UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG PALING MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: STUDI KASUS PADA PT TIGA SINERGI BERJAYA DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
KARYA AKHIR
RADITYO CAESAR YURINOV 1206302724
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG PALING MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI: STUDI KASUS PADA PTTIGA SINERGI BERJAYA DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
RADITYO CAESAR YURINOV 1206302724
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
ii
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
iii
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
KATA PENGANTAR
Rasa syukur tak terkira kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan rahmat dan karunia-NYA sampai hari ini saya bisa menyelesaikan Karya Akhir ini. Karya Akhir ini dibuat dalam rangka menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
1. Ibu Betty Purwandari, S.Kom., M.Sc., PhD selaku pembimbing pertama karya akhir ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan juga telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran-saran perbaikan atas kekurangan karya akhir penulis 2. Bapak Riri Satria, S.Kom., M.M. selaku pembimbing kedua karya akhir ini yang telah meluangkan banyak waktunya bagi penulis. 3. Segenap Pengajar MTI yang telah memberikan pengajaran yang berharga selama dua tahun ini dan staf akademik yang telah memberikan layanan yang baik selama kegiatan perkuliahan. 4. PT Tiga Sinergi Berjaya sebagai tempat penulis berkonsultasi untuk studi kasus karya akhir ini serta seluruh karyawan perusahaan yang turut memberikan andil dalam keberhasilan penulis untuk menyusun karya akhir ini, terutama para manajemen puncak (Hendy Tjuwita, Doris Esty Siahaan) yang telah bersedia meluangkan waktunya yang berharga untuk penulis. 5. Bude Prof. Dr. drg. Margaretha Suharsini Soetopo M.S., SpKGA(K), tanpa dukungannya selama ini maka tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan semua yang berkaitan dengan perkuliahan juga karya akhir ini. Dukungan beliau sungguh tidak tergantikan. 6. Bude Soehartini Sekartjakrarini, Ph.D yang telah memberikan masukan untuk karya akhir ini. 7. My cousin, Isabella Paramitha, S.H., M.Sc yang sudah menjadikan membantu me-review karya akhir ini. iv
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
v
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
vi
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Radityo Caesar Yurinov : Magister Teknologi Informasi : Analisis Faktor Yang Paling Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi Studi kasus pada PT Tiga Sinergi Berjaya Dengan Menggunakan Analytic Hierarchy Process
Terdapat masalah mengenai kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT TSB. Pengunaan Accurate yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi ternyata masih jauh dari hasil yang diinginkan. Kemungkinan penyebab dari hal ini adalah adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sebuah metode penentuan keputusan dengan mengkuantifikasikan nilai-nilai kualitatif dari tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yaitu: kapabilitas personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, pendidikan dan pelatihan, komite pengendalian sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi. Ketujuh faktor tersebut dievaluasi berdasarkan tiga aspek yaitu: kepuasan pengguna, penggunaan sistem dan kualitas layanan sistem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan referensi kepada perusahaan terhadap faktor yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi agar lebih diperhatikan dan ditingkatkan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa faktor yang menduduki tiga peringkat teratas adalah: kapabilitas personal, pendidikan dan pelatihan, dan dukungan manajemen puncak. Maka perlunya sebuah pengendalian internal menyeluruh berupa kebijakan dan prosedur yang mengatur adanya validasi, pemisahan fungsi dan wewenang agar laporan keuangan tetap terjamin kebenarannya. Kata kunci: kepuasan pengguna, Sistem Informasi Akuntansi, Analytic Hierarchy Process
vii
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Radityo Caesar Yurinov : Magister Teknologi Informasi : Most Influencing Factors Analysis of Accounting Information Systems at PT Tiga Sinergi Berjaya With Analytic Hierarchy Process
There was a problem regarding the performance of Accounting Information Systems at PT TSB. Use of Accurate is expected to improve the performance of Accounting Information Systems is still far from the desired result. Possible causes of this is the existence of several factors that affect the performance of Accounting Information Systems. This study uses the Analytic Hierarchy Process (AHP), a method of determining the decision to quantify the qualitative values of the seven factors that affect the performance of accounting information systems, namely: personal capabilities, organizational size, top management support, the formalization of information systems development, education and training , committees controlling the information systems and location of information systems departement. The seven factors are evaluated based on three aspects: user satisfaction, system usage and quality of service system. The purpose of this study is to provide a reference to the company on the factors that most affect the performance of accounting information systems in order to be considered and improved. The results of this study found that the factors that occupy the top three are: personal capabilities, education and training, and support of top management. Hence the need for a thorough internal control in the form of policies and procedures that govern the existence of validation, the separation of functions and powers in order to secure financial statements remain true. Keywords: user satisfaction, Accounting Information Systems, Analytic Hierarchy Process
viii
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ........................................... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ................................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ................................................................................................................. viii DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................................. 5 1.3. Pertanyaan Penelitian............................................................................................ 7 1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8 1.6. Batasan Penelitian ................................................................................................. 9 1.7. Sistematika Penelitian ........................................................................................... 9 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 11 2.1. Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akutansi ........................ 11 2.1.1. Kapabilitas Personal ..................................................................................... 11 2.1.2. Ukuran Organisasi ........................................................................................ 14 2.1.3. Dukungan Manajemen Puncak ..................................................................... 15 2.1.4. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 17 2.1.5. Pendidikan dan Pelatihan .............................................................................. 18 2.1.6. Komite Pengendalian Sistem Informasi ....................................................... 20 2.1.7. Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi ......................................... 21 2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi .................................................................. 22 2.2.1. Dimensi-Dimensi Kinerja ............................................................................. 22 2.2.2. Pengertian Sistem ......................................................................................... 26 2.2.3 Pengertian Informasi ..................................................................................... 27 2.2.4. Pengertian Akuntansi .................................................................................... 28 2.2.6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. ...................................................... 30 2.2.7. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ............................................................ 33 2.3. Analytic Hierarchy Process ................................................................................. 34 2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 38 2.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 41 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................. 43 3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 43 3.2. Tahapan Penelitian .............................................................................................. 43 3.2.1. Perumusan masalah ...................................................................................... 43 3.2.2. Penentuan Kriteria ........................................................................................ 44 3.2.3. Penentuan alternatif faktor–faktor ................................................................ 45 3.2.4. Penyusunan Model AHP .............................................................................. 45 ix
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
3.2.5. Pengumpulan data dengan survei ................................................................. 46 3.2.6. Proses penghitungan menggunakan AHP..................................................... 47 3.2.7. Menyusun Kesimpulan Penelitian ................................................................ 48 ANALISIS ..................................................................................................................... 49 4.1. Responden ........................................................................................................... 49 4.2. Analisis Kriteria Penilaian ................................................................................... 49 4.3. Analisis Skema .................................................................................................... 52 4.5. Implikasi Penilaian Faktor yang Paling mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ............................................................................................................ 63 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 70 5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 70 5.2. Saran .................................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 72
x
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan harapan dan fakta yang terjadi saat peralihan dari MS Excel ke Accurate..........................................................................................................6 Tabel 2.1 Skala penilaian elemen pada AHP............................................................... 37 Tabel 2.2 Contoh penentuan bobot penilaian karakteristik.......................................... 38 Tabel 2-3 Tabel Random Consistency Index (RI)........................................................ 38 Tabel 4.1 : Rangkuman kriteria penilaian.................................................................... 52 Tabel 4.2 Matrix Aspek Penilaian................................................................................ 53 Tabel 4.3 Matrix Normalisasi Aspek Penilaian............................................................ 53 Tabel 4.4 Matrix Sub kriteria Aspek Kepuasaan Pengguna......................................... 54 Tabel 4.5 Matrix Normalisasi Sub kriteria Aspek Kepuasan Pengguna ..................... 55 Tabel 4.6 Matrix Sub kriteria Penggunaan Sistem....................................................... 56 Tabel 4.7 Matrix Normalisasi Sub kriteria Aspek Penggunaan Sistem....................... 57 Tabel 4.7 Matrix Sub kriteria Aspek Kualitas Layanan Sistem................................... 58 Tabel 4.8 Normalisasi sub kriteria Aspek Kualtias Layanan Sistem........................... 59 Tabel 4.9 Keseluruhan Priority Vector........................................................................ 61 Tabel 4.10 Perbandingan Keseluruhan Faktor............................................................. 63 Tabel 4.11 Pemetaan hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan penyebab...................................................................................................... 64
xi
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka kuesioner AHP................................................................. Gambar 2.2 Kerangka.......................................................................................... Gambar 3.1 Metodologi Penelitian...................................................................... Gambar 3.2 Hubungan teori................................................................................. Gambar 3.3 Alur penyusunan AHP..................................................................... Gambar 4.1 Hubungan keterkaitan.......................................................................
xii
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
37 42 44 45 46 68
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang timbulnya keingintahuan lebih mendalam tentang permasalahan penelitian sehingga menimbulkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
1.1
Latar Belakang Masalah
Sistem Informasi Akuntansi merupakan aktivitas untuk mengumpulkan dan memproses data dan transaksi secara terkomputerisasi menjadi informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi dan membantu pihak manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi yang baik seharusnya memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut yaitu: 1.
Memperoleh informasi dengan lebih akurat.
2.
Memperoleh informasi dengan cepat.
3.
Membantu mengatasi kelemahan dan masalah yang belum dapat diatasi oleh sistem yang sedang digunakan dalam perusahaan.
Menurut Sugiharto (2001) dan Choe (1995) keberhasilan kinerja suatu Sistem Informasi Akuntansi dipengaruhi oleh tujuh faktor yaitu: 1.
Kapabilitas personal. Merupakan kemampuan seseorang untuk mengemban tugas yang diberikan secara baik dan benar.
2.
Ukuran organisasi. Besarnya sebuah organisasi yang dapat diukur dari banyaknya karyawan yang bekerja pada organisasi tersebut.
3.
Dukungan manajemen puncak. Fasilitas berupa kebijakan atau prosedur yang diberikan oleh para pucuk pimpinan.
4.
Formalisasi pengembangan sistem informasi. Suatu bentuk implementasi dari sistem informasi yang akan atau sedang dijalankan yang dalam bentuk dasarnya berupa sebuah departemen.
1
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
2
5.
Pendidikan dan pelatihan. Sebuah kegiatan peningkatan kemampuan sumber daya manusia agar dapat menjalankan tugas yang diberikan.
6.
Komite pengendali sistem informasi. Pengawas yang mengawasi jalannya kebijakan dan prosedur secara baik dan benar.
7.
Lokasi departemen sistem informasi akuntansi. Tempat dimana spesialisasi dari struktur organisasi dijalankan.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh ketujuh faktor di atas terhadap kinerja sistem informasi akuntansi menurut Baroudi, Olson, Ives, Lucas, Robey, dan Schewe (Tait dan Vessey, 1988), dan Cerullo, Ginzberg, King dan Rodriquez, Lucas, dan Zmud (Montazemi, 1988) dapat diukur dengan Penggunaan Sistem (System Use) dan Kepuasan Pengguna Informasi (User Information Satisfaction). Sedangkan menurut Bigdely & Honari (2009) Service Quality juga merupakan bagian yang penting dalam meningkatkan pemasaran dan penjualan.
Dengan demikian, menurut pendapat para ahli di atas maka parameter keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi dapat ditentukan oleh Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna, dan Kualitas Layanan Sistem. Namun penelitian terdahulu menyebutkan perbedaan hasil terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi di tiap-tiap perusahaan. Karena itulah peneliti tertarik meneliti masalah ini.
Peneliti menemukan masalah terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT Tiga Sinergi Berjaya yang bergerak di bidang perikanan. PT Tiga Sinergi Berjaya yang didirikan pada tahun 2006. PT Tiga Sinergi Berjaya memiliki kantor pusat di Jakarta dan untuk kegiatan produksinya berada di Ambon. Kegiatan usaha PT Tiga Sinergi Berjaya yang terletak di Ambon melakukan pengolahan ikan, penangkapan dan collecting ikan dari nelayan. Untuk pengolahan ikan PT Tiga Sinergi Berjaya mempunyai Unit Pengolahan Ikan (UPI), untuk penangkapan ikan mempunyai armada kapal tangkap sebanyak 10 unit kapal, dan untuk mengumpulkan ikan mempunyai 4 unit kapal collecting. PT Tiga Sinergi Berjaya juga berkerjasama untuk menjual hasil Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
3
produknya secara langsung kepada pembeli dan mengeskpor produknya ke luar negeri antara lain China, Singapura, Jepang, dan Amerika.
Pada tahun 2006, PT Tiga Sinergi Berjaya menggunakan program Microsoft Excel sebagai alat bantu operasional keuangannya. Namun dalam perjalanannya ditemukan masalah sehingga akhirnya PT Tiga Sinergi Berjaya pada tahun 2011 memutuskan menggunakan sebuah Sistem Informasi Akuntansi yang bernama Accurate guna membantu proses operasional keuangannya.
Microsoft Excel adalah aplikasi pengolah angka yang dikeluarkan oleh Microsoft Corporation. Microsoft memiliki fitur-fitur yang memungkinkannya diintegrasikan dengan aplikasi Microsoft Office lainnya. Microsoft Excel tampil dengan format Workbook yang tersusun atas beberapa sheet. Setiap sheet terdiri atas beberapa cell sebagai ruang data. Microsoft Excel banyak digunakan sebagai software pengolah data keuangan karena memiliki kelebihan sebagai berikut: 1.
Mempunyai kemampuan menampung data yang cukup besar dengan satu juta baris dan 16.000 kolom dalam satu sheet. Dalam suatu laporan keuangan terkadang banyak kolom yang harus dibuat guna memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak.
2.
Microsoft Excel mempunyai format yang paling populer dan fleksibel, sebagian besar software data entry ada fasilitas konversi ke dalam format Excel atau format lain yang dapat dikenali oleh Excel, atau jika dibutuhkan bisa dikonversi kembali dari Excel ke software statistik lainnya. Data statistik banyak dibutuhkan oleh pengguna informasi keuangan karena dapat menggambarkan secara jelas posisi atau kondisi keuangan perusahaan.
3.
Microsoft Excel mempunyai program penggunaan rumus yang sangat lengkap sehingga mempermudah pengolahan angka untuk menghasilkan dokumen yang lebih kompleks. Fitur ini dapat membantu untuk melakukan penghitunganpenghitungan keuangan secara otomatis. Hal ini tentunya dapat menghindari salah penghitungan manual yang dilakukan menggunakan kalkulator.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
4
Di samping kelebihan yang dimiliki oleh Microsoft Excel ternyata juga terdapat kekurangan yang dirasa cukup menggangu yaitu: 1.
Aplikasi ini memerlukan banyak memory (RAM) dan proccessor yang besar (CPU) sehingga perlu sebuah PC yang memadai pula. Bila infrastruktur hardware tidak mendukung maka proses pelaporan keuangan dapat terganggu.
2.
Fitur pembuatan rumus pada Excel juga dapat berakibat buruk bila penggunanya salah memasukkan rumus. Hal ini dapat berakibat kesalahan penghitungan yang cukup fatal karena akan mempengaruhi keseluruhan laporan keuangan.
3.
Adanya bug dari Excel yang sangat mengganggu yaitu penghitungan Excel yang tidak tepat contoh: 5,1x12.850, seharusnya hasilnya adalah 65535 tapi di Excel tertera 100.000. Walaupun hal ini jarang terjadi, namun hasil penghitungan yang salah akan berakibat sangat fatal pada sebuah laporan keuangan.
Maka, dengan adanya kekurangan yang dimiliki Microsoft Excel, PT Tiga Sinergi Berjaya memutuskan untuk mengadopsi sebuah software yang berfokus pada Sistem Informasi Akuntansi bernama Accurate. Accurate versi bahasa Indonesia merupakan software adaptasi dari Accurate International. Tampilan yang user friendly dengan banyak pilihan skin sehingga terkesan modern dan juga untuk menghilangkan kejenuhan karena skin dapat diganti-ganti. Accurate mempunyai kelebihan sebagai berikut: (accurate4tutorial.wordpress.com) 1.
Client Server Technology.
2.
Multi Users dengan tiga tingkat kewenangan yaitu Create, Edit dan Report.
3.
Multi Currencies dengan menghitung otomatis realize & unrealized gain/loss.
4.
Multi Unit dengan tiga tingkat perhitungan unit setiap barang.
5.
Multi Warehouse (banyak gudang).
6.
Multi Discount (discount item, discount invoice, dan discount payments).
7.
Project & Department (versi Deluxe Edition dan Enterprise Edition).
8.
Real Time Processing dengan Backward & Forward Transaction.
9.
Fungsi pilihan tampilan menu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
10. Perubahan desain template setiap voucher dan invoice.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
5
11. Report yang dapat dicustomize (designer) sendiri oleh user jika memahami proses report dengan Fast Report. 12. Digit transaksi sampai dengan 15 digit dan dua desimal 920 trilliun (920.000.000.000.000,00). 13. Keakuratan perhitungan kuantitas barang sampai dengan 4 desimal. 14. Bisa custom financial statement dengan berbagai macam pengelompokan untuk tipe Balance Sheet dan Income Statement. 15. Fasilitas Grouping di dalam item yaitu mengelompokkan beberapa barang dalam satu kelompok barang baru dengan tanpa proses penggabungan. 16. Fasilitas Job Costing yaitu mengelompokkan barang dalam satu kelompok barang baru dengan proses penggabungan dan dengan nilai cost yang baru. 17. Fitur Extract Import yang memungkinkan Anda mengekstrak transaksi penjualan dari perusahaan cabang untuk dikirimkan ke perusahaan pusat.
Dengan adanya berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Accurate, PT Tiga Sinergi Berjaya berharap dapat membantu meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
1.2. Perumusan Masalah Peneliti melakukan wawancara terhadap tiga orang narasumber dari PT Tiga Sinergi Berjaya yaitu Hendy Tjuwita, Feri Yuliana, dan Doris Esty Siahaan. Ternyata masih ditemukan beberapa masalah yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan itu. Berikut ini adalah komponen kinerja Sistem Informasi Akuntansi: 1.
Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2.
Prosedur-prosedur. Baik manual maupun yang terotomatis, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi,
3.
Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4.
Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5.
Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
6
Dari hasil wawancara dengan tiga orang narasumber tadi dibuat sebuah tabel permasalahan yang terkait dengan komponen-komponen kinerja Sistem Informasi Akuntansi: Tabel 3.1 Perbandingan harapan dan fakta yang terjadi saat peralihan dari MS Excel ke Accurate No
1
2
3
Harapan
Fakta
Dapat menyelesaikan laporan keuangan lebih cepat Menggunakan laporan keuangan yang terstandarisasi Dapat mengurangi tingkat kesalahan posting
Hasil
Ruang lingkup penelitian
Terpenuhi
Data
X
Sudah menggunakan sesuai standar
Terpenuhi
Prosedur
X
Tingkat ketelitian operator kurang
SDM
Kurangnya prosedur validasi
Prosedur
SDM
Infrastruktur dan Prosedur
Tidak terpenuhi
4
Menghilangkan Masih terjadi Tidak penyelewengan penyelewengan terpenuhi
5
Meningkatkan keamanan data keuangan
6
Komponen SIA terkait
Laporan keuangan selesai lebih cepat kurang lebih 1 hari
Masih terdapat kesalahan posting
Mempersingkat waktu pengiriman data keuangan
Kemungkinan penyebab
Terdapat fitur multiuser dan log, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik
Pemahaman Terpenuhi pengguna sebagian yang kurang.
Masih menggunakan email sebagai media pengiriman data
Lokasi kantor pusat yang berjauhan dengan kantor cabang, kurangnya Infrastruktur dan tidak ada kebijakan yang mengatur akan hal ini
Tidak terpenuhi
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
7
No
7
Harapan Dapat menyediakan laporan gaji karyawan
Hasil
Kemungkinan penyebab
Tidak terpenuhi
Tidak didukung oleh software Accurate
Fakta
Tidak dapat menyediakan
Komponen SIA terkait
Software
Ruang lingkup penelitian X
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa masih ada beberapa harapan yang tidak terpenuhi dan baru terpenuhi sebagian pada saat penggunaan Accurate. Padahal Accurate diharapkan dapat menghasilkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang jauh lebih baik daripada Microsoft Excel. Menarik dapat dilihat bahwa kemungkinan penyebab kinerja sistem informasi akuntansi tidak banyak mengalami peningkatan bukanlah dari komponen software-nya itu sendiri melainkan ada beberapa faktor lain seperti kurang telitinya operator (Kapabilitas Personal), tidak adanya kebijakan mengenai prosedur tertentu (Dukungan Manajemen Puncak), dan lokasi yang berjauhan (Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi) yang menyebabkan kinerja dari software tersebut dan sistem informasi akuntansi secara keseluruhan menjadi tidak seperti yang diharapkan.
1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan masalah tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui “Faktor apa yang paling mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntasi pada PT Tiga Sinergi Berjaya?”
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang di tulis di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui faktor yang paling memiliki pengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi di PT Tiga Sinergi Berjaya.
2.
Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
8
1.5. Manfaat Penelitian 1.
Untuk dunia Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi mereka yang berkeinginan melakukan penelitian lanjutan sehingga dapat menumbuhkembangkan pemahaman atas arti penting sistem informasi akutansi, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2.
Untuk Institusi Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana di kalangan para pengajar dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Sehingga mereka dapat lebih memahami arti penting sistem informasi akutansi khususnya yang terkait peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi, khususnya faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur peringkatnya.
3.
Untuk Masyarakat Umum (Publik) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi publik termasuk di dalamnya para praktisi yang dalam keseharian menggeluti penyusunan dan menganalisis laporan keuangan. Dengan adanya pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akutansi maka pekerjaan mereka semakin efektif dan efisien.
4.
Untuk Organisasi/Perusahaan Mengetahui tindakan yang harus di lakukan untuk memecahkan masalah yang ada dan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dengan memperbaiki celah faktor yang paling mempengaruhinya.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
9
1.6. Batasan Penelitian Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka di butuhkan sebuah batas untuk penelitian ini. Batasan penelitian ini adalah: 1.
Kriteria penilaian yang digunakan adalah Kepuasan Pengguna, Penggunaan Sistem dan Kualitas Layanan Sistem.
2.
Faktor yang diteliti adalah Kapabilitas Personal, Ukuran Organisasi, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem, Pendidikan dan Pelatihan Pengguna,
Pengendali Sistem Informasi, dan
Lokasi Departemen Sistem
Informasi. 3.
Penelitian ini hanya berfokus pada PT Tiga Sinergi Berjaya.
1.7. Sistematika Penelitian Dalam mengkonstruksi laporan penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk skripsi, dibutuhkan suatu sistematika penelitian sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang timbulnya keingintahuan lebih mendalam tentang permasalahan penelitian sehingga menimbulkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari definisi yang terkait dengan sistem informasi akutansi, partisipasi, kepuasan pelanggan, manajemen sumber daya manusia terutama yang terkait dengan konsep kapabilitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, dan konsep manajemen terutama yang terkait dengan konsep manajemen.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
10
Bab ini berisi tentang kerangka pemikiran, paradigma penelitian yang digunakan, pendekatan penelitian, desain penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang peranan partisipasi pengguna, kepuasan pengguna, kapabilitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan dan dukungan manajemen mempengaruhi kinerja sistem informasi akutansi.
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini menjawab atas apa yang dipertanyakan dalam perumusan penelitian. Selain itu pula, berdasarkan temuan di lapangan maka bab ini juga akan menyampaikan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi akademis, institusi dan masyarakat pelak.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari definisi yang terkait dengan sistem informasi akutansi, partisipasi, manajemen sumber daya manusia terutama yang terkait dengan konsep kapabilitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, dan konsep manajemen.
2.1. Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akutansi Berdasarkan hasil penelitian dari Soegiharto (2001) dan Choe (1995) yang menemukan adanya kontradiksi dalam penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, maka peneliti menggunakan tujuh faktor yang di teliti oleh Soegiharto (2001) dan Choe (1995).
2.1.1. Kapabilitas Personal Kata “Kapabilitas” berasal dari bahasa Inggris yaitu capability yang merupakan gabungan dari kata capacity dan ability. Dalam Oxford Dictionary (2009) dijelaskan bahwa capability is the ability to perform actions. As it applies to human capital, capability is the sum of expertise dan capacity. (Kemampuan adalah kemampuan untuk melakukan tindakan. Seperti berlaku untuk modal manusia, kemampuan adalah jumlah dari keahlian dan kapasitas). John W. Newstrom, Keith Davis (2006) menjelaskan bahwa salah satu determinant factor terhadap kinerja (performance) adalah kemampuan atau kapabilitas sumber daya manusia yang ada di dalam suatu organisasi. Flavio Commin, Mozaffar Qizilbash dan Sabina Alkire yang dikutip oleh Marihot Tua Efendi Haridanja dan Yovita Hardiwati (2002), menjelaskan bahwa dari perspektif psikologis, kemampuan atau kapabilitas sumber daya manusia terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan realitas (skill) atau ketrampilan. Dalam hal ini, sumber daya manusia yang memiliki
potensi
dan
didukung
dengan
ketrampilan
menjadi
11
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
lebih
mudah
Universitas Indonesia
12
mencapai kinerja atau hasil kerja atau prestasi kerja yang optimal sebagaimana yang diharapkan baik oleh dirinya maupun organisasi tempat beraktivitas.
Contoh, bila pengguna memiliki kemampuan secara teori tentang aplikasi sistem informasi akuntansi dan didukung dengan ketrampilannya menggunakan sistem tersebut, maka menjadi mudah mengoperasikan sistem informasi akuntansi yang dihadapinya dalam keseharian.
Poerwadarminta (2006), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan atau kapabilitas (capability) adalah kesanggupan seseorang untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya dengan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja. Pendapat Devito yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2004), menjelaskan bahwa kemampuan identik dengan kreativitas karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki setiap orang lahir dengan potensi kreatif dan potensi ini dapat dikembangkan atau dipupuk.
Conny Semiawan (2004) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru antar unsur data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Budi W. Soetjipto dan A. Usmara (2002), menjelaskan bahwa kapabilitas adalah kemampuan untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda di antara individu. Lebih lanjut Budi W. Soetjipto dan A. Usmara (2002), menjelaskan bahwa ada 6 (enam) kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem yaitu:
1
Kapabilitas Ekstraktif. Kemampuan sumber daya alam dan sumber daya manusia masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara optimal oleh organisasi. Seperti, sebuah organisasi menggunakan atau memperkerjakan operator pada sistem informasi akuntansi yang organisasi gunakan. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
13
2
Kapabilitas Distributif. Kemampuan sumber daya yang ada didistribusikan oleh setiap komponen yang ada di dalam sebuah organisasi. Untuk kepentingan kemajuan organisasi dan berimplikasi pada masing-masing anggota organisasi. Seperti, sumber daya manusia yang memahami dan memiliki kemampuan sistem informasi akuntansi didistribusikan pada bagian atau unit kerja untuk kepentingan kemajuan organisasi. Dan pada gilirannya untuk kemajuan masing-masing anggota organisasi.
3
Kapabilitas Regulatif. Dalam menyelenggarakan pengawasan tngkah laku anggota organisasi dan sistem maka dibutuhkan adanya pengaturan. Seperti, ditentukan siapa yang memiliki kewenangan sebagai Penggunaan Sisteminformasi akuntansi yang digunakan oleh sebuah korporasi. Hal ini diperkuat dengan peraturan dalam bentuk surat penunjukan tugas.
4
Kapabilitas Simbolik Kemampuan organisasi dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh setiap komponen dan anggota organisasi. Seperti, korporasi berkreasi dalam sistem informasi akuntansi yang lebih akurat, cepat dan hdanal sehingga kebijakan ini diterima oleh setiap komponen dan anggota organisasi.
5
Kapabilitas Responsif Dalam proses sistem terdapat input dan output, di mana input adalah masukan sedangkan output adalah hasil. Bisa saja terjadi hasil tidak diterima oleh organisasi dan anggota organisasi. Seperti, hasil sistem informasi akuntansi dipdanang kurang akurat maka perlu dilakukan perubahan baik dalam data masukan maupun sistem itu sendiri.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
14
6
Kapabilitas Internal dan External Sebuah organisasi tidak lah sendirian, melainkan harus melakukan kontak. Apalagi dalam bidang usaha, maka korporasi membutuhkan kerjasama. Dalam hal ini dibutuhkan sistem infomasi akuntansi yang mampu memberikan dukungan untuk keperluan di atas.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka peneliti dapat menarik suatu sintesa bahwa yang dimaksud dengan kemampuan atau kapabilitas atau adalah kemampuan tindakan atau perwujudan untuk melakukan sesuatu dengan dilandasi oleh kreativitas kerja pegawai yang optimal.
2.1.1.1 Dimensi dan Indikator Kapabilitas Personal Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa dimensi-dimensi kemampuan meliputi: 1.
Kemampuan potensi (gabungan dari intelligent quatation, emotional quatation dan spiritual quatation disingkat menjadi IESQ)
2.
Kemampuan realitas (skill) atau ketrampilan.
Bertitiktolak dari dua dimensi tersebut maka dapat diwujudkan indikator-indikator kemampuan yang meliputi: 1.
Ketrampilan menjalankan tugas dan pekerjaan
2.
Ketrampilan memberikan penguatan (reinforcement skill)
3.
Ketrampilan mengadakan variasi (variation skill).
2.1.2. Ukuran Organisasi JM. Pennings (2004) menjelaskan bahwa terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan mempengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Dengan kata lain ukuran mempengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
15
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008) menjelaskan bahwa struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: 1.
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2.
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3.
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5.
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6.
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
2.1.3. Dukungan Manajemen Puncak Setiap oganisasi dalam usaha untuk mencapai visi dan misinya, dan mengevaluasi sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai sangat memerlukan dukungan manajemen puncak.
Menurut Chen dan Paulraj (2004) mendefinisikan dukungan manajemen puncak adalah komitmen pada waktu, biaya dan sumber daya untuk mendukung segala kegiatan perusahaan agar tetap berproses secara stabil dan dapat mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Sedangkan dukungan manajemen puncak menurut Hasmi (2004) menurut adalah sebagai berikut: Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
16
“Pihak yang bertanggungjawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi” Achmad S. Rucky (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dukungan manajemen puncak adalah berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya manusia dan wewenang demi kesuksesan korporasi. George H Bodnar dan William S. Hopwood (2011) menjelaskan bahwa manajemen puncak berperan sebagai tutor dan sekaligus sebagai fasilitator dalam mengimplementasikan rencana dan aplikasinya untuk pencapaian tujuan korporasi.
Robbins dan Coulter (2004) menjelaskan bahwa motivasi merupakan keadaan yang baik, kesediaan, kemampuan, kebutuhan dari setiap individu ketika melaksanakan perkerjaan demi tercapainya tujuan organisasi. Dukungan manajemen puncak adalah kegiatan berdampak, mengarahkan dan menjaga perilaku manusia yang ditunjukkan oleh pimpinan tinggi suatu perusahaan atau organisasi. Langkah-langkah nyata yang bisa digunakan dalam dukungan manajemen puncak antara lain sebagai berikut: 1.
Kenali baik-baik anggota organisasi dan kebutuhan mereka,
2.
Tetapkan sasaran yang harus dicapai berdasarkan prinsip-prinsip penetapan sasaran yang tepat,
3.
Kembangkan sistem pengukuran kinerja yang reliabel dan berikan umpan balik kepada mereka secara periodik,
4.
Tempatkan anggota pada pekerjaan berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya,
5.
Berikan dukungan dalam penyelesaian tugas melalui pelatihan
dan
menumbuhkan rasa kompetensi, 6.
Kembangkan sistem reward yang adil,
7.
Berlaku objektif dan jadilah teladan.
Berdasarkan definisi-definisi di atasmaka disimpulkan bahwa dukungan manajemen pucak adalah pihak yang bertanggung jawab atas penyediaan pedoman dengan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
17
komitmen dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya untuk mendukung kegiatan sistem informasi.
Komponen–komponen Dukungan Manajemen Puncak menurut Chen dan Paulraj (2004) adalah sebagai berikut: 1.
Decision Quality (Keputusan yang berkualitas). Keputusan yang berkualitas adalah
inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu
pemilihan cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah sesuai keinginan dan harapan. 2.
Decision Acceptance (Penerimaan Keputusan). Penerimaan keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini.
3.
Satisfaction with the Decision Process (Kepuasan dengan proses keputusan) .Kepuasan dengan proses keputusan bahwa kepuasan sebagai respon emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap keputusan.
4.
Development
of
Participant
Skills
(Membangun
keahlian
partisipan).
Membangun keahlian partisipan adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik
pegawai
dalam
memberikan respon
terhadap
kegiatan
yang
dilaksanakan dalam proses pengambilan keputusan serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
2.1.4. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Marshall B Romney dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi adalah mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Lebih lanjut lagi, Mulyadi (2009) menjelaskan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi
merupakan
bentuk
yang
paling
umum
dan
bentuk
dasar
departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
18
ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
menyebabkan
kemacetan-kemacetan
pelaksanaan
tugas
yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam (Sugiharto 2001) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau manajemen sains. Dalam masalah sistem informasi, hubungan antara formalisasi pengembangan sistem dan keberhasilan sistem informasi diusulkan dan diuji empiris oleh Lee dan Kim (1992) dan Thayer, et al.. (1981) dalam Choe (1996). Keduannya mengusulkan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem informasi (Septriani, 2010).
2.1.5. Pendidikan dan Pelatihan Edwin B. Flippo (2007) menjelaskan bahwa pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan manusia secara menyeluruh.
Samiaji Sarosa (2007) di dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa pelatihan sebagai upaya menutup gap antara kecakapan atau kemampuan pagawai terhadap tuntutan jabatannya sekaligus diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.
2.1.5.1.Pengertian Pendidikan dan Pelatihan T. Hani Handoko (2004) menjelaskan beberapa sasaran diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan yaitu: Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
19
1
Meningkatkan Produktivitas. Latihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatannya yang sekarang. Kalau level of performance nya naik atau meningkat maka berakibat peningkatan produktivitas dan peningkatan keuntungan bagi perusahaan.
2
Meningkatkan Mutu Kerja. Ini berarti peningkatan baik kualitas maupun kualitas tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, jelas akan lebih sedikit berbuat kesalahan dalam operasionalnya.
3
Meningkatkan
Ketepatan
dalam
Human
Recources
Planning.
Pelaksanaan program latihan yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan dimasa yang akan datang. Apabila ada lowonganlowongan makasecara mudah akan diisi oleh tenaga-tenaga dari dalam perusahaan sendiri.
4
Meningkatkan Moral Kerja. Apabila perusahaan melaksanakan program latihan yang tepat, iklim dan suasana organisasi pada umumnya akan menjadi lebih baik. Dengan iklim kerja yang sehat maka moral kerja (semangat kerja) juga akan meningkat.
5
Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Suatu latihan yang tepat membantu menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. Selain dari pada hal tersebut, lingkungan kerja akan menjadi lebih aman dan tenteram.
6
Menunjang Pertumbuhan Pribadi. Ini dimaksudkan pelaksanaan program latihan yang tepat sebenarnya memberi keuntungan kedua belah pihak yaitu perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri. Bagi tenaga kerja jelas dengan mengikuti pelaksanaan program latihan juga jelas akan lebih melaksanakan dalam bidang kepribadian, intelektual dan keterampilan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
20
2.1.6. Komite Pengendalian Sistem Informasi Pemrosesan data elektronik (Electronic Data Proscessing) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian dari teknologi informasi, EDP melakukan pemrosesan data secara berulang kali terhadap data yang sejenis dengan bentuk pemrosesan yang relatif sederhana. Sebagai contoh, pemrosesan data elektronis dipakai untuk pemutakhiran (update) stock dalam suatu daftar barang (inventory), pemrosesan transaksi nasabah bank, pemrosesan booking untuk tiket pesawat terbang, reservasi kamar hotel, pembuatan tagihan untuk suatu jenis layanan, dll.
Untuk mengawasi EDP berjalan secara baik dan benar maka diperlukannya sebuah Komite Pengendalian Sistem Informasi. James A. Hall (2010) menjelaskan bahwa pengertian komite pengendalian sistem informasi adalah sekelompok orang yang turut mengendalikan beroperasinya sistem informasi. Dalam hal ini, mereka yang terlibat adalah dewan direksi,
komite audit, manager, pemilik, dan karyawan
mengenai pentingnya pengendalian internal sebuah korporasi.
Kemudian, James A. Hall (2010) menjelaskan bahwa komite pengendalian sistem informasi diperlukan kehadirannya dalam sebuah korporasi dikarenakan beberapa hal yaitu: 1.
Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti: kebakaran atau panas yang berlebihan, banjir, gempa bumi, badai angin, dan perang.
2.
Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti: kegagalan hardware.
3.
Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuasi listrik.
4.
Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
5.
Tndakan
yang tidak
disengaja,
seperti:
kecelakaan
yang disebabkan
kecerobohan manusia, kesalahan tidak disengaja karena teledor, kehilangan atau salah meletakkan, dan kesalahan logika. 6.
Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
21
7.
Tindakan disengaja, seperti: sabotase, penipuan computer, penggelapan.
Lebih lanjut lagi, Barry E. Cushing dan Marshall B. Rommey (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa ancaman (threats) lainnya sehingga komite pengendalian system informasi akuntansi diperlukan adalah: 1.
Merekrut karyawan yang tidak kualified (Hiring of unqualified).
2.
Pelanggaran hukum oleh karyawan (Violation of employment law).
3.
Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk pembayaran (master payroll file).
4.
Ketidakakuratan data waktu (Inaccurate time data).
5.
Ketidakakuratan proses pembayaran.
6.
Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran.
7.
Kehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran.
8.
Performansi jelek.
2.1.7. Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi Tony Boczko (2007) menjelaskan bahwa departemen sistem informasi akuntansi tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor perancangan struktur organisasi di mana ada faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu: 1.
Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2.
Teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi
3.
Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi, kemanapun dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
4.
Ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
22
Stephen A. Moscove, (2007) di dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System, menjelaskan bahwa Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi merupakan mekanisme-mekanisme formal di mana organisasi dikelola. Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi di masukkan ke dalam sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubunganhubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengdanung unsur-unsur spesialis kerja ,standarisasi , koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi John H. Berndanin dan Joice E. A. Russel. (2000) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kinerja (performance) adalah The record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period (Catatan hasil yang dihasilkan pada suatu fungsi tugas atau aktivitas yang ditentukan selama suatu masa waktu yang ditentukan).
Robert, Bacal (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kinerja (performance) adalah: “suatu proses kemitraan komunikasi antara seorang pegawai dengan atasan tentang harapan yang hendak dicapai (establishing clear expectation) yang terkait dengan: a) Esensi dari fungsi pekerjaan untuk dikerjakan pegawai; b) Bagaimana pegawai berkonstribusi dalam pekerjaannya untuk mencapai sasaran organisasi; c) Adanya kejelasan terminologi pekerjaan bagaimana sebaiknya sesuatu dapat dikerjakan dengan baik (doing the job well); d) Bagaimana pegawai dan atasan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan atau membangun kinerja pegawai secara berkelanjutan; e) Bagaimana kinerja dari suatu pekerjaan dapat diukur; dan f) Mengidentifikasi berbagai rintangan untuk menggerakkan kembali kinerja.” 2.2.1. Dimensi-Dimensi Kinerja Dale Furthwengler (2002) menjelaskan bahwa ada beberapa dimensi yang terdapat dalam kinerja yaitu: Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
23
1
Kecepatan. Kecepatan sangatlah penting bagi keunggulan bersaing perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur di bawah ini. a)
Tindakan karyawan mengindikasikan pemahaman mengenai derajat kepentingan kecepatan dalam lingkungan persaingan
b)
Karyawan melakukan pekerjaan dengan bagus
c)
Karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
d)
Karyawan mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat.
2
Kualitas. Kualitas tidak dapat dikorbankan demi kecepatan, mengenai kualitas dapat dilihat beberapa unsur di bawah ini.
3
a)
Karyawan bangga terhadap pekerjaannya
b)
Karyawan melakukan pekerjaannya dengan benar sejak awal
c)
Karyawan mencari cara-cara untuk memperbaiki kualitas pekerjaannya.
Layanan. Aspek layanan dapat dilihat dari beberapa unsur di bawah ini. a)
Tindakan karyawan dapat mengindikasikan pemahaman pentingnya melayani kepada para pelanggan
b)
Karyawan menunjukkan keinginannya untuk melayani orang lain dengan baik
4
c)
Karyawan merespon pelanggan dengan tepat waktu
d)
Karyawan memberikan lebih dari apa yang diminta oleh pelanggan.
Nilai Pemahaman mengenai nilai sangat penting dalam keputusan pembelian, penetapan sasaran, menyusun prioritas dan efektivitas kerja. Ada dua hal yang tercakup dalam aspek nilai yaitu: a)
Tindakan karyawan mengindikasikan pemahaman mengenai konsep nilai
b)
Nilai merupakan sesuatu yang dipertimbangkan oleh karyawan dalam pengambilan keputusan.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
24
5
Keterampilan interpersonal. Aspek keterampilan interpersonal diindikasikan dari kondisi-kondisi sebagai berikut: a)
Karyawan menunjukkan perhatian pada perasaan karyawan lain
b)
Karyawan menggunakan bahasa yang memberi semangat kepada karyawan lain
6
c)
Karyawan bersedia membantu karyawan lain
d)
Karyawan dengan tulus merayakan keberhasilan karyawan lain.
Mental untuk sukses. Kondisi mental para karyawan dibutuhkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Aspek mental meliputi hal-hal berikut: a)
Karyawan memiliki sikap can do everything (yakin bahwa ia dapat melakukan apa pun)
7
b)
Karyawan mencari cara untuk menambah pengetahuannya
c)
Karyawan mencari cara untuk memperbanyak pengalamannya
d)
Karyawan realistis dalam mengukur kemampuannya.
Terbuka untuk perubahan. Perubahan dibutuhkan untuk penyesuaian terhadap dinamika lingkungan. Kemampuan karyawan untuk berubah, ditengarai dari indikasi-indikasi sebagai berikut:
8
a)
Karyawan bersedia menerima perubahan
b)
Karyawan mencari cara untuk menyelesaikan tugas lama
c)
Tindakan karyawan mengindikasikan sifat ingin tahu
d)
Karyawan memdanang perannya sebagai pelayan.
Kreativitas Pengembangan kreativitas berpotensi menghasilkan inovasi-inovasi. Hal-hal yang menunjukkan kondisi pengembangan kreativitas meliputi unsur-unsur sebagai berikut: a)
Karyawan menunjukkan kreativitas dalam pemecahan masalah
b)
Karyawan menunjukkan kemampuan untuk melihat hubungan antara masalah-masalah yang kelihatannya tidak berkaitan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
25
c)
Karyawan dapat mengambil konsep abstrak dan mengembangkan menjadi konsep yang dapat diterapkan
d)
9.
Karyawan menerapkan kreativitasnya pada pekerjaan sehari-hari.
Keterampilan berkomunikasi Karyawan yang terampil berkomunikasi menjadi asset yang sangat berarti bagi perusahaan.
Indikasi
keterampilan
karyawan
dalam
berkomunikasi
berkembang di dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut: a)
Karyawan menampilkan gagasan logis dalam bahasa yang mudah dipahami
10
b)
Karyawan menyatakan ketidak setujuannya tanpa menciptakan konflik
c)
Karyawan menulis dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan tepat
d)
Karyawan menggunakan bahasa yang bernada optimis.
Inisiatif Inisiatif karyawan dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Insiatif karyawan ini tercermin dalam perusahaan misalnya. Karyawan selalu bersedia membantu orang lain jika pekerjaannya telah selesai. Karyawan ingin selalu terlibat dalam proyek baru. Karyawan selalu berusaha mengembangkan keterampilannya di luar tempat kerja. Karyawan menjadi sumber gagasan untuk perbaikan kinerja.
11
Perencanaan dalam organisasi. Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam manajemen. Dari perencanaan yang baik, sebuah kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Untuk aspek perencanaan dalam organisasi ini meliputi sebagai berikut: a)
Karyawan selalu membuat jadual kerja personal
b)
Karyawan bekerja berdasarkan jadual tersebut
c)
Karyawan selalu lebih dahulu memutuskan pendekatan yang akan digunakan pada tugasnya sebelum memulainya
d)
Karyawan selalu dapat dengan mudah menemukan informasi pada filenya. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
26
2.2.2. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yaitu suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Marshall B Romney, dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2012) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Kerzner yang dikutip oleh Ikhsan dan Prianthara (2008) sistem merupakan sekumpulan komponen yang merupakan manusia maupun bukan manusia, di mana komponen tersebut dikelola sebagai suatu suatu kesatuan demi tercapainya tujuan bersama.
Leod, yang diterjemahkan oleh Teguh (2001), menjelaskan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Mulyadi (2009) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa sistem adalah berbagai unsur, elemen atau komponen yang saling berhubungan terdiri Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
27
dari manusia dan/atau bukan manusia
yang bertindak sebagai satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.3 Pengertian Informasi Marshall B Romney dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa informasi sangat penting didalam perusahaan. Suatu Sistem yang kurang memberikan informasi akan sulit untuk mendukung pengambilan keputusan dengan tepat. Lebih mendalam lagi, Marshall B Romney dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa informasi merupakan data yang berguna yang telah diatur, diproses dan diolah untuk memberikan arti sehingga dapat dijadikan alat bantu pengambilan keputusan
George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2012) menjelaskan bahwa karakteristik dari informasi adalah sebagai berikut: 1
Relevan Informasi
itu
kemampuan
relevan pengambil
jika
mengurangi keputusan
ketidakpastian, untuk
memperbaiki
membuat
prediksi,
mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2
Handal Informasi itu danal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas diorganisasi.
3
Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4
Tepat waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan penggambil keputusan menggunakannya dalam mengambil keputusan. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
28
5
Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
6
Dapat diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
2.2.4.
Pengertian Akuntansi
Financial Accounting Standard Board, yang dikutip oleh S. Hadibroto (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akuntansi merupakan sebuah aktivitas jasa penyedia informasi kuantitatif mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Encyclopedia Britannica yang dikutip oleh S. Hadibroto (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akuntansi merupakan sebuah petunjuk mengenai teori-teori tertentu, asumsi, peraturan dan prosedur untuk proses pelaporan informasi yang berguna bagi kegiatan dan tujuan organisasi. American Institite of Certified Public Accountants (AICPA) yang dikutip oleh S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa : “akuntansi adalah suatu keahlian untuk mencatat, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan dengan cara yang tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksidan kejadian yang sebagian sekurang-kurangnya bersifat keuangan dan menginterprestasikan hasil yang diperoleh.” Lebih lanjut lagi, S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa agar informasi yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu sebuah teknik pencatatan dan penyajian sebuah laporan keuangan. Teknik ini mempunyai hubungan yang erat sekali karena proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini bersumber dari hasil pencatatan yang telah dilakukan. Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan dalam penyajian, maka Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
29
pencatatan harus dilakukan dengan cepat, sehingga hasil yang diperoleh tidak menyesatkan.
Kemudian S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa akuntasni dapat membantu manajemen pernsahaan dalam menerima informasi tentang data yang diperlukan dan selanjutnya akan diproses sedemikian rupa yang akan digunakan untuk menentukan kebujaksanaan yang tepat dalam mengelola organisasi dan upaya pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2012) menjelaskan bahwa pada saat sekarang, definisi akuntansi lebih dititik beratkan pada penjelasan tentang konsep informasi akuntansi.
Marshall B Romney, dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akuntansi yang sesuai dengan konsep informasi akuntansi adalah kegiatan layanan. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama dalam entitas ekonomi yang secara intens akan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagai suatu aktivitas jasa, akuntansi mencakup sekumpulan teknik-teknik namun dipraktekkan dalam suatu kerangka teoritis yang harus dipatuhi. Kerangka ini tersusun dari prinsip dan praktek yang telah memperoleh dukungan profesi karena logika dan kegunaannya telah dapat diduga. Prinsip-prinsip dan praktek-praktek tersebut dinamakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip tersebut memberikan petunjuk atau pedoman pada propfesi akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Marshall B Romney, dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa dewasa ini akan lebih bermanfaat untuk meninjau akuntansi dari sudut fungsi dan tujuannya, yang lebih banyak meninjau dari sudut kepentingan para pemakai informasi keuangan. Lebih mendalam lagi, George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2012) menjelaskan bahwa untuk tujuan tersebut di atas, pandangan yang lebih dominan adalah untuk pengembangan akuntansi. Salah satu defenisi dimaksud sebagai berikut The basic pupose of financial accounting dan financial statement is to provide Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
30
financial information about individual business enterprises that is useful in making economic decisions. (tujuan dasar akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah untuk melengkapi informasi keuangan tentang perusahaan bisnis individu yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi).
S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa akuntansi keuangan menekankan pada peranannya yaitu untuk memberikan informasi bagai kepentingan para pemakai, baik pihak intern maupun ekstern, sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan. Lebih lanjut lagi, S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa daftar keuangan merupakan basil akhir dari proses akuntansi. Melalui proses akuntansi keuangan, akibat aktivitas ekonomi yang banyak sekali dan kompleks dari suatu perusahaan diakumulasi, dianalisis, dikuantifikasi, dicatat, diikhtisarkan dan dilaporkan sebagai informasi keuangan tentang perusahaan tersebut.
Kemudian, S. Hadibroto dan Sudarjat Sukadam (2003) menjelaskan bahwa daftar keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi ini diatur menurut disiplin ilmu akuntansi. Sebenarnya tidak ada aturan baku yang mewajibkan daftar keuangan harus disusun menurut akuntansi, namun ilmu akuntansi menyajikan daftar keuangan hams disusun menurut akuntansi, namun ilmu akuntansi menyajikan suatu tata cara pencatatan dan prosedur lainnya yang memungkinkan bagi penyusun daftar keuangan untuk dapat lebih baik dalam melaporkan aktivitas lainnya.
2.2.6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Terkait dengan pengertian sistem di Sub Bab 2.2.2 maka Krismiaji menjelaskan bahwa Sistem Informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.
Kemudian Wilkinson (2000) juga menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
31
mentransformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.
Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan accouting information system merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, dan funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Samiaji Sarosa (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan accounting information system sebagai subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang tujuannya adalah menghimpun, memproses dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Menurut Mulyadi (2009), unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah: 1. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi yang terjadi dalam organisasi yang didokumentasikan di atas secarik kertas. Dalam merancang suatu formulir, terdapat beberapa prinsip yang
harus
diperhatikan agar formulir tersebut
dapat
mendukung
terciptanya suatu sistem akuntansi yang baik adalah sebagai berikut: 1. Sedapat mungkin manfaatkan tembusan atau copy formulir. 2. Hindari duplikasi dalam pengumpulan data. 3. Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin. 4. Masukan unsur internal check dalam merancang formulir. 5. Cantumkan nama dan a!amat perusahaan pada formulir yang akan digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar. 6. Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi. 7. Beri nomor untuk identifikasi formulir. 8. Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir, jika formulir. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
32
9. Iebar digunakan, untuk memperkecil kemungkinan salah pengisian. 10. Cetaklah garis pada formulir, jika formulir tersebut akan diisi
dengan
tulisan. 11. tangan. Jika pengisian formulir akan dilakukan dengan mesin ketik, garis tidak perlu dicetak, karena mesin ketik akan dapat mengatur spasi sendiri, dan juga jika bergaris, pengisian formulir dengan mesin ketik akan memakan waktu lama. 12. Cantumkan nomor urut tercetak. 13. Rancanglah formulir tertentu sedemiki.an rupa se.hingga pengisi hanya membubuhkan tanda -../, atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu pengisiannya. 14. Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah dengan kertas tanpa karbon (carbonless paper). 15. Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut blokblok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait.
2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya Dalam jurnal ini data keuangan diklasiflkasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
3. Buku Besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelunmya dalam jurnal. Rekening- rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsurunsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4. Buku Pembantu Buku pembantu (subsidiary ledger) terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
33
buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (book of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.
5. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan. Laporan berisi informasi yang merupakan output dari sistem akuntansi.
Dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik untuk kebutuhan internal dan eksternal, sistem informasi akuntansi harus di disain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memeberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilakn inmformasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi yaitu untuk melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, aktivitas bisnis yang dilaksanakan secara efesien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta sejalan dengan peraturan yang telah digariskan, me;lindungi dan menjaga aktiva organisasi termasuk data yang diberikan perusahaan.
2.2.7. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Bertitiktolak dari uraian tentang pengertian sistem, akuntansi dan sistem informasi akuntansi di atas maka Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah hasil kerja atau prestasi kerja dari kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
34
Marshall B Romney, dan Paul J. Steinbart (2011) menjelaskan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi terdiri dari 5 (lima) komponen dalam kegiatan pelaksanaannya, sebagai berikut: 1.
Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi,
2.
Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatis, yang dilibatkan dalam mengumpulakan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitasaktivitas organisasi,
3.
Data tentang proses-proses bisnis organisasi,
4.
Software yang dipakai untuk memproses data organisasi,
5.
Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Lebih mendalam lagi, George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2012) menjelaskan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi penting dalam organisasi, yaitu: 1.
Mengumpulkan
dan
menyimpan
data
tentang
aktivitas-aktivitas
yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumberdaya yang dipengaruhi oleh aktivitasaktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. 2.
Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
3.
Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
2.3. Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah model yang dikembangkan oleh Saaty pada 1980. Saat ini AHP adalah salah satu metode terbaik dalam penentuan pilihan. AHP secara matematis mentransformasikan faktor-faktor subjektif, kualitatif, atau fuzzy menjadi variabel yang kuantitatif sehingga dapat dievaluasi. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
35
Pada awal perkembangan metode AHP, Saaty menentukan bahwa responden untuk pengambilan data pada bidang tertentu yang cocok adalah dari panelis ahli pada bidang tersebut (expert panel). Chou (2004) berpendapat pada umumnya, penentuan bobot nilai pada AHP dilaksanakan dengan mengadakan focus group discussion antar para expert panel. Seiring dengan evolusi dan adaptasi AHP terdapat penelitian yang melakukan pengambilan data untuk AHP melalui survei dan penyebaran kuesioner.
Menurut Saaty (2008) untuk membuat sebuah keputusan yang terurut dari sekumpulan alternatif berdasarkan kriteria tertentu, berikut ini adalah langkahlangkah pengerjaan AHP :
1.
Buat definisi permasalahan dan tentukan apa yang ingin dicari dari permasalahan tersebut
2.
Buat struktur pemilihan secara hierarki dari yang paling atas sebagai tujuan dari penentuan pilihan, kemudian level di bawahnya yaitu kriteria atau faktor dari penentuan pilihan (serta sub faktordari masing-masing faktor), dan level di bawahnya lagi yaitu sekumpulan alternatif pilihan yang akan ditentukan.
3.
Buat matriks perbandingan dengan nilai dimana pada setiap elemen pada level atas dibandingkan langsung dengan elemen yang berada tepat di bawahnya.
4.
Gunakan nilai prioritas yang didapat dari hasil komparasi untuk menimbang prioritas yang berada pada level yang berada tepat di bawahnya, lakukan untuk setiap elemen. Kemudian, untuk setiap elemen di bawahnya, tambahkan nilai yang telah diukur dengan nilai prioritas (weighted values) sehingga mendapatkan nilai keseluruhan atau prioritas global. Langkah penimbangan dan penjumlahan ini dilakukan sampai menemukan nilai prioritas terakhir yang berada pada level terbawah yaitu alternatif pilihan.
Untuk melakukan perbandingan, perlu ada skala bilangan yang menjadi indikasi seberapa besar tingkatan relevansi atau rasa dominan yang dimiliki oleh sebuah
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
36
elemen terhadap elemen lainnya. Pada tabel 2-1 terdapat skala bilangan yang telah ditentukan oleh Saaty.
Tabel 4.1 Skala penilaian elemen pada AHP (Saaty, 2008) Tingkat Definisi 1 2
Definisi Equal Importance Weak or slight
3
Moderate Importance
4
Moderate Plus
5
Strong Importance
6
Strong Plus
7
Very Strong
8
Very, Very Strong
9
Extreme
Reciprocals
1.1 - 1.9
Penejelasan Keduanya sama penting Penilaian dirasa lebih penting terhadap sebuah elemen Peniaian lebih penting terhadap sebuah elemen Penilaian sangat penting terhadap sebuah elemen dan dapat dibuktikan Penilaian paling penting terhadap sebuah elemen
Jika elemen i memiliki nilai di atas, maka ketika dibandingakan dengan elemen j, j memiliki nilai kebalikan i Jika kedua aktivitas sangat dekat
Untuk membandingkan antara dua buah kolom kriteria atau objek, Saaty menyarankan untuk menggunakan kerangka kuesioner sebagai berikut.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
37
Gambar 2.1 Kerangka kuesioner AHP
Pada kerangka kuesioner di atas, dicontohkan bahwa terdapat 4 buah kriteria yang dibandingkan. Keempat kriteria tersebut di atas dibandingkan satu sama lain, dan responden diminta untuk mengisi nilai tendensi terhadap kriteria tertentu jika dibandingkan
dengan
kriteria
lainnya.
Setelah
kriteria-kriteria
tersebut
dibandingkan, maka dapat diturunkan sebuah tabel untuk memetakan rasio tingkat signifikansi dari sebuah kriteria jika dibandingkan dengan kriteria lainnya. Tabel tersebut akan berbentuk seperti di bawah ini.
Tabel 2.2 Contoh penentuan bobot penilaian karakteristik C1
C2
C3
C4
C5
C1
1
3
4
2
4
C2
1/3
1
8
1
9
C3
1/4
1/8
1
6
1
C4
1/2
1
1/6
1
2
C5
1/4
1/9
1
1/2
1
Dalam pengambilan data AHP, diperlukan adanya penilaian terhadap konsistensi jawaban dari responden. Sebuah matriks dalam metode AHP tidak dapat dijamin Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
38
sempurna, oleh karena itu diperlukan batas toleransi terhadap inkonsistensi jawaban responden. Untuk itu, pada metode AHP juga dilakukan perhitungan terhadap nilai indeks konsistensi (Consistency Index/CI) dan rasio konsistensi (Consistency Ratio/CR) yang bertujuan untuk menilai inkonsistensi tersebut. Langkah-langkah dari penghitungan CI dan CR adalah sebagai berikut: Untuk menghitung CI maka diperlukan nilai yang dinamakan Principal Eigen Value
(A,,,,a,,).
Principal Eigen
Value didapatkan dari penjumlahan antara perkalian setiap elemen dari vektor eigen dengan penjumlahan dari nilai-nilai di dalam kolom-kolom pada matriks. - Setelah mendapatkan Principal Eigen Value, nilai tersebut akan digunakan untuk menghitung CI dengan rumus sebagai berikut.
CI = Amax − n n−1
- Setelah mendapatkan CI dilanjutkan dengan menghitung CR dengan melakukan pembagian antara CI dengan tabel Random Consistency Index (RI) (Saaty, 1980) yang direpresentasikan oleh tabel di bawah ini.
Tabel 2-3 Tabel Random Consistency Index (RI) n
1
2
3
4
RI
0
0
0.58
0.9
5
6
7
8
9
10
1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
- Nilai Consistency Ratio yang diterima adalah jika memiliki nilai di bawah 10%.
Jika telah mendapatkan nilai Consistency Ratio yang berada di bawah 10% maka dapat dikatakan bahwa evaluasi subjektif dari responden konsisten.
2.4. Penelitian Terdahulu Delone dan Raymond (Montazeni, 1988) menjelaskan bahwa
penerapan suatu
sistem dalam korporasi dihadapkan kepada 2 (dua) hal yaitu: 1. Apakah korporasi mendapatkan keberhasilan penerapan sistem, atau
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
39
2. Sebaliknya, apakah korporasi malah mendapatkan kegagalan dalam penerapan sistem.
Hal ini diperkuat oleh Baroudi, Olson, Ives, Lucas, Robey, dan Schewe (Tait dan Vessey, 1988), dan juga pendapat Cerullo, Ginzberg, King dan Rodriquez, Lucas, dan Zmud (Montazemi, 1988) yang menjelaskan bahwa para pakar tadi sepakat mengarahkan Penggunaan Sistem sebagai parameter keberhasilan sistem. Lebih mendalam lagi, para pakar lain, seperti Bailey, Pearson, Edstrom, Ives, Olson, Baroudi, dan Treacy (Tait dan Vessey, 1988) menjelaskan bahwa kepuasan Pengguna Informasi dijadikan sebagai parameter keberhasilan sistem.
Menurut Kettinger & Lee, dan Pitt et al. departemen IT dalam setiap perusahaan merupakan sebuah penyedia layanan untuk karyawan dan End User. Departemen IT sekarang memungkinkan interaksi dari klien internal dan eksternal dengan berbagai macam layanan, termasuk pemilihan Hardware/Software, Pengembangan sistem, Web Design, network, dan Pelatihan. Dari hasil survey Bigdely & Honari (2009) menyimpulkan bahwa email dan websites merupakan bagian penting dalam meningkatkan pemasaran dan penjualan. Email marketing banyak digunakan oleh Sport Marketer untuk memasarkan via outlet–outlet penjualannya. Oleh karena itu Service Quality menurutnya merupakan bagian penting dalam meningkatkan pemasaran dan penjualan.
Dari pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna dan Kualitas Layanan Sistem dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan sistem informasi Akuntansi.
Untuk memperkuat argumentasi simpulannya tersebut, pendapat Montazemi (1988) dan Soegiharto (2001) yang menegaskan bahwa kedua konstruk tersebut di atas yaitu Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna telah digunakan dalam riset sistem informasi sebagai pengganti untuk mengukur Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. (Soegiharto (2001) menjelaskan bahwa satu-satunya korelasi yang bersifat significant positive adalah korelasi antara Keterlibatan Pengguna dengan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
40
Penggunaan Sistem. Sedangkan variabel-variabel lain yang juga ikut diteliti, tidak menunjukkan korelasinya dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Lebih mendalam lagi, Soegiharto (2001) menjelaskan bahwa kendati variabel-variabel lainnya yang juga ikut diteliti menunjukkan korelasi dengan Kinerja Sistem Informasi namun korelasinya bersifat significant negative. Hal ini terjadi pada: 1. Korelasi antara Variabel Ukuran Organisasi dengan Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, 2. Korelasi antara Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi (Formalization
Development of Information System) dengan Penggunaan Sistem.
Temuan di atas menunjukkan bahwa di antara variabel-variabel yang diteliti sebagian mendukung terciptanya korelasi dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi karena bersifat significant positive. Namun juga ada variabel-variabel yang diteliti sebagian lainnya tidak mendukung terciptanya korelasi dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi karena bersifat significant negative. Kemudian, dengan mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Choe (1995) dan Soegiharto (2001), Dapat dijelaskan bahwa pengujian pebedaan tingkat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi antara korporasi yang memiliki dengan korporasi yang tidak memilki Komite Pengendalian Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan Pengguna dan Lokasi Departemen Sistem Informasi menunjukkan hasil yang berbanding terbalik. Maksudnya adalah tingginya tingkat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi malah terjadi pada korporasi yang tidak memiliki Komite Pengendalian Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan Pengguna dan Lokasi Departemen Sistem Informasi.
Selanjutnya untuk variabel Kepuasan Pengguna dan variabel Penggunaan Sistem kedua variabel tersebut berkorelasi tidak signifikan dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
pada korporasi yang justru memiliki memiliki Komite Pengendalian
Sistem Informasi, Pendidikan dan Pelatihan Pengguna, dan Lokasi Departemen Sistem Informasi.
Simpulan yang ditarik pada bahasan penelitian terdahulu menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Choe (1995) dan Soegiharto (2001) ditemukan hasilUniversitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
41
hasil di mana ada variabel-variabel yang dinilai mendukung dan berlawanan dalam pengaruhnya terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasi .
2.5. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dibangun sebuah kerangka teori untuk penelitian ini. Dengan landasan teori AHP, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Tiga Sinergi Berjaya adalah dengan: 1.
Menentukan kriteria penilaian,
2.
Menentukan alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi dan
3.
Menentukan pembobotan untuk masing masing kriteria penilaian dan juga pembobotan untuk masing-masing alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dengan penjelasan di atas maka peneliti dapat membuat kerangka pemikiran berdasarkan model AHP (Saaty 2008) secara umum adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
42
3 Faktor yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
Kepuasan Pengguna Task Support Quality of Worklife Interface Decision Making
Kapabilitas Personal
Ukuran Organisasi
Dukungan Top Manajemen
Penggunaan Sistem Actual Use Daily Use Frequency of Use Intention of Re-Use Nature of Use Navigation Patterns Number of Site Visits
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
Kualitas Layanan Sistem Tangible Reliablity Respnsiveness Assurance Empathy
Pendidikan dan Pelatihan Pengguna
Komite Pengendali Sistem Informasi
Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi
Gambar 2.2 : Kerangka
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kerangka pemikiran, paradigma penelitian yang digunakan, pendekatan penelitian, desain penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan teknik analisis data.
3.1 Metode Pengumpulan Data Data untuk Penelitian ini didapatkan dari sumber asli dengan metode survei dan instrumen berupa kuesioner. Data untuk penelitian ini diperoleh dari hasil survei kuesioner terhadap manajemen puncak sebagai pihak pengambil keputusan pada PT Tiga Sinergi Berjaya.
3.2. Tahapan Penelitian Berikut adalah tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya terlihat seperti Gambar 3.1.
3.2.1. Perumusan masalah Pada tahap ini, input yang digunakan adalah kumpulan dokumen, artikel yang relevan, dan disertai studi literatur yang cukup, dengan output berupa rumusan masalah. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan. Metode yang digunakan adalah pengumpulan dokumen.
43
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
44
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
3.2.2. Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan sebuah studi pustaka dari berbagai macam jurnal, artikel dan buku yang terkait dengan permasalahan yang diangkat untuk menjadi penelitian karya akhir ini. Output dari tahapan ini adalah berupa kerangka pemikiran yang merupakan rangkuman dari maksud dan tujuan di lakukannya penelitian ini. Metode yang dilakukan adalah pengumpulan dokumen.
3.2.2. Penentuan Kriteria Pada tahap dilakukan pengidentifikasian kriteria–kriteria yang menentukan sifat dari Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Kriteria–kriteria didapat dari studi literatur dari penelitian sebelumnya. Kemudian kriteria–kriteria tersebut diperkuat dengan teori–teori yang lain. Kriteria yang akan divalidasi adalah kriteria yang digunakan oleh Sugiharto
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
45
karena mereka telah menggunakan kriteria tersebut dalam penelitian mereka sebelumnya.
Montazemi (1988)
Ives dan Olson (1988)
Sugiharto (2001), Choe (1995), Ketingger & Lee (1994)
Nelson dan Cheney(1995)
Gambar 3.2 : Hubungan teori
Kriteria tersebut divalidasi dengan pendapat para pakar seperti Nelson dan Cheney (1987) dan Montazemi (1988), Ketingger & Lee (1995) Tahapan ini akan menghasilkan daftar kriteria yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya.
3.2.3. Penentuan alternatif faktor–faktor Pada tahapan ini diidentifikasi kan alternatif faktor–faktor berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dan Choe (1995). Selanjutnya, penentuan faktor– faktor ini akan di lihat hubungannya dengan faktor–faktor yang digunakan oleh peneliti lainnya. Faktor–faktor tersebut akan diidentifikasi berdasarkan kesamaannya dan perbedaannya dan digolongkan ke beberapa kategori. Tahapan ini akan menghasilkan faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
3.2.4. Penyusunan Model AHP Pada tahapan ini, input yang di gunakan adalah hasil analisis dari tahapan sebelumnya. Tahapan ini menghasilkan sebuah hierarchi model unuk AHP yang sesuai dengan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
46
konteks penelitian ini. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan hierarchy model yang akan digunakan untuk mengukur masing–masing elemen. Metode yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process oleh Saaty.
Menentukan hasil yang ingin dicapai
Menentukan daftar kriteria penilaian dan alternatif pilihan lain
Membangun hierarchy model AHP
Gambar 3.3 : Alur penyusunan AHP
Untuk menyusun hierarchy model AHP dibutuhkan tiga tahap yaitu menentukan hasil yang ingin dicapai, daftar kriteria penilaian, dan alternatif pilihan. Tahap menentukan hasil yang ingin dicapai telah dibahas di awal tulisan. Selanjutnya, tahap penyusunan daftar kriteria penilaian akan menggunakan daftar yang dihasilkan pada langkah analisis kriteria. Terakhir, daftar alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi akan menggunakan daftar yang dihasilkan pada langkah analisis alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
3.2.5. Pengumpulan data dengan survei Tahapan ini menggunakan Model AHP. Data yang dihasilkan yaitu hasil kuesioner yang dapat merepresentasikan jawaban dari para respoden. Tujuan dari tahap ini adalah mengumpulkan data dari para responden untuk mengetahui penilaian dari masingmasing elemen pada Model AHP. Metode yang digunakan adalah survei dengan berdasarkan question set dengan konteks pertanyaan dari hierarchy model AHP.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
47
Pada tahap awal akan dibuat daftar pertanyaan menggunakan rekomendasi cara pembuatan oleh Saaty. Selanjutnya kuesioner survei akan disusun berdasarkan daftar pertanyaan tersebut. Langkah berikutnya adalah menentukan responden survei yang menduduki posisi manajemen puncak di PT Tiga Sinergi Berjaya. Metode penyebaran kuesioner survei adalah dengan menggunakan situs pembuatan survei online (Google Forms). Kuesioner survei disebar ke seluruh responden menggunakan email.
3.2.6. Proses penghitungan menggunakan AHP Tahap ini menghitung data yang di dapat dari hasil survei yang di lakukan pada tahapan yang lalu. Hasilnya adalah berupa nilai peringkat dari masing–masing faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Tujuan dari tahapan ini adalah mengetahui faktor mana yang memiliki pengaruh yang paling tinggi. Penghitungannnya menggunakan AHP berdasarkan teori Saaty (2008).
Tahapan ini melalui beberapa proses iterasi untuk mendapatkan vektor eigen, langkahlangkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1.
Asumsikan bahwa Matriks A adalah matriks perbandingan masing-masing kriteria,
2.
Kuadratkan Matriks A,
3.
Jumlahkan nilai di masing-masing sel pada baris pada matriks baru hasil kuadrat Matriks A,
4.
Jumlahkan nilai total dari masing-masing baris,
5.
Bagi nilai total di masing-masing baris dengan nilai total,
6.
Hasil dari pembagian akan berskala dari 0 sampai 1. Skala tersebut merupakan vektor eigen yang jika diurutkan akan menandakan peringkat dari kriteria,
7.
Kemudian perlu di cek konsistensi jawaban para responden dengan ukuran RIT (Random Index Table) yang telah ditentukan oleh Saaty. Apabila ternyata nilai konsistensi dari jawaban responden melebihi 10% atau 0.1 maka artinya perlu dilakukan pengumpulan data kembali. Akan tetapi bila rata-rata jawaban para responden konsisten maka data tetap dapat diterima.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
48
Langkah-langkah di atas juga dilakukan ketika ingin mendapatkan vektor eigen untuk masing-masing alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.
3.2.7. Menyusun Kesimpulan Penelitian Pada tahap ini akan di simpulkan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Tahapan ini menghasilkan saran, komentar, dan indentifikasi kekurangan penelitian sehingga dapat menjadi landasan dan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
BAB 4 ANALISIS
Dalam bab ini akan diuraikan tentang peranan partisipasi pengguna, kepuasan pengguna, kapabilitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan dan dukungan manajemen mempengaruhi kinerja sistem informasi akutansi.
4.1. Responden Berdasarkan studi literatur dari beberapa jurnal International Symphosium of Analytic Hierarchy Process (ISAHP), rata-rata jumlah responden tidak lebih dari 10 orang dan harus berpredikat ahli atau orang yang mengerti benar permasalahan yang terjadi maka penulis memilih tiga orang responden dari manajemen puncak, selaku pihak yang mengambil keputusan dan yang berhubungan langsung dengan Sistem Informasi Akuntansi yang terdapat pada PT. Tiga Sinergi Berjaya. Ketiga orang responden tersebut adalah Hendy Tjuwita (Owner dari PT Tiga Sinergi Berjaya), Feri Yuliana (Head Senior Accounting dan Information), dan Doris Esty Siahaan (Operator).
4.2. Analisis Kriteria Penilaian Langkah berikutnya adalah menentukan kriteria penilaian yang akan di jadikan ukuran keberhasilan suatu sistem. Garry dan Sanders dalam penelitiannya menggunakan kriteria Kepuasaan Pengguna untuk mengukur keberhasilan sebuah Sistem Informasi Akuntansi. Kriteria tersebut dapat diukur dari beberapa poin–poin yang dia dapatkan dari beberapa peneliti lainnya. Poin-poin yang digunakan oleh Garry dan Sanders adalah Franz dan Robey (1986) Measure of Perceived Usefulness, Doll dan Torzadeh (1988) Measure of End-user Computing Satisfaction ,Baroudi dan Orlikowski "A Short-Form Measure of User Information Satisfaction: A Psychometric Evaluation dan Notes on Use". Jurnal of Management Information Systems, Sanders (1984) MIS/DSS Success, Davis (1989) Measure of Perceived usefulness dan ease of use, dan Goodhue (1990) measure
of 49
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
taskUniversitas Indonesia
50
systemfit. Berdasarkan poin–poin yang didapat, Garry dan Sanders menentukan terdapat 4 aspek penilaian yang digunakan untuk mengukur Kepuasan Pengguna. Keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Task Support Satisfaction Task Support Satisfaction adalah kepuasan pengguna yang di akibatkan karena tersedia bantuan atau layanan IT yang selalu siaga dan dapat diandalkan. 2. Quality of worklife satisfaction Quality of worklife satisfaction adalah kepuasan pengguna yang di akibatkan karena dengan menggunakan sistem tersebut, pekerjaan sehari – hari menjadi terasa lebih ringan dan secara tidak langsung membantu untuk meringkan stress dalam bekerja. 3. Interface satisfaction Interface satisfaction adalah kepuasan pengguna yang di akibatkan karena tampilan pada sistem bagus dan user friendly. Hal ini dapat berpengaruh dalam mudahnya pengoperasian sistem tersebut. 4. Decision Making satisfaction Decision Making satisfaction adalah kepuasaan pengguna yang di akibatkan karena dengan adanya sistem tersebut membantu proses pengambilan keputusan menjadi cepat dan tepat juga akurat.
Selain dari aspek Kepuasaan Pengguna, aspek dari Penggunaan Sistem juga menjadi salah satu kriteria penilaian keberhasilan suatu sistem. Dalam DeLone dan McLane Model of Information Systems yang sudah diperbaharui, diterangkan bahwa penggunaan sistem merupakan sebuah maksud dan tujuan para End User untuk menggunakan sistem tersebut. Di dalam model tersebut, DeLone dan McLane menentukan beberapa kriteria penilaian yang di ambil dari beberapa ahli lainnya yaitu: 1. Actual Use (Davis 1989) Actual Use adalah Penggunaan Sistem yang digunakan sesuai dengan tujuan dan fungsi dari sistem tersebut. 2. Daily Use (Almutairi dan Submaranian 2005, Iivari 2005) Daily Use adalah penggunaan sistem sehari–hari, apakah digunakan secara benar atau tidak. Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
51
3. Frequency of Use (Almutairi dan Submaranian 2005, Iivari 2005) Frequency of Use adalah banyaknya Penggunaan Sistem dalam sehari, ataupun dalam beberapa minggu maupun beberapa bulan. 4. Intention of Re-Use (Davis 1989, Wang 2008) Intention of Re-Use adalah keinginan untuk menggunakan kembali sistem tersebut. Hal ini disebabkan karena sistem tersebut dianggap mampu. 5. Nature of Use (Delone dan McLean 2003) Nature of Use adalah tujuan Penggunaan Sistem tersebut sesuai dengan fungsi yang ditawarkan oleh sistem tersebut. 6. Navigation Patterns (Delone dan McLean 2003) Navigation Patterns adalah pola-pola navigasi tertentu dalam Penggunaan Sistem. Alasan penilaian sub-faktor ini diturut-sertakan karena, di jaman sekarang banyak Penggunaan Sistem yang berbasis Cloud Computing. 7. Number of Site Visits (Delone dan McLean 2003) Number of Site Visist adalah banyak situs tertentu yang dapat dikunjungi yang berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem.
Dan kriteria penilaian terakhir adalah Service Quality dari sistem informasi akuntansi seperti yang di kemukakan oleh (Kettinger dan Lee 1994), (Pitt 1995), (Watson 1998) yang sudah penulis kemukakan di bab sebelumnya. Untuk mengukur kriteria tersebut, menurut Kettingger dan Lee terdapat 5 Aspek Penilaian yang dapat digunakan. Kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tangibles. Tangibles adalah terlihatnya bentuk fasilitas fisik, alat dan sumber daya manusia yang menggunakan maupun yang menjalankan sistem tersebut 2. Reliability. Reliability adalah kemampuan layanan sistem tersebut untuk dapat bekerja secara rutin dan menghasilkan informasi yang akurat. 3. Responsivenes.
Responsiveness
adalah
kemampuan
untuk
memberikan
pelayanan yang bagus dan cepat untuk membantu pengguna sistem informasi tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
52
4. Assurance. Assurance adalah kemampuan layanan sistem tersebut bagi karyawan untuk menunjukan keahliannya untuk menghasilkan kepercayaan dan percaya diri 5. Empathy. Empathy adalah kepedulian pelayanan terhadap pengguna pengguna sistem informasi tersebut
Jadi bila di rangkum mengenai ukuran kriteria penilaian dapat dibuatkan tabel seperti di bawah ini : Tabel 4.1 : Rangkuman kriteria penilaian Dimensi Kepuasan Pengguna Sistem
Penggunaan Sistem
Kualitas Layanan Sistem
Task Support
Actual Use
Tangibles
Quality of Work Life
Daily Use
Realibility
Interface
Frequnecy of Use
Responsiveness
Decision Making
Intention of Re-Use
Assurance
Nature of Use
Empathy
Navigation Patterns Number of Site Visits
4.3. Analisis Skema Data yang telah didapat dari responden penelitian diolah dan dibentuk sebagai matriks. Untuk setiap kriteria, nilai yang didapat dari responden dirata-rata kemudian dibulatkan ke skala Saaty terdekat. Untuk menentukan peringkat dari masing-masing klasifikasi kriteria, maka perlu dicari Vektor Eigen dengan proses normalisasi. Setelah mendapatkan vektor eigen, maka data yang telah dinormalisasi akan memiliki nilai yang dapat diurutkan secara objektif. Pemrosesan terjadi menjadi empat kali iterasi, berikut ini adalah urutan analisis iterasi yang terjadi dalam penelitian ini:
4.3.1. Iterasi I
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
53
Pada bagian iterasi ini, dimulai dengan proses pembandingan ketiga aspek kriteria penilaian yaitu: (1). Kepuasan Pengguna, (2). Penggunaan Sistem, dan (3). Kualitas Layanan Sistem untuk melihat Priority Vector yang didapat guna menentukan ranking prioritas. Berikut ini disajikan tabel Matrix Saaty untuk ketiga aspek tersebut :
Tabel 4.2 Matrix Aspek Penilaian
Kepuasan Pengguna Penggunaan Sistem Kualitas Layanan Sistem Jumlah Kolom
Kepuasan Pengguna
Pengunaan Sistem
a
b
Kualitas Layanan Sistem c
1
1
1/3
1
1
1/3
3
3
1
5
5
1 2/3
Dari tabel hasil tabel Matrix di atas, kemudian harus dibuatkan proses normalisasinya guna mendapatkan Priority Vector. Kemudian setelah didapat Priority Vector kemudian harus di tes konsistensi dari jawaban para responden dengan rumus CI yang sudah ditetapkan oleh Saaty (2008). Berikut ini adalah hasil dari proses normalisasi beserta nilai konsistensinya:
Tabel 4.3 Matrix Normalisasi Aspek Penilaian
Kepuasan Pengguna Pengunaan Sistem Kualitas Layanan Sistem Jumlah ʎ Max Consistency Index Consistency Rate
Jumlah Baris
Priority Vector
b 3 3
Kualitas Layanan Sistem c 1 1
d=(a:c) 7 7
e 0,2 0,2
9
3
21
0,6
Kepuasan Pengguna
Pengunaan Sistem
a 3 3 9
35 3 0 0
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
54
Dari hasil tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa Kualitas Sistem Layanan mendapatkan nilai prioritas tertinggi dengan nilai 0,6 atau sekitar 60%. Nilai Consistency Index yang di dapat dari hasil tabel di atas adalah 0. Hal ini berarti jawaban para responden sangat konsisten karena menurut Saaty bila CI = 0 maka sudah sangat konsisten dan dapat diterima. 4.3.2. Iterasi II Pada Iterasi II, dimulai dengan proses pembandingan Sub kriteria penilaian dari Aspek Kepuasaan Pengguna. Terdapat empat Sub kriteria penilaian yaitu: (1). Task Support, (2). Quality of Worklife, (3). Interface, dan (4). Decision Making. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada Iterasi I. Berikut ini adalah tabel Matrix dari perbandingan masing-masing Sub kriteria:
Tabel 4.4 Matrix Sub kriteria Aspek Kepuasaan Pengguna
Decision Making Interface Quality of Worklife Task Support Jumlah Kolom
Decision Making a 1 1/3 1 1/3 2 2/3
Interface b 3 1 3 1 8
Quality of Worklife c 1 1/3 1 1 3 1/3
Task Support d 3 1 1 1 6
Dari tabel hasil tabel Matrix di atas, kemudian harus dibuatkan proses normalisasinya guna mendapatkan Priority Vector. Kemudian setelah didapat Priority Vector kemudian harus di tes konsistensi dari jawaban para responden dengan rumus CI yang sudah ditetapkan oleh Saaty (2008). Berikut ini adalah hasil dari proses normalisasi beserta nilai konsistensinya:
Tabel 4.5 Matrix Normalisasi Sub kriteria Aspek Kepuasan Pengguna
Decision Making
Decision Making a 4
Interface b 12
Quality of Worklife c 6
Task Support d 10
Jumlah Baris e=(a:d) 32
Priority Vector f 0,3871
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
55
Interface Quality of Worklife Task Support Jumlah ʎ Max Consistency Index Consistency Rate
1,3333 3,3333 2
4 10 6
2 4 2,6667
3,3333 8 4
10,6667 25,3333 14,6667 82,6667
0,1290 0,3065 0,1774 4,1505 0,0502 0,0558
Dari hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor Decision Making merupakan faktor yang memiliki nilai prioritas tertinggi dengan nilai 0,3871 atau sekitar 38%. Nilai Consistency Index yang didapat adalah 0,0502, karena nilai CI > 0, maka perlu di lakukan perbandingan dengan RIT (Random Index Table) Saaty untuk mendapatkan nilai Consistency Rate guna mengukur apakah jawaban responden konsisten dan dapat diterima atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:
𝐶𝑅 =
𝐶𝐼 𝑅𝐼
Dimana CI adalah nilai Consistency Index dan RI sudah ditentukan berdasar nilai tabel besaran dari n. Jadi bila dimasukan persamaan matematikanya adalah:
𝐶𝑅 =
0.0502 = 0.0558 0.9
Karena nilai CR tidak lebih dari 0,1 atau 10%, maka jawaban responden konsisten dan dapat diterima.
4.3.3. Iterasi III Di Iterasi III ini dimulai dengan membandingkan masing-masing Sub kriteria dari Penggunaan Sistem. Terdapat tujuh Sub kriteria yaitu: (1). Actual Use, (2). Daily Use, (3) Frequency of Use, (4). Intention of Re-Use, (5). Nature of Use , (6). Navigation Pattern, (7). Number of Site Visits. Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan Iterasi I dan Iterasi II. Berikut ini adalah tabel Matrix dari perbandingan masing-masing Sub kriteria:
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
56
Tabel 4.6 Matrix Sub kriteria Penggunaan Sistem Kriteria Penggunaan Sistem Actual Use
Daily Use
Frequency of Use
Intention of Re-Use
Nature of Use
Navigation Patterns
Number of Site Visits
a
b
c
d
e
f
g
Actual Use
1
5
1
3
3
5
5
Daily Use
1/5
1
1/3
1/3
1
1
3
Frequency of Use
1
3
1
1/3
1
1
3
Intention of Re-Use Nature of Use
1/3 1/3
3 1
3 1
1 1/3
3 1
3 3
3 3
Navigation Patterns
1/5
1
1
1/3
1/3
1
1
Number of Site Visits
1/5
1/3
1/3
1/3
1/3
1
1
3 1/4
14 1/3
7 2/3
5 2/3
9 2/3
15
19
Jumlah Kolom
Dari tabel hasil tabel Matrix di atas, kemudian harus dibuatkan proses normalisasinya guna mendapatkan Priority Vector. Kemudian setelah didapat Priority Vector kemudian harus di tes konsistensi dari jawaban para responden dengan rumus CI yang sudah ditetapkan oleh Saaty (2008). Berikut ini adalah hasil dari proses normalisasi beserta nilai konsistensinya: Tabel 4.7 Matrix Normalisasi Sub kriteria Aspek Penggunaan Sistem Normaliasi dan Uji Konsistensi Actual Use
Daily Use
Frequency of Use
a
b
c
Intention of ReUse d
Actual Use
7
31,6667
22,3333
Daily Use Frequency of Use Intention of Re-Use Nature of Use Navigation Patterns Number of Site Visits Jumlah
1,9778
7
4,8667
3,8444
15
6,4667
Nature of Use
Navigation Patterns
e
f
12,3333
24,3333
39,0000
3,0444
5,2667
10,3333
7
6,3333
10,3333333
17
23,6667
14,3333
7
15
3,1778
11,6666667
7,6667
4,3333
2,0222
7,6667
4,2
1,2222
5,0000
3,31111111
Number of Site Visits g
Jumlah Baris
Priority Vector
h
i
51
187,6667
0,3242
13,0000
45,4889
0,0786
25
84,5111
0,1460
25,6667
37,6667
129,8000
0,2242
7
13,6667
17,6667
65,1778
0,1126
2,3778
4,6000
7
11
38,8667
0,0671
1,9333
3,2667
5,6667
7
27,4000
0,0473
578,9111
ʎ Max Consistency Index Consistency
7,5697 0,0949 0,0719
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
57
Rate
Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa faktor Actual Use adalah faktor yang memiliki prioritas tertinggi dengan nilai 0.3242 atau sekitar 32%. Nilai Consistency Index yang didapat adalah 0.0949 karena nilai CI > 0, maka perlu di lakukan perbandingan dengan RIT (Random Index Table) Saaty untuk mendapatkan nilai Consistency Rate guna mengukur apakah jawaban responden konsisten dan dapat diterima atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:
𝐶𝑅 =
𝐶𝐼 𝑅𝐼
Dimana CI adalah nilai Consistency Index dan RI sudah ditentukan berdasar nilai tabel besaran dari n. Jadi bila dimasukan persamaan matematikanya adalah:
CR = 0.0949 = 0.0719 1,32
Karena CR kurang dari 0,1 atau 10%, maka jawaban responden dianggap konsisten mengenai perbandingan terhadap masing-masing Sub kriteria.
4.3.4. Iterasi IV Pada Iterasi ini dimulai dengan membandingkan masing-masing Sub kriteria dari aspek Kualitas Layanan Sistem. Terdapat lima Sub kriteria yaitu: (1). Tangible, (2). Reliability, (3). Responsiveness, (4). Assurance, (5). Empathy. Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan Iterasi I hinggan Iterasi III. Berikut ini adalah tabel Matrix hasil dari perbandingan masing-masing Sub kriteria:
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
58
Tabel 4.7 Matrix Sub kriteria Aspek Kualitas Layanan Sistem
Tangibles Reliability Responsiveness Assurances Empathy Jumlah Kolom
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurances
Empathy
a 1 5 3 3 1/3 12 1/3
b 1/5 1 1/3 1/5 1/5 2
c 1/3 3 1 1 1 6 1/3
d 1/3 5 1 1 1/3 7 2/3
e 3 5 1 3 1 13
Dari tabel hasil tabel Matrix di atas, kemudian harus dibuatkan proses normalisasinya guna mendapatkan Priority Vector. Kemudian setelah didapat Priority Vector kemudian harus di tes konsistensi dari jawaban para responden dengan rumus CI yang sudah ditetapkan oleh Saaty (2008). Berikut ini adalah hasil dari proses normalisasi beserta nilai konsistensinya:
Tabel 4.8 Normalisasi sub kriteria Aspek Kualtias Layanan Sistem
Tangibles Reliability Responsiveness Assurances Empathy Jumlah ʎ Max Consistency Index Consistency Rate
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurances
Empathy
a 5 35,6667 11 11 5,6667
b 1,1778 5 1,6667 1,9333 0,8667
c 4,6 17,6667 5 6,6 3,0444
d 3 16,3333 5 5 2,7778
e 8,3333 43 15,6667 17 5
Jumlah Baris f=(a:e) 22,1111 117,6667 38,3333 41,5333 17,3556 237,0000
Priority Vector g 0,09330 0,49648 0,16174 0,17525 0,07323 5,43044 0,10761 0,09608
Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa faktor Reliability adalah faktor yang memiliki prioritas tertinggi dengan nilai 0.49648 atau sekitar 49%. Nilai Consistency Index yang didapat adalah 0.10761 karena nilai CI > 0, maka perlu di lakukan perbandingan dengan RIT (Random Index Table) Saaty untuk mendapatkan nilai Consistency Rate Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
59
guna mengukur apakah jawaban responden konsisten dan dapat diterima atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:
𝐶𝑅 =
𝐶𝐼 𝑅𝐼
Dimana CI adalah nilai Consistency Index dan RI sudah ditentukan berdasar nilai tabel besaran dari n. Jadi bila dimasukan persamaan matematikanya adalah:
𝐶𝑅 =
0.10761 = 0.09608 0.9
Karena nilai CR tidak lebih dari 0,1 atau 10%, maka jawaban responden konsisten dan dapat diterima.
4.3.5. Iterasi V Iterasi kelima merupakan iterasi terakhir yang dilakukan. Iterasi ini dimulai dengan membandingkan seluruh sub faktor penilaian dengan tujuh alternatif faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yaitu: 1. Kapabilitas Personal. Kesanggupan atau kecakapan untuk mengerjakan sesuatu tugas dan pekerjaan yang diwujudkan melalui tindakannya yang terkait dengan upaya meningkatkan hasil kerja, prestasi kerja dan produktivitas kerja 2. Ukuran Organisasi. Besarnya sebuah organisasi diukur lewat jumlah karyawan yang bekerja pada organisasi tersebut. 3. Dukungan
Manajemen
Puncak.
Pihak
yang
bertanggungjawab
atas
penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. 4. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
60
5. Pendidikan dan Pelatihan Pengguna. Berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum
dan
pemahaman
terhadap
lingkungan
kehidupan
manusia
secara
menyeluruh. 6. Komite Pengendali Sistem Informasi. Suatu entitas yang bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaan prosedur dan kebijakan yang berlaku. 7. Lokasi Departemen SIA. Merupakan mekanisme-mekanisme formal di mana organisasi dikelola.
Kemudian setelah ditemukan masing-masing nilai Matrix dari perbandingan ketujuh faktor dengan sub kriteria yang sudah ditentukan lalu dibuatkan tabel normalisasi dan uji konsistensinya. Untuk keseluruhan proses dapat dilihat pada Lampiran 2 di halaman lampiran yang sudah disediakan.
4.3.6. Ranking Dari beberapa hasil penghitungan yang sudah dilakukan dapat dilihat faktor yang kirakira memiliki prioritas yang tertinggi, namun agar lebih mudah di pahami dan dimengerti, perlu dibuatkan sebuah tabel Priority Vector secara keseluruhan agar terlihat lebih jelas perbandingan tingkat prioritas masing-masing kriteria dan sub kriteria terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi guna melihat faktor yang manakah yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Berikut ini disajikan tabel 4.9. Priority Vector yang dimaksudkan.
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa aspek Kepuasaan Pengguna dan Penggunaan Sistem memiliki nilai yang sama dengan nilai 0.2 atau sekitar 20%, sedangkan rangking tertinggi ditempati oleh aspek Kualitas Layanan Sistem dengan nilai 0.6 atau sekitar 60%. Pada aspek Kepuasaan Pengguna, faktor Decision Making adalah yang mempunyai nilai tertinggi sebesar 0.3871 atau sekitar 38%.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
61
Tabel 4.9 Keseluruhan Priority Vector Factors Kepuasan Pengguna Decision Making Interface Quality of Worklife Task Support Penggunaan Sistem Actual Use Daily Use Frequency of Use Intention of Re-Use Nature of Use Navigation Patterns Number of Site Visits Kualitas Layanan Sistem Tangibles Reliability Responsiveness Assurances Empathy
Priority Vector
Priority Vector
Ranking
Priority Vector of Sub kriteria
Ranking
0,3871 0,1290 0,3065 0,1774
1 4 2 3
0,0774 0,0258 0,0613 0,0355
4 13 5 11
0,2841 0,0599 0,1991 0,2204 0,1356 0,0598 0,0412
1 5 3 2 4 6 7
0,0568 0,0120 0,0398 0,0441 0,0271 0,0120 0,0082
6 15 10 8 12 14 16
0,0933 0,4965 0,1617 0,1752 0,0732
4 1 3 2 5
0,0560 0,2979 0,0970 0,1051 0,0439
7 1 3 2 9
0,2
0,2
0,6
Pada aspek Penggunaan Sistem nilai tertinggi ditempati oleh faktor Actual Use dengan nilai 0.2841 atau sebesar 28%. Dan yang terakhir pada aspek Kualitas Layanan Sistem peringkat teratas ditempati oleh faktor Reliability dengan nilai sebesar 0.4965 atau sekitar 49%. Pada tabel di atas juga disertakan CR (Consistency Rate), rata – rata dari CR berada di bawah 10% jadi data yang dipakai telah teruji konsistensi sesuai dengan anjuran Saaty (2008).
Kemudian untuk menentukan faktor mana yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Tiga Sinergi Berjaya, perlu di buatkan tabel yang merangkum semua hasil dari iterasi V agar lebih mudah dilihat dan dipahami. Berikut ini disajikan tabel yang dimaksud:
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
62
Tabel 4.10 Perbandingan Keseluruhan Faktor
Task Support Quality of Worklife Interface Decision Making Actual Use Daily Use Frequency of Use Intention of Re-Use Nature of Use Navigation Patterns Number of Site Visits Tangibles Reliability Responsiveness Assurances Empathy Rata-rata
Kapabilitas Personal 0,2485 0,3144 0,2941 0,2183 0,2669 0,2654 0,2392 0,1657 0,1943 0,1647 0,2507 0,1409 0,2871 0,2419 0,1668 0,1976 0,2285
Ukuran Organisasi 0,0666 0,1183 0,1351 0,1143 0,1046 0,0825 0,0773 0,1056 0,1186 0,1057 0,1299 0,1001 0,1065 0,1139 0,1997 0,1449 0,1140
Dukungan Top Mana. 0,3075 0,1048 0,1351 0,1647 0,1123 0,1549 0,1538 0,1691 0,1623 0,1344 0,1149 0,0990 0,1543 0,1366 0,1374 0,2178 0,1537
Formalisasi 0,1103 0,1260 0,1088 0,1206 0,1014 0,1112 0,0947 0,1365 0,0883 0,1200 0,0810 0,1344 0,0749 0,0912 0,1184 0,1124 0,1081
Pendidikan dan Latihan 0,0933 0,1380 0,0960 0,1883 0,2383 0,1922 0,2314 0,1657 0,1623 0,2543 0,2300 0,2294 0,1750 0,2383 0,1374 0,1196 0,1806
Komite Pengendali 0,0655 0,1048 0,0960 0,0969 0,0882 0,1112 0,1040 0,1210 0,1371 0,1105 0,0760 0,1618 0,1011 0,0867 0,1374 0,0953 0,1058
Lokasi Departemen 0,1084 0,0937 0,1351 0,0969 0,0882 0,0825 0,0996 0,1365 0,1371 0,1105 0,1174 0,1344 0,1011 0,0912 0,1029 0,1124 0,1092
CR 0,3457 0,0675 0,0461 0,0565 0,0658 0,1146 0,1022 0,0418 0,0368 0,0571 0,1394 0,0527 0,0677 0,0410 0,0342 0,0712 0,0838
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
63
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Faktor Kapabilitas Personal menang secara mutlak dengan rata-rata Priority Vector sebesar 0,2285 atau sekitar 22%, dan berikutnya diikuti oleh Faktor Pendidikan dan Pelatihan dengan nilai sebesar 0,1806 atau sekitar 18%, dan peringkat ketiga jatuh pada Faktor Dukungan Manajemen Puncak dengan nilai sebesar 0,1537 atau sekitar 15%. Keempat faktor lainnya yaitu Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Komite Pengendalian Sistem Informasi masingmasing memiliki nilai sebesar 0,116 atau 11%, 0,1081 atau 10%, 0,1058 atau 10% dan yang terakhir 0,1092 atau 10%. Maka dari data tabel di atas dapat disampaikan bahwa tiga faktor yang memiliki peringkat teratas beradasar %Weight between Factors adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Kapabilitas Personal (0,2285 atau sekitar 22%)
2.
Faktor Pendidikan dan Pelatihan (0,1806 atau sekitar 17%)
3.
Faktor Dukungan Manajemen Puncak (0,1537 atau sekitar 15%)
4.5. Implikasi Penilaian Faktor yang Paling mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dari hasil analisis AHP di atas dapat dibuatkan sebuah tabel yang memetakan hubungan antara faktor-faktor yang paling mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi terhadap kemungkinan penyebab yang sudah diidentifikasi pada Bab 1 Tabel 1.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Pemetaan hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan penyebab No
1
Kemungkinan penyebab
Tingkat ketelitian operator kurang
Komponen terkait
SDM
Faktor yang terkait Kapabilitas Personal, Pendidikan dan Pelatihan, Komite Pengendali Sistem Informasi
Ranking faktor yang tertinggi
Kapabilitas Personal dan Pendidikan dan Pelatihan
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
64
No
Kemungkinan penyebab
Komponen terkait
2
Kurangnya prosedur validasi
Prosedur
3
Pemahaman pengguna yang kurang.
SDM
4
Lokasi kantor pusat yang berjauhan dengan kantor cabang, kurangnya Infrastruktur dan tidak ada kebijakan yang mengatur akan hal ini
Infrastruktur dan Prosedur
Faktor yang terkait Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Komite Pengendali Sistem Informasi Kapabilitas Personal, Pendidikan dan Pelatihan
Ranking faktor yang tertinggi
Dukungan Manajemen Puncak
Kapabilitas Personal dan Pendidikan dan Pelatihan
Dukungan Manajemen Dukungan Manajemen Puncak, Lokasi Puncak Departemen SIA, Ukuran Organisasi
Menurut hasil wawancara dengan Head Senior Accountant, pada lampiran 1.2: Transkrip Wawancara butir pertanyaan ketiga, menjelaskan bahwa masih terdapat kesalahan posting yang ditemukan pada saat melakukan audit terhadap laporan keuangan sehingga laporan keuangan menjadi tidak valid. Merujuk dari Tabel 1.1 pada kolom kemungkinan penyebab hal ini disebabkan karena kurang telitinya operator dalam memasukkan data posting. Salah satu komponen sistem informasi akuntansi adalah sumber daya manusia. Faktor Kapabilitas Personal erat hubungannya dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena faktor Kapabilitas Personal menduduki peringkat pertama sebagai faktor yang paling mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi di PT Tiga Sinergi Berjaya, maka penting untuk ke depannya dalam melakukan proses recruitment harus mencari sumber daya manusia yang memang paham dalam bidang sistem informasi akuntansi, mempunyai integritas yang tinggi, dan teliti agar masalah seperti ini tidak terjadi lagi di lain waktu.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
65
Selain itu kesalahan seperti ini bisa diketahui lebih awal bila manajemen puncak memberikan dukungan berupa kebijakan atau prosedur pengendalian internal yang sesuai dengan standarisasi AICPA. AICPA mendefinisikan Pengendalian Intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu system pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk: 1.
Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
2.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3.
Memajukan efisieni dalam operasi.
4.
Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1.
Pengendalian Internal Akuntansi (Preventive Controls)
2.
Pengendalian Internal Administratif (Feedback Controls).
Penjelasan atas pengendalian internal di atas, yaitu: 1.
Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh: Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2.
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian
akuntansi)
Contoh:
Pemeriksaan
laporan
untuk
mencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
66
Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik dari sistem tersebut yaitu : 1.
Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk menyetujui transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas yang lain untuk mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas yang berwenang.
2.
Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
3.
Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda terhadap aktiva yang dimiliki.
4.
Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
5.
Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
6.
Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.
COSO (Committee Of Sponsoring Organization) menjelaskan-COSO adalah kelompok sektor swasta yang terdiri dari American Accounting Association (AAA), AICPA, Institute of Internal Auditors, Institute Of Management Accountants, dan Financial Executives Intitute-definisi pengendalian intern yaitu proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan penegnedalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut: 1.
Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
2.
Keandalan pelaporan keuangan
3.
Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses ini menjadi tidak sempurna.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
67
Lima komponen Model Pengendalian Internal menurut COSO yang saling berhubungan: 1.
Lingkungan pengendalian. Inti dari bisnis apapun adalah sumber daya manusianya. Ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompentensi lingkungan tempat beroperasi.
serta
Mereka adalah mesin yang mengemudikan
organisasi dan dasar tempat letak segala hal. 2.
Aktivitas pengendalian. Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organsasi, secara efektif dijalankan.
3.
Penilaian risiko. Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme unuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.
4.
Informasi dan komunikasi. Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
5.
Pengawasan. Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan dengan kebutuhan.
Dari penjabaran definisi dan penjelasan mengenai komponen pengendalian internal, maka dapat dibuatkan gambar agar menjadi jelas keterkaitan antara hasil penelitian ini dengan komponen kinerja sistem informasi akuntansi dan dengan pengendalian internal sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
68
Gambar 4.1 Hubungan keterkaitan
Melihat akan hal itu maka sebuah prosedur pengendalian internal yang meliputi proses validasi dan pengawasan sangatlah penting guna menghindari hal-hal yang erat hubungannya dengan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Faktor Kapabilitas Personal disini sangat berperan karena manusia adalah letaknya kesalahan (err is human). Oleh karena itu dibutuh sumber daya manusia yang berkualitas di bidangnya dan mempunyai integritas tinggi. Hal ini dapat lebih ditingkatkan dengan mengadakan berbagai macam Pendidikan dan Pelatihan yang berorientasi terhadap pengendalian internal dan disesuaikan dengan kompetensi dari masing-masing bidang. Tentunya semua ini tidak dapat berjalan apabila manajemen puncak tidak memberikan dukungan fasilitas dan prosedur guna kelancaran kegiatan tersebut. Dukungan Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
69
Manajemen Puncak merupakan hal yang penting diperhatikan karena mereka yang menghasilkan sebuah kebijakan atau prosedur yang harus ditaati oleh semua lapisan karyawan.
Selain itu penelitian ini juga memberikan implikasi dalam dunia ilmu pengetahuan pada bidang Sistem Informasi Akuntansi dengan memberikan sebuah kontribusi bagi dunia pendidikan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat diukur dengan tools Analytic Hierarchy Process. Saran bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kasus yang sama dan menggunakan tools yang sama dapat merujuk pada Bab 5. Kesimpulan dan Saran.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjawab atas apa yang dipertanyakan dalam perumusan penelitian. Selain itu pula, berdasarkan temuan di lapangan maka bab ini juga akan menyampaikan saransaran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi akademis, institusi dan masyarakat pelak
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Menurut penelitian ini, Faktor Kapabilitas Personal menduduki peringkat tertinggi diantara semua faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini menandakan bahwa kemampuan seseorang lebih dapat mempengaruhi keberhasilan suatu sistem atau tidak. 2. Aspek Kualitas Layanan Sistem merupakan aspek yang tertinggi diantara aspek– aspek lainnya. Hal ini menandakan bahwa kualitas dari sebuah sistem untuk dapat mampu menyediakan data secara cepat, tepat, dan akurat adalah suatu keharusan dalam keberhasilan sebuah sistem informasi akuntansi. 3. Faktor Dukungan Manajemen Puncak dan Pendidikan dan Pelatihan harus tetap diperhatikan karena kedua faktor ini bila tidak diperhatikan akan berakibat pada menurunnya kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan karena kedua faktor tersebut memiliki peringkat yang cukup tinggi dalam menentukan keberhasilan sebuah sistem informasi.
70
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
71
5.2. Saran Beberapa saran dapat disampaikan untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya meneliti di satu perusahaan kecil menengah PT Tiga Sinergi Berjaya. Penelitian ini harus lebih ditingkatkan kedalamannya bila ingin meneliti perusahaan yang lebih besar dengan cara menambahkan beberapa kriteria penilaian yang terdapat pada DeLone and McLane Updated Model. 2. PT Tiga Sinergi Berjaya sebaiknya dalam melakukan sebuah proses recruitment menilai kapabilitas personalnya dengan sangat baik. Harus dipilih yang berintegritas tinggi, dan teliti serta menguasai bidangnya. 3. PT Tiga Sinergi Berjaya sebaiknya membuat sebuah kebijakan berupa pemisahan wewenang atau pendelegasian tugas agar proses pengendalian internalnya lebih dapat ditingg 4. Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Proccessing atau disingkat AHP. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, dikarena keterbatasan waktu yang di berikan. Akan lebih baik lagi bila penelitian selanjutnya menggunakan Focus Group Discussion karena dengan metode tersebut tidak akan terjadi perbedaan pendapat yang jauh dan menjaga jawaban tetap konsisten.
72
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zanbar Soleh. 2005. Ilmu Statistika: Pendekatan Teoritis dan Aplikatif Disertai Contoh Penggunaan SPSS, Rekayasa Sains, Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rieneka Cipta. Bacal, Robert. 2002. Manajemen Kinerja. Jakarta. Salemba Empat. Berndanin, John H dan Joice E. A. Russel. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Dani Offset. Boczko, Tony. 2007. Corporate Accounting Information Systems. Inggris: Prentice Hall. Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2012. Accounting of Information Systems. Edisi 11. Inggris: Prentice Hall. Budi W. Soetjipto dan A. Usmara. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Second Edition. Jakarta: Amara Books. Choe, J.M., 1996. The Relationship Among Performance of Accounting Information Systems, Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems. The Accounting Review. Vol LXI Cushing, Barry E. & Marshall B. Romney. 2009. Accounting Information Systems. Edisi 6, Massachusetts: Addison-Wesley. Davis, Keith & John W. Newstrom. 2006. Human Behavior at Work : Organizational Behavior, New York: McGraw-Hill. De Cenzo, David A. dan Stephen P. Robbins. 2006. Fundamentals of Human Resource Management. Michigan. Wiley Publisher Co. Djaali, Mulyono Pudji, dan Ramly. 2000. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta. Echols, John M. dan Hasan Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta. PT Gramedia Evy Septrian. 2010. Pengaruh Kinerja Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT Bank Muamalat Indonesia (Tbk). Thesis, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
73
Flippo, Edwin B. 2007. Manajemen Personalia. Jakarta. Erlangga. Furthwengler, Dale. 2002. Penilaian Kinerja. Yogyakarta, Dani Offset. Hadibroto S. 2002. Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika dan Beldana dan Pengaruhnya Terhadap Profesi Akuntan di Indonesia. Jakarta. PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Hadibroto S. dan Sudarjat Sukadam. 2003. Akuntansi Intermediate. Jakarta. PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Hall, James A, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Penerjemah Amir Badi Yusuf, Jakarta: Salemba Empat. Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada Kotler, Phillips dan Garry Amtrong. 2008. Marketing Management, New York. Prentice Hall, Inc Kotter, John P. dan James. L. Hesket. 2003. Corporate Culture dan Performance. Jakarta. Erlangga, hlm. 275. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Marihot Tua Efendi Haridanja dan Yovita Hardiwati. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Jakarta: Grasindo. Manulang, Marihot. 2006. Manajemen Personalia. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Moscove, Stephen A. 2007. Core Concepts of Accounting Information Systems. Inggris: John Wiley & Sons. Mulyadi. 2009. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat. Narko. 2007. Sistem Akuntansi Edisi Kelima, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Nurudin. 2008. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta. RajaGrafindo Persada Pennings, J. M. 2004. Research in Organizational Behavior, vol. 14, Greenwich, CT: JAI Press. Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014
74
Rama, Dasaratha V. dan Frederick L. Jones. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat. Rangkuti, Freddy. 2008. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta. PT Sun Robbins, Stephen P. Dan Coutler Mary. 2004. Manajemen. Jakarta: PT Indeks. Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. Romney, Marshall B., dan Paul J. Steinbart. 2011. Accounting Information System. Edisi 12 Inggris: Prentice Hall. Rucky, Achmad S.. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Saaty, T. L. (2008). Decision Making with The Analytic Hierarchy Process. Int. J. Services Sciences Vol. 1, No. 1, 83-98. Sarosa, Samiaji. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Grasindo. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business, A Skill Building Approach, New York: John Wiley dan Sons. Semiawan, Conny. 2004. Relevansi Kurikulum Masa Depan, dalam Membuka Masa Depan Anak-anak Kita. Yogyakarta: Kanisius. Siagian, Sondang Paian. 2008. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Adminsitrasi. Edisi ke 14. Jakarta. Gunung Agung. Sugiharto, 2001. Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems. Gajah Mada International Journal of Business. May. Vol 3 Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Supranto, J. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta. Rieneka Cipta Suryobroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sjaifudian, Hetifah. 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perilaku Karyawan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Universitas Indonesia
Analisis faktor …, Radityo Caesar Yurinov, Fasilkom UI, 2014