UNIVERSITAS INDONESIA
KAJIAN KELAYAKAN INVESTASI SISTEM ONLINE TRAINING MENGGUNAKAN METODE RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE, SYSTEM DYNAMICS DAN ECONOMIC VALUE ADDED STUDI KASUS : PT. BANK RAKYAT INDONESIA
KARYA AKHIR
TEDDIE D. 1106042385
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2013
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
KAJIAN KELAYAKAN INVESTASI SISTEM ONLINE TRAINING MENGGUNAKAN METODE RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE, SYSTEM DYNAMICS DAN ECONOMIC VALUE ADDED STUDI KASUS : PT. BANK RAKYAT INDONESIA
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
TEDDIE D. 1106042385
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2013
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
ii Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
iii Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan Karya Akhir dengan judul Kajian Kelayakan Investasi Sistem Online Training Menggunakan Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics dan Economic Value Added tepat pada waktu yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Akhir ini. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Benny Ranti, M.Sc., yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama mengerjakan Karya Akhir ini. 2. Bapak Riri Satria, MM dan Bapak M. Rifki Shihab, M.Sc, selaku penguji yang juga memberikan arahan untuk kesempurnaan Karya Akhir ini. 3. Bapak Dr. Achmad Nizar Hidayanto, M.Kom., selaku dosen dan Ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi. 4. Bapak K.R.M.T. Eric Ridwan Putra, SH dan rekan-rekan di Pusdiklat PT. Bank Rakyat Indonesia yang telah memberikan kesempatan serta bantuan dalam pelaksanaan penelitian Karya Akhir ini. 5. Ayahanda Darmizal, BA dan Ibunda Erlimsawati, B.Sc, Kakek dan Nenek tercinta H. Sutan Juri dan Hj. Nurniar Juri, Keluarga Besar di Pekanbaru, Padang dan Jakarta yang telah mendukung penulis diberbagai aspek kehidupan hingga mampu menyelesaikan pendidikan magister seperti yang penulis citacitakan. 6. Ezza Wilona Caulica, S.S.T yang selalu setia dalam doa, dukungan dan harapan selama penulis menempuh pendidikan magister ini.
iv Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
7. Teman-teman MTI UI, angkatan 2011SB yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian Karya Akhir ini. 8. Ibu Dewi Ambarwati, Mas Wiryo, Mas Ganda, Mas Syamsul yang telah memberikan bantuan selama penulis menempuh pendidikan magister ini. 9. Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim Riau, yang telah memberikan dukungan dalam masa pendidikan magister ini. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Akhir ini. Akhir kata semoga Karya Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
Teddie D.
v Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Teddie D. NPM : 1106042385 Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas : Ilmu Komputer Jenis Karya : Karya Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Kajian Kelayakan Investasi Sistem Online Training Menggunakan Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics dan Economic Value Added. Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 21 Januari 2013 Yang menyatakan
(Teddie D.)
vi Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Teddie D.
Program Studi
: Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir
: Kajian Kelayakan Investasi Sistem Online Training Menggunakan Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics dan Economic Value Added
PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) berupaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sebagai media untuk menunjang sistem pendidikan dan pelatihan mereka. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk akomodasi dan transportasi bagi pegawai yang mengikuti pelatihan, tidak efektivnya kinerja dan tidak efisiennya penggunaan waktu kerja pegawai yang mengikuti pendidikan, serta rendahnya frekwensi pelatihan bagi pegawai adalah permasalahan utama yang muncul akibat penerapan sistem pendidikan dan pelatihan secara konvensional. Berangkat dari permasalah tersebut, Divisi Diklat BRI mengusulkan untuk melakukan investasi TI berupa sistem online training yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kinerja pegawai dan efisiensi waktu kerja beserta efisiensi penggunaan biaya pendidikan melalui peralihan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional menjadi sistem pendidikan dan pelatihan berbasis online. Kajian kelayakan dibutuhkan untuk mengukur seberapa besar investasi TI dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Tabel Generic IS/IT Business Value yang dikembangkan oleh Benny Ranti, dikenal dengan Ranti’s Generic IS/IT Business Value Table digunkan untuk mengidentifikasi potensi manfaat bisnis yang akan dihasilkan oleh sistem online training, metode System Dynamic untuk mevalidasi manfaat bisnis yang teridentifikasi dan memodelkannya dalam hubungan sebab akibat serta mensimulasikan model dasar sebagai representasi perubahan dalam periode waktu karena adanya manfaat bisnis tersebut, metode Economic Value Added (EVA) untuk mengetahui nilai tambah ekonomis dari investasi TI. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem online training bermanfaat secara bisnis dan finansial karena dapat meningkatkan efisiensi biaya serta efektivitas kinerja melalui reduksi biaya pelatihan, peningkatan produktivitas pegawai melalui kemudahan analisis dan peningkatan pendapatan perusahaan melalui perluasan segmentasi pasar dengan nilai total manfaat sebesar Rp 39.033.822.000 dan pertambahan nilai EVA sebesar Rp 29.288.848.720. Kata Kunci: Investasi TI, Sistem Online Training, Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamic, Economic Value Added (EVA).
vii
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
ABSTRACT
Name
: Teddie D.
Study Program
: Magister of Information Technology
Title
: Feasibility Study of Online Training System Investment Using Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics and Economic Value Added Method.
PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) attempt to utilize IT (Information Technology) as a media to improve their education and training system. High cost of transportation and accomodation, not effective at performance and not efficient of using working hours and low rate of training frequency are some problems caused by conventional education and training system. Based on these problems, education and training division of BRI plans to take an investment online training system to improve performance effectiveness, education cost efficiency and working hours efficiency through a transition from conventional system to education and training system. Feasibility study is required to measure how much IT investment is needed to the expected level of effectiveness and efficiency. Generic IS/IT Business Table is developed by Benny Ranti, later known as Ranti’s Generic IS/IT Business Value is used to identify business values from online training system. System Dynamic is used to validate business values that identified and modelling in causality relationship and simulating based model as representattive of changing in a time period because of business value. Economic Value Added (EVA) is used to calculate value added by IT investment. From the research result, it can be concluded that implementation of online training system is useful to business and financial side because it could increase performance effectiveness and cost efficiency by reducing cost of education and training, improving productivity caused by ease of analysis and increasing revenue caused by widening market statement with total cost of benefit are 39.033.822.000 IDR and economic value added are 29.288.848.720 IDR. Keyword: IT Investment, Online Training Sytem, Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamic, Economic Value Added (EVA).
viii
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii BAB I
.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3
Kajian Penelitian Sebelumnnya .............................................................. 4
1.4
Kontribusi Penelitian .............................................................................. 5
1.5
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1.6
Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 7
1.7
Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II
.......................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 9 2.1
Investasi Teknologi Informasi ................................................................ 9
2.2
Ranti’s Generic IS/IT Business Value ................................................... 10
2.3
Economic Value Added......................................................................... 12
2.3.1
Menghitung Net Operating After Taxes (NOPAT) ................................ 13
2.3.2
Menghitung Capital Charge ................................................................. 13
2.3.3
Hasil Perhitungan EVA ........................................................................ 14
2.4
System Thinking ................................................................................... 15
2.5
System Dynamics .................................................................................. 16
2.6
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Online ................................ 20
2.6.1
Pengertian Online Training .................................................................. 20
2.6.2
Fungsi Online Training ........................................................................ 21
BAB III
........................................................................................................ 23
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 23
ix
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
3.1
Kerangka Teori Penelitian .................................................................... 23
3.2
Tahapan Penelitian ............................................................................... 25
3.3
Metode Pengumpulan Data................................................................... 27
3.4
Profil Bank Rakyat Indonesia ............................................................... 27
3.4.1
Divisi Pendidikan dan Pelatihan BRI .................................................... 29
3.4.2
Struktur Organisasi Divisi Pendidikan dan Pelatihan BRI ..................... 31
BAB IV
........................................................................................................ 32
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 32 4.1
Analisa Studi Kasus ............................................................................. 32
4.1.1
Kondisi Pendidikan dan Pelatihan BRI ................................................. 32
4.1.2
Rencana Pengembangan Sistem Online Training.................................. 33
4.1.3
Analisa Biaya Sistem Online Training .................................................. 36
4.1.3.1 Biaya Pembangunan Sistem ................................................................. 36 4.1.3.2 Biaya Operasional Sistem ..................................................................... 37 4.2
Identifikasi Manfaat Bisnis ................................................................... 37
4.3
Pemodelan Dinamis Manfaat Bisnis Dalam System Dynamic ............... 47
4.3.1
Causal Loop Diagram Sistem Online Training ..................................... 53
4.3.2
Stock and Flow Diagram Sistem Online Training................................. 54
4.3.3
Hasil Simulasi Model Dasar Sistem Online Training ............................ 55
4.3.4
Hasil Pemodelan Manfaat Bisnis Dalam System Dynamic .................... 58
4.4
Kuantifikasi Manfaat Bisnis TI ............................................................. 59
4.4.1
Sub Kategori Pengurangan Biaya Pelatihan Pegawai (RCO-07) ........... 59
4.4.2 Sub Kategori Meningkatkan Produktivitas Karena Kemudahan Analisis (IPR-03) ........................................................................................................ 64 4.4.3 Sub Kategori Meningkatkan Pendapatan Melalui Perluasan Segmentasi Pasar (IRE-01) ................................................................................................... 65 4.4.4
Perhitungan Nilai Total Manfaat........................................................... 66
4.5
Analisa Finansial Investasi TI ............................................................... 67
BAB V
........................................................................................................ 69
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 69 5.1
Kesimpulan .......................................................................................... 69
5.2
Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72 LAMPIRAN A .................................................................................................. 74
x
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
LAMPIRAN B ................................................................................................... 77
xi
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1.1 Fishbone Diagram Permasalahan
2
Gambar 2.1 Proses Pemodelan System Dynamic
17
Gambar 2.2 Contoh Causal Loop Diagram
18
Gambar 2.3 Contoh Stock And Flow Diagram
19
Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian
24
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian
25
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Divisi Diklat BRI
31
Gambar 4.1 Deskripsi Umum Sistem Pendidikan & Pelatihan BRI
33
Gambar 4.2 Deskripsi Umum Sistem Online Training
35
Gambar 4.3 Tahap Pembuatan Model Dinamis kedalam Sistem Dynamic 48 Gambar 4.4 Terminologi Hubungan Sebab Akibat Studi Kasus
49
Gambar 4.5 Proses Analisa Keterkaitan Dan Kausalitas
51
Gambar 4.6 Causal Loop Diagram Sistem Online Training
53
Gambar 4.7 Stock and Flow Diagram Sistem Online Training
55
Gambar 4.8 Grafik Simulasi Efisiensi Biaya
56
Gambar 4.9 Grafik Simulasi Efektivitas Kinerja
57
xii
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1 Kontribusi Penelitian
6
Tabel 2.1 Ranti’s Generic IS/IT Business Value
10
Tabel 4.1 Perbandingan E-Learning dan Online Training
34
Tabel 4.2 Biaya Pembangunan Sistem Online Training
35
Tabel 4.3 Biaya Operasional Sistem Online Training
37
Tabel 4.4 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis
38
Tabel 4.5 Daftar Manfaat Bisnis Relevan dan Signifikan
47
Tabel 4.6 Daftar Variabel Manfaat
49
Tabel 4.7 Hasil Pengelompokan Manfaat Bisnis
58
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Total Manfaat
66
xiii
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai salah satu bank terbesar dan terkemuka di Indonesia dengan jumlah pegawai sekitar 90.000 orang dan memiliki 7.975 unit kerja yang tersebar diseluruh wilayah indonesia serta luar negeri (BRI, 2011), PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (disingkat BRI) terus berupaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sebagai media untuk menunjang sistem pendidikan dan pelatihan mereka. Menurut peraturan Bank Indonesia No: 5/14/PBI/2003 tentang kewajiban penyediaan dana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia bank umum, sebesar 5% dari realisasi biaya Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun sebelumnya harus dialokasikan untuk biaya pendidikan dan pelatihan pegawai untuk tahun berikutnya (BI, 2003). Pada tahun 2011 BRI mengalokasikan biaya biaya SDM sebesar Rp 8,6 Triliun (BRI, 2011), berarti sekitar Rp 429,25 Milyar adalah nilai yang harus dikeluarkan BRI untuk biaya pendidikan dan pelatihan pegawai tahun berikutnya. BRI saat ini memiliki 7 unit kerja yang berfungsi sebagai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 1 pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) yang berlokasi di Jakarta dan 6 sentra pendidikan (Sendik) yang masing-masing berlokasi di Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar (BRI P. , 2011). Dengan luasnya sebaran unit kerja BRI dan jumlah pegawai yang sangat banyak, tentunya berimbas pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk akomodasi dan transportasi bagi pegawai yang mengikuti pelatihan. Selain itu, jarak yang cukup jauh antara masing-masing unit kerja dengan Sendik maupun Pusdiklat serta keterbatasan akses transportasi juga berdampak pada 1
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
2
tidak efektivnya kinerja dan tidak efisiennya penggunaan waktu kerja bagi pegawai yang mengikuti pendidikan karena lamanya waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dan pelatihan. Sementara itu pada konteksnya, bank merupakan sebuah bisnis dinamis dengan kondisi persaingan yang ketat dimana SDM mereka selalu dituntut untuk terus memperbaharui pengetahuan khususnya yang terkait dengan perkembangan produk, penggunaan aplikasi dan pengetahuan lainnya. Namun dengan kedaaan sistem pendidikan dan pelatihan secara konvensional ini berakibat pada rendahnya frekwensi pelatihan pegawai BRI karena pihak Pusdiklat harus selektif dalam memilih pegawai yang jumlahnya begitu banyak untuk diberikan pelatihan di Pusdiklat dan Sendik. 1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, permasalahan yang teridentifikasi pada sistem pendidikan dan pelatihan BRI secara keseluruhan akan dijelaskan melalui diagram fishbone pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Fishbone Diagram Permasalahan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
3
Berikut penjelasan fishbone diagram berdasarkan faktor permasalahan: 1. Biaya Sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang masih diterapakan BRI menyebabkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan dari masing-masing unit kerja di seluruh Indonesia menuju Pusdiklat atau Sendik. Dampak utama dari pelaksaan pendidikan konvensional ini adalah besarnya biya untuk pelatihan pegawai secara keseluruhan. 2. Waktu Pelaksanaan pelatihan yang terpusat di Pusdiklat atau Sendik akan berdampak pada banyaknya waktu kerja peserta pelatihan yang terbuang untuk perjalanan dan kegiatan pelatihan. Pelaksanaan ujian secara konvensional menyebabkan proses pemeriksaan ujian teori dilakukan secara manual sehingga memakan waktu yang cukup lama karena dokumen yang diperiksa berjumlah banyak dan pegawai Pusdiklat kerap melakukan lembur untuk pekerjaan ini. 3. Proses Akibat dari tidak adanya pegawai di unit kerja akan menyebabkan beberapa pekerjaan tidak dapat dilakukan sehingga produktivitas serta kinerja mereka tidak maksimal dan efektiv. Proses pelaksanaan dan pemeriksaan ujian teori yang dilakukan secara manual juga rentan terhadap kesalahan data dan penipuan oleh peserta pelatihan maupun oleh staff pemeriksa ujian. 4. Sumber Daya Manusia (SDM) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan konvensional menyebabkan rendahnya frekwensi pelatihan untuk seluruh pegawai BRI karena pihak Pusdiklat harus selektif memilih pegawai yang akan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di Pusdiklat atau Sendik. Untuk menangani permasalahan tersebut, bagian e-education Divisi Diklat BRI mengusulkan suatu investasi TI berupa sistem online training yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kinerja pegawai dan efisiensi waktu kerja beserta efisiensi penggunaan biaya pendidikan melalui peralihan sistem Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
4
pendidikan dan pelatihan konvensional menjadi sistem pendidikan dan pelatihan berbasis online. Namun dalam mengambil keputusan investasi khususnya pada bidang TI, sebaiknya juga didahului dengan melakukan kajian mengenai manfaat yang akan diperoleh pihak perusahaan. Ini diperlukan untuk memberi gambaran kepada pihak manajemen mengenai seberapa besar manfaat investasi dari sisi bisnis bagi perusahaan, seberapa besar nilai investasi yang dikeluarkan dan seberapa besar nilai tambah ekonomis yang akan dihasilkan bagi perusahaan. Pertanyaan penelitian: Apakah manfaat sistem online training bagi sisi bisnis dan finansial BRI ? 1.3
Kajian Penelitian Sebelumnnya
Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain: 1. Studi kelayakan investasi mobile commerce dengan metode Economic Value Added (EVA) dan Real Option Valuation studi kasus PT. Kompas Media Nusantara oleh Silvester Wedjo (2007). Dalam penelitian ini ditemukan probabilitas yang rendah pada setiap fase investasi karena belum adanya penanganan potensi resiko yang ada dan nilai EVA dapat digunakan untuk mengetahui pertambahan nilai ekonomis dari investasi yang dilakukan. 2. Identifikasi manfaat bisnis SI/TI menggunakan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value studi kasus Dipenda Provinsi Sulawesi Utara oleh Stanley David Sualang (2009). Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi dan mengklasifikasikan manfaat bisnis SI/TI generik pada Pemda dari adanya investasi SI/TI yang telah dan akan dilakukan, khususnya di lingkungan organisasi Dipenda Provinsi Sulawesi Utara. Hasil dari penelitian ini adalah klasifikasi manfaat bisnis SI/TI secara generik pada suatu organisasi yang bersifat nirlaba, seperti Pemda tingkat Provinsi. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
5
3. Analisis investasi teknologi informasi menggunakan metode Economic Value Added dan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dengan studi kasus PT. Samudera Indonesia oleh Yuzar Muzahry (2011). Hasil dari penelitian ini berupa nilai kelayakan investasi dari aplikasi keuangan CODA dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi manfaat menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan menghitung pertambahan nilai bagi perusahaan menggunakan EVA. 4. Kondisi aktual penerapan sistem informasi pengelolaan surat dalam pemodelan sistem dinamik dengan studi kasus Perum Perhutani Unit II Jawa Timur oleh Dwi Fatrianto (2011). Model aktual yang sudah divalidasi dapat digunakan sebagai dasar penentuan skenario perbaikan sistem informasi pengelolaan surat untuk meningkatkan efektivitasnya. 1.4
Kontribusi Penelitian
Dari studi literatur yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan untuk kajian kelayakan suatu investasi TI. Penelitian menggunakan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value yang berkolaborasi dengan metode Economic Value Added (EVA) telah cukup banyak dilakukan sebelumnya, namun dari penelitian-penelitian tersebut terdapat suatu hal yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan, yakni alasan yang mendasari peneliti sebelumnya dalam memilih dan menentukan potensi manfaat bisnis relevan dan signifikan dari suatu investasi TI menurut kategori yang ada pada Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis mencoba memberikan kontribusi melalui penggunaan metode System Dynamic yang berguna untuk: 1. Causal loop diagram yang berguna untuk mevalidasi dan memodelkan hubungan sebab akibat dari manfaat bisnis yang berpotensi memberikan manfaat secara signifikan yang sebelumnya teridentifikasi. 2. Stock and flow diagram untuk menggambarkan simulasi model dasar yang merepresentasikan perubahan dalam periode waktu karena adanya manfaat bisnis tersebut. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
6
Penjelasan kontribusi penulis pada penelitian dapat dilihat melalui Tabel 1.1. Tabel 1.1 Kontribusi Penelitian
Peneliti Metode
Objek Studi Jenis Industri Hasil Akhir
1.5
Silvester Wedjo (2007) Real Option Valuation & EVA
Stanley David (2009) Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Yuzar Muzahry (2011) Ranti’s Generic IS/IT Business Value & EVA
Investasi aplikasi mobile commerce Media Cetak
Investasi TI pada organisasi nirlaba Pemerintah Daerah Pemetaan potensi manfaat bisnis dan usulan strategi TI
Investasi aplikasi keuangan CODA Transportasi dan logistik Nilai kelayakan investasi
Nilai kelayakan investasi
Dwi Fatrianto (2011) System Dinamics & COBIT
Teddie (2012)
Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dinamics & EVA Sistem Investasi informasi sistem persuratan online training Pengelolaan Perbankan hutan Skenario Nilai perbaikan kelayakan sistem investasi
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengkaji manfaat bisnis dan nilai kelayakan dari investasi sistem online training yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini diantaranya: 1. Meningkatkan keberhasilan dalam melakukan investasi TI yang dipilih sehingga dapat meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. 2. Mengetahui besar nilai manfaat bisnis TI yang diperoleh dari implementasi proyek sistem online training di BRI. 3. Kolaborasi antara beberapa metode yang digunakan akan memperkaya ilmu pengetahuan pada bidang investasi TI.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
7
1.6
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan permasalahan yang menjadi ruang lingkup pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini membahas mengenai kajian pra-investasi untuk proyek sistem online training di BRI. 2. Data yang diolah adalah data operasional pendidikan yang berasal dari Divisi Diklat BRI. 3. Penelitian ini tidak membahas mengenai rancangan infrastruktur sistem online training. 4. Karena kompleksitas dalam perhitungan, pendekatan kualitatif digunakan dalam perhitungan manfaat bisnis sehingga data yang disajikan didukung dengan penggunaan asumsi. Manfaat bisnis yang dikategorikan signifikan dan penggunaan asumsi pada proses kuantifikasi diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Pusdiklat. 5. Penggunaan metode System Dynamics pada penelitian ini dibatasi hingga tahap simulasi model dasar menggunakan stock and flow diagram, namun karena keterbatasan penulis dalam pengoperasian software untuk simulasi System Dynamics, grafik hasil simulasi model dasar tersebut dibuat menggunakan bantuan Ms.Excel. Tahapan pemodelan dinamis studi kasus kedalam System Dynamics menggunakan metodologi System Thinking yang penulis construct ulang disesuaikan dengan studi kasus. 1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam pembuatan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini berisi tentang deskripsi umum Karya Akhir yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
8
Bagian ini menjelaskan tentang teori-teori umum, teori-teori khusus yang berhubungan dan digunakan dalam penelitian ini. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode pengembangan sistem, kerangka teori penelitian dan profil organisasi tempat dilaksanakannya penelitian. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini membahas tentang analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan beserta mengenai hasil akir dari penelitian tersebut. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan hasil dari semua tahap yang telah dilalui selama penelitian beserta saran untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Investasi Teknologi Informasi
Saat ini hampir semua perusahaan melakukan investasi di bidang teknologi informasi (TI). Dalam mengambil sebuah keputusan investasi yang baik sebaiknya memenuhi semua kriteria keputusan yang diperlukan yaitu dengan analisis yang cermat dan inklusif. Perusahaan dituntut meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi TI (Mahmood & Szewczak, 1998). Tujuan investasi yakni mengharapkan keuntungan finansial yang nyata walau terkadang keuntungan finansial tersebut tidak secara langsung bisa diperoleh. Fakta menyatakan bahwa manfaat yang diberikan oleh sebuah investasi TI dapat berupa manfaat yang terhitung (tangible) dan tidak terhitung (intangible). Manfaat investasi ada yang bisa langsung dirasakan namun juga ada yang baru bisa dirasakan setelah kurun waktu tertentu. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sebuah investasi TI adalah bidang yang saat ini cukup diperhatikan oleh kalangan akademisi. Dalam evaluasi investasi TI, ada beberapa metodologi yang sering digunakan diantaranya (Ranti, 2006): 1. Information Economics (IE), 2. Real Option Value (ROV), 3. Balanced Score Card (BSC), 4. Economic Value Added (EVA), 5. Return on Management (ROM), 6. Multi Objective Multi Criteria (MOMC). Nilai nominal investasi TI yang dikeluarkan perusahaan dengan sangat besar harus selaras dengan pencapaian hasil yang diharapkan dari investasi TI Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
10
tersebut. Oleh karena investasi TI menghabiskan biaya yang besar dengan tingkat pengembalian yang terkadang tidak terlihat atau terkadang keuntungan yang diperoleh bersifat tidak nyata atau tidak secara langsung memberi keuntungan finansial bagi perusahaan. Dengan adanya investasi TI dan pengelolaannya dengan baik akan membuka peluang bisnis baru bagi perusahaan tersebut. Ini kenyataan yang sangat menguntungkan karena perusahaan dapat melakukan ekspansi sebagai kegiatan untuk perluasan bisnis mereka. 2.2
Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Manfaat bisnis TI dapat diartikan sebagai manfaat atau hasil yang kemudian diperoleh setelah melakukan investasi sehingga mampu meningkatkan kinerja dari organsisasi tersebut. Manfaat disini didefinisikan dalam keuntungan secara finansial dan juga keuntungan berupa peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan tersebut (Ranti, 2008). Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value diciptakan untuk menghitung sebuah nilai manfaat investasi TI secara generik atau hal pokok yang unik untuk kasus di Indonesia (Ranti, 2008). Pembuatan Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value tersebut didasarkan oleh Metode Hermeneutika dengan sumber data dari 60 kasus dengan berbagai macam implementasi proyek SI/TI dan berbagai macam organisasi di Indonesia. Hasil penelitian tersebut berupa kerangka kerja dalam bentuk tabel dengan 13 kategori dan 73 sub kategori manfaat bisnis investasi SI/TI yang digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap manfaat bisnis SI/TI secara generik (Ranti, 2008): Tabel 2.1 Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Kategori 1. Mengurangi / menekan biaya (dari)
Sub Kategori 1. biaya telekomunikasi 2. biaya perjalanan 3. biaya operator 4. biaya pertemuan 5. biaya kegagalan layanan 6. biaya distribusi 7. biaya pelatihan per pegawai 8. biaya pengembalian barang yang salah
Kode RCO-01 RCO-02 RCO-03 RCO-04 RCO-05 RCO-06 RCO-07 RCO-08
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
11
Kategori
2. Meningkatkan produktivitas (karena disebabkan oleh) 3. Mempercepat proses (dari)
4. Mengurangi resiko (dari)
5. Meningkatkan pendapatan (yang disebabkan oleh)
6. Meningkatkan keakuratan (dari)
7. Mempercepat cash-in (disebabkan karena) 8. Meningkatkan layanan eksternal (dari)
9. Meningkatkan image (disebabkan oleh)
Sub Kategori 9. biaya uang (bunga pinjaman) 10. biaya cetak dokumen dan ATK 11. biaya langganan 12. biaya sewa ruangan 13. biaya sewa alat 14. biaya inventori/penyimpanan 15. biaya kesalahan penelitian 16. restrukturisasi pembagian fungsi kerja 17. mempercepat penguasaan produk 18. kemudahan analisis 19. meningkatkan kepuasan pelanggan 20. proses produksi 21. proses pengadaan barang 22. proses pembuatan laporan 23. proses persiapan data 24. proses pemeriksaan permohonan 25. proses pembayaran hutang/tagihan 26. proses transaksi 27. proses pengambilan keputusan 28. kesalahan hitung 29. piutang tak tertagih 30. kehilangan penyimpanan 31. produk gagal 32. kehilangan data 33. kesalahan data 34. jatuh tempo 35. kehilangan karyawan potensial 36. pemalsuan 37. penipuan/kecurangan administrasi 38. kesalahan pembayaran 39. kesalahan pengelolaan aset. 40. meningkatkan kapasitas bisnis 41. meningkatkan kualitas laporan 42. meningkatkan kepercayaan pelanggan 43. memperluas segmentasi pasar 44. meningkatkan pendapatan lain-lain
Kode RCO-09 RCO-10 RCO-11 RCO-12 RCO-13 RCO-14 RCO-15 IPR-01 IPR-02 IPR-03 IPR-04 APR-01 APR-02 APR-03 APR-04 APR-05 APR-06 APR-07 APR-08 RRI-01 RRI-02 RRI-03 RRI-04 RRI-05 RRI-06 RRI-07 RRI-08 RRI-09 RRI-10 RRI-11 RRI-12 IRE-01 IRE-02 IRE-03 IRE-04 IRE-05
45. tagihan 46. analisis 47. data 48. perencanaan 49. keputusan 50. mempercepat pengiriman tagihan
IAC-01 IAC-02 IAC-03 IAC-04 IAC-05 ACI-01
51. mengurangi pembatalan pesanan 52. mengetahui masalah pelanggan 53. penambahan cabang/layanan 54. layanan pribadi 55. kepuasan pelanggan 56. meningkatkan mutu layanan 57. pemberian diskon
IES-01 IES-02 IES-03 IES-04 IES-05 IIM-01 IIM-02
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
12
Kategori 10. Meningkatkan kualitas (dari) 11. Meningkatkan layanan internal (dari) 12. Meningkatkan keunggulan kompetitif (disebabkan oleh) 13. Menghindari biaya (dari)
2.3
Sub Kategori 58. kepatuhan pada aturan 59. menggunakan merk terkenal 60. manajemen penyedia/pemasok 61. hasil kerja 62. layanan 63. produk 64. layanan bersama 65. memenuhi hak & tanggung jawab staf 66. layanan untuk karyawan 67. penjadwalan dan materi pelatihan 68. membentuk kerjasama bisnis 69. mempercepat terbentuknya bisnis baru 70. biaya perpindahan pelanggan 71. dana cadangan 72. biaya pemeliharaan 73. biaya kehilangan dan penundaan
Kode IIM-03 IIM-04 IQU-01 IQU-02 IQU-03 IQU-04 IIS-01 IIS-02 IIS-03 IIS-04 ICA-01 ICA-02 ICA-03 ACO-01 ACO-02 ACO-03
Economic Value Added
Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh perusahaan konsultan manajemen keuangan Amerika Serikat yakni Stewart & Co. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan diri kepada upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang dari modal yang ada (Stewart, 2005). Economic Value Added (EVA) didefinisikan sebagi laba operasional bersih setelah dikurangi pajak dan biaya modal (Tully, 1998). Modal meliputi kas, persediaan beserta piutang (modal kerja), ditambah peralatan, komputer, dan peralatan lain yang dianggap sebagai alat pendukung kegiatan usaha. Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh pemegang saham dan pemberi pinjaman untuk membiayai kegiatan operasional bisnis. EVA merupakan metode yang digunakan untuk mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan dalam melakukan sebuah investasi. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai tambah tersebut dengan cara menghitung Net Operating After Tax (NOPAT) dikurangi dengan Capital Charge. Capital Charge ditentukan melalui biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan modal
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
13
(Weight Average Cost of Debt and Enquity). Berikut ini adalah formula untuk memperoleh nilai EVA (Stewart, 2005): EVA = NOPAT - Capital Charge
2.3.1 Menghitung Net Operating After Taxes (NOPAT) Laba operasi bersih setelah pajak (Operation Profit after Tax) adalah hal yang diperlukan dalam mengetahui keuntungan ekonomi. Nilai NOPAT diperoleh dari perhitungan sebagai berikut (Stewart, 2005): 1. Menghitung Earning Before Interest and Taxes (EBIT) EBIT merupakan pendapatan operasional perusahaan yang kemudian dikurangi dengan biaya operasional perusahaan, tetapi nilai tersebut tidak termasuk biaya pengeluaran dalam bentuk bunga dan pajak. Berikut ini adalah formula EBIT : EBIT = Pendapatan Operasional – Biaya Operasional
Pendapatan Operasional diperoleh dari hasil kuantifikasi manfaat yang ada jika investasi SI/TI sudah dilaksanakan dengan diawali proses identifikasi manfaat menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Biaya Operasional diperoleh dari perhitungan biaya operasional setelah investasi dilakukan. 2. EBIT dikurangi dengan Cash Operating Taxes Hasil perhitungan EBIT pada poin pertama dikurangi dengan besar pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, besar nilai pajak yang harus dikeluarkan didapat dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian hasilnya merupakan nilai NOPAT. 2.3.2 Menghitung Capital Charge Capital Charge diperoleh dengan cara Invested Capital dikalikan dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC). WACC merupakan komponen Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
14
beban biaya rata-rata atas hutang saham preferen dan saham biasa. Sementara itu, Invested Capital adalah biaya modal yang dikeluarkan untuk melakukan investasi. Cara menghitung Capital Charge adalah sebagai berikut : Capital Charge = Invested Capital * WACC
WACC adalah perhitungan biaya modal dengan cara memberi bobot masingmasing kategori modal (modal pemegang saham, pinjaman bank, obligasi dan lainnya). WACC adalah rata-rata tingkat hasil yang diharapkan atas investasi yang dilakukan. WACC merupakan hasil dari penjumlahan weight cost, nilai weight cost merupakan hasil perkalian antara biaya dan share of capital. Formula untuk menghitung WACC adalah (Stewart, 2005): WACC
E D Re Rd 1 Tc V V
dengan rincian : Re = cost of equity Rd = cost of debt E
= market value of the firm’s equity
D
= market value of the firm’s debt
V
=E+D
E/V = percentage of financing that is equity D/V = percentage of financing that is debt Tc = corporate tax rate
2.3.3 Hasil Perhitungan EVA Nilai EVA yang negatif tidak membuat suatu proyek dibatalkan secara otomatis (Tully, 1998). Proyek dapat dilanjutkan karena prinsip fundamental EVA tidak hanya merefleksikan hasil perhitungan untuk satu waktu. Hasil perhitungan EVA terdiri dari (Kanungo, 2003): Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
15
1. Hasil perhitungan positif, menyatakan bahwa proyek tersebut tidak hanya dapat memenuhi kewajibannya dan memenuhi kepentingan shareholder, namun juga dapat memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 2. Hasil perhitungan negatif, menyatakan bahwa proyek tidak layak untuk dijalankan karena akan mengakibatkan kerusakan terhadap modal yang diinvestasikan. 3. Hasil perhitungan nol, menyatakan bahwa proyek tersebut hanya mampu memenuhi kewajibannya dan kepentingan shareholder, namun tidak dapat memberikan nilai tambah dan nilai ekonomis bagi perusahaan. 2.4
System Thinking
Systems Thinking adalah suatu disiplin ilmu untuk melihat keseluruhan, mengenali pola-pola dan saling keterkaitan serta pembelajaran bagaimana untuk menstrukturkan keterkaitan ini dengan cara yang lebih efektiv dan efisien. Menurut (Trilestari, 2004), System Thinking merupakan cara pandang menyeluruh dengan memperhatikan keterkaitan variabel (hard variable, soft variable, measurement component variable) yang membentuk jaringan sebab akibat dan berinteraksi dalam lingkungan yang kompleks dan dinamis. Tujuan membuat model Systems Thinking adalah untuk mendapatkan gambaran keseluruhan sistem, mengidentifikasi akar masalah, mendapatkan variabel pengungkit serta memahami dampak dari beberapa alternatif solusi. Metodologi pemodelan dalam Systems Thinking adalah (Trilestari, 2004) : 1. Identifikasi permasalahan dalam alur cerita (story line), bertujuan untuk mendapatkan pemaham mengenai permasalahan dalam suatu urutan alur cerita (story line) yang nantinya akan diidentifikasi kedalam variabel yang saling berkaitan.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
16
2. Penentuan variabel, bertujuan untuk menentukan elemen yang saling terkait dan dapat diukur dalam sistem. Variabel dalam system thinking terdiri atas: hard dan soft variable, measurement component variable. 3. Analisa keterkaitan dan kausalitas, mengindikasikan hubungan saling terkait antar variabel yang telah ditentukan. Hubungan kausalitas tersebut ditandai dengan positif (+) dan negatif (-). 4. Membuat Model, untuk melihat secara keseluruhan hubungan kausalitas antar variabel yang terlah dianalisa keterkaitannya. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa Systems Thinking merupakan gambaran sesuatu secara menyeluruh dimana terdapat keterkaitan antara variabelnya. Hasil dari suatu proses Systems Thinking dapat digambarkan dalam suatu model. Forester dalam jurnal (Trilestari, 2004) mengatakan bahwa model merupakan dasar dari penelitian eksperimental yang relatif murah dan hemat waktu dibandingkan dengan bila mengadakan percobaan pada sistem yang sesungguhnya. Oleh karena itu, observasi dari suatu permasalah organisasi dapat dibuatkan dalam bentuk model sistem. Systems Thinking menghasilkan model yang disebut dengan diagram kausalitas, dimana diagram ini nantinya akan digambarkan menggunakan metode System Dynamic. 2.5
System Dynamics
System Dynamics (SD) merupakan metode hasil pemikiran dari Forrester, seorang profesor Massachusetts Institute of Technology untuk menyelesaikan permasalahan manajerial suatu perusahaan. Kemudian digunakan untuk studi ekonomi dalam Econometrica pada tahun 1952-1953. Namun, pendekatan ini sebenarnya paling banyak digunakan untuk memodelkan sistem natural dan biologis (Sonka, 1998). SD digunakan untuk membuat model atau representasi dari berbagai macam sistem yang terjadi di dunia nyata dan mempelajari kelakuan dinamisnya (Paul, 2006). Tujuan dari SD adalah memfasilitasi pemahaman hubungan antara perilaku sistem terhadap waktu, struktur yang mendasari kebijakan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
17
atau keputusan strategis. Metode ini menggunakan simulasi untuk menunjukkan apa yang terjadi dengan sistem tersebut beberapa waktu ke depan dan mengapa hal tersebut terjadi.
Metode ini juga dapat
mengidentifikasikan kebijakan yang diambil untuk meningkatkan performa sistem (Kanungo, 2003). SD juga dapat digunakan untuk melakukan evaluasi investasi TI walaupun sampai saat ini belum banyak penelitian yang melakukannya.
Gambar 2.1 Proses Pemodelan System Dynamic
Seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.1, tahapan dalam SD terdiri dari beberapa langkah (Paul, 2006), yaitu: 1. The Problem Statement Langkah pertama adalah mengidentifikasi permasalahan atau perilaku yang akan dianalisa. Hanya setelah semua variabel yang mempengaruhi sistem tersebut diidentifikasi, keseluruhan sistem dapat dimodelkan. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
18
2. Field Studies Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data pada organisasi yang menjadi sumber penelitian, yang kemudian akan diperoleh informasi seperti pihakpihak yang terlibat dalam proses tersebut, sistem ideal yang diharapkan, masukan dan keluaran dari aktivitas, juga sumber daya dan produk yang digunakan oleh sistem tersebut. 3. System Dynamics Model Building Pemodelan SD digambarkan dengan 2 diagram: i. Causal Loop Diagram Diagram causal loop merupakan model dasar dimana model SD dibangun (Penlope, 2007). Diagram ini menggambarkan interaksi dan hubungan sebab akibat setiap parameter pada sebuah sistem. Diagram ini juga akan membantu menyederhanakan representasi terhadap sebuah model. Gambar 2.2 menunjukkan contoh sebuah causal loop diagram untuk studi kasus Purchase Order:
Gambar 2.2 Contoh Causal Loop Diagram Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
19
ii. Stock and Flow Diagram Setelah membuat diagram causal loop, kemudian dibuatlah diagram stock and flow. Diagram ini merupakan model kuantitatif formal dari permasalahan yang diutarakan pada tahap pertama: The Problem Statement. Untuk mensimulasikan model tersebut perlu didefinisikan hubungan matematis setiap variabel. Stocks diakumulasikan dan menggambarkan kondisi sistem pada suatu waktu. Stocks berubah secara gradual, yang disebabkan oleh adanya flows. Flows menaikkan dan menurunkan stocks pada setiap waktu. Semua sistem yang berubah terhadap waktu dapat direprensentasikan dengan filosofi stocks dan flows. Gambar 2.3 menunjukkan contoh sebuah diagram stock and flow.
Gambar 2.3 Contoh Stock And Flow Diagram
4. Case Study Research Method Pada tahap ini dilakukan penyelidikan empiris terhadap model yang telah dibentuk. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk mevalidasi model simulasi Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
20
SD. Apabila belum valid, prosesnya dapat diulangi lagi mulai dari langkah pertama. 5. Simulation Experiments Model simulasi adalah abstraksi dari sistem yang terjadi di dunia nyata atau permasalahan yang ingin diselesaikan. Model tersebut digunakan sebagai alat untuk melakukan proses “trial and error” sehingga dapat mendemonstrasikan efek dari berbagai kebijakan. Kebijakan yang menghasilkan hasil terbaik pada simulasi tersebut akan digunakan pada kehidupan nyata. Maka dari itu, simulasi ini merupakan pendekatan yang sangat efektif, berguna dan global untuk semua bidang. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk memperkuat teori yang sudah ada atau untuk mengidentifikasi permasalahan baru. 6. Model Use and Theory Extension Pendekatan SD secara filosofis menggambarkan perubahan pola perilaku pada sistem atau permasalahan yang rumit. 2.6
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Online
Seiring dengan perkembangan teknologi berikut infrastruktur penunjangnya, upaya untuk peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu sistem yang dikenal dengan online training. 2.6.1 Pengertian Online Training Online training merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi pembelajar untuk belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak. Online training memerlukan pembelajar dan pengajar berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) dan komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya, telepon atau fax, Pemanfaatan media ini bergantung pada struktur materi pembelajaran dan tipe-tipe komunikasi yang diperlukan. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
21
Pembelajaran jarak jauh online menerapkan sistem pembelajaran online berbasis web. Model pembelajaran jarak jauh online diawali dengan perencanaan yang baik, kemudian cara materi pembelajaran disampaikan (delivery content) kepada pembelajar yang harus mengacu pada perancangan tersebut. Pada dasarnya terdapat perbedaan antara desain pembelajaran konvensional secara tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh online. Pengelolaan sistem pembelajaran online berbeda dengan sistem konvensional. Sistem pelatihan berbasis online menuntut keberadaan infrastruktur dan teknologi yang mendukung (technology support), seperti computer, televisi, satelit, video interaktif, dan sebagainya. Pembelajaran online memiliki variasi sesuai dengan modus yang digunakannya, yaitu online sepenuhnya atau kombinasi tatap muka (face to face) misalnya video conferencing. Mengingat online training sebagai metode atau sarana komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan pembelajar, maka para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi online training agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para pembelajarnya. Keuntungan online training adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program online. Pembelajar yang belajar dengan baik akan cepat memahami komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang diperlukan, dengan mengakses web. 2.6.2 Fungsi Online Training Ada 3 fungsi atau potensi online training yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran. 1. Fungsi Alat Komunikasi Dengan menggunakan online training, kita dapat berkomunikasi kemana saja secara cepat. Misalnya, berkomunikasi dengan menggunakan e-mail atau berdiskusi melalui chatting maupun mailing list serta bertatap muka melalui Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
22
layar komputer dengan teknologi video conference. Berkomunikasi dengan email atau chatting berbeda dan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan telepon dan facsimile (fax) yang juga sama-sama mampu menyampaikan informasi sangat cepat. Dengan memanfaatkan teknologi online training, maka komunikasi dari seorang kepada banyak orang (one-tomany communication) dapat dilakukan secara simultan/bersamaan. 2. Fungsi Akses Informasi Pembelajar tidak harus hadir langsung di ruang kelas/kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, namun cukup hanya duduk saja dari tempat masingmasing di depan komputer (komputer yang terkoneksi ke internet untuk online training) dan menggunakannya. Pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber belajar, baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan pengajar yang membina atau bertanggungjawab mengenai materi pembelajaran. 3. Fungsi Pendidikan dan Pembelajaran Perkembangan teknologi online training yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk untuk pendidikan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) yang bekerjasama dengan ahli materi pembelajaran (content specialists) dalam mengemas materi pembelajaran elektronik (online training material).
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teori penelitian dibuat untuk merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa metode serta hubungan antara metode yang akan diterapkan pada penelitian. Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamic dan Economic Value Added adalah 3 metode berbeda yang dapat dikolaborasikan untuk membantu penulis dalam melakukan kajian investasi sistem online training di BRI. Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value digunakan untuk melakukan identifikasi manfaat bisnis yang akan diperoleh Perusahaan dari investasi sistem online training. Hasil identifikasi tersebut merupakan daftar manfaat bisnis yang relevan dan signifikan. Daftar manfaat bisnis tersebut selanjutnya akan digambarkan dalam causal loop diagram milik metode System Dynamic yang bertujuan untuk validasi manfaat bisnis yang teridentifikasi dan memodelkannya dalam hubungan sebab akibat. Selanjutnya dibuat stock and flow diagram yang bertujuan untuk menampilkan simulasi model dasar yang merepresentasikan perubahan dalam periode waktu karena adanya manfaat bisnis tersebut. Hasil dari tahapan ini merupakan manfaat bisnis relevan dan signifikan yang akan dikuantifikasi. Hasil tahap kuantifikasi berupa nilai total manfaat, akan dihitung sebagai pendapatan operasional dalam metode Economic Value Added (EVA). Kemudian pendapatan operasional akan dikurangi biaya operasional beserta pajak untuk memperoleh nilai pendapatan operasional setelah pajak (NOPAT). Selanjutnya, selisih antara nilai NOPAT dan biaya modal akan menjadi hasil akhir dari perhitungan EVA. Hasil perhitungan EVA bisa berupa positif, negatif, atau nol. Hasil inilah yang nantinya akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pihak pengambil keputusan untuk Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
24
memutuskan apakah proyek sistem online training ini berpotensi untuk dijalankan atau tidak. Untuk lebih jelasnya, penulis mencoba menggambarkan hubungan antara metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamic dan Economic Value Added melalui Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
25
3.2
Tahapan Penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut : Identifikasi Masalah Metode : Wawancara & Diskusi
Input : Data aktual & ekspektasi
Output : Rumusan masalah, fishbone diagram, pertanyaan penelitian
Mempelajari metode analisis yang akan digunakan Input : Penelitian sejenis, Output : Metode analisis yang Metode : Studi Literatur buku, jurnal, artikel terkait akan digunakan
Input : Data, laporan, dokumen teknis terkait untuk dianalisis
Input : Data dari tahapan sebelumnya
Melakukan pengumpulan data Metode : wawancara, diskusi, dan analisa dokumen
Output : Data yang akan dianalisis untuk identifikasi manfaat binsis investasi TI
Identifikasi manfaat bisnis investasi TI Metode : Wawancara , Ranti’s Output : Daftar manfaat bisnis Generic IS/IT Business Value terpilih
Pemodelan dinamis manfaat bisnis investasi TI Output : Hasil simulasi dan Input : Data hasil identifikasi Metode : System Thingking, daftar manfaat bisnis relevan manfaat bisnis terpilih System Dynamics & signifikan Kuantifikasi manfaat investasi TI Input : Manfaat bisnis relevan & signifikan yang terpilih
Metode : Matrik Kuantifikasi
Output : Nilai total manfaat
Melakukan analisa finansial terhadap investasi TI Metode : Economic Value Output : Nilai hasil kelayakan Input : Nilai total manfaat Added (EVA) finansial investasi
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian
1. Melakukan identifikasi masalah yang bertujuan untuk menyajikan data aktual dan ekspektasi dari investasi teknologi informasi (TI) di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta menganalisis permasalahan akibat adanya kesenjangan antara aktual dan ekspektasi. Identifikasi permasalahan dilakukan dengan wawancara dan diskusi dengan pihak yang sangat memahami proses bisnis pendidikan Pusdiklat BRI. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
26
2. Mempelajari metode analisis yang akan digunakan untuk membantu menganalisa investasi yang akan dilakukan pada BRI. Proses ini dilakukan dengan cara studi literatur dari teori terkait, baik dari buku, jurnal, internet, artikel, maupun dari karya akhir yang pernah ditulis sebelumnya. 3. Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk analisa investasi dengan melakukan wawancara, diskusi dan menganalisa dokumen yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat. 4. Melakukan identifikasi manfaat yang akan diperoleh perusahaan melalui investasi proyek ini dengan mewawancarai pihak terkait dan berpedoman pada Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value sebagai panduan pertanyaan. Hasil dari tahapan ini berupa daftar manfaat bisnis investasi terpilih. 5. Pemodelan dinamis manfaat bisnis investasi TI dilakukan menggunakan System Dinamics. Pada tahap ini akan dibuatkan causal loop diagram yang bertujuan untuk validasi manfaat bisnis yang teridentifikasi dan memodelkannya dalam hubungan sebab akibat. Selanjutnya dibuat stock and flow diagram untuk menampilkan simulasi model dasar yang merepresentasikan perubahan dalam periode waktu karena adanya manfaat bisnis tersebut. Hasil dari tahapan ini selain simulasi model dasar implementasi sistem ialah pengelompokan daftar manfaat bisnis relevan dan signifikan yang akan dikuantifikasi. 6. Melakukan kuantifikasi terhadap hasil yang diperoleh dari tahapan sebelumnya, ini bertujuan untuk mengetahui nilai total dari manfaat yang akan diperoleh dari investasi TI. Dalam tahapan ini menggunakan beberapa asumsi yang didukung oleh data hasil diskusi dan wawancara dengan pihak terkait di Pusdklat BRI. 7. Analisis dari sisi finansial dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) sehingga dapat diketahui nilai tambah ekonomis dari investasi ini bagi perusahaan. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
27
8. Kesimpulan dan saran, digunakan untuk membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 3.3
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara Proses ini bertujuan untuk memahami kondisi aktual saat ini dan rencana pengembangannya melaui investasi sistem online training. Wawancara dilakukan pada beberapa orang narasumber yang secara detil memahami proses bisnis sistem pendidikan dan pelatihan BRI. Dalam melakukan wawancara, penulis menggunakan Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value sebagai panduan yang membantu narasumber dalam mengenali dan mengidentifikasi potensi manfaat bisnis yang akan dihasilkan dari investasi sistem online training ini. 2. Analisa Dokumen Dokumen yang dianalisa merupakan dokumen internal Pusdiklat BRI yang berisikan tentang materi pelatihan per program beserta dokumen biaya pelatihan tersebut. Data yang terdapat pada dokumen biaya pelatihan ini selanjutnya akan digunakan pada tahap kuantifikasi manfaat bisnis. 3.4
Profil Bank Rakyat Indonesia
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) merupakan bank komersial tertua di Indonesia yang didirikan pada 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja mendirikan lembaga dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat. Pada tahun selanjutnya lembaga ini mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
28
Landbouw Credietbank atau Volksbank (1912). Pada tahun 1912 kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB) pada tahun 1934. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti menjadi Syomin Ginko (1942-1945) (BRI, 2011). Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional. Pada tahun 1960, Nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN). Dan berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, pada tanggal 18 Desember 1968 BRI secara resmi ditetapkan sebagai bank umum pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Pada tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perseroan Terbuka dan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia / BEI) dengan ticker “BBRI”. Saat ini, saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan di BEI. Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI selama 7 tahun berturut-turut mampu mempertahankan prestasinya sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. BRI fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan potensi pangsa pasar sebanyak 55,21 juta usaha UMKM. Dari jumlah tersebut, sekitar dua-pertiga belum terjangkau oleh layanan perbankan.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
29
BRI mengoperasikan jaringan kantor pelayanan terbesar di Indonesia. Sebanyak 7.975 unit kerja hadir melayani masyarakat hingga ke pelosok nusantara dan seluruhnya telah terhubung secara real-time online. BRI hadir dari Sabang hingga Merauke, dari desa hingga kota, dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern. BRI terus mengembangkan layanan e-channel. ATM bertambah dari 1.262 unit pada tahun 2007 menjadi 7.292 unit pada tahun 2011. Perkembangan echannel tersebut diikuti pula dengan penambahan fitur dari 155 fitur pada tahun 2007 menjadi 742 fitur pada tahun 2011. BRI memiliki basis nasabah terbesar di Indonesia, yaitu lebih dari 36 juta rekening nasabah hingga akhir tahun 2011, dengan simpanan masyarakat yang didominasi oleh dana murah. Pada tahun 2011, porsi dana murah terhadap dana pihak ketiga mencapai lebih dari 60%, dengan pertumbuhan tertinggi pada produk tabungan. Ditopang oleh SDM prima, sistem teknologi yang handal, jaringan kerja yang luas, basis nasabah yang besar, strategi bisnis yang tepat serta efisiensi yang terjaga, BRI berhasil menjaga profitabilitasnya. Laba bersih BRI pada 2011 tercatat sebesar Rp15,08 triliun atau meningkat 31,47% dari Rp11,47 triliun di tahun 2010 (BRI, 2011). 3.4.1 Divisi Pendidikan dan Pelatihan BRI Divisi Pendidikan dan Pelatihan merupakan suatu divisi yang memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia BRI. Saat ini BRI memiliki 7 unit kerja yang berfungsi sebagai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. 1 pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) yang berlokasi di Jakarta dan 6 sentra pendidikan (Sendik) yang masingmasing berlokasi di Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Sendik Padang adalah penyelenggara pendidikan untuk wilayah Sumatera, kecuali Sumatera Selatan dan Lampung, sendik Jakarta untuk Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
30
wilayah DKI, Sumatera Selatan dan Lampung, sendik Bandung untuk Jawa Barat, sendik Yogyakarta untuk DIY dan Jawa Tengah, sendik Surabaya untuk Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, serta sendik Makasar untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Adapun jenis pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh BRI saat ini diantaranya (BRI P. , 2011): 1. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Rekrutmen, terdiri dari: a. Pendidikan kaderisasi pimpinan Program Pengembangan Staff (PPS) b. Pelatihan Associate Auditor c. Pelatihan Residence Auditor d. Pelatihan Account Officer e. Pelatihan Funding Officer f. Pelatihan Front Liners 2. Pendidikan dan Pelatihan Aplikasi, bertujuan untuk meberikan penyegaran kembali bagi pegawai sesuai dengan tugas dan jabatan yang sedang dijalankannya, terdiri dari : a. Pelatihan untuk Pimpinan Cabang Pembantu b. Pelatihan untuk Pimpinan Cabang c. Pelatihan untuk Mantri d. Pelatihan untuk Kepala Unit 3. Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan, bertujuan membekali pegawai yang berpotensi untuk promosi ke jabatan yang lebih tinggi, terdiri dari : a. Pelatihan Management Development Program b. Pelatihan Supervisor Development Program c. Pelatihan Assistant Manager Development Program d. Pelatihan Assistant Vice President Development Program Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
31
e. Pelatihan Vice President Development Program 3.4.2 Struktur Organisasi Divisi Pendidikan dan Pelatihan BRI Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) dikepalai oleh seorang Kepala Divisi dan membawahi beberapa bagian beserta 6 sentra pendidikan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Struktur organisasi Pusdiklat dapat dilihat pada Gambar 3.3 (BRI P. , 2011). Instruktur Sendik : 1. Sendik Padang 2. Sendik Surabaya
4. Sendik Bandung 5. Sendik Jakarta
3. Sendik Yogyakarta
6. Sendik Makassar
Akademik Kadiv --------------
Operasional
Wakadiv
Seksi Pemasaran Jasa & Pelayanan
Keuangan Logistik E-Education
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Divisi Diklat BRI
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
32
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa studi kasus, identifikasi potensi manfaat dengan Rantis’s Generic IS/IT Business Value, pemodelan hubungan sebab akibat manfaat bisnis dengan System Dinamics, kuantifikasi manfaat bisnis, perhitungan total manfaat dan perhitungan nilai Economic Value Added (EVA) yang akan dijadikan sebagai acuan oleh pihak manajemen BRI untuk memutuskan apakah proyek sistem online training ini berpotensi untuk dijalankan atau tidak. 4.1
Analisa Studi Kasus
Berikut ini akan dijelaskan mengenai kondisi pendidikan dan pelatihan yang dijalankan BRI saat ini beserta rencana pengembangan kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan sistem online training. 4.1.1 Kondisi Pendidikan dan Pelatihan BRI BRI sebagai salah satu bank terbesar dan terkemuka di Indonesia menghadapi tantangan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan bagi sumber daya manusianya dengan berbagai macam program pendidikan dan pelatihan dimana tanggung jawab tersebut diemban oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sebagai pihak penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di BRI saat ini sebagian besar dilakukan secara konvensional melalui proses pembelajaran didalam kelas. Pemanfaatan teknologi secara maksimal merupakan salah satu langkah yang diupayakan untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraannya. Ini telah dimulai dengan penerapan sistem pelatihan berbasis e-learning pada tahun 2009 yang hingga saat ini telah berhasil mengkonversi beberapa materi pelatihan dari paper based ke modul digital multimedia yang interaktif berisikan teks, gambar, suara dan video. Modul digital interaktif ini telah Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
33
disebarkan pada beberapa kantor cabang dan unit BRI dalam bentuk compact disc (CD). Disamping itu, modul ini juga diletakkan pada sebuah aplikasi berbasis web sehingga peserta pelatihan dapat mengakses sistem e-learning tersebut. Deskripsi umum sistem pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan BRI saat ini dapat dilihat melalui Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Deskripsi Umum Sistem Pendidikan & Pelatihan BRI
Pada sistem pendidikan dan pelatihan konvensional, terdapat seorang instruktur yang memberikan materi didalam kelas. Sementara pada sistem pelatihan e-learning, pengampuh materi (course author) akan mengunggah materi yang akan diajarkan pada sistem e-learning untuk selanjutnya diolah dan
dipersiapakan
oleh pihak
Pusdiklat
(content
manager)
untuk
dipublikasikan. Setelah materi disesuaikan dengan format yang telah ditentukan, maka selanjutnya peserta pelatihan (learner) dapat mengunduh materi tersebut. Peserta yang dapat mengunduh materi akan diatur oleh Pihak Pusdiklat (training manager) sesuai penjadwalan materi pelatihan. 4.1.2 Rencana Pengembangan Sistem Online Training Dalam sistem pendidikannya, BRI mengklasifikasikan 6 tingkat pendidikan dengan tujuan akhir yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan itu diantaranya (Lampiran A): Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
34
1. C1, bertujuan untuk membuat peserta mampu memahami. 2. C2, bertujuan untuk membuat peserta mampu menguasai. 3. C3, berutujuan untuk membuat peserta mampu melakukan. 4. C4, bertujuan untuk membuat peserta mampu menganalisa. 5. C5, bertujuan untuk untuk membuat peserta mampu mensintesis. 6. C6, bertujuan untuk untuk membuat peserta mampu mengevaluasi. Pada realitanya saat ini, hanya tingkat pendidikan C1,C2, dan C3 yang dapat dipenuhi dengan sistem pelatihan berbasis e-learning. Namun untuk tingkat C4 dan C5, pendidikan berbasis e-learning tidak cukup representatif karena untuk membuat peserta pelatihan mampu menganalisa dan mensintesis secara benar diperlukan pelatihan yang lebih intensif dan komunikatif antara peserta pelatihan dan instrukturnya. Oleh karena itu, Divisi Diklat yang dimotori oleh tim e-education berupaya untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan TI dengan mengimplementasikan sistem online training agar tujuan akhir terhadap tingkat pendidikan C4 dan C5 dapat terpenuhi. Sementara untuk tingkat pendidikan C6 memang tidak akan mampu dijangkau sistem online training karena pelatihan pada tingkat pendidikan ini harus dilaksanakan secara rutin dan intensif melalui program in-house training selama beberapa bulan (contoh: program pengembangan staff). Perbandingan sistem pelatihan berbasis berbasis e-learning dan online training dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Perbandingan E-Learning dan Online Training
Aspek Tujuan Interaksi
E-Learning Membuat peserta pelatihan paham mengenai materi yang bersifat teoritis Satu arah, peserta hanya melihat layar komputer dan berusaha memahami materi pelatihan dengan membaca materi tersebut tanpa diiringi oleh Instruktur
Online Training Membuat peserta pelatihan mampu menerapkan materi yang lebih bersifat teoritis dan aplikatif Dua arah, peserta dapat berinteraksi langsung dengan instrukutur pelatihan melalui headset microphone yang digunakan sehingga jika ada kesulitan dapat langsung didiskusikan
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
35
Sistem online training ini akan menggantikan sebagian besar materi pelatihan yang sebelumnnya dilaksanakan di Pusdiklat dan Sendik menjadi pelatihan berbasis online seperti video conference atau aplikasi online meeting. Melalui komputer di unit kerja mereka, peserta pelatihan dapat berinteraksi langsung dengan instruktur layaknya pertemuan face to face. Instruktur pelatihan melalui layar komputernya juga dapat memantau langsung aktivitas peserta pelatihan yang ikut pada sesi tersebut. Beberapa jenis ujian nantinya juga akan dilaksanakan secara online, hal ini akan mengurangi resiko kecurangan pada pelaksanaan ujian dan pemeriksaan hasilnya. Untuk tahap awal implementasi sistem online training ini hanya akan menjangkau unit kerja setingkat Kantor Cabang. Namun ke depannya, sistem ini akan terus dikembangkan hingga menjangkau unit kerja setingkat Kantor Unit, Kantor Kas dan Teras BRI. Deskripsi umum mengenai rancangan pengembangan sistem online training dapat dilihat melalui Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Deskripsi Umum Sistem Online Training
Pada sistem pendidikan berbasis online training, terdapat instruktur yang akan menyampaikan materi layaknya pertemuan didalam kelas. Instrukutur tersebut mengakses aplikasi online training dan peserta pelatihan (learner) pada waktu yang bersamaan juga mengakses aplikasi online training tersebut untuk mengikuti pelatihan. Dengan adanya sistem online training ini akan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
36
terbentuk sistem pembelajaran yang lebih interaktif dan komunikatif karena instruktur dan peserta pelatihan dapat berinteraksi layaknya didalam kelas. 4.1.3 Analisa Biaya Sistem Online Training Berikut akan dijelaskan mengenai analisa biaya pembangunan dan biaya opersional sistem online training yang akan diimplementasikan oleh BRI. 4.1.3.1 Biaya Pembangunan Sistem Aplikasi untuk sistem pelatihan berbasis online ini nantinya akan tergabung dalam infrastruktur yang telah ada yakni pada application server yang telah dimiliki oleh BRI. Sementara itu, untuk aplikasi yang akan digunakan, BRI akan menggunakan web-based application untuk online training yakni Citrix Go to Training produksi perusahaan Citrix, USA. Dengan asumsi bahwa perangkat komputer instruktur di Jakarta dan peserta pelatihan di masingmasing unit kerja tidak diperhitungkan lagi karena saat ini semua perangkat tersebut telah tersedia di Pusdiklat dan unit kerja, perhitungan biaya pembangunan sistem online training dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Biaya Pembangunan Sistem Online Training (Sumber: citrix.com)
No 1 2 3
4
Komponen Biaya Software Citrix Go to Training Software Configure, Consulation & User Training Hardware Headset with Microphone - 1 Pusdiklat - 6 Sendik - 18 Kantor Wilayah - 431 Kantor Cabang Total Network Penambahan Kapasitas Bandwith Internet
Jumah
Satuan
Harga Satuan
Total Harga
1
Paket
$ 30.000
* Rp 276.000.000
1
Paket
$ 2.000
* Rp 18.400.000
10 300 900 4.310 5.520
Unit
Rp 125.000
Rp 690.000.000
50
Mbps
-
**Rp 198.000.000
Total Rp 1.182.400.000 Keterangan : * $1 = Rp 9.200 ** Biaya 50 Mbps/bulan = Rp 15.000.000 + PPN 10% (Sumber: biznetworks.com) Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
37
4.1.3.2 Biaya Operasional Sistem Biaya operasional sistem online training dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya Operasional Sistem Online Training (Sumber: citrix.com)
No 1 2 4
Komponen Biaya Software Dukungan teknis Citrix Go to Training Software Hardware Pemeliharaan Headset Network Sewa Layanan Internet
Jumlah 1
Satuan
Harga Satuan
Total Harga
Paket
$ 3.000
Rp 27.600.000
5.520
Unit
-
* Rp 69.000.000
50
Mbps
Total
**Rp 198.000.000 Rp 294.600.000
Keterangan : * Biaya pemeliharaan headset diasumsikan 10% dari biaya tahun sebelumnya ** Biaya 50 Mbps/bulan = Rp 15.000.000 + PPN 10% (Sumber: biznetworks.com)
4.2
Identifikasi Manfaat Bisnis
Bagian ini akan memaparkan proses identifikasi manfaat bisnis menggunakan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Hasil dari tahapan ini berupa daftar manfaat bisnis yang akan diperoleh BRI dengan mengimplementasikan sistem online training. Proses identifikasi dilakukan dengan mewawancarai pihak terkait yang memahami secara detil proses bisnis pada sistem pendidikan BRI menggunakan Tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value sebagai panduan. Dari hasil dari wawancara, diperoleh beberapa potensi manfaat bisnis dari investasi sistem online training, disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis
No 1
Kategori & Kode Relevan Signifikan Sub Kategori Katergori Mengurangi / menekan biaya (dari) 1. biaya telekomunikasi RCO-01 TIDAK
2. biaya perjalanan
RCO-02
YA
YA
Deskripsi Tidak ada relevansinya karena sistem online training tidak mempengaruhi biaya telekomunikasi. Dengan pelatihan yang bersifat konvensional, bri mengeluarkan biaya perjalanan yang besar dengan komposisi : Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
38
No
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
3. biaya operator
RCO-03
YA
4. biaya pertemuan
RCO-04
TIDAK
5. biaya kegagalan layanan
RCO-05
TIDAK
6. biaya distribusi
RCO-06
TIDAK
7. biaya pelatihan pegawai
RCO-07
YA
8. biaya pengembalian barang yang salah
RCO-08
TIDAK
9. biaya uang (bunga pinjaman)
RCO-09
TIDAK
TIDAK
YA
Deskripsi transportasi menuju pusdiklat, transportasi lokal, dan uang harian Dengan adanya sistem online training akan mengurangi beban kerja operator yang selama ini bertugas, namun tidak signifikan mengurangi jumlah operator yang berasal dari pihak bri sendiri dan pegawai outsourcing Sistem online training tidak mengurangi biaya pertemuan karena yang dimaksud dengan pertemuan karena oleh bri adalah rapat atau aktivitas lain diluar pelatihan. Sistem online training tidak mengurangi biaya kegagalan layanan Sistem online training tdak mengurangi biaya distribusi Sistem online training akan mereduksi biaya pelatihan pegawai. Sekitar Rp 429,25 miliar adalah angka yang dikeluarkan bri untuk pendidikan dan pelatihan pada tahun 2011 dengan komposisi: biaya akomodasi, transportasi dan biaya pendidikan. Tidak ada relevansinya karena sistem online training tidak mengurangi biaya pengemblian barang yang salah Tidak ada relevansinya karena sistem online training tidak mempengaruhi biaya Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
39
No
2
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
10. biaya cetak dokumen dan ATK
RCO-10
YA
YA
11. biaya langganan
RCO-11
TIDAK
12. biaya sewa ruangan
RCO-12
YA
YA
13. biaya sewa alat
RCO-13
YA
YA
14. biaya inventori / penyimpanan
RCO-14
YA
TIDAK
15.biaya kesalahan penelitian
RCO-15
TIDAK
Meningkatkan produktivitas (karena disebabkan oleh) 16. restrukturisasi IPR-01 YA TIDAK pembagian fungsi kerja
17. mempercepat penguasaan produk
IPR-02
YA
YA
Deskripsi bunga pinjaman. Sistem online training yang terkomputerisasi akan mengurangi penggunaan media cetak dan atk. Sistem online training justru meningkatkan biaya langganan internet Dengan berkurangnya tatap muka di kelas juga akan mengurangi frekwensi penyewaan ruangan diluar pusdiklat (jika pusdiklat fully booked oleh siswa pps). Pengurangan frekwensi penggunaan ruangan juga akan diikuti oleh penurunan frekwensi sewa peralatan untuk pelatihan. Sistem online training memang mengurangi biaya cetak dokumen dan atk, namun tidak signifikan mengurangi biaya inventori karena masih sangat banyak materi ajar yang di dokumentasikan dalam bentuk modul dan buku. Tidak ada relevansinya karena sistem online training tidak berhubungan dengan penelitian Sistem online training akan merestrukturisasi pelaksana kegiatan akademik, namun tidak mengubah secara signifikan Sistem online training akan mempercepat proses penguasaan produk berupa materi ajar karena peserta Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
40
No
3
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
18. kemudahan analisis
IPR-03
YA
19. meningkatkan kepuasan pelanggan
IPR-04
TIDAK
Mempercepat proses (dari) 20. proses produksi APR-01
YA
TIDAK
21. proses pengadaan barang
APR-02
TIDAK
22. proses pembuatan laporan
APR-03
YA
YA
23. proses persiapan data
APR-04
YA
YA
Deskripsi pelatihan akan diberikan metode pelatihan interaktif dan face to face seolah-olah berhadapan langsung dengan instruktur pelatihan melalui layar monitor. Dengan adanya sistem online training, analisa kemampuan peserta semakin cepat dilakukan karena beberapa jenis ujian akan dilaksanakan online dan pemeriksaan secara terkomputerisasi sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan dapat mengurangi lembur pegawai Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan peningkatan kepuasan pelanggan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan percepatan proses produksi Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan percepatan pengadaan barang Sistem online training akan mempercepat proses pembuatan laporan hasil ujian siswa karena adanya digitasi data. Sistem online training akan mempercepat proses persiapan data ujian karena adanya peralihan sistem ujian menjadi ujian Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
41
No
4
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
24. proses pemeriksaan permohonan
APR-05
TIDAK
25. proses pembayaran hutang/tagihan
APR-06
TIDAK
26. proses transaksi
APR-07
TIDAK
27. proses pengambilan keputusan
APR-08
YA
YA
Mengurangi resiko (dari) 28. kesalahan hitung RRI-01
TIDAK
29. piutang tak tertagih
RRI-02
TIDAK
30. kehilangan inventori
RRI-03
TIDAK
31. produk gagal
RRI-04
TIDAK
32. kehilangan data
RRI-05
YA
TIDAK
33. kesalahan data
RRI-06
YA
YA
Deskripsi terkomputerisasi Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan percepatan proses pemeriksaaan permohonan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan percepatan proses pembayaran tagihan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan percepatan transaksi Sistem online training mempercepat proses pengambilan keputusan pasca ujian program pelatihan karena adanya kemudahan analisis pada proses pemeriksaaan data ujian yang telah terdigitasi. Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kesalahan hitung Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan piutang tak tertagih Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kehilangan inventori Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan produk gagal sistem online training akan mengurangi resiko kehilangan data namun tidak signifikan Dengan beralih ke sistem komputerisasi dalam memeriksa hasil Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
42
No
5
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
34. jatuh tempo
RRI-07
TIDAK
35. kehilangan karyawan potensial
RRI-08
TIDAK
36. pemalsuan
RRI-09
TIDAK
37.Penipuan / kecurangan administrasi
RRI-10
YA
38. kesalahan pembayaran
RRI-11
TIDAK
39. kesalahan pengelolaan aset.
RRI-12
TIDAK
YA
Meningkatkan pendapatan (yang disebabkan oleh) 40. meningkatkan IRE-01 YA YA kapasitas bisnis 41. meningkatkan kualitas laporan
IRE-02
YA
42. meningkatkan kepercayaan pelanggan
IRE-03
TIDAK
43. memperluas segmentasi pasar
IRE-04
YA
YA
Deskripsi ujian akan mengurangi resiko kesalahan data Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan pengurangan resiko jatuh tempo Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kehilangan karyawan potensial Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan pemalsuan Sistem online training akan membantu mengurangi resiko kecurangan pada pelakasanaan ujian atau pemeriksaan ujian atau penipuan administrasi Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kesalahan pembayaran Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kesalahan pengelolaan aset. Perluasan segementasi pasar akan meningkatkan kapasitas bisnis BRI Sistem online training akan mempercepat proses pembuatan laporan tapi tidak signifikan meningkatan kualitasnya Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kepercayaan pelanggan Dengan adanya sistem online training akan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
43
No
Kategori & Sub Kategori
44. meningkatkan pendapatan lain-lain
6
7
8
Kode
Relevan Signifikan
mempercepat pemahaman produk sehingga keputusan bisnis dapat cepat diambil dalam usaha memperluas segementasi pasar Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan peningkatan pendapatan lain-lain
IRE-05
TIDAK
Meningkatkan keakuratan (dari) 45. tagihan IAC-01
TIDAK
46. analisis
IAC-02
YA
TIDAK
47. data
IAC-03
YA
YA
48. perencanaan
IAC-04
TIDAK
49. keputusan
IAC-05
TIDAK
Mempercepat cash-in (disebabkan karena) 50. mempercepat ACI-01 TIDAK pengiriman tagihan
Meningkatkan layanan eksternal (dari) 51. mengurangi IES-01 TIDAK pembatalan pesanan
Deskripsi
Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan keakuratan tagihan Sistem online training mempercepat proses analisis kemampuan peserta tapi tidak signifikan mempengaruhi keakuratan analisis Sistem online training mempercepat proses persiapan data kemampuan peserta dan akan mempengaruhi keakuratan data Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan keakuratan perencanaan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan keakuratan keputusan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan mempercepat pengiriman tagihan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
44
No
9
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
52. mengetahui masalah pelanggan
IES-02
TIDAK
53. penambahan cabang/layanan
IES-03
TIDAK
54. layanan pribadi
IES-04
TIDAK
55. kepuasan pelanggan
IES-05
TIDAK
Deskripsi mengurangi pembatalan pesanan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan mengetahui masalah pelanggan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan penambahan cabang/layanan Tidak ada relevansinya antar sistem online training dengan layanan pribadi Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan kepuasan pelanggan
Meningkatkan image (disebabkan oleh) 56. meningkatkan mutu IIM-01 TIDAK layanan
57. pemberian diskon
IIM-02
TIDAK
58. kepatuhan pada aturan
IIM-03
YA
TIDAK
59. menggunakan merk terkenal
IIM-04
YA
TIDAK
Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan meningkatkan mutu layanan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan pemberian diskon Sistem online training akan membantu meningkatkan kepatuhan siswa untuk mengikuti pelatihan karena diadakan di unit kerja masing-masing, namun tidak akan signifikan mengurangi tindak pelanggaran terhadap peraturan tersebut Sistem online training meingkatkan image perusahaan karena mengimplementasikan teknologi informasi pada sistem pelatihan pegawai namun tidak signifikan karena Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
45
No
Kategori & Sub Kategori
Kode
Relevan Signifikan
Deskripsi pelatihan berbasis online ini tidak untuk dipublikasikan kepada pihak umum
10
11
Meningkatkan kualitas (dari) 60. manajemen IQU-01 penyedia / pemasok
TIDAK
61. hasil kerja
IQU-02
YA
62. layanan
IQU-03
TIDAK
63. produk
IQU-04
TIDAK
TIDAK
Meningkatkan layanan internal (dari) 64. layanan bersama IIS-01 TIDAK
65. memenuhi hak & tanggung jawab staf
IIS-02
YA
TIDAK
66. layanan untuk karyawan
IIS-03
YA
TIDAK
Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan manajemen penyedia / pemasok Sistem online training membantu memudahkan analisis dan mempercepat kinerja pegawai namun belum signifikan meningkatkan kualitas hasil kerja mereka karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan meingkatkan kualitas layanan Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan meingkatkan kualitas produk Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan peningkatan layanan bersama Sistem online training akan semakin menyamaratakan hak seluruh pegawai untuk mendapatkan pelatihan, namun pada awal pengembangannya tidak akan terlalu berpengaruh signifikan Sistem online training akan meingkatkan layanan bagi karyawan dengan mendapatkan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
46
No
Kategori & Sub Kategori 67. penjadwalan dan materi pelatihan
12
13
Kode
IIS-04
Relevan Signifikan
YA
TIDAK
Meningkatkan keunggulan kompetitif (disebabkan oleh) 68. membentuk ICA-01 TIDAK kerjasama bisnis
69. mempercepat terbentuknya bisnis baru
ICA-02
TIDAK
70. biaya perpindahan pelanggan
ICA-03
TIDAK
Menghindari biaya (dari) 71. dana cadangan ACO-01
YA
YA
72. biaya pemeliharaan
ACO-02
YA
TIDAK
73. biaya kehilangan dan penundaan
ACO-03
YA
TIDAK
Deskripsi pelatihan secara berkala Jadwal dan materi pelatihan akan lebih baik dalam penyusunannya namun tidak signifikan meningkatkan kualitasnya Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan membentuk kerjasama bisnis Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan terbentuknya bisnis baru Tidak ada relevansinya antara sistem online training dengan biaya perpindahan pelanggan BRI menganggarkan 5% sebagai dana cadangan untuk setiap program pelatihan. Berkuranganya frekwensi penggunaan ruangan Pusdiklat akan membantu mengurangi biaya pemeliharaan ruangan dan alat namun tidak signifikan karena ruangan masih banyak digunakan untuk pendidikan siswa PPS yang dikarantina selama 6 bulan Berkurangnya frekwensi perjalanan, sewa ruangan, sewa tempat akan berpengaruh terhadap menurunnya biaya kehilangan peralatan pelatihan dan penundaan namun tidak signifikan Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
47
Melalui proses wawancara menggunakan Tabel Ranti’s Generic IS/IT Value diperoleh 28 sub kategori manfaat bisnis yang ada relevansinya dengan implementasi sistem online training dengan 16 diantaranya merupakan sub kategori yang berpotensi memberi manfaat secara signifikan. Daftar manfaat yang relevan dan signifikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Daftar Manfaat Bisnis Relevan dan Signifikan
Manfaat Bisnis
Kode
2. Mengurangi biaya perjalanan 7. Mengurangi biaya pelatihan pegawai 10. Mengurangi biaya cetak dokumen & ATK 12. Mengurangi biaya sewa ruangan 13. Mengurangi biaya sewa alat 17. Meningkatkan produktivitas karena percepatan pemahaman produk 18. Meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis 22. Mempercepat proses pembuatan laporan 23. Mempercepat proses persiapan data 27. Mempercepat proses pengambilan keputusan 33. Mengurangi resiko kesalahan data 37. Mengurangi resiko penipuan 40. Meningkatkan kapasitas bisnis 43. Meningkatkan segmentasi pasar 47. Meningkatkan keakuratan data 71. Menghindari dana cadangan
RCO-02 RCO-07 RCO-10 RCO-12 RCO-13
4.3
Potensi Manfaat Relevan Signifikan YA YA YA YA YA YA YA YA YA YA
IPR-02
YA
YA
IPR-03
YA
YA
APR-03 APR-04
YA YA
YA YA
APR-08
YA
YA
RRI-06 RRI-10 IRE-01 IRE-04 IAC-03 ACO-01
YA YA YA YA YA YA
YA YA YA YA YA YA
Pemodelan Dinamis Manfaat Bisnis Dalam System Dynamic
Manfaat bisnis relevan dan signifikan yang teridentifikasi adalah manfaat bisnis yang memiliki keterkaitan dan membentuk hubungan sebab akibat dengan manfaat bisnis lainnya. Oleh karena itu, dengan metode System Dynamic (SD) akan digambarkan model dinamis hubungan sebab akibat manfaat bisnis tersebut dalam tujuan mencapai efektivitas kinerja dan efisiensi biaya yang nantinya akan direpresentasikan dalam bentuk diagram dan simulasi model dasar. Dasar pemikiran metodologi SD adalah berpikir serba sistem atau Systems Thinking, yaitu berpikir dimana setiap masalah dipandang sebagai sebuah Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
48
sistem, yaitu keseluruhan interaksi antar unsur-unsur dari sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan (Trilestari, 2004). Tahap
pembuatan
model
dinamis
kedalam
metode
SD
dilakukan
menggunakan metodologi System Thinking yang penulis sesuaikan dengan studi kasus, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Berfikir dalam Terminologi Hubungan Sebab Akibat
Analisa Variabel
Analisa Keterkaitan dan Kausalitas
Pembuatan Model Dinamis
Gambar 4.3 Tahap Pembuatan Model Dinamis kedalam Sistem Dynamic
Penjelasan dari tahap pemodelan studi kasus kedalam SD pada Gambar 4.3 adalah sebagai berikut: 1. Berfikir dalam Terminologi Hubungan Sebab Akibat Bertujuan untuk memahami permasalahan yang telah diidentifikasi untuk ditranslasikan kedalam variabel yang saling terkait dalam upaya mencapai tujuan investasi dalam sebuah terminologi hubungan sebab akibat. Hal ini sangat penting karena cara berfikir sebab akibat adalah kunci dalam mengorganisir ide-ide dalam studi SD. Permasalahan yang dimaksud adalah kendala yang muncul dari penerapan sistem pendidikan konvensional yang berjalan saat ini dan telah dirangkum menjadi suatu rumusan permasalahan sehingga memunculkan ide untuk melakukan investasi sistem online training. Sementara tujuan investasi adalah meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. Varibel adalah elemenUniversitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
49
elemen yang terkait dalam aktivitas mencapai tujuan investasi dan menjadi solusi untuk mereduksi permasalahan. Terminologi hubungan sebab akibat dalam studi kasus ini dapat dilihat melalui Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Terminologi Hubungan Sebab Akibat Studi Kasus
2. Analisa Variabel Pada tahap ini akan ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat dalam upaya mencapai tujuan investasi melalui penerapan sistem online training. Varibel pada tahap pemodelan ini didefinisikan menjadi 2 jenis, yaitu: a. Variabel manfaat, merupakan manfaat bisnis relevan dan signifikan yang diperoleh dari hasil identifikasi menggunakan metode Ranti’s Generic IS/IT Value. Variabel manfaat merupakan variabel yang menjadi sebab atau mempengaruhi variabel lain. Variabel tersebut dapat dilihat melalui Tabel 4.6. Tabel 4.6 Daftar Variabel Manfaat
Manfaat Bisnis Dalam Tabel Ranti’s Generic
Kode
2. Mengurangi biaya perjalanan 7. Mengurangi biaya pelatihan pegawai 10. Mengurangi biaya cetak dokumen & ATK 12. Mengurangi biaya sewa ruangan 13. Mengurangi biaya sewa alat 17. Meningkatkan produktivitas karena percepatan pemahaman produk 18. Meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis 22. Mempercepat proses pembuatan laporan 23. Mempercepat proses persiapan data 27. Mempercepat proses pengambilan keputusan 33. Mengurangi resiko kesalahan data
RCO-02 RCO-07 RCO-10 RCO-12 RCO-13 IPR-02 IPR-03 APR-03 APR-04 APR-08 RRI-06 Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
50
Manfaat Bisnis Dalam Tabel Ranti’s Generic 37. Mengurangi resiko penipuan 40. Meningkatkan kapasitas bisnis 43. Meningkatkan segmentasi pasar 47. Meningkatkan keakuratan data 71. Menghindari dana cadangan
Kode RRI-10 IRE-01 IRE-04 IAC-03 ACO-01
b. Variabel tujuan, merupakan hal yang ingin dicapai dari investasi ini yakni efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. Variabel manfaat merupakan variabel yang menjadi akibat atau dipengaruhi karena adanya variabel lain, namun tidak menutup kemungkinan jika variabel ini juga mempengaruhi variabel lainnya. 3. Analisa Keterkaitan dan Kausalitas Bertujuan untuk mengindikasi keterkaitan antara variabel dalam hubungan sebab akibat (kausalitas). Secara umum terdapat 2 jenis tanda dalam hubungan keterkaitan antar variabel yakni positif (+) dan negatif (-). Tanda ini yang menginisialisasikan pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya hubungan variabel tersebut. Sementara itu, dalam hubungan sebab akibat (kausalitas) juga dibagi menjadi 2 jenis yakni: a. Positif (+) dan Positif (+) atau Negatif (-) dan Negatif (-), yaitu jika penyebab naik, akibat akan naik (pertumbuhan, penguatan), jika penyebab turun, akibat akan turun. Contoh:
b. Positif (+) dan Negatif (-) atau Negatif (-) dan Positif (+), yaitu jika penyebab naik, akibat akan turun, jika penyebab turun, akibat akan naik. Contoh:
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
51
Proses analisa keterkaitan dan kausalitas ini murni menggunakan logika penulis yang disesuaikan dengan kondisi aktual studi kasus. Secara keseluruhan, proses analisa keterkaitan dan kausalitas antar variabel dapat dilihat melalui Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Proses Analisa Keterkaitan dan Kausalitas Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
52
Dari proses analisa keterkaitan dan kausalitas pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat 2 variabel manfaat yang memiliki peran dominan mempengaruhi variabel manfaat
lain (disebut
variabel manfaat
pendukung) yakni: pengurangan biaya pelatihan dan kemudahan analisis (disebut variabel manfaat utama). Sementara itu akibat yang ditimbulkan jika 2 tujuan investasi yang digambarkan dalam variabel tujuan (efektivitas kinerja dan efisiensi biaya) tercapai adalah munculnya 1 variabel manfaat yang nantinya akan membawa potensi lain bagi BRI yakni memperluas segmentasi pasar. 4. Pembuatan Model Dinamis, merupakan tahap akhir dari penerapan metode SD pada penelitian ini. Pembangunan model dinamis ini bertujuan untuk melihat secara keseluruhan hubungan sebab akibat dari seluruh variabel yang telah dianalisa keterkaitan dan kausalitasnya kedalam diagram milik metode SD. Diagram yang akan dibuat pada tahap ini adalah: a. Causal loop diagram (CLD) yang berfungsi untuk menggambarkan interaksi seluruh variabel dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai tujuan investasi. Penulis menggunakan analogi sendiri yang disesuaikan dengan studi kasus penelitian dalam proses pembuatan CLD. Proses pembuatan dimulai dari menggambarkan variabel tujuan, dilanjutkan variabel manfaat utama yang diketahui sangat berperan mempengaruhi variabel tujuan dan proses terakhir menggambarkan variabel manfaat pendukung yang dipengaruhi variabel manfaat utama. b. Stock and flow diagram (SFD) yang berfungsi untuk mensimulasikan model dasar yang menggambarkan perubahan yang terjadi akibat adanya variabel yang teridentifikasi. Untuk membuat SFD, dari CLD yang telah dibuat selanjutnya dianalisa variabel yang akan menjadi Stock dan variabel yang akan menjadi Flow. Pada studi kasus ini, variabel tujuan yakni efektivitas kinerja dan efisiensi biaya akan dianggap sebagai stock karena kondisinya dipengaruhi oleh variabel manfaat utama yaitu penguranan biaya pelatihan dan kemudahan analisis yang akan dianggap sebagai flow. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
53
4.3.1 Causal Loop Diagram Sistem Online Training Causal loop diagram (CLD) berfungsi untuk memodelkan hubungan sebab akibat manfaat bisnis (variabel manfaat dan varibel tujuan) yang teridentifikasi. CLD sistem online training dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Causal Loop Diagram Sistem Online Training
Berikut ini uraian proses causal loop diagram pada Gambar 4.6: Bagi pihak BRI, pengurangan biaya pelatihan pegawai akan membantu mengurangi → biaya perjalanan, biaya cetak dokumen dan ATK, biaya sewa ruangan, biaya sewa alat, dana cadangan. Bagi pegawai Pusdiklat, sistem online training akan memberikan → kemudahan analisis kemampuan peserta pelatihan karena data ujian telah tersedia dalam bentuk digital sehingga mempercepat → proses persiapan datah, mudah untuk diolah secara komputerisasi sehingga mempercepat → Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
54
proses pembuatan laporan. Manfaat bisnis kemudahan analisis juga membantu meningkatkan → keakuratan data laporan, membantu mengurangi resiko akibat → kesalahan data dalam pemeriksaan serta mengurangi resiko → penipuan karena pelaksanaan dan pemeriksaan ujian telah diubah menjadi online dan terkomputerisasi. Bagi peserta pelatihan, kemudahan analisis juga membantu dalam → mempercepat
penguasaan
produk
atau
materi
pelatihan
sehingga
mempercepat → proses pengambilan keputusan dalam usaha → memperluas segmentasi pasar yang akhirnya dapat → meningkatkan kapasitas bisnis. Seiring dengan meningkatnya kemudahan analisis maka akan meningkatkan → efektivitas kinerja pegawai Pusdiklat dan pegawai yang menjadi peserta pelatihan. Sementara itu, dengan berkurangnya biaya pelatihan pegawai maka akan mempengaruhi tingkat → efisiensi biaya untuk pendidikan BRI. Efektivitas kinerja yang meningkat akan berdampak pada → efisiensi biaya. Efektivitas kinerja dan efisiensi biaya adalah variabel yang mempengaruhi kegiatan → perluasan segmentasi pasar. 4.3.2 Stock and Flow Diagram Sistem Online Training Stock (disebut juga dengan level) menggambarkan kondisi sistem pada suatu waktu. Flow menaikkan dan menurunkan stock pada setiap waktu. Stock and flow diagram (SFD) berfungsi untuk menggambarkan simulasi model dasar yang merepresentasikan perubahan yang ditimbulkan oleh manfaat bisnis (variabel manfaat dan varibel tujuan) yang sebelumnya telah digambarkan melalui causal loop diagram. Biaya pelatihan pegawai adalah variabel yang berperan sebagai flow karena sangat mempengaruhi tingkat efisiensi biaya. Kemudahan analisis juga menjadi variabel yang berperan sebagai flow karena sangat mempengaruhi tingkat efektivitas kinerja. Ketersediaan modul online training adalah flow yang saling mempengaruhi tingkat efisiensi biaya dan efektivitas kinerja.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
55
Untuk lebih jelasnya, SFD sistem online training dapat dilihat melalui Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Stock and Flow Diagram Sistem Online Training
4.3.3 Hasil Simulasi Model Dasar Sistem Online Training Simulasi model dasar diperlukan untuk mengetahui perilaku sistem dalam periode waktu tertentu dalam mencapai tujuan investasi yaitu efisiensi biaya dan efektivitas kinerja. Pada penelitian ini, akan disimulasikan model dasar dari implementasi sistem online training dalam periode 5 tahun menggunakan data sampel. Dalam perhitungan target efisiensi dan efektivitas, penulis menggunakan asumsi yang nilainya berasal dari data materi pendidikan yang terdapat pada Lampiran B. Grafik hasil simulasi untuk efisiensi biaya dapat dilihat melalui Gambar 4.8.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
56
1000 1000
waktu (tahun)
900
biaya pelatihan sebelum OT (juta)
800 700
500
600
500
modul OT (program) biaya pelatihan sesudah OT (juta)
506.25
500 250 250
500 400 300
100
150
efisiensi biaya (juta)
337.5 225 125 125 250 62.5 62.5
200
31.25 31.25
125
100
62.5
1
2
0 1
2
3 3
4
efisiensi biaya (juta) biaya pelatihan sesudah OT… modul OT (program)
biaya pelatihan sebelum …
5
waktu (tahun) 4
5
Gambar 4.8 Grafik Simulasi Efisiensi Biaya
Gambar 4.8 memperlihatkan contoh efisiensi biaya pelatihan pegawai untuk pendidikan Program Rekrutmen AO Sales Konsumer dalam kurun waktu 5 tahun sejak dimulainya implementasi sistem online training dengan target efisiensi biaya sebesar 50% per tahun yang berasal dari perhitungan: = Total materi program yang akan dikonversi sistem online training / Total materi program = 10 materi / 20 materi X 100 (Lampiran B) = 50% Matrik perhitungan efisiensi biaya adalah: = Total biaya pelatihan sebelum online training X Target efisiensi biaya. Grafik hasil simulasi untuk efektivitas kinerja dapat dilihat pada Gambar 4.9. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
57
600 500
400 300 200 100 0
waktu (tahun)
Series1
1
pemeriksaan ujian sebelum OT 600
modul OT (program) 100
pemeriksaan ujian sesudah OT 300
efektivitas kinerja
Series2
2
300
150
150
150
Series3
3
150
225
75
75
Series4
4
75
337.5
37.5
37.5
Series5
5
37.5
506.25
18.75
18.75
300
Gambar 4.9 Grafik Simulasi Efektivitas Kinerja
Gambar 4.9 memperlihatkan contoh efektivitas kinerja pegawai pusdiklat dalam melakukan pemeriksaan ujian pada kurun waktu 5 tahun sejak dimulainya implementasi sistem online training dengan target efektivitas kinerja sebesar 50% per tahun (contoh: Program Rekrutmen AO Sales Konsumer) yang berasal dari perhitungan: = Total materi program yang akan dikonversi sistem online training / Total materi program = 10 materi / 20 materi X 100 (Lampiran B) = 50% Matrik perhitungan efektivitas kinerja adalah: = Total pemeriksaan ujian sebelum online training X Target efektivitas kinerja.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
58
Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa sistem online training berpotensi meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas kinerja melalui reduksi biaya pelatihan dan peningkatan produktivitas pegawai melalui kemudahan analisis. 4.3.4 Hasil Pemodelan Manfaat Bisnis Dalam System Dynamic Tahap analisa hubungan sebab akibat, validasi manfaat bisnis, serta simulasi model dasar yang telah dilakukan membantu penulis dalam mengelompokan manfaat bisnis dan menentukan manfaat bisnis yang akan dikuantifikasi. Pengelompokan dan penentuan ini berdasarkan pada peranan manfaat bisnis dalam mempengaruhi pencapaian efektivitas kinerja dan efisiensi biaya, dalam hal ini 3 manfaat bisnis tersebut adalah pengurangan biaya pelatihan pegawai, meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis dan meningkatkan pendapatan melalui perluasan segmentasi pasar. Selanjutnya, 3 manfaat bisnis ini akan dijadikan induk dari manfaat bisnis dengan potensi sejenis yang akan dikuantifikasi. Untuk lebih jelasnya, hasil pengelompokan manfaat bisnis tersebut dapat dilihat melalui Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Pengelompokan Manfaat Bisnis
No 1
Manfaat Mengurangi biaya pelatihan pegawai (RCO-07)
2
Meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis (IPR-03)
3.
Meningkatkan pendapatan dengan perluasan segmentasi pasar (IRE-01)
Manfaat Terkait Mengurangi biaya perjalanan (RCO-02), Mengurangi biaya cetak dokumen dan ATK (RCO-10), Mengurangi biaya sewa ruangan (RCO-12), Mengurangi biaya sewa alat (RCO-13), Menghindari dana cadangan (ACO-01) Meningkatkan produktivitas karena percepatan penguasaan produk (IPR-02) Mempercepat proses pembuatan laporan (APR-03), Mempercepat proses persiapan data (APR-04), Mempercepat proses pengambilan keputusan (APR-08) Mengurangi resiko kesalahan data (RRI-06) Mengurangi resiko penipuan (RRI-10) Meningkatkan keakuratan data (IAC-03) Meningkatkan kapasitas bisnis (IRE-04)
Berikut penjelasan hasil pengelompokan manfaat bisnis pada Tabel 4.7: Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
59
1. Sub kategori mengurangi biaya perjalanan, biaya cetak dokumen dan ATK, biaya sewa ruangan, biaya sewa peralatan, menghindari dana cadangan tidak perlu dikuantifikasi secara terperinci karena oleh pihak Pusdiklat BRI semua komponen biaya tersebut tergabung dalam 1 variabel biaya, yakni biaya pelatihan pegawai. 2. Sub kategori meningkatkan produktivitas karena percepatan penguasaan produk, mempercepat proses pembuatan laporan, mempercepat proses persiapan data, mempercepat proses pengambilan keputusan, mengurangi resiko kesalahan data, mengurangi resiko penipuan dan meningkatkan keakuratan data seluruhnya memiliki potensi manfaat bisnis yang sama sehingga akan diwakili oleh sub kategori meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis dalam tahap kuantifikasi. 3. Sub kategori meningkatkan kapasitas bisnis memiliki potensi manfaat bisnis yang sama dengan perluasan segmentasi pasar sehingga akan diwakili oleh sub kategori meningkatkan pendapatan melalui perluasan segmentasi pasar. Namun untuk sub kategori tidak dikuantifikasi, hanya pembuatan matrik kuantifikasi karena keterbatasan data yang diperoleh. 4.4
Kuantifikasi Manfaat Bisnis TI
Selanjutnya akan dijelaskan proses kuantifikasi manfaat bisnis yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar nilai manfaat dalam bentuk uang yang akan diperoleh BRI dengan mengimplementasikan sistem online training. Manfaat bisnis akan dikuantifikasi menggunakan data yang diperoleh melalui proses wawancara (Lampiran A) dan laporan keuangan Pusdiklat (Lampiran B) serta menggunakan beberapa asumsi sebagai variabel perhitungannya. 4.4.1 Sub Kategori Pengurangan Biaya Pelatihan Pegawai (RCO-07) Penerapan sistem online training akan mengganti pertemuan tatap muka yang selama ini dilaksanakan pada Pusdiklat menjadi pertemuan layaknya video conference. Peserta pelatihan akan dapat berkomunikasi langsung secara audio visual dengan Instruktur yang menjadi pemateri melalui media internet Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
60
dan layar komputer. Oleh karena itu, durasi pelatihan yang selama ini memakan waktu yang cukup lama kini dapat dikurangi sehingga bisa dialokasikan ke pendalaman materi khusus yang memang memerlukan tatap muka khusus antara peserta pelatihan dan Instruktur agar lebih efektif. Kuantifikasi manfaat bisnis penghematan biaya pelatihan pegawai akan dijabarkan menurut jenis pendidikan yang saat ini diterapkan oleh Pusdiklat BRI yakni pendidikan jenis rekrutmen, aplikasi dan pengembangan. Data yang digunakan dalam perhitungan ini merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dan laporan keuangan pusdiklat BRI (Lampiran A dan B). Komposisi biaya pelatihan pegawai BRI saat ini terdiri dari: 1. Biaya Akomodasi, terdiri dari: a. Peserta: penginapan (twin sharing), makan siang & snack, laundry b. Pengajar: penginapan, makan siang & snack c. Dana cadangan 5% dari total nilai biaya akomodasi. 2. Biaya Transportasi, terdiri dari: a. Peserta: Transport menuju Pusdiklat (seluruh indonesia), transportasi lokal, dan uang harian. b. Pengajar: Transport menuju Pusdiklat (seluruh indonesia), transportasi lokal dan uang harian (jika pengajar berasal dari luar kota). c. Dana cadangan 5% dari total biaya transportasi. 3. Biaya Pendidikan, terdiri dari : a. Peserta: Uang saku, fotokopi, ATK b. Pengajar: Honor pengajar c. Pengawas Ujian: Honor pengawas ujian Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
61
d. Sewa Ruangan e. Sewa Peralatan f. Biaya Rekreasi g. Dana cadangan 5% dari total biaya pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, 3 komponen biaya pelatihan tersebut oleh pihak Pusdiklat BRI telah digabungkan dalam 1 variabel biaya yaitu biaya pelatihan pegawai, sehingga pada proses kuantifikasi penghematan biaya hanya akan terfokus pada sub kategori biaya pelatihan pegawai. Berikut adalah penjelasan kuantifikasi untuk 3 jenis pendidikan di BRI: 1. Pendidikan Rekrutmen (Contoh: Program Pelatihan Rekrutmen AO Sales Konsumer) Proses Bisnis dan Asumsi: a. Terdapat 6 program pelatihan pada jenis pendidikan rekrutmen, namun hanya 5 program pelatihan yang bisa menggunakan online training karena program pengembangan staff (PPS) menggunakan sistem intensive in-house training selama 6 bulan. b. Biaya pelatihan rata-rata per peserta dan per hari adalah Rp 928.796. c. Durasi pelatihan rata-rata per program adalah 15 hari. d. Terdapat 10 angkatan dalam 1 tahun. e. 1 angkatan rata-rata terdiri dari 60 peserta. f. Target pengurangan tatap muka 50%. Angka ini diperoleh dari perhitungan:
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
62
= Total materi program yang akan dikonversi sistem online training / Total materi program = 10 materi / 20 materi X 100 = 50% Matrik kuantifikasi pengurangan biaya program pendidikan rekrutmen : = (Biaya pelatihan per peserta per hari X Durasi pelatihan X Jumlah peserta per angkatan X Jumlah angkatan per tahun X Target Pengurangan) X Jumlah program pelatihan = (Rp 928.796 X 15 X 10 X 60 X 50%) X 5 = Rp 20.897.910.000 2. Pendidikan Aplikasi (Contoh : Pelatihan Program Aplikasi AO Komersil) Proses Bisnis dan Asumsi: a. Terdapat 4 program pelatihan pada jenis pendidikan aplikasi b. Biaya pelatihan rata-rata per peserta dan per hari adalah Rp 1.836.400 c. Durasi pelatihan rata-rata per program adalah 5 hari. d. Terdapat 10 angkatan dalam 1 tahun. e. 1 angkatan rata-rata terdiri dari 50 peserta. f. Target pengurangan tatap muka 75%. Angka ini diperoleh dari perhitungan: = Total materi program yang akan dikonversi sistem online training / Total materi program
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
63
= 7 materi / 9 materi X 100 = 75% (pembulatan) Matrik kuantifikasi pengurangan biaya untuk program pendidikan aplikasi: = (Biaya pelatihan per peserta per hari X Durasi pelatihan X Jumlah peserta per angkatan X Jumlah angkatan per tahun X Target Pengurangan) X Jumlah program pelatihan = (Rp 1.836.400 X 5 X 50 X 10 X 75%) X 4 = Rp 13.773.000.000 3. Pendidikan Pengembangan (Contoh : Pelatihan Program Pembekalan AO Konsumer Adhoc) Proses Bisnis dan Asumsi: a. Terdapat 5 program pelatihan pada jenis pendidikan pengembangan. b. Biaya pelatihan rata-rata per peserta dan per hari adalah Rp 714.352. c. Durasi pelatihan rata-rata per program adalah 3 hari. d. Terdapat 10 angkatan dalam 1 tahun. e. 1 angkatan rata-rata terdiri dari 50 peserta. f. Target pengurangan tatap muka 80%. Angka ini diperoleh dari perhitungan: = Total materi program yang akan dikonversi sistem online training / Total materi program = 5 materi / 6 materi X 100 = 80% (pembulatan) Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
64
Matrik kuantifikasi pengurangan biaya untuk program pendidikan pengembangan: = (Biaya pelatihan per orang per hari X Durasi pelatihan X Jumlah peserta per angkatan X Jumlah angkatan per tahun X Target Pengurangan) X Jumlah program pelatihan = (Rp 714.352 X 3 X 50 X 10 X 80%) X 5 = Rp 4.286.112.000 Total manfaat pengurangan biaya sub kategori pelatihan pegawai diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: = Manfaat Biaya Pendidikan Rekrutmen + Manfaat Biaya Pendidikan Aplikasi + Manfaat Biaya Pendidikan Pengembangan = Rp 20.897.910.000 + Rp 13.773.000.000+ Rp 4.286.112.000 = Rp 38.957.022.000 4.4.2 Sub Kategori Meningkatkan Produktivitas Karena Kemudahan Analisis (IPR-03) Pada sistem ujian konvensional yang berjalan selama ini, ada ujian yang jenisnya teori (tulisan), presentasi, maupun praktek (business games). Peralihan sistem menjadi online ini akan memberi kemudahan dalam menganalisis ujian teori peserta pelatihan karena pengumpulan, pemeriksaan dan pembuatan laporan hasil ujian dilakukan dengan terkomputerisasi. Untuk ujian teori, pegawai Pusdiklat kerap melakukan lembur pada hari sabtu atau minggu untuk memeriksa ujian tersebut. Sistem online training diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas pegawai Pusdiklat agar dapat menyelesaikan pekerjaan pemeriksaaan ujian tepat waktu tanpa harus lembur. Dengan frekwensi lembur yang berkurang akan berdampak pada menurunnya pengeluaran Perusahaan untuk komponen biaya lembur karyawan. Selain itu, dengan peralihan sistem ini diharapkan juga dapat meningkatkan akurasi data Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
65
laporan, akurasi analisis, serta menghindari resiko kehilangan data, kesalahan data dan penipuan dalam pelaksanaan ujian. Kuantifikasi manfaat bisnis kemudahan analisis akan dijelaskan sebagai berikut: Proses Bisnis dan Asumsi (Sumber: Wawancara pada Lampiran A): a. Setiap program rata-rata melaksanakan 1 kali ujian teori. b. Pemeriksaaan ujian dilakukan oleh pegawai bidang akademik yang saat ini berjumlah 8 orang. c. Dalam 1 bulan rata-rata pegawai bidang akademik melaksanakan lembur selama 2 hari dengan durasi jam kerja normal 8 jam/hari. d. Staff bidang akademik adalah pegawai dengan Grade 3 dengan upah lembur sebesar Rp 50.000 per jam untuk 8 jam pertama. Matrik kuantifikasi pengurangan biaya pemeriksaan ujian adalah: = (Biaya lembur per jam X Jam lembur per hari) X Frekwensi hari lembur per bulan X Jumlah staff pemeriksa ujian X 12 bulan = (Rp 50.000 X 8) X 2 X 8 X 12 = Rp 76.800.000 Jadi, total manfaat dari sub kategori meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis adalah sebesar Rp 76.800.000. 4.4.3 Sub Kategori Meningkatkan Pendapatan Melalui Perluasan Segmentasi Pasar (IRE-01) Manfaat sistem online training tidak hanya dirasakan oleh BRI dan pegawai Pusdiklat, tapi juga bagi pegawai yang menjadi peserta pelatihan. Sistem online training akan membantu peserta pelatihan mempercepat proses pemahaman dan penguasaan produk yang mereka sedang pelajari yakni berupa materi pelatihan karena materi tersebut menjadi dibuat lebih interaktif, Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
66
berbasis online dan multimedia serta menciptakan antusias dan suasana baru dalam belajar. Produktivitas pegawai yang menjadi peserta akan lebih meningkat karena jam kerjanya menjadi efektif untuk memaksimalkan penetrasi pasar sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan melalui peningkatan kapasitas bisnis BRI sendiri. Untuk manfaat bisnis meningkatkan pendapatan melalui perluasan segmentasi pasar (IRE-01) ini tidak dikuantifikasi karena keterbatasan data yang dimiliki oleh Pusdiklat, data untuk kategori ini hanya bisa didapatkan pada Divisi Operasional BRI. Namun penulis akan mencoba membuat matrik sebagai acuan perhitungan manfaat bisnis sub kategori ini berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak Pusdiklat. Proses Bisnis dan Asumsi (Sumber: Wawancara pada Lampiran A): a. Pada 1 unit kerja terdapat beberapa orang Account Officer (AO) yang bertugas mencari kreditur. b. Target untuk masing-masing AO per tahun berbeda sesuai unit kerja dan grade AO itu sendiri. Matrik kuantifikasi perluasan segmentasi pasar adalah: = Target pendapatan 1 orang AO per tahun X Jumlah AO X Peningkatan efektivitas kinerja dengan online training (%) 4.4.4 Perhitungan Nilai Total Manfaat Dari kuantifikasi manfaat bisnis yang telah dilakukan, diperoleh nilai manfaat dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 4.8: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Total Manfaat
No 1 2
Manfaat Bisnis Mengurangi biaya pelatihan pegawai Meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis Nilai Total Manfaat
Nilai Manfaat Bisnis Rp 38.957.022.000 Rp 76.800.000 Rp 39.033.822.000
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
67
Setelah diperoleh nilai total manfaat, maka selanjutnya nilai tersebut akan dimasukkan kedalam perhitungan finansial menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk dianggap sebagai pendapatan operasional setelah implementasi sistem. Nilai manfaat binsis yang dianggap sebagai pendapatan operasional adalah yang hasil kuantifikasinya signifikan. Batas nilai signifikan pada proyek ini dihitung menggunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC), yakni sebesar: Rp 1.182.400.000 * 8% = Rp 94.592.000. Jadi nilai manfaat meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis yang diperoleh sebesar Rp 76.800.000 tidak diperhitungkan kedalam EVA karena berada dibawah batas signifikan. 4.5
Analisa Finansial Investasi TI
Perhitungan nilai finansial pada penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA). EVA merupakan metode yang digunakan untuk mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan dalam melakukan sebuah investasi. Berikut rincian perhitungannya: 1. Perhitungan Nilai NOPAT a. Menghitung Earning Before Interest & Tax (EBIT) Pendapatan Operasional – Biaya Operasional = Rp 38.957.022.000 - Rp 294.600.000 = Rp 38.662.422.000 b. EBIT dikurangi dengan Cash Operating Taxes EBIT – Pajak = Rp 38.662.422.000 - Rp 9.278.981.280 (24%) = Rp 29.383.440.720 Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
68
2. Perhitungan Capital Charge Invested Capital * WACC = Rp 1.182.400.000 * 8% = Rp 94.592.000 3. Perhitungan EVA NOPAT - Capital Charge = Rp 29.383.440.720- Rp 94.592.000 = Rp 29.288.848.720 Jadi, Nilai EVA sistem online training ini adalah sebesar Rp 29.288.848.720
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan. 5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem online training berpotensi memberikan manfaat dari sisi bisnis dan finansial bagi BRI dengan meningkatkan efisiensi biaya serta efektivitas kinerja melalui reduksi biaya pelatihan, peningkatan produktivitas pegawai melalui kemudahan analisis dan peningkatan pendapatan melalui perluasan segmentasi pasar dengan total nilai manfaat sebesar Rp 39.033.822.000. 2. Sistem online training berpotensi untuk menghemat biaya pelatihan pegawai (RCO-07), dimana biaya pelatihan pegawai tersebut telah termasuk dengan biaya perjalanan (RCO-02), biaya cetak dokumen dan ATK (RCO-10), biaya sewa ruangan (RCO-12), biaya sewa peralatan (RCO-13), menghindari dana cadangan (ACO-01) dengan total manfaat yang diperoleh sebesar Rp 38.662.422.000. 3. Manfaat yang teridentifikasi lainnya adalah meningkatkan produktivitas seperti percepatan penguasaan produk (IPR-02), kemudahan analisis (IPR03), mempercepat proses pembuatan laporan (APR-03), mempercepat proes persiapan data (APR-04), mempercepat proses pengambilan keputusan (APR-08), mengurangi resiko kesalahan data (RRI-06), mengurangi resiko penipuan (RRI-10) dan meningkatkan keakuratan data (IAC-03) dengan nilai total manfaat sebesar Rp 76.800.000. Manfaat bisnis ini tidak diperhitungakan kedalam perhitungan Economic Value Added (EVA) karena berada dibawah nilai batas signifikan proyek.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
70
4. Sistem online training juga diidentifikasi dapat meningkatkan pendapatan melalui perluasan segmentasi pasar (IRE-01) dan perluasan kapasitas bisnis (IRE-04), tapi tidak dikuantifikasi karena keterbatasan data yang dimiliki oleh Pusdiklat BRI. 5. Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengidentifikasi manfaat bisnis yang diperoleh dari suatu investasi teknologi informasi (TI). Metode System Dynamics berfungsi untuk validasi dan simulasi manfaat bisnis relevan dan signifikan dari hasil identifikasi sebelumnya karena memiliki hubungan sebab akibat dan dimodelkan menggunakan causal loop diagram dan stock and flow diagram. Sementara itu, metode EVA yang merupakan metode finansial murni yang dapat digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh nilai tambah finansial dari suatu investasi TI. 6. Melalui perhitungan dengan metode EVA, diperolah nilai total manfaat finansial sebesar Rp 29.288.848.720. Jadi dengan positifnya nilai finansial EVA, dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem online training mampu memberikan pertambahan nilai ekonomis bagi BRI. 5.2
Saran
Berikut beberapa saran penulis untuk penelitian selanjutnya: 1. Sebelum melangkah ke tahap kuantifikasi sebaiknya dilakukan proses analisa keterkatian dan hubungan sebab akibat (kausalitas) manfaat bisnis yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Ini berguna untuk mevalidasi
manfaat
bisnis
yang
teridentifikasi
dalam
hubungan
kasualitasnya dan menghindari kuantifikasi potensi manfaat bisnis yang sama. Pada penelitian ini penulis menggunakan Causal Loop Diagram dari System Dynamics dan Stock and Flow Diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan keterkaitan sub kategori manfaat tersebut. 2. Pemodelan simulasi menggunakan skenario kebijakan dalam System Dynamics adalah hal yang dapat dilakukan pada penelitian berikutnya. Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
71
Dengan melakukan simulasi beserta skenario kebijakan ini organisasi dapat melihat kebijakan yang paling tepat untuk dijalankan dan diambil selanjutnya. 3. Perlunya dilakukan kajian pasca-investasi untuk mengetahui apakah manfaat yang telah diperhitungakan pada kajian pra-investasi memang sepenuhnya diperoleh atau tidak sesuai dengan perhitungan awal.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
72
DAFTAR PUSTAKA
BI. (2003). Peraturan Bank Indonesia Nomor : 5/14/PBI/2003. Bank Indonesia. BRI. (2011). Laporan Tahunan BRI. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BRI, P. (2011). Laporan Tahunan Pusdiklat BRI. PT. Bank Rakyat Indoneisa (Persero) Tbk. Fatrianto, D. (2011). Kondisi Aktual Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Surat Dalam Pemodelan Sistem Dinamik Di Perum Perhutani II Jawa Timur. Jurnal Sistem Infromasi . Hasmoro, T. (2006). Kajian investasi teknologi informasi implementrasi push email di perusahaan EPCC dengan metode Real Option Valuation (ROV). Jakarta: Universitas Indonesia. Kanungo, S. (2003). Research, Using System Dynamic To Operationalize Process Theory in Information System. ICIS 2003 Proceedings , 38. Mahmood, M. A., & Szewczak, E. J. (1998). Measuring Information Technology Investment. Idea Group Publishing. Muzahry, Y. (2011). Analisis investasi teknologi informasi menggunakan metode Economic Value Added dan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dengan studi kasus PT. Samudera Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Paul, S. (2006). A System Dynamics Tool for Evaluating the Impact of Information Quality on Customer Satisfaction in IS Projects. Research Proposal , 32. Penlope, T. F. (2007). A System Dynamics Model for Supply Chain Management in a Resource Constrained Setting. Computer Science of Makerere University. Dissertation . Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
73
Ranti, B. (2006). A Review of Information Technology Investment Evaluation Methodologies: The Need for Appropriate Evaluation Methods. ICT Journal of Indonesia, Volume 1 No. 2 . Ranti, B. (2008). Identification of Information Systems and Technology Business Value with Hermeneutic Approach : Cases in Indonesia. Disertasi. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Sonka, S. T. (1998). A Strategic Framework for the Evolution of Information Technologies. Stewart.(2005).
EVA.
Dipetik
september
10,
2012,
dari
www.sternstewart.com Sualang, S. D. (2009). Identifikasi manfaat bisnis SI/TI menggunakan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value Studi Kasus Dipenda Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta: Universitas Indonesia. Trilestari, E. W. (2004). Systems Thinking dan System Dynamics Sebagai Suatu Pendekatan dalam Pengukuran Kinerja Pelayanan Vol.4 No.1. Jurnal Ilmu Administrasi . Tully, S. (1998). America’s Greatest Wealth Creator Fortune. 193-196. Wedjo, S. (2007). Studi kelayakan investasi mobile commerce dengan metode Real Option Valuation studi kasus PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta: Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
74
LAMPIRAN A
Berikut ini transkrip wawancara yang telah ditulis ulang kembali antara penulis (P) dengan pihak Pusdiklat, yakni Bapak Eric Ridwan Putra (ERP), Kepala Bagian E-Education Pusdiklat BRI. P
: Bagaimana gamabaran umum sistem pendidikan dan pelatihan yang berjalan di BRI saat ini?
ERP: Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di BRI masih dilakukan secara konvensional melalui Pusdiklat dan Sendik. Pendidikan untuk level staff diadakan di Pusdiklat dan level pelaksana diadakan di Sendik. BRI telah mencoba mengimplementasikan sistem e-learning namun hasilnya masih belum terlalu maksimal karena tidak semua target akhir dari suatu tingkatan pendidikan yang telah ditentukan BRI mampu dicapainya. Sistem e-learning hanya mampu menjangkau tingkat pendidikan C1 hingga C3 yakni untuk membuat peserta memahami, menguasai dan melakukan, sementara tingkat pendidikan C4, C5, C6 yang bertujuan membuat peserta mampu menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi tidak bisa dijangkau e-learning. Selain itu, sistem e-learning ini hanya menjadi media untuk mengunduh materi pelatihan dan peserta akan belajar mandiri dari materi tersebut, namun evaluasi dan kontrol terhadap pemahaman peserta tidak sepenuhnya dapat dilakukan. P
: Apa saja kendala yang dihadapi pada sistem pendidikan dan pelatihan konvensional?
ERP: Cukup banyak. Dari efektivitasdan efisiensi, ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pusdiklat dan peserta pelatihan yang berasal dari seluruh unit kerja di Indonesia. Pelaksanaan ujian teori secara konvensional di Pusdiklat dan Sendik membuat proses persiapan data, pemeriksaan ujian dan pembuatan laporan hasil ujian membutuhkan waktu yang lama dan sehingga menyebabkan adanya lembur pada hari sabtu dan minggu. Selain itu resiko akan hilangnya berkas ujian dan kesalahan akibat rendahnya akurasi karena pemeriksaan ujian secara Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
75
manual juga menjadi dampak akibat pelaksanaan pendidikan konvensional ini. Hal ini berpengaruh pada rendahnya produktivitas pegawai bidang akademik Pusdiklat karena banyaknya pekerjaan yang juga harus diselesaikan disamping memeriksa ujian peserta pelatihan. Sementara dari sisi finansial, pola pelatihan seperti ini tentu membutuhkan biaya yang lumayan besar, mulai dari perjalanan menuju Pusdiklat, perjalanan lokal, akomodasi, uang saku, dan biayabiaya lainnya. Bagi pegawai yang menjadi peserta, sistem pendidikan dan pelatihan seperti ini akan banyak memakan waktu kerja mereka sehingga produktivitas di unit kerja mereka pun tidak maksimal. Oleh sebab itu tim e-education mengusulkan proyek sistem online training. P
: Tadi bapak membahas mengenai produktivitas yang menjadi rendah akibat pekerjaan pegawai bidang akademik yang sangat banyak ditambah dengan memeriksa ujian peserta, sehingga menyebabkan adanya lembur pada sabtu minggu. Bolehkan saya mendapatkan penjelasan rinci mengenai lembur pegawai di Pusdiklat ini?
ERP: Ya, untuk ujian teori, pemeriksaannya dilakukan oleh pegawai bidang akademik secara manual yang saat ini berjumlah 7-8 orang. Pegawai ini rata-rata berasal dari grade 3 atau level staff yang bertugas sebagai pelaksana. Upah lembur pegawai ini adalah Rp 50.000 per jam. Ratarata mereka melakukan lembur sebanyak 2 hari dalam sebulan. P
: Bagaimana rencana penerapan sistem oline training ini kedepannya?
ERP: Sistem ini akan menggantikan beberapa materi yang sebelumnya dilaksanakan didalam kelas, baik pada Pusdiklat maupun Sendik menjadi pelatihan secara online pada unit kerja masing-masing pegawai. Pola pelatihannya, instruktur secara live di Pusdiklat atau Sendik menyampaiakn materi dan peserta (yang telah ditentukan dan dijadwalkan) akan mengikuti pelatihan tersebut dari layar komputer di unit kerja mereka layaknya video confrence. Peserta juga dapat berinteraksi dengan instruktur menggunakan headphone microphone. P
: Apa target yang ingin dicapai dengan adanya sistem oline training ini?
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
76
ERP: Tentunya efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. Efisiensi biaya bisa dicapai melalui reduksi biaya pelatihan pegawai. Efektivitas kinerja diharapkan dapat dapat dicapai melalui peningkatkan produktivitas pegawai, baik untuk pegawai Pusdiklat dan Sendik maupun pegawai yang menjadi peserta. Selain itu pemerataan pemberian pelatihan juga hal yang ingin ditingkatkan dengan adanya sistem ini karena saat ini frekwensi pelatihan bagi seorang pegawai BRI rata-rata hanya 1 atau 2 kali dalam setahun.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013
77
LAMPIRAN B
Lampiran B ini merupakan kumpulan beberapa data laporan keuangan beserta data materi program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di Pusdiklat BRI.
Universitas Indonesia
Kajian kelayakan ..., Teddie D., Fasilkom UI, 2013