UNIVERSITAS INDONESIA
USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!): PERBANDINGAN ANTARA EXISTING PRODUCT DAN DEVELOPMENT PRODUCT
SKRIPSI
AMALIA MARDHIA ERSA 1106007104
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER DEPOK JANUARI 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!): PERBANDINGAN ANTARA EXISTING PRODUCT DAN DEVELOPMENT PRODUCT
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Kom.
AMALIA MARDHIA ERSA 1106007104
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER DEPOK JANUARI 2015
HALAMAN PERNYATAAN ORSINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
:
.........................................................
NPM
:
.........................................................
Tanda Tangan
:
.........................................................
Tanggal
:
.........................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Skripsi
: : : : :
Amalia Mardhia Ersa 1106007104 Ilmu Komputer Usability Evaluation Website E-Government Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!): Perbandingan antara Existing Product dan Development Product
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewann Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing
: Harry Budi Santoso, S.Kom., M.Kom., Ph.D (......................)
Penguji
: ................................................ (......... tanda tangan............)
Penguji
: ................................................ (......... tanda tangan............)
Ditetapkan di
: ................................................
Tanggal
: ................................................
ii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah menurunkan segala nikmat, rezeki, semangat, kelancaran, dan istiqomah yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan untuk Program Sarjana Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Penulisan juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis, terutama Ayah yang selalu menjadi alasan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini ditujukan kepada Ayah penulis sebagai bentuk terima kasih penulis kepada Ayah yang sudah bekerja keras memberikan kehidupan terbaik demi penulis. 2. Bapak Harry Budi Santoso, terima kasih atas arahan dan bimbingan serta kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan pengalaman penelitian dan penulisan selama mengerjakan tugas akhir ini. 3. Bapak Satrio Baskoro Yudhoatmojo, selaku pembimbing akademik yang sudah memberikan banyak nasihat kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Adik penulis, yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis selama satu semester ini, memberikan pengertian dan perhatian, serta semangat untuk terus menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Tim LAPOR!, yang sudah membantu dalam merancang, memberikan datadata, membantu menyebarkan kuesioner, membantu merekomendasikan reponden terdekat yang dibutuhkan dalam penelitan ini. 6. Teman-teman KAWUNG 2011 yang selalu memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 7. Teman-teman IslamICT FAIR 2014 yang memberikan inspirasi hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
iii
iv
8. Teman-teman seperjuangan tugas akhir, teutama LAB 1229 yang selalu memberikan masukan, saran, semangat, mendengarkan keluh kesah penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini. 9. Pengguna LAPOR!,
yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner dan melakukan usability testing. 10. Sivitas Akademik Fasilkom UI, terutama tim dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 11. Dan semua pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan tugas akhir ini. Penulis berharap dengan adanya tugas akhir ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan terutama bagi tim LAPOR! sehingga dapat menjadikan website LAPOR! lebih baik lagi di masa yang akan datang. Selain itu, penulis berharap adanya tugas akhir ini juga berguna untuk pendidikan, terutama di Fasilkom UI. Penulis menyadari bahwa baik penelitian maupun penulisan yang dilakukan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya masukan baik penelitian maupun penulisan di kemudian hari.
Depok, 15 Juni 2015 Amalia Mardhia Ersa
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Amalia Mardhia Ersa
NPM
:
1106007104
Program Studi
:
Ilmu Komputer
Departemen
:
-
Fakultas
:
Ilmu Komputer
Jenis Karya
:
Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!): PERBANDINGAN ANTARA EXISTING PRODUCT DAN DEVELOPMENT PRODUCT beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Pada tanggal :
Depok 15 Juni 2015
Yang menyatakan (Amalia Mardhia Ersa)
v
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: : :
Amalia Mardhia Ersa Ilmu Komputer Usability Evaluation Website E-Government Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!): Perbandingan antara Existing Product dan Development Product
LAPOR! merupakan sebuah media sosial yang menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat. Ada sekitar kurang lebih 400 laporan yang masuk ke dalam sistem dan angka ini terus bertambah setiap harinya. Bertambahnya angka laporan ini tidak diimbangi dengan banyaknya pengguna baru yang menggunakan website LAPOR!. Perlu dibuat sebuah interaksi antar pengguna untuk mengoptimalkan penggunaan LAPOR! sebagai sebuah media sosial. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka LAPOR! berinisiatif untuk melakukan pengembangan untuk pengotimalan media sosial. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan high-fidelity prototyping. Hasil pengembangan ini kemudian dibandingkan dan dievaluasi terhadap website saat ini dengan menggunakan kuesioner dan usability testing. Selain itu, penelitian menghasilkan produk berupa clickable prototype. Evaluasi ini juga menampilkan sebuah respon serta perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dari segi usability. Permasalahan usability tersebut kemudian dirangkum menjadi rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya. Kata Kunci: media sosial, high-fidelity protoytyping, clickable prototype, usability testing, usability
vi
ABSTRACT
Name Major Field Title
: : :
Amalia Mardhia Ersa Computer Science Usability Evaluation E-Government Website of Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!): Comparation between Existing Product dan Development Product
LAPOR!, is a social media which accomodates public aspiration and compliants. There were around 400 reports that attend to the system and still counting everyday. The counting number of reports weren’t balance with the total of new visitor which is using LAPOR!’s website. The needs of interaction between users to optimize the use of LAPOR! as social media. To achieve this goal, then LAPOR! initiative to undertake the development of social media optimization. The development was done by using high-fidelity prototyping. The result od development was compared and evaluated with an existing website by using questionnaire and usablity testing. In addition, this research evaluated and compared with the existing website. This evaluation also displays a positive response and nee more research in usability field. These usability issues are the summarized into list of recommendations for the next development. Keywords: sosial media, high-fidelity protoytyping, clickable prototype, usability testing, usability
vii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................................v ABSTRAK ............................................................................................................................... vi ABSTRACT............................................................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL.................................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xiv BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2
Permasalahan ........................................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
1.4
Batasan Penelitian .................................................................................................... 4
1.5
Sistematika Penulisan .............................................................................................. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................................... 7 2.1
e-Government ........................................................................................................... 7
2.2
e-Government di Indonesia .................................................................................... 10
2.3
User Experience ..................................................................................................... 11
2.4
Usability ................................................................................................................. 12
2.4.1
Usability Evaluation ...................................................................................... 13
2.4.2
Contoh Usability Evaluation dalam e-government ........................................ 14
2.4.3
Usability Testing ............................................................................................ 15
2.5
Prototype ................................................................................................................ 15
2.6
Media Sosial........................................................................................................... 16
BAB 3 PROFIL...................................................................................................................... 21 3.1 Profil Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) ......................................................................................................................... 21 3.2
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!) ............................................ 22
3.3
Tantangan LAPOR! ............................................................................................... 24
viii
ix
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 27 4.1
Alur Penelitian ....................................................................................................... 27
4.2
Pengembangan Website ......................................................................................... 28
4.3
Rancangan Pelaksanaan Evaluasi .......................................................................... 30
4.3.1
Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 30
4.3.2
Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 33
4.4
Metode Analisis Data ............................................................................................. 34
4.4.1
Analisis Data Kuantitatif ................................................................................ 34
4.4.2
Analisis Data Hasil Kualitatif ........................................................................ 35
4.5
Metode Penyusunan Rekomendasi ........................................................................ 35
BAB 5 PROTOTYPING......................................................................................................... 36 5.1
Analisis Kebutuhan Website Versi Baru................................................................ 36
5.2
Hasil Pengembangan .............................................................................................. 38
5.2.1
Fitur Umum .................................................................................................... 38
5.2.2
Fitur Khusus ................................................................................................... 40
5.2.3
Halaman Depan .............................................................................................. 46
5.2.4
Halaman Beranda ........................................................................................... 48
5.2.5
Halaman Pelapor ............................................................................................ 51
5.2.6
Halaman Statistik ........................................................................................... 52
5.2.7
Halaman Laporan ........................................................................................... 55
5.2.8
Halaman Instansi ............................................................................................ 55
5.2.9
Halaman Hasil Pencarian ............................................................................... 56
BAB 6 HASIL, PEMBAHASAN, DAN REKOMENDASI ................................................. 57 6.1
Demografi .............................................................................................................. 57
6.1.1
Demografi Informasi Data secara Kuantitatif ................................................ 57
6.1.2
Demografi Informasi Data Kualitatif ............................................................. 58
6.2
Hasil Analisis Data ................................................................................................ 59
6.2.1
Hasil Analisis Data Kuesioner ....................................................................... 59
6.2.2
Hasil Analisis Data Open-Ended Questions .................................................. 60
6.2.3
Hasil Analisis Data Usability Testing ............................................................ 62
6.2.4
Rangkuman Hasil Analisis Data .................................................................... 72
6.3
Rekomendasi Pengembangan LAPOR! ................................................................. 74
BAB 7 PENUTUP ................................................................................................................. 79 Universitas Indonesia
x
7.1
Kesimpulan ............................................................................................................ 79
7.2
Saran untuk Tim LAPOR! ..................................................................................... 80
7.3
Saran untuk Penelitian Selanjutnya........................................................................ 80
DAFTAR REFERENSI ......................................................................................................... 81 LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Website LAPOR! ................................................................................................................................. 86 LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing................................................................... 88 LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing ............................................................ 89
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Infografis Sejarah Perkembangan Media Sosial Tahun 1969-2012 ....... 17 Gambar 2.2 Statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara .................................................................................................................................... 20 Gambar 3.1 Alur Kerja LAPOR! ............................................................................... 23 Gambar 4.1 Alur Penelitian........................................................................................ 27 Gambar 5.1 Use Case Diagram Kebutuhan Website Versi Baru .............................. 37 Gambar 5.2 Tampilan fitur perlu dikawal .................................................................. 38 Gambar 5.3 Tampilan fitur statistik ........................................................................... 39 Gambar 5.4 Tampilan fitur laporan terhangat ............................................................ 39 Gambar 5.5 Tampilan Tombol Skor Pengguna.......................................................... 40 Gambar 5.6 Tampilan Tombol Jumlah Pengawal ...................................................... 40 Gambar 5.7 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal .................................................... 41 Gambar 5.8 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal .................................................... 41 Gambar 5.9 Tampilan Riwayat Laporan .................................................................... 43 Gambar 5.10 Tampilan Tombol Kawal ..................................................................... 44 Gambar 5.11 Tampilan Tombol Dukung ................................................................... 44 Gambar 5.12 Tampilan Tombol Share....................................................................... 44 Gambar 5.13 Tampilan Tombol Tweet ...................................................................... 45 Gambar 5.14 Tampilan Tombol Star Rating.............................................................. 45 Gambar 5.15 Tampilan fitur laporkan sebagai spam ................................................. 45 Gambar 5.16 Tampilan halaman beranda .................................................................. 47 Gambar 5.17 Tampilan Halaman Beranda ................................................................. 49 Gambar 5.18 Tampilan Form Ubah Profil ................................................................. 50 Gambar 5.19 Tampilan kotak pelaporan .................................................................... 50 Gambar 5.20 Tampilan Halaman Pelapor .................................................................. 52 Gambar 5.21 Tampilan Halaman Statistik Laporan ................................................... 53 Gambar 5.22 Tampilan Halaman Persebaran Laporan .............................................. 54 Gambar 5.23 Tampilan Halaman Laporan ................................................................. 55 Gambar 5.24 Tampilan Halaman Instansi .................................................................. 56 xi
xii
Gambar 5.25 Tampilan Fitur Kotak Pencarian .......................................................... 56 Gambar 6.1 Informasi Demografi Responden Data Kuantitatif ................................ 57 Gambar 6.2 Diagram Tujuan Penggunaan Internet Responden ................................. 58 Gambar 6.3 Contoh Salah Satu Bentuk Tanggapan yang Kurang Sesuai.................. 60
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Peringkat e-Government di Wilayah Asia Tenggara ....................... 11 Tabel 4.1 Timeline Pengerjaan Penelitian .................................................................. 28 Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jenis Prototyping ................. 29 Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS.................................................................... 31 Tabel 4.4 Persentase banyaknya jumlah permasalahan dalam usability terhadap 100 sampel ........................................................................................................................ 32 Tabel 6.1 Hasil uji tes paired t-test ............................................................................ 59 Tabel 6.2 Tabel Olahan Data Mentah Menjadi Unit-Unit Kecil ................................ 60 Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori ....................... 61 Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori (sambungan) . 62 Tabel 6.5 Reaksi Responden Melihat Halaman Utama Website ............................... 63 Tabel 6.6 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Informasi Umum ............. 65 Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum ............... 66 Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum (sambungan) ............................................................................................................... 67 Tabel 6.8 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Umum ..................... 67 Tabel 6.9 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Umum dan Fitur Khusus ........................................................................................................................ 68 Tabel 6.10 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Lainnya ................. 70 Tabel 6.11 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Lainnya ................... 71 Tabel 6.12 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya ......... 74 Tabel 6.13 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya (sambungan) ............................................................................................................... 75 Tabel 6.14 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya (sambungan) ............................................................................................................... 76
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Website LAPOR! ................................................................................................................................. 86 LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing................................................................... 88 LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing ............................................................ 89
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan secara singkat latar belakang dilakukannya penelitian beserta rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1
Latar Belakang
Dewasa ini fenomena akan kebutuhan teknologi dalam sektor pemerintahan sangat marak digalakkan. Faktor semangat keterbukaan menjadi salah satu faktor pendukung munculnya kebutuhan terknologi. Adapun semangat akan keterbukaan di Indonesia sudah lahir sejak masa reformasi yang terjadi pada tahun 1998. Sejarah semangat keterbukaan di Indonesia diawali dengan disahkannya UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Hal ini menjadi sebuah momentum besar bagi rakyat Indonesia karena publik bebas untuk mendapatkan informasi dari badan publik (Open Government Indonesia, 2011). Pernyataan tersebut juga tertulis pada butir (b) yang tertuang dalam Undangundang KIP: “bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.” (Undang-Undang KIP Nomor 14 Tahun 2008 butir (b), halaman 1) Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya gerakan Open Government Indonesia (OGI). OGI yang dibentuk pada tanggal 20 September 2011, telah banyak membuka mata publik mengenai keterbukaan dalam pemerintahan. Salah satunya adalah dengan menciptakan berbagai produk inovasi di bidang teknologi (opengovindo). Produk-produk ini mempunyai fungsi yang berbeda dengan satu tujuan yang sama yaitu memberikan kemudahan kepada publik untuk ikut serta dalam keterbukaan pemerintah. Produk tersebut diantaranya satupemerintah, satulayanan, Surat Izin 1
2
Pemerintah (SIP), dan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!). Salah satu produk yang dampaknya sangat luas dirasakan oleh publik saat ini adalah LAPOR!. LAPOR! (n.d) merupakan aplikasi penyedia jasa pelayanan publik berbasis media sosial. Tujuannya adalah untuk membantu berbagai lapisan masyarakat dalam memberikan aspirasi, opini, pengaduan, hingga permintaan informasi, serta menjadi media penyelesaian masalah yang dilaporkan oleh masyarakat (lapor.go.id, n.d.). Keberadaan LAPOR! juga menjadi alat bantu bagi pemerintah untuk melakukan peningkatan layanan publik. LAPOR! menyediakan akses yang luas kepada masyarakat melalui platform website (www.lapor.go.id), aplikasi mobile berupa Android, IoS, dan Blackberry, serta layanan short message service (sms) 1708. Salah satu platform yang banyak digunakan adalah website. Hal ini dilihat dari data LAPOR! per tahun 2014, bahwa total pengguna aktif website mencapai 286.029 pengguna. Adapun persentase pengunjung baru (new visitor) website hanya mencapai 22,3% sedangkan pengunjung yang kembali (returning visitor) mencapai 77,7%. Artinya, ada sekitar 63.784 pengunjung baru yang datang ke website LAPOR! dari awal website LAPOR! berjalan hingga akhir tahun 2014. Pertumbuhan jumlah pengunjung baru LAPOR! termasuk cukup lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan laporan yang masuk ke dalam website. Data LAPOR! per akhir tahun 2014, menunjukkan ada sejumlah 583.953 laporan dengan jumlah laporan pada tahun 2012 sebanyak 13.097 laporan, tahun 2013 sebanyak 414.667 laporan, serta tahun 2014 sebanyak 156.189 laporan. Peningkatan yang cepat pada pertumbuhan laporan menjadi bahan acuan evaluasi terhadap jumlah pengguna baru website LAPOR!. Sebagai sebuah website yang diinisiasi berbasis media sosial maka, tim LAPOR! berinisiatif untuk mengoptimalkan penggunaan konsep media sosial. Media sosial merupakan sebuah sarana komunikasi online yang mendukung adanya komunitas, interaksi, berbagi informasi, serta kolaborasi (TechTarget, 2015). “LAPOR! merupakan sebuah sarana aspirasi dan pengaduan berbasis media
sosial
yang
mudah
diakses
dan
terpadu
dengan
81
Universitas Indonesia
3
Kementerian/Lembaga, lima Pemerintah Daerah, serta 44 BUMN di Indonesia” (lapor.go.id, n.d.).
1.2
Permasalahan
Nielsen (2012) menyatakan bahwa usability sebuah sistem perlu dilakukan karena seiring dengan berkembangnya teknologi, pengguna menuntut adanya kenyamanan dan kesinambungan dalam sebuah sistem. Hal ini memberikan gambaran masalah dari segi usability terhadap website LAPOR!. Selain itu, dengan adanya pengoptimalan konsep media sosial dapat memberikan penerimaan pengguna terhadap website LAPOR!. Maka dari itu evaluasi dilakukan dari segi usability terhadap kedua website, yaitu LAPOR! saat ini (selanjutnya disebut sebagai versi lama) dan LAPOR! versi 3.0 (selanjutnya disebut sebagai versi baru). Permasalahan penelitian ini dirangkum oleh penulis ke dalam empat poin utama, yaitu: 1.
Belum adanya pengoptimalan konsep media sosial dalam website LAPOR!, sehingga perlu dilakukan sebuah pengembangan yang lebih menekankan konsep media sosial.
2.
Apakah permasalahan usability menjadi salah satu faktor melambatnya pertumbuhan pengguna baru pada website LAPOR!?
3.
Apakah dengan pengoptimalan konsep media sosial mampu memberikan usability yang lebih baik kepada pengguna?
4.
Adakah rekomendasi dari segi usability untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerimaan pengguna terhadap pengoptimalan konsep media sosial pada website LAPOR!. Selain itu, memberikan sebuah perbandingan dari segi aspek usability sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya. Penelitian ini juga menjadi sebuah temuan baru bagi dari segi aspek usability.
Universitas Indonesia
4
1.4
Batasan Penelitian
Adapun lingkup penelitian hanya terbatas pada platform website LAPOR! saja. Fokus penelitian lebih mengarah pada penggunaan konsep media sosial pada website LAPOR! serta evaluasi pada informasi umum pada website, fitur-fitur umum, dan fitur khusus. Penyebaran data dibatasi pada responden LAPOR! yang merupakan pengguna yang memiliki akun LAPOR!. Maka dari itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan media online LAPOR! yang berdomisili di Jabodetabek. Penelitian juga dilakukan hanya sebatas mengevaluasi website LAPOR! dalam sisi pengguna LAPOR! saja, tidak dievaluasi dari sisi administrator. Selain itu, evaluasi website hanya sebatas pada tampilan yang terlihat, tidak mengevaluasi fitur sudah berjalan sesuai fungsionalitas. 1.5
Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir terbagi menjadi tujuh bab utama. Masing-masing bab dibahas hal-hal yang berkaitan dengan topik dari bab utama. Berikut ini dipaparkan secara singkat inti pembahasan berserta bagian-bagian yang dibahas dari tiap masingmasing bab.
BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang dilakukan penelitian, hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian, tujuan dilakukannya penelitan, batasan penelitian yang dilakukan, manfaat dilakukannya penelitian, serta sistematika penulisan dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI Berisi dasar-dasar teori yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian yang terdiri dari E-government, E-government di Indonesia, Usability, Desain Interaksi, Media Sosial, dan Prototype. Subbab Usability terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu Usability Evaluation, Contoh Penelitian Usability Evaluation pada e-Government, dan Usability Testing. Adapun subbab Prototype terbagi lagi dua bagian yaitu Low Fidelity Prototyping dan High Fidelity Prototyping.
BAB III PROFIL Universitas Indonesia
5
Berisi tentang profil singkat dari instansi-instansi yang berkaitan selama penelitian berlangsung serta rencana pengembangan website LAPOR!, yaitu Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKPPPP) dan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!).
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang tahap-tahapan penelitian serta ulasan singkat metode dan analisis penelitian
yang terdiri
dari
Alur Penelitian, Pengembangan, Batasan
Pengembangan Website LAPOR! Versi 3.0, Rancangan Pelaksanaan Usability Evaluation yang terbagi menjadi dua subbab yaitu Teknik Pengumpulan Data serta Instrumen Pengumpulan Data dari Wawancara, Kuesioner, serta Usability Testing. Kemudian dilanjutkan dengan Metode Analisis Data yang terbagi menjadi dua jenis yakni Analisis Data Kuantitatif dan Analisis Data Kualitatif serta Metode Pembuatan Rekomendasi.
BAB V PROTOTYPING Berisi tentang pengembangan website LAPOR! versi 3.0 yang terbagi menjadi dua bagian yaitu Rancangan dan Analisis Kebutuhan Website dan Hasil Pengembangan. Pada bab Hasil Pengembangan dibagi lagi menjadi beberapa bagian kecil yaitu Fitur Umum, Fitur Khusus yang terdiri dari Fitur dengan Konsep Gamification, Fitur Riwayat Laporan, dan Fitur Lainnya. Kemudian dialanjutkan dengan Halaman Depan, Halaman Beranda, Halaman Pelapor, Halaman Statistik dan Persebaran Laporan, Halaman Instansi, serta Halaman Hasil Pencarian Lanjutan.
BAB VI HASIL DAN REKOMENDASI Berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari Demografi responden yang terbagi atas dua jenis yaitu Demografi Informasi Data Kuantitatif dan Demografi Informasi Informasi Data Kualitatif. Selanjutnya menampilkan Hasil Analisis Data yang terdiri dari Hasil Analisi Data Kuesioner, Hasil Analisis Data Open-Ended Questions, dan Hasil Analisis Data Usability
Universitas Indonesia
6
Testing, serta Rangkuman Hasil Analisis Data. Pada akhir Bab terdapat bagian Rekomendasi Pengembangan Selanjutnya.
BAB VII PENUTUP Bagian terakhir diberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan permasalahan penelitian serta saran bagi tim LAPOR!
dan penelitian
selanjutnya. Akhir bagian dari laporan penelitian ini juga melampirkan lampiran-lampiran terkait penelitian yang dilakukan.
Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bagian ini menjelaskan secara singkat teori-teori yang digunakan dalam melakukan penelitian yang terdiri dari e-Government, e-Government di Indonesia, User Experience, Usability, Prototype, dan Media Sosial. 2.1
e-Government
Menurut Yanqing (2010), e-Government didefinisikan sebagai sebuah langkah pemerintah dalam menggunakan teknologi informasi komunikasi (TIK) secara inovatif. e-Government biasanya diimplementasikan dalam penggunaan sistem berbasis website. Secara umum, fungsi e-Government sebagai alat untuk memberikan kenyamanan terhadap akses informasi dan layanan publik, meningkatkan kualitas pelayanan, serta menyediakan peluang kepada publik untuk ikut terlibat memantau kinerja pemerintahan (Yanqing, 2010). Jayashree
dan
Marthandan
(2010)
mendefinisikan
e-Government
sebagai
pengoptimalan yang berkelanjutan terhadap pelayanan publik, partisipasi, serta pemerintahan dengan cara mentransformasikan hubungan internal maupun eksternal ke dalam sebuah teknologi. Almarabeh dan AbuAli (2010) juga mendefinisikan eGovernment sebagai penggunaan teknologi informasi komunikasi yang memberikan kesempatan kepada publik dan bisnis untuk berinteraksi dan atau mengadakan kerjasama bersama pemerintahan dengan menggunakan beragam media elektronik seperti ponsel layar sentuh, fax, smart cards, email, dan lain-lain. Secara umum, konsep e-Government dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu, publik, bisnis, dan layanan, serta departemen pemerintahan (Almarabeh & AbuAli, 2010). Konsep umum ini kemudian dijabarkan oleh Yanqing (2010) ke dalam delapan tipe utama, diantaranya: 1.
Government to Citizen (G2C), menyediakan pelayanan informasi dan komunikasi publik secara online.
7
8
2.
Citizen to Government (G2C), adanya pertukaran pelayanan informasi dan komunikasi publik secara online.
3.
Government to Bussiness (G2B), menciptakan sebuah layanan transaksi online seperti e-Procurement guna adanya pertukaran informasi dan komoditas.
4.
Bussiness to Government (B2G), menciptakan sebuah layanan transaksi online seperti e-Procurement guna melakukan penjualan barang dan jasa.
5.
Government to Employee (G2E), memfasilitasi manajemen pelayanan publik dan komunikasi internal dengan staf pemerintah.
6.
Government to Government (G2G), mengadakan sebuah kerjasama dan komunikasi berupa basis data besar bagi departemen pemerintah atau agensi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas termasuk pertukaran terhadap informasi dan komoditas.
7.
Government to Nonprofit (G2N), menyediakan informasi dan komunikasi kepada organisasi non-profit, organisasi sosial, dan lain-lain.
8.
Nonprofit to Government (N2G), adanya pertukaran terhadap informasi dan komunikasi antara pemerintah dan organisasi non-profit, organisasi sosial, dan sebagainya.
Delapan tipe ini kemudian dirangkum menjadi tiga fokus utama e-Government yang dibedakan berdasarkan kegunaannya (Yanqing, 2010), yaitu: 1. Citizen to Government (C2G) Publik dapat menggunakan secara langsung pelayanan yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan individu atau pribadi. Contohnya, perizinan, pembayaran pajak, hak pemenuhan individu, dan sebagainya. 2. Bussiness to Government (B2G) Adanya penggunaan layanan oleh pebisnis, pengusaha, dan perusahaan koorporat untuk tujuan komersil maupun non-komersil. Contoh pelayanan ini ke dalam memperoleh izin usaha, bantuan lokasi, informasi kekuatan dari pekerjaaan, dan sebagainya. 3. Government to Nonprofit (G2N), Government to Government (G2G), dan Government to Employee (G2E) Universitas Indonesia
9
Adanya koordinasi antar kedua belah pihak baik secara inter- maupun intrainstansi pemerintahan maupun antar-pegawai pemerintah guna meningkatkan pelayanan yang ada di dalam maupun di luar pemerintah diantaranya proses penggajian, transfer dana antar-instansi pemerintah, dan sebagainya. Yanqing (2010) juga menguraikan manfaat yang dapat dirasakan dengan diterapkannya e-Government. Manfaat tersebut antara lain: (1) meningkatkan rasa demokrasi publik yang tergambar pada keberanian mengeluarkan aspirasi pada media online; (2) adanya bentuk kepedulian lingkungan, karena mampu mengurangi penggunaan kertas yang sangat banyak digunakan dalam lingkungan pemerintahan; (3) Kemudahan akses (waktu, tempat, kondisi) yang cepat sehingga menciptakan efisiensi dan kenyamanan; serta (4) terciptanya penerimaan publik secara merata. Adapun Misra (2007) mengelompokkan manfaat e-government sesuai dengan tipe pengguna utama, antara lain: 1. Manfaat untuk publik, seperti adanya pelayanan yang tersedia dalam waktu 24 jam, lebih ekonomis, cepat dan efisien, transparan, serta lebih nyaman karena bisa diakses kapanpun dan dimanapun. 2. Manfaat untuk bisnis, yaitu mendukung adanya transaksi pembelian dan penjualan secara online (e-Bussiness dan e-Commerce), usaha bisnis yang dibangun sesuai dengan aturan pemerintah, adanya kenyamanan dan transparansi yang lebih dalam melakukan transaksi bisnis melalui eProcurement, pengiriman barang dapat dikontrol dengan baik secara online, serta mendukung transaksi keuangan secara online (e-Banking dan ePayment). 3. Manfaat untuk pemerintah, yaitu pembuatan kebijakan dan regulasi yang lebih baik, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik karena proses penyimpanan dan pengambilan data dilakukan dengan cepat, terciptanya manajemen proses pemerintahan yang lebih baik, adanya pemerataan dalam penetapan aturan pemerintah, regulasi, dan aktivitas, meningkatkan kinerja di sektor sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sosial, serta menumbuhkan citra positif pemerintahan yang modern dan progresif. Universitas Indonesia
10
Sebuah sistem dengan manfaat yang besar pastinya mempunyai tantangan yang besar. Tantangan yang dihadapi e-government, yaitu (1) kemungkinan terjadi hypersurveilleance yang tinggi karena hilangnya privasi personal pengguna, (2) biaya yang dikeluarkan lebih besar, (3) sulitnya menjangkau pengguna di daerah terpencil, serta (4) besar kemungkinan terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan transparansi dan akuntabilitas karena dikembangkan oleh pemerintah (Yanqing, 2010). 2.2
e-Government di Indonesia
Implementasi e-Government diawali saat dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 yang mengatur tentang Kebijakan dan Strategi Nasional terkait Pengembangan e-Government dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan; 2. bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government; 3. bahwa dalam pelaksanaannya diperlukan kesamaan pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka dipandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi
Presiden
bagi
pelaksanaan
kebijakan
dan
strategi
pengembangan e-government secara nasional. (Inpres No. 3 tahun 2003, hal. 1) Berdasarkan survei yang dilakukan United Nations pada tahun 2010 menunjukkan Indonesia berada peringkat ke-109 di dunia. Peringkat ini menurun jika dibandingkan survei sebelumnya pada tahun 2008. Tabel di bawah merupakan tabel peringkat eGovernment di Asia Tenggara.
Universitas Indonesia
11
Tabel 2.1 Tabel Peringkat e-Government di Wilayah Asia Tenggara
Sumber: United Nations E-Government Survey 2010 (Bab 4, Hal. 70) Tabel 2.1 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dengan Thailand, Filipina, dan Vietnam dalam pengimplementasian e-Government. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1 juta (APJII, 2015). Angka ini terlampaui jauh dengan perkembangan e-Government yang ada di Indonesia. 2.3
User Experience
User experience merupakan sebuah konsep yang mencakup keseluruhan aspek pengguna dengan sebuah produk, layanan, serta perusahaan (Nielsen & Norman, n.d.). ISO FDIS 9241-210 mendefinisikan user experience sebagai berikut: “Persepsi indivdu dan respon yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pengantisipasian kegunaan produk, sistem, dan layanan”. (ISO FDIS 9241210) Hassenzahl dan Tractinsky (2006) menjabarkan user experience sebagai sebuah akibat adanya kondisi internal pengguna seperti ekepektasi, keinginan, motivasi, kondisi hati pengguna yang didukung karateristik desain dari sebuah sistem seperti Universitas Indonesia
12
kompleksitas, tujuan, kenyamanan, fungsionalitas, dalam sebuah interaksi tertentu. Bevan (2009) melakukan sebuah konseptualisasi user experience ke dalam beberapa cara yang berbeda diantaranya: 1. Mengeksplorasi indikator kepuasan pengguna dari segi usability. 2. Penekanan performa pengguna. 3. User experience merupakan induk dari semua persepsi dan respon pengguna yang diukur secara subjektif maupun objektif. 2.4
Usability
Nielsen (2012) mendefinisikan usability sebagai sebuah kualitas yang mengkaji dan mengukur kemudahan tampilan yang digunakan oleh pengguna. The International Standard (ISO, 2006) mendefinisikan usability sebagai peningkatan sebuah produk yang digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu seperti, efektivitas, efisiensi, dan kepuasaan pengguna. Usability mengacu pada user experience (pengalaman pengguna) ketika berinteraksi kepada sebuah produk atau sistem, termasuk website, perangkat lunak, devices, atau aplikasi (Usability.gov, 2014). Nielsen (2012) menjabarkan usability ke dalam lima indikator utama, yaitu: 1. Learnability Indikator yang mengukur seberapa mudah pengguna menyelesaikan tugastugas yang harus dikerjakan selama menggunakan website. Menurut Jeff Sauro (2013), learnability dapat diukur dari dua hal, yang pertama kemampuan pengguna dalam menyelesaikan sebuah tugas serta lama waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah tugas. 2. Efficiency Indikator yang mengukur kecepatan dan ketepatan pengguna dalam mengakses suatu sistem. Ada 12 cara yang dapat dilakukan untuk mengukur indikator efisiensi diantaranya waktu yang diperlukan untuk mengerjakan aktivitas (time), waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan satu aktivitas (time completion rate), waktu yang diluangkan pengguna dalam satu aktivitas atau pada halaman tertentu (time in mode), input rate seperti memasukkan kata dengan benar dalam hitungan menit, dan sebagainya (Hornbæk, 2006). Universitas Indonesia
13
3. Memorability Indikator ini mengukur seberapa jauh ingatan pengguna setelah mengakses sebuah sistem. Memorability biasanya memerlukan penelitian dalam jangka waktu yang panjang. 4. Errors Indikator yang mengukur berapa banyak kesalahan pengguna dalam menggunakan sistem. Hornbæk (2006) perhitungan errors dapat dilakukan dengan banyaknya jumlah errors yang dilakukan pengguna selama melakukan satu aktivitas, jumlah kesalahan dalam menjalankan serangkaian tugas, jumlah aktivitas yang dilakukan dengan benar dan sejenisnya. 5. Satisfaction Indikator yang mengukur seberapa puas pengguna dengan website yang mereka gunakan. Perhitungan satisfaction dapat diukur dengan menggunakan standar kuesioner usability, sebagai contoh Questionnaire for User Satisfaction (QUIS), Software Usability System (SUS), dan lain-lain. Selain itu dapat dilakukan perhitungan dengan melihat satisfaction with the interface, context-dependent questions, before use, during use, ease of use, dan sejenisnya (Hornbæk, 2006). Usability juga diperngaruhi oleh faktor-faktor tertentu diantaranya, (1) desain yang intuitif; (2) kemudahan dalam memahami sistem; (3) efisiensi; (4) langkah-langkah penggunaan yang mudah untuk diikuti; (5) banyaknya error dan seberapa sulit permasalahannya; serta (6) penilaian subjektif pengguna terhadap kepuasan penggunaan sistem (Usability.gov, n.d.). Sebuah sistem tanpa adanya sebuah proses usability akan membawa banyak masalah (Nielsen, 2012). Hal inilah yang menyebabkan pentingnya sebuah proses usability dalam pengembangan sebuah sistem. 2.4.1
Usability Evaluation
Usability evaluation adalah proses yang melibatkan pengguna sehingga dapat mempelajari dan menggunakan produk guna tercapainya aspek-aspek kenyamanan pengguna seperti efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna terhadap sistem secara keseluruhan (Usability.gov, n.d.). Universitas Indonesia
14
Menurut Liu (2008), terdapat empat tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan usability evaluation dalam sebuah website, yaitu: (1) menentukan waktu yang tepat untuk melakukan usability evaluation; (2) mengumpulkan informasi; (3) memilih metode yang tepat; serta (4) melakukan usability evaluation. Selain itu, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan usability evaluation pada website. Pertama, jangan mengevaluasi terlalu lama. Usability evaluation yang terlalu lama dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap website. Kedua, perhatikan etika dan moral. Dalam melakukan usabilty evaluation, diharapkan dapat membangun kepercayaan kepada pengguna yaitu, dengan menjaga kerahasiaan data pribadi pengguna serta fokus pada evaluasi website dibandingkan mengidentifikasi perilaku pengguna (Liu, 2008). 2.4.2
Contoh Usability Evaluation dalam e-government
Withdrow, Brinck, dan Speredelozzi (2000), melakukan sebuah perbandingan usability evaluation dalam sebuah portal e-Government. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat permasalahan usability yang terdapat antara portal yang lama dan yang terbaru. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan user-centric process, yaitu pendekatan dengan fokus pada pengguna. Adapun proses desain dari penelitian ini dapat diajabarkan dalam poin berikut ini: (1) mencatat perbedaan desain dan arsitektur yang digunakan dari dua buah versi portal website; (2) membuat daftar fitur yang sering digunakan dengan melihat log pengguna; serta (3) melakukan analisis perbandingan terhadap kedua website (Withdrow, Brinck, & Speredelozzi, 2000). Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan beetween-subject design yakni, setiap responden hanya melakukan evaluasi terhadap satu website selama dua minggu. Responden diberikan sepuluh aktivitas yang harus dikerjakan dengan menggunakan metode think-aloud dan mengisi kuesioner. Penelitian ini mengukur indikator utama, yaitu: (1) Task Success; (2) Task Time; (3) Task Difficulty; (4) Expected Speed; serta (5) Task Intuitiveness. Hasilnya berupa kebanyakan pengguna berhasil melakukan task pada portal versi baru dibandingkan versi lama (Withdrow, Brinck, & Speredelozzi, 2000). Universitas Indonesia
15
2.4.3
Usability Testing
Usability testing merupakan salah cara untuk mengevaluasi suatu produk atau layanan yang diujikan kepada target pengguna yang sesuai. (Usability.gov, n.d.). Menurut Liu (2008), usability testing didefinisikan sebagai sebuah tahapan penelitian dengan memberikan serangkaian task terkait antarmuka kepada pengguna asli suatu sistem. Jumlah pengguna yang disarankan untuk melakukan usability testing cukup beragam. Nilsen Norman (2015) berpendapat bahwa lima pengguna cukup untuk mendapatkan permasalahan desain sebuah sistem. Pengidentifikasian masalah yang dilakukan lebih dari lima pengguna hanya akan mengulang masalah yang sama (Nielsen, 2012). Sementara itu, untuk mengukur indikator dari tiap usability metrics atau indikator dalam usability, Jeff Sauro (2015) menyarankan untuk menggunakan 20 pengguna demi mendapatkan hasil akhir yang baik. Dalam melakukan usability testing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Nielsen (2014) menjabarkan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan usability testing yaitu, 1. Buatlah task serealistis mungkin 2. Buatlah task yang mudah dikerjakan dan 3. Hindari memberikan petunjuk dan menjelaskan langkah-langkah yang harus dikerjakan. 2.5
Prototype
Protoype diartikan sebagai salah satu model pengembangan sebuah produk atau sistem
informasi
yang
belum
sempurna
dan
biasanya
digunakan
untuk
mendemonstrasikan sebuah produk (TechTarget, 2015). Prototype juga merupakan sebuah bentuk desain yang memungkinkan pihak-pihak terkait dapat berinteraksi serta melihat kecocokan kebutuhan sistem lebih dalam (Interaction Desain, 2012). Prototype dapat menjadi alat bantu ketika akan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan sebuah produk. Prototype terbagi ke dalam dua jenis berbeda yaitu, low-fidelity prototyping dan high-fidelity prototyping. a.
Low-Fidelity Prototyping Universitas Indonesia
16
Low-fidelity prototyping merupakan bentuk awal sebuah produk yang belum final. Artinya, produk tidak dibuat menggunakan material yang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya, seperti menggunakan kertas atau kertas karton (Interaction Design, 2012). Low-fidelity prototyping digunakan untuk mendemonstrasikan tampilan sistem secara umum dan tidak menampilkan bagaimana fitur berjalan secara fungsional (Rudd, Stern, & Isensee, 1996). Jenis ini biasanya dilakukan pada tahapan awal pengembangan sebuah produk. Tahapan ini dibutuhkan dengan melakukan pendalaman ide dan konsep desain. Beberapa jenis low-fidelity prototyping yang dapat digunakan, antara lain: (1) Storyboarding; (2) Sketching; (3) Prototyping with index card; dan (5) Wizard of Oz. b.
High-Fidelity Prototyping
Berbeda dengan low-fidelity prototyping, high-fidelity prototyping menggunakan material sesuai dengan kebutuhan dalam proses pengembangannya. Menurut Rudd, Stern, dan Isensee (1996), high-fidelity prototyping merupakan bentuk interaktif dan secara umum interaksi antarmuka sudah dapat berjalan sesuai dengan produk aslinya. Jenis ini biasanya dibangun dengan menggunakan tools seperti Smalltalk dan Visual Basic (Rudd, Stern, & Isensee, 1996). High-fidelity prototyping biasanya digunakan untuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan secara teknis dan dilakukan pada akhir proses pengembangan (Rudd, Stern, & Isensee, 1996). 2.6
Media Sosial
Boyd dan Ellison (2008) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah layanan berbasis website yang membebaskan setiap individu untuk (1) menciptakan sebuah profil pengguna yang berbentuk semi-publik atau publik, (2) menghubungkan antara satu pengguna dengan pengguna lain, serta (3) dapat melihat daftar koneksi yang telah dibuat dalam sebuah sistem. Situs Adweek (2013) yang merupakan sebuah situs penyedia berita terkait pemasaran,
media,
dan
periklanan
menyajikan
sebuah
infografis
sejarah
perkembangan media sosial dari tahun 1969- 2012. Infografis tersebut ditampilkan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Universitas Indonesia
17
Gambar 2.1 Infografis Sejarah Perkembangan Media Sosial Tahun 1969-2012 Sumber: http://www.adweek.com/socialtimes/social-media-1969-2012/487353 Universitas Indonesia
18
Semenjak diluncurkan kepada publik pada tahun 1969, CompuServe menjadi awal perkembangan munculnya media sosial. CompuServe merupakan sebuah bisnis yang memberikan solusi terkait masalah komunikasi pada mainframe komputer. Pada tahun 1979, diluncurkan sebuah ruang yang memberikan akses komunikasi antara sistem pusat dan pengguna sehingga dapat mengunggah data dan permainan serta menge-post sebuah pesan kepada pengguna lain, yaitu Bulletin Board System (BBS) (digitaltrends.com, n.d.). Selanjutnya World Wide Web Proposed (W3C) yang merupakan sebuah komunitas internasional dengan misi memimpin web, diluncurkan pada tahun 1989 (W3C, n.d.). Kemudian disusul oleh The World Wide Web (WWW) yang secara resmi diumumkan kepada publik pada tahun 1991. World Wide Web merupakan sebuah area yang luas sebagai media alat pencarian informasi universal guna memberikan akses universal terhadap dokumen-dokumen universal (CERN, n.d.). Tahun 1997, diluncurkanlah SixDegrees yang memperbolehkan pengguna untuk membuat profil dan daftar pertemanan (Boyd & Ellison, 2008). Namun SixDegrees harus ditutup pada tahun 2000 dikarenakan banyaknya keluhan pengguna terhadap spam serta diserahkannya SixDegrees kepada sebuah asosiasi pengguna komputer. Tidak hanya SixDegrees, pada rentang waktu 1997 hingga 2001 muncullah komunitas yang serupa seperti AsianAvenue (1997), BlackPlanet (1999), dan MiGente (2000). LiveJournal yang diluncurkan pada tahun 1999 merupakan sebuah platform publikasi dimana setiap pengguna dapat saling berteman sehingga dapat mengikuti perkembangan jurnal masing-masing (Boyd & Ellison, 2008). Kemudian disusul dengan Blogger dan Napster yang diluncurkan pada tahun yang sama. Dua tahun berikutnya, diluncurkanlah Wikipedia. Wikipedia merupakan situs layanan website berbagai bahasa serta menyediakan adanya pengubahan konten secara terbuka dan bebas (Wikipedia, 2015). Pada tahun 2002, Friendster menjadi pelopor adanya koneksi online terhadap hubungan pertemanan yang ada di dunia nyata (Mashable, n.d.). Adapun pengguna terbanyak didominasi daerah Asia terutama di Filipina, Singapura, Malaysia, dan Universitas Indonesia
19
Indonesia (Boyd & Ellison, 2008). Namun sayangnya, sekarang Friendster ditutup sebagai media sosial menjadi sebuah situs game online. MySpace kemudian diluncurkan pada tahun 2003 yang secara fungsi hampir sama dengan Friendster. Namun seiring berjalannya waktu, MySpace menambahkan fitur berdasarkan permintaan pengguna dan membebaskan pengguna untuk melakukan kustomisasi terhadap halaman mereka (Boyd & Ellison, 2008). Beberapa tahun berikutnya diluncurkan berbagai jenis situs media sosial diantaranya Tribe.Net, Linkedin, Classmates.com, Jaiku, Netlog, dan sebagainya. Pada tahun 2004, Facebook meluncurkan sebuah situs media sosial yang digunakan hanya untuk menghubungkan mahasiswa Amerika Serikat (AS). Permulaan September 2005, Facebook memperluas cakupannya yang termasuk siswa menengah atas, pekerja profesional, dan diperluas kepada semua individu (Boyd & Ellison, 2008). Hingga kini, pengguna aktif Facebook sudah mencapai 1,44 milliar (per tanggal 31 Maret 2015) dan jumlahnya akan terus bertambah (Facebook, n.d.). Twitter yang menyusul pada tahun 2006 juga menjadi salah satu media sosial populer dengan jumlah pengguna aktif mencapai 255 juta pengguna dan terus bertambah. Kemudian disusul oleh Google+ yang diluncurkan pada tahun 2011 dengan jumlah pengguna aktif mencapai 540 juta pengguna dan terus bertambah (Digital Insights, n.d.). Perkembangan ponsel genggam pintar menghadirkan berbagai macam media sosial berbasis mobile seperti WhatsApp, Snapchat, Tinder, Vine, Pheed, dan sebagainya (Simplify360, 2015). Global WebIndex melakukan penelitian terhadap lama waktu penggunaan media sosial terhadap 30 variabel pembanding yaitu variabel dari masing-masing 29 negara dan satu variabel merupakan nilai rata-rata dari lama waktu penggunaan media sosial secara global. Data tersebut diambil dari data per Januari 2015. Gambar 2.2 menunjukkan statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara.
Universitas Indonesia
20
Gambar 2.2 Statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara Sumber: http://wearesocial.net/tag/statistics/
Berdasarkan Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang meluangkan waktu terbanyak dalam penggunaan media sosial dengan rata-rata 2,9 jam per hari. Artinya, pengguna media sosial di Indonesia meluangkan waktunya sebanyak 2 jam 54 menit sehari untuk media sosial. Adapun rata-rata global menunjukkan nilai sebesar 2,4 jam per hari. Artinya, secara global ada sebanyak 2 jam 24 menit dalam sehari yang digunakan oleh pengguna untuk penggunaan media sosial. Hal ini berarti pengguna media sosial di Indonesia meluangkan waktu 30 menit lebih banyak dalam satu hari dibandingkan rata-rata secara global.
Universitas Indonesia
BAB 3 PROFIL
Bagian ini menjelaskan secara singkat profil dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP), Profil LAPOR!, serta Tantangan LAPOR! di masa sekarang dan masa depan. 3.1
Profil Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)
Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau biasa disingkat sebagai UKP-PPP atau UKP4 merupakan sebuah unit kerja yang berada di bawah presiden serta bertanggungjawab langsung kepada presiden (UKP4, n.d.). Tugas ini sesuai dengan pasal 3 yang tertera pada Perpres 54 Tahun 2009 yang berbunyi: “Membantu presiden dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan sehingga mencapai sasaran pembangunan nasional dengan penyelesaian penuh”(Bab II, Pasal 4, butir a) Kemudian pasal tersebut dijabarkan menjadi beberapa bagian-bagian kecil yang merupakan tugas dan fungsi UKP4 sebagai unit kerja (UKP4, n.d.). Salah satu fungsinya adalah pengawasan. Fungsi ini bertugas untuk mengawasi kinerja Kementerian/Lembaga. Hal ini pula yang menjadi cikal bakal dibentuknya LAPOR! yang dijelaskan pada Subbab 3.2. Seiring dengan berakhirnya masa jabatan SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, maka berakhir pula tugas dan fungsi UKP4 sebagai unit kerja presiden. Namun, tidak dengan LAPOR! yang secara fungsi tetap akan menerima laporan dari masyarakat dan keberadaannya harus didukung oleh sebuah instansi yang serupa dengan UKP4.
21
22
Pada bulan Februari 2015 Bapak Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2015 yang menetapkan untuk dibentuknya Kantor Staf Presiden (KSP). “Kantor Staf Presiden adalah lembaga nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden”(Bab I, Pasal 1, butir (2)) Adapun kedudukan, fungsi, dan tugas serupa dengan UKP4. Disinilah LAPOR! kembali menjalankan tugasnya untuk menjembatani aspirasi dan pengaduan publik. 3.2
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!)
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!) merupakan sebuah software as service berbasis media sosial guna sebagai wadah untuk menampung aspirasi serta pengaduan masyarakat (LAPOR!, n.d.). LAPOR! ini mulanya diciptakan untuk membantu tugas UKP4 dalam mengawasi kinerja pemerintah guna mencapai visi dan misi SBY-Boediono. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, LAPOR! yang awalnya hanya digunakan untuk keperluan internal UKP4 dibuka secara publik. Alur proses pelaporan menggunakan LAPOR! cukup mudah. Pelapor dapat menggunakan platform yang telah disediakan (sms 1708, website, atau mobile application sesuai dengan operasi sistem yang digunakan atau dapat melalui berkas berupa dokumen surat jika tidak bisa menggunak media online). Gambar 3.1 menjelaskan secara singkat alur proses pelaporan LAPOR!.
Universitas Indonesia
23
Gambar 3.1 Alur Kerja LAPOR! Sumber: www.lapor.go.id
Berdasarkan gambar diatas, laporan yang masuk dari pelapor akan diverifikasi terlebih dahulu oleh pihak admin. Kemudian, admin akan mengkaji ulang laporan dan memutuskan apakah laporan ini di-approve, di-pending, atau perlu adanya konfirmasi lanjutan. Admin juga berhak untuk langsung menghapus laporan tanpa harus menindaklanjuti kepada pelapor dengan kriteria laporan tertentu. Batas waktu kerja admin untuk melakukan verifikasi ini hanya tiga hari (LAPOR!, n.d.). Kemudian laporan yang diterima akan didisposisikan oleh admin kepada kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN yang menjadi sasaran pelapor. Kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN diberikan waktu lima hari kerja untuk
menindaklanjuti
laporan.
Selanjutnya
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah/BUMN akan melakukan perumusan tindak lanjut. Rumusan tindak lanjut ini akan diteruskan kepada pihak admin untuk dapat dipublikasikan ke halaman website LAPOR!. Perlu diketahui laporan yang ditampilkan di halaman LAPOR! hanya laporan yang berhasil diterima saat proses verifikasi oleh admin. Universitas Indonesia
24
Laporan dianggap selesai jika dari instansi sudah melewati batas kerja selama sepuluh hari. Biasanya admin LAPOR! akan memberikan peringatan kepada kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut. Tindak lanjut laporan yang paling mudah adalah dengan memberikan keterangan kepada pelapor bahwa laporan sedang diproses. Rata-rata laporan yang masuk ke dalam sistem tiap bulannya pada tahun 2014 mencapai 13.015 (diambil pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 16:54). Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat sangatlah tinggi untuk turut serta dalam mengevaluasi kinerja pemerintahan. Selain itu, LAPOR! sudah terhubung lebih dari 86 Kementerian/Lembaga, lima pemerintah daerah, serta 44 Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN). 3.3
Tantangan LAPOR!
Sebagai sebuah wadah yang menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat tentunya LAPOR! menghadapai banyak tantangan baik untuk kondisi saat ini dan ke depan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 April 2015 dengan koordianator tim LAPOR!, Gibran Sesunan, menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi LAPOR! dikelompokkan menjadi tiga bagian yang berbeda yakni: 1.
Tantangan dari segi kementerian/lembaga/pemerintah daerah/ BUMN a.
Menjaga kepatuhan dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN dalam menindaklanjuti laporan. Fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya laporan yang belum ditindaklanjuti oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN.
b.
Menghubungkan
pelayanan-pelayanan
publik
yang
sudah
tersedia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap instansi pemerintahan mempunyai layanan publik tersendiri artinya, data-data layanan publik tersebut saling terpisah. Hal ini cukup menyulitkan bagi pihak-pihak tertentu yang ingin melihat isu terkini yang tersebar dalam masyarakat, melihat jumlah isu yang terdapat dalam suatu daerah, dan lain-lain. Adanya LAPOR! diharapkan mampu menjadi data pelayanan publik secara nasional sehingga memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang ingin melihat persebaran isu yang ada di Indonesia. Universitas Indonesia
25
c.
Pengkategorisasian data, artinya LAPOR! mampu memberikan lingkup yang jelas kategori dalam suatu masalah tertentu. Selama ini, satu laporan bisa menjadi tanggungjawab dari dua atau lebih instansi. Artinya, terjadi redundasi saat menindaklajuti sebuah isu. Adanya LAPOR! diharapkan mampu menjadi rekomendasi pelayanan baik kepada masyarakat maupun pemerintah terkait suatu masalah pelayanan publik.
2.
Tantangan dari segi masyarakat a.
Sosialisasi. Sosialisasi merupakan salah satu tantangan utama yang harus terus dibangun. LAPOR! dapat berjalan dengan baik sampai sekarang ini karena adanya tingkat kepedulian dan kepercayaan masyarakat. Rata-rata laporan yang masuk ke dalam sistem LAPOR! mencapai 194.561 per tahunnya (data laporan yang diambil dari tahun 2012-2014 per tanggal 11 Mei 2015). Angka ini terpaut sangat jauh jika dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 (data Badan Pusat Statistik pada 2010). Artinya, keberadaan LAPOR! belum tersebar secara luas di seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi ini diharapkan mampu mengimbangi jumlah pengguna LAPOR! dengan jumlah populasi penduduk Indonesia. Sehingga, harapan untuk memenuhi hak pelayanan tiap individu dapat terpenuhi secara merata.
b.
Ekspektasi publik, yakni membangun kepercayaan kepada publik terhadap kinerja pelayanan pemerintah. Jika keberadaan LAPOR! ini diiringi dengan kepatuhan dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN maka, secara tidak langsung akan terciptanya kepercayaan publik kepada pemerintah.
c.
Optimalisasi data. Sebelumnya telah dijelaskan jika tantangan LAPOR! adalah membangun sebuah data nasional pelayanan publik di Indonesia. Dengan optimalisasi data LAPOR!, membantu masyarakat untuk melakukan pengkajian ulang, penelitian, mengolah kembali data-data, dan sebagainya. Hal ini mendukung dengan semangat Open Data yang sempat marak digalakkan saat ricuhnya pemilu 2014.
3.
Tantangan dari segi pengelola
Universitas Indonesia
26
a.
Menjadi
penghubung
yang
mampu
menyeimbangi
antara
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN sehingga kepatuhan dalam meningkatkan pelayanan publik terus dijaga. b.
Mengakomodasi banyak fitur terbaru dari sistem LAPOR! baik yang berbasis sms, website, maupun ponsel gengam pintar. Hal ini dikarenakan banyak masukan dari pengguna terkait website maupun website LAPOR!.
Universitas Indonesia
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri dari Alur Penelitian, Rancangan Pelaksanaan Evaluasi, Metode Analisis Data, serta Metode Interpretasi Data. 4.1
Alur Penelitian
Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data pendukung guna merumuskan permasalahan yang lebih rinci dan jelas. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur dan pengembangan website versi baru. Di akhir akan dilakukan evaluasi terkait usability dari kedua website dengan menggunakan kuesioner dan usability testing. Sebelum disebarkan kepada responden, dilakukan uji keterbacaan kuesioner serta pilot study untuk usability testing. Hal ini berguna untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis yang sesuai. Selanjutnya data-data tersebut dirangkum dan kemudian diolah menjadi bahan rekomendasi untuk pengembangan website selanjutnya. Gambar 4.1 diperlihatkan secara detail tahapan pelaksanaan penelitian.
Gambar 4.1 Alur Penelitian
27
28
Tahapan-tahapan tersebut kemudian dipetakan ke dalam sebuah timeline waktu pengerjaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Timeline Pengerjaan Penelitian Tahap
Maret
April
Mei
Juni
Studi Literatur Pengembangan Membuat kuesioner Uji Keterbacaan Menyebarkan kuesioner Usability Testing Analisis dan Hasil Penulisan Laporan
4.2
Pengembangan Website
Jenis prototype yang dipilih untuk melakukan pengembangan website versi baru merupakan jenis high-fidelity prototyping. Hal ini dikarenakan lebih mudah digunakan oleh pengguna terutama dalam melakukan evaluasi sebuah sistem diakhir proses pengembangan. Wiley and Sons (Interaction Design, 2011) menjabarkan keuntungan dan kerugian dari low-fidelity prototyping dan high-fidelity prototyping pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Universitas Indonesia
29
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jenis Prototyping Sumber: Interaction Design: Beyond Human Computer Interaction (Wiley, 2011)
Type
Advantages
Disadventages
Low-fidelity
Lower development cost.
prototyping
Evaluate
multiple
Limited error checking. design
concepts.
Poor detailed specification to code to.
Useful communication device
Facilitator-driven.
Address screen layout issues.
Limited utility after
Useful for identifying market
requirements established. Navigational and flow
requirements. Proof-of-concept.
limitations.
High-fidelity
Complete functionality.
More expensive to develop.
prototyping
Fully interactive.
Time-consuming to create.
User driven.
Inefficient for proof-of-
Clearly
defines
navigational
scheme. Use for exploration and test.
concept designs. Not effective for requirements gathering.
Look and feel of final product. Serves as a living specification. Marketing and sales tool.
Berdasarkan tabel di atas disebutkan salah satu keuntungan dari high fidelity prototyping yaitu digunakan sebagai media untuk mengekplorasi dan pengujian. Hal ini sesuai dengan kebutuhan penelitian yang melakukan pengujian sebagai perbandingan penilaian dari kedua website.
Universitas Indonesia
30
4.3
Rancangan Pelaksanaan Evaluasi
Rancangan Pelaksanaan Evaluasi dijabarkan menjadi dua penjelasan singkat mengenai Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Pengumpulan Data. 4.3.1
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian dibagi menjadi tiga macam jenis yakni wawancara, kuesioner, dan usability testing. Berikut dijabarkan secara singkat mengenai masing-masing teknik dan tujuannya. 4.3.1.1
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan terkait website LAPOR!. Data-data yang diperlukan seperti jumlah pengguna baru LAPOR! dan jumlah pengguna yang kembali mengunjungi website LAPOR!. Selain itu, untuk mendapatkan data jumlah laporan yang masuk ke dalam website LAPOR! serta jumlah pengguna LAPOR!. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui profil dan tantangan dari LAPOR! yang dijelaskan pada Bab 3. Selain itu, wawancara ini juga berguna untuk merumuskan permasalahan penelitian. 4.3.1.2 Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengukur nilai kepuasan pengguna terhadap masingmasing website. Menurut Nielsen (2006), jumlah yang disarankan dalam melakukan pengumpulan data secara kuantitatif adalah 20 responden. Namun, untuk menghasilkan jumlah error ±10% maka, jumlah responden yang disarankan adalah 71 responden (Nielsen, 2006). Maka dari itu, penulis menargetkan 100 responden yang mengisi kuesioner untuk data kuantitatif. Kuesioner yang digunakan mengacu pada Standard Usability Questionnaires, yaitu Software Usability System (SUS). SUS merupakan sebuah standar kuesioner yang mengukur kepuasaan pengguna dalam menggunakan sebuah sistem. SUS juga dikenal sebagai pengukuran kepuasan pengguna yang “quick and dirty” artinya penggunaan kuesioner SUS sangat cepat dan data yang dihasilkan dapat dipercaya (Sorflaten, 2010). Kuesioner SUS ini juga sudah banyak digunakan dalam proyek penelitian dan banyak digunakan pada masa revolusi industri (Brooke, 1996).
Universitas Indonesia
31
Kuesioner ini terdiri dari sepuluh pernyataan berbeda dengan perbandingan antara pernyataan positif dan negatif adalah 5:5. Setiap pernyataan direpresentasikan menggunakan skala Likert sebanyak lima atau tujuh buah. Penelitian ini menggunakan lima buah skala Likert (sesuai dengan standar kuesioner SUS) dengan keterangan jika, 1: Sangat Tidak Setuju, 2: Tidak Setuju, 3: Netral, 4: Setuju, dan 5: Sangat Setuju. Menurut Brooke (1996), pengisian kuesioner SUS dilakukan setelah responden menggunakan sistem yang dievaluasi. Beberapa manfaat yang dapat didapatkan ketika menggunakan SUS (Usability.gov, 2015), yaitu (1) mampu mengatur responden karena penggunaan skala yang mudah; (2) dapat digunakan dalam jumlah kecil dengan hasil terpercaya; serta (3) sah, SUS mampu membedakan secara efektif sistem yang baik untuk digunakan dan yang tidak. Tabel di bawah ini merupakan standar kuesioner yang digunakan dalam SUS. Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS Sumber : Usability.gov Strongly disagree 1 1
I think I would like to use this system.
2.
I found the system unnecessarily complex.
3.
I thought the system was easy to use.
4.
I think that I would need the support of a technical
Strongly 2
3
agree 4 5
person to be able to use this system. 5.
I found the various functions in the system were well integrated.
6.
I thought there was too much inconsistency in this system.
7.
I would imagine that most people would learn to use this system very quickly.
Universitas Indonesia
32
Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS (sambungan) 8.
I found the system very cumbersome to use.
9.
I felt very confident using the system.
10.
I needed to learn a lot of things before I could get going with the system.
Kuesioner di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sebelum kuesioner ini disebar maka dilakukan face validity (uji keterbacaan) kuesioner terhadap sepuluh orang yang dipilih secara acak. Pada akhir kuesioner, terdapat sebuah pertanyaan berupa open-ended question yang digunakan sebagai data kualitatif. Adapun bentuk kuesioner yang sudah diterjemahkan dan diujicobakan terlampir pada Lampiran 1. 4.3.1.3
Usability Testing
Menurut Nielsen (2001), untuk mengidentifikasi permasalahan dalam desain sebuah sistem cukup menggunakan lima orang. Faulkner (2003) menyatakan bahwa jumlah usability testing sebanyak lima orang hanya akan menemukan sebanyak 55% permasalahan usability. Untuk mendapatkan 90% permasalahan dalam usability maka diperlukan sebanyak minimal 15 orang (Faulkner, 2003). Tabel 4.4 Persentase banyaknya jumlah permasalahan dalam usability terhadap 100 sampel Sumber: Beyond the five-user assumption: Benefits of incerased samples size in usability testing (Faulkner, vol. 35(3), hal. 379-383)
No. Users
Minimum % Found
Mean % Found
SD
SE
5
55
85.55
9.2957
.9295
10
82
94.686
3.2187
.3218
15
90
97.050
2.1207
.2121
20
95
98.4
1.6080
.1608
30
97
99.0
1.1343
.1464
40
98
99.6
0.8141
.1051
50
98
100
0
0
Universitas Indonesia
33
Suatu
usability
testing
diperlukan
adanya
task
skenario.
Task
scenario
mendeskripsikan cerita dan konteks dengan alasan mengapa pengguna tertentu atau suatu kelompok tertentu datang bekunjung pada suatu website (Usability.gov, n.d.). Jumlah task yang seharusnya dilakukan untuk usability testing dibatasi sebanyak 10 atau 12 buah (Usability.gov, n.d.). Task ini dipilih berdasarkan halaman umum yang sering pada masing-masing website LAPOR!. Adapun perihal dan bagian-bagian yang dievaluasi dalam usability testing diantaranya: 1. Reaksi pengguna saat pertama kali datang ke website. 2. Melihat tata cara penggunaan website. 3. Masuk ke dalam akun dan keluar 4. Melihat fitur-fitur utama website (fitur laporan saya, daftar laporan, statistik, dan laporan untuk website LAPOR! versi lama dan fitur user profile, statistik dan persebaran laporan, serta laporan untuk website LAPOR! versi baru). 5. Melihat fitur-fitur khusus website (fitur star-rating, report, pencarian lanjutan serta tambahan fitur gamifcation pada website LAPOR! versi baru) Bagian-bagian tersebut kemudian dijabarkan menjadi 11 task. Pengukuran usability dilihat dari sukses atau tidaknya pengguna melakukan satu task, serta lama waktu pengguna dalam menyelesaikan sebuah task. Adapun task scenario tersebut terlampir pada Lampiran 2. 4.3.2
Instrumen Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan tentang instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kuesioner, usability testing, dan wawancara. 4.3.2.1 Wawancara Pada Subbab 4.3.1.3 telah dijelaskan jika wawancara digunakan untuk menggali informasi terkait profil dan tantangan dari LAPOR! yang dapat dilihat pada Bab 3. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengetahu analisis kebutuhan webiste LAPOR! versi baru yang dapat dilihat pada Subbab 5.1. Wawancara ini menggunakan alat bantu berupa pulpen, kertas, serta aplikasi perekam suara dari ponsel genggam pintar yang kemudian diolah secara manual. Universitas Indonesia
34
4.3.2.2 Kuesioner Kuesioner dibuat dengan menggunakan google forms dan disebar melalui media sosial LAPOR! yaitu Facebook (www.facebook.com/lapor1708) dan
Twitter
(@LAPOR1708). Selain itu, kuesioner juga disebar dengan mengirimkan email kepada ±2000 pengguna LAPOR! yang sudah pernah melakukan pelaporan sebanyak dua kali atau lebih. Pembatasan pengiriman email kepada pengguna LAPOR! dilakukan untuk menghindari adanya ketidaknyamanan pengguna. Adapun email yang digunakan merupakan akun email resmi dari tim LAPOR!. 4.3.2.3 Usability Testing Usability testing dilakukan dengan menginstruksikan responden untuk melakukan beberapa tasks yang sudah diuji melalui tahapan pilot study sebelumnya. Pilot study berguna agar dapat memastikan semua alat, materi dan dokumen dipersiapkan dengan baik (Usability.gov, 2015). Tasks digunakan untuk menggali informasi terkait masalah usability serta alternatif solusi. Pengambilan data usability testing ini direkam dengan menggunakan video dan bersifat optional. Laptop dan koneksi internet berupa ponsel genggam pintar juga menjadi alat bantu untuk melakukan usability testing. 4.4
Metode Analisis Data
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk melakukan analisis hasil data yang sudah terkumpulkan, yaitu Analisis Data Kuantitatif dan Analisis Data Kualitatif. 4.4.1
Analisis Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner SUS kepada pengguna LAPOR!. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data kuantitatif dari kuesioner SUS (Sauro, 2011): 1. Langkah awal dalam melakukan perhitungan kuesioner SUS adalah dengan menghitung nilai skor tiap pernyataan. Nilai skor ini berkisar pada rentang 04. Untuk menghitung nilai skor, maka perlu diperhatikan urutan angka genap atau ganjil pada tiap pernyataan. Pernyataan dengan urutan angka ganjil, dapat dihitung dengan rumus, (xi - 1). Sedangkan, untuk urutan pernyataan Universitas Indonesia
35
yang genap, dapat dihitung dengan rumus (5 – xi), dengan xi merupakan angka pada skala Likert yang dipilih oleh responden. Lalu, hitung nilai SUS dengan mengalikan tiap skor yang didapatkan dengan 2.5 dan jumlahkan. Jumlah skor untuk masing-masing responden akan berkisar diantara 0-100. 2. Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah dan rata-rata nilai skor. SUS sudah menyediakan rangkuman nilai rata-rata dan standar deviasi seusai dengan jumlah sampel yang digunakan untuk kategori jenis platform tertentu. Pada penelitian ini platform yang digunakan adalah website. Untuk kategori website, dengan n = 174 maka akan menghasilkan nilai rata-rata sebesar 67. Artinya, jika skor berada di bawah nilai rata-rata berarti website tersebut berada di bawah nilai rata-rata dan begitu pula sebaliknya. 4.4.2
Analisis Data Hasil Kualitatif
Data kualitatif didapatkan melalui tahapan usability testing kepada responden serta open-ended question yang disediakan di dalam kuesioner. Kedua data tersebut dianalisis secara manual dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang didapatkan. Kemudian dilakukan rangkuman dengan bahasa secara formal terkait permasalahan yang didapatkan. Untuk data yang didapatkan melalui open-ended question pada kuesioner, tidak semua hasilnya dimasukkan untuk dikelompokkan dan dirangkum. Data yang dianalisis merupakan data yang menyinggung masalah seputar tampilan dan interaksi website saja. Data yang tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut tidak dianalisis, data tersebut masuk ke dalam masukan untuk tim LAPOR! sebagai masukan secara teknis untuk sistem. 4.5
Metode Penyusunan Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi dibuat dengan mengelompokkan permasalahan yang terdapat dalam dua website tersebut ke dalam satu kategori yang sama. Kategori ini ditentukan dari banyaknya permasalahan serupa. Urutan pengkategorian dilakukan dengan melihat permasalahan yang ada di halaman setiap website, fitur lain yang ada di website, serta fitur tambahan. Pengkategorian juga dapat berupa warna, bahasa, tata letak, dan sebagainya. Adapun pengkategorian dan perumusan rekomendasi ini dilakukan secara manual. Universitas Indonesia
BAB 5 PROTOTYPING
Bagian ini menjelaskan perihal analisis kebutuhan dan pengimplementasian website versi baru sebagai sebuah prototype. 5.1
Analisis Kebutuhan Website Versi Baru
Data per tahun 2014, jumlah pengguna LAPOR! (dari seluruh platform dan selama LAPOR! berjalan) mencapai angka 1.526.439. Angka ini sangatlah jauh dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Artinya, jumlah pengguna LAPOR! tidak mencapai 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada Bab 3 bahwa salah satu tantangan LAPOR! di masa depan adalah pemerataan penggunaan LAPOR! di seluruh Indonesia. Adanya pengoptimalan konsep sosial media pada website LAPOR! diharapkan mampu membantu tim untuk menghadapi tantangan tersebut . Untuk mewujudkan tantangan tersebut, tim melakukan analisis kebutuhan terkait website versi baru. Pengoptimalan tidak hanya dilakukan pada konsep media sosial saja. Konsep tambahan seperti gamification, information visualization, dan user profiling ikut diimplementasikan dalam pengembangan website versi baru. Penggunaan masing-masing konsep tersebut dapat dilihat pada Subbab 5.2. Analisis kebutuhan yang dilakukan tim menggunakan metode diskusi dimana tim berperan sebagai klien dan seorang analis. Perancangan kebutuhan website versi baru ini menghasilkan sebuah functional documentation yang menjabarkan secara rinci setiap use-case yang dibutuhkan dalam website versi baru. Gambar di bawah ini merupakan use case diagram dari kebutuhan website versi baru LAPOR!.
36
37
Gambar 5.1 Use Case Diagram Kebutuhan Website Versi Baru Sumber: Dokumentasi Fungsional Tim LAPOR! (hal. 4)
Use case tersebut kemudian dirangkum menjadi sepuluh use case utama yang tersedia dalam website versi baru, yaitu: 1. Melihat Slide Halaman Depan 2. Melihat Laporan Tuntas 3. Melihat Laporan Terkini Universitas Indonesia
38
4. Melihat Instansi Terhubung 5. Melihat Beranda 6. Kawal-Mengawal 7. Melihat Stream Kawalan 8. Melihat Notifikasi 9. Melihat Statistik 10. Memberikan Tingkat Kepuasan Ketuntasan Instansi Pengembangan prototyping pada penelitian ini dilakukan untuk sepuluh uses case tersebut. Adapun hasil dari prototyping tersebut dapat dilihat pada Subbab 5.2. 5.2
Hasil Pengembangan
Untuk memudahkan pengembangan website versi baru, penulis menggunakan sebuah framework Bootstrap. Bootstrap merupakan sebuah front-end framework yang dapat membantu membuat sebuah website responsif untuk perangkat ponsel genggam pintar (Bootstrap.com, n.d.). Selain memudahkan, hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam melakukan pengembangan sebuah sistem berbasis website. 5.2.1
Fitur Umum
Fitur umum merupakan fitur yang sering muncul di setiap halaman website kecuali halaman depan dan halaman statistik. Fitur ini akan dijumpai ketika pengguna sudah melakukan login. Fitur-fitur tersebut diantaranya:
a.
Fitur Perlu Dikawal Gambar 5.2 menampilkan bentuk tampilan fitur perlu dikawal.
Gambar 5.2 Tampilan fitur perlu dikawal Universitas Indonesia
39
Fitur pada Gambar 5.2 menampilkan rekomendasi pengguna yang patut dikawal oleh pengguna karena mempunyai laporan permasalahan yang sama ataupun minat yang sama. Perlu dikawal menyajikan nama, lokasi, dan minat pengguna yang direkomendasikan.
b.
Fitur Statistik Gambar 5.3 menampilkan bentuk tampilan fitur statistik.
Gambar 5.3 Tampilan fitur statistik Gambar 5.3 menampilkan statistik laporan yang tuntas (diwarnai dengan warna hijau), proses (diwarnai dengan warna kuning), serta belum (diwarnai dengan warna merah). Statistik yang ditampilkan merupakan statistik laporan secara umum.
c.
Fitur Laporan Terhangat Gambar 5.4 menampilkan bentuk tampilan fitur laporan terhangat.
Gambar 5.4 Tampilan fitur laporan terhangat Pada Gambar 5.4 menampilkan laporan yang paling banyak dibicarakan oleh pengguna. Setiap laporan diawali dengan sebuah icon kecil yang menandakan status laporan (tuntas, proses, dan belum). Universitas Indonesia
40
5.2.2
Fitur Khusus
Fitur khusus ini merupakan fitur yang tidak ditampilkan di semua halaman website versi baru. Namun, kegunaan dari masing-masing fitur sama untuk halaman yang menggunakan fitur-fitur ini. Berikut ini dijelaskan secara singkat fitur-fitur khusus tersebut. 5.2.2.1 Skor, Pengawal, dan Mengawal Fitur-fitur ini didesain dengan mengadopsi kosep gamification. Gamification merupakan penggunaan elemen-elemen seperti yang ada pada video game ke dalam sebuah sistem guna meningkatkan user experience dan interaksi kepada pengguna (Deterding, Sicart, dkk, 2011). Berikur dijelaskan secara singkat penggunaan dari masing-masing fitur. a.
Tombol Skor Pengguna Gambar 5.5 menampilkan bentuk tampilan tombol skor pengguna.
Gambar 5.5 Tampilan Tombol Skor Pengguna Fitur skor pada Gambar 5.5 menampilkan skor pengguna yang dihitung dari banyaknya laporan yang sudah dilaporkan. Ketika meng-klik tombol ini maka akan ditampilkan papan skor.
b.
Tombol Jumlah Pengawal Gambar 5.6 menampilkan bentuk tampilan tombol jumlah pengawal.
Gambar 5.6 Tampilan Tombol Jumlah Pengawal Gambar 5.6 yang merupakan tombol jumlah pengawal mempunyai fungsi yang sama seperti fitur follow pada media sosial twitter. Ketika meng-klik tombol ini maka akan ditampilkan daftar pengawal yang sedang mengikuti.
Universitas Indonesia
41
c.
Tombol Jumlah Mengawal Gambar 5.7 menampilkan bentuk tampilan tombol jumlah mengawal.
Gambar 5.7 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal Adapun fungsi utama dari adanya tombol ini sama seperti tampilan tombol jumlah pengawal.
d. Tombol Daftar Unit Gambar 5.8 menampilkan bentuk tampilan tombol daftar unit.
Gambar 5.8 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal Tombol pada Gambar 5.8 sama seperti dalam penggunan tombol pengawal dan mengawal. Saat meng-klik tombol ini maka, akan keluar semua daftar unit dari instansi terkait. 5.2.2.2 Riwayat Laporan Website versi terbaru dilengkapi dengan riwayat laporan sehingga dapat dilihat ketika membuka halaman beranda, halaman pengguna lain, serta halaman statistik. Riwayat ini berguna untuk memberikan informasi kepada pengguna yang sedang berkunjung halaman profil pelapor lainnya. Tidak hanya halaman profil pelapor, riwayat juga tersedia di halaman profil instansi serta halaman beranda pengguna dengan kategori riwayat yang berbeda-beda. Riwayat laporan ini terbagi menjadi beberapa bagian yang berbeda, diantaranya: a.
Fitur Riwayat Kawalan Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan dari pengguna yang diikuti. Fungsinya sama seperti timeline yang terdapat pada media sosial pada umumnya. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda.
b.
Fitur Riwayat Terkini Fitur ini berfungsi untuk menampilkan laporan-laporan baru. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda. Universitas Indonesia
42
c.
Fitur Riwayat Laporan Saya Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang pernah dilaporkan oleh pengguna. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda.
d.
Fitur Riwayat Notifikasi Fitur ini berfungsi untuk menampilkan notifikasi dari aktivitas apa saja yang sudah terjadi. Notifikasi menampilkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan erat dengan media soaial sebagai contoh, pengguna A mengawal Anda, pengguna B mengomentari laporan Anda, dan sebagainya. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda.
e.
Fitur Riwayat Semua Laporan Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan baik laporan tuntas, dalam proses, ataupun belum tuntas. Fitur ini terdapat pada halaman pelapor dan statistik.
f.
Fitur Riwayat Proses Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang masih dalam proses. Biasanya ditandai dengan icon berwarna kuning. Fitur ini terdapat pada halaman pelapor dan statistik.
g.
Fitur Riwayat Tuntas Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang sudah selesai. Biasanya ditandai dengan icon berwarna hijau. Fitur ini terdapat pada halaman pelapor dan statistik.
h.
Fitur Riwayat Belum Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang belum diproses oleh instansi terkait. Biasanya ditandai dengan icon berwarna merah. Fitur ini terdapat pada halaman statistik.
Universitas Indonesia
43
Gambar 5.9 Tampilan Riwayat Laporan Gambar 5.9 merupakan tampilan dari riwayat laporan yang terdapat pada website versi baru. Delapan tipe jenis riwayat tersebut mempunyai komposisi isi dan tata letak yang sama. Komposisi tersebut terdiri dari nama pelapor, lokasi pelapor, judul laporan, icon jenis laporan (tuntas/proses/belum), instansi yang berkaitan dengan laporan, kategori laporan, waktu laporan, isi laporan, fitur untuk membaca laporan lebih lanjut, detail laporan (jumlah tindak lanjut, dukungan, komentar, serta pengawal), tombol fitur lainnya yang dijelaskan pada Subbab 5.2.2.3, komentar, dan kotak menulis komentar.
5.2.2.3 Lainnya Fitur-fitur ini merupakan fitur diluar fitur skor, pengawal, mengawal, dan riwayat laporan. Fitur-fitur tersebut diantaranya: Universitas Indonesia
44
a.
Tombol Kawal Gambar 5.10 merupakan tombol kawal beserta perubahannya.
Gambar 5.10 Tampilan Tombol Kawal Berdasarkan Gambar 5.10 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan kondisi sebelum melakukan kawalan; (b) kondisi setelah melakukan kawalan; dan (c) setelah melakukan kawalan ketika di hover.Tombol ini berfungsi untuk mengikuti profil pengguna lainnya.
b.
Tombol Dukung Gambar 5.11 merupakan tombol dukung beserta perubahannya.
Gambar 5.11 Tampilan Tombol Dukung Berdasarkan Gambar 5.11 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan kondisi sebelum memberikan dukungan; dan (b) kondisi setelah melakukan dukungan. Tombol dukung ini mempunyai sifat yang sama seperti tombol like Facebook.
c.
Tombol Share Gambar 5.12 merupakan tampilan tombol share dengan Facebook.
Gambar 5.12 Tampilan Tombol Share Berdasarkan Gambar 5.12 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan tombol share dan (b) modal yang muncul ketika sudah meng-klik tombol share. Tombol tersebut berfungsi untuk dapat berbagi melalui Facebook.
Universitas Indonesia
45
d.
Tombol Tweet Gambar 5.13 merupakan tampilan tombol tweet dengan Twitter.
Gambar 5.13 Tampilan Tombol Tweet Berdasarkan Gambar 5.13 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan tombol tweet dan (b) modal yang muncul ketika sudah mengklik tombol tweet. Tombol tersebut berfungsi untuk dapat berbagi melalui Twitter.
e.
Fitur Star-Rating dan Tombol Laporkan sebagai Spam Gambar 5.14 merupakan tampilan tombol star rating.
Gambar 5.14 Tampilan Tombol Star Rating Fitur star-rating berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap suatu laporan. Angka yang diberikan sebanyak satu higga lima bintang. Berdasarkan Gambar 5.14 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan tombol star rating beserta tampilan rata-rata dan (b) memberikan penilaian dengan star rating. Selanjutnya, pada Gambar 5.15 merupakan tampilan tombol laporkan sebagai spam.
Gambar 5.15 Tampilan fitur laporkan sebagai spam
Adapun tombol laporkan sebagai spam berfungsi untuk memberikan laporan kepada tim LAPOR! bahwa laporan terkait merupakans salah satu jenis spam. Gambar 5.15 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a) merupakan tombol star rating; (b) rata-rata penilaian terhadap jumlah
Universitas Indonesia
46
pengguna yang menilai; (c) fitur laporkan sebagai spam sebelum; dan (d) fitur laporkan sebagai spam sesudah.
5.2.3
Halaman Depan
Gambar 5.20. bawah ini merupakan hasil dari implementasi halaman depan dari website versi baru. Pengguna dapat masuk ke dalam akun dengan memasukkan username dan password pengguna yang terletak pada sudut kanan atas header.
Universitas Indonesia
47
Gambar 5.16 Tampilan halaman beranda Universitas Indonesia
48
Halaman depan yang ditampilkan pada Gambar 5.20. diisi oleh lima komponen utama, yaitu: 1. Login pengguna. 2. Pendaftaraan akun, hal ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol daftar yang terletak di samping tombol masuk. 3. Laporan tuntas dan laporan terkini, yang menampilkan laporan yang berhasil dituntaskan serta laporan yang masih terbaru. 4. Statistik laporan dan instansi terhubung, menampilkan statistik website LAPOR! yang terdiri dari banyaknya pengguna, laporan tuntas, dan laporan proses serta banyaknya instansi yang terhubung dengan LAPOR!. 5. Unduh Aplikasi Mobile dan Ikuti Media Sosial LAPOR!; 6. Footer. 5.2.4
Halaman Beranda
Gambar 5.17. di bawah ini merupakan tampilan halaman beranda pengguna pada website versi baru.
Universitas Indonesia
49
Gambar 5.17 Tampilan Halaman Beranda
Pada halaman beranda terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: informasi pengguna, kotak pelaporan, serta fitur-fitur umum (fitur perlu dikawal, fitur statistik, serta fitur laporan terhangat). Di bawah ini dijelaskan secara singkat bagian-bagian tersebut, diantaranya: a.
Informasi Pengguna Informasi pengguna dapat dilihat pada Gambar 5.18 yang terletak di sebelah kanan foto profil pengguna. Informasi ini berisi aktivitas terakhir pengguna Universitas Indonesia
50
serta nilai skor, pengawal, dan mengawal. disediakan tombol ubah profil sehingga pengguna dapat mengubah profil secara cepat. Adapun Gambar 5.18 menunjukkan tampilan form untuk melakukan pengubahan data diri.
Gambar 5.18 Tampilan Form Ubah Profil Untuk melakukan pengubahan data profil, pengguna dapat dengan mudah meng-klik tombol Ubah Profil. Selanjutnya, sistem akan mengubah bagian informasi pengguna dan menampilkan singkat yang harus dilengkapi oleh pengguna.
b.
Fitur Melaporkan Fitur ini merupakan fitur dasar dari konsep LAPOR! sebagai media pelaporan. Gambar di bawah ini merupakan tampilan kotak untuk melaporkan laporan pengguna.
Gambar 5.19 Tampilan kotak pelaporan
Universitas Indonesia
51
Fitur-fitur tersebut terdiri atas, jenis kategori laporan yang ingin dilaporkan, data pendukung yang dapat dijadikan sebagai bukti laporan, serta adanya fitur anonim dan rahasia yang dapat menampilkan pengguna yang melaporkan sebagai anonim dan laporan yang dilaporkan bersifat rahasia. c.
Fitur Riwayat Laporan Sebelumnya sudah dijelaskan secara singkat mengenai fitur riwayat laporan pada Subbab 5.2.2.2. Fitur riwayat laporan yang disediakan pada halaman bea adalah fitur riwayat kawalan, terkini, laporan saya, dan notifikasi.
5.2.5
Halaman Pelapor
Informasi yang disajikan pada halaman pelapor kurang lebih sama dengan halaman beranda. Perbedaannya hanya terdapat pada informasi pengguna lebih banyak ditampilkan, seperti jenis kelamin, minat laporan, serta lama pengguna menjadi pelapor. Perbedaanya juga terdapat pada fitur riwayat laporan, untuk halaman pelapor riwayat laporan yang ditampilkan diantaranya fitur riwayat semua laporan, proses, dan tuntas. Gambar 5.32. merupakan tampilan halaman pelapor.
Universitas Indonesia
52
Gambar 5.20 Tampilan Halaman Pelapor
5.2.6
Halaman Statistik
Penyajian pada halaman statistik sedikit lebih berbeda. Halaman ini terbagi menjadi dua halaman utama yakni halaman statistik laporan serta halaman persebaran laporan. Kedua ini merupakan bentuk representasi dari penggunaan konsep data visualization. Data visualization merupakan sebuah bentuk representasi data dengan bentuk gambar atau grafik (SAS, n.d.). Definisi lain menjabarkan data visualization (interaction-design.org, n.d.) adalah tampilan berbentuk grafis yang mempunyai dua tujuan yakni sense-making (disebut juga sebagai analisis data) dan komunikasi. Universitas Indonesia
53
a.
Fitur Statistik Laporan Menampilkan jumlah laporan baik yang tuntas, belum, maupun yang masih dalam proses ke dalam bentuk doughnut-chart. Doughnout-chart yang digunakan merupakan sebuah framework javascript yang bernama Chart.js. Selain itu, untuk tiap instansi dan unit instansi ditampilkan jumlah laporan tuntas, proses, serta belum tuntas. Gambar 5.25 merupakan tampilan untuk fitur statistik laporan.
Gambar 5.21 Tampilan Halaman Statistik Laporan
Universitas Indonesia
54
b.
Fitur Persebaran Laporan Fitur persebaran laporan berguna untuk menampilkan banyaknya laporan baik laporan tuntas, masih diproses, dan belum tuntas di tiap bagian wilayah Indonesia.
Gambar 5.22 Tampilan Halaman Persebaran Laporan Gambar 5.22 menampilkan peta Indonesia, lengkap berserta nama provinsinya. Implementasi pada halaman ini belum dapat berjalan dengan baik. Halaman ini seharusnya mampu menampilkan laporan yang tuntas, dalam proses, dan belum tuntas di tiap daerah dengan cara memilih salah satu provinsi yang ada di dalam daftar. Kemudian, sistem akan secara otomatis menampilkan semua laporan yang sesuai dengan provinsi yang dipilih.
Universitas Indonesia
55
5.2.7
Halaman Laporan
Halaman ini menampilkan isi laporan secara lengkap berserta dengan komentar dan tindak lanjut dari laporan terkait. Gambar di bawah ini merupakan tampilan dari halaman laporan..
Gambar 5.23 Tampilan Halaman Laporan Gambar 5.23 menampilkan halaman laporan. Halaman laporan diisi oleh komponen fitur umum namun posisi fitur statistik diganti dengan fitur laporan terhangat. Adapun komponen inti terdiri dari isi laporan lengkap, lampiran, tindak lanjut, serta komentar publik. Selain itu, pada halaman ini pengguna dapat memberikan komentar terhadap salah satu tindak lanjut dan komentar publik. 5.2.8
Halaman Instansi
Halaman instansi menampilkan informasi dari satu instansi terkait beserta riwayat laporan tuntas, masih diproses, dan belum tuntas. Selain itu, komponen yang Universitas Indonesia
56
ditampilkan berupa fitur-fitur umum dan informasi dari instansi terkait. Halaman ini juga menampilkan fitur khusus dengan konsep gamification yakni tombol unit instansi dan tombol jumlah pengawal yang mengikuti instansi terkait.
Gambar 5.24 Tampilan Halaman Instansi
5.2.9
Halaman Hasil Pencarian
Halaman ini menampilkan hasil pencarian yang dilakukan oleh pengguna berserta dengan fitur pencarian lanjutan. Cukup mengetikkan kata kunci dari kotak pencarian yang sudah disediakan. Gambar di bawah ini menampilkan gambar kotak pencarian.
Gambar 5.25 Tampilan Fitur Kotak Pencarian
Universitas Indonesia
BAB 6 HASIL, PEMBAHASAN, DAN REKOMENDASI
Bab ini menjelaskan demografi persebaran responden, hasil analisis penelitian yang dilakukan, serta rekomendasi yang dapat dilakukan untuk pengembangan website selanjutnya. Demografi dan hasil analisis dijabarkan ke dalam dua macam berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Penyusanan rekomendasi melihat dari hasil pengolahan data kualitatif. 6.1
Demografi
Bagian ini membahas secara singkat hasil penelitian yang terdiri dari Demografi Informasi Data secara Kuantitatif dan Demografi Informasi Data secara Kualitatif. 6.1.1
Demografi Informasi Data secara Kuantitatif
Kuesioner yang disebar mulai dari tanggal 07 Mei 2015 hingga 01 Juni 2015 menghasilkan 118 responden. Kuesioner disebar dengan menggunakan google forms melalui media online. Responden yang dipilih merupakan mereka yang setidaknya pernah datang ke website LAPOR! sehingga pernyebaran dilakukan dengan menggunakan media online LAPOR!. Hal ini untuk memudahkan proses evaluasi dari pengalaman responden terhadap website LAPOR!. Data persebaran reponden dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Informasi Demografi Responden Data Kuantitatif Gambar 6.1 menunjukkan diagram persebaran demografi responden yang terlibat dalam kuesioner evaluasi kenyamanan penggunaan website LAPOR!. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 101 responden berjenis kelamin pria dan 17 berjenis kelamin wanita sedangkan berdasarkan umur, terdapat 47 responden berusia 15 sampai 57
58
dengan 30 tahun, 54 responden berusia 31 sampai dengan 45 tahun, 15 responden berusia 46 sampai dengan 60 tahun, serta dua responden berusia lebih dari 60 tahun. Artinya, sebanyak 85,6% pria ikut serta mengisi kuesioner dan sebanyak 45,76% merupakan mereka yang berusia dari 31 sampai dengan 45 tahun. 6.1.2
Demografi Informasi Data Kualitatif
Persebaran demografi data kualitatif diambil berdasarkan respon dari open-ended yang disediakan di akhir pengisian kuesioner serta hasil dari data usability testing. Adapun jumlah responden ended-question sama dengan jumlah responden yang mengisi kuesioner, yaitu 118. Kemudian untuk jumlah responden yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian usability testing berjumlah 16 responden yang terdiri dari empat orang wanita dan 12 orang pria. Berdasarkan usia, terdapat 15 responden berada pada rentang usia 15 sampai dengan 30 tahun dan satu responden berusia 31 sampai dengan 45 tahun. Selain usia dan jenis kelamin, diambil juga data penggunaan internet dari setiap responden. Empat dari 16 responden menggunakan internet selama delapan jam sehari. Tujuan penggunaan internet yang paling banyak dilakukan adalah membuka situs media sosial. Gambar 6.3 menggambarkan persebaran tujuan penggunaan internet tiap responden.
Media Sosial 2
2 1
Kerja/Tugas 10
6
Browsing Update Information/News Email
7
8
Komunikasi Dan lain-lain
Gambar 6.2 Diagram Tujuan Penggunaan Internet Responden Selain itu, banyaknya waktu yang dialokasikan oleh responden untuk membuka website beragam. Jumlah ini dihitung dari pertama kali mengetahui website Universitas Indonesia
59
LAPOR!. Adapun waktu yang paling banyak diluangkan untuk membuka website adalah lima kali dan paling sedikit sebanyak satu kali. 6.2
Hasil Analisis Data
Bagian ini berisi ulasan singkat terhadap hasil penelitian yang terdiri dari Hasil Analisis Data Kuesioner, Hasil Analisis Data Open-Ended Questions, Hasil Analisis Usability Testing, serta Rangkuman Hasil Analisis. 6.2.1
Hasil Analisis Data Kuesioner
Perhitungan dilakukan dengan menghitung nilai skor untuk tiap kuesioner. Nilai skor dihitung dengan menggunakan perhitungan SUS yang sudah dibahas pada Subbab 4.3.1.1. Perolehan nilai skor untuk kuesioner pertama (versi lama) sebesar 65,57203 dan untuk kuesioner kedua (versi baru) sebesar 70,95339. Sauro (2012), rata-rata nilai skor SUS adalah 68 (Sauro, 2012). Hal ini berarti nilai skor yang didapatkan website versi lama berada di bawah rata-rata nilai skor SUS secara global. Hal ini berarti nilai skor SUS pada website versi baru lebih tinggi dibandingkan website versi lama. Selain menghitung nilai skor SUS, dilakukan perhitungan secara statistik dengan menggunakan paired t-test. Paired t-test atau dependent means t-test merupakan pengujian jika terdapat dua kondisi percobaan dan partisipan yang sama melakukan kedua percobaan tersebut (Field, 2009). Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan tools SPSS. Hasil uji tes paired t-test ditunjukkan pada Tabel 6.1 di bawah ini. Tabel 6.1 Hasil uji tes paired t-test Sig. (2-tailed) Pair 1 Skor Kuesioner 1 – Skor Kuesioner 2
.000
Tabel 6.1 menujukkan bahwa nilai t signifikan karena .000 lebih kecil dari .05 (p < .05). Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai t negatif. Artinya, website versi lama mempunyai nilai-nilai yang lebih kecil dibandingkan website versi baru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perubahan pada website saat dilakukannya evaluasi ini.
Universitas Indonesia
60
6.2.2
Hasil Analisis Data Open-Ended Questions
Hasil data open-ended questions diletakkan di akhir pengisian kuesioner merupakan tanggapan responden terhadap masing-masing website. Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan pemilahan data. Hal ini dikarenakan banyak tanggapan yang kurang sesuai dijadikan bahan evaluasi kenyamanan penggunaan website diantaranya laporan pengaduan, kritik terhadap tindak lanjut laporan, serta komentar yang tidak berimplikasi pada website LAPOR!. Gambar di bawah ini merupakan salah satu bentuk data yang kurang sesuai dengan ekspektasi penulis.
Gambar 6.3 Contoh Salah Satu Bentuk Tanggapan yang Kurang Sesuai Setelah melakukan pemilahan data, langkah selanjutnya adalah memecah data dari setiap responden menjadi beberapa unit kecil. Pemecahan ini dilakukan dengan mengambil bagian inti pokok yang disampaikan oleh reponden. Tabel di bawah ini merupakan salah satu contoh dari pemecahan data. Tabel 6.2 Tabel Olahan Data Mentah Menjadi Unit-Unit Kecil Data Mentah
Data Olahan
Mengingat bahwa pengguna website LAPOR!
- Mempertahankan fitur lacak laporan.
juga bisa berasal dari kisaran usia orang
- Adanya
tombol
LAPOR!
untuk
dewasa hingga lansia, maka saya
memberikan laporan baru di halaman
menyarankan untuk lebih menonjolkan fitur-
depan secara langsung.
fitur utama seperti melacak laporan dan tombol untuk memberikan laporan baru secara cepat, ketimbang menampilkan banyak laporan sukses dan laporan masyarakat dalam sebuah window besar. Hal ini mempermudah pengguna yang masih awam dan baru dalam menggunakan website LAPOR!. Universitas Indonesia
61
Setelah dibagi-bagi menjadi unit terkecil maka selanjutnya adalah menghitung frekuensi keluarannya. Satu unit terkecil dikatakan mirip jika mengandung salah satu unsur kata yang terdapat di dalam unit lainnya. Sebagai contoh “Sudah cukup baik, ...”, “Semua baik dan...”, serta “Sangat baik”. Ketiga unit ini dianggap sama dan dimasukkan ke dalam kelompok ‘baik’. Unit-unit yang sudah dimasukkan ke dalam satu kelompok kemudian dipetakan ke dalam kategori utama. Kategori ini ditentukan berdasarkan gambaran besar dari permasalahan yang ditemui. Untuk website versi lama didapatkan delapan kategori yaitu tampilan, tata letak (layout), penambahan fitur, kenyamanan penggunaan (usability), penggunaan warna, penggunaan bahasa, serta lainnya. Tabel di bawah ini menampilkan unit-unit yang paling banyak frekuensinya per kategori. Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori Kategori
Versi Lama (F)
Versi Baru (F)
Tampilan
Buat tampilan yang sederhana (5)
Desain lebih menarik (2)
Tampilan membingungkan (2)
Perbaiki
desain
supaya
lebih
mudah dibaca (2) Banyak tulisan (2)
Tonjolkan
bagian
untuk
melaporkan (2) Terlalu ramai (2)
Jangan menampilkan informasi terlalu panjang (1)
Tampilan sederhana (2)
Tampilan lebih fresh (1)
Tata letaknya kurang baik (5)
Buat standar frame (1)
Desain kurang rapi (1)
Tata letak sudah bagus (1)
Kenyamanan
Baik (11)
Baik (10)
Penggunaan
Bagus (9)
Bagus (9)
Mudah Digunakan (3)
Mudah Digunakan (7)
Terlalu ramai (2)
User Friendly (3)
Memuaskan (1)
Tampilan lebih fresh (1)
Pemilihan
Pemilihan warna kurang baik (2)
Buat standar warna (1)
Warna
Warna terlalu mencolok (1)
Terlalu banyak warna (1)
Penggunaan
Permudah penggunaan bahasa (1)
Sederhanakan pemilihan kata (1)
Layout
Bahasa
Universitas Indonesia
62
Tabel 6.4 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori (sambungan) Lainnya
Adanya aplikasi LAPOR! dengan Aplikasi mobile dibuat cantik (3) penggunaan yang mudah (5) Perbanyak kategori laporan (2)
Login ke dalam akun terlihat memaksa (1)
Keterangan: F = Frekuensi Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa banyak responden yang meminta untuk agar tampilan website versi lama menjadi lebih sederhana. Hal ini juga terlihat pada kategori layout dimana pada versi lama tata letaknya masih kurang baik sedangkan untuk website versi baru penempatan tata letak sudah bagus. Untuk kategori kenyamanan penggunaan website, responden menyatakan kedua versi website ini sudah baik dan bagus untuk digunakan. Sebagai tambahan pada website website versi baru dikatakan user friendly dikarenakan konsepnya yang mirip dengan media sosial. Namun, untuk pemilihan warna kedua website cenderung kurang disukai terlebih lagi pada website website versi baru yang menggunakan banyak pilihan warna. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan bahasa di kedua website yang kurang familiar digunakan. Selain itu, responden mendukung untuk dibuatkan dalam aplikasi mobile yang mudah digunakan. Hasil olahan data open-ended question ini juga didukung dengan data hasil penelitian usability testing yang tertera pada Subbab 6.2.3. 6.2.3
Hasil Analisis Data Usability Testing
Adapun hasil usability testing dibagi menjadi lima bagian yaitu reaksi pertama saat melihat halaman website, pengetahuan responden terhadap informasi umum, pengetahuan responden terhadap fitur umum (laporan saya, daftar laporan, statistik, dan laporan untuk website versi lama sedangkan, untuk website versi baru terdiri dari user profile, gamification, statistik dan persebaran laporan, serta laporan), pengetahuan responden terhadap fitur lainnya (star-rating, report, dan pencarian lanjutan), serta pendapat respoden terhadap website versi baru. Analisis juga dilakukan terhadap tanggapan responden, waktu pengerjaan, serta sukses atau tidaknya dalam melakukan aktivitas. Data olahan hasil usability testing dapat dilihat pada Lampiran 3. Universitas Indonesia
63
6.2.3.1 Reaksi Terhadap Halaman Utama Website Analisis tanggapan responden terhadap reaksi pertama saat melihat halaman website dirangkum menjadi tiga bagian yaitu kenyamanan penggunaan, penyajian informasi, dan tampilan website. Bagian-bagian tersebut dirangkum ke dalam tabel dibawah ini. Tabel 6.5 Reaksi Responden Melihat Halaman Utama Website Website Indikator
Versi Lama
Versi Baru
Kenyamanan
- Kurang Fokus (5)
- Lebih Sederhana (6)
Penggunaan
- Padat (6)
- Bingung dengan adanya penambahan
(F)
- Kurang nyaman (5)
fitur baru (5)
- Membingungkan
- Fitur pelaporan hilang (4)
- Terlalu banyak fitur
- Tidak padat (4)
- Cukup intuitif
- Slider Besar (3)
- Seperti promosi umum
- Lebih baik (3)
- Seperti iklan baris di koran
- Fokus (2)
- Sederhana
- Lebih iconic, lebar, dan ‘muda’ - Terstruktur - Identitas LAPOR! lebih terlihat
Penyajian
- Informasi terlalu banyak (3)
- Penyampaian informasi jelas (6)
Informasi (F)
- Adaya informasi singkat
- Tertarik pada informasi di bawah
penggunaan LAPOR! (2) - Informasi cukup lengkap (2) - Banyak tulisan
slider - Terlalu banyak informasi pada halaman depan
- Informasi bagian bawah tidak terlihat Tampilan (F)
- Bagus dan Menarik (6)
- Warna warni (3)
- Lebih dinamis
- Gambar dan foto terlihat menarik (3)
- Logonya bagus dan menarik
- Tampilan lebih menarik (3)
- Terlalu banyak yang
- Terlihat seperti media sosial (2)
ditampilkan - Terlalu banyak yang bergerak - Penggunaan slider menarik
- Statistik laporan terlihat bagus (2) - Tampilkan semua instansi terhubung (2) - Terlihat lebih santai - Penggunaan font yang bagus Universitas Indonesia
64
Berdasarkan tabel 6.3 dapat ditarik kesimpulan jika website versi lama kurang fokus, terlalu padat, dan kurang nyaman namun, sudah bagus dan menarik jika dinilai dari segi tampilan. Maksudnya adalah halaman utama pada website versi lama terlihat sangat penuh dengan berbagai macam informasi, sehingga cukup membingungkan responden untuk dapat fokus pada satu bagian tertentu. Indikator penyajian informasi juga menunjukkan bahwa terlalu banyak informasi yang disajikan pada website versi lama. Salah satu responden dengan inisial R3 berpendapat jika akan lebih baik pada satu layar hanya memuat satu informasi saja. Hal ini berbeda saat responden diperlihatkan website versi baru. Mereka berpendapat jika website versi lama disajikan lebih sederhana dari website LAPOR! sebelumnya. Penyampaian informasi yang jelas disertai dengan tampilan yang menarik dengan adanya foto, gambar, statistik, serta font yang berbeda menjadi nilai tambah untuk website versi baru. Namun, sangat disayangkan fitur pelaporan tidak begitu ditonjolkan pada website versi baru sehingga banyak yang berpikir bahwa fitur pelaporan hilang. Selain itu, analisis juga dilakukan pada bagian yang paling menarik dan bagian yang ingin di klik pertama kali oleh responden. Sebanyak tujuh responden memilih slider sebagai bagian yang paling menarik pada website versi lama. Namun, hanya tiga responden yang memilih slider sebagai bagian yang paling menarik pada website versi baru. Pilihan menarik terdapat pada bagian instansi terhubung dan kolom laporan dengan masing-masing empat responden yang memilih. Hal ini serupa dengan bagian pertama kali yang ingin di klik oleh responden. Sebanyak empat responden memilih slider sebagai bagian yang pertama kali ingin mereka klik pada website versi lama. Berbeda dengan website versi baru yang lebih banyak memilih instansi terhubung sebagai bagian yang pertama kali ingin mereka klik. Berdasarkan hasil tersebut, perlu fokus yang lebih terhadap bagian slider dan instansi terhubung untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya. Untuk justifikasi responden terhadap pertanyaan
“website apakah ini?” yaitu
sebanyak 12 orang mengatakan bahwa website versi lama merupakan website untuk melaporkan/mengadukan/pengaduan dan sebanyak sebelas orang mengatakan hal Universitas Indonesia
65
yang serupa terhadap website versi baru ini. Artinya, meskipun website versi baru berubah secara konsep namun, tidak membuat justifikasi terhadap website LAPOR! itu sendiri berubah. 6.2.3.2 Informasi Umum Pengetahuan responden terhadap informasi umum website diihat dari tiga aktivitas yaitu melihat tata cara penggunaan website, login dan logout, serta mengubah data diri. Tabel 6.6 di bawah ini menampilkan hasil kesuksesan dan lama pengerjaan tiap aktivitas. Tabel 6.6 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Informasi Umum ID
Saat Ini
Versi 3.0
A2
S 3
KK N 3
G 10
A3
13
3
A4
16
0
Keterangan:
25,56
S 10
KK N 3
G 3
0
29,5
16
0
0
10,75
0
7
15
1
0
4,56
W(d)
W(d) 9,81
KK = Kriteria Kesuksesan, S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Aktivitas kedua (A2) yaitu responden diminta untuk melihat tata cara penggunaan website LAPOR! yang terdapat di footer. Sebanyak sepuluh responden memilih masuk ke dalam akun, tiga responden memilih melihat media visual (slider dan video), serta tiga lainnya mencari menu di bagian footer. Artinya, sebanyak tiga responden sukses, tiga diantaranya sukses namun kesulitan, namun sepuluh responden gagal. Hal ini berbanding terbalik ketika dilakukan pada website versi baru. Sebanyak sepuluh responden melihat tata cara penggunaan yang terdapat di bagian footer, tiga diantaranya memilih menggunakan media visual (slider dan video), serta tiga lainnya memilih langsung melakukan registrasi akun. Salah satu responden R5 menyarankan untuk memberikan tour guide ketika masuk ke dalam website.
Universitas Indonesia
66
Aktivitas ketiga (A3) yaitu responden diminta untuk masuk ke dalam akun. Sebanyak 13 responden sukses mengerjakannya dan tiga lainnya berhasil masuk namun mengalami kesulitan. Kesulitan terjadi karena lupa password. Responden R9 menjustifikasi hal ini dikarenakan kombinasi password yang diminta cukup sulit (angka, huruf besar, dan huruf kecil). Namun pada website versi baru tidak ditemukan adanya kesulitan. Semua responden berhasil melakukan aktivitas ini dengan mudah. Aktivitas keempat (R4) yaitu responden diminta untuk mengubah salah satu data diri. Semua responden berhasil melakukan pengubahan data. Namun, ada beberapa kendala ketika akan mengubah data diri berupa tanggal lahir. Penggunaan tombol pencarian tanggal cukup menyulitkan karena responden harus mencari tahun yang sudah lama dengan mengklik panah kanan-kiri. Selain itu, tidak adanya format penanggalan membuat responden kesulitan ketika harus mengetikkan tanggal lahir. Perbedaan terjadi saat dilakukan pada website versi baru dimana sebanyak 15 responden berhasil melakukannya. Namun responden berharap adanya fitur pemilihan tanggal yang lebih baik pada website versi baru. Berikut ditampilkan rangkuman tanggapan responden terhadap masing-masing website yang disajikan pada Tabel 6.7. Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum Saat Ini
Versi 3.0
Melihat Cara
Tidak suka harus membaca
Tata cara penggunaan seharusnya
Penggunaan
banyak informasi sehingga
diletakkan diatas.
langsung masuk ke dalam akun
Terlalu banyak kalimat.
saja.
Seharusnya video dipertahankan.
Dibuat alur penggunaan LAPOR!
Dibuat dengan infografis yang
dengan jelas.
menarik.
Penyajian registrasi terlihat
Ada tour guide saat masuk ke dalam
seperti iklan.
website.
Login dan
Saat masuk ke dalam website
Tombol Kawal membingungkan.
Logout
akan menarik jika ada progress
Penggunaan kata 'kawal' kurang
laporan.
tepat. Universitas Indonesia
67
Tabel 6.8 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum (sambungan) Pop-up sebelah kanan bawah dan
Modal registrasi dalam satu layar
notifikasi pengaktifan lokasi
Fokus pelaporan tidak menjadi hal
mengganggu.
utama.
Sangat mudah karena langsung
Penggunaan Skor dipertanyakan.
disuguhkan dengan kolom
Warna terlalu banyak.
pelaporan.
Pengguna seolah-olah dipaksa untuk membuat profil pengguna.
Mengubah
Tidak suka mengisi data, lebih
Cukup gunakan warna dominan
Data Diri
baik data diambil langsung dari
LAPOR!.
media sosial.
Ada bagian kosong diatas.
Mempertanyakan kebutuhan
Tanggal Lahir terlalu sensitif.
adanya pembuatan akun untuk apa Berikan disclaimer untuk isian kecuali jika ada hal yang di
Nomor Handphone.
update seperti menampilkan
Yang dikawal laporan bukan orang.
progress laporan.
6.2.3.3 Fitur Umum dan Fitur Khusus Pengetahuan responden terhadap fitur umum dan fitur khusus (khusus website versi baru) yang diihat dari empat aktivitas yaitu melihat halaman laporan saya, daftar laporan, statistik serta laporan. Fitur khusus yang dievaluasi adalah fitur kawal dan fitur skor, pengawal, dan mengawal. Tabel 6.8 di bawah ini menampilkan hasil kesuksesan dan lama pengerjaan tiap aktivitas. Tabel 6.9 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Umum ID
Versi Lama
A5
S 12
KK N 3
G 1
A6
15
1
A7
16
A8
16
Versi Baru
8,625
S 14
KK N 2
G 0
0
2,43
16
0
0
3,06
0
0
16,13
16
0
0
6,87
0
0
8,689
16
0
0
5,82
W(d)
W(d) 5,25
Universitas Indonesia
68
Keterangan:
KK = Kriteria Kesuksesan, S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Aktivitas A5 dan A8 melakukan evaluasi fitur laporan saya dan daftar laporan pada website versi lama serta melakukan evaluasi fitur user profile pada website versi baru. Fitur umum yang dievaluasi merupakan fitur utama yang ada di dalam masingmasing website. Adapun untuk fitur laporan saya berhasil dilakukan oleh 12 responden dengan tiga diantaranya mengalami kesulitan dan satu gagal. Rata-rata responden tidak menyadari dengan keberadaan menu laporan saya yang terletak sejajar dengan logo LAPOR!. Untuk aktivitas selanjutnya, yaitu melihat daftar laporan, terlihat bahwa 15 responden berhasil melakukannya. Hal ini dikarenakan responden sudah tahu dengan adanya posisi navigasi menu dari aktivitas sebelumnya. Hal ini juga berlaku untuk navigasi statistik dan laporan. Adapun tanggapan responden terhadap masing-masing halaman website dirangkum dalam Tabel 6.7 di bawah ini. Tabel 6.10 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Umum dan Fitur Khusus Fitur Laporan Saya
Tanggapan - Bisa melihat laporan saya di notifikasi/ketika mengklik icon profil/ketika mengklik jumlah laporan. - Seharusnya ada progress laporan. - Pemilihan kata/diksi terlalu pemerintah dan berlebihan (terutama ketika tidak ada laporan). - Menu navigasi terlalu kecil dan terlihat seperti tulisan biasa.
Daftar Laporan
- Melihat laporan sesuai dengan laporan yang akan dilapor. - Tampilannya seperti iklan baris.
Fitur Kawal
- Pemilihan warna dan penggunaan istilah kurang tepat. - Tidak terasa feel ketika sudah mengawal. - Fitur utama untuk melaporkan hilang, seharusnya tidak perlu menampilkan informasi pengguna cukup tampilkan foto dan kotak pelaporan. Universitas Indonesia
69
- Tampilkan summary report dari pelapor. - Cukup menggunak icon saja pada tombol Kawal. Hal ini dikarenakan tidak ada korelasi antara icon bintang dengan penggunaan kata kawal. - Kotak Perlu Dikawal lebih baik menampilkan laporan yang perlu dikawal dibandingkan pelapor yang perlu dikawal - Ukuran tombol terlalu besar sehingga memecahkan fokus, pemilihan warna terlalu mencolok, ukuran kotak kurang proporsional. - Memberikan pilihan instansi mana yang akan dilaporkan. Fitur Skor,
- Kurang jelas penggunaan fitur Skor.
Jumlah
- Lebih baik diberikan reward bagi pelapor yang berhasil mendapatkan
Pengawal, dan
skor yang tinggi.
Jumlah Mengawal Statistik dan
- Tambahkan statistik laporan pengguna, persentase ketuntasan, lama
Persebaran
proses tindak lanjut, laporan yang sesuai dengan laporan pelapor,
Laporan
laporan di lokasi sekitar pelapor. - Tambahkan kotak pencarian terkait statistik tertentu dan mendukung adanya fitur tagging, fitur untuk membandingkan laporan dengan kategori tertentu, fitur melihat statistik secara umum, fitur print untuk mencetak statistik, estimasi sisa waktu kerja tiap laporan. - Lakukan pengurutan dan pengklasifikasian instansi berdasarkan kategori tertentu. - Tambahkan banyaknya laporan tiap daerah, permasalahan utama tiap daerah, dan persebaran laporan dengan kategori tertentu. - Halaman statistik dan persebaran laporan seharusnya tidak dibuat terpisah. - Tampilkan statistik serelevan mungkin, statistik yang dapat dinikmati oleh semua kalangan bukan hanya kalangan terpelajar saja serta gunakan warna yang berbeda saat melihat laporan tiap daerah. - Gunakan load more untuk menampilkan laporan yang banyak, progress bar dibandingkan icon, warna yang konsisten. - Adanya pemberian reward berupa rangking untuk instansi, informasi asal statistik tersebut, pemberian tombol on/off pada peta (optional), pemberian kode unik untuk tiap daerah, pemberian titik pada penyajian angka. Universitas Indonesia
70
Laporan
- [Website versi lama] Bagian judul dan waktu dapat di klik, terlihat seperti blog, berikan foto dummy untuk pelapor yang tidak mempunyai foto, bentuk tombol banyak yang tidak konsisten, menampilkan laporan yang serupa, dan jangan letakkan laporan yang sudah lama di bagian paling atas. - [Website versi baru] Penyajian setiap kotak lebih konsisten, beri link untuk kata-kata yang sesuai, tampilkan banyakanya komentar publik pada tab, Bentuk tab tindak lanjut laporan dan komentar publik kurang sesuai, informasi area laporan hilang, tombol dukung dan komentar lebih baik diganti dengan "Anda ingin membantu menambahkan data"/"tambahkan dengan kasus yag sama"/ "berikan saran"
6.2.3.4 Fitur Lainnya Pengetahuan responden terhadap fitur lainnnya diihat dari tiga aktivitas yaitu melakukan penilaian dengan menggunakan star-rating, melaporkan sebuah komentar dengan report, serta melakukan laporan menggunakan pencarian lanjutan. Tabel 6.10 di bawah ini menampilkan hasil kesuksesan dan lama pengerjaan tiap aktivitas. Tabel 6.11 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Lainnya ID
Saat Ini
Versi 3.0
I9
S 16
KK N 0
G 0
I10
14
1
I11
6
10
Keterangan:
8,56
S 16
KK N 0
G 0
1
8,06
16
0
0
2,06
0
8,25
13
0
3
8,35
W(d)
W(d) 3,67
KK = Kriteria Kesuksesan, S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Lebih dari sepuluh responden berhasil memberikan penilaian terhadap salah satu komentar publik dan melaporkan salah satu komentar publik. Namun, hal ini berbanding terbalik ketika responden melakukan pencarian terhadap sebuah laporan dengan kategori yang mereka inginkan. Pasalnya, pada website versi lama Universitas Indonesia
71
menyediakan fitur kategori dimana pengguna dapat melihat laporan sesuai dengan kategori yang diinginkan. Hal ini membuat fitur kotak pencarian lanjutan kurang banyak digunakan. Ketika responden melakukan hal serupa pada website versi baru, mereka terlihat tampak kebingungan. Penyebabnya adalah website versi baru tidak menyediakan fitur kategori. Beberapa responden sepakat baik fitur kategori maupun fitur kotak pencarian lanjutan tetap dipertahankan. Biasanya responden akan menggunakan kotak pencarian lanjutan ketika akan mencari sebuah laporan dengan kata kunci tertentu. Di bawah ini ditampilkan tanggapan responden terhadap masingmasing fitur. Tabel 6.12 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Lainnya Fitur Star-rating
Tanggapan - Tidak terlihat bisa di klik pada website LAPOR! saat ini dan lebih atraktif pada website versi baru. - Kata-kata disebelah fitur star-rating membingungkan. - Penggunaan fitur ini lebih tepat dilakukan pada laporan. - Fitur ini bisa digantikan dengan ‘Like’, ‘Vote’, atau ‘Laporkan Hal Yang Serupa’. - Adanya pembatasan penilaian untuk menghindari adanya penilaian ‘sampah’. - Beri fitur ‘Mention’. - Icon pada laporan terhangat cukup diberi warna saja. - Tampilkan rangkuman laporan dan pemberian judul seharusnya bisa sesuai dengan isi laporan sehingga dapat menyimpan tag-tag yang berfungsi pada kotak pencarian. - Pengurutan komentar publik.
Report Komentar
- Penggunaan simbol kurang representatif. - Tidak penting.
Pencarian
- Hasil pencarian seharusnya muncul pada halaman baru.
Lanjutan
- Sebaiknya juga ditampilkan fitur kategori karena memudahkan. - Fungsi pencarian lanjutan kurang ditonjolkan. - Penempatan fitur kurang baik. - Adanya suggestions seperti kotak pencarian pada Twitter.
Universitas Indonesia
72
6.2.3.5 Open-Ended Questions Pada akhir usability testing, setiap responden diberikan tiga buah pertanyaan mengenai konsep website versi baru serta kelebihan dan kekurangan dari masingmasing website. Sebanyak 15 responden mengatakan bahwa website versi baru mengadopsi konsep media sosial dengan tujuh diantaranya menyatakan masih kurang dioptimalkan. Salah satu responden R16 berpendapat bahwa imeplementasi konsep media sosial ini sangat baik tanpa menghilangkan fitur utama pelaporan. Begitu pula yang disampaikan oleh responden R10 yang menyatakan bahwa konsep media sosial penting untuk diimplementasikan. Di akhir sesi, responden diberikan pertanyaan pilihan terkait kenyamanan penggunaan website selama usability testing berlangsung. Pertanyaan ditanyakan langsung kepada responden. Hasilnya adalah 13 responden menjawab nyaman menggunakan website versi baru namun dengan mengubah fokus utama LAPOR! pada fitur pelaporan. Adapun hasil rangkuman kelebihan dan kekurangan masingmasing website terlampir pada Lampiran 3. 6.2.4
Rangkuman Hasil Analisis Data
Berdasarkan data kuantitatif yang dilakukan melalui perhitungan SUS dapat disimpulkan bahwa kenyamanan penggunaan website (satisfaction) yang cukup baik terdapat pada website versi baru dengan skor 70,95. Meskipun skor ini berada diatas skor standar SUS, namun masih perlu dilakukan peningkatan terhadap website versi baru untuk mendapatkan nilai skor yang lebih baik lagi. Selain itu, hasil olahan data kualitatif berupa respon open-ended questions menunjukkan bahwa
website versi baru lebih unggul dari segi kenyamanan
penggunaan website dan tampilan. Website versi baru dinilai lebih mudah digunakan dengan frekuensi keluaran kata sebanyak tujuh dibandingkan dengan website LAPOR! saat ini. Selain itu, webiste ini dinilai menyuguhkan tampilan yang meanrik, fresh, dan user friendly. Namun, perlu dilakukan perbaikan dalam hal standarisasi layout, warna, dan penggunaan bahasa yang tepat. Analisis juga dilakukan terhadap empat komponen yang terdapat dalam usability yaitu learnability, efficiency, errors, dan satisfaction. Tabel di bawah ini Universitas Indonesia
73
menjelaskan secara singkat keempat komponen tersebut dalam masing-masing website. Website Komponen Learnability
Errors
Saat Ini
Versi 3.0
Secara umum website telihat cukup
Berbeda dengan sebelumnya, website
baik. Namun, banyaknya fitur yang
ini lebih sederhana dengan penyajian
disajikan pada halaman depan
yang lebih terstruktur dan tidak padat.
terlihat padat, membingungkan,
Namun, fitur utama pelaporan hilang
serta kurang nyaman.
dalam website ini.
Kesalahan terbanyak adalah ketika
Kesalahan terbanyak terjadi saat
melihat tata cara penggunaan. Hal
melakukan pencarian laporan dengan
ini dikarenakan posisi menu sulit
kategori tertentu. Responden
dilihat dan dijangkau oleh mata.
mengalami kebingungan karena tidak
Selanjutnya banyak responden
tersedia fitur kategori seperti website
yang sukses namun mengalami
sebelumnya. Selain itu, kesalahan juga
kesulitan saat melakukan pencarian
terjadi pada saat melihat tata cara
laporan dengan kategori tertentu.
penggunaan website LAPOR!.
Kebanyakan responden memilih menggunakan fitur kategori dibandingkan kotak pencarian. Efficiency
Aktivitas yang dilakukan tiap
Untuk website ini tidak ditemui
responden tergolong cepat. Hal ini
aktivitas yang melebih batas yang
terlihat dari lama pengerjaan tiap
sudah ditentukan. Selain itu, jika
aktivitas. Aktivitas terlama (lebih
melihat dari rata-rata waktu
dari satu menit) dilakukan oleh
pengerjaan maka, website ini
responden R1 dan R13 pada
tergolong lebih efisien dibandingkan
aktivitas A2, R16 pada aktivitas
dengan website sebelumnya.
A3, R10 pada aktivitas A7, serta R4 pada aktivitas A9. Satisfaction
Secara umum responden menilai
Responden menilai website ini lebih
website ini bagus, mudah
sederhana dengan tampilan yang lebih
melakukan pelaporan, dan warna
‘muda’. Mudah digunakan karena
tidak mencolok.
sesuai dengan tren media sosial. Lebih fokus dengan tampilan yang fresh. Universitas Indonesia
74
Selain itu, lebih mengajak untuk ikut peduli dalam mengevaluasi kinerja pemerintah.
6.3
Rekomendasi Pengembangan LAPOR!
Tahapan selanjutnya adalah merumuskan rekomendasi yang sebaiknya dilakukan untuk pengembangan selanjutnya. Pada Subbab 6.2.2 dan Subbab 6.2.3 telah dijabarkan hasil olahan data terkait website LAPOR!. Hasil tersebut dipilah menjadi tanggapan
positif
dan
negatif.
Tanggapan
negatif
ini
dikumpulkan
dan
dikelompokkan berdasarkan pemilihan kata yang dianggap mirip. Hasilnya berupa 50 rekomendasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan. Adapun rekomendasi perbaikan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 6.13 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya Kategori
Rekomendasi Perbaikan
Halaman
- Alur penggunaan LAPOR! dibuat jelas dan letakkan pada posisi teratas.
Depan
- Pertahankan fitur video. - Tampilkan modal registasi dalam satu layar.
Beranda
- Tampilkan progress bar dari laporan yang dilaporkan. - Buat sebuah tour guide. - Bagian yang kosong dipadatkan. - Berikan disclaimer untuk isian data berupa nomor handphone dan sebaiknya isian tanggal lahir digunakan untuk melakukan verifikasi akun. - Tampilan cukup berisi profil pengguna dan kotak pelaporan. Tidak perlu menampilkan informasi pengguna. - Tampilkan summary report dari pengguna. - Hapus penggunaan pop-up yang terletak di kanan bawah beranda serta pendeteksi lokasi yang ada di kiri atas browser. - Tambahkan pilihan instansi yang ingin dilaporkan pada kotak pelaporan.
Universitas Indonesia
75
Tabel 6.14 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya (sambungan) Bahasa
- Ganti penggunaan kata ‘kawal’ dengan ‘ikuti’. Penggunaan kata ‘kawal’ lebih tepat dilakukan ketika mengikuti profil instansi. - Pemilihan kata terlalu ‘pemerintah’ sehingga menyulitkan bagi orang awam.
Statistik dan - Tambahkan statistik laporan pengguna, persentase ketuntasan laporan, dan Persebaran Laporan
lama proses tindak lanjut laporan. - Tambahkan kotak pencarian statistik, melihat perbandingkan statistik, melihat statistik secara umum, dan fitur cetak statistik. - Pengurutan dan pengklasifikasian instansi pada halaman statistik. - Tambahkan banyaknya laporan tiap daerah, permasalahan utama tiap daerah, dan persebaran per kategori di tiap daerah. - Halaman statistik dan persebaran laporan tidak dibuat terpisah.
Tombol
- Tombol kawal cukup menggunakan icon saja, misalkan icon favourite. - Buat ukuran tombol proporsional dalam satu halaman, jangan tampilkan dalam ukuran besar semua tombol dalam satu halaman. - Perjelas fungsi dari fitur skor. - Samakan bentuk tombol. - Tombol dukung dan komentar dapat diganti dengan “Anda dapat menambahkan data” atau ”Tambahkan kasus yang serupa” dan atau “Berikan saran”.
Navigasi
- Fitur notifikasi, jumlah laporan, jumlah laporan yang ditanggapi, serta jumlah dukungan sebaiknya dipertahankan. - Jika ingin membuat navigasi, maka buatlah secara jelas dan terlihat.
Universitas Indonesia
76
Tabel 6.15 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya (sambungan) Warna
- Gunakan warna yang konsisten, pertahankan warna dominan LAPOR!.
Penambahan - Adanya fitur laporan yang serupa dengan laporan pelapor. Fitur
- Munculkan feel setelah mengikuti salah satu profil pengguna. - Berikan reward untuk pelapor yang berhasil melaporkan banyak. - Gunakan load more untuk menampilkan laporan yang banyak. - Berikan
reward
berupa
rangking
untuk
instansi
yang
berhasil
menuntaskan laporan. - Fitur penilaian dapat diganti dengan penggunaan ‘Like’, ‘Vote’, atau ‘Laporkan hal yang serupa’. - Berikan fitur ‘mention’. - Adanya fitur ‘tagging’. - Hapus fitur ‘report’. - Tampilkan fitur pencarian dengan kategori. - Tampilkan informasi area laporan. - Gunakan suggestions pada kotak pencarian lanjutan. Lainnya
- Data pengguna diambil langsung dari media sosial jika pengguna melakukan registrasi melalui akun media sosial. - Judul dan waktu laporan bisa di klik. - Adanya foto dummy untuk akun-akun yang tidak menampilkan foto. - Laporan yang sudah lama dan tidak ditindaklanjuti sebaiknya tidak ditampilkan di awal daftar laporan. - Bentuk tab komentar dan tindak lanjut kurang sesuai. - Berikan jumlah komentar pada tab komentar publik. - Hapus informasi banyaknya penilaian yang didapatkan dalam komentar publik. - Pemberian penilaian tepat dilakukan pada laporan. - Icon pada laporan terhangat cukup menggunakan warna. - Tampilkan rangkuman laporan saja dengan judul yang sesuai dengan isi laporan. - Hasil pencarian dimunculkan pada halaman baru. - Perbaiki tampilan di mobile.
Universitas Indonesia
77
Berdasarkan tabel diatas telah disebutkan rekomendasi yang tepat untuk masingmasing kategori. Berikut dijelaskan secara rinci pembahasan dari setiap kategori tersebut: 1. Halaman Utama Website Rekomendasi pada halaman utama terfokus pada alur penggunaan website LAPOR!. Berdasarkan hasil analisis pada Subbab 6.2.3.1 yang menjelaskan bahwa bagian menarik bagi pengguna adalah slider. Berdasarkan informasi tersebut, maka sebaiknya alur penggunaan website LAPOR! dapat diletakkan pada bagian slider. Alur penggunaa website LAPOR! yang disarankan berupa video singkat ataupun gambar. Selain itu, perlu ditambahkan waktu yang lebih lama terhadap penggunaan slider. 2. Halaman Beranda Pengguna setuju jika pada saat masuk ke dalam halam beranda pengguna maka langsung muncul kotak pelaporan seperti yang terdapat pada website versi lama. Adanya tour guide dan progress bar dari laporan akan sangat membantu dibandingkan menampilkan informasi umum dari data pengguna. 3. Halaman Statistik dan Persebaran Laporan Halaman ini merupakan halaman yang sangat membantu pengguna untuk bisa mendapatkan data-data dalam angka baik secara umum maupun spesifik. Rekomendasi yang disarankan terkait pada penyuguhan data. Data berupa daftar angka dan tidak terurut membuat pengguna bingung dan malas untuk melihatnya. 4. Tombol Tombol menjadi hal yang sangat penting diperhatikan pada website LAPOR!. Hal ini diakarenakan pengguna merasa sangat terganggu dengan inkonsistensi bentuk yang digunakan untuk masing-masing tombol. Hal ini juga berlalu pada website versi baru LAPOR! dan semakin parah. Perlu dibuat adanya standarisasi pada websites terkait penggunaan tombol. 5. Navigasi Navigasi menjadi salah satu masalah utama dalam website LAPOR!. Pasalnya, navigasi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan pengguna pada website versi lama. Ketidaktahuan pengguna akan tata letak navigasi, Universitas Indonesia
78
tampilan navigasi yang terlihat berupa tulisan cukup membingungkan bagi pengguna. Untuk website versi baru, terlihat pengguna sudah cukup mudah untuk melakukan perubahan dari satu bagian ke bagian yang lain. Namun, perlu menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya. 6. Penambahan Fitur Bagian ini menyebutkan fitur-fitur apa saja yang seharusnya dimiliki oleh website LAPOR! sebagai website berbasis media sosial. Penambahan fitur ini bersifat optional, bisa digunakan atau tidak. Hal ini dikarenakan sifatnya hanya subjektivitas dari pengguna. Namun pengecualian untuk rekomendasi adanya fitur ‘load more’ pada laporan. Hal ini disebabkan akan sangat membutuhkan usaha yang lebih bagi pengguna ketika langsung dihadapkan pada satu halaman dengan laporan yang begitu banyak. 7. Lainnya Bagian lainnya berisi daftar rekomendasi yang merupakan perubahan dari fitur yang sudah ada.
Universitas Indonesia
BAB 7 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan, saran untuk Tim LAPOR!, serta saran untuk penelitian selanjutnya. 7.1
Kesimpulan
Bebagai tahapan penelitian yang sudah dilakukan maka penulis menyimpulkan beberapa poin yang dapat disimpulkan. Poin-poin tersebut dapat diajabarkan sebagai berikut: 1. Belum pernah dilakukan penelitian dari segi usability untuk website LAPOR!. Adanya penelitian ini memperlihatkan animo yang tinggi dari masyarakat untuk ikut serta dalam mengevaluasi penggunaan website LAPOR! yang dapat dilihat dari pengisian kuesioner. Hasilnya berupa penerimaan yang cukup baik terhadap konsep media sosial yang diimplementasikan pada website versi baru. Namun, dengan catatan sebaiknya tidak menghilangkan fitur utama yaitu fitur pelaporan. 2. Adanya penelitian yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif memberikan banyak data-data baru mengenai kenyamanan penggunaan website LAPOR! selama ini. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditarik hipotesis sementara bahwa salah satu faktor melambatnya jumlah pengguna baru website LAPOR! adalah usability yang kurang baik pada website LAPOR!. 3. Penelitian ini menghasilkan sebuah clickable prototype yang dapat membantu tim LAPOR! mengembangkan website versi baru selanjutnya. Meskipun analisis kebutuhan tidak dilakukan dengan pendekatan user centered research, setidaknya penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap implementasi konsep media sosial yang akan digunakan oleh masyarakat nantinya. 4. Kemudahan penggunaan yang diujikan melalui penyebaran kuesioner, openended questions, dan usability testing ini menghasilkan 50 rekomendasi untuk 79
80
pengembangan website LAPOR! selanjutnya. Perbaikan ini menjadi pilhan optional bagi tim LAPOR! untuk diimplementasikan atau tidak. 7.2
Saran untuk Tim LAPOR!
Ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan kepada tim LAPOR! terkait penelitian yang dilakukan, diantaranya: 1. Sebuah produk aplikasi yang baik dalam platform mobile maupun website adalah produk yang terus melakukan evaluasi. Artinya, iterasi evaluasi tidak berhenti sampai selesainya penelitian ini saja. Untuk mewujudkan tantangan LAPOR! yang dapat dijangkau di seluruh Indonesia, maka perlu diperhatikan kebutuhan dari target pangguna. Semakin mudah penggunaan suatu aplikasi maka semakin baik juga produk tersebut diterima di masyarakat. 2. Meskipun tidak semua pengguna tahu apa saja kebutuhan mereka saat berhadapan dengan sebuah produk teknologi setidaknya sebagai pengembang produk harus lebih peka dan terbuka untuk melakukan evaluasi produk. 7.3
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian terkait usability evaluation terhadap website LAPOR! masih sangat terbuka luas. Kenyamanan penggunaan sebuah sistem menjadi hal yang krusial untuk dilakukan seiiring berkembangnya teknologi. Penelitian dapat dilakukan dengan mengetahui faktor-faktor diluar usability yang menyebabkan melambatkan pertumbuhan pengguna baru pada website LAPOR!. Selain itu, dapat dilakukan penelitian dengan metode lain seperti expert review/heuristic evaluation, card sorting, focus group dan lain-lain. Disamping itu juga, batasan penelitian dapat diperluas sehingga mampu melihat kebutuhan pengguna LAPOR! secara umum. Penelitian juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi pengadopsian konsep gamification, user profiling, serta information visualisation. Penyajian laporan dengan menggunakan statistik dan peta pun dapat dikaji lebih lanjut. Masih banyak lagi penelitian yang dapat dilakukan pada website LAPOR! ini. Oleh karena itu, penelitian terkait usability evaluation dalam website LAPOR! masih terbuka sangat lebar.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Adweek.com,. (2015). The Evolution of Social Media [Infographic]. Retrieved 12 June 2015, from http://www.adweek.com/socialtimes/the-evolution-of-socialmedia-infographic/620911 Affairs, A. (2015). System Usability Scale (SUS). Usability.gov. Retrieved 12 May 2015, from http://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/systemusability-scale.html Affairs, A. (2015). Task Analysis. Usability.gov. Retrieved 12 May 2015, from http://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/task-analysis.html Almarabeh, T., & AbuAli, A. (2010). A general framework for e-government: definition maturity challenges, opportunities, and success. European Journal of Scientific Research, 39(1), 29-42. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,. (2015). Pengguna Internet Indonesia Tahun 2014, Sebanyak 88,1 Juta (34,9%)..... Retrieved from http://www.apjii.or.id/v2/read/content/info-terkini/301/pengguna-internetindonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html Bevan, N. (2008, April). UX, usability and ISO standards. In 26 th Annual Conference on Computer Human Interaction (CHI), ACM SIGCHI. Bevan, N. (2009, August). What is the difference between the purpose of usability and user experience evaluation methods. In Proceedings of the Workshop UXEM (Vol. 9). Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2010). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Engineering Management Review, IEEE, 38(3), 16-31. Brooke, J. (1996). SUS-A quick and dirty usability scale. Usability evaluation in industry, 189(194), 4-7. Brooke, J. (2013). SUS: a retrospective. Journal of Usability Studies, 8(2), 29-40. Deterding, S., Sicart, M., Nacke, L., O'Hara, K., & Dixon, D. (2011, May). Gamification. using game-design elements in non-gaming contexts. In CHI'11 Extended Abstracts on Human Factors in Computing Systems (pp. 2425-2428). ACM. Digital Trends,. (2014). The history of social networking. Retrieved 12 June 2015, from http://www.digitaltrends.com/features/the-history-of-social-networking/ Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship.Journal of Computer‐Mediated Communication, 13(1), 210-230.
81
82
Faulkner, L. (2003). Beyond the five-user assumption: Benefits of increased sample sizes in usability testing. Behavior Research Methods, Instruments, & Computers, 35(3), 379-383. Few, S. (2014). Data Visualization for Human Perception. The Encyclopedia Of Human-Computer Interaction, 2Nd Ed., -. Retrieved from https://www.interactiondesign.org/encyclopedia/data_visualization_for_human_perception.html Fiegerman, S. (2014). Friendster Founder Tells His Side of the Story, 10 Years After Facebook. Mashable. Retrieved 12 June 2015, from http://mashable.com/2014/02/03/jonathan-abrams-friendster-facebook/ Jayashree, S., & Marthandan, G. (2010). Government to E-government to E-society. Journal of Applied Sciences J. of Applied Sciences, 2205-2210. Hassenzahl, M. (2008, September). User experience (UX): towards an experiential perspective on product quality. In Proceedings of the 20th International Conference of the Association Francophone d'Interaction HommeMachine (pp. 11-15). ACM. Hassenzahl, M., & Tractinsky, N. (2006). User experience-a agenda.Behaviour & information technology, 25(2), 91-97.
research
HFI,. (2015). Human Factors International. Retrieved 5 May 2015, from http://www.humanfactors.com/newsletters/clean_metrics_from_quick_and_di rty_assessment.asp Hornbæk, K. (2006). Current practice in measuring usability: Challenges to usability studies and research. International journal of human-computer studies,64(2), 79-102. Info.cern.ch,. (2015). The World Wide Web project. Retrieved 12 June 2015, from http://info.cern.ch/hypertext/WWW/TheProject.html Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia,. (2008). Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (p. 1). Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia,. (2003). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government (p. 1). Jakarta: Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan. Lapor.go.id,. (2015). LAPOR! - Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat. Retrieved 13 March 2015, from http://lapor.go.id/tentang
Mark Otto, a. (2011). About · Bootstrap. Getbootstrap.com. Retrieved 15 June 2015, from http://getbootstrap.com/about/ Universitas Indonesia
83
Measuringu.com,. (2015). Measuring Usability with the System Usability Scale (SUS): MeasuringU. Retrieved 14 April 2015, from http://www.measuringu.com/sus.php Measuringu.com,. (2015). Why you only need to test with five users (explained): MeasuringU. Retrieved 15 June 2015, from http://www.measuringu.com/five-users.php Misra, D. C. (2007, February). Defining e-government: a citizen-centric criteriabased approach. In Proceedings of the 10th National Conference on eGovernance, Bhopal, Madhya Pradesh, India (pp. 2-3). Newsroom.fb.com,. (2004). Company Info | Facebook Newsroom. Retrieved 15 June 2015, from http://newsroom.fb.com/company-info/ Nngroup.com,. (2015). Usability 101: Introduction to Usability. Retrieved 9 March 2015, from http://www.nngroup.com/articles/usability-101-introduction-tousability/ United Nations Department of Economic and Social Affairs,. (2010). United Nations E-Government Survey 2010 Leveraging e-government at a time of financial and economic crisis (p. 70). New York: UN Publishing Section. Retrieved from http://unpan3.un.org/egovkb/Portals/egovkb/Documents/un/2010Survey/Complete-survey.pdf Usability.gov,. (2015). Usability Evaluation Basics. Retrieved 12 June 2015, from http://www.usability.gov/what-and-why/usability-evaluation.html user
experience. (2010). ISO 9241-210:2010. Retrieved https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:9241:-210:ed-1:v1:en
from
Nngroup.com,. (2015). Quantitative Studies: How Many Users to Test?. Retrieved 14 June 2015, from http://www.nngroup.com/articles/quantitative-studies-howmany-users/ Nngroup.com,. (2015). How Many Test Users in a Usability Study?. Retrieved 14 June 2015, from http://www.nngroup.com/articles/how-many-test-users/ Open Government Indonesia,. Tentang OGI. Retrieved 11 March 2015, from http://opengovindonesia.org/keterbukaan/ Preece, J., Rogers, Y., & Sharp, H. (2002). Interaction design (pp. 390-396). New York, NY: J. Wiley & Sons. Rudd, J., Stern, K., & Isensee, S. (1996). Low vs. high-fidelity prototyping debate. interactions, 3(1), 76-85. Sas.com,. (2015). Data Visualization: What it is and why it's important. Retrieved 20 May 2015, from http://www.sas.com/en_us/insights/big-data/datavisualization.html Sauro, J. (2011). Measuring usability with the system usability scale (SUS). Universitas Indonesia
84
Virzi, R. A., Sokolov, J. L., & Karis, D. (1996, April). Usability problem identification using both low-and high-fidelity prototypes. In Proceedings of the SIGCHI Conference on Human Factors in Computing Systems (pp. 236243). ACM. Wearesocial.net,. (2015). statistics. Retrieved http://wearesocial.net/tag/statistics/
15
June
2015,
from
WhatIs.com,. (2015). What is social media? - Definition from WhatIs.com. Retrieved 11 June 2015, from http://whatis.techtarget.com/definition/social-media Wikipedia,. (2015). About. Retrieved 12 https://en.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:About
June
2015,
from
Withrow, J., Brinck, T., & Speredelozzi, A. (2000). Comparative usability evaluation for an e-government portal. Ann Arbor, 1001, 48104. Yanqing, G. (2010). E-government: Definition, goals, benefits and risks. In 2010 International Conference on Management and Service Science (pp. 1-4). →, V. (2015). How Social Media Made it Bigger by the Day - Simplify360. Simplify360. Retrieved 12 June 2015, from http://simplify360.com/blog/social-media-made-biggerday/?utm_source=Blogger&utm_campaign=37f496a2beSocial+Media+History&utm_medium=email&utm_term=0_f7efa989d137f496a2be-77597733
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
85
LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Website LAPOR!
86
87
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing Instruksi “Sekarang Anda sudah sampai pada halaman utama website LAPOR! dan Anda ingin mengetahui informasi lanjutan terkait apa itu LAPOR! ataupun ingin mengetahui cara penggunaan website. Biasanya apa yang akan Anda lakukan?” “Setelah mengetahui cara penggunaan LAPOR!, Anda ingin segera masuk ke dalam website. Selanjutnya apa yang akan Anda lakukan?” “Anda sekarang sudah masuk ke dalam website dan ingin mengubah salah satu isian data diri Anda.” “Anda sudah sampai di halaman beranda. Sekarang Anda ingin melihat semua laporan yang pernah Anda laporkan“ “Kemudian Anda tertarik melihat laporan lainnya yang dilaporkan oleh pelapor lain” “Saat Anda sedang melihat-lihat, Anda melihat sebuah laporan yang Anda sukai. Anda ingin membaca isi lengkap dari laporan tersebut” “Kemudian Anda juga tertarik untuk mengetahui informasi terkait statistik dari Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta” “Sekarang Anda silahkan kembali ke halaman beranda pengguna. Kali ini, Anda juga ingin mengetahui lebih lanjut terhadap sebuah laporan yang banyak diperbincangkan. Setelah Anda melihat laporan tersebut, Anda melihat salah satu komentar dari salah satu publik yang Anda suka. Kemudian, Anda tertarik untuk memberikan penilaian kepada komentar tersebut.” “Serambi masih membaca-baca komentar publik, Anda juga menemukan sebuah komentar yang cukup menganggu. Anda ingin melaporkan komentar tersebut kepada tim LAPOR!” “Sekarang Anda ingin mengetahui sebuah laporan yang mempunyai kategori [nama kategori]” “Kini, Anda sudah puas mengeksplorasi website LAPOR! Anda boleh keluar dari akun Anda”
88
LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing Gambaran Pengguna Usability Testing. Penggunaan Internet ID
Nama Inisial
Jenis Kelamin
Rentang Umur
Lama
dari pertama kali membuat akun)
Mengerjakan ADS
Pria
15-30 tahun
8 jam
Website LAPOR! (dihitung
Tujuan
Waktu
R1
Intensitas membuka
proyek,
membaca
informasi terbaru, membaca manga, Jarang menonton anime
R2
RP
Pria
15-30 tahun
8 jam
R3
AR
Pria
15-30 tahun
5,5 jam
R4
LLM
Wanita
15-30 tahun
3 jam
R5
FHS
Pria
15-30 tahun
12 jam
R6
FA
Pria
15-30 tahun
16 jam
Media sosial.
R7
MHL
Pria
15-30 tahun
8 jam
Media sosial, browsing, membaca Tiga sampai empat kali
89
Kerja Menyelesaikan tugas kerja dan media sosial. Browsing, penggunduhan, media sosial, dan email. Browsing, email, dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Jarang Tiga kali
Dua kali
Lima kali Dua kali
90
koran online. R8
RPA
Pria
15-30 tahun
8 jam
Browsing
Sekali setahun
R9
AA
Pria
15-30 tahun
3 jam
Update berita terbaru.
Satu kali
R10
DRS
Wanita
15-30 tahun
8 jam
Kerja, browsing
Satu bulan sekali
R11
DPS
Pria
15-30 tahun
4 jam
R12
EMAN
Wanita
15-30 tahun
9 jam
R13
LTG
Pria
15-30 tahun
4,5 jam
R14
MKA
Pria
15-30 tahun
1 jam
R15
SF
Wanita
15-30 tahun
14 jam
R16
MH
Pria
30-45 tahun
Mengerjakan tugas, sosial media, baca berita online Kerja, media sosial, mengerjakan tugas, organisasi Chatting, sosial media, browsing (membaca berita, informasi terbaru) Komunikasi,
browsing,
media
sosial Kuliah,
belajar,
media
sosial,
belajar, entertaiment, komunikasi Mencari informasi, media sosial
Jarang
Jarang
Dua hingga tiga kali
Jarang
Hampir tidak pernah Lima kali dalam enam bulan
Universitas Indonesia
91
Reaksi terhadap homepage website LAPOR!. ID
Versi Lama
Versi Baru
Reaksi terhadap halaman homepage website
R1
- Kurang enak dilihat pada bagian atas website. - Banyak informasi yang ditampilkan membingungkan.
R2
- Desainnya bagus - Eye catching - Lebih dinamis
R3
R4 R5
R6
sehingga
- Kurang nyaman - Harus scroll banyak ke bawah untuk mengetahui informasinnya. Akan lebih baik jika dalam satu layar hanya memuat satu informasi utuh. - Tidak terlalu enak untuk dilihat utuh. - Bagus - Terlalu padat - Kebanyakan konten - Tidak tahu fokusnya kemana - Kayak iklan baris di koran - Cukup lengkap - Menyediakan aplikasi dalam platform mobile apps - Ada penjelasan singkat mengenai videonya juga
-
Suka dengan penggunaan font Jadi lebih tertarik mengetahui informasi dibawah slider Lebih banyak warna Sederhana Tidak banyak informasi Slider terlalu besar Banyak informasi di halaman depan dibandingkan website sebelumnya yang disajikan dengan bagian lebih kecil - Bagian instansi terhubung tidak mungkin hanya terdiri dari tiga instansi saja, seharusnya juga ditampilkan instansi lainnya. - Sederhana, sama seperti yang dibayangkan yaitu dalam satu halaman menyajikan satu buah informasi
- Tampilan seperti Facebook - Lebih minimalis - Suka, sudah seperti website yang disarankan sebelumnya, yaitu lpdp yang dibuat oleh kemenkeu - Lebih menarik untuk dilihat-lihat - Keren - Lebih sederhana
Universitas Indonesia
92
- Menarik - Dashboard depan terlihat seperti promosi umum - Informasi yang ada di bagian bawah tidak terlihat R7
R8
R9
-
Terlalu penuh Terlalu banyak yang bergerak Tidak ada satu hal yang bisa difokuskan Bagian dikembangkan oleh terlalu besar Bingung Terlalu banyak yang ditampilkan Lebih sederhana
- Sudah oke - Posisi judul dari kisah suksesnya kurang pas - Cukup intuitif, tidak membingungkan R10
R11
- Baru melihat ada bagian dikembangkan oleh
- Suka dengan tampilan footer, lebih jelas dari website sebelumnya - Masukkan informasi yang penting pada slider, cukup yang umum tapi tersampaikan dengan jelas - Tampilkan instansi yang terhubung ada apa saja, jangan hanya tiga instansi saja - Laporan yang ditampilkan di dalam laporan tuntas dan laporan terkini tidak perlu banyak, empat sudah cukup - Call to action-nya tidak terasa - Seharusnya untuk website LAPOR! best practice-nya saat masuk ke dalam website langsung bisa melaporkan
-
Terlihat seperti media sosial Ada fotonya sehingga terlihat menarik Lebih minimalis daripada yang sebelumnya lebih menumpuk Lebih teroganisir Membaca laporan-laporan Maksud penggunaan bintang pada tombol kawal itu apa? Bisa melihat jumlah laporan tuntas, masih diproses, dan belum pada instansi terhubung Lebih sederhana Clean and fresh Tidak sepadat dengan informasi seperti website sebelumnya Warna-warnanya lebih menarik, mempunyai kesan berbeda Terlihat lebih santai Tampilannya lebih menarik Gambar-gambarnya lebih enak dilihat Ada tombol share dan tweet Universitas Indonesia
93
-
R12 R13
R14
R15
R16
- Informatif - Jelas ada langkah-langkah penggunaannya - Kaget melihat bagian yang dikembangkan oleh
-
Terlalu ramai Tidak tahu fokusnya kemana Malas untuk melihat satu per satu Penggunaan slidernya menarik, biar lebih tahu penggunaan LAPOR! - Terlalu ramai - Pusing - Logonya bagus dan menarik -
Agak ramai Terlalu banyak fitur Tidak fokus Terlalu banyak kata-kata Secara visual bagus Estetikanya bagus
-
Warna warni Bisa lihat tidak hanya dari judul saja Banyak informasi yang didapat Memberikan komentar juga lebih mudah namun harus masuk terlebih dahulu Tidak bisa dibuka bagian kanan judul yang merah Laporannya langsung bisa dibaca dengan jelas Statistik laporannya bagus Gambar-gambarnya menarik Keren Bisa melihat statistik secara keseluruhann Lebih iconic Tampilannya lebih baru Lebih lebar Lebih enak Tidak ramai Slidernya penuh Langsung ketahuan kalau ini website LAPOR! Jauh lebih baik Lebih enak dilihat Tidak padat Slidernya menjadi pusat perhatian Ada dukung dan kawal Lebih sederhana Lebih fokus pada hasil laporan dibandingkan sebelumnya yang lebih menampilkan banyak informasi. Halaman depan tidak tampil banyak bicara Fokus, lebih mengajak orang lain lebih peduli Fitur utamanya hilanng yaitu, pelaporan Universitas Indonesia
94
ID
- Semua bagian fokus ingin dilihat
- Masih tidak tahu bagaimana cara melakukan pelaporan - Lebih fokus pada siapa yang melapor
Versi Lama
Versi Baru
Bagian yang paling menarik R1
R2 R3 R4
R5
Bagian registrasi akun karena tertarik untuk langsung Daftar akun menggunakannya. Slider, dibuat dalam bentuk gambar yang lebih menarik karena Bagian statistik dan instansi terhubung berserta detailnya ini bagian yang paling utama Tidak ada
Sederhana, tidak banyak informsi
Video, karena banyak informasi, tidak suka jika harus Slider membaca semua. Selain itu dengan gambar lebih menarik. Lacak lapor, karena paling kontras diantara yang lainnya
Statistik laporan, karena langsung merangkum sistem secara keseluruhan
R6
Laporan terhangat
Instansi terhubung
R7
Slider, karena menampilkan alur kerja
Instansi terhubung
R8
Slider, karena bergerak
Adanya foto pengguna
Video
Laporan tuntas, laporan terkini, ada foto orangnya jika melihat
R9
pada website sebelumnya tidak ada, lebih warna warni Universitas Indonesia
95
R10
Kisah sukses, aspirasi dan pengaduan, gambar infografis yang Laporan terkini ada di slider
R11
Kisah sukses
Laporan tuntas
R12
Slider
Statistik dan instansi terhubung
R13
Slider, karena ada diatas, bergerak, dan mempunyai warna yang Tombol kawal beda sendiri
R14
Video, akan paham secara lebih dalam
Slider
R15
Slider, meanrik karena bergerak
Slider
Slider, karena bergerak, menarik untuk dilihat
Laporan tuntas dan laporan terkini, jadi lebih tahu mana laporan
R16
ID
yang masih dalam proses, belum diproses, dan tuntas.
Versi Lama
Versi Baru
Bagian yang ingin di klik pertama kali R1
Registrasi akun/ Masuk ke dalam akun
Daftar akun baru dan masuk ke dalam akun
R2
Slider
Tata cara penggunaan namun kebanyakan tulisan
R3 R4
Tombol
Facebook
dan
Twitter
karena
terlihat
ada Tidak ada
keterhubungan Buka alur kerja yang ada di slider
Slider
Universitas Indonesia
96
R5
Lacak lapor
Klik selengkapnya
R6
Laporan terhangat dan kisah sukses
Instansi terhubung
R7
Kisah sukses
Instansi terhubung
R8
Tidak ada
Tombol dukung, kawal, share, tweet
R9
Video
Laporan tuntas
R10
Tata cara penggunaan LAPOR! yang terletak di bawah
Laporan terkini
R11
Langsung mendaftarkan akun
Instansi terhubung apa saja serta cara penggunaan LAPOR!
R12
Slider
Bagian merah yang ada di kanan header
R13
Lambangnya
LAPOR!,
menarik,
karena
ini
website Tombol daftar
pemerintahan tapi seperti website swasta
R14
Video
Selengkapnya dalam laporan
R15
Tidak tahu, banyak tombol
Dukung dan kawal
Slider
Jika ada waktu maka akan menelusuri satu per satu bagian untuk
R16
ID
di klik
Versi Lama
Versi Baru
Website apakah ini? R1
Website untuk melaporkan
Website untuk melaporkan
Universitas Indonesia
97
R2
Website untuk melaporkan
Website untuk melaporkan
R3
Website untuk melaporkan, mengadukan, pengaduan
Website untuk melaporkan
R4
Website sebuah instansi
Website swasta
R5
Tidak tahu karena banyak informasi yang disampaikan
Sudah seperti website lpdp
R6
Website pengaduan
Website pengaduan
R7
Website pengaduan
Website pengaduan
R8
Website untuk melaporkan
Tidak tahu apa
R9
Website untuk melaporkan
Website pangaduan yang lebih mirip media sosial
R10
Website untuk melaporkan
Website pelaporan yang dibuat seperti media sosial
R11
Website untuk melaporkan
Website untuk melaporkan
R12
Website untuk menyampaikan aspirasi
Website untuk menyampaikan aspirasi
R13
Website untuk merekap suatu data-data yang masuk
Website media sosial yang mempunyai data-data
R14
Website untuk melakukan pengaduan
Website LAPOR! sebagai pengaduan
R15
Website untuk melaporkan kepada pemerintah
Website untuk melaporkan
R16
Website layanan masyarakat
Website Technologycal Apps/ Devices
Universitas Indonesia
98
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Informasi Umum pada halaman beranda website LAPOR!. Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas kali ini responden dikatakan sukses jika melihat tata cara penggunaan LAPOR! melalui bagian footer website LAPOR! pada menu Petunjuk dan Syarat atau Tentang LAPOR!, kemudian sukses namun kesulitan jika melihat melalui slider, dan gagal jika aktivitas yang dilakukan responden diluar dari kedua kriteria lainnya. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Melihat Tata Cara Penggunaan Website LAPOR! Versi Lama ID
R1
R2 R3
Tanggapan Responden
Versi Baru D
Langsung mendaftarkan akun kemudian memilih 01:35
KK
Tanggapan Responden Langsung mendaftarkan akun.
D 00:09
kategori dan melaporkan. Coba-coba bikin akun dengan cara register akun 00:05 baru, setelah itu login. Langsung masuk ke dalam akun.
00:11
- Tata cara penggunaan website jangan diletakkan 00:19 di footer, seharusnya diatas. - Bingung bagaimana melihat secara detail Karena diatas tidak ada apa-apa, maka scroll ke 00:10
Universitas Indonesia
KK
99
bawah untuk mencari tata cara penggunaan website R4
Coba-coba karena tidak suka harus membaca jadi 00:22
Lebih mudah jika tata cara penggunaan dibuat 00:07
langsung masuk aja ke akun via Facebook.
sebagai suatu fitur yang letaknya di depan website.
Masuk ke dalam sistemnya, karena di halaman 00:45
- Melihat tata cara penggunaan dengan melihat video dan slider. - Informasinya sudah tersampaikan dengan baik. Melakukan login karena lebih mudah
00:48
- Mencari lewat slider, semacam masuk atau 00:19 daftar untuk melihat-lihat. - Saat masuk seharusnya langsung dikasih tahu apa saja yang dapat dilakukan dalam website ini. - Tidak terlihat benar-benar merupakan petunjuk penggunaan. - Mungkin buat sebuah FAQ dengan gambar yang bagus - Kebanyakan teks Slider 00:02
00:02
Melihat footer pada bagian petunjuk dan syarat
00:04
- Tidak tahu harus mencari tahu kemana - Mungkin akan menonton video, soalnya tidak ada tempat lain untuk mengetahui info penggunaan - Akhirnya menemukan tentang LAPOR! dengan posisi yang sangat tidak terlihat, harus melihat dari atas sampai bawah dahulu - Tidak mengerti kenapa LAPOR! harus mempunyai media sosial berupa instagram - Langsung melihat videonya - Jika perlu dibuatkan gambar cara penggunaan
00:15
- Membuka menu ‘Tentang LAPOR!’ - Kenapa saat masuk ke dalam bagian ‘Tentang’ sudah ada tombol keluar akun, padahal belum login - Best practice-nya seperti Tokopedia - Kebanyakan kalimat sehingga membuat malas membaca
00:05
00:20
- Melihat tata cara penggunaan melalui slider - Selain itu, seharusnya video dipertahanin karena
00:20
bagian depan tidak ada apa-apa hanya bisa masuk ke R5
R6 R7
R8
R9
dalam beritanya saja.
Universitas Indonesia
100
LAPOR!, latar belakangnya, biasanya laporan laporan berkaitan dengan instansi apa saja. -
-
R10
- Melihat bagian petunjuk dan syarat - Sebaiknya dibuat alur penggunaan - Penyajian pada bagian petunjuk dan syarat tidak terlihat seperti petunjuk, seharusnya ada gambargambar Langsung daftar menjadi pengguna
00:02
-
00:02
Melihat petunjuk dan syarat penggunnaan
00:10
- Lihat halaman depan sampai kebawah dan 00:12 menemukan sebuah petunjuk dan syarat - Namun, untuk langsungnya akan melakukan pendaftaraan akun Melihat di slider lebih enak daripada pada bagian 00:02
R11
R12
R13
R14
itu yang membuat menarik dan melihat cara penggunaan website LAPOR! Slider bisa diganti dengan lebih fokus pada tata cara penggunaan LAPOR! Istilahnya masih banyak yang awam, mungkin bisa dibuat dengan gambar agar dapat dimengerti Istilah disposisi bisa diganti dengan bahasa diteruskan Tidak ada petunjuk penggunaan diatas Terlihat kosong
00:10
petunjuk dan syarat - Melihat contoh laporan yang pernah masuk dengan cara masuk ke dalam akun - Harapannya ada tour guide-nya - Scroll ke bawah untuk mencari tentang penggunaan LAPOR! - Biasanya langsung daftar, tapi mau menemukan cara kerjanya harus scroll ke bawah terlebih dahulu dan tidak berhasil
01:02
Melihat bagian petunjuk dan syarat yang ada di 00:20 footer
00:30
- Melihat bagian ‘Tentang LAPOR!’ - Dibuatkan infografisnya
00:01
Universitas Indonesia
101
R15
R16
Lihat di slider, karena sudah tidak ada lagi yang bisa 00:02
Seharusnya tata cara penggunaan diletakkan diatas 00:10
dilihat dari cara penggunaannya
bersama dengan tentang LAPOR!.
- Bingung, tidak tahu maksud bagian registrasi yang ditampilkan di website untuk apa. - Fungsi registrasi seperti iklan. - Tidak tahu bagaimana caranya, maka langsung masuk ke dalam akun saja. - Biasanya masuk melalui akun twitter, karena bisa langsung mention ke akun LAPOR! atau melalui sms. - Jika melalui website, harus melakukan login terlebih dahulu. Dikarenakan login inilah yang mencegah banyak orang malas untuk menggunakan LAPOR! termasuk teman-teman saya.
00:38
- Memilih masuk ke dalam akun - Diharapkan saat masuk langsung melaporkan - Terlalu sulit untuk melakukan pelaporan jika harus melakuka registrasi akun terlebih dahulu
00:07
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas kali ini responden dikatakan sukses jika berhasil masuk tanpa hambatan, kemudian dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil masuk dengan hambatan, serta gagal jika tidak berhasil masuk sama sekali. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Universitas Indonesia
102
Login dan Logout Versi Lama ID
Tanggapan Responden
Versi Baru D
Langsung masuk ke dalam akun
00:30
Sederhana, dinamis, login-nya berbeda
00:20
- Saat masuk ke dalam beranda terlihat seperti kertas panjang ke bawah. Jadi harus scroll ke bawah. - Akan lebih menarik jika saat masuk menampilkan laporan yang dibuat sudah sampai sejauh mana.
00:13
00:32
R4
- Masuk ke dalam akun melalui Facebook - Saat masuk ke dalam beranda tampilannya seperti media sosial yang bisa bikin status, kemudian ada laporan-laporan seperti pada timeline Facebook. - Melihat bagian peta dan baru tahu fungsi peta.
R5
- Mengklik peta laporan nasional, klik yang ada di peta, kemudian klik selengkapnya
00:07
R1
R2
R3
KK
Tanggapan Responden
D
- Langsung mendaftarkan akun. - Bingung dengan bagian perlu dikawal. - Penggunaan kata “Kawal” masih jarang digunakan. - Memberikan komentar terhadap halaman beranda. - Pengguna terlihat excited melihat ada kata “kawal” di halaman beranda serta penggunaan tab. - Suka dengan penyajian registrasi karena sederhana juga, tapi harus scroll, harapannya hanya dalam satu layar saja. - Suka dengan halaman beranda tapi tidak paham dengan bagian perlu dikawal - Bagian yang menarik adalah informasi data diri serta akun - Sangat bagus jika ingin melakukan registrasi dilakukan secara langsung melalui akun-akun media sosial dan data pun juga berasal darisana. - Tampilan awal masuk ke dalam website seperti Twitter, banyak kotak box, dan bisa liat-liat status dari pelapor lainnya. - Menebak jika maksud dari kawal semacam follow
00:09
00:04
00:07
00:05
00:02
Universitas Indonesia
KK
103
- Tidak tertarik pada tweet dan share
R6
- Melakukan login dengan sukses kemudian melihat-lihat laporan - Laporan yang menarik merupakan laporan yang sudah ada tindak lanjutnya Masuk ke akun via twitter
00:15
- Masuk melalui akun Facebook - Tidak penting untuk mengaktifkan lokasi kita dimana - Bagian peta sangat menarik untuk ditelusuri - Suka dengan laporan yang terkait dengan si pengguna
00:04
00:30
R7
R8
- Konteks kawal-mengawal kurang tepat untuk halaman profil pengguna, lebih tepat jika menggunakan kata ikuti, mengikuti, dan pengikut. - Konteks mengawal untuk profil pengguna menunjukkan bahwa seorang pengguna merupakan orang yang sangat sangat perlu untuk diikuti (orang yang rapuh). - Lebih fokus, namun fokus tujuan pada kotak pelaporan menjadi lewat karena yang lebih diatas merupakan informasi pengguna. - Pemilihan kata-katanya perlu diganti. - Bagus 00:03 - Lebih sederhana, lebih bewarna - Bingung tidak ada penjelasan penggunaan website saat masuk pertama kali - Menarik ada skor 00:02 - Seharusnya di kasih petunjuk darimana didapatkannya skor - Ubah penggunaan kata pengawal dan mengawal, mungkin lebih tepat follow - Bagian yang menarik adalah perlu dikawal - Berharap saat di enter bisa masuk ke dalam 00:09 sistem - Penggunaan warna warni yang aneh, semuanya ingin coba menarik perhatian dengan cara “coba lihat saya!” - Penggunaan kata-katanya aneh coba kawal diganti dengan follow Universitas Indonesia
104
R9
R10
- Lupa password, hal ini sering terjadi. - Menjustifikasi jika hal tersebut dikarenakan kombinasi password yang mengharuskan huruf besar dan angka. Hal ini cukup menyulitkan. Pada dasarnya orang hanya mempunyai satu password utama. - Seharusnya saat masuk ke halaman beranda disuguhkan sudah sejauh mana laporannya. - Sulit untuk melakukan login, bermasalah dengan login karena lupa emailnya dan lupa juga nomor teleponnya - Saat pertama kali masuk yang ingin dilihat laporan terhangat Biasa saja
00:32
-
00:56
Penggunaan kata ‘alamat surel’ pada kotak masuk 00:15
00:15
Lebih suka masuk dengan menggunakan akun 00:10 Twitter
00:32
kurang umum
R11
R12
Lebih enak dilihat Lebih banyak gambar Lebih minimalis Banyak warna Maksud dari perlu dikawal apa Lebih menarik
- Tidak paham dengan penggunaan skor 00:18 - Website ini berfungsi untuk melaporkan tapi kenapa ada skor - Dikira bagian kanan berwarna merah disamping judul dapat di klik lebih lanjut - Bingung ada pengawal dan mengawal laporan seharusnya bisa diganti dengan follow dan unfollow - Banyak tombol yang baru, seharusnya diberitahu supaya biar saling tahu antar pelapor - Desainnya bagus 00:04 - Sederhana - Suka dengan adanya statistik - Warnanya bagus - Penggunaan kata kawalan kurang tepat Universitas Indonesia
105
R13
- Tidak sukses masuk ke dalam akun 02:02 - Akhirnya masuk dengan menggunakan Twitter. Hal ini sering terjadi karena adanya kombinasi angka, huruf besar, dan huruf kecil. - Bagian ballon di kanan bawah cukup mengganggu
Masuk via Facebook soalnya tidak ingat emailnya, 00:09 R14
karena lupa dengan Facebook maka menggunakan
- Adanya gamification seperti skor, pengawal, mengawal serta suka dengan adanya foto pada profil picture pengguna - Modelnya mirip seperi media sosial, terlihat lebih atraktif - Mungkin bisa ditambahakan selain tweet via Twitter dan share Facebook, juga di LINE dan Path - Penggunaan skor, pengawal, dan mengawal - Tidak mengerti bisa mendapatkan skor darimana
00:36
- Suka dengan warna warni - Desainnya konsisten - Menu yang aktif ada di tab riwayat jangan merah, membuat sakit mata - Penggunaan koma pada ucapan selamat datang kurang tepat - Saat masuk agak kebingungan mencari tombol logout - Menggunakan style media sosial pada website - Lagi-lagi pengguna dipaksa untuk membuat sebuah profil pengguna yang kurang tahu manfaatnya bagi pengguna - Registrasi juga memaksa orang untuk melakukan penndaftaraan terlebih dahulu baru dapat melakukan pelaporan
00:02
00:02
Twitter
R15
- Masuk ke dalam akun melalui Facebook - Pada halaman pertama langsung mengajukan laporan - Informasi bagian kanan cukup mengganggu
00:05
Males untuk bikin akun baru, karena akun yang 01:12 lama lupa. Hal ini dikarenakan, website ini R16
merupakan website untuk melaporkan. Jika diminta untuk melengkapi data-data, maka data saya akan digunakan untuk apa?
00:22
Universitas Indonesia
106
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas kali ini responden dikatakan sukses jika berhasil mengubah tanpa hambatan, kemudian dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil mengubah dengan hambatan, serta gagal jika tidak bisa mengubah sama sekali. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Mengubah Data Diri Versi Lama ID
R1
R2
R3
Tanggapan Responden
Versi Baru D
Mengklik gambar profil picture yang biasanya 00:06
KK
Tanggapan Responden
D
Langsung mengklik tombol ubah profil.
00:02
Agak kebingungan
00:08
Asik, langsung berubah di tempat
00:01
langsung mengarah untuk ubah profil. - Mengklik icon profil, ubah data diri yakni bagian 00:15 tanggal lahir - Bingung mengganti tanggal lahir dikarenakan datepicker tidak bisa diganti bulan dan tahunnya. Lebih mirip kayak Whatsapp dan Facebook dengan 00:14 mengklik nama pengguna maka dapat mengubah profil pengguna. Universitas Indonesia
KK
107
R4
R5 R6
R7
Mengklik nama profil karena biasanya akan 00:04
Terlihat dengan jelas dan lebih mudah
00:03
Lebih bagus
00:01
Lebih dekat tombol untuk mengubah data
00:01
langsung mengarah pada profil. Mengklik icon profil yang terletak di kanan atas 00:07 website. Mengklik icon profil karena cuma ada di profil saja
00:15
Tidak suka untuk mengisi isian data, lebih baik bisa 00:06
Agak kebingungan karena di website yang lama 00:04
langsung mengambil data yang ada di media sosial
dilakukan dengan mengklik icon profil
pengguna
R8
R9
R10
- Mengklik icon profil - Gambarnya tidak muncul padahal udah masuk via Facebook, seharusnya bisa langsung ambil data dari Facebook.
00:02
- Mengklik icon profil 00:08 - Sulit sekali untuk mengganti tanggal ulang tahun, harus satu-satu, biasanya kan mudah Berhasil mengganti nomor telepon, karena nomor 00:09
- Tidak terlalu terlihat perbedaannya 00:07 - Kenapa harus ada warna kuning? Tidak usah ada warna hijau atau kuning karena warna dominan LAPOR! adalah merah - Di bagian atas masih ada bagian kosong yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik - Cara mengubah data diri masih terbawa dengan 00:21 cara yang lama - Bagian sebelah kanan judul dikira bisa di klik Lebih terlihat mudah melakukan pengisian data 00:01
telepon yang lama merupakan nomor di Inggris
R11
Biasa saja
00:03
Tertarik dengan minat, konsen pembacanya dimana
00:04
R12
Mengklik icon profil
00:05
Lebih mudah
00:04
Universitas Indonesia
108
R13
R14
R15
R16
- Mengklik bagian nama profil, karena dalam website pada umumnya akan melakukan ubah data dengan mengklik nama profil - Melihat-lihat isian data apa yang harus diisi - Biasanya melihat laporan terhangat mungkin ada yang mirip-mirip dengan masalah yang ingin dilaporkan.
00:03
- Mengklik icon profil - Mengetik langsung untuk mengubah data tanggal lahir, karena sulit menggunakan datepicker - Seharusnya diberikan format tanggal - Menutup bagian ballon di kanan bawah - Sulit menggunakan datapicker akhirnya diketik saja - Mengklik icon profil yang terletak di kanan atas. Kemudian bertanya-tanya, untuk apa saya mempunyai akun. - Menutup ballon yang ada di kanan bawah. - Jika ada sesuatu yang harus di update seperti sudah sejauh mana perkembangan laporan saya, maka itu akan sesuai dengan kebutuhan pembuatan akun.
00:05
- Tanggal lahir terlalu sensitif membuat orang 00:08 malas untuk mengisinya - Begitu juga dengan isian nomor handphone, kalau perlu di beri disclaimer dan petunjuk dari pentingnya memberikan nomor handphone itu apa dan begitu juga dengan nomor identitas - Mengklik logo LAPOR! yang berada di footer, dikira bisa kembali ke beranda. Karena sesuatu yang berkaitan dengan logo sudah menjadi hal yang umum mengarah ke beranda. - Yang terpikir bahwa isunya yang akan dikawal bukan orangnya Untuk mengisi isian tanggal bisa dilakukan dengan 00:02 mengetik
00:04
Berikan format untuk setiap data
00:04
00:06
- Apakah data-data ini penting untuk developer? - Menurut saya yang lebih baik mengisi data yang lebih umum seperti user ID, email, pass, tahun lahir untuk verifikasi, lokasinnya bisa di track. - Kalau bisa data langsung dapat diambil dari Facebook atau Twitter.
00:02
Universitas Indonesia
109
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Fitur Umum pada halaman beranda website LAPOR!. Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik menu laporan saya tanpa adanya hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil mengklik laporan saya dengan menemui hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil menemukan menu laporan saya. Begitu juga dengan daftar laporan. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Versi Lama ID
R1
Melihat Laporan Saya Tanggapan Responden
Melihat Semua Daftar Laporan D
KK
Tanggapan Responden
D
Kembali ke halaman sebelumnnya karena ada 00:15
Bagian atas ada menu daftar laporan. Laporan 00:02
laporan saya ke bawah.
yang
dilihat
berdasarkan
KK
dukungannya,
komentar, kemudian tindak lanjut. R2
- Mengklik menu laporan saya - Biasanya liat langsung di notifikasi buat liat langsung laporan
00:08
Biasanya yang dilihat laporan yang sesuai dengan 00:02 laporan
pelapor,
tindak
lanjutnya
dan Universitas Indonesia
110
R3
R4
R5
R6
R7
R8
- Sebaiknya diberitahu kepada pengguna apakah laporannya masih dalam proses, sudah selesai, belum diproses, ataupun pending. Tidak menyadari jika ada menu laporan saya 00:02
komentarnya banyak.
diatas
diatasnya.
- Melihat satu laporan terlebih dahulu kemudian 00:10 mengklik menu laporan saya. Menu diatas tidak terlihat. - Saat menu ini ditampilkan diharapkan ada bukti laporan jika sudah ditindaklanjuti ataupun sudah didisposisikan. Mikir kalo laporan saya bakal ada di bagian profil 00:13
Mengklik menu daftar laporan
00:02
- Mengklik daftar laporan - Milih laporan yang ada gambarnya karena yang lainnya seperti iklan baris Mengklik logo untuk melihat daftar laporan
00:02
- Melihat bagian laporan saya di bagian icon 00:33 notifikasi - Sebelumnya belum pernah melihat menu laporan saya - Melihat laporan saya dari angka jumlah laporan yang ada di bagian kanan website, mengira bisa di klik untuk melihat semua laporan saya - Lebih suka melihat laporan dari tindak lanjut 00:02 laporan - Belum terlihat powerful - Penggunaan kata-kata yang sangat pemerintahan Pemilihan kata “Tidak ada laporan!!!” agak 00:02
Tidak kebingungan karena sudah tahu ada menu 00:02
00:01
Biasanya mencari laporan yang topiknya dekat 00:05 laporan yang ingin dilaporkan serta laporan dengan topik sensasional - Memilih laporan yang heboh terlebih dahulu - Mengklik menu daftar laporan
00:04
Universitas Indonesia
111
berlebihan 00:19
- Biasanya melihat laporan dari topik laporannya terlebih dahulu, ketika judul sudah menarik maka isi laporan akan menarik - Mengklik daftar laporan
00:04
00:08
00:03
- Tidak bisa mengklik judul pada salah satu laporan - Akhirnya membuka bagian tindak lanjut - Menutup kotak ballon di kanan bawah - Lebih suka dengan laporan yang berkaitan dengan pelapor Klik menu laporan saya
00:03
R11
- Melihat banyaknya jumlah laporan di kanan dengan harapan ketika mengklik bagian tersebut bisa melihat semua laporan yang sudah dilaporkan - Akhirnya menemukan fitur laporan saya di menu atas. Tidak terlihat, lebih asik jika diletakkan disebelah foto. - Belum ada laporan yang digunakan untuk melaporkan - Memilih salah satu laporan yang ada di kotak pilih kategori - Terlalu banyak percabangan yang ada di dalam kotak kategori Biasa saja
R12
Mengklik menu laporan saya
0005
Mengklik menu daftar laporan
00:02
R13
Mengklik menu laporan saya
00:01
Melihat menu daftar laporan
00:02
Mengklik menu laporan saya
00:01
Mengklik daftar laporan, karena udah sering kalo 00:01
R9
R10
R14
00:02
orang baru mungkin akan bingung dimana nyarinya
R15 R16
Menunya terlalu kecil
00:04
- Mengklik menu laporan saya. - Warna menunya sama seperti tulisan biasa.
00:10
- Klik menu daftar laporan 00:02 - Ballon yang ada di bawah akhirnya mengganggu Nebak-nebak saja kalo daftar laporan ada di 00:03
Universitas Indonesia
112
- Tidak perlu adanya laporan terhangat, seharusnya saat di beranda disuguhkan dengan laporan-laporan yang berkaitan dengan laporan saya. - Mungkin letaknya menggantikan laporan terhangat.
menu sebelah laporan saya.
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik melihat dan mengikuti profil pengguna lain tanpa adanya hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika tidak berhasil mengerjakan salah satu aktivitas atau menemui hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil mengerjakan kedua aktivitas tersebut. Begitu juga dengan dashboard. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Versi Baru ID R1
Melihat dan Mengikuti Profil Pengguna Lain Tanggapan Responden - Kembali ke halaman sebelumnya karena ada
D 00:04
Melihat dashboard (jumlah pengguna dan skor) KK
Tanggapan Responden - Seperti media sosial Path, Twitter
D
KK
00:07 Universitas Indonesia
113
laporan saya ke bawah. - Bingung setelah mengawal apa yang akan terjadi setelah itu.
R2
R3
R4
R5
- Agak kebingungan, scroll ke bawah terlebih dahulu - Megikuti profil dikira bakal melakukan follow
00:28
- Kelihatan secara langsung informasinya - Bagian yang menarik adalah skor - Warna icon-nya terlalu mencolok, jadi antara bisa di klik dan tidak - Bagus - Informasi yang didapatkan lebih besar - Tertarik pada tombol kawal yang seperti tombol follow dan tampilannya seperti status yang dibuat orang lain. - Harapannya ketika sudah mengikuti profil orang maka akan muncul hal yang berbeda yang menandakan jika sudah mengukuti profil pengguna tersebut. - Lebih mudah, tombolnya seperti tombol mengikuti - Banyak tombol yang seolah-olah ingin di klik, semuanya terlihat besar ukurannya, jadi memecahkan fokus. - Seperti halaman media sosial - Pemilihan warnanya kurang tepat
00:10
- Yang bikin menarik ada gambar orangorangnya - Suka dengan adanya papan skor, dapat meningkatkan peringkat kepada pelapor - Istilahnya sudah lebih paham - Dikira yang muncul di papan skor merupakan akumulasi dari skor-skor yang ia dapatkan - Bingung dapat skor-nya darimana - Suka dengan adanya skor - Bingung skor ini ditampilkan berdasarkan apa
00:03
00:02
00:04
- Fitur ini terlihat seperti fitur pada Twitter, sudah berapa banyak yang mengawal - Mudah mengetahuinya karena ada icon bintang yang merepresentasikan prestasi yang diraihnya. Namun, kurang jelas dengan fungsinya untuk apa, bukan mementingkan seberapa banyak melaporkan yang terpenting sudah sejauh mana laporan yang dilaporkan oleh pelapor.
00:04
00:03
- Bingung darimana ia bisa mendapatkan poin - Diberi reward jika berhasil melaporkan lebih banyak, seperti hal yang sederhana adalah ucapan terima kasih sudah banyak membantu - Keuntungan buat pelapor melaporkan laporan yang banyak apa? Kalau tahu apa
00:02
Universitas Indonesia
114
R6
R7
- Dalam media sosial cukup penting adanya aktivitas pengguna - Pemilihan kata-katanya cukup aneh sehingga membingungkan, apalagi untuk konteks pelapor, kecuali digunakan untuk instansi
00:11
- Perlu dikawal yang terlintas dipikiran adalah pengguna dapat mengawal laporannya atau orangnya - Kurang paham dengan konsep penggunaan kawal
00:02
keuntungannya, itu bisa menjadi trigger buat pelapor mencari masalah lain - Tidak menyadari jika fitur-fitur ini bisa di klik 00:04 - Mikirnya kalo ada yang nge-like laporan maka skor akan bertambah - Terpacu buat lebih aktif lagi membuat laporan - Tapi kembali lagi, jika misalkan mereka membuat banyak akun palsu hanya untuk menambahkan skor bisa disalahgunakan Kurang paham penggunaan fitur skor, pengawal, 00:02 dan
mengawal.
Karena
LAPOR!
sendiri
merupakan sebuah website untuk pengaduan bukan website yang digunakan dalam seperti permainan.
Contoh
salah
satunya
adalah
feedme.com
R8
- Tidak terasa LAPOR!-nya karena pemilihan warna kuning - Tidak satu kesatuan dengan LAPOR!, tidak ada korelasi antara kotak dengan bintangnya, jadi yang berubah warna hanya di bagian bintangnya saja, yang di bagian tulisan hanya berubah garis luarnya saja - Banyak bagian kotak yang kurang proporsional, ada yang terlalu besar dan ada yang terlalu kecil - Kurang konsisten untuk setiap kotak yang
00:05
Tidak bisa di scroll ke bawah
00:02
Universitas Indonesia
115
R9
ditampilkan Bagian yang menarik ada bagian bidang minat Maksud dari skor itu apa Banyak istilah yang kurang bisa dipahami Penggunaan pengawal dan mengawal lebih tepat jika menggunakan follower atau following - Gunakan istilah media sosial yang lebih umum -
00:01
- Mengklik kawal dengan kira-kira saja - Pemilihan katanya kurang umum, tidak salah sebenarnya hanya kurang cocok
00:02
R10
R11
R12
- Tampilan profil seperti media sosial 00:02 - Menarik dengan adanya informasi minat - Bisa melihat laporan apa saja - Jika klik kawal maka apa yang akan terjadi? Maksud kawal itu apa? Memberikan rating 00:05 penilaian? Kurang paham, dari segi bentuk seperti
- Cukup bagus - Tidak mengerti dengan konsep penggunaan skor, mungkin skor ini merupakan nilai yang didapatkan selama dia melapor - Pada kolom melaporkan seharusnya menampilkan kolom apa yang mau dilaporkan dan kepada instansi apa - Tidak terasa feel ketika masuk ke dalam akun sudah sejauh mana laporan perkembangan laporan tersebut - Jadi kalo semakin banyak melaporkan hal yang sama, harus ada tindak lanjutnya - Adanya tombol skor lebih mengaprepresiasi pengguna - Pengguna terpikirkan bahwa kawal seperti penggunaan add friend - Jadi terlihat ada update - Tidak biasa dengan istilahnya - Mungkin saat masuk ke dalam akun lebih di kasih petunjuk penggunaan, kayak yang diterapkan oleh Facebook dan Google Kurang paham dengan penggunaan skor
00:03
00:02
00:02
Bagus, mungkin skor ini diambil dari aktivitas 00:04 yang dilakukan selama menggunakan LAPOR! Universitas Indonesia
116
fitur rating. R13
R14
R15
R16
Penggunaan minat menadi ambigu
00:01
Menarik, dapat melihat siapa saja yang sudah 00:04 berhasil melapor melalui papan skor
- Kawal yang dikawal - Suka dengan adanya minat, sesuai tidak dengan minat pelapor sehingga membuat pelapor yang lainnya berpikir untuk mengawal atau tidak - Suka dengan tampilan statistiknya yang bergerak - Follow itu kawal, seakan-akan ingin mengawal orang itu kemanapun
00:01
- Lebih setuju kalo profil yang dilihat itu merupakan laporan yang perlu dikawal, yang berkaitan dengan laporan kita. - Mengikuti orang lain bukan merupakan poin utama, malah di dalam website ini, fitur utama yaitu melaporkan hilang dan digantikan dengan informasi pengguna lain. Seharusnya, lebih fokus kepada masalahnya bukan kepada siapa orang yang melaporkan. - Bagian perlu dikawal lebih baik menampilkan laporan yang berhubungan dengan laporan dari pengguna. - Lebih baik ditampilkan summary report laporan pelapor - Icon kawal lebih baik menggunakan simbol saja
00:02
Harusnya ada reward jika mendapatkan skor 00:02 yang terbanyak, sehingga bisa menjadi motivasi
00:02
- Melihat scroll panjang ke bawah - Tidak mempengaruhi untuk melakukan pelaporan lebih lanjut - Gamification-nya tidak terlalu terlihat di dalam website - Gamification-nya sangat powerful namun sangat jauh untuk implementasi website LAPOR! - Informasi pengguna lebih baik dihilangka. Jadi hanya ada foto pengguna yang berbentuk bulat kemudian fitur skor, pengawal, dan mengawal.
00:04
00:02
Universitas Indonesia
117
- Apabila kawal laporan makan dengan simbol favourite sudah cukup.
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik menu statistik pada website Versi Lama dan menu ‘selanjutnya’ pada Versi Baru tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil mengklik menu statistik pada website Versi Lama dan menu ‘selanjutnya’ pada Versi Baru dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil menemukan menu laporan saya. Begitu juga dengan daftar laporan. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Melihat Halaman Statistik ID
R1
Versi Lama
Versi Baru
Tanggapan Responden
D
- Melihat dari menu statistik - Dikira akan menampilkan statistik laporan yang sudah dilaporkan pengguna. - Biasa saja.
00:11
KK Tanggapan Responden
D
- Scroll ke bawah - Daftar instansi pemerintahnya tidak tahu diurutkan berdasarkan apa - Judul laporan tidak bisa di klik
00:10
Universitas Indonesia
KK
118
R2
- Hanya fokus pada instansi yang terletak diatas. - Diberi logo lembaga - Mencari unit instansi terkiat dengan menekan tombol ctrl + F, males untuk scroll ke bawah lebih suka lihat statistik yang urutannya diatas. - Informasi yang laporan yang selesai, belum proses, dan masih diproses sangat penting.
00:30
00:05
R3
- Sebelumnya tidak tahu jika ada menu statistik kalu tidak melihat menu laporan saya dan daftar laporan. - Melihat statistik pada bagian area karena yang dicari merupakan unit kerja di DKI Jakarta - Tidak suka dengan pemilihan warnanya, kalau mau warna merah ya merah saja jangan bercampur dengan warna pink. - Ruwet, tidak ada pengklasifikasian.
00:03
R4
- Mengklik menu statistik - Melihat bagian area juga karena yang ingin dicari merupakan statistik di daerah Jakarta - Melihat di kategori juga berharap ada kategori mengenai kebersihan. - Data yang ditampilkan bagus memuat keseluruhan secara umum dan rinciannya.
- Berharap di judul bisa di klik - Lebih informatif dari statistik pada website sebelumnya - Ekspektasi dari persebaran laporan adanya perubahan warna dan muncul berapa banyak laporan yang sedang diproses, selesai, dan belum. - Scroll yang panjang membuat malas untuk membaca kebawah, sebaiknya diberikan batas tertentu biar ga keliatan banyak kayak load more - Statistik selalu menarik namun pemilihan warna terlalu mencolok - Lebih interaktif dibandingkan dengan website sebelumnya - Berharap adanya kategorisasi - Suka dengan penyajian visual dalam persebaran laporan jika bisa disajikan dalam satu layar penuh - Harapannya langsung muncul angka-angka yang ada di peta dengan tiga pemilihan warna. - Tertarik dengan adanya data - Lebih menarik, icon lebih tertata - Tidak padat dan tidak memusingkan - Lebih ingin melihat masalah-masalah yang sudah tuntas berapa saja - Lebih mudah terlihat - Adanya peta persebaran laporan bisa diberikan
00:11
00:09
00:06
Universitas Indonesia
119
R5
R6
- Saat melihat halaman statistik sangat pusing, padat, mencarinya sulit. - Suka dengan halaman statistik - Ditunjukkan yang mana diproses dan yang tuntas, jadi membuktikan jika benar-benar ditanggapi - Lebih bagus lagi kalo ada rangking, menghargai mereka yang sudah banyak menyelesaikan laporan dari pelapor.
- Sering melihat halaman statistik - Tidak ada informasi darimana statistik laporannya tersebut berasal - Bagus karena berwarna - Lebih ingin menyajikan angka dan diagram - Agak sulit - Pengurutannya tidak dilakukan dengan baik
00:03
-
00:02
R9
-
00:10
R7
R8
-
Lebih baik jika dilakukan pengurutan instansi, 00:08
pembeda warna banyaknya laporan yang ada di setiap daerah Statistik selalu menjadi hal yang menarik apalagi saat di halaman depan sudah disuguhkan dengan sebuah statistik. Pada halaman persebaran laporan jika perlu ditampilkan daerah mana yang sudah diselesaikan laporannya, yang mana yang belum, sepertinya yang ada di website sebelumnya. Bagus Coba bisa ditampilkan permasalahn di tiap daerah itu bagaimana Berpikir jika di kanan bagian header bisa di klik
00:05
00:03
- Jangan terlalu banyak warna, gunakan satu warna yang paling dominan, seperti biru - Diberi warna untuk setiap daerah misalkan yang banyak laporan diberi warna merah - Kemudian dapat melihat persebaran laporan berdasarkan kategori sehingga dapat melihat masalah apa yang sedang terjadi di daerah tertentu - Tidak tahu jika unit instansi bisa di klik.
00:14
- Warna warninya membuat menarik - Seharusnya tidak harus menggunakan kalimat “Yth.”
00:04
03:08
karena ini bingung mau urutannya seperti apa - Scroll ke bawah hingga melihat bagian area dan kategori, kemudian kembali melihat bagian terdisposisi
00:58
Universitas Indonesia
120
- Bagus, informasi tersampaikan dengan jelas - Ingin melihat status laporan yang selesai berapa, yang proses berapa, dan lain-lain
- Mencari hingga scroll ke bawah kemudian memilih kategori, terdisposisi, scroll lagi di bagian area, milih kategori lagi - Membingungkan - Banyak yang ditampilkan - Ada bagian judul laporan yang terpotong - Harus lihat dulu pada halaman awal - Seharusnya ada jumlah laporannya - Suka sama laporan yang paling banyak belum diproses Melihat peta, laporan yang ada di kementerian
01:38
R12
- Lebih baik menampilkan persentase penuntasan - Sangat jelas
00:06
R13
- Mengklik menu statistik
00:03
R10
00:05
R11
- Lalu nama instansinya bisa di kasih link - Bagus - Kalau bisa gambar lampirannya keliatan, seperti pada website sebelumnya - Mungkin ada pilihan kategori yang kemudian menampilkan daerah mana saja yang banyak melaporkan sesuai dengan kategori - Bisa di klik icon yang ada di statistik - Berharap kotak kanan di header bisa di klik - Sejauh ini tidak berbeda dengan tampilan yang sebelumnya - Tab persebaran laporan dikira tidak bisa di klik - Pada persebaran laporan mungkin bisa ditampilkan daerah mana saja yang laporannya tuntas, masih proses, dan belum tuntas.
- Tampilannya tidak kaku - Diagramnya lebih bagus - Bisa dilihat per daerah ada berapa laporan yang masuk, laporannya tentang apa saja - Lebih suka melihat persebaran yang paling banyak laporannya, jika perlu dibuat seperti kategori lalu ia akan menunjukkan daerah mana yang banyak dengan kategori tersebut. - Mengira bagian kanan header bisa di klik - Peta menampilkann jumlah laporan tiap daerah, yang mana yang lebih banyak laporannya - Menarik karena penyajian statistik bergerak
00:07
00:03
00:02
00:08
Universitas Indonesia
121
R14
R15
R16
- Informatif, ada rangkumannya juga - Bagus, tambahin statistik rata-rata laporan diproses berapa lama - Dibuat animasinya atau mungkin ada infografisnya - Tampilkan berapa persen yang sudah berhasil ditindaklanjuti - Mencari satu satu instansi cukup membingungkan - Menggunakan aset atau logo-logo mungkin lebih enak - Sangat ramai dan tidak terurut - Seharusnya peta di load pada halaman baru - Pusing melihat angkanya yang terlalu banyak - Ini diurutkan bedasarkan apa? - Coba bisa ada fitur mencari instansi
- Tampilannya dibuat untuk seseorang yang terpelajar sedangkan penduduk Indonesia yang mayoritas pendidikan akan teknologi masih rendah akan terlihat bingung. - Terlalu banyak data. - Mungkin bisa ditambahkan sebuah pertanyaan mengenai data yang ingin dicari sehingga dapat dibandingkan antara data di daerah x dan y itu statistiknya seperti apa. - Tapi juga diberi sebuah tombol menu yang menampilkan statistik secara umum.
00:14
00:01
00:01
- Ditampilkan statistik seberapa cepat laporan ditanggapi sehingga orang bisa tahu kalo mau melaporkan laporan x berapa lama prosesnya - Lebih enak dilihat - Tidak seperti diagram yang lebih kaku - Saat melihat peta seharusnya menampilkan kepadatan laporan di tiap daerah
- Bagus - Seharusnya yang balik ke tabel depan yang bagian yang instansi - Berharap bisa melihat laporan darimana saja - Untuk peta mungkin di tiap daerah ditampilkan berapa banyak laporan - Awalnya berpikir jika menampilkan statistik dari laporan yang dilaporkan oleh pengguna. Sebagai contoh untuk masalah tentang jalan rusak. Maka ketika masuk ke dalam halaman statistik, ditampilkan berapa banyak jumlah laporan terkait jalan rusak yang berhasil diselesaikan, yang masih diproses, dan yang belum. - Selanjutnya boleh diberikan sebuah kotak yang menanyakan “Statistik apakah yang ingin Anda cari?”. Disaat seperti ini, baru bisa diberikan
00:18
00:02
00:05
Universitas Indonesia
122
- Mungkin kegunaan akun akan sangat berguna jika saat ingin melihat statistik secara spesifik. Jadi, saat ingin melihat statistik harus melakukan registrasi atau masuk ke dalam akun.
-
-
-
-
pilihan untuk melakukan pendaftaraan akun. Karena pengguna akan merasa terdesak kebutuhannya. Kemudian jangan lupa diberikan fitur print data. Jadi, sangat akan berguna jika orang mempunyai data laporan dalam bentuk print out. Pikirkanlah statistik sebagai sebuah breaking news. Data dibuat lebih cantik lagi Mungkin bisa ditambahkan sebuah fitur yang dapat mendeteksi laporan yang terjadi disekitar lokasi kita Buatlah statistik agar lebih relevan Kurang intuitif Halaman statistik dan persebaran laporan dibuat dalam satu halaman saja. Misalkan pelapor ingin mencari laporan dengan tag #jalanrusak, maka pada halaman ini akan ditampilkan statistiknya serta daerah mana saja yang mempunyai laporan serupa, kemudian baru dibawahnya dimunculkan laporan yang serupa. Bisa diberi sebuah progress bar sudah sejauh mana laporan ditindaklanjuti Selain itu bisa diberikan estimasi waktu sisa dalam laporan tersebut, sehingga memberikan sebuah pandangan kepada pengguna pada satu laporan. Bisa dimatikan atau dihidupkan kembali petanya, menjadi pilihan yang optional peta, Universitas Indonesia
123
karena fungsinya tidak terlalu urgent. - Kalo bisa bikin nama provinsi menjadi tiga kode unik utama yang dapat mempersingkat ruangan.
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil membuka halaman laporan tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil membuka halaman laporan dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil membuka halaman laporan. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Melihat Sebuah Laporan ID
R1 R2
Versi Lama Tanggapan Responden
Versi Baru D
- Memilih laporan dengan dukungan yang 00:10 banyak serta adanya tindak lanjut. - Kemudian baru membaca isi dari laporan tersebut. Biasanya judul bisa di klik, cuma disini ga bisa di 00:14
KK
Tanggapan Responden Sama saja
Ingin
melihat
D
KK
00:02
bukti
laporan
yang
sudah 00:01 Universitas Indonesia
124
klik
R3
R4
R5
R6
ditindaklanjuti
- Tidak tahu bagaimana cara melihat laporan, akhirnya melihat profil saja. - Kemudian melakukan pencarian laporan di kotak pencarian mengenai pendidikan. - Cara penyampaiannya biasa saja. - Sangat tertarik untuk membaca statistiknya. - Penyusunan titik pada penulisan angka. - Mencari laporan di laporan terhangat, fungsinya sama seperti hashtag yang ada di Twitter. - Isi laporan itu penting. - Bagian yang menarik dari sebuah laporan adalah tindak lanjutnya, artinya ada umpan balik dari laporan tersebut. - Berpikir kalo di judul bisa di klik, atau pada bagian waktu yang bisa di klik seperti di Facebook. - Terlihat seperti blog post, tidak terlihat seperti laporan.
0:30
- Mengklik bagian judulnya - Sudah sangat cukup bagus - Bingung karena tidak ada komentar publiknya
00:02
0:03
00:07
- Ukuran tiap kotak yag terlihat dalam satu halaman agar dibbuat lebih presisi sehingga penglihatann mata tidak terbagi-bagi. - Suka dengan penyajian tampilan laporannya. - Karena laporannya panjang makanya lebih suka liat selenngkapnya yang ada di dalam laporan - Melihat link bagian selangkapnya karena paling pertama dilihat - Lebih banyak dilihat proses dari laporan ini, tindak lanjut laporan, serta komentar
00:14
00:20
- Bagian kata ‘selengkapnya’ lebih terlihat 00:02 ingin di klik dibandingkan bagian judulnya, mungkin dikarenakan ukuran judul yang kurang besar dan warna juga berbeda. - Lebih bagus, karena laporannya sesuai dengan relevansi - Bagian komentar publik di kasih ada berapa banyak jumlahnya seperti pada halaman sebelumnya. Karena jika tidak ada maka asumsinya komentar publiknya kosong - Mengklik kata ‘selengkapnya’ - Diberi garis supaya ada pembatas antar laporan Universitas Indonesia
125
R7
R8
Biasanya melihat laporan terhangat kemudian 00:02
Biasa saja
00:02
00:18
Biasa saja
00:07
00:10
00:16
melihat topiknya - Tidak melihat laporan terpopuler - Menarik karena banyak yang memberi saran - Tidak bisa mengklik judul laporan Tidak bisa mengklik judul laporan
R11
Memilih laporan dari kotak kategori laporan
00:04
- Tidak ada masalah dengan halaman ini - Malas jika terlihat banyak laporan yang muncul dalam satu halaman - Pada tab tindak lanjut dan komentar publik bentuknya agak aneh - Coba ada tombol komentar untuk mengirimkan komentar - Pada bagian riwayat, coba tampilkan menu yang sedang aktif, soalnya tidak terlihat - Kalo ada banyak laporannya, coba di kasih “load more” - Paham dengan konsep kawalan yang dimaksud - Dikira konsep perlu dikawal bisa mengawal semua hal, bukan hanya orang saja Mengklik kata ‘selengkapnya’
R12
Mengira dapat mengklik judul
00:10
Biasa saja
00:08
00:06
- Tulisannya lebih kecil - Icon lebih besar dari tulisannya
00:01
R13
- Memilih laporan dari judulnya kemudian baca selengkapnya, lihat yang menarik dan bombastis - Biasanya melihat laporan yang paling berkaitan
R9
R10
- Lebih suka dengan laporan yang sudah ada 00:02 balasannya, sudah samapi mana, dan jawabanya seperti apa - Mungkin yang subscribe dan kawan-kawan diletakkan dibawah supaya komentar publiknya keliatan, kalau satu halaman hanya laporan saja tidak terliahat jika sudah ada tindak lanjut dan komentar publiknya
00:02
00:02
Universitas Indonesia
126
R14
R15
R16
- Memilih laporan dari kategori - Mikirnya bisa di klik judulnya tapi tidak bisa, maka langsung klik selengkapnya, kemudian mencari-cari mana yang merupakan link - Mengira judul bisa diklik - Gambar profil tidak ada, mungkin bisa dikasih gambar dummy - Akhirnya klik selanjutnya. Namun kemudian mengklik tindak lanjut karena cuma ini saja yang bisa di klik - Banyak tombol yang tidak konsisten, tidak sama bentuknya - Memilih laporan dengan mengklik kategori yang terdapat di halaman beranda. - Melihat adanya peta laporan juga menarik. - Mungkin pada halaman beranda ditampilkan laporan yang berhubungan dengann laporan saya. - Biasanya ada fitur pencarian yang memberikan suggestion. - Saat sudah lapor, mucul laporan yang serupa karena untuk apa orang yang datang ke website namun melihat daftar laporan yang tidak serupa. - Adanya dua cabang dalam website ini yaitu website seperti studi dan website untuk melaporkan. Hal ini terlihat dari cara peyajiannya yang menampilkan data-data yang mungkin tidak diperlukan oleh pengguna dan
00:09
Lebih enak dilihat
00:12
00:10
- Ukuran font lebih besar - Lebih enak untuk dibaca
00:04
00:02
- Lebih bermain seperti window, keliatan 00:02 jendela-jendela kecil - Detail laporan tidak terlihat - Area laporan hilang, padahal menarik - Mungkin tombol dukung dapat diaganti dengan tombol like, namun tombol like di dalam website seperti LAPOR! dipertanyakan? Apa gunanya? Sama halnya seperti komentar publik, untuk apa? Tombol dukung akan berguna jika diganti dengan “Anda ingin membantu menambahkan data?” atau “tambahkan kasus yang sama”, atau “berikan saran”. Dengan seperti ini, bersamasama dengan pelapor lain dapat saling memberikan solusi. Jadi, solusi tidak hanya diselesaikan oleh pemerintah saja, namun juga dapat diselesaikan oleh pelapor. Mungkin jika Universitas Indonesia
127
juga untuk kebutuhan melaporkan. - Jangan tampilkan laporan yang sudah sangat lama tidak ditindaklanjuti, itu membuat pengguna berpikir untuk tidak melaporkan. - Jika mau melapor, tidak melihat laporan terakhir.
suatu saat nanti sudah banyak yang peduli bisa dibuat sebuah komunitas NGO atau sebuah fitur untuk membuat project. Misalkan ada sebuah laporan yang berkaitan dengan lingkungan hidup maka, bisa diselesaikan bersama-sama dengan komunitas tersebut menyelesaikan masalah.
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Fitur Lain-lain dalam website LAPOR!. Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden dikatakan sukses jika berhasil memberikan penilaian tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil memberikan penilaian dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil memberikan penilaian.
(
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Universitas Indonesia
128
Fitur Star Rating LAPOR! Saat Ini ID
Tanggapan Responden
Versi Baru D
KK
Tanggapan Responden
D
R1
Jelas, dibutuhkan sekali
00:03
Tidak ada masalah
00:01
R2
Baru tahu ada fitur ini
00:03
Tidak ada perubahan apa-apa
00:04
- Lucu, bagus 00:08 - Selama ini belum pernah memberikan penilaian berupa bintang - Scroll dulu ke bawah, isi dulu penilaian dengan 01:10 memberikan komentar di kotak komentar. - Agak kesulitan karena dipikir tidak bisa diklik. - Mungkin bisa dibuat fitur seperti mention twitter, supaya langsung mention orangnya Kalau di beri bintang satu semua maka akan terlihat 00:03
- Jelas dan suka - Atraktif karenna ketika mouse bergerak, bintangnya juga ikut bergerak Bagus, sama seperti sebelumnya
00:11
seperti ‘sampah’, harus ada pembatasan dalam
dengan nilai setengah.
R3
R4
R5
00:02
Tidak perlu ada fitur pemberian penilaian bintang 00:02
penilaian R6
R7
Penting untuk
komentar-komentar
yang tidak 00:02
berkualitas - Sangat suka dengan komentar publik yang cukup ramai - Lebih sepakat menggukan kata Like dibandingkan Dukung
00:02
- Penting - Sekarang ada nilai setengah-setengahnya
00:02
- Adaya keterkaitan disamping kanan antara laporan yang satu dengan yang lainnya - Selain itu lebih menekankan kepada penyelesaian laporan bukan rating
00:02
Universitas Indonesia
KK
129
R8
R9
R10 R11 R12
R13
R14
- Bingung maksudnya memberikan bintang apa - Lebih baik menggunakan vote atau like kayak produk hunt.com - Tidak jelas melihat orang bernama X, tidak ada fotonya, sebaiknya diberi foto dummy - Biasanya ada komentar publik - Komentar publik ini diurutkan berdasarkan apa - Scroll ke bawah dan mengatakan belum pernah menggunakan fitur ini - Tujuannya baik cuma keberadaannya tidak penting - Mungkin ada pemeringkatan komentar, hanya saja jika ditambahkan - Bintangnya tidak terlihat - Lebih baik mungkin laporan yang diberikan penilaian bintang daripada komentar - Tidak tahu dimana letak komentar publik - Sangat jarang digunakan - Tidak menyadari bisa dilakukan penilaian - Tidak penting, terlalu subjektif - Melihat komentar publik yang banyak - Maksud dari kata-kata yang ada disamping penilaian bintang apa - Mingkin lebih mirip seperti wikiHow - Dibuat juga fitur kayak Facebook seperti like, komentar Penggunaan tombol like lebih jelas daripada bintang
00:02
- Lebih baik menggunakan fitur upvote untuk melakukan penilaian
00:01
00:08
Komentar publik tidak terlihat bisa di klik
00:15
00:02
Lebih kelihatan bintangnya
00:02
00:02
Biasa saja, sama seperti sebelumnya
00:03
00:04
Eye catching
00:04
00:01
- Kayak media sosial, ada like dan tag - Makin banyak like maka semakin banyak
00:02
00:08
Tidak terlihat adanya komentar publik
00:02
Universitas Indonesia
130
R15
R16
- Laporan terhangat itu laporan terbaru? - Tampilan angka di sebelah rating cukup membingungkan - Daripada menggunakan rating yang tidak begitu dimengerti, lebih baik menggunakan upvote - Mengklik judul laporan kemudian membaca selengkapnya, berpikir hanya dapat dibaca selengkapnya saja, seharusnya bisa dilihat langsung ke dalam - Coba tampilkan rangkuman masalahnya saja, tidak perlu semuanya seperti judul laporan terhangat. - Menutup ballon di kanan bawah. - Menutup deteksi lokasi. - Tidak begitu paham dengan konsep komentar publik. - Mungkin lebih cocok kalo ada fitur laporkan hal yang serupa daripada harus ada penilaian komentar. - Berpikir bahwa lapor bukan tempat untuk berdiskusi.
00:02
Biasa saja
00:02
00:17
- Icon yang terdapat di laporan terhangat sangat bagus, namun lebih baik dibuat lebih sederhana. Cukup dengann warna saja, tidak perlu dibuat dengan icon di dalamnya. - Penamaan laporan lebih menggunakan computer generated. Jadi, judul laporan di generated berdasarkan isi laporannya. Kemudian ia juga akan menampilkan tag-tag yang sesuai dengan laporan tersebut. Sehingga memudahkan pencarian di kotak pencarian.
00:02
Universitas Indonesia
131
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden dikatakan sukses jika berhasil melaporkan sebagai spam tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil melaporkan sebagai spam dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil melaporkan sebagai spam.
(
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Fitur Report as Spam LAPOR! Saat Ini ID
Tanggapan Responden Tidak masalah
Versi Baru D 00:03
R1
R2
Asumsinya ketika klik langsung melakukan report. 00:02
KK
Tanggapan Responden
D
- Tidak menyadari ada fitur ini karena terlalu kecil, tidak seperti tombol di website yang lama. - Tidak mau mengklik karena berpikir akan langsung dibuang kalo bisa dikasih pilihan sebelum dibuang. Icon report-nya lebih kecil
00:01
00:02
Tidak terpikir akan keluar pop up terlebih dahulu.
Universitas Indonesia
KK
132
- Ukurannya kecil - Klik logo yag terletak di footer tidak bisa, karena asumsinya setiap ada logo akan kembali ke halaman beranda
00:02
00:09
Icon-nya sama saja, jadi tidak terlalu memusingkan
00:02
00:17
Tidak masalah, karena sudah terbiasa dengan 00:01
Memberikan komentar pada bagian komentar publik 00:07 R3
dibawah akun yang dianggap sebagai akun yang dibajak.
R4
R5
R6
R7 R8 R9
R10
R11
- Tidak pernah menggunakan fitur ini. - Bagus, jika ada komentar yang kurang sesuai bisa langsung dilaporkan. Bagus
ukuran yang ada di website Penting untuk yang komentarnya kurang baik
00:02
Sadar bisa di klik, cuma untuk orang tua mungkin 00:05 tidak sadar
Penting, hal ini akan serupa seperti kegunaan pada 00:02
Sama saja
00:02
- Penggunaan kata spam yang membingungkan - Tooltip cukup mengganggu - Lebih asik - Yang sebelumnya langsung berwarna merah - Lebih besar sedikit Tidak masalah, sama saja
00:02
aplikasi secret Tidak penting untuk mengurusin urusan orang lain
00:02
- Berpikir dapat dilakukan dengan memberikan 00:17 komentar langsung dibawahnya - Tidak bergitu terlihat Takut untuk mengklik bagian report, soalnya 00:02
00:02
00:02
terlihat seperti tombol - Belum pernah menggunakan fitur ini - Penting cuma agak sensitif
00:05
Sama seperti fitur report yang ada pada website 00:04 sebelumnya
Universitas Indonesia
133
R12
R13 R14 R15
R16
Tidak langsung klik report karena mikirnya akan 00:25
Lebih bagus
00:01
langsung reported ke akunn admin Dikiran report akan langsung melaporkan
00:20
Potensi salah tekan lebih tinggi dibandingkan yang 00:01 sebelumnya
- Dikira laporkan bug/error - Seharusnya bisa di mention via Twitter Bagus ada report as spam
00:09
Biasa saja
00:02
00:02
Dikiranya kalo udah klik langsung berubah
00:02
- Simbolnya kurang represetatif karen simbol tersebut merupakann simbol rusak. - Berpikir bahwa fitur ini akan melaporkan adanya kerusakan dalam website. - Tidak berguna. - Tidak paham fungsinya untuk apa. - Fitur dukung maksudnya apa? Seperti tombol like-kah, atau yang bagi pengguna yang mempunyai laporan yang sama. - Setengah-setengah dalam menjadi sosial media.
00:05
Sama saja
00:02
Universitas Indonesia
134
Keterangan: Durasi (D)
: Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK)
: Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden dikatakan sukses jika berhasil mencari menggunakan kotak pencarian, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil menggunakan kotak kategori dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil melakukan pencarian. (
: Tidak Sukses/ Gagal;
: Sukses namun kesulitan;
: Sukses )
Fitur Pencarian Lanjutan LAPOR! Saat Ini ID R1 R2
R3 R4
Tanggapan Responden Kembali ke beranda dengan memilih fitur kategori.
Versi Baru D 00:05
Karena udah ada kategori maka tidak sadar kalo ada 00:07
KK
Tanggapan Responden
D
Tidak tahu
00:00
Mencari-cari kotak kategori
00:20
Mencari kotak kategori
00:30
pencarian lanjutan. Membantu dengan adanya kotak pencarian
00:05
Tidak sadar jika disediakan kotak pencarian Mengklik kotak kategori
00:04
- Pergi ke beranda dan mengklik bagian kategori - Dikira akan ada fitur yang sama seperti pada
00:04
Universitas Indonesia
KK
135
Lebih mudah menggunakan kotak kategori ini
Lebih baik memberikan sebuah rekkomendasi 00:02 R5
website sebelumnya - Kemudian melakukan pencarian pada kotak penarian dan berharap muncul rekomendasi dari apa yang diketikkan - Bagus, cuma fitur pencarian lanjutan kurang ditonjolkan ada fungsinya Fitur pencarian lanjutan kurang terlihat
00:09
Tidak menyadari adanyan fitur pencarian lanjutan
00:10
kepada pengguna ketika sedang menulis di kotak pencarian seperti kotak pencarian Twitter.
R6
R7
R8
R9
R10
Tidak
pernah
menggunakan
kotak
pencarian 00:01
sebelumnya. Mencari di kotak pencarian
00:02
Seharusnya
kotak
pencarian
bisa
lebih 00:02
memudahkan - Belum pernah untuk membaca-baca laporan dari pelapor lain - Mengklik bagian kategori yang ada di halaman beranda. - Biasanya melihat di daftar laporan - Mencari di kotak kategori - Tidak pernah menggunakan kotak pencarian lebih lanjut Mencari di kotak kategori
00:37
Tidak masalah, namun tidak terlihat jika bisa 00:05 dilakukan pencarian lanjutan
00:12
Penggunaan kotak kategori dan kotak pencarian 00:05 sangat penting
00:03
- Tidak ada pencarian dengan kategori - Terlihat sederhana dan bagus - Seharusnya disediakan keduanya kotak pencarian dan kotak kategori - Harus lebih teliti lagi
00:10
Universitas Indonesia
136
Mencari dengan menggunakan pencarian lanjutan
00:02
Jelas
00:05
00:29
- Seharusnya diletakkan di bawah kotak pencarian jika ada pencarian lebih lanjut - Boleh gunakan adanya kotak kategori sendiri
00:02
00:05
R14
Klik pada kotak katgeori di kotak pencarian
00:02
- Bingung harus melihat dimana, akhirnya di kotak pencarian. Kalau sebelumnya lebih gampang ada kotak kategori. - Bikin letakknya disamping kotak pencarian lanjutan Terlalu banyak pilihannya
00:10
R13
- Dapat menelusuri K/L/D - Ketika mencari laporan tidak serasa muncul adanya perubahan, ternyata ada di halaman bawah. Seharusnya mungkin muncul halaman baru untuk membedakannya. - Menggunakan fitur kategori - Tidak pernah kepikiran mencari di kotak pencarian
00:08
Kurang terlihat fitur pencarian lanjutannya
00:02
R15
- Sederhana, karena sudah umum dan mata langsung tertuju pada kotak pencarian. - Selain itu, posisinnya yang masih dalam satu layout.
R11
R12
00:03
Kelebihan dan Kekurangan website LAPOR!.
ID
R1
Versi Lama Kelebihan - Lebih mudah melakukann pelaporan - Dapat langsung melakukan
Versi Baru Kekurangan
- Tidak bisa track laporan sendiri
Kelebihan - Sederhana - Modern - Mudah Dipahami
Kekurangan - Ada penjelasan singkat mengenai kawal sebelum masuk ke beranda Universitas Indonesia
137
pelaporan saat masuk ke halaman beranda - Mudah membuat akun baru - Mudah untuk melakukan penilaian dengan star rating dan report as spam - Dinamis, klik halaman bbaru - Powerful - Sisi warna tidak terlalu mencolok - Enak dilihat - Menarik ada kisah sukses dan slider
- Tidak bisa melihat laporan mana yang sudah dikirim ke instansi pemerintah. Tidak tahu apakah laporan kita diterima, pending, atau ditolak.
- Ketika masuk ke dalam akun, langsung disuguhkan kotak untuk menuliskan
- Banyak informasi dalam satu halaman
- Kawal-mengawal mempunyai nilai tambah - Menjadikan pengguna sebagai bagian komunitas LAPOR! - Tidak hanya digunakan untuk melapor - Biasanya orang akan resistan terhadap website yang baru - Ga terlalu enak digunakan
R2
R3
- Suka dengan tampilan awal website yang jelas dan identitasnya lebih terlihat
- Beberapa kategori tiba-tiba tidak ada - Ketika halaman depan di scroll langsung bertemu dengan banyak tulisan yang cukup membingungkan - Ada ruang kosong di bagian kanan selamat datang pada halaman beranda yang masih bisa diptimalkan untuk digunakan. - Tidak ada tracking ID laporan - Lebih suka melihat satusatu bagian seperti pada halaman depan website sebelumnya - Tidak paham dengan fungsi dari kawalmengawal karena fungsi Universitas Indonesia
138
laporan
R4
R5
- Suka dengan penyajian statistiknya
- Terbuka - Informasi yang disampaikan lebih transparan - Fungsinya sudah sama sepert media sosial karena bisa masuk melalui Facebook, Twitter, dan memberikan komentar.
- Terlalu padat - Tidak ada fokus untuk mengarahkan pengguna kemana - Tombol-tombol penting tidak terlihat karena banyak tulisan
- Strukturnya sudah bagus namun penyajiannya agak kurang
- Tampilannya terlalu pemerintah. Coba dibuat seperti halaman website lpdp.kemenkeu yang lebih sederhana dan jelas alurnya - Bagian dikembangkan oleh tidak penting
awal sebagai melaporkan - Pemilihan warna yang cukup banyak sehingga mengganggu. Coba difokuskan pada warna logo. Contohnya terjadi pada halaman statistik yang terdiri dari tiga warna. - Perlu waktu untuk mempeljari website ini
- Icon-icon-nya memudahkan dan membantu melihat laporan mana yang tuntas, masih dalam proses, dan belum tuntas. - Bagus - Minimalis - Tidak padat - Sesuai dengan tren media sosial - Tampilannya lebih fresh - Kegunaan slider masih - Web pemerintahan tapi dipertanyakan tidak terlihat pemerintahan - Seharusnya yang - Lebih young ditampilkan pada bagian - Halamannya punya fokus instansi terhubung tidak masing-masing tiga buah saja, mungkin ada - Statistik akan lebih menarik fitur tambahn untuk melihat jika diletakkan di bagian semua instansi atas karena kredibilitas sebuah website terletak Universitas Indonesia
139
- Sudah bagus
- Kurang penekanan pada laporan yang bisa anonim
- Powerful - Jadi jalan untuk menampung aspirasi masyarakat
- Integrasi akun dari media sosial ke dalam akun website itu penting - Penggunaan bahasa yang kurang tepat
- Bisa digunakan dengan baik - Fitur berjalan dengan baik
- Posisi laporan terhangat cukup menganggu - Terlihat membingungkan, sebagai pelaporan iya tetapi juga sebagai media sosial
R6
R7
R8
pada statistiknya - Seharusnya fitur daftar saat memberikan komentar di halaman depan akan sesuai jika sudah mengetikkan komentar dan menekan tombol enter baru muncul kotak daftar - Tombol share dan tweet lebih minta di klik daripada di website sebelumnya - Lebih muda - Sangat sederhana
Tidak ada
- Namun tidak yakin bisa digunakan oleh orang tua, karena yang bakal banyak ngelapor orang tua - Seharunya kategori topik dipilihkan oleh admin - Coba seragamkan dalam watu warna, jangan banyak warna, misalkan seperti Facebook dan Twitter. Gunakan warna dasar LAPOR! - Informasi terkait fitur-fitur
Universitas Indonesia
140
R9
R10
R11
- Masukkan infografis ke dalam website - Buatlah fitur masuk ke dalam akun lebih mudah - Intuitif - Fitur-fiturnya sudah cukup - Sudah berfungsi secara fungsionalitas - Tidak kurang apa-apa, hanya seberapa penting penggunaan fitur seperti penggunaan fitur rating
- Lebih mudah melakukan pencarian laporan sesuai kategori - Kisah sukses mempermudah dalam melihat laporan - Komentar publik warnanya kurang menarik - Penggunaan peta sangat
- Terlalu lengkap sehingga menimbulkan kebingungan harus melakukan apa - Pemilihan diksi kata yang kurang tepat - Belum ada perubahan yang signifikan - Sulit masuk ke dalam akun - Kurang cepat dalam merespon laporan - Ada fitur media sosial, banyak fitur baru yang sejenis yang kurang tahu apa manfaatnya untuk LAPOR! - Tindak lanjut sering tidak relevan dengan laporan sehingga tidak menjawab, terlihat seperti template
- Tidak ada
-
Lebih hemat halaman Minimalis Sederhana Warna warni
- Sama saja - Ada halaman instansi lebih oke - Lebih jelas
- Tampilan lebih baru dan fresh - Konsepnya lebih kepada media sosial - Laporan-laporan yang dikawal lebih disajikan lebih enak
- Penggunaan bahasanya kurang familiar
- Icon-icon coba dibuat lebih formal - Bingung, kesannya mau dibawa kemana - Tidak menggambarkan situs pelaporan - Lebih santai karena warna warni - Font-nya membuat tidak formal - Tidak ada kotak pencarian yang menyediakan kategori laporan - Data instansi mungkin bisa lebih dibuka sehingga memberikan data yang belum
Universitas Indonesia
141
R12
R13
menarik - Informatif - Bagus - Mudah dimengerti
- Cukup sederhana - UX dan UI-nya kurang menarik - Untuk pemerintahan sudah cukup namun untuk swasta masih kurang interaktif
- Tidak ada
- Tidak ada
- Perlunya adaptasi - Penggunaan gamification perlu diujicoba, karena dapat membuat pelapor menjadi kurang serius (negatifnya) namun bisa menimbulkan sisi kompetitif (positif) - Kotak kategorinya hilang
- Tampilan muka lebih enak dilihat
-
- Warna warni
- Tidak ada
- Sederhana - Membangun kepedulian - Bagus menggunakan animasi
- Fokus utama dari pelaporan hilang - Kurang menekankan pada fokus pelaporan dan
R15
-
- Terlalu ramai - Agak kebingungan juga kalo tidak tahu ada menu di dalam LAPOR! Tidak ada - Terlalu ramai - Tulisannya terlalu kecil - Terlalu padat - Melihatnya seperti melihat koran Cantik - Kurang fokus Grafisnya bagus - Ini website untuk studi atau Tidak bermasalah saat login melaporkan Statistiknya baik - Informasinya rumit, tidak
- Menarik - Bagus - Ada profil orangnya membuat lebih menarik - Jelas - Lebih terarah dengan apa yang harus dilakukan - Visualnya lebih bagus - Pemilihan warnanya juga bagus - Sederhana
- Penjelasannya bagus R14
R16
- Banyak yang berkomentar tetapi kurang jelas -
Universitas Indonesia
142
- Suka dengan kisah sukses, namun jangan diletakkan pada halaman kedua
ID
R1
langsung - Banyak gambar - Layout membingungkan - Banyak button, ada twitter dan facebook, maksudnya apa? Apakah bisa dapat info melalui media sosial tersebut? - Dibuat lebih sederhana - Media sosial untuk lapor sah saja - Terlalu banyak hal - Komentar useless - Mempermudahkann untuk melaporkan hal yang sama - Kalo mau tau cara penggunaann lapor dibuat secara terpisah - Banyak bagian yang menarik perhatian sehingga membingungkan.
Konsep Versi Baru Menurut Apakah Pengguna
sudah
terimplementasi
mencari informasi - Terlalu fokus pada manusia - Fokus pada laporannya kurang - Entri datanya banyak - Terlalu banyak simbolsimbol yang kurang dipahami
penuh?
Mengapa?
Lebih seperti Facebook dan Twitter Agak kurang sedikit, terutama dalam konsep karena ada fitur kawal-mengawal
Kenyamanan Penggunaan Website Versi Lama
Versi Baru v
game. Lebih baik skor dibuat seperti Like dalam Universitas Indonesia
143
Facebook. - Banyak fitur baru yang perlu dilakukan introduksi seperti Facebook sehingga mampu memudahkan orang untuk memahami website. - Cukup kebingungan dengan fitur perlu dikawal, mengapa perlu dikawal? - Tidak menyadari ada icon yang menandakan merupakan icon proses, belum, dan selesai. sekaligus Sebenarnya keren semua sudah terimplementasi
Media Sosial seperti Facebook dan Twitter R2
Kurang
paham
menjadi
pertanyaan
fokus R3
website
dan
v
v
dimanakah namun, fokusnya jadi kemana-kemana.
apakah
melaporkan
sesuatu,
memberikan
informasi,
sebagai seperti atau
sebagai media sosial yang bersifat komunikatif Media Sosial
Iya, melihat dari adanya fitur seperti like, follow,
v
kawal, share, sudah sangat sesuai dengan media R4
sosial yang ada. Mungkin akan mudah diterima oleh masyarakat karena mengikuti tren media sosial.
R5
Media Sosial
Konsep media sosial artinya merupakan sebuah
v
konsep berbagi, bisa saling membantu, dan akan Universitas Indonesia
144
sangat membantu LAPOR!. R6
Media Sosial
Kurang terimplementasi
Media sosial
Belum, terlihat dari penggunaan kotak pencarian
R7
v
yang kurang optimal. Iya, karena sudah mempunyai timeline sendiri.
R8 R9
Media sosial
Sudah, karena tadi ada kawal-mengawal
Media sosial
- Lumayan, Cuma kurang tepat untuk website lapor. Konsepnya penting sih soalnya namun tidak terlalu urgent - Banyak ruang kosong yang tidak dioptimalkan - Mungkin bisa melihat contoh Facebook yang lebih padat dalam menggunakan ruang kosong Sudah, antar pelapor bisa memberikan komentar,
R10
Media sosial
v v
v
saling memberikan informasi, dapat melihat R11
aktivitas pelapor lain, lebih bagus, bisa saling berbagi informasi, tampilannya lebih baru, dan lebih media sosial.
R12 R13
Media sosial
Coba lebih perdalam dengan pengimplementasian
v
konsep Twitter seperti trending topic Media Sosial
Belum
terimplementasi
penuh,
karena
fitur
v Universitas Indonesia
145
notifikasinya hilang, mention, like, dan lain-lain Media sosial
Sudah cukup secara interaksi sosial dan interaksi
v
secara aktif. Namun, kurang personalized, artinya R14
kurangnya pelapor terhadap rasa kepemilikan akun. Biasanya hal ini akan sangat menunjukkan eksistensi dari sebuah website.
R15
Media sosial
Bisa diikuti
v
Seperti media sosial
Sebaiknya media sosial lebih difokuskan pada
v
membangun gerakan. Fokus pada pelaporan dan R16
pencarian data lebih dioptimalkan. Sosial media dapat diimpelemtasikan dalam website LAPOR! namun jangan menjadi seperti Facebook.
Universitas Indonesia