UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
Winda Eriska 0806334565
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
WINDA ERISKA 0806334565
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 i Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ilmiah akhir ini adalah karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Winda Eriska
NPM
: 0806334565
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 9 Juli 2013
ii Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh: Nama
: Winda Eriska
NPM
: 0806334565
Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul Karya Ilmiah
: Asuhan keperawatan keluarga Bapak T dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada anak usia sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis Kota Depok
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji untuk diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Poppy Fitriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom
(
)
Penguji
: Ns.Tri Widyastuti Handayani, S.Kep
(
)
Penguji
: Ns. Uswatul Hasah, S. Kep., M. Kep
(
)
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat Tanggal
: 9 Juli 2013
iii Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini dibuat dalam rangka memenuhi salah tugas mata ajar Karya Ilmiah Akhir pada semester genap Program Profesi di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dari berbagai pihak selama proses penyusunannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada (1)
Ibu Dewi Irawaty, MA, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;
(2)
Ibu Poppy Fitriyani, S.Kp., M.Kep., Sp. Kom selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini;
(3)
Seluruh dosen dan karyawan FIK UI yang banyak memberikan pengarahan dan motivasi selama masa perkuliahan;
(4)
Suami tercinta Yusmanizar dan kedua orang tua dan mertua yang sangat aku sayang, doa dan dukungan dari kalian yang selalu menguatkanku;
(5)
Sahabat-sahabatku Siska, Difi, Leli, Memel, dan semua teman di FIK UI 2008 yang sangat peduli; Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, peneliti menerima berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan hasil penelitian ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Depok, 9 Juli 2013
Penulis
iv Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Winda Eriska
NPM
: 0806334565
Program Studi : Ilmu Keperawatan Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis Karya
: Karya Ilmiah Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-xclusive Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Asuhan keperawatan keluarga Bapak T dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada anak usia sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok” beserta perangkat yang ada jika (diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam
bentuk
pangkalan
data
(database),
merawat,
dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Depok
Pada Tanggal : 9 Juli 2013 Yang menyatakan
(Winda Eriska)
v Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Winda Eriska Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan pada Anak Usia Sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok Masyarakat perkotaan sangat sibuk sehingga orangtua sering mengabaikan kebutuhan nutrisi anaknya. Hal ini terjadi pada orangtua dengan anak usia sekolah karena anak sudah mengenal jajan dan memilih makanannya sendiri. Kebiasaan ini berbahaya apabila jajanannya tidak sehat dan tidak bergizi. Kurang gizi dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan, serta prestasi belajar menurun. Hal ini terjadi pada An.S yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dalam keluarga BapakT. Intervensi dan implementasi unggulan yang diberikan adalah pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang. Tujuannya agar keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan keluarga BapakT tentang gizi seimbang. Kata kunci: asuhan keperawatan keluarga, gizi, ketidakseimbangan nutrisi
ABSTRACT Name : Winda Eriska Study Program : Nursing Title : Family Nursing Care of Mr.T Family with Imbalance Nutrition Less Than Body Requirements of School Age Children In RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok Urban communities are very busy, so parents often neglect the nutritional needs of their children. This happens to parents with school-age children are at that age children are familiar with snacks and choose their own food. This habit will be dangerous if the snacks unhealthy and not nutritious. Malnutrition can lead problems of growth and development, and also decreased academic achievement. This case happened to An.S that experiences imbalance nutrition less than body requirements in Mr.T family. Intervention and the main implementation was given by providing health education about balanced nutrition to Mr.T’s family. The goal is the family to be able to care of family member that experiencing malnutrition. The evalution showed the increasing of Mr. T family’s knowledge of balanced nutrition. Keywords: family nursing care, imbalance nutrition, nutrition
vii
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ABSTRAK ....................................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iii iv
1.
PENDAHULUAN.................................................................................. 1.1 Latar Belakang................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
1 1 5 5 5 5 6
2.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan................ 2.2 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregate Beresiko............................. 2.3 Gizi Anak Sekolah ...................................….................................... 2.2.1 Gizi Seimbang ........................................................................ 2.2.2 GiziKurang.............................................................................. 2.4 Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah ............................................. 2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga .......................................................
7 7 8 10 10 12 13 14
vi vii viii ix x
3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA 3.1 Pengkajian 3.2 Perencanaan 3.3 Implementasi .................................................................................... 3.4 Evaluasi ............................................................................................
1931 1932 21 23 26
4. ANALISIS SITUASI ............................................................................... 4.1 Profil Lahan Praktek ........................................................................ 4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait KKMP dan Konsep Kasus Terkait…............................................................. 4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Lain 4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ...................................
28 29 29
5. PENUTUP................................................................................................. 5.1 Kesimpulan....................................................................................... 5.2 Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
34 34 35 36
viii
30 32
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5
Model Family Centre Nursing Friedman ......................................15
ix
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pengkajian keluarga Bapak T
Lampiran 2
Analisis data
Lampiran 3
Skoring diagnosa keperawatan
Lampiran 4
Rencana asuhan keperawatan
Lampiran 5
Catatan perkembangan implementasi dan evalusi
Lampiran 6
Evaluasi sumatif
Lampiran 7
Tingkat kemandirian keluarga
Lampiran 8
Media leaflet
x
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi lingkungan hidup di perkotaan yang ada di Indonesia tidak lagi kondusif terutama dalam hal kesehatan. Kondisi ini bisa dilihat dari keadaan lingkungan, kepadatan penduduk, tingkat aktivitas, dan perilaku hidup yang tidak sehat. Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) kepadatan penduduk di daerah perkotaan menjadi tidak bisa terkendali terbukti dengan meningkatnya angka urbanisasi dan timbul perumahan-perumahan kumuh atau jumlah penduduk yang tinggal per kilometer perseginya lebih dari seribu jiwa. Tingkat aktivitas penduduk di perkotaan juga sangat tinggi bisa mencapai 24 jam setiap harinya. Tingkat aktivitas yang padak tersebut menyebabkan perilaku hidup penduduk di perkotaan banyak yang tidak sesuai dengan kesehatan. Perilaku yang tidak sehat tersebut misalnya banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dan mengandung banyak bahan pengawet demi untuk menghemat waktu karena padatnya aktivitas. Konsumsi makanan yang tidak sehat tersebut menjadi sangat beresiko terutama untuk anak-anak khususnya anak usia sekolah (Potter & Perry, 2005). Anak usia sekolah berada pada periode pertengahan dari sebuah rentang kehidupan. Periode ini dimulai saat anak berusia 6 sampai 12 tahun (Hockenberry, 2004). Pada periode ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok keluarga. Pada kelompok usia ini pula individu lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan, perkembangan, pola aktivitas, kepribadian, kebutuhan gizi, dan asupan makanan. Karena itu masalah kesehatan yang biasanya sering dialamai pada anak usia sekolah antara lain kerusakan gigi, anemia dan gizi tidak seimbang. Dari ketiga masalah tersebut, yang dianggap paling mengancam adalah masalah gizi tidak seimbang terutama pada kondisi masyarakat urban.
1 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
2
Kondisi gizi anak usia sekolah di Indonesia masih mengkhawatirkan. Perkiraan jumlah anak usia sekolah di Indonesia pada tahun 2010 khususnya usia 5 sampai 14 tahun yaitu 45.924.660 anak. Dari jumlah tersebut diketahui 35,6% anak usia sekolah di Indonesia bertubuh pendek, 12,2% bertubuh kurus, dan 9,2 % bertubuh gemuk. Selain itu hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 juga menunjukkan bahwa prevalensi kurus pada anak usia 6 sampai 14 tahun di perkotaan berjumlah 22,9%, sedangkan di pedesaan berjumlah 25, 3% (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2010). Hal ini juga terjadi di kota Depok yang saat ini sedang maju pesat.
Sensus penduduk di kota Depok tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Depok sebesar 1,7 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 1,8 juta jiwa. Badan Pusat Statistik (BPS) kota Depok tahun 2011 mengungkapkan bahwa penduduk terbesar di kota Depok adalah Kecamatan Cimanggis 242.214 orang (13,95%). Kelurahan Cisalak Pasar di Kecamatan Cimanggis memiliki penduduk sebanyak 17.869 jiwa (7,4%). Berdasarkan jumlah penduduk tersebut didapatkan jumlah anak usia sekolah (6-12 tahun) sekitar 3066 jiwa (17,2%) (Laporan Rekapitulasi Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2011).
Pengkajian yang dilakukan di Cisalak Pasar khususnya RW 03 pada tanggal 15 dan 16 Mei 2013 menunjukkan bahwa terdapat 19 anak yang mengalami masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dari 47 anak yang di skrining status gizinya. Data tersebut diperoleh dari hasil pengukuran berat dan tinggi badan anak, sehingga diperoleh nilai IMT yang selanjutnya disesuaikan dengan usia anak. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan tabel data antropometri anak usia sekolah dari Kemenkes RI. Dari hasi tersebut menunjukkan bahwa 19 anak tersebut status nutrisinya berada di bawah -3 standar deviasi. Sebagian dari anak-anak tersebut kemudian dikelola oleh mahasiswa untuk diberikan asuhan keperawatan keluarga selama kurang lebih enam minggu.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
3
Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan berfokus pada anggota keluarga yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi khususnya yang kurang dari kebutuhan. Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan, sehingga disfungsi apapun yang terjadi di keluarga akan berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga secara keseluruhan. Keluarga sendiri memiliki pengertian sebagai sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Karena itulah peran keluarga dianggap sangat penting.
Kasus gizi kurang yang dialami seorang anak pada sebuah keluarga merupakan tanggung jawab orang tuanya. Akibat dari gizi kurang pada anak antara lain daya tahan tubuh kurang, gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan, mudah terserang penyakit, prestasi belajar menurun, serta perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung (Wong, Hockenberry, & Wilson, 2002). Begitu besarnya akibat dari ketidakseimbangan nutrisi pada pertumbuhan dan perkembangan anak maka seharusnya orang tua lebih memperhatikan asupan gizi pada anaknya. Namun dinamika masyarakat diperkotaan saat ini orang tua lebih banyak waktu untuk bekerja daripada mengurus anaknya. Hal ini juga terjadi di kelurahan Cisalak Pasar khususnya pada keluarga yang menjadi kelolaan.
Keluarga yang dipilih menjadi keluarga kelolaan yaitu keluarga Bapak T. Keluarga ini merupakan keluarga inti yang terdiri dari Bapak T (kepala keluarga), Ibu S (istri), An. R( anak 14 tahun), dan An. S (8 tahun). Anggota keluarga Bapak T yang mengalami gizi kurang yaitu An. S. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengukuran berat badan An. S 16 kg dan tinggi badan 113 cm.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
4
Kemudian dihitung nilai IMT dari nilai berat badan dan tinggi badan yang didapat, dan disesuaikan dengan umur (IMT/U) menggunakan tabel antropometri NCHS dari Kemenkes RI diketahui bahwa An. S berada pada rentang -3 standar deviasi sampai -2 standar deviasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa An.S dinyatakan kurus dengan berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia anak.
Berdasarkan data tersebut maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada An.S. Rencana intervensi dibuat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Pelaksanaan intervensi dilakukan sebanyak 5 kali kunjungan rumah. Intervensi yang menjadi unggulan yaitu pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang. Pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, menyusun bahan makanan berdasarkan konsep triguna makanan, demonstrasi cara mengolah makanan, dan menyusun jadwal menu masak
harian.
Hasil
evaluasi
asuhan
keperawatan
yang
dilakukan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pada akhir pengukuran berat badan An.S mengalami peningkatan yaitu menjadi 17 kg.
Penjelasan lengkap tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga Bapak T akan dipaparkan dalam karya ilmiah ini. Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan bertujuan untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Bapak T khususnya An. S. Proses asuhan keperawatan akan dijelaskan mulai dari pengkajian, diagnosa masalah, rencana kepewaratan, implementasi keperawatan, sampai pada evaluai hasil tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
5
1.2 Perumusan masalah Dinamika masyarakat perkotaan yaitu memiliki aktivitas yang padat dan sibuk dengan urusan pekerjaan. Padatnya aktivitas tersebut menyebabkan masyarakat ingin segala sesuatu menjadi praktis dan cepat, termasuk dalam hal makan. Karena itu banya masyarakat perkootaan yang memilih untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan tidak lagi memikirkan kandungan gizi dalam makanan tersebut. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya bagi anak-anak.Pada usia anak sekolah variasi individu lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan, perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan gizi, kepribadian, dan asupan makanan. Oleh karena itu, masalah kesehatan yang sering muncul pada anak usia sekolah yaitu masalah gizi atau asupan nutrisi. Jika asupan gizi pada anak kurang, maka dapat mengakibatkan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan anak, selain itu prestasi belajar anak juga akan mengalami penurunan. Keluarga merupakan unit terpenting untuk bertanggung jawab dalam pemenuhan asupan nutrisi pada anak. Karena itu penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak T khususnya An. S yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
1.3 Tujuan penulisan Karya ilmiah ini dibuat dengan beberapa tujuan: 1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga khususnya dengan anak usia sekolah yang memiliki masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
1.3.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus karya ilmiah ini adalah untuk memaparkan asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari: a. Pengkajian keluarga Bapak T
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
6
b. Perencanaan keperawatan yang akan diberikan kepada keluarga Bapak T c. Implementasi keperawatan yang diberikan kepada keluarga Bapak T d. Evaluasi keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Bapak T
1.4 Manfaat penulisan Karya ilmiah ini dibuat dengan beberapa manfaat: a. Pendidikan Hasil penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai sumber informasi untuk belajar tentang penerapan asuhan keperawatan keluarga yang memiliki masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan khususnya pada agregate anak usia sekolah. b. Pelayanan Hasil penulisan karya ilmiah ini memberikan manfaat untuk menambah sumber informasi bagi dunia keperawatan khususnya keperawatan komunitas dalam menangani kasus keluarga di perkotaan dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada agregat anak usia sekolah. c. Penelitian Karya ilmiah ini memberikan manfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang memiliki tema sama yaitu asuhan keperawatan keluarga dengan masalah gizi pada anak usia sekolah.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Kesehatam Masyarakat Perkotaan Masyarakat perkotaan yaitu masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, yang kegiatan utamanya bukan pertanian. Masyarakat pindah ke kota dan menjadi masyarakat urban dengan tujuan mempebaiki hidup dan mendapat pekerjaan yang layak (Allender & Spradley, 2010). Gejala urbanisasi di sebuah kota dapat dilihat dari jumlah penduduk yang terus bertambah, seperti yang saat ini terjadi di Kota Depok. Sensus penduduk di kota Depok tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Depok sebesar 1,7 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2011 sudah mencapai 1,8 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2012). Akibat dari kepadatan penduduk di daerah perkotaan yang tidak terkendali yaitu meningkatnya angka urbanisasi dan timbul perumahan-perumahan kumuh atau jumlah penduduk yang tinggal per kilometer perseginya lebih dari seribu jiwa. Tingkat aktivitas penduduk di perkotaan juga sangat tinggi bisa mencapai 24 jam setiap harinya, sehingga berdampak juga pada perilaku hidup penduduk yang tidak sehat (Allender & Spradley, 2010). Perilaku hidup penduduk di perkotaan yang tidak sehat misalnya banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dan mengandung banyak bahan pengawet. Hal ini menjadi sangat beresiko terutama untuk anak-anak. Konsep keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan sama halnya dengan konsep keperawatan komunitas. Hal ini karena masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang tinggal di daerah perkotaan dengan segala keadaaan dan kondisi yang ada di lingkungan kota. Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
7 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
8
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Anderson & Mc. Farlance, 2000). Berdasarkan Allender dan Spradley (2010) keperawatan masyarakat perkotaan memiliki 8 karakteristik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik. Delapan karakteristik tersebut yaitu merupakan lahan keperawatan, merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik, berfokus pada populasi, menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/pengukuran dan analisisi, menggunakan prinsip teori organisasi, dan melibatkan kolaborasi interpersonal.
2.2 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregate Beresiko Setiap masa usia akan memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan, begitu pula dengan anak usia sekolah. Menurut United States Department of Health and Human Service (U.S. DHHS) (1989) dalam Potter dan Perry (2005) pada masa ini masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak yaitu kecelakaan dan cedera, selain itu infeksi saluran pernapasan juga masih menjadi masalah infeksi utama pada masa kanak-kanak. Selanjutnya retardasi mental, gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak pada anak-anak yang hidup dalam kemiskinan (U.S DHHS, 1992; Potter & Perry, 2005). Masalah kesehatan yang terkait nutrisi rentan terjadi pada golongan anak usia sekolah sampai remaja. Kelompok remaja menunjukkan fase pertumbuhan pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi relatif banyak (Moehji, 2003). Sedangkan anak sekolah biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah, shingga sering melupakan waktu makan (RSCM & PERSAGI, 2003). Anak usia sekolah mulai berhubungan dengan selain keluarga seperti guru, teman, pelatih, pengasuh, dan lainnya. Sehingga orang di luar keluarga tersebut turut mempengaruhi konsumsi makan anak (Brown, 2005).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
9
Terdapat tiga strategi yang biasa dipakai oleh petugas keperawatan kesehatan anak pada komunitas. Menurut Stanhope dan Lancester (2004) Strategi tersebut meliputi home based service programs, program for homeless families, dan day care and school setting. a.
Home-based Service Programs Maksud dari program ini adalah kunjungan rumah. Pemberi layanan kesehatan mengunjungi rumah keluarga di suatu komunitas agar dapat memberikan pelayanan kesehatan baik promosi maupun edukasi sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi di rumah tersebut. Program kunjungan rumah ini menawarkan beberapa pelayanan sesuai dengan kebutuhan komunitasnya seperti monitoring status kesehatan dari populasi yang rentan, pendidikan dalam membesarkan anak, pelayanan konseling, dukungan sosial, pelayanan klinik, instruksi keamanan. Home based programs telah menunjukkan penurunan angka kelahiran premature dan berat badan bayi lahir rendah, memperbaiki kemampuan parenting bagi orang tua, meningkatkan perkembangan anak yang mengalami kesulitan dan menurunkan biaya perawatan (Olds, 1991) dalam Stanhope dan Lancester (2004). Intervensi dibuat berdasarkan pengkajian dari kebutuhan anak dan keluarga. Area yang bisa dikaji meliputi interakasi dan hubungan, lingkungan, dan ketepatan perkembangan.
b.
Programs for Homeless Families Anak-anak yang tinggal dengan orang tua yang tidak memiliki rumah biasanya tidak diimunisasi dan menderita gizi buruk. Mereka juga mengalami keterbatasan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Pada umumnya anak-anak tersebut akan mengalami masalah kesehatan, bahaya lingkungan, dan stress yang kemudian menjadi homeless child syndrome (Redlener, 1991) dalam Stanhope dan Lancester (2004). Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemeriksaan fisik, tingkah laku dan pengkajian perkembangan, dukungan nutrisi, tes skrining, dan imunisasi (Stanhope & Lancester, 2004). Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
10
c.
Day Care and School Perawat kesehatan komunitas mendirikan program dan melayani sebagai sumber untuk day care centers dan sekolah. Perawat menyediakan informasi mengenai penyakit dan pencegahan luka kepada pemberi perwatan anak dan guru untuk memperbaiki kesehatan dan keamanan anak. Pendidikan untuk keluarga dari anak fokus pada strategi koping, seperti divisi responsibilitas, identifikasi frustasi, dan menghubungkan dengan perilaku yang menandakan stress dan tensi. Perawat sebagi posisi kunci untuk konsultasi dengan komunitas tersebut melayani sebagai sumber dari program perkembangan (Stanhope & Lancester, 2004).
2.3 Gizi Anak Sekolah 2.3.1 Gizi Seimbang Gizi merupakan bahan makanan yang dibutuhkan tubuh. Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, atau menyusui. Setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan untuk meningkatkan kualitas hidup (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2002). Zat gizi terkandung dalam berbagai jenis makanan. Apabila konsumsi makanan sehari-hari
kurang
beranekaragam,
maka
akan
menimbulkan
ketidakseimbangan antara masukkan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Sebaliknya, apabila konsumsi makanan beranekargan maka kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi pada jenis makanan yang lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Karena itu untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang harus mengkonsumsi
berbagai
jenis
makanan
yang
mengandung zat gizi yang berbeda-beda (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2002). Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
11
Setiap
jenis
makanan
memiliki
peranan
masing-masing
dalam
menyeimbangkan masukan zat gizi bagi tubuh. Peranan tersebut tergambar dalam logo gizi seimbang yang berbentuk kerucut atau tumpeng. Dalam tumpeng gizi seimbang tersebut, bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang lebih dikenal dengan istilah “Triguna Makanan”. Triguna makan terdiri dari sumber zat tenaga, zat pengatur, dan zat pembangun (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2002). Berikut ini penjelasan manfaat dan contoh dari triguna makanan berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. Zat tenaga bermanfaat untuk memberikan energi pada tubuh. Energi yang dihasilkan oleh zat tenaga berguna untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti bekerja, belajar, dan bermain. Contoh bahan makanan sumber tenaga adalah padi-padian, umbi-umbian, dan tepungtepungan. Zat pengatur bermanfaat untuk melancarkan kerja fungsi organ tubuh karena mengandung berbagai vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Zat pembangun berperan penting dalam proses pertumbuhan, perkembangan, serta kecerdasan. Sumber bahan makanan yang mengandung zat pembangun berasal dari nabati adalh kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan sumber bahan makanan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu beserta olahannya (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2002). Selain itu dalam pedoman umum gizi seimbang terdapat tiga belas pesan yang perlu diperhatikan yaitu makanlah aneka ragam makanan, makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi, makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi, batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi, gunakan garam beryodium, makanlah makanan sumber zat besi, berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya, biasakan makan pagi, minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya, lakukan aktivitas fisik secara teratur, hindari minuman yang beralkohol, makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, bacalah label pada makanan yang dikemas (Direktorat Bina Kesehatan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
12
Masyarakat, 2002). Ketiga belas pesan tersebut harus diperhatikan dalam menyediakan gizi seimbang untuk keluarga . 2.2.2 Gizi Kurang Ada beberapa penyebab terjadinya gizi kurang pada anak sekolah. Salah satu penelitian menyatakan bahwa keluhan ibu pada kelompok anak usia sekolah biasanya karena anak kurang nafsu makan, sehingga sulit sekali disuruh makan yang cukup dan teratur (Sediaoetama, 2000). Sebuah penelitian pada anak usai sekolah dasar di Amerika diketahui bahwa 40% anak tidak makan sayur, 20% tidak makan buah dan 36% anak makan snack (Worthingthon, 2000). Menurut Moehji (2003) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi atau memperburuk keadaan gizi pada anak usia sekolah. Faktor pertama yaitu pada usia ini anak sudah mampu memilih dan menentukan makanan yang disukai dan tidak disukai. Dalam hal ini sering kali anak memilih makanan yang salah, terlebih jika orang tua tidak memberi petunjuk atau bimbingan pada anak. Faktor kedua yaitu kebiasaan jajan pada anak. Jika jajanan yang dibeli merupakan makanan yang bersih dan bergizi maka tidak menjadi masalah, namun pada kenyataannya jajanan yang sering dibeli merupakan jajanan yang yang disukai oleh anak saja. Biasanya jajanan yang disukai anak adalah makanan yang manis dan gurih. Faktor ketiga yaitu malas makan di rumah dengan alasan sudah terlalu lelah bermain di sekolah. Akbibat dari gizi kurang sangat berbahaya. Gizi kurang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan terutama pada masa anak usia sekolah. Pada usia 10 tahun perkembangan jaringan otak yang sehat disertai stimulasi akan mencapai 90 persen. Namun tanpa stimulasi perkembangan jaringan otak akan jauh di bawah persentase tersebut. Sedangkan stimulasi perkembangan diperoleh dari gizi bahan makanan yang dimakan. Selain itu pula dapat mengganggu proses pertumbuhan karena anak akan tampak kurus, pendek, dan produktivitas akan menurun. Gizi yang kurang pada tubuh juga dapat menyebabkan anak mudah terserang penyakit (Wong, Hockenberry, & Wilson,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
13
2002). Oleh karena itu penting untuk menjaga keseimbangan gizi makanan yang dikonsumsi oleh anak.
2.4 Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah Keluarga memiliki tahapan dan setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Seorang perawat keluarga harus memahami tugas perkembangan suatu keluarga berdasarkan tahapannya agar dapat memberikan intervensi yang sesuai sehingga dapat membantu keluarga mencapai tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya (Potter & Perry, 2005). Menurut Potter dan Perry (2005) keluarga dengan anak pertama berusia sekolah merupakan keluarga tahap IV. Tugas perkembangan yang harus dicapai pada tahap ini antara lain yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, dan memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah. Anak usia sekolah adalah anak pada rentang waktu pertengahan antara masa kanak-kanak menuju masa remaja awal. Periode anak usia sekolah dimulai saat anak berusia 6 sampai 12 tahun (Wong, Hockenberry, & Wilson, 2002). Menurut Hurlock (2006) anak usia sekolah termasuk dalam kelompok late childhood yaitu usia 9 sampai 12 tahun apabila dikelompokkan berdasarkan perkembangan psikologisnya. Anak usia sekolah memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Tugas-tugas perkembangan tersebut antara lain mengembangkan keterampilan sosial yang berimplikasi pada membangun rasa percaya diri, dan mengakui pencapaian yang diperolehnya (fase industri) atau anak berkembang tidak realistis pada pengharapan atau berlebihan terhadap kritik kasar sebagai petunjuk perhatian yang tidak adekuat (Hitchcock, Schubert, & Thomas, 1999). Berdasarkan Wong, Hockenberry, dan Wilson (2002) tahap perkembangan anak usia sekolah merupakan tahap ketika anak diarahkan menjauh dari Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
14
kelompok keluarga dan berpusat di dunia hubungan sebaya yang lebih luas. Selain itu terjadi pula penekanan terhadap perkembangan kompetensi keterampilan. Pada tahap ini kerja sama sosial dan perkembangan moral dini lebih penting.
Periode ini merupakan periode kritis dalam perkembangan
konsep diri. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus merancang intervensi peningkatan kesehatan berdasarkan tahap perkembangan anak. Anak usia sekolah juga mengalami proses pertumbuhan. Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat daripada setelah lahir. Akan tetapi pertumbuhan akan meningkat secara terus-menerus. Laju pertumbuhan setiap anak berbeda-beda. Rata-rata tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan meningkat 2-3,5 kg per tahun. Banyak anak yang berat badannya dua kali lipat selama anak dalam periode pertengahan (Potter & Perry, 2005).
2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga merupakan suatu unit inti dalam masyarakat. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes R.I, 2006). Keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan. Hal ini karena keluarga merupakan sumber kritikal untuk pemberian pelayanan keperawatan, intervensi yang dilakukan pada keluarga merupakan hal penting untuk pemenuhan kebutuhan individu. Disfungsi apapun yang terjadi pada keluarga akan berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga atau keseluruhan keluarga. Maksud dari kalimat tersebut bila ada satu orang yang sakit akan berpengaruh pada keluarga secara keseluruhan. Karakteristik keluarga yang sehat adalah bila anggota keluarganya berinteraksi satu dengan yang lainnya maka setiap anggota keluarga akan terlibat dalam peran masing-masing secara fleksibel. Anggota keluarga juga selalu termotivasi untuk berkomunikasi dengan keluarga lainnya dan juga dengan masyarakat sekitar serta setiap anggota keluarga menguasi salah satu tugas Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
15
keluarga seperti pengambilan keputusan atau upaya pencarian informasi. Berdasarkan karakteristik keluarga tersebut maka asuhan keperawatan keluarga pun muncul dengan dilandaskan pada teori model Family Centre Nursing Friedman. Pengkajian keluarga:
Pengkajian individu sebagai anggota keluarga:
Identifikasi data sosiokultural Data lingkungan Struktur keluarga Fungsi keluarga Strategi koping dan stres keluarga
Mental
Fisik
Emosi
• Sosial • Spiritual
Identifikasi keluarga, subsistem keluarga dan masalah kesehatan individu (diagnosa keperawatan)
Rencana tindakan:
Setting tujuan Identifikasi sumber daya Alternatif pendekatan Memilih alternatif tindakan Prioritas masalah Intervensi implementasi dari rencana tindakan Identifikasi keluarga, subsistem keluarga dan masalah kesehatan Evaluasi perawatan individu (diagnosa keperawatan)
Gambar 2.4 Model Family Centre Nursing Friedman Sumber: Friedman, Bowden dan Jones (2003)
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
16
Model Family Centre Nursing Friedman seperti pada gambar 2.4 diatas menjelaskan bahwa keluarga sebagai suatu sistem sosial yang merupakan kelompok terkecil dari masyarakat. Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003) keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan karena perkawinan,
adopsi
dan
kelahiran
yang
bertujuan
menciptakan
dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu yang didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan diagram masalah untuk menyusun diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan lima tugas perawatan keluarga seperti potensial, resiko, dan aktual. Tahap awal perencanaan adalah penyusunan tujuan. Rencana intervensi disusun berdasarkan tujuan khusus dengan menggunakan media informasi kesehatan seperti leaflet, buku panduan, booklet, maupun lembar balik. Media informasi berguna untuk merubah pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Implementasi keperawatan dilakukan untuk membantu memandirikan keluarga sesuai dengan cara yang telah direncanakan pada rencana intervensi. Dalam pelaksanaan intervensi keperawatan untuk keluarga perawat mengambil peran salah satunya sebagai pendidik. Perawat komunitas harus mampu memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga melalui pendidikan kesehatan dengan melakukan kunjungan rumah atau pada institusi formal (Stanhope & Lancaster, 2004). Fokus dan isi pendidikan kesehatan kepada keluarga meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan dampak dari penyakit (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Implemntasi kegiatan asuhan keperawatan komunitas ditujukan untuk melakukan perubahan masyarakat baik perubahan pengetahun, sikap, dan perilaku kesehatan. Salah satu bentuk program kegiatan yang dilakukan perawat komunitas adalah melakukan
pendidikan
kesehatan
kepada
keluarga
yang
membutuhkan.
Pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan untuk memelihara dan Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
17
meningkatkan kesehatan. Berbagai media dapat digunakan untuk membantu transformasi pengetahuan dari perawat kepada masyarakat. Media yang dapat digunakan antara lain leaflet, poster, flipchart, lembar balik, pemutaran film, papan tulis, sticker, televisi, dan majalah (Notoadmojo, 2010). Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi menggambarkan keberhasilan dalam proses keperawatan keluarga dan dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Menurut Achjar (2010) evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tujuan telah tercapai dan apakah ada intervensi yang dilakukan tidak efektif untuk keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan rencana atau apakah dapat mengatasi masalah keluarga. Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif menghasilkan informasi untuk umpan balik selama program berlangsung dan didokumentasikan dalam catatan perkembangan keluarga dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, analisis, planning). Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektifitas pengambilan keputusan. Pengukuran efektifitas program dapat dilihat dengan cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Proses evaluasi terkahir yaitu tingkat kemandirian keluarga. Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV. Terdapat tujuh kriteria tingkat kemandirian yaitu: 1) menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, 2) menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, 3) tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, 4) melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, 5) memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, 6) melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran, dan 7) melakukan tindakan promotif secara aktif (Depkes R.I, 2006).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
18
Berdasarkan tujuh kriteria tersebut, keluarga dibagi menjadi empat tingkat kemandirian. Keluarga mandiri tingkat I adalah apabila kriteria pertama dan kedua tercapai yaitu keluarga menerima petugas dan pelayanan keperawatan yang diberikan. Keluarga mandiri tingkat II adalah apabila kriteria pertama sampai kriteria kelima tercapai yaitu kriteria pada keluarga mandiri tingkat I ditambah dengan keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, melakukan tindakan keperawatan sederhana yang telah diajarkan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif. Keluarga mandiri tingkat III yaitu apabila kriteria kesatu sampai keenam terpenuhi, yaitu sama dengan kriteria pada tingkat II ditambah dengan keluarga melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran. Keluarga mandiri tingkat empat yaitu apabila kesemua tujuh kriteria tingkat kemandirian keluarga terpenuhi yaiut keluarga sudah mampu melakukan tindakan promotif secara aktif (Depkes R.I, 2006).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 Pengkajian Keluarga Bapak T (42 tahun) menjadi keluarga kelolaan selama sekitar enam pekan. Rumah Bapak T bertempat di Jalan Bulak Duren II RT 06 RW 03 kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis. Bapak T tinggal berempat di dalam rumahnya. Ketiga anggota keluarga yang lain yaitu Ibu S (37 tahun) istri dari Bapak T, An. R (14 tahun) dan An. S (8 tahun) yang merupakan anak kandung dari Bapak T. Dengan demikian keluarga Bapak T merupakan tipe keluarga inti dengan tahap perkembangan V yaitu keluarga dengan anak pertama usia remaja. Keluarga juga memiliki beberapa riawayat kesehatan. Saat ini Ibu S sedang hamil anak ke-3 dimana usia kehamilan sudah mencapai 20 minggu. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan wawancara Ibu S tidak memiliki keluahan maupun data abnormal untuk masalah kesehatan Ibu dan bayinya. An. R memiliki riwayat gastritis. Menurut Ibu S sewaktu kecil An. R sangat kurus dan pernah masuk rumah sakit sampai harus dirawat karena mengalami sakit maag (gastritis). Namun hasil pemeriksaan saat ini An. R berada pada kondisi sehat. An. S adalah anak bungsu dari Bapak T yang saat ini sedang duduk di kelas 2 SD. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa berat badan An. S adalah 16 kg dan tinggi badannya 113 cm. Kemudian dihitung nilai indeks massa tubuh dari nilai berat badan dan tinggi badan yang didapat, dan disesuaikan dengan umur (IMT/U) menggunakan tabel antropometri NCHS dari Kementrian Kesehatan RI diketahui bahwa An. S berada pada rentang -3 standar deviasi sampai -2standar deviasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa An.S dinyatakan kurus dengan berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia anak. Saat berusia 7 tahun An. S pernah dirawat di rumah sakit karena masalah pencernaan.
28 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
20
Hasil wawancara dengan Ibu S pada saat pengkajian diketahui bahwa terdapat beberapa data maladaptif pada keluarga Bapak T yang berkaitan dengan kondisi gizi kurang pada An. S. Ibu S mengatakan bahwa An. S susah makan dan sering tidak menghabiskan makanan yang diberikan. Ibu S mengakui bahwa beliau jarang masak karena repot. Selama ini Ibu S sering membeli masakan jadi di warung sambil pulang dari menjemput An. S sekolah. Ibu juga mengakui bahwa ia tidak pernah menyuruh anak-anaknya makan. Ibu akan memberi anaknya makan hanya jika anak meminta. Namun Ibu S bercerita pernah suatu malam An. S mengatakan lapar pada ibunya. Saat itu sudah malam sekali sehingga Ibu S malas untuk menyiapkannya dan mengacuhkan saja permintaan An. S. Berdasarkan pernyataan Ibu S, keluarga juga tidak memiliki waktu makan bersama. Selanjutnya pengkajian terkait pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang. Ibu S sebagai sumber informasi utama mengatakan bahwa Ibu tidak tahu pengertian gizi dan gizi seimbang. Ibu S mengatakan gizi kurang yaitu memiliki badan yang kurus. Ibu S mengaku tidak tahu akibat dari gizi kurang dan mengatakan bahwa penyebab gizi kurang karena hanya makan sedikit. Ibu menyatakan tidak tahu bagaimana cara merawat anak dengan gizi kurang. Ibu mengungkapkan bingung kenapa anaknya susah sekali makan dan tidak tahu harus berbuat apa, sehingga tidak berbuat apa-apa dan membiarkan saja kondisi tersebut. Lingkungan rumah Bapak T cukup bersih. Hanya saja ada polusi udara hasil dari limbah produksi tempe. Bapak T dan tetangganya adalah produsen tempe yang sehari-hari pekerjaannya membuat tempe di rumah. Hal ini juga yang menyebabkan An. S tidak suka tempe karena menurut An. S rasanya pahit dan bau. Di lingkungan sekitar rumah banyak anak-anak kecil sebaya dengan An. S. Seringkali ketika dilakukan kunjungan rumah, An. S sedang bermain dengan teman-temannya. Ketika dilakukan skrining awal, didapatkan data bahwa banyak anak-anak di lingkungan tersebut yang bertubuh kurus.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
21
3.2 Perencanaan Berdasarkan data-data dari hasil pengkajian maka diagnosa keperawatan utama pada keluarga Bapak T adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada An. S. Kemudain untuk menyelesaikan masalah tersebut maka disusunlah rencana intervensi untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak T khususnya An.S. Rencana asuhan keperawatan yang dibuat memiliki tujuan umum dan beberapa tujuan khusus. Tujuan umum atau tujuan jangka panjang dari rencana asuhan keperawatan ini yaitu agar setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi An. S yang ditandai dengan peningkatan berat badan. Tujuan khusus ataupun tujuan jangka pendek yang dibuat mengacu pada lima tugas keluarga. Tujuan khusus dari intervensi ini yaitu setelah dilakukan perawatan diharapkan keluarga dapat mengenal masalah kurang gizi sebagai tugas keluarga kesatu. Kemudian tujuan khusus kedua atau tugas keluarga kedua yaitu keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat keluarga yang mengalami kurang gizi. Tugas ketiga yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi. Tugas keempat adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Tugas kelima yaitu tujuan khusus kelima adalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Tujuan khusus pertama yaitu keluarga mampu mengenal masalah kurang gizi. Pada tujuan pertama ini, diharapkan keluarga mampu menyebutkan definisi gizi yaitu zat-zat yang ada di dalam makanan yang diperlukan tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Kemudian keluarga diharapkan dapat menyebutkan kembali pengertian kurang gizi yaitu suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat tubuh tertentu dari makanan. Keluarga juga diharapkan dapat menyebutkan tanda dan gejala pada masalah kurang gizi yaitu badan kurus tidak mau makan, rambut tipis dan mudah rontok, lemah dan pucat, kulit kering dan kusam, pusing, kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak, otot mengecil atau
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
22
lembek. Keluarga juga diharapkan dapat menyebutkan penyebab timbulnya masalah kurang gizi yang terdiri dari makanan yang masuk ke dalam tubuh kurang dari kebutuhan, pemilihn, pengolahan bahan makanan dan penyimpanan makanan tidak tepat, komposisi makanan yang tidak seimbang, makan tidak teratur, memiliki penyakit tertentu, dan pola asuh yang salah. Dan yang terakhir, keluarga diminta untuk dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Tujuan khusus kedua yaitu keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, keluarga dijelaskan akibat dari kurang gizi yaitu daya tahan tubuh kurang, gangguan pertumbuhan, mudah terserang penyakit, prestasi belajar menurun, perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung. Setelah dijelaskan keluarga diminta agar dapat mengulang kembali hingga keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Tujuan khusus ketiga adalah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi. Langkah yang pertama yaitu keluarga dapat menyebutkan cara mengatasi masalah kurang gizi yaitu dengan man makanan yang seimbang (triguna makanan), makanan sesuai dengan kebutuhan anak, makan yang teratur, dan menggunakan prinsip penyajian makanan. Kemudian keluarga dijelaskan tentang gizi seimbang dan triguna makanan sehingga mampu mengelompokkan bahan makanan yang disediakan berdasarkan konsep triguna makanan. Kemudian keluarga akan diajarkan cara memilih makanan yang benar serta cara mengolah makanan yang benar. Setelah itu akan dilakukan demonstrasi cara mengolah makanan yang benar yaitu demo masak sayur bayam. Tujuan khusus keempat yaitu keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Keluarga akan dijelaskan cara penyajian makanan yaitu jenis makanan bervariasi, mengkombinasikan jenis makanan hewani dan nabati, perhatikan jadwal menu makanan, jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu akan dijelaskan pula cara mengatasi anak yang tidak mau makan. Cara untuk mengatasinya yaitu jangan dipaksa tapi ikuti Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
23
keinginan anak misalnya sambil bermain, beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan, jangan memberi makanan manis sebelum makan, sajikan makanan dalam bentuk menarik, berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Kemudian keluarga diajarkan agar dapat memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi anak dengan cara makan bersama anggota keluarga lain, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan bervariasi dan menarik, dan yang terakhir yaitu membuat jadwal makan anak dan jadwal menu makanan yang akan dimasak oleh ibu. Tujuan khusus kelima yaitu keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan status gizi anak. Keluarga harus mampu menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat disekitar lingkungan tempat tinggal terkait dengan peningkatan status gizi anak. Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter. Keluarga dapat menyebutkan manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak dan mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dan yang terakhir keluarga bersedia mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan anak atau anggota keluarga yang lain.
3.3 Implementasi Pelaksanaan rencana keperawatan dilakukan pertama kali pada tanggal 30 Mei 2013. Padaa saat pemberian implementasi anggota keluarga yang hadir yaitu Bapak T, Ibu S, An. S, An. R dan beberapa teman An. S ikut melihat. Implementasi pertama dilakukan dengan menjelaskan tujuan khusus kesatu sampai ketiga. Penjelasan tujuan khusus kesatu
yaitu mengenal masalah dimulai dengan
menjelaskan pengertian gizi dan gizi kurang (seperti yang telah dijelaskan dibagian perencanaan). Setelah yakin keluarga paham, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tanda dan gejala kurang gizi. Setelah dijelaskan, ibu diminta untuk menyebutkan mana diantara tanda-tanda tersebut yang terdapat pada An.S.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
24
Setelah itu keluarga dijelaskan mengenai penyebab timbulnya masalah kurang gizi. Dan terakhir, keluarga diminta untuk mengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi. Setelah keluarga berhasil menyebutkan anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi, maka dilanjutkan pada penjelasan tujuan khusus yang kedua. Tujuan khusus yang kedua yaitu keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi. Sebelumnya keluarga dijelaskan terlebih dahulu tentang akibat dari kurang gizi. Keluarga diajak berdiskusi bersama. Mahasiswa menanyakan kepada keluarga, akibat dari kurang gizi yang mana yang sudah tampak pada An. S. Keluarga menyebutkan dua akibat yaitu prestasi belajar menurun dan bertubuh kecil. Selanjutnya maka keluarga mengambil keputusannya untuk merawat An. S yang mengalami masalah kurang gizi. Tujuan khusus yang ketiga yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang gizi. Pertama keluarga dijelaskan tentang 4 cara mengatasi kurang gizi yaitu makan makanan yang seimbang, makan sesuai dengan kebutuhan tubuh, makan yang teratur, dan menggunakan prinsip penyajian makanan. Setelah itu keluarga dijelaskan tentang gizi seimbang dan konsep triguna makanan beserta contohnya, serta prinsip cara mengatasi anak yang tidak mau makan. Kemudian keluarga diminta untuk mengklasifikasikan bahan makanan berdasarkan konsep triguna makanan. Kegiatan mengklasifikasikan bahan makanan berlangsung seru dan ramai karena melibatkan seluruh anggota keluarga. Mahasiswa menggunakan bahan makanan tiruan (foodmodel) yang dipinjam dari kampus. Sebelumnya mahasiswa juga menyiapkan tiga kertas bertuliskan zat tanaga, zat pengatur, dan zat pembangun. Mahasiswa kemudian meletakkan ketiga kertas tersebut berurutan. Dan selanjutnya tugas keluarga untuk mengelompokkan bahan makanan yang tersedia ke dalam masing-masing kelompok zat makanan. Implementasi kedua dilakukan pada tanggal 3 Juni 2013. Pertemuan dimulai dengan menjelas kepada keluarga tentang cara memilih dan mengolah makanan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
25
yang benar. Setelah keluarga paham maka, kegiatan berikutnya yaitu mendemonstrasikan cara mengolah makanan yang benar. Pada kegiatan ini perawat dan keluarga mengolah makanan sederhana yaitu memasak sayur bayam. Cara yang dilakukan yaitu sayuran dicuci di air mengalir kemudian dipotongpotong dan dimasukkan saat air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih dahulu bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan secukupnya. dan diangkat saat sayuran tidak menjadi layu. Setelah selesai memasak, keluarga diberi penjelasan tentang tujuan khusus empat dan lima. Kemudian membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya menyusun menu dan jadwal makan untuk An. S dalam rangka memodifikasi lingkungan untuk mencapai tujuan khusus ke empat. Implementasi berikutnya dilaksanakan tanggal 10 Juni 2013. Pada pertemuan ini, keluarga dijelaskan tentang cara memodifikasi lingkungan untuk menciptakan suasana yang sesuai dalam merawat anggota keluarga dengan gizi kurang. Terdapat empat cara yang dijalaskan dalam memodifikasi lingkungan yaitu makan bersama anggota keluarga lain, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, dan jenis makanan bervariasi serta menarik, serta makan sesuai jadwal. Setelah itu mahasiswa masuk ke tujuan khusus kelima yaitu menjelaskan maanfaat pelayanan kesehatan bagi keluarga. Setelah keluarga menyatakan paham terhadap penjelasan yang diberikan, maka kegiatan dilanjutkan. Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun menu dan jadwal makan An. S. Keluarga diminta untuk menyusun rencana menu masakan yang akan dimasak Ibu S selama seminggu. Rencana menu masakkan dituliskan ke dalam tabel rencana sesuai dengan jadwal makan anak yaitu pagi, siang, dan sore. Disebelah kolom menu terdapat kolom catatan untuk menuliskan hal yang terjadi nanti apakah Ibu memasak makanan sesuai rencana atau ada perubahan. Setiap makanan yang dimakan An. S pada jam makan, maka jenis makanan tersebut dituliskan di kolom catatan. Selain implementasi yang dilakukan di rumah keluarga Bapak T, keluarga juga diikutkan dalam implementasi kelompok di komunitas RW 03. Implementasi kelompok yang pertama pada tanggal 1 Juni 2013 yaitu penyuluhan gizi seimbang dan memimilih jajanan sehat. Sasaran implementasi ini adalah anak-anak usia Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
26
sekolah di RW 03. An. S ikut hadir pada acara ini dengan didampingi oleh Ibu S. Penyuluhan tentang gizi seimbang disampaikan dengan metode dongeng menggunakan over head projector. Setelah penyuluhan selesai dilanjutkan dengan lomba menyusun puzzle piramida makanan, dan lomba memilih jajanan sehat di warung mini yang disediakan mahasiswa. Implementasi kelompok yang kedua pada tanggal 12 Juni 2013 yaitu penyuluhan gizi seimbang dan demonstrasi pembuatan nugget tempe. Sasaran implementasi ini yaitu ibu-ibu di RW 03 yang memiliki anak usia sekolah. Namun, Ibu S tidak datang pada acara ini karena harus menjemput An. S pulang sekolah. Hal ini langsung ditindak lanjuti dengan melakukan kunjungan rumah ke keluarga Bapak S setelah selesai acara. Perawat datang membawakan leaflet yaang dibagikan saat acara implementasi berisi materi tentang gizi seimbang dan resep pembuatan nugget tempe. Perawat juga membawakan nugget tempe yang sudah jadi untuk dicoba oleh An. S dan anggota keluarga yang lain.
3.4 Evaluasi Kegiatan evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi formatif, sumatif, dan tingkat kemandirian. Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah pemberian intervensi pada setiap waktu implementasinya. Evaluasi sumatif dilakukan diakhir pertemuan dengan keluarga sekaligus terminasi yaitu pada tanggal 20 Juni. Tingkat kemandirian keluarga kemudian dinilai setelah menyusun semua laporan dengan memperhatikan kesuksesan berdasarkan catatan perkembangan keluarga. Saat dilakukan implementasi pertama yaitu penjelasan tentang tujuan khusus 1sampai 3 dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Bapak T perawat langsung mengevaluasi pemahanan keluarga saat itu juga. Hasil dari evaluasi dibuat buat dalam bentuk laporan subjektif, objektif, analisis, dan planning. Analisis dari evaluasi subjektif dan objektif diketahui bahwa masalah teratasi sebagian dan tujuan khusus kesatu sampai ketiga tercapai. Rencana pertemuan selanjutnya adalah demontrasi cara mengolah makanan yang benar.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
27
Evaluasi implementasi kedua yaitu kegiatan demonstrasi cara mengolah makanan. Perawat bersama keluarga khususnya Ibu S bersama-sama mendemonstrasikan cara
memasak
sayur
bayam.
Pertama
mahasiswa
mencontohkan
cara
membersihkan bayam sebelum dipotong potong. Setelah sebagian bayam dicuci mahasiswa, sebagiannya lagi Ibu S yang mencuci. Tampak Ibu S mampu membersihkan bayam dengan baik dan benar. Setelah itu saat memasak bayam, ditunggu dahulu sampai air rebusan mendidih baru bayam dimasukkan kedalam panci. Panci ditutup sebentar lebih kurang selama 2 menit tepatnya sebelum bayam menjadi layu maka api kompor dimatikan dan tutup panci dibuka. Keluarga mengatakan baru tahu jika harus sebentar sekali memasaknya. Selama ini ditunggu sampai layu sekali bayamnya baru dimatikan api kompornya. Analisis kegiatan ini yaitu tujuan khusus ketiga yaitu mendemonstrasikan cara mengolah makanan tercapai. Rencana pertemuan selanjutnya yaitu penjelasan tujuan khusus keempat dan kelima. Kegiatan modifikasi lingkungan yang dipilih yaitu menyusun menu makanan untuk An. S. Evaluasi implementasi yang ketiga yaitu memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Pengetahuan keluarga sudah baik setelah dievaluasi secara kognitif langsung setelah penjelasan selesai. Namun untuk psikomotor keluarga belum berhasil menerapkan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan tidak dipatuhinya beberapa jadwal makan dan masakkan yang telah dibuat bersama-sama. Mahasiswa menemukan ini saat dilakukan kunjungan tidak terencana ke rumah keluarga Bapak T pada tanggal 14 Juni 2013. Evaluasi keseluruhan atau evaluasi sumatif dilakukan pada tanggal 20 Juni 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa keluarga Bapak T secara kognitif sudah mengetahui tentang gizi seimbang. Kemajuan yang dapat dilihat yaitu Ibu S mengatakan apabila tidak ada sayur pada menu hari itu, maka Ibu S akan menggantinya dengan buah yang dibeli di pasar. Evaluasi berat badan An. S pada akhir pertemuan naik 1 kg dari 16 kg menjadi 17 kg. Berdasarkan data-data tersebut maka tingkat kemandirian keluarga Bapak T berada pada tingkat kemandirian ketiga.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
BAB 4 ANALISIS SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktek Lahan praktek yang digunakan adalah RW 03 kelurahan Cisalak Pasar kecamatan Cimanggis. Daerah Cimanggis merupakan daerah padat penduduk di kota Depok. Badan Pusat Statistik (BPS) kota Depok tahun 2011 mengungkapkan bahwa penduduk terbesar di kota Depok adalah Kecamatan Cimanggisyaitu 242.214 orang (13,95%). Kelurahan Cisalak Pasar di Kecamatan Cimanggis memiliki penduduk sebanyak 17.869 jiwa (7,4%). Berdasarkan jumlah penduduk tersebut didapatkan jumlah anak usia sekolah (6-12 tahun) sekitar 3066 jiwa (17,2%) (Laporan Rekapitulasi Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2011). Lokasi RW 03 Cisalak Pasar sangat strategis. Hal ini karena terdapat pasar yang cukup besar di kelurahan ini. Selain itu bagian depan dilintasi oleh jalan raya Bogor, bagian samping dilalui jalan pintu masuk tol Cijago. Letak puskesmas pun mudah dijangkau karena berada dipinggir jalan raya Bogor yang dilewati berbagai angkutan umum. Puskesmas Cimanggis memiliki bagian khusus program gizi yang dikelola oleh satu orang pegawai. Berdasarkan hasil pengkajian selama di mahasiswa bertugas di Puskesma diketahui bahwa bagian Program Gizi di Puskesmas Cimanggis tidak memiliki rancangan kegiatan untuk gizi anak usia sekolah. Selama ini anak usia sekolah datang berobat masuk kedalam klinik anak namun tidak dilakukan skrining gizi pada anak usia sekolah yang berkunjung. Namun selama mahasiswa praktik, mahasiswa sudah melakukan kegiatan skrining status gizi pada anak usia sekolah dan memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang bagi anak yang teridentifikasi mengalami masalah ketidakseimbangan nutrisi. Hal tersebut juga telah diajarkan dan disosialisasikan kepada perawat yang bertugas di poli anak, sehingga untuk kedepannya kegiatan dapat dilanjutkan dan masalah nutrisi pada anak usia sekolah di kelurahan Cisalak Pasar dapat teratasi.
28 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
29
Sebagian besar penduduk RW 03 bersuku Jawa. Mereka mengaku merantau ke Jakarta untuk mencari kerja. Hal ini didukung dengan banyaknya kontrakan di daerah RW 03 yang berbentuk rumah petakkan. Warga RW 03 memiliki variasi perkerjaan seperti pekerjaan tetap dan tidak tetap. Banyak warganya bekerja sebagai karyawan sedang yang lain bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta, tukang ojek, wiraswasta dengan berdagang (warung sayur dan kelontongan). Rata-rata penghasilan warga setempat adalah menengah ke bawah. Menurut sebagian warga penghasilan yang mereka dapatkan sudah lumayan cukup untuk kehidupan mereka. Selain itu ditemukan ada lebih dari 10 warga yang memiliki home industri pembuatan tempe. Keluarga Bapak T merupakan salah satu yang memiliki usaha pembuatan tempe di rumahnya. Setiap hari Bapak T mengeloh 50kg kacang kedelai untuk dibuat menjadi tempe. Bapak T mengolah sendiri tempenya dengan dibantu oleh Ibu S. Produksi tempe biasanya dimulai jam 13.00. Kemudian Bapak T akan membawa tempe-tempenya jam 02.00 dini hari ke pasar terdekat yaitu di Cisalak pasar. Hal ini yang menjadi alasan Ibu S tidak sempat masak karena sibuk membantu Bapak membuat tempe. Selain itu Ibu S mengatakan banyak warung nasi didekat rumahnya , sehingga Ibu S sering membeli sayur dan lauk-pauk sambil pulang dari menjemput An. S sekolah.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait KKMP dan Konsep Kasus Terkait Masalah kesehatan pada keluarga Bapak T adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada An. S. Keluarga tinggal dipinggiran kota Depok yaitu kelurahan Cisalak Pasar kecamatan Cimanggis. Kota Depok saat ini sedang berkembang dengan pesat dan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan setiap tahunnya. Hal ini juga berdampak pada daerah kecamatan Cimanggis yang berada dekat dengan jantung kota Depok. Selain itu daerah Cimanggis menjadi penghubung Jakarta, Depok, dan Bogor melalui akses jalan raya bogor yang melintas disepanjang daerah Cimanggis. Badan Pusat Statistik
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
30
(BPS) kota Depok tahun 2011 mengungkapkan bahwa penduduk terbesar di kota Depok adalah Kecamatan Cimanggis yaitu sebanyak 242.214 orang (13,95%). Hal ini menyebabkan masyarakat kota Depok juga mulai merasakan dinamika masyarakat perkotaan. Sebagian besar orang tua bekerja baik ayah dan ibu. Anak biasa dititipkan ditempat penitipan ataupun dijaga oleh nenek. Orang tua jarang masak di rumah karena sudah banyak tersedia masakan jadi di warung-warung makan maupun restoran. Karena kesibukan orangtua, kandungan gizi dalam makanan tidak menjadi paling utama lagi yang penting makan dan kenyang. Kondisi ini didukung makin banyaknya makanan cepat saji mulai dari yang mahal ada di restoran dan di mall-mall sampai yang murah meriah dipinggir jalan. Strategi yang dipilih untuk membantu keluarga Bapak T dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang sedang dihadapi yaitu home based service programs. Menurut Stanhope dan Lancester (2004) home based service programs adalah pemberi layanan kesehatan mengunjungi rumah keluarga di suatu komunitas agar dapat memberikan pelayanan kesehatan berupa edukasi dan promisi. Program ini dijalankan dengan melakukan kunjungan rumah ke keluarga Bapak T untuk memberikan pelayanan kesehatan. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu promosi dan edukasi kesehatan tentang gizi seimbang. Penjelasan lengakap tentang intervensi yang telah diberikan telah diuraikan di BAB 3.
4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian lain Implementasi yang menjadi unggulan dalam asuhan keperawatan keluarga yang diberikan pada keluarga Bapak T adalah pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang. Pada awal pengkajian pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang tidak baik. Keluarga hanya mengatakan pernah mendengar tentang empat sehat lima sempurna dan menganggap minum susu itu penting. Keluarga mengatakan tidak tahu tentang gizi seimbang. Latar belakang pendidikan keluarga Bapak T terutama Bapak T dan Ibu S hanya sebatas SD. Hal ini yang menjadi alasan mengapa pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang menjadi intervensi unggulan untuk keluarga Bapak T.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
31
Pemberian intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga Bapak T akan pentingnya gizi seimbang dan bahayanya jika tidak terpenuhi. Melalui pendidikan dengan masukan, bimbingan, dan arahan akan membentuk jati diri anak tentang gizi seimbang secara efektif. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya. Karena itu maka tujuan pemberian intervensi kepada keluarga Bapak T diharapkan dapat tercapai. Apabila tahapan pengetahuan sudah tercapai maka selanjutnya sikap, dan praktik penerapan gizi seimbang akan meningkat pula sehingga status gizi keluarga Bapak T khususnyanAn. S akan ikut meningkat. Pemberian pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang dinilai efektif seperti dibuktikan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sharif (2008) pada anak SD di Malaysia menyimpulkan bahwa intervensi pendidikan gizi seimbang selama enam minggu berdampak positif terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik anak-anak sekolah dasar dalam mengkonsumsi makanan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Eboh (2006) pada program pendidikan gizi selama tiga minggu, dengan pola setiap intervensi 40 menit pendidikan gizi, 4 hari seminggu di sekolah dasar Pakistan. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan secara signifikan pada skor pengetahuan gizi, kepatuhan dalam memenuhi pedoman diet dan pedoman piramida makanan yang direkomendasikan setelah perlakuan pendidikan gizi. Menurut Puspita (2012) Intervensi pendidikan gizi seimbang di Indonesia di sekolah dasar telah dilakukan sejak tahun 1992. Pada tahun 2010, Pusat kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI) menyelenggarakan pendidikan gizi seimbang pada 5 sekolah dasar negeri dan 5 sekolah dasar swasta di Kota Depok, Jawa Barat. Kegiatan yang dilakukan yaitu melatih guru sebagai penyuluh untuk siswa didiknya. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan positif pada pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa, khususnya pengetahuan walaupun perubahan perilaku belum sepenuhnya terlihat. Hasil ini
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
32
sesuai dengan evaluasi yang dilakukan pada keluarga Bapak T diakhir minggu ke6 sejak pertemuan pertama. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang sudah baik, namun belum sampai pada tahap perubahan perilaku. Keluarga sudah mampu menjelaskan kembali apa pengertian gizi seimbang, konsep triguna makanan, dan akibat apabila gizi seimbang tidak terpenuhi atau gizi kurang. Sikap keluarga mengalami sedikit perubahan. Ibu S mulai mengingatkan An. S untuk makan apabila jam makan tiba, dan Ibu S menyediakan buah sebagai pengganti sayur apabila tidak ada sayur dalam menu makanan. Perilaku keluarga yang belum berubah yaitu tidak ada waktu makan bersama seluruh anggota keluarga, Ibu S masih jarang masak untuk kebutuhan keluarga sehingga masih terus belanja masakan jadi di warung. Dari evaluasi jadwal menu yang diberikan, beberapa hari masih saja menu makanan yang dimakan An. S tidak mengandung gizi seimbang sesuai konsep triguna makanan. Zat yang sering tidak ada yaitu zat pengatur sayuran dan buah-buahan.
4.4 Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan Setelah dilakukan intervensi dan diketahui hasil evaluasi bahwa perilaku keluarga belum baik dalam mempraktekkan pengetahuan tentang gizi seimbang, maka dibuatlah rencana tindak lanjut. Rencana tindak lanjut yang akan dilakuka yaitu memberikan laporan asuhan keperawatan keluarga Bapak T kepada puskesmas, dan kepada mahasiswa praktik residen yang masih praktik di RW 03 dengan agregate dan masalah yang sama yaitu anak usia sekolah dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Ada berbagai faktor yang seseorang yang telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman tetapi sulit diingat sehingga tidak diterapkan. Menurut Purwanto (2004) seseorang cendenrung lupa karena tergantung pada sesuatu yang diamati, situasi, proses pengamatan yang berlangsung, dan waktu. Berdasarkan Depkes, RI (2001), pengetahuan sebagai hasil dari proses belajar sangat dipengaruhi oleh waktu sejak memperoleh pemaparan. Sesuatu yang dipelajari oleh seseorang akan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
33
cenderung menurun secara logaritma dari waktu ke waktu, retensi dalam waktu 1 jam sekitar 42% hasil belajar menurun. Pemberian laporan dan rencana tindak lanjut pada puskesmas dan mahasiswa residen adalah agar proses belajar keluarga Bapak T dapat ditindak lanjuti sehingga keluarga yang sudah baik pengetahuannya bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, hingga pada akhirnya dapat mempromosikan pada keluarga lain disekitarnya. Dengan demikian, maka tingkat kemandirian keluarga juga bisa meningkat menjadi ke tahap empat yaitu dapat memberikan promisi kepada keluarga lain.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pengkajian dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 15 Mei dan 17 Mei 2013. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis data didapatkan bahwa diagnosa keperawatan utama pada keluarga Bapak T adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan khususnya pada An. S Perencanaan keperawatan dibuat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pada keluarga Bapak T dengan menerapkan lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah gizi kurang, memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang, merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Implementasi keperawatan dilakukan sebanyak tiga kali. Tanggal 30 Mei 2013 pelaksanaan tujuan khusus kesatu sampai ketiga yaitu pemberian edukasi tentang gizi kurang dan gizi seimbang, serta latihan menyusun makanan berdasarkan konsep triguna makanan. Tanggal 3 Juni 2013 melanjutkan pelaksanaan tujuan khusus ketiga yaitu mengolah makanan. Bersama keluarga mengolah bayam mulai dari membersihkan sampai menyajikan sayur bayam. Tanggal 10 Juni 2013 pelaksanaan tujuan khusus keempat sampai kelima. Menjelaskan tentang kegiatan memodifikasi lingkungan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta menjelaskan tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan terdekat. Dilanjutkan kegiatan menyusun menu makanan dan jadwal makan An. S Evaluasi keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Bapak T setelah dianalisis yaitu keluarga Bapak T secara kognitif telah tercapai tujuan khusus kesatu sampai kelima. Namun secara psikomotor perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Dan tingkat kemandirian keluarga Bapak T yaitu berada di tingkat 3.
34 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
35
5.2 Saran Saran dari penyusunan dan penulisan karya ilmiah ini yaitu: 5.2.1 Keluarga Keluarga dengan anak usia sekolah agar memperhatikan pemenuhan gizi anak sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang. Selain itu agar membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila terlihat anak mengalami tanda dan gejala gizi kurang. 5.2.2
Puskesmas dan Perawat Komunitas Puskesmas agar lebih memperhatikan masalah gizi pada anak usia sekolah dan melanjutkan program skrining dan pendidikan kesehatan tentang anak usia sekolah yang telah dijalankan mahasiswa selama praktek di Puskesmas. Perawat komunitas agar memberikan pembelajaran berupa pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang secara berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga hingga mampu merubah perilaku. Selain itu agar meningkatkan frekuensi pembelajaran melalui media yang mudah diingat anak di lingkungan sekolah maupun orang tua di rumah.
5.2.3
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan agar lebih aktif dalam mensosialisasikan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) sebagai pendidikan gizi seimbang di berbagai sekolah dan komunitas masyarakat lainnya.
5.2.4
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan agar memasukkan gizi seimbang sebagai salah satu program kesehatan melalui unit kesehatan sekolah serta memasukkan pendidikan gizi seimbang ke dalam mata ajar yang berkaitan seperti pendidikan kesehatan dan jasmani atau mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E & Judith Mc. Farlance. (2000). Community as partner:theory & practice in nursing. 3rd Ed. Philadelphia : Lippincott. Achjar, K.A.H. (2010). Asuhan keperawatan keluarga bagi mahasiswa Keperawatan dan praktisi perawat perkesmas. Jakarta: Sagung Seto Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010). Community health nursing: promoting and protecting the public’s health, 7th Ed. Philadelphia: Lippincott Badan Pusat Statistik. (2012). Perkembangan beberapa indicator utama sosial ekonomi Indonesia. Pada tanggal 19 November 2012 Brown, Judith E. et al. (2005). Nutrition through the life cycle, 2nd ed.USA: The MacGraw-Hill International Departemen Kesehatan RI. (2001). Modul pelatihan metode dan teknilogi diklat (METEK). Jakarta: Pusat pendidikan dan latihan pegawai Depkes RI, 911 Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas. Jakarta Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. (2002). Pedoman umum gizi seimbang. Jakarta: Depkes RI Eboh, et al. (2006). Nutrition knowledge and food choices of primary scholl pupils in the Niger – Delta Region Nigeria. Pakistan Journal of Nutrition 5 (4): 308-311 Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing research. Theory and practice, 4th edition. Connecticut: Applenton & Lange. Hitchcock, Janice E., Schubert, Phyllis E., & Thomas, Sue A. (1999). Community health nursing; caring in action. New York: Delmar Publisher.
36 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
37
Hurlock, Elisabeth. 2004. Psikologi perkembangan edisi kelima. Jakarta: Erlangga Moehji, S. (2003). Ilmu gizi. Jakarta: Bhatara Karya Pustaka Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC Purwanto, M.N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Puspita, I.D. (2012). Retensi pengetahuan, sikap, dan perilaku pasca pelatihan gizi seimbang pada siswa kelas 5 dan 6 di 10 sekolah dasar terpilih Kota Depok. (Tesis). Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Jakarta RSCM & PERSAGI. (2003). Penuntun diit anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sediaoetama, Ahmad Djaeni. (2000). Ilmu gizi. Jakarta: Dian rakyat Sharif, et. al. (2008). Nutrition education intervention improves nutrition knowledge, attitude, and practices of primary school children: A pilot study. International electronic journal of health education; 11:119-132 Stanhope, M., Lancaster, J. (2004). Community health nursing: promoting health of aggregates families and individuals. Fourth edition. St Louis: Mosby Year Book. Wong, D.L., Hockenberry, M.E., Wilson, D. (2002). Wong’s essentials of pediatric nursing, 6th ed. St. Louis, Missouri: Mosby Worthington. (2000). Nutrition troughout the life cycle. USA: The MacGraw-Hill International
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN KELUARGA I.
DATA UMUM 1. Nama keluarga (KK) : Bapak T 2. Jenis Kelamin
: Laki-laki
3. Usia
: 42 tahun
4. Pendidikan terahir
: SD
5. Alamat dan Telp
: RT 06 RW 03 Kel.Cisalak Pasar Kec. Cimanggis
Depok 6. Komposisi Keluarga : No
Nama
Jenis
Hub dgn KK
Usia
Kelamin
Pendidikan Terakhir
1
Ibu S
P
Istri
37 tahun
SD
2
An R
P
Anak
14 tahun
SMP kelas 8
3
An S
P
Anak
8 tahun
SD kelas 2
7. Genogram
Bpk.T
Ibu S
An.R
An.S Gizi kurang, caries gigi
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Keterangan : Rumah kediaman keluarga Bapak T ditinggali oleh 4 anggota keluarga, dengan riwayat penyakit sebagai berikut: - Bapak T (42 th): tidak ada - Ibu S (37 th): tidak ada - An R (14 th): gastritis - An. S (8 th): gizi kurang, caries gigi, gastritis 8. Tipe keluarga Keluarga Bapak B termasuk tipe keluarga inti. Keluarga hanya terdiri dari Ayah, Ibu dan dua anak perempuan yang masih sekolah.
9. Suku Bangsa Bapak T dan Ibu S sama-sama berasal dari suku Jawa. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Namun jika Bapak T dan Ibu S saja yang sedang berbicara mereka berdua terkadang memakai bahasa jawa. Ibu S mengatakan tidak ada kebiasaan/kebudayaan dari daerahnya yang mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga secara langsung.
10. Agama Seluruh anggota keluarga Bapak T beragama Islam. Bapak T adalah penganut agama yang taat. Ia rajin menunaikan sholat di masjid terutama pada hari jum’at. Ibu S tidak ikut pengajian karena saat ini sedang hamil. Selain itu setiap siang hari ketika ibu-ibu lain pengajian, Ibu S harus membantu suami membuat tempe di rumah yang menjadi usaha keluarga mereka. Menurut Ibu S pasti ada pengaruh dari nilai agama terhadap kondisi kesehatan keluarganya, namun ia pun tidak mengerti bagaimana dan seperti apa pengaruh itu.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga Keluarga Bapak T memiliki usaha sendiri di rumah yaitu membuat tempe. Setiap hari Bapak T mebuat tempe dengan dibantu oleh Ibu S pada siang hari sampai sore. Kemudian pada pagi harinya Bapak T akan pergi kepasar untuk menjual tempe-tempenya. Ibu S mengatakan setiap harinya bisa mengolah setengah kwintal kedelai untuk dijadikan tempe. Hasil dari menjual tempe cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, bahkan menurut Ibu S, penghasilan tersebut masih cukup untuk ditabung. Menurut pengamatan mahasiswa, keluarga Bapak T memiliki status ekonomi menengah, hal ini terlihat dari suasana rumah yang dihuni keluarga saat ini yaitu rumah sendiri yang sudah permanen dan memiliki dua lantai. Perabotan rumah pun dinilai cukup, meskipun kondisinya agak berantakan karena dapur lantai 1 dipakai untuk memproduksi tempe.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga Keluarga Bapak T tidak memiliki hari rekreasi khusus. Keluarga sering menonton TV atau memutar dvd player untuk menonton film atau mengunjungi sanak keluarga lain. Ibu S mengatakan sulit untuk menemukan waktu rekreasi karena setiap hari harus tetap memproduksi tempe untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini Keluarga Bapak T dan Ibu S termasuk ke dalam perkembangan keluarga tahap V, yaitu keluarga dengan anak pertama remaja. An.R (14 th) saat ini sedang duduk di bangku kelas 8 SMP dan An.S (8 th) sedang duduk di bangku kelas 2 SD. Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu: a.
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri
b.
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c.
Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
d.
Memberikan perhatian
e.
Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab
f.
Mempertahankan komunikasi terbuka dua arah
Tugas-tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi yaitu keluarga sudah mampu memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Hal ini dubiktikan dengan saat ini Ibu S sedang hamil 5 bulan. Keluarga juga memiliki komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak-anak. Ibu S mengatakan sebagai orang tua Ibu dan bapak sudah memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Hal ini dibuktikan dengan Ibu S selalu mengantar dan menjemput An. S ke sekolah. An. R sebagai anak pertama masih tergolong dalam kelompok usia remaja awal. Anak R mengatakan orang tuanya memberikan kebebasan asalkan dapat bertanggung jawab. An. R sering main ke rumah temannya, kadang-kadang teman-temannya yang bergantian main ke rumah An. R. Saat mahasiswa sedang menlakukan kunjungan rumah, pernah suatu saat datang teman-teman sekolah An. R sedang berkunjung juga main ke rumah keluarga Bapak T. Pada saat itu tampak Ibu S dan Bapak T menyambut baik kedatangan teman-teman An. R. Komunikasi dua arah antar sesama anggota keluarga juga selalu dicoba untuk dipertahankan. Hal ini dibuktikan dengan apabila ada pertanyaan dari mahasiswa yang tidak dapat dijawab oleh Ibu S maka Ibu akan langsung menanyakan kepada anggota keluarga lain yang bersangkutan.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi Keluarga belum mampu mempertahankan kesehatan individu anak di usia sekolah. Hal ini dibuktikan dengan berat badan An. S yang berada di antara -3 dan -2 standar deviasi. Selain itu An. S juga mengalami kerusakan gigi. Ibu S pernah bercerita bahwa An. R saat masih kecil juga mengalami masalah yang sama dengan An. S. Ibu S mengatakan dahulu An. R badannya juga kurus dan sering sakit, tapi sekarang sudah tidak lagi. Saat ini berat badan An. R sudah sesuai dengan usianya. Ibu S
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
mengakui bahwa tidak tahu apa yang menyebabkan anak-anaknya mengalami gizi kurang atau bertubuh kurus. Tugas memberikan perhatian juga belum sepenuhnya tercapai pada keluarga Bapak T. Ibu S mengatakan tidak pernah menyuruh anakanaknya makan. Selama ini anak makan jika mereka sudah merasa lapar dan minta makan kepada ibu. Namun pernah suatu malam An. S minta makan kepada Ibu S namun karena sudah malam Ibu S malas menyiapkan makan untuk anaknya dan meminta An. S untuk menunggu hingga esok hari.
3. Riwayat Keluarga inti Bapak T dan Ibu S menikah pada tahun 1998. Ibu L menikah pada usia 22 tahun, sedangkan Bapak T berusia 27 tahun. Setahun kemudian lahirlah An. R pada tahun 1999. Anak kedua yaitu An. S lahir enam tahun kemudian pada tanggal 14 Juni 2005. Bapak T dan Ibu S menikah melalui perjodohan orang tua. Mereka menikah di kampung halaman yaitu di Pekalongan. Tidak lama setelah menikah Bapak T dan Ibu S merantau ke Jakarta. Sebelum tinggal di rumah yang saat ini mereka tempati, keluarga Bapak T mengontrak rumah di dekat pasar. Dua tahun kemudian Bapat T membeli tanah dan mulai membangun rumah yang saat ini mereka tempati.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya Ibu S mengatakan bahwa orang tua dari Bapak T keduanya sudah meninggal. Bapak T tidak mengetahui penyebab meninggal orang tua nya. Ia mengira penyebabnya adalah karena faktor usia yang sudah lanjut. Bapak T mengatakan di dalam keluarga besar nya tidak ada yang mengidap penyakit keturunan seperti penyakit jantung, penyakit gula, penyakit hati, penyakit asma dan sebagainya. Ibu S mengatakan kedua orang tua nya masih hidup semua. Menurut pernyataan Ibu L, keluarga besar nya tidak ada yang mengidap penyakit keturunan.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
III. LINGKUNGAN 1. Karakteristik Rumah Tipe rumah Bapak T adalah bangunan permanen dengan status kepemilikan sendiri. Luas rumah keluarga sekitar 4mx 9m (36m2) dikali dua lantai maka 72 m2. Lantai rumah sudah memakai keramik. Lantai satu rumah keluarga Bapak T terdapat kamar utama yaitu kama Ibu S dan Bapak T. Kemuadian ada ruang tamu namun tidak ada kursinya, dan langsung menghadap ke dapur tempat Ibu S masak dan lebih sering dipakai untuk tempat produksi tempe. Lantai dua terdapat dua kamar tidur, dan dua kamar mandi serta tempat mencuci baju. Ada bagian ruangan tempat menonton televisi didekat tangga. Baik lantai satu maupun lantai dua, keduanya memiliki teras dibagian depan. Satu kamar dilantai dua dipakai sebagai kamar tidur An. S dan An. R. Kamar yang lainnya lagi sering dipakai sebagai kamar sholat dan tempat meletakkan baju-baju yang belum disetrika. Tidak ada ruang makan maupun meja makan di rumah keluarga Bapak T. Kamar mandi menggunakan model toilet jongkok dan air keran yang mengalir ke ember besar tanpa bak. Didepan kamar mandi terdapat ruang tanpa atap tempat mencuci baju dan menjemur. Keluarga mencuci baju menggunakan mesin cuci. Septic tank rumah ini berada dibawah ruang tamu lantai satu. Kotoran dari toilet kamar mandi langsung dialirkan ke sungai yang berada di belakang rumah. Sumber air didapat dari sumur di bagian belakang rumah. Air sumur dipakai untuk mencuci, mandi, minum dan masak. Sinar matahari masuk ke dalam rumah melalui dua pintu depan. Terdapat 3 jendela di depan dan tidak pernah dibuka dengan alasan banyak debu. Jendela juga ditutup dengan gorden setiap saat karena kaca yang transparan sehingga jika tidak ditutup, maka dari luar bisa terlihat isi di dalam rumah. Barang-barang tidak rapi. Lantai satu tidak ada pintu belakang. Pintu depan sebelah tangga selalu dibuka, sedangkan pintu depan yang satu lagi hanya dibuka saat ada tamu. Kondisi rumah tampak
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
bersih baik di dalam maupun di luar. Lantai satu tampak berantakan karena ruangan biasa dipakai untuk meyiapkan daun pembungkus tempe, dan menggelar tempe-tempe yang telah dibungkus.
Denah rumah
Dapur
Sumur dan tempat membuat tempe
WC
WC WC
Tempat mencuci dan menjemur baju
Kamar shalat
Kamar tidur Bpk. T dan Ibu S Ruang tamu
Teras
Ruang Televisi
Kamar An. R dan An. S
Teras
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW Tetangga disekitar rumah keluarga Bapak T adalah warga sekitar yang juga sudah lama tinggal di daerah tersebut. Rata-rata rumah tinggalnya sudah rumah permanen dan rumah sendiri. Tetangga sebelah kiri keluarga Bapak T juga memproduksi tempe. Kebanyakan dari warga RT 06 ini adalah berasal dari Suku Betawi dan Jawa. Rata-rata mata pencaharian tetangga sekitar adalah wiraswasta dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Ibu T mengaku tetangga terdekat adalah tetangga yang terletak didepan rumahnya karena ada seorang nenek yang bisa membantu Ibu T untuk memasak jika ada acara di rumah. Ibu T mengatakan keluarganya menjalin hubungan yang baik dengan semua tetangga.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Saat observasi di pagi dan siang hari, mahasiswa mendapati lingkungan cukup tenang dan tidak terlalu ramai. Namun, sering tentangga dan anakanak kecil bermain di depan rumah Ibu T.
3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga Bapak T termasuk warga pendatang di daerah tersebut. Baru sekitar 12 tahun mereka menempati tempat tinggal yang sekarang. Sebelumnya Bapak T dan Ibu S tinggal di Pekalongan kampung halaman mereka. Setelah menikah mereka berdua merantau ke jakarta dan mengontrak di dekat pasar Cisalak. Setelah itu barulah mereka membeli tanah dan membangun rumah yang sekarang mereka tempati.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat Ibu S mengatakan bahwa Bapak T dan Ibu S berinteraksi secara harmonis dengan keluarga dan warga sekitar. Ibu S mengaku sering berbicara dengan tetangga terdekat. Namun, Ibu S mengaku ia tidak terlalu suka untuk bergabung dengan ibu-ibu yang duduk-duduk bercerita di lingkungan sekitar di waktu sore, karena menurutnya kebanyakan ceritanya adalah menggosip dan dia tidak suka. Selain itu Ibu S juga harus membantu Bapak T membuat tempe dari jam 13.00 sampai sekitar jam 17.00. Ibu S tidak aktif mengikuti kegiatan RT. Keluarganya tidak mengikuti arisan. Ibu S juga tidak mengikuti pengajian seperti kebanyakan ibu-ibu di RT 06 karena pada jam pengajian berlangsung Ibu S harus membantu Bapak T membuat tempe. Dari hasil observasi terhadap kedua anak Bapak T, yaitu An.R dan An.S, terlihat mereka berinteraksi dengan teman sebaya nya dengan aktif. An R bermain dengan anak-anak tetangga di dekat rumah, begitu juga dengan An.S.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
5. Sistem Pendukung Keluarga Bapak T adalah satu-satunya pencari nafkah di rumah. Ibu S tidak bekerja dan bertugas menjaga anak. Ketika An.R dan An. S sakit, Ibu S membawa anak-anaknya ke dokter praktek atau ke Rumah Sakit Tumbuh Kembang yang berada tidak terlalu jauh dengan rumah. Ibu S mengatakan keluarganya jarang berobat ke puskesmas. Ibu S mengatakan tetangga adalah saudara paling dekat. Jika keluarga membutuhkan pertolongan maka tetangga sekitar akan membantu. Ibu S mengatakan warga disekitarnya biasa saling tolong-menolong. Hal ini dibuktikan saat mahasiswa melakukan kunjungan ke rumah keluarga Bapak T, ada nenek disebrang rumah yang sedang menolong Ibu S untuk memasak nasi kuning karena An. S berulang tahun.
IV. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola Komunikasi Keluarga Ibu S menjelaskan bahwa setiap anggota keluarga selalu mengatakan apa yang ingin disampaikan dengan cara yang baik dan tegas. Antara Ibu S, Bapak T, An.R dan An.S saling mendengarkan apabila ada anggota keluarga yang sedang berbicara. Tidak ada peraturan yang mengikat bagaimana antar anggota keluarga harus berbicara. Yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Bapak T. Setiap ada masalah dalam keluarga, Ibu S selalu bermusyawarah dengan suaminya dan atas izin dari Bapak T, Ibu S melakukan tindakan. Berdasarkan hasil observasi mahasiswa Bapak S sangat ramah dan santun dalam berbicara dan bercanda dengan anak-anaknya. Komunikasi An. R dan An. S juga baik, mahasiswa tidak pernah melihat mereka bertengkar saat melakukan kunjungan rumah. Ibu S juga menggunakan bahasa yang baik bila mengingatkan anaknya.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
2. Struktur Kekuatan Keluarga Bapak T memiliki pengaruh kekuatan yang paling besar di dalam Keluarga. Bapak T pemegang keputusan di dalam keluarga. Akan tetapi istri selalu didengarkan pendapatnya, keluarga senantiasa bermusyawarah dalam menghadapi suatu masalah. 3. Struktur Peran Keluarga Peran formal:
Bapak T bertanggung jawab sebagai pencari nafkah di keluarga
dan juga sebagai kepala keluarga.
Ibu S berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga dan tidak
mencari nafkah.
An R merupakan anak pertama dan anak perempuan paling besar
dikeluarga.
An S merupakan anak yang paling kecil di keluarga.
Peran informal:
Bapak T terlibat dalam pengambilan keputusan penting dikeluarga.
Setiap terjadi masalah, Ibu S selalu membicarakan hal tersebut kepada suaminya. Ibu S selalu melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan oleh suaminya. Dan hal tersebut adalah keputusan terbaik bagi keluarganya.
Ibu S memegang peranan dalam pengasuhan anak-anak dan
pengaturan rumah tangga.
An R dan An S masih menjadi tanggung jawab Bapak T dan Ibu S.
Ibu S mengatakan tidak ada masalah antara peran formal dan peran informal di dalam keluarganya.
4. Nilai & Norma Keluarga Nilai dan norma yang berlaku di keluarga Bapak T menyesuaikan dengan nilai dan norma agama Islam dan yang berlaku di lingkungan sekitar secara umum. Keluarga Bapak T senantiasa menjalankan nilai dan norma tersebut dalam setiap segi kehidupan. Ibu S mengatakan anak-anak tidak boleh makan sambil bermain dan berjalan-jalan.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
V. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Dalam keluarga Bapak T, menurut pengakuan Ibu S telah terpelihara sikap saling asuh, khususnya yang dilakukan oleh Ibu S dan Bapak T kepada anak-anaknya. Dari hasil pengamatan mahasiswa An.R terlihat menyayangi adiknya, An.S. Pernah saat mahasiswa melakukan kunjungan, An. R sedang menyampul buku-buku pelajaran adiknya yaitu An. S. Jika perawat berkunjung untuk menemui Ibu S dan An. S, An. R biasanya ikut bergabung bersama ikut mendengarkan. Selain itu, menurut pengakuan Ibu S, pada anggota keluarga selalu di tanamkan sikap saling menghormati satu sama lain.
2. Fungsi Sosial Bapak T dan Ibu S selalu mengingatkan anak-anaknya untuk senantiasa bersikap sopan jika bergaul dengan orang lain. Ibu S mengingatkan anakanaknya untuk tidak nakal dan selalu menyatakan terima kasih jika diberikan sesuatu yang baik. Jarang terjadi pertengkaran di antara anakanaknya maupun keluarga dengan orang lain. Keluarga Bapak T sering berinteraksi dengan tetangga dan saling menghormati sehingga tidak timbul konflik dengan tetangganya.
3. Fungsi Perawatan Keluarga Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Bapak T biasa merawat sendiri di rumah. Jika sudah tidak bisa dirawat sendiri, anggota keluarga yang sakit tersebut dibawa berobat ke praktek dokter terdekat atau langsung ke Rumah Sakit Tumbuh Kembang. Keluarga mengatakan selama ini, dari keluhan yang dirasakan keluarga kebanyak adalah keluhan yang telah dikenal seperti masuk angin, pegel-pegel, pusing, sakit kepala. Saat An. R berusia SD (Ibu S lupa usia berapa), An. R pernah dirawat di rumah sakit karena masalah pencernaan. Ibu S tidak tahu pasti apa penyakitnya. Ibu S hanya tahu An. R sakit magg. Hal yang sama terulang pada An. S. Saat
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
berusia 7 tahun, An. S juga pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu sakit perut. Ibu S mengatakan tidak mengetahui jika anaknya mengalami gizi kurang. Ibu S mengatakan waktu kecil An. R juga kurus dan sering sakit seperti An. S, tapi sekarang ketika sudah besar, An. R terlihat gemuk. Jadi Ibu S membiarkan saja keadaan An. S yang saat ini terlihat kurus, dengan anggapan nanti jika sudah besar akan gemuk seperti kakaknya. Namun, secara umum keluarga belum mengetahui penyebab serta tanda dan gejala dari gizi kurang. Ketika ditanya tentang akibat dari gizi kurang apabila tidak diobati, Ibu S mengaku tidak tahu. Namun, keluarga memiliki keinginan untuk merawat An. S yang dinyatakan mengalami gizi kurang. Fungsi perawatan sederhana di rumah belum terlihat. Keluarga tidak mengetahui bagaimana cara merawat dan mengatasi gizi kurang pada An.S. Ketika anak-anak sakit batuk pilek, Ibu S membawanya berobat ke dokter . Ibu S tidak melakukan perawatan sederhana terlebih dahulu. Namun Ibu S pernah bercerita dulu saat An. S terkena cacar air, Ibu S menggosok kulit An. S dengan jagung manis agar bekas cacar tidak menghitam.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA 1. Stressor yang dimiliki keluarga (jangka pendek) Saat pengkajian, Ibu L mengatakan yang menjadi pikiran nya saat ini adalah kehamilannya yang sudah masuk bulan kelima. Namun Ibu S mengatakan tidak terlalu dikhawatirkan karena Ibu S merasa baik-baik saja. Pengalaman hamil dan melahirkan An. R dan An. S juga baik-baik saja tidak ada suatu masalah apapun. 2. Stressor jangka panjang Saat ini tidak terdapat stressor jangka panjang yang dialami keluarga Bapak T. Menurut ibu S, setiap masalah yang dihadapi, tidak terlalu di pikirkan oleh ibu S. Ibu S lebih bersikap tenang menghadapi setiap masalah yang di hadapinya begitu juga dengan Bapak T.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Setiap masalah dihadapi dengan tenang selalu di musyawarahkan secara bersama-sama untuk diambil keputusan yang tepat. Sehingga setiap masalah dapat diatasi secara bersama-sama. Yang memegang kendali sebagai pengambil keputusan adalah Bapak T. 4. Strategi koping yang digunakan Jika timbul masalah selalu dibicarakan secara bersama-sama antara Ibu S dan Bapak T dengan jalan musyawarah. Kadang-kadang untuk menghilangkan stress yang dialami, Ibu S mengatasinya dengan jalanjalan keluar rumah dan mengobrol dengan warga sekitar. Menurutnya, mengobrol dengan tetangga juga dapat menghilangkan sedikit beban yang dialami keluarga. Menurut Ibu S,Bapak S jarang marah dan tidak emosian. 5. Strategi adaptasi disfungsional Strategi koping disfungsional yang dialami oleh keluarga Bapak B menurut Ibu S adalah selalu mencari aman dan tidak mau membesarbesarkan masalah. Ibu S tahu bahwa hal itu tidak menyelesaikan masalah, namun dirasa paling baik agar masalah tidak membesar dan diketahui oleh anak-anak.
VII. HARAPAN KELUARGA Keluarga menginginkan agar kesehatan keluarga tetap terjaga, terutama status nutrisi An.S dan berharap semua anggota keluarga sehat selalu sehingga tidak dirawat di rumah sakit. Keluarga juga berharap masalah kesehatan dan tumbuh kembang keluarga dapat membaik selama kedatangan mahasiswa dalam keluarga tersebut.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
VIII. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal: 28 Maret 201)
No
Bp. T
1.
Nadi
Nafas
Suhu
(mmHg)
(x/menit)
(x/menit)
(oC)
120/80
88
18
36,5
Pemeriksaan Kepala:bulat, rambut hitam, tidak rontok, lurus, Mata : konjungtiva anemis(-) Sklera, Ikterik(-) Fisik Mulut : gigi lengkap, ada yang berlubang, tidak ada lesi Hidung : bentuk tidak ada kelainan, lesi (-), sumbatan (-) Telinga : bentuk normal,fungsi normal. Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid(-) Jantung : BJ I/II Normal Paru-paru : bunyi paru vesikuler, dada simetris Abdomen : simetris, lemas, kembung(-)BU 8 x/menit Ekstremitas : deformitas (-), gerak normal, clubbing finger (-) Kulit : turgor kulit baik, udem (-), lesi(-). BB/TB : 67 kg / 165 cm Ibu S 110/70 80 16 36,5 Pemeriksaan Fisik
2.
An R
3
TD Nama
Kepala
: bulat, wajah oval, rambut hitam, tidak rontok, ikal, ketombe (-) Mata : konjungtiva anemis(-) sclera ikterik(-). Mulut : gigi lengkap, lesi (-) Hidung : bentuk tidak ada kelainan, lesi (-), sumbatan (-) Telinga : bentuk dan fungsi pendengaran normal. Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid(-) Jantung : BJ I/II Normal Paru-paru : bunyi paru vesikuler, dada simetris Abdomen : hamil, lemas, kembung(-)BU 9 x/menit Ekstremitas : deformitas (-) gerak normal, clubbing finger (-) Kulit : turgor kulit baik, udem (-), lesi(-) BB/TB : 65,5 Kg / 150 cm 90 16 36,7
Pemeriksaan Kepala Fisik Mata Mulut Hidung Leher Jantung
: kepala bulat memanjang, rambut diwarna coklat, ikal, tidak rontok, ketombe (-) : konjungtiva anemis(-) Sklera Ikterik(-). : gigi lengkap, lesi (-) : bentuk tidak ada kelainan, lesi (-), sumbatan (-) : pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid(-) : BJ I/II Normal
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 1
An S
Paru-paru : bunyi paru vesikuler, dada simetris Abdomen : simetris, lemas, kembung(-)BU 6 x/menit Ekstremitas : deformitas (-) gerak normal, clubbing finger (-) Kulit : turgor kulit baik, udem (-), lesi(-) BB/TB : 35 Kg/135 cm 80/70 96 18 36,8
Pemeriksaan Kepala Mata Fisik Mulut Hidung 4
: kepala bulat, rambut hitam, lurus, ketombe (-) : konjungtiva anemis(-) Sklera Ikterik(-) : gigi lengkap, lesi (-) : bentuk tidak ada kelainan, lesi (-), sumbatan (-) Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid(-) Jantung : BJ I/II Normal Paru-paru : bunyi paru vesikuler, dada simetris Abdomen : simetris, lemas, kembung(-)BU 5 x/menit Ekstremitas :deformitas (-)gerak normal clubbing finger (-) Kulit : turgor kulit baik, udem (-), lesi(-) BB/TB : 16 Kg/113 cm
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 2
ANALISA DATA
NO 1.
DATA
DS: Ibu S mengatakan An. S bertubuh kecil dan kurus Ibu S mengatakan An. S pernah dirawat di rumah sakit saat berusia 7 tahun karena masalah pencernaan
PENYEBAB
Ketidakmampua n Keluarga Merawat anggota keluarga dengan kurang gizi
Ibu S mengatakan An. S susah makan dan sering tidak menghabiskan makanan yang diberikan Ibu S mengaku jarang masak karena repot, sehingga sering membeli masakan jadi di warung Ibu S mengatakan pernah pada malam hari An. S mengatakan lapar, namun Ibu S biarkan saja karena malas bangun untuk menyiapkan makan Ibu S mengatakan An. S minum susu jika kakaknya An. R mau membuatkan susu untuk adiknya. Ibu S mengatakan menu makan An.S, yaitu: sarapan pukul 08.00 dengan mie goreng; jam 10.00 susu kotak, biskuit, dan nasi kuning. Makan siang pukul 11.30 dengan nasi dan ayam semur yang dibeli di warung makan, dan itupun tidak habis Ibu S mengatakan akan memberi makan jika An. S minta makan Ibu S mengatakan tidak ada waktu khusus untuk seluruh anggota keluarga berkumpul makan bersama Ibu S mengatakan, di antara jam makan, An.S mendapat kudapan dengan jajan.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
MASALAH Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada An. S
Lampiran 2
Ibu S mengaku tidak tahu pengertian, penyebab dan tanda gejala kurang gizi Ibu S mengaku tidak tahu akibat apabila status nutrisi An.S tidak mengalami perbaikan Ibu S mengaku tidak tahu bagaimana merawat anak dengan kurang gizi Ibu S mengatakan keluarga sangat ingin status nutrisi An.S kembali normal dan ingin merawatnya. DO: Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada An.S (13 Mei 2013): BB: 16 kg TB: 113 cm IMT: 12, 5303 IMT/U: -3sd (12,1) - -2sd (13,1) Dari hasil analisa status nutrisi menurut NCHS, An.S termasuk kurus atau gizi kurang. An.S tampak kurus dan bertubuh kecil Perut An.S tidak buncit Konjungtiva An.S tidak anemis Muka tidak pucat Tidak ada edema pada punggung kaki An.S 2.
DS: An.S mengaku sikat gigi 2 kali sehari, waktu pagi dan sore Ibu S mengatakan pasta gigi yang dipakai anaknya terkadang pasta gigi khusus anak, namun jika sedang habis mereka menggunakan pasta gigi orang dewasa
Ketidakmapuan keluarga merawat anggota keluarga dengan caries gigi
Ibu S mengatakan lubang gigi (caries gigi) adalah apabila terdapat lubang pada gigi. Ibu S mengatakan bahwa tanda dan gejala caries gigi adalah hawa
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Kerusakan gigi pada An. S
Lampiran 2
mulut mmenjadi bau. Ibu S mengatakan tidak mengetahui penyebab gigi berlubang. Ibu S mengatakan tidak mengetahui akibat yang akan ditimbulkan jika caries gigi tidak diatasi. Ibu S menyetujui untuk mengatasi masalah caries gigi pada anakanaknya. DO: Gigi seri An.S terdapat caries dua buah Gigi geraham An.S terdapat caries dan berlubang yang kanan dan kiri An.S mempraktekan cara sikat gigi, namun tidak tepat yaitu menyikat ke arah kanan kiri di setiap gigi seri dan gigi geraham.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak B khususnya An.I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang 2. Kerusakan gigi pada keluarga Bapak B khususnya pada An.Z dan An.I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan caries gigi
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 2
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 3
SKORING MASALAH 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan kurang gizi. No
Kriteria
1.
Sifat masalah : a. Aktual (3) b. Risiko (2) c. Potensial (1)
Nilai
3
Angka tertinggi 3
Bobot
1
Skoring
3/3 x 1 =1
Pembenaran Masalah sudah terjadi (aktual). Hasil skrining tgl 13 Mei 2013 menunjukkan bahwa status nutrisi An.S terletak diantara -3 DS dan -2SD yang berarti kurus. BB/TB = (16kg/113cm) IMT : 13/(0,85)2 = 12,5303
2.
3
4
Kemungkinan masalah untuk diubah a. Mudah (2) b. Sebagian (1) c. Tidak dapat (0)
Potensial untuk dicegah a. Tinggi (3) b. Cukup (2) c. Rendah (1) Menonjolnya masalah a. Segera diatasi (2) b. Tidak
1
2
2
1/2 x 2 =1
3/3x 1 3
2
3
2
1
1
=1
2/2 x 1 =
gizi kurang Tingkat pendidikan keluarga Bapak T dan Ibu S adalah SD sehingga butuh waktu agak lama untuk menangkap penjelasan yang diberikan. Keluarga mempunyai motivasi untuk mencari tahu berusaha mengatasi agar status nutrisi An.S membaik. Sumber ekonomi keluarga cukup. Di sekitar rumah keluarga terdapat fasilitas pelayanan kesehatan (bidan, Puskesmas, dan rumah sakit). Potensial untuk dicegah tinggi. Menurut Ibu S, An.S tidak mengalami masalah pada nafsu makan. Makanan setengah porsi orang dewasa bisa ia habiskan dengan lahap. Ibu S mengatakan masalah nutrisi An.S adalah prioritas masalah kesehatan keluarga yang ingin segera diatasi bersama
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 3
segera diatasi (1) c. Tidak dirasakan (0)
1
TOTAL
4
2. Kerusakan gigi pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dengan caries gigi. No
Kriteria
1.
Sifat masalah : d. Aktual (3) e. Risiko (2) f. Potensial (1)
2.
3
Kemungkinan masalah untuk diubah d. Mudah (2) e. Sebagian (1) f. Tidak dapat (0)
Potensial untuk dicegah d. Tinggi (3) e. Cukup (2) f. Rendah (1)
Nilai
3
Angka tertinggi 3
Bobot
1
Skoring
3/3 x 1 =1
1
2
2
1/2 x 2 =1
2/3x 1 2
3
1
Pembenaran Gigi geraham An.S terdapat caries dan berlubang. An.S mempraktekan cara sikat gigi, namun tidak tepat yaitu menyikat ke arah kanan kiri di setiap gigi seri dan gigi geraham. Tingkat pendidikan keluarga Bapak T dan Ibu S adalah SD sehingga tidak begitu mudah menangkap penjelasan yang diberikan. Keluarga mempunyai motivasi untuk mencari tahu dan berusaha mengatasi agar caries gigi anak-anaknya hilang, Sumber ekonomi keluarga cukup. Di sekitar rumah keluarga pun terdapat fasilitas pelayanan kesehatan (bidan & Puskesmas). Potensial untuk dicegah cukup. Masalah terjadi berulang.
= 2/3
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 3
4
Menonjolnya masalah d. Segera diatasi (2) e. Tidak segera diatasi (1) f. Tidak dirasakan (0)
1
2
1
1/2 x 1 = 1/2
TOTAL
Ibu L mengatakan caries gigi pada anaknya tidak terlalu parah, namun ia ingin anaknya mendapatkan perawatan mulut yang tepat dan benar
3 1/6
Prioritas Diagnosa Keperawatan: 1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang 2. Kerusakan gigi pada keluarga Bapak T khususnya pada An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan caries gigi
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada Keluarga Bapak T khususnya anak S berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga Merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi
Tujuan Jangka Panjang Setelah dilakukan kunjungan, keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi An. S yang ditandai dengan peningkatan BB.
Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Jangka Pendek
Kriteria
Standar
1. Setelah dilakukan pertemuan I sebanyak 1x45 menit, keluarga mampu mengenal masalah kurang gizi. Menyebutkan definisi Gizi.
Respon verbal
Keluarga menyebutkan Gizi yaitu zat-zat yang ada di dalam makanan yang diperlukan tubuh untuk kelangsungan kehidupannya.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian gizi yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi dengan menggunakan media flip chart. d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Menyebutkan definisi kurang gizi
Respon verbal
Keluarga menyebutkan Kurang gizi adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat tubuh tertentu dari makanan.
a.
b.
c.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian kurang gizi. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian kurang gizi yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian kurang gizi dengan menggunakan media flip chart.
Lampiran 4
d. e. f. g.
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Menyebutkan tanda dan gejala masalah kurang gizi.
Respon verbal
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 7 tanda dan gejala kurang gizi, yaitu: a. Badan kurus, tidak mau makan b. Rambut tipis dan mudah rontok c. Lemah dan pucat. d. Kulit kering dan kusam. e. Pusing f. Kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak. g. Otot mengecil atau lembek
a.
Menyebutkan penyebab timbulnya masalah kurang gizi.
Respon verbal
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 6 penyebab kurang gizi, yaitu: a. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. b. Pemilihan, pengolohan bahan makanan dan penyimpanan makanan tidak tepat c. Komposisi makanan tidak seimbang. d. Makan tidak teratur. e. Adanya penyakit tertentu.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab kurang gizi. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai penyebab kurang gizi yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab timbulnya kurang gizi dengan menggunakan media flip chart d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tanda dan gejala kurang gizi. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala kurang gizi. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda dan gejala kurang gizi dengan menggunakan media flip chart d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Lampiran 4
f.
Mengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami kurang gizi.
2.
Pola asuh keluarga
Respon verbal
Keluarga menyebutkan anggota keluarga yang mengalami kurang gizi dengan menyebutkan tanda dan gejala tubuh yang kekurangan zat gizi.
Respon verbal
Anggota keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5 akibat kurang gizi, yaitu: a. Daya tahan tubuh kurang b. Gangguan pertumbuhan. c. Mudah terserang penyakit. d. Prestasi belajar menurun e. Perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung
Setelah dilakukan pertemuan ke 1 sebanyak 1x45 menit, keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. menyebutkan akibat kurang gizi.
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala tubuh kekurangan gizi. b. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukan keluarga yang tepat dan benar.
a.
b.
c.
d. e. f. g.
mengambil keputusan untuk mengatasi anggota keluarga yang
Respon afektif
Keluarga memutuskan untuk merawat An. S yang mengalami kurang gizi.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
a.
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat kurang gizi. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat kurang gizi. Berikan informasi kepada keluarga mengenai kurang gizi dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari adanya masalah kurang gizi sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Lampiran 4
mengalami kurang gizi.
b.
c.
3.
Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil
Setelah dilakukan pertemuan ke 2 sebanyak 1x40 menit, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. menyebutkan cara mengatasi masalah kurang gizi.
Respon verbal Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 cara mengatasi kurang gizi, yaitu: 1. Makan makanan yang mengandung gizi seimbang (triguna makanan). 2. Makanan sesuai dengan kebutuhan anak (1200 kkal). 3. Makan yang teratur. 4. Menggunakan prinsip penyajian makanan.
a.
b. c.
d. e.
menyebutkan pengertian gizi seimbang
Respon verbal
Keluarga menyebutkan pengertian gizi seimbang yaitu makanan yang dikonsumsi dalam satu hari mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk meningkatkan berat badan anak D. Diskusikan cara mengatasi kurang gizi atau cara untuk meningkatkan berat badan anak D. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengatasi kurang gizi atau cara untuk meningkatkan berat badan anak D dengan menggunakan media flip chart. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang keluarga ketahui mengenai pengertian gizi seimbang. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi dengan menggunakan media flip chart. d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
Lampiran 4
e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan f. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga menyebutkan triguna makanan.
Respon verbal
Keluarga menyebutkan komponen Triguna makanan beserta 2 contohnya : 1. zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. 2. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll. 3. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas (polisi) makanan, terdapat dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai triguna makanan. b.Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai triguna makanan yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai triguna makanan dengan menggunakan media flip chart. d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
menyebutkan cara memilih makanan.
Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 cara memilih makanan, yaitu: a. Harganya terjangkau. b. Nila gizinya baik atau seimbang. c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk. d. Mudah didapat.
a.
menyebutkan cara mengolah makanan.
Respon verbal dan psikomotor.
b.
c. d.
Dorong keluarga untuk menceritakan bagaimana memilih bahan makanan. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara memilih bahan makanan dengan menggunakan media flip chart. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
Anggota keluarga mampu a. Dorong keluarga untuk menceritakan cara menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah mengolah makanan. makanan, yaitu: b. Berikan informasi kepada keluarga mengenai a. Cuci tangan sebelum masak cara mengolah makanan dengan menggunakan b. Sayuran, buah, dan lauk dicuci media flip chart.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 4
c. d.
4.
di air yang mengalir terlebih dahulu sebelum dipotong. Sayuran dimasak jangan terlalu lama. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih.
c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
a. Demonstrasikan cara mengolah makanan kepada keluarga. b. Anjurkan keluarga untuk mendemonstrasikan mengolah makanan bersama mahasiswa. c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang diberikan d. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan secara mandiri. e. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
mendemonstrasikan cara mengolah makanan.
Respon psikomotor
Mahasiswa dan keluarga mengolah makanan yang sederhana, yaitu memasak sayur bayam. Caranya sebagai berikut: Sayuran dicuci di air mengalir kemudian dipotongpotong dan dimasukkan saat air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih dahulu bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan secukupnya. dan diangkat saat sayuran tidak menjadi layu.
Setelah dilakukan pertemuan ke 3 sebanyak 1x40 menit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat.
Respon verbal Respon afektif
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan, yaitu: a. jenis makanan bervariasi setiap harinya. b. Mengkombinasikan jenis makanan hewani dan nabati. c. Perhatikan jadwal menu makanan. d. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan.
4.1 menyebutkan cara penyajian makanan.
a. b. c.
d.
e. f. g.
4.2 menyebutkan cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan.
Respon verbal Respon afektif
Anggota keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 prinsip cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan, yaitu:
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
a.
Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara menyajikan makanan dengan menggunakan media flip chart. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan
Lampiran 4
a.
b. c. d. e.
jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak misalnya, sambil bermain. Beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan. Jangan memberi makanan yang manis sebelum makan. Sajikan makanan dalam bentuk menarik. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi, sering.
b. c.
d.
e. f. g.
4.3 Memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi anak.
Respon verbal dan afektif.
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi anak, yaitu: a. Makan bersama anggota keluarga yang lain. b. Menggunakan alat makan yang menarik. c. Makan sambil bercerita. d. Jenis makanan bervariasi dan menarik. e. Membuat jadwal makan anak dan jadwal menu makanan yang akan dimasak oleh ibu
a.
b. c.
d. e. f.
5.
Setelah dilakukan pertemuan 3, selama 1x40 menit keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan gizi anak.
a.
b. 5.1. Menyebutkan fasilitas
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan dengan menggunakan media flip chart. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Diskusikan bersama keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk meningkatkan status gizi anak. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai modifikasi lingkungan untuk meningkatkan status gizi balita dengan menggunakan media flip chart. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang dibahas Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dibahas Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
Lampiran 4
pelayanan kesehatan yang terdapat disekitar lingkungan tempat tinggal terkait dengan peningkatan status gizi anak.
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: - Puskesmas - Rumah sakit - Klinik dokter
c.
Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
a.
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai manfaat tersebut Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
b. 5.2. Menjelaskan manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan.
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan: - Mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak. - Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
c.
d. e. f. g.
5.3. Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
Respon afektif
Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan anak .
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
a. b.
Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
No
.
Lampiran 4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Kerusakan gigi pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hygiene oral tidak efektif
Tujuan Jangka Jangka Pendek Panjang Setelah Setelah dilakukan dilakukan pertemuan I sebanyak pertemuan 1x60 menit, keluarga: sebanyak 3 kali 1. Mampu mengenal kunjungan, masalah caries gigi, gangguan dengan: personal Menyebutkan definisi hygine pada karies gigi (gigi keluarga berlubang) Bapak B khususnya An.Z dan An.I dapat teratasi
Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi Kriteria
Respon verbal
Standar
Pengertian karies gigi yaitu kerusakan gigi (email) rusak akibat asam yang terjadi sebagai hasil pembusukan makanan.
1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6 1.1.7
Menyebutkan penyebab timbulnya masalah karies gigi
Respon verbal
Menyebutkan minimal 3 dari 5 penyebab karies gigi, yaitu: a. Malas menggosok gigi setiap habis makan dan sebelum tidur b. Menggosok gigi tidak bersih c. Sering makan makanan yang manis seperti permen, coklat, dan es cream d. Kuman atau bakteri e. Tidak memeriksakan gigi ke
1.2.1
1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian penyakit gigi berlubang Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian karies gigi dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab timbulnya masalah penyakit gigi berlubang Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab karies gigi dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
Lampiran 4
dokter gigi secara rutin (tiap 6 bulan)
1.2.6 1.2.7
Menyebutkan tanda dan gejala masalah karies gigi
Respon verbal
Menyebutkan minimal 3 dari 5 tanda dan gejala karies gigi, yaitu: a. Gigi berlubang dan berwarna coklat sampai hitam b. Gigi terasa sakit c. Gusi bengkak dan berwarna merah d. Gusi berdarah e. Nafas berbau tidak sedap
1.3.1 1.3.2 1.3.3
1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7
Mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita karies gigi.
Respon verbal
Keluarga mengidentifikasi An F mengalami karies gigi berdasarkan tanda dan gejala
1.4.1
Menyebutkan minimal 3 dari 5 akibat karies gigi jika tidak segera ditangani, yaitu: a. Gigi mudah patah
2.1.1
1.4.2
dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tanda karies gigi Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala yang benar Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda penyakitgigi berlubang dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala gigi berlubang. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukan keluarga yang tepat dan benar.
2. Mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan karies gigi, dengan:
Menyebutkan akibat karies gigi
Respon verbal
2.1.2
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat dari keries gigi jika tidak ditanggani. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman akibat yang benar.
Lampiran 4
b. c. d. e.
Nyeri hebat Nafsu makan menurun Infeksi mulut Menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh dan penglihatan kabur
2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7
Mengambil keputusan untuk mengatasi karies gigi
Respon afektif
Keluarga mengatakan akan mengatasi penyakit karies gigi.
2.2.1
2.2.2 3. Mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan karies gigi, dengan:
2.2.3
3.1.1 Menyebutkan cara mencegah penderita karies gigi
Respon verbal
Menyebutkan minimal 4 dari 6 cara pencegahan karies gigi a. Biasakan menggosok gigi dari kecil b. Sikat gigi minimal 2 kali sehari pada pagi dan malam hari menjelang tidur dan usahakan setiap kali sehabis makan makanan yang manis c. Gunakan pasta gigi berfluoride d. Kurangi makan-makanan yang merusak gigi seperti, permen, cokelat, dan makanan manis lainnya e. Makan makanan yang menyehatkan gigi (buah, sayur, ikan laut, daging dan susu) f. Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali
3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.1.7
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat penyakit maag dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Bantu keluarga untuk menngenal dan menyadari akan adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit Berikan reinforcement atas keputusan yang telah diambil
Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pencegahan dari keries gigi. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman akibat yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media flip chart Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Lampiran 4
Menyebutkan cara Respon perawatan penderita karies verbal gigi Respon psikomotor Respon afektif
Menyebutkan minimal3 dari 4 cara mengatasi sakit gigi a. Kumur-kumur dengan air garam hangat b. Jika gusi bengkak, kumur dengan air rebusan daun sirih c. Minum obat untuk mengurangi sakit gigi, seperti antalgin d. Segera ke dokter gigi jika sakitnya tidak tertangani
3.2.1
Mendemontrasikan cara Respon verbal Anggota keluarga mampu melakukan menggosok gig yang benar. Respon cara menggosok gigi yang benar, psikomotor yaitu: a. Pakailah pasta gigi yang mengandung fluoride b. Gunakan sikat gigi berbulu halus dan rata c. Berkumur-kumur sebelum menggosok gigi d. Sikat semua permukaan gigi pada rahang atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau gerakan atas bawah selama 2 menit setidaknya 8 gerakan untuk setiap permukaan gigi e. Sikat juga permukaan gigi yang menghadap langit dan lidah f. Setelah permukaan gigi selesai disikat, kumurlah dengan air bersih g. Bersihkan sikat gigi dan simpan dengan posisi tegak Setelah dilakukan pertemuan ke 2 sebanyak 1x45 menit, keluarga mampu:
3.3.1
3.2.2 3.2.3 3.2.4
3.3.2 3.3.3
4.Memodifikasi lingkungan yang sesuai
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan sakit akibat gigi berlubang datang dan bagaimana hasilnya Diskusikan cara perawatan gigi berlubang dengan menggunakan flifchart. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara perawatan gigi berlubang. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
Diskusikan bersama keluarga cara melakukan cara gosok gigi yang benar. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara gosok gigi yang benar. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
Lampiran 4
untuk penderita maag, dengan: 4.1.1 Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk klien yang mengalami gigi berlubang.
Respon verbal Respon afektif
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 modifikasi lingkungan yang sesuai untuk klien yang mengalami karies gigi yaitu: a. Tidak menyediakan makanan terlalu yang manis dan asam dalam jumlah yang banyak. b. Menyediakan alat gosok pribadi. c. Memberikan contoh menggosok gigi minimal 2x sehati dengan cara yang benar.
4.1.2
4.1.3 4.1.4 4.1.5 4.1.6
5.1.1 5. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk melakukan perawatan sakit maag, dengan:
Respon Verbal
Anggota keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda karies gigi yang harus dirujuk, yaitu: a. Bila gejala tidak hilang. b. Bila pendarahan gusi tidak berhenti.
Menyebutkan tanda-tanda penyakit maag yang harus dirujuk.
5.1.2
5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.1.6
Menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk dirujuk.
Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Respon verbal
Respon verbal
Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: - Puskesmas - Rumah sakit - Klinik dokter gigi
5.2.1
Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan
5.3.1
5.2.2 5.2.3
5.3.2
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita karies gigi. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk penderita karies gigi dengan menggunakan flipchart. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk penderita karies gigi. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
Diskusikan kepada keluarga tanda-tanda penyakit maag yang harus dirujuk. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda penyakit karies gigi yang harus dirujuk. dengan menggunakan flipchart. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali hal yang telah disampaikan. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal Motivasi keluarga untuk menyebut ulang fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat fasilitas
Lampiran 4
pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa penyakit karies gigi.
Respon afektif
Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit gigi
5.3.3
5.4.1 5.4.2
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
kesehatan yang dapat dikunjungi Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T Tgl & Waktu 29 Mei 2013, 11.00 – 12.00 WIB
Diagnosa Keperawatan Kerusakan gigi pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan caries gigi (Here and now: saat kunjungan An. S sedang sakit gigi dan tampak gusi dan pipi sebelah kanan bengkak)
Evaluasi
Implementasi Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengkaji sakit gigi pada An. S TUK 3: Menjelaskan cara mengatasi sakit gigi, yaitu: - Kumur-kumur dengan air garam hangat - Jika gusi bengkak, kumur dengan air rebusan daun sirih - Minum obat untuk mengurangi sakit gigi, seperti antalgin - Segera ke dokter gigi jika sakitnya tidak tertangani
S: Keluarga mengatakan sakit gigi dan bengkak sudah dari semalam, lalu tadi pagi diberi obat puyer untuk sakit gigi yang dibeli di warung. Keluarga mengatakan setelah minum obat puyer, An. Mengatakan sakitnya berkurang. Tapi masih terlihat bengkak Keluarga mengatakan cara mengatasi sakit gigi anatara lain dengan kumur-kumur air garam hangat, dengan air rebusan sirih jika bengkak gusinya, minum obat dan segera pergi ke dokter jika sakit tidak sembuh. Keluarga mengatakan nanti jika sakit lagi maka akan dicoba cara yang diajarkan suster yaitu kumur pakai air garam hangat. O: Keluarga mendengarkan saat diberi penjelasan oleh mahasiswa Keluarga aktif dan kooperatif Keluarga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa Gusi dan pipi sebelah kanan An. S masih tampak bengkak A: TUK 3 (merawat anggota keluarga dengan karies) tercapai sebagian P: Merencanakan TUK 1-3 untuk diagnosa kerusakan gigi
Melakukan kontrak ulang untuk diagnosa pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhah
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T 30 Mei 2013, 10.30 – 11.30 WIB
Ketidakseimba ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan
S: Keluarga menjawab salam Keluarga mengatakan saat ini keluarga sedang baik-baik saja. An. S juga sudah tidak mengeluh sakit gigi, gusi dan pipi juga sudah tidak tampak bengkak Keluarga menyetujui kunjungan saat ini selama 60 menit untuk membahas kurang gizi. TUK 1: Dengan menggunakan Keluarga mengatakan kurang gizi adalah lembar balik dan kekurangan zat-zat tertentu di dalam leaflet: tubuh. Mendiskusikan Keluarga mengatakan penyebab kurang dengan keluarga gizi yaitu makan yang masuk ke tubuh tentang pengertian kurang, makanannya tidak seimbang, ada gizi kurang, yaitu penyakit tertentu, dan tidak mau makan. suatu keadaan Keluarga mengatakan bahwa tanda dan dimana tubuh tidak gejala kurang gizi, yaitu badan kurus, mendapatkan zat-zat tidak mau makan, rambut tipis tidak tubuh tertentu dari mudah rontok, kulit kering dan kusam makanan. Keluarga mengatakan beberapa tanda dan Memberi gejala kurang gizi ada pada An. S. kesempatan keluarga Keluarga mengatakan menjadi lebih tahu untuk bertanya tentang kurang gizi yang dialami oleh Menanyakan anaknya. kembali tentang pengertian kurang O: gizi Keluarga mampu menjelaskan kembali Mendiskusikan pengertian gizi dan gizi kurang dengan dengan keluarga benar tentang penyebab Keluarga dapat menyebutkan 3 penyebab kurang gizi, yaitu: masalah gizi kurang dengan benar a. makanan yang Keluarga dapat menyebutkan 4 tanda dan masuk ke dalam gejala gizi kurang dengan benar tubuh kurang dari Keluarga mampu mengidentifikasi kebutuhan tubuh. anggota keluarga yang mengalami gizi b. Makanan yang kurang dengan benar masuk ke dalam tubuh tidak A: seimbang. TUK 1 tercapai c. Makan tidak teratur. P: d. Adanya penyakit Melanjutkan intervensi pada TUK 2 tertentu. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab kurang gizi
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala kurang gizi, yaitu a. badan kurus. b. Rambut tipis dan mudah dicabut. c. Lemah dan pucat. d. Kulit kering dan kusam. e. Kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak. Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi penyebab kurang gizi pada An. S Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi tanda dan gejala kurang gizi pada An.S Membantu keluarga membandingkan apa yang telah dijelaskan dengan kondisi An.S Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah yang timbul pada An.S Bersama keluarga menyimpulkan masalah yang dihadapi oleh keluarga Memberikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T TUK 2: Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat dari gizi kurang, yaitu a. Daya tahan tubuh kurang b. Gangguan pertumbuhan. c. Mudah terserang penyakit. d. Prestasi belajar menurun e. Perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat dari kurang gizi Mendiskusikan kembali dengan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan kurang gizi Memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga dan keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kurang gizi
S: Keluarga mengatakan bahwa akibat dari kurang gizi adalah daya tahan tubuh kurang, gangguan pertumbuhan, prestasi belajar menurun. Keluarga mengatakan akan merawat An. S yang mengalami gizi kurang O: Keluarga dapat menyebutkan 3 akibat dari masalah gizi kurang dengan benar Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang Keluarga mendengarkan saat diberi penjelasan oleh mahasiswa Keluarga aktif dan kooperatif A: TUK 2 tercapai P: Melanjutkan intervensi pada TUK 3
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T TUK 3: Menjelaskan cara mengatasi kurang gizi, yaitu: a. Makan makanan yang seimbang (triguna makanan). b. Makanan sesuai dengan kebutuhan anak. c. Makan yang teratur d. Menggunakan prinsip penyajian makanan. Menjelaskan pengertian gizi seimbang Menjelaskan komponen Triguna makanan beserta 2 contohnya : a. Zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. b. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll. c. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas (polisi)
S: Keluarga mengatakan cara merawat anak dengan gizi kurang yaitu dengan makan makanan yang seimbang (triguna makanan), makanan sesuai dengan kebutuhan anak, makan yang teratur, menggunakan prinsip penyajian makanan. Keluarga mengatakan gizi seimbang yaitu makanan yang dimakan mengandung zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Keluarga menyebutkan triguna makanan adalah zat tenaga contohnya nasi dan roti. Zat pengatur contohnya pepaya, bayam. Zat pembangun contohnya ikan, tahu, tempe Keluarga dapat menyebutkan kembali cara mengatsi anak yang tidak mau makan yaitu jangan memaksa, berikan sesuai selera, beri makan sedikit tapi sering. Keluarga mengatakan menjadi lebih paham tentang cara perawatan anak dengan kurang gizi. O: Keluarga mampu menyebutkan kembali 4 cara mengatasi masalah kurang gizi dengan benar Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian gizi seimbang dengan benar Keluarga dapat menyebutkan kembali 3 komponen triguna makanan beserta contohnya dengan benar Keluarga dapat menyebutkan 3 prinsip menghadapi anak yang tidak mau/sulit makan A: TUK 3 (merawat anggota keluarga dengan gizi kurang) tercapai sebagian
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T makanan, terdapat dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll.
P: Melanjutkan TUK 3 yaitu cara memilih makanan dan mengolah makanan yang benar, serta melakukan demonstrasi cara mengolah makanan
Menjelaskan prinsip cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan, yaitu: a. jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak misalnya, sambil bermain. b. Beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan. c. Jangan memberi makanan yang manis sebelum makan. d. Sajikan makanan dalam bentuk menarik. e. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi, sering. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara mengatasi kurang gizi Meotivasi keluarga untuk melakukan simulasi pengelompokkan bahan makanan berdasarkan triguna makanan Memberikan reinforcement positif atas kemampuan
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T keluarga menjelaskan cara perawatan kurang gizi 3 Juni 2013, 10.30 – 11.30 WIB
Ketidakseimba ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
(sambungan) TUK 3 Menjelaskan cara memilih makanan a. Harganya terjangkau. b. Nilai gizinya baik atau seimbang. c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk. d. Mudah didapat. Menjelaskan cara mengolah makanan yang benar a. Sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir terlebih dahulu baru dipotongpotong. b. Sayuran dimasak jangan terlalu lama. c. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih. d. Cuci tangan sebelum masak dan makan. Mejelaskan cara menyajikan makanan, yaitu: a. jenis makanan bervariasi setiap harinya. b. Mengkombinasik an jenis makanan hewani dan nabati. c. Perhatikan jadwal menu makanan.
S: Keluarga mengatakan cara memilih makanan yaitu yang harganya terjangkau, nilai gizinya baik/seimbang, masih segar tidak layu dan tidak dan tidak berbau busuk, dan mudah didapat. Keluarga mengatakan cara mengolah makanan yaitu: sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir terlebih dahulu baru dipotong-potong, sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan dicuci bersih, dan cuci tangan sebelum masak dan makan. Ibu S mengatakan menjadi lebih terbayang cara mengolah makanan yang benar. Ibu S mengatakan mengolah makanan yang benar itu mudah. O: Keluarga dapat menjelaskan kembali cara memilih makanan dengan benar Keluarga dapat mengulangi kembali dengan menyebutkan cara mengolah makanan dengan benar Ibu S mendemonstrasikan cara mengolah makanan, yaitu memasak sayur bayam dengan baik. Ibu S terlihat antusias. Ibu S mencuci sayur terlebih dahulu baru kemudian memotong nya. Ibu S memasak sayur tidak sampai layu. A: TUK 3 (mendemonstrasikan cara mengolah makanan) tercapai. P: Melanjutkan intervensi pada TUK 4-5 (memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk anak dengan kurang gizi dan memanfaatkan fasilitas kesehatan)
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T d. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. Mendemonstrasikan cara mengolah makanan Mahasiswa dan keluarga mengolah makanan yang sederhana, yaitu memasak sayur bayam. Caranya sebagai berikut: Sayuran dicuci di air mengalir kemudian dipotong-potong dan dimasukkan saat air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih dahulu bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan secukupnya. dan diangkat saat sayuran tidak menjadi layu. Memberi kesempatan keluarga untuk melakukan cara mengolah makanan Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh keluarga Memastikan keluarga untuk melakukan tindakan yang diajarkan untuk mengatasi kurang gizi 10 Juni 2013, 10.30 – 11.30 WIB
Ketidakseimba ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
TUK 4: Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang
S: Ibu S mengatakan cara memodifikasi lingkungan yaitu: makan bersama anggota keluarga yang lain, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
sesuai untuk penderita kurang gizi, yaitu: a. Makan bersama anggota keluarga yang lain. b. Menggunakan alat makan yang menarik. c. Makan sambil bercerita. d. Jenis makanan bervariasi dan menarik. e. Makan sesuai jadwal Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara memodifikasi lingkungan
Memberikan pujian atas usaha keluarga untuk menyusun menu masakan bersama
bervariasi dan menarik, makan sesuai jadwal Ibu S menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang paling dekat adalah bidan dan puskesmas. Namun keluarga tidak pernah memanfaatkan kedua fasilitas tersebut, melainkan langsung ke dokter atau rumah sakit. Ibu S mengatakan mafaat fasilitas kesehatan adalah untuk mengobati apabila sakit Ibu S menyebutkan satu persatu menu makanan yang akan dimasaknya selama satu minggu kedepan. O: Keluarga sudah mampu menyebutkan dengan benar macam-macam cara untuk memodifikasi lingkungan agar sesuai untuk merawat An. S yang mengalami kurang gizi Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan terdekat Keluarga sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsinya. Ibu S sudah dapat menyusun menu dengan memperhatikan komponen triguna makanan. Keluarga makan siang bersama-sama, yaitu Ibu L, An. R dan An.S. sedangkan diwaktu lain jarang makan bersama An. S makan sambil bermain dan ngobrol dengan teman nya. A: TUK 4 tercapai sebagian
TUK 5: Menjelaskan kepada kelurga tentang manfaat fasilitas kesehatan, yaitu: mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan,
P: Melanjutkan intervensi TUK 5 S: Ibu L mengatakan bahwa manfaat fasilitas kesehatan adalah mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Ibu L mengatakan jenis fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi adalah
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter. O: Ibu L mendengarkan saat diberi penjelasan oleh mahasiswa
Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali Ibu L aktif dan kooperatif manfaat fasilitas kesehatan Ibu L menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa Menjelaskan kepada keluarga tentang A: jenis-jenis fasilitas TUK 5 tercapai kesehatan yang Masalah kurang gizi teratasi sebagian dapat digunakan yaitu puskesmas, rumah sakit, dan P: klinik dokter. Melakukan kunjungan tidak terencana untuk mengevaluasi jadwal menu Memotivasi makanan keluarga untuk menyebutkan kembali jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan 12 Juni 2013, 12.4513.15
Ketidakseimba ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
Kunjungan tiba-tiba Mengucapkan salam Memvalidasi kondisi keluarga saat ini Memvalidasi alasan ibu tidak datang pada acara penyuluhan Menceritakan acara penyuluhan tadi pagi dan memberikan nugget tempe yang dibuat di acara penyuluhan Memberikan catatan resep membuat nugget tempe Meminta An.S mencicipi nugget tempe Melakukan evaluasi
S: Ibu S mengatakankondisi keluarga saat ini baik dan sehat. Ibu S meminta maaf tidak bisa datang acara penyuluhan karena harus menjeput An. S sekolah An. S mengatakan tidak suka rasa nugget tempe karena pahit dan anak mengetahui bahwa bahan pembuatannya adalah tempe O: Ibu S dan An. S baru sampai pulang dari sekolah An.S tidak menyukai nugget tempe, baru sekali gigit dan dimuntahkan A: inovasi jenis makanan baru tidak berhasil P: Mengevaluasi jadwal menu yang dibuat
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 5 CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAPAK T 14 Juni 2013, 12.00 – 12.30
Ketidakseimba ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampu an keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi kurang
(Kunjungan tiba-tiba evaluasi TUK 4) Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengevaluasi jadwal menu yang telah dibuat Mengevaluasi cara memodifikasi lingkungan Memotivasi keluarga terutama Ibu untuk melakukan apa yang telah direncanakan dalam jadwal menu, dan melakukan jenis modifikasi yang lain Menimbang berat badan An. S Memberi pujian atas usaha dan kebersedian Ibu S dan keluarga Meberi pujian kepada An. S karena berat badannya bertambah.
S: Ibu S mengatakan belum sempat menuliskan menu dua hari yang lalu. (sambil mencatat menu makan dua hari yang lalu ke dalam tabel) Ibu S mengaku belum bisa mematuhi dengan benar apa yang ada di tabel jadwal karena tidak sempat Ibu S mengatakan jika tidak aa sayur, Ibu S akan membelikan buah untuk An. S Ibu S menyebutkan cara untuk memodifikasi lingkungan yaitu makan bersama, membuat jadwal menu O: Ibu S tampak kaget dengan kedatangan mahasiswa Ibu S segera mengeluarkan tabel jadwal menu dan mengisinya, Ada beberapa jadwal menu yang tidak terlaksana sesuai jadwal dan tidak sesuai konsep triguna makanan. Sebagian besar menu yang disajikan sudah memenuhi konsep triguna makanan. Berat badan An. S naik menjadi 17 kg A: Tuk 4 tercpai Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tertasi P: Melakukan terminasi Melakukan evaluasi sumatif
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada Keluarga Bapak T khususnya anak S berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga Merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi No. 1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Evaluasi Menyebutkan pengertian kurang gizi adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat tubuh tertentu dari makanan. Menyebutkan 3 dari 4 penyebab kurang gizi, yaitu: a. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. b. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang. c. Makan tidak teratur. d. Adanya penyakit tertentu. Menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala kurang gizi, yaitu: a. Badan kurus. b. Rambut tipis dan mudah dicabut. c. Lemah dan pucat. d. Kulit kering dan kusam. e. Kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak. Menyebutkan 2 dari 3 akibat kurang gizi, yaitu: a. Gangguan pertumbuhan. b. Mudah terserang penyakit. c. Menurunkan daya pikir/kecerdasan. Menyebutkan menyebutkan komponen Triguna makanan beserta 2 contohnya : 1. Zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. 2. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll. 3. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas
Hasil Ya Tidak √
√
√
√
√
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Keterangan
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
6.
7.
8.
9.
10.
11.
(polisi) makanan, terdapat dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi kurang gizi, yaitu: a. Makan makanan yang seimbang (triguna makanan). b. Makanan sesuai dengan kebutuhan balita (1200 kkal). c. Makan yang teratur. d. Menggunakan prinsip penyajian makanan. Menyebutkan 3 dari 4 cara memilih makanan, yaitu: a. Harganya terjangkau. b. Nila gizinya baik atau seimbang. c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk. d. Mudah didapat. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah makanan, yaitu: 1. Sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir terlebih dahulu baru dipotong-potong. 2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama. 3. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih. 4. Cuci tangan sebelum masak dan makan. Menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan, yaitu: a. Jenis makanan bervariasi setiap harinya. b. Mengkombinasikan jenis makanan hewani dan nabati. c. Perhatikan jadwal menu makanan. d. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. Menyebutkan 3 dari 4 lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi balita, yaitu: a. Makan bersama anggota keluarga yang lain. b. Menggunakan alat makan yang menarik. c. Makan sambil bercerita. d. Jenis makanan bervariasi dan menarik. Mempraktekkan mengolah makanan yang
√
√
√
√
√
√
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
12. 13.
14.
sederhana, yaitu memasak sayur bayam. Caranya sebagai berikut: Sayuran dicuci di air mengalir kemudian dipotong-potong dan dimasukkan saat air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih dahulu bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan secukupnya. dan diangkat saat sayuran tidak menjadi layu. Mampu merawat anggota keluarga dengan kurang gizi Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
√ √
√
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN Diagnosa 2: Kerusakan gigi pada keluarga Bapak T khususnya An.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hygiene oral tidak efektif
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Evaluasi Menyebutkan Pengertian karies gigi yaitu kerusakan gigi (email) rusak akibat asam yang terjadi sebagai hasil pembusukan makanan. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab karies gigi, yaitu: a. Malas menggosok gigi setiap habis makan dan sebelum tidur b. Menggosok gigi tidak bersih c. Sering makan makanan yang manis seperti permen, coklat, dan es cream d. Kuman atau bakteri e. Tidak memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin (tiap 6 bulan) Menebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala karies gigi, yaitu: a. Gigi berlubang dan berwarna coklat sampai hitam b. Gigi terasa sakit c. Gusi bengkak dan berwarna merah d. Gusi berdarah e. Nafas berbau tidak sedap Menyebutkan 3 dari 5 akibat karies gigi jika tidak segera ditangani, yaitu: a. Gigi mudah patah b. Nyeri hebat c. Nafsu makan menurun d. Infeksi mulut e. Menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh dan penglihatan kabur Menyebutkan 4 dari 6 cara pencegahan karies gigi: a. Biasakan menggosok gigi dari kecil
Hasil Keterangan Ya Tidak √ Mahasiswa belum menjelaskan √
√
Mahasiswa belum menjelaskan
Keluarga menyebutkan tanda kerusakan gigi yang terjadi pada An. S yaitu gigi berlubang, sakit, dan bengkak √
keluarga menyebutkan akibat kerusakan gigi yaitu nyeri hebat dan gigi mudah patah
√
Mahasiswa belum menjelaskan
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
6.
7.
8.
b. Sikat gigi minimal 2 kali sehari pada pagi dan malam hari menjelang tidur dan usahakan setiap kali sehabis makan makanan yang manis c. Gunakan pasta gigi berfluoride d. Kurangi makan-makanan yang merusak gigi seperti, permen, cokelat, dan makanan manis lainnya e. Makan makanan yang menyehatkan gigi (buah, sayur, ikan laut, daging dan susu) f. Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali Menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi sakit gigi a. Kumur-kumur dengan air garam hangat b. Jika gusi bengkak, kumur dengan air rebusan daun sirih c. Minum obat untuk mengurangi sakit gigi, seperti antalgin d. Segera ke dokter gigi jika sakitnya tidak tertangani Mempraktekkan cara menggosok gigi yang benar, yaitu: a. Pakailah pasta gigi yang mengandung fluoride b. Gunakan sikat gigi berbulu halus dan rata c. Berkumur-kumur sebelum menggosok gigi d. Sikat semua permukaan gigi pada rahang atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau gerakan atas bawah selama 2 menit setidaknya 8 gerakan untuk setiap permukaan gigi e. Sikat juga permukaan gigi yang menghadap langit dan lidah f. Setelah permukaan gigi selesai disikat, kumurlah dengan air bersih g. Bersihkan sikat gigi dan simpan dengan posisi tegak
Mampu merawat anggota keluarga dengan kerusakan gigi
√
√
Mahasiswa hanya menjelaskan singkat namun tidak ada demonstrasi dan redemonstrasi
√
Keluarga baru tahu sebagian cara merawat anggota
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 6 EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN
Menyebutkan 3 modifikasi lingkungan yang sesuai untuk klien yang mengalami karies gigi yaitu: a. Tidak menyediakan makanan terlalu yang manis dan asam dalam jumlah yang banyak. b. Menyediakan alat gosok pribadi. c. Memberikan contoh menggosok gigi minimal 2x sehari dengan cara yang benar. 10 Menyebutkan tanda-tanda karies gigi yang harus dirujuk, yaitu: a. Bila gejala tidak hilang. b. Bila pendarahan gusi tidak berhenti. 11. Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter
√
9.
12.
Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
√
√
√
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
keluarga yang mengalami kerusakan gigi Belum dijelaskan oleh mahasiswa
Belum dijelaskan oleh mahasiswa
Keluarga menyebutkan fasilitas yang kesehatan yang sering digunakan yaitu klinik bidan dan klinik dokter Keluarga sudah mengetahui manfaat fasilitas kesehatan
Lampiran 7 TINGKAT KEMANDIRIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN UTAMA
Nama keluarga
: Bpk. T
Alamat
: RT 06 RW 03 Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok
KESIMPULAN: Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan selama enam minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin di keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari keluarga mengenai masalah kesehatan yang dialami keluarga. Selama enam minggu mahasiswa melakukan pembinaan dan kunjungan rutin ke keluarga dan menemukan lima masalah kesehatan dan dapat disimpulkan bahwa keluarga termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat III” dengan alasan:
Kriteria
Ya
Keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
√
Keluarga mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami secara benar
√
Keluarga menerima pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan
√
Tidak
Pembenaran Selama praktek dan melakukan kunjungan rumah, keluarga selalu menerima kehadiran perawat dengan sikap ramah dan terbuka sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama. Keluarga dan mahasiswa selalu menyepakati kontrak yang telah ditentukan. Apabila keluarga ada acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah disepakati, keluarga memberitahukan kepada mahasiswa terlebih dahulu. Saat proses pengkajian, keluarga menjawab pertanyaan mahasiswa dengan benar yang kemudian di klarifikasi dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Keluarga dengan terbuka mau membicarakan masalah kesehatan yang ada dengan mahasiswa. Keluarga merasa yakin bahwa kehadiran mahasiswa adalah untuk membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang ada. Hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa kepada dan bersama keluarga kemudian dianalisis untuk menentukan masalah keperawatan. Masalah atau diagnosa keperawatan yang ada disusun secara prioritas bersama keluarga dan direncanakan intervensi untuk mengatasinya.
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
Lampiran 7 TINGKAT KEMANDIRIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN UTAMA Keluarga melakukan tindakan pencegahan
Keluarga melakukan promosi kesehatan secara aktif
√
√
Keluarga sudah mampu melakukan pencegahan terhadap masalah kesehatan yang dialami, diantaranya: Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat Makan bersama dan saling menyemangati untuk makan lebih banyak dan beragam serta seimbang kadar gizinya. Mengusahakan untuk membuat menu makanan yang seimbang dan bergizi Keluarga belum mampu melakukan promosi kesehatan secara aktif
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
CARA MEMILIH MAKANAN 1. 2. 3. 4.
Harganya terjangkau Nilai gizinya baik Masih segar/tidak busuk Mudah didapat
CARA MENGOLAH BAHAN MAKANAN: 1. Cuci tangan sebelum memasak 2. Sayuran, buah-buahan dicuci dulu kemudian dipotong-potong 3. Sayuran dimasak jangan terlalu lama 4. Alat masak harus dicuci bersih 5. Beras dicuci tidak sampai bening airnya 6. Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong
PRINSIP PENYAJIAN MAKANAN 1. Memberi jenis makanan seimbang pada saat anak sehat dan sakit 2. Jenis makanan bervariasi 3. Makan teratur 4. Memberi makan dalam porsi sedikit tapi sering 5. Ajak anak makan bersama keluarga
6. Memberi makan sambil bermain dan cerita 7. Tata makanan yang menarik dengan bentuk dan warna yang menarik 8. Jangan beri jajanan dekat dengan waktu makan 9. Jangan berikan makanan manis sebelum makan 10. Jangan paksa anak bila anak tidak mau makan
MENINGKATKAN NAFSU MAKAN ANAK
1. Jenis makanan bervariasi 2. Kombinasi makanan hewani dan nabati jika keuangan memungkinkan 3. Disajikan dalam keadaan hangat 4. Perhatikan jadwal menu 5. Jumlah makanan sesuai kebutuhan
MANFAATKAN FASILITAS KESEHATAN
# Mendapat pelayanan kesehatan untuk menangani anak kurang gizi # Mendapatkan informasi kesehatan terkait dengan masalah gizi Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013
ZAT GIZI
Adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan
GIZI SEIMBANG
Adalah makanan yng dikonsumsi dalam satu hari mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh
PENTINGNYA GIZI SEIMBANG 1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan 2. Meningkatkan potensi kecerdasan 3. meningkatkan daya tahan tubuh
TANDA DAN GEJALA 1. Badan kurus 2. Rambut tipis dan mudah rontok 3. Lemah dan pucat 4. Kulit kering dan kusam 5. Pusing 6. Kaki dan tangan bengkak
2. Sumber zat pembangun (protein) Misal: tempe, tahu, telur, susu, ikan, ayam, daging, kacang hijau, kedelai.
3. Sumber zat pengatur (Vitamin & mineral) Misal: kangkung, bayam, wortel, daun singkong, pepaya, mangga, jeruk, dll
AKIBAT KURANG GIZI 1. Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu 2. Anak mudah sakit 3. Kecerdasan anak kurang/lambat
KURANG GIZI
Adalah berat badan dan tinggi badan kurang berdasarkan usia atau tidak sesuai dengan standar akibat kurangnya bahan-bahan makanan yang diutuhkan tubuh
PENYEBAB KURANG GIZI 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah makanan yang kurang Jenis makanan tidak seimbang Makan tidak teratur Penyakit Pola asuh keluarga
MANFAAT ZAT GIZI PADA MAKANAN 1. Sumber zat tenaga (Karbohidrat) Misal: beras, mie, ubi, jagung, roti, terigu, kentang, singkong
Asuhan keperawatan ..., Winda Eriska, FIK UI, 2013