UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP STRUKTUR PERSAINGAN DAN STABILITAS BANK UMUM DI INDONESIA TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi (ME) TAUFIK ANDRIAWAN 0906586865
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK KEKHUSUSAN EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN JAKARTA JULI 2012 i
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertandatangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarism sesuai peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarism, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan Universitas Indonesia kepada saya
Jakarta,
19 Juli 2012
Taufik Andriawan
ii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Taufik Andriawan NPM : 0906586865
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 19 Juli 2012
iii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
iv
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi robbil’aalamiin Rasa syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena dengan segala nikmat dan rahmat-Nya, penulis mendapatkan semangat dan kekuatan dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Tesis yang berjudul “Analisis Dampak Penerapan Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Terhadap Struktur Persaingan dan Stabilitas Bank Umum di Indonesia” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi (M.E), Program Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik (MPKP) Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia.Dalam proses penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang telah berperan memberikan dorongan, bimbingan, dan saran yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Arindra Artasya Zainal, Ph.D. selaku Ketua Penguji dan Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP), Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia (FE-UI), yang telah memberikan arahan, kritikan dan masukan yang sangat berguna bagi penyempurnaan tesis ini,
2.
Dr. Eugenia Mardanugraha, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, dan memberikan masukan yang sangat berharga demi terselesaikannya tesis ini,
3.
Dr. Telisa A. Falianty, selaku anggota tim penguji yang telah memberikan arahan, kritikan dan masukan yang sangat berguna bagi penyempurnaan tesis ini,
4.
Segenap Dosen MPKP FE-UI yang telah banyak men-deliver berbagai ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik,
5.
Bank Indonesia yang telah menyediakan data perbankan Indonesia yang penulis gunakan sebagai bahan penelitian dalam penulisan tesis ini,
6.
Ibunda tercinta Hj. Kadarini, beserta Ayahanda tercinta Drs. H. Djakoeb, yang telah membesarkan dan mendidik penulis,
v
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
7.
Istri tercinta, Kartika Dharma Shanti S.T, beserta Ananda terkasih, Rahmania Safitri dan Farrel Jiro Rabbani, yang telah menjadi sumber inspirasi, pemberi dan penumbuh semangat sehingga semua tugas dapat penulis selesaikan dengan baik,
8.
Pimpinan Departemen Logistik dan Pengamanan-Bank Indonesia dan rekan-rekan kerja di Grup Perencanaan Logistik/Tim Perencanaan Logistik 1,
yang telah memberikan
dukungan teknis, moril dan motivasi dalam upaya penyelesaian tesis ini, 9.
Ir. Pramudyarto, ME, yang sejak dari awal tidak pernah lelah dan bosan untuk mengingatkan dan menyemangati saya untuk segera menyelesaikan tesis ini,
10.
Mas Triman dan Mas Dwi di MPKP-FE UI, atas bantuan teknisnya guna kelancaran pelaksanaan seminar dan sidang tesis ini,
11.
Semua pihak dan semua rekan yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga tesis yang dengan segala keterbatasan dan kekurangan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan, dan semoga dapat menjadi sumbangsih penulis bagi negeri dan bangsa Indonesia tercinta, Amien. Jakarta, 19 Juli 2012 Penulis Taufik Andriawan
vi
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Taufik Andriawan
NPM
: 0906586865
Program Studi
: Magister Perencanaan Dan Kebijkan Publik
Fakultas
: Ekonomi
Jenis karya
: Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonkeklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) Atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Analisis Dampak Penerapan Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Terhadap Struktur Persaingan dan Stabilitas Bank Umum di Indonesia” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 19 Juli 2012 Yang menyatakan
Taufik Andriawan vii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
ABSTRAKSI Nama
: Taufik Andriawan
Program Studi
: Magister Perencanaan Kebijakan Publik
Judul
: Analisis Dampak Penerapan Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Terhadap Struktur Persaingan dan Stabilitas Bank Umum di Indonesia
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya potensi polemik antara kebijakan konsolidasi dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan kebijakan persaingan usaha, khususnya dari segi struktur persaingan dan stabilitas bank pada periode penelitian tahun 2001-2010. Dengan menggunakan pendekatan struktural, diketahui bahwa struktur pasar bank umum di Indonesia masih terkosentrasi pada beberapa bank besar dan kebijakan konsolidasi dalam kerangka API justru mendorong perbaikan dalam struktur pasar bank umum di Indonesia. Sedangkan, dengan menggunakan pendekatan non struktural, yaitu meneliti perilaku kompetitif bank dengan menggunakan model Panzar-Rosse (1987), diketahui bahwa industri bank umum di Indonesia berada dalam karakteristik pasar persaingan yang monopolistik, dengan kecenderungan perilaku yang semakin kompetitif pasca implementasi program API. Selanjutnya diketahui pula bahwa secara keseluruhan, bank umum di Indonesia semakin berperilaku kompetitif dalam struktur pasar yang semakin tidak terkonsentrasi dan sebaliknya, namun demikian kondisi tersebut tidak terjadi pada bank dengan skala kecil dan besar. Kebijakan konsolidasi dalam program API juga berdampak positif terhadap peningkatan indeks stabilitas bank, melalui peningkatan variabel Z-Index yang signifikan pada periode pasca implementasi program API. Selain hal tersebut di atas, dari hasil pengolahan dengan menggunakan data panel menghasilkan kesimpulan bahwa perubahan tingkat persaingan bank umum di Indonesia tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi stabilitas bank. Dengan kata lain, tidak terdapat hubungan yang jelas antara struktur persaingan dan stabilitas bank.
Kata Kunci : API, Persaingan Bank, Stabilitas Bank, Panzar-Rosse, Z-Index, Data Panel
viii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
ABSTRACT Name
: Taufik Andriawan
Program
: Master of Planning and Public Policy
Title
: Application of Policy Impact Analysis of the Indonesian Banking Architecture (API) Against the Competition Structure and Stability of Commercial Banks in Indonesia
This research is based on the potential polemic between the policy for consolidation in the framework of Indonesian Banking Architecture (API) as well as the policy for competition, particularly in the terms of the competition structure and stability of the bank during the study period of 2001-2010. By using a structural approach, it is understood that the market structure of the commercial banks in Indonesia is still dominated by several large banks and the policy for consolidation in the framework of API has encouraged the improvement in the market structure of the commercial banks in Indonesia. On the other hand, by using a non structural approach, namely studying the competitiveness behaviour of commercial banks by applying Panzar-Rosse Model (1987), it is noted that the commercial bank industry in Indonesia includes in the market characteristics of monopolistic competition in which its behavior tends to become more competitive after the implementation of the API program. Further, it is understood as well that, overall, the commercial banks in Indonesia tend to behave more competitively in the market structure being not concentrated, and vice versa. However, such condition does not happen to the commercial banks with small and large scale. The policy for consolidation in the API program has also had a positive impact on the increasing in the bank stability index. This is reflected by the significant increase in the variable Z-Index after the implementation of the API program. In addition, the data resulted from panel data running shows that the change in the level of competition for the commercial banks in Indonesia is not found significantly to affect the stability of the bank.
Key Word : API, Bank Competition, Bank Stability, Panzar-Rosse, Z-Index, Panel Data
ix
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME …………………………
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………..
iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ………………………………………………
vii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………………
viii
ABSTRACT ………………………………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………
xv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….
xvii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….
xviii
1.
PENDAHULUAN …………………………………………………………..
1
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………..
1
1.2. Perumusan Masalah Penelitian ………………………………………………...
6
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………………………………………
6
1.4. Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………………………….
7
1.5. Hipotesis Penelitian ……………………………………………………………
8
1.6. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian …………………………………
9
1.6.1. Ruang Lingkup ……………………………………………………………….
9
1.6.2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………………
10
1.7. Sistematika Penulisan …………………………………………………………
10
2.
11
TINJAUAN LITERATUR ……………………………………………………
2.1. Regulasi dan Pengaturan Perbankan …………………………………………
12
x
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
2.2. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) ………………………………………..
13
2.2.1. Ketentuan Mengenai Jumlah Modal Inti Minimum ……………………….
16
2.2.2. Ketentuan Mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia……
17
2.3. Ketentuan Mengenai Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak sehat …………………………………………………………………………….
17
2.4. Bentuk Struktur Pasar Persaingan ……………………………..………………
19
2.4.1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition)……………………………….
19
2.4.2. Pasar Monopoli (Monopoly) ……………………………………………………….
20
2.4.3. Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)…………………….
20
2.4.4. Pasar Oligopoli (Oligopoly)………………………………………………………..
20
2.5. Struktur Pasar Dan Persaingan ………………………………………………….
21
2.5.1. Pendekatan Struktural ………………………………………………………….
21
2.5.1.1.
n-Bank Concentration Ratio (CRn)…………………………………….
22
2.5.1.2.
Herfindahl-Hirchman Index (HHI) ………………………………..
23
2.5.2. Pendekatan Non Struktural (Model Panzar-Rosse Statistic………………………
25
2.6. Stabilitas Bank …………………………………………………………………..
30
2.6.1. Systemic Banking Distress ……………………………………………………
30
2.6.2. Individual Bank Distress ……………………………………………………….
30
2.6.2.1.
Z-Index ………………………………………………………………
31
2.6.2.2.
Non Performing Ratio (NPL) ……………………………………….
31
2.7. Persaingan Dan Stabilitas Sistem Perbankan : Theory ..…………………………
32
2.7.1. Competition – Fragility …………………………………………………………
33
2.7.1.1.
Franchise-Value Hypothesis …………………………………………
33
2.7.1.2.
Pengaturan dan Pengawasan Bank …………………………………..
34
2.7.1.3.
Pasar Uang Antar Bank Dan Sistem Pembayaran …………………..
34
2.7.1.4.
Diversifikasi Portfolio ………………………………………………..
35
2.7.2. Competition-Stability ……………………………………………………………
35
2.7.2.1.
Risk Shifting Paradigm ……………………………………………….
35
2.7.2.2.
Kebijakan “too big to fail” atau “too important to fail” …………….
36
xi
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
2.8. Hasil Penelitian Empiris Sebelumnya …………………………………………….
37
3.
42
PERKEMBANGAN BANK UMUM DI INDONESIA PASCA KRISIS………..
3.1. Perkembangan Konsolidasi Bank Umum …………………………………………
42
3.2. Perkembangan Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) Dan Kredit Bank Umum …
47
3.3. Perkembangan Kinerja Bank Umum ………………………………………………
48
3.4. Perkembangan Rasio Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum…………………………………. 4.
METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………….
50 53
4.1. Pendekatan Penelitian ……………………………………………………………
53
4.2. Perumusan Model Persamaan ……………………………………………………
55
4.2.1. Model Panzar-Rosse Statistic ……………………………………………………
55
4.2.2. Model Pengaruh Persaingan Terhadap Stabilitas bank …………………………
56
4.2.3. Regresi Data Panel ………………………………………………………………
58
4.3. Definisi Operasional Variabel …………………………………………………….
60
4.3.1. n-Bank Concentration Ratio (CRn)…………………………………………….
60
4.3.2. Herfindal-Hirschman Index (HHI) …………………………………………….
61
4.3.3. Variabel Yang Digunakan Dalam Model Panzar-Rosse Statistic (H-Statistic) ...
61
4.3.3.1.
Ratio Gross Interest Revenue To Total Assets (ITR) …………………
61
4.3.3.2.
Ratio of Interest Expenses To Total Assets (ITC) ………………….
61
4.3.3.3.
Ratio Personnel Expenses To Total Assets (PEC) …………………
62
4.3.3.4.
Ratio of Other Operating And Administrative Expenses To Total Assets (OPC) ………………………………………………….
62
4.3.3.5.
Ratio of Equity To Total Assets (CPA) ……………………………
62
4.3.3.6.
Ratio of Loans to Total Assets (LAT) ……………………………..
62
4.3.3.7.
Total Assets (AST) ………………………………………………….
62
4.3.4. Z-Index …………………………………………………………………………
62
4.3.5. Non Performing Loan Ratio (NPL) …………………………………………..
63
4.3.6. Pertumbuhan PDB Riil (P_GDP) ………………………………………………
63
xii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
4.3.7. Tingkat Inflasi (INFL) ………………………………………………………….
64
4.3.8. Suku Bunga Sertifikasi Bank Indonesia (SBI) ………………………………..
64
4.3.9. Nilai Tukar Rupiah (KURS) ……………………………………………………
65
4.3.10. Ukuran Bank (Size) …………………………………………………………….
65
4.3.11. Loan to Total Assets (LTA)…………………………………………………….
65
4.3.12. Capital to Total Assets (CTA)………………………………………………….
66
4.4. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………..
66
4.5. Periode Waktu Penelitian ……………………………………………………….
67
4.6. Metode Analisis Data ……………………………………………………………
68
5. HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ……………………………….
69
5.1. Analisis Struktur Pasar Dan Persaingan Industri Bank Umum di Indonesia …
69
5.1.1. Analisis Struktur Pasar Industri Bank Umum di Indonesia …………………..
69
5.1.1.1.
Analisis Dengan Menggunakan n-Bank Concentration Ratio (CRn) ..
69
5.1.1.2.
Analisis Dengan Menggunakan Herfindal-Hirschman Index (HHI)…...
73
5.1.2. Analisis Perilaku Persaingan Bank ………………………………………………
80
5.1.3. Analisis Struktur Pasar Dan Persaingan Bank …………………………………..
91
5.2. Analisis Stabilitas Industri Bank Umum Di Indonesia ………………………….
91
5.2.1. Analisis Dengan Menggunakan Z-Index ……………………………………….
92
5.2.2. Analisis Dengan Menggunakan Ratio NPL ……………………………………
95
5.3. Analisis Pengaruh Tingkat Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank ……….
99
5.3.1. Pengaruh Tingkat Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank ……………….
103
5.3.2. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Stabilitas Bank ………………
103
5.3.2.1.
Pertumbuhan Ekonomi …………………………………………….
103
5.3.2.2.
Laju Inflasi ……………………………………………………..…
104
5.3.2.3.
Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ………….……………………
104
5.3.2.4.
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) …………………….
105
5.3.3. Pengaruh Variabel Karakteristik Bank Terhadap Stabilitas Bank ……………
105
5.3.3.1.
Ukuran Bank ………………………………………………………..
105
5.3.3.2.
Rasio Kredit Terhadap Total Aset ………………………………….
106
xiii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
5.3.3.3.
Rasio Modal Terhadap Total Aset …………………………………
106
5.3.3.4.
Rasio Non Performing Loan (NPL)…………………………………….
106
5.4. Implikasi Kebijakan ……………………………………………………………..
107
6.
111
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..………
6.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
111
6.2. Saran ………….………………………………………………………………..
111
6.2.1. Saran Kebijakan ………………………………………………………………
113
6.2.2. Saran Penelitian Selanjutnya …………………………………………………
115
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..
117
LAMPIRAN
xiv
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Flow Chart Kerangka Pemikiran Penelitian
8
Gambar 2.1. : Visi Perbankan Indonesia Sesuai Visi API
14
Gambar 2.2. : 6 (Enam) Pilar API
15
Gambar 2.3. : Hubungan Linier Struktur Perlilaku Kinerja
22
Gambar 3.1. : Jumlah Bank Umum di Indonesia
45
Gambar 3.2. : Pertumbuhan Total Aset, DPK Dan Kredit Bank Umum (2001-2010)
47
Gambar 3.3. : Perkembangan ROA Bank Umum Nasional Periode Tahun 2001-2010
49
Gambar 3.4. : Perkembangan Rasio BOPO Bank Umum Nasional Tahun 2001-2010
50
Gambar 3.5. : Perkembangan Rasio NPL, LDR Dan CAR Bank Umum Nasional Periode Tahun 2001-2010
51
Gambar 5.1. : Perkembangan Rasio Konsentrasi Aset, DPK Dan Kredit Dari 5 Bank Besar (CR5) Bank Besar Tahun 2001-2010
72
Gambar 5.2. : Perkembangan Angka HHI Untuk Aset, DPK Dan Kredit Pada Bank Umum Nasional Tahun 2001-2010
74
Gambar 5.3. : Perkembangan Tingkat Konsentrasi Aset (HHI-Aset) Pada Bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Tahun 2001-2010
76
Gambar 5.4. : Perkembangan Tingkat Persaingan (H-Statistic) Pada Seluruh Bank Umum Di Indonesia Tahun 2001-2010
83
Gambar 5.5. : Perkembangan Angka H-Statistic Pada Bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Pada Tahun 2004-2010
87
Gambar 5.6. : Perkembangan Angka Z-Index Seluruh Bank Tahun 2001-2010
92
Gambar 5.7. : Perkembangan Angka Z-Index Pada Bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Pada Tahun 2001-2010
93
Gambar 5.8. : Perkembangan Angka ratio NPL Pada Seluruh Bank Tahun 2001-2010
93
Gambar 5.9. : Perkembangan Angka Ratio NPL Pada bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Tahun 2001-2010
96
xv
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
: Perkembangan Jumlah, Kantor Dan Aset Bank Umum (2003-2010)
3
Tabel 2.1.
: Definisi Nilai H-Statistic
Tabel 3.1.
: 3 (Tiga) Kelompok Kebijakan Umum Pasca Krisis Perbankan
29
1998/1999
42
Tabel 3.2.
: Kebijakan Mikro Perbankan Periode 1997-2010
43
Tabel 3.3.
: Serangkaian Proses Merger Dan Akuisisi Bank Periode 1997-2010
44
Tabel 4.1.
: Jumlah Bank Sampel
66
Tabel 5.1.
: Angka Rasio Konsentrasi Asset Dari 5 (Lima) Bank Besar (CR5) Dan Pangsa Asetnya Periode 2001-2010
Tabel 5.2.
70
: Rata-Rata CR5-Aset, CR5-DPK Dan CR5-Kredit Pada Lima Bank Besar Pada Periode Sebelum dan Sesudah Kebijakan API
Tabel 5.3.
73
: Rata-Rata Rasio Konsentrasi Aset, DPK Dan Kredit Dari Lima Bank Besar (HHI) Pada Periode Sebelum Dan Sesudah Kebijakan API
Tabel 5.4.
75
: Rata-Rata rasio Konsentrasi Aset (HHI-Aset) Pada Seluru Bank Bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum dan Sesudah Kebijakan API
Tabel 5.5.
77
: Data Bank Yang Melakukan Merger/Akuisisi Pada Pasca Kebijakan API (2004-2010)
Tabel 5.6.
78
: Hasil Pengolahan Data Dengan Menggunakan Randon Effect Dengan rasio Pendapatan Bunga Sebagai Variabel Dependen, Seluruh Bank
Tabel 5.7.
82
: Hasil Pengolahan Data Panel Dengan Menggunakan Random Effect Dengan Rasio Pendapatan Bunga Sebagai Variabel Dependen, Seluruh Bank
Tabel 5.8.
85
: Rata-Rata Angka Z-Index Pada Seluruh Bank, Bank Besar Bank Menengah Dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum Dan Sesudah Kebijakan API
94 xvi
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
Tabel 5.9.
: Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Paired t-test) RataRata Angka Rasio Z-Index Pada Seluruh Bank Sebelum Kebijakan API (2001-2003) Dan Setelah Kebijakan API (2003-2006)
Tabel 5.10.
95
: Rata-Rata Rasio NPL Pada Seluruh Bank, Bank Besar, Bank Menengah Dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum Dan Sesudah Kebijakan API
Tabel 5.11.
95
: Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Paired t-test) RataRata Angka Rasio NPL Pada Seluruh Bank Sebelum Kebijakan API (2001-2003) Dan Setelah Kebijakan API (2003-2006)
Tabel 5.12.
98
: Hubungan Variabel Stabilitas Dengan Variabel Tingkat Persaingan Dan Variabel Kontrol (Kondisi Ekonomi Makro Dan Karakteristik Bank
Tabel 5.13
99
: Hasil Pengolahan Data Panel Dengan Menggunakan Random Effect Dengan Z-Index Variabel Dependen, Terhadap 110 Bank Sampel, Periode 2004-2010
101
xvii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN No.
Judul Lampiran
1
Daftar Bank Yang Menjadi Obyek Penelitian
2
Daftar Kode Bank Sampling
3
Data Panel Model Panzar-Rose
4-A s.d 4-J
Hasil Regresi Data Panel Model Panzar-Rose Seluruh Bank
5-A s.d 5-G
Hasil Regresi Data Panel Model Panzar-Rose Pada Bank Besar
5-H s.d 5-N
Hasil Regresi Data Panel Model Panzar-Rose Pada Bank Sedang
5-O s.d 5-U
Hasil Regresi Data Panel Model Panzar-Rose Pada Bank Kecil
6
Data Panel Model Regresi Pengaruh Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank
7
Hasil Regresi Model Pengaruh Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank
xviii
Universitas Indonesia Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, fungsi dan peran perbankan
dalam perekonomian sangat strategis. Dari struktur sistem keuangan Indonesia, peran perbankan mendominasi dengan pangsa sekitar 80% dari total asset di sektor keuangan 1. Adanya fungsi financial intermediary bank, yakni kemampuan bank untuk mengumpulkan dana masyarakat yang kemudian sebagian besar disalurkan dalam bentuk kredit (loans) untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi, menyebabkan perbankan di Indonesia menjadi industri yang berperan penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi. Melihat dominasi bank terhadap pangsa pasar keuangan serta strategisnya peran bank dalam pembiayaan pembangunan ekonomi, maka dalam melaksanakan fungsi tersebut, bank harus dikelola dengan lebih hati-hati (prudent). Industri perbankan merupakan suatu industri yang bersifat capital intensive dan memiliki risiko usaha yang sangat tinggi, sehingga biaya dari exit policy akan menjadi sangat mahal (Sugiarto, 2003). Jatuhnya industri perbankan tidak hanya berakibat buruk terhadap sistem perbankan itu sendiri, melainkan juga berpengaruh terhadap kestabilan sektor keuangan secara keseluruhan yang pada akhirnya akan berdampak langsung terhadap kelangsungan sektor riil. Runtuhnya industri perbankan nasional setelah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998 membuktikan bahwa industri perbankan saat itu tidak mampu mengatasi external shocks yang datang secara bergelombang, tanpa bisa diprediksi dan terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Adanya ekspansi dalam industri perbankan yang agresif pasca dikeluarkannya deregulasi perbankan tahun 1988, yang tidak diikuti oleh penerapan prinsip kehati-hatian yang seimbang, menyebabkan industri perbankan sangat rentan terhadap gejolak financial global sehingga memicu terjadinya penarikan dana besar-besaran (bank runs) yang kemudian berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Biaya untuk menanggulangi krisis perbankan tersebut sangat mahal. Krisis tersebut telah menyedot keuangan negara yang mencapai sekitar 50% dari PDB Indonesia, sehingga dapat dikategorikan terbesar dalam sejarah krisis keuangan (Nasution, 2003). Biaya krisis tersebut tentu saja belum memperhitungkan dampak negatif pada krisis perekonomian secara 1
Bank Indonesia, Kajian Stabilitas Keuangan, No. 14, Maret 2010.
1
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
2
keseluruhan akibat hilangnya pertumbuhan ekonomi, investasi dan tingkat pengangguran, social cost lainnya akibat terjadinya instabilitas sosial politik sebagai dampak ikutan disaat krisis terjadi. Dengan demikian, kestabilan sistem perbankan maupun keuangan harus dipertahankan secara berkesinambungan dan dapat dicegah sedini mungkin. Dengan memperhatikan dampak yang cukup siginifikan tersebut di atas, berbagai langkah kebijakan telah dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperbaiki kondisi perbankan di Indonesia antara lain kebijakan pemberian jaminan pemerintah, program rekapitaliasi bank, program restruktuisasi kredit dan program penyehatan sistem perbankan. Dengan berbagai langkah kebijakan pasca krisis tersebut, kondisi perbankan nasional semakin membaik. Bank-bank mulai mampu meningkatkan mobilitas dana masyarakat dan menyalurkan kredit pada dunia usaha. Disisi permodalan, perbankan pada umumnya mampu memenuhi CAR minimal 8% pada tahun 2003 (Simorangkir, 2009). Namun di sisi lain dunia perbankan tetap menghadapi beberapa tantangan ke depan yaitu antara lain pertumbuhan kredit yang masih lemah dan struktur perbankan yang masih belum optimal dan kokoh, karena sekitar 75% asset perbankan nasional masih terkonsentrasi pada 11 bank besar (Abdullah, 2006). Dengan beratnya tantangan di Industri perbankan yang akan datang dan belum optimalnya struktur industri perbankan nasional, maka penguatan struktur industri perbankan perlu dilakukan untuk mempertahankan kestabilan sistem perbankan maupun keuangan secara berkesinambungan. Hal tersebut kemudian yang melatarbelakangi diperlukan suatu banking architecture yang baik dan komprehensif sehingga diharapkan mampu menjadi salah satu supporting infrastructure kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan di atas, maka pada bulan Januari 2004 Bank Indonesia telah menetapkan blue print pembangunan perbankan ke depan yang dikenal dengan sebutan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). API merupakan suatu policy direction dan policy recommendation dalam bentuk program pengembangan perbankan untuk mencapai suatu dan bentuk industri perbankan nasional, yakni mengasilkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien yang mampu menciptakan kestabilan sistem keuangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, setiap kebijakan perbankan dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan tidak akan terlepas dari framework API. Untuk mempermudah pencapaian visi tersebut, maka ditetapkan beberapa sasaran yang ingin dicapai yaitu diantaranya menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkesinambungan serta
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
3
menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko. Seiring dengan upaya memperkuat struktur industri perbankan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan, upaya konsolidasi dalam rangka memperkuat struktur permodalan bank perlu dilakukan. Terdapat 3 (tiga) opsi program kondolidasi yang ditawarkan oleh Bank Indonesia yaitu : (i) konsolidasi sukarela (market driven); (ii) konsolidasi yang ditentukan (directives) dan (iii) konsolidasi yang bersifat wajib. Langkah konsolidasi dapat dilakukan dengan cara diakuisi oleh bank anchor, dimerger oleh kelompok bank lainnya dan kombinasi akuisisi dan merger. Dengan demikian, dalam waktu 10-15 tahun ke depan atau 2015-2020 diharapkan tercipta struktur perbankan yang optimal. Namun demikian, penerapan API yang menyebabkan gelombang merger dan akuisisi pada industri perbankan di Indonesia dalam rangka memperbaiki struktur permodalannya, diduga menyebabkan struktur pasar perbankan akan lebih terkosentrasi, yang ditandai semakin sedikitnya jumlah bank (Kusumastuti, 2008). Indikasi semakin terkonsentrasinya perbankan pasca implementasi program API tersebut dapat dilihat dari data mengenai perkembangan jumlah, kantor dan asset bank umum sebagai berikut2 : Tabel 1.1. : Perkembangan Jumlah, Kantor dan Asset Bank Umum (2003-2010)
Sumber : Bank Indonesia Jumlah bank umum konvensional pasca diterapkan program API menurun dari sebanyak 138 bank pada akhir 2003 menjadi sebanyak 133 pada akhir 2004, dan terus berlanjut menurun menjadi 122 pada akhir 2010. Sedangkan dari jumlah kantor dan jumlah asset meningkat tajam, yaitu dari sebanyak 7.730 kantor dengan total asset sebesar Rp. 1.006,62 milyar pada tahun 2003 menjadi sebanyak 7.793 kantor dengan total asset sebesar Rp. 1.105.76 milyar pada tahun 2004, dan terus meningkat menjadi 13.837 kantor dengan total asset sebesar Rp. 3.008.85 milyar pada tahun 2010. Dari data peningkatan jumlah kantor dan peningkatan total aset yang diiringi dengan menurunnya jumlah bank dianggap sebagai suatu indikasi makin terkosentrasinya industri perbankan di Indonesia. 2
Bank Indonesia, Data Statistik Perbankan Indonesia, tahun 2003 sampai dengan tahun 2010.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
4
Dari kacamata persaingan usaha, implementasi berbagai kebijakan Bank Indonesia dalam grand design API cenderung menimbulkan polemik. Dalam hal ini, paling tidak terdapat 2 (dua) ketentuan dari Bank Indonesia sebagai bagian dari implementasi program API, yang mendorong bank-bank untuk melakukan merger dan akuisisi (khususnya bankbank kecil dan menengah) sehingga diduga berdampak terhadap peta struktur dan persaingan perbankan di Indonesia. Ketentuan tersebut adalah terkait dengan penetapan modal minimum dan aturan mengenai kepemilikan tunggal (single presence policy)3. Gelombang merger/akuisisi tersebut di satu sisi dapat meningkatkan efisiensi sekaligus penguatan konsolidasi perbankan. Namun disisi lain, seringkali dituding sebagai penyebab adanya ketimpangan dalam struktur perbankan, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pemusatan konsentrasi pangsa pasar pada sekelompok bank tertentu, yang berpotensi memunculkan polemik dengan kebijakan dan atau hukum persaingan usaha yang sangat mewaspadai pemusatan konsentrasi tersebut, karena berpotensi menimbulkan berbagai pelanggaran seperti diantaranya penyalahgunaan posisi dominan (Ariyanto, 2004). Hal disebabkan karena adanya kecenderungan penguasaan pasar (market power) oleh hanya beberapa bank, yang mengarah pada struktur pasar yang monopoli sehingga akan menimbulkan praktek persaingan usaha yang tidak sehat4. Anggapan bahwa struktur pasar yang terkonsentrasi akan menimbulkan perilaku yang tidak kompetitif adalah didasarkan pada pendekatan struktural dalam menilai tingkat persaingan dalam suatu industri. Pendekatan tersebut dikenal dengan pendekatan Structure Conduct-Performance (SCP) yang dibangun oleh Manson (1939). Pendekatan ini menyimpulkan bahwa lebih sedikit perusahaan di pasar akan mendorong pasar yang tidak kompetitif, tercermin dari harga yang lebih tinggi dan jumlah barang yang lebih sedikit, seperti kondisi pasar yang monopoli (Mulyaningsih dan Daly, 2011). Namun demikian, dalam berbagai literature dan hasil penelitian empiris sebelumnya, terdapat pendekatan lain dalam menilai tingkat persaingan bank yang disebut pendekatan non structural yang menyatakan bahwa hubungan antara tingkat konsentrasi dan persaingan adalah tidak linier, tergantung pada berbagai faktor. Menurut teori contestable market yang diperkenalkan oleh Baumol et. al (1982), bahwa perilaku yang kompetitif dapat terjadi dalam pasar yang
3
Ketentuan tersebut diatur dalam PBI No. No. 7/15/PBI/2005 Tentang Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum (sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/16/PBI/2007) dan PBI No. 8/16/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia.
4
Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, disebutkan bahwa pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
5
terkonsentrasi tergantung dari berbagai faktor diantaranya adalah ada tidaknya hambatan untuk keluar dan masuk pasar (free entry and exit condition). Pendapat ini di dasarkan pada suatu kondisi dimana industri yang struktur pasarnya cenderung terkonsentrasi belum tentu akan berperilaku tidak kompetitif. Selain hal tersebut di atas, sudah menjadi kesepahaman umum bahwa industri perbankan memiliki karakteristik yang berbeda dibanding industri lainnya, dimana persaingan yang terlalu ketat (overcompetition) dalam industri perbankan akan memaksa bank untuk mengambil excessive risk terutama dalam persaingan untuk pasar kredit dan deposito. Hal tersebut dapat menjurus kepada ketidakstabilan sistem keuangan. Lebih lanjut menurut Ariyanto (2004), dalam implementasi untuk industri perbankan, isu pertentangan antara kebijakan yang pro stabilitas melawan pro persaingan juga masih belum terselesaikan. Pihak yang mendukung kebijakan pro stabilitas cenderung menginginkan adanya pengaturan yang ketat (entry barrier), kebijakan yang mendorong merger/akuisisi serta adanya bank yang too big to fail. Dampaknya adalah, adanya keinginan agar industri perbankan dapat dikecualikan atau perlu memperoleh pelakuan khusus dari hukum persaingan usaha. Sementara pihak yang lebih pro terhadap kebijakan persaingan, menginginkan agar terdapat minimum entry barrier serta perlunya pengaturan persaingan yang dapat mengurangi kemungkinan timbulnya poisisi dominan oleh suatu atau sekelompok bank tertentu. Terkait dengan hal tersebut di atas, dari beberapa penelitian empiris yang telah dilakukan di berbagai negara, terdapat 2 (dua) teori utama yang bertentangan terkait dengan dampak persaingan bank terhadap stabilitas bank (Beck et.al., 2006; Tabak et.al., 2007 dan Berger et.al., 2008), yaitu: (i) teori competition-fragility dan; (ii) teori competition-stability. Menurut pandangan competition-fragility, persaingan bank akan menghilangkan kekuatan pasar dan akan menggerus profit margin bank, yang pada akhirnya akan menurunkan nilai pasarnya. Dengan demikian bank-bank akan cenderung mengambil resiko yang tinggi untuk mempertahankan tingkat profitnya sehingga berpotensi akan mengganggu stabilitas bank. Sedangkan pandangan competition-stability berpendapat sebaliknya. Apabila bank mempunyai kekuatan pasar yang besar, maka akan bank cenderung menyalahgunakan posisi dominannya dengan menaiknya tingkat bunga pinjamannya, sehingga akan menyulitkan debiturnya dan memicu terjadinya kredit bermasalah yang akan membahayakan stabilitas bank sehubungan dengan moral hazard dan adverse selection dari nasabah debiturnya. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dampak implementasi program API terhadap struktur
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
6
pasar, persaingan dan stabilitas sistem perbankan umum di Indonesia serta hubungan antara persaingan dan stabilitas bank. Penelitian akan difokuskan kepada bank umum nasional di Indonesia.
1.2.
Perumusan Masalah Penelitian Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka terdapat beberapa pertanyaan
penelitian yang diajukan dalam tesis ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana bentuk struktur pasar Bank Umum di Indonesia? dan bagaimana dampak implementasi kebijakan API terhadap struktur pasar Bank?
2.
Apakah Bank cenderung berperilaku tidak kompetitif dalam struktur pasar yang semakin terkonsentrasi? dan bagaimana dampak implementasi kebijakan API terhadap tingkat persaingan Bank?
3.
Bagaimana dampak implementasi program API terhadap stabilitas Bank?
4.
Bagaimana pengaruh tingkat persaingan Bank terhadap stabilitas Bank?
5.
Bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro dan variabel karakteristik individual bank terhadap stabilitas Bank?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Sejalan dengan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan penelitian dalam
tesis ini adalah : 1.
Untuk mengetahui struktur pasar dan tingkat persaingan Bank Umum di Indonesia dan dampak implementasi kebijakan API terhadap struktur pasar dan persaingan Bank tersebut.
2.
Untuk mengevaluasi efektifitas pendekatan struktural yang digunakan dalam ketentuan persaingan usaha dalam menilai tingkat persaingan Bank, yang mendasarkan penetapan tingkat persaingan usaha berdasarkan pengukuran terhadap struktur pasar atau tingkat konsentrasi.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
7
3.
Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kebijakan API yang bertujuan untuk memperbaiki struktur permodalan bank melalui upaya yang mendorong konsolidasi Bank, terhadap stabilitas Bank.
4.
Mengetahui dan menganalisis adanya hubungan dan besarnya pengaruh tingkat persaingan tersebut di atas terhadap stabilitas Bank setelah kebijakan API diimplementasikan.
5.
Mengetahui dan mengkaji adanya hubungan dan pengaruh variabel-variabel lainnya yaitu variabel ekonomi makro dan karakteristik individual bank terhadap stabilitas Bank. Terhadap hasil penelitian tersebut di atas, selanjutnya akan dikaji implikasinya
terhadap ketentuan persaingan usaha dan kebijakan perbankan. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan yang bermanfaat dan konstruktif bagi otoritas pengawas persaingan usaha dan otoritas pengaturan perbankan terkait dengan evaluasi kebijakan, sehingga ke depan dapat dihindari adanya polemik terhadap implementasi kedua kebijakan tersebut.
Hal ini adalah sehubungan bahwa
kebijakan kearah upaya mewujudkan struktur dan sistem perbankan yang kuat dan stabil, semakin penting di masa-masa mendatang guna mendorong fungsi intermediasi bank serta menjaga stabilitas sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan sektor riil, namun masih dalam suatu kerangka persaingan usaha bank yang sehat.
1.4.
Kerangka Pemikiran Penelitian Dari latarbelakang tersebut di atas, terdapat 2 (dua) issue pokok yang menarik
perhatian bagi penulis untuk melakukan penelitian ini, yaitu : pertama, implementasi program API bertujuan untuk menciptakan industri perbankan di Indonesia yang lebih baik, sehat dan stabil, maka keberadaan struktur perbankan perlu dioptimalkan khususnya dari segi struktur permodalannya. Dalam rangka memperbaiki struktur permodalannya, bank-bank terdorong untuk melakukan konsolidasi yang diantaranya dengan melakukan merger dan akuisisi. Pelaksanaan konsolidasi tersebut diduga berdampak negatif terhadap struktur pasar bank berupa terjadinya pemusatan konsentrasi pada satu atau sekelompok bank tertentu. Otoritas pengawas persaingan usaha dalam hal ini sangat mewaspadai pemusatan konsentrasi tersebut, karena diduga akan
berpotensi menimbulkan berbagai pelanggaran yaitu
penyalahgunaan posisi dominan (abuse of dominant position) yang berimplikasi pada
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
8
persaingan usaha yang tidak sehat. Kedua, adanya pendapat yang menyatakan bahwa persaingan bank yang terlalu ketat (overcompetition) akan
mendorong bank dalam
mengambil excessive risk untuk mengejar profit margin-nya sehingga akan berdampak negatif terhadap stabilitas bank, yang pada akhirnya akan membahayakan stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan (contagion effect). Hal ini yang pada akhirnya mendorong keinginan agar industri perbankan dapat dikecualikan atau perlu memperoleh pelakuan khusus dari hukum persaingan usaha, mengingat karakteristik industri perbankan yang berbeda dengan industri lain pada umumnya. Garis besar dari kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagaimana Gambar 1.1, di bawah ini :
Gambar 1.1. : Flow Chart Kerangka Pemikiran Penelitian
1.5.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan pertannyaan penelitian di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut : 1.
Struktur pasar Bank Umum di Indonesia adalah cenderung oligopoli dan implementasi kebijakan API berdampak terhadap peningkatan konsentrasi Bank.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
9
2.
Bank cenderung berperilaku tidak kompetitif dalam struktur pasar yang cenderung terkonsentrasi dan implementasi kebijakan API berdampak terhadap penurunan tingkat persaingan Bank.
6.
Stabilitas Bank meningkat dengan secara siginifikan pasca implementasi program API.
7.
Persaingan Bank berperpengaruh secara signifikan terhadap stabilitas Bank.
8.
Variabel ekonomi makro dan variabel karakteristik individual bank berpengaruh secara signifikan terhadap stabilitas Bank.
1.6.
Ruang Lingkup Peneltian dan Keterbatasan Penelitian 1.6.1. Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, fokus penelitian penulis adalah mengenai implementasi program API terhadap kondisi struktur pasar, tingkat persaingan bank dan stabilitas bank umum di Indonesia serta hubungan antara persaingan dan stabilitas bank umum di Indonesia. Dengan demikian, ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada sektor perbankan di Indonesia dengan dengan fokus penelitian pada bank umum di Indonesia yang beroperasi secara konvensional. Bank tersebut meliputi Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional Desiva (BUSN Devisa), Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa (BUSN Non Devisa) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Campuran dan Bank Asing. Dengan demikian, Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak termasuk dalam penelitian ini.
Periode yang diteliti adalah
periode sebelum penerapan program API dan periode setelah implementasi kebijakan API (tahun 2001 s/d tahun 2010). Sedangkan permasalahan penelitian dibatasi pada penelitian tingkat konsentrasi, tingkat persaingan serta dampaknya terhadap stabilitas bank umum yang beroperasi secara konvensional. Selain hal tersebut di atas, dalam penelitian ini tidak difokuskan kepada bagaimana mencari jumlah bank yang ideal. Hal ini disebabkan dalam implementasi kebijakan API yang paling penting adalah bagaimana kualitas dari bank-bank itu sendiri yaitu kinerja dan tingkat kesehatannya (Sugiarto, 2003).
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
10
1.6.2. Keterbatasan Penelitian Dengan adanya fokus penelitian sebagaimana butir 1.6. di atas, maka tesis ini disusun dengan segala keterbatasanya. Terdapat beberapa keterbatasan penelitian dalam tesis ini, yang menurut hemat penulis perlu mendapat perhatian yaitu :
Evaluasi terhadap efektifitas penetapan konsep hirarkis/pemetaan struktur perbankan dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan sesuai visi API, tidak termasuk dalam lingkup penelitian ini.
Dampak implementasi API terhadap perubahan struktur kepemilikan bank, khususnya asing pada industri perbankan di Indonesia, tidak termasuk dalam lingkup penelitian ini.
Pengelompokan bank umum yang menjadi obyek penelitian hanya berdasarkan besarnya total asset dengan tanpa membedakan jangkauan wilayah operasional individu bank dalam dalam skala ukuran total asset yang sama.
Model yang digunakan untuk mengukur perilaku persaingan bank terkait dengan pendekatan struktural hanya menggunakan 1 (satu) model saja yaitu PanzarRosse Statistic (1987), disamping terdapat beberapa model yang dapat digunakan misalnya : Learner Index, Breshnahan-Lau Model dan Bone Indicator . hal tersebut dengan pertimbangan, dalam berbagai literature, model Panzar-Rosse paling banyak digunakan dalam pengukuran perilaku persaingan bank.
1.7.
Sistematika Penulisan Tesis ini dibagi dalam enam bab yang tiap babnya dibagi lagi ke dalam beberapa sub
bab, yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1
: merupakan Bab Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, ruang lingkup/batasan penelitian serta sistematika penelitian.
Bab 2
: merupakan Bab Tinjauan Literatur, yang berisi teori-teori yang berhubungan dengan struktur pasar dan persaingan bank serta hubungan antara persaingan dan stabilitas dalam industri perbankan termasuk di dalamnya hasil-hasil penelitian terdahulu.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
11
Bab 3
: merupakan Bab Perkembangan Bank Umum di Indonesia Pasca Krisis, yang berisi gambaran umum mengenai perkembangan konsolidasi bank umum serta perkembangan perubahan struktur kepemilikan bank umum sebagai obyek yang diteliti, termasuk didalamnya perkembangan mengenai kinerja bank umum selama periode penelitian.
Bab 3
: merupakan Metode Penelitian, yang berisi pendekatan penelitian, metode pembahasan, sumber data, definisi variable yang digunakan dan model analisis yang digunakan.
Bab 5
: merupakan Bab Hasil Pengolahan Data dan Analisis, yang berisi pengolahan data, deskripsi hasil penelitian, pembuktian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Bab 6
: merupakan Kesimpulan dan Saran Kebijakan yang berisi kesimpulan dari hasil evaluasi, saran perbaikan dan saran kebijakan. Kesimpulan di sini merupakan jawaban atas atas permasalahan penelitian yang telah dievaluasi, dan diakhiri dengan beberapa saran yang diharapkan akan dapat menjadi masukan konstruktif bagi objek penelitian.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
12
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
2.1.
Regulasi Dan Pengaturan Perbankan Perbankan adalah lembaga perantara keuangan terbesar dalam perekonomian
(Miskhin, 2009). Perbankan pada dasarnya merupakan lembaga perantara keuangan yang dalam operasinya menerima simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, yang kemudian menanamkan dana simpanan dimaksud dalam bentuk penyaluran kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha maupun bentuk portfolio asset seperti surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah dan bank sentral. Perbankan mempunyai peran yang sangat strategis dalam perekonomian dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor industri yang lain, yang membuat lembaga perbankan dikenal sebagai lembaga yang perlu diatur oleh pemerintah dan otoritas perbankan. Ada beberapa alasan mengapa bank perlu diregulasi yaitu (Taswan, 2010) : 1.
Lembaga perbankan disamping mempunyai tujuan bisnis juga mengemban amanat nasional untuk mensejahterakan rakyat. Dengan demikian, regulasi memaksa untuk bertindak adil dan mendorong peningkatan kemakmuran rakyat. Dominasi atau konsentrasi atau monopoli perbankan sangat bertentangan dengan konsep pemerataan kemakmuran.
2.
Persamaan kepentingan stakeholder. Bank yang beroperasi untuk publik berarti melayani publik. Oleh karena itu bank juga disebut lembaga kuasi publik (quasi public institution). Kepentingan stakeholder (pemilik saham, pegawai, deposan, debitur, kreditur dan masyarakat umum pengguna jasa bank) mutlak diperhatikan. Para stakeholder memiliki kepentingan yang sama terhadap kelangsungan hidup bank.
3.
Bank merupakan lembaga kepercayaan, dimana masyarakat akan mempercayakan dananya di bank. Deposan yang bertindak sebagai kreditur/investor harus merasa bahwa investasinya aman di bank tersebut.
4.
Bank pada umumnya beroperasi dengan modal yang yang sangat rendah dibandingkan dengan hutang atau kewajiban kepada pihak eksternal. Operasi bank sebagaian besar didanai oleh dana masyarakat dan kreditur. Oleh karena itu perlindungan dana masyarakat mutlak dilakukan melalui regulasi permodalan.
12
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
13
5.
Kebangkrutan atau likuidasi bank dapat menimbulkan domino effect terhadap bank lain yang sehat. Bila ini terjadi maka akan mengganggu sistem perbankan nasional dan perekonomian nasional. Regulasi bank dijustifikasi dengan keinginan untuk memelihara sistem keuangan yang
sehat dan aman untuk menjamin keunikan-keunikan pelayanan atau jasa bank dan untuk meningkatkan mekanisme efisiensi yang lebih besar dalam mengaloksikan dana. Dalam prespektif perbankan regulasi dan pengaturan perbankan, harus mendukung kelangsungan operasi perbankan, mendukung stabilitas perekonomian dan mampu memberikan peluang bagi perbankan untuk tumbuh dalam persaingan yang sehat. Lebih lanjut menurut Taswan (2010), tujuan pengaturan perbankan oleh otoritas perbankan adalah untuk kepentingan keamanan (safety), stabilitas (stability) dan penataan terhadap struktur perbankan (structure).
2.2.
Gambaran Umum Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Arsitektur Perbankan Indonesia (API) adalah merupakan suatu blueprint mengenai
arah dan tatanan perbankan nasional kedepan. API tersebut merupakan policy direction dan policy recommendations untuk industri perbankan nasional dalam jangka panjang yaitu untuk jangka waktu 10-15 tahun ke depan (Sugiarto, 2004). API tersebut merupakan suatu banking architecture yang tidak hanya diperlukan bagi industri perbankan saja melainkan juga sektor keuangan keseluruhan untuk melihat gambaran atau peta perbankan di masa depan. Keberadaan API tersebut memiliki tujuan yang sangat fundamental yaitu terciptanya industri perbankan nasional yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem perbankan dan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan adanya API, berarti Bank Indonesia secara bertahap berkeinginan untuk menerapkan international best practice sebagaimana yang tercakup dalam 25 Prinsip Pokok Basel untuk pengawasan perbankan yang efektif (Basel Core Principles for Effective Banking Supervision) sehingga perbankan di Indonesia sejajar dengan negara-negara lain yang telah terlebih dahulu menerapkan prinsip-prinsip tersebut (Triandaru dan Budi Santoso, 2006). Dengan demikian, dalam jangka panjang Indonesia diharapkan memiliki industri perbankan yang kuat sehingga apabila terdapat internal shocks maupun external shocks yang datang secara tiba-tiba seperti misalnya krisis moneter tahun 1998 dapat dicegah ataupun diatasi dengan baik. Selain itu, bank-bank juga diharapkan akan memiliki fundamental yang kuat
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
14
dalam jangka panjang sehingga perbankan nasional kita tidak hanya mampu beroperasi di pasar domestik, melainkan juga mampu melakukan penetrasi sampai di pasar internasional. Arah ke depan perbankan nasional tersebut telah tertuang dalam “Visi API ke Depan” sehingga setiap bank akan melihat kemampuan dan sumber daya masing-masing. Visi perbankan ke depan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Dengan kejelasan visi tersebut, maka bank-bank akan mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga dalam jangka panjang nanti mereka sudah memiliki tujuan yang jelas apakah ingin menjadi bank internasional, bank nasional, atau menjadi bank dengan fokus kegiatan tertentu. Dengan adanya persyaratan modal minimum Rp. 100 Milyar, maka diharapkan 10 hingga 15 tahun ke depan perbankan Indonesia akan terdiri dari :
2-3 bank internasional (modal lebih dari Rp. 50 Triliun),
3-5 bank nasional (modal Rp. 10 Triliun sampai Rp. 50 Triliun),
30-50 bank segmen usaha tertentu (modal Rp. 100 Milyar sampai Rp. 10 Triliun), dan,
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan modal dibawah Rp. 100 Milyar.
Gambar 2.1. : Visi Perbankan Indonesia Sesuai Visi API Sumber : Bank Indonesia Guna mempermudah pencapaian visi API maka telah ditetapkan 6 (enam) pilar pengembangan API, yaitu : (i) menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
15
yang berkesinambungan; (ii) menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional; (iii) menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko; (iv) menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional; (v) mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat; (vi) mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan. Adapun 6 (enam) pilar API tersebut di atas dapat dilihat dalam Gambar 2.2. dibawah ini.
Gambar 2.2. : 6 (Enam) Pilar API Sumber : Bank Indonesia Dalam upaya untuk membangun landasan bagi berjalannya perbankan secara optimal maka langkah awal yang dilakukan dalam API adalah penguatan struktur perbankan nasional. Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum konvensional dan syariah, dalam rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun resiko, mengembangkan teknologi informasi, maupun meningkatkan
skala usahanya guna
mendukung peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit perbankan. Kebijakan Bank Indonesia melalui API diharapkan dapat mendorong bank untuk menjadi besar dan mampu bertarung dengan bank-bank kelas regional, sehingga menuntut adanya penambahan modal. Upaya peningkatan modal bank-bank tersebut dapat dilakukan melalui : (i) penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor baru (iii) merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai persyaratan modal minimum baru; (iv) penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal; (v) penerbitan subordinated loan.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
16
Dalam melaksanakan program kerja dalam rangka mencapai Visi API, terdapat 2 (dua) kebijakan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yang terkait dengan penataan struktur dan konsolidasi perbankan di Indonesia. 2 (dua) Kebijakan tersebut adalah PBI No. 7/15/PBI/2005 Tentang Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/16/PBI/2007 dan PBI No. 8/16/PBI/2006 Tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia. 2.2.1. Ketentuan Mengenai Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum Dilatar belakangi tujuan untuk memperkuat permodalan bank sebagai salah satu upaya memperkuat struktur perbankan Indonesia sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam API, maka melalui PBI No. 7/15/PBI/2005, Bank Indonesia telah menetapkan jumlah minimum modal inti bagi bank umum. Permodalan yang kuat diperlukan antara lain untuk menyerap potensi kerugian (resiko) yang dihadapi dan mengembangkan infrastruktur dalam rangka ekspansi usaha bank serta mengantisipasi penerapan Basel Accord II. Dengan demikian, permodalan perbankan yang sehat dan kuat tersebut sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka menggerakan kegiatan usaha di sektor riil. Hal ini disebabkan perbankan nasional pada saat itu belum sepenuhnya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan. Dalam ketentuan ini bank wajib memenuhi modal inti paling kurang Rp. 80 milyar pertanggal 31 Desember 2007. Apabila bank telah memenuhi ketetapan modal inti minmum Rp. 80 Milyar, maka selanjutnya wajib memenuhi modal inti minimal sebesar Rp. 100 milyar pada tanggal 31 Desember 2010. Apabila ternyata sampai batas waktu tersebut di atas bank belum memenuhi jumlah minimum modal inti yang ditetapkan, maka akan dikenakan sanksi berupa : (i) Pembatasan kegiatan usaha sebagai Bank Umum Devisa; (ii) Pembatasan penyediaan dana per debirur dan atau per kelompok peminjam; (iii) Pembatasan jumlah maksimum dana pihak ketiga yang dapat dihimpun bank; (iv) penutupan seluruh jaringan kantor yang berada di luar propinsi kantor pusat. Selanjutnya melalui No. PBI No. 9/16/PBI/20075 mengenai perubahan terhadap PBI No. 7/15/PBI/2005, terdapat penambahan cara pemenuhan yang dapat dilakukan bank untuk 5
Sesuai definisi pada PBI No. 9/16/PBI/2007, yang dimaksud “Merger” adalah penggabungan dari 2 (dua) bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi lebih dahulu; “Konsolidasi‟ adalah penggabungan dari 2 (dua) bank atau lebih, dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu; “Akuisisi” adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap bank.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
17
pemenuhan persyaratan modal inti minimum yaitu selain dengan modal disetor dan pertumbuhan laba, dapat juga dilakukan melalui merger, konsolidasi dan akuisisi. Selain itu terdapat tambahan sanksi berupa pengubahan izin usaha bank umum menjadi BPR apabila sampai batas waktu yang ditentukan bank tidak mampu memenuhi persyaratan pemenuhan modal inti minimum tersebut di atas sampai dengan Desember 2010. 2.2.2. Ketentuan Mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia Pengaturan mengenai kepemilihan tunggal ini sebagaimana dalam PBI No. 8/16/PBI/2006 adalah bertujuan untuk mendorong konsolidasi perbankan sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan struktur perbankan Indonesia yang sehat dan kuat. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan economic of scale dari bank-bank di Indonesia dan peningkatan
efektifitas
pengawasan
bank,
khususnya
melalui
pengawasan
secara
terkonsolidasi. Kepemilikan tunggal adalah salah satu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali pada satu bank. Pemegang saham pengendali dalam hal ini adalah badan hukum atau perorangan dan atau sekelompok usaha yang : (i) memiliki saham bank sebesar 25% atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan punya hak suara; (ii) memiliki saham bank sebesar kurang dari 25% dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan punya hak suara, namun dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian bank baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam ketetentuan ini, setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali hanya pada satu bank. Sejak berlakunya peraturan tersebut, pihak-pihak yang ingin melakukan penyesuaian struktur kepemilikan dapat memilih dari berbagai alternative sebagai berikut : (i) mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh saham yg dimiliki bank; (ii) merger atau konsolidasi atas bank-bank yang dikedalikannya; (iii) membentuk perusahaan induk dibidang perbankan (bank holding company). 2.3.
Ketentuan Mengenai Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Ketentuan mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1999. Ketentuan tersebut mempunyai beberapa tujuan diantaranya : (i) menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; (ii) mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
18
besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil; (iii) mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; (iv) terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Hal-hal pokok yang tercantum dalam undangundang ini meliputi Perjanjian ang dilarang, Kegiatan yang Dilarang dan Posisi Dominan. Perjanjian yang dilarang meliputi oligopoli, penetapan harga, pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi vertikal, perjanjian tertutup dan perjanjian dengan pihak luar negeri. Hal ini diatur oleh pasal 4 sampai pasal 16 dalam UU No. 5 tahun 1999. Oligopoli yang dimaksud adalah pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Sedangkan integrasi vertikal terjadi jika pelaku usaha membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat. Kegiatan yang dilarang meliputi praktek monopoli, monopsoni, penguasaan pasar dan persekongkolan. Hal ini diatur dalam pasal 17 hingga pasal 24 UU No. 5 tahun 1999. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang atau jasa lebih dari 50 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli. Selain itu, pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: (i) menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; (ii) menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; (iii) membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan; (iii) melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu. Ketentuan mengenai posisi dominan diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 29 UU No.5 tahun 1999. Hal-hal yang diatur dalam ketententuan posisi dominan meliputi (i) Larangan penyalahgunaan posisi dominan, dimana pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominannya untuk menetapkan syarat-syarat perdagangan yang dapat menghalangi konsumen mendapatkan produk dan jasa yang bersaing (harga, jumlah dan kualiutas),
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
19
membatasi pasar dan pengembangan teknologi dan menghambat pelaku usaha lain untuk memasuki pasar, (ii) Larangan jabatan rangkap sebagai direksi atau komisaris yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, (iii) Larangan pemilikan saham yang mengakibatkan satu pelaku atau kelompok pelaku usaha menguasai 50% pangsa pasar atau 75% pangsa pasar untuk 2 (dua) atau 3 (tiga) atau beberapa pelaku atau beberapa pelaku usaha pada kegiatan usaha yang sama atau pasar yang sama dan ; (iii) Larangan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Dalam mengawasi pelaksanaan UU No.5 tahun 1999 ini dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Tugas KPPU sebagai sebagai otoritas pengawas persaingan usaha adalah melakukan penilaian terhadap perjanjian dan kegiatan yang dilarang serta menilai ada atau tidaknya posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
2.4.
Bentuk Struktur Pasar Persaingan Persaingan perdefinisi adalah suatu proses rivalitas antar industri dalam mencari
pelanggan bisnis dalam suatu periode. Tujuannya adalah meningkatkan pangsa pasar (market share) dan mendapat keuntungan setinggi-tingginya. Suatu perusahaan bersaing dalam harga atau kualitas dari suatu produk. Dalam konteks ekonomi mikro (Pindyk dan Rubinfeld, 2005) dikenal berbagai macam bentuk struktur pasar persaingan dalam industri yaitu pasar persaingan sempurna (perfect competition), pasar monopoli (monopoly). pasar mopolistik (monopolistic competition), pasar oligopoli (oligopolistic) dan Seperti halnya industri lainnya, persaingan dalam sektor perbankan juga terkait dengan masalah efisiensi dan memaksimalkan kesejahteraan sosial (social welfare). 2.4.1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition) Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan kemampuan satu perusahaan dalam memproduksi output adalah sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu mempengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap, masih diperlukan beberapa karakteristik (syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu (i) Perusahaan dalam industry ini tidak dapat menentukan harga sendiri (price taker), sehingga perusahaan dalam menjual produknya berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar; (ii) Produk yang dihasilkan dalam suatu industri adalah bersifat homogen
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
20
dan merupakan subsitusi sempurna; (iii) Penjual maupun pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang harga produk dan input. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga yang berbeda dari satu perusahaan
ke perusahaan lainnya.
Demikian halnya dengan perusahaan akan memperoleh satu harga yang sama untuk harga faktor produksinya; (iv) Terdapat keleluasaan untuk masuk dan keluar pasar (free entry and exit) tanpa menghadapi sunk cost. Jika perusahaan tertarik pada satu industri dengan segera dapat masuk, sebaliknya bila tidak tertarik lagi atau gagal, maka dapat segera keluar dari pasar. 2.4.2. Pasar Monopoli (Monopoly) Industri dikatakan berstruktur monopoli apabila hanya ada satu produsen (single firm) tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial. Output yang dihasilkan tidak mempunyai substitusi (no closed substitute). Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatanbagi perusahaan lain untuk memasuki industri (barriers to entry), baik technical barriers maupun legal barrier to entry. Hambatan teknis adalah ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan existing firm, sedangkan hambatan legalitas adalah hambatan bagi pelaku usaha baru karena adanya ketentuan perundangan yang memberikan hak monopoli. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis disebut perusahaan monopolis alamiah (natural monopolist). 2.4.3. Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition) Struktur pasar persaingan
ini
memiliki kedekatan karakteristik dengan pasar
persaingan sempurna, namun setiap perusahaan di pasar tidak hanya menerima harga yang berlaku, melainkan mampu menentukan harga sendiri dalam arti masing-masing perusahaan mempunyai kekuatan pasar walaupun tidak besar. Hal ini karena barang yang ada dalam pasar tersebut adalah barang yang sudah mengalami diferensiasi, atau dengan kata lain barang yang ada di pasar bukan merupakan barang subsitusi sempurna meskipun perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Diferensiasi produk tersebut akan mendrong perusahaan dalam suatu industri melakukan persaingan non harga. Selain itu pasar ini bercirikan dengan adanya kebebasan keluar dan masuk dalam industri (free entry and exit). 2.4.4. Pasar Oligopoli Berbeda dengan pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli memiliki kedekatan karakteristik kepada struktur monopoli, yaitu dalam pasar hanya terdapat beberapa pelaku
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
21
pasar. Para pelaku pasar dalam struktur pasar ini memiliki dua kemungkinan dalam penentuan harga, apabila diantara produsen oligopoli yang terdapat dalam pasar tidak melakukan kerjasama (non collusive), maka kemampuan menentukan harga lemah. Akan tetapi apabila diantara produsen oligopoli tersebut berkolusi dalam menetapkan harga, maka kekuatan
dalam menentukan harga sangat kuat, yang cenderung ke arah
monopoli.
Perilaku ini sering disebut sebagai tindakan kartel. Pada umumnya dalam pasar, perusahaan melakukan promosi secara intensif. Promosi yang sangat aktif tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
2.5.
Struktur Pasar dan Persaingan Dari berbagai literatur terdapat perbedaan pendekatan dalam metodologi yang
digunakan dalam mengukur tingkat persaingan bank yaitu pendekatan traditional industrial organization dan new empirical industrial organizational (Degryse., et. al, 2009). Pendekatan traditional industrial organization menganalisis tingkat persaingan berdasarkan kondisi struktur pasar dalam suatu indutri (the structural approach), sedangkan pendekatan new empirical industrial organizational bertujuan untuk mengukur tingkat persaingan secara langsung (non structural), bukan dari struktur pasar tetapi lebih kepada competitive conduct (Biker dan Haaf, 2002). 2.5.1. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural dikembangkan oleh Manson (1939) dan Bain (1951) yang bertujuan untuk mengetahui derajad persaingan dalam suatu industri berdasarkan karakteristik struktural yang membangun hubungan langsung antara struktur industri (structure), dengan perilaku perusahaan (conduct) yang kemudian berdampak terhadap kinerja (performance). Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan Structured-ConductPerfomance (SCP) yang meneliti hubungan antara struktur terhadap perilaku dan kinerja suatu industri. Struktur dalam hal ini mengacu kepada kosentrasi pasar (market concentration). Pendekatan ini didasarkan kepada suatu hipotesis bahwa struktur pasar (tingkat konsentrasi pasar yang rendah) mempengaruhi perilaku kompetitif (perilaku semakin kompetitif) dan perilaku kompetitif mempengaruhi kinerja (perilaku yang semakin kompetitif akan menyebabkan berkurangnya kekuatan pasar, rendahnya tingkat keuntungan/profit) sehingga struktur mempengaruhi kinerja (performance).
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
22
Gambar 2.3. : Hubungan Liner Struktur Perilaku Kinerja Secara umum pandangan SCP berpendapat bahwa semakin terkosentrasi sektor perbankan semakin kurang kompetitif sektor tersebut, sebaliknya, semakin kurang terkosentrasi sektor perbankan semakin kompetitif sektor tersebut. Pandangan SCP menyandarkan pada asumsinya bahwa karena struktur pasar adalah berhubungan dengan tingkat persaingan, maka tingkat persaingan dapat diukur dengan tingkat/derajad konsentrasi (degree of concentration). The United States Federal anti-trust authorities yaitu the Department of Justice and the Federal Trade Commission menggunakan pendekatan strukural untuk mengukur struktur pasar persaingan industri dengan sampel 50 (lima puluh) perusahaan dalam suatu indutri, sebagai acuan dalam penilaian proposal merger dari beberapa perusahaan dalam suatu industri di Amerika Serikat6. Demikian juga dengan UU No. 5 tahun 1999 menggunakan pendekatan strukrtural dalam menilai adanya indikasi praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat. Selanjutnya, alat yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kompetisi terkait dengan pendekatan struktural adalah n-Bank Concentration Ratio (CRn) dan HerfindahlHirchman Index (HHI). 2.5.1.1. n-Bank Concentration Ratio (CRn) n-Bank Concentration Ratio (CRn) adalah merupakan penjumlahan rasio konsentrasi dari n (jumlah) perusahaan terbesar dalam industri dengan besaran nilai untuk n adalah 3, 4, dan 5. Rasio ini dihitung dengan menggunakan formula : n
CRn Si
(2.1)
i 1
Dimana Si adalah pangsa pasar bank i dan n adalah jumlah bank yang menjadi concern. Rasio konsentrasi ini secara lebih luas dikenal sebagai ukuran “kesenjangan” jumlah 6
lihat : http://www.ftc.gov/index.shtml
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
23
pensuplai dalam suatu pasar. Variabel total aset biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk mengukur ukuran bank dalam menghitung pangsa pasar bank (Rahardja dan Manurung, 2009; Kobacay, 2009). Variabel dana pihak ketiga, dan variabel kredit, juga merupakan merupakan pangsa pasar relevan dalam industri perbankan. Rasio konsentrasi memberikan penekanan tertentu terhadap bank besar (leading bank) dan mengabaikan dampak bank-bank kecil di pasar. Namun demikian, pengukuran dengan menggunakan rasio konsentrasi memiliki keuntungan yaitu relatif lebih mudah dipahami, dan untuk datanya relatif mudah didapatkan. Nilai rasionya adalah antara 0 (mengarah kepada bentuk pasar persaingan sempurna) sampai 1 (mengarah kepada bentuk pasar monopoli). Sedangkan, menurut UU No. 5 Tahun 1999, batasan yang diduga dan diaggap kolutif dari pelaku usaha apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Angka tersebut merupakan angka yang dianggap moderat (rule of tumb) dalam suatu konteks persaingan usaha (Ariyanto, 2004). Angka rasio ini hanya memberikan informasi mengenai pergerakan pangsa pasar di antara n bank-bank besar, tetapi tidak menangkap adanya perubahan distribusi dalam industri perbankan. Lebih lanjut rasio ini mengabaikan perubahan struktural dalam industri dimana tidak dimasukan dalam rasio konsentrasi dan juga mengabaikan adanya pengaruh persaingan dari bank-bank kecil terhadap keputusan yang dibuat oleh bank-bank besar dalam suatu pasar (Bikker dan Haaf, 2002). 2.5.1.2. Herfindahl-Hirchman Index (HHI) n-Bank Concentration Ratio (CRn) sebagaimana tersebut di atas dapat memberikan informasi tentang struktur pasar, namun tidak memperhitungkan jumlah bank yang beroperasi di industri perbankan yang diamati. Seperti diketahui, jumlah pelaku pasar (bank yang beroperasi) memiliki pengaruh langsung pada masalah konsentrasi dan persaingan. Pengukuran konsentrasi yang lain yang banyak digunakan dan dapat mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan Indeks Herfindahl-Hirschman (HHI), karena indeks ini memperhitungkan ukuran relatif dan jumlah bank yang beroperasi pada industri perbankan yang menjadi objek penelitian. HHI mengasumsikan bahwa nilai 10.000 (atau 1 bila digunakan skala 1 sampai dengan 0.0001)7 mempunyai arti jika hanya ada satu bank di sektor perbankan (berarti strukturnya monopoli) dan jika nilainya mendekati 1 (atau 0.0001 bila digunakan skala 1 7
Dalam penelitian ini digunakan skala 1 sampai dengan 0.0001
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
24
sampai 0.0001) berarti pada industri perbankan yang diamati terdapat sejumlah besar bank yang ukurannya relatif sama. Indeks Herfindahl ini sangat sensitif terhadap andil perusahaan terbesar, karena semakin kecil andil yang diberikan suatu perusahaan semakin kurang berarti dalam indeks ini. Orris C. Herfindahl dalam Naylah (2010) mengukur konsentrasi industri sebagai berikut : Total besaran absolut dari variabel yang diamati dalam industri :
NV = NV1 + NV2 + NV3 + … +NVn
(2.2)
Notasi n adalah jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri sedangkan NV i adalah besaran absolut dari variabel yang diamati pada perusahaan ke i, misalnya adalah nilai aset, dana pihak ketiga (DPK) jumlah kredit. Selanjutnya NV mewakili jumlah keseluruhan dari nilai variabel yang diukur. (2.3.)
Pangsa pasar atau market share perusahaan : Jumlah kuadrat dari market share perusahaan i merupakan Indeks Herfindahl, yaitu: n
HHI ( MS i ) 2
(2.4)
i 1
Dalam Sanuri (2011), di Amerika Serikat standar pengukuran yang digunakan dalam mengukur tingkat konsentrasi industri adalah HHI. Apabila HHI berada di bawah 100 (atau 0.01), maka industri dikatakan tidak terkonsentrasi (unconcentrated), apabila nilai HHI pada kisaran 1000 (atau 0.01) hingga 1800 (atau 0.18), maka dikegorikan agak terkonsentrasi (moderately concentrated), sedangkan apabila nilai HHI melebihi angka 1800 (atau 0.18) industri dikategorikan terkonsentrasi (highly concentrated). Disebutkan dalam „Horizontal Merger Guidelines‟ yang diterbitkan oleh Department of Justice dan
Federal Trade
8
Commission Amerika Serikat , apabila terdapat transaksi yang mengakibatkan peningkatan HHI lebih dari 100 poin,
maka
akan diwaspadai karena akan meningkatkan tingkat
konsentrasi pasar. Di Indonesia, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam Peraturannya Nomor 13 Tahun 20109, secara jelas menyebutkan bahwa untuk keperluan penilaian merger, KPPU akan menggunakan HHI. Namun apabila penerapan HHI tidak 8 9
US Department of Justice, Antitrust Division, and the Federal Trade Commission, 1992 „Horizontal Merger Guidelines‟ (revised April 8, 1997), dalam Gilbert, 2003. Tentang Pedoman Pelaksanaan Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha Dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
25
dimungkinkan, maka akan menggunakan rasio konsentrasi (CRn) atau metode lain yang memungkinkan untuk menggambarkan tingkat konsentrasi pasar. KPPU membagi tingkat konsentrasi pasar ke dalam dua spektrum berdasarkan nilai HHI pasca merger, yaitu spektrum I (konsentrasi rendah) dengan nilai HHI dibawah 1800 (atau < 0.18), dan spektrum II (konsentrasi tinggi) dengan nilai HHI di atas 1800 (atau > 0.18)10. Apabila industri berada dalam spektrum I, maka rencana merger dinilai tidak akan menimbulkan kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Hal ini didasarkan pada HHI industri secara rata-rata di Indonesia yang masih di atas 2000 (atau > 0.2). Oleh karena itu merger yang menghasilkan HHI kurang dari 1800 (atau < 0.18) tidak mengubah struktur pasar yang telah ada sebelumnya dan menghilangkan kekhawatiran KPPU terhadap dampak praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pasca merger. Sementara itu apabila industri berada dalam spektrum II, maka akan dipilah perubahan HHI yang akan terjadi. Apabila perubahan HHI sebelum dan setelah merger tidak mencapai 150 (atau 0.015), maka dinilai tidak terdapat kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat karena perubahan struktur pasar yang terjadi tidak cukup signifikan. Namun apabila perubahan HHI tersebut melebihi 150 (atau 0.015), maka akan dilakukan penilaian aspek-aspek lain dalam menentukan apakah merger tersebut mengakibatkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat, seperti aspek entry barier, potensi perilaku anti persaingan, efisiensi, dan lain-lain. 2.5.2. Pendekatan Non Struktural (Panzar-Rosse Statistic) Pengukuran dengan pendekatan non struktural didasarkan pada pengukuran perilaku aktual dari bank. Perilaku aktual tersebut didasarkan pada ada tidaknya hambatan masuk (entry barriers) dalam suatu pasar perbankan, yaitu hambatan terhadap kepemilikan asing dan tindakan-tindakan restriktif yang dapat membatasi tingkat persaingan. Pendekatan non struktural tidak mengukur tingkat persaingan bank melalui struktur pasar (sebagaimana pendekatan struktural) tetapi mengukur perilaku kompetitif bank secara langsung. Dengan kata lain, untuk mengetahui pola persaingan yang terjadi tidak cukup hanya dengan berdasarkan informasi mengenai struktur pasar apa yang berlaku namun dibutuhkan informasi tambahan lainnya. Temuan utama dari model ini adalah tidak terdapat bukti yang
10
Lampiran Peraturan KPPU No. 13/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha Dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
26
cukup jelas untuk mengatakan bahwa penggunaan kekuatan pasar akan berakibat pada konsentrasi pasar yang lebih besar (Iman, 2009). Dalam pendekatan non struktural, salah satu teori maintsreamnya adalah Constentable Market Theory (CMT) yang dikembangkan oleh Baumol (1982). Teori ini memberikan argument yang lebih kuat tentang perilaku persaingan pasar, yang menegaskan bahwa tingkat konsentrasi bukan merupakan faktor penting dalam penentuan performa pasar. Jika pasar berbentuk constentable sempurna, harga selalu mencerminkan biaya produksi meskipun hanya terdapat satu perusahaan dalam industri tersebut. Dengan kata lain, industri yang terkonsentrasi dapat berperilaku secara kompetitif jika hambatan masuk (entry barrier) bagi pesaing baru cukup rendah. CMT mengasumsikan bahwa perusahaan dapat masuk atau keluar dari sebuah pasar dengan cepat tanpa kehilangan modalnya atau tidak ada sunk cost. Tidak adanya sunk cost ini menyebabkan perusahaan lama (incumbent) menghadapi kondisi hit dan run untuk masuk maupun keluar, yang berarti pemain potensial dapat masuk dan keluar industri tanpa biaya dan tidak harus menunggu sampai mendapat tingkat penerimaan tertentu untuk menutupi sunk cost. Selain itu, dalam industri yang constentable, pesaing potensial memiliki fungsi biaya yang sama dengan perusahaan lama. Jika perusahaan lama tidak memiliki keunggulan absolute dalam hal biaya dibandingkan dengan pemain potensialnya, keseimbangan pasar yang constentable menjadikan perusahaan lama hanya menikmati keuntungan normal. Karakteristik pasar yang constentable ini akan berimplikasi bahwa pasar perbankan yang terkonsentrasi dapat bersaing secara kompetitif meskipun pasar didominasi oleh beberapa bank besar. Oleh karenanya, pengambil kebijakan seharusnya relatif tidak memperhatikan mengenai dominasi pasar lembaga intermediasi keuangan dalam suatu negara bila pasar keuangannya constentable. Berdasarkan argument ini, deregulasi dan liberalisasi akan membuat industri perbankan menjadi lebih constentable atau terbuka untuk persaingan. Untuk mengetahui perilaku persaingan yang bersifat constentable atau non constentable ini dikembangkanlah metode-metode non struktural untuk mengukur perilaku persaingan perbankan tanpa menggunakan informasi struktur pasar secara eksplisit. Pengukuran perilaku persaingan dilakukan dengan mengestimasi perbedaan struktur biaya dari harga persaingan. Metode pengukuran yang umum digunakan dalam hal ini adalah model yang dikembangakan oleh Panzar dan Rosse (1987) . Model Panzar dan Rosse (P-R) mengukur perilaku persaingan dari suatu industri perbankan berdasarkan dampak dari perubahan harga input (biaya) pada keseimbangan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
27
(ekuilibrium) pendapatan dalam sistem industri perbankan. P-R menganggap bank beroperasi dalam keseimbangan jangka panjang dan kinerja dari bank-bank tersebut dipengaruhi oleh tindakan-tindakan dari para peserta pasar lainnya. Lebih lanjut, pendekatan P-R menganggap bahwa elastisitas permintaan terhadap harga, е , lebih besar dari 1, dan terdapat keseragaman struktur biaya (Bikker dan Haff, 2002). Pengujian model P-R diturunkan dari model pasar perbankan umum, yang menentukan output keseimbangan jumlah bank dengan memaksimalkan keuntungan pada tingkat bank maupun tingkat industri. Untuk memperoleh keseimbangan
output
dan
keseimbangan
jumlah
bank,
maka
keuntungan
bank
dimaksimumkan dalam level industri. Hal ini berimplikasi Pertama, bank i akan memaksimalkan profitnya dimana Marginal Revenue sama dengan Marginal Cost :
(
)
(
)
(2.5)
Ri menunjukan penerimaan (revenue) dan Ci menunjukan biaya (cost) dari bank i (tanda aksen menunjukan istilah marginal), xi adalah output dari bank i, n jumlah bank, wi adalah vector dari m faktor harga input dari bank i, zi adalah vector variabel eksogen yang menggeser fungsi penerimaan bank dan ti adalah vector variabel eksogen yang menggeser fungsi biaya bank i. Kedua, hal ini berarti, dalam kondisi keseimbangan, terdapat kendala keuntungan normal pada tingkat pasar :
(
)
(
)
(2.6)
Variable dengan tanda asterisk * menunjukan nilai equilibrium. Kekuatan pasar (market power) lebih lanjut diukur dengan perubahan dalam harga input (dwki) yang direfleksikan ke dalam penerimaan dalam keseimbangan (dR*i) yang diperoleh bank i. P-R mendefinisikan suatu indikator persaingan yang disebut H-Statistic (H) yang merupakan penjumblahan dari elastisitas faktor harga input dari bentuk persamaan pendapatan tereduksi (reduced form) sebuah bank pada suatu sistem perbankan : (2.7)
∑
Menurut P-R, H bernilai 0 atau negatif bila struktur persaingannya berbentuk monopoli, oligopoli kolusif sempurna atau conjectural variation dalam oligopoli jangka pendek. Dalam pasar monopoli, meningkatnya harga input akan meningkatkan biaya marjinal (marginal cost), mengurangi ouput keseimbangan dan akhirnya akan menurunkan total pendapatan, sehingga angka H akan bernilai 0 atau negatif. Pada kondisi pasar persaingan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
28
sempurna (perfect competition), nilai H akan sama dengan 1, dimana meningkatnya harga input akan meningkatkan biaya marjinal (marginal cost) maupun biaya perunit (average cost), dalam kondisi tertentu, tanpa mempengaruhi ouput optimal dari individual bank. Keluarnya beberapa perusahaan dari industri akan meningkatkan permintaan yang dihadapi oleh perusahaan yang tersisa, sehingga akan meningkatkan harga dan total penerimaan dengan jumlah yang proposional dengan dengan peningkatan biaya. Dalam persaingan yang monopolistik (monopolistic competition), nilai H akan berada pada 0 < H < 1. Dalam merespon kenaikan harga input, bank akan menaikan harga (tingkat bunga pinjaman) sama besarnya untuk menutupi naiknya biaya untuk tetap bertahan dalam persaingan. Selama proses ini, bank yang tidak efisien mungkin akan diakuisisi oleh bank lain atau harus keluar dari pasar. Keluarnya beberapa perusahaan akan meningkatkan permintaan yang dihadapi oleh bank yang masih ada, yang mengakibatkan naiknya harga dan penerimaan yang sepadan dengan naiknya biaya. Pada model persaingan monopolistik, P-R mengakui adanya diferensiasi produk dan masih konsisten dengan observasi bahwa bank cenderung melakukan diferensiasi terkait dengan variabel kualitas dan promosi, walaupun core bussines-nya adalah homogen. Panzar dan Rosse membuktikan bahwa pada pasar persaingan yang monopolistik (monopolistic competition) nilai H adalah 1 atau kurang. Pada model persaingan monopolistik tertentu, dimana produk bank yang satu dengan produk bank yang lain adalah merupakan subsitusi yang sempurna, elastisitas permintaan mendekati tak terhingga. Model empiris aplikasi dengan pendekatan P-R ini mengasumsikan bahwa bank mempunyai fungsi biaya dan pendapatan dan fungsi pendapatan dalam bentuk log linear dari Marginal Cost (Bikker dan Haaf, 2002). Fungsi log-liner Marginal Cost (MC) adalah :
∑
∑
(2.8)
Dimana OUT adalah output dari bank, FIP adalah faktor harga input (biaya dana, biaya personil dan biaya non bunga lainnya) dan EX
COST
adalah fungsi biaya bank yang bersifat
eksogen Ci. Sama halnya dengan fungsi MC, fungsi dasar dari Marginal Revenue (MR) bank adalah : (2.9)
∑
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
29
Dimana EX REV adalah variabel yang terkait dengan fungsi permintaan spesifik bank. Untuk maksimumkan profit bank, maka biaya marjinal harus sama dengan pendapatan marginal dalam keseimbangan (MR=MC) menghasilkan nilai equilibrium ouput :
(
∑
) (
∑
∑
) (2.10)
Dalam analisis empiris bentuk persamaan pendapatan tereduksi (reduced form) sebuah bank yang telah disederhanakan oleh Degryse, et. al (2009) menjadi sebagai berikut :
(
Dimana t.
)
∑
(
)
∑
(2.11)
adalah rasio dari total pendapatan bunga terhadap total aset bank i pada waktu
dan
merupakan harga faktor input f dan control variabel k masing-masing pada
bank i pada waktu i. H- Statistic dihitung sebagai berikut : (2.12)
∑
Secara ringkas dalam Tabel 2.1. Gelos dan Roldos (2002), mendefinsikan nilai HStatistic sebagai berikut : Tabel 2.1. : Definisi H-Statistic Nilai H-Statistic H≤0 0≤H≤1 H=1
Struktur Pasar Keseimbangan monopoli, atau oligopoli kolusif yang sempurna Keseimbangan persaingan monopolistik dengan kondisi free entry Persaingan sempurna atau monopoli dalam pasar yang contestable sempurna
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
30
2.6.
Stabilitas Bank Dalam berbagai literatur, stabilitas dalam industri perbankan pada umumnya
dijelaskan dan diukur dengan cara mengidentifikasi suatu kejadian melalui pendekatan dari segi sistemic banking distress maupun individual banking distress (Beck, et. al, 2006). systemic banking distress diidentifikasi melalui serial kejadian dari berbagai kejadian krisis dalam sistem perbankan, dengan mengabaikan krisis yang terjadi pada indivual bank (individual bank fragility). 2.6.1. Systemic Banking Distress Sistemic banking distress adalah suatu periode dimana sistem perbankan tidak mampu lagi secara efektif berfungsi sebagai perantara keuangan (intermedition function). Walaupun belum terdapat satu atau masih belum jelasnya definisi dari systemic crisis, tetapi definisi menurut Dermiguc-Kunt et al (1998) pada Kobacay (2009), telah diterima dalam berbagai studi. Dalam pengertian ini systemic banking distress dapat diidentifikasi dengan menggunakan informasi kegagalan individual bank (individual bank failure). Suatu systemic banking distress telah terjadi dalam suatu negara apabila memenuhi salah satu kondisi : (i) rasio asset non performing dalam suatu sistem perbankan telah mencapai sekurang-kurangnya 10% dari total aset sistem perbankan; (ii) biaya untuk penyelamatan sistem perbankan telah mencapai 2% dari GDP; (iv) terjadinya pengalihan kepemilikan bank-bank secara besarbesaran kepada Pemerintah; (iv) terjadinya “bank run” yang meluas atau terdapat tindakan yang darurat yang dilakukan Pemerintah dalam bentuk pembekuan simpanan masyarakat, penutupan kantor-kantor bank dalam jangka waktu cukup panjang, atau pemberlakuan penjaminan simpanan yang menyeluruh. 2.6.2. Individual Bank Distress Individual banking distress diukur dengan menggunakan bank level accounting data. Banyak studi empiris memfokuskan diri kepada individual bank distress untuk mengukur stabilitas sistim perbankan. Sementara para pengambil kebijakan lebih concern terhadap systemic banking crisis, namun apabila ada bank individual bermasalah maka hal tersebut juga perlu diwaspadai karena dalam banyak hal systemic banking crises dimulai dari krisis bank individual, terlebih lagi apabila yang bermasalah adalah bank-bank besar yang akan berdampak terhadap krisis keuangan yang akhirnya krisis pada perekonomian negara secara keseluruhan. Pada analisis mengenai stabilitas bank dilakukan melalui pendekatan tekanan terhadap bank secara individual (individual bank distress), terdapat 2 (dua) metode
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
31
pengukuran stabilitas bank yaitu pertama dengan menggunakan angka Z-Index dan angka rasio Non Performing Ratio (NPL). Z-Index adalah merupakan proxy dari probabilitas dari kegagalan atau kemungkinan kebangkrutan bank, sedangkan angka NPL adalah merupakan proxy kondisi kerapuhan suatu bank (bank fragility indicator). Berbeda dengan NPL yang mengukur resiko portfolio kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank, sedangkan Z-Index yang mengindikasikan resiko bank secara keseluruhan, (Jimenez. Et. al, 2007; Berger. et, al, 2008; Beck, 2008:). 2.6.2.1. Z -Index Salah satu teknik yang paling banyak digunakan untuk mengukur stabilitas bank dalam berbagai studi adalah Z-Index. Z-Index merupakan merupakan proxy dari kemungkinan insolvency atau mendekati kebangkrutan. Rasio ini mengindikasikan resiko bank secara keseluruhan. Angka Z-Index meningkat dengan meningkatnya profitabilitas, tingkat leverage atau tingkat kapitalisasi dan menurunnya volatilitas atau ketidakstabilan dari pendapatan bank. Dengan demikian semakin tinggi angka Z-Index menunjukan semakin rendahnya profile resiko bank dan semakin tinggi tingkat stabilitas bank (Boyd et. al., 2006: Beck., 2008; Berger et. al., 2008). Z-Index didefinisikan sebagai jumlah rasio tingkat pengembalian dari asset (Return on Assets/ROA) dengan rasio modal terhadap total asset (capital to total asset) dibagi dengan standard deviasi dari rasio tingkat pengembalian dari asset (σ ROA) sebagai berikut : )
( (
(2.13)
)
Angka Z-Index meningkat dengan meningkatnya tingkat profitabilitas dan leverage dan turun seiring dengan meningkatnya volatilitas dari tingkat pendapatan terhadap asset. Rasio Z-Index meningkat dengan meningkatnya keuntungan dan tingkat kapitalisasi dan sebaliknya, menurun dengan volatilitas atau ketidakstabilan pendapatan. Interprestasi terhadap angka Z-Index adalah semakin besar angka Z-Index menunjukan semakin kecil profile resiko bank dari probabilitas kebangkrutan dan kegagalan (failure) sehingga semakin stabil suatu bank. 2.6.2.2. Non Performing Loan Ratio (NPL) Berbeda dengan Z-Index yang menindikasikan resiko bank secara keseluruhan sedangan NPL mengukur resiko portfolio kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
32
Tingginya angka rasio NPL suatu menunjukan bahwa bank tersebut mempunyai resiko kredit yang tinggi, dan jika tidak dikelola secara benar akan menyebabkan kegagalan bank (bank failiure). Meningkatnya angka rasio NPL dapat menyebabkan menurunkan aktifitas ekonomi, melalui disintermediasi pinjaman bank yang disebabkan oleh pengikisan laba bank. Selain hal itu tingginya rasio NPL dapat menyebabkan menurunkan kinerja ekonomi riil sehubungan dengan adanya kegagalan fungsi (malfunction) dari sektor perbankan. Dengan demikian, rasio NPL adalah merupakan salah satu indikator macroprudential yang penting yang harus menjadi perhatian dari regulator untuk mengukur stabilitas keuangan (Tabak et. al, 2007).
2.7.
Persaingan dan Stabilitas Sistem Perbankan : Theory Dari sudut pandang industrial organization, persaingan antar bank akan menghasilkan
alokasi, produktifitas dan dinamika efisiensi. Dengan demikian, diharapkan bahwa meningkatnya suatu persaingan dalam sektor perbankan akan menghasilkan penurunan biaya, penurunan tingkat bunga kredit semakin luasnya suplai kredit dan semakin meningkatnya inovasi dan kualitas pelayanan dari produk atau jasa perbankan. Walaupun jasa keuangan mempunyai banyak special properties dibandingkan industri lainnya, jalur dimana kompetisi mempengaruhi efisiensi adalah sama dengan industri-industri lainnya (Northcott, 2004; Claessens, 2009). Namun demikian, sektor perbankan memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda dibanding sektor industri lain pada umumnya, yaitu : pertama, perbankan mempunyai kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu memfasilitasi produksi. Perbankan memainkan peran penting sebagai intermediasi antara pihak pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank memobilisasi, mengalokasi dan meninvestasikan dalam sejumlah besar simpanan masyarakat, sehingga kinerja bank mempunyai pengaruh yang tidak langsung terhadap alokasi modal, pertumbuhan perusahaan, ekspansi industri dan pertumbuhan ekonomi;
kedua, bank mempunyai peran penting
mengurangi biaya informasi dan biaya transaksi terkait dengan interaksi antara pemilik dana dan pihak yang membutuhkan dana. Selain pentingnya fungsi efisiensi pada sektor perbankan untuk pertumbuhan ekonomi, Stabilitas di sektor perbankan juga merupakan hal yang vital karena adanya instabilitas pada sistem perbankan dapat menyebabkan instabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan masyarakat untuk
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
33
disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha (Warjiyo, 2006). Walaupun kestabilan sistem keuangan mencakup semua lembaga keuangan, kondisi kesehatan bank seringkali merupakan muara dari stabilitas sistem keuangan. Hal tersebut disebabkan karena setiap instabilitas di sektor perbankan dapat dengan mudah ditransmisikan ke sektor lain dalam perekonomian melalui gangguan pada mekanisme pinjaman antar bank dan sistim pembayaran ke sektor riil. Setiap tekanan kepada bank individual mempunyai dampak potensi kepada seluruh bank dan sistem keuangan melalui efek penularan (contagion effects), sehingga pada gilirannya akan menimbulkan ongkos ekonomi yang sangat besar dalam suatu negara. Sehubungan biaya sosial yang besar, maka sangat wajar apabila para pengambil kebijakan menempatkan upaya untuk mencegah ketidakstabilan sistem perbankan dan krisis pada prioritas yang tinggi. Dengan demikian, stabilitas sistim perbankan dan efisiensi perbankan merupakan hal yang penting bagi para pengambil kebijakan. Untuk menjelaskan keterkaitan antara persaingan dan stabilitas di sektor perbankan, dari berbagai literature yang ada, terdapat dua teori atau pandangan yang menjelaskan hubungan atau keterkaitan antara persaingan dan stabilitas bank di sektor perbankan. Teori atau pendangan tersebut adalah Competition-Fragility dan Competition-Stability (Beck, et. al, 2006; Tabak, et. al, 2007; Berger, et. al, 2008). Secara garis besar dua pandangan yang bertolak belakang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 2.7.1. Competition-Fragility Terdapat suatu conventional wisdom dari para pengambil kebijakan dan akademisi bahwa semakin tinggi tingkat persaingan bank, semakin tinggi instabilitas sistim perbankan, dengan demikian terdapat suatu trade-off antara persaingan dan stabilitas sistim perbankan. Pandangan inilah yang disebut competition-fragility. Pandangan tersebut secara teoritis didukung oleh banyak studi yang telah dilakukan. Terdapat beberapa mekanisme yang dikemukan dalam beberapa literatur yang menjelaskan mekanisme bagaimana persaingan dalam mendorong kearah sistem perbankan yang semakin beresiko sebagai berikut : 2.7.1.1. Franchise Value Hypothesis Franchise value hypothesis paling banyak mendominasi dalam berbagai literature, dimana esensi dari paradigma ini adalah analisis terhadap hubungan antara struktur pasar dengan perilaku pengambilan resiko yang berlebihan oleh bank (excessive risk taking). Mekanisme ini menjelaskan bahwa franchise value memainkan peran penting dalam pengambilan resiko oleh perbankan. Franchise value mengurangi keinginan bank untuk
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
34
mengambil resiko dan membuat bank relatif konservatif dalam upaya melindungi franchise value-nya sehingga akan mendorong kearah stabilitas sistim perbankan. Namun demikian, apabila suatu ketika terjadi persaingan yang ketat yang menyebabkan turunnya profit margin bank, maka hal tersebut akan menyebabkan franchise value-nya turun. Sebagai akibatnya, bank-bank cenderung mengurangi perilaku hati-hatinya (prudence) dan mengambil langkahlangkah
yang
beresiko
secara
berlebihan
(excessive
risk
taking)
dalam
upaya
mempertahankan profit margin-nya. Akibatnya bank cenderung mengalokasikan dananya kepada asset-asset dan kredit yang beresiko tinggi tetapi memberikan profit margin atau pendapatan bunga yang tinggi, sehingga berpotensi mengarah ke instabilitas sistim perbankan. 2.7.1.2. Pengaturan dan Pengawasan Bank Teori ini menyatakan bahwa semakin semakin sedikit jumlah bank, maka akan semakin mudah dan efektif dalam melaksanakan pengaturan dan pengawasan dibandingkan dengan sistim perbankan yang tingkat persaingannya tinggi dimana jumlah bank lebih banyak. Karena kualitas pengaturan dan pengawasan lebih baik, maka sistim perbankan yang lebih sedikit dengan tingkat persaingan yang rendah akan mempunyai kemungkinan instabilitas yang lebih kecil. Menurut Kobacay (2009),
hasil penelitian empiris yang
dilakukan oleh Allen dan Gale (2000,2003) serta Beck (2008), mendukung pandangan ini, dimana di Amerika Serikat yang jumlah banknya lebih banyak memiliki sejarah instabilitas keuangan yang lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan Inggris yang mempunyai jumlah bank yang lebih sedikit. 2.7.1.3. Pasar Uang Antarbank dan Sistim Pembayaran Kondisi pasar persaingan sempurna (perfect competition) dapat mencegah bank untuk menyediakan likuiditas bagi bank lain yang terkena kesulitan likuiditas sementara (temporary likuidity shortage). Dengan tidak adanya insentif untuk menyediakan likuiditas bagi suatu bank yang bermasalah tersebut, dapat menyebabkan bank tersebut mengalami kebangkrutan yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap stabilitas sektor keuangan secara keseluruhan. Sebaliknya, jika jumlah bank sedikit dan tingkat persaingannya rendah, maka bank-bank tersebut akan mempunyai insentif untuk menyediakan cadangan likuiditas yang lebih banyak untuk dapat digunakan sewaktu-waktu dalam penyediaan likuiditas bagi bank-bank lain apabila sedang mengalami kesulitan likuiditas sementara. Hal ini akan mencegah bank terhadap efek penularan apabila terjadi krisis. Menurut Micco dan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
35
Panizza (2005) bank yang menpunyai pangsa pasar lebih besar dapat menginternalisasikan efek positif counter-cyclical dari ekspansi kredit selama masa resesi dan mempunyai insentif untuk mengurangi financial contagion. Hal ini menunjukan bahwa perbankan pada struktur pasar yang imperfect competition lebih stabil dari pada perbankan pada kondisi struktur pasar yang perfect competition. 2.7.1.4. Diversifikasi Portfolio Bank Implikasi dari dampak tingkat persaingan bank terhadap diversifikasi portfolio berbagai aktifitas bank dapat juga dianalisis dalam konteks hubungan antara tingkat konsentrasi, persaingan dan stabilitas bank. Dalam hubungan ini, diasumsikan tingkat persaingan bank rendah dalam pasar yang terkonsentrasi. Dari studi yang relevan mengasumsikan bahwa konsolidasi dan konsentrasi dalam industri perbankan akan memperbesar skala usaha bank. Semakin membesarnya skala usaha bank tersebut portfolio aktifitas akan lebih terdiversifikasi. Meningkatnya diversifikasi dari portfolio asset tersebut, akan cenderung mengurasi resiko kegagalan bank (Beck, et. al, 2008). Sebagai contoh apabila suatu perusahaan lembaga keuangan menjalankan usaha perbankan dan asuransi, maka apabila sewaktu-waktu mengalami klaim yang tidak terduga, maka akan lebih mudah bagi perusahaan lembaga keuangan ini untuk mengatasinya dibandingkan apabila hanya menjalankan satu jenis usaha asuransi saja (Miskhin, 1999). Selanjutnya, menurut Micco dan Panizza (2005), semakin tinggi tingkat konsentrasi bank, semakin tinggi tingkat diversifikasi bank tersebut, yang pada gilirannya memungkinkan bank dimaksud untuk mengambil resiko yang lebih tinggi dan dengan demikian dapat tetap memberikan pinjaman selama dalam masa resesi. 2.7.2. Competition-Stability Competition-stability adalah merupakan suatu counter argument terhadap pandangan competition-fragility, yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kompetisi di sektor perbankan akan membawa sektor perbankan kearah stabilitas dan sebaliknya. Dalam hal ini tidak terdapat trade-off antara tingkat persaingan dengan stabilitas bank. Pandangan tersebut ini dibentuk dan didukung oleh suatu argumen-argumen sebagai berikut : 2.7.2.1. Risk shifthing paradigm Pandangan competition-stability pada prinsipnya dibangun dari paradigma pengalihan resiko (risk shifthing paradigm). Studi yang mendukung paradigma ini pada dasarnya difokuskan pada moral hazard and adverse selection dari sektor perbankan dan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
36
menganalisa dampak dari persaingan terhadap dorongan moral hazard dan adverse selection dari nasabah debiturnya11. Menurut Boyd dan De Nicolo (2005), terdapat hubungan yang positif antara tingkat persaingan dengan stabilitas bank. Hubungan ini lebih dititikberatkan kepada perilaku dari nasabah peminjam. Mekanisme tersebut terdapat pada sisi asset dari neraca bank dan terkait dengan persaingan yang terjadi di pasar kredit/pinjaman bank (loan), dan tidak terkait atau tidak memperhitungkan persaingan yang terjadi di pasar simpanan (deposit). Pada franchise value hypothesis, rendahnya tingkat persaingan di pasar simpanan menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi bagi bank sehubungan rendahnya tingkat bunga simpanan sehingga bank akan cenderung sengaja untuk mencari resiko yang lebih rendah. Tingginya profit margin tersebut akan mendorong bank untuk cenderung konservatif dalam mengambil kebijakan disisi asetnya. Hal ini dalam berbagai literature adalah disebut sebagai “deposit market channel”. Namun demikian, dalam waktu yang sama, rendahnya tingkat persaingan bank khususnya di pasar kredit/pinjaman akan cenderung diikuti tingginya tingkat bunga pinjaman/kredit. Hal ini akan menyebabkan tingkat keuntungan nasabah peminjam akan merosot dan mendorong mereka untuk mencari alternatif bisnis yang memberikan keuntungan lebih tinggi namun beresiko tinggi. Hal inilah yang dinamakan “loan market channel”. Apabila tingkat persaingan bank rendah dimana beberapa bank mempunyai kekuatan pasar (market power) yang tinggi baik di pasar simpanan (deposit) maupun di pasar pinjaman/kredit (loan). Maka net effect dari sebagai “deposit market channel” dan “loan market channel” akan menentukan tingkat resiko bank. Jika terdapat masalah moral hazard dan adverse selection dari sebagian nasabah peminjam, maka “loan market channel” akan lebih mendominasi. Dengan demikian, melemahnya persaingan bank akan menyebabkan meningkatnya resiko bank. Oleh sebab itu loan market channel dapat mengeliminasi trade-off antara persaingan dan stabilitas bank. Dengan demikian berdasarkan pandangan ini, semakin tinggi persaingan baik di pasar kredit/pinjaman maupun di pasar simpanan, akan mengurangi tingkat resiko nasabah peminjam yang selanjutnya mengurangi angka pinjaman/kredit bermasalah (non performing loan) sehingga mendorong kearah stabilitas bank. 2.7.2.2. Kebijakan “too big to fail” atau “too important to fail” Pendukung
pandangan
competition-stability
concentration-fragility
atau
berpendapat bahwa para pengambil kebijakan akan concern terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bank (bank failure) dalam kondisi sistim perbankan yang tidak kompetitif dengan 11
Moral hazard (niat buruk) adalah resiko dari satu pihak terhadap suatu transaksi yang terkait dalam perilaku yang tidak diharapkan dari sisi pandang pihak lainnya, sedangkan adverse selection (salah pilih) adalah masalah yang timbul akibat informasi yang asimetris sebelum transaksi terjadi (Mishkin, 2009).
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
37
jumlah bank lebih sedikit dibandingkan dengan kondisi sistim perbankan yang kompetitif dengan jumlah bank yang lebih banyak. Alasannya adalah bahwa keberadaan bank besar memberikan tingkat exposure terhadap resiko sistemik terhadap stabilitas sistim keuangan apabila terjadi kegagalan. Sehubungan dengan hal tersebut para pengambil kebijakan cenderung enggan untuk membiarkan bank-bank ukuran besar mengalami kegagalan meskipun kegagalan bank tersebut terkait dengan masalah insolvency. Dengan demikian, pengambil kebijakan akan menjamin kelangsungan usaha bank-bank besar tersebut agar untuk menghindari krisis yang lebih luas yang membahayakan perekonomian. Dari prespertif tersebut sistem perbankan yang terkonsentrasi akan cenderung agresif terhadap resiko dalam operasionalnya (more risk taking) sehingga lebih rentan terhadap kegagalan (fragile), dibandingkan dengan sistem perbankan yang lebih tersebar (Mishkin, 1999; Beck, et. al, 2008; Kobacay, 2009). Terkait dengan hal tersebut di atas, tidak semua hasil penelitian secara empiris menunjukan hubungan negatif atau positif yang jelas antara yang jelas persaingan dan stabilitas bank. Dengan demikian, disamping pandangan competition-fragility dan competition-stability,
ada yang berpendapat bahwa pandangan lainya yang menyatakan
bahwa hubungan struktur pasar dan stabilitas di sektor perbankan adalah tidak jelas. Menurut Allen dan Gale (2004) sebagaimana pada Kobacay (2009), mereka berpendapat bahwa hubungan tersebut sangat kompleks dan mempunyai intraksi yang penting dengan kondisi makro ekonomi, pengaturan/regulasi dan kerangka kerja institusi di suatu negara dan perbedaan model-model yang digunakan dalam mengukur persaingan.
2.8.
Hasil Penelitian Empiris Sebelumnya Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan struktur pasar, persaingan dan
stabilitas bank adalah terhadap bank-bank dalam satu negara (based on one country) dan dilakukan terhadap bank-bank dalam beberapa negara (cross-country), sebagai berikut : -
Biker dan Haaf (2002), meneliti kondisi tingkat konsentrasi dan persaingan bank pada 23 negara industri di Eropa dan diluar Eropa dalam periode 10 tahun. Penelitian menggunakan pendekatan struktural dalam mengukur tingkat konsentrasi (CR3 dan HHI) dan dengan menggunakan pendekatan non struktural dalam mengukur tingkat persaingan yaitu Panzar-Rosse dan Bresnahan Model. Kesimpulan hasil penelitian mereka adalah menolak hoptesis persaingan sempurna maupun kartel sempurna
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
38
(oligopoly kolutif) untuk semua pasar. Namun ketika menganalisis pasar yang lebih kecil hasil penelitiannya tidak menolak hipotesis persaingan sempurna maupun kartel sempurna yang berlaku pada pasar perbankan Australia dan Yunani. Mereka menemukan bahwa bank yang lebih kecil beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif dibandingkan perbankan berskala nasional dan internasional. Mereka juga menemukan perilaku kompetitif bank dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi sehubungan dengan adanya indikasi kecenderungan pembentukan kartel oleh beberapa bank besar yang menghambat persaingan. -
Gelos dan Roldos (2002), meneliti perubahan yang terjadi pada struktur pasar perbankan akibat konsolidasi di negera-negara emerging market selama tahun 1990an. Perubahan struktur pasar yang signifikan sebagai akibat proses konsolidasi yang terjadi pada beberapa negara tersebut, yang dicerminkan oleh penurunan yang tajam dari jumlah bank ternyata tidak selalu diikuti dengan meningkatnya konsentrasi bank yang diukur dengan CRn maupu HHI, khususnya di beberapa negara Asia yang proses konsolidasinya di dorong oleh pemerintah/otoritas perbankan (policy driven). Lebih lanjut dari hasil perhitungan ekonometrik dengan menggunakan metode Panzar-Rosse (1987), secara keseluruhan menunjukan bahwa pasar semakin kompetitif pada negara-negara sampel penelitian yaitu di 8 (delapan) negara Eropa dan Amerika Latin. Rendahnya hambatan masuk, mendorong masuknya bank-bank asing telah mencegah rendahnya persaingan sehubungan dengan adanya proses konsolidasi.
-
Ariyanto (2004), meneliti struktur pasar perbankan Indonesia periode tahun 20002003. Berdasarkan Concentration Ratio terhadap 4 bank besar (CR4) dan HHI diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan CR4, belum terdapat indikasi peningkatan konsentrasi pada struktur industri perbankan, sedangkan berdasarkan HHI terdapat indikasi peningkatan konsentrasi perbankan. Lebih lanjut dipaparkan bahwa berdasarkan hasil kajian KPPU (2004), dengan menggunakan Panzar-Rosse (1987) ditemukan indikasi bahwa industri perbankan Indonesia cenderung bersifat persaingan monopolistik (monopolistic competition).
-
Subanidja (2006), melakukan penelitian terhadap struktur pasar dari data 90 bank di Indonesia tahun 2004. Dengan menggunakan HHI dan Rasio CR4 masing-masing terhadap Aset, Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Modal. Hasil analisis struktur pasar menunjukan bahwa perbankan Indonesia berada dalam struktur pasar oligopoli
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
39
dominan. Bila persyaratan asset minimum dalam ketentuan API diterapkan maka ada kecenderungan kuat akan terjadinya merger antar bank dan struktur pasar bank umum di Indonesia akan bergerak menuju struktur pasar yang cenderung monopoli. -
Tabak, et. al. (2007) meneliti hubungan antara stabilitas bank yang diukur dengan Rasio Non Performing Loan (NPL) dengan persaingan bank yang diukur dengan HHI di Brazil periode 2000-2005. Dengan menggunakan pendekatan panel data, dihasilkan penelitian empiris yang menyimpulkan bahwa konsentrasi bank mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap stabilitas bank, dimana terdapat semakin terkonsentrasi sistem perbankan di Brazil semakin tinggi tingkat stabilitasnya. Hasil penelitian ini mendukung teori competition-fragility.
-
Jimenez, et. al. (2007) meneliti hubungan antara persaingan bank dan pengambilan resiko oleh bank (risk taking) pada sistem perbankan di spanyol pada periode 19882003. Pengukuran pengambilan resiko oleh bank adalah dengan menggunakan NPL rasio, sedangkan untuk mengukur kekuatan pasar (market power) digunakan learner index untuk simpanan dan pinjaman komersial, HHI rasio dan (CR5) dan sejumlah bank. Penelitian mereka menghasilkan bukti empiris yang mendukung franchise value paradigm dimana terdapat hubungan negatif antara kekuatan pasar dengan pengambilan resiko bank, dimana pada saat kekuatan pasar meningkat, bank NPL rasio menurun. Hasil penelitian ini mendukung teori competition-fragility.
-
Kusumastuti (2008), menganalisis tingkat persaingan di industri perbankan Indonesia untuk mengetahui dampak krisis ekonomi 1997-1998 mempengaruhi struktur industri perbankan Indonesia.
Dari penelitian dilakukan terhadap 13 bank besar dengan
periode 1999-2006 dengan menggunakan Indeks Lerner. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa mendorong persaingan akan menciptakan efisiensi di sektor industri perbankan. Tetapi naiknya persepsi resiko kredit yang tercermin dalam perubahan komposisi kredit akan meningkatkan Indeks Lerner yang berarti menurunya persaingan. -
Kobacay (2009), meneliti validitas dari hipotesia trade-off antara persaingan dan stabilitas bank di Turki periode 1990-2008. Dampak dari makro ekonomi dan indikator spesifik bank termasuk struktur kepemilikan juga diperhitungan dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan untuk mengukur stabilitas adalah rasio ZINDEX maupun rasio NPL, sedangkan untuk tingkat persaingan digunakan variabel
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
40
adalah HHI, Panzar-Rosse (1987) maupun CRn. Metode yang digunakan adalah data panel dengan menggunakan metode fixed effects menghasilkan penelitian yang mendukung hipotesis bahwa tidak terdapat hubungan yang jelas antara struktur pasar dan stabilitas di sektor perbankan, dimana hubungan tersebut sangat kompleks dan mempunyai
intraksi
yang
penting
dengan
kondisi
makro
ekonomi,
pengaturan/regulasi dan kerangka kerja institusi di suatu Negara. -
Iman (2009), meneliti tingkat persaingan perbankan Syariah pada periode 2003-2008 dengan menggunakan pendekatan Panzar-Rosse (1987). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa persaingan dalam industri perbankan Syariah adalah bersifat contestable sehingga terbuka untuk persaingan. Dari nilai H-Statistic yang terletak antara 0
-
Angelov dan Asadov (2010,) meneliti trade-off persaingan dan stabilitas pada system perbankan di Amerika pada periode 1984 dan 2004. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat stabilitas bank adalah Z-Index sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur persaingan adalah HHI. Dengan menggunakan model unbalanced panel data, menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat trade-off antara tingkat persaingan terhadap stabilitas. Menurunnya tingkat persaingan mempunyai efek yang positif dalam peningkatan stabilitas perbankan di Amerika dalam kurun penelitain tersebut di atas. Hasil penelitian ini mendukung teori competition-stability.
-
Mulyaningsih dan Daly (2011), meneliti struktur pasar dan tingkat persaingan pada perbankan di Indonesia periode 2001-2009, dengan menggunakan struktural (CR4 dan HHI) dan model Panzar-Rosse (1987) untuk meneliti struktur pasar dan perilaku persaingan bank di Indonesia. Penelitian tersebut di atas menghasilkan beberapa kesimpulan bahwa struktur pasar perbankan di Indonesia menjadi kurang terkonsentrasi dengan adanya kebijakan konsolidasi. Selain itu, selama periode penelitian, perbankan di Indonesia berada pada struktur pasar persaingan yang monopolistic (monopolistic competition).
-
Sanuri (2011), menguji hipotesis dalam menganalisis hubungan antara struktur pasar dan kinerja sebuah industri yaitu Structure-Conduct-Performance (SCP) dan hipotesis
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
41
EfficientStructure (ES) untuk perbankan di Indonesia., manakah dari kedua paradigma/hipotesis tersebut yang mencerminkan industri perbankan Indonesia. Dengan menggunakan data panel dari seluruh bank umum di Indonesia yang beroperasi pada periode tahun 2000 hingga 2010, terbukti bahwa paradigma SCP yang diwakili oleh variabel tingkat konsentrasi pasar perbankan (indeks HerfindahlHirschman) dan Market Share, tidak terbukti pada perbankan Indonesia. Sebaliknya terbukti bahwa hipotesis ES lebih dominan pada operasional bank di Indonesia.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
42
BAB 3 PERKEMBANGAN BANK UMUM DI INDONESIA PASCA KRISIS
3.1.
Perkembangan Konsolidasi Bank Umum Pada krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997, perbankan di Indonesia telah
menghadapi sejumlah permasalahan mendasar yaitu meliputi lemahnya corporate governance, buruknya manajemen risiko, besarnya eksposur pinjaman valuta asing, dan tingginya kredit bermasalah (non-performing loans). Hal tersebut di atas menyebabkan industri perbankan sangat rentan terhadap gejolak financial global sehingga memicu terjadinya penarikan dana besar-besaran (bank runs) yang kemudian berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Krisis ekonomi tahun 1997 tersebut di atas, merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi regulator perbankan Indonesia tentang pentingnya prinsip kehati-hatian (prudential regulation) dalam mengelola sistem perbankan. Untuk menghindarkan dampak krisis perbankan yang lebih parah dan mempercepat pemulihan ekonomi maka diperlukan kebijakan menyeluruh untuk menyehatkan perbankan nasional. Oleh Simorangkir (2009), berbagai kebijakan utama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menyehatkan perbankan nasional pada masa dan pasca krisis dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu : Tabel 3.1. : 3 (Tiga) Kelompok Kebijakan Utama Pasca Krisis Perbankan 1998/1999 I
Kelompok Penanggulangan
II Kelompok Penyehatan
III Kelompok Penguatan Ketahanan
Program Exit Policy Program Dana Talangan Bank Indonesia Program Blangket Guarantee Program Pendirian BPPN Program Penyelesaian Asset Program Akuisisi, Merger dan Konsolidasi Program Rekapitalisasi Bank-bank Program Restrukturisasi Kredit Program Jaring Pengaman Sosial
Sumber : Simorangkir (2009) Kebijakan-kebijakan tersebut di atas ditempuh ditujukan untuk mengembalikan kepercayaan perbankan nasional dan membentuk ketahanan perbankan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya kebijakan ini mendorong bank untuk mencapai skala ekonomi dan mempercepat penciptaan sistem perbankan yang sehat. 42
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
43
Selanjutnya, oleh Mulyaninsih dan Daly (2011), secara kronoligis dan umum, kebijakan-kebijakan tersebut di atas dapat kategorikan lagi kepada kebijakan yang bersifat mikro sebagai berikut : Tabel 3.2. : Kebijakan Mikro Perbankan Periode 1997-2010 Tahun
1997 2003 2004 2004-2010
Kebijakan Konsolidasi Likuidasi 23 bank Rekapitulasi bank Merger 4 bank pemerintah menjadi Bank Mandiri Privatisasi bank-bank yang di-bailout dibawah skema Indonesian Banking Restructuring Agency (IBRA) Pembuatan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Serangkaian merger dan konsolidasi perbankan dilakukan untuk memenuhi Single Presence Policy dan kebutuhan modal minimum
Sumber : Mulyaningsih dan Daly (2011) Berbagai kebijakan pasca krisis tersebut di atas telah mendorong proses konsolidasi perbankan. Hal ini dimulai dengan kebijakan otoritas perbankan yang menutup 23 bank pada tahun 1997. Upaya pemulihan atau restrukturisasi industri perbankan mengubah struktur kepemilikan bank dan peraturan perbankan. Pada beberapa bank, kepemilikan keluarga digantikan oleh kepemilikan pemerintah dan asing dan beberapa bank harus dilikuidasi atau digabung (merger). Proses konsolidasi ini dilanjutkan dengan memperkenalkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pada Januari 2004. Pada dasarnya kebijakan tersebut di atas adalah untuk mendorong industri perbankan untuk mencapai skala ekonomi dan mempercepat penciptaan sistem perbankan yang sehat. Dampak dari kebijakan konsolidasi adalah terjadinya proses merger/akusisi dalam kurun waktu 1997-2010 yang melibatkan sebanyak total 33 (tiga puluh tiga) bank yang menghasilkan 14 (empat belas) bank baru hasil merger dan akuisisi. Dimulai dengan mergernya 4 (empat) besar bank-bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Eskpor Impor (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) menjadi Bank Mandiri pada tahun 1997.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
44
Tabel 3.3. : Serangkaian proses merger dan Akusisi Bank periode 1997-2010 Tahun
Bank Merger/Akuisisi Jumlah
Nama Bank
Bank Hasil Merger/Akuisisi
PT. Bank Bumi Daya (BBD) 1997
4
PT. Bank Dagang Negara (BDN)
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Ekspor Impor (Bank Exim) PT. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
2000
2
PT. Bank Dai-Ichi Kanggo
PT. Bank Mizuho Indonesia
PT. Bank IBJ Indonesia PT. Bank Bali PT. Bank Artha Media
2001
5
PT. Bank Universal
PT. Bank Permata Tbk
PT. Bank Patriot PT. Bank Prima Express 2001 2001
2 2
2004
3
2005
2
2006
2
2007
2
2007
2
2008
3
2008
2
2008
2
2010
2
PT. Bank Sumitomo Mitsuo Indonesia PT. Sakura Swadarma Bank
PT. Bank Sumitomo Mitsuo Indonesia
PT. UFJ Indonesia Bank PT. Tokai Lippo Bank PT. Bank Pikko PT. Bank Danpac PT. Bank CIC PT. Bank Artha Graha PT. Bank Inter-Pacific Tbk PT. Bank UFJ Indonesia PT. Bank of Tokyo Mitsubishi PT. Bank Commonwealth Indonesia PT. Bank Artha Niaga Kencana PT. Multicor PT. Bank Windu Kentjana PT. Bank Hagakita PT. Bank Haga PT. Rabobank Duta PT. Bank Niaga PT. Bank Lippo PT. Bank Harmoni International PT. Bank Index Selindo PT. Bank Buana PT. Bank UOB Indonesia
PT. UFJ Indonesia Bank PT. Bank Century PT. Bank Artha Graha International PT. Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd PT. Bank Commonwealth PT. Bank Windu Kentjana Inetrnational Tbk PT. Bank Rabobank International Indonesia Bank PT. Bank CIMB Niaga Tbk PT. Bank Index Selindo PT. Bank UOB Buana Tbk
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Publikasi Bank Umum, diolah. Adanya gelombang merger dan akuisisi dan adanya serangkaian penutupan bank sejumlah penutupan bank selama kurun waktu tersebut di atas telah mengurangi jumlah bank umum di Indonesia. Pada tahun 1997 jumlah bank umum di Indonesia adalah 239 bank, jumlah ini mengalami penurunan drastis pada tahun 2001 menjadi 141 bank. Jumlah tersebut di atas terus menurun menjadi 130 bank pada tahun 2006-2007 dan selanjutnya menjadi sejumlah 122 pada tahun 2010. Pada tahun 2008, terdapat merger 2 (dua) bank besar yaitu
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
45
PT. Bank Niaga dan PT. Bank Lippo untuk memenuhi kebijakan kepemilikan tunggal, menjadi PT. Bank CIMB Niaga.
Gambar : 3.1. : Jumlah Bank Umum di Indonesia. Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan, diolah Dalam kurun waktu 2001-2010, struktur kepemlikian bank umum nasional juga mengalami pergeseran. Perubahan signifikan pada kepemilikan bank umum terjadi seiring dengan restrukturisasi dan divestasi perbankan oleh Pemerintah dalam rangka recovery setelah krisis. Beberapa bank yang semula dimiliki oleh Pemerintah pada program rekapitalisasi, sebagian besar sahamnya kini menjadi milik pihak asing setelah divestasi. Bank-bank tersebut antara lain PT. Bank Central Asia (BCA), PT. Bank Danamon Indonesia (BDI) dan PT. Bank Internasional Indonesia (BII). Setelah divestasi, 51% saham BCA pada akhirnya dikuasai Farindo Investment Ltd,
yang berbasis di Mauritus, Sedangkan BII,
sebagian besar sahamnya sebanyak 54.33% dikuasai oleh Sorak Financial Holdings Ltd (Maybank Group) dari Malaysia, dan selanjutnya berganti nama menjadi BII Maybank. Sementara itu BDI, sebagian besar sahamnya (67.75%) dimiliki oleh Asia Financial Ltd. yang berbasis di Bermuda. Selain itu, Bank Niaga yang bergabung dengan Bank Lippo pada tahun 2008 dan sebelumnya bernama CIMB Niaga, sebagian besar sahamnya (77.24%) dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd yang juga dari Malaysia. Dengan adanya divestasi bank ex-rekap kepada pihak asing, maka ditambah dengan keberadaan cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia, maka dilihat dari total asetnya bank swasta asing setidaknya mengasai sekitar 30% pangsa perbankan di Indonesia. Bila
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
46
ditambah dengan 18 Bank Campuran lainnya yang juga sebagian sahamnya di miliki oleh asing, maka penguasaan pangsa pasar perbankan oleh bank tersebut mencapai 35%, hampir menyamai pangsa aset bank-bank persero (Sanuri, 2011). Bagi negara berkembang seperti Indonesia, beroperasinya bank-bank asing
tersebut secara teoritis dapat memberikan
keuntungan, diantaranya adalah adanya aliran investasi asing yang masuk (capital inflow) yang berguna untuk perekonomian. Selain itu juga terjadinya proses modernisasi perbankan, karena bank asing yang beroperasi dapat mengenalkan produk-produk bank yang inovatif dan bervariasi.
Di sisi persaingan, beroperasinya bank asing semakin menyemarakkan peta
persaingan industri bank. Bank asing yang saat ini berjumlah 11 bank dengan total aset mencapai sekitar 7,5% dari seluruh aset perbankan, selama ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perkembangan perbankan nasional. Kontribusi tersebut dapat
dilihat dari segi product innovation yang membuat bank-bank asing cenderung menjadi market leader. Selain bank persero dan bank swasta nasional serta bank asing, struktur perbankan Indonesia juga diwarnai oleh adanya bank yang skala operasionalnya relatif terbatas pada regional/provinsi tertentu, yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD). Meskipun demikian, terdapat beberapa BPD yang melayani jasa perbankan hingga ke propinsi lain, bahkan beberapa BPD membuka kantor cabangnya di Jakarta, contohnya Bank Jabar-Banten (BPD Jawa Barat – Banten), Bank Sumut (BPD Sumatera Utara), dan lain-lain.
Bank
Pembangunan Daerah (BPD) yang saat ini berjumlah 26 buah bank dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi), memiliki peran penting dalam pengembangan perekonomian, khususnya regional. Dalam operasionalnya, bank ini juga bersaing dengan bank-bank yang memiliki jaringan hingga ke daerah. Selama 5 tahun terakhir, pangsa aset BPD terhadap total aset Perbankan Indonesia menunjukan peningkatan, yaitu dari sekitar 7,2% pada tahun 2005 menjadi 8,9% pada tahun 2010. Demikian juga pangsa DPK dan kredit yang diberikan, yaitu meningkat dari 7,6% menjadi 9,4% untuk DPK dan dari 6,5% menjadi 8,5% untuk kredit yang disalurkan. Sebagai tindak lanjut dari implementasi API, Bank Indonesia telah meluncurkan program atau
inisiatif
yang disebut „BPD Regional Champion (BRC)‟, dalam rangka
penguatan struktur perbankan. BRC terdiri atas 3 (tiga) Pilar Utama yaitu (i) menjaga dan meningkatkan ketahanan perbankan, melalui komitmen memperkuat struktur permodalan, (ii) peran sebagai agent of regional development, dengan meningkatkan perannya sebagai
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
47
lembaga intermediasi, dan (iii) peningkatan kemampuan melayani masyarakat khususnya di daerah, melalui penciptaan produk yang variatif dan unggul.
3.2.
Perkembangan Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Bank Umum Seiring dengan penurunan jumlah bank, dari data perkembangan Total Aset, Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2010, justru menunjukan perkembangan yang signifikan. Total Aset bank meningkat dari sebesar Rp. 1.099.699 Milyar tahun 2001 menjadi sebesar Rp. 1.213.518 Milyar atau meningkat sebesar 10.36% dalam kurun waktu tersebut. Jumlah tersebut kembali meningkat sebesar 90.40% dalam kurun waktu 5 tahun menjadi sebesar Rp. 2.310.557 Milyar pada tahun 2008. Pada akhir 2010 jumlah total aset bank umum di Indonesia mencapai angka jumlah sebesar Rp. 3.008.853 Milyar pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 30.22 % hanya dalam kurun waktu selama 2 tahun. Secara rata-rata pertumbuhan total aset bank umum di Indonesia tahun 20012010 adalah sebesar 11.98% per tahun.
Gambar 3.2. : Pertumbuhan Total Aset, DPK dan Kredit Bank Umum (.2001-2010) Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan, diolah. Pertumbuhan total aset tersebut ditopang oleh kenaikan DPK yang juga cukup signifikan. Pertumbuhan total set tersebut sebagian besar adalah ditopang oleh kenaikan DPK yang juga cukup signifikan. Dari data pada Tabel 3.2. menunjukan bahwa peningkatan DPK rata-rata adalah proposional dengan peningkatan total aset. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
48
kepercayaan masyarakat semakin meningkat akibat membaiknya kondisi kesehatan dan kinerja bank dalam kurun waktu tersebut. Secara rata-rata kenaikan DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Indonesia dalam periode tahun 2001-2010 adalah sebesar 12.81% per tahun. Dari data perkembangan kredit perbankan juga menunjukan peningkatan yang lebih signifikan dalam periode waktu yang sama. Secara rata-rata pertumbuhan kredit bank umum di Indonesia pada periode tahun 2001-2010 adalah sebesar 23.48% per tahun. Peningkatan terbesar adalah pada tahun 2008 yaitu sebesar 30.51% pertahun dari sebesar Rp. 1.002.012 Milyar pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 1.307.688 Milyar pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009 terjadi pertumbuhan yang menurun sebesar 9.96%. Penurunan dalam pertumbuhan kredit tersebut disebabkan Pada tahun 2008, terjadi krisis keuangan global yang berdampak kepada melemahnya permintaan kredit dan penawaran kredit perbankan.
3.3.
Perkembangan Kinerja Bank Umum Secara keseluruhan, kinerja perbankan Indonesia sepanjang periode tahun 2001-2010
relatif stabil, meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya semakin meluas pada tahun 2008. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif. Dari Gambar 3.3. Nampak bahwa kinerja profitabilitas bank umum secara rata-rata menunjukan perkembangan positif apabila diukur dengan rasio Return on Assets (ROA). Pada masa konsolidasi pasca krisis, rasio ROA meningkat cukup signifikan dari sebesar ratarata 1.45% pada tahun 2001 menjadi sebesar 3.46% pada tahun 2004, sebelum turun ke angka 2.55% pada tahun 2005. Selanjutnya angka rasio ROA stabil dalam kisaran 2.78% sampai dengan 2.86% pada tahun 2007 dan tahun 2010, walaupun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2008 yaitu sebesar 2.33% yang kemungkinan disebabkan adanya dampak dari krisis global.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
49
Gambar 3.3. : Perkembangan ROA Bank Umum Nasional Periode Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan, diolah. Secara umum. dapat dikatakan bahwa perbaikan kinerja profitabilitas bank umum di Indonesia pada periode tahun 2001-2010 adalah disebabkan karena perbaikan pada kinerja efisiensi. Hal ini ditunjukan oleh trend penurunan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan dan kenaikan yang searah dengan rasio ROA. Kenaikan yang tajam dari rasio ROA pada tahun 2001-2004 diiringi oleh penurunan rasio BOPO pada periode yang sama. Demikian juga pada tahun-tahun setelahnya, dimana penurunan dalam rasio ROA diikuti oleh kenaikan rasio ROA pada tahun yang sama. Hal ini dapat dilihat pada kenaikan angka rasio BOPO yaitu dari sebesar 84.05% pada tahun 2007 menjadi sebesar 88.59% di tahun 2008, menyebabkan penurunan rasio ROA pada tahun yang sama.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
50
Gambar 3.4. : Perkembangan rasio BOPO Bank Umum Nasional Periode Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan, diolah.
3.4.
Perkembangan Rasio Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Fungsi intermediasi perbankan ditunjukkan oleh rasio pinjaman terhadap dana pihak
ketiga (loan-to-deposit ratio/LDR). Apabila dilihat dari angka rata-rata LDR periode tahun 2001-2010 secara keseluruhan berkisar pada angka 30 persen sampai dengan 70 persen. Hal ini menunjukan bahwa industri bank umum dalam periode tersebut rata-rata belum sepenuhnya menjalankan fungsi intermediasinya yaitu dengan menyalurkan kredit ke masyarakat dari dana yang dihimpunnya. Kenaikan rasio kredit terhadap DPK ini berarti terjadinya kenaikan kinerja perbankan yang mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi. Meskipun belum 100 persen menjalankan fungsi intermediasinya yaitu dalam penyaluran kreditnya, namun demikian angka LDR menunjukan kecenderungan yang terus meningkat dalam kurun waktu tahun 2001-2010.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
51
Gambar 3.5. : Perkembangan Rasio NPL, LDR dan CAR Bank Umum Nasional periode tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Perbankan, diolah. Peningkatan angka LDR dalam periode tersebut di atas, ternyata diimbangi dengan kualitas kredit yang terjaga baik. Hal ini ditunjukan dengan angka NPL yang relative stabil pada saat angka LDR menunjukan kecenderungan kenaikan. Angka NPL rata-rata berkisar antara 4% sampai dengan 7%. Secara rata-rata angka NPL ini menunjukan kecenderungan yang menurun, meskipun pada tahun dari sebesar 4.28% pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 menunjukan kecenderungan yang meningkat, namun hal tersebut tidak berlangsung lagi pada tahun berikutnya, dimana angka NPL cenderung mengalami penurunan dari sebesar 7.56% tahun 2005 menjadi sebesar 2.56% pada tahun 2010. Peningkatan LDR diharapkan terus terjadi dengan diimbangi dengan kualitas kredit yang terjaga baik, mengingat perbankan berperan penting dalam transmisi kebijakan moneter kepada sektor riil. Sejalan dengan peningkatan LDR, rasio kecukupan modal (CAR) bank umum di Indonesia meningkat dari tahun 2001 hingga tahun 2005, namun mengalami penurunan dari tahun 2006 hingga akhir periode penelitian tahun 2010. Angka rata-rata CAR tertinggi dicapai oleh Bank Umum di Indonesia pada tahun 2002 dan tahun 2006 yaitu masing-masing sebesar 22.24% dan 21.27%. Sedangkan angka rata-rata CAR terendah adalah pada tahun 2008 16.76%. Hal ini sekali lagi adalah merupakan dampak dari krisis global yang terjadi pada tahun 2008, yang sedikit banyak berimbas kepada sektor riil dan sector finansial di Indonesia. Namun demikian, CAR Bank Umum pada periode tersebut secara rata-rata masih
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
52
jauh diatas angka persyaratan CAR minimum yaitu 8%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi umum Bank Umum di Indonesia stabilitas dan ketahanan dalam menghadapi resiko masih terjaga dengan baik.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
53
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Pendekatan Penelitian Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan adanya regulasi
perbankan oleh otoritas perbankan pada dasarnya adalah untuk tujuan safety, stability dan structure (Taswan, 2010). Demikian pula dengan implementasi program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang memiliki tujuan sangat fundamental yaitu terciptanya industri perbankan nasional yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem perbankan dan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab pendahuluan, terdapat 2 (dua) issue pokok yang menarik perhatian bagi penulis untuk melakukan penelitian ini, yaitu : pertama, implementasi program API bertujuan untuk menciptakan industri perbankan di Indonesia yang lebih baik, sehat dan stabil, maka keberadaan struktur perbankan perlu dioptimalkan khususnya dari segi struktur permodalannya. Dalam rangka memperbaiki struktur permodalannya, bank-bank terdorong untuk melakukan konsolidasi yang diantaranya dengan melakukan merger dan akuisisi. Pelaksanaan konsolidasi tersebut diduga berdampak negatif terhadap struktur pasar bank berupa terjadinya pemusatan konsentrasi pada satu atau sekelompok bank tertentu. Otoritas pengawas persaingan usaha dalam hal ini sangat mewaspadai pemusatan konsentrasi tersebut, karena diduga akan berpotensi menimbulkan berbagai pelanggaran yaitu penyalahgunaan posisi dominan (abuse of dominant position) yang berimplikasi pada persaingan usaha yang tidak sehat. Kedua, adanya pendapat yang menyatakan bahwa persaingan bank yang terlalu ketat (overcompetition) akan mendorong bank dalam mengambil excessive risk untuk mengejar profit margin-nya sehingga akan berdampak negatif terhadap stabilitas bank, yang pada akhirnya akan membahayakan stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan (contagion effect). Hal ini yang pada akhirnya mendorong keinginan agar industri perbankan dapat dikecualikan atau perlu memperoleh pelakuan khusus dari hukum persaingan usaha, mengingat karakteristik industri perbankan yang berbeda dengan industri lain pada umumnya. Dalam penelitian ini, fokus penelitian penulis adalah mengenai dampak implementasi program API terhadap kondisi struktur pasar, tingkat persaingan dan stabilitas sistem perbankan nasional di Indonesia serta pengaruh tingkat persaingan bank dan stabilitas 53
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
54
perbankan. Penelitian dilakukan terhadap bank umum konvensional di Indonesia selama periode tahun 2001-2010. Dari hasil penelitian tersebut nantinya, akan dikaji lebih lanjut implikasinya terhadap kebijakan persaingan usaha dan kebijakan perbankan, sehingga diharapkan diperoleh suatu rekomendasi kebijakan yang akurat. Pendekatan penelitian yang digunakan pada dasarnya adalah bersifat kuantitatif, yaitu dengan melakukan analisis dan interprestasi terhadap variabel dan data kuantitaif yang disajikan dari hasil pengolahan data sekunder melalui perhitungan matematis, statistik dan model ekonometrik. Untuk memperkuat landasan berfikir dalam melakukan analisis dan interprestasi tersebut di atas, peneliti melakukan kajian teori dengan mempelajari bahanbahan bacaan berupa buku literatur, jurnal penelitian, laporan dan berbagai tulisan atau penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. Pendekatan penelitian selengkapnya adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan analisis perbandingan terhadap data dan variabel kuantitaif yang disajikan dalam bentuk grafis dan tabel untuk meneliti dampak implemtasi program API terhadap struktur pasar, dan persaingan bank umum di Indonesia.
2.
Menggunakan analisis grafis dan tabel serta analisis korelasi sederhana untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel tingkat konsentrasi (HHI-Aset) dan variabel tingkat persaingan bank (H-Statistic).
3.
Menggunakan model statistik, yaitu dengan menganalisis mengenai signifikansi perbedaan variabel stabilitas bank sebelum dan sesudah implementasi program API. Hal ini digunakan untuk menguji hipoitesis apakah implementasi program API berdampak signifikan terhadap stabilitas bank. Model statistik yang digunakan adalah paired t-test (uji beda rata-rata berpasangan) sebagai berikut (Levine, et. al., 2011):
̅
(4.1)
√ Dimana :
̅
∑
(4.2)
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
55
√
Di
=
∑
̅)
(
(4.3)
Selisih dari rata-rata variabel stabilitas pada periode 3 (tiga) tahun sebelum implementasi program API (2001-2003) dengan rata-rata variabel stabilitas pada periode 3 (tiga) tahun setelah implementasi program API (2004-2006) dari bank i.
n
=
Jumlah sample bank = 110 bank
Pengujian hipotesis menggunakan two tail test, dengan level signifikan, α : 1%, 5% dan 10%. 4.
Menggunakan model ekonometrika, yaitu dengan analisis dari model regresi data panel dalam : (i) menghitung variabel tingkat persaingan (H-Statistic) berdasarkan model Panzar-Rosse (1987), (ii) menguji hipotesis pengaruh tingkat persaingan bank terhadap stabilitas bank.
4.2.
Perumusan Model Persamaan
4.2.1. Model Panzar – Roze Statistic Model Panzar-Rose (1987) digunakan untuk menghitung H-Statistic sebagai variabel proxy tingkat persaingan bank persamaan pendapatan bank yang terdreuksi (reduced form). Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Panzar-Rosse yang dikembangkan oleh Degryse, et.al (2009) sebagai berikut :
(
)
∑
(
)
∑
(4.4)
dimana
adalah rasio dari total pendapatan bunga terhadap total aset bank i pada waktu t.
dan
merupakan harga faktor input f dan variabel control k masing-masing pada bank
i pada waktu i. Sedangkan
adalah error term. Sedangkan untuk harga faktor input (
)
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
56
dan variabel control (
), digunakan variabel yang dikembangakan oleh Kobacay (2009)
sebagai berikut : Harga faktor input (
) dalam hal ini terdiri dari : (i) ITC adalah rasio biaya bunga
terhadap total DPK (proxy harga input DPK), (ii) PEC adalah rasio biaya personil terhadap total asset (proxy harga input tenaga kerja), (iii) OPC adalah rasio biaya administrasi dan operasi terhadap total asset (proxy harga input equipment/aktiva tetap) Variabel control (
) dalam hal ini digunakan : (i) CPA yang merupakan rasio
modal/equity terhadap total asset, (ii) LAT yang merupakan rasio pinjaman terhadap total asset), (iii) AST yang merupakan total asset. Sehingga model akan persamaanya menjadi :
(
)
( (
) )
( (
) )
( (
)
(
)
)
(4.5)
dimana :
H-Statistic merupakan penjumlahan koefisien elastisitas pendapatan terhadap faktor harga input (β+δ+γ)12, yang mempunyai tingkat signifikansi pada α : 1%, 5% dan 10%. H-Statistic dihitung untuk setiap tahun dalam periode penelitian (tahun 2001 sampai dengan tahun 2010) dengan menggunakan regresi data panel log linier.
Angka H-Statistic setiap tahun didasarkan regresi 2 (dua) tahun data cross section yaitu tahun (t) dan tahun (t-1). Penggunaan regresi data panel dalam hal ini (bukan regresi data cross section), dimaksudkan agar diperoleh data perubahan mengenai harga unit faktor input dari waktu ke waktu secara lebih lebih akurat (Gelos dan Roldos, 2002). Hal tersebut sulit diperoleh apabila dilakukan dengan regresi dengan menggunakan data cross section saja, karena apabila hanya menggunakan regresi cross section saja tidak mampu menangkap perubahan antar waktu dalam model. Selain itu metode regresi cross section akan mengasumsikan bahwa seluruh bank mempunyai akses yang sama terhadap faktor produksi dan pendapatan di pasar (Mulyaningsih dan Daly, 2011). Dengan kata lain, regresi cross section tidak mampu menangkap dinamika lintas waktu variabel dalam model.
12
Interprestasi dari nIlai H-Statistic : H sama atau <0 mengindikasikan kondisi pasar yang monopoli, H=1 mengindikasikan pasar dalam kondisi persaingan sempurna, 0
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
57
4.2.2. Model Pengaruh Persaingan Terhadap Stabilitas Bank Untuk mengukur pengaruh tingkat persaingan terhadap stabilitas bank digunakan model dasar persamaan regresi dengan menggunakan data panel dengan menggunakan pendekatan model dasar yang dikembangkan oleh Kobacay (2009) sebagai berikut : ∑
(4.6)
∑
di mana : (i) Stabit adalah varibel stabilitas bank i pada tahun t yang diukur dengan variabel Z-Index, Compt adalah variabel tingkat persaingan pada tahun t yang diukur dengan HStatistic, (ii) Macrot adalah vektor variabel control berupa variabel ekonomi makro yang terdiri dari pertumbuhan PDB rill (P_GDP), tingkat inflasi (INFT), suku bunga SBI (SBI) dan kurs rupiah terhadap USD (KURS) pada tahun t dan, (iii) Charit adalah vektor variabel kontrol berupa variabel karakteristik dari masing-masing bank i pada tahun t yang terdiri dari ukuran bank (SIZE), Loan to Total Assets (LTA), Capital to Total Assets (CTA), Non Performing Loan Ratio (NPL), (iv) µit adalah error term. Secara lebih spesifik, model regresi data panel tersebut di atas dapat dituliskan sebagai berikut : (
)
(
(
)
) (
)
( (
)
) (4.7)
Model yang digunakan ditransformsikan dalam model semi log, hal ini dimaksudkan untuk menangkap sensitifitas dari variable stabilitas terhadap adanya perubahan dari tingkat persaingan, perubahan-perubahan variabel-variabel ekonomi makro maupun perubahan-perubahan dalam variabel karakteristik bank. Disamping itu, penggunaan regresi data panel dengan semi-log digunakan juga dimaksudkan untuk meningkatkan performance dari model agar memenuhi kriteria goodness of fit, yaitu meningkatkan angka R-Squared. Sebagai catatan hasil regresi data panel ini tidak dilakukan pengujian asumsi klasik.
Hal ini dengan pertimbangan bahwa menurut Verbeek (2000), Gujarati (2003), Wibisono (2005) dan Aulia (2004) dalam Ajija. et al (2011), bahwa penggunaan data panel telah meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu sehingga berimplikasi pada tidak harus dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
58
4.2.3. Regresi Data Panel Dalam mengestimasi parameter dalam model Panzar-Rosse (1998) sebagaimana butir 4.2.1. dan model pengaruh persaingan terhadap stabilitas bank sebagaimana butir 4.2.2. digunakan model regresi data panel. Dalam Gujarati dan Porter (2009), terdapat beberapa pendekatan teknis regresi pebdugaan parameter dengan menggunakan regresi data panel yaitu :
Pooled Least Square (PLS) Teknik ini sebenarnya adalah merupakan regresi dengan menggabungkan data cross section dan time series (pooled data). Kemudian data gabungan ini diperlukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode OLS. Model persamaannya adalah sebagai berikut : Yit = α + βXit + εit
……………………………………………………………………
(4.8)
i = 1,2, …, N ; t = 1,2, …, T di mana : Yit = variable terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t Xit = variable bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t Dengan menggabungkan data cross section dan time series menjadi pooled data, hasilnya akan lebih baik disbanding hanya dengan menggunakan data cross section atau time series saja. Namun demikian, dengan teknik ini tidak dapat dilihat adanya perbedaan baik antara individu maupun antara waktu. Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa baik intercept (α) maupun slope (β) adalah konstan. Asumsi model Pooled Least Square yang menghasilkan α maupun β yang konstan baik antar individu dan waktu adalah kurang realistis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat dua teknik lainnya yang biasanya digunakan untuk membuat data panel, yaitu model fixed effect dan model random effect.
Model Fixed Effect Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model dimungkinkan adanya intercept yang tidak konstan. Dengan kata lain, intercept ini mungkin tidak berubah setiap individu dan waktu. Pemikirian inilah yang menjadi
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
59
dasar pemikiran pembentukan model tersebut. Model persamaannya adalah sebagai berikut : Yit = α + βXit + γ2W2t + γ3W3t + … + γNWNt + δ2Zi2 +δ2Zi2 + … + δNZiT + εit …
(4.9)
di mana : Yit = variable terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t Xit = variable bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t Wit dan Zit = variabel dummy yang didefinisikan sebagai berikut : Wit
= 1; untuk individu i; i = 1,2, … ,N = 0; lainnya.
Zit
= 1; untuk periode t; t = 1,2, … , T = 0; untuk lainnya.
Model Random Effect Pada model random effect, perbedaan antar individu dan atau waktu dicerminkan lewar error (ε). Metode ini juga juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Mengingat ada dua komponen yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu, maka random error pada model ini juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu, error komponen waktu dan error komponen gabungan. Yit = α + βXit + εit ; εit = µi + vt + wit
……………………………………………………………….
(4.10)
di mana : µi = komponen error cross section vt = komponen error time series wit = komponen error gabungan Selanjutnya menurut Nachrowi dan Usman (2006), terkait dengan pemilihan etimasi regresi dengan menggunakan data panel dengan metode fixed effect atau random effect , maka seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonometri yang tentunya telah membuktikan secara matematis, dimana dikatakan bahwa :
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
60
a.
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T) lebih besar dibanding jumlah individu (N) maka disarankan untuk menggunakan metode fixed effect.
b.
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T) lebih kecil disbanding jumlah individu (N) maka disarankan untuk menggunakan metode random effect.
Sehubungan dalam penelitian ini jumlah waktu (T) lebih kecil dibandingkan dengan jumlah individu (N) yaitu maka metode estimasi data panel yang digunakan adalah metode estimasi dengan Random Effect.
4.3.
Definisi Opersional Variabel Varibel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan defisini operasional untuk
masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 4.3.1. n- Bank Concentration Ratio (CRn) Rasio konsentrasi (Concentration Ratio/CRn) adalah rasio jumlah pangsa pasar (market share) dari n bank terbesar dalam sistem perbankan. CRn dihitung dengan dengan rumus perhitungan : n
CRn Si
(4.11)
i 1
di mana Si = S1, S2, S3 … Sn = Market Share bank ke 1, 2, 3,…, n berdasarkan Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit. Dalam penelitian ini, dengan memperhatikan jumlah sampel maka digunakan n = 5 (CR5). Nilai Rasio berada antara angka 0 sampai dengan 1, dimana CRn mengasumsikan bahwa :
Jika angka CR5 mendekati 0, maka struktur pasar mendekati kearah Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition).
Jika angka CR5 mendekati 1, maka struktur pasar mendekati kearah Monopoli. Sedangkan, menurut UU No. 5 tahun 1999, batasan yang diduga dan dianggap kolutif
dari pelaku usaha apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
61
4.3.2. Herfindal-Hirschman Index (HHI) Meskipun Rasio Konsentrasi dapat memberikan informasi mengenai struktur pasar, tetapi rasio ini tidak memperhitungkan jumlah bank yang beroperasi. Dengan demikian, dalam penelitian ini juga digunakan variabel Herfindal-Hirschman Index (HHI), karena indeks ini dapat mengatasi masalah tersebut di atas. Indeks ini memperhitungkan ukuran relatif dan jumlah bank yang beroperasi pada industri perbankan yang menjadi objek penelitian. Rumus perhitungannya adalah : n
HHI ( MSi ) 2
(4.12)
i 1
di mana MSi = MS1, MS2, MS3 … MSn = Market Share bank ke 1, 2, 3, …, n n berdasarkan Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit. Interprestasi angka HHI adalah dengan menggunakan Kriteria dari KPPU13 sebagai berikut :
Nilai HHI < 0.18 = Tingkat Konsentrasi Rendah (Spektrum I) Nilai HHI > 0.18 = Tingkat Konsentrasi Tinggi (Spektrum II)
4.3.3. Variabel Yang Digunakan Dalam Model Panzar & Roze Statistic (H-Statistic) Dalam menghitung nilai H-Statistic variabel-variabel yang digunakan dalam model Panzar-Rosse (1987) adalah sebagai berikut : 4.3.3.1. Ratio of Gross Interest Revenue to Total Assets (ITR) Rasio ini digunakan sebagai proxy dari harga output yang dihitung dari jumlah pendapatan bunga kotor dibagi total aktiva berdasarkan laporan keuangan individual bank pada tahun t. 4.3.3.2. Ratio of Interest Expenses to Total Assets (ITC) Rasio ini digunakan sebagai proxy dari harga input DPK yang dihitung dari jumlah DPK (Giro, Tabungan, Deposito, Sertifikat Deposito) dibagi total aktiva berdasarkan laporan keuangan individual bank pada tahun t.
13
Lampiran Peraturan KPPU No. 13/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha Dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
62
4.3.3.3. Ratio of Personnel Expenses to Total Assets (PEC) Rasio ini digunakan sebagai proxy dari harga input tenaga kerja yang dihitung dari jumlah beban tenaga kerja dibagi total aktiva berdasarkan laporan keuangan individual bank pada tahun t. 4.3.3.4. Ratio of Other Operating and Administrative Expenses to Total Assets (OPC) Rasio ini digunakan sebagai proxy dari harga input equipment/aktiva tetap yang dihitung dari jumlah total beban opersional diluar beban tenaga kerja (beban administrasi dan umum serta beban-beban lainnya) dibagi total aktiva berdasarkan
laporan keuangan
individual bank pada tahun t. 4.3.3.5. Ratio of Equity to Total Assets (CPA) Rasio ini merupakan variabel control yang dihitung dari total equity dibagi dengan total aktiva berdasarkan laporan keuangan individual bank pada tahun t. Rasio ini menunjukan kondisi kecukupan modal bank. 4.3.3.6. Ratio of Loans to Total Assets (LAT) Rasio ini merupakan variabel control yang dihitung dari total kredit dibagi dengan total aktiva berdasarkan laporan keuangan individual bank pada tahun t. Rasio ini menunjukan kondisi likuiditas bank. 4.3.3.7. Total Assets (AST) Angka ini merupakan total avtiva dari laporan keuangan individual bank pada tahun t. Rasio ini menunjukan ukuran bank (size). 4.3.4. Z-Index Angka indeks ini digunakan sebagai proxy utama untuk mengukur stabilitas bank yang menggambarkan kemungkinan insolvency atau mendekati kebangkrutan. Rasio ini mengindikasikan resiko bank secara keseluruhan. Z-Index didefinisikan sebagai jumlah rasio tingkat pengembalian dari asset (Return on Assets/ROA) dengan rasio modal terhadap total asset (capital to total asset) dibagi dengan standard deviasi dari rasio tingkat pengembalian dari asset (σ ROA). Z-Index dihitung dengan menggunakan formulanya sebagai berikut : (
) (
(4.13)
)
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
63
Dimana : σ ROA dihitung berdasarkan rata-rata bergerak selama tiga tahun (three years moving average). Semakin tinggi angka rasio ini, semakin tinggi ketahanan bank dalam menghadapi resiko maka semakin tinggi tingkat stabilitas bank. 4.3.5. Non Performing Loan Ratio (NPL) Dalam mengukur stabilitas bank, juga digunakan pendekatan kualitas asset bank. Rasio NPL mencerminkan resiko portfolio kredit, dimana semakin tinggi angka rasio ini semakin tinggi profile resiko kredit bank yang pada gilirannya akan mempengaruhi stabilitas bank secara keseluruhan. Berbeda dengan Z-Index yang yang menindikasikan resiko bank secara keseluruhan, NPL yang mengukur resiko portfolio kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank. Dengan demikian, rasio NPL adalah merupakan indikator dari resiko kredit yang merupakan sumber utama dari resiko dalam sistem perbankan (Jimenez, et. al, 2007). Tingginya angka rasio NPL suatu menunjukan bahwa bank tersebut mempunyai resiko kredit yang tinggi. Formula perhitungannya adalah : (4.14) ∑ Dalam hal ini NPL digunakan sebagai variabel kontrol untuk menjelaskan penyebab terjadinya instabilitas bank secara keseluruhan yang diukur dengan Z-Index. 4.3.6. Pertumbuhan PDB Riil (P_GDP) Angka pertumbuhan PDB dalam penelitian ini digunakan angka PDB rill yang dihitung berdasarkan harga konstan. PDB yang dihitung atas dasar harga konstan mencerminkan pertumbuhan output yang dihasilkan dalam perekonomian dalam periode tertentu. angka PDB riil bersumber dari laporan BPS dari berbagai versi. Pertumbuhan PDB rill dihitung berdasarkan persentase pertahun (% yoy) dengan formula : (4.15) Dalam hal ini pertumbuhan PDB rill digunakan sebagai variabel kontrol yang mempengaruhi stabilitas bank. Hal ini dengan pertimbangan bahwa secara teoritis pertumbuhan PDB menunjukan kinerja positif dari suatu perekonomian baik di sektor riil
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
64
maupun di sektor financial. Dengan demikian, pertumbuhan PDB riil akan berpengaruh terhadap stabilitas bank. 4.3.7. Tingkat Inflasi (INFL) Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dan persisten dari suatu perekonomian (Susanti et al, 2007). Variabel inflasi dalam penelitian ini diproksi dari pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang bersumber dari laporan BPS dari berbagai versi. Tingkat inflasi dihitung memiliki satuan persen pertahun (% yoy) yang dihitung dengan formula : (4.16) Pengaruh perubahan inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga standar hidup masyarakat juga turun, hal ini akan berdampak negative terhadap kinerja perekonomian secara keseluruhan baik sektor riil maupun sector finansial. Dengan demikian, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat inflasi cenderung berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank. Atas dasar teoritis tersebut maka, laju inflasi digunakan sebagai digunakan sebagai variabel kontrol yang mempengaruhi stabilitas bank. 4.3.8. Suku Bunga Sertifikasi Bank Indonesia (SBI) Rata-rata suku bunga SBI tenor 1 (satu) bulan digunakan sebagai proxy suku bunga yang berlaku di pasar keuangan. Hal ini dengan pertimbangan sebelum adanya BI-Rate, suku bunga SBI tenor 1 (satu) bulan digunakan sebagai acuan suku bunga yang berlaku di PUAB (Sanuri, 2011). Pengaruh perubahan berupa kenaikan tingkat suku bunga SBI mengakibatkan perbankan akan menaikkan pula suku bunga PUAB dan DPK, sehingga biaya dana (cost of fund) perbankan akan meningkat. Jika ini terjadi maka dalam sistem perbankan akan cenderung terjadi pengetatan likuiditas di PUAB dan suku bunga pinjaman perbankan juga akan meningkat yang akan mendorong terjadinya problem loan. Dengan demikian, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI akan cenderung berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank. Hal tersebut yang selanjutnya menjadi pertimbangan digunakannya suku bunga SBI sebagai variabel kontrol yang mempengaruhi stabilitas bank. Variabel suku bunga SBI dihitung berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga SBI 1 (satu) bulan dalam persentase (% yoy) per tahun yang bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
65
4.3.9. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Variabel nilai tukar digunakan sebagai variabel control yang mempengaruhi stabilitas bank dengan pertimbangan teoritis bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah (terhadap USD) akan mempengaruhi kinerja kredit dari debitur bank yang mempunyai pinjaman valas pada bank. Apabila nilai tukar rupiah terdepresiasi maka akan menurukan kemampuan debitur membayar pinjamannya khususnya pinjaman dalam valuta asing cenderung akan menyebabkan meningkatnya problem loan yang pada akhirnya berdampak terhadap negatif terhadap stabilitas bank. Pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap stabilitas bank ini akan berbeda antara bank devisa dan bank non devisa terkait dengan ada/tidaknya kredit dalam valuta asing, dimana akan lebih kuat pengaruhnya terhadap kolektibilitas kredit dari bank-bank devisa. Nilai kurs rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai kurs rupiah terhadap USD berdasarkan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia/tahun. 4.3.10. Ukuran Bank (Size) Ukuran bank dihitung dengan membagi total asset dari individual bank terhadap total asset dari seluruh bank (dalam hal ini total aset bank sampel pada periode tertentu). Rumus perhitungannya adalah : (4.17)
∑
Secara teoritis, semakin besar ukuran bank, maka semakin baik kemampuan SDMnya, infrastrukturnya dan manajemen resikonya, sehingga berdampak positif terhadap stabilitas bank. Dengan pertimbangan teoritis tersebut maka angka Size digunakan variable kontrol yang diduga berpengaruh positif stabilitas bank. Angka total aset bank bersumber dari laporan keuangan tahunan individual bank. 4.3.11. Loan to Total Assets (LTA) Loan to Total Assets adalah merupakan proxy dari kondisi likuiditas bank. Semakin tinggi angka variabel ini maka semakin besar proporsi aset bank yang ditanamkan dalam bentuk kredit, sehingga menurunkan tingkat likuiditas bank yang pada gilirannya berdampak negative terhadap stabilitas bank. Angka ini juga menggambarkan besarnya keinginan bank dalam mengambil resiko (Sinkey dan Greenwalt, 1991). Dalam batas tertentu loans to total asset ratio masih dianggap sehat, karena mencerminkan optimalisasi penggunaan asset untuk disalurkan ke dalam asset paling produktif yaitu kredit. Formula perhitunganya adalah :
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
66
(4.18) Angka LTA digunakan sebagai variabel kontrol yang diduga mempunyai berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank. Angka total aset dan total kredit bank bersumber dari laporan keuangan tahunan individual bank. 4.3.12. Capital to Total Asset (CTA) Capital to Total Assets (CTA) digunakan sebagai proxy kondisi kecukupan modal bank, dimana semakin tinggi rasio ini semakin tinggi tingkat ketahanan bank dalam menghadapi resiko, sehingga secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap stabilitas bank. Formula perhitunganya adalah : (4.19) Angka CTA digunakan sebagai variabel kontrol yang diduga mempunyai berpengaruh positif terhadap stabilitas bank. Angka total equity dan total aset bank bersumber dari laporan keuangan tahunan individual bank.
4.4.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan publikasi bank umum konvesional individual (unconsolidated) selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2001 yang bersumber dari Bank Indonesia (www. bi.go.id dan buku Directory Bank Umum di Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia)14. Jumlah sampel bank yang diambil adalah sebagai berikut : 1.
Untuk analisis struktur pasar bank atau tingkat konsentrasi bank (CRn dan HHI), jumlah sampel bank yang digunakan bervariasi untuk setiap tahunnya sehubungan adanya fenomena merger/akuisisi atau penutupan bank. Dalam hal terjadi merger atau akuisisi maka data bank yang digunakan adalah data bank baru yang lebih besar. Tabel 4.1. : Jumlah Bank Sampel Tahun Jumlah Sampel
14
2001 Bank 136
2002 2003 132 129
2004 2005 123 122
2006 2007 121 199
2008 2009 113 112
2010 111
Bank yang laporan keuanganya tidak tersedia atau tidak dipublikasikan tidak dimasukan dalam sampel penelitian.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
67
2.
Untuk analisis tingkat stabilitas bank dan tingkat persaingan digunakan balanced panel data dengan menggunakan sampel sebanyak 110 bank, yang merupakan bank yang beroperasi dari tahun 2001 sampai dengan tahun 201015. Alasan penelitian pemilihan sampel bank umum konvesional tersebut di atas adalah
bank umum konvensional16 menguasi pangsa aset sebesar +/- 99% dari keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Data-data mengenai PDB riil dan IHSG bersumber dari Laporan BPS dari berbagai periode. Sedangkan untuk data tingkat Suku Bunga SBI tenor 1 (satu) bulan dan nilai kurs Rupiah terhadap USD bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id).
4.5.
Periode Waktu Penelitian Data yang digunakan adalah data tahunan dengan periode waktu penelitian ditetapkan
antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, dengan rincian sebagai berikut : 1.
Untuk penelitian dampak implementasi program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) terhadap struktur persaingan dan stabilitas bank digunakan periode penelitian adalah :
Data 3 (tiga) tahun sebelum implementasi program API (tahun 2001-2003)
Data 7 (tujuh) tahun setelah implementasi program API (tahun 2004-2010) yang terbagi masing-masing menjadi periode pertama (tahun 2004-2006) dan periode kedua (tahun 2007-2010) setelah implementasi program API.
Pemilihan tahun 2001 sebagai awal dimulainya tahun penelitian, karena tahun 2001 dianggap mewakili kondisi perbankan setelah bankit dari krisis tahun 1998/1999, sehingga tidak terdistorsi oleh dampak krisis pada tahun tersebut. Sedangkan pemilihan waktu tahun 2004 sebagai tahun penelitian paska penerapan program API, karena tahun 2004 adalah awal diimplementasikannya program API (bulan Januari 2004).
Dalam hal kasus bank sebelum merger atau akuisi, sistem pelaporan dalam web site bank Indonesia akan memunculkan laporan keuangan bank baru yang merupakan bank dengan ukuran yang paling besar sebelum merger/akuisi. 16 Terdiri dari kelompok Bank Pemerintah, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa, Bank Pembangunan Pemerintah, Bank Campuran dan Bank Asing. 15
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
68
2.
Untuk penelitian pengaruh persaingan terhadap stabilitas bank dipilih rentang waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Alasan pemelihan periode waktu tersebut adalah karena sejak tahun 2004 mulai dimplementasikan program API hingga tahun 2010 sebagai batas akhir pemberlakuan ketentuan jumlah modal inti minimum sebagai bagian dari kerangka program API.
4.6.
Metode Analisis data Dalam menganalisis data digunakan metode secara kuantitaif dan kualitatif dengan
tahapan kegiatan adalah sebagai berikut : 1.
Tahap persiapan, yang meliputi penetapan pokok penelitian, perumusan permasalahan penelitian dana penjabarannya, penetapan metode dan teknik pengumpulan data, serta pengorganisasian penelitian.
2.
Tahap penelitian, yaitu kegiatan pengumpulan data.
3.
Tahap analisis dan pelaporan yang meliputi proses pengolahan dan analisis data, serta penyusunan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi kebijakan. Dalam pengolahan data digunakan program software ekonometrika yaitu program e-
views dan program statistik yaitu Ph-Stat.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
69
BAB 5 HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1.
Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Industri Bank Umum di Indonesia Analisis struktur pasar dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktural yaitu
dengan mengukur tingkat kosentrasi bank, sedangkan dalam mengukur persaingan bank digunakan pendekatan non struktural. Pendekatan struktural dilakukan dengan menghitung tingkat konsentrasi pada industri perbankan, sedangkan pendekatan non struktural dilakukan dengan mengukur perilaku kompetitif suatu bank. 5.1.1. Analisis Struktur Pasar Industri Bank Umum di Indonesia Analisis struktur pasar bank umum di Indonesia dilakukan dengan mengukur tingkat konsentrasi suatu bank. Pengukuran tersebut menggunakan 2 (dua) jenis proxy pengukuran tingkat konsentrasi bank yaitu dengan menggunakan Rasio Konsentrasi terhadap 5 (lima) bank besar (CR5) dan angka Herfindahl–Hirschman Index (HHI). Angka CR5 dan angka HHI diolah dari data individual perbankan yaitu informasi laporan keuangan publikasi bank seluruh bank bank umum di Indonesia pada periode tahun 2001-2010. Analisis terhadap angka CR5 dan HHI dilakukan terhadap masing-masing periode yaitu periode sebelum program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) diimplementasikan (tahun 2001-tahun 2003) dan periode setelah program API diimplementasikan (tahun 2004-2010). 5.1.1.1. Analisis dengan menggunakan n-Bank Concentration Ratio (CRn) Pengukuran tingkat konsentrasi pasar dengan menggunakan rasio ini adalah dengan menjumlahkan rasio pangsa pasar (market share) terhadap 5 (lima) bank besar. Pada prinsipnya pengukuran konsentrasi dengan menggunakan rasio ini adalah dilakukan terhadap Total Aset. Hal ini disebabkan Total Aset secara umum banyak digunakan untuk mengukur ukuran bank (bank size) pada pengukuran pangsa pasar (Kobacay, 2008). Pengukuran konsentrasi juga dilakukan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun terhadap Kredit yang disalurkan, dengan tujuan untuk menganalisis lebih lanjut penyebab perubahan tingkat konsentrasi Aset (CR5-Aset). Hasil perhitungan CR5-Aset dan Pangsa Aset pada masingmasing 5 (lima) besar adalah sebagaimana pada Tabel 5.1. di bawah ini.
71
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
70
Tabel 5.1. : Angka Rasio Konsentrasi Aset dari 5 Bank Besar (CR5-Aset) dan Pangsa Asetnya Periode 2001-2010. 2001 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR5
2003 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR5
2005 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR5
2007 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR5
2009 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK CIMB NIAGA, Tbk CR5
PANGSA ASET 24.03% 11.82% 9.45% 6.96% 4.84% 57.12% PANGSA ASET 21.44% 11.51% 11.39% 8.20% 4.55% 57.09% PANGSA ASET 17.57% 10.39% 10.32% 8.48% 4.62% 51.39% PANGSA ASET 15.60% 11.15% 10.47% 9.36% 4.46% 51.04% PANGSA ASET 15.25% 12.85% 11.46% 9.23% 4.36% 53.14%
2002 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR 5
2004 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR 5
2006 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR 5
2008 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk CR 5
2010 URUTAN 5 BANK BESAR PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK CIMB NIAGA, Tbk CR 5
PANGSA ASET 23.19% 11.56% 10.72% 7.92% 4.35% 57.74% PANGSA ASET 19.18% 11.86% 10.86% 8.54% 4.65% 55.09% PANGSA ASET 15.39% 10.57% 10.01% 9.30% 4.79% 50.06% PANGSA ASET 15.24% 11.08% 11.02% 9.02% 4.72% 51.09% PANGSA ASET 13.99% 13.54% 11.07% 8.26% 4.89% 51.76%
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah. Apabila dilihat dari angka konsentrasi sebagaimana pada Tabel 5.1. di atas menunjukan bahwa industri bank umum di Indonesia cenderung kearah pasar yang oligopoli. Hal ini karena penguasaan lebih dari 50% pangsa aset masih terkonsentrasi pada 5 (lima) bank besar yaitu PT. Bank Mandiri, PT. Bank Central Asia, PT. Bank Negara Indonesia, PT.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
71
Bank Rakyat Indonesia dan PT. Bank Danamon atau PT. Bank CIMB Niaga 17 dan sebagian besar masih didominasi oleh 3 (tiga) Bank Persero yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003, PT. Bank Mandiri (yang merupakan hasil merger antara 4 Bank Pemerintah yaitu Bank Exim, Bank BDN, Bank BBD, dan Bank Bapindo pada tahun 1997) menguasai pangsa aset bank umum lebih dari 20%. Namun, angka ini turun menjadi dibawah 20% setelah tahun 2004., dan secara bertahap terjadi perbaikian distribusi pangsa aset meskipun masih pada tiga bank besar dengan pangsa aset masing-masing masih di atas 10%. Pada tahun 2010, pangsa aset PT. Bank Mandiri menjadi sebesar 13,99%, sementara diposisi ke dua dan ke tiga adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (13, 54%) dan PT. Bank Central Asia (11,07%). Dalam Gambar 5.1., tampak bahwa perkembangan kosentrasi Aset terhadap lima bank terbesar (CR5-Aset) pada tahun 2001-2010 cenderung mengalami penurunan, khususnya setelah diterapkan program API pada tahun 2004. Penurunan tingkat konsentrasi ini terutama disebabkan semakin menurunnya pangsa DPK dari kelima bank tersebut pada periode yang sama. Namun tidak demikian dari sisi pangsa kredit. Walaupun distribusi pangsa kredit lebih baik dari pada pangsa aset dan DPK dimana angka CR5-Kredit rata-rata masih dibawah 50%, namun angka CR5-Kredit menunjukan tren yang semakin meningkat dan sempat mencapai angka 51,15% pada tahun 2009, walaupun kembali mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar 49,77%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat kecenderungan meningkatnya dominasi ke lima bank terbesar tersebut dalam penyaluran kreditnya.
17
Urutan pada posisi ke dua, ke tiga dan ke empat berubah-ubah antara PT. Bank Central Asia, PT. Bank Negara Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia. Pada Tahun 2009, PT. Bank CIMB Niaga (yang merupakan hasil merger antara PT. Bank Niaga dan PT. Bank Lippo tahun 2008) menggeser kedudukan PT. Bank Danamon sebagai bank terbesar ke lima. Penggunaan CR5, dimaksudkan agar dapat menangkap fenomena perubahan struktur pasar pada lima bank besar sehubungan dengan adanya merger antara PT. Bank Danamon dan PT. Bank Lippo tahun 2009.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
72
Gambar 5.1. : Perkembangan Rasio Kosentrasi Asset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit dari 5 Bank Besar (CR5) Bank Umum di Indonesia tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah. Secara rata-rata sebagaimana dalam hasil perhitungan pada Tabel 5.2., angka CR5Aset pada periode sebelum implementasi program API (2001-2003) adalah sebesar 57,31% dan pada periode setelah program API diimplementasikan (2004-2006), angka rata-rata tersebut turun menjadi sebesar 52,18% dan terus mengalami penurunan menjadi sebesar 51,76% pada periode kedua implementasi program API tahun 2007-2010. Hal yang sama dengan angka rata-rata CR5-DPK yaitu sebesar 58,36% pada periode sebelum implementasi program API, turun menjadi sebesar 53,22% pada periode tiga tahun setelah penerapan kebijakan API. Selanjutnya, walaupun angka rata-rata ini sedikit mengalami peningkatan pada periode ke dua penerapan program API (2007-2010), tetapi trend-nya cenderung mengalami penurunan. Dari sisi penyaluran kredit, justru terjadi peningkatan konsentrasi kredit pada lima bank besar (PT. Bank Mandiri, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank Central Asia dan Bank Danamon atau Bank CIMB Niaga18) setelah implementasi program API. Angka rata-rata CR5-Kredit pada lima bank besar ini sebelum implementasi program API (2001-2003) adalah sebesar 46,87% meningkat menjadi sebesar 48,48% pada
18
Bank CIMB Niaga menggeser kedudukan Bank Danamon di urutan kelima dalam penguasaan pangsa kredit sejak tahun 2009.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
73
periode setelah diimplementasikan program API (2004-2006) dan angka rata-rata ini terus mengalami kenaikan pada tahun 2007-2010 menjadi sebesar 48,96%. Tabel 5.2. : Rata-Rata CR5-Aset, CR5-DPK dan CR5-Kredit Pada Lima Bank Besar Pada Periode Sebelum dan Sesudah Implementasi Program API
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah. Dengan menggunakan rasio konsentrasi tersebut di atas, diperoleh gambaran bahwa industri perbankan terkonsentrasi kepada beberapa bank besar saja dan cenderung mendekati struktur pasar yang oligopoli (CR5 > 50%) Namun demikian, angka tersebut masih jauh dari batas atas angka konsentrasi rasio yang dianggap moderat dan masih dalam batas aman yaitu < 75% sesuai dengan ketentuan KPPU. Penurunan angka rasio konsentrasi tersebut adalah sebagai akibat bank-bank kecil dan menengah melakukan konsolidasi dalam struktur permodalannya antara lain dengan melakukan merger dan akuisi maupun mengurangi ekspansi kreditnya. Hal ini cenderung meningkatkan dominasi 5 (lima) bank besar tersebut dalam penyaluran kreditnya. Melambatnya penyaluran kredit oleh bank-bank kecil dan menengah sehubungan adanya konsolidasi internal bank-bank tersebut khususnya dalam hal permodalan setelah diterapkan program API menunjukan bahwa, implemtasi program API telah berhasil mendorong bankbank untuk melakukan konsolidasi, namun di sisi lain, salah satu program API yaitu penguatan struktur perbankan melalui peningkatan akses kredit khususnya pada bank-bank ukuran menengah dan kecil belum sepenuhnya tercapai. 5.1.1.2. Analisis dengan menggunakan Herfindahl–Hirschman Index (HHI) Pengukuran konsentrasi pasar selanjutnya adalah dengan menggunakan Herfindahl– Hirschman Index (HHI). Dengan menggunakan perhitungan HHI sebagai proxy dalam mengukur tingkat konsentrasi pasar secara keseluruhan akan menunjukan hasil yang serupa dengan angka rasio kosentrasi (CRn). Namun demikian, analisis dengan menggunakan HHI akan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan rasio konsentrasi. Hal ini disebabkan HHI lebih memperhitungkan ukuran relatif dan jumlah bank
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
74
yang beroperasi pada industri perbankan yang diamati. Seperti halnya rasio konsentrasi, pada umumnya pengukuran HHI dilakukan terhadap Total Aset. Perhitungan HHI terhadap DPK maupun terhadap Kredit yang disalurkan juga dilakukan, dengan tujuan untuk menganalisis lebih lanjut penyebab perubahan tingkat konsentrasi Aset. Dengan menggunakan perhitungan HHI sebagai proxy dalam mengukur tingkat konsentrasi pasar secara keseluruhan telah menunjukan hasil yang serupa dengan angka rasio kosentrasi (CR5) sebagaimana dalam Gambar 5.2. khususnya pada sisi distribusi aset dan kredit. Dari gambar tersebut, tampak bahwa perkembangan kosentrasi Aset (HHI-Aset) pada tahun 2001-2010 cenderung mengalami penurunan, khususnya setelah periode implementasi program API pada tahun 2004. Penurunan tingkat konsentrasi ini terutama disebabkan semakin menurunnya tingkat konsentrasi DPK. Sedangkan dari sisi distrubusi pangsa kredit secara keseluruhan, tidak terdapat kenaikan atau penurunan angka HHI yang berarti baik sebelum maupun setelah penerapan implementasi program API. Berbeda dengan angka CR5Kredit, HHI-Kredit cenderung mengalami penurunan pada awal-awal penerapan program API (2004-2007), namun kembali mengalami kenaikan pada periode sesudahnya (2008-2009) dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2010, seiring dengan tren penurunan angka HHI-Aset dan angka HHI-DPK.
Gambar 5.2. : Perkembangan angka HHI untuk Asset, DPK dan Kredit Pada Bank Umum Nasional Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
75
Selanjutnya, dalam Tabel 5.3., pada periode sebelum diterapkan kebijakan API yaitu tahun 2001-2003 angka rata-rata HHI-Asset dan HHI-DPK adalah masing-masing sebesar 0,0909 dan 0,0907, sedangkan dalam tiga tahun setelah ditetapkannya kebijakan API angka HHI-Asset dan HHI-DPK bank adalah masing-masing sebesar 0.0698 dan 0.0730. Angka rata-rata HHI-Asset pada periode 2007-2010 terus mengalami penurunan menjadi 0.0669, sedangkan angka HHI-DPK walaupun mengalami peningkatan tetapi tidak terlalu signfikan. Dari sisi konsentrasi kredit, nampak bahwa angka rata-rata HHI-Kredit relatif tetap dan tidak mengalami peningkatan yang berarti baik pada pada periode sebelum maupun setelah diterapkan kebijakan API. Hal ini sekali lagi menunjukan bahwa penyaluran kredit masih didominasi oleh bank-bank besar. Bank-bank ukuran menengah dan kecil lambat dalam ekspansi kreditnya sehubungan adanya konsolidasi internal bank-bank tersebut khususnya dalam hal permodalan setelah diterapkan program API. Tabel 5.3. : Rata-Rata Rasio Kosentrasi Asset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit dari lima Bank Besar (HHI) Pada Periode Sebelum dan Sesudah Implementasi Program API
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah. Untuk melihat lebih jauh mengenai menurunkan tingkat konsentrasi tersebut, analisis kosentrasi dengan menggunakan HHI ini difokuskan pada ukuran bank berdasarkan total asset pada masing-masing kurang bank. Dalam hal ini, kategori ukuran bank adalah berdasarkan total asset19 , yaitu :
19
Bank dengan ukuran total asset Rp. 10 Triliyun ke atas sebagai proxy bank ukuran besar; Bank dengan ukuran total asset Rp. 1 Triliyun sampai dengan < Rp. 10 Triliyun sebagai proxy bank dengan ukuran sedang, dan; Bank dengan ukuran total asset < Rp. 1 triliyun sebagai proxy bank dengan ukuran kecil..
Bank Indonesia, Materi Program Sertifikasi Manajemen Resiko, Arsitektur Perbankan Indonesia (API) (www.bi.go.id)
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
76
Perkembangan HHI berdasarkan ukuran bank (digunakan HHI pada total asset) adalah sebagaimana Gambar 5.3.. Dari gambar tersebut, tampak bahwa peningkatan konsentrasi hanya terjadi pada bank-bank dengan ukuran kecil, sedangkan untuk bank dengan ukuran menengah meskipun terjadi penurunan tingkat kosentrasi tetapi relatif tidak signifikan. Tingkat konsentrasi pada bank dengan kategori besar mempunyai tingkat konsentrasi yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan bank dengan kategori menengah dan kecil. Namun demikian, tingkat konsentrasi pada kelompok bank dengan ukuran besar menjadi semakin tidak terkonsentrasi pasca periode implementasi program API, dengan kata lain adanya penerapan program API melalui konsolidasi justru berdampak terhadap perbaikan struktur pasar kelompok bank dengan kategori besar.
Gambar 5.3. : Perkembangan Tingkat Konsentrasi Asset (HHI-Asset) pada Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Bank ukuran menengah mempunyai tingkat konsentrasi yang paling rendah dan cenderung tetap. Sedangkan kelompok bank ukuran kecil meskipun mempunyai tingkat konsentrasi yang lebih rendah dari kelompok bank besar mempunyai kecenderungan semakin terkonsentrasi khususnya setelah penerapan program API. Sebagaimana pada Tabel 5.4., pada periode sebelum implementasi program API yaitu tahun 2001-2003 angka rata-rata HHIAsset untuk Bank Besar adalah sebesar 0,1293, sedangkan dalam tiga tahun setelah implementasi program API angka tersebut mengalami penurunan menjadi sebesar 0.0940 dan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
77
terus menurun menjadi rata-rata sebesar 0.0669 pada periode 2007-2010. Angka rata-rata HHI-Asset untuk Bank Menengah meskipun cenderung mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan (relatif tetap). Sedangkan angka rata-rata HHI-Asset pada Bank Kecil mengalami peningkatan dari rata-rata sebesar 0.0237 pada tahun 2001-2003 menjadi rata-rata sebesar 0.0346 pada periode setelah ditetapkan kebijakan API pada tahun 2004-2006 dan rata-rata angka konsentrasi ini terus mengalami peningkatan pada tahun 2007-2010 menjadi rata-rata sebesar 0.0536. Tabel 5.4. : Rata-Rata Rasio Kosentrasi Asset (HHI-Asset) Pada Seluruh Bank, bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum dan Sesudah Implementasi Program API
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Penyebab semakin membaiknya distribusi pangsa pasar perbankan tersebut disebabkan merger dan akuisisi sebagian besar dilakukan oleh bank-bank dengan ukuran kecil dan menengah sebagai dampak konsolidasi yang didorong oleh kebijakan (policy driven). Kebijakan yang mendorong konsolidasi telah memaksa bank-bank pada ukuran kecil dan menengah untuk melakukan merger dan akuisisi guna memenuhi ketentuan mengenai penetapan modal inti minimum bagi bank umum sebagaimana diatur dalam kewajiban modal inti minimum (2005) dan ketentuan mengenai kepemilikan tunggal (2006) yang merupakan ketentuan dalam kerangka API. Konsolidasi melalui merger dan akuisisi yang didominasi oleh bank-bank dengan skala kecil dan menengah adalah bertujuan meningkatkan kinerja permodalannya sekaligus memperbesar skala ekonominya (Mulyaningsih dan Dally, 2011). Hal tersebut berbeda dengan Ariyanto (2004), Subaninja (2006) dan Kusumastuti (2008) 20 bahwa dengan adanya gelombang merger dan akuisisi sebagai dorongan kebijakan konsolidasi dalam kerangka program API, akan berdampak kepada struktur pasar perbankan 20
Ariyanto (2004) : Adanya gelombang merger dan akuisisi paska penerapan kebijakan API dapat mengakibatkan terjadinya pemusatan konsentrasi pangsa pasar pada sekelompok bank tertentu. Subaninja (2006) : Jika persyaratan asset minimum dalam ketentuan API diterapkan, akan ada kecenderungan kuat terjadinya merger antar bank, bahkan struktur pasar bank umum di Indonesia akan bergerak menuju pasar yang cenderung monopoli. Kusumastuti (2008) : Penerapan API akan menyebabkan gelombang merger pada industri perbankan di Indonesia yang akan menyebabkan industry perbankan lebih terkonsentrasi, yang ditandai semakin sedikitnya jumlah bank.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
78
di Indonesia yang lebih terkonsentrasi dan cenderung bergerak kearah strukrtur pasar yang monopoli. Tabel 5.5. : Data Bank Yang Melakukan Merger/Akusisi Pasca Kebijakan API (2004-2010) Ukuran Bank
Menengah
Tahun
2004
Bank Merger/Akuisisi Jumlah 3
Menengah-Kecil
2005
2
Menengah
2006
2
Menengah
2007
2
Kecil
2007
2
Menengah-Kecil
2008
3
Besar
2008
2
Kecil
2008
2
MenengahBesar
2010
2
Nama Bank PT. Bank Pikko PT. Bank Danpac PT. Bank CIC PT. Bank Artha Graha PT. Bank InterPacific Tbk PT. Bank UFJ Indonesia
Bank Hasil Merger/Akuisisi Nama Bank
Pangsa Asset
PT. Bank Century
0.56%
PT. Bank Artha Graha International
0.75%
PT. Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ PT. Bank of Tokyo Ltd Mitsubishi PT. Bank Commonwealth Indonesia PT. Bank Artha Niaga Kencana PT. Multicor PT. Bank Windu Kentjana
PT. Bank Commonwealth PT. Bank Windu Kentjana Inetrnational Tbk
PT. Bank Hagakita PT. Bank Rabobank PT. Bank Haga International PT. Rabobank Indonesia Bank Duta PT. Bank Niaga PT. Bank CIMB PT. Bank Lippo Niaga Tbk PT. Bank Harmoni PT. Bank Index International Selindo PT. Bank Index Selindo PT. Bank Buana PT. Bank UOB PT. Bank UOB Buana Tbk Indonesia
1.13%
0.27%
0.16%
0.55%
3,12%
0.06%
1.32%
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2004-2010, diolah Dari data sebagaimana pada Tabel 5.5., dalam kurun waktu tahun 2004-2010, tercatat terdapat 9 gelombang merger/akuisisi yang melibatkan 20 bank. Dari 9 gelombang merger/akuisisi tersebut, terdapat 8 merger/akuisisi yang dilakukan oleh bank-bank dengan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
79
skala menengah-kecil yang melibatkan 18 bank, dengan pangsa asset setelah merger/akuisisi adalah berkisar 0,06% sampai dengan 1,13%. Kecilnya angka pangsa asset bank-bank menengah-kecil tersebut secara individual tidak cukup meningkatkan konsentrasi pasar perbankan secara keseluruhan, namun berdampak pada pengurangan tingkat konsentrasi pada kelompok bank besar, sehingga secara tidak langsung juga berdampak pada perbaikan struktur pasar perbankan secara keseluruhan. Satu-satunya merger yang dilakukan bank besar adalah merger yang dilakukan oleh PT. Bank Niaga dengan PT. Bank Lippo menjadi PT. Bank CIMB Niaga pada tahun 2008. Merger yang dilakukan oleh ke dua bank tersebut adalah bertujuan untuk memenuhi kebijakan kempemilikan tunggal (Dwiatmoko; 2010). Pangsa aset bank kedua bank besar tersebut pasca merger adalah sebesar 3,12%, sehingga tidak secara siginifikan dapat meningkatkan konsentrasi pada kelompok bank besar karena pangsa asset kedua bank sebelum hasil merger tersebut tidak termasuk lima besar bank-bank yang menguasai lebih dari 50% pangsa asset perbankan (CR5), meskipun setelah melakukan merger/akusisi menjadi termasuk dalam lima bank besar yang menguasai pangsa asset perbankan nasional, menggeser kedudukan PT. Bank Danamon di urutan ke lima pada tahun 2009. Tampak dari uraian di atas, gelombang merger/akusisi yang didominasi oleh bankbank dengan skala menengah kecil bukan didorong oleh pasar (market driven), tetapi disebabkan oleh perubahan struktural yang didorong oleh kebijakan otoritas perbankan (policy driven), dalam hal ini Bank Indonesia. Penelitian terhadap perbankan di negara lain yang dilakukan Gelos dan Roldos (2002), di Korea, Malaysia dan Thailand pasca krisis tahun 2000 menunjukan hasil yang serupa, dimana konsolidasi yang didorong oleh kebijakan otoritas perbankan, justru menurunkan angka konsentrasi (yang diukur dari CR3, CR10 dan HHI terhadap DPK) di negara-negara tersebut. Hal yang sebaliknya terjadi di negara-negara Amerika Latin (Argentina, Brazil, Chilli dan Meksiko) dimana tingkat konsentrasinya mengalami peningkatan, sehubungan konsolidasi yang didorong oleh kekuatan pasar (market driven). Selanjutnya dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh KPPU, struktur pasar bank umum di Indonesia pada periode 2001-2010 yang diukur dengan menggunakan tingkat kosentrasi HHI dapat dikategorikan sebagai berikut :
Angka rata-rata tingkat konsentrasi Aset, DPK dan Kredit (HHI-Aset, HHI-DPK dan HHI-Kredit) adalah berada dalam tingkat konsentrasi yang rendah (Spektrum I), baik pada periode sebelum implementasi program API (2001-2003) maupun pada periode
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
80
setelah implementasi program API (2004-2010). Angka HHI (baik Aset, DPK dan Kredit) seluruhnya berada dibawah 0.18. Angka rata-rata tingkat konsentrasi Aset (HHI-Aset) baik pada kelompok Bank Besar,
Bank Menengah dan Bank Kecil juga berada dalam tingkat konsentrasi yang rendah (Spektrum I), baik pada periode sebelum implementasi program API (2001-2003) maupun pada periode setelah implementasi program API (2004-2010). Angka HHIAset (baik Aset, DPK dan Kredit) seluruhnya berada dibawah 0.18. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat konsentrasi bank umum di Indonesia selama periode penelitian (2001-2010) adalah berada dalam tingkat konsentrasi yang rendah (Spektrum I). Angka konsentrasi tersebut selanjunya mengalami penurunan setelah periode diimpelentasikan program API.
5.1.2. Analisis Perilaku Persaingan Bank Dalam menganalisis persaingan bank digunakan pendekatan non struktural yang mengukur perilaku kompetitif pada industri perbankan. Analisis ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Panzar dan Rosse (1987). Model ini digunakan untuk menilai tingkat persaingan dalam sektor perbankan yaitu apakah industri perbankan berada dalam kondisi persaingan sempurna, persaingan monopolistik atau monopoli. Pengukuran tingkat persaingan dengan menggunakan model Panzar dan Rosse menghasilkan suatu nilai yang disebut H-Statistic yang nilainya berkisar antara 0 sampai dengan 1, dimana suatu derajad persaingan diukur berdasarkan responsifitas pendapatan bank terhadap perubahan harga faktor input. H-Statistic dihitung dari bentuk persamaan pendapatan yang tereduksi (reduced form) dan mengukur jumlah dari koefisien elastisitas total pendapatan bank (dalam hal ini pendapatan bunga) sebagai reaksinya terhadap harga faktor input bank, dimana nilai koefisien elastisitas mengandung informasi tentang perilaku kompetitif bank. Perilaku persaingan bank yang diamati adalah selama periode tahun 2001 sampai dengan 2010 terhadap 110 bank dengan menggunakan model dasar Panzar-Rosse yang dikembangkan oleh Degryse, et.al (2009 ) dan Kobacay (2009) sebagai berikut : (
)
( (
)
) (
(
)
(
)
(
)
)
(
) (5.1)
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
81
dimana ITR adalah rasio pendapatan bunga terhadap total asset (proxy harga output untuk pendapatan), ITC adalah rasio biaya bunga terhadap total DPK (proxy harga input DPK), PEC adalah rasio biaya personil terhadap total asset (proxy harga input tenaga kerja), OPC adalah rasio biaya administrasi dan operasi
terhadap total asset (proxy harga input
equipment/aktiva tetap) dan beberapa variabel control yaitu CPA (rasio modal/equity terhadap total asset), LAT (rasio pinjaman terhadap total asset) dan AST (total asset). HStatistic merupakan penjumlahan koefisien elastisitas pendapatan terhadap faktor harga input (β+δ+γ)21 yang mempunyai tingkat signifikansi pada α : 1%, 5% dan 10%. Hasil pengolahan data panel dengan menggunakan software eviews adalah sebagaimana pada Table 5.6. menunjukan bahwa nilai koefisien elatisitas variable harga input berupa DPK (ITC) dan harga input tenaga kerja (PEC) bertanda positif dan signifikan pada α : 5% pada seluruh periode penelitian. Hal ini menunjukan bahwa sumber pendanaan dari DPK yaitu Giro, Deposito dan Tabungan (ITC) dan sumber daya manusia (PEC) adalah merupakan input yang utama dari pendapatan pada industri perbankan umum di Indonesia. Selain itu, tanda koefisien positif menunjukan bahwa kenaikan harga DPK (ITC) dan harga Tenaga Kerja (PEC), ditransmisikan ke pendapatan, khususnya pendapatan dari bunga kredit (ITR), yang merupakan pendapatan utama industri perbankan di Indonesia. Sedangkan koefisien elastisitas harga equipment/aktiva tetap (OPC) juga signifikan pada pada terhitung sejak tahun 2004, dengan tingkat signifikan yang bervariasi pada α : 10%, α : 5% dan α : 1%. Tanda koefisien tersebut pada hamper seluruh periode bertanda positif, kecuali pada tahun 2002 dan tahun 2009, dimana tanda koefisien tersebut bertanda negatif. Hal ini juga menunjukan bahwa faktor harga input berupa equipment/aktiva tetap (OPC) dalam beberapa tahun adalah juga merupakan merupakan input faktor produksi yang utama dari pendapatan bank.
21
Interprestasi dari nIlai H-Statistic : H sama atau <0 mengindikasikan kondisi pasar yang monopoli, H=1 mengindikasikan pasar dalam kondisi persaingan sempurna, 0
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
82
Tabel 5.6. : Hasil Pengolahan Data Panel Dengan Menggunakan Random Effect22 Dengan Rasio Pendapatan Bungan Sebagai Variabel Dependen, Seluruh Bank, Periode 2001-2010. Variabel
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010
Ln ITC 0.315 *** 0.350 *** 0.447 *** 0.362 *** 0.211 *** 0.395 *** 0.463 *** 0.293 *** 0.393 *** 0.443 *** Ln PEC 0.161 *** 0.300 *** 0.171 *** 0.197 *** 0.277 *** 0.251 *** 0.265 *** 0.282 *** 0.216 *** 0.206 *** Ln OPC 0.038 -0.036 0.041 0.118 *** 0.106 *** 0.055 * 0.075 ** 0.091 *** -0.023 *** -0.055 * Ln CPA 0.093 *** 0.113 *** 0.133 *** 0.065 *** 0.018 0.076 *** -0.006 0.027 0.087 *** 0.040 Ln LAT 0.053 * 0.053 *** 0.130 *** 0.140 *** 0.237 *** 0.052 * 0.119 *** 0.047 -0.017 0.022 Ln AST 0.012 0.012 ** 0.010 0.001 * 0.015 0.021 ** 0.002 0.003 0.008 0.005 n-Bank 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 n-Observ 220 220 220 220 220 220 220 220 220 220 2 R 0.831 0.910 0.827 0.829 0.935 0.896 0.917 0.802 0.745 0.805 H-Statistic 0.476 0.649 0.617 0.677 0.594 0.701 0.803 0.666 0.587 0.595 Struktur Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Persaingan *** siginificant pada 99% confidence level , ** significant pada 95% confidence level , * significant pada 90% confidence level
Untuk variable spesifik bank seperti rasio modal/equity terhadap total asset (CPA) dan rasio pinjaman terhadap total asset (LAT) pada sebagian besar periode cukup signifikan mempengaruhi pendapatan bank. Koefisien elastisitas variable CPA bertanda positif dan signifikan mempengaruhi pendapatan bank pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004, tahun 2006 dan tahun 2009 dengan tingkat signifikasi pada α : 1%. Sedangkan koefisien elastisitas variable LAT bertanda positif dan signifikan mempengaruhi pendapatan bank pada tahun 2001-2007 dengan tingkat signifikasi bervariasi pada α : 1% dan α : 10%. Hal ini menunjukan bahwa pada sebagian besar pada periode penelitian, kenaikan komponen modal (CPA) dan pinjaman (LAT) mempunyai pengaruh yang positif terhadap kenaikan pendapatan bank. Sedangkan pertumbuhan pada total asset (AST) hanya berpengaruh positif secara siginifikan pada pertumbuhan pendapatan hanya dalam tiga tahun (tahun 2002, tahun 2004, tahun 2006) dalam periode penelitian, dengan tingkat signifikasi α : 10% dan α : 5%. Selanjutnya dilihat dari nilai R-Squared, menunjukan kisaran angka 0.745 sampai dengan 0.935 sepanjang periode penelitian. Hal ini berarti sebesar 74.5% sampai dengan 93.5% varians dari variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Hal ini dapat dikatakan bahwa model cukup baik. Selanjutnya, nilai H-Statistic yang merupakan penjumlahan koefisien elastisitas dari variable harga input DPK (ITC), harga input tenaga kerja (PEC) dan harga input 22
Metode estimasi data panel dengan Random Effect digunakan karena data panel memiliki jumlah waktu (T) lebih kecil yaitu 2 tahun dibandingkan dengan jumlah individu (N) yaitu 110 (Nachrowi dan Usman, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
83
equipment/aktiva tetap (OPC) yang signifikan sepanjang tahun 2001-2010 bernilai positif dan besarnya bervariasi pada kisaran 0.476 – 0.803. Nilai H-Statistic tersebut berada dalam kisaran : 0 < H-Statistic < 1. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur persaingan pada industri bank umum di Indonesia berada pada struktur persaingan yang monopolistik (monopolistic competition). Pada kondisi ini, apabila terjadi penurunan harga input khususnya biaya bunga DPK dan biaya tenaga kerja, direspon dengan sempurna dengan menurunkan harga output yaitu tingkat bunga pinjaman agar bertahan dalam persaingan. Bank-bank yang tidak efisien akan dimerger/diakuisisi atau harus keluar dari pasar. Dalam pasar persaingan monopolistik ini, dimana masih terdapat diferensiasi produk sehingga nilai H-Statistic akan kurang dari satu namun masih bertanda positif.
Gambar 5.4. : Perkembangan Tingkat Persaingan (H-Statistic) Pada Seluruh Bank Umum di Indonesia Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Apabila dilihat pada Gambar 5.4., pada sepanjang periode penelitian (2001-2010), angka H-Statistic cenderung mengalami kenaikan yang menandakan bahwa pasar persaingan cenderung ke arah yang semakin kompetitif, khususnya pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Angka tertinggi H-Statistic terjadi pada tahun 2007, dimana angka tersebut cenderung mendekati indikasi persaingan sempurna (perfect competition). Selanjutnya angka H-Statistic mengalami penurunan pada tahun 2005 dan 2009, namun kemudian pada tahun 2010 angka tersebut kembali mengalami kenaikan tipis.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
84
Selanjutnya apabila dihitung secara rata-rata antara periode sebelum implementasi program API (2001-2003) dan periode pertama setelah program API diimplementasikan (2004-2006), serta periode kedua setelah program API diimplementasikan (2007-2010), menunjukan bahwa angka rata-rata H-Statistic selama periode pertama dan periode kedua setelah implementasi program API adalah lebih tinggi dari periode sebelum diterapkannya program API. Angka rata-rata H-Statistic sebelum diterapkan kebijakan API (2001-2003) adalah sebesar 0.581, pada periode pertama setelah kebijakan API (2004-2006)
adalah
sebesar 0.658 dan pada periode kedua setelah kebijakan API (2007-2010) adalah sebesar 0.663. Hal ini meningindikasikan bahwa secara keseluruhan industri perbankan umum di Indonesia menunjukan perilaku yang semakin kompetitif setelah periode dimana program API diimplementasikan. Untuk menganalisis lebih jauh kondisi persaingan perbankan paska kebijakan API, analisis tingkat persaingan bank dilakukan dengan menghitung nilai H-Statistic untuk masing-masing kelompok bank besar, bank menengah dan bank kecil pada periode tahun 2004-2010. Kategori yang digunakan adalah bedasarkan nilai total asset bank pada posisi tahun 2004 sebagaimana pada Tabel 5.7.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
85
Tabel 5.7. : Hasil Pengolahan Data Panel Dengan Menggunakan Random Effect23 Dengan Rasio Pendapatan Bunga Sebagai Variabel Dependen, Seluruh Bank, Periode 2001-2010.
Variabel Ln ITC Ln PEC Ln OPC Ln CPA Ln LAT Ln AST n-Bank n-Observasi 2
R H-Statistic Struktur Persaingan Variabel Ln ITC Ln PEC Ln OPC Ln CPA Ln LAT Ln AST n-Bank n-Observasi
2004 2000-2001 0.364 *** *** 0.267 0.062 0.006 0.073 0.018
2005 2004-2005 0.227 *** 0.103 0.144 *** 0.013 0.201 * 0.002
BANK BESAR 2006 2007 2005-2006 2006-2007 0.287 *** 0.366 *** 0.232 *** 0.152 * 0.031 0.074 -0.015 -0.016 0.176 * 0.083 0.011 0.008 21 42
2008 2007-2008 0.281 *** 0.213 *** 0.040 -0.003 0.175 ** -0.041
2009 2008-2009 0.092 * 0.030 -0.113 0.094 ** 0.384 *** -0.032
2010 2009-2010 0.287 *** -0.168 ** -0.069 * 0.009 0.511 *** -0.073
0.836 0.631
0.931 0.371
0.737 0.519
0.757 0.518
0.965 0.493
0.922 0.092
0.790 0.049
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
2008 2007-2008 0.354 *** 0.232 *** 0.099 ** -0.007 0.069 -0.065 **
2009 2008-2009 0.415 *** 0.261 *** 0.116 *** 0.187 *** -0.053 -0.015
2010 2009-2010 0.526 *** 0.191 *** 0.022 0.069 0.047 -0.035
2004 2005 2000-2001 2004-2005 0.326 *** 0.263 *** 0.172 *** 0.272 *** *** 0.147 ** 0.168 0.062 0.073 0.149 *** 0.175 ** -0.122 -0.030
BANK MENENGAH 2006 2007 2005-2006 2006-2007 0.389 *** 0.467 *** 0.284 *** 0.265 *** 0.063 0.000 0.184 *** 0.074 ** 0.000 -0.082 * 0.010 -0.061 50 100
R2 H-Statistic
0.851 0.666
0.919 0.682
0.911 0.673
0.955 0.732
0.932 0.685
0.953 0.792
0.971 0.717
Struktur Persaingan
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
Monopolistik
2008 2007-2008 0.250 *** 0.418 *** 0.072 0.053 0.062 0.044
2009 2008-2009 0.665 *** 0.248 *** -0.029 0.036 -0.169 ** 0.002
2010 2009-2010 0.521 *** 0.502 *** -0.117 ** 0.052 -0.048 ** 0.092
Variabel Ln ITC Ln PEC Ln OPC Ln CPA Ln LAT Ln AST n-Bank n-Observasi
2004 2005 2000-2001 2004-2005 0.390 *** 0.194 *** 0.288 *** 0.422 *** 0.060 0.003 0.110 ** -0.038 0.118 ** 0.256 *** -0.008 0.006
BANK KECIL 2006 2007 2005-2006 2006-2007 0.474 *** 0.433 *** 0.306 *** 0.300 *** 0.077 0.180 *** 0.086 ** -0.011 -0.014 0.170 *** 0.080 ** -0.003 39 78
R2 0.781 0.970 0.934 0.955 0.723 0.931 0.968 H-Statistic 0.678 0.616 0.780 0.913 0.668 0.913 0.906 Struktur Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Monopolistik Persaingan ***)Signifikan pada 99% confidence level , **)Signifikan pada 95% confidence level , *)Signifikan pada 90% confidence level
Nampak pada Tabel 5.7. bahwa pada seluruh kelompok bank, koefisien harga DPK (ITC) adalah yang paling signifikan mempengaruhi pendapatan bank dan bernilai positif dan 23
Metode estimasi data panel dengan Random Effect digunakan karena data panel memiliki jumlah waktu (T) lebih kecil yaitu 2 tahun dibandingkan dengan jumlah individu (N) yaitu 110 (Nachrowi dan Usman, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
86
merupakan contributor terbesar pada nilai H-Statistic. Hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada seluruh kelompok bank DPK adalah merupakan input utama dari pembentukan pendapatan bank. Nilai koefisien yang cukup besar pada hampir seluruh kelompok bank dan bernilai positif menunjukan bahwa dengan mempunyai DPK yang cukup besar, maka kapasitas pemberian kredit dari perbankan menjadi lebih tinggi. Dengan kemampuan pemberian kredit yang tinggi maka akan memberikan pendapatan bank yang tinggi pula. Koefisien input harga tenaga kerja (PEC) juga sigfinikan dan positif hampir pada seluruh kelompok bank, namun masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan koefisien harga input DPK. Peningkatan koefisien rasio biaya tenaga kerja, yang berarti peningkatan biaya tenaga kerja yang dapat membawa konsekuensi berupa bertambahnya jumlah karyawan dan atau upaya bank untuk meningkatan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan, berkontribusi terhadap peningkatan kinerja bank. Pada kelompok bank besar, nilai koefisiennya dan besar siginifikasinya rata-rata dibawah kelompok bank menengah dan kecil. Hal menunjukan bahwa bank dengan skala ukuran besar dampak peningkatan biaya tenaga kerja terhadap peningkatan pendapatan, tidak sebesar pada kelompok bank menengah dan kecil. Koefisien harga equipment/aktiva tetap (OPC) bervariasi baik dari besarnya, tanda koenfisien maupun level significance dan bukan merupakan komponen utama dalam pembentukan H-Statistic. Peningkatan pada angka rasio ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan biaya infrastruktur bank, baik pembukaan kantor cabang baru, serta pemanfaatan teknologi informasi seperti ATM, Internet Banking dan lain-lain. Pada kelompok bank menengah, nilai koefisiennya seluruhnya bertanda positif dan baik dari nilai besaran koefisien maupun tingkat siginikasinya lebih tinggi dari pada rata-rata kelompok bank lain pada sepanjang periode pengamatan. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan infrastruktur dan teknologi informasi kontribusinya lebih tinggi pada peningkatan pendapatan bank dibandingkan dengan kelompok bank lainnya. Variable bebas lainnya yang sedikit banyak mempengaruhi besar kecilnya pendapat bunga adalah proporsip kredit terhadap total aset (LAT), dengan tanda koefisien dan level signifikasi yang bervariasi. Untuk kelompok bank menengah dan kecil dalam beberapa tahun tanda koefisiennya negatif yaitu pada tahun 2007 pada bank menengah dan tahun 2009 dan tahun 2010 untuk bank kecil. Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan proporsi kredit terhadap total asset (LAT) justru menurunkan proporsi pendapatan bunga bank (ITR), yang kemungkinan disebabkan terdapat permasalahan kualitas kreditnya. Sedangkan variabel
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
87
bebas lainnya seperti proporsi kepemilikan modal terhadap total asset (CPA) maupun jumlah asset (AST) yang dimiliki tidak rata-rata hampir tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan bunga bank, kecuali variable CPA pada kelompok bank menengah pada tahun 2006, 2007 dan 2009 dengan tanda koefisien yang positif pada α : 5% dan α : 1 %.. Selanjutnya dilihat dari nilai R-Squared, menunjukan kisaran angka 0.737-0.836 untuk hasil regresi pada bank besar, kisaran angka 0.851-0.971 untuk hasil regresi pada bank menengah dan kisaran angka 0.723-0.968 untuk hasil regresi pada bank kecil sepanjang periode penelitian. Hal ini dapat dikatakan bahwa model cukup baik.
Gambar 5.5. : Perkembangan Angka H-Statistic pada Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Tahun 2004-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Untuk menganalisis lebih jauh kondisi persaingan perbankan paska implementasi program API Selanjutnya analisis tingkat persaingan bank dilakukan dengan menghitung nilai H-Statistic untuk masing-masing kelompok ukuran bank pada periode tahun 2004-2010 sebagaimana pada Tabel 5.7. di atas, yang kemudian disusun dalam suatu gambar/grafik perkembangan tingkat persaingan selama tahun 2004-2010 adalah sebagaimana Gambar 5.5. Dari informasi pada Gambar 5.5 di atas, pada pasca implementasi Program API (2004-2010) seluruh nilai H-Statistic seluruh kelompok bank berada pada kisaran 0
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
88
Kelompok bank kecil berada pada kondisi yang paling kompetitif dengan nilai ratarata H-Statistic sebesar 0.782. Pada pasca implementasi program API angka H-Statistic ini mengalami peningkatan dari sebesar 0.678 pada tahun 2004 menjadi sebesar 0.906 pada tahun 2010. Nilai tertinggi H-Statistic dicapai pada tahun 2007 dengan angka sebesar 0.913 yang mendekati angka 1.00 yang mengindisikasikan bahwa tingkat persaingan pada kelompok bank kecil mendekati pasar persaingan sempurna (perfect competition). Tingkat persaingan sempat mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2008 dengan nilai HStatistic sebesar 0.688. Pada kondisi pasar persaingan sempurna ini, apabila terjadi penurunan harga input khususnya biaya bunga DPK dan biaya tenaga kerja (yang sangat siginifikan mempengaruhi harga output), direspon dengan sempurna oleh kelompok bank kecil dengan menurunkan harga output yaitu tingkat bunga pinjaman agar bertahan dalam persaingan. Bank-bank yang tidak efisien akan dimerger/diakuisisi atau harus keluar dari pasar. Rendahnya hambatan masuk (low entry barrier) adalah penyebab tingginya persaingan pada kelompok bank kecil termasuk masuknya bank asing sehubungan masih mudahnya persyaratan permodalan minimum untuk ukuran bank kecil dibandingkan dengan bank-bank ukuran menengah dan besar. Selain itu, dalam kelompok bank kecil produk-produk bank masih mendekati subsitusi sempurna atau tingkat diferensiasi produk bank relatif rendah. Hal ini disebabkan kemampuan bank kecil untuk dapat melakukan inovasi terhadap produkproduknya yang disebabkan keterbatasan permodalan dan teknologi. Tingkat persaingan pada kelompok bank menengah berada pada posisi kedua setelah bank kecil dengan nilai rata-rata H-Statistic sebesar 0.707. Tingkat persaingan pada kelompok bank menengah juga menunjukan perkembangan yang semakin kompetitif pasca penerapan program API. Hal ini ditunjukan oleh angka H-Statistic ini mengalami peningkatan dari sebesar 0.666 pada tahun 2004 menjadi sebesar 0.739 pada tahun 2010. Nilai tertinggi H-Statistic dicapai pada tahun 2009 dengan angka sebesar 0.717. Seperti halnya kelompok bank kecil, nilai H-Statistic pada kelompok bank menengah tersebut di atas mengindiskasikan kondisi pasar persaingan monopolistic dimana apabila terjadi penurunan harga input khususnya biaya bunga DPK dan biaya tenaga kerja, direspon dengan sempurna oleh kelompok bank menengah dengan menurunkan harga output yaitu tingkat bunga pinjaman agar bertahan dalam persaingan kelompok bank ini. Dalam kondisi ini, hambatan masuk pasar masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kelompok bank besar, khususnya dari segi persyaratan modal minimum. Selain itu, produk-produk bank masih
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
89
mendekati subsitusi sempurna dalam arti produk-produk bank pada kelompok ini masih relatif belum beragam. Meskipun masih dalam kondisi pasar yang monopolistik, namun kelompok bank besar paling tidak kompetitif dibandingkan bank skala kecil dan menengah dengan angka rata-rata H-Statistic sebesar 0.382. Pada kelompok bank besar, tingkat persaingan berdasarkan angka H-Statistic cenderung mengalami penurunan. Hal ini ditunjukan oleh angka H-Statistic yang mengalami penurunan dari sebesar 0.631 pada tahun 2004 menjadi sebesar 0.049 pada tahun 2010. Nilai terendah H-Statistic terendah dicapai pada tahun 2009 dan 2010 dengan angka H-Statistic masing-masing sebesar 0.092 dan 0.049. Angka tersebut mendekati 0.00 yaitu cenderung mendekati pasar yang oligopoly. Hal ini mengindikasikan bank-bank besar kurang peka terhadap perubahan harga input khususnya biaya bunga DPK dan biaya tenaga kerja dalam penetapan tingkat bunga kreditnya. Kondisi rendahnya tingkat persaingan yang pada kelompok bank besar sebagaimana tersebut di atas adalah disebabkan adanya kondisi hambatan keluar dan masuk yang lebih besar (entry-exit barrier) yang disebabkan besarnya dan kuatnya kondisi permodalan pada kelompok bank besar dibandingkan pada kelompok bank besar dibandingkan bank kecil dan bank menengah, selain terdapatnya persyaratan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) dan untuk pendirian bank baru. Sedangkan hambatan keluar adalah disebabkan bank besar dikategorikan “too big to fail”. Selain hal tersebut, rendahnya tingkat persaingan pada kelompok bank besar disebabkan adanya kemampuan bank besar untuk melaksanakan strategi diversifikasi dan differensiasi produk. Sebagai contoh, hal ini dapat dilihat dari karakteristik produk yang ditawarkan, seperti layanan call centre atau disebut juga phone banking (Call Mandiri, Hallo BCA, BNI Phone Plus, Call BRI dan lain-lain), internet banking dan sms banking, beberapa program undian berhadiah/promosi (Mandiri Fiesta, BNI Promo dan lain-lain), nasabah prioritas (priority banking). Selain itu terdapat beberapa bank besar yang melakukan integrasi vertical dengan perusahaan multifinance (misalnya BCA dengan BCA Finance, Bank Danamon dengan Adira Multifinance dan lain-lain) dan bancassurance (misalnya Bank Mandiri dengan AXA Insurance yang membentuk usaha patungan AXA Mandiri). Hal tersebut sebagian besar hanya dapat dilakukan oleh bank-bank besar yang unggul dari segi pemodalan, teknologi, manajemen dan sumber daya manusia.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
90
5.1.3. Struktur Pasar dan Perilaku Persaingan Bank Dalam menganalisis hubungan antara struktur pasar dan perilaku persaingan bank, pada struktur pasar digunakan variabel angka indeks tingkat konsentrasi yaitu CR5-Aset dan HHI-Aset, sedangkan untuk variabel persaingan bank, digunakan variabel H-Statistic. Semakin tinggi angka indeks konsentrasi (CR-Aset dan HHI-Aset), semakin tinggi tingkat konsentrasi bank dan semakin tinggi angka H-Statistic semakin tinggi tingkat persaingan bank. Pada sepanjang periode 2001-2010, secara keseluruhan, bank umum di Indonesia menunjukan perilaku yang semakin kompetitif dalam struktur pasar yang semakin tidak terkonsentrasi. Hal ini ditunjukan oleh tren dan rata-rata menurunnya angka indeks konsentrasi CR5-Aset (sebagaimana pada Gambar 5.1 dan Tabel 5.2.) maupun HHI-Aset (sebagaimana pada Gambar 5.2. dan Tabel 5.3.), yang mengindikasikan semakin menurunnya tingkat konsentrasi bank. Disisi lain, trend dan angka rata-rata H-Statistic juga menunjukan angka yang meningkat (sebagaimana Gambar
5.4.). Namun demikian, meskipun secara
keseluruhan tingkat persaingan meningkat seiring dengan menurunnya tingkat konsentrasi bank, pola tersebut hanya terjadi pada kelompok bank menengah, dan tidak terjadi pada kelompok bank ukuran besar dan kelompok bank ukuran kecil. Lebih lanjut dapat dijelaskan di sini, meskipun tingkat konsentrasi cenderung menurun sebagaimana ditunjukan oleh angka CR5 (Gambar 5.1. dan Tabel 5.2.) dan angka HHI (Gambar 5.2. dan Tabel 5.3.) namun lebih dari 50% pangsa asset dan pangsa DPK dan di atas 40% pangsa kredit masih terkosentrasi pada 5 bank besar, hal yang menyebabkan mengapa kecenderungan menurunnya angka konsentrasi pada kelompok bank besar (dilihat dari angka CR5 dan HHI) tidak mengindikasikan bahwa pasar semakin kompetitif, justru menunjukan perilaku semakin tidak kompetitif (lihat Gambar 5.5) meskipun masih dalam koridor pasar persaingan sempurna. Seperti dijelaskan diatas, bahwa kondisi rendahnya tingkat persaingan pada kelompok bank besar disebabkan karena adanya hambatan masuk dan keluar pasar (entry-exit barrier) yang lebih tinggi dari kelompok bank menengah dan kecil, menyebabkan kelompok bank besar beperilaku semakin tidak kompetitif meskipun dalam struktur pasar yang semakin tidak terkonsentrasi, selain kemampuan bank besar untuk melakukan
strategi
diversifikasi
dan
differensiansi
produk-produk
perbankannya
dibandingkan bank kecil dan bank menengah. Hal yang serupa juga terjadi pada kelompok bank kecil, dimana dalam struktur pasar yang semakin terkonsentrasi (lihat Gambar 5.3 dan Tabel 5.4.) yang tingkat yang konsentrasinya semakin meningkat tetapi justru berperilaku
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
91
semakin kompetitif. Seperti yang juga dijelaskan di atas, rendahnya hambatan masuk (low entry barrier) adalah penyebab tingginya persaingan pada kelompok bank kecil termasuk masuknya bank asing sehubungan masih mudahnya persyaratan permodalan minimum untuk ukuran bank kecil dibandingkan dengan bank-bank ukuran menengah dan besar. Selain itu, dalam kelompok bank kecil produk-produk bank masih mendekati subsitusi sempurna atau tingkat diferensiasi produk bank relatif rendah. Hal ini disebabkan kemampuan bank kecil untuk dapat melakukan inovasi terhadap produk-produknya adalah terbatas, yang disebabkan keterbatasan permodalan dan teknologi. Fenomena tersebut adalah sejalan dengan constentable market theory yang dikembangkan oleh Baumol (1982), bahwa industri yang terkonsentrasi dapat berperilaku kompetitif jika hambatan masuk (entry barrier) bagi pesaing baru cukup rendah. Dalam hal ini, hambatan masuk dan keluar pasar (barrier to entry dan exit) pada bank skala besar adalah lebih tinggi dari pada bank dengan skala kecil dan menengah. Fenomena dari hubungan antara struktur pasar dan tingkat persaingan pada bank besar dan bank kecil, membuktikan bahwa menurunnya angka rasio konsentrasi (CRn dan HHI) atau menurunnya jumlah bank bukan merupakan indikasi yang baik untuk menentukan perilaku kompetitif dalam suatu industri perbankan, khususnya untuk masing-masing ukuran bank (bank besar, bank menengah dan bank kecil), walaupun secara keseluruhan tingkat konsentrasi bank dan tingkat persaingan bank adalah linier, dalam arti dalam pasar yang semakin terkonsentrasi akan diikuti oleh kecenderungan perlaku yang tidak kompetitif dari bank selama periode penelitian.
5.2.
Analisis Stabilitas Industri Bank Umum di Indonesia Pada analisis mengenai stabilitas bank dilakukan melalui pendekatan tekanan
terhadap bank secara individual (individual bank distress), yaitu dengan menggunakan dua metode pengukuran yaitu pertama dengan menggunakan angka Z-Index dan angka rasio Non Performing Ratio (NPL). Z-Index adalah merupakan proxy dari probabilitas dari kegagalan atau kemungkinan kebangkrutan bank, sedangkan angka NPL adalah merupakan proxy kondisi kerapuhan suatu bank (bank fragility indicator). Berbeda dengan NPL yang mengukur resiko portfolio kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank, sedangkan Z-Index yang mengindikasikan resiko bank secara keseluruhan. Namun demikian, agar dapat
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
92
diperoleh gambaran yang komprehensif mengenai stabilitas bank, maka kedua proxy tersebut digunakan dalam analisis ini.
5.2.1. Analisis dengan menggunakan Z-Index Z-Index dihitung berdasarkan data laporan keuangan individual bank umum dan kemudian dihitung rata-ratanya untuk setiap tahun. Angka Z-Index meningkat dengan meningkatnya profitabilitas, tingkat leverage atau tingkat kapitalisasi dan menurunnya volatilitas atau ketidakstabilan dari pendapatan bank. Dengan demikian semakin tinggi angka Z-Index menunjukan semakin rendahnya profile resiko bank dan semakin tinggi tingkat stabilitas bank. 18,00 16,00 14,00
Z-INDEX
12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Z-INDEX
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
4,15
9,99
11,43
10,77
15,49
9,62
14,40
11,28
12,58
13,50
Gambar 5.6. : Perkembangan Angka Z-Index Seluruh Bank Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Hasil perhitungan dan angka rata-rata Z-Index untuk seluruh bank adalah sebagaimana pada Gambar 5.6. Apabila dilihat pada Gambar 5.6., pada sepanjang periode penelitian (2001-2010), angka rata-rata Z-Index untuk seluruh bank cenderung mengalami kenaikan yang menandakan bahwa kondisi stabilitas bank semakin membaik. Angka Z-Index pada tahun 2001 adalah sebesar 4.15 dan meningkat menjadi 11.43 pada tahun 2003. Pasca implementasi program API angka tersebut justru sedikit menurun pada tahun 2004, namun demikian pada tahun 2005 meningkat tajam menjadi 15.49. Selanjutnya pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 angka Z-Index berfluktuasi, namun dengan kecenderungan yang
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
93
semakin meningkat, dengan angka terendah sebesar 9.62 pada tahun 2006 dan angka tertinggi adalah sebesar 14.40 pada tahun 2007. Secara rata-rata, nilai Z-Index untuk seluruh bank pada periode sebelum program API diimplementasikan (2001-2003) adalah sebesar 8.53 dan meningkat menjadi rata-rata sebesar 11.96 pada periode setelah implementasi program API (2004-2006) kemudian terus meningkat dalam periode berikutnya (2007-2010) menjadi sebesar 12.94. Selanjutnya, untuk mengetahui kondisi stabilitas bank untuk setiap kelompok bank berdasarkan ukuran asetnya, maka telah dihitung rata-rata angka Z-Index untuk masingmasing bank besar, bank menengah dan bank kecil adalah sebagaimana Gambar 5.7.
Gambar 5.7. : Perkembangan Angka Z-Index pada Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Perkembangan Angka Z-Index pada bank besar menunjukan trend yang meningkat selama periode tahun 2001-2010. Walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun pertama sampai tahun ke tiga setelah program API diimplementasikan (Tahun 2004-2006) dan sempat mencapai titik terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 9.96, namun angka ZIndex menunjukan trend yang meningkat setelah tahun 2006, dan mencapai titik tertinggi selama periode penelitian yaitu masing-masing sebesar 18.17 pada tahun 2009 dan sebesar 17.55 pada tahun 2010.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
94
Pada bank ukuran menengah, angka Z-Index cukup berfluktuasi baik pada periode sebelum diterapkan program API maupun sesudahnya. Pada periode sebelum penerapan program API, nilai Z-Index pada tahun 2001 adalah sebesar 5.10 dan meningkat tajam menjadi masing-masing sebesar 14.49 pada tahun 2002 dan sebesar 13.72 pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun pertama setelah diberlakukan program API, angka Z-Index menurun tipis sebesar 13.38. Angka ini pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2005 meningkat tajam sebesar 22.98, sebelum kemudian kembali turun tajam pada tahun berikutnya (2006) menjadi sebesar 11.46. Angka Z-Index untuk bank menengah mulai memperlihatkan trend yang meningkat mulai tahun 2008. Untuk bank ukuran kecil, angka Z-Index lebih stabil dengan trend meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun sedikit terjadi fluktuasi pada periode setelah penerapan kebijakan API yaitu pada tahun 2005-2007. Angka terendah pada periode tersebut adalah sebesar 5.87 pada tahun 2006 dan tertinggi adalah sebesar 10.65 pada tahun 2007. Seperti halnya pada kelompok bank menengah, angka Z-Index pada kelompok bank kecil mulai memperlihatkan trend yang meningkat mulai tahun 2008. Tabel 5.8. : Rata-Rata Angka Z-Index Pada Seluruh Bank, Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum dan Sesudah Kebijakan API
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Dari perhitungan sebagaimana pada Tabel 5.8., angka rata-rata Z-Index pada seluruh bank maupun pada kelompok bank besar, bank menengah dan bank kecil pada periode setelah
diimplementasikan,
program
API
(2004-2006)
menunjukan
peningkatan
dibandingkan dengan angka rata-rata Z-Index pada periode sebelum diimplementasikan program API (2001-2003). Angka rata-rata ini terus menunjukan peningkatan pada periode kedua setelah implemntasi program API (2007-2010), walau peningkatan angka Z-Index pada kelompok bank kecil relatif tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok bank besar dan bank menengah.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
95
Selanjutnya, dari hasil pengujian statistic dengan menggunakan paired t-test yang dihitung dengan menggunakan software Ph-Stat sebagaimana Tabel 5.9., juga menunjukan 90% confidence level)
bahwa terdapat perbedaan signifikan (dengan tingkat signifikasi
antara rata-rata Z-Index seluruh bank antara periode sebelum kebijakan API diterapkan (2001-2003) dengan rata-rata Z-Index bank setelah kebijakan API diterapkan (2004-2006) dimana terjadi kenaikan yang signifikan terhadap rata-rata angka Z-Index setelah penerapan kebijakan API. Hal ini ditunjukan dengan angka p-value sebesar 0.0511 sehingga null hypothesis ditolak Tabel 5.9. : Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Paired t-test) Rata-Rata Angka Rasio ZIndex Pada Seluruh Bank Antara Sebelum Kebijakan API (2001-2003) dan Setelah Kebijakan API (2003-2006)
Peningkatan angka Z-Index pada periode setelah kebijakan API, menunjukan bahwa penerapan program API melalui konsolidasi, penataaan struktur perbankan dan peningkatan kualitas pengawasan telah membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan stabilitas bank, melalui antara peningkatan profitabilitas bank (ROA), kualitas permodalan (CAR) dan bank dan meningkatnya kualitas kredit bank (NPL). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfiah (2008) bahwa telah terjadi peningkatan kinerja bank setelah diterapkan implemtasi kebijakan API. 5.2.2. Analisis dengan menggunakan Ratio NPL Analisis stabilitas bank dengan menggunakan angka Rasio NPL juga didasarkan pada data invidual bank. Rasio NPL mencerminkan resiko portfolio kredit, dimana semakin tinggi
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
96
angka rasio ini semakin tinggi profile resiko kredit bank yang pada gilirannya akan mempengaruhi stabilitas bank secara keseluruhan. Hasil perhitungan dan angka rata-rata rasio NPL untuk seluruh bank adalah sebagaimana pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. : Perkembangan Angka Rasio NPL pada Seluruh Bank Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Apabila dilihat pada Gambar 5.8., pada sepanjang periode penelitian (2001-2010), angka rata-rata rasio NPL untuk seluruh bank cenderung menurun yang menandakan bahwa kondisi kualitas portfolio kredit bank semakin meningkat. Angka rasio pada tahun 2001 adalah sebesar 12.09% dan menurun menjadi 6.14% pada tahun 2003. Pada periode setelah implementasi program API, angka tersebut semakin menurun tajam menjadi sebesar 3.93% pada tahun 2004 dan relatif stabil sampai tahun 2006. Pada tahun 2007 dan 2008 angka tersebut kembali menurun menjadi masing-masing sebesar 2.94% dan 2.91%. Angka tersebut selanjutnya mengalami sedikit peningkatan, namun demikian masih dibawah angka rasio NPL tahun 2004. Secara rata-rata, nilai rasio NPL untuk seluruh bank pada periode sebelum penerapan program API (2001-2003) adalah sebesar 8.89% dan menurun tajam menjadi ratarata sebesar 3.78% pada periode setelah kebijakan API (2004-2006) kemudian terus menurun dalam periode berikutnya (2007-2010) menjadi sebesar 3.30%. Untuk mengetahui kondisi NPL bank untuk setiap kelompok bank berdasarkan ukuran asetnya, maka telah dihitung rata-rata angka rasio NPL untuk masing-masing bank besar, bank menengah dan bank kecil adalah sebagaimana Gambar 5.9.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
97
Gambar 5.9. : Perkembangan Angka Rasio NPL pada Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Tahun 2001-2010 Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Perkembangan angka Rasio NPL pada bank besar menunjukan trend yang menurun selama periode tahun 2001-2010. Walaupun sempat mengalami kenaikan tipis pada tahun kedua program API diimplementasikan (2005) angka NPL terus mengalami penurunan sampai mencapai angka rasio sebesar 3.00% pada tahun 2010. Pada periode setelah implementasi program API angka rasio NPL mencapai titik yang terendah yaitu sebesar 2.83 pada tahun 2008 yaitu sebesar 2.83% Pada bank ukuran menengah, angka rasio NPL juga mengalami penurunan pada periode 2001-2010. Pada periode sebelum penerapan program API, angka rasio NPL pada tahun 2001 adalah sebesar 11.11% dan menurun tajam menjadi masing-masing sebesar 5.43% pada tahun 2002 dan sebesar 4.61% pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun pertama setelah implementasi program API (2004), angka rasio NPL menurun tipis menjadi sebesar 3.84%. Angka ini pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2005 meningkat tipis sebesar 3.84%, sebelum kemudian kembali menurun pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2008 angka rasio NPL pada kelompok bank menengah menunjukan trend kenaikan dan mencapai angka 4.78% pada tahun 2010.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
98
Seperti halnya pada kelompok bank besar dan bank menengah, angka rasio rata-rata NPL kelompok bank kecil juga mengalami trend penurunan. Angka rata-rata NPL rasio sebelum periode penerapan program API adalah sebesar 11.36% pada tahun 2001 dan terus menurun menjadi sebesar 10.45% pada tahun 2002 dan 6.83% pada tahun 2003. Pada periode setelah implementasi program API angka rasio tersebut terus mengalami penurunan menjadi sebesar 4.00% pada tahun 2004. Angka tersebut terus mengalami penurunan sehingga mencapai angka terendah 1.90% pada tahun 2008. Sebelum kemudian angka tersebut kembali mengalami kenaikan dan mencapai angka 4.16% pada tahun 2010. Tabel 5.10. : Rata-Rata Angka Rasio NPL Pada Seluruh Bank, Bank Besar, Bank Menengah dan Bank Kecil Pada Periode Sebelum dan Sesudah Kebijakan API
Sumber : Bank Indonesia : Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 2001-2010, diolah Dari perhitungan sebagaimana pada Tabel 5.10., angka rata-rata rasio NPL pada seluruh bank maupun pada kelompok bank besar, bank menengah dan bank kecil pada periode setelah penerapan program API (2004-2006) menunjukan penurunan dibandingkan dengan angka rata-rata rasio NPL pada periode sebelum penerapan program API (20012003). Angka rata-rata ini terus menunjukan penurunan pada periode kedua setelah penerapan program API (2007-2010), kecuali angka rata-rata NPL pada kelompok bank menengah yang sedikit mengalami kenaikan pada periode tahun 2007-2010, namun masih dibawah angka rata-rata rasio NPL pada saat sebelum penerapan kebijakan API.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
99
Tabel 5.11. : Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Paired t-test) Rata-Rata Angka Rasio NPL Pada Seluruh Bank Antara Sebelum Kebijakan API (2001-2003) dan Setelah Kebijakan API (2004-2006)
Selanjutnya, dari hasil pengujian statistic dengan menggunakan paired t-test yang dihitung dengan menggunakan software Ph-Stat sebagaimana pada Tabel 5.11., juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada α : 10% antara rata-rata NPL seluruh bank antara periode sebelum penerapan program API diterapkan (2001-2003) dengan ratarata NPL bank setelah program API diterapkan (2004-2006) dimana terjadi penurunan yang signifikan terhadap rata-rata angka NPL setelah penerapan kebijakan API. Hal ini ditunjukan dengan angka p-value sebesar 0.0000 sehingga null hypothesis ditolak. Penurunan angka rasio NPL pada periode setelah penerapan program API, menunjukan bahwa penerapan program API melalui konsolidasi, penataaan struktur perbankan dan peningkatan kualitas pengawasan telah membawa dampak terhadap peningkatan stabilitas bank yang dicerminkan oleh menurunnya resiko portfolio kredit perbankan berupa meningkatnya kualitas kredit perbankan sebagai akibat dari meningkatnya kehati-hatian bank dalam penyaluran kreditnya.
5.3. Analisis Pengaruh Tingkat Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank Sebagaimana yang telah disampaikan dalam metodologi penelitian, untuk menganalisis pengaruh tingkat persaingan terhadap stabilitas bank umum di Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
100
digunakan variable Z-Index sebagai proxy tingkat stabilitas bank. Sedangkan untuk tingkat persaingan digunakan variable H-Statistic. Penggunaan variabel dependen Z-Index sebagai proxy probabilitas dari kegagalan atau kemungkinan kebangkrutan bank adalah dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh persaingan terhadap resiko kegagalan bank secara keseluruhan. Analisis ini dilakukan terhadap 110 bank selama periode tahun 2004 sampai dengan 2010 yaitu periode setelah penerapan program API dengan tujuan agar analisis tersebut lebih difokuskan pada periode setelah penerapan program API diterapkan. Sebagaimana dalam metodologi penelitian (Bab 4), model persamaan yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut : (
) (
( )
) (
)
( (
) (5.2)
)
dimana Z-INDEX sebagai proxy tingkat stabilitas bank, sedangkan variable bebasnya terdiri dari : (i) H-STAT yaitu H-Statistic sebagai proxy persaingan bank; (ii) Variabel kontrol ekonomi makro yang terdiri dari : P_GDP yaitu pertumbuhan ekonomi, INFL yaitu tingkat inflasi, KURS yaitu nilai kurs Rupiah terhadap US Dollar, SBI yaitu rata-rata tingkat bunga SBI 1 bulan serta; (iii) Variabel control karakteristik bank yang terdiri dari :, SIZE yaitu proporsi total aset bank terhadap total aset seluruh bank, LTA yaitu proporsi pinjaman/kredit terhadap total aset, CTA rasio modal terhadap total aset dan NPL rasio Non Performing Loan. Model tersebut di atas menggunakan model semi-log, dengan tujuan agar dapat dianalisis beberapa besar sensitifitas perubahan variable terikat (Z_INDEX) terhadap perubahan variabel bebasnya.Secara teroritis, pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dijelaskan pada Tabel 5.12. sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
101
Tabel 5.12. : Hubungan Variabel Stabilitas dengan Variabel Tingkat Persaingan dan Variabel Kontrol (Kondisi Ekonomi Makro dan Karakteristik Bank). Nama Variabel Bebas H-Statistic
Dasar Pertimbangan
Tanda Koefesien yang Diharapkan
Teori (i) semakin tinggi tingkat persaingan (angka H-Statistic meningkat) maka franchise value bank akan semakin turun akibat penurunan profit margin, sehingga bank akan cenderung kurang berhati-hati dalam mengejar profit marginnya yang pada akhirnya akan berdampak negative terhadap stabilitas bank, atau (ii) semakin tinggi tingkat persaingan semakin rendah tingkat bunga kredit, maka akan menguransi resiko bank sehingga akan meningkatkan stabilitas bank;
Pertumbuhan Ekonomi (P_GDP)
Pertumbuhan GPD menunjukan kinerja positif dari suatu perekonomian baik di sektor riil dan financial
Inflasi (INFL)
Meningkatnya angka inflasi akan berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian baik di sektor riil dan finansial
Kurs Rupiah thd Depresiasi nilai tukar rupiah akan cenderung mempengaruhi USD (KURS) kinerja kredit dari nasabah peminjam dan meningkatkan biaya dana dari pihak ketiga dalam bentuk valas stabilitas bank. Tingkat Bunga SBI Meningkatnya tingkat bunga SBI, akan meningkatkan suku (SBI) bunga PUAB dan DPK sehingga biaya dana bank meningkat. Ukuran (SIZE)
Bank Semakin besar ukuran bank, maka akan semakin baik manajemen resikonya, SDM dan infrastrukturnya
Rasio Kredit Semakin tinggi angka rasio ini menunjukan semakin terhadap Total Aset menurun tingkat likuiditas bank. (LTA) Rasio Modal Semakin tinggi angka rasio ini semakin tinggi tingkat terhadap Total Aset ketahanan bank dalam menghadapi resiko kegagalan bank. (CTA) Non Performing Semakin rendah angka rasio ini, menunjukan semakin rendah Loan Ratio (NPL) profile resiko kredit bank sehingga berdampak positif terhadap stabilitas bank secara keseluruhan
(i) – (ii) +
+
-
+ +
-
Selanjutnya, hasil pengolahan data panel dengan menggunakan software eviews sebagaimana hasilnya pada Tabel 5.13.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
102
Tabel 5.13. : Hasil Pengolahan Data Panel Dengan Menggunakan Random Effect dengan ZIndex Sebagai Variabel Dependen, Terhadap 110 Bank Sampel, Periode 2004-2010 Variable C LOG(H_STAT?) P_GDP? INFL? LOG(KURS?) SBI? LOG(SIZE?) LOG(LTA?) LOG(CTA?) NPL? R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
Coefficient -25.246 -0.082 32.828 -2.243 3.121 -2.273 0.040 0.204 0.466 -4.107 0.40 0.39 0.88 1.22
Std. Error t-Statistic 7.951 -3.175 0.455 -0.180 8.101 4.052 1.037 -2.162 0.857 3.642 2.289 -0.993 0.031 1.298 0.080 2.559 0.064 7.302 0.685 -5.992 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
Prob. 0.002 0.857 0.000 0.031 0.000 0.321 0.195 0.011 0.000 0.000 3.28 1.13 584.04
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan model random effect pada panel data, diperoleh nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0.40 yang berarti bahwa sekitar 40 persen variasi variabel dependen Z-INDEX yang merupakan proxy dari Stabilitas Bank, mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model. Sedangkan untuk mendiagnosis adanya gejala multikolinieritas, dilakukan perhitungan korelasi sederhana antar variabel bebas sebagaimana tersusun dalam Tabel 5.14 di bawah ini : Tabel 5.14. : Tabel Multikolinieritas Antar Variabel Bebas VARIABEL LOG(CTA) LOG(H_STAT) BEBAS LOG(CTA) 1.000 -0.073 LOG(H_STAT) -0.073 1.000 INFL -0.052 -0.190 LOG(KURS) 0.052 -0.522 LOG(LTA) 0.128 -0.061 NPL 0.071 -0.052 P_GDP -0.020 0.464 SBI -0.061 0.281 LOG(SIZE) -0.385 0.009
INFL -0.052 -0.190 1.000 0.070 -0.005 0.011 0.379 0.299 -0.016
LOG(KURS) LOG(LTA) 0.052 -0.522 0.070 1.000 0.087 -0.026 -0.493 0.061 0.004
0.128 -0.061 -0.005 0.087 1.000 -0.071 0.017 -0.031 0.080
NPL
P_GDP
0.071 -0.052 0.011 -0.026 -0.071 1.000 -0.029 -0.040 0.035
-0.020 0.464 0.379 -0.493 0.017 -0.029 1.000 0.113 0.018
SBI -0.061 0.281 0.299 0.061 -0.031 -0.040 0.113 1.000 0.003
LOG(SIZE) -0.385 0.009 -0.016 0.004 0.080 0.035 0.018 0.003 1.000
Dari informasi pada Tabel 5.14 di atas, tidak ditemukan adanya gejala multikolinieritas antar variabel bebas dimana koefisien korelasi variabel bebas < 0.8, yang menunjukan tidak terdapatnya masalah mulikoliniritas dalam regresi data panel (Gujarati, 2003). Dengan demikian, terhadap hasil regresi data panel pada Tabel 5.13. di atas dapat
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
103
dilakukan interprestasi mengenai pengaruh tingkat persaingan bank terhadap stabilitas bank pada periode penelitian tahun 2004-2010. Secara rinci interprestasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 5.3.1. Pengaruh Tingkat Persaingan Bank Terhadap Stabilitas Bank Dari hasil pengujian empiris berdasarkan data selama periode penelitian (tahun 2004 sampai dengan tahun 2010), secara statistic variabel tingkat persaingan (H-STATISTIC) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel stabilitas bank (Z-INDEX) dimana p-value adalah sebesar 0.857. Dalam kondisi ini, tingkat stabilitas bank adalah tidak sensitive terhadap perubahan tingkat persaingan. Hal ini adalah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kobacay (2009), dalam meneliti pengaruh persaingan terhadap stabilitas bank di Turkey pada periode 1984-2004, bahwa tidak terdapat hubungan yang jelas antara struktur persaingan dan stabilitas bank. Stabilitas bank lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan variabel ekonomi makro dan perubahan variabel karakteristik bank itu sendiri sebagai akibat perubahan dalam pengaturan/regulasi dan kerangka kerja institusi dalam suatu negara. 5.3.2. Pengaruh Perubahan Variabel Ekonomi Makro Terhadap Stabilitas Bank Dari beberapa variabel kondisi ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi (P_GDP), laju inflasi (INFL) dan nilai tukar rupiah terhadap USD (KURS) signifikan mempengaruhi stabilitas bank masing-masing pada α : 1% dan α : 5% (p-value : 0.0001, 0.0309 dan 0.0003). Koefisien variabel P_GDP dan INFL mempunyai tanda sesuai harapan, sedangkan koefisien variabel KURS mempunyai tanda yang tidak sesuai harapan. 5.3.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Signikannya pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi (P_GDP) terhadap stabilitas (Z-INDEX) dengan nilai koefisien yang cukup besar yaitu 32.828 dengan tanda sesuai teori menunjukan bahwa selama periode penelitian, stabilitas bank sangat sensitif terhadap laju pertumbuhan ekonomi, dimana apabila terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 10% maka akan meningkatkan angka
Z-INDEX sebesar
sebesar 328,28 persen.
Peningkatan
pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan output yang dihasilkan pada periode tersebut dan membawa dampak positif bagi pendapatan sektor rumah tangga dan dunia usaha yang berupa meningkatnya pendapatan nasabah debitur bank sehingga mampu dalam membayar cicilan kreditnya dan membaiknya prospek dunia usaha yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan bank melalui penyaluran kreditnya sehingga berdampak positif terhadap stabilitas bank. Namun demikian, hal yang harus diwaspadai dari tingginya angka
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
104
koefisien pertumbuhan ekonomi tersebut di atas adalah bahwa stabilitas bank umum di Indonesia periode 2004-2010 sangat rentan terhadap instabilitas dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi atau resesi atau menunjukan naiknya atau turunya kinerja ekonomi baik di sektor riil maupun finansial. 5.3.2.2. Laju Inflasi Dari hasil pengujian empiris di atas, koefisien variabel inflasi (INFL) sebesar -2,243 yang signifikan dengan tanda koefisien sesuai teori yaitu negatif, mengidikasikan bahwa stabilitas bank juga sangat sensitif terhadap laju inflasi selama periode penelitian. Apabila terjadi laju inflasi sebesar 10 persen maka angka variabel Z-Index yang merupakan proxy stabilitas bank akan mengalami penurunan sebesar 22,43 persen. Hal ini berarti bahwa, semakin tinggi laju inflasi akan membawa dampak negatif terhadap stabilitas sektor perbankan, dimana kenaikan harga-harga akan menurunkan pendapatan riil nasabahnya dan permintaan kredit akan berkurang akibat meningkatnya suku bunga kredit bank. Selain itu, meningkatnya laju inflasi cenderung meningkatkan biaya dana bank akibat meningkatnya bunga DPK. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa laju inflasi berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank dari sisi penyaluran kredit maupun dari sisi sumber dana (biaya bunga DPK). Tingginya angka koefisien laju inflasi tersebut di atas, menunjukan bahwa stabilitas bank umum di Indonesia periode 2004-2010 sangat rentan terhadap fluktuasi harga (inflasi). 5.3.2.3. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Variabel ekonomi makro lainnya yang signifikan mempengaruhi stabilitas bank adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap USD (KURS), dengan nilai koefisien positif sebesar 3.121 namun tanda koefisiennya tidak sesuai dengan teori. Hal ini menunjukan bahwa stabilitas bank sangat sensitif terhadap perubahan nilai kurs rupiah terhadap USD, dimana apabila terjadi depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 10 persen angka menyebabkan kenaikan angka Z-INDEX yang merupakan proxy stabilitas bank sebesar 31,21 persen. Tanda koefisien yang berlainan dengan teori, terjadi karena terdepresiansinya nilai tukar rupiah terhadap USD dalam kurun waktu tahun 2004-2010 kemungkinan besar membawa dampak yang positif terhadap stabilitas bank. Hal ini disebabkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap USD tidak terlalu berdampak negatif terhadap kinerja kredit valas nasabah maupun peningkatan biaya dana valas. Hal tersebut berdampak positif terhadap profitabilitas bank karena di cover oleh pendapatan valas bank baik melalui kinerja kredit valas yang baik
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
105
maupun tambahan pendapatan dari penempatan valas pada pasar uang. Namun apabila dilihat dari tingginya angka koefisien kurs tersebut di atas, hal ini mengindikasikan bahwa stabiltas perbankan juga rentan terhadap fluktuasi nilai tukar. 5.3.2.4. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sementara itu, variabel ekonomi makro lainnya yaitu SBI sebagai proxy suku bunga pasar ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas bank (p-value : 0.321) selama periode penelitian. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga SBI dengan tenor 1 bulan tidak segera direspon oleh kalangan perbankan di PUAB sehingga pengarunhya terhadap peningkatan biaya dana bank tidak signifikan. Selain itu penurunan suku bunga SBI atau BI-rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak sepenuhnya menjadi acuan bagi bank dalam penentuan suku bunganya. Penurunan suku bunga SBI 1 bulan hanya diikuti oleh penurunan bunga deposito, sedangkan penurunan suku bunga kredit tidak signifikan, atau derajad penurunannya tidak sebesar suku bunga deposito (Sanuri, 2011). Dalam kondisi seperti ini telah menyebabkan interest rate margin atau interest rate spread semakin lebar. Penurunan suku bunga SBI yang dimaksudkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai stimulus peningkatan ekspansi kredit perbankan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, ternyata tidak direspon dengan baik oleh kalangan perbankan. 5.3.3. Pengaruh Variabel Karakteristik Bank Terhadap Stabilitas Bank Selain variabel kondisi ekonomi makro sebagaimana tersebut di atas, beberapa variabel karakteristik bank yang mempengaruhi stabilitas bank adalah Rasio Kredit terhadap Total Aset (LTA) dengan α : 5% (p-value : 0.011), Rasio Modal (equity) terhadap Total Aset (CTA) dengan α : 1% (p-value : 0.00) dan rasio Non Performing Loan (NPL) dengan α : 1% (p-value : 0.00) sedangkan variabel ukuran bank relatif terhadap bank lain (SIZE) tidak siginikan pengaruhnya terhadap stabilitas bank. Koefisien variabel CTA, NPL dan SIZE mempunyai tanda sesuai harapan, sedangkan koefisien variabel LTA mempunyai tanda yang tidak sesuai harapan. 5.3.3.1. Ukuran Bank Ukuran bank yang diukur dengan proxy dari pangsa aset bank (SIZE) mempunyai tanda koefisien yang sesuai harapan, namun tidak signifikan mempengaruhi stabilitas bank (p-value : 0.195). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak seluruhya bahwa bank yang lebih berukuran besar mempunyai manajemen resiko dan SDM yang lebih baik daripada bank-bank yang berukuran lebih kecil, demikian juga sebaliknya bank-bank yang dengan ukuran yang lebih kecil
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
106 dapat saja memiliki manajemen resiko yang lebih baik dibandingkan dengan bank-bank dengan ukuran yang lebih besar.
5.3.3.2. Rasio Kredit Terhadap Total Aset Signifikannya variabel LTA terhadap perubahan stabilitas (Z-INDEX) dengan nilai koefisien sebesar 0.204 menunjukan bahwa stabilitas bank sangat sensitif terhadap perubahan proporsi kredit bank terhadap total aset yang juga mencerminkan kondisi likuiditas bank, namun dengan tanda koefisien yang tidak sesuai dengan teori. Hal ini berarti apabila angka rasio LTA meningkat sebesar 10 persen, akan meningkatkan indeks stabilitas (Z-INDEX) sebesar sebesar 2,04 persen. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi peningkatan rasio pijaman terhadap total aset justru berdampak positif terhadap stabilitas bank. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam batas tertentu, angka rasio kredit terhadap total aset masih dianggap sehat, karena mencerminkan optimalisasi penggunaan aset yang disalurkan terhadap aset yang paling produktif yaitu kredit. Namun demikian, perlu dicermati dalam hal ini adalah batas-batas proporsi penyaluran kredit terhadap aktiva yang dianggap aman dimana hal tersebut tidak membahayakan kondisi likuiditas bank. 5.3.3.3. Rasio Modal Terhadap Total Aset Signifikannya variabel rasio modal terhadap total (CTA) dengan koefisien sebesar 0.466 (p value : 0.000) dan tanda koefisiennya sesuai dengan teori, menunjukkan bahwa stabilitas bank sangat sensitif terhadap perubahan rasio kecukupan modal bank. Apabila terdapat kenaikan angka rasio CTA sebesar 10 persen, maka akan menyebabkan kenaikan angka variabel Z-INDEX sebesar 4,66%. Semakin tinggi angka rasio CTA maka semakin tinggi pula kemampuan dan ketahanan suatu bank dalam menghadapi resiko yang terjadi sehingga berdampak positif terhadap stabilitas bank secara keseluruhan. Posisi kecukupan rasio permodalan bank tersebut perlu dijaga pada rasio yang cukup aman, mengingat stabilitas bank sangat rentan terhadap perubahan rasio kecukupan modal ini apabila dilihat dari besarnya angka koefisien CTA tersebut di atas. 5.3.3.4. Rasio Non Performing Loan (NPL) Variabel Rasio NPL menunjukan profile resiko kredit bank adalah signifikan mempengaruhi variabel stabilitas (Z-INDEX) dengan nilai koefisien sebesar -4.107 (p-value : 0.000) dan tanda koefisien sesuai dengan harapan menunjukan bahwa stabilitas bank juga sangat sensitif terhadap perubahan kualitas kredit bank. Apabila terdapat kenaikan angka rasio NPL sebesar 10 persen maka akan menyebabkan penurunan angka indeks stabilitas (Z-
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
107
INDEX) sebesar 41,07 persen.
Besarnya nilai dan signikannya koefisien tersebut
menunjukkan bahwa kenaikan resiko kredit bank akan sangat sangat mempengaruhi stabilitas bank. Hal ini wajar, karena sebagian besar alokasi aset bank umum di Indonesia adalah disalurkan dalam bentuk kredit, sehingga stabilitas bank umum di Indonesia sangat rentan terhadap perubahan angka non performing loan-nya.
5.4. Implikasi Kebijakan Bisnis perbankan memiliki karakter yang berbeda dari bisnis nonbank. Industri perbankan merupakan suatu industri yang bersifat capital intensive dan memiliki risiko usaha yang sangat tinggi, sehingga biaya dari exit policy akan menjadi sangat mahal. Selain itu, dalam industri perbankan terdapat suatu resiko sistemik, dimana bila terjadi kegagalan dalam suatu bank, maka dapat menjalar ke bank lainnya (contagious effect). Bila hal itu terjadi maka tidak hanya berakibat buruk terhadap sistem perbankan itu sendiri, melainkan juga berpengaruh terhadap kestabilan sektor keuangan secara keseluruhan yang pada akhirnya akan berdampak langsung terhadap kelangsungan sektor riil. Dengan demikian, maka dalam rangka menyehatkan persaingan bank dengan tetap menjaga stabilitas bank, diperlukan suatu regulasi perbankan yang khusus mengatur mengenai persaingan usaha yang tidak sehat, dengan jalan “mengharmonisasikan” regulasi bank khususnya yang terkait stabilitas sistem perbankan dengan regulasi mengenai persaingan sesuai dalam substansi UU No. 5 Tahun 1999. Dari hasil hasil penelitian empiris menunjukan bahwa implementasi program API yang mendorong proses konsolidasi ternyata berdampak posistif terhadap struktur, persaingan dan stabilitas bank. Selain itu tingkat konsentrasi bank pasca implementasi kebijakan API masih dalam batas tingkat konsentrasi yang rendah (Spektrum I) sesuai kriteria KPPU, sehingga bagi otoritas persaingan usaha tidak perlu mengkhawatirkan dampak negatif dari proses merger berupa adanya indikasi pratek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pasca merger.
Dengan demikian, proses konsolidasi perbankan dalam grand design API dapat
tetap dijaga dijaga konsistensinya dengan penekanan terhadap stabilitas bank, melalui penguatan struktur permodalan bank dalam rangka meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi resiko. Hal ini agar tujuan terciptanya industri perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan perbankan dan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dapat tercapai. Implikasi dari hal tersebut di atas
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
108
adalah terhadap adanya ketentuan persyaratan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) dan serta persyaratan modal minimum untuk pendirian bank baru oleh Bank Indonesia, perlu dikecualikan dari kriteria entry barrier yang bisa digolongkan menghambat persaingan usaha dan dianggap seolah-olah melegalisir poisisi bank yang sudah ada di dalam pasar. Termasuk dalam pengecualian ini adalah upaya pemetaan struktur perbankan agar terciptanya struktur perbankan yang optimal dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan pasca implementasi API, yaitu terbentuknya 2-3 bank bertaraf internasional, 3-5 bank nasional, 3050 bank dengan kegiatan terfokus dan BPR. Pengecualian ini dimaksudkan karena latar belakang pembatasan tersebut adalah dalam rangka memperkuat fundamental bank dengan tujuan stabilitas bank yang pada gilirannya berdampak pada stabilitas sistem kuangan secara keseluruhan. Selain hal tersebut di atas, upaya konsolidasi bank dalam rangka perbaikan struktur modal bank perlu dipercepat melalui upaya penambahan modal baru baik melalui modal disetor dari shareholder lama maupun baru, penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal maupun dengan penerbitan subordinated loan. Hal tersebut dilakukan dengan tetap menjaga struktur pasar yang sehat. Selain hal tersebut di atas, dari fenomena semakin meningkatnya persaingan ditengah meningkatnya konsentrasi pada kelompok bank kecil dan sebaliknya semakin menurunnya tingkat konsentrasi pada bank besar yang ternyata diikuti dengan semakin menurunnya perilaku kompetitif dari kelompok bank besar (bahkan cederung kearah oligopoli) mengindikasikan bahwa, dalam mengukur tingkat persaingan bank hanya dengan mengukur tingkat konsentrasi bank tidak dapat diberlakukan sama untuk seluruh bank, khususnya untuk bank dengan skala besar dan bank skala kecil. Hal ini berimplikasi bahwa Indeks konsentrasi bukan sepenuhnya merupakan ukuran yang baik dalam mengukur tingkat persaingan bank. Dengan demikian, dalam mengukur dan mengindikasikan adanya suatu persaingan yang tidak sehat sebaiknya juga digunakan pendekatan non struktural dengan mengukur secara langsung perilaku kompetitif bank, sebagai alat kontrol dari penggunaan pendekatan struktural dalam menilai indikasi awal adanya persaingan usaha yang tidak sehat. Meskipun telah terjadi perbaikan dalam struktur pasar pasca implementasi program API dan masih dalam batas yang aman menurut ketetentuan KPPU, namun apabila dilihat distribusi pangsa aset, DPK dan kredit, struktur pasar perbankan masih cukup rentan. Hal ini disebabkan lebih dari 50% pangsa aset dan DPK
serta > 40%
pangsa kredit masih
terkonsentrasi pada 5 (lima) bank besar. Implikasi dari hal ini adalah diperlukan kajian khusus untuk penetapan batasan terhadap bank atau sekelompok bank besar dalam
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
109
penguasaan pangsa pasar yang signifikan (berposisi dominan), sehingga dapat memperkecil potensi resiko kegagalan dalam sistem perbankan (too big to fail). Pengaturan mengenai batasan untuk berposisi dominan tersebut dapat dilakukan dengan menetapkan suatu prosentase (%) maksimum penguasaan pangsa pasar bagi satu bank atau beberapa bank, khususnya dalam hal Aset, DPK dan Kredit dengan besaran prosentase (%) yang dapat berbeda dengan yang ditetapkan dalam Industri lainnya dalam UU No. 5 Tahun 1999. Besarnya prosentase tersebut adalah tergantung dari hasil kajian yang menghasilkan batasan prosentase maksimum yang dianggap sehat yang dapat menjaga stabilitas bank secara keseluruhan. Dalam hal ini Bank Indonesia tentu mempunyai data dan informasi tentang komposisi penguasaan pasar oleh setiap bank. Penetapan persentase maksimum tersebut di atas harus disertai dengan regulasi yang mengatur mengenai larangan atau pengendalian yang terkait dengan praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat yang dapat merugikan bank lain dan nasabahnya. Pengendalian tersebut antara lain dalam hal : (i) Upaya satu bank atau kesepakatan antar bank dalam pengendalian tingkat bunga (suku bunga kredit maupun deposito) yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap prinsip persaingan usaha yang tidak sehat terutama dalam bentuk kartel atau price fixing. Termasuk disini adalah praktek diskriminasi harga yang berdampak terhadap alokasi sumber daya yang tidak efisien (secara agregat) serta merugikan nasabah atau dalam hal ini adalah sektor riil karena harus membayar suku bunga yang tidak kompetitif. Hal yang perlu dikecualikan dalam hal ini adalah, penetapan suku bunga berdasarkan dua instrument yang dijadikan benchmark atau acuan oleh bank dalam menetapkan suku bunga bank yaitu SBI dan suku bunga penjaminan, atau instrumen pengendalian lainnya yang digunakan oleh otoritas moneter dan perbankan dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter dan perbankan. (ii) Adanya praktek diferensiasi dan diversifikasi yang cenderung dilakukan oleh bank-bank papan atas terhadap produkproduk perbankan seperti penyediaan jasa konsultansi, investment banking, bankassurance, cash management dan multifinance patut dijaga agar tidak yang mengarah kepada peningkatan switching cost yang dibebankan kepada nasabah, sehingga permintaan menjadi kurang elastis. Hal ini disebabkan karena peningkatan switching cost tersebut dapat meningkatkan biaya nasabah apabila berniat akan beralih kepada bank lain, termasuk kemungkinan adanya praktek Tying (jual ikat) yang mensyaratkan pembelian produk dan jasa lain kepada nasabah sebagai bagian dari produk dan jasa bank, yang dapat mengarah kepada pelanggaran prinsip persaingan usaha yang sehat.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
110
Dalam kaitannya antara persaingan dan stabilitas bank, hasil penelitian menunjukan bahwa stabilitas bank tidak secara signifikan dipengaruhi perubahan tingkat persaingan. Stabilitas bank lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan dari beberapa variabel ekonomi makro dan kondisi karakteristik bank itu sendiri. Implikasi mengenai hal ini adalah bahwa otoritas persaingan usaha maupun otoritas perbankan, tidak perlu menghawatirkan adanya perubahan tingkat persaingan dalam industri bank umum di Indonesia, karena hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap stabilitas bank secara keseluruhan. Hal yang menjadi concern justru adalah bagaimana menjaga stabilitas ekonomi makro maupun kondisi kinerja perbankan secara keseluruhan agar dicapai suatu stabilitas bank yang ditopang oleh semakin membaiknya struktur pasar dan struktur permodalan bank. Dengan adanya masa transisi pengalihan kewenangan pengawasan dan pengaturan perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka Implementasi program API perlu dijaga kontinuitasnya, seiring dengan masa transisi pengambilalihan kewenangan fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan dari Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam implementasi ke depan, OJK perlu berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam menjaga kontinuitas pelaksanaan progam API dengan Bank Indonesia, mengingat Bank Indonesia tetap mengawasi sisi macro-prudential dari sistem keuangan.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
111
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak implementasi Program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) terhadap struktur pasar, tingkat persaingan dan stabilitas bank umum di Indonesia dengan periode penelitian tahun 2001-2010 yang dibagi menjadi periode sebelum implementasi program API (2001-2004), periode pertama setelah implementasi program API (2004-2006) dan periode kedua setelah implementasi program API (20072010) . Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Hasil analisis terhadap struktur pasar bank umum di Indonesia selama periode penelitian menunjukan : a.
Struktur pasar bank umum di Indonesia masih terkonsentrasi kepada beberapa bank besar saja dan cenderung mendekati struktur pasar yang oligopoli. Hal ini tercermin dari rasio konsentrasi Aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari 5 (lima) bank besar rata-rata masih di atas 50 persen (CR5 > 50%). Namun demikian, angka tersebut masih bawah batas atas angka rasio konsentrasi yang masih dianggap moderat dan masih dalam batas aman yaitu dibawah 75 persen dari ketentuan KPPU.
Selanjutnya apabila struktur pasar tersebut diukur dengan
dengan Herfindahl-Hirscman Index (HHI) juga masih berada dalam kriteria tingkat konsentrasi yang rendah (Spektrum I) berdasarkan kriteria KPPU yaitu rata-rata masih dibawah 0.18 (HHI < 0.18). b.
Implementasi program API melalui kebijakan yang mendorong konsolidasi yang diantaranya melalui merger dan akusisi tidak terbukti meningkatkan konsentrasi bank umum di Indonesia. Proses konsolidasi tersebut justru berdampak positif terhadap perbaikan struktur pasar bank umum di Indonesia, berupa membaiknya distribusi pangsa aset dan pangsa DPK yang ditunjukan oleh trend dan angka rata-rata dari CR5 dan HHI yang lebih rendah pada periode setelah program API diimplementasikan.
Perbaikan struktur pasar tersebut, disebabkan proses
konsolidasi didominasi oleh bank-bank dengan ukuran kecil dan menengah
111
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
112
sebagai dampak konsolidasi yang didorong oleh otoritas perbankan (policy driven), dan bukan konsolidasi yang didorong oleh pasar (market driven). 2.
Hasil analisis terhadap tingkat persaingan dengan menggunakan pendekatan non struktural yaitu model Panzar dan Rosse (1987) selama periode penelitian menunjukan : a.
Industri bank umum di Indonesia berada pada karakteristik pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) dengan nilai H-Statistic berada diantara 0 dan 1 ( 0 < H < 1 ). Bank umum dengan skala kecil berperilaku paling kompetitif, diikuti oleh bank umum dengan skala menengah. Sedangkan bank dengan ukuran besar berperilaku paling tidak kompetitif dan cenderung mengarah kepada pasar yang oligopoli meskipun masih dalam kategori pasar persaingan monopolistik.
b.
Secara keseluruhan, bank umum di Indonesia cenderung berperilaku kompetitif dalam struktur pasar yang semakin tidak terkonsentrasi dan sebaliknya. Namun demikian, hal tersebut tidak terjadi pada bank dengan skala kecil dan besar. Bank dengan skala kecil cenderung berperilaku kompetitif dalam struktur pasar yang semakin terkonsentrasi. Hal sebaliknya juga terjadi pada bank dengan skala besar yang berperilaku semakin tidak kompetitif dalam struktur pasar yang semakin tidak terkonsentrasi. Fenomena tersebut adalah sejalan dengan constentable market theory yang dikembangkan oleh Baumol (1982), bahwa industri yang terkonsentrasi dapat berperilaku kompetitif jika hambatan masuk (entry barrier) bagi pesaing baru cukup rendah.
c.
Tingkat persaingan bank umum di Indonesia semakin meningkat setelah periode implementasi program API, yang dibuktikan dengan kecenderungan kenaikan nilai H-Statistic dan nilai rata-rata angka H-Statistic yang lebih tinggi pada periode setelah program API diimplementasikan.
3.
Implementasi program API berdampak positif terhadap peningkatan stabilitas bank yang diukur dengan variable Z-Index, yang merupakan proxy dari probabilitas kegagalan atau kemungkinan resiko kebangkrutan bank secara keseluruhan. Hasil pengujian dengan menggunakan Paired t-test, menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada rata-rata angka Z-Index sebelum dan sesudah implementasi program API, dimana angka rata-rata Z-Index lebih tinggi pada periode setelah program API diimplementasikan. Hal ini membuktikan bahwa implementasi program API melalui
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
113
konsolidasi, penataan struktur perbankan dan peningkatan kualitas pengawasan berdampak positif berupa peningkatan stabilitas bank. 4.
Tingkat persaingan bank umum di Indonesia (H-Statistic) tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi perubahan stabilitas bank umum di Indonesia (Z-Index). Dalam kondisi ini, tingkat stabilitas bank tidak sensitive terhadap perubahan tingkat persaingan. Dengan kata lain, tidak terdapat hubungan yang jelas antara struktur persaingan dan stabilitas bank selama periode penelitian. Stabilitas bank lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan variabel ekonomi makro dan perubahan variabel karakteristik bank itu sendiri.
5.
Stabilitas bank umum di Indonesia signifikan dipengaruhi terhadap perubahan beberapa varibel-variabel ekonomi makro yaitu pertumbuhan GDP dengan tanda koefisien sesuai teori, laju inflasi dengan tanda koefisien sesuai teori dan fluktuasi nilai tukar terhadap USD dengan tanda koefisien tidak sesuai teori. Sedangkan terhadap perubahan rata-rata tingkat suku bunga SBI 1 (satu) bulan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap stabilitas bank. Stabilitas bank umum di Indonesia juga signifikan dipengaruhi oleh perubahan beberapa karateristik bank. Karakteristik bank adalah kondisi likuiditas bank (yang diukur berdasarkan rasio pinjaman terhadap total asset) dengan tanda koefisien tidak sesuai teori, variabel rasio kecukupan modal dengan tanda koefisien sesuai teori dan rasio kualitas kredit (NPL) dengan tanda koefisien sesuai teori. Sedangkan perubahan pangsa pasar bank (size) tidak cukup signifikan mempengaruhi stabilitas bank.
6.2. Saran 6.2.1. Saran Kebijakan 1.
Industri perbankan mempunyai karakteristik bisnis yang berbeda dengan bisnis non bank lainnya. Industri perbankan merupakan suatu industri yang bersifat capital intensive dan memiliki risiko usaha yang sangat tinggi, selain adanya resiko sistemik, dimana bila terjadi kegagalan dalam suatu bank, maka dapat menjalar ke bank lainnya (contagious effect), sehingga biaya dari exit policy akan menjadi sangat mahal. Dengan demikian, upaya menjaga stabilitas bank dalam dalam suatu kerangka penataan struktur pasar dan struktur persaingan bank yang sehat sangat penting, sehingga agar tidak terjadi polemik
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
114
antara kebijakan perbankan dan kebijakan persaingan usaha, maka diperlukan adanya pengaturan khusus mengenai persaingan usaha terhadap industri perbankan di Indonesia dengan jalan “mengharmonisasikan” ketentuan persaingan usaha dengan regulasi perbankan sebagai berikut : a.
Perlu adanya pengecualian dari kriteria entry barrier yang bisa digolongkan menghambat persaingan usaha dan dianggap seolah-olah melegalisir poisisi bank yang sudah ada di dalam pasar, terhadap kebijakan konsolidasi sesuai grand design API. Dengan demikian, kebijakan konsolidasi bank tersebut dapat dijaga konsistensinya dengan penekanan terhadap aspek stabilitas bank, dalam rangka meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi resiko. Termasuk dalam pengecualian ini adalah upaya pemetaan struktur perbankan agar terciptanya struktur perbankan yang optimal dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan pasca implementasi API.
b.
Diperlukan penetapan khusus mengenai batasan pesentase penguasaan pangsa pasar yang signifikan (berposisi dominan) dalam indutri perbankan dengan penekanan kepada aspek stabilitas, sehingga dapat memperkecil potensi resiko kegagalan dalam sistem perbankan (too big to fail). Besarnya prosentase tersebut adalah tergantung dari hasil kajian yang menghasilkan batasan prosentase maksimum yang dianggap sehat. Dalam hal ini Bank Indonesia tentu mempunyai data dan informasi tentang komposisi penguasaan pasar oleh setiap bank. Penetapan persentase maksimum tersebut di atas, juga harus disertai dengan regulasi khusus terhadap perbankan yang mengatur mengenai larangan atau pengendalian yang terkait dengan praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat yang dapat merugikan bank lain dan nasabahnya.
2.
Pendekatan non struktural (non structural approach) dengan mengukur secara langsung perilaku kompetitif bank sebaiknya juga digunakan oleh otoritas persaingan usaha sebagai alat kontrol dalam mengukur dan mengindikasikan adanya suatu persaingan usaha yang tidak sehat dalam industri perbankan. Sedangkan pendekatan struktural (structural approach) tetap digunakan dalam mengukur tingkat konsentrasi bank sebagai batasan awal untuk menilai adanya
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
115
suatu resiko terhadap adanya penyalagunaan posisi dominan (abuse of dominant position). 3.
Berdasarkan hasil penelitian, stabilitas bank umum di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan dari beberapa variabel ekonomi makro dan kondisi karakteristik bank itu sendiri. Implikasi mengenai hal ini adalah bahwa otoritas persaingan usaha maupun otoritas perbankan, tidak perlu menghawatirkan adanya perubahan tingkat persaingan dalam industri bank umum di Indonesia, karena hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap stabilitas bank secara keseluruhan. Hal yang menjadi concern justru adalah bagaimana menjaga stabilitas ekonomi makro maupun kondisi kinerja perbankan secara keseluruhan agar dicapai suatu stabilitas bank yang ditopang oleh semakin membaiknya struktur pasar dan struktur permodalan bank.
4.
Ke depan selain konsolidasi melalui upaya merger dan akuisisi, upaya perbaikan struktur permodalan perlu dipercepat dengan menguatkan upaya perbaikan struktur modal melalui penambahan modal baru baik melalui modal disetor dari shareholder lama maupun baru, penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal maupun dengan penerbitan subordinated loan. Hal tersebut dilakukan dengan tetap menjaga struktur pasar yang sehat
5.
Implementasi program API perlu dijaga kontinuitasnya, seiring dengan masa transisi pengambilalihan kewenangan fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan dari Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam implementasi ke depan, OJK perlu berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam menjaga kontinuitas pelaksanaan progam API dengan Bank Indonesia, mengingat Bank Indonesia tetap mengawasi sisi macro-prudential dari sistem keuangan.
6.2.2. Saran Penelitian Selanjutnya Sehubungan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dapat diperluas dengan suatu penelitian lanjutan terkait dengan implementasi program API yang telah berjalan sejak tahun 2004 sebagai berikut : 1.
Penelitian mengenai efektifitas penetapan konsep hirarkis/pemetaan struktur perbankan dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan sesuai visi API, khususnya mengenai dampaknya terhadap bank-bank yang tingkat kesehatan dan
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
116
permodalanya sudah cukup baik, namun telah tersegmentasi pada komunitas tertentu. 2.
Penelitian mengenai dampak implementasi API, terhadap struktur kepemilikan asing terhadap industri perbankan di Indonesia, termasuk di dalamnya perannya dalam sistem perbankan dalam mendukung stabilitas dan perkembangan sektor riil.
3.
Penelitian mengenai struktur persaingan dengan menggunakan pendekatan non struktural dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai alternative indeks pengukuran seperti : Learner Index, Breshnahan-Lau Model dan Bone Indicator. Sedangkan terhadap penelitian mengenai pengaruh persaingan terhadap stabilitas bank, ke depan dapat dikembangkan dengan mengunakan metode Panel Data Dinamis (Dynamic Panel Data) yaitu menggunakan Generalized Method of Moment (GMM), untuk menangkap fenomena persaingan dan stabilitas bank yang sifatnya dinamis dengan lebih baik.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
117
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Burhanuddin., Jalan menuju Stabilitas : Mencapai Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan., LP3ES., 2006. Ajija, Shochrul R., Sari, Dyah W., Setianto, Rahmat H., Primanti, Martha R., Cara Cerdas Menguasai EViews., Salemba Empat., 2011. Angelov, Peter. and Asadov, Farhad., Final Thesis Report : Trade off between Competition and Stability in the US Banking Sector., Utrecht University, 2010. Ariyanto, Taufik., Profil Persaingan Usaha dalam Industri Perbankan Indonesia., Perbanas Finance & Banking Journal., 2004. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)., Web site Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia, Kajian Stabilitas Keuangan, No. 14, Maret 2010. Bank Indonesia., Booklet Perbankan Indonesia 2010 Vol 7., Maret 2010. Bank Indonesia., Data Statistik Perbankan Indonesia., tahun 2003 sampai dengan tahun 2010. Bank Indonesia., Laporan Keuangan Publikasi Bank., Web site Bank Indonesia (www.bi.go.id). Baumol, William, Jhon C. Panzar, and Robert D. Willig., Contestable Markets and The Theory of Industrial Structure., Harcourt Brace Jovanovich, 1982. Beck, T., Bank Competition and Financial Stability: Friends or Foes ?., World Bank Policy Research Working Paper., 2008. Beck, T., Demiirguc-Kunt, A., Levine, R., Bank Concentration, Competition, and Crises : First Results., Journal of Banking and Finance., 2006. Berger, A.N., Klapper, L.F., Turk-Arris, R., Competition and Financial Stability., World Bank Policy Research Working Paper., 2008. Bikker, Jacob A and Katharina Haaf., Competition, Concentration, and Their Relationship : An Empirical Analysis of The banking Industri., Journal of Banking and Finance., 2002. Boyd, J.H., De Nicolo and De Nicolo G., The Theory of Bank Risk Taking and Competition Revisited., Journal of Finance., 2005. Byond, J.H., De Nicolo, G., Jalal, A.M., Bank Risk-Taking and Competition Revisted: New Theory and New Evidence., IMF Working Paper., 2006. Carletti, E. and Hartmann, P., Competition and Stability: What is Special About Banking?., Europen Central Bank Working Paper Series., 2002. 117
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
118
Claessens, S., Competition in Financial Sector : Overview of Competition Policies, IMF Working Paper., 2009. Gujarati, Damodar N.dan Porter, Dawn C., Basic Econometrics., 5th ed., Mc Graw-Hill., 2009. Degryse, Hans and Ongena, Steven,. Competition and Regulation in the Banking Sector : A review on the empirical evidence on the source of bank rents; Handbook of financial intermediation and banking; 2008 Degryse, Hans., Kim, Moshe., Ongena, Stephen., Microeconometric of Banking., Oxford University Press., 2009. Iman, Nur., Tesis : Analisis tingkat persaingan industri perbankan Syariah Indonesia : Aplikasi model Panzar-Rosse, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2009. Jimenez, G., Lopez, J.A., Saurina,J., How Does Competition Impact Bank Risk Taking?., Federal Reserve Bank of San Francisco Working Paper Series., 2007. Rahma, Hania., Teknik Penyusunan Proposal Tesis : Bahan Kuliah Teknik Penyusunan Proposal Tesis, Program MPKP FEUI. Kobacay AK, S., Thesis : Bank Competition and Banking System Stability : Evidence from Turkey., Middle East Technical University., September 2009. Kusumastuti, Sri Yani., Derajad Persaingan Industri Perbankan Indonesia : Setelah Krisis Ekonomi., Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia., 2008. Levine, David M., Stephan, David F., Krehbiel, Timothy C., Berenson, Marl L., Statistics for Managers, Sixth Edition, Pearson Education, Inc., Publishing, 2011. Micco, A., and Panizza, U., Bank Concentration and Credit Volatility., Central Bank of Chile Working Papers., 2005. Mishkin, F. S., The Economics of Money, Banking and Financial Markets., 9th Edition., Pearson Education, Inc., 2009. Mishkin, F.S., Financial Consolidation : Dangers and Opportunities., Journal of Banking and Finance., 1999. Mulyaningsih, Tri and Daly, Anne., Competitive Conditions in Banking Industry : An Empirical Analysis of The Consolidation, Competition and Concentration in The Indonesia Banking Indutry between 2001 and 2009., University of Canberra., 2011. M. Naylah., Tesis : Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri Perbankan di Indonesia., Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro., 2009. Nachrowi, D. Nachrowi. dan Usman, Hardius., Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2006.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
119
Nasution, Anwar., Prof. Dr., Stabilitas Sistem Keuangan : Urgensi, Implikasi Hukum, dan Agenda Ke Depan., disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII tanggal 14-18 Juli di Denpasar. 2003. Norcott, C.A., Competition in Banking : A Riview of the Literature., Bank of Canada Working Paper., 2004. OECD., Competition, Concentration and Stability in the Banking Sector, Policy Roundtables., 2010. Peraturan Bank Indonesia No. 7/15/PBI/2005 tentang Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/16/PBI/2009., Web Site Bank Indonesia (www.bi.go.id). Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia., Web Site Bank Indonesia (www.bi.go.id). Pyndyck, Robert and Rubinfeld, Daniel., Microeconomics., 6th Edition., Education, Inc., 2005.
Pearson
R. Gaston Gelos and Jorge Roldos., Consolidation and market Structure in Emerging Market Banking Systems., IMF Working Paper., 2002. Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala., Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga., LPFE Universitas Indonesia., 2008. Sanuri., Tesis : Pembuktian Paradigma Structure-Conduct Performance atau Hipotesis Efficient-Structure Dalam Industri Perbankan Indonesia., Fakultas Ekonomi., Universitas Indonesia., 2011. Simorangkir, Iskandar., Disertasi : Studi Determinan dan Indikator Peringatan Dini Bank Runs di Indonesia (1990-2005) : Suatu Kajian Dengan Pendekatan Panel Data Dinamis dan Markoc-Switching., Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., Januari 2009. Sinkey, Joseph. F. and Mary B, Greenwalt., Loan-Loss Experience and Risk-taking Behavior at Large Commercial Banks., Journal of Financial Services Research., 1991. Subanidja, Steph., Struktur Pasar : Karakteristik dan Kinerja Bank Umum di Indonesia., Akuntabilitas., September 2006. Sugiarto, Agus , Dr., Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat., dimuat di Harian Media Indonesia tanggal 26 Januari 2004. Sugiarto, Agus, Dr., Arsitektur Perbankan Indonesia : Suatu Kebutuhan dan Tantangan., dimuat di Harian Kompas tanggal 23 Juni 2003. Susanti, Hera., Widyanti dan Ikhsan, Moh., Indikator-Indikator Makroekonomi., Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia., 2007.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
120
Tabak, Benjamin Miranda., Guerra, Solange Maria., Lima, Eduardo J.A., and Chang, Eui Jung., The Stability-Concentration Relationship in the Brazilian Banking System., Banco Central Do Brazil Working Paper Series., 2007. Taswan, (Cand.), Dr. SE. M.Si., Manajemen Perbankan : Konsep, Teknik & Aplikasi., Edisi II., UPP STIM YKPN Yogyakarta., Januari 2010. Triandaru, Sigit dan Budi Santoso, Totok., Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Edisi 2)., Penerbit Salemba Empat.,2006. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat., Web Site KPPU (www.kppu.go.id). Warjiyo, Perry., Stabilitas Sistem Perbankan dan Kebijakan Moneter : Keterkaitan dan Perkembanganya di Indonesia., Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan., Maret 2006 Wooldridge, Jeffrey M., Introductory Econometrics : A Modern Approach., SouthWestern Cengage Learning., 2009.
Universitas Indonesia
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO.
BANK
I 1 2 2 3 4 II
KETERANGAN
BANK PERSERO PT BANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO) PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. BUSN DEVISA
Telah merger dengan PT. BANK BALI, PT. BANK UNIVERSAL, PT. BANK PRIMA EXPRESS, PT. BANK PATRIOT menjadi PT. BANK PERMATA tahun 2002 Menjadi BUSN Devisa sejak tahun 2006
1 PT. ARTAMEDIA BANK 2 PT BANK AGRONIAGA, TBK. 3 PT BANK ANTARDAERAH 4 PT BANK ARTA NIAGA KENCANA 5 PT BANK ARTHA GRAHA 6 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. 7 PT BANK BUKOPIN 8 PT BANK BUMI ARTA 9 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk.
Bank ini telah dicabut izin usaha pada tahun 2009
Telah merger dengan COMMONWEALTH INDONESIA menjadi PT. BANK COMMOMWEALTH tahun 2007 Telah merger dengan PT BANK INTERPACIFIC menjadi PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. Tahun 2005 Dulu bernama PT. BANK ARTHA GRAHA. Kemudian merger dengan PT BANK INTERPACIFIC tahun 2005
10 PT BANK CIMB NIAGA, Tbk
Dulu bernama PT. NIAGA Tbk, kemudian merger dengan PT. BANK LIPPO tahun 2008
11 12 13 14
Bank ini sudah ditutup tahun 2004
PT BANK DAGANG BALI PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk PT BANK EKONOMI RAHARJA, Tbk PT BANK GANESHA
15 PT BANK HAGAKITA 16 PT BANK HANA 17 PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk 18 PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk
dulu bernama PT BANK EKONOMI RAHARJA, sampai tahun 2008 Telah merger dengan PT. RABO BANKDUTA dan PT. BANK HAGA menjadi PT. RABO BANK INNTERNATIONAL INDONESIA tbk tahun 2008 dulu bernama PT BANK BINTANG MANUNGGAL, Tbk, sampai tahun 2008 dulu bernama PT. BANK BUMIPUTERA INDONESIA Tbk, sampai tahun 2009
1 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO.
BANK
19 PT BANK ICBC INDONESIA 20 21 22 23
PT BANK IFI PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk PT BANK KESAWAN Tbk
24 PT BANK LIPPO, TBK 25 26 27 28 29
PT BANK MASPION INDONESIA PT BANK MAYAPADA INTERNATIONAL Tbk PT BANK MEGA, Tbk PT BANK MESTIKA DHARMA PT BANK METRO EXPRESS
30 PT BANK MUTIARA, Tbk 31 PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN,Tbk 32 PT BANK OCBC NISP, Tbk 33 PT BANK PERMATA Tbk 34 PT BANK PIKKO, Tbk 35 PT BANK SBI INDONESIA 36 PT BANK SINARMAS, Tbk 37 PT BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk 38 PT. UNIBANK 39 PT. BANK UNIVERSAL Tbk 40 PT BANK UOB BUANA, Tbk.
KETERANGAN dulu bernama PT BANK HALIM INDONESIA dan diakuisi oleh BANK ICBC menjadi PT. BANK ICBC INDONESIA tahun 2007 Bank ini telah dicabut izin usaha pada tahun 2009 Bank ini telah berubah statusnya menjadi Bank Devisa sejak tahun 2009
Bank ini telah merger dengan PT. BANK NIAGA menjadi PT. BANK CIMB NIAGA tbk tahun 2008
dulu bernama PT. BANK CIC kemudian merger dgn BANK DANPAC & BANK PIKKO menjadi PT BANK CENTURY, Tbk, sampai tahun 2009 Bank ini nantinya merger dengan PT. BANK OCBC menjadi PT. BANK OCBC-NISP tahun 2011 dahulu PT BANK BALI, Tbk dan merger dgn PT. BANK ARTHA MEDIA, PT. BANK UNIVERSAL, PT. BANK PRIMA EXPTRESS, PT. BANK PATRIOT tahun 2001 Bank ini telah merger dengan PT. BANK CIC dan PT, BANK DANPAC berubah nama menjadi PT. BANK CENTURY, Tbk. Tahun 2004 Dahulu dengan nama PT. BANK INDO MONEX sampai dengan tahun 2009, menjadi bank devisa sejak tahun 2009 dulu bernama PT BANK SHINTA INDONESIA sampai tahun 2006 dulu bernama PT. Bank Swadesi, Tbk, sampai tahun 2011 Bank ini telah ditutup tahun 2001 Telah merger dengan PT. BANK BALI, PT. BANK PRIMA EXPRESS, PT. BANK ARTAMEDIA , PT. BANK PATRIOT menjadi PT. BANK PERMATA tahun 2002 dulu PT BANK BUANA INDONESIA, Tbk yang merger dengan PT. BANK OUB INDONESIA tahun 2010
2 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO.
BANK
41 PT BANK WINDU KENTJANA 42 PT PAN INDONESIA BANK, Tbk 43 PT. PRIMA EXPRESS BANK III 1 2 3 4 5 6
BUSN NON DEVISA PT ANGLOMAS INTERNASIONAL BANK PT BANK ANDARA PT BANK ARTOS INDONESIA PT BANK ASIATIC PT BANK BARCLAYS INDONESIA PT BANK BISNIS INTERNASIONAL
7 PT BANK DANPAC 8 PT BANK DIPO INTERNATIONAL 9 PT BANK FAMA INTERNASIONAL 10 PT BANK HARDA INTERNASIONAL 11 PT BANK HARMONI INTERNATIONAL 12 13 14 15 16 17
PT BANK INA PERDANA PT BANK JASA JAKARTA PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI PT BANK MAYORA PT BANK MITRANIAGA PT BANK MULTI ARTA SENTOSA
KETERANGAN Bank ini telah merger dengan PT. BANK MULTICOR menjadi PT. BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL tahun 2007 Telah merger dengan PT. BANK BALI, PT. BANK UNIVERSAL, PT. BANK ARTAMEDIA , PT. BANK PATRIOT menjadi PT. BANK PERMATA tahun 2002
dulu bernama PT. BANK SRI PARTHA sampai tahun 2009 Bank ini ditutup tahun 2004 dulu bernama PT. BANK AKITA, sampai tahun 2009 Bank ini telah merger dengan PT. BANK CIC dan PT, BANK PIKKO berubah nama menjadi PT. BANK CENTURY, Tbk. Tahun 2004
Bank ini telah merger ke PT BANK INDEX SELINDO menjadi PT. BANK INDEX SELINDO tahun 2008
19 PT. BANK PRASIDHA UTAMA
Telah merger dengan PT. BANK BALI, PT. BANK PRIMA EXPRESS, PT. BANK ARTAMEDIA , PT. UNIVERSAL menjadi PT. BANK PERMATA tahun 2002 Bank ini ditutup tahun 2000
20 PT BANK PUNDI INDONESIA
dahulu PT BANK EKSEKUTIF INTERNASIONAL TBK, sampai dengan 23 September 2010
21 PT. BANK RATU
Bank ini ditutup tahun 2000
18 PT. BANK PATRIOT
3 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
BANK PT BANK ROYAL INDONESIA PT BANK SAHABAT PURBA DANARTA PT BANK SINAR HARAPAN BALI PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk PT BANK YUDHA BHAKTI PT CENTRATAMA NASIONAL BANK PT GLOBAL INTERNATIONAL BANK PT LIMAN INTERNATIONAL BANK PT NATIONALNOBU PT PRIMA MASTER BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH BPD KALIMANTAN SELATAN BPD KALIMANTAN TIMUR BPD SULAWESI TENGGARA BPD YOGYAKARTA PT BANK DKI PT BANK LAMPUNG PT BANK ACEH PT BANK KALTENG PT BPD JAMBI PT BPD SULAWESI SELATAN PT BPD RIAU KEPRI PT BPD SUMATERA BARAT (BANK NAGARI) PT. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN PT. BPD KALIMANTAN BARAT PT. BPD MALUKU PT. BPD BENGKULU PT. BPD JAWA TENGAH PT. BPD JAWA TIMUR PT. BPD NUSA TENGGARA BARAT
KETERANGAN dulu bernama PT. BANK PURBA DANARTA tahun 2009
Bank ini ditutup tahun 2005 dulu bernama PT. BANK ALFINDO SEJAHTERA sampai tahun 2008
Laporan keuangan tidak tersedia pada akhir sampai Desember 1999 Laporan keuangan tidak tersedia pada akhir sampai Desember 1999
4 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO.
BANK
20 21 22 23 24 25 26 IV 1
KETERANGAN
PT. BPD NUSA TENGGARA TIMUR PT. BPD SULAWESI TENGAH PT. BPD SULAWESI UTARA PT. BPD BALI PT. BPD PAPUA (d/h BPD IRIAN JAYA) PT. BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG PT. BPD SUMATERA UTARA BANK CAMPURAN PT ANZ PANIN BANK
2 PT BANK COMMONWEALTH 3 PT BANK AGRIS 4 PT BANK BNP PARIBAS INDONESIA 5 PT BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk
Hasil merger antara PT. BANK ARTA NIAGA KENCANA dgn COMMONWEALTH INDONESIA tahun 2007 dulu bernama PT. BANK FINCONESIA sampai tahun 2008 dulu bernama PT BANK CREDIT LYONNAIS sampai tahun 2004 Bank ini telah merger dengan PT. FUJI BANK INT. INDONESIA dan PT. BANK IBJ INDONESIA menjadi PT. BANK MIZUHO INDONESIA tahun 2000
6 PT. BANK DAI-ICHI KANGYO INDONESIA 7 PT BANK DBS INDONESIA 8 PT. BANK IBJ INDONESIA 9 PT BANK KEB INDONESIA 10 PT BANK MERINCORP 11 PT BANK MIZUHO INDONESIA 12 PT BANK OCBC - INDONESIA 13 PT. BANK PARIBAS-BBD INDONESIA 14 PT BANK RABOBANK DUTA 15 PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA
Bank ini telah merger dengan PT. FUJI BANK INT. INDONESIA dan PT. BANK DAI-ICHI KANGO menjadi PT. BANK MIZUHO INDONESIA tahun 2000 dulu bernama PT KOREA EXCHANGE BANK DANAMON sampai tahun 2006 Bank ini sudah ditutup tahun 2003 dulu bernama PT FUJI BANK INT. INDONESIA kemudian merger dgn PT. BANK IBJ INDONESIA dan PT. DAI-ICHI KANGIO pada tahun 2001 Hasil merger antara PT.BANK OCBC INDONESIA dgn PT. KEPPEL TAT LE BUANA BANK tahun 2003. Bank ini nantinya merger dengan PT. BANK NISP menjadi PT. BANK OCBC-NISP tahun 2011 Bank ini telah ditutup tahun 2001 Telah merger dengan PT. BANK HAGAKITA dan PT. BANK HAGA menjadi PT. RABO BANK INNTERNATIONAL INDONESIA tbk tahun 2008 dulu bernama PT. BANK HAGA, yang melakukan merger dengan BANK HAGAKITA dan BANK RABOBANK DUTA pada tahun 2008
5 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1 DAFTAR BANK YANG MENJADI OBYEK PENELITIAN NO.
BANK
KETERANGAN
16 PT BANK RESONA PERDANIA 17 PT. BANK SAKURA SWADHARMA 18 PT BANK SOCIETE GENERALE INDONESIA 19 PT BANK UOB INDONESIA 20 PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tb 21 PT BANK WOORI INDONESIA 23 PT ING INDONESIA BANK 24 PT. TOKAI LIPPO BANK 25 PT. BANK CHINA TRUST INDONESIA 26 PT. BANK CREDIT AGRICOLE INDOSUEZ 27 PT. BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA 28 PT. BANK UFJ INDONESIA 29 PT.KEPPEL TAT LEE BUANA BANK V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BANK ASING AMERICAN EXPRESS BANK LTD. BANK OF AMERICA, N.A BANK OF CHINA LIMITED CITIBANK N.A. DEUTSCHE BANK AG. JP. MORGAN CHASE BANK, N.A. STANDARD CHARTERED BANK THE BANGKOK BANK COMP. LTD THE BANK OF TOKYO MITSUBISHI UFJ LTD THE HONGKONG & SHANGHAI B.C. THE ROYAL BANK OF SCOTLAND N.V.
dulu bernama PT. BANK DAIWA PERDANIA sampai tahun 2003 Bank ini telah merger ke PT. BANK SUMITOMO MITSUO INDONESIA tahun 2001 Bank ini telah ditutup pada tahun 2003 Bank ini telah merger ke PT BANK BUANA INDONESIA menjadi PT. BANK OUB-BUANA tbk tahun 2010 dulu bernama PT BANK MULTICOR, Tbk, kemudian merger dgn PT. BANK WINDU KENTJANA menjadi PT. BANK WINDU KENTJANA INT. tbk tahun 2008 dulu bernama PT BANK HANVIT INDONESIA sampai tahun 2002 Bank ini sudah ditutup tahun 2004 Bank ini telah merger ke PT. BANK UFJ INDONESIA menjadi PT. UFJ Indonesia Bank tahun 2001 Dahulu dengan nama PT. BANK CHINA TAMARA sejak tahun 2001 Bank ini telah ditutup pada tahun 2003 telah merger dengan PT. BANK SAKURA SWADHARMA tahun 2001 Dahulu BANK SANWA yg Merger dgn PT. BANK TOKAI LIPPO menjadi PT. BANK UFJ INDONESIA thn 2001 menjadi dan telah dicabut izin usaha sejak tahun 2006 Bank ini telah merger ke PT. BANK OCBC- NISP menjadi PT. BANK OCBC INDONESIA tahun 2003 Bank ini telah dicabut izin usahanya tahun 2009 Laporan keuangan tidak tersedia pada akhir sampai Desember 2002
dulu bernama THE BANK OF TOKYO MITSUBISHI LTD sampai tahun 2006 dulu bernama ABN AMRO N.V. sampai tahun 2011
6 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
LAMPIRAN 2 DAFTAR KODE BANK SAMPLING NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
BANK PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PT BANK AGRONIAGA, TBK. PT BANK ANTARDAERAH PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. PT BANK BUKOPIN PT BANK BUMI ARTA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. PT BANK CIMB NIAGA, Tbk PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk PT BANK EKONOMI RAHARJA, Tbk PT BANK GANESHA PT BANK HANA PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk PT BANK ICBC INDONESIA PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk PT BANK KESAWAN Tbk PT BANK MASPION INDONESIA PT BANK MAYAPADA INTERNATIONAL Tbk PT BANK MEGA, Tbk PT BANK MESTIKA DHARMA PT BANK METRO EXPRESS PT BANK MUTIARA, Tbk PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN,Tbk PT BANK OCBC NISP, Tbk PT BANK PERMATA Tbk PT BANK SBI INDONESIA PT BANK SINARMAS, Tbk PT BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk PT BANK UOB BUANA, Tbk. PT PAN INDONESIA BANK, Tbk PT ANGLOMAS INTERNASIONAL BANK PT BANK ANDARA PT BANK ARTOS INDONESIA PT BANK BARCLAYS INDONESIA PT BANK BISNIS INTERNASIONAL PT BANK DIPO INTERNATIONAL PT BANK FAMA INTERNASIONAL PT BANK HARDA INTERNASIONAL PT BANK INA PERDANA PT BANK JASA JAKARTA PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI PT BANK MAYORA PT BANK MITRANIAGA PT BANK MULTI ARTA SENTOSA PT BANK PUNDI INDONESIA PT BANK ROYAL INDONESIA PT BANK SAHABAT PURBA DANARTA PT BANK SINAR HARAPAN BALI PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk PT BANK YUDHA BHAKTI
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 1 FE UI, 2012
KODE BANK A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21
LAMPIRAN 2 DAFTAR KODE BANK SAMPLING NO. 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
BANK PT CENTRATAMA NASIONAL BANK PT LIMAN INTERNATIONAL BANK PT NATIONALNOBU PT PRIMA MASTER BANK BPD KALIMANTAN SELATAN BPD KALIMANTAN TIMUR BPD SULAWESI TENGGARA BPD YOGYAKARTA PT BANK DKI PT BANK LAMPUNG PT BANK ACEH PT BANK KALTENG PT BPD JAMBI PT BPD SULAWESI SELATAN PT BPD RIAU KEPRI PT BPD SUMATERA BARAT (BANK NAGARI) PT. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN PT. BPD KALIMANTAN BARAT PT. BPD MALUKU PT. BPD BENGKULU PT. BPD JAWA TENGAH PT. BPD JAWA TIMUR PT. BPD NUSA TENGGARA BARAT PT. BPD NUSA TENGGARA TIMUR PT. BPD SULAWESI TENGAH PT. BPD SULAWESI UTARA PT. BPD BALI PT. BPD PAPUA (d/h BPD IRIAN JAYA) PT. BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG PT. BPD SUMATERA UTARA PT ANZ PANIN BANK PT BANK COMMONWEALTH PT BANK AGRIS PT BANK BNP PARIBAS INDONESIA PT BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk PT BANK DBS INDONESIA PT BANK KEB INDONESIA PT BANK MIZUHO INDONESIA PT BANK OCBC - INDONESIA PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA PT BANK RESONA PERDANIA PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tb PT BANK WOORI INDONESIA PT. BANK CHINA TRUST INDONESIA PT. BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA BANK OF AMERICA, N.A CITIBANK N.A. DEUTSCHE BANK AG. JP. MORGAN CHASE BANK, N.A. STANDARD CHARTERED BANK THE BANGKOK BANK COMP. LTD THE BANK OF TOKYO MITSUBISHI UFJ LTD THE HONGKONG & SHANGHAI B.C. THE ROYAL BANK OF SCOTLAND N.V.
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 2 FE UI, 2012
KODE BANK C22 C23 C24 C25 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24 D25 D26 E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_A1
2000
0,0845
0,0787
0,0079
0,0098
0,0396
0,2734
113.192.021
_A1
2001
0,1075
0,0859
0,0090
0,0111
0,0529
0,2743
128.577.202
_A1
2002
0,1153
0,0799
0,0095
0,0176
0,0608
0,2976
126.058.829
_A1
2003
0,0496
0,0263
0,0062
0,0115
0,0757
0,3536
131.576.926
_A1
2004
0,0899
0,0343
0,0164
0,0237
0,0899
0,4320
136.106.434
_A1
2005
0,0847
0,0365
0,0171
0,0203
0,0826
0,4138
150.402.743
_A1
2006
0,0926
0,0469
0,0174
0,0179
0,0835
0,4003
166.703.122
_A1
2007
0,0816
0,0406
0,0198
0,0173
0,0949
0,4872
182.007.749
_A1
2008
0,0826
0,0334
0,0161
0,0155
0,0770
0,5592
200.390.507
_A1
2009
0,0868
0,0375
0,0161
0,0147
0,0854
0,5344
226.007.100
_A1
2010
0,0764
0,0292
0,0160
0,0264
0,0985
0,5519
241.408.219
_A2
2000
0,1147
0,0608
0,0048
0,0112
0,0728
0,0907
62.159.479
_A2
2001
0,1439
0,1015
0,0090
0,0226
0,0792
0,1990
52.676.735
_A2
2002
0,1558
0,0998
0,0106
0,0200
0,1009
0,3890
47.431.190
_A2
2003
0,1591
0,0597
0,0135
0,0503
0,1299
0,4286
52.634.730
_A2
2004
0,1446
0,0368
0,0163
0,0186
0,1342
0,5033
58.294.437
_A2
2005
0,1405
0,0499
0,0199
0,0187
0,1285
0,5387
66.815.931
_A2
2006
0,1362
0,0630
0,0178
0,0199
0,1197
0,5164
79.702.749
_A2
2007
0,1141
0,0548
0,0209
0,0197
0,1253
0,5922
86.684.183
_A2
2008
0,1141
0,0553
0,0217
0,0216
0,1012
0,6198
104.842.261
_A2
2009
0,1115
0,0652
0,0218
0,0238
0,1638
0,6269
96.630.214
_A2
2010
0,0999
0,0376
0,0224
0,2684
0,1620
0,6595
113.860.553
_A3
2000
0,0756
0,0958
0,0076
0,0160
0,0295
0,3204
23.950.344
_A3
2001
0,1088
0,1003
0,0079
0,0113
0,0313
0,3173
26.509.197
_A3
2002
0,1327
0,1115
0,0089
0,0164
0,0398
0,3760
27.372.611
_A3
2003
0,1220
0,0908
0,0113
0,0198
0,0336
0,4155
26.866.363
_A3
2004
0,1062
0,0567
0,0132
0,0329
0,0457
0,4713
26.759.970
_A3
2005
0,1044
0,0583
0,0133
0,0247
(0,4258)
0,5284
29.078.151
_A3
2006
0,1236
0,0780
0,0144
0,0220
0,0530
0,5552
32.575.464
_A3
2007
0,1069
0,0603
0,0132
0,0242
0,0760
0,6096
36.668.887
_A3
2008
0,1025
0,0580
0,0137
0,0224
0,0702
0,7107
45.064.428
_A3
2009
0,0990
0,0601
0,0121
0,0185
0,0922
0,6965
58.480.719
_A3
2010
0,1415
0,0946
0,0107
0,0311
0,0910
0,7116
68.334.110
_A4
2000
0,1061
0,0811
0,0072
0,0247
0,0557
0,1678
252.543.725
_A4
2001
0,1196
0,0929
0,0061
0,0102
0,0404
0,1806
261.300.870
_A4
2002
0,1257
0,0987
0,0063
0,0125
0,0645
0,2527
252.923.131
_A4
2003
0,1017
0,0314
0,0079
0,0109
0,0813
0,2964
247.799.150
_A4
2004
0,0765
0,0389
0,0092
0,0139
0,1034
0,3683
240.436.505
_A4
2005
0,0774
0,0454
0,0115
0,0135
0,0913
0,3945
254.289.279
_A4
2006
0,0979
0,0599
0,0107
0,0137
0,1028
0,4269
256.211.217
_A4
2007
0,0736
0,0344
0,0122
0,0123
0,0964
0,4180
303.435.870
_A4
2008
0,0741
0,0326
0,0121
0,0127
0,0902
0,4699
338.404.265
_A4
2009
0,0796
0,0374
0,0113
0,0134
0,0931
0,4811
373.508.708
_A4
2010
0,0744
0,0302
0,0111
0,0255
0,1019
0,5357
408.771.732
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 1 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B1
2000
0,1371
0,0788
0,0117
0,0173
0,1540
0,7357
609.365
_B1
2001
0,1350
0,0976
0,0080
0,0132
0,1130
0,7807
924.922
_B1
2002
0,1591
0,1183
0,0101
0,0130
0,0946
0,7748
1.230.317
_B1
2003
0,1393
0,0919
0,0089
0,0187
0,1200
0,7745
1.338.498
_B1
2004
0,1030
0,0539
0,0084
0,0189
0,0873
0,7148
2.154.826
_B1
2005
0,1071
0,0652
0,0111
0,0179
0,1039
0,7249
2.560.556
_B1
2006
0,1200
0,0909
0,0105
0,0176
0,0797
0,6686
3.009.022
_B1
2007
0,1151
0,0784
0,0111
0,0181
0,0850
0,6517
2.993.077
_B1
2008
0,1288
0,0866
0,0167
0,0217
0,0926
0,7899
2.585.486
_B1
2009
0,1176
0,0753
0,0151
0,0189
0,1199
0,6680
2.984.656
_B1
2010
0,1410
0,0881
0,0182
0,0378
0,0940
0,6763
3.063.116
_B2
2000
0,1294
0,0956
0,0185
0,0168
0,0595
0,5950
535.641
_B2
2001
0,1454
0,1024
0,0233
0,0173
0,0743
0,6008
524.447
_B2
2002
0,1321
0,0924
0,0230
0,0189
0,0677
0,5578
593.319
_B2
2003
0,1320
0,0843
0,0243
0,0188
0,0736
0,5489
633.690
_B2
2004
0,1067
0,0488
0,0283
0,0202
0,0877
0,5809
599.546
_B2
2005
0,1319
0,0650
0,0356
0,0244
0,1095
0,7570
517.741
_B2
2006
0,5272
0,3996
0,0460
0,0775
0,0997
0,5705
684.765
_B2
2007
0,0998
0,0468
0,0246
0,0184
0,0986
0,5657
859.656
_B2
2008
0,1149
0,0589
0,0313
0,0229
0,1171
0,6494
794.812
_B2
2009
0,1102
0,0534
0,0310
0,0195
0,1065
0,6006
969.686
_B2
2010
0,0721
0,0352
0,0200
0,0157
0,0716
0,4329
1.565.720
_B3
2000
0,1077
0,0797
0,0087
0,0124
0,0617
0,9217
719.062
_B3
2001
0,1190
0,0683
0,0110
0,0112
0,0959
1,6312
718.238
_B3
2002
0,1230
0,0479
0,0168
0,0257
0,1778
1,7358
543.928
_B3
2003
0,0861
0,0344
0,0228
0,0430
0,1823
1,8674
459.206
_B3
2004
0,1033
0,0403
0,0410
0,0360
0,5830
0,4259
270.960
_B3
2005
0,0888
0,0500
0,0134
0,0271
0,0502
0,7044
10.860.226
_B3
2006
0,1155
0,0821
0,0149
0,0221
0,0502
0,6388
11.055.701
_B3
2007
0,0963
0,0626
0,0178
0,0204
0,0570
0,6728
11.299.033
_B3
2008
0,0944
0,0611
0,0159
0,0183
0,0720
0,7661
12.862.346
_B3
2009
0,1052
0,0704
0,0137
0,0176
0,0625
0,7114
15.485.191
_B3
2010
0,0882
0,0538
0,0128
0,0185
0,0618
0,6571
17.063.094
_B4
2000
0,1206
0,0720
0,0140
0,0151
0,0459
0,5322
9.185.230
_B4
2001
0,1448
0,0861
0,0140
0,0152
0,0565
0,5305
9.602.001
_B4
2002
0,1170
0,0751
0,0114
0,0134
0,0564
0,5999
14.163.427
_B4
2003
0,1103
0,0666
0,0113
0,0268
0,0549
0,7592
17.421.163
_B4
2004
0,0960
0,0474
0,0142
0,0184
0,0617
0,7021
18.483.240
_B4
2005
0,0839
0,0425
0,0123
0,0177
0,0530
0,5576
24.787.325
_B4
2006
0,0967
0,0582
0,0118
0,0139
0,0571
0,4633
31.693.545
_B4
2007
0,0929
0,0558
0,0128
0,0154
0,0618
0,5537
34.566.825
_B4
2008
0,1017
0,0575
0,0149
0,0195
0,0719
0,6969
32.797.660
_B4
2009
0,0988
0,0623
0,0129
0,0213
0,0745
0,6454
36.175.518
_B4
2010
0,1067
0,0689
0,0112
0,0258
0,0663
0,6210
46.067.305
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 2 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B5
2000
0,1271
0,0694
0,0172
0,0199
0,1290
0,1646
901.654
_B5
2001
0,1457
0,0780
0,0239
0,0217
0,1252
0,1987
1.071.348
_B5
2002
0,1305
0,0783
0,0153
0,0195
0,1121
0,2002
1.344.068
_B5
2003
0,1230
0,0651
0,0180
0,0203
0,1329
0,2383
1.323.566
_B5
2004
0,0887
0,0371
0,0165
0,0178
0,1248
0,2400
1.643.598
_B5
2005
0,1126
0,0454
0,0233
0,0248
0,2336
0,4262
1.265.870
_B5
2006
0,1046
0,0494
0,0198
0,0190
0,2038
0,3472
1.739.997
_B5
2007
0,0929
0,0440
0,0194
0,0184
0,1904
0,4071
1.950.882
_B5
2008
0,1028
0,0461
0,0226
0,0178
0,1922
0,4642
2.044.534
_B5
2009
0,0914
0,0400
0,0208
0,0168
0,1724
0,4056
2.402.873
_B5
2010
0,0899
0,0404
0,0209
0,0193
0,1632
0,4398
2.660.621
_B6
2000
0,1101
0,0863
0,0077
0,0095
0,0708
0,0857
95.862.541
_B6
2001
0,1302
0,0804
0,0111
0,0127
0,0927
0,1435
102.792.825
_B6
2002
0,1197
0,0728
0,0127
0,0136
0,0967
0,1812
116.942.877
_B6
2003
0,0916
0,0513
0,0126
0,0137
0,0950
0,2206
132.969.372
_B6
2004
0,0772
0,0327
0,0122
0,0117
0,0920
0,2717
148.660.392
_B6
2005
0,0883
0,0369
0,0138
0,0152
0,1045
0,3625
149.425.131
_B6
2006
0,0973
0,0432
0,0140
0,0146
0,1016
0,3500
175.984.227
_B6
2007
0,0754
0,0307
0,0127
0,0139
0,0933
0,3806
216.920.175
_B6
2008
0,0788
0,0281
0,0131
0,0145
0,0932
0,4611
244.712.927
_B6
2009
0,0814
0,0283
0,0144
0,0148
0,0991
0,4402
280.798.049
_B6
2010
0,0636
0,0219
0,0130
0,0223
0,1045
0,4763
323.349.321
_B7
2000
0,0849
0,0931
0,0069
0,0228
0,0584
0,3245
18.764.548
_B7
2001
0,1037
0,0968
0,0074
0,0176
0,0532
0,3407
22.869.202
_B7
2002
0,1253
0,1007
0,0094
0,0196
0,0584
0,4741
22.565.771
_B7
2003
0,1014
0,0572
0,0120
0,0351
0,0838
0,6078
23.618.789
_B7
2004
0,0817
0,0345
0,0120
0,0212
0,0752
0,6958
30.824.106
_B7
2005
0,0896
0,0459
0,0099
0,0200
0,0959
0,7156
41.365.873
_B7
2006
0,1152
0,0651
0,0119
0,0194
0,1022
0,7195
46.463.968
_B7
2007
0,0930
0,0460
0,0121
0,0180
0,0949
0,7708
54.733.140
_B7
2008
0,0923
0,0503
0,0134
0,0191
0,0727
0,7311
69.301.394
_B7
2009
0,1089
0,0504
0,0178
0,0172
0,1044
0,7763
106.877.270
_B7
2010
0,1251
0,0780
0,0129
0,0312
0,0963
0,7142
142.921.719
_B8
2000
0,0806
0,0608
0,0048
0,0112
0,0728
0,0907
62.159.479
_B8
2001
0,1382
0,1015
0,0090
0,0226
0,0792
0,1990
52.676.735
_B8
2002
0,1441
0,0998
0,0106
0,0200
0,1009
0,3890
47.431.190
_B8
2003
0,1144
0,0597
0,0135
0,0503
0,1299
0,4286
52.634.730
_B8
2004
0,0978
0,0368
0,0163
0,0186
0,1342
0,5033
58.294.437
_B8
2005
0,1051
0,0499
0,0199
0,0187
0,1285
0,5387
66.815.931
_B8
2006
0,1217
0,0630
0,0178
0,0199
0,1197
0,5164
79.702.749
_B8
2007
0,1262
0,0548
0,0209
0,0197
0,1253
0,5922
86.684.183
_B8
2008
0,1201
0,0553
0,0217
0,0216
0,1012
0,6198
104.842.261
_B8
2009
0,1400
0,0652
0,0218
0,0238
0,1638
0,6269
96.630.214
_B8
2010
0,1048
0,0376
0,0224
0,2684
0,1620
0,6595
113.860.553
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 3 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B9
2000
0,1006
0,0695
0,0103
0,0131
0,0571
0,2681
3.088.808
_B9
2001
0,1146
0,0815
0,0086
0,0110
0,0446
0,2846
4.962.784
_B9
2002
0,1161
0,0832
0,0096
0,0132
0,0486
0,2999
6.571.444
_B9
2003
0,0906
0,0554
0,0098
0,0127
0,0522
0,3576
8.267.173
_B9
2004
0,0820
0,0435
0,0096
0,0136
0,0625
0,4247
10.159.086
_B9
2005
0,0918
0,0517
0,0116
0,0155
0,0687
0,4768
11.326.641
_B9
2006
0,1050
0,0708
0,0101
0,0136
0,0648
0,3884
14.359.015
_B9
2007
0,0857
0,0482
0,0101
0,0132
0,0751
0,4691
15.641.433
_B9
2008
0,0853
0,0445
0,0107
0,0137
0,0934
0,5435
18.201.135
_B9
2009
0,0804
0,0375
0,0101
0,0172
0,0934
0,4014
21.573.279
_B9
2010
0,0682
0,0268
0,0155
0,0169
0,1070
0,5337
21.523.086
_B10
2000
0,1017
0,0772
0,0239
0,0232
0,0518
0,5081
525.206
_B10
2001
0,1160
0,0931
0,0194
0,0233
0,0584
0,5786
618.107
_B10
2002
0,1432
0,1107
0,0196
0,0214
0,0574
0,6836
677.498
_B10
2003
0,1258
0,0812
0,0195
0,0194
0,0987
0,5882
800.731
_B10
2004
0,0960
0,0465
0,0199
0,0209
0,0981
0,6737
900.095
_B10
2005
0,0951
0,0588
0,0203
0,0201
0,0909
0,6602
1.066.746
_B10
2006
0,1176
0,0813
0,0208
0,0238
0,0845
0,7242
1.111.666
_B10
2007
0,0847
0,0531
0,0165
0,0334
0,0783
0,6329
1.570.519
_B10
2008
0,1449
0,0942
0,0310
0,0242
0,1205
1,0000
1.018.737
_B10
2009
0,1112
0,0709
0,0221
0,0173
0,0923
0,5726
1.411.461
_B10
2010
0,0946
0,0511
0,0227
0,0285
0,0988
0,5587
1.499.100
_B11
2000
0,0935
0,0670
0,0250
0,0133
0,1513
0,6785
126.536
_B11
2001
0,1634
0,1036
0,0369
0,0186
0,1924
0,6726
105.549
_B11
2002
0,1523
0,1012
0,0281
0,0193
0,1708
0,7337
127.741
_B11
2003
0,1776
0,0920
0,0403
0,0213
0,1749
0,6617
141.408
_B11
2004
0,1173
0,0416
0,0322
0,0172
0,1576
0,6848
180.729
_B11
2005
0,1183
0,0588
0,0236
0,0165
0,1279
0,6468
235.070
_B11
2006
0,1464
0,0909
0,0239
0,0205
0,1412
0,7121
244.908
_B11
2007
0,1004
0,0480
0,0259
0,0135
0,1252
0,4954
300.280
_B11
2008
0,0682
0,0269
0,0249
0,0217
0,2899
0,6310
1.000.335
_B11
2009
0,1136
0,0366
0,0108
0,0135
0,2238
0,6936
5.452.818
_B11
2010
0,0736
0,0294
0,0157
0,0221
0,2182
0,6545
2.380.498
_B12
2000
0,2867
0,0884
0,0184
0,0216
0,2171
0,4699
180.856
_B12
2001
0,1265
0,0871
0,0193
0,0216
0,1230
0,6644
254.371
_B12
2002
0,1762
0,1132
0,0248
0,0268
0,1225
0,6962
299.746
_B12
2003
0,1615
0,0796
0,0294
0,0398
0,1069
0,7862
412.946
_B12
2004
0,1755
0,0532
0,0356
0,0821
0,1128
0,7507
564.327
_B12
2005
0,1537
0,0553
0,0324
0,0440
0,1259
0,7546
755.209
_B12
2006
0,1537
0,0736
0,0280
0,0318
0,1431
0,6954
1.041.190
_B12
2007
0,1482
0,0537
0,0283
0,0284
0,1229
0,7957
1.463.045
_B12
2008
0,1555
0,0654
0,0251
0,0329
0,1021
0,7716
1.977.606
_B12
2009
0,1459
0,0766
0,0217
0,0324
0,1052
0,8020
2.400.504
_B12
2010
0,1345
0,0555
0,0198
0,0449
0,1211
0,7830
3.264.126
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 4 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B13
2000
0,1077
0,0706
0,0087
0,0286
0,1331
0,6282
1.214.683
_B13
2001
0,1222
0,0978
0,0103
0,0167
0,0835
0,6402
2.000.662
_B13
2002
0,1452
0,1051
0,0124
0,0247
0,0996
0,7306
2.330.030
_B13
2003
0,1273
0,0806
0,0144
0,0268
0,0750
0,7769
3.254.898
_B13
2004
0,1129
0,0538
0,0141
0,0331
0,0713
0,6699
3.815.756
_B13
2005
0,0981
0,0588
0,0134
0,0293
0,0814
0,7173
4.368.057
_B13
2006
0,1213
0,0757
0,0138
0,0288
0,0962
0,7538
5.402.558
_B13
2007
0,1141
0,0573
0,0152
0,0262
0,0848
0,6984
6.355.694
_B13
2008
0,1126
0,0647
0,0190
0,0274
0,0799
0,7626
6.284.759
_B13
2009
0,1050
0,0604
0,0180
0,0274
0,0773
0,7612
7.044.149
_B13
2010
0,0895
0,0512
0,0180
0,0343
0,0697
0,7136
8.638.502
_B14
2000
0,1114
0,0538
0,0184
0,0166
0,2504
0,4477
276.508
_B14
2001
0,1355
0,0738
0,0172
0,0216
0,2240
0,4504
335.325
_B14
2002
0,1259
0,0694
0,0152
0,0159
0,2190
0,4760
379.155
_B14
2003
0,0938
0,0531
0,0134
0,0124
0,1999
0,5358
472.065
_B14
2004
0,0829
0,0389
0,0151
0,0130
0,2086
0,5576
469.673
_B14
2005
0,0893
0,0416
0,0175
0,0156
0,2127
0,6577
490.039
_B14
2006
0,1154
0,0572
0,0252
0,0150
0,2231
0,5410
500.508
_B14
2007
0,0690
0,0356
0,0178
0,0197
0,1733
0,5138
642.083
_B14
2008
0,0419
0,0208
0,0175
0,0110
0,3177
0,3175
1.518.673
_B14
2009
0,0583
0,0372
0,0104
0,0098
0,1234
0,7051
4.061.007
_B14
2010
0,0501
0,0351
0,0083
0,0118
0,1464
0,6410
10.624.665
_B15
2000
0,0892
0,0090
0,0090
0,0086
0,0787
0,1566
401.372
_B15
2001
0,1362
0,1109
0,0113
0,0116
0,0616
0,2698
536.390
_B15
2002
0,1374
0,1098
0,0133
0,0139
0,0558
0,3679
611.953
_B15
2003
0,1278
0,0816
0,0185
0,0187
0,0772
0,4843
522.390
_B15
2004
0,0929
0,0425
0,0199
0,0186
0,0678
0,5655
687.184
_B15
2005
0,1164
0,0613
0,0220
0,0227
0,0974
0,7474
709.046
_B15
2006
0,1210
0,0774
0,0187
0,0185
0,0951
0,4918
949.494
_B15
2007
0,1128
0,0606
0,0201
0,0185
0,1041
0,6298
1.003.710
_B15
2008
0,1065
0,0529
0,0236
0,0213
0,1019
0,7095
1.248.827
_B15
2009
0,1405
0,0763
0,0283
0,0236
0,0990
0,7431
1.308.371
_B15
2010
0,0904
0,0522
0,0161
0,0207
0,0785
0,7374
2.650.735
_B16
2000
0,0983
0,0790
0,0066
0,0196
0,0634
0,5079
36.868.032
_B16
2001
0,1078
0,1045
0,0098
0,0387
(0,0722)
0,2865
30.461.588
_B16
2002
0,0849
0,0845
0,0084
0,0272
0,0822
0,1574
36.174.688
_B16
2003
0,0958
0,0647
0,0123
0,0282
0,0970
0,2894
34.619.481
_B16
2004
0,0816
0,0344
0,0193
0,0300
0,1171
0,3602
35.787.469
_B16
2005
0,0802
0,0403
0,0173
0,0237
0,0988
0,4305
47.310.924
_B16
2006
0,1089
0,0616
0,0146
0,0266
0,1102
0,4431
48.313.060
_B16
2007
0,0895
0,0462
0,0173
0,0248
0,1051
0,5624
50.820.954
_B16
2008
0,0942
0,0490
0,0172
0,0289
0,0929
0,6564
53.893.523
_B16
2009
0,0950
0,0465
0,0166
0,0237
0,0896
0,6387
58.701.483
_B16
2010
0,0820
0,0369
0,0159
0,0454
0,1009
0,6938
71.624.563
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 5 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B17
2000
0,1052
0,0715
0,0119
0,0195
0,1053
0,2959
567.876
_B17
2001
0,1145
0,0965
0,0098
0,0112
0,0854
0,2679
900.950
_B17
2002
0,1440
0,1101
0,0125
0,0276
0,0887
0,5091
1.031.064
_B17
2003
0,1225
0,0826
0,0136
0,0354
1,0000
0,4020
1.249.141
_B17
2004
0,0950
0,0519
0,0139
0,0244
0,0648
0,4678
1.537.096
_B17
2005
0,1074
0,0709
0,0171
0,0268
0,0795
0,5369
1.536.509
_B17
2006
0,1059
0,0740
0,0147
0,0192
0,0634
0,6229
2.053.830
_B17
2007
0,1072
0,0649
0,0165
0,0343
0,0610
0,6005
2.181.333
_B17
2008
0,0985
0,0616
0,0183
0,0193
0,0635
0,6872
2.164.593
_B17
2009
0,0946
0,0563
0,0169
0,0186
0,0771
0,6099
2.349.654
_B17
2010
0,1459
0,1019
0,0176
0,0280
0,0569
0,6559
2.591.372
_B18
2000
0,1076
0,0751
0,0139
0,0137
0,1042
0,5168
930.076
_B18
2001
0,1425
0,1067
0,0159
0,0161
0,0900
0,5171
1.148.279
_B18
2002
0,1321
0,1032
0,0131
0,0159
0,0681
0,3986
1.632.085
_B18
2003
0,1145
0,0766
0,0145
0,0172
0,0706
0,4601
1.731.799
_B18
2004
0,1006
0,0503
0,0164
0,0195
0,0806
0,6131
1.760.953
_B18
2005
0,1048
0,0587
0,0185
0,0239
0,0872
0,5034
1.769.345
_B18
2006
0,1242
0,0787
0,0212
0,0206
0,0915
0,6056
1.853.057
_B18
2007
0,1001
0,0541
0,0210
0,0188
0,0933
0,6052
1.973.566
_B18
2008
0,1017
0,0533
0,0237
0,0202
0,0965
0,7029
1.981.217
_B18
2009
0,0998
0,0528
0,0225
0,0201
0,0894
0,5024
2.325.397
_B18
2010
0,0914
0,0465
0,0257
0,0256
0,1026
0,6710
2.250.488
_B19
2000
0,0703
0,0807
0,0100
0,0450
0,1444
0,3834
1.136.732
_B19
2001
0,0812
0,1008
0,0090
0,0499
0,1073
0,5418
1.546.392
_B19
2002
0,1134
0,1004
0,0068
0,0103
0,1069
0,6553
2.248.091
_B19
2003
0,1346
0,0933
0,0092
0,0253
0,1217
0,6586
2.350.554
_B19
2004
0,0571
0,0313
0,0060
0,0118
0,1212
0,6197
2.562.980
_B19
2005
0,1001
0,0625
0,0130
0,0199
0,1030
0,6541
3.156.620
_B19
2006
0,1314
0,0888
0,0128
0,0157
0,1044
0,6846
3.678.095
_B19
2007
0,1113
0,0617
0,0142
0,0160
0,2123
0,6859
4.473.186
_B19
2008
0,1151
0,0599
0,0198
0,0216
0,1733
0,7224
5.510.274
_B19
2009
0,1210
0,0693
0,0166
0,0198
0,1319
0,6627
7.635.629
_B19
2010
0,1056
0,0562
0,0150
0,0244
0,1494
0,6053
10.120.514
_B20
2000
0,0787
0,0583
0,0040
0,0087
0,0546
0,4337
8.096.999
_B20
2001
0,1326
0,1128
0,0050
0,0099
0,0363
0,4348
12.232.072
_B20
2002
0,1584
0,1242
0,0062
0,0119
0,0656
0,4714
12.405.108
_B20
2003
0,1145
0,0705
0,0087
0,0117
0,0727
0,4600
13.859.900
_B20
2004
0,0903
0,0418
0,0087
0,0159
0,0720
0,4075
18.805.917
_B20
2005
0,0910
0,0596
0,0082
0,0144
0,0510
0,4506
25.109.845
_B20
2006
0,0976
0,0724
0,0079
0,0121
0,0631
0,3571
30.980.586
_B20
2007
0,0947
0,0542
0,0097
0,0147
0,0825
0,4048
34.899.431
_B20
2008
0,1051
0,0587
0,0135
0,0184
0,0839
0,5618
34.873.650
_B20
2009
0,0937
0,0533
0,0144
0,0195
0,0862
0,4737
39.663.012
_B20
2010
0,0647
0,0351
0,0148
0,0230
0,0856
0,4625
51.878.624
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 6 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B21
2000
0,1275
0,0686
0,0098
0,0170
0,1244
0,5436
1.460.773
_B21
2001
0,1832
0,0766
0,0107
0,0188
0,1661
0,6354
1.632.848
_B21
2002
0,1801
0,0709
0,0108
0,0183
0,1973
0,7354
1.943.703
_B21
2003
0,1577
0,0523
0,0103
0,0209
0,2071
0,7116
2.420.464
_B21
2004
0,1370
0,0366
0,0090
0,0202
0,2061
0,7034
2.992.755
_B21
2005
0,1360
0,0419
0,0099
0,0187
0,2177
0,8307
3.248.169
_B21
2006
0,1364
0,0544
0,0097
0,0167
0,2064
0,7029
3.916.971
_B21
2007
0,1174
0,0401
0,0099
0,0170
0,2175
0,6744
4.527.344
_B21
2008
0,1090
0,0373
0,0102
0,0159
0,2211
0,7344
5.053.303
_B21
2009
0,1136
0,0366
0,0108
0,0135
0,2238
0,6936
5.452.818
_B21
2010
0,0989
0,0301
0,0101
0,0293
0,2365
0,6313
6.058.110
_B22
2000
0,1199
0,0495
0,0172
0,0234
0,2639
0,1680
323.011
_B22
2001
0,1528
0,0948
0,0190
0,0250
0,3243
0,2473
308.529
_B22
2002
0,1364
0,0491
0,0190
0,0237
0,3508
0,3119
346.571
_B22
2003
0,1119
0,0366
0,0202
0,0213
0,3577
0,3238
364.201
_B22
2004
0,0931
0,0237
0,0205
0,0232
0,3660
0,3118
379.577
_B22
2005
0,1096
0,0283
0,0238
0,0273
0,4293
0,5051
347.882
_B22
2006
0,1337
0,0295
0,0230
0,0260
0,4023
0,4415
415.916
_B22
2007
0,0974
0,0267
0,0237
0,0223
0,3840
0,4605
453.140
_B22
2008
0,1015
0,0337
0,0267
0,0241
0,3958
0,4811
457.596
_B22
2009
0,0915
0,0349
0,0214
0,0191
0,3232
0,4594
586.272
_B22
2010
0,0920
0,0408
0,0231
0,0223
0,3294
0,5477
591.505
_B23
2000
0,0575
0,0526
0,0039
0,0147
0,0260
0,2128
6.451.066
_B23
2001
0,0756
0,0653
0,0050
0,0289
0,0130
0,2835
10.503.899
_B23
2002
0,0855
0,0721
0,0059
0,0485
0,0582
0,1588
7.454.382
_B23
2003
0,0694
0,0615
0,0071
0,0289
0,0610
0,1906
7.058.461
_B23
2004
0,0304
0,0426
0,0079
0,0388
0,0468
0,1701
7.018.387
_B23
2005
0,0585
0,0486
0,0067
0,0217
0,0281
0,1812
13.244.256
_B23
2006
0,0925
0,0708
0,0073
0,0234
0,0460
0,1657
14.445.959
_B23
2007
0,0773
0,0515
0,0088
0,0228
0,0824
0,2718
14.542.153
_B23
2008
0,0901
0,1053
0,0191
0,0541
(0,0686)
0,6857
6.908.222
_B23
2009
0,0736
0,0626
0,0148
0,0198
0,0768
0,6431
7.563.027
_B23
2010
0,0657
0,0544
0,0134
0,0239
0,0685
0,5872
10.740.962
_B24
2000
0,0905
0,0679
0,0050
0,0067
0,0471
0,1100
1.320.128
_B24
2001
0,1124
0,0846
0,0057
0,0110
0,0589
0,1535
1.638.125
_B24
2002
0,1204
0,0935
0,0064
0,0101
0,0697
0,2708
1.568.112
_B24
2003
0,0861
0,0575
0,0075
0,0106
0,0640
0,3696
1.891.682
_B24
2004
0,0749
0,0394
0,0083
0,0142
0,0625
0,4654
2.324.507
_B24
2005
0,0848
0,0519
0,0081
0,0222
0,0576
0,5135
2.842.869
_B24
2006
0,1056
0,0738
0,0079
0,0149
0,0838
0,4814
3.342.032
_B24
2007
0,0889
0,0585
0,0085
0,0133
0,0830
0,4416
3.757.686
_B24
2008
0,0858
0,0551
0,0114
0,0151
0,0920
0,5914
3.683.690
_B24
2009
0,1005
0,0649
0,0126
0,0159
0,0950
0,6582
3.893.499
_B24
2010
0,0767
0,0388
0,0141
0,0217
0,0978
0,6937
5.273.441
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 7 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B25
2000
0,0993
0,0696
0,0073
0,0116
0,0722
0,5756
5.255.592
_B25
2001
0,1046
0,0744
0,0074
0,0141
0,0672
0,6107
7.131.074
_B25
2002
0,0973
0,0709
0,0073
0,0113
0,0848
0,5822
10.819.253
_B25
2003
0,1004
0,0714
0,0077
0,0122
0,0689
0,6176
15.419.349
_B25
2004
0,0835
0,0475
0,0093
0,0126
0,0785
0,5652
17.792.215
_B25
2005
0,0950
0,0593
0,0119
0,0207
0,0992
0,6219
19.998.905
_B25
2006
0,1049
0,0676
0,0144
0,0157
0,1015
0,6458
24.208.314
_B25
2007
0,0906
0,0499
0,0169
0,0193
0,1163
0,6598
28.969.069
_B25
2008
0,0813
0,0404
0,0177
0,0184
0,1060
0,6077
34.245.838
_B25
2009
0,0909
0,0443
0,0190
0,0182
0,1117
0,5907
37.052.596
_B25
2010
0,0749
0,0343
0,0177
0,0229
0,1019
0,6286
44.474.822
_B26
2000
0,0506
0,0720
0,0136
0,0225
0,0328
0,1107
11.722.561
_B26
2001
0,0970
0,0901
0,0140
0,0226
0,0399
0,1665
12.874.699
_B26
2002
0,0748
0,0588
0,0096
0,0296
0,0568
0,3070
29.259.259
_B26
2003
0,1101
0,0706
0,0146
0,0180
0,0591
0,3313
28.997.370
_B26
2004
0,0929
0,0436
0,0152
0,0259
0,0741
0,4679
31.597.908
_B26
2005
0,0978
0,0488
0,0199
0,0268
0,0708
0,6457
34.408.994
_B26
2006
0,1211
0,0673
0,0191
0,0260
0,0996
0,6302
37.814.411
_B26
2007
0,1034
0,0441
0,0244
0,0301
0,0988
0,6697
39.499.904
_B26
2008
0,0893
0,0421
0,0171
0,0246
0,0794
0,6461
53.992.357
_B26
2009
0,1084
0,0015
0,0003
0,0003
0,0874
0,7375
55.925.613
_B26
2010
0,0811
0,0366
0,0152
0,0279
0,1405
0,6876
73.570.333
_B27
2000
0,1134
0,0791
0,0174
0,0180
0,0701
0,4906
290.098
_B27
2001
0,1831
0,1234
0,0271
0,0254
0,0920
0,7095
225.672
_B27
2002
0,1539
0,1052
0,0220
0,0440
0,0773
0,6362
276.882
_B27
2003
0,1385
0,0828
0,0225
0,0246
0,0725
0,6076
307.654
_B27
2004
0,1077
0,0498
0,0240
0,0239
0,0759
0,5706
330.199
_B27
2005
0,1238
0,0663
0,0279
0,0285
0,0763
0,6589
333.008
_B27
2006
0,1398
0,0855
0,0298
0,0227
0,0737
0,5041
351.616
_B27
2007
0,0818
0,0433
0,0178
0,0155
0,2844
0,4026
548.398
_B27
2008
0,0800
0,0395
0,0122
0,0153
0,2076
0,4806
778.164
_B27
2009
5,3053
2,7188
0,9903
1,0659
0,1463
0,4912
1.143.030
_B27
2010
0,0742
0,0446
0,0080
0,0185
0,1100
0,6657
1.598.140
_B28
2000
0,1076
0,0722
0,0156
(0,0130)
0,1317
0,3488
400.787
_B28
2001
0,0122
0,0093
0,0007
0,0012
0,1206
0,1288
578.094
_B28
2002
0,1592
0,1240
0,0169
0,0148
0,1509
0,1812
472.791
_B28
2003
0,0929
0,0606
0,0216
0,0162
0,1781
0,2704
440.630
_B28
2004
0,0733
0,0347
0,0241
0,0157
0,1853
0,3342
445.099
_B28
2005
0,0569
0,0307
0,0155
0,0120
0,1401
0,2140
739.171
_B28
2006
0,0524
0,0313
0,0088
0,0110
0,0547
0,4745
2.050.083
_B28
2007
0,0641
0,0417
0,0078
0,0137
0,0502
0,5558
5.483.536
_B28
2008
0,0995
0,0684
0,0106
0,0222
0,0700
0,7201
6.016.018
_B28
2009
0,0976
0,0568
0,0097
0,0220
0,0717
0,6769
8.002.485
_B28
2010
0,1350
0,0898
0,0093
0,0372
0,0818
0,6125
11.208.206
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 8 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_B29
2000
0,1226
0,0734
0,0208
0,0189
0,1675
0,2443
381.487
_B29
2001
0,1392
0,0800
0,0197
0,0169
0,1496
0,3571
435.179
_B29
2002
0,1354
0,0893
0,0171
0,0155
0,1631
0,4512
542.751
_B29
2003
0,1138
0,0632
0,0175
0,0163
0,1535
0,4902
636.026
_B29
2004
0,0826
0,0390
0,0161
0,0142
0,1260
0,4600
832.636
_B29
2005
0,0929
0,0530
0,0152
0,0158
0,1192
0,4777
928.230
_B29
2006
0,1188
0,0807
0,0167
0,0334
0,1195
0,4707
972.457
_B29
2007
0,0895
0,0575
0,0141
0,0127
0,1072
0,5327
1.166.503
_B29
2008
0,0931
0,0496
0,0118
0,0130
0,2095
0,6436
1.362.005
_B29
2009
0,1057
0,0537
0,0122
0,0097
0,1967
0,6383
1.537.378
_B29
2010
0,1072
0,0506
0,0135
0,0204
0,2043
0,6834
1.569.216
_B30
2000
0,1101
0,0729
0,0120
0,0561
0,0656
0,1706
10.620.372
_B30
2001
0,1314
0,0816
0,0145
0,0186
0,0838
0,2202
12.274.101
_B30
2002
0,1264
0,0805
0,0165
0,0171
0,1031
0,2954
13.389.124
_B30
2003
0,1081
0,0589
0,0160
0,0186
0,1174
0,3724
14.335.124
_B30
2004
0,0904
0,0364
0,0150
0,0203
0,1238
0,4774
16.463.133
_B30
2005
0,1041
0,0467
0,0213
0,0112
0,1332
0,6458
15.970.631
_B30
2006
0,1292
0,0584
0,0242
0,0166
0,1938
0,6150
16.834.719
_B30
2007
0,1001
0,0362
0,0254
0,0167
0,1950
0,6930
18.270.425
_B30
2008
0,0975
0,0357
0,0280
0,0203
0,1797
0,7023
21.204.929
_B30
2009
0,1150
0,1150
0,0343
0,0213
0,1947
0,7202
21.950.464
_B30
2010
0,0692
0,0258
0,0178
0,0189
0,1842
0,7136
38.485.781
_B31
2000
0,0880
0,0582
0,0041
0,0104
0,1603
0,7511
16.640.893
_B31
2001
0,1155
0,0332
0,0034
0,0093
0,1476
0,3734
23.589.175
_B31
2002
0,1887
0,1197
0,0059
0,0156
0,2182
0,5311
15.959.958
_B31
2003
0,1043
0,0470
0,0060
0,0214
0,1977
0,4490
19.007.096
_B31
2004
0,0908
0,0386
0,0062
0,0212
0,1960
0,4798
22.821.231
_B31
2005
0,0790
0,0478
0,0050
0,0168
0,1222
0,4204
35.917.198
_B31
2006
0,0962
0,0578
0,0057
0,0177
0,1690
0,4892
39.090.919
_B31
2007
0,0820
0,0393
0,0055
0,0209
0,1466
0,5777
51.156.071
_B31
2008
0,0895
0,0522
0,0059
0,0177
0,1326
0,5831
63.231.511
_B31
2009
0,0915
0,0520
0,0060
0,0161
0,1412
0,5681
76.084.862
_B31
2010
0,0699
0,0352
0,0052
0,0253
0,1173
0,5403
106.507.838
_C1
2000
0,1501
0,0962
0,0284
0,0250
0,2086
0,3529
77.377
_C1
2001
0,1222
0,0673
0,0206
0,0245
0,1706
0,3519
99.160
_C1
2002
0,1624
0,0953
0,0294
0,0348
0,1755
0,7470
99.585
_C1
2003
0,1299
0,0614
0,0253
0,0292
0,1255
0,6568
153.090
_C1
2004
0,1309
0,0483
0,0245
0,0337
0,1314
0,7548
176.455
_C1
2005
0,1247
0,0601
0,0209
0,0325
0,1030
0,7744
250.799
_C1
2006
0,1671
0,1123
0,0279
0,0240
0,1400
0,7279
213.885
_C1
2007
0,1047
0,0544
0,0213
0,0237
0,1292
0,5920
236.879
_C1
2008
0,1136
0,0551
0,0241
0,5533
0,3778
0,5014
218.187
_C1
2009
0,1163
0,0511
0,0289
0,0258
0,4746
0,3762
214.929
_C1
2010
0,0930
0,0408
0,0315
0,0384
0,4819
0,3762
214.929
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 9 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_C2
2000
0,1760
0,1088
0,0217
0,0357
0,1217
0,7018
334.790
_C2
2001
0,1860
0,1230
0,0264
0,0347
0,1254
0,6925
342.181
_C2
2002
0,1754
0,1190
0,0257
0,0315
0,1162
0,7031
382.133
_C2
2003
0,1763
0,1076
0,0303
0,0368
1,0000
0,6810
346.236
_C2
2004
0,1610
0,0735
0,0386
0,0373
0,1584
0,5481
292.374
_C2
2005
0,1375
0,0691
0,0415
0,0333
0,5671
0,5671
282.146
_C2
2006
0,1334
0,0760
0,0384
0,0329
0,1620
0,5414
276.714
_C2
2007
0,1417
0,0725
0,0467
0,0387
0,1025
0,5445
247.225
_C2
2008
0,3935
0,2016
0,1073
0,0783
0,4510
0,2621
232.154
_C2
2009
0,0717
0,0270
0,0991
0,0696
0,4852
0,3521
204.609
_C2
2010
0,0673
0,0301
0,0723
0,0486
0,3905
0,4119
349.557
_C3
2000
0,1210
0,0757
0,0292
0,0238
0,2102
0,3352
104.090
_C3
2001
0,1492
0,0760
0,0472
0,0254
0,1873
0,5048
120.050
_C3
2002
0,1402
0,0732
0,0434
0,0224
0,1360
0,5244
167.811
_C3
2003
0,1548
0,0706
0,0527
0,0239
0,1503
0,6454
167.273
_C3
2004
0,1244
0,0390
0,0558
0,0276
0,1392
0,6886
187.072
_C3
2005
0,1206
0,0714
0,0506
0,0305
0,1140
0,6475
226.958
_C3
2006
0,1467
0,0789
0,0442
0,0291
0,1135
0,6149
236.503
_C3
2007
0,1108
0,0572
0,0386
0,0191
0,3059
0,6057
269.657
_C3
2008
0,1149
0,0499
0,0429
0,0225
0,3085
0,6426
269.801
_C3
2009
0,1098
0,0558
0,0374
0,0180
0,2419
0,5692
347.513
_C3
2010
0,1060
0,0524
0,0357
0,0216
0,2572
0,6185
405.759
_C4
2000
0,0657
0,0773
0,0237
0,0311
0,1140
0,6949
200.944
_C4
2001
0,1233
0,1028
0,0141
0,0138
0,0987
0,7701
433.832
_C4
2002
0,1790
0,0398
0,0214
0,0163
0,1001
0,7747
448.739
_C4
2003
0,1579
0,0953
0,0103
0,0302
0,1023
0,7061
523.773
_C4
2004
0,1253
0,0525
0,0300
0,0219
0,1215
0,7282
539.655
_C4
2005
0,1060
0,0588
0,0243
0,0208
0,1148
0,7781
718.635
_C4
2006
0,1340
0,0868
0,0224
0,0191
0,1126
0,7711
809.911
_C4
2007
0,1095
0,0627
0,0220
0,0155
0,1059
0,8058
946.690
_C4
2008
0,1341
0,0827
0,0264
0,0193
0,1301
0,7783
841.756
_C4
2009
0,1163
0,0808
0,1802
0,1232
0,3477
0,3729
842.463
_C4
2010
0,1173
0,0572
0,4203
0,9080
2,0628
0,0630
293.015
_C5
2000
0,0936
0,0649
0,0157
0,0151
0,1609
0,2753
159.502
_C5
2001
0,1112
0,0814
0,0165
0,0145
0,1431
0,4097
183.019
_C5
2002
0,1510
0,1114
0,0250
0,0198
0,1941
0,4194
136.882
_C5
2003
0,0993
0,0585
0,0220
0,0208
0,1790
0,5346
152.498
_C5
2004
0,0920
0,0453
0,0260
0,0205
0,1889
0,5407
150.445
_C5
2005
0,1054
0,0543
0,0295
0,0226
0,2026
0,5633
143.925
_C5
2006
0,1361
0,0813
0,0364
0,0221
0,2618
0,5289
114.015
_C5
2007
0,0780
0,0289
0,0237
0,0137
0,4841
0,4801
206.838
_C5
2008
0,0940
0,0334
0,0255
0,0141
0,4832
0,5568
219.127
_C5
2009
0,0987
0,0380
0,0223
0,0132
0,4530
0,6142
262.952
_C5
2010
0,1035
0,0398
0,0213
0,0201
0,4567
0,6659
281.576
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 10 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_C6
2000
0,1154
0,0713
0,0126
0,0158
0,1093
0,6817
281.243
_C6
2001
0,1407
0,0891
0,0136
0,0150
0,1040
0,7196
341.720
_C6
2002
0,1557
0,1045
0,0135
0,0128
0,0926
0,6704
454.458
_C6
2003
0,1569
0,0884
0,0156
0,0131
0,1139
0,7403
495.372
_C6
2004
0,1376
0,0536
0,0159
0,0223
0,1379
0,7757
545.703
_C6
2005
0,1252
0,0571
0,0160
0,0177
0,1457
0,7281
614.302
_C6
2006
0,1460
0,0847
0,0178
0,0183
0,1576
0,7041
651.268
_C6
2007
0,1229
0,0608
0,0164
0,0178
0,1693
0,6755
685.397
_C6
2008
0,1235
0,0637
0,0181
0,0193
0,1984
0,5936
649.098
_C6
2009
0,1178
0,0536
0,0198
0,0173
0,2082
0,7277
679.516
_C6
2010
0,1063
0,0542
0,0169
0,0196
0,1971
0,6959
803.829
_C7
2000
0,1090
0,0832
0,0084
0,0058
0,1333
0,2724
149.408
_C7
2001
0,1711
0,1258
0,0135
0,0120
0,1458
0,5734
144.828
_C7
2002
0,1392
0,1049
0,0115
0,0114
0,1133
0,6537
193.542
_C7
2003
0,1421
0,0880
0,0134
0,0115
0,1314
0,7699
216.341
_C7
2004
0,1120
0,0539
0,0127
0,0123
0,1210
0,7176
264.711
_C7
2005
0,1357
0,0765
0,0155
0,0147
0,1458
0,7853
279.624
_C7
2006
0,1606
0,0985
0,0162
0,0162
0,1583
0,6961
305.836
_C7
2007
0,1295
0,0677
0,0150
0,0163
0,2456
0,6613
341.902
_C7
2008
0,1314
0,0635
0,0179
0,0168
0,2485
0,7019
359.228
_C7
2009
0,1337
0,0682
0,0162
0,0131
0,2340
0,6988
440.538
_C7
2010
0,1127
0,0531
0,0145
0,0230
0,2307
0,7111
509.873
_C8
2000
0,1032
0,0433
0,0264
0,0198
0,1537
0,4216
200.464
_C8
2001
0,1225
0,0803
0,0251
0,0139
0,0987
0,6499
322.798
_C8
2002
0,1363
0,1021
0,0212
0,0112
0,0781
0,5249
456.180
_C8
2003
0,1239
0,0815
0,0227
0,0163
0,0710
0,6618
563.658
_C8
2004
0,0964
0,0452
0,0201
0,0189
0,0671
0,5697
1.022.860
_C8
2005
0,1164
0,0629
0,0271
0,0250
0,0666
0,6063
1.137.743
_C8
2006
0,1305
0,0899
0,0236
0,0221
0,0747
0,5999
1.199.033
_C8
2007
0,1032
0,0671
0,0216
0,0283
0,0778
0,5885
1.053.722
_C8
2008
0,0979
0,0632
0,0193
0,0200
0,1048
0,5969
1.037.619
_C8
2009
0,1015
0,0605
0,0149
0,0224
0,0905
0,6285
1.289.355
_C8
2010
0,0991
0,0629
0,0146
0,0186
0,0909
0,5743
1.527.830
_C9
2000
0,1000
0,0693
0,0214
0,0319
0,0383
0,3993
116.319
_C9
2001
0,1200
0,1046
0,0204
0,0251
0,0314
0,3392
144.525
_C9
2002
0,1316
0,1343
0,0298
0,0315
(0,0008)
0,2987
136.340
_C9
2003
0,1036
0,0931
0,0370
0,0281
(0,0102)
0,3549
139.769
_C9
2004
0,1052
0,0456
0,0243
0,0266
0,1450
0,6978
178.317
_C9
2005
0,0940
0,0446
0,0198
0,0205
0,0840
0,7962
328.054
_C9
2006
0,1122
0,0663
0,0153
0,0162
0,0982
0,6825
516.303
_C9
2007
0,1139
0,0592
0,0158
0,0172
0,1440
0,6086
630.741
_C9
2008
0,1304
0,0721
0,0200
0,0203
0,1482
0,7397
661.678
_C9
2009
0,1075
0,0619
0,0181
0,0199
0,1341
0,6941
846.894
_C9
2010
0,1385
0,0908
0,0204
0,0265
0,1263
0,6293
950.951
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 11 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
2000
0,1124
0,0652
0,0076
0,0072
0,0922
0,2751
777.630
2001
0,1617
0,0923
0,0078
0,0096
0,1028
0,6372
880.060
2002
0,1506
0,0958
0,0092
0,0093
0,1259
0,5155
1.134.621
2003
0,1244
0,0709
0,0073
0,0094
0,1271
0,5766
1.486.539
2004
0,1064
0,0485
0,0072
0,0120
0,1337
0,6856
1.893.800
2005
0,1067
0,0647
0,0097
0,0112
0,1270
0,6747
2.186.874
2006
0,1268
0,0872
0,0090
0,0102
0,1464
0,6593
2.465.238
2007
0,1091
0,0612
0,0093
0,0107
0,1348
0,7064
2.734.028
2008
0,1090
0,0647
0,0118
0,0118
0,1566
0,6945
2.849.052
2009
0,1066
0,0554
0,0111
0,0095
0,1680
0,6963
3.257.361
2010
0,0961
0,0509
0,0108
0,0120
0,1152
0,6884
3.812.353
_C11
2000
0,1695
0,0669
0,0261
0,0120
0,3050
0,7397
217.754
_C11
2001
0,1619
0,0693
0,0250
0,0146
0,2863
0,8192
248.817
_C11
2002
0,1492
0,0688
0,0219
0,0136
0,2482
0,8147
309.873
_C11
2003
0,1456
0,0662
0,0237
0,0143
0,2211
0,8102
384.245
_C11
2004
0,1718
0,0552
0,0297
0,0193
0,2851
0,7645
333.445
_C11
2005
0,1587
0,0501
0,0310
0,0263
0,3061
0,9151
335.741
_C11
2006
0,1468
0,0691
0,0249
0,0159
0,2733
0,8094
500.693
_C11
2007
0,1145
0,0537
0,0157
0,0113
0,1443
0,6816
1.031.397
_C11
2008
0,1337
0,0741
0,0157
0,0146
0,1182
0,8497
1.369.909
_C11
2009
0,1507
0,0983
0,0142
0,0149
0,1126
0,8638
1.543.814
_C11
2010
0,1358
0,0768
0,0122
0,0242
0,0855
0,7714
2.088.095
KODE BANK TAHUN
_C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10 _C10
AST
_C12
2000
0,1219
0,0894
0,0288
0,0367
0,1493
0,2596
119.849
_C12
2001
0,1317
0,0844
0,0290
0,0310
0,1269
0,2653
142.237
_C12
2002
0,1088
0,0732
0,0236
0,0235
0,1122
0,2719
161.969
_C12
2003
0,0826
0,0548
0,0150
0,0163
0,0790
0,2332
247.484
_C12
2004
0,0909
0,0472
0,0222
0,0185
0,0964
0,3569
217.884
_C12
2005
0,0878
0,0468
0,0215
0,0194
0,1099
0,4049
299.597
_C12
2006
0,1073
0,0679
0,0218
0,0206
0,1584
0,3914
360.131
_C12
2007
0,0980
0,0517
0,0246
0,0220
0,2092
0,4594
409.851
_C12
2008
0,1006
0,0473
0,0289
0,0239
0,2160
0,5090
441.617
_C12
2009
0,0866
0,0422
0,0192
0,0181
0,1618
0,3870
667.133
_C12
2010
0,0825
0,0386
0,0188
0,0238
0,1541
0,4730
760.597
_C13
2000
0,0962
0,0749
0,0215
0,0110
0,1628
0,5877
117.899
_C13
2001
0,1515
0,1238
0,0206
0,0191
0,1340
0,6867
156.618
_C13
2002
0,1806
0,1412
0,0231
0,0157
0,1150
0,6819
188.191
_C13
2003
0,1405
0,0877
0,0254
0,0161
0,1044
0,5769
217.116
_C13
2004
0,0821
0,0368
0,0197
0,0133
0,0820
0,5042
326.208
_C13
2005
0,1104
0,0676
0,0210
0,0401
0,0616
0,5134
327.432
_C13
2006
0,1304
0,0933
0,0255
0,0226
0,0883
0,5164
301.110
_C13
2007
0,1092
0,0673
0,0230
0,0213
0,2411
0,4835
332.785
_C13
2008
0,1413
0,0845
0,0306
0,0248
0,2778
0,5777
293.376
_C13
2009
0,1002
0,0636
0,0208
0,0167
0,1969
0,4373
421.140
_C13
2010
0,1299
0,0987
0,0193
0,0188
0,1886
0,4143
553.326
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 12 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_C14
2000
0,1070
0,0721
0,0147
0,0108
0,0797
0,4199
187.757
_C14
2001
0,1616
0,1154
0,0169
0,0110
0,1004
0,5540
190.341
_C14
2002
0,1085
0,0828
0,0111
0,0075
0,0671
0,5248
327.686
_C14
2003
0,1078
0,0741
0,0143
0,0090
0,0713
0,6316
332.932
_C14
2004
0,0973
0,0527
0,0172
0,0095
0,1065
0,6417
339.786
_C14
2005
0,1025
0,0617
0,0184
0,0290
0,1054
0,7454
374.829
_C14
2006
0,1231
0,0807
0,0179
0,0110
0,1110
0,8121
462.862
_C14
2007
0,0987
0,0557
0,0165
0,0093
0,1748
0,6607
575.669
_C14
2008
0,1110
0,0615
0,0207
0,0121
0,1963
0,7480
546.299
_C14
2009
0,1105
0,0668
0,0200
0,0114
0,2436
0,6312
654.101
_C14
2010
0,0921
0,0436
0,0194
0,0164
0,2260
0,6398
749.979
_C15
2000
0,1915
0,1063
0,0034
0,0379
0,0500
0,7572
1.527.648
_C15
2001
0,2135
0,1431
0,0047
0,0452
0,0639
0,6332
1.499.784
_C15
2002
0,1892
0,1301
0,0051
0,0426
0,0672
0,6038
1.767.062
_C15
2003
0,1794
0,0959
0,0067
0,0506
0,0769
0,6732
1.873.790
_C15
2004
0,1852
0,0674
0,0110
0,0579
0,1187
0,7560
1.507.442
_C15
2005
0,1368
0,0810
0,0111
0,0532
0,0788
0,7348
1.479.247
_C15
2006
0,1422
0,1110
0,0133
0,0426
0,0829
0,6452
1.334.042
_C15
2007
0,1298
0,0713
0,0149
0,0393
0,0980
0,6636
1.349.310
_C15
2008
0,1180
0,0667
0,0146
0,0456
0,0841
0,6272
1.498.179
_C15
2009
0,1243
0,0664
0,0146
0,0526
0,0953
0,6933
1.494.483
_C15
2010
0,0463
0,0219
0,0098
0,0082
0,2078
0,4112
1.490.477
_C16
2000
0,1262
0,0812
0,0185
0,0176
0,2098
0,0485
65.553
_C16
2001
0,1867
0,0866
0,0224
0,0244
0,2603
0,0358
58.012
_C16
2002
0,1427
0,0747
0,0176
0,0168
0,2093
0,0266
77.700
_C16
2003
0,1122
0,0643
0,0215
0,0243
0,3045
0,0390
62.309
_C16
2004
0,0569
0,0304
0,0138
0,0130
0,1717
0,0927
117.031
_C16
2005
0,1290
0,0680
0,0292
0,0272
0,2550
0,3270
78.607
_C16
2006
0,1192
0,0510
0,0280
0,0300
0,2208
0,3059
113.876
_C16
2007
0,0642
0,0209
0,0217
0,0156
0,4280
0,3311
239.900
_C16
2008
0,1124
0,0322
0,0283
0,0316
0,3687
0,4109
284.855
_C16
2009
0,1150
0,0419
0,0266
0,0253
0,3086
0,4877
355.512
_C16
2010
0,0831
0,0422
0,0203
0,0364
0,2726
0,3494
432.906
_C17
2000
0,1267
0,0544
0,0212
0,0133
0,3042
0,2429
49.397
_C17
2001
0,1504
0,0604
0,0228
0,0157
0,3198
0,2142
52.653
_C17
2002
0,1474
0,0672
0,0266
0,0180
0,3279
0,1650
56.038
_C17
2003
0,1165
0,0532
0,0239
0,0149
0,3236
0,1725
60.918
_C17
2004
0,0899
0,0324
0,0284
0,0161
0,3195
0,1635
63.931
_C17
2005
0,1036
0,0360
0,0293
0,0175
0,3151
0,1611
67.857
_C17
2006
0,1203
0,0447
0,0271
0,0140
0,3116
0,1612
74.222
_C17
2007
0,0686
0,0254
0,0155
0,0095
0,6259
0,0973
135.983
_C17
2008
0,1223
0,0207
0,0353
0,0135
0,5909
0,8773
145.098
_C17
2009
0,1438
0,0524
0,0578
0,0336
0,4505
0,8143
242.661
_C17
2010
0,1091
0,0585
0,0352
0,0251
0,0852
0,7616
621.105
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 13 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_C18
2000
0,1963
0,0827
0,0437
0,0246
0,2257
0,7302
81.385
_C18
2001
0,1821
0,0868
0,0381
0,0291
0,1531
0,6518
120.398
_C18
2002
0,1871
0,0972
0,0370
0,0302
0,1228
0,6746
169.141
_C18
2003
0,2152
0,0956
0,0446
0,0441
0,1228
0,7656
164.196
_C18
2004
0,1920
0,0597
0,0600
0,0406
0,1394
0,6432
166.830
_C18
2005
0,1725
0,0566
0,0605
0,0470
0,1217
0,7422
169.689
_C18
2006
0,1701
0,0617
0,0620
0,0432
0,1313
0,7180
186.095
_C18
2007
0,1187
0,0397
0,0427
0,0275
0,0842
0,5706
308.671
_C18
2008
0,1346
0,0460
0,0357
0,0291
0,2735
0,6451
398.186
_C18
2009
0,1177
0,0369
0,0360
0,0244
0,1876
0,7265
647.577
_C18
2010
0,1313
0,0522
0,0341
0,0312
0,1539
0,6674
897.705
_C19
2000
0,2052
0,0981
0,0349
0,0452
0,0511
0,6693
2.481.421
_C19
2001
0,2412
0,1341
0,0315
0,0319
0,0919
0,7453
2.640.563
_C19
2002
0,2480
0,1323
0,0300
0,0286
0,1253
0,7449
2.997.851
_C19
2003
0,2454
0,0893
0,0547
0,0322
0,1454
0,7790
3.036.359
_C19
2004
0,1986
0,0571
0,0535
0,0313
0,1798
0,7296
3.615.896
_C19
2005
0,1697
0,0620
0,0462
0,0341
0,1701
0,7213
4.483.119
_C19
2006
0,1611
0,0682
0,0371
0,0345
0,1442
0,7720
6.353.579
_C19
2007
0,1597
0,0561
0,0356
0,0384
0,1177
0,7405
10.549.069
_C19
2008
0,1746
0,0773
0,0359
0,0324
0,1187
0,7619
13.684.032
_C19
2009
0,4962
0,2223
0,1146
0,1177
0,0876
0,3881
7.271.092
_C19
2010
0,1616
0,0596
0,0354
0,0370
0,1220
0,6726
34.639.394
_C20
2000
0,0814
0,0670
0,0027
0,0060
0,0575
0,1479
1.101.536
_C20
2001
0,1106
0,0962
0,0033
0,0068
0,0494
0,1462
1.381.100
_C20
2002
0,1520
0,1293
0,0040
0,0132
0,0527
0,3204
1.566.232
_C20
2003
0,1204
0,0911
0,0045
0,0125
0,0720
0,3698
1.744.763
_C20
2004
0,1154
0,0695
0,0057
0,0259
0,0892
0,4673
1.998.327
_C20
2005
0,1021
0,0697
0,0051
0,0268
0,0860
0,3670
2.136.600
_C20
2006
0,0952
0,0763
0,0044
0,0105
0,1062
0,3951
2.897.471
_C20
2007
0,0674
0,0513
0,0034
0,0086
0,0772
0,3832
5.182.383
_C20
2008
0,0907
0,0704
0,0048
0,0140
0,0973
0,3863
5.600.035
_C20
2009
0,2766
0,2183
0,0134
0,0525
0,0727
0,5190
2.227.752
_C20
2010
0,3154
0,2670
0,0214
0,1370
0,0971
0,6746
2.186.332
_C21
2000
0,1109
0,0678
0,0094
0,0150
0,1012
0,3803
601.485
_C21
2001
0,1490
0,1143
0,0075
0,0153
0,0630
0,4498
1.048.459
_C21
2002
0,1727
0,1335
0,0094
0,0160
0,0585
0,4604
1.374.415
_C21
2003
0,1429
0,0923
0,0106
0,0140
0,0599
0,5360
1.668.723
_C21
2004
0,1502
0,0624
0,0156
0,0235
0,0978
0,5315
1.332.046
_C21
2005
0,1241
0,0609
0,0148
0,0231
0,0734
0,5005
1.521.561
_C21
2006
0,1245
0,0897
0,0134
0,0182
0,0812
0,4392
1.882.765
_C21
2007
0,1218
0,0753
0,0160
0,0196
0,0823
0,4617
1.928.884
_C21
2008
0,1229
0,0770
0,0178
0,0202
0,0800
0,6020
1.998.317
_C21
2009
0,4010
0,2683
0,0529
0,0622
0,1508
0,7021
696.895
_C21
2010
0,3728
0,2105
0,0547
0,0980
0,1472
0,6896
785.796
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 14 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_C22
2000
0,1190
0,0610
0,0241
0,0260
0,1956
0,5005
140.653
_C22
2001
0,1255
0,0772
0,0210
0,0230
0,1459
0,5585
198.724
_C22
2002
0,1518
0,0915
0,0235
0,0216
0,1250
0,6915
253.689
_C22
2003
0,1547
0,0750
0,0237
0,0237
0,1287
0,7364
304.220
_C22
2004
0,1301
0,0445
0,0234
0,0266
0,1256
0,7807
425.307
_C22
2005
0,1457
0,0621
0,0249
0,0329
0,1366
0,7212
500.615
_C22
2006
0,1590
0,0824
0,0266
0,0296
0,1375
0,6531
539.983
_C22
2007
0,0426
0,0146
0,0071
0,0047
0,1502
0,6573
570.941
_C22
2008
0,1383
0,0636
0,0280
0,0396
0,1670
0,6917
556.075
_C22
2009
0,1250
0,0548
0,0241
0,0340
0,1508
0,7021
696.895
_C22
2010
0,1205
0,0526
0,0255
0,0453
0,1472
0,6896
785.796
_C23
2000
0,1173
0,0656
0,0243
0,0162
0,3397
0,1608
116.405
_C23
2001
0,1272
0,0639
0,0240
0,0127
0,3560
0,1978
136.580
_C23
2002
0,1407
0,0605
0,0288
0,0140
0,3657
0,1040
153.991
_C23
2003
0,4901
0,0536
0,0216
0,0183
0,4269
0,2580
136.310
_C23
2004
0,0876
0,0277
0,0227
0,0184
0,2304
0,3199
146.269
_C23
2005
0,1068
0,0739
0,0235
0,0190
0,4724
0,3891
138.941
_C23
2006
0,1045
0,0386
0,0186
0,0155
0,4154
0,3628
182.282
_C23
2007
0,1236
0,0425
0,0205
0,0137
0,4367
0,7284
196.687
_C23
2008
0,1251
0,0492
0,0233
0,0174
0,4559
0,6394
194.526
_C23
2009
0,1129
0,0505
0,0215
0,0204
0,4585
0,4252
204.755
_C23
2010
0,0864
0,0369
0,0176
0,0254
0,4419
0,5044
255.183
_C24
2000
0,1225
0,0589
0,0522
0,0447
0,3665
0,2911
23.473
_C24
2001
0,1355
0,0588
0,0374
0,0238
0,2438
0,1398
35.276
_C24
2002
0,2072
0,1000
0,0526
0,0327
0,4906
0,1348
24.311
_C24
2003
0,1130
0,0479
0,0491
0,0213
0,3978
0,1883
30.035
_C24
2004
0,0940
0,0245
0,0610
0,0247
0,5042
0,3637
26.283
_C24
2005
0,1047
0,0264
0,0829
0,1191
0,5116
0,3654
24.086
_C24
2006
0,1304
0,0295
0,1041
0,0448
0,5941
0,4160
19.370
_C24
2007
0,0271
0,0208
0,0210
0,0098
0,9090
0,0468
88.680
_C24
2008
0,0894
0,0037
0,0212
0,0122
0,9476
0,0220
90.018
_C24
2009
0,0738
0,0027
0,0218
0,0149
0,9589
0,0135
91.322
_C24
2010
0,0509
0,0049
0,0157
0,0143
0,8869
0,1137
133.160
_C25
2000
0,0926
0,0621
0,0200
0,0380
0,0723
0,2162
209.013
_C25
2001
0,1300
0,0656
0,0217
0,0208
0,0871
0,3432
216.389
_C25
2002
0,1336
0,0710
0,0223
0,0185
0,0918
0,4827
260.233
_C25
2003
0,1077
0,0493
0,0206
0,0178
0,0734
0,7273
351.818
_C25
2004
0,1100
0,0523
0,0247
0,0229
0,0690
0,8001
382.442
_C25
2005
0,0999
0,0514
0,0216
0,0213
0,0791
0,7395
492.586
_C25
2006
0,1226
0,0743
0,0208
0,0214
0,0542
0,6931
574.797
_C25
2007
0,1100
0,0623
0,0202
0,0201
0,1438
0,7395
592.925
_C25
2008
0,0990
0,0593
0,0206
0,0171
0,1425
0,6932
681.768
_C25
2009
0,1094
0,0611
0,0211
0,0192
0,1415
0,7210
774.776
_C25
2010
0,0914
0,0518
0,0174
0,0204
0,1190
0,7227
957.704
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 15 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D1
2000
0,1084
0,0396
0,0167
0,0116
0,1523
0,2300
537.296
_D1
2001
0,1400
0,0495
0,0167
0,0138
0,1342
0,2769
751.545
_D1
2002
0,1469
0,0530
0,0251
0,0177
0,1134
0,2978
838.609
_D1
2003
0,1127
0,0386
0,0204
0,0220
0,1073
0,3826
1.054.288
_D1
2004
0,1013
0,0290
0,0220
0,0238
0,0923
0,3806
1.297.475
_D1
2005
0,0923
0,0304
0,0172
0,0214
0,0866
0,3408
1.935.657
_D1
2006
0,1001
0,0439
0,0151
0,0157
0,0808
0,2668
3.118.417
_D1
2007
0,1049
0,0473
0,0169
0,0139
0,0845
0,3174
3.364.813
_D1
2008
0,1120
0,0426
0,0202
0,0155
0,1105
0,4736
3.709.954
_D1
2009
0,1135
0,0402
0,0187
0,0169
0,1256
0,5808
4.131.050
_D1
2010
0,1541
0,0690
0,0215
0,0245
0,1359
0,5872
4.608.517
_D2
2000
0,0989
0,0415
0,0149
0,0124
0,1018
0,2525
867.937
_D2
2001
0,0793
0,0249
0,0059
0,0209
0,0425
0,1181
3.499.482
_D2
2002
0,1177
0,0589
0,0065
0,0116
0,0714
0,1890
4.142.840
_D2
2003
0,0991
0,0461
0,0094
0,0104
0,0841
0,2930
4.432.866
_D2
2004
0,0827
0,0224
0,0120
0,0121
0,1086
0,3703
4.238.714
_D2
2005
0,0561
0,0204
0,0080
0,0070
0,0541
0,1941
8.246.330
_D2
2006
0,0791
0,0402
0,0059
0,0053
0,0653
0,1477
13.324.045
_D2
2007
0,0768
0,0336
0,0064
0,0063
0,0738
0,1961
14.116.795
_D2
2008
0,0848
0,0307
0,0078
0,0070
0,0793
0,2985
14.918.694
_D2
2009
0,1104
0,0425
0,0025
0,0184
0,1424
0,5481
13.282.632
_D2
2010
0,1466
0,0838
0,0100
0,0225
0,1579
0,5882
15.027.758
_D3
2000
0,1068
0,0257
0,0209
0,0275
0,1035
0,3242
208.083
_D3
2001
0,1397
0,0410
0,0262
0,0143
0,0991
0,3473
273.098
_D3
2002
0,1371
0,0505
0,0239
0,0389
0,1012
0,3919
361.598
_D3
2003
0,1395
0,0491
0,0249
0,0177
0,1153
0,3927
434.274
_D3
2004
0,1395
0,0277
0,0279
0,0235
0,1177
0,4742
445.230
_D3
2005
0,1080
0,0197
0,0225
0,0174
0,1009
0,4011
681.597
_D3
2006
0,1155
0,0238
0,0192
0,0164
0,1148
0,2924
1.154.090
_D3
2007
0,1447
0,0285
0,0236
0,0196
0,1927
0,4473
1.102.839
_D3
2008
0,1580
0,0288
0,0221
0,0209
0,2223
0,6608
1.149.037
_D3
2009
0,1234
0,0210
0,0244
0,0129
0,1942
0,5448
1.587.847
_D3
2010
0,1626
0,0610
0,0243
0,0706
0,1883
0,5622
1.692.784
_D4
2000
0,1213
0,0497
0,0279
0,0203
0,1181
0,4155
624.326
_D4
2001
0,1652
0,0576
0,0317
0,0392
0,1122
0,4665
761.781
_D4
2002
0,1661
0,0579
0,0327
0,0362
0,1033
0,5348
1.006.250
_D4
2003
0,1510
0,0486
0,0310
0,0302
0,0993
0,5051
1.309.720
_D4
2004
0,1375
0,0345
0,0358
0,0330
0,0894
0,5298
1.451.234
_D4
2005
0,1341
0,0330
0,0341
0,0303
0,1014
0,5905
1.648.627
_D4
2006
0,1133
0,0362
0,0275
0,0210
0,0801
0,4444
2.560.553
_D4
2007
0,1034
0,0327
0,0249
0,0235
0,0784
0,4489
3.102.752
_D4
2008
0,1403
0,0421
0,0309
0,0267
0,1259
0,5954
2.760.546
_D4
2009
0,1099
0,0277
0,0295
0,0254
0,1076
0,5572
3.492.123
_D4
2010
0,1016
0,0275
0,0250
0,0264
0,1119
0,5139
4.200.859
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 16 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D5
2000
0,1083
0,0667
0,0148
0,0090
0,0870
0,1307
3.241.354
_D5
2001
0,1169
0,0594
0,0180
0,0112
0,0898
0,1251
4.566.613
_D5
2002
0,1216
0,0735
0,0176
0,0131
0,0860
0,1663
5.706.422
_D5
2003
0,1233
0,0714
0,0182
0,0175
0,0893
0,2999
5.659.085
_D5
2004
0,1084
0,0439
0,0210
0,0175
0,0953
0,3142
6.984.976
_D5
2005
0,1039
0,0508
0,0183
0,0237
0,0824
0,3132
8.743.205
_D5
2006
0,1066
0,0586
0,0175
0,0129
0,0756
0,3274
11.277.502
_D5
2007
0,1030
0,0463
0,0206
0,0196
0,0723
0,4158
12.005.788
_D5
2008
0,1052
0,0556
0,0238
0,0171
0,0600
0,4781
13.547.165
_D5
2009
0,1083
0,0560
0,0252
0,0186
0,0591
0,4565
15.341.085
_D5
2010
0,1013
0,0514
0,0263
0,0543
0,0790
0,5174
15.647.719
_D6
2000
0,1444
0,0608
0,0192
0,0494
0,0818
0,5697
250.655
_D6
2001
0,1187
0,0461
0,0135
0,0195
0,0737
0,4337
534.954
_D6
2002
0,1285
0,0550
0,0159
0,0265
0,0863
0,4484
687.055
_D6
2003
0,1488
0,0538
0,0212
0,0361
0,0936
0,5740
862.064
_D6
2004
0,1243
0,0336
0,0249
0,0272
0,1038
0,5259
1.044.448
_D6
2005
0,1099
0,0414
0,0197
0,0266
0,0925
0,5728
1.388.868
_D6
2006
0,1261
0,0500
0,0238
0,0244
0,0759
0,5689
1.873.164
_D6
2007
0,1217
0,0490
0,0215
0,0236
0,0959
0,6474
1.969.283
_D6
2008
0,1283
0,0591
0,0248
0,0201
0,0947
0,5777
2.186.025
_D6
2009
0,1230
0,0546
0,0257
0,0187
0,1014
0,5572
2.308.576
_D6
2010
0,1277
0,0471
0,0211
0,0240
0,1139
0,4848
3.130.048
_D7
2000
0,0823
0,0484
0,0130
0,0173
0,0225
0,3568
661.363
_D7
2001
0,0919
0,0336
0,0128
0,0120
0,0415
0,2082
1.343.535
_D7
2002
0,1016
0,0322
0,0156
0,0123
0,0584
0,1916
2.286.183
_D7
2003
0,0726
0,0323
0,0175
0,0135
0,0484
0,1891
3.324.902
_D7
2004
0,0695
0,0222
0,0162
0,0171
0,0448
0,3067
4.188.031
_D7
2005
0,0598
0,0197
0,0152
0,0113
0,0404
0,2246
7.182.529
_D7
2006
0,0801
0,0299
0,0129
0,0119
0,0535
0,1808
11.106.900
_D7
2007
0,0800
0,0301
0,0162
0,0150
0,0831
0,2698
11.232.772
_D7
2008
0,0788
0,0183
0,0183
0,0195
0,0693
0,3279
13.796.690
_D7
2009
0,0957
0,0275
0,0231
0,0187
0,1057
0,4869
13.134.580
_D7
2010
0,1322
0,0544
0,0234
0,0561
0,1072
0,6078
12.243.055
_D8
2000
0,0896
0,0402
0,0131
0,0196
0,0793
0,1990
2.810.557
_D8
2001
0,1060
0,0409
0,0174
0,0211
0,0636
0,2553
5.551.354
_D8
2002
0,1250
0,0487
0,0177
0,0314
0,0727
0,2629
6.446.458
_D8
2003
0,1104
0,0465
0,0124
0,0218
0,0742
0,1866
7.272.890
_D8
2004
0,0984
0,0340
0,0169
0,0241
0,0806
0,2713
8.772.734
_D8
2005
0,0896
0,0300
0,0162
0,0220
0,0705
0,2534
10.777.849
_D8
2006
0,1006
0,0360
0,0146
0,0165
0,0855
0,1869
14.119.106
_D8
2007
0,0887
0,0345
0,0156
0,0151
0,0885
0,2512
15.747.417
_D8
2008
0,1324
0,0371
0,0255
0,0196
0,1348
0,4146
19.342.545
_D8
2009
0,1445
0,0455
0,0290
0,0264
0,1595
0,6818
17.422.566
_D8
2010
0,1293
0,0267
0,0360
0,0286
0,1455
0,7138
20.189.626
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 17 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D9
2000
0,1013
0,0214
0,0204
0,0133
0,1502
0,2915
274.771
_D9
2001
0,1069
0,0270
0,0188
0,0119
0,1277
0,3773
421.247
_D9
2002
0,1148
0,0421
0,0200
0,0102
0,1350
0,4030
562.460
_D9
2003
0,1150
0,0358
0,0210
0,0108
0,1445
0,4361
597.351
_D9
2004
0,1115
0,0274
0,0220
0,0164
0,1545
0,4397
677.305
_D9
2005
0,1030
0,0230
0,0236
0,0188
0,1315
0,4261
850.859
_D9
2006
0,0817
0,0284
0,0182
0,0133
0,0981
0,3170
1.459.010
_D9
2007
0,1017
0,0361
0,0192
0,0143
0,1223
0,4997
1.556.500
_D9
2008
0,1257
0,0358
0,0241
0,0173
0,1637
0,6693
1.564.290
_D9
2009
0,1236
0,0336
0,0249
0,0156
0,1469
0,6510
1.755.995
_D9
2010
0,1499
0,0412
0,0204
0,0345
0,1506
0,5999
2.196.147
_D10
2000
0,1247
0,0995
0,0366
0,0137
0,1166
0,4257
630.370
_D10
2001
0,1337
0,0387
0,0373
0,0114
0,1224
0,3439
1.249.269
_D10
2002
0,1457
0,0469
0,0329
0,0479
0,1426
0,3404
1.737.678
_D10
2003
0,1648
0,0505
0,0322
0,0203
0,1389
0,2560
1.738.678
_D10
2004
0,1130
0,0233
0,0248
0,0184
0,1262
0,4207
2.442.382
_D10
2005
0,1202
0,0239
0,0237
0,0208
0,1582
0,5063
2.950.613
_D10
2006
0,1130
0,0309
0,0173
0,0135
0,1267
0,4459
4.561.707
_D10
2007
0,1396
0,0381
0,0221
0,0168
0,1718
0,6123
4.103.831
_D10
2008
0,1440
0,0308
0,0267
0,0159
0,1703
0,7468
4.459.105
_D10
2009
0,1327
0,0336
0,0260
0,0180
0,1615
0,7341
4.720.602
_D10
2010
0,1448
0,0477
0,0288
0,0249
0,1341
0,6703
6.519.773
_D11
2000
0,1079
0,0380
0,0289
0,0179
0,0863
0,2753
809.301
_D11
2001
0,0799
0,0230
0,0089
0,0047
0,0441
0,0954
3.865.901
_D11
2002
0,1251
0,0505
0,0143
0,0075
0,0897
0,1402
4.161.662
_D11
2003
0,0956
0,0956
0,0125
0,0102
0,0908
0,1903
4.104.651
_D11
2004
0,0647
0,0275
0,0126
0,0092
0,0749
0,1956
5.331.756
_D11
2005
0,0663
0,0277
0,0100
0,0084
0,0551
0,1822
8.340.107
_D11
2006
0,0811
0,0358
0,0092
0,0064
0,0485
0,1584
14.327.957
_D11
2007
0,0920
0,0447
0,0131
0,0085
0,0731
0,2648
11.883.409
_D11
2008
0,0875
0,0335
0,0152
0,0092
0,0777
0,3732
13.107.400
_D11
2009
0,1148
0,0445
0,0264
0,0141
0,1100
0,6284
10.693.254
_D11
2010
0,1163
0,0361
0,0272
0,0764
0,1067
0,5409
13.008.826
_D12
2000
0,1617
0,0766
0,0252
0,0252
0,0695
0,6244
1.573.335
_D12
2001
0,1611
0,0782
0,0208
0,0149
0,0618
0,5351
2.122.568
_D12
2002
0,1557
0,0718
0,0204
0,0150
0,0716
0,4845
2.656.349
_D12
2003
0,1486
0,0741
0,0221
0,0161
0,0907
0,4967
2.984.809
_D12
2004
0,1305
0,0502
0,0259
0,0174
0,0959
0,6212
3.135.897
_D12
2005
0,1314
0,0469
0,0275
0,0196
0,0943
0,6864
3.479.981
_D12
2006
0,1239
0,0532
0,0233
0,0162
0,1016
0,5484
5.456.483
_D12
2007
0,1262
0,0545
0,0255
0,0188
0,1009
0,6280
6.403.526
_D12
2008
0,1290
0,0461
0,0308
0,0203
0,1067
0,7342
6.810.620
_D12
2009
0,1263
0,0498
0,0295
0,0166
0,0963
0,7266
8.134.160
_D12
2010
0,1320
0,0456
0,0286
0,0298
0,0882
0,6612
10.360.425
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 18 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D13
2000
0,1307
0,0499
0,0363
0,0270
0,0761
0,5974
3.295.150
_D13
2001
0,1388
0,0525
0,0313
0,0358
0,0790
0,6649
5.592.667
_D13
2002
0,1492
0,0704
0,0202
0,0358
0,0847
0,5769
8.424.990
_D13
2003
0,1463
0,0690
0,0192
0,0344
0,0926
0,5891
11.322.188
_D13
2004
0,1322
0,0447
0,0288
0,0342
0,1031
0,6573
13.308.951
_D13
2005
0,1336
0,0490
0,0239
0,0268
0,1033
0,6494
15.512.582
_D13
2006
0,1120
0,0588
0,0148
0,0201
0,0906
0,5526
21.287.386
_D13
2007
0,1064
0,0517
0,0136
0,0203
0,1002
0,5642
23.126.829
_D13
2008
0,1180
0,0458
0,0180
0,0236
0,0999
0,6299
26.081.529
_D13
2009
0,1255
0,0538
0,0172
0,0207
0,1074
0,5995
32.749.332
_D13
2010
0,1103
0,0501
0,0138
0,0303
0,1192
0,5244
42.042.493
_D14
2000
0,1227
0,0619
0,0250
0,0154
0,0900
0,2022
502.452
_D14
2001
0,1280
0,0501
0,0316
0,0165
0,0708
0,2669
877.369
_D14
2002
0,1483
0,0568
0,0385
0,0163
0,0971
0,3742
1.061.142
_D14
2003
0,1208
0,0550
0,0226
0,0161
0,0056
0,5983
732.510
_D14
2004
0,1153
0,0317
0,0408
0,0212
0,0857
0,4772
1.451.928
_D14
2005
0,1080
0,0316
0,0335
0,0186
0,0734
0,4333
1.901.001
_D14
2006
0,1147
0,0388
0,0427
0,0156
0,0604
0,3365
2.964.714
_D14
2007
0,1138
0,0414
0,0397
0,0185
0,0718
0,4082
3.241.830
_D14
2008
0,1200
0,0380
0,0421
0,0163
0,0784
0,5078
4.006.548
_D14
2009
0,1253
0,0393
0,0372
0,0148
0,0848
0,6317
4.899.140
_D14
2010
0,1285
0,0533
0,0257
0,0194
0,0927
0,6381
5.881.797
_D15
2000
0,0784
0,0509
0,0020
0,0201
0,0539
0,1256
424.851
_D15
2001
0,0900
0,0395
0,0165
0,0151
0,0454
0,2089
696.695
_D15
2002
0,1310
0,0532
0,0317
0,0547
0,0837
0,2953
739.985
_D15
2003
0,1389
0,0459
0,0424
0,0290
0,1100
0,3614
750.251
_D15
2004
0,1189
0,0327
0,0440
0,0347
0,0934
0,3845
830.741
_D15
2005
0,1062
0,0314
0,0413
0,0359
0,0603
0,3971
1.017.171
_D15
2006
0,1024
0,0368
0,0291
0,0225
0,0564
0,3288
1.712.221
_D15
2007
0,1002
0,0324
0,0320
0,0244
0,0565
0,3488
1.964.609
_D15
2008
0,1307
0,0334
0,0390
0,0258
0,1097
0,5524
1.843.908
_D15
2009
0,1225
0,0317
0,0386
0,0276
0,1127
0,6848
2.043.103
_D15
2010
0,1476
0,0498
0,0385
0,0456
0,1074
0,6628
2.553.961
_D16
2000
0,1217
0,0448
0,0338
0,0319
0,0298
0,4063
135.212
_D16
2001
0,1155
0,0391
0,0283
0,0463
0,0534
0,3299
208.617
_D16
2002
0,1335
0,0391
0,0387
0,0226
0,0846
0,4225
308.171
_D16
2003
0,1492
0,0464
0,0379
0,0352
0,0705
0,4958
383.056
_D16
2004
0,1445
0,0296
0,0401
0,0338
0,0803
0,5832
429.887
_D16
2005
0,1141
0,0244
0,0311
0,0298
0,0747
0,5646
684.296
_D16
2006
0,1204
0,0286
0,0281
0,0290
0,0839
0,4426
1.189.472
_D16
2007
0,1252
0,0309
0,0358
0,0290
0,0917
0,5628
1.487.940
_D16
2008
0,1451
0,0310
0,0421
0,0248
0,1088
0,7627
1.696.517
_D16
2009
0,1586
0,0464
0,0416
0,0333
0,1089
0,7368
1.633.563
_D16
2010
0,2083
0,0907
0,0427
0,0358
0,1312
0,5635
1.847.213
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 19 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D17
2000
0,1195
0,0608
0,0207
0,0190
0,0542
0,4101
2.537.260
_D17
2001
0,1318
0,0533
0,0208
0,0130
0,0705
0,3822
4.153.598
_D17
2002
0,1523
0,0638
0,0224
0,0162
0,1008
0,4602
5.109.692
_D17
2003
0,1462
0,0534
0,0320
0,0195
0,1181
0,5355
6.097.243
_D17
2004
0,1488
0,0375
0,0405
0,0206
0,1538
0,5899
6.536.474
_D17
2005
0,1294
0,0430
0,0304
0,0193
0,1145
0,5602
8.101.159
_D17
2006
0,1265
0,0542
0,0259
0,0150
0,0889
0,5153
11.447.888
_D17
2007
0,1413
0,0522
0,0337
0,0158
0,0913
0,6270
12.211.147
_D17
2008
0,1385
0,0464
0,0368
0,0154
0,1088
0,7040
13.955.063
_D17
2009
0,1407
0,0577
0,0315
0,0147
0,1142
0,7168
14.915.886
_D17
2010
0,1264
0,0559
0,0328
0,0162
0,0895
0,6150
18.853.535
_D18
2000
0,1246
0,0597
0,0202
0,0137
0,0621
0,4217
2.810.557
_D18
2001
0,1225
0,0543
0,0201
0,0112
0,0602
0,2933
5.551.354
_D18
2002
0,1570
0,0748
0,0231
0,0176
0,0752
0,3706
6.446.458
_D18
2003
0,0431
0,0647
0,0249
0,0212
0,0855
0,3994
7.272.890
_D18
2004
0,1171
0,0397
0,0191
0,0225
0,0860
0,4203
8.772.734
_D18
2005
0,1203
0,0398
0,0197
0,0238
0,0895
0,3801
10.777.849
_D18
2006
0,1241
0,0445
0,0253
0,0188
0,0899
0,3287
14.119.106
_D18
2007
0,1104
0,0435
0,0218
0,0162
0,0996
0,3519
15.747.417
_D18
2008
0,1047
0,0361
0,0209
0,0132
0,0932
0,3900
19.342.545
_D18
2009
0,1210
0,0394
0,0252
0,0157
0,1192
0,5811
17.422.566
_D18
2010
0,1467
0,0482
0,0248
0,0249
0,1352
0,6409
20.189.626
_D19
2000
0,1396
0,0574
0,0459
0,0221
0,1892
0,5149
361.624
_D19
2001
0,1442
0,0491
0,0412
0,0244
0,1489
0,4852
596.917
_D19
2002
0,1800
0,0618
0,0441
0,0255
0,1796
0,5636
707.950
_D19
2003
0,1739
0,1739
0,0420
0,0271
0,2013
0,6317
766.928
_D19
2004
0,1335
0,0342
0,0336
0,0250
0,1539
0,5780
1.155.334
_D19
2005
0,1317
0,0470
0,0298
0,0217
0,1395
0,6656
1.529.029
_D19
2006
0,1411
0,0533
0,0311
0,0199
0,1365
0,6258
1.843.514
_D19
2007
0,1473
0,0526
0,0305
0,0223
0,1378
0,7457
1.934.410
_D19
2008
0,1370
0,0412
0,0385
0,0200
0,1325
0,7262
2.340.056
_D19
2009
0,1524
0,0448
0,0389
0,0248
0,1504
0,7371
2.247.082
_D19
2010
0,1711
0,0395
0,0377
0,0571
0,1593
0,7004
2.847.389
_D20
2000
0,1178
0,0890
0,0337
0,0305
0,0808
0,3268
266.821
_D20
2001
0,1276
0,0941
0,0250
0,0213
0,0617
0,3265
489.064
_D20
2002
0,1439
0,0474
0,0308
0,0241
0,0666
0,3610
651.788
_D20
2003
0,1339
0,0406
0,0257
(0,0167)
0,1014
0,4244
837.568
_D20
2004
0,1371
0,0365
0,0317
0,0231
0,1044
0,6797
1.030.145
_D20
2005
0,1219
0,0332
0,0266
0,0185
0,1103
0,6238
1.452.963
_D20
2006
0,1170
0,0423
0,0193
0,0149
0,1190
0,5522
2.448.776
_D20
2007
0,1299
0,0446
0,0220
0,0180
0,1381
0,6799
2.715.714
_D20
2008
0,1274
0,0360
0,0270
0,0204
0,1450
0,7190
3.305.523
_D20
2009
0,1394
0,0335
0,0279
0,0240
0,1746
0,8188
3.443.845
_D20
2010
0,1431
0,0307
0,0357
0,0878
0,1434
0,5839
5.059.657
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 20 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D21
2000
0,0587
0,0125
0,0187
0,0154
0,1460
0,2163
78.162
_D21
2001
0,0743
0,0241
0,0124
0,0133
0,0820
0,1508
180.719
_D21
2002
0,0800
0,0371
0,0143
0,0122
0,0558
0,1678
275.614
_D21
2003
0,1029
0,0473
0,0215
0,0217
0,0579
0,3127
244.371
_D21
2004
0,0826
0,0218
0,0248
0,0230
0,0608
0,3881
277.632
_D21
2005
0,0850
0,0236
0,0228
0,0170
0,0663
0,3635
399.452
_D21
2006
0,0888
0,0238
0,0152
0,0172
0,1018
0,2680
780.555
_D21
2007
0,1032
0,0227
0,0181
0,0239
0,1360
0,5073
808.895
_D21
2008
0,1046
0,0183
0,0210
0,0214
0,1264
0,5182
1.051.532
_D21
2009
0,1446
0,0228
0,0340
0,0306
0,1999
0,6472
800.127
_D21
2010
0,1223
0,0182
0,0285
0,0330
0,1583
0,4414
1.229.252
_D22
2000
0,1679
0,0428
0,0240
0,1038
0,1314
0,6331
445.426
_D22
2001
0,1620
0,0630
0,0234
0,0413
0,0920
0,4375
738.620
_D22
2002
0,1952
0,0792
0,0362
0,0301
0,0891
0,3943
892.099
_D22
2003
0,2103
0,0676
0,0492
0,0471
0,0920
0,4329
985.048
_D22
2004
0,1818
0,0378
0,0449
0,0440
0,1181
0,4910
1.079.403
_D22
2005
0,1643
0,0470
0,0357
0,0377
0,0922
0,4489
1.547.716
_D22
2006
0,1705
0,0619
0,0355
0,0296
0,0878
0,4328
1.987.402
_D22
2007
0,1453
0,0587
0,0332
0,0269
0,0808
0,5107
2.264.321
_D22
2008
0,1322
0,0509
0,0324
0,0250
0,0772
0,5948
2.681.175
_D22
2009
0,1305
0,0563
0,0282
0,0298
0,0714
0,6681
3.349.841
_D22
2010
0,1909
0,0945
0,0312
0,0337
0,0686
0,6985
4.358.614
_D23
2000
0,1421
0,0845
0,0346
0,0120
0,0675
0,3935
1.605.024
_D23
2001
0,1405
0,0731
0,0267
0,0112
0,0741
0,3862
2.621.393
_D23
2002
0,2063
0,1251
0,0278
0,0165
0,1151
0,5832
2.469.401
_D23
2003
0,1716
0,0797
0,0312
0,0181
0,1475
0,7115
2.594.474
_D23
2004
0,1401
0,0361
0,0347
0,0197
0,1592
0,6910
3.182.687
_D23
2005
0,1375
0,0423
0,0299
0,0174
0,1566
0,6492
3.743.557
_D23
2006
0,1358
0,0507
0,0258
0,0162
0,1480
0,6524
4.212.687
_D23
2007
0,1239
0,0393
0,0296
0,0155
0,1363
0,6620
5.065.348
_D23
2008
0,1131
0,0325
0,0335
0,0139
0,1173
0,6908
6.443.846
_D23
2009
0,1245
0,0365
0,0375
0,0133
0,1235
0,8367
6.636.874
_D23
2010
0,1030
0,0352
0,0251
0,0106
0,1054
0,6848
9.143.953
_D24
2000
0,1107
0,0295
0,0378
0,0239
0,0945
0,3053
808.870
_D24
2001
0,1281
0,0330
0,0341
0,0232
0,0747
0,2582
1.298.150
_D24
2002
0,1422
0,0441
0,0242
0,0340
0,1061
0,2749
1.765.167
_D24
2003
0,1202
0,0285
0,0250
0,0381
0,1228
0,3926
1.833.705
_D24
2004
0,0958
0,0171
0,0207
0,0333
0,1173
0,3220
2.523.835
_D24
2005
0,0843
0,0166
0,0186
0,0309
0,0957
0,2464
3.513.257
_D24
2006
0,0692
0,0168
0,0158
0,0177
0,0662
0,1518
7.713.770
_D24
2007
0,0760
0,0142
0,0268
0,0144
0,0765
0,1766
8.857.800
_D24
2008
0,0846
0,0154
0,0276
0,0158
0,0887
0,2068
9.830.153
_D24
2009
0,0887
0,0195
0,0272
0,0167
0,1162
0,2938
9.530.424
_D24
2010
0,0899
0,0190
0,0264
0,0237
0,1140
0,3455
10.905.848
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 21 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_D25
2000
0,1035
0,0283
0,0306
0,0142
0,1502
0,4230
609.546
_D25
2001
0,1067
0,0263
0,0389
0,0151
0,1006
0,4707
1.164.537
_D25
2002
0,1164
0,0790
0,0348
0,0243
0,0916
0,5463
1.587.343
_D25
2003
0,1240
0,0743
0,0295
0,0250
0,1120
0,5516
2.214.350
_D25
2004
0,1222
0,0380
0,0300
0,0313
0,1050
0,5802
2.597.399
_D25
2005
0,0976
0,0318
0,0211
0,0233
0,0656
0,3738
4.486.754
_D25
2006
0,1057
0,0442
0,0215
0,0167
0,0571
0,2772
6.868.335
_D25
2007
0,1016
0,0457
0,0213
0,0184
0,0670
0,3459
7.477.999
_D25
2008
0,1156
0,0453
0,0257
0,0224
0,0718
0,4391
7.946.170
_D25
2009
0,1152
0,0429
0,0308
0,0212
0,0877
0,6153
8.449.459
_D25
2010
0,1527
0,0779
0,0273
0,0475
0,0862
0,6082
10.888.407
_D26
2000
0,0904
0,0628
0,0115
0,0145
0,1446
0,3700
1.799.167
_D26
2001
0,1181
0,0586
0,0120
0,0141
0,1110
0,3478
2.649.651
_D26
2002
0,1532
0,0730
0,0172
0,0221
0,1276
0,3599
2.836.780
_D26
2003
0,1294
0,0545
0,0187
0,0399
0,1528
0,3895
3.320.228
_D26
2004
0,1271
0,0310
0,0237
0,0400
0,1800
0,4271
3.565.147
_D26
2005
0,1226
0,0299
0,0235
0,0352
0,1621
0,4643
4.477.160
_D26
2006
0,1078
0,0338
0,0199
0,0283
0,0898
0,3853
7.668.325
_D26
2007
0,1129
0,0385
0,0217
0,0321
0,0863
0,4941
8.745.513
_D26
2008
0,1235
0,0882
0,0223
0,0364
0,0934
0,6424
10.386.772
_D26
2009
0,1384
0,0390
0,0246
0,0215
0,1016
0,7832
10.709.391
_D26
2010
0,1332
0,0408
0,0206
0,0333
0,1144
0,7218
12.687.983
_E1
2000
0,0798
0,0306
0,0083
0,0261
0,1635
0,4669
1.813.048
_E1
2001
0,1209
0,0313
0,0092
0,0358
0,1933
0,6549
1.882.436
_E1
2002
0,1542
0,0298
0,0109
0,0447
0,2541
0,7988
1.810.113
_E1
2003
0,1612
0,0224
0,0116
0,0525
0,2661
0,8323
2.114.247
_E1
2004
0,1512
0,0184
0,0104
0,0488
0,2307
0,5990
2.897.600
_E1
2005
0,1347
0,0275
0,0092
0,0411
0,1824
0,5523
4.344.717
_E1
2006
0,1694
0,0461
0,0102
0,0431
0,1862
0,5640
4.952.968
_E1
2007
0,1547
0,0374
0,0105
0,0429
0,1778
0,4972
6.213.936
_E1
2008
0,1300
0,0399
0,0096
0,0403
0,1303
0,6889
10.042.797
_E1
2009
0,1278
0,0524
0,0138
0,0494
0,0968
0,6361
15.090.715
_E1
2010
0,0949
0,0267
0,0205
0,0771
0,1037
0,7164
19.701.652
_E2
2000
0,0902
0,0501
0,0118
0,0630
0,1533
0,0840
997.061
_E2
2001
0,1020
0,0715
0,0134
0,0263
0,1321
0,0672
1.019.474
_E2
2002
0,0831
0,0533
0,0156
0,0291
0,1216
0,0099
1.146.615
_E2
2003
0,0462
0,0288
0,0124
0,0166
0,0726
0,0136
1.975.988
_E2
2004
0,0504
0,0254
0,0113
0,0521
0,0642
0,0870
2.360.976
_E2
2005
0,0400
0,0312
0,0094
0,0159
0,0430
0,1820
5.455.960
_E2
2006
0,1098
0,0750
0,0173
0,0265
0,0884
0,3594
4.861.622
_E2
2007
0,0922
0,0488
0,0258
0,0435
0,1148
0,4510
5.215.836
_E2
2008
0,0609
0,0356
0,0159
0,0227
0,0709
0,3852
12.495.087
_E2
2009
0,0945
0,0554
0,0208
0,0289
0,0860
0,4179
11.401.667
_E2
2010
0,0639
0,0285
0,0211
0,0365
0,0862
0,4105
14.348.856
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 22 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_E3
2000
0,1016
0,0750
0,0058
0,0053
0,1009
0,7448
1.373.586
_E3
2001
0,1315
0,1058
0,0073
0,0088
0,1332
0,8614
1.121.709
_E3
2002
0,1159
0,0645
0,0100
0,0077
0,1616
1,0816
1.132.209
_E3
2003
0,0921
0,0504
0,0133
0,0103
0,1783
0,7534
1.057.783
_E3
2004
0,0757
0,0268
0,0142
0,0122
0,1879
0,8068
1.065.274
_E3
2005
0,0814
0,0405
0,0135
0,0135
0,1963
0,7257
1.083.101
_E3
2006
0,0922
0,0502
0,0152
0,0123
0,2076
0,7423
1.091.900
_E3
2007
0,0721
0,0453
0,0129
0,0088
0,1404
0,7917
1.503.035
_E3
2008
0,1402
0,0692
0,0155
0,0195
0,3236
0,8435
700.673
_E3
2009
0,0773
0,0254
0,0179
0,0278
0,3218
0,6407
732.779
_E3
2010
0,0743
0,0342
0,0226
0,0270
0,3003
0,3689
830.720
_E4
2000
0,1208
0,0354
0,0091
0,0444
0,1681
1,2556
801.815
_E4
2001
0,1009
0,0378
0,0122
0,0187
0,1970
1,2851
775.417
_E4
2002
0,0719
0,0173
0,0143
0,2495
0,1889
1,1822
686.369
_E4
2003
0,0604
0,0145
0,0150
0,0781
0,2726
1,0495
593.909
_E4
2004
0,0484
0,0104
0,0109
0,0228
0,2126
1,0638
900.316
_E4
2005
0,0657
0,0328
0,0108
0,0181
0,1852
0,8383
1.240.006
_E4
2006
0,0685
0,0320
0,0088
0,0124
0,1508
0,4902
1.825.184
_E4
2007
0,0658
0,0275
0,0098
0,0114
0,2854
0,5679
2.553.282
_E4
2008
0,0579
0,0201
0,0109
0,0201
0,3164
0,3510
2.712.088
_E4
2009
0,0652
0,0121
0,0259
0,0182
0,6253
0,0483
1.667.102
_E4
2010
0,0210
0,0031
0,0138
0,0341
0,3899
0,0903
2.890.710
_E5
2000
0,1353
0,0838
0,0139
0,0323
(0,3072)
2,2925
827.296
_E5
2001
1,1012
0,7642
0,4573
0,4961
0,4674
3,5573
46.525
_E5
2002
0,1108
0,0036
0,0540
0,2543
0,3877
0,2953
47.298
_E5
2003
0,1120
0,0027
0,1461
0,1302
0,9938
0,3155
17.545
_E5
2004
0,0538
0,0004
0,1137
0,1008
0,7749
0,3959
22.471
_E5
2005
0,0427
0,0086
0,0368
0,0495
0,5652
0,1866
57.033
_E5
2006
0,0462
0,0287
0,0078
0,0111
0,2041
0,3596
413.540
_E5
2007
0,0562
0,0352
0,0057
0,0075
0,1503
0,4733
1.203.316
_E5
2008
0,1018
0,0672
0,0070
0,0129
0,1144
0,3968
1.707.278
_E5
2009
0,0685
0,0438
0,0058
0,0085
0,1454
0,3518
3.459.929
_E5
2010
0,0762
0,0528
0,0073
0,0169
0,1202
0,0120
4.389.227
_E6
2000
0,0990
0,0560
0,0085
0,0093
0,0973
0,5093
1.306.863
_E6
2001
0,1069
0,0472
0,0105
0,0109
0,1165
0,6227
1.239.223
_E6
2002
0,0981
0,0458
0,0101
0,0108
0,2667
0,5959
1.248.632
_E6
2003
0,0645
0,0194
0,0093
0,0076
0,2019
0,7178
1.984.934
_E6
2004
0,0515
0,0202
0,0074
0,0073
0,0880
0,6701
5.262.176
_E6
2005
0,0666
0,0366
0,0080
0,0082
0,1330
0,6617
10.723.552
_E6
2006
0,0994
0,0655
0,0120
0,0217
0,1314
0,6124
12.243.521
_E6
2007
0,0641
0,0345
0,0106
0,0278
0,0851
0,7215
20.837.240
_E6
2008
0,0788
0,0467
0,0119
0,0213
0,1229
0,6306
23.677.967
_E6
2009
0,0750
0,0431
0,0114
0,0196
0,1107
0,5307
28.081.596
_E6
2010
0,0665
0,0372
0,0114
0,0518
0,1170
0,6680
28.348.628
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 23 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_E7
2000
0,1034
0,0452
0,0033
0,0102
0,1456
0,5538
1.690.835
_E7
2001
0,0987
0,0342
0,0031
0,0138
0,1367
0,5223
1.917.304
_E7
2002
0,0839
0,0153
0,0043
0,0108
0,2174
0,5571
1.604.594
_E7
2003
0,0629
0,0088
0,0041
0,0089
0,2436
0,5665
1.758.771
_E7
2004
0,0513
0,0074
0,0043
0,0074
0,2096
0,4635
2.274.450
_E7
2005
0,0723
0,0565
0,0056
0,0092
0,2463
0,4728
2.341.229
_E7
2006
0,0908
0,0174
0,0075
0,0090
0,3497
0,5135
1.987.026
_E7
2007
0,0664
0,0154
0,0058
0,0158
0,3163
0,5405
2.549.601
_E7
2008
0,0537
0,0132
0,0045
0,0075
0,2540
0,4836
3.701.270
_E7
2009
0,0467
0,0096
0,0047
0,0082
0,2893
0,3804
3.678.113
_E7
2010
0,0439
0,0071
0,0047
0,0097
0,3328
0,5125
3.550.475
_E8
2000
0,0700
0,0403
0,0035
0,0064
0,0496
0,4266
10.516.982
_E8
2001
0,0870
0,0486
0,0158
0,0137
0,0931
0,6153
6.177.246
_E8
2002
0,0550
0,0248
0,0081
0,0116
0,1077
0,4435
5.540.976
_E8
2003
0,0570
0,0255
0,0104
0,0094
0,1415
0,4993
4.977.070
_E8
2004
0,0440
0,0191
0,0110
0,0161
0,1451
0,5874
5.312.238
_E8
2005
0,0526
0,0236
0,0090
0,0106
0,1290
0,6885
6.788.150
_E8
2006
0,0646
0,0278
0,0083
0,0085
0,1889
0,6786
7.953.923
_E8
2007
0,0509
0,0240
0,0067
0,0058
0,1752
0,6782
12.462.441
_E8
2008
0,0481
0,0213
0,0063
0,0056
0,1458
0,7878
16.700.268
_E8
2009
0,0475
0,0170
0,0066
0,0072
0,1756
0,6647
15.365.557
_E8
2010
0,0358
0,0133
0,0058
0,0127
0,1626
0,6638
18.874.173
_E9
2000
0,0966
0,0321
0,0115
0,0125
0,4319
0,1881
465.435
_E9
2001
0,1181
0,0481
0,0129
0,0139
0,4088
0,2662
535.275
_E9
2002
0,1241
0,0514
0,0107
0,0250
0,4591
0,2936
491.620
_E9
2003
0,0660
0,0238
0,0111
0,0108
0,3337
0,4581
1.089.457
_E9
2004
0,0469
0,0187
0,0084
0,0087
0,2193
0,3985
1.766.689
_E9
2005
0,0660
0,0297
0,0097
0,0083
0,1993
0,4978
2.022.289
_E9
2006
0,0787
0,0433
0,0118
0,0086
0,1833
0,5914
2.387.036
_E9
2007
0,0690
0,0411
0,0128
0,0078
0,1288
0,6230
3.661.342
_E9
2008
0,0645
0,0320
0,0125
0,0145
0,1530
0,6019
5.055.633
_E9
2009
0,0786
0,0380
0,0158
0,0137
0,2039
0,4791
4.372.126
_E9
2010
0,0616
0,0270
0,0134
0,0171
0,2326
0,6353
5.640.478
_E10
2000
0,1186
0,0773
0,0131
0,0128
0,0389
0,4501
1.588.815
_E10
2001
0,1234
0,0849
0,0147
0,0125
0,0368
0,4351
1.992.310
_E10
2002
0,1312
0,0966
0,0147
0,0121
0,0372
0,4382
2.405.719
_E10
2003
0,0933
0,0607
0,0139
0,0132
0,0360
0,4066
2.953.404
_E10
2004
0,0875
0,0460
0,0150
0,0163
0,0489
0,4957
3.164.461
_E10
2005
0,0999
0,0513
0,0182
0,0165
0,0594
0,6004
3.063.338
_E10
2006
0,1069
0,0665
0,0160
0,0205
0,0720
0,5204
4.193.588
_E10
2007
0,0981
0,0579
0,0175
0,0174
0,0686
0,6634
4.585.455
_E10
2008
0,0831
0,0440
0,0170
0,0198
0,0888
0,8440
12.117.052
_E10
2009
0,1028
0,0464
0,0192
0,0200
0,1039
0,8436
11.369.487
_E10
2010
0,0756
0,0349
0,0174
0,0232
0,0974
0,7797
12.878.986
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 24 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_E11
2000
0,0717
0,0274
0,0068
0,0111
0,1703
0,7333
3.337.396
_E11
2001
0,0679
0,0219
0,0082
0,0165
0,1757
0,7822
3.366.361
_E11
2002
0,0589
0,0143
0,0100
0,0158
0,1951
0,7767
3.330.581
_E11
2003
0,0531
0,0125
0,0111
0,0158
0,2111
0,7402
3.344.291
_E11
2004
0,0515
0,0136
0,0111
0,0174
0,2290
0,6963
3.313.370
_E11
2005
0,0639
0,0192
0,0129
0,0129
0,2615
0,7844
3.516.367
_E11
2006
0,0729
0,0307
0,0098
0,0109
0,2190
0,6543
4.558.393
_E11
2007
0,0806
0,0393
0,0094
0,0107
0,2184
0,8401
5.037.507
_E11
2008
0,0650
0,0348
0,0068
0,0084
0,1643
0,7509
7.320.058
_E11
2009
0,0601
0,0222
0,0075
0,0103
0,1963
0,7195
6.629.862
_E11
2010
0,0567
0,0196
0,0068
0,0320
0,0495
0,7954
7.865.503
_E12
2000
0,0966
0,0723
0,0118
0,0182
0,1190
0,6293
566.643
_E12
2001
0,0830
0,0597
0,0133
0,0180
0,0766
0,5210
693.674
_E12
2002
0,0763
0,0566
0,0299
0,0269
0,0732
0,5594
489.866
_E12
2003
0,0734
0,0405
0,0087
0,0117
0,2710
0,2586
418.790
_E12
2004
0,0706
0,0262
0,0081
0,0105
0,2655
0,4226
511.407
_E12
2005
0,0837
0,0370
0,0086
0,0115
0,2289
0,4863
663.358
_E12
2006
0,0792
0,0419
0,0081
0,0097
0,1488
0,3104
1.030.963
_E12
2007
0,0331
0,0175
0,0033
0,0061
0,0699
0,4143
3.064.289
_E12
2008
0,1017
0,0605
0,0172
0,0209
0,1312
0,7179
2.013.393
_E12
2009
0,0885
0,0586
0,0131
0,0143
0,1077
0,5611
2.798.144
_E12
2010
0,1189
0,0894
0,0142
0,0353
0,1125
0,6792
4.362.748
_E13
2000
0,0947
0,0354
0,0027
0,0056
0,2402
0,4442
1.693.884
_E13
2001
0,0955
0,0245
0,0020
0,0047
0,2399
0,3728
1.937.781
_E13
2002
0,0892
0,0126
0,0026
0,0080
0,2935
1,0000
1.684.501
_E13
2003
0,0639
0,0099
0,0032
0,0062
0,2988
0,4474
1.728.750
_E13
2004
0,0441
0,0106
0,0024
0,0077
0,2217
0,3168
2.713.777
_E13
2005
0,0697
0,0191
0,0036
0,0056
0,2560
0,3882
2.520.104
_E13
2006
0,0719
0,0205
0,0035
0,0053
0,2488
0,4630
2.812.111
_E13
2007
0,1652
0,0588
0,0078
0,0121
0,5910
0,9235
1.374.608
_E13
2008
0,0677
0,0202
0,0037
0,0065
0,2783
0,5530
3.380.092
_E13
2009
0,0665
0,0134
0,0042
0,0091
0,3162
0,4897
3.304.506
_E13
2010
0,0512
0,0084
0,0039
0,0105
0,2981
0,4912
3.906.321
_E14
2000
0,0896
0,0344
0,0056
0,0114
0,2322
0,6071
1.473.491
_E14
2001
0,1068
0,0350
0,0076
0,0131
0,2280
0,6870
1.785.793
_E14
2002
0,3064
0,1566
0,0234
0,0249
0,2742
0,7404
1.753.304
_E14
2003
0,0727
0,0207
0,0073
0,0090
0,2214
0,7256
2.440.696
_E14
2004
0,0705
0,0221
0,0087
0,0090
0,2090
0,7136
2.920.353
_E14
2005
0,0752
0,0246
0,0087
0,0137
0,1981
0,8523
3.619.178
_E14
2006
0,1227
0,0463
0,0115
0,0023
0,2291
0,7559
3.999.240
_E14
2007
0,0989
0,0328
0,0103
0,0231
0,2354
0,6970
4.440.168
_E14
2008
0,0891
0,0260
0,0118
0,0894
0,2607
0,6980
4.839.048
_E14
2009
0,0969
0,0261
0,0164
0,0298
0,3071
0,6649
4.677.675
_E14
2010
0,0773
0,0181
0,0172
0,0914
0,2938
0,6391
5.365.578
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 25 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15 _E15
2000
0,0923
0,0497
0,0057
0,0147
0,1632
0,7301
5.446.963
2001
0,0652
0,0379
0,0059
0,0096
0,1648
0,6282
6.692.149
2002
0,0644
0,0277
0,0057
0,0307
0,2030
0,5575
6.010.286
2003
0,0531
0,0225
0,0054
0,0061
0,2146
0,5581
5.520.790
2004
0,0480
0,0183
0,0067
0,0077
0,2412
0,6814
4.859.432
2005
0,0585
0,0211
0,0081
0,0072
0,2301
0,7983
5.516.218
2006
0,0845
0,0283
0,0074
0,0096
0,2782
0,7376
5.350.919
2007
0,0556
0,0240
0,0062
0,0082
0,2012
0,5957
7.678.733
2008
0,0456
0,0199
0,0048
0,0056
0,1472
0,7219
11.449.906
2009
0,0517
0,0217
0,0049
0,0064
0,1615
0,2311
12.202.327
2010
0,0431
0,0189
0,0040
0,0943
0,0656
0,7602
16.463.680
_F1
2000
0,0967
0,0312
0,0118
0,0424
0,0376
0,2498
1.060.457
_F1
2001
0,1411
0,1036
0,0283
0,0158
0,0066
0,1299
802.841
_F1
2002
0,0533
0,1418
0,0336
0,0754
0,0561
0,0099
267.897
_F1
2003
0,0420
0,0404
0,0187
0,0369
0,0826
0,0506
309.737
_F1
2004
0,0217
0,0147
0,0128
0,0259
0,0063
0,0055
554.723
_F1
2005
0,0379
0,0136
0,0166
0,0341
0,0032
0,0350
474.056
_F1
2006
0,0551
0,0162
0,0170
0,0315
0,0070
0,0330
495.463
_F1
2007
0,0604
0,0202
0,0168
0,0291
0,0025
0,0336
569.645
_F1
2008
0,0283
0,0124
0,0084
0,0150
0,0023
0,3705
1.290.130
_F1
2009
0,0182
0,0053
0,0079
0,0127
0,0027
0,2603
1.479.565
_F1
2010
0,0019
0,0006
0,0009
0,0030
(0,0007)
0,3163
1.466.020
_F2
2000
0,0831
0,0305
0,0106
0,0223
0,0591
0,5626
24.173.502
_F2
2001
0,1006
0,0339
0,0144
0,0246
0,0877
0,4721
25.547.409
_F2
2002
0,0957
0,0255
0,0145
0,0336
0,1392
0,4530
24.548.911
_F2
2003
0,0884
0,0173
0,0139
0,0386
0,1037
0,4186
23.601.594
_F2
2004
0,0845
0,0108
0,0159
0,0392
0,0056
0,4754
25.309.012
_F2
2005
0,0874
0,0165
0,0196
0,0313
0,0997
0,4497
33.007.996
_F2
2006
0,1073
0,0773
0,0195
0,0335
0,1122
0,5550
37.565.493
_F2
2007
0,1040
0,0290
0,0163
0,0359
0,0676
0,5010
44.599.345
_F2
2008
0,0858
0,0235
0,0128
0,0321
0,0798
0,5194
52.462.154
_F2
2009
0,0963
0,0293
0,0145
0,0323
0,1248
0,4943
49.644.477
_F2
2010
0,0765
0,0195
0,0125
0,0627
0,1159
0,4816
55.698.668
_F3
2000
0,0858
0,0782
0,0094
0,0204
(0,1753)
0,5872
9.150.032
_F3
2001
0,0570
0,0687
0,0075
0,0142
(0,1287)
0,4247
12.339.919
_F3
2002
0,0790
0,0596
0,0066
0,0930
0,0812
0,3204
11.535.415
_F3
2003
0,0702
0,0326
0,0058
0,0634
0,0442
0,2080
15.034.834
_F3
2004
0,0578
0,0328
0,0055
0,0165
0,0644
0,1965
19.250.987
_F3
2005
0,0789
0,0522
0,0078
0,0393
0,0546
0,2231
19.597.239
_F3
2006
0,0682
0,0531
0,0090
0,0210
0,0996
0,2579
19.869.211
_F3
2007
0,0810
0,0540
0,0129
0,0220
0,1262
0,4368
15.995.672
_F3
2008
0,0701
0,0370
0,0104
0,0361
0,1441
0,4079
17.567.122
_F3
2009
0,0713
0,0417
0,0147
0,0324
0,1439
0,3851
13.324.559
_F3
2010
0,0467
0,0316
0,0082
0,0495
0,0903
0,2116
21.685.780
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 26 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_F4
2000
0,1241
0,0597
0,0334
0,0371
(0,0155)
0,5726
1.260.050
_F4
2001
0,0771
0,0594
0,0102
0,0130
(0,0223)
0,3795
3.218.324
_F4
2002
0,0415
0,0353
0,0085
0,0106
0,0142
0,1944
3.893.907
_F4
2003
0,0581
0,0335
0,0133
0,0188
(0,0070)
0,3644
2.248.681
_F4
2004
0,0603
0,0283
0,0122
0,0298
(0,0040)
0,3376
1.951.149
_F4
2005
0,0569
0,0280
0,0079
0,0262
0,0018
0,4946
4.111.445
_F4
2006
0,0714
0,0424
0,0062
0,0087
(0,0063)
0,1659
5.782.247
_F4
2007
0,0889
0,0393
0,0078
0,0087
0,0001
0,2038
6.294.479
_F4
2008
0,0516
0,0256
0,0086
0,0092
0,0034
0,1735
7.485.348
_F4
2009
0,0496
0,0228
0,0092
0,0088
(0,0049)
0,1311
7.275.322
_F4
2010
0,0590
0,0270
0,0154
0,9531
(0,0075)
0,2715
4.801.311
_F5
2000
0,0753
0,0391
0,0158
0,0238
0,0169
0,5847
12.633.274
_F5
2001
0,1036
0,0583
0,0115
0,0288
(0,0006)
0,4723
9.962.746
_F5
2002
0,0070
0,0041
0,0011
0,0022
0,0003
0,4838
10.006.521
_F5
2003
0,0794
0,0288
0,0132
0,0358
0,0032
0,4327
11.388.585
_F5
2004
0,0730
0,0226
0,0130
0,0363
0,0098
0,3712
15.056.624
_F5
2005
0,1083
0,0569
0,0157
0,0391
(0,0007)
0,4120
18.872.669
_F5
2006
0,0890
0,0424
0,0139
0,0204
0,0063
0,3960
24.620.762
_F5
2007
0,0819
0,0404
0,0158
0,0267
0,0046
0,4939
27.988.460
_F5
2008
0,0593
0,0260
0,0098
0,0238
0,0068
0,4194
47.797.530
_F5
2009
0,0731
0,0298
0,0130
0,0277
0,0107
0,5073
38.791.276
_F5
2010
0,0580
0,0241
0,0150
0,0851
0,0124
0,5501
39.733.451
_F6
2000
0,0920
0,0525
0,0023
0,0081
0,0469
0,4944
1.399.181
_F6
2001
0,0726
0,0412
0,0029
0,0100
0,0614
0,5186
1.282.937
_F6
2002
0,0944
0,0293
0,0110
0,0282
0,1063
0,8726
798.268
_F6
2003
0,0615
0,0137
0,0071
0,0106
0,1051
0,4896
960.092
_F6
2004
0,0552
0,0108
0,0076
0,0070
0,1285
0,5177
1.241.199
_F6
2005
0,0659
0,0212
0,0054
0,0063
0,1028
0,8152
1.854.970
_F6
2006
0,0786
0,0397
0,0051
0,0045
0,0928
0,9063
2.247.347
_F6
2007
0,0648
0,0378
0,0034
0,0036
0,0648
0,8586
3.487.463
_F6
2008
0,0590
0,0300
0,0023
0,0041
0,2052
0,8114
4.781.948
_F6
2009
0,0701
0,0167
0,0041
0,0035
0,2495
0,6856
4.310.409
_F6
2010
0,0516
0,0101
0,0031
0,0045
0,2767
0,7192
4.412.148
_F7
2000
0,0749
0,0257
0,0139
0,0138
0,1465
0,7818
7.104.858
_F7
2001
0,0791
0,1415
0,0249
0,0366
0,1582
0,8580
7.695.091
_F7
2002
0,0724
0,0123
0,0244
0,0178
0,2179
0,7981
6.244.953
_F7
2003
0,0446
0,0067
0,0167
0,0207
0,2310
0,7451
6.386.964
_F7
2004
0,0368
0,0110
0,0114
0,0103
0,1861
0,7603
9.097.524
_F7
2005
0,0437
0,0153
0,0067
0,0093
0,2030
0,8160
14.931.678
_F7
2006
0,0742
0,0307
0,0068
0,0101
0,1880
0,6908
18.787.474
_F7
2007
0,0642
0,0284
0,0070
0,0102
0,1952
0,6817
20.421.031
_F7
2008
0,0468
0,0181
0,0082
0,0075
0,1486
0,8378
29.941.145
_F7
2009
0,0437
0,0136
0,0066
0,0080
0,1531
0,7622
32.326.078
_F7
2010
0,0321
0,0098
0,0054
0,1634
0,1421
0,7142
39.755.170
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 27 FE UI, 2012
LAMPIRAN 3 DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE KODE BANK TAHUN
ITR
ITC
PEC
OPC
CPA
LAT
AST
_F8
2000
0,0876
0,0408
0,0122
0,0160
0,0063
0,6872
11.995.086
_F8
2001
0,0772
0,0410
0,0136
0,0200
0,0048
0,5985
14.103.263
_F8
2002
0,0853
0,0446
0,0145
0,0207
0,0108
0,4856
12.813.112
_F8
2003
0,0774
0,0289
0,0154
0,0193
0,0076
0,5327
13.712.599
_F8
2004
0,0792
0,0214
0,0169
0,0196
0,0166
0,6236
16.411.665
_F8
2005
0,0933
0,0311
0,0139
0,0302
0,0242
0,4812
24.524.002
_F8
2006
0,1234
0,0488
0,0169
0,0315
0,0048
0,4629
26.481.204
_F8
2007
0,0941
0,0239
0,0177
0,0346
0,0097
0,5113
34.568.725
_F8
2008
0,0908
0,0255
0,0187
0,0320
0,0155
0,4954
45.560.502
_F8
2009
0,1001
0,0241
0,0214
0,0350
0,0217
0,5371
39.489.123
_F8
2010
0,0668
0,0179
0,0207
0,1322
0,0268
0,5663
42.238.138
_F9
2000
0,0908
0,0422
0,0101
0,0150
0,0451
0,4600
11.233.222
_F9
2001
0,0862
0,0448
0,0134
0,0174
0,0459
0,3912
13.061.938
_F9
2002
0,0905
0,0523
0,0111
0,0204
0,0579
0,2830
11.872.590
_F9
2003
0,0731
0,0288
0,0110
0,0168
0,0501
0,2548
13.435.525
_F9
2004
0,0639
0,0262
0,0117
0,0363
0,0416
0,3690
15.279.361
_F9
2005
0,0824
0,0469
0,0108
0,0341
0,0403
0,3501
19.396.772
_F9
2006
0,1135
0,0634
0,0192
0,0509
0,0654
0,5371
15.427.299
_F9
2007
0,1230
0,0588
0,0235
0,0401
0,0688
0,4928
16.598.986
_F9
2008
0,1361
0,0773
0,0235
0,0638
0,0770
0,5378
17.033.309
_F9
2009
0,1197
0,0410
0,0360
0,0651
0,1014
0,4805
12.512.082
_F9
2010
0,0949
0,0402
0,0297
0,1574
0,2162
0,3567
6.319.358
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 28 FE UI, 2012
LAMPIRAN 4-J HASIL REGRESI DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE SELURUH BANK Dependent Variable: LOG(ITE?) Method: GLS (Variance Components) Date: 02/28/12 Time: 13:31 Sample: 2009 2010 Included observations: 2 Number of cross-sections used: 109 Total panel (unbalanced) observations: 217 Cross sections without valid observations dropped Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(ITC?) LOG(PEC?) LOG(OPC?) LOG(CPA?) LOG(LAT?) LOG(AST?) Random Effects _A1--C _A2--C _A3--C _A4--C _B1--C _B2--C _B3--C _B4--C _B5--C _B6--C _B7--C _B8--C _B9--C _B10--C _B11--C _B12--C _B13--C _B14--C _B15--C _B16--C _B17--C _B18--C _B19--C _B20--C _B21--C _B22--C _B23--C _B24--C _B25--C _B26--C _B27--C _B28--C _B29--C _B30--C _B31--C _C1--C _C2--C _C3--C _C4--C _C5--C
-0,246033064 0,443373730 0,206181582 -0,054456830 0,040000555 0,022191544 0,005426254
0,240696472 0,037853275 0,043261776 0,030308188 0,039990745 0,043613572 0,016379807
-1,022171456 11,712955578 4,765906525 -1,796769561 1,000245305 0,508821978 0,331277045
0,307875832 0,000000000 0,000003508 0,073809239 0,318342960 0,611411176 0,740765569
-0,066563441 -0,024166632 -0,009729676 -0,064182604 -0,016171415 -0,125112177 -0,095665848 -0,057463400 -0,086136855 -0,048622690 -0,010966794 0,060886517 -0,079047292 -0,110900735 0,018980149 0,076473581 -0,087805649 -0,294987258 -0,062013678 -0,062391224 -0,049688726 -0,112063374 -0,033736335 -0,143563660 0,136885515 -0,078256377 -0,283491339 -0,103524061 -0,118377721 0,609833828 0,405456092 0,026846797 -0,013339869 -0,215049672 -0,018344304 -0,101515602 -0,309512253 -0,136070309 -0,323743192 -0,041512328
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 1
LAMPIRAN 4-J _C6--C _C7--C _C8--C _C9--C _C10--C _C11--C _C12--C _C13--C _C14--C _C15--C _C16--C _C17--C _C18--C _C19--C _C20--C _C21--C _C22--C _C23--C _C24--C _C25--C _D1--C _D2--C _D3--C _D4--C _D5--C _D6--C _D7--C _D8--C _D9--C _D10--C _D11--C _D12--C _D13--C _D14--C _D15--C _D16--C _D17--C _D18--C _D19--C _D20--C _D21--C _D22--C _D23--C _D24--C _D25--C _D26--C _E1--C _E2--C _E3--C _E4--C _E5--C _E6--C _E7--C _E8--C _E9--C _E10--C _E11--C _E12--C _E13--C _E14--C _E15--C
-0,027041007 0,018769443 -0,080065852 -0,051511876 -0,033311634 0,050214289 -0,108575236 -0,123393765 -0,112646953 -0,103143996 -0,055426560 -0,062759098 0,029483318 0,232957858 0,243062669 0,250844804 0,025489460 -0,053475181 0,338569390 -0,101022334 0,081805749 0,192645000 0,212484539 0,095817097 -0,069624320 0,048958611 0,065439152 0,154109925 0,182295669 0,140790797 0,053723767 0,053479183 0,050843560 0,041129079 0,109131924 0,147893080 -0,002594987 0,104349678 0,199144882 0,220192388 0,302110269 0,080517480 0,016817700 0,086335195 0,032637299 0,166174085 0,121395821 -0,147597750 -0,106420597 -0,100001661 -0,110601274 -0,146527297 0,066037985 -0,182249186 -0,159105721 -0,082676939 -0,040142422 -0,105197504 0,175976451 0,094001150 -0,086406031
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 2
LAMPIRAN 4-J _F1--C _F2--C _F3--C _F5--C _F6--C _F7--C _F8--C _F9--C
-0,301663667 0,104046479 -0,219781459 -0,041617989 0,124519405 -0,121600421 0,108550899 0,010959371
GLS Transformed Regression R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
0,810144223 0,804719772 0,217034018 2,050148644
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
-2,294189523 0,491132500 9,891790618
0,866871366 0,863067691 0,181740467 2,923732868
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
-2,294189523 0,491132500 6,936215459
Unweighted Statistics including Random Effects R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 3
LAMPIRAN 5-N HASIL REGRESI DATA PANEL MODEL PANZAR-ROSE PADA BANK SEDANG Dependent Variable: LOG(ITR?) Method: GLS (Variance Components) Date: 03/03/12 Time: 20:52 Sample: 2009 2010 Included observations: 2 Number of cross-sections used: 49 Total panel (balanced) observations: 98 Cross sections without valid observations dropped Variable C LOG(ITC?) LOG(PEC?) LOG(OPC?) LOG(CPA?) LOG(LAT?) LOG(AST?) Random Effects _F7--C _D8--C _D18--C _B23--C _D5--C _D17--C _D11--C _E8--C _E6--C _E15--C _D2--C _D7--C _B13--C _C19--C _D26--C _E11--C _D23--C _E10--C _D12--C _B21--C _E14--C _E1--C _E13--C _D25--C _B19--C _D24--C _D10--C _E2--C _E7--C _B1--C _C20--C _C10--C _B24--C _E9--C _B18--C _B5--C _B17--C
Coefficient 0,98070221 0,52605978 0,19112666 0,02170378 0,06871203 0,04663825 -0,03472333
Std. Error
t-Statistic
0,47616535 0,03872120 0,04086983 0,02029418 0,05231990 0,06381458 0,03138198
2,05958331 13,58583192 4,67647306 1,06945877 1,31330564 0,73084000 -1,10647337
-0,10954089 0,23694275 0,17379146 -0,45543451 -0,12063519 0,01464009 0,05788567 -0,15520293 -0,22065723 -0,08862402 0,24432224 0,08193420 -0,18949777 0,22380723 0,23218580 -0,03094775 0,06204888 -0,12652517 0,06393208 0,16944367 0,06475635 0,12649846 0,33317536 -0,00092795 -0,10528191 0,20431219 0,17909982 -0,22822007 0,19818723 -0,14581293 0,07574904 -0,08217342 -0,19953782 -0,24710181 -0,23876726 -0,17385600 -0,17227412
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 1 FE UI, 2012
Prob. 0,04229510 0,00000000 0,00001009 0,28769158 0,19238182 0,46675447 0,27143814
LAMPIRAN 5-N _C15--C _D14--C _D4--C _C21--C _D1--C _F6--C _D19--C _D22--C _E3--C _D6--C _D20--C _C8--C
-0,23340186 0,05158903 0,12625171 0,05128312 0,06697840 0,30507820 0,19600575 0,02253384 -0,27352706 0,00981551 0,25029571 -0,22459613
GLS Transformed Regression R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
0,97319725 0,97143004 0,08092549 1,92090352
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
-2,27330754 0,47877393 0,59595306
0,98578159 0,98484412 0,05894149 3,62104501
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
-2,27330754 0,47877393 0,31614308
Unweighted Statistics including Random Effects R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, Page 2 FE UI, 2012
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_A1
2004
Z-INDEX 13,3023
H-STAT 0,6771
P_GDP 5,13%
INFL 6,40%
KURS 8.977
SBI 7,43%
SIZE 0,1143
0,4320
0,0899
NPL 7,07%
_A1
2005
12,3307
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,18%
0,1079
0,4138
0,0826
13,54%
_A1
2006
26,5601
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,83%
0,1038
0,4003
0,0835
9,67%
_A1
2007
27,8665
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,60%
0,0969
0,4872
0,0949
8,53%
_A1
2008
22,8103
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
9,18%
0,0913
0,5592
0,0770
4,99%
_A1
2009
38,5293
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,29%
0,0928
0,5344
0,0854
4,25%
_A1
2010
21,5931
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,50%
0,0828
0,5519
0,0985
3,97%
_A2
2004
7,1104
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0899
0,5827
0,1342
4,19%
_A2
2005
12,9724
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0880
0,6152
0,1285
4,68%
_A2
2006
15,9181
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0963
0,5835
0,1197
4,81%
_A2
2007
27,2031
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,1084
0,5592
0,1253
3,44%
_A2
2008
23,3789
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,1121
0,6546
0,1012
2,74%
_A2
2009
28,4515
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,1293
0,6531
0,1638
3,56%
_A2
2010
12,4377
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,1356
0,6097
0,1620
3,91%
_A3
2004
12,4251
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0225
0,4713
0,0457
3,20%
_A3
2005
(77,8419)
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0209
0,5284
(0,4258)
3,96%
_A3
2006
57,6946
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0203
0,5552
0,0530
3,74%
_A3
2007
97,5911
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0195
0,6096
0,0760
3,88%
_A3
2008
49,7498
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0205
0,7107
0,0702
3,57%
_A3
2009
40,4613
0,5879
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0240
0,6965
0,0922
3,35%
_A3
2010
47,9789
0,5951
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0234
0,7116
0,0910
3,43%
_A4
2004
32,5361
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,2020
0,3683
0,1034
7,43%
_A4
2005
6,5744
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,1824
0,3945
0,0913
26,66%
_A4
2006
8,2362
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,1595
0,4269
0,1028
17,08%
_A4
2007
14,5540
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,1616
0,4180
0,0964
8,93%
_A4
2008
17,2052
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,1542
0,4699
0,0902
5,37%
_A4
2009
30,3683
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,1534
0,4811
0,0931
3,00%
_A4
2010
28,0232
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,1402
0,5357
0,1019
2,22%
_B1
2004
39,8954
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0018
0,7148
0,0873
5,32%
_B1
2005
52,4728
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0018
0,7249
0,1039
4,85%
_B1
2006
6,2533
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0019
0,6686
0,0797
12,18%
_B1
2007
9,5773
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0016
0,6517
0,0850
6,56%
_B1
2008
21,7736
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0012
0,7899
0,0926
6,16%
_B1
2009
47,7527
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0012
0,6680
0,1199
5,76%
_B1
2010
26,2032
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0011
0,6763
0,0940
20,62%
_B2
2004
16,7213
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0005
0,5809
0,0877
1,39%
_B2
2005
28,7126
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0004
0,7570
0,1095
2,42%
_B2
2006
27,6754
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0004
0,5705
0,0997
1,44%
_B2
2007
17,9125
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0005
0,5657
0,0986
1,13%
_B2
2008
47,6267
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0004
0,6494
0,1171
1,35%
_B2
2009
106,3439
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0004
0,6006
0,1065
1,00%
_B2
2010
71,2615
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,4329
0,0716
0,32%
_B3
2004
4,9408
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,4259
0,5830
47,30%
_B3
2005
0,2862
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0078
0,7044
0,0502
2,76%
_B3
2006
0,2897
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0069
0,6388
0,0502
6,14%
_B3
2007
88,9639
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0060
0,6728
0,0570
3,40%
_B3
2008
120,1165
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0059
0,7661
0,0720
3,40%
_B3
2009
92,4327
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0064
0,7114
0,0625
3,46%
_B3
2010
35,4118
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0059
0,6571
0,0618
2,59%
_B4
2004
91,7782
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0155
0,7021
0,0617
2,53%
_B4
2005
55,1535
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0178
0,5576
0,0530
2,55%
_B4
2006
67,2703
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0197
0,4633
0,0571
3,46%
_B4
2007
127,0586
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0184
0,5537
0,0618
3,57%
_B4
2008
75,1986
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0149
0,6969
0,0719
3,56%
_B4
2009
70,2052
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0149
0,6454
0,0745
2,73%
_B4
2010
55,6276
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0158
0,6210
0,0663
4,52%
_B5
2004
84,4260
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0014
0,2400
0,1248
2,23%
_B5
2005
205,2724
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0009
0,4262
0,2336
3,01%
_B5
2006
109,8506
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0011
0,3472
0,2038
2,34%
_B5
2007
34,5163
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0010
0,4071
0,1904
2,27%
_B5
2008
54,7112
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0009
0,4642
0,1922
1,92%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 1
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_B5
2009
Z-INDEX 74,3722
H-STAT 0,5871
P_GDP 4,50%
INFL 2,78%
KURS 10.360
SBI 7,65%
0,0010
0,4056
0,1724
2,15%
_B5
2010
53,6375
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0009
0,4398
0,1632
2,25%
_B6
2004
33,8725
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,1249
0,2717
0,0920
1,28%
_B6
2005
25,8186
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,1072
0,3625
0,1045
1,71%
_B6
2006
60,6361
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,1095
0,3500
0,1016
1,30%
_B6
2007
42,9066
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,1155
0,3806
0,0933
0,81%
_B6
2008
49,0309
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,1115
0,4611
0,0932
0,54%
_B6
2009
112,5236
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,1153
0,4402
0,0991
0,68%
_B6
2010
216,4252
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,1109
0,4763
0,1045
0,64%
_B7
2004
10,3324
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0259
0,6958
0,0752
3,14%
_B7
2005
32,5757
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0297
0,7156
0,0959
5,06%
_B7
2006
38,0608
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0289
0,7195
0,1022
3,45%
_B7
2007
85,5228
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0291
0,7708
0,0949
3,84%
_B7
2008
34,8476
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0316
0,7311
0,0727
3,00%
_B7
2009
52,5792
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0439
0,7763
0,1044
3,03%
_B7
2010
30,0983
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0490
0,7142
0,0963
2,56%
_B8
2004
10,8830
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0490
0,5033
0,1342
4,27%
_B8
2005
13,7220
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0479
0,5387
0,1285
2,58%
_B8
2006
8,7756
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0496
0,5164
0,1197
3,31%
_B8
2007
17,4491
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0462
0,5922
0,1253
2,26%
_B8
2008
15,4580
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0478
0,6198
0,1012
2,31%
_B8
2009
21,1813
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0397
0,6269
0,1638
4,61%
_B8
2010
30,0026
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0391
0,6595
0,1620
3,26%
_B9
2004
71,4748
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0085
0,4247
0,0625
0,63%
_B9
2005
105,1738
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0081
0,4768
0,0687
0,60%
_B9
2006
37,2410
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0089
0,3884
0,0648
2,36%
_B9
2007
44,4497
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0083
0,4691
0,0751
2,40%
_B9
2008
39,2605
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0083
0,5435
0,0934
1,03%
_B9
2009
62,1852
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0089
0,4014
0,0934
0,72%
_B9
2010
85,5664
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0074
0,5337
0,1070
0,35%
_B10
2004
22,3086
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0008
0,6737
0,0981
5,43%
_B10
2005
16,6275
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0008
0,6602
0,0909
4,19%
_B10
2006
11,7443
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0007
0,7242
0,0845
1,90%
_B10
2007
38,7365
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0008
0,6329
0,0783
0,77%
_B10
2008
61,7029
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0005
1,0000
0,1205
1,38%
_B10
2009
46,5588
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0006
0,5726
0,0923
2,03%
_B10
2010
16,3546
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,5587
0,0988
1,38%
_B11
2004
19,6811
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,6848
0,1576
1,42%
_B11
2005
36,4069
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,6468
0,1279
1,42%
_B11
2006
26,0781
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,7121
0,1412
1,54%
_B11
2007
39,7426
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,4954
0,1252
1,21%
_B11
2008
18,6328
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0005
0,6310
0,2899
0,77%
_B11
2009
16,1148
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0008
0,4984
0,2238
0,83%
_B11
2010
18,0470
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0008
0,6545
0,2182
0,58%
_B12
2004
54,6182
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0005
0,7507
0,1128
0,45%
_B12
2005
31,6623
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,7546
0,1259
0,35%
_B12
2006
15,1633
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0006
0,6954
0,1431
0,09%
_B12
2007
16,1871
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0008
0,7957
0,1229
1,18%
_B12
2008
15,5298
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0009
0,7716
0,1021
1,17%
_B12
2009
24,6016
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0010
0,8020
0,1052
1,29%
_B12
2010
42,2679
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0011
0,7830
0,1211
1,74%
_B13
2004
158,9236
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0032
0,6699
0,0713
2,52%
_B13
2005
5,1377
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0031
0,7173
0,0814
6,36%
_B13
2006
8,2908
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0034
0,7538
0,0962
5,58%
_B13
2007
10,4163
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0034
0,6984
0,0848
6,14%
_B13
2008
37,5714
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0029
0,7626
0,0799
5,62%
_B13
2009
34,8167
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0029
0,7612
0,0773
5,59%
_B13
2010
129,8133
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0030
0,7136
0,0697
2,86%
_B14
2004
27,2605
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,5576
0,2086
1,27%
_B14
2005
43,2314
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0004
0,6577
0,2127
1,32%
_B14
2006
135,6112
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,5410
0,2231
2,55%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 2
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_B14
2007
Z-INDEX 12,5431
H-STAT 0,8031
P_GDP 6,30%
INFL 6,59%
KURS 9.164
SBI 8,10%
0,0003
0,5138
0,1733
1,63%
_B14
2008
28,0474
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0007
0,3175
0,3177
1,36%
_B14
2009
22,1073
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0017
0,7051
0,1234
0,33%
_B14
2010
31,8060
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0036
0,6410
0,1464
0,42%
_B15
2004
11,5328
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0006
0,5655
0,0678
2,04%
_B15
2005
105,8111
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,7474
0,0974
2,98%
_B15
2006
31,6700
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0006
0,4918
0,0951
1,55%
_B15
2007
26,1178
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0005
0,6298
0,1041
0,39%
_B15
2008
23,6374
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0006
0,7095
0,1019
0,51%
_B15
2009
32,9582
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0005
0,7431
0,0990
2,18%
_B15
2010
26,3719
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0009
0,7374
0,0785
0,01%
_B16
2004
13,7973
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0301
0,3602
0,1171
4,00%
_B16
2005
15,1079
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0339
0,4305
0,0988
2,87%
_B16
2006
23,8777
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0301
0,4431
0,1102
5,38%
_B16
2007
29,9292
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0271
0,5624
0,1051
3,08%
_B16
2008
39,9167
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0246
0,6564
0,0929
2,65%
_B16
2009
14,7037
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0241
0,6387
0,0896
2,36%
_B16
2010
17,5959
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0246
0,6938
0,1009
4,28%
_B17
2004
48,9443
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0013
0,4678
0,0648
3,25%
_B17
2005
375,8429
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,5369
0,0795
7,14%
_B17
2006
339,2073
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0013
0,6229
0,0634
6,06%
_B17
2007
390,9751
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0012
0,6005
0,0610
6,26%
_B17
2008
115,8202
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0010
0,6872
0,0635
4,08%
_B17
2009
144,7322
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0010
0,6099
0,0771
4,83%
_B17
2010
101,2464
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0009
0,6559
0,0569
2,08%
_B18
2004
19,9603
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0015
0,6131
0,0806
1,19%
_B18
2005
27,4787
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0013
0,5034
0,0872
1,88%
_B18
2006
35,1695
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0012
0,6056
0,0915
1,31%
_B18
2007
168,3311
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0011
0,6052
0,0933
1,65%
_B18
2008
149,6846
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0009
0,7029
0,0965
0,90%
_B18
2009
198,8419
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0010
0,5024
0,0894
1,33%
_B18
2010
60,9660
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0008
0,6710
0,1026
0,66%
_B19
2004
29,7873
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0022
0,6197
0,1212
3,11%
_B19
2005
26,4173
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0023
0,6541
0,1030
1,79%
_B19
2006
34,2489
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0023
0,6846
0,1044
0,65%
_B19
2007
61,8203
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0024
0,6859
0,2123
0,48%
_B19
2008
104,7044
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0025
0,7224
0,1733
2,43%
_B19
2009
51,9105
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0031
0,6627
0,1319
0,91%
_B19
2010
95,7055
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0035
0,6053
0,1494
2,77%
_B20
2004
28,4627
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0158
0,4075
0,0720
1,96%
_B20
2005
6,8843
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0180
0,4506
0,0510
1,42%
_B20
2006
7,9103
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0193
0,3571
0,0631
1,67%
_B20
2007
13,9750
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0186
0,4048
0,0825
1,52%
_B20
2008
13,4323
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0159
0,5618
0,0839
1,15%
_B20
2009
38,8905
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0163
0,4737
0,0862
1,69%
_B20
2010
50,7180
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0178
0,4625
0,0856
0,88%
_B21
2004
38,5969
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0025
0,7034
0,2061
2,01%
_B21
2005
987,6518
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0023
0,8307
0,2177
2,20%
_B21
2006
14,9345
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0024
0,7029
0,2064
2,90%
_B21
2007
14,5813
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0024
0,6744
0,2175
4,01%
_B21
2008
53,3625
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0023
0,7344
0,2211
2,13%
_B21
2009
51,0337
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0022
0,6936
0,2238
7,20%
_B21
2010
42,9738
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0021
0,6313
0,2365
6,76%
_B22
2004
26,5488
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,3118
0,3660
1,93%
_B22
2005
109,9776
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,5051
0,4293
2,56%
_B22
2006
41,3945
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,4415
0,4023
4,36%
_B22
2007
36,8089
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,4605
0,3840
3,03%
_B22
2008
27,9047
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0002
0,4811
0,3958
2,42%
_B22
2009
63,2511
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0002
0,4594
0,3232
0,88%
_B22
2010
69,9705
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0002
0,5477
0,3294
1,54%
_B23
2004
0,7529
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0059
0,1701
0,0468
0,30%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 3
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_B23
2005
Z-INDEX 1,5291
H-STAT 0,5944
P_GDP 5,60%
INFL 17,11%
KURS 9.737
SBI 9,10%
0,0095
0,1812
0,0281
4,46%
_B23
2006
2,4785
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0090
0,1657
0,0460
5,31%
_B23
2007
52,0314
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0077
0,2718
0,0824
3,31%
_B23
2008
(1,8467)
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0031
0,6857
(0,0686)
36,61%
_B23
2009
0,1961
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0031
0,6431
0,0768
37,59%
_B23
2010
0,1539
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0037
0,5872
0,0685
23,16%
_B24
2004
139,4959
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0020
0,4654
0,0625
0,80%
_B24
2005
47,1013
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0020
0,5135
0,0576
0,17%
_B24
2006
44,1648
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0021
0,4814
0,0838
3,03%
_B24
2007
90,7754
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0020
0,4416
0,0830
1,89%
_B24
2008
104,1160
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0017
0,5914
0,0920
1,25%
_B24
2009
127,6209
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0016
0,6582
0,0950
1,83%
_B24
2010
152,2328
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0018
0,6937
0,0978
0,73%
_B25
2004
20,3910
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0149
0,5652
0,0785
1,01%
_B25
2005
26,4806
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0143
0,6219
0,0992
2,46%
_B25
2006
25,4452
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0151
0,6458
0,1015
2,44%
_B25
2007
107,2277
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0154
0,6598
0,1163
2,53%
_B25
2008
145,1051
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0156
0,6077
0,1060
2,72%
_B25
2009
56,4012
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0152
0,5907
0,1117
3,17%
_B25
2010
32,3586
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0153
0,6286
0,1019
2,00%
_B26
2004
3,3583
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0265
0,4679
0,0741
3,56%
_B26
2005
15,3337
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0247
0,6457
0,0708
5,26%
_B26
2006
18,8089
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0235
0,6302
0,0996
6,39%
_B26
2007
30,3166
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0210
0,6697
0,0988
4,55%
_B26
2008
28,2201
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0246
0,6461
0,0794
3,52%
_B26
2009
42,9961
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0230
0,7375
0,0874
3,99%
_B26
2010
107,2358
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0252
0,6876
0,1405
2,72%
_B27
2004
21,9681
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,5706
0,0759
3,27%
_B27
2005
32,3993
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,6589
0,0763
3,46%
_B27
2006
18,2371
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,5041
0,0737
4,32%
_B27
2007
123,4553
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,4026
0,2844
3,35%
_B27
2008
53,1270
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0004
0,4806
0,2076
2,35%
_B27
2009
50,9236
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0005
0,4912
0,1463
4,10%
_B27
2010
57,9576
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,6657
0,1100
0,19%
_B28
2004
73,2950
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,3342
0,1853
6,89%
_B28
2005
36,0886
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,2140
0,1401
8,29%
_B28
2006
12,1650
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0013
0,4745
0,0547
0,81%
_B28
2007
18,8247
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0029
0,5558
0,0502
0,26%
_B28
2008
50,6616
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0027
0,7201
0,0700
0,95%
_B28
2009
22,4408
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0033
0,6769
0,0717
1,56%
_B28
2010
19,7482
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0038
0,6125
0,0818
0,99%
_B29
2004
19,9563
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0007
0,4600
0,1260
2,66%
_B29
2005
91,5844
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0007
0,4777
0,1192
2,29%
_B29
2006
32,7244
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0006
0,4707
0,1195
2,55%
_B29
2007
27,9588
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0006
0,5327
0,1072
1,95%
_B29
2008
36,7921
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0006
0,6436
0,2095
2,16%
_B29
2009
20,5551
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0006
0,6383
0,1967
1,82%
_B29
2010
41,4328
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,6834
0,2043
2,83%
_B30
2004
66,6209
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0138
0,4774
0,1238
1,10%
_B30
2005
37,6517
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0115
0,6458
0,1332
2,30%
_B30
2006
46,3992
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0105
0,6150
0,1938
4,39%
_B30
2007
112,0325
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0097
0,6930
0,1950
3,34%
_B30
2008
28,9766
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0097
0,7023
0,1797
2,53%
_B30
2009
40,1963
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0090
0,7202
0,1947
2,60%
_B30
2010
65,5425
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0132
0,7136
0,1842
2,02%
_B31
2004
11,4637
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0192
0,4798
0,1960
7,95%
_B31
2005
8,1637
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0258
0,4204
0,1222
9,22%
_B31
2006
10,9349
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0243
0,4892
0,1690
7,88%
_B31
2007
45,9861
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0272
0,5777
0,1466
2,97%
_B31
2008
27,1626
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0288
0,5831
0,1326
4,06%
_B31
2009
27,4125
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0313
0,5681
0,1412
2,96%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 4
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_B31
2010
Z-INDEX 357,3650
H-STAT 0,5949
P_GDP 6,10%
INFL 6,96%
KURS 9.078
SBI 6,57%
0,0365
0,5403
0,1173
2,17%
_C1
2004
17,1740
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,7548
0,1314
2,98%
_C1
2005
17,9746
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,7744
0,1030
3,33%
_C1
2006
18,6119
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0001
0,7279
0,1400
12,42%
_C1
2007
28,4917
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,5920
0,1292
8,42%
_C1
2008
92,3163
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,5014
0,3778
0,00%
_C1
2009
84,3696
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,3762
0,3235
0,00%
_C1
2010
29,9780
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,3762
0,4819
3,22%
_C2
2004
55,0614
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,5481
0,1584
0,68%
_C2
2005
142,7450
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,5671
0,5671
29,28%
_C2
2006
11,6385
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,5414
0,1620
9,33%
_C2
2007
0,8834
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,5445
0,1025
13,06%
_C2
2008
9,3527
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,2621
0,4510
1,41%
_C2
2009
9,3913
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,3521
0,4852
5,94%
_C2
2010
8,1579
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,4119
0,3905
2,80%
_C3
2004
40,7112
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,6886
0,1392
1,18%
_C3
2005
14,6622
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,6475
0,1140
1,09%
_C3
2006
24,8283
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0001
0,6149
0,1135
1,78%
_C3
2007
346,3757
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,6057
0,3059
2,61%
_C3
2008
416,9820
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,6426
0,3085
2,53%
_C3
2009
357,1321
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,5692
0,2419
2,20%
_C3
2010
78,8700
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,6185
0,2572
1,30%
_C4
2004
20,1666
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0005
0,7282
0,1215
3,52%
_C4
2005
25,5366
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,7781
0,1148
3,30%
_C4
2006
20,3268
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0005
0,7711
0,1126
1,52%
_C4
2007
185,8053
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0005
0,8058
0,1059
2,07%
_C4
2008
48,9510
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0004
0,7783
0,1301
1,27%
_C4
2009
0,4121
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,3729
0,3477
3,67%
_C4
2010
0,5839
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,0630
2,0628
52,53%
_C5
2004
62,7016
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,5407
0,1889
0,84%
_C5
2005
178,4237
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0001
0,5633
0,2026
3,82%
_C5
2006
436,2719
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0001
0,5289
0,2618
0,03%
_C5
2007
10,0377
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,4801
0,4841
0,36%
_C5
2008
9,3191
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,5568
0,4832
1,55%
_C5
2009
9,7167
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,6142
0,4530
0,74%
_C5
2010
673,1185
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,6659
0,4567
0,61%
_C6
2004
12,3132
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0005
0,7757
0,1379
3,43%
_C6
2005
30,1397
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0004
0,7281
0,1457
2,46%
_C6
2006
18,7302
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0004
0,7041
0,1576
3,74%
_C6
2007
48,6126
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0004
0,6755
0,1693
3,28%
_C6
2008
93,6370
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0003
0,5936
0,1984
3,39%
_C6
2009
96,0579
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,7277
0,2082
2,67%
_C6
2010
116,7997
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6959
0,1971
1,95%
_C7
2004
20,8421
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,7176
0,1210
2,34%
_C7
2005
33,3935
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,7853
0,1458
3,03%
_C7
2006
48,1865
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,6961
0,1583
4,40%
_C7
2007
62,5628
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,6613
0,2456
5,55%
_C7
2008
50,6757
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0002
0,7019
0,2485
0,57%
_C7
2009
23,2394
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0002
0,6988
0,2340
1,54%
_C7
2010
25,6465
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0002
0,7111
0,2307
5,76%
_C8
2004
54,2592
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,5697
0,0671
2,96%
_C8
2005
16,8437
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0008
0,6063
0,0666
4,83%
_C8
2006
17,4413
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0007
0,5999
0,0747
4,70%
_C8
2007
12,5650
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0006
0,5885
0,0778
0,67%
_C8
2008
19,4362
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0005
0,5969
0,1048
1,53%
_C8
2009
13,9907
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0005
0,6285
0,0905
3,37%
_C8
2010
21,6427
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,5743
0,0909
2,24%
_C9
2004
3,2957
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,6978
0,1450
4,48%
_C9
2005
1,7830
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,7962
0,0840
2,27%
_C9
2006
13,1256
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,6825
0,0982
1,07%
_C9
2007
20,2158
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,6086
0,1440
0,67%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 5
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_C9
2008
Z-INDEX 21,1450
H-STAT 0,6664
P_GDP 6,10%
INFL 11,06%
KURS 9.757
SBI 10,28%
0,0003
0,7397
0,1482
1,04%
_C9
2009
108,8693
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,6941
0,1341
0,44%
_C9
2010
19,0766
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6293
0,1263
2,11%
_C10
2004
88,8690
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0016
0,6856
0,1337
0,47%
_C10
2005
37,8583
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0016
0,6747
0,1270
1,93%
_C10
2006
23,7127
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0015
0,6593
0,1464
1,17%
_C10
2007
41,9235
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0015
0,7064
0,1348
1,27%
_C10
2008
94,5868
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0013
0,6945
0,1566
1,02%
_C10
2009
106,5752
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0013
0,6963
0,1680
1,07%
_C10
2010
115,2685
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0013
0,6884
0,1152
0,12%
_C11
2004
28,3918
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,7645
0,2851
3,18%
_C11
2005
32,0044
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,9151
0,3061
2,77%
_C11
2006
19,5963
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,8094
0,2733
1,84%
_C11
2007
9,4343
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0005
0,6816
0,1443
1,84%
_C11
2008
20,5255
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0006
0,8497
0,1182
1,46%
_C11
2009
36,4359
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0006
0,8638
0,1126
1,57%
_C11
2010
46,8813
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0007
0,7714
0,0855
1,40%
_C12
2004
39,4120
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,3569
0,0964
1,37%
_C12
2005
78,7352
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,4049
0,1099
2,17%
_C12
2006
98,5704
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,3914
0,1584
4,56%
_C12
2007
212,5941
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,4594
0,2092
12,98%
_C12
2008
597,9863
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0002
0,5090
0,2160
1,72%
_C12
2009
201,7852
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,3870
0,1618
3,00%
_C12
2010
76,5501
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,4730
0,1541
0,66%
_C13
2004
15,1156
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,5042
0,0820
2,20%
_C13
2005
14,3640
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0002
0,5134
0,0616
2,36%
_C13
2006
10,4023
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0002
0,5164
0,0883
2,34%
_C13
2007
60,2294
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,4835
0,2411
1,51%
_C13
2008
296,1566
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,5777
0,2778
0,82%
_C13
2009
134,4899
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0002
0,4373
0,1969
0,45%
_C13
2010
134,9558
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0002
0,4143
0,1886
0,26%
_C14
2004
26,6886
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,6417
0,1065
1,59%
_C14
2005
24,6224
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0003
0,7454
0,1054
1,88%
_C14
2006
28,6328
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,8121
0,1110
1,81%
_C14
2007
68,9159
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,6607
0,1748
2,77%
_C14
2008
101,0378
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0002
0,7480
0,1963
3,26%
_C14
2009
55,4164
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,6312
0,2436
4,73%
_C14
2010
50,9917
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6398
0,2260
4,40%
_C15
2004
12,5463
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0013
0,7560
0,1187
9,67%
_C15
2005
0,8926
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,7348
0,0788
12,55%
_C15
2006
2,5716
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0008
0,6452
0,0829
7,89%
_C15
2007
4,1870
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0007
0,6636
0,0980
7,19%
_C15
2008
6,5214
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0007
0,6272
0,0841
15,49%
_C15
2009
0,4992
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0006
0,6933
0,0953
27,90%
_C15
2010
2,0559
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,4112
0,2078
81,76%
_C16
2004
8,8404
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,0927
0,1717
0,56%
_C16
2005
11,6454
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0001
0,3270
0,2550
0,00%
_C16
2006
50,0951
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0001
0,3059
0,2208
0,02%
_C16
2007
111,3318
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,3311
0,4280
0,00%
_C16
2008
55,0580
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,4109
0,3687
0,00%
_C16
2009
42,7773
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,4877
0,3086
0,32%
_C16
2010
90,2931
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,3494
0,2726
0,23%
_C17
2004
38,4173
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,1635
0,3195
4,26%
_C17
2005
192,0639
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0000
0,1611
0,3151
5,68%
_C17
2006
51,7300
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0000
0,1612
0,3116
4,86%
_C17
2007
62,2724
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,0973
0,6259
4,48%
_C17
2008
53,7754
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,8773
0,5909
1,69%
_C17
2009
46,7447
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,8143
0,4505
1,71%
_C17
2010
3,7523
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0002
0,7616
0,0852
1,25%
_C18
2004
16,1395
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,6432
0,1394
1,25%
_C18
2005
15,3856
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0001
0,7422
0,1217
0,82%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 6
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_C18
2006
Z-INDEX 14,0111
H-STAT 0,7013
P_GDP 5,50%
INFL 6,60%
KURS 9.141
SBI 11,73%
0,0001
0,7180
0,1313
1,25%
_C18
2007
327,2414
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0002
0,5706
0,0842
0,63%
_C18
2008
31,7735
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0002
0,6451
0,2735
0,75%
_C18
2009
25,8452
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,7265
0,1876
0,68%
_C18
2010
31,6314
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6674
0,1539
1,73%
_D19
2004
32,3637
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0030
0,7296
0,1798
2,30%
_D19
2005
8,5512
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0032
0,7213
0,1701
2,29%
_D19
2006
8,0150
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0040
0,7720
0,1442
1,51%
_D19
2007
24,1389
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0056
0,7405
0,1177
0,61%
_D19
2008
24,5269
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0062
0,7619
0,1187
0,57%
_D19
2009
7,4567
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0030
0,3881
0,0876
2,81%
_D19
2010
5,4643
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0119
0,6726
0,1220
1,14%
_C20
2004
20,5897
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0017
0,4673
0,0892
4,18%
_C20
2005
21,5973
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0015
0,3670
0,0860
5,94%
_C20
2006
146,5563
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0018
0,3951
0,1062
3,79%
_C20
2007
80,6647
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0028
0,3832
0,0772
2,39%
_C20
2008
37,9103
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0026
0,3863
0,0973
1,99%
_C20
2009
9,4169
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0009
0,5190
0,0727
2,58%
_C20
2010
6,0129
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0007
0,6746
0,0971
3,71%
_C21
2004
10,1579
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0011
0,5315
0,0978
2,67%
_C21
2005
5,2033
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,5005
0,0734
4,01%
_C21
2006
4,7949
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0012
0,4392
0,0812
5,27%
_C21
2007
35,7925
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0010
0,4617
0,0823
4,96%
_C21
2008
31,8506
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0009
0,6020
0,0800
2,03%
_C21
2009
23,4373
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,7021
0,1508
3,62%
_C21
2010
9,7136
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6896
0,1472
2,32%
_C22
2004
15,8605
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,7807
0,1256
1,39%
_C22
2005
32,8965
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0004
0,7212
0,1366
3,52%
_C22
2006
15,0821
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,6531
0,1375
4,77%
_C22
2007
14,8833
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,6573
0,1502
6,75%
_C22
2008
33,6989
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0003
0,6917
0,1670
3,81%
_C22
2009
35,3547
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,7021
0,1508
3,62%
_C22
2010
116,9039
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,6896
0,1472
2,32%
_C23
2004
26,0695
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0001
0,3199
0,2304
1,84%
_C23
2005
102,0035
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0001
0,3891
0,4724
2,94%
_C23
2006
20,0001
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0001
0,3628
0,4154
6,77%
_C23
2007
24,8986
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0001
0,7284
0,4367
1,34%
_C23
2008
17,5487
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0001
0,6394
0,4559
8,39%
_C23
2009
17,9217
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0001
0,4252
0,4585
2,05%
_C23
2010
60,2555
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0001
0,5044
0,4419
0,47%
_C24
2004
8,0168
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0000
0,3637
0,5042
0,00%
_C24
2005
10,5635
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0000
0,3654
0,5116
0,00%
_C24
2006
11,0421
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0000
0,4160
0,5941
0,00%
_C24
2007
63,2319
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0000
0,0468
0,9090
0,14%
_C24
2008
22,5346
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0000
0,0220
0,9476
0,00%
_C24
2009
30,7960
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0000
0,0135
0,9589
0,00%
_C24
2010
50,4729
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0000
0,1137
0,8869
0,00%
_C25
2004
14,8468
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0003
0,8001
0,0690
0,55%
_C25
2005
77,7945
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0004
0,7395
0,0791
0,91%
_C25
2006
34,0373
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0004
0,6931
0,0542
0,89%
_C25
2007
96,1186
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,7395
0,1438
1,81%
_C25
2008
115,9475
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0003
0,6932
0,1425
1,83%
_C25
2009
117,0910
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,7210
0,1415
1,22%
_C25
2010
87,0320
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,7227
0,1190
1,71%
_D1
2004
7,6561
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0011
0,3806
0,0923
2,54%
_D1
2005
26,7426
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0014
0,3408
0,0866
2,87%
_D1
2006
25,9169
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0019
0,2668
0,0808
2,88%
_D1
2007
30,9702
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0018
0,3174
0,0845
2,18%
_D1
2008
62,1128
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0017
0,4736
0,1105
1,29%
_D1
2009
25,2652
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0017
0,5808
0,1256
1,21%
_D1
2010
23,7502
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0016
0,5872
0,1359
1,21%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 7
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_D2
2004
Z-INDEX 36,6567
H-STAT 0,6771
P_GDP 5,13%
INFL 6,40%
KURS 8.977
SBI 7,39%
0,0036
0,3703
0,1086
3,17%
_D2
2005
7,1748
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0059
0,1941
0,0541
1,59%
_D2
2006
9,2566
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0083
0,1477
0,0653
1,30%
_D2
2007
27,1792
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0075
0,1961
0,0738
1,94%
_D2
2008
15,6875
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0068
0,2985
0,0793
1,61%
_D2
2009
26,0341
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0055
0,5481
0,1424
1,37%
_D2
2010
59,9834
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0052
0,5882
0,1579
3,49%
_D3
2004
23,9772
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,4742
0,1177
4,52%
_D3
2005
19,2622
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,4011
0,1009
3,73%
_D3
2006
29,6375
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0007
0,2924
0,1148
3,43%
_D3
2007
17,3765
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0006
0,4473
0,1927
3,98%
_D3
2008
20,1601
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0005
0,6608
0,2223
6,78%
_D3
2009
15,8679
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0007
0,5448
0,1942
4,85%
_D3
2010
31,0753
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0006
0,5622
0,1883
3,57%
_D4
2004
52,0256
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0012
0,5298
0,0894
1,16%
_D4
2005
61,3825
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0012
0,5905
0,1014
0,97%
_D4
2006
16,1568
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0016
0,4444
0,0801
1,53%
_D4
2007
14,1363
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0017
0,4489
0,0784
1,12%
_D4
2008
26,3170
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0013
0,5954
0,1259
1,38%
_D4
2009
23,4287
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0014
0,5572
0,1076
1,36%
_D4
2010
24,7952
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0014
0,5139
0,1119
1,45%
_D5
2004
18,3225
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0059
0,3142
0,0953
3,78%
_D5
2005
10,6596
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0063
0,3132
0,0824
5,36%
_D5
2006
6,8798
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0070
0,3274
0,0756
4,69%
_D5
2007
29,9028
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0064
0,4158
0,0723
4,15%
_D5
2008
69,7498
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0062
0,4781
0,0600
4,93%
_D5
2009
241,3064
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0063
0,4565
0,0591
5,76%
_D5
2010
20,1728
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0054
0,5174
0,0790
3,90%
_D6
2004
38,1870
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,5259
0,1038
1,43%
_D6
2005
35,2382
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0010
0,5728
0,0925
1,55%
_D6
2006
24,4842
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0012
0,5689
0,0759
0,72%
_D6
2007
86,5810
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0010
0,6474
0,0959
1,56%
_D6
2008
92,9812
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0010
0,5777
0,0947
1,86%
_D6
2009
40,3880
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0009
0,5572
0,1014
1,47%
_D6
2010
15,3992
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0011
0,4848
0,1139
1,18%
_D7
2004
4,7049
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0035
0,3067
0,0448
1,81%
_D7
2005
20,4283
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0052
0,2246
0,0404
1,48%
_D7
2006
9,9529
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0069
0,1808
0,0535
0,81%
_D7
2007
14,6483
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0060
0,2698
0,0831
0,81%
_D7
2008
36,9854
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0063
0,3279
0,0693
1,17%
_D7
2009
63,0815
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0054
0,4869
0,1057
1,68%
_D7
2010
20,9990
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0042
0,6078
0,1072
7,69%
_D8
2004
49,3016
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,2717
0,0807
4,40%
_D8
2005
31,4593
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,2534
0,0705
4,34%
_D8
2006
23,7489
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0014
0,1887
0,0864
4,09%
_D8
2007
30,5873
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0014
0,2531
0,0892
1,74%
_D8
2008
12,0866
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0011
0,4179
0,1358
2,17%
_D8
2009
13,8429
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0008
0,6884
0,1611
1,29%
_D8
2010
44,4540
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0008
0,7138
0,1455
1,07%
_D9
2004
57,0869
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0006
0,4397
0,1545
0,84%
_D9
2005
29,6758
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0006
0,4261
0,1315
1,19%
_D9
2006
13,6621
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0009
0,3170
0,0981
0,83%
_D9
2007
24,2103
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0008
0,4997
0,1223
0,49%
_D9
2008
15,4162
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0007
0,6693
0,1637
0,40%
_D9
2009
20,0453
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0007
0,6510
0,1469
0,56%
_D9
2010
19,1898
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0008
0,5999
0,1506
0,40%
_D10
2004
25,3729
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0021
0,4207
0,1262
2,01%
_D10
2005
35,1958
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0021
0,5063
0,1582
2,09%
_D10
2006
39,3876
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0028
0,4459
0,1267
2,03%
_D10
2007
28,3531
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0022
0,6123
0,1718
3,12%
_D10
2008
20,2684
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0020
0,7468
0,1703
2,63%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 8
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_D10
2009
Z-INDEX 39,5983
H-STAT 0,5871
P_GDP 4,50%
INFL 2,78%
KURS 10.360
SBI 7,65%
0,0019
0,7341
0,1615
2,40%
_D10
2010
19,2624
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0022
0,6703
0,1341
2,14%
_D11
2004
4,6238
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0045
0,1956
0,0749
5,29%
_D11
2005
12,4731
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0060
0,1822
0,0551
3,66%
_D11
2006
12,2238
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0089
0,1584
0,0485
1,30%
_D11
2007
21,4693
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0063
0,2648
0,0731
1,76%
_D11
2008
62,6826
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0060
0,3732
0,0777
1,12%
_D11
2009
44,6937
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0044
0,6284
0,1100
1,27%
_D11
2010
25,6641
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0045
0,5409
0,1067
2,52%
_D12
2004
106,8685
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0026
0,6212
0,0959
3,44%
_D12
2005
94,5478
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0025
0,6864
0,0943
4,39%
_D12
2006
16,6614
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0034
0,5484
0,1016
3,68%
_D12
2007
19,2058
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0034
0,6280
0,1009
3,99%
_D12
2008
60,2977
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0031
0,7342
0,1067
3,53%
_D12
2009
69,3010
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0033
0,7266
0,0963
3,27%
_D12
2010
150,8046
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0036
0,6612
0,0882
2,95%
_D13
2004
50,6358
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0112
0,6573
0,1031
0,31%
_D13
2005
31,4500
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0111
0,6494
0,1033
0,46%
_D13
2006
24,3285
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0132
0,5526
0,0906
0,41%
_D13
2007
23,8322
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0123
0,5642
0,1002
0,69%
_D13
2008
30,3198
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0119
0,6299
0,0999
0,75%
_D13
2009
36,0920
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0135
0,5995
0,1074
1,50%
_D13
2010
120,9898
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0144
0,5244
0,1192
1,95%
_D14
2004
7,1786
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0012
0,4772
0,0857
0,76%
_D14
2005
5,0715
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0014
0,4333
0,0734
0,90%
_D14
2006
15,5325
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0018
0,3365
0,0604
0,56%
_D14
2007
33,1044
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0017
0,4082
0,0718
0,22%
_D14
2008
22,4727
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0018
0,5078
0,0784
0,12%
_D14
2009
15,6403
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0020
0,6317
0,0848
0,09%
_D14
2010
23,3469
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0020
0,6381
0,0927
0,14%
_D15
2004
5,8797
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0007
0,3845
0,0934
4,11%
_D15
2005
12,4015
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0007
0,3971
0,0603
4,77%
_D15
2006
28,6466
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0011
0,3288
0,0564
4,64%
_D15
2007
20,4840
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0010
0,3488
0,0565
7,58%
_D15
2008
11,6166
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0008
0,5524
0,1097
3,94%
_D15
2009
11,8168
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0008
0,6848
0,1127
2,63%
_D15
2010
67,1766
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0009
0,6628
0,1074
3,58%
_D16
2004
35,7525
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,5832
0,0803
3,36%
_D16
2005
26,5019
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,5646
0,0747
2,23%
_D16
2006
31,2953
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0007
0,4426
0,0839
2,01%
_D16
2007
41,9337
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0008
0,5628
0,0917
1,56%
_D16
2008
16,3118
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0008
0,7627
0,1088
0,91%
_D16
2009
15,6130
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0007
0,7368
0,1089
1,52%
_D16
2010
67,8587
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0006
0,5635
0,1312
1,65%
_D17
2004
21,6609
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0055
0,5899
0,1538
0,89%
_D17
2005
16,6124
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0058
0,5602
0,1145
0,59%
_D17
2006
13,9848
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0071
0,5153
0,0889
0,55%
_D17
2007
30,2638
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0065
0,6270
0,0913
0,44%
_D17
2008
27,4196
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0064
0,7040
0,1088
0,46%
_D17
2009
119,2872
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0061
0,7168
0,1142
0,26%
_D17
2010
12,0877
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0065
0,6150
0,0895
0,54%
_D18
2004
22,6564
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0074
0,4203
0,0860
0,51%
_D18
2005
31,1554
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0077
0,3801
0,0895
0,61%
_D18
2006
29,5146
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0088
0,3287
0,0899
0,40%
_D18
2007
39,3340
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0084
0,3519
0,0996
0,66%
_D18
2008
74,8059
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0088
0,3900
0,0932
0,77%
_D18
2009
47,7388
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0072
0,5811
0,1192
1,04%
_D18
2010
17,6432
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0069
0,6409
0,1352
0,63%
_D19
2004
24,3052
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0010
0,5780
0,1539
1,52%
_D19
2005
18,4376
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,6656
0,1395
0,97%
_D19
2006
66,6867
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0011
0,6258
0,1365
1,86%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 9
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_D19
2007
Z-INDEX 272,9523
H-STAT 0,8031
P_GDP 6,30%
INFL 6,59%
KURS 9.164
SBI 8,10%
0,0010
0,7457
0,1378
3,62%
_D19
2008
38,5775
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0011
0,7262
0,1325
3,57%
_D19
2009
27,4172
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0009
0,7371
0,1504
4,07%
_D19
2010
23,3963
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0010
0,7004
0,1593
2,92%
_D20
2004
29,9239
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,6797
0,1044
0,50%
_D20
2005
40,5720
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0010
0,6238
0,1103
0,58%
_D20
2006
30,6161
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0015
0,5522
0,1190
0,59%
_D20
2007
106,4491
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0014
0,6799
0,1381
0,90%
_D20
2008
106,9685
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0015
0,7190
0,1450
0,99%
_D20
2009
54,4252
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0014
0,8188
0,1746
1,28%
_D20
2010
28,9794
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0017
0,5839
0,1434
2,07%
_D21
2004
13,7193
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0002
0,3881
0,0608
8,06%
_D21
2005
16,2861
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0003
0,3635
0,0663
13,75%
_D21
2006
32,6878
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0005
0,2680
0,1018
12,74%
_D21
2007
35,0666
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0004
0,5073
0,1360
10,11%
_D21
2008
25,8679
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0005
0,5182
0,1264
9,49%
_D21
2009
15,0743
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,6472
0,1999
8,81%
_D21
2010
16,1478
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0004
0,4414
0,1583
8,89%
_D22
2004
18,7173
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,4910
0,1181
1,21%
_D22
2005
169,2876
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0011
0,4489
0,0922
1,01%
_D22
2006
26,4441
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0012
0,4328
0,0878
1,00%
_D22
2007
7,2337
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0012
0,5107
0,0808
1,34%
_D22
2008
8,3745
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0012
0,5948
0,0772
1,66%
_D22
2009
27,0057
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0014
0,6681
0,0714
0,51%
_D22
2010
20,8578
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0015
0,6985
0,0686
0,98%
_D23
2004
48,4752
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0027
0,6910
0,1592
0,57%
_D23
2005
63,4029
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0027
0,6492
0,1566
1,54%
_D23
2006
101,1295
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0026
0,6524
0,1480
1,34%
_D23
2007
89,7777
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0027
0,6620
0,1363
1,21%
_D23
2008
47,7391
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0029
0,6908
0,1173
0,89%
_D23
2009
70,2969
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0027
0,8367
0,1235
0,68%
_D23
2010
30,2936
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0031
0,6848
0,1054
0,57%
_D24
2004
17,5770
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0021
0,3220
0,1173
2,67%
_D24
2005
20,4893
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0025
0,2464
0,0957
1,88%
_D24
2006
15,5587
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0048
0,1518
0,0662
2,04%
_D24
2007
24,7866
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0047
0,1766
0,0765
1,85%
_D24
2008
20,3489
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0045
0,2068
0,0887
3,89%
_D24
2009
46,7408
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0039
0,2938
0,1162
1,80%
_D24
2010
61,6367
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0037
0,3455
0,1140
1,57%
_D25
2004
42,3216
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0022
0,5802
0,1050
3,43%
_D25
2005
24,1360
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0032
0,3738
0,0656
3,27%
_D25
2006
24,9052
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0043
0,2772
0,0571
2,52%
_D25
2007
36,6493
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0040
0,3459
0,0670
2,24%
_D25
2008
21,8925
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0036
0,4391
0,0718
2,55%
_D25
2009
22,1306
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0035
0,6153
0,0877
24,13%
_D25
2010
32,5364
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0037
0,6082
0,0862
1,34%
_D26
2004
16,3734
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0030
0,4271
0,1800
4,01%
_D26
2005
23,4041
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0032
0,4643
0,1621
4,29%
_D26
2006
18,6260
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0048
0,3853
0,0898
2,62%
_D26
2007
63,7745
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0047
0,4941
0,0863
1,99%
_D26
2008
38,0817
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0047
0,6424
0,0934
2,17%
_D26
2009
13,4351
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0044
0,7832
0,1016
2,47%
_D26
2010
14,4094
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0044
0,7218
0,1144
3,59%
_E1
2004
19,3486
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0024
0,5990
0,2307
4,28%
_E1
2005
15,6851
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0031
0,5523
0,1824
4,32%
_E1
2006
37,9556
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0031
0,5640
0,1862
5,62%
_E1
2007
320,3045
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0033
0,4972
0,1778
4,80%
_E1
2008
88,7871
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0046
0,6889
0,1303
2,32%
_E1
2009
4,7975
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0062
0,6361
0,0968
3,18%
_E1
2010
6,4826
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0068
0,7164
0,1037
3,18%
_E2
2004
20,4611
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0020
0,0870
0,0642
0,00%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 10
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_E2
2005
Z-INDEX 10,6377
H-STAT 0,5944
P_GDP 5,60%
INFL 17,11%
KURS 9.737
SBI 9,10%
SIZE 0,0039
0,1820
0,0430
NPL 0,28%
_E2
2006
16,3650
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0030
0,3594
0,0884
0,34%
_E2
2007
21,8393
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0028
0,4510
0,1148
0,82%
_E2
2008
12,3108
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0057
0,3852
0,0709
1,32%
_E2
2009
17,6672
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0047
0,4179
0,0860
1,91%
_E2
2010
67,3040
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0049
0,4105
0,0862
1,44%
_E3
2004
15,6554
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0009
0,8068
0,1879
10,96%
_E3
2005
60,8034
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0008
0,7257
0,1963
14,66%
_E3
2006
17,4295
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0007
0,7423
0,2076
13,87%
_E3
2007
14,2138
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0008
0,7917
0,1404
6,15%
_E3
2008
25,8463
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0003
0,8435
0,3236
1,61%
_E3
2009
46,0161
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0003
0,6407
0,3218
1,19%
_E3
2010
69,7365
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0003
0,3689
0,3003
0,09%
_E4
2004
5,2018
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0008
1,0638
0,2126
23,23%
_E4
2005
15,8013
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0009
0,8383
0,1852
13,72%
_E4
2006
152,2103
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0011
0,4902
0,1508
10,56%
_E4
2007
47,4003
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0014
0,5679
0,2854
5,71%
_E4
2008
17,6568
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0012
0,3510
0,3164
10,09%
_E4
2009
16,1857
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0007
0,0483
0,6253
0,00%
_E4
2010
8,3904
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0010
0,0903
0,3899
0,00%
_E5
2004
3,6809
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0000
0,3959
0,7749
0,00%
_E5
2005
9,4102
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0000
0,1866
0,5652
0,00%
_E5
2006
5,3497
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,3596
0,2041
0,00%
_E5
2007
3,9599
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0006
0,4733
0,1503
0,00%
_E5
2008
110,5925
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0008
0,3968
0,1144
1,32%
_E5
2009
113,3928
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0014
0,3518
0,1454
0,58%
_E5
2010
61,0442
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0015
0,0120
0,1202
36,01%
_E6
2004
7,7537
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0044
0,6701
0,0880
0,69%
_E6
2005
13,5375
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0077
0,6617
0,1330
2,48%
_E6
2006
124,9483
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0076
0,6124
0,1314
1,52%
_E6
2007
37,4221
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0111
0,7215
0,0851
0,84%
_E6
2008
52,8335
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0108
0,6306
0,1229
2,18%
_E6
2009
33,1266
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0115
0,5307
0,1107
1,97%
_E6
2010
34,4353
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0097
0,6680
0,1170
2,26%
_E7
2004
11,1386
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0019
0,4635
0,2096
11,02%
_E7
2005
22,0992
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0017
0,4728
0,2463
5,99%
_E7
2006
17,8009
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0012
0,5135
0,3497
3,12%
_E7
2007
31,1222
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0014
0,5405
0,3163
0,86%
_E7
2008
18,1160
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0017
0,4836
0,2540
0,23%
_E7
2009
39,8219
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0015
0,3804
0,2893
0,00%
_E7
2010
83,6440
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0012
0,5125
0,3328
0,00%
_E8
2004
34,5280
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0045
0,5874
0,1451
0,42%
_E8
2005
47,7222
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0049
0,6885
0,1290
0,64%
_E8
2006
32,1600
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0050
0,6786
0,1889
1,64%
_E8
2007
43,3433
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0066
0,6782
0,1752
0,38%
_E8
2008
36,0792
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0076
0,7878
0,1458
1,52%
_E8
2009
132,0281
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0063
0,6647
0,1756
3,34%
_E8
2010
120,3243
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0065
0,6638
0,1626
2,70%
_E9
2004
5,4653
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0015
0,3985
0,2193
10,40%
_E9
2005
33,6230
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0015
0,4978
0,1993
6,85%
_E9
2006
71,5156
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0015
0,5914
0,1833
5,05%
_E9
2007
21,8678
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0019
0,6230
0,1288
2,05%
_E9
2008
43,0566
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0023
0,6019
0,1530
2,00%
_E9
2009
19,2036
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0018
0,4791
0,2039
3,09%
_E9
2010
25,4976
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0019
0,6353
0,2326
1,88%
_E10
2004
11,8011
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0027
0,4957
0,0489
2,66%
_E10
2005
14,5483
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0022
0,6004
0,0594
2,35%
_E10
2006
44,1108
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0026
0,5204
0,0720
2,49%
_E10
2007
21,0941
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0024
0,6634
0,0686
1,04%
_E10
2008
10,0438
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0055
0,8440
0,0888
4,39%
_E10
2009
15,8574
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0047
0,8436
0,1039
5,60%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 11
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_E10
2010
Z-INDEX 14,2042
H-STAT 0,5949
P_GDP 6,10%
INFL 6,96%
KURS 9.078
SBI 6,57%
0,0044
0,7797
0,0974
2,07%
_E11
2004
34,8364
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0028
0,6963
0,2290
10,24%
_E11
2005
79,2421
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0025
0,7844
0,2615
7,64%
_E11
2006
83,8300
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0028
0,6543
0,2190
6,87%
_E11
2007
167,0339
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0027
0,8401
0,2184
3,76%
_E11
2008
53,6690
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0033
0,7509
0,1643
5,66%
_E11
2009
63,0417
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0027
0,7195
0,1963
3,93%
_E11
2010
22,7418
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0027
0,7954
0,0495
1,19%
_E12
2004
6,7504
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0004
0,4226
0,2655
0,30%
_E12
2005
13,4969
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0005
0,4863
0,2289
6,39%
_E12
2006
5,4816
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0006
0,3104
0,1488
2,33%
_E12
2007
7,4091
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0016
0,4143
0,0699
0,58%
_E12
2008
88,3490
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0009
0,7179
0,1312
0,65%
_E12
2009
39,6298
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0011
0,5611
0,1077
0,69%
_E12
2010
34,5650
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0015
0,6792
0,1125
2,09%
_E13
2004
14,0474
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0023
0,3168
0,2217
6,12%
_E13
2005
30,5245
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0018
0,3882
0,2560
3,63%
_E13
2006
34,2588
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0018
0,4630
0,2488
0,10%
_E13
2007
22,1464
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0007
0,9235
0,5910
0,56%
_E13
2008
9,5961
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0015
0,5530
0,2783
0,00%
_E13
2009
10,7193
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0014
0,4897
0,3162
0,37%
_E13
2010
48,6266
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0013
0,4912
0,2981
0,83%
_E14
2004
18,4294
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0025
0,7136
0,2090
4,75%
_E14
2005
37,6519
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0026
0,8523
0,1981
2,21%
_E14
2006
15,2536
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0025
0,7559
0,2291
2,23%
_E14
2007
19,3224
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0024
0,6970
0,2354
3,91%
_E14
2008
25,2166
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0022
0,6980
0,2607
4,02%
_E14
2009
61,4096
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0019
0,6649
0,3071
7,72%
_E14
2010
41,8876
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0018
0,6391
0,2938
6,12%
_E15
2004
155,5711
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0041
0,6814
0,2412
10,57%
_E15
2005
37,6061
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0040
0,7983
0,2301
3,99%
_E15
2006
19,1739
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0033
0,7376
0,2782
2,99%
_E15
2007
15,7650
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0041
0,5957
0,2012
0,99%
_E15
2008
10,4184
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0052
0,7219
0,1472
0,93%
_E15
2009
73,7581
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0050
0,2311
0,1615
3,95%
_E15
2010
15,4861
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0056
0,7602
0,0656
0,88%
_F1
2004
0,0872
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0005
0,0055
0,0063
0,00%
_F1
2005
1,7755
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0003
0,0350
0,0032
0,00%
_F1
2006
2,0973
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0003
0,0330
0,0070
0,00%
_F1
2007
2,5100
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0003
0,0336
0,0025
0,00%
_F1
2008
1,1248
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0006
0,3705
0,0023
0,00%
_F1
2009
1,5696
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0006
0,2603
0,0027
0,00%
_F1
2010
4,5185
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0005
0,3163
(0,0007)
0,00%
_F2
2004
7,2501
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0213
0,4754
0,0056
4,06%
_F2
2005
63,1500
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0237
0,4497
0,0997
8,17%
_F2
2006
42,3544
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0234
0,5550
0,1122
4,79%
_F2
2007
27,2916
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0237
0,5010
0,0676
5,50%
_F2
2008
29,8235
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0239
0,5194
0,0798
8,29%
_F2
2009
36,0928
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0204
0,4943
0,1248
9,99%
_F2
2010
31,5651
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0191
0,4816
0,1159
2,71%
_F3
2004
8,8083
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0162
0,1965
0,0644
13,76%
_F3
2005
1,2437
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0141
0,2231
0,0546
10,30%
_F3
2006
4,0431
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0124
0,2579
0,0996
7,83%
_F3
2007
4,0798
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0085
0,4368
0,1262
5,25%
_F3
2008
12,3989
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0080
0,4079
0,1441
6,01%
_F3
2009
13,6440
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0055
0,3851
0,1439
6,94%
_F3
2010
4,6199
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0074
0,2116
0,0903
4,39%
_F4
2004
2,0651
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0016
0,3376
(0,0040)
8,08%
_F4
2005
0,2725
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0029
0,4946
0,0018
0,20%
_F4
2006
0,7888
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0036
0,1659
(0,0063)
0,00%
_F4
2007
2,4633
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0034
0,2038
0,0001
0,00%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 12
SIZE
NPL
LAMPIRAN 6 DATA PANEL MODEL REGRESI PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK KODE
TAHUN
LTA
CTA
_F4
2008
Z-INDEX 6,4637
H-STAT 0,6664
P_GDP 6,10%
INFL 11,06%
KURS 9.757
SBI 10,28%
0,0034
0,1735
0,0034
0,00%
_F4
2009
3,6703
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0030
0,1311
(0,0049)
0,09%
_F4
2010
2,2209
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0016
0,2715
(0,0075)
0,00%
_F5
2004
5,7223
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0126
0,3712
0,0098
6,85%
_F5
2005
5,9700
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0135
0,4120
(0,0007)
4,77%
_F5
2006
6,6788
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0153
0,3960
0,0063
4,26%
_F5
2007
3,7037
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0149
0,4939
0,0046
5,55%
_F5
2008
2,2939
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0218
0,4194
0,0068
5,21%
_F5
2009
5,2785
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0159
0,5073
0,0107
2,44%
_F5
2010
6,6350
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0136
0,5501
0,0124
6,50%
_F6
2004
7,9403
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0010
0,5177
0,1285
13,03%
_F6
2005
7,9326
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0013
0,8152
0,1028
10,19%
_F6
2006
7,9310
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0014
0,9063
0,0928
4,09%
_F6
2007
5,6500
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0019
0,8586
0,0648
8,33%
_F6
2008
58,6551
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0022
0,8114
0,2052
8,89%
_F6
2009
19,2029
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0018
0,6856
0,2495
10,25%
_F6
2010
23,8230
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0015
0,7192
0,2767
7,22%
_F7
2004
31,1328
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0076
0,7603
0,1861
0,17%
_F7
2005
33,4874
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0107
0,8160
0,2030
0,02%
_F7
2006
19,7276
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0117
0,6908
0,1880
2,09%
_F7
2007
19,5544
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0109
0,6817
0,1952
1,02%
_F7
2008
22,0992
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0136
0,8378
0,1486
0,24%
_F7
2009
46,9944
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0133
0,7622
0,1531
2,39%
_F7
2010
24,3742
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0136
0,7142
0,1421
1,44%
_F8
2004
14,1327
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0138
0,6236
0,0166
3,03%
_F8
2005
8,3495
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0176
0,4812
0,0242
3,05%
_F8
2006
2,8187
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0165
0,4629
0,0048
2,72%
_F8
2007
7,4136
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0184
0,5113
0,0097
8,50%
_F8
2008
16,0488
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0208
0,4954
0,0155
10,43%
_F8
2009
27,0281
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0162
0,5371
0,0217
14,45%
_F8
2010
29,1346
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0145
0,5663
0,0268
1,26%
_F9
2004
4,3546
0,6771
5,13%
6,40%
8.977
7,39%
0,0128
0,3690
0,0416
13,12%
_F9
2005
2,6271
0,5944
5,60%
17,11%
9.737
9,10%
0,0139
0,3501
0,0403
3,89%
_F9
2006
5,3871
0,7013
5,50%
6,60%
9.141
11,73%
0,0096
0,5371
0,0654
2,01%
_F9
2007
17,9986
0,8031
6,30%
6,59%
9.164
8,10%
0,0088
0,4928
0,0688
1,61%
_F9
2008
17,7044
0,6664
6,10%
11,06%
9.757
10,28%
0,0078
0,5378
0,0770
1,18%
_F9
2009
11,9475
0,5871
4,50%
2,78%
10.360
7,65%
0,0051
0,4805
0,1014
2,61%
_F9
2010
27,3714
0,5949
6,10%
6,96%
9.078
6,57%
0,0022
0,3567
0,2162
0,65%
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012 Page 13
SIZE
NPL
LAMPIRAN 7 HASIL REGRESI MODEL PENGARUH PERSAINGAN BANK TERHADAP STABILITAS BANK Dependent Variable: LOG(Z_INDEX?) Method: GLS (Variance Components) Date: 05/21/12 Time: 00:47 Sample: 2004 2010 Included observations: 7 Number of cross-sections used: 110 Total panel (unbalanced) observations: 762 Variable C LOG(H_STAT?) P_GDP? INFL? LOG(KURS?) SBI? LOG(SIZE?) LOG(LTA?) LOG(CTA?) NPL? Random Effects _A1--C _A2--C _A3--C _A4--C _B1--C _B2--C _B3--C _B4--C _B5--C _B6--C _B7--C _B8--C _B9--C _B10--C _B11--C _B12--C _B13--C _B14--C _B15--C _B16--C _B17--C _B18--C _B19--C _B20--C _B21--C
Coefficient -25,24580 -0,08190 32,82847 -2,24258 3,12118 -2,27282 0,04006 0,20408 0,46626 -4,10691
Std. Error 7,95076 0,45525 8,10124 1,03727 0,85708 2,28945 0,03086 0,07977 0,06385 0,68543
t-Statistic
Prob.
-3,17527 -0,17991 4,05228 -2,16201 3,64166 -0,99274 1,29818 2,55851 7,30203 -5,99172
-0,03287 -0,44545 0,35995 -0,15648 0,07303 0,20913 -0,35706 0,73369 0,54424 0,42056 0,11765 -0,46893 0,52582 0,01009 -0,23118 -0,12762 0,11076 -0,05891 0,08413 -0,19203 1,34228 0,57800 0,26605 -0,20463 0,19189 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
0,00160 0,85730 0,00010 0,03090 0,00030 0,32120 0,19460 0,01070 0,00000 0,00000
_B22--C _B23--C _B24--C _B25--C _B26--C _B27--C _B28--C _B29--C _B30--C _B31--C _C1--C _C2--C _C3--C _C4--C _C5--C _C6--C _C7--C _C8--C _C9--C _C10--C _C11--C _C12--C _C13--C _C14--C _C15--C _C16--C _C17--C _C18--C _C19--C _C20--C _C21--C _C22--C _C23--C _C24--C _C25--C _D1--C _D2--C _D3--C _D4--C _D5--C _D6--C _D7--C _D8--C _D9--C _D10--C _D11--C _D12--C _D13--C _D14--C _D15--C
0,06019 -1,37262 0,81150 0,26392 -0,07896 0,30252 0,12235 0,06827 0,20760 -0,05941 0,04051 -0,48326 0,62254 -0,49304 0,20366 0,19811 0,03669 -0,08613 -0,48903 0,38711 -0,20908 0,98616 0,33885 0,23266 -0,91202 0,02920 0,12237 -0,00513 -0,59736 0,11631 -0,37449 -0,00259 -0,19179 -0,44177 0,53014 0,00066 -0,08012 -0,14099 0,01273 0,19608 0,25846 -0,07253 0,06118 -0,18410 -0,07606 -0,04930 0,48579 0,12851 -0,31571 -0,12126 Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012
_D16--C _D17--C _D18--C _D19--C _D20--C _D21--C _D22--C _D23--C _D24--C _D25--C _D26--C _E1--C _E2--C _E3--C _E4--C _E5--C _E6--C _E7--C _E8--C _E9--C _E10--C _E11--C _E12--C _E13--C _E14--C _E15--C _F1--C _F2--C _F3--C _F4--C _F5--C _F6--C _F7--C _F8--C _F9--C
0,09804 -0,14405 0,10702 0,16670 0,25342 0,08772 -0,06868 0,35231 0,09519 0,22049 -0,12407 -0,09724 -0,07591 -0,04926 -0,20567 -0,23308 0,00260 -0,26552 0,23292 -0,15427 -0,22202 0,39153 -0,33978 -0,46581 -0,20831 -0,08924 -0,74451 0,23718 -0,79182 -0,35860 -0,30065 -0,39080 -0,26249 0,09870 -0,53035
GLS Transformed Regression R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
0,39504 0,38780 0,88128 1,21637
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
3,28050 1,12633 584,03810
Unweighted Statistics including Random Effects R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
0,46123 0,45478 0,83167 1,36580
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
3,28050 1,12633 520,13730
Analisis dampak..., Taufik Andriawan, FE UI, 2012