Ulya Sofiana & Dewi Sartika
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI DESA JEMBATAN GANTUNG LOMBOK BARAT Ulya Sofiana & Dewi Sartika Nasution1 Abstrak: Kecendrungan penyalagunaan dan peredaran narkoba setiap tahun terus mengalami peningkatan, hal ini telah menjadi ancaman serius terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, masyarakat dan bangsa. Terjadinya penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja merupakan masalah sosial yang komplek. Problem penyalahgunaaan narkoba tidak saja diakibatkan dari individu si penyalahguna, melainkan juga dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor individu, lingkungan dan ketersediaan narkoba. Pengabdian mayarakat ini bertujuan untuk mencapai suatu perubahan pengetahuan dan usaha pencagahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di masyarakat Jembatan Gantung Lombok Barat. Untuk mencapai tujuan pencegahan penyalahgunaan narkoba tim desa binaan menggunakan metode promotif dan preventif, dan mobilisasi. Promotif Disebut juga program pembinaan. Program ini ditunjukkan kepada masyarakat yang belum memakai narkoba. Preventif Disebut juga program pencegahan dan Mobilisasi dengan melibatkan stakeholder yang mengembangkan jaringan informasi ke masyarakat. Kata kunci : Narkoba, remaja, pencegahan, penyalahgunaan ISU DAN FOKUS PENGABDIAN Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya, namun tidak semua jenis narkoba berdampak negatif bila digunakan dengan baik dan benar. Narkotika dan psikotropika memberi manfaat yang besar dalam bidang kedokteran. Narkotika dan psikotropika dapat menyembuhkan banyak penyakit dan mengakhiri penderitaan. Tindakan operasi atau pembedahan yang dilakukan oleh dokter harus di dahului dengan pembiusan. padahal, obat bius tergolong narkotika dan orang-orang yang mengalami stres, gangguan jiwa diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat sembuh. 1
Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN
Mataram
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
49
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
Dengan pemahaman seperti itu narkotika jelas tidak selalu berdampak buruk. Banyak jenis narkotika yang bermanfaat dalam bidang kedokteran. karenanya sikap anti narkoba adalah keliru, yang benar adalah anti penyalahgunaan narkoba, jadi yang kita perangi jelas bukan narkobanya melainkan penyalahgunaannya. pada konteks ini kita pada umumnya salah kaprah, terlanjur memberikan stigma negatif kepada kata narkoba seolah-olah narkoba tidak berguna sama sekali. Apabila kekeliruan itu dianggap benar karena terlanjur dibiasakan, kepanjangan narkoba harus diubah lagi menjadi narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lain yang disalahgunakan. Berbeda dengan obat atau zat lainnya, narkoba memiliki 3 sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya untuk menjadi budak setia, ia tidak dapat meninggalkannya, selalu membutuhkannya dan mencintainnya melebihi apapun. Tiga sifat yang sangat jahat dan berbahaya itu adalah habitual, adiktif dan toleran.2 1. Habitual Habitual adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu (seeking). Sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba yang sudah sembuh kelak bisa kambuh dan memakai kembali. 2. Adiktif Adiktif adalah sifat narkoba yang membuat pemakainya terpakasa memakai terus dan tidak dapat menghentikannya. Penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan “efek putus zat” yaitu perasaan sakit yang luar biasa. dalam bahasa gaul disebut sakaw. 3. Toleran Toleran adalah sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itr sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi. bila dosis tidak dinaikan narkoba tidak akan bereaksi tetapi membuat pemakainya mengalami sakaw. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya berdampak pada merosotnya kualitas manusia, tetapi juga meningkatnya jumlah dan kualitas kriminalitas. Menurut catatan Taufiq Ismail menyatakan pencandu narkoba menghabiskan antara Rp.200.000 – Rp. 300.000 sehari untuk mengkonsumsi salah satu atau lebih varian narkoba berarti Rp.6000.000 – Rp.9000.000 sebulan. Jadi untuk mendapatkan narkoba seorang bisa melakukan berbagai cara,3 dengan melakukan berbagai Muji Waluyo dkk, Petujnjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Masyarakat, Badan Narkotika Nasional, Jakarta 2008, hal 25 3 Taufiq Ismail Komunisme=Narkoba, hal 23 2
50
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ulya Sofiana & Dewi Sartika
kejahatan. Jenis kejahatan bukan hanya kejahatan kecil, melainkan sudah menjadi kejahatan besar dan sadis, penipuan, penyiksaan, sehingga pembunuhan. narkoba dapat mengubah manusia menjadi kejam, tidak berprikemanusiaan, berperangai dan berakhlak lebih buruk dari binatang. Kecendrungan penyalagunaan dan peredaran narkoba setiap tahun terus mengalami peningkatan, hal ini telah menjadi ancaman serius terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, masyarakat dan bangsa. Menurut data yang diperoleh dari BNN, dalam tahun 2001-2006 tercatat jumlah kasus narkoba meningkat dari 3617 kasus menjadi 17355 kasus, dengan kenaekan rata-rata kasus sebesar 42, 4% pertahun. Dari kasuskasus tersebut tercatat bahwa jumlah tersangka meningkat dari 4924 orang pada tahun 2001 menjadi 31635 orang pada tahun 2006,4 hal ini menunjukkan bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba terus meningkat secara fantastis sedangkan Sepanjang tahun 2013, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengklaim telah menangani 32.470 kasus narkoba. Baik narkoba yang berjenis narkotika, narkoba berjenis psikotropika dan narkoba jenis bahan berbahaya. Angka ini meningkat sebanyak 5.909 kasus. Pasalnya, pada tahun 2012 lalu, kasus narkoba yang ditangani oleh Polri hanya sebanyak 26.561 kasus narkoba."Selama tahun 2013 terjadi sebanyak 32.470 kasus narkoba. Kasus narkoba ini terbagi menjadi tiga jenis. Narkoba jenis narkotika, narkoba jenis prikotropika dan narkoba jenis bahan berbahaya lainnya.5 Penanggulangan tidak saja membutuhkan komitmen dan kesanggupan semua pihak, tetapi juga aksi nyata semua jajaran pemerintah, pihak legislatif baik pusat maupun daerah dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Sangat sedikit jumlah rakyat yang paham betul tentang narkoba, pengedar narkoba memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat, mereka tidak menawarkan narkoba sebagai narkoba, melainkan sebagi food supplement, pil pintar, pil sehat dan lainlain, yang berakibat orang tanpa sadar malah memakai narkoba. pengetahuan tentang narkoba harus dimiliki oleh seluruh masyarakat agar mereka tahu, sadar dan ikut berperang melawan penyalahgunaan narkoba. Dalam perdagangan narkoba di dunia, dulu Indonesia hanya menjadi tempat singgah sementara (transit) narkoba dari daerah segitiga emas (Birma, Kamboja, Thailand) yang akan dibawa ke Eropa, Amerika, Australia atau Jepang. Sekarang Indonesia sudah meningkat menjadi daerah pemasaran. Artinya, pedagang narkoba sengaja datang ke Indonesia untuk berjualan narkoba, dan pembelinya adalah orang Muji... hal 3 5Sholahuddin Al Ayubi, Sepanjang 2013 Kasus Narkoba meningkat dalam http//www.nasional.sindonews. com, diakses 23 April 2014 4
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
51
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
Indonesia, bahkan belakangan narkoba dibuat di Indonesia yang kemudian diekspor keluar negri. Dari daerah transit, pemasaran produsen dan akhirnya eksportir narkoba. Deputi Badan Pemberantasan Narkoba, Brigjen Pol Benny Mamoto menegaskan, pintu masuk narkoba yang masuk ke Indonesia sekitar 80 persen didominasi dari jalur laut. Sementara, 20 persen sisanya melalui jalur darat dan udara.6 Dulu pengguna narkoba hanya ada di kota-kota besar. Sekarang pelakunya meluas ke kota kecil, bahkan ke desa-desa di seluruh pelosok negeri. Sedangkan menurut Anggraini ninik murnihati penyalah gunaan narkoba di wilayah Nusa Tenggara Barat setiap tahunnya semakin meningkat, bahkan kini sudah mulai meracuni anak usia remaja. Menurutnya, hasil data Badan Narkotika Pusat (BNP), untuk penyalahgunaan narkotika di NTB pada tahun 2012 sebanyak 1,2 persen atau sebanyak 59.955.000 jiwa. Sementara untuk tahun 2013 belum ada data lengkapnya, namun data sementara menunjukkan jumlah pengguna meningkat dari tahun sebelumnya.7 ALASAN MEMILIH DAMPINGAN Remaja mempunyai posisi atau kedudukan sentral dalam kehidupan masyarakat, ia menjadi pewaris dan pelanjut kehidupan masyarakat umat dan bangsa karena itu seringkali remaja disebut sebagai generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa. Keunggulan yang dimiliki remaja menjadi kejayaan masa depan bangsa, sebaliknya bila remaja menunjukkan penyimpangan dan kejahatan menjadi tanda kemunduran suatu masyarakat dan bangsa, pada sisi lain terkadang muncul perasaan ragu dan terasing pada diri remaja dari kehidpan sosial dan kemasyarakatan, dimana remaja merasa bahwa masyarakat tidak dapat menerima kehadiran remaja.8 Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki masa dewasa, pada masa ini sangat terasa pentingnya pengakuan sosial bagi remaja. mereka akan merasa sedih apabila diremehkan atau dikucilkan dari masyarakat dan teman-temannya. Jika terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan teman-temannya, biasanya mereka memihak pada teman-temannya. mereka sangat marah atau tidak senang apabila ditegur, dikritik atau dimarahi di depan teman-temannya, karena takut kehilangan Mamoto dalam Sholahuddin Al Ayubi, 80 Persen Narkoba di Indonesia Masuk Lewat Laut, http//www.nasional.sindownews.com, diakses 27 April 2014 7 Anggraini Ninik Murnihati (Kasi Badan Narkotika Pusat) http//www.primadonalombok.blogspot.com, diakses 27 April 2014 8 Abdul Razak dan Wahdi Sayuti, Remaja dan Bahaya Narkoba, Penada Media Group, Jakarta 2006, hal 10 6Bennny
52
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ulya Sofiana & Dewi Sartika
penghargaan teman-temannya. Perhatian dan minat remaja terhadap kepentingan masyarakat sangat besar. Kesusahan dan penderitaan orang dalam masyarakat akan menyebabkan mereka merasa terpanggil untuk membantu atau memikirkannya. Ketidak adilan dalam masyarakat mempengaruhi sikap mereka terhadap pemimpin-pemimpin masyarakat, agama, pemerintah, guru dan orang tua mereka sendiri, karena itulah maka tidak jarang terjadi tindakan-tindakan dalam bentuk demonstrasi, mogok atau serangan, dan adapula dengan jalan membentuk geng-geng dengan berbagai macam sampai penyalahgunaan narkoba.9 Terjadinya penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja merupakan masalah sosial yang komplek. Problem penyalahgunaaan narkoba tidak saja diakibatkan dari individu si penyalahguna, melainkan juga dapat dipengaruhi beberapa faktor berikut: 1. Faktor individu Faktor individu merupakan salah satu penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja, hal ini biasanya dapat dilihat dari kecendrungan sifat remaja yang suka memberontak terhadap aturan dan norma, serta mulai munculnya sifat penasaran dan ingin mencoba sesuatu yang baru, dan hal ini terkait erat dengan gangguan cara berfikir, konsep diri, emosi, prilaku sementara sesuai dengan perkembangan usia remaja yang secara kejiwaan mulai muncul perasaan ketidakpuasaan, penasaran dan ingin menonjolkan diri. 2. Faktor lingkungan Terdapat tiga lingkungan yang mempengaruhi remaja menyalahgunakan narkoba yaitu, lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Karena itu ketiga lingkungan ini dituntut untuk perduli dalam membina remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Jika dalam keluarga terdapat hubungan yang tidak harmonis, tingkat pendidikan yang rendah, rasa dan praktek keagamaan yang lemah maka secara langsung atau tidak langsung akan memberikan pengaruh bagi kehidupan dan prilaku remaja, oleh karena itu lingkungan kehidupan remaja agar selalu diupayakan mendapatkan lingkungan yang baik. 3. Faktor ketersediaan narkoba Keterssediaan dan mudahnya mendapatkan narkoba bagi remaja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Para remaja biasanya mendapatkan informasi tentang narkoba dari pengedar dan pemakai yang berasal dari teman sebaya.10 9
Zakiah Daradjad, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta 1984 hal 124 Abdul...hal 22-24
10
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
53
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
Dari faktor-faktor diatas dipandang perlu untuk mengadakan dialog atau penyuluhan tentang narkoba karena faktor yang tidak kalah pentingnya juga adalah faktor media masa dan elektronik yang memberikan informasi tentang narkoba tanpa dibarengi dengan penjelasan bahayanya penyalahgunaan narkoba sehingga memberikan rasa penasaran dan ingin mencoba pada masa remaja, karena itu untuk memberi informasi yang lengkap maka peneliti menganggap perlu mengadakan pengabdian masyarakat untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di desa Jembatan Gantung Lembar. KONDISI DAMPINGAN SAAT INI 1. Keadaan Geografi Desa Jembatan Gantung adalah bagian dari wilayah kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat, terdiri dari 6 dusun yaitu: dusun Teluk Sepang, dusun Nyiur Lembang, dusun Selampang, dusun Ketirek, dusun Gubug Bali dan dusun Gerebengan. a. Letak Jika di ditinjau dari segi letaknya diapit oleh beberapa wilayah kecamatan, di sebelah utara berbatasan dengan desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sekotong timur kecamatan Lembar, sebelah timur berbatasan dengan desa Giri Tembesi kecamatan Gerung, sebelah barat berbatasan dengan desa Jakem timur kecamatan Lembar. b. Luas Wilayah Adapun luas wilayah desa Jembatan gantung secara keseluruhan yaitu 922,5 h/m², yang terdiri dari: tanah sawah 171,10 ha/m², tanah kering 763,8 ha/m², tanah basah 0,35 ha/m², tanah perkebunan 75 ha/m² dan tanah fasilitas umum seluas 20, 76 ha/m² 2. Keadaan Demografi Dari hasil pendataan desa, jumlah penduduk desa Jembatan Gantung pada tahun 2011-2013 berjumlah 5.640 jiwa dengan 1.834 kepala keluarga. 3. Keadaan Ekonomi dan Mata Pencaharian Komposisi penduduk berdasarkan mata pencarian dapat dilihat pada tabel dibawah: No Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani 1431 2. PNS 27 3. Pegawai Swasta 141 4. Buruh Tani 431 5. Wiraswata/Pedagang 12 6. Peternak 217 54
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ulya Sofiana & Dewi Sartika
7. 8. 9
POLRI Pengusaha Lain-lain
5 45 67
4. Pendidikan suatu daerah sangat mempengaruhi pola fikir dan gaya hidup masyarakat. Pendidikan sangatlah penting bagi suatu masyarakat karena dengan pendidikan yang baik akan melahirkan individu yang memiliki kepribadian, berwawasan luas, melahirkan kader-kader dan tenaga tenaga ahli yang tangguh, di desa Jembatan Gantung, jumlah lembaga pendidikan ada 9, dengan rincian Sbb: TK 2 lembaga, SD/MI 3 lembaga, SMP 4 lembaga. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di desa Jembatan Gantung belum pernah diadakan penyuluhan atau informasi tentang narkoba dan dari data yang peneliti paparkan tergambar bahwa desa Jembatan Gantung memiliki potensi strategis untuk penyebaran narkoba karna paling dekat dilalui jalur transportasi laut. KONDISI DAMPINGAN YANG DIHARAPKAN Tokoh Agama, Tokoh pemuda atau remaja dan tokoh masyarakat yang diberi penyuluhan diharapkan menjadi kelompok pelopor, yang nantinya mengembangkan jaringan informasi kepada masyarakat secara luas akan bahayanya penyalahgunaan narkoba. Intinya melalui penyuluhan atau dialog tentang narkoba merupakan suatu proses intervensi terencana yang menggabungkan pesan-pesan informasional, pendidikan dan motivasional yang bertujuan mencapai suatu perubahan pengetahuan, yang tadinya tidak tahu apa itu narkoba dan bahaya penyalahgunaan narkoba menjadi tau. Pendampingan ini juga diharapkan agar bisa mengurangi minimal mencegah masuknya narkoba di desa Jembatan Gantung kec Lembar. STRATEGI YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI HARAPAN Narkoba sebagian dapat bermanfaat bagi kehidupan terutama dalam bidang kesehatan, namun dapat pula disalahgunakan sehingga membawa malapetaka, karenanya penggunaan dan penyalahgunaannya harus diatur dalam undang-undang negara. Undang-undang tentang narkoba ini belom ada, yang ada adalah undang-undang tentang narkotika yakni undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika dan undangundang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika. Di dalam pasal 85 undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika di cantumkan bahwa sesorang yang menggunakan narkoba diancam hukuman penjara maksimal 4 tahun sedangkan bagi pengedar dalam pasal 78 diancam hukuman maksimal 15 tahun. dari sanksi yang kita lihat sebenarnya sudah cukup berat namun beratnya hukuman tidak mampu Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
55
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
membendung meningkatnya pelanggaran penyalahgunaan narkoba, karena itu peneliti merasa perlu melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba di desa Jembatan Gantung dengan megunakan beberapa cara yaitu promotif dan preventif, dan mobilisasi. 1. Promotif Disebut juga program pembinaan. Program ini ditunjukkan kepada masyarakat yang belum memakai narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba. 2. Preventif Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya bentuk agenda kegiatan adalah berupa penyuluhan yang bersifat dialog dengan tanya jawab yang berupa seminar, ceramah dll, dengan tujuan mendalami berbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat benar-benar tahu dan karenanya tidak tertarik untuk penyalahguanaan. dengan penyuluhan ada dialog atau tanya jawab tentang narkoba lebih mendalam. 3. Mobilisasi Mobilisasi merupakan langkah penting dalam proses pencegahan penyalahgunaan narkoba. Mobilisasi perlu dilakukan untuk membangun kebersamaan. beberapa langkah mobilisasi yang bisa dilakukan adalah: a. Memberikan pelatihan atau orientasi kepada kelompok pelopor (kelompok yang paling mudah menerima issu) b. Mengkonsolidasikan mereka yang telah mengikuti pelatihan menjadi kelompok pendukung (kader) c. Mengembangkan jaringan informasi diantara anggota dan masyarakat PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DAN BENTUK KETERLIBATANNYA Untuk mendukung terlaksananya program pembinaan dan pecegahan penyalahgunaan narkoba di perlukan keterlibatan stakeholder dan pranata masyarakat meliputi akademisi sebagai penyelenggara, aparatur pemerintah desa, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang membantu suksesnya kegiatan yang akan dilakukan yang nantinya membantu mengkoordinasikan dengan para remaja yang berada di dusun-dusun, dan materi disampaikan oleh tenaga profesional yaitu tim dari Badan Narkotika Nasional Propinsi Nusa Tenggara Barat. PELAKSANAAN KEGIATAN 56
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ulya Sofiana & Dewi Sartika
Metode pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di desa Jembatan Gantung yang digunakan adalah promotif, preventif dan mobilisasi. Metode promotif dan preventif adalah metode yang paling mendasar. Program ini merupakan program pembinaan melalui penyuluhan dan pelatihan yang ditujukan pada remaja yang belum memakai dan belum mengenal narkoba. Berdasarkan hal tersebut pembinaan dibagi menjadi beberapa tahap : 1. Identifikasi para remaja, tokoh agama dan tokoh masyarakat dari setiap dusun di desa Jembatan Gantung sebagai peserta penyuluhan dan pelatihan 2. Penyuluhan dan Pelatihan a. Penyuluhan Penyuluhan mengenai pencegahan narkoba bersifat dialog dan tanya jawab tujuannya adalah untuk mengetahui seluk beluk narkoba dan dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Pada sesi pertama penyuluhan disampaikan oleh penyuluh dari BNN yang memberikan penyuluhan mengenai berbagai jenis narkoba, ciri-ciri narkoba dan pengguna narkoba serta pembahasan mengenai bahaya narkoba dari sisi kesehatan. Pada sesi kedua penyuluhan disampaikan dari akademisi IAIN Mataram yang ahli dibidang hukum mengenai bahaya narkoba dari sisi hukum. (Materi penyuluhan terlampir pada lampiran) b. Pelatihan Pelatihan dilakukan untuk dapat menanggulangi masalah narkoba secara lebih efektif. Program ini bertujuan untuk pengenalan materi narkoba lebih mendalam lagi, disertai simulasi penanggulangan, menolong penderita dll. 3. Partisipasi Masyarakat Masyarakat (remaja, tokoh agama, tokoh masyarakat) yang telah dibina diminta untuk berpartisipasi, paling tidak menyampaikan informasi tentang narkoba dan bahaya penyalahgunaannya pada masyarakat yang tidak ikut penyuluhan dan melaporkan jika mengetahui adanya kegiatan yang dicurigai terkait dengan penyalahgunaan, peredaran maupun produksi narkoba, dengan menghubungi polisi atau Badan Narkotika Nasional untuk ditindak lanjuti. 4. Evaluasi Langkah Evaluasi merupakan bagian yang penting dari penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba, Evaluasi perlu dilakukan baik terhadap proses, maupun dampak yang telah dilakukan. Beberapa proses yang perlu di evaluasi diantaranya penetapan sasaran, perumusan tujuan, isi pesan, pembentukan kelompok dan jadwal kegiatan. Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
57
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
a. Penetapan sasaran, ditujukkan pada para remaja, tokoh agama dan tokoh masyarakat b. Perumusan tujuan, isi pesan, yang di sampaikan oleh pemateri profesional c. Pembentukkan kelompok dan jadwal kegiatan. SASARAN Para Remaja di desa Jembatan Gantung Lembar, yang terdiri dari 30 orang. Selain itu penyuluhan juga dihadiri oleh 5 orang perwakilan dari Aparat Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yang menjadi pelopor yang akan menularkan pengetahuannya tentang narkoba pada remaja dan masyarakat yang tidak ikut penyuluhan di desa Jembatan Gantung. HASIL YANG DICAPAI Beberapa perubahan yang terjadi selama penyuluhan di desa Jembatan Gantung adalah sebagai berikut: 1. Terbukanya wawasan baru tentang narkoba dan pentingnya pencegahan penyalahgunaan narkoba 2. Terbangunnya tradisi untuk melaksanakan prinsip hidup sehat sehingga dicapai suatu tahap ketahanan fisik yang merupakan banteng yang kuat dari pengaruh kehidupan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba 3. Tumbuhnya kesadaran dan pengawasan terhadap anak dan lingkungan serta tindakan yang harus dilakukan jika ada sesuatu yang mencurigakan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba FAKTOR PENDORONG Suksesnya kegiatan desa binaan di desa Jembatan Gantung tidak mungkin dapat terlaksana tanpa bantuan dari LPM IAIN Mataram yang telah memberikan bantuan dana, aparat desa yang telah menyediakan fasilitas tempat dan informasi, para peserta yang terdiri dari remaja, tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai aktor utama dalam menggerakkan masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba serta narasumber yang telah menyiapkan materi dari BNN dan IAIN Mataram, tak lupa Mahasiswa/i IAIN Mataram yang sedang KKP (Kuliah Kerja Partisipatif) yang turut membantu kegiatan ini. FAKTOR PENGHAMBAT Secara umum dalam kegiatan ini tidak ditemukan banyak kendala, sedikit permasalahan yang dialami yaitu sebagian dari peserta penyuluhan datang terlambat dikarenakan kegiatan berbarengan dengan hari pelepasan keberangkatan jemaah haji untuk daerah Lombok barat 58
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ulya Sofiana & Dewi Sartika
sehingga peserta yang seharusnya datang tepat waktu menjadi terlambat karena mengantar keluarga mereka yang menjadi jamaah haji. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Kegiatan penyuluhan penyalahgunaan narkoba dirasakan sangat bermanfaat bagi remaja pada khususnya dan masyarakat di desa Jembatan Gantung pada umumnya, penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba, memberikan banyak pengetahuan tentang narkoba seperti, ciri-ciri pengguna narkoba, kerugian-kerugian yang di timbulkan dari penyalahguanaan narkoba, sanksi hukum terhadap penyalahgunaan narkoba, dan tindakan yang harus dilakukan apabila ada orang-orang di sekitar kita yang dicurigai mengkonsumsi ataupun transaksi narkoba secara illegal. SARAN Perang terhadap penyalahgunaan narkoba wajib dilakukan karena kejahatan narkoba bisa menimbulkan kejahatan lain. Pecegahan penyalahgunaan narkoba merupakan hal yang sangat penting, karena ketidaktahuan masyarakat bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan manusia, karena itu di sarankan agar penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilaksanakan tempat-tempat lain baik di desa maupun di kota.
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
59
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
DAFTAR PUSTAKA Abdul Razak dan Wahdi Sayuti, Remaja dan Bahaya Narkoba, Penada Media Group, Jakarta 2006 Anggraini Ninik Murnihati, Penyalahgunaan Narkotika di NTB dalam http//www.Primadonalombok.blogspot.com, diakses 27 April 2014 Mudji Waluyo dkk, Petunjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Badan Narkotika Nasional, Jakarta 2008 Sholahuddin Al Ayubi, Sepanjang 2013 Kasus Narkoba Meningkat dalam http//www.nasional.sindonews.com, diakses 23 April 2014 Taufiq Ismail, Komunisma = Narkoba, PT Tunas Melati, Jakarta 2007 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta 1984
60
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram