xv
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyeselesaikan hasil penelitian yang berjudul ―Pengaruh Faktor Maternal, Kualitas Antenatal Care, Paparan Asap Rokok dan Sosial Budaya Terhadap Kejadian BBLR Di Kabupaten Ende‖ ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA (K) selaku pembimbing I yang telah penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister dan khususnya dalam penyelesaian hasil penelitian ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M. Epid selaku pembimbing II yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, semangat, dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi, Ibu Dr. Luh Seri Ani, SKM.,M.Kes, Ibu dr. Ni Wayan Aria Utami, M. App.Bsc.PhD selaku penguji tesis yang telah memberikan masukkan dan bimbingan demi kesempurnaan tulisan tesis ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Ibu Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada
vii
xvi
penulis untuk menjadi mahasiswa program magister pada Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH selaku ketua PS MIKM Universitas Udayana. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sekretariat PS MIKM Universitas Udayana, Kordinator Peminatan KIA-Kespro PS MIKM Universitas Udayana, dan semua para dosen dan staf PS MIKM Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan magister, BPPSDM KES yang telah memberikan bantuan dana tugas belajar kepada penulis selama mengikuti pendidikan serta Kepala Puskesmas beserta seluruh pemegang Program KIA dan teman sejawat bidan serta partisipan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan ijin dan membantu untuk memperoleh data penelitian. Tidak lupa pula ucapkan syukur dan terima kasih kepada Suami tercinta Marselinus Yunior Nisanson dan anak Olga, Kelvin, Kenia, adik Merlin serta orang tua, keluarga dan teman-teman Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan VI atas dukungan moral dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan tesis ini dengan baik. Denpasar, Khrispina Owa
viii
xvii
ABSTRAK PENGARUH FAKTOR MATERNAL, KUALITAS ANTENATAL CARE, PAPARAN ASAP ROKOK DAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP KEJADIAN BBLR DI KABUPATEN ENDE
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal. BBLR dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor maternal, kualitas antenatal care, paparan asap rokok dan sosial budaya yang berisiko terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol pada 78 kasus bayi yang lahir BBLR dan 78 kontrol bayi lahir tidak BBLR pada tahun 2015 yang dilakukan pada enam puskesmas di Kabupaten Ende. Data yang di kumpulkan antara lain faktor maternal meliputi umur ibu, jumlah anak, jarak kelahiran, status KEK, anemia, penyakit penyerta, faktor kualitas antenatal care, faktor paparan asap rokok dan faktor sosial budaya yang meliputi pantang makanan, pendidikan, penghasilan keluarga dan pekerjaan. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden dan penelusuran catatan register kohor ibu dan bayi, kartu pemeriksaan ibu hamil dan buku KIA. Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor risiko kejadian BBLR adalah umur < 20 atau ≥35 tahun OR 6,8 (95% CI:1,87-25,0), jarak kelahiran< 2 tahun OR 6,5 (95% CI:1,78-24,2), status KEK OR 5,3 (95% CI:1,38-21,0), anemia OR 4,2 (95% CI:1,37-13,1), penyakit penyerta malaria OR 3,9 (95% CI:1,21-12,7), kualitas antenatal kurang OR 3,5 (95% CI:1,11-11,3), status bekerja buruh tani OR 4,6 (95% CI:1,44-14,9) dan pantang makanan OR 6,7 (95% CI:1,71-26,8). Penelitian ini menunjukkan pentingnya upaya yang berkesinambungan dan komprehensif dari semua pihak terutama puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor demi menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatal akibat BBLR. Kata kunci: maternal, antenatal care, pantang makanan, BBLR
ix
xviii
ABSTRACT INFLUENCE OF MATERNAL FACTORS, QUALITY OF ANTENATAL CARE, PASSIVE EXPOSURE TO CIGARETTE SMOKE, AND SOCIOCULTURAL ASPECTS ON LOW BIRTH WEIGHT INFANTS IN ENDE, FLORES
Low birth weight (LBW) among infantsis one cause of neonatal mortality. Low birth weight can be caused by internal and external factors. This study aimed to determine the influence of maternal factors, the quality of antenatal care, passive exposure to cigarette smoke, and sociocultural factors that increase the risk of LBW among infants in Ende, Flores. This study design was case control with 78 cases of infants with low birth weight and 78 control infants with normalbirth weight presenting at 6 health centres inthe district of Ende, 2015. Data was collected on maternal factors including maternal age, birth spacing, number of children, the CED status, anemia status, and concomitant diseases, quality of antenatal care received andpassive exposure to cigarette smoke. Socio-cultural factors were also explored including traditional beliefs in placing severe dietary restrictions on pregnant women, along with level of education, family income, and occupation. Data were collected through search of health centre records of mothers and infants, examination cards of pregnant mothers, ANC book, and through direct interviews with respondents. Based on the research results, risk factors of LBW were age of mother<20 or ≥35 years OR 6.8 (95% CI: 1.87 to 25.0), birth spacing <2 years OR 6.5 (95% CI: 1, 78 to 24.2), the status of CED OR of 5.3 (95% CI: 1.38 to 21.0), anemia OR of 4.2 (95% CI: 1.37 to 13.1), presence of concomitant diseases such as malaria OR 3.9 (95% CI: 1.21 to 12.7), low quality of antenatal care OR 3.5 (95% CI: 1.11 to 11.3), traditional dietary restrictions OR of 6.7 (95% CI: 1.71 to 26.8), and maternal occupation OR of 4.6 (95% CI: 1, 44 to 14.9) This study findings indicate the importance of continuous and comprehensive investment from all parties, especially from community health providers and educators, across all programs and sectors in order reduce morbidity and neonatal mortality due to LBW. Keywords:
maternal, antenatal care, abstinence from food, LBW
xix
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM………………………………………………………… .. i PRASYARAT GELAR…………………………………………………….. .. ii LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. ... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………..... iv UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………….. .. v ABSTRAK…………………………………………………………………. .. vi ABSTRACT………………………………………………………………. ...... vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3 Tujuan ....................................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 1.4.1 Manfaat Praktis .............................................................. 1.4.2 Manfaat Akademis .........................................................
1 1 8 9 9 9 10 10 11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah .......................................................... 2.2 Faktor-Faktor yang Berisiko Terjadinya Bayi Berat LahirRendah.............................................................................. 2.2.1 Faktor Internal (Maternal) ............................................ 2.2.1.1 Umur Ibu ........................................................ 2.2.1.2 Paritas ............................................................. 2.2.1.3 Jarak Kelahiran .............................................. 2.2.1.4 Penyakit yang Menyertai Kehamilan ............. 2.2.1.5 Status KEK..................................................... 2.2.1.6 Status Anemia ................................................ 2.2.1.7 Komplikasi Kehamilan .................................. 2.2.1.8 Faktor Janin .................................................... 2.2.2 Faktor Eksternal ............................................................
11 11
xi
12 12 12 13 14 15 16 18 19 20 20
xx
2.2.2.1 Paparan Asap Rokok ...................................... 2.2.2.2 Pendidikan Ibu ............................................... 2.2.2.3 Pekerjaan Ibu.................................................. 2.2.2.4 Penghasilan Keluarga..................................... 2.2.2.5 Faktor sosial Budaya (pantangan makanan dalam keluarga) ........................................... 2.2.2.6 Kualitas Antenatal Care..................................
20 23 23 24
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS ............... 3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 3.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................
30 30 32 33
3.4 Hipotesis Statistik (Hipotesis Kerja) Ho dan Ha ...............................
33
METODE PENELITAN ................................................................. 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 4.2 Populasi dan Sampel ................................................................. 4.2.1 Populasi Kasus .............................................................. 4.2.2 Populasi Kontrol ........................................................... 4.2.3 Sampel Kasus ................................................................ 4.2.4 Sampel Kontrol ............................................................. 4.3 Cara Pengumpulan Data ........................................................... 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 4.5 Identifikasi Variabel Penelitian................................................. 4.5.1 Variabel Dependen ...................................................... 4.5.2 Variabel Independen .................................................... 4.6 Besar Sampel ............................................................................ 4.6.1 Perhitungan Sampel Kasus .......................................... 4.6.2 Besar Sampel Kontrol .................................................. 4.6.3 Kelayakan Sampel ....................................................... 4.6.4 Cara Pemilihan Sampel ................................................ 4.7 Definisi Operasional ................................................................. 4.8 Metode dan Instrumen Penelitian ............................................. 4.9 Analisis Data .............................................................................. 4.9.1 Analisis Bivariat ............................................................ 4.9.2 Analisis Multivariat………………………………. ......
35 35 35 35 35 36 36 36 36 37 37 37 37 37 38 38 39 40 47 47 48 48
BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………… ..... 5.1 Gambaran lokasi penelitian…………………………… ............... 5.2 Karakteristik kasus dan kontrol…………………………...... .....
50 50 51
BAB IV
xii
25 26
xxi
5.3 Faktor Risiko BBLR…………………………………………… .. 5.4 Faktor Risiko Kejadian BBLR………………………………… ..
53 56
BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………… .... 6.1 Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah ...................... 6.2 Kelemahan Penelitian .................................................................
60 60 84
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN…………………………………..... ..... 7.1 Simpulan……………………………………………………... .... 7.2 Saran…………………………………………………………. ....
85 85 85
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. .... LAMPIRAN
88
xiii
xxii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional…………………………………………… .... Tabel 5.1 Karakteristik subyek penelitian………………………………... .... Tabel 5.2 Analisis Bivariat Faktor Risiko Kejadian BBLR………………. .... Tabel 5.3 Analisis Multivariat Faktor Risiko Kejadian BBLR…………… ....
xiv
40 52 54 57
xxiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Gambar 4.1
Bagan Konsep Penelitian .......................................................... Rancangan Penelitian Case Control .........................................
xv
32 35
xxiv
DAFTAR SINGKATAN
AKB AKI AKN ANC BBLR BBLN BBLSR BBLASR CI IUGR JAMPERSAL KEK KIA KMK LILA MDGs MKJP NKB-SMK NCB-KMK NLB-KMK NTT OR PAP POSKEDES PKPR RSUD SDKI TBC UNICEF WHO
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Angka Kematian Neonatal Antenatal Care Bayi Berat Lahir Rendah Bayi Berat Lahir Normal Bayi Berat Lahir Sangat Rendah Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah Confidence Interval Intra Uterine Growth Retardation Jaminan Persalinan Kurang Energi Kronik Kesehatan Ibu Anak Kecil Masa Kehamilan Lingkar Lengan Atas Millennium Development Goals Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan Neonatal Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan Neonatal Lebih Bulan- Kecil Masa Kehamilan Nusa Tenggara Timur Odds Ratio Perdarahan Ante Partum Pos Kesehatan Desa Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Rumah Sakit Umum Daerah Survei Dasar Kesehatan Indonesia Tuberculosis United Nations International Children’s Emergency Fund. World Health organization
xvi
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penjelasan kepada calon responden Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Hasil Analisis dengan STATA Lampiran 5. Surat ijin penelitian kepada Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Ende Lampiran 6. Surat permohonan Ethical Clearance Lampiran 7. Surat rekomendasi penelitian dari Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Ende
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa dan mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakat (WHO & UNICEF, 2004). Angka ini digunakan untuk memonitoring dan mengevaluasi program serta kebijakan kependudukan dan kesehatan (Kemenkes, 2011). Program kesehatan Indonesia telah difokuskan untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi. Dalam upaya menekan AKB, pemerintah membuat berbagai program kebijakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pada tahun 2011
Pemerintah
Indonesia
meluncurkan
program
Jaminan
Persalinan
(JAMPERSAL) sebagai salah satu upaya mencapai Millennium Development Goals (MDGs). Program ini menyediakan perawatan antenatal, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir sampai umur 28 hari secara gratis bagi masyarakat yang tidak mempunyai asuransi kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Pada pelayanan kebidanan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang dipakai untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam kandungan sangat tergantung pada kesehatan dan kesejahteraan sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan. 1
2
Secara umum gambaran klinis berat lahir rendah kecil masa kehamilan (KMK) menurut Proverawati (2010), adalah bayi kehamilan cukup bulan dengan berat di bawah 2500 gram, gerakan bayi aktif, menangis cukup kuat, kulit bayi keriput, lemak bawah kulit tipis. Pada bayi perempuan bagian labia minora ditutupi oleh bagian labia mayora, sedangkan pada bayi laki-laki testis menurun dan bayi mengisap cukup kuat. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu problem internasional dan nasional yang dapat memengaruhi status kesehatan suatu negara (WHO & UNICEF, 2004). Bayi dengan berat badan kurang dari normal mempunyai angka kematian yang tinggi dan merupakan prediktor penting dari kesehatan bayi baru lahir dan kelangsungan hidup serta berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi dari kematian bayi dan anak-anak (Soetjiningsih,2013). Menurut Efriza (2011), BBLR berisiko meninggal pada periode neonatal dini enam kali lebih besar sedangkan bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLSR) 59 kali berisiko meninggal pada usia neonatal dini dibandingkan bayi berat lahir normal. Organisasi dunia seperti United Nations Internationall Children’s Emergency fund (UNICEF) dan Word Health Organization (WHO) (2004), menggunakan BBLR sebagai salah satu indikator kesehatan mengingat saat ini angka kejadian BBLR makin meningkat setiap tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Prevalensi BBLR secara global tahun 2012 diperkirakan sekitar 15%, di negara berkembang sekitar 16%, Asia sekitar 72% dan Afrika 22% (WHO & UNICEF, 2004).
3
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dalam periode 5 tahun (2007-2012) sebesar 32 per 1000 KH. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 meningkat sebesar 34 per 1000 KH dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 26 per 1000 KH. Angka ini masih tertinggi dari negara-negara ASEAN yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand serta 1,3 kali lebih tinggi dari Philipina. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB di Propinsi NTT sebanyak 45 /1000 KH. Angka kematian neonatal sebesar 26/1000 KH. Penyebab kematian terbanyak adalah BBLR sebesar 10/1000 KH. Hasil Riskesdas tahun 2010 prevalensi BBLR di Indonesia secara keseluruhan adalah 11,1 % dan tahun 2013 sebesar 10,2% dari seluruh kelahiran di Indonesia. Prevalensi BBLR secara nasional menurun namun di beberapa daerah kejadian BBLR masih sangat tinggi seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 15% dari seluruh kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013). Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, angka kematian bayi bersifat fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari AKB tahun 2012 sebanyak 84 dari 4.862 kelahiran hidup (17,4/1000 KH), tahun 2013 sebanyak 73 dari 4.862 kelahiran hidup (15/1000 KH), dan pada tahun 2014 sebanyak 55 dari 4.745 kelahiran hidup (12/1000 KH). Angka Kematian bayi menurun tetapi masih tinggi jika dibandingkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar 10,7/1000 KH. Angka kematian neonatal di kabupaten Ende terus meningkat dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2012 sebasar 6,5/1000 KH,
4
tahun 2013
menjadi 11/1000 KH,
dan
tahun 2014 meningkat menjadi
11,11/1000 KH. Peningkatan kasus kematian neonatal dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti asfiksia, infeksi dan yang lebih berpengaruh adalah BBLR. Jumlah kasus BBLR di Kabupaten Ende tahun 2013 sebesar 267 kasus (5,97%) dari total 4472 KH dan tahun 2014 meningkat menjadi 729 kasus (15%) dari total 4862 KH. Berdasarkan data KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Ende pada Januari-Juni 2015 terdapat 160 (23,7%) bayi lahir dengan berat badan < 2500 gram dari 673 kelahiran hidup, kematian neonatal sebanyak 15 orang dengan penyebab terbesar karena BBLR sebanyak 7 orang (46,6%). Dari jumlah ibu hamil 11.334 orang, diketahui masih terdapat ibu hamil berisiko tinggi sebanyak 3.662 orang (32,3%) dengan berbagai macam faktor risiko antara lain faktor umur, paritas, jarak kelahiran, penyakit infeksi kronis yang menyertai kehamilan seperti malaria, anemia, hipertensi, dan Kekurangan Energi Kronis (Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, 2014). Dampak buruk BBLR terhadap tumbuh kembang anak adalah dampak fisik dan psikis. Dampak psikis menyebabkan masa pertumbuhan dan perkembangan menjadi terganggu, sulit berkomunikasi, hiperaktif, dan tidak mampu beraktifitas seperti anak normal lainnya. Dampak fisik bayi mengalami penyakit paru kronis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kelainan kongenital, sindroma down, anemia, perdarahan, gangguan jantung, gangguan pada otak, kejang, dan bahkan menyebabkan bayi mengalami kematian (Proverawati, 2010).
5
BBLR banyak sekali risiko yang dihadapi pada perkembangan dan kesehatan bayi tersebut kedepannya, hal ini dikarenakan kondisi tubuh yang tidak stabil. Permasalahan bayi berat lahir rendah ada dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Masalah jangka pendek yang pertama adalah gangguan metabolic seperti hipotermia; hipoglikemia; hiperglikemia; dan masalah pada pemberian ASI. Kedua adalah gangguan imunitas seperti gangguan imunologik; kejang saat dilahirkan; dan ikterus. Ketiga adalah gangguan pernapasan seperti sindroma gangguan pernapasan; asfiksia; apneu periodik; paru yang belum berkembang; dan retrolental fibroplasias. Keempat adalah gangguan sistem peredaran darah seperti perdarahan; anemia; gangguan jantung; gangguan pada otak; bayi berat lahir rendah dengan ikterus; kejang; dan hipoglikemia. Kelima adalah gangguan cairan dan elektolit seperti gangguan eliminasi; distensi abdomen; gangguan pencernaan; dan gangguan elektrolit (Proverawati, 2010). Masalah
jangka
panjang
pertama
adalah
psikis
seperti
gangguan
perkembangan dan pertumbuhan, gangguan berbicara dan berkomunikasi, gangguan neurologi dan kognisi, gangguan proses belajar, serta gangguan atensi dan hiperaktif. Kedua adalah fisik seperti penyakit paru kronis; gangguan pengelihatan
(retinopati)
dan
pendengaran;
kelainan
bawaan
(kelainan
kongenital); palsi sereberal; clubfoot; dislokasi panggul bawaan; hipotiroidisme kongenital;
fibrosis
kistik;
defek
saluran
pernapasan;
sindroma
down;
fenilketonuria; sindroma x yang rapuh; distrofi otot; anemia sel sabit; penyakit tay-sachs; dan sindroma alkohol pada janin (Proverawati, 2010).
6
Bayi berat lahir rendah (BBLR) tergolong bayi dengan risiko tinggi, karena angka kesakitan dan kematiannya tinggi. Pencegahan BBLR sangat penting yaitu dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan memerhatikan gizi ibu (Soetjiningsih, 2013). Berbagai penelitian telah banyak dilakukan baik nasional maupun internasional untuk melihat faktor risiko yang menyebabkan BBLR. Penelitian di Iran menemukan usia ibu hamil di atas 35 tahun 2,7 kali berisiko melahirkan bayi BBLR (Chaman dkk, 2013). Hal yang sama disampaikan oleh Khadka dkk (2015), berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Nepal ditemukan bayi yang lahir dengan berat kurang dari normal (<2500 gram) mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan berat lahir normal (OR 3,41,95%CI: 2,16-5,38), bayi dengan jarak kelahiran < 2 tahun berisiko 1,74 kali meninggal dan bayi dengan paritas tinggi > 4 2,03 kali berisiko meninggal karena berat lahir rendah di bandingkan dengan bayi dengan interval kelahiran > 2 tahun dan paritas < 4. Penelitian di Rumah Sakit Daerah Lombok Timur menunjukkan bahwa umur ibu < 20 atau> 35 tahun serta ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) 3,2 kali berisiko meningkatkan kejadian BBLR (Yuliani, 2014). Hasil penelitian di Rumah Sakit Wangaya Denpasar menunjukkan bahwa ibu saat hamil dengan anemia pada trimester satu memiliki risiko 10 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR (Labir dkk, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Bima menunjukan bahwa berat bayi lahir < 2500 gram meningkatkan risiko 7,3 kali kematian bayi dibandingkan dengan berat bayi lahir normal (Hendari Rini, 2013).
7
Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR sudah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di beberapa daerah di Indonesia yang meneliti tentang sosiodemografi dan klinis. Faktor sosial budaya yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR yang berbasis masyarakat di wilayah kerja puskesmas masih sedikit diteliti. Salah satu faktor risiko yang diduga berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende adalah faktor budaya pantang saat hamil dalam keluarga yang berpotensi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Penelitian yang sama dilakukan oleh Yuliani (2014), meneliti tentang faktor risiko kejadian BBLR di RSUD dr. R. Soedjono Kabupaten Lombok Timur. Penelitian tersebut ingin peneliti lakukan di Kabupaten Ende dengan tujuan dan metodologi penelitian yang sama dengan dasar pertimbangan karakteristik subyek penelitian, karakteristik sosiodemografi, lokasi penelitian dan besarnya sampel yang dipakai serta besarnya masalah penelitian berbeda antara Kabupaten Lombok Timur di Provinsi NTB dengan Kabupaten Ende di Provinsi NTT. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2014), mempunyai keterbatasan penelitian antara lain penelitian yang dilakukan berbasis rumah sakit dengan karakteristik subyek penelitian pada golongan ekonomi menengah ke atas karena ketersediaan biaya untuk mengakses layanan kesehatan. Penelitian yang akan peneliti lakukan berbasis masyarakat dimana kejadian BBLR di puskesmas yang merupakan layanan kesehatan dasar yang bisa dijangkau oleh golongan ekonomi menengah ke bawah. Penelitian ini juga meneliti variabel yang belum dilakukan pada penelitian sebelumnya antara lain variabel pendidikan, paritas, penyakit yang menyertai
8
kehamilan dan budaya. Secara umum penelitian ini akan memberikan informasi baru terkait kejadian BBLR di masyarakat karena beberapa perbedaan karakteristik sosio demografi, sosial budaya yang berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana peneliti ingin mencari perbedaan hasil penelitian kejadian BBLR yang berbasis rumah sakit dengan kejadian BBLR yang berbasis masyarakat untuk bisa saling melengkapi dengan penelitian sebelumnya Melihat tingginya kematian neonatal di Kabupaten Ende dan banyaknya kasus BBLR yang berdampak pada meningkatnya angka kematian karena BBLR di beberapa puskesmas di Kabupaten Ende maka dapat diduga bahwa faktor risiko yang dinilai dapat berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah faktor maternal, kualitas ANC, paparan asap rokok dan sosial budaya pantang pada masyarakat di Kabupaten Ende yang dinilai berpotensi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Berdasarkan hal tersebut sangat penting dilakukan penelitian tentang pengaruh faktor maternal, kualitas antenatal, paparan asap rokok dan sosial budaya terhadap tingginya kasus BBLR di Kabupaten Ende dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan deteksi dini terhadap kejadian BBLR serta menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatal akibat BBLR di Kabupaten Ende 1.2 Rumusan Masalah Bayi Berat Lahir Rendah merupakan angka kejadian yang cukup tinggi di Kabupaten Ende dan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dengan proporsi 5 per 1000 KH.
9
Sesuai latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dibuat pertanyaan penelitian. 1.
Apakah faktor maternal (umur ibu hamil < 20 tahun dan > 35 tahun, jumlah anak < 2 atau > 4 orang, jarak kelahiran < 2 tahun, penyakit yang menyertai kehamilan, status KEK, anemia saat hamil) dapat
meningkatkan risiko
kejadian BBLR di Kabupaten Ende? 2.
Apakah faktor kualitas antenatal care dapat meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende?
3.
Apakah faktor paparan asap rokok saat hamil meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende?
4. Apakah faktor sosial (tingkat pendidikan, status bekerja, penghasilan keluarga dapat meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende? 5. Apakah faktor budaya pantang makanan saat hamil dalam keluarga meningkatkan risiko kejadian BBLR di Kabupaten Ende? 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui faktor maternal, kualitas antenatal care, paparan asap rokok dan sosial budaya yang berisiko terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende. 1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan faktor risiko seperti diuraikan dibawah ini
10
1.
Faktor maternal (umur ibu, jumlah anak, jarak kelahiran, penyakit penyerta, status KEK dan anemia saat hamil terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende.
2. Faktor kualitas antenatal care terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende. 3.
Faktor paparan asap rokok terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Ende.
4.
Faktor sosial (tingkat pendidikan, status bekerja, penghasilan keluarga, terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Ende.
5.
Faktor budaya pantang makanan saat hamil terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Ende.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat praktis
Sebagai sumber informasi/masukkan bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPTD) di wilayah kerja Kabupaten Ende dalam rangka menentukan arah kebijakan terhadap peningkatan mutu dan kualitas pelayanan khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan angka kejadian BBLR dan angka kematian Bayi di Kabupaten Ende.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan maternal dan perinatal serta dapat dimanfaatkan sebagai data dasar penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih besar, dengan rancangan penelitian yang berbeda, sehingga
11
mendapatkan informasi yang lebih jelas terkait faktor risiko terhadap kejadian BBLR.