Ujian Tengah Semester
Tanggal : 25 April 2017
MK Manajemen Program Pangan dan Gizi
PERENCANAAN PROGRAM KEPS (KARTU EDUKASI PENDAMPING SIAGA) DAN MEKANISME PENGELOLAANNYA TERKAIT ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
Oleh : Diajeng Rochma Islami
I151160071
Dosen Pengampu Dr. Ir. Drajat Martianto, MSc
PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017
DAFTAR ISI
Halaman Depan Daftar Isi RINGKASAN ....................................................................................................................... 2 I.
LATAR BELAKANG ..................................................................................................3
II. ANALISIS SITUASI ....................................................................................................5 A. Kaitan AKI dengan Masalah Pangan dan Gizi ........................................................ 5 B. Kriteria Penetapan Masalah ...................................................................................... 7 C. Analisis Sebab-Akibat ............................................................................................. 7 III. ALTERNATIF PEMILIHAN PROGRAM ............................................................... 10 A. Identifikasi variabel paling berpengaruh terkait program yang akan direncanakan .10 B. Analisis Program Alternatif ...................................................................................... 11 IV. DESKRIPSI PROGRAM KEPS (KARTU EDUKASI PENDAMPING SIAGA) ..12 A. Sasaran dan Area Program ........................................................................................ 12 B. Tujuan Program ........................................................................................................12 C. Indikator Kinerja .......................................................................................................13 D. Komponen Program ..................................................................................................14 E. Estimasi Biaya, Perencanaan Anggaran dan Alokasi Dana Pinjaman...................... 16 V. SUSUNAN IMPLEMENTASI ..................................................................................... 17 A. Analisis Stakeholder .................................................................................................17 B. Koordinasi ................................................................................................................. 21 C. Jadwal Implementasi.................................................................................................21 D. Sistem Monitoring dan Evaluasi /Pelaporam............................................................ 22 VI. LAMPIRAN Lampiran 1. Kerangka Pengawasan (Monitotring Framework) ............................................23 Lampiran 2. Perkiraan Rincian Biaya .................................................................................... 26 Lampiran 3. Susunan Arus Biaya .......................................................................................... 30 Lampiran 4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 31 Lampiran 5. Jadwal Implemntasi ........................................................................................... 32 VII. PENUTUP.................................................................................................................... 37 Daftar Pustaka
1
RINGKASAN Ibu merupakan salah satu sasaran kelompok rawan untuk perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam masalah kesehatan. Kesehatan Ibu merupakan salah satu prioritas kesehatan yang mencerminkan generasi masa depan suatu bangsa. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Gambaran perkembangan AKI di Indonesia masih fluktuatif dengan hasil terakhir Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, tidak menunjukkan adanya pergerakan mendekati target MDGs, bahkan cenderung naik dari tahun 2007. Berdasarkan analisis konsep UNICEF terkait mortalitas dan morbiditas ibu dan neonatal, gizi dan asupan memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perubahan angka mortalitas dan morbiditas tersebut. Direktur KGM Bappenas dalam paparannya mengenai percepatan perbaikan angka kematian ibu juga menindaklanjuti penyebab-penyebab sesuai keadaan di Indonesia. Begitu pula dengan Badan Pusat Statistik yang menganalisis upaya percepatan perbaikan angka kematian ibu, yang menyatakan bahwa rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi penyebab utama masih tingginya AKI. Berdasarkan hasil causal model pathway yang telah disesuaikan dengan literatur, ditemukan hal yang mendukung bahwa yang paling berpengaruh dalam kejadian kematian ibu adalah kurangnya akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh ibu. Program Kartu Edukasi Pendamping Siaga (KEPS) adalah salah satu upaya pemantauan dan peningkatan partisipasi ibu hamil dan pendamping ibu hamil, seperti suami, orangtua atau caregiver, untuk dapat secara rutin memanfaatkan pelayanan kesehatan khususnya rutin dalam melakukan konseling gizi kepada tenaga kesehatan di daerah. Harapannya, dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama akses pengetahuan dalam bidang gizi, dapat menekan angka morbiditas ibu hamil yang disebabkan oleh masalah gizi dan menekan angka kematian ibu di daerah. Perencanaan Program KEPS melibatkan semua stakeholder baik sektor publik, sektor partisipatori, maupun sektor privat. Program ini akan diujicobakan lebih dahulu di suatu daerah sebelum benar-benar digaungkan secara nasional. Segala perencanaan program ini telah disusun dalam suatu perencanaan sistematis dalam makalah ini dengan asas keluwesan, artinya sengaja dibuat tidak terlalu kaku untuk memberikan ruang dalam melakukan penyesuaian dan modifikasi dalam perjalanannya. Hal ini dikarenakan dinamika perkembangan dan kemajuan dari kebijakan dan proses di lapangan dapat berubah sewaktu-waktu dan dapat terjadi kapan saja, maka dokumen perencanaan ini terbuka untuk ditinjau dan di evaluasi sebelum program benar-benar dilaksanakan. 2
I.
LATAR BELAKANG
Kesehatan Ibu merupakan salah satu prioritas kesehatan yang mencerminkan generasi masa depan suatu bangsa. Ibu juga adalah anggota keluarga yang mempunyai peran penting dalam mengatur semua terkait urusan rumah tangga, pendidikan anak dan seluruh kesehatan keluarga. Oleh karena itu, ibu menjadi sasaran kelompok rawan untuk mendapatkan perhatian khusus terkait kesehatannya. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu menjadi penting untuk terus dipantau. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) berdasarkan International statistical classifcation of diseases health problems edisi ke 10 (ICD-10), kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera (WHO, 2014). Kementerian Kesehatan RI menerjemahkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2016). Gambaran perkembangan AKI di Indonesia masih fluktuatif. Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Berdasarkan data SDKI terakhir tahun 2012, pada kenyataannya Indonesia masih belum memenuhi target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yaitu belum mencapai 102 kematian per 100 000 kelahiran hidup. Kementerian Kesehatan dalam Rencana Strategis (Renstra) Menkes tahun 2015-2019, memasang indikator angka kematian ibu sebagai target yang harus dicapai sesuai dengan RPJMN tahun 2019 menjadi 306 kematian per 100 000 kelahiran hidup. Pada laporan WHO yang berjudul Strategies toward ending preventable maternal mortality (EPMM) 2015, target angka kematian ibu pada tahun 2030 pada negara 3
yang memiliki AKI kurang dari 420 di tahun 2010, harus menurunkan AKI sekitar 2/3 dari angka AKI 2010 pada tahun 2030 mendatang. Pada Rakorpop Kemenkes akhir tahun 2015, tercantum bahwa target pencapaian pada tahun 2030 AKI di Indonesia adalah 70 dari 100 000 kelahiran hidup. Meskipun pada SUPAS 2015 data AKI mecapai angka 305, namun Kemenkes dalam menelaah AKI menggunakan data SDKI tiap 5 tahun sebagai bahan evaluasi hingga mencapai target RPJMN yang diterjemahkan dalam Renstra Kemenkes yaitu 306 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2019. Berdasarkan kerangka UNICEF terkait mortalitas dan morbiditas ibu dan neonatal, gizi dan asupan memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perubahan angka mortalitas dan morbiditas tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan tunas muda generasi bangsa memiliki jendela yang penting yaitu dalam tahap 1000 hari pertama kehidupan mulai dari janin dalam kandungan hingga usia dua tahun. Gizi merupakan salah satu pilar untuk meningkatkan status kesehatan ibu sehingga memiliki andil yang sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia. Dalam rangka upaya penurunan angka kematian ibu, analisis dan perencanaan program apa yang akan ditempuh sangat diperlukan mengingat data angka AKI bersifat fluktuatif, sehingga perencaan ini disusun untuk memudahkan pola pikir perencanaan program penurunan angka kematian ibu yang sesuai dengan kondisi secara nasional di Indonesia.
4
II.
ANALISIS SITUASI
A. Kaitan AKI dengan Masalah Pangan dan Gizi Perkembangan angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan SDKI dari tahun 1991 hingga tahun 2007 mengalami penurunan, namun terjadi kenaikan di tahun 2012 dimana menjadi prediktor bahwa tahun 2015 Indonesia belum bisa mencapai target MDGs yang ditetapkan. Pada SDKI 2012 angka kematian ibu sebesar 359 per 100 0000 kelahiran hidup sedangkan target 2012 MDGs adalah 102 per 100 000 kelahiran hidup.
Gambar 1. Penyebab Kematian Ibu 2010-2013
Berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Ibu dari tahun 2010 hingga 2013 yang dirangkum dalam laporan Situasi Kesehatan Ibu oleh Kemenkes (2014), terlihat bahwa selama masa tersebut penyebab kematian ibu yang paling utama tetap sama, yaitu perdarahan, disusul oleh sebab hipertensi, abortus, partus lama, dan kategori lain-lain. Komplikasi kehamilan/persalinan
atau
yang
menyebabkan
kematian
ibu
tak
bisa
diperkirakan sebelumnya, dan sering terjadi beberapa jam atau hari setelah persalinan Gizi merupakan ranah yang dapat bersifat kuratif maupun preventif dalam tata laksana hipertensi dan perdarahan yang dialami oleh ibu, sehingga intervensi seputar gizi memiliki hubungan yang erat dalam mempengaruhi angka kematian ibu di Indonesia. Berikut adalah kerangka UNICEF terkait mortalitas dan morbiditas ibu dan neonatal.
5
Gambar 2. Kerangka konsep UNICEF mengenai mortalitas dan morbiditas maternal dan neonatal
Secara garis besar, penyebab langsung yang dapat mempengaruhi angka kematian ibu adalah komplikasi aborsi, infeksi dan penyakit, dan ketidakcukupan asupan makan. Adapaun penyebab tidak langsung bersifat pada level rumahtangga atau masyarakat dan wilayah, berupa kurangnya pengetahuan informasi dan keahlian, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan maternal, ketidakcukupan tenaga untuk kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kurangnya akses makanan bergizi dan zat gizi mikro esensial termasuk rendahnya ASI Ekslusif, buruknya higienitas dan sanitasi serta pelayanan kesehatan dasar.Selain itu juga dapat diketahui penyebab dasar berupa kuantitas dan kualitas sumber daya yang berhubungan dengan 6
kesehatan maternal seperti tenaga, ekonomi, organisasi dan sistem pengawasannya. Selain itu pada penyebab dasarjuga terdapat sumber daya potensial seperti lingkungan, teknologi dan sumber daya manusia.
B. Kriteria Penetapan Masalah AKI Penetapan masalah angka kematian ibu didasarkan pada ketidaktercapaian target angka MDGs yang telah ditetapkan di Indonesia dan justru meningkat dari tahun 2007 ke 2012 berdasarkan data SDKI. Masalah mortalitas ibu juga memiliki penyebab yang kompleks dengan adanya hubungan secara langsung dan tidak langsung seperti pada kerangka UNICEF sebelumnya. Badan Pusat Statistik menghitung angka kematian ibu di Indonesia dengan maksud akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
*AKI = (Dhamil / JLH) × 1000 D : Jumlah Kematian Ibu dalam tahap kehamilan atau kelahiran JLH : Jumlah Kelahiran Hidup *Sumber: Sirusa.bps.go.id
C. Analisis Sebab-Akibat Kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu pada dasarnya bukan hanya peningkatan kualitas pelayanan, tetapi juga peningkatan pendidikan perempuan dan pemberdayaan perempuan dan keluarga yang melibatkan sektor lain seperti pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan keluarga berencana. Selain itu, dilakukan pula penyusunan dokumen peta jalan percepatan pencapaian target MDGs yang mencakup kebijakan dan strategi untuk mengatasi kecenderungan melambatnya penurunan AKI dan kompleksnya permasalahan dan tantangan yang dihadapi. Rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi penyebab utama masih tingginya AKI, disamping permasalahan kepatuhan ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan asupan gizi yang memadai, serta pertolongan persalinan dengan tenaga medis masih rendah 7
pula. Selain itu, kemampuan keuangan dan keputusan keluarga seringkali menjadi faktor penghambat dalam penanganan kehamilan dan kelahiran. Beberapa hal yang dapat dilakuakn dimasa mendatang untuk menekan AKI melahirkan, antar lain, meningkatkna kesehatan ibu, meningkatkan partisipasi masyarakat dengan memberikan pemahaman tentang kematian ibu melalui tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat pedesaan. Selanjutnya, peningkatan peran pemerintah daerah melalui advokasi kepada legislatif dan eksekutif di daerah untuk meningkatkan komitmen dan dukungan politis terhadap program penurunan AKI (BPS, 2014). Dalam paparan materi yang disampaikan oleh Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas mengenai Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran MDGs, terdapat bangun konsep UNICEF tentang mortalitas dan morbiditas maternal beserta uraian faktor penyebab yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia (Tabel 1). Tabel 1. Penyebab Mortalitas dan Morbiditas Maternal di Indonesia Penyebab Langsung Pelayanan Antenatal: pemeriksaan kehamilan, persiapan persalinan, informasi tanda bahaya, imunisasi, pencegahan unwanted pregnancy, ketersediaan darah Persalinan oleh tenaga kesehatan (72,3%) Tempat Persalinan: 60% di rumah Dukun: 2 x lipat jumlah bidan, menangani 31,5% persalinan, Pelayanan Obstetri Emergency: ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED belum mencukupi (Dir KGM Bappenas) Perdarahan, abortus, infeksi, partus lama (Kemenkes, 2014) Penyebab Tidak Langsung • Perlindungan dan Perilaku Dalam Keluarga: – Kekerasan & Beban Ganda, – Perilaku konsumsi, – Aborsi & Perawatan Persalinan, – Kawin Muda, – Pandangan Budaya • Pemenuhan Hak Reproduksi: – Kesertaan KB, – Akses dan Kualitas Pelayanan KB, – Peran Kesetaraan Pria • Akses dan Penggunaan Pelayanan Kesehatan (Dir KGM Bappenas)
Faktor yang memperburuk Anemia Gizi Besi: 40,1% ibu hamil Wanita usia subur yang kekurangan energi kronik: 19,7% Kekurangan zat gizi mikro: Vit A, yodium, dll Malaria dan TBC, HIV/AIDS (Dir KGM Bappenas) Hipertensi (Kemenkes, 2014)
Faktor Dasar • Keterbatasan Pengetahuan – Pengetahuan dan Budaya Kesehatan Reproduksi – Pendidikan kesehatan reproduksi – Pendidik, Metode, dan Pendekatan dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi • Status Perempuan – Taraf Pendidikan Perempuan – Status Sosial Ekonomi Perempuan – Pengambilan Keputusan di Tingkat Rumah Tangga • Kelembagaan – Kelembagaan KB dan Pemberdayaan Perempuan – Posyandu – Institusi Pendidikan dan Keagamaan (Dir KGM Bappenas)
8
Berdasarkan analisis di atas, dapat dirumuskan model sebab-akibat, sebagai berikut
Angka Kematian Ibu Status Kesehatan dan Keadaan Gizi: Anemia, KEK, KGM, Hipertensi
Perlindungan dan Perilaku Dalam Keluarga : Perilaku konsumsi
Pemenuhan Hak Reproduksi: kualitas pelayanan kesehatan
Akses dan Penggunaan Pelayanan Kesehatan
Keterbatasan Pengetahuan Kelembagaan Status Perempuan
Gambar 3. Causal Model Pathways (CMP) Angka Kematian Ibu di Indonesia
9
III.
A. Identifikasi
ALTERNATIF PEMILIHAN PROGRAM
variabel
paling
berpengaruh
terkait
program
yang
akan
direncanakan Dalam menentukan dasar pemilihan program, maka perlu dilakukan analisis terhadap kekuatan hubungan antar variabel yang telah ditemukan dalam Casual Model Pathway sesuai dengan literatur yang ditemukan. Angka Kematian Ibu
or: 2.27
Status Kesehatan dan Keadaan Gizi: Anemia, KEK, KGM, Hipertensi or: 2.58
Perlindungan dan Perilaku Dalam Keluarga : Perilaku konsumsi or: 1.4
Pemenuhan Hak Reproduksi: kualitas pelayanan kesehatan
or: 9.6
Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
or: 1.6 or: 2.048
Keterbatasan Pengetahuan
Kelembagaan
Status Perempuan Isdiaty dan Ungsianik. 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III. J Keperawatan Ind, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24 Wijaya F. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Juwana Kabupaten Pati. Lukiono W. 2010. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan Pada Ibu Hamil Miskin Di Kota Blitar. Nugraha P. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Simarmata O. 2010. Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007). Isnanda, Noor, Musafah. 2013. Hubungan Pelayanan Antenatal Care (Anc) Dengan Kejadian Preeklampsia Ibu Hamil Di Rsud Ulin Banjarmasin.
Gambar 4. Analisis Hubungan CMP Angka Kematian Ibu di Indonesia
Berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yang paling mempengaruhi keadaan gizi sebagai faktor yang dapat memperburuk terjadinya kejadian kematian maternal, adalah kurangnya akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan akibat 10
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan program yang dapat berpengaruh terhadap outcome yang dicapai perlu disesuaikan dengan faktor yang paling mempengaruhi angka kematian ibu di Indonesia sendiri. B. Analisis Program Alternatif Setelah diketahui faktor yang paling mempengaruhi angka kematian ibu di Indonesia, langkah selanjutnya menentukan program yang akan digunakan melalui tabel analisis alternatif program dengan proses skoring.
Tabel 2. Analisis Alternatif Program Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Membangun unit yankes baru
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan yankes yang ada
Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan
Biaya
Skor 1
Skor 4
Skor 1
Materi
1
3
3
Waktu
1
5
2
Sumberdaya
2
4
4
Sustainability
5
3
5
Feasibility
1
5
3
Kebijakan
2
2
2
Kriteria
Total
13
26
20
*Skala skor: 1-5 dimulai dari 1 paling rendah hingga 5 paling mungkin dilaksanakan
Berdasarkan hasil skoring di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menurunkan angka kematian ibu melalui perbaikan akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, program paling memungkinkan untuk dijalankan adalah peningkatan partisipasi masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya.
11
IV.
DESKRIPSI PROGRAM KEPS (KARTU EDUKASI PENDAMPING SIAGA)
Program Kartu Edukasi Pendamping Siaga (KEPS) Kartu untuk memantau kondisi gizi Bumil dan kehadiran Pendamping Ibu Hamil dalam menghadiri sesi konsultasi gizi yang telah ditentukan
Output Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan yankes yang ada
Outcome 2019
Goal 2030
Target AKI Renstra Kemenkes 306 kematian per 100 000 kelahiran hidup
Target AKI Kemenkes 70 per 100 000 kelahiran hidup
Gambar 5. Kerangka Sasaran Implementasi Program KEPS untuk AKI Indonesia
A. Sasaran dan Area Program Program KEPS adalah program yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan memberdayakan pendamping ibu hamil untuk dapat bersama-sama menjaga kesehatan terutama melalui konseling gizi pada ibu hamil. Hal ini juga dimaksudkan agar masyarakat memaksimalkan manfaat pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu hamil di daerah. Sasaran dari program ini adalah Ibu Hamil dan Pendamping Ibu Hamil. Pendamping ibu hamil ditujukan pada orang terdekat dan yang berpengaruh terhadap kesehatan Ibu selama kehamilan (tiap trimestes) hingga pasca melahirkan, sehingga kesehatan Ibu hamil tetap terjaga, seperti suami, orangtua, caregiver, dan semacamnya. Program Kartu Edukasi Pendamping Siaga (KEPS) akan diujicobakan pada kegiatan antenatal care (ANC) di puskesmas di daerah kabupaten Tasikmalaya, sebagai wilayah dengan angka kematian ibu tertinggi di daerah Jawa Barat, Indonesia.
B. Tujuan Program Tujuan utama dari program ini adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2019 mencapai target 306 kematian per 100 000 kelahiran 12
hidup. Upaya pencapaian ditempuh melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk mengakses dan memanfaatkan pelayanan kesehatan, khususnya untuk kesehatan ibu hamil yang ada di tiap daerah. Adapun tujuan khususnya adalah untuk: 1. Mengidentifikasi kapasitas vendor untuk pemenuhan kebutuhan program KEPS 2. Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait dan berwenang dalam proses legalisasi implementasi program KEPS 3. Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah untuk melaksanakan tugasnya berkolaboasi dengan petugas antenatal care daerah 4. Manajemen monitoring partisipasi masyarakat melalui konsistensi masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan 5. Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya pelaku di sekitar Ibu Hamil tentang adanya program KEPS ini 6. Mengidentifikasi dampak keberlanjutan program terhadap angka kematian ibu.
C. Indikator Kinerja Performa dan output (Lampiran 1) program akan dimonitoring dan evaluasi melalui beberapa indikator, diantaranya: (1) Ketersediaan jumlah kartu yang diproduksi mencakup 80% ibu hamil yang ada di daerah (2) Jumlah puskesmas yang mengadopsi program pada tahun pertama 50% di suatu provinsi (3) Jumlah pendaftar program 80% ibu hamil dan pendamping yang ada di daerah (Key performance indicator) (4) Konsistensi kehadiran Ibu Hamil dan Pendamping Siaga mengikuti konseling gizi dalam program KEPS tiap trimester pada K1 hingga K4 (5) Angka morbiditas pada ibu hamil dengan penyebab masalah gizi menurun (anemia dan hipertensi) di daerah sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian sebelumnya tiap tahun (Key performance indicator) (6) Angka Kematian Ibu di daerah menurun sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian sebelumnya tiap tahun (Key performance indicator)
13
D. Komponen Program Komponen A Nama Komponen Biaya Deskripsi Komponen
Output
Waktu Implementasi Program Komponen B Nama Komponen Biaya Deskripsi Komponen
Output Waktu Implementasi Program Komponen C Nama Komponen Biaya Deskripsi Komponen
Mengidentifikasi kapasitas vendor untuk pemenuhan kebutuhan program KEPS 109 000 000 Salah satu tools bentuk barang yang utama dari program KEPS adalah kartu pemantauan. Kartu pemantauan ini tujuannya untuk mengingatkan ibu hamil dan menarik partisipasi pendamping ibu hamil untuk dapat menjaga kesehatan ibu hamil bersama-sama setelah konseling rutin dengan petugas kesehatan, sehingga keberadaan kartu ni sangat penting. (a) Barang dummy sebelum dilepaskan (b) Kerjasama dengan pihak vendor terpilih serta perjanjian-perjanjian. (c) Standard Operatinal Procedure, pengadaan barang, kualitas barang, keberlanjutan, tenaga 1,5 bulan
Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait 150 000 000 Program yang diajukan merupakan program baru dan bersifat multi program, artinya ada program lain yang bertujuan untuk menangani tingginya angka kematian ibu dan saling mendukung. Program KEPS nantinya akan masuk ke dalam program kesehatan yang ada. Bila nantinya akan menggunakan sumberdaya manusia atau tenaga kesehatan yang sudah ada maupun perekrutan tenaga kesehatan yang baru, maka advokasi terhadap pihak-pihak terkait perlu diyakinkan dengan pasti bahwa upaya ini akan menurunkan angka kematian ibu dan perlu adanya kerjasama lintas sektor. (a) jadwal advokasi (b) Kerjasama untuk dilakukannya advokasi 2 bulan
Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah 141 000 000 Tombak penyalur pesan yang utama adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi untuk mengadakan konseling gizi pada ibu hamil dan pendamping ibu hamil. Kemampuan baik akademik maupun komunikasi sangat dibutuhkan di lapangan agar tidak hanya sekedar
14
Output Waktu Implementasi Program Komponen D Nama Komponen Biaya Deskripsi Komponen
Output Waktu Implementasi Program Komponen E Nama Komponen Biaya Deskripsi Komponen
Output
menjadi pendidikan gizi, namun juga merambah pada perubahan kebiasaan ibu hamil menjadi lebih baik. Advokasi akan dilakukan di masing-masing daerah pada puskesmas induk dengan sasaran semua tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi, selama tiga kali pelatihan dengan paket konseling yang juga perlu dibuat. (a) jadwal advokasi (b) Kerjasama untuk dilakukannya advokasi 3 bulan
Manajemen monitoring partisipasi masyarakat 161 000 000 Program yang diajukan merupakan program baru dan bersifat multi program, artinya ada program lain yang bertujuan untuk menangani tingginya angka kematian ibu dan saling mendukung. Program KEPS nantinya akan masuk ke dalam program kesehatan yang ada. Bila nantinya akan menggunakan sumberdaya manusia atau tenaga kesehatan yang sudah ada maupun perekrutan tenaga kesehatan yang baru, maka advokasi terhadap pihak-pihak terkait perlu diyakinkan dengan pasti bahwa upaya ini akan menurunkan angka kematian ibu dan perlu adanya monitoring. Monitoring dilihat dari sejauh mana konsisten ibu dan pendamping untuk melakukan konseling gizi guna memperbaiki kondisi bumil menjadi lebih baik. Hasil kartu pantau dari program KEPS yang diberikan Dalam masa uji coba dan selama program berlangsung
Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat 120 000 000 Program yang diajukan merupakan program baru dan bersifat multi program, artinya ada program lain yang bertujuan untuk menangani tingginya angka kematian ibu dan saling mendukung. Program KEPS nantinya akan masuk ke dalam program kesehatan yang ada. Bila nantinya akan menggunakan sumberdaya manusia atau tenaga kesehatan yang sudah ada maupun perekrutan tenaga kesehatan yang baru, maka advokasi terhadap pihak-pihak terkait perlu diyakinkan dengan pasti bahwa upaya ini akan menurunkan angka kematian ibu dan perlu adanya kerjasama lintas sektor. (a) jadwal advokasi 15
(b) Kerjasama untuk dilakukannya advokasi 2 bulan
Waktu Implementasi Program
E. Estimasi Biaya, Perencanaan Anggaran dan Alokasi Dana Pinjaman Kelompok dan rencana pembiayan, jumlah, dan persentase pengeluaran untuk program ini disajikan pada Tabel 3. (Detail pada Lampiran 2 dan 3) Tabel 3. Rencana Pembiayaan Sumber Pendanaan Bantuan dari LSM/NGO Pemerintah pusat Kontingensi pemerintah tiap daerah yang bisa berasal dari APBN, APBD I, DEKON, DAK Alkes PONED, PONEK, BOK Kelas Ibu Hamil, KBD, RTK, Pelacakan Kematian (Kaslam, 2015) Total
Jumlah Dana 350 000 000 215 000 000
38 000 000
625 000 000
Tabel 4. Kategori Pengeluaran, Jumlah dan Persentase Pengeluaran Kategori 1. 2. 3. 4. 5. 6. Total
Peralatan dan pengadaan barang, pelatihan Jasa Konsultasi Percobaan wilayah Manajemen, monitoring dan Evaluasi Input Program Lain Kontingensi
Jumlah Dana yang Persentase Dialokasikan (IDR) Pengeluaran 173 000 000 28,7 53 000 000 8,8 30 000 000 5 160 000 000 26.5 167 000 000 27.7 20 000 000 3.3 603 000 000 100
16
V.
SUSUNAN IMPLEMENTASI
A. Analisis Partisipan, Organisasi Program dan Manajemen Analisis Partisipan : Program melibatkan stakeholder semua sektor baik sektor publik, sektor partisipatori, dan private Person/ group Ibu Hamil
Kategori Target
Karakteristik -Mudah lelah dan emosi berubahubah -Ibu rumah tangga/bekerja -Mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar -Mengurus keadaan rumah -Membutuhkan banyak informasi kesehatan tentang kehamilan
Interest, motives, attitudes -Menginginkan yang terbaik bagi kehamilannya -Sayang dan perhatian dengan keluarga -tertarik pada hal tentang kesehatan kehamilan
Potential (+/-)
Implikasi pada program
(+) memperhatikan kesehatan janinnya, suka memasak, selalu ingin tahu dengan informasi kesehatan
Meningkatkan kualitas konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil
(-) mudah lelah bila jarak yankes jauh, perlu pendamping untuk membuat keputusan
Mengurangi masalah gizi pada ibu hamil Mencegah komplikasi pada ibu hamil Mengurangi kejadian morbiditas pada ibu hamil
Suami/Pendamping Bumil
Target, affecting, actor
-sangat berpengaruh terhadap keputusan ibu hamil (istri) -pelaku yang sering bertemu langsung dengan istri di saat tidak bekerja -bekerja -sumber penghasilan rumah tangga -memiliki pemikiran rasional -memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan ibu hamil -mudah memerima informasi baru
-sayang kepada istri/bumil -menginginkan yang terbaik bagi kesehatan bumil dan janinnya -bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan bumil dan rumah tangga
(+)perhatian dengan bumil dan janin, menginginkan yang terbaik baik kesehatan bumil dan janin, memnuhi kebutuhan gizi keluarga (-)pengetahuan kesehatan bumil dan janin kurang, harus meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan,
Mengurangi AKI daerah Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil Membantu menurunkan morbiditas ibu Membantu mengurangi AKI daerah 17
Orangtua / Mertua
Saudara
Tetangga
Affecting
Affecting
Affectig
-terpengaruh keputusan orangtua atau mertua -Mempengaruhi keputusan bumil -Mempunyai pengalaman lebih dahulu daripada bumil -susah berubah -pemikiran mitos masih ada -emosi naik turun
- orang kepercayaan bumil - sangat berpengaruh terhadap keputusan ibu hamil -tempat cerita hati ibu hamil -mudah menerima informasi baru - pemikiran lebih rasional
- Mempengaruhi keputusan bumil -teman bermain bumil -memiliki berbagai informasi -bergosip
-sayang dan perhatian kepada bumil -menginginkan yang terbaik bagi kesehatanbumil dan janin
-sayang dan perhatian kepada bumil -menginginkan yang terbaik bagi kesehatanbumil dan janin
-suka memberikan informasi pada bumil
terpengaruh pada keputusan orangtua (mertua bumil) (+) suka memberikan nasihat kepada bumil, suka memberikan makanan atau sesuatu untuk kesehatan bumil dan janin (-) pemikiran yang mitos masih ada, pengetahuan tentang kesehatan khususnya gizi kurang, sulit menerima pemikiran yang baru
(+) teman pendengar bumil, suka memberikan nasihat kepada bumil, suka berbagi informasi (-) tidak selalu ada di rumah ibu hamil (pisah rumah/daerah)
(+) suka memberikan sesuatu kepada bumil, suka memberikan nasihat (-)informasi yang belum tentu benar dari tetangga, pengetahuan kurang
Mengurangi informasi mitos Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil Membantu menurunkan morbiditas ibu Membantu mengurangi AKI daerah Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil Membantu menurunkan morbiditas ibu Membantu mengurangi AKI daerah Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil Membantu menurunkan morbiditas ibu 18
Tenaga Kesehatan di Puskesmas (Calon konselor)
Actor
-pelaku utama sumber informasi bagi ibu hamil dan orang-orang di sekitarnya -mempengaruhi keputusan bumil -terbuka pada informasi-informasi baru -memiliki pemikiran yang rasional tentang kesehatan -tidak terpengaruh oleh mitos -Dipercaya oleh masyarakat sekitar
-sangat peduli terhadap kesehatan masyarakat sekitar -perhatian terhadap kesehatan ibu hamil dan janin
(+) sumber informasi kesehatan bumil dan masyarakat, orang yang dipercaya, suka mendengar keluhan bumil (-) waktu bertemu terbatas hanay saat jam kerja, tidak bisa terus memantau pola hidup bumil saat di rumah
Membantu mengurangi AKI daerah Merekonstruksi informasiinformasi yang terbaru Memberikan pengetahuan yang benar Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil Membantu menurunkan morbiditas ibu
Kader Posyandu
Kepala Puskesmas
Affecting
Affcting
-mempengaruhi keputusan bumil -mempengaruhi bumil untuk berpartisipasi secara aktif -mudah menerima informasi yang baru -berpikiran rasional tentang kesehatan -dekat dengan masyarakat
-Pembuat keputusan penerimaan program -penggerak sistem kesehatan di daerah
-suka memberikan informasi pada bumil -sangat perhatian dengan kondisi bumil -sebagai jembatan antara ibu dengan sistem kesehatan
-sangat peduli terhadap kemajuan kondisi kesehatan warganya
(+) suka memberikan nasihat dan informasi kepada bumil, terkadang memantau kondisi kesehatan bumil
Membantu mengurangi AKI daerah Mempengaruhi keputusan bumil terutama mengenai konsumsi makan, aktivitas, dan pola hidup sehat pada ibu hamil
(-) hanya memantau di saat tertentu saja,
Membantu menurunkan morbiditas ibu
(+) mengambil keputusan berdasarkan situasi nyata, mengambil keputusan terkait dana daerah,
Membantu mengurangi AKI daerah Membantu menurunkan morbiditas ibu
19
-menerima informasi baru termasuk inovasi-inovasi untuk memperbaiki kesehatan daerah
Lurah/Kades Ketua RW (Pemerintah lokal)
Tokoh agama/masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat/NGO
Affecting
Affecting
Affecting
-Penggerak masyarakat -mempengaruhi kegiatan masyarakat termasuk dalam hal kesehatan -pengambil keputusan bersama pejabat lain
-orang berpengaruh di masyarakat dan sangat mempengaruhi kegiatan masyarakat -sangat dihormati di masyarakat -mempengaruhi keputusan masyarakat -mau menerima informasi baru -perhatian terhadap kemajuan daerahnya -wadah kegiatan yang dapat menjalankan program di masyarakat -mudah menerima inovasi dan informasi baru -LSM lokal memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menghadapi masyarakat lokal
penggerak sistem kesehatan di daerah, dekat dengan pejabat-pejabat daerah (-) tidak memantau secara langsung di lapangan ke sasaran seperti ibu hamil -melancarkan setiap (+)selalu memberikan kegiatan yang informasi kegiatan yang bersifat positif di bermanfaat, menggerakkan masyarakat masyarakat -perhatian terhadap masalah kesehatan (-)tidak secara langsung daerahnya berhubungan dengan kesehatan ibu hamil di lapangan -sangat peduli (+) suka memberikan terhadap nasihat atau petuah, perkembangan menggerakkan masyarakat daerah terutama masalah kesehatan (-)tidak secara langsung berhubungan dengan kesehatan ibu hamil di lapangan -sangat peduli terhadap perkembangan daerah terutama masalah kesehatan
Membantu mengurangi AKI daerah
Membantu menurunkan morbiditas ibu Membantu mengurangi AKI daerah
Membantu menurunkan morbiditas ibu Membantu mengurangi AKI daerah
(+) dapat diajak bekerjasama termasuk dalam baik teknis maupun pendanaan, pengalaman lebih, dapat menggerakkan masyarakat
Membantu melancarkan dan meningkatkan sustainbility program
(-)pengetahuan tentang kesehatan minim
Membantu mengurangi AKI daerah
Membantu menurunkan morbiditas ibu
20
Organisasi Program dan Manajemen (Lampiran 4)
B. Koordinasi Saat ini penyusun program bertindak sebagai konsultan program, dimana program akan dikoordinasikan melalui institusi pemerintah atau melalui LSM/NGO di daerah. Institusi tersebut akan mendukung di setiap daerah untuk mendukung sistem desentralisasi termasuk dalam urusan gizi. Program akan didukung oleh naskah akademik berisi evidence based dan perencanaan program agar dapat memberikan gambaran kepada calon pendukung program. Institusi seperti UNICEF Indonesia dapat menjadi pertimbangan dikarenakan memiliki ketertarikan terhadap perkembangan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan neonatal. Konsep framework sebagai gambaran sebab-akibat juga telah dibentuk oleh badan UNICEF yang bergerak di bawah badan United Nation ini. Pemerintah seperti Kementerian Kesehatan akan mendukung dalam hal penelusuran daerah dan teknis agar program dapat berjalan sesuai rencana. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses sustainbility program seperti pengambil kebijakan tingkat daerah dan juga UNICEF apakah dapat saling melengkapi baik dari segi identifikasi masalah, perencanaan, persiapan, sumber daya, perlengkapan, implementasi maupun dana. Pada perencanaan, program akan diujicobakan lebih dahulu di suatu wilayah, untuk melihat apaah program benar-benar telah siap diluncurkan dan dilepaskan. Penilaian penerimaan dari masyarakat akan dibantu juga oleh pihak akademisi dan para ahli, apakah program relevan untuk dilaksanakan di daerah atau tidak. Penilaian terutama dilakukan kepada sasaran yaitu Ibu Hamil dan Pendamping Ibu Hamil. Selain itu, monitoring dan evaluasi dampak program juga dilihat dari berbagai aspek mulai dari kebijakan hingga teknis pelaksanaan.
C. Jadwal Implementasi Program ini diperkirakan akan dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesi dengan kurun waktu kurnag lebih 3 tahun hingga 2019, dimana setiap tahun akan diadakan monitoring dan evaluasi (Lampiran 5).
21
D. Sistem Monitoring dan Evaluasi / Pelaporan Di tingkat daerah, monitoring akan dilakukan di setiap kunjungan perawatan ibu hamil dengan menggunakan Kartu Edukasi Pendamping Siaga sebagai tools utama pemantauan program ini. Key Performance Indicator Jumlah pendaftar program 80% ibu hamil dan pendamping yang ada di daerah Angka morbiditas pada ibu hamil dengan penyebab masalah gizi menurun (anemia dan hipertensi) di daerah sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian sebelumnya tiap tahun Angka Kematian Ibu di daerah menurun sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian sebelumnya tiap tahun
Reporting Mechanism Monitoring reports
Plan and Timetable for Monitoring and Evaluation Setiap enam bulan sekali dan laporan tiap tahun
Monitoring reports dari base Laporan tiap tahun dan end line
Laporan studi penelitian Laporan tahunan dari data Monitoring reports dari base daerah dan end line
22
VI.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Design and Monitoring Framework
Design Summary Impact Penurunan angka kematian ibu nasional
Data Sources and Reporting Mechanisms Tahun 2019 AKI di Survei Indonesia menjadi 206 Demografi kematian per 100 000 dan kelahiran hidup Kesehatan Indonesia Performance Targets and Indicators
Assumption and Risks Assumption Masyarakat aktif dalam mengikuti program konseling dan dpantau dalam kartu program
Survei Angka Risk Kematian Ibu Bencana tidak disengaja tiap daerah yang akhirnya tidak terukur
Outcome Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan yankes yang ada
Output 1 Mengidentifikasi kapasitas vendor untuk pemenuhan kebutuhan program KEPS
Output 2 Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait dan berwenang dalam proses legalisasi implementasi program KEPS
Output 3 Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah
Angka Kematian Ibu di daerah menurun sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian sebelumnya tiap tahun
Baseline dan final survei Laporan studi penelitian Monitoring reports dari base dan end line
Assumption Rasaingin tahu masyarakat untuk memperbaiki kondisi gizi tinggi
Risk Pelayanan kesehatan daerah tidak berkualitas Ketersediaan jumlah Annual report Assumption kartu yang diproduksi Ketersediaan sumber mencakup 80% ibu bahan terpenuhi hamil yang ada di daerah Risk Terjadi bencana alam yang berdampak pada distribusi kartu Jumlah puskesmas yang Biannual Assumption mengadopsi program review Masyarakat aktif dalam pada tahun pertama 50% mengikuti program di suatu provins konseling dan dpantau dalam kartu program
Jumlah pendaftar Biannual program 80% ibu hamil review dan pendamping siaga yang ada di daerah
Risk Bencana tidak disengaja yang akhirnya Assumption Masyarakat mengetahui tenaga kesehataan ahli
23
untuk melaksanakan tugasnya berkolaboasi dengan petugas antenatal care daerah sehingga menarik masyarakat untuk konseling Output 4 Manajemen monitoring partisipasi masyarakat melalui konsistensi masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk menyelesaikan masalah gizi mereka
Konsistensi kehadiran Biannual Ibu Hamil dan review Pendamping Siaga mengikuti konseling gizi dalam program KEPS tiap trimester pada K1 hingga K4
Risk Bencana yang mengakibatkan pelatihan tidak terlaksana Assumption Ibu hamil dan pendamping siaga dapat menerima pesan dengan baik dari tenkes, sehingga tertarik untuk melanjutkan program
Risk Pelayanan kesehatan tidak melanjutkan program Angka morbiditas pada Monitoring Output 5 Assumption Mengidentifikasi ibu hamil dengan reports dari Masyarakat dapat penerimaan dan penyebab masalah gizi base dan end menerapkan hasil sosialisasi kepada menurun (anemia dan line konseling gizi dan masyarakat hipertensi) di daerah sosialisasi yang diterima sekitar 1/8 dari jumlah angka kematian Risk sebelumnya tiap tahun Masyarakat tidak bisa menerapkan hasil konseling gizi karena penyebabmasalah bukan gizi secara langsung Activities with Milestone Inputs 1. Mengidentifikasi kapasitas vendor untuk pemenuhan Bantuan dari LSM/NGO kebutuhan program KEPS 1.1 Rekrutmen ahli (awal 2017) 300 000 000 1.2 Identifikasi kebutuhan fasilitas untuk memenuhi Pemerintah pusat kebutuhan program KEPS (2017) 120 000 000 1.3 Sosialisasi pelelangan vendor secara terpilih (2017) Kontingensi pemerintah 1.4 Pembuatan dummy kartu KEPS (2017) tiap daerah yang bisa 1.5 Pembuatan SOP antar pihak (2017) berasal dari APBN, APBD 1.6 Perjanjian kerjasama antar dua belah pihak (2017) I, DEKON, DAK Alkes 2. Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait dan PONED, PONEK, BOK berwenang dalam proses legalisasi implementasi program Kelas Ibu Hamil, KBD, RTK, Pelacakan Kematian KEP 1.1 Rekrutmen konsultan (awal 2017) 30 00 000 1.2 Identifikasi pihak dari pusat hingga daerah yang berpengaruh dan terlibat dalam rencana implementasi KEPS (2017) 1.3 Membuat naskah akademik yang memberi gambaran pentingnya program dilakukan dan evidence based yang ada (2017) 24
1.4 Perencanaan bagan cost and benefits dari program (2017) 1.5 Jadwal advokasi pada pihak pihak terkait (2017) 3. Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah untuk melaksanakan tugasnya berkolaboasi dengan petugas antenatal care daerah sehingga menarik masyarakat untuk konseling 1.1 Rekrutmen ahli (pertengahan 2017) 1.2 Program KEPS akan disisipkan dalam program perawatan ibu hamil untuk memastikan jalannya program dapa diterima masyarakat (2017) 1.3 Terbentuk keputusan apakah akan menggunakan tenaga kesehatan yang sudah ada atau harus bekompetensi gizi (2017) 1.4 Pengembangan pengetahuan pada tenaga kesehatan terkait mengenai kesehatan ibu hamil dan pasca kelahiran (akhir 2017) 1.5 Pengembangan pengetahuan mengenai kaitan gizi dan kehamilan dan pasca kelahiran (akhir 2017) 4. Manajemen monitoring partisipasi masyarakat melalui konsistensi masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan 1.1 Rekrutmen ahli (awal 2018) 1.2 Independent monitoring oleh NGO (juli 2018 dan desember 2018, serta juli 2019 dan desember 2019) 1.3 Merencanakan lokakarya dan diskusi terbuka dengan stakeholder (awal 2019) 1.4 Uji coba wilayah (2018 awal) 5. Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat 1.1 Identifikasi peningkatan KEPS terdaftar 1.2 Survey konsumsi dan pola hidup sehat ibu hamil dari base ke end line 1.3 Studi efikasi pemberian konseling pada pendamping siaga
25
Lampiran 2. Perkiraan Rincian Biaya *Belum memperhitungkan aspek fiskal tahun 2017, 2018 dan 2019 Code
Supplies and Services rendered
Cost Unit
Komponen A: Identifikasi kapasitas vendor 1.1 Equipment and Supplies 1.1.1 Publikasi, meeting Publikasi 1.2 Jasa Konsultasi 1.2.1 Desain tools kartu Lump sum 1.3 1.3.1 1.3.2
Input proyek lain Cetak kartu Distribusi
tools trial
Quantity
Cost Per Unit
Total
LSM/NGO
Pusat
Supplies and Services rendered
Unit
Daerah
3
1 000 000
3 000 000
-
-
3 000 000
SPD
1
3 000 000
3 000 000
3 000 000
-
-
SPD
10 000 50
5000 500 000
50 000 000 50 000 000
50 000 000
50 000 000 -
-
SPD SPD
Cost Code
Responsible Agency
Contributions
Quantity
Cost Per Unit
Responsible Agency
Contributions Total
LSM/NGO
Pusat
Daerah
Komponen B: Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait 1.1 1.1.1 1.2
Equipment and Supplies Pelatihan, lokakarya, Publikasi seminar Jasa Konsultasi
10
5 000 000
50 000 000
50 000 000
-
-
SPD
26
1.2.1
Naskah akademik
Lump sum
1
10 000 000
10 000 000
10 000 000
-
SPD
1.3 1.3.1
Input proyek lain Transportasi
Cod e
Supplies and Services rendered
transportasi
Code
Input proyek lain Transportasi
Supplies and Services rendered
7 500 000
15 000 000
15 000 000
Cost Unit
Komponen C: Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah 1.1 Equipment and Supplies 1.1.1 Pelatihan, lokakarya, Publikasi seminar 1.2 Jasa Konsultasi 1.2.1 Pembicara ahli Lump sum 1.3 1.3.1
2
transportasi
SPD
Cost Per Unit
Total
LSM/NGO
10
10 000 000
100 000 000
100 000 000
-
-
10
2 000 000
20 000 000
-
20 000 000
-
14
1 500 000
21 000 000
21 000 000
-
-
Quantity
Cost Unit
Responsible Agency
Contributions
Quantit y
Cost Per Unit
Pusat
Daerah
LSM/NGO
Pusat
SPD SPD
Responsible Agency
Contributions Total
SPD
Daerah
Komponen D: Manajemen monitoring partisipasi masyarakat 1.1
Equipment Supplies
and
27
1.1.1 1.2 1.2.1 1.3
Pelatihan manajemen Jasa Konsultasi Pembicara ahli Manajemen, monitoring Evaluasi
training
2
5 000 000
10 000 000
10 000 000
-
-
Lump sum
4
5 000 000
20 000 000
-
20 000 000
-
-
SPD
SPD
dan
1.3.1
Uji coba wilayah
trial
1
30 000 000
30 000 000
-
30 000 000
1.3.2
Inisiasi program
Implemetation
1
10 000 000
10 000 000
10 000 000
-
1.3.3
monitoring
monitoring
2
20 000 000
40 000 000
-
40 000 000
-
1.3.4 1.3.5
Evaluasi Independent monitoring Input proyek lain Transportasi
evaluation study
1 1
15 000 000 15 000 000
15 000 000 15 000 000
-
15 000 000
15 000 000 -
SPD
transportasi
14
1 500 000
21 000 000
21 000 000
-
-
SPD
1.4 1.4.1
Cod e
Supplies and Services rendered
Cost Unit
Quantity
Cost Per Unit
SPD
LSM/NGO
SPD
SPD
Responsible Agency
Contributions Total
SPD
Pusat
Daerah
10 000 000
-
Komponen E: Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat 1.1
Equipment and Supplies
1.1.1 Lokakarya
training
2
5 000 000
10 000 000
-
SPD
28
1.2 Jasa Konsultasi 1.2.1 Jasa Survey
Lump sum
1
50 000 000
50 000 000
50 000 000
-
-
1.3.1 Evaluasi penerimaan
evaluation
2
10 000 000
20 000 000
-
-
20 000 000
1.3.5 Independent survey
study
1
30 000 000
30 000 000
-
30 000 000
1.4 Input proyek lain 1.4.1 Transportasi
transportasi
5
2 000 000
10 000 000
10 000 000
1.3
Manajemen, monitoring Evaluasi
SPD
dan
-
SPD SPD
SPD
*SPD: Sekretariat Program Daerah
29
Lampiran 3. Susunan Arus Biaya Pemerintah Pusat, NGO/LSM, dan Pemda
Komponen A: Identifikasi kapasitas vendor
Komponen B: Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait
Komponen C: Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah
IDR 190 000 000
Dana Hibah Kolektif Implementasi Unit IDR 603 000 000
IDR 75 000 000
IDR 22 000 000 Manajemen dan koordinasi keseluruhan
IDR 141 000 000
IDR 20 000 000 Kontingensi
Komponen D: Manajemen monitoring partisipasi masyarakat
Komponen E: Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat
IDR 161 000 000
IDR 120 000 000
30
Lampiran 4. Struktur Organisasi
Project Steering Commitee Ketua: Deputi PMMK, Bappenas Anggota: Bappenas, Kemenkes, Kemendagri, Kemenko PMK
Penasehat Tehnis: - Akademisi - Konsultan Ahli
Manajer Programk: Dir KGM -----------------------------------------Sekretariat Sekretariat Program KEPS Pusat Deputi Manajer Program Ditzi Kemenkes, Deputi Bid Peningkatan Kesehatan PMK Sekretariat
Dinas Kesehatan Provinsi
Pemerintah Daerah
31
Lampiran 5. Jadwal Implementasi
Code
Supplies and Services rendered
Komponen A: Identifikasi kapasitas vendor Rekrutmen 1.1 ahli Publikasi, 1.2 meeting Identifikasi kebutuhan fasilitas untuk 1.3 memenuhi kebutuhan program KEPS Sosialisasi pelelangan 1.4 vendor secara terpilih Pembuatan 1.5 dummy kartu KEPS Pembuatan 1.6 SOP antar pihak Perjanjian kerjasama 1.7 antar dua belah pihak
Resp 4
5
6
7
2017 8 9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
2018 7 8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
2019 7
8
9
10
11
SPD SPD
SPD
SPD
SPD
SPD
SPD
32
12
Supplies and Services rendered Komponen B: Melakukan advokasi kepada pihak-pihak terkait Rekrutmen 1.1 konsultan Identifikasi pihak dari pusat hingga daerah yang 1.2 berpengaruh dan terlibat dalam rencana implementasi KEPS Membuat naskah akademik yang memberi gambaran 1.3 pentingnya program dilakukan dan evidence based yang ada Perencanaan bagan cost and 1.4 benefits dari program Jadwal advokasi pada 1.5 pihak pihak terkait
Resp
2017
Code
4
5
6
7
8
9
2018 10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
2019 8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
SPD
SPD
SPD
SPD
SPD
33
12
Supplies and Services rendered Komponen C: Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan gizi daerah 1.1 Rekrutmen ahli Program KEPS akan disisipkan dalam program perawatan ibu 1.2 hamil untuk memastikan jalannya program dapa diterima masyarakat Terbentuk keputusan apakah akan menggunakan 1.3 tenaga kesehatan yang sudah ada atau harus bekompetensi gizi Pengembangan pengetahuan pada tenaga kesehatan terkait 1.4 mengenai kesehatan ibu hamil dan pasca kelahiran Pengembangan pengetahuan mengenai kaitan 1.5 gizi dan kehamilan dan pasca kelahiran
Resp
2017
Code
4
5
6
7
8
9
2018 10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
2019 8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
SPD
SPD
SPD
SPD
SPD
34
12
Supplies and Services rendered Komponen D: Manajemen monitoring partisipasi masyarakat 1.1 Rekrutmen ahli Independent 1.2 monitoring oleh NGO Merencanakan lokakarya dan 1.3 diskusi terbuka dengan stakeholder Uji coba 1.4 wilayah
Resp
2017
Code
4
5
6
7
8
9
2018 10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
2019 8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
SPD SPD
SPD
SPD
35
12
Supplies and Services rendered Komponen E: Mengidentifikasi penerimaan dan sosialisasi kepada masyarakat Identifikasi peningkatan 1.1 KEPS terdaftar Survey konsumsi dan pola hidup 1.2 sehat ibu hamil dari base ke end line Studi efikasi pemberian konseling 1.3 pada pendamping siaga Evaluasi 1.4 penerimaan Independent 1.5 survey
Resp
2017
2018
2019
Code
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
SPD
SPD
SPD
SPD SPD
36
12
VII.
PENUTUP
Perencanaan program Kartu Edukasi Pendamping Siaga (KEPS) ini disusun dengan menggunakan asas keluwesan, artinya sengaja dibuat tidak terlalu kaku untuk memberikan ruang dalam melakukan penyesuaian dan modifikasi dalam perjalanannya. Hal ini dikarenakan dinamika perkembangan dan kemajuan dari kebijakan dan proses di lapangan dapat berubah sewaktu-waktu dan dapat terjadi kapan saja, maka dokumen perencanaan ini terbuka untuk ditinjau dan di evaluasi sebelum program benar-benar dilaksanakan. Pada akhirnya keberhasilan pencapaian tujuan program yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan ini sangat tergantung pada komitmen seluruh stakeholder terkait, baik sektor publik, sektor partisipatori maupun sektor privat.
37
DAFTAR PUSTAKA BPS. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Badan Pusat Statistik: Jakarta. BPS. 2014. Analisis Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu 2014. Badan Pusat Statistik: Jakarta. Dir KGM Bappenas. [tanpa tahun]. Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas. Isdiaty dan Ungsianik. 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III. J Keperawatan Ind, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24 Isnanda, Noor, Musafah. 2013. Hubungan Pelayanan Antenatal Care (Anc) dengan Kejadian Preeklampsia Ibu Hamil Di Rsud Ulin Banjarmasin. Kaslam. 2015. Capaian Target Kesehatan Ibu dan Bayi di Indonesia. Disampaikan dalam Diskusi Global dan Warga Mendengar 2015. Save the Children. Kemenkes RI. 2014. Situasi Kesehatan Ibu. [Artikel]. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes RI. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Disampaikan dalam Rakorpop Kementerian Kesehatan RI oleh Dirjen Bina Gizi KIA: Jakarta. Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. ISBN 978-602-416-065-4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Lukiono W. 2010. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan Pada Ibu Hamil Miskin di Kota Blitar. [Tesis]. Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Nugraha P. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Simarmata O. 2010. Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007). UNICEF. 2014. Conceptual Framework for maternal and neonatal mortality and morbidity. https://www.unicef.org/malaysia/. Diakses pada tanggal 22 April 2016. Wijaya F. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Juwana Kabupaten Pati.
38