UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA
Disusun Oleh: Nama : Triana Indri Maharani Kelas : 4 PA 02 NPM/NIRM : 10501281/20013137380050279 Jurusan : Fakultas Psikologi Dosen Pembimbing : M. Fachrurrozi, MPsi, Psi
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Depok (2008)
Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
Triana Indri Maharani Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester ketiga. Berdasarkan hasil mean hipotetik diketahui bahwa dukungan sosial subjek berada pada rata-rata tinggi sedangkan untuk kecemasan dalam menghadapi persalinan subjek berada pada rata-rata rendah. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang usia kehamilannya berada dalam trimester ketiga, yaitu usia kehamilan 28-40 minggu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah sampling random sederhana dimana setiap unit dalam sample mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Sedangkan metode pengumpulan datanya adalah metode skala. Skala dukungan social yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial dari House, Watson, dan Thoits (dalam Firman & Khairani, 2000), yaitu: bantuan materi, informasi, emotional support, dan dukungan penghargaan. Sedangkan skala kecemasan disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan dari Conley (2004), Ibrahim (2002), Hurlock dan Darajat (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999) yaitu berupa gejala fisik dan gejala psikologis. Ibu yang sedang mengalami kehamilan, akan mengalami perubahan secara fisik dan psikoogis 9mental), oleh karena itu iu hamil dituntut tidak hanya harus siap secarafisik, tetapi juga haus siap secara mental. Perubahan secara mental pada ibu akan mempengaruhi emosi si ibu. Pada trimester ketigaperubahan psikologis yang terjadi antara lain merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan riil seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini dapat menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan sampai berat) pada para ibu seperti kecemasan. Mencegah hal tersebut terjadi, maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting.
Kata kunci: Dukungan sosial, Kecemasan. Persalinan, Kehamilan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Suryaningsih (2007), ibu yang sedang mengalami kehamilan, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Hal inilah yang kurang diperhatikan ibu hamil yang umumnya lebih siap dalam menghadapi perubahan fisik, tetapi tidak siap secara mental. Perubahan secara fisik pada ibu hamil memang mudah ditebak dan umum terjadi pada setiap ibu yang sedang mengalami kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun perubahan secara psikologis pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada setiap ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan. Handayani (dalam Suryaningsih, 2007) berpendapat bahwa dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi si ibu. Apabila pengaruh emosi ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengganggu masa kehamilan. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. Menurut Suryaningsih (2007), dukungan sosial ini banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitar, dalam hal ini lingkungan yang terdekat adalah pasangan atau suami. Sudah selayaknya pasangan memberikan semangat dan perhatian kepada istri. Dengan begitu, istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di masa kehamilannya. Saat hamil juga merupakan saat sensitif bagi seorang wanita. Jadi, sebisa mungkin suami harus dapat menciptakan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya mengajak jalan-jalan ringan sambil mengobrol, bicara halus, positif dan sebagainya. Ini akan membuat istri merasa nyaman, selain itu juga semakin mempererat hubungan suami-istri. Menemani istri ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan juga tak kalah penting. Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang kehamilan dan bukan bersikap masa bodoh, yang akan menyebabkan munculnya perubahan emosi yang tidak menyenangkan pada sang istri (Suryaningsih, 2007). Menurut Malonda (2003), karena adanya perubahan fisik dan emosional yang kompleks, maka diperlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma social cultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat. Menurut Hetzel, Nuckolls, Browner, Johnson dan Sargent (dalam Malonda, 2003), kecemasan pada ibu hamil yang diikuti tanda-tanda mual dan muntah, memiliki hubungan dengan faktor-faktor psikologi, sosial, ekonomi, dan budaya dari para ibu dan lingkungan masyarakatnya. Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu faktor perorangan, kondisi kualitas hubungan
suami-isteri,
hubungan
keluarga,
sumber
sosial,
insiden
perorangan,
ekonomi/pekerjaan, termasuk juga ketergantungan secara sosial, ekonomi kepada suami. Tingginya rasa cemas wanita hamil trimester ketiga juga diungkapkan oleh Kartono (dalam Yulianti, 2004), bahwa pada setiap wanita apabila dirinya hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani menanggung segala beban dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan dan rasa cemas, yang semuanya akan menjadi lebih intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya. Menurutnya yang menjadi penyebab ketakutan dan kegelisahan adalah takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan riil seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Menurut Levinson (dalam Yulianti, 2004) pada trimester ketiga perubahan psikologis yang terjadi antara lain rasa cemas mengenai kelahiran, konsentrasi mengenai perubahan hubungan dengan pasangan dan teman, dan rasa cemas mengenai masalah keuangan. Pada saat yang sama, ia merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayinya dan permulaan dari fase baru dalam hidupnya. Menurut Mackonochie (dalam Ambarwati & Sintowati, 2004) perasaan cemas ibu dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Walaupun mereka telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi persalinan tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada. Pada kenyataannya dukungan sosial, dari suami dan keluarga, merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap terjadinya kecemasan pada wanita hamil dalam menghadapi persalinan. Seperti yang dinyatakan oleh Ramli (2003), yang meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada wanita hamil pertama dengan subjek para wanita hamil
yang memeriksakan kehamilannya di Balai Kesehatan Muhammadiyah Malang. Penelitian ini menghasilkan adanya pengaruh yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan wanita hamil pertama. Sedangkan dukungan instrumental, yang didapat dari dokumentasi yang dilakukan dengan cara meminta data dari Balai Kesehatan Muhammadiyah Malang, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan wanita hamil. Dengan sumbangan efektif dari jenis dukungan sosial sebesar 72,27% dengan rincian 59,22% dukungan penghargaan, 8,97% dukungan informatif dan 4,09% dukungan emosional dan sisanya 27, 73% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik meneliti apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ingin memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis. Memberikan informasi hasil penelitian empirik kuantitatif studi deskiptif tentang hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan, terutama pada bidang psikologi klinis dan psikologi kesehatan. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan dukungan sosial, kecemasan dan kehamilan. 2. Manfaat Praktis. Sebagai bahan masukan individu guna meminimalisasikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya kecemasan dalam menghadapi persalinan. Dan juga untuk para suami agar meningkatkan faktor-faktor dukungan sosial yang dapat diterapkan kepada para istri agar dapat melewati prenatal dengan baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial Dukungan sosial merupakan bantuan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu seperti suami, orangtua, mertua, teman atau tetangga yang membuat penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. 2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan untuk ibu hamil trimester ketiga dalam menghadapi masa persalinan adalah sebagai berikut (House, Watson & Thoits dalam Firman & Khairani,2000): a. Bantuan materi, yaitu dukungan sosial yang diberikan dalam bentuk uang atau barang yang ditujukan untuk membantu ibu hamil dalam menyelesaikan keperluan-keperluannya sebelum kelahiran, pada saat kelahiran maupun setelah kelahiran (bisa dalam bentuk pemberian ataupun pinjaman). b. Informasi, yaitu dukungan sosial yang diberikan dengan memberikan gagasan untuk bertindak dalam mengatasi kesutitan. Contohnya adalah bimbingan, nasihat, pemberian literature, info, atau dapat juga berupa komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami ibu hamil dan juga saran. c. Emotional Support, yaitu dukungan sosial yang ditujukan untuk memastikan bahwa orang lain memperhatikan individu yang sedang menghadapi kesulitan seperti interaksi intim (dapat dilakukan dengan cara mendengarkan masalah yang sedang diungkapkan ibu hamil), partisipasi sosial (dapat dilakukan dengan cara bergurau untuk menghibur ibu hamil) ataupun memberikan pemyataan yang memperlihatkan cinta, perhatian, penghargaan, simpati untuk memperbaiki perasaan yang dialami ibu hamil yang disebabkan oleh kecemasan, penilaian atas usaha-usaha yang dilakukan, dan peran sosial yang terdiri atas umpan balik (membantu memahami masalah ibu hamil).
B. Kecemasan Menghadapi Persalinan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan merupakan suatu pengalaman emosional yang timbul karena adanya ancaman yang tidak jelas penyebabnya, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam individu. 2. Gejala Kecemasan Berdasarkan uraian dari Conley (2004), Ibrahim (2002), dan Daradjat (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999) dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a. Gejala fisik; berupa gejala darah tinggi, keringat dingin dan becucuran, debaran jantung berdetak lebih kencang/cepat, sakit kepala, kaki dan tangan terasa dingin, kembung, lambung terasa perih, perasaan sebah, banyak angin di dalam perut, obstipasi (susah kebelakang), megap-megap tak dapat bernapas, dan hidung tersumbat, kejang-kejang pada otot, gangguan pada sendi (mirip gejala rematik), gemetar, pencernaan menjadi tidak teratur, kesulian tidur, nafsu makan hilang, lelah, mudah capek. b. Gejala psikologis; berupa takut sekali akan menjadi gila dan takut mati, derealisasi (merasa apa yang ada diluar dirinya berubah menjadi lain), gejala depersonalisasi (dirinya bukan dirinya), rasa khawatir, gelisah, kebingungan, distorsi persepsi, gangguan orientasi (ruang dan waktu), sulit memusatkan perhatian dan kemampuan assosiatif, merasa tidak berdaya, rasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri, merasa tidak tentram, terus menerus memeriksa segala sesuatu yang sudah dilakukan, panic attack, kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang, sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih, sangat mudah untuk kehilangan pegangan, kehilangan motivasi dan minat, perasaan-perasaan yang tidak nyata, tidak bisa membuat keputusan, sangat sensitif terhadap suara.
C. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Berdasarkan beberapa rumusan tentang persalinan dikumpulkan, maka bisa dikemukakan bahwa persalinan adalah proses keluarnya bayi dan plasenta dari rahim ibu ke dunia luar.
Kecemasan menghadapi persalinan adalah suatu pengalaman emosional yang timbul yang tidak jelas penyebabnya, karena menghadapi proses keluarnya bayi dan plasenta dari rahim ke dunia luar.
D. Kehamilan Trimester Ketiga 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang akan membentuk satu sel baru yang disebut zigot, dimana zigot itu akan mengadakan pembelahan diri untuk memperbanyak jumlah sel, dari yang mula-mula zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian 4 sel, 8 sel, 16 sel dan seterusnya sehingga terbentuk fetus atau janin yang berada didalam rahim seorang perempuan.
E. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kecemasan dalam Menghadapi Masa Persalinan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang akan membentuk satu sel barn yang disebut zigot, dimana zigot itu akan mengadakan pembelahan diri untuk memperbanyak jumlah sel, dari yang mula-mula zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian 4 sel, 8 sel, 16 sel dan seterusnya sehingga terbentuk fetus atau janin yang berada didalam rahim seorang perempuan. Kehamilan termasuk salah satu periode kritis dalam kehidupan seorang wanita. Situasi kehamilan ini menimbulkan perubahan yang dratis, bukan hanya kondisi fIsik tetapi juga, kondisi psikologis dan lingkungan sosialnya (Dagun dalam Hasibuan & Simatupang, 1999), terutama memasuki kehamilan trimester ketiga dimana sang ibu sudah memikirkan masa persalinan. Perubahan fisik dirasakan ibu pada bagian perut yang sudah semakin membesar, pembengkakan pada bagian kaki dan betis, dan juga perasaan ketidaknyamanan yang semakin terasa seperti sakit punggung, susah bernafas, seringnya buang air kecil, dan lain sebagainya (Suririnah, 2006). Selain itu akibat kehadiran janin juga akan berpengaruh pada proses faali tubuhnya, misalnya cepat lelah, mual dan sebagainya. Sedangkan dari lingkungan sosialnya, seorang wanita hamil akan dituntut untuk berperan sosial lebih matang dari masa sebelum kehamilannya (Hasibuan & Simatupang, 1999). Sedangkan kondisi psikologisnya akan mengalami keadaan naik turun, yang dapat disebabkan oleh banyak hal seperti keinginan ideal perorangan untuk
memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu; mengatur waktu kelahiran; mengatur kondisi potongan tubuh saat hamil; sikap menerima-tidaknya kehamilan; kondisi hubungan suami-isteri; kondisi ketersediaan sumber sosial; pengalaman perorangan (mengatasi) menghadapi komplikasi persalinan, dan lain-lain (Malonda, 2003). Perubahan-perubahan yang sangat signifIkan ini akan terasa memberatkan ibu hamil, apabila tidak didukung oleh lingkungan sosialnya. Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orangorang tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu dan berada dalam lingkungan sosial tertentu seperti suami, orangtua, mertua, teman atau tetangga yang membuat penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai sedangkan untuk orang yang menerima dukungan sosial memahami makna dukungan sosial yang diberikan oleh orang lain. Dukungan sosial sangat dibutuhkan bagi ibu hamil lebih-lebih dalam menjelang masa persalinan tiba. Dukungan sosial yang paling dekat dengan wanita hamil adalah dari pasangannya (suami), dalam hal ini suami dapat memberikan dukungannya berupa memberikan semangat dan perhatian kepada istri, membina hubungan baik dengan pasangan, mengajak jalan-jalan ringan sambil ngobrol, bicara halus, positif dan sebagainya. Dengan begitu, istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di masa kehamilannya dan juga menjelang masa persalinannya. (Suryaningsih, 2007). Menurut Lehman (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999) adanya hubungan interpersonal mempunyai peranan yang besar dalam melindungi manusia dari efekefek stres yang merugikan. Cassel dkk (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999) juga mengungkapkan adanya hubungan sosial yang suportif dapat memperbaiki reaksi-reaksi fisik dan emosional terhadap stres, termasuk kecemasan. Kecemasan merupakan suatu pengalaman emosional yang timbul karena adanya ancaman yang tidak jelas penyebabnya, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam individu. Kehamilan merupakan salah satu sumber kecemasan. Kecemasan yang mengganggu wanita hamil adalah cemas terhadap kesehatan badannya, kematian yang mungkin akan menimpanya, keadaan yang kurang menguntungkan menjelang persalinan (misalnya tidak dapat berada di rumah sakit pada waktunya) dan takut akan rasa sakit pada waktu melahirkan. Disamping itu ada kecemasan yang secara tidak langsung berhubungan dengan kehamilan misalnya, kesulitan perumahan, kesulitan ekonomi, kesulitan perkawinan, kurangnya perhatian terutama dari suami (Hasibuan & Simatupang, 1999). Gejala kecemasan dapat diikuti dengan mual dan mlmtah. Dan juga gejala fisik seperti ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan menjadi tidak teratur, detak
jantung bertambah cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, sesak nafas, dan lain sebagainya. Selain itu kecemasan dapat juga dirasakan secara psikologis kita seperti adanya rasa takut, perasaan akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak mampu memusatkan perhatian, tidak berdaya, rasa rendah diri, hilangnya rasa percaya diri, dan tidak tentram, dan lain sebagainya (Daradjat dalam Hasibuan & Simatupang, 1999). Karena kehamilan adalah suatu peristiwa penting bagi setiap pasangan, dan semua wanita hamil akan menghadapi persalinan di akhir kehamilannya, sudah sebaiknya dukungan sosial yang dibutuhkan wanita hamil haruslah diberikan, hal ini dilakukan guna mencegah timbulnya kecemasan pada wanita hamil menjelang masa persalinan (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999), karena bila dibiarkan, maka proses persalinan akan terganggu, menyebabkan kepanikan, dan banyak yang akan berakhir dengan operasi. Jadi semakin banyak dukungan sosial yang diterima ibu hamil, dapat memperkecil timbulnya kecemasan dalam menghadapi masa persalinan.
E. Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik hipotesis yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester ketiga
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini beberapa variable yang akan dikaji adalah: Independent variable: Dukungan sosial Dependent variable: Kecemasan menghadapi persalinan
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Dukungan sosial Dukungan sosial merupakan bantuan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu seperti suami, orang tua, mertua, teman atau tetangga yang membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Variabel ini diukur dengan skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial dari House, Watson, dan Thoits (dalam Firman & Khairani, 2000), yaitu: bantuan materi, informasi, emotional support, dan dukungan penghargaan. 2. Kecemasan menghadapi persalinan Kecemasan menghadapi persalinan adalah suatu pengalaman emosional yang timbul yang tidak jelas penyebabnya, karena menghadapi proses keluarnya bayi dan plasenta dari rahim ke dunia luar. Variabel ini diukur dengan skala kecemasan yang disusun berdasarkan gejalagejala kecemasan dari Conley (2004), Ibrahim (2002), Hurlock dan Darajat (dalam Hasibuan & Simatupang, 1999) yaitu berupa gejala fisik dan gejala psikologis.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang usia kehamilannya berada dalam trimester ketiga, yaitu usia kehamilan 28-40 minggu.
D. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diambil langsung dengan membagikan kuesioner kepada subjek dan juga menitipkannya melalui biadan dirumah sakit bersalin. Data dalam penelitian ini
diperoleh melalui metode skala, yaitu dengan skala dukungan sosial untuk mengukur tingkat dukungan sosial ibu hamil dan skala kecemasan untuk mengukur tingkat kecemasan ibu hamil menjelang masa persalinan. 1. Skala Dukungan Sosial Skala ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik dukungan sosial yang di terima ibu hamil trimester ketiga menjelang masa-masa persalinan. Skala ini terdiri atas 50 pernyataan yang memiliki empat alternatif jawaban. Pemberian skor tergantung pada pernyataan yang favourable dan unfavourable. Pada pernyataan yang favourable, untuk jawaban sangat sesuai (SS) bernilai 4 (empat), nilai 3 (tiga) untuk jawaban sesuai (S), nilai 2 (dua) untuk jawaban tidak sesuai (TS), nilai 1 (satu) untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sedangkan pada pernyataan yang unfavourable, untuk jawaban sangat sesuai (SS) bernilai 1 (satu), nilai 2 (dua) untuk jawaban sesuai (S), nilai 3 (tiga) untuk jawaban tidak sesuai (TS), nilai 4 (empat) untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Skor tinggi yang diperoleh subjek menunjukkan dukungan sosial yang baik yang diterima ibu hamil menjelang masa persalinan. Sedangkan skor yang rendah yang diperoleh subjek menunjukkan dukungan sosial yang buruk yang diterima ibu hamil menjelang masa persalinan. Adapun distribusi itemnya dapat di lihat pada tabel 1, dibawah ini: Tabel 1. Distribusi Item Skala Dukungan Sosial NO. 1. 2. 3.
DIMENSI/ INDIKATOR Bantuan materi Informasi Emotional support Total
Nomor Item Favourable 1, 8, 17, 22, 29, 31, 42 6, 11, 15, 19, 24, 32, 35 3, 4, 9, 13, 18, 23, 27, 30, 34, 38, 40, 41, 44, 45, 47, 49, 50 31
Unfavourable 5, 14, 20, 25. 36.48 2 7, 10, 12, 16, 21, 26, 28, 33, 37, 39, 43, 46 19
2. Skala Kecemasan Skala ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kecemasan yang di alami ibu hamil trimester ketiga menjelang masa-masa persalinan. Skala ini terdiri atas 40 pernyataan yang memiliki dua alternatif jawaban. Pemberian skor tergantung pada respon subjek untuk setiap pernyataan gejala kecemasan tersebut, untuk jawaban Ya (Y) bernilai 1 (satu), dan nilai 0 (nol) untuk jawaban Tidak (T). Skor rendah yang diperoleh
subjek menunjukkan kecemasan yang rendah yang dialami ibu hamil menjelang masa persalinan. Sedangkan skor yang tinggi yang diperoleh subjek menunjukkan kecemasan yang tinggi yang dialami ibu hamil menjelang masa persalinan. Adapun distribusi itemnya dapat di lihat pada tabel 2, dibawah ini: Tabel 2. Distribusi Item Skala Kecemasan NO. 1.
DIMENSI/ INDIKATOR Gejala fisik
2.
Gejala psikologis Total
Nomor Item 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 24, 26, 29, 33, 37, 39 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 40 40
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data 1. Validitas Validitas adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan cermat dan tepat (Azwar, 1996). Artinya dinyatakan sahih jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang ingin diungkap. Dalam penelitian ini untuk mencari validitas instrument digunakan internal validity yaitu item total correlation. Untuk menguji validitas skala dukungan sosial dan skala kecemasan menggunakan internal consistency validity yaitu mengkorelasikan skor item subjek dengan skor total item (Anastasia & Urbina, 1997) yang dihitung dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1996). Untuk mengukur reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
F. Teknik Analisa Data Dalam analisis data untuk penelitian ini menggunakan penghitungan berdasarkan data demografi hasil penelitian, mean dimensi variabel penelitian, dan juga penghitungan mean hipotetik dan mean empirik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian diatas dapat disimpulkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki dukungan sosial yang rata-rata tinggi dan kecemasan dalam menghadapi persalinan yang rata-rata rendah. B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan: 1. Saran untuk Subjek Sebaiknya subjek dalam menjalani kehamilannya berusaha terbuka mengenai hal-hal yang dirasakannya kepada lingkungan sosialnya, karena hal ini dapat membantu komunikasi diantara mereka untuk menghadapi masa kehamilan terutama masa menjelang persalinan dengan baik. 2. Saran untuk Ibu Hamil Sebaiknya selama kehamilan ibu hamil memperluas wawasan mengenai persalinan dan halhal yang berhubungan dengan parenting, berusaha terbuka dengan lingkungan sosial mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya, hal ini diperlukan guna memberikan wawasan untuk ibu hamil sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang dapat menggangunya selama kehamilan. 3. Saran untuk para Suami dan Keluarga Sebaiknya para suami dan keluarga selalu mendampingi ibu hamil selama kehamilan terutama menjelang masa persalinan dengan cara memberikan perhatian, dukungan dan bantuan, dan mengembangkan komunikasi yang baik dengan para ibu hamil. Hal ini perlu dilakukan agar ibu hamil merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan sosialnya, dan dapat meminimalisasikan kecemasan dalam menghadapi persalinan. 4. Saran untuk Peneliti Selanjutnya Peneliti yang akan melakukan penelitian yang serupa sebaiknya mengambil sampel penelitian tidak hanya ibu hamil trimester ketiga tetapi juga ibu hamil pada trimester pertama dan kedua agar hasil penelitian apat digeneralissikan pada populasi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, W & Sintowati, R. (2004). Pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil pada ibuibu hamil di Asrama Group PII Kopassus Kartasura. Laporan Penelitian Kajian Wanita. Surakarta: Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Anastasia & Urbina. (1997). Tes psikologi Edisi ke Tujuh. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Azwar, S. (1996). Tes pretasi: Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Conley, T. (2004). Breaking free kecemasan.htm+kecemasan
from
the
anxiety
trap.
http://www.yakita.or.id/
Firman & Khairani. (2000). Dukungan sosial dan penerimaan diri pedagang wanita pasar pedesaan Minangkabau dalam memberdayakan sumber ekonomi keluarga. Laporan Penelitian Kajian Wanita. Sumatra Barat: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Hasibuan, R & Simatupang, N. (1999). Kecemasan pada kehamilan pertama ditinjau dari peran social support. Laporan Penelitian. Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Brawijaya Malonda, B.F. (2003). Sosial-budaya, gangguan emosi, dan fisik pasca salin masyarakat pedesaan Sumedang. Tesis (tidak diterbitkan). Universitas Sam Ratulangi. Ramli, H. (2003). Pengaruh jenis dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan wanita hamil pertama di balai kesehatan Muhammadiyah Malang. Tesis (tidak diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi JIPTUMM Suririnah. (2006). Beberapa perubahan pada ibu hamil. http://www.infoibu.achiza. blogsome.com/+kecemasan+pada+wanita+hamil+menghadapi+persalinan Suryaningsih. (2007). Tips mengatasi stres saat kehamilan. http://www.suryaningsih. wordpress.com/2007/05/22/tips-mengatasi-stres-saat-kehamilan/+dukungan+sosi al+untuk+wanita+hamil Yulianti, N. (2004). Gambaran rasa cemas wanita hamil pertama dan dukungan suami yang diterima. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.