edisi
Jangan Pantang Menyerah
Jefri Setiawan Mahasiswa yang terpilih menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Teknik untuk Program Studi Elektro adalah Jefri Setiawan. Mengangkat judul Tugas Akhir
(TA) “Desain dan Implementasi Inverter Satu Fasa sebagai Sarana Antarmuka antara Photovoltaic dengan Sistem Jaringan Listrik” telah mebawanya menjadi wisudawan terbaik periode Desember tahun ini. Judul tema yang diangkat Jefri yang memiliki IPK 3,48 ini menjelaskan bagaimana mengubah energi sinar matahari dapat menjadi energi listrik yang setara dengan yang dihasilkan oleh PT PLN. Dengan penelitian ini ia berharap dapat digunakan langsung oleh masyarakat Indonesia sehingga dapat menanggulangi krisis energi listrik dan dapat pula meringankan beban PT PLN sebagai penghasil Energi Listrik di Indonesia. Semasa kuliah pria yang hobby bermain futsal dan sepak bola ini tidak hanya menghabiskan waktunya untuk kuliah saja te ta p i i a j u ga a k t i f d i ke g i ata n kemahasiswaan dan beberapa prestasi yang juga diperolehnya. Kegiatan kemahasiswaan yang diikutinya ialah ketua UKM futsal 2011-2012, Badan
ultah Unit
Nama
Tanggal
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Teknik Elektro 2011-2012, UKM sepak bola 2011-2013, UKM Robotik Teknik Elektro 2012-2013. Untuk prestasi yang telah diperolehnya ialah Finalis Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) Tingkat Regional Jateng dan DIY 2012, Finalis Electrical Innovation Award 2012 Universitas Diponegoro (UNDIP), Finalis pada Bidang Elektronika dan Otomasi Industri serta pada Bidang Biomedik Lomba Cipta Elektronik Nasional XVII 2013(LTS), Juara III Sepak Bola Liga Pendidikan Indonesia (LIPIO) Perguruan Tinggi Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2011, Juara III Futsal Liga Pendidikan Indonesia (LIPIO) Perguruan Tinggi Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2011. Pengalaman yang didapat oleh pria kelahiran Semarang pada tanggal 2 September, 23 tahun yang lalu ini adalah pada saat ia kuliah tidak hanya belajar dan mengerjakan tugas saja, tetapi ia belajar dipimpin dan memimpin serta belajar mengutarakan pendapat dan menerima pendapat dari orang lain.
Uskup Sang Pejuang Nasional
Kronik Unika Soegijapranata membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa Unika Soegijapranata untuk tergabung dalam Kru Kronik sebagai
SUMARDI, IR, M.Sc
21-Des
VICTORIA KRISTINA ANANINGSIH, ST., M. Sc
23-Des
Wartawan & Desainer.
BAU - PARKIR
SURONO
24-Des
Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :
PERPUSTAKAAN
F. KRISTIN
25-Des
EKONOMI
HERMAWAN
28-Des
1. Masih tercatat sebagai mahasiswa aktif Unika Soegijapranata Semarang.
ARSITEKTUR
Dr.VG. SRI REJEKI, MT
28-Des
2. Terbuka bagi seluruh angkatan dan fakultas.
LPSDM
NOWO TEDJO SUNANDONO.
29-Des
BAA
EDY HARTONO
30-Des
3. Mengirimkan CV dengan menyertakan foto berwarna terbaru 4X6 (1 lembar) dan fotocopy KTM.
BAU - SATPAM
SUPARMIN
30-Des
BAU - SATPAM
YC.LARAS SUBEKTI
30-Des
TEK.PANGAN
FLORENTINUS JOKO SURYONO
30-Des
FAD
KALINO ALIAS KARNO
31-Des
4. Memahami tata bahasa Indonesia 5. Mau belajar dan dapat membagi waktu dengan baik. CV dapat dikirimkan ke Redaksi KRONIK di Humas Unika Soegijapranata Gd. Mikael lantai 2. Bila ada pertanyaan dapat menghubungi reporter kami atau hubungi hum@s Unika atau dikirimkan melalui alamat email
[email protected] dengan subjek OPREK KRONIK.
SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER anggun, teo, moli, monica LAYOUT @ndre KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 2 Telp. 024 - 8441 555 ext. 1434 email :
[email protected]
KRONIK EDISI 68/TH.XII
th.XII/20 Desember 2014
info
TEK.PANGAN
20 Desember 2014
delapan
OPEN REKRUITMENT KRONIK
TEK.PANGAN
12
enam
Ta h u n 2 0 0 3 G e r r y v a n K l i n k e n menerbitkan disertasinya berjudul Minorities, Modernity and the Emerging Nation: Christian in Indonesia A Biographical Approach yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “5 Penggerak Bangsa yang Terlupa, Nasionalisme Minoritas Kristen”. Kelima tokoh itu adalah Ignatius Joseph Kasimo (Katolik), Toedoeng Soetan Goenoeng Moelia (Protestan), G.S.S.J Ratu Langie (Protestan), Amir Syarifuddin (Protestan), dan Albertus Soegijapranata (Katolik).
Soegijapranata diberikan gelar Tokoh Nasional dan Pahlawan berdasarkan Keputusan Presiden No. 152 tahun 1963.
Mereka adalah tokoh-tokoh terdidik yang mengenyam pendidikan Belanda, sangat akrab dengan orang-orang imperalis, namun memiliki semangat nasionalisme yang tinggi hingga harus berjuang untuk ikut serta mengenyahkan tentara dan penguasa Belanda dari bumi Nusantara. Tulisan ini menyajikan satu dari lima tokoh itu.
Visi dasar perjuangan Sejak menjalani masa pendidikan Soegija telah memiliki perhatian pada kehidupan nusa dan bangsa. Ketika sedang melaksanakan tahun pastoral (1926-1928) di Muntilan, sebagai salah satu fase pendidikan calon imam, beliau menulis di majalah Swara Tama (Subanar, 2010) tentang kehidupan berbangsa. Beliau berpendapat bahwa bangsa terbentuk
KRONIK EDISI 68/TH.XII
20 Desember 2014
01
karena dipersatukan oleh karakternya, kebiasaan-kebiasaannya, cita-citanya, bahasa, dan asal-usulnya. Atas dasar kesamaan-kesamaan itu secara kodrati setiap bangsa berhak atas kemerdekaan u n t u k m e n j a d i N e ga ra d e n ga n pemerintahan sendiri yang dapat mengatur kehidupannya dan mencapai tujuan-tujuan berbangsa yang ditetapkan o l e h p e m e r i n t a h . Pe m e r i n t a h a n merupakan sarana Negara guna mencapai cita-cita dan tujuan hidup berbangsa. Pa n d a n ga n d a n ke s a d a ra n a k a n kebangsaan itu menjadi “roh” yang kelak meng gerakkan seluruh hidupnya, termasuk dalam membimbing dan memimpin umat Katolik. “Sikap batin yang diwujudkan dalam segala tindak lakunya yang merangkum adanya kesadaran untuk mencintai bangsa dan tanah airnya” (Henricia Moeryantini, 1975). Pandangan dan kesadaran terhadap hak sebuah bangsa untuk merdeka akan menimbulkan dua kutub mencintai bangsa dan tanah airnya, dan tidak menghendaki adanya bangsa yang menjajah; tidak ada sikap yang berada di antara dua kutub itu seperti bekerja sama dengan penjajah demi bangsa dan tanah airnya. Perlawanan terhadap Jepang Ketika tentara pendudukan Jepang menginjakkan kakinya di sebagian wilayah Nusantara yang dijajah Belanda, termasuk menduduki kota Semarang , Mgr. Soegijapranata melawan tentara Jepang yang hendak mengambil alih gereja Randusari untuk keperluan pasukannya dengan mengatakan “Ini tempat yang kudus beserta alat perlengkapan yang dikuduskan. Saya tidak akan dapat m e n g i j i n ka n . A n d a h a nya d a p a t memenggal kepala saya dulu, baru sesudah itu Anda dapat memakai tempat itu” (kutipan oleh Boelaars, 2005:119). Pernyataan ini lebih dari sekedar ingin melindungi hak milik Gereja, melainkan tidak maunya bekerja sama dengan penguasa asing. Tidak adanya sikap kooperatif Mgr. Soegija ditampakkan juga dengan tidak pernah menghadiri setiap undangan acara yang diselenggarakan oleh penguasa Jepang, kecuali hanya diwakili dengan sebuah rangkaian bunga. Begitu tentara Jepang kalah dan Soekarno – M. Hatta menyatakan kemerdekaan, beliau menyambut dengan suka cita dengan memerintahkan pengibaran bendera merah putih di halaman pasturan Gedangan tempat tinggalnya. Pengibaran bendera itu membuat tentara Belanda memperingatkan, tetapi beliau tidak 02
20 Desember 2014
menghiraukannya. Sebuah keputusan heroik terjadi ketika Mgr. Soegijapranata berinisiatif untuk menghentikan peperangan antara tentara Jepang yang belum mau pergi juga dari bumi Indonesia dengan para pemuda pejuang di Semarang. Pertempuran yang terjadi tgl. 14–19 Oktober 1945 yang kemudian dikenal perang Lima Hari berhasil dihentikan pada tgl. 20 Oktober 1945 jam 17.00. Pada waktu itu bersamaan dengan mendaratnya tentara Inggris di Semarang. Perundingan berlangsung di Pasturan Gedangan setelah Mgr. Soegijapranata mengundang para komandan tentara Inggris, Jepang, dan wakil pemuda pejuang nasional. Beliau mendesak para perunding untuk menghentikan pertempuran, karena selama perundingan itu beliau mendapatkan bocoran informasi dari seorang opsir Jepang melalui seorang p e m u d a p e j u a n g . Pe m b o c o r i t u mengatakan bahwa malam hari tentara Jepang akan menjebak dan menyerang para pemuda pejuang. Peristiwa itu diceritakan sendiri oleh beliau saat memberikan sambutan Perayaan 12,5 tahun Vikariat Semarang tgl. 4 Februari 1953 “Kewadjiban itulah (penulis: menghindarkan segala matjam bahaja kekatjauan dan kerugian besar jang mengantjam kota, nusa dan bangsa) jang memaksa kami untuk mendesak Sekutu (Inggris) dan Djepang mengakhiri serangan diantara pemuda dan Djepang jang makan banjak korban dari penduduk”. Pertempuran itu menyisakan kekacauan, rumah-rumah yang ditinggal mengungsi dijarah, bahan makan tidak tersedia, keadaan kota porak poranda. “Kami menyuruh dua saudara penduduk Semarang (yang diangkut oleh sebuah bomber Inggris ke Jakarta) kepada Pe rd a n a M e nte r i S j a h r i r d e n ga n permohonan supaya segera dikirimkannya tenaga Indonesia ke Semarang untuk mengakhiri rampasan sepanjang hari segala rumah yang ditinggalkan begitu saja oleh penduduk”. Sjahrir menanggapinya dengan mengirim utusan dan seorang di antaranya adalah Mr. Moch Ikhsan yang kelak menjadi Walikota Semarang pertama. Beliau juga ikut mendukung dibentuknya Komite Penolong Rakyat mengatasi masalah pasca peperangan. Penegasan hidup untuk Republik Sebuah tindakan politis dan strategis telah dilakukan oleh Mgr. Soegijapranata dengan berpindah tempat tinggal dan sekaligus pusat Vikariat Semarang ke KRONIK EDISI 68/TH.XII
Yogyakarta tahun 1947 – 1949 bersamaan dengan berpindahnya ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Keputusan itu memperlihatkan sikap tegasnya Gereja Katolik Indonesia, yaitu berpihak dan bersama Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan. Gereja Katolik Indonesia yang sekalipun tenaga-tenaga pelayanannya berkebangsaan Belanda tidak berpihak kepada penjajah apalagi menjadi kaki tangannya. Selama tentara Belanda melakukan agresi dan blokade atas Indonesia, Mgr. Soegijapranata melakukan perlawanan dengan cara muncul di media-media asing. Atas bantuan seorang peneliti Amerika Serikat yang mengunjunginya, beliau menulis artikel di jurnal Commonweal untuk menarik simpati dunia atas aksi tentara Belanda. Demikian pula majalah milik Yesuit di Belanda De Linie mempublikasikan beberapa artikel beliau, termasuk mendeskripsikan pelecehan HAM yang dilakukan (Klinken, 2010). Kesempatan berpidato di RRI Jogjakarta juga dilakukan oleh Mgr. Soegija guna membangkitkan semangat para pejuang dan menyerukan kepada tentara Belanda untuk berdamai. Rekonsiliasi melalui kekerasan senjata hanya akan menimbulkan sakit hati, dendam, kebencian, permusuhan dan kepahitan, dan tentu saja korban jiwa dan kerusakan tak terhindarkan. Pengakuan Tahta Suci Vatikan atas kemerdekaan Indonesia sangat tidak mungkin dilepaskan dari peran Mgr. Soegijapranata. Selama 1947-1948 Vat i ka n b e b e ra p a ka l i m e n g i r i m delegasinya untuk bertemu dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia mengirim Soekardjo Wirjopranoto ke Vatikan sebagai duta besar 1950. Hubungan diplomatik macam itu tentu sangat menguntungkan posisi Indonesia di mata internasional guna semakin banyak mendapatkan pengakukan dari banyak Negara. Pembelaan terhadap Pancasila Begitu besarnya rasa tanggung jawab te r h a d a p n e ga ra d a n ta n a h a i r, Soegijapranata begitu gigih mempertahankan dan membela Pancasila sebagai dasar negara. Ketika ada kekuatan yang dapat mengancam eksistensi Pancasila, beliau segera mengambil tindakan. Tindakan itu antara lain sebagai Ketua Panitya Sosial Para Wali Gereja Indonesia, beliau menyelenggarakan kongres Panitya Sosial Para Wali Gereja Indonesia. Kongres direncanakan
dirasakan oleh pria yang sekang berdomisili di Yogyakarta. Berpisah dengan keluarga adalah hal yang membuatnya terganggu, karena jarak yang cukup jauh antara Semarang – Yogyakarta. Meski demikian dirasakan juga kebahagiaan tersendiri pada saat kuliah, dengan berada di lingkungan kampus dan
kos yang terasa sekali kekeluargaannya. Kekeluargaan inilah yang membuat rasa lelahnya hilang. Sulitnya untuk memahami bahasa hukum dan menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan adalah duka yang dirasakan dalam pengerjaan thesis ini. hal ini dikarenakan kebiasaan beliau sebagai dokter yang
selalu melakukan hal–hal yang praktis. (Molly)
Tak Sangka, Lulusan Termuda Menjadi Wisudawan Terbaik Sinthia Wijaya
Siapa sangka, tiga tahun menyelesaikan masa studi program Sarjana Ekonomi. Sinthia Wijaya berhasil lulus dalam masa studi yang terbilang cepat. Pada Oktober 2014, Siwi dinyatakan lulus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Akuntansi. Putri pasangan Bp. Susanta H (Alm) dan Ibu Ermawati A merupakan mahasiswi Unika Soegijapranata angkatan 2011. Perasaannya kaget ketika menerima
kabar dari pihak kronik bahwa ia telah menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi dengan IPK 3,82. Siwi tidak hanya aktif dalam masa perkuliahan namun juga aktif dalam kegiatan organisasi dengan menjadi bendahara Kelompok Studi Ekonomi Pasar Modal (KSEPM) Periode 2012-2013. Selain itu juga menjadi bendahara di kegiatan SeafoodFest (Soepra Competitiom and Food Festival) 2013. Kegiatannya tak hanya di kampus namun di luar kampus juga telah diikutinya dengan bergabung dalam IDX Investor Club Semarang, dengan harapan kedepannya dapat menjadi seorang investor muda. Tak hanya itu, keinginannya menjadi calon investor diperdalam dengan sering 'nongkrong' di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Unika Soegijapranata disaat sela waktu menunggu jam perkuliahan berikutnya. Hasil pengetahuan mengenai pasar modal dibuktikan dengan piala Juara II Kompetensi Pengetahuan Pasar Modal Nasional 2014 yang berhasil dibawa pulang oleh gadis kelahiran Semarang, 23
September 1993. Judul skripsi yang berhasil mengantarkan anak pertama dari dua bersaudara ini untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi (S.E) adalah “Pengaruh Expense Ratio, Portofolio Turnover, Operating Cash Flow, Size, danTingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Periode Tahun 2010-2013”. Skripsi ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana seperti expense ratio, portofolio turnover, operating cash flow, size reksa dana, dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham. Baginya, Unika merupakan universitas swasta yang membanggakan dimana m e m i l i k i l a n d a s a n s o s o k M g r. Soegijapranata sebagai panutannya. Meskipun Universitas Katolik, namun bukan berarti semua mahasiswa-nya wajib beragama katolik. Mahasiswa non-katolik pun dapat menuntut ilmu di Unika tanpa perbedaan perlakuan dengan mahasiswa katolik. (ANG)
IS "THE BEST GRADUATE" THAT IMPORTANT OF A TITLE THAT IT NEEDS TO EXIST? Andita Andrius Wisudawan terbaik? Wah.. saya tidak merasa sebagai wisudawan terbaik. Sejujurnya, saya malah merasa sebagai wisudawan terburuk. Juga, saya merasa sangat cemas karena semasa saya kuliah, selalu terdengar kata-kata seperti "nilai bukan segalanya" dan cerita-cerita sejenis "Alumni A dibanggakan sebagai lulusan yang top dengan IPK 4 (atau di atas 3.5) melamar pekerjaan bersama dengan Alumni B dengan IPK cuma 2 koma di perusahaan atau tempat kerja yang sama. Alumni A tidak diterima kerja, sedangkan Alumni B lah yang diterima". Kalau begitu, pantaskah Alumni A dulu mendapat gelar "wisudawan terbaik"? What is the value of the title "the best graduate" ? Is "the best graduate" THAT important of a title that it needs to exist? Apakah "the best graduate"
itu ada untuk memotivasi para mahasiswa agar belajar? If yes, then I'd say: Seorang siswa mungkin saja belajar karena ingin mendapatkan nilai yang bagus, tapi seorang mahasiswa seharusnya belajar karena benar-benar ingin tahu, bukan karena ingin mendapat nilai bagus ataupun ingin meraih gelar "wisudawan terbaik". Tips untuk meraih gelar wisudawan terbaik? Sangat gampang : Belajar saja terus dan hindari memberikan jawaban yang salah saat mengerjakan kuis, tugas, UTS, maupun UAS. Tapi pertanyaan yang lebih penting adalah: Pentingkah gelar "wisudawan terbaik" itu untuk diraih? For what? Jika saya bertanya begitu, pastilah muncul pertanyaan kepada saya "Jika tidak penting, mengapa anda dapat gelar itu?" Jawabannya: target saya bukan gelar tersebut. Target saya
hanyalah menyerap ilmu-ilmu (yang saya pikir akan saya perlukan untuk masa depan saya) yang didapat semasa kuliah sebanyak mungkin. Dengan kata lain, saya perlu ilmunya, bukan gelar "wisudawan terbaik". Bukan "salah" saya kalau saat saya menjalankan misi saya sendiri untuk meraih target saya sendiri, ternyata menghasilkan gelar "wisudawan terbaik". Seandainya saya tidak dapat gelar itupun, saya akan tetap puas dengan hasil masa kuliah saya karena saya merasa menjadi (sedikit) lebih tahu setelah kuliah dibandingkan sebelum kuliah. Untuk Unika Soegijapranata sendiri, saya harap mampu menjadi universitas yang jauh lebih baik lagi. Wish you all the best, Unika!. Shalom!
KRONIK EDISI 68/TH.XII
20 Desember 2014
11
Universitas Indonesia. Putri pasangan dari Bpk. Ge Tjing Ling berhasil menyelesaikan studi pascasarjananya dengan Judul tesis pascasarjana “OPINI PIALANG SAHAM DI SEMARANG DAN EVALUASI LAPORAN K E B E R L A N J U TA N G R I V E RS I G 4 ”. G a m b a ra n Te s i s Pa s ca s a r j a n a nya merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui opini pialang saham di Semarang mengenai laporan ke b e r l a n j u ta n G R I ve rs i G 4 d a n mengevaluasi laporan keberlanjutan yang
Be Better and Better
Yosia Kristianto Sosok Satu ini adalah wisudawan terbaikperiode Desember 2014 dari Fakultas Teknik untuk Program Studi Teknik Sipil dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,38. Pria kelahiran Semarang ini aktif dalam organisasi di
sebaiknya disusun oleh perusahaan berdasar opini dari pialang saham di Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan gabungan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kendati saat ini perhatian sebagian besar pialang saham untuk aspek lingkungan dan aspek sosial dari perusahaan masih bersifat reaktif, secara umum pialang saham di Semarang beropini bahwa laporan keberlanjutan perusahaan yang sesuai
standar GRI versi G4 penting diungkapkan untuk memberikan gambaran keberlanjutan perusahaan. Sarannya untuk kemajuan UNIKA Soegijapranata sebaiknya memperbaiki sistem informasi baik internal maupun eksternalnya. Pengawasan dan dukungan terhadap komunitas mahasiswa dan segala aktivitasnya sebaiknya ditingkatkan. (ANG)
universitas sebagai Co-Trainer ATGW 2012. ATGW sendiri adalah salah satu kegiatan pelatihan kepemimpian untuk setiap mahasiswa Unika dan bersifat wajib. Selain Co-Trainer ia juga aktif dalam organisasi BEMU untuk periode 2011 – 2012. “Pengaruh penambahan bubuk kelor (moringa oleifera) pada mortar polimer alami termodifikasi yang dirawat dengan air laut dan air payau” adalah judul yang diangkat oleh pria yang memiliki hobby bermain game dan olahraga ini. Inti dari skripsi yang diangkatnya adalah mengenai bubuk kelor yang memiliki sifat untuk mengikat partikel-partikel ion logam. Hal ini dapat diaplikasikan dengan mortar polimer alami sebagai sample atau langkah awal untuk mengetahui dampak yang terjadi selanjutnya, karena sifat ini akan dimanfaatkan sebagai sifat tahan korosi air laut. Selama pembuatan skripsi ia merasakan suka dan juga duka. Duka yang dirasakan oleh pria yang lahir pada tanggal 28 Mei 1991 ini adalah proses penyelesaian penelitian yang memakan waktu yang
cukup lama dan membutuhkan perjuangan yang tinggi karena harus mendapat ACC dari dosen. Sedangkan untuk sukanya sendiri adalah ketika penelitian berjalan lancar dan berhasil terlebih ketika percobaan yang dilakukan berhasil, dan terakhir ketika pada saat sidang dinyatakan lulus. Hal inilah yang membuatnya sangat bahagia. Pengalaman semasa kuliah yang ia suka adalah ketika mengikuti kegiatan– kegiatan yang diadakan oleh Universitas. Tetapi hal yang paling mengesankan baginya ketika menjadi Co-Trainer dimana ia merasa softskill yang dimilikinya benarbenar diasah. Yosia juga berharap agar penelitian yang telah ia lakukan dapat diaplikasikan pada masyarakat secara praktis. Untuk Unika sendiri ia berharap agar Unika bisa tetap maju dan terus menjadi yang lebih baik. Be better and better . (Molly)
Kekeluargaan Adalah Hal Yang Membahagiakan Mengangkat judul thesis “Peran Dokter dalam Perlindungan Rahasia Kedokteran pada Tes Kesehatan dalam Rekrutmen Calon Karyawan Rumah Sakit Swasta Keagamaan di Yogyakarta” telah membawa Yoannes Yuantono Laban s e b a ga i w i s u d a wa n te r b a i k d a r i Pascasarjana Magister Hukum dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84. Secara garis besar isi dari thesis yang dibuat oleh pria yang memiliki hobby olah raga dan membaca ini adalah pelaksanaan tes kesehatan pada rekrutmen calon karyawan Rumah Sakit Swasta keagamaan di tiga Rumah Sakit di Yogyakarta, bagaimana ketentuan tentang perlindungan rahasia kedokteran pada 10
20 Desember 2014
rekrutmen calon karyawan dan bagaimana peran dokter dalam perlindungan rahasia kedokteran. Pria yang kelahiran Bandung ini selain kuliah, dia juga mengikuti beberapa kegiatan di luar perkuliahan yaitu sebagai angota LSM BEPEKA (Berbagi Peduli Kasih) Yogyakarta, Pengurus Perdhaki ( Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) Jawa Tengah dan Yogyakarta, PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) Yogyakarta, anggota Pos Kesehatan Paroki Banteng Yogyakarta, Pengurus Paguyuban Marganingsih (Paguyuban dokter katolik Yogyakarta). Panitia Seminar Nasional tentang RUU Tenaga Kesehatan dan bakti sosial bersama Pasca Sarjana UNIKA lain KRONIK EDISI 68/TH.XII
Yoannes Yuantono Laban
adalah kegiatan yang diikutinya. Merasa semakin muda dan bertambah wawasan adalah pengalaman yang
dilaksanakan tgl 11 – 17 Juni 1957 di Jogjakarta Dalam surat undangan kongres yang tertanggal 17 Juni 1957, beliau mengungkapkan keprihatinan yang sangat mendasar dan mendesak perlunya pembentukan Ikatan Petani/Buruh Pancasila di seluruh Indonesia adalah kekuatan merah (komunis) yang makin mengancam dan mengkhawatirkan. Desakan untuk mengorganisir kaum buruh dan petani ini diulangi lagi saat memberikan Amanat Perayaan tgl. 1 Mei 1959 (penulis: Hari Buruh Internasional) beliau mengatakan “….agar saudarasaudaraku kaum pegawai, pekerja dan buruh Katolik, petani, pedagang dan apapun juga kedudukannya dalam masyarakat, merupakan suatu pelopor dan penggerak akan adanya suatu front sosial yang kokoh kuat, meliputi segala macam golongan dan lapisan, berdasarkan keadilan dan cinta kasih Katolik, berwadahkan Pancasila…..”. Pa n c a s i l a d a p a t m e m p e rs a t u ka n keyakinan rakyat Indonesia yang berbedabeda. “Pancasila telah cukup untuk menjamin tata susila masyarakat dalam
pergaulan sehari-hari, yang berlandaskan keadilan dan kecintaan”. Pengenalan dan pembelaan Pancasila sebagai dasar Negara juga dilakukan Mgr. Soegija di berbagai media dan forum internasional, termasuk dalam sidang-sidang di Konsili Vatikan II. Peran yang dilakukan oleh Mgr. Soegija selama masa hidupnya itulah yang menjadi alasan pemerintah untuk memberikan penghargaan. “perlu memberikan penghargaan jang setinggi-tingginja atas d j a s a - d j a s a a l m a r h u m M g r. A . Sugiopranoto S.J., jang semasanja hidupnja banjak berdjasa terhadap Tanah Air dan Bangsa”. Kalimat itu adalah bunyi dictum menimbang Surat Keputusan Presiden tentang pengangkatan Mgr. Soegijapranatara SJ sebagai Pahlawan Nasional. Pengangkatan beliau menjadi Pahlawan Nasional ini merupakan sejarah besar bagi Gereja Katolik Indonesia. Seorang Uskup mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Penghargaan itu merupakan pengakuan Negara atas kiprah beliau bagi nusa dan bangsa. Pengakuan Negara itu tidak
memerlukan pengkajian dan verifikasi yang berkaitan dengan beliau, diskusi atau debat panjang, melainkan sebegitu cepat Presiden mengeluarkan keputusan. Mgr. Soegijapranata wafat tgl. 22 Djuli 1963 di Belanda dan Presiden mengeluarkan Surat Keputusan bernomor 152 Tahun 1963 tanggal 26 Djuli 1963 yang pada waktu itu jenazahnya belum diterbangkan ke tanah air. Sebagai Pahlawan Nasional jenazah Mgr. Soegijapranata dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang pada tgl. 30 Djuli 1963 dengan nomor urut 632. Penghargaan itu semakin lengkap setelah Presiden/Panglima Tertinggi ABRI melalui Kepres No. 223/AB-AD tahun 1964 tertanggal 17 Desember mengangkat beliau sebagai Jenderal TNI Kehormatan. Peru diketahui bahwa tgl. 18 Djanuari 1958 Tahta Suci Vatikan mengangkat Mgr. Soegijapranata sebagai Uskup Angkatan Perang Republik Indonesia. Theodorus Sudimin The Soegijapranata Institute
International Service-Learning Project Being the future leader through a service learning program is becoming the part of learning p r o c e s s i n t h e u n v e r s i t y. Soegijapranata Catholic University (SCU) answers the global challenge by having a cooperation with Fu Jen
University (FJU) Taiwan to have the International Service Learning (ISL) in Getasan, Semarang. There were 8 students of FJU and 10 students of SCU joining the program. They immersed themselves to serve the community in Getasan and also
implement their education in the real socities. Students would broaden their world's views by experiencing the new life and the new culture across nation through its service learning program. (Joeliey)
Which Is More Important ? Andy, Fu Jen University, Taiwan
“Service and learning, which is more important?” “The service, of course.” If you ask me this question, I'll give you the answer without hesitation. There are still many people need our hands on this planet, but that doesn't mean that I see learning as nothing. In fact, the experience of the service learning program in Getasan, Semarang was the first time that I truly understand the meaning of learning, thanks to the cooperation of FJU and SCU.
language. So the most urgent thing is that we need to get along with each other to make a good cooperation. Respect, empathy, being humble are the most important things that I learned during this program. To accept the difference between us and to communicate are the ways to understand each other. We are appreciated all the things that SCU members had done for us, including modifying the schedule, helping us to complete the project, and everyday life in Semarang.
Although I have joined the service learning program to India last year, it is the first time we have to collaborate with foreign students, the members from SCU. We came from different university, different country, and even using different
Can we held an activity well without being overly serious? If I am the leader of an activity, I'll make a perfect plan and do it very seriously. I don't want to make
KRONIK EDISI 68/TH.XII
20 Desember 2014
03
anything wrong to destroy the activity. But when we held activities in Getasan, I didn't feel strained. There was even no fixed instructions I had to follow. We only had one same goal, to make the activity great and enjoy yourself. I realized that if you just follow the instruction, there will be no surprise during the activity. But when you put yourself inside the activity and enjoy it, we can make some different change to make it better. So, it is possible to hold and activity great, and enjoy it in the meantime. Again, if you ask me which is more important between service and learning. I would say both of them are important. Why? Because we can utilize the things that we learned to help others. We do the service to make a better world, and learn to become a better helping professionals.
penelitian apa yang akan saya angkat menjadi judul skripsi atau tesis, berapa IPK yang diharapkan), kemudian berusahalah untuk mencapai tujuan atau target itu setahap demi setahap dengan penuh semangat dan niat yang kuat. Ikuti semua proses perkuliahan dengan sungguhsungguh, bangun relasi dan komunikasi yang baik dengan dosen dan teman, hindari rasa malas dan kebiasaan menunda tugas, disiplin, serta kelola waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.
I did not realize that teachers and students of SCU were such enthusiastic and made me feel just as the "Banana Song", warm and comfortable. (Ann Fang)
This is my first time join the event like this. From this International Service Learning, I've got so many experiences and the most important thing was I can wider my link. I'm so thankful that I can meet the Fu Jen University students and also other students from another faculty in Soegijapranata University. I wish our friendship will last forever. Love you all FJU and SCU students!! :* (Angie Nathania - 12.40.0069)
Catharine Clarinta
ISL is a perfect mix between the art of served and a whole new perspective of learning, can you imagine how wonderful is that? Everybody can be great because everybody can serve, and it becomes perfect because you also learn from your "families". Thank you Mrs. Sarini family, thank you Getasan family, thank you FJU and SCU family :) (Catharina C. Lupita, Psikologi 2011)
It was an amazing experience, having a service learning with Fu Jen University, Taiwan. I learned new culture and confident to speak english. It was really fun work together with them. (Josaphat Vebrian Yogaputra, Psikologi 2011) Awesome! we share happiness, hope and sadness each other and become a whole family both with villagers and students from abroad. This program is brilliant combination of leadership, social service, friendship and vacation. Thanks for SCU and FJU. (Dea Nathania Hendryanti, Teknik Pangan 2011)
20 Desember 2014
cinta akan kebenaran, keadilan sosial, kebebasan, keterbukaan, persaudaraan dan pelayanan dengan meneruskan semangat Mgr. Albertus Soegijapranata ya i t u s e m a n ga t p e r j u a n ga n d a n pengabdian bagi nusa dan bangsa serta memberikan perhatian khusus kepada golongan masyarakat lemah sesuai dengan ruang lingkup Universitas sebagai Perguruan Tinggi.
Banyak Pengalaman Yang Sangat Membantu
This International Service Learning makes me excited from day to day. I am so happy that I can share and get another country's culture. (Diana Septiningrum, Psikologi 2011)
04
Harapan saya untuk Unika Soegijapranata ke depan yaitu kiranya Unika Soegijapranata dapat menjadi menjadi Universitas yang lebih maju dan unggul dalam Tridarma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat) sesuai dengan visinya. Tidak melupakan hakikat unika sebagai “rumah belajar” dalam menjawab tantangan perubahan jaman, serta tetap mempertahankan cita-cita, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Katolik yang menekankan :
KRONIK EDISI 68/TH.XII
Catharine Clarinta yang biasa disapa Cathie, lahir di Semarang pada 2 Maret 1992. Bungsu 3 bersaudara dari pasangan L. Soewanto, S.H. dan Agnes Eliarosa, S.H. ini adalah Bendahara Senat Mahasiswa Fakultas Hukum periode 2011/2012 dan
Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Hukum periode 2012/2013. Cathie juga aktif dalam kepanitian di tingkat Fakultas maupun di Universitas, ia adalah CoTrainer ATGW tahun 2011. Penggemar Ken Follett dan Neil Gaiman ini juga pernah mengikuti 10th ASLI Conference : Celebrating Diversity di Bangalore, India sebagai pembicara. Peserta dari 1st Asian Students Encounter Camp (ASEC) memilih “Mekanisme Technical Barriers to Trade (TBT Agreement) dari World Trade Organization (WTO) dalam Melindungi Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang” sebagai skripsinya yang menceritakan peran dan peraturan WTO dalam melindungi komoditi kopi Indonesia yang ditolak masuk ke Jepang karena perbedaan standar. Musuh nomor satu dalam mengerjakan skripsi adalah rasa malas. Namun dengan mengingat pengorbanan orang tua, semangat dari keluarga dan teman, serta bimbingan dari Bapak B. Danang Setianto, S.H., LL.M.,MIL. selaku Dosen Pembimbing, “tiket” mendapat gelar kesarjanaan ini dapat diselesaikan. Selama belajar di Fakultas Hukum dan Komunikasi jurusan Ilmu
Hukum, Cathie lebih banyak mendapati suka daripada duka karena Fakultas sendiri membuka kesempatan yang besar bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkreasi sehingga suasana perkuliahan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Salah satu yang menjadi pengalaman favorit Cathie adalah saat mengikuti KKL di Jakarta. Ia dapat mengunjungi gedung pemerintahan sekaligus berkumpul bersama temanteman seangkatan. Sebagai salah satu Universitas favorit di Semarang, UNIKA sebaiknya menyediakan fasilitas yang cukup, misalnya peyediaan lift di setiap gedung untuk memudahkan mobilisasi dosen dan mahasiswa. UNIKA memiliki banyak mahasiswa yang berpotensi untuk bersinar di berbagai bidang, maka bantuan dari UNIKA sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang ingin melebarkan sayap terutama di tingkat internasional. Sebagai mahasiswi UNIKA, Cathie merasa sangat senang dan berterima kasih karena ia m e n d a p at b a nya k p e l a j a ra n d a n pengalaman yang dapat membantunya dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketekunan Membuahkan Hasil yang Membanggakan Christina Meisa (22) mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata program studi Manajemen Unggulan menjadi wisudawan terbaik periode Desember 2014. Gadis yang akrab disapa Christina tidak hanya menjadi melaksanakan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa untuk berkuliah, namun beberapa pengalaman organisasi dikampus maupun diluar kampus pernah diikutinya. diantaranya kesibukankesibukannya di dalam kampus adalah menjadi Panitia Economics Living With Others (2010), Panitia Sosialisasi Semarang Great Sale (2010), Panitia Bakti
Sosial Merapi (2010), Panitia Green Creativity Student Campaign (2011), Panitia Pameran KKU/KAPKI (2012) dan aktivitasnya diluar kampus sebagai Graduate Trainee Semarang Medical Center (2013-2014). Selain itu, gadis berkelahiran Sampit, 20 Mei 1992 meraih beberapa prestasi sewaktu masa studi S1 & S2 buktinya, menjadi Semifinalist Beauty Contest Kompetisi Nasional Pasar Modal (2012) yang diadakan oleh Indostock, Finalist The 6th MRC's Master Journey in Management: "Trade, Business, and Investment in the Global Economic Recovery" (2013) yang diadakan oleh KRONIK EDISI 68/TH.XII
Christina Meisa
20 Desember 2014
09
ditaklukannya. Misalnya penolakan dari perusahaan untuk dijadikan objek penelitian. “Penelitian ini bertujuan untuk m e n d a p a t k a n ga m b a ra n b u d ay a organisasi PT Plasa Simpanglima Semarang berdasarkan data pada angket identitas berupa jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama kerja,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bahwa pemahaman akan budaya organisasi perusahaan ini dapat dijadikan rujukan perusahaan dalam pembuatan visi, misi, nilai-nilai perusahaan serta strategi perusahaan ke depan, sebab budaya organisasi merupakan pondasi yang penting demi tumbuh-kembangnya perusahaan. Mengenai dinamika hidup di Unika Jana
menuturkan, “Sebagai mahasiswa saya merasa bahwa dengan berkuliah di Unika saya mendapatkan paket lengkap. Saya tidak hanya mendapatkan pelajaran mengenai bahan perkuliahan saja, namun saya juga diajarkan mengenai soft skill yang akan sangat berguna untuk kehidupan saya kelak.” (teo)
Service learning with FJU students is one of an unforgetable moment of my university life. I learned many things in the past two weeks of this service leraning program at Getasan village. We worked together, have a meal together, taken care each other, done a lot of new activities which we never did before in a new community for us. We shared our knowledges, culture, hopes and also dreams for our future ahead of time. I hope SCU will held this awesome service learning program again another time. (Raymundus Pito Winarjati - 11.70.0095)
SUKA DUKA MEMBAGI DAN BERBAGI UNTUK SEBUAH JEJARING
Poei, Laurensia Cindy Santoso Pengalaman selama kuliah di Unika Soegijapranata khususnya Fakultas Teknologi Pertanian ini pastinya penuh suka dan duka ya.. Sukanya, kita bisa mendapat ilmu pengetahuan yang begitu banyak selama kuliah karena selama
kuliah kita tidak hanya mendapat ilmu secara teoritis saja namun teori-teori tersebut juga diimplementasikan dalam bentuk praktik seperti dalam kegiatan sehari-sehari yang tentunya sangat berguna bagi dunia kerja nantinya. Selain itu, juga mendapat banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Hal ini tentunya sangat baik bagi kita karena kita bisa belajar memahami berbagai bentuk kepribadian. Dengan demikian ketika di dunia kerja, kita bisa membawa diri dengan baik, bisa mengetahui tindakan apa yang harus kita lakukan terhadap sesama karyawan, dengan bos, dan lain-lain, yang tentunya memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda itu. Dengan punya banyak teman, kita juga bisa menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan mereka. Dengan begitu, kita bisa memperluas jaringan komunikasi kita. Dukanya, FTP terkenal dengan fakultas yang “susah, abot”, karena selama kuliah, kita harus
benar-benar bisa membagi waktu antara waktu untuk kuliah dan waktu untuk keluarga. Mahasiswa FTP akan terbiasa dengan jadwal kuliah yang padat, tugas yang menumpuk sehingga harus sering l e m b u r, d a n j u g a a d a ke g i a t a n laboratorium serta membuat laporan. Dengan begitu, waktu untuk keluarga semakin sedikit. Pintar-pintarnya kita untuk bisa membagi waktu sehingga secara otomatis kita akan belajar kedisiplinan dan bertanggung jawab. Asal kita bisa disiplin waktu, semuanya pasti akan terasa mudah dan bisa berjalan lancar. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan hasil yang sangat baik dalam bidang akademis tentunya harus selalu berdoa, giat belajar dan harus tanggung jawab. Untuk kedepannya saya berharap Unika bisa terus menjadi universitas swasta terbaik, berkompeten dan TOP khususnya di Semarang. Dengan begitu, bisa menarik minat siswa-siswi SMA untuk belajar di Unika Soegijapranata.
There was a little boy had been sitting next to me and imitating my action totally when I wrote calligraphy .I thought it was a little bit boring that kept writing calligraphy only ,so I decided to draw a smile face with two eyes and a big bend mouth on the red paper. As expected, the little boy draw the exactly the same diagram on his paper. However, he said some Indonesia language to me after he draw the smile face and I can not understood anything he said. I asked for help and then I found out that the little boy just asked “Could I draw a nose ? ”
SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SIGNED ACADEMIC MOU WITH WENZAO URSULINE UNIVERSITY OF LANGUAGE, TAIWAN
BERKAT DUKUNGAN KELUARGA DAN DOSEN Saya merasa senang dan bangga bisa kuliah di Unika Soegijapranata karena Unika Soegijapranata merupakan salah satu universitas swasta yang cukup berprestasi dan diperhitungkan di Jawa Tengah. Selain itu, proses pembelajaran yang dilakukan di Unika menurut saya cukup menarik dan menyenangkan. Dalam kuliah dosen tidak hanya sekedar memberikan ceramah atau sekedar mentransfer pengetahuan saja, namun mahasiswa juga dilatih untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan metode ”belajar sambil melakukan (learning by doing)”. Melalui metode ini kami sebagai mahasiswa dapat belajar banyak dari pengalaman-pengalaman yang kami lakukan dan memperoleh banyak sekali pengetahuan-pengetahuan baru yang 08
20 Desember 2014
tidak pernah kami ketahui sebelumnya sehingga materi pelajaran menjadi lebih mudah diingat, softskills kami terasah, dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berikutnya saya juga merasa salut atas kerendahan hati dan sikap egaliter dari sebagian besar dosen kepada mahasiswa. Dosen dapat menciptakan suasana belajar yang kodusif dan menyenangkan serta dapat menjadi fasilitator yang baik bagi mahasiswa. Untuk meraih hasil gemilang dalam bidang akademik tentunya butuh proses dan perjuangan untuk meraihnya karena tidak ada keberhasilan yang datang secara tibatiba. Hal pertama yang saya rasa perlu untuk dilakukan adalah rumuskan tujuan atau target kita dengan jelas sejak awal (berapa lama saya harus lulus, topik KRONIK EDISI 68/TH.XII
Yonathan Suryo Pambudi
Rector of Soegijapranata Catholic University, Indonesia and President of Wenzao Ursuline University of Language, Taiwan signed Academic MoU
During the visit to the 2014 ACUCA Biennial Conference and 20th General Assembly held at Fu Jen Catholic University, Taiwan, on 23 of October 2014 the Rector of Soegijapranata Catholic U n i ve rs i t y ( S C U ) , P ro f. D r. B u d i Widianarko, M.Sc signed an academic Memorandum of Understanding (MoU) with the President of Wenzao Ursuline University of Language, Ching-Hwa Tsai, Ph.D.
Prof. Dr. Budi Widianarko, M.Sc. explained that even before signing the MoU, SCU already had an academic cooperation with Wenzou Ursuline University of Language i.e. for student exchange through ACUCA Student Mobility Exchange (SMS). With this bilateral agreement, the cooperation will be expanded to faculty exchange, student internship, as well as join research. Through this agreement, it is expected that students and faculties form KRONIK EDISI 68/TH.XII
both universities will be prepared to meet the ASEAN Economic Community. Prof. Dr. Budi Widianarko, M.Sc. highlighted the importance of language and communication to meet this ASEAN community transformation. In accordance with preparing the students for this transformation, strengthening academic cooperation with foreign universities is a must. Wenzou Ursuline University of Language is the 4th university in Taiwan having an Academic MoU with SCU. The President of Wenzao Ursuline University of Language, Ching-Hwa Tsai, Ph.D., also expressed his appreciation for the realization of this bilateral cooperation between the two universities, initiated since the ASEACCU meeting held at the Davao, the Philippines last August. He emphized that within one year, exchange students, especially for enhancing foreign language and also student internship will be implemented in both universities.
20 Desember 2014
05
Liputan Wisudawan Terbaik Periode Desember 2014
yang ia alami,” kata pemilik zodiak Aries ini. Perlu diketahui, stroke memang salah satu penyakit yang hampir mustahil untuk disembuhkan. Masyarakat juga
menganggap ujungnya adalah kematian. “Dengan depresi turun melalui terapi SEGT, pikiran-pikiran negatif semacam itu akan berubah. Harapannya lebih ditumbuhkan sehingga membantu dalam
proses penyembuhan,” jelas peminat Psikologi Klinis Dewasa sekaligus Psikologi Industri dan Organisasi ini. (teo)
DEMI MELESTARIKAN KEUTUHAN CIPTAAN
Rosalia Rachma Rihadiani, ST. Dari Program Magister Teknik Arsitektur, predikat wisudawan terbaik diperoleh oleh seorang ibu bernama Rosalia Rachma Rihadiani. Wajahnya mungkin tidak asing lagi bagi pembaca karena ia juga sering muncul di layar kaca televisi sebagai host mimbar agama katolik TVRI Jawa Tengah. Meskipun 'berprofesi' sebagai ibu rumah tangga, ibu yang karib disapa Ema ini
ternyata juga aktif berkegiatan. Setidaknya ada empat organisasi yang pernah digeluti, diantaranya, Komite SD PL Don Bosko sebagai ketua KOMSOS Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik juga sebagai ketua, sekretaris IkaSoepra, serta Sie Penelitian Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) cabang Jawa Tengah. Kesibukan ini ia jalani dengan senang hati karena selain mempunyai hobi membaca, menyanyi dan memasak, pemilik tanggal lahir 25 Oktober 1974 ini juga mengaku punya hobi berorganisasi. Thesis berjudul “Kajian Kenyamanan Thermal Pada Gedung Gereja Katolik yang Menggunakan Sistem Pengkondisian Udara Mekanis di Kota Semarang” menghantarnya memperoleh predikat wisudawan terbaik. “Saat ini 7 dari 9 gedung gereja Paroki di kota Semarang memasang AC sebagai upaya untuk menciptakan kenyamanan thermal. Dengan demikian terjadi perubahan sistem pengkondisian udara alami ke pengkondisian udara buatan,” tuturnya mencoba menjelaskan mengapa ia mengambil judul di atas. Sebenarnya Pemasangan AC tidak ditabukan pada karya arsitektur di Indonesia. Namun karena kekurangan
utama dari AC adalah penggunaan energi yang boros, disamping beberapa isu mengenai bahan refrigerator yang terbuat dari freon yang diklaim merusak ozon, maka sebaiknya dilakukan pengkajian lebih jauh sebelum memasang AC agar efisien dan efektif. Pemilihan tema ini juga berangkat dari Nota Pastoral KWI bulan April 2013 berjudul “Keterlibatan Gereja dalam Melestarikan Keutuhan Ciptaan”. “Untuk itu, pemasangan AC pada gedung gereja perlu memperhatikan kondisi bangunan dan lingkungan sekitarnya,” tutur Pembina Lektor Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik ini. Sedangkan mengenai perkuliahan di Unika Soegijapranata, ia menilai Unika mempunyai keunikan dalam spirit pendidikannya dibanding universitas lain di kota Semarang sehingga hal ini perlu ditonjolkan. Khusus untuk program studi Magister Teknik Arsitektur, Ema berpesan,” Pasca sarjana arsitektur perlu memaksimalkan promosi di kota Semarang karena jurusan yang ada sudah bagus, spesifik dan berbeda dengan universitas negeri yang juga memiliki program studi pascasarjana arsitektur.” (teo)
BERKAT DUKUNGAN KELUARGA DAN DOSEN Predikat wisudawan terbaik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis diperoleh oleh seorang perempuan yang membuat skripsi dengan judul “Analisis Fenomenologi Representasi Konsep Pria dalam Iklan Televisi (Studi pada Iklan Televisi Vaseline Men Wash Moisturizer Versi Naik Motor dan Men's Biore Versi Main Bola)”. Ia bernama lengkap Florensia Yunia Dian Isa Purwitasari. Pemilik nama panggilan Dian ini mempunyai hobi travelling, memasak, menyanyi dan menari. Hobi menari ini ia salurkan dengan mengikuti sanggar Tari Greget. “Melalui sanggar tari ini saya pernah menjadi peserta dan mengikuti ajang menari Tari Gambyong di Jepang pada tahun 2010,” tutur perempuan kelahiran 1 Juni dua puluh satu tahun yang lalu ini. Selain itu, ia juga aktif di Youth Gabriel (organisasi Orang Muda Katolik) serta Karangtaruna. Mencoba menjelas isi skripsinya, ia menuturkan bahwa penelitiannya ini bertujuan untuk mengetahui konsep Pria dalam persepsi pasar, baik pria maupun wanita. “Hasilnya adalah konsumen lebih menyukai alur cerita yang ditawarkan oleh Mens Biore karena mereka lebih menyukai tanda permainan sepak bola. Sedangkan
untuk icon iklan, konsumen lebih memilih Al dibandingkan Ariel dikarenakan perilaku dan image yang baik,” terangnya. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa ternyata pasar memperhatikan sekali penggunaan model iklan. Dalam hal ini desain iklan sendiri sudah dianggap pasar sesuai dengan tagline-nya. Menambahi cerita tentang pembuatan s k r i p s i , i a m e n u t u r ka n , ” S e l a m a mengerjakan skripsi saya membutuhkan waktu yang cukup lama dari bulan Febuari hingga menyelesaikan di bulan September. Selain itu saya juga sampai mengganti tema dan judul skripsi sampai dengan tiga kali. Namun berkat dukungan keluarga, bahkan dosen wali, akhirnya dapat terselesaikan juga”. Mengenai perkuliahan di Unika, ia berkisah. ”Proses perkuliahannya juga saya rasa ketat. Karena dosennya juga memiliki jam pengajaran yang ketat. Nilai yang diberikan juga tidak segan-segan jelek kalau mahasiswanya tidak benarbenar mengerjakan dengan benar”. Salah satu kesan positif lain tentang Unika yang ditangkap Dian adalah bahwa Unika bukan hanya mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi pintar dalam hal pelajaran tetapi juga mengasah
Florensia Yunia Dian Isa Purwitasari. mahasiswanya secara soft skill. Hal ini merupakan ciri khas Unika yang kurang dijumpai di universitas lain di Kota Semarang ini. Meski demikian, seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak, ia juga memberi usul agar Unika meningkatkan dan memperbaiki sarana-prasarana yang saat ini kurang optimal. (teo)
SUPAYA HIDUP MENJADI LEBIH OPTIMAL Wisudawan terbaik Program Studi Magister Profesi Psikolog (pascasarjana) ini bisa dibilang cukup unik. Tiga tahun lalu, tepatnya pada tahun 2011, namanya juga tercantum sebagai wisudawan terbaik untuk Program Studi Psikologi (strata 1). Perempuan bertanggal lahir 15 April 1989 ini bernama lengkap Wuri Anjar Winanti. “Saya senang nyanyi dan jalan-jalan. Senang jalan-jalan itu karena bisa menambah banyak pengalaman,” tuturnya menjelaskan hobi yang ia miliki. Judul thesis yang mengantarkan pemilik nama panggilan Wuri menjadi wisudawan terbaik adalah “Pengaruh 'Suportive Expresive Group Therapy' (SEGT) untuk Menurunkan Tingkat Depresi Pasca Stroke”. Penelitian yang dilakukannya terinspirasi 06
20 Desember 2014
dari penelitian yang pernah dilakukan di luar negeri. ”Di sana, penelitian serupa pernah dilakukan dengan subyek penderita kanker payudara. Hasilnya, tingkat depresi pasien menurun,” jelasnya. Metode yang sama pun dicobakan pada penderita stroke yang tergabung dalam komunitas senam stroke yang setiap jam 8 pagi di Rumah Sakit dr. Karyadi. “Dalam terapi SEGT ini, peserta diajak mensharing-kan pengalamannya sebagai penderita stroke. Sharing dipimpin oleh seorang psikolog,” imbuh perempuan yang lahir di Kota Semarang. Fungsi sharing ini adalah membuat peserta memiliki 'teman'. Dengan demikian, ia semakin percaya diri. ”Barangkali karena peserta merasa lebih beruntung, sebab dalam sharing muncul pula cerita yang mungkin lebih parah dari KRONIK EDISI 68/TH.XII
“SAYA DAPAT PAKET LENGKAP”
Wuri Anjar Winanti, SPsi.
Diah Riesca Ika Jana
Dengan memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,80 Diah Riesca Ika Jana berpredikat wisudawan terbaik Fakultas Psikologi pada wisuda periode Desember tahun 2014 ini. Perempuan yang karib disapa Jana ini selama masa perkuliahan ternyata tidak hanya berkutat dalam bidang akademis saja, namun juga dalam bidang sosial dan organisasi. Hal itu ditunjukkan dari berbagai kegiatan dan organisasi yang ia ikuti, diantaranya, anggota Glory 3 Universitas Katolik Soegijapranata, UKM Student Training Centre (Sunrice) Fakultas Psikologi, serta cotrainer Awaken the Giant Within (ATGW) 2012. Tidak cukup dengan kegiatan-kegiatan itu
saja, perempuan yang lahir di Kendal pada tanggal 1 Juli ini mengikuti juga kursus bahasa asing serta berolahraga. Jiwa seorang kompetitor juga ada dalam dirinya. Hal itu ditunjukkan dengan meraih Juara I Praktikum Psikologi Eksperiman Fakultas Psikologi pada tahun ajaran 2011/2012, Juara Favorit Psycompilation Nasional tahun 2012, serta Juara I ganda putri bulu tangkasi pada Pekan Olahraga SINERGI Fakultas Psikologi tahun 2013. Pemilik hobi membaca, berolahraga, travelling, dan menonton film ini membuat skripsi berjudul “Studi Deskriptif Budaya Organisasi PT. Plasa Simpanglima Semarang”. Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai rintangan berhasil
KRONIK EDISI 68/TH.XII
20 Desember 2014
07