UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 16 JANUARI - 3 FEBRUARI 2012
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
FIKA ASTRIYANI, S. Farm. 1106046894
ANGKATAN LXXIV
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 i
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 16 JANUARI - 3 FEBRUARI 2012
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
FIKA ASTRIYANI, S. Farm. 1106046894
ANGKATAN LXXIV
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012 i
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, yang telah senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Lembaga Pemerintahan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Program Profesi Apoteker di Departemen Farmasi Universitas Indonesia untuk mencapai gelar profesi Apoteker. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami peran dan tugas Apoteker di lembaga pemerintahan, khususnya di suku dinas kesehatan. Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan berlangsung pada periode 13 Januari – 3 Februari 2012. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang diberikan, kepada: 1.
Bapak Deden Muliadi, S.Si., Apt., selaku pembimbing di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2.
Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt., selaku Ketua Departemen Farmasi FMIPA UI serta pembimbing dalam PKPA di Departemen Farmasi FMIPA UI.
3.
Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Departemen Farmasi FMIPA UI.
4.
Para Staf Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Bapak Yose Rizal, S.Sos., M.Si., Ibu Mutiara Dewi, S.Sos., M.M., Ibu Nuril Astuti, S.Pd., S.Farm., Apt; Ibu Halida, Ibu Ida Komariah, Ibu Fitri atas bantuan selama pelaksanaan kegiatan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
5.
Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Departemen Farmasi FMIPA UI.
6.
Seluruh keluarga penulis atas doa, semangat, dan dukungan moril serta materil yang telah diberikan. iii
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
7.
Rekan-rekan Program Profesi Apoteker Universitas Indonesia angkatan LXXIV atas kebersamaan dan dukungan selama menempuh pendidikan.
8.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang membutuhkan.
Penulis 2012
iv
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1.Latar Belakang ......................................................................................1 1.2 Tujuan.....................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN UMUM ..................................................................................3 2.1 Suku Dinas Kesehatan ............................................................................3 2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan .....................................................4 2.3 Susunan Organisasi ................................................................................5 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS ............................................................................12 3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman .....................................12 3.2 Dasar Hukum ........................................................................................14 3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman ........................................................................15 3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman ........................................20 BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................22 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................33 5.1 Kesimpulan...........................................................................................33 5.2 Saran .....................................................................................................33 DAFTAR ACUAN ................................................................................................34
v
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan ................................................................................ 36 Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek ....................................... 37 Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek ............................. 40 Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek ...................................... 42 Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan .............................. 46 Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat ......................... 47 Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional ....................................................................................... 49 Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional ....................................................................................... 51 Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/Sub Penyalur Alat Kesehatan ......................................................................................... 53 Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan ....................... 55 Lampiran 11. Berita Acara Pemusnahan Perbekalan Farmasi ............................. 56 Lampiran 12. Daftar Apotek di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2011 ................. 58 Lampiran 13. Daftar Pedagang Eceran Obat di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2011 .....................................................................................60 Lampiran 14. Daftar Pangan Industri Rumah Tangga di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2011 .........................................................................61 Lampiran 15. Denah Ruangan Gudang Obat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan ..............................................................................................64 Lampiran 16. LPLPO Sepuluh Puskesmas Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2011 ........................................................................66
vi
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam Undang-Undang tentang pemerintahan daerah, yaitu Undang-
Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 1999 dan peraturan pemerintah tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom yaitu Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000, dijelaskan bahwa sistem pemerintahan saat ini telah diubah dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi. Pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional (UndangUndang RI Nomor 22 Tahun 1999). Kewenangan sebagai daerah otonom dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri mencakup banyak bidang termasuk bidang kesehatan (Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000). Dengan adanya sistem otonomi daerah, maka dalam perwujudan pembangunan kesehatan dibuatlah peraturan daerah tentang sistem kesehatan daerah. Tujuan sistem kesehatan daerah adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009a). Dengan adanya kewenangan tersebut pula, maka dibentuklah suku dinas kesehatan di tiap kota administrasi di wilayah Jakarta. Suku
dinas
kesehatan
ikut
ambil bagian
dalam menyukseskan
pembangunan kesehatan melalui upaya kesehatan. Upaya Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang diselenggarakan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Penyelenggaraan
upaya
kesehatan
sebagaimana yang dimaksud tersebut
didukung oleh sumber daya kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a).
1
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
2
Di dalam struktur organisasi suku dinas kesehatan terdapat seksi sumber daya kesehatan yang membawahi koordinator farmasi makanan dan minuman. koordinator farmasi makanan dan minuman merupakan salah satu wadah bagi apoteker dalam menjalankan tugas profesinya di lingkup pemerintahan. Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian (Pemerintah Republik Indonesia, 2009b). Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya di lingkup pemerintahan sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya kelak. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Apoteker di lingkup pemerintahan. Oleh karena itu, Departemen Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengadakan kegiatan PKPA yang berlangsung dari tanggal 16 Januari hingga 3 Februari 2012 untuk memberikan wawasan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan.
1.2
Tujuan Tujuan dari PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan adalah agar mahasiswa Program Profesi Apoteker FMIPA UI: a.
Mengetahui dan memahami gambaran umum suku dinas kesehatan beserta peran dan fungsinya.
b.
Mengetahui
dan memahami
gambaran
umum Seksi Sumber Daya
Kesehatan (SDK). c.
Mengetahui dan memahami pelaksanaan tugas dan fungsi koordinator farmasi makanan minuman (farmakmin) di lapangan, baik yang terkait dengan perizinan maupun yang terkait dengan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan pada lingkup Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1
Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan, serta secara operasional berkedudukan di bawah walikota dan bertanggung jawab kepada walikota (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009b). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran dan fungsinya dinas kesehatan propinsi berperan sebagai regulator, sedangkan suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi (Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, 2009b): a.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan.
b.
Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan.
c.
Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian.
d.
Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan Kejadian Luar Biasa (KLB).
e.
Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular.
f.
Pengawasan dan pengendalian ketersediaan perbekalan kefarmasian.
g.
Pelaksanaan surveilans kesehatan.
h.
Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan. 3
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
4
i.
Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
j.
Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas kesehatan.
k.
Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi, perizinan/rekomendasi/ sertifikasi di bidang kesehatan.
l.
Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi.
m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. n.
Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan, dan pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian pada lingkup kabupaten/kota administrasi.
o.
Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana suku dinas kesehatan.
p.
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang.
q.
Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.
r.
Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas kesehatan.
s.
Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan kabupaten/kota yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.
t.
Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.
2.2. Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah masyarakat Jakarta Selatan yang mandiri untuk hidup sehat. Sedangkan misi yang diemban oleh suku dinas kesehatan untuk mencapai visi tersebut adalah a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
5
b. Mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk dan penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. c. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di masyarakat. d. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan kemajuan teknologi. e. Meningkatkan mutu sistem pemasaran sosial kesehatan yang inovatif.
2.3
Susunan Organisasi Struktur organisasi suku dinas kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 150 Tahun 2009, terdiri dari: 1. Kepala Suku Dinas Kepala suku dinas selaku pimpinan di suku dinas mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok jabatan fungsional. c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.
2. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Subbagian tata usaha mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
6
b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Angggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas. d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas. e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas. f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas. g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor. i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas. j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas. k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan penerimaan retribusi suku dinas kesehatan. l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata usaha. m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan akuntabilitas) suku dinas. n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata usaha.
3. Seksi Kesehatan Masyarakat Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas : a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai ruang lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dalam lingkup tugasnya. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
7
c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelaksanaan kesehatan keluarga termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja wanita, dan asuhan keperawatan. d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan dan pengendalian program kesehatan masyarakat. e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi. f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan masyarakat. g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat kota administrasi/kabupaten. h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi manajemen kesehatan yang terintegrasi. i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat (PPSM). j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi kesehatan masyarakat. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan masyarakat.
4. Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas. Seksi pelayanan kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
8
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tatalaksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. d. Menghimpun,
mengolah,
menyajikan,
memelihara,
mengembangkan,
memanfaatkan, data dan informasi upaya pelayanan kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar pelayanan kesehatan masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi sarana pelayanan kesehatan. g. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan. h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional. i. Melaksanakan siaga 24 jam per Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan (Pusdaldukkes). j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan. k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pelayanan kesehatan. l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan kesehatan.
5. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggungjawab kepada kepala suku dinas. Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah/ Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
9
d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji. e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis peningkatan
kompetensi
surveilans
epidemiologi,
tenaga
kesehatan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat. g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat. h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan imunisasi. i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup kabupaten/kota administrasi. j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan. k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans. l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian. m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans. n. Melaksanakan
kegiatan
pengendalian
pelaksanaan
program
kesehatan
lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi, penyehatan lingkungan kumuh penyehatan di tempat-tempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/ upaya pemantauan lingkungan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
10
o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang kesehatan lingkungan. p. Penyajian materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan. r. Melaporkan
dan
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
tugas
seksi
pengendalian masalah kesehatan.
6. Seksi Sumber Daya Kesehatan Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah kepala suku dinas dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi sumber daya kesehatan mempunyai tugas: a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan minuman. d. Memberikan rekomendasi/perizinan praktek tenaga kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan. f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan. g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan. h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem manajemen mutu. i. Malaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan. j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu kepada puskesmas. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
11
k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator. l. Melaksanakan fasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur, dan auditor mutu pelayanan kesehatan. m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana farmasi makanan minuman, yang meliputi industri kecil obat tradisional, sub penyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo farmasi, dan industri makanan minuman rumah tangga. n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat generik dan persediaan cadangan obat esensial. o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi. p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan. q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi sumber daya kesehatan. r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber daya kesehatan.
Seksi sumber daya kesehatan dibagi menjadi tiga koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi seksi sumber daya kesehatan. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan, dan koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK).
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN
3.1
Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta berperan sebagai regulator yang
membuat kebijakan, pedoman, maupun persyaratan dalam pelaksanaan hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan. Suku dinas kesehatan yang merupakan unit kerja dinas kesehatan berperan sebagai auditor terhadap regulasi yang telah dibuat dinas kesehatan untuk dilaksanakan oleh subjek atau sasaran regulasi tersebut. Suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan peran dan fungsinya mempunyai struktur tertentu sebagaimana diatur oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009. Dalam peraturan tersebut suku dinas kesehatan terdiri dari seksi sumber daya kesehatan, seksi pelayanan kesehatan, seksi kesehatan masyarakat, dan seksi pengendalian masalah kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan yang secara garis besar mempunyai peran dalam lingkup tenaga kesehatan, mutu kesehatan, serta kefarmasian makanan dan minuman, yang dibagi menjadi beberapa koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan
adalah
koordinator
tenaga
kesehatan,
koordinator
pengelola
standardisasi mutu kesehatan, serta koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dari seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK). Koordinator pada seksi SDK yang akan dipaparkan pada bab ini adalah farmasi makanan dan minuman (Farmakmin). Tugas pokok koordinator farmasi makanan minuman adalah: a.
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.
b.
Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
c.
Melaksanakan supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana farmakmin seperti apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan, Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).
d.
Melaksanakan pengelolaan dan layanan perizinan apotek, apotek rakyat, cabang penyalur alat kesehatan, industri kecil obat tradisional, pangan industri rumah tangga, dan pedagang eceran obat.
e.
Bimbingan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan kefarmasian pemerintahan dan swasta.
f.
Melakukan akreditasi dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan.
g.
Mengendalikan mutu pelayanan kefarmasian klinik.
h.
Melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan.
i.
Melaksanakan pemantauan harga obat generik, dan persediaan cadangan obat esensial.
j.
Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, makanan, dan minuman.
k.
Memantau dampak lingkungan.
l.
Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) puskesmas.
m. Pembinaan produsen, distributor, dan penggunaan obat, termasuk narkotika, psikotropika dan zat aditif (NAPZA). n.
Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta memberikan sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan minuman.
o.
Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika.
p.
Pengelolaan terhadap hasil supervisi.
q.
Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta pendistribusiannya.
r.
Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui saran, rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian penghargaan, sanksi, dan rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman.
s.
Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan masyarakat.
t.
Mensosialisasikan perundangan dan program.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
u.
Bekerja sama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan koordinator tenaga kesehatan.
v.
Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja.
w. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung.
3.2
Dasar Hukum Dasar hukum yang yang menjadi pijakan pelaksanaan peran dan fungsi dari
Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman yaitu: a.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
b.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
c.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
d.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 1965 tentang Apotek.
e.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1990 tentang Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker.
f.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
g.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
28/Menkes/Per/I/1978
tentang
Penyimpanan Narkotika. h.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 142/Menkes/Per/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan.
i.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.
j.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/2007 tentang Apotek Rakyat.
k.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
688/Menkes/Per/VII/1997
tentang
Peredaran Psikotropika. l.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar Obat Esensial Nasional.
m. Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.
1331/Menkes/SK/X/2002
tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
n.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
1332/Menkes/SK/X/2002
tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. o.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga.
p.
Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 Tahun 1990 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta.
3.3
Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman Setiap orang dan/atau badan hukum yang menyiapkan, meracik, dan/atau
mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, serta industri rumah tangga yang memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan makanan dan minuman, wajib mengajukan perizinan. Perizinan diajukan kepada kepala dinas kesehatan, namun dengan adanya otonomi daerah maka perizinan diajukan ke suku dinas kesehatan kabupaten/kota administrasi. Perizinan yang dikelola oleh suku dinas kesehatan adalah perizinan apotek, pedagang eceran obat, cabang penyalur alat kesehatan, industri kecil obat tradisional, dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga bagi industri kecil makanan dan minuman. Selain itu terdapat apotek rakyat yang perizinannya juga diajukan ke suku dinas kesehatan, dimana izin penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284 Tahun 2007.
3.3.1 Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan, salah satunya adalah Apoteker yang
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
merupakan tenaga kefarmasian. Setiap tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi, dimana untuk Apoteker surat tanda registrasi tersebut berupa Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh menteri dan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun apabila memenuhi syarat. Untuk memperoleh STRA, maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah: a.
Ijazah apoteker.
b.
Sertifikat kompetensi profesi.
c.
Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji apoteker.
d.
Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek.
e.
Membuat surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Sebelum melaksanakan kegiatan di apotek, Apoteker Pengelola Apotek
(APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan tugasnya dan masih memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan SIA, APA mengajukan surat permohonan SIA kepada kepala suku dinas kesehatan kabupaten/kota. SIA diberikan oleh menteri yang mendelegasikan wewenangnya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota (Departemen Kesehatan RI, 2002b). Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, maka dikeluarkan pemberlakuan pedoman pelayanan kefarmasian di apotek oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Di dalam peraturan ini tercantum persyaratan pendirian apotek. Selain itu, segala bentuk perubahan dalam pengelolaan apotek diharuskan memperbaharui izin. 3.3.2 Apotek Rakyat Apotek rakyat adalah sarana pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak melakukan peracikan. Apotek rakyat juga tidak menjual narkotika serta harus mengutamakan obat generik. Pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk (Departemen Kesehatan RI, 2007):
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
a.
Memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi apotek rakyat.
b.
Pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat.
c.
Melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan benar. Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotek rakyat, dimana
apotek rakyat harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Setiap apotek rakyat harus memiliki 1 (satu) orang Apoteker sebagai penanggung jawab dan dapat dibantu oleh Asisten Apoteker (Departemen Kesehatan RI, 2007).
3.3.3 Pedagang Eceran Obat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1331 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat, pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin. Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara, perusahaan swasta atau perorangan, dimana pedagang eceran obat menjual obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran dan harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang mendapat izin dari menteri kesehatan. Obatobat yang masuk daftar obat bebas terbatas harus disimpan dalam lemari khusus dan tidak boleh tercampur dengan obat-obat atau barang-barang lain (Departemen Kesehatan RI, 2002a). Untuk mendirikan Pedagang Eceran Obat harus ada izin dari Kepala Daerah Setempat dengan memperhatikan saran-saran dari Kepala Dinas Kesehatan Daerah setempat. Pada setiap penerbitan izin setiap pedagang eceran obat harus disampaikan tembusan kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan satu lembar dikirimkan kepada Kepala Direktorat Farmasi Daerah Propinsi setempat. Izin
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
usaha pedagang eceran obat berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung dari mulai tanggal ditetapkan dan 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku izin berakhir harus mengajukan permohonan perpanjangan izin pedagang eceran obat (Departemen Kesehatan RI, 2002a). Penanggung jawab pedagang eceran obat adalah asisten apoteker yang merupakan penanggung jawab teknis farmasi. Setiap pergantian penanggung jawab harus segera dilaporkan kepada Direktorat Farmasi Daerah Propinsi setempat. Permohonan izin pedagang eceran obat diajukan secara tertulis dan disertai: a.
Alamat dan denah tempat usaha.
b.
Nama dan alamat pemohon.
c.
Nama dan alamat asisten apoteker.
d.
Fotokopi ijazah, surat penugasan, dan surat izin kerja asisten apoteker.
e.
Surat pernyataan kesediaan bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab teknis. Pedagang Eceran Obat harus memasang papan dengan tulisan ‘Toko Obat
Berizin’ dan ‘tidak menerima resep dokter’ di bagian depan tokonya. Tulisan tersebut harus mudah dilihat umum dan dibagian bawah pojok kanan harus dicantumkan nomor izin. Tulisan harus berwarna hitam diatas dasar putih, tinggi huruf paling sedikit 5 cm dan tebalnya paling sedikit 5 mm. Ukuran papan tersebut paling sedikit memiliki lebar 40 cm dan panjang 60 cm (Departemen Kesehatan RI, 2002a).
3.3.4 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Usaha IKOT wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu dilakukan oleh perorangan atau badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan harus didirikan di tempat yang bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan (Departemen Kesehatan RI, 1990).
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Sebelum menjalankan usahanya, pemilik industri obat tradisional ini harus memiliki izin dalam hal sarana dan prasarana industri tersebut. Untuk mendirikan usaha industri kecil obat tradisional diperlukan izin menteri kesehatan. Sebagai penanggungjawab teknis industri kecil obat tradisional adalah seorang Apoteker. Industri kecil obat tradisional wajib mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang ditetapkan oleh menteri kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 1990). Sebelum izin industri kecil obat tradisional diperoleh, terlebih dahulu pemohon harus mengajukan izin prinsip. Persetujuan prinsip ini diberikan kepada pemohon untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi-instalasi peralatan, dan lain-lain yang diperlukan pada lokasi yang disetujui (Departemen Kesehatan RI, 1990).
3.3.5 Cabang Penyalur Alat Kesehatan Cabang penyalur alat kesehatan adalah perwakilan usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah mendapatkan izin. Dalam hal ini apabila suatu perusahaan atau distributor besar ingin melaksanakan atau memiliki perwakilan usaha di suatu daerah, perusahaan atau distributor tersebut dapat mengajukan perizinan sub penyalur alat kesehatan kepada suku dinas kesehatan. Kebanyakan usaha penyalur alat kesehatan yang ada saat ini dilakukan oleh perorangan tanpa keberadaan badan usaha yang jelas. Artinya usaha ini dilakukan oleh perorangan tersebut jika mendapatkan suatu tender proyek peralatan kesehatan. Oleh karena itu pembinaan terhadap cabang penyalur alat kesehatan ini harus dilakukan dengan ketat. Segala bentuk perubahan yang terjadi baik fisik maupun non fisik wajib dilaporkan kepada suku dinas kesehatan untuk diurus perizinan perubahan tersebut.
3.3.6 Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Pangan industri rumah tangga adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di lokasi pemukiman dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Dalam menjalankan PIRT ini, perusahaan pangan harus mempunyai Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga atau SPP-IRT.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1640 tanggal 30 April 2003 antara lain tentang Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), SPP-IRT bertujuan untuk: a.
Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan pangan dan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan pangan.
b.
Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap keselamatan konsumen.
c.
Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan PIRT.
3.4
Pembinaan,
Pengawasan
dan
Pengendalian
Sarana
Pelayanan
Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suku dinas kesehatan dalam bentuk pemberian informasi, sosialisasi peraturan, memberikan bimbingan teknis secara langsung ke lapangan maupun tidak langsung untuk meningkatkan konsistensi petugas agar memenuhi persyaratan. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Pembinaan yang dilakukan pemerintah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan setiap orang dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan; menggerakkan dan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan; memfasilitasi dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan; memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan perbekalan kesehatan, termasuk sediaan farmasi dan alat kesehatan serta makanan dan minuman; memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan standar dan persyaratan; melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Bentuk pembinaan yang dilaksanakan oleh pemerintah antara lain (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a): a. Komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
b. Pendayagunaan tenaga kesehatan. c. Pembiayaan. Tujuan besar dari pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk melindungi pihak-pihak yang ada maupun terlibat dalam upaya kesehatan. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pihak lain, misalnya lembaga pemerintah non-kementerian, kepala dinas propinsi, dan kepala dinas kabupaten/kota yang berperan di bidang kesehatan. Pengawasan pada sarana kefarmasian dilaksanakan secara langsung oleh dinas kesehatan, suku dinas kesehatan, dan lintas sektor terkait untuk mengetahui apakah pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sedangkan pengendalian dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari pengawasan yang dapat berupa sanksi administrasi, berupa teguran, peringatan, sampai pencabutan izin. Suku dinas kesehatan kota administrasi melaksanakan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap teknis pelaksanaan program di tingkat kota administrasi misalnya apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Suku dinas kesehatan dapat memberikan teguran dan pencabutan izin, pembinaan, pengawasan, pengendalian berfungsi untuk memantau proses dan produk-produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dapat dipenuhi secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 4 PEMBAHASAN
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut dan menerapkan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas dan bertanggung jawab kepada masingmasing daerah secara proporsional. Aturan tentang otonomi daerah memberikan kewenangan
kepada
pemerintah
daerah
untuk
lebih
mandiri
dalam
mengembangkan dan mengelola daerahnya masing-masing agar dapat lebih berkembang. Otonomi yang diberikan diaplikasikan dalam bentuk pengalihan sebagian kewenangan dan tugas pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Propinsi DKI Jakarta. Sebagai implementasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tersebut maka dibentuklah perangkat daerah dengan dinas kesehatan sebagai salah satu perangkat yang mengurusi masalah kesehatan. Penjelasan lebih lanjut mengenai peran dan fungsi dinas kesehatan sebagai perangkat daerah diatur dalam Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009. Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah daerah berwenang merencanakan kebutuhan
perbekalan
kesehatan
sesuai
dengan
kebutuhan
daerahnya.
Kewenangan merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan yang dimaksud tersebut harus memperhatikan pengaturan dan pembinaan standar pelayanan yang berlaku secara nasional. Suku dinas kesehatan merupakan bagian dari struktur organisasi dinas kesehatan pada tingkat kota administrasi di Propinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh seorang kepala suku dinas. Suku dinas kesehatan secara teknis administratif bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan dan secara teknis operasional bertanggung jawab kepada walikota dari kota administrasi yang bersangkutan. 22
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
23
Suku dinas kesehatan terdiri dari lima bagian penting yaitu subbagian tata usaha, seksi kesehatan masyarakat, seksi pelayanan kesehatan, seksi sumber daya kesehatan, dan seksi pengendalian masalah. Tiap subbagian dipimpin oleh seorang kepala subbagian dan tiap seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Seksi sumber daya kesehatan memiliki tiga koordinator, yaitu koordinator tenaga kesehatan, koordinator standarisasi mutu kesehatan, serta koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan oleh kepala seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan memiliki tugas pokok diantaranya melaksanakan pemberian rekomendasi sarana kefarmasian tertentu dan sarana lainnya yang berhubungan dengan kesehatan serta pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap perbekalan kesehatan. Tugas-tugas tersebut dikelola oleh koordinator farmasi makanan dan minuman. Oleh karena hal tersebut erat kaitannya dengan bidang farmasi, maka dalam laporan ini akan dibahas lebih banyak mengenai bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Koordinator tenaga kesehatan berperan dalam pengelolaan, pembinaan, pengaturan, dan pendidikan bagi tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator tenaga kesehatan adalah mengelola pengembangan profesi medik keperawatan; menyusun peta kebutuhan pendidikan dan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan; mengadakan pelatihan serta uji kompetensi tenaga kesehatan; membuat usulan dan supervisi diklat ke puskesmas; membuat usulan bahan perumusan kebijakan akreditasi profesi/jabatan tenaga kesehatan; mengelola pelaksanaan praktek kerja lapangan serta menyelenggarakan rapat evaluasi praktek kerja lapangan dengan puskesmas maupun institusi pendidikan; menyelenggarakan pemilihan, menetapkan, mengusulkan tenaga kesehatan teladan dari suku dinas kesehatan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Koordinator standardisasi mutu kesehatan berperan dalam pembuatan standarisasi mutu pelayanan kesehatan baik dalam tataran internal suku dinas kesehatan maupun tataran eksternal. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
24
standardisasi mutu kesehatan adalah menyusun rencana kerja dan anggaran program standarisasi mutu kesehatan; pelaksana pembuatan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) program mutu; koordinator pemantauan proses sistem manajemen mutu; melaksanakan evaluasi kegiatan program standardisasi mutu kesehatan; koordinator pengendalian dokumen; koordinator Gugus Kendali Mutu (GKM) dan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin); koordinator audit internal dan eksternal; koordinator tinjauan manajemen; koordinator komunikasi internal; serta koordinator pengelolaan keluhan pelanggan. Koordinator farmasi makanan dan minuman memegang peranan dalam perizinan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan, baik yang dikendalikan oleh pemerintah maupun perorangan. Beberapa kegiatan yang dikendalikan
oleh
koordinator
farmasi
makanan
dan
minuman
adalah
melaksanakan pengelolaan perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO); melaksanakan supervisi dan pengelolaan hasil supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana farmakmin; melaksanakan binwasdal terhadap sarana pelayanan kesehatan kefarmasian, baik pemerintahan maupun swasta; melaksanakan
pengelolaan penyuluhan keamanan pangan;
melaksanakan
pengelolaan laporan narkotika dan psikotropika; melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan; melaksanakan pemantauan harga obat narkotika, dan persediaan cadangan obat esensial; serta melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari puskesmas kecamatan dalam satu wilayah kota administrasi. Selama proses Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA),
Penulis
mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam beberapa kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman. Beberapa kegiatan yang Penulis lakukan diantaranya adalah rekapitulasi triwulan dan tahunan LPLPO dari tiap puskesmas kecamatan dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan; mempelajari alur proses pembuatan Surat Izin Apotek (SIA); inventarisasi data perizinan apotek baru selama tahun 2011 di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan; mempelajari pelaksanaan pembinaan, pengawasan, Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
25
dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan (binwasdal) dari suku dinas kesehatan terhadap perkembangan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO); mempelajari pembuatan angka kredit rekapan jumlah resep dari puskesmas; mempelajari pengelolaan dan alur keluar obat dari gudang obat suku dinas kesehatan; mempelajari pelaksanaan pelayanan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Jagakarsa; inventarisasi daftar PIRT dan PEO baru selama tahun 2010 dan 2011 di wilayah Kota Administrasi Jakata Selatan; dan melakukan pendataan sisa stok dan tanggal kadaluarsa dari obat program, obat depkes, dan obat suku dinas yang disimpan di Gudang Obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Pada proses perizinan sarana kesehatan, alur proses yang harus dilalui secara umum sama, hanya berbeda dalam hal persyaratan. Segala proses perizinan penyelanggaraan dilaksanakan dengan sistem satu atap yaitu di kantor walikota, tepatnya di bagian pelayanan terpadu (yandu). Pemohon terlebih dahulu datang ke Kantor Pelayanan Terpadu Bagian Kesehatan dengan mengutarakan maksud pemohon pada petugas di bagian tersebut. Untuk informasi mendetail, pemohon dapat bertanya langsung perihal proses perizinan untuk apotek, apotek rakyat, CPAK, IKOT, PIRT, ataupun PEO. Kemudian pemohon akan mendapatan formulir yang berisi daftar kelengkapan yang harus dilengkapi sebagai persyaratan, baik kelengkapan dokumen maupun kelengkapan sumber daya sarana kesehatan. Setelah persyaratan selesai disiapkan, pemohon datang kembali ke kantor pelayanan terpadu untuk menyerahkan berkas persyaratan perizinan sarana kesehatan. Apabila ada berkas yang kurang sesuai, pemohon diminta untuk memperbaiki atau melengkapi. Berkas yang diserahkan oleh pemohon di kantor pelayanan terpadu kemudian dibawa ke kantor suku dinas kesehatan. Berkas permohonan yang sudah lengkap persyaratan administrasinya kemudian dikirimkan ke Subbag Tata Usaha untuk registrasi surat masuk. Setelah didisposisi oleh kepala suku dinas kesehatan, berkas kemudian diserahkan ke Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman. Petugas di bagian Koordinator Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
26
Farmasi Makanan dan Minuman kemudian memeriksa kembali dokumen tersebut sebelum proses pemeriksaan kelengkapan sumber daya sarana kesehatan dilakukan dalam bentuk inspeksi lapangan. Dalam proses inspeksi lapangan tersebut petugas suku dinas memeriksa kesesuaian antara persiapan persyaratan dokumen tertulis yang diserahkan pemohon dengan kondisi di lapangan. Aspek-aspek yang diperiksa oleh petugas suku dinas kesehatan dalam proses perizinan apotek mencakup sumber daya manusia yang sesuai persyaratan, keadaan bangunan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sarana kesehatan, serta dokumen asli. Aspek bangunan yang harus ada meliputi papan nama, bentuk dan luas bangunan, kelengkapan ruangan seperti ruang racik, penyerahan resep, administrasi, kamar kerja apoteker, toilet, dan ruang tunggu. Kelengkapan bangunan lain yang diperiksa meliputi penerangan, sumber air, ventilasi, sanitasi, dan alat pemadam kebakaran. Aspek kelengkapan dari perlengkapan yang harus ada untuk sebuah apotek adalah peralatan pembuatan dan peracikan obat, penyimpanan, wadah dan etiket, serta peralatan administrasi. Aspek tenaga kefarmasian yang harus ada adalah Apoteker. Data administrasi asli yang harus ada adalah KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) APA, Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA), Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), Undang-Undang Gangguan (UUG), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau surat sewa, surat keterangan domisili, peta lokasi, denah ruangan beserta ukuran dan fungsi, dan akte perusahaan jika berbentuk badan hukum. Hasil pemeriksaan dibuat dalam bentuk berita acara pemeriksaan sarana apotek untuk ditindaklanjuti dalam bentuk pemberian izin. Apabila selama proses pemeriksaan ada kelengkapan yang kurang sesuai/belum memenuhi persyaratan, suku dinas kesehatan akan meminta pemohon untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud maksimal dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Apabila seluruh persyaratan sudah dilengkapi serta dilakukan peninjauan ulang, maka Surat
Keputusan
Kepala
Suku
Dinas
Kesehatan
tentang
perizinan
penyelenggaraan sarana kesehatan dapat diberikan kepada pemohon. Namun apabila kelengkapan berkas tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu satu bulan, pemohon dianggap mengundurkan diri. Untuk melanjutkan perizinan, pemohon Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
27
harus mengulang tahapan-tahapan perizinan dari awal dengan mengajukan kembali permohonan ke bagian pelayanan terpadu seperti yang telah dijelaskan diatas. Untuk hal-hal yang menjadi persyaratan dalam proses pendaftaran perizinan dapat dilihat pada lampiran. Pada kesempatan lain penulis mengunjungi gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yang terletak di Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penulis diberi kesempatan mengamati dan terlibat langsung dalam aktivitas penyiapan dan penyaluran obat dari gudang ke Puskesmas Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, dan Kebayoran Lama. Gudang penyimpanan obat dan alat kesehatan ini dijaga oleh satu orang petugas. Gudang penyimpanan obat suku dinas kesehatan terdiri dari dua lantai. Lantai 1 (satu) terdiri dari ruang gudang penyimpanan obat suku dinas kesehatan (C), ruang gudang penyimpanan obat program (B), ruang gudang penyimpanan obat Departemen Kesehatan (A), dan ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Lantai 2 (dua) terdiri dari kantor yang untuk sementara menjadi ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Denah gudang dicantumkan pada Lampiran 15. Obat-obat yang terdapat dalam gudang penyimpanan disusun berdasarkan tahun kadaluarsa dari obat. Obat-obat yang kadaluarsa pada tahun 2012-2013 diberi tanda label berwarna merah pada karton terluarnya, sedangkan obat-obat yang kadaluarsa pada tahun 2014 diberi tanda label berwarna kuning, dan obatobat yang kadaluarsa pada tahun 2015 diberi tanda label berwarna hijau. Hal ini membantu menghindari terjadinya penumpukan obat-obat yang tidak terpakai karena telah melewati tanggal kadaluarsa dan memudahkan petugas untuk mendahulukan
pendistribusian
obat-obatan
yang
telah
dekat
tanggal
kadaluarsanya dari gudang penyimpanan obat ke puskesmas kecamatan agar bisa segera digunakan. Untuk itu Penulis juga ditugaskan membantu melakukan pendataan sisa stok dan tanggal kadaluarsa dari obat program, obat depkes, dan obat suku dinas yang disimpan di gudang obat. Obat-obat di gudang suku dinas dialokasikan untuk kebutuhan pegawai suku dinas, untuk mencukupi kekurangan dan kebutuhan tiap kecamatan, dan untuk antisipasi terjadinya kondisi gawat darurat. Obat-obat di gudang program dialokasikan sesuai program yang Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
28
dicanangkan seperti program pemberantasan penyakit menular, TB paru, penyakit ISPA, filariasis, malaria, program kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya. Obatobat pada gudang departemen kesehatan dialokasikan untuk kebutuhan suku dinas kesehatan dan puskesmas kecamatan. Tiap obat maupun alat kesehatan yang tersedia di gudang memiliki kartu stok sebagai kontrol untuk mengetahui jumlah obat yang keluar dan yang masuk, sehingga apabila terjadi penyimpangan jumlah dapat dengan mudah ditelusuri. Kartu stok merupakan tabel yang berisi nama obat serta satuannya, nama pihak yang melakukan pengambilan obat, jumlah pengambilan, persediaan akhir, waktu kadaluarsa obat, serta tanda tangan petugas pengelola gudang. Kartu stok wajib dimiliki setiap jenis obat. Penulis ikut mempelajari cara pengisian kartu stok, rekapitulasi kartu stok, serta menghitung jumlah obat yang tertera di kartu stok dan membandingkan dengan kondisi secara riil. Pengisian kartu stok dilakukan dengan menuliskan nomor surat (berita acara), nama kecamatan, jumlah barang yang keluar, jumlah barang sisa, dan tanda tangan dari penanggung jawab gudang. Penulis juga melakukan pengeluaran obat untuk Puskesmas Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, dan Kebayoran Lama. Obat-obat yang dikeluarkan harus ditulis dalam berita acara yang dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh pengelola gudang. Satu lembar digunakan untuk penanggung jawab puskesmas, sedangkan lembar yang lainnya digunakan untuk arsip gudang. Setiap melakukan pengeluaran obat, maka harus dilakukan pengisian kartu stok. Setelah itu, dilakukan pengecekan antara jumlah barang yang tertera pada kartu stok, dengan jumlah barang ada, untuk memastikan bahwa tidak ada penyimpangan. Selama periode PKPA Penulis juga berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang terletak di Kelurahan Kebagusan. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 3 (tiga) lantai, yaitu lantai 1 yang terdapat ruang Instalasi Farmasi, lantai 2 yang merupakan tempat pendaftaran dan poli untuk pemeriksaan pasien, dan lantai 3 yang merupakan kantor administrasi puskesmas. Poli yang tersedia pada Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu adalah poli umum, poli gigi, THT, poli mata, paru-paru, Kesehatan Anak (KA), Kesehatan Ibu (KI), kesehatan jiwa, dan poli saraf. Tenaga medis untuk menunjang poli tersebut adalah 10 dokter umum, 6 dokter gigi, dokter kandungan, dan dokter saraf. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
29
Tenaga kesehatan yang terdapat pada instalasi farmasi terdiri dari 2 (dua) orang Apoteker dan 2 (dua) orang Asisten Apoteker. Pelayanan obat di instalasi farmasi dilayani dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 13.00. Resep dokter yang dilayani di instalasi farmasi setiap harinya berkisar antara 300 sampai 500 resep. Karena banyaknya pelayanan resep yang dilakukan di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, untuk dispensing dari obat suspensi kering dilakukan sendiri oleh pasien dengan penjelasan sebelumnya oleh Apoteker. Semua resep dokter dari poli dilayani di Instalasi Farmasi kecuali Obat Anti Tuberkulosis (OAT), serum, dan vaksin karena diberikan dan dijelaskan langsung pada poli yang bersangkutan. Tidak ada perbedaan obat yang diserahkan pada pasien dari tiap poli dan pasien program seperti pasien dari program Jamsostek dan Askes. Perbedaan hanya terletak pada cap yang terdapat pada resep obat yang diberikan. Pasien tidak dikenakan biaya untuk obat yang diberikan di instalasi farmasi, pasien hanya cukup membayar biaya administrasi pada saat mendaftar. Pengadaan obat di tiap puskesmas kecamatan di Propinsi DKI Jakarta, dilakukan sendiri oleh masing-masing puskesmas. Begitu pula dengan Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang melakukan sendiri pengadaan obat untuk kebutuhan obat baik di puskesmas kecamatan maupun kebutuhan obat di kelurahan. Jika persediaan obat tidak mencukupi jumlahnya, Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dapat melakukan permintaan obat ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu memiliki gudang puskesmas yang digunakan untuk menyimpan obat dan alat kesehatan. Tiap-tiap puskesmas kelurahan mengirimkan LPLPO ke puskesmas kecamatan sebagai lembar permintaan obat. Pengalokasian obat oleh puskesmas kecamatan pada puskesmas kelurahan berdasarkan dari konsumsi, morbiditas, dan pola penyakit. Penataan obat dan alat kesehatan di gudang puskesmas tidak berdasarkan penggolongan obat. Pada masing-masing karton kemasan terluar obat diberikan tanda khusus yang menunjukkan tanggal kadaluarsa. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya tenaga kesehatan di instalasi farmasi. Penataan obat dan alat kesehatan di ruang penyimpanan instalasi farmasi ditempatkan pada lemari khusus. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
30
Kendala yang ditemui pada pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu adalah kurangnya jumlah tenaga kesehatan, yaitu hanya terdiri dari 2 (dua) orang Apoteker dan 2 (dua) orang Asisten Apoteker. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan banyaknya beban kerja pelayanan resep yang diterima di instalasi farmasi setiap harinya. Selain itu juga masih kurangnya penerimaan rekomendasi Apoteker oleh Dokter, sehingga peran serta farmasis dalam pelaksanaan pharmaceutical care masih kurang. Lingkup kerja Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta selatan meliputi sepuluh kecamatan dimana tiap kecamatan tersebut memiliki puskesmas kecamatan yang melayani masyarakat. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak, Tebet, Jagakarsa, Mampang Prapatan, dan Setiabudi. Dalam hal kegiatan pengelolaan obat, penulis membantu kegiatan rekapitulasi LPLPO Puskesmas selama periode Januari-Desember 2011. Setiap bulan puskesmas wajib membuat laporan pemakaian obat dan alat kesehatan kepada suku dinas kesehatan. Melalui laporan tersebut dapat diketahui persediaan obat dan alat kesehatan apa saja yang kurang dan perlu penambahan dari suku dinas kesehatan. Persediaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh puskesmas dikelola oleh suku dinas kesehatan melalui koordinator farmakmin. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kota. Permintaan tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, sebagai surat permintaan/pesanan obat dari rumah sakit/puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, sebagai sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sarana untuk Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
31
meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan laporan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010). Data dan informasi yang diperoleh dari LPLPO ini sangat dibutuhkan untuk perencanaan kebutuhan obat, pendistribusian obat, serta kegiatan pengendalian persediaan obat. Dari data LPLPO yang diperoleh tersebut, penulis menggolongkan obatobat dalam daftar LPLPO berdasarkan kelas farmakoterapinya yaitu obat sistem gastrointestinal dan hepatobilier, obat kardiovaskuler dan hematopoetik, obat saluran pernapasan, obat Sistem Saraf Pusat (SSP), obat antivertigo, obat analgesik (opioid), obat analgesik dan antipiretik, obat analgesik dan antiinflamasi, obat hiperurisemia, kortikosteroid, kontrasepsi, Obat Anti Tuberkulosis (OAT), antibiotik, obat antivirus, obat antijamur, obat antelmintik, obat yang bekerja pada uterus, obat-obatan topikal, antihistamin, vaksin dan serum, larutan Steril dan Intra Vena (IV), obat antidiabetes, vitamin dan mineral, serta golongan obat lain-lain. Seluruh data yang diperoleh dari pemakaian obat selama bulan Januari hingga Desember pada tiap puskesmas kecamatan tersebut kemudian direkapitulasi dan dijumlah total penggunaannya selama 1 (satu) tahun. Dengan adanya data penggolongan pemakaian obat berdasarkan kelas farmakoterapi tersebut dapat terlihat pola penyakit yang terjadi di masyarakat, penyebaran obat yang terdapat di 10 (sepuluh) Kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, serta obat yang sering digunakan per golongan dari tiap puskesmas. Selain itu, dapat diketahui persediaan obat apa saja yang kurang dan perlu penambahan dari suku dinas kesehatan. Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) bertujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjamin dan terjangkau bagi masyarakat dengan sarana kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan prima dan sumber daya manusia yang profesional dan responsif. Pembinaan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan. Proses binwasdal yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan apabila ada rekomendasi pelaksanaan dari Balai Besar POM maupun atas inisiatif suku dinas kesehatan sendiri dan sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam setahun. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
32
Untuk itu, penulis ditugaskan untuk membuat rekapitulasi daftar apotek baru tahun 2011 serta daftar PIRT dan PEO baru tahun 2010 dan 2011, kemudian daftar tersebut dikelompokkan berdasarkan wilayah kelurahan tempat apotek, PIRT, atau PEO tersebut berada. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perencanaan pelaksanaan binwasdal dari suku dinas kesehatan. Dengan adanya daftar apotek, PIRT, dan PEO per wilayah kelurahan, dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan binwasdal karena dalam satu hari yang sama petugas dari koordinator farmakmin dapat langsung mengunjungi beberapa apotek, PIRT, dan PEO sekaligus apabila lokasinya berdekatan. Daftar PIRT dan PEO juga dikelompokkan berdasarkan bulan pendaftarannya, hal ini akan memudahkan untuk melihat PIRT atau PEO mana yang masa berlaku sertifikat izinnya mendekati habis masa berlakunya.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1.
Suku dinas kesehatan dibentuk berdasarkan pada Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, yaitu merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam upaya pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat.
2.
Seksi sumber daya kesehatan membawahi tiga koordinator yaitu, koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standarisasi mutu kesehatan, dan koordinator farmasi makanan dan minuman (farmakmin).
3.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seksi sumber daya kesehatan koordinator farmasi makanan minuman, terutama yang berkaitan dengan kegiatan perizinan maupun kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan, baik dalam segi administratif maupun pelaksanaan di lapangan.
5.2 1.
Saran Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu memiliki website yang interaktif dan menarik untuk media penyampaian informasi pelayanan, kebijakan, maupun kegiatan suku dinas kesehatan.
2.
Perlu pengadaan sistem informasi teknologi yang lebih memadai untuk administrasi pelaporan, khususnya untuk Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selain itu perlunya penambahan sumber daya manusia di bagian koordinator farmasi makanan dan minuman untuk meningkatkan efisiensi kerja.
3.
Kegiatan pembinaan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tenaga kesehatan maupun pemilik sarana pelayanan kesehatan, farmasi, makanan, dan minuman serta meminimalisasi pelanggaran yang terjadi.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
LAMPIRAN
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
36
Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN
PUSKESMAS KECAMATAN
PUSKESMAS KELURAHAN
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
SEKSI PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
37
Lampiran 2. Formulir permohonan surat izin apotek No. Dokumen No. Revisi
No. : Lamp : Hal : Permohonan Surat Izin Apotek.
F-SD-001 00
Jakarta, Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Apotek dengan data-data sebagai berikut : I
II
PEMOHON Nama Apoteker No. SIK / SP No. KTP Alamat & No. Telp
: : : : :
Pekerjaan sekarang No NPWP
: :
.............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. ..............................................................................
APOTEK Nama Alamat Kelurahan/Kecamatan No Telpon Provinsi
: : : : :
.............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. DKI Jakarta
:
milik sendiri / milik pihak lain.
: :
.............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. ..............................................................................
III Dengan menggunakan sarana Nama Pemilik sarana Alamat No telp. No NPWP Akta perjanjian kerjasama No Diibuat di hadapan Notaris di
: : :
.............................................................................. : :
.............................................................................. ..............................................................................
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
38
Lampiran 2 (lanjutan). Formulir permohonan surat izin apotek No. Dokumen No. Revisi
F-SD-001 00
Bersama permohonan ini kami lampirkan : 1.
Data Apoteker Fotocopy KTP Apoteker Pengelola Apotek / APA (Jabodetabek) Fotocopy NPWP APA Pasfoto berwarna uk.4x6 cm 1 lembar F otocopy Surat Izin Kerja / Surat Penugasan Fotocopy Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA yang berasal dari luar Provinsi DKI Jakarta/ Surat Berhenti dari sarana farmakmin lain bila pernah bekerja di DKI Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ABRI / POLRI
2.
Data Pemilik Sarana Apotek ( PSA ) Fotocopy KTP Pemilik Sarana Apotek ( PSA ) / Pimpinan Perusahaan Fotocopy NPWP Pasfoto berwarna uk.4x6 cm ( 1 lembar ) Fotocopy Akte Perusahaan bila berbentuk badan hukum yang telah terdaftar di Depkeh dan HAM RI Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA / SK pengangkatan bagi perusahaan BUMN. Fotocopy IMB yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan ,Mall dan Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa/ Kontrak Foto copy Undang-undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan ,Mall dan Pasar ) Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain diatas Materai Rp 6000,-. Surat pernyataan APA yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku diatas materai Rp.6.000,Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas Materai Rp 6000,Surat Pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi / obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas Materai Rp 6000,Peta lokasi & Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya Struktur Organisasi dan Tata Kerja / Tata Laksana Rencana jadwal buka Apotek Daftar Ketenagaan berdasarkan pendidikan Kelengkapan Asisten Apoteker / D3 Farmasi Surat Izin Asisten Apoteker
3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
39
Lampiran 2 (lanjutan). Formulir permohonan surat izin apotek No. Dokumen No. Revisi
F-SD-001 00
Fotocopy KTP Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Diatas Materai Rp 6000 ,16. Daftar peralatan peracikan Obat 17. Daftar Buku Pustaka 18. Perlengkapan Administrasi Contoh Etiket Kartu Stock Copy resep, Blanko SP &blanko faktur Form Laporan Narkotika 19.
Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih.
Pemohon, Apoteker Pengelola Apotek
Materai 6000 (......................................................)
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
40
Lampiran 3. Formulir persyaratan permohonan izin apotek No. Dokumen No. Revisi
F-SD-002 00
Persyaratan Permohonan Izin Apotek Nama Apotek Alamat Apotek
:
……………………………………………………………………….
:
Jl. ………………………………………… No … RT/RW………. Kel …………………………… Kec ……………………………… Kodya Jakarta Selatan.
Telp. ……………….
No
Jenis Persyaratan
Ada
1 2
Permohonan Izin Data Apoteker : Fotocopy KTP Jabodetabek Fotocopy NPWP Fotocopy Surat Izin Kerja / Surat Penugasan Pas foto berwarna uk 4 x 6 (1 lembar) Fotocopy Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA dari luar Provinsi DKI Jakarta./ Surat Keterangan berhenti dari sarana Farmasi lain bagi yang bekerja di DKI Jakarta Surat Izin dari Atasan bagi PNS/ABRI Data-data Pemilik Sarana Apotek (PSA) / Pimpinan Perusahaan Fotocopy KTP Fotocopy NPWP Pasfoto berwarna uk 4 x 6 ( 1 lembar ) Fotocopy Akte Perusahaan bila berbentuk badan hukum yang telah terdaftar di Depkeh dan HAM RI Akte Perjanjian kerjasama Antara APA dan PSA / SK Pengangkatan bagi Perusahaan BUMN (Salinan / Fotocopy yang sudah dilegalisir Fotocopy IMB yang telah dilegalisir (kecuali bagi sarana yang berada di Perkantoran, Pertokoan, Mall, Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa / kontrak Fotocopy Undang-undang Gangguan(UUG) dari Dinas Trantib Propinsi DKI Jakarta yang telah dilegalisir (kecuali bagi sarana yang berada diperkantoran, Pertokoan, Mall, Pasar) Lampiran 3 (lanjutan).
3
4 5
6
7
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Tidak
Keterangan
41
Formulir persyaratan permohonan izin apotek No. Dokumen No. Revisi 8
9
10
11 12
13 14 15
16 17 18
19 20
(
F-SD-002 00
Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain diatas Materai Rp 6000,-. Surat pernyataan pemohon yang menyatakan akan tunduk serta patuh kepada peraturan yang berlaku diatas materai Rp.6.000,Surat Pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang Farmasi / obat dan tidak ikut campur dalam hal pengelolaan obat di atas Materai Rp 6000,Peta lokasi dan denah ruangan serta fungsi dan ukurannya Surat Pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat Keras Tertentu tanpa resep di atas Materai Rp 6000,Struktur Organisasi dan Tata Kerja / Tata Laksana Rencana jadwal buka Apotek Kelengkapan Asisten Apoteker / D3 Farmasi Fc Surat Izin Kerja / Surat Izin Asisten Apoteker Fotocopy KTP Surat Pernyataan bersedia bekerja diatas Materai Rp. 6000,Daftar peralatan peracikan obat Daftar Buku Pustaka Perlengkapan Administrasi Etiket, Kartu Stock, Copy resep Blanko SP Formulir Laporan Narkotika Kwitansi Sertifikat Kompetensi Apoteker Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan Jakarta , ……………………. Yang Menyerahkan, Petugas Yang Menerima,
)
( Lampiran 4.
Berita acara pemeriksaan sarana apotek
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
)
42
No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373 JAKARTA KODE POS:12130
BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA APOTEK SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
I.
II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pada hari ..................... tanggal ................ bulan ........................ tahun ................. kami yang bertandatangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Adminitrasi Jakarta Selatan No. ................................. telah melakukan pemeriksaaan setempat terhadap: DATA APOTEK Nama Apotek :....................................................................... Alamat : ....................................................................... Kel. ............................................................................. Kec. ............................................................................ Telp. ........................................................................... Kotamadya/Provinsi : Jakarta Selatan/DKI Jakarta Nama APA : ....................................................................... Nama PSA : ....................................................................... Pemeriksaan ini dilakukan adalah sebagai persyaratan untuk memperoleh izin mendirikan Apotek dengan hasil sebagai berikut: DATA ADMINISTRASI Fc Akte Perusahaan : sesuai asli / tidak Fc KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA) : sesuai asli / tidak Fc NPWP dari APA : sesuai asli / tidak Fc Surat Izin Kerja/Surat Penugasan APA : sesuai asli / tidak Fc KTP Pemilik Sarana Apotek (PSA) : sesuai asli / tidak Fc NPWP dari PSA : sesuai asli / tidak Fc UUG dari Dinas Tramtib Provinsi DKI Jakarta : sesuai asli / tidak Fc IMB/Surat Sewa : sesuai asli / tidak Fc Surat Keterangan Domisili : sesuai asli / tidak Peta lokasi : sesuai / tidak Denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya : sesuai / tidak
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
43
Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00 HASIL PEMERIKSAAN Rincian
Persyaratan
Kenyataan
I. BANGUNAN 1. Sarana Apotek
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi 2. Bangunan apotek sekurang-kurangnya memiliki ruangan khusus untuk:
a) Ruang peracikan b) Penyerahan resep c) Ruang administrasi d) Kamar kerja Apoteker e) WC f) Ruang tunggu 3. Kelengkapan bangunan calon Apotek: a) Sumber air Harus memenuhi persyaratan kesehatan b) Perorangan Harus cukup terang, sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi apotek c) Alat pemadam Harus berfungsi dengan baik kebakaran sekurang-kurangnya dua buah
Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak
d) Ventilasi
jendela ……buah AC Ada/Tidak
e) Sanitasi
4. Papan nama
Yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya Harus baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya: Saluran pembuangan limbah: Tempat pembuangan sampah: Berukuran minimal: panjang: 60 cm lebar: 40 cm dengan tulisan - hitam diatas dasar putih - tinggi huruf minimal: 5 cm - tebal: 5 cm
Ada/Tidak Ada/Tidak Sumur/PAM/sum ur pompa, dll PLN/generator Petromak, dll …… buah dengan ukuran ………lb
Ada/Tidak ……… buah Berukuran: Panjang: ….. cm Lebar: …… cm Dengan tulisan: ………………
II. PERLENGKAPAN 1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Penilaian TMS MS
44
Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00
a. Timbangan miligram minimal 1 set dengan anak timbangan Tgl tera: yang sudah ditera b. Timbangan gram dengan minimal 1 set anak timbangan yang Tgl tera sudah ditera c. Perlengkapan lain Sesuai kebutuhan 2. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi: a. Lemari & rak obat Sesuai kebutuhan b. Lemari pendingin minimal 1 buah c. Lemari narkotik minimal 1 buah d. Lemari psikotropik minimal 1 buah 3. Wadah pengemas a. Etiket Sesuai kebutuhan b. Wadah pengemas Sesuai kebutuhan 4. Alat administrasi a. Blangko pesanan obat Sesuai kebutuhan b. Blangko kartu stock obat Sesuai kebutuhan c. Blangko salinan resep Sesuai kebutuhan d. Blangko kwitansi Sesuai kebutuhan e. Blangko nota penjualan Sesuai kebutuhan
Ada/Tidak
f. Buku pencatatan narkotika g. Form laporan narkotika 5. Buku Wajib
Sesuai kebutuhan
Ada/Tidak
Sesuai kebutuhan - Farmakope Indonesia - Kumpulan Peraturan PerUU yang berhubungan dengan Apotek -
Ada/Tidak - Ada/Tidak - Ada/Tidak
III. TENAGA KESEHATAN 1. Apoteker Pendamping 2. Asisten Apoteker
Ada/Tidak
……….. buah Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak
…………… orang …………… orang
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
45
Lampiran 4 (lanjutan). Berita acara pemeriksaan sarana apotek No. Dokumen : F-SD-003 No. Revisi : 00
Kesimpulan:
Demikianlah Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Jakarta,
Pimpinan/Apoteker Pengelola Apotek
(
/
/2012
Yang membuat berita acara, 1. Nama NIP
: :
2. Nama NIP
: :
3. Nama NIP
: :
)
Lampiran 5.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
46
Formulir pernyataan siap melakukan kegiatan
No. Dokumen No. Revisi Nomor Lampiran Hal
: : : Pernyataan siap melakukan Kegiatan
F-SD-076 00
Jakarta, Kepada Yth. Kepala Sudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Di Jakarta
Menunjuk Surat Permohonan kami nomor: ……… tanggal……………………dan menunjuk ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 7 ayat (4) dan (5), dengan ini kami laporkan bahwa Apotek…………………..yang beralamat di …………………………………………..………………………………..................Ke l……………………………….Kecamatan…………............................................. Kota Administrasi Jakarta Selatan telah siap untuk melaksanakan kegiatan. Demikianlah untuk diketahui dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Apoteker Pengelola Apotek
____________________________ (SIK……..........,...…………………..)
Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta 2. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
47
Lampiran 6. Formulir permohonan izin pedagang eceran obat
Nomor : Lamp : Hal : Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat
No. Dokumen No. Revisi Jakarta ,
F-SD-028 00
Kepada Yth, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administarsi Jakarta Selatan di Jakarta
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin, Pedagang Eceran Obat dengan data-data sebagai berikut : Nama Pemilik
:
...................................................................................
Alamat / Telepon
:
................................................................................... ...................................................................................
Nama Toko Obat
:
...................................................................................
Alamat Toko Obat
:
................................................................................... ...................................................................................
Nama AA P. Jawab
:
....................................................................................
Nomor S.I.K/ SIAA
:
...................................................................................
Alamat / telepon
:
................................................................................... ...................................................................................
Sebagai pertimbangan bersama ini kami lampirkan surat-surat sebagai berikut : 1. Foto Copy KTP Pemohon (Jabodetabek) / Pemilik Toko Obat 2. Akte pendirian perusahaan bila berbentuk badan hukum yang disahkan terdaftar pada Menkeh HAM. 3. Gambar Denah Lokasi Tempat Usaha dan Denah ruangan [ Toko ] 4. Foto Copy Ijazah yang dilegalir &SIAA yang masih berlaku. 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja sebagai A .A Penanggung Jawab teknis pada Toko Obat diatas materai Rp 6.000,6. Fotocopy Tanda Bukti Pemilikan Tempat / status bangunan tempat usaha milik sendiri lampirkan sertifikat dan bila sewa minimal 2 (dua) tahun dengan melampirkan surat sewa dan fotocopy KTP pemilik
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
48
Lampiran 6 (Lanjutan). Formulir permohonan izin pedagang eceran obat No. Dokumen No. Revisi
F-SD-028 00
7. Foto Copy SIUP [TDUP] ( Bila Bentuk Badan Hukum ) 8. Fotocopy NPWP Pemilik 9. Surat Pernyataan Tidak Akan Menjual Obat Daftar G dan Tidak Melayani Resep Dokter. 10. Pasphoto berwarna Pemohon dan AA Penanggung jawab (@ 2 Lembar), uk 4 x 6 Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenarnya dengan harapan dapat dikabulkan
Hormat kami, AA Penanggung Jawab
Materai 6.000
Cap / Stempel.
(............................................)
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
49
Lampiran 7. Formulir permohonan persetujuan prinsip industri kecil obat tradisional
No. Dokumen No. Revisi Nomor : Lamp : Hal : Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional
F-SD-036 00
Jakarta, Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a
Dengan Hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional dengan data – data sebagai berikut : 1. Pemohon. a. Nama Pemohon : b. Alamat dan Nomor Telp c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
: :
2. Perusahaan a. Nama Industri Kecil Obat Tradisional : b. Alamat dan Nomor Telp : c. Nomor Akte pendirian perusahaan : (yang telah disahkan oleh Depkeh atau Akte Koperasi yang telah disahkan oleh Dep.Koperasi) d. Luas Tanah tersedia : m2 e. Lahan tersebut diperuntukkan Industri: Ya/ Tidak/ Belum ditetapkan 3. Penanggung Jawab Teknis a. Nama b. No SIK/ SP
: :
4. Rencana Produksi No
Bentuk Sediaan
Kapasitas Produksi Pertahun
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
50
Lampiran 7 (lanjutan). Formulir permohonan persetujuan prinsip industri kecil obat tradisional No. Dokumen No. Revisi 5
F-SD-036 00
Total asset diluar harga bangunan dan tanah Rp .......................................... (terbilang : .................................................................................................... )
Bersama permohonan ini disertai lampiran-lampiran diperlukan : 1. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan/Koperasi 2. Fotocopy KTP pemilik 3. Fotocopy KTP dari Apoteker dan Penanggungjawab Teknis (Jabodetabek) 4. Fotocopy Ijasah Apoteker 5. Foto copy SIK/ SP Apoteker (bila telah ada ) 6. Rekomendasi ISFI Jakarta Selatan 7. Foto copy surat lolos butuh bagi Apoteker dari luar provinsi DKI Jakarta. 8. Fotocopy surat Ijin Industri Kecil Obat tradisional dari Sudin Perindag 9. Surat pernyataan tidak bekerja pada perusahaan farmasi lain diatas materei Rp.6000. 10. Surat Perjanjian Kerjasama Antara Apoteker dengan Pihak Perusahaan diatas materai Rp.6.000,11. Foto copy NPWP. Perusahaan 12. UUG yang telah dilegalisir untuk industri kecil obat tradisional 13. Fotocopy IMB yang telah dilegalisir dan bila sewa lampirkan surat sewa menyewa minimal 3 ( tiga ) tahun. 14. Surat pernyataan pengolahan limbah diatas materei Rp.6000. Demikianlah keterangan tersebut diatas dibuat dengan sebenarnya, atas Perhatiannya dan persetujuan Bapak kami sampaikan terima kasih.
Hormat Kami
cap/ Stempel perusahan Materai 6000 ( __________________ ) Direktur
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
51
Lampiran 8. Formulir permohonan izin usaha industri kecil obat tradisional No. Dokumen No. Revisi Nomor : Lamp : Hal : Permohonan Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional
F-SD-033 00
Jakarta, Kepada Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a
Dengan Hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin UsahaIndustri Kecil Obat Tradisional dengan data–data sebagai berikut: I. UMUM 1. Nama Pemohon 2. Jabatan 3. Alamat dan Nomor Telp 4. Nama Badan Hukum ( bagi yang berstatus Badan Hukum ) 5. Nama Industri Kecil Obat Tradisional 6. Alamat perusahaan dan Nomor Telp 7. Nama Penanggung Jawab Teknis 8. No SIK / SP II. INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL YANG DIMOHON : 1. Lokasi dan luas tanah a. Lokasi Industri : ( ) Lahan Peruntukan Industri : ( ) Estate Industri : ( ) Daerah Perumahan : ( ) Daerah lainnya b. Alamat Industri Kecil Obat Tradisional : c. Luas tanah : 2. a. Bentuk Obat tradisional : ( ) Parem ( ) Rajangan ( ) Kapsul ( ) Tapel ( ) Pil ( ) Cairan Obat Dalam ( ) Salep ( ) Pastilles ( ) Cairan Obat Dalam ( ) Pilis ( ) Serbuk b. Mesin dan peralatan/ perlengkapan : (dalam lampiran tersendiri)
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
52
Lampiran 8 (lanjutan). Formulir permohonan izin usaha industri kecil obat tradisional No. Dokumen No. Revisi
F-SD-033 00
3. Jadwal waktu penyelesaian bangunan penanganan peralatan : a. Bangunan Industri selesai pada bulan …….... Tahun ………...... b. Mulai Produksi bulan ………………….. .......Tahun …...……... III. TENAGA KERJA Penggunaan tenaga kerja Indonesia Tenaga Apoteker Tenaga Asisten Apoteker Tenaga Produksi lainnya Tenaga Pemasaran / Administrasi
: : : : :
IV. NILAI INVESTASI Nilai Investasi : Rp...................... (Terbilang : ......................................................................................) V. PEMASARAN 1. Dalam Negeri 2. Luar Negeri 3. Merek Dagang ( Jika ada )
: : :
VI. Sumber daya Energi Yang dipakai
:
Bersama permohonan ini disertai lampiran-lampiran diperlukan : 1. Fotocopy persetujuan prinsip 2. Peta lokasi 3. Denah ruangan serta ukurannya 4. Tata Cara Pengolahan serta Pengemasan 5. Daftar Alat Laboratorium 6. Daftar Buku Peraturan Per-UU dibidang Farmasi dan lain-lain. 7. Daftar Mesin dan peralatan /perlengkapan. Demikianlah keterangan tersebut diatas dibuat dengan sebenarnya, atas perhatiannya dan persetujuan Bapak kami sampaikan terima kasih. Hormat Kami, Materai 6000 ( ________________ ) Direktur Lampiran 9.
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
53
Formulir permohonan izin cabang/sub penyalur alat kesehatan
No. Dokumen No. Revisi
F-SD-025 00
Jakarta, No : Lamp : Hal : Permohonan Persetujuan Pendirian Kepada Cab/Sub Penyalur Alat Kesehatan Yth. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di J a k a r t a . Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Pendirian Cab/Sub Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sbb : 1. PEMOHON Nama Direktur UPAK Pusat Alamat dan no. telp No Izin Usaha PAK Pusat
: : :
2. CABANG / SUB PAK Nama Cab / Sub PAK Alamat Kantor & No. telp. Alamat Gudang dan No. telp Nama Pimpinan Cab/Sub PAK Nama Penanggung Jawab teknis
: : : : :
Bersama permohonan ini kami lampirkan persyaratan sbb : 1. Surat Penunjukkan dari UPAK sebagai Sub/Cab PAK diatas Materai Rp 6000,-. 2. Fotocopy Izin UPAK Pusat . 3. Fotocopy Akte Notaris Badan hukum dan fotocopy pengesahan dari Dep Kehakiman dan HAM bila berbentuk badan hukum Cabang/Sub PAK 4. Denah bangunan kantor /ruangan beserta ukuran dan fungsi 5. Peta Lokasi.. 6. Fotocopy SIUP Cabang/Sub PAK atau Surat Pernyataan akan melengkapi SIUP diatas materai Rp 6000,7. Fotocopy NPWP Perusahaan Cabang/Sub PAK. 8. Fotocopy Undang-undang Gangguan Cabang/Sub PAK yang telah dilegalisir ( kecuali sarana yang berada didalam Pertokoan , Perkantoran , Mall, Pasar ).
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
54
Lampiran 9 (lanjutan). Formulir permohonan izin cabang/sub penyalur alat kesehatan No. Dokumen No. Revisi
F-SD-025 00
9. Fotocopy IMB yang telah dilegalisir ( Kecuali Bagi sarana yang berada di Perkantoran,Pertokoan ,Mall dan Pasar ) dan perjanjian sewa menyewa 10. Fotocopy KTP Pemohon/ Pimpinan Cabang/Sub PAK. 11. Surat Pernyataan bersedia bekerja sebagai penanggung jawab teknis di atas Materai Rp 6000,12. Fotocopy Ijazah dari Penanggung Jawab teknis 13. Fotocopy KTP Penanggung Jawab Teknis (Jabodetabek). Demikian permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan bapak kami sampaikan terima kasih.
Perusahaan Yang ditunjuk
Direktur Sub/ Cabang PAK
Pemohon, Cap Perusahaan Materai 6000 _____________________ Direktur UPAK Pusat
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
55
Lampiran 10. Formulir permohonan sertifikasi produksi pangan
Nomor : Lampiran : Hal : Permohonan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
No. Dokumen No. Revisi Jakarta
F-SD-038 00
Kepada Yth.Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan di Jakarta
Yang bertanda tangan di bawah ini saya Nama Pemilik
: ……………………………………………….
Nama Perusahaan
: ……………………………………………….
Alamat / telepon
: ……………………………………………….
Nama Penanggung Jawab
: ……………………………………………….
Alamat / telepon
: ……………………………………………….
Sebagai pertimbangan bersama ini kami lampirkan surat-surat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Data Perusahaan Pangan Industri Rumah Tangga Data Produk makanan/minuman Peta Lokasi Tempat Usaha Denah Ruangan beserta ukuran Rancangan etiket / label Foto Copy KTP Penanggung jawab / Pemilik (Jabodetabek) Pasfoto berwarna Pemohon/ Penanggung Jawab 3 x 4 (2lembar) Surat TandaPendaftaran Industri Kecil bagi perusahaan yang memiliki Modal Peralatan lebih dari Rp.5.000.000/ Surat keterangan bila modal peralatan kurang dari Rp.5.000.000 9. Surat Keterangan penunjukan , bila repacking 10. Copy Tanda Bukti Pemilik Tempat / status bangunan tempat usaha milik sendiri (lampirkan sertifikat) dan bila sewa minimal 2 (dua) tahun dengan melampirkan surat sewa dan fotocopy KTP pemilik 11. Sertifikat Keamanan Pangan (Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan) Demikianlah permohonan ini kami buat dengan sebenarnya dengan harapan dapat dikabulkan. Hormat kami Cap Perusahaan Materai 6000
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
56
Lampiran 11. Berita acara pemusnahan perbekalan farmasi
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR TENTANG APOTEK
: 1332/Menkes/SK/X/2002 : KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN
BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI Pada hari ini…………….tanggal………….bulan………….tahun………….sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Apoteker Pengelola Apotek SIK / SP Nama Apotek Alamat Apotek Telah melakukan pemusnahan Tempat melakukan pemusnahan
: ………………………………………….... : …………………………………………… : …………………………………………… : …………………………………………… : …………………………………………… : ……………………………………………
Berita Acara ini dibuat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirimkan kepada : 1. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan 2. Kepala Balai Besar POM di Jakarta Jakarta, Saksi-saksi : 1. Nama : NIP : Tanda tangan :
Yang membuat BeritaAcara: Nama : SIK / SP : Tanda tangan :
2. Nama : NIP : Tanda tangan : 3. Nama : NIP : Tanda tangan :
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
57
Lampiran 11 (lanjutan). Berita acara pemusnahan perbekalan farmasi LAMPIRAN DAFTAR PERBEKALAN FARMASI YANG DIMUSNAHKAN
NO
NAMA
JUMLAH
ALASAN PEMUSNAHAN
Jakarta, …………………….. Yang membuat berita acara: Apotek er Pengelola Apotek
SIK / SP : ……………………
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
58
Lampiran 12. Daftar apotek di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Bulan
Nama Apotek
Kelurahan/Kecamatan
APA
SIA
STRA
JAN
Century Wonder Century Episentrum Walk Prima Farma 2 Wonder Kimia Farma 152 Century Pharma Fatmawati Medika Plaza Kartika Chandra Kimia Farma 47 Nayaka Farma Sana Farma Fatmawati Ayin
Tebet Barat/ Tebet Karet Semanggi/ Setiabudi Cipedak/ Jagakarsa Tebet Barat/ Tebet Pejaten Barat/ Pasar Minggu Cipete Selatan/ Cilandak Karet Semanggi/ Setiabudi Gandaria Utara/ Keb. Baru Karet Semanggi/ Setiabudi Cilandak Barat/ Cilandak Gandaria Selatan/ Cilandak Kebagusan/ Pasar Minggu Karet/ Setiabudi Tebet Barat/ Tebet Pasar Minggu/ Ps Minggu Kalibata/ Pancoran Bintaro/ Pesanggrahan Cilandak Barat/ Cilandak Jagakarsa/ Jagakarsa Pengadegan/ Pancoran Kuningan Barat/ Mampang Cilandak Barat/ Cilandak Pela Mampang/ Mampang
Panji Alam, S.Farm., Apt. Irda Rizki A., S.Farm.,Apt. Kustantri W., S.Si., Apt. Drs. Iskandar Nain, Apt. M. Idris A., S.Si., Apt. Ferra Avrianty, S.Si., Apt. Yuni Ardiani, S.Si., Apt. Muhardiman, S.Si., Apt. Annitha Popang, S.Si., Apt. Dra. Rusiati S., Apt. Rosa Fitria, S.Si., Apt. Ayu R., S.Farm., Apt. Soejati Liana, S.Farm., Apt. Dra. Rozinah, Apt. Nifo Mirasari, S.Si., Apt. Dra. Dhanya Rosa, Apt. Imroatu T., S.Farm., Apt. Dra. Diyan W., Apt. Nurhayati, S.Si., Apt. Agus Priana D., S.Si., Apt. Dra. Dwi Indriati, Apt. Endang N., S.Farm., Apt. Nuril Astuti, S.Si., Apt.
0288.SIA.10000010/04/Sudinkes/01.11 0331.SIA.00000000/04/Sudinkes/01.11 0100.SIA.11001101/04/Sudinkes/01.11 0333.SIA.00000000/04/Sudinkes/02.11 0112.SIA.40000040/04/Sudinkes/02.11 0332.SIA.00000000/04/Sudinkes/02.11 1207.SIA.10000010/04/Sudinkes/02.11 0166.SIA.30000030/04/Sudinkes/02.11 0335.SIA.00000000/04/Sudinkes/02.11 0310.SIA.20000101/04/Sudinkes/02.11 0336.SIA.10000010/04/Sudinkes/02.11 0337.SIA.00000000/04/Sudinkes/03.11 072.SIA.00000000/04/Sudinkes/03.11 0312.SIA.31000011/04/Sudinkes/03.11 0334.SIA.00000000/04/Sudinkes/03.11 304.SIA.10000010/04/Sudinkes/04.11 761.SIA.10000010/04/Sudinkes/04.11 0338.SIA.00000000/04/Sudinkes/04.11 120.SIA.40000220/04/Sudinkes/05.11 339.SIA.00000000/04/Sudinkes/05.11 0343.SIA.00000000/04/Sudinkes/07.11 0342.SIA.00000000/04/Sudinkes/07.11 0349.SIA.00000000/04/Sudinkes/08.11
KP.01.03.1.3.3628/ 1 Juni 2010 KP 01.03.1.3.4627 KP.01.01.1.3.4007/ 23 April 2004 3161/ B/ 09 September 1981 KP.01.01.1.3.5610/ 14 Agustus 2002 KP.01.01.1.3.2892/ 2 Juli 200 KP.01.03.1.3.1606/ 13 Maret 2010 KP.01.011.2.145/ 14 Januari 2002 KP.01.03.1.3.5262/ 18 Sept 2009 482/SIK/SKI/1993/28 Oktober 1993 KP.01.01.1.3.13398/ 20 Oktober 2003 KP.01.03.1.3.5762/ 5 Desember 2008 KP.01.03.1.3.7875/ 7 Agustus 2010 0659/PT/1994/ 28 Februari 1994 KP.01.03.1.3.8032/ 31 Des 2010 4812/ B KP.00.03.1.3.2466 0448/ Apt/ 1993 KP.01.03.1.3.5991/ 28 Oktober 2009 KP.01.01.1.3.2918 5503/ B KP.01.03.1.3.6023 KP 01.03.1.3.0783
FEB
MAR
APR
MEI
AGT
Century Pharma Kebagusan City
Dewi Sakti Sana Farma RS.Tebet K-24 Pasar Minggu K-24 Warung Buncit Zamzam Aji Waras Fatmawati Ratu Super Hemat Ais Jati NX Gene Indonesia
58
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
59
Lampiran 12 (lanjutan). Daftar apotek di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Bulan
SEPT
OKT
NOV
Nama Apotek
Kelurahan/Kecamatan
APA
SIA
STRA
Century Kalibata City Century Mutiara Ristra Pharma Care K 24 Pondok Labu Abu Farma K-24 Radio Dalam Roxy Poltangan Century Putra Jaya RS Bersalin Asih
Rawajati/ Pancoran Gunung/ Kebayoran Baru Gandaria Utara/ Keb. Baru Pondok Labu/ Cilandak Cipete Selatan/ Cilandak Gandaria Utara/ Keb. Baru Tanjung Barat/ Jagakarsa Cilandak Barat/ Cilandak Melawai/ Kebayoran Baru
Lisdiana, S.Farm., Apt. Leny Susanti, S.Si., Apt. Dra. Evi Azizah, Apt. Witri Astuti, S.Farm., Apt. Drs. Lautan P. Siagian, Apt. Zaenal Arifin, S.Si., Apt. Drs. Kusnaidi, Apt. Nova Susanti, S.Farm. Apt. Mey Melania, S.Si., Apt.
0348.SIA.00000000/04/Sudinkes/08.11 231.SIA.30100121/04/Sudinkes/08.11 0347.SIA.00000000/04/Sudinkes/08.11 0346.SIA.00000000/04/Sudinkes/08.11 064.SIA.30000030/04/Sudinkes/08.11 0309.SIA.10000010/04/Sudinkes/08.11 0351.SIA.00000000/04/Sudinkes/09.11 0350.SIA.00000000/04/Sudinkes/09.11 0278.SIA.00000000/04/Sudinkes/08.11
K-24 Abdullah Syafei
Bukit Duri/ Tebet
Annisa'a N., S.Farm, Apt
0357.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11
Naya Farma Klinik Mata Nusantara Esther Aji Waras Cipedak Helena Yakespen Antam Eddy Enorme Pejaten Sehat Erha 21 Eddy
Tanjung Barat/ Jagakarsa Lebak Bulus/ Cilandak Tebet Timur/ Tebet Cipedak/Jagakarsa Kramat Pela/ Keb. Baru Tanjung Barat/ Jagakarsa Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Gunung/ Kebayoran Baru Jatipadang/ Pasar Minggu Keb.Lama Selatan/ Keb.Lama Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Petukangan Selatan/ Pesanggrahan Keb. Lama Selatan/ Keb. Lama
Riandari Retno, S.Si., Apt. Rini Handayani, S.Si., Apt. Dra. Sri Murdiati, Apt. Deden Muliadi, S.Si., Apt Tofa A., S.Farm., Apt. Nani Prihatini, S.Si., Apt. Simotyan H., S.Farm, Apt. Rodo Udi Y., S.Farm., Apt. Dra. Yusmaniar, Apt. Daniel Ventje L., S.Si, Apt. Simotyan H., S.Farm, Apt.
0356.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0355.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0354.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0353.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0352.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0197.SIA.00000000/04/Sudinkes/10.11 0359.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11 0360.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11 0362.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11 0361.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11 0359.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11
KP 01.03.1.3.2248 KP.01.03.1.3.6418/ 11 Oktober 2010 1187/1995 KP 01.03.1.3.4184 1064/Apt/1995/11 Mei 1995 KP.01.01.1.3.2013/ 31 Mei 2006 KP 01.01.1.3.5590 KP 01.01.1.3.3554 KP 01.03.1.3.3721 19870620/STRA-UP/2011/23378/7 Sept 2011 KP.01.03.1.3.0120/15 Januari 2011 KP.01.01.V.5.2.5712 3418/B KP 00.01.1.3.00989 KP 01.01.1.3.03475 KP 01.01.1.3.0155 KP.01.03.1.3.3.6153 KP 01.03.1.3.5395/ 07 November 2008 0327/APT/1993/17 Mei 1993 KP.01.01.V.5.2.9464/25 April 1997 KP.01.03.1.3.3.6153
Lusiana, M.Si, Apt.
0358.SIA.00000000/04/Sudinkes/11.11
KP.01.01.1.3.1439
Indri N uraida, S.Farm.,Apt
0270.SIA.10000010/04/Sudinkes/12.11
KP.01.01.1.3.2168/ 20 April 2009
Parsa DES
K-24 Pondok Pinang
59
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
60
Lampiran 13. Daftar pedagang eceran obat di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 BULAN JAN FEB
MAR
MEI JUNI JULI
AGT OKT DES
PT. Matahari Putra Prima Tbk
Nama Pedagang Eceran Obat Boston Health And Beauty
Esti Widoyati
Nama Pemilik
Drs. Bowo W., Apt, M.Kes Dewi Sukma Ayu PT. Hero Supermarket Tbk/ Anton Lukmanto PT. Hero Supermarket Tbk/ Anton Lukmanto Lie Cin Khiat Hendra Kurniawan Sri Maryati Magdalena Wawah Hermawan PT. Hokky Bersama, An. Tri Ubaya Adri M Sri Hidayani, S.Si, Apt Nana Suryana PT. Hasil Karsa Makmur An.Tony Kusnadi PT. Lotte Mart Indonesia An. Riza Hidayat
Karet Semanggi/ Setia Budi
Lina Yuliana
Berkah
Petukangan Utara/ Pesanggrahan
Miftahul Jannah
Nashira
Pondok Pinang/ Keb.Lama
Eva Fajramita
Wijaya Kusuma Guardian Apartemen Taman Rasuna
Lebak Bulus/ Cilandak
Salimah Herawati
Surat Izin Asisten Apoteker 43.12.09.00582/ 16 Nopember 2010 43.11.08.01540/ 26 Nopember 2008 33229/Pend/AA/14 April 1995 43.04.09.00452
Menteng Atas/ Setia Budi
Sari Aprilia
446.442.J/PPK.3/1/2011
174.TO.5/04/Sudinkes/03.11
Guardian Klinik Retna
Cilandak Barat/ Cilandak
Intan Diwanti
43.09.10.00578
173.TO.5/04/Sudinkes/03.11
Sehat Utama Foodmart Express Bahari Ikhlas Dan Berkah 18 Restu II
Keb.Lama Utara/ Keb. Lama Karet Semanggi/ Setia Budi Gandaria Selatan/Cilandak Pondok Pinang/ Keb.Lama Ragunan/Pasar Minggu
43.06.08.00852/ 02 Jul 08 43.12.09.01711 43.04.09.00445 43.03.10.00100 43.05.09.005.52
06.TO.5/04/Sudinkes/03.11 175.TO.0/04/Sudinkes/05.11 176.TO.0/04/Sudinkes/05.11 177.TO.0/04/Sudinkes/06.11 134.TO.2/04/Sudinkes/06.11
Grand Lucky
Gandaria Utara/ Keb.Baru
43.05.11.00392.1
179.TO.0/04/Sudinkes/07.11
Adreena Nana
Tanjung Barat/ Jagakarsa Karet/Setiabudi
Ratna Dewi Ida Lamria Sri Nuryati Silvester D. Mahdiah Mahmud Rosintan Simarmata Dewi Septiani Megawati
6474/2006/02 April 2007 2816/2006
178.TO.0/04/Sudinkes/07.11 180.TO.0/04/Sudinkes/08.11
Aneka Buana
Pondok Labu/ Cilandak
Yunita Nirmawati
43.08.08.01023
131.TO.2/04/Sudinkes/10.11
Lotte Mart Kuningan City
Karet Kuningan/ Setiabudi
Yuaprino
28417/Pend/AA
181.TO.0/04/Sudinkes/12.11
Kelurahan/Kecamatan
Asisten Apoteker
Nomor Registrasi 170.TO.0/04/Sudinkes/01.11 172.TO.0/04/Sudinkes/02.11 171.TO.0/04/Sudinkes/02.11 61.TO.5/04/Sudinkes/03.11
60
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
61
Lampiran 14. Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan
Nama Pemilik
Kelurahan/ kecamatan
Jenis Produksi
Merk Dagang
No. PIRT
Dnp
Ir. Enni Indrawati
Cilandak Timur/Pasar Minggu
Lasagna
Dnp
P-IRT NO. 606317101135
Ninoy ®
Henny
Karet Semanggi/Setiabudi
Abon Cabe Original
Ninoy ®
P-IRT NO. 212317101136
Pt. Mandiri Berlima
H. Sukandar K.
Petukangan Utara/Pesanggrahan
Roti Manis Rasa Coklat
Mandiri Bakery
P-IRT NO. 206317101134
Igam Sutiti Home Industry
Igam Sutiti
Jagakarsa/ Jagakarsa
Keripik Jamur Tiram
Igam Sutiti
P-IRT NO. 604317101133
Pt. Koin Bumi
Kim Woo Jae
Rawa Barat/ Kebayoran Baru
Tepung Roti
Mu Gung Hwa
P-IRT NO. 206317101132
De Layla
Arini Merawati
Jatipadang/ Pasar Minggu
Sheumpyes Keju
De Layla
P-IRT NO. 206317101131
J. Co
Zaenudin
Ulujami/ Pesanggrahan
Propolis Madu
J. Pro
P-IRT NO. 109317101130
Nugget Furai
Madya Putri A.
Tanjung Barat/ Jagakarsa
Chicken Nugget Original
Nugget Furai
P-IRT NO. 206317101129
M. Djojo Bakery
Nining Kartika I
Pondok Pinang/Kebayoran Lama
Roti Tawar
M. Djojo Bakery
P-IRT NO. 206317101128
Pt. Cipta Citra Permata
Chitra Dewi
Bangka/ Mampang Prapatan
White Toast
Chef's Kitchen
P-IRT NO. 206317101127
Assunah
Budi Haryanto
Menteng Atas/ Setiabudi
Madu
Madu Mumtaz Assunah
P-IRT NO. 209317101126
Yy Dimsum
Ida Faridah
Keramat Pela/ Kebayoran Baru
Hakau
Yy Dim Sum
P-IRT NO. 206317101125
Alika
Khotimah
Tegal Parang/Mampang Prapatan
Soes
Alika
P-IRT NO. 206317101124
Pt. Supra Boga Lestari
Nugroho Setiadharma
Pondok Pinang Kebayoran Lama
Roti Cranbery Toast
Ranch Pastry
P-IRT NO. 206317101122
Roti D'light
Dewanta Manik
Bangka/ Mampang Prapatan
Roti Tawar Gandum
Whole Wheat Bread
P-IRT NO. 206317101123
Arum Sari Ii
Nur Hasanah
Pela Mampang/ Mampang Prapatan
Keripik Tahu
Mampang Indah
P-IRT NO. 215317101021
Kingdom
Handiyono, SE
Bukit Duri/Tebet
Es Stik Rasa Anggur
Kingdom
P-IRT NO. 216317101120
Kenanga II
Sumartinah
Cilandak Barat/Cilandak
Pastel Abon
Amelia
P-IRT NO. 206317101119
61
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
62
Lampiran 14 (lanjutan). Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan Kenanga I
Nama Pemilik Siti Irene Wiria
Kelurahan/ kecamatan Cilandak Barat/Cilandak
Jenis Produksi Tepung Bumbu Serba Guna
Merk Dagang Cisia
No. PIRT P-IRT NO. 206317101118
Palem
Fitriyah Saraswati
Petukangan Utara/Pesanggrahan
Jahe Instan
Palem
P-IRT NO. 206317101117
Mawar Lestari Mawar Berseri Adenium Sri Rejeki Wijaya Kusuma Praja Cahaya Melati Seruni Seruni Gandaria Seruni Mandiri Kemuning Ii Kemuning 1 Sekar Kedaton Nusa Indah Merah Hanjuang Rusa Sirup Cempaka Mentas Aster Mandiri Aster Abadi
Siti Sarah Supartini Kusdinar Titik Suharti Karyanti Reni Priyatin Sri Rahayuningsih Sarin Suprihatin Sri Daswati Sri Wiyati Sri Hartati Denny Aryani Eha Soleha Sumaryani Surtini Siami Siti Mariyah
Ulujami/ Pesanggrahan Ulujami/ Pesanggrahan Pengadegan/ Pancoran Pondok Pinang/ Kebayoran Lama Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Kebayoran Lama Selatan/ Kebayoran Lama Kramat Pela/ Kebayoran Baru Kramat Pela/ Kebayoran Baru Cipete Utara/Kebayoran Baru Cipete Utara/Kebayoran Baru Kebon Baru/ Tebet Bukit Duri/Tebet Manggarai Selatan/ Tebet Manggarai Selatan/ Tebet Menteng Atas/Setiabudi Menteng Atas/Setiabudi Menteng Atas/Setiabudi
Keripik Singkong Pedas Sari Kedelai Bir Pletok Bir Pletok Instan Kacang Telur Jahe Merah Instan Stik Karamel Jahe Instan Rempeyek Kacang Tanah Keripik Singkong Jahe Instan Bir Pletok Bir Pletok Sirup Jeruk Jahe Sirup Jeruk Lemon Cheese Stick Bakpia Rempeyek Kacang
Gotri Ibu Tini Seger Sumyah Sri Rejeki Wijaya Kusuma Praja Jasmine Seruni Cookies Seruni Seruni Mandiri Mas One Bu Sri Paimo Sekar Kedaton Nusa Indah Merah Hanjuang Rusa Sirup Cempaka Mentas Barokah Aster Abadi
P-IRT NO. 203317102115 P-IRT NO. 213317102114 P-IRT NO. 113317101113 P-IRT NO. 213317101111 P-IRT NO. 215317101110 P-IRT NO. 213317101109 P-IRT NO. 206317101108 P-IRT NO. 213317101107 P-IRT NO. 206317101106 P-IRT NO. 215317101105 P-IRT NO. 213317101104 P-IRT NO. 113317101103 P-IRT NO. 113317101102 P-IRT NO. 109317101101 P-IRT NO. 109317101100 P-IRT NO. 206317101099 P-IRT NO. 306317101098 P-IRT NO. 206317101097
62
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
63
Lampiran 14 (lanjutan). Daftar pangan industri rumah tangga di wilayah Jakarta Selatan tahun 2011 Nama Perusahaan
Nama Pemilik
Kelurahan/ kecamatan
Jenis Produksi
Merk Dagang
No. PIRT
Kemuning Indah
Siti Hawa
Kuningan Barat/Mampang Prapatan
Wornas Instan
Kemuning Indah
P-IRT NO. 214317101096
Lestari Anggrek Bulan
Lasmi Duriyah
Kuningan Barat/Mampang Prapatan Kuningan Barat/Mampang Prapatan
Kunyit Asam Instan Temulawak Instan
Lestari Anggrek Bulan
P-IRT NO. 213317101095 P-IRT NO. 213317101094
Kebagusan Jaya
Rosiah
Kebagusan/Pasar Minggu
Bir Pletok
Kebagusan Jaya
P-IRT NO. 113317101093
Delima Triti
Siti nuraisyah
Pejaten Timur/ Pasar Minggu
Nastar
Triti
P-IRT NO. 206317101092
Rumpaka
Yayat Sumiati
Ragunan/ Pasar Minggu
Jahe Instan
Rumpaka
P-IRT NO. 213317101091
Cempedak Lestari
Hj. Etih
Srengseh Sawah/Jagakarsa
Bir Pletok
Cempedak Lestari
P-IRT NO. 113317101090
Alkesa Lestari
Mardiah
Cipedak/Jagakarsa
Rempeyek Kacang
Ibu Mardiah
P-IRT NO. 206317102089
Sejahtera
Komariah
Jagakarsa/ Jagakarsa
Jahe Merah Instan
Rheinata
P-IRT NO. 213317101088
Yono Mandiri
Sumarno
Bintaro/Pesanggrahan
Udon
Yono Mandiri
P-IRT NO. 206317101087
Ud. Health Today
Ryanto Kosasih
Pulo/Kebayoran Baru
Sirup Rasa Buah Kiwi
Hti Quick
P-IRT NO. 209317101086
PT. Koin Bumi
Kim Woo Joe
Rawa Barat/ Kebayoran Baru
Tepung Roti
Mu Gung Hwa
P-IRT NO. 206317101085
PT. Lucky Strategis
Rudi Wirawan
Senayan/Kebayoran Baru
Kacang Almond Bubuk
Grand Selection
P-IRT NO. 206317155084
PT. Lucky Strategis
Rudi Wirawan
Senayan/Kebayoran Baru
Kacang Walnut (Repacking)
Grand Selection
P-IRT NO. 215317150084
PT. Lucky Strategis
Rudi Wirawan
Senayan/Kebayoran Baru
Ketumbar (rempah-rempah)/Repacking
Grand Selection
P-IRT NO. 212317122084
PT. Lucky Strategis
Rudi Wirawan
Senayan/Kebayoran Baru
Raisin (Manisan buah)/Repacking
Grand Selection
P-IRT NO. 214317143085
Arum Sari IV
Sarjilah
Pala Mampang/Mampang Prapatan
Brownies Kukus
Pilian
P-IRT NO. 306317109020
63
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
64
Lampiran 15. Denah ruangan gudang obat Sudinkes Jakarta Selatan (Lantai 1 tampak dari atas)
Kamar mandi
Pintu kecil
Pintu kecil
Pintu masuk
Tangga lantai 1
Teras dalam Gudang Obat Buffer Suku Dinas Kesehatan
Gudang Obat Dari Program Gudang PKM Kec Jagakarsa
Gudang Obat dari Departemen Kesehatan
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
65
Lampiran 15 (lanjutan). Denah ruangan gudang obat Sudinkes Jakarta Selatan (Lantai 2 tampak dari atas)
Gudang PKM Kec. Mampang Prapatan Lantai atas Kantor
Teras atas dalam
Tangga ke Lt..2
Tampak dari atas Gudang lantai satu
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No I 1
2
3
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
362763
160361
663
1106
643842
429943
47200
234284
226314
219413
Antasida DOEN suspense
50050
299
244553
354030
2359
3001
700
316
451
135
Cytotec
28974
0
297
50
0
0
0
0
46
0
Omeprazol 120 mg kapsul
5144
2609
360
600
30674
43806
3600
870
0
4814
Ranitidin 150 mg tablet
3269
28876
8679
8069
36311
56855
41800
12584
26144
893
Simetidin tablet 200 mg
94
17533
50659
22713
69000
17707
23131
56802
Jumlah
450294
209678
305211
386568
713186
533605
162300
265761
276086
282057
Dimenhydrinate tablet 50 mg
12290
5134
0
0
11499
0
0
0
0
0
Domperidon
1108
3127
228
240
0
662
0
0
5229
0
Domperidon syrup
146
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Golongan obat
Nama obat
Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier Obat lambung Antasida DOEN tablet kombinasi
Antiemetik
Antispasmodik
7
847
6318
2081
19222
17250
3000
1596
10443
13691
Metoklopropamid inj
0
1441
100
0
0
0
0
47
26
0
Tilidon
0
0
0
760
0
0
0
0
0
0
Jumlah
13551
10549
6646
3081
30721
17912
3000
1643
15698
13691
Ekstrak belladon tablet 10 mg
38045
10263
13826
12578
402
519
0
0
19134
595
Hyoscine n-butylbromide inj
0
0
0
20
0
0
0
0
55
0
Hyoscine n-butylbromide 10 mg
8000
1801
0
848
0
0
0
0
200
0
Papaverina HCl inj.40 mg/ml-1ml
871
48
207
8000
597
0
0
6610
0
0
Papaverina HCl tablet 4mg
171
13468
76611
30171
79196
57757
28000
31479
20628
16664
0
0
0
0
0
330
0
0
0
0
Jumlah
47087
25580
90644
51617
80195
58606
28000
38089
40017
17259
Garam oralit untuk 100 ml air
66782
0
70
45706
0
0
0
2044
200
50
Garam oralit untuk 200 ml air
29379
9957
17351
0
27454
31107
34775
16258
41841
37008
Spasminal 4
Antidiare
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
66
Metoclopramide HCl tablet 10 mg
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Imodium tablet
12825
0
0
194
0
0
0
0
2947
0
Kaolin 550 mg+pektin 20 mg tab
1397
41663
39549
52064
65306
71189
49500
43633
46625
55275
0
0
5565
2950
5250
0
0
0
0
0
Lacto B
386
0
386
0
0
0
0
0
0
0
Spasminal
60
0
66
100
0
0
0
0
0
0
Zinc phosphat liquid
0
0
10
0
0
0
0
4
0
0
Zinc phosphat powder
0
0
12
0
0
0
0
4
0
0
Golongan obat
Nama obat
Karbo adsorben tablet 250 mg
Zink
60
21730
17057
27887
22284
10631
0
20413
20874
7090
110889
73350
80067
128901
120294
112927
84275
82356
112487
99423
Bisacodyl tab 5 mg
0
0
2021
601
9912
381
0
0
3792
2270
Dulcolak supp ped 5 mg
0
0
0
813
51
381
0
0
3
36
Dulcolak supp ped 10 mg
26465
400
0
0
30
0
0
0
39
0
211
0
0
0
120
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
26676
400
2021
1414
10113
762
0
0
3837
2306
Jumlah 5
Laksatif
Dulcolak tablet Dulcolax supp 10 mg Jumlah 6 7
Vitazym tablet
50
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pencernaan
Jumlah
50
0
0
0
0
0
0
960
0
0
Preparat
Antihemroid DOEN kombinasi
58
976
2030
737
3028
1475
516
1520
2069
1523
Anorektal
Mycrolac
58
7727
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
116
8703
2030
737
3028
1475
516
1520
2069
1523
Digoksin tablet 0,25 mg
305
235
2044
1073
865
7891
500
267
5255
10
Epinefrin inj.0.1 %-1ml
887
41
127
40094
2230
446
0
0
851
138
II
Kardiovaskuler dan Hematopoietic
1
Obat jantung
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
67
Enzim
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
2 3
4
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Jumlah
1192
276
2171
41167
3095
8337
500
267
6106
148
Antiangina
ISDN tab sublingual 5mg
3671
4668
1232
10128
6735
1236
500
1544
6206
1721
Jumlah
3671
4668
1232
10128
6735
1236
500
1544
6206
1721
Antihipertensi
Aldacton 100 mg
0
0
0
159
0
0
0
0
0
0
Aldacton 25 mg
0
0
0
90
0
0
0
0
0
0
Amilodipine 5 mg
2464
0
0
0
0
0
0
7409
4063
0
Amlodipine 10 mg
0
0
5563
1582
0
0
0
0
0
0
Diltiazem 30 mg tablet
0
105
0
0
0
96
0
0
0
0
Furosemid tablet 40 mg
2759
0
1006
702
4383
9303
0
1787
2793
1083
Hidroklorotiazid tablet 25 mg
58564
7270
19809
23838
67631
59067
82000
46864
14443
Kaptopril 12,5 mg tablet
90455
86697
73408
73672
82679
64605
62500
64371
89307
74346
Kaptopril 25 mg tablet
80395
42596
57830
58898
108143
84369
45900
49780
69910
91152
Kaptopril 50 mg
3975
0
660
138
0
0
0
0
0
0
Nifedipine 10 mg tablet
22607
18151
2675
27832
600
40086
36800
0
0
29762
Propranolol 10 mg tablet
460
0
0
0
489
0
0
0
245
0
Reserpin tablet 0,10 mg
4300
0
1081
6546
4186
0
0
810
2150
900
Propanolol HCl tablet 40 mg
12227
0
40
80
10830
0
0
0
6555
0
Propranolol 10 mg tablet
460
0
0
0
489
0
0
0
245
0
Reserpin tablet 0,25 mg
1311
0
16324
13806
200
0
0
700
0
2668
Dislipidemia
Jumlah
279517
154819
178396
207343
279141
257526
227200
124857
221887
214354
Genfibrozil
10933
0
2440
451
0
0
6000
3068
0
0
Simvastatin
155
1250
12160
13984
1270
4765
1800
245
11444
707
Jumlah
11088
1250
14600
14435
1270
4765
7800
3313
11444
707
Hemostatik
Aspilet
5964
12570
4629
37247
12561
3954
4000
6619
28700
34
Nama obat
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
68
5
Cilandak
Golongan obat
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Fitomenadion tablet 10 mg
5768
4723
6765
3158
15237
9694
11000
9365
9288
4397
Fitomenadion inj.10 mg/ml-1 ml
882
531
431
2067
851
1286
0
126
4341
10
0
3008
0
0
0
0
0
0
0
0
Golongan obat
Nama obat
Transamin Trombophob salep 6
Diabetes
2
43
35
14
10
0
0
0
79
0
Jumlah
12616
20875
11860
42486
28659
14934
15000
16110
42408
4441
Glibenklamid tablet 5 mg
74244
46079
39036
36384
34527
48181
0
36700
41079
28079
0
0
0
0
1945
0
0
0
0
0
Metformin 500 mg
91024
34619
33561
89767
0
28316
30000
24713
91223
34767
Metformin 850 mg
0
0
0
4100
60395
0
0
0
0
0
165268
80698
72597
130251
96867
76497
30000
61413
132302
62846
Glurenorm tablet
Jumlah III 1
Saluran pernapasan Anti asma dan Aminofilin injeksi 24 mg/ml
1990
0
68
2332
1668
0
0
106
72
0
PPOK
Aminofilin tablet 200 mg
21042
18478
29032
16823
46525
16285
103900
18145
13316
12740
Efedrin HCl tablet 25 mg
61888
24717
47290
29588
86753
33883
369000
17517
37323
35515
0
0
50
13
0
0
0
0
0
0
Ketotifen 1mg tablet Pulmicort
0
0
85
0
0
0
0
0
0
7348
0
2601
930
712
24469
44900
10351
3362
8728
Salbutamol tablet 2 mg
14520
14803
11738
3468
27693
506
15700
8004
11476
17678
Terbutaline
415
0
0
0
0
0
0
0
100
0
Theobron (theosal)
415
0
815
0
0
0
0
0
0
0
Ventolin nebul
15
0
0
86
0
0
0
0
704
185
107633
57998
91594
53325
163351
75143
533500
54122
66353
74846
Ambroxol syrup
3429
4210
521
212
4004
814
0
1475
1470
6799
Ambroxol tablet
64745
0
558
2008
121347
18855
19700
12114
50581
42563
Jumlah 2
Ekspektoran
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
69
0
Salbutamol 4 mg tablet
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
5
0
70
2
0
0
0
0
27
18
Bisolvon elixir (bromhexin sirup)
525
0
2940
62
0
0
0
525
0
0
Bromhexin HCl tablet 8 mg
9177
9906
43501
4421
16944
28600
11400
15430
18482
380
Gliseril guayakolat 100 mg
Golongan obat
Nama obat Bisolvon drop
489790
364191
351176
441746
476001
89000
288844
501521
284844
0
0
0
1317
0
0
1310
0
0
0
OBH plus
0
0
0
0
36
0
0
0
0
0
5444
11672
2491
2149
6067
6940
630
2769
6806
9545
OBH
50
0
446
0
0
0
2124
106
0
523
OBP
448
0
2278
0
0
0
1530
2
0
99
514118
515578
416996
361347
590144
531210
125694
321264
578887
344771
Dekstrometorfan HBr sirup
3413
11332
1369
3106
1929
19081
240
2157
2055
955
Dekstrometorfan HBr tablet
80900
27504
368029
28142
75702
132013
41000
54417
46596
67227
Kodein HCl tablet 10 mg
4621
9533
15201
11833
16809
181
3258
3605
1147
Jumlah
88934
38836
378931
46449
89464
167903
41421
59832
52256
69329
Amitriptilin HCl tablet salut
2595
0
705
2149
24254
2924
2200
0
2441
290
Aprazolam
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Diazepam 5 mg rectal tube
86
0
32
531
30
77
0
0
184
11
Diazepam inj.5 mg/ml - 2 ml
215
0
64
477
80
7415
0
0
692
148
Diazepam tablet 2 mg
28823
20236
52463
25426
26752
53775
291000
27031
50971
35909
Diazepam tablet 5 mg
0
0
12053
0
530
0
0
0
0
242
Fenitoin natrium inj.50 mg/ml
0
0
0
165
0
0
0
0
0
0
Fenitoin natrium kapsul 100 mg
293
0
0
3040
1060
3694
0
0
795
0
Fenitoin natrium kapsul 30 mg
728
28424
0
75
0
0
0
0
0
0
Fenobarbital inj.50 mg/ml-2ml
0
0
0
5815
0
0
0
0
0
0
Obat batuk hitam (OBH) cairan
Jumlah 3
IV
Antitusif
Obat SSP
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
70
430295
Ipeka sirup 0,14%
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Fenobarbital tablet 100 mg
0
0
0
2520
1393
7450
0
0
100
65200
Fenobarbital tablet 30 mg
22346
0
13790
26920
14563
59966
31000
13380
10000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Golongan obat
Nama obat
Haloperidol 2 mg Haloperidol 5 mg
0
0
3938
415
0
0
0
0
0
0
12666
2704
7302
415
42232
21833
0
0
6695
0
Haloperidol tablet 0,5 mg
605
0
1745
7980
202
4738
5000
237
2491
215
Haloperidol tablet 1,5 mg
16335
500
5380
5119
6880
10360
23900
1163
1352
1664
Karbamazepin tablet 200 mg
172
0
1613
0
1280
3762
0
165
0
0
Klobazam 10 mg tablet / frisium
22
0
286
10
1674
0
0
28
1248
0
Klorpromazin HCl inj.5 mg/ml
2929
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
3609
4531
3045
13263
11599
10000
1140
15770
0
Haloperidol 5 mg tablet
CPZ HCl tab salut 100 mg CPZ HCl tab salut 25 mg
378
400
17429
1952
0
0
2104
0
Lidokain kompositum injeksi
1106
2319
1929
620
4350
1609
0
123
481
750
Lidokaina 2% injeksi 2 ml/ampul
981
160
3486
39
1301
577
1000
0
1437
259
Lidokaina HCl inj. 1% - 2 ml
9165
0
80
0
151
0
0
0
150
Pehacain inj
126
0
220
2821
488
1920
0
1705
1575
0
Stelazin 1 mg tab
2000
0
0
0
500
0
0
0
0
0
Stelazin 5 mg tab
0
0
0
0
7436
0
0
0
1000
0
9056
2748
12331
6217
39138
92186
6000
1395
3044
1741
Triheksifenidil HCl tablet 2 mg
VI
Antivertigo
Jumlah
110279
60700
122326
94209
204835
285988
370100
46366
102380
106579
Merislon
185
0
260
1149
0
0
0
0
0
0
Jumlah
185
0
260
1149
0
0
0
0
0
0
Analgesik
Tramadol inj
345
0
0
0
0
0
0
0
138
0
opioid
Tramadol
30
0
570
20
635
0
0
0
25
0
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
71
V
0
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Golongan obat
Nama obat Jumlah
VII
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
375
0
570
20
635
0
0
0
163
0
Analgesik
Biogesic tablet
0
0
0
0
0
0
0
215
0
0
Antipiretik
Dumin supp
0
0
0
11
0
0
0
0
65
0
Ibuprofen tablet 200 mg
48475
0
42716
90706
33824
35736
116278
40228
49259
68516
Ibuprofen tablet 400 mg
39143
30142
9730
2880
10680
0
79395
25532
13301
0
Parasetamol sirup 120 mg/5ml
17448
4514
9011
9553
9344
18763
10525
1264
6822
7567
Parasetamol tablet 100 mg
25061
699618
20482
42470
10600
62649
0
58148
7700
12749
Parasetamol tablet 500 mg
866034
0
405624
491804
869938
914333
3008
506776
1057787
570819
996161
734274
487563
637424
934386
1031481
209206
632163
1134934
659651
Jumlah VIII
Cilandak
Analgesik
Antalgin tab.500 mg
141146
78375
176070
154771
171551
22881
384309
122579
171495
144100
Antiinflamasi
Antalgin injeksi 250 mg/ml-2ml
15479
0
0
8750
0
0
0
1375
0
0
98
9
5434
0
1945
2186
90
18381
Antimigrain DOEN kombinasi
227
2857
185
1248
823
Asam mefenamat 250 mg kapsul
5534
14800
15472
0
390
132069
140158
66523
61993
165838
210721
457990
112940
91697
28446
0
0
4130
0
0
0
64495
190
0
0
Asam mefenamat 500 mg tab salut
Asetosal tablet 100 mg Asetosal tablet 500 mg
0
6020
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Indometasin 25 mg kapsul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kamaflam
50
5588
0
0
0
0
0
0
0
0
Na diklofenak 25 mg
7580
24436
9160
930
15370
3060
1317
9412
1395
Na diklofenak 50 mg
5875
0
50
0
21023
11327
908739
161
2888
0
Nonflamin
110
1580
0
0
0
0
0
0
0
0
Piroxicam 10 mg tablet
35701
24776
23325
20188
76329
50426
0
36018
65036
48062
Piroxicam 20 mg tablet
29599
0
234
9970
12339
4300
0
478
6949
0
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
72
0 1931
Doloneurobion
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
0
0
0
0
1771
0
0
0
0
0
375301
292570
301169
257850
465434
302813
1817478
277253
353001
240384
40348
24534
18059
25634
28061
39639
10700
17233
14114
11952
40348
24534
18059
25634
28061
39639
10700
17233
14114
11952
Betametason krim 0,1 %
3933
84
8514
318
5631
495
1360
1240
1949
966
Betason N krim
3199
0
116
194
76
0
0
391
142
0
Golongan obat
Nama obat Stugeron tablet Jumlah
IX
Hiperurisemia
Alopurinol tablet 100 mg Jumlah
X
Kortikosteroid
Deksametason inj.5 mg/ml-1 ml
0
1369
4
568
35574
300
855
294
342
122584
191985
323717
193307
307676
210000
172096
202130
244242
2818
2488
5991
45979
4091
10752
0
3193
7368
5036
Kortison asetat injeksi
13
28
0
0
40
0
0
22
0
0
Prednison tablet 5 mg
151423
175110
105421
120176
240974
99345
86000
101077
349706
185813
506031
300294
313395
490388
444687
453842
297660
278874
561589
436399
Cyclofem inj
1315
231
93
92
2612
523
0
340
596
0
Cyclogeston
0
0
20
147
0
0
0
0
0
0
Cyclogeston inj
277
0
0
0
0
0
0
414
1580
0
Depo geston
571
0
17
414
0
0
0
97
1785
0
Depo progestin
223
0
2174
0
2029
1007
480
413
584
0
Depoprovera inj
0
200
0
0
0
0
0
0
0
0
Ethynylestradiol tablet 0,05 mg
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IUD CT 3804
2
0
0
2995
0
0
0
0
240
0
Medroxy progesteron acetat
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mikrogynon
16
0
0
18
0
0
0
500
151
0
Trinodiol
4
0
100
31
0
1277
0
0
841
0
Hidrokortison krim 0,5%
Jumlah XI
Kontrasepsi
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
73
386 344259
Deksametason tablet 0,5 mg
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Golongan obat
Nama obat Jumlah
XII 1
Antibiotik Antibiotik oral
Amoksilin kapsul 250 mg
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
2413
431
2404
3697
4641
2807
480
1764
5777
0
104110
20789
10772
84174
25140
0
909480
30974
104576
326530
Amoksilin sirup kering 125 mg
20960
0
14910
18889
9663
15872
5820
13753
14403
22462
Amoksisilin 500 mg kapsul
637064
716596
399842
553379
514750
700083
333500
419429
696621
635158
10
0
292
248
1100
0
0
292
450
0
14577
0
0
0
0
0
0
0
1150
0
Ampisilin 1000 injeksi Ampisilin 500 mg injeksi Ampisilin kaplet 500 mg
0
0
12045
92081
5123
0
0
16954
22833
500
Ampisilin syr kering 125 mg/5 ml
1948
0
31008
4145
0
0
0
0
0
633
Cefixime 400+azythromycin 1000 mg
0
0
0
3
0
0
0
0
13
0
Clindamicin 150 mg
0
0
0
0
11567
0
0
0
0
0
Clindamicin 300 mg
0
0
0
12115
0
0
0
350
0
0
0
2258
7421
52
20257
500
486
3790
0
Erythromycin 200 mg/5 ml sirup
0
0
3
982
7669
308
1323
0
10
1731
Erythromycin kapsul 250 mg
0
0
736
9731
14388
321
720
0
6153
45969
Erythromycin kapsul 500 mg
0
0
6011
708
8359
8081
30500
0
5663
0
Fenoksii metil penisilina 500 mg
0
0
0
73
0
0
0
0
0
0
FG troches
28
200
0
0
0
0
0
0
0
0
Gentamisin 40 mg/2 ml injeksi
75
0
0
225
0
0
0
0
0
0
Gentamisin 80 mg/2 ml injeksi Griseofulvin tablet 125 mg Kanamisin SO4 serbuk 1000 mg/vial
Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol susp 125mg/5ml
0
0
0
10
0
0
0
0
450
0
16580
5244
12396
13375
86632
9277
7600
20031
17243
8227
208
100
0
1
0
288
270
0
64
0
38972
80214
62179
61234
459
30131
0
40772
62598
34884
80
2269
316
463
98451
181
0
203
204
708
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
74
700
Doxycycline kapsul 100 mg
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Kotrimoksazol dewasa tablet
125018
46372
68383
87360
6614
111580
29900
67522
121052
87895
Kotrimoksazol pedriatik tablet
23427
0
10446
83182
4150
15
55000
13430
33795
52443
Kotrimoksazol suspense
6630
11904
8971
5869
12891
6189
2645
7509
7215
10208
Golongan obat
Nama obat
Lincomycin 250mg
2162
0
0
0
1508
4507
0
7509
0
0
Lincomycin 500mg
18522
4889
8967
35806
0
0
15480
10866
1304
0
Ofloxacin
0
0
0
0
138
0
0
0
0
0
Oksitetraksiklin inj 50 mg/ml
0
218
0
698
2952
155
0
0
0
0
Rifampisin kaplet 600 mg
100
0
0
10766
0
0
0
0
0
0
Rifampisin kapsul 300 mg
116
1170
1580
554
10410
0
0
0
7044
0
Rifampisin kapsul 450 mg
4393
170
1378
25015
1634
733
20000
8004
0
Sefadroksil 250 mg kapsul
0
0
100
0
20007
0
0
198
0
0
Sefadroksil 500 mg kapsul
14039
26406
1142
11750
32731
4901
8760
9350
2700
0
72
99
0
0
0
0
0
0
0
0
Siprofloksasin 250 mg tablet
10858
0
2317
0
0
0
0
3452
0
0
Siprofloksasin 500 mg tablet
59248
28673
21466
26689
11066
60190
39450
40886
15772
46389
Sefadroxil syr
0
0
0
31589
0
0
0
0
362
0
Tetrasiklin HCl kapsul 250 mg
37282
23949
62986
42707
18925
39521
108000
2873
40446
24301
Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg
8529
0
14033
450
3685
2220
5500
3646
5060
0
Thiamphenicol 500 mg kps
3403
20390
266
850
0
10631
0
2041
3033
100
Jumlah 2
75
Streptomisin sulfat inj.1g/vial
1149111
989652
754802
1210427
922179
1025441
1574448
712174
1182358
1298138
Antibiotik
Gentamisin sulfat salep kulit
4241
457
1152
3498
6480
3749
29236
0
1799
2513
Topical
Kloramfenikol+hidrokortison 2,5 %
495
1302
1326
1351
361
670
0
0
1621
1119
Kloramfenikol salep 2 %
817
2080
887
234
838
1611
0
0
111
2700
Oksitetraksiklin HCl salep 3%
4925
2374
5343
1252
3371
3110
0
2593
6191
1995
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
10478
6213
8708
6335
11050
9140
29236
2593
9722
8327
1159589
995865
763510
1216762
933229
1034581
1603684
714767
1192080
1306465
0
0
750
0
0
0
0
0
0
0
Etambutol tablet 500 mg
344
0
629
0
0
204
0
0
3112
0
FDC 1-3
162
0
1
16
127
0
0
0
231
0
FDC -2
0
0
1
0
0
0
0
0
23
0
Isoniazid tablet 100 mg
930
830
2103
35975
2212
72653
0
3228
0
Isoniazid tablet 300 mg
7878
770
7910
7336
13014
2307
6992
0
30181
10
OAT katagori 3
132
23
35
15210
0
0
0
0
0
0
OAT katagori sisipan
2
5
70
451
0
0
0
0
16
1
OAT katagori anak
1
0
24
20
48
70184
0
2
77
1
Obat antituberkulosis kategori 1
17
41
141
258
0
0
0
15
15
7
Obat antituberkulosis kategori 2
2
0
114
28
12
0
0
0
1
0
2400
0
3564
3020
41032
0
3268
2740
1295
0
11868
1669
15342
62314
54233
74907
82913
2757
38179
19
153
128
1873
1003
260
1116
22263
0
926
669
0
0
0
16
0
0
0
0
0
0
4865
3377
250
122
11873
8712
13287
0
3381
0
0
143
0
0
2277
825
0
0
0
0
Nama obat Jumlah Jumlah
XIII
OAT
Etambutol HCl tablet 250 mg
Pirazinamid tablet 500 mg Jumlah XIV
Antifungi
Antifungi DOEN kombinasi Kandistatin Ketokonazole Ketokonazole cream Kifluzole
0
0
0
0
0
0
0
0
1678
0
Metronidazol tablet 250 mg
5037
1808
5257
1417
11168
83
9240
1971
21101
1484
Metronidazole tablet 500 mg
12771
5127
6579
1250
42306
0
6941
8900
813
Miconazole 2% krim
2505
1695
2088
891
0
0
0
0
1487
1680
Nistatin 100.000 iu/g tab.vaginal
2645
639
2285
1775
4954
2940
9546
0
2497
1433
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
76
Cilandak
Golongan obat
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Golongan obat
Nama obat Nistatin 500.000 iu tablet salut Jumlah
XV
XVI
Antivirus
Anthelmintik
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
1051
143
1290
26
0
0
763
358
17931
11946
33072
56008
54336
8912
40733
6437
Asiklovir 200 mg tablet
22534
0
28917
34151
16382
290
0
6512
25547
25799
Asiklovir 400 mg talet
30136
7831
12157
1557
27496
30660
0
14564
13638
19133
Asiklovir krim 5 %
4687
718
13447
2013
2525
1678
1150
1598
1426
1493
Tamiflu
0
0
0
373
0
0
0
0
0
0
Jumlah
57357
8549
54521
38094
46403
32628
1150
22674
40611
46425
Albendazol tablet 400 mg
0
0
0
2110
0
908
0
0
2545
553
Mebendazol 500 mg tablet
0
0
0
600
0
0
0
0
0
0
Mebendazol sirup 100 mg/5 ml
0
0
0
100
0
0
0
0
0
0
Mebendazol tablet 100 mg
0
0
0
520
0
0
0
0
0
0
Metronidazol tablet 250 mg
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Metronidazole tablet 500 mg
0
0
5737
6579
0
0
0
0
0
0
Pirantel pamoat tablet 365 mg
52268
1046
3474
1291
836
3157
0
1300
1775
51041
52268
1046
9211
11200
836
4065
0
1300
4320
51594
Obat yang
Metilergometrin inj.0.2 mg - 1ml
581
0
355
334
762
1810
0
16
239
90
bekerja pada
Metilergometrin salut 0.125 mg
606
0
405
72
400
3025
0
365
2097
111
Uterus
Oksitosin inj.10 iu/ml - 1ml
496
0
85
271
1430
89570
0
823
1960
1683
0
845
677
2592
94405
0
381
3159
2161
Gentamisin sulfat tetes mata
1420
261
32
95
0
663
0
0
0
0
Gentamycin salep mata
154
0
0
203
0
0
0
0
0
0
Kloramfenikol salep mata 1%
8637
0
3627
936
2245
11213
1732
0
1962
2027
Kloramfenikol tetes mata 1 %
1716
0
809
119
2546
1843
0
0
1562
829
Topikal Preparat mata
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
77
1
136
Kebayoran lama
7790
Jumlah XVIII
Mampang Prapatan
28112
Jumlah XVII
Cilandak
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
2
3
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Oksitetraksiklin HCl salep mata
1422
1305
807
1517
618
1350
0
0
1280
2081
Sulfasetamid Na tetes mata 15%
0
0
0
0
0
0
0
0
151
0
Jumlah
13349
1566
5275
2870
5409
15069
1732
0
4955
4937
Preparat
Fenol gliserol tetes telinga 10%
1434
2676
3549
285
1352
4129
0
0
997
120
telinga
Kloramfenikol tetes telinga 3%
14
1837
10861
1006
2182
2179
3144
4802
1569
1218
Hydrogen peroksida
1793
0
0
1291
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3241
4513
14410
2582
3534
6308
3144
4802
2566
1338
Nama obat
Preparat mulut
Betadine obat kumur
30
110
96
1220
0
0
0
6
0
0
/tenggorokan
Borax glycerol
1966
1529
0
0
0
0
0
0
0
0
Gentian violet larutan 1%
1384
505
6938
1096
458
6502
1272
633
1229
1606
Kalium permanganat serbuk
0
0
0
0
0
0
638
0
27
1
Polikresulen
20
29
0
33
6
25
0
0
27
1
Yodium povidon lar 10% 1 lt
18
2
18
18
1
18
18
1
76
0
Yodium povidon lar 10% 30 ml
13
0
47
31
2
1
0
10
119
0
Yodium povidon lar 10% 300 ml
49
84
103
15
1
0
0
53
171
49
Jumlah
3480
2259
7202
2413
468
6546
1928
703
1649
1657
Anti bakteri DOEN salep komb.
20986
417
332
1390
0
0
0
0
0
14
Bioplacenton jelly
634
284
119
32
42
192
135
59
143
295
Counterpain krim
0
3719
179
50
40
0
0
129
0
0
Gentamisin sulfat salep kulit
0
0
0
0
0
0
1760
1866
0
0
Gentamisin sulfat salep kulit
0
0
0
0
0
0
1760
1866
0
0
Ikhtamol salep 10 %
357
284
470
68
332
232
24
85
136
440
Kalium permanganat serbuk
1001
3719
2419
765
3243
12
0
1614
5120
832
Minyak ikan salep 10%
212
0
194
372
296
2926
0
0
266
85
Preparat kulit
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
78
4
Cilandak
Golongan obat
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Salep 2-4 kombinasi
372
0
2229
1490
1025
987
1080
164
2564
680
Salisil bedak 2 %
4933
1579
3525
2913
5693
3058
0
1030
4028
283
Jumlah
28495
10002
9467
7080
10671
7407
2999
4947
12257
2629
Golongan obat
Nama obat
Jumlah XIX
Antihistamin
48565
18340
36354
14945
20082
35330
9803
10452
21427
10561
Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml
294
27
322
2178
2479
379
450
180
1135
85
Diphenhidramin HCl tablet 25 mg
2102
0
0
0
0
224
0
0
0
0
0
8614
402
0
0
0
0
13179
282
Klorfeniramin maleat tablet 4 mg
670429
390165
374008
456257
699527
664652
362000
462447
614950
747555
Loratadine (micronized) / Claritin
5961
8004
210
4111
0
11664
0
0
10493
925
678786
398196
383154
462948
702006
676919
362450
462627
639757
748847
137
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Heksamin tablet 500 mg
Jumlah XX
Vaksin
Vaksin polio tetes
0
0
2875
0
0
0
0
2875
0
0
137
0
2875
0
0
0
0
2875
0
0
5
0
47
0
0
0
0
0
0
0
Glukosa lar.infus 5% steril
156
0
46
120
196
54
245
38
67
13
Glukosa lar.infus 10% steril
1289
0
0
0
0
0
0
0
1
0
Glukosa lar.infus 40% steril
135
0
0
0
0
0
0
0
15
0
NaCl+glukosa 0,45 %/ 5% lar infus
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
MgSO4 injeksi (iv) 20%-25ml
0
0
0
85
0
0
0
26
0
0
MgSO4injeksi (iv) 45 -25ml
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
NaCl larutan infus 0.9 % steril
0
0
192
238
172
40
55
26
152
36
Natrium tiosulfat inj.25%-10 ml
0
0
57
3390
0
0
0
0
0
0
Ringer laktat larutan infus steril
412
278
357
923
465
677
40
33
261
245
2027
278
699
4779
833
771
340
123
496
294
Jumlah XXI
Larutan steril
Dekstran 70-larutan 6% steril
Jumlah
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
79
Serum anti rabies
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No XXII
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Vitamin
Asam askorbat tab.250 mg
101431
64085
0
0
51135
532390
0
45
5000
0
Asam askorbat tab.50 mg
0
0
1226979
406488
391580
0
178000
172355
564240
280694
Asam folat 1 mg tablet
0
0
25484
16815
1877
0
0
6315
30933
0
Becefort
548
0
2177
1000
0
0
0
0
0
Bioneuron
919
0
6564
990
0
0
2040
0
8430
Bisolvon drop
0
0
70
2
0
0
0
0
0
Calcidor
0
0
0
256
0
0
0
0
0
Cavit w/g
0
0
100
8
77
7
0
122
87
3
Hemafort
0
0
0
0
5672
0
0
0
0
0
302071
155275
175411
321751
274106
288402
69000
156479
271701
225974
0
0
0
0
4172
0
0
0
0
0
Multivit
4969
1200
0
0
0
0
0
0
0
0
Multivitaplex syr
159
0
0
11
0
0
0
0
0
0
Neuroborant
0
0
11300
0
0
0
0
0
0
0
Neurovit E
0
0
0
0
1040
0
0
0
0
0
Nama obat
Kalsium laktat (kalk) tab.500 mg Methil cobalt 500 mg
Piridoksin HCl tablet 10 mg
2599
589448
233240
170456
289753
386608
414204
383500
159730
510130
199448
Retinol (Vit A) kapsul 200.000 IU
1723
0
24226
21175
64163
30
0
0
76106
142
Retinol tablet salut 50.000 IU
400
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Retinol 100.000 IU tablet
4460
3000
0
0
8489
0
0
0
16430
0
Retinol 200.000 IU tablet
4
20000
0
0
0
0
0
0
0
0
Sangobion kapsul
0
0
0
0
0
0
0
9555
0
0
Sianokobalamin inj. 500 mcg/ml
41
576
3000
155
0
118
0
793
347
0
Tablet tambah darah kombinasi
473557
144720
100804
103519
400627
270011
73000
45097
403490
170119
Thiamin HCl (vit B1) tab 50 mg
438450
216885
310038
298045
231545
349836
-70000
195533
356592
196148
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
80
Cilandak
Golongan obat
Lampiran 16 (lanjutan). LPLPO puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan periode Januari-Desember 2011 No
Cilandak
Mampang Prapatan
Kebayoran lama
Pesanggra -han
Tebet
Pasar minggu
Setia Budi
Kebayoran Baru
Pancoran
Jagakarsa
Tiamin HCl inj.100 mg/ml - 1 ml
0
440
5030
0
0
42344
0
3530
1088
0
910
8795
13733
6735
0
2675
30000
7317
100
7313
Vitamin B kompleks tablet
533018
858360
259594
374693
451662
579516
54000
287623
503047
374157
Vitamin B12 50 mcg tablet
481270
334385
252074
296080
176840
205619
244000
62740
271373
153844
0
0
0
0
0
0
0
298
0
0
2933378
2040961
2587040
2137476
2452192
2685152
961500
1109572
3010664
1616272
Atropin sulfat injeksi 0,25 mg.
0
0
0
0
0
659
0
0
0
0
Atropine injeksi 1ml/ampul
0
0
0
0
0
39
0
0
0
0
Borax glycerol
0
0
1157
258
3489
1160
0
1752
3312
2025
Cresophene
0
0
24
10
12
9
0
5
18
4
Heksamin tablet 500 mg
0
0
0
0
3295
0
0
0
0
0
Kuinin dihidroklorida inj.25%
0
0
0
0
0
4454
0
0
0
0
Lisol
0
0
0
0
0
266
0
0
0
0
Methionin tablet 100 mg
0
0
0
0
1279
0
0
0
0
0
Natrium bikarbonas inj.0,4%
0
0
0
0
1000
0
0
0
0
0
Natrium bikarbonat tab.500 mg
0
0
3540
101698
3147
0
0
0
7376
260
Nephrolit
0
0
0
442
0
0
0
0
0
0
Propiltiourasil tablet 100 mg
0
0
0
6641
1831
0
0
0
16
4
Silver amalgam serbuk 65 - 75 % Jumlah
0 0
0 0
10 4731
8 109057
13 14066
14 6601
0 0
12 1769
10722 21444
2293 4586
Vitamin 6.000 IU tab
Xylestesin hijau inj Jumlah XXIII
Obat lain
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
81
Nama obat
Golongan obat
UNIVERSITAS INDONESIA
REKAPITULASI LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO) DAN LAPORAN BULANAN DATA KESAKITAN (LB 1) PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN LAMA DAN PESANGGRAHAN PERIODE JANUARI–DESEMBER 2011
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
FIKA ASTRIYANI, S. Farm. 1106046894
ANGKATAN LXXIV
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER – DEPARTEMEN FARMASI DEPOK JUNI 2012
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i ii iii iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Tujuan ............................................................................................. 2 BAB 2 TINJAUAN KHUSUS.......................................................................... 4 2.1 Suku Dinas Kesehatan................................................................... 4 2.2 Pusat Kesehatan Masyarakat ......................................................... 6 2.2.1 Upaya Kesehatan Puskesmas ............................................. 7 2.2.2 Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan............... 8 2.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ....... 10 2.4 Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) ...................................... 12 BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 13 BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................... 14 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 20 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 20 5.2 Saran .............................................................................................. 21 DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 22 LAMPIRAN .........................................................................................................24
ii
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Periode JanuariDesember 2011.............................................................................. 15 Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Periode JanuariDesember 2011.............................................................................. 16
iii
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Puskesmas Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Puskesmas Kelurahan yang Berada dalam Ruang Lingkupnya ..................................................................................24 Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada Periode Januari-Desember 2011 (Berdasarkan Data Rekapan LPLPO) ...25 Distribusi 10 (Sepuluh) Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada Periode JanuariDesember 2011 (Berdasarkan Data Rekapan LPLPO) ................26 Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada Periode Januari-Desember 2011 Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan Bulan JanuariDesember Tahun 2011 .................................................................27 Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan pada Periode Januari-Desember 2011 Berdasarkan Laporan Bulanan Data Kesakitan Bulan Januari-Desember Tahun 2011 ....................................................28
iv
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Dalam bidang kesehatan, pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat (Pemerintah Republik Indonesia, 2009). Dengan adanya otonomi daerah, sebagian kewenangan dan tugas pemerintah pusat dilimpahkan ke pemerintah daerah. Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.58 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mendirikan suku dinas pelayanan kesehatan (sudin yankes) dan suku dinas kesehatan masyarakat (sudin kesmas). Berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2008, pada bulan Januari 2009 sudin yankes dan sudin kesmas digabung menjadi satu sehingga sekarang menjadi suku dinas kesehatan (sudinkes) di setiap kota administrasi yang berada di wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Pulau Seribu. Suku dinas kesehatan terutama Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman mempunyai tugas
melaksanakan
pelayanan
perizinan,
pembinaan,
pengawasan,
dan
pengendalian pelayanan kesehatan (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009). 1
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
2
Dalam bidang perizinan, suku dinas kesehatan memberikan perizinan/ rekomendasi/sertifikasi dibidang kesehatan. Dalam pengawasan obat, penggunaan obat di puskesmas diawasi oleh sudinkes melalui Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1). Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dilakukan dengan penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian; pengawasan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian; pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta; dan pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi, perizinan/rekomendasi/ sertifikasi di bidang kesehatan. Pengawasan LPLPO dan LB 1 bertujuan untuk monitoring dan evaluasi persediaan obat di Puskesmas. Pada suku dinas kesehatan, seksi yang bertanggung jawab terhadap perizinan dan pengawasan terhadap penggunaan obat di puskesmas melalui rekapitulasi data LPLPO yaitu Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman, sedangkan seksi yang bertanggung
jawab
untuk
menghimpun,
mengolah,
menyajikan,
dan
mengembangkan data dan informasi dalam upaya menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat melalui rekapitulasi LB 1 adalah Seksi Kesehatan Masyarakat. Salah satu sumber daya manusia yang berperan dalam melaksanakan tugas tersebut adalah Apoteker. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) diberikan tugas khusus mengenai rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1).
1.2 Tujuan 1. Mengetahui sistem dan tujuan pelaporan LPLPO. 2. Mengetahui data 10 (sepuluh) jenis obat dari LPLPO yang paling banyak digunakan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada periode Januari-Desember 2011. 3. Mengetahui sistem dan tujuan pelaporan LB 1.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
3
4. Mengetahui data 10 (sepuluh) jenis penyakit dari LB 1 yang paling banyak terjadi di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dan Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada periode Januari-Desember 2011.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN KHUSUS
2.1. Suku Dinas Kesehatan Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan. Secara operasional, suku dinas kesehatan berkedudukan di bawah walikota dan bertanggung jawab kepada walikota (Gubernur
Provinsi
DKI Jakarta,
2009).
Suku
dinas
kesehatan
yang
pembentukannya mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran dan fungsinya dinas kesehatan provinsi berperan sebagai regulator, sedangkan suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku
dinas
kesehatan
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2009): 1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) suku dinas. 2. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran dan petunjuk pelaksanaan kegiatan suku dinas. 3. Pelaksanaan koordinasi administrasi kesehatan pada lingkup wilayah kota administrasi. 4. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan pemanfaatan data dan informasi kesehatan pada lingkup kota administrasi. 5. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan pada lingkup kota administrasi. 6. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kota administrasi. 4
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
5
7. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan. 8. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas. 9. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan suku dinas. 10. Pembinaan dan pengendalian penyelengaraan kesehatan lingkungan. 11. Pembinaan dan pengendalian penyelengaraan kesehatan masyarakat. 12. Pembinaan
dan
pengendalian
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian. 13. Pembinaan dan pengendalian penanggulan kegawatdaruratan, bencana, dan kejadian luar biasa. 14. Pembinaan, pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit menular/ tidak menular. 15. Pembinaan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian. 16. Penyelengaraan surveilans kesehatan. 17. Pemungutan, penatusahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi dan denda administrasi pelayanan kesehatan. 18. Rekomendasi perizinan bidang kesehatan. 19. Pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan. 20. Pembinaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan. 21. Pembinaan dan pengembangan sistem manajemen mutu kesehatan. 22. Pembinaan dan pengendalian pencapaian standarisasi sarana prasarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. 23. Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada masyarakat. 24. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, dan barang. 25. Pelaporan dan pertanggungjawaban, penyiapan bahan laporan dinas kesehatan dan kota administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi suku dinas. 26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan. Salah satu fungsi dari suku dinas kesehatan adalah sebagai auditor di wilayahnya. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang kepala suku dinas
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
6
yang secara teknis dan administratif bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan provinsi.
2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas
merupakan
unit
pelaksana
teknis
dinas
kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional, standar wilayah kerja suatu puskesmas adalah satu kecamatan (target penduduk 30.000 jiwa). Apabila pada satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas (Departemen Kesehatan RI, 2006b). Puskesmas termasuk fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama seperti halnya praktek dokter, poliklinik, dan balai kesehatan masyarakat (Menteri Kesehatan RI, 2004). Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004, visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Indikator pencapaian kecamatan sehat dilihat dari lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128, 2004). Pemerintah telah membuat standar pelayanan kefarmasian di puskesmas untuk menjamin pelayanan kefarmasian di puskesmas. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas juga telah disusun untuk mencapai keberhasilan terapi (Departemen Kesehatan RI, 2006b). Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan, dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Salah satu fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sehat. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
7
dan rehabilitatif. Ada 18 kegiatan pokok puskesmas, antara lain upaya pengobatan, upaya penanggulangan kecelakaan, upaya peningkatan gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan pencatatan serta pelaporan kerangka sistem informasi kesehatan. Program upaya pengobatan di puskesmas bertujuan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga tingkat ketersediaan obat pada semua unit pelayanan yang ada di wilayahnya. Penilaian dan pengevaluasian penggunaan obat di puskesmas dilakukan melalui suatu prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan pedoman pencatatan dan pelaporan yang digunakan sebagai standar bagi puskesmas untuk mencatat dan melaporkan obat-obatan. Pelaporan dan pencatatan dilakukan oleh setiap puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan. Puskemas kelurahan mengirimkan laporan penggunaan obat ke puskesmas kecamatan paling lambat pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan kemudian merekapitulasi semua laporan dari puskesmas kelurahan yang berada dibawahnya. Selanjutnya puskesmas kecamatan melaporkan hasil rekapitulasi ke suku dinas kesehatan. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Tebet, Setia Budi, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, dan Pesanggrahan. Semua puskesmas pada masing-masing kecamatan ini harus melaporkan penggunaan obat mereka ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan paling lambat tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya.
2.2.1 Upaya Kesehatan Puskesmas (Kepmenkes No. 128 tahun 2004) Puskesmas memiliki kewajiban menjalankan beberapa upaya kesehatan. Upaya kesehatan tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan utama masyarakat Indonesia dalam upaya menuju Indonesia Sehat. Upaya kesehatan wajib menjadi komitmen nasional, regional, dan global untuk dijalankan pada pelayanan kesehatan di puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: a. Upaya kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. b. Upaya promosi kesehatan. c. Upaya kesehatan lingkungan. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
8
d. Upaya perbaikan gizi. e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. f. Upaya pengobatan dasar. Selain upaya kesehatan yang wajib, puskesmas juga dapat menjalankan upaya
pengembangannya.
Upaya
kesehatan
pengembangan
ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan masyarakat di sekitar puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Berikut adalah upaya kesehatan pengembangan yang telah ada: a. Upaya kesehatan sekolah. b. Upaya kesehatan olahraga. c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat. d. Upaya kesehatan kerja. e. Upaya kesehatan gigi dan mulut. f. Upaya kesehatan jiwa. g. Upaya kesehatan mata. h. Upaya kesehatan usia lanjut. i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
2.2.2 Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan Jakarta Selatan memiliki 68 puskesmas kelurahan dan 10 puskesmas kecamatan yang tersebar di sepuluh kecamatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Setiap wilayah kecamatan memiliki satu puskesmas kecamatan. Puskesmas kecamatan merupakan puskesmas terbesar di wilayah kecamatan tersebut. Umumnya puskesmas kecamatan memiliki jumlah pasien yang lebih banyak dibandingkan puskesmas kelurahan. Setiap puskesmas kelurahan bertanggung jawab kepada puskesmas kecamatan yang membawahinya. Selanjutnya puskesmas kecamatan bertanggung jawab langsung ke Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Puskesmas kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan tidak seluruhnya memiliki beban kerja yang sama. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah: a. Ruang lingkup wilayah kerja serta jumlah penduduk tiap wilayah kecamatan. b. Perbedaan ketersediaan sarana dan tenaga kerja di tiap puskesmas. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
9
c. Tersedianya puskesmas kelurahan yang berada dalam ruang lingkup kerja puskesmas kecamatan. d. Adanya pasien-pasien dari luar wilayah kerja puskesmas yang sering datang berobat ke puskesmas. Pengadaan utama obat untuk seluruh puskesmas di Jakarta Selatan dilakukan secara mandiri oleh masing-masing puskesmas. Disamping itu pengadaannya juga dibantu oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, sehingga terdapat keseragaman bentuk sediaan dan nama obat di seluruh puskesmas. Distribusi obat dari suku dinas kesehatan ke puskesmas dilakukan berdasarkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari setiap puskesmas. Setiap puskesmas mengajukan permintaan obat berdasarkan rata-rata pemakaian obat pada bulan sebelumnya. Pengadaan obat yang dilakukan oleh dinas kesehatan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), daftar obat dan perbekalan kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), dan permintaan puskesmas. Untuk pengadaan obat di luar DOEN dilakukan berdasarkan pertimbangan permintaan puskesmas. Selanjutnya pengadaan obat dilakukan berdasarkan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan. Sumber pendanaan yang digunakan untuk pengadaan obat adalah dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dan Askes (Asuransi Kesehatan). Puskesmas dapat membagi ruang-ruang pelayanan pengobatan pasien sebagai berikut: a. Poli gigi: melayani pengobatan terkait penyakit gigi dan gusi. b. Poli umum: melayani pengobatan penyakit selain penyakit gigi dan gusi untuk pasien berusia 5-55 tahun. c. Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak): melayani pemeriksaan kehamilan, penggunaan KB ataupun melayani pengobatan bagi ibu hamil. d. Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sehat): melayani pengobatan bagi anak berusia di bawah 5 tahun. e. Poli lansia (lanjut usia): melayani pengobatan pasien berusia > 55 tahun. f. Pengendalian Penyakit Menular (P2M): melayani pemberian obat bagi pasien yang tercatat sebagai penderita penyakit TBC dan kusta. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
10
Umumnya
poli
umum
memiliki
jumlah
pasien
terbanyak
bila
dibandingkan dengan poli lainnya.
2.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah formulir terpadu yang digunakan dalam sistem informasi obat di tingkat kabupaten/kota, puskesmas, dan puskesmas pembantu. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat Puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pemintaan tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat dibuat rangkap tiga, yaitu (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010): a. Asli untuk unit pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Dati Kabupaten/kota. b. Tindasan 1 dikirim untuk instansi penerima (rumah sakit/puskesmas). c. Tindasan 2 untuk arsip Dinas Kesehatan Dati Kabupaten/kota. Isi dari LPLPO yaitu (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010): a. Nomor dan tanggal pelaporan dan atau permintaan. b. Nama puskesmas yang bersangkutan. c. Nama kecamatan dari wilayah kerja puskesmas. d. Nama kabupaten/kota dari wilayah kecamatan yang bersangkutan. e. Tanggal pembuatan dokumen. f. Bulan bersangkutan untuk satuan kerja puskesmas. g. Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat maka diisi dengan nama bulan bersangkutan. h. Jika dengan mengajukan permintaan obat (termasuk pelaporan data obat) diisi dengan periode distribusi bersangkutan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
11
Alur pelaporan LPLPO oleh unit pelayanan kesehatan dan daerah ke Kementerian Kesehatan RI yaitu sebagai berikut. Petugas farmasi setiap hari menyalin resep ke dalam laporan pemakaian obat, kemudian setiap akhir bulan petugas menghitung dan mencocokkan laporan tersebut dengan stok yang ada. LPLPO puskesmas kelurahan kemudian dilaporkan ke puskesmas kecamatan paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan mengirimkan LPLPO ke suku dinas kesehatan kota/kabupaten selambatlambatnya tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya. LPLPO kota/kabupaten dikirim kepada dinas kesehatan propinsi setiap 3 bulan. Dinas kesehatan propinsi melaporkan LPLPO setiap 6 (enam) bulan sekali ke Kementerian Kesehatan RI. Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, sebagai surat permintaan/pesanan obat dari rumah sakit/puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sebagai sarana untuk meningkatkan kepatuhan petugas dalam menyampaikan laporan (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010). Informasi yang dapat diperoleh dari LPLPO adalah jenis dan jumlah sisa stok atau stok awal obat, jenis dan jumlah persediaan obat, perbandingan antara jumlah persediaan dengan jumlah pemakaian obat perbulan, perbandingan antara pemakaian obat dengan resep, dan perbandingan antara jumlah persediaan dengan jumlah pemakaian obat perbulan. Data dan informasi yang diperoleh dari LPLPO ini dibutuhkan untuk perencanaan kebutuhan obat, pendistribusian obat, serta kegiatan pengendalian persediaan obat.
2.4 Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) adalah laporan yang berisi data jumlah kasus penyakit yang dilaporkan terjadi dalam wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan dalam setiap periode satu bulanan. Kasus penyakit dibedakan menurut kategori penyakit dan kategori umur pasien. Laporan berisi keterangan Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
12
periode laporan, data kode penyakit, nama penyakit, kategori penyakit, dan jumlah kasus yang terjadi per kategori umur pasien. Untuk membuat laporan penyakit, setiap hari petugas menyalin catatan medis pasien yang berobat di puskesmas ke dalam catatan jumlah penyakit yang terjadi. Kemudian setiap bulan catatan jumlah penyakit tadi disalin ke dalam LB 1. Laporan yang dihasilkan dibuat dalam bentuk Microsoft Excel setiap bulannya. LB 1 dari puskesmas kelurahan kemudian dilaporkan ke puskesmas kecamatan paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Puskesmas kecamatan mengirimkan LB 1 ke seksi kesehatan masyarakat suku dinas kesehatan kota/kabupaten dalam bentuk hardcopy dan softcopy selambat-lambatnya tanggal 8 (delapan) pada bulan berikutnya. LB 1 dari suku dinas kesehatan kota/kabupaten dikirim kepada dinas kesehatan propinsi setiap bulannya. Dinas kesehatan propinsi melaporkan LB 1 setiap 6 (enam) bulan sekali ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 3 METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan data dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman dan Seksi Kesehatan Masyarakat dari tanggal 16 Januari 2012 - 03 Februari 2012.
3.2 Cara Kerja 3.2.1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Data diambil dari data sekunder berupa Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan periode bulan Januari-Desember 2011. Data yang dimasukkan yaitu jumlah pemakaian dan stok tiap jenis obat. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai distribusi pemakaian 10 jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember 2011.
3.2.2. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Data diambil dari data sekunder berupa Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan bulan JanuariDesember 2011. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai distribusi 10 kasus penyakit yang paling banyak terjadi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember 2011.
13
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan obat merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas. Laporan Pemakaian dan lembar Permintaan obat (LPLPO) merupakan formulir terpadu yang digunakan dalam sistem informasi obat di tingkat kabupaten/kota, puskesmas kecamatan, dan puskesmas kelurahan. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab puskesmas. Sistem pelaporan LPLPO puskesmas di DKI Jakarta dilakukan setiap bulan ke suku dinas kesehatan. Suku dinas kesehatan hanya menerima laporan pemakaian obat di puskesmas tiap bulannya sebagai pengawasan terhadap penggunaan obat di puskesmas sebab puskesmas kecamatan merencanakan sendiri kebutuhan obatnya untuk pemakaian satu tahun, baik untuk puskesmas kecamatan maupun puskesmas kelurahan. Puskesmas kecamatan merencanakan pengadaan obat tiap tahunnya berdasarkan jumlah pemakaian obat selama setahun, jumlah kunjungan pasien, dan pola penyakit yang berkembang. Puskesmas kelurahan mendapat distribusi obat dari puskesmas kecamatan setiap tiga bulan sekali, namun apabila terjadi kekosongan obat maka puskesmas kelurahan dapat langsung melakukan permintaan obat ke puskesmas kecamatan. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama membawahi delapan puskesmas kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Grogol Utara I, Grogol Utara II, Grogol Selatan, Cipulir I, Cipulir II, Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama Selatan, dan Pondok Pinang. Sedangkan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan membawahi lima puskesmas kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara, Petukangan Selatan, Ulujami, Bintaro, dan Pesanggrahan. Perbedaan jumlah puskesmas kelurahan yang dibawahi oleh tiap-tiap kecamatan dapat mempengaruhi perbedaan jumlah pasien yang datang ke puskesmas yang dapat dilihat dari data kesakitan yang terdapat dalam Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) dan LPLPO.
Berdasarkan data LPLPO di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Januari-Desember 2011, sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai secara berurutan dari yang terbesar yaitu Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 14
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
15
mg, Parasetamol tablet 500 mg, Amoksisilin kapsul 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Dekstrometorfan HBr tablet, Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Vitamin B12 tablet 50 mcg, dan Antasida DOEN tablet kombinasi. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Distribusi 10 Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Periode Januari- Desember 2011 7,65% 9,20%
11,66% Asam Askorbat (Vit.C) Tablet 50 mg 7,48%
Parasetamol Tablet 500 mg
5,41%
Amoksisilin Kapsul 500 mg
16,02%
Klorfeniramin Maleat (CTM) Tablet 4 mg Gliseril Guayakolat Tablet 100 mg Dekstrometorfan HBr Tablet Thiamin HCl (Vit B1) Tablet 50 mg 10,26% 10,37%
Vitamin B Kompleks Tablet
10,84%
Vitamin B12 50 mcg Tablet 11,11%
Antasida Doen Tablet Kombinasi
Gambar 4.1 Distribusi 10 (sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Januari-Desember 2011
Sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan berdasarkan data LPLPO periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu Amoksisilin kapsul 500 mg, Parasetamol tablet 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Antasida DOEN tablet kombinasi, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Deksametason tablet 0,5 mg, Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg, dan Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
16
Distribusi 10 Jenis Obat yang Banyak Dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Periode Januari- Desember 2011 Amoksisilin kapsul 500 mg 8,18%
7,58%
8,23%
Parasetamol tablet 500 mg 14,08%
8,93% 9,53%
Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 12,51%
Asam Askorbat (Vit.C) tablet 50 mg
11,61%
Vitamin B Kompleks tablet
10,34%
9,01%
Antasida Doen tablet kombinasi Gliseril Guayakolat tablet 100 mg Deksametason tablet 0,5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Thiamin HCl (Vit B1) tablet 50 mg
Gambar 4.2 Distribusi 10 (sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan periode Januari-Desember 2011
Obat dengan pemakaian terbanyak pada Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama selama bulan Januari sampai Desember 2011 adalah Asam Askorbat (Vit.C) Tablet 50 mg sebanyak 576.279 tablet dengan rata-rata pemakaian sebanyak 48.023 tablet setiap bulannya. Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut, namun Vitamin C seringkali digunakan untuk berbagai jenis penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi Vitamin C dan seringkali digunakan dalam dosis besar (Dewoto, 2007). Dalam buku pedoman pengobatan puskesmas, Vitamin C digunakan dalam penatalaksanaan penyakit seperti keilosis dan stomatitis. Obat
dengan
pemakaian
terbanyak
pada
Puskesmas
Kecamatan
Pesanggrahan selama bulan Januari sampai Desember 2011 adalah Amoksisilin kapsul 500 mg sebanyak 553.379 kapsul dengan rata-rata pemakaian sebanyak 46.115 kapsul setiap bulannya. Amoksisilin biasa digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran urin; meningitis; dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Dalam buku pedoman Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
17
pengobatan puskesmas, amoksisilin digunakan sebagai antibiotik dalam penatalaksanaan penyakit seperti abses darah, batu saluran kemih, faringitis akut, gangren pulpa, ginggivitis, leptospirosis, otitis media akut, periodontitis, pioderma, pneumonia, pulpitis, sinusitis, stomatitis, skabies, tonsilitis, dan varisela. Berdasarkan data yang ada pada puskesmas kedua kecamatan, terdapat perbedaan dalam pemakaian sepuluh obat terbanyak pada masing-masing puskesmas kecamatan. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh jenis penyakit yang terjadi di setiap kecamatan, jenis obat yang dipilih dokter di wilayah tersebut, tingkat kesejahteraan penduduk, banyaknya penduduk yang sakit, dan beratnya penyakit yang diderita oleh pasien. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) dari masing-masing puskesmas diperoleh dari Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Data kesakitan menggambarkan pola penyakit yang banyak diderita oleh penduduk di suatu wilayah. Sepuluh kasus penyakit terbanyak berdasarkan LB 1 di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu infeksi akut lain pernafasan atas, penyakit pulpa dan jaringan periapikal, penyakit lain pada saluran pernafasan atas, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, tonsilitis, penyakit darah tinggi, diare, ginggivitis dan penyakit periodental, penyakit kulit alergi, dan penyakit kulit infeksi. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan sepuluh kasus penyakit terbanyak berdasarkan LB 1 di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan pada periode JanuariDesember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu penyakit infeksi akut lain pernafasan atas, penyakit pulpa dan jaringan periapikal, penyakit darah tinggi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, penyakit kulit infeksi, gangguan gigi dan jaringan penyangga lain, ginggivitis dan penyakit periodental, diare, tonsilitis, dan penyakit lain pada saluran pernafasan atas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Dari hasil rekapitulasi kasus penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan selama bulan Januari sampai Desember 2011, infeksi akut lain saluran pernafasan atas menempati urutan teratas atau kasus terbanyak. Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
18
Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Istilah Infeksi Saluran Pernafasan Akut mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Adapun saluran pernapasan adalah organ dimulai dari hidung sampai alveoli beserta organ adneksa seperti sinus-sinus, rongga telinga dan pleura. Sedangkan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan infeksi saluran pernafasan akut, proses ini dapat saja berlangsung lebih dari 14 hari (Departemen Kesehatan RI, 2006). Penatalaksanaan dari infeksi saluran pernafasan dapat dihubungkan dengan data pemakaian obat terbanyak yang diperoleh dari LPLPO Puskesmas Kecamatan Kebayoran lama dan Pesanggrahan untuk melihat secara garis besar kesesuaian antara kasus penyakit yang terjadi dengan pengobatan yang diberikan. Infeksi akut saluran pernafasan atas menimbulkan gejala yang cukup banyak dikeluhkan pasien seperti panas, pusing, pilek dan batuk, sehingga dokter banyak meresepkan obat-obatan simptomatis untuk menghilangkan gejala tersebut seperti Parasetamol untuk terapi simtomatis panas dan pusing, Klorfeniramin Maleat (CTM) untuk terapi simtomatis gejala pilek, serta Gliseril Guaiakolat dan Dekstrometorfan HBr untuk terapi simtomatis gejala batuk. Pada penyakit infeksi akut saluran pernafasan umumnya terjadi peradangan sehingga dokter sering meresepkan obat antiinflamasi seperti Deksametason atau Prednison. Selain obatobat simptomatis, dokter juga sering meresepkan antibiotik untuk penyakit infeksi akut saluran pernafasan, misalnya amoksisilin. Berdasarkan LPLPO Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan Amoksisilin, Parasetamol, Klorfeniramin Maleat atau CTM, Gliseril Guaiakolat, Dekstrometorfan HBr, dan Deksametason yang merupakan obat pilihan dalam penatalaksanaan infeksi akut saluran pernafasan atas termasuk dalam sepuluh besar jenis obat yang banyak digunakan dalam tahun 2011. Bisa Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
19
disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara kasus penyakit yang banyak terjadi dengan jenis obat yang banyak digunakan pada kedua puskesmas tersebut. Kendala yang ditemukan pada kegiatan rekapitulasi LPLPO adalah terlambatnya pengiriman LPLPO dari puskesmas. Keterlambatan pengiriman LPLPO salah satunya dapat disebabkan kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas kelurahan tersebut sehingga pengelolaan pelaporan obat sering kali tertunda. Kurang efektifnya pengelolaan dan pencatatan obat di puskesmas kelurahan berdampak pada pengumpulan dan pengelolaan data di puskesmas kecamatan yang kemudian menyebabkan keterlambatan pengumpulan LPLPO ke suku dinas kesehatan. Keterlambatan waktu penyampaian LPLPO puskesmas kelurahan ke puskesmas kecamatan dapat mempengaruhi proses pendistribusian obat ke puskesmas kelurahan yang bersangkutan sehingga dapat terjadi keterlambatan pengiriman barang yang menyebabkan kekosongan beberapa item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan. Pelaporan LPLPO di puskesmas kelurahan dan puskesmas kecamatan pada beberapa puskesmas masih dalam bentuk hardcopy dan bukan dalam bentuk softcopy. Hal tersebut juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh petugas di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan karena mempersulit rekapitulasi data LPLPO. Format standar LPLPO telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan disosialiasikan ke tiap puskesmas kecamatan. Oleh karena itu setiap puskesmas kecamatan diharapkan dapat mengikuti format standar tersebut sehingga dapat memudahkan dalam rekapitulasi LPLPO di suku dinas kesehatan, serta menghemat waktu dan tenaga petugas di suku dinas kesehatan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Sistem pelaporan LPLPO pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dari Puskesmas Kecamatan menggunakan sistem manual dalam memasukkan data dalam bentuk hardcopy/softcopy pada program Microsoft excel. LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh penanggung jawab obat puskesmas. Kemudian setiap 3 (tiga) bulan data tersebut dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi untuk dikompilasi dan selanjutnya diserahkan ke Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. 2. Sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg, Parasetamol tablet 500 mg, Amoksisilin kapsul 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Dekstrometorfan HBr tablet, Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Vitamin B12 tablet 50 mcg, dan Antasida DOEN tablet kombinasi. 3. Sepuluh jenis obat yang paling banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu Amoksisilin kapsul 500 mg, Parasetamol tablet 500 mg, Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg, Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50 mg, Vitamin B Kompleks tablet, Antasida DOEN tablet kombinasi, Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg, Deksametason tablet 0,5 mg, Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg, dan Thiamin HCl (Vitamin B1) tablet 50 mg. 4. Sepuluh kasus penyakit terbanyak berdasarkan laporan bulanan data kesakitan di puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu infeksi akut lain pernafasan atas, penyakit pulpa dan jaringan periapikal, penyakit lain pada saluran pernafasan atas, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, tonsilitis, penyakit darah 20
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
21
tinggi, diare, ginggivitis dan penyakit periodental, penyakit kulit alergi, dan penyakit kulit infeksi. 5. Sepuluh kasus penyakit terbanyak berdasarkan laporan bulanan data kesakitan di puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada periode Januari-Desember 2011 secara berurutan dari yang terbesar yaitu penyakit infeksi akut lain pernafasan atas, penyakit pulpa dan jaringan periapikal, penyakit darah tinggi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, penyakit kulit infeksi, gangguan gigi dan jaringan penyanga lain, ginggivitis dan penyakit periodental, diare, tonsilitis, dan penyakit lain pada saluran pernafasan atas. 6. Pencatatan penggunaan total semua jenis obat pada pasien puskesmas dan sisa stok obat pada LPLPO dan pencatatan data/pola penyakit pada LB 1 dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan obat tahun berikutnya.
5.2 Saran 1. Sebaiknya dalam sistem pelaporan LPLPO dikirim dalam bentuk softcopy dengan format laporan standar dari Sudinkes. 2. Perlu adanya tindakan tegas untuk menindaklanjuti puskesmas kelurahan atau kecamatan yang tidak disiplin dalam menyerahkan LPLPO dan LB 1. 3. Perlu adanya tambahan tenaga farmasi di puskesmas kelurahan dan kecamatan untuk meningkatkan efektifitas pelaporan LPLPO dan LB 1.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
22
DAFTAR REFERENSI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006a). Glosarium Data & Istilah Kesehatan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006b). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dewoto, H.R. (2007). Vitamin dan Mineral dalam: Gunawan, G. S. (2007). Farmakologi dan Terapi, Ed. V. Bagian farmakologi FKUI. Jakarta: Gaya Baru, 777-779. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2010). Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2002). Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 58 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008) Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Directory Puskesmas Propinsi
DKI
Jakarta
Keadaan
per
30
Desember
2011.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=com_depkesdirectory. [Diakses 30 Januari 2012, pukul 22.15]
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
23
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Universitas Indonesia
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
LAMPIRAN
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
24
Lampiran 1. Puskesmas Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Puskesmas Kelurahan yang berada dalam ruang lingkupnya No. 1.
2.
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I
Pasar Minggu
Cilandak
7.
5.
Mampang Prapatan
Kalibata II
Lenteng Agung II
Cikoko
Srengseng Sawah
Pengadegan
Pejaten Timur
Pancoran
Pejaten Barat I
Rawajati I
Pejaten Barat II
Rawajati II 8.
Setia Budi
Tebet
Menteng Dalam I
Pasar Minggu I
Tebet Barat
Pasar Minggu II
Tebet Timur
Kebagusan
Kebon Baru
Ragunan
Bukit Duri
Cilandak Timur
Manggarai Selatan
Gandaria Selatan
Manggarai
Cipete Selatan
Menteng Dalam II 9.
Kebayoran
Grogol Utara I
Lama
Grogol Utara II
Pondok Labu
Grogol Selatan
Petukangan Utara
Cipulir I
Petukangan Selatan
Cipulir II
Ulujami
Kebayoran Lama Utara
Bintaro
Kebayoran Lama Selatan
Pesanggrahan
Pondok Pinang
Kuningan Barat Mampang Prapatan
6.
Duren Tiga Kalibata I
Lebak Bulus Pesanggrahan
Pancoran
Puskesmas Kelurahan
Lenteng Agung I
Cilandak Barat
4.
Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa II
Pejaten Barat III
3.
No.
10.
Kebayoran
Senayan
Baru
Rawa Barat
Pela Mampang I
Selong
Pela Mampang II
Gunung
Tegal Parang
Kramat Pela
Bangka
Petogogan
Setiabudi
Pulo
Karet
Gandaria Utara I/PLT
Pasar Manggis
Gandaria Utara II/MHT
Menteng atas
Cipete Utara
[Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011]
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
25
Lampiran 2. Distribusi 10 (sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada periode Januari - Desember 2011 (berdasarkan data rekapan LPLPO) Rata-Rata/
No.
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1
Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet 50 mg
Tablet
576.279
48.023
2
Parasetamol Tablet 500 mg
Tablet
419.624
34.969
3
Amoksisilin Kapsul 500 mg
Kapsul
399.842
33.320
4
Klorfeniramin Maleat (CTM) Tablet 4 mg
Tablet
390.008
32.501
5
Gliseril Guayakolat Tablet 100 mg
Tablet
373.191
31.099
6
Dekstrometorfan HBr Tablet
Tablet
369.029
30.752
7
Thiamin HCl (Vitamin B1) Tablet 50 mg
Tablet
331.038
27.587
8
Vitamin B Kompleks Tablet
Tablet
275.269
22.939
9
Vitamin B12 50 mcg Tablet
Tablet
269.074
22.423
10
Antasida DOEN Tablet Kombinasi
Tablet
194.552
16.213
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
Bulan
26
Lampiran 3. Distribusi 10 (Sepuluh) jenis obat yang banyak dipakai di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada periode Januari - Desember 2011 (Berdasarkan data rekapan LPLPO)
No.
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Rata-rata/ Bulan
Amoksisilin Kapsul 500 mg
Kapsul 553.379
46.115
Parasetamol Tablet 500 mg
Tablet
491.804
40.984
3
Klorfeniramin Maleat (CTM) Tablet 4 mg
Tablet
456.257
38.021
4
Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet 50 mg
Tablet
406.488
33.874
5
Vitamin B Kompleks Tablet
Tablet
374.693
31.224
6
Antasida DOEN Tablet Kombinasi
Tablet
354.030
29.503
7
Gliseril Guaiakolat Tablet 100 mg
Tablet
351.176
29.265
8
Deksametason Tablet 0,5 mg
Tablet
323.717
26.976
9
Kalsium Laktat (Kalk) Tablet 500 mg
Tablet
321.751
26.813
10
Thiamin HCl (Vitamin B1) Tablet 50 mg
Tablet
298.045
24.838
1 2
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
27
Lampiran 4. Sepuluh kasus penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan berdasarkan laporan bulanan data kesakitan bulan Januari-Desember tahun 2011
No.
Urutan Penyakit Terbanyak
1
Bulan
Jumlah
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
Infeksi Akut Lain Pernafasan Atas
2836
2638
2765
2105
1584
1772
1802
1467
1777
1492
1516
1371
23125
2
Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
423
371
473
468
457
424
645
270
513
685
852
705
6286
3
Penyakit Lain pada Saluran Pernafasan Atas
407
368
463
340
316
363
346
223
274
399
462
422
4383
4
Penyakit pada Sistem Otot, dan Jaringan Pengikat
413
369
451
364
312
290
349
222
281
326
343
389
4109
5
Tonsilitis
415
313
446
297
319
288
295
219
233
198
216
232
3471
6
Penyakit Darah Tinggi
455
263
423
296
302
252
239
171
279
253
212
265
3410
7
Diare
224
199
206
268
238
220
318
137
204
289
288
213
2804
8
Ginggivitis dan Penyakit Periodental
236
221
236
420
273
296
306
168
353
97
106
81
2793
9
Penyakit Kulit Alergi
219
221
250
214
247
252
216
185
193
218
194
226
2635
10
Penyakit Kulit Infeksi
148
148
199
166
191
187
191
147
162
201
226
231
2197
27
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012
28
Lampiran 5. Sepuluh kasus penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan berdasarkan laporan bulanan data kesakitan bulan Januari-Desember tahun 2011
No.
Urutan Penyakit Terbanyak
1
Bulan
Jumlah
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
Infeksi Akut Lain Pernafasan Atas
2229
1925
2378
2378
1642
1810
1805
1078
2094
2182
1890
1745
23156
2
Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
931
573
528
528
769
516
753
423
665
568
703
502
7459
3
Penyakit Darah Tinggi
444
446
528
528
608
429
463
374
501
551
434
416
5722
4
Penyakit pada Sistem Otot, dan Jaringan Pengikat
176
302
285
285
424
357
225
343
504
313
352
387
3953
5
Penyakit Kulit Infeksi
272
234
235
235
307
282
289
251
318
303
57
278
3061
6
Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga Lain
231
235
241
241
231
244
230
140
295
227
312
201
2828
7
Ginggivitis dan Penyakit Periodental
251
230
208
208
181
151
161
99
249
255
268
203
2464
8
Diare
185
133
164
164
235
165
164
101
165
189
195
124
1984
9
Tonsilitis
407
206
220
220
156
151
89
74
75
138
59
97
1892
10
Penyakit Lain pada Saluran Pernafasan Atas
230
99
104
86
94
106
136
506
129
193
30
99
1812
28
Laporan praktek..., Fika Astriyani, FMIPA UI, 2012