UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA MANAJEMEN RISIKO PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK): STUDI KASUS MIGRASI DATA CENTER PT XYZ KARYA AKHIR

RIZKY ERIKO 1106042290

FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013

Manajemen risiko ..., Rizky Eriko, Fasilkom UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA MANAJEMEN RISIKO PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK): STUDI KASUS MIGRASI DATA CENTER PT XYZ

KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi

RIZKY ERIKO 1106042290

FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013


ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

: Rizky Eriko

NPM

: 1106042290

Tanda Tangan

:

Tanggal

:

ii

Universitas Indonesia


iii

HALAMAN PENGESAHAN

iii



iv

KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Akhir ini. (2) Pihak Perusahaan PT. XYZ yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan. (3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral Almarhumah Mama, Papa, Kakak, Mba Yesi, Kai, Mba Tum, Mas Sampan, Keisha, Pingu, Ubaba dan Aile. (4) My other half Jeannia Fitria S.I.Kom, yang telah memberikan seluruh dukungan semesta alam yang dapat diberikan. (5) Sahabat Tasha Schleck Imansyah yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya akhir ini. (6) Teman dan kawan B 8000 RD, yang selalu senantiasa menemani kemanapun dan dimanapun.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Jakarta, 23 Juli 2013

Rizky Eriko iv



v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya

: : : : : :

Rizky Eriko 1106042290 Magister Teknologi Informasi Ilmu Komputer Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Manajemen Risiko Proyek Teknologi Inforomasi Menggunakan Kerangka Kerja Project Management Body of Knowledge (PMBOK): Studi Kasus Migrasi Data Center PT. XYZ Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal

: Jakarta : 23 Juli 2013

Yang menyatakan

Rizky Eriko

v



vi

ABSTRAK Nama Program Studi Judul

: Rizky Eriko : Magister Teknologi Informasi : Manajemen Risiko Proyek Teknologi Informasi Menggunkan Kerangka Kerja Project Management Body of Knowledge (PMBOK): Studi Kasus Migrasi Data Center PT. XYZ

Data Center (DC) sebagai pusat operasional seluruh sistem aplikasi dan sentral sistem jaringan komunikasi data, harus dapat memenuhi seluruh kebutuhan kegiatan operasional Teknologi Informasi (TI) perusahaan. Meningkatnya pertumbuhan jumlah infrastruktur TI pada PT. XYZ menyebabkan permasalahan pada DC saat ini. Permasalahan yang ada diantaranya adalah DC saat ini tidak memenuhi standar TIA (Telecommunication Industry Association) – 942, distribusi listrik dan pendinginan yang tidak tercukupi, tekanan beban ruangan dan udara panas yang semakin terkonsentrasi dari banyaknya server yang beroperasional. Dengan permasalahan yang ada pada DC saat ini, PT.XYZ mengembangkan proyek migrasi ke infrastruktur DC baru yang di dalamnya memiliki prasyarat – prasyarat untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini. Dalam kegiatan proyek pengembangan infrastruktur DC baru, diperlukan proses tahapan manajemen risiko untuk dapat mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi, proses pengendalian risiko dan strategi – strategi untuk proses mitigasi risiko yang ada. Dalam karya akhir ini dilakukan penyusunan manajemen risiko TI dalam proyek migrasi DC lama ke infrastruktur DC baru dengan menggunakan kerangka kerja Project Management Body of Knowledge (PMBOK). Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu hasil wawancara, dokumen rencana koneksi antar rak perangkat jaringan, dokumen jalur rencana instalasi kabel, rencana migrasi storage, jadwal uraian kegiatan proyek dan laporan hasil kegiatan ujicoba. Hasil dari karya akhir ini adalah daftar risiko, strategi mitigasi risiko serta daftar pemilik risiko sebagai acuan dan pedoman dalam proyek migrasi DC yang akan dihadapi. Kata kunci: Project Management Body of Knowledge (PMBOK), Manajemen Risiko Teknologi Informasi dan Manajemen Proyek Teknologi Informasi

vi



vii

ABSTRACT

Name Study Program Title

: Rizky Eriko : Magister Teknologi Informasi : Information Technology Risk Management using Project Management Body of Knowledge (PMBOK) Framework: Case Study PT. XYZ Data Center Migration

Data Center (DC) as the operational center of the whole central system applications and data communication network systems, must be able to meet all the needs of the operational activities of Information Technology (IT) companies. The increasing growth of the IT infrastructure at PT. XYZ cause problems on DC current. Existing problems such as DC does not currently meet the standards TIA (Telecommunications Industry Association) - 942, power distribution and cooling are not fulfilled, the pressure and heat load space is increasingly concentrated on the number of servers are operational. . With the problems that exist in the current DC, PT. XYZ develop infrastructure projects migration to a new DC in which has a prerequisite to overcome the problems that exist today. In the course of the DC new infrastructure development projects, the necessary process steps of risk management to identify risks that will be faced, risk control processes and strategies for mitigating the risk. In this thesis carried out the preparation of IT risk management within the current DC migration project infrastructure to the new DC by using the framework of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK). The data used are secondary data interviews, planning documents connections between network devices rack, document line cable installation plans, storage migration plan, schedule and description of project activity test report on their activities. The results of this thesis is a list of risks, risk mitigation strategies and risk owners list as a reference and guidance in DC migration project that will be encountered. Keywords: Project Management Body of Knowledge (PMBOK), Information Technology Risk Management and Information Technology Risk Management

vii



viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMA KASIH ...................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........................vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI.......................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi DAFTAR TABEL................................................................................................xii 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 3 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 3 1.5 Penelitian Sebelumnya ...................................................................................... 4 2. LANDASAN TEORI......................................................................................... 5 ....2.1 Project Management Body of Knowledge (PMBOK) ................................... 5 ....2.2 Manajemen Risiko ..................................................................................... ...5 ....2.3 Manajemen Risiko Proyek.............................................................................6 ..........2.3.1 Perencanaan Manajemen Risiko...........................................................8 ..........2.3.2 PERT.....................................................................................................9 ..........2.3.3 Identifikasi Risiko...............................................................................10 ..........2.3.4 Risk Assesment....................................................................................11 ..........2.3.5 Plan Risk Response.............................................................................11 ..........2.3.6 Pemantauan dan Pengendalian Risiko................................................12 ....2.4 Manajemen Risiko Teknologi Informasi.....................................................12 ....2.5 Kategori Risiko Teknologi Informasi..........................................................13 ....2.6 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 9/15/PBI/2007............................14 ..........2.6.1 Pengertian Data Center (DC).............................................................15 ..........2.6.2 Pengertian Disaster Recovery Center (DRC).....................................15 ..........2.6.3 Daur Hidup Manajemen Proyek...………….……………….....……15 ..........2.6.4 Tahap Pengembangan Manajemen Proyek....………………....…….16 ..........2.6.5 Pengontrolan……………………………………………………..….19 .....2.7.Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan teknologi ……...informasi oleh bank umum, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: ……...9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007 .................................................... 22 ..........2.7.1 Fungsi Manajemen Risiko TI………………………..…………….22 ..........2.7.2 Jenis Risiko Terkait Teknologi Informasi……............……………23 Universitas Indonesia viii


ix

.......2.7.3 Penilaian Risiko……………..………………….......…...……………25 .......2.7.4 Proses Pengukuran dan Pemantauan Risiko.….......………..………....26 2.8 Perbandingan Framework PMBOK dengan Framework Risk Management OCTAVE, FAIR, NIST-RMF................................................................ ............... 28 2.9 Data Center dengan standar Tier-3............................................................. .... 29 2.10 Standar Acuan Data Center Berdasarkan TIA-942....................................39 2.11 Ruang dan Tata Ruang Sebuah Data Center..............................................39 2.12 Standar Arsitektur dan Material, Proteksi Kebakaran, Pendinginan…..........42 2.13 Sistem Perlindungan Kebakaran dan Sistem Pendinginan.............................43 3. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 44 ....3.1 Theoritical Framework................................................................................44 ....3.2 Perencanaan Manajemen Risiko..................................................................44 ....3.3 Identifikasi Risiko........................................................................................44 ....3.4 Pengukuran Risiko.......................................................................................45 ....3.5 Pengendalian Risiko.....................................................................................45 …3.6 Pemantuan Risiko.........................................................................................45 4. KAJIAN ORGANISASI.................................................................................. 46 ....4.1 Profil PT.XYZ.............................................................................................46 ....4.2 Manajemen Risiko TI dan Risiko TI pada PT XYZ....................................46 ....4.3 Data Center PT. XYZ..................................................................................47 ....4.4 Kondisi Eksisting Data Center PT.XYZ.....................................................47 ....4.5 Penjelasan ruangan-ruangan pada Data Center PT.XYZ............................49 ....4.6 Kondisi Future Data Center.........................................................................51 ....4.7 Isu Data Center............................................................................................59 ....4.8 Asesmen Data Center PT.XYZ................................................................... 61 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................. 62 ....5.1.Perencanaan Manajemen Risiko.................................................................62 ..........5.1.1 Ruang Lingkup Proyek.......................................................................62 ..........5.1.2 Cost Management Plan.......................................................................65 ..........5.1.3 Schedule Management Plan................................................................65 ..........5.1.4 Communications Management Plan...................................................66 ..........5.1.5 Enterprise Environmental Factors...................................................67 ..........5.1.6 Organizational Process Assets............................................................67 ..........5.1.7 Risk Management Plan.......................................................................67 ..........5.1.8 Activitiy Cost Estimates.....................................................................68 ..........5.1.9 Activity Duration Estimates............................................................68 ..........5.1.10 Scope Baseline................................................................................71 ..........5.1.11 Stakeholder Register.........................................................................72 ..........5.1.12 Quality Management Plan................................................................73 ..........5.1.13 Project Documents............................................................................75 ..........5.1.14 Risk Register....................................................................................76 ....5.2 Qualitative Risk Analysis................................................................. ........... 94 ..........5.2.1 Daftar Profil dan Transmisi Risiko.....................................................94 ..........5.2.2 Risk Register Updates......................................................................100 ....5.3 Plan Risk Response...................................................................................126 ....5.4 Monitor and Control Risks.........................................................................141 ix



x

6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 142 6.1 Kesimpulan....................................................................................................142 6.2 Saran...............................................................................................................143 DAFTAR REFERENSI........................................................................................145 LAMPIRAN.... ................................................................................................... 146

x



xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tinjauan manajemen risiko proyek (PMI, 2008, p.274) ................ 7 Gambar 2.2 Fase Daur Hidup Proyek (Schwalbe, 2004, p44).......... ............... 16 Gambar 2.3 Standar TIA-942 Visualisasi Ruang & Tata Ruang DC .............. 40 Gambar 2.4 Lorong Panas dan Lorong Dingin ................................................ 41 Gambar.2.5 ..Gambar Topologi Sistem Perkabelan dan Alokasi Sistem .........................Perangkat (TIA-942) .................................................................... 42 Gambar 3.1 Theoritical Framework ................................................................ 46 Gambar 5.1 Uraian Pekerjaan Kegiatan Migrasi Data Center ........................ 68 Gambar 5.2 Tabel Struktur Proyek Kegiatan Migrasi Data Center................. 69

xi



xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses Inisiasi dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p73).......................16 Tabel 2.2 Proses Perencanaan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p79-80) ........ 17 Tabel 2.3 Proses Eksekusi dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p79-80) .............. 19 Tabel 2.4 Proses Pengontrolan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p94) ............ 20 Tabel 2.5 Proses Penutupan dan keluarannya (Schwalbe,2004, p97) ................... 22 Tabel 2.6 Pengukuran dan Pemantauan Risiko ..................................................... 26 Tabel 2.7 Pengukuran Kecenderungan terhadap Dampak .................................... 27 Tabel 5.1 Tabel Risk Management Plan .............................................................. 68 Tabel 5.2 Estimasi Perkiraan Kegiatan ................................................................. 69 Tabel 5.3 Tabel Peran dan Tanggung Jawab ....................................................... 74 Tabel 5.4 Tabel Kebutuhan Stakeholder .............................................................. 73 Tabel 5.5 Tabel Quality Management Plan .......................................................... 73 Tabel 5.6 Tabel Risk Register Process ................................................................. 77 Tabel 5.7 Tabel Risk Register People .................................................................. 78 Tabel 5.8 Tabel Risk Register Teknologi .............................................................. 79 Tabel 5.9 Hasil Identifikasi Asset ......................................................................... 94 Tabel 5.10 Penilaian Dampak .............................................................................. 95 Tabel 5.11 Keterangan Penilaian Dampak ........................................................... 95 Tabel 5.12 Kriteria penentuan kecenderungan...................................................... 96 Tabel 5.13 Pemetaan Likelihood terhadap Dampak ............................................. 99 Tabel 5.14 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Proses ........................................ 100 Tabel 5.15 Pemetaan Likelihood terhadap Dampak ............................................ 102 Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi ................................. 104 Tabel 5.17 Tingkat Pengendalian Terhadap Nilai Risiko .................................. 127 Tabel 5.18 Tabel Penerimaan Risiko ................................................................. 128

xii



1

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memuat gambaran umum permasalahan dan tujuan dari karya akhir. Sub bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, serta sistematika pembahasan penelitian. 1.1 Latar Belakang PT.

XYZ

merupakan

sebuah

perusahaan

yang

memanfaatkan

sistem

komputerisasi sebagai core bisnis perusahaan. Saat ini DC PT. XYZ memiliki 700 unit server yang mendukung sekitar 180 aplikasi. Perkembangan penggunaan komputer Personal Computer (PC) dan atau Notebook di kantor pusat hingga saat ini adalah sebanyak 5.606 buah belum termasuk aset perangkat pada Disaster Recovery Center (DRC) site. Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dari sisi infrastruktur telah dibangun jaringan LAN (Local Area Network) dan CAN (Campus Area Network) yang menghubungkan seluruh komputer yang ada di setiap lantai delapan gedung di areal perkantoran. Seluruh komputer yang ada di Kantor Pusat juga di hubungkan dengan komputer-komputer yang ada di seluruh 37 Kantor Cabang. Untuk perangkat keras server menggunakan tipe rack server dan blade server serta tempat penyimpanan data dan database sebagai backup sistem aplikasi berupa Storage jenis SAN (Storage Area Network) dan Tape library serta telah mengunakan infrastruktur berbasis teknologi virtualiasi untuk mendukung operasional TI perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Dengan telah berlangsungnya pembangunan DC-Baru oleh PT.XYZ, maka diperlukan penyiapan manajemen risiko untuk implementasi seluruh infrastruktur TI untuk menyiapkan dan mengaktifkan DC-Baru agar siap digunakan oleh seluruh aplikasi. 1



2

Berkaitan dengan skenario implementasi DC-Baru maka diperlukan rencana kerja terkait penyiapan infrastruktur utama TI yang

meliputi beberapa kegiatan

pekerjaan dan perencanaan kebutuhan untuk menghindari adanya risiko-risiko yang akan timbul, berikut uraian pekerjaan dalam proses migrasi DC-Lama ke DC-Baru adalah sebagai berikut: 1) Perkabelan Data (Cabling), berfungsi untuk penghubung antar ruangan di dalam DC-Lama dan DC-Baru. 2) Jaringan Data (Perangkat Aktif), perangkat aktif jaringan berfungsi sebagai interkoneksi antar perangkat komputer dan seluruh sistem di DCBaru. 3) Jaringan Telekomunikasi, merupakan enterance dari pihak provider sebagai supply koneksi extranet, intranet dan wide area network. 4) Storage

Area

Network

(SAN),

SAN

berfungsi

sebagai

tempat

penyimpanan seluruh sistem aplikasi TI. 5) Backup System, berfungsi sebagai pusat operasional system backup yang mencakup keseluruhan data dengan kondisi prosedur dan latency yang berbeda. 6) Server Infrastruktur, Web, Aplikasi dan Database, berfungsi sebagai pemprosesan dan pengolahan data dari sisi web, aplikasi dan database 7) IP

Telephone,

berfungsi

sebagai

alat

telekomunikasi

dengan

menggunakan IP untuk layanan telepon. 8) Tools Monitoring, berfungsi sebagai tools untuk memonitor seluruh aktivitas DC yang mencakup dari sisi: - Kapasitas Daya Genset - Kapasitas UPS - Kapasitas Listrik - Akses fisik orang dan barang - Suhu dan kelembaban ruang server Universitas Indonesia


3

- Monitoring Server - Monitoring Storage - Monitoring Perangkat Jaringan - Monitoring Perangkat Telekomunikasi Data Dalam uraian pekerjaan dan skenario implementasi migrasi DC-Baru diatas maka dipererlukan manajemen risko terhadap proyek migrasi DC-Lama ke DC-Baru, sehingga segala aspek risiko-risiko yang akan timbul dari tiap kegiatan yang ada dapat di minimalisasikan. Research Question dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah strategi manajemen risiko untuk mitigasi risiko-risiko pada proyek migrasi DC pada PT XYZ? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kasus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah penyusunan manajemen risiko dengan menggunakan kerangka kerja Project Management Body Knowledge pada proyek Migrasi DC pada PT. XYZ.

2. Rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian ini terbatas dalam tahapan penyusunan identifikasi risiko - risiko pada proses mitigasi risiko dalam proyek migrasi DC. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan penelitian ini adalah untuk menyusun manajemen risiko berbasis framework PMBOK untuk mitigasi risiko yang ada pada proyek migrasi DC.

Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya akhir ini yaitu sebagai pedoman dalam mitigasi risiko dari seluruh risiko-risiko yang akan timbul dalam pelaksaan



4

proyek dan dapat menjadi acuan apabila pelaksanaan proyek mengalami kegagalan atau kendala.

Dengan adanya manajemen risiko dapat

meminimalisasikan risiko untuk

kelangsungan kegiatan operasional harus dari akibat adanya risiko-risiko yang timbul sehingga terjadinya gangguan atau kerusakan pada aset Teknologi Informasi. 1.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian-penelitian sebelumnya yang mengambil tema serupa antara lain:

1. Manajemen Risiko Proyek Teknologi Informasi Berbasis Metode Project Management Body of Knowledge (PMBOK): Studi Kasus Proyek Pengembangan Aplikasi Perangkat Lunak (Rony Bintoro Marojahan Gurning, 2010)

2. Penilaian Risiko dan Analisa Profil Risiko TI Menggunakan Kerangka Kerja Riskit: Studi Kasus PT. Bank ABC (Persero) Tbk. (Yok Christiyono, 2011)

3. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Risiko Operasional Pada PT. Iguana Technology (HERRY, 2011)



5

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Risiko

Menurutt Djojo soerdarso (2005,p.4), manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko. terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun dan memimpin mengawasi program penanggulangan risiko. Jadi manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, mengatur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas seperti: 1. Mengidentifikasi risiko - risiko yang dihadapi. 2. Mengukur atau menentukan besamya risiko tersebut. 3. Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko. 4. Menyusun strategi untuk memperkecil atau mengendalikan risiko. 5. Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat. 2.2 Project Management Body of Knowledge (PMBOK) PMBOK adalah kumpulan proses dan bidang pengetahuan dalam manajamen proyek yang dipublikasikan oleh Project Management Institute (PMI). PMBOK merupakan acuan bagi pimpinan proyek atau yang menjalankan manajemen proyek (PMI, 2008). PMBOK memiliki 5 (lima) proses dasar yang merupakan konsep-konsep dasar yang berlaku untuk proyek. Lima kelompok proses dasar tersebut adalah (PMI, 2008, p.6): 1. Proses inisialisasi, mendefinisikan dan memberi kewenangan proyek. 5



6

2. Proses perencanaan, mendefinisikan dan menyempurnakan tujuan dan rencana rangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan ruang lingkup proyek. 3. Proses pelaksanaan, mengintegrasikan sumber daya untuk melaksanakan rencana pengelolaan proyek. 4. Proses pemantauan dan pengendalian, mengukur dan memantau secara berkala untuk mengidentifikasi dari rencana pengelolaan proyek sehingga tindakan korektif daat diambil bila diperlukan untuk memenuhi tujuan proyek. 5. Proses penutupan, penerimaan produk, jasa atau hasil proyek pada fase terakhir. 2.3 Manajemen Risiko Proyek Manajemen risiko proyek meliputi proses membangun manajemen risiko, identifikasi, analisis, perencanaan respon dan pengendalian monitoring pada proyek. Tujuan dari manajemen risiko proyek adalah untuk meningkatkan probabilitas dan dampak dari kejadian positif dan mengurangi dampak dan negatif dalam proyek (PMI, 2008, p.273): 

Perencanaan Manajemen Risiko Untuk menentukan dan merencanakan seluruh aktivitas manajemen risiko pada suatu proyek.



Identifikasi Risiko Untuk menentukan risiko apa saja yang akan berdampak pada proyek dan mendokumentasikan seluruh karateristik dari risiko tersebut.



Analisa Risiko dengan metode Qualitative Menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa risiko untuk dapat mengetahui dampak

apa yang ditimbulkan kepada tujuan awal dari

proyek.



7



Proses analisa dengan menggunakan pendekatan analisa Quantitative Analisa

kuantitatif

digunakan

untuk

mengukur

probabilitas

dan

konsekuensi dari risiko serta perkiraan dampak apa yang ditimbulkan bagi proyek. 

Perencanaan Mitigasi Risiko Membuat prosedur dan teknik untuk meningkatkan

strategi dan

mengurangi ancaman bagi proyek. 

Pemantauan dan Pengendalian Risiko Pengawasan terhadap risiko yang berulang, identifikasi risiko baru, melaksanakan rencana proses pengurangan risiko dan mengevaluasi efektifitas melalui alur dari proyek.

Gambar 2.1 Tinjauan manajemen risiko proyek (PMI, 2008, p.274)



8

2.3.1

Perencanaan Manajemen Risiko

Perencanaan manajemen risiko adalah sebuah proses untuk menentukan dan merencanakan manajemen risiko dari sebuah proyek. Sangat penting untuk perencanaan proses sebuah risiko untuk memastikan bahwa semua level, tipe dan cara pandang manajemen risiko agar selaras dengan risiko dan tujuan utama proyek dari sebuah organisasi. (PMI, 2008, p.276). Perencanaan manajemen risiko menggambarkan bagaimana manajemen risiko akan dibangun dan dilakukan pada proyek. Ini menjadi bagian dari rencana manajemen proyek rencana manajemen risiko yang meliputi: 

Metodologi, mendefinisikan pendekatan, alat dan sumber data yang dapat digunakan untuk melakukan, manajemen risiko pada proyek.



Peran dan tanggung jawab, menentukan anggota tim manajemen yang menjadi pemimpin, dukungan dan risiko untuk setiap jenis kegiatan dalam pengelolaan risiko dan memperjelas tanggung jawab mereka.



Penganggaran dana, memberikan recources, memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk manajemen risiko untuk dimasukkan dalam biaya dan menetapkan rencana cadangan



Penentuan waktu, menentukan kapan dan seberapa sering proses manajemen risiko akan dilakukan selama siklus hidup proyek, menetapkan jadwal cadangan dan menetapkan aktivitas manajemen risiko untuk dimasukan dalam jadwal proyek.



Kategori risiko, menyediakan struktur yang menjamin proses komprehensif sistematis mengidentifikasi risiko ke tingkat konsistensi yang detail dan berkontribusi terhadap efektivitas dan kualitas proses mengidentifikasi risiko.



9



Penjelasan dari probabilitas risiko dan dampaknya, kualitas dan kredibilitas melakukan proses analisis risiko kualitatif mensyaratkan bahwa tingkat yang berbeda probabilitas risiko dan dampak didefinisikan. Definisi umum tingkat probabilitas dan tingkat dampak yang disesuaikan dengan proyek individu selama proses manajemen risiko rencana penggunaan proses analisis risiko kualitatif.



Probabilitas dan dampak matriks, risiko diprioritaskan sesuai dengan implikasi potensi mereka untuk memiliki efek pada tujuan proyek. Pendekatan

untuk

memprioritaskan

risiko

adalah

dengan

menggunakan tabel probabilitas dan dampak. Kombinasi spesifik probabilitas dan dampak yang menyebabkan resiko yang dinilai sebagai, tinggi, sedang, rendah, dengan pentingnya sesuai untuk merencanakan tanggapan terhadap risiko biasanya ditetapkan oleh organisasi. 

Toleransi yang diberikan dari pihak stakeholder, toleransi pihak stakeholder yang berlaku pada proyek, dapat direvisi dalam proses perencanaan manajemen risiko.



Format pelaporan, mendefinisikan bagaimana hasil dari proses manajemen

risiko

akan

didokumentasikan,

dianalisis

dan

dikomunikasikan. 

Pelacakan, mendokumentasikan bagaimana kegiatan risiko akan direkam untuk kepentingan proyek ini, serta untuk kebutuhan masa depan dan pembelajaran, serta apakah dan bagaimana proses manajemen risiko akan diaudit.

2.3.2

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Menurut Olson (2004, p212), Metode PERT adalah modifikasi dari Critical Path Method, memungkinkan ketidakpastian dalam durasi aktivitas untuk dipertimbangkan kembali. Terdapat tiga estimasi durasi



10

aktivitas yang dibutuhkan antara lain: Minimum, Most Likely dan Maximum. Dalam estimasi most likely relatif mudah dan durasi minimum dalam aktivitas dan juga dapat diidentifikasi dengan mudah, panjang waktu dalam aktivitas akan sangat berpengaruh apabila semua aktivitas berjalan lancar. Estimasi ketiga yaitu durasi maximum seringkali lebih sulit untuk diestimasikan. Estimasi waktu yang dapat diambil dari durasi maximum sebuah aktivitas tidak mempunyai batasan. Saat PERT digunakan diperlukan penjelasan serta penetapan dari apa yang dimaksud dengan durasi minimum dan maximum. Banyak varian yang berbeda digunakan. Durasi proyek dapat dihitung dengan menggunakan formula: Expected Duration = a + 4m + b 6 2.3.3

Identifikasi Risiko

Proses identifikasi risiko adalah proses menentukan risiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karateristik dari tiap risiko – risiko yang ada. Peserta dalam kegiatan identifikasi risiko dapat meliputi: project manager, anggota tim proyek, tim manajemen risiko (jika ditugasi) customer, bantuan tenaga ahli dari luar tim proyek, pengguna, project manager di luar proyek dan para pihak dan ahli manajemen risiko. Hasil utama dari identifikasi risiko adalah risk register. Risk register mengacu pada risiko yang teridentifikasi, penyebab dari risiko, daftar respon potensial risiko, pemilik risiko, gejala dan tanda-tanda sumber risiko, daftar prioritas risiko proyek, daftar risiko yang memerlukan respon dalam waktu dekat, daftar risiko untuk analisis tambahan dan respon dalam hasil analisis kualitatif.



11

2.3.4

Risk Assesment

Proses risk assesment, dilakukan dengan cara analisis risiko kualitatif. Melakukan analisis risiko kualitatif adalah proses memprioritaskan risiko untuk

analisis

lebih

lanjut

atau

tindakan

dengan

menilai

dan

menggabungkan probabilitas kejadian dan dampak. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja proyek dengan berfokus pada risiko prioritas tinggi. melakukan analisis risiko kualitatif dilakukan pemeriksaan terhadap prioritas

risiko

menggunakan

probabilitas

relatif

mereka

atau

kemungkinan kejadian dampak yang sesuai pada tujuan proyek jika risiko terjadi. Risk assesment dapat dilakukan dengan cara probability and impact matrix. Risiko dapat diprioritaskan untuk lebih lanjut dan respon berdasarkan rating risiko. Biasanya, aturan risk rating ini ditetapkan oleh organisasi pada proyek dan termasuk dalam aset proses perusahaan. 2.3.5

Plan Risk Response

Risk response plan adalah proses pengembangan berbagai opsi dan kegiatan – kegiatan untuk meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman risiko yang akan mempengaruhi terhadap tujuan proyek. Proses ini mengikuti proses analisa resiko kualitatif. Ini mencakup identifikasi dan penugasan pemilik respon risiko untuk bertanggung jawab atas respon risiko yang ada. Strategi plan risk response, dibagi menjadi empat strategi utama untuk risiko – risiko negatif. Strategi – strategi ini diuraikan di bawah ini untuk menghindari, transfer, mengurangi atau accept:  Avoid, penghindaran risiko perubahan rencana manajemen proyek untuk menghilangkan ancaman tersebut seluruhnya. Manajer proyek juga mengisolasi tujuan proyek dari dampak risiko atau mengubah tujuan yang mempunyai risiko tinggi.



12

 Transfer, risiko transfer membutuhkan penggeseran beberapa atau semua dampak negatif dari ancaman, bersama dengan kepemilikan respon kepada pihak ketiga. Proses transfer risiko hanya memberi pihak lain tanggung jawab untuk manajemen tidak menghilangkannya.  Mitigate, mitigasi risiko berisi penurunan probabilitas dan dampak dari suatu peristiwa yang merugikan risiko berada dalam batas dapat diterima. Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan dan dampak risiko yang terjadi pada proyek sering lebih efektif daripada mencoba untuk memperbaiki kerusakan setelah risiko telah terjadi.  Accept, strategi ini diadopsi karena mungkin sulit untuk menghilangkan semua ancaman dari suatu proyek. Bahwa tim proyek telah memutuskan untuk tidak mengubah rencana manajemen proyek untuk menangani risiko, atau tidak dapat mengidentifikasi strategi respon lain yang cocok. 2.3.6 Pemantauan dan pengendalian risiko Proses pemantauan dan pengendalian risiko adalah proses penerapan rencana risk response, pelacakan risiko

yang teridentifikasi,

memonitor risiko residual, identifikasi risiko dan mengevaluasi efektivitas

proses

risiko

terhadap

proyek.

Pemantauan

dan

pengendalian risiko dapat melibatkan memilih strategi alternatif, melaksanakan rencana lain atau strategi fallback dan

mengambil

tindakan korektif dengan cara memodifikasi rencana manajemen proyek. 2.4 Manajemen Proyek Teknologi Informasi Manajemen proyek merupakan aplikasi dari pengetahuan kemampuan, alat dan cara untuk aktivitas proyek yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan proyek (A Guide to the Project Management Body or Knowledge (PMBOK Guide). USA. 2004. P.8-9). Manajemen proyek disempumakan melalui aplikasi dan integrasi daur proses manajemen proyek dan inisiasi, eksekusi, monitoring, controlling dan penutupan (A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Universitas Indonesia


13

Guide), USA, 2004. P.8-9). Manajer proyek merupakan orang yang bertanggung jawab dalam penyempurnaan sasaran proyek (A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide). USA. 2004. P.8 9). 2.5 Kategori Risiko Teknologi Informasi Menurut Hughes (2006, p.36). dalam penggunaan teknologi informasi berisiko terhadap kehilangan informasi dan pemulihannya yang tercakup dalam 6 kategori, yaitu: 1. Keamanan Risiko yang informasinya diubah atau digunakan oleh orang yang tidak berwenang. Misalnya saja kejahatan komputer, kebocoran internal dan terorisme cyber. 2. Ketersedian Risiko yang datanya tidak dapat diakses setelah kegagalan sistem, karena kesalahan manusia (human error), perubahan konfigurasi dan kurangnya dukungan dari sistem arsitektur yang ada. 3. Daya Pulih Risiko dimana informasi yang diperlukan tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang cukup, setelah terjadinya kegagalan dalam perangkat lunak atau keras, ancaman eksternal atau bencana alam. 4. Performa Risiko dimana informasi tidak tersedia saat diperlukan, yang diakibatkan oleh arsitektur terdistribusi. permintaan yang tinggi dan topografi informasi teknologi yang beragam.



14

5. Daya Skala Risiko yang perkembangan bisnis, pengaturan bottleneck, dan bentuk arsitektur membuatnya tidak mungkin menangani banyak aplikasi baru dan biaya secara efektif. 6. Ketaatan Risiko yang manajemen atau penggunaan informasinya melanggar keperluan dari pihak pengatur. Yang dipersalahkan dalam hal ini mencakup aturan pemerintah, panduan pengaturan pensahaan dan kebijakan internal. 2.6 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 9/15/PBI/2007 PBI Nomor : 9/15/PBI/2007 menjelaskan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh bank umum. Penerapan Teknologi Informasi telah membawa perubahan dalam kegiatan operasional serta pengelolaan data Bank sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif serta memberikan informasi secara lebih akurat dan cepat. Perkembangan produk perbankan

berbasis

teknologi

diantaranya

berupa

Electronic

Banking

memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan secara non cash setiap saat melalui jaringan elektronik. Selain itu penggunaan jasa pihak ketiga dalam penyediaan sistem dan pelayanan Bank semakin meningkat. Mengingat bahwa Teknologi Informasi merupakan aset penting dalam operasional yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing Bank sementara dalam penyelenggaraannya mengandung berbagai risiko, maka Bank perlu menerapkan IT Governance. Keberhasilan penerapan IT Governance tersebut sangat tergantung pada komitmen seluruh unit kerja di Bank, baik penyelenggara maupun pengguna TI. Penerapan IT Governance dilakukan melalui penyelarasan rencana strategis teknologi informasi dengan strategi bisnis Bank, optimalisasi pengelolaan sumber daya, pemanfaatan TI (IT value delivery), pengukuran kinerja dan penerapan manajemen risiko yang efektif.



15

2.6.1 Data Center (DC) Pusat Data (Data Center) adalah fasilitas utama pemrosesan data Bank yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung kegiatan operasional Bank secara berkesinambungan (PBI Nomor : 9/15/PBI/2007, Pasal 1 Ayat 5) 2.6.2 Disaster Recovery Center (DRC) Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas pengganti pada saat DC mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi antara lain karena tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer, yang digunakan sementara waktu selama dilakukannya pemulihan DC untuk menjaga kelangsungan kegiatan usaha (business continuity). (PBI Nomor : 9/15/PBI/2007, Pasal 1 Ayat 7) 2.6.3 Daur Hidup Manajemen Proyek Menurut Schwalbe (2004, p43-44), Daur hidup proyek (Project Life Cycle) merupakan kumpulan dari tahapan - tahapan proyek. Tahapan dari daur hidup proyek:  Project Feasibility: Terdiri dari tahap konsep dan pengembangan tahapan berfokus kepada perencanaan.  Project Acquitition: Terdiri dari tahap implementasi dan penyelesaian (close out) berfokus kepada penyampaian tugas yang akan dilaksanakan.Sebuah proyek harus dapat menyelesaikan setiap tahapan sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya. Pendekatan daur hidup proyek menyediakan suatu kontrol manajemen yang baik dan hubungan yang tepat terhadap operasi yang berjalan dalam organisasi. Untuk lebih jelasnya, daur hidup proyek digambarkan sebagai berikut: Universitas Indonesia


16

Gambar 2.2 Fase Daur Hidup Proyek (Sumber: Schwalbe, 2004, p44) 2.6.4 Tahap pengembangan manajemen proyek Inisiasi Menurut Schwalbe (2004,p71) dalam manajemen proyek inisisasi adalah proses mengenal dan memulai sebuah proyek baru atau fase proyek. Tabel 2.1 Proses Inisiasi dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p73) Proses

Keluaran

Inisiasi

Penugasan manajer proyek Mengenali kunci dari stakeholder Menyelesaikan kasus bisnis Menyelesaikan dan menyetujui perancangan tabel



17

Perencanaan Menurut Schwalbe (2004,p78-80), perencanaan merupakan proses yang paling sulit dan tidak diperhatikan dalam manajemen proyek. tujuan utama adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan proyek adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan proyek. untuk menciptakan rencana yang realistis dan berguna, cukup banyak waktu dan usaha yang harus dilibatkan dalam proses perencanaan, dan pengetahuan orang dalam melekukan kebutuhan kerja untuk merencanakan pekerjaan. Tabel 2.2 Proses Perencanaan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p79-80) Area Pengetahuan Integritas

Ruang Lingkup

Proses

Keluaran

Pengembangan rencana proyek. Perencanaan ruang lingkup

Rencana proyek mendukung secara detail. Pernyataan ruang lingkup

Definisi ruang lingkup Pendefinisian aktivitas

Urutan aktivitas Waktu Perkiraan durasi aktivitas Pengembangan jadwal

-Mendukung secara detail rencana manajemen ruang lingkup -WBS (Work Breakdown Structure) - Update statement ruang lingkup - Daftar aktivitas proyek - Mendukung secara detail dari tiap aktivitas - Update WBS - Diagram jaringan proyek - Update daftar aktivitas - Estimasi durasi aktivitas - Dasar-dasar estimasi durasi waktu - Update daftar aktivitas - Jadwal proyek - Mendukung detail rencana manajemen jadwal - Update kebutuhan sumber daya Universitas Indonesia


18 Tabel 2.2 Proses Perencanaan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p79-80) Biaya

Perencanaan sumber Kebutuhan sumber daya daya - Estimasi biaya Pengestimasian biaya - Dukungan secara detail - Rencana manajemen biaya Penganggaran biaya

Kualitas

Perencanaan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM)

Perencanaan organisasional

Akuisisi staff Komunikasi Pengidentifikasian resiko Resiko Menghitung banyaknya risiko

Pengembangan tanggapan terhadap resiko Perencanaan pengadaan Pengadaan

Perencanaan permohonan

- Dasar-dasar pembiayaan -Rencana manajemen kualitas -Definisi kualitas -Daftar checklist -Sebagai masukan terhadap proses lain - Penugasan peranan dan tanggung jawab - Memperkerjakan rencana manajemen SDM - Struktur organisasi secara detail - Dukungan secara detail - Penugasan staf proyek - Penunjukan tim proyek Rencana manajemen komunikasi - Sumber risiko - Kejadian risiko yang berpotensi - Gejala risiko - Sebagai masukan terhadap proses lain - Strategi untuk dimitigasi - Ancaman yang harus dihadapi - Kesempatan untuk diabaikan -Ancaman yang harus diterima -Rencana manajemen risiko - Sebagai masukkan terhadap proses lain - Rencana kontigensi - Persetujuan kontraktual Rencana manajemen pengadaan pernyataan kerja - Dokumen pengadaan - Evaluasi kriteria -Update pernyataan aktivitas



19

Eksekusi Menurut Schwalbe (2004,p90), eksekusi proyek melibatkan pengambilan tindakan yang perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa aktivitas didalam rencana proyek terselesaiakan dengan baik. Produk dari proyek dihasilkan selama eksekusi proyek, dan biasanya memakan banyak sumber daya untuk diselesaikan. Keluaran yang paling penting adalah hasil kerja, atau pengiriman produk. Tabel 2.3 Proses Eksekusi dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p91) Area pengetahuan Integrasi Ruang lingkup

Proses Eksekusi rencana proyek

Keluaran - Hasil kinerja - Perubahan permintaan Penerimaan formal

Kualitas

Verifikasi ruang lingkup Menjamin kualitas

Sumber daya manusia (SDM)

Pengembangan tim proyek

Komunikasi Pengadaan

Distribusi informasi Record proyek Permohonan Proposal Pemilihan sumber Kontrak daya - Koresponden - Perubahan kontrak Administrasi kontrak - Permintaan pembayaran

Peningkatan kualitas - Peningkatan Kinerja - Masukan untuk penigkatan kinerja

2.6.5 Pengontrolan Menurut Schwalbe (2004,p94), pengontrolan adalah proses untuk membandingkan kemajuan proyek dengan objektif proyek, pengawasan Universitas Indonesia


20

penyimpangan dari rencana, dan mengambil tindakan korektif untuk menyesuaikan kemajuan dengan rencana. Pengawasan meliputi semua fase dalam daur hidup proyek. Tabel 2.4 Proses Pengontrolan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p94) Area Pengetahuan

Proses

Keluaran

Pengendalian perubahan

Tindakan perbaikan rencana proyek Pembelajaran materi Penerimaan formal

Integritas Terintegrasi Verifikasi ruang lingkup

- Perubahan ruang lingkup Ruang lingkup

Pengendalian ruang lingkup

- Tindakan perbaikan - Pembelajaran materi - Aturan yang disesuaikan - Pembaharuan jadwal

Waktu

Pengendalian jadwal

- Tindakan perbaikan - Pembelajaran materi - Perkiraan biaya yang sudah direvisi - Pembaharuan anggaran

Biaya

Pengendalian biaya

- Tindakan perbaikan - Perkiraan saat penyelesaian - Penutupan kontrak Universitas Indonesia


21 Tabel 2.4 Proses Pengontrolan dan Keluarannya (Schwalbe,2004, p94) Kualitas

- Perbaikan kualitas - Keputusan penerimaan Pengendalian kualitas

Komunikasi

Pelaporan kinerja

Resiko

Pengawasan dan Pengendalian resiko

- Pengerjaan ulang - Penyelesaian checklist - Penyesuaian proses - Laporan kinerja - Permitaan perubahan - Rencana kerja - Tindakan perbaikan - Permintaan perubahan proyek - Pembaharuan rencana penanggapan risiko - Database risiko - Pembaharuan checklist identifikasi risiko

Penutupan Menurut Schwalbe (2004,p96), proses penutupan proyek meliputi kegiatan untuk mendapatkan penerimaan pemegang saham dan pelanggan dari produk akhir dan proyek atau fase proyek, untuk pemesanan akhir. Hal ini meliputi verifikasi terhadap semua pekerjaan yang sudah diselediakan, dan menyangkut audit proyek. Meskipun banyak proyek TI yang dibatalkan sebelum penyelesaian, masih tetap penting untuk secara resmi untuk meningkatkan proyek di masa yang akan datang. Universitas Indonesia


22

Tabel 2.5 Proses penutupan dan keluarannya (Schwalbe,2004, p97) Area Proses Pengetahuan

Komunikasi

Pengadaan

2.7 Pedoman

Penerapan

Keluaran

Penutupan administrasi

- Arsip proyek - Penutupan proyek - Pembelajaran materi

Penutupan kontrak

- File kontrak - Penerimaan dan penutupan secara formal

Manajemen

Risiko

dalam

Penggunaan

Teknologi Informasi oleh Bank Umum, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007

Pedoman ini merupakan pokok-pokok penerapan manajemen risiko dalam penggunaan TI yang harus diterapkan oleh Bank untuk memitigasi risiko yang berhubungan dengan penyelenggaraan TI. Bank dengan ukuran dan kompleksitas usaha besar hendaknya menggunakan parameter yang lebih ketat sebagai tambahan dari hal-hal yang dikemukakan dalam pedoman. Sementara itu Bank dengan ukuran dan kompleksitas usaha yang relatif kecil dapat menggunakan parameter yang lebih ringan dari hal-hal yang dikemukakan dalam pedoman sepanjang Bank telah mempertimbangkan hasil penilaian terhadap risiko dalam aktivitas bisnis Bank, profil keamanan TI maupun hasil analisis atas cost and benefit. Bank juga diharapkan mengimplementasikan kerangka manajemen risiko ini dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku, standar nasional dan internasional serta best practices untuk memastikan bahwa manajemen risiko yang memadai telah diterapkan. 2.7.1 Fungsi Manajemen Risiko TI Bank perlu memiliki fungsi penerapan manajemen risiko penggunaan TI dalam organisasi Bank yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki risiko Universitas Indonesia


23

dan yang memantau risiko serta yang melakukan test dan verifikasi. Bank perlu memiliki kebijakan bahwa identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko setiap aktivitas bisnis secara periodik dilakukan oleh satuan kerja manajemen risiko bekerja sama dengan satuan kerja penyelenggara TI dan satuan kerja pengguna TI. Selain itu untuk fungsi tertentu seperti fungsi pengamanan informasi dan fungsi Business Continuity Plan (BCP), pelaksanaan pengelolaan risiko tetap merupakan tanggung jawab dari tim kerja atau petugas yang melaksanakan fungsifungsi tersebut. Oleh karena itu manajemen Bank wajib memastikan pemantauan yang memadai dan pelaporan mengenai aktivitas terkait TI dan risikonya. Agar proses pemantauan dan pelaporan berfungsi optimal, maka audit internal maupun eksternal harus dapat melaksanakan fungsi test dan verifikasi dalam setiap pemeriksaan TI. Kemampuan Bank memitigasi risiko TI tergantung dari hasil identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko-risiko terkait TI yang berpotensi mengancam keamanan dan operasional Bank. Proses manajemen risiko terkait TI yang harus dilakukan setiap Bank mencakup empat hal penting yaitu: 

Merencanakan penggunaan TI



Menilai risiko terkait TI



Menetapkan proses pengukuran dan pemantauan risiko terkait penyelenggaraan dan penggunaan TI



Implementasi pengendalian TI.

2.7.2 Jenis Risiko Terkait Teknologi Informasi Bank wajib memiliki pendekatan manajemen risiko yang terpadu (terintegrasi)

untuk

dapat

melakukan

identifikasi,

pengukuran,

pemantauan dan pengendalian risiko secara efektif. Risiko terkait teknologi wajib dikaji ulang bersamaan dengan risiko-risiko lainnya yang dimiliki Bank untuk menentukan risk profile bank secara Universitas Indonesia


24

keseluruhan. Adapun risiko terkait penyelenggaraan TI yang utama adalah: a. Risiko Operasional Risiko operasional melekat di setiap produk dan layanan yang disediakan Bank. Penggunaan TI dapat menimbulkan terjadinya risiko operasional yang disebabkan oleh antara lain ketidakcukupan atau ketidaksesuaian desain, implementasi, pemeliharaan sistem atau komputer dan perlengkapannya, metode pengamanan, testing dan standar internal audit serta penggunaan jasa pihak lain dalam penyelenggaraan TI. b. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan dapat timbul bila Bank tidak memiliki sistem yang dapat memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku bagi Bank seperti kerahasiaan data nasabah. Risiko kepatuhan dapat berdampak buruk terhadap reputasi serta citra Bank, juga berdampak pada kesempatan berusaha dan kemungkinan ekspansi. c. Risiko Hukum Bank menghadapi risiko hukum yang disebabkan adanya tuntutan hukum ketiadaan peraturan perundangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sah suatu kontrak. d. Risiko Reputasi Opini publik yang negatif dapat timbul antara lain karena kegagalan sistem yang mendukung produk, kasus yang ada pada produk Bank dan ketidakmampuan Bank memberikan dukungan layanan nasabah pada saat terjadi kegagalan sistem (downtime). Opini negatif ini dapat menurunkan kemampuan Bank memelihara loyalitas nasabah dan keberhasilan produk dan layanan Bank.



25

e. Risiko Strategis Risiko ini timbul karena ketidakcocokan TI yang digunakan Bank dengan ujuan strategis Bank dan rencana strategis yang dibuat untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini karena kualitas implementasi maupun sumber daya yang digunakan TI kurang memadai. Sumber daya tersebut mencakup saluran komunikasi, operating systems, delivery network, serta kapasitas dan kapabilitas pengelola TI. 2.7.3 Penilaian Risiko Dalam menggunakan teknologi, manajemen Bank harus menggunakan proses analisis yang ketat, menyeluruh, hati-hati dan akurat, untuk mengidentifikasi risiko serta memastikan pengendalian risiko diterapkan. Untuk itu penilaian risiko yang dilakukan Bank perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan suatu siklus yang minimal mencakup empat langkah penting sebagai berikut: 

Pengumpulan data atau dokumen atas aktivitas terkait TI yang berpotensi menimbulkan atau meningkatkan risiko sedang berjalan.



Analisis risiko berkaitan dengan dampak potensial dari tiap-tiap risiko,misalnya dari fraud di pemrograman, virus komputer, kegagalan sistem,bencana alam, kesalahan pemilihan teknologi yang digunakan, masalah pengembangan dan implementasi sistem, kesalahan prediksi perkembangan bisnis Bank.



Penetapan prioritas pengendalian dan langkah mitigasi yang didasarkan pada hasil penilaian risiko Bank secara keseluruhan. Untuk itu Bank harus membuat peringkat risiko berdasarkan kemungkinan kejadian dan besarnya dampak yang dapat ditimbulkan serta mitigasi risiko yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko tersebut.



Pemantauan kegiatan pengendalian dan mitigasi yang telah dilakukan atas risiko yang diidentifikasi dalam periode penilaian risiko sebelumnya, yang antara lain mencakup rencana tindak lanjut perbaikan, kejelasan Universitas Indonesia


26

akuntabilitas dan tanggung jawab, sistem pelaporan, pengendalian kualitas termasuk compensating control. 2.7.4 Proses Pengukuran Dan Pemantauan Risiko Seperti telah diuraikan sebelumnya terdapat beberapa jenis risiko yang terkaitdengan penggunaan TI namun yang terbesar potensinya adalah risiko operasional. Halini perlu mendapat perhatian mengingat risiko operasional sulit dikalkulasi. Bank perlu memperhatikan dampak risiko yang telah diidentifikasi oleh Bank terhadap kondisi bank serta frekuensi terjadinya risiko. Metode yang dapat digunakan Bank dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif tergantung kompleksitas usaha dan teknologi yang digunakan. Dalam metode kualitatif, besarnya dampak dan sering tidaknya kejadian (likelihood) dapat dijelaskan secara naratif atau dengan pemberianranking. Contoh metode pengukuran yang sederhana antara lain dengan menggunakan check list atau menggunakan subjective risk rating seperti High, Medium atau Low. Bank harus menetapkan kriteria High, Medium atau Low dalam risk rating tersebut dan menerapkannya secara konsisten. Agar dapat memberikan hasil pengukuran risiko yanglebih sensitif, Bank dapat meningkatkan metode pemeringkatan risikonya dari 3x3 menjadi 4x4 sampai dengan 10x10. Contoh dari pemeringkatan menggunakan matrik srisiko 5x5 adalah seperti dalam gambar berikut:

Tabel 2.6 Pengukuran dan Pemantauan Risiko

Langkah-langkah penanganan risiko potensial yang dapat diambil Bank sesuai adalah sebagai berikut: a. Manajemen memutuskan untuk menerima risiko jika besarnya dampak dan tingkat kecenderungan masih dalam batas toleransi organisasi (Accept). Dengan menetapkan Kriteria Penerimaan Universitas Indonesia


27

Risiko terkait dengan evaluasi dan penanganan risiko misalnya Nilai Risiko Akhir “Low”.

Tabel 2.7 Pengukuran Kecenderungan terhadap Dampak Nilai Risiko Akhir “Medium” atau “High“, namun telah diputuskan untuk diterima oleh Manajemen dan dibuat suatu sistem prosedur untuk memantau risiko tersebut misalnya dengan menyediakan tambahan modal sesuai besarnya potensi risiko. b. Organisasi memutuskan untuk tidak melakukan suatu aktivitas atau memilih alternatif aktivitas lain yang menghasilkan output yang sama untuk menghindari terjadinya risiko (Avoid risk). Contohnya:

Hak

privilege

administrator

pada

user

yang

menggunakan PC yang mengandung risiko akan adanya malicious code pada PC. Risiko ini dapat dihindari dengan tidak memberikan hak privilege pada user sehingga user tidak bisa merubah konfigurasi dan meng-install software pada PC. c. Organisasi

memutuskan

mengurangi

dampak

maupun

kemungkinan terjadinya risiko (Control atau Mitigate). Contohnya: Penggunaan PC untuk mendukung proses bisnis organisasi mengandung risiko terjadinya hacking pada PC. Pengendalian risiko dilakukan dengan pemasangan fasilitas firewall untuk mencegah akses yang tidak terotorisasi. d. Organisasi memutuskan untuk mengalihkan seluruh atau sebagian tanggung jawab pelaksanaan suatu proses kepada pihak ketiga (Transfer). Contohnya:

Penggunaan

fasilitas

ruangan

atau

gedung

mengandung risiko terjadi kebakaran. Risiko ini ditangani dengan memindahkan risiko ke perusahaan asuransi yaitu dengan mengasuransikan fasilitas ruangan atau gedung. Universitas Indonesia


28

2.8 Perbandingan

Framework

PMBOK

dengan

Framework

Risk

Management OCTAVE, FAIR, NIST-RMF  OCTAVE OCTAVE

(Operationally

Critical

Threat,

Asset

and

Vulnerability

Evaluation) merupakan teknik dan metode untuk berbasis risk information security untuk penilaian strategis dan perencanaan.  FAIR (Factor Analysis of Information Risk) FAIR adalah suatu kerangka kerja untuk memahami, menganalisis dan mengukur risiko informasi. Melalui pendekatan penilaian risiko untuk setiap objek atau aset, dan memahami bagaimana waktu dan uang akan mempengaruhi profil keamanan organisasi.  NIST RMF (National Institute of Standards and Technology’s Risk Management Framework) NIST berfokus pada menerapkan konrol keamanan pada sistem, penentuan aset informasi berdasarkan penentuan pada operasional dan aset organisasi. (sumber:http://www.financesheets.com/comparison-of-it-risk-assessmentframework-octave-fair-nist-rmf-and-tara/)

Berdasarkan perbandingan tersebut diatas, PMBOK berfokus kepada manajemen risiko sebuah proyek. Manajemen risiko proyek dalam PMBOK meliputi proses membangun manajemen risiko, identifikasi, analisis, perencanaan respon dan pengendalian monitoring pada proyek. Tujuan dari manajemen risiko proyek adalah untuk meningkatkan probabilitas dan dampak dari kejadian positif dan mengurangi dampak negatif dalam proyek (PMI, 2008, p.273). Penggunaan framework PMBOK dimaksudkan untuk analisa yang menyeluruh dari sebuah lingkup proyek untuk mengidentifikasi keseluruhan faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Dalam hal ini penulis menganalisa berfokus pada manajemen risiko.



29

2.9 Data Center dengan standar Tier- 3 

Google Data Center

Google telah mendapatkan sertifikasi standar keamanan lingkungan ISO 14001 dan OHSAS 18001 untuk DC yang berada di United States. 

Keamanan Data Center (DC)

Keamanan adalah bagian utama dari sebuah DC. Google membangun custom server khusus untuk kebutuhan operasional DC. Server – server yang digunakan telah di custom untuk efisiensi perangkat hardware dan software yang dapat digunakan secara efisien. Google mempunyai langkah-langkah pemulihan bencana apabila terjadi nya suatu bencana pada DC. Misalnya, dalam hal terjadi kebakaran atau gangguan lainnya, dapat dengan segera mengalihkan akses data secara otomatis ke DC lokasi terdekat sehingga pengguna dapat tetap bekerja, tanpa gangguan. Terdapat generator cadangan listrik pada DC, jika terputusnya aliran listrik. Visi keamanan Google DC terbentuk dari strategi keamanan berlapis yang menyediakan kontrol pada berbagai tingkat penyimpanan data, akses, dan transfer. Strategi tersebut meliputi komponen berikut: • Kebijakan keamanan perusahaan Google • Keamanan Organisasi • Klasifikasi Aset dan kontrol • Personil keamanan • Regulatory compliance • Google Apps Keamanan dan Fitur Kepatuhan  Kebijakan Keamanan Perusahaan Google Google berkomitmen untuk keamanan semua informasi yang tersimpan di sistem komputer. Komitmen ini dituangkan dalam Google Code of Conduct. Landasan komitmen Google untuk keamanan kebijakan keamanan yang mencakup fisik, rekening, data, layanan bagi perusahaan, jaringan dan sistem Universitas Indonesia


30

komputer, layanan aplikasi, layanan sistem, manajemen perubahan, respon terhadap insiden, dan keamanan DC. Kebijakan-kebijakan ini ditinjau secara teratur untuk membantu memastikan efektivitas dalam sisi operasional.  Keamanan Organisasi Google mempekerjakan Tim Keamanan, pada tim Software Engineering Google yang terdiri dari beberapa ahli terkemuka di dunia dalam informasi, aplikasi, dan keamanan jaringan. Tim ini bertanggung jawab untuk menjaga sistem pertahanan sekeliling perusahaan, mengembangkan proses peninjauan keamanan, dan membangun infrastruktur keamanan disesuaikan. Ini juga memiliki peran penting dalam pengembangan, dokumentasi, dan pelaksanaan kebijakan keamanan Google. Secara khusus, staf keamanan informasi Google melakukan kegiatan sebagai berikut: • Merencang keamanan untuk jaringan, sistem, dan layanan Google secara ketat, melalui proses penyaringan. • Melakukan keamanan desain dan implementasi. • Memberikan konsultasi berkelanjutan tentang risiko keamanan yang terkait dengan proyek tertentu dan solusi yang mungkin untuk masalah keamanan. • Monitoring untuk aktivitas yang mencurigakan pada jaringan Google dan mengikuti proses respon insiden untuk dapat cepat mengenali, menganalisis, dan memulihkan ancaman keamanan informasi. • Kebijakan yang ditetapkan melalui evaluasi keamanan rutin dan audit internal. • Mengembangkan dan memberikan pelatihan bagi karyawan mematuhi kebijakan keamanan Google, khususnya dibidang keamanan data dan pemrograman.



31

• Melibatkan pakar keamanan pihak ke III untuk melakukan penilaian keamanan reguler infrastruktur dan aplikasi. • Menjalankan program manajemen risiko untuk membantu menemukan area masalah pada jaringan, dan membantu memastikan masalah yang diketahui yang perlu ditangani.  Keamanan Akses terhadap Informasi Google memiliki kontrol untuk melindungi setiap aspek keamanan informasi pelanggan. Aplikasi pada Google berjalan dalam lingkungan multi-tenant pada proses distribusinya. Proses ini akan memisahkan data pada use., Google Apps data dari semua pelanggan Google (konsumen, bisnis, dan bahkan data Google sendiri) proses ini didistribusikan di antara infrastruktur bersama terdiri dari banyak mesin Google dan terletak di lokasi Google DC lainnya. Pengawasan terhadap keamanan dijelaskan atas dasar integritas pada perusahaan Google. Cakupan prioritas keamanan didasarkan pada: • Perlindungan keamanan fisik dari Google lingkungan DC. • Integritas dari lingkungan produksi sistem operasi Google. • Pembatasan hak akses, pada system administrator (root).  Personil Keamanan Karyawan Google harus melakukan sendiri dengan cara yang konsisten dengan pedoman perusahaan mengenai kerahasiaan, etika bisnis, penggunaan yang tepat, dan aturan keamanan standar lainnya. Karyawan diberikan pelatihan keamanan sebagai bagian dari orientasi karyawan baru. Selain itu, setiap karyawan Google diwajibkan untuk membaca, memahami, dan mengambil kursus pelatihan kode etik perusahaan.  Fisik dan Lingkungan Keamanan Pengawasan keamanan, DC Google secara geografis didistribusikan dan menggunakan berbagai langkah-langkah keamanan fisik. Mekanisme Universitas Indonesia


32

teknologi dan keamanan yang digunakan dalam fasilitas ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lokal seperti lokasi bangunan dan risiko regional. Keamanan fisik standar kontrol diterapkan pada setiap DC Google terdiri dari teknologi dan mengikuti praktik industri yang berlaku umum terbaik: dirancang khusus elektronik kartu sistem kontrol akses, sistem alarm, interior dan eksterior kamera, dan penjaga keamanan. Akses ke daerah-daerah di mana sistem, atau komponen sistem, yang dipasang atau disimpan dipisahkan dari kantor umum dan tempat umum seperti lobi. Kamera dan alarm untuk masing-masing daerah secara terpusat dipantau untuk aktivitas yang mencurigakan, dan fasilitas secara rutin dijaga oleh petugas keamanan. Fasilitas DC Google menggunakan kamera resolusi tinggi dengan analisis video dan sistem lain untuk mendeteksi dan melacak penyusup. Kegiatan catatan dan rekaman kamera disimpan untuk kemudian, seharusnya hal itu menjadi perlu. Kontrol keamanan tambahan seperti kamera thermal imaging, pagar pembatas dan biometrik. Akses ke semua fasilitas pusat data dibatasi untuk karyawan resmi Google, pengunjung yang telah disetujui, pihak ketiga yang tugasnya adalah untuk mengoperasikan dan pemeliharaan DC. Google mempertahankan kebijakan pengunjung akses dan serangkaian prosedur yang menyatakan bahwa data manajer pusat harus menyetujui setiap pengunjung di muka untuk daerah internal spesifik yang mereka ingin kunjungi. Kebijakan pengunjung juga berlaku untuk karyawan Google yang tidak biasanya memiliki akses ke fasilitas DC. Google audit yang memiliki akses ke pusat data setiap tiga bulan untuk membantu memastikan bahwa hanya personil yang tepat memiliki akses ke setiap lantai.  Keamanan Operasional Pencegahan terhadap ancaman malware. Malware menimbulkan risiko yang signifikan untuk TI saat ini pada lingkungan infrastruktur TI perusahaan. Sebuah serangan malware yang efektif dapat menyebabkan pencurian data, dan beban akses tambahan untuk jaringan. Google Universitas Indonesia


33

melakukan pencegahan tindakan terhadap ancaman ke jaringan dan pelanggan secara serius dan menggunakan berbagai metode untuk mencegah, mendeteksi, dan menghapus malware. Strategi ini dimulai dengan pencegahan dengan menggunakan scanner manual dan otomatis untuk menjelajahi indeks pencarian Google untuk situs web yang mungkin sarana untuk malware atau phishing. Para blacklist dihasilkan oleh prosedur pemindaian telah dimasukkan ke dalam berbagai web browser dan Google Toolbar untuk membantu melindungi pengguna internet dari website yang mencurigakan dan situs yang mungkin telah menjadi terganggu.  Monitoring Keamanan program pemantauan Google difokuskan pada informasi yang dikumpulkan dari lalu lintas jaringan internal, tindakan karyawan pada sistem, dan pengetahuan luar dari kerentanan.  Manajemen Risiko Google mempekerjakan tim penuh waktu yang didedikasikan untuk membantu memastikan bahwa kerentanan dikelola secara tepat waktu. Tim keamanan

Google

secara

aktif

menandai

ancaman

keamanan

menggunakan alat komersial, intensif upaya penetrasi otomatis dan manual, jaminan kualitas proses, ulasan perangkat lunak keamanan, dan audit eksternal. Tim manajemen risiko bertanggung jawab untuk melacak dan menindaklanjuti risiko – risiko yang ada. Tim manajemen risiko melacak masalah tersebut dan menindaklanjuti sampai mereka dapat menentukan solusi.  Keamanan Jaringan Google mempunyai beberapa lapisan pertahanan untuk membantu melindungi jaringan dari serangan eksternal. Hanya layanan resmi dan protokol yang memenuhi persyaratan keamanan Google diizinkan untuk melintasi jaringan perusahaan.



34

Strategi keamanan jaringan Google terdiri dari unsur-unsur berikut: • Pemisahan traffic jaringan menggunakan firewall standar industri dan teknologi ACL. • Manajemen sistematis firewall jaringan dan aturan access list manajemen perubahan, peer review, dan pengujian otomatis. • Membatasi akses ke perangkat jaringan ke petugas yang berwenang. • Routing dari semua lalu lintas melalui server front-end yang membantu mendeteksi dan menghentikan permintaan yang berpotensi membahayakan. • Pemeriksaan log untuk eksploitasi kesalahan pemrograman (misalnya, cross-site scripting) dan menghasilkan peringatan prioritas tinggi jika suatu peristiwa yang ditemukan.  Akses Kontrol Google memerlukan penggunaan user ID unik untuk setiap karyawan. Account ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas setiap orang pada jaringan Google, termasuk akses ke karyawan atau pelanggan data. Akun ini unik digunakan untuk setiap sistem di Google. Setelah seorang karyawan diberikan user ID oleh bagian sumber daya manusia dan diberikan standar hak dijelaskan di bawah ini. Kebijakan mengharuskan akses account untuk jaringan Google dinonaktifkan dari dalam sistem SDM. Karyawan Google hanya diberikan satu hak akses default untuk mengakses sumber daya perusahaan, seperti email, portal internal Google dan informasi SDM. Permintaan untuk akses tambahan mengikuti proses yang melibatkan permintaan dan persetujuan dari pemilik data atau sistem, manajer, atau eksekutif lainnya, sebagaimana ditentukan oleh kebijakan keamanan Google. Persetujuan dikelola oleh log yang memiliki catatan audit semua perubahan.



35

 Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Kebijakan Google untuk mempertimbangkan sifat keamanan dan implikasi dari aplikasi, sistem, dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Google di seluruh siklus proyek. Google melaksanakan langkah-langkah keamanan yang sesuai dalam aplikasi, sistem yang sepadan dengan risiko keamanan. Kebijakan menyatakan bahwa Google mengelola tim keamanan menyewa dengan memberikan bantuan yang berkaitan dengan keamanan dan penilaian risiko. Google menenetapkan berbagai langkahlangkah untuk memastikan bahwa produk dan layanan perangkat lunak Google menawarkan kepada para penggunanya memenuhi standar keamanan yang tinggi perangkat lunak. Bagian ini menguraikan pendekatan Google saat ini untuk keamanan perangkat lunak.  Monitoring Sistem Keamanan Sehubungan dengan, pengembangan desain penyebaran, dan operasi dari aplikasi dan layanan, tim Google security menyediakan kategori utama berikut jasa konsultasi untuk produk Google dan tim teknik: • Ulasan Security Design, desain-tingkat evaluasi risiko keamanan proyek dan kontrol mitigasi yang sesuai, serta ketepatan dan efektivitas. • Implementasi Keamanan, implementasi tingkat evaluasi untuk menilai ketahanan mereka terhadap ancaman keamanan yang ada.  Pemulihan bencana dan kelangsungan proses bisnis Untuk meminimalkan gangguan layanan karena kegagalan perangkat keras, bencana alam, atau bencana lainnya, Google menerapkan program pemulihan bencana di seluruh DC. Program ini mencakup beberapa komponen untuk meminimalkan risiko dari setiap kegagalan, termasuk yang berikut: • Data replikasi dan backup, untuk membantu memastikan ketersediaan pada saat terjadi bencana, Google Apps data direplikasi ke beberapa sistem dalam DC, dan juga direplikasi ke DC sekunder. Universitas Indonesia


36

• Google menjalankan penyebaran secara geografis DC yang dirancang untuk menjaga kelangsungan pelayanan dalam hal terjadi bencana atau kejadian lainnya dalam satu wilayah tertentu. Koneksi berkecepatan tinggi antara pusat data membantu memastikan failover dapat dilakukan.  Peraturan yang berlaku Google mengikuti proses hukum standar dalam menanggapi permintaan pihak ketiga untuk informasi pengguna. Informasi hanya dapat diperoleh oleh pihak ketiga melalui proses hukum seperti surat penggeledahan, perintah pengadilan, panggilan pengadilan, melalui pembebasan hukum, atau melalui izin pengguna. Setelah menerima permohonan keterbukaan informasi, Tim hukum Google meninjau permohonan sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika permintaan tersebut sah secara hukum, itu adalah kebijakan Google untuk memberitahu pengguna individu atau organisasi yang memiliki informasi yang diminta.  Privasi Google mempertahankan kebijakan privasi yang kuat untuk membantu melindungi data pelanggan. Lebih lanjut tentang kebijakan privasi Google Konten pengguna hanya digunakan pada kasus berikut untuk menyediakan pelanggan dengan layanan berkualitas tinggi: • Data pengguna beberapa, seperti pesan email dan dokumen, di-scan sehingga pengguna dalam domain pelanggan dapat mencari informasi dalam mereka sendiri akun Google Apps. • Email di-filter sehingga Google dapat melakukan penyaringan spam dan pendeteksian virus. • Email di-filter sehingga Google dapat menampilkan iklan kontekstual yang relevan dalam beberapa keadaan. • Kecuali ketika pengguna memilih untuk mempublikasikan informasi publik, Google Apps data bukan bagian dari indeks google.com



37

 Google Apps Keamanan & Fitur Kepatuhan Keamanan dan privasi data pelanggan, Google Apps juga menyediakan beberapa opsi keamanan tambahan yang dapat dimanfaatkan oleh administrator domain pelanggan. Google juga selalu berupaya untuk memberikan pelanggan lebih banyak pilihan ketika mengelola kontrol keamanan untuk domain mereka.  Langkah Verifikasi Google Apps termasuk built-in dua faktor otentikasi kemampuan yang dikenal sebagai "2-langkah verifikasi”. Fitur ini dapat sangat mengurangi kemungkinan account pengguna menjadi terganggu, dan membantu mencegah login akun yang tidak seharusnya. Dua langkah verifikasi membutuhkan dua faktor independen untuk otentikasi yaitu password, dan menggunakan kode satu kali diperoleh dengan menggunakan ponsel. Ini kode tambahan yang dihasilkan pada smartphone pengguna melalui sebuah aplikasi (iPhone, Blackberry, atau perangkat Android) atau melalui pesan teks SMS atau panggilan suara. Semua komponen server sepenuhnya terintegrasi ke Google Apps.  Single Sign-On (SSO) Google Apps menawarkan Single Sign-On (SSO) layanan kepada pelanggan dengan Google Apps for Business, Google Apps untuk Pendidikan, dan Google Apps untuk ISP. Google Apps memiliki SSO API yang administrator dapat mengintegrasikan ke dalam LDAP, atau sistem SSO mereka. Fitur ini memungkinkan administrator untuk memanfaatkan mekanisme otentikasi pilihan mereka, seperti sertifikat, token hardware, biometrik, dan pilihan lainnya.  Password Administrator dapat menetapkan persyaratan password bagi pengguna domain mereka dan melihat indikator kekuatan password yang membantu mengidentifikasi password yang memenuhi persyaratan panjang tapi mungkin masih tidak cukup kuat.



38

Indikator kekuatan password dapat menilai kekuatan password secara realtime dan membantu administrator password tempat yang mungkin menjadi kurang aman dari waktu ke waktu berdasarkan pola muncul serangan.  Administrator berbasis Tunggal Sign-Out Administrator dapat mereset sign-in pengguna cookies untuk membantu mencegah akses tidak seharusnya ke account mereka. Proses ini akan menjalankan proses log out pengguna bahwa dari semua sesi browser web saat ini dan memerlukan otentikasi baru waktu berikutnya bahwa pengguna mencoba

untuk

mengakses

Google

Apps.

Dikombinasikan

dengan

kemampuan yang ada untuk administrator untuk reset password pengguna.  Browser (HTTPS) Google Apps for Business dan Google Apps menawarkan fasilitas untuk pengguna di domain yang sama untuk menggunakan Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS) untuk layanan seperti Gmail, Google, YouTube, logo Google, dan logo YouTube adalah merek dagang dari Google Inc. Semua perusahaan lain dan nama produk mungkin merupakan merek dagang dari masing-masing perusahaan yang mereka terkait.  Mail Transfer Dengan kebijakan-ditegakkan Transfer Layer Security (TLS) untuk Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), administrator dapat mengatur kebijakan yang dirancang untuk aman mengirim dan menerima e-mail antara spesifik domain. Sebagai contoh, administrator dapat menentukan bahwa semua surat eksternal dikirim oleh anggota tim.  Arsip Pencarian Google memahami bahwa layanan arsip dapat membantu pelanggan dalam kepatuhan mereka dengan berbagai industri kebutuhan spesifik. Dengan menerapkan Google Message Discovery, pelanggan dapat membuat repositori terpusat email dan pencarian memungkinkan untuk mencari semua pesan berdasarkan

kebijakan

pada

durasi

penyimpanan.

Pelanggan

dapat



39

mengidentifikasi pesan yang ada, menyimpan, mencari, dan ekspor data untuk berbagi sesuai kebutuhan. 2.10

Standar Acuan Data Center Berdasarkan TIA (Telecommunication Infrastructures for Data Center) -942

Klasifikasi Tier Data Center dari TIA-942 Referensi penilaian hasil pengumpulan data berdasakan standa acuan TIA-942 “Telecommunication Infrastructures for Data Center”. Penjelasan dari klasifikasi Tier adalah sebagai berikut: 

Tier I, dibentuk dengan sebuah jalur catu daya distribusi listrik dan pendinginan tunggal, tanpa komponen cadangan, ketersediaan atau kehandalan operasi DC adalah 99,671% atau maksimum downtime tahunan kumulatif adalah 346 jam atau 14,5 hari.



Tier II, dibentuk dengan sebuah jalur catu daya distribusi listrik dan pendinginan tunggal, dengan komponen cadangan (unit UPS, AC Presisi) ketersediaan atau kehandalan operasi DC adalah 99,741% atau maksimum downtime tahunan kumulatif adalah 272 jam atau 11,5 hari.



Tier III, dibentuk dengan lebih dari satu jalur catu daya distribusi listrik dan pendinginan, tetapi hanya satu jalur yang aktif, memiliki komponenkomponen cadangan, dan pemeliharaan bisa dijalankan tanpa menggangu opersai DC, menyediakan ketersediaan 99,982% atau maksimum downtime tahunan kumulatif adalah 19 jam atau kurang dari 1 hari.



Tier IV, dibentuk dengan lebih dari satu jalur catu daya distribusi listrik dan pendinginan, memiliki komponen-komponen cadangan dan operasi tetap toleran dari kegagalan (fault tolerant), menyediakan ketersediaan 99,995% atau maksimum downtime tahunan kumulatif adalah 5 jam.

2.11

Ruang dan Tata Ruang Sebuah DC

Mengacu ke standar TIA-942, sebuah DC seharusnya mencakup area-area fungsional sebagai berikut:



40



SATU atau lebih Entrance Rooms (ER), ruang untuk menempatkan perangkat-perangkat telekomunikasi dari Access Provider, penyedia jaringan (Telkom, Indosat, XL dan sebagainya).



SATU Main Distribution Area (MDA), ruang tempat pusat perkabelan (UTP, FO, dll) Core Switches, SAN switches, Router, sering juga disebut ruang Network.



SATU atau Lebih Horizontal Distribution Areas (HDA) opsional, ruang ini kurang lebih sama dengan MDA, biasanya untuk DC besar lebih besar 500 m2.



Sebuah Zone Distribution Area (ZDA) – opsional. Ini adalah patch panel yang berfungsi untuk mengkoneksikan server-server yang berdiri sendiri (yang tidak masuk ke standar rak perangkat 19”)



Equipment Distribution Area (EDA), ini adalah ruang utama dari semua rak-rak perangkat Server dan Storage.



Visualisasi ruang dan tata ruang DC, seperti gambar berikut:

Gambar 2.3 Standar TIA-942 Visualisasi Ruang & Tata Ruang Data Center (TIA942) Rak-rak perangkat, termasuk juga sistim server yang berdiri sendiri, sebagaimana pada gambar acuan, harus disusun berdasarkan pendekatan lorong panas dan lorong dingin, “Hot dan Cold Aisle”, dimana: 1. Barisan-barisan rak disusun dengan bagian depan rak atau pintu depan berhadapan dengan bagian depan baris rak disampingnya, pada lorong diantara kedua baris depan rak ini ditempatkan ubin-ubin raised floor berlubang untuk membentuk lorong dingin. Universitas Indonesia


41

2. Barisan bagian belakang rak atau pintu belakang rak berhadapan dengan bagian belakang rak barisan rak disampingnya, lorong diantara kedua baris ini membentuk lorong panas, tidak diperbolehkan adanya ubin-ubin raised floor berlubang. 3. Sebisa mungkin penempatan AC presisi menghadap tegak lurus ke lorong panas dari barisan rak-rak perangkat. 4. Bila dibawah raised floor akan dipasang jalur kabel atau tray data dan tray power, maka tray untuk kabel data direkomendasikan untuk dipasang dibawah lorong panas dengan tinggi permukaan atas tray mendekati raised floor, sedang tray untuk kabel listrik dipasang dibawah lorong dingin, 5 cm diatas lantai.

Gambar 2.4 Lorong Panas dan Lorong Dingin (wwww.naat.com) Topologi Sistem Perkabelan Berikut Topologi Sistem Perkabelan didalam DC yang disarankan oleh TIA-942:



42

Gambar 2.5 Topologi Sistem Perkabelan dan Alokasi Sistim Perangkat (TIA-942) Jenis kabel yang direkomendasikan didalam DC adalah sebagai berikut: 

Untuk UTP kabel adalah kategori 6 recommended (ANSI/TIA/EIA-568B.2-1), yang terbaru menyarankan kategori 6A dengan kemampuan sampai dengan 10G.



Fiber Optic: Multimode optical fiber 62.5/125 atau 50/125 micron (ANSI/TIA/EIA-568-B.3) 50/125 micron 850 nm laser optimized multimode fiber recommended (ANSI/TIA/EIA-568-B.3-1)

 2.12

Single mode optical fiber (ANSI/TIA/EIA-568-B.3) Standar dan Praktik Terbaik untuk Arsitektur & Material, Proteksi Kebakaran, Pendinginan Berikut prayarat – prasayar sebagai standar acuan arsitektur, interior dan materialnya: • Dinding, partisi-partisi, jendela, pintu, plafon, ramp harus memenuhi prasyarat ketahanan api lebih dari 2 jam.



43

• Pintu-pintu ruangan-ruangan utama DC, baik untuk operasi dan untuk perangkat, sangat disarankan untuk dilengkapi dengan push-bar (panic device) dibagian dalam daun-daun pintu tersebut. • Tinggi ruangan dari permukaan ubin raised floor ke plafon, minimal 260 cm, preferensi adalah 300 cm. • Besarnya pencahayaan penerangan yang disyaratkan adalah 500 lux pada ketinggian 1.5 m dilorong baris-baris rak perangkat. • Insulasi pada dasar lantai dibawah raised floor disarankan memakai armaflex atau insuflex, diatasnya dilapisi dengan lembaran almunium yang kaku dan tahan robek. Insulasi dimaksudkan untuk mencegah kondensasi, sedang lembaran almunium memastikan bahwa debu-debu mudah dibersihkan. 2.13

Sistim Perlindungan Kebakaran dan Sistim Pendinginan Berikut adalah acuan dalam perlindungan untuk pencegahan kebakaran dan sistem pendinginan: 

Minimalkan sebaik mungkin adanya material-material yang mudah terbakar di dalam ruangan DC (furniture, kursi, kabinet-kabinet, partisi, yang terbuat dari kayu ataupun box bekas).



Semua lubang-lubang di lantai, ubin raised floor, plafon, dinding keluar area ruangan utama DC harus ditutup rapat dengan bahan-bahan yang disarankan baik untuk keperluan penutup kebakaran, karena volume gas untuk memadamkan api dikalkulasi berdasarkan volume ruangan yang dilindungi (ruangan server dan ruangan dibawah raised floor), maupun penutup kebocoran aliran udara dingin. (Clean Agent FPS, Cooling Airflow Bypass.)



Maksimalkan sistim pendinginan dari bawah raised floor dengan meminimalkan kemungkinan halangan dari kabel-kabel, pipa-pipa, kabel tray dan instalasi lainnya dibawah raised floor. Universitas Indonesia


44

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Theoritical Framework Berdasarkan landasan-landasan teori yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka kerangka pikir teori dari penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 3.1 di bawah ini: PERENCANAAN MANAJMEN RISIKO Gambaran secara umum project yang akan dilaksanakan  Ruang lingkup proyek

Risk management plan

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO Pendekatan: Proses, Produk dan Kejadian    

Identifikasi sumber dan dampak Identifikasi jenis risiko Identifikasi transmisi risiko Risk Impact Analysis

PENGENDALIAN Pendekatan:  Komitmen dan kesepakatan  Pengendalian yang ada  Pengembangan alternatif pengendalian

Daftar Profil dan Transmisi Risiko

  

Profil Risiko Sektor Profil Risiko Strategis Usulan Pengendalian Risiko Strategis

PEMANTAUAN

 

Risiko Pengendalian

Gambar 3.1Theoritical Framework 3.2

Perencanaan Manajemen Risiko

Dalam tahapan perencanaan manajemen risiko, dilakukan proses penjabaran detail kegiatan dari setiap aktivitas migrasi proyek DC PT. XYZ. Proses ini menghasilkan risk management plan. 3.3

Identifikasi Risiko

Dalam tahapan identifikasi risiko, ditujukan untuk mengetahui risiko dan potensi risiko yang dihadapi pada proses migrasi DC. Pengidentifikasian risiko

44



45

mencakup, sumber dan dampak risiko yang akan menghasilkan draft assesmen profil dan transmisi risiko. Pengukuran Risiko

3.4

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui nilai risiko dan potensi risiko yang akan dihadapi. Hasil dari pengukuran risiko digunakan untuk menetukan cara dan kombinasi tindakan yang dapat diterima dalam penanggulangan risiko yang menghasilkan profil risiko. Pengendalian

3.5

Tahap ini mengidentifikasi strategi atau tindak pengendalian baik yang telah dan atau akan dilakukan dalam rangka mengelola risiko. Strategi pengendalian nya adalah:

1

Mempertimbangkan alternatif terbaik dari beberapa strategi pengendalian risiko.

2

Konsistensi dan arah kebijakan strategis.

Proses pada tahap ini akan menghasilkan usulan pengendalian risiko.

3.6

Pemantauan

Tahapan pemantauan risiko dilakukan terhadap: 1.

Perkembangan transmisi dan profil risiko.

2.

Strategi pengendalian risiko.

3.

Pelaksanaan strategi termasuk rencana tindak pengendalian risiko yang ditetapkan.



46

BAB 4 KAJIAN ORGANISASI Dalam bab ini, akan menjelaskan tentang profil perusahaan, struktur organisasi dan proyek yang saat ini sedang dikerjakan. Dengan penjelasan pada bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap organisasi studi kasus yaitu PT.XYZ. 4.1 Profil PT. XYZ Visi PT.XYZ adalah menjadi bank yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang. Dengan mempunyai Misi, pengembangan stabilitas sistem keuangan jangka panjang yang berkesinambungan. 4.2 Manajemen Risiko TI dan Risiko TI pada PT XYZ Operasional kegiatan usaha PT XYZ termasuk pemrosesan transaksi dan pembukuan sangat tergantung pada keandalan Teknologi Informasi (TI). Informasi yang dihasilkan sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak dalam maupun pihak luar. Untuk itu TI harus dikelola untuk memaksimalkan efektifitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan dapat dimitigasi. Mengingat bahwa TI merupakan aset penting dalam operasional yang dapatmeningkatkan nilai tambah dan daya saing sementara dalam penyelenggaraannya mengandung berbagai risiko, maka perlu menerapkan IT Governance. Penerapan IT Governance dilakukan melalui penyelarasan rencana strategis teknologi informasi dengan strategi bisnis, optimalisasi pengelolaan sumber daya, pemanfaatan Teknologi Informasi (IT value delivery), pengukuran kinerja dan penerapan manajemen risiko yang efektif. Keberhasilan penerapan IT Governance sangat tergantung pada komitmen dewan komisaris dan direksi serta seluruh satuan kerja di Bank, baik penyelenggara maupun pengguna TI. Sehubungan dengan hal itu diperlukan kebijakan yang memuat peran dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi dan pejabat tertinggi TI dalam memastikan diterapkannya manajemen risiko TI secara efektif.

46



47

4.3 Data Center PT. XYZ Lokasi DC PT. XYZ di kantor pusat, di gedung lantai 1, yang secara fisik sebetulnya di lantai 3, setelah lantai dasar dan lantai mezanine. Secara umum lokasi DC, utamanya dalam hal pengamanan baik prosedur dan fisik dari area dan bangunannya sendiri cukup baik. Setiap non-staff, harus melalui prosedur registrasi dan juga dipintu masuk lantai dasar akan ditanyakan tujuan kedatangan nya, kemana dan menemui siapa, selain registrasi penukaran kartu di meja penerima tamu. Pintu masuk utama setelah lift ke area DC dilengkapi kontrol akses jenis proximity, kemudian untuk masuk ke setiap ruangan DC berikut: Ruang Server-1, Ruang Server-2 dan Ruang CNC dilengkapi kontrol akses ganda, yaitu kunci dan kartu proximity, demikian juga untuk masuk ke ruang penunjang seperti ruang tabung gas dan ruang tabung inergen sedangkan akses masuk ketiga ruangan Mainframe, Printer dan Robotic dilengkapi dengan kartu akses proximity dan melewati area kerja staff DC.

4.4 Kondisi Eksisting Data Center PT. XYZ Lokasi DC PT.XYZ di kantor pusat, di gedung lantai 1, yang secara fisik secara umum lokasi DC PT.XYZ, utamanya dalam hal pengamanan baik prosedur dan fisik dari area dan bangunannya sendiri cukup baik. Setiap non-staff pegawai, harus melalui prosedur registrasi dan juga di pintu masuk lantai dasar akan ditanyakan tujuan kedatangannya, kemana dan menemui siapa, selain registrasi penukaran kartu di meja penerima tamu. Pintu masuk utama setelah lift ke area DC dilengkapi kontrol akses jenis proximity, kemudian untuk masuk ke setiap ruangan DC berikut: Ruang Server-1, Ruang Server-2 dan Ruang CNC dilengkapi kontrol akses ganda, yaitu kunci dan kartu proximity, demikian juga untuk masuk keruang penunjang seperti Ruang Tabung Novec-1230 Gas dan Ruang Tabung Inergen sedangkan akses masuk ketiga ruangan Mainframe, Printer dan Robotic dilengkapi dengan kartu akses proximity dan melewati area kerja staff DC.



48

Asesmen dan data susunan ruangan DC PT.XYZ: 1. Ruangan Server-1 2. Ruangan Server-2 3. Ruangan CNC (Control & Command Center) 4. Ruangan IBM Mainframe dan Sistim Tandem 5. Ruangan Perangkat Sistem Backup Robotic & Media Storage 6. Ruangan Printer 7. Ruangan Tabung Gas Novec-1230 8. Ruangan Tabung Gas Inergen 9. Ruangan UPS. Ruangan no 1 sampai dengan 5 adalah ruangan-ruangan utama DC dengan lantai yang ditinggikan (Raised Floor), dengan sistim pendinginan yang disuplai oleh Sistim Pendingin Presisi (CRAC). Kelima ruangan tersebut dari permukaan lantai raised floor ke plafon ruangan dipisahkan dengan sekat partisi gipsum yang dikombinasi kandungan dinding kaca biasa dengan kerangka almunium. Jalur pendinginan melaluiruangan dibawah raised floor, tinggi kurang lebih 35 cm, udara panas kembali ke unit-unit AC di ruangan yang sama. Seluruh bagian depan ruangan no 1 sampai dengan 5 memakai interior kaca biasa dengan kerangka almunium. Demikian juga semua pintunya, dipastikan tidak memenuhi persyaratan fire rating. Ubin-ubin raised floor terpasang berasal dari merk berkualitas Goldbach. Namun terbuat dari kayu yang dipadatkan dan dilapisi lempengan logam, kondisi sekarang sangat sudah tidak memadai, keseluruhan instalasi sudah tidak rapih garis antara satu barisa ubin dengan yang lainnya, banyak celah-celah kecil diantaranya yang menjadi lubang keluarnya aliran udara dingin yang sia-sia dan mengurasi tekanan aliran udara dingin. Ubin raised floor yang berlubang, dengan lubang sangat minim dan jauh dari memenuhi syaratu ntuk jalan masuk udara dingin ke perangkat server dan semua perangkat infrastruktur yang harus didinginkan.



49

4.5 Penjelasan ruangan-ruangan pada DC PT. XYZ 

Ruangan Server-1

1. Secara kasat mata terlihat bahwa material arsitektur yang digunakan, utamanya dinding depan kaca dan kerangka alumunium, pintu dan plafon, tidak memenuhi standar material yang disyaratkan, tidak memenuhi syarat fire rating lebih besar dari 2 jam. 2. Pintu juga hanya dilengkapi handel dibagian dalam, standar dan praktik terbaik mensyaratkan bahwa pintu DC membuka keluar dan dilengkapi dengan push-bar (panic device). 

Rak-rak Perangkat, Perangkat Pendinginan dan Susunannya

1. Rak-rak perangkat seharusnya disusun merapat, tidak boleh ada celah diantaranya, kalaupun celah tidak bisa dihindarkan, diusahakan supaya udara dingin tidak terlalu tercampur dengan udara dingin.

2. Orientasi penempatan perangkat AC Presisi, tidak tegak lurus dengan baris rak, seharusnya semua AC Presisi ditempatkan dibagian lebar ruangan atau baris rak perangkat disesuaikan dengan penempatan AC presisi.

3. Aliran udara dingin dari ubin berlubang, sangat kecil. Aliran udara dingin dibawah raised floor terhalang oleh kabel tray besar UTP tepat dibawah dan sepanjang ubin berlubang, dan tumpukan kabel FO dibawah raised floor.

4.

Empat buah AC split, dengan aliran udara upflow dipasang didepan barisan rak untuk membantu pendinginan perangkat. Dipastikan tidak efektif pula, karena sebagian besar udara dingin yang dihasilkan juga untuk mendinginkan ruangan.



50



Ruangan CNC atau Network Room

1. Secara kasat mata terlihat bahwa material arsitektur yang digunakan, utamanya dinding depan kaca dan kerangka almunium, pintu dan plafon, tidak memenuhi standar material yang disyaratkan, tidak memenuhi syarat fire rating lebih besar dari 2 jam.

2. Pintu juga hanya dilengkapi handel dibagian dalam, standar dan praktik terbaik mensyaratkan bahwa pintu DC membuka keluar dan dilengkapi dengan push-bar. 3. Dibagian belakang kolom-kolom adalah kredensa kayu, lemari-lemari didinding, yang materialnya dari kayu yang mudah terbakar, standar DC dan praktik terbaik mengharuskan untuk meminimalkan material yang mudah terbakar didalam ruang utama DC. 4. Instalasi raised floor sedikit lebih baik dari Ruang Server-1 namun sudah tidak merata banyak celah tipis sebagai jalan terjadinya kebocoran udara dingin. 5. Ruangan ini satu-satunya ruangan yang dilindingi dengan gas Inert, dari brand Inergen, namun partisi plafon terbuat dari akustik yang akan berterbangan bila gas inert dengan tekanan tinggi dilepaskan.  Rak-rak Perangkat, Pendinginan dan Susunanya serta Sistim Perkabelan 1. Rak-rak perangkat seharusnya disusun merapat, tidak boleh ada celah diantaranya, kalaupun celah tidak bisa dihindarkan, diusahakan supaya udara dingin tidak terlalu tercampur dengan udara panas. 2. Orientasi penempatan perangkat 2 unit AC Presisi dibelakang 13 perangkat rak, tidak tegak lurus dengan baris rak, seharusnya semua AC Presisi ditempatkan dibagian lebar ruangan atau baris rak perangkat disesuaikan Universitas Indonesia


51

dengan penempatan AC presisi. Satu unit AC presisi lainnya dipasang tegak lurus dengan ke 13 rak.

3. Tidak ditemukan ubin berlubang, jadi pendinginan perangkat dilakukan melalui lubang dibawah rak perangkat.

4. Pusat terminasi perkabelan UTP memakai teknologi terkini, Visipatch 10G, untuk kabel UTP Cat.6a, namun kabel UTP yang digunakan masih Cat.5e.

4.6

Kondisi Future Data Center Berikut adalah acuan-acuan perencanaan dan perancangan DC: 

Acuan perencanaan dan perancangan DC

1. Kebutuhan bisnis PT.XYZ sekarang ini dan tahun-tahun mendatang, dan secara umum meng-antisipasi kebutuhan DC 5 sampai dengan 10 tahun mendatang. 2. Hasil Asesmen dari kondisi DC PT.XYZ 3. Standar Perancangan DC Internasonal,TIA-942 4. Praktik Terbaik Perancangan, Pembangunan dan Operasi DC 

Acuan Standar DC

DC merupakan pusat sumber daya data dan informasi, yang menjadi jantung infrastruktur teknologi informasi. Pembangunan DC sudah seharusnya mengadopsi standar, teknologi dan best practices yang berlaku di industri teknologi informasi. Perencanaan pembangunan DC harus secara jelas dan definitive mendeskripsikan standar, kriteria dan aturan-aturan yang jelas dan baku. Dibanyak industri, standar dibuat untuk memastikan kualitas terbaik dan seragam dari rancangan dan kinerja. Selain itu standar berfungsi untuk memastikan interoperabilitas antara vendor dan mendorong tingkat kompetisi Universitas Indonesia


52

yang tinggi dalam industri sehingga pengguna menerima performa terbaik dengan harga yang kompetitif. DC dirancang, dibangun dan dioperasikan tanpa adanya standar yang ketat, dan semuanya ini menyebabkan keunikan di hampir setiap DC, serta kompleksitas dalam pemilihan produk dan pemeliharaanya. Merancang DC dengan mengacu ke standar. TIA-942 dan praktik terbaik yang ada, akan memastikan bahwa DC yang dirancang solid, lengkap dan mudah dimengerti, penamaan-penamaan yang standar, ketersediaan supply infrastruktur, harga yang kompetitif dan skalabilitas untuk menampung perkembangan aplikasi ataupun kebutuhan dimasa depan. TIA-942 Telecommunication Infrastructures Standard for DC, pada bulan 2005 dan direncanakan untuk di-update tahun 2011. Pembangunan suatu DC sangat kompleks dan melibatkan berbagai disiplin seperti arsitektur, struktur bangunan sipil, Mechanical dan Electrical, IT Security, Komputer dan telekomunikasi. Perencanaan dan pembangunan DC diharapkan dapat dilaksanakan secara cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait.

Secara

umum,

seluruh

fasilitas

perangkat

komputer

dan

jaringan

telekomunikasi harus dapat dioperasikan 24 jam per hari, 7 hari seminggu. Keseluruhan sistem harus dalam cakupan dukungan UPS dan Genset. Perencanaan dan pembangunan DC diharapkan dapat mengacu pada berbagai standar seperti: a. EIA/TIA 942 - Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center. b. EIA/TIA 569 - Commercial Building Standard for Telecommunications Pathways and Spaces. c. EIA/TIA 606 - Commercial Building Grounding and Bonding Requirements for Telecommunications. d. Data Center Construction best practices. e. Vendor specifications. Universitas Indonesia


53



Perencanaan dan Rancangan Arsitektural & Interior

Perancangan Arsitektur dan Interior dibagi menjadi 7 bagian, setiap bagian harus memenuhi standar – standar oleh TIA- 942, 569 dan 606 sebagai acuan 1. Perencanaan kapasitas perangkat ruang utama didasarkan pada asesmen kondisi saat ini.

2. Perencanaan dan alokasi ruangan-ruangan fungsional dari DC, yang disesuaikan dengan kebutuhan sekarang dan pengembangannya kedepan.

3. Ruangan dan estimasi luasan untuk area-arean sebagai berikut: a. Staging Room yaitu ruangan untuk akilimitisasi dan setup dan konfigurasi perangkat komputer (server, storage, network) dan telekomunikasi. b. Entrance Room yaitu ruangan untuk penempatan rak dan perangkat telekomunikasi dari operator penyedia akses jaringan (Indosat, Telkom dan lainnya) disesuaikan dengan kebutuhan untuk Tier 3 dan 4. c. Ruangan Network (MDA, Main Distrubution Area) untuk penempatan Network Active Devices dan Wiring Center. d. Ruangan perangkat rak-rak atau kabinet server, storage dan tape backup management termasuk juga perangkat-perangkat sistim yang berdiri sendiri (mainframe dan sistim komputer mini). Ruangan yang dinamakan EDA room (Equipment Distribution Area).

4. Ruangan NOC (Network Operation Center) Pusat Monitoring baik untuk monitoring jaringan maupun yang berhubungan dengan sistim pengamanan fisik.

5. Ruangan Switch, untuk penempatan pusat terminasi kabel dan perangkat switches yang melayani koneksi pengguna disatu lantai.



54

6. Pintu masuk utama kedalam DC (Ruangan Network MDA dan ruangan perangkat SDA) akan dilengkapi dengan fasilitas mantrap.

4. Penempatan antar Ruang Utama DC sebagaimana disebutkan pada poin (3a) sampai dengan (3d).

5. Perencanaan dan perancangan Raised Floor, untuk sebagian besar dari ruanganpada point (3a) sampai dengan ( 3e) serta penempatan perforated tile, berdasarkanprinsip lorong panas dan lorong dingin Hot and Cold aisle.

6. Interior dan standar serta spesifikasi teknis material untuk dinding, partisi, pintu, plafon, ramp dan rail.

7. Elevasi ruangan-ruangan DC. 8. Semua perencanaan dan rancangan akan dituangkan kedalam beberapa alternative gambar kerja (skala), umumnya 2 dimensi dan final rancangan dituangkan dalam 3 dimensi.

9. Standar dan spesifikasi teknis dari raised floor dan material pendukung yang digunakan seperti karet pelindung dinding, ramp dan sebagainya.



Perencanaan Elektrikal

Perencanaan elektrikal mengacu kepada TIA- 942 Telecomunications Infastucture Standard for DC, TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center, TIA 569 Commercial Building Standard for Telecommunications Pathways and Spaces dan TIA 606 Commercial Building Grounding and Bonding Requirements forTelecommunications. 1. Kalkulasi kebutuhan listrik berdasarkan final floor plan yang disetujui dan kebutuhan listrik dari data-data yang sudah ada serta proyeksi kebutuhan ke depan. Universitas Indonesia


55

2. Single Line Diagram Tier-3 siap ke Tier-4, atau disebut juga electrical block diagram yang menggambarkan secara lengkap dalam garis besar aliran listrik dari PLN dan Genset. 3. Wiring Diagram yang terinci dari Power Distribution Unit (PDU) ke semua rak. 4. Spesifikasi dari Genset & kapasitasnya dan trafo, panel sinkronisasi genset. 5. Rencana, rancangan dan spesifikasi teknis dari UPS, baik total konfigurasi maupun konfigurasi dan pemasangan awal, lengkap dengan kebutuhan batere backup yang dibutuhkan (15 atau 30 menit). 6. Sistim Grounding khusus untuk ke DC. 7. Perancangan sistem perlindungan terhadap bahaya petir. 8. Rancangan sistim penerangan didalam DC. 9. Sistim pengamanan listrik (contoh: breaker panel dan emergency stop). 10. Rancangan EPO (Emergency Power Off) berdasarkan system zoning. 11. Rancangan Soket Listrik non-UPS untuk keperluan selain perangkat IT didalam DC. 12. Standar dan spesifikasi teknis semua perangkat dan material pendukung yang digunakan. Sistim perlistrikan dan catu daya cadangan untuk sebuah DC sangat kritikal untuk dirancang sebaik mungkin, perhitungan kebutuhan listrik harus memperhitungkan secara garis besar:

1. Kebutuhan IT Load yang ada sekarang ini. 2. Antisipasi kebutuhan total catu daya DC sampai dengan 5 tahun kedepan. 

Data Rancangan DC Sistem Elektrikal

Gedung DC baru memiliki 3 lantai yang berdiri sendiri, tanah Luas 10000 m2. Lokasi DC berada pada lantai 2. Berikut rincian rancangan sistem elektrikal pada DC-Baru: -

Dua Ruangan MDP-UPS, UPS, 2 Ruangan Genset Trafo (terpisah di luar gedung, dibelakang disisi kiri dan kanan gedung) Universitas Indonesia


56

-

Power Source 2 buah Feeder dari dua PLN atau 2 system genset terpisah.



Awal konstruksi adalah Tier-3

Genset Listrik

Kapasitas Genset Total untuk (lantai) DC utamanya maksimum sampai dengan 2000 kVA, untuk lantai kerja di lantai 1 dan 3 maksimum kapasitasnya adalah 2500 kVA (untuk antisipasi AC-AC khusus untuk high-density rack). Awal instalasi masing-masing 1 unit di kedua ruangan genset. Panel pada ruang genset di desain untuk paralel sampai 4 Genset per-ruang. 

Emergency Power Off

Mengacu kepada persyaratan Tier-3 dan Tier-4 dari TIA-942 serta praktik terbaik, maka pada ruangan-ruangan utama DC dan beberapa ruangan pendukung DC dirancang dan diimplementasikan sistem untuk mematikan catu daya listrik dalam keadaan darurat atau EmergencyPower Off (EPO). EPO akan dibuat, disesuaikan dan di-integrasikan denganrancangan dari Sistim Pemadaman Kebakaran dengan Gas Inert. 

Perencanaan Mekanikal

a. Perencanaan dan Perancangan Sistim Pendinginan mencakup berbagai area sebagai berikut:

1. Kalkulasi

kebutuhan

pendinginan

DC

(dalam

kW),

berdasarkan

kebutuhansemua perangkat IT dan Telekomunikasi. 2. Sistem pendinginan (cooling) termasuk pemilihan sistem AC yang presisi, Computer Room Air Conditioners (CRAC). 3. Computer Room Air Handlers (CRAH). Termasuk redundansi sistem pendinginan. 4. Sistem pemipaan, desain dan rekomendasi aliran udara dingin dan panas.



57

5. Penempatan CRAC didalam area DC ataupun didalam ruang terpisah. Termasuk rancangan sistim kembalinya udara panas yang efektif. 6. Penempatan outdoor unit CRAC. 7. Spesifikasi teknis dari CRAC dan AC comfort untuk pendinginan didalam DC maupun area fungsional pendukung DC. 8. Floor Layout plan dari penempatan CRAC didalam DC. 9. Standar dan spesifikasi teknis perangkat CRAC dan perangkat atau material pendukung yang digunakan. b. Perencanaan dan Perancangan Sistim Deteksi dan Pemadam Kebakaran: 1. Perancangan dan seleksi sistim VESDA (Very Early System Detection Alert) ataupun HSSD (High Sensitivity Smoke Detection). 2. VESDA gambar kerja, sistim pemipaan deteksi untuk di DC dan Power Room. 3. Perancangan dan seleksi untuk sistim deteksi dan pemadam kebakaran dengan System Clean Agent Gas. 4. Single Line Diagram untuk deteksi dan pemadam kebakaran dengan Sistem Clean Agent. 5. Standard Plan View untuk instalasi sistim peringatan kebakaran 6. Standard Isometric View untuk instalasi sistim pemadam kebakaran 7. Room Layout untuk penempatan Clean Agent Cylinders (tergantung jenis gas yang dipilih). 8. Standar dan spesifikasi teknis semua perangkat dan material pendukung sistim deteksi dan pemadam kebakaran yang digunakan. 

Sistim Pendinginan

Sistim Pendinginan hampir sama kritikalnya dengan catu daya listrik untuk sebuah DC, sebagai konstruksi awal, konsep rancangan dan kontruksi nya sebagai berikut:

1. Unit-unit AC Presisi harus di backup oleh Genset. 2. Kembalinya udara panas ke unit-unit AC presisi telah dicakup pada bagian rencana floor layout. Universitas Indonesia


58

Group AC Presisi I dan II dipisahkan dengan dinding slab-to-slab, atau dari dasar raised floor, disisi sejajar pintu masuk ruangan network sampai ke ujung ruangan. Pemisahan ini dengan tujuan untuk efektifitas pendinginan perangkat-perangkat didalam ruangannya masing-masing. Demikian perbedaan unit kapasitas, juga bertujuan untuk efisiensi penggunaan supply catu daya listrik dan pendinginan. Sistim pemipaan AC Presisi dirancang dibawah unit-unit AC, 1 ubin didepan, dengan tujuan untuk tidak menghalangi alran udara dingin ke perangkat-perangkat IT yang ada di rak dan barisan rak. Dibawah raised floor sistem pemipaan AC, 4 pipa satu unit, dipasang diatas tray, dimana tray tersebut dipasang di ketinggian 5 cm. Sistem pemipaan akan menuju ke unit condenser outdoor, diatas roof-top (lantai 3 atau 4 bangunan) melalui riser yang juga digunakan juga sebagai riser untuk jalannya kabel fiber dari DC ke access switch yang ada di lantai 3 ataupun 1, dengan asumsi DC ada di lantai-2. 

Sistim Pendeteksi dan Perlindungan Kebakaran

Rancangan Sistem ini mencakup dua Sistim: 1. Lapis Pertama adalah rancangan untuk Highly Sensitive Smoke Detection System. 2. Lapis Kedua adalah rancangan untuk pendeteksi dan pemadaman kebakaran dengan gas yang ramah lingkungan. 

Perencanaan Pengamanan Fisik (ACS & CCTV)

Perencanaan dan perancangan sistim pengamanan fisik DC dan perencanaan pengamanan fisik (access control) dan sistem pemantauan lokasi CCTV. 1. Integrated Single Line Diagram dari Sistim Pengamanan Fisik (ACS dan CCTV) 2. Single Line Diagram dari Sistim Kontrol Akses 3. Single Line Diagram dari Sistim CCTV 4. Sistim Kontrol Akses DC Layout 5. Sistim CCTV DC Layout.



59

6. Penempatan Sistim Monitoring Akses Kontrol dan CCTV diruang Security ataupun Pusat Monitoring Jaringan, serta panel-panel dan servernya. 

Pengamanan Akses dan Pemantauan ke Lantai dan di Area DC

DC umumnya dirancang dengan satu jalur akses utama, atau pintu masuk, yang akan digunakan untuk menyaring seluruh karyawan dan pengunjung ke fasilitas tersebut. Pintu masuk ini dilengkapi dan dikendalikan dengan implementasi kontrol akses ACS dan dipantau dengan kamera CCTV.

Pintu utama akses ke Lantai DC dirancang sebagai berikut: 1. Pintu masuk utama untuk karyawan dan pengunjung berupa kombinasi mantrap danruang registrasi dengan petugas keamanan, dimana bagian depan ruang registrasi dilindungi atau diproteksi dengan pintu kaca tahan peluru. 2. Pintu masuk untuk perangkat IT ataupun perangkat infrastruktur DC atau pintu masuk barang-barang selain orang. Kedua pintu masuk diatas dilengkapi dengan implementasi kontrol akses dan kamera pemantau, juga dalam operasinya, keduanya melibatkan proses pengecekan fisik dan visual dari petugas keamanan sampai ijin masuk diberikan. 

Sistim Mantrap

Sebagai bagian dari pengamanan dengan level tinggi, ada dua ruangan mantrap yang dirancang untuk dikontruksi di DC, dimana secara fisik kedua ruangan tersebut bentuknya sederhana namun secara arsitektur harus dibangun dengan kokoh dan kuat untuk semua material penunjang bangunannya, dari pintu, dinding, lantai dan plafon.

4.7

Isu Data Center PT. XYZ Dengan adanya hasil assesmen dan kajian mengenai DC PT. XYZ maka PT. XYZ memutuskan untuk mengimplementasikan dan membangun sebuah DC yang akan dirancang, dibangun dan dioperasikan adanya standar yang ketat, dengan mengacu ke standar TIA-942 dan praktik terbaik yang ada. DC yang dirancang mempunyai Universitas Indonesia


60

konsep solid, lengkap dan mudah dimengerti, penamaan-penamaan yang standar, ketersediaan

supply

infrastruktur,

dan

skalabilitas

untuk

menampung

perkembangan aplikasi ataupun kebutuhan dimasa depan. DC yang berprinsip high availability (tersedia setiap saat), continuity (berkesinambungan) dan ramah lingkungan. Prinsip high availability menuntut DC dibangun dengan konsep Tier-III, yang mempersyaratkan parameter tingkat availability 99,982%, downtime tahunan 1,6 jam. Prinsip yang kedua yaitu continuity mengharuskan konsep model DC memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam inisiatif charter yang dapat mengantisipasi regional disaster. Infrastruktur DC baru akan dilengkapi dengan konsep better cooling, more secure dan more reliable. Tidak hanya itu, DC yang baru juga akan dilengkapi dengan War Room, dimana pimpinan akan dapat memantau segala sesuatu yang terkait DC, antara lain DC availability dan performance, application service availability, environment monitoring, DC Incident Monitoring, DC Activity Monitoring, DC Network Monitoring, Server Monitoring serta Capacity Management. Berikut adalah beberapa isu – isu utama DC PT. XYZ: 

Belum adanya standar, karena pada tahun 1988 saat awal DC dibangun hanya dengan konsep untuk menempatkan server mainframe.



Tingkat ketersediaan (availability) yang dibutuhkan oleh aplikasi kritikal semakin tinggi.



Pertumbuhan Server yang meningkat: - Kebutuhan listrik dan sistem pendinginan semakin meningkat - Saat ini terdapat 770 server di DC dan 180 Aplikasi



Teknologi Server yang semakin kompak dan padat: - Tekanan beban semakin berat dan panas yang terkonsentrasi pada ruang DC.



61

4.8 Assesmen Data Center PT.XYZ Hasil assesmen yang telah dilakukan diatas pada DC PT. XYZ, berdasarkan standar internasional TIER system TIA-942, kajian dan assesmen dari Tim DC PT. XYZ, DCDA Data Center Consultant dan PT. LAPI-ITB maka menghasilkan kesimpulan bahwa: -

Data Center PT. XYZ tidak masuk dalam sistem TIER (TIER 0).



62

BAB 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1

Perencanaan Manajemen Risiko 5.1.1 Project Scope Statement Pekerjaan migrasi DC dibagi dalam beberapa pekerjaan, dimana masing-masing pekerjaan saling bergantung terhadap hasil dari pekerjaan lainnya. Pekerjaanpekerjaan tersebut adalah: 1) Perkabelan Data (Cabling). 2) Perangkat Aktif Jaringan. 3) Jaringan Telekomunikasi. 4) Storage Area Network (SAN). 5) Sistem Backup. 6) Server-server Infrastruktur,Web,Aplikasi dan Database. 7) Sistem Telepon. 8) Tools Monitoring.

Batasan rencana kegiatan pekerjaan dalam rangka relokasi dan migrasi DC-Lama ke DC-Baru memperhitungkan kesiapan kondisi infrastruktur TI di DC-Baru. Berikut daftar pekerjaan – pekerjaan migrasi DC-Lama ke DC-Baru: 1. Perkabelan Data Langkah – langkah: -

Penarikan kabel Fiber Optik dan UTP di seluruh ruang didalam DC-Baru.

-

Penarikan kabel Fiber Optik antar DC-Baru dengan DC-Lama.

-

Test cabling atau uji koneksi antara DC-Baru dengan DC-Lama dan antar ruang di dalam DC-Baru.

-

Relokasi pusat koneksi kabel data backbone dari semula di DC -Lama menjadi di DC-Baru

62



63

2. Perangkat Jaringan Data Langkah – langkah : -

Instalasi perangkat aktif jaringan data di ruang MDA dan SDA pada DCBaru.

-

Instalasi kabel penghubung antar perangkat aktif jaringan.

-

Pengaturan dan setup konfigurasi jaringan data di DC-Baru dan interkoneksinya dengan jaringan DC-Lama dan DRC.

-

Uji coba jaringan internal DC-Baru, dan interkoneksi dengan DC-Lama, dan DRC, dan seluruh jaringan.

3. Jaringan Telekomunikasi Data Langkah – langkah: -

Instalasi kabel dari mainhole menuju ruang Entrance-1 dan Entrance-2 DC-Baru melalui jalur (shaft cable) yang berbeda.

-

Instalasi perangkat aktif masing-masing provider diruang Entrance-1 dan Entrance-2 dan dihubungkan dengan kabel mainhole.

-

Instalasi kabel dan perangkat akttif di ruang Entrance-1 dan Entrance-2 ke perangkat aktif di ruang MDA dan SDA.

-

Uji coba koneksi untuk memastikan koneksi antara provider dengan DCBaru berfungsi dengan baik.

-

Uji coba dan pelaksanaan switch over koneksi jaringan telekomunikasi dari DC-Lama ke DC-Baru.

4. Storage Area Network (SAN) Langkah –langkah: -

Uji coba koneksi antar SAN Switch DC-Baru dengan DC-Lama serta migrasi data dari SAN DC-Lama ke SAN DC-Baru.

-

Pelaksanaan migrasi data dari SAN DC-Lama ke SAN-Baru DC baru

-

Uji coba replikasi data dari SAN DC-Baru ke SAN DRC melalui DCLama.

-

Uji coba koneksi dari server DC-Baru ke SAN DC-Baru melalui kabel jaringan kabel FCOE dan SAN Switch. Universitas Indonesia


64

-

Uji coba koneksi dari server DC-Baru ke SAN DC harus melalui kabel jaringan kabel FC dan SAN Switch.

5. Backupsystem Langkah – langkah: -

Relokasi fisik server Master backup dan perangkat Virtual Tape library (VTL) baru dan Tape library baru dari DC-Lama ke DC-Baru.

-

Uji coba konektivitas antar VTL DC-Baru dengan VTL DRC serta voulting ke DRC.

-

Uji coba multiple copies data antara VTL DC-Baru ke VTL dan Tape library di DRC.

-

Uji coba koneksi Tape library DC BARU dengan Tape library DRC serta pengujian backup data satu server di DC BARU dan DC-Lama ke VTL dan Tape library DC-Baru.

6. Server Infastruktur, Aplikasi, Web dan Database Langkah – langkah: -

Asesmen dan identifikasi fisik seluruh perangkat TI yang mencakup seluruh inventaris yang ada

-

Penyiapan dan instalasi serta pengujian Server Blade Enclosure baru di DC-Baru.

-

Relokasi Domain Controller dari DC-Lama ke DC-Baru.

-

Instalasi dan pengaturan Domain Controller baru di DC-Baru, dan setelah berfungsi maka Domain Controller di DC-Lama dinonaktifkan.

-

Relokasi Firewall Internet, Extranet dan Radius.

-

Relokasi Firewall Email dan Server Email.

7. IP Telephony dan Direct Line Langkah –langkah: -

Relokasi Sistem IP Telephone Sentral dari ruang CNC DC-Lama ke ruang MDA DC-Baru.



65

-

Instalasi handset

IP Telephone di semua ruangan DC-Baru yang

membutuhkan fasilitas telepon. -

Pengujian sistem IP Telephone di DC baru dengan seluruh gedung.

8. Tools Monitoring Network Operation Center (NOC) Langkah – langkah: -

Penyiapan dan instalasi konfigurasi software tools monitoring baru di DCBaru.

-

Relokasi sistem aplikasi NMS (Network Monitoring System) dari DCLama ke DC-Baru.

-

Integrasi sistem tools monitoring baru dengan NMS di DC-Baru.

-

Pengujian tools monitoring seluruh perangkat TI di DC-Baru dan DCLama (Jaringan, SAN, Tape library dan Servers).

5.1.2

Cost Management Plan Penulis membatasi ruang lingkup pada tahapan manajemen risiko kegiatan operasional proses migrasi DC. Pada tahapan pengelolaan perencanaan pembiayaan, penulis tidak melakukan analisa pada proses pengelolaan pembiayaan.

5.1.3

Schedule Management Plan Dalam rencana kerja relokasi atau migrasi ke DC-Baru ini ada batasan dan asumsi yang menjadi dasar dalam penyusunan dan akan dilakukan penyesuaian sesuai dengan perkembangan. Adapun batasan dan asumsi yang digunakan adalah: a. Penyelesaian pembangunan gedung DC-Baru diperkirakan bulan Januari 2013. b. Konfigurasi Perangkat TI yang akan direlokasikan adalah: -

Konfigurasi yang ada saat ini di DC-Lama dan DRC sampai dengan awal tahun 2013.

-

Rencana pengadaan atau perubahan perangkat TI di tahun 2012 sampai dengan awal tahun 2013.



66

a. Berikut adalah jadwal uraian pekerjaan kegiatan migrasi DC: Gambar 5.1 Uraian Pekerjaan Kegiatan Migrasi Data Center

5.1.4

Communications Management Plan Pekerjaan kegiatan-kegiatan migrasi DC, dipimpin oleh seorang koordinator yang menjabat sebagai Direktur TI. Penanggung jawab menjabat sebagai kepala divisi operasional yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan migrasi DC. Ketua merupakan bagian dari perwakilan bagian divisi yang terkait dalam kegiatan proses operasional, mewakili kegiatan – kegiatan dari tahapan migrasi. Personil anggota dapat berasal lebih dari satu Divisi. Hal ini ditentukan oleh jenis kegiatan – kegiatan pada proses migrasi DC yang saling berkaitan.



67

Gambar 5.2 Tabel Struktur Proyek Kegiatan Migrasi Data Center

5.1.5

Enterprise Environmental Factors Faktor lingkungan perusahaan adalah kondisi realitas diluar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi proyek. Dalam proyek migrasi DC, faktor bahasa dapat

menghambat bagi

sebagian personil untuk

berkomunikasi dengan Pihak ke-III yang berasal dari luar negeri. 5.1.6

Organizational Process Assets Pengalaman perusahaan dalam sebuah proyek memiliki pengaruh pada hasil proyek. Pengalaman dalam menghadapi proyek merupakan aset dalam perusahaan. Selama ini perusahaan belum pernah melalukan proses migrasi DC pada seluruh infrastruktur TI yang ada.

5.1.7

Risk Manangement Plan Migrasi DC memiliki 8 (Delapan) kegiatan utama dalam proses tahapan migrasi. Masing – masing kegiatan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dalam proses perencanaan manajemen risiko metodologi yang digunakan, melalui pendekatan identifikasi risiko, jenis risiko,

kerawanan,

ancaman,

pengukuran

dampak,

pengukuran

kecenderungan, penentuan nilai risiko dasar, penentuan kontrol untuk mitigasi risiko dan pemilik risiko. Proses manajemen risiko dibentuk dari penunjukan sebagai risk officer pada masing – masing anggota dari 8 kegiatan utama migrasi DC. Ketua pada masing – masing kegiatan juga bertugas sebagai validator pada setiap risiko yang akan diinput pada risk register. Universitas Indonesia


68

Tabel 5.1 Tabel Risk Management Plan Management Plan Metedologi

Peran dan tanggung jawab Anggaran Biaya

Waktu

Kategori Risiko

5.1.8

Risk Categories Pendekatan identifikasi risiko, Jenis risiko, Kerawanan, Ancaman, Pengukuran dampak, Pengukuran kecenderungan, Penentuan nilai risiko dasar, Penentuan kontrol untuk mitigasi risiko dan Pemilik risiko Koordinator, Penaggung jawab, Ketua, Anggota Penentuan anggaran telah ditentukan sebelum proyek dilaksanakan Dari proses persiapan, assesmen, pelaksanaan dan penutupan proyek Pembuatan tabel jenis risiko

Activity Cost Estimates Penulis membatasi ruang lingkup pada tahapan manajemen risiko kegiatan operasional proses migrasi DC. Pada tahapan estimasi perkiraan biaya, penulis tidak melakukan analisa pada proses perkiraan biaya.

5.1.9

Activity Duration Estimates Proses estimasi penetuan jadwal kegiatan dengan menggunakan metode PERT. Pada kegiatan proses migrasi DC estimasi kegiatan, dilakukan pada tiap – tiap kegiatan dengan perkiraan waktu pesimis, esitmasi waktu pesimis dan perkiraan waktu optimis.



69

Tabel 5.2 Estimasi Perkiraan Kegiatan No 1

Aktivitas

Bangunan DC Baru

Predecesso r

Time Estimates (Month) Opt. Normal Pess (O) (M) (P)

Expected Time (Month)

-

10

11

12

11.0

Perangkat ME & Kabel Data

Aktivitas (1)

8

9

11

9.2

3

Penyusunan Dokumen Rencana Migrasi

Aktivitas (2)

6

7

9

7.2

4

Inventarisasi Perangkat TI DC-Lama

Aktivitas (3)

1

2

3

2.0

5

Asesmen Sistem Aplikasi

Aktivitas (4)

3

4

6

4.2

6

Penyusunan Rencana Migrasi

Aktivitas (5)

2

3

5

3.2

Aktivitas (1)

11

12

14

12.2

Aktivitas (4)

1

2

4

2.2

9

Instalasi Kabel JarKomDat di DC baru

Aktivitas (8)

1

2

4

2.2

10

Switch Over JarKomDat

Aktivitas (9)

5

6

8

6.2

11

Pengadaan Perangkat Utama DC baru: Jaringan & Storage

Aktivitas (1)

12

13

15

13.2

2

7

8

Penyiapan Kabel dan Switch Over JarKomData Pengadaan Instalasi kabel JarKomdat

Tabel 5.2 Estimasi Perkiraan Kegiatan



70 Tabel Tabel 5.2 5.2 Estimasi Estimasi Perkiraan Perkiraan Kegiatan Kegiatan

12

Penyusunan desain & TOR Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

Aktivitas (1)

3

4

6

4.2

13

Pengadaan Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

Aktivitas (12)

3

4

6

4.2

14

Delivery Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

Aktivitas (13)

1

2

4

2.2

15

Instalasi Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

Aktivitas (14)

1

2

4

2.2

16

Pelaksanaan Migrasi dan Relokasi

Aktivitas (15)

15

16

18

16.2

17

Instalasi dan Switch Over JarKomDat

Aktivitas (16)

2

3

5

3.2

18

Relokasi Jaringan BINet KP dari Aktivitas (16) DC-Lama ke DC-Baru

1

2

4

2.2

19

Migrasi dan Relokasi Storage

4

5

7

5.2

Aktivitas (18)



71 Tabel 5.2 Estimasi Perkiraan Kegiatan

20

Migrasi & Relokasi Server Infrastruktur Aktivitas (18) , Web Aplikasi dan Database

4

5

7

5.2

21

Migrasi & Relokasi Backup System

Aktivitas (18)

2

3

5

3.2

22

Relokasi Sistem Telepon IPTel, Dealing Room dan ViCon

Aktivitas (18)

2

3

5

3.2

23

Migrasi & Relokasi Aktivitas (18) Sistem Tools Monitoring

1

2

4

2.2

Penentuan waktu Normal ditentukan berdasarkan jadwal uraian pekerjaan pada tabel kegiatan pekerjaan. Untuk penentuan waktu Optimistic proses penentuan mengacu pada kegiatan – kegiatan yang sudah dilewati yang kesemuanya mengalami kemunduran jadwal. Jadwal Pessimistic didapat dari behaviour kegiatan – kegiatan yang terdahulu, kegiatan yang terlambat mencapai waktu 2 bulan. 5.1.10 Scope Baseline Pengelolaan ruang lingkup proyek migrasi DC diperlukan pengelolaan dan pendefinisiaan peran dan tanggung jawab dari personil Sumber Daya Manusia dari tiap kegiatan – kegiatan migrasi DC. Pada proses pendefinisian ruang lingkup dinyatakan proses pendefinisian secara detail untuk peran dan tanggung jawab masing – masing personil.



72

Tabel 5.3 Peran dan Tanggung Jawab No. 1

Roles Koordinator

Activities - Memberikan Arahan - Memberikan Persetujuan - Menyelesaikan isu eskalasi proyek - Membuat keputusan mengenai perubahan ruang lingkup pekerjaan - Membuat keputusan mengenai kegiatan - kegiatan dalam proyek - Mengawasi kemajuan proyek dan memastikan bahwa target dan tujuan dapat tercapai - Mengelola isu dan keputusan - Memfasilitasi dan mengawasi aktivitas proyek dan penyelesaian pekerjaan

2

Penanggung Jawab

- Mengeskalasi isu dan risiko risiko yang tidak terselesaikan kepada penanggung jawab -Mengorganisir dan mengawasi anggota tim secara teknis - Memastikan dan mengawasi beban pekerjaan yang merata antar anggota tim teknis - Sebagai validator risiko - risiko yang telah diidentifikasi oleh anggota tim - Menyelesaikan pekerjaan pekerjaan yang terkait dengan proyek

3

Anggota

- Mengkomunikasikan kemajuan proyek - Membuat usulan migration plan - Membuat dokumentasi dan change request - Bertindak sebagai risk officer, dan mengeskalasi risiko - risiko yang tidak terselesaikan ke penanggung jawab

5.1.11 Stakeholder Register Perananan manajemen risiko memiliki atribut yang berbeda sesuai dengan risiko-risiko yang ada. Dalam melakukan analisa kebutuhan stakeholder terlebih dahulu dinyatakan kebutuhan – kebutuhan yang ada kemudian



73

dilakukan pengembangan terhadap kebutuhan – kebutuhan yang telah di dekripsikan. Tabel 5.4 Kebutuhan Stakeholder Stakeholder Koordinator Manajemen Risiko Departemen atau unit kerja kantor cabang yang menjalankan fungsi utama proses bisnis Tim Pelaksana Manajemen Risiko Auditor Internal / Eksternal

Kebutuhan Sebagai pemimpin dalam menjalankan Manajemen Risiko

Mengetahui critical business process dari masing-masing unit kerja

Sebagai tim pelaksana Manajemen Risiko Pengawas dalam pelaksanaan Manajemen Risiko

5.1.12 Quality Management Plan Perencanaan manajemen mutu, menentukan kualitas sejauh mana proyek memenuhi persyaratan. Proses ini ditentukan dari menentukan deliverable proyek kegiatan proyek serta mendefinisikan siapa yang bertanggung jawab. Tabel 5.5 Quality Management Plan No

Kegiatan

Bangunan DC Baru

1

2

Perangkat ME & Kabel Data

Standar Mutu

- TIA 942 Standard for Data Center. - TIA 569 Commercial Building Standard for Telecommunications Pathways and Spaces. - TIA 606 Commercial Building Grounding and Bonding Requirements forTelecommunications. TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard DC

PIC

Divisi Logstik

Divisi Operasional SI



74 Tabel 5.5 Quality Management Plan Lanjutan 3 4 5 6

7

8

9

Penyusunan Dokumen Rencana Migrasi Inventarisasi Perangkat TI DC-Lama Asesmen Sistem Aplikasi Penyusunan Rencana Migrasi Penyiapan Kabel dan Switch Over JarKomData

Pengadaan Instalasi kabel JarKomdat

Instalasi Kabel JarKomDat di DC baru

Switch Over JarKomDat 10

11

12

13

14

15

16

Pengadaan Perangkat Utama DC-Baru: Jaringan & Storage

SOP Migrasi dan Relokasi aplikasi PT. XYZ SOP Pengakhiran dan Pemindahan Perangkat Keras PT. XYZ SOP Migrasi dan Relokasi aplikasi PT. XYZ SOP Migrasi dan Relokasi aplikasi PT. XYZ TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center. TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center. TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center. TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center.

Divisi Kebijakan SI Divisi Operasional SI Divisi Aplikasi Divisi Kebijakan SI Divisi Operasional SI Divisi Pengadaan SI Divisi Operasional SI Divisi Operasional SI

Berdasarkan TOR PT. XYZ yang telah disusun

Divisi Pengadaan SI

Penyusunan desain dan TOR Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru Pengadaan Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center.

Divisi Pengadaan SI

Berdasarkan TOR PT. XYZ yang telah disusun

Divisi Pengadaan SI

Delivery Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru Instalasi Perangkat Aktif Jaringan dan Storage DC baru

Berdasarkan kesepakatan kontrak pembelian perangkat keras TIA 942 Telecommunications Infrastructure Standard for Data Center.

Pelaksanaan Migrasi dan Relokasi

SOP Migrasi dan Relokasi aplikasi PT. XYZ

Divisi Pengadaan SI Divisi Operasional SI Divisi Operasional SI



75

17

18

19

20

21

22

23

Tabel 5.5 Quality Management Plan Lanjutan Instalasi dan Switch Over TIA 942 Divisi JarKomDat Telecommunications Operasional Infrastructure Standard for SI Data Center. Relokasi Jaringan dari DC- Berdasarkan migration plan Divisi Lama ke DC-Baru relokasi jaringan yang telah Operasional disusun SI Migrasi dan Relokasi Berdasarkan migration plan Divisi Storage migrasi dan relokasi storage Operasional yang telah disusun SI Migrasi dan Relokasi Berdasarkan migration plan Server Infrastruktur , Web migrasi dan relokasi Server Divisi Aplikasi dan Database Infrastruktur , Web, Aplikasi Operasional dan Database yang telah SI disusun Migrasi dan Relokasi Berdasarkan migration plan Divisi Migrasi dan Relokasi Backup System Operasional Backup System yang telah SI disusun Relokasi Sistem Telepon Berdasarkan migration plan Divisi IPTel, Dealing Room & Relokasi Sistem Telepon Operasional ViCon IPTel, Dealing Room & SI ViCon yang telah disusun Migrasi dan Relokasi Berdasarkan migration plan Divisi Sistem Tools Monitoring Migrasi dan Relokasi Sistem Operasional Tools Monitoring yang telah SI disusun.

5.1.13 Project Documents Dokumen - dokumen yang menjadi acuan dalam identifikasi risiko proyek migrasi DC adalah sebagai berikut: -

Luas Ruangan Data Center PT. XYZ (Lampiran 3)

-

Rencana Koneksi Antar Rak Perangkat Jaringan (Lampiran 4)

-

Jalur Rencana Instalasi Kabel pada DC-Baru PT. XYZ (Lampiran 5)

-

Rencana Strategi Migrasi Storage Area Network (Lampiran 6)

-

Jadwal Uraian Pekerjaan Kegiatan Migrasi Data Center (Lampiran 7)

-

Laporan Kegiatan Uji Coba Rencana Pemulihan Teknologi Informasi (Lampiran 8)



76

5.1.14 Risk Register Proses identifikasi risiko, bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pada proyek migrasi DC PT.XYZ dengan membuat daftar risiko. Daftar risiko ini diturunkan dari kegiatan – kegiatan utama migrasi DC yang telah dibuat oleh masing –masing bagian divisi TI. Identifikasi risiko dilakukan dengan tujuan memastikan semua aset bagian di divisi TI

yang

mempunyai dampak yang signifikan terhadap proses bisnis diidentifikasi dan semua risiko atas aset tersebut didefinisikan. Identifikasi risiko dibuat untuk mengidentifikasi faktor kritikal yang berpengaruh pada kesuksesan proses bisnis PT. XYZ. Evaluasi risiko dilakukan dengan menilai tingkat kecenderungan dan dampak terhadap prosesbisnis dari terjadinya risiko yang telah teridentifikasi. Pelaksanaan identifikasi risiko mempertimbangkan : -

Kerawanan pengamanan yang merupakan identifikasi terhadap potensial kegagalan atau kelemahan terhadap proses pengamanan informasi.

-

Analisa risiko dibuat untuk mengidentifikasi ancaman serta peluang yang menyebabkan kegagalan pengamanan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Analisa risiko dilakukan dengan tujuan untuk memastikan sernua faktor penyebab terjadinya suatu kegagalan atau kelemahan pengamanan teknologi informasi yang telah diidentifikasi berdasarkan risiko tersebut.



77

Tabel 5.6 Risk Register Proses DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Kerawanan Risiko (Vulnerability) A PROSES A.1 Strategi dan Risiko Konsep dan penerapan untuk strategi dan Rencana Strategi rencana migrasi yang telah dibuat tidak sesuai Migrasi dengan kondisi keaadaan di level operasional

A.2

Roadmap Migrasi Data Center

Risiko Strategi

Rancangan roadmap strategi Migrasi DC tidak memenuhi kebutuhan dari masing – masing

Ancaman (Threat)

Pemilik Risiko

Pengungkapan informasi secara detail mengenai gap yang ada antara strategi rencana migrasi dan kondisi di lapangan

Bagian Kebijakan

Jadwal proyek migrasi DC di masing – masing bagian berbeda

Bagian Kebijakan



78

Tabel 5.7 Risk Register People NO

Nama

B B.1

PEOPLE

B.2 Personil Divisi TI

B.3

Jenis Risiko

Kerawanan (Vulnerability)

Ancaman (Threat)

Risiko SDM yang terbatas dan Operasional beban pekerjaan tinggi

Gangguan terhadap aktivitas proyek migrasi DC

Risiko Kemampuan teknis Operasional instalasi, pengaturan, dan troubleshoot perangkat – perangkat TI yang terbatas

Kurang nya proses instalasi dan pengawasan terhadap pihak ke III dan terhadap kebutuhuan spesifikasi instalasi perangkat – perangkat TI baru

Risiko Tidak meratanya Operasional pengetahuan dan ketrampilan mengenai pemahaman arsitektur dari tiap aplikasi.

Jadwal migrasi DC dapat mundur dari jadwal

Pemilik Risiko

-Bagian Operasional -Bagian Aplikasi -Bagian JarTel -Bagian Infrastruktur -Bagian Layanan SI -Bagian Backup - Bagian Operasional - Bagian Aplikasi -Bagian JarTel -Bagian Infrastruktur -Bagian Layanan SI -Bagian Backup - Bagian Operasional - Bagian Aplikasi - Bagian JarTel - Bagian Infrastruktur - Bagian Layanan SI - Bagian Backup



79

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Risiko C TEKNOLOGI

Infrastuktur Bangunan, Mekanikal & Elektrikal DC-Baru belum sepenuhnya tersedia dan berfungsi

C.1

C.2

C.3


Perkabelan Data

Tray Cable data terutama pada ruang Risiko Operasional network di DC-Baru tidak mencukupi kebutuhan yang ada Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan rak-rak patch panel dan material Outlet data/ voice yang membutuhkan kabel data

Ancaman (Threat) Seluruh koneksi kabel antar ruangan di dalam DC-Baru dan antar DC-Baru dengan DC-Lama tidak dapat terhubung Koneksi tidak dapat dilakukan antara beberapa ruangan perangkat di DCBaru Kebutuhan patch panel tidak terpenuhi, koneksi antar ruang perangkat TI tidak dapat dilakukan

Pemilik Risiko

Bagian JarTel Bagian Operasional

Bagian JarTel Bagian Operasional Bagian JarTel Bagian Operasional



80 Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan C.4

Jumlah jenis kabel yang digunakan dari kabel Fiber Optik dan UTP Catagory-6 (Cat-6) dan atau Category-5E tidak sesuai dengan perhitungan perencanaan.

Instalasi pemasangan kabel kabel Fiber Optik dan UTP Catagory-6 (Cat-6) dan atau Category-5E di DCBaru mengalami kemunduran jadwal.




81

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Kerawanan Risiko (Vulnerability) C TEKNOLOGI

C.5

C.6

C.7

Perangkat Jaringan Data

Risiko Operasional

Ancaman (Threat)

Infrastuktur bangunan, ruangan MDA dan SDA belum sepenuhnya dapat digunakan

Instalasi perangkat aktif Jaringan Data di ruang MDA dan SDA pada DC-Baru tidak dapat dilakukan.

Perkabelan pada DC-Baru dan antara DC-Lama dengan DC-Baru tidak terkoneksi.

Koneksi dengan seluruh jaringan Intranet, Extranet dan Internet memakai perangkat jaringan DC-Baru tidak dapat dilakukan

Kesalahan penempatan rak-rak perangkat jaringan untuk menempatkan perangkat aktif pada ruang MDA dan SDA.

Ruang CNC dan Ruang Provider pada DC-Lama belum dapat dialihkan ke DC-Baru.

Pemilik Risiko







C.9

Kabel data antar ruang Entrance-1 & Entrance-2 dengan ruang MDA dan SDA belum terhubung.

Koneksi antara DCLama dan DC-Baru Bagian JarTel belum dapat terhubung, dan jalur Bagian untuk provider belum Operasional dapat dipasang

Instalasi perangkat aktif jaringan data pada ruangan MDA dan SDA mengalami kendala.

Koneksi antara ruang server DC-Baru belum dapat dilakukan.




83

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Kerawanan Risiko (Vulnerability) C TEKNOLOGI Jaringan data koneksi SAN antara DC-Baru dengan DC-Lama dan C.10 DRC belum terhubung.

C.11

C.12

Storage Area Network (SAN)

Risiko Operasional

Ancaman (Threat) SAN baru dan SAN Switch baru di DC-BARU, belum dapat digunakan untuk relokasi sistem aplikasi dan infrastruktur lainnya.

Jaringan DC-Baru dan interkoneksi dengan DC-Lama dan DRC tidak dapat dilakukan koneksi

Migrasi data dari SAN di DCLama ke Perangkat SAN baru di DC-Baru tidak dapat dilakukan .

Kabel Fiber Optik antara DC-Baru dengan DC-Lama belum tersedia.

Konektivitas SAN Switch DCLama ke SAN Switch DC-Baru tidak dapat dilakukan

Pemilik Risiko

Bagian JarTel Bagian Operasional Bagian JarTel Bagian Operasional Bagian JarTel Bagian Operasional



84 Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan

C.13

C.14

C.15

Perangkat SAN Baru sudah ada, di DCBaru namun tidak dapat dilakukan migrasi data melalui replikasi data dari SAN existing di DCLama. Perangkat SAN Switch baru di DCBARU sudah tersedia, namun kabel fc dan san switch belum tersedia Proses pengujian server untuk koneksi ke SAN baru di DCBaru tidak dapat dilakukan

Perpindahan migrasi data tidak dapat dilakukan dari perangkat SAN-Lama di DC-Lama ke SAN Baru di DC-Baru


Proses instalasi SAN-Switch baru tidak dapat dilakukan


Aplikasi belum dapat dilakukan proses migrasi.

Bagian JarTelBagian Operasional



85

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Risiko C TEKNOLOGI C.16 Backup System Risiko Operasional

C.17

C.18

Kerawanan (Vulnerability) Seluruh server, infrastruktur,web,aplikasi dan database di DC-Baru blm dapat diakses. User belum dapat melakukan akses ke aplikasi melalui DC-Baru Uji coba multiple copies data antara VTL DC-Baru ke VTL dan Tape library di DRC.

Ancaman (Threat)

Pemilik Risiko

Jaringan Komunikasi data antara DC-Baru dengan DC-Lama dan DRC belum dapat berfungsi. Jaringan data dari tiap server belum sepenuh nya terhubung

Bagian JarTel

Proses segmentasi jaringan Server Farm pada DC-Baru berada dalam satu segmen, dengan jaringan Server Farm DC-Lama.

Bagian JarTel

Bagian Operasional


Bagian Operasional




Uji coba koneksi Tape library DC-Baru dengan Tape library DRC serta pengujian backup data satu server di DC-Baru dan DCLama ke VTL dan Tape library DC-Baru.

Server untuk melakukan uji coba backup data tidak tersedia.server di DC-Baru dan DC-lama tidak dapat dilakukan




87

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Kerawanan Risiko (Vulnerability) C TEKNOLOGI C.20 Server Risiko Asesmen dan identifikasi Infastruktur, Operasional fisik seluruh perangkat Aplikasi, Web TI yang mencakup dan Database seluruh inventaris yang ada C.21 Penyiapan dan instalasi serta pengujian Server Blade Enclosure baru di DC-Baru. C.22

Proses penyamaan segmen jaringan Server Farm DC-Baru dengan DC-Lama mengalami kendala

Ancaman (Threat)

Pemilik Risiko

Identifikasi perangkat tidak sama antar tiap bagian

Bagian Layanan SI Bagian Jartel Bagian Aplilasi Bagian Operasional

Jaringan Data DC- Bagian Layanan SI Baru dan Bagian Jartel interkoneksi dengan DRC belum berfungsi Proses penyamaan segmen jaringan Server Farm DCBaru dengan DCLama mengalami kendala

Bagian Layanan SI Bagian Jartel



88 5.8 Tabel Risk Register Teknologi Lanjutan C.23

Instalasi dan pengaturan Domain Controller baru di DC-Baru, dan setelah berfungsi maka Domain Controller di DC-Lama dinonaktifkan.

Tahapan relokasi Firewall Internet, Extranet ,dan Radius tidak dapat dilakukan


C.24

Strategi menggunakan minimal Server Blade satu Enclosure baru di DC-Baru telah tersedia untuk proses relokasi Email mengalami kendala. Alokasi kapasitas disk SAN untuk kebutuhan data server infrastruktur,aplikasi,web dan DB tidak sesuai

Relokasi Email tidak dapat dijalankan


Aplikasi tidak dapat dimigrasi


C.25



89

5.8 Tabel Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Kerawanan Risiko (Vulnerability) C TEKNOLOGI C.26 Perkabelan (cabling) tidak tersedia dan berfungsi dengan baik C.27

Tools Monitoring Operation Center

Jaringan Data Risiko (perangkat aktif) belum Operasional tersedia dan berfungsi dengan baik

C.28 Jaringan Telekomunikasi belum sepenuh nya berfungsi

Ancaman (Threat) Sistem tools monitoring di ruang NOC di DC-Baru belum dapat digunakan Relokasi sistem aplikasi NOC tidak dapat dilakukan Proses integrasi sistem monitoring baru belum dapat dilaksanakan

Pemilik Risiko

Bagian Operasional Bagian Jartel

Bagian Operasional Bagian Jartel Bagian Operasional Bagian Jartel



90 Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan C.29 Storage Area Network pada DC-Baru belum dapat terdeteksi

Tools monitoring seluruh perangkat Bagian TI di DC-Baru dan Operasional DC-Lama (Jaringan, Bagian Jartel SAN, Tape library dan Servers) belum dapat diakses



91

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Risiko C TEKNOLOGI C.30

Relokasi Sistem IP Telephone Sentral dari ruang CNC DC-Lama ke ruang MDA DC- Baru.

C.31 IP Telephony dan Direct Line

C.32


Instalasi handset IP Risiko Telephone di semua ruangan Operasional DC-Baru yang membutuhkan fasilitas telepon. Pengujian sistem IP Telephone di DC baru dengan seluruh gedung.

Ancaman (Threat)

Pemilik Risiko

Infrastruktur bangunan, Mekanikal dan Elektrikal belum tersedia .


Perkabelan pada DC-BARU dan antara DC-BARU dengan DC-Lama belum tersedia .


Perangkat aktif jaringan data belum dapat digunakan pada DC-Baru





Kabel data antar ruang Entrance-1 & Entrance-2 dengan ruang MDA dan SDA belum terhubung

Koneksi antara DC-Lama dan DC-Baru belum dapat terhubung, dan jalur untuk provider belum dapat dipasang

C.34

Instalasi perangkat aktif jaringan data pada ruangan MDA dan SDA untuk melakukan penyesuaian konfigurasi lama ke environment DC-Baru mengalami kendala

Koneksi antara ruang server DC-Baru belum dapat dilakukan

Proses relokasi perengkat kemungkinan terbentur atau mengalami kerusakan pada saat pemindahan menuju DC-Baru

Perangkat yang direlokasi tidak berfungsi

C.35



Bagian JarTelBagian Operasional



93

Tabel 5.8 Risk Register Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO Nama Jenis Risiko C TEKNOLOGI C.36

C.31

C.32

C.33

Jaringan Komunikasi Data

Kerawanan (Vulnerability) Instalasi kabel dari Entrance-1 dan Entrance-2 DC-Baru tidak dapat dilakukan Perangkat aktif masingmasing provider tidak dapat dihubungkan dengan kabel utama

Risiko Operasional

Instalasi kabel dan perangkat akttif di ruang Entrance-1 dan Entrance-2 tidak dapat dilakukan Uji coba koneksi antara provider dengan DC1 tidak dapat dilakukan

Ancaman (Threat)

Pemilik Risiko

Koneksi dari provider telekomunikasi ke DC1, dan pengalihan dari DC-Tipikal ke DC1 tidak dapat dilakukan. DC-Baru belum dapat melakukan koneksi ke DRC dan kantor cabang.


Koneksi ke Internet, Extranet, belum dapat dilakukan pada DC-Baru

Kabel data antar ruang Entrance-1 dan Entrance-2 dengan ruang MDA dan SDA belum terhubung






94

5.2 Qualitative Risk Analysis 5.2.1 Risk Probability and Impact Assestment Aset dikategorikan berdasarkan people, process, dan technology. Hasil identifikasi aset dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.9 Hasil Identifikasi Asset Asset Category People

No 1. 2. 3. 4. 5.

Technology

6. 7. 8. 9. 10

Proses 11

Asset Name Personil Divisi TI Perkabelan Data Perangkat Jaringan Data Jaringan Telekomunikasi Data Storage Area Network (SAN) Backup system Server – server Infrastruktur, Web, Aplikasi dan Database IP Telephony dan Direct Line Tools Monitoring Network Operation Center (NOC) Strategi dan Rencana Migrasi Road Map Rencana Migrasi dan Relokasi Data Center

Langkah berikutnya adalah identifikasi sumber ancaman (threat agent) terhadap potensial aset. Sumber ancaman dapat berasal dari alam (natural threats) dan intentional threats, dan untuk pengelompokan sifat aset didasarkan pada •

Penilaian kemungkinan ancaman (probability of threat).

•

Aset dikorelasikan dengan ancaman dan kerawanan yang ada.

•

Mengkorelasikan antara ancaman dan kerawanan dengan threat source.

Tujuan dari daftar profil dan transmisi risiko adalah hasl langkah dari hasil identifikasi sumber,jenis dan dampak risiko. Dalam daftar ini juga dihasilkan identifikasi transmisi risiko Jenis risiko memprioritaskan resiko adalah



95

memetakan

besarnya

kecenderungan

terjadinya

resiko

(likelihood)

dan

dampaknya (impact). Tabel 5.10 Penilaian Dampak

Analisa dilakukan di masing –masing kegiatan dan penelian seberapa besar dampak yang ditimbulkan pada setiap masing – masing kegiatan. Penilaian pada dampak, dihasilkan dengan analisa berapa lama (bulan, minggu, hari dan menit) risiko yang ada akan berpengaruh dalam kegiatan operasional. Tabel 5.11 Keterangan Penilaian Dampak Dampak Sangat Tinggi

Tinggi Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Keterangan Dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kegiatan proses operasional dalam waktu minggu atau bahkan Bulan Dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kegiatan proses operasional dalam waktu Hari Dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kegiatan proses operasional dalam waktu Jam Dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kegiatan proses operasional dalam waktu Menit Dampak yang ditimbulkan dapat menggangu kegiatan proses operasional dalam waktu Detik



96

Tabel 5.12 Kriteria penentuan kecenderungan KRITERIA PENGUKURAN KEMUNGKINAN/ POTENSI SKALA KATEGORI FREKUENSI TERJADI TERJADI Sangat kecil kemungkinan terjadi Sangat Jarang terjadi. Misal hanya terjadi dalam dalam kondisi apapun. kondisi sangat tidak Kemungkinan tejadi dalam jangka biasa/norrnal, atau terjadi waktu yang sangat lama (misal > 20 sekali dalam kurun waktu tahun} 1 10 tahun atau lebih atau frekuensi terjadi 0.000001% dan total frekuensi kejadian selama Jarang Sekali periode tertentu Kecil kemungkinan terjadi atau hanya Jarang sekali terjadi. Terjadi dalam kondisi sesekali terjadi dalam kondisi yang di sangat tak normal, atau luar kebiasaan atau di luar kondisi terjadi sesekali dalam normal. 2 kurun waktu antara 5-10 Kemungkinan terjadi dalam jangka tahun. atau frekuensi terjadi waktu yang cukup lama(misal 15-20 0,0001% dari total tahun) frekuensi kejadian selama periode tertentu Kecil kemungkinan terjadi dalam Jarang terjadi. kondisi normal atau hanya terjadi Terjadi di Iuar kondisi dalam kondisi yang di luar kebiasaan kenormalan, atau sesekali normal. terjadi dalam kurun waktu Kemungkinan terjadi dalam jangka 3 antara 3-5 tahun, atau waktu yang relatif lama (misal 10-15 frekuensi terjadi 0.001% Kadang tahun dari total frekuensi kadang kejadian selama periode tertentu Relatif kecill kemungkinan terjadl Acap terjadi. Terjadi dalam periode dalam kondlsl normal/biasa 4 tertentu pengamatan Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu 5-10 tahun Mungkin terjadi (bisa ya bisa tidak ) Cukup acap terjadi. Terjadi selama periode Kemungkinan terjadi dalam jangka 5 tertentu pengamatan waktu 3-5 tahun Sedang 6

Acapkali terjadi, Terjadi beberapa kali terulang terjadi selama periode tertentu pengamatan

Cukup besar kemungkinan terjadi dalam berbagai kondisi. Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu 1-3 tahun



97

Sering 7

8

Tabel 5.12 Kriteria penentuan kecenderungan Lanjutan Sangat acap terjadi/Acap Besar kemungknan terjadi dalam berbagai kesempatan/kondisi normal berulang. Terjadi cukup sering Kemungkinan teljadi dalam jangka terulang terjadi kejadian waktu tertentu (antara 6-12 bulan. selama periode tertentu untuk kegiatan pengamatan berikala minimal triwulanan Sangat besar kemungkinan terjadi Cukup sering terjadi,Misal kejadian Dipastikan kemungkinan terjadi cukup sering terjadi selama dalam jangka waktu tertentu (3-6 periode tertentu bulan) atau sebagianbesar terjadi pengamatan pada setiap pelaksanaan kegiatan

Sering terjadi, Terjadi pada sebagian besar kejadian selama periode tertenlu pangamatan Sangat sering terjadi, Sering Sekali selalu terjadi pada setiap kejadian selama periode pengamatan

9

10

Dapat dipastikan terjadi Dipastikan kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang sangat relatif pendek (1-3) bulan Dipastikanterjadi setiap saat dalam berbagai kondisi/terjadi setiap kali pelaksanaan kegiatan Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang sangat pendek (< 1 bulan) khususnya untuk kejadian non-rutin

Proses penilaian kecenderungan mengacu kepada Project Documents yang terdiri dari: -

Luas Ruangan Data Center PT. XYZ (Lampiran 3)

-

Rencana Koneksi Antar Rak Perangkat Jaringan (Lampiran 4)

-

Jalur Rencana Instalasi Kabel pada DC-Baru PT. XYZ (Lampiran 5)

-

Rencana Strategi Migrasi Storage Area Network (Lampiran 6)

-

Jadwal Uraian Pekerjaan Kegiatan Migrasi Data Center (Lampiran 7)

-

Laporan Kegiatan Uji Coba Rencana Pemulihan Teknologi Informasi (Lampiran 8)

Analisa dilakukan dengan mengacu kepada Project Documents, setiap kegiatan dapat dinilai kecenderungan nya dengan melihat kejadian sebelumnya yang sama atau dengan alur yang mendekati potensi risiko yang ada. Berikut adalah kegiatan - kegiatan migrasi DC dan sumber penilian dari dokumen dan proyek yang sebelumnya telah dilakukan.



98

1) Perkabelan Data, penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan – kegiatan sebelumnya yaitu: penarikan kabel tambahan kebutuhan server baru, pergantian kabel yang rusak dan penambahan kebutuhan kabel. (Lampiran 5) 2) Perangkat Aktif Jaringan, penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan ujicoba rencana pemulihan teknologi informasi yaitu kegiatan switchover perangkat jaringan ke DRC. (Lampiran 4 dan 8) 3) Jaringan Telekomunikasi , penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan ujicoba rencana pemulihan teknologi informasi yaitu kegiatan pengalihan provider pada DCLama. (Lampiran 5 dan 8) 4) Storage

Area

Network

(SAN)

penilaian

kecenderungan

berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan ujicoba rencana pemulihan teknologi informasi yaitu kegiatan pengalihan aplikasi, data dari SAN DC-Lama ke DRC dan berdasarkan rencana strategi migrasi SAN dari DC-Lama ke DC Baru. (Lampiran 6 dan 8) 5) Sistem Backup, penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan

kegiatan-kegiatan

ujicoba

rencana

pemulihan

teknologi informasi yaitu kegiatan backup, restore dan replikasi DC-Lama ke DRC. (Lampiran 8) 6) Server-server Infrastruktur, Web, Aplikasi dan Database. Penilaian

kecenderungan

berdasarkan

tingkat

keberhasilan

kegiatan-kegiatan ujicoba rencana pemulihan teknologi informasi yaitu kegiatan pengalihan server infrastruktur, web, aplikasi dan database DC-Lama ke DRC. (Lampiran 8) 7) Sistem Telepon, penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan migrasi yang telah dilakukan yaitu kegiatan pengalihan sistem telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange) ke IP Telephony.



99

8) Tools Monitoring, penilaian kecenderungan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan implementasi tools monitoring di DRC.

Tabel 5.13 Pemetaan Likelihood terhadap Dampak Kemungkinan (Likelihood)

Dampak

Jarang sekali Jarang

Sangat Rendah Rendah Rendah

Sedang

Rendah

Menengah

Tinggi

Sering

Rendah

Menengah

Tinggi

Menengah

Menengah

Tinggi

Sering sekali

Rendah

Sedang

Tinggi

Rendah Rendah

Menengah Menengah

Menengah Tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi

Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi



100

5.2.2

Risk Register Updates Tabel 5.14 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Proses

DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center NO

ASET Nama Jenis

1 A A. 1

2 PROSES Strategi dan Rencana Migrasi

Risiko 3 Risiko Strategi

URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION - IMPACT) Dampak Kecender Nilai Kerawanan Ancaman ungan Risiko Dasar (Vulneralibility) (Threat) 4 5 6 7 8 Konsep dan penerapan untuk strategi dan rencana migrasi yang telah dibuat tidak sesuai dengan kondisi keaadaan di level operasional

Pengungkapa n informasi secara detail mengenai gap yang ada antara strategi rencana migrasi dan kondisi di lapangan

Tinggi

Sering

Sangat Tinggi

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Strategi dan rencana strategi dipublikasikan & dikomunikasikan kepada seluruh bagian untuk mengkomunikasika n gap yang ada.

Bagian Kebijakan



101 Tabel 5.14 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Proses Lanjutan A.2

Roadma p Migrasi Data Center

Risiko Strategi

Rancangan roadmap strategi Migrasi DC tidak memenuhi kebutuhan dari masing – masing

Jadwal proyek migrasi DC di masing – masing bagian berbeda

Tinggi

Sedang

Tinggi

Masing – masing bagian menyusun timeline rencana jadwal kegiatan proyek migrasi sesuai dengan ruang lingkup pekerjaa nya

Bagian Kebijakan



102

Tabel 5.15 Daftar Profil dan Transmisi Risiko People DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION ASET IMPACT) NO Nama Ancama Dampak Kecenderun Nilai Jenis Kerawanan n gan Risiko Dasar Risiko (Vulneralibility) (Threat) 1 2 3 4 5 6 7 8 B PEOPLE B.1 Risiko SDM yang Gangguan Rendah Sedang Menengah Operasional terbatas dan terhadap beban aktivitas pekerjaan proyek tinggi migrasi DC Personil Divisi TI

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Pembentukan dedicated team untuk proyek migrasi DC

- Bagian Operasional - Bagian Aplikasi -Bagian JarTel -Bagian Infrastruktur -Bagian Layanan SI -Bagian Backup



103 Tabel 5.15 Daftar Profil dan Transmisi Risiko People Lanjutan B.2

B.3

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Kemampuan teknis instalasi, pengaturan, dan troubleshoot perangkat – perangkat TI yang terbatas

Tidak meratanya pengetahuan dan ketrampilan mengenai pemahaman arsitektur dari tiap aplikasi.

Kurang nya proses instalasi dan pengawasa n terhadap pihak ke III dan terhadap kebutuhuan spesifikasi instalasi perangkat – perangkat TI baru Jadwal migrasi data center dapat mundur dari jadwal

Sedang

Sedang

Sedang

Jarang sekali

Tinggi

Melengkapi requirement kebutuhan dari setiap perangkat dan arsitektur implementasi perangkat – perangkat TI baru

- Bagian Operasional - Bagian Aplikasi -Bagian JarTel -Bagian Infrastruktur -Bagian Layanan SI -Bagian Backup

Menengah Melengkapi tiap aplikasi dengan struktur detail airsitektur dan infrastruktur hardware dan software

- Bagian Aplikasi -Bagian JarTel -Bagian Infrastruktur -Bagian Layanan SI -Bagian Backup



104

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION ASET IMPACT) NO Nama Dampak Kecenderun Nilai gan Risik Jenis Kerawanan Ancaman o Dasar Risiko (Vulneralibility) (Threat) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI C.1 Risiko Infrastuktur Seluruh Sedang Jarang Sekali Operasion Bangunan, koneksi Mene al Mekanikal & kabel antar ngah Elektrikal DC- ruangan di Baru belum dalam DCPerkabel sepenuhnya Baru dan an Data tersedia dan antar DCberfungsi Baru dengan DC-Lama tidak dapat terhubung

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Menyusun secara detail dari setiap kegiatan penyiapan kabel, patch panel dan rack panel, rencana instalasi dan pengujian seluruh koneksi kabel di setiap ruang




105

C.2

C.3

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan Risiko Tray Cable Koneksi Sedang Tinggi Tinggi Membuat Operasional data terutama tidak dapat perhitungan dan pada ruang dilakukan jadwal rinci network di antara setiap kegiatan DC-Baru tidak beberapa pekerjaan mencukupi ruangan kebutuhan perangkat yang ada di DCBaru

Risiko Operasional

Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan rak-rak patch panel dan material Outlet data/ voice yang membutuhkan kabel data

Kebutuhan patch panel tidak terpenuhi, koneksi antar ruang perangkat TI tidak dapat dilakukan

Tinggi

Sedang

Tinggi


Perhitungan rak Bagian – rak patch JarTel panel dihitung Bagian berdasarkan jumlah port yang Operasional akan dipakai dengan perhitungan redundant dua kabel per satu koneksi.



106

C.4

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan Risiko Instalasi Sedang Sering Tinggi Dibuat list yang Bagian Operasional Jumlah jenis pemasanga detail mengenai JarTel kabel yang n kabel pemisahan Bagian digunakan dari kabel Fiber antara kebutuhan Operasional kabel Fiber Optik dan kabel UTP Optik dan UTP Catagory-6 UTP Catagory-6 (Cat-6) dan atau Catagory-6 (Cat-6) dan Cat-5E yang (Cat-6) dan atau Catsering kali atau Cat-5E 5E di DCterjadi kesalahan tidak sesuai Baru dengan mengalami perhitungan kemundura perencanaan. n jadwal.



107

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center ASET NO Nama

1

2

Jenis Risiko 3

C TEKNOLOGI C.5 Perangka Risiko t Operasional Jaringan Data

URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION - IMPACT) Dampak Kecenderun Nilai Kerawanan Ancaman gan Risiko Dasar (Vulneralibility) (Threat) 4 5 6 7 8

Infrastuktur bangunan, ruangan MDA dan SDA belum sepenuhnya dapat digunakan

Instalasi perangkat aktif Jaringan Data di ruang MDA dan SDA pada DC-Baru tidak dapat dilakukan.

Sedang

Jarang Menengah

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Menyusun secara detail rencana instalasi dan pengecekan kesiapan progress pembangunan infrastruktur




108

C.6

C.7

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan Perkabelan Koneksi Tinggi Sedang Tinggi Pengecekan pada DC-Baru dengan secara detail dari dan antara seluruh setiap koneksi ke DC-Lama jaringan seluruh jaringan dengan DCIntranet, telekomunikasi Baru tidak Extranet serta ke DCterkoneksi. dan Lama dan DRC Internet memakai perangkat jaringan DC-Baru tidak dapat dilakukan Kesalahan Ruang Sedang Jarang Menengah Membuat jadwal penempatan CNC dan rinci setiap rak-rak Ruang kegiatan perangkat Provider pekerjaan detail jaringan untuk pada DCdari tiap aktivitas menempatkan Lama instalasi perangkat aktif belum perangkat pada ruang dapat jaringan MDA dan dialihkan SDA. ke DCBaru.





109 Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan C.8

C.9

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Kabel data antar ruang Entrance-1 & Entrance-2 dengan ruang MDA dan SDA belum terhubung.

Koneksi Tinggi antara DCLama dan DC-Baru belum dapat terhubung, dan jalur untuk provider belum dapat dipasang

Sedang

Instalasi perangkat aktif jaringan data pada ruangan MDA dan SDA mengalami kendala.

Koneksi antara ruang server DC-Baru belum dapat dilakukan.

Sedang

Rendah

Tinggi

Tinggi

Menyusun mekanisme dan prosedur kerja terkait dengan tugas proyek pada aktivitas utama

Melakukan checklist instalasi perangkat jaringan sesuai fengan strategi rencana migrasi yang akan dilakukan.





110

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION ASET IMPACT) NO Nama Dampak Kecenderu Nilai Jenis Kerawanan Ancaman ngan Risiko Dasar Risiko (Threat) (Vulneralibility) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI Risiko C.1 Storage Jaringan data SAN baru Tinggi Jarang Tinggi Operasional 0 Area koneksi SAN dan SAN Networ antara DCSwitch baru k Baru dengan di DC(SAN) DC-Lama BARU, dan DRC belum dapat belum digunakan terhubung. untuk relokasi sistem aplikasi & infrastruktur lainnya.

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Menyusun secara detail dari setiap kegiatan, rencana instalasi, dan pengujian perangkat SAN baru dan SAN Switch. Apabila tidak dapat dilakukan maka fallback ke SAN DC-Lama.

Bagian Operasional

Bagian JarTel




C.12

C.13

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Jaringan DCBaru dan interkoneksi dengan DCLama dan DRC tidak dapat dilakukan koneksi Kabel Fiber Optik antara DC-Baru dengan DCLama belum tersedia.

Perangkat SAN Baru tidak dapat dilakukan migrasi data melalui replikasi data dari SAN existing di DC-Lama.

Migrasi data dari SAN di DC-Lama ke Perangkat SAN baru di DC-Baru tidak dapat dilakukan . Konektivitas i SAN Switch DCLama ke SAN Switch DC-Baru tidak dapat dilakukan Perpindahan migrasi data tidak dapat dilakukan dari SANLama di DC-Lama ke SAN Baru di DCBaru

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Jarang

Jarang

Jarang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Menyusun secara detail dari setiap kegiatan migrasi data, replikasi dan relokasi sistem aplikasi dari DCLama ke DCBaru. Menyusun secara detail dari setiap detail pekerjaan konektivitas antar port pada SAN Switch Lama dan Baru Uji coba koneksi antara SANLama ke SANBau dengan melihat konfigurasi di SAN Switch Lama

Bagian Operasional

Bagian JarTel

Bagian Operasional

Bagian JarTel

Bagian Operasional

Bagian JarTel



112

C.14

C.15

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan Perangkat Proses Rendah Jarang Rendah Pengawasan SAN Switch instalasi Sekali secara detail baru di DCSAN-Switch mengenai detail BARU baru tidak kebutuhan SAN sudah dapat Storage tersedia, dilakukan namun kabel FC dan SAN switch belum tersedia Proses Aplikasi Rendah Sedang Menegah Menggunakan pengujian belum dapat virtual server server untuk dilakukan untuk ujicoba koneksi ke proses sebelum SAN Baru di migrasi. pengetasan DC-Baru dilakukan pada tidak dapat environment dilakukan production

Bagian Operasional

Bagian JarTel

Bagian Operasional

Bagian JarTel



113

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center ASET URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION - IMPACT) NO Nama Damp Kecenderun Nilai Jenis Kerawanan Ancaman ak gan Risiko Dasar Risiko (Vulneralibility) (Threat) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI Risiko C.16 BackupS Seluruh server, Jaringan Tinggi Jarang Tinggi Operasional ystem infrastruktur,web,ap Komunikas likasi dan database i data di DC-Baru blm antara DCdapat diakses. Baru dengan DC-Lama dan DRC belum dapat berfungsi.

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Menyusun secara detail dari setiap kegiatan penyiapan perangkat Infrastruktur Microsoft, rencana instalasi, relokasi dan pengujian di DC-Baru.

Bagian JarTel




C.18

C.19

Risiko Oprasion al

Risiko Operasio nal

Risiko Operasio nal

User belum dapat melakukan akses ke aplikasi melalui DC-Baru

Uji coba multiple copies data antara VTL DC-Baru ke VTL dan Tape library di DRC.

Uji coba koneksi Tape library DCBaru dengan Tape library DRC serta pengujian backup DC-Baru dan DCLama ke VTL dan Tape library DCBaru.

Jaringan data dari tiap server belum sepenuh nya terhubung Proses segmentasi jaringan Server Farm pada DC-Baru berada dalam satu segmen, dengan jaringan Server Farm DCLama. Server untuk uji coba data tidak tersedia.ser ver di DCBaru dan DC-lama gagal

Tinggi

Jarang

Jarang

Tinggi

Rendah

Rendah

Rendah

Jarang

Rendah

Menggunakan list arsitektur aplikasi untuk memastikan konfigurasi di tiap server telah sesuai Menyusun secara detail dari setiap kegiatan penyiapan perangkat Backup System, rencana migrasi data, relokasi dan pengujian backupsystem di DC-Baru Menyusun jadual rinci setiap kegiatan pekerjaan.

Bagian Operasio nal Bagian JarTel Bagian Operasio nal Bagian JarTel

Bagian Operasio nal Bagian JarTel



115

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION ASET IMPACT) NO Nama Damp Kecender Nilai Jenis Kerawanan Ancaman ak ungan Risiko (Vulneralibil Dasar Risiko ity) (Threat) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI Risiko C.20 Server Asesmen dan Identifikasi Tinggi Jarang Tinggi Infastrukt Oprasional identifikasi perangkat ur, fisik seluruh tidak sama Aplikasi, perangkat TI antar tiap Web dan yang bagian Database mencakup seluruh inventaris yang ada

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Melakukan identifikasi seluruh inventarisasi perangkat TI dan hubungan nya atar perangkat dari tiap aplikasi .

Bagian Layanan SI Bagian Jartel Bagian Aplilasi Bagian Operasion al




C.22

C.23

Risiko Oprasional

Penyiapan dan instalasi serta pengujian Server Blade Enclosure baru di DCBaru. Risiko Proses Oprasional penyamaan segmen jaringan Server Farm DC-Baru dengan DCLama mengalami kendala Risiko Oprasional

Instalasi Domain Controller DC-Baru, telah berfungsi Domain Controller DC-Lama dinonaktifka n.

Jaringan Data DCBaru dan interkonek si dengan DRC belum berfungsi Proses penyamaan segmen jaringan Server Farm DCBaru dengan DC-Lama mengalami kendala Tahapan relokasi Firewall,In ternet, Extranet dan Radius tidak dapat dilakukan

Tinggi

Jarang

Tinggi

Memastikan seluruh Server di DC-Baru dan di DRC- dapat mengambil alih fungsiSistem backup di DC-Lama


Rendah

Jarang

Rendah

Menggunakan server Bagian development untuk Layanan mencoba skenario yang SI sama Bagian Jartel

Sedang

Jarang

Menegah

Proses pengalihan dialihkan DRC sementara untuk mencegah downtime, konfigurasi yang corrupt dan hilang





C.25

Risiko Oprasional

Strategi menggunaka n minimal Server Blade satu Enclosure baru di DCBaru telah tersedia untuk proses relokasi Email mengalami kendala. Risiko Alokasi Oprasional kapasitas disk SAN untuk kebutuhan data server infrastruktur, aplikasi,web dan db tidak sesuai

Rendah Relokasi Email tidak dapat dijalankan

Aplikasi tidak dapat dimigrasi

Tinggi

Jarang

Jarang

Rendah

Tinggi

Menggunakan strategi fallback dengan mengarahkan ke email server DRC, dengan sebelumnya melakukan proses syncronize dengan data pada DCLama

Bagian Layanan SI

Perhitungan alokasi disk dihitung berdasarkan kebutuhan aplikasi dan besarnya data yang dibuthkan oleh masing - masing aplikasi

Bagian Layanan SI

Bagian Jartel

Bagian Jartel



118

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION ASET IMPACT) NO Nama Dampa Kecenderunga Nilai Jenis Kerawanan Ancaman k n Risiko Dasar Risiko (Vulneralibility) (Threat) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI Risiko C.26 Tools Perkabelan Sistem tools Rendah Jarang Rendah Monitorin Operasional (cabling) monitoring di g tidak ruang NOC Operation tersedia dan di DCCenter berfungsi BARU-Baru dengan baik belum dapat digunakan

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

10

Menyusun secara detail setiap kegiatan, rencana instalasi, relokasi dan pengujian tools monitoring seluruh Infrastruktur TI di ruang DC-Baru

Bagian Operasional

Bagian Jartel



119

C.27

C.28

C.29

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Risiko Operasional

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan Jaringan Relokasi Rendah Jarang Rendah Membuat Data sistem jadual rinci (perangkat aplikasi NOC setiap aktif) belum tidak dapat kegiatan tersedia dan dilakukan pekerjaan. berfungsi dengan baik Jaringan Proses Rendah Jarang Rendah Pengujian Telekomuni integrasi bandwidth kasi belum sistem incoming dan sepenuh nya monitoring outgoing berfungsi baru belum traffic dapat dilaksanakan Storage Tools Rendah Jarang Rendah Pengecekan Area monitoring dan Network seluruh melakukan pada DCperangkat TI pembandinga Baru belum di DC-Baru n dengan dapat dan DCkonfigurasi terdeteksi Lama pada tiap (Jaringan, agent NOC SAN, Tape disetiap agen library dan yang Servers) tertanam belum dapat diakses

Bagian Operasiona l Bagian Jartel Bagian Operasiona l Bagian Jartel Bagian Operasiona l Bagian Jartel



120 Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center ASET URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION - IMPACT) NO Nama Dampak Kecenderungan Nilai Jenis Kerawanan Ancaman Risiko Dasar Risiko (Threat) (Vulneralibility) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI C.30 Risiko Relokasi Infrastruktur Sedang Jarang Menengah Operasional Sistem IP bangunan, Telephone Mekanikal IP Sentral dari dan Telephony ruang CNC Elektrikal dan Direct DC-Lama ke belum Line ruang MDA tersedia . DC- Baru. C.31 Risiko Instalasi Perkabelan Tinggi Sedang Tinggi Operasional handset IP pada DCTelephone di Baru dan semua antara DCruangan DC- Barudengan Baru yang DC-Lama membutuhkan belum fasilitas tersedia . telepon.

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

13

Menyusun secara detail rencana instalasi dan relokasi IP Tel


Pengecekan Bagian secara detail JarTel dari setiap koneksi ke Bagian seluruh Operasional jaringan telekomunikasi serta ke DCLama dan DRC




C.33

Risiko Operasional

Risiko Operasional


Perangkat aktif jaringan data belum dapat digunakan pada DCBaru

Sedang


Koneksi antara DCLama dan DC-Baru belum dapat terhubung, dan jalur untuk provider belum dapat dipasang

Tinggi

Jarang

Jarang

Menengah Melakukan pengecekan dengan konfigurasi sistem IP tel di DC-Lama

Tinggi


Menyusun Bagian mekanisme JarTel dan prosedur kerja terkait Bagian dengan tugas Opearsional proyek pada aktivitas utama




C.35

Risiko Instalasi Operaasional perangkat aktif jaringan data pada ruangan MDA dan SDA untuk melakukan penyesuaian konfigurasi lama ke environment DC-Baru mengalami kendala Risiko Proses Operasional relokasi perengkat kemungkinan terbentur atau mengalami kerusakan pada saat pemindahan menuju DCBaru

Koneksi Tinggi antara ruang server DCBaru belum dapat dilakukan

Jarang

Tinggi

Melakukan Bagian checklist JarTel instalasi perangkat Bagian jaringan sesuai Operasional dengan strategi rencana migrasi yang akan dilakukan

Perangkat yang direlokasi tidak berfungsi

Jarang

Tinggi

Melakukan Bagian kerjasama JarTel dengan pihak ke III terkait Bagian jaminan Operasional perangkat pada saat proses pindah dilengkapi dengan asuransi

Tinggi



123

Tabel 5.16 Daftar Profil dan Transmisi Risiko Teknologi Lanjutan

DAFTAR RISIKO (RISK REGISTER) PT XYZ Ruang lingkup (Scope) : Migrasi Data Center ASET URAIAN RISIKO - DAMPAK (RISK DESCRIPTION - IMPACT) NO Nama Dampak Kecenderungan Nilai Jenis Kerawanan Ancaman Risiko Dasar Risiko (Threat) (Vulneralibility) 1 2 3 4 5 6 7 8 C TEKNOLOGI C.36 Risiko Instalasi Koneksi dari Tinggi Jarang Sekali Operasional kabel dari provider Menengah Entrance-1 telekomunikasi dan ke DC-Baru, Entrance-2 dan pengalihan DC-Baru dari DC-Lama tidak daapt ke DC-Baru Jaringan dilakukan tidak dapat Komunikasi dilakukan. Data

Kontrol yang ada

Pemilik Risiko

9

13

Bagian Menyusun JarTel secara detail dari setiap Bagian kegiatan Operasional penyiapan kabel dan perangkat aktif provider, rencana instalasi dan switch over jaringan Telekomunikasi




C.38

Risiko Perangkat Operasional aktif masingmasing provider tidak dapat dihubungkan dengan kabel utama

DC-Baru belum dapat melakukan koneksi ke DRC dan kantor cabang.

Risiko Instalasi Operasional kabel dan perangkat aktif lokasi di ruang Entrance-1 dan Entrance-2 tidak dapat dilakukan

Koneksi ke Internet, Ekstranet, belum dapat dilakukan pada DC-Baru

Tinggi

Tinggi

Jarang

Jarang

Tinggi

Tinggi

Membuat skenario dan jadual rinci setiap kegiatan pekerjaan.

Melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap konfigurasi dan penyamaan access list






Risiko Uji coba Operasional koneksi antara provider dengan DCBaru tidak dapat dilakukan


Rendah

Jarang Sekali

Rendah

Apabila mengalami kendala, maka masih dapat menggunakan jaringan di DCLama sebagai strategi fallback.




126

5.3 Plan Risk Response Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemantauan risiko adalah: 

Dalam pembuatan risk treatment plan terdapat (empat) pilihan jenis pengendalian risiko,yaitu avoid, control, transfer, dan accept. Terdapat jenis pilihan pengendalian risiko yaitu:

Accept Organisasi memutuskan untuk menerima risiko jika besar dampak masih dalam batas toleransi organisasi. Contoh: 

Penggunaan flash disk pribadi yang digunakan untuk menyimpan informasi penting memiliki risiko



Risikonya adalah informasi jatuh ke pihak yang tidak terotorisasi atau tidak ada backupjika flash disk hilang.



Accept risk, karena organisasi tidak mengatur pengelolaan penggunaan flash diskpribadi dalam menyimpan file penting.



Untuk risiko yang dap at diterima tidak perlu dilakukan penentuan rencana penanganan risiko.

Avoid risk Organisasi memutuskan untuk tidak melakukan suatu aktivitas atau memilih alternatif aktivitas lain yang menghasilkan output yang sama untuk menghindari terjadinya risiko.

Contoh: 

Hak privilege administrator pada user yang menggunakan PC



Risikonya adalah adanya malicious code pada PC



Avoid risk, hak privilege tidak diberi kan pada user seh ingga user tidak bisa merubah konfigurasi dan menginstall software pada PC.



127

Control / Mitigate Organisasi memutuskan mengurangi dampak maupun kemungkinan terjadinya risiko. Contoh: 

Penggunaan PC untuk mendukung proses bisnis organisasi



Control risk, pemasan gan fasilitas firewall untuk mencegah akses yang tidak terotorisasi.

Tabel 5.17 Tingkat pengendalian terhadap nilai risiko Nilai Risiko Sangat tinggi

Tinggi

Menengah Rendah

Tingkat Pengendalian Risiko Menerima resiko dengan mentransfer kepada pihak ketiga. Rencana penanggulangan harus diutamakan dan ditetapkan sesegera mungkin, jika tidak memerlukan biaya yang besar. Eskalasi rencana penanggulangan ke Direksi, jika diperlukan Menerima resiko dengan menggunakan kriteria resiko yang telah ditetapkan. Rencana penanggulangan harus ditetapkan segera dan skalasi minimum ke kepala Divisi Menerima resiko dengan penambahan kontrol baru atau peningkatan efektivitas kontrol. Rencana penanggulangan dapat dijadwalkan untuk waktu yang relatif lama Risiko diterima tanpa perlu penambahan kontrol baru



128

Tabel 5.18 Tabel Penerimaan Risiko

No

Kegiatan Pekerjaan

A

Perkabelan Data

1

Penarikan kabel Fiber Optik dan UTP di seluruh ruang didalam DC baru

2

Penarikan kabel Fiber Optik antar DC baru dengan DC-lama.

3

Penarikan kabel Fiber Optik antar DC-Baru dengan DC-Lama.

Threat

Seluruh koneksi kabel antar ruangan di dalam DC-Baru dan antar DC-Baru dengan DCLama tidak dapat terhubung . Koneksi tidak dapat dilakukan antara beberapa ruangan perangkat di DCBaru Kebutuhan patch panel tidak terpenuhi, koneksi antar ruang perangkat TI tidak dapat dilakukan.

Kecenderungan Dampak

Jarang Sekali

Tinggi

Sedang

Sedang

Sering

Tinggi

Response

Response (Required)

Control

Melakukan pengawasan terhadap kegiatan

Transfer

Kegiatan dilakukan dan diawasi oleh Pihak ke III sesuai standar yang berlaku

Accept




129 Tabel 5.18 Tabel Penerimaan Risiko Lanjutan

4

B

5

6

Instalasi pemasangan Test cabling atau kabel kabel Fiber uji koneksi antara Optik dan UTP DC-Baru dengan Catagory-6 (CatDC-Lama dan 6) dan atau Catantar ruang di 5E di DC-Baru dalam DC baru. mengalami kemunduran jadwal. Perangkat Jaringan Data Instalasi Instalasi perangkat aktif perangkat aktif Jaringan Data di Jaringan Data di ruang MDA dan ruang MDA dan SDA pada DCSDA pada DCBaru tidak dapat Baru. dilakukan. Koneksi dengan seluruh jaringan Intranet, Instalasi kabel Extranet dan penghubung Internet memakai antar perangkat perangkat aktif jaringan jaringan DCBaru tidak dapat dilakukan

Sering

Jarang

Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Accept


Control

Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

Accept

Menggunakan strategi fallback jika risiko terjadi




7

8

Pengaturan dan set-up konfigurasi jaringan data di DC-Baru dan interkoneksinya dengan jaringan DC-Lama dan DRC. Uji coba jaringan internal DCBaru, dan interkoneksi dengan DCLama, dan DRC, dan seluruh jaringan.

9

Uji coba dan pelaksanaan switch over koneksi jaringan telekomunikasi dari DC-Lama ke DC-Baru.

C

Jaringan Telekomunikasi Data

Ruang CNC dan Ruang Provider pada DC-Lama belum dapat dialihkan ke DCBaru

Koneksi antara DC-Lama dan DC-Baru belum dapat terhubung, dan jalur untuk provider belum dapat dipasang

Koneksi antara ruang server DCBaru belum dapat dilakukan

Jarang

Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Rendah

Control


Accept

Melakukan pemantuan terhadapat kegiatan dilakukan secara berakala dan tejadwal

Control





10

11

12

Instalasi kabel dari Main hole menuju ruang Entrance-1 dan Entrance-2 DCBaru melalui jalur (shaft cable) yang berbeda. Instalasi perangkat aktif masing-masing provider diruang Entrance-1 dan Entrance-2 dan dihubungkan dengan kabel mainhole. Instalasi kabel dan perangkat akttif di ruang Entrance-1 dan Entrance-2 ke perangkat aktif di ruang MDA dan SDA.

Koneksi dari provider telekomunikasi ke DC1, dan pengalihan dari DC-Lama ke DC-Baru tidak dapat dilakukan. . DC-Baru belum dapat melakukan koneksi ke DRC dan kantor cabang.

Koneksi ke Internet, Ekstranet, belum dapat dilakukan pada DC-Baru

Jarang Sekali

Jarang

Jarang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Control


Accept


Accept





13

D

Uji coba koneksi untuk memastikan koneksi antara provider dengan DC-Baru berfungsi dgn baik. Storage Area Network (SAN)

Kabel data antar ruang Entrance-1 dan Entrance-2 dengan ruang MDA dan SDA belum terhubung

15

Uji coba koneksi antar SAN Switch DC-Baru dgn DC-Lama serta migrasi data dari SAN DCLama ke SAN DC-Baru

SAN baru dan SAN Switch baru di DC-Baru, belum dapat digunakan untuk relokasi sistem aplikasi dan infrastruktur lainnya.

16

Pelaksanaan migrasi data dari SAN DC-Lama ke SAN-Baru DC-Baru

Migrasi data dari SAN di DCLama ke perangkat SAN baru di DC-Baru tidak dapat dilakukan.

Jarang Sekali

Jarang

Jarang

Rendah

Tinggi

Tinggi

Accept


Accept


Accept





17

Uji coba replikasi data dari SAN DC-Baru ke SAN DRC melalui DC-Lama.

18

Uji coba koneksi dari server DCBaru ke SAN DC-Baru melalui kabel jaringan kabel FCOE dan SAN Switch.

19

Instalasi SAN Switch

20

E

Uji coba koneksi dari serverDCBaru ke SAN melalui kabel jaringan kabel FC dan SAN switch Backup system

Konektivitasi SAN Switch DCLama ke SAN Switch DC-Baru tidak dapat dilakukan Perpindahan migrasi data tidak dapat dilakukan dari perangkat SANLama di DCLama ke SAN Baru di DC-Baru Proses instalasi SAN-Switch baru tidak dapat dilakukan

Aplikasi belum dapat dilakukan proses migrasi

Jarang

Jarang

Jarang Sekali

Sedang

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Accept


Accept


Accept


Control





21

22

23

Relokasi fisik server Masterbackup dan perangkat Virtual Tape library (VTL) baru dan Tape library baru dari DC-Lama ke DC-Baru. Uji coba konektivitas antar VTL DCBaru dengan VTL DRC serta Voulting ke TL DRC. Uji coba multiple copies data antara VTL DCBaru ke VTL dan Tape library di DRC.

Jaringan Komunikasi data antara DC-Baru dengan DCLama dan DRC belum dapat berfungsi.

Jaringan data dari tiap server belum sepenuh nya terhubung Proses segmentasi jaringan Server Farm pada DCBaru berada dalam satu segmen, dengan jaringan Server Farm DC-Lama.

Jarang

Jarang

Jarang

Tinggi

Tinggi

Rendah

Accept


Accept


Accept

Memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai perencanaan




24

Uji coba koneksi Tape library DCBaru dengan Tape library DRC serta pengujian backup data satu server di DC-Baru dan DC-Lama ke VTL dan Tape library DC-Baru.

F

Server Infastruktur, Aplikasi, Web dan Database

25

Asesmen dan identifikasi fisik seluruh perangkat TI yang mencakup seluruh inventaris yang ada

Server untuk melakukan uji coba backup data tidak tersedia. Jarang

Identifikasi perangkat tidak sama antar tiap bagian.

Jarang

Rendah

Tinggi

Accept

Memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai perencanaan

Accept

Melakukan cek konfirmasi data dengan pengecekan secara fisik dan perbandingan data antar bagian




26

Penyiapan dan instalasi serta pengujian Server Blade Enclosure baru di DC-Baru.

Jaringan Data DC-Baru dan interkoneksi dengan DRC belum berfungsi

27



28

Instalasi dan pengaturan Domain Controller baru di DC-Baru, dan setelah berfungsi maka Domain Controller di DCLama dinonaktifkan.

Tahapan relokasi Firewall,Internet, Extranet dan Radius tidak dapat dilakukan

Jarang

Menengah

Jarang

Tinggi

Sedang

Rendah

Accept


Control

Melakukan dokumentasi konfigurasi lama dang melakukan instalasi konfigurasi baru sesuai strategi migrasi.

Control





29

Instalasi dan pengaturan Domain Controller baru di DC-Baru, dan setelah berfungsi maka Domain Controller di DCLama dinonaktifkan

30

Relokasi Firewall Relokasi Email Email dan Server tidak dapat Email dijalankan

Jarang

Rendah

Accept

31

Alokasi kapasitas disk SAN untuk kebutuhan dataAplikasi tidak data server dapat dimigrasi infra,apliaksi,web dan db tidak sesuai

Jarang

Tinggi

Accept

G

31

IP Telephony dan Direct Line Relokasi Sistem IP Telephone Sentral dari ruang CNC DCLama ke ruang MDA DC- Baru.

Tahapan relokasi FirewallInternet, Extranet dan Radius tidak dapat dilakukan

Infrastruktur bangunan, Mekanikal dan Elektrikal harus belum tersedia .

Jarang

Jarang

Rendah

Sedang

Accept

Control


Menggunakan strategi fallback jika risiko terjadi Melakukan pemantuan terhadapat kegiatan dilakukan secara berakala dan tejadwal




138 Tabel 5.18 Tabel Penerimaan Risiko Lanjutan Perkabelan pada DC-Baru dan antara DC-Baru dengan DCLama belum tersedia .

Accept


Control


32

Instalasi handset IP Telephone di semua ruangan DC-Baru yang membutuhkan fasilitas telepon.

33


34

Koneksi antara DC-Lama dan Instalasi DC-Baru belum pemasangan jalur dapat terhubung, telephone dan jalur untuk provider belum dapat dipasang

Jarang

Tinggi

Accept

35

Instalasi perangkat antar perangkat MDA dan SDA

Jarang

Tinggi

Accept

Perangkat aktif jaringan data belum dapat digunakan pada DC-Baru

Koneksi antara ruang server DCBaru belum dapat dilakukan

Sedang

Jarang

Tinggi

Sedang

Melakukan pemantuan terhadapat kegiatan dilakukan secara berakala dan tejadwal Menggunakan strategi fallback jika risiko terjadi



139 Tabel 5.18 Tabel Penerimaan Risiko Lanjutan Perangkat yang direlokasi tidak berfungsi

36

Proses relokasi perengkat kemungkinan terbentur atau mengalami kerusakan pada saat pemindahan menuju DC-Baru

H

Tools Monitoring Network Operation Center

37

Penyiapan dan instalasi konfigurasi software Tools Monitoring baru di DC-Baru

Perkabelan (cabling)tidak tersedia dan berfungsi dengan baik

38

Relokasi sistem aplikasi NMS(Network Monitoring System) dari DCLama ke DCBaru.

Jaringan Data (perangkat aktif) belum tersedia dan berfungsi dengan baik

Jarang

Jarang

Jarang

Tinggi

Rendah

Rendah

Accept


Accept


Accept





39

40

Integrasi sistem tools monitoring baru dengan NMS di DCBaru. Pengujian tools monitoring seluruh perangkat TI di DC-Baru dan DC-Lama (Jaringan, SAN, Tape library dan Servers)

Jaringan Telekomunikasi belum sepenuh nya berfungsi

Storage Area Network pada DC-Baru belum dapat terdeteksi

Jarang

Jarang

Rendah

Rendah

Accept


Accept




141

5.4 Monitor and Control Risks

Dalam tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindak lanjut yang dilakukan untuk menangani risiko sesuai dengan jenis penanganan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menentukan rencana penanganan risiko perlu ditetapkan personil yang bertanggung jawab dan tenggat waktu pelaksanaan penanganan risiko tersebut. Rencana penanganan risiko dapat berupa penentuan kebijakan, prosedur dan pedoman, pengadaan teknologi, pengadaan sumber daya, dan pelaksanaan proses dideskripsikan dalam dokumen kebijakan, prosedur dan pedoman. Berikut adalah tabel untuk pengendalian risiko. Tabel 5.19 Tabel Pengendalian Risiko Tindakan Pengendalian

Jenis Pengendalian

Usulan Mitigasi

PIC

Target Waktu



142

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pekerjaan migrasi dapat dibagi dalam beberapa pekerjaan, dimana masing-masing pekerjaan saling bergantung terhadap hasil dari pekerjaan lainnya. Pekerjaanpekerjaan tersebut adalah: 1) Perkabelan Data (Cabling). Memastikan bahwa kabel data seluruh ruangan di dalam DC-Baru dan kabel data antar gedung DC-Baru dengan seluruh gedung perkantoran telah terinstalasi dan berfungsi. Dan juga dapat mengambil alih pusat kabel data antar gedung perkantoran yang saat ini terdapat di ruang DCLama.

2) Perangkat Aktif Jaringan. Memastikan bahwa perangkat aktif jaringan didalam DC-Baru telah terinstalasi dan berfungsi. Perangkat tersebut siap dikoneksikan dengan kabel data di dalam DC-Baru, dan interkoneksi dengan jaringan Intranet, Internet dan Extranet serta jaringan antar gedung perkantoran. Memastikan juga perangkat aktif jaringan DC-Baru dapat mengambil alih pusat koneksi jaringan data yang saat ini terdapat di DC-Lama. 3) Jaringan Telekomunikasi. Memastikan bahwa jaringan komunikasi data dari provider telah di switch over dari DC-Lama ke DC-Baru dan berfungsi dan dapat mengambil alih pusat koneksi jaringan komunikasi data yang saat ini terdapat di ruang provider DC-Lama. 4) Storage Area Network (SAN). Memastikan tersedianya SAN baru termasuk SAN switch baru dan hasil relokasi dan migrasi SAN existing DC-Lama, untuk kepentingan relokasi server-server sistem aplikasi dan migrasi database aplikasi dari

142 Universitas Indonesia


143

SAN lama DC-Lama ke DC-Baru serta replikasi data dari DC-Baru ke DRC. 5) Sistem Backup. Memastikan bahwa sistem backup dapat melakukan backup data seluruh aplikasi yang ada di ruang server DC-Baru. Sistem Backup dapat berfungsi dan terkoneksi dengan sistem backup yang terdapat di DRC. 6) Server-server Infrastruktur,Web,Aplikasi dan Database. Memastikan seluruh server-server infrastruktur(Firewall, Domain Controller, Email, File Server dll), Web, Aplikasi dan Database telah dapat direlokasi dan dapat diakses dan beroperasi di DC-Baru.

7) Sistem Telepon. Memastikan bahwa fasilitas telepon di seluruh ruang DC-Baru telah tersedia dan dapat digunakan. Memastikan bahwa server sentral IP Telephone, sistem telepon Dealing room, sistem Voice Recording dansistem Video conference telah berpindah dan diambil alih di DCBaru. 8) Tools Monitoring. Memastikan bahwa seluruh perangkat TI termasuk jaringan, pengukur suhu ruangan, kapasitas daya listrik dan rak server dapat di monitor dengan Tools Monitoring baru di DC-Baru. 6.2 Saran Berdasarkan kajian, analisis dan kesimpulan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijadikan perbaikan adalah: a) Penerapan manajemen risiko yang konsisten pada proyek migrasi DC untuk dapat meminimalisasikan risiko – risko yang akan dihadapi. Manajemen risiko akan membantu dalam mengidentifikasi tiap – tiap risiko yang ada, menganalisis risiko sehingga dapat mengambil langkah-



144

langkah yang diperlukan sebelum berjalan nya sebuah proyek , pada saat proyek sedang berjalan dan pada saat proyek telah selesai. b) Relokasi Sistem Aplikasi secara bertahap perlu dukungan dan kerjasama seluruh Divisi Aplikasi serta Divisi lainnya di Divisi TI. c) Perlu Kebijakan penetapan terhadap Perangkat TI eksisting DC-Lama yang akan di relokasi ke DC-Baruatau diganti dengan Perangkat TI baru (terkait umur teknis). d) Usulan pembentukan Tim Kerja (dedicated team) untuk Pelaksana Relokasi dan Migrasi Perangkat TI dari DC-Lama ke DC-Baru yang melibatkan seluruh Divisi TI. e) Pengadaan bantuan tenaga ahli dan technical writer. Keberadaan tenaga ahli dibutuhkan untuk melakukan pendampingan dalam hal mereview dan menganalisa terhadap metode dan strategi setiap aplikasi yang akan dilakukan migrasi dan atau relokasi. Sementara itu tenaga technical writer dibutuhkan dalam rangka menyusun hal-hal teknis terkait dokumentasi atau pembuatan migration plan tersebut. Keterlibatan tenaga ahli dihitung berdasarkan frekuensi pertemuan sedangkan technical writer diperlukan selama kurang lebih 6 bulan.



145

DAFTAR REFERENSI

Project Management Institure (PMI), A guide to the Project Management Body Of Knowledge (PMBOK GUIDE), Project Management Institut, Fourth Edition,2008 PBI No. 9/15/PBI/2007, Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum TIA-942, Data Center Standards Overview, 2006, http://www.adc.com/us/en/ Library/Literature/102264AE.pdf Olson, David L. (2004). Introduction to Information System Project Management. McGraw-Hill Inc., New York. Schwalbe, Kathy. (2004). Information Technology Project Management.3th edition. Thomson Learning, Canada. Alberts C, & Dorofee A. (2003). Managing Information Security Risks. Adisson– Wesley, Canada. Soeharto, Iman. (2001). Manajemen Proyek Operasional. Jilid2, Edisi ke-2. Erlangga, Jakarta.

Dari

Konseptual

Sampai

Djojosoedarso, S., Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko, 2004,. Salemba Empat, Jakarta. DCDA Consulting (2011), Asesmenn Data Center PT. XYZ



146

LAMPIRAN 1

Wawancara 1

Nama Responden : Bpk. AW Jabatan : Infrastructure Engineer Manager

Pertanyaan 1: Sore Pak AW, bisa wawancara sekarang pak? Untuk wawancara yang tadi siang sudah kita sempat bicarakan mengenai Karya Akhir saya tentang Manajemen Risiko migrasi DC kantor kita pak.

Pak AW: Oh iya, silahkan duduk ky. Mau di sini atau di ruang meeting?

Pertanyaan 2: Disini saja pak, baik pak langsung saja ya. Menurut bapak permasalahan apa saja pak, yang dapat menghambat proyek migrasi DC?

Pak AW: Secara teknis proses migrasi DC ngga susah, hanya dukungan dari divisi TI lain nya saja yang sulit kita dapatkan di bagian operasional. Mereka menggangp nya proyek migrasi ini bukan tanggung jawab mereka, jadi rasa memiliki proyek ini sama sekali tidak ada. Jadi simple nya, yang paling penting dalam migrasi ini kan aplikasi dapat berjalan setelah dipindah dan itu perlu pemahaman yang dalam mengenai infrastruktur aplikasi nya.Kalo dari kita bagian operasional effort nya hanya 20% lah untuk perangkat fisik TI yang sulit adalah bagaimana perpindahan aplikasi dapat berjalan tanpa kendala.

Pertanyaan 3 : Iya betul juga pak, kadang-kadang saya merasa hal yang sama kalo kita sedang meeting dengan mereka. Jadi menurut pak AW solusi nya apa pak?

Pak AW: Solusi nya ya jelas di tingkat manajemen untuk membangun awareness tentang proyek yang akan kita hadapi ini. Seperti yang saya bilang tadi ini kan proyek kita bersama Divisi TI, bukan hanya bagian operasional walaupun semua infrastruktur IT kita yang handle.

Pertanyaan 4: Jadi beban kerjaan ke kita semua nih pak ya dari awal tahun ini hehehe.Selanjutnya pak,menurut Pak AW risiko- risiko apa saja pak yang kira – kira harus diantisipasi dalam proses migrasi ini?



147

Pak AW: Kalo mengenai risiko yang ada dipikiran saya sih, relokasi perangkat TI saja unutk meminimalisasikan risiko. Kalo kita berinisiatif beli perangkat baru untuk semua, tahapan nya jadi panjang uintuk proses implementasi nya. Kita konfigurasi awal, samakan dengan konfigurasi lama, test data, test replikasi ke cilangkap dari sisi implementasi akan lebih lama. Walaupun kita tidak dibatasi waktu dalam hal mograsi aplikasi ini. Intinya bagaimana kita selamatkan semua aplikasi.

Pertanyaan 5: Agak unik yah pak proyek nya, kita diberikan kebebasan untuk migrasi seluruh apliakasi dari segi waktu. Pertanyaan terakhir nih pak, untuk manajemen risiko untuk pengaplikasian di kantor kita saat ini bagaimana pak?

Pak AW: Menurut saya masih setengah-setengah ya ky, justru malah banyak kegiatan yang harus nya masuk risk management malah tidak ada. Jadi kesan nya malah, jadi bikin orang takut kalo kegiatan operasional kita dimasukan dalam risk management. Seharus nya kita balik persepsi nya, risk management harus bisa me lead kita untuk semua kegiatan operasional bukaan sebaliknya.

Pertanyaan 6: Iyaa sih pak ya, kembali lagi ke awareness masing- masing individu, baik pak W terima kasih banyak pak atas waktunya.

Pak AW: Anytime ky, semoga karya akhir kamu bisa memberikan pencerahan yah



148

LAMPIRAN 2

Wawancara 2

Nama Responden : Bpk. RY Jabatan : Infrastructure Engineer and Implmentation Ast. Manager

Pertanyaan 1: Siang Mas RY, bisa minta waktunya sbntar mas. Terkait dengan karya akhir yang sedang saya kerjakan nih mas perlu wawancara langsung dari tim implementor untuk proyek migrasi ini.

MasRY: Wah saya di wawancara nih jd berasa di audit nih hehehe. Iya gimana ky..

Pertanyaan 2: Hehehe ngga mas, pertanyaan seputar manajeen risiko saja. Langsung saya mulai pertanyaan pertama ya mas. Mas RY sebagai personil yang terlibat intensif secara langsung, menurut mas faktor apa saja mas yang dapat menghambat proyek migrasi ini?

Mas RY: Menurut saya kembali lagi ke SDM, bagaimana caranya mengkoordinasikan proyek besar ini. Proyek ini besar loh, kita akan migrasi / relokasi seluruh infrastruktur TI kita yang tentunya ngga sedikit perangkat dan aplikasi yang ada.

Pertanyaan 3 :Maksud mas kita perlu bantuan pihak ke III?

Mas RY:Untuk bantuan pihak ke III tentu kita perlukan, namun untuk semua perangkat yang ada saat ini kan memang sudah ada Preventive Maintenance dan Critical Maintenance nya juga. Tinggal bagaimana kita tentukan strategi dan langkah-langkah apa yang tepat untuk proses migrasi ini.

Pertanyaan 4: Effort nya juga susah yah mas dengan aplikasi yang sebanyak ini. Untuk pertanyaan selanjutnya, menurut mas RY manajemen risko di divisi Ti kita saat ini bagaimana mas?



149

Mas RY: Hmmmm manajemen risiko yaa.. selama ini memang seperti grey area. Kita tidak bisa menyangkal manajemen risiko itu sangat vital untuk perusahaan untuk kelangsungan proses operasional. Jika melihat kondisi saat kita terkena dampak masalah saja jadinya bisa kita abaikan, namun alhamdullilah sampai saat ini kita masih aman sajaa belum kejadian apa2 hehee

Pertanyaan 5: Setuju mas, manajemen risko dalam arti luas bisa kita terapkan di berbagai lini loh mas dalam proses operasional kita. Namun saat ini saya sedang mengkaji untuk proses migrasi ini. Terima kasih mas ry atas waktunya

Mas RY: Sama-sama ky, semoga dengan manajemen risiko yang kamu buat bisa jadi insider kita yah di itm implementor



150

LAMPIRAN 3

Luas Ruangan Data Center PT. XYZ



151

LAMPIRAN 4

Rencana Koneksi Antar Rak Perangkat Jaringan



152

LAMPIRAN 5

Jalur Rencana Instalasi Kabel pada DC-Baru PT. XYZ



153

LAMPIRAN 6

Rencana Strategi Migrasi Storage Area Network



154

LAMPIRAN 7

Jadwal Uraian Pekerjaan Kegiatan Migrasi Data Center



155

LAMPIRAN 8 Laporan Kegiatan Uji Coba Rencana Pemulihan Teknologi Informasi



156



UNIVERSITAS INDONESIA

Recommend Documents