UNIVERSITAS INDONESIA
PEMBENTUKAN NOMINA DARI VERBA DAN ADJEKTIF MELALUI DERIVASI PADA ARTIKEL DENKFABRIK DARI MAJALAH WIRTSCHAFTSWOCHE
MAKALAH NONSEMINAR
MONICHA MAYA PUSPITA 0906560090
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK JULI 2013
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
PEMBENTUKAN NOMINA DARI VERBA DAN ADJEKTIF MELALUI DERIVASI PADA ARTIKEL DENKFABRIK DARI MAJALAH WIRTSCHAFTSWOCHE Monicha Maya Puspita, Julia Wulandari. Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis dan proses pembentukan nomina. Nomina dapat dibentuk dari kelas kata lain, dalam hal ini verba dan adjektif. Pembentukan nomina disebut juga dengan istilah Nominalisierung. Pada artikel di dalam majalah-majalah di Jerman, sering kali ditemukan nomina dengan bentuk yang membuat pembaca sedikit kesulitan untuk memahaminya, misalnya komposita yang terdiri atas tiga nomina atau lebih. Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus pada pembentukan nomina untuk menjelaskan polapola pembentukan nomina dari kelas kata verba dan adjektif. Jika proses dan asal kata pada pembentukannya telah diketahui, arti dari tiap nomina dapat dipahami dengan benar. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teori pembentukan nomina dari Stephan Bopp. Hasil analisis menunjukkan bahwa nomina yang berasal dari akar kata sebuah verba dengan penambahan sufiks –ung merupakan jenis pembentukan nomina yang paling banyak muncul.
Noun Forming from Verb and Adjective by Means of Derivation in Denkfabrik Retrieved From Wirtschaftswoche Magazine Abstract The aim of this research is to explain the types and means of noun forming. Noun can be formulated by other lexical categories, such as verbs and adjectives. Noun forming is well-known as Nominalisierung. In German magazines, unusual noun forming is often found, for instance, the use of three or more noun forming which is difficult to understand. Thus, this research is focusing on elaborating the formation of noun forming from other lexical categories, which are verbs and adjectives. The significance of this is due to understand the detailed knowledge of the noun by simplifying its form and derivation. This descriptive research uses the noun forming theory from Stephan Bopp. The result proves that nouns which are formed by verb with suffix –ung often emerge. Keywords: Lexical Category; Noun Forming; Verb; Adjective; Suffix
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Linguistik merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari bahasa. Linguistik terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu fonetik,
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Dari beberapa cabang linguistik tersebut, yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah morfologi. Morfologi (Kridalaksana, 2008: 159) adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu morfem. Pembentukan kata tentunya termasuk dalam lingkup morfologi. Dalam membentuk suatu frasa atau kalimat dibutuhkan kata-kata. Kata dikategorikan menurut kelas kata. Di dalam bahasa Jerman terdapat 10 kelas kata (Pittner dan Berman, 2004: 15-25), yaitu: -
Substantive ‘nomina/kata benda’
-
Adjektive ‘adjektif/kata sifat’
-
Artikel ‘artikel/kata sandang’
-
Pronomen ‘pronomina/kata ganti’
-
Verben ‘verba/kata kerja’
-
Konjunktionen ‘konjungsi/kata hubung’
-
Präpositionen ‘preposisi’
-
Adverbien ‘adverbia/keterangan’
-
Partikeln ‘partikel’
-
Interjektionen ‘interjeksi’
Dari jenis-jenis kelas kata tersebut, ada beberapa kelas kata yang dapat dibentuk menjadi kelas kata lain, misalnya verba diubah menjadi nomina. Di dalam bahasa Jerman, ada sebuah kelas kata yang menurut saya paling menarik, yaitu nomina karena nomina mempunyai beberapa perbedaan dengan kelas kata lain, seperti cara penulisannya serta pembentukannya. Nomina dalam bahasa Jerman mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan kelas kata lain, yaitu tiap nomina mempunyai genus/artikel maskulin, feminin, atau netral. Selain itu, nomina juga ditulis dengan awalan huruf kapital. Pada artikel ekonomi ataupun politik di dalam majalah-majalah di Jerman, sering kali ditemukan nomina dengan bentuk yang membuat pembaca sedikit kesulitan untuk memahaminya, misalnya komposita yang terdiri atas tiga nomina atau lebih. Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus pada pembentukan nomina untuk menjelaskan pola-pola pembentukan nomina dari kelas kata verba dan adjektif. Pembentukan nomina dalam bahasa Jerman dikenal dengan istilah Nominalisierung. Sementara itu, jika proses dan asal kata pada pembentukannya telah diketahui, arti dari tiap nomina dapat dipahami dengan benar.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Di Jerman terbit banyak majalah, namun dalam penelitian ini saya memilih sebuah artikel yang berkaitan dengan ekonomi dan politik dengan judul Denkfabrik dari sebuah majalah ekonomi di Jerman, yaitu Wirtschaftswoche. Saya memilih artikel ini karena di dalamnya terdapat banyak jenis nomina yang beragam. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, saya merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pembentukan nomina yang berasal dari kelas kata verba dan adjektif
melalui
derivasi
dalam
artikel
ekonomi
Denkfabrik
dalam
majalah
Wirtschaftswoche? 2. Kelas kata manakah yang lebih dominan dalam pembentukan nomina dalam artikel ekonomi Denkfabrik dalam majalah Wirtschaftswoche? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah disebutkan, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses pembentukan nomina dari kelas kata verba dan adjektif, serta menjelaskan kelas kata yang mendominasi pembentukan nomina dalam artikel Denkfabrik dalam majalah Wirtschaftswoche. 2. Tinjauan Teoritis Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun ‘dengan’ dan kata tattein ‘menempatkan’ sehingga secara etimologis mempunyai arti ‘menyusun’. Sintaksis adalah bagian gramatikal dari sebuah bahasa yang komponennya mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Elemen sintaksis adalah kata-kata yang digolongkan menjadi beberapa jenis (Pittner dan Berman, 2004: 11). Nomina dan pembentukannya termasuk ke ranah morfologi karena morfologi mempelajari bentuk dan struktur intern kata. 2.1 Nomina Nomina adalah jenis kata yang dapat dideklinasikan (Lewandowski, 1990: 749). Nomina di dalam bahasa Jerman disebut juga dengan substantif. Kata substantif berasal dari bahasa latin nomen sustantivum ‘kata yang dapat berdiri sendiri’ (Eisenberg, 1998: 134). Secara umum, nomina dan substantif memiliki arti yang sama, hanya saja kata nomina lebih luas
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
mencakup keseluruhan maknadari kata-kata yang termasuk kata benda (Eisenberg, 1998: 134). Nomina tidak hanya menunjukkan benda-benda dan mahluk hidup yang dapat dilihat secara kasat mata, tetapi juga benda-benda tidak konkret dan imajiner, seperti perasaan, tindakan, keadaan, peristiwa, hubungan, keterangan waktu, ilmu pengetahuan, seni, dan lainlain (Eisenberg, 1998: 134). Nomina dalam bahasa Jerman mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan kelas kata lain, yaitu tiap nomina mempunyai genus/artikel maskulin, feminin, atau netral. Selain itu, nomina juga ditulis dengan awalan huruf kapital. Belum ada yang mengungkapkan alasan lain mengapa dalam bahasa Jerman nomina ditulis dengan awalan huruf kapital selain agar lebih mudah dibaca (Engel, 1998: 500). Selain itu, menurut Fleischer dan Barz (1995: 86), pada nomina dapat terjadi transposisi dalam satu kelas kata yang hampir tidak ditemui pada kelas kata lain, misalnya Schule ‘sekolah’ → Schüler ‘siswa’ Dalam aturannya, nomina muncul diikuti dengan artikel atau pronomina sebagai penjelas dan perujuk nomina, namun aturan ini tidak mutlak karena dalam kalimat terkadang nomina muncul tanpa artikel maupun pronomina. Menurut Pittner dan Berman (2004:16), nomina dibagi menjadi 4, yaitu: a.
Appellativa ‘nama jenis’ adalah nomina yang konkret dan dapat dihitung, contohnya Tür ‘pintu’, Buch ‘buku’, Tasche ‘tas’, dan Schrank ‘lemari’.
b.
Stoffsubstantif ‘nomina materi’ adalah benda yang mempunyai jumlah tetapi sebenarnya tidak bisa dihitung, contohnya Zucker ‘gula’, Geld ‘uang’, Sand ‘pasir’, dan Welle ‘gelombang’.
c.
Abstrakta ‘benda yang tidak konkret’ adalah benda yang tidak bisa dilihat secara nyata atau tidak kasat mata, contohnya Glück ‘kebahagiaan’, Liebe ‘cinta’, Tod ‘kematian’, dan Aufmerksamkeit ‘perhatian’.
d.
Eigennamen ‘nama’, contohnya Andi, Rina, Swiss, Rusia. Nomina yang mempunyai dua atau tiga artikel (jika dua artikel biasanya maskulin dan
netral) dengan arti kata yang sama disebut Genusschwankung. Genusschwankung disebabkan oleh perbedaan dialek daerah, misalnya der/die/das Dschungel ‘hutan belantara’, der/das Radio ‘radio’, dan der/das Teil ‘bagian’. Sementara itu, nomina yang memiliki perbedaan artikel karena perbedaan arti disebut Genuswechsel. Perbedaan artikel pada Genuswechsel menyebabkan arti kata yang berbeda pula, misalnya die/der Flur ‘tanah garapan’ atau ‘koridor’, der/das Kristall ‘hablur’ atau ‘kristal’, dan der/die See ‘danau’ atau ‘laut’.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Berdasarkan klasifikasi numerus yang dibuat oleh Ulrich Engel (1998: 503 ), ada beberapa nomina yang hanya memiliki bentuk singular (singularia tantum) atau plural (pluralia tantum). Singularia tantum biasanya adalah nomina yang termasuk nomina materi, misalnya; Bier ‘bir’, Erde ‘bumi’, dan Milch ‘susu’. Sementara itu, pluralia tantum biasanya sekumpulan orang, ruang waktu, dan lain-lain, misalnya; Eltern ‘orang tua’, Leute ‘orangorang’, dan Ferien ‘hari libur’. 2.2 Pembentukan Nomina Bopp (2000-2013) membagi tiga jenis pembentukan kata, yaitu Derivation ‘derivasi’, Komposition ‘komposisi’, dan Neoklassische Wortbildung ‘pembentukan kata neoklasik’. Pembentukan nomina dari verba dan adjektif tergolong ke dalam Derivation ‘derivasi’. Bopp menggunakan istilah Nomenableitung untuk pembentukan nomina. Menurut Bopp (2000-2013), suatu nomina baru dapat dialihkan dari nomina atau kelas kata lain. Menurut basis jenis kata pembentuknya, pembentukan nomina dibagi menjadi tiga, yaitu: -
Nomina menjadi nomina
-
Adjektif menjadi nomina
-
Verba menjadi nomina
Namun, pada penelitian ini yang akan dibahas hanya pembentukan nomina dari verba dan adjektif. Lebih lanjut, Bopp membagi derivasi/pengalihan tersebut menjadi tiga, yaitu penambahan sufiks, penambahan prefiks, dan konversi. Seluruh verba infinitif dapat dibentuk menjadi nomina yang berartikel netral dan seluruh akar kata adjektif yang ditambahkan dengan sufiks –e juga dapat dibentuk menjadi nomina yang berartikel netral (Lodewick, 2012) Pada pembentukan nomina dari verba dan adjektif biasanya yang digunakan adalah akar kata dari verba atau adjektif tersebut. Setelah itu, baru dilakukan penambahan sufiks, penambahan prefiks, perubahan vokal, atau variasi lainnya. Pembentukan nomina dari verba dapat menggunakan bentuk verba infinitif atau verba bentuk lampau. Sementara itu, pada pembentukan nomina dari adjektif terbatas hanya pada adjektif tersebut dan akar katanya saja.
2.2.1 Pembentukan Nomina dari Verba Ada tiga jenis pembentukan nomina dari verba menurut Bopp (2000-2013), yaitu: A. Penambahan Sufiks Penambahan sufiks dibagi 4 jenis, yaitu:
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
-
Penambahan Sufiks Tanpa Umlaut. Jenis ini adalah yang paling sering muncul pada pembentukan nomina dari verba. Sufiks
yang sering digunakan dalam pembentukan jenis ini adalah –e, -el, -er, -(er)ei, -ling, -nis, sal, -schaft, -sel, dan -ung. Contoh: pfeifen ‘meniup’
+ e
→
Pfeife ‘pipa’
rauchen ‘merokok’
+ er
→
Raucher ‘perokok’
erleben ‘mengalami’
+ nis →
dichten ‘menyusun syair’
+ er
heulen ‘menangis’
+ erei →
Heulerei ‘hal yang membuat sedih’
rechnen ‘berhitung’
+ ung →
Rechnung ‘perhitungan’
-
→
Erlebnis ‘pengalaman’ Dichter ‘penyair’
Penambahan Sufiks dengan Umlaut Dalam pembentukan ini, huruf a, u, dan o dari akar kata verba menjadi umlaut ä, ü, dan ö.
Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan jenis ini adalah -el, -er, -ling, -nis, dan -sel. Contoh: tanzen ‘menari’
+ er
→
Tänzer ‘penari’
ankommen ‘datang’ + ling →
Ankömmling ‘pendatang baru’
besaufen ‘mabuk’
Besäufnis ‘orang-orang yang mabuk’
+ nis →
hacken ‘mencincang’ + sel →
Häcksel ‘jerami yang dipotong-potong’
- Penambahan Sufiks Dengan Perubahan Bentuk Akar Kata Dalam bentuk ini, akar kata yang digunakan adalah akar kata verba dalam bentuk Präteritum ‘lampau’. Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan jenis ini adalah –e, el, dan -er. Contoh: vergeben ‘memberi’
→
vergab
+ e
→
Vergabe ‘pemberian’
einnehmen ‘menerima’
→
einnahm
+ e
→
Einnahme ‘penerimaan’
singen ‘menyanyi’
→
sang
+ er
→
Sänger ‘penyanyi’
reiten ‘berkuda’
→
ritt
+ er
→
Ritter ‘ksatria’
-
Penambahan Sufiks Asing Nomina yang dibentuk dengan penambahan sufiks asing juga merupakan kata dari
serapan bahasa asing. Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan jenis ini adalah -ade,
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
-age, -ament, -and, -ans, -ant, -anz, -ar, -at, -ate, -ateur, -ation, -ator, -atur, -ee, -ement, -end, -ens, -ent, -enz, -erie, -eur, -euse, -iment, -ion, -ist, -it, -iteur, -ition, -itor, -itur, -ium, -or, dan -ur. Contoh: Repräsentieren ‘mewakili’
+ ant
→
Repräsentant ‘wakil’
ventilieren ‘menukar udara’ + ator
→
Ventilator ‘ventilator’
konsumieren ‘memakai’
+ ent
→
Konsument ‘konsumen’
spedieren ‘mengirimkan’
+ iteur
→
Spediteur ‘pengusaha ekspedisi’
dekorieren ‘mendekorasi’
+ ation
→
Dekoration ‘dekorasi’
B. Konversi Konversi dilakukan dengan cara mengubah verba menjadi nomina tanpa menambahkan elemen apapun. Konversi dibagi menjadi empat jenis, yaitu: -
Konversi dari Verba Infinitif Pada jenis konversi ini, verba dan nominanya sama persis, karena tidak mengalami
perubahan bentuk apapun, hanya ada perubahan kelas kata saja. Contoh: essen ‘memakan’
→
vermögen ‘sanggup’ →
-
Essen ‘makanan’ Vermögen ’kesanggupan’
Konversi dari Akar Kata Verba Dalam konversi ini digunakan akar kata verba serta sufiks untuk membentuk nomina.
Contoh: befehlen ‘memerintahkan’
→
Befehl ‘perintah’
verkaufen ‘menjual’
→
Verkauf ‘penjualan’
-
Konversi dari Akar Kata Verba dengan Perubahan Bunyi Akar kata verba yang digunakan dalam konverasi ini adalah bentuk lampau
(Präteritum/Perfekt) atau terkadang verba yang mempunyai huruf ä, ü, atau ö pada akar katanya. Contoh: greifen ‘menggenggam’
→
Grief ’genggaman’
aufsteigen ‘naik’
→
Aufstieg ‘naiknya’
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
-
Konversi dengan Fremdes Perfektpartizip. Dalam hal ini nomina dialihkan menjadi nomina latin, namun bentuk ini sudah tidak lagi
produktif dan sangat jarang digunakan. Contoh: produzieren ‘memproduksi’ →
Produkt
→
Productum ‘produk’
→
Extrakt
→
Extractum ‘ekstrak’
extrahieren‘mengekstrak’
C. Kombinasi Derivasi Kombinasi derivasi dibagi dua jenis, yaitu: -
Pembentukan Nomina dengan Menambahkan Prefiks dan Sufiks Sekaligus Jika dilihat secara sekilas, pembentukan nomina ini seolah menggunakan verba bentuk
Partizip Perfekt, namun sebenarnya yang digunakan adalah akar kata dari verba infinitif serta penambahan prefiks dan sufiks. Contoh: ge
+
reden ‘mengobrol’
+ e → Gerede ‘obrolan’
ge
+
weben ‘menenun’
+ e → Gewebe ‘tenunan’
-
Pembentukan Nomina dengan Konversi dan Penambahan Prefiks Pembentukan nomina ini mirip dengan jenis pembentukan sebelumnya, namun dalam
pembentukan nomina ini, unsur yang digunakan selain verba adalah prefiks. Contoh: ge
+ decken ‘menyiapkan meja makan’→ Gedeck ‘alat makan’
ge
+ hören ‘mendengar’
→ Gehör ‘pendengaran’
ge
+ plaudern ‘bercakap-cakap’
→ Geplauder ‘obrolan’
ge
+ jammern ‘mengeluh’
→ Gejammer ‘keluh kesah’
3.2.2 Pembentukan Nomina dari Adjektif Ada dua cara untuk membentuk nomina dari adjektif, yaitu: A. Penambahan Sufiks Penambahan sufiks dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: -
Penambahan Sufiks tanpa Umlaut Pada jenis pembentukan ini, adjektif atau akar kata adjektif ditambahkan sufiks untuk
membentuk nomina. Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan nomina jenis ini adalah –e, -erchen, -heit, -keit, -ling, -nis, -schaft, dan -tum.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Contoh: dunkel ‘gelap’
+ heit
→
Dunkelheit ‘kegelapan’
tief ‘dalam’
+ e
→
Tiefe ‘kedalaman’
→
Gefangenschaft ‘tawanan’
gefangen ‘tertangkap’ + schaft -
Penambahan Sufiks Dengan Umlaut Dalam pembentukan ini huruf a, u, o yang berada ditengah adjetktiva menjadi umlaut ä,
ü, ö. Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan nomina jenis ini adalah -e, -ling, dan –nis. Contoh: lang ‘panjang’
+ e
→
scharf ‘tajam’ + e
→
Schärfe ‘ketajaman’
+ nis →
Fäulnis ‘kebusukan’
faul ‘busuk’ -
Länge ‘panjangnya’
Dengan Penambahan Sufiks Asing Penambahan sufiks asing pada adjektif membentuk nomina yang juga merupakan nomina
serapan dari kata asing. Sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan nomina jenis ini adalah –anz, –e, –enz, –erie, –ie, –ik, –iker, –ikon, –ikum, –ismus, –ist, –ität, dan –on. Contoh: naiv ‘naif’
+ ität
→
Naivität ‘kenaifan’
virtuos ‘mahir’
+ e
→
Virtuose ‘seniman yang mahir’
national ‘nasional’
+ ismus
→
Nationalismus ‘nasionalisme’
B. Konversi Konversi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: -
Fleksi Adjektif Dalam hal ini sebenarnya setiap adjektif dapat dibentuk sebagai nomina dan mempunyai
lebih dari satu artikel, namun di dalam kamus biasanya hanya tertulis nomina-nomina penting saja. Contoh: gut ‘baik’
→
der/die/das Gute ‘kebaikan’
alt ‘tua’
→
der/die/das Alte ‘orang yang tua’
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
-
Fleksi Nomina Dalam
pembentukan
ini
adjektif
yang
biasa
digunakan
adalah
adjektif
asing/internasional. Contoh: senior ‘yang lebih tua’
→
Senior ‘senior’
ideal ‘sempurna’
→
Ideal ‘idaman’
solo ‘sendiri’
→
Solo ‘nyanyian tunggal’
3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk pengumpulan data, uji materi, dan dibantu dengan proses penghitungan data. 4.
Pembahasan Saya menganalisis teks Denkfabrik yang ada di dalam majalah Wirtschaftswoche’dari
segi morfologi. Saya mengelompokkan nomina berdasarkan jenis pembentukannya. Di dalam teks tersebut terdapat nomina yang dibentuk dari kelas kata lain, namun saya hanya menganalisis nomina yang dibentuk dari verba dan adjektif. 4.1 Pembentukan Nomina dari Verba Pembentukan nomina dari verba dapat menggunakan verba infinitif, akar kata verba, ataupun verba bentuk präteritum ‘lampau’ sebagai basis atau dasar pembentukan nomina. Setelah itu basis tersebut dapat ditambahkan dengan prefiks dan sufiks. Terkadang pada penambahan sufiks tertentu ada penambahan huruf untuk memudahkan pengucapan, contohnya Qualifi + ation → Qualifikation. Selain itu, pada pembentukan nomina dari verba tertentu terdapat perubahan vokal di tengah kata seperti a,u, o menjadi ä, ü, ö dan sebaliknya.
4.1.1. Penambahan Sufiks Penambahan sufiks dalam pembentukan nomina dari verba dapat dilakukan pada verba infinitif atau pada akar kata verba. Namun, terkadang ada pula nomina yang dibentuk dari verba bentuk präteritum ‘lampau’. Dalam penambahan sufiks dapat terjadi perubahan pada huruf vokal a,u, dan o yang berada di tengah kata menjadi ä, ü, dan ö. Huruf-huruf tersebut disebut dengan umlaut. Ada
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
beberapa jenis sufiks yang sering digunakan dalam pembentukan nomina. Jika menggunakan sufiks –el, –er, –ling, –nis, –sel, huruf vokal yang berada ditengah kata menjadi umlaut. Sementara itu, jika menggunakan sufiks –e, –el, –er, –ling, –nis, –sal, –schaft, –sel, dan –ung, biasanya huruf vokal ditengah kata tidak menjadi umlaut. Ada pula beberapa sufiks asing yang sering dipakai dalam pembentukan nomina, seperti –ation, -ität, -age, -ik, -ator, dan ismus. Tabel 1. Penambahan Sufiks tanpa Umlaut Verba
Pembentukan Nomina
Nomina
regieren ’memerintah’ zuwandern ‘mendatangi’ schrumpfen ‘menyusut’ bevölkern ‘menduduki’ spannen ‘menegangkan’
Regier+ung Zuwander+er Schrumpf+ung Bevölker+ung Spann+ung
Regierung ’pemerintahan’ Zuwanderer ‘pendatang’ Schrumpfung ‘penyusutan’ Bevölkerung ‘penduduk’ Spannung ‘ketegangan’
Dari beberapa contoh nomina pada tabel di atas dapat dilihat bahwa, pembentukan nomina dengan penambahan sufiks tanpa umlaut terjadi dengan cara pengambilan akar kata dari verba kemudian penambahan sufiks, lalu terbentuklah nomina. Pada contoh-contoh tersebut sufiks yang digunakan hanya sufiks –ung dan –er. Tabel 2. Penambahan Sufiks dengan Umlaut Verba verhalten ‘membandingkan’
Pembentukan Nomina verhält+nis
Nomina Verhältnis ’kemampuan finansial’
Kata Lebensverhältnis ‘keadaan hidup’ merupakan sebuah komposita yang terdiri atas dua nomina, yaitu Leben ‘hidup’ dan Verhältnis ’keadaan’, serta satu Fugenelement ‘elemen penghubung’ -s-. Pada kata Lebensverhältnis, pembentukan nomina Verhältnis terjadi dengan cara pengambilan akar kata dari verba verhalten dan penambahan sufiks –nis. Selain itu, terdapat pula perubahan pada huruf vokal biasa menjadi umlaut yang berada di tengah kata, yaitu a→ä. Pada artikel Denkfabrik hanya terdapat satu contoh proses pembentukan nomina seperti ini.
Tabel 3. Penambahan Sufiks dengan Perubahan Bentuk Akar Kata Verba aufnehmen ‘menerima’ assimilieren ‘menyesuaikan’ entwickeln ‘mengembangkan’
Pembentukan Nomina aufnahm+e assimiliert+e entwickl+ung
Nomina Aufnahme ‘penampung’ Assimilierte ‘orang yang menyesuaikan’ Entwicklung ‘perkembangan’
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Das Aufnahmeland adalah sebuah komposita yang terdiri atas dua nomina, yaitu Aufnahme ‘penampung’ dan Land ‘negara’. Nomina Aufnahme ‘penampung’ dibentuk dari bentuk lampau verba aufnehmen ‘menerima’, yaitu aufnahm-, lalu ditambahkan sufiks –e. Begitu juga dengan nomina Assimilierte, pembentukannya berasal dari bentuk lampau verba assimilieren serta penambahan sufiks -e.
Namun, nomina Entwicklung sedikit berbeda,
pembentukannya bukan dengan verba bentuk lampau, namun terjadi pelesapan huruf –e pada akar katanya. Tabel 4. Penambahan Sufiks Asing Verba Fundamentieren ‘membuat pondasi’ Qualifizieren ‘menilai’ Identifizieren ‘mengidentifikasi’ Sozializieren ‘mensosialisasikan’ Integrieren ‘mengintegrasi’
Pembentukan Nomina Fundament+alismus Qualifi+kation Identifi+kation Soziali+sation Integr+ation
Nomina Fundamentalismus ‘fundamentalisme’ Qualifikation ’penilaian’ Identifikation ‘identifikasi’ Sozialisation ‘sosialisasi’ Integration ‘intergarsi’
Contoh-contoh pada tabel di atas menjabarkan bahwa pembentukan nomina dilakukan dengan pengambilan akar kata lalu penambahan sufiks asing –ismus, dan –ation sehingga nominanomina yang terbentuk pun merupakan nomina yang merupakan kata serapan asing. 4.1.2. Konversi Konversi adalah pembentukan nomina dari verba tanpa ada penambahan unsur lain, kecuali verba itu sendiri. Konversi bisa dilakukan pada verba infinitif, pada akar kata verba, dan pada verba bentuk lampau.
Tabel 5. Konversi dari Verba Infinitif Verba leben ’hidup’
Pembentukan Nomina leben +-
Nomina Leben ’kehidupan’
Das Lebensverhältnis ‘keadaan hidup’ adalah komposita nomina yang terdiri atas dua nomina, yaitu Leben ‘kehidupan’ dan Verhältnis ‘keadaan’, serta satu Fugenelement, yaitu –s. Nomina Leben dibentuk dari verba infinitif leben ‘hidup’. Pada tiap nomina yang dibentuk dari hasil konversi, bentuk verba dan nominanya sama persis. Sebenarnya hampir semua verba infinitif dapat dikonversi langasung menjadi nomina, namun pada artikel yang saya analisis hanya terdapat satu contoh nomina jenis ini.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Tabel 6. Konversi dari Akar Kata Verba Verba
Pembentukan Nomina
Nomina
Teilen ‘membagi’ Antworten ‘menjawab’ Anzahlen ‘memberi uang muka’ Arbeiten ‘bekerja’
Teil+Antwort+Anzahl+Arbeit+-
Teil ‘bagian’ Antwort ‘jawaban’ Anzahl ‘sejumlah’ Arbeit ‘pekerjaan’
Dari tabel di atas terlihat bahwa nomina dibentuk dari akar kata verba tanpa diberi tambahan apapun. Tabel 7. Konversi dari Akar Kata Verba dengan Perubahan Bunyi Verba fortschreiten ‘melangkah maju’ beitreten ‘masuk’ entwerfen ’merancang’ zählen ‘menghitung’ jähren ‘terjadi setahun yang lalu’
Pembentukan Nomina fortschritt beitritt entwurf zahl+jahr+-
Nomina Fortschritt ‘kemajuan’ Beitritt ‘masuknya’ Entwurf ‘rancangan’ Zahl ‘angka’ Jahr ‘tahun’
Contoh nomina Fortschritt, Beitritt, dan Entwurf menggambarkan bahwa nomina terbentuk dari bentuk lampau verbanya tanpa ada penambahan apapun. Namun pada contoh nomina Zahl dan Jahr pembentukannya terjadi dengan pengambilan akar kata verba (bukan bentuk lampau) dan perubahan vokal a menjadi ä. Nomina-nomina tersebut masuk ke dalam jenis konversi dari akar kata verba dengan perubahan bunyi karena hanya memiliki sedikit perbedaan vokal dari asal akar katanya. 4.2 Pembentukan Nomina dari Adjektif Pembentukan nomina dari adjektif tidak terlalu mempunyai banyak variasi seperti pembentukan nomina dari verba. Hal ini mungkin saja terjadi karena adjektif tidak dapat konjugasikan sehingga variasi bentuknya menjadi tidak terlalu banyak. Sebenarnya semua adjektif dapat diubah menjadi nomina, namun tidak semua kata tersebut dituliskan di dalam kamus karena yang dituliskan hanya beberapa kata yang penting dan sering digunakan saja. 4.2.1. Penambahan Sufiks Penambahan sufiks dalam pembentukan nomina dari adjektif bisa membuat perubahan huruf vokal a, u, dan o yang berada di tengah kata menjadi ä, ü, dan ö. Ada beberapa sufiks yang sering dipakai dalam pembentukan ini, seperti –heit, -keit, dan –igkeit.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Tabel 8. Penambahan Sufiks tanpa Umlaut Adjektif knapp ‘terbatas’ letzt ‘yang terakhir’ überfremdet ‘terlalu dipengaruhi unsur asing’
Pembentukan Nomina knapp+heit letzt+ere überfremd+ung
Nomina Knappheit ‘persediaan terbatas’ Letztere ‘penutup’ Überfremdung ‘pengaruh asing yang terlalu besar’
konsequenz ‘konsekuen’
konsequen+t
Konsequent ‘konsekuensi’
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa nomina dibentuk dari bentuk asli adjektif yang ditambahkan dengan sufiks. Pada contoh tersebut sufiks yang digunakan adalah –heit, –ere, ung, dan -t. Nomina yang dibentuk dengan tambahan sufiks -t biasanya merupakan nomina yang berasal dari kata serapan asing. Tabel 9. Penambahan Sufiks Asing Adjektif realistisch ‘realistis’
Pembentukan Nomina real+ität
Nomina Realität ‘realitas’
Nomina Realität ‘realitas’ dibentuk dengan pengambilan akar kata dari adjektif realistisch ‘realistis’ lalu penambahan sufiks asing yaitu –ität. Penambahan sufiks asing juga menandakan bahwa nomina tersebut meruakan kata serapan asing. 4.2.2 Konversi Konversi adalah pembentukan nomina dari adjektif tanpa ada penambahan unsur lain kecuali adjektif itu sendiri. Tabel 10. Fleksi Adjektif Adjektif gegenteilig ‘berlawanan’ gesetz ‘bijaksana’ weise ‘bijak’ wohl ‘baik’
Pembentukan Nomina gegenteil+gesetz +weise+wohl+-
Nomina Gegenteil ‘lawan’ Gesetz ‘undang-undang’ Weise ’orang yang bijaksana’ Wohl ‘keadaan baik’
Dari ketiga contoh di atas, nomina yang mengalami konversi secara sempurna adalah Gesetz karena nomina tersebut tidak mengalami perubahan sama sekali dari kata adjektif awalnya, yaitu gesetz. Sementara itu, dua nomina lain, yaitu Impuls dan Gegenteil, mengalami sedikit perubahan karena yang menjadi nomina hanyalah akar kata dari adjektif tersebut, bukan keseluruhan katanya.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Tabel 11. Fleksi Nomina Adjektif impulsiv ‘spontan’
Pembentukan Nomina impuls+-
Nomina Impuls ‘rangsangan’
Adjektif impulsiv dan nomina Impuls merupakan kata serapan asing sehingga meskipun pembentukannya sangat mirip dengan fleksi adjektif, pembentukan nomina tersebut termasuk kedalam pembentukan jenis fleksi nomina. 5. Kesimpulan Dalam teks Denkfabrik ditemukan 11 jenis pola pembentukan nomina yang berasal dari kelas kata verba dan adjektif, yaitu sebagai berikut: 1. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan penambahan sufiks tanpa umlaut 2. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan penambahan sufiks dengan umlaut 3. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan penambahan sufiks dengan perubahan bentuk akar kata 4. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan penambahan sufiks asing 5. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan konversi dari verba infinitif 6. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan konversi dari akar kata verba 7. Pembentukan nomina dari verba dengan dengan konversi dari akar kata verba dengan perubahan bunyi 8. Pembentukan nomina dari adjektif dengan dengan penambahan sufiks tanpa umlaut 9. Pembentukan nomina dari adjektif dengan dengan penambahan sufiks asing 10. Pembentukan nomina dari adjektif dengan dengan fleksi adjektif 11. Pembentukan nomina dari adjektif dengan dengan fleksi nomina Dari data berbentuk tabel yang telah saya buat (lihat lampiran I dan II) terlihat bahwa nomina yang berasal dari akar sebuah verba dengan penambahan sufiks –ung merupakan jenis pembentukan nomina yang paling banyak muncul pada artikel ekonomi Denkfabrik. Begitu juga dengan pembentukan nomina dari adjektif yang paling dominan muncul adalah jenis pembentukan nomina dengan penambahan sufiks tanpa umlaut. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa sufiks yang muncul tidak hanya-ung, tetapi juga –heit, -ere, dan –t. Meskipun demikian, sufiks –ung tetap menjadi yang paling sering digunakan dalam pembentukan nomina baik dari verba maupun adjektif.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Di samping itu, ada tiga jenis pembentukan nomina dari verba yang tidak muncul pada artikel Denkfabrik, yaitu konversi dengan Fremdes Perfektpartizip, penambahan sufiks dan prefiks sekaligus, serta konversi dan penambahan prefiks. Fremdes Perfektpartizip tidak ditemukan pada artikel Denkfabrik karena pada dasarnya nomina dengan jenis pembentukan tersebut penggunaannya sudah sangat jarang. Sementara itu, untuk pembentukan nomina dari adjektif, jenis yang tidak muncul adalah penambahan sufiks dengan umlaut. 6.
Daftar Referensi
Books: Engel, Ulrich. (1988). Deutche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos Verlag. Pitner, Karin, & Berman, Judith. (2004). Deutsche Syntax ein Arbeitsbuch. Tübingen: Gunter NarrVerlag.
Online: Bopp, Stephan. (2000-2013). Canoo Deutschen morphologischen Wörterbuch. Diambil 5 Juli 2013 dari http: //canoo.net/ services/ WordformationRules/ Derivation/ To-N/ To-NIntro.html?MenuId=WordFormation111
Dictionary: Eisenberg, Peter, dkk. (1998). Duden: die Grammatik (Ed. Ke-4). Mannheim: Bibliographices Institut & F.A. Brockhaus AG. Fleischer,
Wolfgang,
&
Barz,
Irmhild.
(1995).
Wortbildung
der
deutschen
Gegenwartssprache. Tübingen: Max Niemeyer Verlag. Heuken, Adolf S.J., & Sinaga, Elizabeth R.T. (2006). Deutsch-Indonesisches Wörterbuch (Ed. Ke-6). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik (Ed. Ke-4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Langenscheidt-Redaktion.
(2010).
Langenscheidt
Groβwörterbuch
Deutsch
Fremdsprache. Berlin: Langenscheidt. Lewandowski, Th. (1990). Lingusitisches Wörterbuch 2 I-R. Heidelberg: Quelle&Meyer.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
als
7. Lampiran Tabel 12. Lampiran Nomina yang Dibentuk dari Verba No. 1
Verba regieren ‘memerintah’
Pembentukan Nomina regier+ung
Nomina Regierung ‘pemerintahan’
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
fortschritt+zuwander+er folg+e schrumpf+ung bevölker+ung spann+ung ausbeut+ung ängst+fundament+ alismus teil+verfüg+ung irr+e auswander+er wirtschaft+profil+-
Fortschritt ‘kemajuan’ Zuwanderer ‘pendatang’ Folge ‘akibat’ Schrumpfung ‘penyusutan’ Bevölkerung ‘penduduk’ Spannung ‘ketegangan’ Ausbeutung ‘eksploitasi’ Angst ‘ketakutan’ Fundamentalismus ‘fundamentalisme’ Teil ‘bagian’ Verfügung ‘ketentuan’ Irre ‘kesalahan’ Auswanderer ‘emigran’ Wirtschaft ‘perekonomian’ Profil‘ profil’
17 18 19 20 21
fortschreiten ‘melangkah maju’ zuwandern ‘mendatangi/memasuki’ folgen ‘mengikuti’ schrumpfen ‘menyusut’ bevölkern ‘menduduki’ spannen ‘menegangkan’ ausbeuten ‘mengeksploitasi’ ängstigen ‘menakuti’ fundamentieren ‘membuat pondasi’ teilen ‘membagi’ verfügen ‘menentukan’ irren ‘salah’ auswandern ‘beremigrasi’ wirtschaften ‘mengelola’ profilieren ‘menggambarkan dengan jelas’ qualifizieren ‘menilai’ identifizieren ‘mengidentifikasi’ sozialisieren ‘menasionalisasikan’ ausbilden ‘mendidik’ assimilieren ‘menyesuaikan’
qualifi+(k)ation identifi+(k)ation sozialis+ation ausbild+ ung assimiliert+e
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
einbürgern ‘menaturalisasi’ ordnen ‘mengatur’ gesellen ‘menggabungkan diri’ fragen ‘menanyakan’ prüfen ‘menguji’ kandidaten ‘mencalonkan diri’ antworten ‘menjawab’ zählen ‘menghitung’ entwerfen ‘merancang’ jähren ‘terjadi setahun yang lalu’ anzahlen ‘memberi uang muka’ passen ‘lewat’ entwickeln ‘mengembangkan’ integrieren ‘mengintegrasi’ einwandern ‘berimigrasi’ arbeiten ‘bekerja’ kräften ‘memperkuat’ beitreten ‘masuk’ sichern ‘mengamankan’ systemieren ‘membuat sistem’ nehmen ‘mengambil’ aufnehmen ‘menerima’
einbürger+ung ordn+ung gesell+schaft frag+e prüf+ung kandidat+antwort+zahl+entwurf+jahr+anzahl+pass+entwickl+ung integr+ation einwander+ung arbeit+kraft+beitritt+sicher+ung system+nehm+er aufnahm+e
Qualifikation ‘penilaian’ Identifikation ‘identifikasi’ Sozialisation ‘sosisalisasi’ Ausbildung ‘pendidikan’ Assimilierte ‘orang menyesuaikan’ Einbürgerung ‘naturalisasi’ Ordnung ‘aturan’ Gesellschaft ‘masyarakat’ Frage ‘pertanyaan’ Prüfung ‘ujian’ Kandidat ‘calon’ Antwort ‘jawaban’ Zahl ‘angka’ Entwurf ‘rancangan’ Jahr ‘tahun’ Anzahl ‘sejumlah’ Pass ‘paspor’ Entwicklung ‘perkembangan’ Integration ‘integrasi’ Einwanderung ‘imigrasi’ Arbeit ‘pekerjaan’ Kraft ‘kekuatan’ Beitritt ‘masuknya’ Sicherung ‘pengamanan’ System ‘sistem’ Nehmer ‘pengambil’ Aufnahme ‘penerimaan’
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
yang
44 45 46 47 48 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
verordnen ‘menetapkan’ leben ‘hidup’ verhalten ‘keadaan’ voraussetzen ‘menganggap’ kennen ‘mengetahui’ anwerben ‘merekrut’ zuwandern ‘mendatangi/memasuki’ steueren‘mengemudikan’ identifizieren ‘mengidentifikasi’ realizieren ’merealisasikan’ testen’menguji’ einbringen ’berdiskusi’ untersuchen ’memeriksa’ forschen’meneliti’ ausbeuten ‘mengeksploitasi’
verordn+ung leben+verhält+nis voraussetz+ung kenn(t)+nis anwerb+ung zuwander+ung steur+ung identi+tät reali+tät test+einbring+ung untersuch+ung forsch+ung ausbeut+ung
Verordnung ‘ketetapan’ Leben ‘kehidupan’ Verhältnis ‘perbandingan’ Voraussetzung ‘anggapan’ Kenntnis ‘pengetahuan’ Anwerbung ‘perekrutan’ Zuwanderung ’kedatangan’ Steurung ‘kemudi’ Identität ‘identitas’ Realität ‘realita’ Test ‘tes’ Einbringung ‘keputusan’ Untersuchung ‘pemeriksaan’ Forschung ‘penelitian’ Ausbeutung ‘eksploitasi’
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
Tabel 13. Lampiran Nomina yang Dibentuk dari Adjektif No 1
Adjektif überfremdet ‘terlalu dipengaruhi unsur asing’
Pembentukan Nomina überfremd+ung
2 3 4
konsequenz ‘konsekuen’ knapp ‘terbatas’ gegenteilig ‘berlawanan’
konsequen+t knapp+heit gegenteil+-
Konsequent ‘konsekuensi’ Knappheit ‘persediaan yang terbatas’ Gegenteil ‘lawan’
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18
betont ‘tegas’ realistisch ‘realistis’ letzt ‘yang terakhir’ impulsiv ‘spontan’ angehören ‘termasuk’ gesetz ‘tegas’ offensiv ‘bersikap menyerang’ wohl ‘baik’ mangels ‘karena kurang' nachteilig ‘bersifat merugikan’ weise ‘bijak’ konsequent ‘konsekuen’ zukünftig ‘yang akan datang’
beton+ung real+ität letzt+ere impuls+angehör+igkeit gesetz +offensiv+wohl+mangel+nachteil+-e weise+konsequen+z zukunft+-
Betonung ‘penekanan’ Realität ‘realitas’ Letztere ‘penutup’ Impuls ‘rangsangan’ Angehörigkeit ‘keanggotaan’ Gesetz ‘undang-undang’ Offensive ‘serangan berencana’ Wohl ‘keadaan baik’ Mangel ‘kekurangan’ Nachteile ‘kerugian’ Weise ’Orang yang bijaksana’ Konsequenz ‘konsekuensi’ Zukunft ‘masa depan’
Überfremdung terlalu besar’
Nomina ‘pengaruh
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013
asing
yang
Gambar 1. Artikel Denkfabrik dari Majalah Wirtschaftswoche edisi 11 Agustus 2008, halaman 42.
Pembentukan nomina ..., Monicha Maya Puspita, FIB UI, 2013