UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DIRI PADA MASALAH KESEHATAN DIABETES MELITUS DI RW 05 KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
PUTRI CHAIRIAH 1006823482
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013
1
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Ibu R dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada masalah kesehatan diabetes mellitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok” tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dewi Irawaty, MA.,PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2. Ibu Ns. Henny Permatasari, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Kom, sebagai koordinator mata ajar Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan sekaligus pembimbing penulis yang telah memberikan ide, bimbingan, semangat, arahan dengan penuh kesabaran pada kami selama praktik di Lapangan. 3. Seluruh dosen komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama melakukan praktik di lapangan 4. Ibu Ns. Diah Ratnawati, S.Kep., M.Kep yang sudah membantu membimbing kami selama di lapangan 5. Ketua RW 05 yang telah mengijinkan kami melakukan praktik asuhan keperawatan keluarga pada warga yang memiliki masalah kesehatan 6. Ibu Een selaku ketua kader untuk masalah kesehatan DM di RW 05 yang telah banyak membantu dalam mencari keluarga kelolaan dan membantu selama pelaksanaan praktik komunitas di lapangan 7. Keluarga Ibu Ropiah sebagai klien kelolaan utama 8. Ibu-ibu kader RW 05 yang semangatnya luar biasa dalam mengikuti rangkaian kegiatan selama praktik di RW 05
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
9. Semua teman-teman seperjuangan program profesi angkatan 2012/2013 khususnya teman-teman di peminatan keperawatan komunitas yang telah banyak membantu, memberikan dorongan dan semangat untuk terus maju. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, tanpa mengurangi rasa terimakasih
Layaknya pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Depok, Juli 2013
Penulis
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Nama Program Studi Judul
ABSTRAK : Putri Chairiah : Profesi Keperawatan : Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu R dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes Melitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada penderita DM terjadi karena ketidaktahuan dan ketidakpatuhan klien untuk melakukan manajemen perawatan DM terutama pada manajemen diet. Karya ilmiah akhir ners ini memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikan kepada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada diabetes melitus. Intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan manajemen diet dengan menerapkan prinsip 3 J dan kepatuhan. Evaluasi yang didapat adalah keluarga menerapkan pola makan sesuai dengan prinsip 3 J dan berdasarkan kebutuhan kalori yang dibutuhkan klien. Saran yang diberikan adalah keluarga memonitor dan mengevaluasi pola makan klien seharihari. Kata Kunci: manajemen diet, prinsip 3 J
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Putri Chairiah
Study Program
: Faculty of Nursing
Title
: Family Nursing Mrs. R with Ineffective Personal Health Care In Diabetes Health Problems Mellitus in RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Ineffectiveness of self health care in people with diabetes occurs due to ignorance and poor adherence to treatment DM client. Ners end of this scientific work gives an overview of family nursing care that has been given to the family of Mrs. R with nursing issues ineffectiveness of health care in diabetes mellitus. Superior nursing interventions performed by applying the principles of dietary management 3 J. Evaluation is obtained applying family diet in accordance with the principle of 3 J. Advice given is the family monitor and evaluate the client's diet everyday. Keywords: dietary management, principle 3 J
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi ABSTRAK....................................................................................................... vii ABSTRACT...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................... 7 1.3 Manfaat Penulisan .................................................................... 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Perkotaan.................................................................. 10 2.2 Diabetes Mellitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat Perkotaan ..................................................................................... 11 2.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DM.............. 11 2.4 Konsep Keluarga Dewasa............................................................ 12 2.5 Proses Keperawatan Keluarga ..................................................... 16 BAB 3 LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN 3.1 Pengkajian ................................................................................... 23 3.2 Rencana Keperawatan ................................................................. 25 3.3 Implementasi Keperawatan ......................................................... 30 3.4 Hasil dan Evaluasi ....................................................................... 35 BAB 4 ANALISA SITUASI 4.1 Profil Lahan Praktik..................................................................... 40 4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Teori Terkait KKMP ............................................................................ 42 4.3 Analisis Program Inovasi Implementasi Keperawatan dengan Konsep dan Penelitian Terkait..................................................... 48 4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ............................. 50 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan...................................................................................... 52 5.2 Saran ............................................................................................ 54
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Pengkajian Keluarga Kelolaan
Lampiran 2
: Rencana Keperawatan Keluarga Kelolaan
Lampiran 3
: Implementasi dan Evaluasi Keluarga Kelolaan
Lampiran 4
: Leaflet Diabetes Melitus
Lampiran 5
: Leaflet Aktivitas Fisik dan Olahraga
Lampiran 6
: Lembar Balik Diet DM
Lampiran 7
: Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga
Lampiran 8
: Jadwal Aktivitas Sehari-hari dan Makan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota adalah sebuah pemukiman yang menyusun sebuah wilayah dan menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih besar berdasarkan hierarki-hierarki tertentu (Rapoport dalam Zahnd, 2006). Kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan seperti bangunan besar bagi pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya. Secara umum ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan dari desa ke kota, yaitu faktor daya tarik kota dan daya dorong dari desa (Muhi, 2011). Terbentuknya sebuah kota bervariasi tetapi memiliki inti yang sama. Terbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali sebuah tempat pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan penduduk sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan di sekitar tempat itu dan kemudian pemukiman itu menjadi besar. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat atau cepat. Proses perpindahan ini disebabkan oleh daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota, tempat tersebut letaknya sangat strategis untuk membuka usaha atau melakukan usaha perekonomian, dan munculnya industri-industri yang memproduksi barang-barang atau jasa. Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Kota menjadi tempat pusat penyediaan barang dan jasa di wilayah sekelilingnya yang mengakibatkan potensi daya tarik daerahdaerah kecil disekelilingnya untuk datang ke kota. Keterbelakangan pembangunan di daerah pedesaan yang merupakan daya dorong dari desa turut berkontribusi terhadap perpindahan penduduk pedesaan ke perkotaan. Adanya pemusatan dan penambahan jumlah penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal mengingat akan adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan muncul. Daerah perkotaan menjadi kewalahan menghadapi tingginya arus perpindahan tersebut sehingga timbul berbagai macam permasalahan. Permasalahan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
yang ditimbulkan akibat dari dampak migrasi tersebut adalah munculnya masalah sosial seperti peningkatan pengangguran, peningkatan masyarakat miskin, gelandangan, masalah transportasi yaitu kemacetan, peningkatan masalah kesehatan, tingginya angka kejadian kriminal, dan sebagainya (Muhi, 2011). Kehidupan yang serba modern dan adanya fenomena budaya konsumerisme akhirnya membentuk budaya tersendiri masyarakat perkotaan. Budaya tersebut membuat masyarakat perkotaan untuk beralih dari makanan keluarga tradisional menjadi makanan cepat saji dan berlemak (Anderson & McFarlane, 2007). Tingkat kesehatan masyarakat perkotaan belum tentu lebih baik dilihat dari budaya yang dimiliki mereka selain itu juga disebabkan karena terdapatnya pola makan buruk, tekanan lingkungan sanitasi yang buruk, dan perilaku hidup yang tidak sehat. Peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup seperti pola makan buruk, perilaku hidup yang tidak sehat tersebut terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, Diabetes Mellitus (DM), dan lain-lain. Perubahan gaya hidup terutama dalam hal pola makan dari pedesaan yang banyak mengandung sayuran dan serat ke pola makan perkotaan yang cepat saji dengan tinggi karbohidrat dan kolesterol. Perubahan pola makan ini berpotensial menimbulkan berbagai macam penyakit degeneratif seperti yang dijelaskan diatas. Fenomena tersebut malah menimbulkan masalah kesehatan salah satu diantaranya adalah penyakit diabetes melitus. Pemerintah berupaya mengendalikan DM di Indonesia dengan cara seperti edukasi (pendidikan kesehatan), terapi gizi medis (diet), latihan jasmani dan intervensi farmakologis merupakan upaya dalam pengendalian DM yang didasarkan pada 5 pilar penatalaksanaan DM (PERKENI, 2011). Salah satu dari upaya pemerintah menanggulangi masalah diabetes mellitus di Indonesia adalah dengan membentuk organisasi PERKENI dan mengikuti program WHO untuk menjadikan tanggal 14 November sebagai hari DM. Pendidikan kesehatan atau edukasi terkait DM terus
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
dilakukan melalui berbagai media, seperti penyuluhan, penyebaran leaflet. Pengelolaan diet dan senam DM juga tak luput dalam upaya mengendalikan DM. Penanganan DM di Indonesia belum berjalan secara optimal sehingga upaya-upaya tersebut tidak menunjukkan hasil yang signifikan melainkan menambah angka kejadian baru. Masih banyaknya penderita diabetes yang belum teridentifikasi. Hal ini disebabkan banyak faktor yang menjadi kendala salah satunya adalah ketidakpatuhan pasien DM terhadap manajemen pola makan. Ketidakpatuhan ini merupakan salah satu kendala pada pelayanan diabetes karena penanganan manajemen pola makan merupakan bagian utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Peran perawat komunitas dalam menangani masalah DM adalah memberdayakan masyarakat dalam pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat berfokus pada primary health care atau pelayanan kesehatan primer pada masalah DM. Landasan primary health care adalah prinsip sehat dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka sendiri, yaitu mulai dari rumah, sekolah, masyarakat, dan tempat kerja (Anderson & McFarlane, 2007). Asas pelayanan kesehatan primer perawat komunitas adalah memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk membentuk suatu komunitas yang sehat. Model asuhan keperawatan yang diberikan berbasis comunity as partner. Disini komunitas dijadikan sebagai mitra dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat perkotaan. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Riskesdas (2007) mencatat bahwa 6 dari 100 orang dewasa di Indonesia mengidap diabetes (5,7%) yang bervariasi di beberapa kota besar di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Kota
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Depok merupakan salah satu kota berkembang yang memberikan daya tarik pada masyarakat pedesaan di sekitarnya. Salah satu masalah sosial yang akibat dari dampak itu adalah masalah kesehatan, yaitu prevalensi angka kejadian diabetes mellitus di Kota Depok. Kota Depok mempunyai angka kejadian diabetes yang tinggi. Prevelansi kesakitan diabetes di Kota Depok pada rentang usia 25-64 tahun adalah sebesar 8% dengan prevalensi untuk kadar rentang usia 55-64 tahun adalah sebesar 21,5%. Sedangkan prevelansi untuk kadar glukosa darah puasa diatas normal adalah sebesar 6,1% pada rentang usia 25-64 tahun. Prevelansi tertinggi diperoleh pada rentang usia 5564 tahun yakni sebesar 15,2%. Sedangkan untuk prevelansi gula darah sewaktu diatas normal mencapai 3,2% pada rentang usia 25-64 tahun, dengan prevalensi tertinggi pada rentang usia 55-64 tahun yakni sebesar 7% (Kemenkes & WHO, 2007 dalam Wibisono, 2012). Beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi berkaitan dengan tingginya prevalensi diabetes di Kota Depok, yaitu tingginya angka harapan hidup, kurangnya kesadaran akan pemeriksaan kesehatan, kurangnya kesadaran akan faktor resiko, persepsi yang salah tentang pola makan, indeks massa tubuh, dan gaya hidup sedenter (Wibisono, 2012). Wilayah RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok didapatkan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 20 orang yang tak teridentifikasi dengan usia antara 40-60 tahun (Profesi, 2013). Sebelumnya ada 18 orang yang ditemukan menderita DM (Ratnawati, 2013). Jumlah penderita diabetes di RW 05 menjadi 48 orang Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 70% warga memiliki kebiasaan makan makanan yang berisiko terhadap diabetes melitus. Makanan yang beresiko tersebut adalah makanan yang mengandung kadar gula tinggi seperti nasi, gula pasir dan gula jawa, dan roti. Terdapat 38,75% responden mengakui mengkonsumsi teh manis dan kopi lebih dari tiga kali sehari. Hasil penelitian juga menunjukkan 50% warga tidak dapat mengatur porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. 36% warga tidak melakukan olah raga secara rutin.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Salah satu keluarga di wilayah RW 05, yaitu keluarga Ibu R teridentifikasi sebagai salah satu penemuan kasus baru DM dimana Ibu R sebagai penderita DM baru. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ibu R teridentifikasi DM baru pada bulan Mei 2013 ini diyakinkan dengan hasil kadar gula darah sewaktu pada tanggal 22 Mei 2013 sebesar 263 mg/dl, 156 mg/dl pada tanggal 25 Mei 2013 dan 200 mg/dl pada tanggal 29 Mei 2013. Ibu R mengakui mempunyai kebiasaan mengemil makanan dan minuman manis seperti gorengan dan teh manis pada pagi dan sore hari dengan gula pasir 2 sendok makan untuk satu cangkir, memiliki pola makan yang tidak teratur dimana jumlah makan bisa 3-4 x/hari. Begitu pula dengan aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan Ibu R adalah hanya rutinitas semata tidak adanya aktivitas fisik khusus atau olah raga yang terjadwal untuk kebugaran dirinya. Ibu R mengatakan bahwa ibu dan kakaknya mengidap sakit ini juga namun dirinya tidak tahu jika Ibu R juga beresiko terkena penyakit ini. Tanda-tanda vital pada Ibu R masih dalam rentang normal, yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, heart rate 80 x/menit, pernafasan 18 x/menit, dan suhu tubuh 36°C. Ibu R dilakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar perut (LP). BB: 52 kg, TB: 148 cm, dan LP: 90 cm. Ibu R menjelaskan bahwa dirinya dan keluarga tidak mempunyai pengetahuan tentang penyakit ini. Hasil dari identifikasi data-data tersebut penulis melakukan perencanaan keperawatan dengan diawali penegakkan masalah keperawatan yang terjadi pada keluarga Ibu R, yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R dengan DM. Kemudian dilakukan intervensi keperawatan, yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan perawatan di rumah bagi penderita diabetes mellitus; berperan sebagai fasilitator keluarga dalam pengambilan keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit, yaitu dengan penyediaan leaflet DM, lembar balik diet DM, dan pengukuran kadar gula darah sewaktu tiap pertemuan. Cara perawatan di rumah yang dilakukan adalah pengaktifan kehadiran Ibu R untuk mengikuti senam lansia dan DM di lingkungan RW 05, pengaturan pola makan/diet, dan perawatan kaki dengan menggunakan sandal atau rendam air hangat. Intervensi unggulan perawat yang dilakukan pada Ibu
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
R adalah mengenai manajemen diet. Keluarga diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai gizi seimbang, triguna makanan, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan jenis makanan pengganti. Selanjutnya bersama-sama menyusun menu sehari berdasarkan kebutuhan kalori perhari dengan mempertimbangkan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari dan mampu dibeli oleh keluarga. Data-data yang ditemukan pada keluarga Ibu R membuat perawat menerapkan manajemen DM pada Ibu R. Rekomendasi American Diabetes Association (ADA) 2003 menyatakan bahwa kontrol metabolik yang baik perlu dukungan dari dokter, perawat, pasien sendiri dan keluarga. Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat anggota keluarga, merawat angota keluarga dengan perawatan sederhana, mampu memodifikasi lingkungan serta menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan, konsuler, fasilitator dan pemberi asuhan keperawatan bagi keluarga sehingga diharapkan masalah diabetes mellitus mampu diatasi oleh keluarga (Helvie, 1998 dalam penelitian Badriah, 2011). Manajemen DM yang diunggulkan untuk intervensi pada keluarga Ibu R adalah manajemen diet dengan menggunakan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Manajemen diet yang diberikan berdasarkan pedoman PERKENI (2011). Perencanaan pola makan yang baik dan sehat merupakan kunci sukses manajemen DM. Seluruh penderita harus melakukan diet dengan pembatasan kalori, terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu dan jumlah kalori yang tepat umumnya dihitung berdasarkan kondisi individu pasien. Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolaan DM, meski sampai saat ini tidak ada satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar yang dianjurkan yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: karbohidrat = 60-70 %, protein = 10-15 %, dan lemak = 20-25 % (Arjatmo, 2006). Modifikasi lingkungan yang diberikan perawat dan disepakati oleh keluarga dalam hal mencegah peningkatan kadar gula darah adalah dengan menghindari pembelian
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
makanan ringan goreng-gorengan, pembatasan konsumsi teh manis dengan kadar gula pasir tinggi, mengganti jenis makanan ngemil yang tinggi karbohidrat dengan buah-buahan yang dianjurkan untuk penderita DM. Keluarga juga ditinggalkan catatan berupa buku yang memuat tentang Activity Daily Living (ADL), jenis, jumlah, jadwal makan Ibu R. Catatan ini dipantau oleh anak-anak Ibu R, dengan adanya catatan ini keluarga dan Ibu R patuh terhadap manajemen dietnya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah menghubungkan keluarga dengan kader Posbindu di RW 05 dan petugas kesehatan Puskesmas. Hasil evaluasi dari tujuh kali kunjungan ke keluarga Ibu R tercatat bahwa asuhan keperawatan yang dilakukan baru tercapai keberhasilannya sebahagian. Indikator keberhasilan manajemen diet dilihat dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang dilakukan setiap kali pertemuan dan prinsip 3 J yang dilakukan. Kadar gula darah awal Ibu R adalah 263 mg/dl pada tanggal 22 Mei 2013 lalu mengalami penurunan dan peningkatan yang pada akhir kunjungan yaitu pada tanggal 22 Juni 2013 didapatkan hasil gula darah sewaktu 189 mg/dl. Fluktuasi ini disebabkan banyak faktor salah satunya adalah kepatuhan. Keluarga belum mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak. Perencanaan pola makan Ibu R teratur namun Ibu R masih mudah tergoda atas kebiasaannya, yaitu mengemil makanan tinggi karbohidrat seperti gorengan. Tandatanda vital Ibu R berada pada rentang normal selama intervensi, yaitu tekanan darah: 110/70 mmHg, heart rate: 80 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, dan suhu: 36°C. Berat badan dan lingkar perut Ibu R tidak mengalami penurunan atau peningkatan. 1.2 Tujuan penulisan 1.2.1 Tujuan umum Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan pada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada diabetes mellitus.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
1.2.2 Tujuan khusus a. Memberikan gambaran proses pengkajian pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok b. Memberikan
gambaran
perencanaan keperawatan keluarga
yang
dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok c. Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi unggulan pengelolaan diet yang dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok d. Memberikan gambaran hasil dan evaluasi atas penerapan asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok 1.3 Manfaat penulisan 1.3.1 Keluarga Diharapkan dengan tersusunnya laporan asuhan keperawatan ini keluarga dapat meningkatkan kemandiriannya dengan masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan mengenal penyakit diabetes mellitus, mengatur pola makan atau diet untuk penderita DM, dan olahraga khusus untuk penderita DM dengan tujuan peningkatan kualitas hidup anggota keluarga yang menderita DM. 1.3.2 Kader a. Teridentifikasinya penderita DM baru, yaitu keluarga Ibu R dalam hal ini Ibu R yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dapat menjadi perhatian khusus para kader untuk menindaklanjuti kemandirian keluarga atas asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Ibu R. b. Diharapkan
para
kader
dapat
memotivasi
dan
memberikan
penyuluhan kesehatan pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita DM pada khususnya dan warga secara
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
umum untuk meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya dengan melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 1.3.3 Perawat Puskesmas a. Mengetahui angka kejadian dan penyebab diabetes mellitus di lingkungan Kelurahan Cisalak Pasar khususnya RW 05 bagi pemegang program PERKESMAS dengan melakukan antisipasi atas peningkatan angka kejadian penyakit diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis khususnya di lingkungan Kelurahaan Cisalak Pasar dengan mengaktifkan para kader, melakukan penyuluhan baik di dalam Puskesmas atau di luar Puskesmas, pengaktifan leaflet diabetes mellitus di Puskesmas b. Laporan asuhan keperawatan ini dapat sebagai rekomendasi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan individu dan keluarga pada masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan diabetes mellitus yang dijumpai di puskesmas. 1.3.4 Keilmuan Penyusunan laporan atas hasil pemberian asuhan keperawatan dengan masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan masalah kesehatan diabetes mellitus dapat dijadikan referensi bagi perawat atau mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga di komunitas.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Masalah Perkotaan Kota merupakan hasil peradaban manusia dimana peradaban ini mengalami sejarah pertumbuhan, perkembangan kemudian menjadi kota besar kemudian kota ini yang menunjukkan pula dinamika masyarakat atau manusi (Rapoport dalam Zahnd, 2006). Sebuah kota memiliki ciri-ciri yang membedakan antara kota dan pedesaan. Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek sosial dan aspek hukum (Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K.D., 2010). Bentuk fisik dari perkotaan adalah munculnya gedung-gedung bertingkat, bentuk rumah modern, dan alat transportasi canggih. Kota dapat dipandang sebagai suatu gaya hidup, yang mengalami aneka perubahan yang pesat, dan perubahan mobilitas sosial. Akibat aneka perubahan yang pesat itu menimbulkan masalah-masalah sosial seperti masalah keamanan, ekonomi, pendidikan, politik, tenaga kerja dan kesehatan. Masalah kesehatan yang menjadi fokus dari penulisan laporan ini disebabkan oleh gaya hidup, kurang aktifitas fisik atau olah raga, pola makan yang tidak sehat, pencemaran atau polusi udara, polusi air, dan polusi tanah. Pada penulisan laporan ini hanya memfokuskan pada masalah kesehatan perkotaan sehingga menimbulkan diabetes mellitus. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, stres psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan jumlah penyandang diabetes. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, stres psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan jumlah penyandang diabetes. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dalam Kemenkes (2012) menyatakan bahwa hampir 80% prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2 dengan penyebabnya yaitu gaya hidup yang tidak sehat atau
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
terkait pola makan. Diet atau pola makan yang sehat, aktivitas fisik secara teratur, menjaga berat badan normal dan menghindari penggunaan tembakau dapat mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. 2.2 Diabetes Melitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat Perkotaan Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan dari kurangnya sekresi insulin, gangguan metabolisme insulin, atau keduanya (Smeltzer, 2010). Seseorang dikatakan terkena DM jika didapatkan hasil kadar gula sewaktu diatas 200 mg/dl dan gula darah puasa diatas 140 mg/dl (PERKENI, 2011). Diabetes mellitus dibagi menjadi 3 tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, dan diabetes mellitus gestasional (WHO, 2008). Penyebab dari DM adalah keturunan/genetik, usia, pola makan, stress, obesitas, kurangnya aktifitas fisik/olah raga, dan infeksi. Tanda dan gejala dari DM adalah cepat lapar, sering haus, cepat lelah dan mengantuk, terjadi penurunan berat badan, pandangan kabur, gairah seks menurun, baal atau kesemutan di ekstremitas terutama kaki, luka sukar sembuh dan sering BAK di malam hari. DM jika tidak ditangani lebih lanjut akan menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, mata rabun atau kebutaan, gagal ginjal, sepsis, dan kematian. Penyakit DM ini mudah terjadi di masyarkat perkotaan karena faktor-faktor berikut ini, yaitu faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, dan stres psikososial. Tuntutan dan mobilitas pada masyarakat perkotaan yang tinggi menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat sehingga rentan terkena penyakit degeneratif seperti DM. 2.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DM Masalah diabetes pada masyarakat perkotaan diperlukan penanganan dari perawat komunitas. Sebagai perawat komunitas, perannya dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat perkotaan baik pada keluarga atau komunitas besar khususnya DM. Perawat komunitas mempunyai banyak peran dalam melakukan intervensi keperawatan. Helvie (1998) dalam Badriah (2011) menjelaskan peran perawat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
komunitas, dua
Universitas Indonesia
diantaranya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dan sebagai pendidik kesehatan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berperan dalam
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada peran pendidik kesehatan, perawat mengkaji kebutuhan dan memotivasi pembelajaran klien berdasarkan rencana dari model pendidikan yang akan diterapkan dan melakukan rencana yang telah ditetapkan. Peran perawat dalam hal ini membantu klien dalam memberikan informasi agar klien mampu membuat pilihan dan memelihara atau mendapatkan autonomi. 2.4 Konsep Keluarga Dewasa Keluarga dewasa ini dimulai dari anak berusia 19 atau 20 tahun atau saat anak telah menyelesaikan SMU atau kuliahnya namun dapat juga lebih cepat jika anak sudah menikah dan meninggalkan orang tua. Lama tahap ini biasanya enam atau tujuh tahun, bebarapa tahun belakangan ini tahap VI dalam keluarga menjadi lebih lama karena lebih banyak anak yang telah dewasa tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan sekolahnya dan mulai bekerja. Pada umumnya anak yang telah dewasa ini mempunyai motif untuk mengurangi pengeluaran karena tingginya biaya hidup mandiri. Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh puncak tahun-tahun persiapan bagi anak yang telah siap untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orang tua, pada saat mereka melepaskan anak-anaknya pergi, melepaskan peran mereka sebagai orang tua yang telah dijalankan selama 20 tahun atau lebih dan mereka kembali ke pasangan hidup mereka. Orang tua lebih berkonsentrasi pada kehidupan pribadi bersama pasangan hidupnya. LeShan (1973) dalam Friedman, Bowden, & Jones (2003) memandang tahap ini sebagai suatu tantangan terhadap hubungan pernikahan orang tua. Ketika
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
anak pergi, pernikahan menghadapi masa krisis. Masa krisis yang dimaksud adalah perasaan orang tua yang merasa dirinya apakah sudah tidak menjadi orang tua bagi anak-anaknya yang telah keluar dari rumah. Namun di sisi lain, mereka juga merasa puas bahwa anak-anaknya telah melaksanakan tanggung jawab sebagai orang dewasa dan tetap berhubungan dekat dengan mereka. Fase ini juga menjadi waktu yang tersulit bagi orang tua wanita dimana mereka merasa telah kehilangan peran sebagai pengasuh anak yang telah meninggalkannya sehingga timbul perasaan hampa. Sebagian besar orang tua wanita tetap melanjutkan kehidupannya dalam pekerjaan dan dalam menjalankan peran sebagai seorang pasangan (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Bagi orang tua pria pada tahap ini merasakan kehilangan kemaskulinannya seperti rendahnya tingkat energi dan kepuasan seksual, kekhawatiran akan gambaran dirinya seperti tanda-tanda penuaan, dan kekhawatiran yang berkaitan dengan keuangan. Di tahap ini, keluarga berperan sebagai bangunan yang membentuk kebersamaan hidup yang baru. Orang tua wanita dan pria bersama-sama menjaga kehidupan pernikahan yang kadar perselisihannya berkurang dibandingkan sewaktu tahun-tahun perawatan anak yang belum mandiri (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). 2.4.1 Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Tahap siklus kehidupan keluarga dewasa berada pada tahap ke VI, yaitu keluarga melepaskan anak dewasa muda. Keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, disamping itu orang tua mempunyai keterlibatan dengan anak terkecilnya untuk membuat mereka mandiri. Keluarga dipandang sebagai penanggung jawab utama sebagai generasi mendatang, untuk keturunan, dan secara sekunder hanya bertanggung jawab pada generasi sebelumnya, yaitu orang tua (Roth, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Di tahap ini terdapat tugas perkembangan keluarga, yaitu memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, dan membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit. Tugas perkembangan keluarga sangat penting jika keluarga berpindah dari rumah tangga dengan anak ke rumah tangga dengan pasangan suami-istri. Tujuan utama keluarga adalah menata ulang keluarga dalam unit berkelanjutan ketika melepaskan dewasa muda yang telah dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri (Duvall & Miller, 1985 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Selama tahap ini, pasangan baru (orang tua yang ditinggal oleh anaknya) memikul peran sebagai kakek/nenek, perubahan lain dalam peran dan citra diri mereka. Tugas perkembangan keluarga lainnya adalah memfokuskan kembali hubungan pernikahan. Pada saat anak telah dilepas oleh keluarga, orang tua harus mempelajari kemandirian kembali. Orang tua harus menyesuaikan kembali hubungan mereka, yaitu dengan berhubungan satu sama lain sebagai pasangan baru dan terutama bukan hanya sebagai orang tua. Agar tahap ini dipenuhi, anak-anak harus mandiri, sementara pada saat yang sama, mereka harus mempertahankan ikatan dan pertalian dengan orang tua. Membantu orang tua suami dan istri yang sakit merupakan tugas perkembangan selanjutnya. Tugas perkembangan ini melakukan aktivitas seperti menelepon, memberikan dukungan, membantu finansial, menyediakan transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang tua mereka di rumah. 2.4.2 Kemungkinan Masalah Kesehatan Pada Keluarga Dewasa Perhatian masalah kesehatan utama yang terjadi pada tahap siklus kehidupan keluarga dewasa tahap VI adalah komunikasi isu antara orang tua dan anak dewasa muda, masalah transisi peran bagi suami dan istri, kedaruratan masalah kesehatan kronik faktor-faktor predisposisi seperti tingginya kadar kolesterol, obesitas, dan tekanan darah tinggi, perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda, perhatian terhadap menopause, efek yang berkaitan dengan meminum alkohol, merokok, dan praktik diet yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang, dan gaya hidup sehat.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Masalah kesehatan keluarga dewasa akan muncul jika ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi. Hal ini dapat menjadi sumber stressor bagi keluarga yang beresiko terhadap timbulnya berbagai masalah degeneratif seperti jantung, hipertensi diabetes melitus. Aktivitas yang minim dan pola makan yang tidak tidak teratur diduga menjadi penyebab utama banyaknya angka kejadian DM pada keluarga. Kurang pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, memutuskan serta melakukan perawatan sederhana didalam keluarga berdampak pada munculnya berbagai komplikasi. 2.4.3 Peran Perawat Dalam Tumbuh Kembang Keluarga Dewasa Disini perawat berperan sebagai pemberi edukasi atau pendidik tentang masalah kesehatan kronik, masalah menopause pada wanita, fasilitator dalam komunikasi orang tua dan anak dewasa muda, konsultan bagi anak dewasa muda yang akan membina hubungan berkeluarga. Pada tahap ini adanya masalah kesehatan kronik dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diabetes mellitus. Penyakit ini umumnya muncul pada usia dewasa untuk diabetes tipe 2. Perawat juga berperan sebagai konsultan keluarga mengenai masalah kesehatan diabetes mellitus dan pemberi asuhan keperawatan masalah diabetes mellitus. 2.4.3.1 Pendidik Pemberian informasi kesehatan sangat penting kepada keluarga. Dengan mengetahui informasi kesehatan yang benar maka keluarga memiliki pengetahuan yang tinggi tentang masalah kesehatan terutama tentang diabetes. 2.4.3.2 Pemberi asuhan keperawatan Perawat memberikan asuhan secara langsung kepada klien dan keluarga dalam bentuk perawatan langsung. Perawat mendemonstrasikan secara langsung bagaimana cara perawatan sederhana dirumah bagi penderita diabetes dan memandirikan keluarga.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
2.4.3.3 Fasilitator Perawat melakukan kerja sama dengan lintas layanan kesehatan yang lain. Disini perawat melakukan kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan dimana ada anggota atau keluarga yang membutuhkan pelayanan fasilitas kesehatan lanjutan. 2.4.3.4 Koordinator Perawat melakukan koordinasi terhadap asuhan keperawatan keluarga dengan keluarga dan kader. 2.4.3.5 Pengawas Kesehatan Perawat berperan melakukan pengawasan selama memberikan asuhan keperawatan keluarga. Dengan pemantauan secara terus menerus diharapkan keluarga mampu meningkatkan perawatan terhadap anggota keluarga yang sedang sakit. Pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui rencana yang telah dibuat sudah berjalan lancar atau tidak. 2.5 Proses Keperawatan Keluarga 2.5.1 Pengkajian Pengkajian dimulai dari data umum, tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, dan stress dan koping keluarga. Pengkajian data umum menyangkut nama kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, tipe keluarga, pendidikan, suku, agama, status sosial ekonomi
dan
aktivitas
rekreasi
keluarga,
riwayat
dan
tahap
perkembangan keluarga seperti tahap tumbuh kembang keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga, riwayat keluarga inti apakah ada anggota keluarga yang saat ini mengalami masalah kesehatan DM dan riwayat keluarga sebelumnya apakah anggota keluarga memiliki riwayat keturunan DM.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Lingkungan menjadi tahap pengkajian selanjutnya meliputi karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat serta sistem pendukung keluarga. Begitu pula dengan pangkajian terhadap pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran dan nilai dan norma keluarga merupakan bagian dari struktur keluarga. Stress dan koping keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan kadar gula darah sewaktu juga penting dilakukan untuk menunjang penegakan masalah keperawatan. Pengkajian selanjutnya adalah tentang fungsi perawatan keluarga yang seringkali dikaitkan dengan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan dalam memutuskan, kemampuan dalam merawat, memodifikasi lingkungan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tugas kesehatan pertama mengkaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang DM (pengertian, tanda dan gejala, penyebab, akibat dan cara perawatan). Kedua, pengkajian tugas kesehatannya adalah kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan DM. Kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit menjadi pengkajian tugas kesehatan ketiga dimana perawat mengkaji seberapa jauh kemampuan keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga dengan masalah kesehatan DM yang meliputi manajemen diet, motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, motivasi olahraga teratur (senam DM dan senam kaki) dan
kontrol gula darah. Pengkajian
modifikasi lingkungan dilakukan dengan melihat dan menanyakan usaha apa saja yang sudah lakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan DM dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan rumah. Terakhir yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Apakah keluarga mengetahui fasilitas
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
kesehatan yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarganya dengan masalah kesehatan DM. 2.5.2 Rencana Keperawatan Keluarga dengan DM Perencanaan dapat dirancang setelah ditemukan masalah-masalah keperawatan yang muncul. Masalah keperawatan tersebut kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan DM adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri, ketidakefektifan manajemen kesehatan diri, kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri, ketidakefektifan regimen terapeutik, dan ketidakseimbangan kadar glukosa darah, dan lain-lain (NANDA, 2012-2014). Rencana keperawatan diberikan berdasarkan tujuan untuk mencapai 5 tugas kesehatan keluarga yang sudah dikaji seperti diatas. Keluarga diberikan pengenalan dan penjelasan mengenai DM (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lebih lanjut). Keluarga difasilitasi untuk memutuskan melakukan perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan DM. Kemudian keluarga diajarkan cara perawatan anggota keluarga dengan masalah kesehatan DM. PERKENI (2011) menyebutkan lima pilar manajemen perawatan DM, meliputi pengaturan diet, pendidikan kesehatan/edukasi, aktifitas fisik dan olah raga, pengobatan, dan pengukuran gula darah dan HbA1c secara berkala. Intervensi yang dilakukan keluarga meliputi semua unsur lima pilar manajemen tersebut namun intervensi perawatan anggota keluarga unggulan yang dilakukan adalah pengaturan diet. Intervensi dilakukan berawal dengan menyebutkan arti penting diet, gizi seimbang, triguna makanan, jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan dibatasi, jenis
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
makanan pengganti dan prinsip 3 J. Kemudian pengaturan diet ini dikembangkan cara pemantauannya untuk klien dan keluarga. Disini keluarga diberikan buku yang berisi daftar aktivitas sehari-hari dan jadwal makan. Keluarga berperan aktif dalam perawatan anggota keluarga yang sakit. Pengaturan diet makanan meliputi pengendalian diet dan pengendalian berat badan yang merupakan dasar penatalaksanaan diabetes. Pengaturan nutrisi pada penderita diabetes dimaksudkan untuk mencapai tujuan mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencapai dan mempertahankan kadar serum lipid dan lipoprotein yang optimal untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, mencapai dan mempertahankan tekanan darah mendekati normal, mencegah atau memperlambat
perkembangan
komplikasi
kronik
dari
diabetes,
meningkatkan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas hidup, dan mempertahankan kemampuan untuk dapat menikmati makanan dengan hanya pembatasan makanan tertentu (PERKENI, 2011). Prinsip pengaturan diet makanan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang mengandung gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu (PERKENI, 2011). Pada penderita diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jenis, jadwal makan, dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin (PERKENI, 2011). Prinsip makan ini dikenal dengan istilah 3 J. Komposisi jenis makanan untuk diabetesi yang dianjurkan terdiri dari triguna makanan dimana mengandung zat tenaga (karbohidrat), zat pengatur (sayur dan buah) dan zat pembangun (protein) (Almatsier, 2004). Zat tenaga (karbohidrat) yang dianjurkan adalah beras, jagung,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
kentang, roti, gandum, talas, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan mie. Ada pula zat tenaga yang tidak dianjurkan terlebih lagi dikonsumsi terlalu berlebihan, misalnya gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat, selai, madu, sirup, limun, minuman ringan, susu kental manis, es krim, kue, dan buah kalengan. Lemak boleh dikonsumsi namun harus dibatasi jumlahnya, misalnya kuning telur, jeroan, dan goreng-gorengan. Zat pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu, ikan, ayam, daging, dan susu. Zat pengatur hampir semua dianjurkan karena mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Ada pula buah-buahan yang perlu dibatasi karena buah-buahan ini yang terlalu manis misalnya durian, rambutan, nangka, alpukat, sawo, jeruk, nanas, dan anggur (Tjokroprawiro, 2007). PERKENI (2011) menjelaskan komposisi makanan yang dianjurkan untuk diabetesi mengandung 45-60% karbohidrat, 20-25 % lemak, 1020% protein. Jadwal makan atau frekuensi makan diabetesi umumnya dibagi menjadi 6, yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil, yaitu sarapan, selingan pagi, makan siang, selingan sore, makan malam dan selingan malam dengan jeda waktu tiap 3 jam sekali (Tjokroprawiro, 2007). Ini dilakukan dengan tujuan untuk membagi secara merata pemsukan kalori sepanjang harinya, sehingga menghindari kenaikan kadar gula darah yang terlalu tinggi. Jumlah makanan yang dibutuhkan penderita diabetes berbeda-beda, hal ini dapat ditentukan berdasarkan berat badan (obesitas, kurus atau ideal), jenis kelamin, usia, dan cara hidup atau aktifitas fisik. Jumlah makanan diabetesi tergantung dari kebutuhan energi atau kalorinya sehari-hari. Jumlah makanan dalam bentuk kalori dikonversi kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Kebutuhan energi/kalori seseorang adalah konsumsi energi dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi (WHO, 1985 dalam Almatsier, 2004). Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita diabetes. 1. Tentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT =
Berat Badan (kg) Tinggi Badan (meter)2
a. Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5 kg/m2 b. Berat badan normal, jika IMT antara 18,5 – 22,9 kg/m2 c. Berat badan lebih, jika IMT lebih atau sama dengan 23 kg/m2 2. Menentukan Status Gizi Dengan cara menentukan berat badan ideal, dengan rumus: Berat badan ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg (catatan: untuk wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm atau pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm, maka tidak dikurangi 100). Makna hasil penghitungan: a. Berat badan kurang, jika kurang dari 90% berat badan ideal b. Berat badan normal, jika antara 90-110% berat badan ideal 3. Menentukan Kebutuhan Kalori Perhari Kalori basal Pria
:
Berat badan ideal (kg) x 30 kal/kg
Wanita
:
Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg
Koreksi (penyesuian) a) Umur Lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal b) Aktivitas Ringan: + 10% x kalori basal Sedang: + 20% x kalori basal Berat: + 37% x kalori basal
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
2.5.3 Implementasi Keperawatan Keluarga dengan DM Mendiskusikan bersama keluarga mengenai DM (pengertian, penyebab, tanda dan gejala). Membantu keluarga mengidentifikasi anggota keluarga dengan masalah DM. Memberikan informasi mengenai akibat lanjut atau komplikasi dari DM. Memotivasi dan membantu keluarga untuk memutuskan
merawat
anggota
keluarga
yang mengalami
DM.
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara merawat anggota keluarga dengan DM. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengaturan diet makanan seperti cara menyusun menu sehari-hari, menyajikan makanan, dan cara menyimpan bahan makanan yang mengandung tinggi gula jauh dari tempat memasak. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal 2.5.4 Evaluasi Evaluasi dilakukan setiap kali selesai memberikan tindakan keperawatan. Evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian intervensi yang sudah dilakukan oleh perawat. Evaluasi yang dilakukan dilihat dari sudah sejauh mana pengetahuan keluarga dan klien mengenai pengertian, tanda dan gejala, penyebab, akibat dan cara perawatan DM. Sementara itu, untuk pengaturan diet makanan sendiri evaluasi hasil dilakukan berdasarkan salah satu tujuan penatalaksanaan diet DM yaitu mencapai atau mendekati kadar gula darah sewaktu normal dan kepatuhan pasien DM terhadap prinsip gizi dan pengaturan makan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purba (2008), yaitu kepatuhan pasien DM terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan kunci keberhasilan sekaligus kendala dalam penatalaksanaan DM.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB III LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN 3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Umum Keluarga Ibu R (50 tahun) merupakan tipe keluarga extended yang terdiri dari ibu, anak, dan cucu. Ibu R mempunyai jumlah anak 7 orang dari hasil kedua perkawinannya. Enam orang dari suami pertama dan 1 orang dari suami kedua. Saat ini anak Ibu R yang tinggal bersama adalah An.M (34 tahun), An.Ad (30 tahun), dan An.R (9 tahun). Cucu yang tinggal bersama dengan Ibu R adalah cucu dari anak pertamanya, yaitu An.Ar (7 tahun). Pendidikan terakhir Ibu R adalah SD. Tahap pertumbuhan dan perkembangan keluarga Ibu R berada pada tahap VI perkembangan keluarga. Ada 2 orang anaknya yang belum menikah meskipun usia mereka sudah berumur diatas 30 tahun. 3.1.2 Data Terfokus Pengkajian dilakukan pertama kali tanggal 22 mei 2013 disaat ada implementasi 1 dengan masyarakat RW 05, yaitu senam DM di rumah salah satu warga RT 02 RW 05. Saat itu Ibu R dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu ternyata didapat hasil 263 mg/dl. Ibu R kaget saat hasil gula darahnya tinggi karena saat bulan Maret dan April Ibu R melakukan pengecekan gula darah saat pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar oleh mahasiswa praktik profesi keperawatan Universitas Indonesia. Hasil gula darahnya adalah 130 mg/dl dan 140 mg/dl. Pengkajian kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 23 dan 25 Mei 2013. Tanggal 23 Mei 2013 TD: 110/70 mmHg, HR: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36°C. Disini didapat data bahwa Ibu R mempunyai riwayat kesehatan keluarga dengan DM. Penyakit ini juga diderita oleh ibu dan kakak laki-lakinya. namun ia tidak tahu jika ia juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R mengatakan ibunya sudah lama menderita DM, pernah mengalami koma karena penyakit ini. Kakak
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Ibu R saat ini juga sedang dalam pengobatan DM dengan minum obat setiap hari. Ibu R mempunyai pola makan yang tidak sehat. Ibu R suka sekali mengemil makanan manis dan gorengan. Pola makan Ibu R adalah 3x sehari. Sarapan biasanya dengan membeli nasi uduk dengan gorengan bakwan atau tempe. Makan siang dengan apa yang dimasaknya atau jika tidak masak Ibu R akan membeli lauk matang. Jadwal makan Ibu R tidak teratur hanya mengandalkan situasi perut dengan maksud akan makan disaat dirinya lapar. Namun biasanya sarapan dilakukan pada pukul 06.30, makan siang pukul 12.00-13.00 dan makan malam pukul 19.00. Ibu R tidak mengetahui kalau pola hidup dan makannya akan membuatnya terkena penyakit gula. Ibu R tidak tahu tentang pola makan yang teratur, jenis makanan apa saja yang boleh dimakan untuk orang seperti dirinya yang mempunyai gula darah tinggi. Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada Ibu R adalah BB: 52 kg, TB: 148 cm LP: 90 cm, IMT: 23,7 kg/m 2 (normal), BBI: 43,2 – 52,8 kg. Tidak ada luka. Turgor kulit baik. Konjungtiva tidak anemis. Tidak ada edema di ekstremitas. Di hari ini didapatkan data bahwa An.Ad sedang mengalami sakit ISPA dengan keluhan demam, batuk dan pilek. Suhu tubuh An.Ad adalah 38°C. Batuk berdahak dan suka mengeluarkan cairan bening dari hidung (ingus). Tanggal 25 Mei 2013 didapatkan data bahwa keluarga Ibu R tidak pernah berolahraga. Ibu R mengatakan tidak tahu ada kegiatan senam atau olahraga yang diadakan oleh masyarakat RW 05. Ibu R mengatakan jika dirinya sudah cukup mengeluarkan keringat karena bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan rumah yang banyak dan menguras tenaganya membuat Ibu R merasa tidak perlu secara khusus untuk berolahraga. Ibu R ingin mengatasi masalah ini dengan pencegahan dan pengobatan alternatif tanpa minum obat sepanjang hidupnya.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Pada saat pengkajian juga didapatkan data bahwa An.M mempunyai kebiasaan kesehatan yang beresiko, yaitu merokok dengan jumlah rokok 1-2 bungkus perhari, minum kopi dan begadang. An.M mengakui kebiasaannya itu buruk dan dapat menyebabkan masalah kesehatan namun sulit untuk dihentikan karena ini bisa jadi salah satu hiburan bagi dirinya. Keluarga terutama Ibu R juga sudah mencoba mengingatkan An. M. 3.2 Rencana Keperawatan Rencana keperawatan terdiri dari penegakkan masalah keperawatan yang dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan. 3.2.1 Diagnosis Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan masalah keperawatan pada keluarga Ibu R adalah hipertermia pada Anak Ad, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R, dan perilaku kesehatan cenderung beresiko pada Anak M. 3.2.2 Intervensi Keperawatan Rencana keperawatan yang akan dibahas dibawah ini adalah mengenai masalah keperawatan ketidekefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R dengan masalah DM yang merupakan menjadi intervensi keperawatan unggulan penulis. 3.2.2.1 Tujuan Umum Tujuan umumnya adalah setelah dilakukan kunjungan sebanyak delapan kali selama 45-60 menit, keluarga mampu mengenal, memutuskan, dan merawat anggota keluarga dengan DM pada Ibu R. 3.2.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang akan diharapkan adalah keluarga mampu mengenal DM yang diderita Ibu R, memutuskan untuk merawat Ibu R dengan DM, melakukan cara perawatan DM terutama diet untuk Ibu R, memodifikasi
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
lingkungan untuk Ibu R dengan DM, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah DM pada Ibu R. a. Tujuan Khusus 1 Keluarga mampu mengenal DM dengan menyebutkan definisi diabetes mellitus. DM adalah hasil kadar gula sewaktu diatas 200 mg/dl dan gula darah puasa diatas 140 mg/dl. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 penyebabnya, yaitu keturunan, pola makan yang tidak teratur, virus, stress, obesitas, kurangnya aktifitas fisik atau olah raga, dan infeksi. Keluarga mampu menyebutkan 7 dari 9 tanda dan gejala diabetes mellitus, yaitu sering kencing, sering lapar sering haus, rasa gatal, mudah lelah, luka yang sulit sembuh atau infeksi pada kulit, pandangan kabur, dan kesemutan atau baal. Setelah mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda dan gejala DM, kemudian keluarga bersama perawat mengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami masalah diabetes mellitus. b. Tujuan Khusus 2 Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga untuk mengatasi masalah DM dengan menyebutkan 4 dari 6 akibat diabetes melitus : penyakit jantung, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit stroke, penyakit gangguan penglihatan pada mata, luka sulit sembuh, dan kematian. Setelah mengetahui akibatnya, keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah DM. c. Tujuan Khusus 3 Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan
DM
menyebutkan 3 dari 5 cara mengatasi masalah diabetes melitus: manajemen diet, aktivitas dan olah raga (senam DM dan senam kaki), pengobatan, manajemen stress, dan pemeriksaan berkala kadar gula darah dan HbA1c. Menyebutkan 6 dari 8 cara pencegahan DM untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
jangka panjang, yaitu penanganan faktor resiko (kadar gula darah dalam batas normal, mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak darah) dengan cara diet seimbang DM, olah raga, minum obat, perawatan
kebersihan
umum
(kulit,
mulut),
kontrol
ulang
(pemeriksaan rutin), mengurangi frekuensi makan makanan yang manis dan berlemak, memperbanyak konsumsi sayuran dan buahbuahan dalam jumlah gizi seimbang (diet DM), perawatan kaki dan senam kaki dengan rutin, senam DM, dan mempertahankan berat badan ideal. Pada TUK 3 ini, intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan adalah mengenai manajemen diet. Keluarga mampu menyebutkan definisi dari diet. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang berdasarkan kebutuhan tubuhnya sesuai dengan gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi makanan. Susunan makanan yang dianjurkan dengan memenuhi triguna makanan, yaitu zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Menyebutkan prinsip perencanaan makanan bagi penderita diabetes, yaitu makanan yang seimbang dengan komposisi karbohidrat 4565%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%, makan teratur, meliputi Jadwal, Jumlah, dan Jenis makanan (3 J), dan pengaturan makanan harus memperhatikan kebutuhan kalori sehari, yang didasarkan pada tinggi badan, berat badan, jenis aktivitas serta umur. Makanan dapat diganti dengan bahan makanan penukar yang memiliki kadar gula yang rendah. Keluarga juga mengetahui contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita diabetes. Jenis zat tenaga atau karbohidrat yang dianjurkan adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ubi jalar, kentang, talas, sagu, roti, dan mie. Karbohidrat yang tidak dianjurkan adalah gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat, selai, madu, sirop, limun, minuman ringan, susu kental manis, es krim, kue manis, kue tart, buah kalengan, dendeng, dan abon. Lemak hewani harus dibatasi bagi penderita diabetes, misalnya kuning telur dan jeroan, serta goreng-gorengan. Zat pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacangkacangan, tempe, dan tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahnya. Zat pengatur yang dianjurkan adalah buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Selain itu buah dan sayuran juga mengandung serat menjaga kebiasaan buang air besar yang sehat dan teratur. Buah yang perlu dibatasi adalah buah yang terlalu manis misalnya durian, nangka, rambutan, sawo, jeruk, alpukat, nanas, dan anggur. Menyusun jadwal menu seimbang sehari-hari dan menyediakan menu seimbang sesuai dengan bahan makanan yang ada di keluarga berdasarkan : a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami kelebihan b. Status gizi Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg = 43,2 kg BBI = 43,2 – 52,8 kg c. Kebutuhan kalori Kalori basal wanita Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080 Umur lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal Aktivitas ringan
= -5% x 1080 = -54
: + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori Setelah mengetahui kebutuhan kalori, keluarga mengkonversi jumlah kebutuhan kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Menentukan jadwal makan : -
Sarapan
: pukul 06.00
-
Selingan 1
: pukul 09.00
-
Makan siang
: pukul 12.00
-
Selingan 2
: pukul 15.00
-
Makan malam
: pukul 18.00
-
Selingan 3
: pukul 21.00
Mampu meredemonstrasikan cara memilih dan mengolah bahan makanan sesuai dengan ukuran rumah tangga d. Tujuan Khusus 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah diabetes melitus dengan menyajikan makanan yang sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat, makanan sayuran dan buah-buahan, melakukan olahraga senam DM dengan teratur, melakukan perawatan kaki dan senam kaki dengan teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan meletakkan barang sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari rumah, melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur. Keluarga mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak makan didepan Ibu R. Ibu R diberikan buku atau catatan yang dipantau oleh anak-anaknya berisi jumlah, jadwal, jenis makanan, aktivitas sehari-hari, dan pemantau kadar gula darah.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
e. Tujuan Khusus 5 Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk menjaga kadar gula tetap stabil dengan menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal keluarga Ibu R, yaitu puskesmas, rumah sakit, poswindu dan dokter praktik. Ibu R mengunjungi Poswindu untuk mengecek kesehatan dan kadar gula darahnya setiap bulan. 3.3 Implementasi Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus dan cara merawat anggota keluarga yang sedang sakit. Implementasi diterapkan berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali pada tanggal 22 Mei 2013. Implementasi ini dilakukan selama 20 menit setelah senam DM selesai dilaksanakan pada pukul 08.30-08.50. Implementasi ini bertujuan untuk mencapai tujuan khusus satu dan dua. Implementasi yang diberikan pertama kali berupa pengenalan tentang DM yang meliputi definisi, tanda dan gejala, penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh diabetes mellitus, cara perawatan DM di rumah, pengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami DM. Pengenalan ini dengan menggunakan media leaflet. Implementasi dihadiri oleh Ibu R dan anak keenam Ibu R. Implementasi dilakukan dengan cara diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi. Pada tujuan khusus kedua, keluarga memutuskan merawat salah satu anggota keluarga yang mempunyai masalah DM, maka perawat memberikan informasi mengenai akibat lebih lanjut atau komplikasi dari diabetes melitus dan memotivasi keluarga Ibu R untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami diabetes melitus. Implementasi TUK 1 dan 2 dilakukan selama 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 22 dan 24 Mei 2013. Hal ini disebabkan dari daya tangkap dan tingkat pendidikan Ibu R yang harus dilakukan secara berulangulang.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Setelah ada keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita DM, maka tujuan khusus ketiga dilakukan pertama kali pada tanggal 25 Mei 2013 pada pukul 10.00-11.00 dan dilakukan pengulangan terkait materi yang sudah diberikan. Perawatan DM yang pertama dijelaskan adalah tentang aktivitas fisik dan olahraga. Disini perawat menjelaskan perbedaan dari aktivitas fisik dan olahraga, manfaat dari olahraga, dan senam DM. Keluarga dimotivasi untuk mengingatkan Ibu R untuk ikut senam DM yang sedang dicanangkan bersama kader setiap Sabtu dan senam lansia di Posbindu setiap hari Kamis pagi. Saat implementasi dilakukan pemeriksaan gula darah Ibu R, yaitu 156 mg/dl. Intervensi unggulan yang dilakukan pada keluarga Ibu R adalah manajemen diet. Perencanaan diet ini dititikberatkan pada pengaturan makan berdasarkan prinsip 3 J dan kepatuhan. Perawat menjelaskan perawatan anggota keluarga yang menderita DM dengan diet pada tanggal 29 Mei 2013. Perawat menjelaskan pengertian diet DM, jenis-jenis zat makanan yang harus ada dalam makanan (triguna makanan), jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Setelah itu dilakukan perhitungan kalori Ibu R dan penyusunan menu seharihari. Media yang digunakan adalah lembar balik, food models dan gambargambar makanan. Pemeriksaan gula darah sewaktu Ibu R adalah 200 mg/dl. Didapatkan hasil perhitungan kalori untuk Ibu R adalah: a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami kelebihan b. Status gizi Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg = 43,2 kg BBI = 43,2 – 52,8 kg c. Kebutuhan kalori Kalori basal wanita Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Umur, lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal
= -5% x 1080 = -54
Aktivitas, ringan : + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108 Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori Implementasi selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2013 tentang penyusunan menu sehari-hari bersama keluarga Ibu R sesuai dengan kemampuan daya beli keluarga dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Media yang digunakan pada saat melakukan implementasi berupa lembar balik, daftar makanan pengganti dan contoh makanan. Hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari ini adalah 212 mg/dl. Ibu R mengaku saat ini pikirannya sedang pusing karena masalah anak pertamanya. Implementasi pengaturan makanan menggunakan prinsip 3 J yaitu jenis, jumlah, dan jadwal. Perawat mendiskusikan contoh makan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi Ibu R yang sedang mengalami diabetes. Setelah mengetahui jenis makanan yang mengandung triguna makanan, perawat bersama keluarga menyusun menu seimbang Jenis makanan yang disusun sesuai dengan daya beli keluarga, dan terjangkau baik dari ketersediaan, kualitas dan kuantitas makanan. Setelah mengetahui jenis makanan, perawat mengganti jumlah dari kebutuhan kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Diharapkan setelah penggantian jumlah kebutuhan, keluarga dengan mudah mampu mengatur diet makanan bagi penderita diabetes. Keluarga Ibu R memahami ukuran konversi rumah tangga. Ibu R ditanyakan tentang jadwal makan sehariharinya kemudian dilakukan penentuan jadwal sesuai dengan prinsip 3 J. Jadwal makanan Ibu R terdiri dari sarapan pukul 06.00, selingan 1 pukul 09.00, makan siang pukul 12.00, selingan 2 pukul 15.00, makan malam pukul 18.00, dan selingan 3 pukul 21.00. Pada tanggal 1 Juni 2013 dilakukan implementasi lanjutan tentang pengaturan diet. Setelah keluarga memahami mengenai jumlah, jenis, dan jadwal, perawat bersama keluarga Ibu R mendemonstrasikan langsung cara menyediakan makan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Perawat menggunakan sendok nasi milik keluarga Ibu R untuk mengukur jumlah nasi yang harus dikonsumsi oleh Ibu R setelah itu ditimbang, yaitu sebanyak 1 sendok nasi penuh. Perawat meminta keluarga untuk mendemonstraasikan langsung jumlah makanan yang harus dikonsumsi dalam sehari dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Menu yang disusun pun sederhana salah satu contohnya adalah nasi 1 sendok penuh, ikan kembung goreng ukuran sedang 1 ekor, tempe goreng 1 potong, sayur tumis kangkung satu mangkuk, dan pisang satu buah. Pada tanggal 4 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah yang tidak terjadwalkan, dilakukan evaluasi mengenai pola makan Ibu R. Disini didapatkan data bahwa Ibu R mulai mengatur pola makannya menjadi 3 porsi besar dan 2 porsi kecil. 1 porsi kecil pada malam hari tidak dilakukan dikarenakan Ibu R tidak terbiasa makan setelah pukul 19.00. Jadwal makan Ibu R setiap harinya belum disiplin masih berubah-ubah jam namun sudah dilakukan setiap 3 jam sekali. Prinsip 3 J mulai dilaksanakan. Tanggal 7 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah untuk diet pada penderita DM, Didapatkan hasil pemeriksaan gula darah 198 mg/dl. Pengulangan makanan yang telah dimakan selama 24 jam yang ditanyakan kepada Ibu R didapat data bahwa Ibu R masih belum patuh pada pengaturan diet yang telah dianjurkan dan disepakati bersama. Ibu R masih mengemil gorengan walaupun jumlahnya tidak seperti dulu lagi. Jadwal makan Ibu R masih berubah-ubah jamnya meskipun sudah tiap 3 jam setiap harinya. Kepatuhan Ibu R masih kurang dan Ibu R mudah tergoda dengan lingkungan sekitar. Hal ini membuat tujuan khusus tiga belum tercapai sepenuhnya dimana salah satu evaluasi standarnya adalah mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak serta makan secara teratur atau terjadwal. Perawat bersama keluarga melakukan kesepakatan bersama untuk lebih menaati anjuran pengaturan diet yang telah ditentukan. Negosiasi yang dilakukan adalah
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
dengan mencontoh ulang jumlah makanan yang harus dikonsumsi tidak hanya kepada anak Ibu R nomor 5 dan 6 tetapi pada anak nomor 1 dan 4 yang tinggal bersama Ibu R. Dibuatlah buku atau catatan diet dan aktivitas sehari-hari. Disepakati adanya salah seorang anak Ibu R yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengisi buku atau catatan diet dan ADL. Setelah itu dilihat perubahan keluhan antara sebelum dan setelah diatur pola makannya, dengan hasil GDS. Keluarga diberikan waktu selama seminggu untuk mengatur pola makan Ibu R. Setelah 7 hari keluarga mengatur pola makan, didapatkan hasil GDS menurun dan keluhan lemas, kesemutan, pusing tidak dirasakan lagi oleh Ibu R. Keadaan ini mendorong Ibu R bertekad untuk cepat sembuh. Tujuan khusus keempat perawat bersama keluarga mencoba modifikasi lingkungan bagi penderita diabetes ini dilakukan tanggal 13 Juni 2013. Perawat mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan yang sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat, makanan sayuran dan buahbuahan, melakukan olahraga senam DM dengan teratur, melakukan perawatan kaki dan senam kaki dengan teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan meletakkan barang sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari rumah, melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur. Keluarga mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak makan didepan Ibu R. Makanan yang disajikan harus hangat, menarik, dan pemilihan bahan makan yang sehat dalam hal ini bahan makanan terhindar dari zat-zat kimia, kuman ataupun bakteri. Perawat menganjurkan saat membeli makanan perhatikan penampilan bahan makanan apakah masih baik atau sudah buruk. Pengolahan makanan yang dianjurkan pada keluarga Ibu R adalah tidak digoreng melainkan direbus atau dikukus. Selain itu catatan atau buku diet dan ADL Ibu R diisi oleh anak-anak Ibu R. Disamping itu keluarga Ibu R terutama Ibu R yang masak untuk seluruh anggota keluarga dianjurkan untuk masak berbeda dengan anggota keluarga lain saat akan memberikan bumbu masak
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
seperti gula, kecap dan penyedap lainya untuk diri Ibu R. Ibu R sudah memakai alas kaki baik di luar atau dalam rumah untuk menghindari luka yang tidak terasa di kaki. Kadar GDS pada tanggal ini adalah 200 mg/dl. Pada tujuan khusus kelima keluarga berencana mengunjungi pelayanan kesehatan dan menjelaskan kapan Ibu R segera ke pelayanan kesehatan. Implementasi ini dilakukan disela-sela intervensi modifkasi lingkungan. Saat ini pelayanan kesehatan yang keluarga Ibu R percaya untuk mengatasi masalah DM Ibu R adalah Posbindu. Ibu R tidak ingin ke pelayanan kesehatan lainnya dikarenakan takut akan diberikan obat-obat anti diabetes. Ibu R tidak ingin minum obat sepanjang hidupnya. Posbindu dikunjungi setiap bulan dengan penanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan adalah bidan wilayah. Disini Ibu R dicek kesehatan dan pemeriksaan kadar glukosa. Ibu R mengikuti terapi alternatif ceragem untuk mengatasi keluhan fisik. Hal ini menurut Ibu R sangat manjur dirasakan untuk mengatasi keluhan tersebut. Pada tanggal 22 Juni 2013 perawat melakukan evaluasi sumatif pada keluarga Ibu R. Disini dilakukan pengecekan gula darah pada Ibu R didapatkan hasil gula darahnya adalah 189 mg/dl, menganjurkan ibu R untuk tetap menerapkan diet yang diberikan dan diajarkan oleh perawat, mengikuti senam setiap minggu, mengikuti terapi alternatif, melakukan modifikasi lingkungan, dan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan pada kesehatan Ibu R. 3.4 Hasil dan Evaluasi Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan, terdiri dari tahap pengkajian keluarga selama 2 kali pertemuan dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah DM sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil dan evaluasi pada implementasi pertama didapatkan bahwa Ibu R diketahui belum sepenuhnya mengerti tentang DM sehingga selalu dilakukan penjelasan tentang DM dari pengertian sampai cara perawatan di rumah setiap kunjungan. Pengenalan sampai pemutusan merawat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
anggota keluarga yang sakit baru tercapai selama 2 kali kunjungan. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang dilakukan mengalami ketidakstabilan, ini dapat dilihat dari daftar hasil kadar gula darah Ibu R selama kunjungan. Pada tanggal 31 Mei 2013, setelah dilakukan intervensi keperawatan tentang diet berupa perhitungan kebutuhan kalori dan penyusunan menu untuk penderita DM, didapatkan hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari itu adalah 212 mg/dl. Selain dilakukan intervensi untuk diet disini Ibu R diajarkan tentang tehnik relaksasi tarik nafas dalam dan guided imagery untuk mengatasi masalah yang sedang berlangsung didalam keluarga. Perawat kemudian mengevaluasi kembali pengaturan diet yang diberikan pada Ibu R. Hasilnya didapatkan bahwa Ibu R masih mengkonsumsi gorengan yang dibeli dari luar walaupun jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya. Ibu R juga mengatakan sudah mengurangi minum teh manis. Kemudian perawat memotivasi kembali Ibu R dan keluarga untuk mematuhi pengaturan diet yang diberikan dengan menjelaskan kembali jenis makanan pengganti yang dapat dikonsumsi oleh Ibu R agar tidak merasa bosan dengan menu yang diberikan. Perawat meminta keluarga sebagai pengawas makan Ibu R, terutama dalam hal ini adalah anak nomor 5 dan 6 yang selalu ada di rumah. Perawat memberikan dukungan positif atas usaha yang dilakukan oleh Ibu R dan keluarga, dan perawat tetap menyarankan Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan sesegera mungkin untuk mengantisipasi kadar gula darah Ibu R yang tidak stabil. Pada tanggal 7 Juni 2013 didapatkan hasil pemeriksaan kadar gula darah Ibu R mengalami penurunan, yaitu 198 mg/dl. Hasil ini menggembirakan Ibu R meskipun hasil dari pengulangan jenis makanan yang telah dimakan sebelumnya menjelaskan tentang pengaturan diet yang belum sepenuh hati dilakukan Ibu R. Saat ditanyakan alasannya bahwa Ibu R masih mudah tergoda atau mudah teralih. Perawat juga memberikan buku pintar DM untuk aktivitas sehari-hari
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Ibu R agar mempunyai aktifitas padat sehingga tidak sempat untuk memikirkan lapar dan pengontrol diet Ibu R. Perawat melakukan evaluasi sumatif kepada keluarga Ibu R. Keluarga mengatakan bahwa penyakit diabetes mellitus adalah penyakit gula dimana kadar gula darahnya tinggi melebihi normal. Kadar gula darah yang normal adalah 120 – 140 mg/dl Keluarga juga mengatakan penyebabnya adalah makan tidak teratur dimana jadwal dan jumlahnya asal saja, banyak makan yang manismanis, keturunan, stress dan jarang berolahraga. Keluarga mengatakan tanda dan gejalanya adalah mata mulai kabur, kesemutan, mudah lapar, cepat lelah, dan penurunan berat badan. Kemudian keluarga mengatakan bahwa penyakit gula ini dapat menyebabkan kebutaan, stroke, penyakit ginjal dan penyakit jantung jika tidak diobati dengan segera. Cara merawat yang dapat dilakukan di rumah adalah dengan diet, olahraga dan memeriksakan ke pelayanan kesehatan. Keluarga mendemonstrasikan pembuatan menu sehari dengan bantuan perawat. Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan mana saja yang dapat digunakan untuk memeriksakan kesehatannya terutama bagi anggota keluarga yang menderita DM. Kadar gula darah Ibu R mengalami penurunan setelah Ibu R patuh mengikuti aturan manajemen diet yang diterapkan. Diharapkan setelah pelepasan Ibu R dari mahasiswa ke keluarga dan kader, tidak terjadi peningkatan kadar gula darah. Keluarga mengatasi masalah DM pada Ibu R dengan mengatur pola makan, senam, perawatan kaki serta manajemen stress. Pengaturan pola makan keluarga Ibu R menggunakan prinsip 3 J. Hasil yang diperoleh bahwa jadwal makan dari 3-4 kali sehari porsi besar perlahan menurun menjadi 3 kali sehari dan 2 kali porsi kecil (selingan) meski jam makan kadang teratur namun keluarga Ibu R akan berusaha mengikuti jadwal makan. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu mengalami fluktuasi akibat ketidakpatuhan Ibu R, yaitu 263 mg/dl 156 mg/dl 200 mg/dl 212 mg/dl 198 mg/dl 189 mg/dl.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Ibu R khususnya Ibu R selama enam minggu didapatkan data bahwa Ibu R tidak mudah lelah, kadar gula darah mulai mengalami penurunan kearah normal, dan pola makan mulai berubah. Dapat dilihat bahwa keluarga sudah mandiri dalam mengatur pola makan, sehingga tingkat kemandirian dari tingkat mandiri II menjadi mandiri III. Tingkat kemandirian II adalah selama praktek dan melakukan kunjungan rumah, keluarga selalu menerima kehadiran perawat dengan sikap ramah dan terbuka sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama. Keluarga dan mahasiswa selalu menyepakati kontrak yang telah ditentukan. Apabila keluarga ada acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah disepakati, keluarga memberitahukan kepada mahasiswa terlebih dahulu dan keluarga dengan terbuka mau membicarakan masalah kesehatan yang ada dengan mahasiswa. Setelah dilakukan asuhan keperawatan tingkat kemandirian keluarga meningkat menjadi III, yaitu keluarga menerima pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. Keluarga bersama mahasiwa menganalisis masalah yang ditemukan. Masalah atau diagnosa keperawatan yang ada disusun secara prioritas bersama keluarga dan direncanakan intervensi untuk mengatasinya. Keluarga belum mampu sepenuhnya melakukan pencegahan dan tindakan promosi kesehatan secara aktif. Pencapaian hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R dinilai tercapai atau berhasil sebahagian, hal ini diperlihatkan pada TUK 3 yang belum tercapai sepenuhnya, yaitu pada perubahan pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak dan jadwal makan yang teratur belum dapat dipatuhi sepenuhnya oleh Ibu R. Rencana tindak lanjut untuk keluarga Ibu R adalah menganjurkan dan memotivasi Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan minimal sekali dalam sebulan, memotivasi keluarga untuk selalu menyajikan makan dengan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
porsi yang sesuai, jenis yang dianjurkan dan makan sesuai dengan jadwal yang telah diatur, dan memonitring Ibu R melalui buku atau catatan diet dan ADL.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB IV ANALISA SITUASI 4.1 Profil Lahan Praktik Kelurahan Cisalak Pasar masuk dalam wilayah kecamatan Cimanggis, Depok. Kelurahan ini memiliki 8 rukun warga (RW). RW 08 merupakan kompleks perumahan yang mayoritas dihuni oleh warga dengan status ekonomi menengah keatas sedangkan 7 RW lainnya merupakan kampung yang mayoritas status ekonomi warganya adalah menengah kebawah. Kelurahan Cisalak Pasar belum memiliki puskesmas kelurahan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat dijangkau oleh warganya adalah puskesmas kecamatan Cimanggis yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari kelurahan Cisalak Pasar. Terdapat satu pasar di kelurahan ini yang terletak di RW 04 dan jaraknya dekat dengan rumah warga. RW 05 yang merupakan salah satu bagian dari kelurahan Cisalak Pasar mempunyai batasan di jalan Radar AURI, jalan Soka, jalan Gadog, jalan Anggrek dan jalan Masjid. Wilayah RW 05 dapat dibilang luas. Kawasan RW 05 berbatasan langsung dengan RW 06. RW 05 terdiri dari 9 RT dengan 2 RT masuk pada komplek perumahan AURI dan perumahan anggrek, yaitu pada RT 03 dan RT 09. 7 RT berada di daerah perkampungan dengan pemukiman padat. Jarak pemukiman antara RT 01, 02, dan 08 terpisah jauh dengan RT 04, 05, 06, dan 07. Hal ini membuat warga RW 05 membuat dua buah Posyandu untuk penimbangan balita. Hasil dari observasi penulis tampak tidak adanya kekompakan yang diperlihatkan oleh kedua Posyandu tersebut walaupun masih dalam satu wilayah. Observasi yang dilakukan juga menunjukkan banyak sampah berserakan di jalan lingkungan RW 05 dan anakanak senang bermain di daerah tersebut. Jalanan di wilayah RW 05 pada umumnya dilapisi oleh semen namun sudah banyak yang berlubang sehingga jika hujan turun, air akan tergenang. Di RT 01 RW 05 terdapat tempat peternakan sapi potong, dimana bau dari kotoran sapi sangat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
menyengat dan menusuk hidung. Berdasarkan dari wawancara beberapa warga di RW 05 sebenarnya mereka merasa terganggu dengan adanya peterenakan di tengah pemukiman warga yang padat penduduk. Pernah terjadi pencemaran air tanah akibat darah dari pemotongan sapi-sapi itu. Namun hal tersebut tidak digubris oleh aparat lingkungan RW 05. Lingkungan RW 05 termasuk lingkungan padat. Jumlah penduduk RW 05 berkisar 2816 jiwa. Penduduk yang berada di RW 05 adalah penduduk asli dan pedatang dari berbagai daerah di Indonesia. Kebanyakan berasal dari Jawa, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Banyaknya rumah-rumah berpetak di wilayah ini. Berdasarkan informasi dari para kader, saat ini kepengurusan staf RW 05 tidak berjalan sesuai aturannya. Dimana tidak diketahuinya secara pasti jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini. Banyak masyarakat yang tidak melapor kedatangannya atau keberadaannya pada pengurus setempat baik pengurus RT atau RW. Selain itu juga tidak aktifnya para pengurus secara umum. Mayoritas penduduk di wilayah RW 05 memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), beragama Islam. Warga mayoritas bekerja sebagai pedagang, buruh, wiraswasta, PNS, penarik ojek yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 1.500.000. Rata-rata tahap perkembangan keluarga di lingkungan RW 05 adalah keluarga dengan anak sekolah dan remaja. Sumber-sumber bagi warga RW 05 untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari sangat memadai. Banyak warung makanan yang menjual makanan jadi dan terdapat warung yang menjual kebutuhan pokok dan makanan ringan, selain itu juga banyak penjaja makanan yang berkeliling melewati wilayah RW 05. Untuk membeli kebutuhan dasar biasanya warga RW 05 akan langsung datang ke pasar yang jaraknya hanya 500 meter saja. Fasilitas pelayanan kesehatan yang biasa digunakan oleh warga RW 05 adalah puskesmas kecamatan Cimanggis, praktik bidan, klinik dokter, posyandu dan posbindu. Posyandu dan posbindu diselenggarakan sekali dalam satu bulan. Posbindu RW 05 hanya terdapat satu dan biasa dilaksanakan di RT 02 namun untuk tanggalnya tidak pasti karena ini tergantung dari kedatangan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
petugas Puskesmas Cimanggis dalam hal ini adalah Bidan Eri. Posyandu dibagi menjadi dua posyandu karena terkait dengan jarak pemukiman. Posyandu dibagi menjadi anggrek 1, dan anggrek 2. Tidak semua warga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, kebanyakan hanya meminum obat warung ketika mengalami masalah kesehatan dengan alasan malas, tidak ada uang dan keluhan dapat hilang dengan obat warung, Posbindu lebih sering digunakan untuk warga yang terkena masalah kesehatan hipertensi. Belum pernah diadakan penyuluhan mengenai diabetes mellitus oleh petugas puskesmas. Kader RW 05 dan masyarakat baru mendapatkan tentang masalah kesehatan DM dari mahasiswa praktik profesi keperawatan pada bulan April lalu. Kader tidak sepenuhnya mengetahui dan memahami mengenai program DM yang ada di puskesmas. Walaupun telah pernah dilakukan penyuluhan DM, warga tampak semangat bertanya kepada mahasiswa mengenai diabetes mellitus pada saat dilakukan implementasi pertama. Kader berperan aktif dalam mengantarkan dan memberitahu keluarga dengan masalah kesehatan DM. Mayoritas keluarga menerima kehadiran mahasiswa dan petugas kesehatan. Daerah RW 05 berada pada daerah perkotaan, yaitu Kota Depok. sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Argenti (2000), yang menyatakan pemenuhan nutrisi pada masyarakat perkotaan mengalami beberapa konsekuensi akibat perkembangan perkotaan yang sangat pesat. Salah satu konsekuensi yang dikemukakan adalah berubahnya pola konsumsi dan perilaku pembelian makan dimana masyarakat perkotaan lebih memilih untuk membeli makanan cepat saji atau membeli makanan jadi tanpa memperhatikan kualitas bahan yang digunakan. 4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Teori terkait KKMP 4.2.1 Pengkajian Pedoman pengkajian keluarga dilakukan menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003) yang terdiri dari data umum keluarga, tahap dan riwayat tumbuh kembang keluarga, riwayat kesehatan keluarga, lingkungan, struktur dan peran
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
serta koping keluarga. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung terhadap keluarga serta pemeriksaan fisik dan tes kadar gula darah sewaktu pada anggota keluarga yang mengalami DM. Pengkajian pada Ibu R didapatkan data bahwa Ibu R mempunyai riwayat keturunan penyakit DM dari Ibu dan kakak laki-lakinya namun Ibu R tidak mengetahui jika dirinya juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R juga diketahui mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat dimana suka mengkonsumsi goreng-gorengan, suka minum teh manis pada pagi dan sore hari dengan gula pasir 2 sendok makan untuk satu cangkir dan makan 3-4 x/hari tanpa waktu yang teratur. Berdasarkan hasil GDS tanggal 22 Mei 2013 didaptakan hasil 263 mg/dl. Hal-hal yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik ini sesuai dengan teori Blum (1994). Pada pengkajian yang dilakukan, faktor yang paling berpengaruh terhadap angka peningkatan kadar glukosa pada keluarga Ibu R adalah perubahan perilaku, dimana keluarga belum sepenuhnya melakukan pengaturan makanan secara baik dengan gizi seimbang. Perilaku inilah yang menyebabkan terjadi ketidakpatuhan terhadap pengaturan diet makanan. Selain itu hasil pengkajian juga menunjukan bahwa tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan DM masih kurang. Kepatuhan
diet
merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan
dalam
penatalaksanaan penyakit DM. Kepatuhan diet merupakan sebuah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, etnis, budaya, pendapatan, sikap, dan dukungan keluarga. Kepatuhan pasien DM terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan kunci keberhasilan sekaligus kendala dalam penatalaksanaan DM (Sukardji, 2009). Kendala yang dialami penderita DM dalam menjalani diet adalah bosan dan malas dengan menu yang sesuai aturan, stress, dan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ketidakmampuan dalam menentukan jenis, jumlah, dan jadwal makanan. Akibatnya terjadi ketidakpatuhan dalam menjalani diet yang mengakibatkan kadar gula dalam darah semakin tinggi. Keluarga merupakan faktor pendukung yang dapat memotivasi penderita diabetes dalam menjalani diet diabetes mellitus (Simanjuntak, 2009). Dilihat dari lima tugas kesehatan keluarga, keluarga Ibu R belum pernah mendengar informasi tentang DM. Belum mampu mengidentifikasi anggota keluarga yang sakit DM, dan memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit. Selama proses pengkajian perawat tidak mendapatkan kendala, keluarga menerima kedatangan perawat, dan bersedia untuk dirawat dan diberikan intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami Ibu R. 4.2.2 Diagnosis keperawatan Hasil dari data-data pengkajian yang telah ditemukan, dianalisa sampai mendapatkan masalah keperawatan, yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R. Penegakan diagnosa keperawatan ini berdasarkan data-data pengkajian yang mendukung seperti Ibu R mempunyai riwayat keturunan penyakit DM dari Ibu dan kakak laki-lakinya namun Ibu R tidak mengetahui jika dirinya juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R juga diketahui mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat dimana suka mengkonsumsi goreng-gorengan, suka minum teh manis pada pagi dan sore hari dengan gula pasir 2 sendok makan untuk satu cangkir dan makan 3-4 x/hari tanpa waktu yang teratur. Berdasarkan hasil GDS tanggal 22 Mei 2013 didaptakan hasil 263 mg/dl. Keluarga tidak mengetahui tentang masalah DM sehingga keluarga belum mampu merawat anggota. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami atau beresiko mengalami gangguan kesehatan karena gaya hidup yang tidak sehat atau kurangnya pengetahuan untuk mengatur kondisi (NANDA, 2012). Batasan karakteristik pada diagnosa
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ini yang ada pada keluarga Ibu R adalah Ibu R mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat, Ibu R beresiko terkena penyakit DM karena factor keturunan, dan ada tanda dan gejala DM pada diri Ibu R. Sedangkan faktorfaktor yang berhubungan adalah pola perawatan kesehatan keluarga Ibu R yang belum optimal dan kurang pengetahuan tentang manajemen DM khususnya diet DM. Sehingga berdasarkan batasan karakteristik diagnosa dan faktor yang berhubungan, perlu adanya penanggulangan masalah kesehatan terhadap diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM. 4.2.3 Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan yang diberikan pada keluarga Ibu R adalah dengan pendidikan kesehatan tentang DM, manajemen DM terutama pengaturan diet makanan DM, dan demonstrasi pengaturan diet DM. Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah diabetes dimulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lebih lanjut jika DM tidak segera ditangani. Pendidikan kesehatan ini juga membangun motivasi keluarga untuk dapat memutuskan dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan keluarga. Merawat anggota keluarga yang sakit dilakukan dengan cara perawatan sederhana di rumah yang bersifat promotif dan preventif. Cara perawatan sederhana yang dapat dilakukan di rumah adalah mengatur pola makan keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan berpedoman pada prinsip 3 J. Prinsip 3 J ini meliputi jenis makanan yang mengandung gizi seimbang dan zat-zat triguna makanan, jumlah makanan dalam sehari sesuai dengan kebutuhan kalori Ibu R, yaitu 1134 kalori, dan jadwal makanan 3 porsi besar dan 3 porsi kecil dengan waktu tiap 3 jam sekali.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Intervensi keperawatan keluarga direncanakan dengan mempunyai tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil yang diharapkan, dan rencana tindakan. Intervensi keperawatan ini meliputi 5 tugas keluarga. Saat intervensi keperawatan, media yang digunakan kepada keluarga adalah lembar balik, leaflet, gambar-gambar makanan, contoh makanan, demonstrasi yang menggunakan contoh makanan yang mengandung gizi seimbang yang terdiri dari triguna makanan yang dimodifikasikan sesuai dengan jenis makanan yang ada dan mampu dibeli oleh keluarga. 4.2.4 Implementasi keperawatan Implementasi keluarga dilakukan selama 8 kali pertemuan. Selama kunjungan keluarga Ibu R berpartisipasi aktif. Selama pemberian pendidikan kesehatan keluarga menanyakan hal-hal yang tidak diketahui. Kegiatan implementasi dilaksananakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan terlebih dahulu lalu demonstrasi ulang. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan arahan 5 TUK keluarga yang dimulai dari mengenal masalah kesehatan, memutuskan untuk merawat anggota keluarga, melakukan perawatan sederhana, modifikasi lingkungan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pada implementasi TUK 1-3 keluarga cukup berpartispasi aktif. Keluarga telah memahami tentang DM. Demonstrasi secara langsung tentang prinsip 3J: keluarga membuat menu makanan sendiri sesuai dengan kemampuan keluarga, menentukan jadwal makan sendiri dengan kebiasaan makan keluarga Ibu R dan jumlah makanan dalam ukuran rumah tangga. Pencapaian hasil dari implementasi belum optimal, berhasil sebahagian karena ada beberapa kendala yang didapat saat penerapan implementasi. Kendala tersebut adalah kepatuhan Ibu R dan keluarga yang masih kurang terutama dalam hal pengaturan jumlah dan jenis makanan. Keluarga belum mampu mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak. Ibu R masih mengkonsumsi gorengan di sela-sela jadwal makan yang telah diatur. Keluarga
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
masih membeli gorengan dan mengkonsumsi didepan Ibu R. Perawat berdiskusi dan bernegosiasi dengan keluarga agar mengingatkan Ibu R dan tidak makan makanan yang tinggi karbohidrat didepan Ibu R. Cara mengingatkan keluarga pada Ibu R adalah dengan pencatatan dan pemantauan pada buku jadwal makanan dan aktivitas sehari-hari Ibu R. Pelaksanaan TUK 3 dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Kendala yang dihadapi oleh keluarga Ibu R adalah kurangnya kepatuhan dan motivasi untuk merubah perilaku kesehatan kearah lebih sehat dan daya tangkap Ibu R yang kurang serta tingkat pendidikannya. TUK 4 yang dilakukan adalah modifikasi lingkungan keluarga dengan cara Ibu R membedakan masakan untuk dirinya dan keluarga saat akan diberi penyedap rasa gula pasir dan garam. Keluarga mengganti cemilan keluarga dengan buah. Jika masih membeli gorengan, keluarga tidak memberitahu Ibu R atau makan didepan Ibu R. Kendala yang dihadapi adalah kepatuhan dan motivasi keluarga dalam merubah perilaku kesehatan yang kurang baik masih rendah. Implementasi TUK 5 yang dilakukan pada Ibu R adalah memotivasi Ibu R untuk datang ke Posbindu setiap bulan dan mengikuti senam DM bersama kader di lingkungan RW 05. Ibu R menggunakan terapi alternatif, yaitu ceragem untuk mengatasi masalah kesehatannya. 4.2.5 Evaluasi Pada tanggal 24 Mei 2013 tercapai sebagai tujuan khusus 1 dan 2 dimana keluarga Ibu R masih harus dilakukan pengulangan materi DM secara terus menerus dengan bahasa awan yang dimengerti. Pada tanggal 25 Mei 2013 dilakukan pengulangan TUK 1-2 dan pengenalan TUK 3. Tujuan khusus 1-2 tercapai. Keluarga mampu mengenal masalah DM mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan akibat lebih lanjut. Tujuan khusus tiga tercapai sebahagian. Pengenalan TUK 3 ini dimulai dari
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
jenis-jenis cara perawatan DM yang dapat dilakukan di rumah dan mempraktekkan
senam
DM.
Selanjutnya
hari
berikutnya
dilakukan
implementasi TUK 3 mengenai diet. Implementasi manajemen diet ini dilakukan selama 4 kali pertemuan. Dimulai dari tanggal 29 Mei 2013 sampai 7 Juni 2013. Tanggal 7 Juni 2013 tercapai hasil TUK 3 sebahagian dimana tingkat kepatuhan dan motivasi keluarga Ibu R khususnya Ibu R masih kurang. Pada tanggal 13 Juni 2013 dilakukan evaluasi dan motivasi keluarga untuk mengatur pola makannya. Disini juga dilakukan TUK 4 terkait modifikasi lingkungan. Keluarga mampu melakukan modifikasi lingkungan untuk merawat Ibu R. 22 Juni 2013 dilakukan evaluasi akhir yang diperoleh pada keluarga Ibu R bahwa tingkat pengetahuan keluarga meningkat, terjadi perubahan perilaku secara perlahan: Ibu R mampu melakukan jadwal makanan yang teratur sesuai jadwal meskipun Ibu R tidak melakukan selingan pada malam hari. Hasil GDS setiap minggu mulai turun dari awal 263 mg/dL dan pada terakhir adal 189 mg/dL.
Keluarga Ibu R menggunakan pelayanan Posbindu RW 05 untuk
pemeriksaan GDS. Dari implementasi unggulan yang telah dilakukan, terlihat hasil GDS dalam batas normal jika dilakukan pengaturan pola makan. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah keluarga tetap memotivasi Ibu R untuk mengatur makanan sesuai dengan yang diajarkan dan pengaktifan pengisisan buku catatan tentang jadwal makanan dan aktivitas sehari-hari. 4.3 Analisis Program Inovasi Implementasi Keperawatan dengan Konsep dan Penelitian Terkait Intervensi keperawatan unggulan yang dipilih oleh perawat adalah manajemen diet. Keluarga Ibu R terutama dalam hal ini adalah Ibu R sendiri, dilakukan intervensi oleh perawat selama tujuh minggu mengenai perhitungan jumlah kalori sesuai kebutuhan Ibu R, penyusunan menu sehari-hari, dan jenis makanan pengganti yang disarankan. Penyusunan menu diusahakan mendekati kebiasaan sehari-hari, sederhana, bervariasi, dan mudah dilaksanakan, seimbang serta sesuai dengan kebutuhan, dengan tidak mengesampingkan cara hidup, selera, adat kebiasaan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
keluarga Ibu R. Selama intervensi tersebut didapatkan hasil penurunan kadar gula darah yang signifikan, yaitu dari 263 mg/dl menjadi 189 mg/dl. Ini sesuai dengan pemikiran dari Arjatmo (2006). Perencanaan pola makan yang baik dan sehat merupakan kunci sukses manajemen DM. Seluruh penderita harus melakukan diet dengan pembatasan kalori, terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu dan jumlah kalori yang tepat umumnya dihitung berdasarkan kondisi individu pasien. Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolaan DM, meski sampai saat ini tidak ada satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar yang dianjurkan yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: Karbohidrat = 60-70 %, Protein = 10-15 %, dan Lemak = 2025 % (Arjatmo, 2006). Daerah RW 05 berada pada daerah perkotaan, yaitu Kota Depok. sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Argenti (2000), yang menyatakan pemenuhan nutrisi pada masyarakat perkotaan mengalami beberapa konsekuensi akibat perkembangan perkotaan yang sangat pesat. Salah satu konsekuensi yang dikemukakan adalah berubahnya pola konsumsi dan perilaku pembelian makan dimana masyarakat perkotaan lebih memilih untuk membeli makanan cepat saji atau membeli makanan jadi tanpa memperhatikan kualitas bahan yang digunakan. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya pengelolaan DM sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam merubah perilakunya, sehingga pasien dapat mengendalikan kondisi penyakitnya dalam menjaga kadar glukosa darahnya tetap terkendali (Jazilah, 2003). Untuk itulah dilakukan intervensi keperawatan unggulan mengenai manajemen diet pada Ibu R selain karena adanya faktor keturunan DM dari orangtua, penyebab DM pada Ibu R adalah gaya hidupnya terutama pola makan yang tidak sehat dimana mengkonsumsi makanan masak yang dibeli di dekat rumah terutama untuk sarapan.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Intervensi ini dirasa cocok diterapkan pada daerah perkotaan yang menurut Argenti (2000) lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan praktis tanpa memperhatikan kandungannya. 4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan Ibu R mudah melupakan dietnya jika terkait dengan kebiasaan mengemilnya. Ibu R masih mengkonsumsi gorengan yang dibeli dari luar rumah walaupun jumlahnya tidak sebanyak sebelum sakit. Kendala yang dialami penderita DM dalam menjalani diet adalah bosan dan malas dengan menu yang sesuai aturan, stress, dan ketidakmampuan dalam menentukan jenis, jumlah, dan jadwal makanan. Akibatnya terjadi ketidakpatuhan dalam menjalani diet yang mengakibatkan kadar gula dalam darah semakin tinggi. Keluarga merupakan faktor pendukung yang dapat memotivasi penderita diabetes dalam menjalani diet diabetes mellitus (Simanjuntak, 2009). Memberikan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit adalah tugas dari keluarga, agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, peran keluarga harus terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapeutik (Friedman, 2000). Keterampilan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan, keterampilannya dapat berkembang karena mendengar juga melakukan secara berulang-ulang setelah diberikan pembelajaran dapat mempengaruhi perubahan yang signifikan antara sebelum konseling dan sesudah dilakukan konseling (Babylon dan Maglaya, 2000). Penulis menganjurkan kepada kedua anak Ibu R untuk sebagai pengawas makan bagi Ibu R dengan mengingatkan Ibu R tidak mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat sederhana dan tinggi gula. Selain itu juga mengingatkan kepada keluarga agar tidak makan gorengan saat ada Ibu R, jika tidak saat bersama Ibu R diberikan buah sebagai pengganti gorengan. Sebagai pengawas makan, anak Ibu R juga membantu Ibu R untuk mengisi catatan atau buku yang berisi ADL dan jadwal makan Ibu R. Penulis menyarankan Ibu R untuk mengikuti senam DM dan lansia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
setiap minggu dan mengunjungi Posbindu tiap bulannya. Penulis menganjurkan adanya tindak lanjut dari petugas kesehatan yang bertugas di RW 05 termasuk kader. Kader harus dapat menjadi contoh atau teladan dalam perilaku hidup sehat untuk pengaturan pola makan yang sehat.
BAB V
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
PENUTUP
5.1 Simpulan Pengkajian didapatkan data bahwa klien mengakui memiliki kebiasaan mengemil goreng-gorengan dan minum teh manis, beresiko terkena DM dari keturunan orangtuanya, pola makan yang tidak teratur, yaitu 3-4 x/hari sehingga hasil gula darah sewaktu klien berada pada 263 mg/dl. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut dilakukan penegakan diagnosa keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R dengan DM. Rencana keperawatan unggulan yang dilakukan adalah manajemen diet. Manajemen diet yang diterapkan pada klien dan keluarga dengan melakukan perhitungan kalori kebutuhan klien perhari, penganjuran mengkonsumsi makanan yang diperbolehkan, mengenal makanan pengganti, dan menerapkan prinsip 3 J (jadwal, jenis, jumlah). Rencana keperawatan bertujuan umum untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pemeliharaan diri pada Ibu R. rencana keperawatan ini juga mempunya tujuan khusus berdasarkan lima tugas masalah kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan DM, keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan DM, keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan DM, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk penderita DM, dan keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal. Implementasi keperawatan dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan dalam waktu 60 menit. Implementasi ini melaksanakan dan menerapkan rencana keperawatan yang telah disusun berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga. Implementasi TUK 1-2 dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Hal ini dilakukan pengulangan dan pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan katakata yang dimengerti keluarga terutama Ibu R hingga keluarga mengenal, mengerti, dan memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang sakit.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Implementasi TUK 3 memerlukan waktu pertemuan sebanyak 4 kali. Pertemuan sebanyak ini membahas cara perawatan DM dengan menggunakan 5 manajemen DM namun menitikberatkan pada manajemen diet. Manajemen diet lebih ditekankan pada pengaturan makan dengan menggunakan prinsip 3 J dan kepatuhan. implementasi TUK 3 ini dikatakan berhasil sebahagian dilihat dari hasil kadar gula darah klien yang mengalami penurunan yang awalnya sebesar 263 mg/dl menjadi 189 mg/dl. Pencapaian implementasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R dinilai tercapai atau berhasil sebahagian, hal ini diperlihatkan pada TUK 3 yang belum tercapai sepenuhnya, yaitu pada perubahan pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak dan jadwal makan yang teratur belum dapat dipatuhi sepenuhnya oleh Ibu R. Ibu R masih mengkonsumsi makanan bergoreng walaupun jumlahnya sudah berkurang dan jadwal makanan Ibu R setiap hari masih belum sama namun sudah dilakukan setiap 3 jam sekali. Implementasi TUK 4 dan TUK 5 dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Keluarga mampu melakukan modifikasi lingkungan dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan RW 05, yaitu Posbindu tiap bulannya. Ada juga implementasi yang tak terjadwalkan dimana ingin mengukur tingkat kepatuhan keluarga. Evaluasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah tingkat pengetahuan keluarga meningkat, kadar gula darah Ibu R menurun, pengaturan pola makan dilakukan, tingkat kemandirian keluarga meningkat dari tahap 2 menjadi tahap 3. Asuhan keperawatan klien ditindaklanjuti oleh keluarga dalam hal ini adalah anak klien dan kader di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok. Rencana tindak lanjut atau discharge planning yang dititipkan agar dapat memandirikan keluarga dalam merawat klien. Rencana tindak lanjut atau discharge planning tersebut antara lain pengaktifan penggunaan catatan atau buku yang berisi daftar aktifitas sehari-hari klien yang akan dilakukan dalam
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
satu hari, penjadwalan waktu makan beserta jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dan daftar pengontrolan kadar gula darah klien. 5.2 Saran 5.2.1 Keluarga Diharapkan dapat membantu klien untuk menerapkan pola makan yang sehat dengan mengawasi jenis, jumlah dan jadwal makan klien. Keluarga juga dapat memotivasi klien untuk ikut dalam olahraga senam di lingkungan RW 05 setiap minggunya dan datang ke Posbindu untuk pemeriksaan kesehatan setiap bulannya. Selain itu, keluarga juga sebagai role model klien untuk tidak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula. Kemandirian keluarga sangat diharapkan dalam merawat klien. 5.2.2 Masyarakat Meningkatnya angka kejadian penyakit diabetes mellitus di masyarakat dapat memotivasi masyarakat untuk merubah perilaku dari yang tidak sehat ke arah sehat dengan mengatur pola makan yang teratur dan gizi seimbang. Selain itu bertambah banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya olahraga sehingga kegiatan senam yang dilakukan oleh kader tiap minggu dapat diikuti masyarakat lingkungan RW 05 baik yang menderita DM atau pun tidak. 5.2.3 Puskesmas Berkembangnya angka kejadian penyakit degeneratif di masyarakat perkotaan khususnya diabetes mellitus dapat menggugah Puskesmas untuk melakukan tindakan promotif dan preventif lebih intensif sehingga angka kejadian ini dapat ditekan dan masyarakat menjadi sehat.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
5.2.4 Keilmuan Semakin banyaknya permasalahan masalah kesehatan di masyarakat perkotaan menjadi tantangan sendiri untuk perawat mengembangkan ilmu pengetahuannya terutama perawat komunitas. Perawat komunitas mempunyai peran dan andil yang besar dalam melakukan tindakan promotif dan preventif.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA ADA, (. D. (2007). Diabetes care. Retrieved Juni 7, 2012, from Diabetes care.org: http://www.care.diabetesjournal.org ADA, (. D. (2008). Nutrition recomendation and intervention for diabetes. Retrieved Juni 7, 2013, from Diabetes Care: http://care.diabetesjournals.org ADA, (. D. (2010). Position statement: standars of medical care in diabetes 2010. Retrieved Juni 7, 2013, from Diabetes Care: http://www.care.diabetesjournals.org Alfian, M. (2007). Kota dan permasalahannya. Yogyakarta: Makalah Seminar Diskusi Sejarah FIB UI Allender,J. A. , Rector, C., & Warner, K.D. (2010). Community health nursing : promoting and protecting the public’s health. Lippincott: Williams & Wilkins Almatsier, S. (2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ambarwati. (2006). Skripsi hubungan pengetahuan gizi dan kepatuhan diet dengan kadar gula penderita diabetes mellitus tipe 2 di unit rawat jalan RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Semarang: Universitas Diponegoro Argenti. http://www.ifpri.org/sites/default/files/pubs/2020/focus/focus03/focus03_05.pdf BOP, F. B. (2012). Management of diabetes. Federal Bureau of Prisons. Badriah, S. (2011). Pengalaman keluarga dalam merawat kesehatan lansia dengan diabetes mellitus (dm) di kota Tasikmalaya. Studi fenomenologi. Tesis. diakses pada tanggal 19 Juni 2013 dari ProQuest Information and Learning Company CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2012). National Diabetes Fact Sheet, 2011. http://www.cdc.gov/ diabetes/pubs/references11.htm. Clark J, Marry. (2003). Community health nursing. Jakarta: EGC Depkes, RI. (2008). Pedoman pengendalian diabetes mellites dan penyakit metabolik. Dinukil dari http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/1359 Ellis, G. E. (2010). An Assesment of the factors than affect the self care behaviour of diabetes. Birmingham: ProQuest Information and Learning Company. Fenomena pembangunan desa http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wpcontent/uploads/2012/06/FENOMENA-PEMBANGUNAN-DESA.pdf Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga (3 ed.). (A. Yasmin, Setiawan, M. Ester, Eds., R. L. Debora, & A. Yoakin, Trans.) Jakarta: EGC. Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing: research, theory, and practice. New Jersey: Prentice Hall
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Family nursing: reseach, theory and practice (5 ed.). (A. Y. Hamid, A. Sutarna, N. B. Subekti, D. Yulianti, & N. Herdina, Penerj.) Jakarta : EGC. Gender and urban proverty http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/genderurban-poverty-south-asia.pdf Helvie, Carl O., (1997). Advanced practice nursing in the community, New Delhi: SAGE Publication. Hendro, M. (2010). Pengaruh psikososial terhadap pola makan penderita diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Deli Serdang tahun 2009. Tesis FKM Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 29 Juni 2013 dari http://scholar.google.co.id Hitchcock,JE., Schubert, PE.,Thomas, SA (1999). Community health nursing : caring in action. USA : Delmar Publisher. Indryani. (2005). Skripsi hubungan tingkat pengetahuan dan pendidikan dengan kepatuhan diet pada penderita DM tipe 2 di poli gizi RSU Dr. Kariadi Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Jazilah. (2003). Disertasi hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) penderita DM mengenai pengelolaan DM dengan kendali kadar gula darah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Kartini, S. (2009). Penatalaksanaan gizi terpadu diabetes mellitus. Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo. Jakarta : FKUI Kemenkes RI. (2012). Buletin Jendela dan Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular , pp. 1-2. Konsep desa dan kota diunduh tanggal 27 juni http://fisip.unand.ac.id/media/rpkps/EdiIndrizal/M3.pdf Kota dan permasalahannya http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Jogyakarta-Meli.pdf Lanywati, E. (2001). Diabetes mellitus, penyakit kencing manis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Lestari, T. S. (2012). Hubungan psikososial dan penyuluhan gizi dengan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSUP Fatmawati tahun 2012. Skripsi FKM Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 19 Juni 2013 dari ProQuest Information and learning Company. Nanda International .(2012). Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2012-1014. Editor, T.heather Herman. Alih bahasa: Sumarwaty.S. & Subekti.N.B. EDC. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Modul. Bab 7 http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab7masyarakat_pedesaan_dan_masyarakat_perkotaan.pdf Stanhope, M., & Lancaster, J. (2002). Foundation of community health nursing: community oriented practice. St. Louis: Mosby, Inc Ouyang, C. (2007). Factors affectingdiabetes self care among patients with type 2 diabetes in Taiwan. Taiwan: ProQuest Information and Learning Company. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2006). Petunjuk praktis pengelolaan diabetes melitus tipe 2. (Editor: S. Soegondo, P.Soewondo, I. Subekti dkk.). Jakarta : PB. PERKENI. PERKENI (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes di Indonesia. Jakarta . Pidato pengukuhan (2010) http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/1309_pp1003013.pdf Purba, C. I. (2008). Pengalaman ketidakpatuhan pasien terhadap penatalaksanaan diabetes melitus. Jakarta: tidak dipublikasikan. Salvado, J. S., Martinez-Gonza´lez c, M., Bullo´, M., & Ros, E. (2011). The role of diet in the prevention of type 2 diabetes. Elsevier , B32-B48. Siddiqui, A. (2010). Compliance to dietary counseling, provide to patients with type 2 diabetes at tertiary care hospital. Journal of Diabetology . Simanjuntak, N.M. (2009). Skripsi Studi Fenomenologis Pengalaman penderita Diabetes Melitus Dalam Menjalani Diet (Pengaturan Pola Makan). Medan : USU. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddart (Vol. 2). (E. Prakaryaningsih, A. Hartono, Y. Asih, Eds., & A. Waluyo, Trans.) Jakarta: EGC. Study comparative http://pub.iges.or.jp/modules/envirolib/upload/405/attach/135_158_bai_imura.pdf Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. (2004). Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tandra, H. (2007). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes: panduan lengkap mengenal dan mengatasi diabetes dengan cepat dan mudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. The future society the urban transformation http://www.cap.lmu.de/fgz/downloads/asia.pdf http://www.eastwestcenter.org/fileadmin/stored/pdfs/urbanasia001.pdf Tjokroprawiro, A. (1989). Diabetes melitus (klasifikasi, diagnosis dan dasar-dasar terapi). Jakarta: PT Gramedia. Tjokroprawiro, A. (2007). Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes mellitus. Edisi terbaru. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Tovar, E. (2007). Relationship between psychosocial factor and adherence to diet and execise in adulth with type 2 diabetes. Texas: ProQuest Information and Learning Company.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Urban health. http://www.geographie.unimuenchen.de/department/admin/publikation/dateien/Butsch,%20Sakdapolrak,%20Sarav anan%20-%202012%20-%20Urban%20Health%20in%20India.pdf Waspadji, S., Kartini, S., & Suharyati. (2010). Daftar bahan makanan penukar (3 ed.). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Wibisono, A. H. (2012). Pengalaman klien diabetes mellitus tipe 2 dalam mengontrol glukosa darah secara mandiri di kota depok. Depok: Universitas Indonesia. WHO. (2013). Diabetes. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ Boulton A.J. & Malik R.A. Diabetic neuropathy. Med Clin North Am. Jul 1998; 82(4): 909 Zahnd, Markus. (2006). Perancangan sistem kota terpadu. Jogjakarta: Penerbit Kanisius dan Semarang: Soegijapranata University Press http://health.liputan6.com/read/585052/2030-jumlah-diabetesi-indonesia-peringkatketiga-di-dunia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
PENGKAJIAN KELUARGA KELOLAAN
I. Data Umum : 1.1 Nama KK
: Ibu R (50 Thn)
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: RT 07/RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis Kota Depok
1.2 Komposisi anggota keluarga: No
Nama
Sex
Hub. Keluarga
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
1
An. M
L
Anak
34 Tahun
SMP
Buruh
2
An. Ad
L
Anak
33333 30 Tahun
SMA
Buruh serabutan
3
An. R
L
Anak
9 Tahun
TK
Pelajar
4
An. Ar
L
Cucu
7 Tahun
TK
Pelajar
1.3 Genogram:
Ibu R (50 th) DM
Ket: X: meninggal : cerai : satu rumah
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
1.4 Tipe keluarga Keluarga Ibu R merupakan tipe extended family yang terdiri dari dari Ibu R sebagai ibu dan kepala rumah tangga dan tinggal bersama ke tiga anaknya yaitu An. M (29 tahun), An. Ad (27 tahun), An. R (9 tahun) dan seorang cucu yaitu An. Ar (7 tahun). Dengan adanya tipe extended family pada keluarga Ibu R tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan keluarga hanya saja bila terdapat anggota keluarga yang sedang batuk pilek maka anggota keluarga yang lain dapat dengan mudah tertular. 1.5 Kewarganegaraan / suku bangsa Ibu R asli dari lingkungan Cisalak Pasar, bersuku Betawi. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Tidak ada ritual khusus untuk mengatasi kesehatan bagi kebudayaan dan suku yang dimiliki oleh keluarga Ibu R. Tidak ada pantangan kesehatan terutama dalam hal makan yang berdampak negatif pada kesehatan keluarga yang bertentangan dengan suku dan budaya yang dimiliki oleh keluarga Ibu R. 1.6 Keyakinan dan agama Keluarga Ibu R menganut agama Islam. Sehari-hari keluarga Ibu R mengaku taat melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, mengikuti pengajian dan puasa di bulan Ramadhan. Tidak ada nilai-nilai agama yang dianut bertentangan /merugikan kesehatan. Anak-anak Ibu R selalu menjalankan shalat 5 waktu tapi mereka tidak pernah melaksanakan shalat berjamaah apabila berada dirumah. Anak-anaknya jarang mengikuti pengajian yang ada didaerah tempat tinggal mereka karena mereka harus bekerja. An. R dan An. Ar mengikuti TPA di mushola sekitar rumah pada sore hari. 1.7 Status sosial dan ekonomi Ibu R tidak bekerja. Setiap bulan mendapatkan penghasilan dari suami keduanya yang sudah meninggal sebesar Rp 2.000.000. An. M bekerja di pabrik kertas dimana berangkat pagi pulang malam terkadang bisa lembur
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
sehingga tidak pulang ke rumah. An. Ad bekerja sebagai buruh serabutan dalam hal ini bekerja sebagai supir travel. An. Ad akan bekerja jika ada yang membutuhkan tenaganya untuk membawa kendaraannya. Sebagian gaji mereka diberikan kepada Ibu R untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan sisanya digunakan untuk kebutuhan pribadinya. Kebutuhan rumah tangga yang biasanya dikeluarkan oleh keluarga Ibu R adalah biaya untuk bayar listrik, bayar kontrakan, makan sehari-hari, biaya sekolah An. R dan An. Ar yang masih bersekolah SD, dan biaya transportasi terapi alternatif Ibu R. Kebutuhan untuk An. Ar sebagian disuplai oleh orangtuanya, yaitu anak pertama Ibu R namun tidak bisa sepenuhnya karena perekonomian keluarga anak pertama Ibu R serba kekurangan disebabkan ayah tiri An. Ar hanya bekerja sebagai kuli bangunan yang bekerja jika ada panggilan atau proyek renovasi rumah. Sedangkan air untuk minum mereka menggunakan air galon isi ulang dan air untuk kebutuhan sehari-hari mereka menggunakan air tanah dengan jet pump sehingga mereka tidak perlu membayar air. Total penghasilan keluarga Ibu R dalam sebulan tentative, tergantung dari pemberian anak-anaknya namun jika dirata-ratakan berjumlah Rp 3.000.000. Pengeluaran sebulan yang sudah pasti dikeluarkan adalah membayar kontrakan sebesar Rp 350.000, belanja dan membayar listrik Rp 600.000, membayar SPP dan uang jajan An. R dan An. Ar sebesar Rp 700.000. An. R bersekolah di SD swasta sehingga membutuhkan biaya banyak, hal ini dilakukan karena sesuai dengan amanat dari mediang suaminya. Peralatan elektronik yang dimiliki oleh keluarga Ibu R adalah TV dengan ukuran 14 inchi berwarna, DVD player, radio, kulkas, kipas angin dan handphone. Keluarga Ibu R mengontrak rumah yang keseluruhan ubinnya berupa keramik putih, memiliki pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan, makan daging/telur/ikan sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam seminggu, bisa baca tulis bagi seluruh anggota keluarga namun keluarga belum mempunyai tabungan atau dana tertentu untuk kesehatan. Oleh karena
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
itu, bila ada anggota keluarga yang sakit maka uang yang digunakan diambil dari uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan beberapa indikator tersebutlah maka dapat disimpulkan bahwa keluarga Ibu R termasuk keluarga sejahtera tahap 1. 1.8 Aktivitas rekreasi Rekreasi yang sering dilakukan adalah menonton TV bersama. Tidak ada kegiatan khusus untuk rekreasi. Ibu R senang jika sedang ada hajatan, ini membuatnya dapat berkumpul dengan teman – temannya dan mendapatkan penghasilan tambahan. Ibu R setiap hari Sabtu atau Minggu mengunjungi ibunya yang tinggal di RW 3 Kel.Cisalak Pasar. Anak-anak Ibu R yang sudah menikah jika sedang liburan biasanya datang berkunjung ke rumah Ibu R. II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga untuk melepas anaknya. Tugas dalam tahap perkembangan keluarga Ibu R, yaitu: -
Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
-
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
-
Membantu anak untuk mandiri
-
Mempertahankan komunikasi
Tahap perkembangan keluarga Ibu R sudah hampir semuanya terpenuhi. Ibu R selalu mempertahankan komunikasi diantara mereka dengan cara mengobrol setiap pagi sebelum anak-anaknya pergi bekerja atau malam hari ataupun disela-sela waktu luang mereka. Ibu R juga sudah berusaha membantu An.Ad untuk mandiri dengan bertanya tentang lowongan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh An. Ad asalkan pekerjaan itu halal dan mampu dilakukan oleh
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
An.Ad. Ibu R juga masih mempunyai anak di usia sekolah dari perkawinan keduanya. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga belum mempunyai rumah tinggal yang permanen (milik sendiri) sehingga Ibu R masih memikirkan kehidupannya di hari tuanya. Keluarga belum mampu memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru melalui perkawinan anak-anak karena dua orang anaknya belum menikah. Hal tersebut membuat keluarga menjadi sedih karena mereka belum mampu memperluas siklus keluarga melalui perkawinan anak-anaknya. Keluarga juga belum mampu sepenuhnya untuk membantu anak untuk mandiri karena masih ada satu orang anaknya yang belum mendapat pekerjaan tetap sehingga ia harus menjadi buruh serabutan. Begitu pula dengan keluarga anak pertama Ibu R yang saat ini menurut Ibu R mulai menggantung hidupnya pada dirinya. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu stressor bagi keluarga Ibu R. Usaha yang dilakukan keluarga untuk masalah anaknya yang belum menikah, keluarga hanya pasrah kepada Allah dan menyerahkan semuanya kepada anakanaknya karena mereka yang akan menjalani kehidupan berkeluarga nanti. Jadi, Ibu R tidak pernah memaksa atau mendesak anak-anaknya untuk menikah karena mereka yakin bahwa bila saatnya sudah tiba anak-anaknya akan mendapatkan jodoh yang sesuai dan menikah. Untuk masalah pada anak pertamanya
terkait
perekonomian,
Ibu
R
membantu
sesuai
dengan
kemampuannya dan mau dititipkan cucunya. 3. Riwayat keluarga inti Almarhum Bapak S dan Ibu R dijodohkan oleh keluarga. Bapak S dan Ibu R masih merupakan saudara. Bapak S meninggal sekitar 25 tahun yang lalu. Ibu R menikah kembali dengan Bapak M tahun 2002. Bapak M dan Ibu R masih tetangga dan kemudian memutuskan menikah atas anjuran keluarga yang melihat Ibu R sudah menjanda lama dengan banyak anak. Tahun 2009 suami
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
kedua Ibu R meninggal karena sakit. Saat ini Ibu R tidak mau menikah lagi karena anak-anak sudah besar dan ingin memikirkan diri sendiri saja terutama untuk menjaga kesehatan. 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Ibu R tidak mengetahui penyebab Bapak S meninggal, begitu juga dengan Bapak M. Ibu R hanya mengetahui kedua suaminya sakit kemudian meninggal. Keluarga Ibu R dari orangtua khususnya ibu mempunyai riwayat penyakit DM. Kakak laki-laki Ibu R juga menderita DM. Ibu R tidak mengetahui riwayat penyakit pada keluarga Almarhum Bapak S dan Bapak M karena sudah tidak melakukan komunikasi secara intens. III. Lingkungan 1. Karakteristik rumah Rumah yang ditempati keluarga Ibu R adalah rumah kontrakan dengan ukuran 5 m x 12 m = 60 m2. Keluarga Ibu R sudah tinggal di rumah tersebut sejak tahun 2009. Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang tengah, dapur, kamar mandi dan WC. Ruang tamu tersebut juga digunakan sebagai ruang keluarga. Di ruang tamu terdapat satu buah televisi yang biasa digunakan untuk menonton TV bersama keluarga. Ruang tengah dibagi menjadi dua bagian dengan dipisahkan oleh lemari untuk tidur, biasanya anak-anak dan cucunya tidur di ruang keluarga. Keadaan ruang tengah sangat berantakan. Terdapat meja yang berisi berbagai macam barang seperti baju dan kertas-kertas. Dapur di rumah Ibu R menggunakan kompor gas. Lantai dapur licin rentan untuk anak. Keluarga juga sudah memilki peralatan mandi seperti handuk dan sikat gigi masing-masing. Lantai rumah sudah terbuat dari keramik dan dalam keadaan kotor. Penataan peralatan rumah belum tertata dengan baik. Pencahayaan rumah Ibu R kurang terang disebabkan kurang masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Sirkulasi udara di rumah keluarga Ibu R bisa dibilang baik karena pintu depan dan pintu belakang rumah selalu dibuka pada
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
pagi dan sore hari namun di rumah Ibu R hanya ada sedikit ventilasi yaitu dua jendela utama yang terletak diruang tamu dan di kamar atau diruangan lainnya tidak terdapat jendela. Jendela tersebut jarang dibuka karena sudah merasa cukup untuk membuka pintunya saja. Disamping rumah Ibu R ada saluran air yang dalam sehingga rawan untuk anak-anak toddler bermain. Jarak sumber air minum dengan septik tank < 5 m. Sampah rumah tangga biasanya dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah kantong plastik dan di taruh di belakang rumah yang nantinya akan diambil oleh petugas kebersihan setiap hari Senin dan Jum’at untuk di buang ke TPS yang ada di RW 05.
Denah Rumah: Ket: A = Ruang tamu/ruang keluarga C
B = Ruang tengah C = Dapur dan kamar mandi = Pintu
B = Ventilasi dan jendela
A
2. Karakteristik tetangga dan komunitas Rumah Ibu R berdempetan dengan tetangga. Lingkungan rumah Ibu R merupakan lingkungan yang padat penduduk dimana jalanan rumah tersebut hanya dapat dilalui oleh motor dan pejalan kaki. Penduduk di lingkungan sekitar rumah keluarga Ibu R ada yang asli dari daerah sini dan pendatang. Umumnya bekerja sebagai pedagang dan karyawan swasta. Dari observasi tampak tahap pertumbuhan dan perkembangan tetangga keluarga Ibu R adalah keluarga dengan anak prasekolah. Depan rumah Ibu R adalah lahan yang biasanya dipakai untuk parkir motor dan jika tidak ada motor yang parkir digunakan anak-anak untuk bermain.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Status ekonomi pada RT 07/05 rata-rata sama, mayoritas kepala keluarga di sekitar lingkungan tersebut bekerja sebagai buruh dan pedagang dan ada juga yang membuka usaha kontrakkan. beragama Islam. Di RT 07/RW 05 terdapat pabrik yang bergerak dalam pembuatan bahan kimia. Di wilayah RW 05 terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang dekat dengan rumah keluarga keluarga Ibu R, yaitu klinik Alfareza dan bidan Nurhayati. Selain itu, terdapat Puskesmas Cimanggis dan RS Tumbuh Kembang yang dapat dengan mudah diakses oleh keluarga Ibu R dan warga sekitar. Transportasi umum juga sangat mudah diakses oleh keluarga Ibu R dan warga sekitar seperti angkot dan bus. Mereka tidak perlu berjalan jauh untuk menggunakan transportasi umum tersebut. 3. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Ibu R selalu berpindah-pindah. Saat masih ada Bapak S, keluarga Ibu R tinggal di daerah Cisalak Pasar dekat dengan orangtua Ibu R. Setelah Bapak S meninggal, keluarga Ibu R pindah ke daerah Keong, Jakarta Timur sampai menikah dengan Bpk M. Menikah dengan Bpk M, keluarga Ibu R mengontrak rumah di Perumahan Pesona Kahyangan Depok sampai Bapak M meninggal tahun 2009. Sejak tahun 2009 sampai sekarang, keluarga Ibu R mengontrak di rumah yang saat ini ditempati. Keluarga Ibu R merasa betah dengan lingkungan sekitarnya. Keluarga Ibu R tidak mempunyai kendaraan pribadi apabila mereka ingin pergi ke tempat yang agak jauh secara bersama-sama maka keluarga akan menggunakan angkutan umum seperti mikrolet dan bus sebagai alat transportasinya atau meminjam mobil yang nantinya akan disupirin oleh An. Ad. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Ibu R suka mengikuti kegiatan yang dilakukan di wilayahnya seperti mengikuti pengajian dan arisan RT setiap bulan. Selain itu, bila ada waktu luang maka Ibu R berkunjung ke tetangganya untuk mengobrol. Hubungan dengan tetangga baik dan tidak ada konflik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap saling
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
menghormati diantara tetangga dan saling tolong menolong bila ada tetangga yang mengalami kesulitan. Ibu R selalu berusaha untuk menghadiri acara atau kegiatan yang ada di wilayahnya. Sedangkan anak-anaknya jarang berkumpul atau mengobrol dengan tetangga disebabkan kesibukan mereka dalam bekerja. Setiap siang pada pukul 12.30-14.00 atau pagi hari yang dimulai pada pukul 07.30-10.00 klien mengikuti terapi ceragem di pasar Cisalak. Keluarga Ibu R 5. Sistem pendukung Keluarga Ibu R adalah keluarga yang harmonis dan saling mendukung antar anggota keluarga. Keluarga Ibu R saling memusyawarakan setiap ada masalah yang terjadi. Jika ada masalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. IV. Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Komunikasi terjalin baik. Ibu R lebih dekat dengan anak bungsunya yang suka datang menginap di rumahnya. Setiap ada masalah biasanya dibicarakan. kepada anak-anaknya yang tinggal berdekatan dengannya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. 2. Struktur kekuatan keluarga Ibu R berperan sebagai pengambil keputusan namun adakalanya berdasarkan suara terbanyak dari anak-anaknya. Ibu R sebagai pengatur keuangan keluarga. 3. Struktur peran keluarga Ibu R berperan sebagai Kepala Keluarga dan pengambil keputusan. Pencari nafkah beralih kepada anak nomor 4 dan nomor 5 namun ini tidak 100% ditumpukan kepada mereka karena Ibu R mempunyai pendapatan dari pensiunan suaminya.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
4. Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma yang dianut keluarga sesuai dengan ajaran agama Islam. Selama ini tidak ada nilai dan norma agama yang bertentangan dengan kesehatan. V.
Fungsi Keluarga 1. Afektif Terdapat rasa saling memiliki, saling membantu dan menikmati hasil jerih payah dalam kebersamaan yang terdapat pada semua anggota keluarga. Ini dilihat dari kebiasaan keluarga Ibu R baik dari anaknya maupun mantu yang setiap pulang kerja akan membawa gorengan untuk dinikmati bersama seluruh anggota keluarga. 2. Sosialisasi Komunikasi kelg Ibu R dengan tetangga terjalin baik. Tetangga mengenal Ibu R dan anggota keluarga lainnya. Ibu R suka mengobrol dengan tetangga jika pekerjaan rumahnya sudah selesai. 3. Reproduksi Ibu R sudah lama tidak melakukan hubungan seksual sejak suami keduanya meninggal tahun 2009. Saat ini Ibu R hanya ingin membesarkan anak dan cucunya saja. Sudah tidak ada perasaan untuk menjalin hubungan kembali dengan pria. Ibu R belum mengalami menopause. 4. Perawatan keluarga Keluarga Ibu R makan 3x/hari. Ibu R membuat masakan sendiri buat keluarganya. Anak-anaknya jika pulang kerja suka membeli gorengan. Hal itulah yang membuat keluarga Ibu R mempunyai kebiasaan mengemil. Ibu R suka sekali mengemil makanan manis dan gorengan. Keluarga Ibu R tidak pernah berolahraga. An.R dan An.F hanya olahraga di sekolah. Pola tidur keluarga Ibu R dimulai dari pukul 22.00-05.00. Namun ini tidak tentu untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
anaknya yang nomor 4 dan 5 dikarenakan aktivitas mereka berkumpul dengan temannya saat malam hari. Bulan Maret 2013 saat diadakan kegiatan senam DM di lingkungan RW 05 oleh mahasiswa profesi 2012, Ibu R melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Kadar gula darahnya masih normal, yaitu 130 mg/dl. Begitu pula saat pemeriksaan gratis oleh mahasiswa prakrik profesi keperawatan pada bulan April 2013 dimana hasil gula darahnya adalah 140 mg/dl. Tetapi pada tanggal 22 Mei 2013, Ibu R baru mengetahui jika dirinya menderita DM karena saat ada senam DM dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dan kadar gula darahnya adalah 263 mg/dl. Ibu R mengetahui jika Ibu dan kakaknya mengidap penyakit gula namun ia tidak tahu jika ia juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R tidak mengetahui kalau pola hidup dan makannya akan membuatnya terkena penyakit gula. Ibu R ingin mengatasi masalah ini dengan pencegahan dan pengobatan alternatif tanpa minum obat sepanjang hidupnya. VI. Stress dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Stressor jangka pendek yang dialami oleh keluarga Ibu R adalah An.Ad yang sedang sakit demam, batuk pilek sehingga tidak dapat mencari nafkah selain itu tentang masalah kesehatan yang menimpa Ibu R akhir-akhir ini. Stressor jangka panjang yang dialami keluarga Ibu R adalah masalah anakanaknya yang belum menikah, yang sampai saat ini belum menunjukkan calon pendamping hidupnya dan An.Ad yang belum mempunyai pekerjaan tetap. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Keluarga selalu bermusyawarah untuk mencari pemecahan bersama-sama. Ibu R mengatakan akan giat mengikuti senam yang dilaksanakan oleh Posbindu, mahasiswa dan kader. 3. Strategi koping yang digunakan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Bila menghadapi permasalahan keluarga, berusaha menyelesaikan secepat mungkin jika sumber daya yang dimiliki ada. 4. Stres adaptasi disfungsional Ibu R mengatakan jika ada masalah biasanya dia diamkan saja atau dibawa tertawa saja daripada bingung sendiri. VII. Harapan keluarga tentang kunjungan perawat Keluarga senang dengan adanya kunjungan mahasiswa dan berharap perawat dapat membantu keluarga untuk memberitahu tentang penyakit DM dan pencegahannya. Ibu R dan anak-anaknya ingin Ibu R sembuh dan tidak mau ketergantungan pada obat selama hidupnya.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
PEMERIKSAAN FISIK A. Ibu R No. 1.
Pemeriksaan
Hasil
Tanda-tanda
TD: 120/80 mmHg;
Nadi: 84 x/mnt
vital:
RR: 18 x/mnt;
Suhu: 36,3 0 C
2.
TB
148 cm
3.
BB
52 kg
4.
Kepala
Rambut terdistribusi secara merata, , kulit kepala berminyak, benjolan (-), sakit kepala (-)
5.
Mata
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
6.
Telinga
Simetris, nyeri (-), pembengkakan (-), pengeluaran cairan (-), serumen (-), berdengung (-)
7.
Hidung
Tidak ada pengeluaran cairan atau lendir, mukosa lembab, tidak ada pembengkakan
8.
Mulut & gigi
Mukosa lembab, mulut dan gigi bersih, karies gigi, kesulitan menelan (-), mulut tampak hitam karena akibat dari rokok
9.
Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)
10.
Dada/thorak
Dada simetris, BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-), suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-, sesak (-)
11.
Abdomen
Datar, lemas, BU (+)( N, 9x/ menit) , nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-), pembesaran hepar (-)
12.
Ekstremitas
Edema (-), nyeri tekan (-), rentang gerak sempurna (+), kekuatan otot: 5555 5555 5555 5555
13.
Kulit
Warna sawo matang, turgor kulit elastis, lembab, tidak ada lesi, integritas kulit utuh
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
B. An.Ad No. 1.
Pemeriksaan Tanda Vital:
Hasil TD: 110/70mmHg;
Nadi: 88 x/mnt
RR: 22 x/mnt
Suhu: 38 0 C
2.
TB
162 cm
3.
BB
70 kg
4.
Kepala
Rambut terdistribusi secara merata, kulit kepala bersih, benjolan (-), lesi (-), sakit kepala (-)
5.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, simetris
6.
Telinga
Simetris, nyeri (-), pembengkakan (-), pengeluaran cairan (-), serumen (-), berdengung (-)
7.
Hidung
Mukosa lembab, suka ada pengeluaran cairan atau lendir, tidak ada pembengkakan
8.
Mulut & gigi
Mukosa kering, mulut dan gigi bersih, karies gigi (+), bibir kering, kesulitan menelan (-), warna bibir hitam
9.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
10.
Dada/thorak
Dada simetris, vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-, BJ I & II normal, mur-mur (-), gallop (-), sesak (-)
11.
Abdomen
Datar, lemas, BU (+) (N,10x/ menit), nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-)
12.
Ekstremitas
Edema (-), rentang gerak sempurna, kekuatan otot: 5555 5555 5555 5555 Turgor kulit baik, akral hangat
13.
Kulit
Warna sawo matang, lesi (-), integritas kulit utuh, turgor kulit elastis, lembab
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
C. An. R No. 1.
Pemeriksaan Tanda Vital:
Hasil Nadi: 100 x/mnt Suhu: 36,5 0 C
RR: 22 x/mnt 2.
TB
129 cm
3.
BB
24 kg, LLA : 15cm
4.
Kepala
Rambut terdistribusi secara merata, kuat/tidak mudah dicabut
5.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
6.
Telinga
Simetris, serumen (-), pembengkakan (-), nyeri tekan (-)
7.
Hidung
Mukosa hidung lembab,tampak pengeluaran cairan atau lendir, pembengkakan (-)
8.
Mulut & gigi
Mulut dan gigi bersih, karies gigi (+), mukosa lembab, kesulitan menelan (-)
9.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
10.
Dada/thorak
BJ I & II normal, mur-mur (-), gallop (-), ronchi -/-, wheezing -/, sesak (-)
11.
Abdomen
Datar, lemas, BU (+) (N,8x/ menit), nyeri tekan (-)
12.
Ekstremitas
Edema (-), rentang gerak sempurna, kekuatan otot: 5555 5555 5555 5555
13.
Kulit
Lesi (-), integritas kulit utuh, turgor kulit elastis, lembab, warna sawo matang
D. An. F No. 1.
Pemeriksaan Tanda Vital:
Hasil Nadi: 100 x/mnt Suhu: 36,2 0 C
2.
TB
110 cm
3.
BB
15kg, LLA 8 cm
RR: 23 x/mnt
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
5.
Kepala
Rambut terdistribusi secara merata, berwarna kemerahan, tebal, kulit kepala bersih, lesi (-), benjolan (-), sakit kepala (-)
6.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
7.
Telinga
Pembengkakan (-), nyeri tekan (-), simetris, serumen (-)
8.
Hidung
Pembengkakan (-), mukosa hidung lembab, tidak ada pengeluaran cairan atau lendir.
9.
Mulut & gigi
Mulut dan gigi bersih, mukosa lembab, karies gigi (-).
10.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
11.
Dada/thorak
BJ I & II normal, mur-mur (-), gallop (-), ronchi -/-, wheezing -/-, suara napas vesikuler
12.
Abdomen
Supel, BU (+)
13.
Ekstremitas
Edema (-), rentang gerak sempurna, kekuatan otot: 5555 5555 5555 5555
14.
Kulit
Lesi (-), turgor kulit elastis, lembab
E. An. M No. 1.
Pemeriksaan Tanda Vital:
Hasil TD: 120/80mmHg;
Nadi: 84 x/mnt
RR: 20 x/mnt
Suhu: 36 0 C
2.
TB
170 cm
3.
BB
75 kg
4.
Kepala
Rambut terdistribusi secara merata, kulit kepala bersih, benjolan (-), lesi (-), sakit kepala (-), warna hitam kemerahan akibat matahari
5.
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, simetris
6.
Telinga
Simetris, nyeri (-), pembengkakan (-), pengeluaran cairan (-), serumen (-), berdengung (-)
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
7.
Hidung
Mukosa lembab, suka ada pengeluaran cairan atau lendir, tidak ada pembengkakan
8.
Mulut & gigi
Mukosa bibir lembab, mulut dan gigi bersih, karies gigi (+), kesulitan menelan (-), warna bibir hitam
9.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
10.
Dada/thorak
Dada simetris, vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-, BJ I & II normal, mur-mur (-), gallop (-), sesak (-)
11.
Abdomen
Datar, lemas, BU (+) (N,10x/ menit), nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-)
12.
Ekstremitas
Edema (-), rentang gerak sempurna, kekuatan otot: 5555 5555 5555 5555 Turgor kulit baik, akral hangat
13.
Kulit
Warna sawo matang, lesi (-), integritas kulit utuh, turgor kulit elastis, lembab
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ANALISA DATA
No. 1.
Data
Data Subjektif Ibu R mengaku suka mengemil Ibu R mengatakan tahu jika ibu dan kakak lakilakinya menderita DM Ibu R mengatakan mata sebelah kanannya buram dan tangan nya suka kesemutan Ibu R mengatakan jika mengetahui ibu dan kakak laki-lakinya menderita DM tapi Ibu R tidak tahu jika dirinya beresiko terkena DM
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ibu R dengan DM
Data Objektif TD; 130/80 mmHg RR: 36x/menit Nadi : 52x/menit Suhu : 37°C TB : 148 cm BB : 52 kg IMT : 24,39 kg/m2 BBI : 43,2 – 52, 8 kg GDS : 263 mg/dl (22 Mei 2013) 2.
Data Subjektif An.Ad mengatakan sudah sakit selama 3 hari ini sehingga tidak dapat pergi bekerja An. Ad mengatakan selain demam, badan meriang, juga ada batuk pilek. Awalnya tanda dan gejala yang dialami adalah batuk pilek namun 2 hari timbul demam An.Ad mengatakan sudah berobat ke klinik dekat rumah dan diberikan obat penurun panas, antibiotik, batuk, pilek dan vitamin An. Ad mengatakan tidak ada mencret, mimisan, atau gusi berdarah
Hipertermia pada An.Ad dengan ISPA
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
An. Ad mengatakan saat sakit ini An. Ad tidak merokok dan keluar malam hanya berada di dalam rumah An. Ad mengatakan minumnya banyak, sudah ada kira-kira 1,5 liter perhari Data Objektif TD; 130/80 mmHg RR: 36x/menit Nadi : 52x/menit Suhu : 38°C Akral hangat Mukosa bibir kering Obat-obatan : ciprofloxacin 2 x 500 mg, sanmol 3 x 500 mg jika panas, ambroxol 3 x 1 tab, imunost 1x1 Ronchi -/-, wheezing -/ Batuk berdahak dengan berwarna jernih Tidak tampak keluar ingus saat pengkajian 3
Data Subjektif
An.M mengatakan mengkonsumsi kopi dan rokok setiap hari Jumlah rokoknya adalah 1 bungkus/hari Jumlah kopi adalah 1 cangkir/hari An.M mengatakan sudah merokok sejak di masa sekolah, yaitu mulai di tingkat SMP akhir An.M mengatakan susah untuk menghentikan kebiasaan yang sudah lama itu karena itu merupakan salah satu bagian dari kesenangannya An.M mengatakan ibunya sudah mencoba menghentikan kebiasaannya itu tapi masih belum bisa, ada niat tapi belum penuh betul
Perilaku cenderung beresiko pada An.M dengan merokok
Data Objektif
Tampak An.M sedang merokok Bibir An.M berwarna hitam
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
An.M menunjukkan kotak sisa bungkus rokok yang ditaruh diatas ventilasi pintu
SKORING 1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran 1
Sifat Masalah 3/3 x 1 : Aktual
1
a. Ibu R mengatakan suka mengemil gorengan b. Ibu R mengatakan tidak suka berolahraga c. Ibu R mengatakan mata sebelah kanannya buram dan tangan nya suka kesemutan d. Ibu R mengatakan jika mengetahui ibu dan kakak laki-lakinya menderita DM tapi dia tidak tahu jika ia beresiko terkena DM
2
Kemungkinan 2/2x 2 masalah dapat diubah : mudah
2
3
Potensial 3/3 x 1 masalah untuk dicegah : Tinggi Menonjolnya 1/2 x 1 masalah : ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani
1
Total skor
4 1/2
Kelg Ibu R memiliki fasilitas pelayanan kesehatan berupa ASKES. Kelg Ibu R akan membawa anggota kelgnya ke klinik terdekat atau Puskesmas untuk berobat. Perawat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengatasi masalah. DM merupakan penyakit keturunan kelg Ibu R. Ibu R dan anak-anaknya ingin Ibu sembuh dan tidak mau ketergantungan pada obat. Ibu R mau menerima perawat. Ibu R baru mengetahui jika dirinya menderita DM karena saat ada bakti sosial, kadar gula darahnya masih normal, yaitu 130 mg/dl. Ibu R mengetahui jika Ibu dan kakak lakilakinya menderita sakit DM namun Ibu R tidak tahu jika dia akan beresiko. Ibu R ingin mengatasi masalah ini dengan pencegahan dan pengobatan alternatif.
4
1/2
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
2. Hipertermia pada An.Ad dengan ISPA No Kriteria Penghitungan Skor 1
Sifat Masalah 3/3 x 1 : Aktual
1
2
Kemungkinan 2/2x 2 masalah dapat diubah : mudah
2
3
Potensial 3/3 x 1 masalah untuk dicegah : Tinggi Menonjolnya 1x1 masalah : ada masalah
1
Total skor
5
4
1
Pembenaran Ibu R mengatakan An.K sedang sakit panas, batuk pilek, dan radang tenggorokan. Suhu An.K: 38°C Ibu R mengatakan bahwa An.K sudah berobat ke dokter dan diberi obat-obat Klinik berobat dekat dengan rumah keluarga Ibu R Perawat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengatasi masalah. An.K mengatakan sudah istirahat dan banyak minum. An.K ingin cepat sembuh Ibu R ingin agar An.K cepat sembuh agar dapat bekerja kembali dan mendapat nafkah
3. Perilaku cenderung beresiko pada An.M dengan merokok No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran 1
Sifat Masalah 3/3 x 1 : Aktual
1
2
Kemungkinan 1/2x 2 masalah dapat diubah : sulit
1
3
Potensial 1/3 x 1 masalah untuk dicegah : sulit
1/3
4
Menonjolnya 0x1 masalah : ada masalah
0
Total skor
2 1/3
An.M mengatakan mengkonsumsi rokok 1 bungkus/hari Tampak An.M sedang merokok Kebiasaan merokok An.M sudah berlangsung lama, sudah lebih dari 10 tahun Perawat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengatasi masalah. An.M mengatakan susah untuk menghentikan kebiasaan yang sudah lama itu karena itu merupakan salah satu bagian dari kesenangannya Ibu R ingin agar An.M berubah kebiasaannya itu An.M mengatakan masih belum bisa merubah kebiasaannya, ada niat tapi belum penuh betul
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Jadi prioritas masalah keperawatannya adalah: 1. Hipertermia pada An.Ad dengan ISPA 2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ibu R dengan DM 3. Perilaku cenderung beresiko pada An.M dengan merokok
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM
Tujuan Umum Ketidakefektif an pemeliharaan kesehatan keluarga Ibu R khususnya Ibu R dapat diatasi
Khusus Setelah dilakukan kunjungan selama 8 x 4560 menit, diharapkan: 1. Keluarga mampu mengenal masalah DM 1.1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian DM
1.2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 penyebab DM
1.3. Keluarga mampu menyebutkan 7 dari 9 tanda dan gejala DM
Kriteria
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
Evaluasi Standar
Rencana Tindakan
Pengertian DM adalah penyakit dimana kadar/jumlah gula darah dalam darah meningkat yaitu >200 g/dL (GDS), & >140 g/dL (gula darah puasa) atau biasanya dikenal dengan kencing manis.
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai DM. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai DM. Berikan informasi kepada keluarga mengenai Penyebab DM: pengertian DM 1. Keturunan dengan (genetik) menggunakan 2. Pola makan yang media leaflet dan tidak teratur lembar balik. 3. Kegemukan Berikan (kelebihan berat kesempatan kepada badan) keluarga untuk 4. Kelelahan bertanya jika ada (stress) yang kurang 5. Infeksi dimengerti tentang 6. Penyakit pada materi yang pankreas disampaikan. Berikan penjelasan Tanda & gejala DM: ulang terhadap 1. Sering kencing materi yang belum 2. Sering haus dimengerti. 3. Sering lapar Motivasi keluarga 4. Cepat kehilangan untuk mengulang berat badan materi yang telah 5. Mudah lelah dijelaskan. 6. Rasa gatal Berikan 7. Luka yang sulit reinforcement sembuh/infeksi positif atas usaha
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan DM 2.1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 akibat lanjut DM bila tidak ditangani
2.2. Keluarga mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan DM
Kriteria
Respon verbal
Respon verbal & afektif
Evaluasi Standar pada kulit 8. Pandangan kabur 9. Kesemutan/baal
Akibat lanjut DM bila tidak ditangani: 1. Penyakit jantung 2. Penyakit ginjal 3. Penyakit stroke 4. Penyakit gangguan penglihatan pada mata 5. Luka sulit sembuh 6. Kematian Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan DM
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan keluarga Bersama keluarga mengidentifikasi keluarga yang menderita diabetes mellitus. Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai: pengertian, penyebab serta tanda & gejala DM.
Diskusikan
bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat DM. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat DM. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat DM dengan menggunakan media leaflet dan lembar balik. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus
Kriteria
Evaluasi Standar
Rencana Tindakan Berikan
penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Bantu keluarga memutuskan merawat Ibu R. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil. 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan DM 3.1. Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 8 cara pencegahan DM untuk jangka panjang
Respon verbal
Respon psikomotor & afektif
Pencegahan DM untuk jangka panjang: 1. Penanganan faktor resiko (kadar gula darah dalam batas normal, mengendalikan tekanan darah & kadar lemak darah) dengan cara diet seimbang DM, olah raga, perawatan kaki, & minum obat 2. Perawatan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Diskusikan
bersama keluarga cara pencegahan jangka panjang DM. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pencegahan DM. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pencegahan DM dengan menggunakan media leaflet dan lembar balik. Berikan
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus
3.2. Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara merawat anggota keluarga dengan DM 3.3. Keluarga mampu mendemonstrasikan, dan melakukan dengan mandiri cara merawat anggota keluarga dengan DM
Evaluasi Standar kebersihan umum (kulit, mulut) 3. Kontrol ulang (pemeriksaan rutin) 4. Menguranggi frekuensi makan makanan yang manis dan berlemak Respon 5. Memperbanyak verbal konsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah gizi seimbang (diet DM) 6. Perawatan kaki & senam kaki dengan rutin Respon 7. Senam DM psikomotor, 8. Mempertahankan & afektif Berat Badan Ideal Kriteria
Perawatan DM: 1. Makan sesuai anjuran (diet DM) 2. Makan secara teratur/ terjadwal: Sarapan pukul 06.30-07.00 Snack pagi 09.30-10.00 Makan siang 12.00-13.00 Snack siang 15.30-16.00 Makan malam
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk Ibu R dan bagaimana hasilnya. Diskusikan cara perawatan Ibu R Mendemostrasikan kapada keluarga cara merawat Ibu R dengan mengatur jadwal makan Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara perawatan DM dengan mengatur jadwal makan Mendemontrasikan cara perawatan kaki dan senam kaki Memotivasi keluarga cara melakukan
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk penderita DM 4.1. Keluarga mampu mengidentifikasi penyebab DM di rumah
Kriteria
Respon verbal
Evaluasi Standar 18.30-19.00 Snack malam 20.30-21.00 3. Mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak 4. Olah raga teratur (sebaiknya senam DM) 5. Perawatan kaki dengan teratur 6. Senam kaki dengan teratur 7. Menggunakan obat dengan teratur sesuai petunjuk dokter 8. Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur 9. Pemeriksakan diri anda ke pelayanan kesehatan terdekat jika mendapat luka, jangan mengobatinya sendiri
Penyebab DM di rumah: makanan, ketidakseimbangan kegiatan, makanan,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan perawatan kaki dan senam kaki Mendemonstrasikan cara senam DM Memotivasi keluarga malakukan senam DM Melakukan pemeriksaan kadar gula darah Motivasi keluarga untuk mendemontrsikan ulang Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga. Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Diskusikan
bersama keluarga yang menjadi penyebab DM di rumah.
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus 4.2. Keluarga mempu memodifikasi lingkungan yang menjadi penyebab DM
Kriteria Respon verbal, psikomotor, dan afektif
Evaluasi Standar istirahat, dan stress.
Rencana Tindakan Beri
kesempatan dan motivasi Memodifikasi keluarga untuk lingkungan yang bertanya terhadap menjadi penyebab hal-hal yang belum DM, seperti jelas. 1. Menyajikan Diskusikan bersama makanan yang keluarga tentang sedikit modifikasi menggandung lingkungan untuk gula, makanan merawat Ibu R tinggi serat, Berikan makanan sayuran kesempatan kepada dan buahkeluarga untuk buahan. bertanya mengenai 2. Melakukan materi yang olahraga senam dibahas. DM dengan Motivasi keluarga teratur untuk mengulang 3. Melakukan materi yang telah perawatan kaki dibahas. dan senam kaki Motivasi keluarga dengan teratur untuk melakukan 4. Memelihara modifikasi kebersihan lingkungan yang rumah (jangan dapat dilakukan meletakkan Berikan barang reinforcement sembarang) positif atas usaha 5. Menggunakan keluarga alas kaki saat Lakukan kunjungan berjalan keluar yang tidak dari rumah terjadwal 6. Melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitasilitas kesehatan yang ada
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus 5.1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4 fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan RW 05 5.2. Menjelaskan manfaat mengunjunggi fasilitas pelayanan kesehatan untuk perawatan
Kriteria Respon verbal, afektif, & psikomotor
Evaluasi Standar Fasilitas pelayanan kesehatan: 1. Puskesmas Cimanggis 2. Klinik dokter 3. Klinik bidan 4. Rumah sakit
Manfaat fasilitas pelayanan kesehatan: 1. Mendapatkan pemeriksaan kondisi kesehatan 2. Mendapatkan perawatan & pengobatan 3. Mendapatkan informasi mengenai DM 4. Mendapatkan kartu berobat, tanggal kunjungan, obatobatan.
Rencana Tindakan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai manfaat tersebut Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan lembar balik. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Tujuan Umum
Khusus
Kriteria
Evaluasi Standar
Rencana Tindakan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijeaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Keluarga mampu melakukan kunjungan untuk mendapatkan perawatan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan Hipertermia pada anak Ad dengan ISPA
Umum Hipertermia pada An.Ad teratasi
Tujuan Khusus Setelah dilakukan kunjungan selama 2 x 45 menit, diharapkan: 1. Keluarga mampu mengenal masalah ISPA 1.1. Menyebutkan pengertian ISPA
1.2. Menyebutkan 3 dari 4 penyebab ISPA
1.3. Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala ISPA
Kriteria
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
Evaluasi Standar
Rencana Tindakan
Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Napas Akut) yaitu: infeksi atau peradangan pada saluran nafas bagian atas yang ditandai dengan batuk dan pilek kadang-kadang disertai demam.
Penyebab ISPA: 1. Virus/bakteri 2. Tertular ISPA dengen orang lain 3. Lingkungan rumah yang kurang sehat 4. Kurang gizi
1.4. Menyebutkan 3 dari 3 jenis ISPA
Respon verbal
Tanda dan gejala ISPA: 1. Batuk 2. Pilek 3. Demam 4. Nafas cepat 5. Tarikan dinding dada
Dengan menggunakan lembar balik dan leaflet jelaskan pada keluarga tentang pengertian ISPA. Evaluasi penjelasan yang telah diberikan. Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab ISPA dengan menggunakan lembar balik. Evaluasi penjelasan yang telah diberikan. Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala ISPA Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat
Jenis ISPA dan tanda ISPA:
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
1.5. Mengidentifikasi adanya ISPA pada anggota keluarga
Kriteria Respon verbal
Evaluasi Standar 1. Bukan pneumonia (tanda: batuk, pilek, demam) 2. Pneumonia (tanda: batuk, pilek, demam, nafas cepat) 3. Pneumonia berat (tanda: batuk, pilek, demam, nafas cepat, tarikan dinding dada) Mengenal adanya ISPA pada anggota keluarga berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang ada
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan ISPA 2.1. Menyebutkan 3 dari 4 dampak lanjut ISPA
Respon verbal
Minimal 2 dari 4 dampak lanjut ISPA: 1. Daya tahan tubuh menurun 2. Panas (dapat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan
Jelaskan dengan menggunakan lembar balik jenis dan tanda ISPA Evaluasi penjelasan yang telah diberikan Beri reinforcement positf atas jawaban yang tepat
Bantu keluarga mengenali adanya masalah resiko bersihan jalan napas tidak efektif karena ISPA dari tanda dan gejala Bantu keluarga jika kesulitan mengidentifikasi Beri reinforcement positif atas usaha kelurga
Jelaskan dengan lembar balik dan gambar tentang damapk lanjut ISPA Tanyakan pada keluarga hal yang
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
2.2. Memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan ISPA
Evaluasi Standar menyebabka n kejang hingga Respon meninggal) verbal, 3. Biaya psikomotor berobat , dan afktif tinggi 4. Menular ke orang lain
Rencana Tindakan
Kriteria
Menyatakan perlu suatu perawatan dan pengobatan untuk mengatasi dan mencegah ISPA
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan ISPA 3.1. Menyebutkan 4 dari 6 cara merawat anggota keluarga dengan ISPA
Respon verbal
Cara merawat ISPA: 1. Istirahat minimal 8 jam 2. Tetap berikan makanan bergizi 3. Kompres hangat jika demam dan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
belum dimengerti Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat
Motivasi keluarga untuk memutuskan tentang tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi ISPA Berikan reinforcement positif bila keluarga sudah memutuskan untuk mengatasi masalah Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Jelaskan cara merawat ISPA Minta keluarga menjelaskan kembali Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
3.2. Mendemonstrasika n cara merawat anggota keluarga dengan ISPA
3.3. Menyebutkan 6 dari 8 cara mencegah ISPA
Evaluasi Standar beri minum yang banyak 4. Bersihkan lubang hidung Respon dengan verbal, tissue atau psikomotor kain yang , dan afktif lembut jika pilek 5. Membuat larutan pelega tenggorakan: inhalasi sederhana 6. Relaksasi napas dalam dan batuk efektif 7. Fisioterafi dada Kriteria
Respon verbal, psikomotor , dan afktif
1. Kompres hangat jika demam (gunakan kain kecil atau handuk kecil, dapat dikompres di kepala, lipatan ketiak, dan lipatan paha) 2. Beri minum air putih (air mineral) yang banyak minimal 8 gelas sehari 3. Berikan obat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan
Mendemonstrasika n cara merawat ISPA: dengan inhalasi sederhana Minta keluarga mengulang kembali apa yang dijelaskan mahasiswa Beri reinforcement positif atas partisipasi keluarga Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Jelaskan cara mencegah ISPA Minta keluarga menjelaskan kembali Beri reinforcement
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Evaluasi Standar penurun panas 4. Bersihkan lubang hidung dengan tissue atau kain yang lembut jika pilek, dan jangan buang tisssue atau kain sembarangan 5. Membuat larutan pelega tenggorakan: inhalasi sederhana (isi mangkok dengan air hangat, teteskan 2-3 tetes minyak kayu putih, hirup melalui hidung) 6. Relaksasi napas dalam dan batuk efektif 7. Fisioterafi dada
Rencana Tindakan
positif atas jawaban yang tepat Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Pencegahan ISPA: 1. Jauhkan anak-anak dari penderita ISPA 2. Jagalah
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk penderita ISPA
Kriteria
Respon verbal, psikomotor , dan afektif
Evaluasi Standar kebersihan tubuh, makanan, dan lingkungan 3. Berikan makanan bergizi setiap hari 4. Mintakan imunisasi lengkap 5. Menutup mulut bila batuk 6. Membuang dahak atau lendir pada tempat tertutup 7. Usahakan ruang tempat tinggal mempunyai udara yang cukup bersih dan jendela yang cukup 8. Jangan merokok dekat anak Modifikasi lingkungan untuk penderita ISPA: 1. Anjurkan anak untuk tidak bermain sementara dengan teman-
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan
Bersama mahasiswa dan keluarga melakukan modifikasi lingkungan sesuai dengan cara yang telah diajarkan Motivasi keluarga untuk melakukan
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitasilitas kesehatan yang ada 5.1. Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Kriteria
Respon verbal
Evaluasi Standar temannya 2. Jaga kebersihan lingkungan (bersihkan debu) 3. Buka semua jendela dan pintu di pagi hari agar udara dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah 4. Berikan makanan bergizi sedikitsedikit tapi sering 9. Tutup mulut bila batuk 10. Membuang dahak atau lendir pada tempat tertutup 11. Jangan merokok dekat anak
Manfaat fasilitas kesehatan bagi penderita ISPA: 1. Mendapatka n perawatan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Rencana Tindakan
modifikasi lingkungan untuk mengatasi ISPA Lakukan kunjungan rumah tiba-tiba untuk mengevaluasi apakah keluarga memodifikasi lingkungan rumah Berikan reinforcement positif bila jawaban keluarga sesuai dengan standar Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Jelaskan manfaat fasilitas kesehatan terkait keluhan yang ada Evaluasi kembali
Universitas Indonesia
Diagnosa keperawatan
Umum
Tujuan Khusus
5.2. Menyebutkan fasilitas kesehatan terdekat
5.3. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Kriteria
Respon verbal
Respon verbal, psikomotor , dan afektif
Evaluasi Standar secara langsung 2. Memperoleh informasi tentang cara perawatan dirumah 3. Mendapatka n terapi pengobatan Fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: 1. Puskesmas Cimanggis 2. Rumah sakit 3. Klinik dokter 4. Bidan praktek
Rencana Tindakan
Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit ISPA.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
hasil penjelasan yang diberikan Beri reinforcement positif bila jawaban sesuai dengan standar Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Memotivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan Beri reinforcement positif setelah keluarga pergi ke pelayanan kesehatan Lakukan kunjungan yang tidak terjadwal
Universitas Indonesia
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KELUARGA KELOLAAN CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA IBU R Diagnosa keperawatan: 1. Hipertermia pada Anak Ad dengan ISPA Tanggal
Implementasi
24 Mei
TUK 1:
2013
Dengan menggunakan lembar balik
Evaluasi S:
dan leaflet:
Anak Ad mengatakan saat ini sedang mengalami sakit kepala,
Mendiskusikan dengan keluarga
demam dan batuk yang disertai
tentang pengertian ISPA, yaitu
dengan pilek
penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
dengan batuk pilek yang
ISPA yaitu penyakit infeksi yang
datangnya tiba-tiba. ISPA bisa
ditandai dengan batuk pilek pada
terjadi/menyerang siapa saja.
saluran pernapasan
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Menanyakan kembali tentang
penyebab ISPA yaitu virus,
pengertian ISPA
tertular penderita lain dan
Mendiskusikan dengan keluarga
kebiasaan jajan yang tidak sehat
tentang penyebab ISPA, yaitu 1. virus,
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
2. tertular penderita lain,
bahwa tanda dan gejala ISPA
3. kurang gizi,
yaitu demam, batuk pilek, napas
4. tinggal dilingkungan yang
sesak dan napas cepat
kurang sehat, dan 5. kebiasaan jajan tidak sehat
Ibu R mengatakan bahwa
Memotivasi keluarga untuk
kemungkinan penyebab ISPA
menyebutkan kembali penyebab
yang dialami oleh Anak Ad yaitu
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ISPA
kebiasaan jajan yang tidak sehat
Mendiskusikan dengan keluarga
dan tertular penderita lain
tentang tanda dan gejala ISPA, yaitu
Ibu R mengatakan bahwa tanda
1. Batuk/pilek
dan gejala dialami Anak Ad yaitu
2. Demam/panas
batuk pilek dan demam
3. Nafas sesak/ada tarikan dinding dada saat bernapas
4. Nafas cepat bila > dr nafas
Ibu R dan Anak Ad mengatakan menjadi lebih tahu dan mengerti
normal.
tentang ISPA
Nafas normal: Dewasa: 16-20 x/menit.
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Mendorong keluarga untuk
bahwa akibat dari ISPA yang
mengidentifikasi penyebab ISPA
tidak ditangani yaitu daya tahan
pada Anak Ad
tubuh yang menurun serta sampai
Mendorong keluarga untuk
terjadi kematian.
mengidentifikasi tanda dan gejala ISPA pada Anak Ad
Ibu P mengatakan akan merawat
Membantu keluarga
Anak Ad sesuai dengan yang
membandingkan apa yang telah
dijelaskan agar tidak mengalami
dijelaskan dengan kondisi Anak
akibat bila ISPA dibiarkan begitu
Ad
saja
Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah yang
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
timbul pada Anak Ad
cara merawat ISPA yaitu istirahat
Bersama keluarga menyimpulkan
yang cukup, jika penderita
masalah yang dihadapi oleh
demam maka berikan obat
keluarga
penurun panas, berikan minum
Memberikan reinforcement
banyak, serta kompres dengan air
positif atas usaha yang dilakukan
biasa
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
keluarga TUK 2:
Ibu R dan Anak Ad mengatakan akan mencoba mengkompres
Menjelaskan kepada keluarga
dengan air biasa jika anak Ad
tentang akibat dari ISPA yang
mengalami demam
tidak teratasi yaitu
-
Daya tahan tubuh menurun.
-
Biaya berobat mahal
menjadi lebih paham tentang cara
-
Meninggal dunia
perawatan ISPA
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat dari ISPA yang tidak teratasi
O:
Ibu R dan Anak Ad kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
Mendiskusikan kembali dengan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan ISPA
Ibu R dan Anak Ad aktif bertanya
Memberikan reinforcement
apabila belum paham dengan apa
positif atas jawaban keluarga dan
yang dijelaskan mahasiswa
keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan ISPA
Ibu R dan Anak Ad mendengarkan penjelasan dari mahasiswa dengan sangat
TUK 3:
antusias dan seksama
Menjelaskan cara perawatan ISPA, yaitu: 1. Istirahat yang cukup
Ibu R dan Anak Ad menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
2. Jika hidung tersumbat karena
mahasiswa
pilek, bersihkan dengan ujung sapu tangan. 3. Jika penderita demam:
Pemeriksaan fisik pada anak Ad
-
Nadi = 83 x/menit
Berikan obat penurun panas. Berikan minum banyak
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Kompres dengan air biasa
-
Pernapasan = 22 x/menit
Jangan menggunakan selimut
-
Suhu = 37,30C
-
Thorak = ronkhi -, wheezing –
-
Lendir +
TUK 1 tercapai
dengan menggunakan air panas
TUK 2 tercapai
dalam baskom dan minyak kayu
TUK 3 tercapai sebagian
Melanjutkan intervensi pada TUK
tebal Sirkulasi udara dalam ruangan adekuat 4. Berikan makanan bergizi.
A:
5. Berikan inhalasi sederhana
putih. 6. Jika sakit berlanjut bawa penderita ke Puskesmas atau RS
P: 3 memberikan jeruk nipis
Cara tradisional merawat batuk berdahak karena ISPA: 1. Campuran setengah sendok perasan air jeruk nipis dengan setengah sendok makan madu atau kecap. 2. Air jeruk nipis dicampir sedikit kapur sirih kemudian balurkan ke leher penderita. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara perawatan ISPA di rumah Memberikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga menjelaskan cara perawatan ISPA Mendemonstrasikan cara perawatan sederhana dengan melakukan kompres air biasa pada Anak Ad
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Memberi kesempatan keluarga untuk melakukan kompres air biasa Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh keluarga 25 Mei
TUK 3:
2013
S:
Menjelaskan kembali cara
perawatan hipertensi, yaitu:
Ibu R dan Anak Ad mengatakan cara merawat ISPA yaitu istirahat
1. Istirahat yang cukup
cukup, kompres air biasa,
2. Jika hidung tersumbat karena
memberikan obat penurun panas,
pilek, bersihkan dengan
memberikan anak minum yang
ujung sapu tangan.
lebih banyak.
3. Jika penderita demam: Berikan obat penurun panas.
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Berikan minum banyak
menjadi lebih paham tentang cara
Kompres dengan air biasa
perawatan ISPA
Jangan menggunakan selimut tebal
Sirkulasi udara dalam
Ibu R dan Anak Ad mengatakan salah satu perawatan ISPA yaitu
ruangan adekuat
dengan memberikan perasan jeruk
4. Berikan makanan bergizi.
nipis dan kecap
5. Berikan inhalasi sederhana dengan menggunakan air
panas dalam baskom dan
Anak Ad mengatakan sudah mau mencoba kecap dan jeruk nipis
minyak kayu putih. 6. Jika sakit berlanjut bawa penderita ke Puskesmas atau
O:
RS
Ibu R dan Anak Ad kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
Cara tradisional merawat batuk berdahak karena ISPA: 1. Campuran setengah sendok
Ibu R dan Anak Ad aktif bertanya apabila belum paham dengan apa
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
perasan air jeruk nipis dengan
yang dijelaskan mahasiswa
setengah sendok makan madu atau kecap.
2. Air jeruk nipis dicampir sedikit
mendengarkan penjelasan dari
kapur sirih kemudian balurkan
mahasiswa dengan sangat
ke leher penderita.
antusias dan seksama
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara
Ibu R dan Anak Ad
Ibu R dan Anak Ad menjawab
perawatan ISPA
pertanyaan yang diajukan oleh
Mendemonstrasikan cara
mahasiswa
tradisional merawat batuk berdahak karena ISPA yaitu
Ibu R dan Anak Ad mampu
campurkan setengah sendok
mempraktekan cara membuat
perasan air jeruk nipis dengan
campuran jeruk nipis dan kecap
setengah sendok makan kecap
Memberi kesempatan keluarga
A:
untuk mencoba melakukan cara tradisional merawat batuk
TUK 3 tercapai sebagian
P:
berdahak karena ISPA
Melanjutkan intervensi pada TUK
Memberikan pujian atas usaha
3 cara pencegahan ISPA dan
yang dilakukan oleh keluarga
inhalasi
Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang diajarkan
27 Mei
TUK 3:
2013
Menjelaskan cara pencegahan
S:
Anak Ad mengatakan keadaan
ISPA yaitu:
dirinya sudah membaik. Anak Ad
1. Jauhkan dari penderita batuk
sudah tidak mengalami demam
2. Berikan makanan bergizi setiap
dan batuk pilek
hari
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
3. Jaga kebersihan tubuh,
makanan dan lingkungan
cara pencegahan ISPA yaitu
Memberi kesempatan keluarga
dengan memberikan makanan
untuk menyebutkan cara
bergizi serta menjaga kebersihan
pencegahan terhadap ISPA
tubuh, makanan dan lingkungan.
Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh keluarga
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Mendemonstrasikan cara inhalasi
menjadi lebih paham tentang cara
sederhana dengan menggunakan
pencegahan ISPA
air panas dalam baskom dan minyak kayu putih.
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
Memberikan kesempatan
salah satu perawatan ISPA yaitu
keluarga untuk melakukan cara
cara inhalasi sederhana dengan
inhalasi sederhana
menggunakan air panas dalam
Memberikan pujian atas usaha
baskom dan minyak kayu putih.
yang dilakukan oleh keluarga O:
Ibu R dan Anak Ad kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
Ibu R dan Anak Ad aktif bertanya apabila belum paham dengan apa yang dijelaskan mahasiswa
Ibu R dan Anak Ad mendengarkan penjelasan dari mahasiswa dengan sangat antusias dan seksama
Ibu R dan Anak Ad menjawab
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
Ibu R dan Anak Ad mampu mempraktekan cara inhalasi sederhana
A:
TUK 3 tercapai
P: Lanjut TUK 4 dan 5 28 Mei
TUK 4:
2013
Mendiskusikan dengan keluarga
S:
Ibu R mengatakan cara
tentang cara modifikasi lingkungan
memodifikasi lingkungan yang
untuk mengatasi ISPA, yaitu:
dapat dilakukan yaitu dengan
1. Rumah dan lingkungan bersih.
menciptakan rumah dan
2. Pencahayaan dalam rumah
lingkungan yang bersih,
adekuat.
menghindari debu, membuka
3. Hindari anak menghirup
jendela setiap hari
debu/asap 4. Membuka jendela setiap hari
agar sirkulasi udara dalam
menciptakan rumah yang bersih,
rumah baik.
jendela dan pintu dibuka,
5. Rumah tidak lembab.
ruangan tidak lembab
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara
Ibu R mengatakan mencoba
Ibu R mengatakan bahwa manfaat
memodifikasi lingkungan
fasilitas kesehatan adalah
Memberikan pujian atas usaha
mendapatkan pemeriksaan,
keluarga untuk mau mencoba
mendapatkan perawatan,
menciptakan rumah yang bersih,
mendapatkan penyuluhan atau
jendela dan pintu dibuka,
pendidikan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
ruangan tidak lembab TUK 5:
Ibu R mengatakan jenis fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
Menjelaskan kepada kelurga
adalah puskesmas, rumah sakit,
tentang manfaat fasilitas
dan klinik dokter.
kesehatan, yaitu sebagai sarana untuk pemeriksaan, sarana
O:
perawatan/pengobatan ISPA,
sebagai sarana untuk
Ibu R mendengarkan saat diberi penjelasan oleh mahasiswa
mendapatkan informasi yang akurat dan tepat untuk mengatasi
masalah ISPA
diajukan oleh mahasiswa
Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali manfaat
Ibu R menjawab pertanyaan yang
A:
fasilitas kesehatan
TUK 4 tercapai
Menjelaskan kepada keluarga
TUK 5 tercapai
tentang jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter. Memberikan reinforcement positif kepada keluarga atas usahanya membawa Anak Ad ke klinik dokter
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R dengan DM Tanggal
Implementasi
24 Mei
TUK 1:
2013
Dengan menggunakan leaflet:
08.30-
Evaluasi S:
Ibu R mengatakan DM adalah
Mendiskusikan dengan keluarga
penyakit dengan gula darah lebih
08.50
tentang pengertian DM, yaitu
dari 200 mg/dl
WIB
penyakit dimana kadar/jumlah gula
darah dalam darah meningkat yaitu
yaitu keturunan, makan gula yang
>200 g/dL (GDS), & >140 g/dL (gula
berlebihan, pola makan yang
darah puasa) atau biasanya dikenal
tidak teratur, kegemukan, tidak
dengan kencing manis
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
pernah olahraga
kabur/buram, tangan dan kaki kesemutan, cepat lapar, suka
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab DM, yaitu 7. Keturunan (genetik)
kencing di malam hari
dialami oleh dirinya adalah pola
badan)
makan yang tidak sehat karena
9. Kelelahan (stress)
suka mengemil gorengan dan
10. Kurang aktivitas fisik atau
keturunan dari Ibunya
olahraga
Ibu R mengatakan bahwa tanda
12. Obat & hormon
dan gejala DM dialaminya adalah
13. Penyakit pada pankreas
mata kabur, tangan dan kaki
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab DM
Ibu R mengatakan bahwa kemungkinan penyebab DM yang
8. Kegemukan (kelebihan berat
11. Infeksi
Ibu R mengatakan bahwa tanda dan gejala DM adalah mata
Menanyakan kembali tentang pengertian DM
Ibu R mengatakan penyebab DM
kesemutan
Ibu R mengatakan menjadi lebih tahu dan mengerti tentang DM
Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala DM,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
yaitu
10. Sering kencing
dari DM yang tidak ditangani
11. Sering haus
yaitu terkena sakit jantung,
12. Sering lapar
stroke, mata jadi buta
13. Cepat kehilangan berat badan
14. Mudah lelah
dijelaskan agar tidak mengalami
pada kulit
akibat bila DM dibiarkan begitu
16. Pandangan kabur
saja
17. Kesemutan/baal
Mendorong keluarga untuk
paham tentang cara perawatan
pada Ibu R
DM
Mendorong keluarga untuk
O:
Membantu keluarga
Ibu R aktif bertanya apabila
membandingkan apa yang telah
belum paham dengan apa yang
dijelaskan dengan kondisi Ibu R
dijelaskan mahasiswa
Membantu keluarga untuk
Ibu R mendengarkan penjelasan
mengidentifikasi masalah yang
dari mahasiswa dengan sangat
timbul pada Ibu R
antusias dan seksama
Bersama keluarga menyimpulkan
Ibu R menjawab pertanyaan yang
masalah yang dihadapi oleh
diajukan oleh mahasiswa
keluarga
walaupun dilakukan penjelasan
Memberikan reinforcement
berulang-ulang
positif atas usaha yang dilakukan
Pemeriksaan fisik pada ibu R
keluarga
-
Nadi = 83 x/menit
-
Pernapasan = 22 x/menit
-
Suhu = 360C
-
TD = 120/80 mmHg
TUK 2:
Ibu R kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
DM pada Ibu R
Ibu R mengatakan menjadi lebih
mengidentifikasi penyebab DM
mengidentifikasi tanda dan gejala
Ibu P mengatakan akan merawat dirinya sesuai dengan yang
15. Luka yang sulit sembuh/infeksi
Ibu R mengatakan bahwa akibat
Menjelaskan kepada keluarga
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
tentang akibat dari DM yang tidak A: teratasi yaitu 7. Penyakit jantung 8. Penyakit ginjal 9. Penyakit stroke
TUK 1 tercapai sebagian
TUK 2 tercapai sebagian
Evaluasi TUK 1 dan 2
Melanjutkan intervensi pada TUK
P:
10. Penyakit gangguan penglihatan pada mata
3 senam DM
11. Luka sulit sembuh 12. Kematian
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat dari DM yang tidak teratasi
Mendiskusikan kembali dengan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan DM
Memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga dan keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan DM
25 Mei
TUK 1:
2013
Menanyakan kembali tentang
S:
Ibu R mengatakan DM adalah
10.00-
pengertian, penyebab, tanda dan
penyakit dengan gula darah lebih
11.00
gejala DM
dari 140 mg/dl. Penyebabnya adalah keturunan, pola makan
Memberikan reinforcement positif
yang tidak sehat, kurang olahraga,
atas jawaban keluarga
obesitas. Tanda dan gejala DM
Menanyakan kembali akibat DM yang tidak segera diatasi dan cara
adalah rasa kesemutan pada kaki
perawatan di rumah
dan tangan, cepat lapar, sering kencing di malam hari.
TUK 2: Memotivasi keluarga untuk
Ibu R mengatakan menjadi lebih
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
menyebutkan kembali akibat DM
paham tentang cara perawatan
jika tidak segera diatasi
DM
Memberikan reinforcement positif
atas jawaban keluarga
Ibu R dan An. E mengatakan akibat lebih lanjut dari DM adalah stroke, sakit jantung, sakit ginjal
TUK 3:
Menjelaskan cara perawatan DM,
mengikuti senam yang diadakan
yaitu: 10. Makan sesuai anjuran (diet DM)
Ibu R mengatakan akan tiap hari Sabtu bersama kader
O:
11. Makan secara teratur/ terjadwal:
Sarapan pukul 06.30-07.00
Ibu R dan Anak E kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
Snack pagi 09.30-10.00
Makan siang 12.00-13.00
Ibu R dan Anak E aktif bertanya apabila belum paham dengan apa
Snack siang 15.30-16.00
yang dijelaskan mahasiswa
Makan malam 18.30-19.00
Snack malam 20.30-21.00
Ibu R dan Anak E mendengarkan penjelasan dari mahasiswa
12. Mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang
dengan sangat antusias dan
mengandung banyak gula dan
seksama
lemak
13. Olah raga teratur (sebaiknya
pertanyaan yang diajukan oleh
senam DM)
mahasiswa
14. Perawatan kaki dengan teratur
15. Senam kaki dengan teratur
17. Pemeriksaan kadar gula darah
DM A:
secara teratur 18. Pemeriksakan diri anda ke pelayanan kesehatan terdekat jika
Ibu R dan Anak E mampu mempraktekkan sebagian senam
16. Menggunakan obat dengan teratur sesuai petunjuk dokter
Ibu R dan An. E menjawab
TUK 1-2 tercapai
TUK 3 tercapai sebagian
P:
mendapat luka, jangan
Melanjutkan intervensi pada TUK
mengobatinya sendiri
3 modifikasi diet sehari-hari
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
sesuai kebutuhan Ibu R
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara perawatan DM di rumah Menjelaskan tentang salah satu perawatan di rumah adalah aktivitas fisik dan olahraga, yaitu senam DM Menganjurkan dan mengajarkan keluarga tentang senam DM Menganjurkan klien untuk ikut senam DM setiap hari Sabtu bersama kader Memberikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga menjelaskan cara perawatan DM Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh keluarga 29 Mei
TUK 3:
2013
Menjelaskan cara perawatan DM,
Ibu R mengatakan sudah mengikuti senam pada hari Kamis
Menjelaskan tentang pengertian
di Posbindu dan Sabtu bersama
diet, gizi seimbang, triguna
kader
Ibu R mengatakan masih
dianjurkan dan dibatasi dengan
mengkonsumsi bakwan saat
menggunakan lembar balik
sarapan tapi sudah
Memberikan contoh
menguranginya
pengelompokkan jenis makanan
yaitu: modifikasi diet sehari-hari
makanan, makanan yang
S:
Ibu R dan Anak Ad mengatakan
dalam triguna makanan dengan
menjadi lebih paham tentang cara
menggunakan gambar
perawatan DM
Memotivasi keluarga untuk
Ibu R dan Anak E mengatakan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
mengulang tentang pengertian
salah satu perawatan DM yaitu
diet, gizi seimbang, triguna
senam DM dan mengatur pola
makanan, makanan yang
makan dengan prinsip 3 J
dianjurkan dan dibatasi
O:
Memberi kesempatan keluarga
untuk menyebutkan cara
aktif dalam kegiatan diskusi
perawatan di rumah
Ibu R dan Anak E kooperatif dan
Ibu R dan Anak E aktif bertanya
Memberikan pujian atas usaha
apabila belum paham dengan apa
yang dilakukan oleh keluarga
yang dijelaskan mahasiswa
Meminta keluarga
Ibu R dan Anak E mendengarkan
meredemonstrasikan
penjelasan dari mahasiswa
pengelompokkan triguna
dengan sangat antusias dan
makanan dengan gambar
seksama
Memberikan pujian atas usaha
yang dilakukan oleh keluarga
Ibu R dan Anak E menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
Ibu R mampu mengelompokkan jenis makanan dalam triguna makanan dengan bantuan An. E
GDS = 200 mg/dl
TUK 3 tercapai sebagian
A: P: Melanjutkan intervensi pada TUK 3 menghitung kebutuhan kalori Ibu R, jenis makanan pengganti, dan menyusun menu sehari-hari 31 Mei
TUK 3:
S:
2013
Mengevaluasi tentang pengertian
Ibu R mengatakan mengerti tentang
diet, gizi seimbang, triguna
diet khusus untuk dirinya
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
makanan, makanan yang
Ibu R mengatakan sarapan kemarin
dianjurkan dan dibatasi
dengan makan nasi 1 sendok, tempe
Menanyakan jenis, jadwal, dan
orak-arik, dan sambal. Selingan pagi
jumlah makanan yang dikonsumsi
dengan makan singkong rebus. Makan
Ibu R selama 24 jam terakhir
siang dengan tempe goreng 1 potong sedang, ayam goreng paha, sayur
Memberikan reinforcement positif
bayam. Sore tidak ada selingan.
atas jawaban keluarga
Makan malam pukul 18.30 dengan
Menjelaskan tentang jenis-jenis makanan pengganti dan jumlah
nasi 1 sendok, ayam goreng, dan
kalorinya dengan menggunakan
tempe goreng 1 sendok sedang
lembar balik Berhitung bersama keluarga tentang jumlah kebutuhan kalori
O:
GDS = 212 mg/dl
Ibu R dan Anak E kooperatif dan aktif dalam kegiatan diskusi
Ibu R sehari-hari berdasarkan berat badan ideal, aktivitas fisik, umur,
dan jenis kelamin
apabila belum paham dengan apa yang dijelaskan mahasiswa
Menyusun bersama keluarga menu sehari-hari Ibu R sesuai dengan
Ibu R dan Anak E aktif bertanya
Ibu R dan Anak E mendengarkan
makanan yang biasa dan mampu
penjelasan dari mahasiswa dengan
dikonsumsi oleh keluarga
sangat antusias dan seksama
Ibu R dan Anak E menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
Keluarga mampu membuat menu sehari-hari dengan jumlah kebutuhan kalori Ibu R
A: TUK 3 tercapai sebahagian P: Lanjutkan TUK 3
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
1 Juni
TUK 3:
S:
2013
Menjelaskan kembali tentang jenis-
Ibu R mengatakan bahwa nasi bisa
jenis makanan pengganti dan
diganti dengan jagung atau kentang
jumlah kalorinya dengan
sesuai dengan jumlahnya
menggunakan lembar balik serta
Ibu R mengatakan makan harus
prinsip 3 J Menyusun menu sehari-hari yang
berdasarkan prinsip 3 J Ibu R dan Anak E mengatakan akan
baru bersama keluarga Ibu R sesuai
membuat menu sehari-hari yang
dengan makanan yang biasa dan
bervariasi
mampu dikonsumsi oleh keluarga Mendemonstrasikan cara
O: Keluarga mampu mendemonstrasikan
menyediakan makanan dengan
cara menyediakan makanan untuk Ibu
menggunakan ukuran rumah tangga
R dengan menggunakan
Memberikan reinforcement positif
Keluarga mampu menyusun menu
atas jawaban keluarga
sehari-hari A: TUK 3 teratasi sebahagian P: Lanjutkan TUK 3
4 Juni
TUK 3:
S:
2013
Mengevaluasi pola makan Ibu R
Ibu R mengatakan mulai mengatur
Memberikan motivasi kepada keluarga dan Ibu R untuk menerapkan pola makan sesuai dengan prinsip 3 J
pola makannya menjadi 3 porsi besar dan 2 porsi kecil Ibu R mengatakan 1 porsi kecil pada malam hari tidak dilakukan dikarenakan tidak terbiasa makan setelah pukul 19.00 Ibu R mengatakan jadwal makan Ibu R setiap harinya belum disiplin masih berubah-ubah jam namun sudah
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
dilakukan setiap 3 jam sekali O: Prinsip 3 J mulai dilaksanakan A: TUK 3 teratasi sebahagian P: Lanjutkan TUK 3 7 Juni
TUK 3:
S:
2013
Menanyakan jenis, jadwal, dan
Ibu R mengatakan masih
jumlah makanan yang dikonsumsi Ibu R selama 24 jam terakhir
mengkonsumsi gorengan Ibu R mengatakan waktu makannya
Memberikan reinforcement positif
tidak teratur setiap harinya namun
atas jawaban keluarga Mengevaluasi pola makan Ibu R
sudah tiap 3 jam O: GDS = 198 mg/dl A: TUK 3 teratasi sebahagian P: Motivasi keluarga dan Ibu R untuk menerapkan prinsip 3 J Lanjut TUK 4
13 Juni
TUK 4:
S:
2013
Mendiskusikan dengan keluarga
Ibu R mengatakan cara memodifikasi
tentang cara modifikasi lingkungan
lingkungan yang dapat dilakukan yaitu
untuk mengatasi DM, yaitu:
dengan mengkonsumsi cemilan berupa
1. Saat keluarga berkumpul atau
buah-buahan, saat masak membedakan
sedang menonton TV, mengkonsumsi cemilan berupa buah
makanan untuk Ibu R dengan keluarga Ibu R mengatakan modifikasi lingkungan akan dilakukannya dengan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
2. Keluarga mengemil tidak
menganjurkan kepada anak-anaknya
didepan Ibu R 3. Membedakan masakan untuk Ibu R dengan keluarga saat
tidak membeli gorengan O: Ibu R mendengarkan saat diberi
akan diberikan garam dan gula sebagai penyedap rasa
penjelasan oleh mahasiswa Ibu R menjawab pertanyaan yang
4. Keluarga sebagai pengawas
diajukan oleh mahasiswa
makanan, aktivitas sehari-hari
A:
Ibu R
TUK 4 tercapai sebahagian
5. Makanan yang mengandung
P:
tinggi karbohidrat atau gula
Evaluasi TUK 4
disimpan di tempat yang Ibu R
Lanjut ke TUK 5
tidak ketahui
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara memodifikasi lingkungan
Memberikan pujian atas usaha keluarga untuk mau mencoba 22 Juni
TUK 4:
2013
Mendiskusikan kembali dengan
S:
Ibu R mengatakan cara
keluarga tentang cara modifikasi
memodifikasi lingkungan yang
lingkungan untuk mengatasi DM,
dapat dilakukan yaitu dengan
yaitu:
mengkonsumsi cemilan berupa
6. Saat keluarga berkumpul atau
buah-buahan, saat masak
sedang menonton TV,
membedakan makanan untuk Ibu
mengkonsumsi cemilan berupa
R dengan keluarga
buah 7. Keluarga mengemil tidak didepan Ibu R
Ibu R mengatakan modifikasi lingkungan sudah mulai diterapkannya. Anak-anaknya
8. Membedakan masakan untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
Ibu R dengan keluarga saat
tidak membeli gorengan lagi atau
akan diberikan garam dan gula
makan gorengan tidak didepan
sebagai penyedap rasa
dirinya
9. Keluarga sebagai pengawas
makanan, aktivitas sehari-hari
Ibunya sudah mengurangi
Ibu R
makanan yang tinggi karbohidrat
10. Makanan yang mengandung
dan tinggi gula
tinggi karbohidrat atau gula
buku ADL dan diet Ibu R yang
tidak ketahui
terisi penuh selama 3 hari saja
Memotivasi keluarga untuk
karena saat ini dirinya sering ke
menyebutkan kembali cara
luar rumah dan Ibu R banyak
memodifikasi lingkungan
melakukan aktivitas di luar rumah
Memberikan pujian atas usaha
sehingga tidak focus untuk
keluarga untuk mau mencoba
mengisi buku tersebut
fasilitas kesehatan adalah
tentang manfaat fasilitas
mendapatkan pemeriksaan,
kesehatan, yaitu sebagai sarana
mendapatkan perawatan,
untuk pemeriksaan, sarana
mendapatkan penyuluhan atau
perawatan/pengobatan DM,
pendidikan kesehatan.
Ibu R mengatakan jenis fasilitas
mendapatkan informasi yang
kesehatan yang dapat dikunjungi
akurat dan tepat untuk mengatasi
adalah puskesmas, rumah sakit,
masalah DM
dan klinik dokter.
Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali manfaat
O:
fasilitas kesehatan
Ibu R mengatakan bahwa manfaat
Menjelaskan kepada kelurga
sebagai sarana untuk
Anak Ad menjelaskan tentang
disimpan di tempat yang Ibu R
TUK 5:
Anak Ad mengatakan saat ini
Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis-jenis fasilitas
Ibu R mendengarkan saat diberi penjelasan oleh mahasiswa
Ibu R menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
kesehatan yang dapat digunakan
yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter.
Anak Ad memperlihatkan buku ADL dan diet Ibu R
A:
Memberikan reinforcement positif
TUK 4 tercapai
kepada keluarga atas usahanya
TUK 5 tercapai
membawa Ibu R ke Puskesmas
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
TINGKAT KEMANDIRIAN Nama keluarga
: Ibu R
Alamat
: RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis
Depok KESIMPULAN: Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan selama sepuluh minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin di keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari keluarga mengenai masalah kesehatan yang dialami keluarga. Selama sepuluh minggu mahasiswa melakukan pembinaan dan kunjungan rutin ke keluarga dan menemukan tujuh masalah kesehatan dan dapat disimpulkan bahwa keluarga termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat III” dengan alasan: Kriteria
Ya
Keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
√
Keluarga mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami secara benar
√
Keluarga menerima
√
Tidak
Pembenaran Selama praktek dan melakukan kunjungan rumah, keluarga selalu menerima kehadiran perawat dengan sikap ramah dan terbuka sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama. Keluarga dan mahasiswa hampir selalu menyepakati kontrak yang telah ditentukan. Apabila keluarga ada acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah disepakati, keluarga memberitahukan kepada mahasiswa terlebih dahulu. Saat proses pengkajian, keluarga menjawab pertanyaan mahasiswa dengan benar yang kemudian di klarifikasi dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Keluarga dengan terbuka mau membicarakan masalah kesehatan yang ada dengan mahasiswa.. Hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa kepada dan bersama keluarga kemudian
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
dianalisis untuk menentukan masalah keperawatan. Masalah atau diagnosa keperawatan yang ada disusun secara prioritas bersama keluarga dan direncanakan intervensi untuk mengatasinya. Telah diselesaikan dua diagnosa utama dari tiga diagnosa.
Keluarga melakukan tindakan pencegahan
√
Keluarga melakukan promosi kesehatan secara aktif
√
Keluarga belum sepenuhnya mampu melakukan pencegahan terhadap masalah kesehatan yang dialami, diantaranya: Keluarga masih mengemil gorengan dan dilakukan di depan Ibu R Ibu masih mengkonsumsi gorengan Jadwal makan Ibu R belum teratur Keluarga telah mencoba untuk melakukan promosi kesehatan tapi belum maksimal
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Universitas Indonesia
c. Gagal ginjal
c. Perawatan kaki
d. Kebutaan d.
Minum obat secara teratur
Cara perawatan dan mengontrol DM a. Diet makanan 1) Rendah karbohidrat, seperti : nasi, mie, roti, kue. 2) Rendah garam 3) Rendah gula 4) Rendah kolesterol seperti daging, jeroan. b. Latihan jasmani 1) Jalan kaki 2) Joging 3) Lari pagi
4) Renang
5). Bersepeda
e. Kontrol kadar gula darah minimal 1 bulan sekali ke fasilitas pelayanan kesehatan. f. Kriteria pengendalian diabetes mellitus Baik
Sedang
Buruk
Gula darah puasa (mg/dl)
80 - < 100
100 – 125
≥ 126
Gula darah 2 jam (mg/dl)
110 - 144
145 - 179
≥ 180
A1C
< 6,5
6,5 – 8
>8
Kolesterol Total (mg/dl)
< 200
200 -239
≥ 240
Kolesterol LDL (mg/dl)
< 100
100 – 129
≥130
Kolesterol HDL (mg/dl)
L : > 40 P: >50
Trigeliserida (mg/dl)
< 150
150 -199
≥200
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
IMT (kg/m²)
18,5- <23
23 -25
>25
UNIVERSITAS INDONESIA
Tekanan darah (mmHg)
≤130/80
>130-140/
>140/ 90
>80-90
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
2013
Pengertian Diabetes adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia dan gangguan terkait lainnya dalam metabolisme tubuh dapat menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (WHO). Penyebab a. Faktor keturunan b. Perubahan
gaya
d. Berat badan turun, tetapi nafsu makan bertambah
b. Rajin berolahraga
c. Hindari alkohol
e. Penglihatan kabur d. Kurangi makanan manis f. Sering gatal - gatal g. Sering kesemutan ata baal pada daerah kaki
e. Tidur yang cukup
hidup
(obesitas, kurangnya aktivitas) c. Pola makan d. Infeksi, tumor, pankreatectomy, atau reaksi imun terhadap virus e. Infeksi virus f. Demograpfi (usia, jenis kelamin, dan etnik) Tanda Dan Gejala
c. Cepat lapar dan haus
h. Pemeriksaan kadar gula darah puasa 126 gr/dl atau lebih, Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL atau nilai glukosa puasa > 140 mg/dL, Atau nilai glukosa setelah 2 jam makan > 200 mg/dL. Cara Perawatan di Rumah
f. Cek gula darah
Komplikasi a. Penyakit jantung koroner
a. Mengatur pola makan
a. Sering kencing pada malam hari
b. Luka sukar sembuh
b. Cepat lelah dan Mengantuk Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
ATASI DIABETES DENGAN DIET SEIMBANG
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Apa itu diabetes? Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan kadar gula (glukosa) dalam darahnya sehingga terjadi peningkatan (hiperglikemia) dengan kadar gula darah puasa > 120 mg/dl dan gula darah sewaktu > 200 mg/dl.
Kenapa bisa terjadi diabetes? a. b. c. d. e. f. g.
Pola makan yang salah Proses penuaan Stress Minim aktivitas Gangguan pada pankreas Faktor keturunan Infeksi virus
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Apa saja tanda dan gejalanya?? a. Sering kencing pada malam hari
b. Cepat lelah dan Mengantuk
c. Cepat lapar dan haus d. Berat badan turun, tetapi nafsu makan bertambah e. Penglihatan kabur
f.Sering gatal - gatal
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
g. Sering kesemutan atau baal kaki
pada daerah
h. Pemeriksaan kadar gula darah puasa 126 gr/dl atau lebih, Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL atau nilai glukosa puasa > 140 mg/dL, Atau nilai glukosa setelah 2 jam makan > 200 mg/dL.
Apa akibatnya?? a. Penyakit jantung koroner c. Gagal ginjal
b. Luka sukar sembuh
d. Kebutaan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Cara Perawatan di Rumah?? a. Diet makanan
c.Perawatan kaki
b. Latihan jasmani
d. Minum obat secara terat
e. Kontrol kadar gula darah minimal 1 bulan sekali ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Apa itu diet?
Diet
adalah
jumlah
makanan
yang
dikonsumsi oleh seseorang berdasarkan kebutuhan tubuhnya sesuai dengan gizi yang seimbang.
Kenapa harus Gizi yang seimbang??
Gizi yang seimbang
adalah susunan
makanan sehari hari yang mengandung zat gizi dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi makanan.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
KELOMPOK MAKANAN Zat Tenaga Nasi, kentang, roti, mie dan umbi-umbian. Zat Pembangun Susu, ikan, ayam, daging, telur, kacangkacangan.
Zat Pengatur Sayur-sayuran dan buah-buahan.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Mengapa penderita diabetes harus mengatur diet??? a. Untuk memperbaiki kesehatan secara umum penderita diabetes b. Mengarahkan pada berat badan normal c. Menormalkan pertumbuhan DM d. Mempertahankan glukosa darah pada rentang normal e. Menekan atau menunda terjadinya komplikasi DM f.Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita
Bagaimana caranya?? Caranya adalah dengan menggunakan prinsip 3 J 1.Jumlah kalori yang dibutuhkan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
2.Jadwal diit harus diikuti sesuai intervalnya 3.Jenis makanan Jenis makanan apa saja yang dibatasi atau dihindari? 1.Makanan manis yang mengandung banyak gula: gula pasir, gula jawa, coklat, permen, minuman ringan, susu kental manis, sirup, makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan 2.Buah: durian, alpukat, nangka, nanas, sirsak, rambutan Jenis makanan yang dianjurkan Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti: beras merah, roti gandum Jenis makanan pengganti 100 gr nasi = 400 gr bubur beras = 1 ½ gelas (175 kalori) 200 gr kentang = 4 biji sedang 80 gr roti putih/tawar = 4 iris 100 gr mie basah = 1 gelas
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
50 gr bihun 100 gr singkong
= ½ gelas = 1 ptg sedang
50 gr = 50 gr daging ayam = 1 ptg sedang daging sapi 75 gr telur ayam = 2 butir (95 kalori) 60 gr telur bebek = 1 butir 50 gr hati sapi = 1 ptg sedang 100 gr bakso daging= 10 biji besar 50 gr ikan segar = 1 ptg sedang 50 gr udang basah = ¼ gelas 50 gr tempe = 100 gr tahu = 1 biji (80 kalori) 50 gr oncom = 2 ptg sedang 25 gr kacang hijau = ½ gls direbus 20 gr kacang tanah = 2 sdm 25 gr kacang merah = 2 ½ sdm Sayuran seperti bayam, buncis, singkong uda, kacang panjang, labu siam, daun melinjo, pare, wortel, jantung pisang dikonsumsi sebanyak 300 gr = 1 gelas dengan jumlah 150 kalori
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Sayuran seperti tauge, ketimun, daun labu siam, kangkung, papaya muda, seledri, rebung bebas digunakan tanpa diperhitungkan asal dalam jumlah wajar. 50 gr pisang ambon = 1 buah sedang (50 kalori) (jangan makan pisang raja, pisang emas, dan pisang tanduk) 50 gr pisang = 100 gr jambu air = 2 buah 75 gr apel = ½ bh sedang 100 gr papaya = 1 potong 75 gr salak = 1 ptg besar 125 gr belimbing = 1 buah besar 75 gr bengkoang = 1 buah besar 150 gr semangka = 1 ptg besar 100 gr jeruk manis = 2 bh sedang 220 gr susu sapi = 100 gr susu kental tak bergula (110 kalori) (1 gelas) 200 gr yoghurt = 1 gelas 25 gr susu sari kedele = 4 sdm
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
5 gr minyak goreng = 5 gr margarine = ½ sdm (45 kalori) 5 gr mentega = ½ sdm 50 gr santan = ¼ gelas 30 gr kelapa = 1 ptg kcl 30 gr kelapa parut = 5 sdm 5 gr lemak sapi = 1 ptg kcl
Bagaimana menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan??? 1.Tentukan status nutrisi dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT =
BB (TB)2 (BB dalam kg, TB dalam m) 1. 2. 3. 4.
IMT < 20 underweight/kurus IMT 20-24,9 normal IMT 25-29,9 overweight/gemuk IMT > 30 obesitas
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
2.Hitung BB ideal (BBI) BBI = (TB-100) – 10%(TB-100) 3.Hitung kebutuhan kalori/hari a. Kebutuhan kalori Laki-laki = BBI x 30 kal = … Wanita = BBI x 25 kal = … b. Status nutrisi Kurang = + 20% keb kalori= … Gemuk = -20% keb kalori= … c. Aktivitas fisik Ringan = + 10% keb kalori = … Sedang = + 20% keb kalori = … Berat = + 40% keb kalori = … d. Usia >40 tahun Kurangi 5% kebutuhan kalori= … _____________ + Jumlah kalori = …
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Bagaimana cara pengaturannya? Cara pengaturannya dapat menggunakan kebutuhan kalori/hari dibagi rata sesuai jadwal. Pola 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan dalam jarak waktu 3 jam dan teratur.
Contoh: 1.Sarapan 2.Selingan 1 3.Makan siang 4.Selingan 2 5.Makan malam 6.Selingan 3
: pukul 06.00 : pukul 09.00 : pukul 12.00 : pukul 15.00 : pukul 18.00 : pukul 21.00
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
Kebutuhan kalori 1134 kalori/hari Waktu 06.30 Makan pagi/ sarapan 09.30 selingan 12.30 Makan siang
Jenis Nasi ayam sayuran minyak Pisang
Jumlah 60 gram 25 gram 50 gram 5 gram 50 gram
URT 1/4 gelas 1 ptg sedang 1 gelas 1/2 sdm 1 buah sedang
Jml kalori 70 40 150 50 50
Nasi Tempe Sayuran Daging minyak Pepaya
70 gram 25 gram 50 gram 25 gram 5 gram 100 gram
1/4 gelas 1 ptg kecil 1 gelas 1 ptg sedang 1/2 sdm 1 ptg sedang
75 40 150 50 50 50
70 gram 25 gram 50 gram 5 gram 50 gram
1/4 gelas 1 ptg kecil 1 gelas ½ sdm 1 buah sedang
75 40 150 50 50
15.30 selingan 18.30 Nasi Makan tempe malam Sayuran minyak 21.30 Pisang/ selingan kentang
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013