,9% adalah dengan nilai 2-5 juta dan berturut-turut berikutnya adalah responden dengan pendapatan 5-10 juta (20 responden, 28%) ; 1-2 juta ( 11 responden, 15,5%) dan sisanya adalah responden dengan pendapatan diatas 10 juta ( 6 responden, 8,5%). Tabel 4.13 Pendapatan per Bulan pendapatan
Valid
> 10 juta 1 juta - 2 juta 2 juta - 5 juta 5 juta - 10 juta Total
Frequency 6 11 34 20 71
Percent 8,5 15,5 47,9 28,2 100,0
Cumulative Percent 8,5 23,9 71,8 100,0
Valid Percent 8,5 15,5 47,9 28,2 100,0
Sumber : SPSS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
52
Independent T-Test
4.4.6
Uji beda T-Test digunakan untuk mengetahui apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda (Imam Ghozali, 2011). Uji beda T-Test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standard error dari perbedaan rata-rata dua sample. Standard error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara normal. Jadi tujuan uji beda T-Test adalah membandingkan rata-rata dua group yang tidak berhubungan satu sama lain. Apakah kedua group tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. Di bawah ini adalah hasil pengolahan data untuk jawaban dari sample terhadap minat kewirausahaan mereka, apakah mereka memiliki niat untuk mendirikan bisnis langsung setelah lulus kuliah yang diujikan dengan variable group gender mahasiswa “pria” dan “wanita”. Adapun hasilnya dapat dilihat di table di bawah ini: Tabel 4.14 Independent T-Test
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F int3
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1,311
Sig. ,256
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
-1,269
69
,209
-,21
,167
-,545
,121
-1,292
63,980
,201
-,21
,164
-,539
,116
t
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Mean Difference
Sumber : SPSS Output
Dari pengolahan data di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa pria dan wanita dalam kepemilikan niat kewirausahaan mereka untuk langsung mendirikan bisnis setelah selesai kuliah, dimana diketahui bahwa ratarata mahasiswa pria memiliki nilai 4,93 (agak setuju) sedangkan rata-rata nilai yang dimiliki oleh mahasiswa wanita adalah 5,14 (setuju). Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
53
Untuk melihat apakah perbedaan data ini memang nyata secara statistik , maka harus dianalisa dengan data yang ditampilkan di tabel berikutnya dimana sebelumnya asumsi yang harus dibuat untuk membantu analisa tersebut adalah sebagai berikut: H0 : Varian populasi niat kewirausahaan mahasiswa untuk langsung mendirikan bisnis setelah lulus kuliah adalah sama. H1 : Varian populasi niat kewirausahaan mahasiswa untuk langsung mendirikan bisnis setelah lulus kuliah adalah berbeda. Pengambilan keputusan untuk analisa diatas adalah jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima ; namun apabila jika dihasilkan nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak karena variannya berbeda. Dari output SPPS di atas menunjukkan data F hitungnya adalah 1,311 dengan tingkat probabilitas 0,256 atau > 0,05 maka H0 diterima. Jadi dibuktikan secara statistic bahwa varian populasi niat kewirausahaan mahasiswa untuk langsung mendirikan bisnis setelah lulus kuliah adalah sama.
4.5 Analisis Partial Least Square
Untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, peneliti menggunakan metode Partial Least Square dengan bantuan apikasi sofware SmartPLS 2.0 M3. Didalam PLS ada dua tahapan yang perlu dilakukan yaitu , merancang model structural (inner model) dan merancang model pengukuran (Outer Model) . 4.5.1
Evaluasi Measurement (Outer) Model
4.5.1.1. Convergent Validity Ukuran Convergent Validity dari model pengukuran dengan reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup ( Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
54
Gambar 4.1 Hasil Bootstrapping PLS
Sumber : SmartPLS Output
Tabel 4.15 Outer Loadings (Mean, STDEV, Tvalues) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
Edu1 <- EE
0,515628
0,498511
0,132429
0,132429
3,893619
Edu2 <- EE
0,708966
0,707562
0,052286
0,052286
13,559469
Edu3 <- EE
0,694073
0,688347
0,053432
0,053432
12,989881
Edu4 <- EE
0,682239
0,671354
0,079969
0,079969
8,531329
Edu5 <- EE
0,694748
0,700293
0,076143
0,076143
9,12425
Edu6 <- EE
0,79956
0,792207
0,058843
0,058843
13,587923
Efi1 <- PFE
0,824529
0,830017
0,045145
0,045145
18,263851
Efi10 <- PFE
0,613315
0,612058
0,08628
0,08628
7,108464
Efi11 <- PFE
0,60459
0,598669
0,075699
0,075699
7,98674
Efi12 <- PFE
0,902027
0,900935
0,019068
0,019068
47,306943
Efi13 <- PFE
0,849561
0,849648
0,047082
0,047082
18,044231
Efi14 <- PFE
0,703645
0,69214
0,069305
0,069305
10,15289
Efi15 <- PFE
0,596248
0,580174
0,100233
0,100233
5,948624
Efi16 <- PFE
0,696597
0,692496
0,062397
0,062397
11,163952
T Statistics (|O/STERR|)
Efi17 <- PFE
0,597669
0,59185
0,089188
0,089188
6,701232
Efi2 <- PFE
0,892633
0,891494
0,025361
0,025361
35,197072
Efi3 <- PFE
0,771521
0,76133
0,04759
0,04759
16,211958
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
55 Efi4 <- PFE
0,778362
0,773216
Efi5 <- PFE
0,789485
0,786788
Efi6 <- PFE
0,518403
0,508396
Efi7 <- PFE
0,753405
0,765365
Efi8 <- PFE
0,669829
0,648127
0,060566
0,060566
12,851514
0,0676
0,0676
11,678806
0,092839
0,092839
5,583876
0,105988
0,105988
7,108409
0,069608
0,069608
9,622803
Efi9 <- PFE
0,608075
0,603066
0,092055
0,092055
6,605554
des1 <- PDSE
0,760571
0,758899
0,06238
0,06238
12,192541
des2 <- PDSE
0,917041
0,916973
0,020816
0,020816
44,054755
des3 <- PDSE
0,89895
0,896761
0,021079
0,021079
42,645953
des4 <- PDSE
0,803919
0,810788
0,058332
0,058332
13,78169
int1 <- EI
0,782432
0,775373
0,065951
0,065951
11,863834
int2 <- EI
0,696865
0,689431
0,071154
0,071154
9,793791
int3 <- EI
0,729583
0,734576
0,048895
0,048895
14,921382
int4 <- EI
0,920943
0,91783
0,02017
0,02017
45,658604
int5 <- EI
0,899486
0,894848
0,029062
0,029062
30,950654
Sumber : SmartPLS Output
Dari hasil data pada table di atas, terdapat satu indikator dengan nilai korelasi 0,498511 (kurang dari 0.5), yaitu indikator Edu1 pada konstruk EE. Untuk itu, indikator ini harus dikeluarkan dari model. Dan setelah indikator Edu 1 dikeluarkan dari model, maka didapatkan nilai sbb: Tabel 4.16 Outer Loadings (Mean, STDEV, Tvalues) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
Edu2 <- EE
0,709425
0,712086
0,058999
0,058999
12,024283
Edu3 <- EE
0,719329
0,720683
0,056829
0,056829
12,657741
Edu4 <- EE
0,709174
0,716334
0,074343
0,074343
9,539163
Edu5 <- EE
0,678164
0,687775
0,086975
0,086975
7,79724
Edu6 <- EE
0,787088
0,779171
0,066666
0,066666
11,806419
Efi1 <- PFE
0,823096
0,823272
0,055514
0,055514
14,826878
Efi10 <- PFE
0,611139
0,617755
0,087622
0,087622
6,974753
Efi11 <- PFE
0,60457
0,596941
0,081751
0,081751
7,39526
Efi12 <- PFE
0,901422
0,905226
0,01912
0,01912
47,144566
Efi13 <- PFE
0,849242
0,849191
0,049416
0,049416
17,185463
Efi14 <- PFE
0,70273
0,703016
0,06673
0,06673
10,531024
Efi15 <- PFE
0,601306
0,6113
0,089501
0,089501
6,718429
Efi16 <- PFE
0,694099
0,699102
0,061598
0,061598
11,268185
Efi17 <- PFE
0,598052
0,58658
0,091645
0,091645
6,525721
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
56 Efi2 <- PFE
0,891614
0,892994
0,029905
0,029905
29,814814
Efi3 <- PFE
0,773533
0,774281
0,055963
0,055963
13,822303
Efi4 <- PFE
0,777311
0,790077
0,064856
0,064856
11,985237
Efi5 <- PFE
0,787799
0,800733
0,070199
0,070199
11,222329
Efi6 <- PFE
0,513476
0,521962
0,10207
0,10207
5,030635
Efi7 <- PFE
0,75369
0,76444
0,106138
0,106138
7,101037
Efi8 <- PFE
0,672301
0,665212
0,074459
0,074459
9,029146
Efi9 <- PFE
0,613278
0,619022
0,084287
0,084287
7,276043
des1 <- PDSE
0,760534
0,759621
0,067619
0,067619
11,247305
des2 <- PDSE
0,916227
0,918409
0,017429
0,017429
52,570599
des3 <- PDSE
0,898652
0,893854
0,023433
0,023433
38,349438
des4 <- PDSE
0,805341
0,811766
0,048854
0,048854
16,484495
int1 <- EI
0,781376
0,771424
0,066089
0,066089
11,823117
int2 <- EI
0,695782
0,692237
0,079542
0,079542
8,747336
int3 <- EI
0,732353
0,728165
0,062463
0,062463
11,724682
int4 <- EI
0,920467
0,920677
0,020584
0,020584
44,717202
int5 <- EI
0,898855
0,901457
0,030389
0,030389
29,578722
Sumber : SmartPLS Output
Ukuran Convergent Validity dari outer model indikator di atas telah menunjukkan korelasi yang signifikan dengan angka korelasi di atas 0.50 dengan konstruk yang ingin diukur. 4.5.1.2. Discriminant Validity Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah memandingkan AVE (square root of average variance extracted) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
57
dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik ( Fornell & Larcker, 1981 dalam Ghozali ). Gambar 4.2 Hasil Alogaritma PLS
Sumber : SmartPLS Output
Tabel 4.17 Cross Loading EE
EI
PDSE
PFE
Edu2
0,709425
-0,078605
0,257321
0,69948
Edu3
0,719329
-0,238455
0,10125
0,658226
Edu4
0,709174
-0,120657
0,264343
0,642971
Edu5
0,678164
-0,194625
0,0681
0,550428
Edu6
0,787088
0,034222
0,387897
0,636396
Efi1
0,64883
-0,12194
0,318458
0,823096
Efi10
0,618245
-0,171445
0,110805
0,611139
Efi11
0,626364
0,043284
0,490003
0,65457
Efi12
0,743317
-0,116513
0,379778
0,901422
Efi13
0,651838
-0,194711
0,279514
0,849242
Efi14
0,677581
-0,084042
0,20717
0,70273
Efi15
0,613735
-0,252838
0,337741
0,601306
Efi16
0,716705
-0,198584
0,143966
0,894099
Efi17
0,632152
0,086001
0,479283
0,798052
Efi2
0,710925
-0,13361
0,348935
0,891614
Efi3
0,757854
-0,229631
0,087007
0,773533
Efi4
0,60081
-0,082337
0,2551
0,777311
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
58 Efi5
0,628304
-0,053335
0,362128
0,787799
Efi6 Efi7
0,386323
0,038764
0,441806
0,513476
0,597775
-0,212146
0,222234
0,75369
Efi8
0,539327
-0,199159
0,089769
0,672301
Efi9
0,616708
-0,252838
0,269467
0,623278
des1
0,206563
0,078421
0,760534
0,266856
des2
0,246808
0,336043
0,916227
0,302661
des3
0,316464
0,218047
0,898652
0,392865
des4
0,267345
0,179772
0,805341
0,323366
int1
-0,107049
0,781376
0,151004
-0,135637
int2
-0,068067
0,695782
0,158492
-0,082403
int3
-0,15821
0,732353
0,236232
-0,141647
int4
-0,16449
0,920467
0,262229
-0,194415
int5
-0,121288
0,898855
0,212237
-0,161338
Sumber : SmartPLS Output
Dari data yang ada pada table di atas, diketahui bahwa masing-masing indikator yang ada pada konstruk EE, lebih tinggi korelasinya dengan konstruk yang lain. Hal yang sama juga berlaku pada ketiga konstruk lainnya : EI, PDSE dan PFE. Hal ini berarti konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya.
4.5.2
Pengujian Model Struktural (Inner Model) Inner model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan
pada subtantive theory (Imam Ghozali, 2008). 4.5.2.1. Uji Goodness fit model Uji Goodness fit model adalah merupakan pengujian terhadap model struktural yang dilakukan dengan melihat nilai R-square (Imam Ghozali, 2008). Berikut adalah hasil pengolahan datanya:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
59
Tabel 4.18 R Square R Square EE EI
0,161703
PDSE
0,095547
0,789057 PFE Sumber : SmartPLS Output
Hasil yang didapatkan dari pengolahan data di atas adalah bahwa konstruk EE memiliki pengaruh terhadap konstruk EI memberikan nilai Rsquare sebesar 0,161703 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk EI yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk EE adalah sebesar 16%. Begitu pula dengan nilai yang diberikan konstruk EE pada PDSE (0.095547) dan PFE (0,789057) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk EE adalah masing-masing sebesar 9% pada konstruk PDSE dan sebesar 78% pada konstruk PFE. 4.5.2.2. Uji Signifikansi Uji Signifikansi dilakukan untuk melihat pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter dan nilai signifikansi t-statistik (Imam Ghozali, 2008). Berikut adalah hasil pengolahan datanya: Tabel 4.19 Path Coeficients (Mean, STDEV,T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
EE -> EI
0,072244
0,045508
0,215339
0,215339
0,33549
EE -> PDSE
0,309107
0,32496
0,078966
0,078966
3,914412
EE -> PFE
0,888289
0,892485
0,023629
0,023629
37,59266
PDSE -> EI
0,388154
0,416342
0,089433
0,089433
4,340181
PFE -> EI
-0,395723
-0,369532
0,231855
0,231855
1,706764
Sumber : SmartPLS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
60
Dari data yang ada di table, besarnya koefisien parameter untuk masing-masing konstruk adalah sbb : -
EE EI adalah 0,072244
-
EE PDSE adalah 0,309107
-
EE PFE adalah 0,888289
-
PDSE EI adalah 0,388154
Untuk keempat konstruk di atas , besarnya koefisien parameter untuk masing-masing konstruk kepada pasangan masing-masing konstruk tujuannya adalah menunjukkan angka positif, yang berarti terdapat pengaruh positif antara konstruk awal kepada konstruk pasangan yang diujikan. Sedangkan untuk konstruk PFE -> EI adalah -0,395723 yang berarti terdapat pengaruh negatif konstruk PFE terhadap konstruk EI. Semakin tinggi PFE, maka semakin rendah EI dengan nilai t-statistik sebesar 1,706764.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan penelitian, saran, keterbatasan penelitian serta agenda penelitian yang akan datang.
5.1 Kesimpulan Penelitian
Penelitian ini disusun sebagai usaha untuk memberikan jawaban atas research question (pertanyaan penelitian) melalui pengujian beberapa hipotesis seperti yang telah dijelaskan pada Bab I dan Bab II. Dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa gambaran umum responden terhadap niat yang dimiliki responden untuk menjadi entrepreneur setelah lulus kuliah adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Niat Responden untuk Menjadi Entrepreneur
Sumber : SmartPLS Output
Dari data pada table di atas, diketahui bahwa persentase mahasiswa wanita yang memiliki niat untuk langsung mendirikan bisnisnya setelah selesai kuliah adalah 83% dan nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan persentase mahasiswa pria yang memiliki niat untuk langsung mendirikan bisnisnya setelah selesai kuliah (79%). Namun, hasil pengolahan data tersebut juga menunjukkan adanya persentase niat yang tinggi diantara mahasiswa wanita dan pria yang memiliki niat untuk Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
62
memiliki bisnis langsung setelah lulus kuliah (82%) dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki niat untuk langsung memulai mendirikan bisnisnya setelah lulus kuliah (18%). Hal ini menunjukkan tingginya niat mahasiswa untuk menjadi entrepreneur setelah mendapatkan matakuliah kewirausahaan. Adapun untuk hasil analisa terhadap lima hipotesis yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Entreprenership Education (EE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Perceived Desirability of Self Employment (PDSE), adalah benar bahwa hasil data dari sample mendukung hipotesis, yaitu terdapat pengaruh antara konstruk EE ke PDSE dan pengaruhnya adalah positif. Hasil analisis ini menguatkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang merupakan komponen penting dari pendidikan sekolah yang memberikan stimulus bagi individu membuat pilihan karir untuk mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Kolveroid dan Moen, 1997). Untuk kasus sample mahasiswa di PE FE UI, maka kelima pemikiran kewirausahaan yang diajarkan - the opportunity recognizing mind, the designing mind, the risk managing mind, the resilient mind, dan the effectuating mind- adalah terbukti berpengaruh postif dalam menciptakan keinginan mahasiswa untuk bekerja secara mandiri.
H2 : Perceived Desirability of Self Employment (PDSE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Entrepreneurship Intention (EI). adalah benar bahwa hasil data dari sample mendukung hipotesis, yaitu terdapat pengaruh antara konstruk PDSE ke EI dan pengaruhnya adalah positif. Keinginan yang dirasakan dari keinginan menjadi self-employment adalah penilaian sikap afektif (respons emosional) yang telah diteliti bahwa pengusaha menggunakan penilaian tersebut untuk membuat keputusan tentang apakah atau tidak untuk bertindak (Mitchell et al., 2002). Bird (1988) menyatakan keinginan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
63
adalah terbentuk melalui 'pemikiran intuitif' dalam proses niat , dan kelayakan, sebagai kemampuan untuk berpikir rasional. Dan telah terbukti dari studi bahwa pada kasus sample mahasiswa PE FE UI, bahwa keinginan untuk berwirausaha telah terbukti dapat menciptakan niat mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
H3 : Entreprenership Education (EE) memiliki pengaruh signifikan terhadap Students’ Perceived Feasibility of Entreprenership (PFE). adalah benar bahwa hasil data dari sample mendukung hipotesis, yaitu terdapat pengaruh antara konstruk EE ke PFE dan pengaruhnya adalah positif. Menurut teori Entrepreneurial Event (Shapero dan Sokol, 1982), persepsi individu tentang PFE (mengenai persepsi kelayakan kewirausahaan) berkaitan dengan persepsi individu mengenai sumber daya yang tersedia (misalnya pengetahuan, dukungan keuangan, dan mitra). Selanjutnya, McMullen dan Shepherd (2006) menyatakan bahwa keyakinan akan kemampuan untuk mengejar tindakan kewirausahaan (perception of feasibility) adalah fungsi dari pengetahuan akan kewirausahaan. Sexton et al (1991) mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan mengembangkan aspirasi siswa serta kesiapan dan rasa kelayakan mereka untuk kerja mandiri. Pada kasus yang diteliti pada penelitian ini, terbukti bahwa mata kuliah kewirausahaan telah berpengaruh positif terhadap sikap kelayakan kewirausahaan mahasiswa untuk dapat menjadi wirausahawan.
Hypothesis 4: Students’ Perceived Feasibility of Entreprenership (PFE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurship Intention (EI) adalah bahwa hasil data dari sample ternyata menolak hipotesis, yaitu bahwa terdapat pengaruh negatif konstruk PFE ke EI. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, mahasiswa sample pada penelitian ini telah memiliki kelayakan dalam berwiraswasta , menurut ke-17 indikatorindikator yang diajukan dalam kuesioner yang didukung dengan teori peneliti. Namun ternyata, semakin tinggi kelayakan yang dimiliki oleh mahasiswa, Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
64
berbanding terbalik dengan niat kewirausahaan mereka. Artinya disini, mahasiswa sample merasa layak sebagai wirausahawan, namun belum memiliki niat kewirausahaan. Hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan melakukan pendekatan pada teori yang dikemukakan oleh Shapero dan Sokol (1982), bahwa bahwa kedua persepsi antara dan kelayakan dan keinginan selalu berinteraksi. Artinya, jika seseorang melihat kemampuan pembentukan bisnis baru mereka sebagai sesuatu yang tidak layak, maka mereka dapat menyimpulkannya sebagai hal yang tidak diinginkan dan sebaliknya. Oleh karena itu, adalah mungkin bahwa sikap siswa terhadap wirausaha dapat secara positif dipengaruhi oleh partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan, namun karena tidak adanya persepsi kelayakan (kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk bekerja sendiri, dan atau kemampuan untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan) niat wirausaha tidak mungkin terwujud. Sebaliknya, persepsi kelayakan siswa mungkin secara positif dipengaruhi oleh partisipasi dalam pendidikan kewirausahaan, tapi tanpa keinginan untuk menjadi wiraswasta, sekali lagi, niat wirausaha tidak dapat terbentuk.
Hypothesis 5: Entrepreneurial Education (EE) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Entrepreneurial Intention (EI) adalah benar bahwa hasil data dari sample mendukung hipotesis, yaitu terdapat pengaruh positif antara konstruk EE ke PFE . Drucker (1985) menegaskan bahwa kewirausahaan adalah pola perilaku, bukan ciri kepribadian, dan itu adalah wajar untuk menganggap bahwa seseorang dapat belajar bagaimana berperilaku kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan merupakan komponen penting dari pendidikan sekolah yang memberikan
stimulus
bagi
individu
membuat
pilihan
karir
untuk
mempertimbangkan wirausaha sebagai pilihan karir sehingga meningkatkan penciptaan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Kolveroid dan Moen, 1997). Dan hal ini dibuktikan secara empiris bahwa adanya matakuliah kewirausahaan di PE FE UI telah berpengaruh secara positif di dalam menciptakan niat kewirausahaan mahasiswa. Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
65
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang menyebabkan hasil yang diperoleh kurang sempurna. Keterbatas-keterbatasan tersebut diantaranya: 1. Jumlah responden yang digunakan untuk penelitian ini masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi total mahasiswa PE FE UI yang sudah mendapatkan matakuliah kewirausahaan. Sehingga kurang merepresentasikan kondisi aktual niat kewirausahaan mahasiswa. 2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan sample mahasiswa PE FE UI di Jakarta dan Depok yang sudah mendapatkan matakuliah Kewirausahaan, sehingga tidak dapat merepresentasikan adanya perbedaan niat mahasiswa di UI antara sebelum mereka mendapatkan matakuliah Kewirausahaan dengan sesudahnya.
3. Peneliti tidak menemani semua responden secara langsung pada saat pengisian kuesioner berlangsung, ini mengakibatkan responden kurang memahami dan mengerti terhadap pertanyaan yang diberikan.
4. Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian lebih detail. Salah satunya karena keterbatasn waktu, peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan cara online, ini mengakibatkan peneliti sulit mengidentifikasi apakah pengisian kuesioner sudah dilakukan dengan benar.
5. Mahasiswa yang dijadikan sample adalah 71 PE FE UI yang sudah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan pada semester gasal dan genap tahun ajaran 2010/2012 dan pada semester gasal 2011/2012, sedangkan penelitian dilakukan pada semester genap 2011/2012, maka terdapat perbedaan waktu yang cukup lama (sekitar 6 bulan) yang dikhawatirkan bahwa niat kewirausahaan mahasiswa tidak sepenuhnya timbul karena Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
66
matakuliah kewirausahaan, tetapi ada faktor-faktor lain di luar matakuliah Kewirausahaan yang bisa saja memicu niat kewirausahaan mahasiswa. 5.3
Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, penelitian
mengajukan sejumlah saran. Saran tersebut diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang mungkin berkepentingan terhadap hasil penelitian ini, maupun bagi penelitian selanjutnya. Berikut adalah sejumlah saran yang diajukan: 1. Dari segi pendidikan, maka matakuliah kewirausahaan di PE FE UI sebagai tempat penelitian, telah berhasil memberikan pengaruh positif terhadap timbulnya niat kewirausahaan mahasiswa. Hal ini sangat bermanfaat bagi tumbuhnya niat kewirausahaan di kalangan mahasiswa PE FE UI pada khususnya dan di lingkungan dunia kewirausahaan di Indonesia pada umumnya. Sehingga, kewirausahaan yang telah dipercaya sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global yang menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Minniti, Bygrave dan Autio, 2006) dapat semakin kuat terwujud di Indonesia. Untuk itu, keberadaan matakuliah kewirausahaan di PE FE UI hendaknya dapat dipertahankan terus keberadaannya, dan dapat dijadikan acuan untuk juga diajarkan di program-program studi lainnya di FE UI pada khususnya dan di universitas lain pada umumnya. 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persepsi kelayakan kewirausahaan mahasiswa berpengaruh negatif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Hal ini dapat berhubungan dengan sikap individu yang menjadi responden kuesioner terhadap attitude toward behavior dan subjective norms dianggap sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku (Ajzen, 1991). Dalam hal ini, menambahkan ke point Subjective Norm, Ajzen (1991) mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan dari rekanrekan seseorang atau individu dan orang lain (keluarga , rekan, teman Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
67
dekat) yang signifikan yang berdampak pada niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu sebagai antiseden dari perilaku. Contoh nyata tentang adanya sosok seseorang sebagai role model seorang wirausahawan bisa saja sangat mempengaruhi ketertarikan dan kelayakan mahasiswa untuk memiliki niat menjadi wirausahawan. Tidak dapat kita pungkiri, masih banyak pola pikir yang ditimbulkan dari keluarga dan lingkungan yang ada di budaya Indonesia adalah bahwa sukses adalah ketika sudah bekerja menjadi PNS. Untuk itu paradigma yang keliru ini adalah harus dirubah dengan lebih banyak lagi memberikan contoh-contoh nyata kepada mahasiswa mengenai contoh kasus suksesnya seorang wirausahawan.
5.4
Agenda Penelitian Berikutnya Dikarenakan
peneliti
menemukan
adanya
hasil
penelitian
yang
membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara matakuliah kewirausahaan dengan niat mahasiswa di PE FE UI untuk menjadi entrepreneur, dan niat adalah terbukti secara empiris sebagai antseden dari perilaku atau behavior, maka untuk penelitan berikutnya, peneliti akan melakukan penelitian mengenai seberapa banyak mahasiswa dengan niat untuk memulai bisnis baru setelah lulus kuliah yang telah benar-benar menjadi entrepreneur.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
68
Daftar Referensi Ajzen, I.(1991) The theory of planned behaviour. Organisational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179-211. Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012, www.bps.co.id Bird, B. (1988) Implementing entrepreneurial ideas: the case for intention, Academy of Management Review, 13, 3,442-453 Cantillion, R. (1755) Essai sur la Nature du Commerce en General, H. Higgs (ed.), (1931) Macmillan, London. Cole, A.H. (1965) An approach to the study of entrepreneurship, in Aitken, H.G. (ed.), Explorations in enterprise, Harvard University Press, Cambridge, Mass, 3044 Davidsson, P. (2005) The types and contextual fit of entrepreneurial processes. International Journal of Entrepreneurship Education, 2, 4, 407-430 Duening, Thomas N (2008) Entrepreneuship cognitive skill school of thoughts : GENERATION
ENTREPRENEURSHIP
CURRICULA,
Published
on
AllBusiness.com, Tuesday, January 1 2008. Drucker, P.F. (1985) Innovation and entrepreneurship: Practice and principles, (Paperback, Drucker Series, Harper and Row, NY.). Gardner, H. (2007). The five minds for the future. Cambridge, MA: Harvard Business School Press. Gartner, W.B. (1988) Who is an entrepreneur? Is the wrong question, American Journal of Small Business, 12, 4, 11-32
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
69
Gustafsson, V. (2004) Entrepreneurial decision-making: individual, tasks and cognition, Doctoral , Jonkoping International Business School, No. 022 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=866: minimnya-jumlah-pengusaha-ancam-perekonomian&catid=50:bindberita&Itemid=97 http://www.bisnis.com/articles/jumlah-wirausaha-ri-naik-jadi-1-56-percent Imam Ghozali, M. C. (2008). Structural Equation Modeling - Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: Badan Penerbit-UNDIP Katalog Mata Ajar FE UI 2009 / 2010 Kent, D. Sexton and K. Vesper, (Eds.), Encyclopaedia of entrepreneurship, 72-90 Kolvereid, L., Moen, O. (1997) Entrepreneurship among business graduates: Does a major in entrepreneurship make a difference? , Journal of European Industrial Training, 21, 4, 154-160 Kolvereid, L. and Isaksen, E. (2006) New business start-up and subsequent entry into self-employment. Journal of Business Venturing, 21, 866-885 Kolvereid, L. (1996a) Organisational employment versus self-employment: reasons for career choice intentions, Entrepreneurship Theory and Practice, 20, 3, 23-31 Kim, M.S. and Hunter, J. (1993) Relationships among attitudes, behavioural intentions and behaviour, Communication Research, 20, 331-364 Krueger, N., Reilly, M., and Carsrud, A. (2000) Competing models of ntrepreneurial intentions. journal of Business Venturing, 15, 5-6, 411-432 Linan, Francisco (2004) Intention-based models of entrepreneurship education , University of Seville, Spain Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
70
Low, M.B., and MacMillan, J.C. (1988) Entrepreneurship: Past research and future challenges. Journal of Management, 14, 139-161 McStay , Dell (2008), An investigation of undergraduate student self-employment intention and the impact of entrepreneurship education and previous entrepreneurial experience, School of Business - Bond University, Australia. Minitti, M., Bygrave, W. and Autio, E. (2006), Global Entrepreneurship Monitor 2005 Executive Report, www. Gemconsortium.org Mitchell, R., Busenitz, L., Lant, T., McDougall, P. and Morse, E., Smith, J. (2002) Toward a theory of entrepreneurial cognition, Entrepreneurship Theory and Practice, 26, 93-104 Morris, M., Lewis, P. and Sexton, D. (1994) Reconceptualizing entrepreneurship: An input-output perspective, Advanced Management Journal, 59, 1, 21-31 Sarasvathy, S.D. (1998). How do firms come to be? Towards a theory of the prefirm.Doctoral dissertation thesis.Carnegie Mellon University Shapero, A. and Sokol, L. (1982) The social dimensions of entrepreneurship. InC. Sheffield, R. (2007). Why discipline, synthesis, creativity, respect, and ethics are literally quintessential. (Book review). People Management, 13(12): June; 53 Shepherd, D.A. and DeTienne, D.R. (2005) Prior knowledge, potential financial reward,
and
opportunity
identification, Entrepreneurship
Theory
and
Practice, 29, 1, 91-112
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
71
Lampiran
Dear teman-teman, Berkaitan dengan adanya penelitian yang Saya lakukan guna sebagai pemenuhan karya akhir, mengenai : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa', Saya bermaksud meminta kesedian teman-teman untuk dapat meluangkan sedikit waktunya untuk berpartisipasi mengisi kuisoner dibawah ini. Kita semua mengetahui bahwa kewirausahaan yang merupakan jantung dari tumbuhnya Usaha Kecil dan Menengah, adalah terbukti kuat menopang roda perekonomian negara dan kuat terhadap ancaman krisis moneter, untuk itu, tujuan saya melakukan penelitian ini kepada mahasiswa Program Ekstensi FE UI yang telah mendapatkan matakuliah Kewirausahaan, adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari matakuliah Kewirausahaan yang sudah kita dapatkan dalam menumbuhkan Niat Kewirausahaan kita. Niat Kewirausahaan Mahasiswa: niat kewirausahaan didefinisikan sebagai niat untuk menjadi wiraswasta (Ajzen,1991). Mohon diperhatikan bahwa : 1. Survey ini adalah mengenai : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa 2. Mohon beri respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang ada. 3. Untuk pertanyaan yang meminta angka atau jumlah, mohon beri angka/jumlah aktual 4. Semua respons akan dirahasiakan, tidak ada individu atau organisasi yang akan diidentifikasi 5. Data yang diperoleh akan digunakan hanya untuk klarifikasi statistik. Mohon diisi dengan jujur dan mewakili perasaan terdalam teman-teman , karena suara teman-teman dalam kuesioner ini akan memberikan masukan positif dan membangun dunia pendidikan di Indonesia umumnya, dan di FE UI khususnya. Terimakasih, All...
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
72
Jenis kelamin: *
pria
wanita
usia : *
≤25 th
25 - 30 tahun
30 - 35 tahun
35 - 40 tahun
> 40 tahun
Latar belakang pedidikan yang Anda miliki sebelum menjadi mahasiswa PE FE UI *
SMA dan lainnya yang sederajat
Diploma
Sarjana
Status Anda saat ini : *
mahasiswa saja
mahasiswa dan karyawan
mahasiswa dan wiraswasta
mahasiswa , karyawan dan wiraswasta
Jumlah pendapatan Anda per bulan : * adalah gaji / pendapatan yang rutin Anda terima / bulan
1 juta - 2 juta
2 juta - 5 juta
5 juta - 10 juta
> 10 juta Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
73
Apakah Anda pernah mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan? *
Pernah
Belum pernah , silakan untuk tidak melanjutkan pengisian kuesioner
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan keinginan saya untuk menjadi wiraswasta *
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan Opportunity Recognizing Mind saya
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan Designing Mind saya
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan Risk Managing Mind saya
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan Resilient Mind saya
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan Effectuating Mind saya
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
74
Matakuliah Kewirausahaan menumbuhkan rasa kelayakan Anda untuk menjadi wiraswasta * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya sangat tertarik untuk mendirikan bisnis saya sendiri. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya sangat ingin bekerja untuk diri sendiri. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Ide untuk memiliki bisnis milik saya sendiri sangat menarik bagi saya * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya tidak bisa membayangkan jika saya nantinya bekerja untuk orang lain. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Bekerja di bisnis milik saya sendiri secara pribadi akan sangat memuaskan * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat mengidentifikasi peluang bisnis baru * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat menciptakan cara-cara untuk meningkatkan produk yang sudah ada untuk sebuah bisnis baru. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
75
Saya percaya saya dapat membuat produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan (yang tak terpenuhi) pelanggan. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya bisa berhasil mengembangkan bisnis baru. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat berpikir kreatif dalam bisnis * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat menginspirasi orang dengan berbagi visi bisnis saya. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat berhasil melakukan analisis pasar terkait dengan memulai bisnis baru. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat menetapkan dan mencapai tujuan dan sasaran yang terkait dengan usaha bisnis baru saya * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat merumuskan serangkaian tindakan dalam mengejar peluang bisnis * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dana investasi baru yang potensial. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
76
Saya percaya saya dapat mengidentifikasi dan membangun tim manajemen untuk mengembangkan bisnis. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya bisa mengembangkan hubungan bisnis dengan orang-orang penting untuk membantu saya dalam peluang bisnis. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya percaya saya dapat mentolerir perubahan yang tak terduga dalam kondisi bisnis * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya yakin saya dapat bertahan dalam menghadapi ancaman kemunduran bisnis * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya yakin saya mampu bekerja secara produktif di bawah tekanan terus menerus dan tekanan dari pekerjaan * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Jika saya ingin, saya percaya saya dapat berhasil memulai bisnis saya sendiri. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya bekerja saat ini untuk tujuan memiliki bisnis saya sendiri setelah saya selesai mendapatkan matakuliah Kewirausahaan * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
77
Saya berniat untuk memulai bisnis saya sendiri setelah saya lulus dari kuliah saya. * 1 2 3 4 5 6 sangat setuju
sangat tidak setuju
Saya berniat untuk memulai bisnis saya sendiri dalam lima tahun ke depan. * 1 2 3 4 5 6 sangat tidak setuju
sangat setuju
Saya berniat untuk memulai bisnis saya sendiri dalam sepuluh tahun ke depan. * 1 2 3 4 5 6 sangat setuju
sangat tidak setuju
HASIL ANALISA SPPS DAN PLS Tabel 4.3 Reliabilitas Perceived Self Efficacy
Sumber : SPSS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
78
Tabel 4.4 Reliabilitas Entrepreneurship Intention
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.5 Validitas Variabel Entrepreneuship Education
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.6 Validitas Variabel Perceived Desirability of Entrepreneurship
Sumber : SPSS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
79
Tabel 4.7 Validitas Variabel Perceived Self Efficacy
Sumber : SPSS Output
Tabel 4.8. Validitas Variabel Entrepreneurship Intention
Sumber : SPSS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
80
Hasil Bootstrapping Full Construck
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
81
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
Edu1 <- EE
0,515628
0,498511
0,132429
0,132429
3,893619
Edu2 <- EE
0,708966
0,707562
0,052286
0,052286
13,559469
Edu3 <- EE
0,694073
0,688347
0,053432
0,053432
12,989881
Edu4 <- EE
0,682239
0,671354
0,079969
0,079969
8,531329
Edu5 <- EE
0,694748
0,700293
0,076143
0,076143
9,12425
Edu6 <- EE
0,79956
0,792207
0,058843
0,058843
13,587923
Efi1 <- PSE
0,824529
0,830017
0,045145
0,045145
18,263851
Efi10 <- PSE
0,613315
0,612058
0,08628
0,08628
7,108464
Efi11 <- PSE
0,60459
0,598669
0,075699
0,075699
7,98674
Efi12 <- PSE
0,902027
0,900935
0,019068
0,019068
47,306943
Efi13 <- PSE
0,849561
0,849648
0,047082
0,047082
18,044231
Efi14 <- PSE
0,703645
0,69214
0,069305
0,069305
10,15289
Efi15 <- PSE
0,596248
0,580174
0,100233
0,100233
5,948624
Efi16 <- PSE
0,696597
0,692496
0,062397
0,062397
11,163952
Efi17 <- PSE
0,597669
0,59185
0,089188
0,089188
6,701232
Efi2 <- PSE
0,892633
0,891494
0,025361
0,025361
35,197072
Efi3 <- PSE
0,771521
0,76133
0,04759
0,04759
16,211958
Efi4 <- PSE
0,778362
0,773216
0,060566
0,060566
12,851514
Efi5 <- PSE
0,789485
0,786788
0,0676
0,0676
11,678806
Efi6 <- PSE
0,518403
0,508396
0,092839
0,092839
5,583876
Efi7 <- PSE
0,753405
0,765365
0,105988
0,105988
7,108409
Efi8 <- PSE
0,669829
0,648127
0,069608
0,069608
9,622803
Efi9 <- PSE
0,608075
0,603066
0,092055
0,092055
6,605554
des1 <- PDE
0,760571
0,758899
0,06238
0,06238
12,192541
des2 <- PDE
0,917041
0,916973
0,020816
0,020816
44,054755
des3 <- PDE
0,89895
0,896761
0,021079
0,021079
42,645953
des4 <- PDE
0,803919
0,810788
0,058332
0,058332
13,78169
int1 <- EI
0,782432
0,775373
0,065951
0,065951
11,863834
int2 <- EI
0,696865
0,689431
0,071154
0,071154
9,793791
int3 <- EI
0,729583
0,734576
0,048895
0,048895
14,921382
int4 <- EI
0,920943
0,91783
0,02017
0,02017
45,658604
int5 <- EI
0,899486
0,894848
0,029062
0,029062
30,950654
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
82
Setelah Edu 1 dikeluarkan Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
Edu2 <- EE
0,709425
0,712086
0,058999
0,058999
12,024283
Edu3 <- EE
0,719329
0,720683
0,056829
0,056829
12,657741
Edu4 <- EE
0,709174
0,716334
0,074343
0,074343
9,539163
Edu5 <- EE
0,678164
0,687775
0,086975
0,086975
7,79724
Edu6 <- EE
0,787088
0,779171
0,066666
0,066666
11,806419
Efi1 <- PSE
0,823096
0,823272
0,055514
0,055514
14,826878
Efi10 <- PSE
0,611139
0,617755
0,087622
0,087622
6,974753
Efi11 <- PSE
0,60457
0,596941
0,081751
0,081751
7,39526
Efi12 <- PSE
0,901422
0,905226
0,01912
0,01912
47,144566
Efi13 <- PSE
0,849242
0,849191
0,049416
0,049416
17,185463
Efi14 <- PSE
0,70273
0,703016
0,06673
0,06673
10,531024
Efi15 <- PSE
0,601306
0,6113
0,089501
0,089501
6,718429
Efi16 <- PSE
0,694099
0,699102
0,061598
0,061598
11,268185
Efi17 <- PSE
0,598052
0,58658
0,091645
0,091645
6,525721
Efi2 <- PSE
0,891614
0,892994
0,029905
0,029905
29,814814
Efi3 <- PSE
0,773533
0,774281
0,055963
0,055963
13,822303
Efi4 <- PSE
0,777311
0,790077
0,064856
0,064856
11,985237
Efi5 <- PSE
0,787799
0,800733
0,070199
0,070199
11,222329
Efi6 <- PSE
0,513476
0,521962
0,10207
0,10207
5,030635
Efi7 <- PSE
0,75369
0,76444
0,106138
0,106138
7,101037
Efi8 <- PSE
0,672301
0,665212
0,074459
0,074459
9,029146
Efi9 <- PSE
0,613278
0,619022
0,084287
0,084287
7,276043
des1 <- PDE
0,760534
0,759621
0,067619
0,067619
11,247305
des2 <- PDE
0,916227
0,918409
0,017429
0,017429
52,570599
des3 <- PDE
0,898652
0,893854
0,023433
0,023433
38,349438
des4 <- PDE
0,805341
0,811766
0,048854
0,048854
16,484495
int1 <- EI
0,781376
0,771424
0,066089
0,066089
11,823117
int2 <- EI
0,695782
0,692237
0,079542
0,079542
8,747336
int3 <- EI
0,732353
0,728165
0,062463
0,062463
11,724682
int4 <- EI
0,920467
0,920677
0,020584
0,020584
44,717202
int5 <- EI
0,898855
0,901457
0,030389
0,030389
29,578722
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
83
Discriminant Validity
cross loading EE
EI
PDE
PSE
Edu2
0,709425
-0,078605
0,257321
0,69948
Edu3
0,719329
-0,238455
0,10125
0,658226
Edu4
0,709174
-0,120657
0,264343
0,642971
Edu5
0,678164
-0,194625
0,0681
0,550428
Edu6
0,787088
0,034222
0,387897
0,636396
Efi1
0,64883
-0,12194
0,318458
0,823096
Efi10
0,618245
-0,171445
0,110805
0,611139
Efi11
0,626364
0,043284
0,490003
0,65457
Efi12
0,743317
-0,116513
0,379778
0,901422
Efi13
0,651838
-0,194711
0,279514
0,849242
Efi14
0,677581
-0,084042
0,20717
0,70273
Efi15
0,613735
-0,252838
0,337741
0,601306
Efi16
0,716705
-0,198584
0,143966
0,894099
Efi17
0,632152
0,086001
0,479283
0,798052
Efi2
0,710925
-0,13361
0,348935
0,891614
Efi3
0,757854
-0,229631
0,087007
0,773533
Efi4
0,60081
-0,082337
0,2551
0,777311
Efi5
0,628304
-0,053335
0,362128
0,787799
Efi6
0,386323
0,038764
0,441806
0,513476
Efi7
0,597775
-0,212146
0,222234
0,75369
Efi8
0,539327
-0,199159
0,089769
0,672301
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012
84 Efi9
0,616708
-0,252838
0,269467
0,623278
des1
0,206563
0,078421
0,760534
0,266856
des2
0,246808
0,336043
0,916227
0,302661
des3
0,316464
0,218047
0,898652
0,392865
des4
0,267345
0,179772
0,805341
0,323366
int1
-0,107049
0,781376
0,151004
-0,135637
int2
-0,068067
0,695782
0,158492
-0,082403
int3
-0,15821
0,732353
0,236232
-0,141647
int4
-0,16449
0,920467
0,262229
-0,194415
int5
-0,121288
0,898855
0,212237
-0,161338
Tabel 4.17 R Square R Square EE EI 0,161703 PDSE 0,095547 PFE 0,789057 Sumber : SmartPLS Output
Tabel 4.18 Path Coeficients (Mean, STDEV,T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
EE -> EI
0,072244
0,045508
0,215339
0,215339
0,33549
EE -> PDSE
0,309107
0,32496
0,078966
0,078966
3,914412
EE -> PFE
0,888289
0,892485
0,023629
0,023629
37,59266
PDSE -> EI
0,388154
0,416342
0,089433
0,089433
4,340181
PFE -> EI
-0,395723
-0,369532
0,231855
0,231855
1,706764
Sumber : SmartPLS Output
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Marlinna Budiarti, FE UI, 2012