5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi Menyusui Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Bobak, 2005). Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami. (Roesli,2004) 2.1.2 Manfaat Menyusui 1.
Manfaat menyusui bagi Ibu
a.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusukan segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oxytocin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.
5
6
b.
Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI dan belum haid, 98 % tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan, dan 96 % tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
c.
Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta, karena isapan bayi merangsang kontraksi rahim karena itu menurunkan risiko pendarahan pasca persalinan.
d.
Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit) membantu meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.
e.
Isapan puting yang segera sering membantu mencegah payudara bengkak.
f.
Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja Ibu karena ASI tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok.
g.
Menurunkan risiko kangker payudara.
h.
Aspek psikologis, yaitu memberikan kepuasan bagi ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan rasa sayang yang dibutungkan oleh anaknya.
2.
Manfaat Menyusui bagi bayi
a.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang sempurna dan berisi segala nutrient yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang selama sekurang-kurangnya enam bulan pertama.
7
b.
Selain mudah dicerna, ASI membantu melindungi bayi dari masalah, seperti infeksi dada, demam, sakit telinga, diare, dan muntah-muntah, juga mengurangi risiko alergi.
c.
ASI juga berubah supaya sesuai dengan tiap tahap pertumbuhan bayi. (Roesli,2004)
3.
Manfaat Menyusui bagi keluarga Menurut Depkes RI Tahun 2004. Manfaat menyusui bagi keluarga yaitu :
a.
Penigkatan status kesehatan, gizi ibu dan bayinya.
b.
Penghematan biaya. (Arini, 2012)
4.
Manfaat Menyusui bagi Masyarakat Menurut Depkes RI Tahun 2004. Manfaat menyusui bagi keluarga yaitu :
a.
Berkontribusi untuk pembangunan ekonomi.
b.
Melindungi lingkungan (botol-botol bekas, dot, kemasan susu dan lain-lain).
c.
Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkangan pangan.
d.
Berkontribusi dalam penghematan devisa negara. (Arini, 2012)
2.1.3 Karakteristik Ibu Menyusui 1. Umur Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai saat ia dilahirkan. Semakin cukup umur maka, tingkat kematangan dan kekuatan sesorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan, persalinan dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, yang sesuai dengan masa reproduksi yang sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI
8
adalah pada kisaran umur tersebut. Sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun dianggap
masih belum
matang secara fisik, mental dan psikologi dalam
mengahadapi kehamilan, persalinan serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi resiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Paritas Pariritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. Menurut Andriany tahun 2005 “Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang dalam pemberian ASI. 3. Pendidikan Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu
9
bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. 4. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI. (Arini, 2012) 2.1.4 Teknik Menyusui
Gambar 2.1 Teknik Menyusui Bayi harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudah keadaan dan tidak harus memutar kepala atau merenggangkan lehernya untuk dapat menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi akan memberi respons dengan refleks rooting alami dan berpaling ke puting dan membuka mulutnya. Puting dan sebagian besar areola harus berada di dalam mulut bayi. Apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh payudara , ibu dapat mengangkat panggul bayi, sehingga memberikan lebih banyak ruang untuk
10
bernafas. Kemudian ibu menggunakan jari tangan untuk melepas isapan setelah selesai menyusui. (Bobak, 2005) 2.1.5 Waktu Menyusui Waktu menyusui untuk bayi baru lahir 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-kurangnya sebulan. (Bobak, 2005) Menurut Purwanti Tahun 2004 Waktu menyusui bayi tidak perlu dijadwal, jika bayi sudah membutuhkan, ibu harus segera memberikan asi. (Arini,2012) 2.2 Tinjauan Untuk Perawatan Payudara Tinjauan tentang perawatan payudara meliputi definisi perawatan payudara, manfaat perawatan payudara, tehnik perawatan payudara dan waktu perawatan payudara. 2.2.1 Definisi Perawatan Payudara Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI (Saminem, 2008). Perawatan Payudara merupakan kebutuhan perawatan diri yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan (Pelleteri A, 2002) Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2006). 2.2.2 Manfaat Perawatan Payudara Manfaat perawatan payudara antara lain, yaitu : 1.
Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
11
2.
Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.
3.
Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
4.
Menghindari Kesulitan dalam menyusui.
5.
Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya. (Maryunani, 2009)
2.2.3 Teknik Perawatan Payudara Sebelum melakukan perawatan payudara terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan berupa handuk (waslap), kassa/ kapas, minyak kelapa, air hangat/air dingin dalam waskom. a.
Pertama – tama ibu membuka bra, dan meletakkan handuk di bawah perut
b.
ibu Membasahi kassa/kapas dengan minyak kelapa, untuk di gunakan sebagai pembersih kotoran disekitar areola dan puting susu
c.
Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak, letakkan diantara payudara.
d.
Kedua telapak tangan mengurut dari tengah, ke atas, ke samping dan ke bawah. mengangkat payudara melepaskan perlahan. Melakukan langkah tersebut 15-30 kali untuk setiap payudara.
e.
Telapak tangan kiri memegang payudara kirri. Dengan jari tangan kanan sisi kelingking, selanjutnya mengurut payudara ke arah puting. Melakukan langkah tersebut 20-30 kali untuk setiap payudara.
12
Gambar 2.2 Cara Perawatan Payudara f.
Sama dengan sebelumnya, tetapi tangan kanan menggenggam. Payudara diurut dari pangkal payudara ke arah puting susu. Melakukan langkah tersebut 20-30 kali untuk setiap payudara.
g.
Perangsangan : selesai pengurutan, meneruskan dengan menyiram air hangat selama lima menit kemudian air dingin, selanjutnya bersihkan dan kenakan bra untuk menopang kembali payudara. (Saminem, 2008)
2.2.4 Waktu Perawatan Payudara Merawat dan membersihkan payudara dilakukan setiap hari. (Bobak, 2005) Perawatan payudara dilakukan pada pagi dan sore hari, sebelum atau sesudah mandi. (Huliana Mellyana, 2002)
13
2.3 Tinjauan Untuk Pengetahuan dan Sikap a. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung,telinga,dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni : 1. Tahu (Know) : Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2. Memahami (comprehension) : Mamahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan yang diketahui tersebut pada situasi lain.
14
4. Analisis (analysis) Analisis
adalah kemampuan seseorang
untuk
menjabarkan
dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang telah diketahui. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (avaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau normanorma yang berlaku dimasyarakat. b.
Sikap Sikap (attitude) adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang besangkutan (senang-tidak senang,setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yakni : a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek
15
b. Kehidupan emosional dan evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi ) orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. 2.4 Kerangka Konsep
Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui
Perawatan Payudara
Keterangan : : Variabel Bebas (independen variabel)
: Variabel Terikat (dependen variabel)