UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENILAIAN VALUE RELEVANCE (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN NON KEUANGAN DI BEI TAHUN 2007 – 2008)
TESIS
SRI ASIH 0706304334
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI JAKARTA MEI 2010
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
ii
Nama
: SRI ASIH
NPM
: 0706304334
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 1 Mei 2010
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis yang merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dalam penyelesaian penulisan tesis banyak pihak telah memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: (1) Dr. Lindawati Gani, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi dan selaku dosen penguji, yang telah memberikan masukan yang sangat berguna untuk penulisan tesis ini. (2) Lianny Leo, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih baik. (3) Dr. L. Sensi Wondabio See, selaku dosen pembimbing, yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dengan penuh kesabaran telah mengarahkan, membimbing, dan membantu dalam penyusunan tesis ini. (4) Ir. Hardius Usman M.Si., yang telah mengarahkan dan membantu penyusunan tesis ini, dan juga kepada seluruh staf pengajar yang telah memberikan bimbingannya dan pengarahan selama ini. (5) Bapak Keman Subardi selaku Kepala Departemen Akuntansi yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Magister Akuntansi UI. (6) Bapak Dirman Pardosi, Bapak IDP Bagus Supratman, Bapak Mawarto, serta para Direksi dan mantan Direksi AJB Bumiputera 1912 lainnya, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Magister Akuntansi UI. (7) Teman-teman di Departemen Akuntansi terutama di Bagian Laporan Keuangan, terima kasih atas suportnya selama ini, maaf selama menjalani kuliah dan selama penyusunan tesis penulis sering sekali meninggalkan kalian. Tanpa kalian penulis tidak bisa menyelesaikan kuliah di Magister Akuntansi UI dengan baik.
iv
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
(8) Bapakku tercinta, terima kasih atas dukungan dan do’anya selama ini. (9) Almarhumah ibu yang selama hidupnya selalu menginginkan penulis bisa berbuat yang terbaik buat siapapun. Doa dan restumu selalu menyertaiku. (10) Kakak-kakakku dan adikku, serta saudara-saudaraku terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. (11) Sahabat-sahabat terbaikku, mbak Dian, Patria, Lorent, Yesi, Oke, yang dengan tulus telah membantu, mendukung, menyemangati, menjadi teman seperjuangan, berbagi suka dan duka selama masa perkuliahan dan penyelesaian tesis ini. (12) Rekan-rekan semua, kelas F 2007/2, yang telah belajar dan berjuang bersama, terima kasih atas pertemanan dan kenangan manis selama 2 tahun kebersamaan ini. (13) Mas Bambang, mbak Ira, mbak Eka, mbak Sara, mbak Nia, mbak Debo, mas Darji, mas Imam dan kepada semua staf Maksi FEUI yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah membantu selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini, khususnya kepada seluruh staf perpustakaan yang dengan penuh dedikasi telah membantu menyediakan bahan-bahan literatur baik untuk kepentingan studi maupun untuk penyelesaian tesis ini. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat atas segala budi baik semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan studi dan tesis ini dengan sebaik-baiknya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Jakarta , 1 Mei 2010
Penulis
v
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ========================================================== Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sri Asih
NPM
: 0706304334
Program Studi
: Magister Akuntansi
Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Univesitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Value Relevance (Studi Empiris Perusahaan Non Keuangan di BEI Tahun 2007-2008) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmediaformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 1 Mei 2010 Yang menyatakan
(Sri Asih)
v
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Nama
: Sri Asih
Program Studi
: Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Pengaruhnya Terhadap Penilaian Value Relevance (Studi Empiris Perusahaan Non Keuangan di BEI Tahun 2007 – 2008)
Judul
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pengungkapan serta pengaruh corporate governance, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage dan PBV terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan 209 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Penelitian ini juga menguji apakah tingkat pengungkapan sukarela mempunyai value relevance bagi investor. Dengan menggunakan indeks GRI (global reporting Initiative) untuk mengukur tingkat pengungkapan, penelitian ini menjelaskan bahwa corporate governance memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk tingkat likuiditas, profitabilitas, serta PBV memiliki pengaruh signifikan negatif. Pengujian ini juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Untuk selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa tingkat pengungkapan (DISC) belum mempunyai value relevance bagi investor. Tetapi pengungkapan di bidang strategi (DISC_ST) dan pengungkapan di bidang sosial (DISC_S) mempunyai value relevance bagi investor. Semakin tinggi tingkat pengungkapan DISC_ST dan DISC_S suatu perusahaan akan semakin kuat mempengaruhi hubungan antara earning dan return (yang diukur dengan earning response coefficient). DISC_ST dan DISC_S mempunyai pengaruh positif terhadap hubungan laba dengan harga saham, ini berarti informasi tersebut digunakan oleh investor untuk menilai persistensi laba perusahaan dalam keputusan investasinya, atau bersifat komplementer.
Kata kunci : Pengungkapan sukarela, value relevance, earning response coefficient
vii
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Nama
: Sri Asih
Program Studi
: Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Factors Influencing Company’s Level of Voluntary Disclosure in the Annual Report and its Influence to the Value Relevance Valuation (Empirical Study of Listed Non Financial Companies in Indonesian Stock Exchange in Year 2007 and 2008)
Judul
The aim of this study is to examine the level of voluntary disclosure and the impact of corporate governance, liquidity level, profitability level, the size of company, leverage level and PBV on the level of company’s voluntary disclosure in the year 2007 and 2008 annual report of listed companies in the Indonesian Stock Exchange. This study uses 209 samples of non financial services companies. This research also study about the level of disclosure that effect to the value relevance valuation. Using Global Reporting Initiative (GRI) to measure voluntary disclosure level, this research finds that corporate governance has positive significant impact on the voluntary disclosure level in annual report whereas liquidity level, profitability level and PBV have significant negative effect on voluntary disclosure level. The size of company and leverage level have no significant impact on the voluntary disclosure level. Moreover, the result also shows that voluntary disclosure level has no value relevance for investor. But we found that the decomposition of DISC to DISC_ST (strategy) and DISC_S (social) have value relevance for the investor. The higher the disclosure of DISC_ST and DISC_S, the stronger the effect on the earnings return relationship (measured by earning response coefficient). DISC_ST and DISC_S have positive impact on the earning-return relationship, which means that investors will use such information to measure and to predict earning persistency as part of their investment decision. In the other words, the DISC_ST and DISC_S disclosure is complementary in nature. Key Word : Voluntary disclosure, value relevance, earning response coefficient
viii
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… KATA PENGANTAR ………………………………………………………. LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ABSTRAK ....................................................................................................... DAFTAR ISI ………………………………………………………………… DAFTAR TABEL …………………………………………………………... DAFTAR RUMUS ………………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………………. 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………...... 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………… 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..... 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………......
i ii iii iv vi vii ix xi xii xiii xiv 1 1 6 7 7 8
2
LANDASAN TEORI …………………………………………………... 2.1. Teori Keagenan ......…………………………………………… 2.2 Teori Signaling…………………………………........………… 2.3 Teori dan Prinsip Pengungkapan …………………................ 2.4 Luas Pengungkapan......……………………………. 2.5 Pengukuran Tingkat Pengungkapan …................................... 2.6 Global Reporting Initiative (GRI).............................................. 2.7 Corporate Governance............................................................... 2.8 Penilaian Value Relevance dari suatu Informasi...................... 2.9 Penelitian Terdahulu.................................................................
10 10 11 12 13 14 16 17 18 23
3
METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian....................................................................... 3.1.1 Model Penelitian 1...................................................... 3.1.2 Model Penelitian 2 3.2. Pengembangan Hipotesis......................................................... 3.2.1 Pengembangan Hipotesis Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengungkapan (Model Penelitian 1) 3.2.1.1. Model Penelitian 1 yang Didekomposisi........ 3.2.1.2. Pengujian Beda Koefisien Determinasi R².... 3.2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian 2 3.2.2.1. Model Penelitian 2 setelah Variabel DISC Didekomposisi.............................................. 3.2.2.2. Pengujian Beda Koefisien Beta....................
ix
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
31 31 32 33 34 38 39 40 42 42
3.3.
3.4. 3.5. 3.6.
Pengukuran Variabel Penelitian............................................... 3.3.1 Variabel Dependen................................................... 3.3.1.1. Tingkat Pengungkapan (DISC).................... 3.3.1.2. Cumulative Abnormal Return..................... 3.3.2 Variabel Independen................................................ 3.3.3 Ringkasan Operasional Variabel............................. Metode Pengumpulan Data..................................................... Teknik Pemilihan Sampel........................................................ Metode Analisis Data..............................................................
42 42 44 45 48 50 51 51 53
4. PEMBAHASAN.................................................................................... 4.1. Pemeriksaan Data...................................................................... 4.2. Penanganan Data Outlier........................................................... 4.3. Penanganan Multikolinearitas.................................................. 4.4. Deskripsi Statistik Sampel........................................................ 4.5. Hasil Pengujian Korelasi dan Hipotesis Variabel-variabel Penelitian 1 4.5.1. Hasil Pengujian Korelasi Model Penelitian 1............ 4.5.2. Pengujian Koefisien Determinasi R2 (uji F) 4.5.3 Hasil Analisa Regresi Model Penelitian 1 4.6 Hasil Pengujian Korelasi dan Hipotesis Variabel-variabel Penelitian 2 4.6.1 Hasil Pengujian Korelasi Model Penelitian 2 4.6.2 Uji t Model Penelitian 2 4.6.3 Hasil Analisa Regresi Model Penelitian 2 4.7. Uji Asumsi Klasik.................................................................... 4.7.1. Hasil Uji Normalitas.................................................. 4.7.2. Hasil Uji Multikolineritas.......................................... 4.7.2.1. Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian 1..................................................................... 4.7.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian 2.................................................................... 4.7.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas.....................................
58 58 58 58 58 63
5. Kesimpulan dan Saran.............................................................................. 5.1. Kesimpulan................................................................................ 5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya................................................................................. 5.3. Saran Untuk Pihak-pihak Terkait.............................................. DAFTAR REFERENSI
79 79
x
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
63 65 67 70 70 71 72 74 74 76 76 76 78
83 84 87
DAFTAR TABEL
Nama Tabel
No Tabel
Hal
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
25
Tabel 3.1
Pengembangan Hipotesis
38
Tabel 3.2
Operasional Variabel
50
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
59
Tabel 4.2
Hasil Penghitungan F
65
Tabel 4.3
Hasil Penghitungan t hitung
72
Tabel 4.4
Hasil Regresi Model 2 sebelum dan sesudah dekomposisi
73
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Model Penelitian 1
74
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Model Penelitian 2
75
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian 1
76
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian 2
77
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
78
xi
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
DAFTAR RUMUS
No Rumus
Keterangan
Rumus 3.1.
Penghitungan Tingkat Pengungkapan
45
Rumus 3.2.
Return Realisasi
46
Rumus 3.3.
Return Ekspektasi
47
Rumus 3.4.
Abnormal Return
47
Rumus 3.5.
Cummulative Abnormal Return (CAR)
48
Rumus 3.6.
Tingkat Likuiditas
48
Rumus 3.7.
Tingkat Profitabilitas
49
Rumus 3.9.
Tingkat Leverage
49
Rumus 3.10
Unexpected Earnings
49
Hal
xii
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Lampiran
Hal
Lampiran 2.1
Indeks GRI Asli
93
Lampiran 4.1
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan
97
Lampiran 4.2
Rata-rata per Emiten
111
Lampiran 4.3
Scoring Pengungkapan Sukarela
112
Lampiran 4.4
Korelasi Antar Variabel Model 1
127
Lampiran 4.5
Korelasi Antar Variabel Model 2
128
Lampiran 4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda Model Penelitian – 1
129
(dekomposisi) Lampiran 4.7
Daftar Perusahaan
130
xiii
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Keterangan
Gambar 3.1.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Hubungan Tingkat Pengungkapan Terhadap Penilaian Value
Gambar 3.2.
Hal
Relevan
xiv
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
31 32
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Para
investor
dalam
mengambil
keputusan
sangat
membutuhkan
keterbukaan informasi, sehingga perusahaan dituntut untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya. Salah satu jenis informasi perusahaan adalah informasi mengenai laba. Para investor akan merespon informasi yang disampaikan karena informasi laba tersebut menggambarkan kinerja perusahaan. Akan tetapi informasi laba saja tidak cukup sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
investor karena ada kemungkinan informasi tersebut bias.
Biasnya
informasi laba disebabkan antara lain karena penyampaian laporan keuangan yang terlambat dan kemungkinan adanya manajemen laba. Untuk mengurangi biasnya informasi laba tersebut maka para investor membutuhkan informasi lain yang mencerminkan kondisi secara keseluruhan yang biasanya diungkapkan dalam laporan tahunan. Informasi mengenai perusahaan merupakan media yang efektif untuk penyampaian pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Simanjuntak dan Widiastuti, 2004). Karena pentingnya informasi bagi para penggunanya maka Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK), melalui Peraturan No. VIII.G2 Tahun 1996 dan No.X.K.6 tahun 2006 mewajibkan semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menerbitkan laporan tahunan. Dalam peraturan tersebut perusahaan juga diwajibkan untuk mengungkapkan informasi keuangan maupun non keuangan dalam laporan tahunannya. Tetapi dalam prakteknya setiap perusahaan memberikan informasi yang berbeda, sehingga pemangku kepentingan mengalami kesulitan dalam menilai secara akurat dan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Informasi mengenai perusahaan juga diperlukan untuk mengurangi asimetri informasi. Menurut teori keagenan (agency theory) asimetri informasi dapat timbul antara manajer sebagai agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal (Jensen & Meckling, 1976). Asimetri 1 Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
2
informasi dapat berupa hidden action maupun hidden information. Hidden action mendorong
munculnya
moral
hazard
sementara
hidden
information
memunculkan adverse selection. Asimetri informasi dapat muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Untuk mengurangi asimetri informasi maka manajer berusaha untuk memberikan sinyal kepada investor dalam bentuk pengungkapan informasi, dimana pengungkapan informasi ini relevan dengan informasi yang sesungguhnya dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Kebutuhan informasi dalam kaitannya dengan adanya asimetri informasi menjadi perhatian dan mendorong terbentuknya suatu komite khusus yang disebut dengan nama Jenkin Committee di tahun 1991 yang dibentuk oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (Widiastuti, 2002). Komite ini dibentuk untuk meneliti sifat dan luas informasi yang seharusnya disediakan oleh manajemen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan. Hasil riset komite tersebut mendorong mereka untuk memberikan rekomendasi kepada perusahaan agar menyediakan sejumlah informasi yang merupakan bagian dari pengungkapan tambahan yang meliputi informasi segmen, data nonkeuangan, dan informasi yang bersifat forward looking (Jenkin, 1994). Pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat disampaikan dalam bentuk pengungkapan yang telah diatur oleh lembaga yang berwenang (mandatory disclosure) maupun melalui pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah ditetapkan (Bogdan et al., 2009). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat luas pengungkapan telah banyak dilakukan diantaranya oleh Singhvi dan Desai (1971), Buzby (1975), Stanga (1976), Chow dan Boren (1987), Cooke (1989 dan 1992), Forker (1992), Lang dan Lundhom (1993), Wallace et al (1994), Meek et al. (1995), Alsaeed (2001), Ho dan Wong (2000), dan Sabeni (2002), Said et al (2003), Forker (1992). Di Indonesia peneliti, Subiyantoro (1997), Gunawan (1997), Mawarta (2001), mendukung penelitian sebelumnya bahwa ukuran perusahaan (size), tingkat leverage, profit margin, tingkat likuiditas, penerbitan
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
3
sekuritas, stock return berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan perusahaan. Susanto (1994) dan
Mawarta (2001) dalam
penelitiannya menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis asing memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi. Fitriany (2001), Simanjuntak dan Widiastuti (2004) juga meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Penelitian selanjutnya mengarah pada manfaat dari meningkatnya luas pengungkapan seperti dampak meningkatnya luas pengungkapan pada penurunan cost of equity (Botosan, 1997; Sengupta, 1998; Leuz dan Verrecchia, 2000; Tjakradinata, 2000; Sitanggang, 2002; dan Budiarti, 2007); pada peningkatan likuiditas pasar (Diamond dan Verrecchia, 1991; Lang dan Lundholm, 1996; Sitanggang, 2002); pada pengurangan bid-ask spreads (Greinstain dan Sami, 1994; Coller dan Yohn, 1997; Lim dan Yeo, 1999); pada pengurangan risiko informasi dan asimetri informasi, pada rendahnya tingkat perbedaan hasil forecast di antara para analis laporan keuangan dan pada rendahnya tingkat volatilitas dari revisi atas forecast yang dibuat oleh para analis (Lang dan Lundholm, 1996); pada peningkatan kinerja saham (Healy, Hutton, dan Palepu, 1999); dan pada nilai pasar saham (Huges, 1986; dalam Wondabio, 2007). Di Indonesia, hasil penelitian Sitanggang (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan maka semakin tinggi likuiditas saham dan semakin rendah volatilitas saham. Sedangkan penelitian Junaedi (2005) hanya menyimpulkan adanya pengaruh tingkat pengungkapan terhadap aktivitas atau volume perdagangan saham namun tidak pada tingkat pengembalian (return) saham yang diperdagangkan. Hasil penelitian Adhariani (2005) menunjukkan bahwa tingkat
keluasan
pengungkapan
sukarela pada laporan
tahunan
berhubungan positif dengan current Earning Response Coefficient (ERC). Dengan kata lain makin tinggi tingkat pengungkapan sukarela maka makin tinggi tingkat kepercayaan investor atas laba yang dilaporkan perusahaan. Selain itu hasil penelitian yang lain menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan informasi perusahaan juga dapat berpengaruh pada penurunan cost of debt (Mayasari, 2002) dan pada penurunan cost of equity (Tjakradinata, 2000; Sitanggang, 2002; dan Budiarti, 2007) terkait dengan pengungkapan informasi non keuangan, hasil
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
4
penelitian Wondabio (2007) menunjukkan bahwa luas pengungkapan Non Financial Measures (NFM), yang merupakan alternatif penilaian kinerja perusahaan, dipertimbangkan oleh investor untuk menilai earning persistence perusahaan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pengungkapan NFM memiliki hubungan negatif dengan cost of debt dan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan, yaitu kinerja akuntansi (yang diwakili oleh rasio Return On Assets) dan kinerja pasar yang diwakili oleh Price to Book Value. Informasi keuangan khususnya informasi laba mempunyai nilai yang relevan bagi pengambilan keputusan investasi. Penelitian mengenai value relevan informasi laba dilakukan dengan cara menghubungkan data akuntansi (data laba) dengan data pasar modal (harga saham).
Besarnya hubungan antara laba
akuntansi dan harga saham diukur dengan menggunakan earnings response coefficient (ERC).
Scott (2009) menyatakan bahwa ERC digunakan untuk
mengukur besarnya abnormal returns saham dalam merespon komponen kejutan dari earnings yang dilaporakan oleh perusahaan. Hasil studi Ball dan Brown (1968), Kormendi dan Lipe (1987), Collins dan Kothari (1989) menemukan bahwa laba mengandung informasi yang relevan (memiliki value relevance) untuk penilaian perusahaan yang ditunjukkan oleh perilaku harga saham dan volume perdagangan di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Menurut Lev dan Zarowin (1999) kegunaan informasi akuntansi, khususnya laba dan arus kas semakin memburuk karena dampak perubahan operasi perusahaan dan perubahan kondisi perekonomian yang tidak tereflesi secara cukup dalam sistem pelaporan.
Rimerman (1990) menyatakan bahwa
beberapa kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan yang tidak dapat dipenuhi oleh informasi akuntansi menyebabkan investor berpaling ke informasi non akuntansi salah satunya adalah ungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Widiastuti (2002) melakukan penelitian untuk menguji apakah terdapat pengaruh luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan terhadap ERC. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, dan kesimpulan ini tetap konsisten setelah memasukkan variabel-variabel kontrol yang dianggap mempengaruhi ERC.
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
5
Adhariani (2005) melakukan penelitian terhadap 90 perusahaan manufaktur pada periode 1998-2000, juga menghasilkan kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC. Berdasarkan pentingnya suatu informasi baik informasi laba maupun informasi yang terdapat pada laporan tahunan perusahaan untuk para pemangkukepentingan dan berdasarkan hasil penelitian-penelitian mengenai tingkat luas pengungkapan dan manfaatnya maka penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan serta pengaruhnya terhadap penilaian value relevance. Untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
pengungkapan penelitian ini memasukkan variabel corporate governance. Penelitian ini juga memasukkan variabel ukuran perusahaan, dimana variabel itu telah banyak diteliti dan penelitian tersebut secara umum menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pada tingkat pengungkapan perusahaan. Variabel tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas dan tingkat leverage juga dijadikan variabel independen karena meskipun telah banyak diteliti dalam penelitian sebelumnya namun penelitian-penelitian tersebut tidak menunjukkan hasil yang kuat atau konsisten. Penelitian terkait variabel tingkat likuiditas merujuk pada penelitian Suripto (1999), Gunawan (2001), Fitriany (2001) dan variabel tingkat profitabilitas merujuk pada penelitian Tjakradinata (2000) dan Fitriany (2001). Sedangkan untuk variabel tingkat leverage merujuk pada penelitian Suripto (1999), Marwata (2001), Fitriany (2001) serta Simanjuntak dan Widiastuti (2004). Belum banyak penelitian yang memasukkan variabel PBV (price to book value) sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan. Amalia (2005) dalam penelitiannya menggunakan variabel PBV tetapi menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga memasukkan variabel PBV untuk mengetahui apakah PBV mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan informasi di laporan tahunan.
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
6
Selain tingkat luas pengungkapan, penelitian ini akan melihat pengaruh dari corporate governance sebagai variabel yang mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Suaryana (2005) telah melakukan penelitian menguji perbedaan kualitas laba antara perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2001-2002 yang tidak mempunyai komite audit dan yang mempunyai komite audit. Hasil penelitian Suaryana (2005) menemukan fakta bahwa perusahaan yang membentuk komite audit mempunyai ERC yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Sedangkan Tresnaningsih (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan corporate governance terhadap ERC terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.
Penelitian ini melihat aspek
pembentukan komisaris independen dan komite audit sesuai dengan peraturan dari BEI. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu diantaranya : 1.
Penggunaan indeks pengungkapan yang digunakan dalam melakukan skoring tingkat luas pengungkapan. Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan indeks yang dikeluarkan oleh Botosan (1997), Suripto (1999), Sitanggang (2002), dan Verrecchia (2000), sedangkan penelitian ini menggunakan indeks yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), dengan mengeluarkan elemenelemen pengungkapan yang sudah diwajibkan oleh Bapepam.
2.
Penggunaan data sampel, penelitian terdahulu kebanyakan mengambil sampel perusahaan-perusahaan manufaktur, untuk penelitian ini menggunakan sampel semua perusahaan yang tercatat di BEI dengan mengeluarkan perusahaan jasa keuangan untuk tahun 2007-2008.
3.
Penggunaan indeks corporate governance yang dikeluarkan oleh IICD, penelitianpenelitian sebelumnya menggunakan data ada tidaknya komisaris independen, komite audit, belum menggunakan indeks yang menunjukkan penerapan corporate governance dalam perusahaan secara keseluruhan.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan rumusan masalah yaitu: Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
7
1. Bagaimanakah tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008? 2. Apakah corporate governance, ukuran perusahaan, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan PBV memiliki pengaruh terhadap tingkat luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan? 3. Apakah tingkat luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan akan memiliki pengaruh terhadap penilaian value relevance?
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008.
2.
Untuk menganalisis pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan PBV pada tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008.
3.
Untuk mengetahui pengaruhnya tingkat luas pengungkapan pada laporan tahunan perusahaan terhadap penilaian value relevance.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Memberikan kontribusi bagi penelitian dengan menambah literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan dan pengaruhnya terhadap penilaian value relevance yang dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
2.
Memberikan bahan masukan bagi Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia dalam menetapkan kebijakan dan peraturan yang terkait dengan penyajian informasi penting yang perlu diungkapkan dalam laporan tahunan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan fungsi pengawasan atas penyajian dan penyampaian laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
8
Indonesia untuk memberikan perlindungan kepada para pemegang saham atau investor. 3.
Memberikan masukan kepada emiten berhubungan dengan pengungkapan informasi penting dalam laporan tahunan yang dapat mengurangi asimetri informasi sehingga dapat membantu investor dalam membuat analisis dan keputusan investasi yang tepat.
4.
Memberikan bahan masukan kepada para investor tentang luas dan jenis informasi sukarela yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan, selain informasi yang diwajibkan oleh Bapepam-LK untuk disajikan dalam laporan. Selain
itu
juga
dapat
memberikan
masukan
apakah
tingkat
luas
pengungkapan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 1.5
Sistematika Penulisan Pembahasan hasil penelitian akan disajikan dengan sistematika berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang mendasari dilakukannya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai teori yang menjadi landasan penelitian meliputi agency theory, signaling theory, Teori dan Prinsip Pengukapan, Pengukuran Tingkat Pengungkapan, Global Reporting Initiative (GRI), Value Relevance, serta paparan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas topik yang terkait dengan penelitian ini. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode penelitian yang dilakukan mencakup kerangka konseptual, hipotesis penelitian, pengukuran variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik pemilihan sampel, dan metode analisis data.
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
9
BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini akan menyajikan statistik deskriptif variabel-variabel penelitian, pengujian korelasi dan hipotesis variabel-variabel analisis tingkat pengungkapan sukarela perusahaan, hasil pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas, uji beda, hasil pengujian regresi, dan analisis hasil pengujian. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan hasil penelitian, penjelasan mengenai keterbatasan penelitian, dan saran-saran.
Universitas Indonesia Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Keagenan Teori keagenan berkembang setelah ada pemisahan antara pemilik perusahaan (principal) dengan pengelola perusahaan (agent). Teori keagenan memberikan pemahaman yang mendalam untuk menelaah dampak dari hubungan antara principal dan agent atau antara principal dengan principal (Ariyoto, 2000). Principal
dalam
teori
keagenan
dinyatakan
sebagai
pihak
yang
menyerahkan sebagian atau keseluruhan modal (wealth) yang dimilikinya untuk dikembangkan oleh pihak lain (agent) (Ariyoto, 2000). Kondisi ini menyebabkan munculnya potensi konflik kepentingan antara principal dan agent
yang
berpotensi menimbulkan agency cost . Teori keagenan diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dimana dalam teori ini mengasumsikan bahwa tiap individu yang terlibat dalam kontrak bertujuan untuk memaksimalkan kepentingannya masing-masing. Masing-masing individu yang masuk dalam kontrak bertujuan untuk mengakomodasi kepentingan dari berbagai pihak karena mereka menyadari bahwa kepentingan mereka akan terpenuhi jika tujuan bersama juga terpenuhi. Dengan terpenuhinya tujuan bersama maka tidak akan timbul konflik antar individu. Kontrak yang dijalankan oleh tiap individu akan muncul masalah apabila terdapat asimetri informasi, baik yang berupa tindakan tersembunyi (hidden action) maupun informasi tersembunyi (hidden information) yang dimiliki oleh manajemen yang bertindak sebagai agen. Ada dua bentuk asimetri informasi (Scott, 2009) yaitu adverse selection dan moral hazard. Adverse selection timbul karena adanya informasi yang disembunyikan dalam pemilihan kebijakan atau aturan yang menguntungkan pihak manajemen. Sedangkan moral hazard merupakan tindakan yang disembunyikan oleh manajemen sehingga akan memunculkan tindakan-tindakan yang melanggar dan tidak etis. Untuk mengurangi kesempatan manajemen melakukan tindakan yang merugikan investor, menurut Jensen dan Meckling ada dua cara yaitu pengawasan
10
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
11
(monitoring) dan pembatasan (bonding). Dalam agency relationship juga dikenal adanya residual loss yaitu kerugian yang masih timbul meskipun sudah ada pengawasan (monitoring) dan pembatasan (bonding). Berbagai biaya yang terkait dengan agency cost seperti yang diungkapkan oleh Jensen dan Meckling (1976), menurut Ariyoto (2000), dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang timbul karena: 1) ketidakefisienan pengelolaan yang dilakukan oleh agent; 2) pemilihan proyek atau bisnis yang tidak sama dengan pilihan yang dibuat oleh principal; 3) dilakukannya kegiatan pengawasan atas kinerja dan perilaku agent oleh principal (monitoring cost), dan 4) pembatasan yang diberikan kepada agent oleh principal (bonding cost) (Ariyoto, 2000). Antisipasi atas agency cost ini nampak pada harga saham perusahaan pada saat menjual sahamnya. Tingkat luas pengungkapan dalam laporan tahunan dapat mengurangi adanya informasi asimetri, sedangkan corporate governance (CG) digunakan sebagai fungsi pengawasan dalam pengelolaan perusahaan.
2.2
Teori Signaling Teori signaling timbul karena adanya informasi asimetri antara pihak
manajemen perusahaan yang memiliki informasi penuh (well informed) dan pihak investor atau pemangku kepentingan lain yang kurang memiliki informasi (poorly informed) (Wondabio, 2010).
Berdasarkan teori ini, pihak manjemen yang
memiliki informasi bagus tentang perusahaan akan berusaha menyampaikan informasi tersebut kepada investor luar agar harga saham perusahaan meningkat. Sinyal tersebut harus dapat dipercaya dan tidak mudah untuk ditiru atau mahal untuk menirunya. Pengungkapan yang bersifat langsung (direct disclosures) adalah salah satu sinyal yang relevan dengan informasi keuangan, dimana pengungkapan dapat menjadi sinyal yang dapat diandalkan, sehingga nilai pasar saham perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Sedangkan sinyal yang lain bersifat tidak langsung (indirect signal). Penelitian Leland dan Pyle (1997) dalam Megginson
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
12
(1997), membuktikan bahwa perusahaan go public, proporsi ekuitas adalah sinyal bagi perusahaan. Struktur modal dalam suatu perusahaan, sinyal yang diberikan berupa penggunaan porsi utang yang lebih besar dalam perusahaan. Porsi utang yang tinggi digunakan oleh manajemen sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal, karena perusahaan tersebut benar-benar kuat dan berani menanggung risiko kesulitan keuangan ketika porsi utang perusahaan relatif tinggi. Perusahaan yang lebih tinggi porsi utangnya akan dinilai investor dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan yang rendah porsi utangnya (Megginson, 1997). Teori signaling relevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini karena erat kaitannya dengan tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
2.3. Teori dan Prinsip Pengungkapan Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi
dua,
yaitu
pengungkapan
wajib
(mandatory
disclosure)
dan
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku (regulator) sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi
yang diwajibkan (Scott, 2009). Masing-masing
perusahaan berbeda dalam mengungkapkan informasi ke dalam laporan tahunan. Pengungkapan wajib sesuai dengan ketentuan-ketentuan bentuk dan isi laporan tahunan berdasarkan keputusan Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006. Dengan semakin berkembangnya informasi para pemangku kepentingan menuntut adanya perluasan pengungkapan tidak hanya mencakup informasi keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Belkaoui (2004) dalam
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
13
teorinya mendukung gagasan perlunya perubahan dalam pengungkapan perusahaan, antara lain : a.
Theory of right to know Dalam teori ini menyebutkan bahwa baik masyarakat umum maupun para investor mempunyai hak atas informasi yang seharusnya tidak berkaitan dengan informasi yang hanya dapat disediakan oleh para akuntan dalam melaksanakan fungsi pengungkapan.
b.
Theory of information overload Teori ini berpendapat bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi, sehingga informasi harus disajikan secara ringkas dan berkualitas agar dapat di cerna oleh para penggunanya.
c.
Theory of retrieved system Teori ini menyebutkan perlu adanya suatu sistem penyimpanan dan pengolahan informasi yang memungkinkan para pengguna dengan mudah memulihkan informasi tersebut.
d.
Theory of relevance Teori
ini
digunakan
untuk
menentukan
persyaratan-persyaratan
pengungkapan yang relevan dalam setiap pengambilan keputusan seperti aspek sumber daya manusia, nilai pasar, etika, tata kelola yang baik dan pengukuran-pengukuran lain yang bersifat NFM (Non Financial Measures). e.
Theory of preciseness Suatu informasi yang diungkapkan kepada publik haruslah bersifat tepat (precise) dan tidak menimbulkan arti ganda.
2.4. Luas Pengungkapan Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (Hendriksen, 1994). Ada 3 konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu :
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
14
1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterprestasikan dengan benar oleh investor. 2. Fair disclosure (pengungkapan wajar) Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan
yang sama kepada pemakai laporan dengan
menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial. 3. Full disclosure (pengungkapan penuh) Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga bebarapa pihak menganggapnya tidak baik (Ainun dan Fuad, 2000) dalam Simanjutak dan Widiastuti (2004). Penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan mengaburkan informasi. Healy dan Palepu (1993) mengemukakan tersebarnya informasi penting yang berkaitan dengan strategi bisnis dan rencana perusahaan yang akan merugikan perusahaan.
2.5. Pengukuran Tingkat Pengungkapan Tingkat pengungkapan dalam laporan tahunan diukur dengan menggunakan score atau indeks. Dengan score indeks tersebut dihitung berapa jumlah elemen yang diungkapkan
dalam laporan tahunan.
Di Amerika dan Eropa terdapat
penilaian atas tingkat pengungkapan yang dikeluarkan oleh Association for Investment and Research. Hasil pemeringkatan tersebut dijadikan acuan bagi pelaku pasar untuk menilai tingkat pengungkapan dari emiten yang tercatat di bursa Amerika Serikat (Susmantoro, 2008). Beberapa penelitian sebelumnya (Cerf, 1961; Mautz dan May, 1978; Fith, 1979; Nair dan Frank, 1980; Lee dan Twedie, 1981; Gray, Sweeney dan Shaw, 1984; Gray dan Robertson, 1989; Cooke, 1992) menganalisis tingkat
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
15
pengungkapan telah membuat suatu indeks pengukuran terhadap tingkat pengungkapan. Indeks pengungkapan bertujuan untuk mengukur kualitas pengungkapan suatu perusahaan dan menunjukkan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan
yang berlaku. Indeks ini dapat mengukur tingkat
pengungkapan yang bersifat wajib, sukarela, atau keduanya (Susmantoro, 2008). Indeks pengungkapan yang dibuat oleh Cerf (1961) dihasilkan setelah melalui penelaahan atas proses pengambilan keputusan investasi yaitu mengenai bagaimana suatu keputusan dibuat, melakukan wawancara dengan analis sekuritas dan melakukan pengujian atas laporan para analis (Susmantoro, 2008). Cooke (1992) mengembangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shingvi dan Desai (1971) berhasil membuat indeks pengungkapan yang terdiri dari 165 buah elemen pengungkapan baik yang bersifat wajib maupun yang bersifat sukarela. Lang dan Lundholm (1993) dalam penelitiannya terdapat korelasi yang tinggi antara laporan tahunan dengan publikasi yang lain dan antara laporan tahunan dengan hasil pemeringkatan investor relation disclosure. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian atas tingkat pengungkapan dengan menggunakan laporan tahunan dapat menjadi proksi yang tepat untuk menilai tingkat pengungkapan dari perusahaan secara umum (Botosan, 1997). Dalam
melakukan
penelitian
para
peneliti
menggunakan
elemen
pengungkapan yang bervariasi. Buzby (1975) menggunakan 39 elemen dengan memakai pembobotan yang dikembangkan dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kepada 131 analis keuangan; Cooke (1992) menggunakan 165 elemen; Susanto (1994) dalam Widiastuti (2002) menggunakan 30 elemen; Botosan (1997) menggunakan 35 elemen dengan lima kategori pengungkapan; Subiyantoro (1997) menggunakan 89 elemen; Suripto (1999) dalam Widiastuti (2002) menggunakan 33 elemen. Ada beberapa penelitian yang mengadopsi penuh indeks Botosan (1997) dengan melakukan modifikasi mengurangi atau menambahkan elemen pengungkapan berdasarkan penelitian-penelitian atau sumber-sumber referensi lain seperti yang dibuat oleh Suripto (1999), Sitanggang (2002), Adhariani (2005), dan Kurnia (2006).
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
16
Tingkat pengungkapan sukarela diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan yang merupakan rasio antara jumlah elemen informasi sukarela yang dipenuhi dengan jumlah elemen informasi sukarela yang mungkin dapat dipenuhi (Widiastuti, 2002). Semakin tinggi indeks pengungkapan perusahaan maka semakin luas pengungkapan sukarela yang diberikan perusahaan (Widiastuti, 2002). Tahun 2002 GRI (global reporting initiative) mengeluarkan indeks sebagai kerangka pelaporan yang paling mutakhir dan dapat diterima secara umum untuk mengkombinasikan laporan keuangan, lingkungan dan kinerja sosial. GRI membuat sustainability reporting guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan aspek ekonomi sosial lingkungan, atau dikenal dengan aspek triple bottom line. Terdapat 121 elemem dalam GRI yang harus diungkapkan dalam memberikan petunjuk pembuatan laporan (lampiran 2.1). Karena GRI lebih memperhatikan aspek ekonomi, sosial, lingkungan maka ada beberapa penelitian yang menggunakan indeks ini untuk mengukur pengungkapan dibidang CSR.
2.6 Global Reporting Initiative (GRI) Global Reporting Initiative yang juga disingkat dengan GRI disusun pertama kali pada tahun 1997 oleh The Boston-based Coalition on Environmentally Responsible Economies (CERES) bekerjasama dengan Tellus Institute. GRI telah masuk dalam kriteria kerangka laporan dalam semua aspek perkembangan perusahaan. GRI tersedia sebagai sarana internal untuk mengevaluasi konsistensi kebijakan sustainability perusahaan dan strategi yang digunakan, serta kegiatan aktual lainnya. Maret 1999, GRI mengeluarkan the Sustainability Reporting Guidelines sebagai draft pembuka bagi tanggapan dan pengujian publik tahun 2000. Sebanyak dua puluh satu perusahaan dari seluruh dunia menjadi proyek percontohan bagi panduan tersebut. Dan ratusan stakeholder dari seluruh dunia menyediakan komentar yang substantive. Pada tahun 2000 GRI meluncurkan the
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
17
Sustainability Reporting Guidelines yang telah diadopsi oleh kurang lebih seratus perusahaan di seluruh dunia. GRI juga mendorong organisasi untuk membuat perjanjian dengan stakeholder dan dapat memilih indikator kemajuan perusahaan yang paling relevan untuk dua hal yakni pelaporan organisasi dan hubungan dengan para stakeholdernya. Tujuan GRI diantaranya adalah untuk membantu para investor, pemerintah, perusahaan dan masyarakat umum untuk memahami lebih jelas mengenai proses peningkatan dalam pencapaian keberlanjutan (sustainability). Global Reporting Initiative (GRI) juga memiliki misi untuk meningkatkan laporan secara berkelanjutan pada tingkat yang sama dengan laporan keuangan melalui pengembangan kerangka laporan umum yang dapat diterima. GRI sangat relevan dalam penelitian ini karena sangat sesuai dengan teori keagenan. Untuk mewujudkan pertanggungjawaban manajer dengan investor diperlukan pelaporan pencapaian keberlanjutan.
Dalam laporan pencapaian
keberlanjutan GRI mengeluarkan indeks apa saja yang harus dilaporkan dan diungkapkan dalam laporan tersebut. Standar pengungkapan yang berisi strategi dan profil, ekonomi,lingkungan, sosial, hak asasi manusia dan juga produk. 2.7. Corporate Governance Salah satu prinsip dari corporate governance adalah pengungkapan dan transparansi. Herwidayatmo (2000) menyebutkan bahwa kerangka corporate governance harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Perusahan wajib menyampaikan laporan berkala dan informasi material lainnya kepada regulator dan publik. Dalam teori keagenan, rendahnya pengungkapan informasi timbul adalah merupakan
dampak
persoalan
keagenan,
yaitu
adanya
ketidakselarasan
kepentingan antara pemilik dan manajemen (Beneish, 2001 dalam Nuryaman 2009). Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan corporate governance yang
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
18
baik perusahaan akan memberikan informasi yang lebih kepada para pemangku kepentingan.
2.8. Penilaian Value Relevance dari suatu Informasi Informasi laba menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan dalam satu periode. Informasi yang terkandung dalam laba ini sangat penting karena akan direspon oleh para investor. Dari respon tersebut, akan diketahui apakah pengumuman laba mengandung informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan investor (memiliki value relevance) atau tidak. Value relevance informasi laba bisa dilihat dari terjadinya abnormal return dan perubahan volume perdagangan saham di sekitas tanggal pengumuman laba (Nugrahanti, 2005). Francis dan Schipper (1999) dalam Widiastuti (2005), membuat dua definisi operasional (ukuran) value relevance, yaitu (1) total return yang dapat diperoleh dari menggunakan laporan keuangan, dan (2) explanatory power infomasi akuntansi untuk mengukur nilai pasar. Para investor memanfaatkan informasi yang diterima sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi
yang akan dilakukan.
Salah satu sumber
informasi yang dipergunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Para peneliti memperhatikan bagaimana hubungan atas informasi laba akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan terhadap return saham. Ball dan Brown (1968) dalam Scott (2009) telah melakukan penelitian pertama kali mengenai hubungan informasi laba akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan terhadap return saham. Dalam penelitiannya Ball dan Brown (1968) meneliti mengenai respon pasar yang berbeda terhadap informasi laba. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka pengujian value relevance dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Earning Response Coefficient (ERC), yaitu dengan melakukan perhitungan Cumulative Abnormal Return (CAR).
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
19
Earnings (laba) diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Lev, 1989). Namun demikian, earnings itu sendiri memiliki keterbasan yang mungkin dipengaruhi oleh manajemen, sehingga dibutuhkan informasi lain selain earnings untuk memprediksi return
saham
perusahaan. Pengertian mengenai Earnings Respone Coefficient (ERC) dalam Scott (2009) adalah : “An earnings response coefficient measures the extent of a security’s abnormal market return in response to the unexpected component of reported earnings of the firm issuing that security”. Respon pasar terhadap laba berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, growth opportunities, dan informativeness of price (Scott, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ERC : a. Risiko sistematis perusahaan (Beta) Semakin berisiko expected return dari suatu perusahaan dimasa yang akan datang maka semakin rendah nilai perusahaan tersebut bagi investor, khususnya investor yang menghindari risiko (Scott 2009). Dalam pandangan investor, beta dipandang sebagai besarnya risiko pada sekuritas. Collins dan Kothari (1989), Easton dan Zmijewski (1989) dalam Scott (2009) melakukan penelitian mengenai hubungan antara ERC dan beta. Dari penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dengan beta yang besar mempunyai ERC yang kecil, begitu sebaliknya perusahaan yang mempunyai ERC besar mempunyai beta sekuritas yang kecil. Artinya sensitivitas investor terhadap informasi mengenai perusahaan yang mempunyai risiko kecil akan lebih besar, alasannya adalah karena perusahaan dengan risiko lebih kecil akan dipercaya oleh investor
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
20
b. Struktur Modal Perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity yang tinggi, yaitu perusahaan yang sebagian besar modalnya bersumber dari hutang, suatu peningkatan atas laba merupakan kabar yang baik bagi kreditur perusahaan dibandingkan
bagi
perusahaan
dibandingkan
bagi
pemegang
saham
perusahaan. Dengan demikian ERC bagi perusahaan jenis ini akan mempunyai ERC yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai hutang atau lebih sedikit hutangnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar laba abnormal yang dihasilkan perusahaan dengan nilai hutang yang tinggi akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur. Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal, Lee dan Fargher (1991) dalam Scott (2009) membuktikan secara empiris, bahwa perusahaan yang mempunyai hutang lebih banyak akan mempunyai ERC yang lebih rendah. c. Persistensi Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings). Revisi yang dimaksud berupa kabar baik maupun kabar buruk (earnings events) mengenai current earnings yang terjadi pada tahun berjalan. Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba.
Semakin kecil nilai revisi laba akuntansi masa depan
(semakin persisten laba akuntansi), semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan abnomal return (semakin besar ERC). Penelitian Ramakrishnan dan Thomas (1991) dalam Scott (2009) menyatakan bahwa komponen-komponen yang berbeda dalam laporan laba rugi pada laporan keuangan akan mungkin mempunyai persistensi yang berbeda. Menurut mereka ada tiga tipe earnings events pada laporan laba rugi yaitu : (1) Permanent, yaitu yang diharapkan pasti persistensi (2) Transitory, yang mempengaruhi current earnings tapi tidak mempengaruhi future earnings, dan (3) Price-irrelevant, yaitu yang tidak mempunyai persistensi sama sekali.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
21
d. Kualitas laba Laba yang mempunyai kualitas baik cenderung untuk memiliki nilai ERC yang lebih besar (Scott 2009). Kualitas laba dinilai oleh investor melalui kemampuannya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan kinerja perusahaan periode berjalan yang dicerminkan melalui angka laba akuntansi. Peningkatan kemampuan prediksi laba akuntansi menyebabkan informasi laba akuntansi berjalan menjadi lebih bermanfaat dalam memprediksi laba akuntansi di masa mendatang sehingga investor menggunakan informasi laba sekarang dalam pengambilan keputusan investasinya dan lebih sensitif terhadap informasi laba. Koefisien respon laba akuntansi akan meningkat, jika laba akuntansi di masa lalu mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba akuntansi di masa depan. e. Kesempatan Pertumbuhan Penelitian
Collins
dan
Kothari
(1989)
dalam
Scott
(2009)
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kesempatan bertumbuh dan koefisien respon laba. Variabel lain yang diuji bersama dengan variabel kesempatan bertumbuh ini adalah persistensi, risiko sistematik dan ukuran perusahaan. Selain mendukung hipotesis bahwa koefisien respon laba akuntansi bervariasi baik antar perusahaan maupun antar waktu, penelitian tersebut1 juga menyimpulkan adanya korelasi negatif antara koefisien respon laba dan tingkat bunga bebas risiko dan risiko sistematik. Penilaian pasar (investor/pemegang
saham)
terhadap
kemungkinan
bertumbuh
suatu
perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi dimasa darpan bagi investor. f. Nilai Informasi dari Harga Pasar Saham Harga pasar saham perusahaan mencerminkan sebagian informasi mengenai nilai perusahaan di masa mendatang.
Semakin informatif harga
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
22
pasar saham suatu perusahaan, maka nilai informasi akuntansi yang disampaikan melalui angka laba akan semakin berkurang. Nilai informasi dari harga pasar suatu saham seringkali diukur dengan menggunakan ukuran perusahaan (size) sebagai proksinya.
Hal ini didasarkan pemikiran bahwa
perusahaan yang besar seringkali memiliki lebih banyak informasi dan berita yang tersedia selain informasi akuntansi dalam laporan keuangan, akibatnya respon pasar atas informasi akuntansi dalam laporan keuangan, akibatnya respon pasar atas informasi akuntansi, khususnya angka laba, manjadi tidak terlalu besar. g. Kualitas Audit Penelitian oleh Balsam et al (2003) menyatakan bahwa dengan adanya kualitas audit yang lebih tinggi, berarti mengurangi persepsi ketidakpastian dan noise yang ada pada laporan keuangan, sehingga menyebabkan ERC yang lebih tinggi. Penjelasannya adalah dengan auditor yang dianggap mempunyai kemampuan lebih akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, sehingga akan lebih dipercaya karena labih sesuai dengan prisip akuntansi yang berlaku. Artinya kredibilitas dari laporan keuangan juga akan meningkatkan ERC h. Default Risk Penelitian Vassalou dan Xing (2003) dengan menggunakan rating obligasi sebagai proksi risiko kegagalan hutang menunjukkan bahwa jika return saham disesuaikan dengan variasi risiko kegagalan hutang di sekitar tanggal turunnya rating obligasi maka return abnormal dalam jangka pendek akan hilang. Risiko kegagalan hutang merupakan risiko yang spesifik untuk tiap perusahaan sehingga berkemungkinan untuk mempengaruhi besaran hubungan laba dan return saham perusahaan.
Investor sebagai pemilik
perusahaan akan bereaksi atas etiap informasi yang diterimanya yang berkaitan dengan perusahaan.
Selain intuisi risk aversion yang dimiliki investor,
terkadang diasumsikan pembuat keputusan adalah risk neutral.
Sekalipun
netralitas investor terhadap risiko adalah asumsi yang beralasan saat kemungkinan payoff yang diterima kecil, namun pada banyak kasus
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
23
penghindaran risiko merupakan asumsi yang lebih realistis.
Konsep
penghindaran risiko (risk aversion) adalah penting bagi akuntan karena ini berarti investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan risiko dan ekspektasi return masa depan (Scott, 2009). Perusahaan dengan risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun disisi lain tingkat ketidakpastiannya juga tinggi. Hal ini menyebabkan investor akan berhati-hati dalam mengambil keputusan sehubungan dengan perusahaan dengan risiko tinggi. Sikap hati-hati dapat menyebabkan investor akan lebih lambat bahkan tidak sama sekali beraksi atas informasi laba perusahaan. Akibatnya besaran hubungan laba dan return sahan perusahaan juga dipengaruhi oleh tingkat risiko yang dimiliki oleh perusahaan.
2.9.
Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dan dijadikan referensi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.9.1.
Penelitian yang terkait tentang Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Singhvi dan Desai (1971) melakukan penelitian mengenai variabel yang
berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan. Penelitian ini menyebutkan bahwa besarnya aset perusahaan, jumlah pemegang saham, status pendaftaran, ukuran akuntan publik, rate of return, dan margin laba berkorelasi positif terhadap tingkat kualitas pengungkapan. Buzby (1975) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa status listing perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kualitas pengungkapan. Besarnya
aktiva
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
luasnya
pengungkapan. Stanga (1976) menemukan bahwa jenis industri dan besarnya aktiva perusahaan yanga dapat mempengaruhi tingkat kualitas pengungkapan pada perusahaan-perusahaan besar.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
24
Penelitian Chow dan Boren (1987) mengenai pengungkapan sukarela di Mexico menemukan bahwa tingkat utang (leverage) dan besarnya aktiva perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan. Cooke (1989 dan 1992) melakukan penelitian terhadap perusahaanperusahaan di Swedia dan Jepang membuktikan bahwa besarnya aktiva, status pendaftaran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan sukarela. Perusahaan-perusahaan yang tercatat di beberapa bursa (multiple listing) terbukti lebih banyak melakukan pengungkapan dibandingkan dengan perusahaan yang tercatat di satu bursa. Lang dan Lundhom (1993) melakukan penelitian dan menemukan bahwa tingkat luas pengungkapan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (di-proxy dengan return saham), besarnya perusahaan (asset size), hubungan antara return saham dan earning serta penerbitan sekuritas. Wallace et al (1994) dalam penelitiannya pada perusahaan di Spanyol menemukan bahwa tingkat kelengkapan pengungkapan dipengaruhi oleh besarnya perusahaan (di-proxy oleh besarnya aktiva atau penjualan) dan listing status dari perusahaan.
Penelitian Wallace juga menemukan tingkat pengungkapan
berkorelasi negatif dengan tingkat likuiditas perusahaan. Penelitian Meek et al (1995) terhadap faktor-faktor yang menentukan luasnya tingkat pengungkapan sukarela dari informasi strategic, non financial dan financial, laporan tahunan perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika Serikat (US), Inggris (UK) dan daratan Eropa, menemukan bahwa besarnya perusahaan, negara asal, listing status dan tipe industri adalah faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Alsaeed (2001) dalam penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan, sedangkan variabel utang, kepemilikan, umur perusahaan, profit margin, ROE, likuiditas, ukuran KAP, tipe industri tidak signifikan dalam menjelaskan pengungkapan. Penelitian-penelitian di Indonesia terhadap laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Subiyantoro (1997), Gunawan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
25
(1997), Suripto (1999), Mawarta (2001) dan Amalia (2005) mendukung penelitian-penelitian sebelumnya bahwa ukuran perusahaan (size), tingkat leverage, profit margin, tingkat likuiditas, penerbitan sekuritas, stock return berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan perusahaan. Susanto (1994) dalam Mawarta (2001) terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis asing memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan biasa. Simanjutak dan Widiastuti (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa leverage, profitabilitas, proporsi saham publik secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur, sedangkan current ratio dan umur perusahaan tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan. Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa karekteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan, tingkat leverage, struktur kepemilikan, umur perusahaan, tingkat likuiditas, return on equity (ROE), tipe industri, ukuran KAP, luasnya operasi multinasional, status listing, terbukti secara empiris dapat mempengaruhi luasnya tingkat pengungkapan perusahaan. Ringkasan penelitian terdahulu mengenai pengungkapan pada laporan tahunan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 – Penelitian Terdahulu Pengungkapan pada Laporan Tahunan Judul dan Peneliti An Empirical Analysis of Quality of Corporate Financial Disclosure (1971) Shinghvi S.S & H.B. Desai
Hasil Penelitian Variabel besarnya aktiva perusahaan (asset size), jumlah pemegang saham (number of stockholders), status pendaftaran (listing status), ukuran akuntan publik (CPA Firms), rate of return, dan margin laba (earning’s margin) berkorelasi positif terhadap tingkat kualitas pengungkapan. Penelitian dilakukan 1 (satu) tahun terhadap 100 perusahaan go public dan 50 perusahaan non go public yang dipilih secara acak.
Company’s Size, Listed versus Unlisted Stock and the Extent of Financial Disclosure
Variabel besarnya perusahaan (asset size) berpengaruh signifikan terhadap tingkat kualitas pengungkapan sedangkan status listing (listing status), perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kualitas pengungkapan.
Buzby, S.L, 1975
Penelitian dilakukan untuk 1 (satu) tahun terhadap 88 listed companies yang listing di NYSE dan AMEX.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
26
Disclosure in Published Annual report (1976) Stanga, K
Variabel jenis industri dan besarnya aktiva perusahaan yanga dapat mempengaruhi tingkat kualitas pengungkapan pada perusahaan-perusahaan besar. Penelitian dilakukan untuk 1 (satu) tahun terhadap 80 listed companies yang dipilih secara sampel dari Fortune 1000.
Voluntary Financial Disclosure by Mexican Corporation (1987)
Variabel tingkat utang (leverage) dan besarnya aktiva perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan.
Chee W.Chow & Adrian Wong Boren
Penelitian dilakukan untuk 1 (satu) tahun terhadap 52 sampel perusahaan manufaktur yang tercatat di Mexico Stock Exchange.
Disclosure in the Corporate Variabel besarnya aktiva, status pendaftaran perusahaan Annual Report of Swedish berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan Companies (1989) sukarela. T.E. Cooke
Penelitian dilakukan untuk 1 (satu) tahun terhadap 90 perusahaan yang tercatat di Swedish Stock Exchange (SSE).
The Impact or Size, Stock Market Listing and Industry Type on Disclosure in the Annual Report of Japanese Listed Corporation (1992)
Variabel besarnya perusahaan (di-proxy dengan 8 variabel yaitu capital stock, turnover, numbers of shareholders, total asset, current asset, fixed asset, shareholder’s fund dan bank borrowing, status listing, dan tipe industri) berpengaruh signifikan terhadap luasnya tingkat pengungkapan.
T.E. Cooke
Penelitian dilakukan untuk 1 (satu) tahun terhadap 100 perusahaan yang listing di Jepang.
Cross Sectional Determinants of Analyst Rating of Corporate Disclosure
Variabel kinerja perusahaan (di-proxy dengan return saham), besarnya perusahaan (asset size), hubungan antara return saham dan earning serta penerbitan sekuritas mempengaruhi tingkat pengungkapan.
Lang & Lundhom (1993)
Penelitian dilakukan untuk 5 (lima) tahun terhadap 751 annual report perusahaan (1324 firms years) yang diperoleh dari Report of Financial Analysts Federation Corporate Information Committee (FAF Reports).
The Relationship Between the Comprehensiveness of Corporate Annual Report and Firm Characteristic in Spain
Variabel besarnya perusahaan (di-proxy oleh besarnya aktiva atau penjualan) dan listing status dari perusahaan mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan. Penelitian Wallace juga menemukan tingkat pengungkapan berkorelasi negatif dengan tingkat likuiditas perusahaan.
Wallace et al. (1994)
Penelitian dilakukan untuk masa 1 (satu) tahun terhadap 150 annual report perusahaan yang tercatat di Spanish Stock Exchange
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
27
Factors Influencing Voluntary Annual report Disclosures by European Multinational Corporation Meek et al. (1995)
Penelitian ini meneliti luasnya pengungkapan sukarela dari informasi strategic, non financial dan financial, laporan tahunan perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika Serikat (US), Inggris (UK) dan daratan Eropa, menemukan bahwa besarnya perusahaan, negara asal, listing status dan tipe industri adalah faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Penelitian dilakukan untuk satu tahun dengan sampel sebanyak 226 Perusahaan MNC yang terdaftar di bursa US, Inggris dan Daratan Eropa.
The Association Between Firm-Specific Characteristics and Disclosure : The Case of Saudi Arabia Alsaeed (2005)
Ukuran perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan Utang, kepemilikan, umur perusahaan, profit margin, ROE, likuiditas, ukuran KAP, tipe industri tidak signifikan dalam menjelaskan pengungkapan.
Alsaeed et al. (2001
2.9.2.
Penelitian yang terkait dengan Pengaruh Tingkat Pengungkapan Perusahaan terhadap ERC. Gelb dan Zarowin (2002) menguji hubungan antara luas pengungkapan
sukarela dan keinformatifan harga saham menemukan bahwa future ERC untuk perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang tinggi secara signifikan lebih besar daripada future ERC perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang rendah. Gelb dan Zarowin tidak secara khusus menguji hubungan antara luas pengungkapan sukarela dengan current ERC, mereka menyatakan bahwa hubungan antara pengungkapan dan current ERC mungkin positif atau negatif. Mungkin positif, karena biasanya perusahaan yang banyak mengungkapkan informasi adalah perusahaan yang memiliki kabar baik (good news), dan Basu (1977) menemukan bahwa good news firms memiliki laba yang lebih persisten dan ERC yang lebih tinggi. Namun, ada kemungkinan pengaruhnya negatif, dengan alasan bahwa berkurangnya ketidakpastian karena meningkatnya luas pengungkapan sukarela akan berpengaruh pada menurunnya keinformatifan laba. Dengan kata lain, investor akan lebih mendasarkan prediksi laba di masa yang akan datang pada informasi yang diberikan pada pengungkapan sukarela perusahaan.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
28
Kemudian penelitian pun dikembangkan, dimana beberapa peneliti mencoba untuk menguji apakah terdapat pengaruh luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan terhadap ERC. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2002) menghasilkan kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, dan kesimpulan ini tetap konsisten setelah memasukkan variabel-variabel kontrol yang dianggap mempengaruhi ERC. Namun, hasil dari uji sensitivitas dengan menggunakan model return fundamental menunjukkan bahwa luas ungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC, walaupun tidak signifikan. Adhariani
(2005)
melakukan
penelitian
terhadap
90
perusahaan
manufaktur pada periode 1998-2000, juga menghasilkan kesimpulan bahwa voluntary disclosures level berpengaruh positif terhadap ERC. Kesimpulan ini tetap konsisten setelah peneliti memasukkan variabel kontrol: nilai buku per saham, leverage, dan opini audit. Hasil uji sensitivitas juga menunjukkan kesimpulan yang sama.
2.9.3.
Penelitian yang terkait dengan Corporate Governance (CG), Tingkat Pengungkapan dan ERC. Beberapa penelitian yang secara khusus menguji hubungan antara struktur
corporate governance dengan pengungkapan informasi telah dilakukan oleh Forker (1992), Ho dan Wong (2000), dan Sabeni (2002). Ho dan Wong (2000) dalam penelitiannya menggunakan pengukuran Corporate Governance dengan menggunakan empat atribut yaitu: proporsi komisaris independen terhadap jumlah total komisaris, keberadaan komite audit, ·keberadaan individu yang dominan (CEO/Chairman duality), dan prosentase anggota keluarga dalam komisaris. Sedangkan Sabeni (2002), menggunakan atribut komposisi dewan komisaris independen dan komite audit. Sedangkan penelitian Khomsyiah (2003) menggunakan indeks dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), yaitu Corporate Governance Perception Index tahun 2001 dan 2002. Hasil penelitian Khomsyiah sesuai dengan prediksi dan konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
29
penerapan corporate governance dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Semakin tinggi indeks implementasi corporate governance, semakin banyak informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan. Hal ini sesuai dengan keinginan regulator, dalam hal ini adalah Bapepam, yang mendorong diterapkannya prinsip-prinsip good corporate governance yang akan meningkatkan perlindungan bagi pihak investor dengan adanya informasi yang diberikan oleh perusahaan. Utama (2003) dalam tulisannya mengenai corporate governance disclosure dan buktinya di Indonesia, berpendapat bahwa semakin luas kepemilikan saham khususnya oleh investor institusional asing seperti dana pensiun dan reksadana, dapat mendorong perusahaan untuk memperluas pengungkapan. Penelitian mengenai penerapan corporate governance dan pengaruhnya besarnya ERC dilakukan oleh : Anderson at al (2003), Bryan et al (2004), Suaryana(2005) dan Tresnaningsih (2007) menemukan hasil yang konsisten, yaitu penerapan corporate governance di perusahaan akan mempengaruhi besarnya ERC. Anderson et al (2003) menemukan fakta bahwa karakteristik komite audit perusahaan yang diukur dari independensinya, aktivitasnya dan ukuran komite auditnya mempunyai pengaruh secara positif terhadap besarnya ERC. Bryan et al (2004) juga melakukan penelitian mengenai karakteristik komite audit terhadap ERC, mereka menemukan bahwa komite audit yang independen dan ahli dalam bidang kuangan akan mempunyai ERC yang lebih tinggi. Sedangkan aktivitas komite audit, yaitu frekuensi meeting yang dilakukan, tidak berpengaruh terhadap ERC. Petra (2007) melakukan penelitian tentang efek dari penerapan corporate governance pada 500 perusahaan publik di Amerika terhadap informasi laba (infomativeness of earnings).
Penerapan corporate governance diukur dari
komposisi dewan direksi, status CEO, komite audit, kompensasi dan dewan independen.
Sedangkan tingkat informasi laba diukur dengan ERC.
Hasil
penelitian menunjukkan hanya komposisi dewan direksi saja yang berpengaruh dalam meningkatkan informasi informativeness of earnings pada pasar saham.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
30
Jiang dan Lee (2008) melakukan penelitian yang menghubungan corporate governance dan earnings quality dengan menggunakan Corporate Governance Scoring. Scoring tersebut di kembangkan oleh Brown dan Cylor (2006) yang menggunakan 51 faktor pengukuran yang dibagi dalam 8 kategori (audit, board of directors,
charten/by
laws,
director
education,
executive and
director
cimpensation, ownership, progressive practices and state of incorporation). Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa perusahaan-perushaan yang dikategorikan mempunyai nilai Corporate Governance tertinggi ternyata secara signifikan mampu meningkatkan kualitas labanya dan mengurangi kemungkinan terjadinya earnings management dalam perusahaan.
Sehingga secara empiris dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai nilai CG yang tinggi akan mempunyai kualitas laba yang baik. Penelitian mengenai penerapan corporate governance di Indonesia dan pengaruhnya terhadap ERC dilakukan oleh Suaryana (2005).
Penelitian ini
dilakukan untuk menguji perbedaan kualitas laba antara perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2001-2002 yang tidak mempunyai komite audit dan yang mempunyai komite audit sebagaimana yang telah memenuhi persyaratan oleh peraturan BEJ. Hasil penelitian Suaryana (2005) menemukan fakta bahwa perusahaan yang membentuk komite audit mempunyai ERC yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Tresnaningsih (2007) melakukan penelitian mengenai perbedaan kualitas laba perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2000 sampai 2004 yang diukur dengan ERC dan dihubungkan dengan adanya pengaruh penerapan CG yang dilihat dari aspek pembentukan komisaris independen dan komite audit yang sesuai dengan peraturan BEJ. Hasil penelitian Tresnaningsih (2007) menemukan fakta bahwa ERC perusahaa pada periode pertama setelah pembentukan komisaris independen dan komite audit lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pembentukan.
Sedangkan ERC pada periode setelah tahun
pertama pembentukan komisaris dan komite audit meningkat secara tidak signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pembentukan komisaris dan komite audit.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Konseptual Untuk memudahkan pemahaman hubungan dari setiap variabel penelitian
yang digunakan, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut : 3.1.1.
Model Penelitian 1 – Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Berdasarkan penelitian yang dilakukan Singhvi dan Desai (1971), Chow dan
Boren (1987), Cooke (1989 dan 1992), Lang dan Lundhom (1993), Wallace et al (1994), Meek et al (1995), Alsaeed (2001), Suripto (1999), Gunawan (2000), Marwata
(2001), Amalia (2005), Junaedi (2005), dan Khomsyiah (2003), maka peneliti memilih
variabel
ukuran
perusahaan
(size),
tingkat
likuiditas,
tingkat
profitabilitas, tingkat leverage, PBV dan corporate governance sebagai variabel penelitian
yang
terbukti
mempunyai
pengaruh
terhadap
luas
tingkat
pengungkapan. Model penelitian yang diajukan dapat dilihat dalam Gambar 3.1 berikut ini : Gambar 3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela
Corporate Governance Tingkat Likuiditas
DISC
Tingkat Profitabilitas
DISC_ST
Ukuran Perusahaan
DISC_E
Tingkat Leverage
DISC_L
PBV
DISC_S
31
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
32
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut di atas maka dirumuskan model penelitian 1 ini adalah sebagai berikut: DISC
=
DISC
0+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
:
Tingkat Pengungkapan Sukarela
:
Konstanta
:
Koefisien Variabel
GOV
:
Tata Kelola Perusahaan
LIK
:
Tingkat Likuiditas
PROF
:
Tingkat Profitabilitas
SIZE
:
Ukuran Perusahaan
LEV
:
Tingkat Leverage
PBV
:
Price to Book Value
:
Error
3.1.2.
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
Model Penelitian 2 – Hubungan Tingkat Pengungkapan dan CG terhadap penilaian Value Relevance Gambar 3.2 - Hubungan Tingkat Pengungkapan dan CG terhadap penilaian Value Relevance
DISC DISC_ST DISC_E
Value Relevance (ERC)
DISC_L DISC_S Corporate Governance UE (Unexpected Earnings) Ukuran Perusahaan Tingkat Leverage Beta PBV
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
33
+ + +
UE +
PBV +
DISC +
UE*DISC +
UE*BETA +
GOV +
SIZE +
UE*GOV +
LEV +
UE*SIZE +
BETA UE*LEV
PBV + e
Dimana : CAR
: Cummulative Abnormal Return mingguan perusahaan selama periode 15 bulan untuk setiap tahun observasi
UE
: Unexpected Earnings perusahaan menggunakan asumsi random walk
DISC
: Tingkat Pengungkapan Sukarela
GOV
: Tata Kelola Perusahaan
SIZE
: Ukuran Perusahaan
LEV
: Tingkat Leverage
BETA
: Tingkat Risiko
PBV
: Rasio Price to Book Value yang merupakan proxy dari pertumbuhan (growth) perusahaan
UE*DISC
: Interaksi dari variabel UE dan DISC
UE*GOV
: Interaksi dari variabel UE dan Tata Kelola Perusahaan
UE*SIZE
: Interaksi dari variabel UE dan Ukuran Perusahaan
UE*LEV
: Interaksi dari variabel UE dan Leverage
yang
dihitung
dengan
UE*BETA : Interaksi dari variabel UE dan Beta UE*PBV
: Interaksi dari variabel UE dan PBV
e
: Error term
3.2.
Pengembangan Hipotesis Dalam penelitian ini dikembangkan menjadi 2 (dua) model penelitian yaitu
Model Penelitian 1 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan dan Model Penelitian 2 mengenai hubungan tingkat pengungkapan dan penerapan coporate governance terhadap penilaian Value Relevance.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
34
3.2.1. Pengembangan
Hipotesis
Penelitian
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan (Model Penelitian 1) Hipotesis pada Model Penelitian – 1 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan perusahaan. Variabel-variabel independen yang diajukan dalam penelitian ini diprediksi dapat mempengaruhi
tingkat
pengungkapan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Singhvi dan Desai (1971), Chow dan Boren (1987), Cooke (1989 dan 1992), Lang dan Lundhom (1993), Wallace et al (1994), Meek et al (1995), Alsaeed (2001), Suripto (1999), Gunawan (2000), Marwata (2001), Amalia (2005),
Junaedi (2005), dan
Khomsyiah (2003), maka dalam penelitian ini memilih variabel-variabel ukuran perusahaan (size), tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, PBV dan corporate governance sebagai variabel penelitian yang terbukti mempunyai pengaruh terhadap luas tingkat pengungkapan. a.
Corporate Governance Beberapa penelitian yang secara khusus menguji hubungan antara struktur
corporate governance dengan pengungkapan informasi telah dilakukan oleh Forker (1992), Ho dan Wong (2000), Sabeni (2002) dan Khomsiyah (2003) Ho dan Wong (2000) dalam penelitiannya menggunakan pengukuran corporate governance dengan menggunakan empat atribut yaitu: proporsi komisaris independen terhadap jumlah total komisaris, keberadaan komite audit, ·keberadaan individu yang dominan (CEO/Chairman duality), dan prosentase anggota keluarga dalam komisaris. Sedangkan Sabeni (2002), menggunakan atribut komposisi dewan komisaris independen dan komite audit. Sedangkan penelitian Khomsyiah (2003) menggunakan indeks dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), yaitu Corporate Governance Perception Index tahun 2001 dan 2002. Hasil penelitian Khomsyiah sesuai dengan prediksi dan konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan corporate . governance dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Semakin tinggi indeks implementasi corporate
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
35
governance, semakin banyak informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan. H
: Tingkat
penerapan
CG
berpengaruh
positif
terhadap
tingkat
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan
b.
Tingkat Likuiditas Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat atau kuat, yang
ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, cenderung memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat (Cooke, 1989). Penelitian di Indonesia terkait tingkat likuiditas menunjukkan hasil yang beragam. Penelitian Subiantoro (1996), Marwata (2001), dan Suripto (1999) menunjukkan bahwa tingkat likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pada tingkat pengungkapan sukarela perusahaan, sedangkan Gunawan (2000), Fitriany (2001), dan Marwata (2001) tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari tingkat likuiditas pada tingkat pengungkapan. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H
: Tingkat likuiditas perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
c.
Tingkat Profitabilitas Profitabilitas dapat berpengaruh positif, negatif, atau netral pada tingkat
pengungkapan perusahaan (Lang dan Lundholm, 1993). Hubungan positif dijelaskan dengan asumsi bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi secara lebih luas bila perusahaan memiliki kinerja yang baik. Perusahaan tersebut termotivasi untuk menampilkan perusahaan secara berbeda dari perusahaan yang lain untuk membantu mengurangi cost of capital (Meek, Roberts, dan Gray, 1995)
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
36
Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja perusahaan pada tingkat pengungkapan telah dilakukan dengan hasil yang berbeda (Birt et al., 2006). Singhvi dan Desai (1971) mengutarakan bahwa profit margin yang tinggi, yang menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi, mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih detail kepada para investor untuk meyakinkan investor atas profitabilitas perusahaan. Lakhal (2003) menemukan bahwa perusahaan meningkatkan pengungkapan sukarela bila memiliki kinerja yang baik yang ditunjukkan oleh tingkat profitabilitas yang tinggi untuk memperoleh manfaat dari kenaikan harga saham. Lev dan Penman (1990), Birt et al. (2006), menyatakan bahwa perusahaan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih baik bila perusahaan memiliki hasil operasi yang memuaskan (Birt et al., 2006). Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Tjakradinata (2000), Fitriany (2001), dan Simanjuntak dan Widiastuti (2004) menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pada tingkat pengungkapan sukarela perusahaan. Sebaliknya, Lang dan Lundholm (1993), Prencipe (2004), dan Berger dan Hann (2002) menunjukkan hal yang berbeda (Birt et al., 2006). Prencipe (2004) menyimpulkan bahwa competitive cost yang diasosiasikan dengan segment disclosure cenderung meningkat seiring dengan peningkatan profitabilitas perusahaan (Birt et al., 2006). Berger dan Hann (2002) juga menemukan bahwa perusahaan menggabungkan informasi segmen, atau dengan kata lain memberikan pengungkapan yang lebih sedikit, ketika terdapat perbedaan yang besar pada tingkat profitabilitas segmen untuk melindungi abnormal profit. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, yang menunjukkan dua kemungkinan arah pengaruh tingkat profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah dua arah (two-tail): H3
: Tingkat profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat
pengungkapan
sukarela
dalam
laporan
tahunan
perusahaan.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
37
d.
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan sangat mempengaruhi tingkat pengungkapan informasi.
Perusahaan besar lebih mampu membiayai informasi
yang diperlukan
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga pengungkapan pada perusahaan besar lebih mamadai dibandingkan perusahaan kecil (Mawarta, 2001). Berdasarkan hal itu maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah : H4
: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
e.
Tingkat Leverage Kemampuan perusahaan melunasi semua kewajibannya dapat dilihat dari
tingkat rasio utang (leverage). Semakin tinggi rasio ini semakin sulit perusahaan untuk melunasi utang-utangnya.
Oleh
karena itu pemberi utang maupun
pemegang saham memerlukan informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditnya (Suripto, 1999). Variabel leverage merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
sesuai
dengan
penelitian-penelitian
yang
dilakukan
oleh
Subiyantoro (1997) dan Gunawan (2000). H5
: Tingkat rasio utang (leverage) memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
f.
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Proksi yang digunakan untuk melihat tingkat pertumbuhan perusahaan adalah
rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (PBV). Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio PBV perusahaan semakin ingin mengungkapkan informasi yang dimilikinya untuk menunjukkan keberhasilannya.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
38
H6
: Tingkat rasio pertumbuhan perusahaan (PBV) memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
Tabel 3.1. Pengembangan Hipotesis Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Hipotesis
Prediksi pengaruh (Predictive Sign)
Variabel Independen
H1
Corporate Governance (GOV)
Positif (+)
H2
Tingkat Likuiditas (LIK)
Positif (+)
H3
Tingkat Profitabilitas (PROF)
Positif/Negatif(+/-)
H4
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Positif (+)
H5
Tingkat Leverage (LEV)
Positif (+)
H6
Tingkat Petumbuhan (PBV)
Positif (+)
3.2.1.1.
Model penelitian 1 yang didekomposisi Total pengungkapan (DISC) dalam model penelitian 1 didekomposisi
menjadi 4 yaitu pengungkapan dibidang strategi, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pengelompokan ini disesuaikan dengan
pengelompokan yang ada di indeks
pengungkapan GRI. Dalam indeks pengungkapan GRI terdapat 7 kelompok pengungkapan yaitu (1) strategi, (2) profil organisasi, (3) tata kelola, komitmen dan penugasan, (4) ekonomi, (5) lingkungan, dan (6) sosial. Dalam mendekomposisi membagi menjadi 4 kelompok, yang pertama menggabungkan kelompok pengungkapan 1, 2, dan 3, menjadi satu dalam kelompok strategi (DISC_ST).
Kelompok ke dua adalah pengungkapan di bidang ekonomi
(DISC_E), kelompok ke tiga merupakan pengungkapan di bidang lingkungan (DISC_L) dan yang ke empat pengungkapan di bidang sosial (DISC_S). Setelah didekomposisi model penelitian 1 menjadi : DISC
=
0+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
+
5LEV
+
6PBV
+
Universitas Indonesia
39
DISC_ST
=
0+
DISC_E DISC_L DISC_S
= = =
0+ 0+ 0+
3.2.1.2.
1 GOV
+ 1 GOV + 1 GOV + 1 GOV +
LIK + 2 LIK + 2 LIK + 2 LIK +
2
3PROF
+ 3PROF + 3PROF + 3PROF +
4SIZE
+ 4SIZE + 4SIZE + 4SIZE +
5LEV
+ 5LEV + 5LEV + 5LEV +
6PBV
+ 6PBV + 6PBV + 6PBV +
Pengujian Beda Koefisien Determinasi R² Pengujian beda koefisien determinasi R² (Uji F) adalah untuk melihat
apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien determinasi dari masingmasing model akibat adanya dekomposisi variabel dependen. Uji beda R² model hasil dekomposisi dengan variabel independen yang sama adalah untuk melihat apakah kontribusi variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebelum dan sesudah dekomposisi berbeda signifikan. Apabila berbeda signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah dekomposisi menunjukkan pola yang berbeda, sehingga dekomposisi merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Berikut hipotesis untuk dekomposisi variabel dependen (Gujarati, 2003) H0 : R ² - R ² = 0 H :R ²-R ²
0
Pengujian koefisien determinasi dilakukan dengan menggunakan Uji F, dengan formulasi sebagai berikut :
Dimana : R ² : koefisien determinasi model 1 R ² : koefisien determinasi model 2 df : derajat bebas sebesar jumlah variabel bebas pada model 1 df : derajat bebas sebesar individu (n) dikurangi jumlah parameter pada model 2 Hasil pengujian F akan dibandingkan dengan nilai F tabel.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
40
3.2.2. Pengembangan
Hipotesis
Penelitian
2
–
Hubungan
Tingkat
Pengungkapan terhadap penilaian value relevance. a.
Tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan Korelasi laba dan return saham yang rendah mengindikasikan bahwa
informasi laba hanya memberikan sedikit informasi tentang nilai perusahaan yang menunjukkan
bahwa
masih
terdapat
asimetri
informasi
yang
tinggi.
Pengungkapan tersebut bertujuan mengurangi asimetri informasi terutama pada perusahaan yang memiliki korelasi earning/returns yang rendah. Dengan demikian, Lang et al (1993) menyatakan adanya hubungan negatif antara korelasi earnings/returns (ERC) dengan tingkat pengungkapan. Gelb dan Zarowin (2002) menguji hubungan antara luas pengungkapan sukarela dan keinformatifan harga saham menemukan bahwa future ERC untuk perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang tinggi secara signifikan lebih besar daripada future ERC perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela yang rendah. Gelb dan Zarowin tidak secara khusus menguji hubungan antara luas pengungkapan sukarela dengan current ERC, mereka menyatakan bahwa hubungan antara pengungkapan dan current ERC mungkin positif atau negatif. Mungkin positif, karena biasanya perusahaan yang banyak mengungkapkan informasi adalah perusahaan yang memiliki kabar baik (good news), dan Basu (1977) menemukan bahwa good news firms memiliki laba yang lebih persisten dan ERC yang lebih tinggi. Namun, ada kemungkinan pengaruhnya negatif, dengan alasan bahwa berkurangnya ketidakpastian karena meningkatnya luas pengungkapan sukarela akan berpengaruh pada menurunnya keinformatifan laba. Dengan kata lain, investor akan lebih mendasarkan prediksi laba di masa yang akan datang pada informasi yang diberikan pada pengungkapan sukarela perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2002) menghasilkan kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, dan kesimpulan ini tetap konsisten setelah memasukkan variabel-variabel kontrol yang dianggap mempengaruhi ERC. Namun, hasil dari uji sensitivitas
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
41
dengan menggunakan model return fundamental menunjukkan bahwa luas ungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC, walaupun tidak signifikan. Adhariani (2005) melakukan penelitian terhadap 90 perusahaan manufaktur pada periode 1998-2000, juga menghasilkan kesimpulan bahwa voluntary disclosures level berpengaruh positif terhadap ERC. Kesimpulan ini tetap konsisten setelah peneliti memasukkan variabel kontrol: nilai buku per saham, leverage, dan opini audit. Hasil uji sensitivitas juga menunjukkan kesimpulan yang sama. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah : H1
: Tingkat luas pengungkapan pada laporan tahunan mempunyai value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC.
H2
:
Tingkat luas pengungkapan yang telah didekomposisi menjadi DISC_ST, DISC_E, DISC_L dan DISC_S mempunyai value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC
b. Corporate Governance Penelitian mengenai penerapan corporate governance dan pengaruhnya besarnya ERC dilakukan oleh : Anderson et al (2003), Bryan et al (2004), Suaryana(2005) dan Tresnaningsih (2007) menemukan hasil yang konsisten, yaitu penerapan corporate governance di perusahaan akan mempengaruhi besarnya ERC. Anderson et al (2003) menemukan fakta bahwa karakteristik komite audit perusahaan yang diukur dari independensinya, aktivitasnya dan ukuran komite auditnya mempunyai pengaruh secara positif terhadap besarnya ERC. Bryan et al (2004) juga melakukan penelitian mengenai karakteristik komite audit terhadap ERC, mereka menemukan bahwa komite audit yang independen dan ahli dalam bidang kuangan akan mempunyai ERC yang lebih tinggi. Sedangkan aktivitas komite audit, yaitu frekuensi pertemuan yang dilakukan, tidak mempunyai value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
42
Petra (2007) melakukan penelitian tentang efek dari penerapan corporate governance. Hasil penelitian menunjukkan hanya komposisi dewan direksi saja yang berpengaruh dalam meningkatkan informasi informativeness of earnings pada pasar saham. Jiang dan Lee (2008) melakukan penelitian yang menghubungan corporate governance dan earnings quality dengan menggunakan corporate governance scoring.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa perusahaan-
perushaan yang dikategorikan mempunyai nilai corporate governance tertinggi ternyata secara signifikan mampu meningkatkan kualitas labanya dan mengurangi kemungkinan terjadinya earnings management dalam perusahaan.
Sehingga
secara empiris dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai nilai corporate governance yang tinggi akan mempunyai kualitas laba yang baik. Penelitian mengenai penerapan corporate governance di Indonesia dan pengaruhnya terhadap ERC dilakukan oleh Suaryana (2005).
Hasil penelitian
Suaryana (2005) menemukan fakta bahwa perusahaan yang membentuk komite audit mempunyai ERC yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Tresnaningsih (2007) melakukan penelitian mengenai perbedaan kualitas laba perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2000 sampai 2004 yang diukur dengan ERC dan dihubungkan dengan adanya pengaruh penerapan CG yang dilihat dari aspek pembentukan komisaris independen dan komite audit yang sesuai dengan peraturan BEJ. Hasil penelitian Tresnaningsih (2007) menemukan fakta bahwa ERC perusahaan pada periode pertama setelah pembentukan komisaris independen dan komite audit lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pembentukan.
Sedangkan ERC pada
periode setelah tahun pertama pembentukan komisaris dan komite audit meningkat secara tidak signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pembentukan komisaris dan komite audit. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut diatas dapat di ajukan hipotesis sebagai berikut :
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
43
H3
: Corporate Governance mempunyai value relevance bagi investor yang diukur dengan ERC.
3.2.2.1.
Model Penelitian 2 setelah variabel DISC didekomposisi
CAR =
0 6
+
UE +
1
2
GOV +
7
DISC_ST +
SIZE +
UE*DISC_ST + UE*DISC_S + UE*BETA + 3.2.2.2.
12 15
8
3
DISC_L +
LEV
+
9
UE*DISC_L +
UE*GOV +
19 UE*PBV
16
4
DISC_E +
BETA +
10
5DISC_S
PBV +
UE*DISC_E +
13
UE*SIZE +
17
UE*LEV +
+ 11 14 18
+e
Pengujian Beda Koefisien Beta
Pengujian beda koefisien beta (Uji t) adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien regresi dari masing-masing variabel independen yang didekomposisi. Pengujian ini ditujukan untuk melihat adanya perbedaan pengaruh antar variabel pengungkapan yang didekomposisi. Hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003) :
H0 :
3-
4-
5-
6
=0
H1 :
3-
4-
5-
6
0
Dimana : se var ( ) var ( ) cov ( ,
3.3.
)
: : : :
adalah standard error beda koefisien (koefisien adalah nilai variance dari adalah nilai variance dari adalah nilai covariance dari dan
)
Pengukuran Variabel Penelitian
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
44
3.3.1. Variabel Dependen Berdasarkan model-model penelitian ada dua variabel dependen yaitu (i) tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan dan (ii) value relevance yang diukur dengan ERC dengan menggunakan persamaan CAR. 3.3.1.1. Tingkat Pengungkapan (index disclosure) DISC Penelitian-penelitian sebelumnya dalam mengukur tingkat pengungkapan banyak menggunakan elemen pengungkapan sukarela yang diadopsi dari Botosan (1997), Suripto (1999), Sitanggang (2002), dan Verrecchia (2000). Pertimbangan menggunakan metode pengukuran yang dipakai Botosan (1997) adalah karena telah melalui uji reliabilitas dan validitas dan hasilnya menunjukkan bahwa indeks pengungkapannya reliable dan valid. Selain itu indeks pengungkapan Botosan (1997) telah banyak dipakai dalam beberapa penelitian sebelumnya di Indonesia seperti penelitian yang dilakukan oleh Subiantoro (1997), Gunawan (2000), Tjakradinata (2000), Junaedi (2005), Amalia (2005), dan Susmantoro (2008). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa indeks pengungkapan sukarela tersebut dapat diaplikasikan untuk mengukur tingkat pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur di Indonesia (Adhariani, 2005). Dalam penelitian ini pengukuran variabel dependen dilakukan dalam dua tahap yaitu (1) mengembangkan terlebih dahulu daftar elemen pengungkapan sukarela dan (2) mengukur skor pengungkapan sukarela terhadap sampel laporan tahunan.
Daftar elemen pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
dikembangkan berdasarkan indeks yang dikeluarkan oleh GRI (global reporting initiative) dengan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.
Daftar elemen
pengungkapan yang dikeluarkan oleh GRI terdiri dari 121 item, secara lengkap ada di lampiran 2.1. Ada dua elemen pengungkapan yang tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia yaitu : (1) elemen no 3.12, elemen ini menyebutkan mengenai tabel yang menunjukkan letak dari standard disclosures pengungkapan GRI. (2) elemen no 4.2, elemen ini diperuntukkan untuk struktur organisasi one tier sedangkan di Indonesia semua hampir seluruh perusahaan menggunakan sistem two tier.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
45
Setelah mengeluarkan 2 elemen yang tidak relevan di Indonesia, daftar elemen pengungkapan yang ada di indeks GRI dibandingkan dengan daftar elemen pengungkapan wajib yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 yang mengatur tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik serta Bentuk dan Isi Laporan Tahunan. Apabila terdapat elemen pengungkapan yang sudah diwajibkan oleh Bapepam LK dikeluarkan dari daftar.
Dari lampiran 2.1.
menunjukkan terdapat 21 elemen pengungkapan GRI yang sudah diwajibkan oleh Bapepam LK, sehingga sisanya ada 98 elemen pengungkapan yang bersifat sukarela dan merupakan jumlah Skor Pengungkapan Maksimum (SPM). Skor Pengungkapan Maksimum (SPM) merupakan skor yang didapatkan apabila seluruh elemen pengungkapan sukarela diungkap oleh perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Skor Total Pengungkapan (STP) adalah skor yang dicapai oleh masing-masing perusahaan. Untuk
menilai tingkat pengungkapan dilakukan penelaahan terhadap
laporan tahunan perusahaan dengan memberikan nilai 1 apabila diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (dummy variabel). Pengungkapan
pada laporan
tahunan
akan
Kemudian Skor Total
dibandingkan
dengan
Skor
Pengungkapan Maksimum (dari seluruh item yaitu sebanyak 98 item), sehingga tingkat pengungkapan yang dicapai oleh suatu perusahaan adalah :
(3.1) Keterangan: DISCi
= Total Disclosure Index perusahaan i
STP i
= Skor Total Pengungkapan perusahaan i
SPM i
= Skor Pengungkapan Maksimum perusahaan i
3.3.1.2. Cumulative Abnormal Return (CAR) Abnormal return adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi (market return) dimana return ekspektasi merupakan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
46
return normal yaitu return yang di harapkan oleh investor. Abnormal return dihitung selisih antara return yang dihasilkan emiten dengan return yang dihasilkan pasar. Cumulative Abnormal Return adalah merupakan penjumlahan dari abnormal return dalam satu periode observasi. Penentuan window (time interval) untuk mengukur CAR saham perusahaan merupakan hal yang penting. Apabila terlalu pendek maka ukuran CAR tidak akan dapat menangkap reaksi pasar yang mungkin terjadi di luar window tersebut, misalnya karena reaksi investor yang lambat (Lev, 1989). Atau sebaliknya jika time interval terlalu panjang, maka akan dapat memberikan pengukuran yang bias. Collins et al (1989, dalam Lev, 1989) menemukan bahwa yang paling optimal adalah perhitungan return dengan jangka waktu 15 bulan. Sayekti dan Wondabio (2007) dalam penelitiannya menghitung CAR dengan menggunakan jangka waktu 15 bulan. Dalam penelitian ini menggunakan jangka waktu 15 bulan untuk masing-masing tahun observasi yang masing-masing tahun observasinya dihitung dari bulan April tahun berjalan sampai dengan bulan Juni tahun berikutnya. Pengukuran abnormal return menggunakan market-adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran expected return saham perusahaan terbaik adalah dengan menggunakan return indeks pasar (Pincus, 1993 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Abnormal return dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Menghitung return realisasi (realized return) saham Return realisasi merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t, yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Rumus dari return realisasi adalah sebagai berikut:
(3.2) Dimana: Rit
: return perusahaan i pada hari ke-t
Pit
: harga saham penutupan perusahaan pada hari ke-t
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
47
Pit-1
2.
: harga saham penutupan pada hari ke t-1
Menghitung return ekspektasi (expected return) saham Dalam penelitian ini, expected return dihitung dengan menggunakan
model pasar yang disesuaikan (market-adjusted model). Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model pasar (market model), pada market-adjusted model ini nilai α dan β dianggap bernilai 0 dan 1 untuk semua sekuritas. Perhitungan ekspektasi dengan market-adjusted model ini, return saham yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Persamaannya yaitu: Rit = Rmt Dimana: Rit
= return realisasi sekuritas i pada periode estimasi ke-t
Rmt
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-t
Untuk menghitung return pasar harian selama periode estimasi dengan rumus: Rm =
IHSGt − IHSGt −1 IHSGt −1
(3.3)
Dimana: Rm
= return pasar i pada hari ke-t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1
3.
Menghitung market-adjusted abnormal return Abnormal return saham merupakan selisih antara actual return dengan
expected return. Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut: ARit = Rit − Rmt
(3.4)
Dimana:
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
48
ARit
= abnormal return sekuritas ke-i pada periode ke-t.
Rit
= actual return sekuritas i pada periode ke-t.
Rmt
= return pasar (expected return) sekuritas i pada periode ke-t.
4. Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR) Dari penjelasan diatas, maka CAR dapat dihitung dengan cara: CARit =
t+ n
ARit
(3.5)
t−n
Dimana: CARit
= Cummulative Abnormal Return perusahaan i pada periode ke-t Untuk
mendapatkan
perhitungan
Cumulative
Abnormal
Return,
Abnormal Return setiap perusahaan akan diakumulasikan selama periode
observasi yaitu 15 bulan mulai dari minggu pertama bulan April tahun observasi sampai dengan minggu ke 4 bulan Juli tahun berikutnya.
3.3.2. Variabel Independen a.
Index Corporate Governance (CG) Index Corporate Governance adalah index yang dikeluarkan oleh Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD). Index ini merupakan hasil penilaian
penerapan GCG terhadap perusahaan yang tercatat pada BEI. Indeks ini tidak setiap tahun dikeluarkan, untuk tahun buku 2007 penilaian baru keluar pada tahun 2009. Karena untuk indeks tahun 2008 belum di keluarkan oleh IICD, maka peneliti menggunakan data index hasil penelitian tahun 2007. b. Tingkat Likuiditas Tingkat likuiditas diukur berdasarkan nilai current ratio yaitu total current asset dibagi dengan total current liabilities. Data diambil dari laporan tahunan
perusahaan per 31 Desember 2007 dan per 31 Desember 2008.
(3.6) c.
Tingkat Profitabilitas
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
49
Tingkat profitabilitas diukur berdasarkan rasio Return on Asset (ROA) bersumber dari ICMD 2008, ICDM 2009 dan juga hasil dari pengolahan data keuangan yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2007 dan per 31 Desember 2008. (3.7) d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar perusahaan per 31 Desember 2007 dan per 31 Desember 2008. Nilai kapitalisasi pasar suatu perusahaan adalah hasil perkalian antara jumlah saham yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan harga saham tersebut yang ditransaksikan di pasar modal (capital market).
Informasi kapitalisasi pasar terdapat di laporan keuangan
perusahaan, Fact Book 2008 dan 2009 dan Osiris. Dalam penelitian ini nilai kapitalisasi pasar yang digunakan adalah dalam miliaran rupiah yang ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural.
Ukuran Perusahaan (SIZE) = Log Natural (Nilai Kapitalisasi Pasar) (3.8)
e.
Tingkat Leverage Ukuran yang dipakai untuk menilai tingkat leverage adalah rasio total
kewajiban terhadap total aset. Tingkat leverage suatu perusahaan diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. (3.9) f.
Unexpected Earnings Dengan asumsi random walk, variabel Unexpected Earnings (UE)
dihitung sebagai perubahan dari laba per saham tahun sekarang dikurangi dengan laba persaham perusahaan tahun sebelumnya, dan diskalakan dengan harga per lembar saham pada akhir periode sebelumnya (Balsam et al (2003), Kothari dan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
50
Zimmerman (1995), Billings (1999), Widiastuti (2002) dalam Sayekti dan Wondabio (2007). Formula yang digunakan untuk menghitung UE adalah :
(3.10)
Dalam penelitian ini diprediksi arah koefisien UE adalah positif, yang menunjukkan semakin besar unexpected earning semakin besar pula perubahan dalam CAR g.
BETA Beta merupakan faktor risiko, informasi ini didapat dengan menghitung
slope dari return saham mingguan dengan return dari indeks harga saham mingguan h.
PBV PBV merupakan variabel yang menunjukkan tingkat pertumbuhan saham
suatu perusahaa. Nilai PBV didapat dari Osiris, data ICMD 2008 dan 2009 serta laporan tahunan masing-masing perusahaan.
3.3.3. Ringkasan Operasional Variabel Berikut adalah ringkasan operasional variabel penelitian : Tabel 3.2 Operasional Variabel Nama Variabel
Keterangan
Skala
DISC
Tingkat pengungkapan total perusahaan dengan menggunakan Rasio indeks GRI
DISC_ST
Tingkat pengungkapan dibidang strategi
Rasio
DISC_E
Tingkat pengungkapan dibidang ekonomi
Rasio
DISC_L
Tingkat pengungkapan dibidang lingkungan
Rasio
DISC_S
Tingkat pengungkapan dibidang sosial
Rasio
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
51
PBV
Rasio antara harga pasar saham dibagi dengan nilai buku Rasio perusahaan
LEV
Rasio hutang terhadap aktiva perusahaan (total debt to total Rasio aset)
GOV
Indeks CG yang dikeluarkan oleh IICD
BETA
Beta yang dihitung slope antara return realisasi dengan return Rasio yang diharapkan
CAR
Merupakan Cummulative Abnomal Returns (CAR) yang Rasio merupakan penjumlahan return tidak normal selama periode 15 bulan
UE
Unexpected Earning (UE) dihitung sebagai perubahan dari laba per saham tahun sekarang dikurangi dengan laba per saham Rasio tahun sebelumnya dan dibagi dengan harga per lembar saham pada akhir periode sebelumnya
LIK
Rasio aset lancar terhadap hutang lancar
SIZE
Ukuran perusahaan yang diukur dengan LogNatural kapitalisasi pasar perusahaan
PROF
Tingkat profitabilitas dengan menggunakan ROA
Rasio
Rasio menggunakan Rasio Rasio
3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu (1) laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008 yang tersedia di www.idx.co.id, di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di gedung Bursa Efek Indonesia dan di website perusahaan, (2) harga saham mingguan tahun 2007, 2008, 2009 yang diperoleh dari PPA UGM serta website Dunia Investasi, www.duniainvestasi.com, (3) skor corporate governance diperoleh dari IICD (4) data-data selain dari sumber-sumber tersebut diperoleh juga dari Osiris, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007, 2008, dan 2009, laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2007 dan 2008, serta Fact Book 2008 dan 2009.
3.5
Teknik Pemilihan Sampel Penelitian ini merupakan studi empiris yang menggunakan sampel
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 dan 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
52
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 dan 2008. Penelitian diarahkan pada perusahaan non keuangan yang telah menyampaikan laporan tahunan 2007 dan 2008. Laporan tahunan yang dapat diakses oleh publik tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam bentuk hardcopy dan di website BEI (www.idx.co.id) dalam bentuk softcopy. Mengingat ketersediaan data laporan tahunan 2007 dan 2008 yang
sangat terbatas di website BEI maka softcopy laporan tahunan 2007 dan 2008 diperoleh dengan cara mengunduh langsung dari beberapa website emiten. Softcopy laporan tahunan juga diperoleh melalui Pusat Referensi Pasar Modal
(PRPM). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: •
Perusahaan telah menerbitkan laporan tahunan 2007 dan 2008 yang di dalamnya juga memuat laporan keuangan Auditan per 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008.
•
Laporan keuangan perusahaan memiliki tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008.
•
Perusahaan memiliki data-data yang lengkap sesuai yang dibutuhkan untuk pengukuran variabel. Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian 2007
Jumlah perusahaan
2008
393
399
69
67
Jumlah perusahaan non jasa keuangan
324
332
Jumlah perusahaan yang laporan tahunannya diperoleh
125
122
19
14
106
108
Jumlah perusahaan jasa keuangan
Jumlah
laporan
tahunan
yang
rusak
dan
kurang
memberikan informasi Sampel yang diperoleh
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
53
214
Total sampel tahun 2007 dan 2008
Dalam mengolah data ada beberapa data yang termasuk outlier. Untuk menangani data outlier dilakukan dengan tidak membuang data tersebut tetapi dengan cara menerapkan metode Winsorization (Koch & Xun, 2004; Black et al., 2006 dalam Wondabio 2010). Metode Winsorization digunakan dengan menetapkan nilai tertinggi untuk sebuah variabel sebesar 3 kali standar deviasi diatas dan dibawah nilai tengah (median) seluruh observasi.
Setelah melakukan metode
Winsorization masih ada data yang dinyatakan outlier, untuk mengatasi hal ini
dilakukan metode centering yaitu mengurangi nilai variabel X dikurangi dengan rata-rata variabel tersebut. Setelah melakukan centering masih ada 9 sampel yang dinyatakan outlier, sehingga terpaksa dikeluarkan dari sampel. Kesembilan perusahaan tersebut adalah PT United Tractor (UNTR), PT Sona Topas (SONA), PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BSMR), PT Dyvlacom Intrabumi Tbk (DNET), PT Global Mediacom(Bimantara citra) Tbk (BMTR), PT Dayaindo Resources International Tbk. (KARK), PT Panasia Filament Inti Tbk (PAFI), PT Ciptojaya Kontrindo Reksa-Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA), PT Mitra Rajasa (MIRA).
Setelah mengeluarkan data yang outlier tersebut maka sampel penelitian berkurang menjadi 205 sampel. Data-data yang telah bebas dari data outlier tersebut kemudian diolah dan diuji kembali.
3.6.
Metode Analisis Data
3.6.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Hal ini penting karena dalam penelitian ini digunakan uji t dan F yang mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk menguji normalitas dapat dilakukan uji grafik dan Normal P-Plot of Regression Standard. Jika grafik Histogram menyerupai bentuk kurva normal maka model dikatakan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006). Jika plot nilai residual pada grafik
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
54
Normal P-Plot menyebar di sekitar garis diagonal maka model regresi tersebut
memenuhi asumsi kenormalan (Ghozali, 2006). Ditolak atau tidak dapat ditolaknya suatu hipotesis akan diuji dengan tingkat signifikansi α = 0,05 (Ghozali, 2006).
3.6.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen karena model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2006). Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) coefficient correlationship dari setiap variabel
independen. Jika nilai Tolerance lebih dari 0,10, nilai VIF kurang dari 10, dan tidak ada coefficient correlations yang nilainya lebih dari 95% maka dikatakan tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2006).
3.6.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini digunakan dua pengujian untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, yaitu grafik scatterplot dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 Pengujian dengan menggunakan grafik scatterplot
dilakukan untuk melihat apakah titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur, seperti bergelombang atau melebar kemudian menyempit. Bila terjadi kondisi yang demikian maka terdapat indikasi adanya heteroskedastisitas. Namun jika tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
55
3.6.4. Uji Beda 3.6.4.1. Pengujian Beda Koefisien Determinasi R² Pengujian beda koefisien determinasi R² (Uji F) adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien determinasi dari masingmasing model akibat adanya dekomposisi variabel dependen. Uji beda R² model hasil dekomposisi dengan variabel independen yang sama adalah untuk melihat apakan kontribusi variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebelum dan sesudah dekomposisi berbeda signifikan. Apabila berbeda signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebelum dan sesudah dekomposisi menunjukkan pola yang berbeda, sehingga dekomposisi merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Berikut hipotesis untuk dekomposisi variabel dependen (Gujarati, 2003) H
:R ²-R ²=0
H :R ²-R ²
0
Pengujian koefisien determinasi dilakukan dengan menggunakan Uji F, dengan formulasi sebagai berikut :
Dimana : R ² : koefisien determinasi model 1 R ² : koefisien determinasi model 2 df : derajat bebas sebesar jumlah variabel bebas pada model 1 df : derajat bebas sebesar individu (n) dikurangi jumlah parameter pada model 2 Hasil pengujian F akan dibandingkan dengan nilai F tabel.
3.6.4.2. Pengujian Beda Koefisien Beta
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
56
Pengujian beda koefisien beta (Uji t) adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien regresi dari masing-masing variabel independen yang didekomposisi. Pengujian ini ditujukan untuk melihat adanya perbedaan pengaruh antar variabel pengungkapan yang didekomposisi. Hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003) : H0 :
3-
4-
5-
6
=0
H1 :
3-
4-
5-
6
0
Dimana : se
: adalah standard error beda koefisien (koefisien
var (
)
: adalah nilai variance dari
var (
)
: adalah nilai variance dari
cov (
,
)
: adalah nilai covariance dari
)
dan
3.6.5. Uji Regresi Untuk mengetahui apakah tingkat pengungkapan sukarela dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh variabel independen digunakan uji Anova atau F test, pengujian atas nilai koefisien determinasi (R2) dan uji statistik t (Ghozali, 2006). Tingkat penerimaan atau level signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis sebesar 5 %. F test dilakukan untuk menguji pengaruh simultan seluruh variabel
independen terhadap luas pengungkapan, dengan hipotesis yang dikembangkan sebagai berikut: Ho
: b 1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Ha
: paling tidak, satu di antaranya tidak sama dengan nol
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
57
Pengujian atas nilai koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk melihat seberapa besar keberagaman variabel tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang digunakan dalam model yang dapat dilihat pada tabel analysis of varians (Ghozali, 2006). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R2 sama dengan 1 berarti variabel dependen sepenuhnya dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian sedangkan bila R2 sama dengan nol berarti tidak ada variabel independen dalam penelitian yang dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen pada tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (Ghozali, 2006), dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : bi = 0 H1
: bi
0
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1.
Pemeriksaan Data Data variabel untuk penelitian ini didapatkan dari laporan tahunan, ICMD,
Osiris, IICD, Fact book, PPA UGM serta sumber-sumber dari internet. Setelah penginputan data penelitian ini dilanjutkan dengan proses verifikasi dengan cara menyortir data perusahaan yang ada, hal ini dilakukan untuk meningkatkan keakuratan data dan mengurangi tingkat kesalahan. 4.2.
Penanganan Data Outlier Untuk menangani data outlier dilakukan dengan tidak membuang data
tersebut tetapi dengan cara menerapkan metode Winsorization (Koch & Xun, 2004; Black et al., 2006 dalam Wondabio 2010).
Metode Winsorization
digunakan dengan menetapkan nilai tertinggi untuk sebuah variabel sebesar 3 kali standar deviasi diatas dan dibawah nilai tengah (median) seluruh observasi. 4.3.
Penanganan Masalah Multikolinearitas Masalah multikolinearitas terjadi karena adanya korelasi yang tinggi antar
variabel bebas. Multikolinearitas sering mucul pada model regresi berganda yang mempunyai faktor interaksi (interaction terms).
Dalam penelitian ini sangat
mungkin timbul masalah multikolinearitas terutama model penelitian 2 karena dalam model tersebut ada variabel interaksi. Masalah multikolinearitas dapat diselesaikan dengan menggunakan teknik centering (Cronbach, 1987 dalam Wondabio 2010). Centering dapat dilakukan dengan cara setiap nilai observasi dari data variabel asal dikurangi dengan rata-rata (mean) dari observasi secara keseluruhan. 4.4.
Deskripsi Statistik Sampel Tabel 4.1. menyajikan data nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata, dan standar deviasi dari variabel dependen dan variabel independen yang diuji dalam penelitian ini. Rata-rata pengungkapan sukarela DISC dengan menggunakan indeks GRI masih sangat rendah yaitu 18,2%, dimana nilai paling
58
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
59
besar adalah 53,1% dan terendah 4,1%. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam mengungkapkan informasi setiap perusahaan dalam laporan tahunannya. Dengan masih rendahnya tingkat pengungkapan maka banyak informasi yang penting bagi pembaca laporan tahunan atau investor tidak diungkapkan oleh perusahaan. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S GOV LEV ROA LIK CAR PBV BETA SIZE UE
Keterangan tabel: DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S GOV LEV PROF LIK CAR UE PBV BETA SIZE
Minimum Maximum 0,041 0,531 0,020 0,184 0,061 0,143 0,224 0,523 0,858 0,040 1,933 (62,380) 23,610 0,030 35,529 (1,154) 2,315 (12,998) 15,058 (0,905) 2,053 19,316 32,952 (2,352) 2,352
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Std. Mean Deviation 0,182 0,108 0,084 0,036 0,014 0,014 0,021 0,027 0,064 0,049 0,655 0,070 0,589 0,322 0,587 7,541 2,440 4,803 0,150 0,570 1,753 2,748 0,584 0,585 26,684 2,339 0,022 0,446
: : : : : : : : : : : : :
Tingkat Pengungkapan Sukarela Tingkat Pengungkapan Sukarela di bidang Strategi Tingkat Pengungkapan Sukarela di bidang Ekonomi Tingkat Pengungkapan Sukarela di bidang Lingkungan Tingkat Pengungkapan Sukarela di bidang Sosial Corporate Governance Tingkat Leverage Tingkat Profitabilitas Tingkat Likuiditas Cummulative Abnormal Return Unexpected Earnings Price to Book Value Risiko
:
Ukuran Perusahaan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
60
Hasil dekomposisi variabel DISC menjadi variabel DISC_ST, DISC_E, DISC_L, dan DISC_S menunjukkan bahwa DISC_ST mempunyai rata-rata paling tinggi diantara empat variabel hasil dekomposisi lainnya yaitu 8,4% sedangkan yang paling rendah adalah DISC_E dengan rata-rata 1,4%. Karena di Indonesia belum banyak perusahaan yang dalam menyajikan laporan tahunan mengacu ke GRI maka rata-rata tingkat pengungkapan masih sangat rendah, apalagi GRI adalah acuan untuk keterbukaan informasi mengenai perusahaan ke para pemangku kepentingan. Ada beberapa perusahaan di Indonesia dalam penyajian laporan tahunannya sudah mengacu ke GRI, sebagai contoh adalah PT United Exelcomindo Pratama. Variabel GOV memperlihatkan perusahaan memiliki rata-rata 65,5% dengan skor tertinggi 85,8% dan terendah 52,3%. Rata-rata GOV terletak tidak terlalu jauh diantara range tertinggi dan terendah dengan standar deviasi yang relatif rendah. Rata-rata tingkat leverage perusahaan (LEV) adalah sebesar 0,58 kali dengan nilai tertinggi sebesar 1,9 kali dan nilai terendah 0,040 kali. Tingkat leverage rata-rata perusahaan di bawah nilai 1 dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa secara rata-rata 58% aset perusahaan didanai oleh pinjaman. Rata-rata tingkat profitabilitas (PROF) perusahaan yang diproksi dengan ROA adalah sebesar 0,589 dengan nilai tertinggi sebesar 23,61 kali dan nilai terendah -62,38 kali. Data ini menunjukkan bahwa di tahun 2007 dan 2008 ratarata tingkat profitabilitas perusahaan di BEI cukup rendah. Rata-rata tingkat likuiditas perusahaan (LIK) adalah sebesar 2,440 kali dengan nilai tertinggi sebesar 35,529 kali dan nilai terendah 0,03 kali. Data ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan yang tercatat di BEI sangat bervariasi dengan dilihat rentang antara nilai yang paling rendah dengan nilai tertinggi dibandingkan dengan nilai rata-ratanya. Variabel CAR dengan nilai rata-rata sebesar 0,15 dengan nilai
terendah
-1,154 dan tertinggi adalah 2,315, ini menunjukkan bahwa CAR untuk tahun 2007-2008 sangat kecil.
Rentang nilai variabel CAR sangat variatif ini
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
61
ditunjukkan antara nilai terendah dan tertinggi dibandingkan dengan nilai rataratanya. Rata-rata variabel UE adalah 0,0247 dimana nilai tertinggi adalah 2,3508 dan terendah -2,3436. Ini menunjukkan nilai yang sangat variatif yang di capai oleh perusahaan.
Karena pada tahun 2008 banyak perusahaan mengalami
kerugian maka banyak perusahaan yang nilai UE nya rendah. Variabel PBV mempunyai rata-rata 1,7245 dengan nilai paling rendah adalah -10,98 dengan tertinggi 16,0996.
Nilai ini menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan rata-ratanya rentang nilai tertinggi dan terendah sangat bervariatif.
Di tahun 2008 banyak perusahaan mengalami penurunan nilai
sahamnya, sehingga banyak perusahaan yang pertumbuhannya menjadi minus. Variabel BETA mempunyai rata-rata 0,5835 yang berarti rata-rata perusahaan sampel mempunyai risiko sistematis sebesar 0,5835 dari risiko pasar. Nilai Beta paling tinggi adalah 1,9509 sedangkan paling rendah adalah -0,8965. Analisis atas SIZE perusahaan memperlihatkan bahwa SIZE perusahaan paling tinggi adalah 32,9522 sedangkan terendah adalah 16,8342 dengan rata-rata 26,6561. Nilai SIZE perusahaan adalah merupakan nilai LN dari kapitalisasi pasar sehingga mempunyai rentang nilai yang tidak terlalu jauh dengan rata-ratanya. Berdasarkan pengelompokan dari JASICA (Jakarta Stock Industrial Classification) industri di Indonesia di kelompokkan menjadi 99 segmen, dalam penelitian ini tidak semua segmen dijadikan sampel. Sampel yang diambil adalah perusahaan non keuangan, dan karena keterbatasan data tidak semua segmen ada sampelnya. Dari 211 perusahaan yang dijadikan sampel ini terbagi ke 31 sektor, lihat lampiran 4.2. Rata-rata tertinggi untuk tingkat pengungkapan pada laporan tahunan adalah di sektor Telecomunication yaitu sebesar 43,5% dan rata-rata paling rendah adalah di sektor Animal feed yaitu sebesar 4,1%. Sektor Telecomunication dengan diwakili oleh 6 sampel terdiri dari 3 perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesian yaitu PT Telkom, PT Indosat dan PT Exelcomindo Pratama. Pengungkapan di bidang strategi perusahaan (DISC_ST) rata-rata tertinggi yang mengungkapkan adalah masih sama yaitu perusahaan disektor Telecomunication
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
62
sebesar 16% begitu pula untuk yang paling rendah adalah di sektor Animal feed yaitu sebesar 3,1%. Sektor telecomunication untuk pengungkapan di bidang ekonomi dan sosial juga memperoleh rata-rata tingkat pengungkapan yang paling tinggi, sedangkan untuk pengunkapan di bidang lingkungan rata-rata paling tinggi adalah perusahaan di sektor Metal dan Mineral Mining yaitu sebesar 9,2%. Hal ini sesuai karena perusahaan di bidang pertambangan harus mengungkapkan masalah lingkungan lebih tinggi karena sektor ini berhubungan langsung dengan penggunaan sumber daya alam. Untuk variabel leverage (LEV) rata-rata paling tinggi adalah perusahaan di sektor Textile dan Garmen sebesar 1,5095 kali sedangkan rata-rata paling rendah adalah 0,21 kali yaitu untuk perusahaan di sektor Metal dan Mineral Mining. Hal ini menunjukkan perusahaan di sektor Metal dan Allied Product dalam mendanai operasionalnya dengan menggunakan hutang. Perusahaan di sektor Metal dan Mineral Mining memperoleh rata-rata Return On Aset paling tinggi yaitu 13,35 kali sedangkan rata-rata paling rendah adalah perusahaan di sektor Investment Company yaitu (15,24) kali. Pada tahun 2008 banyak perusahaan yang terpuruk, sehingga banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Dari tingkat rata-rata ROA yang diperoleh perusahaan di sektor Investment Company paling banyak mengalami kerugian. Sektor Computer dan Services memiliki rata-rata likuiditas (LIK) paling tinggi yaitu 18,665 kali sedangkan yang paling rendah adalah sektor Telecomunication. Pada tahun 2008 banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan banyak pula perusahaan yang mengalami penurunan harga saham.
Hal ini sangat
berpengaruh terhadap Unexpected Earnings (UE) karena variabel ini sangat dipengaruhi oleh kedua hal tersebut. Sektor industri Coal Mining memiliki ratarata paling tinggi yaitu 0,418 sedangkan yang paling rendah adalah perusahaan di sektor Metal dan Allied Product yaitu sebesar (0,932). Rata-rata tingkat pertumbuhan (PBV) paling tinggi dicapai oleh perusahaan di sektor Land/Stone Quarrying yaitu sebesar 10,255, ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan pada sektor ini mengalami
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
63
kenaikan, sedangkan paling rendah adalah perusahaan di sektor Textile dan Garment yaitu sebesar (1,24) Sektor industri Metal dan Mineral Mining menunjukkan rata-rata BETA yang paling tinggi, yaitu sebesar 1,61 ini berarti pada sektor ini memiliki risiko sistemik yang cukup besar dibandingkan dengan sektor yang lain. Untuk sektor Ceramics, Glass, Porcelin memiliki risiko sistemik yang cukup rendah dengan rata-rata 0,1187. Cumulative Abnormal Return (CAR) adalah merupakan akumulasi selisih antara actual return dengan expected return. Sektor Tobacco Manufacturer dalam penelitian ini memiliki rata-rata CAR yang paling besar yaitu sebesar 0,98 sedangkan sektor Metal dan Mineral Mining memiliki CAR yang paling kecil yaitu (0,511). Sesuai dengan indeks dari GRI ada 98 elemen pengungkapan yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu mengenai (1) strategi, bagian ini menguraikan masalah strategi perusahaan, profile perusahaan, pelaporan, dan tata kelola perusahaan, (2) ekonomi, (3) lingkungan, dan (4) sosial. Pada lampiran 4.3. adalah hasil scoring yang diperoleh dari 214 (sebelum mengeluarkan outlier) emiten yang terdaftar di BEI. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kelompok strategi menghasilkan scoring yang paling tinggi yaitu 37% sedangkan kelompok ekonomi hanya 17%, lingkungan sebesar 7% dan sosial sebesar 16%.
Untuk elemen yang
dikelompokkan dibidang lingkungan menunjukkan hasil paling kecil yaitu 7%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengungkapkan masalah lingkungan pada laporan tahunannya masih sangat kecil. 4.5. Hasil Pengujian Korelasi dan Hipotesis Variabel-variabel Model Penelitian 1 4.5.1. Hasil Pengujian Korelasi Model Penelitian 1 Korelasi variabel-variabel pada model penelitian 1 dapat diuraikan sesuai dengan lampiran 4.4 sebagai berikut : a.
Corporate governance (GOV) memiliki korelasi positif signifikan terhadap variabel dependen DISC sebelum maupun sesudah dekomposisi.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Ini
Universitas Indonesia
64
menunjukkan bahwa perusahaan semakin tinggi indeks corporate governance tata kelola perusahaannya maka akan semakin luas tingkat pengungkapannya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya termasuk penelitian yang dilakukan oleh Wondabio (2010). b.
Tingkat likuiditas (LIK) dalam penelitian ini memiliki hubungan signifikan negatif baik sebelum dekomposisi maupun setelah dekomposisi. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi pada penelitian ini, bahwa semakin tingkat likuiditasnya tinggi makan perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih luas. Perusahaan memperkirakan bahwa dengan tingkat likuiditas yang tinggi tidak perlu lagi memberikan informasi lebih kepada para pemangku kepentingan, karena diperkirakan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi
menunjukkan
bahwa
perusahaan
mampu
memenuhi
segala
kewajibannya dalam jangka pendek. c.
Tingkat profitabilitas yang diproksi dengan ROA berkorelasi negatif tidak signifikan terhadap DISC. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingkat profitabilitasnya tinggi belum tentu tingkat pengungkapannya tinggi, karena perusahaan beranggapan bahwa para pemangku kepentingan hanya mempertimbangkan informasi tingkat profitabilias saja untuk pengambilan keputusan. Sedangkan setelah didekomposisi DISC_Ldan DISC_S memiliki hubungan positif tetapi tidak signifikan.
d.
Ukuran perusahaan yang diproksi dengan nilai kapitalisasi pasar memiliki hubungan positif signifikan terhadap variabel dependen baik sebelum dan sesudah dekomposisi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin besar tingkat pengungkapannya.
e.
Tingkat leverage (LEV) memiliki korelasi negatif tidak signifikan terhadap variabel dependen DISC baik sebelum dekomposisi maupun setelah dekomposisi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hutang maka perusahaan tidak akan mengungkapkan informasi yang lebih luas kepada para pemangku kepentingan.
f.
Tingkat pertumbuhan perusahaan (PBV) memiliki korelasi positif signifikan terhadap variabel dependen, semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka akan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
65
semakin besar pula tingkat pengungkapannya. Namun setelah di dekomposisi untuk DISC_E dan DISC_L berkorelasi positif tetapi tidak signifikan.
4.5.2. Pengujian Koefisien Determinasi R² (Uji F) untuk Model Penelitian 1 Pengujian koefisien determinasi R² (Uji F) untuk model penelitian 1 dilakukan sebelum pengujian hipotesis.
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan koefisien R² setelah dilakukan dekomposisi. Model penelitian 1 didekomposisi menjadi 4 yaitu pengungkapan di bidang strategi (DISC_ST),pengungkapan di bidang ekonomi (DISC_E), pengungkapan di bidang lingkungan (DISC_L) dan pengungkapan di bidang sosial (DISC_S). Setelah didekomposisi model penelitian 1 menjadi : DISC
=
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
DISC_ST =
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
DISC_E
=
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
DISC_L
=
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
DISC_S
=
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
Pada model diatas akan dilihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam model setelah variabel DISC didekomposisi menjadi DISC_ST, DISC_E, DISC_L dan DISC_S. Tabel 4.2. berikut adalah hasil Uji F setelah dekomposisi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan model variabel bebas : a. DISC dan DISC_ST Hasil pengujian statistik F sebagaimana dilihat di tabel 4.2. menunjukkan nilai F hitung adalah 5,02730. Sedangakan tabel F dengan numerator sebesar 6 dan denominator sebesar 198 serta level of significant 2,26.
= 5% mempunyai nilai
Nilai F hitung menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan
dengan F tabel. Apabila F hitung menunjukkan angka lebih besar dibanding F tabel maka dapat disimpulkan bahwa nilai R² berbeda secara signifikan. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya perbedaan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen DISC dan DISC_ST. Hal ini sama dengan hasil pengujian untuk variabel lainnya yaitu DISC dan DISC_E, DISC
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
66
dan DISC_S, DISC_ST dan DISC_E, DISC_ST dan DISC_L, DISC_ST dan DISC_S dimana komposisi variabel-variabel tersebut hasil pengujian F nya lebih besar dibandingkan dengan F tabel. Tabel 4.2 Hasil Penghitungan F
DISC VS DISC_ST
Penghitungan F 0,01316 a 0,00262 b
(0,4818-0,4028)/6 (1-0,4818)/(205-7)
F hitung DISC VS DISC_E
5,02730 0,03547 0,00262
a/b a b
(0,4818-0,2689)/6 (1-0,4818)/(205-7)
F hitung DISC VS DISC_L
13,55363 0,02870 0,00262
a/b a b
(0,4818-0,3096)/6 (1-0,4818)/(205-7)
F hitung DISC VS DISC_S
10,96677 0,00899 0,00262
a/b a b
(0,4818-0,4278)/6 (1-0,4818)/(205-7)
F hitung DISC_ST VS DISC_E
3,43661 0,02232 0,00302
a/b a (0,4028-0,2689)/6 b (1-0,4028)/(205-7)
F hitung DISC_ST VS DISC_L
7,39913 0,01555 0,00302
a/b a (0,4028-0,3096)/6 b (1-0,4028)/(205-7)
F hitung DISC_ST VS DISC_S
5,15426 (0,00416) 0,00289
a/b a (0,4028-0,4278)/6 b (1-0,4028)/(205-7)
F hitung DISC_E VS DISC_L
(1,44066) (0,00677) 0,00369 (1,83372) (0,02648) 0,00369
a/b a b a/b a b
F hitung DISC_L VS DISC_S
(7,17155) (0,01971) 0,00349
a/b a (0,3096-0,4278)/6 b (1-0,3096)/(205-7)
F hitung
(5,65189)
a/b
F hitung DISC_E VS DISC_S
(0,2689-0,3096)/6 (1-0,2689)/(205-7) (0,2689-0,4278)/6 (1-0,2689)/(205-7)
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
67
b. DISC_ST dan DISC_S Hasil pengujian statistik F sebagaimana dilihat di tabel 4.2. menunjukkan nilai F hitung adalah -1,4406. Sedangkan tabel F dengan numerator sebesar 6 dan denominator sebesar 198 serta level of significant
= 5% mempunyai nilai
2,26. Nilai F hitung menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
R² untuk kedua model
tersebut tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh variabel independen untuk menentukan nilai DISC_ST dan DISC_S relatif tidak berbeda. Untuk model DISC_E dan DISC_L, DISC_E dan DISC_S, DISC_L dan DISC_S mempunyai hasil pengujian statistik F yang lebih kecil dari F tabel, sehingga pengaruh variabel independen untuk menentukan nilai variabel dependen relatif tidak berbeda.
4.5.3. Hasil Analisa Regresi Model Penelitian I Model regresi yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: DISC =
0
+
1 GOV
+
2
LIK +
3PROF
+
4SIZE
+
5LEV
+
6PBV
+
Pada lampiran 4.6 merupakan hasil output regresi dari model penelitian 1. Pada lampiran tersebut terlihat bahwa nilai koefisien determinasi untuk DISC adalah 0,466 yang berarti semua variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari pada variabel dependen sebesar 46,6% sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak diperhitungkan di dalam model regresi. dekomposisi,
Setelah dilakukan
pengungkapan dibidang sosial (DISC_S) mempunyai koefisien
determinasi lebih besar yaitu 41% dibandingkan dengan koefisien determinsai pengungkapan di bidang ekonomi (DISC_E) yang hanya sebesar sebesar 24,7%. Ini berarti model persamaan regresi DISC_S semua variabel independen lebih mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu sebesar 41% dibandingkan dengan persamaan regresi DISC_E yang hanya sebesar 24,7%. Corporate governance terbukti mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen tingkat pengungkapan baik secara total (DISC), pengungkapan dibidang strategi (DISC_ST), ekonomi (DISC_E), lingkungan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
68
(DISC_L), dan sosial (DISC_S). Penelitian ini membuktikan bahwa perusahaanperusahaan yang memiliki indeks corporate governance yang lebih tinggi akan lebih banyak mengungkapkan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki indeks corporate governance yang lebih rendah.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan hipotesa yang diajukan (H1) yaitu tingkat penerapan corporate governance berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini sekaligus mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khomsyiah (2003). Dari lampiran 4.6, tingkat likuiditas memiliki pengaruh negatif signifikan baik terhadap DISC, DISC_ST maupun DISC_E. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan semakin rendah tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang di ajukan (H2) bahwa tingkat likuiditas perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Cooke (1989) dan Suripto (1999) yang menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif dari tingkat likuiditas pada tingkat pengungkapan sukarela. Pengaruh negatif ini dapat terjadi karena perusahaan yang memiliki kinerja yang kurang baik, yang ditunjukkan oleh tingkat likuiditas yang rendah, memiliki insentif yang kuat untuk memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas melalui laporan tahunan untuk memberikan penjelasan kepada investor atau pembaca laporan tahunan pada umumnya mengenai kondisi yang menyebabkan rendahnya tingkat likuiditas perusahaan. Informasi ini sangat penting agar investor tetap memiliki keyakinan yang baik atas kinerja perusahaan di masa yang akan datang meskipun di tahun berjalan perusahaan memiliki likuiditas yang rendah. Tingkat profitabilitas (PROF) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Seperti halnya dengan tingkat likuiditas, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan semakin rendah tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Fitriany (2001) yang menemukan bahwa tingkat profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pada tingkat
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
69
pengungkapan sukarela perusahaan. Namun hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Tjakradinata (2000) dan McNally et al. (1982), dalam Meek, Roberts, dan Gray (1995) dan juga sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas dapat tidak memiliki pengaruh (netral) pada tingkat pengungkapan perusahaan (Lang dan Lundholm, 1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang kurang baik, yang ditunjukkan oleh tingkat profitabilitas yang rendah, memiliki keinginan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas melalui laporan tahunan agar investor atau pembaca laporan tahunan pada umumnya memiliki pemahaman mengenai penyebab rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan di tahun berjalan. Perusahaan mungkin memandang informasi ini penting untuk menjaga keyakinan investor atas potensi meningkatkanya atau membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang meskipun di tahun berjalan perusahaan memiliki profitabilitas yang kurang baik atau rendah. Ukuran perusahaan (SIZE) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan
berpengaruh
perusahaan tetapi tidak signifikan.
positif
terhadap
tingkat
pengungkapan
Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang
diajukan (H4) tetapi pengaruhnya masih belum kuat terhadap tingkat pengungkapan perusahaan.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena indeks
pengungkapan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan.
Di
Indonesia belum banyak perusahaan yang dalam mengungkapkan informasinya di laporan tahunan yang mengacu ke indeks yang dikeluarkan oleh GRI. Perusahaan besarpun belum tentu mengacu ke indeks yang dikeluarkan oleh GRI. Tingkat leverage (LEV) memiliki pengaruh
negatif pada tingkat
pengungkapan sukarela perusahaan. Meskipun tidak sejalan dengan hasil penelitian Mitchell, Chia, dan Loh (1995), Hossain, Perera, dan Rahman (1995) dalam Bogdan et al. (2009), serta Sitanggang (2002) yang menyatakan adanya pengaruh signifikan dan positif dari tingkat leverage namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Meek, Roberts dan Gray (1995) yang menemukan pengaruh signifikan dan negatif dari tingkat leverage pada tingkat pengungkapan sukarela. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi berusaha untuk lebih berhatihati dalam pengungkapan informasi perusahaan karena pengungkapan informasi
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
70
tersebut justru dapat berdampak negatif terhadap investor. Hal ini mungkin terjadi khususnya untuk perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi. Menurut Eiteman, Stonehill, dan Moffet (2007) secara umum investor memandang tingkat debt to equity ratio yang masih dapat diterima dari perusahaan adalah sebesar 60% atau sama dengan tingkat debt to total asset sebesar 37,50%. Investor akan lebih tertarik menanamkan investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat leverage di bawah nilai tersebut sehingga perusahaan yang memiliki tingkat leverage lebih dari nilai tersebut akan lebih berhati-hati dalam pengungkapan informasi dan memilih untuk tidak melakukan pengungkapan informasi secara lebih luas bila pengungkapan tersebut justru berdampak negatif pada perusahaan. Pertumbuhan perusahaan (PBV) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan secara keseluruhan (DISC) maupun untuk pengungkapan di bidang strategi (DISC_ST). Hal ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan bahwa semakin tumbuh suatu perusahaan akan semakin tinggi tingkat pengungkapan.
Variabel Independen
Prediksi
Hasil
H1
Corporate Governance (GOV)
Positif (+)
Signifikan (+)
H2
Tingkat Likuiditas (LIK)
Positif (+)
Signifikan (-)
H3
Tingkat Profitabilitas (PROF)
Positif/Negatif (+/-)
Signifikan (-)
H4
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Positif (+)
Tidak Signifikan (+)
H5
Tingkat Leverage (LEV)
Positif (+)
Tidak Signifikan (-)
H6
Tingkat Petumbuhan (PBV)
Positif (+)
Signifikan (-)
4.6. Hasil Pengujian Korelasi dan Hipotesis Model Penelitian 2 4.6.1. Hasil Pengujian Korelasi Model Penelitian 2 Korelasi variabel-variabel pada model penelitian 2 dapat diuraikan sesuai dengan lampiran 4.5 sebagai berikut :
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
71
a.
UE mempunyai korelasi positif terhadap CAR tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti semakin besar perubahan earnings maka akan berpengaruh terhadap CAR.
b.
Tingkat pengungkapan DISC, DISC_ST, DISC_L, DISC_E dan DISC_S mempunyai korelasi negatif tidak signifikan terhadap CAR.
Hal ini
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat pengungkapan tidak akan berdampak terhadap CAR. c.
Corporate governance mempunyai korelasi negatif tidak signifikan terhadap CAR.
d.
Tingkat leverage dan BETA mempunyai korelasi positif tidak signifikan terhadap CAR.
e.
PBV dan ukuran perusahaan (size) memiliki korelasi negatif tetapi tidak signifikan terhadap variabel CAR.
f.
Interaksi BETA dengan UE mempunyai korelasi positif signifikan terhadap CAR sehingga interaksi BETA dengan UE akan mempunyai value relevance bagi investor.
4.6.2. Uji t Model Penelitian 2 Pengujian beda koefisien beta (Uji t) adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien regresi dari masing-masing variabel independen yang didekomposisi. Pengujian ini ditujukan untuk melihat adanya perbedaan pengaruh antar variabel pengungkapan yang didekomposisi. Dengan menggunakan rumus berikut ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Dengan degree of freedom (df) = N – K = (205-20) =185, dengan pengujian 2 arah (two tail) dengan level of significant sebesar
= 5% maka
diperoleh t tabel = 1,9729. Dari tabel 4.3. hasil pengujian beda koefisien beta (Uji
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
72
t) hanya ada 1 yang menolak H0 karena t hitung lebih besar dari t tabel. Pada saat H0 diterima dekomposisi yang dilakukan tidak ada perbedaan secara signifikan.
Tabel 4.3. Hasil perhitungan t hitung t hitung DISC_ST VS DISC_L DISC_ST VS DISC_E DISC_ST VS DISC_S DISC_L VS DISC_E DISC_L VS DISC_S DISC_E VS DISC_S
4,679184 0,763971 0,057315 -1,26474 -2,09081 1,856488
t tabel = 1,9729 tolak H0 terima H0 terima H0 terima H0 terima H0 terima H0
4.6.3. Hasil Analisa Regresi Model Penelitian 2 Dari tabel 4.4 hasil pengujian regresi sebelum dekomposisi memiliki R² sebesar 0,23, ini berarti semua variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari pada variabel dependen 23% sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak diperhitungkan di dalam model regresi ini. Sedangkan setelah dilakukan dekomposisi R2 menjadi 0,282 ini berarti semua variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen 28,2% Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel UE berpengaruh positif signifikan dengan CAR dilevel 5%, sedangkan BETA berpengaruh positif signifikan dengan CAR dilevel 5%. Sedangkan DISC berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap CAR. Variabel interaksi DISC*UE mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap CAR berarti tingkat pengungkapan akan berpengaruh positif terhadap CAR. Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan masih kurang kuat pengaruh tingkat pengungkapan terhadap penilaian value relevance atau dengan kata lain tingkat pengungkapan belum mempunyai value relevance terhadap investor yang diukur dengan ERC.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena
informasi tersebut belum dapat dipercaya oleh investor dalam menilai persistensi laba suatu perusahaan.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
73
Tabel 4.4. Hasil regresi Model 2 sebelum dan sesudah dekomposisi B
t
(Constant)
0,150
4,093
UE
0,374
DISC
0,228
GOV PBV
B
t
0,000
0,131
3,567
0,000
1,974
0,050**)
0,479
2,393
0,018 **)
0,489
0,625
(0,839)
(1,098)
0,274
(0,688)
(0,872)
0,385
(0,009)
(0,614)
0,540
(0,010)
(0,620)
0,536
0,171
2,464
0,189
2,709
SIZE
(0,026)
(1,365)
0,174
(0,023)
(1,180)
0,240
LEV
(0,085)
(0,710)
0,479
(0,213)
(1,650)
0,101
BETA
DISC*UE
Sig.
0,015 **)
Sig.
0,007 ***)
1,862
1,058
GOV*UE
(3,628)
(1,909)
0,058 *)
0,291 (8,098)
(3,391)
0,001 ***)
PBV*UE
(0,032)
(1,089)
0,278
(0,059)
(1,788)
0,075 *)
BETA*UE
0,341
1,784
0,076 *)
(0,110)
(0,433)
0,666
SIZE*UE
0,084
1,647
0,101
0,135
2,176
LEV*UE
(0,527)
(3,314)
(0,760)
(4,194)
2,175
1,252
DISC_E
(7,087)
(1,702)
0,090 *)
DISC_L
(1,551)
(0,820)
0,413
DISC_S
1,325
0,962
0,337
DISC_ST*UE
17,501
2,817
0,005 **)
DISC_E*UE
(7,905)
(0,397)
0,692
DISC_L*UE
(12,828)
(1,639)
0,103
DISC_S*UE
11,597
1,904
0,001 ***)
DISC_ST
R Square Adjusted R Square Sig
0,23
0,282
0,178
0,208
0,0000
0,0000
0,031 **) 0,000 ***) 0,212
0,059 *)
Catatan : Tingkat signifikansi : ***) Signifikan 1%, **) Signifikan 5%, *) Signifikan 10%
Setelah total DISC di dekomposisi menjadi DISC_ST, DISC_E, DISC_L dan DISC_S, pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian ini DISC_ST*UE dan DISC_S*UE mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap CAR, ini berarti DISC_ST dan DISC_S terbukti mempunyai value relevance bagi investor karena dapat mambantu investor dalam menilai persistensi laba dari suatu perusahaan.
Informasi ini digunakan oleh investor sebagai salah satu
pertimbangan dalam menilai expected earnings suatu perusahaan di masa depan,
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
74
dengan kata lain DISC_ST dan DISC_S adalah bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap infomasi laba (earnings). Interaksi GOV*UE baik sebelum didekomposisi maupun sesudah dekomposisi mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap CAR.
Hal ini
menunjukkan bahwa corporate governance mempunyai value relevance bagi investor karena dapat membantu investor dalam menilai persistensi laba dari perusahaan. Informasi ini digunakan oleh investor sebagai salah satu pertimbangan dalam menilai expected earnings suatu perusahaan di masa depan, dengan kata lain corporate governance (GOV) adalah bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap infomasi laba (earnings).
4.7. Uji Asumsi Klasik 4.7.1. Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram di Tabel 4.5. dan Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai residual dari model 1 dan model 2 membentuk pola yang merupakan ciri dari data-data yang normal yaitu berbentuk lonceng atau menyerupai kurva normal. Grafik Normal P-Plot pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 memperlihatkan titik-titik yang berada di sepanjang garis diagonal. Dengan demikian, berdasarkan tampilan kedua grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai residual adalah berdistribusi normal. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas - Grafik Histogram dan Grafik Normal P-Plot untuk model penelitian 1
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
75
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas - Grafik Histogram dan Grafik Normal P-Plot untuk model penelitian II
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
76
4.7.2. Hasil Uji Multikolinearitas 4.7.2.1. Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian I Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas sebelum dan setelah dekomposisi Var
DISC Tol
DISC_ST
DISC_E
DISC_L
VIF
Tol
VIF
Tol
VIF
Tol
DISC_S
VIF
Tol
VIF
GOV
0,7569
1,3212
0,7569
1,3212
0,7569
1,3212
0,7569
1,3212
0,7569
1,3212
LEV
0,8873
1,1270
0,8873
1,1270
0,8873
1,1270
0,8873
1,1270
0,8873
1,1270
PROF
0,9019
1,1088
0,9019
1,1088
0,9019
1,1088
0,9019
1,1088
0,9019
1,1088
LIK
0,9084
1,1008
0,9084
1,1008
0,9084
1,1008
0,9084
1,1008
0,9084
1,1008
PBV
0,9205
1,0864
0,9205
1,0864
0,9205
1,0864
0,9205
1,0864
0,9205
1,0864
SIZE
0,7287
1,3723
0,7287
1,3723
0,7287
1,3723
0,7287
1,3723
0,7287
1,3723
Tabel diatas adalah Uji Multikolinearitas sebelum variabel dependen DISC didekomposisi. Variabel-variabel independen dikatakan tidak memiliki multikolinearitas bila nilai Tolerance dan VIF mendekati 1 (Ghozali, 2006). Tabel 4.7 menunjukkan nilai Tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0.10 dan nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam penelitian ini. Setelah didekomposisi variabel dependen (DISC) menjadi 4 variabel yaitu DISC_ST, DISC_E, DISC_L, dan DISC_S menunjukkan hasil yang konsisten dengan tolerance dan VIF yang memenuhi syarat bahwa variabelvariabel tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas.
4.7.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas Model Penelitian 2 Seperti halnya dengan Model penelitian 1, untuk menguji adanya multikolinearitas,
variabel-variabel
independen
dikatakan
tidak
memiliki
multikolinearitas bila nilai Tolerance dan VIF mendekati 1 (Ghozali, 2006). Tabel 4.8 menunjukkan nilai Tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0.10 dan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
77
nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam penelitian ini. Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas sebelum dan setelah dekomposisi
Variabel
UE DISC DISC_ST
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0,1835
5,4494
0,5130
1,9492
-
DISC_E DISC_L DISC_S GOV PBV BETA SIZE LEV DISC*UE
LEV*UE
6,3072
0,3252
3,0747
0,3892
2,5695
0,4906
2,0384
0,2787
3,5887 2,4262
0,7256
1,3782
0,7064
1,4156
0,7959
1,2565
0,7555
1,3237
0,6549
1,5270
0,6035
1,6571
0,8754
1,1424
0,7280
1,3737
0,3081
3,2452 0,1737
5,7578
0,2398
4,1705
0,1899
5,2657
0,1011
9,8881
DISC_S*UE
SIZE*UE
0,1585
0,4122
DISC_L*UE
BETA*UE
VIF
2,1911
DISC_E*UE
PBV*UE
Tolerance
0,4564
DISC_ST*UE
GOV*UE
Collinearity Statistics
0,2431
4,1137
0,1483
6,7445
0,6207
1,6112
0,4900
2,0410
0,3598
2,7795
0,1951
5,1245
0,2019
4,9536
0,1313
7,6139
0,4112
2,4317
0,3047
3,2821
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
78
4.7.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot untuk melihat apakah seluruh residual atau error memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen.
Tabel 4.9
menunjukkan Regression Standardized Predicted Value yang memperlihatkan pola yang random sehingga disimpulkan tidak terdapat heteroskedasitas pada model penelitian. Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas - Scatterplot untuk model penelitian 1 dan 2
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan atas seluruh sampel dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1. Model penelitian 1 a. Analisis Diskriptif Rata-rata pengungkapan sukarela DISC dengan menggunakan indeks GRI masih sangat rendah yaitu 18,2%, dimana nilai paling besar adalah 51,21% dan terendah 4,08%. . Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam mengungkapkan informasi setiap perusahaan dalam laporan tahunannya. Dengan masih rendahnya tingkat pengungkapan maka banyak informasi yang penting bagi pembaca laporan tahunan atau investor tidak diungkapkan oleh perusahaan. Hasil dekomposisi variabel DISC menjadi variabel DISC_ST, DISC_E, DISC_L, dan DISC_S menunjukkan bahwa DISC_ST mempunyai rata-rata paling tinggi diantara empat variabel hasil dekomposisi lainnya yaitu 8,4% sedangkan yang paling rendah adalah DISC_E dengan rata-rata 1,4%. Rata-rata tertinggi untuk tingkat pengungkapan DISC pada laporan tahunan adalah di sektor telecomunication yaitu sebesar 43,5% dan rata-rata paling rendah adalah di sektor animal feed yaitu sebesar 4,1%. Pengungkapan di bidang strategi perusahaan (DISC_ST) ratarata tertinggi yang mengungkapkan adalah masih sama yaitu perusahaan disektor telecomunication sebesar 16% begitu pula untuk yang paling rendah adalah di sektor animal feed yaitu sebesar 3,1%. Sektor telecomunication untuk pengungkapan di bidang ekonomi dan sosial juga memperoleh rata-rata tingkat pengungkapan yang paling tinggi, sedangkan untuk pengungkapan di bidang lingkungan rata-rata paling tinggi adalah perusahaan di sektor Metal dan Mineral Mining
79
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
80
yaitu sebesar 9,2%.
Hal ini sesuai karena perusahaan di bidang
pertambangan harus mengungkapkan masalah lingkungan lebih tinggi karena sektor ini berhubungan langsung dengan penggunaan sumber daya alam. b. Pengujian Koefisien Determinasi R² (Uji F) Hasil pengujian statistik F . menunjukkan nilai F hitung adalah 5,02730. Sedangakan
tabel F
dengan numerator sebesar 6 dan denominator
sebesar 198 serta level of significant
= 5% mempunyai nilai 2,26.
Variabel dependen DISC dan DISC_ST, DISC dan DISC_E, DISC dan DISC_S, DISC_ST dan DISC_E, DISC_ST dan DISC_L, DISC_ST dan DISC_S dimana komposisi variabel-variabel tersebut hasil pengujian F nya lebih besar dibandingkan dengan F tabel. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya perbedaan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. c. Hasil Pengujian Korelasi Variabel-variabel independen terhadap DISC adalah : Var
Korelasi
Signifikan
GOV
Positif (+)
Signifikan
LIK
Negatif (-)
Signifikan
ROA
Negatif (+)
Tidak signifikan
SIZE
Positif (+)
Signifikan
LEV
Negatif (-)
Tidak signifikan
PBV
Positif (+)
Signifikan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
81
d. Hasil Uji Regresi Model Penelitian 1 Variabel Independen
Prediksi
Hasil
H1
Corporate Governance (GOV)
Positif (+)
Signifikan (+)
H2
Tingkat Likuiditas (LIK)
Positif (+)
Signifikan (-)
H3
Tingkat Profitabilitas (PROF)
Positif/Negatif (+/-)
Signifikan (-)
H4
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Positif (+)
Tidak Signifikan (+)
H5
Tingkat Leverage (LEV)
Positif (+)
Tidak Signifikan (-)
H6
Tingkat Petumbuhan (PBV)
Positif (+)
Signifikan (-)
5.1.2. Model Penelitian 2 a. Analisis Diskriptif Variabel CAR dengan nilai rata-rata sebesar 0,15
dengan nilai
terendah -1,154 dan tertinggi adalah 2,315, ini menunjukkan bahwa CAR untuk tahun 2007-2008 sangat kecil. Rentang nilai variabel CAR sangat variatif ini ditunjukkan antara nilai terendah dan tertinggi dibandingkan dengan nilai rata-ratanya. Rata-rata variabel UE adalah 0,0247 dimana nilai tertinggi adalah 2,3508 dan terendah -2,3436. Ini menunjukkan nilai yang sangat variatif yang di capai oleh perusahaan.
Karena pada tahun 2008
banyak perusahaan mengalami kerugian maka banyak perusahaan yang nilai UE nya rendah. Variabel PBV mempunyai rata-rata 1,7245 dengan nilai paling rendah adalah -10,98 dengan tertinggi 16,0996. Nilai ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan rata-ratanya rentang nilai tertinggi dan terendah sangat bervariatif.
Di tahun 2008 banyak perusahaan mengalami
penurunan nilai sahamnya, sehingga banyak perusahaan yang pertumbuhannya menjadi minus.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
82
Variabel BETA mempunyai rata-rata 0,5835 yang berarti rata-rata perusahaan sampel mempunyai risiko sistematis sebesar 0,5835 dari risiko pasar. Nilai Beta paling tinggi adalah 1,9509 sedangkan paling rendah adalah -0,8965. Analisis atas SIZE perusahaan memperlihatkan bahwa SIZE perusahaan paling tinggi adalah 32,9522 sedangkan terendah adalah 16,8342 dengan rata-rata 26,6561.
Nilai SIZE perusahaan adalah
merupakan nilai LN dari kapitalisasi pasar sehingga mempunyai rentang nilai yang tidak terlalu jauh dengan rata-ratanya. b. Pengujian Beda Koefisien Beta Pengujian beda koefisien beta (Uji t) adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap koefisien regresi dari masingmasing variabel independen yang didekomposisi. Pengujian ini ditujukan untuk melihat adanya perbedaan pengaruh antar variabel pengungkapan yang didekomposisi. Dengan degree of freedom (df) = N – K = (205-20) =185, dengan pengujian 2 arah (two tail) dengan level of significant sebesar
= 5%
maka diperoleh t tabel = 1,9729. Hasil pengujian beda koefisien beta (Uji t) hanya ada 1 yang menolak H0 karena t hitung lebih besar dari t tabel. Pada saat H0 diterima dekomposisi yang dilakukan tidak ada perbedaan secara signifikan. c. Hasil Pengujian Korelasi Variabel-variabel Var
Korelasi
Signifikan
UE DISC DISC_ST DISC_L DISC_E
Positif Negatif Negatif Negatif Negatif
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
DISC_S
Negatif
Tidak signifikan
GOV
Negatif
Tidak signifikan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
83
d. Variabel interaksi DISC*UE mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap CAR
berarti
tingkat pengungkapan akan
berpengaruh positif terhadap CAR. Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan masih kurang kuat pengaruh tingkat pengungkapan terhadap penilaian value relevance atau dengan kata lain tingkat pengungkapan belum mempunyai value relevance terhadap investor yang diukur dengan ERC. Hal ini kemungkinan disebabkan karena informasi tersebut belum dapat dipercaya oleh investor dalam menilai persistensi laba suatu perusahaan e. Hasil setelah total DISC di dekomposisi menunjukkan bahwa DISC_ST*UE
dan
DISC_S*UE
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap CAR, ini berarti DISC_ST dan DISC_S terbukti mempunyai value relevance bagi investor karena dapat mambantu investor dalam menilai persistensi laba dari suatu perusahaan. Informasi ini digunakan oleh investor sebagai salah satu pertimbangan dalam menilai expected earnings suatu perusahaan di masa depan, dengan kata lain DISC_ST dan DISC_S adalah bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap infomasi laba (earnings). f. Interaksi GOV*UE baik sebelum didekomposisi maupun sesudah dekomposisi mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap CAR. Hal ini menunjukkan bahwa corporate governance mempunyai value relevance bagi investor karena dapat membantu investor dalam menilai persistensi laba dari perusahaan. Informasi ini digunakan oleh investor sebagai salah satu pertimbangan dalam menilai expected earnings suatu perusahaan di masa depan, dengan kata lain corporate governance (GOV) adalah bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap infomasi laba (earnings).
5.2.
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan penelitian sebagai
berikut:
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
84
1. Jumlah sampel penelitian yang kecil dibandingkan dengan total perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008 (total sampel untuk tahun 2007 dan 2008 hanya 209 perusahaan atau hanya 32% dibandingkan dengan total 324 perusahaan di tahun 2007 dan 332 perusahaan di tahun 2008). Keterbatasan ini menyebabkan banyak laporan tahunan perusahaan yang tidak dapat dianalisis sehingga tidak bisa mengungkapkan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang sesungguhnya. 2. Indeks corporate governance untuk sampel tahun 2008 masih menggunakan indeks tahun 2007, hal ini disebabkan karena IICD belum mengeluarkan indeks penilaian untuk tahun 2008. 3. Indeks
pengungkapan
yang
dikeluarkan
oleh
GRI
adalah
indeks
pengungkapan secara umum, sehingga ada elemen pengungkapan yang kemungkinan tidak relevan untuk seluruh sektor industri. Untuk penelitian selanjutnya apabila menggunakan indeks GRI disarankan untuk melakukan pembobotan per sektor industri, sehingga setiap sektor industri mempunyai skor pengungkapan maksimum (SPM) yang berbeda sesuai dengan elemen pengungkapan yang disesuaikan dengan masing-masing industri. 4. Dari hasil penelitian untuk model penelitian 2 menunjukkan bahwa pengungkapan secara keseluruhan (DISC) belum mempunyai value relevance terhadap investor, namun setelah di dekomposisi, pengungkapan di bidang strategi (DISC_ST) dan sosial (DISC_S) menunjukkan hasil bahwa kedua variabel ini mempunyai value relevance bagi investor karena dapat mambantu investor dalam menilai persistensi laba dari suatu perusahaan.
Untuk
penelitian selanjutnya agar dikaji kembali mengenai penilaian (skoring) tingkat pengungkapan dengan masih menggunakan indeks dari GRI. 5.3.
Saran untuk Pihak-pihak Terkait
5.3.1. Saran bagi regulator di pasar modal Pihak regulator diharapkan dapat menelaah kembali informasi yang dirasakan penting bagi pembaca laporan tahunan, khususnya elemen informasi yang tercakup dalam GRI, terutama informasi yang belum banyak diungkapkan oleh perusahaan. Pihak regulator perlu menetapkan
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
85
kebijakan dan peraturan yang lebih komprehensif dan mempertimbangkan perlunya menjadikan informasi sukarela yang relevan menjadi suatu informasi yang wajib diungkapkan dalam laporan tahunan. Dengan demikian pihak regulator dapat berperan dalam meningkatkan transparansi informasi dan memberikan perlindungan yang optimal kepada para pemegang saham. Selain itu, pihak regulator juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap kepatuhan emiten dalam penyampaian laporan tahunan dan memastikan bahwa seluruh laporan tahunan yang telah disampaikan kepada BapepamLK dapat tersedia untuk diakses oleh pemegang saham dan masyarakat investor pada umumnya. Pihak regulator juga perlu mendorong kepatuhan emiten untuk menyampaikan juga laporan-laporan yang berisi informasi penting lainnya untuk memastikan bahwa investor mendapatkan informasi yang akurat, memadai dan tepat waktu. Hal ini penting mengingat rendahnya jumlah laporan tahunan perusahaan yang disajikan di website BEI sehingga mengurangi akses investor untuk mengetahui informasi perusahaan melalui laporan tahunan 5.3.2. Saran bagi emiten Untuk meningkatkan penyampaian informasi sukarela yang penting bagi investor maka perusahaan dapat mempublikasikan laporan atau informasi yang terpisah di luar laporan tahunan yang dapat melayani kebutuhan informasi yang berbeda untuk stakeholder yang berbeda seperti dengan melakukan penyajian informasi yang dapat diakses di website BEI dan meningkatkan peranan dari bagian investor-relation. Diharapkan dengan demikian perusahaan mampu mengembangkan strategi dan kebijakan pengungkapan yang tepat, melakukan interaksi dengan para investor di pasar modal untuk memahami kebutuhan informasi mereka sehingga dapat mengurangi communication gap antara principal dan agent. Emiten perlu meningkatkan pengungkapan informasi sukarela kepada publik mengingat banyak informasi sukarela tersebut yang menjadi perhatian investor namun sangat kurang diungkapkan di dalam laporan tahunan perusahaan, seperti
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
86
laporan mengenai kepemilikan saham yang lebih rinci, informasi yang bersifat proyeksi, informasi mengenai aktivitas riset dan pengembangan, informasi mengenai data-data non-keuangan yang dapat meningkatkan informativeness dari laporan keuangan. 5.3.3. Saran bagi IICD Penerapan good corporate governance di perusahaan pada saat ini sudah mendapatkan perhatian lebih karena hal ini sangat dibutuhkan oleh para stakeholder apakah dalam mengelola perusahaan sudah dilakukan dengan baik. Untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan good corporate governance pada perusahaan yang tercatat di BEI untuk saat ini masih mengalami kesulitan. IICD adalah salah satu lembaga independen yang melakukan penilaian terhadap penerapan good corporate governance untuk semua perusahaan yang tercatat di BEI. Informasi yang diberikan kepada publik masih sangat terlambat karena untuk perfomance tahun 2007 baru dipublikasikan tahun 2009. Untuk meningkatkan nilai dari informasi ini maka diharapkan agar IICD lebih cepat dalam melakukan penilaian, karena informasi ini sangat diperlukan oleh para pengguna informasi terutama bagi investor.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI Adhariani, Desi. (2005). Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2 (Juli), No. 1, pp. 24-57. Alsaeed, Khalid, 2005. The Association Between Firm-Specific Characteristics and Disclosure: The Case of Saudi Arabia, Journal of American Academic of Business, September 2005 7,1, p. Amalia, Dessy. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1 (November), No. 2. Ariyoto, Kresnohadi. (2000). Good Corporate Governance dan Konsep Penegakannya di BUMN dan Lingkungan Usahanya. Usahawan (Oktober) No. 10 Tahun XXIX. BAPEPAM. (2006). Peratuan No. VIII. Laporan Tahunan Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 Belkaoui, Ahmed Riahi, 2004, Accounting Theory 5'th Edition, Thomson Botosan, Christine A. (1997). Disclosure Level and the Cost of Equity Capital. The Accounting Review, Vol.72 (July), No.3, pp. 323-349 Budiarti, E. Dwi. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Disclosure, Responsibility dan Karakter Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ dan BES 2002-2005. Tesis. Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Bushee, Brian J. dan Christopher F. Noe .(2000). Corporate Disclosure Practices, Institutional Investors, and Stock Return Volatility. Journal of Accounting Research, Vol. 38, pp. 171-202. Buzby, S.L. (1975). Company Size, Listed versus Unlisted Stocks and the Extent of Financial Disclosure. Journal of Accounting Research, Vol. 13 (Spring), pp.16-37.
87
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
88
Cerf, A.R. (1961). Corporate Reporting and Investment Decision. Berkeley : University of California Press. Chau, G.K. dan S.J. Gray. (2002). Ownership Structure and Corporate Voluntary Disclosure in Hong Kong and Singapore. The International Journal of Accounting, Vol.37, pp. 247-265. Chow, C.W. dan A.Wong-Boren. (1987). Voluntary Financial Disclosure by Mexican Corporation. Accounting Review, Vol.62 (July), pp. 535-541. Collins, D.W, E.L Maydew, and I.S.Weiss, 1997. Changes in the value relevance of earning and book values over the past forty years. Journal of Accounting and Economics 24 Desember, 39-67 Cooke, T.E. (1989). Disclosure in the Corporate Annual Reports of Swedish Companies. Accounting and Business Research, Vol.19 (Spring), pp. 113124. Cooke, T.E. (1992) . The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type on Disclosure in The Annual Reports of Japanese Listed Corporation. Accounting and Business Research, Vol. 22, No. 87, pp. 229-237. Diamond, D.W dan R.E Verrecchia. (1991). Disclosures, Liquidity, and the Cost of Capital. Journal of Finance, Vol 46 (September), pp. 1325-1359. Dye, R.A. (2001). An Evaluation of “Essay on Disclosure” and The Disclosure Literature in Accounting . Journal of Accounting and Economics, Vol. 32, pp. 181-235. Fact Book. (2008). Bursa Efek Indonesia. _________(2009). Bursa Efek Indonesia. Faisal. (2004). Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. In Papers from Simposium Nasional Akuntansi VII. Fitriany. (2001). Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. In Papers from Simposium Nasional Akuntansi IV.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
89
Gelb, David S; Paul Zarowin, 2002. Corporate Disclosure Policy and The Informativeness of Stock Prices. Review of Accounting Studies. Mar 2002,7,1, p.33 Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (ed.4). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gunawan, Juniati. (2000). Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hayes, R.M. dan R.J. Lundholm. (1996). Segment Reporting to the Capital Market in the Presence of a Competitor. Journal of Accounting Research, Vol. 16, pp. 485-520. Healy, P.M., A.P. Hutton, dan K.G. Palepu. (1999). Stock Performance and Intermediation Changes Sorrounding Sustained Increased in Disclosure. Contemporary Accounting Research , Vol 16 (Fall), pp 485-520 Healy, P.M. dan K.G. Palepu. (2000). A Review of the Empirical Disclosure Literature. Prepared for the 2000 JAE Conference. Available at http://ssrn.com/abstract=258514/20.08.2009. Hendricksen, E.S dan M.F.V. Breda. (1992). Accounting Theory (5th ed). Boston : Irwin. Indonesian Capital Market Directory. (2009). Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. (1976). The Agency Theory of the Firm : Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-360. Junaedi, Dedi. (2005). Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan Terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham: Penelitian Empiris Terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2 (Desember), No.2, pp. 128. Juniarti dan F. Yunita. (2003). Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, No. 2 (November), pp. 150-168
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
90
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D.Warfield. (2007). Intermediate Accounting (ed.12) USA : Wiley International Edition Kurnia, Poppy Dewi. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis. Magister Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lang, M. dan R.J. Lundholm. (1993). Cross-Sectional Determinants of Analyst Ratings of Corporate Disclosure. Journal of Accounting Research, Vol. 27 (Supplements), pp. 153-192. Marwata. (2001). Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. In Papers from Simposium Nasional Akuntansi IV, pp. 155-173. Meek, Gary K., Clare B. Roberts, dan Sidney J. Gray. (1995). Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosure by US, UK, and Continental European Multinational Corporations. Journal of International Business Studies, Vol. 26, pp. 555-572. Mefayani, Astri. (2008). Analisa Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Tesis.Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sabeni, Arifin. (2002). An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of Director’s Composition and the Level of Voluntary Disclosure. Prooceding for the 5th Indonesian Conference on Accounting, No. 5, pp. 4657. Said. Amal A; Hasan R. HassabElnaby; Benson Wier. (2003). An Empirical Im'estigation of the Peljormance Consequences of Nonfinancial Measures, Journal of Management Acccounting Research, Vol 15,2003,193-233 Sayekti, dan Wondabio (2007). Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earnings Response Coefficient. Seminar Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli Scott, William R. (2009). Financial Accounting Theory. Toronto, Ontario: Pearson.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
91
Sengupta, Partha. (1998). Corporate Disclosure Quality and the Cost of Debt. The Accounting Review, Vol. 73 (October), No.4, pp. 459-474 Setyawan, Maikel Haris. (2009). Pengaruh Corporate Governance Index terhadap Earnings Response Coefficient. Tesis. Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Simanjuntak,
Binsar
dan
Lusy Widiastuti.
(2004).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No.3 (September), pp.351-366. Singhvi, S.S. dan H.B. Desai. (1971). An Empirical Analysis of the Quality of Corporate Financial Disclosure. The Accounting Review, Vol. 46 (January), No.1, pp. 129-138. Sitanggang, J.P. (2002). Faktor-faktor Penentu Tingkat Pengungkapan Sukarela Terhadap Tingkat Likuiditas dan Volatilitas Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Disertasi. Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Stanga, K.G. (1976). Disclosure in Published Annual Reports. Financial Management, Vol. 5 (Winter), No. 4, pp. 42-52 . Suaryana, Agung (2005). Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Makalah Seminar Nasional Akuntansi VII, Solo Subiantoro, Edy. (1997). Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia. In Papers from Simposium Nasional Akuntansi I. Suripto, Bambang dan Zaki Baridwan.(1999). Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. In Papers from Simposium Nasional Akuntansi II. Susanto, Joko. (1994). An Empirical Investigation of the Extend of Corporate Disclosure in Annual Reports of Companies Listed on Jakarta Stock Exchange. Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi, Jakarta Susmantoro, T. Dwi. (2008). Pengaruh Kepemilikan Saham, Total Aset dan Kompetisi
Terhadap
Tingkat
Disclosure
Laporan
Tahunan
Untuk
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
92
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tjakradinata, Emma S. (2000). Studi Empiris atas Kualitas Pengungkapan Sukarela (Disclosure) Laporan Tahunan dan Pengaruhnya Terhadap Dispersi Harga Saham Perusahaan yang Tercatat Pada Bursa Efek Jakarta. Tesis. Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tresnaningsih, E. (2007). Analisis Atas Efektifitas Pembentukan Komisaris Independen dan Komite Audit dalam Meningkatkan Kualitas Laba. Tesis. Program Studi Ilmu Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Utama, Siddharta. (2003). Corporate Governance, Disclosure and Its Evidence in Indonesia, Part I. Usahawan , No. 04 , Tahun XXXXII (April), pp. 28-32 ________(2003). Corporate Governance, Disclosure and Its Evidence in Indonesia, Part II Usahawan , No. 05, Tahun XXXXII (Mei ), pp. 11-15. Verrecchia, R.E. (2001). Essays on Disclosure. Journal of Accounting and Economics, Vol. 32, pp. 97-180. Widiastuti, Harjanti. (2002). Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). In Papers from Simposium Nasional Akuntansi V, pp. 74-86. Wondabio, Ludovicus Sensi. (2007). Pengungkapan Non Financial Measures: Penilaian Value Relevance Bagi Investor dan Pengaruhnya Terhadap Cost of Equity dan Performance Bagi Perusahaan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 4 (Juni), No. 1, pp. 47-76. Wondabio, Ludovicus Sensi. (2010). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Non Keuangan Dan Keuangan serta Hubungannya deangan Bedan ekuitas dan value relevance. Program Pasca Sarjana Ilmu Akutansi. Disertasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Lampiran 2.1. Indeks GRI Asli Keterangan
I. Strategy & Analysis
Bapepam
1.1
Statement from the Chairman
1.2
Description of key impacts, risks and opportunities
Sukarela
1
1
II. Organizational Profile 2.1
Name of the organization
1
2.2
Primary brands, products and/or services
1
2.3
Operational structure of the organization, including main divisions, operating companies, subsidiaries and joint ventures
1
2.4
Location of organization's headquarters
1
2.5
Number of countries where the organization operates, and names of countries with major operations
1
2.6
Nature of ownership and legal form
1
2.7
Markets served
2.8
Scale of the reporting organisation
1
2.9
Significant changes during the reporting period regarding size, structure or ownership
1
2.10
Awards received during the reporting period
1
1
III. Report Parameters 3.1
Reporting period
1
3.2
Date of most recent previous report
1
3.3
Reporting cycle
3.4
Contact point for questions regarding the report or its contents
3.5
Process for defining report content
3.6
Boundary of the report
3.7
Specific limitations on the scope or boundary of the report
3.8
Basis for reporting on entities that can significantly affect comparability from period to period
3.9
Data measurement techniques and bases of calculations
3.10
Explanations of the effect of any re-statements of information
3.11
Significant changes from previous reporting periods in the scope, boundary or measurement methods applied in the report
3.12 *) 3.13
1 1
1 1
1 1 1 1 1
Table identifying the location of the (GRI) Standard Disclosures in the report Policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report.
1
IV. Governance, Commitments & Engagement 4.1 4.2 *) 4.3
Governance structure of the organization
1
Whether the Chair of the highest governance body is also an executive officer The number of Board members that are independent and/or non-executive members
93 Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
1
4.4
Mechanisms for shareholders and employees to provide recommendations or direction to the highest governance body
4.5
Linkage between compensation for executives and the organisation's performance
4.6
Process for avoiding executive conflicts of interest
4.7
Process for determining expertise of executives
1
4.8
Mission, values & code of conduct
1
4.9
Procedures for Board assessment of sustainability risk & performance
4.10
Processes for evaluating Board level performance
4.11
Explanation of how the precautionary approach is addressed
4.12
Endorsement of external initiatives
4.13
External memberships
4.14
List of stakeholder groups engaged
4.15
Basis for identification and selection of stakeholders
4.16
Approaches to stakeholder consultation
4.17
Key topics and concerns raised through stakeholder engagement
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
V. Environmental EN1
Materials used
EN2
Recycled input materials used
EN3
Direct energy consumption
EN4
Indirect energy consumption
EN5
Energy saved due to conservation and efficiency
EN6
Energy-efficient/renewable energy based products and services
EN7
Initiatives to reduce indirect energy consumption
EN8
Total water withdrawal
EN9
Water sources significantly affected
EN10
Water recycled and reused
EN11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
EN12
Significant impacts on biodiversity in protected areas
EN13
Habitats protected or restored
EN14
Strategies, actions and plans for managing biodiversity impacts
EN15
Endangered species affected by operations
EN16
Total direct and indirect greenhouse gas emissions
EN17
Other indirect greenhouse gas emissions
EN18
Initiatives to reduce greenhouse gas emissions
EN19
Emissions of ozone-depleting subtances
EN20
NO, SO and other significant air emissions
EN21
Total water discharge
EN22
Total waste
EN23
Significant spills
EN24
Hazardous & internationally shipped waste
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Water bodies significantly affected by discharges of water and run-off
1
EN25
Location and size of land owned, leased, managed in or near protected areas
94 Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
EN26 EN27
Products and packaging materials that are reclaimed
1 1
EN28
Significant fines and non-monetary sanctions for non-compliance with environmental laws
1
EN29
Significant environmental impacts of transporting products, goods, and members of the workforce
EN30
Total environmental protection expenditures and investments
Initiatives to mitigate environmental impacts of products and services
1 1
VI.a. Human Rights HR1
Investment agreements that include human rights clauses
HR2
Suppliers and contractors screened on human rights
HR3
Employee training on human rights
HR4
Incidents of discrimination and actions taken
1
HR5
Operations identified where the right to collective bargaining may be at significant risk
1
Operations identified as having significant risk for incidents of child labor
1
Operations identified as having significant risk for forced or compulsory labor Security personnel trained on human rights
1 1
Incidents of violations involving rights of indigenous people and actions taken
1
HR6 HR7 HR8 HR9
1 1 1
VI.b. Labor Practices & Decent Work LA1
Total workforce
LA2
Employee turnover
LA3
Benefits provided to full-time employees
LA4
Employee covered by collective bargaining agreements
LA5
Notice periods & significant operational changes
LA6
Workforce represented in formal joint management-worker health and safety committees
LA7
Accident rates, occupational diseases, lost days, and absenteeism
LA8
Education, training and other programs regarding serious diseases
LA9
1 1 1 1 1 1 1 1
LA10
Hours of training
LA11
Programs for lifelong learning and skills management
1 1 1
Employees receiving regular performance and career development reviews
1
LA12
Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions
LA13
Composition of governance bodies and break-down of employees by gender, age, minority and other indicators of diversity
LA14
Salary ratio of men to women
1 1
VI.c. Society SO1
1 1
Programs that assess and manage the impacts of operations on communities
SO2
Business units analyzed for risks related to corruption
SO3
Employees trained in anti-corruption policies and procedures
SO4
Actions taken in response to incidents of corruption
95 Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
1
1
SO5 SO6
Political contributions
SO7
Legal actions for anti-competitive behavior
1 1 1
SO8
Significant fines and non-monetary sanctions for non-compliance with laws and regulations
1
Positions and participation in public policy development and lobbying
VII.d. Product Responsibility PR1
Life cycle stages in which health and safety of products and services are assessed for improvement
PR2
Incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning health and safety impacts of products and services
PR3
Product and service information required by procedures
PR4
Incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning product and service information and labelling
PR5
Practices relating to customer satisfaction
PR6
Programs for adherence to laws, standards, and voluntary codes relating to marketing, communications, advertizing and sponsorship
PR7
Incidents of non-compliance with marketing laws and codes
1 1
PR8
Substantiated complaints regarding breaches of customer privacy and losses of customer data
1
PR9
Significant fines for non-compliance with laws concerning the provision of products and services
1
1 1 1 1 1
VII. Economic EC1
Direct economic value generated
EC2
Financial implications of climate change
EC3
Defined benefit plan obligations
EC4
Significant financial assistance received from government
EC5
1
1 1 1 1 1 1 1 1
Range of ratios of standard entry level wage compared to local minimum wages
EC6
Spending on locally-based suppliers
EC7
Local hiring of senior management
EC8
Development and impact of infrastructure investments and services
EC9
Significant indirect economic impacts
21
Total
*)
Total pengungkapan yang diwajibkan oleh Bapepam
21
Total pengungkapan sukarela
98
Pengungkapan yang tidak relevan di Indonesia
2
Total Pengungkapan sesuai Indeks GRI
121
96 Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
98
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan Sebelum mengeluarkan Outlier NO KODE
KETERANGAN
SEK TOR TAHUN
GOV
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV
ROE
LIK
UE
PBV
BETA CAR
SIZE
GOV * DISC * PBV * UE UE UE
DISC_S DISC_E DISC_L DISC_S BETA * MCAP * *UE *UE UE UE LEV*UE T * UE *UE
1 ABBA
PT Abdi Bangsa Tbk.
95
2007
0,623
0,194
0,122
0,010
-
0,061
0,440
0,038
0,660
0,008
3,170
0,131
0,097 26,303
0,005
0,001
0,025
0,001
0,210
0,004
0,001
0,000
-
0,000
2 ADES
PT Ades Waters Indonesia Tbk
51
2007
0,606
0,173
0,082
0,010
0,020
0,061
0,620
(2,308)
0,340
0,538
6,420
0,266
0,971 26,789
0,326
0,044
3,453
0,143
14,408
0,333
0,044
0,005
0,011
0,033
3 ADMG
PT Polychem Indonesia Tbk
43
2007
0,657
0,255
0,102
0,041
0,020
0,092
0,680
0,044
2,410
0,420
0,520
1,044
(0,030) 27,246
0,276
0,043
0,218
0,439
11,443
0,286
0,043
0,017
0,009
0,039
4 AISA
PT Asia Intiselera-Tiga pilar sejahtera food Tbk. 51
2007
0,544
0,224
0,102
0,031
-
0,092
0,780
0,142
0,750
0,086
7,060
0,521
1,044 27,387
0,047
0,009
0,604
0,045
2,344
0,067
0,009
0,003
-
0,008
5 AKRA
PT. AKR Corporindo Tbk.
91
2007
0,708
0,439
0,143
0,031
0,082
0,184
0,570
0,150
1,160
(0,053)
3,370
1,198
(0,325) 29,091
(0,037) (0,008)
(0,178) (0,063)
(1,537)
(0,030) (0,008) (0,002) (0,004) (0,010)
6 ALFA
PT Alfa Retailindo Tbk.
93
2007
0,567
0,122
0,061
0,010
-
0,051
0,460
0,011
1,270
(0,051)
2,630
0,181
1,002 27,614
(0,029) (0,003)
(0,134) (0,009)
(1,409)
(0,023) (0,003) (0,001)
-
7 ANTA
PT Anta Express Tour & Travel Tbk.
94
2007
0,656
0,204
0,122
0,010
-
0,071
0,710
0,116
1,370
0,056
1,520
(0,347)
1,290 25,702
0,036
0,007
0,084
(0,019)
1,428
0,039
0,007
0,001
-
0,004
8 APOL
PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
74
2007
0,700
0,224
0,102
0,020
0,031
0,071
0,690
0,149
1,730
0,014
1,300
0,596
(0,373) 28,298
0,010
0,001
0,018
0,008
0,398
0,010
0,001
0,000
0,000
0,001 0,004
(0,003)
9 ASGR
PT Astra Graphia Tbk.
97
2007
0,817
0,367
0,143
0,010
0,102
0,112
0,500
0,230
1,340
0,039
2,530
1,970
0,766 27,403
0,032
0,006
0,100
0,078
1,078
0,020
0,006
0,000
0,004
10 ASII
PT Astra International Tbk.
42
2007
0,785
0,469
0,163
0,051
0,071
0,184
0,500
0,242
0,910
0,044
4,100
1,260
0,216 32,336
0,035
0,007
0,181
0,056
1,427
0,022
0,007
0,002
0,003
0,008
11 AUTO
PT Astra Otoparts Tbk.
42
2007
0,764
0,327
0,133
0,031
0,041
0,122
0,320
0,201
2,160
0,077
1,130
0,257
0,127 28,573
0,059
0,010
0,087
0,020
2,188
0,025
0,010
0,002
0,003
0,009
12 BAYU
PT Bayu Buana Travel Service L
94
2007
0,590
0,133
0,061
0,020
-
0,051
0,530
0,055
1,640
0,080
0,540
0,448
0,480 24,550
0,047
0,005
0,043
0,036
1,964
0,042
0,005
0,002
-
0,004
13 BIPP
PT Bhuwanatala Indah Permai Tb
61
2007
0,645
0,122
0,061
0,020
-
0,041
0,400
(0,032)
0,440
0,489
0,840
1,313
0,085 25,648
0,315
0,030
0,411
0,642
12,539
0,196
0,030
0,010
-
0,020
14 BLTA
PT Berlian Laju Tankers Tbk.
74
2007
0,805
0,276
0,133
0,020
0,031
0,092
0,840
0,229
0,700
(0,062)
3,320
1,156
(0,244) 30,031
(0,050) (0,008)
(0,206) (0,072)
(1,864)
(0,052) (0,008) (0,001) (0,002) (0,006)
15 BMSR
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
61
2007
0,533
0,122
0,071
-
-
0,051
-
0,014 113,590
0,267
0,290
0,710
3,246 24,637
0,142
0,019
0,077
0,189
6,570
-
0,019
-
-
0,014
16 BMTR
PT Global Mediacom(Bimantara citra) Tbk
98
2007
0,717
0,265
0,102
0,031
0,010
0,122
0,410
0,210
4,080
0,021
0,410
0,802
(1,783) 30,300
0,015
0,002
0,009
0,017
0,632
0,009
0,002
0,001
0,000
0,003
17 BNBR
PT Bakrie & Brothers Tbk.
98
2007
0,771
0,408
0,143
0,041
0,061
0,163
0,510
0,046
1,250
0,002
1,620
0,951
1,072 29,688
0,001
0,000
0,003
0,002
0,056
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
18 CENT
PT Centrin Online Tbk.
97
2007
0,603
0,122
0,082
-
0,010
0,031
0,050
0,168
28,190
0,145
2,480
0,541
0,743 26,174
0,088
0,012
0,361
0,079
3,807
0,007
0,012
-
0,001
0,004
19 CKRA
PT Ciptojaya Kontrindo Reksa-Citra Kebun Raya Agri 61 Tbk.2007
0,604
0,102
0,071
-
-
0,031
0,185
0,010
4,650
0,025
0,980
1,193
2,230 24,568
0,015
0,002
0,024
0,029
0,605
0,005
0,002
-
-
0,001
20 CLPI
PT Colorpak Indonesia Tbk.
91
2007
0,606
0,092
0,061
0,010
-
0,020
0,560
0,133
1,640
0,007
6,360
(0,011) (0,230) 26,867
0,004
0,000
0,045
(0,000)
0,192
0,004
0,000
0,000
-
0,000
21 CMPP
PT Centris Multi Persada Pratama Tbk.
74
2007
0,611
0,153
0,071
0,020
0,020
0,041
0,520
(0,464)
0,780
0,733
0,310
(0,483)
0,158 23,365
0,448
0,052
0,227
(0,354)
17,134
0,381
0,052
0,015
0,015
0,030
22 CTRS
PT Ciputra Surya Tbk.
61
2007
0,648
0,143
0,082
0,010
-
0,051
0,270
0,136
2,530
0,002
1,540
1,574
(0,722) 28,293
0,001
0,000
0,003
0,003
0,058
0,001
0,000
0,000
-
0,000
23 DART
PT Duta Anggada Realty Tbk.
61
2007
0,620
0,071
0,031
-
-
0,041
0,800
0,201
0,230
(0,013)
3,100
1,038
(0,240) 28,066
(0,008) (0,000)
(0,041) (0,014)
(0,374)
(0,011) (0,000)
-
-
(0,001)
24 DAVO
PT Davomas Abadi Tbk.
51
2007
0,611
0,122
0,082
0,010
0,010
0,020
0,690
0,176
9,270
0,002
2,620
0,511
(1,154) 28,763
0,001
0,000
0,000
0,000
25 DILD
PT Intiland Development Tbk.
61
2007
0,668
0,224
0,102
0,010
0,051
0,061
0,440
0,018
5,300
(0,320)
2,600
0,768
0,679 28,693
(0,214) (0,033)
26 DNET
PT Dyvlacom Intrabumi Tbk.
97
2007
0,581
0,102
0,071
0,010
-
0,020
0,360
0,088
20,530
0,094
7,530
1,265
3,341 25,427
0,055
0,007
0,709
0,119
2,393
0,034
0,007
0,001
-
0,002
27 DPNS
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
34
2007
0,622
0,163
0,112
0,010
0,010
0,031
0,260
0,013
4,130
0,026
1,180
0,057
0,588 25,584
0,016
0,003
0,031
0,001
0,665
0,007
0,003
0,000
0,000
0,001
28 DUTI
PT Duta Pertiwi Realty Tbk.
61
2007
0,615
0,092
0,051
0,020
0,010
0,010
0,520
0,034
0,780
(0,011)
0,740
(0,057)
0,047 27,864
(0,007) (0,001)
(0,008)
0,001
(0,316)
(0,006) (0,001) (0,000) (0,000) (0,000)
29 EKAD
PT Ekadharma Tape Industries Tbk.
34
2007
0,605
0,163
0,092
0,010
-
0,061
0,280
0,070
3,070
(0,013)
1,130
0,819
(0,261) 24,954
(0,008) (0,001)
(0,014) (0,010)
(0,312)
(0,004) (0,001) (0,000)
-
(0,001)
30 ELTY
PT Bakrieland Development Tbk.
61
2007
0,735
0,255
0,112
0,031
-
0,112
0,260
0,033
3,140
(0,005)
1,890
1,685
0,447 30,130
(0,004) (0,001)
(0,010) (0,009)
(0,155)
(0,001) (0,001) (0,000)
-
(0,001)
31 EPMT
PT Enseval Putera Megatrading
91
2007
0,671
0,153
0,092
0,010
0,010
0,041
0,460
0,206
1,910
0,015
1,560
0,286
(0,524) 28,194
0,010
0,024
0,004
0,434
0,007
0,000
0,000
0,001
32 EXCL
PT. Excelcomindo Pratama Tbk
73
2007
0,765
0,265
0,112
0,031
-
0,122
0,760
0,056
0,230
(0,025)
3,450
0,643
(0,209) 30,367
(0,019) (0,003)
(0,085) (0,016)
(0,744)
(0,019) (0,003) (0,001)
-
(0,003) 0,006
0,000
0,001
0,001
0,049
0,001
(0,832) (0,246)
0,004
(9,182)
(0,141) (0,033) (0,003) (0,016) (0,020)
0,000
0,001
33 FAST
PT Fast Food Indonesia Tbk.
94
2007
0,682
0,276
0,102
0,020
0,020
0,133
0,400
0,272
1,280
0,042
2,900
(0,008)
0,172 27,720
0,028
0,004
0,121
(0,000)
1,158
0,017
0,004
0,001
0,001
34 FORU
PT Fortune Indonesia Tbk.
95
2007
0,636
0,224
0,133
0,010
-
0,082
0,550
0,086
1,720
0,100
0,690
0,216
0,613 24,794
0,064
0,013
0,069
0,022
2,479
0,055
0,013
0,001
-
0,008
35 GEMA
PT Gema Grahasarana Tbk.
99
2007
0,641
0,214
0,102
0,010
0,020
0,082
0,820
0,144
0,960
0,040
0,960
0,028
0,266 24,749
0,026
0,004
0,038
0,001
0,990
0,033
0,004
0,000
0,001
0,003
36 HERO
PT Hero Supermarket Tbk.
93
2007
0,603
0,112
0,071
0,010
-
0,031
0,630
0,107
0,930
0,002
2,300
(0,058) (0,190) 28,025
0,001
0,000
0,005
(0,000)
0,065
0,001
0,000
0,000
-
0,000
37 HEXA
PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
91
2007
0,715
0,418
0,143
0,031
0,031
0,214
0,720
0,130
1,150
0,013
1,630
0,059
1,248 27,156
0,010
0,002
0,022
0,001
0,362
0,010
0,002
0,000
0,000
0,003
38 HITS
PT Humpuss Intermoda Transport
74
2007
0,644
0,265
0,122
0,020
0,031
0,092
0,320
0,176
1,900
0,040
2,020
0,105
(0,799) 28,641
0,025
0,005
0,080
0,004
1,134
0,013
0,005
0,001
0,001
0,004
39 IDKM
PT. Indosiar Karya Media Tbk
95
2007
0,645
0,184
0,082
0,010
-
0,092
0,790
(0,493)
2,000
0,227
3,400
0,429
(0,055) 27,516
0,146
0,019
0,772
0,097
6,247
0,179
0,019
0,002
-
0,021
40 IKBI
PT Sumi Indokabel Tbk. (Indah
45
2007
0,656
0,184
0,061
0,010
0,031
0,082
0,250
0,176
3,090
0,132
0,800
0,322
0,050 26,587
0,086
0,008
0,105
0,042
3,502
0,033
0,008
0,001
0,004
0,011
41 INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
51
2007
0,713
0,316
0,143
0,031
0,041
0,102
0,630
0,138
0,920
0,025
3,410
1,184
0,354 30,822
0,018
0,004
0,086
0,030
0,776
0,016
0,004
0,001
0,001
0,003
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Lampiran 4.1.
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan Sebelum mengeluarkan Outlier NO KODE 42 INTA 43 ISAT
KETERANGAN PT Intraco Penta Tbk. PT Indonesian Satellite Corpor
SEK TOR TAHUN 91 73
2007 2007
GOV
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV
0,654 0,813
0,143 0,510
0,082 0,184
0,010 0,051
0,061
0,051 0,214
0,630 0,630
ROE 0,030 0,123
LIK
UE
PBV
2,570 0,930
0,013 0,017
0,740 2,820
BETA CAR
SIZE
1,046 0,839
0,578 26,194 (0,059) 31,481
GOV * DISC * PBV * UE UE UE 0,008 0,014
0,001 0,003
BETA * MCAP * DISC_S DISC_E DISC_L DISC_S UE UE LEV*UE T * UE *UE *UE *UE
0,009 0,049
0,013 0,015
0,327 0,546
0,008 0,011
0,001 0,003
0,000 0,001
0,001
0,001 0,004
44 JIHD
PT Jakarta International Hotel
61
2007
0,640
0,163
0,082
0,010
0,020
0,051
0,610
(0,180)
0,750
(0,120)
1,580
0,561
(0,294) 28,289
(0,077) (0,010)
(0,190) (0,067)
(3,403)
(0,073) (0,010) (0,001) (0,002) (0,006)
45 JKSW
PT Jakarta Kyoei Steel Works L
33
2007
0,575
0,112
0,051
0,010
0,010
0,041
2,340
(0,090)
2,250
(1,862)
(0,090)
0,682
1,424 24,307
(1,071) (0,095)
0,168
(1,271)
(45,261)
(4,357) (0,095) (0,019) (0,019) (0,076)
46 JRPT 47 JSPT
PT Jaya Real Property Tbk. PT Jakarta Setiabudi Property
61 94
2007 2007
0,632 0,689
0,296 0,102
0,112 0,071
0,031 -
0,061 -
0,092
0,380
0,097
1,170
0,009
3,710
0,031
0,520
0,026
0,610
0,035
1,660
0,145 -
(0,623) 29,068 (0,255) 28,171
0,006 0,024
0,032 0,058
0,001 -
0,254 0,990
0,001 0,003
0,003 0,018
0,001 0,003
0,000 -
0,001 -
0,001 0,001
48 JTPE
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
95
2007
0,658
0,204
0,092
0,020
-
0,092
0,380
0,061
1,560
-
0,740
(0,464)
0,970 24,513
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
49 KARK 50 KARW
PT Dayaindo Resources International Tbk. PT Karwell Indonesia Tbk.
91 43
2007 2007
0,564 0,523
0,071 0,082
0,061 0,061
0,010 -
-
0,020
0,640 1,070
0,050 (0,287)
0,590 0,770
0,175 1,305
2,720 (10,980)
1,157 1,304
2,512 25,693 2,234 26,182
0,099 0,683
0,011 0,080
0,476 (14,326)
0,202 1,701
4,493 34,162
0,112 1,396
0,011 0,080
0,002 -
-
0,027
51 KDSI
PT Kedawung Setia Industrial T
55
2007
0,631
0,194
0,122
0,010
0,010
0,051
0,590
0,065
1,240
0,086
0,500
0,967
0,530 25,436
0,054
0,010
0,043
0,010
0,001
0,001
0,004
52 KIJA
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.
61
2007
0,661
0,265
0,102
0,031
0,041
0,092
0,340
0,019
0,700
(0,006)
1,920
1,576
(0,592) 28,785
(0,004) (0,001)
53 KKGI
PT Kurnia Kapuas Utama Glue In
21
2007
0,579
0,082
0,071
0,010
-
-
0,520
0,293
2,030
1,962
2,580
0,635
0,818 26,094
54 KONI
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk.
91
2007
0,529
0,071
0,031
-
-
0,041
0,690
(0,076)
0,940
(0,062)
0,820
(0,133) (0,057) 23,493
55 KPIG
PT Krida Perdana Indah Graha Tbk.
61
2007
0,682
0,102
0,082
0,010
-
0,010
0,770
0,008
5,640
(0,022)
0,410
1,331
1,417 25,153
56 LAMI
PT Lamicitra Nusantara Tbk.
61
2007
0,575
0,092
0,082
0,010
-
-
0,730
0,018
1,300
0,023
1,040
(0,241)
1,070 25,872
57 LMPI 58 LPCK
PT Langgeng Makmur Plastic Ind PT Lippo Cikarang Tbk.
55 61
2007 2007
0,644 0,691
0,235 0,071
0,122 0,031
0,010 -
0,041 -
0,061 0,041
0,270 0,640
0,032 0,024
2,900 2,580
0,053 0,039
0,410 0,970
1,336 0,398
59 LPKR
PT Lippo Karawaci Tbk.
61
2007
0,673
0,194
0,092
0,020
0,020
0,061
0,570
0,084
1,440
(0,004)
1,140
60 LTLS 61 MAMI
PT Lautan Luas Tbk. PT Mas Murni Indonesia Tbk.
91 94
2007 2007
0,657 0,673
0,153 0,163
0,082 0,082
0,010
0,031 -
0,041 0,071
0,680 0,050
0,120 (0,088)
0,830 2,630
0,133 (1,000)
0,580 0,220
62 MAPI
PT. Mitra Adiperkasa Tbk
93
2007
0,666
0,276
0,143
0,020
-
0,112
0,590
0,094
2,150
0,004
0,950
0,601
(0,648) 27,781
0,003
0,003
0,122
0,003
63 MDRN
PT Modern Photo Internasional Tbk
91
2007
0,638
0,224
0,082
0,031
0,010
0,102
0,650
0,006
1,310
(0,002)
1,420
0,101
0,207 26,828
(0,001) (0,000)
(0,003) (0,000)
(0,050)
(0,001) (0,000) (0,000) (0,000) (0,000)
64 META 65 MIRA
PT Nusantara Infrastructure Tbk. PT Mitra Rajasa Tbk.
72 74
2007 2007
0,597 0,644
0,112 0,143
0,082 0,102
0,020 0,010
-
0,010 0,031
0,390 0,520
0,058 0,047
1,200 0,490
0,015 0,215
6,740 1,780
1,406 0,874
0,468 28,498 3,435 27,588
0,009 0,139
0,001 0,022
0,104 0,383
0,022 0,188
0,440 5,942
0,006 0,112
0,001 0,022
0,000 0,002
-
66 MITI
PT Siwani Trimitra Tbk. (Mahar
24
2007
0,581
0,265
0,112
0,031
0,020
0,102
0,842
0,086
1,190
0,086
13,970
1,383
0,724 26,339
0,050
0,010
1,197
0,119
2,258
0,072
0,010
0,003
0,002
0,009
67 MPPA
PT Matahari Putra Prima Tbk.
93
2007
0,698
0,214
0,112
0,020
-
0,082
0,610
0,056
2,250
(0,018)
1,000
0,834
(0,429) 28,810
(0,012) (0,002)
(0,018) (0,015)
(0,504)
(0,011) (0,002) (0,000)
-
(0,001)
68 MTDL 69 MTSM
PT Metrodata Electronics Tbk. PT Metro Supermarket Realty Tb
97 93
2007 2007
0,729 0,555
0,224 0,071
0,112 0,041
0,031 0,010
-
0,082 0,020
0,700 0,220
0,100 0,042
1,280 1,560
0,047 (0,033)
1,320 0,540
2,053 0,031
0,944 26,652 (0,139) 24,437
0,034 0,005 (0,018) (0,001)
0,061 0,095 (0,018) (0,001)
1,239 (0,802)
0,033 0,005 0,001 (0,007) (0,001) (0,000)
-
0,004 (0,001)
0,083
2,180
0,051
(0,012) (0,010)
(0,186)
(0,002) (0,001) (0,000) (0,000) (0,001)
0,140
5,062
1,246
51,194
1,020
0,140
0,020
-
-
(0,033) (0,002)
(0,050)
0,008
(1,446)
(0,042) (0,002)
-
-
(0,003)
(0,015) (0,002)
(0,009) (0,030)
(0,559)
(0,017) (0,002) (0,000)
-
(0,000)
0,013
0,002
0,024
(0,006)
0,597
0,017
0,002
0,000
-
-
0,415 25,807 0,247 26,822
0,034 0,027
0,006 0,001
0,022 0,037
0,071 0,015
1,366 1,035
0,014 0,025
0,006 0,001
0,001 -
0,002 -
0,003 0,002
0,260
(0,344) 30,111
(0,003) (0,000)
(0,004) (0,001)
(0,113)
(0,002) (0,000) (0,000) (0,000) (0,000)
1,157 1,599
1,115 26,562 (0,064) 25,583
0,088 0,011 (0,673) (0,082)
0,077 0,154 (0,220) (1,599)
3,542 (25,583)
1,136
0,001
0,004
0,091 0,011 (0,050) (0,082) (0,010) 0,001
0,000
0,004 -
0,005 (0,071)
-
0,000 0,000 0,007
70 OMRE
PT Indonesia Prima Properti Tbk.
61
2007
0,628
0,071
0,071
-
-
-
0,640
0,057
0,110
(0,012)
3,170
(0,479)
0,695 27,443
(0,007) (0,001)
(0,038)
0,006
(0,326)
(0,008) (0,001)
-
-
-
71 PAFI
PT Panasia Filament Inti Tbk.
43
2007
0,576
0,122
0,071
-
-
0,051
0,800
(0,460)
1,150
(0,025)
3,310
0,389
2,136 26,722
(0,014) (0,002)
(0,083) (0,010)
(0,668)
(0,020) (0,002)
-
-
(0,001)
72 PANR 73 PBRX
PT Panorama Sentrawisata Tbk. PT Pan Brothers Tex Tbk.
94 43
2007 2007
0,675 0,724
0,194 0,204
0,102 0,122
0,010 0,010
0,010
0,082 0,061
0,580 0,830
0,050 0,173
1,050 1,130
0,024 0,087
2,500 1,110
0,006 1,116
0,594 26,598 (0,915) 25,787
0,016 0,063
0,060 0,096
0,000 0,097
0,638 2,239
0,014 0,072
0,000 0,001
0,001
0,002 0,005
74 PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
71
2007
0,752
0,337
0,153
0,020
0,051
0,112
0,650
0,249
1,170
(0,006)
11,050
0,791
0,366 31,861
(0,005) (0,001)
(0,068) (0,005)
(0,195)
(0,004) (0,001) (0,000) (0,000) (0,001)
75 PJAA 76 PLIN
PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Plaza Indonesia Realty Tbk.
94 94
2007 2007
0,655 0,757
0,276 0,316
0,102 0,122
0,031 0,020
0,031 0,041
0,112 0,133
0,360 0,420
0,173 0,062
2,650 4,170
0,009 (0,014)
2,160 3,890
0,681 0,620
(0,403) 28,196 0,155 29,486
0,006 0,001 (0,010) (0,002)
0,019 0,006 (0,053) (0,008)
0,249 (0,402)
0,003 0,001 0,000 0,000 0,001 (0,006) (0,002) (0,000) (0,001) (0,002)
0,002 0,011
0,002 0,011
77 PNSE
PT Pudjiadi & Sons Estates, Lt
94
2007
0,615
0,061
0,051
0,010
-
-
0,580
0,171
0,730
0,036
1,630
0,078
(0,238) 25,483
0,022
0,002
0,058
0,003
0,910
0,021
0,002
0,000
-
-
78 PTRO
PT Petrosea Tbk.
21
2007
0,700
0,347
0,133
0,031
0,112
0,071
0,490
0,093
1,710
0,010
0,850
0,203
0,011 17,947
0,007
0,001
0,008
0,002
0,172
0,005
0,001
0,000
0,001
0,001
79 PUDP
PT Pudjiadi Prestige Limited T
94
2007
0,655
0,245
0,082
0,031
0,020
0,112
0,200
0,034
1,560
0,118
0,440
0,172
0,592 25,219
0,077
0,010
0,052
0,020
2,975
0,024
0,010
0,004
0,002
0,013
80 PWON
PT Pakuwon Jati Tbk.
61
2007
0,630
0,173
0,102
0,010
0,020
0,041
0,650
0,083
0,980
(0,022)
0,760
0,844
0,049 28,981
(0,014) (0,002)
(0,017) (0,018)
(0,632)
(0,014) (0,002) (0,000) (0,000) (0,001)
81 PWSI
PT Panca Wiratama Sakti Tbk.
61
2007
0,557
0,041
0,041
-
-
-
2,020
(0,151)
0,160
(5,543)
(0,040) (0,905)
2,315 23,239
(3,085) (0,226)
0,222
5,017 (128,810)
82 RALS
PT Ramayana Lestari Sentosa Tb
93
2007
0,656
0,122
0,061
0,010
-
0,051
0,260
0,170
2,810
0,009
2,790
(0,387) 29,424
0,006
0,026
0,005
0,579
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
0,001
0,271
(11,197) (0,226) 0,002
0,001
-
-
-
0,000
-
0,000
Lampiran 4.1.
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan Sebelum mengeluarkan Outlier NO KODE
KETERANGAN
SEK TOR TAHUN
GOV
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV
ROE
LIK
UE
PBV
BETA CAR
SIZE
GOV * DISC * PBV * UE UE UE
BETA * MCAP * DISC_S DISC_E DISC_L DISC_S UE UE LEV*UE T * UE *UE *UE *UE
83 RBMS
PT Ristia Bintang Mahkota Seja
61
2007
0,583
0,061
0,041
-
-
0,020
0,140
0,006
4,590
0,031
0,330
1,440
1,430 24,629
0,018
0,001
0,010
0,044
0,758
0,004
0,001
-
-
84 RDTX
PT Roda Vivatex Tbk.
43
2007
0,552
0,122
0,082
0,010
-
0,031
0,360
0,093
0,820
-
0,940
(0,042)
0,122 26,587
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
85 RIGS
PT Rig Tenders Indonesia Tbk.
74
2007
0,671
0,316
0,112
0,041
0,041
0,122
0,360
0,046
2,910
0,019
0,860
0,037
(0,274) 17,801
0,013
0,002
0,016
0,001
0,338
0,007
0,002
0,001
0,001
0,002
86 RIMO
PT Rimo Catur Lestari Tbk.
93
2007
0,525
0,112
0,061
0,010
-
0,041
0,780
0,084
0,850
2,415
4,500
0,493
1,410 24,837
1,268
0,148
10,869
1,191
59,992
1,884
0,148
0,025
-
0,099
87 RODA
PT Roda Panggon Harapan Tbk.
61
2007
0,588
0,102
0,071
-
-
0,031
0,050
0,004
24,970
0,001
1,430
0,292
1,221 25,333
0,000
0,000
0,001
0,000
0,014
0,000
0,000
-
-
0,000
88 SAFE
PT Steady Safe Tbk.
74
2007
0,584
0,153
0,082
0,020
-
0,051
1,370
(0,190)
0,070
0,261
(1,190)
1,053
(0,496) 25,267
0,152
0,021
(0,311)
0,275
6,602
0,358
0,021
0,005
-
0,013
89 SCCO
PT Supreme Cable Manufacturing
45
2007
0,638
0,112
0,082
-
-
0,031
0,730
0,154
1,140
0,008
0,850
0,015
(0,116) 26,421
0,005
0,001
0,007
0,000
0,219
0,006
0,001
-
-
0,000
90 SCPI
PT Schering Plough Indonesia T
53
2007
0,544
0,255
0,102
0,010
0,031
0,112
0,990
1,428
0,770
0,157
43,030
0,002
0,188 25,072
0,085
0,016
6,746
0,000
3,931
0,155
0,016
0,002
0,005
0,018
91 SIIP
PT Surya Inti Permata Tbk.
61
2007
0,713
0,133
0,112
0,010
-
0,010
0,530
0,149
1,010
0,025
2,880
1,464
0,092 28,375
0,018
0,003
0,073
0,037
0,721
0,013
0,003
0,000
-
0,000
92 SMDM
PT Suryamas Dutamakmur Tbk.
61
2007
0,632
0,163
0,082
-
0,031
0,051
0,650
(0,583)
0,180
(0,355)
2,700
0,015
(0,136) 27,056
(0,224) (0,029)
(0,959) (0,005)
(9,605)
(0,231) (0,029)
-
93 SONA
PT Sona Topas Tourism Industry
93
2007
0,614
0,143
0,051
0,031
-
0,061
0,690
0,109
1,170
0,166
4,560
0,317
2,184 27,219
0,102
0,053
4,505
0,114
94 SPMA
PT Suparma Tbk.
38
2007
0,636
0,296
0,092
0,031
0,071
0,102
0,550
0,041
4,040
(0,024)
0,600
1,575
0,499 26,722
(0,015) (0,002)
(0,014) (0,037)
(0,636)
(0,013) (0,002) (0,001) (0,002) (0,002)
95 SSIA
PT Surya Semesta Internusa Tbk
62
2007
0,696
0,153
0,092
0,010
0,010
0,041
0,600
0,019
0,830
(0,022)
1,600
1,054
0,090 27,598
(0,015) (0,002)
(0,035) (0,023)
(0,607)
(0,013) (0,002) (0,000) (0,000) (0,001)
96 SUGI
PT Sugi Samapersada Tbk.
91
2007
0,573
0,071
0,061
0,010
-
-
0,250
0,088
2,930
0,067
1,450
0,054
0,195 24,829
0,038
0,004
0,097
0,004
1,655
0,017
0,004
0,001
-
97 TEJA
PT Textile Manufacturing Compa
43
2007
0,577
0,112
0,082
-
0,031
-
5,190
(0,044)
0,030
(0,037)
(0,640)
-
(0,255) 27,691
(0,022) (0,003)
0,024
-
(1,033)
(0,194) (0,003)
-
(0,001)
-
98 TGKA
PT Tigaraksa Satria Tbk.
91
2007
0,741
0,255
0,122
0,041
0,020
0,071
0,780
0,161
1,300
0,076
1,000
0,094
0,311 26,407
0,057
0,009
0,076
0,007
2,017
0,060
0,003
0,002
0,005
(0,030) (0,003)
(0,029) (0,003) (0,000) (0,001) (0,003)
0,008
0,755
0,008
0,009
0,005
0,001
(0,011) (0,018) -
0,010
-
99 TIRA
PT Tira Austenite Tbk.
91
2007
0,698
0,173
0,082
0,010
0,020
0,061
0,670
0,034
1,140
(0,043)
1,250
(0,012) (0,188) 25,267
(0,053)
0,001
(1,078)
100 TIRT
PT Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk
37
2007
0,559
0,082
0,051
0,010
0,010
0,010
0,640
0,004
1,860
-
0,540
0,755
(0,038) 25,399
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
101 TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia (P
73
2007
0,820
0,531
0,184
0,061
0,061
0,224
0,480
0,381
0,770
0,010
6,060
0,773
(0,515) 32,952
0,008
0,002
0,058
0,007
0,316
0,005
0,002
0,001
0,001
0,002
102 TMPI
PT. AGIS Tbk.
91
2007
0,549
0,092
0,082
0,010
-
-
0,470
0,001
1,180
0,047
1,820
1,617
0,388 27,215
0,026
0,004
0,086
0,076
1,286
0,022
0,004
0,000
-
-
103 UNTR
PT United Tractor Tbk.
91
2007
0,752
0,327
0,133
0,010
0,061
0,122
0,550
0,260
1,340
0,030
5,420
1,258
0,301 31,068
0,023
0,004
0,164
0,038
0,939
0,017
0,004
0,000
0,002
0,004
104 WAPO
PT Wahana Phonix Mandiri Tbk.
91
2007
0,611
0,224
0,071
0,010
0,031
0,112
0,590
0,002
1,470
(0,060)
0,470
1,112
0,890 24,387
(0,037) (0,004)
(0,028) (0,067)
(1,463)
(0,035) (0,004) (0,001) (0,002) (0,007)
105 WICO
PT Wicaksana Overseas International Tbk.
91
2007
0,593
0,092
0,041
0,020
-
0,031
0,630
0,297
1,060
(0,764)
0,270
0,296
(0,546) 25,416
(0,452) (0,031)
(0,206) (0,226)
(19,408)
(0,481) (0,031) (0,016)
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125
PT Zebra Nusantara Tbk. PT Abdi Bangsa Tbk. PT United Tractor Tbk. PT Indonesian Satellite Corpor PT Telekomunikasi Indonesia (P PT Astra International Tbk. BUMI RESOURCES Tbk PT. AKR Corporindo Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Petrosea Tbk. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. ANTAM PT Astra Graphia Tbk. Barito Pacific Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk PT Bakrieland Development Tbk. PT Rig Tenders Indonesia Tbk. PT. Excelcomindo Pratama Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Global Mediacom(Bimantara citra) Tbk
74 95 91 73 73 42 21 91 98 21 71 23 97 37 51 61 74 73 94 98
2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
0,577 0,623 0,752 0,813 0,820 0,785 0,827 0,708 0,771 0,700 0,752 0,888 0,817 0,625 0,713 0,735 0,671 0,765 0,682 0,717
0,184 0,204 0,551 0,510 0,500 0,480 0,449 0,429 0,398 0,378 0,357 0,357 0,347 0,337 0,316 0,306 0,306 0,296 0,296 0,276
0,041 0,122 0,204 0,184 0,184 0,153 0,143 0,143 0,143 0,133 0,163 0,112 0,102 0,092 0,143 0,112 0,112 0,112 0,112 0,102
0,020 0,010 0,051 0,051 0,061 0,061 0,020 0,031 0,041 0,031 0,020 0,010 0,020 0,041 0,031 0,031 0,031 0,010 0,020 0,041
0,051 0,133 0,061 0,061 0,071 0,143 0,082 0,061 0,122 0,051 0,092 0,102 0,082 0,041 0,041 0,041 0,010 0,020 0,010
0,071 0,071 0,163 0,214 0,194 0,194 0,143 0,173 0,153 0,092 0,122 0,143 0,122 0,122 0,102 0,122 0,122 0,163 0,143 0,122
0,440 (0,159) 0,290 1,350 0,510 23,900 0,660 10,790 0,518 30,950 0,500 27,780 0,600 40,930 0,600 13,060 0,550 (211,880) 0,600 2,510 0,690 8,960 0,210 16,970 0,600 18,770 0,480 49,810 0,670 12,170 0,380 6,040 0,402 3,340 0,850 (0,350) 0,390 25,960 0,330 6,050
0,360 2,190 1,640 0,900 0,542 1,320 1,170 1,000 0,540 1,220 2,176 8,020 1,140 2,210 0,900 2,490 1,530 0,600 1,380 3,290
0,018 (0,004) 0,040 (0,003) (0,011) 0,024 0,007 0,004 (0,834) (0,075) (0,014) (0,088) (0,012) (0,176) 0,002 0,011 (0,002) (0,017) 0,021 (0,072)
1,070 1,310 1,320 1,790 4,350 1,290 1,020 1,400 0,630 0,480 8,600 1,290 0,810 0,610 0,960 0,320 0,380 1,560 2,870 0,430
1,743 0,495 1,896 0,871 0,703 1,618 1,904 0,911 1,222 0,247 1,348 1,608 1,032 1,620 1,202 1,968 0,525 0,572 (0,024) 0,751
0,149 0,318 0,476 (0,017) (0,093) 0,545 (0,249) (0,303) (0,959) 1,117 (0,426) (0,015) (0,192) 0,464 0,195 0,178 (0,486) (0,228) 0,297 (0,555)
0,010 (0,003) 0,030 (0,003) (0,009) 0,019 0,006 0,003 (0,643) (0,053) (0,010) (0,078) (0,010) (0,110) 0,002 0,008 (0,002) (0,013) 0,014 (0,052)
0,019 (0,005) 0,052 (0,006) (0,048) 0,031 0,007 0,006 (0,526) (0,036) (0,117) (0,114) (0,010) (0,107) 0,002 0,004 (0,001) (0,027) 0,060 (0,031)
0,442 (0,107) 1,196 (0,108) (0,356) 0,759 0,154 0,122 (24,339) (1,291) (0,406) (2,643) (0,317) (5,121) 0,066 0,308 (0,040) (0,508) 0,581 (2,061)
0,008 (0,001) 0,020 (0,002) (0,006) 0,012 0,004 0,003 (0,459) (0,045) (0,009) (0,019) (0,007) (0,085) 0,001 0,004 (0,001) (0,015) 0,008 (0,024)
ZBRA ABBA UNTR ISAT TLKM ASII BUMI AKRA BNBR PTRO PGAS ANTM ASGR
BRPT INDF ELTY RIGS EXCL FAST BMTR
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
24,312 25,806 30,161 31,073 32,566 31,385 21,045 28,442 29,176 17,178 29,750 29,973 26,321 29,063 29,804 27,991 16,834 29,538 27,956 28,538
0,001 (0,001) 0,022 (0,002) (0,005) 0,012 0,003 0,002 (0,332) (0,028) (0,005) (0,031) (0,004) (0,059) 0,001 0,003 (0,001) (0,005) 0,006 (0,020)
0,032 (0,002) 0,075 (0,003) (0,008) 0,039 0,014 0,004 (1,019) (0,019) (0,018) (0,142) (0,012) (0,285) 0,003 0,022 (0,001) (0,010) (0,000) (0,054)
0,001 (0,001) 0,008 (0,001) (0,002) 0,004 0,001 0,001 (0,119) (0,010) (0,002) (0,010) (0,001) (0,016) 0,000 0,001 (0,000) (0,002) 0,002 (0,007)
0,000 (0,000) 0,002 (0,000) (0,001) 0,001 0,000 0,000 (0,034) (0,002) (0,000) (0,001) (0,000) (0,007) 0,000 0,000 (0,000) (0,000) 0,000 (0,003)
-
(0,023)
0,001 0,005 (0,000) (0,001) 0,002 0,001 0,000 (0,051) (0,009) (0,001) (0,008) (0,001) (0,014) 0,000 0,000 (0,000) (0,000) 0,000 (0,001)
0,001 (0,000) 0,006 (0,001) (0,002) 0,005 0,001 0,001 (0,128) (0,007) (0,002) (0,013) (0,001) (0,022) 0,000 0,001 (0,000) (0,003) 0,003 (0,009)
Lampiran 4.1.
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan Sebelum mengeluarkan Outlier NO KODE 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171
INTA KIJA BLTA PJAA APOL
KAEF LMPI TGKA
CTBN MDRN MTDL ANTA BKSL WAPO ZBRA
INAF MLBI TIRA PANR
PBRX SMDM
VOKS EPMT MPPA BAYU CMNP CTRS IDKM
KARW LTLS SIIP ALFA CENT
DVLA INTP BIPP CTRA JSPT PLIN PWSI
SMCB SSIA HERO RODA WICO
IKAI
KETERANGAN PT Intraco Penta Tbk. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. PT Berlian Laju Tankers Tbk. PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Kimia Farma Tbk Langgeng Makmur Plastic Industri Tbk PT Tigaraksa Satria Tbk. Citra Tubindo Tbk PT Modern Photo Internasional Tbk PT Metrodata Electronics Tbk. PT Anta Express Tour & Travel Tbk. PT Bukit/Royal Sentul Highland Tbk. PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. PT Zebra Nusantara Tbk. Indofarma Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk PT Tira Austenite Tbk. PT Panorama Sentrawisata Tbk. Pan Brothers Tex Tbk PT Suryamas Dutamakmur Tbk. Voksel Electric Tbk PT Enseval Putera Megatrading PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Bayu Buana Travel Service L PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. PT Ciputra Surya Tbk. PT. Indosiar Karya Media Tbk Karwell Indonesia Tbk PT Lautan Luas Tbk. PT Surya Inti Permata Tbk. PT Alfa Retailindo Tbk. PT Centrin Online Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk PT Bhuwanatala Indah Permai Tb PT Ciputra Development Tbk. PT Jakarta Setiabudi Property PT Plaza Indonesia Realty Tbk. PT Panca Wiratama Sakti Tbk. Holcim Indonesia Tbk PT Surya Semesta Internusa Tbk PT Hero Supermarket Tbk. PT Roda Panggon Harapan Tbk. PT Wicaksana Overseas International Tbk. Intikeramik Alamasri Industry Tbk
SEK TOR TAHUN
GOV
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV
ROE
LIK
UE
PBV
2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
0,654 0,661 0,805 0,655 0,700 0,714 0,644 0,741 0,711 0,638 0,729 0,656 0,638 0,611 0,577 0,733 0,669 0,698 0,675 0,724 0,632 0,708 0,671 0,698 0,590 0,707 0,648 0,645 0,523 0,657 0,713 0,567 0,603 0,663 0,686 0,645 0,649 0,689 0,757 0,557 0,687 0,696 0,603 0,588 0,593 0,642
0,265 0,265 0,255 0,245 0,235 0,235 0,235 0,235 0,224 0,224 0,224 0,214 0,204 0,204 0,204 0,184 0,184 0,184 0,173 0,173 0,173 0,173 0,163 0,163 0,153 0,153 0,153 0,153 0,153 0,153 0,153 0,143 0,143 0,143 0,143 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,153 0,133 0,122 0,122 0,122 0,112
6,980 (3,930) 26,420 14,970 0,620 5,840 0,650 29,230 21,300 0,650 9,450 10,790 (0,710) (0,450) (15,710) 1,700 64,590 1,740 3,270 (0,420) 1,100 1,660 19,970 0,340 6,660 5,120 10,300 6,940 73,850 18,240 7,030 4,210 (23,060) 13,940 20,530 (36,360) 5,060 (5,650) (16,740) (7,030) 11,120 (1,590) 12,810 (0,810) (38,530) 0,960
2,150 0,500 0,710 3,168 1,280 2,110 2,350 1,392 1,510 1,430 1,340 1,500 0,160 1,390 0,360 1,330 0,940 1,160 1,140 1,016 0,902 1,100 1,910 1,120 1,480 0,080 1,790 1,060 0,300 1,120 2,800 0,960 3,320 4,130 1,790 0,160 3,320 0,900 1,219 0,160 1,680 0,950 0,860 5,340 0,900 0,820
0,057 (0,031) 0,051 (0,005) (0,109) 0,002 (0,061) 0,216 (0,002) 0,001 0,004 0,003 (0,010) (0,017) (6,906) (0,010) 0,119 (0,012) (0,016) 1,098 0,200 (0,072) 0,020 (0,052) 0,031 (0,011) (0,014) 0,167 (0,283) 0,216 (0,006) 0,012 (0,137) 0,023 0,025 (0,286) 0,006 (0,048) (0,053) 1,827 0,008 (0,022) 0,019 (0,008) 0,012 (0,012)
0,310 0,430 0,450 0,640 0,400 0,450 0,180 0,640 2,460 0,540 0,460 1,380 0,690 0,570 0,730 0,520 3,030 1,230 0,970 1,110 0,790 0,550 0,960 0,260 1,330 0,220 1,870 (0,750) 0,520 1,090 3,250 2,640 1,060 1,990 0,750 0,300 1,660 6,120 (0,040) 1,900 0,670 1,750 0,540 0,980 2,920
91 61 74 94 74 53 55 91 33 91 97 94 61 91 74 53 51 91 94 43 61 45 91 93 94 72 61 95 43 91 61 93 97 53 31 61 61 94 94 61 31 62 93 61 91 32
0,092 0,102 0,102 0,061 0,102 0,071 0,133 0,122 0,071 0,082 0,102 0,122 0,071 0,071 0,041 0,071 0,071 0,082 0,102 0,102 0,082 0,092 0,092 0,071 0,061 0,071 0,071 0,061 0,071 0,082 0,112 0,061 0,092 0,082 0,041 0,061 0,071 0,082 0,071 0,102 0,051 0,092 0,071 0,071 0,041 0,051
0,020 0,031 0,020 0,010 0,020 0,010 0,010 0,041 0,031 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,020 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,031 0,010 0,010 0,020 0,010 0,010 0,031 -
0,041 0,041 0,031 0,071 0,031 0,061 0,051 0,020 0,071 0,031 0,010 0,051 0,031 0,061 0,041 0,031 0,020 0,031 0,010 0,020 0,010 0,020 0,020 0,031 0,031 0,020 0,010 0,051 0,010 0,010 0,010 0,061 0,010 0,010 -
0,112 0,092 0,102 0,102 0,082 0,092 0,041 0,051 0,082 0,082 0,102 0,082 0,071 0,092 0,092 0,071 0,082 0,071 0,061 0,061 0,061 0,061 0,041 0,071 0,071 0,061 0,061 0,082 0,041 0,041 0,010 0,071 0,031 0,061 0,051 0,041 0,051 0,041 0,051 0,010 0,020 0,020 0,031 0,051 0,051 0,061
0,710 0,460 0,760 0,336 0,780 0,340 0,300 0,744 0,510 0,600 0,670 0,670 0,140 0,600 0,410 1,330 0,630 0,650 0,581 0,897 1,109 0,730 0,470 0,680 0,570 0,470 0,280 0,770 1,540 0,730 0,557 0,360 0,180 0,200 0,240 0,450 0,190 0,530 0,640 2,170 0,669 0,662 0,650 0,170 0,716 0,560
BETA CAR 1,450 1,284 1,541 0,566 1,127 0,784 0,593 0,069 (0,296) 0,366 1,106 (0,154) 1,077 0,299 0,019 0,979 0,430 1,261 0,728 0,190 0,109 0,966 0,357 0,383 0,238 1,546 0,143 0,736 1,553 0,288 0,133 0,164 (0,058) 0,947 0,140 1,484 (0,006) 0,040 (0,035) 1,799 0,578 0,001 0,157 0,019 0,237
1,255 0,192 (0,400) (0,186) (0,279) 0,416 0,809 0,213 (0,841) (0,100) 0,066 0,121 (0,615) 0,104 0,030 (0,037) 1,018 0,022 0,849 0,096 0,118 (0,277) 0,589 0,315 0,211 (0,242) 0,300 (0,489) (0,415) 1,338 (0,781) 0,416 0,013 0,425 0,461 0,087 0,899 (0,032) 0,314 (0,441) 0,469 (0,502) (0,099) (0,318) (0,092) 0,086
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
SIZE 25,339 27,259 28,610 27,065 27,192 26,769 24,980 26,199 28,539 25,875 25,700 25,722 25,219 24,569 23,781 25,766 27,673 25,267 25,734 24,719 26,181 26,242 27,331 28,719 23,887 28,262 26,468 26,990 24,835 26,748 27,483 27,901 25,954 26,968 30,460 25,129 27,819 28,115 29,773 23,170 29,205 26,926 27,907 27,513 24,873 27,632
GOV * DISC * PBV * UE UE UE 0,037 (0,021) 0,041 (0,003) (0,077) 0,001 (0,039) 0,160 (0,001) 0,000 0,003 0,002 (0,006) (0,010) (3,982) (0,007) 0,080 (0,009) (0,011) 0,794 0,126 (0,051) 0,013 (0,036) 0,019 (0,008) (0,009) 0,108 (0,148) 0,142 (0,005) 0,007 (0,083) 0,015 0,017 (0,184) 0,004 (0,033) (0,040) 1,017 0,006 (0,015) 0,011 (0,005) 0,007 (0,008)
0,015 (0,008) 0,013 (0,001) (0,026) 0,000 (0,014) 0,051 (0,000) 0,000 0,001 0,001 (0,002) (0,003) (1,409) (0,002) 0,022 (0,002) (0,003) 0,190 0,035 (0,012) 0,003 (0,009) 0,005 (0,002) (0,002) 0,026 (0,043) 0,033 (0,001) 0,002 (0,020) 0,003 0,004 (0,038) 0,001 (0,006) (0,007) 0,242 0,001 (0,003) 0,002 (0,001) 0,001 (0,001)
0,018 (0,014) 0,023 (0,003) (0,044) 0,001 (0,011) 0,138 (0,005) 0,000 0,002 0,004 (0,007) (0,010) (5,041) (0,005) 0,361 (0,015) (0,015) 1,218 (0,057) 0,011 (0,050) 0,008 (0,015) (0,003) 0,313 0,212 0,112 (0,007) 0,040 (0,362) 0,025 0,050 (0,214) 0,002 (0,080) (0,322) (0,073) 0,016 (0,015) 0,033 (0,005) 0,011 (0,036)
BETA * MCAP * DISC_S DISC_E DISC_L DISC_S UE UE LEV*UE T * UE *UE *UE *UE 1,432 0,082 (0,040) (0,858) 0,079 1,469 (0,003) (0,123) (0,123) (2,976) 0,001 0,050 (0,036) (1,522) 5,663 0,015 0,001 (0,054) 0,015 0,000 0,101 0,004 0,082 (0,000) (0,011) (0,255) (0,005) (0,409) (0,130) (164,230) (0,009) (0,245) 0,051 3,294 (0,315) (0,020) (0,405) 0,799 27,134 5,236 0,038 (0,008) (1,889) 0,019 0,549 (0,019) (1,499) 0,750 0,012 (0,003) (0,309) (0,022) (0,371) 4,515 0,024 (0,208) (7,031) 0,336 5,781 (0,002) (0,175) 0,346 0,002 (0,022) (3,555) (0,001) 0,629 0,024 0,769 (0,040) (7,180) 0,161 0,009 0,000 (1,349) (0,002) (1,564) (0,065) 42,324 0,015 0,246 (0,013) (0,588) 0,522 0,000 (0,001) (0,231) 0,000 0,289 (0,003) (0,341)
0,040 (0,014) 0,039 (0,002) (0,085) 0,001 (0,018) 0,161 (0,001) 0,000 0,003 0,002 (0,001) (0,010) (2,831) (0,013) 0,075 (0,008) (0,009) 0,984 0,222 (0,053) 0,009 (0,035) 0,018 (0,005) (0,004) 0,129 (0,436) 0,158 (0,004) 0,004 (0,025) 0,005 0,006 (0,129) 0,001 (0,025) (0,034) 3,964 0,006 (0,014) 0,012 (0,001) 0,008 (0,007)
0,005 (0,003) 0,005 (0,000) (0,011) 0,000 (0,008) 0,026 (0,000) 0,000 0,000 0,000 (0,001) (0,001) (0,282) (0,001) 0,008 (0,001) (0,002) 0,112 0,016 (0,007) 0,002 (0,004) 0,002 (0,001) (0,001) 0,010 (0,020) 0,018 (0,001) 0,001 (0,013) 0,002 0,001 (0,017) 0,000 (0,004) (0,004) 0,186 0,000 (0,002) 0,001 (0,001) 0,000 (0,001)
0,001 (0,001) 0,001 (0,000) (0,002) 0,000 (0,001) 0,009 0,000 0,000 0,000 (0,000) (0,000) (0,070) (0,000) (0,000) 0,011 (0,001) 0,000 (0,001) 0,001 0,002 (0,003) (0,000) 0,000 (0,001) (0,009) (0,001) 0,019 0,000 (0,000) 0,000 0,000 -
0,002 (0,001) 0,002 (0,000) (0,003) 0,000 (0,003) 0,004 (0,000) 0,000 0,000 (0,001) (0,001) (0,423) (0,000) 0,004 (0,000) 0,006 (0,001) 0,000 (0,001) (0,000) (0,000) (0,009) 0,007 (0,000) (0,001) 0,001 0,000 (0,000) 0,019 0,001 (0,000) 0,000 -
0,006 (0,003) 0,005 (0,000) (0,009) 0,000 (0,002) 0,011 (0,000) 0,000 0,000 0,000 (0,001) (0,002) (0,634) (0,001) 0,010 (0,001) (0,001) 0,067 0,012 (0,004) 0,001 (0,004) 0,002 (0,001) (0,001) 0,014 (0,012) 0,009 (0,000) 0,001 (0,004) 0,001 0,001 (0,012) 0,000 (0,002) (0,003) 0,019 0,000 (0,000) 0,001 (0,000) 0,001 (0,001)
Lampiran 4.1.
Data Variabel Penelitian Seluruh Perusahaan Sebelum mengeluarkan Outlier NO KODE 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214
GMTD CKRA
DYNA KONI LPCK
SOBI TMPO
TOTO INTD ITTG
KKGI TRST INCI KARK PTSP RIMO SUGI TKGA TMAS DNET LPKR PWON SCMA
TSPC MDLN RMBA SDPC SHID MAMI
MASA MLPL SMRA
BRAM JPFA LPLI
MYOR NIPS INDX LAMI META MICE MITI MTSM
SEK TOR TAHUN
GOV
DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV
ROE
LIK
UE
PBV
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 61 2008 PT Ciptojaya Kontrindo Reksa-Citra Kebun Raya Agri 61 Tbk.2008 35 Dynaplast Tbk 2008 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. 2008 91 PT Lippo Cikarang Tbk. 61 2008 34 Sorini Agro Asia Corporindo 2008 PT Tempo Inti Media Tbk. 2008 95 32 Surya Toto Indonesia Tbk 2008 PT Inter Delta Tbk. 91 2008 PT Integrasi Teknologi Tbk. 97 2008 21 Resource Alam Indonesia Tbk 2008 35 Trias Sentosa Tbk 2008 34 Intanwijaya Internasional Tbk 2008 PT Dayaindo Resources International Tbk. 2008 91 PT Pioneerindo Gourmet Interna 2008 94 PT Rimo Catur Lestari Tbk. 2008 93 PT Sugi Samapersada Tbk. 2008 91 PT Toko Gunung Agung Tbk. 93 2008 PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk 74 2008 PT Dyvlacom Intrabumi Tbk. 2008 97 PT Lippo Karawaci Tbk. 2008 61 PT Pakuwon Jati Tbk. 2008 61 PT Surya Citra Media Tbk. 2008 95 53 Tempo Scan Pacific Tbk 2008 PT Modernland Realty Ltd. Tbk. 61 2008 PT Bentoel International Inves 2008 52 PT Millennium Tbk. (PT NVPD So 2008 91 PT Hotel Sahid Jaya Internatio 2008 94 PT Mas Murni Indonesia Tbk. 2008 94 42 Multistrada Arah Sarana Tbk 2008 PT Multipolar Corporation Tbk. 2008 98 PT Summarecon Agung Tbk. 2008 61 42 Indo Kordsa Tbk 2008 36 JAPFA Tbk 2008 PT Asuransi Lippo E-Net-Star Pacific Tbk. 2008 99 51 Mayora Indah Tbk 2008 42 Nipress Tbk 2008 PT Indoexchange Tbk 97 2008 PT Lamicitra Nusantara Tbk. 2008 61 PT Nusantara Infrastructure Tbk. 2008 72 PT. Multi Indocitra Tbk 2008 91 PT Siwani Trimitra Tbk. (Mahar 2008 24 PT Metro Supermarket Realty Tb 2008 93
0,642 0,604 0,664 0,529 0,691 0,762 0,645 0,622 0,575 0,614 0,579 0,630 0,628 0,564 0,611 0,525 0,573 0,597 0,671 0,581 0,673 0,630 0,664 0,597 0,654 0,732 0,658 0,524 0,673 0,683 0,619 0,646 0,644 0,693 0,588 0,591 0,709 0,583 0,575 0,597 0,638 0,581 0,555
0,102 0,092 0,092 0,092 0,092 0,112 0,092 0,092 0,082 0,082 0,082 0,082 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,061 0,071 0,061 0,061 0,061 0,071 0,071 0,051 0,071 0,143 0,061 0,061 0,041 0,071 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,092 0,102 0,041 0,235 0,082
8,640 1,190 (16,910) 3,000 26,210 4,590 17,420 (7,460) 1,891 32,690 5,590 2,150 1,210 (89,120) 9,400 4,510 21,860 31,390 0,660 8,240 (0,940) 15,340 14,340 0,230 13,820 11,940 5,500 0,590 0,230 (13,060) 6,000 9,500 24,190 (0,170) 15,760 1,260 (54,170) 5,340 1,780 11,480 0,102 (1,460)
0,760 77,830 0,820 0,900 2,130 1,670 0,670 1,400 0,490 86,660 2,370 1,010 10,550 1,850 1,090 0,834 11,590 0,862 0,530 19,970 1,450 0,910 0,310 3,831 0,780 2,478 1,320 0,340 1,860 0,890 1,200 1,120 2,190 1,730 1,020 2,190 1,040 22,880 1,290 1,770 6,700 0,728 1,030
0,004 0,000 (0,003) (0,086) 0,007 0,042 0,007 0,017 (0,159) (0,012) 0,188 0,082 (0,009) (0,010) 0,045 0,004 (0,031) (0,088) 0,262 (0,011) 0,002 (0,019) 0,045 0,013 (0,024) (0,001) (0,001) 0,015 5,236 (0,020) (0,373) (0,009) 0,065 0,063 (0,001) 0,041 (0,131) 0,176 0,037 (0,251) (0,013) (0,003) (0,104)
0,160 0,250 0,510 0,420 0,300 1,490 0,930 1,090 (0,450) 42,930 3,530 0,450 0,100 0,240 18,360 4,310 2,300 3,430 0,510 6,050 3,080 4,050 0,580 0,810 0,150 2,020 0,820 0,580 0,150 0,670 0,230 0,680 0,810 0,750 0,680 0,700 0,240 (5,610) 0,560 2,250 0,490 6,540 0,380
KETERANGAN
0,041 0,051 0,061 0,041 0,031 0,041 0,041 0,051 0,051 0,051 0,071 0,041 0,041 0,061 0,041 0,051 0,031 0,041 0,041 0,051 0,031 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,051 0,061 0,041 0,041 0,041 0,041 0,031 0,031 0,031 0,031 0,020 0,082 0,071 0,041 0,112 0,051
0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,020 0,031 0,010
0,010 0,020 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,020 0,010 0,010 0,010 0,020 0,010 0,020 0,010 0,020 0,010 -
0,051 0,031 0,031 0,051 0,041 0,061 0,031 0,041 0,031 0,020 0,041 0,020 0,020 0,020 0,041 0,031 0,020 0,010 0,020 0,010 0,010 0,020 0,020 0,010 0,010 0,010 0,071 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,082 0,020
0,680 0,040 0,580 0,690 0,660 0,470 0,480 0,648 1,960 1,127 0,450 0,520 0,090 0,310 0,899 0,790 0,105 0,959 0,617 0,430 0,590 0,690 0,416 0,219 0,440 0,612 0,742 0,572 0,050 0,460 0,720 0,570 0,290 0,770 0,780 0,560 0,621 1,410 0,710 0,740 0,130 0,846 0,210
BETA CAR 0,188 0,655 0,106 (0,033) 0,164 0,570 0,320 0,010 0,744 (0,182) 0,429 1,118 1,033 (0,046) 0,087 0,001 0,003 1,272 (0,087) 0,326 0,489 0,315 0,689 1,128 0,506 (0,044) 0,783 0,189 0,532 0,425 1,411 (0,044) 1,010 0,495 0,369 (0,067) 0,038 0,712 0,641 0,291 0,537 0,013
(0,588) (0,185) 0,407 (0,313) (0,290) (0,102) (0,111) 0,022 (0,036) (0,585) (0,439) 0,202 0,838 (0,428) (0,365) 0,101 0,258 0,062 0,961 (0,454) 0,057 0,057 (0,090) 0,300 (0,108) 0,984 0,367 (0,149) 0,068 (0,266) 1,364 0,343 (0,086) 0,424 (0,345) 0,432 0,610 (0,006) (0,010) (0,159) (0,757) (0,105) (0,274)
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
SIZE 23,426 26,518 26,044 22,668 25,684 27,423 24,901 26,705 23,514 24,822 26,804 26,862 23,421 25,154 25,201 24,891 25,234 23,308 26,249 24,997 30,259 29,033 27,394 28,219 25,753 28,884 24,906 25,833 18,281 27,476 26,550 27,696 27,420 27,022 25,634 27,496 24,118 23,768 25,304 27,400 25,348 25,575 24,091
GOV * DISC * PBV * UE UE UE 0,002 0,000 (0,002) (0,045) 0,005 0,032 0,004 0,011 (0,091) (0,008) 0,109 0,052 (0,006) (0,006) 0,028 0,002 (0,018) (0,053) 0,176 (0,006) 0,001 (0,012) 0,030 0,007 (0,015) (0,001) (0,001) 0,008 3,525 (0,014) (0,231) (0,006) 0,042 0,044 (0,000) 0,024 (0,093) 0,103 0,021 (0,150) (0,008) (0,002) (0,058)
0,000 0,000 (0,000) (0,008) 0,001 0,005 0,001 0,002 (0,013) (0,001) 0,015 0,007 (0,001) (0,001) 0,003 0,000 (0,002) (0,006) 0,019 (0,001) 0,000 (0,001) 0,003 0,001 (0,002) (0,000) (0,000) 0,001 0,748 (0,001) (0,023) (0,000) 0,002 0,003 (0,000) 0,002 (0,005) 0,004 0,003 (0,026) (0,001) (0,001) (0,009)
0,001 0,000 (0,002) (0,036) 0,002 0,063 0,006 0,019 0,071 (0,535) 0,665 0,037 (0,001) (0,002) 0,826 0,019 (0,072) (0,302) 0,134 (0,067) 0,005 (0,076) 0,026 0,010 (0,004) (0,002) (0,001) 0,008 0,785 (0,013) (0,086) (0,006) 0,053 0,047 (0,001) 0,029 (0,031) (0,990) 0,021 (0,565) (0,006) (0,021) (0,040)
BETA * MCAP * DISC_S DISC_E DISC_L DISC_S UE UE LEV*UE T * UE *UE *UE *UE 0,001 0,000 (0,000) 0,003 0,001 0,024 0,002 (0,002) (0,009) (0,034) 0,035 (0,010) (0,010) (0,002) 0,000 (0,000) (0,000) 0,333 0,001 0,000 (0,009) 0,014 0,009 (0,027) (0,001) 0,000 0,011 0,988 (0,011) (0,158) (0,012) (0,003) 0,064 (0,000) 0,015 0,009 0,007 0,026 (0,161) (0,004) (0,002) (0,001)
0,085 0,011 (0,086) (1,943) 0,179 1,163 0,164 0,466 (3,728) (0,309) 5,046 2,214 (0,215) (0,248) 1,134 0,111 (0,792) (2,055) 6,880 (0,275) 0,046 (0,542) 1,234 0,354 (0,606) (0,029) (0,030) 0,376 95,719 (0,547) (9,902) (0,242) 1,784 1,705 (0,021) 1,120 (3,157) 4,194 0,931 (6,879) (0,325) (0,084) (2,511)
0,002 0,000 (0,002) (0,059) 0,005 0,020 0,003 0,011 (0,311) (0,014) 0,085 0,043 (0,001) (0,003) 0,040 0,004 (0,003) (0,085) 0,162 (0,005) 0,001 (0,013) 0,019 0,003 (0,010) (0,001) (0,001) 0,008 0,262 (0,009) (0,269) (0,005) 0,019 0,049 (0,001) 0,023 (0,081) 0,249 0,026 (0,186) (0,002) (0,003) (0,022)
0,000 0,000 (0,000) (0,003) 0,000 0,002 0,000 0,001 (0,008) (0,001) 0,013 0,003 (0,000) (0,001) 0,002 0,000 (0,001) (0,004) 0,011 (0,001) 0,000 (0,001) 0,002 0,001 (0,001) (0,000) (0,000) 0,001 0,321 (0,001) (0,015) (0,000) 0,002 0,002 (0,000) 0,001 (0,004) 0,004 0,003 (0,018) (0,001) (0,000) (0,005)
0,000 0,002 (0,000) 0,053 0,000 (0,005) (0,000) (0,001)
0,000 0,000 0,000 0,000 (0,000) (0,000) 0,000 0,003 0,000 (0,000) 0,000 (0,000) (0,000) 0,000 (0,000) (0,004) (0,000) -
0,000 0,000 (0,000) (0,004) 0,000 0,003 0,000 0,001 (0,005) (0,000) 0,003 (0,000) 0,001 0,000 (0,001) (0,003) 0,005 (0,000) 0,000 (0,000) 0,000 0,000 (0,000) (0,000) (0,000) 0,000 0,374 (0,004) 0,001 (0,000) 0,000 (0,001) (0,003) (0,000) (0,002)
Lampiran 4.1.
Rata-rata per Emiten 21 Coal Mining 23 Metal And Mineral Mining 24 Land/Stone Quarrying 31 Cement 32 Ceramics, Glass, Porcelin 33 Metal And Allied Product 34 Chemicals 35 Plastics & Packaging 36 Animal Feed 37 Wood Industries 38 Pulp & Paper 42 Automotive And Component 43 Textile, Garment 45 Cable 51 Food And Beverages 52 Tobacco Manufacturers 53 Pharmaceuticals 55 Houseware 61 Property And Real Estate 62 Building Construction 71 Energy 72 Toll Road, Airport, Harbor And Allied Products 73 Telecommunication 74 Transportation 91 Wholesale 93 Retail Trade 94 Restaurant, Hotel And Tourism 95 Advertising, Printing And Media 97 Computer And Services 98 Investment Company 99 Others
GOV DISC DISC_ST DISC_E DISC_L DISC_S LEV ROA LIK UE PBV BETA CAR SIZE 0,4184 21,8136 0,6769 0,2673 0,1102 0,0204 0,0755 0,0612 0,5320 6,2597 1,7000 1,6920 0,5617 0,2513 0,8885 0,0918 0,2100 13,3500 1,6079 0,3571 0,1122 0,0102 0,1429 8,0200 (0,0882) 1,2900 (0,0148) 29,9725 0,5812 0,2500 0,1122 0,0306 0,0153 0,0918 0,8441 0,0146 0,9589 0,0412 10,2550 0,9600 0,3098 25,9570 0,6866 0,1480 0,0459 0,0102 0,0561 0,0357 0,4547 9,5750 1,7350 0,0168 1,9450 1,3731 0,4650 29,8329 0,6318 0,1020 0,0510 0,0510 0,6039 3,2800 1,1100 0,0026 2,0050 0,1187 0,0541 27,1685 (0,9320) 0,6428 0,1684 0,0612 0,0051 0,0408 0,0612 1,4250 5,0847 1,8800 1,1850 0,1931 0,2915 26,4230 0,6542 0,1276 0,0714 0,0051 0,0077 0,0434 0,2750 3,7097 4,8550 0,0117 0,9750 0,6412 0,2659 25,3454 0,6469 0,0867 0,0510 0,0357 0,5500 1,3450 0,9150 0,0396 0,4800 0,2674 0,3047 26,4529 0,6930 0,0408 0,0306 0,0102 0,7700 4,6800 1,7300 0,0631 0,7500 1,0100 0,4236 27,0222 0,5917 0,2092 0,0714 0,0255 0,0459 0,0663 0,5600 (9,8593) 2,0350 (0,0881) 0,5750 1,1874 0,2128 27,2310 0,6356 0,2959 0,0918 0,0306 0,0714 0,1020 0,5500 0,0182 4,0400 (0,0238) 0,6000 1,5747 0,4987 26,7218 0,7284 0,2415 0,0935 0,0238 0,0374 0,0867 0,4484 2,9807 1,4183 0,0099 1,3733 0,5926 0,1910 28,5513 1,5095 (1,2414) 0,6114 0,1574 0,0889 0,0117 0,0131 0,0437 (5,7528) 0,9251 0,3698 0,6980 0,1196 26,1496 0,6674 0,1565 0,0782 0,0068 0,0136 0,0578 0,5700 0,2077 1,7767 0,0227 0,8133 0,1486 (0,1144) 26,4165 0,6352 0,1968 0,0933 0,0160 0,0204 0,0671 0,6543 4,5974 2,1871 0,1160 3,4571 0,6405 0,4087 28,3905 0,7321 0,0714 0,0408 0,0204 0,0102 0,6117 5,3700 2,4783 (0,0010) 2,0200 0,5063 0,9837 28,8841 0,6500 0,1755 0,0735 0,0041 0,0265 0,0714 0,6157 5,2580 2,4341 0,0370 9,1740 0,4792 0,2586 26,5588 0,6395 0,2211 0,1258 0,0102 0,0340 0,0510 0,3867 0,1700 2,1633 0,0259 0,3633 0,9655 0,5844 25,4078 0,6421 0,1378 0,0725 0,0097 0,0145 0,0411 0,5709 (0,0841) 4,2603 (0,1087) 1,2168 0,6892 0,1509 26,9936 (0,2060) 0,6962 0,1429 0,0918 0,0102 0,0102 0,0306 0,6310 (0,2562) 0,8900 (0,0219) 1,1350 0,8160 27,2620 0,7517 0,3469 0,1581 0,0204 0,0510 0,1174 0,6700 1,2787 1,6730 (0,0099) 9,8250 1,0698 (0,0299) 30,8057 0,6333 0,1224 0,0748 0,0136 0,0068 0,0272 0,5333 1,0138 1,0167 (0,0822) 3,4400 0,7616 0,0223 28,0537 0,7991 0,4354 0,1598 0,0442 0,0425 0,1888 0,6497 2,5725 0,6620 (0,0049) 3,3383 0,7334 (0,1868) 31,3296 0,6680 0,2202 0,0884 0,0204 0,0315 0,0799 0,6258 0,9229 1,0717 (0,4734) 0,8467 0,7242 (0,1712) 25,0318 0,6402 0,1772 0,0792 0,0143 0,0190 0,0646 0,6219 0,7647 1,9077 (0,0128) 1,2907 0,5005 0,1827 26,0146 0,6012 0,1295 0,0691 0,0102 0,0016 0,0487 0,5538 0,7194 1,3451 0,1631 2,2146 0,2503 0,0878 26,7496 0,6579 0,1801 0,0832 0,0128 0,0117 0,0725 0,4794 1,7012 1,5883 0,2308 2,5225 0,3121 0,1726 26,2138 0,6425 0,1645 0,0867 0,0089 0,0026 0,0651 0,5145 1,7305 1,2713 0,0687 1,5863 0,1982 0,1566 26,0272 0,6750 0,1791 0,0839 0,0091 0,0272 0,0567 0,6296 (5,8778) 18,4578 0,0266 5,9567 0,8401 0,1438 25,7544 0,7197 0,2857 0,1071 0,0306 0,0357 0,1123 0,5275 (15,2461) 1,5700 (0,3194) 0,7275 0,8372 0,2303 28,4878 0,6145 0,1276 0,0663 0,0051 0,0102 0,0459 0,8000 (0,0073) 0,9900 0,0196 0,8200 0,2617 (0,0399) 25,1914 Lampiran 4.2.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
KORELASI ANTAR VARIABEL - MODEL PENELITIAN 1 DISC
DISC
DISC_ST
DISC_E
DISC_L
DISC_S
GOV
LEV
ROA
LIK
PBV
SIZE
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
DISC_ST
1 205 .884** ,000 205
DISC_E
**
.884 ,000 205 1
205 **
DISC_L
DISC_S
GOV
LEV
.801 ,000 205
**
.750 ,000 205
**
.939 ,000 205
**
.662 ,000 205
.710** ,000 205 1
.519** ,000 205
.748** ,000 205
.590** ,000 205
**
.727 ,000 205
**
.433 ,000 205
.608** ,000 205 1
.536** ,000 205
.801 ,000 205
**
.710 ,000 205
.750** ,000 205
.519** ,000 205
.458** ,000 205
.939 ,000 205
**
.748 ,000 205
**
.727 ,000 205
**
.608 ,000 205
.662** ,000 205 -,090 ,198 205 -,003 ,964 205
.590** ,000 205 -,042 ,554 205 -,018 ,793 205
.433** ,000 205 -,081 ,248 205 -,117 ,095 205
-.163* ,019 205
-.151 ,030 205
*
.161* ,021 205
.187** ,007 205
-.167 ,017 205 ,114 ,103 205
.536** ,000 205 -,071 ,314 205 ,045 ,519 205 -,103 ,142 205 ,058 ,405 205
205
*
.458 ,000 205 1
205 **
205 .623** ,000 205 -,113 ,106 205 ,020 ,773 205 *
-.156 ,025 205
.161* ,021 205
** ** * ** .348** .361 .287 .146 .350 ,000 ,000 ,000 ,037 ,000 205 205 205 205 205 ** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,02 level (2-tailed)
**
**
**
.623 ,000 205 1
205 *
-.139 ,046 205
.169* ,015 205 -,127 ,070 205 ,055 ,432 205 **
.465 ,000 205
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
ROA
LIK
-,090 ,198 205 -,042 ,554 205 -,081 ,248 205 -,071 ,314 205 -,113 ,106 205
-,003 ,964 205 -,018 ,793 205 -,117 ,095 205 ,045 ,519 205 ,020 ,773 205
-.139* ,046 205 1
.169* ,015 205
205 -.234** ,001 205 *
-.160 ,022 205 -,008 ,906 205 -,119 ,089 205
**
-.234 ,001 205 1
205 -,133 ,058 205 ,018 ,801 205 ,111 ,113 205
PBV
SIZE
-.163 ,019 205
*
.161 ,021 205
*
.348 ,000 205
-.151* ,030 205
.187** ,007 205 ,114 ,103 205 ,058 ,405 205
.361** ,000 205
*
-.167 ,017 205 -,103 ,142 205
*
-.156 ,025 205 -,127 ,070 205
*
-.160 ,022 205 -,133 ,058 205 1
205 ,106 ,130 205 -,094 ,179 205 Lampiran 4.4
*
.161 ,021 205 ,055 ,432 205 -,008 ,906 205 ,018 ,801 205 ,106 ,130 205 1
205 **
.241 ,001 205
**
**
.287 ,000 205
.146* ,037 205 **
.350 ,000 205
.465** ,000 205 -,119 ,089 205 ,111 ,113 205 -,094 ,179 205 .241** ,001 205 1 205
KORELASI ANTAR VARIABEL - MODEL PENELITIAN 2 (SESUDAH DEKOMPOSISI) Correlations CAR CAR
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
UE
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
DISC
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
DISC_ST
PBV
BETA
SIZE
-,057
-,068
-,132
,075
-,129
,091
-,120
,756
,285
,457
,157
,421
,330
,059
,287
,065
,194
,088
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
,022
1
-,036
,049
-,007
-,114
-,053
-,035
-,080
-,009
,042
-,073 ,295
,756
,604
,488
,916
,104
,454
,619
,253
,894
,552
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
-,075
-,036
1
**
**
.750 ,000
**
.939 ,000
**
.662 ,000
-,090
*
.161 ,021
**
,604
.801 ,000
**
,285
.884 ,000
.332 ,000
.348 ,000
,198
**
205
205
205
205
205
205
205
205
205
**
1
**
**
.748 ,000
**
.590 ,000
-,042
**
.187 ,007
**
,488
.519 ,000
**
,457
.710 ,000
.280 ,000
.361 ,000
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
Pearson Correlation Sig. (2-
-,099
-,007
**
**
**
.458 ,000
**
.727 ,000
**
.433 ,000
-,081
,114
**
,916
.710 ,000
1
,157
.801 ,000
,248
,103
.260 ,000
.287 ,000
Pearson Correlation Sig. (2Pearson Correlation Sig. (2-
,554
**
**
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
-,057
-,114
**
**
.458 ,000
1
**
.608 ,000
**
.536 ,000
-,071
,058
**
,104
.519 ,000
**
,421
.750 ,000
,314
,405
.352 ,000
.146 ,037
*
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
-,068
-,053
**
**
.727 ,000
**
.608 ,000
1
**
.623 ,000
-,113
*
.161 ,021
**
,454
.748 ,000
**
,330
.939 ,000
.269 ,000
.350 ,000
,106
**
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
Pearson Correlation Sig. (2-
-,132
-,035
**
**
.433 ,000
**
.536 ,000
**
.623 ,000
1
*
-.139 ,046
,055
**
,619
.590 ,000
**
,059
.662 ,000
.341 ,000
.465 ,000
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
Pearson Correlation Sig. (2-
,075
-,080
-,090
-,042
-,081
-,071
-,113
*
1
-,008
-,136
-,119
,287
,253
,198
,554
,248
,314
,106
-.139 ,046
,906
,052
,089
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
-,129
-,009
*
**
,058
*
-,008
1
-,048
,103
,405
.161 ,021
,055
,894
.187 ,007
,114
,065
.161 ,021
,432
,906
.241 ,001
Pearson Correlation Sig. (2Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
SIZE
LEV
-,099
205
tailed) N
BETA
GOV
-,052
.884 ,000
tailed) N
PBV
DISC_S
-,075
205
tailed) N
LEV
DISC_L
,022
,049
tailed) N
GOV
DISC_E
205
tailed) N
DISC_S
DISC_ST
-,052
tailed) N
DISC_L
1
DISC
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
DISC_E
UE
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,432
,497
**
**
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
,091
,042
**
**
.260 ,000
**
.352 ,000
**
.269 ,000
**
.341 ,000
-,136
-,048
1
,552
.280 ,000
**
,194
.332 ,000
,052
,497
.283 ,000
**
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
-,120
-,073
**
**
.287 ,000
*
.146 ,037
**
.350 ,000
**
.465 ,000
-,119
**
.283 ,000
1
,089
.241 ,001
**
,295
.361 ,000
**
,088
.348 ,000
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
205
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,02 level (2-tailed)
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Lampiran 4.5.
KORELASI ANTAR VARIABEL - MODEL PENELITIAN 1 DISC
DISC
DISC_ST
DISC_E
DISC_L
DISC_S
GOV
LEV
ROA
LIK
PBV
SIZE
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
DISC_ST
1 205 .884** ,000 205
DISC_E
**
.884 ,000 205 1
205 **
DISC_L
DISC_S
GOV
LEV
.801 ,000 205
**
.750 ,000 205
**
.939 ,000 205
**
.662 ,000 205
.710** ,000 205 1
.519** ,000 205
.748** ,000 205
.590** ,000 205
**
.727 ,000 205
**
.433 ,000 205
.608** ,000 205 1
.536** ,000 205
.801 ,000 205
**
.710 ,000 205
.750** ,000 205
.519** ,000 205
.458** ,000 205
.939 ,000 205
**
.748 ,000 205
**
.727 ,000 205
**
.608 ,000 205
.662** ,000 205 -,090 ,198 205 -,003 ,964 205
.590** ,000 205 -,042 ,554 205 -,018 ,793 205
.433** ,000 205 -,081 ,248 205 -,117 ,095 205
-.163* ,019 205
-.151 ,030 205
*
.161* ,021 205
.187** ,007 205
-.167 ,017 205 ,114 ,103 205
.536** ,000 205 -,071 ,314 205 ,045 ,519 205 -,103 ,142 205 ,058 ,405 205
205
*
.458 ,000 205 1
205 **
205 .623** ,000 205 -,113 ,106 205 ,020 ,773 205 *
-.156 ,025 205
.161* ,021 205
** ** * ** .348** .361 .287 .146 .350 ,000 ,000 ,000 ,037 ,000 205 205 205 205 205 ** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,02 level (2-tailed)
**
**
**
.623 ,000 205 1
205 *
-.139 ,046 205
.169* ,015 205 -,127 ,070 205 ,055 ,432 205 **
.465 ,000 205
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
ROA
LIK
-,090 ,198 205 -,042 ,554 205 -,081 ,248 205 -,071 ,314 205 -,113 ,106 205
-,003 ,964 205 -,018 ,793 205 -,117 ,095 205 ,045 ,519 205 ,020 ,773 205
-.139* ,046 205 1
.169* ,015 205
205 -.234** ,001 205 *
-.160 ,022 205 -,008 ,906 205 -,119 ,089 205
**
-.234 ,001 205 1
205 -,133 ,058 205 ,018 ,801 205 ,111 ,113 205
PBV
SIZE
-.163 ,019 205
*
.161 ,021 205
*
.348 ,000 205
-.151* ,030 205
.187** ,007 205 ,114 ,103 205 ,058 ,405 205
.361** ,000 205
*
-.167 ,017 205 -,103 ,142 205
*
-.156 ,025 205 -,127 ,070 205
*
-.160 ,022 205 -,133 ,058 205 1
205 ,106 ,130 205 -,094 ,179 205 Lampiran 4.4
*
.161 ,021 205 ,055 ,432 205 -,008 ,906 205 ,018 ,801 205 ,106 ,130 205 1
205 **
.241 ,001 205
**
**
.287 ,000 205
.146* ,037 205 **
.350 ,000 205
.465** ,000 205 -,119 ,089 205 ,111 ,113 205 -,094 ,179 205 .241** ,001 205 1 205
Hasil Analisis Regresi Berganda Model Penelitian - 1 (dekomposisi) VAR (Constant) GOV LEV ROA LIK PBV SIZE R Square Adjusted R Square Sig
DISC B (0,482) 1,008 (0,017) (0,002) (0,003) 0,005 0,000 0,482
t (6,504) 11,085 (0,932) (2,688) (2,264) 2,578 0,162
DISC_ST Sig. 0,000 0,000 0,352 0,008 0,025 0,011 0,872
B (0,132) ***) 0,286 (0,000) ***) (0,001) **) (0,001) **) 0,002 0,001 0,403
t (5,021) 8,861 (0,077) (2,400) (1,902) 2,696 1,050
Sig. 0,000 0,000 ***) 0,939 0,017 **) 0,059 *) 0,008 ***) 0,295
DISC_E B (0,046) 0,077 (0,004) (0,000) (0,000) 0,000 0,000 0,269
t (4,168) 5,677 (1,527) (3,742) (2,619) 1,489 1,110
DISC_L Sig. 0,000 0,000 ***) 0,128 0,000 ***) 0,010 ***) 0,138 0,268
B (0,082) 0,230 (0,002) (0,000) (0,000) 0,001 (0,002) 0,310
t (3,873) 8,861 (0,433) (0,883) (0,971) 1,129 (2,223)
DISC_S Sig. 0,000 0,000 ***) 0,666 0,378 0,333 0,260 0,027 **)
B (0,221) 0,414 (0,011) (0,001) (0,001) 0,002 0,001 0,428
0,466
0,385
0,247
0,289
0,410
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
***) Signifikan 1%, **) Signifikan 5%, *) Signifikan 10%
Lampiran : 4.6
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
t (6,298) 9,615 (1,267) (2,103) (2,112) 2,390 0,546
Sig. 0,000 0,000 ***) 0,207 0,037 **) 0,036 0,018 **) 0,585
Daftar Perusahaan NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
KODE
ABBA ADES ADMG AISA AKRA ALFA ANTA ANTM APOL ASGR ASII AUTO BAYU BIPP BKSL BLTA BMTR BNBR
BRAM BRPT BUMI CENT CKRA CLPI CMNP CMPP
CTBN CTRA CTRS DART DAVO DILD DNET DPNS DUTI
DVLA DYNA EKAD ELTY EPMT EPMT EXCL FAST FORU GEMA GMTD HERO HEXA HITS
KETERANGAN
PT Abdi Bangsa Tbk. PT Ades Waters Indonesia Tbk PT Polychem Indonesia Tbk PT Asia Intiselera-Tiga pilar sejahtera food Tbk. PT. AKR Corporindo Tbk. PT Alfa Retailindo Tbk. PT Anta Express Tour & Travel Tbk. ANTAM PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Astra Graphia Tbk. PT Astra International Tbk. PT Astra Otoparts Tbk. PT Bayu Buana Travel Service L PT Bhuwanatala Indah Permai Tb PT Bukit/Royal Sentul Highland Tbk. PT Berlian Laju Tankers Tbk. PT Global Mediacom(Bimantara citra) Tbk PT Bakrie & Brothers Tbk. Indo Kordsa Tbk Barito Pacific Tbk BUMI RESOURCES Tbk PT Centrin Online Tbk. PT Ciptojaya Kontrindo Reksa-Citra Kebun Raya Agri Tbk. PT Colorpak Indonesia Tbk. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. PT Centris Multi Persada Pratama Tbk. Citra Tubindo Tbk PT Ciputra Development Tbk. PT Ciputra Surya Tbk. PT Duta Anggada Realty Tbk. PT Davomas Abadi Tbk. PT Intiland Development Tbk. PT Dyvlacom Intrabumi Tbk. PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. PT Duta Pertiwi Realty Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk Dynaplast Tbk PT Ekadharma Tape Industries Tbk. PT Bakrieland Development Tbk. PT Enseval Putera Megatrading PT Enseval Putera Megatrading PT. Excelcomindo Pratama Tbk PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Fortune Indonesia Tbk. PT Gema Grahasarana Tbk. PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. PT Hero Supermarket Tbk. PT Hexindo Adiperkasa Tbk. PT Humpuss Intermoda Transport
Lampiran 4.7.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Daftar Perusahaan NO
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
KODE
IDKM
IKAI IKBI
INAF INCI INDF INDX INTA INTD
INTP ISAT ITTG JIHD JKSW
JPFA JRPT JSPT JTPE
KAEF KARK KARW KDSI KIJA KKGI KONI KPIG LAMI LMPI LPCK LPKR LPLI LTLS MAMI MAPI
MASA MDLN MDRN META MICE MIRA MITI
MLBI MLPL MPPA MTDL MTSM
MYOR NIPS OMRE
KETERANGAN
PT. Indosiar Karya Media Tbk Intikeramik Alamasri Industry Tbk PT Sumi Indokabel Tbk. (Indah Indofarma Tbk Intanwijaya Internasional Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Indoexchange Tbk PT Intraco Penta Tbk. PT Inter Delta Tbk. Indocement Tunggal Prakasa Tbk PT Indonesian Satellite Corpor PT Integrasi Teknologi Tbk. PT Jakarta International Hotel PT Jakarta Kyoei Steel Works L JAPFA Tbk PT Jaya Real Property Tbk. PT Jakarta Setiabudi Property PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. Kimia Farma Tbk PT Dayaindo Resources International Tbk. PT Karwell Indonesia Tbk. PT Kedawung Setia Industrial T PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. PT Kurnia Kapuas Utama Glue In PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. PT Krida Perdana Indah Graha Tbk. PT Lamicitra Nusantara Tbk. PT Langgeng Makmur Plastic Ind PT Lippo Cikarang Tbk. PT Lippo Karawaci Tbk. PT Asuransi Lippo E-Net-Star Pacific Tbk. PT Lautan Luas Tbk. PT Mas Murni Indonesia Tbk. PT. Mitra Adiperkasa Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk PT Modernland Realty Ltd. Tbk. PT Modern Photo Internasional Tbk PT Nusantara Infrastructure Tbk. PT. Multi Indocitra Tbk PT Mitra Rajasa Tbk. PT Siwani Trimitra Tbk. (Mahar Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multipolar Corporation Tbk. PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Metrodata Electronics Tbk. PT Metro Supermarket Realty Tb Mayora Indah Tbk Nipress Tbk PT Indonesia Prima Properti Tbk.
Lampiran 4.7.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010
Daftar Perusahaan NO
99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148
KODE
PAFI PANR PBRX PGAS PJAA PLIN PNSE PTRO PTSP PUDP PWON PWSI RALS RBMS RDTX RIGS RIMO RMBA RODA SAFE SCCO SCMA SCPI SDPC SHID SIIP
SMCB SMDM SMRA
SOBI SONA SPMA SSIA SUGI TEJA TGKA TIRA TIRT TKGA TLKM TMAS TMPI TMPO
TOTO TRST TSPC VOKS WAPO WICO ZBRA
KETERANGAN
PT Panasia Filament Inti Tbk. PT Panorama Sentrawisata Tbk. PT Pan Brothers Tex Tbk. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Plaza Indonesia Realty Tbk. PT Pudjiadi & Sons Estates, Lt PT Petrosea Tbk. PT Pioneerindo Gourmet Interna PT Pudjiadi Prestige Limited T PT Pakuwon Jati Tbk. PT Panca Wiratama Sakti Tbk. PT Ramayana Lestari Sentosa Tb PT Ristia Bintang Mahkota Seja PT Roda Vivatex Tbk. PT Rig Tenders Indonesia Tbk. PT Rimo Catur Lestari Tbk. PT Bentoel International Inves PT Roda Panggon Harapan Tbk. PT Steady Safe Tbk. PT Supreme Cable Manufacturing PT Surya Citra Media Tbk. PT Schering Plough Indonesia T PT Millennium Tbk. (PT NVPD So PT Hotel Sahid Jaya Internatio PT Surya Inti Permata Tbk. Holcim Indonesia Tbk PT Suryamas Dutamakmur Tbk. PT Summarecon Agung Tbk. Sorini Agro Asia Corporindo PT Sona Topas Tourism Industry PT Suparma Tbk. PT Surya Semesta Internusa Tbk PT Sugi Samapersada Tbk. PT Textile Manufacturing Compa PT Tigaraksa Satria Tbk. PT Tira Austenite Tbk. PT Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk PT Toko Gunung Agung Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia (P PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk PT. AGIS Tbk. PT Tempo Inti Media Tbk. Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Voksel Electric Tbk PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. PT Wicaksana Overseas International Tbk. PT Zebra Nusantara Tbk.
Lampiran 4.7.
Faktor-faktor yang ..., Sri Asih, FEUI, 2010