1640 UMU
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN 350 KALORI TERHADAP KADAR GLUCAGON-LIKE PEPTIDE-I (GLP-1) SUBYEK DIABETES MELITUS TIPE 2 DffiANDINGKAN NON DIABETES MELITUS
PENYUSUN LAPORAN dr. Erfi Prafiantini, M.Kes dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JL. SALEMBA RAYANO. 6. JAKARTA PUSAT TAHUN2012
.
: � · ·"j[ i!JL! _ :!jj .C:. _::. .
LAPORAN AKHIR PENELITlAN
PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN 350 KALORI TERHADAP KADAR GLUCAGON-LIKE PEPTIDE-I (GLP-1) SUBYEK DIABETES MELITUS TIPE 2 DIBANDINGKAN NON DIABETES MELITUS
PENYUSUN LAPORAN dr. Erfi Prafiantini, M.Kes dr. Nurul Ratna Mutu Mariikam, M.Gizi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JL. SALEMBA RAYA NO.6. JAKARTA PUSAT TAHUN2012
l. f T
.
Hn.
..
:. ·,! _
L .•
No. ·-,: -� · ·.. · s
•
�
t.... .�.. ... '
'
. � •
d2.
.-
.
.
c5J r 9-o(.J
: -;rt,{j_;.1 �/J, ... : :.
:
••
··-··-··
·
-·--·
0r:_r� /r3;;,._
1
_j
___
:
I<EMENTE:RIAN KESEHA'fA.N
n1\ Dt'\N PFNFI.!'T I;\N Dt\N PU..;C L:MI3!\NCiAN KESEHATAN .t1· !;:m 1\.�n..-��<�k.Jn N\.'f.VIra No �r) Jakilnu H!)h�1 KtH�\k P0� 1 �26 �fd�pun. {U2 l) -�2r.tOSX rakSII1lik: (tJ2! J -L":� �tY�3 .
f:.�·.;Jio/1 �;�t_•;ban(i£-itiban�--' d�"pL�,.•, gn Hl. Il-�-/�q ·/t· h1�fi�- •.\.\1."\VJlthun_g.dL:pi\(.�S.f!O id
KEPUTUSAN I<EPALA BAOAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NOMOR:
HK.03.05/211273/2012
TEN TANG
;
PENETAPAN TIM PELAK5AN.C. RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TAHUN 2012
TEKNOLOGI KEDOKTERAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN, Menimbang
:
a. bahwa
un1uk
meningkatkan di
pengembangan
b1dang
kapasitas
pene!itian
kesehatan
perlu
dan
c.Jilakukan
pembinaan kepada para peneliti muda: b. bahwa peneltti
dalarn
rangka pembinaan perlu
muda
dila!;ukan
dan
menggafi
Riset
potensi
Pembinaan
llrnu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran; c.
bahwa berd<;�sarkan pertimbangan sebagaimana dirnaksud pada huruf a dan b perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Penelttian dan Fe�gembangan Kesehatan tentang Pembentukan
Tim
Pelaksana
Rise!
Pernbinaan
llrnu
Pengetahuan dan Tei<nologi Kedokteran Tahun 2012; Mengingat
.
1. Undang-Undang
Nomor 18
Tah u n 2002 tentang Sistem
Nasional Pene!itian, Pengembangan dan
Penerapan llrnu
Pengetahuan dan Teknologi (lernbaran Negara r;;:epublik Indonesia Tahun
2002 Nomor 84,
Tambahan
Len1baran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063); 3.
Peraturan
Pemerintah
Penelitian
dan
Negara
Repubiik
Tambahan
Nom or
39
Pengembangan Indonesia
Lembaran Negara
Tahun
1995
Kesehatan
Tahun Republik
1995
tentang
(lembaran Nomor
67,
Indonesia Nomor
3609); 4
Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 20 11 Perubahan atas Peraturan
Presiden
Nomor
4/
Tahun
2009
Pernbentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
Ten\ang
I(EME:\lTERI:\N 1\:ESElJA'f.i\N Ht\ll.\!'� 1'1:!\U IT!:\�()..\'\ Pll\(il:I\11�-\NG:\'\ h.FSi�IIArAN h!li.tr\ P�·n.:"-•fa�.dll � ...·t!
Tclcpon (0:' I l 421• ]II� X I ak.-<11111!..:: W2! 1 -i;\] \IJ.U
/, ·lll•ii( �,;,h;\n(
5
Menten
Keputusan Penyelenggaraan
Nomor
Kesehatan
791/M.enkestSKNII/1999
Koord:nasi
tentang
Pengemb;angan
Penelitian
Kesehatan; 6.
Peraturan
Menteri
1144/Menkes/PerNIII/2010
Nomor
Kesehatan tentang
Organisasi
dan
Te.:ta
l<e•ja Kementerian Kesehatan Rl: MEMUTUSKAN: Menetapkan
KEPUTUSAN
KEPALA
BADAN
DAN
PENELITIAN
PENGEMBANGAN KESEHATI\N TENTANG TIM PHAKSANA
RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN TAHUN 2012; KESATU
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
llmu
Pengetahuan
dan
Tek nolo gi Kedokteran Ta hun 2012 (selanjutnya diseblJt Risbin lptekdok
sebagaimana
2012)
tercantum
dalam
lampiran
keputusan ini bertugas:
1
Melaksanakan penelitian sesuai
kaidah
dengan waktu yang felah dilel
penygunaan
ilmiah dan etika anggaran
sesuai
peraturan yang berlaku:
3. Membuat dan menyampaikan laporan kemajuan dan laporan 4.
akhir penelitian,
Membuat ringkasan eksekutif berdasarkan hasil penelit ian sebagai bal1an masukan kepada
pengambilan keputusan
dan pengelola program yang terl
Tim
Pelaksana
Risbin
lptekdok Tahun
2012
sebagaimana
dtmaksud pada diktum kesatu dib erikan honor sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; KETIGA
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Risbin lptekdok Tahun 2012 berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
KEEMPAT
berlaku:
Dalam melaksanakan tugasnya. Tim Pelaksana Risbin lptekdok
TahLm 2012 dapat berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Tim Panel Pakar dan Tim Pengelola Administrasi Risbin
KELIMA
Biaya kegiatan Tim dibebankan pada
lptekdok:
Pelaksana Risbin lptekdok Tahun 2012
OIPA
Sekretariat Badan Litbangkes tahun
anggaran 2012 Nomor: 06821024-11.1.01/00/2012 Ta ngga l 9
Desember 2011:
KEtVIEl\TFRI.\ '\ h ESEHATA.N B!\D;\"l P[:.lf UTI\' D\'\ Pll\.t,t;'dGAN<•N' KI·SHIATAI\!" J:llnn 1\:r�xL!!....:ue �t..'gara '\" ..:·l .lt•k�•n:) Ht�6(1 Kul:tl. P••:\ I:��.
J.:-·1/Util.
KEENAM
Tdcp,•n tO:' 11 -t_:l, 111�� I .ti,,lnilk: w21) -l�-1 \•II'
-;�..;tnt; . he/
.'" . g., hi I! {'i·;·jtt· hUp· ·\\" \\ \ith\iUg.lkpkt:�.go.,d ltlhtt'l:! ck·pk'-
Dengan
berlakunya Keputusan int, maka Keputusan Kepala
Badan Penelitlan dan HK.03 05/1/393/2011
Pengembangan Kesehatan Nomor
Tanggal
19
JaQuari
2011
·
lentang
Penetapan Tim Pelaksana Riset Pembinaan lhnu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Tahun 2011 dinyatakan hdak berlaku lagi· KETUJUH
Keputw:;an mi berlaku sejc;k tanggal rt!etapkan Ditetapkan di Jakarta
Pada tan gal 17 FE8RUARI :?012
LAMP IRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN UTBANG KESEHATAN NOMOR
: HK
03.05/211273/2.012
TANGGAL: 17 Februarl 2012
SUSUNAN TIM PELAKSAN/. �I SET PEMS!NAAN IU.lU P.ENGETAHUAN DAN TEKNOLOOf KEOCKTEfuUI (RISEIN IPTE
Sn Nuryar.iVVahyuningrvm. SSi R Ag"s Wibowc. SSi
MSc
Ca!ur Vv1jayanti, AMd
Taufiq Hioay�t. dr
Pengaruh Sup!emeniasi Mikroolgae Status Klinis GAKJ dan
Spiruiina terhadap
li i 149.883.500
Fungsi 11rcid
6ALAJ UTBANG, P2B2 6ANJARNEGARA Dy,ah VVid!as u��. SS.1. r'�1Sc
t
2 FK
3ma ik8watL SKM. MKes
Utam1 Mu!yzningrum. dr.
Endang Setyani, AMAK
MSc
UNIVERSITAS ANQALAS, PADANG Desmaw�:� Cr
F?ny Y. or. SpPO
Yunlar Lestar"l. dr. �vtKes
.kmi Hermar.. SE
Produksi Aniibod; Monoklcnat Spesifik
140,521.006
Peng�l'1.1h RetliKSi Natrium dan Ekspresi
146,180.00>:l
Leptospira
Gen AGT M235T l;:rhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Etnlk
4
2
E�� Nofna. dr
Mlnang!<.a:bau
Nora Harrninarti. ctr.
Kaiser, SS1
Maria Magdalena Martini
MB1omed
Fitra Mauled!. SSos
ldentifikasl Sub�pe Blastocystis pada
5
Shee�la R. aoronng,
Ltli$. SpPA
SpPK
�I1�1 ; !I I. I ' ,,
, .,
1::: :j1
'13<1. 514,050
PCR
ind'tvidu dengM Diara dan Tartpa D!ora dengan Mengg unakan
FK UNIVERSITAS ATMAJAYA, JAKARTA Stefanus L�mbar dr SpPK
1, i
d:
Stud! Protein Disuilide lsqmerase Famiiy A Member 4 (PDIA4} pad<;� Karsino>na
Romar>ah
H)4.627,00C
Mr.:rnmae: ICentifikasi Mutasi Gen POI.�4
sebaga1 lndikator p<;ds Deteksi Dini Metastasis Korsinoma �Jlarnrnae
B
�
FK UNlVERSJTAS BRAWIJAYA, MALAI>'G
2
Yuiian \'\t�� Utarni. SK.p MKEos .
VVtwik -�.gust�na
T.tin Andri V•.'iMastu\1.
S<>twnan
MKes
SKP.
.
.
SKp,
SS1, MKes
Nars
Dwi Setyorit'!i. SKep. NNs
.t<.Jia lutfia SSos
dysenter!ae 7,9 kDa dan 49,8 kOa terha dap
Respo;1 irnun slgA rr.oiek<Ji adhes111 Sll
.sekresi c.atran usus mench
Novi Khilla Firan1. dr. MKes
Dyah Caturini.
AMd
Optimalfsasi dan Ujf Po1ensi Mesendlytna!
Stem Cell (MSC) untltk Perbaikan Pamreas Pacla TiKus Mode< Dtabete� Mellitus yang
13S.400,0G1)
� 10,000,000
II I
Oiinduksi Strepiozotocyn
P�&� 1 ot {1
,
!!.! ' ...:,.�;.�! :·;;,
II.,, .
,:1
! IJ
.:I
Hubungan
Kadar V1tamin 0 dengan Aktivas!
Sel Oerx!rltil< dan Jumlah Sel Th17 pada
Pas1en Lopus Er;temalOS
FK UNIVERSITAS OIPONEGORO, SEMARMJC. MS1Me
Nmung Rose D1ana K. :Jr. SpA_
2
Ga•uh Hardan•ni;lSih, dr
Adn>a•• Prarncmo.
S<:z. MSi -
Pengarun lntervsns• D1et pada F1brOS•S
La�:Ja·ka Mauilda Fauzar.i
CuThOSIS la:1ex (FCI) Pendent& Non
l•dilyo Agung Wibo;·,o
Pengarun St:ple:nentasi i
145 226.0CJ
Alccho!tc Fatty L�1er DISease (NAFLDl
5uCJ Romad.'lona� MSlM�. Sp/1
150.000.000
lkan Gabus (Ophiocephalus s/IIelus)
Nefrotlk
Dibandingkan infus Human Alburr.m pacta Ratnasan Dw< Cal'yan�- C'
Putr Sel<ar W
MS1Mee. SpOG
Sp•)G
Nur Zant Aya S.• dr
F•ln Sufostyaru�rum
Sinclroma SE
Hubungan Kadar V•tam1o D dan Vascular
Endothelial Growth Factof (VEGF) dalam
147 4� �25
Manncu Progr6s•fllas cati Preeldamps•a
"
::
4
Ek!:; Adh: Pangacsa. dr. S;:PO
Nur F3rhannah. dr SpPG
Ber,n
Wiwil< l&stari
Dyah Kusuman•ngrum. SE
Kadar P Se!;:c1•on. ADAMTS 13 oan laJ
von Wilebra!ld. pada ga�"!Jan hemOStaSis
147 920 ()()I)
petldema lep\ospiros.s aer:-gan petldarallan Aw
13
SpTHT-KL
FK UNIVERSITAS
MSc
14
tS
MKes.
dr.
GADJAH MAOA, YOG'I'.IIKARTA
11ev1 W•t>admadyatami. orh.
2
He1\oy K.artikawati. MKes SpTHT-Kl
Narendra Yoga Heroar.a. ST MBtotech
Asdle
R'"�a Humardewayano dr. SpPO-KPTI
R Luanang Pmd>pta
dr MB�ote�
R>zi
Vega Karlowee. dr_
Sehil BeKti Panca Putri
MS!Med, SpPA
L�stari, SPd
Etty Widayenti.
MBivlech
ss•.
El: Sl!pr£yan•
Perb<�ndmgan Faktor Res.i,
Titer Anuoocti I..MP-1
Serurn Epslem Bar V!!uS. Ekspresi
130.925.000
dan CD 99 antara Pendeota Nasofanng oengan lr.dlW!u Sehat Beresil
Pengembang;;�n prototio: k;t diagnosis Leptosplfosis dengao mengguna�an
150,000.000
metooe ELISA bert>asts p;;da prote.n
r�komblnar.
Stt> Helmy;;u. DCN, MKes
S'•pyanto
L:pl32
Pi!ngembangan mull>piex dipst>k untuk detek si dlni HlV-1 dan HBV oortJasis
150.000 000
Komomasi muHiplex Reverse Tran script
Meda i ted lsotherT.al Ampli!>cat•on
(mRT·LAMP) (jan lateral Flow 01st·ck {!..FO) Loop
""C�2S�2 alb
II
I II<
I
Pengemban<Jan senyawa MSc.P,flt
MPHKA sebagai a!Jen l
17
Snanti Lislyawati.
SSI MSr
Do�or,Jbicirr
N
Wkli Hilrtanto
Pote•<si el<.slrak etanol
temu kuncr
100.000.000
ksmoprcver.si kanker kul!t tenndvksi UVB
(Bocsanbergia parldurata) sebagai agan
1?
19
:w
Nad!fafl Rasyid R1di"a or MKes. SpA '
Sa'"':.>3" MT. <:Jr
FK UNIVERSITAS HASANUOOIN, MAKASAR I
2
3
AMi Yasmm Syaul
or. MSc
Anang
S. .
dr.
MPPM
�·�(lt Ashati, dr
Mard•ana_ dr
Hubung;m A--a t: r 1'.:la -- r HcPQdJn dan Status Bes• de:-.gan inflamasl pada Arlak Obes.1as
Ufy Ttisnawa!y.or
Ety,AMd
Abdul Salam. SKI'.-1, MKas
Mull_ Nur Hasan Syah.
Pengartth Pe
SGz
l<epada lbu
Emma_ AMd
Pengaruh pi)mberian �ornbinasl
Nl Made OvA Asti Lestari. or
Hamil rerl>adap Pence9&han Kerusakao DNA lbu dan Sera I Lahir Bay• Frsh Oil
d�n kurkumifl pada Perbaikan Resfslensi
95.17B.ODC
149 0'",{,),75()
1.d5,71l0.00{)
lnsu1rn pendenla pre<Mbetes
21
1
FK UNNERSIT.b.S INDONESIA, JAKARTA Erii Praftanl!m �r. MKes
Nu--�; R<>tna dr, MG,zi
RR Oya� Purnamasarr. dr
Pu:wanto
SpPO
27. 73
2
Es:l'atrr
�'-
s.,OT(Kl
Pengarot1 Psrnbenan Makanan UJ11350 Kalori terhadap Kadar Hermon GLP-1 Enoogan pada Sul!jek OM T1pe :l dan Non Dl.4
.<:un!JilfU Harmuftl 01, SpPO
Sin R12ny Fnnana SaldJ, f,pt. Wllld a Manaran1 SE
D•stobll1ii Serotype StrePIOCQGCI,-s
MSc
poeumon1ae pada Pas�an
T r! Kurr.iavtatf. SSi
Arni Diana Fitri drtl
Juwariyal\ SE
Jakarta
HIV di RSCM
ldentrtikasi Mar<: er Sel Os;eobtasl paoa
Defe� Vertebca Sp<;-neiilitrs TB Kelincr yang diterapi Sel
Punca meseokimal sebagal
·14S_9:9G,OOO
145 3C-9.S.:; M9.996,536
Ianda !erjacimya diferensiaso �el mem;ju
?.4
Na�ra Ay:.; Mula:1carl. dr. SpPD
Pur.-vanto
f:aoslska riardr. or
pembentukan tulang baru permukaan trornbcsit dan an!l ·HLA pacta
Perbandingan anlibodr anti glikcprou;in
purpura trombcs;tcpervc1 imun pnmer d;ngan uornbcsaopema pada rnfe�.s• wus hepatrna c
.D;,gc· :>of€
149.8S5.000
�···-·fnR$F'VeQ
t�,·,;iomed iB
6
Wulyo Rajabto, .jr, SpPO
Ltsnawat< dr. SpPA(i<J
superoXidE. dl:smutse (MnSOD) pada sel pv"ca k;mker payudara · dampaknya temadap $!res oxstdaltf dar� pluripOiensi Penekanan ekspresi gen Manganese
Adi Surya Kamala. dr
Kaitar. Ekspresi Receptor Activator of Nuclear Factor-kB (R/INK) dan Osteopro1egert11 pada Sei-Sel Kanl<Eor Payudara Pra-TeraPt sena Trombosiiosis
Purwanto
Pra-Terapi
'T4.387 956
dalam kaitannya dengan
Ke�ian Metastas•s Tular.g
2'?
FK UNIVER,SITAS JEMBER, JEMBER Az'lam Pur.wr.dhano. dr
:!a
FK UNIVERSITAS LAMSUNG MANGKvRAT, BANJARMASIN Tnawanll. G'. MKes El
Candra Bumi, or. M SI
Ntndya Shtnla. dr. MK9d
Sumac• AMd
M i\nfin. SSos
Peran Ekslrai<. B�an Pare (MomordiW! cttara�tia) terhad<Jp Reger�eras• Sel Endotel Pembuluh Darah pada Ooesitas Studi pad;; T•kus Wistar Jarnan dengan Diet Athero-Genik
149,996. �oo
Peran Creb dalam proses Adipoge.nes•s
100.000000
melalui aktivasi P70s6k•
oleh mamma�an
tEJrget of Rapamycm compiesx 1 (mTORC1J
29
30
FK UNIVERSITAS MULAWARMAN, SAMARINDA 1 N�rul Hasanah. dr, MKes Yuntan, crr. MKes
'r'unla Safit i, SSi
r
FK UNIVERSITAS PADJADJARAN, BANOUNG 1
Suma:tini Dev..,, .dr. SpPO-KR. MKes
Laz�;�rdi O'.¥ipa. at . SpPO
lceu Dimas Kuisum. dt.
Reslu Pt.L:fjan;
Potens! Eksirak Etano[ Satang Draconlomeion dao seoag81 Ant•bakteri,
Antio�sk!an.
dan lmunotimulator
Hubungan anta alndeks Massa Tolluh
r
(I MT) aan lnnamasi Krontk
SpPO
150.000 000
Sisten,tk dengan
135 470 i)()tj
Kepadatan Mas�a Tulong pada L.1�j-lak1 usta laniut dengan penyakit paru obstflJI
31
Sttvila Fitri Riswsri, :lr, MKe!o
Rtfky W Ract:man. MSi
Yovila Hartanlri, dr, SpPD
Paj
Restu Pudj ani
alat ujl ELISA berbasis lgM untul< mend�texsi •nfeksi VIrus Ch•kungunya
Pengembangao
149.942,400
KtJ$rnaeewi E'ka Da•nay.1�'i.
32
dr
Yuli;ma l"len Suselo.. d;
E'rms Oamayanll
AMd
Analisis Gen!ltik Matriptase-2 sebaga,
1as.er.::,ooc
Usaha M�ocan Penyebab
Hamil
Ketictakberhasilar. Suplement�si Besi pada
FK UNIVERSITAS SYIAH KUALA, ACEH Tnstia R�rlanda dr. MS• 3$
lbu Yur1ita Arliny,
dr.
Rtrna R•sbanti. SSt
SpP.
M!Vo>
Anal;5!s Mole.kuler Resistensi Isoniazid .
124,011.000
R!farnpisin, Pi;a4inarnid. E.lambutol. dan
U.ibercutosis pada penderita
Stre;itomicin darl iso!at Mycoba�terium
34
::s
FK UNIVERSITAS UDAYi(NA, DENPASAR I Wayar. Suardana crh. MS•
2
'.Aad& AJuS w�narayana
dl
tersangka TB
paru resis:en ganda d! Aceh Kcm;,;�g Jant•artha Putra
Prr.atih. cr.
MKes
Zamw Mr;tia:Qrtl DfS
MKed
Ni Luh KeM Ayu Ri!lnaNaO
No Ketut Partr
dr
Ni Mad& Ad1 Tanru ar, SpMK
Perdarawati.
Lllh Putu Vrrra lndah SE
Pengemba�.gan Probe Dragnos�k Berbas•s K:<:mng Gen t...ntuk De:el<so Sh1ga Like Toxrrl· 2 Producing Eschericlua COil sebagao Agen Zoono$S Penyebab Gagai Ginjal Kara�iensaSI molekuier moiei'x.g mendt (Mus mUSC\IIus ) dan sel
Hel:cob3cter pylori
150 000.000
14'.34G.OOIJ
Cacc-2 A9ung Saprasetya Dwi laks-:�na.
VilasaJi lndriani. dr
FKIK UNIVERSITAS JENO. SOEDIR,..AN. PURWOKERTO 36
1
Sri lestari. SSi. MSt
Pe!1garuh. Potlmomsme Gen Na+fK•
ATP
Asa c2. ReseptOf Vt.am•n 0 serta 6·ALAD
dr. MScPH
;36 000.000
!erhadap Kejadian Hopertensi AKibat
Paparan Pb p-ada Awak Angkutan Kota '::,1
2
Pugud Samocro. dr. SpPD
Purwokerto
Jcko Seryonc. or. MSc
Tien Tlsnow ati. SP
PoHmorils:;;e Gena Transcription Factor
7-
140.�63.341
Associated (FTQ) dan Po;assMn lnwlu'dly· Like 2 (TCFiL2). Fat Mass and Obes1ty
Reactifring Channel Suo Fami ly J
Member
11 {KCNJ 11) pad a Pengidap OM Tipa 2
Obes
38
3
F•lranto Al]adl. dr MKes
Saefwddin 'f,ziz. SSi. MSi
A1fi Muntaf�
Ti\Jk lndr>hVBli AMd
Etek pohmonlsme geno nt�nt oksida smiase.3 (NOS3) dan matriks meta!opro!einase-9 (MMP-9) tem
peniro9katan resiko alercsklarcsrs pada pasien dengan hiP'?rteosi
Paces e! 5
118.221
e5(J
39
40
\."\!uian1· 3rl . dt
Luh Ade Wi\an Knsna. SSI.
L;:,k.s;nt
r>riyo Buoi Purwono.
ReqJra 8rarnanh t i,
MKed
dr
Sp'-,K)
dr
Aldose Marela Nasri SKM
Zeni Ramola. SE
Mochammad Arnon, SSI
WitnUwmr
Ekspr&;;i CD!!� dan Apoptosis pada Sel
Tcrinfeksi Virus lnflue�"�<:a A $lJbtipe H1 N1 dan H5N1 (Stodr lnvitro) yang
Studi Anallsts Mol;;kuler Gartoti!)e dan SubT:10-e smta Vaccine escnpe Mutant virus He;:>at;tis B pasc;a Program l m unl&a si anak
124,453,500
144,930.C�10
di Soroog, lnclonesia
SS1, MS1
LPPM UNlVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA 41
!
Yulta Sari.
Simeon Pel'ggoam
RSU KUPANG �:?
SSr
Suyatm� t:!r. MB!Cfl>e:l
Lely Saptawall dt, SpMK
San Fi!l'ian1. AMd
r.;2rselin"s laga Nur. SKM
Tneofllus Rengga. SSi
Dwi D�ana Sari
ProleiJl Rel
Penderrta TB oongan MDR MTS do Kupang
da'l d1stribusi be:bagai pollmorphr&m pada gen TLR2. VOR2, NRAM1, IFN,TNF,!NFCR PCR Beads
dalam panel infeksi·fmmunologi mutode
Ke�p� a "L',?! : 1
�
�
TRIHONO
'P-agt:S of 6
150_{;00000
149�54 �.O:JO
SUSUNAN TIM PENELITI
Peneliti 1
: dr. Erfi Prafiantini, M.Kes.
Peneliti 2
: dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi
Peneliti 3
: dr. RR.
Staf Administrasi
: Punvanto
Dyah Pumamasari, SpPD
KATA PENGANTAR
Ungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir RISBIN IPTEKDOK 2012. Penelitian ini merupakan one shot study yang dipadu dengan cross over design, membandingkan kadar hermon
Gukagon Like Peptide-] (GLP-l) puasa dan posprandial
pada subyek penyandang Diabetes melitus (DM) tipe 2 dan non DM. Laporan penelitian ini djsusun agar hasil penelitian dapat diketahui dan bennanfaat secara luas untuk masyarakat dalam hal jenis makanan apa yang dapat memengaruhi sekresi GLP-1 endogen. Terutama bagi penyandang Diabetes Melitus (DM) tipe 2 dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan manfaat pemberian makanan terhadap pengelolaan DM. Ucapan terimakasih terutama kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BALlTBANGKES) RISBIN IPTEKDOK Kementerian Kesehatan RI atas kesempatan dan dana yang dihibahkan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada: 1.
dr. Savitri Sayogo, SpGK selaku supervisor penelitian.
2. dr. Victor Tambunan, MS., SpGK, Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI. 3. DR. dr. Astrid W. Sulistomo, SpOK, Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. 4. dr. Dian Kusuma Dewi, M,Gizi Kepala Klinik Dokter Keluarga (KDK) FKUI Kiara dan staf. 5.
dr. Dewi Friska, MKK Kepala Klinik Dokter Keluarga (KDK) FKUI Kayu Putih dan staf.
6. Tim Reviewer RISBIN IPTEKDOK 2012 Panel Gizi. 7.
Seluruh subyek penelitian di wilayah kerja Klinik Dokter Keluarga (KDK) FKUI Kiara dan Kayu Putih.
8. DR. dr. rer-physiol. Septelia Inawati W, Koordinator Penelitian Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler. 9. dr. Febriana Catu r lswanti, M.Biomerl, supervisor kegiatan laboratorium Biologi
Molekuler. 10, Keluarga besar tim peneliti.
Semoga Alloh SWT berkenan membalas kebaikan dan segala dukungan yang
ii
diberikan selama kegiatan penelitian dan penyusunan laporan akhir. Kam i berharap laporan akhir ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Judul Penelitian : PENGARUH PEMBERJAN MA KANAN 350 KALOR I TERHADAP KADAR GLUCAGON-LIKE PEPTIDE-1 S UB YE K DIABETES MELITUS TIPE 2 DIBAN DINGKAN N ON DIABETES MELITUS Penyusun
: Erfi Pra fiantini, N urul Ratna Mutu Manikam
Penelitian ini dilakukan d engan tujuan akan melihat sekresi hormon GLP -1 endogen pada penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2 dibandingkan dengan subyek non DM. Beberapa penelitian tentang sekresi G LP-1 pada penyandang DM tipe 2 yang sudah dilakukan di luar negeri memberikan hasil yang be rbeda, namun penelitian tentang GLP-1 end ogen pada penyandang DM tipe 2 di Indonesia belum pernah ada. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat sekresi GLP-1 endogen dengan menggunakan makanan pagi yang mengandung komposisi karbohidrat, protein, lemak dan serat sebagai mana yang dianjurkan oleh Perkeni. Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok penyandang DM tipe 2 dan kelompok non DM. Setelah puasa 10 jam, kedua kelompok diambil . sampel darah, kemudian mendapat makanan pagi yang mengandung
±
350 kalori
(karbohidrat 60%, protein 15%, dan lemak 25% dari kebutuhan energi total) dan diminta untuk mengonsumsi makanan tersebut selama ± 10 menit. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan G LP-1 pada menit ke-30-60-120 setelah makan. HasH penelitian diperoleh bahwa karakteristik subyek DM memiliki kecenderungan berusia lebih tua dan kadar kreatinin darah lebih tinggi dibandingkan kelompok subyek non DM, sedangkan 1MT pada kedua kelompok tidak berbeda. Pada saat dilakukan recall 24 jam
subyek DM cenderung mengurangi a supan makann ya menjelang dilakukan
pemeriksaan glukosa darah dibandingkan kelompok subyek non DM, namun demikian persenta se komposisi asupan protein, lemak dan karbohidrat antara kedua kelompok tidak berbeda. Pemberian makanan dengan menu nasi campu r men unjukkan bahwa kadar GLP-1 berbeda bermakna (p
<
0,05) antara kelompok DM dan non DM. Pada kelompok DM
tampak peningkatan kadar GLP-1 mulai terjadi pada menit ke-30, dan kadamya menurun pada menit ke-120. Pemberian makanan dengan menu roti isi memperlihatkan bahwa kadar GLP-1 pada kelompok DM mulai meningkat pada menit ke-30 dan kadarnya kembali iv
menurun pada menit ke-60 bingga menit ke-120. Namun peningkatan kadar tersebut tidak berbeda bermakna. Pada kedua makanan uji tampak kadar GLP-1 subyek DM Iebih rendah dibandingkan subyek non DM. Makanan uji berupa roti isi bermakna meningkatkan kadar GLP-1 pada menit ke-30 pada subyek DM, dibandingkan pemberian menu nasi. Kesimpulan dari penelitian bahwa kadar GLP-1 mulai memperlihatkan peningkatan pada menit ke-30 setelah makan. Untuk memberikan efek peningkatan kadar GLP-1 Iebih tinggi pada subyek DM, sebaiknya diberikan makanan dengan menu roti isi. Meskipun demikian kami menyarankan pasien mendapat edukasi bahwa mengonsumsi roti putih pada pasien DM sebaiknya dibatasi jumlahnya karena memiliki kandungan karbohidrat sederhana, sehingga cepat meningkatkan glukosa darah. Sebagai gantinya, untuk subyek DM sebaiknya mengonsumsi roti gandum yang mengandung Iebih banyak serat larut, sehingga diharapkan tidak terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan memberikan efek kenyang lebih lama dengan adanya serat di dalamnya.
v
ABSTRAK
Tujuan: melihat perbedaan kadar GLP-1 endogen setelah diberikan makanan uji dengan menu yang berbeda isokalori pada kelompok DM dan non DM.
Metode: one shot study dipadu dengan cross over design tmtuk melihat perbedaan kadar GLP-1 puasa dan posprandial subyek DM dan non DM. SubyelC D M merupakan pasien
mwat jalan klinik dokter keluarga FKUI "Kiam" dan "Kayu Putih" pada bulan Oktober
hingga Desember 20 12, dipilih secara konsekutif.
HasH: saat diberikan. menu nasi, kadar GLP-1 berbeda bermakna (p < 0,05) antara kelompok DM dan non DM. Pada kelompok DM tampak peningkatan kadar GLP-1 mulai
terjadi pada menit ke-30, dan kadamya menurun pada menit ke-120. Pada saat pemberian
makanan uji berupa roti, kadar GLP-1 pada kelompok DM mulai meningkat pada menit
ke-30 dan kadamya kembali menurun pada menit ke-60 hingga menit ke-120. Namun
peningkatan kadar tersebut tidak berbeda bennakna. Pada kedua makanan uji tampak kadar GLP-1 subyek DM lebih rendah dibandingkan subyek non DM. Makanan uji berupa roti isi bermakna meningkatkan kadar GLP-1 pada menit ke-30 pada subyek DM, dibandingkan pemberian menu nasi.
Kesimpulan: kadar GLP-1 mulai memperlihatkan pengingkatan pada menit ke-30 setelah
makan. Untuk memberikan efek peningkatan kadar GLP-1 lebih tinggi pada subyek DM, sebailcnya diberikan m�kaD?!l dengap. �enu roti isi.
vi
Abstract
Purpose : to observe and analyze the diffe rence of endogen GLP-1 level after various isocaloric meal intake in DM and non-DM groups.
Methotls: one shot study combined wirh cross over design to analyze fasting
and
postprandial
GLP-1 level on DM and non DM subjects. Subjects with DM are outpatients of the FMUI's family doctor clinic (Kiara and Kayu Putih clinic) that were chosen consecutively from October until December 2012. Results: When given rice as meal, GLP-1 level is significantly different (p<0.05) between
Dlvf and non-DM groups. On DM group, GLP-1 level started increasing from minute-30,
and the level started decreasing from minute-120. When given bread/sandwich as meal, GLP-1 level on DM group started increasing from minute-30 and started decreasing from minute-60 until -120. The increased levels between those groups are not significantly different. With these various meal intake, GLP-1 level on DM group is lower compared to non-DM group. Bread/sandwich as meal, markedly increased GLP-1 level started from minute-30 on DM group, compared to rice as meal.
Conclusion: GLP-1 level started to increase from mimlte-30 after meal intake. Thus, in
order to increase higher GLP-llevel on DM subjects, sandwich as meal is recommended.
Keywords:
350 calorie meal, glucagon-like peptide-], Diabetes mellitus type 2.
vii
DAFTAR ISI
SUSlJNAN TIM PENELITI .................................................................................. ................ i KATA PENGANTAR
......
.... .
RlNGKASAN EKSEKUTIF
....
.,�
..
.. .
...
. .. ..
.........
. . .. . . .
..
.
...
..............
.
.....................
.
...
.
....
.
....
. .. ..
. ii
...
iv
. . , . .. . . . . . . , f . , t . , . " . f ' · � � · · � · � · '" · · · · · · · · · · · · · " · � · · · · , · · , · · ' � � , � , , ,, , , , , t . · t , , , , , , , , , , , , r .,.
ABSTMK .................................................................................. :........................................ vi Absract t
vii
...............................................................................................................................
D.AJ.'TP�..:. I�I
· �·-i i i' i i � C 4 ° 1 · · il il i i i ii i i i i i i i i i i i i' i i oi :O O i: i i t •• i i O" i i"i'i"i i i"i i i i i i i �ii l i' $ i i i i lii' ti i' i i i .. -ii
.
.. . .. . i i i i i i i i i ii.r i i"ii r ;,· � ·· ·r,
..
. . . .. , f l i' .f
viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR . . .
1 . Pendahuluan
.....
.
2. Tinjauan Pustaka 2; 1 :
... .
.
. ..
...
...
.. .. . . . .. . .. .... .... . .. .. .. . ... .. . ... .. . .. ... . ... . . . . .
..........................
...........
.
.. .
...
....
.
.
.
.
..................
.. . . . . . ..
.
...
GlzA:.kagon Like J>eJ:.Jtide-1 (GLP-1)
.
..
.
...
.
.
.
...................
. . ..
..
....
.
...
..... ... . . ... .... ... ...... . . . . . . .
..
.
.
.. � n • • • • • , u•u • • .-: � · · · · i · .. , ......
2.2. Faktor yang mempengaruhi kadar GLP-1 2.3. Peran GLP-1 pada penderita DM tipe 2
.....
.
...
..
.
.
.
.
..
.
.
.. .
. .
.
.. . . . . . . . . . . . .
. .... . . .. .. .. .. .. . .. .
.
.
.
. . .....
.....
.
. 1 .
. . . . . . . . . . . . . . .... . ..............
, , u . , ••• , .. u n , . , , , , . , ... H , H I H I H H I H H I
............. ..
. . . .. . . . . .. ..
.
..
.
.
..
...
. .. ...
...
X
2
2
. .. . 4 ..
..
. . .. . . .. . . ... ... . .. ... .. . 5 3. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................... 5 .....
...........
...
..
..
..
..
.
.
..
...... .
......
4. I-Iipotesis ...................... ....................................................... .................. ............................... 6
5. Metode Penelitian .............................................................................................................. 6
Kerangka Teori ................. ........................................................................... ........................ 15
Kerangka Konsep ........................................................... ...................................................... 1 7 Alur Penelitian .. . .. . .. . .... . . . .
6. Hasil Penelitian
..
.
............
.
.
. . ..
.· . . . .. .. .
..
.
...............
...............................
.. . . ..
.
...
. . . .. .. .. ... . .. .. . ..
..
6.1. Karakteristik usia, jenis kelamin dan status gizi . 6.2. Asupan gizi
.
.. .. .. . . .. . . .
.
......
.
...............
.
.. ..
....
.
.
...
.. . ..
........
.
...
...
.
. ... .
...
.............................
........................
. . ..
.. .
. . . . . ..
.
...
. .. .. . . .. . .. . . . .. .
..
... . . . . . . . . .
.......................
.
..
..
.
..
.. ... . ... . .
....
.
.
....
.
18
. . . . .. . 19 ..
.
...
...
......... . .
. 20
. 20
6.3. Kadar GLP-1 ........................................................ .................................................... 2 1
7. Pembahasan
...................
.
...
. .. .. . . ... .. . . ... .. . . . .
7 . 1 . K.eterbatasan penelitian . .
7 1 1 Metode penelitian .
.
.
.
. .. ..
.. .
.
7 . 1 .2 . Penilaian asupan gizi
.
......
...
.
.
..
.
8.1. Kesimpulan . 8.2. Saran
..
..
......
.
. ..
.
9. Ucapan Terimakasih
1 0. Daftar Pustaka
....
. . ....
.
.
.......
.................
. .. ..
...
................
.........
. . . . . . ...........
..
....
.
.
.
....
.....
. . .. ..
. . ..
...
..
. . .. ..
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
.
.......
..
...
..
.
.
...
....
.
.
..
..
..
.. .. . .. .
.
..
.
. . . .. . ... . ..
.
.
..
.
.
...
..
......
.
.....
.............
.
.......
.
.
.
.
.........................
.
.. . . . . ...
......
.
.......
..
..
.
. 24 .. . .. ... .. 28 .....
. . ..
...
.
viii
. .�!! .!!l!..E!!!
.
.. .
. .. .. ..
......
.
.
.
..
. ..
...
.
.. .
. .. . 28 ..
..
.. . . . .
.
.....
..
.
.
...
29
.. . .. . . 29 .
..
.
..
. .. .. .. 28
.. . . ... .
. . .. . .. . . . .. .
.
..
..
.....
.
..........
. . . . . .. ... _ ...
. .. . .. . . .
.
..........
. .. . .... . . .. ..
.
.......................
...............
............
.
...............
. . . . . ....................
..
.. .. .. . . .. . .
. . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .
..
.......
. . . .. .. . ... . .. . . .. ... .
. ... . .. . . ... . .. . .
. ..
. . . . . .. ...... .. .
.
. . . . . . .. ..
......
.
....
.............................
.
.. . . .. . . .. .. . .. . ... . .
.... . .. .
.
.
.
.. . . . . . . . ...
... . . . ... .. . .. ..
..
..............
. . . .... . . . . . ..
.......
. . . ... .. .... .... . ..
...................
........
7.1 .3. Pemeriksaa11 laboratoril1m . .
8. Kesimpulan dan Saran . .. ...
.
............
.
......
.........
..........
...........
.
...
29
30
30
.. 3 1
DAFTAR TABEL
Tabel 1 . Karakteristik dasar subyek penelitian
. . . . . . . . ................................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tabe1 J.Perbe4aan ka4ar GLP-1
20
uji makanan .......................................................... 22 autara kedua makanan uji pada subyek- DM 24
Tabel 2. Kadar GLP-1 setellah dilakukan
.......................
ix
DAFTAR GAMBAR
Garnbar 1 . Jalur Endokrin GLP-1
....
..
.....................................
.
.............................................
3
Gambar 2. Perbedaan kadar GLP- 1 sete;ah makan nasi pada kelompok DM dan non DM
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..
Gambar 3 . Perbedaan . kadar GLP-1 setelah dilakukan makanan uji . .
.........
..
..................
Gambar 4. Perbandingan kadar GLP-1 kelompok DM antara kedua makanan uji
X
............
21
22
23
DAFTAR LAMPIRAN
Surat keterangan lolos kaji etik Lembar Informasi Penelitian
..
.
...
. . .
. ..
.......
...
..
....
... .......
..
...
. . ....
Formulir karakteristik dan demografi subyek Lembar skrining (1) T ��t.,�� �t,1·�;n LVllJUal ,:)J."'tr..... llJ� g f2) \.
.
... . ..
...
..
...
....... . . . ...
................
.
...
...................
...
.
...
.. ................ . ..
.
..
.
...
..............
. ..
. .... .... ........ ............. .... . ..
. . :....................................... 37 ...
....
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
�
...
.. ... . . ..
.
.
...
..
...
. . .. .
...
..
...
...
...
..
...
.
....
.
....
.
34 35
......
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . .. . .
.
...
..
39 II
0
"'T
Hasil pemeriksaan laboratorium ......................................................................................... 4 1 Lembar catatan makanan 24 jam
(24-hourfood recall)
Pemeriksaan tanda vital dan antropometri
... . . ..
....
..........
.
...
...
.
. .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
...
Hasil pemeriksaan kadar honnon GLP-1 menu roti isi Analisa menu roti isi
..........
......... ...................... . ..........................
Hasil pemeriksaan kadar hormon GLP-1 menu nasi Analisa menu nasi campur
.
...............
. ...
.
.......
.
...
....
.
.
.
.
. . . . ..
....
..
...
...
.. ... . .....
.....
.. . . .
. .........
.
.........
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..........
.
...
.
....
.
..........
. . .....
.
....
xi
. ..............................
...
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
...
......
42
45
46
47 48
50
1. Pendahuluan Populasi diabetes melitus (DM) tipe 2 terns meningkat. Menurut data WHO dari tahun 2000 hingga tahun 2030 terjadi peningkatan jumlah penyandang DM di dunia sebanyak
1 14%,1 5,7%?
sedangkan di Indonesia prevalensi penyandang DM di daerah perkotaan sebesar
Beberapa jenis obat telah banyak digunakan dalam pengelolaan DM, namun belum memberikan hasil
yang optimal untuk menumnkan prevalensi DM, bahkan terjadi
pcnurunan kontrol glikemik dari waktu ke waktu disertai dengan perburukan fungsi sel beta pankreas. Telah dilakukan banyak studi tmtuk memperbaiki kondisi tersebut, di mana salah satu hasilnya adalah terapi baru bagi penyandang DM tipe 2 dengan preparat GLP-1
(glucagon-like peptide-1) mimetik.
berbasis inkretin,
3
lnkretin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel intestin, stirnulasi sekresinya 4 berlangsung segera setelal1 seseorang mengonsumsi rnakan. Jenis inkretin yang rnemiliki efek paling poten adalah
glucose-dependent insulinotropic polypeptide
glucflgon-like peptide-] (GLP-1).
Hermon GLP-1 disekresi oleh
(GIP) dan
sel L intestin yang
terdap�t di sepanjang ileum, sekurn dan kolon. Sekresinya distimulasi setelah seseorang atau lemak.4 Karbohidrat
mengons�si makanan yang rnengandung karbohidrat, protein sederhana 4 maupun karbohidrat kompleks
5
dapat menstimulasi sekresi GLP-1, karena
komponen serat tidak larutnya mengalarni fermentasi di sekurn dan kolon menghasilkan asam lemak rantai pendek berrnanfaat dalarn
(short chain fatty acid
5 I SCFA).
Asam lemak tersebut
peningkatan jumlah rnRNA proglukagon sebagai prekursor GLP-1
untuk membantu meningkatkan GLP-1 endogen.
6
Hermon GLP-1 memiliki pola sekresi
secara bifasik; fase pertama terjadi pcningkatan pada menit ke 30-60 menit setelal1 makan, kernudian dilanj utkan dengan peningkatan sekresi di fase kedua pada menit ke 60-120 menit setelah makan. Hermon GLP-1 ak.'tif kemudian didegradasi oleh enzim
peptidase
IV (DPP IV) di membran
brush border
dipeptidyl
ginjal, sel hepatosit, dan sel endotel
kapiler.4 Pada
penyandang
DM
tipe
2
te1jadi
penurunan
sekresi
GLP-1
endogen
7 89 dibandingkan pada individu dengan intoleransi glukosa dan individu sehat,4' · • namun pada penyandang
DM yang terkontrol baik, yang salah satunya ditandai dengan ke.dar
HbA1c < 8 % sekresi GLP-1 tidak berbeda dibandingkan pada subyek dengan
intoleransi glukosa.
10
subyek
sehat
maupun
Hasil yang kontradiksi tersebut menimbulkan
pertanyaan bagaimana sekresi GLP-1 pada
1
karakteristik penyandang
DM tipe 2 di
Indonesia. Meskipun belum ada data yang pasti apakah juga terjadi penurunan sekresi GLP-1, namun di Indonesia telah beredar terapi DM tipe 2 berbasis inkretin. Obat tersebut belum terjangkau oleh masyarakat luas karena faktor harga. Sekresi GLP-1 yang optimal sebenarnya dapat diinduksi salah satunya dengan pengaturan gizi seimbang, yaitu dengan mengonsumsi karbohidrat, protein dan lemak.7 Terapi bagi penyandang DM tipe 2 beragam jenisnya, namun apapun jenis terapinya
harus disertai dengan pengubahan gaya hidup, terrnasuk pengaturan makan.
Pengaturan makan yang seimbang dapat membantu memperbaiki kadar gl ukosa dara_h. Makanan sejumlah kalori terhitung dibagi
dalam tiga porsi besar
untuk makan pagi
(20%), makan siang (30%), dan makan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (1015%) di antaranya, dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak yang seimbang.16 Penelitian akan dilakukan pada penyandang DM tipe 2 yang telah mendapat terapi obat hipoglikemi oral (OHO) sebelumnya, diberikan
makanan pagi ± 350 kalori yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat
dengan komposisi menu yang
bervariasi, untuk menstirnulasi sekresi GLP-1
endogen. Menu makanan yang akan
diberikan s�banyak dua jenis. Parameter yang dinilai adalah perbandingan kadar GLP-1 endogen s.ebelum dan setelah makan pada kedua kelompok.
Rumusan Masalah: Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1 . Apakah
pemberian
makanan pagi sebanyak ± 350 kalori
dapat meningkatkan
kadar GLP-1 endogen pada penyandang DM tipe 2 dan non DM ? 2. Dari kedua jenis makanan, manakah yang dapat meningkatkan kadar GLP-1 endogen lebih banyak pada penyandang DM tipe 2 dan non DM ?
2.
Tinjauan Pustaka
2.1.
Glukagon Like Peptide-]
(GLP-1)
Inkretin yaitu aktifitas humoral di dalam intestin yang dipengaruhi noleh asupan makan, sehingga dapat meningkatkan sekresi endokrin pankreas. Inkretin yang memiliki efek
2
paling poten yaitu GLP- 1 . Efek utama GLP-1 adalah merangsang sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon.
11
GLP- 1 dikode oleh gen preproglukagon, yang terdiri dari 30 asam amino arginin sebagai asam amino terminal, ke- 14 usam amino yang terkandung didalamnya memiliki
kemiripan dengan Glukagon
glukagon. GLP-1
dan
berfungsi mempertahankan
glukagon
memiliki efek
kadar glukosa darah
fisiologi yang
dalam
herbeda.
keadaan
puasa,
sedangkan GLP-1 untuk merangsang sekresi insulin serta mennrunkan kadar glukosa darah 1 dalam keadaan kenyang. 7 GLP-1 disekresikan oleh sel L intestin yang terletak di sepanjang usus halus dan usus besar. GLP-1 juga disehesikan dalam jumlah kecil oleh hipotalamus dan sel alfa pankreas.
17
Sekresinya distimulasi
mengandung karbohidrat, protein
setelah seseorang mengonsumsi makanan yang
atau lemak.4 Asam lemak tersebut berrnanfaat dalam
peningkatan jumlah mRNA proglukagon sebagai prekursor GLP- 1 untuk membantu meningkatkan GLP-1 endogen.
12
10-15% ol MCr!MH amOUI"t ,_..., ...lh••r
gambar 1. Jalur endokrin GLP-1 sumber: daftar referensi nomor 17 Hormon GLP-1 memiliki pola
sekresi bifasik. Fase pertama terjadi peningkatan
kadar GLP-1 pada 30-60 menit setelah makan, kemudian dilanjutkan dengan peningkatan sekresi di fase kedua pada 60-120 menit setelah makan. Hormon GLP- 1 aktif akan didegradasi oleh enzim dipeptidy/ peptidase IV (DPP IV) di membran brush border ginjal, sel hepatosit, dan sel endotel kapiler.4 Asam lemak tersebut bermanfaat dalam peningkatan jumlah mRNA proglukagon sebagai 13 prekursor GLP- 1 untuk membantu rneningkatkan GLP-1 endogen.
3
2.2.
Faktor yang mempengaruhi kadar GLP-1 Kadar GLP-1 dalam darah dapat dipengaruhi oleh : 1.
Glukosa Pemberian glukosa oral dapat meningkatkan kadar GLP-_1 lebih besar dibandingkan dengan pemberian glukosa dengan jumlah yang sama melalui intravena, hal tcrsebut dipengaruhi oleh sekresi inkretin yang meningkat setelah asupan makan. Karbohidrat sederhana 4 maupun karbohidrat kompleks sekresi GLP-1 , karena kornponen
5
18
dapat menstimutasi
serat tidak larutnya mengalarni fermentasi di
sekurn dan kolon menghasilkan asam lernak rantai pendek (short chain fatty acid I SCFA). 1 2.
4
Protein Protein hidrolisat atau pepton rnerupakan nutrien yang dapat meningkatkan kadar GLP- 1 .
3.
16
Lemak Asam lemak r<;mtai pendek dihasilkan dari fennentasi serat oleh bakteri anaerob di kolon. 1
8
Asam lemak tcrscbut berrnanfaat dalam
peningkatan jumlah mRNA
proglukagon sebagai prekursor GLP-1 untuk membantu meningkatkan GLP-1 endogen. 4.
15
Hormon Sekresi GLP-1 dipengaruhi oleh aktifitas
Glucose-dependent Insulinotropic Peptide
8 (GIP), gastrin releasing peptide (GRP) dan agonis muskarinik. 1 Stimulasi sekresi GLP-1 lebih tinggi setelah seseorang mengonsumsi makanan dibandingkan dalam keadaan puasa. Studi oleh Ahren dkk memperlihatkan bahwa kadar GLP-1
dapat diukur setelah subyek diberikan makan pagi yang mengandung 50%
karbohidrat, 27% protein dan 23% lemak, dimana subyek tersebut sebelumnya telah dipuasakan semalaman.
19
Faktor-faktor yang mengharnbat sekresi GLP- 1 : 1 . Hormon Somatostatin dan glukagon merupakan penghambat sekresi GLP-1 . Hal tersebut 8 memperlihatkan bahwa mekanisme homeostasis dalam regulasi glukosa darah. 1
2.
Enzim
4
Enzim Dipeptidil Peptidase (DPP)
IV
merupakan penghambat aktifitas biologis
GLP-1, dalam tubuh enzim tersebut memotong ikatan asam amino pada posisi kedua ikatan histidin alanin, menghasilkan fragmen peptida antagonis, sehingga GLP-1 mengalami inaktivasi secara cepat.
2.3.
18
Peran GLP-1 pada penderita DM tipe 2
Pada penderita OM tipe 2, GLP-1 tetap berperan dalam tubuh, namun jurnlahnya mengalami penurunan dibandingkan pada individu sehat. Peran GLP-1 pada penderita OM tipe 2 antara lain :
18
1 . Meningkatkan sensitivitas sel beta pan.kreas dengan cara meningkatkan sensitivitas sel beta. Sehingga terjadi penurunan kadar glukosa puasa dan posprandiai. 2. Menstimulasi sekresi insulin. 3 . Memperbaiki metabolisme karbohidrat.
4. 3.
Menimbulkan efek samping mual.
Tuju�n dan Manfaat
Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian makanan uji terhadap gambaran sekresi GLP-1 endogen pada penyandang DM tipe 2, dan non DM. Sehingga didapatkan komposisi makanan yang tepat sebagai terapi nutrisi bagi penyandang DM tipe 2. Tujuan Khusus: 1 . Mengukur perbedaan kadar GLP-1 puasa, dan menit ke-30, 60, 120 posprandial pada subyek DM tipe 2 non DM setelah pemberian makanan uji 1 (nasi campur). 2. Mengukur perbedaan kadar GLP-1 puasa, dan menit ke-30, 60, 1 20 posprandial pada subyek OM tipe 2 dan non DM setelah pemberian makanan uji 2 (roti isi). 3. Membandingkan kadar GLP-1 puasa, menit ke-30, 60, 120 posprandial antara kedua jenis makanan uji pada subyek DM tipe 2. Manfaatpenelitian: 1 . Untuk masyarakat Mengetahui jenis makanan seperti apa yang dapat memengaruhi sekresi GLP-1 endogen. 2. Untuk institusi
5
- Apabi la hipotesis penelitian ini terbuk:ti, maka diharapkan basil penelitian dapat dipertimbangkan sebagai tambahan pengetahuan tentang manfaat pemberian makanan terhadap pengelolaan DM. - Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai seb&gai landasan atau bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya. 3. Untuk subyek penelitian - Hasil penelitian dapat menambah informasi mengenai pengaruh pemberian makar1an seimbang terhac!ap perbaikan sekresi GLP- 1 endogen. - Mengetahui pentingnya pengelolaan makanan yang tepat terhadap perbaikan kadar glukosa darah.
4.
Hipotesis
Makanan uji ± 350 kalori
dengan menu roti isi dapat mengubah kadar GLP-1 endogen
pada subyek DM tipe 2 dibandingkan menu nasi campur yang isokalori.
5.
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian: Penelitian
ini merupakan
one shot study
membandingkan kadar hormon GLP-1
yang dipadu dengan
puasa dan posprandial
cross over design,
pada subyek
diabetes
melitus tipe 2 dan subyek non DM. Lokasi dan Waktu Penelitian: Seleksi subyek penelitian dilakukan - di Poliklinik Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Pcnyakit Dalam FKUI RS Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo (RSUPNCM), dan Klinik Dok:ter Keluarga (KDK) FK UI. Pemberian makanan uj i dan pengambilan darah dilakukan di
Klinik Gizi
"Seruni" Departemen llmu Gizi FKUI, Jakarta.
Pengumpulan data dimulai dari September 2012 sarnpai Desember 2012. Populasi dan Sarnpel: Popu lasi target Populasi target adalah penyandang DM tipe 2 dengan diagnosis sesuai dengan kriteria Perkeni 201 1 .
16
Kelompok non DM diambil dari pasien Poliklinik RSCM dan KDK FKUI
yang tidak menderita DM. Populasi terjangkau
6
Populasi teijangkau adalah bagian dari populasi target di Poliklinik Metabolik Endokrin Penyakit Dalarn FKUI/RSUPNCM dan KDK FK UI, Jakarta mulai Juni 2012 sarnpai Desember 2012. Subyek penelitian
Subyek
penelitian adalah bagian dari populasi terjangka� yang memenuhi kriteria
penelitian, dipilih secara konsekutif dan secara tertulis menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian. Kriteria penelitian
Kriteria penerimaan: Kelompok subyek DM tipe 2
Kelompok subyek non DM
Usia 30-70 tahun
Usia 30-70 tahun
Laki-laki dan perempuan
Laki-laki dan perempuan
Glukosa darah puasa (GDP) 2:': 126 . Glukosa darah puasa (GDP) mg/dL atau glukosa darah sewaktu
<
(GDS) 2:': 200 mg/dL.16
sewaktu (GDS) < 140 mg/dL.16
100 mg/dL atau glukosa damh
Kadar HbAlc < 8%
Penyandang
rawat
jalan
dengan
pengobatan obat hipoglikemik oral (OHO)
Belum
pemah
mendapatkan
pengobatan dengan inkretin (GLP-1
mimetic atau DPP IV inhibitor).
7
iil i :n· I=C if :d .
:·
Kriteria penolakan :
1.. Gangguan fungsi hati yang diketahui dari pemeriksaan SGPT/SGOT � 2 kali batas atas dari nilai normal.
2. Gangguan fungsi ginjal yang diketahui dari pemeriksaan kreatinin plasma
> 1 ,2
mg/dL.
3.
Sedang menjalani perawatan khusus.
Kriteria pengeluaran : Selama periode pengumpulan data subyek menderita sakit yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau mengalami komplikasi.
Besar Sampcl
n
: b.esar sampel minimal.
Za.
: deviasi relatifyang menggambarkan derajat kepercayaan dalam pengarnbilan kesimpulan statistik sebesar 1,96 untuk a = 0,05
Z�
: deviasi relatifyang menggambarkan tingkat kekuatan uj i statistik dalam menetapkan batas kemak:naan, ditetapkan 0,842 untuk � = 0,02
s
: simpang baku selisih rerata kenaikan kadar GLP-1 , yaitu
d
: perbedaan klinis yang diharapkan, yaitu 0,5 pmol/1 (ditetapkan oleh
1
pmol/1
peneliti). Maka besar sampel:
n = 3 1 ,4 - 32 ditambah perkiraan drop
out
sebanyak 10%, maka besar sampel yang diperlukan sebanyak
36 orang untuk masing-masing kelompok.
8
Cara Pengumpulan Data
Setelah mendapat persetujuan penelitian dari Komite Etik FKUI, subyek yang memenuhi kriteria penelitian diberi lembar in.fonnasi dan dijelaskan mengenai tujuan penelitian, pemeriksaan yang akan dilakukan, serta manfaat penelitian. Subyek yang menyatakan bersedia ikut serta diminta untuk mengisi dan menandatangani lembar persetujuan yang akan dikembalikan pada peneliti sebagai bukti turut serta dalam penelitian, kemudian dilakukan seleksi dengan memperhatikan kriteria penelitian. Subyek penelitian direkrut dengan metode consecutive sampling di IGinik Dokter Keluarga (KDK) FK UI Kiara dan Kayu Putih, subyek yang memenuhi kriteria penelitia.1 akan dimasukkan sebagai subyek penelitian sampai jumlah yang dibutuhkan terpenuhi. Subyek penelitian diminta untuk berpuasa ± 1 0 jam semalaman, kemudian diminta datang ke Klinik Gizi "Seruni" Departemen Gizi FKUI pada keesokan harinya. Pertama tama dipasang jamm vacutainer di vena kubiti untuk pengukuran kadar GLP-1 puasa, selanjutnya subyek diberikan makanan uji menu 1 dengan kandungan ± 350 kalori yang telah disediakan oleh peneliti untuk dikonsumsi selama
±
1 0 menit. Subyek yang tidak
mampu mengbabiskan makanan dalam waktu yang ditentukan, akan diperhitungkan jumlah makanan sisanya. Setelah mengonsumsi , makanan, dilakukan pengukuran kadar GLP-1 kembali pada menit ke-30, 60 dan 120. Untuk menghindari keterlan1batan waktu, maka setiap subyek diberikan lembar catatan dan alat pengukur waktu (stop watch). Darah yang sudah diambil kemudian ditampung di dalam tabung vacutainer yang sudah diberi EDTA. Masing-masing pengukuran GLP-1 diperlukan sampel daral1 sebanyak 3 cc, sehingga untuk lima kali pengambilan darah diperlukan sampel darah sebanyak 1 5 cc. Sampel darah kemudian disentrifugasi dan disimpan secara khusus di dalam lemari pendingin sebelum dilakukan penguk:uran kadamya dengan GLP-1 kit. Prosedur pengambilan data yang sama juga dilakukan pada pemberian makanan uji menu 2, dengan dilakukan washout terlebih dahulu. 17
Makanan ujiyang diberikan Seluruh subyek penelitian diberikan makanan pagi ± 350 kalori dengan
komposisi
karbohidrat 60%, protein 15%, lemak 25% dan serat yang didapat dari sayur mayur. Makanan pagi sebanyak 350 kalori tersebut berdasarkan estimasi asupan makan pagi sebanyak 20% dari total asupan kalori harian, sesuai dengan pedoman Perkeni.16 Rencana pemberian makanan pagi dengan menu sebagai berikut:
9
Makanan uji menu 1 "Nasi campur" terdiri dari: Nasi (100 gram) Tempe goreng (25 gram) Brokoli (10 gram) Daging ayam goreng ( 1 5 gram) Minyak kelapa (10 gram) Kandungan glukosa dalam nasi, asam amino dalam tempe dan ayam, asam temak tidak jenuh rantai tunggfll (monounsaturatedfatty acid) dalam minyak untuk menumis dan asam lemak rantai pendek di dalam brokoli diharapkan mampu menstimulasi seresi GLP-1 endogen. Makanan uji menu 2 "Roti isi" terdiri dari: Roti tawar 2 !embar (75 gram) Keju 1 lembar (1 0 gram) Selai kacang 2 sendok makan Kandungan glukosa dalam roti, asam amino dalam keju, asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsaturatedfatty acid) dalam selai kacang diharapkan mampu menstimulasi sekresi GLP-1 endogen. Roti merupakan karbohidrat sederhana yang lebih cepat diabsorpsi dan diharapkan mampu menstimulasi sekresi GLP-1 lebih cepat dibandingkan jenis karbohidrat kompleks.
Alat dan Bahan
- GLP-1 Alpco kit (active 7-36) ELISA - DPP IV inhibitor 1 0 mL - blue tip 1000 IlL - yellow tip 200 IlL - microtubes 1,5 mL - deionized water - vacutainer TM EDTA plasma tubes - disposable spuite 3cc - torniquet dan kapas alkohol 70% - alat sentrifugasi
10
- lemari pendingin dengan suhu -70 derajat celcius - alat timbangan bahan makanan digital dengan ketelitian 50 gram - alat pengukur waktu (stopwatch) - kertas untuk mencatat jumlah makanan sisa - kertas check list pemeriksaan yang dilakukan
Cara Pemeriksaan kadar GLP-1
24
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) untuk meng'..lkur kadar GLP-1 dari plasma darah manusia. Prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut: A. Penyimpanan sampel: 1 . Sampel darah yang diambil ± 3cc dimasukkan ke dalam tabung plasma-EDTA. 2. Sampel darah diambil dari tabung EDTA ± 1 ,5 cc dimasukkan ke dalam microtubes 1,5 ml dan dalam waktu 30 detik segera ditambahkan DPP-IV inhibitor l 5 f!l. 3. Microtube 1 , 5 m I disimpan dalam icebox selama di lapangan ± 3 jam . 4. Sampel darah dibawa ke Iaboratorium Biologi Molekuler dan
disentrifus dalam
sentrifus dingin suhu 4°C, RPM 1000 g selama 1 0 menit. 5. Jika sampel plasma yang telah disentrifus langsung dike1jakan dengan teknik ELISA, selama penger:jaan dapat disimpan dalam suhu 2-8°C. 6. Jika sampel plasma akan disimpan lebih lama (
>
3 jam) sebelum dikerjakan maka
penyimpanan harus pada suhu -70°C.
B. Persiapan reagen: 1 . Reagen yang diperlukan diletakkan di dalam suhu ruangan (20-30°C). 2. ELISA wash concentrate ditambahkan 580 mL aquabidest 3 . Menyiapkan larutan standar dan kontrol dan oitambahkan 1 .0 mL deionized water selama 1 0 men it dan di-mix dengan vertex. Standar dan kontr()l ini harus segera disimpan dalam -20oC sebelum dimasukkan dalam microwells plate. C. Prosedur pengerjaan 1 . Menyiapkan antibody mixture yaitu: mencampur tracer antibody diluent, capture antibody dan tracer antibody dengan perbandingan 1 :20:1
2. Menambahkan 100 11! larutan standar, kontrol dan sampel plasma yang telah disentrifus kel dalam microwells.
11
3. Menambahkan 100 J.!l antibody mixture dalam tiap well. 4. Menutup plate dengan plate sealer dan diinkubasi statik pada suhu 2-8°C selama 20-24 jam 5. Setelah dilakukan inkubasi, penutup plastik (plate sealer) diangkat, kemudian larutan diaspirasi ke dalam tabung dan dicuci dengan dengan 350!!1 wash buffer 0 sebanyak lima kali. 6. Sebanyak 200 �L Substrat HRP ditambahkan ke dalam masing-masing well. Kemudian kembali ditutup dengan plastik berperekat dan aluminium foil untuk mencegah paparan cahaya. 7. Dilakukan inkubasi selama 20 menit statik, dalam suhu ruangan dengan kondisi
gelap, agar terjadi reaksi perubahan warna . 8. 50 � stopping solution ditambahkan
ke da!am masing-masing well untuk
menghentikan reaksi perubahan warna. 9. Plate dibaca pada microplate reader 450 nm/620 nm atau 450 nm/650 nm
selama 1 0 men it. 10. Konsentrasi GLP-1 dihitung dengan menggunakan kurva standar perhitungan GLP-1 yang terdapat dalam kit.
Batasan Operasional: 1. Subyek penelitian Subyek penelitian
adalah
penyandang
DM tipe 2 yang sedang berobat jalan
di
Poliklinik Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPNCM dan Klinik Dokter Keluarga FK UI, serta telah memenuhi kriteria penelitian. 2. Usia Usia ditentukan berdasarkan tanggal lahir yang tertera d i kartu tanda penduduk dan ditentukan berdasarkan ulang talmn terakhir. 3. Makanan uj i
Makanan uji yang diberikan sebanyak ± 350 kalori dengan komposisi karbohidrat 60%, protein 15%, lemak 25% dan serat yang didapat dari sayur mayur. Manu makanan uj i berupa nasi campur dan roti isi.
12
4. Kadar GLP-1 Pada penelitian ini dilakukan pengukuran k.adar GLP-1 puasa sebagai data dasar dan pada menit ke-30, 60, dan
120 setelah makan untuk melihat kurva perubahan kadar
GLP- 1 . Pengukuran kadar GLP-1 dilakukan dengan menggunakan ELISA kit.
ldentifikasi Variabel 1.
Variabel bebas - Asupan makanan (energi, karbohidrat, protein, lemak, dan serat)
2.
Variabel tergantung - Kadar GLP-1 puasa, menit ke-30, 60 dan 120 posprandial
Pengolahan dan Analisis Data: 1.
Pengolahan data
Data yang diperoleh dari seluruh pemeriksaan (wawancara, antropometri, dan GLP-1) dikumpulka� kemudian dilakukan pengolahan data meliputi editing, coding, entry dan
cleaning data menggunakan komputer. 2.
Analisis dan interpretasi data
Data dianalisis dengan menggunakan program soft ware uj i statistik Analisis data asupan .
energi, karbohidrat, protein, lemak, dan serat menggunakan program nutrisurvey 2007. Uji statistik yang akan digunakan adalah: Untuk mengetahui data mempunyai sebaran nonnal atau tidak secara analitik digunakan uji Shapiro Wilk. Bila didapat nilai p <0,05, maka sebaran distribusi tidak normal. Bila distribusi nonnal digunakan rerata dan simpang baku; sedangkan bila distribusi tidak normal digunakan nilai median dan rentangan (minimum-maksimum). Untuk menganalisis sekresi GLP-1 pada satu kelompok yang berdistribusi normal digunakan uji repeated measurement untuk data yang berdistribusi normal; sedangkan data yang berdistribusi tidak normal diguankan uji Friedman. Untuk menganalisis perbedaan sekresi GLP- 1 pada dua kelompok yang
berdistribusi normal digunakan uj i T; sedang.kan hila data berdistribusi tidak normal digunakan uji Mann Whitney. Batas kemakoaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% dengan ketentuan:
13
Bermakna
: bila p < 0,05
Tidak bermakna
: bila p :::: 0,05
Jadwal Kegiatan: 2012
201 1 Kegiatan
6
8-9
2
3
Pembuatan proposal Presentasi proposal Persiapan penelitian Pengambilan data Anal isis Laporan penelitian Publikasi
14
4
5
6
7
8
Kerangka Teori Makanan uji
l
l .----·
+
Karbohidrat yang
Karbohidrat
tidak dapat
yang dapat dicerna
+ Sel pluripotensial
!
lema .__ _ _ _
+
dicerna
y
Fermentasi
+
I
� Glukosa
Asam lemak tak
l
jenuh rantai tunggal
(MUFA)
Asam Iemak rantai
sel NGN3 dan NeuroD
� sintesis set
�
karbohidrat
protein
L
intestin
rl
pendek (butirat, propionat, asetat)
l
GLP-1 menempel di reseptor pankreas
Set L intestin
Sekresi hormon GLP-1
i aktivasi cAMP
Aktivasi
dan fosforilasi PKA
Prohormon konvertase-1
Kana! kalium (K+) menutup 2 ion kalsium (Ca +) masuk ke dalam sel pankreas
Sekresi insulin
i
Diferensiasi, biosintesis, proliferasi, sekresi, dan sensitivitas sel p pankrcas Apoptosis sel P pankreas
15
t
j
Perbaikan klinis
DM tipe 2
Keterangan cAMP
: cyclic adenosine rnonophosphate
PKA
: Protein kinase A
Prognosis
16
Kerangka Konsep DM tipe 2 dan non-DM
makanan pagi (karbohidrat, protein, lema..�, dan serat)
glukosa Kadar harmon GLP-1 puasa, asam amino
menit ke-30,60,120 posprand ial
lemak I
1- - - - - - - - - - - - � - - - - - - - - - - - - I I I l I I
neurotransm !ter
(asetilkolin, PACAP)
•-------------------------�
Keterangan : yang diteliti : yang tidak diteliti : yang diteliti ..
I I I ._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _. . - ---
-
------
I -� 1 I
L-
(monounsaturated fatty acid, dan short chainfatty acid)
- · - · - · - · - · - · - · ..
r-
: yang tidak diteliti
17
r-------------1 I Harmon glukagon, 1 -
:
insulin, somatostatin
I
:
I
l--------------
l
------------- �
-1
Enzim dipeptidil peptidase 4 (DPP IV)
: :
�--------- ----'
Alur Penelitian
Persetuj uan komisi etik FKUI
l [ Skrining:
SGPT, SGOT,
kreatinin, HbA l c
�
Populasi target
1
+-------.
l
l NonDM
Diabetes Melitus tipe 2
I
Makanan uji 1
I
...
Kadar GLP- 1
Wash out
Makanan uj i 2 Kadar GLP-1
Kesimpulan 18
6. Hasil Penelitian Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Oktober hingga Desember 2012, sedangkan uj i makanan dilakukan bulan November hingga awal Oesember 2012 di Klinik Dokter Keluarga FKUI Kiara dan Kayu Putih. Subyek penyandang DM maupun non DM
merupakan pasien
rawat j alan
Klinik
Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK-FKUI) Kiara dan Kayu Putih. Dari 46 subyek DM yang direkrut 19 orang (41,3%)
di antaranya memiliki nilai
HbA l c di atas 8%, sehingga tidak masuk kriteria sebagai subyek penelitian. Pada akhir perekrutan, subyek yang memenuhi kriteria sebanyak 65 orang, terdiri dari 38 orang pasien non DM dan 27 orang pasien DM tipe 2. Sel(:"lma pengumpulan data, 4 orang subyek OM dikeluarkan karena 2 orang mendadak pergi keluar kota pada saat uji makanan dan telah diberi tenggang hlngga kegiatan penelitian berakhir tetap tidak dapat hadir. Dua orang subyek dikeluarkan karena nomor telepon tidak dapat dihubungi dan alamat rumah yang diberikan tidak jelas sehingga tidak dapat ditelusuri. Empat orang subyek non OM dikeluarkan karena 1 orang mendadak menjalani perawatan di RS Harapan Kita, 1 orang subyek tiba-tiba mengundurkan diri karena menolak diambil darab sebanyak 4 kali setiap uji makanan padahal telah mendapat informasi lengkap mengenai kegiatan penelitian sebelum menandatangani lembar
consent dan
informed
2 orang subyek menyatakan sedang ada pekerjaan di luar kota selama 1 bulan
ke depan. Secara keseluruhan subyek yang telah menyelesaikan 2 kali uji makanan dengan masing-masing 4 kali pengan1bilan darah, yaitu 23 subyek DM tipe 2 dan 34 subyek non OM sebagai kontrol. Pada periode pra perlakuan dilakukan penilaian asupan makanan dengan metode food recall 24 jam, pengukuran antropometri dan pemeriksaan kadar hormon GLP-1 endogen. Setelah diambil darah puasa subyek diminta mengonsumsi makanan dengan menu nasi campur selama tidak lebih dari 10 menit. Pada menit-30, 60 dan 120 setelah makan, subyek diambil darah masing-masing sebanyak 2-2,5 ml untuk pemeriksaan kadar hormon GLP-1 menit k e-30, 60 dan 120 menit setelah makan. Selang 3 hari kemudian subyek diminta datang kembali untuk mendapat asupan makanan dengan menu roti isi. Perlakuan yang diberikan sama dengan ketika uji makanan pertama dengan menu nasi campur.
19
6.1. Karakteristik usia, jenis kelamin dan status gizi Subyek DM tipe 60,1
±
2
memiliki kecenderungan berusia lebih tua, dengan rerata usia adalah
7,3 tahun, sedangkan subyek
non DM adalah 44,4 ± 10,4 tahun. Kadar SGOT,
SGPT dan kreatinin darah lebih tinggi pada subyek DM tipe
2
dibandingkan kelompok
subyek non DM (Tabel l ) .
6.2. Asupan gizi Indeks massa tubuh pada kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna. Pada saat dilakukan
recall
24 jam
subyek DM cenderung mengurangi asupan makru.mya
menjelang dilakukan pemeriksaan gluk.osa darah dibandingkan kelompok subyek non DM, namun demi.kian
persentase komposisi asupan protein, lemak dan karbohidrat di antara
kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Tabel
1)
.
Tabel 1 . Karakteristik dasar subyek penelitian Katcgori
DM
Noo DM
(n=23)
(n=34)
60,1 ± 7,3
44,4 ±
Laki-laki
8 (33,3%)
1 1 (33,3%)
Perempuan
16 (66,7%)
34,9 (66,7%)
Glukosa darah puasa (mg/dl)
1 39,5 ± 28,1
94,3
HbA lc (%)
6,4 ± 1,55
SGOT
2 1 ± 5,6
17,6± 4,6
0 17*
SGPT
23 ± 5,6
20,8 ± 4,4
0
Kreati!1in
0,99 ± 0,08
0,99 ± 0,1
Indeks massa tubuh (kg/m2)
25,9 ± 3,75
25,5 ± 4,3
Usia (tahun)
10,4
Jl o oo' '
Jenis kelamin
Kurang energi protein Normal Overweight
±
5,21
2 (6%) 5 (20,8%)
7 (21 ,2%)
4 ( 16,7%)
6 (1 8,2%)
20
o oo •
·
'
'
J lT
o oo '
·
0 74T '
Obesitas derajat 1
1 2 (50%)
1 5 (45,5%)
Obesitas derajat 2
3 ( 1 2,5%)
3 (9, 1 %)
Asupan nutrisi ±
1272,9 ± 390,5
0,04
22,6
14,8 ± 3,5
0,42
Lemak (%KET)
34,9 ± 8,9
38,1 ± 1 0
0,22
Karbohidrat (%KET)
50,8 ± 9,2
±
0,22
Energi (kkal)
1069,5
Protein (% KET)
44,5
±
344,3
46,5
•
1 4 ,8
*
Keterangan:
T •
uji T uji Afann- Whitney
6.3. Kadar GLP-1
Saat diberikan makane.n uji berupa nasi campur, tampak kadar GLP-1 berbeda bermakna (p < 0,05) antara kelompok DM dan non DM. Pada kelompok DM tampak peningkatan kadar GLP-1 mulai terjadi pada menit ke-30, dan kadarnya menurun pada menit ke-120. Sedangkan pada kelompok non DM peningkatan kadar GLP-1 terjadi lebih lambat, yaitu pada menit ke-60, dan kembali menurun pada menit ke-120. Kelompok non DM memiliki kadar GLP-1 lebih tinggi dibandingkan kelompok DM, (Tabel 2, gambar 2). --,
i
1,8 1,6
'
- -· ·- - - ·---
i
�=:-:-. � ..� . ..� � � --� -:::-:·
-··
-.- .-·-· ·
1,4 1,2
-
f·
1 --
0,8
DM
- nonDM
0,6 0,4 0,2 0 makan nasi menit l
ke-0
makan nasi menit
rnakan nasi men it
makan nasi men it
ke-30
ke-60
ke-120
Gambar 2. Perbedaan kadar GLP-1 setelah makan nasi pada kelompok DM dan non DM
21
I
_
__ __ _ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __
Pada saat pemberian makanan uj i berupa roti isi, kadar GLP-1 pada kelompok DM mulai meningkat pada menit ke-30 dan kadarnya kembali menurun pada menit ke-60 hingga menit ke-120. Pada kelompok non DM puncak peningkatan kadar GLP-1 terjadi lebih lambat, yaitu pada menit ke-60, dan kadarnya kembali menurun pada menit ke-120. Kelompok non DM memiliki kadar GLP-1 lebih tinggi dibandingkan kelompok DM (Tabel 2, gambar 3).
2 1,8 - ·--··--·---
1,6 1,4 1,2
-·-
1 -
OM
0,8 0,6
-
Non OM
0,4 0,2 0
----makan roti menit makan roti menit makan roti menit makan roti menit ke-0
ke-30
ke-60
ke-120
----- ---- -----�
Gambar 3. Perbedaan kadar GLP-1 setelah makan roti pada kelompok DM dan non DM
Tabel 2. Kadar GLP-1 setelah dilakukan makanan uji
Makanan uji
DM
NonDM
p
Nasi GLP-1 men it ke-0 (pmol/L)
1. ,29
±
1 ,99
3,0 ± 3,23
0,007
GLP-1 menit ke-30 (pmol!L)
1,32
±
1,10
3,4 ± 3,50
0,012
GLP-1 menit ke-60 (pmoi/L)
1,27
±
1,33
2,9 ± 3 , 1 2
0,029
GLP- 1 menit ke-120 (pmolfL)
0,74 ± 0,49
3,9 ± 5,57
22
0,002
Roti GLP- 1 menit ke-0 (pmol/L)
0,78 ± 1,2
3,7 ± 6,07
0,003
GLP-1 menit ke-30 (pmo1/L)
1,8 ± 1,98
3,3 ± 3,66
0,179
GLP-1 menit ke-60 (pmol/L)
1,5 ± 1,95
3,4 ±
4,(1
0,090
GLP-1 menit ke- 120 (pmol/L)
1,4 ± 1,94
3,3 ± 3,71
0,062
Keterangan:
uji non parametrik Kruskal Wallis
----·· ·
1,4 1,2
1
0,8
- nasi · - roti
0,6
0,4
t.
0,2
0
menit ke-0
menit ke-30
menit ke-60 menit ke-120
Gambar 4. Perbandingan kadar GLP-1 kelompok DM antara kedua makanan uji
setelah diberikan makanan uji berupa roti, dibandingkan pemberian makanan UJl nast (p=0,009). Pada menit ke-60 kadar GLP-1 antara kedua makanan uji tidak berbeda bermakna karena telah terjadi penurunan kadar GLP-1 (Tabel 3, gambar 4).
23
Tabel 3 . Perbedaan kadar GLP- 1 antara kedua makanan uji pacta subyek DM
Kadar GLP-1 (pmoi/L)
Nasi
Roti
p
Menit ke-0
0,97 ± 0,94
0,58 ± 0,43
0,057
Menit ke-30
1 , I ± 0,70
1,5 ± 1,50
0,009
Menit ke-60
0,99 ± 0,69
1,4 ± 1,57
0,372
Menit ke-120
0,74 ± 0,49
1,3 ± 1,72
0,006
Keterangan:
uji Wilcoxon
7. Pcmbahasan Usia subyek dengan DM tipe 2 memiliki karakteristik usia yang lebih tua, hal serupa dengan yang terdapat pada penelitian Nurul, 18 bahwa karakteristik subyek DM di Klinik Dokter Keluarga FKUI memiliki usia. sekitar 60 tahun. Pasien yang berkunjung ke klinik tersebut sebagian besa:- merupakan warga yang bertempat tinggal di sekitamya dan sebagian besar sudah tidak bekerja lagi (pensiunan) atau sebagai ibu rumah tangga, sedangkan warga yang masih aktif bekerja lebih cenderung berobat jalan di klinik perusahaan atau di puskesmas dengan memanfaatkan jaminan asuransi kesehatan. Lebih banyaknya subyek perempuan yang datang untuk berobat dikarenakan perempuan Jebih banyak memiliki waktu luang untuk berobat dibandingkan prevalensi
laki-laki. Sesuai dengan
DM di dunia, bahwa di negara berkembang prevalensi DM lebih banyak pada
kelompok usia 45-64 tahun, dan pada kelompok usia di atas 60 tahun lebih banyak pada perempuan.1 Horman GLP-1 disekresi oleh
sel L intestin yang terdapat di sepanjang ileum,
sekum dan kolon. Sekresinya distimulasi setelah seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat,
protein
atau
lemak.
Karbohidrat sederhana
maupun
karbohidrat kompleks 4 dapat menstimulasi sekresi GLP-1 , karena komponen serat tidak Iarutnya mengalami fermentasi di sekum dan kolon menghasilkan asam lemak rantai pendek
(short chain fatty add I
SCFA).19
Asam lemak tersebut bennanfaat dalam
peningkatan jumlah mRNA proglukagon sebagai prekursor GLP-1 meningkatkan GLP-1 endogen.20 Harmon GLP- 1 memiliki pola fase pertama terjadi peningkatan
untuk membantu
sekresi secara bifasik;
pada menit ke 30-60 menit setelah makan, kemudian
24
dilanjutkan dengan peningkatan sekresi di fase kedua pada menit ke 60-120 menit setelah makan. Horman GLP-1 aktif kemudian didegradasi oleh enzim dipeptidyl peptidase IV (DPP IV) di membran brush border ginjal, sel hepatosit, dan sel endotel kapiler. 4 Secara fisiologis harmon GLP-1 akan meningkat kadarnya secara cepat dalam bcberapa menit setelah makan. Pen ingkatan pada fase pertama lebih tinggi dibandingkan fase kedua.4 Karena penelitian ini hanya melihat kadar GLP-1 hirrgga menit ke-120, maka tampak peningkatan pada fase pertama yaitu 30 menit setelah makan. sedangkan pada menit ke-120 tampak bahwa kadar GLP-1 kembali menurun. Pola sekresi pada kelompok DM dan non DM tidak berbeda. Me.skipun subyek merupakan kelompok DM terkontrol (HbA lc � 8%), namun kadar GLP-1 nya tampak lebih rendah dibandingkan kelompok non DM. Kadar GLP-1 pada kelompok DM tampak meningkat bermakna pada menit ke-30 setelah diberikan menu makanan roti isi, dibandingkan pemberian makanan uji nasi campur (p=0,009). Pada menit ke-60 kadar GLP-1 antara kedua makanan uj i tidak berbeda bermakna karena telah terjadi penurunan kadar GLP-1 . Menurut Toft-Nielsen mcnurunnya respons sekresi GLP-1 setelah makan pada subyek DM terjadi terutama pada 60 menit setelah makan.21 Hal serupa tarnpak pada hasil penelitian ini, bahwa sekresi GLP-1 endogen pada subyek DM mencapai puncaknya terjadi pada menit ke-30 hingga 60 setelah makan, dan menurun bermakna setelah menit ke-60 setelah makan. Pemberian makanan uji berupa roti memperlihatkan gambaran yang lebihjelas penurunan kadar GLP-1 dibandingkan pada makanan uji nasi. Penurunan sekresi GLP-1 pada subyek DM diduga disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kontrol glikemik yang buruk, tingginya kadar HbAlc, menurunnya sekresi insulin, tingginya indeks massa tubuh, dan jenis obat yang dikonsumsi. Subyek yang diikutsettakan dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan KDK Kiara dan Kayu Putih yang rajin datang untuk kontrol dan kadar glukosa darahnya berada dalam rentang nilai yang disarankan. Sebagian dari subyek tcrsebut merupakan pasien baru, yang pada saat pemeriksaan check-up kesehatan berkala secara kebetulan diketahui memiliki kadar glukosa darah puasa di atas rentang normal, dan pada saat pemeriksaan kadar HuA l c berada d i antara nilai 6,3-8 %, sehingga diharapkan subyek D M memiliki karakteristik kontrol glikemik yang hampir sama, salah satunya ditandai dengan kadar HbA 1 c dalam rentang kelompok kontrol glikemik baik. Sekresi GLP-1 juga berkaitan dengan sekresi insulin pada sel P pankreas, namun dalam penelitian ini tidak mengukur kadar insulin puasa maupun posprandial, sehingga tidak diketahui apakah terjadi pembahan sekresi
25
insulin pada subyek DM dibandingkan subyek non-DM. Obesitas juga diduga merupakan faktor penyebab menurunnya kadar GLP-1, di mana respons GLP-1 terhadap karbohidrat menurun pada individu obes. Namun, pada penelitian ini baik pada subyek DM dan non DM memiliki IMT yang homogen, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan sekresi GLP-1 pada kedua kelompok salah satunya bukan disebabkan oleh IMT. Jenis obat yang
dikonsumsi juga dapat merupan faktor perancu terhadap menurunnya kadar GLP- 1 endogen. Diduga metformin, yang merupakan obat lini pertama untuk pasien DM dapat 2 berpengaruh dalam menurunkan kadar GLP-1 setebh makan ? Sej umlah 12 dari
23
suLyek DM dalam penelitian ini mendapatkan terapi metfonnin (dua orang mendapat metfonnin saja, dan 10 orang mendapat metformin kombinasi dengan sulfonilurea). Penurunan sekresi harmon inkretin, salah satunya adalah GLP-1 pada subyek DM terjadi
!ebih
awal
sebagai tanda
adanya
gangguan metabolisme karbohidrat, yang
berlangsung sebelum terjadi gangguan fungsi sel p pankreas. Sekresi GLP-l akan semakin rendah seiring dengan semakin menurunnya fungsi sel dugaan
bahwa
menurunnya
efek
inkretin
merupakan
p
pankreas. Sehingga, timbul tanda
awal
dari
gangguan
metabolisme glukosa dan resistensi insulin. 22 Hal berbeda tampak pada penelitian Vollmer
yang memperlihatkan bahwa pada
subyek DM tampak terjadi peningkatan sekresi GLP-1 setelah mengonsumsi makanan uj i, baik berupa larutan glukosa 75 gram diberikan per oral maupun makanan dengan menu campuran (roti dengan keju, selai, mentega, telur, yogutt dan teh). Peningkatan tersebut terjadi terutama pada menit ke-60 setelah makan dan tidak berbeda bermakna antara kelompok subyek DM, gangguan toleransi glukosa, maupun subyek sebat. Kadar GLP-1 yar.g tidak berbeda bermakna ters.ebut dikarenakan Vollmer mengikutsertakan subyek DM dengan kontrol glikemik yang baik, salah satunya ditandai dengan kadar HbA lc 6,8 %,10 di mana untuk mengikutsettakan subyek DM dengan rerata HbA 1 c yang hampir sama pada penelitian ini sulit dilakukan karena keterbatasan subyek. Namun untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini mengikutsertakan subyek yang baru terdiagnosis DM dan pasien lama yang menderita DM tidak lebih dari
lima tahun, dengan kadar
HbA ! c < 8 %.
Hiperglukagonemia juga memengaruhi rendahnya sekresi GLP-1 setelah makan, di mana meskipun GLP-1 dan glukagon bekerj::t di reseptor yang berbeda, namun efek kedua harmon
ini
saling berlawanan.
Vollmer mengukur kadar glukagon
subyek setelah
pemberian glukosa oral dan uji makanan campur, sehingga dapat diketahui bahwa peningkatan glukagon terjadi terutama pada subyek DM dalam 90 menit pertama setelah
26
makan, namun peningkatan tersebut tidak menyebabkan terjadinya hiperglukagonemia, sehingga sekresi GLP-1 yang terjadi di antara ketiga kelompok subyek tidak berbeda bermakna.1c Pada penelitian ini tidak mengukur kadar glukagon, karena keterbatasan dana penelitia:1 dan pemeriksaan glukagon memerlukan tehnik khusus karena sifatnya yang tidak stabil, sehingga laboratorium di Indonesia belum ada yang melakukan pemeriksaan glukagon. Karena keterbatasan tersebut� mal 30 kg/m2, atau temasuk dalam kategori obes derajat 2.9 Sarna halnya dengan penelitian Toft-Nielsen yang memperlihatkan bahwa harmon inkretin kadamya menurun pada subyek DM, yang terlihat salah satunya dengan penurunan kadar GLP- 1 . Terdapat korelasi positif antara hiperglikemia dengan respons GLP-1 pada subyek DM, sehingga diduga hiperglikemia merupakan penyebab dari menurunnya efek inkretin. Selain itu, penurunan kadar GLP-1 juga dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin dan IMT, di mana laki-laki memiliki kecenderungan kadar GLP-1 yang lebih rendah dibandingkan perempuan dan meningkatnya IMT juga menyebabkan penurunan kadar GLP-1. Penelitian Nauck mengikutsertakan subyek DM dengan IMT 30 kg/m2, HbA 1 c 8,4%, dan mendapat terapi biguanid maupun kombinasi biguanid dengan sulfonilurea.21 Penelitian Toft-Nielsen memperlihatkan hal yang berbeda dengan penelitian Vollmer, di mana penurunan kadar GLP-1 lebih jelas terlihat pada subyek DM dengan kadar HbAlc yang lebih tinggi dan durasi DM yang lebih lama.10'21 Roti sebagai bahan uji makanan memiliki kandungan indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan beras pulen.23 Apabila dikonsumsi, roti akan meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dibandingkan nasi, sehingga kadar insulin akan meningkat, demikian halnya dengan GLP-1 yang rneningkat bermakna pada menit ke-30. Oleh karenanya roti memberikan respons kenyang lebih cepat dibandingkan nasi. Namun, penurunan kadar GLP-1 lebih cepat terjadi setelah makan roti sehingga subyek merasa lebih cepat lapar kembali. Berbeda halnya dengan nasi, meskipun peningkatan kadar GLP-
27
1 terjadi lebih lambat dibandingkan nasi, namun setelah menit ke-60 setelah makan terjadi penurunan kadar GLP-1 secara perlahan-lahan hingga menit ke-120, sehingga memberikan efek kenyang yang lebih tahan lama. Dari ilustrasi gambar 1,2 dan 3 tampak seolah-olah roti memberikan respons peningkatan kadar GLP-1 yang lebih nyata pada subyek DM dibandingkan nasi, meskipun demikian secara klinis konsumsi roti putih pacta pasien DM
sebaiknya dibatasi jumlahnya karena memiliki kandungan karbohidrat sederhana, sehingga cepat meningkatkan glukosa darah. Sebagai gantinya, untuk subyek DM sebaiknya mengonsumsi diharapkan
roti
tidak
gandum terjadi
yang
mengandung
peningkatan
kadar
lebih
glukosa
banyak darah
serat
yang
larut,
lebih
sehingga
tinggi dan
memberikan efek kenyang lebih lama dengan adanya serat di dalamnya.
7.1. Keterbatasan Penelitian 7.1.1. Metode penelitian Keterbatasan biaya skrining menyebabkan tidak terpenuhinya jumlah subyek DM tipe 2 yang seharusnya berjumlah 32 subyek. Pada penelitian ir.i diperoleh 23 subyek DM tipe 2 yang dapat diana!isis pada akhir periode perlakuan. Rerata usia subyek DM 60, I tahun dan non DM 44,4 tal1Un, hal ini menyebabkan karakteristik dasar usia kelompok kontrol dan DM menjadi tidak seimbang. Awalnya peneliti berupaya mencari subyek kontrol dan DM tipe 2 dengan rentang usia antara kedua kelompok seimbang namun hal ini sulit ditemukan karena subyek berusia diatas 50 tahun yang datang berobat umumnya sudah mengalami penyakit kronik antara lain gaga! ginjal kronik, Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan Decotnpensatio Cordis sehingga anggota keluarganya tidak mengijinkan pasien menjadi subyek penelitian ini.
7.1.2. Penilaian asupan gizi Penilaian asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak menggunakan metode food recall
24 hours. Metode ini memiliki keterbatasan yaitu sangat dipengaruhi oleh daya ingat subyek. Selain itu subyek dapat menambahkan atau mengurangi jenis makanan yang dilaporkan (flat slope syndrome). Food recall yang dilakukan 1x24 jam tidak mampu untuk memperlihatkan pola makan subyek. 14
28
7.1.3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan kadar GLP-1 memiliki keterbatasan yaitu cepat didegradasi dalam tubuh sehingga sulit mer:entukan waktu puncak sekresinya. Sekresi GLP-1 ditentukan oleh jenis komposisi makanan y�mg dikonsumsi 4 dan lamanya waktu yang diperlukan untuk
menghabiskan makanan. Hormon GLP-1 disekresi oleh sepanjang
ileum,
sekum
dan
kolon.
Sekresinya
sel L tntestin yang terdapat di distimulasi
setelah
seseorang
mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein atau lemak. 4 Untuk menghindari terjadinya bias disediakan menu makanan isokalori yang akan diujikan pada setiap subyek dan subyek diminta menghabiskan makanan dalam waktu maksimal 1 0 men it. Pada pelaksanaannya beberapa subyek tidak mampu menghabiskan makanan dalam waktu 1 0 menit karena terbiasa makan dalam waktu agak lama. Hal ini diduga mempengaruhi kadar GLP-1 pengambilan sampel darah berikutnya yang tidak tepat dengan waktu sekresi GLP-1 (menit-30, 60 dan 120) dibandingkan dengan subyek yang dapat menghabiskan makanan selama 10 men it, sehingga dapat mempengaruhi kadar GLP- 1 . Pengambilan darah dil akukan pada waktu yang relatif sama (antara pukul 08.00-1 1 .00).
8. Kesim p ulan dan Saran 8.1. Kesimpulan Pada penelitian "Pengaruh pemberian makanan 350 kalori terhadap kadar
Glucagon
Like Peptide-! subyek diabetes melitus tipe 2 dibandingkan dengan non diabetes melitus", dapat ditadk kesimpulan sebagai berikut: 1.
Rerata usia subyek DM tipe 2 adalah 60,1 ± 7,3 tahun dan non DM 44,4 ± 10,4 tahun, dengan memiliki kecenderungan berusia lebih tua.
2.
Indeks
massa
tubuh
pada
kedua kelompok tidak
menunjuldmn
perbedaan
bermakna.
3.
Pada saat dilakukanfood recall 24 jam terdapat perbedaan bermakna asupan energi ke!ompok DM dan non DM namun persentase komposisi asupan protein, lemak dan karbohidrat di antara kedua kelompok tidak berbeda.
29
4. Pada pemberian makanan uji 1 (nasi campur) terdapat perbedaan kadar GLP-1 bermakna antara subyek DM dan non DM, terutama pada menit ke-30 dan 60 setelah makan. 5.
Pada pemberian makanan uj i 2 (roti isi) tidak terdapat perbedaan kadar GLP-1 antara subyek DM da.n non DM.
6.
Pada subyek DM, pemberian makanan uji 2 memberikan peningkatan kadar GLP-1 bennakna pada menit ke-30 dibandingkcm makanan uji 1 . Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.
8.2. Saran 1 . Subyek DM cenderung menganggap penurunan kadar glukosa darah dapat terjadi dengan membatasi asupan kerbohidrat, karena itu perlu dilakukan penyuluhan tentang diet seimbang
2. Keterampilan dalam pengambilan darah perlu ditingkatkan untuk mengurangi ketidaktepatan waktu pengambilan darah. 3 . Juwlah subyek DM tipe 2 dan kontrol diupayakan seimbang dan sesuai dengan perhitungan sampel supaya validitas data terjaga.
4.· Meningkatkan kemampuan dalam wawancara food recall untuk mengurang1 kesalahan dalam memperkirakan asupan energi harian subyek. Jika memungkinkan menggunakan metode food record untuk memberikan gambaran kebiasaan makan di daerah setempat.
9. Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang
setinggi-tingginya kepada
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
selaku
penyandang dana hibah RISBTN IPTEKDOK 2012, Reviewer dan sekretaris Panel Gizi RISBIN
IPTEKDOK
2012
atas
bimbingan
sejak
awal
penyusunan
pelaksanaan penelitian hingga terselesaikannya laporan akhir riset Kedokteran
Universitas
Indonesia
sebagai
memberikan
kesempatan
kepada kam i
institusi
kami
untuk mengikuti
IPTEKDOK 2012, Departemen Ilmu Gizi FKUI sebagai
ini, Fakultas
beke1ja
kegiatan
proposal,
yang
telah
Riset Binaan
unit kerj a peneliti dan
Departemen llmu Kedokteran Komunitas FKUI yang telah mengijinkan peneliti menjadikan Klinik Dokter Keluarga binaannya menjadi tempat penelitian. Semoga
30
Alloh SWT menjadikan amal baik kita ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
10.
Daftar Pustaka
1 Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes: Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care 2004;27: 1047-53. http://care.diabetesjournal.org.content/27/275 1 047.full.pdf. (diakses 7 Oktober 2009). 2
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. 2008. Jakarta.
3 Campbell, RK. Rationale for dipeptidyl peptidase 4 inhibitors: A new class of oral agents for the treatment of type 2 diabetes mellitus. Ann Pharmacother 2007;41 :51-60.
4 Leo!1 DD, Crtuchlow MF, Jee YNH. Role of glucagon-like peptide-1 in the pathogenesis and treatment of diabetes mellitus. lnt J Biochem Cell Bioi pethogenesis and treatment of diabetes mellitus. The International Journal Biochemistry and Cell Biology 2006;38:84559. http://www.springerlink.com/content (diakses 16 November 2009). s Zhou, J., Martin, RJ., Tulley, RT., Raggio, AM., McCutheon, K.L., Shen, L., et al. Dietary resistance starch upregulates total GLP-1 and PYY in a sustained day-long manner through fennentation in rodents. Am J Physiol Endocrinol Metab 2008;295:E1 160-E1 166. http://ajpendo.physiology.org/content/295/5/El l60.full.html (diakses 1 3 Juni 20 1 1).
6
Delzenne NM, Cani PD, Neyrinck AM. Modulation of glucagon-like peptide-1 and energy metabolism by inulin and oligofructose: experimental data. J Nutr 2007; 13 7:254 7S-2551 S. Http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/1 3 71 1 254 7S (diakses 8 Agustus 2009). 7
Yisboll, T., Krarup, T., Deacon, CF., Madsbad, S., Holst, JJ. Reduced postprandial concentrations of intact biologically active glucagon-like peptide 1 in type 2 diabetic patients. Diabetes 2001 ;50:609-13. 8 Sanusi, H., The role of increti:-� on diabetes mellitus. Acta Med Indones-lndones J I ntern Med 2009;4 1: 205-212. http://www.inaactamedica.org.achives/2009/edisi-4-artcl-9.pdf (diakses 13 Juni 201 1).
9
Muscelli,E., Mari, A., Casolaro, A., Camastra, Seghieri, G., Gastaldelli, A., et al. Separate impact of obesity and glucose tolerance on the incretin effect in normal subjects and type 2 diabetic patients. Diabetes 2008;57: 1340-48. 10
Vollmer, K., Holst, JJ., Baller, 13., Ellrichmann, M., Nauck, MA., Schmidt, WE., et al. Predictors of incretin concentrations in subjects with nonnal, impaired, and diabetic glucose tolerance. Diabetes 2005;57:678-87. 11
Leon OD, Crtuchlow MF, Jee YNH. Role of glucagon-like peptide-1 in the pathogenesis and treatment of diabetes mellitus. Int J Biochem Cell Biol pethogenesis and treatment of 31
diabetes mellitus.
The International Journal Biochemistry and Cell Biology 2006;38:845-
59. http://www.springerlink.com/content (diakses 1 6 November 2009).
12
Delzenne NM, Cani PD, Neyrinck AM. Modulation of glucagon-like peptide-1 and
energy
metabolism
by
inulin
and
oligofructose:
experimental
data.
J Nutr
2007; 1 3 7:254 7S-25 5 1 S. Http://jn.n utriti on .org/cgi/reprin t/1 3 71 1254 7S (diakses 8 Agustus
2009). 13
Delzenne NM, Cani PD, Neyrinck AM. Modulation of glucagon-like peptide-! and
energy
metabolism
by
inulin
and
ol igofructose:
experimental
data.
J
Nutr
2007; 137:2547S-25 5 1 S . Http://jn.nutrition.org/cgi/rcprint/ 1 3 7 1 1?.547S (diakses 8 Agustus 2009). 14
Zhou, J., Martin, RJ., Tulley, RT., Raggio, AM., McCutheon, KL., Shen, L., et al.
Dietary resistance starch upregulates total GLP-1 and PYY in a sustained day-long manner through fermentation in rodents. Am J Physiol Endocrinol Mctab 2008;295 :E1 1 60-E1 166.
http://ajpendo.physiology.org/content/295/5/E l 1 60.full.html (diakses 1 3 Juni 2 0 1 1). 15
Delzenne NM, Cani PD, Neyrinck AM. Modulation of glucagon-like peptide- I and
energy
metabolism
by
inulin
and
oligofructose:
experimental
data.
J
Nutr
2007; 1 3 7:2547S-25 5 1 S. Http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/ 1 37 1 1 2547S (diakses 8 Agustus 2009).
16 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelo!aan dan Pencegahan Diabetes Melitus. Tipe 2 di Indonesia 201 1 . Jakarta. 17
Browns, F., Bjorck, 1., Frayn,KN.,Gibbs, AL.,Lang, V., Slama, G., et al. Glycaemix
index methodology. Nutr Res Reviews, 2005; 1 8 : 145-7 1 . 18
Nurul Ratna Mutu
Manikam,
Savitri
fruktooligosakarida terhadap kadar harmon
Sayogo,
Em
Yunir. Pengaruh
pemberian
glucagon-like peptide-! dan glukosa dua jam
posprandial pasien diabetes melitus tipe 2 (Tesis). 20 I 0. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 56-66.
19
Zhou, J., Martin, RJ., Tulley, RT., Raggio, AM., McCutheon, KL., Shen, L., et al.
Dietary resistance starch upregulates total GLP-1 and PYY in a sustained day-long manner through fermentation in rodents. Am J Physiol Endocrinol Metab 2008;295:E1 160-El l66. http://ajpendo.physiology.org/content/295/5/E l l60.full.html (diakses 13 Juni 2 0 1 I).
20
Delzenne NM, Cani PD, Neyrinck AM. Modulation of glucagon-like peptide-} and
energy
metabolism
by
inulin
and
oligofructose:
experimental
data.
J Nutr
2007; I 3 7:254 7S-255 1 S. http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/1 3 71 12547S (diakses 8 Agustus 2009). 21
Toft-Nielsen MB, Damholt MB, Madsbad S. Determinants of the impaired secretion of
glucagon-like peptide-! in type 2 diabetic patients. J
Clin Endocrinol Metab 2001 ;86:
371 7-23. Http:// http://jcem.endojournals.org/content/86/8/371 7.full (diakses 24 Desember
2012).
32
Holst JJ, Knop FK, Vilsboll T, Krarup T, Madsbad S. Loss of incretin effect is a specific, important, and early characteristic of type 2 diabetes. Diabetes Care 2001(suppl 2); 34: S251-SS257.
21
23
Waspaj i S. Indeks glikemik bahan makanan/makanan. Dalam: Waspaji S, Sukardji K, Octarina M, editor. Pedoman diet diabetes melitus. 2007. Jakarta: Balai Penerbit FKUL
Hal.21-24.
R GLP� l (mouse, human, rat) ELISA For the quantitative determination of glucagon-like. peptide-! (7-36) ar,d (9-36) levels in plasma. Catalog Number: 43-GPTHU-EOl . Version: 6(0S/2012-09-ALPCO. ALPCO Diagnostics. 2012. http://www.alpco.com/pdfs/43/43-gptbu-eG l .pdf. (diakses 0 I Oktober 2012). 24 Manual of ALPCO
33
Faku!tas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Health Research Ethics Committee Faculty ofMedicine Universitas Indonesia Cipta Mangunkusumo Hospital
Jalan Salemba Raya No. 6, Jakarta Pusat 10430. Telp. 021-3157008. E-mail: [email protected]
Nomor :<4_ � '?_...
/PT02.FKIETll(J2012
KETERANGAN LOLOS KAJI ETIK
ETHICAL APPROVAL Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesiu dalam upaya melindungi hak asasi dan kesejahte.raan subyek penelitian kedokteran, telah mengkaji
dengan teliti protokol berjudul:
The Ethics Committee of the Faculty of Medicine, University of Indonesia, with regards of the Protection of human rights and 'tvelfare in medical research, has carefit!ly reviewed the
research protocol entitled:
"Pengaruh Pemhcrian Pagi Makanan 350 Kalori Terhadap Kadar Glucagon-like
Peptide-] pada P�nderita Deabetes Melitus Tipe-2". · Peneliti Utam a
·
: dr. Erfi Prafiantini, M.Kes
Principal Investigators Nama lnstitu.s.i
: Ilmu Gizi FKUI/RSCM
Name ofthe Institution
e yetujui protokol tersebut di atas.
dan telah m n
and approved the above-mentioi�ed protocol.
•Ethical approval berlaku s,tu tahun dari tanggal Jlersctujuan
**Pcneliti berkcwaji!Jnn I. Menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian
2.
Memberitahukru: status pcnelitian apabila a.
3. 4.
b.
Sctclah masa berlakunya ketcrangan lotos kaji etik, penelitian masih bclum sclcsai, cialam hal ini ethical clearance
hams diperpanjang Penelitian berhenti di tengah jalan
Melaporkan kcjadian seriu� yang tidak diinginka
n (serious adverse events)
Peneliti tidak bole!! melakukan tindt1kan apapun pada subyek sebelum penelitian lolos kaji etik dan
-..:.;_,_......,._Jo�-
��� �....:....:..-.s.....
�
.
informed consent
·....,J.;J".I11_._, � .-.. _. • .-Jllo ... ...... ���"'"'"--_..:: � ..-.�.... ...--. -·'-- � . -.. ... . , . .. ., , •• . ).W..�.-..,. ....,.�-�··.,.�'" ,L.,_..,._ .. ·:,.._· : ,
Lampiran. Lembar Informasi Penelitian
Kepada Yth. Bapak/lbu
Wilayah Kerja KDK Kiara
Diberitahukan bahwa bulan Oktober diadakan penelitian terhadap Pengaruh Pemberian Makanan 350 Kilokalori terhadap penyandang Diabetes Meliitus dan Non Diabtetes Mellitus
Terhadap Kadar Hormoon GLP-1 . Jika Bapak dan atau Ibu ada yang benninat dan sukarela turut serta menjadi peserta penelitian dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk calon subyek DM tipe 2: 1.
2.
Usia 30-70 tahun
Laki-laki dan perempuan
3. Glukosa puasa �126 mg/dL atau GDS � 200 mg/dL 4. Kadar HbAlc < 8% 5. 6.
Penyandang rawat jalan dengan pengobatan obat hipoglikemik oral
Belum pernah mendapatkan pengobatan dengan inlaetin (GLP- 1
DPP IV inhibitor)
mimetic atau
Untuk calon subyek Non DM : 1.
Usia 30-70 tahun
3.
Tidak: ada riwayat keturunan Diabetes Mellitus
2. Glukosa darah puasa � 1 2-6 mg/dL atau Glukosa darah sewaktu � 200 rng/dL
Jika Bpk dan atau lbu memenuhi salah satu kriteria tersebut dapat menda:ftarkan diri di KDK Kiara pada jam kerja (setiap hari) sejak 8 Oktober 2012 hingga tanggal 20 Oktober 2012. Calon subyek akan menjalani skrining atau penyaringan dengan pemeriksaan daral1 terlebih dahulu yang terdiri dari: Gula darah puasa, HbAlC, SGOT dan SGPT (fungsi hati) serta . kreatinin (fungsi ginjal), kemudian akan dihubungi kembali jika memenuhi syarat yang telah ditetapkan peneliti
untuk menjadi subyek. Semua biaya akan menjadi tanggungan peneliti dan
setiap calon subyek dan subyek akan mendapat penggantian tnmsport. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
Peneliti Utama Dr. Erfi Prafiantini
Nomor yang dapat dihubungi : Dr. Erfi Prafiantini (HP. 081 79273389)
35
Lembar Persetujuan (Informed Consent) DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA RISBIN IPTEKDOK 2013
SURAT PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Usia
: ..............tahun.
Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan
Alamat
Pendidikan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pekeljaan
:
.....
.
.............
.
....
.
.....
.
...................................................
No. Tclp. yang dapat dihubungi :
.
.. . ..
....
.
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
· Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti manfaat penelitian, dengan sukarela menyetujui untuk ikut serta dalam pcnelitian tersebut dengan catatan apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini. Jakarta, ........................ Peneliti,
..
Yang membuat pernyataan
(
Dr. Erfi Prafiantini
............
.
..........
.
............
.
)
....
Sak:si,
(
.......................
.
....
.
...
.
....
.
...
)
Hubungan dengan peserta penelitian
36
Karakteristik Demografi Subyek
Tanggal kedatangan
Kedatangan 1 I. ldentitas subyek penelitian
1.
Nama
2.
Tanggal lahir
3.
Jenis kelarnin
: l _ Lc:ki-laki
4.
Alamat
: Jalan
2. Perempuan
............................................................................................
RT................... RW............................ . Kelurahan......................................... ........................................ . Kecan1atan ................................................................................. Telepon yang dapat dihubungi ..................................................................................... 5.
Pendidikan terakhir
.
..
: 1 . buta huruf 2. Tidak tamat sekolah 3. Tidak tamat SD' 4. Tamat SD/sederajat 5. Tamat SMP/sederajat 6.
Tamat SMU/sederajat
7. Tamat Akademi/setingkat D3
8. Tamat S l 9.Tamat S2/S3 6. Status 7. Penghasilan per bulan
8. Jumlah tanggungan
belum menikah/menikah/janda/duda : 1. Subyek
: Rp ................... ...........................
2. Suarnilistri
: Rp ............................................. .
3. Lain-lain
: Rp ..............................................
: .................... ..................... orang
37
.
.
.
II. Keadaan Penyakit (untuk subyek DM tipe 2)
Lama menderita DM Jenis obat yang dikonsumsi
Penyakit lain yang menyertai (sebutkan jika ada)
38
Lembar Skrining (1) Kedatangan 1
Kriteria Inklusi Subyek DM tipe 2
1.
Usia 30-70 tahun
2.
Laki-laki dan perempuan
I I
1. Glukosa darah puasa (GDP) 2: 126 mg/dL atau
glukosa darah sewaktu (GDS) 2: 200 mg!dL.
Cl I I
2. Kadar HbA 1 c < 8%
3. Penyandang rawatjalan dengan pengobatan obat hipoglikemik oral (OHO) 4. Belum pernah mendapatkan pengobatan dengari inkretin (GLP-1 mimetic atau DPP IV inhibitor). Subyek non DM 1 . Usia 30-70 tahun
2. Laki-laki dan perempuan
3. Glukosa darah puasa (GOP) 2: 126 mg/dL atau glukosa darah sewaktu (GDS) 2: 200 mg/dL.
Jika ada 1 kotak tida!.: maka dinyatakan tidak dapat menjadi subyek penelitian
39
I I I I I I
Lembar Skrining (2) Kedatangan 1
Ya Tidak
Kriteria eksklusi
1.
Gangguan fungsi hati yang diketahui dari pemeriksaan SGPT/SGOT ;::: 2 kali bata.s atas dari nilai normaL
2.
Gangguan fungsi ginjal yang diketahui dari pemeriksaan kreatinin plasma > 1 ,2 mg/dL.
3.
Sedang menjalani perawatan khusus.
Jika ada 1 kotak Ya maka dinyatakan tidak dapat menjadi subyek penelitian
Ya Tidak
Apakah subyek dapat melanjutkan uji penelitian ?
Jika Ya
Tanggal persetujuan
L---L----.L_____11 -
Nomor subyek
Jika Tidak
Alasan
i,___j___jl ll.___j____jl 1'-------'--'
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Tanggal
40
Basil Pemeriksaan Laboratorium
Basil laboratorium Tanggal pengambilan sampel darah
Kimia darah mg/dL
1 . Gula Darah Puasa
%
2. HbAl C 3.
SGOT
lU/L
4.
SGPT
IU/L mg/dL
5. Kreatinin
41
Lembar catatan makanan 24 jam (24 hourfood recall) Petunjuk (untuk dietisien) : Mohon dilengkapi food recall 24 jam subyek dengan menanyakan langsung jenis dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi 24 jam sebelumnya. Tanyakan jumlah berdasarkan URT.
Nama Alamat Hari/tangga I Waktu (jam)
(hari kerjalhari libur) Tempat
Nama makanan/minuman (komposisi makanan)
Makan pagi (pk.. ... )
Snack pagi
42
Bahan makanan (cara memasak, merk}
Ukuran Ukuran rumah tangga
Gram
Analisis
Makan smng (pk.. ....) .
Snack siang
Makan rnalam (pk.. .....)
43
.
Snack malam
SupIemen vitamin/mineral
I
..........tablet/kaplet/kapsul M erk..............
44
.........x/hari
Pemeriksaan tanda vital dan antropometri
Tanggal kedatangan
1.
Tekanan darah
I
mmHg
2. Nadi
x/menit
3. Berat Badan
kg
4. Tinggi Badan
em
5. IMT
45
Hasil Pemeriksaan Kadar Hormon GLP-1 Menu Nasi
Inisial subyek:
No Skrining
No Subyek
Tanggal
L______j___l LD
Makanan
Pemeriksaan kadar hermon GLP-1 : No
Pemeriksaan
I.
Puasa
2.
30 menit PP
3.
60 menit PP
4.
120 menit PP
Waktu
46
Hasil
Hasil Pemeriksaan Kadar Hormon GLP-1 Menu Roti lsi
Inisial subyck:
No Skrining
I I I
No Subyck
I IJ
Tanggal
I�
I I
Makanan
Pemeriksaan kadar harmon GLP-1 : No
Pemeriksaan
1.
Puasa
2.
30 menit PP
3.
60 menit PP
4.
120 menit PP
Waktu
47
Hasil
Analisa Menu Nasi Campur
Analysis of the food record Food
Amount
energy
nasi putih tempe goreng Broccoli fresh cooked daging ayam goreng minyak kelapa
100 g 25 g 10 g 15 g 10 g
130,0 kcal 88,5 kcal 2,3 kcal 49,8 kcal 86,2 kcal
carbohydr.
28,6 3,8 0,2 0,6 0,0
g g g
g g
Meal analysis: energy 356,8 kcal (100 %), carbohydrate 33,2 g (100 %) ======�==��====�=================================================
Result =====================================================
Nutrient content
energy protein water fat carbohydr. dietary fiber alcohol PUFA cholesterol
Vit. A carotene Vit. E (eq.) Vit. B6 tot. fo!.acid Vit. C sodium potassium calcium magnesium phosphorus iron zinc niacine copper
analysed value
recommended value/day
356,8 kcal 10,9 g(l2%) 9,0 g 20,4 g(50%) 33,2 g(37%) 1,1 g 0,0 g 3,4 g 1 1 ,3 mg 19,5 llg 0,1 mg 0,7mg 0,2 mg 19,3 llg 6,1 mg 13,3 mg 170,7 mg 37,3 mg 35,0 mg 1 1 8,8 mg 1 , 1 mg 1 , 1 mg 2,4mg 0,2 mg
2036,3 kcal 60,1 g(12 %) 2700,0 g 69,1 g(< 30 %) 290,7 g(> 55 %) 30,0 g
48
percentage fulfillment
18% 18% 0% 30 % 11 % 4%
10,0 g
34 %
800,0 ll£
2%
12,0 mg 1,2 mg 400,0 �Lg 1 00,0 mg 2000,0 mg 3500,0 mg 1000,0 mg 310,0 mg 700,0 mg 15,0 mg 7,0mg
6% 14 % 5% 6% 1% 5% 4% 11% 17% 7% 16%
1,3 mg
18%
fluorine retinol Vit. B 1 Vit. B2 Vit. B 1 2
1,0 )lg
3,0 )lg
33 %
0,1 mg 0,1 mg 0, I )lg
1,0 mg 1,2 mg 3,0 )lg
7% 8% 4%
5,6 )lg
49
Analisa Menu Roti isi
Analysis of the food record =====================�============================================
--
Food
Amount
roti tawar
75 g 10 g 20 g
Keju keju ka�ang tanah
energy
205,4 kcal 33,0 kcal 1 07,9 kcal
carbohydr.
38,9 g 1,3 g 4,2 g
Meal analysis: energy 346,4 kcal (100 %), carbohydrate 44,4 g (100 %) ===================� ==========�===================================
Result Nutrient content
energy protein water
fat carbohydr. dietary fiber
alcohol PUFA
cholesterol Vit. A carotene Vit. E (eq.)
Vit. B6 tot. fol.acid Vit. C
sodium potassium calcium magnesium phosphorus iron zmc
niacine copper fluorine
retinol
recommended value/day
analysed value
346,4 kcal 14,1 g(16%) 4,4 g 13,8 g(34%) 44,4 g(50%) 2,1 g 0,0 g 0,5 g 0,0 mg 0,0 !lg 0,0 mg 0,0 mg 0,0 mg 23,3 !lg 0,1 mg 456,8 mg 84,8 mg 100,2 mg 20,3 mg 191,6 mg 0,9 mg 0,7 mg 0,7 mg 0,1 mg 0,0 !lg 22,5 !lg
2036,3 kcal 60,1 g(12 %) 2700,0 g 69,1 g(< 30 %) 290,7 g(> 55 %) 30,0 g
so
percentage fulfillment
17% 23 % 0% 20 % 15% 7%
10,0 g
5%
800,0 !lg
0%
12,0 mg 1,2 mg 400,0 !lg 100,0 mg 2000,0 mg 3500,0 mg 1 000,0 mg 310,0 mg 700,0 mg 15,0 mg 7,0 mg
0% 2% 6% 0% 23 % 2% 10% 7% 27 % 6% 10 %
1,3 mg 3,0 !lg
11% 0%
Vit. B l Vit. 82 Vit. B l 2
1 ,0 mg 1,2 mg 3,0 llg
0,1 mg 0, 1 mg 0,0 �g
51
14 % 5% 0%